Alumni Gemilang untuk Maju

100 Alumni iii Inspiratif Unnes Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju 100 Alumni Inspiratif UNNES

Editor Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum. Dhoni Zustiyantoro, S.Pd., M.Hum. Surahmat, S.Pd., M.Hum. Muhammad Khoirul Humam

Koordinator Fakultas Dr. Sungkowo Edy Mulyono, S.Pd., M.Si. (FIP) Drs. Eko Raharjo, M.Hum. (FBS) Prof. Dr. Eva Banowati, M.Si. (FIS) Dr. Parmin, M.Pd. (FMIPA) Dr. Wirawan Sumbodo, M.T. (FT) Andry Akhiruyanto, S.Pd., M.Pd. (FIK) Dr. Kusmuriyanto, M.Si. (FE) Tri Sulistiyono, S.H., M.H. (FH) Prof. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. (Pascasarjana)

Penata letak dan Desain kover Moch Buhono HR

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperban- yak sebagian atau keseluruhan isi buku tanpa persetujuan dari penerbit.

ISBN: 978-623-6967-56-0

Penerbit Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Universitas Negeri Semarang Gedung Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Telp: (024) 8508089; Fax: (024)8508089 Web: lppm.unnes.ac.id; email: [email protected]

iv Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pengantar Rektor

Kegemilangan Alumni, Puncak Gegemilangan Perguruan Tinggi

ebagai dosen dan rektor saya selalu merasakan kebahagiaan luar biasa setiap kali mendengar kabar Sapalagi bertemu alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES), baik dalam pertemuan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kebahagiaan itu muncul karena saya mempersepsi pada diri alumni itulah nilai-nilai perguruan tinggi tersemai. Dengan demikian, alumni adalah wajah perguruan tinggi yang sebenarnya. Pemahaman itulah yang membuat UNNES selalu berupaya mendidik mahasiswa dengan sebaik mungkin menjadi pribadi berkarakter mulia dan berprestasi unggul. Karakter yang dibentuk pada masa mahasiswa akan dibawa ketika mereka lulus. Tradisi berprestasi yang dihabituasi di kampus juga akan tergambar ketika mereka mengabdi di berbagai bidang. Kebahagiaan juga saya rasakan mendengar kabar alumni yang gemilang di berbagai bidang. Bahkan kegemilangan alumni merupakan puncak kegemilangan sebuah perguruan tinggi. Pada dies natalie ke-56, UNNES mengangkat tema “Gemilang untuk Indonesia Maju”. Tema ini dipilih dari kesadaran eksistensial bahwa Universitas Negeri Semarang

100 Alumni v Inspiratif Unnes adalah bagian integral dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Oleh karena itu, orientasi tri dharma perguruan tinggi UNNES selalu diarahkan untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara yang kita cintai ini. Di sisi lain, UNNES menyadari bahwa kontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara hanya mungkin ditunaikan jika kita memiliki kapasitas, keunggulan, dan prestasi gemilang. Karena itulah, kegemilangan menjadi prasyarat jika kita ingin memberi kontribusi kepada bangsa dan negara secara paripurna. Kegemilangan adalah kondisi ketika kita tidak hanya baik dan unggul, tetapi bercahaya terang oleh prestasi dan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Kegemilangan adalah kondisi ketika prestasi menjadi nafas kita sehari-hari. Kegemilangan adalah kondisi ketika kita semua berlomba- lomba memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara. gemilang harus direalisasikan dalam enam bentuk yaitu: (1)Dalam gemilang konteks dalam spesifikkepakaran UNNES dosen; hari(2) Gemilang ini, komitmen dalam memberikan pelayanan prima; (3) 3) Gemilang atmosfer akademiknya; (4) Gemilang prestasi mahasiswa dan alumninya; (5) Gemilang hasil penelitian dan inovasinya; (6) Gemilang standar akademiknya; serta (7) Serta gemilang dalam akselerasi capaian UNNES sebagai PTNBH. Di antara tujuh kegemilangan itu, kegemilangan prestasi mahasiswa dan alumni merupakan puncak kegemilangan UNNES. Prestasi mahasiswa dan alumni laksana mahkota yang bagi UNNES sangat berharga sehingga harus diupayakan dengan kerja keras dan kerja cerdas yang terus- menerus. Kegemilangan ini mahasiswa dan alumni dapat merepresentasikan kegemilangan dalam bidang lain. Karena itulah, kehadiran buku 100 Alumni Inspiratif ini sangat tepat sebagai upaya memotret kegemilangan para

vi Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju alumni di berbagai bidang. Pilihan angka 100 tentu saja bisa sebagai peringkat. Pilihan terhadap 100 sosok ini merupakan itikadsangat untuk fleksibel memotret maknanya. keragaman Dan tentu kiprah saja tidak alumni dimaksudkan UNNES di berbagai bidang. Kegemilangan yang terpotret dalam 100 tokoh yang disajikan dalam buku ini sangat beragam dari sisi bidang profesi, jenis kelamin, bahkan usia dan angkatan. Hal ini dimungkinkan karena kegemilangan sendiri merupakan konsep yang dapat ditafsir dengan berbagai kemungkinan. Beberapa orang gemilang dalam karier, beberapa lainnya dalam kegigihan, dan lainnya mungkin dalam ketulusan, konsistensi terhadap nilai-nilai, juga ketangguhan meng­ hadapi tantangan. Selain sebagai inspirasi bagi pembaca, buku ini juga merupakan sarana silaturahmi yang efektif. Alumni UNNES hendaknya terus menjaga tautan dengan sesame alumni sebagaimana juga menjaga ikatan dengan almamter tercinta. Akhirnya, saya mengapresiasi dan menyampaikan selamat atas terbitnya buku ini. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua. Selamat membaca.

Semarang, 20 Maret 2021

Rektor Universitas Negeri Semarang Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. NIP 196612101991031003

100 Alumni vii Inspiratif Unnes viii Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pengantar Editor

Langkah Kaki yang Tak Ingin Berhenti

gurat perjuangan hidup, mendengar derap kaki yang Mtersandung,embaca artikel juga biografi keringat berarti yang tak membaca habis diseka. gurat- Pada beberapa bagian, kita akan disuguhi kemawasdirian: apa yang telah dicapai pada titik ini belumlah seberapa. Kaki masih harus melangkah, hidup harus terus berjalan. Bagi alumni IKIP Semarang/Universitas Negeri Semarang, langkah itu dilandasi dengan semangat untuk terus memberikan kontribusi bagi sesama. Setidak-tidaknya, ini menjadi gambaran betapa semangat untuk berkontribusi itusebanyak demikian 100 alumninyata. yangAda profilnyakesamaan dapat pola dibaca yang dalam dilakukan buku oleh mereka yang kini sampai pada posisi tertentu dalam hidupnya, bahkan mungkin tak mereka duga sebelumnya. Dulu, sejak pertama kali menginjakkan kaki di kampus, mereka bukanlah mahasiswa yang gemar berpangku tangan dan berada pada zona nyaman dengan sekadar melakoni hidup sebagai mahasiswa yang kuliah dan mengerjakan tugas. Ya, hampir seluruhnya merupakan aktivis di lembaga kemahasiswaan atau aktif di komunitas baik di dalam maupun luar kampus. Rekam jejak dan ukiran prestasi telah mulai ditorehkan sejak menapakkan kaki di kampus yang beridi sejak 1965 ini. Hal itu dibarengi dengan kemauan untuk terus belajar dan berbenah.

100 Alumni ix Inspiratif Unnes Setelah lulus, pun tak ada kebingungan mengarahkan mesti ke mana lagi kaki mesti melangkah. Segera saja para alumni ini memilih: meneruskan studi, bekerja pada instansi tertentu, bahkan membuka usaha dan mampu merekrut tenaga kerja. Beberapa di antaranya bahkan sudah mulai merintis karier sebagai berwirausaha sejak masih duduk di bangku kuliah. Untuk penyusunan buku, tim editor mulai mengkoordinasikan naskah dengan pihak fakultas pada minggu terakhir Januari 2021. Dalam waktu yang sangat rapat, tim mesti memastikan artikel dapat terkumpul sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan untuk disunting dan diwujudkan menjadi buku. Persoalan teknis kepenulisan pun diatasi oleh tim yang terus melakukan koordinasi dalam pertemuan secara luring atau daring. Apa kriteria seorang alumni bisa disebut “inspiratif”? Secara prinsip kami memberikan kewenangan pemilihan kelayakan alumni kepada pihak fakultas karena pejabat dan pengelola di sanalah yang paling mengetahui bagaimana kiprah dan rekam jejak alumninya. Namun, secara prinsip keinspiratifan seorang alumni bisa berpijak pada peran dan kontribusinya terhadap masyarakat sekitar, seraya terus mengibarkan kebanggan terhadap almamaternya. Ya, secara strategis, alumni adalah corong yang mempromosikan lembaga tempat ia pernah menimba ilmu. “Mikul dhuwur mendhem jero”, begitu ungkapan Jawa berujar.

Tujuan Substansial Buku Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju: 100 Alumni Inspiratif UNNES ini disusun untuk memeriahkan Dies Natalis ke-56 UNNES. Tapi jauh lebih dari itu, buku ini juga disusun untuk tujuan lain yang lebih substantial. Selain mendokumentasikan kiprah alumni di berbagai bidang, buku ini bisa menjadi sarana saling memotivasi dan menginspirasi

x Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju bagi mahasiswa dan alumni-alumni lain. Dengan terbatasnya waktu yang dimiliki, tantangan pertama yang dihadapi tim penyusun dan editor adalah memilih 100 tokoh alumni dari ratusan ribu alumni yang ada. Tantangan kedua, tim penyusun dan editor juga harus segera memperoleh data untuk diparafrasekan menjadi tulisan yang layak baca. Tantangan pertama kami siasati dengan menggerakkan jaringan alumni atas koordinasi Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan di masing-masing fakultas. Tim juga menyusuri aneka arsip yang memungkinkan nama- nama alumni bisa dijaring kemudian tersaring. Dalam proses itu banyak nama yang masuk dan keluar daftar. Pertimbangan kami memasukkan satu nama dan mengeluarkan nama lain tim ingin nama-nama tersebut mewakili alumni dari berbagai angkatandari daftar sekaligus sangat fleksibel. berkarya Tapi di berbagai salah satu bidang. pertimbangannya, Masuk dan keluarnya nama dari daftar ini juga kami pertimbangkan berdasarkan kategori inspiratifnya. Tim merancang agar kategori inspiratif pada alumni tersebut juga relatif bervariasi. Oleh karena itu, tidak ada patokan tunggal dalam menetapkan kategori tersebut. Ada tokoh yang inspiratif karena gemilang pencapaian kariernya, ada yang inspiratif karena inovasi dan pemikirannya, karena ketulusannya mengabdi kepada sesama, keteguhannya menghadapi aneka tantangan, juga kategori lain. Dalam ukuran umum, beberapa capaian alumni pada buku ini mungkin tampak kecil dan sederhana. Namun kesederhanaan itu bermakna karena didorong oleh nilai-nilai luhur masyarakat, agama, dan bangsa. Salah satu kebijakan yang dipilih dalam proses penyaringan adalah dengan mengeluarkan tokoh-tokoh yang bekerja di UNNES. Meski para alumni yang berkarya di almamater adalah pribadi- pribadi hebat, kami sepakat tidak memasukkan nama-nama tersebut.

100 Alumni xi Inspiratif Unnes Daftar 100 alumni inspiratif dalam buku ini tidak dimaksudkan sebagai potret puncak pencapaian, apalagi dimaksudkan sebagai peringkat. Sama sekali tidak. Kami percaya bahwa ada ratusan ribu alumni yang berkarya dan menginspirasi masyarakat. Namun karena keterbatasan jangkauan, ruang, dan waktu yang dimiliki tim, pilihan angka 100 itu harus diambil. Dengan berbagai keterbatasan yang ada, kehadiran buku 100 Alumni Inspiratif ini bermakna sangat besar bagi keluarga besar UNNES. Buku ini menandai betapa rekatnya hubungan para alumni dengan almamater. Seperti ibu kandung, almamater senantiasa teringat oleh anak-anak betapa pun jauh mereka berkelana, seberapa pun jauh kaki mereka melangkah. Kami berharap buku ini memberi manfaat bagi kita semua. UNNES Gemilang untuk Indonesia Maju.

Semarang, 23 Maret 2021

Ketua Tim Editor Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum.

xii Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Daftar isi

Pengantar Rektor...... v Pengantar Editor...... ix Fakultas Ilmu Pendidikan ...... 1 Fakultas Bahasa dan Seni ...... 49 Fakultas Ilmu Sosial...... 105 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam...... 155 Fakultas Teknik...... 215 Fakultas Ilmu Keolahragaan ...... 235 Fakultas Ekonomi ...... 275 Fakultas Hukum ...... 317 Pascasarjana...... 343 Honoris Causa ...... 367

100 Alumni xiii Inspiratif Unnes xiv Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FIP

Fakultas ilmu Pendidikan

100 Alumni 1 Inspiratif Unnes 2 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Abu Khaer

Bertamu hingga Menerima Tamu

bu Khaer, sejak akhir 2018 hingga saat ini diamanahi sebagai Kepala Pusat Pengembangan dan APemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB), UPT Kemendikbud yang dimandati melatih guru TK dan SLB. Alumnus Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Program Studi Pengembangan Kurikulum IKIP Semarang (sekarang UNNES) tahun 1989 dilahirkan di Desa Ngaliyan, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah dari pasangan Bapak Suwardi Ciptowaluyo (alm) seorang guru Sekolah Dasar dan Ibu Ninghayah seorang ibu rumah tangga. Semasa kecil hingga tamat SMP, Abu Khaer hidup bersama kedua orang tua di lingkungan masyarakat desa yang berjarak 4 Km dari Ibu Kota Kecamatan. Setelah lulus dari SMP, ia kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN Laboratorium IKIP Semarang (1981-1984). Dibalik kesuksesan Abu (panggilan sehari-hari), ada orang tua yang selalu mendorongnya untuk maju. Kedua orang tua Abu bersepakat untuk tidak menghadirkan pesawat televisi di tengah keluarga hingga ia berangkat kuliah di IKIP

100 Alumni 3 Inspiratif Unnes Semarang. Pesawat TV pertama yang masuk ke rumah orang tuanya adalah TV inventaris desa yang dipasang di rumah saat almarhum Ayahnya terpilih sebagai Kepala Desa. Kemudian, TV kedua adalah hadiah dari teman-teman Ayahnya saat purna sebagai Kepala Desa. Ketika dewasa, Abu menyadari alasan orang tuanya tidak menghadirkan TV di rumah. “Dalam pikiran saya ketika termenung, barangkali supaya saya dan ketiga adik saya tidak terganggu belajarnya oleh hadirnya TV di rumah. Sebuah fenomena yang menggelitik, selesai menyelesaikan jenjang Sarjana di IKIP Semarang saya melamar pekerjaan di Kemendikbud (Depdikbud) tahun 1991 diterima bekerja di Balai Produksi Media Televisi, UPT Pustekkom Dikbud di Surabaya.” Karir PNS di Balai Produksi Media Televisi dimulai sebagai penulis naskah program Televisi Pendidikan, sebuah pekerjaan yang pernah dibekalkan ketika kuliah di Jurusan Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Keahliannya dalam bidang produksi membuatnya lekas diangkat sebagai Kepala Seksi Produksi. Tidak lama menjabat eselon 4, ada tawaran beasiswa untuk studi di Program Pascasarjana IKIP Malang pada tahun 1996. Dilepaslah

Pendidikan di Program Studi Teknologi Pembelajaran. Selesai menamatkanjabatan struktural studi tersebut,(tugas belajar) demi di meningkatkan IKIP Malang kualifikasi(sekarang Universitas Negeri Malang), pada tahun 2004, ia kembali diamanahi sebagai Kepala Balai yang nomenklaturnya berubah menjadi Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan Kebudayaan sampai dengan akhir tahun 2018. Syukurlah banyak khazanah media pertelevisian untuk pembelajaran dan jejaring kerja dengan para mitra diperoleh di lembaga tersebut. Salah satu produk yang fenomenal adalah Video Tutorial untuk Anak Berkebutuhan Khusus

4 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dan Peningkatan Kompetensi untuk Guru PAUD. Takdir perjalanan hidup Abu Khaer membawa kedua produk video tersebut menjadi “jalan” meneruskan pengabdian melalui lelang jabatan Kepala PPPPTK TK dan PLB di Bandung pada tahun 2018 setelah kurang lebih satu tahun dipindahtugaskan sebagai Kepala Balai Pengembangan Multimedia di Gunungpati, Semarang. Pada tahun 2016, Abu pernah berkunjung ke PPPPTK TK dan PLB untuk mensosialisasikan Video Tutorial untuk ABK dan Guru PAUD (termasuk TK), waktu itu datang sebagai tamu. Sekarang, kantor tersebut menjadi tempat di mana sehari-hari ia menerima tamu. Ia sangat bersyukur diberikan berkesempatan “belajar kesabaran” dengan guru-guru TK dan SLB yang sangat penyabar dalam mendidik para peserta didik dengan segala kekhasannya. Baginya, bekal khazanah Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan dari Almamater IKIP Semarang dan pengalaman kerja di dua Balai Pengembangan Media (Televisi dan Multimedia), menguatkannya menjadi inspirasi dalam mengemban amanah menyiapkan diklat-diklat dan layanan lain kepada guru-guru TK dan SLB di tanah air dengan sentuhan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terlebih pada masa pandemi sekarang ini.

100 Alumni 5 Inspiratif Unnes Wisudawan Terbaik Pengawal Konseling

6 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Adi Atmoko

Wisudawan Terbaik Pengawal Konseling

di Atmoko, pria kelahiran Magelang tahun 1965 ini adalah salah satu alumni jurusan Psikologi Pendidikan Adan Bimbingan (Bimbingan dan Konseling) dengan penghargaan wisudawan terbaik dari rektor UNNES (dahulu IKIP Semarang) pada tahun 1989. Semasa mahasiswa ia pernah menjadi anggota senat mahasiswa sie penalaran. Ia juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kegiatan penalaran maupun non akademik lainnya. Ia sempat menjadi relawan dalam Sahabat Remaja (SAHAJA) suatu organisasi swadaya masyarakat yang melayani untuk optimalisasi perkembangan para remaja. Sekarang Atmoko berkarier sebagai dosen di Universitas Negeri Malang (dulu IKIP Malang) sejak tahun 1990 sampai sekarang. Gelar doctor bidang Psikologi Pendidikan diperolehnya tahun 2008 dari Universitas Negeri Malang (UM) sedangkan gelar Magister Sain Psikologi diperoleh dari Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD) tahun 2000. Pria beristri Musni Yuliastuti ini dikaruniai dua putra. Sekarang ia diberi amanah sebagai Wakil Dekan I FIP UM periode 2019-2022. Sebelumnya, pada tahun 2015-2018 ia menjabat sebagai Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

100 Alumni 7 Inspiratif Unnes FIP UM dan tahun 2011-2014 menjabat sebagai Ketua Prodi BK Pascasarjana UM. Tahun 2014-2018 Atmoko diberi amanah sebagai ketua III Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN), dan masuk dalam kepengurusan periode 2019-2022 menjadi Sekretaris Dewan Pembina ABKIN. Sejak tahun 2016 sampai sekarang ia juga diberi amanah sebagai Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) bidang Bimbingan dan Konseling, Bimbingan dan Konseling Islam, dan Psikologi. Atmoko juga aktif diberbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat banyak dilakukan terkait tema pembelajaran, asesmen, kondisi psikologis siswa/mahasiswa, bimbingan dan konseling. Ia banyak terlibat dalam perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) prodi Sarjana, Magister, dan Doktor Bimbingan dan Konseling padat ahun 2016 – 2020 dalam forum Prodi BK se-Indonesia Bersama dengan ABKIN. Atmoko masuk menjadi tim pengembang kurikulum berbasis KKNI yang kemudian disempurnakan menjadi kurikulum berbasis kehidupan dan diperbaharui lagi menjadi kurikulum merdeka belajar kampus merdeka (MKBM) prodi Bimbingan dan Konseling (S1, S2 dan S3) di Universitas Negeri Malang sejak tahun 2016, 2018 dan 2020. Ia juga sering menjadi narasumber di berbagai seminar dan workshop terkait tema-tema kurikulum, asesemen, bimbingan dan konseling indigenous dan konseling religious.

8 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Agnestasia Ramadhani P

Kunci Agnes Meraih Sukses

gnestasia Ramadhani P ialah seorang Dosen Muda di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar A(PGSD) UPI Kampus Tasikmalaya. Agnes lulus dari Program Sarjana PGSD Unnes pada tahun 2014, kemudian menempuh pendidikan program pascasarjana di UNY dan menerima gelar Magister Pendidikan Dasar pada tahun 2019. Karir Akademisi Agnes berawal dari rekrutmen terbuka Dosen Tetap yang diselenggarakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) yang sebelumnya merupakan Institut Kependidikan dan Ilmu Keguruan pertama di Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Bagi Agnes, menjadi seorang akademisi adalah mimpi masa kecil yang menjadi nyata. Ia termasuk beruntung karena bertemu ‘guru-guru’ yang hebat sepanjang menempuh pendidikan di program sarjana dan pascasarjana, yang memberinya dasar keilmuan di bidang pendidikan dasar sampai akhirnya menjalani karir sesuai dengan bidangnya. Bagi Agnes dunia pendidikan dasar sangatlah menarik untuk dikaji dan dikembangkan. Ada banyak kajian di bidang pendidikan dasar yang masih bisa dieksplorasi, seperti transformasi kurikulum dan komunikasi di pendidikan

100 Alumni 9 Inspiratif Unnes dasar. Hal inilah yang kemudian mendorongnya untuk menekuni bidang yang berkaitan dengan hal tersebut. Semenjak menempuh pendidikan di program sarjana, Agnes telah mengkaji efektivitas media dalam pembelajaran dan berlanjut pada bidang yang beririsan di program pascasarjana. Sejumlah publikasi dan pemerolehan hak cipta telah ia lakukan termasuk menjadi pemakalah di beberapa konferensi seperti Children and Book Conference yang diadakan di Zadar University, Croatia dan Ocean Literacy Summit. Semua itu Agnes lakukan sebagai bentuk dedikasinya di bidang pendidikan dasar dan sebagai bentuk pencariannya dalam menemukan bidang keilmuan yang akan menjadi kepakarannya. Putri dari Agus Sukirno, S.Pd. dan Sri Suryanti, S.Pd., ini dibesarkan dari pasangan guru sekolah dasar. Nilai keguruan telah melekat dalam dirinya berkat didikan kedua orangtua. Agnes sudah menunjukkan ketertarikannya di bidang penelitian dan pengajaran sejak SMA, saat itu ia menghadiahkan dua piala penghargaan di bidang karya tulis ilmiah untuk sekolah kebanggannnya, SMAN 1 Slawi. Perjalanannya menemukan jati diri tidak berhenti sampai di sini, semasa kuliah Agnes aktif dalam komunitas mengajar dan sempat membawa pulang penghargaan Pemprov Jateng di bidang yang sama bersama tim penelitiannya. Sulung dari empat bersaudara ini menyadari, bahwa apa yang telah dicapainya saat ini bukanlah sesuatu yang ia dapatkan atas usaha mandiri. Ada circle positif yang membuatnya terus terpacu untuk produktif dan berkarya yang ia temukan di kampus PGSD UPP Tegal. Deadline tugas, tagihan untuk menguasai banyak kompetensi, dan kesulitan lainnya yang seiring dengan keilmuan dosen yang memadai dan atmosfer kampus yang hangat, membuat ia terpacu menjadi individu yang tangguh dan belajar memahami dunia pekerjaan yang dinamis. Baginya, value yang selalu diajarkan

10 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju oleh dosen-dosen di program sarjana, sangatlah membekas. Set goal and clever in work adalah dua value yang ia dapatkan dari almamater pertamanya itu dan ia terapkan hingga sekarang di dunia pekerjaan.

100 Alumni 11 Inspiratif Unnes 12 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ardina Safitri

Jalan Mendaki Milik Ibu Juara

barat kata perangko, hubungan Ardina Safitri dengan ayahnya; Kolonel Purn R. Sabroto, Alm - lengket tak Iterpisahkan. Lewat didikan sang ayah, Dina – nama familier membuat kepribadiannya berkilau. Baik dalam hal berpikir, Ardina Safitri, berkesempatan meraih masa emas, kelak membangun sudut pandang yang benar dan cara bersikap menjalin kekerabatan dengan orang lain. Dengan pendekatan sederhana sang ayah membiarkan putrinya mengelaborasi kegiatan olahraga, kepanduan, kesenian, mengembangkan kemampuan fisik, kognitif dan afeksinya lewat serangkaian sastra tulisan dan suara yang memungkinkan buah hatinya membuka relasi seluas mungkin dengan dunia di luar dirinya, belajar disiplin, konsisten, sederhana, ikhlas dan sabar menjalani hidup. Sedang dari ibunya; Hj.Sulastri Alm, mengalir deras semangat mengabdi, berbakti, berkehendak serta berdedikasi atas pilihan yang diambil. Ayah dan sang ibu, telah berpulang dalam pelukan Allah Maha Suci. Meninggalkan warisan tak ternilai. Mental Dina sekuat

100 Alumni 13 Inspiratif Unnes baja, setidaknya memantik dirinya dengan sabar dan ikhlas menjelajahi pasang surutnya kehidupan bersama suaminya; Komjen Pol. Drs. Firli Bahuri, M.Si. Sebagai istri Komjen Pol. Drs. Firli Bahuri, M.Si., Ketua KPK RI - Dina, dituntut berperilaku baik berkadar tinggi mengingat segala keputusan suaminya terhubung dengan dinamika politik nasional dan masa depan bangsa. Inilah kesejatian wanita seorang Dina. Ia adalah wanita terpuji karena teruji proses kehidupan tak mudah. Hidup adalah serangkaian proses untuk dijalani, bukan untuk dipersoalkan, apalagi bukan tujuan akhir hidupnya, melainkan susunan proses didiskusikan. Begitu filosofinya. Baginya kesempurnaan demi proses yang mengandung benih keajaiban pada setiap tahapannya. Semua proses diikuti secara presisi menggunakan diksi keseharian wanita di sudut dunia manapun. Itu sesungguhnya yang membuat hidupnya bertaji. Memilir elok merajut kekuatan akal budi yang terasah baik selama 9 tahun belajar di lingkungan sekolah Katolik sejak di SD/SMP Yuwati Bhakti Sukabumi hingga SMP PL Domenico Savio Semarang sebelum akhirnya melanjutkan studi di SMAN 3 Semarang. Mahasiswa Program S1 Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Semarang 1985. Aktif sebagai Ketua Senat FIP IKIP Semarang 1988. Tahun 1990-2000 menjadi Guru BK di SMA Kemala Bhayangkari 1 Selatan sebelum akhirnya mengelana ke berbagai pelosok negeri mendampingi suami bertugas di antaranya ke Timor Timur. Disusul berturut-turut menjabat Ketua Bhayangkari dan Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Cabang Kebumen (2007), Brebes (2008). Konsultan ahli Majalah Psikologi Plus (2012). Wakil Ketua Bhayangkari dan Wakil Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari Daerah Jateng (2016), Ketua Bhayangkari dan Ketua Yayasan Kemala Bhayangkari

14 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju sekaligus ibu asuh Polwan Daerah NTB (2017) dan Sumsel (2019). Tahun 2018 mewakili Bhayangkari Indonesia pada sidang Commission on the Status of Woman (CSW) ke 62 di New York, Amerika Serikat. Tahun 2019 mengusung misi kebudayaan Sumsel di Rumania mewakili Bhayangkari Indonesia. Dalam hal berolah seni,tidak usah ditanya. Dinalah, orangnya. Menulis lirik lagu sisi lain keunggulan bakatnya. Dina menciptakan sekaligus mengisi video klip lagu Juara, dibawakan Band Rock legendaris Rolland Band, tayang di kanal youTube, Juli 2018. Tahun berikutnya dua lagu sekaligus tercipta. Indonesia Rumah Kita, dinyanyikan Petrus Rolland. Satunya lagi karyanya dibawakan sendiri berjudul Sahabat. Keduanya tayang di youTube, awal Januari 2020. Hati Dina sungguh bergetar tatkala karyanya; Indonesia Rumah Kita diaransemen ulang Dwiki Dharmawan, ia nyanyikan secara langsung di depan suaminya dan tamu undangan memperingati HUT RI ke 75 di RRI Pusat Jakarta, 16 Agustus 2020. Hasratnya memenuhi ruang dan waktu, daya dorong dirinya terus bergerak maju. Kendati sibuk mengurus organisasi beranggotakan istri-istri polisi, tidak membuat Dina minim kreasi. Ia pantang bertopang dagu. Mengibarkan bendera CV Riez Dhira Mandiri, Dina berbisnis di bidang jasa

OmahKoe Guest House, di Madiun mempekerjakan 40 refleksi tak jauh dari kediamannya di Bekasi serta merintis karyawan dari kalangan kurang mampu. Bersama 10 anggota Bhayangkari Polda NTB Dina membukukan catatan indah yang akan dikenang sepanjang sejarah pendakian gunung purba Rinjani setelah sukses menaklukkan puncaknya di ketinggian 3726 mdpl, Oktober 2017 silam. Ya, Dina mencetak rekor pertama dalam sejarah

100 Alumni 15 Inspiratif Unnes Ketua Bhayangkari Daerah sekaligus ibu rumah tangga minim pengalaman mendaki, berhasil meraih puncak gunung teraktif kedua di Indonesia setelah Gunung Merapi. Alamnya indah, puncaknya menantang dengan pemandangan aduhai. Disana terdapat Danau Segara Anak. Bentuknya bagai bulan sabit, sedaplah dipandang. Mentalnya sekokoh karang, memahkotai perjuangannya menyisiri karang terjal kehidupan, menjalani hal-hal biasa secara apa adanya walau sejujurnya berdimensi luar biasa dengan demikian mustahil dilakukan sebagian besar kaum ibu. Ibarat kisah drama, Dina adalah pemain utama. Perempuan terhebat. Ia merawat pikiran, prasangka dan kehendak baik.dan dengan kebahagiaan penuh menjalani takdir kehidupan sepenuh hasrat. Kesehariannya sederhana. Alur kehidupan dituruti tanpa perlu membantah menghela hari-hari istimewa penuh keajaiban. Keriangan Dina dan semua ibu seperti dirinya, menyuarakan sukacita sekaligus menyoroti rahasia kecil yang membuat hidupnya kaya warna. Kisahnya membuat hati bungah, juga meniupkan secercah harapan meraih mimpi-mimpi. Aksi konkrit menyemai kehidupan dengan sekian banyak mukjizat. Bahwa apa yang dilakukannya seperti melukis angkasa menggunakan daya sihirnya. Sebagaimana pendakian menuju puncak Rinjani, Dina menuruti takdir kehidupan dengan hati gembira. Dengan prasangka baik, disusuli kehendak dan tindakan baik. Menjalaninya bukan dengan target waktu tertentu. Semua tahapan tuntas tanpa beban, minim tekanan tak ubahnya jalan-jalan biasa, bukan hiking dalam artian sesungguhnya. Dia menikmati indahnya alam, mengagumi karya Tuhan Maha Agung, memuliakanNya sekaligus meresapi betapa indahnya saling berbagi, saling mendukung. Sepanjang pendakian

16 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju penuh canda sembari menyelesaikan masa-masa sulit dengan kepala tegak, terus menantangnya dan mengunggulinya Serupa mantra, pencapaian prosesnya menggetarkan sanubari. Mengaksentuasikan keadaan hatinya yang lembut serta menghayati perannya mengaktualisasikan keberadaan dirinya sebagai anak tunggal seraya mendampingi suaminya sebagai putra bungsu bekerja demi kemanfaatan negara dan kesejahteraan rakyat bukan untuk kepentingan politik, apalagi memuaskan kelompok politik. Persilangan hubungan yang aneh namun menghadirkan hakekat kemanusiaan yang bening dan tentu mensyaratkan kesabaran serta kebesaran jiwa. Kelembutan hati dan kelenturan jiwa Dina memilin sempurna dengan keindahan tutur katanya yang terjaga. Dari sanalah keberadaan Dina menyublim menjadi kekuatan raksasa, menyertai suaminya: Firli Bahuri mengulurkan terang merintis cetak biru masa depan bangsa benderang tanpa korupsi. Pedang keadilan yang terhunus di tangan suaminya memberi keyakinan seluruh anak bangsa menyongsong asa Indonesia digdaya, bermartabat dan berkeadilan. Kapasitasnya yang besar sebagai Ketua KPK RI mendasari niatnya menempatkan korupsi sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan, lebih untuk melindungi Hak Asasi Manusia, memakmurkan negara tanpa memarjinalkan satupun elemen bangsa. Dengan demikian memulihkan kesadaran menjaga kemurnian berbangsa diatas kemampuan kaki sendiri. Hidup sewajarnya seraya meneguhkan solidaritas kolektif sesama anak bangsa merangkum Indonesia makmur sentosa dan layak ditinggali.

100 Alumni 17 Inspiratif Unnes 18 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Falidan Ahmad

Sosok Guru yang Selalu Belajar

alidan Ahmad Anak pertama dari pasangan (Alm) H. Sunardi dan Ibu Hj. Sutirah ini lahir pada tanggal 6 FFebruari 1985 di Desa Bawang Kecamatan Bawang Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Ia adalah seorang widyaiswara di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PKn & IPS). Salah satu UPT di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berlokasi di Kota Batu Jawa Timur. Kariernya sebagai widyaiswara dimulai pada 1 Juni 2017. Pendidikan Sekolah Dasar ditempuh di SDN Bawang 01 (lulus 1997) dan MTs Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal (lulus 2000) sementara pendidikan menengah di SMUN 1 Bawang Kecamatan Bawang Kabupaten Batang (lulus 2003). Kemudian melanjutkan pendidikan D2 PGSD Universitas Negeri Semarang (UNNES) lulus 2006. Tahun 2011 memperoleh gelar sarjana/ S1 PGSD di UNNES dan menyelesaikan pendidikan pascasarjana pada konsentrasi Pendidikan Dasar PGSD di universitas yang sama (UNNES) pada tahun 2014. Sebelum menjadi widyaiswara, ia pernah menjadi guru wiyata bhakti di SDN Bawang 01 (2005-2009). Diangkat CPNS di SDN Jlamprang Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

100 Alumni 19 Inspiratif Unnes pada tahun 2009 dan bertugas di sana sampai tahun 2017. Selama menjadi guru, ia aktif mengikuti berbagai macam lomba seperti: Lomba Karya Ilmiah PGSD se-Jawa (2011), Lomba Penulisan Artikel Ilmiah Populer Pendidikan (2013), Lomba Penulisan Artikel Hasil PTK tingkat nasional (2015), Lomba Inovasi Pembelajaran SD (2013) Lomba Kreativitas Guru tingkat nasional (2015), dan Lomba Penulisan Karya Ilmiah Inovasi Pembelajaran jenjang SD tingkat Jawa Tengah (2016). Kepeduliannya terhadap dunia pendidikan, khususnya jenjang Sekolah Dasar menggugahnya untuk mendirikan lembaga pendidikan Mahran Education Center di Kabupaten Batang yang bergerak di bidang pendidikan dasar dan konsultasi penelitian Sekolah Dasar (2013). Selama menjadi widyaiswara, ia terlibat menjadi Tim Pengembangan Program Multi Subject Teaching/ MST jenjang SD (2018), Narasumber Nasional Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah (2018), Narasumber Nasional Pendidikan dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pengawas Sekolah (2018), Tim Pengembangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan/ PKB bagi Guru SD (2018), Tim Pengembangan Bimtek Muatan Kemaritiman Terintegrasi Kurikulum 2013 jenjang SD (2019), Tim Pengembang Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) berorientasi HOTS (2019), Narasumber Nasional Bimtek Pendidikan Pancasila yang Menyenangkan (2019), Penyusun soal seleksi CPNS guru SD (2019), Pengembang Pembelajaran STEAMS di SD (2019), Pengajar Diklat Calon Kepala Sekolah (2020), dan Petugas supervisi bimbingan teknis penguatan kepala sekolah (2020). Prestasi membanggakan lainnya, ia tercatat sebagai fasilitator termuda Program Pendidikan Guru Penggerak di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020-sekarang). Selain sebagai tim pengembang, narasumber nasional, instruktur, dan fasilitator di Kemdikbud, ia juga aktif mengisi berbagai seminar pendidikan di Universitas, forum ilmiah guru, KKG/MGMP/MKKS, dan sekolah negeri maupun swasta. Karya tulis dan buku yang telah ditulisnya antara

20 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju lain: Paradigma Pembelajaran di SD (2011), Sekolah Sebagai Rumah Konservasi (2012) Inovasi Media pembelajaran Matematika KAPUK PALU BESI (2015), Modul MST jenjang SD (2018), Modul PKB Mapel IPS SD Kelas Awal (2018), Modul Kemaritiman jenjang SD (2018), Modul Peningkatan Kompetensi/ Peningkom bagi Guru SD (2018), Modul Peningkatan Kompetensi bagi Guru SD di Abad 21 (2019), Modul Unit Pembelajaran PKP Berorientasi HOTS SD (2019), Buku Pendidikan Karakter Berbasis Permainan Tradisional di SD (2020), dan Buku Siswa Tematik Kelas III SD (2020). Alumnus asli UNNES dari D2 hingga S2 yang memiliki moto hidup “pantang menyerah sebelum mencoba” ini selalu terbuka untuk belajar, berdiskusi, dan berbagi melalui nomor HP/WA 085642690490 atau di alamat email: [email protected], FB: Falidan Ahmad, IG: falidan_ ahmad, twitter: falidan ahmad. Ia sangat bangga dengan almamater tercinta dan berharap bisa terus berkontribusi untuk kampus konservasi.

100 Alumni 21 Inspiratif Unnes 22 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Galih Suci Pratama

Belajar Gigih pada Galih

alih Suci Pratama adalah salah satu penggagas kanal pembelajaran daring melalui Youtube. Hal ini Gmerupakan program baru yang disebut Pengembang Konten Youtube (PKY) dari Rumah Pembelajaran Daring (RPD). Program ini adalah solusi inovatif bagi dunia pendidikan era pandemi COVID-19 agar pembelajaran bisa

Di era pandemi ini, dunia pendidikan mengalami masalahterlaksana serius. secara efektifPembelajaran dan efisien. Jarak Jauh (PJJ) telah membuktikan bahwa guru maupun murid kegagapan dalam melaksanakannya. Selain masalah klasik yang kerap terjadi, sekarang masalah itu pun bertambah dan lebih menghambat proses pendidikan. Memanfaatkan momentum itu, pada 13 Juli 2020 Galih bersama rekan-rekan guru Kota Semarang melahirkan kanal Youtube yang bernama Pembelajaran SD Kota Semarang. Dengan lahirnya kanal pembelajaran daring tersebut, Rumah Pembelajaran Daring (RPD) pun resmi memiliki sayap baru bernama Pengembang Konten Youtube (PKY). Tak lama, Galih bersama timnya langsung menggagas pelatihan untuk melatih para guru di seantero Kota Semarang dalam

100 Alumni 23 Inspiratif Unnes menggunakan platform baru ini. Tema pelatihan itu meliputi: a) komponen pembuatan storyline yang memuat materi bahan ajar, b) alat-alat sederhana pembuatan video, hingga c) editing video. Setelah pelatihan, para guru dituntut mempraktikkan secara langsung dengan menggunakan standar nilai etik yang sudah ditentukan PKY. Prinsipnya, belajar bersama, berkarya bersama dan sukses bersama, sesuai tagline kanal tersebut. Kini guru yang bergabung dalam tim PKY di Kota Semarang sudah mencapai 500-an orang dari 16 Kecamatan dan telah memproduksi kurang lebih 950 video. Konten materi ajarnya juga sangat komplit mulai dari kelas 1 hingga kelas 6. Bahkan mata pelajaran yang tak masuk tematik pun, seperti Bahasa Jawa dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK), Matematika kelas tinggi dan Pendidikan Agama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha), terdapat videonya. Terhitung pada tanggal artikel ini dibuat (30 Desember pukul 22:30), kanal Pembelajaran SD Kota Semarang sudah meraih 39,7 ribu pelanggan (subscriber) dan 3.808.672 pemirsa (viewers). Di tengah dominasi konten horor, prank, dan pamer kekayaan para artis yang menghiasi hutan belantara Youtube Indonesia, capaian yang diraih tim PKY ini cukup mencengangkan. Beberapa manfaat inilah yang mendorong beberapa guru di Sekolah Indonesia Kinabalu (Malaysia) dan Davao (Filipina) menjadikan konten video Pembelajaran SD Kota Semarang besutan PKY sebagai referensi pengajaran mereka selama pandemi.

Menjulang ke Langit Menapak di Bumi Sebenarnya jauh sebelum lahirnya RPD maupun PKY, Galih sudah berkali-kali membuat terobosan pembelajaran di almamater tempatnya mengajar, SDN Sekaran 02 Kota Semarang. Misal terobosan Kelas Inspirasi dan pembuatan buku/komik sebagai alat bantu pembelajaran. Kelas Inspirasi

24 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju pada intinya adalah mengajak siswa meneladani kisah dan semangat orang-orang yang sudah menggapai cita dan asa. Tak tanggung-tanggung, Galih kerap mendatangkan para pesohor demi menyuntikkan virus semangat dan optimisme pada siswa didik. Ini digagas berangkat dari kesadaran bahwa siapapun orangnya, apapun latar belakangnya, berhak untuk sukses dan berhasil seperti mereka. Karena keberhasilan hanya akan memeluk siapapun yang gigih mewujudkan mimpi-mimpinya. Galih menyadari bahwa murid membutuhkan pembelajaran yang dialogis. Makanya di samping membuat terobosan model-model pembelajaran, ia juga membuat perangkat bantu pembelajaran berupa komik. Komik itu berjudul Ayo Berbuat Baik! (2019). Percayalah siswa didik akan jauh lebih tersentuh sisi kognitifnya melalui komik ketimbang buku ajar yang sifatnya didaktik. Selain komik, Galih juga melahirkan buku Guruku (Bukan) Gurauan (2017), Kuliner Nusantara untuk Pembelajaran Karakter Bangsa (2018), Teks Pelajaran Kelas II Masa Depan Puskurbuk Kemdikbud RI (2018), dan Buku Pedoman Guru Menulis Deskriptif Menggunakan Pendekatan SAVI (2019). Berkat kreativitas yang dinamis, maka tak heran jika sejak dulu Galih kerap menerima apresiasi dan penghargaan. Baik lingkup lokal maupun nasional. Seperti predikat Mahasiswa Berprestasi II PGSD se-Jawa (2012), Mahasiswa Berprestasi Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES (2012), Juara III Lomba Penelitian Tindakan Kelas Kota Semarang (2016), Penghargaan Mendikbud RI dalam Apresiasi Pendidikan Keluarga kategori Jurnalistik (2017), Juara II Nasional Lomba Artikel Sekolah Dasar kategori Feature (2017), Penghargaan Insan Berprestasi Walikota Semarang (2017), Juara 1 Lomba Olimpiade Guru Nasional tingkat Kota Semarang (2018), Penghargaan Jurnalistik Apresiasi Pendidikan Keluarga Kemdikbud RI (2018), dan tentu saja yang paling membekas

100 Alumni 25 Inspiratif Unnes di sanubarinya adalah Penghargaan SATU Indonesia Awards (SIA) 2020 dari Astra Internasional. Khusus yang terakhir, Galih mengaku tak menyangka akan mendapat penghargaan se-prestisius tersebut. Galih dan Dian Sastro Menjadi Narasumber Press Conference SATU Indonesia Awards 2020 yang Dihadiri Rekan-Rekan Media (Dok. IG SATU Indonesia) Demikianlah. Setiap manusia adalah anak dari jerih payahnya. Semakin keras berusaha, semakin pantas ia jaya. Kendati sudah memuncaki langit penghargaan, Galih tetap bersemangat untuk terus berinovasi dan berbagi ke sebanyak mungkin orang. Pada penulis ia membocorkan bahwa saat ini tengah mempersiapkan gagasan barunya memformulasikan seluruh hal-ihwal pembelajaran di sekolah melalui platform Android. Ini semua ia lakukan semata demi memudahkan proses pembelajaran dan semangat berbagi pada dunia pendidikan di Indonesia.

26 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hikmatun Balighoh Nur Fitriyati

Menjadi Berarti lewat Psikologi

ikmatun Balighoh Nur Fitriyati merupakan alumni Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang H(2006-2011). Ia lahir sebagai bungsu dari sembilan bersaudara pada tanggal 14 April 1988. Meski tumbuh dalam keluarga sederhana dari salah satu desa terpencil di Kabupaten Magelang, ia memiliki mimpi untuk mengenyam pendidikan tinggi. Di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, banyak orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Itu sebabnya, sejak remaja ia bercita-cita untuk menjadi psikolog. Setelah lulus SMA, dia hijrah ke kota Semarang untuk meneruskan pendidikan di jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang. Perjalanan menuju cita- citanya, dipenuhi dengan lika liku dan terjalnya kehidupan. Saat awal perkuliahan, ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan lalai dengan tujuan hidupnya. Ia bukan termasuk golongan mahasiswa yang berprestasi atau aktif dalam organisasi di kampus. Pembelajaran yang penuh cinta dan kasih sayang dari dosen-dosen di jurusan Psikologi Unnes menyadarkannya. Hingga akhirnya, ia berusaha keras untuk mengejar ketertinggalannya dan kembali pada tujuan hidupnya.

100 Alumni 27 Inspiratif Unnes Hikmatun menyadari kelalaiannya pada beberapa semester awal kuliah sebagai sebuah pembelajaran besar dalam hidupnya. Ia kembali diingatkan untuk menggapai impiannya ketika berproses menyelesaikan tugas akhirnya.

Gangguan Jiwa Nurussalam Demak, Jawa Tengah. Ia mengkaji ilmu-ilmuDia melakukan indigenous penelitian dari etnografi sebuah di Pesantrenpraktek Rehabilitasipsikoterapi berbasis ajaran agama. Saat terjun di lapangan, ia kembali tersadar bahwa banyak sekali fakta mengenai orang dengan gangguan kejiwaan yang terbuang dan terpinggirkan. Hal ini mengetuk hatinya untuk membuat komunitas peduli schizophrenia dan barisan volunteer peduli penyandang disabilitas. Bersama komunitasnya, ia melakukan edukasi mengenai stigma penanganan gangguan jiwa di Indonesia seperti gerakan bebas pasung dan psikologi berbagi. Meski dengan beberapa hambatan, ia berhasil menyelesaikan kuliah dengan nilai memuaskan di awal tahun 2011. Penelitiannya yang mengkaji nilai-nilai indigenous psychotherapy membuatnya mendapatkan penawaran beasiswa studi lanjut di Jerman. Seusai lulus S1, Hikmatun mengikuti proses seleksi beasiswa berbasis riset Development-Related Postgraduate Course (EPOS) dari Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD). Ia mendapatkan banyak pengalaman selama mengikuti program karantina selama 45 hari dalam program beasiswa tersebut. Namun karena terhalang oleh restu orangtua, ia tidak mengambil program beasiswa tersebut. Ia kemudian melanjutkan program Magister Profesi Psikologi Klinis di Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah lulus S1. Selama kuliah S2, ia mendapatkan berbagai macam pengalaman dalam praktik klinis. Ia sering membantu sebagai co-fasilitator berbagai dosen saat memberikan pelatihan atau layanan psikologi. Selain itu, ia membantu menjadi asisten peneliti di Center of Public Mental Health

28 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju (CPMH) dan Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP). Selama kuliah, ia juga mendapatkan kesempatan melakukan praktik psikologi klinis dengan dengan Dr. Inu Wicaksana di Jl. Cendana Yogjakarta. Ia mendapatkan hibah penelitian dari CPMH yang berjudul validasi klinis general health questionnaire-12 (GHQ-12). Setelah lulus dan menyandang gelar psikolog klinis, Hikmatun bekerja sebagai psikolog lepas di RSJ Dr. Soerodjo Magelang. Selain itu, dia bekerjasama dengan berbagai biro psikologi seperti inner power, jtanzil-co, laksita educare, kemuning kembar, intuisi, dan LPT Delta. Selain praktik klinik, ia memberikan layanan psikologi seperti assessment, recruitment, capacity building, dan training. Tahun 2017, ia didapuk menjadi salah satu Dewan Pengembang Pariwisata dan Psikolog Pendamping Atlet Kabupaten Magelang. Ia melakukan pendampingan, training, dan capacity building kepada coach dan atlet di kontingen Kabupaten Magelang secara berkala. Selain itu, beberapa kali dia bertugas menjadi salah trainer dan juri dalam pemilihan Duta Wisata Kabupaten Magelang. Tahun 2019, ia hijrah ke Semarang menyusul suaminya yang bekerja sebagai dosen di Universitas Negeri Semarang. Sejak 2019, Hikmatun bekerja menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di UIN Walisongo Semarang. Ia mengajar sebagai dosen di dua program studi yaitu Tasawuf dan Psikoterapi (TP) dan Psikologi. Selain itu, ia diberikan amanah untuk mengelola dan menjadi psikolog penanggung jawab di Fuhum Therapy Center (FTC). Belum lama menjadi dosen, karirnya terus menanjak dengan diberikan amanah baru sebagai Staf Ahli Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan. Di tengah-tengah kesibukannya dalam bidang akademik, ia masih mampu menghasilkan karya buku “Pengantar Psikologi Klinis” dan “Psikoneuroimunologi sebagai Sebuah Paradigma”. Ia juga masih aktif berkegiatan dalam praktik

100 Alumni 29 Inspiratif Unnes psikolog klinis yang bekerjasama dengan Himpsi Jawa Tengah, seperti: menjadi psikolog pemeriksa Pilkada Jateng, menjadi psikolog pemeriksa seleksi Bintara Polda Jareng, dan memberikan layanan konseling gizi buruk rutin di Dinas Kesehatan Kota Semarang. Selain itu, ia juga sering diundang sebagai narasumber di berbagai instansi seperti Disparpora, Pemda, Dikti, TVRI, Bukalapak, dan Perguruan Tinggi lain. Ia masih memiliki mimpi yang terus diusahakannya, yakni membangun Yayasan Hikmatun Balighoh. Sebuah yayasan berbasis ilmu psikologi, agama, dan agroculture untuk pemberdayaan orang dengan gangguan kejiwaan. Seperti prinsip dalam hidupnya memayu hayuning bawana (bermanfaat bagi dunia), mengairlah, mengairlah, kridhaning ati.

30 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ibnu Damha

Ketidakpuasan yang Berujung Sukses

bnu Damha adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Pria ini lahir di Semarang pada 21 September 1964, ia Imenjadi satu-satunya anak laki-laki dalam keluarganya yang sudah membantu ekonomi keluarga sejak kecil. Keadaan yang terdesak membuat Ibnu kecil harus berpikir ekstra untuk mampu bertahan hidup. Ekonomi yang terbatas tidak membuat pria ini menguburkan mimpinya untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi. Ibnu memulai kehidupannya sebagai mahasiswa IKIP Semarang pada tahun 1984. Seperti mahasiswa normal pada umumnya yang menjalankan aktivitas perkuliahan namun tidak begitu menonjol pada banyak hal dalam perkuliahan. Sikap ambisiusnya membuatnya mencari aktivitas kampus non-akademik di bidang Pramuka sebagai juru adat agar lebih terlihat sedikit menonjol dari teman- temannya. Keberhasilannya lulus kuliah dengan mendapatkan gelar Doctorandus (Drs) di IKIP Semarang program studi Pendidikan Luar Sekolah menjadi kebanggaan bagi keluarga dan orang sekitarnya. Ibnu berani mengambil tantangan kehidupan setelah perkuliahan dengan bekerja diluar bidang akademiknya

100 Alumni 31 Inspiratif Unnes sebagai kepala cabang PT. Pura Barutama di Surabaya yang kemudian berpindah menjadi kepala cabang PT. Pura Barutama di Jakarta. Memegang teguh sistem level up dalam kehidupan membuat Ibnu ingin berada ditempat yang lebih tinggi. Keputusan yang bulat membuat Ibnu keluar dari perusahaan sebelumnya dan bergabung dalam Papertech Indonesia dengan posisi Marketing Manager yang kemudian berganti sebagai Logistic Manager pada tahun 1995. Sebagai lulusan ilmu pendidikan, ini tidak membuat Ibnu ragu belajar dan mengambil peluang dalam ilmu bisnis. Haus akan ilmu dalam dunia bisnis membuat Ibnu terus menjelajah ke berbagai perusahaan dengan pengalaman jatuh bangun sebagai resiko yang harus diterima. Pada tahun 2000, Ibnu mencoba peruntungannya dengan mengambil pekerjaan lepas waktu di Kraft Aceh untuk mendistribusikan kertas dari Indonesia ke seluruh negara di Asia Tenggara. Lagi-lagi ketidakpuasan pada pekerjaannya membuat Ibnu ingin terus naik ke level yang lebih tinggi. Pengetahuannya yang luas dalam bidang perusahaan manufaktur dan kertas membuatnya siap untuk bekerjasama dengan pengusaha asal Thailand untuk membuat bisnis bersama. Saat ini, Ibnu menjalankan bisnis bersama tersebut dengan nama Raodee Cahaya Gemilang yang bergerak dalam perusahaan pengemasan sebagai direktur yang memegang kendali seluruh perusahaan sejak tahun 2010. Proses yang serius dan panjang membuahkan hasil yang baik. Terdengar aneh bagi sebagian besar orang ketika lulusan ilmu pendidikan tidak berkarier dalam bidang pendidikan setelahnya, tetapi bagi Ibnu tidak demikian. Ia berpendapat bahwa perkuliahan bukan masalah bidang akademik yang berhubungan dengan pekerjaan, tetapi ketekunan dan kerja keras yang diajarkan dalam perkuliahan yang harus dibawa dalam dunia kerja nantinya. Saat ini Ibnu dikaruniai 2 orang anak dari pernikahan

32 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju pertama dengan Alm. Dwi Andriani yang merupakan teman kuliah sekaligus lulusan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Semarang dengan segudang prestasi dalam dunia akademik dan 1 orang anak dari pernikahan kedua dengan Devi Ariani. Ibnu saat ini terus berusaha untuk naik ke level berikutnya dan menjadi motivasi bagi mahasiswa dan orang lain di luar sana yang ingin memiliki cita-cita untuk sukses berkarier dalam dunia bisnis meskipun bukan berasal dari latar belakang keluarga bisnis atau pendidikan bisnis.

100 Alumni 33 Inspiratif Unnes 34 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Luluk Shoviana

Sepenuh Hati Tekuni Psikologi

uluk Shoviana merupakan alumni Jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang (2007-2011). Ia lahir di LBanyuwangi, Jawa Timur pada tanggal 17 Juli 1988. Semasa menjadi mahasiswa psikologi, ia aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi yang salah satunya adalah Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M). Ia juga sempat mewakili Jurusan Psikologi di ajang pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mapres) di Fakultas Ilmu Pendidikan. Merantau ke Semarang, Luluk juga merupakan santri di Pondok Pesantren Hufadzul Quran Al-Asror, Patemon. Ditengah- tengah kesibukannya sebagai mahasiswa dan santri, ia bekerja paruh waktu sebagai Associate Recruiter di PT. Fidel HR Consultant serta tentor bahasa Inggris di beberapa tempat. Ia juga pernah menjadi Research Assistant dalam sebuah penelitian tentang Employee Engagement di Kota Semarang yang dilakukan oleh Universitas Katolik Soegijapranata (Unika). Luluk memahami bahwa statusnya sebagai mahasiswa merupakan sebuah fasilitas yang memberinya akses terhadap sumber-sumber ilmu dan juga pengalaman. Oleh sebab

100 Alumni 35 Inspiratif Unnes itu, ia memenuhi hari-harinya sebagai mahasiswa Unnes dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Keaktifannya dalam organisasi dan kegiatan sosial serta kemampuannya mempertahankan prestasi akademiknya mempermudah Luluk dalam memperoleh beasiswa baik dari lembaga nasional maupun internasional. Di semester 3 dan 4, ia mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Selanjutnya, ia mendapatkan beasiswa dari Van Deventer Maas Stichting (VDMS) hingga lulus dan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti VDMS Leadership Conference di Bogor pada tahun 2010. Luluk lulus tepat waktu setelah menyelesaikan penelitiannya di Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Amino Gondohutomo dengan topik penelitian Resiliensi Keluarga Pasien Skizofrenia Pasca Diberikan Psychoeducational Multifamily Group (PMFG). Lulus S1, Luluk pernah bekerja sebagai Training and Recruitment Staff di Human Resource Department (HRD) Dompet Dhuafa Jakarta. Selama menjadi HRD, ia menjadi anggota Human Resource Management Club (HRM Club). Setelah itu, ia mendampingi suaminya bertugas di Bukittinggi, Sumatera Barat dan Palu, Sulawesi Tengah. Luluk sempat Kembali ke Banyuwangi dan mengajar di Institut Agama Islam Ibrahimy, Genteng sebagai Dosen Psikologi Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Di tahun 2017, Luluk mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 ke Amerika Serikat dari United States Agency for International Developmen (USAID) melalui Program to Extend Scholarships and Training to Achieve Sustainable Impacts (PRESTASI). Pengalamannya mentraining karyawan dan mengajar mahasiswa membuatnya kemudian memutuskan untuk mengambil jurusan Educational Psychology di George Mason

36 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju University, Virginia. Luluk juga menjadi Graduate Research Assistant (GRA) sekaligus konselor di Counseling and Psychological Services (CAPS). Selama tinggal di Amerika, Luluk kembali aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Ia menjadi anggota dari American Psychologist Association (APA) Division 15, Division of International Special Education and Services (DISES), International Institute of Islamic Thought (IIIT), US-Indonesia Women Chamber of Commerce, Persatuan Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat (PERMIAS), dan mengikuti beberapa konferensi internasional seperti Council for Exceptional Children (CEC) conference, President Leadership Conference, dan lain-lain. Penelitian Luluk yang berjudul Strategies to Improve Teachers’ Self-Efficacy in Indonesian Inclusive Elementary School dan Women as the Bread Winner in the Islamic Perspective telah diterbitkan di jurnal dan dapat diakses secara online. Luluk menyelesaikan studi masternya dengan nilai sempurna dan menerima penghargaan ketika wisuda sebagai The Most Outstanding Student. Sebagai satu- satunya mahasiswa asal Indonesia di fakultasnya, Luluk merasa bersyukur dapat menunjukkan bahwa mahasiswa dari Indonesia juga bisa menjadi yang terbaik di kampus luar negeri. Kini, Luluk bekerja sebagai Capacity Building and Project Officer di Van Deventer Maas Indonesia (VDMI), NGO asal Belanda yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa S1 dari keluarga kurang mampu di 34 universitas partner di seluruh Indonesia, Unnes merupakan salah satunya. Beberapa tugas Luluk di VDMI diantaranya adalah merancang program-program yang dapat meningkatkan kapasitas diri dan professional para penerima beasiswa (grantees) melakukan survei terhadap grantees/alumni, menjadi editor

100 Alumni 37 Inspiratif Unnes media komunikasi seperti e-newsletter dan e-magazine, memberikan konseling mingguan kepada para grantees, dan menyeleksi para pelamar beasiswa serta calon universitas partner. Sebagai seseorang yang pernah menjadi penerima beasiswa ini, Luluk memahami betul pentingnya pendidikan dalam membantu memutus rantai kemiskinan. Oleh sebab itu, ia dengan sepenuh hati memberikan support kepada grantees VDMI. Selain itu, ia aktif menyuarakan pentingnya kesehatan mental dan cross cultural understanding melalui sebuah platform yang ia namakan Insight Media Inspirasi (IMI). Melalui platform ini, ia menjembatani professional di bidang kesehatan mental dengan orang awam serta memberikan edukasi dengan mengadakan seminar dan workshop yang memungkinkan orang-orang dari latar belakang yang berbeda-beda untuk bertemu, berdiskusi, dan saling suku/ras tertentu. Beberapa online events IMI dapat diakses mengklarifikasi stereotip/stigma yang melekat terhadap melalui channel YouTube miliknya. Di sela-sela kesibukannya, ia juga menjalankan bisnis clothing brand yang diberi nama Hubbi Wear. Luluk percaya bahwa dirinya sedang diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk belajar melalui pengalaman hidupnya. Menurutnya, “As a wise man said, we are not human beings having spiritual experiences. We are spiritual beings having human experiences. So, optimize your experiences!”

Luluk Shoviana Psychology Enthusiast, Activist, & Entrepreneur VDMI Capacity Building and Project Officer, Founder Insight Media Inspirasi, Owner Hubbi Wear

38 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Arif Fahfruddin

Nasihat Ayah untuk Sang Mayor

ayor Arif Fahfruddin Lahir di Pati 17 Mei 1978. Ia adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara, buah Mdari pasangan Moh Sholeh dan Malikhah yang merupakan panggilan akrabnya. Arif terlahir di keluarga yang sangat sederhana, Ayahnya seorang Penilik Sekolah Dasar, sedangkan Ibunya bekerja sebagai Guru Sekolah Dasar. Sedari kecil ia selalu mendapat nasehat oleh ayahnya untuk selalu rajin beribadah, jujur dan baik terhadap sesama. Ketika Arif berumur 7 tahun, ia menyelesikan pendidikannya di SDN 1 Kayen, kemudian setelah lulus dia melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Kayen. Selepas lulus dari SMP ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 KAYEN di kab Pati kemudian melanjutkan studi S1-nya di Universitas Negeri Semarang (UNNES) jurusan Kurikulum Teknologi Pendidikan. Setelah menyelesaikan studinya S1 di UNNES ia mengambil Pasca Sarjana Manajeman Administrasi Publik di UNKRIS. Tahun 2005 Arif Fakhruddin mengabdikan dirinya di TNI AU. Pada tahun 2007 Arif menikah dengan Nurhasanah yang

100 Alumni 39 Inspiratif Unnes berprofesi sebagai dokter gigi dan telah dikaruniai 2 orang anak. Karier Arif pertama kali dimulai di TNI AU dengan pangkat Letnan dua dengan jabatan Kaurtu di dinas Pendidikan TNI Angkatan Udara. Selanjutnya ia menjabat sebagai kasiopsdik skadik 502 Wingdikum Gumil gol VII di Kodiklat TNI Komandan Kompi Se Pa PK tahun 2012 dan sekarang ia berpangkat sebagai Mayor dinas di Lembaga Pembinaan Kurikulum dengan jabaran Kasubsikurdikbangpesba Labinkur Disdikau dengan tugas pokok merevisi dan menyusun Kurikulum pendidikan TNI AU.

