TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH

provinsi jawa barat indikator kesejahteraan DAERAH provinsi jawa barat

sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Telp : 021-3912812 Faks : 021-3912-511 dan 021-391-2513 E-Mail : [email protected] Website : www.wapresri.go.id TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA indikator kesejahteraan DAERAH

provinsi jawa barat indikator kesejahteraan DAERAH provinsi jawa barat

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 3 SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

indikator kesejahteraan DAERAH provinsi jawa barat

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Judul: Indikator Kesejahteraan Daerah Provinsi Jawa Barat

Disusun dan Diterbitkan oleh: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

Cetakan Pertama, November 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. © 2011 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Foto Cover: citiesads.co.uk, Martin Chen

Korespondensi : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia jl. Kebon Sirih No. 14 Jakarta Pusat 10110 Telp. 021-3912812 Fax. 021-3912-511 dan 021-391-2513 E-mail: [email protected] Website: www.wapresri.go.id

ii TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN iii DAFTAR SINGKATAN

ADHK : Atas Dasar Harga Konstan AKB : Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran Hidup APK : Angka Partispasi Kasar APM : Angka Partisipasi Murni BLM : Bantuan Langsung Masyarakat BPS : Badan Pusat Statistik CFSI : Composite Food Security Index DKP : Dewan Ketahanan Pangan FIA : Food Insecurity Atlas FSVA : Food Security and Vulnerability Atlas HDI : Human Development Index IPKM : Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat IPM : Indeks Pembangunan Manusia KUR : Kredit Usaha Rakyat MA : Madrasah Aliyah MI : Madrasah Ibtidaiyah MTS : Madrasah Tsanawiyah NTP : Nilai Tukar Petani PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa PDRB : Produk Domestik Regional Bruto PNPM : Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar SAKERNAS : Survey Angkatan Kerja Nasional Sd : Sekolah Dasar SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan SMP : Sekolah Menengah Pertama SUSENAS : Survey Sosial Ekonomi Nasional TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TPAK : Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPT : Tingkat Pengangguran Terbuka WFP : World Food Programme

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGANiii KEMISKINAN iii DAFTAR ISI

Daftar Singkatan...... iii Daftar Isi...... iv Daftar Tabel...... v Daftar Gambar...... vi Pertumbuhan Ekonomi...... 1 Inflasi...... 4 Nilai Tukar Petani...... 5 Tingkat Kemiskinan...... 6 Indikator Kemiskinan...... 7 Program Penanggulangan Kemiskinan...... 8 Tingkat Pengangguran dan Ketenagakerjaan...... 9 Bidang Kesehatan...... 11 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat...... 15 Bidang Pendidikan...... 17 Akses Terhadap Air Bersih...... 19 Akses Terhadap Sanitasi...... 20 Indeks Pembangunan Manusia...... 21 Komponen Indeks Pembangunan Manusia...... 22 Ketahanan Pangan...... 23 Prioritas Bidang Pendidikan...... 27 Prioritas Bidang Kesehatan...... 30 Prioritas Bidang Infrastruktur Dasar...... 32 Prioritas Bidang Ketenagakerjaan...... 35 Bidang-Bidang Prioritas Kesejahteraan Rakyat...... 36 PNPM Mandiri...... 38 Kredit Usaha Rakyat (KUR)...... 40 Keuangan Daerah...... 43 iv TIM NASIONAL PERCEPATANiv PENANGGULANGAN KEMISKINAN v DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 – 2009 Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2008-2010 (Persen) Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2008-2009 (Persen) Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010 Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010 Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2008 dan 2009 Tabel 10. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Tabel 11. Prioritas Intervensi Menurut Kabupaten Kota Tabel 12. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011

iv TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGANv KEMISKINAN v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional (%), Tahun 2006-2010 Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 3. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 2010 Gambar 4. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Jawa Barat (%), Tahun 2010-2011 Gambar 5. Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 2011) Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008-2011 Gambar 7. Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 2011 Gambar 8. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 9. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 Gambar 10. Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010 dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota Gambar 11. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010 Gambar 12. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010 Gambar 13. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010 Gambar 14. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007 Gambar 15. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 2009 Gambar 16. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 2009 Gambar 17. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009 Gambar 18. Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 19. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009 Gambar 20. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 Gambar 21. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 Gambar 22. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 Gambar 23. Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 Gambar 24. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 2009 Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009 vi TIM NASIONAL PERCEPATANvi PENANGGULANGAN KEMISKINAN vii Gambar 26. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2009 Gambar 27. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 28. Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita Menurut Kabupaten/ Kota, Tahun 2009 Gambar 29. Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 Gambar 30. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Gambar 31. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) Gambar 32. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama Gambar 33. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi Gambar 34. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi Gambar 35. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih Gambar 36. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi Gambar 37. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik Gambar 38. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja Gambar 39. Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Jawa Barat, Tahun 2011 Gambar 40. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Jawa Barat, 2010 - 2011 Gambar 41. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 2010 - 2011 Gambar 42. jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011) Gambar 43. jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011) Gambar 44. jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) Gambar 45. Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Jawa Barat (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011) Gambar 46. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Jawa Barat (Juta Rupiah), Tahun 2010 Gambar 47. Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Jawa Barat, Tahun 2010

vi TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGANvii KEMISKINAN vii viii TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi1 dan Nasional (%), Tahun 2006-2010

7

6,48

6,09 6,02 5,83 6

6,08

5,69 Persen 5,50 5 4,74 5,03

4,29

4 2006 2007 2008 2009 2010

Jawa Barat Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

30 26,82 25

20

15 11,91

n

e

s

r 8,19 8,18

7,96

10 7,79 7,62 7,33 e

7,21 7,12

6,10 6,68 6,51 6,47 6,47 6,35 6,29 P 6,09 5,94 5,93 5,85 5,84 5,83

5,75 5,58 5,43 5,35 5,14 5,13 4,95 4,87 4,17 5 2,64 2,65 - 0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI BABEL JABAR SULUT SULRA PAPUA MALUT PABAR SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL KALBAR JATENG SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU

-5 SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKI Jakarta DKI BENGKULU GORONTALO -10

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

1 Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 merupakan angka sementara dan tahun 2010 merupakan angka sangat sementara.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1 Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 – 2009

PDRB Atas Dasar PDRB Atas Dasar Pertumbuhan Harga Konstan Harga Berlaku Ekonomi ADHK ADHK 2000 LAPANGAN USAHA (Triliun Rupiah) 2000 (Persen) (Triliun Rupiah) 2008 2009 2008 2009 2008 2009

Pertanian 67,85 79,90 36,51 41,25 2,29 13,00 Pertambangan Dan Penggalian 14,45 11,47 6,84 7,42 2,47 8,38 Industri Pengolahan 270,55 275,17 133,76 131,43 9,01 -1,74 Listrik. Gas & Air Bersih 16,91 20,14 6,03 7,04 4,79 16,82 Bangunan 19,44 21,23 9,73 10,30 8,99 5,84 Perdagangan. Hotel & Restoran 115,14 132,52 56,94 62,70 3,92 10,12 Pengangkutan & Komunikasi 36,40 41,78 12,23 13,19 -0,30 7,83 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 17,23 18,80 9,08 9,62 4,97 5,98 Jasa - Jasa 44,44 51,03 19,06 19,67 1,79 3,18 Produk Domestik Regional Bruto 602,42 652,03 290,17 302,63 5,83 4,29

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Tabel 2. Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2008-2010 (Juta Jiwa)

2008 2009 2009 2010 2010 LAPANGAN USAHA Agustus Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 4,21 4,5 4,26 4,23 3,96 Pertambangan Dan Penggalian 0,1 0,07 0,09 0,1 0,11 Industri Pengolahan 2,94 3,05 3,07 3,11 3,39 Listrik. Gas & Air Bersih 0,04 0,47 0,04 0,37 0,06 Bangunan 1,02 0,84 0,97 0,94 1,01 Perdagangan. Hotel & Restoran 4,18 4,37 4,3 4,32 4,21 Pengangkutan & Komunikasi 1,4 1,34 1,44 1,34 1,21 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 0,27 0,26 0,26 0,27 0,34 Jasa - Jasa 2,33 2,3 2,46 2,79 2,66

Jumlah 16,490 17,200 16,890 17,470 16,950

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

2 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2008-2009 (Persen)

Distribusi PDRB (ADHK Distribusi Tenaga Kerja LAPANGAN USAHA 2000) 2008 2009 2008 2009 Pertanian 12,58 13,63 25,53 25,22 Pertambangan Dan Penggalian 2,36 2,45 0,61 0,53 Industri Pengolahan 46,10 43,43 17,83 18,18 Listrik. Gas & Air Bersih 2,08 2,33 0,24 0,24 Bangunan 3,35 3,40 6,19 5,74 Perdagangan. Hotel & Restoran 19,62 20,72 25,35 25,46 Pengangkutan & Komunikasi 4,22 4,36 8,49 8,53 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 3,13 3,18 1,64 1,54 Jasa - Jasa 6,57 6,50 14,13 14,56

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 3 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 2010

2,50

2,00

1,50 1,41

Juta Rupiah Juta

2,24 1,00 2,18

2,00 2,00

1,94

1,65

1,64 1,60 1,53 1,52 1,52 1,51 1,49

1,48 1,44 1,44 1,43

1,40 1,38 1,38 1,35 1,34 1,34 1,31 1,31 1,30 1,28 1,28 1,28 1,27 1,12 0,50 1,12 1,06

0,00

Upah Provinsi Upah Rata-rata Nasional

Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia, BPS 2011

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 3 Gambar 4 Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Jawa Barat (%), Tahun 2010-2011

10

7,88 8 7,44 7,54

6,42

n r e

s 6 e P

4 3,31 3,67

2,95

2

NASIONAL SUKABUMI TASIKMALAYA CIREBON BOGOR BEKASI BANDUNG

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 5 Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 2011)

10

8

6 n

e 4,71 4,61 s 4,53 r 4,31

e 4,15 P 4 3,31 2,95

2

0 BIMA PALU BONE JAMBI DUMAI TEGAL KEDIRI BATAM DEPOK MEDAN BEKASI AMBON SAMPIT BOGOR MADIUN JEMBER PALOPO KUPANG MALANG PADANG SERANG MAMUJU SIBOLGA MANADO KENDARI JAKARTA CILEGON CIREBON TERNATE TARAKAN MAKASAR SUMENEP MATARAM BANDUNG MAUMERE SUKABUMI JAYAPURA SURABAYA DENPASAR BENGKULU SEMARANG PONTIANAK PARE-PARE SAMARINDA SURAKARTA PAKANBARU BALIKPAPAN PALEMBANG MANOKWARI TANGERANG GORONTALO BANDA ACEH BANDA YOGYAKARTA SINGKAWANG TASIKMALAYA BANJARMASIN PURWOKERTO PROBOLINGGO LHOKSEUMAWE PALANGKARAYA PANGKAL PINANG PANGKAL PINANG TANJUNG BANDAR LAMPUNG BANDAR PEMATANG SIANTAR PEMATANG PADANG SIDEMPUAN PADANG

Tingkat Inflasi 66 Kota Besar Tingkat Inflasi Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

4 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 6 Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Jawa Barat, Tahun 2008-2011

106 104,87

104 104,75 101,69 101,16 102 100,69

99,41 100

98 99,1 Rasio 96 97,19

95,9 96,1 94

92 92,9

90

Jawa Barat Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 7 Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 2011

130

125

120 123,51

115

o i s a 110 115,26

R

104,87 105

109,54

108,52 108,15

107,75

105

107,09

106,34

105,38

100 104,3 104,1 104,75 104,63

104,21 103,3 103,94

102,8

102,3 103,11 103,02 102,31 102,02 100,9

101,36 101,21 100,54 95 99,53 99,02 98,73 96,03 96,64 90 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT MALUT PABAR PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL KALBAR JATENG SULTRA SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG BENGKULU GORONTALO NTP Provinsi NTP Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 5 Gambar 8 Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

40

35

36,8 34,88 30

25 27,74

20 23,19 23,03

Persen 21,55

20,98

13,33 18,3 18,94

15

18,07 17,05 16,83

16,56 15,47 15,26

10 13,58

11,6

11,31 11,27

9,5

9,1

9,42

9,02

8,65 8,34

5 8,05 7,66

7,16 6,77 6,51 5,21 4,88 3,48 0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT PAPUA PABAR MALUT SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL SULTRA JATENG KALBAR SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKI Jakarta DKI BENGKULU GORONTALO Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 9 Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

25

20

13,33 15

Persen

10 20,71

11,27

16,58

16,12 15,51

14,68 14,68

14,32 13,94

13,54 12,94 12,78

12,21 12,00

5

10,65 9,97 10,57 10,34

9,47 9,29 9,24

8,47 7,40 6,30 6,11 4,95 2,84 0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI MAJALENGKA KOTA BOGOR KOTA CIMAHI KOTA DEPOK TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA

Tingkat Kemiskinan Kab./Kota Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

6 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010

Garis Kemiskinan Presentase Penduduk Jumlah Penduduk Miskin Daerah (Rp/Bulan) Miskin (%) (Jiwa)

2009 2010 2009 2010 2009 2010

BOGOR 197 319 214 338 10,81 9,97 446 037 474 559

SUKABUMI 174 793 184 127 11,78 10,65 265 482 248 987

CIANJUR 192 176 202 438 14,14 14,32 311 108 310 292

BANDUNG 203 702 217 452 8,29 9,29 238 834 294 907

GARUT 167 190 180 406 15,70 13,94 365 392 334 619

TASIKMALAYA 172 491 186 126 13,50 12,78 233 244 214 103

CIAMIS 193 652 208 960 11,23 10,34 174 533 158 281

KUNINGAN 183 795 200 171 15,91 14,68 174 789 152 198

CIREBON 211 501 230 346 18,22 16,12 390 540 332 797

MAJALENGKA 241 830 263 377 17,12 15,51 207 154 180 924

SUMEDANG 216 053 230 637 13,69 12,94 145 340 141 109

INDRAMAYU 242 931 264 576 17,99 16,58 319 528 275 712

SUBANG 219 956 234 803 14,13 13,54 201 781 197 931

PURWAKARTA 211 820 226 118 10,48 10,57 84 718 89 986

KARAWANG 239 832 266 597 12,90 12,21 264 825 259 429

BEKASI 244 603 271 901 5,97 6,11 136 667 160 472

BANDUNG BARAT 202 705 216 388 16,03 14,68 232 687 222 135

KOTA BOGOR 256 414 278 530 8,82 9,47 91 714 89 795

KOTA SUKABUMI 269 925 284 339 9,16 9,24 30 426 27 622

KOTA BANDUNG 262 093 279 784 4,50 4,95 110 283 118 316

KOTA CIREBON 230 810 251 375 13,06 12,00 44 958 35 467

KOTA BEKASI 299 432 332 849 5,78 6,30 134 170 147 119

KOTA DEPOK 283 218 310 279 2,93 2,84 47 130 49 253

KOTA CIMAHI 262 440 280 155 7,10 7,40 46 435 39 999

KOTA TASIKMALAYA 243 897 263 177 23,55 20,71 140 109 131 317

KOTA BANJAR 179 144 193 305 8,64 8,47 14 634 14 826

JAWA BARAT 191 985 201 138 11,96 11,27 4 852 518 4 702 153

INDONESIA 200 262 211 726 14,15 13,33 32.530.000 31.023.390

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan hasil Susenas Kor Juli 2010)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 7 Gambar 10 Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010, Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota

, 10 Menurut Kabupaten Kota

10 Penduduk Miskin Tahun 20

Tahun 2011Tahun Gambar

1

, 201 ,

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011 Tingkat Kemiskinan, Jumlah Alokasi PNPM BLM Mandiri

11 Kementerian Koordinator BidangRakyat Kementerian Kesejahteraan

mber: Badan Pusat Statistik, 20 Su

8 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 11 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

16

12 13,68

11,05

10,33 9,97

10,10 9,61

8 7,14

8,72 Persen

8,37 8,37

7,68 7,43

6,95 6,90

6,65

6,21 6,03

5,69 5,63 5,57 5,39

5,29 5,25 4 5,16

4,62 4,61 4,61 4,59

4,25

4,14 3,55 3,34 3,25 3,06

0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT PABAR MALUT PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL JATENG KALBAR SULTRA SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKI Jakarta DKI BENGKULU GORONTALO

TPT Provinsi TPT Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010)

Gambar 12 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

20

18

16

14

12 10,33

10

Persen 7,14

17,20

8

15,65

14,88

13,59

13,31

6 12,97

12,17 12,11

11,67

11,29 11,21 10,69 10,64 9,89 9,54 9,03

4 8,72 8,34

8,16 7,90 7,87 7,79 7,75 5,87 5,82 2 5,12

0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI KOTA BOGOR MAJALENGKA KOTA CIMAHI KOTA DEPOK TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA TPT Kab./Kota TPT Provinsi TPT Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 9 Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010

Pekerja yang Pekerja yang Angka Partisipasi Bekerja Selama Bekerja Selama Pekerja di Sektor Angkatan Kerja Kurang dari 14 Jam Kurang dari 35 Jam Informal Daerah Seminggu Seminggu

(%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 BOGOR 62,99 59,60 3,46 2,29 21,51 18,57 46,30 45,10 SUKABUMI 62,00 59,02 5,29 3,23 32,20 33,07 70,28 67,51 CIANJUR 63,04 62,90 4,25 3,40 34,05 33,70 74,59 68,14 BANDUNG 67,21 65,32 2,94 2,20 21,81 21,92 46,42 47,43 GARUT 56,50 56,37 3,44 3,29 30,24 34,62 69,61 69,20 TASIKMALAYA 69,29 69,40 2,46 3,37 33,22 39,51 76,69 74,21 CIAMIS 65,00 67,45 3,45 4,39 32,62 38,19 70,98 69,39 KUNINGAN 63,03 60,55 6,69 5,05 31,51 29,11 72,05 63,86 CIREBON 60,31 58,68 1,87 2,41 15,51 22,32 64,29 60,64 MAJALENGKA 66,48 66,96 5,24 4,88 27,78 33,53 67,05 64,36 SUMEDANG 63,91 65,17 3,43 3,40 31,82 31,15 67,04 69,93 INDRAMAYU 61,94 63,22 3,55 5,62 28,23 32,36 73,45 73,95 SUBANG 62,47 62,91 2,45 3,44 25,59 30,63 68,83 61,97 PURWAKARTA 65,79 64,50 4,22 4,54 23,87 28,89 52,35 53,69 KARAWANG 63,27 62,07 2,57 2,66 22,25 28,05 60,59 56,79 BEKASI 65,71 66,85 1,67 1,19 11,83 13,13 47,66 41,35 BANDUNG BARAT 59,88 55,97 2,46 1,89 22,29 20,30 47,27 51,07 KOTA BOGOR 60,04 65,56 3,25 1,88 13,73 10,00 35,46 30,92 KOTA SUKABUMI 57,81 58,50 2,01 1,29 16,14 13,28 44,89 45,92 KOTA BANDUNG 60,71 60,73 1,41 2,73 8,55 12,04 35,83 29,05 KOTA CIREBON 61,17 60,69 0,97 2,33 10,21 14,21 41,87 41,55 KOTA BEKASI 62,10 62,18 0,67 0,26 9,91 8,24 27,97 21,88 KOTA DEPOK 63,44 63,83 1,31 1,33 10,75 10,98 27,59 23,28 KOTA CIMAHI 59,42 63,05 1,33 1,13 7,93 10,45 28,81 30,50 KOTA TASIKMALAYA 64,67 63,18 2,80 1,30 15,91 13,32 52,56 52,13 KOTA BANJAR 56,85 56,68 2,28 6,62 18,81 26,77 47,89 51,73 JAWA BARAT 62,89 62,38 2,96 2,76 22,31 23,84 55,63 52,56 NASIONAL 67,23 67,72 4,29 4,11 30,10 30,75 61,56 58,96

Keterangan: Daerah Pemekaran, Data Belum Tersedia. Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010)

10 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 13 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010

35

30

30,50

29,40 29,20 25

27,60

26,50 26,50 26,50

26,20

25,00

23,70 23,60

20 17,90 22,80 22,80

21,30 20,50

19,90 19,70 Persen

18,50

15

17,20 17,10 17,10

16,30 16,20

15,70 15,30 14,90

14,10

10 13,50 13,00 11,30 11,30 10,90 10,60

5

0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI BABEL JABAR SULUT PABAR MALUT PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL KALBAR SULTRA JATENG SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKI Jakarta DKI BENGKULU GORONTALO

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Nasional

Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2010

Gambar 14 Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007

25

20 18,40

15

15,00

Persen

22,26

10

19,81

18,84

18,63

17,79

17,28

16,28

16,16 16,10 15,90

15,69 15,67 14,80 14,21

13,61 13,42 12,65 12,65 12,58 12,30 12,05 5 11,97 11,01 10,56 9,39

0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI MAJALENGKA KOTA BOGOR KOTA DEPOK KOTA CIMAHI TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI KOTA TASIKMALAYA Balita Kekurangan Gizi - Kab/Kota Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Balita Kekurangan Gizi - Nasional

Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2007

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 11 Gambar 15 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 2009

70

60 62

50 55 49 40 46 43 42 42 31 39 39

Jiwa 38 38 36 30 35 35 34 33 32 31 31 31 31 31 30 29 29 26 20 25 25 24 24 21 18 18 10

0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT MALUT PABAR PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL KALBAR SULTRA JATENG SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU GORONTALO AKB Provinsi AKB Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 16 Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 2009

60

50

40 35,89

30

Jiwa

31,42

47,73

47,62

45,75

43,89

43,64

20 42,60 42,53 41,13 41,04 39,58 38,75 38,59 36,93 34,27 34,16 33,64 33,05 32,45

31,96 31,81 31,57 31,32 30,41 30,09 29,78 10 18,64

0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI MAJALENGKA KOTA BOGOR KOTA CIMAHI KOTA DEPOK TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA

AKB Kab./Kota AKB Provinsi AKB Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

12 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 17 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009

120

100

77,34

98,14

96,94

96,22

80

88,88 88,68

87,45 86,33 85,86 85,37 85,24 85,20 84,30

82,83 82,71

78,72 76,37 76,01

60

71,32

70,51 70,17 69,48 68,86 63,55 63,17 62,47

60,43

59,06

Persen 40 49,85 49,08 48,72 47,45 47,21 42,48 20

0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT MALUT PAPUA PABAR SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL SULTRA KALBAR JATENG SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU GORONTALO Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 18 Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

120

100

77,34 80

60 70,17

Persen

96,81 96,51

94,91 91,77 91,70

87,70 86,42

40 85,86 84,49 82,73 81,48

79,05 77,85

74,01 73,56 73,07

72,16

66,90 66,12

57,67 57,31 53,88

20 49,63 45,38 42,43 41,26

0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASIKOTA MAJALENGKA KOTA BOGOR KOTA KOTA CIMAHI KOTA DEPOK KOTA TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA KOTA CIREBON KOTA KOTA BANDUNG KOTA KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG BARAT BANDUNG KOTA TASIKMALAYA KOTA Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Kab./Kota Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 13 Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Penduduk yg Penduduk Rata-rata Lama Melakukan dengan keluhan Angka Morbiditas Daerah Sakit Pengobatan kesehatan Sendiri

(%) (%) (%) (%) BOGOR 43,14 21,97 4,74 63,50 SUKABUMI 28,39 16,63 6,20 75,36 CIANJUR 31,80 19,49 6,14 76,87 BANDUNG 28,64 16,69 5,62 76,82 GARUT 28,87 19,71 7,25 70,10 TASIKMALAYA 31,01 18,61 6,53 68,83 CIAMIS 39,71 19,25 6,80 65,32 KUNINGAN 35,09 23,27 4,86 68,87 CIREBON 31,21 18,21 6,09 71,68 MAJALENGKA 45,12 19,77 5,26 75,10 SUMEDANG 37,45 19,17 6,28 61,00 INDRAMAYU 25,31 16,60 6,70 81,81 SUBANG 31,50 14,19 5,73 70,25 PURWAKARTA 34,87 19,58 6,08 73,70 KARAWANG 30,62 14,97 5,38 76,41 BEKASI 35,14 18,26 5,84 69,51 BANDUNG BARAT 21,84 14,62 5,83 81,91 KOTA BOGOR 32,15 16,26 5,85 56,20 KOTA SUKABUMI 35,34 16,49 4,93 49,77 KOTA BANDUNG 32,41 16,11 5,04 61,60 KOTA CIREBON 37,72 18,10 5,54 61,95 KOTA BEKASI 24,21 13,50 5,06 58,62 KOTA DEPOK 24,10 11,70 5,01 74,29 KOTA CIMAHI 25,14 15,76 6,04 59,41 KOTA TASIKMALAYA 45,99 22,75 5,83 79,19 KOTA BANJAR 29,48 12,35 7,04 74,10 JAWA BARAT 32,24 17,65 5,77 69,57 INDONESIA 33,68 18,63 5,51 68,41

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

14 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 19 Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009

09 Tahun 20 Tahun

19 Gambar

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2010 Indeks PembangunanIndeks Kesehatan Masyarakat (IPKM)

10 Kementerian Kesehatan, Kementerian 20 Sumber: Sumber:

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 15 Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)2 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Kategori IPKM Kabupaten/Kota Keterangan Wilayah Rangking Nilai

BOGOR KaD 287 0,47 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

SUKABUMI KaD 347 0,44 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

CIANJUR KaB 416 0,37 Kabupaten Bermasalah Berat Non Miskin

BANDUNG KaF 208 0,52 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

GARUT KaD 374 0,41 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

TASIKMALAYA KaD 364 0,42 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

CIAMIS KaF 170 0,54 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

KUNINGAN KaF 16 0,66 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

CIREBON KaF 155 0,55 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

MAJALENGKA KaF 251 0,49 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

SUMEDANG KaF 101 0,59 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

INDRAMAYU KaF 214 0,51 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

SUBANG KaF 159 0,55 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

PURWAKARTA KaD 329 0,45 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

KARAWANG KaF 196 0,52 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

BEKASI KaF 190 0,53 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA BOGOR KoE 72 0,61 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA SUKABUMI KoD 113 0,58 Kota Bermasalah Non Miskin

KOTA BANDUNG KoF 37 0,64 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA CIREBON KoE 65 0,62 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA BEKASI KoF 55 0,62 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA DEPOK KoD 114 0,58 Kota Bermasalah Non Miskin

KOTA CIMAHI KoF 25 0,65 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

KOTA TASIKMALAYA KoA 177 0,54 Kota Bermasalah Berat Miskin

KOTA BANJAR KoD 89 0,60 Kota Bermasalah Non Miskin

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2010

2 IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan dan dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); Susenas (Survei Ekonomi Nasional); dan Survei Podes (Potensi Desa). IPKM digunakan untuk mengukur kemajuan pembangunan pada bidang kesehatan dan mendukung efektivitas intervensi pada bidang kesehatan.

16 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 20 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009

7

6

5,98 5,75 5

5,18 4,88

4

Persen

3,64

3 3,58

3,33

3,21

1,97 2,95

2,85

2,79 2,73

2,58 2

2,43 2,41 2,38

2,34 2,24

2,19

2,09

1,96 1,88

1,73 1,63

1,60

1 1,57

1,37

1,28 1,14 1,11 0,84 0,83 0,71 0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI BABEL JABAR SULUT MALUT PABAR PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL SULTRA JATENG KALBAR SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU GORONTALO Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 21 Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

4,5

4

3,5

3

2,5 1,96

Persen 2 4,00

1,97

1,5

3,07

3,04

2,80

2,61

2,50 2,49

2,34

2,32 2,25

1 2,12

1,95 1,92 1,81

1,76

1,62

1,53 1,36 1,30 0,5 1,23 1,00 0,93 0,80 0,73 0,47 0,31 0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI KOTA BOGOR MAJALENGKA KOTA CIMAHI KOTA DEPOK TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-Kab./Kota Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 17 Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Angka Partisipasi Pendidikan

Sekolah Dasar Sekolah Menengah Sekolah Menengah Daerah (SD/MI) Pertama (SMP/MTs) Atas (SMA/MA/SMK)

APK APM APK APM APK APM BOGOR 110,66 95,22 68,01 55,73 51,68 33,76 SUKABUMI 108,83 95,94 76,71 66,25 42,34 33,47 CIANJUR 107,43 97,29 81,38 73,50 41,21 35,92 BANDUNG 109,97 96,67 80,76 72,75 54,69 40,51 GARUT 106,82 96,78 82,64 74,81 46,48 39,18 TASIKMALAYA 100,35 95,84 83,20 69,01 38,38 30,85 CIAMIS 104,13 93,47 90,83 77,77 45,30 40,41 KUNINGAN 110,35 94,97 91,51 81,24 51,22 45,18 CIREBON 111,91 95,43 66,23 58,95 40,04 32,39 MAJALENGKA 110,91 97,32 79,36 72,83 64,49 45,83 SUMEDANG 106,54 96,35 75,51 71,10 63,46 45,44 INDRAMAYU 100,08 89,76 100,87 78,68 47,10 37,64 SUBANG 105,99 90,76 90,52 65,25 54,51 32,22 PURWAKARTA 106,99 93,63 83,16 70,89 42,68 33,96 KARAWANG 105,11 89,72 81,94 61,56 43,89 28,03 BEKASI 109,07 90,59 79,90 60,20 55,88 39,59 BANDUNG BARAT 102,10 92,33 77,33 65,98 30,10 24,84 KOTA BOGOR 104,05 89,19 92,41 69,65 69,46 48,09 KOTA SUKABUMI 100,19 89,02 96,28 69,33 61,28 44,04 KOTA BANDUNG 112,24 97,66 77,91 71,83 60,97 45,44 KOTA CIREBON 104,73 93,87 65,49 60,18 83,65 55,09 KOTA BEKASI 109,02 96,05 81,81 71,01 67,92 54,38 KOTA DEPOK 108,55 92,62 83,38 59,64 67,97 41,62 KOTA CIMAHI 114,29 98,05 77,69 63,06 71,34 48,41 KOTA TASIKMALAYA 108,20 96,83 87,30 78,42 52,44 45,31 KOTA BANJAR 106,03 95,98 78,32 71,22 73,84 53,14 JAWA BARAT 107,69 94,56 80,49 67,91 51,75 38,59 INDONESIA 110,42 94,37 81,25 67,43 62,55 45,11

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

18 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 22 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi3 (%), Tahun 2009

100

90

80

87,86

70 80,38

58,18

70,65 60

69,47

67,08

62,50

61,93 61,50

50 60,47 59,31

58,06 Persen

56,52

55,68 55,62 55,45

53,94

53,55 53,01

40 51,54 49,64 48,61 48,46 47,68

46,83 45,34 45,20 44,56 43,50 42,72

30 38,11 37,97

20 31,39

10 19,28

0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT PAPUA PABAR MALUT SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL SULTRA JATENG KALBAR SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU GORONTALO Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 23 Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

100

90

80

70 58,18

60

50 55,62

Persen

91,0

40 82,7

77,1

75,8

72,3

70,9 69,0

65,3 64,5

30

59,5 58,5 58,0

57,2

56,5 55,2 54,7

50,7

49,2

46,9 20 46,0 41,3 40,7 40,0 36,8 32,9 31,7 10

0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI KOTA BOGOR MAJALENGKA KOTA DEPOK KOTA CIMAHI TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA

Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

3 Akses terhadap air bersih dengan kontrol jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 19 Gambar 24 Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 2009

60

50

49,30 48,34

40 45,73 44,93

42,68 41,75

39,02 30

34,68 34,58

Persen 33,44

22,78

32,10

29,22

28,43 28,14

27,42 27,18

20 26,36

25,42

24,99 24,37 23,32 23,15

22,05 20,29 19,62

16,80

10 16,45

5,63

13,90 12,15 10,97 9,68 5,09 0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI BABEL JABAR SULUT MALUT PAPUA PABAR SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL JATENG KALBAR SULTRA SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU GORONTALO Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

50

45

40

35

30

22,78 25

Persen 43,04

20 42,37

20,29

15 33,72 31,38

28,52

27,84

26,83 25,30

10 21,71 21,00 20,65 19,66 18,28

15,64

13,89 13,81 13,61 5 13,28 8,88 8,74 8,45 6,87 4,48 2,29 0,24 0,00 0 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA BEKASI KOTA BOGOR MAJALENGKA KOTA CIMAHI KOTA DEPOK TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA BANJAR KOTA CIREBON KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

20 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 26 Indeks Pembangunan Manusia4 (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2010

80

78

76

77,60

74

76,09 76,07

75,77 75,56 75,07

74,64 72

74,19

73,78

72,95 72,92 72,86

72,27 72,74 s

70 72,49

k 72,19 72,17

e

71,70 71,62 71,62 71,42 71,42 d

71,14 n I

68 70,48 70,28 70,00 69,92 69,64

69,15 69,15 66 69,03

67,26 64 65,20 62 64,94

60

58 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI JABAR BABEL SULUT PAPUA MALUT PABAR SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL KALBAR SULTRA JATENG SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKI Jakarta DKI BENGKULU GORONTALO IPM Provinsi IPM Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 27 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2010

80

78 79,09

76

76,36 74 76,06 72,27 75,75 75,51

74,93 74,91

74,40 s 72

74,05 k

e 73,35

d

72,93

n 72,19

72,42 I 72,16

70 72,00

71,38 71,37 71,36 71,17 71,14

70,89

70,66

68 70,25 69,79

69,14 68,89 66 67,75

64

62 CIAMIS GARUT BEKASI BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU KOTA CIMAHI KOTA DEPOK KOTA KOTA BEKASI KOTA MAJALENGKA BOGOR KOTA KOTA BANJAR KOTA TASIKMALAYA PURWAKARTA KOTA CIREBON KOTA KOTA BANDUNG KOTA KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG BANDUNG BARAT KOTA TASIKMALAYA KOTA IPM Kabupaten Kota IPM Provinsi IPM Nasional

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran kesejahteraan dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. Ukuran kesejahteraan tersebut diperkenalkan dan diterbitkan oleh PBB dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) sejak tahun 1990.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 21 Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010

Angka Angka Melek Rata-rata Pengeluaran Harapan Hidup Huruf Lama Sekolah Per Kapita IPM Provinsi (Tahun) (Persen) (Tahun) (Ribu Rp PPP)

2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 BOGOR 68,44 68,86 94,29 95,02 7,54 7,98 628,34 629,62 71,35 72,16 SUKABUMI 66,74 67,06 97,33 97,33 6,54 6,88 626,15 626,99 70,17 70,66 CIANJUR 65,64 66,00 97,45 97,55 6,63 6,82 613,26 614,83 68,66 69,14 BANDUNG 68,94 69,02 98,72 98,72 8,37 8,37 636,30 638,56 73,84 74,05 GARUT 65,20 65,60 98,93 98,94 7,29 7,34 636,01 637,49 70,98 71,36 TASIKMALAYA 67,75 67,96 98,88 98,90 6,98 6,99 630,56 632,31 71,73 72,00 CIAMIS 67,11 67,29 97,01 97,59 7,09 7,19 629,43 630,86 70,96 71,37 KUNINGAN 67,35 67,47 94,28 95,45 6,87 6,95 630,62 631,73 70,42 70,89 CIREBON 65,17 65,29 91,55 92,33 6,67 6,85 629,67 631,55 68,37 68,89 MAJALENGKA 66,09 66,35 95,03 95,09 6,83 6,84 631,79 633,65 69,94 70,25 SUMEDANG 67,31 67,42 97,58 97,73 7,91 7,93 633,75 636,01 72,14 72,42 INDRAMAYU 66,41 66,82 85,60 85,65 5,64 5,73 635,04 635,67 67,39 67,75 SUBANG 69,24 69,39 92,40 92,45 6,91 6,92 627,82 630,09 70,86 71,14 PURWAKARTA 66,77 67,06 95,65 95,71 7,24 7,42 632,20 633,15 70,79 71,17 KARAWANG 66,40 66,70 93,09 93,21 6,83 6,95 629,05 629,62 69,47 69,79 BEKASI 69,07 69,40 93,69 94,03 8,21 8,33 633,74 635,18 72,47 72,93 KAB BANDUNG BARAT 68,61 68,65 98,04 98,51 8,04 8,07 632,85 635,56 72,99 73,35 KOTA BOGOR 68,77 68,87 98,75 98,77 9,77 9,79 645,22 647,89 75,47 75,75 KOTA SUKABUMI 69,18 69,44 99,66 99,66 9,21 9,32 633,32 634,82 74,57 74,91 KOTA BANDUNG 69,66 69,72 99,67 99,67 10,22 10,44 634,04 636,89 75,64 76,06 KOTA CIREBON 68,47 68,50 97,02 97,05 9,46 9,47 645,13 647,96 74,68 74,93 KOTA BEKASI 69,58 69,64 98,49 98,51 10,52 10,53 641,20 643,92 76,10 76,36 KOTA DEPOK 72,97 73,09 98,93 98,94 10,77 10,94 647,69 649,20 78,77 79,09 KOTA CIMAHI 69,11 69,18 99,64 99,65 10,42 10,50 630,06 633,20 75,17 75,51 KOTA TASIKMALAYA 69,49 69,86 99,45 99,55 8,59 8,83 629,71 630,24 73,96 74,40 KOTA BANJAR 66,15 66,26 97,16 97,26 7,97 8,01 627,79 631,36 70,98 71,38 JAWA BARAT 68,00 68,20 95,98 96,18 7,72 8,02 628,71 630,97 71,64 72,19 INDONESIA 69,21 69,43 92,58 92,91 7,72 7,92 631,46 633,64 71,76 72,27

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

22 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 28 5 Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

2

1,5

1

0,5

0,98 0,95 0,8 0,76 0,68 0,61 0,56 0,54 0,54 0,5 0,39 0,37 0,35 0,31 0,28 0,23 0 CIAMIS GARUT BEKASI

BOGOR SUBANG CIANJUR CIREBON BANDUNG SUKABUMI KUNINGAN SUMEDANG KARAWANG INDRAMAYU MAJALENGKA TASIKMALAYA PURWAKARTA

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten, 2009 dan Jawa Barat Dalam Angka (BPS), 2010.

Keterangan:

>1,5 Defisit Tinggi

1 – 1,5 Defisit Sedang

0,5 – 1 Surplus Rendah

0 – 0,5 Surplus Tinggi

0 Data Tidak Tersedia

5 Merupakan salah satu ukuran ketahanan pangan di tingkat Kabupaten dan Kota dan termasuk dalam Peta Kerawanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas-FIA) diperkenalkan oleh DKP, Badan Ketahanan Pangan provinsi dan kabupaten bekerja sama dengan World Food Programme (WFP) pada tahun 2005.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 23

Gambar 29 – Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan6 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

aspek aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, nsolidasi berbagai anandan Kerentanan Pangan (Food Security Vulnerabilityand Atlas

Menurut Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

6 29

Gambar

WFP, 2009 WFP,

Sumber: Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009

6 Pada tahun 2009, cakupan diperluas dari 30 provinsi di 265 kabupaten menjadi 32 provinsi dan 346 kabupaten serta merupakan konsolidasi berbagai aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, seperti ketersediaan pangan, akses dan distribusi pangan serta gizi dan kesehatan yang dipublikasikan dengan nama “Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (Food Security and Vulnerability Atlas – FSVA)” Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan

Sumber: RIBadan Sumber: Pangan, Pertanian Ketahanan danDepartemen Padatahun 2009, cakupan diperluas dari provinsi30 di kabupaten265 menjadi 32 provinsi dan kabupaten346 sertamerupakan ko

sepertiketersediaan pangan, akses dan distribusi pangan serta gizidan kesehatan yang dipublikasikan dengan nama “PetaKetah FSVA)” 6

24 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN

n e t

i

t

Tabel 10.

i a - y n

s ) t

s s i n I a d x o k r o a

g S o

Komponene Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 p e u

p h n o d F c d m a a n m F e n t C I o I 192,7 211,4 321,0 116,9 183,5 196,8 166,4 148,5 148,6 148,5 147,7 168,0 176,3 190,4 140,8 124,9 210,6 ( o P e S K C K Ketersediaan Pangan Akses Pangan Akses terhadap Kesehatan dan Gizi Indeks

)

k

Komposit r Penduduk

%

i u s a a ( 9 d Produksi

e * p u 0 a

s Ketahanan h tanpa n d i 0 d k a n s t 2 a Bersih Desa Penduduk a r 59,32 68,26 58,65 40,54 53,13 63,18 42,00 60,00 54,00 31,00 50,81 34,68 41,54 67,10 49,32 22,91 43,52 e p e Rasio Angka Angka Prevalensi akses Pangan P Sereab lia- Tingkat tanpa tanpa Daerah Konsumsi Rasio Non Buta Huruf Harapan Balita pada (CFSI -

n k

Kab./Kota Kemiskinan Akses akses

a u s i

a

t Composite s

Normatif- Elektrifikasi Perempuan Hidup Kekurangan fasilitas a 8 d a z a ) n i a t e p i u 0 d

l (Kg/ (%) ke Jalan pada air a h s i G n % r d a 0

e k (

s Food

a Kab./Kota (%) (Tahun) Gizi (%) sarana a n p n 7,01 2,18 6,84 7,41 6,63 4,26 2,12 4,79 5,05 4,79 6,72 8,33 4,53 3,74 t 2 s a a s 10,63 18,10 10,30 e f a kapitae / (%) bersih* (%) P k d Security kesehatan

n hari) a

t

Index) n i (%) a

s a ) h

n g e a 7 % e n t s l ( i

2009 0 2009 2009 2008 2008 2009 2009 2007 2008 2009 l

a e i a r a 0 z v K u i

22,6 17,3 23,4 22,4 22,5 21,7 20,9 15,6 29,4 24,1 17,0 23,0 20,7 18,3 14,1 19,1 22,4 B 2 e k r p G e a

BOGOR P 305 0,98 10,81 7,31 0,00 5,97 68,44 22,6 7,01 59,32 192,7 K d a h r

SUKABUMI 558 0,54 11,78 11,94 0,00 3,14 66,74 17,3 10,63 68,26 211,4 e

t )

n

a n a p s 9 k u p u e 0 g h a s CIANJUR d 557 0,54 14,14 16,22 0,00 2,95 65,64 23,4 18,10 58,65 321,0 i 0 r n a k a 2 H A T A 68,44 66,74 65,64 68,94 65,20 67,75 67,11 67,35 65,17 66,09 67,31 66,41 69,24 66,77 66,40 69,07 68,61 ( BANDUNG H 492 0,61 8,29 0,96 0,00 1,94 68,94 22,4 2,18 40,54 116,9

f n

u a

GARUT 375 0,8 15,70 7,90 0,00 2,63 65,20 22,5 6,84 53,13 183,5

r

u a

u 9 ) p k 0 H g

% m 0 n (

TASIKMALAYA a 600 0,5 13,50 10,76 0,00 2,36 67,75 21,7 7,41 63,18 196,8 e t 5,97 3,14 2,95 1,94 2,63 2,36 4,26 6,52 9,90 6,58 4,37 6,74 3,03 2 r A 23,13 12,09 10,33 12,78 u e B CIAMIS P 439 0,68 11,23 5,71 0,00 4,26 67,11 20,9 6,63 42,00 166,4

n

KUNINGAN 810 0,37 15,91 2,53 0,00 6,52 67,35 15,6 4,26 60,00 148,5 s

a a

8 a l ) e . p s 0 a s n % e J 0 k (

a D 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 t 2 10 e

CIREBON A 315 0,95 18,22 7,30 0,00 9,90 65,17 29,4 2,12 54,00 148,6 k

MAJALENGKA 847 0,35 17,12 1,24 0,00 6,58 66,09 24,1 4,79 31,00 148,5 n

i a s Tabel Tabel n

g

a o

n

SUMEDANG k 1.310 0,23 13,69 2,99 0,00 4,37 67,31 17,0 5,05 50,81 147,7 8 i N a f

i 0 P r o i

t 0 s s k 7,31 0,96 7,90 5,71 2,53 7,30 1,24 2,99 5,71 5,16 1,49 3,44 3,59 1,40 2 11,94 16,22 10,76 a INDRAMAYUe 979 0,31 17,99 5,71 0,00 23,13 66,41 23,0 4,79 34,68 168,0 e l s R E k

SUBANG A 1.070 0,28 14,13 5,16 0,00 12,09 69,24 20,7 6,72 41,54 176,3

n

a t

n a

i PURWAKARTA 539 9 0,56 10,48 1,49 0,00 6,74 66,77 18,3 8,33 67,10 190,4 ) k k 0 g s % i 0 ( n i 8,29 5,97 2 m 10,81 11,78 14,14 15,70 13,50 11,23 15,91 18,22 17,12 13,69 17,99 14,13 10,48 12,90 16,03 KARAWANG T 767 0,39 12,90 3,44 0,00 10,33 66,40 14,1 4,53 49,32 140,8 e K BEKASI 395 0,76 5,97 3,59 0,00 12,78 69,07 19,1 3,74 22,91 124,9

i - a

s f t

i

n t

o o 9 m a i a

K

BANDUNG BARAT** u 16,03 1,40 0,00 3,03 68,61 22,4 10,30 43,52 210,6 0 s g /

. s m a n 0 r 0,8 0,5 b n a 0,98 0,54 0,54 0,61 0,68 0,37 0,95 0,35 0,23 0,31 0,28 0,56 0,39 0,76 2 R o a o P N

K K n a a i

d i - a

t e

s / a

i h o s k ) l a 9 / i r i t

u i s K a r g 0 e /

r t d p . e a K 0 e r ( e o a b h 305 558 557 492 375 600 439 810 315 847 979 539 767 395 Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 2 r e B k a 1.310 1.070 K P S K

**

h

a r

e

a

D

BOGOR SUKABUMI CIANJUR BANDUNG GARUT TASIKMALAYA CIAMIS KUNINGAN CIREBON MAJALENGKA SUMEDANG INDRAMAYU SUBANG PURWAKARTA KARAWANG BEKASI BANDUNG BARAT

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 25 -

n e t

i

t

i Ketersediaan Pangan Akses Pangan Akses terhadap Kesehatan dan Gizi a - y Indeks

n

s ) t

s s i n I a d x o k r o a

g S o e p e u

p h

n Komposit o d F c Penduduk d m a a n m F e n t 90,6 96,5 75,1 78,0 80,7 86,9 81,2 C I o

I Produksi 106,2 142,2 ( o P e S K tanpa Ketahanan C K Bersih Desa Penduduk

Rasio Angka Angka Prevalensi akses Pangan

)

k

r Serealia- Tingkat tanpa tanpa

%

i

u s a a (CFSI - ( 9 Daerah d Konsumsi Rasio Non Buta Huruf Harapan Balita pada

e * p u 0 a s

Kabh ./Kota Kemiskinan Akses akses n d i 0 d k a n s Normatif- Elektrifikasi Perempuan Hidup Kekurangan fasilitas Composite 8,96 t 2 a a r 35,53 42,77 17,29 24,24 29,13 27,75 45,27 44,76 e p e (Kg/ (%) ke Jalan pada air P b Kab./Kota (%) (Tahun) Gizi (%) sarana Food kapita/ (%) bersih* (%)

Security n k kesehatan

a u s i

a hat ri) s

a 8 d a z a ) n i a t e p i

u Index) 0 d (%) l a h s i G n % r d a 0

e k ( s a a n p n 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4,17 t 2 s a a s e f a 20e 09 2009 2009 2008 2008 2009 2009 2007 2008 2009

P k d

n a

t

n i

KOTA BOGORa ** 8,82 0,61 0,00 2,97 68,77 21,2 0,00 35,53 90,6

s a ) h

n g e a 7 % e n t s l ( i 0 l

a e i a

KOTA SUKABUMI** r 9,16 0,41 0,00 3,09 69,18 14,3 0,00 42,77 96,5 a 0 z v K u i

21,2 14,3 15,5 22,6 18,1 19,2 15,8 20,5 22,1 B 2 e k r p G e a P

KOTA BANDUNG** K 4,50 3,88 0,00 0,51 69,66 15,5 0,00 17,29 75,1 d a h r

e

KOTA CIREBON** 13,06 3,95 0,00 6,06 68,47 22,6 0,00 8,96 78,0 t )

n

a n a p s 9 k u p u e 0 g h a s d i 0 r

KOTA BEKASI** n 5,78 0,16 0,00 3,26 69,58 18,1 0,00 24,24 80,7 a k a 2 H A T A 68,77 69,18 69,66 68,47 69,58 72,97 69,11 69,49 66,15 ( KOTA DEPOK** H 2,93 2,05 0,00 3,29 72,97 19,2 0,00 29,13 86,9

f n u a

r KOTA CIMAHI** 7,10 0,00 0,00 0,55 69,11 15,8 0,00 27,75 81,2 u a

u 9 ) p k Terdapat Terdapat beberapa komponen dari Indeks Komposit Ketahanan Pangan (CFSI 0 H

g

% m * 0 n ( a * e t

KOTA TASIKMALAYA** 2,97 3,09 0,51 23,556,06 3,26 3,29 1,720,55 0,76 4,20 0,00 0,76 69,49 20,5 0,00 45,27 106,2 2 r A ; u e B KOTA BANJAR** P 8,64 3,52 0,00 4,20 66,15 22,1 4,17 44,76 142,2

n

s

a a 8 a l ) e p s 0 a

Sumber: Badan Pusat Statistiks 2011, Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009. n % e J 0 k (

a D 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 t 2 e Keterangan: *Air Bersih dihitung denganA menggunakan kontrol jarak dari tempat pembuangan kotoran/limbah; ** Terdapat beberapa komponen dari Indeks Komposit Ketahanan Pangan (CFSI - Composite Food Security Index) yang tidakk terhitung karena belum terdata secara lengkap. *** Data tidak tersedia (wilayah pemekaran).

n

i a s n *** Data tidak tersedia (wilayah pemekaran). (wilayah tersedia tidak *** Data g

a o

Pertanian RI Pertanian dan2009. WFP, n k

8 i N a f

i 0 P r o i

t 0 s s k 0,61 0,41 3,88 3,95 0,16 2,05 0,00 1,72 3,52 2 a e e l s R E k A

n

a t

n a

i 9 ) k k 0 g s % i 0 ( n i 8,82 9,16 4,50 5,78 2,93 7,10 8,64 2 m 13,06 23,55 T e K

i - a

s f t

i n t o o 9 m a i a

K u 0 s g /

ontrol ontrol jarak dari tempat pembuangan kotoran/limbah . s m a n 0 r k b n a 2 R o a o P N

K K n a a i

d i - a

t e

s / a

i h o s k ) l a 9 / i r i t

u i s K a r g 0 e /

r t d p . e a terhitung karena belum terdata secara lengkap. secara terdata belum karena terhitung K 0 e r

( e o a b h menggunakan , Dewan Ketahanan Pangan, Departemen ,Pangan, Ketahanan Dewan 2 r e B k a K P S K

yang tidak **

** tatistik 2011 tatistik

**

S

**

**

** ** ** ** h a r

P usat

e a D *Air *Air Bersih dihitung dengan adan KOTA BOGOR KOTA KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK CIMAHIKOTA KOTA TASIKMALAYA KOTA BANJAR Composite Food Security Index) Security Food Composite Sumber: B Sumber: Keterangan:

26 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 30 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun

4 KOTA CIREBON

3,5 Prioritas Prioritas 3 BOGOR 3 KOTA SUKABUMI KOTA CIMAHI

n

u KARAWANG h

2,5a BANDUNG BARAT T

5 SUKABUMI INDRAMAYU

1 BEKASI GARUT - 7

KOTA BANDUNG a 2i s KOTA BEKASI PURWAKARTA U

k KOTA DEPOK

u BANDUNG d

u CIANJUR

1,5d KUNINGAN n e 1,36 P

CIAMIS

h CIREBON a l o

1k KOTA TASIKMALAYA e SUBANG S

s SUMEDANG

u TASIKMALAYA t u P

0,5

a KOTA BANJAR k

g Prioritas MAJALENGKA Prioritas n

A 4 2 0 0 5 10 15 20 25

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka putus sekolah penduduk usia 7- 15 tahun sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan angka putus sekolah tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan angka putus sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. Kabupaten Karawang, Bandung Barat, Indramayu, Garut dan Kota Cirebon merupakan wilayah Prioritas Pertama.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 27 Gambar 31 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI)

100

Prioritas Prioritas 4 KOTA CIMAHI CIANJUR KOTA BANDUNG 2 MAJALENGKA BANDUNG GARUT SUMEDANG KOTA BEKASIKOTA BANJARSUKABUMI TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA CIREBON D 95 BOGOR S KUNINGAN

i n r u KOTA CIREBON M

PURWAKARTA i s a p i KOTA DEPOK CIAMIS s i

t BANDUNG BARAT r a P

a k

g SUBANG

n BEKASI A 90 KOTA BOGOR KARAWANG INDRAMAYU KOTA SUKABUMI

Prioritas Prioritas 1 3

85 0 5 10 15 20 25 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SD/MI rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Bandung Barat, Subang, Karawang, Indramayu dan Kota Cirebon.

28 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 32 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama

90

Prioritas Prioritas 2 4 KUNINGAN 80 INDRAMAYUKOTA TASIKMALAYA CIAMIS

GARUT CIANJUR BANDUNG MAJALENGKA KOTA BANDUNG KOTA BEKASIKOTA BANJARPURWAKARTA SUMEDANG 70 KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI TASIKMALAYA

SUKABUMI BANDUNG BARAT

KOTA CIMAHI SUBANG

Angka Partisipasi Murni SMP Murni Partisipasi Angka KARAWANG 60KOTA DEPOK BEKASI KOTA CIREBON CIREBON

BOGOR Prioritas Prioritas 3 1 50 0 5 10 15 20

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan menengah pertama dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SMP/MTs rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Bandung Barat, Subang, Karawang, Cirebon dan Kota Cirebon.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 29 Gambar 33 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi

50

GARUT CIREBON

CIANJUR

p 45

u Prioritas

d MAJALENGKA i KOTA BANJAR PURWAKARTA H

3 KARAWANG INDRAMAYU n

a SUKABUMI r

i SUMEDANG Prioritas

h 40

a CIAMIS l 1

e KUNINGAN K

0 TASIKMALAYA 0 0 . 35 1 BOGOR r KOTA CIREBONBANDUNG BARAT e KOTA BOGOR P

BANDUNG i BEKASIKOTA CIMAHI y SUBANG a KOTA TASIKMALAYA

B 30 KOTA BANDUNG KOTA SUKABUMI n a i

t KOTA BEKASI a m e

K 25

a k g n A 20 Prioritas KOTA DEPOK Prioritas 2 4 15 0 5 10 15 20

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kabupaten Garut, Cirebon, Cianjur, Majalengka, Indramayu, Karawang, Sumedang, Kuningan dan Tasikmalaya.

30 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 34 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

26 Prioritas 1 Prioritas CIREBON 3 21

i MAJALENGKA z i

G INDRAMAYU KOTA CIREBON n a

g KOTA BANJAR

n TASIKMALAYA KOTA TASIKMALAYA

a BOGOR r u

k 16 GARUT e BANDUNG K

a SUBANG

t CIANJUR i

l CIAMIS

a BEKASI B

SUKABUMI i KOTA BOGOR s

n SUMEDANGKUNINGAN

e KOTA BEKASI l KOTA DEPOK

a KOTA CIMAHI PURWAKARTA v e r 11 KOTA SUKABUMI P KOTA BANDUNG KARAWANG Prioritas Prioritas 2 4 6 0 5 10 15 20

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan prevalensi Jawa Baratta kekurangan gizi sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan prevalensi Jawa Baratta kekurangan gizi tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan prevalensi Jawa Baratta kekurangan gizi dengan target Jawa Baratta yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah-wilayah tersebut diantaranya adalah: Kabupaten Cirebon, Majalengka, Indramayu, Garut, Subang, Tasikmalaya, Kota Cirebon dan Kota Tasikmalaya.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 31 Gambar 35 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih

100

Prioritas Prioritas 4 2 90 KOTA CIREBON

KOTA BANDUNG 80

h i BEKASI s

r KOTA BEKASI e B

r

i KOTA CIMAHI

A KOTA DEPOK

70

p MAJALENGKA a d

a INDRAMAYU h KOTA BOGOR r e T

s 60 BANDUNG e SUBANG s CIAMIS k KOTA SUKABUMI BANDUNG BARAT A KOTA BANJAR KOTA TASIKMALAYA

50 KARAWANG SUMEDANG GARUT CIREBON

Prioritas CIANJUR 40 BOGOR KUNINGAN 3 TASIKMALAYA Prioritas PURWAKARTA 1 SUKABUMI 30 0 5 10 15 20 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih rendah. Wilayah-wilayah tersebut adalah: Kabupaten Karawang, Sumedang, Garut, Cirebon, Cianjur, Kuningan, tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya.

32 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 36 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi

50 Prioritas Prioritas 1 3 KARAWANG

40 TASIKMALAYA

SUKABUMI CIAMIS 30 BEKASI GARUT SUBANG BOGOR MAJALENGKA KOTA TASIKMALAYA CIANJUR 20 CIREBON INDRAMAYU PURWAKARTA Prioritas KOTA BANJAR SUMEDANGKUNINGAN Tanpa Akses Sanitasi Terhadap Akses Tanpa 4 BANDUNG 10 KOTA BOGOR BANDUNG BARAT KOTA CIMAHI KOTA SUKABUMI Prioritas KOTA BANDUNG 2 KOTA CIREBON 0 KOTA DEPOK KOTA BEKASI 0 5 10 15 20

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses sanitasi sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses sanitasi rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Karawang, Tasikmalaya, Garut, Subang, Majalengka, Cianjur dan Kota Tasikmalaya.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 33 Gambar 37 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik

Prioritas KOTA CIMAHI KOTA BEKASI MAJALENGKA KOTAKOTA SUKABUMI BOGOR 99 4 BANDUNG BANDUNG BARAT PURWAKARTA KOTA TASIKMALAYA KOTA DEPOK KUNINGAN 97 SUMEDANG BEKASIKOTA BANJAR KARAWANG Prioritas KOTA BANDUNG KOTA CIREBON 2

95

k SUBANG i r t CIAMIS INDRAMAYU s i L

p

a 93

d BOGOR CIREBON a

h GARUT r e T

s 91 e s k A 89 TASIKMALAYA SUKABUMI 87 Prioritas 3 Prioritas 85 1 CIANJUR 83 0 5 10 15 20

Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses tenaga listrik sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses tenaga listrik rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Indramayu, Cirebon, Garut, Tasikmalaya dan Cianjur.

34 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 38 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja

15 KARAWANG Prioritas Prioritas 3 1 KOTA CIMAHI BANDUNG BARAT 13 CIREBON KOTA BEKASI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON

n BOGOR INDRAMAYU

a CIANJUR

r 11 u

g BANDUNG g n a

g SUKABUMI n PURWAKARTA e P

t 9 BEKASI a

k SUMEDANGSUBANG g KOTA DEPOK n

i KOTA TASIKMALAYA T TASIKMALAYA KUNINGAN

7 GARUT

KOTA BANJAR MAJALENGKA

5 Prioritas CIAMIS Prioritas 4 2

3 0 5 10 15 20 Tingkat Kemiskinan Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan tingkat pengangguran sebagai salah satu indikator utama dibidang ketenagakerjaan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencipatakan lapangan kerja dan investasi. Prioritas Kedua adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi namun tingkat pengangguran rendah. Pada wilayah ini diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya difokuskan pada permasalahan ketenagakerjaan. Wilayah tersebut diantaranya Kabupaten Karawang, Bandung Barat, Cirebon, Cianjur, Indramayu dan Kota Cirebon.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 35 Tabel 11 7

- Rekapitulasi Prioritas Intervensi Menurut Kabupaten Kota

t

g a n n k

a a r g 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 g u n n i g e T P Angka AKB Per Angka Putus Angka Prevalensi Akses Akses Akses Tingkat Partisipasi 1.000 Kabupaten/Kota Sekolah Usia Partisipasi Balita Kurang Terhadap Air Terhadap Terhadap Pengang-

p

Murni Kelahiran a s k i

d 7-15 Th Murni SD/MI Gizi Bersih Sanitasi Listrik guran e

r t a s 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 SM2 P/MT2 s 2 3 Hidup3 3 4 4 4 s h k i r L A e T KARAWANG 1 1 1 1 2 1 1 2 1

CIREBON 2 2 1 1 1 1 2 1 1 p i

s a s a d e

t i a s 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 3 3 3 3 4 4

GARUT n 1 2 2 1 1 1 1 1 2 h k r a A e S INDRAMAYUT 1 1 2 1 1 2 2 1 1

CIANJUR r 2 2 2 1 2 1 1 1 1 i A

h s p i

e

a

KOTA CIREBON s 1 1 1 2 1 2 2 2 1 7 r s 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 3 3 4 4 3 4 d k e a A h B TASIKMALAYAr 2 2 2 1 1 1 1 1 2 e T BANDUNG BARAT 1 1 1 2 2 2 2 1

g

i n s a n r

SUBANG 2 1 1 2 1 2 1 2 2 i e u

l z

i K 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 2 3 4 3 4 3 4 a

v G a t e

KOTA TASIKMALAYAi 2 2 2 2 1 1 1 2 2 r l a P MAJALENGKAB 2 2 2 1 1 2 1 2 2

r

KUNINGAN n 2 2 2 1 2 1 2 2 2

e a

p 0 r i P

u 0

h 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 4 3 3 4 3 4 d 0 11 B i a .

SUMEDANG l 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 K H e A K BOGOR 3 4 3 4 3 3 3 3 3 Tabel Tabel

SUKABUMIi 3 4 3 3 4 3 3 3 4 s s

T a i a n p k

M i r / g s CIAMIS 1 1 2 2 4 2 1 2 31 1 2 2 4 2 2 3 3 3 4 3 34 3 4 3 3 4 u i P n t r M A M a S BEKASI P 3 3 3 4 4 4 3 4 4 Prioritas Intervensi Menurut Kabupaten Kota

KOTA BANJAR 4 4 4 3 3 3 4 4 4 I

i M s

/ a a D p

KOTA CIMAHIk 3 4 3 4 4 4 4 4 3

i S g s 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 4 4 3 3 4 4

i i n t n r r A a u P rata rata skor nilai Prioritas 1 hinggaPrioritas 4. - M

Rekapitulasi 7

Kabupaten/Kota dalama table di atas diurutkan berdasarkan rata-rata skor nilai Prioritas 1 hingga Prioritas 4. s i u

s t h u U

T

P h

1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 5 a a l 1 k - o g 7 k n e A S

a t

o K

/

n

e t

a

p

u

b

a

K

Kota dalam table di atas diurutkan berdasarkan rata KARAWANG CIREBON GARUT INDRAMAYU CIANJUR CIREBON KOTA TASIKMALAYA BARAT BANDUNG SUBANG KOTA TASIKMALAYA MAJALENGKA KUNINGAN SUMEDANG BOGOR SUKABUMI CIAMIS BEKASI BANJAR KOTA CIMAHI KOTA Kabupaten/

7

36 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Angka AKB Per -

t

g Angka Putus Angka Prevalensi Akses Akses Akses Tingkat a n n Partisipasi 1.000 k

a a r g 3 4 3 3 3 4 3 Kabupaten/Kg ota Sekolah Usia Partisipasi Balita Kurang Terhadap Air Terhadap Terhadap Pengang- u n n i

g Murni Kelahiran e T

P 7-15 Th Murni SD/MI Gizi Bersih Sanitasi Listrik guran SMP/MTs Hidup

p

KOTA SUKABUMI 3 3 4 4 4 4 4 4 3 a s k i d e

r t a s 4 4 4 4 4 4 4 s h k i

PURWAKARTA r 4 3 4 3 4 3 4 4 4 L A e T BANDUNG 4 4 4 4 3 4 4 4 3

KOTA BANDUNG 3 4 4 4 4 4 4 4 3

p i

s a s a d e

t i a s KOTA BOGOR 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 n h k r a A e S KOTA DEPOK T 4 3 3 4 4 4 4 4 4

KOTA BEKASI 4 4 4 4 4 4 4 4 3 r i A

h s p i e

a s r s 4 3 4 4 4 4 4 d k

Sumber: Ringkasan Hasil Estimasie TNP2K a A h B r e T

g

i n s a n r

i e u

l z i K 4 4 3 4 4 4 4 a

v G a t e i r l a P B

r n

e a p 0 r i P

u 0

h 4 3 4 4 4 4 4 d 0 B i a . l 1 K H e A K

i s s

T a i a n p k

M i r / g s 4 4 4 4 4 3 4 u i P n t r M A M a S P

I

i M s

/ a a D p k

i S g s 3 3 4 4 3 3 4

i i n t n r r A a u P M

a s i u

s t h u U

T

P h

3 4 4 3 4 4 4 5 a a l 1 k - o g

7 k n e A S

a t o K /

n Hasil Estimasi TNP2K Estimasi Hasil

e t

a

p u b

a K Ringkasan KOTA SUKABUMI KOTA PURWAKARTA BANDUNG KOTA BANDUNG BOGOR KOTA DEPOK KOTA KOTA BEKASI Sumber: Sumber:

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 37 Gambar 39 Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Jawa Barat, Tahun 2011

JAWA BARAT Rp705.345 Rp159.540

TASIKMALAYA Rp41.790 Rp10.240

SUMEDANG Rp19.660 Rp4.915

SUKABUMI Rp58.950 Rp14.170

SUBANG Rp31.330 Rp7.240

PURWAKARTA Rp22.015 Rp5.210

MAJALENGKA Rp30.435 Rp7.340

KUNINGAN Rp23.460 Rp5.625

KOTA TASIKMALAYA Rp8.220 Rp1.310

KOTA SUKABUMI Rp6.125 Rp1.240

KOTA DEPOK Rp4.450 Rp330

KOTA CIREBON Rp2.680 Rp670

KOTA CIMAHI Rp2.070 Rp420

KOTA BOGOR Rp7.465 Rp940

KOTA BEKASI Rp4.810 Rp640

KOTA BANJAR Rp1.440 Rp220

KOTA BANDUNG Rp8.975 Rp480

KARAWANG Rp44.710 Rp10.060

INDRAMAYU Rp36.225 Rp8.925

GARUT Rp61.365 Rp14.760

CIREBON Rp62.880 Rp13.240

CIANJUR Rp49.185 Rp12.120

CIAMIS Rp29.520 Rp7.380

BOGOR Rp66.445 Rp16.225

BEKASI Rp27.795 Rp6.380

BANDUNG BARAT Rp18.390 Rp3.490

BANDUNG Rp34.955 Rp5.970

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Sumber APBN Sumber APBD

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011.

38 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Tabel 12. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota (Juta Rupiah), Tahun 2011

PNPM PNPM Total Sumber Sumber Jumlah Daerah Perdesaan Perkotaan Alokasi BLM APBN APBD Kecamatan

Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Kec. BANDUNG 19.550 21.375 40.925 34.955 5.970 31

BANDUNG BARAT 15.850 6.030 21.880 18.390 3.490 15

BEKASI 25.650 8.525 34.175 27.795 6.380 23

BOGOR 49.500 33.170 82.670 66.445 16.225 40

CIAMIS 31.750 5.150 36.900 29.520 7.380 36

CIANJUR 54.900 6.405 61.305 49.185 12.120 32

CIREBON 38.500 37.620 76.120 62.880 13.240 40

GARUT 70.300 5.825 76.125 61.365 14.760 42

INDRAMAYU 36.300 8.850 45.150 36.225 8.925 31

KARAWANG 46.900 7.870 54.770 44.710 10.060 30

KOTA BANDUNG 9.455 9.455 8.975 480 30

KOTA BANJAR 1.660 1.660 1.440 220 4

KOTA BEKASI 5.450 5.450 4.810 640 12

KOTA BOGOR 8.405 8.405 7.465 940 6

KOTA CIMAHI 2.490 2.490 2.070 420 3

KOTA CIREBON 3.350 3.350 2.680 670 5

KOTA DEPOK 4.780 4.780 4.450 330 6

KOTA SUKABUMI 7.365 7.365 6.125 1.240 7

KOTA TASIKMALAYA 9.530 9.530 8.220 1.310 8

KUNINGAN 23.900 5.185 29.085 23.460 5.625 32

MAJALENGKA 28.500 9.275 37.775 30.435 7.340 26

PURWAKARTA 20.300 6.925 27.225 22.015 5.210 17

SUBANG 34.100 4.470 38.570 31.330 7.240 30

SUKABUMI 67.050 6.070 73.120 58.950 14.170 47

SUMEDANG 17.300 7.275 24.575 19.660 4.915 26

TASIKMALAYA 46.100 5.930 52.030 41.790 10.240 39

JAWA BARAT 626.450 238.435 864.885 705.345 159.540 618

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011.

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 39 Gambar 40 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 2010 - 2011

60 9

51,89 8 50 7

40 6 34,42 5 30 5,00 4 22,41

20 18,63 3,81 3

2,93 Unit) (Juta Debitur Jumlah 2,58 2 10 1

Rencana dan Realisasi Penyaluran (Triliun Rupiah) (Triliun Penyaluran Realisasi dan Rencana 7,81 8,88 16,20 26,47 - 0 Maret 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011

Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 41 Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Jawa Barat, 2010 - 2011

8.000 1.400 6.882,84 7.000

1.200 6.000

1.000 5.000 4.519,66 731,00 800 4.000 562,04 600 3.000 2.775,84 440,92 Jumlah Debitur (Ribu Unit) (Ribu Debitur Jumlah 2.000 400

1.000 690,52 200 Rencana dan Realisasi Penyaluran (Miliar Rupiah) (Miliar Penyaluran Realisasi dan Rencana

307,59 983,89 2.175,72 3.476,39 - 0 Maret41,35 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011

Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

40 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 42 Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011)

10.000 9.000

8.000 7.980,33

7.564,72 7.000 7.500 6.882,84

6.000

5.000 5.000

4.000

2.850,31

3.000

2.714,00

2.346,30

2.500

2.000

1.537,93

1.412,35 1.411,99 1.358,42

1.337,00 1.270,42 1.217,26 1.159,09 1.152,56 1.143,48 5 1.056,76 923,89 9 887,12 , 634,34 600,41 578,74 2 553,41 1.000 459,00 419,26 408,74 401,60 384,31 3 328,53 289,83 260,72 226,68 1 0 0 DIY NTT NTB NAD BALI RIAU JATIM JAMBI KEPRI BABEL JABAR SULUT MALUT PABAR PAPUA SUMUT KALTIM KALSEL SULSEL SULTRA JATENG KALBAR SULBAR BANTEN SUMSEL MALUKU SUMBAR KALTENG SULTENG LAMPUNG DKIJakarta BENGKULU

GORONTALO Rencana Penyaluran Realisasi Penyaluran

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 43 Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi, (Per 31 Juli 2011)

20,0

14,69

15,0

12,58

12,09 12,04 11,93 10,98 10,45 10,11

10,0

8,40

8,18 8,12 7,79 7,71

7,17

6,86

6,63

5,30 5,82 5,59

5,52 5,52 5,49

5,11 5,06 4,96 4,94 4,85 4,76 4,75 4,55

5,0 3,92 3,66 3,56 2,91

,0

Kredit Per-Debitur Rata-rata Kredit Per-Debitur

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 41 Gambar 44 Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011)

16.000

12.000 13.897,63

8.000

Miliar Rp Miliar

3.816,65

4.000 3.013,01

1.493,26 1.038,31 843,27 775,49 443,55 434,20 226,40 104,72 78,81 76,95 53,82 44,13 37,60 35,90 32,98 24,95 0

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 45 Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Jawa Barat (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011)

BRI (KUR Ritel) Rp 361.690 BANK JABAR BANTEN 10,40% BANK DKI Rp 912.064 Rp 4.759 26,24% 0,14%

BANK NAGARI Rp 1.744 Lainnya 0,05% Rp 1.525.559 43,88% BRI (KUR Mikro) BANK SYARIAH MANDIRI Rp 1.163.869 Rp 127.275 BTN 33,48% 3,66% Rp 170.742 4,91% BANK MANDIRI Rp 339.032 BUKOPIN 9,75% Rp 21.520 BNI 0,62% Rp 373.699 10,75%

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

42 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Gambar 46 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Jawa Barat Tahun 20108 (Juta Rupiah)

Kesehatan Rp 288.786 3,02%

Pendidikan Ekonomi Rp 939.026 Rp 735.984 9,84% 7,71%

Perlindungan Sosial Rp 89.952 0,94%

Perumahan dan Fasilitas Umum Rp 1.234.075 12,93%

Lainnya Lingkungan Hidup Rp 304.112 Rp 131.826 3,19% 1,38%

Pelayanan Umum Rp 6.045.768 Pariwisata dan Budaya 63,32% Rp 66.501 0,70%

Ketertiban dan Ketentraman Rp 15.833 0,17%

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 2010

8 Komposisi Alokasi Belanja Daerah merupakan angka Anggaran Tahun 2010 (Bukan nilai realisasi).

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 43 Gambar 47 Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Jawa Barat, Tahun 2010

Kab. Bandung Barat

Kota Banjar

Kota Cimahi

Kota Tasikmalaya

Kota Sukabumi

Kota Depok

Kota Cirebon

Kota Bogor

Kota Bekasi

Kota Bandung

Kab. Tasikmalaya

Kab. Sumedang

Kab. Sukabumi

Kab. Subang

Kab. Purwakarta

Kab. Majalengka

Kab. Kuningan

Kab. Karawang

Kab. Indramayu

Kab. Garut

Kab. Cirebon

Kab. Cianjur

Kab. Ciamis

Kab. Bogor

Kab. Bekasi

Kab. Bandung

Prop. Jawa Barat

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Pelayanan Umum Pendidikan Kesehatan Ekonomi Perumahan dan Fasilitas Umum Lainnya

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 2010

44 TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN