BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi Umum Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin
a. Sejarah Singkat
Sejarah bank Bank Tabungan Negara Syariah berawal dari
adanya perubahan peraturan perundang-undangan perbankan oleh
pemerintah dari UU Perbankan No. 7 tahun 1992 menjadi Perbankan
No. 10 tahun 1998, dunia perbankan nasional menjadi marak dengan
boomingnya bank syariah. Persaingan dalam pasar perbankan pun kian
ketat,ditambah lagi dengan dikeluarkannya PBI No. 4/1/PBI/2002
tentang perubahan kegiatan usaha bank umum konvensional menjadi
bank umum berdasarkan prinsip syariah oleh bank umum konvensional,
jumlah bank syariah pun brtambah dengan banyaknya UUS (Unit Usaha
Syariah).
Mencermati perkembangan tersebut maka manajemen PT. Bank
Tabungan Negara (Persero) melalui rapat komite pengarah tim
implementasi restrukturasi bank BTN tanggal 12 Desember 2013,
manajemen bank BTN menyusun rencana kerja dan perubahan
49
50
anggaran dasar untuk membuka UUS agar dapat bersaing dipasar perbankan syariah. Untuk mengantisipasi adanya kecenderungan tersebut, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) pada Rapat Umum
Pemegang Saham tanggal 16 Januari 2004 dan perubahan Anggaran
Dasar dengan akta No. 29 tanggal 27 Oktober 2004 oleh Emi
Sulistyowati, SH Notaris di Jakarta yang ditandai dengan terbentuknya divisi syariah berdasarkan Ketetapan Direksi No. 14/DIR/DSYA/2004.
Pembentukan Unit Usaha Syariah ini juga untuk memperkokoh tekad ajaran bank Bank Tabungan Negara untuk menjadikan kerja sebagai bagian dari ibadah yang tidak terpisah dengan ibadah-ibadah lainnya. Selanjutnya Bank Tabungan Negara Unit Usaha Syariah disebut “Bank Tabungan Negara Syariah” dengan motto “Maju dan
Sejahtera Bersama”. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Unit Usaha
Syariah didampingi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertindak sebagai pengawas, penasehat dan pemberi saran kepada
Direksi, Pimpinan Divisi Syariah dan Pimpinan Kantor Cabang Syariah mengenai hal-hal terkait dengan prinsip syariah.
Pada bulan November 2004 dibentuklah struktur organisasi kantor cabang syariah PT. Bank Tabungan Negara. Dimana setiap kantor cabang syariah dipimpin oleh satu orang kepala cabang yang bertanggung jawab kepada kepala divisi syariah. Pada saat bersamaan
Direktur utama Bank Tabungan Negara meminta rekomendasi
51
penunjukan Dewan Perwakilan Syariah dan pada tanggal 3 Desember
2004, direktur utama bank Bank Tabungan Negara menerima surat rekomendasi DSN/MUI tentang penunjukan DPS bagi Bank Tabungan
Negara Syariah. Yang pada tanggal 18 Maret 2005 resmi ditunjuk oleh
DSN/MUI sebagai DPS bagi Bank Tabungan Negara Syariah, yaitu
Drs. H . Ahmad Nazri Adlani, Drs. H Mohammad Hidayat, MBA,
MBL, dan Dr. H. Endy M. Astiwara, MA, AAIJ, FIIS, CPLHI, ACS.
Pada tanggal 15 Desember 2004, Bank BTN menerima surat persetujuan dari BI, Surat No. 6/1350/DPbs perihal persetujuan BI mengenai prinsip KCS (Kantor Cabang Syariah) bank BTN, maka tanggal inilah diperingati secara resmi sebagai hari lahir BTN Syariah, yang secara sinergi melalui persetujuan BI dan Direksi PT. BTN maka dibukalah KCS Jakarta pada tanggal 14 Februari 2005. Diikuti pada tanggal 25 Februari 2005 dengan dibukanya KCS Bandung kemudian pada tanggal 17 Maret 2005 dibuka KCS Surabaya yang secara berturut-turut tanggal 4 dan 11 April 2005 KCS Yogyakarta dan KCS
Makassar dan pada bulan Desember 2005 dibukanya KCS Malang dan
Solo. Pada tahun 2007, bank BTN setelah mengoperasikan 12 Kantor
Cabang Syariah 40 Kantor Layanan Syariah (Office Chanelling) pada kantor-kantor cabang dan cabang pembantu konvensioanal dan kantor cabang syariah terbesar di lokasi Jakarta, Bandung, Surabaya,
Yogyakarta, Makassar, Malang, Solo, Medan, Batam, Tanggerang,
52
Bogor, dan Bekasi. Seluruh kantor cabang syariah ini dapat beroperasi
secara ontime-realtime berkat dukungan teknologi informasi yang
cukup memadai. b. Visi dan Misi
Visi: “Menjadi bank yang terdepan dalam pembiayaan perumahan”
Misi:
1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri yang terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil
menengah.
2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi
pengembangan produk, jasa dan jaringan strategis berbasis
teknologi terkini.
3) Menyiapkan dan mengembangkan human capital yang berkualitas,
profersional dan mempunyai integeritas tinggi.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan
shareholder value.
5) Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. c. Struktur Organisasi
Bagan 1 Struktur Organisasi BTN Kantor Cabang Syariah Banjarmasin
dapat dilihat sebagai berikut:
53
54
d. Job Description
Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dijelaskan masing-
masing tugas dan tanggung jawab atas deskripsi jabatan pada PT. Bank
BTN (Persero) Tbk Kantor Cabang Syariah Banjarmasin sebagi berikut:
1) Branch Manager
a) Memimpin kantor cabang.
b) Melakukan pengawasan akan tugas-tugas yang diberikan kepada
bawahan dan mengadakan evaluasi terhadap tugas-tugas
tersebut.
c) Mengelola keuangan harta kekayaan bank dan seluruh kegiatan
usaha kantor cabang.
d) Mendayagunakan tenaga kerja dengan peralatan guna
peningkatan kemauan serta kempuan kerja dan pengetahuan
serta hubungan kerjasama yang baik diantara pegawai untuk
mencapai hasil yang maksimal.
e) Mengkoordinasikan pembuatan rencana kerja, anggaran cabang
dan melakukan evaluasi serta memenuhi target yang telah
ditentukan.
f) Menjamin kualitas pelayanan nasabah dan kualitas sumber daya
manusia dicabang.
55
2) Deputi Branch Manager Business
a) Membina dan memberikan pengarahan kepada kepala teller
service, kepala customer service dan kepala loan service.
b) Menjamin kecepatan dan pelayanan tinggi dalam bidang loan
service, customer service, teller service, dan kantor kas.
c) Menciptakan suasana kerja yang ramah, bersahabat, dapat
dipercaya, disiplin dan dinamis demi pelayanan yang baik.
d) Merencanakan, mengorganisasikan, mendelgasikan dan
mengontrol semua aktifitas bidang retail demi tercapainya target
bidang pelayanan retail yang efesien dan efektif sehingga
terwujud pertumbuhan asset dan keuntungan yang tinggi.
3) Deputy Branch Manager Supporting
a) Mengelola operasional harian cabang untuk menjamin efektifitas
dan efesiensi.
b) Menjamin standar kualitas dalam bidang pemprosesan transaksi,
administrasi kredit dan administrasi umum cabang.
c) Menjamin produktifitas dan kapabilitas pegawai bidang
operasional.
d) Mewakili bank dalam secara resmi bila Kepala Cabang tidak ada
ditempat.
56
4) Secretary
a) Memperoses pembuatan dan pengaturan jadwal kegiatan
division head/desk head/regional manager/branch manager
dengan pihak intern atau ekstern.
b) Memproses administarsi notula rapat baik dengan pihak intern
atau ekstern.
c) Memproses administrasi surat (registrasi, pengarsipan,
pendistribusian, sesuai desposisi dan monitoring) untuk division
head/desk head/regional manager/branch manager.
d) Memproses administrasi penyampaian semua surat (registrasi,
pengarsipan) yang ditandatangani oleh division head/desk
head/regional manager/branch manager.
e) Mengatur semua kegiatan protokoler Division head/desk
head/regional manager/branch manager serta mengelola
pengadministrasian perjalanan dinas bagi karyawan di
division/desk/regional/branch manager sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (SPD, Tiket, Uang saku).
f) Memproses administrasi hal-hal yang berkaitan dengan
kepegawaian seluruh pegawai di divisi bersangkutan (seperti:
cuti, dan hal lain).
g) Memproses pengelolaan dokumentasi peraturan-peraturan, baik
dari pihak internal maupun eksternal bank.
57
5) Consumer Financing Analyst
a) Menghasilkan consumer financing yang berkualitas.
b) Melakukan verifikasi sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya (via telepon dan lainnya) atau memberikan
order verifikasi kepada unit lainnya yang berwenang (on the spot
lainnya).
c) Memberikan rekomendasi pembiayaan berdasarkan hasil analisa
dan prinsip kehati-hatian bank.
d) Melakukan analisa dan merekomendasikan dukungan consumer
financing terhadap proyek, perusahaan atau obyek lainnya.
e) Menyelesaikan waktu proses yang menjadi tanggung jawabnya
sesuai dengan standar yang ditentukan.
6) Commercial Financing Analyst
a) Melakukan input data aplikasi permohonan pada sistem.
b) Memastikan input data benar dan lengkap.
c) Melakukan analisa commercial financing.
d) Melakukan order penilaian jaminan kepada pihak
internal/eksternal.
e) Mengelola administrasi dan dokumentasi commercial financing.
f) Menyiapkan dan menatausaha dokumen perikatan pembiayaan
dan dokumen pengikatan jaminan dengan pengelolaan
commercial financing.
58
7) Consumer Funding Marketing
a) Melakukan kunjungan ke nasabah dan calon nasabah consumer
funding dan services.
b) Monotoring hasil pencapaian/perolehan consumer funding
services secara periodik dan disampaikan kepada atasan.
c) Melakukan aktivitas promosi sesuai dengan jadwal dan metode
yang telah ditetapkan.
d) Membuat laporan kepada atasan atau hasil yang telah dicapai
beserta kegiatan yang telah dilakukan.
e) Memastikan identitas nasabah, pekerjaan serta kegiatan transaksi
yang dilakukan.
8) Customer services
a) Memberikan informasi kapada nasabah baik yang datang,
melalui telepon atau melalui surat mengenai produkjasa dan
layanan bank.
b) Memberikan informasi kapada nasabah baik yang datang,
melalui telepon atau melalui surat mengenai informasi transaksi
yang telah dilakukan nasabah.
c) Melakukan pemantauan rekening dan transaksi nasabah yang
mencurigakan.
d) Melakukan pelayanan administrasi seluruh jenis giro, tabungan,
deposito berjangka, sertifikat deposito, DOC, tabungan haji, CIF.
59
e) Mencetak laporan akhir harian.
