'ORIENTASI PENGGUNAAN RUMAH DI KAWASAN DESAKOTA Studi Kasus di Bagian Timor Kecamatan Kartosuro Kabupaten Sukoharjo Tahun 2001 (I'he Orientation OfThe Use OfHouses In The Sub Urbans; A Case Study In East Part Of Kartasura, Sukoharjo 2001)

Dilahur, Musiyam, Choirul Amin Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Jl. A.Yani Pabelan Kartosuro Tromol Pos I Surakarta 57162, Telp (0271) 717417 Psw 151-153, Fax: (0271) 715448, E-mail: E.Qf~l!.~f.Q!f.i29.13!k.7.LOJY.qf.~f!.q:.£f!.'!!

ABSTRACT

Kartasura, seen form space point ofview, has special position because it is located in the corridor intersection beetwen -Surakarta-. Wich becomes three central developing cities in central part ofJaya. This study is carried out in border town area in east part ofKartasura, which consist offour village -Pabelan, Gonilan, Gumpang and Makamhaji, that are growing fast due to the effect ofurban characteristic from Surakarta. The orientation phenomena of the use ofhouse (OPR), the urban population that led to the commercial use is an interesting fact dealing with the influence of urban activities in those areas. The goal ofthis study is to know the kindsand the.spread ofthe space ofOPR popula­ tion in east part ofKartasura and the factors, which is studied, is the houses in the research i areas and the respondents are the owner of the houses. The sampling uses systematic pro- portional random sampling . The location of house sample (UMS, UNS, Islamic Boarding School ofAssalam), health services (RSIS and RSO), and commercial servies (ALFA, UMS' stores). All of them are located in Pabelan and Makamhaji. While industrial center consist of PT Tyfountex and small industries around it in Gumpang. Every central activities is divided into two cluster based on the relative distence from central activities (far and near), so as a whole there are four clusters which made up oftwo clusters in service center and the other in industrial center. Sample at every cluster is taken proportional about 2,5% based based on homogeneity consideration, whether the selection ofhouse sampling is taken ran- · .. domly. The numbers of samples as a whole 175 respondents. The collected data are pre- sented in the form of.frequency and cross table. f}U alitative data analysis uses logical thought, deductive inductive, analogy and comparison, while quantitative data analysis is done us-. ingfrequency table analysis and cross table. The use ofboth analysi~ ia Sadapted with the data and goal of the study. The result of this study shows that : 1) OPR population in east

142 Forum Geograji, Vol.15, No.2, 2001: 142-175 part ofKartasura consists of three kirz..ds: commercial OPR, non-commercial and combina­ tion. While the spreading space of the kind of OPR follows the concept of distence decay principle - the nea~er relative distance of the house to the center of activities, the more commercial orientation the use ofthe house is. 2) External factor, which influence OPR, is the developing urban activities such industry, commerce, education and health instrument. While the internal factor which influence to OPR is the size of lanf ownership

Key words : Orientation phenomena ofthe use ofhouse

PENDAHULUAN kegiatan perkotaan, terutama industri, di satu pihak akan dapat memberikan Perkembangan kota-kota di In­ -kesempatan kerja non pertanian bagi donesia selama dasawarsa terakhir, masyarakat di wilayah tersebut. Akan terutama di pulau Jawa, sedang tetapi di lain pihak berkembangnya membentuk koridor (jalur-jalur kegiatan perkotaan di kawasan ini akan perkotaan) yang membentang di antara mengurangi lahan pertanian. Kenyataan pusat-pusat kota besar, seperti Serang­ ini menggambarkan betapa pentingnya Jakarta-Kerawang-Cirebon, Jakarta­ kajian mengenai karakteristik dan Bogor, -Malang, dan Semarang­ prospektif kawasan desakota bagi Surakarta-Yogyakarta. Perkembangan perumusan kebijakan pengembangan kegiatan di sepanjang koridor antara kota wilayah. besar dicirikan dengan semakin tidak jelasnya perbedaan penggunaan untuk Kecamatan Kartosuro dari !iegi kegiatan perkotaan dan pedesaan keruangan memiliki posisi yang istim~wa sehingga muncul kawasan yang disebut karena terletak pada persimpangan sebagai kawasan desakota (Koestoer, koridor Semarang-Surakarta-Yogyakarta 1997). yang merupakan tiga kota pusat pertumbuhan bagian tengah pulau Jawa. Pola semacam ini akan Kartosuro dilalui oleh jalan raya yang berlangsung selama dasawarsa menghubungkan kota Surakarta dengan mendatang mengingat harga lahan di dua ibukota propinsi sekaligus yaitu kawasan tersebut lebih rendah dibanding di kota dan juga didukung dengan Semarang dan Yogyakarta. Jalur kemudahan transportasinya. Kegiatan transportasi utama ini mendorong yang paling menonjol di kawasan perkembangan daerah ini menjadi pesat desakota ini adalah semakin tumbuh dan ditandai dengan berkembangnya l@giatan berkembangnya - kawasan-kawasan industri, perdagangan, perumahan dan industri, perdagangan dan permukiman. penyediaan berbagaijasa di kawasanini. Hal ini membawa dampak ganda, baik Selain itu, pemekaran kota Surakarta ke positif maupun negatif. Perkembangan arah selatan juga merupakan salah satu

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Dilahur , dkk) 143 Tabel 1. Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Kartosuro Tahun 1985-2000 Tahun 1985 Tahun2000 Penggunaan Lahan Luas (Ha) % Luas (Ha) % Pemukiman/pemmahan 709,2496 36,88 709,5560 36,90 Jasa 181,8900 9,46 196,1400 10,20 Industri 20,5884 1,07 44,1934 2,30 Sa wah 837,4757 43,55 780,9596 40,61 Tegalan 28,4048 1,48 32,5638 1,70 Lain-lain 147,3917 7,56 159,5872 8,29 Jumlah 1.923,0000 100,00 1.923,0000 100,00 Sumber: Bappeda Kabupaten Sukoharjo 1985 danKecamatanKartosuro dalam Angka 2000. faktor yang mendukung perkembangan Tabel 1 menggambarkan kawasan ini. perubahan penggunaan lahan di kecamatan Kartosuro yang mengalami Bagian timur kecamatan penurunan luas lahan sa wah yang cukup Kartosuro yang terdiri dari empat desa besar yaitu dari 43 ,55 % menjadi 40,61 yaitu desa Pabelan, Gonilan, Makamhaji, %, sementara lahan industri meningkat dan Gumpang merupakan kawasan yang · lebih dari dua kali lipatyaitu dari 1,07% letaknya secara administratifberbatasan menjadi 2,30 %. Tabel 1 secara umum langsung dengan kota Surakarta. menu~jukan semakin berkurangnya lahan Keempat desa tersebut merupakan produktif karena perkembangan kegiatan kawasan desakota yang mengalami pe~kotaan seperti industri, jasa, dan perkembangan pesat karena perembetan permukiman penduduk. sifat-sifat kekotaan dari kota Surakarta. Lahan perkotaan Surakarta yang Bagian timur kecamatan semakin sempit dan mahal menyebabkan Kartosuro merupakan daerah yang paling ekspansi kegiatan perkotaan ke daerah berkemba'ng di wilayah kecamatan pinggiran kota karena pertimbangan Kartosuro. Hal ini dapat dilihat dari luasnya ketersediaan lahan dan relatif keberadaan berbagai kegiatan perkotaan rendahnya harga lahan di daerah dan sarana-prasarana yang ada. Sebagai pinggiran kota tersebut. Perkembangan contoh, di desa Gumpang berdiri PT·. ·' · perkotaan yang semakin pesat di bagian Tyfountex yang merupakan industri textil •• timur kecamatan Kartosuro seperti berskala besar yang memperkerjakan industri, perdagangan, dan jasa, berarti 0 ribuan tenaga ketja; di desa Pabelanberdiri kesempatan kerja di daerah tersebut berbagai sarana (jasa) sepertikampus UMS. semakin meningkat. Hal ini akan yang memiliki tidak kurang dari 20 ribu • menjadi daya tarik bagi pencari kerja, mahasiswa, dua rumah sakit besar yaitu terutama dari pedesaan di sekitarnya. Rumah Sakit Islam Surakarta (RSIS) dan

144 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001 : 142- 175 Rumah Sakit Orthopedi (RSO), serta dua Berdasarkan uraian di atas dapat buah super market (Alfa Gudang Rabat dirumuskan permasalahan yang akan dan Goro Assalam) yang menyediakan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berbagai kebutuhan sehari-hari bagi berikut: penduduk di kawasan Surakarta dan sekitarnya; sedangkan di desa Makamhaji a. bagaimana jenis dan persebaran terdapatkampus FKIP MIPA UNS, STIES, keruangan Orientasi PenggunaanRumah BRl, dan berbagai sarana perdagangan dan (OPR) penduduk bagian timur jasa lainnya. kecamatan Kartosuro, dan Perkembangan bagian timur b. faktor-faktor yang mempengaruhi OPR kecamatan Kartosuro mendorong penduduk di kawasan tersebut. munculnya berbagai aktifitas penduduk dan menarik migrasi penduduk dari daerah lain TUJUAN PENELITIAN sehingga menjadikan daerah tersebut Penelitian ini bertujuan untuk semakin padat. Kenyataan ini menuntut mengungkapkan : adanya sarana akomodasi yang memadahi di kawasan tersebut sehingga memicu a Jenis dan persebaran keruangan Orientasi kesadaran penduduk setempat untuk Peng-gunaan Rumah (OPR) penduduk mengubah orientasi penggunaan rumah bagian timur kecamatan Kartosuro, dan (OPR) dari non komersial ke penggunaan komersial yang mampu menambah b. faktor-faktor yang mem-pengaruhi OPR pendapatan rumah tangganya. Yunus penduduk di kawasan tersebut. ( 1994) mengemukakan bahwa kegiatan MANFAAT PENELITIAN penduduk perkotaan telah mempengaruhi i tingkah laku penduduk kawasan desakota Hasil penelitian ini diharapkan di sekitarnya, terutama dalam bidang dapat menggambarkan Orientasi ekonomi dan sosial. Jadi, fenomena OPR Penggunaan Rumah (OPR) penduduk penduduk kawasan desakota yang bagian timur kecamatan Kartosuro dan mengarah pada penggunaan yang bersifat komersial adalah kenyataan yang menarik faktor-faktor yang mempengaruhinya berkaitan dengan pengaruh kegiatan sehingga dapat memberikan masukan perkotaan di kawasan tersebut. kepada pemerintah dalam melakukan penataan dan pengembangan kawasan Penelitian ini membahas salah satu aspek yang terjadi di ka'":asan desakota terutama agar dapat menata alih desakota, yaitu OPR penduduk bagian fungsi lahan yang terjadi di kawasan ini. timur kecamatan Kartosuro. Fenomena ini TELAAH PUS TAKA menarik bagi seorang geograf karena 0 adanya aspek keterkaitan keruangan dan Pakar di bidang keruangan dari ekologis di dalamnya. berbagai visi disiplin ilmu telah berusaha

