•
• Benda Cagar Budaya adalah benda alam dan/atau Struktur Cagar Budaya adalah susunan binaan benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak yang terbuat dari benda alam dan/atau benda bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki ruang kegiatan yang menyatu dengan alam, hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah sarana, dan prasarana untuk menampung perkembangan manusia. kebutuhan manusia.
Bangunan Cagar Budaya adalah susunan binaan yang Situs Cagar Budaya adalah lokasi yang berada terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia di darat dan/atau di air yang mengandung untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar tidak berdinding, dan beratap. Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu.
Kawasan Cagar Budaya adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua Situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Sumber: Presentasi Signifikansi (Yunus Arbi) WORLD HERITAGE CITY Ditetapkan UNESCO melalui sidang World 1 Heritage Commitee Harus memenuhi satu atau lebih kriteria dari 10 Outstanding Universal Value (OUV)/ Keunggulan Nilai . 2. Sejagad (KNS). Malaka, Malaysia Krakow, Polandia Praha, Ceko
Sumber: Presentasi Signifikansi (Yunus Arbi)
KOTA PUSAKA INDONESIA kini menjadi mantra yang menghidupi semangat pelestarian kota-kota yang memiliki aset pusaka yang unggul. Pelestarian pusaka merupakan kunci dalam pengelolaan kota. Dalam konteks ini, Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka atau P3KP yang diinisiasi dan dibina oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berupaya untuk mengembangkan strategi pengelolaan kota yang inovatif guna mendukung pembangunan kota yang terpadu dengan aset pusaka secara berkelanjutan. Pengelolaan pusaka dengan memanfaatkan aset pusaka diyakini memperkuat daya tarik dan daya saing kota. Kota Pusaka Indonesia adalah kota/kabupaten yang memiliki pusaka dengan keunggulan nilai Indonesia/Nasional dan telah memiliki Rencana Pengelolaan Kota Pusaka yang mampu menjaga, memelihara dan mengembangan Keunggulan Nilai Indonesianya. Kota Pusaka Indonesia adalah kota yang didalamnya terdapat kawasan cagar budaya dan/atau bangunan cagar budaya yang memiliki nilai-nilai penting bagi kota, menempatkan penerapan kegiatan penataan dan pelestarian pusaka sebagai strategi utama pengembangan kotanya. b
• Understanding (1 modul) • Management (4 moduls) • Planning and Design (4 moduls)
Pemahaman
Rencana Aksi Kota Pusaka Panduan dalam melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan keunggulan nilai pusaka kota/kabupaten pusaka.
Upaya Pelestarian Kota Pusaka adalah mengelola Kota Pusaka berdasar Rencana Pengelolaan yang disusun agar Keunggulan Nilai Kota Pusaka, baik secara lokal, nasional/Indonesia atau dunia (tergantung aras kualitas kota) tetap terjaga keberlanjutannya, suatu proses menerus yang membutuhkan pelaku pelestarian yang memiliki kompetensi Kedudukan RAKP
RTRW P3KP Sebagai Platform
