Vol. 3 No. 1 tahun 2014 [ISSN 2252-6633] Hlm. 42-49

PERPINDAHAN IBUKOTA PEMERINTAHAN KABUPATEN DARI KOTA SEMARANG KE KOTA UNGARAN TAHUN 1971-1983

NURUDIN ZANKI Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Semarang [email protected]

ABSTRACT

This study aims to: (1) Determine the Semarang District Development Administration, after dis- placement pemerintahan1971-1983 center. (2) factors - factors and the background that led to the displacement of the county seat Semarang Semarang to Ungaran1971-1983. (3) determine the so- cial, economic society after displacement tersebut1971-1983 . Based on the re- sults, it can be concluded that during the reign of Regents Iswarto (1969-1979), the capital of Sema- rang District de facto transferred to Ungaran. Previous administrative center is located in the area Kanjengan (Semarang). While revamping, dated July 30, 1979 by Regent Regional Tk. II Sema- rang proposed by the Central Government through the Governor, to the City Ungaran definitively established as the capital of the district government of Semarang regency. The transfer of the capi- tal of the Central Government during the Regent Drs. Iswarto is then followed by the Regent Ir. Soesmono Martosiswojo who served from 1979 - 1985. Through Parliament by letter No.03 / DPRD Kab.Smg / 80, dated April 26, 1980 which was signed by its chairman, Sipar Hardjosoemarto, filed proposed transfer of the capital city of Semarang to Ungaran to Minister of the Interior. And defined by Regulation No. 29/1983 on the Determination of Status Ungaran as Capital City District Government of Semarang regency, which applies its inauguration on 20 De- cember 1983. In 2005, sub Ungaran divided into two, namely Ungaran West, East Ungaran Sema- rang, Semarang. Keywords: History, Semarang Regency, Change of Government Capital

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui Perkembangan Pemerintahan Kabupaten Sema- rang, setelah perpindahan pusat pemerintahan1971-1983. (2) Faktor – faktor dan latar belakang yang menyebabkan perpindahan pusat pemerintahan kabupaten Semarang dari kota Semarang ke Ungaran1971-1983. (3) Mengetahui kondisi sosial,ekonomi masyarakat kabupaten Semarang setelah perpindahan tersebut1971-1983. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bah- wa pada masa pemerintahan Bupati Iswarto (1969-1979), ibukota Kabupaten Semarang secara de facto dipindahkan ke Ungaran. Sebelumnya pusat pemerintahan berada di daerah Kanjengan (Kota Semarang). Sementara dilakukan pembenahan, tanggal 30 Juli 1979 oleh Bupati Kepala Daerah Tk. II Semarang diusulkan oleh Pemerintah Pusat melalui Gubernur, agar Kota Ungaran secara definitif ditetapkan sebagai ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Pemindahan Pusat Pemerintahan ibukota semasa Bupati Drs. Iswarto ini selanjutnya dilanjutkan oleh Bupati Ir. Soesmono Martosiswojo yang menjabat sejak tahun 1979 – 1985. Melalui DPRD dengan surat No.03/DPRD Kab.Smg/80, tanggal 26 April 1980 yang di tandatangani oleh ketuanya, Sipar Hardjosoemarto, diajukan usulan perpindahan ibukota dari Kota Semarang ke Kota Ungaran ke Menteri Dalam Negeri. Dan ditetapkan dengan PP no 29/1983 tentang Penetapan Status Kota Ungaran sebagai Ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang, yang berlaku peresmiannya tanggal 20 Desember 1983. Pada tahun 2005, kecamatan Ungaran dimekarkan menjadi dua, yakni Ungaran Barat, Semarang dan Ungaran Timur, Semarang. Kata Kunci: Sejarah, Kabupaten Semarang, Pemindahan Ibukota Pemerintahan

Alamat korespondensi 42 Gedung C2 Lantai 1, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang 50229 Journal of Indonesian History, Vol. 3 (1) tahun 2014

PENDAHULUAN ukiman). (Wijanarka, 2007:9) Setelah Ki Pandan Aran I wafat Sejarah merupakan ilmu yang kedudukan penguasa wilayah dipegang mempelajari kaitan manusia dengan pristi- oleh Raden Kaji Kasepuhan (dikenal se- wa yang memberikan dampak dan makna. bagai Ki Pandan Arang II) pada tanggal 2 Sejarah harus menulis peristiwa, tempat, Mei 1547 dan disahkan oleh Sultan Had- dan waktu yang hanya sekali terjadi, iwijaya, karena penguasa yang berkuasa menyajikan hal yang detil, meskipun itu pada saat itu adalah Kerajaan Pajang. yang terkecil sekalipun tidak terbatas pada Pengangkatan KI Pandan Aran II sebagai hal-hal yang besar. Kata sejarah berasal penguasa wilayah tersebut sekaligus se- dari bahasa Arab yaitu Syajarah/Syajaratun bagai Bupati. Ki Pandan Aran II dianggap yang artinya pohon sejarah, dimana pristi- sebagai pendiri Kabupaten Semarang dan wa sejarah memiliki silsilah dari pristiwa – menjadi bupati yang pertama kali karena pristiwa tunggal yang saling dihubungkan Ki Pandan Aran II – lah yang membuat dan menjadi sebuah kisah utuh seperti se- tata pemerintahan administratif yaitu buah pohon yang terus berkembang dari “Daerah Dalem” Yang berada di Sema- tingkat yang sederhana ke tingkat yang rang. Kata “Semarang” konon merupakan lebih kompleks. (Kuntowijoyo, 1999:1). pemberian dari Ki Pandan Arang II, ketika Munculnya Semarang sebagai se- dalam perjalanan ia menjumpai deretan buah kota seperti sekarang ini tidak lepas pohon asam (Bahasa Jawa: asem) yang ber- dari peran Ki Pandan Aran I, Orang yang jajar secara jarang (Bahasa Jawa: arang- pertama kali membuka daerah Tirang Am- arang), sehingga tercipta nama Semarang. per, daerah itu disebut dengan Bubakan Sejarah Kabupaten Semarang berasal dari, atau Junatan berasal dari kata Bubak yang Ki Pandan Arang II merupakan bupati per- berarti membuka sebidang tanah untuk tama pada masa itu berhasil membuat dijadikan pemukiman. Junatan berasal dari bangunan yang dipergunakan sebagai pusat kata Juru Nata, karena Ki pandan Aran I kegiatan pemerintah kabupaten yang tata diangkat menjadi seorang Pengusa pada pemerintahannya berada di Semarang oleh saat itu. Istilah Penguasa untuk jaman itu karena itu Kabupaten Semarang ada dianggap sebagai Raja bukan penguasa dengan Semarang sebagai Ibukota. (Dinas (Bupati) seperti Ki Pandan Aran II setelah Pariwisata Kebudayaan Kabupaten Sema- peyerahan kekuasaan oleh Ki Pandan Aran rang, Sejarah Kabupaten Semarang. 2007 : I ketika Wafat. Karena kedatangan Ki 44) Pandan Aran I ke Semarang untuk me- Sedangkan Keberadaan Kabupaten nyebarkan agama islam, dengan mendiri- Semarang dikaitkan dengan Pembentukan kan berbagai pusat penyebaran agama is- Pemerintah Daerah terjadi pada tahun lam seperti Padepokan dan Masjid di dae- 1903, pada saat itu Pemerintah Kolonial rah Junatan yang sekarang dikenal dengan Belanda mengeluarkan Undang – undang nama Kanjengan. Pusat pemerintahan pa- Desentralisasi (Desentralisatie wet) yang da saat itu dikenal dengan (Java Tempel) merupakan dasar hukum pertama berkai- karena hanya padepokan dan masjid yang tan dengan desentralisasi di . Un- didirikan. Dengan berdirinya suatu dang – undang ini bertujuan untuk mem- padepokan mengindikasikan terciptanya beri kemungkinan dibentuknya daerah – suatu pusat keramaian dimana kawasan daerah yang memiliki pemerintahan tersebut berubah menjadi berbagai tempat sendiri, karena sistem sentralisasi yang aktifitas dengan dibangunnya alun – alun, sebelumnya dilaksanakan Pemerintah Ko- pasar dalam konsep Jawa dan berubah lonial Belanda sebelum dikeluarkannya menjadi pola pemukiman yakni “Daerah Desentralisatie Wet tidak lagi mampu Dalem” setelah kekuasaan dipegang oleh mengakomodasi pekerjaan yang bersifat Ki Pandan Aran II. (Karena disitu menjadi lokal, dengan begitu kemudian urusan – pusat pemerintahan yakni tempat tinggal urusan lokal menjadi tanggung jawab sang nata kabupaten dan tempat pem- Pemerintah Daerah. dengan pemberian

43 Perpindahan Ibukota Pemerintahan… - Nurudin Zanki otonomi daerah yang nyata, luas dan ber- Semarang sebagai ibukota Kabupaten sangatlah tanggungjawab kepada daerah. Desentrali- kurang menguntungkan, maka timbullah gaga- sasi Wet 1903 merupakan hasil san untuk memindahkan ibukota Kabupaten amandemen parsial dari RR 1854 dengan Semarang ke Kota Ungaran yang pada saat itu cara memberikan tambahan tiga pasal baru masih dalam status kawedanan.”. Berdasar- di antara pasal 68 dan Pasal 69 RR 1854. kan masalah – masalah diatas tersebut, Un- Pada dasarnya perundang-undangan dang – undang No 13/1950 menjadi dasar desentralisasi dimaksudkan untuk membu- ide tentang gagasan adanya pemindahan ka kemungkinan terwujudnya pemerinta- Ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Un- han lokal di daerah-daerah tertentu atau di garan (Dinas Pariwisata Kebudayaan Ka- bagian-bagian dari satuan-satuan daerah bupaten Semarang, Sejarah Kabupaten Se- tertentu, yang dapat melaksanakan urusan marang, 2007 : 128 - 129). pemerintahannya sendiri. (Rona Rosita. Tesis. 2009: 2-4) METODE PENELITIAN Berdasarkan Staadblad tahun 1906 S.O 120 terbentuklah sebuah gemeente dan Metode yang digunakan dalam dengan terbentuknya pemerintahan ge- penulisan skripsi ini adalah metode meente maka di Semarang diperintah oleh penelitian sejarah, karena penelitian ini dua penguasa, Walikota (burgenmester) dan berhubungan dengan kenyataan yang ter- Bupati. Pemerintah Kabupaten Semarang jadi pada masa lampau. Pengertian metode yang dipimpim oleh seorang Bupati dan sejarah disini adalah suatu proses sejarah Pemerintah Kotapraja untuk wilayah Se- mengacu dan menganalisa secara kritis marang yang dipimpin oleh seorang Bur- rekaman dan peninggalan masa lampau genmester. (Freek Colombijn, 2005:159) atau sumber sejarah (Gottschalk 1975:32). Dengan terbentuknya pemerinta- Langkah-langkah dalam metode sejarah ini han gemeente maka di Semarang diperintah sebagai berikut: oleh dua penguasa pemerintahan yakni Pengumpulan Data atau Heuristik, terdiri Walikota dan Bupati. Urusan-Urusan yang dari Sumber Primer dan Sumber Sekunder menyangkut kehidupan penduduk kota Teknik pengumpulan data: menjadi wilayah kerja Walikota. Adapun 1)Wawancara Bupati mengurusi masalah-masalah yang 2)Studi Dokumen berkaitan dengan kehidupan penduduk di 3)Studi Pustaka wilayah kabupaten dan dibantu oleh Kritik Sumber, terdiri dari Kritik Ekstern wedana , asisten wedana, dan lurah. Dan dan Kritik Intern semenjak itulah terjadi pemisahan antara Penafsiran Data atau Interpretasi Kabupaten Semarang dengan Kotapraja Penyajian Data atau Historiografi Semarang hingga saat ini. Keadaan ini me- nyebabkan adanya dua sistem pemerinta- KONDISI GEOGRAFIS KABUPATEN han yang terdapat dikota Semarang, SEMARANG dengan begitu setatus Semarang ditetapkan Kabupaten Semarang merupakan sebagai Kotapraja sekaligus Ibukota Kabu- salah satu Kabupaten dari 29 kabupaten paten tempat tinggal Walikota dan Bupati dan 6 kota yang ada di Provinsi Jawa Ten- (Dinas Pariwisata Kebudayaan Kabupaten gah.. Kabupaten Semarang terletak pada Semarang, Sejarah Kabupaten Semarang. posisi 1100 141 5411 sampai dengan 1100 391 2007 : 75). 311 Bujur Timur dan 70 31 5711 sampai Berdasarkan UU No 13/1950 ten- dengan 70 301 5411 Lintang Selatan. Luas tang Pembentukan Kabupaten-kabupaten keseluruhan wilayah Kabupaten Semarang dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah, adalah 95.020,674 Ha atau sekitar 2,92% “Kota Semarang ditetapkan sebagai ibukota dari luas Provinsi Jawa Tengah. Ibu kota Kabupaten Semarang. Namun Kota Semarang Kabupaten Semarang terletak di kota Un- adalah kotamadya yang memiliki pemerintahan garan. (Pemerintah Kabupaten Semarang. sendiri, ditinjau dari segi pemerintahan Kota Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat

44 Journal of Indonesian History, Vol. 3 (1) tahun 2014

II Semarang No.8 Tahun1989 Seri D. 1989 : Sedangkan menurut S. Pamudji 14) menyebutkan, bahwa yang dimaksud Secara administratif Kabupaten dengan Pemerintahan Daerah ada- Semarang tahun 2004 terbagi menjadi 17 lah: “Pemerintahan Daerah adalah daerah Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. otonom diselenggarakan secara bersama- Batas-batas Kabupaten Semarang adalah sama oleh seorang kepala wilayah yang sebelah utara berbatasan dengan Kota Se- sekaligus merupakan kepala daerah marang dan Kabupaten Demak. Sebelah otonom.” (Pamudji, 1985 : 15). timur berbatasan dengan Kabupaten Gro- Setelah Indonesia kemerdekaan bogan dan Kabupaten Boyolali. Sebelah Indonesia tata Pemerintahan Daerah Indo- selatan berbatasan dengan Kabupaten Bo- nesia diatur kembali sesuai dengan amanat yolali dan Kabupaten . Sebelah yang terkandung dalam Pasal 18 UUD barat berbatasan dengan Kabupaten Mage- 1945 yaitu perlunya mengatur Pemerinta- lang dan Kabupaten Kendal. (Dinas Pari- han Daerah. Daerah Indonesia kemudian wisata Kebudayaan Kabupaten Semarang, dibagi berdasarkan atas daerah besar Sejarah Kabupaten Semarang, 2007 : 9) (propinsi) dan daerah kecil (kabupaten/ Dari segi Fisiografis keadaan topo- kota dan desa). (Hanif Nurcholis, grafi kabupaten Semarang berupa daratan 2007:101) – daratan dan perbukitan yang landai hing- Berdasarkan Peraturan Pemerintah ga curam pada ketinggian rata – rata 381m Republik Indonesia Nomor 39 Pada tahun – 1450m diatas permukaan air laut serta 2001 pada bagian Penjelasan Umum men- sebuah danau atau rawa – rawa yang luas. jelaskan, Negara Republik Indonesia se- Dengan ketinggian terendah terletak di de- bagai Negara Kesatuan Dalam Penyeleng- sa Candirejo Kecamatan Pringapus dan garaan Pemerintahannya menganut asas tertinggi di desa Batur Kecamatan Geta- Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas san. Rata-rata curah hujan 1.979 mm Pembantuan. Sesuai dengan pidato dan dengan banyaknya hari hujan adalah 104. Seminar Pengarahan bapak Gubernur Tk I Kondisi yang demikian memungkinkan Jawa Tengah Pemerintah Kabupaten Dati untuk budidaya pertanian. Kurang lebih II Semarang Tanggal 20 Desember 1983 di 74,55% dari luas wilayah ini dipergunakan Ungaran, saat upacara peresmian Pemin- sebagai lahan pertanian antara lain berupa dahan Ibukota Kabupaten Semarang ber- sawah, tegalan, perkebunan, hutan, dan tempat di kantor Sekertariat Kabupaten kolam – kolam ikan. (Pemerintah Kabupaten Semarang. Bapak H. Ismail Gubernur Se- Semarang. Lembaran Daerah Kabupaten Dae- marang pada saat itu berpidato yang isinya rah Tingkat II Semarang No.8 Tahun1989 Seri menegaskan bahwa Proses Pemindahan D. 1989 : 14) Ibukota Kabupaten Semarang sesuai dengan asas hubungan restorasi yaitu LATAR BELAKANG PEMINDAHAN Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas IBUKOTA KABUPATEN SEMARANG Pembantuan antara pemerintah pusat dan Definisi Pemerintahan Daerah ber- daerah yang terangkum dalam Lembaran – dasarkan (UU No 32 Tahun 2004) tentang Lembaran Negara Republik Indonesia se- pemerintahan daerah pasal 1 ayat 2, adalah bagai berikut: sebagai berikut : Desentralisasi “Pemerintahan Daerah adalah penyeleng- Pemerintah daerah adalah penye- garaan urusan pemerintahan oleh lenggara pemerintahan daerah otonomi pemerintahan daerah dan DPRD menurut oleh pemerintah daerah dan Dewan Per- asas otonomi dan tugas pembantuan wakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut dengan prinsip otonomi yang seluas- asas desentralisasi. Desentralisasi dapat luasnya dalam sistem dan prinsip Negara diartikan sebagai setiap bentuk atau tinda- Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana kan pemencaran kekuasaan oleh pusat dimaksud dalam Undang-Undang Dasar kepada organ/pejabat di tingkat lokal. Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Desentralisasi hanya dapat dilakukan apa-