9) Teller
a) Melakukan administrasi kas
b) Melayani tranksasi giro, tabungan, deposito, rupa-rupa kas,
kiriman uang, collection, inkaso dan transaksi lainnya.
c) Menyampaikan laporan ke teller service sub unit head bila ada
transaksi yang mencurigakan yang terkait sesuai ketentuan bank
indonseia tentang anti pencurian uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (PPT).
d) Menyampaikan laporan ke teller service sub unit head
menemukan uang yang diindikasikan palsu saat menerima
setoran secara tunai untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan.
10) Transaction Processing
a) Memproses pencairan pembiayaan dan lainnya.
b) Memproses pencetakan report cash in cash out.
c) Memproses pembayaran untuk kepegawaian.
d) Memproses transaksi deposito, tabungan, giro, RTGS, kiriman
uang, inkaso, dan lainnya.
e) Melakukan proses blokir saldo rekening simpanan.
f) Melakukan proses transaksi pembayaran angsuran financing
consumer dan commercial financing.
11) Clearing
60
a) Memproses penyerahan warkat ke Bank Indonesia atau bank
yang ditunjuk sebagai tempat kliring.
b) Memproses penerimaan warkat ke Bank Indonesia atau bank
yang ditunjuk sebagai tempat kliring.
c) Memproses penyerahan tolakan kliring keluar.
d) Memproses penerimaan tolakan kliring keluar.
e) Memproses permintaan buku cek/BG baik dari KC, KCP, dan
Kantor kas.
12) Human Capital Support
a) Memperoleh penatausahaan kepegawaian di Kantor Cabang
Syariah.
b) Memproses pelaksanaan pembayaran hak-hak pegawai serta
menata usaha kartu pengawasan anggaran pegawaian.
c) Melakukan akurasi dan kelengkapan hasil entry data
kepegawaian.
d) Melakukan penatausahaan surat menyurat di kantor cabang
syariah seacara efektif dan efisien.
e) Memproses kelancaran aktivitas kesekretariatan kepala cabang
syariah.
13) Logistic
a) Melakukan penatausahaan logistik di kantor cabang.
61
b) Melakukan akurasi dan kelengkapan data kartu pengawasan
anggaran.
c) Melakukan pemantauan anggaran biaya dan belanja cabang
syariah.
d) Melakukan administrasi inventaris.
e) Menyelenggarakan pemantaun dan penanganan semua masalah
logistik.
14) Financing Administration.
a) Melakukan proses OTS atas permintaan unit terkait dengan baik
dan benar.
b) Memproses permohonan LPA dan jasa penilai publik sesuai
ketentuan bank.
c) Memproses memo pencairan pembiayaan untuk diteruskan dan
ditindak lanjuti oleh unit kerja terkait.
d) Memproses pengelolaan pencairan dana jaminan.
e) Memproses pengelolaan pencairan dana notaris dan jasa penilai
publik.
f) Melayani dan memproses pencairan bantuan Teparum untik PNS
sesuai ketentuan.
g) Menyelesaikan klaim debitur di sistem.
h) Melakukan proses restrukturisasi pembiayaan kedalam sistem.
i) Melakukan pembentukan ID Developer baru.
62
15) Financing Document
a) Menyelesaikan dokumen pembiayaan yang belum diterima bank.
b) Penatausahaan, penyusunan dan penyimpanan dokumen
pembiayaan.
c) Penatausahaan dokumen pembiayaan di sistem.
d) Pelayanan pengambilan, peminjaman dan pengembalian
dokumen pembiayaan.
e) Melayani debitur dan unit kerja lain yang terkait dengan
dokumen.
f) Melakukan pemeriksaan terhadap ruang dokumen secara
menyeluruh baik kerapian maupun kebersihan ruang
penyimpanan dokumen.
g) Membuat laporan LAT/DAT.
h) Melakukan pemisahan dossier debitur yang telah lunas untuk
diserahkan ke unit kerja terkait dan kemudian disimpan diruang
khusus.
16) Accounting dan Reporting
a) Melakukan monitoring administrasi transaksi seluruh rekening
dan memastikan seluruh transaksi telah terbuku secara akurat
dan tepat waktu.
b) Memproses penyelesaian suspense dan selisih akibat sistem.
63
c) Melakukan proses penyusunan laporan keuangan dan laporan
manajemen yang andal, lengkap dan tepat waktu.
d) Melakukan proses pencetakan laporan keuangan harian di kantor
cabang syariah.
e) Melakukan proses pencetakan laporan keuangan bulan di kantor
cabang syariah.
f) Melakukan penyampaian laporan keuangan kepada pihak yang
membutuhkan secara tepat waktu.
g) Melaksanakan penatausahaan maploeg di kantor cabang syariah.
17) Collection
a) Memastikan pencapaian target yang ditetapkan dan secara
periodik mengevaluasinya.
b) Memastikan tersedia dan terlaksananya supervise atas
pembinaan pembiayaan di kantor wilayah.
c) Mengelola anggaran pembianaan pembiayaan secara efektif dan
efisien. e. Produk dan Jasa
Produk Dana:
1) Tabungan BTN Batara iB
Merupakan produk tabungan sebagai media penyimpanan
dana dalam rupiah dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu
64
wadiah bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi memberikan bonus
yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah.
a) Tabungan BTN Prima iB
b) Tabungan Qurban BTN iB
c) Tabungan iB
d) Tabungan Simpel BTN iB
e) Giro BTN iB
f) Giro BTN Prima iB
g) Deposito BTN iB
h) Deposito On Call BTN iB
Produk Pembiayaan: a) KPR BTN Subsidi iB b) KPR BTN Platinum iB c) Pembiayaan Bangunan Rumah BTN iB d) KPR BTN Indent iB e) Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB f) Pembiayaan Multijasa BTN iB g) Pembiayaan Multimanfaat BTN iB h) Pembiayaan Tunai Emas BTN iB i) Pembiayaan Tabungan Haji BTN iB j) Pembiayaan Konstruksi BTN iB k) Pembiayaan KUR BTN iB
65
l) Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
2. Penerapan Manajemen Risiko di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin
a. Perencanaan (Planing)
Perencanaan yang digunakan Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin adalah dengan menggunkan strategi dan
metode yang terorganisasi, komprehensif dan interaktif yaitu dengan
memilih nasabah dengan selektif agar tidak terjadi pembiayaan macet
yaitu dengan cara analisis. Analisis yang digunakan adalah penilaian 5C
b. Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasi manajemen risiko pembiayaan untuk Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin terbagi atas 3
unit yaitu Unit Financing Service sebagai unit pemasaran pembiayaan
KPR dan analisis awal pembiayaan, Unit Consumer sebagai unit analisis
sesudah analisis awal dan sebagai unit yang menetapkan keputusan
diterimanya atau ditolaknya suatu pembiayaan, Unit Collection sebagai
unit penyelamatan pembiayaan atas pembiayaan yang bermasalah.
66
c. Penilaian yaitu:
1) Identifikasi (Identifying)
Pembiayaan KPR di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin menggunakan 2 akad, yaitu:
a) Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. (Nurhayati, 2017) Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin
menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah dalam 2
produk yaitu, KPR BTN Subsidi iB dan KPR BTN Platinum iB.
b) Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kreteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashmi)
dan penjual (pembuat/shani’). (Nurhayati, 2017) Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin
menyediakan pembiayaan dengan akad istishna dalam produk
KPR BTN Indeent iB.
Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR di Bank Tabungan
Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin, nasabah harus
67
mengajukan permohonan untuk pembiayaan dengan melengkapi
persyaratan (dokumen), dan melalui beberapa tahap penilaian
kelayakan nasabah untuk proses pembiayaan KPR.
2) Analisis (Analyzing)
Dalam pemberian pembiayaan KPR, Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin menganalisis dengan
menggunakan prinsip yang sesuai dengan aturan yang telah berlaku
seperti pemberlakuan 5C yaitu Character, Capacity,
Capital,Collateral, Condition of Economy. Dari hasil wawancara
yang dilakukan kepada dua narasumber semua sepakat bahwa hal
Character merupakan hal utama yang paling diperhitungkan saat
penilaian nasabah sebelum diberikan pembiayaan KPR setelah itu
baru kemudian dinilai 4C. Selengkapnya dijawabkan sebagai
berikut :
a) Penilaian Character
Character adalah hal yang paling menentukan seseorang
dalam melunasi hutangnya, walaupun nasabah memiliki
kecukupan modal, kapasitas keuangan yang memenuhi syarat,
jaminan yang memadai, kondisi perekonomian yang stabil,
semua itu tidak akan ada hasilnya jika character nasabah
68
tersebut tidak jujur dan bertanggung jawab dalam melunasi pembiayaan yang telah didapatkannya.
Diakui bahwa character merupakan hal yang sulit sekali diukur dan dinilai pada saat penilian kelayakan nasabah, apalagi mayoritas nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR terbilang belum dikenal secara dekat oleh pihak bank. Untuk mengantisipasi risiko kesalahan penilaian character nasabah tersebut maka Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin menggunakan cara-cara penilaian character nasabah dengan melalui beberapa cara diantaranya BI cheking dan penilaian pihak lain.
BI cheking merupakan penilaian nasabah yang dilakukan melalui chek langsung ke data-data nasabah yang ada di Bank
Indonesia dengan menggunakan sistem komputer online yang terhubung langsung dengan Bank Indonesia, jika seseorang sudah pernah menjadi nasabah suatu bank baik itu konvensional maupun syariah data nasabah tersebut sudah terdaftar di database
BI, dari BI Cheking itulah akan terlihat bagaimana riwayat seorang nasabah yang telah melakukan kerjasama dengan BI apakah kualitas pembiayaan yang telah dijalaninya berlangsung baik pada saat dia menjadi seorang debitur atau pernah mengalami masalah penunggakan pembayaran dan kemacetan
69
dalam transaksi yang pernah dilakukannya bersama bank-bank
yang bersangkutan. Jika calon nasabah tersebut memiliki riwayat
kualitas pembiayaan yang kurang baik atau masih memiliki
masalah hutang piutang dengan pihak bank, maka nama nasabah
tersebut di black list dan tidak diizinkan untuk diberikan
pembiayaan oleh bank selama jangka waktu yang telah
ditentukan dan/atau sampai masalah nasabah tersebut selesai.
Jika calon nasabah tersebut belum pernah mempunyai
riwayat pembiayaan dengan bank maka cara kedua yang dapat
dilakukan oleh pihak bank Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin adalah dengan informasi dari pihak
lain yang mengenal dengan baik calon nasabah. Misalnya,
mencari informasi tentang karakter calon nasabah melalui
tetangga, teman kerja, atasan langsung, dan rekan usahanya.
Informasi dari pihak lain tentang calon nasabah, akan lebih
meyakinkan bagi bank untuk mengetahui character calon
nasabah. Character merupakan faktor yang sangat penting dalam
evaluasi calon nasabah. b) Penilaian Capacity
Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan keuangan calon nasabah dalam memenuhi
kewajibannya sesuai jangka waktu pembiayaan. Cara yang
70
ditempuh oleh Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin yaitu melalui:
Melihat Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan calon nasabah, maka akan dapat
diketahui sumber dananya, dengan melihat laporan arus kas.
