Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 2, No. 4, April 2018, hlm. 1457-1463 http://j-ptiik.ub.ac.id

Perbandingan Performa Caching dan Varnish Pada Web Server Apache

Muhammad Luthfi1, Mahendra Data2, Widhi Yahya3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: [email protected], [email protected], [email protected]

Abstrak Web server sudah menjadi bagian yang penting bagi perusahaan, baik perusahaan yang sedang berkembang maupun yang baru memulai layanannya. Apache adalah aplikasi web server dengan penerimaan terbanyak di dunia. Akan tetapi Apache memiliki beberapa kekurangan salah satunya adalah Apache menjadi lamban pada saat permintaan yang masuk berjumlah besar. Salah satu cara untuk melakukan peningkatan performa web server Apache adalah dengan reverse proxy caching. Dari sekian banyak reverse proxy caching, Nginx dan Varnish memiliki reputasi tertinggi. Untuk mengetahui manajemen sumberdaya dan kualitas layanan revese proxy caching Nginx dan Varnish pada web server Apache akan diuji dengan mengirimkan sejumlah request ke web server. Hasilnya, kedua server dengan reverse proxy caching dapat mengungguli web server Apache tanpa reverse proxy caching pada penggunaan CPU dan latensi pada 3 pengujian pertama, sedangkan pada pengujian dengan beban berat server Apache tanpa reverse proxy caching memberikan latesi yang lebih kecil dibandingkan dengan server Apache tanpa revese proxy caching. Hasil perbandingkan antara reverse proxy caching Varnish dan Nginx yang dipasangkan pada web server Apache, memberikan hasil server Apache dengan reverse proxy caching Varnish memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan server Apache dengan reverse proxy caching Nginx. Kata kunci: web server, apache, nginx, varnish, reverse proxy caching

Abstract Web servers are now an essential part of both developing and newly started companies. Apache is the web application server with the most revenue in the world. Apache, however, has some drawbacks, one of which is that Apache is become slower when serving many requests continuously. One way to improve the performance of Apache web servers is by reverse proxy cahing. Of the many reverese proxy caching, Nginx and Varnish have the highest reputation. To find out the resource management and quality of service revese proxy caching Nginx and Varnish on the Apache web server will be tested by sending a number of requests to the web server. As a result, both servers with reverse proxy caching can outperform the Apache web server without reverse proxy caching on CPU usage and latency in the first 3 tests, whereas on Apache server load testing without reverse proxy caching it provides smaller latecy than Apache servers without revese Proxy cacahing. The comparison between Varnish reverse proxy caching and Nginx paired on the Apache web server, giving the Apache server results with reverse proxy caching Varnish performs better than the Apache server with Nginx reverse proxy caching. Keywords: web server, apache, nginx, varnish, reverse proxy caching

al., 1999), termasuk bagi perusahaan yang ingin 1. PENDAHULUAN memulai layanan mereka, atau biasa disebut Seiring dengan berkembangnya teknologi startup. Hal ini dikarenakan kinerja dari sebuah informasi, jumlah situs yang meyajikan layanan web server yang bagus sangat berpengaruh web bagi pengguna Internet juga semakin dalam kualitas layanan yang diberikan. Kualitas bertambah. Jumlah situs yang terus meningkat web server dapat dikatakan baik apabila mampu mengakibatkan semakin banyak perusahaan dan melayani setiap permintaan (request) dari organisasi yang bergantung pada kinerja web pengguna secara cepat dan kecil server untuk kesuksesan bisnis mereka (Hu, et kemungkinannya dalam melakukan kesalahan

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 1457 Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1458