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur, dkk) 145 untuk memberi batasan tentang pengertian tidak lain berasal dari komponen fisiografi, desakota. Pakar sosiologi-antropologi lebih sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang menekankan perhatiannya pada aspek saling berinteraksi. Kecirian fisik antara keruangan dan mengaitkannya dengan lain ditandai oleh pennukiman yang tidak perilaku tertentu seperti transisi, padat, sarana transportasi yang langka, dan anonimitas, dan supervisialitas (Luthfia, penggunaan tanah persawahan. Kecirian 1994 dalam Koestoer, 1997). lain berupa unsur-unsur sosial pembentuk Penjabarannya lebih memfokus pada desa, yaitu penduduk dan tata kehidupan. perbedaan karakteristik sosial dalam lkatan tali kekeluargaan di desa sangat erat konteks wi1ayah. Berbagai istilah dalam dengan perilakn gotong royong masyarakat literatur tentang ilmu dasar dan menjadi dominan. perencanaan regional memiliki kesamaan Kota oleh Bintarto disebutkan arah dan orientasi terhadap arti keruangan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan desakota. manusia yang memiliki kecirian sosial Daerah yang mengalami seperti jumlah penduduk tinggi, strata pengaruh sangat kuat dari suatu kota oleh sosial-ekonomi yang heterogen dengan Bargal (1978 dalam Koestoer 1997) disebut corak materialistis. Berbeda dengan desa, kota memiliki kondi~ijisik yang relatif sebagai urban fringe. Daerah ini ditandai lebih modem, sepertl kondisi sarana dan oleh berbagai karakteristik seperti prasarana yang lengkap, jaringan peningkatan harga tanah yang drastis, transportasi yang kompleks, serta sektor perubahan fisik penggunaan tanah, pelayanan dan industri yang lebih perubahan komposisi penduduk dan tenaga dominan. kerja, serta berbagai aspek sosiallainnya. Daerah urban fringe paling tidak terdapat Koestoer (1997) mengemukakan dua kelompok penduduk, yaitu penduduk bahwa pola penyebaran pemukiman di kota yang melimpah ke daerah tepi atau wilayah d~sakota terbentuk dari pola mereka yang berurbanisasi, dan penduduk campuran imtara pola pemukiman pedesaan tradisional. perkotaan dengan pedesaan. Wilayah pemukiman di perkotaan memiliki J?.intarto (1998) tidak secara keteraturan bentuk secara fisik, artinya langsung memberi batasan wilayah desakota tetapi cenderung memberi sebagian besar rumah menghadap secara pengertian dasar secara lepas tentang desa teratur ke arahkerangkajalan yang ada dan. dan kota. Desa disebutkan merupakan hasil pada umumnya terdiri dari bangunan · ·' perpaduan antara kegiatan sekelompok permanen. Karakteristik pemukiman ,• manusia dengan lingkungannya. ::J penduduk pedesaan ditandai terutama·oleh Perpaduan tersebut tertuang dalam ketidakteraturan bentuk fisik rumah. ·Pola kenampakannyadipennukaanbumi,yang pemukimannya cenderung berkelompok

146 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001 : 142- 175 membentuk perkampungan yang letaknya bagian, yaitu bagian sentral kota, bagian tidak jauh dari sumber air, biasanya sungai. tengah, dan bagian paling luar atau daerah Pemukiman desakota membentuk pola pinggiran. Masing-masing zona tersebut yang spesiftk karena merupakan gabungan memiliki karakteristik keruangan yang dari dua pola pemukiman tersebut. memungkinkan sebagai tempat asal berpindah (place oforigin) maupun tempat Kostoer menyebutkan bahwa tujuan perpindahan (place ofdestination). pengertian dasar desakota termasuk di Kekuatan sentrifugal adalah dalamnya tentang penjabaran suatu region kekuatan-kekuatan yang menyebabkan sebagai wilayah peralihan, sebagai tempat terjadinya pergerakan penduduk dan bermukim masyarakat wilayah pinggir kota fungsi-fungsi perkotaan dari bagian dalam dan dengan demikian juga mencakup semua suatu kota menuju bagian luarnya. aspek interaksi, perilaku sosial, dan struktur Sedangkan kekuatan sentripetal adalah fisik secara spasial. Perkembangankawasan kekuatan-kekuatan yang menyebabkan desakota ini sangat tergantung pada spasial terjadinya pergerakan baik penduduk sistem yang lebih tinggi, yaitu kota. Jadi, maupun fungsi-fungsi perkotaan yang suatu wilayah desakota masih termasuk berasal dari bagian luar menuju ke bagian dalam kawasan sistem konurbasi suatu kota. dalam perkotaan. Terdapatnya kekuatan Salah satu teori yang menjelaskan sentripetal dan sentrifugal disebabkan oleh adanya faktor pendorong dan faktor fenomena dan proses perubahan penarik. Semakin kuat faktor-faktor penggunaan lahan di kota adalah teori tersebut akan semakin besar kedua kekuatan sentripetal dan sentrifugal dari kekuatan tersebut berpengaruh dan Charles Colby (Yunus, 1994). Ide dasarteori sebailknya semakin lemah faktor-fakto'f ini adalah bahwa di dalam kota terdapat tersebut akan semakin kecil pula pengaruh kekuatan dinamis yang mempengaruhi pola kedua kekuatan tersebut, demikian pula penggunaan lahan kota, sehingga sifatnya yang terjadi pada kekuatan pergerakan tidak statis. Faktor pengurangan dan (movement) penduduk dan fungsi-fungsi penarnbahan bangunan, perubahan fungsi kota dari bagian dalam ke bagian luar dan bangunan, perubahan nilai-nilai dalam sebaliknya. Kaitan teori ini dengan berbagai aspek kehidupan dari waktu ke dinamika perubahan di daerah pinggiran waktu telah menyebabkan kota menjadi kota (desakota) adalah terjadinya bersifat dinamis, termasuk pola perpindahan penduduk dan fungsi-fungsi penggunaan lahannya. perkotaan ke daerah pinggiran kota yang timbul akibat berbagai persoalan yang Secara garis besar, kekuatan­ dihadapi di kota seperti meningkatnya kekuatan dinamis tersebut dapat jumlah penduduk dan kebutuhan~ idup dikelompokan menjadi dua, yaitu kekuatan masyarakat, ruwetnya transportasi, polusi, sentrifugal dan kekuatan sentripetal. Colby tingginya harga lahan, dan semakin membagi daerah perkotaan menjadi tiga meningkatnya fungsi kota.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Dilahur , dkk) 147 Yunus (1994) melakukan lokasinya pada jaringan jalan, melainkan penelitian tentang orientasi penggunaan dikaitkan dengan jarak relatifnya dengan rumah (OPR) di kawasan urban fringe yang pusat kegiatan; dan ketiga, penelitian OPR merupakan studi kasus di kecamatan di kecamatan Kartosuro ini selain Ngestiharjo, Bantul, Yogyakarta. Penelitian mengungkapkan jenis OPR juga berusaha ini menguraikan tentang distrihusi mencari faktor-faktor yang mempengaruhi keruangan dari OPR dan jenis orientasi OPR di daerah penelitian. komersial yang dikaitkan dengan lokasi · rumah. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat 4 jenis OPR komersial di HIPOTESIS daerah Ngestiharjo, yaitu : rumah kos, a. OPR penduduk bagian timur pertokoan, kombinasi rumah kos dan toko, kecamatan Kartosuro terdiri dari serta lain-lain seperti penjahit, salon tiga jenis yaitu komersial, non kecantikan, dan pengetikan. OPR di daerah komersial, dan kombinasi antara penelitian ini berkaitan erat dengan komersial dan non komersial. jaringan jalan yang ada, artinya semakin dekat lokasi rumah dengan jalan raya, OPR b. OPR penduduk daerah penelitian semakin bersifat komersial. dipengaruhi ol® faktor internal Secara umum terdapat beberapa (tingkat pendapatan dan kesamaan antara penelitian OPR di pendidikan) dan faktor ekstemal kecamatan Ngestiharjo oleh Hadi Sabari yaitu berkembangnya kegiatan Yunus dengan penelitian yang akan perkotaan seperti industri, dilakukan di kecamatan Kartosuro ini, perdagangan, sarana pendidikan, terutama pada konsep OPR dan metode dan sarana kesehatan. penelitian yang digunakan. Namun KERANGKA PEMIKIRAN demikian, terdapat perbedaan utama antara keduanya antara lain : pertama, lokasi Kegiatan penduduk perkotaan penelitian yang berbeda. Kartosuro Surakarta telah mempengaruhi tingkah ·. . laku penduduk kawasan desakota di memiliki fenomena yang khas karena Ia . sekitarnya, terutama dalam bidang . tidak hanya sebagai urban fringe tetapi ekonomi dan sosial. Perkembangan bagiari posisinya juga strategis yaitu terletak pada ttmurtJ k ecamatan K artosuro yang persimpangan koridor Semarang­ merupakan daerah konurbasi kota Surakarta-Yogyakarta yang merupakan tiga Surakarta telah mendorong munculnya kota pusat pertumbuhan bagian tengah berbagai aktivitas penduduk dan menarik pulau Jawa; kedua, distribusi OPR dalam migrasi peduduk dari daerah lain sehingga penelitian ini tidak dikaitkan dengan menjadikannya semakin padat. Kenyataan

148 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001 : 142-175 ini menuntut adanya sarana akomodasi OPR non komersial adalah yang memadahi di kawasan tersebut pemakaian rumah sesuai dengan fungsi sehingga memicu kesadaran penduduk dasarnya sebagaimana disebutkan oleh setempat untuk mengubah penggunaan American Public Health Association. rumahnya dari non komersial menjadi Pemilik rurnah dengan orientasi seperti ini penggunaan komersial yang mampu tidak melakukan perubahan pada bangunan menambah pendapatan rumah tangganya. rurnah untuk pemakaian yang lain, namun hanya dimanfaatkan untuk memperkuat Fenomena OPR penduduk bagian jalinan hubungan pribadi anggota timur kecarnatan Kartosuro yang mengarah keluarganya. OPR komersial adalah pada penggunaan yang bersifat komersial pemanfaatan rumah oleh pemiliknya dengan adalah kenyataan menarik yang terjadi di maksud untuk memperoleh pendapatan. daerah ini. Perkembangan kegiatan Oleh sebab itu, rumah jenis ini mengalarni perkotaan di daerah tersebut seperti industri, perubahan bangunan untuk tujuankomersial perdagangan, sarana pendidikan, dan sarana seperti toko, warung, kantor, rumah kos, dan kesehatan merupakan faktor utama yang lain-lain. Pemilik rumah biasanya tidak menyebabkan perubahan OPR penduduk. tinggal di rumah tersebut. Sedangkan pada Oleh sebab itu, permasalahan yang ingin jenis OPR kombinasi antara komersial diungkap dalam penelitian ini adalah dengan non komersial, pemilik rumah bagaimana jenis dan persebaran orientasi menempati bangunan lain dalam lingkungan penggunaan rumah di kawasan tersebut serta rumah tersebut dan bagian lain rumahnya faktor-faktor yang mempengaruhinya. dipergunakan untuk aktifitas komersial. ; Secara umum tujuan Sejalan dengan distance decay pembangunan rumah adalah untuk principle, nilai komersial sebuah rumah memenuhi kebutuhan dasar penghuninya. mengalami degradasi yang teratur dari Fungsi rumah menurut American Public pusat ke arah luar yaitu adanya hubungan Health {!ssociation (Kusnoputranto, 1992) negatifantaralokasirumahtersebutdengan adalah : pemuas kebutuhan dasar fisik , jarak dari pusat kegiatan. Artinya, semakin pemuas kebutuhan dasar psikologis, dekat lokasi rurnah penduduk dengan pusat melindungi dari penyakit menular, dan kegiatan maka semakin tinggi nilai melindungi dari kecelakaan. Keempat ekonomisnya. Sebaliknya, semakin jauh fungsi ini termasuk dalam orintasi penggunaan rumah non komersial. lokasi rumah tersebut dengan pusat Sedangkan OPR penduduk di daerah kegiatan maka semakin rendah G ilai penelitian dapat dikelompokan dalam 3 ekonomisnya. Oleh karena itu, distance kategori, yaitu : non komersial, komersial , decay principle ini secara tidak langsung dan kombinasi antara komersial dan non mempengaruhi persebaran OPR penduduk komersial. di daerah penelitian.