40 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Mualim

Inovasi Bawang bagi Petani

ualim, merupakan pria kelahiran 29 Agustus 1996 dari Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, MKabupaten Brebes. Anak ke 3 dari Alm Bapak Rusdi dan Siti Amanah ini memang sedikit berbeda dari 4 saudaranya. Semenjak belia, Mualim sudah ditinggal oleh Ayahnya dan terpaksa menjadi salah satu tulang punggung keluarga. Sejak sekolah menengah Ia terpaksa harus ikut membantu Ibunya berladang disawah demi membantu perekonomian keluarganya. Tidak cukup, ia juga kerapkali ikut membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja sebagai kuli bawang. Meskipun Mualim hidup dalam kondisi yang penuh keterbatasan, Ia tidak pernah menyerah. Ibu menjadi sumber motivasinya, keringat ibunya setiap hari, perhatian dan kepedulian beliau akan pendidikan anak- anaknya menjadikan Mualim pria yang tidak pernah lalai akan sekolahnya. Ia tergolong anak yang berprestasi. Saat Mualim duduk di kelas 3 SMA menjelang kelulusannya, ia nekad mendaftar perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN tanpa sepengetahuan ibunya. Hal ini ia lakukan mengingat kondisinya tidak memungkinkan dan ia takut menjadi beban bagi keluarganya. Hingga saat pengumuman tiba, Ia terkaget

100 Alumni 41 Inspiratif Unnes mendapati dirinya diterima di jurusan yang ia inginkan. Mualim melanjutkan jenjang pendidikan tinggi di program S1 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2014. Mualim melalui masa remaja hingga menjelang dewasanya sebagai mahasiswa di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Di jurusan ini, Mualim belajar banyak hal. Selain pembelajaran formal, ia juga belajar mengembangkan potensi dan kegemarannya. Salah satu potensi yang ia sadari setelah mengikuti perkuliahan adalah ia melihat potensinya di bidang kewirausahaan. Ia menyadarinya setelah mengikuti salah satu mata kuliah wajib yakni Kewirausahaan yang salah satu tugasnya adalah membuat proyek wirausaha mahasiswa. Tidak ingin berhenti sampai disitu, ia mengembangkan hobinya berwirausaha dengan bergabung himpunan mahasiswa PLS, dan ia memilih masuk di Bidang Kewirausahaan. Perjalanan Mualim sebagai mahasiswa dan wirausaha dilaluinya dengan jalan yang panjang dan penuh liku. Ia pernah benar-benar kesulitan untuk membayar uang kuliahnya yang pada saat itu nominalnya 500.000 rupiah. Mungkin bagi sebagian orang, nilai itu tidaklah seberapa, tapi bagi Mualim dan mengingat ibunya masih harus membiayai 3 saudaranya yang lain itu adalah jumlah yang cukup besar. Hal ini membuat ia harus putar otak. Ia tidak pernah patah semangat, ia yang sebelumnya diterima sebagai mahasiswa regular, nekad mendaftar program bidikmisi. Dengan usahanya sekaligus do’a dari Ibunya ia diterima program Bidikmisi dan menjadikan ia terbebas dari kewajiban membayar uang kuliah dan bahkan mendapatkan uang saku tiap bulannya. Namun ternyata masalah lain datang, meskipun sudah tidak perlu membayar uang sekolah dan mendapat uang saku, ternyata kondisi ini masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhannya yang lain seperti buku,

42 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju uang kegiatan, dan lain-lain. Ia kembali memutar otak, dari berjualan donat di boks kantin kejujuran, jadi reseller sate ikan, sewa sepatu roda, penjual capcin gerobak, rugi, ditipu teman sendiri, digaruk preman, sampai dianggap melanggar kebijakan kampus sudah ia lalui. Bukan pasrah, apalagi menyerah. Justru semua pengalaman itulah yang menjadi semangat pendorongnya untuk tetap berusaha mengejar passionnya sebagai seorang wirausahawan. Hingga akhirnya di bulan September Tahun 2017 menjelang kelulusan, Mualim memulai bisnis baru secara independen, bisnis yang ia lakukan adalah membuat produk ‘Banyong’ yang memiliki arti “ enyong”. Awal muncul ide bisnis ini berawal dari adanya potensi bawang merah di daerah Brebes dan banyakya kuliner di Indonesia yang memakai taburan bawang goreng. Harga yang tidak stabil dan terkadang turun dratis membuatnya berinisiatif untuk mengolah bawang merah mejadi olahan bawang goreng aneka rasa. Salah satu yang membuatnya mantap untuk fokus pada bisnis ini adalah tujuan untuk memberdayakan petani dan masyarakat di Desanya, mengingat juga latar belakangnya sebagai lulusan dari jurusan PLS. Hingga awal 2017 sampai sekarang bisnisnya terus standar keamanan dan kesehatan sudah ia kantongi. Sampai akhirnyaberkembang ia menjadi pesat. Daridistributor perizinan dan usaha,menyuplai sertifikat produknya halal, tidak hanya di daerah Brebes, tapi ia berhasil melakukan ekspansi ke kota-kota lainnya seperti Semarang dan Tegal. Di usianya yang baru 24 Tahun ia sudah berhasil membantu meningkatkan tidak hanya perekonomian keluarganya sendiri, tapi Ia juga telah berhasil membantu masyarakat desanya baik para petani bawang, serta para pegawai yang berasal dari masyarakat ekonomi rendah dilingkungan tempat tinggalnya. Ia yakin, apa yang ia capai sampai hari

100 Alumni 43 Inspiratif Unnes ini bukan semata-mata karena ia hebat. Tapi karena banyak dukungan dan campur tangan dari berbagai pihak. Ibunya sebagai sumber motivasinya, Jurusan PLS UNNES sebagai tempat ia menempa diri dan menggali potensinya, serta dunia dan lingkungan nyata sebagai tempat ia memanifestasikan apa yang telah ia pelajari dan proses belajar itu akan terus dilakukan hingga akhir hayatnya.

44 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Naili Rohmah

Cinta Naili pada Paud

aili Rohmah lahir di Kudus, 2 Maret 1991. Merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. NBuah dari pasangan Sartono dan Kasmiyatun. Saat usia menginjak 13 tahun, ayah meninggal dunia sehingga hanya Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga dengan pekerjaan sebagai seorang Satpam putri di salah satu pabrik rokok di Kota Kudus. Memulai pendidikan formal di TK Sukun I Kudus, selanjutnya pada tahun 2003 berhasil menamatkan pendidikan dasar di SDN 07 Gondosari. Pendidikan menengah di tempuh di MTs NU Banat Kudus dan MA NU Banat Kudus. Setelah lulus MA, tidak langsung memilih Perguruan Tinggi untuk kuliah karena mempertimbangkan biaya perkuliahan. Namun, takdir Allah berkata lain melalui jalur SNMPTN tahun 2009, ia berhasil masuk di Universitas Negeri Semarang yang termasuk Universitas favorit di Indonesia. Keberhasilan ini tidak lantas membuat bangga diri karena harus siap apapun yang terjadi karena memiliki keterbatasan ekonomi untuk berkuliah. Pada bulan September 2009 resmi menjadi mahasiswa aktif jurusan PG PAUD FIP UNNES. Saat memasuki dunia

100 Alumni 45 Inspiratif Unnes perkuliahan, pandangan dan wawasan mulai terbuka serta kesempatan untuk pengembangan diri mulai banyak diikuti. Selama menjadi mahasiswa, ia juga menjadi asisten perpustakaan PG PAUD FIP UNNES serta menjadi bagian dari pengurus Green Scientis Society (GS2) FIP UNNES. Selain itu, selama kuliah, ia juga turut aktif mengirimkan berbagai macam proposal hibah, baik pendanaan internal maupun eksternal. Beberapa hibah yang pernah diraih selama menjadi mahasiswa adalah 1) Penelitian institusional FIP Unnes 2011; 2) Penelitian mahasiswa LP2M 2012; 3) Penelitian institusional FIP Unnes 2012; 4) Pengabdian masyarakat DP2M DIKTI 2012; 5) Penelitian DP2M DIKTI 2013; 6) Penelitian mahasiswa LP2M Unnes 2013; 7) Pengabdian masyarakat mahasiswa LP2M Unnes 2013. Selain aktif mengirimkan berbagai proposal hibah, selama menjadi mahasiswa ia pernah meraih dua beasiswa yaitu beasiswa BBM dan beasiswa Van Deventer Maas Stichting (VDMS). Adanya beasiswa ini juga turut membantu kebutuhan dan biaya hidup selama menjadi mahasiswa. Tahun 2013, tepat empat tahun ia telah menyelesaikan studi S1. Selanjutnya, ia pulang ke kampung halaman untuk mengabdikan diri pada lembaga PAUD. Sembilan bulan setelah kelulusan S1 ia kembali memberanikan diri dan mengumpulkan semangat serta tekad untuk melanjutkan kuliah Strata 2 di Universitas Negeri Semarang dengan memilih Program Studi Pendidikan Dasar konsentrasi PAUD. Tahun 2014 ia memulai kembali perjuangan menjadi mahasiswa Program Pascasarjana Unnes. 2 tahun kemudian, tepatnya tahun 2016 ia kembali lagi di wisuda di kampus yang sama seperti S1, namun ada yang istimewa kali ini ia mendapatkan predikat lulusan terbaik tingkat Universitas dan Program Pascasarjana. Setelah lulus Magister, ia memulai karir sebagai Dosen di

46 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara sejak tahun 2017. ia mendapat tugas mengajar di Prodi PG PAUD FTIK UNISNU Jepara. Di awal karir menjadi dosen, beberapa kali ia menulis artikel baik untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah maupun dipaparkan pada kegiatan ilmiah lainnya. Tahun 2018 ia menikah dengan seorang pemuda dari Pati yang bernama Saiful Muna. Pernikahan ia dengan Saiful Muna telah dikaruniai seorang putri, Anggun namanya. Di tengah karir menjadi seorang Dosen pada tahun 2019 ia mendapat tambahan amanah menjadi Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Selain menjabat sebagai Kaprodi PG PAUD, ia juga tercatat sebagai Asesor BAN PAUD dan PNF sejak tahun 2019, serta menjadi reviewer di beberapa jurnal ilmiah nasional terakreditasi SINTA. Capaian dalam hidup tentu tidak lepas dari ikhtiyar, kerja keras, dan doa, serta fadhol dari Allah SWT. terkhusus untuk Ibunda yang menjadi super mom bagi ia selama ini dan tentu atas support dan do’a dari suami serta anak. Orang tua dan pasangan hidup bagi ia adalah kesatuan yang tak terpisahkan. Ibarat seekor burung, orang tua dan pasangan hidup adalah sayap kanan dan kiri yang saling mendukung untuk keberhasilan dan kesuksesan diri. terimakasih Ayah, Ibu, Suami, Anak, Almamater.

100 Alumni 47 Inspiratif Unnes 48 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FBS

Fakultas bahasa dan seni

100 Alumni 49 Inspiratif Unnes 50 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Muhamad Abdul Wahid

Nasib Untung Pemburu Konten

uhamad Abdul Wahid adalah contoh nyata bagaimana Youtube bisa menjadi sumber Mpenghasilan sekaligus ladang berbagi ilmu. Di era digital seperti sekarang, profesi vlogger adalah salah satu profesi yang menjanjikan masa depan cerah. Siapa pun yang gemar nonton tutorial otomotif di Youtube mungkin akrab dengan sosok satu ini. Lelaki kelahiran 4 Januari 1988 ini cukup terkenal di kalangan pencinta otomotif Semarang. Melalui saluran Youtube-nya yang telah memiliki lebih dari satu juta subscriber, lelaki yang dikenal dengan nama Mas Wahid ini banyak membagikan video-video otomotif. Sebelum menjadi saluran otomotif terfavorit di Indonesia seperti sekarang, Wahid perlu berkali-kali mengganti konsep vlognya. Menjadi vlogger pun semula hanya dilakoninya sebagai sampingan. Setelah lulus dari jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang pada 2009, Wahid sempat melakoni profesi sebagai pengajar. Gaji yang kecil memaksa Wahid memutar otak, bagaimana dia bisa memperoleh pendapatan tambahan? Sempat mempelajari internet marketing dari beberapa orang, usaha

100 Alumni 51 Inspiratif Unnes itu tidak berjalan sukses. Pada awal 2013, keberuntungan baru terlihat. Guru ketiga yang dia temui mengajari Wahid untuk fokus dalam membuat konten. “Ya, rupanya konten begitu penting,” ujar Wahid. Karena memiliki kemampuan dalam mendesain dan mengedit video, Wahid akhirnya membuat tutorial sekitar awal 2014. Meski belum sempurna, vlognya mulai menarik perhatian. Wahid sempat pula membuat tutorial mengunduh Fast and Furious 7 Sayang, hasil tutorial ini tidak didapatkannya karena terganjal masalahfilm hak cipta. dan salah satu film Raditya Dika. Pengalaman itu menyadarkan Wahid untuk mencari ide sendiri. Setelah mengunggah tutorial menyetir, pelanggan vlognya meningkat sekitar 500-1.500 per hari. Sejak itu, dia fokus mengunggah vlog-vlog tentang otomotif, mulai tutorial merawat kendaraan hingga mencari mobil bekas. Yang terbaru, dia bahkan menciptakan reality show untuk membantu mencarikan mobil bekas impian bagi para penontonnya. “Semula ada penonton dari Kebumen yang menghubungi saya lewat Whatsapp, minta dibantu mencarikan mobil bekas. Dari proses mencari, membayar, hingga mengantarkan mobil itu, dia memercayakan semua itu ke saya, padahal kami belum pernah ketemu,” kata dia Penonton itu, lanjutnya, percaya dengan Wahid hanya karena melihat vlog-vlognya. “Menurut dia, muka saya polos dan nggak ada tampang menipu. Sekarang ada puluhan orang yang antre minta saya mencarikan mobil untuk mereka,” aku Wahid. Melonjaknya pengunjung vlog membuat Wahid berbenah. Jika semula semua dilakukannya sendiri, kini dia dibantu dua rekannya. Menurutnya, profesi vlogger adalah profesi masa depan yang sangat menjanjikan dari segi pendapatan. Oleh karena itu, ayah dua anak ini berprinsip untuk menjaga

52 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju kualitas kontennya agar tetap bermanfaat. “Untuk vlogger pemula, kalau ingin mendongkrak jumlah penonton, isilah vlog kalian dengan sesuatu yang bermanfaat. Kalau itu bermanfaat, orang akan suka dan terus menonton,” papar dia. Selain mengembangkan reality show mencari mobil bekas impian, dirinya juga tengah mengembangkan saluran khusus anak-anak yang diberinya nama “Nice”. Di masa mendatang, Wahid dan timnya berencana membuat reality show ala program Pimp My Ride.(*)

100 Alumni 53 Inspiratif Unnes 54 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Aola Romadhona

Jiwa Seni Sejak Dini

ola Romadhona lahir di Kabupaten Tegal pada 7 April 1989. Ia putra sulung pasangan Nurcholis dan ASopiyah. Sejak kecil sudah menyukai seni, khususnya seni rupa. Ketertarikannya terhadap seni rupa semakin kuat kala duduk di bangku SMP, hingga ia bertekad untuk menggeluti, belajar dan mengajar di bidang tersebut. Karena itulah sejak bersekolah di SMP Negeri 1 Bojong hingga SMAN 1 Slawi, ia selalu bergabung dengan ekstrakulikuler Seni Rupa, dan kemudian memilih berkuliah S1 Pendidikan Seni Rupa di Universitas Negeri Semarang (2007-2011). Semasa kuliah sejak 2009, Aola sempat mengajar seni rupa di TK Siwipeni Semarang; SDN 1, 2, dan 3 Miroto Semarang; SMP IT Cahaya Ummat; dan SMA Mataram. Bersama masyarakat Desa Lolong, Kecamatan Karanganyar, Pekalongan Jawa Tengah, ia merintis berdirinya Taman Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai sarana pengembangan potensi anak- anak usia dini di Desa Lolong (2010). Tidak hanya mengajar di berbagai lembaga pendidikan formal, Aola juga aktif mengajar seni rupa serta kerajinan untuk usia anak-anak dan dewasa di berbagai lembaga informal seperti Taman Baca Masyarakat (TBM) Warung Pasinaon di Tegalsari, Bergas,

100 Alumni 55 Inspiratif Unnes Semarang, Jawa Tengah; dan TBM Rumah Pelangi di Kepoh, Wujil, Bergas, Semarang, Jawa Tengah. Pada 2013-2015, ia kembali ke kota kelahirannya dan mengajar seni kriya logam di SMK Negeri 2 Adiwerna. Karier Aola di bidang seni rupa berlanjut dengan dilantiknya ia sebagai pegawai negeri sipil dengan jabatan Edukator di Galeri Nasional Indonesia (GNI), Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 1 April 2015. GNI merupakan satu-satunya museum/ galeri seni rupa di Indonesia yang dikelola oleh negara dengan tugas dan fungsi untuk melaksanakan pengkajian, pengumpulan, registrasi, perawatan, pengamanan, pameran, kemitraan, edukasi, serta pendokumentasian dan publikasi karya seni rupa. Sebagai Edukator GNI, tugas Aola secara garis besar adalah memberikan edukasi kepada publik tentang seni rupa. Program edukasi yang dijalankannya beragam, mulai dari pemanduan tur galeri, diskusi, seminar, workshop, lomba, hingga pameran, baik berskala nasional maupun internasional. Ia banyak terlibat sebagai panitia dalam berbagai program Seni Rupa. Beberapa di antara program tersebut, Aola dipercaya sebagai koordinator pelaksana, seperti pada Program Bimbingan dan Edukasi “Menjadi Apresiator Seni Terhebat” di Jakarta, Bandung, Semarang, dan Lampung (2015-2019); Workshop KamiSketsa GalNas di GNI dan Workshop KamiSketsa GalNas on the Spot (OTS) di kawasan bersejarah di Jakarta (2017-sekarang); Pameran Sketsa “[Re]Kreasi Garis” (2018); Festival Sketsa Indonesia “SKETSAFORIA URBAN” (2019), Festival Seni Rupa Anak Indonesia “MAIN” (2019), serta pameran daring pertama GNI yaitu Pameran Daring Manifesto VII ”PANDEMI” (2020). Aola juga pernah terlibat dalam kepanitiaan Pameran Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia yang bekerja sama dengan Kementerian Sekretariat Negara (2016-2018), yang

56 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju kemudian mengantarkannya diundang ke Istana Merdeka, Jakarta Pusat, untuk menghadiri Upacara Peringatan HUT ke- 72 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (2017), HUT ke- 73 (2018), dan HUT ke- 74 (2019). Setelah pandemi Covid-19 merebak, program-program edukasi GNI yang semula dilaksanakan secara luring, diubah menjadi format daring. Karena itu sejak 2020, Aola bersama tim edukator GNI lebih banyak memberikan edukasi seni rupa kepada publik secara daring melalui Zoom, laman, dan kanal- kanal media sosial GNI. Mulai dari diskusi daring, seminar daring, workshop daring, hingga galeri tur virtual. Selain itu, bersama tim edukator GNI, Aola juga mengonsep edukasi seni rupa melalui program tantangan kreasi seni rupa, kosakata seni rupa, serta program-program edukasi lainnya. Pengalaman Aola selama lima tahun dalam bidang edukasi dan pelayanan pemanduan di galeri seni rupa kemudian ia tuangkan dalam bentuk “Modul Layanan Pemanduan Pameran di Galeri Nasional Indonesia” (2020). Aktivitas Aola di bidang edukasi seni rupa yang telah dilakoninya selama bertahun-tahun tak lantas membuatnya puas diri. Ia terus belajar untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan potensinya. Karena itu Aola mengikuti

Bidang Pekerjaan Pemandu Wisata Museum dari Lembaga sertifikasi dan mendapatkan Sertifikat Kompetensi pada Pemanduan Museum: Pengayaan Pengetahuan tentang MuseumSertifikat danProfesi Publikasi Pramuwisata serta IndonesiaTeknik dan (2017); Etika LokakaryaPemandu Museum (2017); Workshop Capacity Building for Museum

Profesional in Indonesia (2018); serta sertifikasi dan Jenderalmendapatkan Kebudayaan, Sertifikat KompetensiKementerian Edukator Pendidikan Museum daridan KebudayaanLembaga Sertifikasi (2019). Pada Profesi 2021 (LSP) ini, KebudayaanAola bersama Direktorat tim GNI tengah berupaya merintis serta mengembangkan komunitas

100 Alumni 57 Inspiratif Unnes Aola percaya bahwa kesuksesan adalah suatu proses yang berawallukis dan dari grafis keberhasilan di GNI. mengelola diri sendiri, berhasil mengalahkan rasa takut, selalu belajar untuk hal-hal baru, yang akhirnya dapat berguna bagi sesama. Karena itu ia berprinsip untuk selalu rendah hati, berpikir positif, berani menghadapai tantangan, dan selalu bersyukur.(*)

58 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Dhesy Purnawati

Gending MP3 Setia Menemani

hesy Purnawati lahir dari keluarga seniman di Blora, 1 Desember 1990. Ia pernah menjuarai Sinden DIdol yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang. Menurutnya, menjadi juara adalah kesempatan untuk melakukan dua hal sekaligus, yakni lebih giat belajar dan lebih banyak berbagi ilmu. Sebab, seperti kata peribahasa, ”setinggi-tinggi gunung, masih ada rumput yang tumbuh di atasnya”. Itulah cara Dhesy Purnawati memaknai kemenangannya. Bagi Dhesy, sinden telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Ya, pada usia mudanya, dia telah memilih sinden sebagai pilihan hidup. ”Saya ingin lebih giat belajar lagi sambil mengajar nembang. Kemampuan saya ini belum seberapa,” ujarnya. Meski begitu, dia sempurna membawakan gending wajib ”Mijil Kethoprak Slendro Manyura” dan pilihan ”Langgam Ruwat Punagi Pelog Nem” di hadapan juri

Walaupun berasal dari keluarga seniman, mahasiswi alumnusdan ratusan Pendidikan penonton Bahasa pada malam Jawa Fakultas final. Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang ini baru mau belajar seni saat duduk di bangku kuliah semester III. Kakek, orang tua, dan

100 Alumni 59 Inspiratif Unnes kedua kakaknya adalah seniman yang telah lama bergelut di jagat seni tradisi. Kedua kakaknya bahkan menempuh pendidikan formal di bidang seni, yaitu Jurusan Karawitan ISI Surakarta. Ketika di rumah, dia tidak punya teman untuk belajar kesenian. Hal berbeda dia dapati ketika di kampus. Dia memiliki banyak teman seumuran yang juga punya semangat yang sama untuk belajar. Hasilnya, sejak 2009, Dhesy bersama kawan-kawannya yang tergabung dalam UKM Kesenian Jawa pun aktif berlatih bersama. Selain belajar dengan laras gamelan, Dhesy juga belajar dengan cara menirukan suara sinden dalam audio gending berformat MP3 yang disimpan dalam telepon genggam. Cara ini, baginya, sangat membantu ketika tidak setiap hari dia bisa ke kampus untuk ”bertemu” gamelan. Tidak hanya di kampus dia belajar sinden. Gadis yang gemar bepergian ini juga aktif belajar dari beberapa paguyuban seni di Kota Semarang, seperti Ngesti Pandhawa dan Suko Raras. Panggung ke panggung pun telah dia jajaki. Termasuk pada 2012, dia menjadi salah seorang anggota dalam Muhibah Seni di Prancis. ”Hal itu adalah pengalaman yang tak ternilai. Saya tidak menyangka dari belajar menyinden bisa mewakili Indonesia melalui seni,” katanya. Ketika itu, selama seminggu berturut-turut, dirinya bersama belasan kawannya di kampus mempergelarkan karawitan, wayang, dan tari di Brest, Prancis. ”Saya menyinden pada suhu kurang dari 10 derajat.” Dhesy memiliki angan besar mendekatkan dunia sinden kepada kawula muda dengan mengajak semakin banyak generasi seumurannya untuk mempelajari seni tembang Jawa ini. Di sela kepadatan jadwal kuliah, dia tidak lelah meneguhkan seni sinden tak bakal lekang oleh zaman.(*)

60 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hendra Kumbara

Pantang Menyerah Menembus Industri Musik

endra Kumbara sudah memutuskan akan balik kampung di Pati jika lagu-lagunya tidak laku di Hpasaran. Setelah berjuang keras dan terus mencoba akhirnya tembang Dalan Liyane menjadi hit di kalangan milenial. Jangan patah semangat. Coba sekali dua kali belum berhasil maka harus dicoba lagi hingga menemukan titik terang. Itu juga dialami oleh Hendra Kumbara, seorang penyanyi asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Tembang karyanya berjudul Dalan Liyane trending di media sosial Youtube dan sudah ditonton puluhan juta kali. Maka tak heran nama Hendra Kumbara semakin dikenal publik. Tembang-tembang karangannya pun sudah dinyanyikan oleh Nella Kharisma dan pedangdut lainnya. Tak jarang, banyak penyanyi yang meng-cover lagu tersebut termasuk Happy Asmara. Namun siapa sangka, di balik kesuksesan musisi itu rupanya telah melalui proses panjang. Bahkan Hendra mengaku sebelumnya sempat pesimis dan hendak kembali ke kampung halaman. “Sejak lagu Balungan Kere, saya sempat berpikir ‘kalau tidak banyak penikmatnya saya mau pulang saja, mengajar di kampung halaman.’ Namun

100 Alumni 61 Inspiratif Unnes orang-orang tahu,” ujar alumni Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musikternyata (Sendratasik) saat itu grafik itu. cukup bagus, sedikit demi sedikit Pria yang berdomisili di Semarang itu lantas menceritakan perjalanannya hingga dikenal seperti sekarang ini. Dijelaskan, bermusik sudah menjadi kesehariannya sejak duduk di SMP. Meski demikian, dirinya tak lantas memutuskan untuk kuliah seni musik saat sudah lulus dari SMA. Ia sebelumnya berniat untuk mengambil jurusan bahasa Inggris. “Dulu ingin kuliah jurusan bahasa Inggris karena keinginan orangtua,” terangnya. Kalau diterima di jurusan itu dia pikir bermusik tetap menjadi hobi. “Namun saat itu saya diterima pada pilihan kedua, Pendidikan Seni Musik. Orangtua mengizinkan, yang penting kuliah,” ungkap dia. Saat itulah Hendra mulai aktif di dunia musik dan melewati pasang-surutnya. Dirinya mulai menekuni dunia musik sejak tahun 2007. Saat itu, belajar musik tidak melulu di lingkungan kampus. Pengetahuan dan pengalamannya akan terus bertambah saat bergaul dengan banyak orang. Hendra pun lantas mulai memperluas jaringannya, produktif membuat lagu, hingga membuat projek band. “Sejak tahun 2007 saya paksakan ‘kudu dolan’, harus kenal orang-orang di luar kampus. Saya main ke kapling kenal Mas Sela, Dimek, dan lain-lain. Akhirnya mereka sering ke sini dan kami sering kumpul. Saya mulai bikin-bikin lagu, bikin projek-projek band seperti Senggol Tromol. Termasuk juga Mizui Band, Sendau Gurau, dan ada beberapa lagi,” paparnya. Beberapa lagu ciptaannya kini terkenal antara lain berjudul Dalan Liyane, Percaya Aku, dan Balungan Kere. Namun perjalanan menuju karier itu juga butuh kesabaran karena harus melewatu suka dan duka panjang. Dirinya mengatakan, justru lebih banyak melewati duka daripada suka. Ia pun mengaku sempat terombang-ambing dalam

62 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju menemukan jati diri sebagai seorang musisi. “Selama perjalanan itu banyak dukanya. Saya sempat bingung juga karena dulu pernah membawakan lagu orang lain. Cita-cita ingin jadi musisi sih, tapi saya pikir ‘tidak membawakan lagu orang lain juga’,” ungkapnya. Melalui kebimbangannya itu, ia lantas memutuskan vakum dan melakoni berbagai pekerjaan. Hal itu demi menyambung hidup di perantauan. “Saya berhentikan semua. Saya orang perantauan, bagaimana caranya tetap hidup dengan bermusik. Saya akhirnya memilih kerja menyablon. Menyablon juga belajar secara autodidak dari Youtube. Saya bikin kaus-kaus untuk adik kelas sambil bikin lagu,” paparnya. Pada tahun 2018 kariernya mulai melenggang dengan membuat studio Syalala Production. Pada studio rekaman barunya itu, ia bertekad untuk membuat konten Youtube satu minggu satu kali. Hal itu menurutnya sebagai upaya dan motivasi agar tetap terus berkarya. “Aku harus bisa buat lagu baru, video klip baru, bukan cover,” tegasnya. Tahun 2019 sukses populerkan lagu Dalan Liyane Hendra mengungkapkan, berbagai kesempatan emas mulai berdatangan pada tahun 2019. Termasuk populernya lagu ciptaannya berjudul Dalan Liyane. Dijelaskan, lagu yang kini digandrungi kaum milenial itu sebelumnya merupakan tantangan dari Ade Bhakti, yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang. Saat itu, kata dia, Ade Bhakti mendatanginya dan menantangnya membuat lagu untuk koridor baru BRT Semarang. “Bulan November 2019, Ade Bhakti datang, memberi semacam challenges, ‘jajal gawe lagu tentang koridor baru yang bisa dinikmati semua kalangan tapi tetap ambyar.” “Paginya, waktu aku naik motor untuk ambil laundry, langsung muncul inspirasinya. Di jalan tiba-tiba (intro)

100 Alumni 63 Inspiratif Unnes muncul. Langsung saya tulis di rumah. Malam saya manggung di Kotalama dan besoknya lagi saya rekam, saya bagikan ke Mas Ade, langsung masuk tanpa produksi,” ungkapnya. Tanpa membutuhkan waktu panjang, lagu tersebut lantas dibuat video. Ia pun mengajak kawan-kawannya untuk terlibat. “Waktu itu sempet deg-degan. Saya pikir, iki nek gak munggah berarti memang harus fokus di belakang

Alhamdulillah, kemarin genap satu tahun rilis Dalan Liyane,” katalayar. TapiHendra saat yangitu grafiknya penggemar langsung lagu-lagu naik, banyakRhoma di-cover. Irama tersebut.(*)

64 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hernawan Bagaskoro Abid

Diplomat Muda Pelobi Nyawa

ernawan Bagaskoro Abid, pria lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Bahasa dan Seni HUniversitas Negeri Semarang ini sekarang bertugas sebagai diplomat di Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. Walaupun masih terhitung muda, pengalamannya sebagai diplomat sudah sangat luar biasa. Pengalamannya yang paling luar biasa adalah ketika menyelamatkan warna negara indonesia yang sedang terjebak di Aden melalui jalur laut. Sebelum berkarir sebagai diplomatik, pria kelahiran Kendal pada 19 Oktober 1985 ini menempuh pendidikan sarjananya di program studi sastra inggris Universitas Negeri Semarang (2003-2008). Selanjutnya, setelah lulus dari UNNES, ia segera melanjutkan pendidikannya dengan mengambil magister ilmu politik dan pemerintahan di Universitas Diponegoro (2008-2010). Dengan kemampuan berbahasa inggris yang mumpuni ditambah minatnya kepada isu-isu hubungan internasional membuatnya mantap menempuh pendidikan diplomatik di Akademi Dinas Luar Negeri Indonesia tahun 2014. Demi mendalami karir diplomatiknya, ia juga menempuh pendidikan non gelar

100 Alumni 65 Inspiratif Unnes mengenai diplomatik di Clingendael Institute, Belanda. Tugas pertamanya dari Kementrian Luar Negeri ia mulai pada Februari 2015, kala itu ia yang baru saja lulus 3 bulan dari sekolah diplomat ditugaskan untuk bergabung bersama tim percepatan penyelamatan WNI di Yaman. Sebenarnya ia bersama teman-temannya mempunyai satu misi sederhana yakni menemukan kapal untuk menyelamatkan WNI di Aden melalui jalur laut menuju Dijbouti. Hanya saja, rata- rata kapal tidak berani melintas di daerah tersebut, karena Aden merupakan Battle Field antara milisi Dewan Transisi Politik Yaman Selatan dengan pasukan pemerintah Yaman. Beruntungnya, ia mendapat bantuan dari kapal perang milik India, alhasil evakuasi pun akhirnya bisa dilakukan dengan 10 WNI yang berhasil selamat. Setelah berhasil menyelamatkan WNI di Aden, di tahun yang sama tugas diplomatik Hernawan pun berlanjut, ia diamanahi menjadi tim evakuasi dan penanggulangan bencana Indonesia di Nepal. Pada saat itu, Nepal diguncang gempa 7,9 skala Richter yang telah merenggut lebih dari 4 ribu jiwa. Hernawan mendapat tugas untuk menyelamatkan WNI yang terjebak di sana. Keberhasilan dalam misi-misi evakuasi membuat Hernawan pada 2015, mendapatkan kepercayaan untuk bekerja di Direktorat Perlindungan Warga dan Badan Hukum, Kementerian Luar Negeri hingga sekarang. Kecakapannya dalam berdiplomasi membuatnya pada 2017, mendapat amanah untuk menjadi Kepala Seksi Kampanye Penyandaran Masyarakat di lembaga yang sama. Selain aktif dalam misi-misi diplomatik, Hernawan juga aktif dalam menulis. Beberapa tulisannya tentang hubungan internasional telah dipublikasi di media nasional, diantaranya: Berburu Paspor Diplomatik (2016), Menyoal Paspor Diplomatik (2016), Kado KAA dari Djibouti (2015), Standar Ganda Vonis Mati (2015), Paradigma Baru Diplomasi

66 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Perlindungan WNI (2015), Perlindungan Kesehatan untuk Orang Indonesia di Luar Negeri (2014), Pemilu, Diplomasi Rakyat Indonesia (2014), Londonesia, Ironi Amuk Inggris

Semenanjung Korea (2010). (2011), Wikileaks, Tragedi dan Harapan (2010), Konflik

100 Alumni 67 Inspiratif Unnes 68 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Kunto Nurcahyoko

Anak Pemalu Itu pun ke Harvard

unto Nurcahyoko merupakan alumni Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas KNegeri Semarang. Ia masuk kuliah pada 2007 dan lulus 2011, setelah itu melanjutkan studi S-2 di kampus yang sama pada 2012 dan lulus 2014. Kunto bergiat dalam bidang pendidikan dan kebahasaan. Baginya, kemajemukan dan keunikan bahasa menjadi hal yang menarik untuk diteliti. Sayangnya, rendahnya minat untuk mengkaji dan melestarikan bahasa daerah, membuatnya tidak terdigitalisasi dengan baik. Maka dari itulah kelangkaan sebuah bahasa perlu didokumentasikan demi pelestarian budaya di dalamnya. “Ketika memiliki kemampuan bahasa yang dimiliki orang lain, empati meningkat karena kita dapat berkomunikasi secara personal terhadap mereka dan budayanya,” ungkap Kunto Nurcahyoko yang juga dosen di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pamane Talino, Kalimantan Barat. Ia juga melihat bahwa kemampuan bahasa meningkatkan peluang untuk mengakses dunia profesional dan personal.

100 Alumni 69 Inspiratif Unnes Indonesia dikenal sebagai negara dengan bahasa terbanyak di Asia Tenggara. “Tercatat, Indonesia menduduki peringkat ke dua, setelah Papua Nugini, sebagai negara dengan bahasa terbanyak. Jumlahnya mencapai hingga 710 bahasa,” jelas salah satu kontributor Asia Tenggara organisasi Wikitounges itu. Lebih lanjut, menurutnya orang Indonesia memiliki kemampuan untuk menguasai bahasa asing yang luar biasa. “Sebagai orang Indonesia yang melihat kemajemukan bahasa, kita perlu bersyukur,” tambahnya. Di Wikitounges, Kunto menjelaskan bahwa misinya adalah mendokumentasikan dan mendigitalkan bahasa yang rawan punah. Mengarsipkannya dalam bentuk digital, membantu bahasa tersebut bertahan di era keterbukaan seperti sekarang. “Sehingga kita ada orang yang ingin belajar, ataupun meneliti bahasa tersebut kita dapat dengan mudah menghubungkan pihak tersebut langsung dengan penutur aslinya,” jelas Kunto. “Ada satu desa namanya Desa Sempatung di Kalimantan Barat. Desa ini memiliki bahasa namanya Be’Ei,” tutur Kunto. Bahasa ini tidak memiliki struktur tertulis seperti bahasa pada umumnya dan penutur aslinya hanya berjumlah kurang dari seribu orang. Berbeda dengan bahasa lain yang memproduksi bunyi dengan menghembuskan nafas, Bahasa Be’Ei mengharuskan seseorang untuk menarik nafas sambil memproduksi bunyinya. “Bayangkan ada satu peristiwa terjadi yang menghilangkan seribu orang penutur ini dalam semalam, seluruh budaya dan bahasanya bisa hilang tanpa terdokumentasi,” tutupnya. Bahasa tidak hanya membawa Kunto dalam melindungi bahasa daerah, tetapi juga meraih beasiswa. Dalam proses mencari dan mendapatkan beasiswa, selain mencari informasi, Kunto juga menekankan pentingnya mencari

70 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju orang yang sudah pernah mendapatkan beasiswa itu. “Ciptakan sebuah lingkup pertemanan yang fokus untuk mengejar beasiswa tersebut kalau perlu,” tuturnya. Sama seperti belajar bahasa asing, Kunto menyarankan agar aktif dan percaya diri selama proses mencari beasiswa. “Jika tidak percaya diri, ya harus percaya diri. Tidak ada jalan lain. Cari teman, berani belajar untuk salah, sehingga tahu itu salah. Karena tidak akan ada orang yang datang ke rumahmu pagi-pagi hanya untuk menawarkan beasiswa. Terlebih resume itu dibangun tidak hanya satu bulan, tetapi empat bahkan lima tahun,” ungkapnya. Harvard adalah salah satu pilihan utama Kunto saat mencari beasiswa. Meskipun begitu, Kunto justru pernah memiliki kejadian tidak mengenakan yang mengubah kesannya terhadap kampus tertua di Ivy Leagues itu. “Saat masih mahasiswa, saya bersama enam teman lainnya mendaftar MUN Conference di Harvard. Namun, dari kami yang diperbolehkan untuk berangkat,” ungkapnya lebihkarena lanjut. masalah finansial kampus, entah kenapa hanya tiga “Dengan pertimbangan panjang, saya akhirnya tidak jadi berangkat. Saya tambah malu karena Ibu sudah telanjur cerita kepada teman-teman arisannya bahwa saya akan berangkat,” tuturnya. “Tapi yang membuat saya benar-benar terpukul saat itu adalah, ada salah satu orang yang berkata bahwa saya tidak pantas pergi ke Harvard. Saya pulang dan berpikir apakah orang kampung seperti saya benar tidak pantas pergi ke Harvard?” ungkapnya. “Sejak kecil memang saya agak pemalu, namun saya sangat menyukai belajar bahasa,” Tapi ternyata bahasalah yang membawa anak pemalu itu ke Harvard,” ujar Kunto.(*)

100 Alumni 71 Inspiratif Unnes 72 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Lucia Yuyun Dian Susanti

Membawa Bahasa Jawa ke Pelataran Australia

ucia Yuyun Dian Susanti adalah putri sulung dari almarhum Santaya dan almarhumah Emiliana Eni LHariati. Lahir di Semarang, 30 Juni 1980. Kedua orang tua Yuyun adalah pegawai negeri sipil. Bapak bekerja sebagai Penyuluh Pertanian Lapangan dan Ibu kepala sekolah dasar di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Yuyun menempuh pendidikan SD Negeri 1 Bakalrejo, Demak (lulus 1992), SMP Negeri 2 Karang Tengah (lulus 1995), SMA Negeri 1 Karang Tengah (lulus 1998). Setelah itu, ia kuliah di S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Negeri Semarang (lulus 2002) dan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia (Konsentrasi Jawa) di kampus yang sama (lulus 2014). Pada waktu kuliah S-1, ia aktif dalam kegiatan mahasiswa seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan, Pramuka, UKM Kethoprak, dan Radio Kampus. Semasa kuliah itu ia pernah menyandang juara favorit pembacaan geguritan. Lulus dari UNNES 2002, ia diterima mengajar di SMP Negeri 1 Guntur Demak dan Kejar Paket C di Semarang. Tiga bulan kemudian pindah ke sekolah swasta di Kota Semarang. IPK sewaktu kuliah tergolong memuaskan, namun setelah

100 Alumni 73 Inspiratif Unnes lulus ia termasuk yang belum berhasil menjadi PNS, satu profesi yang banyak diidamkan banyak orang. Yuyun sudah mencoba delapan kali, namun tetap saja gagal. Bapak dan Ibunya adalah orang yang selalu membesarkan hati. Mereka selalu mengatakan, “Bekerjalah dengan ikhlas sepenuh hati,

Sare.” rezekiPesan tidak Bapak selalu dan berupa Ibu selalu finansial menguatkan, dan ingatlah, sampai Gusti akhirnya Ora pada tahun 2009, yang merupakan kali kesembilan mengikuti seleksi CPNS, ia pun lolos. Ia bahkan ditempatkan di salah satu sekolah favorit di Kota Semarang, yaitu di SMA Negeri 5 Semarang. “Nampaknya Allah Swt ingin menunjukkan kuasanya, satu demi satu banyak hal yang saya alami di luar pemikiran saya.” Pada 2010, ia dipercaya menjadi Ketua MGMP Bahasa Jawa Kota Semarang (2010-sekarang). Tidak hanya itu, Yuyun juga dipercaya menjadi narasumber Fasilitasi Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa SMA/SMK Tingkat Provinsi Jawa Tengah (2012-2019). Pada tahun 2012, ia berkesempatan menjadi penulis naskah video bahasa Jawa Program Pendidikan Dasar oleh Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BPTIKP) dan berkesempatan memerankan tokoh dalam video pembelajaran tersebut. Pada tahun 2014, Yuyun berkesempatan menjadi penulis naskah video bahasa Jawa Program Pendidikan Menengah oleh BPTIK Dikbud Provinsi Jawa Tengah (2014-2020). Pada tahun yang sama, ia diberi kesempatan untuk menjadi penilai buku teks pelajaran Bahasa Jawa SMA Provinsi Jawa Tengah (2012-2016). Ia juga pernah Selain itu juga menjadi juri lomba geguritan tingkat SMP Kota Semarang (2014-2019). Setelah menyandang gelar Magister Pendidikan UNNES tahun 2014, sejak saat itulah ia semakin tertarik untuk menulis. Beberapa karya ilmiah yang pernah ia tulis di

74 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju antaranya: 1) Peningkatan Keterampilan Menulis Sinopsis Cerita Rakyat Melalui Wayang Bergilir Cublak-Cublak Suweng Peserta Didik Kelas XI SMA N 5 Semarang (2015); 2) Pengembangan Media Tri Karna (Kartu Nama Angka) untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Aksara Angka Jawa Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 5 Semarang (2016); 3) Peningkatan Keterampilan Membaca Aksara Angka Jawa Melalui Tri karna dan Kartu Angka Android Peserta Didik Kelas X SMA N 5 Semarang (2017); 4) Pengembangan Upin Cakar Go dan Media Interaktif Android untuk Meningkatkan Hasil Belajar Cerita Rakyat di SMA Negeri 5 Semarang (2017); 5) Peningkatan Hasil Belajar Cerita Rakyat Melalui Model Balling Berbantuan Media Interaktif Android Upin Cakar Go Peserta Didik Kelas XI IPA 1 SMA N 5 Semarang (2018); Pengembangan Media Interaktif Android Go-Kar untuk Meningkatkan Keterampilan Berpidato Bahasa Jawa di SMA Negeri 5 Semarang (2018). Pada tahun 2018, Yuyun mendapat sejumlah prestasi, yaitu juara I tingkat Jawa Tengah Lomba Karya Ilmiah Inovasi Pembelajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah dan juara III tingkat nasional Lomba Inovasi Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud. Karya Inovatif Pengembangan Media Interaktif Android Go-Kar untuk Meningkatkan Keterampilan Berpidato Bahasa Jawa di SMA Negeri 5 Semarang membawa Yuyun pada tahun 2019 diberi penghargaan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemdikbud. Ia mengikuti short course di University of Queensland, Australia, terkait pedagogical skills. “Kegiatan yang berlangsung sejak 27 Februari-26 Maret 2019 tersebut telah memberikan banyak manfaat. Selain belajar terkait pengetahuan akademis, ada juga budaya, etos kerja, toleransi, kerja sama, maupun soft skill lain yang

100 Alumni 75 Inspiratif Unnes membuat saya terus dan terus ingin belajar.” Tidak hanya itu, pada tahun 2019 pula diterbitkan buku karyanya dan tim oleh Penerbit Erlangga, Bahasa Jawa Piwulang Basa Jawa Muatan Lokal Wajib Jawa Tengah kanggo SMA/SMK/MA. Pada tahun 2020, Yuyun diberi kesempatan oleh Microsoft Indonesia untuk menjadi MIEE (Microsoft Innovative Educator Expert) 2020. Yuyun diberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan dengan mempelajari berbagai pendidikan dan menjadi seorang profesional pendidik yangfitur Microsoftsiap untuk yang belajar. terkait “Menjadi penerapan MIEE teknologijuga merupakan dalam pengalaman yang luar biasa karena saya berkesempatan berbagi ilmu tentang Microsoft pada teman-teman pendidik dari berbagai sekolah di Kota Semarang dan Jawa Tengah. Saya bisa berbagi tentang pembelajaran secara sinkron dan asinkron yang pada masa pandemi ini sangat diperlukan.”(*)

76 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Mardian Marsono,

Jalan Hidup Konsultan Mardian

ardian Marsono, alumnus Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, MUniversitas Negeri Semarang angkatan 2000 ini sekarang berkarir sebagai pemimpin tim kinerja sosial dan keberlanjutan di perusahaan Environmental Resources Management (ERM) sejak April 2020 lalu. Sebelum menjadi pemimpin tim, ia terlebih dahulu dipercaya sebagai konsultan senior di divisi yang sama. Tugasnya tentu berkaitan kepemimpinan sekaligus memberikan keahlian untuk mendorong pertumbuhan perencanaan manajemen sosial, investasi sosial, dan keberlanjutan lingkungan bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Selain itu, ia juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menerapkan rencana bisnis yang strategis bersama tim pengembangan

Tujuannya tentu menjaga hubungan baik dengan klien sekaligusbisnis dan menumbuhkan juga para pemimpin portofolio diklien seluruh baru. Asia Pasifik. Sebelum bergabung dengan ERM, pada Februari 2016 hingga November 2019, ia sempat bekerja di sebuah bidang yang sangat anti mainstream. Kiprahnya sebagai konsultan

100 Alumni 77 Inspiratif Unnes sebelumnya sudah teruji tatkala ia didapuk menjadi konsultan senior di bidang komunikasi strategis untuk sebuah perusahaan berskala internasional yakni Kiroyan Partners (KP). Ia merasa sangat beruntung pernah mencicipi pengalaman di perusahaan yang salah satu kantornya berada di Jakarta tersebut. Menurutnya, KP memiliki nilai, kultur perusahaan dan misi besar yang beririsan dengan pengalaman dan bidang yang selama ini ia minati. Jalannya sebagai konsultan profesional itu dimulai sejak ia menempuh studi di UNNES. Semasa kuliah, ia adalah mahasiswa yang aktif dan prestatif. Prestasi tertingginya sebagai mahasiswa adalah penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi tingkat universitas. Keberhasilannya itu merupakan hasil dari keaktifannya belajar di beberapa organisasi, seperti UKM English Debate Society (EDS), English Student Association (ESA), dan terlibat juga dalam beberapa kegiatan di BEM Fakultas Bahasa dan Seni. Pengalaman tersebut memberikannya bekal kompetensi yang sangat menunjang untuk karirnya sekarang, diantaranya yakni keterampilan berorganisasi, kerjasama, etos kerja, public speaking, hingga kemampuan berpikir konseptual dan analisis. Setelah lulus dari UNNES pada tahun 2005, pria asal Balikpapan ini memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan tambang batu bara multinasional di Kalimantan Timur. Namun, setelah 6 tahun berkecimpung di dunia pertambangan, ia ingin kembali melanjutkan studi untuk meraih mimpinya. Semangat untuk selalu belajar itu akhirnya mampu mengantarkannya mendapat beasiswa studi master di University of Auckland, Selandia Baru. Dari sinilah, keakrabannya dengan profesi konsultan mulai terlihat. Sekembalinya di Indonesia, ia langsung dipercaya menjadi Project Manager di sebuah perusahaan konsultan CSR selama 1,5 tahun.

78 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Selama menjadi konsultan yang akrab dalam melakukan pengembangan sosial, menurutnya ada dua hal yang menjadi tantangan dunia kerja era sekarang, yakni perkembangan pengetahuan dan globalisasi. Segala lapangan pekerjaan di era sekarang mengharuskan untuk selalu memperbaharui wawasan, apabila tidak, tentu saja ia akan semakin tertinggal dari yang lain. Yang kedua adalah globalisasi. Di tengah dunia tanpa batas, manusia era sekarang dituntut untuk selalu terbuka dan selalu meningkatkan diri sesuai dengan bidang yang digeluti. Oleh karena itu, ia berpesan kepada generasi baru untuk selalu menjadi pribadi yang growth mindset atau selalu belajar dan selalu mengembangkan diri sesuai minat dan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, ia juga berpesan untuk saling menghargai sekaligus saling berkolaborasi dalam menciptakan sesuatu.

100 Alumni 79 Inspiratif Unnes 80 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Prie GS

Bakat Melimpah Wartawan Andalan

rie GS lahir dan besar di Kecamatan Kaliwungu, Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Karena lingkungan Prumah dan kehidupan di sekelilingnya merupakan “lingkungan industri” kartun sejak tahun 1970-an, tanpa disadari Prie terjun dalam dunia kreativitas menggambar. Seperti yang lainnya, ia pun mencoba mengirimkan karya- karya kartun ke berbagai media massa. Namun, di kemudian hari karena merasa belum puas dengan karyanya, ia memberanikan diri untuk belajar khusus kepada kartunis senior dari harian umum Kompas, yaitu G.M. Sudarta. Setelah menyelesaikan masa SMA, Prie GS melanjutkan pendidikan perguruan tinggi di Jurusan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Semarang yang sekarang bernama Universitas Negeri Semarang. Di sanalah kemampuannya semakin terasah. Prie juga memberanikan diri untuk mengawali karier sebagai seorang wartawan di harian umum Suara Merdeka. Bakat seni yang kental dari seorang Prie, membuat dia lebih banyak memegang rubrik yang memuat tema- tema kesenian. Selain menangani rubrik, Prie juga secara rutin menggambar kartun setiap hari Minggu di surat

100 Alumni 81 Inspiratif Unnes kabar itu. Akhirnya, karena keuletannya, beberapa tahun kemudian, Suara MerdekaGroup mempercayakan padanya untuk memimpin majalah wanita, Cempaka. Ternyata pilihan Prie GS di dunia kartun itu bukan tanpa alasan. Sebagai mahasiswa Jurusan Seni Musik, awalnya dia pernah mencoba mendalami beberapa instrumen, seperti piano dan gitar klasik, namun baginya ternyata musik bukanlah jalan hidupnya. Hingga akhirnya Prie GS lebih memilih menjadi seorang kartunis sampai saat ini. Salah satu pencapaian Prie GS adalah ia pernah menggelar pameran kartun di Tokyo, Jepang atas undangan The Japan Foundation. Menurut Prie, pengalaman tersebut sangat berkesan karena banyak ilmu yang didapat terutama ketika berkesempatan untuk berdiskusi satu meja dengan para komikus dan animator tersohor di negeri sakura itu. Tidak berhenti sebagai seorang kartunis, Prie juga pernah mencoba kemampuannya sebagai aktor dengan bergabung di beberapa kelompok teater. Prie pertama kali bergabung dengan Teater Dhome Semarang. Saat itu beliau mengerjakan sebuah project repertoar Umang-umang atau Orkes seniman. MadunPada karya saat Arifinitu Prie C. Noer.GS tidak Ia memerankan sendiri, ia dibantu tokoh sebagai rekan lainnya yang ikut mendukung, di antaranya Jodhi Yudono, Timur Sinar Suprabana, Eko Tunas, dan Joshua Igho. Di Teater Lingkar, Prie lebih banyak menulis skenario drama. Adapun di Teater Aktor Studio, Prie bersama Joshua Igho menjadi ilustrator musik untuk repertoar Jembatan Mberok. Wah, sudah tidak diragukan lagi kemampuan Prie GS dalam bidang seni budaya, ya. Sudah banyak karya seni budaya yang dihasilkannya, mulai dari seni menggambar, teater, musik, hingga jurnalistik. Menjalani hidup sebagai wartawan, penulis kolom, dan kartunis membuat wawasan Prie GS semakin luas.

82 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Bertambahnya jam terbang di dunia kesenian dan jurnalistik, membawa Prie terjun ke ranah lain, yaitu sebagai public speaker. Di wilayah ini, Prie sering diundang sebagai pembicara, motivator, dan pengasuh acara-acara bertema budaya. Kemampuannya mengolah rasa adalah modal yang menjadikannya terus disukai oleh banyak lembaga. Banyak lembaga yang memintanya untuk memberikan siraman- siraman motivasi yang memberikan semangat dan kesadaran untuk mencapai kesuksesan. Beberapa lembaga yang pernah mengundangnya, antara lain adalah Markas Besar TNI Angkatan Laut Cilangkap. Prie pernah diundang secara khusus oleh Markas Besar TNI Angkatan Laut Cilangkap untuk memberikan siraman motivasi di depan para pejabat TNI berpangkat jenderal dan perwira Angkatan Laut. Selain itu, ia juga sering diundang oleh berbagai perusahaan besar, seperti PT Telkom, PT Coca- Cola, Indonesia Power, Bank Indonesia, PT PLN, PT Telkomsel, dan masih banyak perusahaan lainnya. Di dunia hiburan, seperti radio dan televisi, Prie GS tetap menjadi host untuk

Ratusan karya telah diciptakan oleh Prie GS, baik dalamacara refleksi bentuk sampai puisi, cerpen,saat ini. kolom, kartun, maupun buku- buku humor. Beliau telah menulis dan menggambar setiap minggunya untuk dikirimkan ke media masa agar diterbitkan. Prie GS bisa menjadi budayawan, seniman, dan bahkan seorang motivator dari kegemarannya menulis dan menggambar sejak muda. Prie GS meninggal dunia pada 12 Februari 2021.(*)

100 Alumni 83 Inspiratif Unnes 84 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Saroni Asikin

Menulis Itu “Tapa Ngrame”

eorang penulis tak bisa memencilkan diri dari kehidupan masyarakat. Ia tak bisa hanya berasyik- Smasyuk dengan dirinya dan abai terhadap persoalan pergulatannya di dalam kehidupan sosial. Karena itu, menulismasyarakatnya. bagi Saroni Apapun Asikin yang adalah dia tulis laku adalah tapa refleksingrame .dari Ya, buah permenungan itulah tulisannya. di dalamSaroni ”keramaiantelah menyadari sosial” hal ia “bertapa”,itu pada iamasa-masa berefleksi, awal dan kepenulisannya. Pada awal tahun 1990-an, lelaki kelahiran Brebes, 17 Agustus 1972 itu cuti dari perkuliahan di Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis IKIP Semarang (sekarang Unnes) dan pergi ke Jakarta dengan membawa sebuah mesin tik. Tujuannya satu: dia ingin menulis dan mengirimkan karya-karyanya ke koran-koran di Jakarta. Sebelum ke Jakarta, secara berkala beberapa tulisannya berupa esai, cerpen, dan puisi, telah dimuat koran terbitan Jakarta, di samping koran- koran di Semarang dan Yogyakarta. Tapi tujuan dan semangat besar untuk menulis di Jakarta tak mudah dia wujudkan. Ada tanggung jawab yang harus dia emban: mencari penghidupan. Maka, dia mengisi hidupnya

100 Alumni 85 Inspiratif Unnes di Jakarta sebagai pengasong dan penjual koran, dan hidup bersama para tunawismawan dan preman. Enam bulan berlalu dan pada suatu malam desakan untuk menulis sesuatu tak bisa ditahan. Dengan meminjam gerobak penjual rokok yang kosong, berpencahayaan lilin, dia mengetik beberapa judul sajak dan sebuah cerita pendek. Karya itu lalu dikirim ke sebuah koran mingguan di Jakarta. Meskipun mingguan itu bertiras kecil dengan honor yang tak besar, Saroni merasa beroleh karunia sangat besar: dia tak bisa lepas dari dunia kepenulisan. Itu tonggak kesadarannya untuk berkhidmat dalam dunia kepenulisan. Sewaktu balik ke Semarang untuk melanjutkan kuliah, dia tetap menulis dan mulai menjajaki dunia jurnalistik sebagai reporter lepas (freelance journalist). “Yustisia”, suplemen Hukum dan Kriminalitas Harian Suara Merdeka termasuk salah satu medium untuk menyalurkan energi kepenulisannya sebagai jurnalis. Pada saat yang sama dia tetap menulis artikel kesenian- kebudayaan, dan karya sastra. Lulus dari kuliah, dia menjadi reporter tabloid politik Perspektif yang terbit di Jakarta. Setelah itu pada 2002, dia menjadi reporter di Harian Suara Merdeka, profesi yang dia khidmati hingga sekarang. Di Suara Merdeka, liputannya lebih banyak di bidang kesenian, gaya hidup, dan sesekali politik. Karya-karya jurnalistiknya terus dicipta, bahkan ketika secara struktural sejak 2017 dia menjadi redaktur pelaksana.

Tak Pupus Kepenulisannya di bidang sastra tak pupus bersamaan dengan kiprah jurnalistiknya. Meskipun tak terlalu produktif, belasan cerpennya telah dipublikasikan. Dia mulai menjajal menulis novel pada 2004, tetapi dari beberapa judul yang dia coba tulis, tak satupun yang berhasil dia selesaikan. Baru pada tahun 2010 dia berhasil menyelesaikan sebuah novel yang diberi judul . Novel itu pada awalnya ditulis

86 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju untuk diikutkan pada lomba menulis novel islami yang diselenggarakan Republika pada 2010. Tak jadi nominee, dua tahun berikutnya, novel tersebut diubah judulnya menjadi Lelaki dari Kalipulung dan diikutkan pada Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Dari 300-an

Pada 2017, novel itu diubah lagi judulnya menjadi Lelaki Gagappeserta, dari novel Kalipulung tersebut dan jadi diikutkan finalis dan ke gagal Unnes jadi International pemenang. Novel Writing Contest, dan diganjar sebagai pemenang penghargaan. Setahun berikutnya, pada 2018 Saroni menyelesaikan novel Gandayoni dan diterbitkan pada 2019 oleh Citra Prima Nusantara Semarang (CPNS). Novel yang mendedah konsep impian menurut orang Jawa tersbut menjadi pemenang Penghargaan Prasidatama 2020 yang diselenggarakan Balai Bahasa Jateng. Pada tahun 2020, beberapa cerpen Saroni diterbitkan dalam kumpulan Striptis di Jendela oleh Penerbit Beruang Semarang. Boleh dibilang, belum banyak karya Saroni Asikin yang diterbitkan meskipun manuskripnya berupa karya sastra berbentuk prosa dan tulisan-tulisan kolomnya sejak 2009 di Harian Suara Merdeka sangatlah banyak. Beberapa manuskrip yang siap diterbitkan antara lain cerita omnibus bertajuk Duhkhaparwa (Prosa Dukalara dari Kurusetra), kumpulan cerita Asmaralara, kolom Jon Lebay Ingin Jadi Presiden, dan kolom Julia Perssik dan Dewi Perez. Hampir semua karya itu telah dipublikasikan di koran. Selain itu ada juga manuskrip berjudul Martoloyo yang merupakan cerita berbahasa Jawa dialek Tegal yang dimuat bersambung dari tahun 2007 hingga tahun 2009. Selain menjadi jurnalis dan penulis karya sastra, sejak 2012 Saroni mengajar di Unnes dan beberapa perguruan tinggi lain sebagai dosen luar biasa. Dia mengajar mata kuliah yang berkaitan dengan kiprah jurnalistik dan kepenulisannya,

100 Alumni 87 Inspiratif Unnes antara lain mata kuliah Jurnalistik, Menulis Karya Ilmiah Populer, Bahasa Indonesia, Semiotika, dan beberapa lainnya. “Saya merasa bersyukur diminta Unnes dan beberapa perguruan tinggi lain untuk berbagi pengetahuan mengenai kiprah saya. Mengajar adalah bentuk lain dari menulis, yaitu proses membagikan sesuatu berupa buah pemikiran,” ujar Saroni. (*)

88 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Teguh Prakoso

Inovasi Teguh untuk Pembelajaran Jarak Jauh

eguh Prakoso , merupakan salah satu alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang sempat menjadi Direktur TUniversitas Terbuka (UT) Surabaya sejak tahun 2015 hingga tahun 2019. Ia adalah lulusan kebanggaan dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES. Dalam perjalanannya sampai menjadi direktur di UT Surabaya, Teguh mendapatkan gelar sarjananya di UNNES pada tahun 1998. Demi mewujudkan mimpinya menjadi pengajar atau dosen, 8 tahun berselang, tepatnya pada tahun 2006, ia akhirnya berhasil menyelesaikan studi magisternya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Keteguhannya dalam mengabdikan diri kepada ilmu pengetahuan membuatnya mendapatkan kepercayaan untuk mengajar di Universitas Pamulang pada 2007. Pria asal pemalang ini memutuskan untuk melepaskan jabatannya di UT Surabaya tepatnya September 2019 karena ingin kembali mengembara ilmu dengan studi lanjut pada program doktoral (S3). Kepemimpinan pertamanya selama 4 tahun, Teguh Prakoso melewatinya dengan berbagai gebrakan terutama dalam menjalin komunikasi dan kemitraan dengan pemerintah daerah dan instansi terkait di seluruh wilayah UPBJJ- UT Surabaya. Upayanya tersebut dinilai sukses. Pimpinan UT

100 Alumni 89 Inspiratif Unnes Pusat pun kembali memberi kepercayaan kembali pada Teguh Prakoso untuk masa 4 tahun berikutnya. Namun demikian, belum genap 1 tahun menjalani masa tugas pada tahap kedua kalinya ini, Teguh Prakoso mendapat kesempatan untuk studi lanjut dan lulus seleksi S3 di UNNES. Pada detik-detik menjelang berakhirnya masa jabatan di UT Surabaya, ia bahkan masih sempat menorehkan prestasi sebagai Juara 1 tingkat nasional sebagai UPBJJ-UT terbaik. Tentu saja prestasi ini menambah daftar panjang capaian yang ditorehkan UT Surabaya dan sangat membahagiakan bagi keluarga besar UT Surabaya. Segala inovasi yang telah ia lakukan kini telah membuat UT Surabaya tampil gagah dibandingkan Universitas Terbuka lainnya di seluruh Indonesia. Berbagai inovasi dan pemikiran Teguh Prakoso tidak perlu ditanyakan lagi. Ia banyak berbagi kajiannya tentang pembelajaran misalnya dalam seminar-seminar, pidato- pidatonya, bahkan menerbitkannya di media. Karya terbarunya terbit di JawaPos.com Februari 2020 lalu dalam tulisannya yang bertajuk Merdeka Belajar dan Belajar Jarak Jauh. Dalam tulisan opininya tersebut, Teguh Prakoso mengungkapkan bahwa konsep merdeka belajar yang kini sedang giat-giatnya dicanangkan oleh Kemendikbud, sebenarnya memiliki konsep yang sama dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah lebih dulu digiatkan oleh Universitas Terbuka sejak tahun 1984. Karakteristik PJJ yang terbuka, belajar secara mandiri, belajar di mana saja dan kapan saja, serta berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat menunjang merdeka belajar. Selain itu ia juga menekan bahawa dalam PJJ yang menjadi peserta tidak hanya mahasiswa tetapi juga masyarakat. Itu lah yang menjadikan merdeka belajar dan belajar jarak jauh sebagai bagian yang tak terpisahkan. Mantan Rektor UT Surabaya ini tentu sudah banyak menjalani pengalamannya dengan Pembelajaran Jarak Jauh. Jejaknya di UT Surabaya banyak memberikan pelajaran bagaimana mencetak mahasiswanya

90 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju menjadi insan-insan berkualitas. Karena menurutnya semua orang dari kalangan manapun punya hak untuk belajar dan mengembangkan diri.

100 Alumni 91 Inspiratif Unnes 92 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Titah Listiorini

Jalur Cepat Menduniakan Maerakaca

itah Listiorini adalah Direktur PT PRPP Jawa Tengah. Perempuan kelahiran 29 Juni 1965 ini merupakan Talumni Program Studi Bahasa dan Sastra Prancis, Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang dulu IKIP Semarang pada tahun 1984 dan lulus tahun 1990. Selain menjabat sebagai Direktur PRPP, ia juga menjabat sebagai dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Semarang. Tak hanya itu, perempuan yang gemar memasak ini juga pernah menjadi pengelola perhotelan di Grasia Group. Di tengah kesibukannya saat ini memimpin PRPP Jateng yang terus mengalami perkembangan dalam hal pariwisata, ia juga aktif dalam DPD Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asterapi) sebagai ketua dan DPD Perhimpunan Taman Usaha Rekreasi Indonesia (Putri) untuk Wilayah Jawa Tengah. Disela-sela kesibukannya, wanita lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas Bahasa dan Seni UNNES ini juga menggemari kegiatan travelling. Sebelum menjadi direktur seperti sekarang, wanita kelahiran Semarang ini memiliki perjalanan karir yang panjang. Setelah lulus dari UNNES, ia langsung menjadi dosen bahasa Prancis di Akademi Pariwisata (Akpari) Semarang

100 Alumni 93 Inspiratif Unnes sekarang Stiepari Semarang. Setelah 8 bulan menjadi dosen di sana, Ia kemudian diangkat menjadi Pembantu Direktur II sebagai jabatan struktural di PRPP. 5 tahun mengabdi menjadi dosen di Akpari, akhirnya ia memutuskan keluar dan bekerja sebagai pengelola pendidikan di Hotel Grasia Group, di mana di sana terdapat pendidikan satu tahun bidang Perhotelan untuk para pegawainya. Tahun 1995 itulah Titah mengabdi sebagai pendidik yang mencetak tenaga kerja bidang perhotelan yang profesional selama 4 tahun lamanya. Setelah sukses mengajar di sana, Ia kemudian membuat sendiri usaha di bidang pelatihan kerja yakni Training Organiser yang menawarkan program-program pelatihan untuk pegawai. Tepatnya pada tahun 1999 sampai 2002 itu ia mengelola sendiri Training Organizer tersebut dari menyiapkan Training Need Analysis, materi, pemateri. Profesi ini Titah rasa sangat sesuai dengan proses belajarnya dulu di UNNES yang berkaitan dengan perencanaan, pengajaran, TIU, TIK, sampai Metode. Dalam usahanya itu lah Titah mencurahkan idealismenya sebagai pengajar. Tahun 2002, Titah mulai ditawari menjadi Direktur Utama PT PRPP. Sejak itulah Ia mulai aktif mengelola PT PRPP yang merupakan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan Jawa Tengah milik daerah (BUMD) yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Kota seluruh Jawa Tengah. Sudah 18 tahun lebih ia mengelola 40 hektar dengan 2 kawasan. Satu kawasan PRPP yang populer di kalangan masyarakat sebagai tempat pameran, Wedding and Catering spot dan sebagainya seluas 15 Hektar lebih, dan satunya lagi area untuk taman mini Jawa Tengah yang sekarang terkenal dengan Grand Maerokoco. Di awal tahun 2002 sampai tahun 2010 adalah tahun yang berat bagi Titah mengelola PRPP. Hal tersebut karena minimnya modal kerja, persepsi masyarakat yang masih menganggap PRPP sebagai tempat yang mangkrak, dan

94 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju minimnya konsep ide. Setelah 8 tahun berjuang, akhirnya Titah mulai mendapatkan partner untuk mengelola gedung, pemasaran, dan berbagai perbaikan sampai sekarang PRPP pasti sukses menyelenggarakan event-event besar setiap tahun, misalnya Jateng Fair, Jateng Expo, dan pameran lainnya. Tahun 2015 juga menjadi tahun di mana titik balik bagi pengelolaan Titah di PRPP, khususnya di Grand Maerokoco yang sukses dengan event-nya yaitu Jazz Semarang yang berkolaborasi dengan anak muda yang tergabung di komunitas Jazz Ngisoringin. Acara tersebut sukses mengundang artis-artis nasional dan menarik perhatian masyarakat maupun wisatawan. Saat itu lah Titah memiliki ide untuk merevitalisasi dan me-rebrand Maerokoco menjadi Grand Maerokoco. Di tahun 2015 ini pula, mangrove- mangrove yang ia tanam tahun 2008 silam sudah rimbun dan memperindah miniatur bentuk pulau Indonesia. Ini menjadi kekuatan PRPP untuk menarik wisatawan dengan hutan mangrove tersebut. Sampai tahun 2017 dampak kunjungan wisatawan meningkat drastis karena konsep ide kreatif hutan mangrove tersebut. Saat ini Titah sedang sibuk mempersiapkan event PRPP Semarang secara Virtual. Karena pandemi covid 19, Titah lebih fokus mengelola Grand Maerokoco. Ia pun menawarkan ide konsep baru kepada panther bisnisnya sebuah spot baru yaitu Lumina Grand Maerokoco yang sebelumnya adalah wilayah yang sangat kumuh. Sampai saat ini, ia pun masih terus aktif mencetuskan ide-ide kreatif untuk terus menngembangkan PRPP Jateng.

100 Alumni 95 Inspiratif Unnes 96 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Triyanto Triwikromo

Dari IKIP Semarang ke Panggung Sastra Dunia

riyanto Triwikromo adalah pemeroleh Penghargaan Sastra 2009 Pusat Bahasa untuk buku kumpulan Tcerpen Ular di Mangkuk Nabi. Surga Sungsang, buku cerita terbitan Gramedia Pustaka Utama, 2014) masuk lima besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2014. Buku terbarunya, Kematian Kecil Kartosoewirjo memperoleh sambutan positif. Hampir semua media –termasuk Majalah Tempo, Kompas, Jawa Pos, Republika, dan Suara Merdeka—membahas panjang lebar buku itu dan dipamerkan. Selain Kematian Kecil Kartosoewirjo, kumpulan cerita pendeknya terbaru A Conspiracy of God-killers (Lontar, 2015) dan The Serpent in The Holy Grail (Gramedian Pustaka Utama, 2015) dan buku cerita Upside-Down Heaven (Gramedia Pustaka Utama, 2015) adalah kisah-kisah yang dipamerkan di Frankfurt Boof Fair (2015), Jerman. Pada Juni 2015 ia dikirim pemerintah ke Berlin dan Koln (Jerman) untuk membacakan cerpen tentang Berlin (“Dalam Hujan Hijau Fridenau’’) dan petikan novel Surga Sungsang tentang pergolakan Islam di Indonesia (“Wali Kesebelas”). Kegiatan itu merupakan rangkaian acara Pra-Guest of Honour (GoH) Indonesia dalam Frankfrut Book Fair 2015.

100 Alumni 97 Inspiratif Unnes Sepuluh cerpennya yang masuk Cerpen Pilihan Kompas sepanjang 2003-2012 dibukukan dalam Celeng Satu Celeng Semua (Gramedia Pustaka Utama, 2013). Cerpennya,“Dongeng New York Miring untuk Aimée Roux”, dimuat dalam Cerpen Pilihan Kompas 2013. Cerpennya, “Cahaya Sunyi Ibu”, termuat dalam 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 Anugerah Sastra Pena Kencana. Cerpennya “Lembah Kematian Ibu” juga masuk 20 Cerpen Terbaik Indonesia 2009 Anugerah Sastra Pena Kencana. Pada 2012-2013 dia terlibat dalam penggarapan program citybooks yang diproduksi oleh deBuren (rumah produksi dari Belgia). Proyek ini memungkinkan 10 puisi panjangnya tentang Semarang diterjemahkan dalam bahasa Belanda, Inggris, dan Prancis. Cerpen-cerpennya juga diterjemahkan dalah bahasa Swedia dan Inggris. Pria kelahiran Salatiga, 15 September 1964 ini lulus Magister Ilmu Susastra Universitas Diponegoro, Semarang. Ia bekerja sebagai dosen Penulisan Kreatif, Jurnalisme Sastrawi, Sastra Siber, Sejarah Sastra, dan Kebudayaan Populer di Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Ia juga mengajar Jurnalisme Sastrawi dan Kajian Kebudayaan di Magister Ilmu Komunikasi Undip. Selain itu, kini ia jadi Redaktur Pelaksana Harian Suara Merdeka. Selain menganggit puisi (antara lain terbit dwibahasa di Australia dalam Mud Purgatory, 2008), ia menulis kumpulan cerita pendek Rezim Seks (Aini, 2002), Ragaula (Aini, 2002), Sayap Anjing (Penerbit Buku Kompas, 2003), Anak-anak Mengasah Pisau (Children Sharpening the Knives) (Masscom Media, 2003), dan Malam Sepasang Lampion (Penerbit Buku Kompas, 2004). Pada 2005 dan 2007 mengikuti Utan Kayu International Literary Bienale. Setelah itu, 2005, ia menjadi peserta Wordstorm: Northern Territory Writer Festival di Darwin dan Januari-Februari 2008 menjadi peserta Gang Festival

98 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dan residensi sastra di Sydney, Australia. Pada tahun sama ia juga menjadi pembicara dalam Ubud Writers and Readers Festival di Ubud, Bali. Bersama Budi Darma, Eka Kurniawan, Nugroho Suksmanto, dan Chavchay Saifullah, ia menulis L.A. Underlover (Katakita, 2008), kumpulan cerpen tentang persentuhan orang-orang Indonesia dengan manusia- manusia Los Angeles. Pada 2013 ia bersama Agus Noor mendapat semacam grant untuk menulis novel di New York, Amerika Serikat dari pendiri Anugerah Sastra Pena Kencana, Nugroho Suksmanto. Pada 2010, buku kumpulan puisinya Pertempuran Rahasia (2010) dan Kematian Kecil Kartosoewirjo (2015) diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Kini dalam waktu dekat Triyanto akan menerbitkan Selir Musim Panas (kumpulan puisi tentang Tiongkok), Berjalan-jalan ke Kuburan Massal (kumpulan 100 cerita singkat), dan Bolonggrowong (kumpulan cerita pendek). Karya-karya Triyanto juga dialihwahanakan dalam berbagai bentuk kesenian. Cerpen “Anak-anak Mengasah

Setiadi, dijadikan karya seni rupa (Yuswantoro Adi dan A.S. Kurnia),Pisau” telah dan jadi dijadikan lagu oleh film pemusik televisi Seno. oleh sutradaraKaryanya yang Dedi lain, “Sayap Kabut Sultan Ngamid” dialihwahanakan jadi lukisan oleh S. Teddy D dan jadi pertunjukan teater oleh Iman Soleh. Bukunya, Celeng Satu Celeng Semua dijadikan

Cerpennya yang lain, “Seperti Gerimis yang Meruncing sebagai pancatan untuk sebuah film pendek berjudul sama.

BeberapaMerah” juga puisinya, dialihwahanakan antara lain menjadi“Tersina sebuahPembakaran film pendek Sinta”, bertajuk sama. Fim-film itu bisa diunduh di Youtube.

“Sahal”,Bukunya, dan “John Ular Woo”di Mangkuk di-film-musik-kan Nabi telah dengan dijadikan judul karyasama senioleh berbagairupa oleh komunitas 21 perupa kebudayaan Indonesia dandan pembuat dipamerkan film. oleh

100 Alumni 99 Inspiratif Unnes Galeri Semarang di Jakarta Art District, Grand Indonesia, Jakarta, 27 April-2 Mei 2010. Mereka yang terlibat antara lain Arie Dyanto, Bambang “Toko” Witjaksono, Bobo Yudhita Agung, Dipo Andy, Eddie Hara, Gusmen Heriadi,

Robi Fathoni, Sigit Santosa, Hardiman Radjab dan Saftari. TriyantoUgo Untoro, sudah Hayatuddin, sejak lama berkecimpung Jumaldi Alfi, Pande di dunia Ketut penerbitan Taman, dan sastra. Pada saat belajar di Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Salatiga ia telah menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Bahana. Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) IKIP Semarang, dia turut melahirkan Koran Kampus Nuansa dan aktif di Komunitas Pecinta Sastra Cakra. Ia juga menjadi pendiri gerakan Revitalisasi Sastra Pedalaman. Gerakan ini waktu itu mencoba mewartakan betapa aktivitas sastra itu jangan sampai hanya dibatasi di media massa. Siapa pun berhak bersastra di berbagai tempat. Begitu bekerja di Harian Umum Suara Merdeka, ia berturut-turut menjadi wartawan budaya, Redaktur Sastra, Kepala Desk Wacana, Kepala Desk Edisi Mingu, Kepala Desk Utama, dan yang terkini dipercaya sebagai Redaktur Pelaksana. Ia juga berturut-turut pernah jadi anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Tengah, Ketua Komite Sastra Dewan Kesenian Jawa Tengah, dan Ketua I Dewan Kesenian Jawa Tengah. Bertolak dari aneka kegiatan di bidang sastra dan kebudayaan itu, Triyanto berkali-kali ditunjuk menjadi kurator pameran seni rupa dan kurator sastra (antara lain untuk memilih peserta Ubud Writers and Readers di Ubud Bali). Juga menjadi juri di aneka kegiatan yang berkait dengan sastra dan seni rupa. Berkali-kali pula ia menjadi pembicara yang berkait dengan bidang sastra, bahasa, jurnalistik, seni rupa, teater dan bidang-

100 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju bidang kebudayaan lain di dalam dan luar negeri. Triyanto juga kerap diminta menjadi penceramah dalam pelatihan jurnalistik, penulisan ilmiah populer, esai dan cerita pendek serta puisi. Selama dua tahun terakhir menjadi narasumber rutin untuk bincang-bincang Tajuk Rencana Suara Merdeka di TV-KU. Yang tidak terduga, ia pernah dipercaya menjadi sutradara dan penganggit cerita selama berbulan-bulan untuk pertunjukan ketoprak komedi yang dimainkan oleh komunitas Atlas Budaya. Atlas Budaya adalah komunitas yang beranggotakan para pelawak Srimulat dan para pemusik Semarang. Ia meninggalkan komunitas itu karena lebih memilih aktif dalam bidang kesusastraan dan jurnalistik.(*)

100 Alumni 101 Inspiratif Unnes 102 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Tuswadi

Pembelajar Negeri Sakura Pulang Majukan Desa

uswadi, pria asal Banjarnegara ini adalah lulusan master dan doktor pendidikan dari universitas ternama Tdi Jepang. Ia merupakan salah satu alumni Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang (UNNES) dulu IKIP Semarang tahun 1993 sampai 1998. Ia juga menuntaskan studinya di SMA Negeri 1 Banjarnegara tahun 1990 sampai 1993. Tuswadi memulai karirnya sebagai pendidik di Desa Tapen, kecamatan Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah dan guru bahasa Inggris di SMA N 1 Sigaluh. Kiprahnya dalam dunia pendidikan Indonesia sangatlah luar biasa. Perjalanan inspiratif DR. Tus, begitu sapaan akrabnya, diawali ketika ia memilih meneruskan kuliah S2 dan S3 di Universitas Hiroshima sejak tahun 2009 hingga 2014. Diterima sebagai mahasiswa mandiri (tanpa beasiswa) pada awalnya bukanlah hal yang mudah, sampai akhirnya ia mendapat gelar doktor di bidang Pendidikan dan Mitigasi Bencana. DR. Tus juga tergabung sebagai anggota Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI). Usai menyelesaikan studinya di jepang tersebut, DR. Tus memutuskan kembali ke daerah asalnya dan mengabdi di sana. Ia kembali ke kampung halaman dan meneruskan profesinya

100 Alumni 103 Inspiratif Unnes sebagai guru Bahasa Inggris untuk menularkan ilmu kepada siswa dan juga anak-anak muda Tanah Air. Atas keinginannya mengabdi untuk pendidikan, ia pun mendirikan Rumah Pintar Dr. Tus. Keberadaan rumah ini tentu berbeda dengan rumah orang biasa. Rumah Pintar DR. Tus ini menyediakan banyak buku-buku yang bisa menambah ilmu pengetahuan dan belajar sesuatu yang positif. Kegiatan yang ada di Rumah Pintar DR. Tus mencerminkan banyak metode pembelajaran yang tidak diperoleh anak didik saat berada di sekolah. Di sini pula lah siswa tidak hanya belajar Bahasa Inggris, namun juga belajar soal kemandirian, pembentukan karakter, nilai-nilai kemanusiaan, yang DR. Tus adopsi dari sistem pembelajaran ala jepang. Ia juga berkolaborasi dengan ustaz untuk menanamkan nilai agama. Rupanya DR. Tus adalah pengagum BJ Habibie. Ia menjadikan Rumah Pintar tersebut sebagai kawah candradimuka bagi para mahasiswa Indonesia yang ingin meneruskan kuliah ke Universitas Hiroshima. Ia berharap misinya membantu putra- putri terbaik Indonesia belajar ke Universitas Hiroshima akan terus menyebar luas, bahkan sampai Eropa, Amerika Serikat, dan universitas bergengsi lainnya. Kini lulusan S2 dan S3 Hiroshima University hasil sentuhan Tuswadi sudah banyak yang kembali ke tanah air dan bekerja sebagai tenaga pendidik (dosen/guru) peneliti, dan staf di kantor organisasi baik di dalam dan luar negeri. Perannya untuk pendidikan dan anak bangsa patut untuk diapresiasi. DR. Tus juga sudah sempat menerbitkan empat novel kisah perjuangan hidupnya. Antara lain Inspirasi Keluarga Pembelajar Negeri Sakura (2016), Budaya Tanggap Gempa Negeri Sakura (2016), Masa Kecilku (2015), Petualangan Ayu- chan (2012). Mulai tahun 2018, DR. Tus menjabat sebagai Direktur Politeknik Banjarnegara menggantikan Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum hingga sekarang. Kini DR. Tus tinggal di Madukara, Kabupaten Banjarnegara.

104 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FIS

Fakultas ilmu sosial

100 Alumni 105 Inspiratif Unnes 106 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hari Wuljanto

Memangku Cinta Sang Guru

ari Wuljanto atau akrab disapa Hari Wul menghabiskan masa kecilnya di Purworejo, kota pensiunan yang Htenang. Sejak sekolah dasar, ia mengagumi gurunya, Ibu Mangku Trisna yang menurut kebanyakan murid galaknya luar biasa. Tetapi mengapa Hari Wul kecil justru sangat dicintai oleh guru tersebut? Hari Wul berbadan kecil. Tak salah jika Bu Mangku Trisna selalu memanggilnya dengan “cabe rawit”. Katanya, biarpun kecil tetapi pedas. Hari Wul kecil lemah dalam bidang numerik, tetapi tidak pernah sekalipun Bu Guru mencemooh dan mempermalukannya di depan kelas. Mungkin saja ia paham bahwa “Satu pujian mungkin dapat menumbuhkan ribuan semangat, tetapi satu cercaan dapat menghancurkan seluruh keingintahuan”. Itulah awal mula Hari Wul terinspirasi oleh seorang guru. “Karena roh mendidik adalah cinta, persis seperti namanya Mangku Trisna, memangku cinta.” Selepas SMP, ia ingin sekali melanjutkan ke SMA seperti teman-temannya. Bercanda ria menikmati indahnya masa remaja sambil mengikuti bimbingan belajar di sore hari. Dalam bayangannya, selepas SMA melanjutkan belajar ilmu hubungan

100 Alumni 107 Inspiratif Unnes internasional pada universitas terkenal di Yogyakarta, menjadi diplomat dan diangkat sebagai duta besar berkuasa penuh di negara Eropa. Tetapi ada suatu yang tak terkatakan bahwa kenyataan memaksanya memindah haluan: menjadi siswa sekolah pendidikan guru. Memang, baginya, hidup tak sekadar impian, tetapi kenyataan yang harus dihadapi. Disadari benar bahwa dalam lingkungan yang buruk terdapat hal-hal yang mendorong untuk mengembangkan kemampuan dan karakter terbaik yang kita miliki. Sebab, keberhasilan seseorang dibangun melalui karakter, kemampuan dan passion yang kuat. “Anda tidak dapat berhasil pada pekerjaan Anda jika tidak benar-benar mencintainya.” Bagi kebanyakan anak seusianya di perkotaan, sekolah guru bukanlah pilihan, tetapi mungkin saja ini pilihan Tuhan. “Kegagalanmu hari ini bisa jadi adalah cara Tuhan menunjukkan jalan kesuksesanmu”, itu yang selalu dipegangnya untuk sekadar menyemangati dirinya. Memang, belajar di sekolah guru terkesan lebih tua dari umurnya. Menempa kepribadian, melayani dan mengayomi serta melatih kepekaan dan cinta. Ketika teman-teman seusianya sedang asyik bergurau, Hari Wul sedang mematut diri menjadi “Oemar Bakrie”, berlatih mengajar di sekolah dasar negeri di pinggiran desa dan menjadi guru Pramuka. Kata Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah wahana pembudayaan dan pembentukan kepribadian. Tugas guru bukanlah memaksakan sesuatu kepada anak melainkan menuntun mengeluarkan potensi-potensi bawaannya agar anak bertumbuh”. Di sekolah pendidikan guru itulah Hari Wul menemukan nilai- nilai hidup yang menyemangati dirinya bahwa “Hidup bukanlah soal siapa mendapat apa, melainkan siapa memperjuangkan apa”. “Banyak teman-teman yang menyemangati hidupnya”, kata Thomas Watson, “jangan mencari kawan yang membuatmu nyaman, tetapi carilah kawan yang membuatmu berkembang”. Aktif di organisasi intra sekolah dan ekstrakurikuler memberikan bekal bekerja sama dengan orang lain dan melayani kepentingan

108 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju banyak orang. Keterampilan menulis ilmiah juga mendapat kesempatan berkembang sewaktu belajar di sekolah itu dengan menjuarai beberapa lomba menulis ilmiah tingkat provinsi dan mengikuti lomba yang diselenggarakan secara nasional. Semangat belajar dari sekolah guru itulah yang mendorongnya mengikuti kuliah di IKIP Semarang. Jurusan Sejarah pilihannya. Alasannya sangat jelas: tidak ada mata kuliah Matematika. Tetapi kemudian ditemukan bahwa, “Sejarah bukanlah masa lalu melainkan masa depan. Jika engkau ingin sejarahmu ditulis dengan tinta emas, maka buatlah prestasi terbaik hari ini”. Dari berbagai sejarah dunia Hari Wul muda mengerti tentang nilai- nilai hidup, ide dan gagasan tentang apa yang membuat suatu bangsa menjadi besar dan mengapa sebagian bangsa yang lain bergerak di tempat bahkan ada yang hanya sibuk berkonflik dengan saudaranya sendiri dan hancur perlahan-lahan di tengah gemuruhnya perubahan. Dosen-dosen IKIP Semarang baginya luar biasa, membimbing mahasiswa biasa menjadi berkembang potensinya. Para dosen sangat paham bahwa, “Mendidik memerlukan ilmu dan seni. Ilmunya adalah kemampuan memahami kebutuhan dan potensi anak. Seninya adalah satunya perasaan, pikiran, perkataan dan laku perbuatan sebagai panutan perilaku baik seperti anaknya”. Bahkan filosofi yang mendalam adalah bahwa, “Roh mendidik adalah cinta. Jika Anda tidak memiliki persediaan cinta yang berlimpah, jangan masuk dalam tugas mendidik. Bukan saja Anda akan merasa berjalan di padang gersang, anak-anak akan merasa kekeringan dan kehausan cinta dan kasih sayang”. Sambil mempelajari ilmu mendidik, saat itu Hari Wul muda didorong untuk terus aktif di organisasi kampus. Semangat melayani itulah yang mengantarkannya dipilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas dan kemudian Ketua Umum Senat Mahasiswa Institut (SMI). Selain mengikuti aktivitas organisasi, Hari Wul aktif mengikuti berbagai lomba karya tulis ilmiah, menulis pada majalah ilmiah Kompas Mahasiswa. Pencapaiannya

100 Alumni 109 Inspiratif Unnes saat itu adalah Juara Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah pada Pekan Ilmiah Mahasiswa IV yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Depdikbud. Sekalipun waktu kuliah lebih banyak untuk mengikuti organisasi, termasuk pelatihan-pelatihan nasional, Hari Wul sempat sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama IKIP Semarang. Ini adalah penggalan pengalaman hidup yang memberikan kesempatan untuk berkembang. Selepas lulus, Hari Wul mendaftar dan diterima sebagai guru negeri di SMP. Cintanya pada guru kembali mengingatkan pada sosok “Guru sang pemangku cinta”. Di sini Hari Wul muda menemukan nilai bahwa, “Siapa berani mengajar harus berani belajar selamanya. Siapa berani mendidik harus berani sebagai suri teladan selamanya”. Karena “Anak bukanlah pendengar yang baik tetapi peniru yang ulung. Apa yang dilakukannya hari ini adalah apa yang diperolehnya kemarin dan apa yang dilakukannya besok adalah hasil pengamatan dan pengalamannya hari ini”. Kebiasaan baik dan keteladanan harus ditunjukkan oleh guru. “Jika Anda ingin siswa menghormati Anda, maka Anda harus menjadi panutan rasa hormat. Anda tidak dapat mengejar rasa hormat di mana Anda tidak melakukannya”, kata Barbara Luther. Itulah sebabnya, “Keteladanan adalah kunci terbentuknya kepribadian, karena perilaku Anda lebih bermakna dari ribuan kata-kata”. Pada saat bersamaan hasrat organisasinya menuntut pengalaman-pengalaman baru yang menantang. Sempat ditugaskan membantu dosen-dosennya yang bertugas di DPRD dan Badan Pekerja MPR RI kemudian membantu di kantor Gubernur Jawa Tengah saat era Reformasi. Angin membawanya pada tugas pelayanan kepada masyarakat dengan bekerja pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, institusi yang tetap melayani pendidikan melalui proses administrasi dan kebijakan. Di mana saja bekerja, filosofi dasarnya sama, yaitu bagaimana kita dapat ngemong, momong, dan among kepada

110 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju siapa saja. Memangku cinta bagi sesama. Menjadi pelayan bidang pendidikan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah bagi Hari Wul telah memberikan nilai-nilai kehidupan, bahwa masih banyak pekerjaan rumah untuk memberikan kesempatan lebih luas kepada anak-anak bangsa agar dapat memperoleh pendidikan. Ia merasa masih perlu bekerja keras agar kualitas anak-anak bangsa semakin meningkat serta terus menerus memperbaiki tata kelola layanan pendidikan. Semakin lama hidup di dunia pelayanan pendidikan semakin mengerti bahwa “Pendidikan bukan untuk menambah pengetahuan, melainkan meningkatkan kualitas hidup”, kata Jean Piaget. Kita harus memberikan yang terbaik yang kita punya dan melakukan hal terbaik yang kita bisa. Bunda Teresa mengingatkan, “Berikan kepada dunia hal terbaik yang Anda miliki dan Anda akan terluka. Bagaimanapun juga berikan yang terbaik”. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. bahkan menyampaikan adagium, “Saya peduli maka saya ada”. Itulah alasan bahwa memiliki pendidikan, gelar, dan jabatan tinggi mungkin saja penting, tetapi yang lebih penting adalah apakah pendidikan, gelar, dan jabatan kita meningkatkan kualitas hidup dan kebaikan lebih banyak bagi sesama. “Orang tidak tahu dengan tingginya ilmu, banyaknya gelar dan jabatan, tetapi orang hanya tahu seberapa Anda peduli. Jika engkau terpanggil melayani pendidikan, pangkulah cinta dengan segenap raga dan hati-jiwamu, karena mereka sangat membutuhkan kebaikan pelayananmu.”(*)

100 Alumni 111 Inspiratif Unnes 112 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Harti

Motivasi dari Alam Tandus

arti adalah juara II Anugerah Konstitusi Nasional yang diberikan oleh Mahkamah Konstitusi tahun H2014. Ia juga guru PPKn Berprestasi Nasional tahun 2014 oleh Kemendikbud RI. Aktif membimbing siswa dalam penulisan ilmiah, sebagai supervisor International Exibition of Young Inventor (IEYI) tahun 2012 di Bangkok. Ia dilahirkan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan, 11 Februari 1971. Desa itu tanpa mata mair di musim kemarau, hanya ada satu sumur sumber air tadah hujan yang membuatnya otomatis kering di saat kemarau. Dulu, ia terbiasa menggendong jun (tempat air terbuat dari tanah liat) untuk mengambil air ke desa tetangga untuk memenuhi kebutuhan air setiap hari. Kondisi alam yang tandus, keadaan ekonomi keluarga yang teramat memprihatinkan justru menjadikan motivasi untuk mengubah nasib. Lulus SD Tegalrejo 3 dan diterima menjadi siswa SMP Negeri 1 Wirosari menjadi kebanggaan keluarga. Jarak tujuh belas kilometer dari rumah menuju sekolah ditempuh selama satu jam perjalanan. Kondisi jalan yang berlubang dan tidak

100 Alumni 113 Inspiratif Unnes beraspal membuat lama perjalanan. Belum lagi antrean menunggu penumpang. Mobil bak terbuka digunakan untuk memuat barang, menjadi angkutan manusia. Dari sisi kanan kiri bak diberi bangku panjang untuk tempat duduk, dan bagian tengah untuk barang-barang. Setelah lulus dari SPGN Purwodadi, ia mendaftar kuliah di IKIP Semarang. Ia mencoba mendaftar Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan PMP-KN (Pendidikan Moral Pancasila dan Kewargaan Negara). Pengumuman UMPTN disebarkan dalam Harian Suara Merdeka menggembarkan desa. Ia diterima melalui jalur UMPTN dengan posisi urutan 34 dari 60 mahasiswa. Untuk menyiasati biaya kuliah yang secara normal sulit dijangkau, maka ia bertekad untuk mendapatkan beasiswa. Posisi urutan 34 memaksa mengambil beberapa keputusan ekstrem. Di antaranya, ketika liburan ia habiskan waktu ke perpustakaan kampus, mengikuti berbagai kegiatan kampus mulai dari pramuka, senat dan kegiatan ilmiah lainnya. Ia singkirkan kehidupan normal seperti mahasiswa kebanyakan. Semester pertama perolehan indeks prestasinya hanya 2,75. Sungguh masih jauh dari kelayakan mendapat beasiswa. Ia mesti lebih keras berupaya. Lagi-lagi perpustakaan menjadi ruang terindah dan ternyaman. Ulang tahun toko buku terbesar di Semarang memberi catatan indah. Namanya terpampang sebagai pengunjung perpustakaan kampus terajin dan mendapatkan hadiah berupa voucher belanja di toko buku itu seharga Rp 60 ribu. Sungguh angka fantastis, jika berupa uang bisa untuk hidup satu setengah bulan. Semester dua menaiki tangga prestasi menjadi 2,91. Naik lagi pada semester tiga yaitu 3,0. Inilah saatnya mengajukan berkas permohonan beasiswa dengan syarat prestasi dan surat keterangan tidak mampu. Awal semester empat menjadi fase nyaman dengan beasiswa Ikatan Dinas. Selain dua syarat umum, juga ia tanda tangani pernyataan kesanggupan

114 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju ditempatkan sebagai guru di seluruh wilayah Indonesia. Agustus 1994, ia sidang skripsi di hadapan tiga dosen: Bapak Sutrisno Hadi, Bapak Herry Suwondo, dan Bapak Makmuri. Kasih sayang beliau bertiga dan dosen lainnya tak pernah ia lupakan. Lengkap sudah cerita manis di bangku kuliah ketika bulan berikutnya aku diwisuda dengan

Desember 1995 ia SK pengangkatan CPNS guru di SMAN Getasan,tambahan di bawah sertifikat obyek Wisudawan wisata Kopeng terbaik Kabupaten FPIPS. Semarang. Pada 23 Tahun 2004, untuk pertama kali ia mengikuti pelatihan bagi guru tingkat nasional di PPPG IPS dan PMP Malang. Beruntun sampai tahun 2010 sebanyak delapan kegiatan ia ikuti. Predikat sebagai peserta terbaik tiga kali ia raih. Salah satunya adalah terbaik diklat penulisan karya ilmiah pada 2006. Karya ilmiah pertama yang ia hasilkan dengan inovasi multimedia pembelajaran berbantuan komputer. Karya tulis berasal dari pengalaman pembelajaran menggunakan media pembelajaran ular tangga tahun 2007 mendapatkan tiga penghargaan tingkat nasional dan provinsi Jawa Tengah. Disusul dengan karya tahun 2012 dan 2014 yang mengantarkan sebagai juara nasional. Kemdikbud memberikan apreasi berupa kesempatan benchmark ke Belanda, Perancis, dan Belgia tahun 2015. Bandara Charles De Gaulle Paris tak semegah Bandara Internasional Soekarno Hatta. Cenderung sepi tanpa banyak kata. Esok harinya dilanjutkan perjalanan menuju Kota Brussel, Belgia. Atominium adalah simbol kemajuan ilmu pengetahuan tentang teori atom. Saya berjalan kaki ke arah Manekin Peace, patung anak laki-laki sekitar lima tahun sedang pipis di pojok bangunan di gang sempit. Diceritakan oleh guide tentang hilangnya bocah dari ibunya, setelah dicari-cari ketemu sedang pipis di pojok bangunan. Apapun ceritanya, pemerintah Belgia mampu menyedot wisatawan dunia untuk sekadar melihat patung setinggi dua puluh

100 Alumni 115 Inspiratif Unnes sentimeter warna hitam pekat di sudut gang sempit. “Kupikir Candi Borobudur dan Prambanan jauh lebih spektakuler.” Pada 28 Februari 2020, ia memulai tugas baru sebagai kepala SMKN 8 Semarang. Awal mendengar nama disebut, sungguh mengagetkan. Untunglah segera sadar bahwa sebagai ASN harus siap menjalankan amanah di mana saja. Mengawali tugas baru dengan branding IDOLA (inovatif, disiplin, dan kolaboratif) mengantar anak-anak SMK meraih masa depannya. Pengalaman masa kecil dengan berbagai keterbatasan kondisi keluarga dan kondisi alam memberikan motivasi tersendiri. Masa sekolah dengan berbagai upaya belajar keras, berorganisasi dan kasih sayang dari guru dan dosen mengantarkannya menuju masa dewasa sebagai guru dan kesempatan untuk memberi yang terbaik bagi siswa. Bagaimana menjadikan sekolah sebagai rumah kedua yang memberikan kasih sayang, membuka pintu-pintu kesempatan untuk meraih masa depan.(*)

116 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Isrowikah

Tak Patah Guru Non-PNS

srowikah lahir di Temanggung pada 10 Mei 1981. Kecintaan pada alam karena dibesarkan di lingkungan Ipetani dan cita-cita masa kecilnya menjadi guru merupakan alasan mengapa ia pada akhirnya memilih

Semarang pada 1999 hingga lulus tahun 2003. Pada tahun 2004,jurusan ia S-1bergabung Pendidikan di SMP Geografi dan SMA di UniversitasInstitut Indonesia Negeri Semarang. Di tahun 2005, ia kembali ke kota kelahirannya dan mengabdikan diri di SMA Negeri 2 Temanggung hingga sekarang.

Universitas Negeri Semarang dan dinyatakan lulus 21 Oktober 2020Pada dengan 2018 iaIPK melanjutkan 4,00. Sebuah studi perjuangan S-2 Pendidikan berat Geografi karena dua tahun ia menjalani perkuliahan dengan menempuh perjalanan 71 kilometer Temanggung-Semarang dengan mengendarai sepeda motor dua kali dalam seminggu. Status sebagai guru non-PNS tidak menghalangi kiprahnya untuk menjadi guru pembelajar. Keterbatasan dalam mengikuti beberapa kegiatan karena adanya aturan NIP seringkali menjadi hambatan untuk mengambil peran, namun dengan moto “Tidak ada yang tak mungkin, selagi ada

100 Alumni 117 Inspiratif Unnes usaha” menjadi pemicu untuk maju dan berkarya. Selama menjadi guru, ia aktif dalam kegiatan peduli lingkungan di sekolah maupun di luar sekolah. Keprihatinan pada menurunnya kecintaan lingkungan di kalangan generasi muda menjadi alasannya. Isrowikah merupakan penggagas bank sampah sekolah pertama di Kabupaten Temanggung yang beroperasi di SMA Negeri 2 Temanggung dengan nama “BSS Peduli Bumi” (Bank Sampah Sekolah Peduli Bumi) yang mulai diperkenalkan pada 2012 dan hingga sekarang masih berjalan. Pada 2013 ia menjadi founder Oxygen Invest, kegiatan berbagi dan bertanam pohon yang dilaksanakan bersama Kelompok Peduli Lingkungan Hidup. Hingga sekarang, ia bersama komunitasnya telah melakukan penanaman pohon di beberapa tempat di wilayah kabupaten Temanggung. Di tahun yang sama pula ia menggagas Gerakan Aksi Untuk Lingkungan (GAUL), sebuah kegiatan kompetisi dan aksi bertajuk peduli lingkungan yang diikuti oleh siswa PAUD, SD, SMP, dan SMA sederajat di wilayah kabupaten Temanggung. Kegiatan ini merupakan satu-satunya kegiatan bertema lingkungan di wilayah Kabupaten Temanggung dan telah menjadi ikon khas hingga saat ini. Isrowikah juga menjadi founder brand kerajinan ramah lingkungan “Ecocraft” yang mengusung kreasi kain ecoprint, batik tulis dan jumputan dengan pewarna alami. Ecocraft menjadi media menampung kreativitas serta membangun jiwa kewirausahaan siswa. Berbagai kegiatan yang mendukung perannya sebagai guru pun ia ikuti, antara lain Lomba Pembuatan Alat Peraga Pendukung Pembelajaran Tingkat Kabupaten Temanggung tahun 2017, di mana ia memperoleh juara I. Pada 2018, ia juga mengikuti ajang kompetisi Guru Unggul Inovatif Tingkat Jateng dan DIY dalam rangka Dies Natalies Universitas

Negeri Semarang dan berhasil sampai ke babak final dan 118 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju mendapatkan terbaik IV. Belum puas sampai di titik ini, Isrowikah kembali mengikuti ajang pemilihan Guru Inspiratif Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan mendapat predikat terbaik I Kategori Guru SMA. Belajar dan terus belajar menjadi motivasi hidupnya. Beberapa pelatihan yang diikuti olehnya membuktikan kiprahnya sebagai guru yang baik. Tahun 2013, ia menjadi wakil Jawa Tengah dalam Lokakarya Nasional Education for Sustainable Development (ESD) yang diselenggarakan oleh Pertamina Foundation dan REDD+. Pada tahun 2017, ia terpilih menjadi peserta Bimtek Nasional Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Sekolah yang diselenggarakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Agustus-September 2020, seleksi Program Guru Penggerak berhasil diikuti dan ia dinyatakan lolos sebagai Calon Guru Penggerak Angkatan 1 dan harus menempuh pendidikan selama sembilan bulan. Selanjutnya, pada Oktober 2020, ia bersama beberapa guru dari provinsi Jawa Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur juga ditunjuk menjadi kontributor penulisan buku “Habituasi Ramah Lingkungan di Sekolah” yang diprakarsai oleh Direktorat SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di pengujung 2020, Isrowikah bersama 109 guru dari seluruh Indonesia didaulat oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan sebagai Agen Penguatan Karakter dengan tugas utama sebagai pelopor penguatan karakter siswa di wilayahnya dalam mewujudkan

Selama menjadi guru, ia telah menulis beberapa karya, antaraProfil Pelajar lain: Pancasila. Artikel “ Menciptakan Generasi Hijau Melalui Adiwiyata” terbit di majalah Lontar, 2012. Best Practice “ Penggunaan Pyramid Tools Alan Atkisson

100 Alumni 119 Inspiratif Unnes Compass Education’s Untuk Menumbuhkan Karakter Berpikir Kritis, Holistik, dan Bertanggungjawab pada Siswa SMA Negeri 2 Temanggung” (2018) Best Practice “Pemanfaatan Model Outdoor Study Berbasis Potensi Lokal sebagai Pembelajaran Kesiapsiagaan Bencana di SMA Negeri 2 Temanggung” (2019) Tesis “Pendidikan Konservasi Hutan pada Sistem Pertanian Pola Tlahap di Lereng Gunung Sindoro” (2020) Best Practice “Literasi Kebencanaan Pandemi Global COVID-19 Melalui Integrasi Problem Based Learning dan Calamity Poster (2020) Buku “Karya pada Inspiratif Pembelajaran di Masa Geografi Pandemi Dalam dari Jaringan” Kota Tembakau” (2021)

120 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Jerry Puspitasari

Bulir Perjuangan Anak Penjual Beras

erry Puspitasari lahir Kamis Pon 16 April 1987 adalah alumni Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Fakultas JIlmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2009. Awal perjalanan kehidupan untuk mengubah nasib dimulai saat memutuskan masuk kuliah tahun 2005 di jurusan ini. Ia tidak tahu jika kuliah di jurusan kependidikan kelak akan menjadi guru. Namun, karena ketidaktahuan ini membawanya pada keberuntungan. Ia sempat ingin berhenti kuliah di tengah jalan dan mencari kerja karena himpitan ekonomi keluarga. Cerita saat itu sungguh terkesan dan membuat ia harus berjuang untuk melawan arus. Jika pada saat itu keputusan yang diambil keliru, maka konsekuensinya tidak bisa memberikan cerita kehidupan ini kepada murid-murid atau siapa saja yang berada di zona nyaman saat ini. Ia terlahir dari keluarga yang agak berbeda pada umumnya. Sang ayah bernama Supriyadi. Ibu Sri Tahani, seorang pedagang beras dan jagung. Dari sosok ibulah ia mendapat inspirasi kehidupan. Kerasnya kehidupan anak orang yang ekonomi keluarganya berada di posisi bawah sudah ia lalui. Lingkungan masyarakat yang keras pun turut serta membentuk kepribadian. Semua hal itu membuat

100 Alumni 121 Inspiratif Unnes pilihan pada dirinya menjadi pejuang dan menang dalam kehidupan atau menjadi pecundang dan menyerah dengan keadaan. Ia lima bersaudara, anak nomor dua dan satu satunya anak yang suka dengan dunia sekolah di keluarga ini. Proses kehidupan yang mendewasakan untuk selalu belajar mengenai apa pun yang terjadi. Pasti ada hikmah di akhir peristiwa baik itu senang maupun susah. Perjalanan selama kurang dari empat tahun merantau di Semarang untuk menuntut ilmu. Pernah suatu saat melakukan penelitian sosiologi terapan di pelataran Masjid Baitul Rahman mengenai fenomena profesi pengemis di Simpang Lima. Ia mewawancarai seorang imam masjid di sana, beliau pun bertanya tentang nama dan asal. Setelah menjawab, beliau menjelaskan mengenai pertanyaan yang aku tanyakan, kemudian diakhiri pesan bahwa “Kamu jauh-jauh dari tempat asalmu untuk mencari ilmu dunia, pernahkah kamu sejauh ini mencari ilmu agama untuk kehidupanmu kelak?” Mendengar pernyataan Bapak itu, ia merenung dan meresapinya. Benar yang dikatakan oleh Bapak itu. Ia pun merasa malu. Saat kuliah di UNNES, ia melihat teman-teman pulang setiap minggu untuk melepas rindu dan mengambil jatah uang saku dari orang tua. Ia juga ingin merasakan mendapatkan uang saku atau kiriman dari kedua orang tua. Namun, itu hanya harapan semata. Ketika menelepon keluarga di rumah, yang ada hanya keluhan-keluhan mengenai kekurangan dana untuk kebutuhan sehari-hari, membayar hutang di bank, membayar SPP sekolah adik, dan lainnya. Selain menerima beasiswa PPA, usaha-usaha yang bisa ia lakukan saat itu untuk melanjutkan kuliah tanpa mengandalkan kiriman dari orang tua antara lain jual-beli buku untuk perkuliahan. Ia pinjam modal uang Rp300 ribu untuk kulakan baju dalam di Pasar Johar dan ia jual dari kos ke kos. Joki tugas perkuliahan juga ia lakukan. Puncak dari semua upaya adalah mengajukan PKM ke DIKTI untuk

122 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju kewirausahaan bersama Rizki Ratna. Satu proposal lolos dengan anggaran Rp3.750.000 tahun 2007 ini merupakan angin segar. Kemudian tahun 2008 mengajukan 10 PKM ke DIKTI lolos tiga proposal dan dibiayai perproposal pengajuan Rp6 juta, sehingga total Rp18 juta. Jumlah uang yang sangat besar yang pernah ia dapatkan. Bukan bermaksud curang, tapi dari tiga proposal itu masih ada sisa dana yang bisa ia gunakan untuk biaya hidup sampai lulus kuliah. Serta bisa mengirimi orang tua serta adik-adik untuk mebayar SPP. Lulus dengan predikat dengan pujian membuatnya tidak tinggi hati. Indeks prestasinya saat itu menjadi terbaik kedua di jurusan. Pada 22 Oktober 2009 ia wisuda. Setelah lulus, ia mencoba keberuntungan daftar menjadi PNS. Bulan November 2009 untuk ujian PNS dan bulan Desember 2009 pengumuman hasilnya dinyatakan di Jawa Pos bahwa Jerry Puspitasari lolos. Mulai 1 Januari 2010, ia sudah mengajar menjadi guru di usia 22 tahun. Lokasi kerja dari rumah ia tempuh sekitar 79 kilometer. Berangkat naik bus pukul 06.30 WIB, jika terlambat waktunya maka ditinggalkan bus dan menunggu bus berikutnya. Itu artinya ia pasti terlambat ngantor. Hal ini ia lakukan selama kurang lebih 5 tahun. Ia menjalani dengan senang hati. Mungkin inilah pekerjaan yang orang tuaku dambakan, bekerja menjadi pegawai dan mendapatkan gaji. Ia pernah diminta mewakili MGMP Sosiologi untuk menjadi delegasi Dinas Pendidikan Kabupaten mengikuti ajang olimpiade guru nasional yang pertama kali diadakan tahun 2016. Seleksi di Kota Pati mengantarkannya masuk nominasi sosiologi se-Indonesia, berkompetisi melakukan penampilan terbaikmenjadi difinalis hadapan ke tingkat tiga orang nasional. juri. Bersama Malam penentuan 17 finalis gurupun dimulai. Tersebutlah nama peraih medali, degup jantung tak terkendali, nama demi nama telah terpanggil diiringi sorak

100 Alumni 123 Inspiratif Unnes sorai menggemuruhkan ballroom. Saat kita di puncak itu bukan akhir dari pencapaian melainkan babak baru suatu perjalanan. Satu persatu prestasi mulai aku raih berbagai medali diajang kompetisi guru yang pernah ia raih antara lain medali emas di ajang Olimpiade Guru Nasional Sosiologi tahun 2016 dan peraih best performance Sosiologi 2016. Di tahun 2017 menerima penghargaan dari Kemdikbud untuk shortcourse ke Beijing, China, mengenai pedagogy dan innovative learning. Kemudian tahun 2018 kembali mengikuti ajang kompetisi olimpiade guru nasional antropologi dan berhasil mendapatkan medali perak. Ia juga menjadi terbaik ketiga untuk kompetisi Simposium Guru Pendidikan Menengah dan Khusus tahun 2018, dan masih ada beberapa lagi penghargaan kompetisi yang lainnya.(*)

124 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Marzuqo Septianto

Tekad Bulat dari Pinggiran

arzuqo Septianto adalah Putra Sulung Pasangan Wijonarko dan Zalyulah, yang lahir di Sugihwaras, MKabupaten Pemalang, pada 19 September 1993. Dia tumbuh dan berkembang di lingkungan perumahan nelayan yang memberinya arti akan kesederhanaan, perjuangan, kerja keras serta harapan dari rakyat kecil untuk sebuah pembaharuan dan kemakmuran yang merata. Oleh karena itu, baginya, kebermanfaatan seseorang terletak bukan dari seberapa besar kuantitas yang diberikan namun terletak pada kualitas dan keberpihakan seseorang pada jalan kebenaran. Keterbatasan dan hambatan yang ada, tidak menjadikannya putus asa. Berkat dukungan dan doa dari keluarga, serta cita-cita mulia yang tertanam kuat di sanubari, dia beritikad untuk terus bersekolah meski di lingkungan masyarakatnya, pendidikan belum mendapatkan tempat yang layak di ruang pikir masyarakat. Ia mengenyam pendidikan dasar di SD Muhammadiyah Kebondalem Pemalang (lulus tahun 2005), selanjutnya di SMPN 1 Pemalang (lulus tahun 2008), dan SMA N 3 Pemalang (lulus tahun 2011). Kemudian melanjutkan studi S-1 Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri

100 Alumni 125 Inspiratif Unnes Semarang dan lulus S-2 Sosiologi Pedesaan IPB berpredikat cumlaude tahun 2019. Semasa SMA, Marzuqo mulai aktif mengikuti perlombaan, seperti pernah meraih juara I Lomba Baca puisi Anti-Korupsi Se-Kabupaten Pemalang Tahun 2008 dan Juara I Lomba Penulisan Naskah Pemberdayaan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Tingkat Kabupaten Pemalang Tahun 2009. Dia juga pernah menjadi Finalis Karya Tulis Pelajar Berprestasi Tingkat Regional Tahun 2010 dan meraih Juara III Lomba Penulisan Sejarah Tingkat SMA/SMK/MA Negeri dan Swasta Se-Kabupaten Pemalang Tahun 2010. Selanjutnya, pada saat mengenyam pendidikan S-1 Pendidikan Sosiologi dan Antropologi UNNES, Marzuqo pernah mengikuti beberapa kegiatan seperti lolos didanai DIKTI pada PKMK (Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan) tahun 2011 dan 2014 serta lolos PMW UNNES (Program Mahasiswa Wirausaha) di tahun 2013. Marzuqo juga pernah mengikuti program Fieldschool dan Riset Kolaborasi bersama Mahasiswa Jurusan Antropologi UGM dan Freiburg University, Jerman di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat pada 6 Juli-4 Agustus 2013. Dia pernah pula mewakili Jurusan Sosiologi dan Antropologi dalam berpartisipasi membuat alat peraga pembelajaran berbentuk rumah adat Suku Baduy, dan diapresiasi sebagai alat peraga terbaik dalam Lomba Pembuatan Alat Peraga Pembelajaran dari Kertas dan Karton Lunak yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Semarang, tahun 2012. Marzuqo juga pernah meraih Juara III Lomba Da’i-Da’iyah “Menggapai Berkah dan Ampunan di Bulan Ramadhan” tahun 2015 yang diselenggarakan oleh FIK UNNES. Adapun di luar kampus, dia juga turut aktif dalam kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan di desanya. Dia juga pernah menjadi Ketua Panitia Sugihwaras Expo Tahun 2015 yang memiliki visi misi untuk menunjukkan

126 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju berbagai aspek potensi lokal kepada masyarakat luas. Marzuqo juga turut berkiprah di beberapa organisasi antara lain Asosiasi Mahasiswa Sugihwaras (ASMAWA), Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Sugihwaras, Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Pemalang, dan saat ini masih aktif di Pimpinan Cabang MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah) Pemalang dan Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Kelurahan Sugihwaras. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dia bersekolah di luar desa dan kotanya, namun dia berusaha untuk membumi dan berkonstribusi bagi masyarakatnya. Pada 2019, setelah lulus magister di IPB, Marzuqo bergabung di Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB dalam penulisan artikel jurnal ilmiah, sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun berkarier sebagai Insan Ombusman Republik Indonesia. Selama 2015-2019, Marzuqo menghasilkan beberapa karya berupa artikel di jurnal ilmiah dan buku, antara lain: 1) Nyai Lebe: Otoritas Modin Perempuan pada Masyarakat Pesisir Jawa (Studi Kasus di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang), diterbitkan oleh Jurnal Solidarity, UNNES, Volume 4 (2) 2015, hlm 157-167; 2) buku Ensiklopedia Myth and History cetakan pertama Mei 2016, diterbitkan oleh Oase Pustaka, Surakarta; 3) “Penguasaan Tanah Timbul di Daerah Asal Buruh Migran Indonesia (Control over Coastal Sedimentation Land by the Indonesian Household Migrant Workers)”, diterbitkan oleh Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, IPB, Vol. 6 No. 2 Agustus 2018, hal 175-183; 4) “Sinergi Pengelolaan Desa Membangun Dengan Kegiatan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus PT Indonesia Power, Gunung Salak)”, diterbitkan oleh Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, IPB, Vol. 7 No. 2 Agustus 2019, hal 102-110. Pada tahun 2020, Marzuqo mulai meniti karier sebagai

100 Alumni 127 Inspiratif Unnes calon asisten di Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya, pada 4 Januari 2021, Marzuqo resmi dilantik sebagai Asisten Pratama Ombudsman RI dan saat ini bertugas di dalam Tim Keasistenan Bidang Pencegahan Maladministrasi sekaligus mengemban amanah sebagai Koordinator Pengawas Eksternal Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat pada Seleksi Polri Panda Polda Jabar T.A. 2021. Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai kewenangan dalam mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik, baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Miliki Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum milik Negara, serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah sebagaimana yang termaktub dalam Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2008 Tentang Ombudsman Republik Indonesia. Dalam tugasnya sebagai Asisten Ombudsman, Marzuqo juga turut aktif dalam menyusun Kajian Cepat (Rapid Assesment) Ombudsman Jawa Barat pada 2020 antara lain: 1) Evaluasi Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Bidang Transportasi di Jawa Barat Berdasarkan Surat Edaran Gubernur No. 460/71/Hukham/2020; 2) Evaluasi Program Bantuan Sosial (Bansos) Pemerintah Provinsi Jawa Barat Pada Masa Pandemi Covid-19 Untuk Masyarakat Kategori Non Dtks Tahap I. Melalui Kajian cepat tersebut, Ombudsman dapat memberikan saran perbaikan atas program atau kebijakan yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Selain itu, Marzuqo juga menulis beberapa artikel terkait

128 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju kinerja dan kegiatan di lingkungan Ombudsman Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang dapat dilihat di website www. ombudsman.go.id. Dari sekilas perjalanan hidup yang ditapaki oleh Marzuqo, terselip sebuah hikmah yang patut direnungkan, bahwa ukuran kesuksesan bukan dilihat dari banyaknya materi yang kita dapatkan. Lebih dari itu, kesuksesan adalah jalan yang ditempuh oleh para pemilik cita-cita untuk terus berkomitmen dalam menebarkan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Berani bermimpi, menjalani hidup dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur, maka yakinlah Allah Sang Maha Kuasa akan mengatur segala yang terbaik untuk kehidupan kita.(*)

100 Alumni 129 Inspiratif Unnes 130 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Mochammad Najmul Afad

Niat Mengabdi Tiada Henti

ochammad Najmul Afad lahir di Batang, 19 Juni 1993. Ia merupakan penerima beasiswa Bidikmisi Mdan menjadi wisudawan terbaik UNNES periode 1 tahun 2015. Atas kegigihannya dalam menuntut ilmu selama di UNNES, ia menjadi bintang tamu program Kick Andy Metro TV. Tahun 2015, setelah ia lulus jenjang S-1 dari Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial UNNES, ia kerap diundang dalam berbagai seminar di beberapa kampus dan sekolah hingga masyarakat untuk memberikan motivasi pentingnya pendidikan. Pada bulan Oktober 2015, Afad menjadi salah satu peserta Youth Camp Anti-Corruption yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Anti Korupsi di Yogyakarta. Di penghujung tahun yang sama, ia menjadi penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan dan melanjutkan studi magisternya di Universitas Gadjah Mada dengan Jurusan Ilmu Antropologi. Keluarganya mengajarkan Afad agar selalu berkiprah dan bermanfaat untuk masyarakat. Ia melakukan beberapa pengabdian kepada masyarakat sejak di bangku SMP. Hingga semasa kuliah S-1, Afad melakukan pengabdian masyarakat

100 Alumni 131 Inspiratif Unnes melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat berjudul Pondok Kreatif sebagai Wahana Pengembangan Akademik Berwawasan Islami dan Pengembangan Keterampilan (Pondok Pesantren Roudhotul Atqiya’ Karangasem Utara Batang) dan Lincak Setil sebagai Wahana Pengembangan Pendidikan Karakter Berbasis Nilai- Nilai Lokal (Dukuh Pabean Kelurahan Karangasem Utara Batang) yang didanai oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain bergerak di bidang pendidikan, ia juga banyak berkegiatan dalam riset dan advokasi warisan sejarah dan budaya di kota kelahirannya bersama Komunitas Batang Heritage. Kampanye antikorupsi disampaikan Afad melalui

Afad juga merupakan salah satu anak muda yang menjadi koordinatorseminar, diskusi, komunitas nonton di Kabupaten film bareng Batang. dan membuat Atas konsistensi mural. dalam menyampaikan nilai-nilai antikorupsi dan pengabdian kepada masyarakat, Afad kembali menjadi peserta Youth Camp Anti-Corruption yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Anti Korupsi di Sabang, Aceh, pada akhir 2016. Tahun 2017, Afad menjadi panitia kegiatan Sekolah Pemuda Desa yang diselenggarakan oleh Komisi Pemberantasan Anti Korupsi (KPK), Kementerian Pedesaan, dan Komunitas Ketjilbergerak, sebuah komunitas yang ditelitinya selama studi S-2. Ia juga menjadi koordinator pembuatan buku “Kompilasi Kisah Para Pejuang Beasiswa LPDP UNNES” yang merupakan kumpulan esai para penerima beasiswa LPDP alumni Universitas Negeri Semarang. Pada bulan Ramadhan 2018, Afad menjadi salah satu peserta 20th International Conference on Innovative Trends in Social Sciences, Business and Management Studies (ITSBM) Tokyo, Jepang. Ia menamatkan studi S2 dengan menjadi wisudawan Pascasarjana UGM berpredikat cumlaude. Setelah lulus, Afad kembali melanjutkan pengabdiannya di pesantren

132 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju yang didirikan oleh kakeknya, Pondok Pesantren Roudlotul Atqiya’. Tahun 2019, ia diterima sebagai dosen antropologi pegawai negeri sipil di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan. Afad kini berkantor di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Ia menjadi salah satu redaktur Jurnal Penelitian IAIN Pekalongan yang telah terakreditasi Sinta-2. Afad juga aktif di Pusat Studi Kopi IAIN Pekalongan. Selain mengajar, ia menjadi instruktur moderasi beragama nasional yang berkolaborasi dengan beberapa komunitas dan organisasi menyampaikan moderasi beragama. Ia juga mengabdikan dirinya untuk organisasi Nahdlatul Ulama melalui Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor, dan Pimpinan Cabang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) serta Komunitas anak muda Santri Batang, sebuah komunitas yang menyampaikan Islam Rahmatan Lil’alamin yang didirikannya tahun 2017 silam. Buku berjudul Jadi Guru Itu Membosankan adalah buku pertama Afad yang merupakan kumpulan tulisan Afad dan teman-temannya yang bercerita tentang sosok guru dan petuah-petuahnya yang menjadi resolusi Afad saat lulus S-1. Artikel berjudul “Nationalism-Mawlid: Teaching of State- Defense” terbit di Proceedings The International Conference on Middle East and South East Asia 2016 (ICoMS 2016) UNS Surakarta pada 2016. Tulisan terakhirnya di tahun 2020 berjudul “Bulan Ramadhan di Kampung Hilir: Tetap Tenang di Masa Pandemi” pada penerbit Fatawa Publishing & Gubuk Ilmu Sahabat Fikir (Gisaf), “Muda Berdaya: Sebuah Pendidikan Moderat Kritis Komunitas Santri Batang” dipublikasikan di Jurnal Islamic Management and Empowerment Journal. Riset, pengabdian, dan menulis merupakan sarana Afad meregenerasi struktur organisasi/komunitas dan regenerasi gagasan yang telah, sedang dan akan dilakukannya.(*)

100 Alumni 133 Inspiratif Unnes 134 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Sabar Mulyono

Jalan Ikhlas Kepala Sekolah

abar Mulyono lahir di Desa Kangkung, Kecamatan Kangkung, Kabupaten Kendal pada 10 Mei 1963. Masa SSD dilalui di daerah asal berlanjut ke SMP dan SMA masih di kota yang sama. Keinginan untuk masuk IKIP Negeri Semarang sudah ada sejauk duduk di bangku SMA. Sesuai dengan cita-citanya, ia diterima di IKIP Negeri Semarang segala keterbatasan dilaluinya selama 4 tahun di bangku kuliah.Jurusan Geografi S-1 pada tahun 1982. Perjuangan dengan Selesai kuliah bulan Maret 1986, ia mengabdikan dirinya di SMA PGRI Kendal. Sebuah SMA swasta favorit di kota itu. Bersamaan dengan kelulusan pada waktu itu, pemerintah juga membuka lowongan CPNS. Dengan perasaan kurang yakin disebabkan ijazah yang belum keluar, Sabar mencoba mendaftarkan dirinya dengan menggunakan Surat Keterangan lulus dari Dekan FPIPS. Walaupun ada perasaan takut seperti yang disampaikan teman lain bahwa mendaftar dengan Surat Keterangan lulus dari Dekan tidak akan diterima, namun ia tetap berjuang dan pantang menyerah. Alhamdulillah, seiring doa yang selalu dipanjatkan, ia pun diterima sebagai CPNS di Kanwil Departemen Pendidikan

100 Alumni 135 Inspiratif Unnes dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. SK CPNS diterima pada tahun 1987 dan Sabar ditempatkan di SMP Negeri 1 Tersono Batang. Tak terbayangkan harus mengajar sekolah terpencil, jauh dari kota kabupaten apalagi jenjang SMP. Harapannya dapat ditempatkan di SMA sesuai tempat pengabdiannya dulu. Namun apa pun yang diberikan oleh Allah selalu disyukuri dan dijalani dengan ikhlas. Jarak yang jauh dari rumah ke sekolah selalu dijalani dengan sabar, sesuai dengan namanya. Dari pengabdian dan perjuangannya tersebut ternyata berbuah manis. Lima tahun menjalani profesi sebagai guru, ia diminta untuk mengikuti seleksi calon Kepala SMP melalui jalur Seleksi Guru Potensial di Kanwil Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1992. Dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Ia dinyatakan lulus dengan Predikat sebagai Kepala Sekolah SMP Termuda se-Jawa Tengah pada usia 29 tahun, 10 bulan. Tahun 1993 Sabar mengawali karier baru di dunia pendidikan sebagai Kepala Sekolah di Unit Gedung Baru (UGB) Kecamatan Tersono yakni di SMP Negeri 3 Tersono. Sekolah yang benar-benar berada di pelosok dan belum memiliki guru PNS dan juga fasilitas pendidikan belum memadai. Sungguh kerja keras yang harus Sabar lakukan untuk memulai kariernya tersebut. Tiga tahun menjadi kepala SMP Negeri 3 tersono, ia dihadapkan pada tugas tambahan sebagai kepala sekolah baru juga di SMP Negeri 2 Bawang. Tugas yang berat karena harus mengampu dua sekolah kecil dengan jarak yang lumayan jauh. Namun sekali lagi, Sabar menjalani pekerjaan itu dengan iklhas dan legawa. Setelah lima tahun menjadi Kepala SMP Negeri 3 Tersono, akhir tahun 1998 Sabar dipindahkan ke SMP Negeri 2 Tulis (sekarang SMP Negeri 1 Kandeman). Sama seperti peristiwa sebelumnya, saat itu Pemkab Batang juga membuka sekolah baru yaitu SMP Negeri 2 Kandeman. Dan kembali lagi Sabar

136 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) di SMP tersebut. Bahkan teman-temannya sempat menjuluki Sabar sebagai kepala sekolah “bubak alas”. Tugas yang paling berat dirasakan Sabar ketika menjadi kepala sekolah Di SMP Negeri 1 kandeman. Tiga jabatan harus diemban sekaligus. Sebagai Kepala Sekolah induk, yakni SMP Negeri 1 Kandeman juga SMP Negeri 2 Kandeman, masih ditambah lagi menjadi Kepala SMP Terbuka Kandeman. SMP terbuka ini yang membutuhkan kerja ekstra karena melayani anak-anak kurang beruntung dari segi ekonomi, waktu, dan

Tidak sampai dua tahun, ia dipindahkan tugas lagi ke SMPletak Negerigeografis. 1 Gringsing, yaitu pada tahun 2000. Sekolah ini yang dirasa paling nyaman dari sekolah sebelumnya. Hal ini disebabkan jarak dari rumah ke sekolah hanya kurang lebih 15 kilometer saja. Dan kenyaman itu hanya dirasakan Sabar selama lebih kurang 1,5 tahun karena ia kembali dimutasi ke SMP Negeri 3 Batang pada tahun 2002. SMP Negeri 3 Batang dikenal sebagai sekolah favorit di Kabupaten Batang. Menjadi kepala sekolah di sana, tantangannya juga lebih berat karena harus mampu meningkatkan prestasi sekolah baik akademik maupun non- akademik. Pada tahun 2002, SMP Negeri 3 Batang ditunjuk sebagai Sekolah Pilot Project Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan ditetapkan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN). Mulai saat itu, banyak kegiatan yang dilakukan oleh Sabar. Karier dalam dunia pendidikan pun semakin cemerlang dengan keterlibatannya sebagai narasumber Pengembangan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), Pengembangan Sekolah

Standar Nasional (SSN), dan Pengembangan Keprofesian BekelanjutanStandar Nasional (PKB). (SSN), Pelaksanaan Verifikasi Sekolah Penugasan sebagai kepala sekolah berakhir pada tahun 2006. Dapat dikatakan, Sabar adalah kepala sekolah terlama

100 Alumni 137 Inspiratif Unnes karena lebih dari tiga periode. Akhir jabatannya sebagai kepala sekolah, ia dialihtugaskan ke Jabatan Struktural di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang. Berawal sebagai Kasi SMP pada tahun 2006. Dengan karier yang semakin bagus, tahun 2008 Sabar pun kembali menduduki jabatan penting di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang sebagai Kepala Bidang SMP atau Pendidikan Menengah, kemudian tahun 2014 sebagai Kabid SMP, SMA/SMK, Tahun 2017 sebagai Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar dan berakhir pada tahun 2020 sampai sekarang ini menduduki jabatan sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang. dalam satu kehidupan selama dijalani dengan ikhlas dan sabarIa berpijak insyaallah pada akan filosofi membawa bahwa “Menjalanikeberkahan sebuah di kemudian profesi hari”. Hal ini dibuktikan oleh Sabar Mulyono yang telah mengabdi menjadi ASN di Kabupaten Batang selama 35 tahun ini. Harapan ke depan, ia tetap menjalankan tugas sebaik-baiknya sampai batas usia.(*)

138 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Satrio Awal Handoko

Dari Lapangan Sejarah ke Bisnis Travel

atrio Awal Handoko lahir di Cilacap, 9 April 1996. Berawal dari cita-cita sederhana ingin menjadi guru Sdan dibesarkan oleh kedua orang tua hebat yang juga berprofesi guru merupakan salah satu alasan mengapa ia memilih Jurusan S-1 Pendidikan IPS di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2014. Pada saat itu, S-1 Pendidikan IPS merupakan program studi baru di Universitas Negeri Semarang, tapi tidak mematahkan semangat Satrio untuk bersungguh-sungguh menjalankan kuliahnya karena yakin ke depan jurusan itu memiliki peluang besar di dunia kerja dan merupakan kesempatan Satrio untuk menjadi pioneer sebagai angkatan pertama. Dengan lingkungan yang baik dan dukungan dari teman- teman dan dosen, Satrio bisa menyelesaikan skripsinya dan lulus tepat waktu pada tahun 2018 dengan predikat cumlaude. Selain kuliah, ia juga aktif berorganisasi di Himpunan Mahasiswa Program Studi dan UKM KISS (Komunitas Ilmu Sosial Seni) bidang band. Di tengah padatnya aktivitas kuliah, Satrio juga mempunyai usaha di bidang pariwisata yang sudah terkenal di daerah Cilacap, yaitu CV Dhita Maharani Wisata atau yang biasa