(Kurniawan & Widiyanto, 2016). terhadap web server dari sisi client. Sedangkan, Saat ini, sudah banyak perusahaan yang penggunaan memori dan CPU merupakan faktor menyediakan layanan web server. Dari sekian penting dalam menentukan dampaknya pada banyaknya penyedia layanan web server, sumberdaya server antar aplikasi berdasarkan survei yang diadakan oleh Netcraft Berdasarkan banyak pertimbangan yang pada Desember 2016, diketahui bahwa Apache telah dijelaskan, maka peneliti mengusung merupakan web server yang paling banyak sebuah penelitian yang berjudul “Perbandingan digunakan (Netcraft, 2017). Apache juga Performa Reverse Proxy Caching Nginx Dan merupakan web server yang memiliki performa Varnish Pada Web Server Apache”. Penelitian yang tinggi dan lebih unggul dibandingkan ini diharapkan dapat mengetahui perbandingan dengan berbagai web server berbasis kinerja dari penggunaan reverse proxy caching lainnya baik dari segi fungsionalitas, efisiensi, Nginx dan Varnish pada web server Apache. dan kecepatan (Hu, et al., 1999). Salah satu cara dalam meningkatkan 2. LANDASAN TEORI performa web server adalah dengan reverse proxy caching. Reverse proxy caching bertindak 2.1. Apache Web Server sebagai perantara antara aplikasi web dan client Web server merupakan entitas atau (Dély, 2014). Cara kerjanya adalah dengan perangkat lunak pada suatu jaringan yang menyimpan konten dari aplikasi dan meneruskan berfungsi untuk menyediakan objek dari suatu aplikasi tersebut ke pengguna. Apabila website kepada client. Secara ringkas, fungsi pengguna membutuhnya kembali maka konten utama dari web server ialah sebagai tempat yang disimpan pada server caching tidak akan aplikasi web dan sebagai penerima request dari diminta kembali ke web server. Hal ini untuk client (Warman & Zahni, 2013). menghindari web server harus memproduksi Apache merupakan sebuah web server konten baru terus-menerus pada setiap berbasis UNIX yang dapat digunakan secara permintaan (Dély, 2014). bebas. Apache mendukung berbagai macam fitur Dalam menjalankan fungsinya, terdapat dan banyak diimplementasikan sebagai modul beberapa reverse proxy caching seperti Nginx, yang dapat diintegrasikan dengan aplikasi aiCatch, Lighttpd, Varnish, , dan lainnya untuk meningkatkan fungsionalitas inti sebagainya. Di antara banyaknya reverse proxy aplikasi tersebut (Dedoimedo, 2011). caching yang tersedia, penggunaan Varnish dan Nginx masih menjadi yang paling banyak 2.2. Reverse Proxy Caching digunakan. Hal ini terbukti dengan digunakannya Varnish di beberapa situs terkenal Reverse proxy caching merupakan suatu di dunia seperti Facebook, Wikia dan Slashdot ( perantara antara aplikasi web dengan client Poul & Kamp, 2010). Varnish sendiri (Dély, 2014). Reverse proxy caching seringkali mengalahkan performa dari Squid pada disebut juga dengan web server acceleration. perusahaan koran Norwegia yang akhirnya Hal ini dikarenakan tujuan dari penggunaan mengganti 12 mesin yang menjalankan Squid reverse proxy caching adalah untuk mengurangi dengan hanya 3 mesin yang dijalankan dengan beban pada web server, baik yang menyediakan Varnish. Sedangkan, performa dari Nginx pernah konten statis maupun dinamis (Visolve Squid di teliti oleh (Chi, dkk., 2012) dimana hasil Team, 2006). pengujiannya menunjukan hasil yang baik dan Reverse proxy caching diletakkan lebih efektif untuk penggunaan web server yang dekat kepada web server daripada client (Nanda, tinggi. 2015). Cara utama yang digunakan untuk meringankan beban web server yaitu dengan Penelitian ini bertujuan untuk memberikan menggunakan cache antara server dan internet dasar yang kuat dalam pemilihan reverse proxy (Visolve Squid Team, 2006). caching dengan membandingkan kinerja dari reverse proxy caching Nginx dan Varnish. 2.3. Nginx Performa dari keduanya akan dievaluasi dengan waktu respon yang diperlukan dalam memproses Nginx merupakan sebuah perangkat lunak permintaan. Penggunaan CPU dan memori juga open source yang berfungsi sebagai web server akan diperhatikan dalam melakukan evaluasi. (Aivaliotis, 2013). Nginx menggunakan Waktu respon diuji untuk melakukan evaluasi arsitektur asinkron yang berbasis event-driven

