Jurnal Konstruksi ISSN : 2085-8744 UNSWAGATI JURNAL KONSTRUKSI ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN JALAN PADA RUAS JALAN CIAWIGEBANG - LURAGUNG KABUPATEN KUNINGAN - JAWA BARAT

Ady Slamet Riyadi*, Martinus Agus S**

*) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon **) Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

ABSTRAK Ruas jalan Ciawigebang – Luragung merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Kuningan dengan Kabupaten Cirebon (Cirebon Timur). Jalur alternatif ini memiliki fungsi sebagai Jalan Kolektor berstatus Jalan Kabupaten. Secara geografis jalur ini menghubungkan 2 jalan Provinsi yaitu ruas jalan Provinsi Kuningan- Cirebon dan ruas jalan Provinsi Ciawigebang-Waled (Cirebon timur), sehingga ruas jalan Ciawigebang- Luragung harus mendukung kedua jalur Provinsi tersebut dengan dilakukannya analisis peningkatan pada ruas jalan tersebut, agar mampu melayani jumlah kendaraan dan beban lalu lintas dari jalur Provinsi, disamping itu untuk pengembangan wilayah perkotaan di Kabupaten Kuningan. Pada ruas jalan Ciawigebang-Luragung terdapat beberapa daerah perbukitan, pesawahan dan pemukiman Ruas jalan ini memiliki kondisi jalan yang kecil. Jalan ini merupakan jalur alternatif dari arah Kuningan menuju Jawa Tengah maupun sebaliknya. Maka dari itu ruas jalan ini perlu dilakukan peningkatan kinerjanya agar mampu mendukung dan menampung aktifitas masyarakat.

Kata Kunci : Perencanaan Dan Pengembangan Jalan

ABSTRACT Road section Ciawigebang - Luragung an alternative route connecting with the of Cirebon (Cirebon East). This alternative path has a function as District Collector Road status Road. Geographically this pathway connecting the two roads province which roads Province Kuningan- Cirebon and roads Provincial Ciawigebang-Waled (Cirebon east), so the road Ciawigebang-Luragung must support both lines of that province to do the analysis of the increase in these roads, to be able serve the number of vehicles and traffic load of the path of the Province, in addition to the development of urban areas in the district of Kuningan. On the road Ciawigebang-Luragung there are several hillsides, paddies and settlement. This road has a small road conditions. This road is an alternative path from the direction of Brass to Central and vice versa. Therefore the road is necessary to improve performance in order to support and accommodate the community activities.

Keywords : Planning And Development Road

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 189 Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Jalan Pada Ruas Jalan Ciawigebang – Luragung...

1. PENDAHULUAN adalah suatu prasarana hubungan darat dalam A. LATAR BELAKANG bentuk apapun, tidak terbatas pada bentuk jalan Kabupaten Kuningan dilihat dari posisi yang konvensional yaitu jalan pada permukaan geografisnya terletak di bagian timur Jawa Barat tanah, akan tetapi juga jalan yang melintas berada pada lintasan jalan regional yang sungai besar/laut, dibawah permukaan tanah dan menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah air (terowongan) dan diatas permukaan tanah priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur (jalan layang), meliputi segala bagian jalan tengah yang menghubungkan Bandung - termasuk bangunan pelengkap dan Majalengka dengan Jawa Tengah. Kabupaten perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu Kuningan akan berfungsi sebagai pendorong lintas (kendaraan, orang atau hewan). pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, terutama Bangunan pelengkap jalan adalah Ciayumajakuning. Untuk mengimbangi bangunan yang tidak dapat dipisahkan dari jalan, pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat antara lain jembatan, lintas atas (overpass), ini, pemerintah terus berupaya melakukan lintas bawah (underpass), tempat parkir, gorong- pengembangan dan peningkatan infrastruktur gorong, tembok penahan tanah dan saluran air kewilayahan dikawasan tersebut, terutama pada jalan. Sedangkan yang termasuk perlengkapan peingkatan dan pengembangan jalan sebagai jalan antara lain rambu-rambu lalu lintas, tanda- penghubung antar wilayah. tanda jalan (marka) dan pagar pengaman lalu Ruas jalan Ciawigebang - Luragung lintas”. merupakan jalur alternatif yang menghubungkan Kabupaten Cirebon dan Jawa Tengah. Dari 3. METODOLOGI PENELITIAN tahun ke tahun jumlah kendaraan yang melewati A. PERSIAPAN ruas jalan ini semakin bertambah, apalagi Tahapan persiapan merupakan dengan adanya suatu kebutuhan barang dan rangkaian kegiatan sebelum memulai jasa jalur ini sangat berpotensi untuk pengumpulan data dan pengolahan data. Dalam perkembangan lalu lintas akan tetapi ruas jalan tahap awal ini disusun hal-hal yang harus Ciawigebang – Luragung mempunyai lebar jalan dilakukan dengan tujuan mengefektifkan waktu yang sangat kecil. dan pekerjaan.