RENCANA KAWASAN STRATEGIS RDTR SOS-BUD + PZ Input Input DUKUNGAN K/L RAKP memuat:: Masterplan -Inventarisasi RENCANA AKSI KOTA PUSAKA: Citywide PNPM PUSAKA, DLL & Dokumentasi -Inventarisasi Citywide -Kelembagaandan PENATAAN KUALITAS KOTA -Penetapan Kawasan Pusaka Tata Kelola PUSAKA BERBASIS EKONOMI -Penetapan Kawasan Pusaka Prioritas Didampingi -EkonomiKota Pusaka KREATIF, DLL DJPR -PengelolaanResiko Bencana -OlahFungsiKota Pusaka RTBL Masterplan -OlahdesainBentukKP RENCANA PENATAAN kawasan -PenataanRuang HERITAGE TRAIL KAWASAN PRIORITAS prioritas -Informasi, Edukasi, PENATAAN MUSEUM Promosi DIORAMA & BANGUNAN ETNIS PROGRAM DAN KEGIATAN FISIK (DED) DAN NON FISIK PENATAAN & PENINGKATAN KUALITAS DAS, DLL
DUKUNGAN MASYARAKAT & PERSIAPAN KOTA PUSAKA INDONESIA SWASTA
KERJASAMA REGIONAL & INTERNASIONAL PERSIAPAN MENUJU WHC Kerangka RAKP
Profil Kota Pusaka Sejarah Kota Pusaka Signifikansi Atribut Pusaka Tujuan, Kebijakan dan Strategi Tujuan Kebijakan Strategi Konsep Pengelolaan Rencana Pengembangan Kota Pusaka Kota Pusaka o Rencana struktur ruang kota pusaka o Rencana Pola Ruang Kota Pusaka Rencana Pengembangan Kelembagaan Rencana Pemberdayaan Masyarakat
Penetapan Kawasan Prioritas Profil Kawasan Prioritas
Arahan Penataan dan Pelestarian Indikasi Program Kota Pusaka Proses Penyusunan
Proses penyusunan Rencana Aksi Kota Pusaka merupakan pentahapan yang harus dilalui dalam kegiatan penyusunan. Tata Cara Penyusunan
Prosedur penyusunan Rencana Aksi Kota Pusakamerupakan tatacara yang harus dilalui yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat kabupaten/kota, terutama masyarakat dan dunia usaha. Prosedur penyusunan RAKP, terdiri dari: pembentukan dan aktivasi tim Kota Pusaka Daerah yang beranggotakan unsur-unsur dari pemerintah daerah provinsi, kota/kabupaten yang bersangkutan, organisasi pelestari atau perorangan; pelibatan komunitas; dan promosi atau diseminasi kepada berbagai pihak, termasuk masyarakat dan dunia usaha mengenai RAKP melalui kegiatan, seperti gelar karya atau sarasehan. Tahap Persiapan
Tim Kota Pusaka Daerah sebagai “manajer pelestarian” Tahap Pendataan Pusaka
Pemetaan Pusaka (heritage mapping) Pengumpulan Arsip Inventarisasi Pusaka
Identifikasi Perangkat Pelestarian Keterlibatan masyarakat Organisasi di bidang pusaka Regulasi/Hukum dan Perencanaan Pembiayaan pelestarian Pengumpulan Arsip
• Arsip berupa Peta Lama, Contoh Kota Bogor
Peta Lama Kota Bogor 1901, 1924 • Arsip berupa Foto Lama, contoh Kota Bogor
Mengupas Sejarah dan Morfologi Kota
Mengupas sejarah kota per tahapan masa menjadi hal yang paling penting dan mendasar sebagai modal untuk menemukan signifikansi kota. Contoh Lini Masa Sejarah Sawahlunto Atribut Kota Pusaka Tahapan Inventarisasi Pusaka
PENGUMPULAN PENYEMPURNAAN PERSIAPAN PENYUSUNAN DATA DATA BASE RAKP
INVENTARISASI mendukung
DISEMINASI
GALERI PUSAKA Daftar Aset Pusaka Contoh Inventarisasi Pusaka Budaya Ragawi – Mempersiapkan Peta Dasar – Menentukan jenis data (ch : nama, lokasi, tahun pembangunan, kondisi) – Menyajikan dalam bentuk Peta Pusaka.
Contoh : Kota Sawahlunto Contoh : Kota Bogor Asesmen Signifikansi Kota Pusaka
– Mengidentifikasi karakteristik kota pusaka, berdasarkan (1) Sejarah Perkembangan Kota; dan (2) Aset Pusaka yang Dimiliki; – Merumuskan Signifikansi dalam rumusan Pernyataan – Menetapkan atribut-atribut yang mendukung Signifikansi. Signifikansi Kota Pusaka Tujuan-Kebijakan-Strategi Konsep Pengelolaan Kota Pusaka Perumusan konsep –Berpijak dari pernyataan signifikansi; –Asesmen terhadap kondisi atribut pusaka dan ancaman; –Tinjauan terhadap perangkat pelestarian yang ada.