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1459 dalam menangani permintaan (request) (NGINX Software, 2017). Selain untuk web server, Nginx Studi Literatur juga dapat digunakan untuk reverse proxy caching, load balancing, media streaming, dan lain sebagainya. Nginx terkenal dapat Analisis Kebutuhan menangani koneksi yang bervolume tinggi. Karenanya, Nginx umumnya digunakan sebagai reverse proxy caching (NGINX Software, 2017). Perancangan Lingkungan Pengujian Pada saat client melakukan request, Nginx akan menerima request tersebut dan membuat sebuah kunci hash untuk kemudian disimpan ke Implementasi Lingkungan Pengujian dalam memori. Kemudian, Nginx akan mengecek apakah kunci hash yang dihasilkan terdapat dalam memori. Apabila tersedia, Nginx Pengujian dan Analisis akan melayani request dengan mengambil file cache dari file sistem dan akan langsung diberikan kepada client tanpa perlu melibatkan Kesimpulan web server. Jika kunci hash tidak tersedia dalam memori, reqeust akan diteruskan ke web server. Gambar 1 Alur Metodologi Penelitian Web server akan menanggapi request tersebut Proxy memerlukan web server untuk bertindak dan akan disimpan dalam file sistem untuk sebagai back-end dimana konten asli berasal dan kemudian diteruskan ke client (Czeraszkiewicz, menimum satu client untuk mengirimkan 2015). sejumlah permintaan. Desain sistem secara keseluruhan terdiri dari client, server, reverse 2.4. Varnish proxy cache server, dan database seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2. Varnish merupakan sebuah reverse proxy

HTTP yang juga biasa disebut sebagai akselerator HTTP atau akselerator web. Jika sebuah permintaan datang kepada Varnish, maka server akan mencoba melayani permintaan tersebut dengan memberikan sumberdaya yang dibutuhkan langsung dari cache. Jika cache tidak memiliki sumberdaya tersebut, maka Varnish server akan merespon permintaan cache. Jika Varnish tidak dapat memberikan jawaban atas permintaan oleh cache, maka permintaan akan diteruskan kepada backend. Kemudian setelah Gambar 2 Desain Sistem dari backend, Varnish mengambil jawaban atas 4. HASIL DAN PEMBAHASAN permintaan tersebut yang kemudian akan diberikan kepada cache. Oleh cache, permintaan Hasil perbandingan performa web server tersebut dikirimkan kepada client sesuai dengan Apache dengan reverse proxy caching Nginx yang diminta (Varnish, 2014). dan Varnish diperoleh dari pengujian yang dilakukan. Pengujian dalam penelitian ini 3. METODOLOGI dilakukan dalam 2 skenario pengujian, yaitu pengujian manajemen sumberdaya kemudian Tahapan yang dilakukan dalam penelitian dilanjutkan dengan pengujian kualitas layanan ini yaitu studi literatur, analisis kebutuhan, atau Quality of Services (QoS) dari penggunaan perancangan lingkungan pengujian, Nginx dan Varnish pada web server Apache. implementasi, pengujian dan analisis, serta Pada kedua pengujian, beban yang pengambilan kesimpulan. Alur metodologi diberikan kepada setiap server dibagi ke dalam 3 penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. kategori beban, yaitu full traffic, half traffic, dan Pengujian dalam penelitian ini memerlukan quarter traffic. Banyaknya permintaan untuk lingkungan yang terisolasi untuk mengumpulkan maisng-masing kategori beban secara berurutan data dan melakukan perbandingan serta analisis. ialah sebanyak 2500, 1250, dan 625 permintaan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1460 setiap menitnya. Request dilakukan hanya pada web server Apache dengan reverse proxy terhadap satu halaman web sehingga server akan caching selalu bernilai lebih rendah dan lebih mengulang halaman web yang diminta. unggul pada semua kategori pengujian Dalam pengujian tersebut juga dilakukan dibandingkan dengan web server Apache tanpa pengujian dengan konten berukuran besar. Cara reverse proxy caching. Hal ini dikarenakan yang dilakukan yaitu dengan mengirimkan penggunaan reversse proxy caching sehingga request sebanyak 250 requests per menit yang Apache tidak perlu menyusun request pada tiap dilakukan oleh 100 pengguna. Konten yang permintaan yang datang secara berulang. diakses adalah sebuah file gambar dengan Namun, Apache hanya perlu mengumpulkan file ukuran 15.2Mb dinamis yang tidak disimpan oleh reverse proxy caching server. Grafik juga menunjukkan bahwa 4.1. Pengujian Manajemen Sumberdaya web server dengan reverse proxy caching Pengujian pertama yang dilakukan yaitu Varnish lebih unggul dibandingkan dengan pengujian manajemen sumberdaya. Pengujian Nginx dalam penggunaan CPU. Ketertinggalan ini dilakukan dengan cara melakukan monitoring Nginx disebabkan karena algoritma pada sumberdaya (resources) dari web server. caching Nginx tidak memperbolehkan konten Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai yang disimpan berada pada memori RAM. RAM serta CPU yang digunakan dalam Akibatnya, Nginx harus melakukan system call memproses permintaan. Hasil rata-rata secara terus menerus untuk mendapatkan konten penggunaan sumberdaya CPU dari ketiga web yang sebelumnya tersimpan. Sedangkan, server ditunjukkan dalam bentuk grafik pada algoritma Varnish memperbolehkan konten Gambar 3. yang telah di-cache berada pada penyimpanan memori RAM.