B. LOKASI KAJIAN B. IDENTIFIKASI MASALAH Lokasi kajian pada ruas jalan Melakukan identifikasi terhadap ruas Ciawigebang – Luragung adalah sebagai berikut jalan tersebut dan di daerah sekitarnya dengan : melihat aspek – aspek yang sangat berpengaruh pada lalu lintas seperti perkembangan industri, penduduk, dan kendaraan.

C. PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data merupakan tahap untuk menentukan penyelesaian suatu masalah secara ilmiah setelah data-data untuk penyelesaian masalah tersebut lengkap semua. Tahapan ini merupakan tahap awal sebelum menganalisis peningkatan jalan.

Cara Sumber No Jenis Data Pengumpulan Data Data 2. LANDASAN TEORI Data Primer A. LANDASAN TEORI 1. - Observasi 1.1. Definisi Jalan Survei Pencarian Jalan merupakan prasarana perhubungan - Volume Lapangan Data darat dalam bentuk apapun yang meliputi semua Lalu Lintas bagian jalan, termasuk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Menurut Undang-undang Jalan Raya No. 13 Tahun 1980 menjelaskan bahwa “Jalan

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 190 Ady Slamet Riyadi, Martinus Agus S

lapangan maupun data yang didapat dari instansi yang terkait, untuk kemudian data tersebut akan Data - Google Earth diolah dan dianalisis untuk peningkatan jalan Sekunder pada ruas jalan Lemahsugih - Wado. - Dinas - Browsing - Peta 2. Bina internet Lokasi E. KESIMPULAN DAN SARAN Marga - Review - Data Hasil yang diperoleh dari analisis Provins dokumen Teknis Jalan perencanaan dan pengembangan jalan kemudian i Jawa didapatkan kesimpulan dan pemecahan masalah Barat - Browsing - Data yang lebih efektif dan terarah sehingga diperoleh - Badan internet Statistik solusi penyelesaian permasalahan yang lebih Pusat baik. Statistik Tabel 3.1. Pengumpulan Data 4. HASIL DAN PEMBAHASAN  Survey volume lalu intas A. VOLUME LALU LINTAS Survey ini dilakukan dengan tujuan 1.1. Rekapitulasi Volume Lalu Lintas untuk memperoleh data jumlah kendaraan yang Volume lalu lintas adalah jumlah lewat pada ruas jalan yang ditinjau dan jenis kendaraan yang melewati suatu penampang kendaraan serta jumlah tiap jenisnya. tertentu pada suatu ruas jalan dan dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas rata-rata No. Jenis Kategori adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu. Kendaraan Penggolongan kendaraan ini hanya 1. Sepeda Bermotor yang disesuaikan kepada kendaraan yang melintas di ruas Jalan Ciawigebang – Luragung yang Motor ( beroda dua atau kemudian dikonversikan kedalam satuan mobil MC ) tiga penumpang (smp) dan dijumlah masing-masing jurusan sehingga menghasilkan volume masing- 2. Kendaraan Mobil pribadi, masing arah pergerakan. Survey dilakukan Ringan ( angkutan dengan maksud untuk mengetahui volume lalu perkotaan, pick up, lintas yang akan dijadikan VJP. Juga untuk LV ) mini bus, dan mengetahui bagaimana pola pergerakan yang lainnya yang terjadi di ruas Jalan Ciawigebang - Luragung serta hari apakah yang paling tinggi volume lalu sejenis lintasnya. 3. Kendaraan Truck besar, mobil Rekapitulasi volume lalu lintas hasil Berat ( box besar, bus, survey yang telah dilakukan selama 12 jam mobil tangki air setiap hari selama 3 (tiga) minggu dapat dilihat HV ) dan lainnya yang pada tabel sebagai berikut. sejenis Tabel 3.2. Pengelompokkan Jenis Kendaraan Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Minggu Pertama Hari/Tanggal D. ANALISIS PERENCANAAN DAN Jumlah Volume (SMP/Hari) PENGEMBANGAN JALAN Arah Pergerakan Analisis perencanaan dan pengembanga Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu jalan adalah proses identifikasi data yang 02/05/2016 03/05/2016 04/05/2016 05/05/2016 06/05/2016 07/05/2016 08/05/2016 dilakukan berdasarkan data primer dan data Ciawigebang - Luragung 3171 3353 3443 3128 2736 3584 3879 sekunder yang sudah diperoleh. Data ini dimaksudkan untuk memperoleh pemecahan Luragung - Ciawigebang 3364 3744 3653 3334 2794 3730 3995 masalah yang lebih efektif dan terarah sehingga Jumlah Volume Lalu Lintas 6535 7097 7097 6462 5530 7314 7874 diperoleh solusi penyelesaian permasalahan yang terbaik. Tabel 4.2. Rekapitulasi Volume Kendaraan Pada tahapan ini dilakukan proses Minggu Pertama pengolahan data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder, baik data yang berasal dari survei pengamatan langsung di

