Kidungan Jawa Timuran Dalam Pertunjukan Ludruk Budhi Wijaya Jombang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Kidungan Jawa Timuran Dalam Pertunjukan Ludruk Budhi Wijaya Jombang Ainnur Rofiq [email protected] Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga ABSTRAK Kesenian merupakan sesuatu hal yang terkait dengan kebebasan ekspresi manusia tentang kebutuhannya akan keindahan. Pada masyarakat tradisional, kesenian bukan hanya tentang keindahan ekspresi saja, namun juga bisa terkait tentang ritual, sarana berkumpul, dan komunikasi. Kidungan Jawa Timuran merupakan salah satu kesenian tradisional, dan merupakan bagian dari pertunjukan ludruk yang memegang peranan penting. Kidungan Jawa Timuran memiliki kelebihan sebagai alat komunikasi kepada penonton, sehingga di dalam kidungan Jawa Timuran memiliki muatan pesan-pesan yang terkait dengan nilai dan norma yang sesuai dengan sistem nilai budaya di masyarakat. Lalu, pesan budaya apa saja yang ada di dalam kesenian kidungan Jawa Timuran? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, untuk mendapatkan penjelasan dari pesan budaya yang ada di dalam kesenian kidungan Jawa Timuran. Penelitian dilakukan pada kelompok Ludruk Budhi Wijaya Jombang. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan kerangka pemikiran pesan budaya dalam kesenian M. Junus Melalatoa dan sistem nilai budaya C. Kluckhohn. Hasil penelitian ini menyajikan unsur-unsur dari kidungan Jawa Timuran, seperti syair, gendhing iringan, kostum dan pemilihan kata dari kidungan. Kidungan Jawa Timuran pada syair-syair tersebut memiliki pesan-pesan yang tersirat di dalamnya. Pesan-pesan tersebut terkait dengan sistem nilai budaya di masyarakat, yakni tentang kehidupan, kepercayaan, sistem nilai dan norma. Kata Kunci : pesan budaya, kidungan Jawa Timuran, sistem nilai budaya AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 1 ABSTRACT Art is something that is related to the freedom of expression of the human need for aesthtetics. In traditional society, art is not just about the beauty of expression, but could also be related about the ritual, a means of gathering, and communication. Kidungan of East Javanese is one of the traditional arts, it is a part of the ludruk show which plays an important role. Kidungan of East Javanese has its advantages as a means of communication to the audience, so it contains messages related to values and norms in accordance to the cultural value system of a society. So what are the cultural messages contained within the art of East Javanese kidungan? The method used in this research is descriptive, to get an explanation of the cultural messages in the art of East Javanese kidungan. The study was conducted on the Ludruk Budhi Wijaya Jombang group. The datas were then analyzed with the framework of cultural messages in Junus M. Melalatoa arts and cultural value systems C. Kluckhohn. The results of this study presents the elements of East Javanese kidungan such as poetry, gendhing accompaniment, costumes and the wording of the kidungan. Kidungan of East Javanese in these poems have messages it conveys. These messages related to the system of cultural values in the community, which is about the life, beliefs, value systems and norms. Keywords: cultural messages, kidungan of East Javanese, cultural value system Pendahuluan manusia memunculkan sebuah bentuk Kesenian merupakan hasrat-hasrat reaksi sadar dan membentuk perasaan manusia akan estetika dan kreatifitas pada dirinya yang menjadi kreatifitas pemikiran yang dituangkan di unsur dalam kehidupannya dalam sebuah karya seni. Semua karya (Koentjaraningrat, 2009). seni merupakan hasil representasi dari Ludruk merupakan salah satu objek yang dilihat dan dirasakan, sehingga kesenian tradisional di Jawa Timur dapat memunculkan ide dalam diri yang memiliki unsur seni Tari, seni manusia itu lah untuk menciptakan karya seni, dalam bentuk yang unik dan artistik Musik, dan seni Teater. Ludruk pada sehingga memberikan kepuasaan akan awalnya merupakan perkembangan hasrat dalam jiwa mereka yang sebuah kesenian yang berasal dari disampaikan. Kesenian adalah sarana jalanan atau dari penyaluran hasrat dan pengembangan mbarang(ngamen)(Setiawan, 2015). akal pikiran manusia menjadikan Seiring dengan perkembangannya dirinya kreatif. Karena akal pikiran ludruk yang dalam asal-usulnya AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 2 memiliki banyak versi cerita, dapat yang begitu terbuka namun berisi masuk dan berkembang di kota tentang nasehat maupun sinisme sosial Surabaya. tetapi dapat diterima dengan mudah Kidungan Jawa Timuran oleh semua kalangan masyarakat adalah sebuah perpaduan seni sastra karena kemasan penyampaiannya yang dan seni musik yang berupa seni unik. Maka di dalam setiap parikan bertutur dengan iringan musik. kidungan Jawa Timuran akan selalu Kidungan Jawa Timuran ini terdapat pesan yang disampaikan merupakan bagian dari pagelaran kepada para penonton pagelaran kesenian ludruk, yang ditampilkan ludruk pada setiap penampilannya. setelah tari Remo. Dimana orang yang Dengan penggunaan bahasa yang menyampaikan kidungan atau bisa sangat mudah diterima oleh para disebut pemain kidungan adalah penonton, akan memunculkan pelawak/lakon dan penari dalam komunikasi sosial yang terjadi dalam pementasan ludruk dengan isi berupa kesenian kidungan Jawa Timuran. pesan-pesan mengenai pendidikan, Dalam pagelaran ludruk ada masalah-masalah politik, kehidupan beberapa macam kidungan Jawa sehari-hari sebagai komunikasi sosial Timur seperti yang diklasifikasikan dalam bentuk pantun berbahasa Jawa oleh Supriyanto (1992) : atau parikan dengan mengikuti nada - Kidungan lawak iringan gendhing Jawa Timuran pada Kidungan yang disampaikan oleh gamelan musik karawitan. pelawak dalam pagelaran “kidungan Jawa Timuran memiliki keistimewaan atau ludruk.Dimana kidungan lawak yang keunikan baik bentuk maupun bagus adalah kidungan yang dapat cara melagukannya yang membedakannya dengan mencapai daya tarik dalam bentuk dan melagukan” penyampaian kritik sosialnya. Kualitas (Hardjoprawiro, 1985 : 5) teater ludruk lebih sering diukur dari Kidungan Jawa Timuran kualitas penampilan dari pelawak serta menggunakan bahasa pergaulan dagelan yang disampaikan. Oleh sehari-hari atau bahasa Jawa Ngoko karena itu, parikan lawak menjadi AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 3 ujung tombak dalam pagelaran ludruk ludruk pada Era Reformasi sekarang suatu komunitas. ini banyak yang berbentuk syair, - Kidungan Bedhayan/Bedayan sedangkan dengan bentuk pantun hanya sedikit. Bentuk pantun Bedayanpada teater ludruk tidak sama (parikan) maupun bentuk syair yang dengan bedhayan seperti bedhaya paling banyak ditemui berirama aa aa. srimpi yang ada di keraton yogya atau Sugiri(2003) juga membuat klasifikasi solo. Bedayan pada ludruk adalah mengenai fungsi dari isi atau pesan penampilan dari tandak-tandak yang kidungan Jawa Timuran pada Era menari dan menyanyi diatas Reformasi, yaitu : panggung. Kidungan bedayan adalah (1) Sebagai hiburan kidungan yang dilagukan oleh para (2) Sebagai penyampaian kritik penari/tandhak. sosial - Kidungan adekan/adegan (3) Sebagai peningkatan bidang Kidungan adegan disini adalah kebudayaan parikan jula-juli yang isinya (4) Sebagai kritik bidang ekonomi disesuaikan dengan cerita pertunjukan (5) Sebagai peningkatan bidang dengan maksud untuk membawa kesadaran berpolitik suasana. Adegan yang dimaksud, (6) Sebagai peningkatan bidang misalnya adegan sedih, gembira, atau pembangunan adegan percintaan dua tokoh di atas (7) Sebagai peningkatan bidang panggung. ketakwaan kepada Tuhan Yang Selain itu, ada pula kidungan Maha Esa ngeremo/beskalan, yaitu kidungan (8) Sebagai peningkatan bidang yang disampaikan oleh penari remo pendidikan putra atau remo putri (beskalan). Dengan meninjau klasifikasi Kidungan tersebut sebagai pelengkap yang dilakukan Sugiri, terkait dengan setelah penutup tari remo sebagai isi atau pesan pada kidungan Jawa pembuka dari pagelaran ludruk. Timuran, terdapat usaha pemain untuk Menurut Sugiri(2003), melakukan komunikasi kepada kidungan yang terdapat di kesenian penonton dengan menyampaikan AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 4 pesan-pesan yang terkait dengan dalam penelitian ini, observasi permasalahan yang dikemas dalam merupakan hal yang wajib dilakukan bentuk pantun maupun syair. untuk melihat suasana pertunjukan Kidungan Jawa Timuran yang ludruk di kabupaten Jombang, menjadi unsur penting atau wajib dan khususnya padabagian kidungan Jawa harus ada di dalam kesenian ludruk, Timuran. serta bentuk kidungan Jawa Timuran Seperti yang diungkapkan oleh yang unik karena menggunakan Bogdan dan Taylor (1975 dalam parikan dengan iringan musik Moleong 2011) bahwa metodologi gendhing Jawa Timuran dari kualitatif menjadi prosedur penelitian karawitan. Pesan yang tersirat dalam yang menghasilkan data deskriptif lirik-lirik kidungan Jawa Timuran dan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari interaksi yang terjadi yang dilakukan orang-orang dan perilaku yang telah oleh pelaku terhadap penonton dalam diamati. Menurut pendapat mereka, kesenian kidungan Jawa Timuran, pendekatan ini mengarah pada latar dimana penonton juga memberikan dan individu tersebut secara utuh. respon dari lirik-lirik yang ada dalam Observasi adalah melakukan kidungan tersebut. Kidungan Jawa pengamatan pada lokasi penelitian Timuran mengandung pesan-pesan yaitu pada pagelaran-pagelaran ludruk budaya yang berkaitan dengan sistem Budhi Wijaya pada tanggal 15 kepercayaan, pengetahuan, sistem nilai September 2016 di desa Banjarjo dan norma. kecamatan Bareng, dan dusun Posari, Metode desa Keporejo kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. untuk melihat Metode penelitian yang kesenian