100 Alumni 139 Inspiratif Unnes disebut Dhita Wisata. Dhita Wisata merupakan usaha biro perjalanan yang sudah ia tekuni semenjak berada di bangku SMA bersama dengan ayahnya sampai sekarang. Sebuah perjuangan, karena ia harus membagi waktunya antara menjalani perkuliahan dan menjalankan bisnisnya tersebut. Kesibukan menjalani kuliah tidak menghentikan semangat Satrio untuk tetap mengembangkan usahanya. Pada tahun 2014, Dhita Wisata yang dikembangkan oleh Satrio juga berhasil membuka cabangnya di Semarang dan melayani jasa perjalanan untuk program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di kampus Universitas Negeri Semarang. Walaupun usahanya menguras waktu, tenaga, dan pikiran, ia tidak menghentikan semangatnya untuk meraih cita-cita yang sudah diimpikan sejak awal yaitu menjadi guru. Pada tahun 2018, akhirnya cita-cita sederhana itu terwujud. Ia menjadi guru di MA Syamsul Huda Kedungreja, Cilacap. Tidak hanya itu, ia juga melanjutkan studi S-2 dan memilih Jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Layaknya mengurus usaha, perjalanan Satrio tidaklah mudah. Apalagi ia harus membagi waktunya dengan tanggung jawabnya sebagai seorang guru dan menjalani perkuliahan S-2. Namun dengan semangat yang dimilikinya, ia terus mengembangkan usahanya dengan melakukan pengembangan-pengembangan. Banyaknya saingan usaha di sekitar, membuat Satrio menyadari bahwa produknya harus berbeda dari usaha lain. Hingga kini, bisnisnya sudah memasuki pariwisata berbasis edukasi yang dapat melayani berbagai kebutuhan seluruh kalangan masyarakat, mulai dari pelajar hingga profesional. Sempitnya lapangan pekerjaan di Indonesia juga memberikan motivasi Satrio untuk terus berinovasi terhadap usahanya agar mampu membuka banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat. Dhita Wisata kini telah

140 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju memiliki 26 karyawan. Bagi Satrio, usahanya itu bukan hanya sekadar bisnis. Namun usahanya tersebut merupakan sebuah tempat baginya untuk membangun hubungan sosial dengan masyarakat. Hal itu ditunjukkan dengan bagaimana ia memperlakukan semua karyawannya seperti keluarga sendiri. Dhita Wisata kini merupakan salah satu perusahaan biro perjalanan yang telah dipercaya oleh instansi-instansi di daerah Cilacap untuk melayani perjalanan-perjalanan kedinasan maupun kegiatan gathering. Tentunya, kepuasan customer yang menggunakan jasa CV Dhita Maharani Wisata adalah salah satu faktor yang membuat usaha ini sering dipercaya untuk dapat terus melayani berbagai perjalanan mereka, seiring dengan komitmen Dhita Wisata yaitu “Kenangan indah perjalanan Anda adalah kebanggan kami”. Dhita Wisata selalu berpijak pada prinsip “Yang selalu berinovasi selalu terdepan. Kala ditiru, sang inovator sudah berada di level atasnya”, sehingga usahanya hingga kini dapat bertahan sampai sekarang. “Cita-cita adalah hal yang penting. Sukses bukanlah sebuah kebetulan, namun sukses adalah sebuah formula yang jelas. Orang sukses memiliki pola pikir yang sama. Jadi, jangan pernah berhenti untuk memberikan yang terbaik. Kita hanya perlu fokus menjadi versi terbaik diri kita sendiri dan mensyukuri segala yang sudah terjadi di kehidupan kita. Bersyukurlah, semangat belajar, dan meraih impian.”(*)

100 Alumni 141 Inspiratif Unnes 142 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Sri Untari

Sarat Prestasi Penggemar Menulis

ri Untari lahir di Wonogiri, Jawa Tengah, 26 Juni 1965. Pendidikan terakhir S-1 Pendidikan Pancasila Sdan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Semarang, 2002. Pengalaman mengajarnya dimulai tahun 1987-1990 di SMP Negeri Tarub Kabupaten Tegal, tahun 1990 pindah ke SMP Al Irsyad Semarang. Tahun 1996, ia pindah mengajar di SMP Negeri 1 Sayung, Kabupaten Demak agar lebih dekat tempat tinggal, dan sejak Juli 2017 mengajar di SMP Negeri 12 Semarang. Kepindahan mengajar ke Semarang adalah sebagai hadiah dari Bapak Bupati Demak atas prestasi yang diperoleh Sri Untari pada kejuaraan tingkat nasional. Prestasinya dimulai tahun 2008, yakni menduduki peringkat 4 lomba Guru Berprestasi Kabupaten Demak. Berbekal prestasinya ini, ia dikirim dari Dinas Pendidikan melalui Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri SurabayaKabupaten selama Demak satu untuk tahun, mengikuti lulus tahun sertifikasi 2009. dalam jabatan Berbekal ilmu yang diperolehnya selama mengikuti PPG, prestasi berikutnya pun bisa diraih, yakni sebagai Juara II Guru Berprestasi Kabupaten Demak Tahun 2010. Salah

100 Alumni 143 Inspiratif Unnes satu karyanya berupa Penelitian Tindakan Kelas dengan Inovasi Pembelajaran Kooperatif Model “Olimpiade” yang

Tournament (TGT) didokumentasikan sebagai best practices olehmerupakan Direktorat modifikasi Pembinaan dari model Sekolah pembelajaran Menengah Team Pertama Games Kementerian Pendidikan Nasional, tahun 2011. Tahun 2016, ia dikirim Dinas Pendidikan Kabupaten Demak untuk mengikuti Bimtek Peningkatkan Kompetensi dan Profesionalisme Guru di Semarang yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Dari sinilah pengetahuan tentang segala sesuatu berkaitan dengan lomba Anugerah Konstitusi diperoleh. Berbagai contoh karya dari para juara Anugerah Konstitusi tingkat nasional menginsipirasi dan memotivasinya untuk berkarya dan berbenah diri untuk mengikuti lomba tersebut. Tahun 2016, prestasi sebagai Juara I Lomba Anugerah Konstitusi tingkat kabupaten dapat diraihnya. Semangat kian membara untuk maju ke lomba di tingkat provinsi. Pucuk dicinta pun tiba. Dalam semangatnya yang membara untuk mengikuti lomba Anugerah Konstitusi, Dinas Pendidikan Kabupaten Demak menghadirkan Sang Juara Anugerah Konstitusi Tingkat Nasional Tahun 2015 untuk memotivasi dan memberi pengarahan kepada guru-guru yang akan maju pada berbagai lomba guru di tingkat provinsi. Alhamdulillah, impian menjadi juara I Lomba Anugerah Konstitusi Tingkat Provinsi dapat dicapainya. Juli 2016, ia dikirim Dinas Pendidikan Kabupaten Demak untuk mengikuti Diklat Instruktur Nasional Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar di Solo. Lagi-lagi nasib baik mengikutinya, secara kebetulan juara Anugerah Konstitusi Tingkat Nasional Tahun 2015 (Dr. Rahayuningsih) juga mengikuti acara yang sama. Waktu di sela pelatihan digunakannya untuk mendapatkan bimbingan. Berkat usahanya yang keras dan atas rida illahi, akhirnya menjadi

144 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju juara III Tingkat Nasional Lomba Anugerah Konstitusi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud dan Juara II lomba yang sama yang diselenggarakan oleh Mahkamah Konstitusi. Tahun 2019, ia ditunjuk oleh Dirjen GTK dalam Pembekalan Calon Guru Inti Peningkatan Kompetensi Pembelajaran berbasis Zonasi di Bali dan berhasil menjadi peserta terbaik ketiga. Setelah pindah ke Semarang, semangat untuk berkarya kian menyala. Prestasi yang diperoleh adalah juara II Guru Berprestasi Tingkat Kota Semarang Tahun 2018; juara II penulisan PTK Kota Semarang Tahun 2019; juara III penulisan Best Practice tingkat provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Universitas Ngudi Waluyo tahun 2019. Dalam berpartisipasi dalam sosialiasi nilai-nilai antikorupsi dikembangkanlah board game Petualangan AAK sebagai media Pendidikan Anti-Korupsi di sekolah, dan mendapatkan penghargaan sebagai Juara Favorit dalam Lomba Cipta Media Pembelajaran Anti Korupsi Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Belajar Anti Korupsi (PBAK)- Dompet Dhuafa. Di samping banyak menorehkan prestasi, guru PPKn ini termasuk banyak menulis. Tulisannya antara lain berupa buku PKn Kelas II SD yang diterbitkan Mitra Media Pustaka Klaten Tahun 2007; Buku PKn Kelas I dan III lolos BSE tahun 2008; Buku PPKn SMP Kelas VII, VIII, dan IX yang diterbitkan oleh Penerbit Duta Jakarta tahun 2017-2018 (Buku Kelas VII telah dinilai dan ditetapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019 sebagai buku pelajaran); Buku ABITA (Aku Bangga Indonesia Tanah Airku) diterbitkan oleh Fastindo Semarang tahun 2018 dan telah didiseminasikan pada guru-guru berprestasi tingkat nasional di Jakarta; dan delapan kali menulis artikel pada kolom “Guru Menulis” di Koran Wawasan dan Jawa Pos. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dihasilkan sebanyak lima buah, tiga di antaranya

100 Alumni 145 Inspiratif Unnes dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Dalam bidang seni, ia menulis skenario sekaligus sutradara drama parodi Kartini guru-guru SMP 1 Sayung Demak tahun 2017 dan videonya telah diunggah di Youtube: https://www. youtube.com/watch?v=VIodD8Iiofw. Tahun 2020 menulis antologi komik berjudul “Kangen Cucu” yang diterbitkan oleh CV Fastindo. Dari karya-karyanya, kenaikan pangkat ke IVc berhasil diraih dengan angka kredit unsur Publikasi Ilmiah-Karya Ilmiah sebanyak 33,5 dari 12 yang dibutuhkan.(*)

146 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Wahyu Triana Sari

Anak Desa Itu Tak Lagi Pemalu

ahyu Triana Sari lahir di Boyolali, 29 Juli 1993, sebagai anak terakhir dari dua kakak laki-laki Wsebelumnya. Sebagai anak yang dilahirkan di sebuah perdesaan, kepercayaan diri bukan menjadi masalah besar baginya, karena dirinya tergolong aktif dalam berbagai kegiatan baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Masa kecilnya dipenuhi dengan pengalaman berharga karena dapat bermain di sungai, sawah, bermain layangan, bermain masak memasak, sepak bola, ketapel, dan lain sebagainya. Sekarang justru dia menyadari bahwa apa yang telah dilakukan semasa kecil membentuk dirinya saat ini. Ia berhasil menyelesaikan studi di Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Semarang pada tahun 2015 dengan predikat cumlaude. Kuliah ke Semarang merupakan pilihan tanpa pertimbangan berat. Teringat semasa SMA, dirinya dipanggil ke ruang BK untuk merencanakan rencana studi lanjutnya. Awalnya ia berencana untuk mengambil jurusan komunikasi, mengingat hobinya adalah public speaking. Namun pertentangan terjadi pada dirinya. Orang tuanya mengiginkannya untuk mengambil jurusan pendidikan.

100 Alumni 147 Inspiratif Unnes Namun, ia tidak menyukainya sama sekali. Akhirnya, tangis pun pecah dari mata siswi yang selalu juara satu pararel di sekolahnya itu. Hingga akhirnya, seorang guru sosiologi melewatinya dan berkata “Pelajaran apa yang kamu suka? Jurusan guru juga bisa gaul sepertiku”. Ungkapan sederhana itu ternyata justru masuk dalam nalarnya, dia mau mengambil jurusan sosiologi. Kota yang dia pilih pun tanpa pertimbangan berat, yaitu hanya Semarang atau Solo. Akhirnya terpilihlah UNNES. Menjadi mahasiswa adalah mimpinya yang menjadi nyata. Dirinya memperoleh beasiswa Bidikmisi untuk bisa melanjutkan kuliah. Akomodasi menggunakan sepeda motor adalah jalan satu-satunya yang harus ia tempuh untuk berangkat ke Semarang. Bersama kakak laki-lakinya, ia diantar pagi buta mencari lokasi kampus yang belum pernah terbayangkan olehnya. Hingga akhirnya anak kecil ini masuk dalam jendela ia melihat kakaknya bersandar di jendela dan terlihatdalam ruang Lelah besar di wajahnya. berisi ribuan Namun orang di balik untuk itu, verifikasi, rasa bangga dari tentu membara di dadanya, bahwa adik perempuannya bisa merasakan kuliah. Tahun pertama kuliah menjadi satu pijakan awal baginya. Keberanian untuk mengajukan pendapat dan atas kerja kerasnya, ia memperoleh indeks prestasi yang tidak mengecewakan. Tentunya dengan terus menuruti hobinya dalam bidang organisasi. Ia menjabat sebagai staf ahli pengembangan organisasi di tahun pertama, dan melanjutkan sebagai kepala departemen di tahun berikutnya. Kehidupan organisasi yang menuntut untuk selalu tidur di pagi hari ternyata justru membuatnya terus mampu membangun kepercayaan diri dan tekad, hingga pada akhirnya ia meraih penghargaan dari Rektor UNNES setiap semesternya atas IPK terbaiknya tingkat fakultas, serta memeroleh gelar sebagai Mahasiswa Berprestasi FIS. Tidak hanya itu, ia juga

148 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju berkesempatan mewakili mahasiswa UNNES ke Jakarta untuk silaturahmi mahasiswa Bidikmisi bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kala itu. Alur cerita S-1 terus berlanjut hingga tiba saatnya wisuda. Dirinya sengaja tidak memberitahu orang tuanya atas prestasi yang ia peroleh. Hanya memberikan undangan dengan nomor 1 di halaman depannya. Ayahnya bertanya, “Kenapa ada angka 1?”. Ia pun menjawab, “Karena skripsiku selesai awal”, jawabnya. Hari wisuda tiba dan diumumkan wisudawan terbaik, dialah orangnya dengan IPK 3.91. Sontak suasana auditorium pecah ketika namanya disebut dan bertugas memberikan sambutan. Suara gemuruh itu sampai sekarang masih jelas terdengar dan peluk erat keluarga penuh tangis itu hangatnya pun masih begitu terasa. Setelah wisuda, dirinya sebenarnya masih bergelut dengan hal unik yang menjadi bagian dari dirinya, yaitu tubuh. Sedikit menyimpang dari topik soal perjalanan prestasi, namun rasanya ini cukup menarik untuk dibahas. Cipluk, panggilan akrabnya, mengalami masalah ketidakpercayaan diri atas tubuhnya, bahkan mengalami kegagalan dalam kedekatannya dengan lawan jenis, karena dia pendek, hitam, dan gendut. Lucu dan memalukan memang, namun dari kisah ini nantinya ia bisa belajar. Kisahnya yang harus menulis jadwal diet, makan nasi seminggu sekali, dan rangkaian hal “bodoh” lainnya. Bahkan dirinya menjadi bahan gurauan teman-temannya karena melihatnya jengkel melalui berbagai macam diet. Hari-hari berlalu hingga ia menemukan jalan baru tentang penyatuan antara tubuh dan dirinya. Perlahan dia mulai merangkai kembali mimpinya yang telah ditulis di tembok sejak awal masuk kuliah. Tulisan mimpinya yang sering dianggap tidak mungkin dan ditertawakan oleh yang membacanya. Namun, perlahan ia mampu membuktikan, salah satunya adalah berpindah ke Yogyakarta.

100 Alumni 149 Inspiratif Unnes Tahun 2016, Wahyu memulai kuliah di Jurusan Sosiologi UGM dengan beasiswa LPDP. Yogyakarta bukan hanya kota baginya, ia menemukan banyak hal baru di sana. Program dietnya telah berhenti setelah ia menyadari yang salah bukanlah tubuhnya, namun bagaimana dia menata dirinya dan membangun rasa percaya dirinya. Perlahan ia membenahi penampilannya sembari menjalani proses perkuliahan dan tentunya organisasi. Perkuliahan menjadi masa yang menyenangkan, terlebih ia mendapatkan jodohnya, rasanya patut menjadi gurauan manakala celotehnya tentang negeri Belanda dan pasangan tinggi ia dapatkan. Memang Tuhan itu maha adil atas segala hal. Masa S-2, ia mengikuti kegiatan dari Forum Ilmu Sosial dan Humaniora (FISH) sebagai humas dan fasilitator dari Kelas Inspirasi Yogyakarta (KIY). Selain itu ia juga berhasil meraih beberapa penghargaan. Prestasi yang berhasil diraih selama S-2 yakni bidang akademik dan nonakademik. Prestasi yang berhasil diraih dalam bidang akademik yaitu menjadi wisudawan dengan nilai terbaik di Fisipol UGM, dengan IPK 3.83. Selain itu, ia juga berhasil menjadi best presenter konferensi internasional bidang sosial humaniora di Macau pada 2017. Atas keberhasilannya membangun kepercayaan diri, ia memberanikan diri untuk tampil di depan umum dalam pemilihan perdutaan. Alhasil gelar Miss Persahabatan (1st RU Miss Inspiring Wardah) dan Duta Museum DIY ia menangkan. Hingga saat ini, Wahyu fokus dalam dunia public speaking, fashion, dan make up. Ia aktif pula berkegiatan sosial, mengajar bimbel, dan bekerja di bidang konsultan pendidikan luar negeri, NIEC Indonesia.(*)

150 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Yunike Sulistyosari

Cambuk Semangat Angkatan Pertama

unike Sulistyosari adalah lulusan terbaik Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada tahun Y2018. Dia berasal dari Program Studi Pendidikan IPS. Prodi Pendidikan IPS merupakan prodi baru di UNNES yang didirikan pada tahun 2014. Menjadi mahasiswa angkatan pertama bukanlah hal yang mudah. Perjuangan agar dapat mengikuti dengan prodi lainnya, baik dari segi akademik maupun non-akademik menjadi cambukan untuk terus memajukan prodi. Semangat menjadi angkatan pertama dibuktikan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan positif di lingkungan kampus. Dia bersama tim berjuang untuk memajukan kegiatan mahasiswa dengan membuat Himpunan Mahasiswa Prodi (HIMPRO) IPS, selain itu aktivis kampus ini juga mengikuti organisasi kemahasiswaan seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Pramuka, dan Bela Negara. Dia merupakan lulusan perdana Prodi Pendidikan IPS dari 53 mahasiswa di angakatan pertamanya. Meskipun dia aktif di kegiatan mahasiswa, berkat prinsipnya yang kuat sehingga tetap seimbang antara akademik dan non-akademik. Semenjak semester enam, dia sudah menghentikan kegiatan organisasi dan berfokus ke skripsi. Awal semester enam

100 Alumni 151 Inspiratif Unnes mulai memperbaiki proposal skripsi yang telah dibuat saat mata kuliah seminar proposal. Relasi dengan dosen yang baik membuatnya mudah dalam melakukan bimbingan skripsi. Didukung dengan fasilitas UNNES yang sangat memadai seperti perpustakaan dan student lounge yang merupakan fasilitas untuk mengerjakan skripsi dengan tempat nyaman dengan berbagai jurnal dapat memudahkan mahasiswa dalamjuga wi-fi mencari yang literatur kecepatannya baik di jurnal tinggi, dalam langganan negeri maupun UNNES luar negeri. Fasilitas tersebut yang dapat menggerakkan semangat untuk segera menyelesaikan skripsinya. Perjalanan dalam menyelesaikan sarjana tidaklah mulus seperti dibayangkan. Kondisi perekonomian keluarga petani mengalami kebangkrutan yang membuat dia harus berjuang mencari uang dengan menjadi tentor les privat dan juga menjadi penjual beras merah dan kopi dari hasil panen di desa yang dia promosikan pada teman-teman kuliah dan Bapak/Ibu dosen. Berkat kegigihannya dalam bekerja dan terus berusaha menyelesaikan skripsinya, akhirnya dapat terselesaikan dengan hasil yang memuaskan dan hingga kini bisnis beras merahnya masih eksis. Wanita kelahiran Temanggung, 9 Juni 1996 terlahir dari keluarga petani yang mempunyai motivasi tinggi untuk mengejar impiannya menjadi seorang pendidik. Meskipun perjuangan menyelesaikan sarjananya terkendala ekonomi, akan tetapi tidak mematahkan semangat untuk melanjutkan studi. Oleh karena itu, setelah wisuda, ia langsung melanjutkan studi magister di Universitas Negeri Yogyakarta dengan mengambil Jurusan Pendidikan IPS. Semasa proses belajar di Pascasarjana, ia magang pada salah satu jurnal Pendidikan IPS di UNY, yaitu Jurnal Harmoni sebagai reviewer artikel selama dua tahun. Dari pengalaman tersebut, dia mendapatkan banyak ilmu dalam dunia research and publication. Dia berkontribusi dalam menyiapkan

152 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dokumen akreditasi prodinya, baik dalam negeri maupun luar negeri. Akreditasi dalam negeri divisitasi oleh team BAN-PT sedangkan akreditasi international yang diajukan oleh Word Class University (WSU) pada lembaga akreditasi ASIC (Accreditation Service for International Schools, Colleges & Universities). Dia pernah menjadi pemakalah pada International Conference on Social Science and Charakter Educations (ICoSSCE 2019) dengan judul makalah “Examining the Basic Educational Rights in the Newly-Imlplemented School Zoning Policy in Indonesia”. Selain itu, pada International Conference of Social Science and Education (ICSSED, 2020) dengan judul makalah “Social Justice In The Implementing Zoning School Policy (Case Study in Temanggung Regency)”. Beberapa tulisan yang termuat dalam prosiding yang berjudul “Teaching Social Studies Education to Foster Civic Character at the Secondary School in Indonesia: A Review”. Selain itu, Yunike juga melakukan penulisan artikel yang telah di submit pada jurnal di antaranya (1) “Pribusasi Ilmu- ilmu Sosial dan Pembaruan Pembelajaran IPS Terpadu di Sekolah” (2) “Kreativitas Guru dalam Mengembangkan Bahan Ajar IPS pada SMP/MTs Se-Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung”. Pada 2020, dia mengukir prestasi kembali dengan menjadi megister lulusan terbaik Prodi Pendidikan IPS dengan tesis pendanaan hibah tesis dari DIKTI. Jadi, selama penelitian diatentang mendapatkan konflik kebijakan pendanaan zonasi. dari Tesis DIKTI tersebut dengan mampu capaian lolos artikel submit pada salah satu jurnal terindeks Scopus dan international conference. Saat ini dia bekerja sebagai guru IPS di SMP Kesatrian 1 Semarang. Selain mengajar, dia juga mengembangkan keterampilannya dalam bidang pembuatan video pembelajaran animasi IPS tentang keunggulan dan

100 Alumni 153 Inspiratif Unnes keterbatasan antar-ruang yang berkolaborasi dengan seorang engineer di Perancis. Dia juga sedang melakukan penelitian

Temanggung yang dikaji dari segi peraturan dan data empiris dikarenakantentang konflik hingga kebijakan saat ini zonasi masih di menuai masyarakat masalah Kabupaten dalam masyarakat luas. Capaian yang dia peroleh saat ini tidak lain berkat doa dan dukungan orang tua tercinta yang setia membersamai perjuangannya. “Kesuksesan bukanlah sebuah anugerah yang datang secara instan dan tanpa sebab. Oleh karena itu, berproseslah semaksimal mungkin dalam meraih cita, rintangan dan halangan hanyalah sebuah ujian yang akan menjadi pribadi kuat, maka tetaplah berpegang prinsip dalam menentukan pilihan dan komitmen yang menjadi kunci keberhasilan.”(*)

154 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FMIPA

ahuan alam tematika dan ilmu penget Fakultas ma

100 Alumni 155 Inspiratif Unnes 156 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Achmad Samsudin

Publikasi atau Binasa

chmad Samsudin adalah dosen di Universitas Pendidikan Indonesia dan saat ini menjabat sebagai AKetua Prodi S1 Pendidikan Fisika periode 2019-2023. Ia menempuh pendidikan S1 di Universitas Negeri Semarang pada tahun 2001-2005, S2 di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2006-2008, dan S3 di Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 2012-2016. Di sela-sela kesibukan menyelesaikan proses S3-nya (2015), ia memeroleh beasiswa PKPI/-like Program dari Kemenristek-Dikti di Science Education Program, Yildiz Teknik Üniversitesi (YTU), Istanbul, Turki di bawah bimbingan Supervisor Prof. Dr. Bayram Costu (YTU) dan Prof. Dr. Andi Suhandi, M.Si. (UPI). Selama menjabat sebagai dosen, ia beberapa kali terpilih sebagai dosen berprestasi di lingkungan FPMIPA UPI. Sementara itu, di tingkat nasional ia aktif dalam pembinaan OSN pada tingkat SD dan SMP dai Provinsi Jawa Barat. Tidak sebatas pada pendidikan dan pengajaran saja, ia juga aktif dalam penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud dari Tri Dharma perguruan tinggi. Pada bidang penelitian, ia sering mendapatkan hibah

100 Alumni 157 Inspiratif Unnes penelitian, baik di tingkat internal kampus UPI, ataupun di tingkat Dirjen DIKTI Kemdikbud. Adapun fokus kajian yang ditelitinya di antaranya: pemahaman konsep, miskonsepsi, pengubahan konsepsi, model mental, pengembangan media pembelajaran, pengembangan instrumen tes diagnostik, dan

Dengan kajian tersebut, ia aktif dalam membuat payungpengembangan penelitian strategi di lingkungan pembelajaran prodi, bidang dengan fisika. melibatkan mahasiswa di level S1 dan S2 Pendidikan Fisika. Dengan demikian, kolaborasi antara dosen dan mahasiswa dapat terjalin, sampai pada tingkat publikasi baik jurnal nasional terindeks Sinta dan jurnal internasional terindeks Scopus. Dilihat dari hasil penelitiannya pada awal tahun 2021, ia sudah mengumpulkan dokumen yang terindeks Scopus sebanyak 131 dokumen yang tersebar pada jurnal Q1-Q4, dengan H-Index sebesar 12. Sementara, dokumen yang sudah terindeks Google Schoolar sebanyak 290 dokumen dengan H-Index sebesar 18. Hasil tersebut tidak mengherankan, mengingat tulisan pertamanya ditulis pada tahun 2010. Sehingga, di tahun 2020, ia dinobatkan sebagai dosen/peneliti terbaik Top 50 versi Sinta Ristek/BRIN. Ia meyakini bahwa tidak ada proses yang instan dalam berbagai hal, semuanya harus dilatih dan dimulai sejak dini. Dalam proses perjalannya, ia pernah ditunjuk sebagai pengelola jurnal WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika), dan Jurnal Pengajaran MIPA (JPMIPA) dan menjadi ketua seminar baik di tingkat nasional yakni Seminar Nasional Fisika (SiNaFi) 2017, maupun di tingkat internasional yakni Mathematics, Science, and Computer Science Education International Seminar (MSCEIS) 2018 dan International Conference Mathematics and Science Education (ICMScE) 2021. Pencapaiannya tersebut didapat karena ia juga berkolaborasi baik dengan dosen dari kampus-kampus di

158 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dalam negeri, ataupun luar negeri, serta dengan kolega- koleganya di berbagai negara, seperti di Turki, Yunani, dan Thailand. Ia juga sering diminta untuk menjadi reviewer di berbagai jurnal, baik nasional maupun internasional, seperti di UK, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Turki, dan Amerika. Namun, selain menulis di beberapa jurnal, ia juga aktif menulis karya- karryanya lewat buku. Sebanyak 12 buku ber-ISBN yang ditulisnya telah tercatat pada Sinta. Sementara itu, karya- karya lainnya tercatat dalam Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, sekaligus tercatat dalam Sinta yakni sebanyak 18 Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hal ini dilakukan semata-mata untuk mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan keyakinan bahwa semua dosen harus dapat melaksanakannya. Sehingga ia kerja keras untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Pada bidang pengabdian, ia juga aktif dalam melakukan pengabdian dengan berbagai jenis kegiatan, Salah satunya adalah dengan mengadakan pelatihan kepada guru-guru tentang pengembangan perangkat pembelajaran untuk mendapatkan hibah pengabdian, baik dari lingkukan kampus ataupunmengubah Kementerian. konsepsi fisika Sehingga, siswa. Selainberdasarkan itu, ia jugahasil seringkerja keras dan pengalamannya tersebut, ia beberapa kali diundang sebagai narasumber untuk masalah penulisan dan publikasi ilmiah di berbagai kampus di Indonesia dan internasional, sebagai bentuk dari pengabdiannya dalam memajukan publikasi di Indonesia. Ia selalu memegang pedoman untuk selalu aktif dan produktif dengan semboyan publish or perish!

100 Alumni 159 Inspiratif Unnes 160 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Adib Budiono

Hidup Bermakna, Bermanfaat bagi Sesama

i kalangan penyandang disabilitas Jepara Adib Budiono termasuk yang paling aktif. Selain menjadi Dketua Yayasan Sahabat Difa Jepara, dia juga menjadi sekretaris dan koordinator devisi tata boga di Armina Difa. Komunitas ini juga mewadahi para penyandang disabilitas. Sepak terjangnya sudah membekas di semua lini organisasi, lembaga swasta maupun di jajaran pemerintahan setempat. Adib, yang oleh koleganya kerap dipanggil “Mas Adib”, adalah putra asli kelahiran Jepara. Sumbangsihnya dalam bidang sosial-kemanusiaan sudah tidak bisa diragukan lagi. Melalui komunitas “Sahabat Difa” ia berusaha memperjuangkan hak-hak difabel sehingga memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Perjuangan itu juga Adib lakukan agar disabilitas memiliki kesamaan hak di mata hukum dan social sehingga memperoleh jaminan penghidupan yang layak. Berbekal keilmuan yang didapat dalam dunia kampus mas Adib sudah menggerakkan para anggotanya untuk menekuni sejumlah usaha kelas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Lewat UMKM itu mereka mereka memproduksi makanan, minuman, dan kerajinan untuk dijual. Di masa pandemi, mereka juga membuat cairan pencuci tangan,

100 Alumni 161 Inspiratif Unnes sabun, dan masker. Kejelian memilih jenis barang yang diproduksi membuat usaha bersama ini maju. Mereka juga memproduksi aneka sirup herbal seperti sirup jahe merah, sirup jahe, kunir asem, beras kencur, temu lawak, gula asem, dan kacang hijau. Di masa pandemi, minuman itu banyak dicari dan laris di pasaran. Pria yang lahir pada 12 Mei 1981 ini lulus dari Universitas Negeri Semarang pada 2005. Sejak lulus ia telah mengabdikan diri di lingkungan masyarakat sekitar hingga jajaran pemerintahan daerah. Sosok yang penyabar dan tidak suka bicara ini adalah tipe orang yang menerima serta legowo dalam menyikapi semua persoalan hidup. Dalam prinsip hidupnya “aku wes kere ndok donyo, mosok aku kere neng akherat?” yang dalam bahasa indonesianya berarti “aku sudah miskin di dunia, masak aku sama miskin di akhirat?”. Prinsip hidup itulah yang memotivasi agar terus mengabdi kepada masyarakat. Di zaman yang sudah tidak mampu kita bedakan mana yang benar dan mana yang salah seperti saat ini, sangatlah sulit mencari sosok seperti Adib Budiono. Selain punya kepedulian, ia juga lincah berorganisasi. Kelincahan itulah yang membuat Gerakan sosialnya berjalan efektif dan tepat sasaran. Mendirikan “Rumah Sadifa” bagi kaum disabilitas tentunya tidaklah semudah membalikan telapak tangan, hingga mendapatkan SK Kemenkumham dengan nomor AHU-00018.AH.02.01. Sebagai organisator, ia berusaha mengorganisasikan kawan-kawan difabel agar lebih bermakna. Sudah 150-an anggota Sadifa telah terdaftar di komunitas yang didirikannya, mulai tuna daksa, tuna rungu, hingga tuna lainnya telah tercover dalam nama besar “Sadifa”. Bukti nyata dari organisasi yang ia bentuk adalah dengan

162 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju mengadakan kegiatan sosial secara rutin seperti santunan sembako bagi masyarakat yang kurang mampu, bakti sosial bagi korban bencana, bantuan alat bantu bagi kaum disabilitas seperti kursi roda, krek maupun kaki dan tangan palsu, kajian pendidikan agama, dan safari ramadhan. Itu hanya sedikit contoh kegiatan yang telah Sadifa lakukan di bawah arah dari Mas Adib. Keterlibatan para donatur dan patner dalam menjalankan visi dan misi Sadifa tidaklah tertutup. Ia membuka akses seluas-luasnya kepada khalayak ramai untuk mampu begadung di bidang sosial. Keterlibatan dari para donatur, relawan dan sebagainya. Tidaklah terpusat pada anggaran, namun jasa, pemikiran dan tenaga tetaplah ia sambut dengan hangat. Semoga semangat juang dari Mas Adib tetaplah menggelora selayaknya deburan ombak di laut yang tidak pernah henti. Sebab semestinya hidup tidaklah untuk perut kita sendiri, namun senyum kebahagiaan untuk mereka di sekitar kita.

100 Alumni 163 Inspiratif Unnes 164 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Albertus Digwijaya Anindyajati

Dari Kampus Kimia Mengabdi lewat Gegana

lbertus Digwijaya Anindyajati adalah personel Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) yang Amerupakan lulusan Perwira Polri Sumber Sarjana (PPSS) yang direkrut oleh POLRI berdasarkan keilmuan yang dimilikinya. Sebelum bergabung dengan POLRI pria kelahiran Semarang 10 Agustus 1983 ini merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang Jurusan Kimia Tahun Ajaran 2001. Sejak pertama kali berdinas di POLRI, Albert demikian biasa dipanggil, ditempatkan di Korps Brigade Mobil dan secara khusus di Pasukan Gegana yang memiliki tugas untuk menangani kejahatan berkadar dan berintensitas tinggi terutama yang menggunakan senjata api, bom dan bahan berbahaya Kimia Biologi dan Radioaktif (KBR) dan sesuai dengan keilmuan yang dimilikinya penempatan pertamanya adalah di Kesatuan Kimia Biologi dan Radioaktif. Jenjang karier yang telah dijalani selama 10 tahun berdinas di Kepolisian cukup lancar dengan beberapa penugasan yang telah dijalani, antara lain penugasan terkait penanganan terorisme di seluruh Indonesia serta penugasan sebagai Pasukan Perdamaian PBB di Sudan, Afrika, yang harus

100 Alumni 165 Inspiratif Unnes dilaksanakan dalam waktu 1 tahun dengan konsekuensi meninggalkan keluarga di Indonesia. Dalam perjalanan dinasnya lulusan Jurusan Kimia FMIPA UNNES ini tetap berusaha mengamalkan ilmu yang dimiliki yaitu kimia terkait dengan tugas yang dimilikinya. Beberapa pegembangan yang dilakukan yaitu melakukan penelitian tentang bahan peledak rumahan (homemade explosive) serta menulis beberapa petunjuk kerja terkait penanganan senjata kimia (chemical weapon) yang dipergunakan secara luas oleh personel Gegana seluruh Indonesia. Hasil dari pekerjaan yang dilakukannya mengantarkannya untuk dapat melaksanakan beberapa pelatihan baik di dalam dan luar negeri antara lain Iran, Korea, dan Thailand terutama terkait penanganan teror yang menggunakan bahan kimia berbahaya. Selain itu, dalam beberapa kesempatan juga diundang oleh Badan Nasional Penanggulangan terorisme (BNPT) untuk menjadi narasumber dan penyusun Standard Operation Procedure kedaruratan KBRN di Indonesia Penghargaan yang diterima antara lain Satya Lencana pengabdian 8 tahun, Satya Lencana Bhakti Bhuana serta UN Medal of Honour dari PBB setelah menyelesaikan misi di Sudan, Afrika.

166 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Anang Budi Utomo

Bermula Guru Privat, Kini Wakil Rakyat

ekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo punya perjalanan panjang sebelum duduk Ssebagai wakil rakyat. Diawali karier sebagai guru privat, ia berkiprah di berbagai bidang lain. Mulai wirausaha, mengelola perusahaan, mengelola koperasi, mengelola sekolah, menjadi dosen, dan kini menjadi anggota DPRD. Ada jejak panjang yang tidak sederhana di balik keberhasilannya saat ini. Sejak kecil, pria kelahiran Semarang, 9 Februari 1969 silam ini, telah menunjukkan kegigihannya dalam mewujudkan cita-cita. Saat masih kecil misalnya ia melakoni hidup sebagai penggembala ternak. “Pagi selepas subuh, seringkali saya diminta mengantarkan sapi dan bajak ke sawah. Sepulang sekolah, saya menggembala sapi sambil bawa radio”. la merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Mereka dibesarkan di lingkungan keluarga berkecukupan. Ayahnya, H. Karsidi Nur Hasan, dulu menjabat sebagai Lurah Nongkosawit, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Ibu bernama Hj. Kusmirah Nur Fuanah (almarhum), penilik pendidikan masyarakat (Dikmas) Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

100 Alumni 167 Inspiratif Unnes Keduanya dikenal keras dalam mendidik anak-anaknya. “Orang tua saya selalu mendidik anak untuk bekerja keras, ulet dan sekolah setinggi mungkin. Bapak saya hanya lulusan SD, tetapi bisa menjadi lurah. Itu yang menginspirasi saya untuk terus belajar,” katanya. Kemandirian Anang teruji saat menempuh jejang pendidikan kuliah di Prodi Pendidikan Kimia FPMIPA Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang (sekarang Unnes). Sejak masuk kuliah 1988, ia aktif di berbagai kegiatan mahasiswa baik intra maupun ekstra kampus. Dari berbagai kegiatan inilah, ia mendapatkan ilmu kepemimpinan. Mulai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Kimia, Pengurus Ikatan Himpunan Mahasiswa Kimia Indonesia (IKAHIMKI). Bahkan ia pernah mejabatketua senat mahasiswa. “Menjadi aktivis mahasiswa, terlebih menjabat Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) IKIP Semarang (Sekarang Presma), secara otomatis belajar mengenal politik praktis. Pernah mengikuti diklat (pendidikan dan pelatihan) kepemimpinan dan organisasi, baik di tingkat fakultas, institut, regional Jawa Tengah bahkan nasional bareng dengan beberapa tokoh mahasiswa saat itu yang sekarang banyak berkiprah dan menjadi tokoh di tingkat nasional. Keterlibatannya menjadi Satgas Pemuda Golkar dan Gema Kosgoro, membuka jalannya di jalur politik. Anang tidak sekadar menghabiskan waktu kuliah untuk menjadi aktivis. Di sela kesibukannya sebagai aktivis mahasiswa, ia masih sempat mendirikan wirausaha mandiri bersama teman- temannya. “Saya mendirikan les privat atau lembaga bimbingan belajar. Berbagai mata pelajaran, mulai Kimia, Fisika, Matematika, Komputer, dan Bahasa Jawa. Yang sehari bisa 3 hingga 4 shift”. la mengonsep layanan les privat secara profesional dan

168 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju elite. Bahkan saat itu, ia berani membanderol tarif les privat yang fantastis per jamnya. Tarif yang cukup mahal untuk ukuran 1980-1990-an silam. Konsumennya rata-rata kalangan menengah ke atas. “Saya berani ditarget anaknya mau ranking berapa. Peserta didik les privat harus berprestasi. Makanya saya berani pasang tarif cukup mahal kala itu. Bersama enam rekannya mahasiswa, lembaga privat tersebut kian berkembang pesat. Bukan Anang kalau cepat puas dengan hasil yang dicapai. Meski les privat tersebut telah menghasilkan hoki yang tidak sedikit, ia tetap gelisah untuk berkarya dilain bidang. Di antaranya ilmu menulis. Saat itu saya aktif menulis, mulai opini hingga sastra puisi. Waktu itu, tulisan saya sering dimuat di berbagai media baik lokal maupun nasional. Bahkan dari hasil bekerja les privat dan menulis di berbagai koran, Anang ketika masih berstatus mahasiswa telah mampu membeli dua rumah sekaligus. Sudah bisa beli rumah tipe 60 dua unit, meski secara kredit. Itu hasil jerih payah saat itu. Apa di balik semangat berkarya kala itu? Ternyata, satu di antara enam teman yang mengelola lembaga privat itu ada Nanik Wijayati. Seorang wanita yang hingga kini menjadi istri Anang, yang tidak lain adalah teman sekelas di jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas MIPA, yang akhirnya dipersunting pada 10 Oktober 1993, yang sekarang berkarya sebagai dosen di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang yang dikenal dengan nama Dr. Hj. Nanik Wijayati, M.Si. la pun mengurus lembaga privat tersebut bersama istrinya. Kariernya kian merambat. Anang yang kesehariannya mengajar les privat terhadap anak seorang Kepala Sekolah Asisten Apoteker Yayasan Farmasi Semarang di Jalan Jambe 539 Semarang, membuka

100 Alumni 169 Inspiratif Unnes Peluang baru Ia ditawari mengajar di Sekolah Asisten Apoteker Yayasan Farmasi Semarang. Gaji pertama saat itu sudah cukup untuk mengangsur rumah yang dibeli. Di sinilah, Anang mulai diuji untuk terlibat memikirkan pengelolaan manajemen sekolah. la sering diajak diskusi oleh ketua yayasan terkait bagaimana sekolah tersebut agar bisa berkembang. “Sekolah itu sudah berdiri sejak 5 Juli 1950 silam dan termasuk bersejarah. Tetapi hingga 1993, kok hanya sekolah menengah saja dan kurang berkembang,” katanya. Upaya perjuangan kerasnya berbuah manis. Sekolah tersebut mampu dinaikkan menjadi perguruan tinggi, yakni Akademi Analis Farmasi dan Makanan (Akafarma) Yayasan Farmasi Semarang pada Juli 1996. Anang menjadi salah satu tokoh yang membantu pendiriannya. Kemampuannya dalam kepemimpinan membuat ia diangkat sebagai Pembantu Direktur Bidang Akademik 1996- 1999. Di antara tahun itu, yakni 1998, ia menjadi tim yang

Farmasi Semarang. Selanjutnya, tahun 2000 membantu berdirinyamembantu Sekolah mendirikan Tinggi Akademi Ilmu Farmasi Farmasi Yayasan (Аkfar) Farmasi Yayasaп Semarang yang sekaligus mengintegrasikan D3 Analis Farmasi. Hingga sekarang menjadi dosen S1 Farmasi, D3 Farmasi, dan D3 Analis Farmasi dan makanan. Meski meraih berbagai prestasi di usia relatif muda, Anang tetap saja menjadi sosok yang gelisah untuk selalu berkembang. Maka di lain sisi, ia diam-diam menyusun berbagai wirausaha mandiri dari uang hasil kerja kerasnya. Di antaranya mendirikan rumah kos mahasiswa. “Pertama kali hanya memiliki 5 kamar di dekat Kampus Unnes. Alhamdulillah setiap semester terus bertambah. Sekarang berjumlah 100 kamar” kata ayah Drg. Tyara Mustika Devianti dan Alfian Akbar Dwi Agustian (mahasiswa Kedokteran) ini. 170 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Bahkan jiwa bisnisnya terus berkembang di bidang lain. Tahun 2000, ia mendirikan pangkalan minyak tanah, sekarang menjadi pangkalan elpiji. Tidak hanya itu, Anang juga tercatat sebagai Direktur CV Wijaya Kencana, hingga kontraktor. Di samping itu hingga sekarang juga terlibat mengelola koperasi yang beromset lebih dari 1 Triliun. “Saya dulu jadi aktivis mahasiswa, saya berpikir ketika lulus masak menganggur, kan enggak,” katanya. Menurutnya, karier setiap orang bisa cemerlang bukan sekadar faktor keberuntungan. Tetapi merupakan buah keseriusan, keuletan dan kerja keras.

Tuhan Memberikan Kebahagiaan Jalan hidup memang berliku selalu ada kejutan tak terduga. Jangankan besok, sekian detik ke depan akan menjadi apa, tak ada orang yang tahu. Tetapi manusia yang optimistis tidak boleh berhenti berusaha. Anang secara materi telah lebih dari cukup. Rumah, istri, anak dan keberhasilan ekonomi pun telah dicapai. Bahkan cita-cita harapan dari ibu tercinta, yakni ingin menjadikan anaknya sebagai seorang guru pun telah tercapai. Tujuan hidup agar bisa bermanfaat bagi orang lebih banyak, tidak sekadar untuk diri sendiri dan keluarga. Salah satunya menjadi legislator. Maka 2004 nyaleg (calon legislatif). Tetapi saat itu gagal, karena belum memiliki pengalaman yang cukup dalam politik. Relasi belum begitu mengakar di tengah masyarakat. Di sela-sela waktu itu pun dia masih menyempatkan diri meningkatkan kualitas diri dengan kuliah mengambil S1 Manajemen di FE UT yang lulus tahun 2007 dan juga S2 Manajemen Pendidikan di PPS Unnes lulus tahun 2005. Sebagai kader Partai Golkar militan, Anang tak mudah menyerah. la mencoba berbagai peluang dan jaringan politik yang telah ia bangun sejak kuliah. Alhasil, sejak 2009, ia

100 Alumni 171 Inspiratif Unnes terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang. Pada 2014, kembali terpilih lagi. Dirinya dan keluarga sudah bersyukur dengan kondisi saat itu. Prinsipnya, hidup tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat banyak. Mengajar sudah lama, makanya ingin bermanfaat bagi orang yang lebih banyak. Meski memiliki kesibukan luar biasa sebagai wakil rakyat, jiwa pembelajarnya tetap tak berhenti. Setelah merampungkan S2, ia melanjutkan studi S3 Manajemen Kependidikan di Unnes 2011. Sempat tersendat karena padatnya kegiatan, sebelum akhirnya lulus pada 7 Februari 2016 dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) 3,86. Kebahagiaan seorang anak itu kalau bisa menyenangkan kedua orang tua. Ibu saya ingin saya menjadi guru., sedangkan bapak saya ingin saya bekerja di pemerintahan. Kalau sekarang alhamdulillah dua-duanya tercapai, Tuhanlah yang memberikan kebahagiaan seperti ini, yang selayaknya patut disyukuri. Meski demikian, Anang mengaku pertama kali yang menjadi pegangan adalah restu dan keinginan ibu. Maka ia pertama kali memilih untuk mengabdi di dunia pendidikan sebagaimana harapan ibundanya. “Kepada ibu mesti lebih hormat. Saya juga mendidik anak agar lebih sayang kepada ibu dari pada bapak, apalagi anak laki-laki.

172 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Arif Darmadiansah

Berkat Inovasi Menapak Guru Berprestasi

rif Darmadiansah adalah guru penerima penghargaan guru berprestasi dan berdedikasi bidang Adedikasi tingkat nasional yang diselenggarakan Kemendikbud tahun 2019 lalu. Arif, begitu ia akrab disapa, menjadi guru di perbatasan dan pedalaman Pulau Timur Alor yang berbatasan langsung dengan Timur Leste. Arif lahir di Wonogiri pada 21 Mei 1988. Terlahir dari pasangan Sugiyarno dan Widarsi. Anak kedua dari empat bersaudara ini memang giat belajar sejak muda. Pendidikan dasar sampai menengah ditempuhnya di Wonogiri. Kemudian melanjutkan studi menjadi mahasiswa Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Semarang (Unnes) untuk menjadi guru seperti ayahnya. Tahun 2006, dia memulai kuliah dan aktif mengikuti organisasi mahasiswa di kampus. Beberapa kali penelitian ilmiahnya berhasil lolos dalam program kreativitas mahasiswa yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (DIKTI) dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan (LP2M) Unnes. Pada tahun 2007 – 2009 dia dipercaya teman-temannya untuk menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Biologi.

100 Alumni 173 Inspiratif Unnes Kemampuan softskillnya akhirnya terbentuk. Karakternya sebagai pribadi mandiri, pantang menyerah, dan berkemauan untuk terus belajar terus tumbuh. Pada tahun 2009 dia mulai bekerja menjadi sekretaris I-MHERE di Unnes karena keterbatasan biaya. Dia lulus cepat 3,5 tahun agar dapat fokus bekerja dan membantu orang tua untuk membiayai adiknya yang juga sedang kuliah. Tahun 2010 dia lulus sarjana dan diterima bekerja di LP3I Course Center Semarang sebagai staf akademik. Selain itu dia juga aktif sebagai pengajar honorer di sekolah swasta pinggiran Kota Semarang. Keinginanya untuk menjadi PNS harus tertunda karena pada saat itu pemerintah memberlakukan moratorium pengangkatan. Pada tahun 2012 pemerintah meluncurkan program guru yang mengajar di daerah 3T (terluar, tertinggal dan terdepan). Arif melihat peluang itu dan ikut bergabung. Awal tahun 2012 dia mengabdi di SMA Negeri Maurole Kabupaten Ende Nusa Tenggara Timur. Jauh dari orang tua, fasilitas yang minim serta sekolah yang berada di daerah tertinggal, terluar dan terdepan dari Indonesia menjadi momen yang sulit baginya. Namun hal itu tak berlangsung lama, interaksi dengan siswa dan masyarakat menambah wawasan kebangsaannya. Kehadirannya di sana ternyata sangat diharapkan masyarakat sekitar. Walaupun berbeda suku, agama, dan budaya, mereka menyambut baik. Begitu pun bagi Arif, perbedaan itu tak menghalanginya memberikan yang terbaik di tanah pengabdiannya. Akhir tahun 2012 menjadi momen bersejarah bagi dirinya. Saat itu program mengajar satu tahun yang diikutinya secara resmi berakhir. Secara formal Arif harus meninggalkan tempat pengabdian dan masyarakat setempat untuk mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG). Momen kepulangannya menyentuh hati Arif. Siswa,

174 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju rekan-rekan guru, dan bahkan tetangga melepaskannya dengan tangis. Mereka telah menerima Arif sebagai bagian dari mereka. Karena itulah masyarakat sekitar mengantarnya hingga tempat kepulangannya. Momen haru itu menggerakkan hati Arif. Ia bertekad untuk kembali ke tempat pengabdiannya. Selesai mengabdi selama setahun dia melanjutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) berbeasiswa dari pemerintah atas dedikasinya mengajar didaerah 3T. Keinginannya akhirnya terwujud setelah dia berhasil menjadi calon pegawai negeri sipil (CPNS) pada tahun 2015. Bulan April dia memulai mengabdi di SMP Negeri Satap Tonte Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Kembali ke tempat di mana dia pernah berjanji untuk mengabdi di wilayah Indonesia Timur. Tahun 2016, dia dipindahkan ke SMA Negeri Probur, sekitar 60 km ke arah selatan dari pusat Kota Kalabahi Kabupaten Alor. Akses jalan menuju sekolah sangat sulit, masih berbatu dan meliuk melewati pegunungan. Tidak ada akses internet atau jaringan telepon. Juga tidak ada listrik sehingga penerangan hanya menggunakan pelita. Pengabdian dan perjuangan yang lebih menantang dimulainya di sini. Sekolah tempatnya mengabdi masih menggunakan ruang darurat, berdinding bambu dengan alas tanah. Itu kondisi memprikhatinkan yang sekaligus tantangan bagi Arif. Tidak adanya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran justru memotivasinya menghadirkan solusi. Pertengahan tahun 20016 dia menciptakan alat inovasi sederhana berupa Hologram Digital Proyektor Tenaga Surya (HDPro Tens). Prinsipnya media itu dapat menampilkan visualisasi 3D dalam pembelajaran. Niatnya, alat itu sekadar ia gunakan untuk membantunya mengajar. Tak disangka, inovasinya berhasil mendapatkan apresiasi Kemendikbud sebagai juara 2 lomba inovasi pembelajaran jenjang SMA/SMK tingkat nasional.

100 Alumni 175 Inspiratif Unnes Apresiasi itu mendorongnya untuk terus belajar dan berkembang. Pelatihan dan bimbingan terus diikutinya untuk menambah ilmu. Dari bimtek perlindungan profesi, hak atas kekayaan intelektual, kesehatan dan keselamatan kerja, pendalaman materi oleh SEAMEO, penulisan karya ilmiah P4TK IPA Kemendikbud, simposium guru setiap akhir tahun, hingga pelatihan virtual model sekarang ia ikuti. Tahun 2017 dia membuat sebuah inovasi Gerakan Pagi Menginspirasi (GARASI) untuk meningkatkan karakter siswa di sekolah. Upayanya membuahkan hasil. Dia mendapatkan lomba inovasi pendidikan karakter jenjang SMA/SMK tingkat nasional.apresiasi dari Kemendikbud untuk menjadi finalis dalam Masih di tahun 2018 dia membuat inovasi baru. Namanya Millea (Mikroskop Digital Lensa Laser Tenaga Surya). Alat itu ia ciptiakan karena sekolah tidak punya mikroskop. Padahal dia guru biologi yang memerlukan praktikum dalam pembelajaran. Medianya diikutkan dalam lomba inovasi Kemendikbud. Hasilnya dia memperoleh penghargaan sebagai Juara 1 (satu) inovasi pembelajaran kategori utama jenjang SMA tingkat nasional yang diselenggarakan Kemendikbud. Tahun 2019 merupakan tahun istimewa baginya. Pada awal tahun dirinya terpilih untuk mengikuti shortcourse MOOC Digital Tools di Charles Darwin University Australia. Selama satu bulan belajar di Aussie dirinya menulis sebuah buku yang berjudul Digital Tools untuk pendidikan Indonesia. Sepulang dari shortcourse dirinya ditunjuk PPPPTK IPA Kemendikbud untuk menjadi Duta Sains Indonesia sebagai agen perubahan dan pengerak sains di daerah. Tak lama berselang setelah kembali ke Indonesia, Kemendikbud kembali mengirimnya untuk mengikuti shortcourse Assesment for teacher science di Seamolec Penang Malaysia. Bersama guru-guru di ASEAN dia mewakili guru

176 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Indonesia dalam menyiapkan pembelajaran terbaik pada abad 21. Hasilnya sebuah aplikasi android sederhana yang dinamakan F.SD 1.0 Media Belajar Biologi Masa Kini dapat diciptakan. Pertengahan tahun 2019 tepatnya bulan Agustus, dirinya terpilih mewakili Nusa Tenggara Timur untuk mengikuti lomba guru berprestasi dan berdedikasi jenjang SMA tingkat nasional di Jakarta. Makalah pengabdian yang berjudul “Asa di Timur Matahari” berisi tentang upaya peningkatan pembelajaran, inovasi pembelajaran dan pengabdian yang pernah dia lakukan berhasil menjadikannya juara (1) pertama sebagai guru berdedikasi jenjang SMA/SMK tingkat nasional yang diselenggarakan Kemendikbud. Terakhir di tahun 2020 dia mendapatkan penghargaan Teacher Science Award yang diselenggarakan oleh Indonesia Toray Science Foundation (ITFS) lembaga Jepang yang membantu kemajuan pendidikan Indonesia. Selain itu karya bukunya antara lain : Digital Learning 4.0 untuk Pendidikan Indonesia ISBN 978-623-91182-6- 6 (2019). Merajut benang kemandirian melalui tambang kemaritiman ISBN 978-602-6245-27-4 (2019). Jurnal : Engineering Edu Jurnal Ilmiah pendidikan dan Ilmu Teknik. LIPI. (2017). Jurnal : Prosiding Lomba Inovasi pembelajaran Kesharlindung Dikmen Kemdikbud. (2017). Buku Latihan : Biologi GOKIL 100% (Gol Kilat Tembus Nilai 100 UN) (2016). Buku Pelajaran : Biologi 2 Untuk SMA Kelas XI Semester 2 (2015). Buku Latihan : IPA 100% GOKIL (Gool Kilat Tembus Nilai 100) Ujian Nasional (UN) SMP (2014). Buku Latihan : Tembus PTN (Perguruan Tinggi Negeri) (2013). Buku Latihan : IPA 100% GOKIL (Gol Kilat Tembus Nilai 100) UN dan USBN Sekolah Dasar (SD) (2013).

100 Alumni 177 Inspiratif Unnes 178 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Arif Setyo Nugroho

Kembangkan Wisata Berkelas Dunia

eandainya tak ada Covid-19, Arif Setyo Nugroho mestinya terbang ke Australia pada Juni 2020 lalu. SPerjalanan itu sedianya dilakukan karena Arif akan menerima penghargaan dari Australia Award in Indonesia – Sustainable Tourism Management Short Term Award 2020 di Griffith University dan The University of the Sunshine Coast. Penghargaan itu Arif terima karena kiprahnya dalam proyek Destination Digital Branding untuk Kelompok Tani Hutan Karya Masoraian. Proyek itu diharapkan mampu mengenalkan serta memasarkan destinasi wisata dan produk- produk hasil hutan bukan kayu yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di wilayah Hutan Kemasyarakatan Danau Masoraian, Kalimantan Tengah. Arif, yang oleh koleganya disapa Inug, adalah sosok penting di balik agen perjalanan berbasis kearifan ekosistem Orangutan Applause dan Borneo Alase Souvenirs sebagai rumah bersama bagi pengrajin lokal di lingkup penunjang pariwisata Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Kalimantan Tengah. Orangutan Applause adalah Tour Operator yang telah mendapatkan penghargaan dari TripAdvisor, sebuah platform

100 Alumni 179 Inspiratif Unnes perjalanan wisata yang memberikan rating kepada seluruh penyedia jasa layanan wisata berupa Certificate of Excellence selama 4 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2017-2020. Pada tahun 2020 Certifitace of Excellence berganti menjadi Traveler Choice’s. Berbekal legalitas Izin Usaha Mikro dan Kecil “Borneo Alase” yang kini telah bertransformasi menjadi PT. Merti Borneo Alase dia juga membidani Borneo Alase Boat sebagai penyedia transportasi perkapalan wisata dan Borneo Alase Kapitan Homestay sebagai penyedia penginapan rumahan nusantara. Sarjana Biologi UNNES lulusan tahun 2008 yang lahir dan besar di bentang karst Pegunungan Seribu, Baturetno, Wonogiri 29 Desember 1984 ini kini menetap di Kalimantan Tengah. Selain kesibukan mengurus bisnisnya dia juga aktif sebagai pemandu wisata, Eco Tour Guide. Saat ini dia merasa benar-benar menemukan dunianya “bekerja sambil liburan!”. Begitu kira-kira sering dia utarakan sambil mrenges kepada teman dan tamu wisatawannya. Betapa tidak, dia berkesempatan mewakili Destinasi Tanjung Puting pada ajang pameran pariwisata tertua dan terbesar di dunia, ITB Berlin di Jerman pada tahun 2018. Atas prakarsa dan dukungan dana dari Swisscontact-Wisata, Destinasi Tanjung Puting bergabung bersama destinasi- destinasi lainnya di Indonesia dan para pelaku wisata di stan Wonderful Indonesia di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dalam lawatannya ke Eropa, ia sempatkan mengunjungi Praha (Republik Ceko), Budapest (Hungaria) dan Amsterdam (Belanda) untuk menambah referensi dan memperluas cakrawala mengenai dunia hospitality industry. Dari pengalaman itulah ia kemudian mulai rajin menghadiri pameran pariwisata bertaraf Internasional seperti ITB Asia di Singapura pada tahun 2018 dan Arival Bangkok di Thailand pada tahun 2019. Pada tahun yang sama, Arif menghadiri

180 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju undangan dari TripAdvisor pada acara TripAdvisor Experience Summit 2019 di Thailand. Berkat disiplin ilmu dan pengalamannya, dia cukup mendapat tempat di komunitas pemandu wisata. Terbukti dia salah satu rujukan untuk mendiskusikan hal-hal yang berkaitan dengan keilmuan Biologi, khususnya di lingkup TNTP. Kala 2011-2013 dia merupakan Manager Pondok Ambung Tropical Forest Research Station, Taman Nasional Tanjung Puting dibawah Orangutan Foundation United Kingdom (OF-UK). Sebelumya, pada 2009 di tempat dan LSM yang sama dia merupakan Asisten Peneliti program kerjasama antara OF-UK dan Nanyang Tecnological University pada Proyek Macaca Indonesia. Dia dikenal sebagai pribadi yang aktif dan tangguh, sejak SMP, SMA, hingga kegiatan kepemudaan di lingkup sosialnya. Memasuki jenjang perguruan tinggi dia juga aktif di Hima Biologi, BEM FMIPA, dan Pelatuk Bird Study Club. Pernah menjadi Ketua Hima Biologi tahun 2005 dan sebagai salah satu pendiri Kelompok Studi Konservasi Habitat Green Community. Tahun 2006 dia mulai menempa diri dan membuka jaringan di luar lingkungan kampus yakni sebagai Survey Team Leader, BirdLife International Indonesian Programme untuk wilayah Semarang. Pria yang gemar dengan kegiatan luar ruangan ini masih tercatat sebagai fasilitator kegiatan outbound Taman Belajar Metaforma, Semarang sejak 2006 dan turut serta membantu pengembangan Kebun Wisata Pendidikan, Jurusan Biologi. Di sela kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir dan persiapan skripsi—waktu itu—dia masih sempat menjadi

Yayasan Kutilang Indonesia, Indonesian Ornitologis Union, USKetua Namru Tim II Lapanganpada 2007-2009. untuk AvianSaat kuliah Influenza ia juga Surveilans, menjadi Asisten Lapangan Penelitian Dosen, Hibah Bersaing Tahun

100 Alumni 181 Inspiratif Unnes 2008 dan Asisten Lapangan Penelitian Dosen Muda Tahun 2008. Setelah menyelesaikan studinya dia bergabung dengan Yayasan Bintari sebagai Pelaksana Teknis Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim, 2010-2011. Sampai saat ini tak kurang dari empat lusin pelatihan, lokakarya, maupun seminar yang telah dia ikuti, dari bahasa, pengembangan diri, bisnis, manajemen, hingga disiplin keilmuan. Baik sebagai peserta, pendukung, maupun pemateri. Di antaranya, pelatihan dan lokakarya Kurikulum Pendidikan Biologi Berbasis Bioedutainment, 2005. Pada pelatihan dan lokakarya inilah pertama kali dia bersinggungan dengan wacana wisata (hiburan) berbasis pendidikan Biologi yang berpijak pada kearifan ekosistem. Hingga akhirnya dia jatuh hati pada pengamatan burung, sebagai alternatif “menikmati” burung. Menikmati perjumpaan di alam dengan tetep membiarkan mereka bebas dan lestari di habitat aslinya, kini sering disebut sebagai Eco Tour atau Eco Wisata. Seminar Flu Burung “Penanggulangan Flu Burung dan Keseimbangan Ekosistem” Jurusan Biologi ITS, Surabaya, 2006. Keanekaragaman Burung di Pulau Geleang dan Pulau Burung Taman Nasional Karimunjawa, Skripsi 2006-2007. Training Elang Jawa, Kutilang Indonesia Birdwatching Club, 2008. Pelatihan Managemen DAS Hulu dengan Konsep Agroforestry-BINTARI 2010. Workshop Nasional Lingkungan Hidup-BINTARI 2011. Biodiversity Photography Workshop Jakarta, FORCLIME-GIZ, 2012. GIS and Spatial Analysis for Conservation Professionals, Forest Carbon, 2012. Voluntary Carbon Project Development Workshop-REDD+ Project, Winrock International, 2012. Seminar Regional Jawa Tengah - DIY: Potensi, Ancaman, dan Pengelolaan Dataran Tinggi Dieng. Matalabiogama, Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2009. Seminar Lingkungan Hidup: Konservasi dan Gaya Hidup,

182 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Lekmapala Unnes, 2011. Ada juga beberapa kegiatan ilmiah lain yang pernah ditempuh, Pemodelan Habitat Avifauna dengan Menggunakan

Ekowisata Birdwatching di Taman Nasional Karimunjawa, sebagaiSIG (Sistem asisten Informasi lapangan. Hibah Geografis) Bersaing untuk 2007. Pengembangan Sebagai salah satu pemateri dalam Bird in Hands Training: Birds Handling and Blood Sampling, Fakultas Tekhnobiologi, Universitas Atmajaya Yogyakarta, 2009. Baru kemudian di tahun 2012, masa transisi yang sebenarnya juga tidak direncanakan, dia mulai aktif mengikuti kegiatan kepariwisataan. Atas beberapa dorongan kawan-kawan pelaku wisata di TNTP dia direkomendasikan mengikuti Ecotourism Guide-Workshop and Certification, Kemenparekraf, 2012. Berbekal penguasaan bahasa Inggris yang pernah ditempuh di Pare, Kediri, pada rentang 2010 dan “penguasaan medan”, akhirnya dia mengantongi dan terdaftar sebagai

Penelitian di OF-UK, untuk mengisi liburan atau kesempatan lainnyaanggota HPIdia bersertifikat.memandu wisatawan Di sela kesibukan baik dari sebagai kawan-kawan Manager agen perjalanan maupun tamu-tamu kedinasan. Dari sini pula mulai terbuka dan merasakan secara langsung dengan intens konsep dan dampak eco-wisata. Dengan semangat, “tidak hanya mengkonsumsi, tapi juga harus berkontribusi,” Arif mulai serius mempersiapkan diri terjun ke dunia pariwisata TNTP. Pada 2013 dia mengajukan pengunduran diri sebagai Manager Stasiun Penelitian OF-UK dan fokus membangun bisnis pariwisata. Baginya pariwisata di TNTP sangat strategis untuk upaya konservasi, senada dengan yang dilakukan LSM yang telah lama bergerak seperti Orangutan Foundation International, OF-UK, FNPF, dan Yayorin, dan lainnya yang kesemuanya juga telah melakukan perannya dengan sangat strategis dan total dengan apa yang

100 Alumni 183 Inspiratif Unnes telah dia citakan. Namun, pariwisata TNTP tak kalah menariknya. Tak kurang dari 600 tenaga kerja turut membangun jalannya bisnis ramah lingkungan ini secara langsung. Banyak dari mereka dulunya adalah penambang atau pembalak liar. alam dengan nilai lebihnya pada pergerakan ekonomi yang sangatArtinya besarpariwisata pula. dapatPada 2019meredam tercatat konflik 14.552 manusia wisman dengan dan 10.937 wisnu mengunjungi TNTP dengan perolehan PNBP 6,2 miliar rupiah. Arif mempunyai mimpi besar untuk mensinergikan kegiatan konservasi dan pemberdayaan masyarakan dengan adil, lestari, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. Makmur dan bermanfaat bukan hanya untuk Kita generasi sekarang, juga untuk anak cucu Kita kelak generasi selanjutnya. Sekarang, selain menjadi pemandu wisata, Arif juga aktif membuka forum diskusi di lingkup pelaku wisata Kotawaringi Barat. Selain itu dia juga aktif menjadi pembicara kepariwisataan di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Dia juga tergabung dalam TORESTA (Tourism Resources of Tanjung Puting) jaringan narasumber lokal bentukan LSM pemberdayaan manusia dan destinasi wisata Swiss-Contact. Untuk memberikan dampak yang lebih luas Arif kini mulai aktif memberikan dukungan kepada komunitas kemasyarakatan, khususnya yang bergerak di bidang ekonomi kerakyatan kreatif dan berkelanjutan. Seperti yang telah ia lakukan di Komunitas Masyarakat Petani Hutan Masoraian di Kotawaringin Lama, Desa Wisata Adat Lopus di Lamandau, dan Karang Taruna Tanjung Lestari di Kotawaringin Barat.