45 Perpindahan Ibukota Pemerintahan… - Nurudin Zanki bila adanya sebuah otonomi dan diberinya bangunan nasional. kewenangan untuk mengatur dan mengu- 4. Terpeliharanya keutuhan NKRI. rus pemerintahannya sendiri. (Departmen (Departmen Dalam Negeri Republik Indonesia Dalam Negeri Republik Indonesia Sekretariat Sekretariat Jendral. Buku Himpunan Peraturan Jendral. Buku Himpunan Peraturan Perundang Perundang –Undangan Bidang Otonomi Dae- –Undangan Bidang Otonomi Daerah. 2001: rah. 2001: 343 – 441) 343 – 443) Tugas Pembantuan (Madebewin) Dekonsentrasi Penyelenggaraan Tugas Pembantu- Bahwa penggunaan asas dekonsen- an (Madebewin) bahwa penggunaan asas trasi dalam penyelenggaraan sisitem Tugas Pembantuan sebagai salah satu cara pemerintahan NKRI dimaksudkan untuk dalam penyelenggaraan sisitem pemerinta- mendapatkan efesiensi dan efektivitas da- han Negara NKRI dimaksudkan untuk lam pengelolaan pemerintahan, pem- meningkatkan efesiensi dan efektivitas bangunan, dan pelayanan umum, serta un- penyelenggaraan pemerintahan, pengel- tuk menjamin hubungan yang serasi antara olaan pembangunan, dan pelayanan pemerintah dan daerah, serta antar daerah. umum. Tugas Pembantuan adalah penega- Dekonsentrasi adalah pelimpahan san dari pemerintah kepada daerah dan wewenang dan pemerintah kepada Gu- desa dan dari daerah ke desa untuk bernur sebagai Wakil Pemerintah dan atau melaksanakan tugas tertentu yang disertai Perengkat Pusat didaerah. Kewenangan pembiayaan, sarana dan prasarana serta yang dapat dilimpahkan oleh pemerintah SDM dengan kewajiban melaporkan kepada Gubernur dan atu Perangkat Pusat pelaksanaannya dan mempertanggungja- didaerah meliputi sebagian kewenangan di wabkannya kepada yang menugaskan. bidang politik luar negeri, fiscal dan sebagi- Biaya penyelenggaraan tugas pembantuan an kewenangan di bidang lain seperti pem- dari pemerintah kepada daerah dan desa, berian pertimbangan terhadap pemben- dibebankan kepada APBN, dan penyeleng- tukan pemekaran, penghapusandan peng- garaan dari provinsi dan kabupaten dibe- gabungan daerah. Dekonsentrasi harus bankan pada APBN provinsi dan Kabupat- mempunyai sifat dekat dengan masyarakat en. (Departmen Dalam Negeri Republik Indo- dan bermakna sebagai upaya mepertahan- nesia Sekretariat Jendral. Buku Himpunan Per- kan dan memperkuat persatuan dan aturan Perundang –Undangan Bidang Otono- kesatuan bangsa serta keutuhan wilayah mi Daerah. 2001:451 – 454) Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dijelaskan juga dalam Undang- meningkatkan pemberdayaan, menum- undang no 22 tahun 1999 tentang Pemerintah buhkan prakarsa, dan kretifitas masyara- Daerah bahwa kewenangan otonomi luas kat, serta kesadaran Nasional. Biaya adalah keleluasaan daerah untuk menye- penyelenggaraan kewenangan dibebankan lenggarakan pemerintahan yang mencakup pada APBN sesuai dengan saran kewenangan semua bidang pemerintahan, kewenangan dan beban tugas yang dilim- kecuali kewenangan dibidang politik luar pahkan. Pertanggungjawaban kewenangan negeri, pertahanan keamanan, peradilan, yang dilimpahkan, dilakukan oleh Gu- moneter dan fiscal, agama serta bernur dan atau perangkat pusat di daerah. kewenangan yang utuh dan bulat dalam Pertimbangan dan tujuan diselenggarakannya penyelenggarannya mulai dari asas Dekonsentrasi: perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, 1.Meningkatkan efesiensi dan efektifitas penye- pengendaliaan dan evaluasi, termasuk di lenggaraan pemerintahan, pengelolaan pem- wilayah Kabupaten Semarang. (Rona Rosi- bangunan dan pelayanan terhadap kepent- ta, Tesis. 2009: 4) ingan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi 2.Terpeliharanya komunikasi social kemasyara- pemindahan pusat pemerintahan Kabupat- katan dan social budaya dalam system ad- en Semarang dari Kota Semarang ke Un- ministrasi Negara. garan yaitu: (Dinas Pariwisata dan Ke- 3. Terpeliharanya keserasian pelaksanaan pem-