1.Values Rencana arePengembangan determined by Kota"those Pusaka 2.who Rencana createdPengembangan the heritage, Kelembagaanor subsequently,Kota Pusaka by those who care 3.for Rencana it". Pemberdayaan Komunitas
(Nara Document on Authenticity) Sumber : Richard A. Engelhardt KotaBogorKotaPusaka
Arahan Konsep Makro Pengembangan Kota Pusaka Pusaka (Citywide) Lansekap Mempertahankan morfologi pusat kota dengan bentukan konsentrik menjari Mempertahankan tipologi kawasan bersejarah dengan menjaga intensitas pengembangan rendah-sedang Zona Membuat linkage (tautan) antara Inti Utara – Pusat – Selatan sebagai poros pusaka kota Meningkatkan kualitas kawasan Kawasan sentra pengembangan baru agar Bersejarah Pusaka Intangible investasi dapat diarahkan ke sub- sub pusat yang direncanakan Aset Pusaka
Pengembangan kawasan jasa komersial Pengembangan properti hijau
KEDUDUKAN TAHAP PENENTAPAN KAWASAN PRIORITAS METODE PENETAPAN KAWASAN PRIORITAS
Metode pengumpulan data : 1. Pengumpulan dokumen 2. Pengamatan dan pencatatan lapangan 3. Wawancara PEMERINGKATAN KRITERIA PRIMER : Metode analisis : Penilaian Signifikansi Budaya 1. Sistem penilaian terhadap kriteria 2. Pemeringkatan bertingkat
PEMERINGKATAN Kriteria Skor KRITERIA SEKUNDER : Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi sangat tinggi 48 Urgensi Penanganan
Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi tinggi 46 Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi sedang 42 Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi rendah 38 PEMERINGKATAN Kawasan rawan terhadap bencana : gempa bumi, stunami, banjir, 17 longsor, abrasi, erupsi gunung berapi KRITERIA TERSIER : Dukungan Penanganan Perubahan Besar 15 Perubahan sedang 13 Perubahan kecil 11 Kejelasan status tanah 4 Adanya program pembangunan daerah terkait kota pusaka 3 KAWASAN KOTA PUSAKA Adanya potensi kerjasama dengan investor 2 PRIORITAS Adanya prakarsa komunitas 1 KERANGKA PIKIR PENETAPAN KAWASAN PRIORITAS
KAWASAN KOTA PUSAKA URGENSI 1 PENANGANA N
KAWASAN PENILAIAN KAWASAN KAWASAN STRATEGIS SIGNIFIKANSI KOTA PUSAKA KOTA PUSAKA SOSIAL BUDAYA 2 PRIORITAS BUDAYA
DUKUNGAN PENANGANA KAWASAN N KOTA PUSAKA 3
LINGKUP KOTA KRITERIA PRIMER
Kriteria Keterangan Signifikansi Sangat Tinggi 1. Benda atau lansekap kota atau lansekap yang telah terdaftar sebagai pusaka dunia 2. Pusaka budaya non ragawi yang telah terdaftar di tingkat nasional 3. Benda atau lansekap kota atau lansekap atau pusaka budaya non ragawi yang meberikan kontribusi secara signifikan untuk tujuan penelitian internasional 4. Benda atau lansekap kota atau lansekap atau pusaka budaya non ragawi yang mempunyai arti penting bagi dunia internasional 5. Pusaka budaya non ragawi yang terkait dengan inovasi, pengembangan teknik atau ilmu pngetahuan atau gerakan global 6. Pusaka budaya non ragawi terkait dengan kepentingan global Tinggi 1. Benda atau lansekap kota atau lansekap ditetapkan secara nasional sebagai kawasan yang dilindungi 2. Benda atau lansekap kota atau lansekap yang berpotensi untuk ditetapkan sebagai aset pusaka yang dilindungi 3. Benda atau lansekap kota atau lansekap yang memberikan kontribusi secara signifikan untuk tujuan penelitiang nasional 4. Benda atau lansekap kota yang telah berumur sekurang-kurangnya 50 tahun 5. Di kawasan konservasi berisi bangunan-bangunan sangat penting 6. Benda atau lansekap kota atau lansekap yang mempunyai arti penting secara nasional 7. Pusaka budaya non ragawi yang ditetapkan secara nasional sebagai kawasan atau kegiatan yang terkait yang mempunyai arti penting secara global KRITERIA PRIMER