Gambar 3 Grafik Rata-Rata Penggunaan CPU Gambar 5 Grafik Rata-Rata CPU dan Memori untuk Hasil rata-rata penggunaan memori dari Konten Berukuran Besar ketiga web server ditunjukkan dalam bentuk Kemudian, Gambar 4 menunjukkan bahwa grafik pada Gambar 4. Kemudian, hasil memori yang digunakan oleh web server pengujian sumberdaya untuk konten berukuran Apache tanpa reverse proxy caching justru bear ditunjukkan pada Gambar 5. menunjukkan hasil yang lebih kecil dibandingkan dengan web server Apache dengan reverse proxy caching menggunakan reverse proxy caching. Hal ini dikarenakan web server Apache yang menggunakan reverse proxy caching perlu menggunakan memori untuk menjalankan aplikasi tambahan, yaitu Varnish dan Nginx. Selain itu, penyebab utama kedua server yang di uji memiliki load memori yang lebih besar adalah pada setiap mesin harus menjalankan dua server sekaligus yang menyebabkan pembengkakan pada sisi memori. Gambar 4 Grafik Rata-Rata Penggunaan Memori Kedua web server Apache dengan reverse proxy caching Nginx dan Varnish pun memiliki load Berdasarkan grafik pada Gambar 3, memori yang tidak jauh berbeda. Hal ini diketahui bahwa penggunaan sumberdaya CPU

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1461 dikarenakan konten yang simpan pada tiap dengan reverse proxy caching. Hal yang server tidak berubah sama sekali. Perubahan mempengaruhi nilai latensi tersebut adalah load memori pada Nginx dan Varnish tidak pembuatan worker pada server. Pada saat terlalu signifikan karena cara kerja keduanya web server melayani sebuah permintaan, worker adalah dengan menyimpan beberapa konten atau akan dibuat. Pembuatan worker tentunya kunci hash pada memori. Dalam pengujian ini, membutuhkan waktu untuk pemrosesan. Dengan konten yang digunakan untuk pengujian tidak begitu, web server Apache tanpa reverse proxy terlalu banyak sehingga tidak terjadi perubahan caching akan lebih baik pada pengujian dengan yang signifikan pada memori load. request pada halaman yang berbeda-beda dan Selanjutnya adalah pengujian dengan konten yang banyak. Hal ini dikarenakan web melakukan request pada konten yang besar. server Apache dengan reverse proxy caching Hasilnya, nilai persentase CPU dari web server akan meneruskan request ke web server Apache. Apache memiliki rata-rata yang lebih tinggi dari Akhirnya, proses yang dibutuhkan oleh web kedua web server dengan reverese Apache dengan reverse proxy caching caching. Hal ini berbanding terbalik dengan akan memakan waktu yang lebih lama. persentase memori web server Apache yang Pada Gambar 6 juga terlihat bahwa Nginx memiliki nilai yang cukup rendah dan baik. membutuhkan waktu yang lama dalam Persentase memori web server Apache yang memroses request dibandingkan Varnish. Hal ini menggunakan reverse proxy caching cukup dikarenakan algortima dari Nginx yang tinggi. Hal ini disebabkan karena Apache tidak mengaruskan pembuatan hash dari tiap konten harus memanggil database MySQL yang yang akan disimpan dalam cache. Hasil dari nilai merupakan penggunaan memori terbesar pada hash tersebut selanjutnya akan di simpan kasus sebelumnya. kedalam memori sementara kontennya akan disimpan ke disk. Sedangkan, Varnish 4.2. Pengujian Kualitas Layanan menggunakan algoritma LRU yang Pengujian selanjutnya yaitu pengujian memungkinkan proses penyimpanan konten ke kualitas layanan atau Quality of Services (QoS) dalam memori secara langsung. Hasilnya, latensi dari penggunaan Nginx dan Varnish untuk pada web server Apache dengan reverse proxy peningkatan performa web server Apache. Pada caching Varnish akan lebih rendah dibandingkan pengujian ini, sejumlah request yang terbagi ke dengan web server Apache dengan reverse proxy dalam 3 kategori beban akan dikirimkan. Waktu caching Nginx. Hal ini tentunya dikarenakan respon yang didapat oleh client saat melakukan kecepatan membaca memori lebih cepat dari request sebuah halaman ke web server Apache pada kecepatan membaca pada disk. Algortima kemudian akan dibandingkan baik dengan yang diterapkan pada Nginx juga akan reverse proxy caching Nginx maupun Varnish. membebani kinerja CPU dikarenakan Nginx Hasil pengujian QoS untuk kategori full traffic tetap melakukan system call ke penyimpanan ditunjukkan pada Gambar 6. Hasil pengujian disk. QoS untuk kategori half traffic ditunjukkan pada Gambar 7. Hasil pengujian QoS untuk kategori quarter traffic ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 7 Grafik Latensi untuk Half Traffic Pada pengujian dengan kategori half traffic, Gambar 6 Grafik Latensi untuk Full Traffic seperti pada grafik pada Gambar 7, nilai latensi mengalami penurunan pada detik ke 18-23 dan Pada pengujian dengan kategori full traffic, naik kembali pada dua interval waktu web server Apache tanpa reverse proxy caching berikutnya. Hal ini disebabkan oleh recycle agaknya lebih baik daripada web server Apache

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1462 workers pada web server Apache yang dilakukan karena request pada detik tersebut tidak terlalu banyak. Sedangkan, pada interval waktu selanjutnya, request yang di terima oleh web server Apache kembali tinggi. Untuk membuat workers kembali, tentu membutuhkan sejumlah waktu yang mengakibatkan latensi naik kembali pada detik ke 23-33.

Gambar 9 Grafik Pengujian QoS untuk Konten Berukuran Besar Pada Gambar 9 terlihat bahwa saat interval awal pengujian ketiga web server tidak memiliki nilai latensi yang tinggi dan bertolak belakang dengan pengujian sebelumnya. Hal ini disebabkan karena workers yang dibuat oleh web server tidak terlalu banyak mengingat nilai

request yang tidak terlalu tinggi. Pelonjakan Gambar 8 Grafik Latensi untuk Quarter Traffic nilai latensi rata-rata terjadi pada interval akhir Pada pengujian di kategori quarter traffic, saja. Tentunya ini dikarenakan aplikasi penguji web server Apache tetap memberikan akan melakukan request lebih banyak pada akhir konsistensi dalam hal latensi. Sedangkan, web periode. Pada Gambar 9 juga terlihat nilai latensi server Apache dengan reverse proxy caching web server Apache tanpa reverse proxy caching Varnish tetap stabil dengan nilai latensi paling memiliki rata-rata latensi yang lebih rendah rendah. Hal ini dikarenakan pada request per dibandingkan dengan web server Apache detik yang lebih kecil, workers yang dibuat oleh menggunakan reverse proxy caching. Hal ini web server Apache lebih sederhana disebabkan karena banyaknya request yang dibandingkan dengan web server Apache yang masuk akan di teruskan ke server backend dan menggunakan Nginx. Pada reverse proxy server reverse proxy caching tidak akan caching Nginx, konten statis akan ditangani oleh melakukan cache dikarenakan ukuran konten workers, sedangkan konten dinamis akan yang terlalu besar. Hasilnya reverse proxy ditangani langsung oleh workers web server caching hanya akan memberatkan server Apache. Hal ini membuat request yang sedikit backend dikarenakan fungsi reverse proxy diproses secara terlalu panjang. Sedangkan pada caching yang tidak terpakai pada tiap request reverse proxy caching Varnish, semua konten yang dilakukan. yang dibutuhkan pada satu halaman terdapat pada penyimpanan volatile yang tentunya proses 5. KESIMPULAN akan dilakukan lebih cepat. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis Pada pengujian dengan kategori beban half hasil penelitian terhadap perbandingan performa traffic dan quarter traffic juga terlihat bahwa web server Apache dengan reverse proxy latensi pada web server Apache dengan reverse caching Nginx dan Varnish, maka dapat diambil proxy caching Varnish cenderung lebih stabil beberapa kesimpulan, yaitu : dibandingkan dengan Nginx. Tingkat latensi 1. Dapat di simpulkan Kedua reverse proxy tertinggi web server Apache dengan reverse caching yang di uji terbukti memiliki proxy caching Varnish berada pada interval awal manajemen sumberdaya perangkat keras yang disebabkan pembuatan worker dari CPU yang lebih baik daripa web server Apache. Nilai latensi yang dihasilkan oleh web Apache tanpa reverse proxy caching. Tetapi server Apache dengan reverse proxy caching pada penggunaan memory server Apache Varnish pun selalu lebih rendah dibandingkan tanpa reverse proxy caching memiliki dengan web server Apache dengan reverse proxy tingkat penggunaan memory yang lebih caching Nginx. Hal ini membuktikan bahwa rendah daripada server Apache dengan algortima caching yang diterapkan oleh Varnish reverse proxy cacahing. Daripada itu, dari lebih efektif daripada Nginx. semua pengujian yang di lakukan Varnish Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1463