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 191 Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Jalan Pada Ruas Jalan Ciawigebang – Luragung...

4000 3500 3000 2500 2000

Gambar 4.1. Grafik Rekapitulasi Volume Gambar 4.3. Grafik Rekapitulasi Volume Kendaraan Kendaraan Minggu Pertama Minggu Ketiga

Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Minggu Kedua 1.2. Volume Lalu Lintas Jam Puncak Hari/Tanggal Volume lalu lintas jam puncak dapat diketahui setelah mengamati masing-masing Jumlah Volume (SMP/Hari) jam dan masing-masing hari. Maka dapat Arah Pergerakan terlihat pada jam berapa saja arus lalu lintas Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu mencapai puncaknya (tertinggi). Volume lalu 09/05/2016 10/05/2016 11/05/2016 12/05/2016 13/05/2016 14/05/2016 15/05/2016 lintas puncak sangat dibutuhkan ketika akan merencanakan suatu ruas jalan karena dengan Ciawigebang - Luragung 3490 3237 3629 3401 2806 3259 3464 mengetahui volume tertinggi, maka pendesain Luragung - Ciawigebang 3391 3461 3412 3450 2794 3049 3354 jalan raya dapat membuat suatu desain jalan raya yang sesuai dengan keadaan di lapangan. Jumlah Volume Lalu Lintas 6881 6698 7041 6851 5600 6308 6817 Sehingga tingkat pelayanan suatu ruas jalan akan baik. Tabel 4.3. Rekapitulasi Volume Kendaraan Volume lalu lintas jam puncak dapat Minggu Kedua dilihat berdasarkan tabel dan grafik berikut ini :

Gambar 4.2. Grafik Rekapitulasi Volume Kendaraan Minggu Kedua Rekapitulasi Volume Lalu Lintas Minggu Ketiga Hari/Tanggal Jumlah Volume (SMP/Hari) Arah Pergerakan Tabel 4.5. Volume Lalu Lintas Jam Puncak Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu Berdasarkan dari tabel yang diambil dari 16/05/2016 17/05/2016 18/05/2016 19/05/2016 20/05/2016 21/05/2016 22/05/2016 data volume lalu lintas jam puncak yang dilakukan selama 3 (tiga) minggu, volume jam Ciawigebang - Luragung 3145 3288 3139 2882 2749 3447 3684 puncak terjadi pada hari Rabu tepatnya pada Luragung - Ciawigebang 3352 3237 3256 3239 3191 3576 3777 tanggal 11 mei 2016 (minggu kedua) yaitu sebesar 393 SMP/Jam. Jumlah Volume Lalu Lintas 6497 6525 6395 6121 5941 7023 7461 Tabel 4.4. Rekapitulasi Volume Kendaraan Minggu Ketiga

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 192 Ady Slamet Riyadi, Martinus Agus S

B. PERTUMBUHAN LALU LINTAS Jalan pada ini menggunakan bahu dengan lebar Berdasarkan data BPS Kabupaten rata-rata 1,5 meter, memiliki aktifitas pinggir Kuningan, pertumbuhan lalu lintas rata-rata jalan yang sedang dengan tipe 2 lajur 2 arah tak pertahun di Kabupaten Kuningan sebesar 13%. terbagi sehingga FCSF nya = 0,94 Dengan asumsi Faktor Keamanan (FK) sebesar Berdasarkan data-data yang telah ada 1,2 Setelah Beroperasinya BIJB, maka dapat dihitung besarnya kapasitas dari pertumbuhan lalu lintas menjadi 15 %. perubahan pelebaran jalan menjadi 7 meter ini Prediksi pertumbuhan volume lalu lintas adalah sebagai berikut: pada 7 tahun ke depan dapat dicari dengan C= Co x FCw x FCsp x FCsf rumus: C= 3000 x 0.91x 1,00 x 0,99 Q = VJP x (1 + i) n C= 2970 smp/jam/jalur Dimana : Q = Arus total lalu lintas ( SMP/Jam ) Jadi diketahui bahwa kapasitas kendaraan VJP = Volume Jam Perencanaan (Dalam dengan perubahan pelebaran jalan menjadi 7 Satuan Mobil Penumpang), meter ini adalah sebesar 2970 smp/jam. VJP = Volume Jam Puncak b. Derajat Kejenuhan Q I = Perkembangan lalu lintas, DS = C i = (13% x 1,2) = 0,13 2204 DS = n = 7 tahun ( Umur Rencana ) 2970 DS = 0,74 ...... OK !! Q = 978 x ( 1 + 0,13 )7 = 2301 smp/jam/jalur Jadi, Q = 2301 smp/jam/jalur Berdasarkan dari sampel diatas bahwa ruas jalan Ciawigebang – Luragung dengan Dengan volume lalu lintas sebesar 2301 pertumbuhan lalu lintas sebesar 15 % akan smp/jam, dapat dicari derajat kejenuhan : Q memiliki arus lalu lintas yang stabil dengan DS = C pelebaran jalan sebesar 7 meter. 2204 DS = 2970 D. PERHITUNGAN TEBAL DS = 0.74 PERKERASAN JALAN 5.1. Data pendukung Jadi, derajat kejenuhan pada 7 tahun yang  Daya Dukung Tanah : 2,0 akan datang mencapai angka 0,74. Untuk dapat (Asumsi) melayani pertambahan volume tersebut, maka  Pertumbuhan Lalu Lintas (i) : (15%) harus dilakukan peningkatan jalan berupa = 0,15 pelebaran jalan.  Umur Rencana (n) : 7

tahun C. ANALISIS KEBUTUHAN  Data Lalu Lintas (LHR) : PELEBARAN Data lalu lintas harian rata – rata Analisis kebutuhan pelebaran dapat berdasarkan jenis kendaraan yang dilakukan dengan cara membuat kebutuhan lewat. pelebaran sampai didapat nilai derajat kejenuhan yang stabil, menurut MKJI derajat kejenuhan yang baik adalah DS < 0,75. 1. Check dengan 7 m 2/2 UD a. Kapasitas Jalan Diketahui: C0 = Kapasitas dasar (smp/jam) Tipe jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi sehingga kapasitas dasarnya = 3000 smp/jam total Tabel 4.7. Lalu Lintas Harian Rata – Rata Ruas dua arah. Jalan Lemahsugih - Wado FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan Tipe jalan 2 lajur 2 arah tak terbagi memiliki 5.2. Menentukan Indeks Tebal lebar jalur 7 m, FCW = 1,00 Perkerasan (ITP) Tahapan serta hasil perhitungan FCSP = Faktor penyesuaian pemisahan arah Untuk jalan luar kota tipe jalan 2 jalur 2 arah penentuan pelapisan ulang akan dijelaskan dengan SP 50 % - 50 % = 1,00 sebagai berikut: a. Menentukan Indeks Tebal Perkerasan FCSF = Faktor penyesuaian hambatan samping Rencana (ITP)

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 193 Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Jalan Pada Ruas Jalan Ciawigebang – Luragung... Analisis hasil perhitungan untuk c. Menentukan Tebal Lapis Ulang menentukan Indeks Tebal Perkerasan Rencana pada Perkerasan Lama (ITP) diketahui sebagai berikut : Berdasarkan hasil survei lapangan, secara visual tingkat kerusakan jalan pada ruas jalan Lemahsugih – Wado didapat nilai Ruas Jalan Ciawigebang – Luragung presentasi : Lapisan permukaan : 40 % Daya Dukung Tanah Lapisan pondasi atas : 30 % (DDT) 2,0 Lapisan pond. Bawah: 25 % Lintas Ekivalen 784 Rencana (LER) Smp/hari/jur Lapisan permukaan = 60 % x 10 x 0,35 3 (tabel = 2,10 Faktor Regional (FR) 2.18) Lapisan pondasi atas = 70 % x 20 x 0,19 Indeks Perkerasan 3,9 (tabel = 2,66 Awal (IPo) 2.20) Lapisan pondasi bawah = 75 % x 39 x 0,12 Indeks Perkerasan 2,0 (tabel = 3,51 Akhir (IPt) 2.19) Maka dari perhitungan diatas indeks Tabel 4.8. Parameter Penentuan ITP Ruas tebal perkerasan yang ada (ITPada) adalah Jalan Lemahsugih – Wado 8,27 cm.

Dikarenakan daya dukung tanah d. Menentukan indeks tebal perkerasan sebesar 2,0 dan LER sebesar 784 smp/hari, perlu (ITPperlu) Indeks Tebal Perkerasan Perlu (ITPperlu) pada grafik nomogram tidak ditemukan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai Indeks Tebal Perkerasan Rencananya maka berikut : pada jalan tersebut harus dilakukan ITPperlu = ITP – ITPada stabilisasi tanah seperti menggunakan kapur = 13 – 8,27 dan semen dengan tujuan supaya = 4,73 mendapatkan nilai daya dukung tanah yang Jadi, didapat Indeks Perkerasan Perlu lebih besar. (ITPperlu) = 4,73 Diasumsikan daya dukung tanah menjadi 4,0 maka didapatkan hasil : e. Perhitungan Tebal Lapisan Tambahan - IPo 3.9 ITP = 15; ITP = 14 ≥ → Tebal lapisan tambahan dihitung b. Lapisan Perkerasan yang menggunakan rumus sebagai berikut : Direncanakan ITPperlu 4,73 Tmax = = = 13,5 cm ITP = ( a1 x D1 ) + ( a2 x D2 ) + ( a3 x D3 ) Koef.kekuatan relatif 0,35 13 = ( 0,35 x 10 ) + ( 0,19 x 20 ) + ( 0,12 x D3 ) Dari perhitungan tebal lapisan diatas, ruas 13 = 3,5 + 3,8 + 0,12 D3 jalan Ciawigebang – Luragung lapisan 13− 7,3 perkerasan tambahan menggunakan LASTON D3 = = 39 cm MS 590 dengan ketebalan AC-WC 5 + AC- 0,12 BINDER 8,5 = 13,5 cm.

Gambar 4.5. Lapisan Perkerasan Rencana

Gambar 4.6. Perkerasan Lapis Tambahan (IP0 ≥ 4)

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 194 Ady Slamet Riyadi, Martinus Agus S

3. Wilayah sekitar ruas jalan Ciawigebang – Luragung berpotensi pada sektor pertanian dan layak untuk tetap dipertahankan karena memiliki dampak perkembangan ekonomi yang besar dengan sebagian besar penduduk yang ada di Kecamatan Ciawigebang tetap bekerja pada sektor pertanian.

2. SARAN 1. Untuk mengantisipasi peningkatan volume lalu lintas, pertumbuhan lalu lintas diasumsikan 15 % agar tidak terjadi Gambar 4.7. Sketsa Jalan Potongan Melintang kejenuhan sebelum waktu yang Setelah Pelebaran direncanakan (diprediksikan) harus

dilakukan pelebaran. E. ANALISIS PENGEMBANGAN 2. Perlu dilakukan survey lalu lintas yang WILAYAH lebih lama dan teliti agar didapat data Dari beberapa sektor perkembangan yang volume lalu lintas yang akurat untuk telah di amati bahwa sektor pertanian memiliki peningkatan jalan yang lebih tepat. dampak yang besar dalam perkembangan di 3. Dengan infrastruktur jalan yang lebih daerah sekitar ruas jalan Ciawigebang – baik, potensi yang ada di wilayah tersebut Luragung tepatnya di Kecamatan Lemahsugih. diharapkan akan lebih meningkat lagi. Dengan jumlah peduduk yang mencapai 60.000 jiwa terdapat bahwa sebagian besar penduduk tersebut bermata pencaharian di sektor DAFTAR PUSTAKA pertanian. Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Dengan dilaksanakannya pelebaran ruas Pekerjaan Umum Republik . jalan Ciawigebang – Luragung, daerah 1997. Manual Kapasitas Jalan Kabupaten Kuningan yang merupakan salah satu Indonesia (MKJI). Sweroaddan PT. pusat agribisis Kabupaten Kuningan diharapkan BinaKarya, . berkembang menjadi pusat agribisnis skala Peraturan Pemerintah Republik Indonesia provinsi. Selain itu dengan pelebaran jalan Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan. tersebut dapat mengundang para investor untuk Departemen Pekerjaan Umum, 1997. Tata Cara meningkatkan sektor industri yang masih sangat Perencanaan Geometrik Jalan Antar minim di daerah tersebut serta sektor lainya Kota dan Jalan Perkotaan (No. seperti sektor pariwisata karena kian baiknya 038/TBM/1997). Direktorat Jenderal infrastruktur khususnya jalan pada wilayah Bina Marga Indonesia. tersebut. Departemen Pekerjaan Umum, 1987. Tata Cara

Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan 5. KESIMPULAN DAN SARAN Raya Dengan Metode Analisa 1. KESIMPULAN Komponen (SNI 1732-1989-F, SKBI 1. Dengan pertumbuhan lalu lintas sebesar 15 2.3.26.1987). Yayasan Badan Penerbit %, ruas Jalan Ciawigebang – Luragung PU Jakarta. sebelum dilakukan pelebaran pada 7 tahun Peraturan perencanaan geometrik jalan raya yang akan datang memiliki pertambahan (PPGJR) No. 13 Tahun 1970. Undang volume sebesar 2970 smp/jam dengan DS – undang Jalan Raya No. 13 Tahun (Degree of Saturation) ≥ 1 atau Density 1980. mencapai 100%. Feri Abdulah Safari, Tugas Akhir Analisis 2. Diperlukan peningkatan jalan berupa pelebaran jalan sebesar 7 meter dengan Pengembangan Peningkatan Jalan tebal lapisan tambahan menggunakan Pada Ruas Jalan Sumber – Cigasong, Jurusan Teknik Sipil, Metoda Analisa Komponen untuk IP ≥ 4 0 Fakultas Teknik, Universitas Swadaya diperoleh tebal lapis permukaan Laston Gunung Jati, 2014. Atas (MS 590) adalah 13,5 cm untuk Widanengsih, Tugas Akhir Analisis Lalu mengantisipasi pertumbuhan lalu lintas yang ada. Lintas Ruas Jalan Palimanan – Kedawung Kabupaten Cirebon,

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 195 Analisis Perencanaan Dan Pengembangan Jalan Pada Ruas Jalan Ciawigebang – Luragung...

Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Swadaya Gunung Jati, 2013. Adhi Nurgoho, Tugas Akhir Perencanaa Pelebaran dan Peningkatan Ruas Jalan Cirebon - Kuningan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Swadaya Gunung Jati, 2002 Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka. 2015. “Statistik Daerah Kecamatan Lemahsugih”. Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka. 2015. “Produktivitas Pertanian”.

Jurnal Konstruksi, Vol. VI , No. 3, Januari 2017 | 196