Orientasi Penggunaan Rumahdi Kawasan Desa Kota ... (Dilahur, dkk) 149 Kerangka pemikiran penelitian ini rumah penduduk bagian timur kecamatan dapat dijelaskan dalam diagram alir Kartosuro. penelitian (lampiran 1). Penentuan populasi dan pemilihan sampel (responden) yang akan METODE PENELITIAN disurvei adalah sebagai berikut : Metode penelitian yang Penentuan Populasi digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian smvei. Metode penelitian Populasi yang diteliti adalah survei adalah metode penelitian yang rumah yang berada di daerah penelitian mengambil sampel dari satu populasi dan yang berjumlah 7.000 buah (Monogra:fi 4 menggunakan kuesioner sebagai alat Desa, 2001 dan Data Primer, 2001), pengumpul data dan informasi yang pokok sedangkan responden yang akan disurvei (Masri, 1995). adalah pemilik rumah di daerah tersebut dengan asumsi bahwa pemilik rumah Pemilihan Daerah Penelitian adalah pemegang keputusan apakah Pemilihan lokasi penelitian rumahnya digunakan untuk kegiatan dilakukan secara purposive. Bagian timur komersial atau tidak. kecamatan Kartosuro dipilih dengan . ' _;... pertimbangan bahwa daerah yang terdiri Penentuan Jumlah Sampel dari empat desa yaitu : Pabelan, Gonilan, Jumlah sampel dalam penelitian Makamhaji, dan Gumpang tersebut secara keseluruhan sebanyak 175 orang. merupakan kawasan yang memiliki ciri-ciri Pengambilan sampel penelitian desakota yang letaknya secara administra­ menggunakan teknik systematic tif berbatasan langsung dengan kota proporsional random sampling (Lampiran Surakarta. Keempat desa tersebut 5). Lokasi sampel rumah (responden) mengalaini perkembangan relatif paling dipilih secara sistematik pada masing­ pesat karena perembetan sifat-sifat masing pusat kegiatan yang dibagi dalam kekotaan dari kota Surakarta, selain itu di dua kategori, yaitu pusat jasa dan pusat·. ·' · daerah tersebut menunjukan adanya industri. Pusat jasa terdi:d dari jasa ,• orientasi penggunaan rumah yang pendidikan (UMS, UNS, Ponpes Assalam), · bervariasi yang merupakan pokok kajian 0 jasa kesehatan (RSIS dan RSO), dan jasa penelitian ini. perdagangan (Alfa gudang rabat, pertcikoan. Pemilihan Responden Penelitian UMS) yang kesemuanya terletak di desa Pengambilan sampel yang Pabelan dan Makainhaji. Sedangkan pusat dilakukan dalam penelitian ini digunakan industri terdiri dari PT Tyfountex dan untuk mengetahui tipe dan faktor-faktor Industri kecil di sekitarnya yang terletak yang mempengaruhi orientasi penggunaan di desa Gumpang.

150 Forum Geograji, Vo/.15, No.2, 2001 : 142-175 Masing-masing pusat kegiatan fenomena yang ada di daerah penelitan. tersebut (pusat jasa dan pusat industri) Teknik ini digunakan untuk melengkapi dibagi dalam dua kluster berdasarkan jarak teknik telaah dokumen, terutama untuk relatifnya dari pusat kegiatan, yaitu dekat mendapatkan gambaran yang utuh dan jauh sehingga secara keseluruhan mengenai daerah penelitian dan sekitarnya. terdapat empat klusteryangterdiri dari dua Teknik ini juga membantu dalam proses kluster pada pusat jasa dan dua kluster pada wawancara dengan responden. pusat industri. Banyaknya sampel diambil Wawancara dengan Informan secara proporsional (berimbang) sebanyak Kunci 2,5 % dari masing-masing kluster, sedangkan pemilihan sampel rumah Teknik ini digunakan untuk (responden) dilakukan secara acak (ran­ mengumpulkan data-data kualitatif dom). (Pembagian RW pada tiap kluster dan rnisalnya tentang sejarah perkembangan jumlah sampel yang diambil pada masing­ OPR daerah penelitian yang dapat masing kluster dapat dilihat pada lampiran 4). digunakan untuk mempertajam analisis penelitian. Informan kunci terdiri dari Pengumpulan Data tokoh masyarakat setempat, aparat Data penelitian ini terdiri dari data pemerintah, dan penduduk yang merniliki primer dan data sekunder. Data primer rumah di daerah penelitian. diperoleh dari basil wawancara terstruktur Wawancara Terstruktur dan observasi di daerah penelitian. Data ekunder dikumpulkan dari data Teknik ini digunakan untuk penggunaan lahan, data monogra:fi, dan peta mengumpulkan data primer mengenai daerah penelitian. Teknik pengumpulan data bentuk dan faktor-faktor yang yang digunakan dalam penelitian ini antara mempengaruhi orientasi penggunaan lain adalah : rumah di daerah penelitian. Pengolahan dan Ana/isis Data Telaah Dokumen Sesuai dengan teknik Teknik ini berupa perekaman atau pencatatan data sekunder dari instansi pengumpulan data yang digunakan, terkait, terutama untuk mengumpulkan diperoleh data kualitatif dan kuantitatif. data mengenai struktur penduduk dan Pengujian validitas data kualitatif karakteristik penggunaan laban empat desa dilakukan dengan tiga cara yaitu triangulasi di bagian timur kecamatan Kartosuro. yang merupakan perbandingan sumber­ sumber data berganda; review infome;t Observasi yaitu laporan penelitian yang direview oleh Observasi adalah pengamatan informan untuk mengetahui apakah yang secara langsung di lapangan dengan ditulis merupakan sesuatu yang dapat membuat catatan-catatan penting tentang disetujui; dan member check yaitu laporan

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur, dkk) 151 ~iberikan untuk diperiksa oleh para sur­ bagian timur kecamatan Kartosuro dan veyor dan peneliti untuk mendapatkan termasuk dalam BWK II yang terdiri dari pengertian yang tepat dan menemukan empat desa yaitu : Pabelan, Gonilan, kekurangan-kekurangan untuk diperbaiki. Gumpang, dan Makamhaji. Wilayah BWK ' II ini merupakan daerah yang paling dekat Analisis data kualitatif letaknya dengan kota Surakarta dibanding mempergunakan pemikiran logis, dengan BWK yang lain sehingga kawasan ini induksi dan deduksi, analogi, dan intensif mengalami pengaruh pemekaran komparasi. Model analisis yang digunakan kota Surakarta. Daerah penelitian terletak adalah model analisis mengalir yang terbagi pada lokasi yang strategis karena dilalui dalam tiga komponen utama yaitu : data oleh simpul transportasi darat yang reduction, merupakan proses seleksi, merupakan pertemuan antara jalur arteri pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi primer utara (jalur Pantura - Semarang - data yang ada dalam catatan lapangan; data Solo - Jawa Timur) dengan jalur arteri display, adalah suatu rakitan organisasi primer selatan (jalur Pantasel-Yogyakarta informasi yang memungkinkankesimpulan • - Solo - Jawa Timur). penelitian dapat dilakukan; dan cone/uti on drawing, yaitu pengumpulan data dengan Kondisi Fisik Daerah Penelitian melakukan pencatatan pola-pola data yang Bagian timur kecamatan ditemui di lapangan. Hasil analisis ini Kartosuro terletak pada suatu. dataran digunakan untuk mempertajam hasil analisis rendah antara gunung Merapi dan gunung data kuantitatif. Lawu. Daerah penelitian secara astronomis Sedangkan pengolahan dan .terletak antara 1100 41 ' OFBT- 1100 41 ' analisis data kuantitatif dilakukan dengan 49" BT dan 70 32' 28" LS -70 34' 32" LS tabel frekuensi . dan tabel silang. (Peta topografi daerah penelitian nomor Pemanfaatan kedua analisis (kualitatif dan Sheet 49/XLI-C), dengan luas wilayah kuantitatit) tersebut disesuaikan dengan administra'si keseluruhan sebesar 766,73 84 data dan tujuan penelitian. Khusus yang Ha. berhubungan dengan peta dan penyebaran . Daerah penelitian yang terdiri dari bentuk orientasi penggunaan rumah empat desa yaitu Pabelan, Gonilan, digunakan analisis peta. Gumpang, dan Makamhaji secar~ · KARAKTERISTIK DAERAH PENELITIAN keseluruhan terdiri dari 50 RW dan 124. RT dengan jumlah kepala keluarga Rencana Detail Tata Ruang Kota n (RDTRK) kabupaten Sukoharjo tahun v sebanyak 8.152 orang (Monografi 4 Desa, 1994-2010 membagi kecamatan Kartosuro 2001). Keempat desa penelitian terletak ke dalam 3 Bagian Wilayah Kecamatan pada bagian paling timur dari kecamatan (BWK). Daerah penelitian terletak di Kartosuro dan berbatasan langsung dengan .

152 Forum Geograji, Vo/.15, No.2, 2001 : 142 ._ 175 kota Surakarta. Oleh sebab itu lokasi Penelitian ini menggunakan penelitian secara kewilayahan terletak' di klasifikasi iklim menurut Schmidt dan tengah-tengah antara dua pusat kegiatan Ferguson dengan berdasarkan rasio Q, yaitu yang berpengaruh cukupkuat terhadap petbandingan antara jumlah rata-rata bulan perkembangannya, yaitu kota kecamatan kering dengan jumlah rata-rata bulan Kartosuro dan kota Solo. basah.