memiliki manajemen sumberdaya yang Caching Techniques and Caching lebih baik daripada Nginx pada sisi Algorithms for Effective and Improved penggunaan CPU dan bebeda sangat tipis Caching. International Journal of pada penggunaan memory. Computer Applications , 128(10), pp. 2. Reverse proxy caching Varnish 41-45. memberikan performa yang yang lebih baik Netcraft, 2017. December 2016 Web Server daripada reverse proxy caching Nginx di Survey. [Online] setiap tahap pengujian. Sedangkan web Available at: server dengan reverse proxy cahing Nginx https://news.netcraft.com/archives/2016 masih dapat menggunguli performa web /12/21/december-2016-web-server- server Apache tanpa reverse proxy caching survey.html pada beban 2500 request per menit dan NGINX Software, 2017. What is NGINX. 1250 request per menit. [Online] Available at: https://www.nginx.com/ 6. DAFTAR PUSTAKA Poul & Kamp, H., 2010. You're Doing It Wrong. Aivaliotis, D., 2013. Mastering NGINX. ACM Queue, 8(6), pp. 1-8. Birmingham: Packt Publishing. Varnish, S., 2014. www.varnish-cache.org. Bakhtiyari, S., 2012. Performance Evaluation of [Online] the Apache Traffic Server and Varnish Available at: https://varnish- Reverse Proxies. Norway: University of cache.org/docs/4.0/tutorial/introduction. OSLO. html Czeraszkiewicz, M., 2015. Nginx Caching [Accessed 12 July 2017]. Tutorial - You Can Run Faster. [Online] Visolve Squid Team, 2006. Implementing Available at: Reverse Proxy Using Squid. s.l.:Visolve http://czerasz.com/2015/03/30/nginx- Open Source Solutions. caching-tutorial/#home Warman, I. & Zahni, A., 2013. Rekayasa Web [Accessed 21 Juli 2017]. Untuk Pemesanan Handphone Berbasis Dedoimedo, 2011. Apache Web Server - Jquery Pada Permata Cell. Jurnal Complete Guide. [Online] Momentum, Volume 15, pp. 30-38. Available at: www. dedoimedo.com [Accessed 21 Juli 2017]. Dély, T. L., 2014. Caching HTTP : A comparative study of caching reverse proxies Varnish and Nginx (Student Paper). Högskolan i Skövde: University of Skovde. Hu, Y., Nanda, A. & Yang, Q., 1999. Measurement, Analysis and Performance Improvement of the Apache Web Server. IEEE International Performance, Computing and Communications Conference, pp. 261- 267. Iyengar , A. & Challenger, J., 1997. Improving Web Server Performance by Caching Dynamic Data. Proceedings of the USENIX Symposium on Internet Technologies and Systems. Kurniawan, H. & Widiyanto, E. P., 2016. Analisis Peningkatan Performa Akses Website dengan Web Server Stress Tool. Jatisi, 2(2), pp. 108-119. Nanda, P. S. S. &. S. G., 2015. A Review of Web

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya