TUGAS AKHIR

ANALISIS RESIKO KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA,Tbk (PERIODE 2017-2019)

OLEH :

PASU LAMTIUR SIHOMBING 172101016

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA IIIKEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2021

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa,yang telah melimpahkan rahmat dan berkatnya kepada penulis,sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Tugas Akhit ini adalah laporan pertanggungjawaban penulis dan salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma D3 Keuangan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatra Utara,judul yang diangkat penulis adalah “Analisis

Resiko Kebangkrutan dengan Metode Altman Z-Score pada Perusahaan PT.

Bentoel Internasional Investama Tbk Periode 2017 – 2019”

Selama penyusunan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Untuk semuanya itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr Ramli, SE, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Drs. Bongsu Hutagalung, MSi selaku Ketua Prodi D3 keungan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP.,MBA. selaku Sekretaris Program

Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Yeni Absah SE.,MSi selaku dosen pembimbing peneliti yang

telah memberikan waktu dan bimbingan serta arahan yang bermanfaat

bagi peneliti.

i

Universitas Sumatera Utara 5. Bapak Dr. Syafrizal Helmi Situmorang SE,MSi selaku dosen penguji

peneliti yang telah memberikan kritikan serta saran yang sangat

membantu dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.

6. Kepada kedua orang tua saya yang telah berjuang dan memberikan

semangat, motivasi juga masukan kepada peneliti.

7. Kepada Abang Saya Halasson Sihombing yang telah memberikan

dukungan dan doa kepada peneliti.

8. Kepada Teman Saya Christina Fara Sihombing dan Anthon Sihombing

yang telah membantu dan mendukung peneliti.

9. Seluruh Rekan Badan Pengurus Harian Ikatan Mahasiswa Dairi

2019/2020 memberikan dukungan dan semangat kepada saya.

10. Seluruh teman-teman Cell Grup 26 Penuai Indonesia yang telah

memberikan dukungan dan doa kepada saya.

Peneliti menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih banyak kekurangan oleh karena itu peneliti mengharapkan saran dari semua pihak yang ingin memberikan saran baiknya demi perkembangan positif bagi peneliti.

Demikian tugas akhir ini peneliti susun, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan penulis sendiri. Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih.

Medan, 2020 Peneliti

Pasu Lamtiur Sihombing NIM.172101016

ii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... iii DAFTAR TABEL...... iv DAFTAR GAMBAR ...... v DAFTAR LAMPIRAN ...... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 4 1.3 Tujuan Penelitian...... 5 1.4 Manfaat Penelitian...... 5 1.5 Jadwal Kegiatan ...... 6 1.6 Sistematika Penelitian ...... 6

BAB II PROFIL PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTMA TBK 2.1 Sejarah PT. Bentoel Internasonal Investama Tbk ...... 8 2.2 Visi dan Misi PT. Bentoel Internasional Investama Tbk ...... 10 2.3 Logo PT Bentoel Internasional Investama Tbk...... 11 2.4 Struktur organisasi PT. Bentoel Internasional Investma Tbk ...... 11 2.5 Jobs Describsion PT. Bentoel Internasional Investma Tbk ...... 13 2.6 Kinerja Usaha Terkini PT. Bentoel Internasional Investma Tbk .. 14

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Laporan Keuangan ...... 15 3.2 Tujuan Laporan Keuangan ...... 17 3.3 Manfaat Laporan Keuangan ...... 18 3.4 Keterbatan Laporan Keuangan ...... 18 3.5 Pengertian Kebangkrutan ...... 19 3.6 Penyebab Kebangkrutan ...... 21 3.7 Pihak-Pihak yang berkepentingan dalam analisis Kebangkrutan . 24 3.8 Analisis Rasio Keuangan dalam Altman Z-Score ...... 26 3.9 Model Perhitungan Altman Z-Score ...... 29 3.10 Analisis Resiko Kebangkrutan dengan metode Altman Z-score 32

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan...... 37 4.2 Saran ...... 36

DAFTAR PUSTAKA ...... 38

iii

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 3.1 Perhitungan Analsis Resiko Kebangkrutan pada tahun 2017 ...... 32 Tabel 3.2 Perhitungan Analisis Resiko Kebangkrutan pada tahun 2018 ...... 33 Tabel 3.3 Perhitungan Analsis Resiko Kebangkrutan pada tahun 2019 ...... 34

iv

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Logo PT. Bentoel Internasional Investama Tbk...... 11 Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Bentoel Internasional Investama Tbk 12

v

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Laporan Posisi Keuangan PT. Bentoel Internasional Investma Tbk tahun 2016 – 2018 ...... 40 Lampiran 2 Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasi PT. Bentoel Internasional Investama Tbk ...... 44

vi

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perushaan Industri Rokok di Indonesia telah berkembang dari sebuah indutri tradisional menjadi salah satu sektor manufaktur yang penting dalam hal nilai tambah lapangan kerja dan pendapatan pemerintah. Sebagaimana juga diketahui industri rokok disatu sisi menyediakan lapangan kerja yang sangat besar,cukai rokok juga diyakini merupakan salah satu pendapatan negara. Akan tetapi pada saat ini industri rokok mengalami penurunan yang diakibatkan Virus

Covid-19 yang dimana membuat kenaikan terhadap harga cukai yang menjadi bahan dari rokok tersebut.. Selain itu, perusahaan juga dituntut untuk meningkatkan dan memantapkan posisi usahanya dalam rangka untuk mencapai keunggulan posisi bisnis (Business Advantages). Kondisi yang demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar terhindar dari resiko kebangkrutan .

Kebangkrutan biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba. “Menurut UU No. 4

Tahun 1998 tentang kebangkrutan, yang menyebutkan: Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang” (Hartini 2009:71). Menurut Sylviana dan Rachmawati (2016:65),

Kebangkrutan merupakan suatu keadaan atau situasi dimana perusahaan gagal atau tidak mampu lagi memenuhi kewajiban-kewajiban karena perusahaan

1

Universitas Sumatera Utara 2

mengalami kekurangan dan ketidakcukupan dana untuk menjalankan atau melanjutkan usahanya sehingga tujuan ekonomi yang ingin dicapai oleh perusahaan tidak bisa dicapai.Kebangkrutan tidak akan datang dengan tiba-tiba melainkan melalui proses atau tahapan, sebelum mengalami kebangkrutan perusahaan akan mengalami kondisi kesulitan keuangan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan

Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat dalam pengambilan keputusan, data keuangan harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan agar mengetahui resiko kebangkrutan perusahaan.

Untuk mengetahui suatu tingkat atau resiko kebangkrutan pada suatu perusahaan diperlukan suatu analisis terhadap kebangkrutan dimana analisis ini dilakukan untuk memperoleh peringatan awal terhadap tanda-tanda kebangkrutan.

Semakin awal tanda-tanda tersebut diketahui, semakin baik bagi pihak manajemen untuk dapat melakukan perbaikan. Berbagai metode analisis dikembangkan untuk mengetahui resiko awal kebangkrutan perusahaan. Salah satu rumusan matematis untuk memprediksi kebangkrutan yang paling popular karena sering digunakan oleh banyak peneliti dalam melakukan penelitian serupa yaitu penelitian untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan yang telah dikembangkan oleh seorang

Universitas Sumatera Utara 3

professor bisnis dari New York University AS Edward I. Altman, pada tahun

1968.

Altman berusaha mengkombinasikan beberapa rasio keuangan menjadi suatu model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dari penelitiannya tersebut, Altman menggunakan lima rasio keuangan yang diperuntukkan bagi perusahaan go public yaitu dari Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio

Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas dari tahun ke tahun.

Metode Z-Score juga dapat dimanfaatkan untuk investor dalam mengambil keputusan, bahwa seorang investor yang ingin membeli atau menjual saham bisa terbantu dengan adanya analisis kebangkrutan.Oleh karena itu, analisis resiko kebangkrutan dapat dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan

(tanda-tanda awal kebangrutan). Di samping itu, bagi pihak eksternal perusahaan, prediksi kebangkrutan ini bisa digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan finansial.

Perusahaan Bentoel Internasional Investama yang memiliki nomor

Perusahaan 008/BINI-BEI/DSU/IV/2018 dan juga Kode Perusahaan (RMBA) menjadi salah satu tulang punggung sektor manufaktur yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.Selain menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar, perusahaan ini juga mendorong investasi dalam dan luar negeri. Pada akhir tahun 1960 ,Bentoel

Group menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang memproduksi rokok filter buatan mesin dan membungkus kotak rokoknya dengan plastik yang pada

Universitas Sumatera Utara 4

saat ini menjadi standar pada industri tembakau nasional dan sekarang perusahaan ini menjadi produsen rokok keempat terbesar di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 7%.

Perusahaan Bentoel Internasional Investama sudah banyak menghasilkan sigaret kretek dimana pada awal tahun hingga September 2019, perusahaan ini telah mengekspor 6,7 miliar batang rokok senilai Rp 1,1 triliun ke 19 negara, antara lain ke Malaysia, Taiwan, Singapura, Hong Kong, Kamboja, Jepang, dan

Korea. Perusahaan ini juga telah mengekspor produk Blend in Box sebanyak

3.500 ton senilai Rp 400 miliar dan produk Roll Your Own sebanyak 777 ton senilai Rp 200 miliar yang diekspor ke Australia dan Selandia Baru.

Dalam uraian diatas dan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari perusahaanya ini maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap PT.

Bentoel Internasional Investama Tbk dan menuliskannya dalam bentuk tugas

Akhir dengan judul “ Analisis Risiko Kebangkrutan Dengan Metode Altman

Z-Score Pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1.Bagaimana Risiko kebangkrutan pada PT.Bentoel dengan metode Altman

Z-Score?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara 5

1.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis

risiko kebangkrutan dengan metode Altman Z –score.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian yang dilakukan penulis adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

tambahan masukan dan informasi bagi perusahaan guna untuk melihat

perkembangan keuangan perusahaan dan pengambilan keputusam

perusahaan berdasarkan kinerja keuangan di masa yang akan datang.

2. Bagi Peneliti

Untuk sarana menambah wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan

penulis terhadap pengetahuan mengenai keuangan terkhusus pada rasio

keungan.

3. Bagi Pembaca

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan referensi bagi peneliti-peneliti

yang nantinya dapat memberikan perbandingan lain untuk melihat masalah

yang sama pada masa yang akan datang.

1.5 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti pada perusahaan PT. Gudang

Garam Tbk yang berlangsung pada sampai dengan yang dapat dilihat melalu tabel berikut ini :

Universitas Sumatera Utara 6

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Apr-22 Mei-22 Juni-22 III IV I II III IV I II 1 Pengajuan Judul Pengajuan Dosen 2 Pembimbing 3 Pengumpulan Data Penyusunan Tugas 4 Akhir Bimbingan Tugas 5 Akhir Penyelesaian Tugas 6 Akhir

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini terdiri atas 4 bab, antara lain:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti menguraikan ttentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian, jadwal

penelitian dan sistematika peneliti yang dilaksanakan.

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN PT. BENTOEL INTERNASIONAL

INVESTAMA,Tbk

Dalam bab ini peneliti menguraikan tentang sejarah ringkas

perusahaan, struktur organisasi, sejarah pencatatan saham

perusahaan, jaringan kegiatan, kinerja usaha terkini, dan rencana

kegiatan.

Universitas Sumatera Utara 7

BAB III : PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan dan menganalisis data keuangan

perusahaan sesuai dengan topik dan hasil pengujiannya analisis rasio

keuangan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan terhadap perusahaan dan saran yang dapat diajukan untuk

pengembangan proses pengolahan data perusahaan

Universitas Sumatera Utara BAB II

PROFIL PT. BENTOEL INTERNASIONAL INVESTAMA Tbk

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Bentoel Internsional Investma Tbk. atau Bentoel Group 008/BINI-

BEI/DSU/IV/2018 (RMBA) adalah industri rokok terkemuka di Indonesia.

Perusahaan ini menjadi produsen pertama di Indonesia untuk menciptakan kretek filter dari mesin. Pabrik ini diawali pada 1930 saat Ong Hok Liong membangun industri rokok rumah miliknya. Lalu di akhir 1960-an Bentoel Group menjadi perusahaan yang memproduksi rokok kretek filter buatan mesin dan membungkus kotak rokok dengan plastik. Inovasi tersebut menjadi standar pada industri tembakau na sional. Perusahaan tersebut memiliki lebih dari 7.000 karyawan termasuk di bagian produksi, pemasaran dan distribusi rokok. Keberhasilan perusahaan ini tak lepas dari konsumen dan merek yang diluncurkan serta investasi dalam portofolio perusahaan yang diciptakan untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Merek rokok yang dihasilkan antara lain Tali

Jagat, X Mild, Star Mild, , Country dan lainnya.

Di tahun 1990, Bentoel Group menjadi perusahaan publik dan terdaftar di

Bursa Efek serta Surabaya. Pada tahun 2000, perusahaan Bentoel mengubah nama perusahaan menjadi PT Bentoel Internasional Investama Tbk.

Selanjutnya pada 2009 British American plc. mengakuisisi PT Bentoel

Internasional Investama Tbk. PT Bentoel Internasional Investama Tbk kemudian bergabung dengan PT BAT Indonesia Tbk pada tahun 2010, dengan tetap mempertahankan nama Bentoel. Perusahaan ini adalah produsen rokok terbesar

8

Universitas Sumatera Utara 9

keempat di Indonesia. Bentol Group memiliki landasan strategi British American

Tobaco, dengan empat pilar berupa pertumbuhan, produktivitas, tanggung jawab dan organisasi juara. Di tahun 2012, PT Bentoel Internasional Investama Tbk meraih kembali peringkat AAA (idn).

Produk-produk yang dihasilkan perusahaan ini ada 4 yang terdiri dari: a. Rokok Kretek Tangan: Rokok kretek (yang bahan bakunya merupakan

perpaduan tembakau dan cengkeh) yang proses pembuatannya dilinting

dengan menggunakan tangan. b. Rokok Kretek Mesin Reguler: Rokok kretek (yang bahan bakunya merupakan

perpaduan tembakau dan cengkeh) yang proses pembuatannya menggunakan

mesin, dengan kandungan tar yang lebih tinggi dari rokok kretek mesin mild.

Brand kami yang berada dibawah kategori ini: Dunhill Filter. c. Rokok Kretek Mesin Reguler: Rokok kretek (yang bahan bakunya merupakan

perpaduan tembakau dan cengkeh) yang proses pembuatannya menggunakan

mesin, dengan kandungan tar yang lebih rendah dari rokok kretek mesin

reguler. Brand kami yang berada dibawah kategori ini: Dunhill Mild, Club

Mild dan Mild. d. Rokok Putih Mesin: Rokok dengan bahan baku tembakau yang proses

pembuatannya menggunakan mesin.Brand kami yang berada dibawah

kategori ini: Lucky Strike, Dunhill Regular, Dunhill Lights, dan Dunhill

Menthol.

Universitas Sumatera Utara 10

Responsibility-CSR) kami merupakan salah satu upaya kami dalam berkontribusi kepada masyarakat, dimana CSR tersebut berasal dari masukan komunitas itu sendiri.Kebijakan ini, bersamaan dengan kebijakan Standar Perilaku

Bisnis perusahaan, merupakan dasar dari kontribusi finansial maupun non- finansial kami kepada masyarakat. Kebijakan Standar Perilaku Bisnis perusahaan menyatakan bahwa setiap kontribusi amal dan sponsor non-komersial diperbolehkan, asalkan tidak dibuat untuk mengamankan bisnis yang tidak benar atau memberi keuntungan yang tidak layak, selama diperbolehkan oleh hukum yang berlaku dan tidak menimbulkan situasi konflik kepentingan apapun.

Kerangka kerja inisiatif CSR kami pada umumnya fokus terhadap tema utama ini:

1. Kontribusi untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pertanian

yang berkelanjutan.

2. Kontribusi untuk mendukung pemberdayaan

3. Organisasi amal

4. Kontribusi untuk mendukung kehidupan bermasyarakat

5. Manajemen bencana

2.2 Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi PT. Bentoel Internasional Investama adalah sebagai berikut :

a. Visi

Menjadi perusahaan tembakau dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia

Universitas Sumatera Utara 11

b. Misi

Bentoel Grup mewujudkan visi melalui 4 pilar strategi yaitu

Pertumbuhan, Produktivitas, Organisasi Unggul dan Keberlanjutan.

2.3 Logo Perusahaan

Sumber : Bentoel Group Tbk.2011

2.4 Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan jahatan lengkap dari keseluruhan bagian – bagian yang ada dalam suatu organisasi baik berupa instansi maupun kantor.

Dengan adanya struktur organisasi makan akan kelihatan pembagian tugas dan tanggung jawab untuk memudahkan dan menuntun dan mengawasi pelaksanaan kegiatan perusahaan.

Fungsi dari struktur organisasi adalah memperjelas setiap fungsi dan hubungan antar bagian dalam sebuah perusahaan. Sehingga akan terlihat jelas siapa yang bertanggung jawab atas sebuah pekerjaan dalam satu bidang.

Tujuannya adalah untuk mengatur posisi pekerjaan sekaligus pemebentukan garis komunikasi dan wewenang.

Universitas Sumatera Utara 12

Struktur organisasi pada PT.Bentoel Internasional Investama Tbk. adalah berbentuk garis dan staff ini terbukti dengan adanya satu pimpinan. Organisasi adalah sekelompok orang yang berkerjasama dengan mengunakan alat – alat teknologi serta terkait dengan peraturan - peraturan dan lingkungan tertentu supaya dapat menggunakan pada pencapaian tujuan yang diinginkan

Sumber : PT. Bentoel Internasional Investma Tbk.2011

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Cabang Belmera

Universitas Sumatera Utara 13

2.5 Jobs Describsion

PT. Bnetoel Internasional Investama Tbk. terdiri dari fungsionalisme dalam susunan jabatan sebagai berikut :

1. Boar of directors(Dewan Direksi) : Berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan,

Direksi berhak mewakili dan meningkatkan perseroan di dalam dan luar

pengadilan dan memiliki Hak untuk bertindak untuk dan atas nama perseroan

untuk melaksanakan semua tindakan, kecuali jika ditentukan lain dalam

anggara dasar ,dan akan bertanggung jawab dalam RUPS. Anggota Direksi

ditunjuk dan diberhentikan oleh RUPS.

2. Head of Makerting : Mencari informasi dari sebuah produk yang dibutuhkan

oleh konsumen atau melakukan pengembangan produk yang sudah ada

mengenai kelebihan dan kekurangannya, kemudian melaporkannya semuanya

kepada perusahaan agar segera dilakukan tindak lanjut dan dilakukan

pengembangan

3. Head Supplay Chain : Melakukan tugas untuk mengawasi dan mengelola

keseluruhan rantai pasokan dan strategi logistik serta operasi untuk

memaksimalkan efisiensi dan produktivitas proses. Selain itu, mereka

memainkan peran penting dalam mengembangkan dan menjaga hubungan

baik dengan vendor dan distributor.

4. Head of Human Resources : menyediakan berbagai fungsi dan kemampuan

untuk mengelola SDM dengan proses otomatis, dan memberikan satu sumber

informasi bagi karyawan, berupa sistem administrasi karyawan, rekrutmen,

Universitas Sumatera Utara 14

talent management, pelatihan dan pengembangan, compensation & benefit,

waktu & kehadiran, manajemen biaya, manajemen kinerja.

5. Head of Finances : Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan

informasi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan

perusahaan secara akurat.

6. Head of Legan and External Affairs : Betugas untuk melindungi kepentingan

Dokumen Perusahaan melalui cara hukum. Dengan perluasan pasar & lini

produk baru.

2.6 Kinerja Usaha Terkini

PT. Bentoel Internasional Investma Tbk akan terus berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang senantiasa selalu ditingkatkan. Bentoel Grup menjalankan kegiatan usaha dalam industri Rokok yang perkembangannya sangat baik. Dalam tiga tahun terakhir Bentoel Grup dapat meningkatkan kontribusi penerimaan Cukai dan Pajak terkait ke Negara, penjualan bersih,jumlah asset ,dan nilai ekspor. Selain itu Bentoel Grup juga mengembangkan sumber daya manusia, pengembangan UMKM, pelestarian lingkungan, pencegahan pekerja anak pada sektor pertanian dan peningkatan ekonomi dan kapabilitas petani melalui kemitraan langsung.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Syahyunan (2015 : 28), Laporan keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggung-jawabkan (stewardship) penggunaaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan perusahaan. Sebagai sumber informasi,laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antara perusahaan sejenis.

Menurut Sirait (2014 : 9), Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan hasil akhir dari suatu proses akuntansi, sebagia ikhtisar dari transaksi- transaksi keuangan selama periode berjalan. Periode akuntansi dapat dipakai per tahun, per 12 bulan atau per 6 bulan tergantung perusahaan, namun umumnya per

12 bulan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk memerikan informasi keuangan kepada para pemakai yang digunakan sebagai referensi dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Halim (2015 : 61), Analisis laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak.

15

Universitas Sumatera Utara 16

Menurut Kasmir (2012 : 7), Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu

(untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan interanl perusahaan. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laooran keuangan tersebut.

Menurut Wahyudiono (2014 : 11), Analisis laporan keuangan adalah untuk membantu pemakai dalam memperkirakan masa depan perusahaan dengan membandingkan, mengevaluasi dan menganalisis kecenderungan dari berbagai aspek keuangan perusahaan.

Menurut Murhadi (2012 : 13), Laporan posisi keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada masa tertentu.

Laporan posisi keuangan terdiri atas 3 (tiga) elemen utama yaitu aset, liabilitias dan ekuitas. Bagi suatu perusahaan, penyajian laporan keuangan secara khusus merupakan salah satu tanggung jawab manajer keuangan. Hal ini sesuai dengan fungsi manajer keuangan, yaitu :

1. Merencanakan

2. Mencari

3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan

Universitas Sumatera Utara 17

3.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 11), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh

pada suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap

aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu

periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

3.3 Manfaat Laporan Keuangan

Menurut Fahmi (2017:109), Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu :

a. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

menilai kinerja dan prestasi perusahaan;

b. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen

sebagai rujukan untuk membuat perencanaan;

Universitas Sumatera Utara 18

c. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan;

d. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi kreditor dapat digunakan

untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan

dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan

pengembalian pokok pinjaman;

e. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilai bagi pihak

stakeholder organisasi.

3.4 Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2012 : 16), Laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan teretentu. Berikut ini beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan yaitu :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di

mana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang. Bukan

hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan

pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan.

3.5 Pengertian Kebangkrutan

Kebangkrutan (bankcruptcy) merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu lagi untuk melunasi kewajibannya. “Menurut UU No. 4 Tahun 1998

Universitas Sumatera Utara 19

tentang kepailitan yang menyebutkan: Debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang”.

(Hartini 2009:71).

Menurut Gitman (2011:441), kesulitan keuangan dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

A. Kegagalan Bisnis (business failure), dapat diartikan sebagai berikut:

1. Suatu keadaan dimana realized rate of return dari modal yang

diinvestasikan secara signifikan terus menerus lebih kecil dari rate of

return pada investasi sejenis, seperti: investasi pada konstruksi sipil

dibanding dengan investasi pada konstruksi mekanik dan listrik.

2. Pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi biaya perusahaan.

3. Mengalami kerugian operasional selama beberapa tahun atau memiliki

return yang lebih kecil dari pada biaya modal (cost of capital) atau

negative return.

B. Tidak Solvable (insolvency), diartikan sebagai:

1. Technical insolvency timbul apabila perusahaan tidak dapat memenuhi

kewajiban pembayaran hutangnya pada saat jatuh tempo.

2 Accounting insolvency, perusahaan memiliki negative network, secara

akutansi memiliki kinerja buruk (insolvent), hal ini terjadi apabila nilai

buku dari kewajiban perusahaan melebihi nilai buku dari total harta

perusahaan tersebut.

Universitas Sumatera Utara 20

C. Bangkrut (bankruptcy), yaitu kesulitan keuangan yang mengakibatkan perusahaan memiliki negative stockholders equity atau nilai passiva perusahaan lebih besar dari nilai wajar harta perusahaan. Pada kondisi seperti ini, tuntutan dari kreditor baik pokok maupun bunga pinjaman tidak dapat dipenuhi tanpa melikuidasi harta perusahaan

Definisi kebangkrutan lainnya dikemukakan oleh Weston dan Copeland bahwa kebangkrutan adalah sebagai suatu kegagalan yang terjadi dalam perusahaan tersebut dapat dibedakan sebagai berikut:

A. Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed):

Kegagalan dalam arti ekonomis bahwa pendapatan perusahaan tidak

mampu lagi menutup biayanya, yang berarti bahwa ditingkat labanya

lebih kecil daripada biaya modalnya. Definisi yang berkaitan adalah

bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan itu lebih kecil dari

kewajibannya.

B. Kegagalan Keuangan (Finacial Disressed)

Insolvensi memiliki dua bentuk yakni Default teknis yang terjadi bila

suatu perusahaan gagal memenuhi salah satu atau lebih kondisi didalam

ketentuan hutangnya, seperti rasio aktiva lancar dengan hutang lancar

yang ditetapkan,sertakegagalankeuanganatauketidakmampuanteknikyang

terjadi apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya pada

waktu yang telah ditentukan walaupun harta totalnya melebihi

hutangnya.

Universitas Sumatera Utara 21

3.6 Penyebab Kebangkrutan

Kebangkrutan atau kegagalan kelangsungan usaha merupakan hal yangtidak diinginkan oleh perusahaan manapun, oleh karena itu perlu diketahui jugaapa penyebab kebangkrutan agar manajemen dapat melihat segmen mana yangperlu diperbaiki guna mempertahankan kelangsungan usaha. Semakin cepatdiketahui penyebab kebangkrutan maka akansemakin cepat dalam pengambilankeputusan manajer untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.

Faktor-faktor penyebab kebangkrutan secara garis besar dibagi menjadi tiga (Jauch and Glueck dalam Karina, 2014:22) yaitu :

1. Faktor Umum

a. Sektor Ekonomi

Faktor-faktor penyebab kebangkrutan dari sektor ekonomi adalah gejala

inflasi dan deflasi dalam harga barang dan jasa, Kebijakan keuangan,

suku bunga dan devaluasi atau revaluasi uang dalam hubungannya

dengan uang asing serta neraca pembayaran, surplus atau defisit dalam

hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

b. Sektor Sosial

Faktor sosial yang sangat berpengaruh terhadap kebangrutan cendrung

pada perubahaan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan

terhadap produk dan jasa ataupun cara perusahaan berhubungan dengan

12 karyawan. Faktor sosial lain yang berpengaruh yaitu kekacauan di

masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 22

c. Sektor Teknologi

Penggunaan teknologi informasi juga menyebabkan biaya yang di

tanggung perusahaan membengkak terutama untuk pemeliharaan dan

implementasi yang tidak terencana, sistemnya tidak terpadu dan para

manajer pengguna kurang professional.

d. Sektor Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan

industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang yang berubah,

kebajikan undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan

lainlain.

2. Faktor Eksternal Perusahaan

a. Sektor Pelanggan

Perusahaan harus mengidentifikasi sifat konsumen, untuk menghindari

kehilangan konsumen, juga untuk menciptakan peluang, menemukan

konsumen baru dan menghindari menurunnya hasil penjualan dan

mencegah konsumen berpaling ke pesaing

b. Sektor pemasok

Perusahaan dan pemasok harus tetap bekerja sama dengan baik karena

kekuatan pemasok untuk menaikkan harga dan mengurangikeuntungan

pembelinya tergantung pada seberapa jauh pemasok iniberhubungan

dengan pedagang bebas.

c. Sektor Pesaing

Perusahaan juga jangan melupakan persaingan karena kalau produk

pesaing lebih diterima di masyarakat, maka perusahaan akan kehilangan

Universitas Sumatera Utara 23

konsumen dan hal tersebut akan berkibat menurunnya pendapatan

perusahaan.

3. Faktor Internal Perusahaan

a. Kredit yang teralalu besar

Kebangkrutan bisa terjadi karena terlalu besarnnya jumlah kredit yang

diberikan kepada pada debitur atau pelanggan yang pada akhirnya tidak

bisa dibayar oleh para debitur pada waktunnya.

b. Manajemen yang Tidak Efisien.

Ketidakefisienan manajemen tercermin pada ketidakmampuan

manajemen menghadapi situasi yang terjadi, diantaranya ialah: hasil

penjualan yang tidak memadai, kesalahan dalam penetapan harga jual,

pengelolaan hutang-piutang yang kurang memadai, struktur biaya,

tingkat investasi dalam aktiva tetap dan persediaan yang melampaui

batas, kekurangan modal kerja, ketidakseimbangan dalam struktur

permodalan dan sistem serta prosedur akuntansi yang kurang memadai.

c. Penyalahgunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan. Hal ini banyak

dilakukan oleh karyawan, kadang oleh manajer puncak danhal ini sangat

merugikan, apalagi kalau kecurangan itu berhubungan dengan keuangan

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara 24

3.7 Pihak-Pihak yang Berkepentingan terhadap Analisis Resiko

Kebangkrutan.

Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap informasi tentang kebangkrutan, diantaranya adalah:

1. Kreditur

Masalah kebangkrutan ini mempunyai hubungan yang erat dengan

lembaga ini baik dalam hal mengambil keputusan tentang pemberian

pinjaman dengan syaratsyarat tertentu atau perancangan kebijaksanaan

untuk memonitor pinjaman yang telah ada.

2. Investor

Investor berkepentingan untuk mengetahui apakah perusahaan yang

menerima dana mereka adalah perusahaan yang sehat dan dapat

memberikan return optimal dari investasi yang mereka tanam.

3. Pemerintah

Hal ini membantu pemerintah dalam mengeluarkan peraturan untuk

melindungi masyarakat dari kerugian dan kemungkinan menganggu

stabilitas ekonomi dan politik negara, karena pemerintah mempunyai

kewajiban untuk melindungi tenaga kerja, industri, dan masyarakat.

4. Auditor

Satu penelitian yang harus dibuat oleh auditor adalah apakah perusahaan

bisa going concern atau tidak. Apabila ada petunjuk bahwa perusahaan

tidak bisa melangsungkan operasinya, maka auditor harus memberikan

pendapat tentang 18 adanya petunjuk going concern tersebut. Dengan

Universitas Sumatera Utara 25

adanya analisis terhadap kebangkrutan, maka auditor bisa melakukan

audit dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan perusahaan

dengan lebih baik.

5. Manajemen

Dengan mengetahui adanya suatu tanda-tanda kebangkrutan, manajemen

dapat mengambil keputusan untuk melakukan hal-hal yang dapat

membuat perusahaannya terhindar dari kebangkrutan, seperti melakukan

merger dengan menawarkan perusahaannya kepada peminat.

3.8 Analisis Rasio-Rasio Keuangan dalam Altman Z-Score

Kelima Rasio ini digunakan untuk menganalisis suatu laporan keuangan sebuah perusahaan untuk kemudian mengetahui rentannya suatu perusahaan mengalami kebangkrutan.Rasio-rasio yang digunakan dalam metode altman z- score dapat dikategorikan dan diuraikan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas yang terdiri dari Working Capital to Assets (X1)

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

secara tepat waktu. Dalam rasio ini terdapat modal kerja terhadap total asset

yang dimana digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajibannya. Modal Kerja didapat dari Aset Lancar-Kewajiban

Lancar.

Universitas Sumatera Utara 26

Macam-macam rasio likuiditas a. Rasio Lancar

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban kewajiban lancar dengan mengunakan aktiva lancar yang ada.

Adapun rumus dari rasio lancar adalah sebagai berikut:

Sumber:Harahap 2002 b. Rasio Cepat

Rasio cepat menunjukkan sejauh mana aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi untang lancar.

Adapun rumus dari rasio cepat adalah sebagai berikut:

Sumber: Harahap 2002

2. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Retairned Earning to Total Assets (X2)

dan Earnings Before Interest and Tax to Total Assets (X3)

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal dan sebagainya. Pada Rasio ini terdapat Laba Ditahan dan Laba sebelum pajak dan bunga terhadap total Aset. Laba ditahan terhadapa total asset digunakan untuk mengukur akumulasi laba selama perusahaan berperasi. Laba ditahan didapat dari Laba bersih-Dividen

Universitas Sumatera Utara 27

Macam-macam rasio profitabilitas: a. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin mengukur efisiensi pengendalian harga pokok (biaya produksi), mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien.

Adapun rumus dari gross profit margin adalah sebagai berikut:

Sumber:Harahap 2002 b. Return on Equity

Return on Equity mengukur seberapa besar kontribusi modal dalam menciptakan laba bersih suatu perusahaan

Adapun rumus dari return on equity adalah sebagai berikut:

Sumber: Harahap 2002 c. Return on Asset

Return on Asset mengukur seberapa besar kontribusi aset suatu perusahaan dalam menciptakan laba bersih nya.

Adapun rumus dari return on asset adalah sebagai berikut:

Sumber: Harahap 2002

Universitas Sumatera Utara 28

3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Market Value Equty to Book Value of Debits

(X4) dan Sales to Assets (X5)

Dalam Rasio ini terdapat nilai harga saham terhadap nilai Buku utang digunakan untuk mengukur seberapa mengancamnya keberlangsungan perusahaan baik jangka panjang maupun pendek. Untuk mengetahui nilai harga saham biasa dengan Harga Saham x Jumlah Saham beredar. Untuk Penjualan terhadapat total aset maka bertujuan untuk mengukur seberapa efisiennya perusahaan dalam menggunakan aset. Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasional baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Macam-macam rasio aktivitas: a. Total Asset Turnover

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan.

Adapun rumus dari total asset turnover adalah sebagai berikut:

Sumber: Harahap 2002 b. Fixed Asset Turnover

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aset tetap dalam menghasilkan penjualan.

Adapun rumus dari fixed asset turnover adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara 29

3.9 Model Perhitungan Altman Z-score

Analisa kebangkrutan model Altman Z-score dengan menggunakan metode multiple discriminant analysis (MDA). Altman mengembangkan model kebangkrutan dengan menggunakan 22 rasio keuangan yang diklasifikasikan kedalam lima kategori 94 yaitu likuiditas, profitabilitas, leverage, rasio uji pasar dan aktivitas. Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Keterangan :

1. Working Capital to Total Assets:

Modal kerja terhadap total aktiva digunakan mengukur tingkat likuiditas

dengan membandingkan net current assets dengan total assets yang

dinyatakan dalam persen (%). Mengadakan perhitungan terhadap rasio net

working capital to total assets (% ) pada seluruh kelompok perusahaan yang

ada di BEI dengan menggunakan rumus :

Modal Kerja X1 Total Aktiva

Sumber: Harahap 2002 2. Retained Earnings to Total Assets

Laba ditahan terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur profitabilitas

kumulatif dengan membandingkan laba ditahan dengan total aktiva yang

dinyatakan dalam persen (%).

퐿푎푏푎 퐷푖푡푎 푎푛 푋2 푇표푡푎푙 퐴푘푡푖푣푎

Sumber: Harahap 2002

Universitas Sumatera Utara 30

3. Earnings Before Interest and Tax to Total Assets

Pendapatan sebelum pajak dan bunga terhadap total aktiva digunakan untuk

mengukur produktivitas yang sebenarnya dari aktiva perusahaan dengan

membandingkan laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva yang

dinyatakan dalam persen (%).

S m 푋3

Sumber: Harahap 2002 4. Market Value Equity to Book Value of Total Debt Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku dari hutang digunakan untuk

mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan dapat turun nilainya sebelum

jumlah hutang lebih besar daripada aktivanya dan perusahaan menjadi pailit

dengan membandingkan nilai pasar ekuitas dengan nilai buku hutang yang

dinyatakan dalam persen (%).

N 푋4 N Sumber: Harahap 2002 5. Sales to Total Assets

Penjualan terhadap total aktiva digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam menghadapi kondisi persaingan dengan membandingkan

penjualan dengan total aktiva yang dinyatakan dalam kali (x).

푋5

Sumber: Harahap 2002

Universitas Sumatera Utara 31

Kriteri untuk penilaian Altman Z-Score adalah sebagai berikut:

1. Z > 2,9 = Perusahaan yang dianggap aman dan terhindar dari resiko

kebangkrutan.

2. 1,23 ≤ Z ≥ 2,9 = Terdapat kondisi keuangan perusahaan membutuhkan

perhatian khusus.

3. Z < 1,23 = Perusahaan berpotensi kuat mengalami kebangkrutan

Altman menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki indeks kebangkrutan

2,99 atau diatasnya maka perusahaan tidak termasuk perusahaan yang dikategorikan akan mengalami kebangkrutan.

Sedangkan perusahaan yang memiliki indeks kebangkrutan 1,81 atau dibawahnya maka perusahaan termasuk kategori bangkrut. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat ketepatan prediksi kebangkrutan sebesar 94% untuk model pertama

Altman, dan 95 % untuk model Altman yang telah direvisi. Dalam model tersebut perusahaan yang mempunyai skor Z>2,675 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat.

3.10 Analisis Resiko Kebangkrutan dalam Metode Altman Z-Score 3.10.1 Analisis Resiko Kebangkrutan Pada tahun 2017 Tabel 3.1 Analisis Resiko Kebangkrutan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Periode 2017 NILAI Nilai X AKUN (2017) KOEFISIEN Koefisien Rasio Modal kerja terhadap Total Aktiva 0,3065 1,2 0,3678 Rasio Laba ditahan terhadap Total Aktiva 0,4481 1,4 0,6273 Rasio Laba sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva 0,0064 3,3 0,0211 Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang 1,7294 0,6 1,7264

Universitas Sumatera Utara 32

NILAI Nilai X AKUN (2017) KOEFISIEN Koefisien Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva 1,4384 1,0 1,4384 Z-Score 4,181 Sumber: Data Diolah Tahun 2017

Berdasarkan Tabel 3.1 perhitungan nilai Z-Score berdasarkan metode

Altman Z-Score selama tahun 2017 pada PT. Bentoel Internasional Investama, menunjukkan Rasio Modal Kerja terhadap Total aktiva sebesar (0,3678), Rasio

Laba Ditahan terhadap Total Aktiva sebesar (0,6273), Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva sebesar (0,0211), Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang sebesar (1,7264), Rasio Penjualan terhadap Total

Aktiva (1,4384). Sehingga dari hasil perhitungan Z-Score pada tahun 2017 dihasilkan Nilai Z-Score Sebesar (4,181) dimana hal tersebut menunjukan nilai ambang batas perusahaan dikategorikan dianggap aman dan terhindar dari resiko kebangkrutan,hal tersebut dibuktikan dengan peruhaan mendapat nilai Z-Score diatas 2,9.

3.10.2 Analisis Resiko Kebangkrutan Pada tahun 2018 Tabel 3.2 Analisis Resiko Kebangkrutan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Periode 2018 NILAI Nilai X AKUN (2018) KOEFISIEN Koefisien Rasio Modal kerja terhadap Total Aktiva 0,2389 1,2 0,2866 Rasio Laba ditahan terhadap Total Aktiva 0,4616 1,4 0,6462 Rasio Laba sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva 0,0454 3,3 0,1498 Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang 1,2843 0,6 0,7705 Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva 1,3615 1,0 1,3615

Universitas Sumatera Utara 33

NILAI Nilai X AKUN (2018) KOEFISIEN Koefisien Z-Score 3,2146 Sumber :Data Diolah Tahun 2018

Berdasarkan Tabel 3.2 perhitungan nilai Z-Score berdasarkan metode Altman

Z-Score selama tahun 2018 pada PT. Bentoel Internasional Investama, menunjukkan Rasio Modal Kerja terhadap Total aktiva sebesar (0,2866), Rasio

Laba Ditahan terhadap Total Aktiva sebesar (0,6462), Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva sebesar (0,1498), Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang sebesar (0,7705), Rasio Penjualan terhadap Total

Aktiva (1,3615). Sehingga dari hasil perhitungan Z-Score pada tahun 2018 dihasilkan Nilai Z-Score Sebesar (3,2146) dimana hal tersebut menunjukan nilai ambang batas perusahaan dikategorikan dianggap aman dan terhindar dari resiko kebangkrutan,hal tersebut dibuktikan dengan peruhaan mendapat nilai Z-Score diatas 2,9.

3.10.3 Analisis Resiko Kebangkrutan Pada tahun 2019 Tabel 3.3 Analisis Resiko Kebangkrutan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. Periode 2019 NILAI Nilai X AKUN (201) KOEFISIEN Koefisien

Rasio Modal kerja terhadap Total Aktiva 0,3243 1,2 0,3891 Rasio Laba ditahan terhadap Total Aktiva 0,4019 1,4 0,5626 Rasio Laba sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva 0,0041 3,3 0,0135 Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang 0,9770 0,6 0,5862 Rasio Penjualan terhadap Total Aktiva 1,2255 1,0 1,2255 Z-Score 2,7769 Sumber: Data diolah tahun 2019

Universitas Sumatera Utara 34

Berdasarkan Tabel 3.3 perhitungan nilai Z-Score berdasarkan metode

Altman Z-Score selama tahun 2019 pada PT. Bentoel Internasional Investama, menunjukkan Rasio Modal Kerja terhadap Total aktiva sebesar (0,3891), Rasio

Laba Ditahan terhadap Total Aktiva sebesar (0,5626), Rasio Laba Sebelum Bunga dan Pajak terhadap Total Aktiva sebesar (0,0135), Nilai Pasar Modal saham terhadap Nilai Buku Hutang sebesar (0,5862), Rasio Penjualan terhadap Total

Aktiva (1,2255). Sehingga dari hasil perhitungan Z-Score pada tahun 2018 dihasilkan Nilai Z-Score Sebesar (2,7769) dimana hal tersebut menunjukan nilai ambang batas perusahaan dikategorikan dianggap membutuhkan perhatian khusus dari resiko kebangkrutan,hal tersebut dibuktikan dengan peruhaan mendapat nilai

Z-Score lebih besar atau sama dengan 2,9.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan analisis risiko kebangkrutan dengan metode altman z- score pada PT. Bentoel Internasional Investama, maka dapat diambil beberapa kesimpulan serta saran yang dapat mempermudah dari perusahaan dalam menjalankan usahanya agar dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan sebagai berikut:

4.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan Hasil perhitungan Altman Z-score di tahun 2017 pada

perusahan PT.Bentoel Internasional Tbk, mampu menyelesaikan periode

tahunan dengan kondisi baik atau terhindar dari resiko kebangkrutan

dimana hal tersebut dibuktikan dengan nilai Z-Score yang diperoleh

sanga baik.

2. Berdasarkan Hasil perhitungan Altman Z-score di tahun 2018 pada

perusahan PT.Bentoel Internasional Tbk, mampu menyelesaikan periode

tahunan dengan kondisi baik atau terhindar dari resiko kebangkrutan

dimana hal tersebut dibuktikan dengan nilai Z-Score yang diperoleh

,akan tetapi nilai yang diperoleh di tahun 2018 lebih menurun

dibandingkan ditahun sebelumnya.

3. Berdasarkan Hasil perhitungan Altman Z-score di tahun 2019 pada

perusahan PT.Bentoel Internasional Tbk, mampu menyelesaikan periode

tahunan dengan kondisi keuangan membutuhkan perhatian khusus dari

resiko kebangkrutan dimana hal tersebut dibuktikan dengan Nilai Z-

35

Universitas Sumatera Utara 36

Score yang diperoleh lebih besar atau sama dengan, dengan.Dengan

demikian di tahun 2019 perusahaan mengalami masalah yang cukup

buruk dibandingkan dengan 2 tahun sebelumnya.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran kepada PT.

Bentoel Internasional,Tbk yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebagai berikut:

1. PT. Bentoel Internasional Investama Tbk sebaiknya memperhatikan

proporsi Hutang dan menyeimbangkan aktiva lancar dan hutang lancar.

2. PT.Bentoel Internasional Investama lebih meningkatkan modal kerja

guna untuk menciptakan dan meningkatkan laba dimana akan

berdampak terhadap kenaikan saham.

3. PT. Bentoel Internasional Investama meningkatkan Laba yang lebih

baik sehingga investor akan menanamkan modal di perusaha ini dan

akan meningkatkan pasar ekuitas yang sangan menguntungkan bagi

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Deanta. 2009. EXEl untuk analisis Laporan Keuangan dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.Cetakan Pertama.Gava Media.Yogyakarta

Fraser, Lyn. M. dan Aileen Ormiston. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Indeks.

Harmono. 2006. Manajemen keuangan Berbasis Balanced Scorecard, Jakarta Bumi Aksara.

Harahap, Sofyan Syafri. 2016. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Jakarta Rajawali Pers.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Munawir. 2014. Analsis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Cetakan Ketiga Belas.Yogyakarta Liberty.

Prihadi, Toto. 2008. Memahami Laporan Keuangan. Cetakan Pertama,PPM. Jakarta

Sawir, Agnes. 2017. Analisis Kinerja Keuangan. Jakarta. PT.Gramedia Pustaka Utama

Sirait, Pirmatua. 2014. Pelaporan dan Laporan Keuangan. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Sjahrial, Dermawan, dan Djahotman Purba 2013. Analisis Laporan Keuangan Jakarta, Mitra Wacana Media.

Sugiono, Arief dan Edy Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan Edisi Revisi. Grasindo. Jakarta.

Syahyunan 2015. Perencanaan,analisis dan pengendalian keuangan,edisi kedua, Medan: Usu Pers.

Syamsuddin, Lukman. 2016. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta Rajawali Pers. https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/ 02 Juli/ 20.00. https://inforperusahaan.wordpress.com/2015/05/27/pt-bentoel-internasional- investama-tbk/ 23 Juli 10.00

37

Universitas Sumatera Utara 38

LAMPIRAN

1. Laporan Posisi Keuangan PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk

tahun 2017 - 2019

PT. Bentoel Internasional Investama , Tbk Laporan Keuangan Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017 – 2019 (Dalam Jutaan Rupiah)

2017 2018 2019 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 161.353 279.093 109.632 Aset keuangan derivatif lancar 2.231 Piutang Usaha Piutang Pihak Ketiga 1.342.581 2.001.034. 2.123.340 Pihak usaha pihak berelasi 206.696 85.078 388.269 Piutang Lainya Piutang lainnya Pihak Ketiga 272.074 369.372 Piutang Lainnya Pihak berelasi 163.686 65.809 Persediaan Lancar Persediaan Lancar Lainnya 5.814.958 5.764.162 6.257.640 Biaya dibayar dimuka Lancar 45.701 50.404 57.442 Uang Muka Lancar Uang muka lancar Lainya 2.481 2.115 1.311 Pajak dibayar dimuka lancar 995.531 1.197.570 2.223.020 Jumlah Aset Lancar 9.005.061 9.584.354 11.598.066 ASET TIDAK LANCAR Uang Muka Tidak Lancar Uang muka tidak lancar atas pembelian aset tetap 49.958 24.846 171.523 Biaya dibayar dimuka tidak lancer 7.740 16.179 1.750 Aset pajak tangguhan 3.445 5.101 Aset tetap 4.987.984 5.216.573 5.207.023 Goodwill 19.871 19.871 27.099 Aset tidak lancar non-keuangan lainnya 12.984 14.321 5.402.264 Jumlah Aset Tidak Lancar 5.78.537 5.295.235 5.402.264 JUMLAH ASET 14.083.598 14.879.589 17.000.330 Sumber : https://www.idx.co.id//Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/

Universitas Sumatera Utara 39

PT. Bentoel Internasional Investama Tbk Laporan Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017– 2019 (Dalam Jutaan Rupiah)

2017 2018 2019 LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman jangka pendek 3.352.687 3.873.727 2.551.949 Utang Usaha Utang usaha, Pihak ketiga 388.803 505.391 743.352 Utang Usaha Pihak berelasi 123.374 241.046 382.478 Utang Lainnya Pihak ketiga 169.164 342.493 443.033 Pihak berelasi 102.102 10.175 4.878 Beban akrual jangka pendek 520.132 877.835 Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek 132.906 221.649 Utang Pajak 118.119 46.432 Utang Cukai 118.119 118.119 Provisi jangka pendek Provisi jangka pendek lainnya 2.666 2.666 2.666 Liabilitas keuangan derivatif jangka pendek 979 458 5.910 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 4.687.842 6.028.559 6.083.396 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas pajak tangguhan 8.624 49.634 46.310 Liabilitas jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 2.000.000 Liabilitas jangka panjang atas pinjaman subordinasi Kewajiban imbalan pasca kerja jangka Panjang 463.462 435.425 468.981 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 472.086 485.059 2.515.291 Jumlah Liabilitas 5.159.928 6.513.618 8.598.687 Sumber: https://www.idx.co.id//Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/

Universitas Sumatera Utara 40

PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk Laporan Keuangan (Lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017– 2019 (Dalam Jutaan Rupiah)

2017 2018 2019 EKUITAS Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Saham Biasa 1.829.057 1.820.057 1.820.057 Tambahan Modal Disetor 13.407.240 13.407.240 13.407.240 Saldo laba (akumulasi kerugian) Saldo Laba yang telah ditentukan penggunaannya 4.000 4.000 4.000 Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya ( 6.307.627) ( 6.865.326 ) ( 6.829.654 ) Jumlah ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 8.923.670 8.365.971 8.401.643 Jumlah Ekuitas 8.365.971 8.365.971 8.401.643 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 14.083.598 14.879.589 17.000.330 Sumber : https://www.idx.co.id//Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/

Universitas Sumatera Utara 41

PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk Laporan Laba Rugi Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2017-2019 (Dalam Jutaan Rupiah)

2017 2018 2019 Penjualan dan pendapatan usaha 20.258.870 21.923.057 20.834.699 Beban pokok penjualan dan pendapatan ( 18.160.853 ) ( 19.258.783 ) ( 17.749.568 ) Laba Kotor 2.098.017 2.664.274 3.085.131 Beban penjualan ( 1.847.568 ) ( 1.989.393 ) ( 2.179.132 ) Beban umum dan administrasi ( 798.503 ) ( 928.055 ) ( 617.004 )

Pendapatan keuangan 4.257 4.801 6.267 Beban keuangan ( 90.709 ) ( 114.174 ) ( 293.067 ) Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata uang asing ( 1.625 ) 19.499 ( 5.751 ) Pendapatan lainnya 16.645 Beban lain-lain ( 2.181 ) ( 11.343 ) Keuntungan (kerugian) lainnya 238.185 1.813 44.037 Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan ( 400.127 ) ( 324.590 ) 29.138 Pendapatan (beban) pajak ( 79,936 ) ( 283,873 ) 21.474 Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan ( 480,063 ) ( 608,463 ) 50.612 Jumlah laba (rugi) ( 480,063 ) ( 608,463 ) 50.612 Sumber : https://www.idx.co.id//Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/ 2. Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian PT. Siantar Top Tbk

Universitas Sumatera Utara 42

PT. Siantar Top, Tbk Laporan Dan Penghasilan Komperhensif Lain Konsolidasian (Lanjutan) Untuk Tahun Berakhir Per 31 Desember 2016-2018 (Dalam Jutaan Rupiah)

2018 2017 2016 Pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak Pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak Pendapatan komprehensif lainnya atas keuntungan (kerugian) hasil revaluasi aset tetap, sebelum pajak ( 50.179 ) 67.685 ( 19.920 ) Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak ( 50.179 ) 67.685 ( 19.920 ) Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, sebelum pajak ( 50.179 ) ( 16.921 ) 4.980 Jumlah pendapatan komprehensif lainnya, setelah Pajak ( 37,634 ) 50.764 523 Jumlah laba rugi komprehensif ( 517,697 ) ( 557,699 ) 35,672 Sumber : https://www.idx.co.id//Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/.

Universitas Sumatera Utara