Memeriksa Slip Gaji dan Rekening Tabungan Calon Nasabah
Nasabah yang merupakan pegawai, maka bank dapat meminta
fotokopi slip gaji tiga bulan terakhir dan didukung oleh
rekening tabungan sekurang-kurangnya untuk tiga bulan
terakhir. Dari data-data slip gaji dan fotocopy rekening
tabungan tiga bulan terakhir, maka akan dapat dianalisis
tentang sumber dana dan penggunaan dana calon nasabah.
Data keuangan tersebut digunakan sebagai asumsi dasar
tentang kondisi keuangan calon nasabah setelah mendapatkan
pembiayaan dari bank syariah. Pendapatan yang menjadi
acuan dalam hal ini adalah salary yang bersifat tetap bukan
temporary seperti pendapatan bonus, uang makan dan
sebagainya, namun lebih dilihat dari gaji pokok yang
dibayarkan perusahaan kepada calon nasabah yang
bersangkutan.
71
c) Penilaian Capital
Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin dalam melihat capital calon nasabah melalui
laporan keuangan dari usaha yang dijalankan apabila pada calon
nasabah yang tidak memilki laporan keuangan, capital dapat
dilihat dari taksiran pendapatan setiap bulannya. Analisis ini
sudah cukup baik karena dengan melihat hal tersebut sudah dapat
dijadikan parameter kemampuan modal dari calon nasabah. d) Penilaian Colleteral
Terkhusus untuk pembiayaan Pemilikan Rumah KPR
murni, collateral atau agunan yang digunakan Bank Tabungan
Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin adalah rumah yang
dijadikan sebagai objek KPR itu sendiri dengan syarat jaminan
tersebut memiliki sertifikat tanah, izin pendirian bangunan
(IMB), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) terakhir. Sehingga jika
terjadi pembiayaan macet maka yang dilakukan bank adalah
dengan melelang rumah yang dibiayai tersebut. e) Penilaian Condition of Economy
Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin selain mengoptimalkan prinsip 5C dapat juga
menambahkan prinsip lain yaitu prinsip 7P (personality, party,
purpose, prespect, payment, probitability, protection) yang
72
belum mencakup prinsip 5C contohnya purpose yaitu melihat
tujuan dari calon nasabah dalam mengambil kredit, prospect
yaitu menilai bagaimana usaha nasabah dalam masa akan datang,
payment yaitu ukuran bagaimana nasabah mengembalikan kredit
dan dari sumber mana saja dan protect yaitu bagaimana cara
nasabah menjaga agar kredityang diberikan dapat terjamin.
Selain analisis 5C Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin juga menetapkan Kolektabilitas Pembiayaan
Bermasalah.
Tabel 2 Kolektabilitas Pembiayaan Bermasalah
Kolektabilitas Lama Tunggakan
Lancar 0 hari
Dalam Perhatian Khusus 2-91 hari
Kurang Lancar 92-120 hari
Diragukan 121-180 hari
Macet 181 hari
Sumber: Berdasarkan hasil wawancara diolah oleh penulis
Dari hasil wawancara yang mendalam yang telah dilakukan bahwa faktor penyebab pembiayaan bermasalah pada KPR di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dapat berupa:
73
1) Faktor Internal
a) Analisis nasabah yang kurang tepat
Tahapan analisis kelayakan calon debitur merupakan
tahap awal dari bank dalam memutuskan nasabah layak atau
tidak diberikan pembiayaan dimana pihak bank menganalisa
dan meninjau berbagai aspek yang menjadi syarat untuk
dipenuhi calon debitur sebelum diberikan pembiayaan.
Dalam tahapan ini terkadang pihak bank melakukan
kesalahan analisis (human eror) yaitu tidak mendeteksi hal-
hal yang menjadi hambatan pelunasan pembiayaan dari
nasabah ke depannya, baik itu dari segi character, usaha atau
pekerjaan nasabah, maupun dari berbagai dokumen yang
dipersyaratkan bank.
2) Faktor Eksternal
a) Terjadinya hal-hal diluar dugaan terkait kondisi debitur KPR
seperti ekonomi global dan nasabah dengan sengaja mangkir
dari kewajiban
Pada beberapa kasus pembiayaan KPR Bank Tabungan
Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin yang bermasalah
adalah disebabkan oleh hal-hal diluar perkiraan kedua belah
pihak, seperti misalnya nasabah terkena PHK, musibah seperti
yang bersangkutan kebakaran, nasabah yang bersangkutan
74
meninggal dunia, usaha nasabah bangkrut, dan sebagainya
yang menyebabkan gangguan atau bahkan berhentinya
pembayaran cicilan dan/atau margin pembiayaan KPR yang
sedang berjalan.
Dari beberapa faktor diatas menurut narasumber yang
bersangkutan yang paling mendominasi terjadinya pembiayaan
bermasalah KPR di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin adalah disebabkan faktor eksternal
nasabah yang sifatnya tidak dapat diduga seperti pendapatan
debitur yang menurun, debitur terkena PHK, debitur
mengalami masalah kesehatan dan debitur mengalami masalah
keluaraga (perceraian) sehingga keluarga tidak dapat
menyelesaikan cicilan.
3) Penanganan
Pembiayaan KPR di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin terkategori bermasalah ketika telah memasuki
kolektabilitas dua atau dalam perhatian khusus yaitu antara 2 hari
sampai dengan 91 hari. Hal-hal yang dilakukan dalam menangani
pembiayaan tersebut adalah yang pertama, Penagihan intensif
melalui telepon. Setelah itu jika batas dua hari tidak menunjukan
respon juga maka akan dikirimkan surat pemberitahuan terkait
75
tunggakan pembayaran nasabah dengan dikeluarkan Surat
Peringatan (SP) 1, apabila sampai bulan depan bulan juga
menunjukan respon maka dikeluarkan SP 2 dan apabila sampai
bulan ketiga belum ada itikad baik maka selanjutnya SP 3.
Dalam fase diatas, pemeriksaan juga termasuk dengan
menggali sumber-sumber informasi keuangan nasabah apakah
mengalami kendala atau tidak, misalnya terjadinya penurunan
pendapatan, atau nasabah terkena PHK dan sebagainya. Setelah
dilakukan analisa tersebut dan didapat bahwa nasabah sudah tidak
dapat lagi melakukan pembayaran pembiayaan KPR maka langkah
yang dapat diambil oleh pihak bank dan nasabah adalah dengan
jalan musyawarah setelah keluar SP 1- 3 dan dari musyawarah
tersebut akan ada beberapa pilihan penyelesaian yaitu sebagai
berikut :
a) Restrukturisasi
b) Kecilkan angsuran
c) Eksekusi angunan
4) Pemantauan/Monitoring Risiko
Pemantauan yang di lakukan di Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dalam mengatasi pembiayaaan
76
bermasalah KPR adalah dengan pembina nasabah. Pembinaan yang
dilakukan oleh bank Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin nasabah ingin pelunasan cepat penghapusan
tunggakan (penghapusan denda) pembebasan biaya administrasi
memberikan solusi dengan memberikan potongan margin, potongan
denda dan potongan administrasi. Apabila sudah diberikan solusi itu
tetapi masih menunggak juga maka pihak Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin memberikan pilihan apakah
nasabah ingin melakukan restruk atau langsung eksekusi anggunan
(lelang).
3. Kondisis Umum Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
a. Sejarah Perusahaan
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (“Bank Muamalat
Indonesia”) memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah
pertama di Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani
1412 H. Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei
1992 atau 27 Syawal 1412 H, Bank Muamalat Indonesia terus
berinovasi dan mengeluarkan produkproduk keuangan syariah seperti
77
Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance syariah (Al-Ijarah
Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan di Indonesia.
Selain itu produk Bank Muamalat yaitu Shar-e yang diluncurkan pada tahun 2004 juga merupakan tabungan instan pertama di Indonesia.
Produk Shar-e Gold Debit Visa yang diluncurkan pada tahun 2011 tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia
(MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip pertama di
Indonesia serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk tersebut menjadi pionir produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri perbankan syariah.
Pada 27 Oktober 1994, Bank Muamalat Indonesia mendapatkan izin sebagai Bank Devisa dan terdaftar sebagai perusahaan publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tahun 2003, Bank Muamalat dengan percaya diri melakukan
Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) sebanyak 5 (lima) kali dan merupakan lembaga perbankan pertama di Indonesia yang mengeluarkan Sukuk Subordinasi
Mudharabah. Aksi korporasi tersebut semakin menegaskan posisi Bank
Muamalat Indonesia di peta industri perbankan Indonesia.
78
Seiring kapasitas Bank Muamalat yang semakin diakui, Bank
Muamalat semakin melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya di seluruh Indonesia. Pada tahun 2009, Bank
Muamalat mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala
Lumpur, Malaysia dan menjadi bank pertama di Indonesia serta satu- satunya yang mewujudkan ekspansi bisnis di Malaysia. Hingga saat ini,
Bank Muamalat telah memiliki 325 kantor layanan termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank Muamalat juga didukung oleh jaringan layanan yang luas berupa 710 unit ATM Muamalat,
120.000 jaringan ATM Bersama dan ATM Prima, serta lebih dari
11.000 jaringan ATM di Malaysia melalui Malaysia Electronic Payment
(MEPS).
Menginjak usianya yang ke-20 pada tahun 2012, Bank Muamalat
Indonesia melakukan rebranding pada logo Bank Muamalat untuk semakin meningkatkan awareness terhadap image sebagai Bank syariah
Islami, Modern dan Profesional. Bank Muamalat pun terus mewujudkan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui baik secara nasional maupun internasional. Hingga saat ini, Bank Muamalat beroperasi bersama beberapa entitas anaknya dalam memberikan layanan terbaik yaitu Al-Ijarah Indonesia Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, (DPLK Muamalat) yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal
79
Muamalat yang memberikan layanan untuk menyalurkan dana Zakat,
Infakdan Sedekah (ZIS).
Sejak tahun 2015, Bank Muamalat Indonesia bermetamorfosa untuk menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank Muamalat
Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “Top 10 Bank in
Indonesia with Strong Regional Presence”.
PT Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin sendiri berdiri pada 11 September 2003 yang diresmikan oleh gubernur Kal-Sel saat itu, yakkni H.M. Sjahriel Darham. Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin sendiri pada mulanya menaungi beberapa kantor diantaranya adalah Martapura, Barabai, Kayutangi, Batulicin,
Banjarbaru, Kandangan, dan Harum Manis.
Untuk saat ini Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin dipimpin oleh Bapak Ribut Budi Putro Utomodengan menaungi 5 kantor yang terdiri dari Banjarmasin, Banjarbaru, Barabai, Kayutangi, dan Mobile Branch-1, dengan nomor cabang masing masing sebagai berikut: Banjarmasin-611, Banjarbaru-613, Barabai-620, Kayutangi-
638, dan MobileBranch1-627.
Selama berdiri dari tahun 2003 Bank Muamalat Indonesia
Cabang Banjarmasin telah mendapatkan award dari MarkPlus yang merupakan korporasi konsultan, penelitian marketing, edukasi, dan
80
komunitas media untuk perusahaan atau individu, dimana pada tahun
2012, dan 2013 secara berturut-turut sebagai “Banjarmasin Service
Excellence Champion” degan Kategori Sharia Banking. Tahun 2014
sebagai “The Champion Of MarkPlus WOW Service Excellence 2014”
dengan kategori Islamic Banking. Dan pada tahun 2017 “Bronze
Champion of Banjarmasin WOW Service Excellence Award 1017”
dengan kategori Islamic Bank. b. Visi dan Misi
Visi:
“Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam 10 besar bank di
Indonesia dengan eksistensi yang diakui tingkat regional”
Misi:
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan
berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan
berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia yang
islami dan professional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk
memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.
81
c. Struktur Organisasi
Related Unit Region Head Region Operation Manager
Branch Manager
Branch Operation Manager
BDM Funding & BDM Financing
Operation Ofiicer Wealth Management
Retail Collection Branch RM Funding RM Consumer Branch Sales Control RM Hajj RM SME Financing Back Teller Costumer Support Operation Office services Control
82
d. Job Description
Job Description adalah gambaran dari tugas dan wewenang
pihak yang terkait dalam suatu jenis pekerjaan pada sebuah
instansi/perusahaan. Adapun Job Description dari pihak yang ada di
Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Branch Manager
a) Bertindak sebagai pimpinan cabang dan bertanggung jawab
pada direktur utama atas semua operasional cabang.
b) Memimpin kegiatan pemasaran dalam perbankan. Pemasaran
perbankan ssangat penting dilakukan, hal ini untuk
memaksimalkan pendapatan bank.
c) Memonitor kegiatan operasional perusahaan, monitoring
kegiatan operasional perusahaan bisa dilakukan dengan
menyusun rencana bisnis bank.
d) Observasi atas kinerja karyawan. Branch Manager bank bisa
melakukan observasi langsung terhadap kinerja bawahannya.
Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
karyawan melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh
manager.
2) BDM Funding dan Wealth Management
a) Mengembangkan dan meningkatkan kinerja cabang.
b) Meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan dan
memberikan pengarahan dan pengawasan.
83
c) Merencanakan, mengembangkan dan melakukan kegiatan
pemasaran yang meliputi produk dan jasa bank.
d) Bersama-sama dengan Branch Manager menyusun rencana
pengembangan cabang.
3) BDM Financing
a) Mengembangkan dan meningkatkan kinerja cabang.
b) Meningkatkan motivasi dan produktivitas karyawan dengan
memberikan pengarahan dan pengawasan.
c) Merencanakan, mengembangkan dan melakukan kegiatan
pemasaran yang meliputi produk financing dan jasa bank.
d) Bersama-sama dengan Branch Manager menyusun rencana
pengembangan cabang.
4) Relationship Manager Funding
a) Melakukan inventaris dan solisitasi terhadap calon nasabah.
b) Memonitoring atas penghimpun DPK, sesuai strategi yang
telah ditetapkan perusahaan.
c) Melakukan koordinasi denegan unit bisnis terkait dalam
melakukan kunjungan nasabah.
5) Relationship Manager Financing Consumer
a) Mencapai target pembiayaan dan target DPK yang telah
ditentukan oleh manajemen.
b) Melakukan pelayanan dan pendekatan kepada nasabah
melalui telepon atau kunjungan langsung.
84
c) Membuat surat penawaran kepada calon nasabah baik
perorangan maupun perusahaan.
d) Menawarkan cross selling kepada nasabah lending seperti
penawaran produk bancasurance.
6) Relationship Manager Financing SME
a) Melakukan proses inisiasi, solisitasi, pengumpulan data,
analisa atas pengajuan pembiayaan.
b) Mencapai perolehan DPK berupa tabungan, dan giro.
c) Memelihara jumlah DPK dengan memberikan layanan yang
simultan kepada nasabah.
7) Branch Sales Support
a) Membuat surat dan memo serta mengirimkannya untuk
kepentingan cabang.
b) Mengatur schedule Branch Manager dan mengingatkan
schedule tersebut
c) Memfile surat keluar dan masuk serta memo keluar dan
masuk.
d) Menerima tamu yang ingin bertemu dengan Branch Manager
dan menyampaikannya kepada Branch Manager.
e) Menerima telepon masuk untuk Branch Manager dan
melakukan penyaringan apabila diperlukan.
85
8) Branch Control (BC)
a) Menyampaikan laporan hasil pemeriksaan secara mingguan
dan bulanan.
b) Melakukan proses monitoring
c) Melakukan keabsahan tiket non GL.
d) Melakukan pemeriksaan stock opname persediaan dan
inventaris cabang setiap bulan.
9) Financing Operation Control (FOC)
a) Melakukan pemeriksaan harian, mingguan, bulanan, atau
tahunan atas dokumen pembiayaan.
b) Transaksi dimaksud point 1 diatas sesuai dengan Financing
Control check list.
c) Pemeriksaan mencakup seluruh dokumen pembiayaan
segmen corporate dan commercial.
d) Pemeriksaan dilakukan terhadap semua dokumen
pembiayaan.
10) Branch Operation manager
a) Mensupervisi, mengkoordinir dan memonitor terhadap
bidang operasional kantor cabang, KCP, KK dan Mobile
branch.
b) Mensupervisi, mengkoordinir dan memonitor secara
langsung terhadap Branch Appearance dan layanan.
86
c) Sebagai Customer identification Officer dengan tugas
mengkoordinir dan memonitoring
d) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas biaya-biaya
operasional
11) Operation Officer (OO)
a) Mensupervisi, mengkoordinir dan memonitor terhadap
bidang operasional kantor cabang, KCP,KK dan Mobile
Branch.
b) Mensupervisi, mengkoordinir dan memonitor secara
langsung terhadap Branch Appearance dan layanan
c) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas biaya
operasional.
d) Melakukan koordinasi bersama Branch Operation Manager
12) Branch Operation Manager
a) Bertanggung jawab atas semua pelaksanaan standar
operasional, perusahaan berkordinasi kepada Branch
Manager.
b) Mengawasi serta melakukan koordinasi kegiatan
operasional,operation manager harus melakukan koordinasi
untuk pengawasan semua aktivitas yang dilakukan oleh staf
perbankan yang berkaitan dengan kegiatan operasional
seperti yang tergambar.
87
c) Memantau prosedur operasional manajemen risiko. Sebagai
seorang Branch Operation Manager, tugasnya bukan hnaya
mengawasi kegiatan operasional perbankan, namun Branch
Operation Manager juga harus memantau prosedur
operasional dalam hal manajemen risiko.
13) Customer Service
a) Mengenalkan dan menawarkan produk-produk kepada
nasabah dengan baik dan benar.
b) Memastikan seluruh hak dan kewajiban nasabah atas produk
yang dipilih telah diketahui dan dipahami oleh nasabah
dengan baik dan benar.
c) Mengelola dan mengadministrasikan seluruh aktivitas
pembukaan rekening oleh nasabah secara efektif dan efesien.
14) Teller
a) Melayani nasabah dalam bertransaksi baik penarikan,
setoran, pemindahbukuan, transfer antar bank baik secara
tunai dan non tunai.
b) Melakukan cash management terhadap ketersediaan uang
tunai di vault dan ATM.
c) Menerima setoran cek/bil yet giro, inkaso dan transfer
15) Back Office
a) Mengelola dan mengadministrasikan stok buku cek/BG.
88
b) Mengelola seluruh aktivitas transaski kliring yang meliputi
pengeloaan transaksi dalam aplikasi SKN-BI, pembukuan
transaksi dan untuk memastikan semua kegiatan tersebut
dapat berjalan secara efektif dan efesien serta tepat waktu.
c) Mengelola dokumentasi transaski kliring termasuk
didalamnya file-file (kliring, Sundries) dan tiket reversing
secara benar dan rapi.
d) Mengupdate Virtual Account untuk kerjasama pembayaran. e. Produk dan Jasa
Dalam melaksanakan kegiatan usaha untuk memenuhi
kebutuhan nasabahnya Bank Muamalat menyajikan produk dan
layanan, dengan keterangan sebagai berikut:
1) Produk
Produk yang diberikan Bank Muamalat terdiri dari:
a) Pendanaan
Pendanaan yang dijalankan Bank Muamalat dalam menyimpan
dan mengelola dana milik nasabah yang terdiri dari:
(1) Giro,
(2) Tabungan, dan
(3) Deposito.
b) Pembiayaan
Pembiayaan yang dijalankan Bank Muamalat dalam penyediaan
dana dan tagihan terdiri dari:
89
(1) Pembiayaan konsumsi,
(2) Pembiayaan modal kerja , dan
(3) Pembiayaan investasi.
2) Layanan
Layanan yang diberikan Bank Muamalat dalam menunjang
kegiayan usahanya, terdiri dari:
a) Perbankan Internasional
b) Transfer
c) Layanan 24 jam.
Berikut penjabaran lebih lanjut mengenai masing-masing
produk dan layanan yang dijalankan oleh Bank Muamalat:
1) Produk
a) Pendanaan
(1) Giro Muamalat
(a) Giro Ultima
(b) Giro Attijary
(2) Tabungan
(a) Tabungan iB Muamalat
(b) Tabungan iB Muamalat Dollar
(c) Tabungan Muamalat iB Haji dan Umrah
(d) Tabungan iB Muamalat Rencana
(e) TabunganKu iB
(f) Tabungan iB Muamalat Prima
90
(3) Deposito
(a) Deposito Mudharabah
(b) Dana Pensiun Muamalat
b) Pembiayaan
(1) Konsumen
(a) KPR Muamalat iB
(b) iB Muamalat Umroh
(c) iB Muamalat Koperasi Karyawan
(d) iB Muamalat Multiguna
(e) iB Muamalat Pensiun
(f) Pembiayaan Autoloan (Via Multifinance)
(2) Modal Kerja
(a) iB Modal Kerja SME
(b) iB Rekening Koran Muamalat
(c) iB Muamalat Usaha Mikro
(3) Investasi
(a) iB Investasi SME
(b) iB Properti Bisnis Muamalat
2) Layanan
a) Perbankan Internasional
(1) Remittance
(a) Kas Kilat
(b) Remittance Bank Muamalat IndonesiaMaybank
91
(c) Remittance Bank Muamalat Indonesia-BMMB
(d) Remittance Bank Muamalat Indonesia-NCB
(e) Incoming Muamalat Remittance iB
(f) Outgoing Muamalat Remittance iB
(g) Tabungan Nusantara
(2) Trade Finance
(a) Ekspor
(b) Impor
(c) Bank Garansi
(d) Klaim Bank Garansi b) Transfer
(1) Transfer ke rekening Bank Muamalat Indonesia
(2) Transfer ke rekening 72 bank yang tergabung di ATM
BERSAMA dan 37 bank yang tergabung di ATM
BCA/PRIMA c) Layanan 24 Jam
(1) ATM Muamalat
(2) Muamalat Mobile
(3) Internet Banking Muamalat
(4) Cash Management System
(5) SalaMuamalat
92
4. Penerapan Manajemen Risiko pembiayaan di Bank Muamalat Indonesia
cabang Banjarmasin
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang digunakan Bank Muamalat Indonesia
cabang Banjarmasin adalah dengan menggunkan strategi dan
metode yang terorganisasi, komprehensif dan interaktif yaitu
dengan memilih nasabah dengan selektif yaitu dengan cara
penilaian-penilaian yang digunakan adalah penilain 5C dan 7P.
b. Pengorganisasian (Organization)
Organisasi manajemen risiko pembiayaan untuk Bank
Muamalat Indonesia Cabag Banjarmasin terbagi atas 3 unit yaitu
Unit Financing Service sebagai unit pemasaran pembiayaan KPR
dan analisis awal pembiayaan, Unit Consumer sebagai unit analisis
sesudah analisis awal dan sebagai unit yang menetapkan keputusan
diterimanya atau ditolaknya suatu pembiayaan, Unit Collection
sebagai unit penyelamatan pembiayaan atas pembiayaan yang
bermasalah.
c. Penilaian yaitu:
1) Identifikasi (Identifying)
Pembiayaan KPR di Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin menggunakan 2 akad, yaitu:
93
a) Akad Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang
dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
(Nurhayati, 2017)
Di Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah dalam
produk KPR iB Muamalat. b) Akad Musyarakah mutanaqishah
Musyarakah mutanaqishah merupakan produk
turunan dari akad musyarakah, yang merupakan bentuk
akad kerjasama antara dua pihak atau lebih. Kata dasar
dari musyarakah adalah syirkah yang berasal dari kata
syaraka-yusyriku-syarkan-syarikan-syirkatan (syirkah),
yang berarti kerjasama, perusahaan atau
kelompok/kumpulan. Musyarakah atau syirkah adalah
merupakan kerjasama antara modal dan keuntungan.
Sementara mutanaqishah berasal dari kata yatanaqishu-
tanaqish-tanaqishan-mutanaqishun yang berarti
mengurangi secara bertahap. (Dr. Ir. M. Nadratuzzaman
Hosen, 2009)
Musyarakah mutanaqishah (diminishing
partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua pihak
94
atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset.
Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan
salah satu pihak sementara pihak yang lain bertambah hak
kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini melalui
mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain.
Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak
salah satu pihak kepada pihak lain. (Hosen, 2009)
Di Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah dalam
produk KPR iB Muamalat.
2) Analisis (Analyzing)
Dalam pemberian pembiayaan KPR Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin menganalisis dengan
menggunakan prinsip yang sesuai dengan aturan yang telah
berlaku seperti pemberlakuan 5C yaitu Character, Capacity,
Capital,Collatera, Condition of Economy, yaitu:
a) Penilaian Character
Character adalah hal yang paling menentukan
seseorang dalam melunasi hutangnya, walaupun nasabah
memiliki kecukupan modal, kapasitas keuangan yang
memenuhi syarat, jaminan yang memadai, kondisi
perekonomian yang stabil, semua itu tidak akan ada
hasilnya jika character nasabah tersebut tidak jujur dan
95
bertanggung jawab dalam melunasi pembiayaan yang telah didapatkannya.
Diakui bahwa character merupakan hal yang sulit sekali diukur dan dinilai pada saat penilian kelayakan nasabah, apalagi mayoritas nasabah yang mengajukan pembiayaan KPR terbilang belum dikenal secara dekat oleh pihak bank. Untuk mengantisipasi risiko kesalahan penilaian character nasabah tersebut maka Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin menggunakan cara-cara penilaian character nasabah dengan melalui beberapa cara diantaranya BI cheking dan penilaian pihak lain.
Jika calon nasabah tersebut belum pernah mempunyai riwayat pembiayaan dengan bank maka cara kedua yang dapat dilakukan oleh pihak Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin adalah dengan informasi dari pihak lain yang mengenal dengan baik calon nasabah. Misalnya, mencari informasi tentang karakter calon nasabah melalui tetangga, teman kerja, atasan langsung, dan rekan usahanya. Informasi dari pihak lain tentang calon nasabah, akan lebih meyakinkan bagi bank untuk mengetahui character calon nasabah. Character
96
merupakan faktor yang sangat penting dalam evaluasi
calon nasabah. b) Penilaian Capacity
Analisis terhadap capacity ini ditujukan untuk
mengetahui kemampuan keuangan calon nasabah dalam
memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu
pembiayaan. Cara yang ditempuh oleh Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin yaitu melalui:
Melihat Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan calon nasabah, maka akan
dapat diketahui sumber dananya, dengan melihat
laporan arus kas.
Memeriksa Slip Gaji dan Rekening Tabungan Calon
Nasabah
Nasabah yang merupakan pegawai, maka bank dapat
meminta fotokopi slip gaji tiga bulan terakhir dan
didukung oleh rekening tabungan sekurang-
kurangnya untuk tiga bulan terakhir. Dari data-data
slip gaji dan fotocopy rekening tabungan tiga bulan
terakhir, maka akan dapat dianalisis tentang sumber
dana dan penggunaan dana calon nasabah. Data
keuangan tersebut digunakan sebagai asumsi dasar
tentang kondisi keuangan calon nasabah setelah
97
mendapatkan pembiayaan dari bank syariah.
Pendapatan yang menjadi acuan dalam hal ini adalah
salary yang bersifat tetap bukan temporary seperti
pendapatan bonus, uang makan dan sebagainya,
namun lebih dilihat dari gaji pokok yang dibayarkan
perusahaan kepada calon nasabah yang
bersangkutan. c) Penilaian Capital
Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin dalam melihat capital calon nasabah
melalui laporan keuangan dari usaha yang
dijalankan apabila pada calon nasabah yang tidak
memilki laporan keuangan, capital dapat dilihat dari
taksiran pendapatan setiap bulannya. Analisis ini
sudah cukup baik karena dengan melihat hal tersebut
sudah dapat dijadikan parameter kemampuan modal
dari calon nasabah. d) Penilaian Colleteral
Terkhusus untuk pembiayaan Pemilikan
Rumah KPR murni, collateral atau agunan yang
digunakan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin adalah rumah yang dijadikan sebagai
objek KPR itu sendiri dengan syarat jaminan
98
tersebut memiliki sertifikat tanah, izin pendirian
bangunan (IMB), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
terakhir. Sehingga jika terjadi pembiayaan macet
maka yang dilakukan bank adalah dengan melelang
rumah yang dibiayai tersebut.
e) Penilaian Condition of Economy
Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin selain mengoptimalkan prinsip 5C
dapat juga menambahkan prinsip lain yaitu prinsip
7P (personality, party, purpose, prespect, payment,
probitability, protection) yang belum mencakup
prinsip 5C contohnya purpose yaitu melihat tujuan
dari calon nasabah dalam mengambil kredit,
prospect yaitu menilai bagaimana usaha nasabah
dalam masa akan datang, payment yaitu ukuran
bagaimana nasabah mengembalikan kredit dan dari
sumber mana saja dan protect yaitu bagaimana cara
nasabah menjaga agar kredit yang diberikan dapat
terjamin.
Selain analisis 5C juga Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin menetapkan Kolektabilitas Pembiayaan
Bermasalah.
99
Tabel 3 Kolektabilitas Pembiayaan Bermasalah
Kolektabilitas Lama Tunggakan
Lancar 0 hari
Dalam Perhatian Khusus 1-90 hari
Kurang Lancar 91-180 hari
Diragukan 181-270 hari
Macet 271 hari
Sumber: Berdasarkan hasil wawancara diolah oleh penulis
Dari hasil wawancara yang mendalam yang telah dilakukan bahwa faktor penyebab pembiayaan bermasalah pada KPR di
Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin yaitu: a) Faktor Internal
(1) Analisis nasabah yang kurang tepat
Tahapan analisis kelayakan calon debitur
merupakan tahap awal dari bank dalam memutuskan
nasabah layak atau tidak diberikan pembiayaan dimana
pihak bank menganalisa dan meninjau berbagai aspek
yang menjadi syarat untuk dipenuhi calon debitur sebelum
diberikan pembiayaan.
Dalam tahapan ini terkadang pihak bank melakukan
kesalahan analisis (human eror) yaitu tidak mendeteksi
hal-hal yang menjadi hambatan pelunasan pembiayaan
100
dari nasabah kedepannya, baik itu dari segi character,
usaha atau pekerjaan nasabah, maupun dari berbagai
dokumen yang dipersyaratkan bank. b) Faktor Eksternal
(1) Terjadinya hal-hal diluar dugaan terkait kondisi debitur
KPR seperti ekonomi global dan nasabah dengan sengaja
mangkir dari kewajiban
Pada beberapa kasus pembiayaan KPR di Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin yang bermasalah
adalah disebabkan oleh hal-hal diluar perkiraan kedua belah
pihak, seperti misalnya nasabah terkena PHK, musibah
seperti yang bersangkutan kebakaran, nasabah yang
bersangkutan meninggal dunia, usaha nasabah bangkrut,
dan sebagainya yang menyebabkan gangguan atau bahkan
berhentinya pembayaran cicilan dan/atau margin
pembiayaan KPR yang sedang berjalan.
Dari beberapa faktor diatas menurut narasumber
yang bersangkutan yang paling mendominasi terjadinya
pembiayaan bermasalah KPR di Bank Muamalat Indonesia
cabang Banjarmasin adalah disebabkan faktor internal
nasabah yang sifatnya tidak dapat diduga seperti
pendapatan debitur yang menurun, debitur terkena PHK,
debitur mengalami masalah kesehatan dan debitur
101
mengalami masalah keluaraga (perceraian) sehingga
keluarga tidak dapat menyelesaikan cicilan.
2) Penanganan
Pembiayaan KPR di Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin terkategori bermasalah ketika telah memasuki
kolektabilitas dua atau dalam perhatian khusus yaitu antara 1
hari sampai dengan 90 hari. Hal-hal yang dilakukan dalam
menangani pembiayaan tersebut adalah yang pertama,
Penagihan intensif melalui telphone. Setelah itu jika batas dua
hari tidak menunjukan respon juga maka akan dikirimkan surat
pemberitahuan terkait tunggakan pembayaran nasabah dengan
dikeluarkan Surat Peringatan (SP) 1, apabila sampai bulan
depan bulan juga menunjukan respon maka dikeluarkan SP 2
dan apabila sampai bulan ketiga belum ada itikad baik maka
selanjutnya SP 3.
Dalam fase diatas, pemeriksaan juga termasuk dengan
menggali sumber-sumber informasi keuangan nasabah apakah
mengalami kendala atau tidak, misalnya terjadinya penurunan
pendapatan, atau nasabah terkena PHK dan sebagainya.
Setelah dilakukan analisa tersebut dan didapat bahwa nasabah
sudah tidak dapat lagi melakukan pembayaran pembiayaan
KPR maka langkah yang dapat diambil oleh pihak bank dan
nasabah adalah dengan jalan musyawarah setelah keluar SP 1-
102
3 dan dari musyawarah tersebut akan ada beberapa pilihan
penyelesaian yaitu Restrukrisasi, lelang atau jual suka rela.