184 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Arnasli Yahya

Karier Pendidik di Balik Geometri Hiperbolik

rnasli Yahya adalah seorang dosen matematika di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia bekerja di AKelompok Keahlian Analisis dan Geometri, FMIPA-ITB semenjak tahun 2017. Fokus riset yang amat diminati oleh dosen muda ini adalah geometri hiperbolik, sebuah cabang matematika yang mempunyai aplikasi sangat erat kaitannya dengan teori relativitas Einstein. Tergabung dalam Program Studi Sarjana Matematika (S1) di ITB, dia aktif mengajar mata-mata kuliah matematika di tingkat sarjana. Pria asli Kota Klaten ini lulus dari Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Negeri Semarang pada tahun 2013. Latar belakang matematika yang dia peroleh dari Unnes membuatnya bertekad untuk meneruskan pendidikan ke jenjang magister di bidang matematika murni. Pada tahun 2014, dia memperoleh beasiswa Fresh Graduate dari Dikti untuk melanjutkan pendidikan magister (S2) Matematika di ITB. Pada tahun 2016, dengan tesis berjudul “Rekonstruki Fungsi Menggunakan Deret Kardinal” di bawah bimbingan Prof. Hendra Gunawan, Arnasli berhasil meraih gelar Magister Sains (M.Si) dari ITB. Pada akhir tahun yang sama juga, dia

100 Alumni 185 Inspiratif Unnes diangkat menjadi dosen matematika dan tergabung dalam KK Analisis dan Geometri, FMIPA-ITB. Publikasi pertamanya dimuat dalam sebuah jurnal matematika nasional berjudul “Spektrum Operator Laplace Diskret pada Graf Torus” yang mengantarkan dia untuk mempelajari lebih dalam lagi bidang geometri non-Euclid. Pada tahun 2020, Arnasli berhasil memperoleh beasiswa Stipendium Hungaricum dari Tempus Public Foundation, pemerintah Hongaria untuk melanjutkan studi doktoralnya di Budapest University of Technology and Economics (BUTE). Fokus penelitan yang dia kerjakan adalah seputar masalah Sphere Packing, Covering dalam Geometri-geometri Thurston, yang salah satunya merupakan Geometri hiperbolik, bidang yang amat dia cintai. Bersama dengan Prof. Jeno Szirmai dan Prof. Emil Molnar, dua geometer terpandang di Eropa Tengah, pada geometri hiperbolik, di tahun pertama studi doktoralnya. diaPada memulai tahun riset pada2021, masalah-masalah Departemen KristalografiGeometri BUTE menugaskan Arnasli untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan mengajar di tingkat undergraduate (S1). Basic Mathematics 2: Algebra Part, merupakan mata kuliah pertama yang diampu oleh Arnasli di BUTE. Selain kegiatan mengajar dan riset selama menjadi dosen ITB, Arnasli juga beberapa kali terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Pada tahun 2019, dia berpartisipasi dalam Tim Ahli Penerjemah instrumen Program for International Student Assessment (PISA) 2021, bersama dengan tim puspendik dari kemendikbud. Pada tahun 2020, bersama dengan KK Analisis dan Geometri, Arnasli juga menyelenggarakan Seri Webinar: Dari Berhitung ke Matematika, sebuah rangkaian seminar online yang dipersembahkan spesial untuk guru-guru matematika di Indonesia. Setelah menyelesaikan studi doktoralnya kelak, dan

186 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju kembali ke ITB, Arnasli bertekad untuk menghidupkan bidang riset geometri di Indonesia. Ia juga bertekad mengajak generasi muda milenial untuk mencintai sains kemudian ikut aktif dalam dunia riset. Ia berharap ke depannya, berawal dari matematika, Indonesia dapat memberikan sumbangan peran perkembangan ilmu pengetahuan di dunia, serta maju dalam sains dan teknologi.

100 Alumni 187 Inspiratif Unnes 188 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Dita Puji Rahayu

Penggilan Mengabdi di Aneka Situasi

ita Puji Rahayu adalah alumni Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahun Alam (IPA) Universitas Negeri DSemarang (UNNES) tahun 2015. Perempuan kelahiran Pati, 16 Juli 1994 ini merupakan mahasiswa termuda di angkatannya. Usia yang paling muda itu sempat membuatnya “berkeringat dingin” menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial kampus yang begitu beragam. Namun dengan ikhtiar yang begitu tinggi serta semangat yang tertanam dari kedua orang tua, Dita mampu menyelesaikan studi hanya dalam kurun waktu 3,5 tahun dengan predikat cum laude. Itu sekaligus menjadikan Dita sebagai wisudawan termuda di Jurusan Pendidikan IPA UNNES pada wisuda periode Juni 2015 pada usia 20 tahun. Terlahir dari keluarga sederhana, tidak mengurangi semangat Dita dalam meraih mimpi-mimpinyanya. Bagi Dita, mewujudkan mimpi bukan Cuma untuk dirinya sendiri, melainkan sarana untuk membahagiakan kedua orang tua dan keluarga besarnya. Sebagai bentuk pengabdian bagi masyarakat tanah kelahirannya, Dita memulai banyak inisiatif gerakan sosial di tempat kelahirannya. Sejak duduk di bangku kelas IX,

100 Alumni 189 Inspiratif Unnes Dita sudah menghibahkan dirinya untuk mengabdi di tanah kelahiran. Salah satunya dengan memberikan bimbingan belajar gratis bagi pemuda pemudi dan anak anak di sekitar wilayah tempat tinggalnya. Pengabdian itu berlanjut pasca dia menuntaskan studinya di Pendidikan IPA UNNES. Dita kembali ke daerahnya untuk mengabdikan dirinya di tengah fenomena sosial dengan memberikan bimbingan belajar secara gratis untuk anak- anak SD, SMP, dan SMA, serta menjadi bagian dari berbagai agenda sosial di wilayahnya. Pada tahun 2016, melalui ikhtiar dan proses yang begitu kompetitif, Dita berhasil meraih beasiswa paling popular di magister dalam negeri di Jurusan Pendidikan IPA Universitas Pendidikannegeri ini, yaitu Indonesia beasiswa (UPI), LPDP Bandung. jalur afirmasi Proses untuk ini programmenjadi “kawah candradimuka” dari beragam opsi dari cita-cita yang ingin diraihnya. Pada bulan September 2016- February 2017, sebagai bagian dari program scholarship lingkungan baru serta sahabat-sahabat dari berbagai wilayah untuk mengikuti program Pelatihan, Dita Bahasa berafiliasi Inggris dengan di Universitas Pendidikan Indonesia. Social value dan humanis itu semakin menguat ketika Dita mulai secara inklusif berdialektika dengan teman-teman yang memang berasal dari disiplin ilmu berbeda. Setelah mengikuti program pelatihan bahasa, tahun 2017 -2019, perempuan 26 tahun ini melanjutkan pendidikannya di program magister jurusan Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Selama kuliah S2, Dita aktif menjadi pengurus berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus, tak terkecuali sebagai pengurus organisasi yang memberikan dia beasiswa, di antaranya Komunitas Awardee LPDP UPI. Selain itu, dalam proses dia menempuh pendidikan magisternya, Dita berhasil

190 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju mempresentasikan penelitiannya di Inggris melalui agenda “The 2019 8th International Conference on Educational and Information Technology at Cambridge University, United Kingdom”, dengan judul penelitian “The Profile of Scientific Argumentation Skill Student’s Using Toulmin Argumentation Pattern Analysis in the Solving Energy Problem on The Students of Class VII”. Pada program magister, Dita berhasil menuntaskan studinya dalam waktu dua tahun dan kembali ia mendapat predikat cumlaude. Setelah lulus, pada Maret 2020, Dita bergabung di organisasi Komunitas Desamind sebagai sekertaris di Divisi Community Management. Komunitas. Komunitas Desamind merupakan non-government organization (NGO) yang domain pergerakannya di bidang pendidikan. Organisasi ini menjadi partner masyarakat desa dalam bidang pendidikan dan sosial untuk membentuk masyarakat desa yang maju, berdaya saing dan melek peradaban. Bergabungnya Dita dalam organisasi tersebut sangat relevan dengan latar belakang pendidikannya di bidang pendidikan dan sebagai seorang pendidik Berbekal pengalaman dalam bidang pendidikan tersebut, pada tahun 2020, Dita terpilih bersama 8 orang alumni penerima beasiswa LPDP lainnya menjadi kontributor penulisan buku PAUD yang merupakan bagian dari program Dirjen PAUD Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dengan judul buku “Bunga Rampai Pendidikan Anak Usia Dini”. Dalam buku tersebut, Dita menuliskan topik tentang Peran Teknologi dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Usaha tidak mengkhianati hasil, begitu juga dengan dorongan kekuatan doa kedua orang tua. Tepat tanggal 30 Oktober 2020, melalui kompetisi yang begitu ketat dengan berbagai latar magister dari berbagai wilayah, Dita berhasil lulus sebagai ASN di lingkup salah satu universitas terbaik di

100 Alumni 191 Inspiratif Unnes Indonesia, yaitu sebagai dosen muda di Universitas Negeri Yogyakarta. Ladang pengabdian baru Dita mulai di perguruan tinggi itu.

192 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Listiyanto

”Mengejar” Fisika hingga Heidelberg

istiyanto adalah alumni Pendidikan Fisika UNNES Angkatan 2009 yang berasal dari Sukorejo, Kendal. LSejak kecil ia sudah tertarik untuk menekuni bidang untuk senantiasa berprestasi di bidang tersebut. ilmuBeberapa fisika danpenghargaan matematika. khususnya Hal tersebut di bidang mendorongnya olimpiade telah berhasil diraihnya. Ia memenangi Olimpiade Matematika tingkat SMP tahun 2006. Ketika SMA ia berhasil menjadi juara Olimpiade Fisika di tingkat Kabupaten dan Provinsi sehingga berhasil menjadi perwakilan pertama dan sejauh ini satu- satunya dari Kabupaten Kendal untuk Olimpiade Fisika SMA tingkat nasional. Modal inilah yang kemudian membulatkan tekatnya untuk melanjutkan S1 di Jurusan Fisika UNNES. Selama S1 beberapa prestasi di bidang Olimpiade juga berhasil ia raih, selama kurun waktu ini ia merupakan juara harapan 1 tingkat nasional OSN PTI 2010, meraih 2 medali perak ON-MIPA PT (2010 dan 2011) serta 1 medali emas ON-MIPA PT 2012. Ia merupakan mahasiswa pertama di FMIPA UNNES yang berhasil lolos OSN PTI tingkat nasional sekaligus mahasiswa pertama yang meraih meraih medali di ajang ON-MIPA PT. Ia juga merupakan wisudawan terbaik

100 Alumni 193 Inspiratif Unnes Jurusan Fisika UNNES di wisuda periode April 2013. Setelah lulus S1, Listiyanto melanjutkan Program S2 di Jurusan Fisika Universitas Gadjah Mada menggunakan beasiswa BPP-DN Dikti. Di UGM ia mengambil spesialisasi tentang aspek-aspek geometri diferensial dalam mekanika klasikdi bidang dan fisika proses teoretik pengkuantumannya. dan matematika. Ia lulus Ia menyusun pada Oktober tesis 2015 dengan predikat lulusan terbaik dengan IPK 4,0. Pasca lulus S2, Ia mendapatkan beasiswa LPDP untuk studi S3 di luar negeri. Ia memilih Jerman sebagai negara tujuan studinya. Sejak 2017, Listiyanto melanjutkan program doktoral di Mathematische Institut, Fakultät für Mathematik und Informatik der Ruprecht-Karls Universität Heidelberg, Jerman. Universitas Heidelberg merupakan universitas tertua dan selalu masuk ke jajaran kampus terbaik di Jerman. Dari awal berdirinya hingga sekarang, kampus ini selalu masuk ranking 3 besar. Di Heidelberg Listiyanto mendalami matematika murni, khususnya bidang kajian topologi dan geometri. Topik penelitian disertasinya adalah tentang aspek- aspek topologis dari singularitas ruang. Teori singularitas yang mula-mula hanya dikaji oleh para matematikawan ini, dalam beberapa dekade terakhir juga mulai diterapkan di berkembang pesat sekarang, semisal teori superstring danfisika, gravitasi khusunya fisikakuantum, teoritik. menggunakan Beberapa teori ruang-ruang fisika yang bersingularitas sebagai model matematiknya. Dengan menekuni bidang ini, Ia berharap bahwa pemahamannya mampu memberikan sumbangsih di bidang tersebut. mengenaiKetika tulisan fisika teoretikini di buat, akan Listiyanto semakin sedang mendalam mempersiapkan sekaligus sidang akhir S3-nya. Disertasinya yang berjudul ‘A Stratified Alpha-Approximation Theorem’, berisi salah satu teorema

194 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju terpenting di bidang topologi geometrik untuk ruang singular yang telah berhasil ia buktikan. Jika semuanya lancar dan sesuai target, ia akan menjadi lulusan terbaik dan tercepat di fakultasnya.

100 Alumni 195 Inspiratif Unnes 196 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Makhmud Kuncahyo

Karier Moncer Sang Motivator Muda

akhmud Kuncahyo adalah seorang pembicara, motivator, sekaligus pelatih pengembangan diri. MDengan pembawaan yang menghibur dan bermakna ia telah melanglang buana memberikan pelatihan dan motivasi untuk masyarakat di berbagai kalangan. Karier yang ditekuninya ini beda dengan kebanyakan alumni Jurusan Pendidikan IPA lain. Komitmennya sebagai trainer profesional telah dibuktikan certified corporate trainer) (BNSP)dengan Republik diperolehnya Indonesia. sertifikat Kompetensinya kompetensi diakui ( oleh BNSP dalam tiga bidang dari Badan pemasaran Nasional (marketing Sertifikasi) sekaligus Profesi yaitu Certified Competence BNSP in Brand Operation, Certified Competence BNSP in Service Operation and Certified Competence BNSP in Sales Operation. Selain diakui oleh BNSP RI, kompetensi sebagai seorang trainer profesional juga telah diakui oleh MarkPlus Institute Jakarta sebagai Certified Facilitator MarkPlus Institute. MarkPlus Institute adalah divisi pelatihan dan pendidikan MarkPlus yang didirikan oleh Hermawan Kartajaya, pakar marketing, Presiden World Marketing Association dan oleh

100 Alumni 197 Inspiratif Unnes The Chartered Institute of Marketing yang berkedudukan di Inggris. Tak hanya itu, ia juga aktif melahirkan karya tulisan bertemakan motivasi dan pengembangan diri. Setidaknya hingga saat ini ia sudah menuliskan lima buah buku yaitu Kuliah itu Enggak Penting!: Goresan Pena AktivisMuda (2013) yang ditulis saat masih di bangku kuliah. Buku kedua berjudul Jangan Pernah Mengeluh, Move on Aja!-Karena Tuhan Pilihkan yang Terbaik (2016). Tahun 2020 ini telah dirilis buku keempatnya berjudul Transforming Passion in to Profession: 10 Langkah Praktis Menjadikan Passion sebagai Karir Impian. Adapun dua buku lainnya yaitu The Outstanders (2018) dan Baperan Bersama KMM (2020) adalah antologi yang diulis bersama penulis lainnya di beberapa komunitas. Karier sebagai motivator tak membuatnya abai pada pendidikan akademik. Setelah lulus S1 Pendidikan IPA, pria kelahiran Banjarnegara, 14 Juli 1991 melanjutkan studi magister Manajemen Pendidikan dan lulus pada 2018 silam. Sejak muda ia sudah menorehkan prestasi baik di dalam maupun di luar negeri, hal itu dibuktikan dengan prestasi yang beliau raih, yakni sebagai Wakil Ketua Forum Mahasiswa Indonesia-Malaysia pada tahun 2013, Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa KM Universitas Negeri Semarang 2013, Gubernur BEM Fakultas MIPA Universitas Negeri Semarang 2012. Semasa kuliah ia juga pernah menjadi delegasi Pembentukan Forum Mahasiswa Indonesia- Malaysia yang di inisiasi oleh atase Pendidikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur, Malaysia 2013. Pada tahun yang sama (2013) ia kembali mempeorleh kesempatan untuk menghadiri forum internasional ICISA ASEAN (International Conference Indonesian Student Association of ASEAN and Indonesian Student Board of Indonesia) yang diagendakan di Thammasat University, Bangkok, Thailand. Pencapaiannya yang lain adalah pada

198 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju tahun 2016 berkesempatan menjadi pemenang 10 besar Awardee Lenovo Inspiration Hunt, sebuah kompetisi social project tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Lenovo Indonesia. Makhmud berhasil menyisihkan hampir 500 peserta lainnya dari seluruh Indonesia dengan komunitas sosial yang ia bangun sejak tahun 2013 yaitu School of Speech (SOS). Komunitas yang ia dedikasikan untuk mengembangkan kemampuan soft skills mahasiswa khususnya dalam public speaking dan personality development. Selain menjadi narasumber di berbagai event Makhmud kini sibuk sebagai founder sekaligus direktur perusahaan yang beliau dirikan yaitu Synergy Performa Training and Consulting, perusahaan yang berfokus dalam pengembangan sumber daya manusia. Melalui lembaga itu ia menawarkan layanan pelatihan khususnya dalam bidang service (pelayanan), leadership (kepemimpinan), communication (komunikasi) dan personal development (pengembangan diri). Ia juga aktif tergabung di berbagai organisasi di antaranya, Indonesian Certified Human Resources Community (ICHRC), Perhimpunan HRD (PHRD) Jawa Tengah, Expert Club Indonesia (ECI) Talent Coach, International Motivator Association of Indonesia (IMAS). Berpengalaman sebagai trainer professional telah membawanya dipercaya di lebih dari 500 kesempatan baik training, seminar nasional, workshop, studium general maupun talkshow di berbagai kota di Indonesia. Dalam rentang karier panjang itu ia memiliki pengalaman sebagai seorang trainer tidak kurang dari 10.000 jam dan telah berbicara di hadapan lebih dari 120.000 audience baik komunitas, perusahaan nasional/multinasional, BUMN, instansi pemerintah, maupun instansi pendidikan. Hadirnya Pandemi COVID 19 pun tidak menyurutkan semangat beliau untuk terus berkarya dan menebar manfaat bagi semesta. Tidak kurang dari 16.000 orang

100 Alumni 199 Inspiratif Unnes telah mendapatkan inspirasi dan manfaat dari program training online yang ia dampingi selama masa pandemi. Beberapa testimonial peserta yang pernah beliau dampingi diantaranya: Pencapaian yang diperolehnya hingga titik ini tidak menjadikannya berpuas diri dan berhenti untuk belajar. Untuk memberikan program terbaik, pelatihan terbaik dan juga karya terbaik yang berdampak positif bagi banyak orang sudah sepantasnya dibarengi dengan peningkatan kompetensi dan kapasitas diri yang baik pula. Oleh karenanya, spirit untuk terus belajar, bertumbuh dan memberikan manfaat bagi umat adalah ruh yang terus menyala dalam hidupnya. Baginya, terus belajar adalah sebuah keniscayaan bagi siapapun yang senantiasa mengharapkan kehidupan yang terus bertumbuh dan berdampak bagi banyak orang.

200 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Mihtahudin

Menghadirkan Matematika Jadi Lebih Bermakna

iftahudin adalah pria kelahiran Tegal, 24 Mei 1980. Dia masuk ke IKIP Semarang pada tahun M1998 pada Program Studi Pendidikan Matematika dan lulus tahun 2002 ketika sudah menjadi Universitas Negeri Semarang. Sebagai guru, kiprah inovatifnya terbilang cemerlang. Selain menjadi guru berprestasi nasional ia juga berkolaborasi hingga jauh ke beberapa negeri. Meski sederhana, prestasi Miftah sudah mulai tampak ketika lulus dari kampusnya. Pada tahun 2002 memperoleh penghargaan dari Dekan Fakulatas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unnes atas ketepatan menyelesaikan S1 dalam waktu 4 tahun. penghargaan diberikan oleh Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada waktu kegiatan wisuda S1 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2003, pria kelahiran Tegal ini mengikuti seleksi sebagai guru bantu. Bulan Juni 2003, dia mulai bekerja sebagai guru bantu di SMPN 10 Semarang. Pada tahun 2007, Miftah sapaan akrabnya mengikuti seleksi penerimaan beasiswa unggulan yang diselenggarakan oleh Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri Kemdiknas

100 Alumni 201 Inspiratif Unnes bekerja sama dengan Universitas Diponegoro. Jurusan yang ditawarkan adalah administrasi pelayanan pendidikan. Dia diterima dan mengikuti pendidikan selama dua tahun dan berhasil lulus pada tahun 2009 dengan predikat Cumlaude Pada tahun 2011, Udin sapaan Miftah waktu kecil lolos seleksi menjadi guru pemandu matematika yang bertugas menyampaikan materi diklat yang diselenggarakan oleh LPMP Jawa Tengah dan berkolaborasi dengan guru matematika di Kota Semarang untuk peningkatan mutu dan kualitas pembelajaran. Pada tahun 2012, keberuntungan berpihak pada guru Matematika ini karena terpilih menjadi guru kreatif di SMP Negeri 10 Semarang. lolos mengikuti kegiatan diadakan oleh PPPPTk Yogyakarta tentangPada ICT tahun dan 2012, PTK. SuamiPeserta dari yang Ayu diseleksi Sofiani adalah ini berhasil guru matematika dari jenjang SD, SMP, dan SMA/K di seluruh Indonesia. Pada tahun tahun yang sama, bersama dengan dosen UNNES menyusun soal persiapan Uji Kompetensi Guru (UKG). Untuk guru SD dan SMP. Pada tahun 2013, Ayah dari Titania Jahida Fisabila Mifani ini berhasil menjadi juara 1 dalam lomba guru berprestasi tingkat Kota Semarang. Lomba guru prestasi yang pertama kali diikuti. Pada tahun yang sama, Dia berhasil menjadi oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun ini,finalis Dia lomba juga dipercaya penulisan oleh karya Dinas ilmiah Pendidikan yang diselenggarakan Provinsi Jawa Tengah sebagai penulis soal kesetaraan Paket B Tingkat Provinsi. Berbagai macam kegiatan tingkat nasional dia ikuti untuk pengembangan diri menjadi guru yang lebih baik dan professional. Pada Tahun 2014, Ayah dari Faza Adna Mifani mulai dipercaya menjadi Instruktur Nasional kurikulum 2013. Pada tahun ini, dia juga ditunjuk sebagai Tim Pengembang Kurikulum Kota Semarang dan Tim Pengembang Kurikulum

202 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Provinsi Jawa Tengah tentang pemanfaatan TIK. Pada tahun yang sama, Dia juga lolos seleksi sebagai penulis try out ujian nasional SMP yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Media Pembelajaran (BPMP) Kemdikbud. Pada tahun ini pula, Dia diajak penelitian bekerjasama dengan Universitas Frankfurt, Jerman. Penelitian mengembangkan sebuah aplikasi MathCityMap yang digunakan dalam pembelajaran Matematika. Tahun yang tidak bisa dilupakan karena diberi tugas sebagai Ketua MGMP Matematika SMP Kota Semarang. Produk buku pertama yang ditulis adalah buku Explore Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013 Penerbit Duta, Bandung.

MIPATahun nasional 2015, (LINPRANAS). Ayah dari Hafidz Dia Aryajuga Mifaniberhasil ini berhasilmenjadi juaramenjadi 3 lomba finalis lombaOlimpiade inovasi Sains praktikum (OSN) Guru dan Matematika alat peraga tingkat kota Semarang. Dia juga masih dipercaya oleh BPMP Kemdikbud sebagai penulis aplikasi try out ujian nasional yang kedua di tahun 2015. Dia juga lolos seleksi mengikuti kegiatan overseas training bagi guru MIPA di Melbourne, Australia yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Dasar, Kemdikbud dan menjadi satu-satunya wakil guru Matematika dari provinsi Jawa Tengah. Kegiatan di Australia berlangsung selama 42 hari, meliputi kegiatan pembelajaran budaya, kunjungan ke sekolah dan pengetahuan tentang bahasa inggris. Sepulang dari kegiatan overseas training, dai ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah sebagai juri lomba cerdas cermat siswa SMP tingkat Provinsi Jawa Tengah dan juri lomba MIPA tingkat kota Semarang. Pada tahun ini buku berikutnya terbit yaitu buku Explore Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII Kurikulum KTSP. Pada tahun 2016, Ayah dari Keyven Akhtar Kastara Mifani kembali menerbitkan buku Explore Matematika untuk SMP/ MTs Kelas VIII Kurikulum KTSP. Dia mengadakan sebuah

100 Alumni 203 Inspiratif Unnes penelitian bekerjasama dengan Universitas Frankfurt, Jerman untuk kedua kalinya. Penelitian mengembangkan sebuah aplikasi MathCityMap yang digunakan dalam pembelajaran Matematika di kelas. Dia juga mengadakan penelitian bekerja sama dengan Universitas Massey Auckland, New Zealand tentang pemanfaatan IT dalam pengembangan literasi Matematika. Dia juga lolos seleksi kegiatan Southeast Asia Realistic Mathematics Education for Junior High School Mathematics Teachers yang diselenggarakan oleh Southeastasian Minister of Education Organization (SEAMEO). Dia juga aktif mengikuti kegiatan kelas maya yang diselenggarakan oleh SEAMEO. Dia berkesempatan menjadi pemakalah di kelas maya yang diikuti oleh guru-guru se Asia Tenggara. Pada tahun 2016 ini, ayah dari Athaya Ziya Mumtazy Mifani ini berhasil menjadi juara I Guru Berprestasi SMP tingkat Nasional. Pada akhir tahun, dia kembali lagi mengikuti short course di Merlbourne University, Australia. Dalam kegiatan ini, dia ikut menginap di rumah salah satu guru di Australia. Sungguh pengalaman tidak terlupakan bagi guru SMP yang bisa pergi ke manca negara. Pada tahun ini pula, dia dapat menerbitkan buku Explore Matematika untuk SMP/MTs Kelas IX Kurikulum KTSP. Pada tahun 2017, ayah dari Azizan Ahdan Miftah Mifani ini mengikuti diklat calon kepala sekolah yang diselenggarakan oleh LPPKS. Dia berhasil lulus dan memperoleh peringkat ke-2 dari 38 peserta. Dia juga berhasil menerbitkan buku siswa dan guru Explore Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII, VII, dan IX Kurikulum 2013. Pada tahun ini juga, Dia dipercaya kembali sebagai Ketua MGMP Matematika SMP Kota ssemarang untuk yang kedua kalinya. Pada tahun 2018, Ayah dari Adzkan Ghazy Zayyan Mifani ini menjadi penyaji poster terbaik dalam kegiatan seminar tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kemdikbud.

204 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pada tahun ini pula, dia menjadi penulis soal UN Matematika Puspendik. Pada tahun ini pula, dia mendapatkan anugerah paiagam penghargaan satya lencana pendidikan dari Presiden RI atas prestasi yang telah ditorehkan selama ini. Pada tahun ini, dia juga diikutkan dalam penyusunan naskah laboratorium maya yang diselenggarakan oleh BPMK, Kemdikbud. Pada tahun 2019, Ayah dari Aimee Sakura Kei Zahira Mifani ini diberi amanah menjadi Kepala SMP Negeri 28 Semarang. Karya bukunya juga lolos penilaian Puskurbuk, Kemdikbud. Pada tahun ini pula, dia masih dipercaya menjadi penulis UN Matematika, Puspendik, Kemdikbud. Pada tahun ini, dia juga diikutkan dalam penyusunan naskah augmented reality yang diselenggarakan oleh BPMK, Kemdikbud. Dia sering menjadi narasumber pelatihan tentang penulisan artikel ilmiah, penulisan soal HOTS dan motivasi. Dia sering menyampaikan pembelajaran dengan MIFTAH (Menyenangkan, Inovatif, Fokus, Tekun, Ambisi untuk paham, dan Hubungkan dengan dunia nyata). Pada tahun 2020, ia dipercaya menjadi penulis dan penelaah soal Asessmen Kompentensi Minimum (AKM) Pusmenjar, Kemdikbud dan menjadi narasumber di berbagai daerah. Dia bersama tim menulis buku Fokus AKM untuk jenjang SMP/MTs yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga. Saat ini dia sedang menempuh studi doktor di UKSW Salatiga. Dia juga didapuk menjadi Penanggung Jawab Mata Pelajaran Matematika SMP di Kota Semarang. Selain itu, dia juga dipercaya sebagai Ketua PGRI di kecamatan Tugu, Semarang. Di masa pandemi Covid-19, Dia berbagi tentang tips pencegahan dengan MIFTAHUDIN (Menggunakan masker bagi yang sakit atau tidak, Inisiatif selalu jaga jarak, Fokus minta perlindungan kepada Tuhan YME, Tetap di rumah saja kecuali ada kepentingan yang mendesak, Ayo sering cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, Hindari kerumunan

100 Alumni 205 Inspiratif Unnes dan keramaian, Untuk meningkatkan imum agar istirahat cukup dan olahraga teratur, Dianjurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari, Ikuti arahan dan himbauan dari pemerintah, dan Nikmati hidup dengan gembira).

206 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Shohifah Annur

Dari Singkilan Mengukir Karier Penelitian

hohifah Annur lahir di Klaten pada tanggal 6 April tahun 1985. Ia tumbuh dan besar dari keluarga sederhana Sdi sebuah dusun kecil bernama Dukuh Singkilan, Kelurahan Gombang. Kec Sawit, Kab. Boyolali. Ia merupakan salah satu alumni Program Studi Kimia Universitas Negeri Semarang (Unnes). Ia memulai studinya di Kimia Unnes tahun 2003 dan menyelesaikan studinya pada bulan Maret 2008. Selama kuliah di Jurusan Kimia Unnesia aktif di beberapa organisasi, seperti Himpunan Mahasiswa Kimia (Hima Kimia), Sie Kerohanian Islam (SKI) Kimia, serta sebagai wartawan kampus di Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Unnes. Saat itu tulisan-tulisannya sering menghiasi di Buletin Express dan majalah Kompas Mahasiswa. Ia juga tercatat sebagai editor di majalah Kompas Mahasiswa yang diterbitkan oleh BP2M Unnes. Rupanya, kesibukannya di berbagai organisasi tidak menghalanginya untuk menorehkan beberapa prestasi ketika dia kuliah. Pada tahun 2006 ia mendapatkan juara pertama bidang sains pada Lomba Karya Tulis Inovatif Produktif Mahasiswa

100 Alumni 207 Inspiratif Unnes Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Setahun berselang sulung dari tiga bersaudara ini terpilih menjadi Juara 1 Mahasiswa Berprestasi FMIPA Unnes serta Mahasiswa Berprestasi Utama III tingkat Universitas. Di tahun yang sama Shohifah juga mendapatkan juara II Lomba Karya Tulis Inovatif Produktif Bidang Teknologi dan Rekayasa Tingkat Provinsi Jawa Tengah. Ia juga mendapatkan Juara Harapan I pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Alquran Tingkat Nasional pada MTQ Mahasiswa Nasional di Universitas Sriwijaya, Pelembang. Shohifah juga mendapatkan pendanaan dari Kemendikbud pada PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) untuk penelitian bidang sains. Tercatat, selama menjadi menempuh studi di UNNES, ia dua kali mendapatkan pendanaan PKM dari Kemendibud di programnya terkait Pembuatan “Nata de Onggok”, jenis nata baru yang dibuat dari limbah onggok/ limbah pohon aren serta risetnya yang terkait pembuatan sirup secang sebagai alternatif obat diare. Tahun 2008, di akhir studinya ia mendapatkan kesempatan memperoleh beasiswa pada program pertukaran aktivis mahasiswa di Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia. Shohifah melanjutkan studi magisternya di program studi S2 Kimia UGM tahun 2008. Tahun 2009 ia terpilih oleh UGM untuk mendapatkan beasiswa dual degree S2 kimia di Technishe Universitat Braunschweig (TU Braunschweig), Jerman selama 2 tahun. Program ini memungkinkan mahasiswa untuk mendapatkan dua macam ijazah, yaitu ijazah S2 dari UGM dan ijazah S2 dari TU Braunschweig. Di Braunschweig Shohifah mendapatkan banyak pengalaman riset terkait analisis polutan baik pada polutan cair maupun polutan yang ada di udara ( analisis udara). Selama menempuh S2 di Braunschweig, ia juga sempat menjadi asisten bagi mahasiswa PhD untuk menganalisis senyawa-senyawa yang berbau khas pada pembakaran dan membantu penelitian tentang pelumas dari bahan

208 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju terbarukan. Shohifah lulus S2 dari program dual degree UGM-TU Braunshweig, Jerman dengan predikat Cum Laude, dengan satu publikasi di Jurnal Internasional Chemosphere (Q1). Di tahun 2012, Shohifah menuliskan perjalanan hidupnya di sebuah antologi buku bersama Anwar Fuadi, penulis novel best seller Negeri 5 Menara dengan judul “ Menggapai Bintang” dalam antologi buku Berjalan Menembus Batas yang diterbitkan Bentang Pustaka. Pada bulan Agustus 2015, Shohifah mulai menempuh pendidikan Srata-3 di Jurusan Kimia UGM. Topik risetnya tentang nanomaterial, khususnya pada pembuatan sensor limbah dari nanopartikel. Pada saat menempuh studi S3 ini, pada tahun 2016 ia mendapatkan pendanaan riset dari “Exceed Swindon”, sebuah organisasi dari TU Braunschweig, Jerman yang bergerak pada “Sustainable Water Management in Developing Countries” untuk melakukan penelitian di Institute for Environment and Resources (IER), Vietnam National University of Ho Chi Minh City. Ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya selama 3 tahun 8 bulan dengan predikat cum laude di UGM dengan menghasilkan 3 publikasi di jurnal internasional dan satu paten terdaftar terkait penemuannya tentang sensor dari nano emas ini. Saat ini, Shohifah mengabdi di Universitas Serang Raya (Unsera), Serang, Banten sejak Desember 2011. Di usianya yang 26 tahun ia sudah mengabdi menjadi dosen sekaligus ketua program studi Teknik Kimia di Unsera. Ia menjabat sebagai ketua program studi selama 4 tahun (Desember 2011-Desember 2015). Sejak Desember 2019 sampai sekarang, Shohifah diamanahi menjadi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsera yang menaungi penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen-dosen Unsera. Ia juga aktif mengikuti berbagai seminar nasional dan

100 Alumni 209 Inspiratif Unnes internasional. Saat ini, Shohifah juga sedang membina riset mahasiswa Unsera di bidang nanopartikel dan berbagai aplikasinya dalam kehidupan. Ia berpesan kepada generasi muda untuk selalu pantang menyerah dalam menggapai setiap mimpi-mimpinya walaupun kita mempunyai banyak keterbatasan.

210 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Sisunandar

Kelapa Kopyor di Tangan Sang Profesor

isunandar adalah penerima Australian Development Scholarship (2004) untuk melakukan studi lanjut Sprogram Doktor di University of Queensland, Australia dengan topik bioteknologi kelapa dan lulus pada tahun 2008. Ia juga pernah menjadi visiting scientist di CIRAD-BIOS UMR Perancis 2009. Pada tahun 2010 ia menjadi pemenang Endevour Award dari pemerintah Australia pada tahun 2010. Pada tahun 2013-2014, Ia menjadi pemenang PHC Nusantara, sebuah program Kerjasama penelitian antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Perancis dalam rangka mengembangkan dan mengaplikasikan bioteknologi kultur jaringan untuk produksi benih kelapa. Hasil penelitian kerjasama tersebut terpilih sebagai salah satu penelitian terbaik selama 40 tahun terakhir dan masuk dalam Le grand livre de la cooperation 104 project scientifiques, buku besar kerjasama Ilmiah 104 proyek ilmiah antara Indonesia dengan Perancis. Pria kelahiran Klaten, 6 Oktober 1967 ini kuliah di Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) IKIP Semarang angkatan 1986 dan lulus tahun 1991. Ia selanjutnya bekerja sebagai

100 Alumni 211 Inspiratif Unnes dosen di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun 1992 sampai sekarang. Pada tahun 1994, Sisunandar melanjutkan studi di Jurusan Biologi Institut Teknologi Bandung dan lulus tahun 1996. Sebagai seorang dosen, dia aktif melakukan penelitian untuk mengaplikasikan bioteknologi khususnya kultur jaringan guna memproduksi benih tanaman perkebunan secara masal. Banyak proyek penelitian telah dikerjakan seperti kultur jaringan Jati, kopi, kakao, melinjo, tebu maupun kelapa kopyor. Sebagian besar proyek penelitian dikerjakan atas dukungan dari Pemerintah Indonesia dan University of Queensland, Australia serta CIRAD, Perancis ataupun dilakukan dengan biaya mandiri. Banyak hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal internasional seperti Planta (2 artikel), Cryobiology (1 artikel), Cryoletters (1 artikel), In vitro cellular and Developmental Biology-plant (2 artikel), maupun Journal of Mathematical and Fundamental Sciences (1 artikel) Sejak tahun 2008, Sisunandar tertarik untuk mengembangkan teknik produksi benih kelapa kopyor melalui kultur jaringan mengingat tingginya harga buah kopyor di masyarakat (30 – 50 ribu rupiah per butir) serta teknik budidaya yang dilakukan oleh para petani masih dilakukan secara alami. Akibatnya, kelapa kopyor yang dibudidayakan memiliki kemungkinan menghasilkan buah kopyor sangat rendah, hanya 50 % dari pohon yang dibudidayakan bisa menghasilkan buah kopyor dan dengan jumlah buah kopyor setiap pohonnya relatif rendah, hanya 1 sd 4 butir kopyor per tandan. Upaya penelitiannya berhasil dilakukan pada tahun 2012 dengan berhasil diproduksinya benih kelapa kopyor yang mampu menghasilkan buah kopyor sampai 100 %. Dari hasil penelitian tersebut, 2 hak paten (IDP00041045 dan IDP000064755) telah berhasil dipegang untuk melindungi

212 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju karya ilmiah tersebut. Pada tahun 2013, Ia mendirikan sebuah perusahaan start up di bidang bioteknologi tanaman perkebunan dengan nama CV. Jayo Agro Biotechnology (www.jab.co.id) yang berlokasi di Purwokerto, Jawa Tengah. Hasil produksi benih kelapa kopyor oleh perusahaan tersebut telah tersebar di hampir seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai Papua Barat. Di samping itu juga telah berhasil dibangun kebun kelapa kopyor 100% seluas hampir 8 Ha di Kabupaten Banyumas untuk memenuhi kebutuhan buah kopyor di masyarakat. Pada 2015, ia mendirikan sebuah pusat penelitian kelapa (Coconut Research Center) di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (Corect-UMP) dan berhasil mengolekasi hampir semua varietas kelapa kopyor yang ada di Indonesia. Koleksi kelapa kopyor tersebut ditanam dalam bentuk Kebun Plasma Nutfah kelapa kopyor pertama di dunia yang berlokasi di Kampus 3 UMP. Saat ini, Sisunandar dan team penelitiannya sedang mengembangkan program perakitan kelapa kopyor hibrida pertama yang diharapkan memiliki sifat unggul seperti pohon pendek, buah banyak dan besar. Disamping itu untuk kelapa kopyor dalam bidang farmasi bekerjasama dengansedang dikembangkanpeneliti- peneliti pula bidang diversifikasi farmasi produk dari UMP pasca maupun panen Universitas Airlangga, Surabaya. Sebagai seorang dosen, ia juga banyak menjadi pembicara dalam pertemuan ilmiah dalam bidang bioteknologi kelapa baik level nasional seperti Konferensi Nasional Kelapa VIII, Jambi 2014; Seminar Nasional XI, Biologi, Sains, Lingkungan dan Pembelajarannya, Surakarta 2014, Seminar Nasional Biologi XXIV, Manado 2017, maupun pertemuan ilmiah level Internasional seperti Bioversity International – IPGRI meeting, Philippines 2016; International symposium on coconut tissue culture. Bangkok 2017. Sebagai founder Corect-UMP dan Owner CV Jayo Agro Biotechnology maupun

100 Alumni 213 Inspiratif Unnes seorang petani kelapa kopyor di Kabupaten Banyumas, Sisunandar juga banyak memberikan pelayanan edukasi kepada para petani di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk budidaya kelapa kopyor maupun tebu. Pada tahun 2019, Sisunandar dianugerahi gelar profesor dalam bidang biologi sebagai pengakuan aktivitas akademik yang telah dilakukan selama ini. Di samping mengajar di Program Studi Pendidikan Biologi UMP, Sisunandar juga menjadi promotor program doktor di Program Pasca Sarjana, Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto maupun di School of Agriculture and Food Sciences, University of Queensland, Australia sampai sekarang.

214 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FT

Fakultas Teknik

100 Alumni 215 Inspiratif Unnes 216 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Abdul Fikri Faqih

Semangat Oemar Bakri dari Gedung Legislatif

bdul Fikri Faqih lahir di Tegal pada tanggal 17 Juli 1963. Pendidikannya dimu dari pendidikan dasar Apada SDN Slawi 03 dan lulus pada tahun 1975. Setelah itu ia melanjutkan ke SMPN Slawi dan lulus pada tahun 1979. Ia kemudian menamatkan pendidikan menengah atas pada SMAN Slawi dan lulus pada tahun 1982. Abdul Fikri Faqih adalah putra pasangan Abdullah Faqih, seorang kiai, dan Muniroh, seorang guru agama. Ia mengenyam pendidikan formal di sekolah negeri Slawi dan belajar mengaji kepada ayahnya yang alumni Pondok Pesantren Tebuireng. Kakeknya dari pihak ayah, Abdul Rauh dan kakeknya dari pihak ibu, Said Sholeh adalah seorang kiai. Latar belakang keluarganya yang merupakan turunan kiai membuatnya dapat mempelajari ilmu-ilmu keislaman secara mendalam, meskipun ia tidak masuk pondok pesantren. Ia melanjutkan pendidikan tinggi pada jenjang S1 Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK IKIP Negeri Semarang pada lulus pada tahun 1987. Kemudian melanjutkan jenjang S2 pada Jurusan Magister Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Surakarta dan lulus pada tahun 2002. Adapun pendidikan S3 (doktor) ia tempuh pada Program

100 Alumni 217 Inspiratif Unnes Studi Doktor Ilmu Lingkungan dari Universitas Diponegoro pada tahun 2017. Saat mahasiswa ia telah menunjukkan minat terhadap dunia organisasi dan bisnis. Sebagai Ketua Remaja Masjid Al- Huda yang berlokasi di Sekaran dia kerap menyelenggarakan pengajian. Adapun di bidang bsinis, karena tak ingin membebani orang tuanya, saat itu ia memanfaatkan keahliannya berbahasa Inggris untuk membuka les Bahasa Inggris bagi siswa SD, SMP, dan SMA. Itu dilakukan karena ia sudah punya ia bersama kawan-kawannya merintis usaha advertising sertifikatdengan memproduksi tingkat lanjut baliho. (advance). Adapun di bidang bisnis Perjalanan kariernya dimulai pada tahun 1986 menjadi guru pada Aliyah NU Adiwerna dan SMA Muhammadiyah Kota Tegal. Pada tahun 1987-1988 ia menjadi Kepala STM Muhammadiyah Tegal. Pada tahun 1989 beliau menjadi PNS guru Kejuruan Listrik. Sebagai putra seorang kiai, Fikri dibesarkan di bawah pengaruh pondok pesantren, tetapi menyelesaikan pendidikan formal di sekolah negeri. Tamat dari IKIP Negeri Semarang sebagai sarjana pendidikan teknik elektro pada 1986, Fikri bekerja sebagai guru dengan status PNS. Pengalaman mengajarnya di beberapa sekolah di Tegal membuatnya dinobatkan sebagai salah seorang guru teladan se-Kota Tegal pada 1988.[1] Namun, ia mengundurkan diri dan memilih bergabung dengan PKS. Pemilu 1999 mengantarnya duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Tegal. Selain aktif dalam dunia pendidikan, ia aktif dalam bidang potik. Jabatan yang pernah diamanahkan padanya adalah Sekretaris Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah, Anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Tengah, Wakil Ketua DPRP Provinsi Jawa Tengah, dan Wakil Ketua Komisi X DPR RI. Dikutip dari Parlementaria, sebagai anggota DPR RI ia

218 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju pernah duduk di Komisi VIII yang membidangi social, agama, perlindungan anak, serta perlindungan perempuan. Di komisi itu ia berperan penting dalam mengegolkan Undang-Undang Penyandang Disabilitas. Undang-undang ini penting karena memiliki spirit menjaga martabat dan hak-hak penyandang disabilitas. Dua tahun di Komisi VIII ia dipindahkan untuk memimpin menjadi ketua Komisi X DPR RI yang membidangi masalah pendidikan, budaya, pemuda, dan olahraga. Di komisi inilah sebagai guru ia merasa kembali ke habitat aslinya. Semangat guru ia bawah dalam menjalankan tugas legislasi. Salah satunya dengan merancang Undang-Undang Pelarangan Minuman Beralkohol. Selama menjalani karier sebagai guru dan politisi ia telah meraih sejumlah penghargaan. Pada tahun 1998 ia mendapatkan Anugerah Guru Teladan tingkat SLTA di Kota Tegal. Pada tahun 2014 mengikuti kursus kilat paket 15 Hari Lemhanas RI. Adapun Pada tahun 2016 sebagai peserta dan narasumber di Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation REDD+ Internasional di Jogja. Ia berpean kepada adik-adiknya di Unnes agar selalu semangat belajar, tidak ada alasan karena keterbatasan lantas tidak berprestasi. Menurutnya, The most valuable capital is invested in human being. Ia juga berharap mahasiswa terus menggagas hal baru karena ideas are your only currency.

100 Alumni 219 Inspiratif Unnes 220 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Bunyamin

Dari Semarang Merevitalisasi Pendidikan Vokasi

unyamin lahir di Pati pada tanggal 6 Februari 1962. Ia merupakan mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota BSemarang yang saat ini menjabat sebagai Kepala BAPPEDA Kota Semarang. Ia merupakan alumni Universitas Negeri Semarang yang mana pada tanggal 6 Maret 2018 menyelesaikan pendidikan doktor dengan disertasi berjudul “Model Revitalisasi Kompetensi Profesional Berbasis Magang Industri Bagi Guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan” di Kampus Pascasarjana UNNES. Revitalisasi, menurutnya, dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Revitalisasi yang konsep keberlanjutan, konektivitas, dimaksud adalah meningkatkan jumlah dan kualitas kompetensi profesional bagi pendidik kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan. Penelitian yang dilakukan beliau bertujuan untuk menganalisis hasil studi pendahuluan revitalisasi kompetensi guru produktif, pengembangan model revitalisasi kompetensi profesional berbasis magang, dan model revitalisasi kompetensi profesional berbasis magang industri.

100 Alumni 221 Inspiratif Unnes Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa kompetensi keahlian yang dimiliki oleh guru produktif kompetensi keahlian sangat diperlukan. Hasil ini mengantarkan beliau memperoleh gelar doktornya di UNNES dan dinyatakan lulus dengan Predikat Sangat memuaskan. Menjabat sebagai Kepala BAPPEDA, saat ini Dr. Bunyamin, M.Pd. fokus pada pengembangan Kota Semarang sebagai Kota Cerdas di Indonesia. Hal ini sebagai bentuk tindak lanjut dari deklarasi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi di tahun 2013. Semarang Smart City (SSC) mengusung konsep Keberlanjutan, Konektivitas, Kreativitas dan Keterpaduan Sosial. Dari konsep tersebut, terdapat 6 bidang yang menjadi fokus implementasi SSC yakni (1) Smart Governance; (2) Smart Branding; (3) Smart Economy; (4) Smart Living; (5) Smart Society; dan (6) Smart Environment. Kepada adik-adik mahasiswa UNNES ia berpesan “Belajarlah dengan keras, cerdas, tuntas dan iklas untuk masa depanmu”

222 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hendrina Widyastuty

Menapak Tangga Prestasi Berbekal Organisasi

endrina Widiastuty kini Kepala SMKN Gesi Kabupaten Sragen. Selepas meraih sarjana pada tahun H1991, ia kemudian gelar magister Pendidikan diraih pada tahun 2018. Kariernya dimulai bekerja di perusahaan berhubungan dengan busana. Beliau sangat membanggakan banyak prestasi yang diraihnya. Saat menjadi mahasiswa di IKIP Negeri Semarang beliaua termasuk mahasiswa berprestasi. mahasiswa berprestasi diraih berututan pada tahun 1987 dan 1988, serta menjadi lulusab terbaik FPTK IKIP Negeri Semarang. Banyak pula pelatihan-pelatihan yang diikutinya di antaranya pelatihan guru SMK berbasis keunggulan local di Austria pada tahun 2006. Pada tahun 2007 mengikuti Garment Manajement Training AOTS Japan dan Diklat Gaement Internasional Standart di IGTS Bogor. Di samping menjalani profesinya sebagai guru beliaua juga sebagai asesor kompetensi. Pengalaman dan pengetahuannya dituangkan dalam modul pembelajaran SMK yang berjudul Pola Celana diatas Kain pada tahun 2005. Kesuksesan yang diraihnya tentulah salah satunya dari usahanya telah ditapakinya, bukan serta merta dating sendiri,

100 Alumni 223 Inspiratif Unnes seperti yang dikatakannya “Pengalaman berorganisasi selama menjadi mahasiswa FPTK sangat bermanfaat saat sudah terjun di dunia kerja yang penuh dengan persaingan”. Di samping itu dikatakannya pula bahwa untuk mencetak guru vokasi maka perguruan Tinggi vokasi harus berkolaborasi dengan DUDIKA sehingga akan melahirkan lulusan (calon guru vokasi) yang berkompeten secara soft skill dan hard skill sesuai dengan program studinya dan mampu mentransferkannya kepada siswanya. Hal yang patut untuk kita dengar yang beliau kutip dari Franklin D. Roosevelt yaitu “We cannot always build a future for the young generation, but we can build a young generation for the future.” Dan “If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader”. Dapat dikatakan bahwa sebagai seorang guru harus mampu mengantarkan siswa agar dapat hidup di masa depan.

224 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Nugroho Agung Pambudi

Menjawab Tantangan Zaman dengan Ilmu Pengetahuan

ugroho Agung Pambudi, adalah sosok yang pernah lelah berinovasi. Sebagai ilmuwan ia Nselalu tertantang melihat persoalan di lapangan kemudian merumuskan solusi sesuai keilmuan yang dimilikinya. Karakter itulah yang membuatnya produktif melahirkan publikasi ilmiah berkualitas tinggi. Pria kelahiran Tegal, 30 Desember 1981 ini tercatat memiliki 55 artikel yang terindeks Scopus dengan total disitasi 244 kali dan memiliki h-index 7. Pria yang mengenyam pendidikan sarjananya di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang. saat ini kini aktif mengajar di Universitas Sebelas Maret (UNS) sebagai dosen di Program Studi Teknik Mesin. Ia menjadi salah satu lulusan UNNES yang berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga S3 dan m e n j a d i i l m u w a n d u n i a d i b i d a n g Geothermal, Renewable energy, Optimization, dan Energy Process. A g u n g , s a p a a n a k r a b nya, menceritakan bahwa salah satu tokoh motivatornya ketika mengenyam pendidikan S1 yakni Bapak Dr. Wirawan Sumbodo, M.T., yang saat ini menjabat sebagai Wakil Dekan Bidang

100 Alumni 225 Inspiratif Unnes Kemahasiswaan Fakultas Teknik Unnes. “Selepas pulang dari Jerman, Pak Wirawan sempat mengisi kuliah umum di Jurusan Teknik Mesin dan menceritakan pengalamannya selama di Eropa. Kisah beliau menjadi motivasi bagi saya untuk bisa ke luar negeri,” ungkap A gung. T idak hanya berhenti sampai s e l e s a i n y a k u l i a h u m u m t e r s e b u t , selanjutnya Agung secara pribadi menemui Bapak Dr. Wirawan Sumbodo, M.T dan meminta kesediaan beliau untuk menjadi dosen pembimbingnya. Artikel yang berjudul “Experimental Study on Combustion of Biobriquettes Jatropha Curcas Solid Waste” menjadi salah satu artikel yang ditulis Agung dengan dosen pembimbingnya tersebut. Selepas lulus dari J urusan Tek ni k M esi n U N N E S , A gung melanjutkan studinya Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan jurusan yang sama. Selanjutnya menuntaskan pendidikannya di jenjang d oktoral di Earth Resources Department, Kyushu University, Jepang. Agung mengambil bidang Geothermal Energy dan disertasi yang ditulisnya berjudul Exergy Analysis of Power Plant and Evaluation of Silica Scaling Potential. Salah satu inovasinya adalah menciptakan aplikasi HalalMinds. Diberitakan Bloomberg Bussinesweek, HalalMinds telah menyita perhatian pemerhati teknologi di Jepang pada 2014 lalu. Aplikasi ini diprediksi memiliki prospek bisnis yang baik karena mampu memecahkan persoalan serius yang banyak dialami Muslim di dunia. HalalMinds adalah aplikasi smartphone yang dapat mendeteksi produk halal. Fitur utamanya adalah scanner barcode yang bisa digunakan saat belanja di supermarket. Pengguna tinggal memindai barcode produk, secara otomatis scan langsung melacak database dari sekitar 500.000 item untuk menentukan apakah produk tersebut sarat bahan halal atau tidak. Layanan

226 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju ini akan membantu mahasiswa dan masyarakat muslim secara umum yang tinggal di Jepang—bahkan negara lain— untuk mencari produk halal sesuai dengan aturan Islam. Data yang dihimpun HalalMinds, kini tersebar 150.000 muslim di Jepang dan lebih dari 1 juta muslim menjadi turis di Negeri Sakura. Pengunjung muslim datang dari Malaysia, Indonesia, dan Timur Tengah. Tak hanya produk halal, sistem buatan Agung ini pun menawarkan informasi restoran halal, kompas kiblat, dan ayat-ayat Al-Qur’an. Kendati baru tersedia dalam bahasa Inggris, hingga bulan lalu sudah lebih dari 1.100 yang mengunduh aplikasi tersebut sejak diluncurkan. Proses riset HalalMinds berawal ketika Agung mengunjungi Startup Weekend, forum kongko para wirausahawan bidang teknologi informasi. Dalam forum muda-mudi itulah, Agung dikenalkan dengan Dai Oshiro yang merupakan Chief Executive Officer Whatz.jp, komunitas pendatang dan masyarakat lokal di Jepang. Dai Oshiro juga satu almamater dengan Agung di Kyushu tapi dari Departemen Ekonomi. Pria sipit ini juga mengikuti ajang Startup Weekend, keduanya pun menjadi akrab. Agung kemudian menceritakan ide membuat aplikasi halal yang akhirnya dikembangkan bersama hingga saat ini. Dari pertemuan intens dan kesamaan visi itu, HalalMinds terbentuk melalui bendera Kyushu Lab. “Saya yakin, upayanya membuat aplikasi ini menjadi langkah besar bagi masyarakat muslim,” kata Dai melalui e-mail. Berdirinya HalalMinds tak pernah disangka karena begitu cepat terealisasi. Sejak lama Agung bercita-cita ingin mendirikan perusahaan rintisan (startup) internasional, tapi buta dari mana awalnya. “Ayah ibu saya hanya seorang pendidik. Saya sendiri tidak ada relasi ke sana, yang ada hanyalah impian. Tapi pada tahun terakhir saat saya ikut Startup Weekend, dari sana saya banyak

100 Alumni 227 Inspiratif Unnes bertemu dengan teman-teman dari Jepang yang memiliki mimpi sama,” cerita Agung pada Bloomberg. Ia kadang harus pintar-pintar mencuri waktu. Biasanya malam hari selesai dari lab, Agung mengembangkan HalalMinds. “Karena di tim ini saya-lah yang muslim, kadang tidak ada diskusi tentang ini dengan anggota lain. Mangkanya sebenarnya saya perlu teman lain yang bisa mewujudkan ide-ide saya.” Agung mendapat dukungan dari Hironori Goto, warga Jepang yang pernah bekerja di bekerja di Panasonic Communication Co. Ltd. Goto memiliki pengalaman panjang di bidang TI karena lebih dari 20 tahun ia bertanggung jawab dalam pengembangan desain, rencana produk untuk perangkat keras, lunak, servis jaringan, dan proyek bisnis baru. Goto juga pernah bekerja sebagai Advanced Demonstration Project Leader di Fukuoka IST, Industry, Science & Technology Foundation. Kiprah Agung sebagai salah satu Alumni UNNES yang sukses didunia pendidikan dan penelitian memotivasinya untuk membangun sebuah komunitas bernama “Rumah Beasiswa”. Hal ini didasari karna ketika ia studi, Agung memperoleh total 22 beasiswa luar negeri . Ilmu dan pengalamannya disalurkan melalui komunitas yang ia dirikan. Di sisi lain, Agung juga menjadi narasumber diberbagai seminar beasiswa yang diadakan kampus- kampus di Indonesia. Kisah sukses Agung menjadi salah satu bukti bahwa Alumni UNNES memiliki kompetensi yang luar biasa. Hal ini menjadi pendorong bagi IKA UNNES untuk turut andil berkontribusi kepada almamater dalam menghasilkan alumni yang unggul dan mampu bersaing.

228 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Rizqi Mulyantara

Rizqi Mulyantara HS

Jemput Peluang Tanpa Batas Melalui Pemasaran Digital

izqi Mulyantara adalah praktisi pemasaran digital (digital marketing) yang yang telah berkecimpung Rdi dunia UKM dan startup selama 5 tahun terakhir. Sebagai praktisi pemasaran digital ia berpengalaman membantu pelaku usaha kecil dan menengah di Tanah Air naik kelas dengan bantuan pemasaran digital. Rizqi sendiri punya pengalaman panjang menekuni bidang digital. Dia pernah bekerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan produk internet terbesar yaitu Google sebagai Project Manager Google Gapura Digital di Semarang. Ia juga Direktur Utama PT. Solusi Tiket Digital (DigiTiket), start up yang punya sepasialis dalam pengembangan layanan tiket online. Berkat kegigihan dan kepiawaiannya, dua tahun terakhir DigiTiket mendapatkan beberapa penghargaan nasional dan internasional, salah satunya menjuarai Google Developer Challenge 2018 sebagai Best Tourism App dan mendapat undangan khusus untuk belajar di kantor pusat Google di Silicon Valley dalam ajang Google IO 2019. Di tingkat nasional DigiTiket juga berhasil meraih beberapa penghargaan dari beberapa Kementerian

100 Alumni 229 Inspiratif Unnes seperti Go Startup Indonesia dari BEKRAF, Increfest dari Kementerian Perindustrian, dan mengikuti program PPBT dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi pada tahun 2019. DigiTiket sendiri merupakan aplikasi pemesanan tiket online wahana rekreasi yang terintegrasi dengan pintu akses kontrol wahana rekreasi. Tiket yang sudah berhasil dipesan berupa QR Code yang langsung diterima melalui smartphone si pemesan. Layanan ini membuat pengunjung termanjakan karena tidak perlu antre lagi di kasir loket untuk menukarkan

QR Code bisa langsung dipindai melalui barcode scanner yang adadengan di dalam tiket fisik. akses Dengan kontrol memanfaatkan pintu wahana teknologi rekreasi sehinggatertentu, pemesanan tiket wahana rekreasi lebih mudah, aman dan praktis. Dengan pengalamannya, Rizqi kini aktif menjadi mentor dan pembicara dalam bidang digital marketing. Tak terbatas mendampingi UMKM, Rizqi juga memperluas jangkauannya dengan mengisi pelatihan di sejumlah kampus di Indonesia. Ia juga menjadi mitra ahli yang terlibat dalam berbagai program Kementerian dalam mengembangkan UMKM melalui transformasi digital. Ia menjadi salah satu mentor yang diundang dalam Youth Entrepreneur Camp bertajuk “Boost Your Business Performance with Digital Approaches” yang diselenggarakan pada Februari 2021. Dalam event itu, lebih dari 400 pelajar dari 25 SMA/SMK di Jakarta, Bandung-Bandung Barat, Semarang, Surabaya-Sidoarjo, dan Denpasar berpartisipasi mengembangkan potensi teknologi digital dalam mentransformasi setiap aspek bisnis – mulai dari proses produksi, mengelola operasional bisnis, hingga terhubung dan melayani konsumen. November 2020 lali ia juga menjadi salah satu pembicara dalam Growth: Beyond the Limits yang merupakan sebuah

230 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju workshop dari AIESEC in Semarang yang bertujuan untuk memberdayakan para pelaku ekonomi di Indonesia dalam bidang bisnis digital dengan mengembangkan potensi dalam berbisnis digital. Dalam forum tersebut ia bicara tentang Social Media: the Closest Marketing Space.

100 Alumni 231 Inspiratif Unnes 232 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Sigit Purwono

Mencatat Peristiwa Dunia Melalui Jurnalisme

igit Purwono, pria asli Kota Semarang ini lahir di tahun 1967. Mengenyam pendidikan dasar di sekolah favorit Sdi Semarang salah satunya SMA Negeri 3 Semarang. Berhasil lulus dari Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang yang dulu bernama IKIP Negeri Semarang pada tahun 1991. Sigit mengawali bidang kariernya di dunia pertelevisian yang ternyata menjadi bagian utama dalam hidupnya hingga kini. Berawal dari pengalamanya di TVRI Bali yang telah dijalaninya selama 20 tahun dari 1991 hingga 2010, Sigit malang melintang di dunia televisi dan jurnalisme internasional. Berbagai benua telah dia kunjungi, juga telah menginjakan kaki di berbagai negara seperti Jepang, Romania, Jerman hingga negara tetangga Australia dalam kurun waktu 2007 hingga 2021 ini. Pekerjaan sebagai kameramen, konsultan dan jurnalis pernah dia jalani. Berbagai prestasi pernah didapatnya tercatat di tahun 2013 Sigit menjadi nominee Al- Jazeera Documentary Film Festival di Qatar. Selain itu, untuk meningkatkan kecakapan jurnalistiknya berbagai short course juga telah dilaluinya.

100 Alumni 233 Inspiratif Unnes Sigit Purwono adalah founder dan pemilik dari Raturutv sebuah Internet TV yang didirikannya pada 2016. Semua itu menunjukkan bahwa betapa dunia televisi dan jurnalisme telah berkembang berevolusi mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Hal menarik lainnya adalah ketika sudah dua tahun ini dia menjadi manager Klub Sepak Bola Putra Renon FC yang berada di Denpasar, Bali. Sepertinya bidang olahraga merupakan sisi lain darinya selain televisi. Tentu saja Sigit berpesan pada almamater tercintanya agar Jurusan Teknik Elektro Unnes dapat terus berinovasi dan mampu mengikuti perkembangan teknologi media digital saat ini. Selain itu menitipkan juga pesan bagi adik-adik mahasiswa Unnes yang dikutipnya dari Serat Sasongko Djati, “Ojo siro age-age nandangi pakaryan gede,utowo ngarep-arep tekane pakaryan gede, amargo pakaryan gede iku arang tekane, kang kerep siro sandung iku pakaryan kang cilik-cilik. Siro ojo ngremehakae marang pakaryan kang cilik-cilik iku, sebab yen siro durung kulino nandangi pakaryan kang gampang, kepriye anggoniro bakal biso nandangi pakaryan angel. Mulane samubarang kang tinemu ing tanganmu lakonana kalawan temen-temen ing ati suci, atasno awit karsaning gusti, Amargo ora ono pakaryan ing donya iki kang ora atas soko karsaning pangeran, nadyan kang katone remeh pisan”.

234 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FIK

Fakultas ilmu keolahragaan

100 Alumni 235 Inspiratif Unnes 236 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ade Bagus Pratama

Berkah Berlipat Aktivitas Kampus

de Bagus Pratama merupakan alumni Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmnu Keolahragaan AUniversitas Negeri Semarang angkatan 2010. Ia seorang mahasiswa peraih beasiswa The Graduate Scholarship Program for ASEAN or Non-ASEAN Countries 2020 untuk program Ph.D. dengan bidang studi Sports Performance Enhancement Faculty of Sports Science Chulalongkorn University. Universitas tersebut terbaik di Thailand dan nomor 208 dunia versi QS World University Rankings 2021. Di universitas ini, pada 21 Desember 2019, dia berhasil meraih gelar Master of Science (M.Sc.) untuk jurusan Sports Science (Ilmu Keolahragaan) dengan predikat cum laude, indeks prestasi kumulatif (IPK) 3.81. Selama masa studi S-2, setidaknya ada tiga beasiswa yang telah diraihnya, yakni 1) H.M. The King Bhumibhol Adulyadej’s 72nd Birthday Anniversary Scholarship; 2) Scholarship for International Graduate Students (Chulalongkorn University); dan 3) Research Grant by The 90th Anniversary of Chulalongkorn University Scholarship. Perjuangannya dalam menyelesaikan pendidikan

100 Alumni 237 Inspiratif Unnes magister membuahkan tidak hanya gelar master tetapi juga publikasi ilmiah di International Journal of Sports Physiology and Performance, (terindeks Scopus dan ISI Q1/Tier 1), berjudul “Effects of Active and Passive Recovery on Muscle Oxygenation and Swimming Performance”. Sebagai first author dalam publikasi karya ilmiah tersebut, dia bersama dengan pembimbingnya (Dr. Tossaporn Yimlamai) dan dibantu oleh peneliti dari Belanda sekaligus CEO Artinis Medical Systems (Dr. Willy Colier) meneliti suplai dan penggunaan oksigen dalam otot pada atlet renang menggunakan near-infrared spectroscopy Saat ini, ia bersama tim peneliti di Thailand sedang melakukan penelitian untuk (NIRS-Portamon) meningkatkan yang performa dimodifikasi berenang kedap dengan air. melatih otot pernapasan atlet terkait performa ditinjau dari

Memulai studi di negeri Gajah Putih pada 2016, Ade tidakaspek hanyafisiologi beraktivitas dan biomekanika. di lingkungan kampus tetapi juga aktif dalam kegiatan-kegiatan internasional yang berkaitan dengan promosi budaya dan pariwisata Indonesia. Berposisi sebagai pemain kenong, Ade adalah salah satu mahasiswa yang tergabung dalam grup gamelan Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand bernama Ayodya Swara. Pada November 2018, grup ini tampil di Thammasat University dalam upaya diplomasi mempererat hubungan antara Indonesia-Thailand sekaligus memperkenalkan kearifan lokal budaya Indonesia. Ia bersama mahasiswa Indonesia yang lain juga merintis Generasi Wonderful Indonesia (GenWI) yang merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa Indonesia di Thailand untuk mendukung program pemerintah mempromosikan destinasi wisata 10 Bali baru (Danau Toba, Belitung, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Candi Borobudur, Mandalika, Gunung Bromo Tengger, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Morotai) sebelum masa pandemi. Ketika itu, dengan didukung oleh Kementrian

238 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pariwisata Republik Indonesia, Ade memimpin upaya promosi Danau Toba dengan mengajak beberapa influencer (pemengaruh) gen Z Thailand untuk datang langsung mengunjungi provinsi Sumatera Utara, meliputi Medan, Berastagi, dan Danau Toba kemudian mempromosikannya di beberapa platform media sosial mereka (Twitter, Facebook, dan Instagram). Pada 2010-2014, selain aktif dalam kegiatan akademis di jenjang S-1 ketika berkuliah di Jurusan Ilmu Keolahragaan UNNES, alumni ini juga aktif mengikuti keorganisasian mahasiswa maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM). Ia Ketua Forum Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES (FIFA SPORT), bendahara Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (IMORI) Jawa Tengah, dan anggota LSM Bina Prestasi Olahraga (Binpora). Kejuaraan nasional Wushu Borobudur Championship pada 14-17 Juni 2015 adalah salah satu kegiatan besar yang pernah ia inisiasi bersama IMORI, LSM Binpora, dan Pengkot Wushu Magelang serta didukung oleh Pengprov Wushu Jawa Tengah, Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI), dan Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam upaya pembinaan prestasi olahraga. Memiliki kemampuan melatih olahraga renang serta tes dan pengukuran yang baik membuatnya direkrut oleh dosen pada 2013 untuk membantu sebuah penelitian sekaligus pengabdiananatomi fisiologi masyarakat IKOR FIK denganUNNES, Srimelatih Sumartiningsih, berenang Ph.D.,pada lansia penderita asma dan melakukan asesmen terhadap

Alumni UNNES kelahiran Semarang, 29 Juni 1992, ini pernahkondisi fisiologisnya.hampir gagal mewujudkan impiannya melanjutkan studi ke jenjang S-2 ketika ia tidak berhasil lolos seleksi beasiswa LPDP yang disediakan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Namun demikian, melompat dari kegagalan tersebut kini akhirnya dia telah mendapatkan

100 Alumni 239 Inspiratif Unnes gelar S-2 dan saat ini sedang menempuh pendidikan jenjang S-3 dengan beasiswa yang disediakan oleh Chulalongkorn University. Harapannya, 2-3 tahun mendatang, ia bisa menjadi salah satu doktor ilmu keolahragaan yang kiprah dan perannya dapat memberikan manfaat untuk bangsa Indonesia khususnya dalam bidang olahraga.(*)

240 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Agus Hanifuddin

Dari Hobi Jadi Prestasi

gus Hanifuddin, lahir di Semarang, 30 Agustus 1982, adalah anak pertama dari dua bersaudara yang lahir Apasangan Ngasikin dan Siti Wastiyah. Adiknya, Rizky Yuli Ikhwanuddin. Agus merupakan Alumni Universitas Negeri Semarang (UNNES) Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Pendidikannya dimulai dari SD Jrakah 01 Semarang lulus tahun 1994, dilanjutkan di SLTPN 16 Semarang lulus tahun 1997, setelahnya melanjutkan di SMUN 8 Semarang lulus tahun 2000, dan langsung meneruskan jenjang perguruan tinggi di Unversitas Negeri Semarang melalui jalur UMPTN, lulus tahun 2005. Sepakbola merupakan salah satu aktivitas yang mulai ia sukai dan menjadikan hobi sejak SD. Ia mulai mengikuti sekolah sepakbola (SSB) untuk menjadikan hobi menjadi sebuah prestasi, walaupun saat itu belum mencapai sebuah prestasi maksimal. Karena kecintaan pada sepakbola, saat mau meneruskan pilihan ke tingkat pendidikan SLTA, ia mencari informasi sekolah yang di situ ada kegiatan sepakbola dengan tetap mengedepankan kualitas pendidikan. Kegiatan sepakbola dan pramuka menjadi dua kegiatan yang ia senangi sampai dengan tamat sekolah. Setelah lulus SLTA,

100 Alumni 241 Inspiratif Unnes dikarenakan berasal dari jurusan IPA, ia mendaftar seleksi UMPTN dengan pilihan Jurusan IKOR FIK UNNES. Selanjutnya mengikuti ujian seleksi UMPTN ditambah ujian ketrampilan khusus olahraga, pengumuman hasil dinyatakan berhasil masuk ke IKOR FIK UNNES. Tahun 2000 memulai aktivitas sebagai mahasiswa IKOR FIK UNNES, saat itu jurusan IKOR adalah jurusan baru di FIK UNNES. Ia angkatan kedua. Menjadi bagian dari awal Jurusan IKOR FIK UNNES menjadikan suatu hal yang sangat berkesan dalam perjalanan hidupnya. Saat beraktivitas di UKM Sepakbola, ia menjadi bagian PS (Perkumpulan Sepakbola /Klub) UNNES sampai dengan lulus kuliah. Saat beraktivitas di lembaga kemahasiswaan, ia mendapatkan kesempatan serta pengalaman serta ilmu yang sangat berharga. April 2004 yang pada saat itu masih mahasiswa semester VII, menjadi tahun awal mulai masuk ke dunia kerja. Berawal dari tawaran yang diberikan padanya oleh salah satu dosen IKOR (almarhum Bapak H. Djanu Ismanto) yang kebetulan pada saat itu juga sebagai Sekretaris Umum Pengurus Daerah (Pengda) PSSI Jawa Tengah membutuhkan karyawan untuk PSSI Jawa Tengah, dan saat itu langsung menerima tawaran itu. Sebuah penawaran serta kesempatan yang sangat berharga, mengingat kecintaan terhadap sepakbola serta bekal pengalaman organisasi selama ikut serta dalam lembaga kemahasiswaan serta didukung ilmu olahraga selama masa perkuliahan, tidak ada alasan untuk menolaknya. Saat itu disampaikan bahwa ia akan bekerja di organisasi olahraga, yang notabene bukan perusahaan profit sehingga honor yang diterima tidak besar. Bukan materi yang ia prioritaskan, tetapi kesempatan dan pengalaman adalah sangat mahal harganya. Alhamdulillah sampai 2021 ini ia masih diberi kepercayaan sebagai karyawan PSSI Jawa Tengah. Selama perjalanan menjadi karyawan PSSI Jawa Tengah, menjadikan sepakbola untuknya tidak hanya sebagai hobi/ kecintaan, tetapi mengubah sepakbola sebagai passion.

242 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Menjadi bagian dari organisasi sepakbola di Jawa Tengah membuatnya benar-benar mengetahui secara detail tentang sepakbola, khususnya perkembangan sepakbola di Jawa Tengah. Mendapatkan pengalaman, ilmu serta kondisi suka dan duka dalam pengelolaan sepakbola, dan senantiasa ingin mencurahkan tenaga dan pikiran untuk perjalanan persebakbolaan di Jawa Tengah dan setelah menjadi passion, maka tahun 2005 memantapkan diriuntuk sepakbola menjadi profesi. Selain tetap menjadi karyawan PSSI Jawa Tengah, ia mulai mengawali karier profesi sebagai wasit sepakbola dengan cita- cita dapat menjadi puncak profesi wasit nasional, tahun 2005 memulai profesi sebagai wasit sepakbola tingkat kabupaten/kota, dilanjutkan tahun 2007 sebagai wasit tingkat sepakbola provinsi, tahun 2008 sebagai wasit sepakbola tingkat nasional. Selain wasit sepakbola, ia juga memulai profesi sebagai wasit futsal. Ia memulai profesi pada tahun 2008 sebagai Wasit Futsal tingkat Provinsi, dilanjutkan tahun 2009 sebagai wasit futsal nasional. Pengalaman prestasi sebagai wasit futsal adalah bertugas pada Futsal PON 2012 dan Liga Profesional. Tahun 2015 menjadi tahun terakhir berprofesi sebagai wasit sepakbola dan futsal nasional, dikarenakan faktor persyaratan kemampuan kebugaran tidak memenuhi. Tidak berhenti sampai di situ, untuk melanjutkan cita-cita berprofesi di sepakbola dan futsal, tahun 2016 Agus memulai profesi sebagai Pengawas Pertandingan (PP) di sepakbola dan futsal. Sebagai PP futsal, mendapatkan kesempatan bertugas pada kompetisi Liga Futsal Profesional dari tahun 2016 sampai tahun 2018, dan harus berhenti bertugas dikarenakan harus memilih sepakbola atau futsal. Agus memilih profesi selanjutnya pada PP Sepakbola. Sebagai PP Sepakbola, tahun 2016 ia memulai profesi sebagai PP tingkat provinsi, selanjutnya mulai 2017 sampai sekarang sebagai pengawas pertandingan nasional. Karier profesi dimulai tahun 2017 bertugas nasional pada kompetisi junior, tahun

100 Alumni 243 Inspiratif Unnes 2018 bertugas di kompetisi Liga 3, tahun 2019 di Kompetisi Profesional Liga 2 dan tahun 2020 di Kompetisi Profesional Liga 1. Semoga di tahun 2021 dan setelahnya dapat terus bertugas pada Kompetisi Liga 1 dengan senantiasa menjaga dan meningkatkan kualitas serta kinerja saat bertugas.(*)

244 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ahmad Ulil Albab

Lurah Pencetus Desa Olahraga

hmad Ulil Albab adalah kepala desa termuda di Kabupaten Demak, tepatnya di Desa Lempuyang, AKecamatan Wonosalam. Ia dilantik pada Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017, pada usia 26 Tahun. Ia menjadi pencetus Desa Olahraga, kreator sport industry ringbasket multiguna dan inventor, dan penemuan teh anti-kanker payudara yang terbuat dari daun jambu merah delima tahun 2019 yang sekarang ini dikembangkan untuk menjadi ekonomi kreatif di desanya. Desa olahraga merupakan cipta karya dari Ulil sebagai kepala desa. Dahulu, daerahnya merupakan desa yang tertinggal karena kesenjangan sosial dan ekonomi. Tata desa dan kesejahteraan yang memperhatinkan membuatmya ingin menjadikan desa itu sebagai Desa Olahraga. Ulil mempunyai mimpi desa itu menjadi daerah yang sehat secara jasmani dan rohani, sehat ekonomi, dan sehat pola hidupnya. Dengan sehat rohani, mereka bisa melakukan interaksi sosial secara baik, secara jasmani mereka bangkit sadar atas kekurangannya untuk berusaha menata emosional. Selain itu, ia berupaya mewujudkan roda ekonomi serta rasa memiliki desa untuk menuju arah yang lebih baik dalam

100 Alumni 245 Inspiratif Unnes waktu hanya satu tahun. Buktinya, pada 2019, ia menyabet penghargaan bergengsi lomba Desa tingkat kabupaten dan meraih juara III. Pertumbuhan ekonomi kreatif di desa mulai bergerak, produksi alat alat olahraga dimulai untuk mendongkrak ekonomi masyarakat. UMKM desa mulai dikembangkan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan sumber daya alam yang melimpah, yaitu buah jambu merah delima dan daun jambu merah delima. Penataan sumber daya manusia mulai ia tata bersama masyarakat. Penataan master plan desa mulai dikonsep dengan baik. Tingkat penganguran di desa terkurangi. Kesenjangan sosial dan tingkat kesadaran masyarakat mulai ditingkatkan untuk kemajuan desa. Peningkatan pembangunan Desa Olahraga dimulai dengan pembangunan GOR dan pembangunan lapangan sepakbola, pembuatan peraturan desa olahraga, pembagunan lapangan bulu tangkis. Sirkuit sepatu roda, sarpras pencak silat, marching band yang dahulu belum tersedia sama sekali fasilitas tersebut di tahun 2016 sebelum ia menjabat sebagai kepala desa. Adanya fasilitas sarana dan prasarana olahraga tersebut menjadi media komunikasi, konsolidasi antarmasyarakat untuk menjadi sadar dan mampu mengontrol emosio dan lebih peduli akan kemajuan desa yang menjadi kebangaan serta pembangkit perekonomian. Ulil merasa ketika kuliah di Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Semarang sangat menyenangkan dan juga mendapatkan ilmu pendidikan olahraga yang bisa digunakan di masyarakat. Ia lulus S-1 pada tahun 2013 dan lulus S-2 Pendidikan Olahraga lulus tahun 2015. Ulil lulus dengan predikat sangat baik dengan IPK 3.91 serta hasil karya tesisnya mendapat fasilitas dari LPPM UNNES untuk mendapatkan HAKI atas karya yang sudah ditemukan. Dimulai dari hasil karya yang telah didapat itulah yang

246 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju menjadikannya menjadi semangat untuk lebih maju untuk terjun ke masyarakat mendirikan sport industry yang diberi nama Istana Penjaskes. Ia membuat rekayasa alat pendidikan Penjaskes untuk pembuatan ring basket multiguna yang sampai sekarang masih beroperasi. Tidak disangka, hasil karya dari tesis tersebut laku di pasaran baik lingkup Jawa mapun luar Jawa dengan bermodalkan sebuah home industry. Dari itu pula ia bisa menuju ke pangung politik dan menjadi kepala desa termuda.(*)

100 Alumni 247 Inspiratif Unnes 248 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Anggih Heri Saputra

Habis Olahraga Terbitlah Tahu

nggih Heri Saputra merupakan mahasiswa Bidikmisi yang sekarang memiliki usaha kuliner ATahu Kekinian yang memiliki lebih dari 40 cabang di berbagai daerah. Dia lahir di Purbalingga, 24 Agustus 1997. Perjalanan kariernya dimulai saat dia masuk kuliah 2015 di Universitas Negeri Semarang (UNNES) mengambil Jurusan Ilmu Keolahragaan. Dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, pada saat itu Anggih sangat ingin kuliah, sementara keluarganya tidak mampu untuk membiayai. Apalagi dia anak ketiga dari empat bersaudara yang semua saudaranya belum pernah mencicipi bangku kuliah. Karena kerja keras dan optimis, akhirnya dia mendapatkan beasiswa Bidikmisi dan diterima jalur undangan saat diterima menjadi mahasiswa UNNES. Menurut Anggih, organisasi penting karena menjadikan pikiran terbuka dan membentuk karakter yang lebih baik bagi seorang mahasiswa. Karena mahasiswa harus memiliki leadership, public speaking dan kemampuan soft skill, tidak hanya mengandalkan hard skill saja. Saat kuliah semester tiga Anggih sudah mengikuti organisasi, saat itu masih menjadi anggota, satu tahun selanjutnya dia menjadi Ketua Himpunan

100 Alumni 249 Inspiratif Unnes Mahasiswa Ilmu Keolahragaan (Hima IKOR) periode 2017. Tidak sampai di situ saja, setahun selanjutnya dia menjadi Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keolahragaan periode 2018 dan organisasi ekstra kampus yaitu Wirausaha Muda Nusantara. Pengalaman pahit yang dialami Anggih saat menjadi mahasiswa tidak sedikit, apalagi dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan. Dia pernah ditipu orang, pernah tidak punya uang buat makan, dan tidak bisa membeli kaus olahraga untuk kuliah. Anggih berpikir mencari kerja sampingan untuk mendapat uang tambahan. Saat itu dia mencoba les privat renang dan digaji sebulan Rp300 ribu. Sejak semester IV dia sudah tidak minta uang ke orangtua karena tidak mau membebani kedua orangtuanya, akhirnya dia mencoba untuk mencoba bisnis pertamanya, yaitu Tahu Kriuk. Maret 2018 menjadi awal bisnis pertamanya itu. Ide yang diambil memang biasa saja karena belum pernah bisnis. Jadi, apa pun idenya yang penting bisnisnya bisa jalan dulu. Dengan modal seadanya, waktu itu dia mencoba mencari tempat jualan di sekitar kampus, dua minggu kemudian ia baru mendapatkannya. Ia berjualan menggunakan gerobak di sekitar kampus UNNES. Awal penjualan menunjukkan hal yang menggembirakan. Dua bulan setelah usaha pertamanya, Anggih membuka bisnis keduanya, yaitu Milkshake dan langsung membuka dua cabang. Di awal, Milkshake lumayan ramai, tapi setelah dua bulan berjalan, usahanya tutup karena rugi. Dia pernah berjualan kaus juga dan akhirnya gagal. Ternyata usaha itu tidak mudah, harus fokus satu bisnis dulu jika belum punya manajemen yang kuat. Akhirnya Anggih memutuskan hanya punya satu bisnis sambil mengatur kesibukan kuliah dan organisasi. Tentunya bisnis yang baru dia buka mengalami banyak sekali masalah manajemen waktu, apalagi saat semester itu dia kuliah

250 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Dia sempat down karena tidak bisa membagi waktu antara kuliah, organisasi, dan bisnis. Tapi karena kepepet dia mau tidak mau harus mencari uang tambahan demi kuliahnya. Pada akhirnya bisa dijalani semuanya walau banyak rintangan yang dia hadapi. Kadang bisnisnya untung kadang rugi. Genap satu tahun setelah usaha Tahu Kriuk jalan, Anggih juga menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di salah satu kementerian di Jakarta dan bertemu banyak pengusaha lain. Dari situ banyak pengalaman yang dia dapatkan dan memutuskan untuk mengembangkan bisnis itu. Nama merek diganti menjadi Tahu Kekinian dengan gerobak baru yang lebih bagus, akhirnya dia bisa membuka cabang-cabang selanjutnya di Kota Semarang dan dalam waktu tiga bulan dia bisa membuka tujuh cabang. Bisnisnya semakin dikenal banyak orang. Sekarang cabang Tahu Kekinian sudah ada di Solo, Yogyakarta, Jepara, Surabaya, dan kota lainya. Total cabang Tahu Kekinian yang sudah buka tahun 2020 lebih dari 40 cabang dan membantu 60 lebih karyawan. Anggih juga membuat perusahan CV Anhesa Group dan melakukan ekspansi bisnis barunya yaitu Anhesa Gym (Fitness Center) yang berlokasi di dekat kampus UNNES yang pada 2021 ini sudah berjalan setahun.(*)

100 Alumni 251 Inspiratif Unnes 252 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Argha Frans Valiant Marelly

Karier Menulis Alumni Keolahragaan

rgha Frans Valiant Marelly adalah peraih penghargaan The Young Producer 2014, yang Adiselenggarakan oleh TRANS TV. Kompetisi ini adalah sebuah ajang kreatif dalam membuat sebuah program televisi, mulai dari brain storming, pembuatan konsep, skrip, skenario, dan anggaran. Ajang ini diikuti oleh mahasiswa di seluruh Indonesia. Khususnya mahasiswa di bidang ilmu komunikasi, broadcasting tidak memiliki pengalaman dan latar belakang di bidang pertelevisian, tak membuatnya, danhilang perfilman. rasa percaya Walaupun diri. Terlihat dari background pendidikan, ia adalah alumni Ilmu Keolahragaan FIK UNNES Jurusan Ilmu Keolahragaan tahun 2011. Ini membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk tetap kreatif. Pada 2014, ia sempat magang di TVRI Jawa Tengah sebagai penulis berita. Liputan pertamanya adalah “Cita Rasa Khas Solo Pak Edy”. Selain magang juga mengikuti kelas

oleh Anton Ismail, seorang fotografer senior. pagiPria keliling kelahiran Nusantara, Pemalang, yaitu 12 mengenai Februari pelatihan1993, ini memulaifotografi karirnya pada awal 2018 sebagai Account Executive di

100 Alumni 253 Inspiratif Unnes Koran Jawa Pos, Radar Semarang. Tugasnya mencari berita advertorial atau berita berbayar untuk sebuah promosi. Tidak lama berselang, kemudian ia melanjutkan karier di TRANS TV sebagai Production Assistant. Tugasnya sebagai tangan kanan produser yaitu menangani proses pembuatan program televisi, mengenai alur cerita, mengarahkan kameraman dalam pengambilan gambar serta melakukan editing sebelum akhirnya disiarkan. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik untuk lebih serius mendalami karier. Salah satu program yang dibuat adalah “Semua Karena Cinta” yaitu sebuah program reality show yang tayang setiap hari. Ia juga pernah terlibat dalam HUT 17 TRANSMEDIA. Konser musik konsep 3 dekade dengan bintang utama Personil K-Pop Suju D & E dan Hyoyeon SNSD. Pada 2019 ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan membuat sebuah rumah produksi dengan nama Jerami Film Production. Bekal ilmu dan pengalaman yang didapatkan membuatnya yakin dan memantapkan diri. Rumah produksi kreatif yang berkosentrasi di pembuatan video iklan ini sudah memiliki beberapa klien seperti Jogja Travel, Klinik Bina Sehat, Racik, Susu Kambing Etawa, dan lainnya. (*)

254 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Atam A Ramadan

Mimpi Mulia Mantan Aktivis

tam A Ramadan merupakan alumni Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas ANegeri Semarang tahun 2005. Ia menjejakkan kaki di Jakarta setelah beberapa hari diwisuda karena mendapat kesempatan rekomendasi dari dosennya untuk terjun ke di industri olahraga dan pariwisata. Ia satu-satunya dari lima orang seangkatan yang lolos tes di Jakarta. Berangkat dari pengalaman itu, ia adalah salah satu pelopor alumni yang menempatkan beberapa rekan dan adik kelasnya di beberapa sport club ataupun waterpark di Jakarta sehingga terbentuk Perkumpulan Alumni Mahasiswa Olahraga Universitas Negeri Semarang di Jakarta sampai saat ini. Bekerja dari Nol menjadikannya pribadi yang tangguh, walaupun pada saat itu berangkat sebagai lifeguard tidak menjadikan patah semangat. Sebab, pekerjaan itu harus ditekuni hasilnya akan mengikuti. Ia pernah menjadi Ketua Pramuka Racana Wijaya FIK dan Ketua BEM Fakultas Ilmu Keolahragaan. Tak salah ketika bekerja baru setahun, ia dipercaya menjadi Koordinator Sport di Metropolitan Land dengan tanggung jawab sebagai pengelola Sport Club

100 Alumni 255 Inspiratif Unnes dengan menaungi olaharaga dadminton, kolam renang, tenis lapangan dan bilyard. Tahun 2007, ia pindah perusahaan dengan mengikuti tes sebagai manager di grup perusahaan PT Kalbe Farma dan pada waktu itu lolos dan menjadi manager termuda yang menaungi delapan lokasi wisata air. Tahun 2008, diterima di perusahaan di bidang properti dan pariwisata waterpark/ waterboom yang pada saat itu pertama di Kalimantan, The Caribbean Island Waterpark Balikpapan, Kalimantan Timur. Di sana turut membantu Dinas Pariwisata Kota Balikpapan. Ia menjadi Tokoh Muda Inspiratif oleh RRI Samarinda dan menajdi peserta Kaltim Post Group Gathering di Bali pada 2018 mewakili perusahaan. Pada 2010, ia direkrut oleh salah satu pengusaha tambang Kalimantan asli Jawa Timur untuk membantu mengelola tempat rekreasi terbesar di Jawa Timur dengan Jabatan General Manager. Tahun 2012, pria kelahiran Karawang 1982 ini kembali ke Jakarta karena dapat tawaran kerja untuk menangani Public Relation Grup Kalindo Land yang menaungi beberapa tempat rekreasi yang ada di Jabodetabek. Selama berkiprah dua tahun di Jakarta, ia mendapat kesempatan studi banding ke Shenzen Cina dan Hongkong. Ia belajar pengembangan taman rekreasi baik dari pelayanan maupun penambahan wahana yang akan direalisasikan. Akhirnya pada 2018 memutuskan untuk out off the box menjadi pengusaha pariwisata dengan menyewa satu tempat di Kota Purwakarta dengan segala fasilitas yang tadinya mati suri akhirnya bisa kembali bergeliat. Hadir sebagai konsultan pariwisata dengan mendirikan perusaaan sendiri dan bisa membantu beberapa owner pelaku bisnis pariwisata dengan menyusun konsep kontruksi, training karyawan, operating system pengelolaandan marketing baik pribadi maupun instansi pemerintah. Di tengah pandemi Covid-19 ia melirik kampung halaman untuk dikembangkan menjadi destinasi

256 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju wisata yang sudah lama dicita-citakan. Selain itu, ada wisata alam yang sedang dibangun dari nol dan dikerjakan tanpa kontraktor sehingga punya mimpi mulai untuk bisa menyerap SDM daerah sekitar.(*)

100 Alumni 257 Inspiratif Unnes 258 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Eskar Tri Denatara

Karier Meroket Calon Doktor

skar Tri Denatara, bungsu dari tiga bersaudara kelahiran Pemalang, 3 Desember 1988 yang akrab Edisapa Eskar, merupakan alumni Prodi PJKR FIK UNNES yang lulus tahun 2010. Menuntaskan studinya dalam tempo 3 tahun 10 bulan dengan IPK 3,61, ia sempat meraih gelar Juara I Mahasiswa Berprestasi (Mapres) tingkat Fakultas Ilmu Keolahragaan pada tahun 2009. Sesaat sebelum menyelesaikan studi, ia juga sempat mewakili UNNES dalam Final Lomba Penelitian Ilmiah Olahraga tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI di Jakarta pada tahun 2010. Selama menempuh studi S-1 di Prodi PJKR FIK UNNES, waktunya banyak dihabiskan di PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) dan mengikuti beragam kegiatan organisasi kemahasiswaan, menggali pengalaman baik sebagai event organizer (EO), wasit berbagai cabang olahraga, serta menjadi pelatih bulutangkis di PB Pendowo Semarang. Sebelum lulus studi S-1 di PJKR, ia sudah mengabdi sebagai Guru Penjas di SMAN 2 Mranggen selama satu semester hingga akhirnya memutuskan untuk hijrah ke ibu kota dan bergabung dengan salah satu perusahaan properti

100 Alumni 259 Inspiratif Unnes terkemuka yaitu PT Metropolitan Land, Tbk (Metland) di awal tahun 2011. Di sana Eskar bergabung di Departemen Estate & Sports Facility proyek Metland Menteng, sebuah kompleks perumahan elite di Jakarta Timur yang memiliki beragam sarana olahraga seperti waterland, futsal, bulutangkis, hingga club house eksklusif. Mengawali karier di Metland sebagai sport attendant badminton hall, ia juga terjun sebagai asisten pelatih dari mantan pemain dan pelatih nasional, Bagus Setiadi Utomo. Mereka membangun PB Jaya Raya Metland hingga kini telah menelurkan cukup banyak atlet potensi yang beberapa di antaranya berhasil masuk ke Pelatnas PBSI Cipayung. Rangkaian prestasi demi prestasi dari tingkat lokal hingga internasional membuka mata pimpinan Metland ketika itu, bahwa pembinaan olahraga khususnya Bulutangkis mampu meningkatkan citra perusahaan dan bahkan bangsa. Dianggap berhasil dalam manajerial sport facility dan pembinaan prestasi atlet bulutangkis, melejitkan karier Eskar di Metland, hingga puncaknya ditunjuk menjadi Head Departement of Estate & Sports Facility, sebuah jabatan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya akan dipegang oleh seorang sarjana olahraga. Di sebuah perusahaan properti terkemuka itu, ia mengoordinir para sarjana sipil, arsitektur, dan ahli lainnya di bidang estate management. Di sela-sela kesibukan pekerjaan kantor dan aktivitas latihan yang cukup menyita waktu, Eskar masih sempat melanjutkan studi S-2 Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Jakarta dan mampu lulus dalam tempo 1 tahun 10 bulan untuk meraih gelar magister pada tahun 2013. April 2014, terbuka peluang untuk menjadi seorang sportcaster atau komentator olahraga di channel olahraga internasional, Fox Sports, yang berbasis di Singapura. Setelah menjalani serangkaian casting dan lulus, kontrak perdana

260 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju untuk membawakan ajang bulutangkis BWF World Tour pun didapatkan, dan bahkan seminggu setelahnya langsung mulai berkarier di studio Fox Sports yang ada di Singapura. Meski berstatus freelancer, tetapi hingga kini Eskar masih eksis dan bahkan diberi kepercayaan untuk membawakan beberapa cabang olahraga lain seperti Tennis Grand Slam dan MotoGP di musim 2021. Di beberapa kesempatan, ia juga tampil di TV lokal maupun live streaming di Youtube sebagai komentator maupun host beberapa ajang bulutangkis. Setelah sempat “dihibahkan” oleh Metland untuk bergabung dengan salah satu klub bulutangkis terbesar di Indonesia, PB Jaya Raya Jakarta, yang sama-sama dibina oleh Begawan Ekonomi mendiang Bapak Ir. Ciputra, kini sehari-hari Eskar menjadi seorang dosen Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (PKO) di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, sembari masih menyelesaikan studi S-3 Prodi Pendidikan Olahraga di UNJ. Eskar juga acapkali diundang sebagai narasumber di beberapa kampus dan sekolah untuk berbagi pengalaman dan wawasan seputar sportcaster dan peluang karier mahasiswa olahraga di dunia komunikasi olahraga. Selain itu, ia juga beberapa kali didapuk sebagai moderator seminar atau webinar olahraga yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Di bidang organisasi keolahragaan, saat ini ia masih dipercaya di periode kedua sebagai Staf Ahli Binpres PBSI Jakarta Pusat di bawah komando legenda bulutangkis Ibu Retno Kustiyah. Pengalamannya di bulutangkis bahkan membawa Eskar kini menjadi Ketua Umum PSI (Persatuan Squash Indonesia) Pengkot Jakarta Barat periode 2019- 2023.(*)

100 Alumni 261 Inspiratif Unnes 262 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Geri Setiawan

Warisan Lurah di Pekarangan Rumah

eri Setiawan adalah anak keenam dari delapan bersaudara. Kedua orang tuanya merupakan pedagang Gyang merantau dari tanah minang menuju Jakarta demi menghidupi delapan anaknya. Pria yang lahir di Jakarta, 17 Juni 1985, ini hidup dari satu kontrakan ke kontrakan lain sejak usianya masih balita. Hal ini terjadi karena kedua orang tuanya harus hidup berpindah-pindah, mengingat mereka belum memiliki rumah sendiri yang bisa ditempati sepuluh anggota keluarga. Kehidupan yang serbaprihatin itulah yang membentuk dirinya menjadi anak yang kuat dan mandiri sehingga terbentuklah jiwa pejuang sejak kecil hingga dia tumbuh menjadi dewasa. Sedari kecil, pria yang menyelesaikan S1 di Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang ini selalu dibenturkan dengan dinamika kehidupan karena keterbatasan ekonomi kedua orang tuanya. Namun hal itu tidak membuat dia patah semangat dalam menjalani setiap episode dalam hidupnya. Dia selalu bersyukur, karena dengan kondisi seperti itulah dia dapat mengambil pelajaran dan hikmah untuk membangun masa depan yang lebih lebih baik.

100 Alumni 263 Inspiratif Unnes Geri resmi tercatat sebagai mahasiswa UNNES tahun 2004. Sejak saat itu, dia mulai aktif di setiap kegiatan kampus. Mulai menjadi Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Jurusan IKM, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa FIK, kemudian terpilih menjadi Presiden Mahasiswa UNNES tahun 2008. Tidak hanya itu, Geri sering mewakili UNNES dalam lomba karya tulis ilmiah tingkat provinsi dan dinyatakan sebagai juara umum. Pernah mengikuti program pertukaran mahasiswa Indonesia-Korea pada 2006, juga pertukaran mahasiswa Indonesia-Malaysia pada 2008. Salah satu hal yang Geri banggakan adalah tetap bisa lulus tepat waktu tahun 2008 dengan nilai yang cukup baik, walaupun saat itu segudang kegiatan dengan predikat aktivis mahasiswa tetap melekat dan masih menjadi tanggung jawabnya. Ya, Geri dinyatakan lulus saat dirinya masih menjabat sebagai Presiden Mahasiswa. Begitu lulus, Geri sempat bekerja sebagai kepala cabang di salah satu perusahaan swasta pada 2009-2010, sebelum akhirnya berhijrah ke Kabupaten Temanggung karena menikah dengan Elyna, wanita asli Temanggung yang juga alumnus UNNES. Elyna ini merupakan Anggota DPRD Kabupaten Temanggung periode 2014-2019, kemudian terpilih kembali untuk masa bakti 2019-2024. Banyak hal yang telah dilalui oleh seorang Geri Setiawan sebelum kesuksesan itu benar-benar datang. Begitu menikah, dia mencoba membangun ekonomi keluarganya dengan membuka sebuah usaha Lapangan Futsal, sambil bekerja sebagai konsultan di salah satu dinas di Kabupaten Temanggung selama 4 tahun, yaitu dari tahun 2012 sampai 2016. Tidak hanya sibuk dalam kariernya, Geri juga aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan di desanya. Hingga 2018, Geri dipercaya warga masyarakat dan terpilih menjadi Kepala Desa Ketitang Kecamatan Jumo Kabupaten Temanggung

264 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Jawa Tengah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala Desa itulah dia mulai menunjukkan kepiawaiannya dalam memanajemen seluruh sumber daya yang ada. Banyak hal yang sudah dia lakukan sebagai wujud pengabdiannya kepada masyarakat, mulai dari memaksimalkan kegiatan infrastruktur seperti pembangunan jalan, tempat ibadah, taman pendidikan, pembangunan rumah tidak layak huni, pembangunan balai RT, pembangunan sarana air bersih, pembangunan sarana pengelolaan sampah, pembangunan jambanisasi, juga pembangunan infrastruktur lain yang sifatnya untuk kepentingan umum. Segala permasalahan yang berkaitan dengan infrastruktur ini dapat diselesaikan hanya dalam kurun waktu dua tahun terhitung sejak Geri mulai menjabat sebagai kepala desa. Ini merupakan capaian terbesar yang langsung dapat dinikmati warga masyarakat. Geri juga membangun sarana prasarana dan membentuk sebuah BUMDes dengan tujuan membangun ekonomi rumah tangga, sehingga masyarakat bisa berdaya dalam bidang ekonomi. Di bidang inilah berbagai usaha peningkatan perekonomian masyarakat Desa Ketitang dikembangkan. Sesuai dengan latar belakangnya sebagai Sarjana Kesehatan Masyarakat, banyak hal yang sudah dilakukan. Dia telah sukses membuat posyandu integrasi dan telah mendapatkan penghargaan juara I posyandu di tingkat kecamatan. Mendapatkan piagam penghargaan desa yang berhasil menerapkan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) di tingkat kecamatan dan menjadi percontohan desa STBM. Dia juga berhasil mengantarkan desanya sebagai juara I lomba PHBS Kabupaten Temanggung, juara I lomba membuat olahan makanan berbahan dasar ikan Kabupaten Temanggung, mendapatkan piagam penghargaan desa bebas BAB Sembarangan atau menjadi Desa Open Defecation Free

100 Alumni 265 Inspiratif Unnes (ODF), juga menjadikan desanya sebagai desa bebas stunting. Selain itu, Geri mengoptimalkan pendirian bank sampah, membangun sarana air bersih, juga menjadikan desanya sebagai desa bebas sampah, dengan membangun sarana pengelolaan sampah. Program penghijauan dengan menanam bibit pohon juga salah satu prestasi Geri yang patut diapresiasi. Bahkan dengan satu cita-cita ingin menguatkan ketahanan pangan pada masyarakatnya, Geri meluncurkan program tani pekarangan dengan membagikan bibit sayuran agar masyarakat bisa mengoptimalkan lahan pekarangan mereka untuk ketahanan pangan keluarga.(*)

266 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Natashya Marcellina Ardiany

Naik Pesawat Berkat Sepatu Roda

atashya Marcellina Ardiany atau yang biasa dipanggil Natashya adalah juara nasional cabang Nolahraga sepatu roda dan pelatih sepatu roda asal Semarang, Jawa Tengah. Prestasi tertingginya sebagai atlet adalah memperoleh medali perak pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008 di Samarinda, Kalimantan Timur saat itu sedang duduk di kelas satu SMP dan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 di Bandung, Jawa Barat juga mendapat medali perak, serta menjuarai berbagai event daerah dan nasional lainnya juga. Natashya adalah salah satu mahasiswa lulusan S-1 Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang lulus pada tahun 2020. Saat ini sedang menempuh pendidikan S-2 dengan beasiswa penuh dari MCST (Ministry of Culture, Sport and Tourism) Korea Selatan dan KSPO (Korean Sport Promotion Organization) di Seoul National University, Korea Selatan jurusan Global Sports Management yang akan ditempuh selama 17 bulan. Selain menempuh pendidikan S-2, Natashya juga sebagai bagian dari organisasi Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA) sebagai

100 Alumni 267 Inspiratif Unnes Menteri Pemuda dan Olahraga. Sebagai atlet sepatu roda, Natashya telah mulai berlatih sejak usia 5 tahun. Alasan Natashya memilih olahraga sepatu roda yaitu ingin seperti kakaknya yang sebelumnya sudah menjadi atlet sepatu roda. Kakak Natashya yang bernama Erlangga Ardianza Wibowo menjadi inspirasinya untuk menjadi atlet sepatu roda. Saat sang kakak pergi ke luar kota untuk lomba sepatu roda dengan naik pesawat, Natashya berkata kepada orang tuanya, jika ia juga ingin bepergian naik pesawat. Lalu orang tua Natashya mengiyakan. Sejak saat itulah Natashya mulai berlatih dengan giat dan mulai mengikuti lomba yang pertama kalinya di Yogyakarta tahun 2000 dan mendapat juara III. Saat itu lomba tingkat Jawa Tengah-DIY. Lalu untuk lomba nasional yang pertama yaitu di Jakarta, dan saat itulah saat pertama kalinya Natashya bepergian naik pesawat. Sampai sekarang pun Natashya masih mengingat momen itu. Natashya yakin bahwa tidak ada salahnya untuk bermimpi. Selama menjadi atlet, ia terbiasa untuk bangun pagi lalu berlatih. Sepulang sekolah juga latihan lagi. Kurang lebih 20 tahun hidup sebagai atlet telah membentuk pribadi Natashya untuk menjadi orang yang lebih gigih dan tidak mudah putus asa serta menjadi pribadi yang visionary atau seseorang yang memiliki target untuk diraih dalam kehidupannya. Selain sebagai atlet, Natashya juga aktif sebagai pelatih sepatu roda. Natashya bersama kakaknya, Erlangga memiliki sebuah klub sepatu roda bernama KAIROS (Kahuripan Roller Sport) di Kota Semarang. Klub ini berdiri pada tahun 2012 setelah kakak dari Natashya mendapatkan medali emas untuk Indonesia di SEA GAMES 2012 di Palembang. Sampai saat ini klub KAIROS merupakan salah satu klub terbesar di Kota Semarang, bahkan Indonesia. Pada klub KAIROS ini telah cukup banyak mencetak atlet yang menjadi juara nasional dan juga kebanggaan Jawa Tengah. Beberapa dari

268 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju atlet KAIROS pun juga menempuh pendidikan S-1 pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga di Universitas Negeri Semarang. Natashya pernah mengikuti kegiatan exchange sebagai

Polandia pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018 yangGlobal diadakan Voluteer oleh perwakilan AIESEC Semarang. Indonesia AIESEC di kota merupakan Gdańsk, wadah bagi pemuda-pemuda mahasiswa di Indonesia di bawah naungan United Nations (UN). Pada kegiatan tersebut Natashya menjadi satu-satunya perwakilan dari Indonesia. Kegiatan yang dilakukan sebagai Global Volunteer ini adalah tinggal di rumah warga lokal, saling bertukar budaya serta mengenalkan Indonesia pada salah satu sekolah menengah atas di sana. Natashya juga bertemu dengan beberapa menghadiri gathering bersama Duta Besar Indonesia untuk mahasiswaPolandia di Warsawa. Indonesia di kota Gdańsk, Polandia, serta Selain itu, Natashya juga aktif pada kegiatan olahraga pengalamannya sebagai LO ini telah membuatnya lebih bisa berkomunikasisebagai Liaison dengan Officer orang banyak, (LO). termasuk Menurut dengan Natashya, orang asing, serta melatih diri untuk bekerja dengan tim dan masih banyak lainnya. Menurutnya, usia mahasiswa sebaiknya mengikuti banyak kegiatan pemuda serta mau mencoba hal- hal baru. Agar bisa menjadi bekal untuk di kemudian hari. Natashya sangat menyarankan untuk dapat memiliki kemampuan bahasa asing minimal bahasa Inggris dengan baik. Karena dengan kemampuan tersebut, kita tidak menjadi terbatas dalam melakukan hal-hal baru serta dalam bertemu dengan orang-orang baru. Dalam perjalanan hidupnya, Natashya juga sangat bersyukur dapat berkuliah di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Universitas Negeri Semarang. Dengan bertemu serta belajar banyak dari para dosen

100 Alumni 269 Inspiratif Unnes serta teman-teman yang berasal dari berbagai background, telah memberi dampak yang baik dan belajar hal-hal baru. Terutama masih teringat saat ada rencana mendaftar S-2, Bapak dan Ibu dosen di Pendidikan Kepelatihan Olahraga telah memberikan banyak dukungan serta doa restu. Tanpa doa restu serta dukungan dan bantuan dosen-dosennya selama menempuh studi S-1, ia merasa tidak dapat berada di posisi saat ini.(*)

270 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Wildan Indrawan

Jalan Menikung Menjadi Jurnalis

ildan Indrawan adalah seorang pewarta yang bekerja di Metro TV, Jakarta. Ia alumni Jurusan WPendidikan Kepelatihan Olahrga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang angkatan tahun 2003, yang berhasil menyelesaikan studinya tahun 2007. Beberapa penugasan penting sudah dilakukannya sejak bergabung menjadi pewarta pada bulan April 2011. Mulai medan tersulit. Selain itu, pria yang gemar melakukan kegiatandari penugasan di alam di daerahbebas inikonflik, meraih bencana, beberapa hingga penghargaan ke medan- tingkat nasional. Kariernya yang bermula sebagai kamerawan ini dimulai sejak 2011 dan sekarang ia sudah menjadi produser di Program Journey Metro TV. Program yang ia ampu ini temanya adalah perjalanan wisata dan petualangan, sesuai dengan kegemarannya berkegiatan di alam bebas. Pria yang sudah menginjakkan kakinya di 20 negara ini telah melalui beberapa liputan di medan yang sulit, termasuk menggapai puncak tertinggi Indonesia, yakni puncak Carstensz Pyramid pada tahun 2017 di Papua dalam rangka memperingati HUT ke-72 Republik Indonesia.

100 Alumni 271 Inspiratif Unnes Di puncak tertinggi tersebut ia melakukan laporan live bersama reporter saat upacara bendera berlangsung, selain itu ia juga membuat video perjalanan dan tayang di program Journey yang dia pegang. Tak hanya mengambil gambar, ia juga gemar menulis. Tulisannya tentang perjalanan menggapai puncak Carstensz Pyramid pun juga ia tuangkan dan diterbitkan di majalah National Geographic Traveler Indonesia. Selain puncak tertinggi Indonesia, tahun 2014 ia menapaki gunung Kang Yatze di India dengan ketinggian 6400 mdpl dalam Ekspedisi The Extreme Journey. Tahun 2016 puncak gunung tertinggi di benua Eropa pun juga berhasil ia gapai, pendakian di ketinggian 5642 mdpl ini dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan ke-71 RI. Di situ, pria kelahiran Kudus ini melakukan peliputan dan membuat paket berita tentang perjuangan para pemuda Indonesia dalam menggapai puncak tertinggi Eropa dan upacara bendera di gunung tersebut. Kariernya tak lepas dari tempaan saat menjalani kuliah di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Sering mendapat yang lebih baik daripada kamerawan lain. Hal ini membuat iamateri dipercaya latihan untuk fisik bergabungmembuat ia di mempunyai tim Alfa Metro daya TV, tahan tim yangfisik dipersiapkan khusus untuk menghadapi medan-medan sulit

Tahun 2013 ia menjalani program pelatihan tim Alfa di Kopassusseperti bencana Grup 1 dan Serang, konflik. Banten, untuk meningkatkan mental dan kedisiplinan. Berpredikat sebagai personil terbaik dalam pelatihan tersebut, ia kerap dipercaya untuk melakukan beberapa liputan penting di negeri ini yang berkaitan dengan pencarian dan penyelamatan korban jatuhnya pesawat Sriwijayabencana dan Air konflik. SJ-182 Yangdi perairan terakhir kepulauanadalah peliputan Seribu tentang tahun

272 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju 2021. Berbagai liputan sejenis pernah ia lakukan di antaranya, peliputan jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di gunung Salak tahun 2012, peliputan jatuhnya pesawat Lion Air di Bali 2013 dan liputan jatuhnya pesawat Air Asia di perairan selat kerusuhan antar suku di Balinuraga, Lampung, 2013; perang antaraKarimata Kerajaan tahun 2014.Sulu FilipinaLiputan dengankonflik pernahMalaysia, ia 2013;jalani saatdan juga terlibat dalam beberapa liputan penangkapan teroris di Bandung dan Poso. Tak hanya liputan di alam bebas, liputan di tempat berbahaya lain juga ia lakukan pada April 2020 lalu. Ia dipercaya untuk masuk ke ruangan infeksius pasien Covid-19 di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur dan RSUD Bekasi. Di sini, ia merekam proses kerja tenaga medis dalam menangani pasien yang terjangkit virus dari Wuhan, Tiongkok tersebut. Liputan ini cukup menantang lantaran ia harus menghadapi virus yang tak terlihat yang bisa membahayakan dirinya. Namun, ia berhasil dan tetap sehat serta membuat karya jurnalistik TV pertama dengan sentuhan dokumenter yang tayang di Metro TV dengan judul “Indonesia Melawan Covid-19”. Di sini ia berperan sebagai kamerawan dan produser. Berbagai penghargaan pun ia dapatkan. Tahun 2013 ia mendapatkan penghargaan dari CNN dengan kategori Best Single News Story bersama Metro TV dengan karya yang berjudul “Pesan Damai dari Sumbawa” itu bercerita jurnalistik investigasi saat meliput konflik di Sumbawa. Karya saling ejek di sosial media dan berujung perang antar desa. Tahuntentang 2015 bagaimana ia berhasil sebuah menyabet konflik bisa gelar terjadi dari hanyaKementerian karena Pendidikan Indonesia atas karya dokumenter dengan judul “Aku dan Buku”. Sebuah karya yang menceritakan seorang guru di pedalaman Banten mengajar murid-murid dengan

100 Alumni 273 Inspiratif Unnes akses dan fasilitas yang sangat terbatas, meskipun begitu sang Guru tak kenal lelah dalam menjalankan tugas. Tahun 2016 ia meraih gelar sebagai pemenang kedua Aqua Danone Journalist Award, dengan karya dokumenter berjudul “Berburu Banyu untuk Jepitu”. Sebuah karya yang menceritakan perjuangan warga desa Jepitu di Gunung Kidul untuk mendapatkan air dari dalam gua. Mereka membahayakan nyawa sendiri dengan masuk sedalam satu kilometer ke dalam gua hanya untuk mendapatkan sumber air bersih. Penghargaan dari Kementerian Pariwisata RI juga ia dapatkan pada tahun 2018. Sebagai pemenang pertama kategori tayangan televisi dengan karya “Journey to Lasem”. Karya ini bercerita tentang keberagaman warga Lasem di Rembang, Jawa Tengah yang terdiri beragam etnis mulai dari Jawa, Tionghoa, dan Arab. Di sini mereka tetap bisa hidup berdampingan dengan rukun di saat isu SARA yang mulai sensitif di Indonesia terjadi. Hingga saat ini pria yang sudah menjelajah ke 261 kota di seluruh dunia ini tak pernah berniat menghentikan langkahnya untuk selalu berkarya, bermanfaat bagi semua. Karena ia meyakini bahwa dengan kekuatan ilmu pengetahuan, penjelajahan, edukasi, dan bercerita bisa mengubah dunia. Sebagai alumni UNNES, ia berharap ke depan mahasiswa kampus ini bisa terus menambah wawasan yang tidak hanya dari dunia yang ditekuninya saja, untuk bisa menghadapi persaingan global yang makin kompetitif.(*)

274 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FE

Fakultas ekonomi

100 Alumni 275 Inspiratif Unnes 276 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Bayu Agosta

Berintegritas, Mengabdi untuk Negeri

ayu Agosta, pria kelahiran Klaten, 11 Juli 1985 ini adalah anak kedua dari dua bersaudara. Ia terlahir Bdari keluarga yang sederhana, Ayahnya adalah seorang Masinis Kereta Api sedangkan Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Ia telah menyelesaikan pendidikannya di SDN 1 Jatinom, Klaten dan SMPN 1 Karanganom, Klaten tahun 1997 sampai tahun 2003. Bayu kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Karanganom, Klaten. Selepas lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tahun 2003 dan lulus tahun 2007. Selepas lulus dari bangku kuliah, ia direkrut sebagai tenaga pramubakti di Rektorat Unnes pada tahun 2008 sebagai staf perlengkapan yang diberi tanggung jawab mengadministrasikan dan mengelola Barang Milik Negara. Pada tahun 2008-2009, ia mencoba peruntungan karirnya dengan mengikuti seleksi CPNS pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Setelah melewati beberapa tahap seleksi akhirnya ia dinyatakan lolos sebagai Auditor/ Pemeriksa BPK RI. Selepas mengikuti pendidikan dan pelatihan selama 3 bulan di Jakarta, kemudian ia

100 Alumni 277 Inspiratif Unnes ditugaskan pertama kali di BPK RI Perwakilan Provinsi Papua di Jayapura pada bulan Agustus tahun 2009. Berkarir sebagai auditor BPK RI memang harus mempunyai prinsip nilai dasar yang harus dipegang teguh yaitu berintegritas, independen dan mempunyai jiwa profesionalisme. Ketiga prinsip itu harus melekat kuat pada diri auditor disaat bertugas maupun di lingkungan sehari-hari. BPK RI merupakan lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara secara bebas dan mandiri yang berkedudukan di Ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap Provinsi. Jenis pemeriksaan yang biasa ia lakukan antara lain pemeriksaan keuangan yang outputnya adalah pemberian opini keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Pengalaman pertama kalinya menjadi auditor di BPK RI Perwakilan Provinsi Papua yakni sebagai anggota tim ketika melakukan pemeriksaan laporan keuangan di Kabupaten Asmat. Untuk menuju ke Kabupaten Asmat, ia harus naik pesawat jenis Boeing dari Jayapura menuju Kota Timika, dilanjutkan dengan pesawat kecil jenis Twin Otter dengan rute penerbangan Timika–Ewer dan selanjutnya naik speed boat menuju ke Kota Agats ibukota Kabupaten Asmat. Disamping bertugas memeriksa laporan keuangan, disela-sela kesibukannya, ia juga berkesempatan menikmati keunikan budaya dan keindahan alam Papua seperti halnya Distrik Kurulu di Kabupaten Jayawijaya. Wilayah tersebut dihuni Suku Dhani yang mempunyai adat menyimpan mumi. Mumi tersebut diperkirakan sudah berusia sekitar 300-an tahun sebagai simbol sejarah panglima perang Suku Dhani yang sangat disegani. Pengalamannya sebagai auditor yang tidak dapat dilupakan adalah ketika Bayu menjadi Ketua Tim saat pemeriksaan di Kabupaten Jayapura. Sebagai Ketua Tim, ia harus menjaga kekompakan dalam tim dan harus mampu

278 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju memberikan solusi ketika terdapat permasalahan dengan objek pemeriksaan yang ditemukan. Setelah kurang lebih 5 tahun bertugas di Papua, pada tahun 2014 ia mendapatkan surat keputusan untuk pindah tugas di BPK RI Perwakilan Jawa Tengah di Semarang. Untuk menunjang tugas pemeriksaan, ia sering mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) agar dapat meningkatkan kompetensi sebagai auditor. Salah satu yang pernah diikuti adalah diklat Fraud Auditing dimana sebagai auditor diharapkan mampu mendeteksi adanya indikasi fraud yang merupakan suatu kejahatan (crime) yang berbeda dari kejahatan lainnya, yaitu sifatnya yang tersembunyi (hidden). Selama bertugas di Jawa Tengah, ia mendapatkan tugas pemeriksaan antara lain di Kota Surakarta, Kabupaten Banjarnegara, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, Purbalingga, Magelang, Cilacap, Klaten, Sragen, Grobogan dan Blora. Saat ini ia adalah Pegawai Negeri Sipil dengan pangkat dan golongannya adalah III/c dan menjabat sebagai Pemeriksa Ahli Muda yang ditempatkan di Auditorat Keuangan Negara V BPK RI Pusat Jakarta. Ia melakukan tugas pemeriksaan di Kementerian Agama.

100 Alumni 279 Inspiratif Unnes 280 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Berlian Epriliyana

Diplomat Penjaga Representasi Bangsa

erlian Epriliyana, atau lebih akrab dipanggil “Lian” adalah alumni Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas BEkonomi UNNES. Ia lulus 2006 dan saat ini berprofesi sebagai PNS di Kementerian Luar Negeri RI. Ia bergabung di Kemenlu sejak tahun 2008, hingga kini pengabdiannya sebagai PNS sudah berjalan hampir 13 tahun lamanya. Sebelum bergabung di Kemenlu, Lian sempat bekerja di perusahaan event organizer dalam kurun waktu yang cukup singkat, hingga kemudian memutuskan untuk mengikuti pendaftaran seleksi CPNS Kemenlu sebagai Pejabat Dinas Luar Negeri-Diplomat. Sejak bergabung, ia berkesempatan mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan, salah satunya adalah pendidikan Sekolah Dinas Luar Negeri yang diperuntukkan bagi para diplomat yang baru saja direkrut di Kemenlu. Ia mengikutinya selama lebih kurang 8 bulan lamanya, sebelum kemudian diterjunkan langsung di dunia kerja, yaitu bergabung dengan kantor Kemenlu berlokasi di Jakarta Pusat. Di kantor itu, Lian pernah ditugaskan di Biro Administrasi Kementerian dan Perwakilan sebagai Sekretaris Staf Ahli Menteri Luar Negeri (periode 2009-2010), kemudian dirotasi

100 Alumni 281 Inspiratif Unnes ke unit lain, sebagai Sekretaris Kepala Badan Pengkajian dan Pengembanngan Kebijakan (periode 2011-2013). Kemudian pada tahun 2013-2014, Lian ditempatkan pada unit Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan kesempatan untuk mengikuti ASEAN Young Leaders Training ProgramAsia Pasifik di China dan Afrika, yang didiselenggarakan antara periode oleh ini iaPemerintah memiliki China. Pada tahun 2014, Lian kemudian ditugaskan di Perwakilan RI di Luar Negeri (Kedutaan Besar RI) di Suva, Fiji. Lian bertugas di KBRI Suva selama kurang lebih 3 tahun lamanya. Sebagai seorang diplomat yang ditugaskan di KBRI Suva, ia turut berkontribusi dalam melakukan berbagai promosi budaya Indonesia di Fiji, serta mendistribusikan beasiswa dari Pemerintah Indonesian untuk para pemuda di Fiji. Selain itu, Lian juga bertugas untuk melakukan pendekatan dengan media setempat di Fiji, guna lebih memperkenalkan citra positif Indonesia kepada khalayak luas. Hal tersebut merupakan bagian dari tugas Diplomat RI, yang mana terdapat 5 tugas pokok seorang diplomat, yaitu Representing, Promoting, Protecting, Negotiating dan Reporting. Seusai masa penugasannya di KBRI Suva, tahun 2017, Lian kembali ke Tanah Air. Di Kemenlu Pusat, ia kemudian ditempatkan di Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa. Kemudian pada tahun 2019, Lian memutuskan untuk melanjutkan tugas belajar S-2 dengan mendaftar beasiswa dari Pemerintah Korea, yaitu Korea International Cooperation Agency (KOICA). Ia mengikuti test seleksi yang diadakan oleh pihak KOICA, hingga kemudian lolos seleksi dan berangkat ke Seoul di bulan Agustus 2019. Ia menempuh pendidikan Master’s Program in Capacity Development of Gender Equality Leadership di Ewha Womans University di Seoul, Korea Selatan.

282 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Selama masa pendidikan di Seoul, Lian mempelajari berbagai mata kuliah terkait gender dan pembangunan, serta belajar bahasa Korea. Selain itu, Lian juga berkesempatan untuk memperluas jaringan pertemanan dengan para rekan sesama penerima beasiswa yang berasal dari negara-negara berkembang lainnya. Ia lulus di tahun 2020 dan kembali mengemban tugas di Kemenlu Pusat, sebelum nantinya akan ditugaskan kembali ke salah satu perwakilan RI di luar negeri.(*)

100 Alumni 283 Inspiratif Unnes 284 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Bernanto Pardosi

Bermodal Pengalaman Organisasi, Arungi Pasar Modal

ernanto Pardosi adalah seorang profesional dibidang pasar modal Indonesia. Kecintaanya pada dunia pasar Bmodal mengantarkan Bernanto menjadi seorang kepala kantor termuda di Phintraco Sekuritas pada usianya yang baru menginjak 23 tahun kala itu. Sepak terjang Bernanto mulai terpancar sejak menduduki bangku perkuliahan. Juara I Kompetisi Pengetahuan Pasar Modal Tingkat Nasional Tahun 2015 di Universitas Atmajaya Yogyakarta menjadi salah satu pembuktian sekaligus pengalaman yang berharga baginya. Pria kelahiran Tangerang, 22 Juli 1993 ini merupakan lulusan Universitas Negeri Semarang (UNNES) Jurusan Manajemen Tahun 2011. Ketertarikanya pada dunia pasar modal, dimulai sejak mengikuti salah satu organisasi bernama UNNES Stock Exchange Study Forum (UNSSAF) tahun 2012 hingga tahun 2015. Selain aktif mengikuti organisasi kampus bidang pasar modal, Bernanto juga aktif menjadi salah satu asisten Laboratorium Pasar Modal Jurusan Manajemen UNNES selama tahun 2013 hingga tahun 2014. Ia juga turut dalam proses pendirian Galeri Investasi Bursa Efek Indonesai di UNNES pada tahun 2013. Tak heran bila ia menjadi salah satu mahasiswa yang berpartisipasi dalam meningkatkan

100 Alumni 285 Inspiratif Unnes akreditasi Jurusan Manajemen UNNES sehingga mencapai peringkat A. Keaktifan Bernanto di UNSSAF memberikan pengaruh besar dalam kemajuan literasi keuangan khususnya investasi pasar modal di kawasan kampus UNNES. Terbukti dengan banyaknya investor baru yang lahir dan semakin meningkatnya nilai transaksi perdagangan saham di kawasan UNNES. Bernanto pun menjadi salah seorang yang turut andil mensukseskan rekor MURI Fakultas Ekonomi UNNES dalam menciptakan Menabung Saham Oleh Peserta Terbanyak Tahun 2015. Selama aktif berorganisasi di UNSSAF, ia selalu menjadi ketua acara perhelatan akbar acara UNSSAF yaitu Olimpiade Pasar Modal di tahun 2012 hingga tahun 2013, yang saat ini dikenal dengan nama UNNES Capital Market Competititon (UCMC). UCMC merupakan acara yang paling ditunggu- tunggu oleh mahasiswa yang cinta akan dunia pasar modal. Tidak hanya aktif dalam menciptakan berbagai kegiatan pasar modal, Bernanto juga tertantang untuk bergabung dalam kompetisi pasar modal di tingkat nasional. Berbagai rintangan turut mewarnai perjalanan Bernanto, hingga di akhir masa perkuliahan ia mampu mempersembahkan piala juara I tingkat nasional sebagai kado terakhir untuk organisasi yang sudah menemani perjalanannya selama menempuh pendidikan di UNNES. Piala pertama yang berhasil diberikan pada UNSSAF disambut baik oleh generasi selanjutnya, kini UNSSAF selalu memperoleh kejuaraan dikompetisi pasar modal tingkat nasional. Berbekal pengalaman literasi keuangan khususnya investasi saham, dimasa perkuliahan, membawa Bernanto memulai karir di Phintraco Sekuritas cabang Semarang tahun 2015. Tak disangka ditahun kedua dalam jajak karirnya, ia memperoleh amanah menjadi kepala kantor Phintraco Sekuritas cabang Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

286 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pengalaman pertama Bernanto di Pulau Kalimantan juga membawa tantangan tersendiri baginya. Meski ditempatkan di Palangka Raya, ia tidak hanya fokus mengembangkan bisnis usaha perusahaan di wilayah Kalimantan Tengah. Bernanto juga dituntut untuk mampu mengembangkan bisnis usaha perusahan diseluruh pulau Kalimantan. Pengalamannya sebagai anak Galeri Investasi, membawa Bernanto mengembangkan berbagai Galeri Investasi di kampus-kampus yang ada di Pulau Kalimantan. Setiap Galeri Investasi yang dibangun sebagai kerja sama dengan Phintraco Sekuritas, diberi pelatihan dan pembimbingan. Tak heran bila Galeri Investasi terbaik untuk setiap provinsi di Pulau Kalimantan merupakan Galeri Investasi yang dibangun olehnya. Disela-sela kesibukkannya, Bernanto aktif mengedukasi masyarakat tentang dunia investasi saham. Ia sering kali mengisi harian media lokal yang membahas mengenai inevastasi saham. Ia juga aktif memenuhi undangan sebagai pembicara diberbagai kalangan, baik dikalangan akademisi maupun non-akademisi. Bahkan disaat pandemi seperti ini, Bernanto masih aktif memberikan edukasi terkait investasi saham secara online. Ada pelatihan berjenjang dan terjadwal yang diberikan khusus untuk para nasabah Phintraco Sekuritas yang dinaunginnya. Disamping itu, ia tetap aktif memberikan pandangan dan masukkan kepada masyarakat luas terkait kondisi pasar saham melalui berbagai platform media sosial saat ini.

100 Alumni 287 Inspiratif Unnes 288 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Dani Puspitasari

Dari Sambiroto Berlenggang Menuju Monash

ani Puspitasari, perempuan desa yang saat ini sedang berjuang mewujudkan satu demi satu mimpinya. DTidak pernah terbayangkan sebelumnya jika ia bisa melanjutkan sekolah magister di Monash University, Australia yang termasuk dalam TOP 36 kampus terbaik dunia untuk subject Accounting and Finance. Meskipun ia hanya perempuan dari desa yang tidak cukup maju dan dibesarkan oleh ibu single parent yang hanya lulus sekolah dasar. Ia dan segala ambisinya telah mampu mematahkan anggapan bahwa keterbatasan kemampuan bahkan ekonomi dapat mengubur segala mimpi yang pernah ia tulis. Kini Dani berhasil mengenyam pendidikan Master of Accounting dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Puluhan prestasi pernah ia raih. Sejak kuliah, ia aktif mengikuti lomba karya tulis ilmiah dan berhasil mendapat banyak penghargaan, diantaranya Juara 1 LKTI se-Jawa tahun 2015 yang diadakan oleh STAIN Kudus, Juara 1 LKTI nasional tahun 2016 yang diadakan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya, Juara 3 LKTI nasional tahun 2016 yang diadakan oleh Universitas Riau, juara 2 LKTI nasional tahun 2016 yang

100 Alumni 289 Inspiratif Unnes diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Selain aktif mengikuti lomba tingkat nasional, tahun 2016 ia mencoba memberanikan diri untuk mengikuti konferensi tingkat internasional sebagai prensenter dalam International Conference of Comparative Asia Africa Governmental Accounting di Universitas Mercu Buana. Ia juga pernah menjadi presenter dalam beberapa international conferences lainnya di berbagai negara, diantaranya presenter dalam International Conference on Interdisciplinary Business and Economic Research (SIBR) di Seoul, Korea Selatan pada tahun 2017, presenter dalam International Conference on on Studies in Business, Management, Education and Law (SBMEL-17) tahun 2017 di Manila, Filipina. Prestasi-prestasi tersebut telah menghantarkan Dani mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama Universitas Negeri Semarang tahun 2017. Selain aktif mengikuti berbagai lomba, perempuan kelahiran Demak, 02 Juli 1996 ini juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Ia mengikuti organisasi intra maupun ekstra kampus, salah satu diantaranya yaitu Komunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi (KIME) sebagai wadah untuk pengembangan diri dan belajar terkait bagaimana cara bekerja dalam sebuah tim. Etos kerja yang tinggi mempercayakan teman-teman untuk memberikan amanah kepadanya menjadi wakil ketua Komunitas Ilmiah Mahasiswa Ekonomi tahun 2015/2016. Selain kesibukan dikampus dan organisasi, banyak yang belum mengetahui jika ia merupakan santri di Pondok Pesantren Assabiila. Oleh karena itu, ia sangat disiplin dalam membagi waktu antara kuliah, organisasi dan kegiatan di pondok pesantren. Ia terbiasa menyiapkan semua materi sebelum kelas dan aktif dalam diskusi dengan dosen atau temannya. Dengan kerja keras dan dedikasi yang tinggi, ia berhasil mendapatkan predikat lulusan terbaik Universitas

290 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Negeri Semarang Periode I Tahun 2018 dengan IPK 3,93 dari 4,00 dalam masa studi 3,5 tahun. Life is learning and sharing merupakan salah satu motto hidup perempuan bergolongan darah O ini. Ia merasa bahwa pencapaian dirinya akan sia-sia jika ia tidak mampu memberikan kontribusi pada masyarakat Indonesia yang telah membiayai pendidikannya melalui beasiswa yang ia terima.

Mawapres Academy dan merestrukturisasi organisasi agar lebihHal tersebut kuat untuk mendorongnya mempersiapkan untuk generasi mengaktifkan baru yang kembali aktif dalam berbagai kegiatan lomba, kompetisi dan kontribusi. Selain itu, diluar organisasi kampus, ia bersama teman- temannya membentuk project dibidang sosial-pendidikan yang bernama UNSTD Project. UNSTD Project merupakan kegiatan sosial-pendidikan dengan program pembuatan buku antologi yang berjudul “The Outstanders”, berisi tentang kisah-kisah inspiratif mahasiswa Universitas Negeri Semarang dalam menghadapi rintangan hingga mencapai kesuksesan. Tujuan buku ini adalah memberikan cambuk semangat perjuangan melalui pengalaman dari orang-orang yang sukses dalam bidangnya masing-masing. Laba dari penjualan buku ini akan donasikan untuk pendirian taman baca untuk peningkatan budaya literasi membaca pada anak-anak. Upaya literasi lain yang ia lakukan adalah menjadi kontributor penulis dalam buku “Islam Nusantara, Inspirasi Peradaban Dunia” yang diterbitkan oleh Isomil PBNU tahun 2016. Ia mengangkat tema tentang keteladanan Sunan Kudus dalam menjaga persaudaraan dengan orang non-Islam. Tulisan yang didorong oleh masalah sosial budaya yang sedang panas saat itu. Selain berkiprah ditingkat kampus, nasional ataupun internasional, ia juga tidak melupakan kampung halamannya, Desa Sambiroto. Ia berinisiasi membentuk

100 Alumni 291 Inspiratif Unnes Komunitas Mahasiswa Sambiroto, komunitas ini digunakan sebagai wadah bagi mahasiswa Desa Sambiroto untuk bisa berkontribusi bagi pembangunan masyarakat yang memiliki masalah tingkat pernikahan dini dan kenakalan remaja yang tinggi serta literasi pendidikan masyarakat yang rendah. Selain itu, komunitas ini bertujuan untuk meningkatkan rasa cinta mahasiswa terhadap desanya agar turut membangun desa.

292 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju M Elfan Kaukab

Berkiprah untuk Daerah, Berkarya Sampai Internasional

Elfan Kaukab, merupakan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) M Wonosobo Jawa Tengah. Mengawali karir menjadi dosen pada tahun 2007 untuk kelas karyawan di sore hari sedangkan di pagi hari sebagai Staf Pemasaran Ekspor PT Tambi sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang perkebunan teh di Kabupaten Wonosobo. Pada tahun 2012 ia memutuskan untuk fokus menekuni bidang akademik dengan menjabat sebagai Ketua Program Studi Akuntansi FEB UNSIQ. Pria kelahiran Wonosobo 27 Agustus 1982 ini menyelesaikan pendidikan Strata Satu pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (UNNES) tahun 2006. Di tengah-tengah kesibukan menjadi karyawan perusahaan dan mengajar, ia melanjutkan studi Strata Dua pada Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) Purwokerto konsentrasi Manajemen Keuangan yang selesai di tahun 2011. Tak puas dengan pendidikan Strata Dua, pada tahun 2013 ia melanjutkan studi Strata Tiga di universitas yang sama pada Program Doktor Ilmu Manajemen (DIM) untuk

100 Alumni 293 Inspiratif Unnes konsentrasi Manajemen Pemasaran. Ketertarikan yang tinggi dalam Ilmu Bisnis Internasional mengantarkannya untuk menyelesaikan studi Magister Ilmu Hubungan Internasional konsentrasi Ekonomi dan politik Internasional di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada tahun 2019. Masa studi yang ditempuh hanya satu tahun berkat prestasi publikasi artikel pada jurnal internasional bereputasi sehingga lulus tanpa menyusun tesis. Saat ini selain disibukkan dengan mengajar di FEB UNSIQ dan sebagai Ketua Satuan Pengawasan Internal (SPI) UNSIQ, ia juga sebagai pembimbing publikasi internasional mahasiswa DIM FEB UNSOED Purwokerto. Menjadi akademisi tentu dituntut untuk menghasilkan karya-karya akademik baik nasional maupun internasional. Beberapa buku yang ia tulis yaitu Pengembangan Kesesuaian Produk Ekspor (Export Product Fit Development), Strategi Pengembangan Produk UMKM Menuju Pasar Bebas Global, The Transformation of Global Challenges on Humanity Issues, Kewirausahaan, Contribution of Foreign Direct Investment and Gross Domestic Products to Bilateral Human Development Index Convergence in ASEAN Countries, Akuntansi Manajemen, English Practice, Metodologi Penelitian untuk Bisnis, dan Bisnis Internasional. Selain buku, beberapa artikel telah diterbitkan baik di jurnal nasional terakreditasi maupun jurnal internasional bereputasi. Beberapa artikel juga diterbitkan dalam bentuk proceeding setelah diseminasikan dalam konferensi baik di dalam maupun di luar negeri. Selain karya tulis, ia juga aktif menjadi narasumber dalam berbagai seminar dan menjadi dosen tamu baik di dalam maupun di luar negeri. Di samping pendidikan formal, untuk memperdalam keahlian dalam bidang ilmu ekonomi, beberapa pendidikan profesi ditempuh dalam berbagai keahlian. Tahun 2016 ia telah menyelesaikan pendidikan profesi ekspor impor di Bushindo

294 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Export Import. Selanjutnya tahun 2018 Elfan menyelesaikan Jakarta dan saat ini memegang sertifikatCertified MarketingTrainer of Trainee Analyst (CMA) dan Master Financial Planner (MFP) pada American Academydua sertifikasi of Financial keahlian Management, yaitu USA. Tahun 2019 ia kembali menyelesaikan pendidikan profesi di bidang Sumber Certified Human Resource Analyst (CHRA) yang diselenggarakan oleh AmericanDaya Manusia Academy dan of berhak Project memegangManagement, sertifikat USA. Pada tahun perbankkan dengan mengikuti pendidikan profesi untuk komisaris2020 ia kemudian Bank Perkreditan menyelesaikan Rakyat sertifikasi (BPR) dan dalam lulus bidangdalam Competence Rural Bank Commissioner

Jakarta.memperoleh sertifikat (CRBC)Kesibukannya dari Badan tidak Nasional berhenti Sertifikasidi dalam kampus. Profesi (BNSP)Ia juga aktif di berbagai organisasi baik di lingkungan Pemerintah Daerah maupun organisasi independen di berbagai bidang. Bersama Bappeda Kabupaten Wonosobo sejak tahun 2012 sampai saat ini, ia ikut berpartisipasi dalam Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP) sebagai koordinator bidang industri. Organisasi ini bergerak di bidang pendampingan pelaku usaha dan menjadi mitra pemerintah dalam memberi rekomendasi-rekomendasi terkait kebijakan di bidang perekonomian daerah. Selain dengan Bappeda, ia juga bersinergi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dalam mempromosikan pariwisata dengan menjabat sebagai Dewan Penasehat Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Organisasi lain di bidang ekonomi antara lain sebagai Pembina Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Wonosobo sejak tahun 2014, Ketua Business Development Service (BDS) LP3MPB UNSIQ Wonosobo sejak 2015, Ketua Asosiasi Profesi Ekspor Impor Seluruh Indonesia (APREISINDO) BPC Wonosobo sejak 2016,

100 Alumni 295 Inspiratif Unnes Ketua Organization of Development and Empowerment for Society (ODES) sejak 2016, Anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) DPC Wonosobo sejak 2019, Staf Khusus Departemen Kajian Strategis Dewan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Indonesia sejak 2019, Ketua Bidang Kerjasama antar Lembaga KONI Kabupaten Wonosobo sejak 2019, Departemen Kerjasama antar Lembaga dan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) sejak 2019. Organisasi- organisasi tersebut masih ia tekuni sampai saat ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Lembaga konsultan yang didirikan Elfan tahun 2019 yaitu Magna Economic and Business Consulting dan ia menjabat sebagai direktur. Lembaga ini memberi konsultasi terkait bidang bisnis baik untuk perusahaan maupun bagi pebisnis pemula terkait isu-isu manajerial. Tahun 2021 ini ia menjadi Kepala Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Daerah (LPMPD) yang bersinergi dengan program-program pemerintah dalam berbagai bidang. Kiprah lainnya dalam kegiatan di lingkungan pemerintahan ia menjadi Tenaga Ahli Kepala Daerah Bidang Perekonomian untuk periode tahun 2015-2020. Setelah pergantian kepemimpinan Kepala Daerah untuk periode tahun 2021- 2024, ia masih menduduki jabatan yang sama sebagai Tenaga Ahli untuk berbagai bidang. Peran akademisinya ia rasa penting untuk memberikan advis kepada pemerintah daerah berdasarkan kajian-kajian teoritis yang dapat dituangkan sebagai dasar kebijakan pengambilan keputusan bagi Kepala Daerah.

296 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Eva Andriani

Mengabdi Melalui “Rumah Karakter”

va Andriani, alumnus Pendidikan Akuntansi Unnes, merupakan salah satu penerima beasiswa LPDP EKementerian Keuangan untuk tujuan studi United Kingdom. Selama perjalanannya mengejar toga ke Britania Raya, ia mendapatkan beberapa anugerah penghargaan dari University of Leeds, di antaranya menjadi Runner up of Positive Impact Category dalam University of Leeds Partnership Awards 2020, ajang penghargaan tahunan paling bergengsi yang melibatkan seluruh nominasi dari mahasiswa, staff, dosen dan professor di Leeds. Selain itu, dia juga mendapatkan kesempatan untuk terpilih menjadi student representative of international students bersama perwakilan dari China untuk Accounting and Finance Department. Selama masa tugasnya, Eva berinteraksi langsung dalam rapat-rapat bersama pimpinan fakultas untuk mewakili suara mahasiswa internasional di Business School dan bahkan ditunjuk menjadi bagian dari faculty enhancement team member yang bekerja layaknya staf kantor. Hal ini juga yang membuat ia lantas di lirik untuk menjadi salah satu postgraduate ambassador dan Business School promotor dalam kegiatan open days mahasiswa

100 Alumni 297 Inspiratif Unnes internasional. Tidak berhenti di sana, keinginannya untuk berbuat manfaat meski di negeri orang melibatkan dia dalam berbagai kegiatan non-akademik seperti menjadi kepala departemen internal Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Inggris Raya (PPI UK) dan menjadi koordinator Muslimah Leeds dalam Komunitas Islam Inggris. Bersama alumni Unnes yang lain, yang juga merupakan suaminya, Ahmad Ghesnu Ardana, dari Inggris mereka membentuk education foundation bernama Ghesanva Foundation dan Pedia untuk melakukan kegiatan sosial dan membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam melanjutkan pendidikan. Pendirian foundation yang bermotto “Your dream is ours”, yang saat ini telah beranggotakan 20 komite dan lebih dari 4000 followers ini bukan tanpa alasan. Eva yang dulunya hampir putus sekolah karena kendala biaya tidak ingin nasibnya terulang kepada anak-anak lain. Dia harus menyelesaikan SMKnya sembari bekerja di sebuah department store di Banyuwangi. Niatnya tersebut juga didukung oleh nasehat sang bapak yang meski hanya berhenti di tahun kedua SD, namun selalu mendorong Eva untuk berpendidikan tinggi. Beliau berkata, “Sebagaimanapun kondisimu, utamakan mengabdi. Dulu bapak dicemooh karena menjadi hansip padahal keluarga tidak mampu makan, karena satu-satunya pekerjaan tanpa gaji saat itu di desa adalah hansip ini. Tapi selama masih hidup, walau dengan keterbatasan pendidikan, semua keluargamu SD saja ada yang enggak lululs, namun hanya ini yang bisa bapak lakukan untuk orang-orang”. Eva membuktikan sendiri, bahwa niat adalah segalanya. Selama berkuliah di Unnes tahun 2012-2016, dia menorehkan berbagai prestasi. Setelah menjuarai lebih dari 30 kompetisi nasional dan internasional, dia dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi Utama 1 Unnes 2015. Diantara

298 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju prestasi unggulan yang pernah dia raih adalah menjadi juara 2 debat Internasional di Malaysia, juara 3 public speaking di Universiti Teknologi Malaysia, perwakilan Indonesia YSEALI Amerika Laos, juara 1 Debat Pendidikan dan Karya Tulis Nasional serta pengalamannya sebagai speakers di berbagai international conferences Thailand, Hongkong, Malaysia dan selected paper University of Oxford. Selain prestasi di bidang akademik, Eva juga pernah tampil di acara Trans 7 dalam kompetisi pencarian bakat sunsilk hijab hunt dengan membawa gelar 10 besar audisi Yogyakarta. Menjalani kehidupan kampus juga membuat Eva masuk dalam dunia organisasi. Menurutnya organisasi adalah yang utama, meski prestasi adalah nomer 1. Dia mendapatkan amanah sebagai Sekretaris Menteri Kaderisasi BEM KM Unnes 2015, Sekretaris Jenderal PPB 2013, Bendahara Umum PPI Wati Pelajar Islam Indonesia 2014, english camp counselor Pattaya Thailand, dan sempat mendirikan berbagai komunitas yang masih ada hingga saat ini di Unnes. Eva merupakan pendiri dari Mawapres Academy pertama di tahun 2015, yang mana ia memulai semuanya sendiri dan membimbing adik-adik tingkatnya melalui mini seminar setiap minggunya. Eva juga merupakan seseorang dibalik Economics Future Leader yang saat ini telah mempunyai ratusan alumni di FE Unnes. Selain itu, untuk masyarakat, Eva juga mendirikan Rumah Karakter anak di Banyuwangi yang telah beranggotakan lebih dari 120 anak, serta di Karangmalang Semarang yang keduanya berfokus tidak hanya membantu akademik anak- anak SD-SMA, namun juga penanaman karakter dan softskills yang dilakukan di weekends. Meski demikian, dengan berbagai kesibukannya, Eva masih mampu menyelesaikan kuliah S1-nya dengan IPK 3.82. Setelah segala proses tersebut, Eva berkesempatan untuk diundang dalam 45 lebih acara, sebagai pembicara seminar

100 Alumni 299 Inspiratif Unnes nasional bahkan seminar motivasi Internasional di Slim River Kolej Perak Malaysia untuk berbagi cerita dan ilmu dalam berbagai topik. Keinginannya untuk menebar manfaat juga membuatnya menuliskan berbagai buku antalogi seperti “Dari Mahasiswa untuk Indonesia Berprestasi” 2015, “The Outstanders” 2018, “Journey to UK” 2017-2018. Saat ini, Eva telah menyelesaikan Pendidikan S2 dengan gelar MSc Accounting and Finance University of Leeds predikat Merit. Kesibukannya selain membina Foundation Ghesanva juga mengelola Lembaga Pendidikan kursus Ghesanva Pedia, dan menjalani berbagai bisnis di bidang jual beli mobil antik, kosmetik dan jasa proofreading esai. Pekerjaan formal yang saat ini Eva tekuni sembari menunggu ijazah dikirimkan dari negeri Harry Potter adalah sebagai Konsultan Pendidikan Luar Negeri di salah satu perusahaan ternama di Jakarta dengan puluhan ribu clients. Dia juga mengajarkan IELTS dengan siswa yang tidak hanya berasal dari mahasiswa, namun juga berbagai pegawai BUMN, Kementerian dan Lembaga swasta lainnya. Meski menikmati pekerjaannya yang sekarang, Eva masih ingin mewujudkan keinginan Ibunya untuk menjadi Dosen di salah satu Universitas negeri. Perempuan berusia 26 tahun yang merupakan anak dari ibu Siti Mufaidah dan Bapak Katiman ini selalu berprinsip, bahwa “Menghina Tuhan itu mudah, semudah berpikir gagal. Maka jangan pernah sedetikpun menyerah jika belum pernah mencoba, because the winners never quit, and the quitters never win”. Semoga Tuhan merupakan orientasi segala prestasi, pencapaian, dan kehidupan kita semua.

300 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Fajar Randi Yogananda

Dari Ekonomi Pembangunan Menjadi Komisioner KPUD

ajar Randi Yogananda merupakan alumni Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas FNegeri Semarang (EP FE UNNES) angkatan Tahun 2006. Semasa kuliah ia sering menulis di buletin kampus Express dan Tabloid Nuansa, kumpulan tulisannya ia bukukan dengan judul “Berani Berkata Tidak” yang terbit pada tahun 2012. Tidak berhenti di kampus saja, ia mulai menulis untuk koran di luar kampus dengan beberapa judul sebagai berikut “Pilkada dan masa depan pemekaran” (Satelith Post, 2012); “Merembuk Lagi Pemekaran Cilacap” (Suara Merdeka, 2014); “Dinamika Calon Perseorangan” (Radar Pekalongan, 2019); “9 Desember Kita Pilkada” (Komite Independen Sadar Pemilu, 2020). Selain menulis, pria kelahiran Cilacap, 17 Agustus 1987 merupakan pengggila organisasi, ia pernah tercatat sebagai Kepala Departemen Humas (BEM FE 2008), Ketua HIMA EP FE (2009), Pengurus harian Persaudaraan Mahasiswa Cilacap (2009), Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa UNNES (2009) dan Presidium Ikatan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Indonesia (IMEPI 2010-2011). Pasca lulus ia aktif di Serikat Petani Indonesia Jawa Tengah (2014-2016) dan menjabat

100 Alumni 301 Inspiratif Unnes sebagai Wakil Ketua DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia Jawa Tengah (2014-2017). Menyadari peran dan manfaat dari organisasi ia aktif berbagi ilmu dan sering diundang untuk menjadi narasumber perihal “Manajemen diri, kepemimpinan, Gerakan Mahasiswa, Manajemen dan Motivasi Organisasi”, sejak Tahun 2010 sampai dengan 2018 kepada lembaga kemahasiswaaan yang ada di UNNES. Ketertarikan di bidang perencanaan membuatnya terpilih untuk mengikuti pelatihan penyusunan RENSTRA dan RENJA yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013. Melalui pelatihan tersebut ia direkrut oleh Badan Perencanaan Pembangunan Jawa Tengah sebagai tim Penyusun Kebijakan Umum Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah 2013-2018. Tidak sampai disitu ia mulai dipercaya oleh Gubernur Jawa Tengah untuk mengisi posisi di sekretariat Tim Seleksi mulai dari Seleksi Pejabat Pimpinan Tinggi Madya/Sekretaris Daerah (2014), Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Kepala Dinas (2015) dan Direksi Badan Usaha Milik Daerah (2017). Penyuka hobi membaca ini memutuskan untuk terjun sebagai penyelenggara Pemilihan umum mulai Tahun 2018 dengan menjadi Penyelenggara di Tingkat Kecamatan. Serta mendirikan Forum Pelajar Berintegritras (FPB, 2018) yang diresmikan oleh Dr. Ida Budhiati, SH., MH, anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, FPB sendiri merupakan perkumpulan anak-anak SLTA/SMK yang menjadi penyelenggara pemilihan Ketua OSIS. Sejak Akhir Oktober (2018) yang bersangkutan menjabat sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Pekalongan, dengan usia yang relatif muda 31 Tahun, karena batas minimum adalah usia 30 Tahun. Kiprahnya sebagai

302 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju penyelenggara muda diulas oleh “Warga Muda” sebuah Non- Governmental Organization yang aktif membahas agenda- agenda pembangunan sumber daya pemuda-pemudi di Indonesia. Pertengahan Februari (2020) melalui divisi yang dia ampuh, KPU Kota Pekalongan mendapatkan peringkat terbaik ke-3 (tiga) Pengelolaaan Pemungutan, Penghitungan dan Rekapitulasi Terbaik Pada Pemilihan Serentak Tahun 2020 Tingkat Jawa Tengah. Terakhir dia berpesan bahwa “Iklim kuliah di Jurusan Ekonomi Pembangunan UNNES menuntut kita untuk bisa merencanakan segala sesuatu dengan baik. Bagaimana tata cara membuat, mempertahankan dan mengeksekusi perencanaan bisa ditempa melalui organisasi dan kultur akademik yang ada di Jurusan.” Jadi tidak rugi rasanya bila masa kuliah dihabiskan dengan menempuh studi di jurusan ini.

100 Alumni 303 Inspiratif Unnes 304 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ratno Agriyanto

Menjadi Guru Penuhi Panggilan Ibu

ahir pada 28 Januari 1980, Ratno Agriyanto, adalah putra bungsu dari pasangan penderes pohon aren Lyang luar biasa tangguh. Masa kecil dihabiskan di sebuah dusun bernama Gempalan. Letak dusun di tengah hutan pinus pegunungan Cilacap Barat. Pendidikan dasar di SDN 04 Salebu diselesaikan di dusun tersebut. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 2 Majenang dan SMAN 1 Majenang di kota kecamatan. Masa pendidikan SMP dan SMA adalah masa tersulit karena harus ditempuh 15 km jalan kaki melawati jalan setapak turun gunung tanpa alas kaki. Berangkat sekolah pukul empat pagi Ratno harus melewati hutan pinus dengan ditemani obor dari ikatan daun kelapa (balarak). Tidak kurang lima ikatan bergantian dinyalakan sampai matahari mulai menampakan diri dari celah rerimbunan daun pinus. Perjalanan menjadi lebih sulit kalau terjadi hujan pada pagi hari. Itu karena ia harus berpayung daun pisang sekaligus menyalakan obor. Itu dia hal yang sulit sekali dilakukan. Lebih-lebih, saat hujan ia juga harus bertemu ular weling. Tantangan yang sama ia harus lalui saat pulang. Ia biasanya baru sampai rumah jelang Maghrib. Hari libur pun tak bisa

100 Alumni 305 Inspiratif Unnes ia nikmati untuk istirahat karena harus mencari kayu bakar dan ambil air minum untuk stok seminggu. Atas dorongan orang tua, usai lulus SMA ia disarankan melanjutkan kuliah supaya bisa jadi guru. Guru SD di dusunnya adalah profesi yang dipandang sangat mulia dan inspiratif. Dorongan orang tua itulah yang membuatnya pada tahun 1998 ia memberanikan diri mengikuti tes UMPTN ke Kota Semarang. Ia diterima di Jurusan Pendidikan Akuntansi IKIP Semarang. Selama kuliah ia merasa bertemu dengan dosen-dosen profesional dan inspiratif. Nasihat-nasihat kehidupan dari dosen penuh dengan pitutur luhur. Pitutur-pitutur luhur dosen membuatnya sangat termotivasi berjuang hidup dan meraih cita-cita. Motivasi itulah membuatnya terus semangat kuliah meski harus dijalani sambil mengerjakan pekerjaan sampingan. Pada awal tahun 2002, ia ia ada di semester 7, Ratno mendapat tawaran menjadi guru akuntansi di SMK Gergaji. Kesempatan itulah yang membuatnya amat bersyukur karena cita-citanya menjadi guru akhirnya tercapai, meski hanya sebagai pengganti. Saat lulus, tawaran menjadi guru datang dari berbagai sekolah. Karena itu, saat itu ia mengajar di tiga sekolah sekaligus yaitu yaitu SMK Gergaji (Waka Kurikulum), SMK Perintis 29 Semarang, dan SMK N 8 Semarang serta menjadi pengajar kursus di Alfabank Semarang. Dua tahun menjadi guru tidak membuat Ratno puas dalam pencapaian kehidupan profesional. Keberhasilan kecil yang diraihnya membuat semangatnya kian bergelora. Berkat pergaulan luas dengan kalangan profesional ia tertantang untuk mencoba karier di bidang lain yaitu sebagai bankir di sebuah BUMN. s Awal tahun 2004 ia diterima kerja di PT. Bank Mandiri

(Persero) langsung dengan jabatan officer (bukan clerk). Officer saat itu di PT. Bank Mandiri (Persero) tbk adalah level 306 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju lumayan dengan background nametag khusus berwarna cokelat serta bergaji beberapa kali lipat di atas UMR. Berkat pergaulan yang luas dengan berbagai kalangan profesional pula membuat Ratni mendapat mendapat tawaran kerja di beberapa BUMN dengan jabatan level manajer. Namun ia setia di PT. Bank Mandiri (Persero) karena merasakan kerja tim dan persaudaraan sesama pegawai. Selama bekerja di PT. Bank Mandiri ia diberi kesempatan untuk menempuh pendidikan S2 Akuntansi dan Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) di Universitas Diponegoro Semarang dengan bantuan SPP dari perusahaan. Tahun 2008 ketika mudik tiba-tiba ibunya bertanya “Kapan jadi guru?” Pertanyaan sederhana itu membuatnya terkesiap. Pertanyaan itu mengingatkannya pada cita-cita lamanya. Ia merasa pertanyaan dari ibu sebagai panggulan untuk kembali mengabdi pada bidang pendidikan. Panggilan emak, panggilan Ratno kepada ibunya, harus ia penuhi karena ia merupakan orang yang sangat ia hormati. Peristiwa itulah yang membuatnya segera bersiap banting setir dari dunia perbankan ke dunia pendidikan. Karena itu, seminggu setelah pulang kampung, ia segera mempersiapkan diri ketika menerima kabar ada seleksi dosen di Kementerian Agama. Ia mendaftar dan semua proses dilampuai. Tahapan demi tahapan seleksi CPNS dosen dilalui dan namanya selalu lolos. Di akhir pengumuman, namanya resmi menjadi peserta yang lolos seleksi. Kesempatan itu sempat membuatnya gamang. Ia harus memilih gaji besar dan kehidupan mapan dengan bekerja di bank atau mengikuti panggilan ibu menjadi guru. Akhirnya, ia memutuskan menuruti panggilan ibu dengan menjadi dosen di UIN Walisongo. Meski gajinya harus turun menjadi sepersepuluhnya, keputusan itu akhirnya ia ambil dengan senang hati. Setelah pindah kerja di UIN Walisongo dengan modal

100 Alumni 307 Inspiratif Unnes profesionalisme dan sikap supel ia bisa mudah beradaptasi. Selain sebagai dosen tetap PNS beberapa jabatan profesional pernah di pegang yaitu tim BLU UIN Walisongo, Ketua SPI UIN Walisongo, Pengawas KPRI Nusantara UIN Walisongo, Pengawas BMT Walisongo, Sekretaris Dewan Pengawas UIN Walisongo. Tahun 2014 ia mendapat kesempatan melanjutkan kuliah S3 dengan beasiswa penuh dari Islamic Development Bank ( IsDB) di Universitas Diponegoro. Ia lulus hanya dalam waktu 3 tahun dengan cumlaude dan menjadi wisudawan terbaik. Kini Ratno diberi amanah sebagai ketua Prodi Akuntansi Syariah UIN Walisongo Semarang. Ia berharap pilihannya sebagai guru membuat kedua orang tuanya bangga dengan pilihannya. Pengalaman itu membuatnya berpesan kepada adik-adik di Prodi Pendidikan Akuntansi UNNES berpesan agar tak pernah berhenti bermimpi, berdoa, dan berusaha. Selagi ada kesempatan berbaktilah keada ibu. Surga ada di bawah telapak kaki ibu.

308 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Saifudin Zuhri

Sang Aktivis Pilih Pulang Kampung

ahir 27 Oktober 1985. Masa kecil dihabiskan di kampung halaman di Dusun Banjaran, Desa Kesongo, LKecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Bangku kuliah mulai TK sampai SLTP diselesaikan di sekitar tempat tinggal. Pengembaraan menuntut ilmu dimulai ketika masuk SMA. Mulai merantau ke Kabupaten wonosobo melanjutkan ke SMA Takhassus Al-Qur’an Kalibeber. Melalui Jalur SPMB alhamdulillah bisa melanjutkan di Prodi S1 Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Unnes. Ketika melihat pengumuman SPMB melalui surat kabar, perasaan begitu gembira dan bangga karena keterima di perguruan tinggi negeri. Bagi saya seorang anak dusun, cita-cita saya waktu SD sudah tercapai yaitu bisa kuliah di Perguruan tinggi. Cita-cita yang sederhana tapi mewah bagi saya dan orang disekitar saya. Masa SD masih mengalami masuk dikelas dengan dinding bambu karena keterbatasan ruang kelas. Masa SMP saya tempuh dengan jalan kaki sejauh 3 KM dengan jalan menanjak karena tinggal diperbukitan. Ketika mau masuk SMA, orang tua sebenarnya menginginkan saya masuk di pesantren salaf, mengingat saya punya cita- cita harus kuliah diperguruan maka saya ‘kekeh’ harus

100 Alumni 309 Inspiratif Unnes di pesantren yang ada sekolah. Alhamdulilah orang tua mendukung sepenuhnya. Kuliah di prodi EP FE Unnes ini ternyata mengubah banyak hal dalam kehidupanya. Berbekal mencoba mengamalkan teori tentang “opportunity cost” yang didapat diperkuliahan. Saya harus mengoptimalkan seluruh kesempatan yang difasilitasi kampus. Walaupun waktu itu prodi EP masih baru, tapi tidak pernah mengganggu kenikmatan dan kenyamanan proses belajar. Kombinasi kurikulum tepat, dosen menarik dan inspiratif, fasilitas perkuliahan yang cukup menunjang dan berbagai wadah aktualisasi kemahasiswaan yang variatif membentuk intelektualitas, kepribadian, dan jejaring yang kokoh untuk menghadapi kehidupan berikutnya. Selama kuliah, praktis waktu saya habiskan di kampus untuk kuliah dan berorganisasi. Banyak oraganisasi kemahasiswaan yang ada yakni Eksekutif (HIMA/BEM), legislatif (DPM) dan UKM. Alhamdulillah bisa ikuti semua, tercatat menjadi Kepala Departemen Sosial dan Advokasi BEM FE 2006, Anggota DPM KM Unnes 2007 dan Ketua Umum Kopma Unnes Periode 2007 dan 2008. Akhir tahun 2007 terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia (FKKMI), 2008 terpilih menjadi pengawas Koperasi Pemuda indonesia (Kopindo). Pengembaraan organisasi ini memperkuat softskill tentang leadership, manajerial, dan networking. Tahun 2008 lulus kuliah, aktivitas organisasi yang padat Alhamdulillah tidak menghambat untuk bisa lulus tepat waktu 4 Tahun. Di kampus ini cita-cita saya tercapai, dikampus ini saya diantarkan kepada cita-cita baru, dan kampus ini menebalkan keyakinan bahwa “nothing is impossible”. Usai Lulus kuliah, saya melanjutkan S2 Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Undip. Sambil wirausaha di kampung. Usai lulus S2 sempat bergabung sebagai business consultant pada PT Astra International Authorized BMW.

310 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Tidak bertahan lama karena ingin menuntaskan keinginan untuk merantau ke Jakarta. Pengembaraan di Jakarta dimulai menjadi Direktur pada Induk Koperasi Wredatama (Inkoptama) sekaligus menjadi Dosen di Universitas Trilogi. Selanjutnya bergabung di Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal sebagai Tenaga Ahli, Kemudian Kementerian Desa, pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi juga sebagai Tenaga Ahli. Selain itu juga tergabung dalam wadah Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (HGKNPI). Tahun 2016 pengembaraan di Jakarta saya anggap cukup dan pulang kampung ke tanah kelahiran. Mulai tahun 2016 sampai sekarang mengabdi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Salatiga. Saat ini menjadi Direktur CESDEP (Center for Economic Studies and Development Policies), pengurus Lazisnu Jawa Tengah dan proses menyelesaikan studi pada Program Doktor ilmu Ekonomi (PDIE) Universitas Diponegoro.

100 Alumni 311 Inspiratif Unnes 312 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Sunandar

Perjuangan Karier Sampai Nasional

unandar, pria kelahiran Purbalingga, 16 Maret 1990 ini adalah salah satu alumni Fakultas Ekonomi (FE) SUniversitas Negeri Semarang (UNNES). Ia tepatnya tinggal di kecamatan Rembang, tanah kelahiran Panglima besar jenderal Soedirman. Ia mengenyam bangku sekolah, dari SD hingga SMA yang dihabiskannya di sekolah dekat tanah kelahiran. Alias, tak pernah jauh-jauh dari orang tua. Setelah lulus dari SMAN 1 Rembang Purbalingga pada tahun 2008, ia memberanikan diri menimba ilmu di tanah rantau. Yakni kuliah di Universitas Negeri Semarang (Unnes) dengan mengambil prodi Pendidikan S1 Administrasi dan Perkantoran, jurusan Pendidikan Ekonomi, FE UNNES. Saat awal kuliah Sunandar merasa rasa bangga sebagai anak pelosok desa yang saban hari bersekolah berjalan kaki melewati jembatan gantung, akhirnya bisa diterima di perguruan tinggi negeri dengan jalur tes. Disisi lain, ada rasa kurang percaya diri, mengingat selama bersekolah ia tak punya catatan akademis yang mentereng. Tak ada riwayat prestasi, bahkan tak pernah sekalipun mencicipi rangking satu atau dua di sekolah. Gaya pembelajaran yang berbeda saat kuliah, baginya

100 Alumni 313 Inspiratif Unnes ternyata cukup asyik, menarik, dan menginspirasi. Ia menganggap bahwa dosen tak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai seorang sahabat. Alhasil, ia tak jarang ditawari dosen untuk membantunya. Mulai dari menjadi asisten dosen, asisten surveyor, hingga membantu menjalankan unit bisnisnya. Sebagai mahasiswa, ia merasa kurang lengkap jika hanya disibukan dengan kuliah saja. Semenjak tahun 2009, ia pun sudah mulai aktif di lembaga kemahasiswaan, yakni BEM FE UNNES sebagai staf dan menjadi kepala departemen advokasi. Di organisasi BEM inilah, ia semakin memperoleh banyak teman, baik dari dalam maupun luar UNNES. Tak terkecuali teman hidup, istri tercintanya, Noviana Dyah Puspitarini yang juga sama- sama alumnus BEM FE. Selain itu, Sunandar juga sempat bekerja paruh waktu sebagai penjaga lapangan futsal di daerah banaran. Ia juga pernah menjadi freelance surveyor lembaga survei pada saat momen pemilu untuk membantu meringankan orang tua dalam membiayai kuliah. Tahun 2013, setelah 4,5 tahun mencicipi bangku perkuliahan akhirnya ia lulus sebagai sarjana Administrasi Pendidikan (S.Pd) dengan nilai yang cukup memuaskan, meskipun tak mencapai cumlaude. Pembelajaran penting dan sangat berharga baginya selama kuliah adalah membangun relasi dan komunikasi untuk bisa survive dalam hidup. Usai lulus kuliah, bersama dengan teman-teman dari UNNES dan Undip, ia menjajal peruntungannya berwirausaha. Ia sempat menjadi eksportir ikan tuna ke taiwan. Usahanya itu tidak bertahan lama karena Sunandar merasa masih minim pengetahuan dan pengalaman tentang dunia ekspor. Sebagai fresh graduate lulusan pendidikan administrasi perkantoran, ia dihadapkan pada tiga pilihan karier, yakni guru, bekerja di perkantoran, atau menjadi wirausaha. Dengan mantap, akhirnya ia memutuskan untuk memilih bekerja di kantor. itu. Saat itu ia memperoleh informasi

314 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju lowongan kerja dari seorang teman di kementerian Badan perencanaan pembangunan nasional (Bappenas). Kali ini Sunandar berhasil, sejak itulah tepatnya pada tahun 2015 ia bekerja di Bappenas hingga sekarang. Awal karirnya, Sunandar ditempatkan di bagian mengurus portofolio proyek-proyek yang dibiayai oleh Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (PHLN). Setahun kemudian ia dipercaya turut menggawangi lahirnya Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja (KRISNA). KRISNA adalah sebuah aplikasi berbasis web, yang kini digunakan oleh 87 Kementerian/Lembaga dalam proses penyusunan Rencana Kerja (Renja), Serta Seluruh Provinsi/Kabupaten/ Kota dalam proses pengusulan Dana Alokasi Khusus (DAK). Mulai tahun 2020 ia kembali diamanahi untuk menangani portofolio pelaksanaan proyek-proyek yang didanai oleh sumber pembiayaan dari loan dan SBSN.

100 Alumni 315 Inspiratif Unnes 316 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju FH

Fakultas hukum

100 Alumni 317 Inspiratif Unnes 318 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Awaludin Marwan

Periset Hukum di Dunia Digital

waludin Marwan aktif menggeluti bidang hukum siber hingga dirinya mendirikan beberapa organisasi, Amulai dari The Institute for Digital Law and Society (Tordillas) dan HeyLaw Indonesia. Ditambah lagi, sekarang ia juga menjadi akademisi di Universitas Bhayangkara Universitas Bhayangkara. Pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang tahun 2006 sekarang merupakan dosen di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Sebelum menjadi pengajar tetap di sana, ia terlebih dahulu mengajar di beberapa kampus di Indonesia diantaranya Universitas Ekasakti Padang, dan dua kampus dari Semarang yakni Universitas Islam Sultan Agung, dan Universitas Diponegoro. Pria kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini merupakan sosok yang mandiri dan tekun dalam belajar. Awaludin sangat gemar dalam menulis dan menerjemahkan buku. Ketekunannya dalam belajar itu juga yang akhirnya mengantarkannya mendapat beasiswa kuliah di luar negeri. Setelah lulus pada 2008 dari FH UNNES, Awaludin langsung melanjutkan kuliah ilmu hukum di Universitas Diponegoro tahun 2010 dan International Institue of Sociology of Law (IISL) Onati

100 Alumni 319 Inspiratif Unnes di Spanyol tahun 2011 untuk meraih gelar magisternya. Perjalanan menuntut ilmunya tidak hanya berakhir di situ, ia lekas terbang menuju Belanda untuk berjuang mendapatkan gelar PhD dari Utrecht University. Disertasinya yang menyangkut hukum, masyarakat, dan hak asasi manusia telah memperoleh banyak pujian dari para pemikir hukum internasional. Setelah kembali ke Indonesia, Awaludin mendirikan lembaga yang berfokus untuk meningkatkan hak privasi dan demokrasi digital di Indonesia. Tordillas sendiri merupakan lembaga yang fokus mengkaji masalah hukum perlindungan data di Indonesia. Lembaga ini berupaya memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat tentang undang- undang perlindungan data, mendampingi pemerintah untuk memperkuat kebijakan perlindungan data dan mendorong pihak swasta untuk meningkatkan kepatuhan perlindungan data. Lembaga ini juga sebagian besar terinspirasi dari “Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan” milik Prof. Satjipto Rahardjo, guru besar sosiologi hukum dari Semarang. Selain mendirikan lembaga riset terkait hukum siber, Awaludin juga mendirikan layanan hukum berbasis aplikasi yang bernama Heylaw. Aplikasi ini bertujuan untuk menjadi partner konsultasi masalah hukum sekaligus partner untuk belajar tentang hukum dengan mudah bagi para pengguna smartphone. Aktivitasnya dalam isu-isu dunia siber ditunjukkan dari berbagai hasil risetnya yang telah dipublikasi, beberapa diantaranya: Online Dispute Resolution and Artificial Intelligence: An Alienation of Justice Seekers. Critical Legal Conference 2019, Universita di Perugia, Italy (2019), The Peer to Peer Lending in Indonesia: a Legal Discourse Between Financial Inclusion and Data Privacy Protection, The 8th APSN Conference on ‘Privacy, Confidence & Data Century, 5-6 December 2019, Centre for Technology, Robotic, Artificial

320 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Intelligence & The Law, National University of Singapore (2019), Sapiens and deus in legal education: digital media from critical perspective (The 2nd IANJ Conference of Socio-legal Studies in Indonesia) (2019), Hate speech on social media; a comparison between Indonesia and the UK (with Rowan Cooper-Davies, the Workshop ‘Moral Politics of Nationhood: Constructions of Sexual, Political and religious Others in Contemporary Indonesia, The Hague, the Netherlands, (November 1-2, 2018). Selain menulis tentang hukum siber, ia juga menulis beberapa buku yakni Turkish in Indonesia: Fighting to Achieve the Good Goverrnance Right yang diterbikan oleh Swara Justicia Faculty of Law Ekasakti University, A Radical Subject of Zizekian Study Racist Fantasy Termination! Protection Chinese Ethnic Minorities in the Era of Gus Dur, Indonesia yang diterbitkan oleh LAP Lambert Academic Publishing dan The Imperialism Battle Discourse of Basic Human Right Idea in Inodnesia and Malaysia: In the Bourdieu’s of Reason Perspective dari Social Science Research Network. Sebagai bagian dari keluarga FH UNNES, ia sangat beruntung menjadi alumni Fakultas Hukum UNNES, karena ketika dulu menjadi mahasiswa banyak forum diskusi yang akhirnya dapat menciptakan para generasi pembaharu Hukum Indonesia, rekonstruktor hukum untuk keadilan dan selalu dipuncak ilmu pengetahuan.

100 Alumni 321 Inspiratif Unnes 322 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Ari Wibowo

Hakim, Karier yang Berat Sekaligus Mulia

ri Wibowo, pria 32 tahun ini membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu. APria kelahiran Grobogan 29 Januari 1989 kini telah menjadi Hakim di Pengadilan Negeri Saumlaki, Maluku Tenggara. Ia menjabat sebagai Hakim Tingkat Pertama Pengadilan Negeri Saumlaki dengan pangkat Penata Muda. Bukan perjalanan singkat ia meraih kariernya sebagai hakim. Bertindak sebagai pemimpin dalam sebuah persidangan kini benar-benar ia tekuni. Ari Wibowo menjadi salah satu alumni Fakultas Hukum (FH) UNNES yang lolos CPNS calon hakim pada lembaga Mahkamah Agung Republik Indonesia. Keputusan tersebut berdasarkan Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi selaku Ketua Tim Pengarah Panselnas Nomor B/554/S. SM.01.00/2017 bertanggal 3 November 2017. Sebelum berkarir sebagai Hakim, ia lebih dulu merintis pengabdiannya sebagai calon hakim di Pengadilan Negeri Tual Maluku dan Pengadilan Negeri Cilacap. Begitu banyak yang dipersiapkan untuk benar-benar siap dan mumpuni menjadi Hakim disana. Selain bergiat di dunia hukum, ia juga pernah bekerja di Bank Mandiri selama 6 tahun. Meskipun

100 Alumni 323 Inspiratif Unnes sempat beraktivitas di luar dunia hukum, ia tidak menyerah untuk tetap berupaya mempersiapkan karirnya menjadi Hakim. Ia lulus dari FH Unnes pada 2011 dengan menghabiskan delapan semester di bangku perkuliahan. Mahasiswa FH angkatan 2007 ini mengambil tugas akhir yang mengkaji tentang pelaksanaan pidana mati di Indonesia. Dalam penelitian itu ia berupaya untuk mengungkap pelaksanaan pidana mati di Indonesia, menguraikan tenggang waktu yang terlalu lama adalah pelanggaran HAM, serta berupaya menjawab apakah tenggang waktu yang terlalu lama merupakan sanksi ganda. Keputusannya memilih topik ini membuktikan bahwa pengetahuan tentang hukumnya sangat mumpuni. Baginya, amanah sebagai hakim merupakan salah satu tugas yang berat sekaligus mulia. Ia harus melaksanakan dan mengadili keadilan serta berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang dikehendaki undang-undang. Menjadi hakim menurutnya, bukan hanya soal pekerjaan, namun juga jalan pengabdian. Ari Wibowo berpesan bahwa untuk membangun integritas anak bangsa, dibutuhkan orang-orang yang baik untuk mau menghadapi berbagai persoalan, termasuk dalam penegakan hukum. Bagi Ari, berkarir sebagai hakim merupakah salah satu usahanya untuk ikut andil membangun Indonesia lebih baik.

324 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Delta Nusantara

Cita-cita 15 Tahun Lalu di Perum Peruri

elta Nusantara adalah alumni Fakultas hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (UNNES) angkatan D2006. Pria kelahiran Blora, 14 September 1988 ini pernah bekerja di LBH Perisai Kebenaran Kota Semarang pada tahun 2010 atau tepat setelah menyelesaikan Studi S1- nya di UNNES. Tak hanya itu, pria berusia 33 tahun ini juga merupakan pecinta travelling dan pernah bekerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Blora pada tahun 2010 hingga 2015. Sebelumnya ia aktif berkarir terlebih dahulu sebagai staf di Kantor Pertanahan Kota Semarang pada tahun 2009. Kesibukannya bekerja di Instansi Kepemerintahan tak menyurutkan hobinya untuk terus menambah wawasan melalui travelling dan mengembangkan kanal pribadinya di media Youtube untuk segmen pecinta sepakbola. Rupanya Delta juga aktif sebagai Youtuber yang membahas tentang stadion sepak bola di Indonesia. Saat ini Delta bekerja di salah satu Badan Usaha Milik Negara di Indonesia, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) sejak tahun 2015. Delta menjabat sebagai Kepala Unit Biro Legal Management Regulator sembari menyelesaikan studi doktoralnya di

100 Alumni 325 Inspiratif Unnes Program Ilmu Administrasi Bisnis di Universitas Brawijaya Malang. Bertugas sebagai Supervisor Legal dan Regulatory di Perum Peruri bukanlah pekerjaan yang mudah. Tidak sekadar mencetak uang atau mencetak bea cukai rokok dan miras, Delta memiliki banyak tugas, misalnya untuk menyelesaikan masalah kontrak kerjasama dengan customer, mereview surat keputusan yang dikeluarkan direksi, beracara di pengadilan atau melalui mediasi bila ada sengketa dengan customer, dan mengurusi berbagai macam perizinan. Kiprahnya di Perum Peruri menduduki posisi penting. Delta pernah bercerita jika ia lebih banyak mengurusi perjanjian kerjasama dengan customer mengaku banyak juga turun kelapangan untuk mengurus berbagai macam khususnya perizinan. di PPN terkait sertifikat tanah. Dia Sebelum mencapai karirnya yang sekarang, rupanya Delta sudah melewati perjalanan panjang. Seperti yang sudah disebutkan di awal, setelah lulus ia sempat mengabdi di Badan Pertanahan Blora pada tahun 2010 karena sebelumnya ia mengambil studi penelitian di sana untuk bahan tugas akhirnya. Pada saat itu ia hanya memperoleh gaji sebesar Rp. 300.000,- saja. Perjuangan untuk mencapai mimpinya sebagai seorang PNS tampak dari tahun 2010 sampai tahun 2015 terhitung ia telah gagal sebanyak 25 kali kesempatan mendaftar menjadi PNS. Setelah 5 tahun ia mulai berpikir apakah dirinya memang tidak ditakdirkan sebagai PNS dan akhirnya untuk pertama kali mencoba tes masuk BUMN di Perum Peruri. Rupanya konsentrasi studi Delta di FH UNNES mengambil agraria dan S2-nya terkait notariat menjadi nilai plus untuknya diterima di Perum Peruri. Usut punya usut, rupanya bekerja di Perum Peruri adalah impian Delta sejak 15 tahun yang lalu, tepatnya saat ia masih duduk dibangku Sekolah Dasar. Cerita itu berawal dari kecintaannya terhadap uang-uang kuno dan hobinya mengoleksi berbagai macam bentuk perangko. Ia penasaran

326 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju siapa yang mencetak atau membuat perangko itu sampai orang tuanya bercerita tentang Perum Peruri. Saat pertama kali melihat ruang produksi di Perum Peruri, dia merasa tidak percaya cita-citanya 15 tahun yang lalu benar-benar tercapai. Selama menempuh studi S1 di FH UNNES, dirinya juga merupakan mantan seorang aktivis mahasiswa. Tercatat dirinya pernah berkecimpung di beberapa organisasi kemahasiswaan, antara lain Wakil Presiden BEM FH UNNES pada tahun 2008, Presiden BEM FH UNNES tahun 2009, dan Menteri Lingkungan, Pemuda, dan Olahraga BEM KM UNNES tahun 2010. Saat masih menjadi aktivis mahasiswa, ia memiliki kenangan yang berharga bagi dirinya. Tepatnya pada tahun 2009, Delta bersama teman-teman aktivis lainnya pernah melakukan kampanye besar-besaran tentang penggalakan konservasi di kampus. Tak berselang lama dari aksinya tersebut, ditahun berikutnya rektor UNNES (saat itu Prof Sudiyono) mendeklarasikan UNNES konservasi. Dia merasa bangga karena pada saat itu meskipun dia adalah mahasiswa hukum tapi juga tetap melek dengan isu-isu sosial, lingkungan, dan tidak melulu soal hukum. Berdasarkan pengalaman dan perjalanan yang dia lalui tersebut, Delta sempat berpesan untuk rekan- rekan mahasiswa yang ingin masuk ke dunia kerja perlu memperkuat personal branding, dan harus memiliki satu keahlian atau kekhususan yang bisa menjadi daya jual.

100 Alumni 327 Inspiratif Unnes 328 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Denty Suci Mareta Femylia

Profesi Advokat, Jembatan Melindungi Hak Rakyat

enty Suci Mareta Femylia, seorang perempuan yang memilih jalan pengabdian sebagai Lawyer dalam Dpanggilan hidupnya. Bukan hal mudah bagi seorang Ibu dengan dua anak ini menjadi seorang Lawyer, namun ia mampu membuktikan bahwa ia bisa melakukannya. Bukan perkara mudah untuk sampai pada karirnya saat ini. Ia memulainya ketika menjadi mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang pada tahun 2009 sampai ia menyelesaikan studi S1-nya itu pada tahun 2013. Denty juga merupakan lulusan dari SMA 10 Tangerang dan sekarang ia tinggal di Kota Semarang. Setelah lulus dari FH UNNES, Denty mengawali kariernya sebagai staf hukum di CV Angkasa Semarang pada tahun 2013 hingga tahun 2014. Selanjutnya ia juga pernah menjadi Legal Admin di Kantor Sutrisno SH & Rekan pada tahun 2015 sampai 2017 di Yogyakarta. Selain itu dalam jangka waktu bersamaan ia juga menjadi Staf Legal di ANZ Bank Semarang dari tahun 2016 sampai 2017. Setelah memutuskan berhenti menjadi Staf Legal di ANZ Bank Semarang, Denty melanjutkan perjalanan karirnya menjadi Junior Advokat di Pusat Kajian dan Bantuan Hukum Universitas Negeri Semarang pada tahun

100 Alumni 329 Inspiratif Unnes 2019 sampai tahun 2020. Di tahun yang sama, ia juga menjadi Lawyer di Pos Bantuan Hukum Pengadilan Negeri Semarang, Lawyer di Kantor Hukum TSA & Rekan di Tangerang, Junior Associate Lawyer di Kantor Hukum DJ & Partner Nganjuk Jawa Timur. Saat ini, Denty aktif sebagai Advokat di Kantor Hukum REAN & Partner Tangerang. Selain aktif sebagai lawyer, dirinya juga aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan masyarakat. Baginya, mendampingi masyarakat berarti memberikan harapan kepada mereka yang tertinggal, terpencil, dan mereka yang membutuhkan pendampingan.

330 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hangka Yuda Wihantopo

Pegiat Hukum di Daerah

angka Yuda Wihantopo, pria kelahiran Brebes 27 Maret 1993 ini merupakan Alumnus Fakultas HHukum (FH) Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang sebelumnya bekerja sebagai Perancang Peraturan Perundang-undangan di Bagian Hukum Sekretaris Daerah Brebes pada tahun 2015 hingga tahun 2020. Kini ia menjadi Kepala Sub-Bagian Kajian dan Dokumentasi Hukum Bagian Perundang-Undangan dan Fasilitasi Persidangan Sekretariat Dewan DPRD Kabupaten Brebes. Keahliannya dalam bidang administrasi Hukum sudah ia tekuni selama mengambil konsentrasi Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (HTN-HAN) di program studi Ilmu Hukum FH UNNES. Riwayat pendidikan Hangka bermula dari menamatkan pendidikannya di SDN Randusangka Kulon, SMPN 2 Brebes, SMAN 2 Brebes, Fakultas Hukum UNNES, dan berlanjut sampai Magister Ilmu Hukum Universitas Diponegoro (Undip). Sebelum aktif berprofesi seperti sekarang, rupanya Hangka sudah aktif berkegiatan sejak dibangku perkulihan. Semasa mahasiswa, ia aktif di berbagai kegiatan kemahasiswaan dan organisasi hukum, seperti Staf Kementrian Pendidikan, Olahraga, Seni dan Budaya (Kemenpora Sub) BEM FH UNNES

100 Alumni 331 Inspiratif Unnes tahun 2011 sampai akhirnya ia diamanahi oleh Mahasiswa FH sebagai sosok yang pantas untuk memimpin keluarga mahasiswa FH menjadi Presiden BEM FH UNNES periode tahun 2013. Selain aktif di kampus, Hangka juga aktif dan berperan penting pada beberapa organisasi hukum di Brebes. Ia sempat menjadi Ketua PK Komite Nasional Pemuda Indonesia Kecamatan Brebes pada tahun 2015 sampai tahun 2018, Ketua Bidang Hukum KONI Brebes tahun 2018 sampai 2020, dan Sekretaris FPTU Brebes tahun 2015 sampai 2020. Jika melihat jangka waktunya, Hangka tampak menjalankan aktivitasnya tersebut secara bersamaan. Hal tersebut menjadi bukti keseriusan Hangka dalam mengejar karirnya di dunia Hukum. Oleh sebab tak salah jika rekan-rekannya menjuluki Hangka sebagai aktivis sejati.

332 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Herry Abduh Sasmito

Hakim Berprestasi

erry Abduh Sasmito merupakan alumni Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (UNNES) Hyang berkiprah dan mengabdi sebagai Hakim. Kini ia menjadi Hakim di Pengadilan Tata Usaha Negara Serang. Ia memulai karirnya sejak 2009 sebagai Calon Hakim PTUN Semarang, Hakim PTUN Denpasar (2013), Hakim PTUN Samarinda (2016), dan Hakim PTUN Pangkalpinang (2018). Bagi dirinya, bergelut di bidang Hukum Tata Usaha Negara (HTN) merupakan jalan hidupnya. Sebelum bergelut menjadi hakim di beberapa pengadilan, Herry Abduh Sasmito memulai kariernya sebagai Dosen Tidak Tetap di Universitas Negeri Semarang. Sebenarnya, sejak menjadi Dosen Tidak Tetap di UNNES (2006- 2013) dirinya telah terjun secara aktif di bidang HTN. Dirinya sempat terpilih sebagai hakim terbaik nasional oleh Kemenkumham Republik Indonesia. Atas pencapaian tersebut ia juga dianugerahi sebagai alumni berprestasi oleh FH UNNES di acara Upacara Peringatan Dies Natalis UNNES ke-52 pada Maret 2017. Herry dianugerahi sebagai alumni berprestasi bersama empat orang lainnya, yang terdiri dari Anggota DPR RI, Guru Berprestasi Nasional, Pengusaha,

100 Alumni 333 Inspiratif Unnes dan Kepala Dinas. Pada tahun 2017 hingga 2018 Herry juga sempat menjabat sebagai ketua umum Ikatan Keluarga Alumni (IKA) FH UNNES yang kemudian digantikan oleh Muhtar Said, Ketua Prodi Ilmu Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasional. Pria kelahiran Demak 3 Januari 1984 tersebut selain sebagai hakim, memiliki beberapa pengalaman mengajar dan menjadi pembicara dalam beberapa kegiatan nasional. Di antaranya Tutor Tidak Tetap Universitas Terbuka UPBJJ Semarang (2008- 2011), Pengisi Kuliah Umum Program Magister Ilmu Hukum Universitas Mulawarman (2018), Pemateri Bimbingan Teknis Peningkatan Pemahaman Aparatur Biro Hukum Pemerintah Provinsi Bali (2014-2016), Pemateri Orientasi Bantuan Hukum Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali (2015), dan Pemateri Bimbingan Teknis Persidangan Elektronik bagi Hakim di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (2020). Prestasi Herry tidak berhenti sampai disitu, dirinya juga sempat menjadi pengacara aktif dalam berbagai Pendidikan Profesi Advokat di berbagai universitas, diantaranya: Universitas Warmadewa (2014-2015), Universitas Mahendradatta (2015), Universitas Pendidikan Nasional (2015), dan Universitas Negeri Semarang (2020).

334 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Muhammad Fachrudin

Dari Hukum Sampai Dunia Pertambangan

uhammad Fachrudin, pria asal Grobogan ini sekarang berkarir di salah satu perusahaan Mkontraktor pertambangan terbesar di Indonesia milik Astra Group. Lahir di Dusun Dalon, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Ayahnya merupakan seorang pendidik di SD setempat dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Berasal dari keluarga sederhana, ia membuktikan mampu membanggakan keluarganya dengan meraih karirnya kini sebagai Human Capital Sect. Head di PT Pamapersada Nusantara Distrik MTBU. Semasa kecil dirinya sebenarnya bercita-cita menjadi seorang politisi. Rupanya alasan tersebutlah yang membuatnya mengambil keputusan untuk masuk di program studi ilmu hukum di Fakultas Hukum (FH) Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada tahun 2007. Fachrudin menyelesaikan studi S1-nya dalam delapan semester pada 2011. Selama kuliah, ia aktif di kegiatan Kerohanian Islam Fakultas Hukum (KIFH). Keaktifannya sebagai mahasiswa tidak berhenti sampai disitu, selain aktif di kampus, ia juga aktif sebagai pemuda pemberdaya desa dengan bergiat di Karang Taruna Dusun Dalon.

100 Alumni 335 Inspiratif Unnes Pada Maret 2012, ia mengawali karirnya sebagai Legal Corporate di PT Mataram Mitra Sentosa Semarang. Setelah 4 bulan berkarir di Kota Semarang, tepatnya pada Juni 2012 ia memutuskan pindah ke Kalimantan Timur untuk bergabung di salah satu perusahaan pertambangan terkemuka di Indonesia, yakni PT Pamapersada Nusantara Distrik TCMM sebagai Industrial Relation. Sebagai Sarjana Hukum, bergabung di perusahaan pertambangan merupakan tantangan sekaligus upaya untuk selalu belajar dari pengalaman-pengalaman baru yang luar biasa. Fachrudin banyak belajar sesuatu yang baru dari dunia pertambangan. Ia juga berhasil menyesuaikan diri dengan berbagai kondisi perusahaan pertambangan di Indonesia. Terbukti, sejak Januari 2018 hingga sekarang, ia dipercaya sebagai Human Capital Section Head PT Pamapersada Nusantara Distrik MTBU di Muara Enim, Sumatera Selatan. Selain aktif di bidang pertambangan, dirinya juga aktif di berbagai organisasi serikat pekerja, mulai dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Kabupaten Kutai Barat, Kalimatan Timur (2015-2017), LKS Tripartit Kutai Barat (2016-2017) sebagai staf ahli HI, dan HRD Forum Kabupaten Lahat Sumatera Selatan (2018-sekarang).

336 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Muhtar Said

Dari Dosen, Peneliti, Advokat, Sampai Penulis

uhtar Said adalah Ketua Prodi Ilmu Hukum Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Mdan juga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nasional. Selain bergelut di dunia pendidikan sebagai dosen, pria kelahiran Semarang, 5 Desember 1988 ini juga aktif mendampingi masyarakat sebagai Advokat dan beberapa kegiatan berkaitan dengan hukum lainnya. Tidak hanya itu, pada 2018 lalu, Said juga terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni FH UNNES. Said merupakan sosok yang selalu belajar, dari membaca, menulis, berdiskusi hingga berorganisasi. Disela-sela aktivitas, saat masih di Semarang, beliau aktif di beberapa aktivitas seperti Pemantau Independen Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (2008), Pemantau Independen Pemilihan Walikota Semarang (2010), Pemantau Independen Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (2013), Peneliti Satjipto Rahardjo Institute (2013-Sekarang), Enumator Indonesian Legal Roundtable dalam Indeks Negara Hukum (2013), Asisten Ahli Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengaj (2012-2014), Koordinator Pemantau Pemilu Mata Massa Jawa Tengah (2014), Peneliti Pusat Studi Tokoh Pemikiran Hukum (2014-sekarang), Tim

100 Alumni 337 Inspiratif Unnes Asisten Ahli Badan Pengawas Pemilu (2017-2019). Said memiliki fokus pada kajian-kajian hukum tata negara. Hal itu bisa dilihat dari tulisannya di beberapa jurnal: Undang- Undang Minerba dalam Perspektif Kedaulatan Hatta (2014), Merekonstruksi Model Fit and Proper Test Komisioner KPU (2015), Soepomo:Intelektual dan Taktikus Milik Indonesia (2015), Menjaga “Marwah” Partai Politik Melalui Transparansi Keuangan (2016), Polemik Berita Acara Hasil Penelitian Administrasi KPU terhadap Partai Politik yang Mendaftar sebagai Peserta Pemilu (2018), Quasi Delegation dalam Administrasi Negara: Studi Kasus Proses Seleksi Anggota KPU Kabupaten/Kota (2019), Dampak Ketiadaan Adversarial System dalam Hukum Acara DKPP: Studi Anotasi Putusan Nomor 16-PKE-DKPP/I/2019 (2019), Harmonisasi Peserta Pemilu dengan Sistem Presidensial: Studi Putusan MK No 55/PUU/2019 (2020), Transparansi Keuangan dalam Partai Politik (2020). Kesibukannya sebagai Dosen, Peneliti dan Advokat, tidak mengurangi waktunya untuk menerbitkan beberapa buku, diantaranya: Pengantar Hukum Pajak Indonesia (Thafa Media, 2020), Asas-Asas Hukum Administrasi Negara (Thafa Media, 2019), Jimly, Yamin dan SunyL dalam Komparasi Pemikiran

Budhyarto Martoatmodjo: Pejuang Tiga Zaman (Tafa Media, (Yayasan Pustaka Oboro, 2016), Biografi Intelektual Mr RS Bebas Negara Integralistik (Thafa Media, 2015). 2016),Selain dan itu, Biografi beberapa Intelektual opini dan Prof pemikirannya Dr Soepomo juga SH diterbitkan dan Tafsir oleh beberapa media massa, diantaranya: Mengukur Kesuksesan Kepala Daerah (Detik, 2020), Kabinet Gaduh dan Berseminya Corona (RMOL, 2020), Asas Terlanggar Revisi UU KPK (RMOL, 2019), Alasan Hukum Menolak GBHN (Detik, 2019), Kementerian Perhubungan dan Jerat Pasar Modal (Detik, 2019), Jokowi dalam Catatan Administrasi Negara (Detik, 2019), Ke(tidak)mauan Kampus Menolak Intoleransi (Antara, 2019), Disorientasi Harga Tiket Pesawat (Koran Sindo, 2019), dan Kedaulatan Limitatif (Koran Sindo, 2019).

338 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Wahyu Nandang Herawan

Jalan Hidup dan Pengabdian Menjadi Advokat

ahyu Nandang Herawan, pria kelahiran Tegal Wberkarir sejak lama menjadi pendamping masyarakat.mewakafkan Mengawali dirinyakarir pengabdiannya sebagai Advokat. di Lembaga Ia telah Bantuan Hukum Semarang (2012-2013) hingga berbagai aktivitas pendampingan publik. Ia juga terlibat sebagai Pengacara Publik di Yayasan LBH Indonesia (2013-2016), Konsultan Hukum di WALHI Kalimantan Tengah (2015- 2016), Konsultan Hukum Serikat Pekerja SP PT JICT (2016- 2018), Senior for Multidoor Law Enforcement Intra-Agencies Coordination di United Nations Programme (2018), menjadi Konsultasi Hukum di beberapa Perusahaan, antara lain PT Prima Kemasindo (2019), PT Citra Prima Mandiri (2019), PT J&S Internasional (2020), PT Cakra Mahkota (2020), PT Mitra Mega Infomedia (2020), PT Kurnia Mitra Duta Sentosa (2021). Saat ini juga aktif sebagai Direktur di PT Halo Hukum Sukses Abadi (2021). Wahyu merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, ia juga anggota aktif di berbagai organisasi hukum, diantaranya Perhimpunan Advokat Indonesia

100 Alumni 339 Inspiratif Unnes (Peradi) (2015 – sekarang), DPC Peradi Jakarta Selatan (2018 – sekarang), Anggota Pusat Bantuan Hukum Peradi (2017 – sekarang). Baginya, aktif sebagai advokat merupakan sebuah jalan hidup dan jalan ibadah. “Tidak rugi saya menimba ilmu di Fakultas Hukum UNNES. Saya banyak mendapatkan ilmu dan pengalaman yang cukup untuk bekal mengabdi di tengah-tengah masyarakat. Karena telah didukung oleh Para pengajar dan staf karyawan yang mumpuni dan fasilitas perkuliahan yang memadai serta tersedianya ekstrakulikuler yang mendukung pengembangan bakat minat mahasiswanya. Dengan bangga saya katakan, saya adalah salah satu alumni/lulusan Fakultas Hukum UNNES,” ungkapnya.

340 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Zaka Firma Aditya

“Meruwat” Hukum dalam Tulisan

aka Firma Aditya merupakan mahasiswa berprestasi Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang tahun Z2013 dan menjadi wisudawan terbaik pada Program Magister Hukum Universitas Airlangga tahun 2017. Pria kelahiran Tegal, 29 Mei 1992 itu, kini berkarir aktif sebagai Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara di Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Bagi dirinya, karirnya saat ini tidak bisa dilepaskan dari aktivitasnya dalam menulis sejak dirinya menjadi mahasiswa. Selama menjadi mahasiswa FH UNNES, ia sangat gemar dalam menulis esai ilmiah, terbukti dengan keberhasilannya menjadi Juara 1 Kompetisi Karya Tulis Ilmiah Inovasi Jawa Tengah (2013), Juara 1 Esai Ihwah Rasul Competition (2012), dan Juara 1 Kompetisi Esai Syariah Tingkat Nasional (2012). Minat dalam dunia penulisan ilmiah itu juga yang akhirnya mengantarkannya menjadi mahasiswa berprestasi FH UNNES pada tahun 2013. Pada tahun yang sama, Ia juga menjadi salah satu anggota KKN Kebangsaan di Sulawesi Selatan mewakili UNNES. Setelah menuntaskan studi sarjananya, ia segera melanjutkan studi magister hukumnya di Universitas

100 Alumni 341 Inspiratif Unnes Airlangga. Penerima beasiswa magister dari Lembaga Pendidikan Indonesia (LPDP) ini semasa kuliah sering berdiskusi dengan rekan mahasiswa dan dosen. Keaktifannya dalam menulis dan berdiskusi telah membuatnya dapat menerbitkan tujuh publikasi ilmiah dan delapan penelitian pernah dilaukannya, diantaranya diterbitkan dalam Unnes Law Journal, Brawijaya Law Journal, Legalitas Jurnal Universitas Muhammadiyah Malang, Paramadina Jurnal Penelitian, Prosiding Konferensi Nasional oleh Universitas Paramadina, Prosiding Konferensi Nasional oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dan Prosiding Konferensi Internasional oleh Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Malaya. Selain sebagai peneliti, dirinya juga aktif menulis di berbagai media, baik itu artikel jurnal maupun buku. Beberapa judul terbitannya antara lain, Asas Retroaktif Putusan Mahkamah Konstitusi dan Teori dan Praktik (Rajawali Press, 2020), Indonesian Constitutional Rights: Expressing and Purposing Opinions on the Internet (The International Journal of Human Rights), Perlindungan Hak Konstitusional Masyarakat Pesisir: Urgensi Harmonisasi Regulasi Pengelolaan Pesisir Terpadu (Jurnal Konstitusi, 2020), Monitoring of Litigation Costs and Efforts to Eradicate Judicial Corruption Practices (Indonesian Journal of Advocacy and Legal Services, 2020), The Legal Protection Against Terrorism Suspects in Indonesia (Case Study of the Arrest Process of Terrorism Suspects by Densus 88) (Jurnal Ilmiah Hukum Legality, 2019), Characteristic and Legality of Non-Litigation Regulatory Dispute Resolution Based on Constitutional Interpretation (Brawijaya Law Journal, 2019). Kini dirinya juga aktif dalam berbagai pengelolaan jurnal hukum nasional dan internasional, diantaranya Constitutional Review, Legality Jurnal Ilmu Hukum, Indonesian Journal of Advocacy and Legal Services, dan Lex Scientia Law Review.

342 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju PASCA- sarjana

100 Alumni 343 Inspiratif Unnes 344 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Endang Sri Kurniatun

Dosen Akmil Lulus Doktor Pendidikan Unnes

ndang Sri Kurniatun merupakan dosen Akademi Militer (Akmil) yang telah menyelesaikan pendidikan Edoktoralnya di Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada 27 April 2017 lalu. Di bawah bimbingan promotor Prof. Dr. Maman Rachman, M.Sc., kopromotor Prof. Dr. Masrukhi, M.Pd., dan anggota promotor Prof. Dr. Rusdarti, M.Si., ia berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Sistem Penjaminan Mutu Akademik Internal Berbasis Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT)di Lembaga Kedinasan Akademi Militer.” Akmil merupakan sekolah pendidikan TNI AD dan sekolah perwira prajurit TNI yang berlokasi di Kota Magelang, Jawa Tengah. Dalam upaya peningkatan mutu akademik sebagai lembaga pendidikan vokasi di bidang pertahanan, Akmil tengah melaksanakan perubahan sistem penjaminan mutu berbasis 10 komponen pendidikan ke sistem penjaminan mutu akademik internal berbasis SNPT. Itulah sebabnya Akmil memerlukan penguatan untuk menemukan model yang tepat untuk penjaminan mutu akademik. “Maka perlu disusun pengembangan model sistem penjaminan mutu akademik internal berbasis standar mutu SNPT yang cocok

100 Alumni 345 Inspiratif Unnes untuk diterapkan di Akmil,” jelas dosen Akmil, Dra. Endang Sri Kurniatun, M.Si., ketika mengikuti ujian promosi doktor di kampus Kelud Pascasarjana. Akmil mengembangkan Tri Pola Dasar pendidikan sebagai

Tri Pola Dasar itu menghasilkan sosok tanggap, tanggon, trengginas,acuan dalam yakni membangun sumber fiturdaya keluaranyang berkepribadian pendidikan Akmil. kuat, pengetahuan intelektual tinggi, dan kesamaptaan jasmani handal. “Konsistensi Tri Pola Dasar pendidikan tersebut yang saya jadikan indikator mutu di Akmil,” katanya.

Ketika diujikan ke 40 responden diperoleh 20 responden atau 50% memiliki tanggapan kriteria tepat, 16 responden atau 40% memiliki kriteria sangat tepat, dan 5 responden berkriteria tidak tepat. Secara klasikal presentasi diperoleh sebesar 90% menggambarkan model pengembangan sistem penjaminan mutu berbasis SNPT secara menyeluruh sangat layak dan tepat diimplementasikan dalam penyelenggaraan pendidikan di Akmil. Hasilnya, penyelenggaraan pendidikan di Akmil memerlukan sistem penjaminan mutu yang meliputi, struktur organisasi penjaminan mutu, standar mutu akademik, dan sistem penjaminan mutu akademik internal berbasis SNPT. Endang Sri Kurniatun menyarankan kepada pemangku kebijakan Akmil untuk mengadakan penyesuaian terhadap perubahan struktur organisasi, standar mutu akademik, dan menyusun sistem penjaminan mutu berbasis SNPT dengan pendekatan Plan, Do, Check, Act (PDCA) untuk meningkatkan kualitas lulusan dan penyelenggaraan pendidikan yang dinamis..

346 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hari Wahyono

Dosen Sukses, Mantan Sopir Angkot Berhasil Raih Gelar Doktor

ari Wahyono adalah seorang dosen Bahasa Indonesia di Universitas Tidar (Untidar) yang berhasil meraih Hgelar Doktor dari Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebelum menjadi aktivitasnya sebagai dosen seperti sekarang, ia telah mengalami proses perjalan yang panjang. Sebelumnya ia pernah berprofesi sebagai sopir angkutan kota (angkot) di kota Magelang. Perjalanannya dari seorang sopir sampai menjadi dosen merupakan lomatan yang membuktikan betapa kuat keinginannya untuk mengubah nasib. Sehari-hari kini ia menjalani aktivitasnya sebagai ketua Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Megister (S- 2) di Untidar Magelang. Sudah 28 tahun ia mengajar dan mendidikasikan dirinya sebagai seorang pendidik. Untuk menjadi mengejar mimpinya menjadi pengajar, pria asli magelang ini menempung Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Malang dan lulus pada tahun 1984. Seusai lulus hingga tahun 1986 ia menjadi guru di sekolah dasar (SD) dengan gaji yang pas-pasan. Dari sini lah akhirnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan sampingan sebagai kernet angkot. Pagi harinya mengajar, lalu sore ia bekerja sebagai kernet angkot

100 Alumni 347 Inspiratif Unnes tersebut. Rupanya pekerjaan sampingannya itu berpendapatan lebih dari guru SD. Akhirnya ia memutuskan mundur menjadi guru SD dan murni bekerja sebagai sopir angkot selama 2 tahun sejak tahun 1986. Namun citanya-citanya menjadi pengajar rupanya belum hilang. Penghasilan dari sopir angkot tersebut ia tabung untuk berkuliah. Tepatnya pada tahun 1988 Hari mulai menjalani studi S1-nya di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar Magelah. Bahkan ia masih menjadi sopir angkot sambil kuliah. Dengan semangat dan ketekunananya, tahun 1992 ia lulus dengan predikat terbaik, bahkan diminta mengajar di almamaternya, FKIP Untidar. Semangatnya menuntut ilmu tidak berhenti sampai S1 saja. Hari mendapat kesempatan melanjutkan kuliah S2 tahun 2001 di UNNES dan akhirnya memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) tahun 2003 dengan OPK 3.87. Pendidikan baginya adalah investasi tak terhitung nilainya. Atas perjalanan yang panjang, akhirnya Hari menjadi doktor ke-403 UNNES dan ke-79 Prodi Ilmu Pendidikan Bahasa UNNES pada tahun 2018. Gelar ini ia raih setelah menulis disertasi berjudul “Pengambangan Model Penilaian Kemampuan Berbicara Mahasiswa Berbasis Teknologi Informasi”. Di hadapan penguji, pria kelahiran Magelang, 30 Desember 1964 ini sukses mempresentasikan hasil penelitiannya dengan peroleh IPK 3,84 dan mendapatkan pujian dari para penguji. Disertasi yang ia buat bertujuan untuk menilai kemampuan berbicara mahasiswa: integratif, efektif, efesien, objektif, transparan, edukatif, dan akuntabel. Makna integratif dimaksudkan karena model penilaian ini mengintegrasi anatar komponen yang dinilai dan panca prinsip penilaian sesuai Permenristekdikti No 44/2015 pasal 19 dan 20. Ia

348 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju memulai penelitian dengan melihat kebutuhan dan masalah di lapangan. Hari mulai mengamati lingkungan kerjanya, yaitu di FKIP Untidar. Dari situlah ia mulai membuat konsep manual sampai rumus-rumus perhitungan (skoring). Ia melanjutkan dengan membuat desain dan diajukan untuk dinilai. Penilaian ini menjadi bahan revisi yang kemudian diperbaiki. Keberhasilan Hari Wahyono ini tidak lepas dari prinsipnya yang berjuah tanpa lelah. Dosen berkumis tipis sekaligus mahir bermain saxophone ini sukses di dunia pendidikan. Ia sangat serius bergelut di dunia pendidikan. Banyak mahasiswa dan rekan kerjanya yang mengakui kehebatannya dalam dunia pendidikan. Perjuangannya sebagai seorang pembelajar mampu menginspirasi banyak orang.

100 Alumni 349 Inspiratif Unnes 350 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Muhdi

Hidup Bermakna dan Berdedikasi ala Muhdi

iga puluh lima tahun silam, seorang pemuda dari Kebumen baru saja lulus dari S1 Fakultas Hukum TUniversitas Jenderal Soedirman. Seorang pemuda yang baru merasakan kebahagiaan meraih gelar sarjana itu menatap mantap masa depannya. Ia tak lagi punya kebimbangan, dunia hukum akan ia tekuni. Lalu keputusannya pun bulat untuk melanjutkan kuliah di strata dua fakultas Hukum di Universitas Diponegoro. Pemuda itu bernama Muhdi. Layaknya rencana Tuhan yang tak seorang pun bisa menebak, jalan hidup lelaki kelahiran 27 Januari 1962 itu justru berubah setelah ia menjadi dosen luar biasa. Di IKIP PGRI Semarang Muhdi mengajar selama setahun, dari 1988 hingga 1989—setahun yang justru sangat berarti bagi kehidupan Muhdi. Inilah masa titik balik dari semua yang akan ia lakukan kelak. Dari ruang kelas inilah keinginan Muhdi terjun ke dunia pendidikan semakin menguat. Mengajar membuatnya nyaman, ia merasa sangat cocok dekat dengan para mahasiswa. Profesi sebagai dosen bukan semata mentransfer ilmu pengetahuan. Lebih dari itu, bagi Muhdi menjadi dosen adalah

100 Alumni 351 Inspiratif Unnes panggilan untuk menunaikan passion. “Saya merasa nyaman menjadi dosen, apalagi menjadi dosen bisa bermanfaat bagi orang lain dengan memberikan ilmu dan mencerdaskan anak bangsa,” tegas suami dari Dra. Siti Mutmainah, M. Si., ini. Di kampus Lontar itulah Muhdi diangkat menjadi dosen tetap, dan mengajar di Program Studi PPKn FPIPS pada tahun 1992. Keseriusannya mengajar bahkan membuahkan hasil lain. Secara berturut-turut, Muhdi dipercaya menjadi Kepala Jurusan Prodi PPKn, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan FPIPS, Pembantu Rektor Bidang Akademik, dan sejak tahun 2009 dipercaya sebagai Rektor IKIP PGRI Semarang, berlanjut ke Universitas PGRI Semarang. Baginya, rektor merupakan orang yang paling bertanggung-jawab di sebuah universitas. Muhdi memberikan perubahan besar di awal masa jabatannya, ia adalah seorang pemimpin yang memperjuangkan perubahan dari IKIP menjadi Universitas PGRI Semarang. Demi memantapkan langkah dan kiprahnya di bidang pendidikan, Muhdi akhirnya menempuh kuliah doktor S3 Pascasarjana Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Muhdi berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Implementasi Kebijakan Pendidikan Kota Semarang pada Era Otonomi Daerah” pada tahun 2012. Bahkan ia berhasil meraih predikat lulus dengan pujian. UNNES turut memberikan bekal yang berlimpah bagi Muhdi untuk turut menyongsong dunia pendidikan secara lebih matang. Muhdi tak hanya mengajar dan mempelajari pendidikan dari dalam kelas. Ia percaya, apa yang terjadi di ruang kelas selalu punya relasi dengan negara dan kebijakan politik. Dengan demikian, pendidikan juga harus diperjuangkan lewat jalur di luar ruang kelas. Maka dengan sepenuh hati, Muhdi memilih terlibat aktif di Persatuan Guru Republik Indonesia.

352 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pada mulanya Muhdi adalah anggota biasa. Tak lama setelah ia tergabung sebagai anggota, Muhdi mulai mendapat kepercayaan untuk menempati posisi Sekbid PGRI cabang Khusus IKIP PGRI Semarang. Cabang khusus sendiri ialah cabang PGRI yang diperuntukkan bersama para dosen dan karyawan di kampus. Tak lama berselang, ia kembali mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris LKBH dan dilanjutkan menjadi Sekbid Advokasi PGRI Provinsi Jawa Tengah. Penguasaan di bidang hukum turut menempatkan Muhdi di posisi-posisi strategis dan penuh tugas berat. Di bagian advokasi ini, ilmu hukum yang ia kuasai mengantarkannya ke berbagai urusan hukum yang menimpa para guru. Muhdi menemukan momentum untuk membela para guru. Kinerja dan totalitas dalam organisasi kian menjadikan Muhdi sebagai tokoh yang dikenal berintegritas sekaligus bervisi futuristik. Tak lelah-lelahnya ia memperjuangkan guru. “Guru adalah garda depan pendidikan, mereka harus dikawal sampai hak-haknya terpenuhi,” ucap Muhdi pada suatu kesempatan. Begitulah Muhdi kemudian tumbuh bersama para guru. Bertahun-tahun mengabdi dan bekerja sepenuh hati untuk PGRI, Muhdi sampai pada langkah yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Setelah dipercaya menjadi Sekretaris Umum PGRI Provinsi Jawa Tengah, Muhdi akhirnya dipercaya oleh organisasi sebagai Ketua PGRI Provinsi jawa Tengah 2019 – 2024. Sebuah tanggung jawab yang begitu berat yang tak pernah Muhdi bayangkan sebelumnya. Namun, dengan pengalaman dan dedikasi yang tinggi, Muhdi optimis bisa menunaikan tugas itu dengan penuh tanggung jawab itu.

100 Alumni 353 Inspiratif Unnes 354 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Pardi Suratno

Memuliakan Bangsa Melalui Bahasa dan Sastra

ahasa dan sastra nyaris tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan Pardi Suratno. Ia menyelesaikan Bpendidikan, mulai dari S1 hingga S3, pada bidang bahasa dan sastra. Tenaga dan pikirannya pun sepenuhnya diabdikan untuk pengembangan bahasa dan sastra Indonesia. Bukan cuma karena ia berkarier di lembaga pengembangan bahasa, tapi juga karena kecintaan kepada dua bidang itu. Pardi adalah alumni Program Doktor Pendidikan Bahasa Pascasarjana UNNES. Ia menyelesaikan pendiddikan S3-nya setelah menjalani promosi doktor pada awal Februari 2020 silam. Saat menyelesaikan pendidikan S3 itu menyusun disertasi tentang Serat Centhini, salah satu karya sastra klasik Jawa. Disertasi itu ia tulis berangkat dari keberadaan sejumlah novel sastra Indonesia yang digubah dengan mengambil bahan dari Serat Centhini dalam sastra Jawa tradisional. Ia menemukan kebaruan karena berhasil menemukan formula transformasi serat tersebut dalam novel Indonesia modern. Menurutnya, transformasi tokoh menjadi ciri transformasi sebagai penggerak atau pembentuk alur. Saat menyelesaikan pendidikan S3-nya Pardi sedang

100 Alumni 355 Inspiratif Unnes menjabat sebagai Kepala Balai Bahasa Provinsi Yogyakarta. Jabatan itu ia terima setelah beberapa tahun sebelumnya menjabat sebagai Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. Baik saat berdinas di Jawa Tengah maupun Yogyakarta, ia tak bosan melahirkan terobosan untuk memuliakan bangsa Indonesia melalui pemuliaan bahasa dan sastra. Salah satu upayanya adalah dengan meningkatkan literasi bahasa masyarakat, baik melalui pelatihan, publikasi, maupun penghargaan. Ketika ia bertugas di Balai Bahasa Yogyakarta, misalnya, ia mendorong provinsi istimewa itu bisa mendapatkan penghargaan “Adi Bahasa”. Penghargaan itu menurutnya penting agar dapat memacu semangat masyarakat setempat dalam mengawal penggunaan bahasa Indonesia atau bahasa negara. Hal tersebut sesuai dengan surat edaran Gubernur DIY terkait dengan pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia. Bukan cuma riwayat kariernya yang sepenuhnya berada di lintasan bahasa dan sastra. Karya-karyanya juga terkait dua bidang itu, misalnya buku Gusti Ora Sare: Mutiara Nilai Budaya Jawa (2004), Ikhtisar Sastra Jawa Periode Prakemerdekaan (2002), Masyarat Jawa dan Budaya Barat: Kajian Sastra Jawa Masa Kolonial, juga dan sejumlah buku lainnya. Upaya Pardi memuliakan bahasa dan sastra tak lepas dari keyakinan bahwa bahasa bukanlah semata-mata alat komunikasi. Dalam salah satu karyanya ia mengungkapkan bahwa bahasa diyakini sebagai media atau alat komunikasi sekaligus alat atau sarana berpikir dan perekat komunikasi antar suku dan atau antar negara. Selain itu bahasa juga merupakan identitas masyarakat/bangsa dan wadah kebudayaan sekaligus sebagai media pewarisan kebudayaan. Pada saat yang sama, bahasa merupakan produk budaya. Lebih lanjut, katanya, bahasa selalu terkait dengan dinamika perubahan masyarakat dan bangsa. Kondisi bahasa

356 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju menggambarkan tinggi dan rendahnya budaya sebuah bangsa. Tinggi-rendahnya budi bahasa suatu masyarakat dan bangsa menandai tinggi-rendahnya peradaban masyarakat dan bangsa. Dapat ditarik dalam lingkup yang sempit, tinggi- rendahnya bahasa seseorang menjadi bukti tinggi-rendahnya karakter seseorang tersebut. Keyakinan bahwa bahasa punya peran amat penting bagi masyarakat dan bangsa membuatnya aktif melakukan advokasi agar pelestarian dan pengembangan bahasa didukung secara yuridis. Dalam rapat dengan DPRD Provinsi Yogyakarta, misalnya, ia mendorong pemerintah setempat memperkuat upaya pengembangan bahasa Jawa melalui peraturan daerah (perda). Ia menilai usaha pelestarian Bahasa Jawa di masyarakat tidak ada artinya tanpa dukungan perda. Sejatinya, kata dia, bahasa Jawa tidak akan hilang selagi masih ada orang Jawa. Namun diperlukan regulasi agar pelestarian dan pengembangan bahasa Jawa dapat berjalan dengan baik. Menurutnya, peran pemerintah dan terobosan baru akan menjadikan bahasa dan sastra Jawa semakin memadai dalam kehidupan sehari-hari. Advokasi juga ia lakukan ketika menjabat sebagai Kepala Bahasa Bahasa Provinsi jawa Tenga. Pardi menyambut gembira langkah maju Gubernur Jawa Tengah dan jajarannya yang memberi perhatian bahasa Jawa dengan melahirkan perda pengembangan budaya dan bahasa Jawa. Menurutnya, daerah-daerah yang memiliki perda telah menunjukkan kepedulian.

100 Alumni 357 Inspiratif Unnes 358 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju S Prasetyo Utomo

Memilih Jalan Hidup sebagai Penulis

ebanyakan orang mungkin menganggap menulis bukanlah pekerjaan apalagi profesi yang menjanjikan. KWajar jika jarang yang menjadikan menulis sebagai pilihan hidup. Berbeda dengan sosok S. Prasetyo Utomo, pria kelahiran Yogyakarta 7 Januari 1961 ini sudah memilih menulis sebagai bagian dari kehidupannya. Untuk menunjukan eksisitensi dirinya, ia harus menulis, ”Kalau saya tidak nulis, saya rasa itu bukan Pras yang kita kenal,” begitu ia pernah berucap. Pria lulusan UNNES (dulu IKIP Semarang) tahun 1987 ini memang bercita-cita menjadi penulis. Meskipun halangan pasti ada, terutama dari ayahnya. “Wajar, dia seorang polisi,” terangnya. Bahkan tangan sang ayah sempat mampir di pipi Pras, peristiwa itu terjadi ketika ia masih duduk dibangku SMA. Saat itu tangan kreatifnya mulai corat-coret di setiap kertas kosong. Hingga akhirnya orang tua menuduh Pras-lah yang menghabiskan kertas. Sejak semester pertama dan kedua di UNNES, ia sudah berani mencoba mengirimkantulisannya ke beberapa media. Meskipun akhirnya ditolak. Akan tetapi semangat menulis tidak lantas lenyap, ia menulis dan menulis lagi hingga

100 Alumni 359 Inspiratif Unnes akhirnya diterima di salah satu media. Bagi Pras, untuk jadi penulis butuh proses panjang, dan yang penting adalah rasa prihatin. Ia selalu semangat untuk menggoreskan pena tetap melekat dijiwanya. “Saya tidak mau berpaling dari apapun kecuali menulis.” Tuturnya. Atas kegigihannya dalam dunia kepenulisan, Prasetyo akhirnya menjadi seorang sastrawan Indonesia. Cerita pendek pertamanya dimuat di tabloid Minggu ini pada tahun 1983. Semenjak itu ia terus menulis esai sastra, puisi, cerpen, dan artikel di beberapa media massa seperti Horison, Kompas, Suara Pembaruan, Republika, Koran Tempo, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Nova, Seputar Indonesia, Suara Karya, Mutiara, Pelita, Jayakarta, Majalah Nova, Suara Merdeka, dan Wawasan. Tulisannya juga sudah dibukukan di banyak antologi. Diantaranya antologi Perdebatan Sastra Kontekstual (antologi esai, 1985), Antologi Puisi Jawa Tengah (antologi puisi, 1994), Serayu (antologi puisi, 1995), Ritus (antologi cerpen, 1995), Lawang Sewoe (antologi puisi, 1996), Sesudah Layar Turun (antologi puisi, 1996), Jentera Terkasa (antologi puisi, 1998) Horison Sastra Indonesia 2 Kitab Cerpen (2002), Cerita-cerita Pengantin (antologi cerpen, 2004), dan Bidadari Sigar Rasa (antologi cerpen, 2005). Setelah lebih dari dua puluh tahun masa proses kreatifnya, kumpulan cerpen tunggalnya Bidadari Meniti Pelangi diterbitkan oleh penerbit Buku Kompas tahun 2005. Ia juga penerima Anugerah Kebudayaan 2007 dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata untuk cerpen “Cermin Jiwa”, yang dimuat Kompas, 12 Mei 2007. Dosen Penulisan Kreatif pada IKIP PGRI Semarang ini, mengagumi tulisannya Pramoedya Ananta Toer yang kental dengan idealismenya serta cerita-cerita kehidupan penjajahan dan kaum marjinal. Dalam kehidupan sehari-hari, bapak yang sedang menempuh Magister Manajemen Pendidikan

360 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju ini memaknai hidup sebagai pelajaran berharga. Sedangkan gurunya adalah setiap peristiwa yang ada dimana-mana. Guru yang paling utama adalah yang menciptakan hidup. “Karena kehidupan mengajarkan banyak hal.” Tuturnya. Kini ia menetap di Semarang sejak 1982 sampai menyelesaikan studinya di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.

100 Alumni 361 Inspiratif Unnes 362 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Susilo Teguh Raharjo

Inovasi Pendidikan Karakter untuk Calon Polisi

usilo Teguh Raharjo adalah Kepala Lembaga Standarisasi Profesi (LSP) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan S(Lemdiklat) Polri Kombes Pol yang berhasil meraih gelar doktor di Universitas Negeri Semarang (UNNES). Gelar doktornya tersebut tentu ia peroleh tidak jauh dari topik dunia kepolisian. Ia berhasil menyatakan pemikirannya tentang pendidikan karakter bagi Taruna Akademi Kepolisian dalam bentuk disertasi pada tahun 2018 dengan judul “Model Pembelajaran, Pelatihan, dan Pengasuhan Akademi Kepolisian untuk Pendidikan Perwira Polisi Profesional pada Era Modern”. Dalam penelitiannya tersebut ia bertujuan untuk menganalisis sekaligus merekonstruksi budaya pembelajaran, pelatihan, dan pengasuhan di Akademi Kepolisian. Ia menilai budaya di Akademi Kepolisian masih perlu dioptimalkan, misalnya standarisasi tenaga pembelajaran, pelatihan, dan pengasuhan. Apabila dapat mengoptimasi pendidikan karakter kebhayangkaraan secara baik, Ia percaya bahwa para perwira remaja akan memiliki bentuk kemampuan yang profesional dan modern. Hal tersebut secara tidak langsung juga mampu memajukan Polri dan pendidikan Akademi

100 Alumni 363 Inspiratif Unnes Kepolisian. Ini adalah salah satu jalan untuk mewujudkan anggota kepolisian yang kompeten saat bertugas di garda depan Polri (first line supervisor). Pria yang akrab dipanggil Teguh ini menilai pendidikan karakter memiliki pengaruh yang besar bagi Akademi Kepolisian. Oleh karena itu, keberadaan pendidikan karakter kebhayangkaraan sangat penting untuk diintegrasikan ke dalam suatu model pendidikan pada lingkungan Taruna Akademi Kepolisian. Sebagai sesuatu aspek yang sangat esensial, pengintegrasian tersebut dapat dimulai dengan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari oleh setiap taruna. Tentu hal tersebut akan berdampak baik kepada komitmen Polri untuk negeri hingga masa yang akan datang. Perwira polisi dengan pangkat tiga melati di pundaknya tersebut berpendapat bahwa keberadaan pendidikan karakter adalah hal yang penting dan perlu diperhatikan. Alhasil karena konsentrasinya tersebut, dalam penelitiannya Teguh mencetuskan suatu pemikiran tentang model rekonstruksi budaya bagi Taruna Akademi Kepolisian dengan didasarkan pada karakter kebhayangkaraan. Teguh menemukan rekonstruksi model dengan memperkuat pendidikan karakter pada bidang pembelajaran dan pengasuhan, serta membuat rambu-rambu dalam pembentukan kurikulum dalam bidang pengasuhan. Rekonstruksi pendidikan di Akademi Kepolisian ini dapat menjadi strategi dalam proses pembelajaran pengasuhan dan pelatihan yang selalu beradaptasi dengan kebutuhan riil Polri. Atas temuannya tersebut, ia berharap para taruna dapat menjiwai setiap nilai yang terdapat dalam karakter kebhayangkaraan. Temuan Teguh tersebut juga dapat dimanfaatkan bagi institusi sebagai salah satu pertimbangan untuk menjadi sebuah keputusan. Teguh telah membuktikan komitmennya dalam dunia pendidikan kepolisian. Karyanya dalam studi doktoralnya di UNNES tentang pendidikan

364 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju karakter kebhayangkaraan telah menjadi bukti nyata atas sumbangsihnya untuk Polri dan negeri. Perannya dalam dunia kepolisian tentu tidak perlu diragukan lagi. Keaktifannya dalam kajian ilmu kepolisian juga telah banyak ia pelajari sebelumnya di Program Studi Kajian Ilmu Kepolisian, Program Pascasarjana Universitas Indonesia pada tahun 2002.

100 Alumni 365 Inspiratif Unnes 366 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju honoris causa

100 Alumni 367 Inspiratif Unnes 368 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju HR Agung Laksono

SDM Berkualitas untuk Kesejahteraan

ecerdasan tanpa diikuti dengan karakter yang mengedepankan sifat-sifat kebaikan manusia, justru Kakan merusak. Akar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme antara lain adalah karena luntur atau hilangnya karakter yang baik tersebut. Untuk itu, kita mesti berani menjadi teladan dalam konteks dan komunitas masing- masing. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) RI 2009-2014, HR Agung Laksono, menyampaikan hal tersebut dalam orasi ilmiah penganugerahan doctor honoris causa oleh Universitas Negeri Semarang, 5 Juni 2012. Agung Laksono menyampaikan orasi berjudul “Peran Sumber Daya Manusia Berkualitas dalam Peningkatan Kesejahteraan Rakyat”. Keberhasilan pembangunan ekonomi memberikan kontribusi yang besar terhadap daya saing bangsa Indonesia. Pada tahun 2010-2011 daya saing Indonesia mengalami

Peringkat daya saing Indonesia meningkat dari 54 menjadi 44lompatan dunia,” ujar yang Agung. sangat signifikan dari tahun sebelumnya. Menurut pria kelahiran Semarang, 23 Maret 1949 ini,

100 Alumni 369 Inspiratif Unnes pendorong daya saing adalah keberhasilan Indonesia menuntaskan program pendidikan wajib belajar. “Untuk mempercepat pelaksanaan itu, sangat mendesak dilakukan amandemen UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dengan demikian, program tersebut memiliki payung hukum yang kuat sekaligus mengantisipasi semakin besarnya ketersediaan anggaran pendidikan,” ujarnya. Ia juga mengatakan saat ini perlu adanya tiga sinergi untuk menghadapi kompetisi global. Kelemahan besar daya saing adalah inovasi, kesiapan teknologi, dan pendidikan tinggi. Maka perlu adanya sinergi antara pusat riset, pusat kajian, dan perguruan tinggi. Hal-hal itulah yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Tidak hanya itu pemerintah perlu menyediakan anggaran riset yang cukup, grand design riset nasional dan penghargaan bagi para periset. UNNES menilai Agung Laksono layak mendapatkan gelar kehormatan karena kapasitas, kapabilitas, dan kepeduliannya terhadap pembangunan Indonesia, khususnya pembangunan sumber daya manusia. Agung menamatkan pendidikan dasar dan menengah pertamanya di Jakarta. Sedangkan SMA-nya di selesaikan di SMA 4 Medan, Sumatera Utara. Setelah lulus, dia kembali lagi ke Jakarta kuliah di Falkultas Kedokteran, Universitas Kristen Indonesia dan lulus pada tahun 1972. Ia menyelesaikan pendidikannya saat berusia 23 tahun. Sejak muda, Agung terbilang aktif di berbagai organisasi. Sementara karier di dunia bisnisnya, Agung menjadi komisaris utama PT Mapalus Makawanua Charcoal Industry (PMDN) di Bitung, Sulewesi Utara, Pemimpin umum majalah Info Bisnis, dan wakil komisaris utama PT Spindo Mitradaya/ PT. East Jakarta Industrial Park, dan Direktur Utama PT Cakrawala Andalas Televisi (ANTEVE). Karier politiknya dimulai saat bergabung dengan Kosgoro

370 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dan Partai Golkar. Kariernya makin terlihat saat dia menjadi anggota DPR RI berturut-turut. Dia memulai menjadi anggota DPR periode 1987-1992, 1992-1997, 1997-1998. Pada pemilu 1999, dia bertarung untuk menjadi anggota MPR, dia terpilih anggota MPR-RI Utusan Daerah Sulawesi Tenggara 1999-2004. Pada pemilu 2004, Agung terpilih menjadi anggota DPR dan sekaligus menjadi Ketua DPR RI 2004-2009. Ia dipilih menjadi Menko Kesra oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada masa bakti 2009-2014.(*)

100 Alumni 371 Inspiratif Unnes 372 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Airlangga Hartarto

Kepemimpinan Humanis untuk Kemajuan Wushu

epemimpinan inovatif Airlangga Hartarto telah diakui luas, termasuk oleh Presiden Republik Indonesia. Pada KHari Olahraha Nasional 2020, Presiden Joko Widodo memberikan anugerah sebagai pembina olahraga terbaik kepadanya. Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali, juga mengapresiasi inovasi dan kreativitas Pengurus Besar Wushu Indonesia dalam melahirkan atlet-atlet berprestasi. Hal itu menjadi latar belakang Universitas Negeri Semarang memberikan doctor honoris causa kepada Airlangga Hartarto, Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (2017-2021) dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2019- 2024), pada 23 Desember 2020. Modernisasi PB wushu telah terbukti nyata mendorong prestasi nasional cabang olahraga tersebut. Meskipun Airlangga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, ia dinilai memiliki gagasan besar dan otentik dalam bidang manajemen olahraga. Modernisasi PB wushu selama ini bertumpu pada pemikiran Airlangga mengenai transformasi olahraga melalui kepemimpinan humanis. Kepemimpinan humanis yang digagas dan diaplikasikannya dapat dijabarkan dalam lima prinsip, yakni

100 Alumni 373 Inspiratif Unnes 1) kepemimpinan olahraga yang menitikberatkan pada prinsip kemanusiaan yang utuh; 2) transformasi olahraga dilakukan dengan mengedepankan kesatuan dan persatuan bangsa; 3) pemahaman terhadap manusia sebagai entitas yang utuh mendorong pola pembinaan dan pengembangan olahraga yang terfokus pada manusia; 4) transformasi olahraga yang dijalankan berpijak pada kekuatan emosional yang stabil; dan 5) melakukan modernisasi organisasi dengan mewujudkan good governance pada organisasi olahraga. Good governance mencakup prinsip transapransi, prartisipasi, akuntabilitas, dan koordinasi. Airlangga Hartarto merupakan nakhoda yang telah menggerakkan wushu sehingga menjadi demikian maju. Melalui gaya kepemimpinannya, ia mengantar para atlet mendulang medali di berbagai ajang internasional. PB Wushu melakukan modernisasi yang membuat PB Wushu Indonesia ini bergerak dinamis dan inovatif menghadapi berbagai tantangan. Pelbagai hal itu yang mengantarkan Airlangga memperoleh anugerah gelar doktor kehormatan pada Program Doktor Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada bidang Manajemen Olahraga atas dedikasinya dalam mengelola organisasi wushu Indonesia dan karya ilmiah yang ditulisnya.

Pendekatan Baru Kepemimpinan humanistik Airlangga Hartarto dalam organisasi olahraga telah secara nyata mampu menghasilkan prestasi. Dua karya ilmiah yang disusunnya mengenai kepemimpinan humanis berjudul “Is Humanistic Leadership Suitable for Sport Organization: a Literature Review” dan “Peran Kepemimpinan Humanis dalam Peningkatan Good Governance dalam Organisasi Olahraga: Sebuah Kajian”, dimuat dalam jurnal ilmiah internasional dan nasional. Gaya kepemimpinan humanistik yang dikembangkan Airlangga

374 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Hartarto merupakan pendekatan baru yang tepat dan dapat menjadi alternatif bagi manajemen organisasi olahraga. Sejak Airlangga Hartarto menjabat Ketua Umum Wushu dalam mewarnai peta prestasi olahraga Indonesia. Selain selaluIndonesia, menghasilkan performa medali cabang emas olahraga dalam ini berbagai sangat kejuaraan signifikan bergengsi, seperti SEA Games, World Champion, dan Asian Games melalui atlet-atlet elite, wushu Indonesia secara konsisten dan kontinu memberi kesempatan dan mempercayai para atlet Junior untuk tampil dan unjuk prestasi dalam berbagai kejuaraan dunia. Para juara junior inilah yang akan menjaga kesinambungan prestasi di masa yang akan datang. Apa yang telah ditunjukkan dan dihasilkan oleh wushu Indonesia adalah buah dari kekuatan dan karakter manajemen yang tepat dalam mengelola sebuah organisasi olahraga, melalui kepemimpinan dengan pendekatan humanis yang dikembangkan oleh Airlangga Hartarto. Melalui Kepemimpinan humanistik, Airlangga Hartarto menyeimbangkan aspek kemanusiaan dan aspek teknis dari tugas maupun pekerjaan untuk kesejahteraan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia dan organisasi. (*)

100 Alumni 375 Inspiratif Unnes 376 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Habib Luthfi bin Yahya

Komunikasi Dakwah Habib Luthfi

abib Luthfi bin Yahya menerima doctor honoris causa Hdari Universitas Negeri Semarang, 9 November 2020. gaya komunikasi yang natural dan elegan serta mampu berpikirHabib out of Luthfithe box dinilai. sebagai ulama yang memiliki Penganugerahan doctor honoris causa merupakan bentuk memuliakan ilmu, rasa hormat, dan rasa bangga kepada salah satu ulama, guru, dankepada sekaligus Habib Luthfitokoh kharismatik yang telah banyak berkontribusi kepada bangsa dan negara, khususnya pada peningkatan rasa nasionalisme kebangsaan melalui seni dakwah yang menyejukan serta mendamaikan atas kebinekaan di Indonesia. komunikasi dakwah ini memiliki novelty (kebaruan) yang sesuaiKarya-karya dengan Habibbidang Luthfi komunikasi dalam bentukdakwah buku dan dan sejarah gaya kebangsaan. Hal tersebut tampak dari materi dakwahnya yang mengemas tiga pilar pemberdayaan umat, yakni agama, kebangsaan (nasionalisme), dan pertumbuhan ekonomi. Ketiganya dikerangkai melalui platform sejarah kebangsaan yang menjadi penghela hormoni kebangsaan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

100 Alumni 377 Inspiratif Unnes “Strategi Pemberdayaan Umat dan Sejarah Kebangsaan”. Ia menunjukkanDalam orasi implementasi ilmiah, Habib teknologi Luthfi dan menyampaikan kebinekaan judulsejak dibangunannya Candi Borobudur dan Prambanan. Ketua keterbukaan informasi dan banyaknya media sosial serta penggunaanForum Sufi bahasa Internasional yang mempengaruhi itu juga menyinggung kondisi beragama, perihal berbangsa, dan bernegara, serta meluasnya hoaks dan ujaran kebencian yang menyebabkan situasi tidak kondusif. menyampaikan hal-hal yang tidak menyimpang dari Untukkhazanah itu, beragamapendakwah dan sebagai bernegara. salah satu publik figur perlu Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu menjelaskan, para pendakwah perlu mencontoh sebagaimana yang telah diteladankan oleh Nabi Muhammad, yang berdakwah tanpa menghunus pedang dan senjata. Dakwah yang baik melalui kelembutan bahasa dan sikap.

Ulama Kharismatik Sementara itu, Presiden Joko Widodo dan sejumlah tokoh kenegaraan lainnya turut menyampaikan ucapan selamat merupakan tokoh yang memberikan contoh berdakwah yang baiksecara dalam virtual. bingkai Presiden cinta tanah Jokowi air. menyebut “Ulama kharismatik Habib Luthfi di garis depan yang meyerukan cinta tanah air dalam sikap dan ceramah beliau,” ungkap Presiden Jokowi dalam video yang ditayangkan. Menteri Sekretaris Negara (Mensetneg) Prof Pratikno dalam sambutannya melalui sambungan video mengatakan, atau koleganya dalam menjalankan tugas-tugas kebangsaan Habib Luthfi sebagai anggota Wantimpres adalah bagian dan UNNES atas berlangsungnya upacara panganugerahan gelardan kenegaraan. honoris causa “Kami ini,” ucapkan jelas Mensetneg. selamat kepada Habib Luthfi

378 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Promotor dan copromotor penganugerahan Doktor

UNNES Prof Dr Fathur Rokhman MHum selaku promotor, Honoris Causa Habib Luthfi bin Yahya terdiri atas Rektor copromotor, Prof Dr Zaenuri MSi Akt selaku anggota copromotorRektor UIN WalisongoI, dan Prof ProfAgus Dr Nuryatin KH Imam MHum Taufiq selaku MAg anggota selaku copromotor II. “Selama lebih dari satu semester, kami telah melakukan kajian terhadap pemikiran, kiprah, karya, dan jasa-jasa beliau dalam bidang dakwah, kebangsaan, dan pemberdayaan

Yahya adalah sosok yang lebih dari layak untuk menerima gelarumat. Honoris Berdasarkan Causa kajian ini,” tegas tersebut, Rektor Maulana UNNES. Habib Luthfi bin Profesor Sosiolinguistik tersebut menambahkan, berbagai rujukan dalam berbagai kajian keilmuan, terutama berkaitan karya dan pemikiran Habib Luthfi telah banyak menjadi merupakan sosok yang tepat untuk menerima gelar honoris causadengan dari nilai Universitas dan sejarah Negeri kebangsaan. Semarang.(*) Habib Luthfi dinilai

100 Alumni 379 Inspiratif Unnes 380 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Nurdin Halid

Cara Nurdin Halid Kuatkan Industri Olahraga

urdin Halid, yang menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia memaparkan orasi Ilmiah Nberjudul “Penguatan Industri Olahraga Berbasis Koperasi Multi Pihak” di Universitas Negeri Semarag saat penganugerahan doctor honoris causa, 11 Februari 2021. Menurut Nurdin Halid, kunci utama untuk meraih pasar olahraga di Indonesia adalah perlunya paradigma baru dalam mengembangkan olahraga menjadi industri. Inti paradigma baru itu ialah mengembangkan olahraga yang berorientasi pasar atau market orientation. Artinya, semua elemen dalam industri olahraga harus mampu secara kolektif menciptakan nilai pasar olahraga. Ada beberapa faktor kunci terciptanya nilai pasar olahraga demi tegaknya bangunan industri olahraga. Secara internal, faktor-faktor yang berpengaruh meliputi kualitas dan prestasi tinggi tim atau atlet perorangan sebagai faktor utama penonton membanjiri stadion, kebintangan atlet yang bukan saja menarik penonton, tetapi juga sponsor, dan permainan yang bermutu dan menarik serta menjunjung tinggi asas fairplay sehingga menciptakan kepercayaan sponsor. Sedangkan faktor ekternal meliputi infrastruktur dasar

100 Alumni 381 Inspiratif Unnes dan fasilitas olahraga. Stadion sebagai panggung pergelaran olahraga, sponsor, media massa dan media sosial di Era Industri 4.0, hak siar TV, regulasi dan penegakannya, manajemen dan tenaga profesional, manajemen kompetisi, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Naskah orasi ilmiah Nurdin Halid memaparkan dua argumentasi dasar perlunya pendekatan ekonomi terapan dalam pengembangan industri olahraga nasional. Pertama, industri olahraga memiliki dimensi luas sehingga pengembangannya harus multi-disipliner, mulai dari ilmu ekonomi mikro dan makro, pemasaran, komunikasi, teknologi informasi, hingga sosiologi, budaya, politik, gizi, dan psikologi. Kedua, bahwa lingkungan eksternal semua lembaga berskala global, regional, nasional dan lokal sulit diproyeksi secara akurat karena arus perubahan yang terus terjadi secara cepat. Maka, satu-satunya cara yang dapat dikendalikan justru faktor-faktor internal lembaga atau badan usaha. Melalui orasi Ilmiahnya Nurdin juga memaparkan rantai panjang penciptaan nilai pasar olahraga yang berdimensi luas sekaligus membawa multi-dampak. Untuk memperkuat dan mempercepat industrialisasi olahraga nasional, diperlukan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengelolaan liga dan event olahraga profesional sesungguhnya sarat dengan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain ekonomi terapan dan manajemen, Nurdin Halid juga menyampaikan pentingnya pemangku olahraga prestasi Indonesia mencari “jalan baru” untuk penguatan dan percepatan industrialisasi olahraga nasional di tengah dinamika perubahan yang sangat cepat, kompleks, dan sulit diprediksi. Salah satu “jalan baru” itu ialah koperasi multi-pihak. Perusahaan koperasi milik multi-stakeholders menjadi episentrum seluruh proses bisnis sebuah industri olahraga. Perusahaan koperasilah yang mempertemukan

382 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju dan mengoptimalkan peran dan kontribusi masing-masing elemen dalam ekosistem industri olahraga. Sebagai sebuah bisnis, maka perusahaan koperasi multi-pihak ini yang menjalankan sistem ekonomi berbagi atau sharing economy yang menjadi tren bisnis mutakhir. Industri olahraga merupakan istilah yang relatif baru dalam khazanah pengetahuan umum maupun pengetahuan keolahragaan di Indonesia. Industri olahraga menjadi bahan kajian Nurdin Halid karena aktivitas olahraga ternyata mampu menjadi penggerak kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Kepemimpinan Nurdin Halid pada masa itu dinilai menjadikan geliat persepakbolaan nasional menjadi marak, dan ikut menggerakkan ekonomi rakyat, melalui ticketing yang tersistem, pengelolaan sponsor, hingga penyediaan merchandise dalam skala besar hingga skala produksi rumah tangga. Buku dan publikasi ilmiah Nurdin Halid yang telah ditulis antara lain buku berjudul Revolusi Sepakbola, Pengabdian 15 Tahun Mengubah Wajah Sepakbola Indonesia dan Sepakbola Indonesia Modern, Menuju Industri Sepakbola dan Pentas Dunia. Karya ilmiah yang ditulis di antaranya “Role of Triple Helix to Develop Multi Stake holder Cooperative: Conceptual Research in Sport industry”, “The analysis of Linkage and Multiplier Output of Arts, Entertainment, and Recreation Services Sector in Indonesia Economy: An Empirical Study on Football Industry dan Building a Cooperative-Based Competitive National Sports Industry Model: Resourced Based View Conceptualization.”(*)

100 Alumni 383 Inspiratif Unnes 384 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Rita S Subowo

Jalan Panjang Rita Subowo

i gelanggang olahraga tingkat nasional, siapa tak kenal Rita Sri Wahyusih Subowo? Perempuan kelahiran DYogyakarta, 27 Juli 1948, ini jadi Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, sejak 2007-2015. Universitas Negeri Semarang memberikan gelar kehormatan doctor honoris causa padanya pada 2010. Ya, ibu tiga anak yang lebih akrab disapa Rita Subowo ini menyampaikan Orasi Ilmiah penganugerahan gelar kehormatan sebagai doctor honoris causa (HC) dari UNNES, 11 Maret 2010. Di mata Rita, UNNES adalah universitas yang besar, sehingga dirinya merasa bangga bila berorasi di kampus ini. “Sungguh merupakan berkah dari Allah Swt,” ujarnya. Menurut Rita, sesuai UU nomor 3 tahun 1975 tentang Sistem Olah Raga Nasional, partisipasi Indonesia dalam gerakan olimpiade dilakukan melalui Komite Olimpiade Indonesia (KOI). KOI saat ini memiliki kelompok kerja atau komisi yang bertanggung jawab dalam mengkoordinir penerapan dan penyelenggaraan gerakan olimpiade di seluruh Indonesia maupun partisipasi tingkat international. Bagi Rita, olahraga memiliki arti strategis bagi kejayaan

100 Alumni 385 Inspiratif Unnes sebuah bangsa dan negara. Oleh karenanya merupakan kewajiban dan tanggung jawab bagi kita semua untuk mendukung terjadinya lingkungan olah raga yang kondusif dan prestatif, sehingga pada akhirnya kejayaan bangsa Indonesia dapat selalu terbangun dan terjaga. Dukungan tersebut haruslah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan. Menurutnya, di negara-negara maju, anggaran pemerintah justru lebih besar untuk kelompok bawah (grass root), sementara untuk atlet senior dianggap sudah bisa membiayai diri sendiri. Kondisi olahraga di Indonesia justru terbalik, kelompok senior yang sebenarnya sudah bisa mandiri diberi dukungan untuk Pelatnas, sementara pembinaan lapis bawah justru terabaikan. Rita menuturkan, sumber daya manusia Indonesia khusunya pemuda Indonesia harus mempunyai daya saing pada berbagai sektor, baik secara regional dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) maupun internasional yaitu menghadapi globalisasi.

Pendidikan yang Kondusif Untuk menghadapi semua itu maka harus diciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kondusif, yaitu mengakomodasi pengembangan kompetensi soft skill dan hard skill secara seimbang. Salah satunya, penanaman olimpisme melalui kompetisi olahraga secara masal dan berjenjang di lingkungan sekolah dan perguruan tinggi diharapkan dapat membangun keselarasan dan keseimbangan. Caranya, melalui gerakan pendidikan jasmani yang terpadu dan berkesinambungan. Selain itu gerakan olimpisme juga akan mendorong dan mendukung promosi etika di dalam olah raga dengan semangat fair play. Revitalisasi pembinaan olahraga di Indonesia akan membawa atlet Tanah Air pada posisi yang terhormat baik di lingkungan Asia, dunia, maupun Asia Tenggara. Merevitalisasi

386 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju pembinaan olahraga agar kita bisa membawa atlet-atlet pada posisi yang lebih terhormat baik di lingkungan Asia, dunia, maupun Asia Tenggara. Untuk itu, upayanya adalah dengan cara mengenalkan nilai- nilai olimpisme di masyarakat umum, mahasiswa, dan pelaku olahraga di Indonesia. Diharapkan, dengan pemahaman yang benar, nilai-nilai olaharaga seperti persahabatan, kejujuran, dan sportivitas terbangun dengan baik. pendidikan, kebudayaan, penghargaan pada prinsip, etika, danPaham perdamaian. olimpisme Olimpismemengajarkan juganilai-nilai mengharmoniskan filosofi tentang manusia seutuhnya.(*) kehidupan dalam pembinaan fisik, jiwa dan kemuliaan

100 Alumni 387 Inspiratif Unnes 388 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Subiakto Tjakrawerdaja

Warisan Ekonomi Pancasila Subiakto

enteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil era Presiden Soeharto, Subiakto Tjakrawerdaja, Mdianugerahi doctor honoris causa oleh Universitas Negeri Semarang pada 2009. Subiakto wafat di usia 77 tahun pada 2 Januari 2021. Ia mewariskan ekonomi Pancasila dengan menjadikan koperasi sebagai sokoguru ekonomi Indonesia. Subiakto Tjakrawerdaja menjadi Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil 1993-1998, mewariskan konsep koperasi sebagai sakaguru ekonomi Pancasila. Subiakto dikenal tetap konsisten dengan konsep ekonomi Pancasila meski tidak lagi menjabat sebagai menteri. Memajukan koperasi sama dengan memajukan Indonesia. Ia mengembangkan koperasi produksi di sektor pangan. Subiakto lahir di Cilacap, 30 Juli 1944. Ia wafat meninggalkan seorang istri, tiga anak, beserta menantu dan cucu. Subiakto adalah sosok yang konsisten dengan konsep ekonomi Pancasila. Ekonomi Pancasila yang dimaksud adalah mengembangkan koperasi sebagai sakaguru ekonomi di Indonesia. Pada zaman Subiakto, ada konsep koperasi penyangga,

100 Alumni 389 Inspiratif Unnes seperti KUD (koperasi unit desa) yang terhubung langsung dengan Bulog. Petani, nelayan, atau perajin fokus pada produksi dan tak perlu pusing dengan pemasaran. KUD menyerap produk-produk mereka. Pascareformasi, mata rantai yang sudah digagas dan dikerjakan pada masa Subiakto perlahan meredup dan hilang. Subiakto juga dikenal sebagai sosok yang paham betul akan tugas di kementerian yang ia pimpin. Sampai akhir hayatnya, Subiakto dikenal sebagai pribadi yang berkomitmen tinggi terhadap pengembangan koperasi. Almarhum juga dikenal sebagai pribadi yang mau mendengarkan masukan pihak lain saat berbicara tentang koperasi. Pada 2009, rapat senat terbuka UNNES menetapkan mantan Menteri Negara Koperasi Subiakto Tjakrawerdaja mendapat anugerah doctor honoris causa. Ketika itu, Subiakto aktif menjadi Sekretaris Yayasan Damandiri. Ia mendapat anugerah Dr HC dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia. Subiakto bersama dengan mantan Menko Kesra Prof Dr Haryono Suyono melalui Yayasan Damandiri giat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Salah satu wujudnya adalah komitmen Yayasan Damandiri di dalam memajukan kalangan usaha kecil dan menengah.(*)

390 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Zulkifli Hasan

Terobosan Zulkifli Hasan untuk Pelestarian Hutan

enteri Kehutanan Republik Indonesia 2009-2014, Zulkifli Hasan, menerima doctor honoris causa M(HC) dari Universitas Negeri Semarang pada 2013. diangkat sebagai Menteri Kehutanan RI, ia melakukan sejumlahZulkifli Hasan terobosan mendapat penting gelar dan kehormatan mendasar karenabagi dunia sejak perhutanaan Indonesia, antara lain pemberantasan illegal logging, reformasi kebijakan kepemilikan lahan, dan penurunan industri kehutanan. guna pengentasan kemiskinan, serta merehabilitasi dan merestorasiZulkifli juga lahan memberdayakan kritis melalui program masyarakat penanaman sekitar hutan satu miliar pohon setiap tahun, hutan tanaman rakyat, kebun bibit rakyat, dan hutan desa. Pelbagai kebijakan tersebut sejalan dengan UNNES yang bervisi berwawasan konservasi dan menjadikan alam dan lingkungan sebagai bagian penting yang mesti dirawat. Dalam orasi ilmiah ketika penganugerahan gelar

“Menyemai Budaya Kewirausahaan melalui Pembangunan Hutankehormatan, Berbasis Zulkifli Masyarakat”. menyampaikan Ia menyampaikan, orasi kebijakan berjudul

100 Alumni 391 Inspiratif Unnes pembangunan hutan berbasis masyarakat dilaksanakan dengan prinsip keadilan, kemitraan, dan keberlanjutan. Menurutnya, pelaksanaan program-program dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip tersebut mendorong pencerahan pengetahuan, proses perubahan sikap, dan perubahan ketrampilan dalam pembangunan hutan. Kegiatan tersebut dapat mengarah pada terciptanya budaya kewirausahaan berbasis masyarakat yang mampu menggerakkan perekonomian di tingkat keluarga maupun tingkat wilayah. Kebijakan moratorium kehutanan untuk tidak menerbitkan izin baru pada hutan alam primer dan gambut serta penanaman satu miliar pohon telah mengurangi laju deforestasi dari 3,5 juta hektar per tahun menjadi 450.000 hektar per tahun. Seiring dengan kebijakan tersebut, masyarakat diberi akses secara legal untuk mengelola kawasan hutan yang terdegradasi dalam bentuk hutan tanaman rakyat, hutan kemasyarakatan dan hutan desa. Hal itu diharapkan mendorong tumbuhnya budaya kewirausahaan berbasis masyarakat.

Kebijakan Hutan bersama tim membuat Rencana Strategis dan mengeluarkan kebijakanPada tahun untuk 2010, mencapai Zulkifli visi Hasan Kementerian sebagai Menteri Kehutanan Kehutanan 2009- 2014 dalam penyelenggaraan pembangunan kehutanan, yaitu “Hutan Lestari untuk Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan”. Kebijakan tersebut adalah: 1) Pemantapan kawasan hutan; 2) Rehabilitasi hutan dan peningkatan daya dukung DAS; 2) Pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan; 3) Konservasi keanekaragaman hayati; 4) Revitalisasi pemanfaatan hutan dan industri kehutanan; 5) Pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan; 6) Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sektor kehutanan; serta 7)

392 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju Penguatan kelembagaan kehutanan. Salah satu peraturan penting yang dikeluarkan kementerian terkait realisasi rencana tersebut adalah kewajiban reboisasi yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 10/2010 tentang Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan pada Pelaku Usaha Pertambangan dan Perkebunan. Payung hukum itu mewajibkan para pelaku usaha non-kehutanan di atas hutan konversi dan hutan produksi untuk menyiapkan lahan guna reboisasi di luar areal konsesi mereka dengan perbandingan 1:2. Menegaskan komitmennya yang tinggi menuju kepada mengatakan bahwa segala bentuk pelanggaran terhadap legislasirealisasi yangvisi Kemenhut ada akan dipidanakan. secara konstitusional, Zulkifli Hasan Di samping kebijakan-kebijakan yang merujuk kepada membuat program kerja responsif, salah satunya program rehabilitasivisi, Kemenhut lereng di bawahGunung kepemimpinan Merapi pasca-meletusnya Zulkifli Hasan gunung juga tersebut pada bulan Oktober tahun 2010. pemerintahan yang lebih produktif dengan mengeluarkan dua programZulkifli kerja Hasan yang juga menyasar membawa kepada Kemenhut pertumbuhan menjadi pertanian institusi dan pengembangan pendidikan lingkungan. Pertama, dipermudahnya prosedur permohonan pembangunan Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang merupakan program utama Kemenhut RI sejak 2010 dan dimasukkan ke dalam anggaran tahunan. Kedua, program Hutan Edukasi, yang melibatkan pelajar dan mahasiswa. Program ini bertujuan membentuk kawasan hutan agar bersifat lebih edukatif sehingga dapat dijadikan sarana pendidikan lingkungan. Di dalam program ini, pelajar dan mahasiswa melakukan kunjungan studi ke kawasan hutan yang beragendakan observasi dan menanam pohon. salah satu dari tujuh Tokoh Perubahan Republika 2010. Pada 31 Maret 2011, Zulkifli Hasan dinobatkan sebagai

100 Alumni 393 Inspiratif Unnes Penganugerahan ini didasarkan atas penilaian bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menggerakkan masyarakat, memiliki visi ke depan, dan mempunyai keyakinan dan kemampuan untuk mewujudkannya, serta kriteria yang paling penting adalah apa yang mereka lakukan memiliki dinilai telah berhasil mengajak masyarakat untuk berhenti melakukandampak yang penebangan besar terhadap liar dan masyarakat.menggalakkan Zulkifli penghijauan, Hasan termasuk menanam pohon. Pada tahun ketiganya menjabat sebagai Menhut

Penanaman Satu Miliar Pohon yang melibatkan seluruh lapisanRI, Zulkifli masyarakat, Hasan termasuk membuat korporasi, suatu program masyarakat Gerakan adat, mengeluarkan Moratorium Izin Pemanfaatan Hutan yang pemerintah,ia sebut sebagai dan kebijakan militer. Diandalan samping Kemenhut itu, Zulkifli pada Hasantahun itu, di mana moratorium tersebut dicanangkan mampu menyelamatkan lahan seluas 64 juta hektare di seluruh Indonesia. kebijakanZulkifli menjelaskanmoratorium bahwatersebut. laju Melalui deforestasi kebijakan dan degradasi itu pula kawasanhutan di Indonesiakonservasi berhasil hutan dapatditekan terjaga secara dengan signifikan lebih melalui baik. (*)

394 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju 100 Alumni 395 Inspiratif Unnes 396 Alumni Gemilang untuk Indonesia Maju