46 Journal of Indonesian History, Vol. 3 (1) tahun 2014 budayaan Kabupaten Semarang, Sejarah pat tinggal bupati berada di depannya. Kabupaten Semaran. 2007:142) (Dinas Pariwisata Kebudayaan Kabupaten Efisiensi kerja bagi aparat Semarang, Sejarah Kabupaten Semarang, pemerintahan kabupaten agar optimal, 2007: 142) seringnya rapat kerja di laksanakan di Pada sidang Pleno DPRD tanggal Semarang sehingga menimbulkan 30 Juli 1979, Bupati Iswarto menyam- pemborosan dana maupun waktu. paikan pidato yang isinya usulan tentang Sebagian besar pegawai pemerintahan perpindahan ibukota kabupaten dari Sema- daerah kabupaten bertempat tinggal di rang ke kota Ungaran. Disinilah terlihat Semarang, sehingga banyak yang tidak adanya komitmen antara Lembaga Legis- mengenal wilayah kabupaten itu sendiri. latif dengan Eksekutif Pemerintahan Agar para pegawai di Lingkungan mengenai pemindahan Ibukota Semarang Pemerintahan Daerah Kabupaten Tingkat ke Ungaran. Maka secara bertahap per- II Semarang mempunyai Orientasi Kepada kantoran pemerintah kabupaten pindah ke wilayah pembangunannya. Supaya Ungaran. Pemindahan kantor pusat mendekatkan rakyat pada pelayanan yang pemerintahan ini secara langsung me- diberikan oleh pemerintah. Memudahkan nyebabkan dirintisnya peletakan dasar – koordinasi dan rentang kendali antar dinas- dasar dan infrastruktur untuk pembentukan dinas pemerintah yang saat itu kantor- suatu ibukota kabupaten semarang dimana kantor pemerintahan tidak menyatu, yaitu orientasi pembangunan peletakan dasar di Semarang, Ungaran, ambahrawa dan pemerintahan pertama kali dilakukan di . bagian wilayah utara dekat perbatasan Un- garan dan Semarang. (Sejarah Kabupaten PROSES PEMINDAHAN IBUKOTA Semarang, Dinas Pariwisata Kebudayaan Ka- KABUPATEN SEMARANG TAHUN bupaten Semarang, 2007: 144) (Pidato 1971-1983 Kepala Daerah Dalam Sidang Pleno Proses Pemindahan Ibukota kabu- DPRD Kabupaten Dati II Semarang tang- paten Semarang secara garis besar terbagi gal 30 Juli 1979) atas empat tahapan proses yaitu; Proses Pemindahan Pusat Pemerintahan perpindahan secara de facto, Pidato Bupati ibukota semasa Bupati Drs. Iswarto ini ber- pada sidang Pleno DPRD, turunnya SK hasil, Selanjutnya dilanjutkan oleh upaya No.03/DPRD Kab.Smg/80, dan Bupati Ir. Soesmono Martosiswojo. Me- disahkanya perpindahan Ibukota melalui lalui DPRD dengan surat No.03/DPRD PP 29 1980, yang dalam pristiwa sebagai Kab.Smg/80, tanggal 26 April 1980 berikut. yang di tandatangani oleh ketuanya, Sip- Proses pemindahannya terjadi pada ar Hardjosoemarto, diajukan usulan per- tahun 1971 secara bertahap Pada masa Bu- pindahan ibukota dari Kota Semarang pati Drs. Iswarto secara de facto memin- ke Kota Ungaran ke Menteri Dalam dahkan kantornya. Perpindahan ditempat Negeri. Sejarah Kabupaten Semarang, Dinas yang baru (Ungaran) saat itu sifatnya se- Pariwisata Kebudayaan Kabupaten Semarang, mentara belum diresmikan sebagai ibukota 2007: 145) atau (SK No.03/DPRD kabupaten. Benda-benda kelengkapan ka- Kab.Smg/1980). Selanjutnya secara De bupaten juga telah secara bertahap di pin- Jure berdasaran Peraturan Pemerintah No- dahkan, termasuk pusaka kabupaten yaitu mor 29 tahun 1983 tanggal 2 September gamelan namun sampai sekarang tidak 1983 secara resmi Kabupaten Semarang diketahui keberadaannya. Adapun sebagai pindah ke Kota Ungaran. Setelah Surat kantor tempat kegiatan pemerintahan ka- Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat bupaten Semarang berada di Kanjengan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II dekat pasar Johar. Semula kegiatan kantor Semarang No.03/DPRD Kab.Smg/80, Kabupaten yang ada di Ungaran menem- tanggal 26 April 1980 mendapat per- pati sebuah gedung lama (bekas hatian serius dari Pemerintah Pusat dan kawedanan) di Alun-Alun sementara tem- disetujui oleh Presiden Republik Indone-

47 Perpindahan Ibukota Pemerintahan… - Nurudin Zanki sia Suharto dan Mentri/Sekertaris Nega- adanya keputusan yang diambil tidak ra Republik Indonesia Sudarmono akan mengecewakan sebagian masyara- (Sejarah Kabupaten Semarang, Dinas Pari- kat, sehingga pemerintah menjadi lebih wisata Kebudayaan Kabupaten Semarang, berwibawa. 2007: 145) atau (PP No.29 Tahun1983) Agar etika politik masyarakat meningkat, maka perlu adanya sosial- SIMPULAN isasi tentang cara-cara penyampaian aspirasi politik dan kesadaran akan pent- Sebagai penutup penulis mencoba ingnya musyawarah secara kekeluargaan. menarik beberapa kesimpulan yang Hal ini dapat dilakukan dengan cara sekiranya dapat memberikan gambaran mengadakan kerjasama dengan pihak – yang menyeluruh dari hasil penelitian pihak yang berkompeten dalam bi- yang di lakukan sehubungan dengan dangnya. misalnya pimpinan Daerah, judul skripsi ini yaitu perpindahan Legislatif, dan lain – lain untuk mem- pusat pemerintahan Kabupaten Sema- berikan sosialisasi tersebut. rang dari Kota Semarang ke Ungaran: Agar nilai sosial dapat berkem- Sebagaimana telah di ketahui bahwa tidak bang dengan baik faktor-faktor yang ada peristiwa terjadi dengan sendirinya mempengaruhi perubahan tersebut harus tanpa di dahului dengan adanya yang men- lebih ditingkatkan kejenjang yang lebih dahului dan melatarbelakangi, begitu pula baik sebagaimana yang diatur dalam pemindahan pusat pemerintahan Kabupat- Undang – Undang dan etika Pancasila. en Semarang. Berpindahnya suatu Pusat DAFTAR PUSTAKA Pemerintahan ke bagian atau daerah yang memang semestinya, amat sangat memu- Bagian Hukum Dan Setda Kabupaten Semarang. dahkan kedepannya, baik untuk pemerinta- 2009. Himpunan Lembaran Daerah Kabu- han itu sendiri ataupun untuk masyarakat paten Semarang Tahun 2008. pemerintahan tersebut. Colombijn, Freek, Dkk. 2005. Kota Lama Kota Ba- ru: Sejarah Kota-kota di Indonesia. Yogya- Namun tetap saja dari segi budaya, karta: Ombak. pemerintah sedikit merasa di rugikan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Se- Dengan hilangnya barang-barang yang ber- marang. 2007. Sejarah Kabupaten Sema- sejarah dengan seiringnya perpindahan ter- rang. sebut membuat generasi kini kehilangan Departmen Dalam Negeri Republik Indonesia tonggak kecil dari kebudayaan Kabupaten Sekretariat Jendral. 2001. Buku Himpunan Semarang. Peraturan Perundang –Undangan Bidang Otonomi Daerah. SARAN Nurcholis, Hanif. 2007. Teori dan Praktek: Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Jakar- ta: Grasindo Agar nilai sosial dapat berubah Kuntowijoyo, 1999. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogya- dengan baik dan sesuai dengan norma karta: Benteng yang ada maka pemerintahpun dalam Lembaran Negara RI No. 38, 1983 Peraturan mengambil kebijakan politik harus meli- Pemerintah RI No. 29, 1983 Tentang Pemin- batkan masyarakat secara keseluruhan dahan Ibukota Kab.Dati II Semarang Dari maupun secara perwakilan. Wilayah Kodya Dati II Semarang Ke Kota Agar tidak terjadi gejolak politik Ungaran Di Wilayah Kab.Dati II Semarang dalam pemerintahan Kabupaten Sema- Goutschalk, Louis, 1983. Mengerti Sejarah. Jakarta: rang, maka dalam mengambil kebijakan – Universitas Indonesia Pamudji, 1985: Kerja Sama Antar Daerah dalam kebijakan politik harus melibatkan Rangka Membina Wilayah : Jakarta masyarakat secara keseluruhan. Hal ini Pidato Kepala Daerah Dalam Sidang Pleno dapat ditempuh dengan cara mengajak DPRD Kabupaten Dati II Semarang seluruh masyarakat untuk memusya- tanggal 30 Juli 1979 warahkan secara mufakat setiap kali Pemerintah Kabupaten Semarang. 1989. Lembaran

48 Journal of Indonesian History, Vol. 3 (1) tahun 2014

Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sema- Surat Keputusan No.03/DPRD Kab.Smg/80 rang No.8 Tahun1989 Seri D. DPRD Kab.Dati II Semarang Tentang Usul- Tesis: Rosita,Rona Sistem Pemungutan Pajak an Pemindahan Ibukota 1980. Daerah Dalam Era Otonomi Daerah Wijanarka, 2007. Semarang Tempo Dulu: Te- (Studi Kasus di Kabupaten Bogor) UN- ory Desain Kawasan Bersejarah. Yogya- DIP:2009 karta: Ombak

49