3) Pemantauan/Monitoring Risiko
Pemantauan yang di lakukan di Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin dalam mengatasi pembiayaaan
bermasalah KPR adalah dengan pembina nasabah. Pembinaan
yang dilakukan oleh bank Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin yang pertama adalah dengan menagih kemudian
apabila nasabah tidak bisa untuk membayar sesuai angsuran
maka bank akan memberikan keringan dengan menurunkan
pembayaran, dan apabila masih saja tidak bisa membayar
maka bank akan melakukan pelelangan rumah tersebut atau
dengan jual suka rela.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, berikut dipaparkan hasil telusuran
penulis mengenai tingkat risiko pada pembiayaan bermasalah KPR di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui risiko
mana yang lebih tinggi dari 2 (dua) akad yang dimiliki oleh pembiayaan
KPR di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan 2
(dua) akad yang dimilki oleh pembiayaan KPR di Bank Muamalat Indonesia
cabang Banjarmasin.
103
Penulis mengambil referensi serta membandingkan perlakuan manajemen risiko yang ada di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin dengan regulasi yang relevan di Indonesia. Regulasi yang penulis gunakan sebegai referensi berdasarkan prinsip IFSB dan peraturan Otorisasi Jasa
Keuangan Nomor 65/POJK.03/2016 dari 2 (dua) akad yang dimiliki oleh pembiayaan KPR di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin dan 2 (dua) akad yang dimilki oleh pembiayaan KPR di Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin.
1. Pembiayaan bermasalah KPR yang ada di Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indoneisa
Cabang Banjarmasin.
Pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang kualitasnya
berada dalam golongan kurang lancar, diragukan, dan macet.
Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan KPR di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin sebelumnya
nasabah harus mengajukan permohonan pembiayaan dengan
melengkapi persyaratan (dokumen), dan melalui beberapa tahap
penilaian kelayakan nasabah diantaranya bank melakukan analisis 5C
yang sudah dijelaskan diatas pada bagian penilaian analisis. Dari
penilaian kelayakan nasabah tersebut bank dapat memutuskan calon
nasabah layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan KPR.
104
Di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin menggunakan 2 akad dalam pembiayaan KPR, yaitu : a. Akad Murabahah
Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli. (Nurhayati, 2017)
Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah
dalam 2 produk yaitu, KPR BTN Subsidi iB adalah kredit
pemilikan rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah,
dengan margin dan cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu
dengan akad murabahah (jual beli) dalam rangka pemilikan rumah,
rusun atau apartemen yang merupakan program pemerintah dan
KPR BTN Platinum iB adalah pembiayaan kepada nasabah
perorangan dengan akad murabahah (jual beli) dalam rangka
pemilikan rumah, ruko, rukan, rusun, apartemen kondisi baru
maupun second.
Di tahun 2016 Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin pembiayaan KPR dengan akad murabahah
memilki pembiayaan bermasalah yaitu sebanyak 82,28% dari
seluruh pembiayaan bermasalah.
105
b. Akad Istishna’
Istishna’ adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan
pembuatan barang tertentu dengan kreteria dan persyaratan tertentu
yang disepakati antara pemesan (pembeli/mustashmi) dan penjual
(pembuat/shani’). (Nurhayati, 2017) Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin menyediakan pembiayaan
dengan akad istishna dalam produk KPR BTN Indent iB adalah
pembiayaan kepada nasabah perorangan dalam rangka pemilikan
rumah, ruko, rukan, rusun, apartemen dengan akad istishna’
(pesanan). Di tahun 2016 Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin pembiayaan KPR dengan akad istishna’
adalah sebanyak 17,72% dari seluruh pembiayaan bermasalah
KPR.
Dari keseluruhan pembiayaan bermasalah yang ada di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin di tahun
2016 menyatakan bahwa tingkat NPF adalah 1%. Sedangkan untuk
pembiayaaan KPR yang menggunkan akad yang paling bermasalah
adalah akad murabahah. Pembiayaan bermasalah KPR dengan
akad murabahah paling banyak bermasalah disebabkan karena
nasabah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin banyak memilih pembiayaan KPR dengan akad
murabahah dikarenakan harga rumah dapat subsidi dari pemerintah
(KPR iB subsidi) dan juga disebabkan oleh faktor eksternal yaitu
106
nasabah yang sifatnya tidak dapat diduga seperti pendapatan debitur yang menurun, debitur terkena PHK, debitur mengalami masalah kesehatan dan debitur mengalami masalah keluaraga
(perceraian) sehingga keluarga tidak dapat menyelesaikan cicilan.
Solusi untuk meminimalisir risiko akad pembiayaan murabahah yaitu menetapkan jangka waktu maksimal untuk pembiayaan murabahah dengan mempertimbangkan:
1) Tingkat (margin) keuntungan saat ini dan prediksi
perubahannya pada masa mendatang yang berlaku di pasar
perbankan syariah (DCMR). Semakin cepat perubahan DCMR
semakin pendek jangka waktu maksimal pembiayaan.
2) Suku bunga kredit saat ini dan prediksi perubahannya pada
masa mendatang yang berlaku di pasar perbankan
konvensional.
3) Ekspektasi bagi hasil kepada dana pihak ketiga yang
kompetitif di Pasar Perbankan Syariah (ECRI). Semakin besar
perubahan ECRI, semakin pendek jangka waktu maksimal.
(LSPP, 2018)
Solusi untuk meminimalisir risiko akad pembiayaan
murabahah dengan pembiayaan bermasalah KPR sebesar
82,28% dari seluruh pembiayaan bermaslah KPR yaitu dengan
menganalisis nasabah lebih memaksimalkan prinsip 5C,
pemantauan pembiayaan nasabah dengan mengecek
107
kelancaran angsuran si nasabah dan menetapkan jangka waktu
pembiayaan dengan mempertimbangkan tingkat margin.
Di Bank Muamalaat Indonesia abang Banjarmasin menggunakan 2 akad dalam pembiayaan KPR, yaitu :
KPR Muamalat iB adalah produk pembiayaan yang akan membantu Nasabah untuk memiliki rumah tinggal, rumah susun, apartemen dan condetol termasuk renovasi dan pembangunan serta pengalihan (take-over) KPR dari bank lain dengan dua pilihan akad yaitu akad murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerja sama). a. Akad Murabahah
Murabahah adalah pembiayaan berupa transaksi jual beli
barang sebesar harga perolehan barang ditambah margin
keuntungan yang disepakati para pihak (penjual dan pembeli).
((LSPP), 2018)
Di Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah dalam produk
KPR iB Muamalat. b. Akad Musyarakah Mutanaqishah
Musyarakah mutanaqishah merupakan produk turunan dari
akad musyarakah, yang merupakan bentuk akad kerjasama antara
dua pihak atau lebih. Kata dasar dari musyarakah adalah syirkah
108
yang berasal dari kata syaraka-yusyriku-syarkan-syarikan- syirkatan (syirkah), yang berarti kerjasama, perusahaan atau kelompok/kumpulan. Musyarakah atau syirkah adalah merupakan kerjasama antara modal dan keuntungan. Sementara mutanaqishah berasal dari kata yatanaqishu-tanaqish-tanaqishan-mutanaqishun yang berarti mengurangi secara bertahap. (Dr. Ir. M.
Nadratuzzaman Hosen, 2009)
Musyarakah mutanaqishah (diminishing partnership) adalah bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau asset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan salah satu pihak sementara pihak yang lain bertambah hak kepemilikannya. Perpindahan kepemilikan ini melalui mekanisme pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini berakhir dengan pengalihan hak salah satu pihak kepada pihak lain. (Hosen, 2009)
Di Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin menyediakan pembiayaan dengan akad murabahah dalam produk
KPR iB Muamalat.
Risiko-risiko yang perlu diperhatikan oleh bank dalam penyaluran pembiayaan, yaitu:
1) Debitur, disebut juga sebagai couterparty risk, yaitu risiko
yang disebabkan oleh debitur sehubungan dengan
109
ketidakmampuan atau ketidakmauan debitur dalam
melaksanakan kewajibannya kepada bank. Couterparty risk
terdiri atas:
a) Obligor risk, yaitu risiko yang berkaitan dengan kemauan
dan kemampuan debitur dalam menyelesaikan
kewajibannya kepada bank.
b) Collateral risk, yaitu risiko yang terkait dengan
pemenuhan colleteral (jaminan) yang diberikan oleh
debitur kepada bank untuk mengover pinjaman yang
diterimanya.
c) Legal risk, yaitu risiko yang terkait dengan aspek
dokumentasi dan administrasi pembiayaan, yang
mempunyai implikasi hukum jika tidak dilaksanakan
deengan tertib dan sesuai dengan peraturan undang-
undang yang berlaku.
2) Bank. Risiko yang terjadi karena kesalahan bank dalam
melakukan analisis terkait pemberian pembiayaan sehingga
fasilitas yang diberikan tidak sesuai dengan peruntukannya,
jangka waktu pembiayaan tidak sesuai, over atau under
facility, atau fasilitas yang diberikan sebenarnya tidak layak
untuk dibiayai.
3) Negara, disebut juga sebagai country risk, yaitu risiko yang
terjadi akibat ketidakmampuan debitur dalam memenuhi
110
kewajibannya karena beroperasi pada suatu negara yang kebijakannya tidak mendukung aktivitas usaha debitur. (LSPP,
2018)
Pembiayaan bermasalah KPR yang ada di Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin dengan tingkat NPF sebesar 2,7 % pada tahun 2016. Sedangkan pembiayaan KPR dengan akad yang paling banyak bermasalah adalah akad musyarakah mutanaqisah yaitu lebih dari 50% dari keseluruhan pembiayaan bermasalah. Penyebab dari banyaknya pembiayaan bermasalah adalah disebabkan karena banyak nasabah yang memilih akad musyaakah mutanaqisah pada pembiayaan KPR dan faktor penyebab pembiayaan bermasalah itu sendiri adalah faktor debitur disebut juga sebagai couterparty risk yaitu risiko yang berkaitan obligor risk (nasabah terkena PHK, nasabah yang bersangkutan meninggal dunia, usaha nasabah bangkrut, dan nasabah yang sengaja mangkir dari kewajiban) dan Bank (tidak memberitahukan nasabah bahwa angsurannya naik dan failure to undestand the business, kegagalan dalam memahami karakteristik bisnis nasabah).
111
Tabel: 4 Kolektabilitas Bank Muamalat Indonesia Cabang Banjarmasin
Kolektabilitas Jumlah yang bermasalah
Lancar -
Dalam Perhatian Khusus -
Kurang Lancar 72 orang
Diragukan 14 orang
Macet 11 orang
Sumber: Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
Solusi untuk meminimalisir risiko akad pembiayaan
musyarakah mutanaqishah yaitu lebih memaksimalkan prinsip 5C
dalam menganalisis nasabah yang ingin melakukan pembiayaan
KPR, melakukan kegiatan pengunjungan dan pembinaan nasabah
dengan membuat metode R3 agar kelancaran angsuran nasabah
lebi baik dan memberitahukan nasabah apabila angsuran si
nasabah naik agar tidak ada misscomunication.
2. Faktok-Faktor Penyebab Pembiayaan bermasalah KPR akad
Musyarakah Mutanaqishah yang lebih tinggi dibandingkan akad
Murabahah dan akad Istishna’
Tingkat NPF yang paling tinggi di tahun 2016 adalah Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin yaitu sebesar 2,7%
dibandingkan Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
112
Banjarmasin yang tingkat NPF di tahun 2016 adalah sebesar 1%. Dan akad yang paling banyak bermasalah di Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin adalah akad musyarakah mutanaqhisah yaitu lebih dari 50% dari keseluruhan pembiayaan bermasalah KPR dan akad yang paling tinggi di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin adalah akad murabahah. Penyebab dari banyaknya pembiayaan bermasalah KPR akad musyarakah mutanaqishah disebabkan karena 2 faktor yaitu debitur disebut juga sebagai couterparty risk yaitu risiko yang berkaitan obligor risk
(banyaknya nasabah yang memilih akad musyarakah mutanaqishah karena harga yang lebih murah dibandingkan dengan akad murabahah, nasabah terkena PHK, nasabah yang bersangkutan meninggal dunia, usaha nasabah bangkrut, dan nasabah yang sengaja mangkir dari kewajiban) dan Bank (tidak memberitahukan nasabah bahwa angsurannya naik dan failure to undestand the business, kegagalan dalam memahami karakteristik bisnis nasabah).
113
3. Perbandingan Penerapan manajemen risiko pembiayaan di Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank
Muamalat Cabang Banjarmasin
a. Risiko pembiayaan di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin
Tabel: 5 Perbandingan Risiko pembiayaan
BTN Syariah POJK Bank Muamalat Risiko Risiko pembiayaan Risiko pembiayaan pembiayaan adalah risiko akibat adalah risiko adalah eksposur kegagalan nasabah atau akibat kegagalan yang timbul pihak lain dalam nasabah atau pihak sebagai akibat memenuhi kewajiban lain dalam kegagalan pihak kepada bank sesuai memenuhi lawan dengan perjanjian yang kewajiban kepada (counterparty) disepakati, termasuk bank sesuai dengan memenuhi risiko pembiayaan akibat perjanjian yang kewajibannya. kegagalan debitur, risiko disepekati. konsentrasi kredit, counterpart credit risk dan settement risk Sumber: Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin.
114
b. Pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
Tabel 6 Perbandingan Pengawasan aktif Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah
Wewenang dan Tanggung Jawab Pelaku No BTN Syariah Bank Muamalat POJK Sesuai Direksi 1 Menetapkan target Menetapkan target pemasaran menyusun kebijakan dan √ pertumbuhan KPR dan KPR dan penetapan tingkat strategi manajemen risiko penetapan tingkat risiko risiko (kolektabilitas) secara tertulis dan komprehensif 2 Mengavaluasi dan Mengavaluasi dan bertanggung jawab atas √ memberikan arahan memberikan arahan pelaksanaan kebijakan berdasarkan laporan NPF berdasarkan laporan NPF dan manajemen risiko dan dan dilaporkan kepada dilaporkan kepada komisaris eksposur risiko yang komisaris secara triwulan empat kali dalam satu tahun diambil oleh bank secara keseluruhan 3 Mengevaluasi dan Mengevaluasi dan mengevaluasi dan √ memutuskan persetujuan memutuskan persetujuan memutuskan transaksi lelang lelang yang memerlukan persetujuan direksi 4 Keterlibatan aktif seluruh Pengambilan keputusan mengembangkan budaya √ jajaran pengelola pembiayaan mesti dilakukan manajemen risiko pada
115
pembiayaan dalam oleh seluruh jajaran pengelola seluruh jenjang organisasi pengajuan pembiayaan pembiayaan ketika menimbang risk and return suatu proposal 5 Peningkatan kompetensi Peningkatan kompetensi memastikan peningkatan √ SDM melalui program SDM melalui program kompetensi sumber daya pendidikan dan pelatihan. pendidikan dan pelatihan. manusia yang terkait dengan manajemen risiko 6 Beroperasi secara Beroperasi secara independen memastikan bahwa fungsi √ independen yaitu adanya yaitu adanya pemisahan manajemen risiko telah pemisahan fungsi antara fungsi satuan kerja beroperasi secara satuan kerja independen 7 Melakukan kaji ulang Melakukan kaji ulang secara melaksanakan kaji ulang √ secara berkala untuk berkala untuk mengantisipasi secara berkala untuk mengantisipasi jika jika terjadi perubahan faktor memastikan: terjadi perubahan faktor eksternal dan faktor internal a.keakuratan metodologi eksternal dan faktor penilaian risiko internal b.kecukupan implementasi sistem informasi manajemen risiko c.ketepatan kebijkan dan prosedur manajemen risiko serta peetapan limit risiko Komisaris 1 Evaluasi kebijakan dan Evaluasi kebijakan dan menyetujui dan √ pelaksanaan manajemen pelaksanaan manajemen mengevaluasi kebijakan risiko 1 kali dalam 1 risiko setiap triwulan manjemen risiko 2 tahun mengevaluasi √ pertanggungjawan Direksi
116
atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko Dewan 1 Evaluasi kebijakan Mengevaluasi kebijakan mengevaluasi kebijakan √ Pengawas dengan pemenuhan dengan pemenuhan prinsip manajemen risiko yang Syariah prinsip syariah 1 kali syariah setiap triwulan terkait dengan pemenuhan dalam 1 tahun prinsip syariah 2 mengevaluasi √ pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko yang terkait dengan pemenuhan prinsip syariah. Sumber: Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin.
117
c. Kecukupan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
Tabel: 7 Perbandingan Kecukupan Kebijakan dan Prosedur Manajemen Risiko serta Penetapan Limit Risiko
No BTN Syariah Bank Muamalat POJK Sesuai Kebijakan 1 penetapan risiko produk KPR Penetapan risiko produk KPR Bank melakukan √ adalah akad Murabahah yaitu adalah akad musyarakah penetapan risiko yang di sebabkan oleh debitur mutanaqishah yaitu disebabkan terkait dengan produk dan (counterparty risk) dan bank oleh debitur (counterparty risk) dan transaksi perbankan bank 2 Melakukan penetapan Melakukan penetapan penggunaan Bank melakukan √ penggunaan metode yang metode yang dikembangkan sendiri penetapan penggunaan dikembangkan sendiri oleh oleh bank dan memilki sistem metode pengukuran dan bank dan memilki sistem informasi yang selalu diperbaharui sistem informasi informasi yang selalu dan dilaporkan dalam laporan manajemen risiko diperbaharui dan di laporkan tahunan dalam laporan tahunan 3 Satu pejabat memilki limit Satu pejabat memilki limit minimal Bank melakukan √ minimal sama dengan plafon sama dengan plafon pembiayaan penetapan limit dan pembiayaan yang diajukan yang diajukan dan memiliki penetapan toleransi risiko dan toleransi diberikan pada toleransi risiko apabila terjadi kondisi terjadinya kematian, potensi risiko setelah terjadi pemecatan nasabah sebagai transaksi, toleransi diberikan pada pegawa dan usaha yang kondisi terjadinya kematian,
118
macet. pemecatan nasabah sebagai pegawai dan usaha yang macet. 4 Melakukan penetapan Melakukan penetapan penilaian Bank melakukan √ peringkat risiko dengan risiko dengan menggunakan penetapan penilaian menggunakn pendekatan pendekatan IRB peringkat risiko Internal Raing-Based Approach (IRB) 5 Memilki rencana darurat Memilki rencana darurat apabila Bank melakukan √ apabila terjadi kondisi terjadi kondisi terpuruk maka bank penyusunan rencana terpuruk maka bank akan akan melakukan pelelangan KPR darurat dalam kondisi melakukan pelelangan KPR atau jual suka rela. terpuruk 6 Memilki sistem pengendalian Memilki sistem pengendalian intern Bank melakukan √ intern dalam penerapan dalam penerapan manajemen risiko penetapan sistem manajemen risiko pengendalian intern dalam penerapan manajemen risiko Prosedur 1 Melaksanakan akuntabilitas Melaksanakan akuntabilitas serta Akuntabilitas dan jenjang √ serta jenjang delegasi yang jenjang delegasi yang jelas dari delegasi wewenang yang jelas dari setiap unitnya, setiap unitnya, memiliki tanggung jelas memiliki tanggung jawab atas jawab atas pembagian tugas per pembagian tugas per unitnya. unitnya. 2 Melakukan monitoring secara Melakukan monitoring secara Pelaksanaan kaji ulang √ periodik guna mengecek dan periodik guna mengecek dan terhadap prosedur mengetahui penyimpangan mengetahui penyimpangan manajemen risiko dan cashflow oleh seorang cashflow oleh seorang nasabah. penetapan limit risiko nasabah. Selain itu juga dapat Selain itu juga dapat pula secara berkala pula dipersyaratkan adanya dipersyaratkan adanya audited
119
audited financial statement. financial statement. 3 Melakukan pencatatan di Melakukan pencatatan di laporan Dokumentasi prosedur √ laporan keuangan mengenai keuangan mengenai manajemen manajemen risiko dan manajemen risiko risiko penetapan limit risiko secara memadai Limit Risiko 1 Limit secara keseluruhan Melaksanakan limit secara Melaksanakan limit secara √ keseluruhan yang keseluruhan yang menggunakan menggunakan Limit LimitFinancing Exposure Limit Financing Exposure Limit (FEL). (FEL).
2 Melaksanakan limit diantara Melaksanakan limit diantara jenis Limit per jenis risiko √ jenis risiko yang terjadi risiko yang terjadi contohnya contohnya batasan waktu batasan waktu pembayaran pembayaran angsuran pada angsuran pada pembiayaan pembiayaan bermasalah KPR bermasalah KPR 3 Melaksanakan limit per Melaksanakan limit per aktivitas Limit per aktiva √ aktivitas fungsional fungsional fungsional yang memiliki eksposur risiko Sumber: Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin
120
Dari fakta yang didapat strategi Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin telah sesuai dengan POJK No 65/POJK.03/2016, yang menjelaskan tentang strategi harus memuat secara jelas arah penyediaan dana yang akan dilakukan, antara lain berdasarkan jenis pembiayaan, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, jangka waktu, dan sasaran pasar.
Limit dan batasan yang diterapkan oleh Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin telah sesuai dengan POJK No 65/POJK.03/2016, yang dimana Limit adalah risiko pembiayaan digunakan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan, termasuk karena adanya konsentransi penyaluran pembiayaan. Maka dari itu Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin telah menerapkan aturan dan tidak melanggar ketentuan tersebut.
121
d. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin.
Tabel: 8 Perbandingan Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko
No BTN Syariah Bank Muamalat POJK Sesuai Identifikasi 1 Proses identifikasi risiko Proses identifikasi risiko karakteristik risiko yang √ dengan menganalisis dengan menganalisis seluruh melekat pada bank seluruh sumber risiko sumber risiko terhadap risiko terhadap risiko dari produk dari produk KPR dan aktivitas KPR dan aktivitas pembayaran angsuran nasabah pembayaran angsuran nasabah 2 untuk mengatasi risiko Untuk mengatasi risiko risiko dari produk dan √ murabahah bank musyarakah mutanaqishah kegiatan usaha bank melakukan penyelamatan bank melakukan penyelamatan pembiayaan dengan dengan menetapkan character menetapkan agunan atau risk jaminan rumah Pengukuran 1 Bank melakukan Bank melakukan pengukuran evaluasi secara berkala √
122
pengukuran risiko dengan risiko dengan menggunakan terhadap kesesuaian menggunakan pengukuran pendekatan asumsi, sumber data, dan pendekatan kualitatif dan kuantitafi dan kualitatif prosedur yang digunakan kuantitatif untuk mengukur risiko 2 sistem informasi sistem informasi pengukuran penyempurnaan terhadap √ pengukuran risiko dengan risiko dengan menggunakan sistem pengukuran risiko menggunakan sistem aplikasi MARS (monitoring & dalam hal tedapat As400. reporting system) dan MCB perubahan kegiatan usaha bank, produk, transaksi, dan faktor risiko yang bersifat material yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan bank Pemantauan 1 Bank melakukan evaluasi Bank melakukan evaluasi Melakukan evaluasi √ dengan pengecekan tingkat risiko pembiayaan terhadap eksposur risiko riwayat angsuran nasabah dengan pengecekan angsuran setiap hari. nasabah setiap hari. 2 Bank melakukan proses Bank melakukan proses penyempurnaan proses √ pelaporan kegiatan usaha pelaporan kegiatan usaha pelaporan dalam hal dengan menggolongkan dengan menggolongkan terdapat perubahan kolektabilitas 3,4 dan 5 kolektabilitas 3,4 dan 5 kegiatan usaha, produk, nasabah nasabah transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko bank yang bersifat material
123
Pengendalian 1 Melaksanakan kegiatan Melaksanakan kegiatan Bank wajib √ pengendalian dengan pengendalian dengan prinsip melaksanakan proses prinsip 5C + 7P dan 5C dan melakukan pengunjung pengendalian risiko melakukan pengunjung serta penyuluhan dengan untuk mengelola risiko serta penyuluhan dengan nasabah yang bermasalah tertentu yang dapat nasabah yang bermasalah dengan membuat metode R3 membahayakan dengan membuat metode kelangsungan usaha bank R3 Sistem Informasi 1 Bank menginformasikan Bank menginformasikan Melakukan eksposur √ eksposur kuantitatif dan eksposur kuantitatif dan risiko kualitatif secara rinci kualitatif secara rinci perjenis perjenis risiko risiko 2 Bank menjalankan Bank menerapkan kepatuhan Melakukan kepatuhan √ kepatuhan terhadap terhadap kebijakan dan terhadap kebijakan dan kebijakan dan prosedur prosedur serta limit risiko yang prosedur manajemen serta limit risiko yang berlaku risiko serta penetapan berlaku limit risiko 3 Bank merealisasikan Bank merealisasikan Realisasi pelaksanaan √ pelaksaaan manajemen pelaksaaan manajemen risiko manajemen risiko risiko dengan target yang dengan target yang ditetapkan dibandingkan dengan ditetapkan target yang ditetapkan Sumber: Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin
124
1) Identifikasi Risiko Pembiayaan
Dari hal ini Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin telah sesuai aturan prinsip-prinsip manajemen
risiko menurut POJK No 65/POJK.03/2016, dan yang isinya
tentang bank perlu mempertimbangkan hasil penilaian
kualitas pembiayaan dalam mengidentifikasi risiko
pembiayaan berdasarkan pada analisis terhadap prospek
usaha, kinerja keuangan, dan kemampuan membayar debitur.
2) Pengukuran Risiko Pembiayaan
Dalam hal ini Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin telah melaksanakan sesuai POJK No
65/POJK.03/2016
3) Pemantauan Risiko Pembiayaan
Bentuk pemantauan yang dilakukan Bank Tabungan
Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin terhadap nasabah
yang melakukan pembiayaan KPR yang mengalami risiko
pembiayaan (pembiayaan bermasalah) yaitu
125
a) Bank melakukan pengecekan riwayat angsuran setiap
hari
b) Apabila dalam proses pengangsuran terdapat pembiayaan
macet maka pihak Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin melakukan penggolongan
kolektabilitas nasabah terlebih dahulu
c) Kemudian pihak bank Bank Tabungan Negara Kantor
Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat
Indonesia cabang Banjarmasin mengingatkan nasabah
atas angsurannya, apabila pihak bank mulai kesulitan
menangani nasabah dikarenakan nasabah sengaja
menghindar untuk melakukan pengangsuran, maka pihak
bank Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin akan mengelurkan surat teguran sebanyak 3
kali.
4) Pengendalian Risiko Pembiayaan
Pada Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah
Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin dalam pengendalian risiko pembiayaan
bermasalah KPR dijalankan oleh unit Collection dengan
tugas menangani nasabah yang mengalami masalah risiko
126
seperti masalah keterlambatan mengangsur. Bentuk pengendalian yang dilakukan yang dilakukan oleh Bank
Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan
Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin yaitu dengan melakukan kegiatan pengunjungan dan pembinaan dengan mendatngi nasabah dengan membuat metode R3
(Rescheduling, Reconditioning dan Restructuring), metode yang diberikan Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin untuk nasabah meliputi: a) Rescheduling (penjadwalan kembali)
Penjadwalan kembali dilakukan untuk perubahan jadwal
dan jangka waktu pembayaran pokok atau tunggakan
pembayaran. Hal yang termasuk dalam perubahan jadwal
yaitu masa tenggang nasabah baik itu jumlah angsuran
maupunjangka waktu pembiayaan. kebijakan ini
diberikan kepada nasabah yang masih mempunyai itikad
baik untuk melunasi kewajibannya. b) Reconnditioning (persyaratan kembali)
Persyaratan kembali dilakukan dengan mengubah
sebagian atau bahkan seluruh persyaratan pembiayaan
yang tidak terbatas hanya pada perubahan jadwal
pembiayaan, jangka waktu dan persyaratan lainnya
127
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum
pembiayaan.
c) Restructuring (penataaan kembali)
Penataan kembali dilakukan agar nasabah mampu
memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembiayaan.
Selama proses penerapannya, Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank
Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin selalu
menggunakan metode ini guna menyelamatkan
pembiayaan bermasalah KPR yang akan mengalami
persoalan dalam hal Non performing Financing (NPF).
5) Sistem Informasi Manajemen Risiko pembiayaan
Sistem Informasi manajemen risiko pembiayaan di
Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin
dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin yaitu
laporan atau informasi eksposur risiko mencakup eksposur
kuantitatif dan kualitatif per jenis risiko dan aktifitas
fungsional.
Dari hal sistem informasi manajemen risiko
pembiayaan diatas ini Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin telah melaksanakan sesuai dengan POJK No
65/POJK.03/2016. Bank Tabungan Negara Kantor Cabang
128
Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang
Banjarmasin tentang sistem informasi manajemen risiko untuk risiko pembiayaan harus mampu menyediakan data secara akurat, lengkap, informatif, tepat waktu, dan dapat diandalkan mengenai jumlah seluruh eksposur pembiayaan peminjam individual dan pihak lawan transaksi, portofolio pembiayaan serta laporan pengecualian limit risiko pembiayaan agar dapat digunakan direksi untuk mengidentifikasi adanya RKP.
129
e. Sistem Pengedalian Intern Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia
cabang Banjarmasin
Tabel: 9 Perbandingan sistem pengendalian Intern
No BTN Syariah Bank Muamalat POJK Sesuai 1 Bank melakukan kesesuaian Bank melakukan kesesuaian Melakukan kesesuaian sistem √ sistem pengendalian intern sistem pengendalian intern pengendalian intern dengan dengan tingkat risiko dengan tingkat risiko jenis dan tingkat risiko yang murabahah musyarakah mutanaqishah melekat pada kegiatan usaha bank 2 Bank melakukan penetapan Bank melakukan penetapan penetapan wewenang dan √ wewenang dan tanggung wewenang dan tanggung jawab tanggung jawab untuk jawab karyawan untuk karyawan untuk pemantauan pemantauan kepatuhan pemantauan kepatuhan kepatuhan kebijakan dan prosedur manajemen risiko, serta penetapan limit risiko 3 Bank memisahkan fungsi Bank memisahkan fungsi yang penetapan jalur pelaporan dan √ yang jelas antara satuan jelas antara satuan kerja pemisahan fungsi yang jelas kerja operasional dengan operasional (backoffice) dengan dari satuan kerja operasional fungsi pengendalian fungsi pengendalian RFC (Retail terhadap satuan kerja yang Financing Center) melaksanakan fungsi pengendalian 4 bank menetapkan struktur bank menetapkan struktur struktur organisasi yang √
130
organisasi kegiatan bank organisasi kegiatan bank secara menggambarkan secara jelas secara jelas jelas kegiatan usaha bank 5 Pelaporan informasi Pelaporan informasi keuangan pelaporan keuangan dan √ keuangan dan manajemen dan manajemen yang lengkap, kegiatan operasional yang yang lengkap, akurat, tepat akurat, tepat guna, dan tepat akurat dan tepat waktu guna, dan tepat waktu waktu 6 Bank melaksanakan Bank melaksanakan kecukupan kecukupan prosedur untuk √ kecukupan prosedur prosedur kepatuhan peraturan memastikan kepatuhan bank kepatuhan peraturan peraturan UUD Nomor 21 terhadap peraturan perundang- peraturan UUD Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan undangan yang berlaku Tahun 2008 tentang syariah perbankan syariah 7 Bank melakukan kaji ulang Bank melakukan kaji ulang kaji ulang yang efektif, √ dengan pemantauan kembali untuk penilaian sebelum bank independen, dan obyektif sebelum melakukan melaksanakan pelelangan atau terhadap prosedur penilaian pelelangan jual suka rela kegiatan operasional bank 8 Bank melakukan pengujian Bank melakukan pengujian dan pengujian dan kaji ulang yang √ dan kaji ulang terhadap kaji ulang terhadap informasi memadai terhadap sistem informasi eksposur eksposur kuantitatif dan informasi manajemen risiko kuantitatif dan kualitatif kualitatif secara rinci per jenis secara rinci per jenis risiko risiko 9 Bank melakukan Bank melakukan dokumentasi dokumentasi secara lengkap √ dokumentasi dalam bentuk dalam bentuk laporan tahunan dan memadai terhadap laporan tahunan prosedur operasional, cakupan dan temuan audit, serta tanggapan pengurus bank berdasarkan hasil audit 10 Bank melakukan verifikasi Bank melakukan verifikasi dan verifikasi dan kaji ulang secara √
131
dan kaji ulang secara kaji ulang secara berkala dan berkala dan berkesinambungan berkala dan berkesinambungan terhadap terhadap penanganan berkesinambungan setiap setiap satu bulan sekali. kelemahan-kelemahan bank satu bulan sekali yang bersifat material dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi Sumber: Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Banjarmasin dan Bank Muamalat Indonesia cabang Banjarmasin