Batas-batas wilayah administratif Data curah hujan dari pengamatan daerah penelitian dengan daerah-daerah Stasiun Pengukuran Kartosuro periode yang lain adalah sebagai berikut (lihat peta 1988 - 1997 (lampiran 2) menunjukan administrasi pada gambar 2.1) : bahwa daerah penelitian memiliki jumlah rata-rata bulan kering sebesar 2,8 dan - sebelah utara berbatasan dengan jumlah rata-rata bulan basah sebesar 8, 1 kecamatan Colomadu kabupaten sehingga dapat dihitung rasio Q sebagai Karanganyar; berikut: - sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Gatak kabupaten Sukoharjo; Q = Jumlah rata-rata bulan kering x 100 % - sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Laweyan kodya Surakarta; Jumlah rata-rata bulan basah

- sebelah barat berbatasan dengan desa Q = 2,8x 100% Ngadirejo dan Singopuran kecamatan 8,1 Kartosuro. Q = 34,56% Ik/im lklim merupakan deskripsi dan Nilai rasio Q sebesar 34,56 % generalisasi dari keadaan cuaca dari suatu dalam klasifikasi iklim menurut Schmidt daerah dalam waktu yang panjang, dan Ferguson termasuk dalam golongan sedangkan cuaca secara sederhana iklim C (agak basah). diartikan sebagai kondisi udara atrnosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu, Kondisi iklim daerah penelitian biasanya merupakan kondisi harlan. lklim yang termasuk dalam golongan iklim C ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang . sesuai dengan peranan bagian timur kompleks, namun faktor utama yang biasa kecamatan Kartosuro yang merupakan dipakai adalah curah hujan dan temperatur. wilayah pemekaran kota Surakarta yang Kedua faktor tersebut dianggap cukup membutuhkan lokasi dengan suas.Qa yang mewakili dalam penentuan iklim karena nyaman. Cuaca sehari-hari pada daerah tetbukti bahwa kedua faktor tersebut tidak beriklim agak basah biasanya sedang­ lepas dari faktor-faktor lainnya. sedang saja (tidak terlalu panas dan juga

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur , dkk) 153 tidak terlalu dingin) sehingga memberikan anak-anak sungai yang terdapat di daerah suasana nyaman untuk berbagai kegiatan ini semuanya bermuara ke sungai penduduk. Bengawan Solo. Anak sungai Larangan yang membelahkecamatan Kartosuro lebih Hidrogeo/ogi dan Topografi banyak dimanfaatkan sebagai tempat Berdasarkan pembagian fisiografi pembuangan sampah rumah tangga dan Pulau Jawa menurut Van Bummellen, 1949 limbah perkotaan lainnya sehingga terlihat dalam Agus Anggoro Sigit, 1993. Pulau sudah sangat tercemar, sedangkan sungai Jawa dibagi menjadi empat propinsi geologi, Gumpang yang mengalir di bagian selatan yaitu Jawa bagian barat (Cirebon ke arah lebih banyak dimanfaatkan untuk sumber barat), Jawa bagian tengah (Cirebonhingga irigasi. Sumber air bersih yang digunakan Semarang), Jawa bagian timur (Semarang oleh sebagian besar penduduk adalah air hingga Surabaya), ujung bagian tirnur tanah. Kedalaman air tanah di daerah ini (Surabaya hingga Madura). Propinsi jawa cukup ideal yaitu berkisar antaia 6-12 m. bagian timur dibagi lagi menjadi 7 zone, Hal ini menguntungkan bagi kelangsungan yaitu: zone pegunungan selatan, zone Solo kegiatan penduduk, baik di bidang yang terdiri dari tiga subzone (subzone domestik maupun industri. Namun yang Blitar, subzone Ngawi, subzone Solo), zone perlu diperhatikan adaJ.ah memelihara pegunungan Kendeng, zone pegunungan keseimbangan hidrologinya sehingga Randublatung, zone pegunungan Rembang, kelestarian sumber daya air tetap terjaga zone depresi Semarang-Rembang dan zone mengingat kepadatan penduduk dan pegunungan Komplek Muria. (Peta geologi p~mbangunan daerah ini semakin daerah penelitian dan sekitarnya dapat bertambah intens dan kompleks. dilihat pada gambar 2. 3). Uraian mengenai topografi tidak Atas dasar pembagian tersebut di bisa lepas dari unsur ketinggian suatu atas, daerah penelitian yang berada di daerah. Tinggi rendahnya suatu daerah di daerah Kecamatan Kartosuro termasuk permukaan bumi dikenal dengan istilah re­ dalam prcipinsi geologi Jawa bagian timur lief. Relief adalah pexbedaan ketinggian zone Solo. Material pembentuk batuan di dari titik tertinggi dan titik terendah pada daerah ini lebih didominasi oleh batuan suatu permukaan bumi. Relief suatu daer~ ., · vulkanis yang berasal dari dua gunung api memiliki unsur kemiringan danketinggian. ~ yaitu Gunung Merapi dan Gunung Lawu. titik. Berdasarkan peta topografi daerah Hal ini dapat terjadi karena daerah 0 penelitian nomor Sheet 49/XLI-C dan penelitian berada di cekungan antara dua pengamatan lapangan diketahui bahwa gunung api tersebut yang sering disebut topografi daerah penelitian secara umum dengan istilah Cekungan Intermountain. adalah dataran yang melandai ke arah Daerah penelitian termasuk dalam timur. Daerah ini berada pada ketinggian wilayah DAS Bengawan Solo sehingga 118 m dpal dengan kemiringan rata-rata

154 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001: 142-175 berkisar 0-3 %. Topogra:fi yang datar akan Jenis tanah daerah penelitian menjadikan tingginya tingkat aksessibilitas didominasi oleh tanah regosol coklat di daerah penelitian sehingga daerah irii kekelabuan yang terbentuk dari bahan abu sangat cocok untuk dijadikan sebagai pusat dan pasir vulkan intermedier sampai ba­ berbagai kegiatan penduduk seperti industri, sis. Tanah jenis ini sangat baik untuk segala perdagangan, dan jasa. macam usaha pertanian dan Tanah direkomendasikan untuk tanaman pangan yang diselingi atau dicampur dengan Pengertian tanah dalam penelitian tanaman perdaganagan misalnya tembakau ini disamakan dengan pengertian tanah dantebu. yang dikemukakan oleh ahli geologi, yaitu tanah adalah lapisan bumi teratas yang Jenis tanah yang cocok untuk terbentuk dari batuan-batuan yang lapuk. usaha pertanian ini menunjukkan bahwa Batuan merupakan faktor dominan (bahan daerah penelitian sebenamya merupakan induk) dalam perkembangan tanah daerah yang produktif, namun dalam selanjutnya. kenyataannya penggunaan lahannnya didominasi oleh penggunaan lah~n non Faktor bahan induk, iklim, jasad produktif (tabel 2.2). Kenyataan ini hidup, relief atau topografi dan waktu berkaitan erat dengan arah kebijakan dan memiliki pengaruh terhadap terbentuknya perencanaan penggunaan lahan oleh pihak tanah. Faktor iklim sangat dominan terhadap yang berwenang yang seharusnya lebih pembentukan tanah yaitu curah hujan dan memperhatikan daya dukung lingki.mgan suhu. Semakin tinggi suhu dan curah hujan, agar dapat tetap terpelihara. pelapukan akan berlangsung secara intensif. Faktor topografi meliputi kemiringan lereng, Penggunaan Lahan bentuk lereng dan arah lereng terhadap sinar Deskripsi terhadap karakteristik matahari akan mempengaruhi kecepatan penggunaan lahan saat ini sangat penting pelapukan dan proses perkembangan tanah. untuk memperoleh gambaran yang jelas Faktor organisme meliputi manusia, mengenai pola penggunaan lahan suatu vegetasi dan biologi di dalam tanah. daerah yang dilihat dari aspek sebaran Manusia dapat berpengaruh langsung dan kegiatan penduduk serta gambaran tak langsung, berpengaruh langsung mengenai kemungkinan lahan-lahan misalnya pengolahan tanah dapat potensial yang dapat dikembangkan lebih mempercepat pelapukan batuan dan lanjut. Penggunaan lahan pada keempat perkembangan tanah, sedangkan pengaruh desa penelitian secara umum didomina::-! tak langsung seperti pemupukan dengan oleh lahan non produktif (non pertaftian). kotoran hewan, daun-daun dan penebangan Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut pohon (Dharmawidjaja, 1980). ini.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Dilahur , dkk) 155 Tabe1 2 menunjukan bahwa desakota karena prosentase penggunaan pekarangan dan bangunan merupakan 1ahan non pertaniannya berada antara 40 penggunaan 1ahan yang cukup dominan di % sampai 60 % yaitu sebesar 56,5 %.

Tabe12. Jenis Penggunaan Lahan di Daerah Pene1itian Tahun 2001 Desa Jenis Pabe1an Gonilan Makamhaji Jumlah Penggunaan Gtuni~ang Luas Luas Luas Luas Luas Lahan % % % % % (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Sawah 36,4 15,7 115,7 60,2 47,0 35,8 90,0 42,7 289,1 37,8 lri_Easi Pekarangan 162,8 70,2 72,3 37,6 82,8 63,0 115,1 54,7 433,0 56,5 Bangunan Lain-lain 32,7 14,1 4,2 2,2 1,5 1,2 5,5 2,6 43,9 5,7 Jurnlah 231 ,9 100 192,2 100 131,3 100 210,6 100 766,0 100

Sumber : Monogra:fi 4 Desa Tahun 2001. daerah penelitian karena 1uasnya meliputi AspekSosial, Ekonomi, {Jan Kependudukan 56,5 % 1uas 1ahan yang ada, sedangkan Aspek kependudukan merupakan 1ahan sawah 1uasnya hanya sebesar 37,8 %. aspek yang sangat penting da1am suatu Fenomena ini tidak seperti 1ayaknya yang perencanaan kota karena suatu kota ada pada desa-desa pada umumnya yang merupakan suatu sistem tata. masyarakat biasanya didominasi o1eh 1ahan produktif ' yang inengakomodasikan pendu~uk beserta (sawah), sehingga secara tidak 1angsung seluruh aktivitasnya. Oleh karena itu, menunjukan bahwa daerah penelitian penduduk dan aktivitasnya merupakan merupakan daerah yang menga1ami unsur penibentuk tata ruang kota yang perubahan pesat meningga1kan ciri-ciri penting. Pengetahuan tentang po1a kedesaannya. perkembangan dan komposisi penduduk Berdasarkan segitiga penggunaan dapat digunakan dalam menentukan 1ahan desa-kota (rural urban use triangle) kebutuhan akan sarana dan prasarana yang dikemukakan o1eh Yunus (2000), perkotaan yang hams disediakan. Data ' ·' daerah yang memiliki penggunaan 1ahan mengenai jum1ah dan pertumbuhan .~ non pertanian antara 40 % sampai 60 % penduduk sangat bermanfaat sebagai merupakan daerah desa-kota (rural urban 0 indikator dimensi lingkungan fisik, yaitu fringe). Daerah penelitian menurut konsep sebagai masukan untuk memperkiraka~ rural urban use triangle tersebut dapat kebutuhan fasilitas di masa yang akan dimasukan da1am kategori kawasan datang.

156 Forum Geogra.fi, Vol.15, No.2, 2001: 142- 175 Wilayah Kartosuro dan Surakarta penelitian melalui dua perspektif yang memiliki ikatan sejarah yang erat sejak berbeda sehingga dapat menggambarkan berabad-abad yang lalu. Keduanya berbagai keterkaitan dalam kerangka merupakan bekas kerajaan yang berasal-dari fenomena OPR di wilayah desakota. satu garis keturunan. Oleh sebab itu, tidak mengherankanjika penduduk bagian timur Jenis OPR Penduduk Daerah Penelitian kecamatan Kartosuro memiliki ciri, Jenis orientasi penggunaan rumah karakteristik dan sifat yang tidak jauh (OPR) di daerah penelitian dihipotesakan berbeda dengan penduduk kota Surakarta pada Bab I terdiri dari tiga jenis yaitu (1) (Solo Membangun 1995 dalam Waskito, komersial, (2) non komersial, dan (3) 2000), antara lain yaitu : kombinasi antara komersial dan non sebagian besar dipengaruhi oleh komersial. Hasil smvei terhadap 17 5 sampel kebudayaan dan kepercayaan Jawa membuktikan bahwa di daerah penelitian tradisional dan sebagaian kecil saja terdapat ketiga jenis orientasi penggunaan yang menganut faham feodalis; rumah tersebut. Kenyataan ini dapat dilihat dalam tabel jenis OPR pada empat desa di merniliki jiwa seni dan dunia usaha; daerah penelitian yang ditampilkan berikut senang makan dan berekreasi; ini. perlahan tapi punya tujuan, bergerak Secara keseluruhan penggunaan maju dan pasti; dan rumah di daerah penelitian didominasi oleh bertata krama etis Jawa yang masih penggunaan yang berorientasi pada usaha komersial baik komersial murni (2,9 %) kental maupunkombinasi (53,1). Persebaran OPR pada masing-masing desa merniliki variasi Orientasi Penggunaan Rumah Penduduk yang cukup banyak. Rumah di desa PalSelan Bagian Timur Kecamatan Kartosuro dan Gumpang merniliki orientasi terhadap Pembahasan pada Bab IV ini akan usaha komersial (OPR komersial dan menguraikan tentang jenis-jenis orientasi kombinasi) yang dominan yaitu masing­ penggunaan rumah di daerah penelitian, masing sebesar 83,3 % dan 55,6 %. kemudian dilanjutkan dengan uraian Sebaliknya, rumah di dua desa yang lain - Gumpang dan Makamhaji- sebagian besar tentang faktor-faktor yang mempengaruhi memiliki jenis OPR non komersial yaitu OPR baik faktor yang berasal dari karakter masing-masing sebesar 59,4 % dan 52,7 pemilik rumah (internal) maupun faktor %. Uraian selanjutnya tentang masing­ yang datang dari perkembangan daerah masing jenis OPR dibahas dalam sub bab penelitian (faktor eksternal). Bab ini ditutup berikut di bawah ini. (Persebaranjenis OPR dengan pendeskripsian persebaran pada keempat desa penelitiaif dapat keruangan OPR penduduk di daerah disimak pada :

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Di/ahur, dkk) 157 OPR Komersial komersialnya maka akan memudahkan Secara umum dapat dilihat bahwa pengawasan (kontrol) terhadap usaha yang OPR komersial masih sangat jarang dijalankannya tersebut. Selain itu, dijumpai di daerah penelitian. OPR keterbatasan luas lahan yang dimiliki komersial adalah penggunaan nunah yang secara tidak langsung juga memaksa dirancang oleh pemiliknya semata-mata responden untuk tetap tinggal bersama hanya untuk mendapatkan tambahan dalam satu lingkungan dengan usaha penghasilan (uang). Tabel 3 menunjukan komersialnya. bahwa penggunaan rumah secara murni komersial di daerah penelitian masih Namun demikian, hasil survei sangat sedikit karena besamya secara lapangan menunjukan bahwa penggunaan keseluruhan hanya 2,9 %, sementara itu rumah yang murni komersial di daerah pada masing-masing desa besarnya tidak penelitian terutama terkonsentrasi di lebih dari 10 %, bahkan di desa Gumpang sepanjangjalan Ahmad Yani dan di depan sama sekali tidak dijumpai sampe1 dengan kampus UMS. Usaha komersial yang OPRkomersial.Sedikitnya jumlah orientasi terdapat di Jalan Ahmad Yani antara lain penggunaan rumah secara murni komersial terdiri dari pertokoan, dealer kendaraan disebabkan karena sebagian besar bermotor, dan restoran. Sedangkan usaha responden cenderung memilih untuk komersial yang berada di depan kampus UMS sebagian besar adalah warung makan tinggal dalam satu lingkungan dengan yang melayani kebutuhan mahasiswa. usaha komersialnya. Hal ini i dilatarbelakangi oleh beberapa alasan OPR Non Komersial antara lain : alasan pengawasan keamanan Penggunaan rumah yang dan keterbatasan luas penguasaan lahan dirancang oleh pemiliknya sesuai dengan yang dimiliki oleh responden. Pemilik fungsi dasll!fiya sebagaimana disebutkan rumah memandang bahwa dengan tinggal oleh American Public Health Association bersama dan atau berdekatan dengan lahan merupakan orientasi penggunaan rumah

Tabel 3. Jenis OPR di Daerah Penelitian Desa . Jenis OPR Pabelan Gumpang Gonilan Makamhaji Total Frek. % Frek. % \. · Frek. % Frek. % Frek. % Komersial 3 7,1 0 0 1 3, 1 1 1,4 5 2,9 Non Komersial 7 16,7 12 44,4 19 59,4 39 52,7 77 44,0 Kombinasi 32 76,2 15 55,6 12 37,5 34 _ .. 45,9 93 53,1 Jumlah 42 100 27 100 32 100 74 100 175 100 Sumber: Data Primer, 2001.

158 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001 : 142-175 non komersial. Rumah seperti ini dibangun pusat industri maupun jasa memiliki untuk memenuhi kepuasan kebutuhan dasar kecenderungan OPR secara non komersial fisik, kepuasan kebutuhan dasar psikologi, yang masih besar. perlindungan terhadap penyakit, dan Sebaliknya, desa Pabelan yang perlindungan terhadap kecelakaan, serta berbatasan langsung dengan kota Surakarta tidak ada satupun bagian rumah yang dan merupakan lokasi berdirinya berbagai dirubah/dimodifikasi untuk tujuan fasilitas jasa memiliki OPR non komersial komersial. Penduduk bagian timur yang paling sedikit dibanding desa kecamatan Kartosuro yang merupakan penelitian yang lain. OPR non komersial kawasan peralihan desa menuju kota Pabelan yang hanya sebesar 16,7 % memiliki orientasi non komersial yang menunjukan bahwa hanya sebagian kecil masih cukup tinggi dalam penggunaan dari penduduk desa ini yang masih rumahnya. menggunakan rumahuya sebagai tempat Tabel 3. memperlihatkan bahwa tinggal secara murni. Kecilnya prosentase secara keseluruhan di daerah penelitian jumlah rumah yang tidak diorientasikan terdapat 44 % OPR non komersial. untuk penggunaan komersial di desa Pebelan ini berkaitan dengan karakteristik Besarnya OPR non komersial pada masing­ kawasan ini yang merupaka~ lokasi masing desa cukup bervariasi. Desa berdirinya berbagai fasilitas jasa dan Gonilan dan Makamhaji memiliki OPR perdagangan sehingga membuka peluang non komersial paling banyak (masing­ untuk berbagai usaha komersial bagi masing 59,4 % dan 52,7 %) dibanding penduduknya. dengan kedua desa yang lain. Kondisi ini berkaitan dengan lokasi desa Gonilan dan Terdapat perbedaan yang cukup kontras dalam hal OPR antara daerah yang Makamhaji yang relatifjauh baik dari pusat terletak pada kluster pusat jasa de:qgan industri maupun pusat jasa yang daerah yang termasuk dalam kluster pusat terkonsentrasi di desa Gumpang dan industri. OPR pada kluster pusat industri Pabelan. cenderung lebih bersifat non komersial Fasilitas dan pelayanan berbagai dibanding pada kluster pusat jasa. Ini jasa yang terdapat di kedua pusat tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh pusat antara lain seperti perumahan, perdagangan, jasa terhadap orientasi penggunaan rumah fasilitas pendidikan, kesehatan, dan berbagai secara komersiallebih kuat dibanding pelayanan yang lain telah memberi pengaruh pusat industri. pengaruh yang cukup kuat terhadap Perbandingan besarnya pengaruh terbukanya usaha secara komersial di masing-masing pusat kegiatan terhadap · daerah yang berdekatan dengannya. Oleh jenis OPR di sekitarnya dapat dibuktikan karena itu wajar jika Gonilan dan dari hasil SUIVei pada masing-1JlaS!9.g pusat Makamhaji yang letaknya relatif jauh dari kegiatan yang ditampilkan dalam tabel 4.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Di/ahur, dkk) 159 .OPR pada kluster pusat industri merupakanjenis OPR yang paling dominan didominasi oleh OPR nonkomersial (56,6 di daerah penelitian. Hal ini ditunjukan %), sedangkan pada kluster pusat jasa dalam tabel 3 dan tabel 4 yang banyaknya OPR non komersial hanya memperlihatkan bahwa lebih dari setengah sebesar 32,6 %. Sebaliknya, penggunaan (53, 1 %) sampel penelitian memiliki OPR rumah secara komersial (BPR komersial kombinasi. dan kombinasi) pada kluster pusat jasa Penemuan lain yang cukup sebesar 67,4 % sedangkan pada kluster menarik yang dapat ditangkap dari tabel pusat industri besarnya hanya 43,4 %. 4.1 di atas adalah bahwa desa Pebelan Angka ini secara tidak langsung memiliki OPR kombinasi paling banyak menunjukan bahwa rumah yang terletak %) pada pusat jasa memiliki orientasi (76,2 dibanding ketiga desa yang lain komersial yang lebih besar dibanding - Gonilan, Gumpang, dan Makamhaji - rumah pada pusat industri. Kenyataan ini yangbesarnyamasing-masing 55,6 %, 37,5 dapat diartikan bahwa keberadaan pusat %, dan 45,9 %. Hal ini setidaknya jasa memberikan pengaruh yang lebih kuat menunjukan bahwa Pabelan merupakan terhadap OPR secara komersial di daerah kawasan yang paling komersial dibanding penelitian dibanding keberadaan pusat desa penelitian yang lain- dengan berbagai industri. usaha komersial yang sangat bevariasi.

, Fenomena ini sekali lagi OPR Kombinasi menunjukkan bahwa berkembangnya berbagai fasilitas jasa dan perdagangan - Keempat desa penelitian y£ng sebagian besar terletak di desa menunjukan variasi yang beragam dalam banyaknya jumlah jenis-jenis OPR yang Pabelan- telah memberikan pengaruh yang ada, namun kombinasi antara penggunaan sangat ber~ bagi tumbuhnya berbagai rumah komersial dan non komersial kegiatan komersial di daerah penelitian.

Tabel4. Jenis OPR pada Dua Pusat Kegiatan di Daerah Penelitian

Pusat Kegiatan Jenis Industri Jasa Total OPR Frek. % Frek. % Frek. % . Komersial 1 1,2 4 4,3 5 2,9 . Non Komersial 47 56,6 Q 30 32,6 77 44,0 Kombinasi 35 42,2 58 63 ,1 93 53 ,1 Jumlah 83 100 92 100 175 100 Sumber : Data Primer, 2001.

160 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001: 142- 175 Tabel 5. Jenis Aktifitas Komersial di perkembangan sektor jasa (khususnya Daerah Penelitian pendidikan) dan industri di daerah Pusat Kegiatan Aktifitas penelitian, dengan kata lain bahwa Industri Jasa Komersial keberadaan usaha komersial itu tidak Frek. % Frek. % Rumah terlepas dari perkembangan berbagai 33 64,7 45 55,6 kos fasilitas jasa dan industri di kawasan Toko/ 13 25,5 12 14,8 tersebut. Tabel berikut ini menyajikanjenis kios aktifitas komersial yang terdapat baik pada Warung 2 3,9 9 11,1 rnakan kluster pusat industri maupun pada kluster Pengetikan pusat jasa di daerah penelitian. 0 0 4 4,9 /Rental U saha komersial yang paling Wartel 1 2,0 10 12,4 Lain-lain 2 3,9 1 1,2 dominan yang dijumpai di daerah Jumlah* 51 100 81 100 penelitian adalah rumah kos. Tabel 5 Sumber : Data Primer, 2001. memperlihatkan bahwa baik pada kluster *Responden boleh memilih lebih dari satu pusat industri rnaupun pusat jasa prosentase jawaban. rumah kos adalah yang paling banyak yaitu masing-masing sebesar 64,7 % dan 55,6 Jenis Aktifitas Komersia/ %. Rumah kos dibangun untuk memenuhi Penduduk kawasan desakota di kebutuhan tempat tinggal bagi para bagian timur kecamatan Kartosuro ini penduduk non permanen. Penduduk non sebagaimana diuraikan di atas sebagian permanen tersebut sebagian besar adalah besar mempunyai orientasi penggunaan mahasiswa atau karyawan pabrik yang rumah yang diarahkan untuk mendapatkan tinggal di daerah penelitian. tambahan penghasilan bagi keluarga Aktifitas komersial pada kluster (komersial). Hal ini juga ditunjukan oleh terdapatnya berbagai jenis kegiatan jasa nampak lebih bervariasi dibanding komersial yang berkaitan dengan adanya pada kluster industri. Hal ini antara lain pusat-pusat kegiatan yang ada di daerah dibuktikan dengan prosentase usaha tersebut. warung makan, toko!kios, dan wartel yang lebih banyak terdapat pada kluster jasa. Jenis-jenis usaha komersial yang terdapat di daerah penelitian adalah rumah · Kenyataan ini sekali lagi menunjukan kos, toko/kios, warung makan, pengetikan/ bahwa keberadaan betbagai pelayananjasa rental komputer, wartel, dan lain-lain di daerah penelitian memberikan pengaruh seperti konveksi, ternak puyuh, dan bengkel yang 1ebih besar terhadap perkembangan sepeda motor. · Berbagai jenis usaha aktifitas komersial di daerah penelitian komersial tersebut berkaitan erat dengan dibanding dengan keberadaan industri.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Dilahur , dkk) 161 OPR Penduduk malainkan berasal dari kondisi dan situasi yang terjadi di lingkungan tempat tinggal Daerah penelitian yang terletak pemilik mmah. Daerah penelitian yang pada dataran cekungan intennontain antara gunung Merapi dan gunung Lawu ini mempakan kawasan desakota yang merupakan kawasan yang sedang berkembang pesat telah merniliki beberapa mengalami komersialisasi secara intensif. pusat kegiatan penduduk yang mampu Perkembangan ini antara laindapat dilihat mempengaruhi OPR di sekitamya. Artinya, dari sisi besarnya prosentase mmah berkembangnya pusat-pusat kegiatan komersial di kawasan tersebut sebagaimana penduduk seperti industri, perdagangan, diuraikan dalam sub bab sebelumnya. sarana pendidikan, dan sarana kesehatail Berkembangnya OPR penduduk ke arah memberi pengaruh yang kuat terhadap penggunaan komersial dipengaruhi oleh perkembangan OPR penduduk daerah berbagai faktor yang berhubungan satu penelitian. dengan yang lainnya. Daerah di bagian timur Faktor-faktor yang Mempengaruhi ' kecamatan Kartosuro ini sebelumnya Pembahasan mengenai faktor­ mempakan daerah pedesaan yang faktor yang mempengaruhi OPR penduduk didorninasi oleh lah

162 Forum Geograji, Vo/.15, No.2, 2001 : 142-175 --ai-ecmpat tinggal bagi mahasiswa, bersahabat dengan lingkungan. Limbah --,J8dapelkembangan selanjutnya hal pabrik ini jika tidak diolah dengan baik a ia:llillh menjadi motif munii komersial akan dapat menimbulkan pencemaran serius terhadap manusia dan lingkungan di sekitarnya. Pabrik yang telah berdiri Daerah yang pertama kali selama tidak kurang dari 25 tahun tersebut tia::l::la&lmg dalam konteks ini adalah saat ini berada di tengah-tengah - sekitar UNS yaitu bagian utara permukiman padat penduduk. Oleh karena itu, · keberadaan Tyfountex di desa _..'"'E>'.._...Pkan oleh seorang informan Gumpang perlu dikaji dengan serius agar - yang menceritakan bahwa dukuh tidak timbul permasalahan lingkungan dan M:a lllgllm (bagian timur Pabelan) lebih bahaya bagi penduduk sekitarnya. Uraian di atas menggambarkan dengan cukup jelas bahwa keberadaan industri dan sarana pendidikan telah mengawali pengaruh terhadap OPR 'JI:Iltlakin ramai dan berkembang pesat. penduduk daerah penelitian yang semula Hal yang sama juga terjadi pada homogen non komersial berubah menjadi desa Gumpang yang menjadi heterogen dan bervariasi. Pengaruh tersebut JICIIJak:in- berkembang setelah berdirinya kemudian dilanjutkan dengan semakin rik Tyfountex. Pabrik tekstil ini tumbuh-berkembangnya berbagai kegiatan beri pola pengaruh yang tidak jauh penduduk dan sarana perkotaan yang tabecla dengan yang terjadi pada UNS dan terdapat di daerah penelitian seperti sarana . Kebutuhan akan tempat tinggal bagi transportasi, komunikasi, perdagangan, e:rja yang berasal dari luar daerah kesehatan, dan lain sebagainya. mcmberikan peluang bagi penduduk yang Faktor Internal membuat kos-kosan. Hal ini Berkembangnya pusat-pusat kmndian berkembang lebih lanjut dengan kegiatan penduduk seperti industri, penyediaan berbagai kebutuhan yang lain perdagangan, sarana pendidikan, dan :seperti warung makan, sarana komunikasi, Sarana kesehatan disebutkan sebagai faktor dan lain sebagainya. eksternal yang mempengaruhi OPR Terdapat sebuah fenomena penduduk daerah penelitian. Faktor menarik mengenai perkembangan pabrik ekstemal tersebut tidak akan memberikan t extil Tyfountex ini. Pabrik textil pengaruh yang cukup signifikan terhadap merupakan salah satu jenis industri yang OPR bila tanpa ditopang oleh adanya f@tor memproduksi bahan pencemar yang tidak internal yang berasal dari karakteristik

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur , dkk) 163 ,, -

pemilik rumah itu sendiri. Dengan kata daerah yang dekat dengan pusat kegiatan, lain babwa faktor eksternai akan baik industri maupunjasa, akan cenderung berpengarub lebib intensif dalam untuk melakukan komersialisasi terbadap mempengaruhi OPR jika didukung oleb penggunaan rumabnya. Namun terwujud keberadaan faktor internal. a tau tidaknya keinginan tersebut ditentukan oleb besarnya luas lahan yang dimiliki oleb Faktor internal yang dimaksud di penduduk daerah tersebut. Penduduk yang sini adalab faktor yang berasal dari memiliki laban cukup luas akan karakteristik pemilik rumab itu sendiri. memperoleb kesempatan yang lebib leluasa Pemilik rumab diasumsikan memiliki dalam penggunaan laban/rumabnya otoritas penub dalam menentukan sehingga mampu memperoleb tambaban penggunaan rumabnya. Ia bebas pengbasilan dari pemanfaatan laban yang menentukan apakah rumahnya akan dimiliki. Sebaliknya, penduduk yang tidak digunakan untuk usaha komersial yang memiliki luas lahan yang memadahi akan mendatangkan tambaban pengbasilan mengalami keterbatasan dalam penggunaan ataukah banya akan ditinggali bersama lahannya. Laban atau rumah yang mereka istri dan anak-anaknya. miliki akan banya terbatas pemanfaatannya pada orientasi non komer'Sial. Faktor internal yang berpengaruh terbadap OPR sebelumnya dihipotesakan Beberapa responden yang tinggal terdiri dari tingkat pendapatan dan tingkat pada d~rah yang relatif dekat dengan pusat pendidikan penduduk daerab penelitian. - kegiatan, baik industri maupun jasa, Namun, basil penelitian menunjukan mengungkapkan bahwa sebenarnya mereka babwa kedua faktor tersebut tidak ingin dapat menambah pengbasilan dengan memberikan pengaruh yang signiftkan mengubah fungsi rumahnya menjadi usaha terbadap OPR. Artinya, babwa tingkat komersial namun karena luas lahan yang pendapatan dan tingkat pendidikan dimiliki sangat terbatas maka keinginan itu penduduk daerab penelitian tidak sulit terwujud. Mereka menceritakan bahwa menentukan orientasi penggunaan untuk ditempati keluarga sendiri saja rumah . . • rumahnya. mereka sudah terasa sempit, sehingga tidak , • mungkin untuk pemanfaatan dan Hasil survei dan wawancara ~ dengan informan penelitian menunjukkan p6nggunaan yang lain. Jadi meskipun bahwa faktor yang paling berpengarub mereka memiliki tingkat pendidikan yang terbadap OPR adalab luas pemilikan tinggi maupun pengbasilan yang cukup laban. Telab diuraikan di atas babwa memadahi, namun luas lahan yang dimiliki keberadaan industri dan fasilitas jasa telah terbatas, maka orientasi penggunaan mempengarubi OPR penduduk di rumabnya akan terbatas banya pada sekitarnya. Penduduk yang tinggal di penggunaan non komersial.

164 Forum Geografi, Vol.J5, No.2, 2001: 142- 175 Persebaran Keruangan OPR Penduduk pengelompokan berdasarkan batas Rukun Pendeskripsian persebaran Warga (RW) yang dikaitkan dengan jarak (distribusi) keruangan OPR diuraikan relatifnya dengan pusat kegiatan. (lihat dengan menggunakan perspektifjarak relatif gambar 4.8 dan lampir~n 4 ). rumah dari pusat kegiatan yang ada di daerah penelitian. Hal ini selain Persebaran OPR pada Kluster Pusat dimaksudkan untuk memban-dingkan Industri kekuatan pengaruh masing-masing pusat Pabrik textil Tyfountex dalam kegiatan terhadap OPR, juga untuk penelitian ini dijadikan sebagai pusat membuktikan berlakunya distance decay i.Jldustri karena diasumsikan memiliki principle dalam persebaran OPR di daerah pengaruh yang paling besar terhadap jenis penelitian. Sub bab ini juga OPR pada kluster industri dibanding menggambarkan persebaran keruangan darijenis aktifitas komersial pada masing­ pabrik-pabrik yang lain yang ada di daerah masing pusat kegiatan. penelitian. Hasil survei menunjukan bahwa jenis OPR penduduk yang tinggal pada Daerah penelitian secara kluster industri secara keseluruhan sistematik dibagi dalam dua kategori pusat didominasi oleh OPR non komersial (56,6 kegiatan, yaitu pusat jasa dan pusat %), meskipun terdapat perbedaan yang industri. Pusat jasa terdiri dari jasa pendidikan (UMS, UNS, Ponpes Assalam), cukup mencolok antara kluster yang dekat jasa kesehatan (RSIS dan RSO), dan jasa (Al) dengan kluster yang jauh (A2) dari perdagangan (Alfa gudang rabat, pertokoan pusat industri. Temuan ini secara rinci ' UMS) yang kesemuanya terletak di desa ditampilkan dalam tabel 6. Pabelan dan Makamhaji. Sedangkan pusat OPR penduduk yang tinggal pada industri terdiri dari PT Tyfountex dan kluster Al sebagian besar adalah OPR Industri kecil di sekitarnya yang terletak di kombinasi (65,2 %) dan sama sekali tidak desa Gtimpang. Masing-masing pusat dijumpai OPR komersial. Sebaliknya, pada kegiatan tersebut (pusat jasa dan pusat kluster A2 didominasi oleh OPR non industri) dibagi dalam dua kluster komersial (65,0 %) dan di sini juga terdapat berdasarkan jarak relatifnya dari pusat OPR komersial meskipun jumlahnya kegiatan, yaitu dekat dan jauh sehingga san gat sedikit (1 ,2 %). Tabel6 menunjukan secara keseluruhan terdapat empat kluster dengan jelas bahwa rumah yang terdapat yang terdiri dari dua kluster pada pusat pada kluster A 1 ( dekat deng -· pus at industri dan dua kluster pada pusat jasa. industri) memiliki jenis orientasi yang lebih Batas kluster pada masing-masing pusat komersial dibanding dengan rumah pada kegiatan ditentukan dengan kluster A2 (jauh dari pusat industri).

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur, dkk) 165 Perbedaan yang menonjol antara Uraian pendahuluan pada sub bab dua kluster pada pusat industri ini secara ini telah menjelaskan bahwa pabrik tidak langsung menunjukan bahwa Tyfountex yang berdiri sejak tahun 1975 kedekatan jarak relatif dari lokasi industri memberikan pengaruh yang kuat terhadap mempengaruhi tingkat komersialitas jenis OPR pada pusat industri. Besarnya rumah penduduk. Keberadaan industri pengaruh Tyfountex terhadap daerah di telah mendorong penduduk di sekitarnya sekitarnya antara lain dapat diukur dengan untuk mereformasi fungsi rumahnya yang mengetahui pekerjaan anak kos yang semula hanya sebagai tempat tinggal tinggal di kluster pusat industri ini. menjadi tempat usaha yang dapat Semakin banyak pengekos yang bekerja di menghasilkan uang. Tyfountex berarti membuktikan bahwa semakin besar pula pengaruhnya terhadap Tyfountex merupakan pabrik ' orientasi komersial (baik murni komersial tekstil berskala regional yang maupun campuran) pada kluster pusat mempekerjakan tidakkurang dari 9.000 or­ industri di daerah penelitian. Tabel 8. ang yang berasal dari berbagai daerah di berikut ini menampilkan pekerjaan anak kawasan Subosukowonosraten. Pekerja kos pada kluster pusat industri. pabrik yang pendatang membutuhkan rumah kos sebagai tempat tinggal mereka Pekerjaan anak kos pada kluster selama bekerja. Selain itu, mereka juga pusat industri didominasi oleh ·karyawan membutuhkan makanan dan minuman TyfoUiltex(81,3 %) sehinggadugaanbahwa serta berbagai kebutuhan sehari-hari pabrik Tyfountex memberi pengaruh yang sehingga pada kluster industri ini paling besar terhadap orientasi komersial bermunculan rumah kos, warung makan, kluster ini dapat dibenarkan. Meskipun dan toko kelontong. Oleh sebab itu tidak demikian, jangkauan pengaruh pabrik ini mengherankan jika jenis aktifitas komersial terbukti tidak begitu jauh. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya anak kos pada kluster ini sebagian besar adalah yang tinggal pada kluster yang jauh dari rumah kos, warung makan, dan toko pusat industri (A2). Pengekos kluster A2 . ·' kelontong yang menyediakan kebutuhan yang sebagian besar merupakan wilayah .•• cukup mendasar bagi para pekerja pabrik. des a Makamhaji (lihat lampiran 4) Usaha komersial yang lain yang terdapat emiliki pekerjaan yang bervariasi (lain- .. pada kluster ini adalah konveksi, lain) yaitu karyawan pabrik krupuk MS, peternakan puyuh, dan pengrajin nisan karyawan pabrik Batik Keris, karyawan kuburan. pabrik rotan, dan ·salesmen (lihat juga Jenis-jenis aktifitas komersial gambar 4.11). yang terdapat pada kluster pusat industri Sementara itu, UMS ternyata dapat dilihat dalam tabel6. mempunyai jangkauan pengaruh yang

166 Forum Geograji, Vo/.15, No.2, 2001: 142- 175 Tabd 6 JeniB OPR pada Kluster Pusat Industri Lokasi dari Pusat Industri Jenis Dekat (A1) Jauh (A2) Jumlah OPR Frek. % Frek. % Frek. % Komersial 0 0 1 1,7 1 1,2 Non Komersial 8 34,8 39 65,0 47 56,6 Kombinasi 15 . 65,2 20 33,3 35 42,2 Jumlah 23 100 60 100 83 100 Sumber : Data Primer, 2001.

cukup jauh yang antara lain ditunjukkan mabal yaitu antara Rp 50.000 sampai Rp dengan terdapatnya mahasiswa UMS yang 60;000 per bulan. kos di kluster ini meskipunjumlahnya tidak STIES yang berlokasi di desa begitu besar. Hal ini bisa terjadi karena Makamhaji juga memberikan pengaruh alasan harga sewa rumah kos di kawasan yang cukup berarti bagi perkembangan ini yang relatif lebih murah dibanding di orientasi rumah komersial pada kluster ini. Tabel 7 menunjukan bahwa pada kluster daerah sekitar UMS. Harga sewa rumah kos A2 terdapat 64,7 % anak kos yang untuk satu kamar dengan luas 3 x 2 m dan merupakan mahasiswa STIES. Perguruan dengan fasilitas standar (listrik, kamar tinggi yang berdiri sekitar tahun 1995 ini mandi, pampa air, kasur, dan bantal) di menunjukan perkembangan yang cukup kluster AI berkisar antara Rp 25 .000 pesat akhir-akhir ini sehingga sampai Rp 30.000 per bulan, sedangkan di menimbulkan konsekuensi logis berupa sekitar UMS harga sewanya jauh lebih meningkatnya tuntutan terhadap

Tabel 7. Jenis Aktifitas Komersial pada Kluster Pusat Industri Lokasi dari Pusat Industri Ak:tifitas Komersial Dekat(Al) Jauh (A2) Frek. % Frek. % Rumahkos 14 . 70,0 17 54,8 Toko/kios 2 10,0 11 35,5 Warungmakan 2 10,0 0 0 Pengetikan/Rental komputer 0 0 0 0 Wartel 1 5,0 0 ·o - Lain-lain 1 5,0 3 9,7 Jumlah* 20 100 31 100 'D Sumber : Data Primer, 2001. *Responden boleh memilih lebih dari satu jawaban.

Orientasi Penggunaan RZ~mah di Kawasan Desa Kola ... (Dilahur , dkk) 167 penyediaan berbagai kebutuhan menunjukan jenis OPR yang mengarah mahasiswanya seperti tempat tinggal pada usaha komersial campuran (rumah kos), warung makan, sarana (kombinasi) yang lebih besar dibanding komunikasi (wartel) dan lain-lain. Hal ini pada kluster B2. Persebaran jenis OPR secara tidak langsung akan menimbulkan pada kluster pusat jasa ini telah bermunculannya berbagai kegiatan digambarkan dengan lebih jelas dalam komersial yang pada akhirnya lampiran peta 4, sedangkan tabel berikut mengakibatkan perubahan orientasi di bawah ini menampilkan distribusi penggunaan rumah penduduk di sekitarnya prosentase besarnya jenis OPR pada kluster ke arah penggunaan komersial. Fenomena tersebut. Tabel 9menunjukan bahwa OPR ini perlu mendapatkan respon positif agar pada kluster pusat jasa secara keseluruhan di kemudian hari tidak terjadi penurunan didominasi oleh OPRkombinasi (59,8 %), kualitas lingkungan akibat perubahan OPR dan hanya sebagian kecil yang merupakan yang tidak tertata rapi. pendidikan, OPR murni komersial (5,3 %), sedangkan kesehatan, dan perdagangan sebagian besar .sisanya (35,9 %) adalah OPR non terdapat di desa Pabelan, hanya sebagian komersial. Namun, terdapat perbedaan kecil saja yang lokasinya berada di desa jenis OPR yang dominan antara kluster B 1 Makamhaji yaitu UNS Gasa pendidikan). dengan B2. Kluster B f didominasi oleh Pusat jasa yang terkonsentrasi OPRkombinasi (78,3 %) sedangkankluster pada desa Pabelan ini telah memberi - B2 sebagian besar terdiri dari OPR non pengaruh yang berbeda-beda dalam komersial (56,5 %). orientasi penggunaan rumah pada masing­ i masing daerah (unit RW) di desa Perbedaan jenis OPR yang tajam penelitian. Daerah-daerah yang termasuk antara kluster Bl dan B2 di atas terutama dalam kluster B 1 (lihat lampiran 3) dipengaruhi olehjarak relatifkedua kluster

Tabel 8. Pe~erjaan Anak Kos pada Kluster Pusat Industri

Lokasi Rumah Kos Pekerjaan dari Pusat Industri AnakKos Dekat (AI) Jauh (A2) . ·' Frek. % Frek. % .· Mahasiswa UMS 2 12,5 2 11,8 .· Mahasiswa STIES 0 (Q;O 11 64,7 Karyawan Tyfountex 13 81,3 0 0,0 Lain-lain 1 6,2 4 23,5 . Jumlah 16 100 17 100

Sumber : Data Primer, 2001.

168 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001 : 142- 175

-.::. Tabel 9 Jenis OPR pada Kluster Pusat Jasa Lokasi dari Pusat Jasa Jenis Dekat (B1) Jauh(B2) Jumlah OPR Frek. % Frek. % Frek. % Komersial 3 6,5 1 2,2 4 4,3 Non Komersial 7 15,2 26 56,5 33 35,9 Kombinasi 36 78,3 19 41,3 55 59,8 Jumlah 46 100 46 100 92 100 Sumber : Data Primer, 2001. *Responden boleh memilih lebih dari satu jawaban. tersebut terhadap pusat jasa. Kluster B 1 jenis usaha komersial di daerah penelitian yang terdiri dari RW-RW yang relatif dekat sebagaimana ditampilkan dalam tabel10 dengan pusat jasa memiliki OPR yang Jenis-jenis usaha komersial yang terdapat lebih komersial dibanding kluster B2 yang pada kluster pusat jasa ini tidak jauh lokasinya relatif jauh dari pusat jasa. Hal berbeda dengan yang terdapat pada kluster ini berarti bahwa terdapat hubungan positif pusat industri, namun terdapat sedikit antara jenis OPR dengan jarak lokasi perbedaan dalam hal persebarannya. Tabel 10 di atas menunjukan bahwa secara rumah terhadap pusat kegiatan. Artinya, keseluruhan jenis usaha komersial pada semakin dekat jarak lokasi rumah dengan kluster jasa ini. didominasi oleh adanya pusat kegiatan maka semakin komersial rumah kos. Persebaran rumah kos pada orientasi penggunaannya. kluster pusat jasa hampir seimbang a~tara Kenyataan ini akan lebih mudah kluster Bl dan B2, namun dalam hal dipahami jika dilihat dari persebaran jenis- penyediaan sarana penunjang kebutuhan

TabellO. Jenis Aktifitas Komersial pada Kluster Pusat Jasa Lokasi dari Pusat Jasa Aktifitas Dekat Jauh Komersial Frek. % Frek. % Rumahkos 35 55,6 10 55,5 Toko!kios 5 7,9 7 38,9 Warungmakan 9 14,3 0 0 ,...., Pengetikan/Rental 4 6,3 0 0 v Wartel 9 14,3 1 5,6 Lain-lain 1 1,6 0 0 Jumlah* 63 100 18 100 Sumber : Data Primer, 2001.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan Desa Kota ... (Di/ahur , dkk) 169 Tabel 11. Pekerjaan Anak Kos pada Kluster Pusat Jasa

Lokasi Rumah Kos Pekerjaan dari Pusat Jasa AnakKos Dekat (Bl) Jauh (B2) Frek. % Frek. % Mahasiswa UMS 34 70,7 9 75,0 Mahasiswa UNS 3 6,3 0 0,0 Mahasiswa ABA Pignatelli 5 10,4 0 0,0 KaryawanRS 2 4,2 0 0,0 Karyawan Alfa 3 6,3 0 0,0 Lain-lain 1 2,1 3 25,0 Jumlah 48 100 12 100 Sumber : Data Primer, 2001. yang lain bagi anak kos seperti warung mahasiswa UMS. Tabel 4.9 di atas makan, pengetikan/rental komputer, dan ~enunjukan bahwa mahasiswa UMS wartel keduanya memiliki perbedaan yang menempati 70,7% rumah kos pada kluster cukup jauh. Hasil survei 1apangan B1 dan 75,0% rumahk

170 Forum Geograji, Vo/.15, No.2, 2001: 142- 175 bagus dan tersedi~ya alat transportasi ABA/STIE St. Pignatelli meskipun terletak umum yang memadahi seperti angkot, mini di desa Karangasem Solo namun bus, dan bus kota. menunjukan pengaruh terhadap orientasi komersial di daerah penelitian. Hal ini Hal sebaliknya terjadi pada UNS antara lain disebabkan oleh lokasinya yang yang relatiflebih tna dari UMS. UNS yang relatif dekat dengan kawasan kos-kosan sudah berdiri di desa Makamhaji sejak yang terkonsentrasi di dukuh Mendungan tahun 197 5 ternyata saat ini tidak desa Pabelan. Pekerjaan penghuni kos memberikan pengaruh yang cukup berarti lainnya antara lain : siswa SMU 4 bagi kegiatan komersial di daerah Sukoharjo, pramuniaga, dan salesmen. penelitian. Kenyataan ini antara lain dapat dilihat dari prosentase mahasiswa UNS KESIMPULAN DAN SARAN yang kos di daerah penelitian besarnya hanya 6,3 %. Wawancara dengan salah Kesimpulan yang dapat diambil seorang responden mengungkapkan bahwa setelah penulis melakukan kajian terhadap masalah tersebut berkaitan dengan fenomena OPR di daerah penelitian melalui berpindahnya sebagian besar fasilitas dan analisis data dan informasi yang diperoleh ruang kuliah dari UNS Makamhaji ke UNS adalah sebagai berikut : Kenthingan. UNS Makamhaji saat ini hanya dipergunakan untuk kuliah a. OPR penduduk bagian timur kecamatan mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik. Kartosuro terdiri dari 3 jenis', yaitn OPR Responden tersebut juga mengungkapkan komersial, non komersial, dan bahwa sebenarnya awal perkembangan kombinasi. Sedangkan persebaran rumah kos di daerah penelitian merupakan keruangan jenis-jenis OPR tersebut pengaruh dari UNS, namun setelah mengikuti konsep distance decay prin­ berkembangnya UMS dan apalagi setelah ciple, yaitu semhldn dekat jarak relatif berpindahnya sebagian besar fasilitas UNS rurnah dengan pusat kegiata17 maka ke Kenthingan, pengaruh UNS semakin semakin komersial orientasi surut dan kemudian digantikan oleh penggunaan rurnah tersebut. mahasiswa UMS.

Komposisi penghuni rurnah kos b. Faktor ekstemal yang mempengaruhi pada kluster pusat jasa juga diisi oleh mahasiswa dan karyawan instansi lain yang OPR adalah berkembangnya kegiatan ada di daerah penelitian. Karyawan Alfa, perkotaan seperti industri, perdagangan, RSI, dan RSO memilih menempati rumah sarana pendidikan, dan sarana kos yang berada tidak jauh dari tempat kesehatan. Sedangkan faktor internal kerjanya, yaitu pada kluster yang dekat yang berpengaruh terhadap OPR adalah dengan pusat jasa (Bl). Sementara itu, besamya luas pemilikan 1~.

Orientasi Penggunaan Rumah di Kawasan De sa Kota ... (Dilahur , dkk) 171 Saran yang penulis ajukan setelah b. Daerah penelitian merupakan kawasan melakukan penelitian sehingga yang sedang dan masih akan terns mendapatkan pemahaman yang relatif mengalami perkembangan. Perpindahan cukup baik tentang permasalahan yang fungsi-fungsi perkotaan dari kota Solo ke daerah pinggiran kota di bagian timur terjadi di daerah penelitian adalah sebagai kecamatan Kartosuro - yang timbul berikut : akibat berbagai persoalan yang dihadapi a. Pembangunan untuk aktifitas komersial di kota seperti meningkatnya jumlah di daerah penelitian yang melaju cepat penduduk dan kebutuhan hidup itu harus diatur dan dikendalikan masyarakat, ruwetnya transportasi, dan dengan mempertimbangkan polusi - perlu diantisipasi dengan perencanaan pembangunan regional dan keseimbangan lingkungan, baik tata ruang yang efektif, efisien, dan lingkungan fisik maupun sosial, agar berwawasan lingkungan. Sebab bukan tidak terjadi degradasi lingkungan yang tidak mungkin berbagai persoalan pada akhimya merugikan penduduk itu perkotaan di kota Solo tersebut akan sendiri. terjadi di daerah penelitian.

DAFTAR PUS TAKA . .. Domer, Peter. 1977. Cooperative and Commune: Group Farming in the Economic Develop- ment ofAgriculture . Wisconsin: University of Wisconsin Press.

Goldsmith, Edward, & Hildyard, Nicholas. 1984. The Social and Environmental Effects of Large Dams. London: Wadebridge Ecological Centre.

Ananta, Ari~ (ed). 1990. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Ekonomi dan Pusat Antar Universitas Bidang Ekonomi Universitas . Brannen, Julia. 1999. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif Yogyakarta : . ·' Pustaka Pelajar. .· Daldjoeni, N. 1982, Pengantar Geografi, Jakarta : Alumni Dasar, Soeroso. 1981. Bangsaku dan Segudang rmasalahannya. Bandung: Iqra'. Effendi, Tadjudin Noer. 1993. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja dan Kemiskinan. Yogyakarta : Tiara Wacana. • Mantra, Ida Bagus. "Profil Penduduk Indonesia Menjelang Tinggal Landas", Buletin Penelitian Kebijakan Kependudukan Populasi, 2(1), 1999:39, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM.

172 Forum Geografi, Vo/.15, No.2, 2001: 142- 175 a ::!. 110'41' 110'41'0" ~ §. I~ Kabupaten PETA DISTRIBUSI OP ~ Karanganyar ~ § Skala 1 : 20.000 1:) ~~~=---~==~~= § 200 400 80Qn ::0 I:: ~ §. De sa Kodia e.,. Ngadirejo Surakarta ~ B*Ts ~ § Ligrdl t:l 111111111111111 OPR ~ f:::::::::::::::::::f OPR Non 1::::;::::::::::::::1 OPR ~ De sa E) Singopurnn e Balai = Jalan "§ ~~ §.- ~@fia I:: Balas ""' --1-- ~~alen ~ ~ Balas Sumber: - Peta Adminis!rasi Kecamatan Kartosuro Skala 1 : 10.000 - Peta Si!ucDisCIIilasd&tnel~ian Skala ~ 0 Kecamatan ·•:;; Choirul Amin ...... ~~------~~~~~--~Gambar 4.2 Peta Distribusi OPR pada Empat Desa Penelitian . ~ ...... lli141 ' 11 0' 'l.a::.. I !'l ~ PETA DISTRIBUSI 61 Kabupaten AKTIVITAS "t Karanganyar ~ KOMERSIAL ~ Skala 1 : 20.000 ~ Penelitian lo....oC=::::::Io.....C==::Oo.....O"'m "t 200 0 400 801ln ~ & :- Kodia ...... Des a ~ Surakarta Ngadin.jo ~ .1--..l s 1--..l c l..fgnB c Rumah 111111111!1 Pengetikan/ ...... IIIII Rental ...... [tttf[ ~g~o/Kio~ Wartel .a::.. 1--..l Des a Warung Lain-lain I .... 11m Makan ...... 'l Singoprnan Balai v, • ~Pusat 9~~~ ..:~ lndustri ~Pusat ~~~~ ~ils Kluster R®fRA ~eKiuster - · - · Balas Jauh _ + _ ~~P.HPaten _ _ _ ~~fa~matan o·esa Sumber: - Peta Administrasi Kecamatan Kartosuro Skala 1 : 10.000 Disusun Oleh : !:: Kecamatan ;.; Choirul A min ~~--~------Gambar 4.9 Peta~~~------Distribusi Aktifitas Komersial------~~--~ Per Kluster di Daerah Penelitian ...... a 1111'41' 11 11' 41 '49" §' ~ ....1:1 PETA DISTRIBUSI S' I "'- . Kabupaten PEKERJAAN ANAK ~ Karanganyar gg~ ;:: Skala 1 : 20.000 ~ Penelitian 1 p 1 z 3 :tm I:) I:) 200 0 400 801ln ~ :?;l ;:: g.~ Des a Kodia ~ Ngadirejo B*Ts ~ IJgnB I:) KaryaMil § - Mahasiswa Tyfountex !::::::::::::::::j ltl/l{Wasiswa [:::::::::! ~~ryawan - I? I :::::1. ~~h~~iswa ~ - Karyawan Mlh-tain Des a - Wfusiswa r ::::l ~ Singopuran ABA S' e Balai ~Pusat ~ lndustri = 9~~ ~Pusat ~ -- ~~~ ~ils Kluster -::s-I:) - R8fRA eal!i!! Kluster ;:: Jauh ... -·-· Balas - .j. - ~-aten ~ --- ~ ~~faagnatan Desa Sumber : - Peta Administrasi Kecamatan Kartosuro Skala 1 : 10 .000 Kecamatan Dlsusun Oleh : f;j Choirul Amin ~ I 0 n.llhllr I ...... Gambar 4.11 Peta Pekerjaan pengguna Rumah Kos di Daerah Penelitian . ~