Kriteria Keterangan Signifikansi Sedang 1. Benda atau lansekap kota atau alsekap yang meberikan kontribusi secara signifikan untuk tujuan penelitian tingkat regional 2. Benda atau lansekap kota atau alsekap yang ditetapkan mempunyai nilai sejarah, dapat dibuktikan memiliki kualitas luar biasa dan terkait dengan sejarah tetapi tidak terdaftar sebagai aset yang dilestarikan 3. Di dalan kawasan konservasi terdapat bangunan yang memberikan kontribusi secara signifikan tentang karakter yang memiliki nilai sejarah 4. Townscape atau lingkungan terbangun yang mempunyai nilai bersejarah 5. Pusaka budaya non ragawi terdaftar pada pelestarian di tingkat lokal Rendah 1. Benda, lansekap kota yang mempunyai arti penting tingkat lokal atau bangunan yang terdaftar sebagai bangunan pelestarian di tingkat lokal 2. Benda, lansekap kota yang memberikan kontribusi untuk penelitian tingkat lokal 3. Pusaka budaya non ragawi mempunyai arti di tingkat lokal KRITERIA SEKUNDER
Kriteria Keterangan Rawan Bencana Rawan kerusakan pada aset pusaka akibat bencana alam seperti : gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api, tanah longsor, abrasi, banjir Tingkat signifikansi 1. Perubahan bentuk atau karakter yang memberikan kontribusi Besar terhadap nilai signifikansinya 2. Hampir semua atau keseluruhan materia/elemen telah berubah 3. Perubahan yang menyeluruh Tingkat signifikansi 1. Perubahan pada material/elemen kunci sehingga nampak Sedang jelas modifikasinya 2. Perubahan cukup besar sehingga mempengaruhi karakter Tingkat signifikansi Sedikit Perubahan pada material/elemen kunci Kecil KRITERIA TERSIER
Kriteria Keterangan Kejelasan Status Tanah Status tanah hak milik dengan dibuktikan dengan adanya serpifikat hak milik (SHM) Adanya program Adanya program pembangunan terkait dengan pembangunan daerah pengembangan kota pusaka pada kawasan kota pusaka. terkait kota pusaka Program pembangunan berupa : RPJPD, RPJMD, Program sektor Adanya potensi kerjasama Telah adanya usulan kerjasama atau kontrak kerjasama antar pemangku kegiatan antara pemangku kegiatan untuk pembangunan kawasan kota pusaka Adanya prakarsa Adanya lembaga keswadayaan masyarakat yang komunitas melaksanakan pengembangan kawasan kota pusaka PROSES PENENTAPAN KAWASAN PRIORITAS
1. Identifikasi Kawasan 1. IDENTIFIKASI POTENSI Startegis KAWASAN KOTA PUSAKA
2 a. Analisis Kriteria Primer
Tidak Stop 2. PEMERINGKATAN Ya BERDASARKAN KRITERIA 2 b. Pemeringkatan PRIMER Berdasarkan kriteria Primer
3 a. Analisis Kriteria Sekunder Tidak 3. PEMERINGKATAN Ya BERDASARKAN KRITERIA 3 b. Pemeringkatan SEKUNDER Berdasarkan kriteria Sekunder
4 a. Analisis Kriteria Tersier 4. PEMERINGKATAN Tidak BERDASARKAN KRITERIA TERSIER Ya 4 b. Pemeringkatan Prioritas 1. IDENTIFIKASI KAWASAN STRATEGIS
A. Data Yang Dibutuhkan : • Peta RTRW Kabupaten/Kota Kawasan Kota B. Metode Analisis : Tua • Berdasarkan Kawasan dokumen dilakukan Taman Ismail pencatatan lokasi Marzuki kawasan strategis Kawasan sosial budaya Menteng
C. Keluaran : Kawasan • Lokasi kawasan Kebayoran strategis di Baru kota/perkotaan Kawasan Situ Babakan 2. PEMERINGKATAN BERDASARKAN KRITERIA PRIMER
A. Data Yang dibutuhkan : • Peta lokasi penetapan kawasan pelestarian • Hasil Analisis Signifikansi
B. Metode analisis : • Menggunakan metode skoring. Apabila tidak memenuhi salah satu kriteria primer proses tidak dilanjutkan.
No. Kriteria Skor 1. Mempunyai tingkat signifikansi sangat tinggi 48 2. Mempunyai tingkat signifikansi tinggi 46 3. Mempunyai tingkat signifikansi sedang 42 4. Mempunyai tingkat signifikansi rendah 38
C. Keluaran : • Peringkat kawasan prioritas berdasarkan kriteria primer CONTOH NILAI SEJARAH KAWASAN KOTA TUA
Kota Tua Jakarta terletak di Kelurahan Pinangsia Kecamatan Tamansari Kotamadya Jakarta Barat. Saat ini, kawasan Kota Tua berada di dua wilayah kotamadya, yaitu Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Kota Tua sebagai cikal bakal Jakarta. Sejarah Kota Tua Jakarta dimulai dari sebuah pelabuhan yang kini dikenal sebagai Sunda Kalapa. Pelabuhan ini pernah dikenal berbagai bangsa di dunia sebagai pelabuhan dagang internasional termegah di Asia Tenggara. Fa Hsien pengelana Cina pada abad ke-5 M. 3. PEMERINGKATAN BERDASARKAN KRITERIA SEKUNDER A. Data Yang Dibutuhkan Peta rawan bencana Data pengamatan kondisi bangunan Hasil pemeringkatan berdasarkan kriteria primer
B. Metode Analisis Menggunakan metode skoring. Apabila tidak memenuhi salah satu kriteria sekunder dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu pemeringkatan berdasarkan kriteria tersier.
No. Kriteria Skor 1. Kawasan rawan terhadap bencana 17 2. Kawasan telah mengalami kerusakan atau perubahan besar 15 3. Kawasan telah mengalami kerusakan atau perubahan sedang 13 4. Kawasan telah mengalami kerusakan atau perubahan kecil 11
C. Keluaran : Peringkat kawasan prioritas berdasarkan kriteria sekunder CONTOH PETA RAWAN BENCANA
PETA RAWAN BANJIR PETA RAWAN GEMPA CONTOH TINGKAT PERUSAKAN BANGUNAN 4. PEMERINGKATAN BERDASARKAN KRITERIA TERSIER A. Data Yang Dibutuhkan Peta status lahan Data/peta program pembangunan daerah Data proposal atau kontrak kerjasama dengan investor Data kegiatan komunitas
B. Metode Analisis Menggunakan metode skoring. Apabila tidak memenuhi salah satu kriteria tersier dapat dimasukkan kedalam pemeringkatan kawasan prioritas
No. Kriteria Skor 1. Kejelasan Status lahan 4 2. Adanya program pembangunan daerah terkait kota pusaka 3 3. Adanya potensi kerjasama dengan investor 2 3. Adanya prakarsa komunitas 1
C. Keluaran : Peringkat kawasan prioritas berdasarkan kriteria sekunder CONTOH PROGRAM PEMBANGUNAN
PT Pembangunan Kota Tua Jakarta hari ini diluncurkan bersamaan dengan Kelompok Pelestarian Kota Tua Jakarta. Kedua entitas tersebut nantinya akan berfungsi mengembangkan Kota Tua Jakarta dengan melakukan revitalisasi.
Proyek yang menggunakan dana abadi sekitar Rp72 triliun itu akan merevitalisasi dua kawasan Kota Tua yang meliputi area seluas 384 hektar di Sunda Kelapa-Pinangsia dan 134 hektar di dalam tembok museum Kota Tua.
Program Pembangunan Berdasarkan RTRW 2030:
1. Dikembangkannya kawasan bernilai sejarah antara lain penataan kawasan Menteng 2. dukungan infrastruktur kota untuk kawasan pusat kesenian di Taman Ismail Marzuki (TIM); 3. pengembangan dan penataan kawasan Kebayoran sebagai kawasan bernilai sejarah CONTOH SIMULASI ANALISIS
Kriteria Skor Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kota Lama Menteng Kebayoran Baru Condet Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi sangat tinggi 48 Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi tinggi 46 46 46 Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi sedang 42 38 38 Kawasan yang mempunyai nilai signifikansi rendah 38 Kawasan rawan terhadap bencana : gempa bumi, stunami, 17 17 17 17 - banjir, longsor, abrasi, erupsi gunung berapi Perubahan Besar 15 15 15 15 Perubahan sedang 13 - - - Perubahan kecil 11 11 Kejelasan status tanah 4 4 4 4 Adanya program pembangunan daerah terkait kota pusaka 3 3 - - - Adanya potensi kerjasama dengan investor 2 2 - - - Adanya prakarsa komunitas 1 1 - - - JUMLAH 95 83 74 49 PENETAPAN PRIORITAS Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4 Penetapan Kawasan Prioritas Kota Pusaka Kawasan Prioritas Kota Pusaka Arahan dan Indikasi Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka Program skala Kawasan Prioritas Agenda 1 thn Penyusunan RAKP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kota Pusaka Indonesia