Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

ISSN : 2088-6128

VOLUME VI, NOMOR I, JANUARI 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Jl. Belanga No.1 Simpang Ayahanda Telp. (061) 4155441, Fax. (061) 543-2820 Jl. Sekip Simpang Sikambing Medan Telp. (061) 4578890 - 4578870 www.unprimdn.ac.id 1 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

MANAJEMEN PRIMA

VOLUME VI, NOMOR I, JANUARI 2016

Pembina : Prof. dr. Djakobus Tarigan, AAI., DAAK (Rektor Universitas Prima Indonesia) Penanggung Jawab : Cut Fitri Rostina, S.E., M.M (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia)

Ketua Penyunting : Bayu Wulandari, SE.,M.Si (Universitas Prima Indonesia)

Mitra Bestari : Fauzi, SE., MM ( UISU ) Ferry Safriani, SE., M.Si ( Al-Azhar Medan )

2 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Pengantar Redaksi

Jurnal Manajemen Prima edisi pertama Volume VI Nomor I, Januari 2016 menyajikan berbagai hasil penelitian tentang manajeman. Dalam penerbitan ini tentu banyak kekurangan disana sini tetapi kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangatlah diharapkan untuk menambah kesempurnaan dari Jurnal Manajeman Prima ini. Harapan tentunya akan semakin luasnya jangkauan dari Jurnal Manajeman Prima ini sebagai suatu wahana informasi ilmiah di bidang ekonomi khususnya dalam ilmu manajeman. Kami sangat mengharapkan para pembaca untuk bersedia menyumbangkan tulisannya agar media komunikasi ilmiah yang kita cintai ini senantiasa dapat eksis dan berkesinambungan. Akhirnya, kami sampaikan terima kasih untuk para penulis yang telah menyumbangkan tulisannya pada edisi ini dan tidak lupa kepada semua pihak yang sudah menbantu proses penerbitan Jurnal Manajeman Prima ini sehingga dapat dibaca para pembaca sekalian.

Medan, Januari 2016 Salam Kami,

Penyunting

3 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

VOLUME VI, NOMOR I, Januari 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA DAFTAR ISI 1. Pengaruh Pengaruh Keterlibatan Kerja, Lingkungan Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kepuasan Guru Madrasah Ibtidaiyah Unggul Terpadu (Miut) Thawalib Padang Panjang Mila Yulia Herosian 1-8

2. Rendahnya Kualitas Layanan Opeartor Selular Dalam Pencapaian Tingkat Kepuasan Berkomunikasi Masyarakat Di Kota Medan Widya Sari dan Pratiwi Eka Sari 9-24

3. Komunikasi Nonvorbal Boyband dan Gilrband Terhadap Gaya Hidup Remaja di SMA Dharmawangsa Medan (Studi Fenomenologi Mengenai Gaya Berbusana Siswa-Siswi SMA Dharmawangsa Medan) Isna Asdiani Nasution 25-40

4. Analisis Pengaruh Proses Pembangunan Terhadap Degradasi Lingkungan Di Indonesia Yeni Ariesa 41-58

5. Pengaruh Pemeriksaan Intern Terhadap Efektifitas Pengendalian Pemberian Kredit Pada PT Bank Mandiri (Personal) Tbk, Kantor Wilayah I Medan Khomeiny Yunior 59-74

6. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Selling-In Untuk Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus Pada Supplier Matahari Departement Store Thamrin Plaza Medan) Holfian Daulat Tambun Saribu 75-79

LEMBAGA PENELITIAN & PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

Jl. Belanga No.1 Simpang Ayahanda Medan Telp.(061) 4155441, Fax. (061) 543-2820 Jl. Sekip Simpang Sikambing Medan, Telp. (061) 4578890 - 4578870 www.unprimdn.ac.id 4 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

KOMUNIKASI NONVERBAL BOYBAND DAN GIRLBAND TERHADAP GAYA HIDUP REMAJA DI SMA DHARMAWANGSA MEDAN (Studi Fenomenologi Mengenai Gaya Berbusana Siswa-Siswi SMA Dharmawangsa Medan)

Oleh Isna Asdiani Nasution

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah komunikasi non- verbal Boyband dan Girlband mempengaruhi gaya berbusana remaja dan bagaimana fenomena Boyband dan Girlband ditampilkan oleh remaja di SMA Dharmawangsa Medan. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana komunikasi non-verbal Boyband dan Girlband mempengaruhi gaya berbusana remaja dan bagaimana fenomena Boyband dan Girlband ditampilkan oleh remaja di SMA Dharmawangsa Medan” Penelitian dilakukan di SMA Dharmawangsa Medan. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena peneliti melihat saat ini banyak sekali remaja yang mengikuti tren berbusana layaknya para boyband dan girlband. Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengkaji bagaimana Komunikasi Non Verbal Boyband dan Girlband Mempengaruhi Gaya Berbusana Remaja di SMA Dharmawangsa Medan dan untuk mengkaji bagaimana fenomena Boyband dan Girlband ditampilkan oleh remaja di SMA Dharmawangsa Medan. Teori-teori yang digunakan adalah teori komunikasi, proses komunikasi, teori komunikasi non verbal, gaya hidup, teori imitasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Dharmawangsa Medan. Jumlah informan dala penelitian ini sebanyak lima orang. Penentuan informan dilakukan secara purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi non verbal terhadap fenomena gaya berbusana boyband dan girlband tidak sepenuhnya diikuti oleh siswa-siswi SMA Dharmawangsa Medan. Hal ini dikarenakan faktor usia dan status mereka yang masih digolongkan pelajar. Selain itu fenomena boyband dan girlband yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMA Dharmawangsa Medan lebih banyak menggunakan aksesoris dan atribut lain pada saat diluar jam sekolah. Untuk memudahkan akses dalam persamaan minat mengidolakan boyband dan girlband ini maka dibentuklah suatu fanbase yang mudah dijangkau oleh para fans dari idola.

5 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 A. Latar Belakang Masalah berkembangnya boyband dan girlband Dewasa ini, gaya hidup sering Korea di Indonesia mulailah “k-pop” disalahgunakan oleh sebagian besar menjadi popular di Indonesia dan di remaja. Apalagi para remaja yang ikuti dengan bermunculannya Boyband berada dalam kota Metropolitan. dan girlband di Indonesia. Mereka cenderung bergaya hidup dengan mengikuti mode masa kini. Pengaruh musik Korea tersebut Tentu saja, mode yang mereka tiru cukup memberikan dampak besar bagi adalah mode dari Barat. Jika mereka musik Indonesia. Telah kita ketahui, di dapat memfilter dengan baik dan tepat, Indonesia kini bermunculan boyband maka pengaruhnya juga akan positif. dan girlband yang cukup beragam. Namun sebaliknya, jika tidak pintar Setiap hari di televisi pasti selalu dalam memflter mode dari Barat muncul nama-nama boyband dan tersebut, maka akan berpengaruh girlband yang baru. Mulai dari SMASH, negatif bagi mereka sendiri. Salah satu 7icon, Cherrybelle , Princes dan masih contoh gaya hidup para remaja yang banyak lagi. Tetapi kualitas dari mengikuti mode dari Barat dalam boyband dan girlband di Indonesia kehidupan sehari-hari adalah masalah masih tidak sebanding jika "Berpakaian". Masalah berpakaian para dibandingkan dengan Korea. Jika remaja masa kini selalu dikaitkan diamati lebih jelas, boyband dan dengan perkembangan zaman dan girlband di Indonesia hanya teknologi. Sebagian remaja Indonesia mengandalkan fisik tanpa didukung khususnya, dalam berpakaian selalu dengan suara dan tarian yang mengkuti mode yang berlaku. Bahkan berkualitas. yang lebih menyedihkan, di stasiun- Mudahnnya akses masuk bagi stasiun TV banyak ditampilkan contoh musik Korea di Indonesia merupakan gaya hidup berpakaian para remaja yang semacam penjajahan kecil yang mengikuti mode dari Barat. Otomatis dilakukan lewat media musik. Terbukti bukan hanya remaja metropolitan saja dengan semakin banyaknnya remaja- yang mengikuti mode tersebut, tetapi remaja yang menggilai dengan Boyband juga orang-orang yang berada dalam dan Girlband Korea. Hal tersebut juga perkampungan atau pedalaman. berimbas terhadap gaya busana, dan (http://gilangjaelani.blogspot.com/2011/ bahasa yang diikuti oleh para pencinta 10/kepribadian-dan-gaya-hidup.html) Korea. Terutama dalam hal berbusana, banyak kita lihat sekarang ini para Beberapa waktu belakangan ini, remaja yang mengikuti gaya berbusana fenomena boyband dan girlband boyband maupun girlband tersebut semakin marak di Indonesia. Hal ini di sehingga sering kita jumpai bahwa awali dengan maraknya drama-drama pakaian yang mereka kenakan tidak Korea yang bermunculan di televisi, sesuai dengan umur maupun situasi saat diikuti dengan datangnya boyband mereka mengenakannya. Pakaian dan Korea ke negara kita. Semakin mode seperti model pakaian “U can

6 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

See” yang diterapkan oleh boyband khususnya gaya berbusana remaja maupun girlband banyak ditiru oleh di SMA Dharmawangsa Medan. kaum-kaum remaja kita terutama oleh D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari kaum perempuan yang merasa bangga hasil penelitian ini sebagai berikut : dengan pakaiannya sehingga tidak menutup auratnya. a. Secara Akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah penelitian mengenai pengaruh komunikasi non-verbal. B. Perumusan Masalah b. Secara teoritis, hasil penelitian Hal ini merupakan bagian diharapkan dapat menambah penting untuk dilakukan karena peneliti pengetahuan peneliti mengenai gaya hidup remaja. dapat membahas masalah apa yang akan diteliti tanpa harus keluar dari pokok permasalahan. Berdasarkan latar E. Kerangka Teori belakang di atas dapat disimpulkan 1. Pengertian Komunikasi bahwa perumusan masalah dalam Sesuai dengan kodratnya penelitian ini adalah : manusia itu adalah sebagai mahluk pribadi dan sosial. Dalam hal ini bagi 1. Bagaimana komunikasi nonverbal manusia terdapat dua kepentingan yaitu Boyband dan Girlband kepentingan pribadi dan kepentingan mempengaruhi gaya hidup bersama (masyarakat). Kepentingan khususnya gaya berbusana remaja di pribadi, karena manusia secara pribadi SMA Dharmawangsa Medan? berkeinginan memenuhi kepentingan 2. Bagaimana fenomena Boyband dan pribadi, dan kepentingan bersama Girlband ditampilkan dalam gaya karena manusia berkeinginan untuk hidup khususnya gaya berbusana memenuhi kepentingan masyarakat. remaja di SMA Dharmawangsa Agar tercipta suasana yang saling Medan? mengerti, suasana yang harmonis maka diperlukan suasana yang serasi, selaras dan seimbang. Keadaan dan situasi C. Tujuan Penelitian seperti ini menunjukan suatu landasan Berdasarkan latar belakang kebudayaan dimana manusia dan atau masalah, perumusan masalah yang masyarakat dapat menciptakan saling telah dikemukakan, maka peneliti pengertian, saling kerja sama dan ini sesuai dengan kedudukan manusia menetapkan beberapa tujuan dari sebagai mahluk sosial. Untuk penelitian ini adalah : memperlancar jalannya situasi tersebut, manusia haruslah melakukan sebuah 1. Untuk mengkaji bagaimana interaksi satu sama lainnya maka ini komunikasi nonverbal Boyband dan tidak luput dari alat yang digunakan Girlband mempengaruhi gaya hidup untuk berinteraksi yaitu “komunikasi” khususnya gaya berbusana remaja di karena tanpa komunikasi interaksi tidak SMA Dharmawangsa Medan. akan bisa terjadi. Seperti pengertian 2. Untuk mengkaji bagaimana komunikasi (Effendy, 2003:9). fenomena Boyband dan Girlband ditampilkan dalam gaya hidup

7 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Istilah komunikasi atau dalam disebut intuitif, sedangkan yang bahasa Inggris Communication menurut terampil mengirimkannya disebut asal katanya berasal dari bahasa latin ekspresif. Communicate, dalam perkataan ini Secara sederhana, pesan bersumber dari kata Communis yang nonverbal adalah semua isyarat yang berarti sama, sama disini maksudnya bukan kata-kata. Menurut Larry A. adalah sama makna. Jadi, jika dua orang Samovar dan Richard E. Porter : terlibat dalam atau berlangsung selama “Komunikasi nonverbal ada kesamaan makna mengenai apa mencakup semua rangsangan (kecuali yang dikomunikasikan, yakni baik si rangsangan verbal) dalam suatu setting penerima maupun si pengirim sepaham komunikasi, yang dihasilkan oleh dari suatu pesan tertentu. individu dan penggunaan lingkungan 2. Pengertian Komunikasi oleh individu, yang mempunyai nilai Nonverbal pesan potensial bagi pengirim atau Inti utama proses komunikasi penerima” (Mulyana, 2007:34). adalah penyampaian pesan oleh Sebagaimana kata-kata, kebanyakan komunikator di satu pihak dan isyarat nonverbal juga tidak universal, penerimaan pesan oleh komunikan di melainkan terikat oleh budaya, jadi pihak lainnya. Kadar yang paling dipelajari, bukan bawaan. Sedikit rendah dari keberhasilan komunikasi isyarat nonverbal yang merupakan diukur dengan pemahaman komunikan bawaan. Kita semua lahir dan pada pesan yang diterimanya. mengetahui bagaimana tersenyum, Pemahaman komunikan terhadap isi namun kebanyakan ahli sepakat bahwa pesan atau makna pesan yang di mana, kapan, dan kepada siapa kita diterimanya merupakan titik tolak untuk menunjukkan emosi ini dipelajari dan terjadinya perubahan pendapat, sikap, karenanya dipengaruhi oleh konteks dan dan tindakan. Pesan komunikasi secara budaya. Kita belajar menatap, memberi garis besar dapat dibedakan menjadi isyarat, memakai parfum, menyentuh dua ketegori, yakni pesan verbal dan berbagai bagiann tubuh orang lain, dan pesan nonverbal. Pesan verbal adalah bahkan kapan kita diam. Cara kita pesan yang berupa bahasa, baik yang bergerak dalam ruang ketika diungkapakan melalui kata-kata berkomunikasi dengan orang lain maupun yang dituangkan dalam bentuk didasarkan terutama pada respons fisik rangkaian kalimat tulisan. Pesan dan emosional terhadap rangsangan nonverbal adalah pesan yang berupa lingkungan. Sementara kebanyakan isyarat atau lambang-lambang selain perilaku verbal kita bersifat eksplisit bahasa. dan diproses secara kognitif, perilaku Komunikasi nonverbal lebih tua nonverbal kita bersifat spontan, ambigu, daripada komunikasi verbal. Kita lebih sering berlangsung cepat, dan di luar awal melakukannya, kerena hingga usia kesadaran dan kendali kita. kira-kira 18 bulan, kita secara total bergantung pada komunikasi nonverbal seperti sentuhan, senyuman, pandangan mata, dan sebagainya. Maka, tidak 3. Definisi Budaya Populer mengherankan ketika kita ragu pada Mendefinisikan budaya pop seseorang, kita lebih percaya pada pesan sebagai ”budaya massa”. Budaya nonverbalnya. Orang yang terampil populer berkaitan dengan budaya membaca pesan nonverbal orang lain massa. Budaya massa adalah budaya

8 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 populer yang dihasilkan melalui teknik- Amerika terutama NewNew York” teknik industrial produksi massa dan (Malthy, 1989; 11). dipasarkan untuk mendapatkan Pernyataan bahwa budaya pop keuntungan dari khalayak konsumen merupakan budaya massa Amerika, massa. Budaya massa ini berkembang mempunyai sejarah yang panjang dalam sebagai akibat dari kemudahan- pemetaan teoretis budaya pop. Budaya kemudahan reproduksi yang diberikan massa ala Amerika ini seringkali oleh teknologi seperti percetakan, muncul dalam istilah ”Amerikanisasi”. fotografi, perekaman suara, dan Pengkajian dalam hal ini termasuk sebagainya. Akibatnya musik dan seni merosotnya budaya Eropa Barat di bawah hegemonisasi budaya Amerika. tidak lagi menjadi objek pengalaman Ada dua hal yang bisa kita katakan estetis, melainkan menjadi barang tentang kepercayaan diri Amerika dan dagangan yang wataknya ditentukan budaya pop. Pertama, seperti oleh kebutuhan pasar. Definisi tersebut diungkapkan oleh Andrew Ross sangat tergantung pada definisi ”budaya pop secara sosial dan sebelumnya. Mereka menyatakan kelembagaan telah berpusat di Amerika dengan jangka waktu yang lebih lama budaya pop adalah ”budaya massa” dan lebih signifikan dibanding di dengan tujuan menegaskan bahwa Eropa”. Kedua, pengaruh budaya budaya massa secara komersial tidak Amerika di seluruh dunia sudah tidak bisa diharapkan. Ia diproduksi massa diragukan lagi, tetapi hakikat pengaruh untuk konsumsi massa. Audiaensnya itu sangat kontradiktif. Yang benar adalah sosok-sosok konsumen yang adalah pada tahun 1950-an oleh pemuda tidak memilih. Budaya itu sendiri Eropa Barat (khususnya Inggris), budaya Amerika menjadi sarana dianggap hanya sekedar rumusan, liberalisasi menentang ketentuan kaku manipulatif (misalnya, politik kanan/kiri aturan kehidupan ala budaya Eropa yang tergantung pada siapa yang Barat. Hal lain yang cukup jelas adalah meganalisisnya). Budaya ini dikonsumsi bahwa ketakutan terhadap oleh tanpa dipikirkan panjang. Mereka Amerikanisasi sangat erat kaitannya yang bekerja dalam perspektif budaya dengan ketidakpercayaan dalam massa biasanya akan memikirkan munculnya berbagai bentuk budaya pop. Terdapat versi lunak dari ”massa keemasan” manakala masalah perspektif budaya massa ini. Teks dan budaya jauh berbeda dari apa yang praktik budaya pop lebih dilihat dari dipahami sebelumnya. Dalam beberapa sebagai fantasi publik. Budaya pop kritik budaya yang ada dalam parigma dianggap sebagai dunia impian kolektif. budaya massa, budaya massa bukan Seperti diungkapkan oleh Richard hanya sebagai budaya terapan untuk Malthy, budaya pop memberi ruang kaum miskin, tetapi juga bisa bagi”eskapisme yang bukan hanya lari dari, atau ke tempat tertentu, tetapi diidentifikasi sebagai budaya yang suatu pelarian dari utopia kita sendiri” diimpor dari Amerika.”jika kita hendak (Maltby, 1989; 14). menemukan budaya dalam bentuk 4. Teori Imitasi modernnya, lihatlah kota-kota besar Dalam mengkaji teori imitasi ini, peneliti banyak menggunakan

9 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 pandangan seorang sosiolog dan dapat pula disajikan secara langsung kriminolog juga yang sering disebut oleh televisi, buku, film dan media sebagai bapak psikologi sosial, Gabriel massa lain.Seseorang dapat mengamati Tarde. Secara umum, imitasi adalah orang lain yang terlibat dalam perilaku proses sosial atau tindakan seseorang tertentu di televisi dan dapat untuk meniru orang lain melalui sikap, mempraktekkan perilaku itu dalam penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa kehidupannya, seperti halnya seseorang saja yang dimiliki oleh orang lain. yang belajar dari televisi mengenai Menurut pendapat Gabriel Tarde bagaimana berpakaian, berbicara atau menyebut seluruh kehidupan sosial itu berperilaku yang sesuai dengan trend sebenarnya berdasarkan faktor imitasi saat ini. saja (Ahmadi, 2007:52) 5. Fenomena Boyband dan Girlband Masyarakat itu tiada lain terdiri dari pengelompokkan manusia, dimana Awal tahun 2012 industri musik individu–individu yang satu Indonesia dipenuhi oleh mengimitasi yang lain, dan sebaliknya. Boyband/Girlband yang tidak jelas asal Menurutnya, kehidupan manusia itu mulanya, bagaimana tidak kehadiran ditentukan oleh dua macam kejadian mereka tidak sedikit menggerus Band- utama. Pertama, timbulnya gagasan- Band indonesia maupun penyanyi solo gagasan baru (inventions) yang yang sebelumnya menjamur di dirumuskan oleh individu yang berbakat Indonesia. Kebanyakan anak-anak muda tinggi, dan yang kedua proses–proses sekarang kurang merespon bila disodori imitasi dari gagasan–gagasan tersebut akan kebudayaan bangsa sendiri. Entah oleh orang banyak. Faktor imitasi itu kenapa mereka lebih suka dengan sudah berlangsung sejak kita kecil dan budaya negara lain yang mereka anggap dimulai dari lingkungan keluarga. Dari lebih keren. Remaja-remaja Indonesia lingkungan keluarga proses imitasi ini kebanyakan telah terhipnotis oleh terus berkembang kepada lingkungan bidaya asing terutama bangsa Korea yang lebih luas lagi, mulai dari ataupun Jepang. Banyak budaya-budaya lingkungan tetangga sampai kepada dari Korea dan Jepang yang dengan lingkungan masyarakat lainnya. Hal mudah menghipnotis generasi muda yang didapat dari proses imitasi bisa kita, entah itu kebiasaan yang baik atau meliputi; cara berbicara, cara bertingkah mungkin banyak kebiasaan yang buruk laku, cara berpakaian, termasuk adat yang mereka tiru. Mereka tak sadar istiadat dan konvensi–konvensi lainnya, kebiasaan yang mereka anut tersebut sehingga dapat terbentuk tradisi yang membawa dampak yang buruk bagi dapat bertahan berabad–abad lamanya dirinya bahkan lingkungan serta (Ahmadi, 2007:59). keutuhan budaya Indonesia.

Titik mula dari proses imitasi Sebut saja Boyband/Girlband, adalah peristiwa yang bisa diamati, baik sekumpulan penyanyi atau paduan suara langsung maupun tidak langsung oleh atau apalah namanya. Grup seseorang. Peristiwa tersebut mungkin Boyband/Girlband dari Korea ini tidak terjadi pada kegiatan orang sehari hari, – sedikit dianut oleh 'remaja-remaja galau'

10 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 di seantero negeri, walaupun tidak berdandan layaknya laki-laki dengan semuanya (termasuk aku gak suka sama rambut super pendek pakai celana mereka). Pengaruh Boyband/Girlband pendek jins sambil joget-joget. ini dapat dilihat pada remaja-remaja sekarang ini yang mereka idolakan pada Girlband 7icons Boyband/Girlband tersebut. Misalnya gaya berpakaian mereka, model gaya rambut, jenis musik, bahkan makanan dan perabotan yang lain mereka merasa harus sama dengan Boyband/Girlband yang mereka anut tersebut (ini awal bencana). Kebiasaan buruk mereka ini dikarenakan mereka sangat terobsesi pada Boyband/Girlband yang mereka gandrungi, bahkan kalau gaya tidak Sumber : sama dikatakan 'nggak gaul'. http://id.wikipedia.org/wiki/7icons

6. Pengertian Gaya Hidup Gaya hidup menurut Kotler (2002:192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Sumber : Gaya hidup menggambarkan http://en.wikipedia.org/wiki/Super_Juni seluruh pola seseorang dalam beraksi or dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (2001:252), gaya hidup adalah Boyband/Girlband sekarang “A mode of living that is identified by yang terkesan terbuka dan aneh. Contoh how people spend their time (activities), what they consider important in their untuk Boyband mereka berdandan saat environment (interest), and what they bernyanyi dengan baju dada terbuka think of themselves and the world (atau bahkan hanya pakai tank top) dan around them (opinions)”. rambut dicat berwarna-warni seperti Secara umum dapat diartikan kemoceng, mereka berjoget-joget sebagai suatu gaya hidup yang dikenali seperti wanita penari. Tidak kalah lagi dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting Girlband dengan dandanan rok pendek orang pertimbangkan pada lingkungan diatas dengkul, pakaian sedikit (minat), dan apa yang orang pikirkan alakadarnya(mungkin karena tentang diri sendiri dan dunia di sekitar kekurangan bahan), bahkan ada yang (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002:282), gaya hidup adalah

11 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 menunjukkan bagaimana orang hidup, Kebaya, songket, batik, kain bagaimana membelanjakan uangnya, tenun dan endek termasuk kain hasil dan bagaimana mengalokasikan waktu. budaya setiap daerah di Indonesia, kain Selain itu, gaya hidup menurut Suratno – kain tersebut dapat dipakai menjadi dan Rismiati (2001:174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan bahan baku yang tidak kalah dengan sehari-hari yang dinyatakan dalam bahan-bahan dari luar, kain – kain kegiatan, minat dan pendapat yang tersebut adalah kain khas Indonesia. bersangkutan. Gaya hidup Mengangkat bahan tersebut menjadikan mencerminkan keseluruhan pribadi sesuatu yang berbeda dengan fashion yang berinteraksi dengan lingkungan. lainnya. Menunjukan kreatifitas fashion, Dari berbagai di atas dapat dengan sesuatu yang berbeda dan disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dipamerkan, kemudian diperagakan / dalam kegiatan, minat dan pendapatnya fashion show di depan pengamat dalam membelanjakan uangnya dan fashion. Arti Fashion Show sendiri bagaimana mengalokasikan waktu. adalah sebuah pentas seni peragaan dari Faktor-faktor utama pembentuk gaya perkembangan dunia fashion di hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu Indonesia. Kegiatan ini menghadirkan secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya perkembangan fashion, bisnis, dan berdasarkan tingkat pendidikan, usia, pendidikan yang terbaru dari industri tingkat penghasilan dan jenis kelamin, fashion dan tekstil khususnya di sedangkan faktor psikografis lebih Indonesia. kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen. Kegiatannya meliputi pameran, 7. Perkembangan Fashion di seminar, dan fashion show. Biasanya Indonesia pameran fashion akan memperlihatkan Kini trend fashion di Indonesia produk garmennya, tekstil dan aksesori berkembang sangat pesat walaupun yang fashionable dan berkualitas. masih terpengaruh oleh fashion internasional karena busana yang Seminar dengan topik yang dikenakan memang busana modern, berhubungan dengan fashion, garmen, yang awalnya dari Barat. Kini banyak dan tekstil menjadi salah satu bagian ditemukan event pagelaran busana di dari kegiatan yang diminati banyak hotel - hotel ternama dalam berbagai insan fashion. Peragaan busana para kesempatan, namun karya yang desainer di Indonesia, menampilkan ditampilkan tidak selalu dari luar, justru koleksi gaun malam, contemporary datang dari desainer lokal papan atas outfits, busana muslim dan busana etnik dengan karya nasional yang tidak kalah Indonesia. Para desainer yang akan mutunya dengan desainer asing. Dengan menampilkan hasil rancangannya di memanfaatkan sumber daya dalam dalam acara tertentu mempunyai tujuan negeri Indonesia yang kaya budaya di tersendiri yaitu untuk membujuk para setiap daerahnya. insan fashion agar semakin berminat dengan hasil rancangannya itu.

12 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 8. Teori Fenomenologi d. Tahap-Tahap Penelitian a. Fenomenologi Sebagai Metode Fenomenologi : Penelitian a Pra-penelitian Penelitian fenomenologi b Menetapkan subjek penelitian mencoba menjelaskan atau mengungkap dan fenomena yang akan diteliti makna konsep atau fenomena c Menyusun pertanyaan penelitian pokok penelitian pengalaman yang didasari oleh e. Proses Penelitian Fenomenologi : kesadaran yang terjadi pada beberapa Melakukan wawancara dengan individu. Penelitian ini dilakukan dalam subjek penelitian dan merekamnya. situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau f. Analisis Data Fenomenologi : memahami fenomena yang dikaji. a Mentranskripsikan rekaman Menurut Creswell (1998:54) hasil wawancara ke dalam tulisan. pendekatan fenomenologi menunda b Bracketing (epoche) : membaca semua penilaian tentang sikap yang seluruh data (deskripsi) tanpa alami sampai ditemukan dasar tertentu. prakonsepsi. Penundaan ini biasa disebut epoche c Tahap Horizonalization : (jangka waktu). Konsepepoche adalah menginventarisasi pernyataan- membedakan wilayah data (subjek) pernyataan penting yang relevan dengan interpretasi peneliti. Konsep dengantopik. d Tahap Cluster of Meaning : epoche menjadi pusat dimana peneliti rincian pernyataan penting itu menyusun dan mengelompokkan diformulasikan ke dalam makna, dugaan awal tentang fenomena untuk dan dikelompokkan ke dalam mengerti tentang apa yang dikatakan tema-tema tertentu. (Textural oleh responden. Berikut ini adalah description, Structural sedikit uraian tentang fenomenologi description) sebagai metode penelitian. e Tahap deskripsi esensi : mengintegrasikan tema-tema ke b. Fokus Penelitian Fenomenologi : dalam deskripsi naratif. a Textural description: apa yang g. Kritik Terhadap Fenomenologi dialami subjek penelitian Sebagai suatu metode keilmuan, tentang sebuah fenomena. fenomenologi dapat mendeskripsikan b Structural description: fenomena sebagaimana adanya dengan bagaimana subjek mengalami tidak memanipulasi data. Aneka macam dan memaknai pengalamannya. teori dan pandangan yang pernah kita c. Teknik Pengumpulan Data terima sebelumnya dalam kehidupan Fenomenologi : sehari-hari, baik dari adat, agama, a Teknik “utama” pengumpulan ataupun ilmu pengetahuan data: wawancara mendalam dikesampingkan untuk mengungkap dengan subjek penelitian. pengetahuan atau kebenaran yang b Kelengkapan data dapat benar-benar objektif. Selain itu, diperdalam dengan : observasi fenomenologi memandang objek partisipan, penulusuran dokumen, danlain-lain. kajiannya sebagai kebulatan yang utuh,

13 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 tidak terpisah dari objek lainnya. mencapai tingkat kesadaran jauh Dengan demikian fenomenologi lebih dalam lagi. Dalam keadaan menuntut pendekatan yang holistik, kesadaranpada tingkat ini, objek yang murni atau yang sejati bukan pendekatan partial, sehingga mengejawantah diperoleh pemahaman yang utuh mengenai objek yang diamati. Hal ini menjadi suatu kelebihan apa saja yang F. Metodologi Penelitian dianggap ideal tetapi tidak mendasarkan Metode penelitian yang diri pada realitas. Dalam metode digunakan dalam pelaksanaan penelitian negatif, Husserl mendekatkan diri pada ini adalah metode kualitatif dengan metode yang dikemukakan oleh menggunakan pendekatan Descrates yaitu mulai dengan sikap fenomenologi. Analisis kualitatif ragu-ragu, ia menyangkal segala sesuatu merupakan data yang muncul berwujud dan ingin memulai proses pemikirannya kata-kata dan bukan rangkaian angka. dari titik yang benar-benar nol. Husserl Data dikumpulkan dalam aneka macam seorang pakar matematika dan sains, cara seperti wawancara, observasi, inti menyadari akan adanya ketimpangan sari dokumen dan biasanya diproses antara subyektivitas dan obyektivitas. sebelum digunakan (melalui Sebagai seorang ahli matematika ia pencacatan, pengetikan atau alih tulis). mengetahui signifikan obyektivitas, Tetapi analisis kualitatif menggunakan tetapi sebagai filsuf ia juga mengetahui kata-kata yang biasanya disusun dalam bahwa subyektivitas yang walaupun teks yang diperluas (Miles, 1992:15). hanya sedikit masih tetap diinginkan. Pendekatan fenomenologi Melalui dua metode yang mendeskripsikan pengalaman, bukan diketengahkan di atas, ia memulai menjelaskan atau menganilisisnya. karyanya dengan tepat. Ia Sebuah deskripsi fenomenologi akan membicarakan tentang tiga tingkatan sangat dekat dengan kealamiahan kesadaran yang dapat dihubungkan (tekstur, kualitas, dan sifat-sifat dengan tiga tiga jenis objek, yaitu: penunjang) dari sesuatu. Sehingga 1. Tingkatan pertama atau deskripsi akan mempertahankan tingkatan yang dangkal adalah fenomena itu seperti apa adanya, dan kesadaran alamiah. Kesadaran menonjolkan sifat alamiah dan iniberhubungan dengan objek- maknanya dibalikkan. Selain itu, objek alamiah. deskripsi juga akan membuat fenomena 2. Tingkatan kedua adalah tingkat kesadaran refleksi, yaitu “hidup” dalam term yang akurat dan kesadaran yang muncul setelah lengkap. Dengan kata lain sama “hidup” memberi‘tanda petik’ pada nya antara yang tampak dalam tingkat yang dangkal. kesadaran dengan yang terlihat oleh 3. Tinkatan ketiga atau tingkat panca indera. Fenomenologi berakar ‘kedalaman ego’: bila perhatian pada pertanyaan-pertanyaan yang seseorang difokuskan lebih jauh langsung berhubungan dengan makna lagipada objek , ia akan

14 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 dari fenomena yang diamati. Dengan 1. Penelitian Lapangan {Field demikian peneliti fenomenologi akan Research) : Penelitian ini dilakukan sangat dekat dengan fenomena yang dengan pengumpulan data yang dilakukan dilapangan. Penelitian diamati. Analoginya peneliti itu menjadi lapangan yang dilakukan adalah salah satu bagian puzzle dari sebuah dengan datang langsung kelokasi kisah biografi. penelitian yang dijadikan sebagai objek pembahasan. a Wawancara, yaitu merupakan salah satu metode G. Lokasi dan Waktu Penelitian pengumpulan berita, data, atau Lokasi penelitian dilakukan di fakta. Wawancara bertujuan SMA Dharmawangsa Medan yang menggali informasi, komentar, terletak di Jln Yos Sudarso No. 224 opini, fakta, atau data tentang Medan. Adapun waktu penelitian suatu masalah atau peristiwa dilaksanakan mulai bulan Januari 2013 dengan mengajukan sampai pada bulan Maret 2014, seperti pertanyaan kepada tertera dalam tabel berikut: narasumber atau orang yang diwawancarai (interviewer). Tabel Waktu Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memakai wawancara TAHUN 2013 S/D 2014 NO KEGIATAN BULAN KE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Mengantar SK ke pembimbing 1 dan 2, sekaligus mendiskusikan judul dan V V V rancangan UP

2 Sidang UP & perbaikan V

3 Pengambilan data dilapangan V V V V

4 Menyusun laporan penelitian & Menganalisis dan verifikasi V V V V V data (tringulasi data secara simultan)

5 Bimbingan Tesis ke V V V Pembimbing 1 & 2

6 Ujian Tesis & perbaikan V V

mendalam kepada informan guna memperoleh data yang H. Teknik Pengumpulan Data peneliti butuhkan. Teknik pengumpulan data yang b Observasi, menggunakan digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi nonpartisipan yaitu

15 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 mengadakan pengamatan 2) Penyajian data (data display) terhadap objek penelitian Dalam penelitian kualitatif , dengan melakukan pencatatan penyajian data dapat dilakukan dalam terhadap fenomena yang bentuk dilapangan. c Telaah Dokumentasi, yaitu uraian singkat, bagan, hubungan antar dengan mengumpulkan data- kategori dan sejenisnya. Dalan hal ini data dan fakta-fakta yang Miles dan Huberman, menyatakan “the otentik dapat melalui abstrak disertasi, tesis, skripsi, hasil most frequent from of display data for penelitian fenomenologi, qualitative research data in the has seminar, kamus maupun been narrative text”. Maksudnya yang jurnal-jurnal atau bahan paling sering digunakan untuk tulisan lain yang penyajian data dalam penelitian dipublikasikan melalui kualitatif adalah dengan teks yang internet. bersifat naratif. Studi kepustakaan (Library Research), yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan melalui buku, majalah, serta 3) Penarikan kesimpulan dan tulisan lain yang berhubungan dengan verifikasi (conclution drawing and verification) penelitian ini sebagai data sekunder. Langkah yang ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Hubermas adalah penarikan I. Teknik Analisa Data kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan Teknik analisis data yang akan awal yang dikemukakan masih bersefat digunakan dalam penelitian ini adalah sementara, dan akan berubah jika analisis data model interaktif dari Melis ditemukan bukti-bukti yang kuat pada & Huberman (1992 : 15-21), terdiri tahap pengumpulan data berikutnya. dari: Tetapi jika kesimpulan yang dikemukan 1) Reduksi data (data reduction) pada tahap awal, didukung oleh bukti- Data yang diperoleh dari bukti yang valid dan konsisten saat lapangan yang jumlahnya cukup peneliti kembali kelapangan banyak, maka perlu dicatat secara teliti mengupulkan data , maka kesimpulan dan rinci. Untuk itu perlu dilakukan yang kemudian merupakan kesimpulan analisis data melalui reduksi data. yang kredibel. Mereduksi data berarti merangkum , Adapun langkah-langkah yang memilih hal-hal yang pokok, harus diperhatikan untuk membuat memfokuskan pada hal-hal yang analisis data pada studi fenomenologi, penting dicari tema dan polanya. yaitu: Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran 1. Peneliti memulai yang lebih jelas. mengorganisasikan semua data atau gambaran menyeluruh tentang

16 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 fenomena pengalaman yang telah Dalam penelitian ini terlihat dikumpulkan. bahwa komunikasi nonverbal sangat 2. Membaca data secara keseluruhan berpengaruh dengan gaya hidup dan membuat catatan pinggir informan. Tingkah laku yang sering mengenai data yang dianggap dilakukan oleh boyband dan girlband penting kemudian melakukan sering mereka jadikan acuan dalam pengkodean data. kehidupan sehari. Lewat musik dan 3. Menemukan dan mengelompokkan lagu-lagunya yang ceria membuat makna pernyataan yangdirasakan informan merasa bersemangat oleh responden dengan melakukan menjalani hari-harinya di sekolah horizonaliting yaitu setiap maupun di lingkungan tempat mereka pernyataan pada awalnya tinggal. Mereka mengaku lebih percaya diperlakukan memiliki nilai yang diri ketika mulai mengenal boyband dan sama. Selanjutnya, pernyataan yang girlband yang mereka idolakan. Mereka tidak relevan dengan topik dan memiliki motivasi tinggi dalam pertanyaan maupun pernyataan menjalani kegiatannya di sekolah. Lebih yang bersifat repetitif atau tumpang mudah berteman, lebih mudah bergaul tindih dihilangkan, sehingga yang dengan orang-orang baru, lebih dapat tersisa hanya horizons (arti mengemukakan pendapat, dan juga tekstural dan unsur pembentuk atau lebih modis dalam berpakaian. penyusun dari phenomenon yang Secara garis besar penelitian ini tidak mengalami penyimpangan). membahas tentang fenomena gaya 4. Pernyataan tersebut kemudian di hidup khususnya gaya berbusana siswa- kumpulkan ke dalam unit makna siswi SMA Dharmawangsa Medan lalu ditulis gambaran tentang setelah munculnya boyband dan bagaimana pengalaman tersebut girlband baru saat ini, khususnya gaya terjadi. berbusana. Berbicara tentang pakaian 5. Selanjutnya peneliti adalah mengenai sesuatu yang sangat mengembangkan uraian secara dekat dengan diri kita. Manusia keseluruhan dari fenomena tersebut berkomunikasi bisa secara verbal sehingga menemukan esensi dari ataupun non verbal. Pakaian dan fenomena tersebut. Kemudian aksesoris merupakan salah satu bentuk mengembangkan textural dari komunikasi non verbal, dengan description (mengenai fenomena pemakaian busana ataupun aksesoris yang terjadi pada responden) dan yang juga dipakai oleh sang idola structural description (yang merupakan salah satu bentuk kecintaan menjelaskan bagaimana fenomena mereka terhadap boyband ataupun itu terjadi). girlband yang mereka kagumi. 6. Peneliti kemudian memberikan Dapat kita ketahui bahwa penjelasan secara naratif mengenai fenomena boyband dan girlband esensi dari fenomena yang diteliti khususnya gaya berbusana mereka pada dan mendapatkan makna sekarang ini terus berkembang di pengalaman responden mengenai kalangan remaja dari waktu ke waktu, fenomena tersebut. hal ini dapat kita jumpai ketika kita sedang berjalan di sebuah mall, tempat nongkrong ataupun tempat hiburan J. Pembahasan lainnya. bahkan dalam dunia musik pun fenomena boyband dan girlband yang

17 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 ada di Indonesia ini semakin Medan lebih banyak menggunakan berkembang pesat. Hal ini memang aksesoris dan atribut lain pada saat wajar terjadi karena hal yang dianggap diluar jam sekolah. baru dan menarik perhatian sangat cepat 3. Informan mengaku gaya hidupnya untuk berkembang. khususnya gaya berbusana berubah Dengan adanya fenomena ketika mulai mengenal sosok idola boyband dan girlband ini juga dari boyband dan girlband. Mereka menimbulkan suatu proses dalam diri mengaku lebih bersemangat, lebih remaja dimana mereka melalukan percaya diri, lebih banyak memiliki imitation atau imitasi. Mereka meniru teman, lebih ceria, dan lebih modis orang lain disini bisa public figure atau dalam berpakaian. boyband, girlband dan lainnya yang b. Saran mereka tiru melalui sikap, penampilan, 1. SMA Dharmawangsa gaya hidupnya, bahkan apa saja yang a Kepada pihak sekolah dimiliki oleh orang lain melalui media. diharapkan lebih dapat Dengan pemakaian media remaja bisa memonitor para siswa dalam hal mendapatkan segala informasi tentang berpakaian di dalam lingkungan gaya berbusana boyband dan girlband sekolah. Terutama dalam hal yang sedang up to date pada saat ini. pemakaian aksesoris dan model Contohnya saja dengan penggunaan rambut. televisi seseorang mahasiswa dapat b Membuat ekstrakurikuler seperti mengamati orang lain yang terlibat kelas dance, tarik suara, fashion dalam perilaku tertentu ditelevisi dan show, dan sebagainya di dalam dapat mempraktekkan perilaku itu sekolah untuk menyalurkan hobi dalam kehidupannya. Seperti halnya para siswa agar lebih terkontrol. seseorang yang belajar dari televisi mengenai bagaimana berpakaian, berbicara atau berperilaku yang sesuai 2. Siswa-siswi SMA Dharmawangsa dengan trend saat ini begitu juga media Medan lain seperti majalah atau internet yang Untuk para siswa-siswi dapat mereka akses setiap saat. SMA Dharmawangsa Medan diharapkan tidak mengganggu K. Simpulan dan Saran kegiatan sekolah. a. Simpulan Simpulan yang diperoleh dari 3. Orang Tua penelitian ini adalah : Seperti yang kita ketahui pakaian dari boyband dan girlband 1. Bahwa komunikasi non verbal terhadap fenomena gaya hidup tidak sesuai dengan budaya khususnya gaya berbusana boyband setempat maka diharapkan agar para dan girlband tidak sepenuhnya orang tua dapat lebih mengontrol diikuti oleh siswa-siswi SMA anak mereka dalam cara berbusana. Dharmawangsa Medan. Hal ini karena usia dan status mereka yang masih digolongkan pelajar. 2. Bahwa fenomena boyband dan girlband yang ditampilkan oleh siswa-siswi SMA Dharmawangsa

18 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Kotler, Phillip. 2002. Manajemen DAFTAR PUSTAKA Pemasaran, Alih Bahasa : Hendra Teguh. Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Komunikasi. : Rineka Kuswarno, Engkus. 2009. Metodologi Cipta. Penelitian Fenomenolog : Aminuddin. 1990. Pengembangan Konsepsi, Pedoman, dan Contoh Penelitian Kualitatif dalam Penelitian. : Widia Bidang Bahasa dan Sastra. Padjajaran. : Yayasan Asih Asah Asuh Malang. (YA3 Malang). Leathers, D.G. 1976. Nonverbal Communication System. Sydney As’ad, M. 2003. Psikologi Industri : : Allyn and Bacon, Inc. Seri Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Liberty Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Assael, Henry. 2001. Consumer Bakti. Behavior 6th Edition. New York : Thomson-Learning. Maltby, Richard. 1989 . “Introduction” dalam Dreams for Sale : Cangara, Hafield. 2006. Pengantar Ilmu Popular Culture in the 20th Komunikasi. Jakarta : PT Raja Century, disunting oleh Richard Grafindo Persada. Malthy, London : Routledge.

Creswell, J. W. (1998). Qualitative Miles, Matthew dan Huberman, A. Inquiry and Research Design : Michael. 1992. Analisis Data Choosing Among Five Tradition. Kualitatif : Buku Sumber London : Sage Publication. Tantang Metode-Metode Baru. Jakarta : UI Press. Devito, A. Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tangerang : Miller, G.A. 1975. Prentice Psychology Karisma. and Communication in Social Conflict. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Minor, M. & Mowen , J. 2002. Perilaku Bandung : PT Remaja Konsumen. Edisi V Jilid I. Rosdakarya. Jakarta : Ghalia Indonesia. Publishing Group. Gerungan, W.A. 2004. Psikologi Sosial. Jakarta : Eresco. Mowen John Michael Minor. 2002. Perilaku Konsumen. Jakarta : Ibrahim, Idy Subandy. (2007). Budaya Erlangga. Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra Kanisius.

19 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu (http://derrymayendra.blogspot.com/201 Komunikasi: Suatu Pengantar. 1/10/budaya-populer.html) Bandung : Remaja Rosdakarya. diakses pada tanggal 25 Februari 2013 Nawawi, H. 2007. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta : UGM (http://gilangjaelani.blogspot.com/2011/ 10/kepribadian-dan-gaya- Press. hidup.html) diakses pada Rakhmat, Jallaludin. 2008. Metode tanggal 14 Desember 2013 Penelitian Komunikasi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Subandy, Idi. 1997. Ecstasy Gaya Hidup. Bandung : Mizan.

______2007. Budaya Populer Sebagai Komunikasi. Yogyakarta : Jalasutra.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Suratno, B. & Rismiati, C. 2001. Pemasaran Barang dan Jasa. Yogyakarta : Kanisius.

Tubbs, L Stewart dan Moss Sylvia. 2001. Human Comunication (konteks-konteks komunikasi). Bandung : Remaja Rosda karya.

Wiryanto. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Grasindo.

Internet :

(http://akhmadfarhan.wordpress.com/20 08/12/04/komunikasi- nonverbal/) diakses pada tanggal 25 Februari 2013

20 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

ANALISIS PENGARUH PROSES PEMBANGUNAN TERHADAP DEGRADASI LINGKUNGAN DI INDONESIA

Yeni Ariesa Email : [email protected]

ABSTRAK

Meningkatnya perhatian kepada isu-isu energi global telah mendorong berkembangnya penelitian tentang keterkaitan antara sektor energi dan kinerja ekonomi di suatu negara atau kawasan. Berbagai model analisis empiris telah diadopsi untuk mengkaji hubungan ini. Sebagian besar literatur tentang energi dan pembangunan ekonomi membahas bagaimana pembangunan mempengaruhi penggunaan energi, dan bukan sebaliknya. Selama ini para ekonom memandang pertumbuhan ekonomi sebagai pendorong utama permintaan energi. Hanya negara- negara maju dengan tingkat kapasitas inovasi tinggi yang mampu mengurangi konsumsi energi tanpa disertai penurunan pertumbuhan ekonomi. Energi memang sangat diperlukan dalam menjalankan aktivitas perekonomian Indonesia, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk aktivitas produksi berbagai sektor perekonomian. Namun bukan hanya kaitannya terhadap proses pembangunan ekonomi, penggunaan energi konvensional berbasis fosil juga mempunyai implikasi penting bagi kelestarian lingkungan hidup. Polusi dan perubahan iklim global merupakan beberapa contoh dari dampak negatif penggunaan konsumsi energi berbasis fosil secara massif di dunia. Sebagai gambaran, sektor energi memegang peranan dominan dalam masalah pemanasan global, karena 56,6 persen emisi karbondioksida (CO2 ) dunia dihasilkan dari sektor energi. Dapat dikatakan bila pembangunan ekonomi tidak memperhatikan daya tahan dan fungsi lingkungan hidup, bisa dipastikan degradasi lingkungan di Indonesia akan terus meningkat. Pembangunan yang terus berorientasi dalam mengejar pertumbuhan seringkali mengabaikan aspek pengelolaan lingkungan. Pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat, pada akhirnya justru menjadi perusak sistem penunjang kehidupan (dalam hal ini lingkungan hidup). Sehingga pembangunan ekonomi yang dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan akhirnya semakin tidak bermakna.

Tujuan dari penelitian ini untuk meneliti hubungan konsumsi energi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam PDB untuk periode 1990 sampai dengan 2012 dan selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pengaruh konsumsi energi dan PDB terhadap emisi CO2. Berdasarkan uji Granger Causality dan LSM (Least Square Methode), hasilnya menunjukkan bahwa ada pengaruh PDB terhadap EC (Konsumsi Energi) terjadi pada sektor industri dan sektor rumah tangga & komersial namun tidak terjadi pada sektor transportasi dan sektor lain-lain. Selain itu, pengaruh EC (Konsumsi Energi) terhadap PDB terjadi pada sektor industri, sektor

21 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 rumah tangga & komersial dan sektor transportasi namun tidak terjadi untuk sektor lain-lain.

Untuk pengaruh konsumsi energi terhadap emisi CO2, nilainya bervariasi pada masing-masing sektor. Untuk sektor industri, pengaruhnya berhubungan terbalik. Nilai yang paling berpengruh signifikan adalah pada sektor transportasi. Sedangkan untuk pengaruh PDB terhadap CO2 pengaruhnya berhubungan terbalik. Artinya, semakin tinggi PDB maka tidak diikuti meningkatnya CO2. Penemuan ini memberikan implikasi kebijakan bagi pemerintah agar menjadikan perekonomian di Indonesia berbasis produksi, bukan hanya sekedar berbasis konsumsi. Selain itu perlu adanya kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan pembanguanan ekonomi yang berkelanjutan sehingga penggunaan konsumsi energi yang merupakan penopang pertumbuhan ekonomi tidak memberikan dampak yang semakin buruk bagi lingkungan.

Kata Kunci : PDB, Konsumsi Enegi, Emisi CO2, Granger Causality, LSM (Least Square Method)

pembangunan berkelanjutan. Di sisi lain, kebutuhan energi baik minyak, gas, batubara PENDAHULUAN dan listrik mengalami peningkatan seiring pertumbuhan ekonomi nasional yang Isu ketahanan energi bagi dicirikan antara lain dengan perkembangan kelangsungan hidup manusia dan pada masing-masing sektor baik sektor pembangunan yang berkelanjutan telah industri, sektor rumah tangga, sektor menjadi isu global. Dinamika perekonomian komersial, sektor transportasi, sektor dunia yang terus melaju pesat telah lainnya. menyedot banyak penggunaan energi untuk Dalam konteks pembangunan menopang aktivitas perekonomian di ekonomi, Indonesia termasuk negara dengan berbagai negara. Implikasinya, permintaan pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil energi oleh negara-negara di dunia semakin untuk 10 tahun terakhir walau di dua tahun meningkat. Di sisi lain, konsumsi energi terkahir penelitian terjadi penurunan seperti yang digunakan dalam rangka untuk terlihat pada gambar 1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi memiliki dampak tehadap lingkungan salah PDB satunya CO2, yang merupakan penghasil PDB Gas Rumah Kaca terbesar diantara senyawa 3.000.000,00 yang lain. 2.500.000,00

Energi sangat diperlukan dalam 2.000.000,00 menjalankan aktivitas perekonomian Indonesia, baik untuk kebutuhan konsumsi 1.500.000,00 maupun untuk aktivitas produksi berbagai 1.000.000,00 sektor perekonomian. Sebagai sumbe rdaya 500.000,00 alam, energi harus dimanfaatkan sebesar- 0,00 besarnya bagi kemakmuran masyarakat dan 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 9 9 9 9 9 0 0 0 0 0 01 01 pengelolaannya harus mengacu pada asas 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2

22 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Sumber: Statistik Indonesia, 2012 mempengaruhi taraf kualitas kehidupan seseorang. Gambar 1 Laju PDB perkapita Indonesia Tahun 1990-2012 Peneliti ingin melihat bagaimana Salah satu catatan penting dari pengaruh pembangunan Indonesia yang perekonomian adalah bahwa meski aset dinilai dengan indikator PDB terhadap alam merupakan 25% dari total sumber konsumsi energi dari berbagai sektor kemakmuran Indonesia, aset ini telah pembangunan, yaitu sektor industri, sektor banyak mengalami degradasi lingkungan transportasi, sektor rumah tangga & sehingga diperlukan investasi yang cukup komersial dan sektor lain-lain. Dan massif untuk mengkompensasi degradasi tersebut. Hal ini tentu saja akan mereduksi sebaliknya apakah konsumsi energi juga PDB Indonesia secara umum. Proses mempengaruhi PDB pada masing-masing pembangunan yang terus meningkat tentu sektor tersebut. Selanjutnya akan diteliti akan membutuhkan modal dalam proses bagaimana pengaruh PDB dan konsumsi pembangunan itu sendiri, salah satunya energi yang menjadi indikator pertumbuhan adalah kebutuhan akan energi khususnya di ekonomi terhadap degradasi lingkungan Indonesia. yang ditinjau dari emisi CO2. Maka bisa Pembangunan ekonomi yang tidak dinilai sektor manakah yang paling berperan memperhatikan daya tahan dan fungsi dalam menghasilkan emisi CO2. Dengan lingkungan hidup, bisa dipastikan degradasi begitubisa dilihat sejauh mana pengaruh lingkungan di Indonesia akan terus proses pembangunan di Indonesia meningkat. Pembangunan yang terlalu mempengaruhi degradasi lingkungan berorientasi dalam mengejar pertumbuhan melalui kegiatan berbagai sektor seringkali mengabaikan aspek pengelolaan pembangunan yang diindikasikan dalam lingkungan. bentuk konsumsi energi.

Pembangunan yang bertujuan TINJAUAN UMUM PEMBANGUNAN mensejahterakan masyarakat, pada akhirnya EKONOMI justru menjadi perusak sistem penunjang Pembangunan ekonomi didefinisikan kehidupan (dalam hal ini lingkungan hidup). dalam beberapa pengertian dengan Sehingga pembangunan ekonomi yang menggunakan bahasa berbeda oleh para ahli, dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan namun maksudnya tetap sama. Menurut akhirnya semakin tidak bermakna. Padahal Adam Smith pembangunan ekonomi pembangunan sejatinya haruslah merupakan proses perpaduan antara memberikan efek kesejahteraan tidak hanya pertumbuhan penduduk dan kemajuan dari sudut pertumbuhan ekonomi melainkan teknologi (Suryana, 2005). juga dari sudut lainnya yang tidak kalah penting yaitu kualitas lingkungan yang akan Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang bertujuan untuk menaikkan

23 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 PDB suatu negara atau daerah melebihi diperlakukan oleh para ekonom tidak lebih tingkat pertumbuhan penduduk. Kenaikan sebagai ajang percobaan ilmu ekonomi. pendapatan masyarakat diikuti pula oleh perubahan dalam struktur sosial dan sikap Dapat disimpulkan bahwa masyarakat. pembangunan ekonomi mencakup hal-hal yang lebih luas dibandingkan pertumbuhan Pembangunan ekonomi = pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi + perubahan. ekonomi memberi efek perubahan tidak hanya dari segi ekonomi melainkan juga Jadi, pembangunan ekonomi dapat segi sosial dan lingkungan. diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan riil masyarakat Hubungan Pertumbuhan Ekonomi per kapita meningkat dalam jangka panjang dengan Konsumsi Energi (Tulus Tambunan, 2002). Secara umum pembangunan ekonomi bertujuan untuk Energi merupakan faktor produksi meningkatkan tingkat hidup dan menaikkan yang esensial dalam proses produksi (Stern, mutu hidup rakyat. Mutu hidup dapat 1996). Semua produksi melibatkan diartikan sebagai derajat dipenuhinya transformasi atau pergerakan material kebutuhan dasar, dimana aktivitas melalui beberapa tahapan yang mana pembangunan ekonomi cenderung terfokus keseluruhan proses tersebut memerlukan pada pengeksploitasian sumberdaya alam energi. Energi tidak hanya dipandang untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai barang konsumsi semata, namun tanpa melakukan tindakan nyata dalam juga sebagai input yang penting bagi melakukan konservasi terhadap bahan baku pengembangan serta kemajuan teknologi yang digunakan. yang berperan signifikan bagi pembangunan ekonomi. Substitusi sarana produksi serta Hasil pemikiran yang hanya terfokus berbagai bentuk barang modal lainnya pada perkembangan pertumbuhan ekonomi dengan tenaga kerja, begitu juga sebaliknya, saja terlihat pada hasil yang dialami pada merupakan bagian yang integral dari proses sejumlah negara berkembang yang pembangunan ekonomi yang kesemuanya mengalami tingkat pertumbuhan pendapatan membutuhkan input energi. Oleh karenanya perkapita yang tinggi pada periode tahun konsumsi energi dapat dipandang sebagai 1960-1970-an. Namun disamping itu terjadi penyebab ataupun symptom dari hasil yang sangat kontradiktif yaitu hanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan sedikit sekali atau tidak ada sama sekali ekonomi secara umum dapat diartikan perbaikan pada tingkat kesempatan kerja, sebagai kemampuan suatu negara untuk tidak ada pemerataan dan pendapatan riil memproduksi lebih banyak barang dan jasa 40% masyarakat terbawa justru menurun. dari satu tahun ke tahun lainnya. Konsep Sehingga seolah-olah pembangunan telah pertumbuhan ekonomi diperoleh dari perhitungan produk domestik bruto (PDB)

24 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 suatu negara. PDB merepresentasikan total tentunya dipengaruhi oleh kondisi harga nilai pasar (yang diekspresikan dalam mata faktor produksi tersebut, produktivitas faktor uang domestik) dari seluruh barang dan jasa produksi, disamping tentunya dipengaruhi akhir yang diproduksi suatu negara selama oleh harga Y. Oleh sebab itu pemakaian E periode tertentu. PDB yang dihitung setiap dalam suatu perekonomian ditentukan oleh tahun berdasarkan harga berlaku disebut kondisi permintaan dan penawaran E serta sebagai PDB nominal, dan kemudian sering berbagai kebijakan pemerintah di bidang disesuaikan dengan inflasi untuk moneter, fiskal, ataupun perdagangan. menghitung perubahan tingkat harga pada Struktur pasar E umumnya jauh dari kondisi priode tertentu untuk menghasilan PDB riil. persaingan. Pelaku di sisi produsen PDB riil kemudian dibagi dengan populasi umumnya jauh lebih sedikit jika untuk menghasilkan PDB per kapita. dibandingkan dengan pelaku di sisi Selanjutnya PDB per kapita ini dapat permintaan. Itulah sebabnya, jika E digunakan untuk mengkomparasi standar sepenuhnya diserahkan kepada mekanisme hidup di lintas negara. Interpretasi lain dari pasar dalam alokasinya, sering tidak pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan didapatkan alokasi yang efisien. Di berbagai suatu Negara untuk meningkatkan PDB riil negara, dengan derajat yang berbeda-beda, per kapita sepanjang waktu. umumnya pemerintah ikut campur tangan di pasar E, baik dalam bentuk langsung (seperti Hubungan antara energi dengan GDP penetapan harga E) dan tak langsung (aturan secara sederhana dapat dituliskan dengan distribusi E). persamaan: Y= f (L, K , E, M), dimana Y adalah output agregat ataupun sektoral, L Jumbe (2004) menyatakan bahwa adalah tenaga kerja, K adalah modal atau jika kausalitas berjalan dari konsumsi energi kapital, E dan M masing- masing adalah terhadap produk domestik bruto (PDB) energi dan material non-energi lainnya. berarti perekonomian tergantung pada energi dan karenanya energi merupakan stimulus Apabila faktor-faktor lain dianggap bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini konstan, E atau energi dapat berperan dalam menyiratkan bahwa kekurangan energi meningkatkan Y melalui tiga cara, yaitu (a) berdampak negatif pada pertumbuhan jumlah E yang digunakan meningkat, (b) ekonomi atau memperburuk kinerja terjadi perbaikan teknologi dalam perekonomian, menurunkan pendapatan pemanfaatan E, dan (c) terjadi peningkatan masyarakat dan kesempatan kerja. Dengan kualitas E yang digunakan. Komponen E kata lain, energi merupakan faktor pembatas dalam fungsi produksi di atas dapat saja dalam pertumbuhan ekonomi (Stern 2000). memiliki hubungan komplementer (saling melengkapi) atau substitusi (saling Sementara itu jika kausalitas hanya menggantikan) dengan faktor produksi lain berjalan dari produk domestik bruto (PDB) (non-E). Seberapa besar E akan digunakan terhadap konsumsi energi, maka hal ini

25 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 menyiratkan bahwa perekonomian tidak sudah menggunakan perkakas yang bergantung pada konsumsi energi. Masih menggunakan energi komersil. Sayangnya dan Masih (1997) menyatakan bahwa produksi energi tidak dapat mencukupi kebijakan konservasi energi dapat permintaan. Akibatnya dalam 1 dekade diimplementasikan tanpa adanya dampak terakhir defisit energi menjadi PR besar negatif pada pertumbuhan ekonomi dan Indonesia. lapangan kerja. Di sisi lain, apabila tidak ada kausalitas di antara pertumbuhan ekonomi Namun apakah kondisi ini akan dan energi, (disebut sebagai hipotesis mengganggu pertumbuhan ekonomi netralitas), maka konsumsi energi tidak Indonesia? Secara logika jawabannya iya. berkorelasi dengan produk domestik bruto Namun belum tentu demikian. Pertumbuhan (PDB). Dengan demikian kebijakan ekonomi akan bisa tetap tumbuh meski konservasi energi dapat diterapkan tanpa terjadi defisit energi. Hal ini terjadi bila merugikan kinerja perekonomian. Apabila hubungan pertumbuhan ekonomi indonesia terdapat kausalitas antara konsumsi energi dan konsumsi energinya adalah un- dan pertumbuhan ekonomi, maka setiap directional (Hoo dalam Tria. A, 2012). langkah konsevasi energi untuk mengurangi Pertumbuhan ekonomi memang emisi akan berdampak pada pertumbuhan meningkatkan konsumsi energi, namun tidak dan pembangunan ekonomi. Selanjutnya berlaku sebaliknya. Hubungan yang apabila hubungan kausalitas antara demikian juga terjadi hampir di seluruh pertumbuhan ekonomi dengan konsumsi negara berkembang. energi di negara-negara berkembang lebih Berbeda dengan negara maju. besar daripada kausalitas serupa di negara Tingkat konsumsi energi perkapitanya akan maju, maka setiap pembatasan pada mempengaruhi pertumbuhan ekonomi konsumsi energi akan memiliki dampak mereka atau dikenal dengan hubungan bi- lebih besar pada negara-negara berkembang directional. Hal ini terjadi karena basis daripada dampak serupa di negara-negara ekonomi mereka adalah kegiatan produksi maju. yang dilakukan oleh industrinya. Seluruh Seiring dengan pertumbuhan jenis industri memerlukan energi yang ekonomi yang relatif stabil, ternyata banyak. Yang membedakannya hanya Indonesia menghadapi permasalahan lain tingkat rasio efisiensi penggunaan energi yang cukup rumit. Masalah itu adalah terhadap output yang dihasilkan. Sedangkan permintaan energi yang bertambah dengan sektor konsumsinya pemenuhannya sudah cepat. Gaya hidup masyarakat mulai dipenuhi dengan baik. berubah. Awalnya gaya hidup masyarakat Dengan demikian, meskipun masih sangat tradisional dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini menggunakan sumber energi non-komersil postif Indonesia tetap menjadi negara kelas dalam aktivitasnya. Saat ini gaya hidup berkembang selama hanya terfokus pada

26 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 pemenuhan energi pada sektor konsumsi. menguatkan kemampuan perbaikan terhadap Kondisi ini diistilahkan middle income trap lingkungan (Panayotou, 1993). Di lain pihak oleh Prof. Bambang Permadi Brodjonegoro ada juga pendapat yang menyatakan (dalam Tria .A, 2012). sebaliknya seperti Georgegescu-Roegen (1971) menyebutkan bahwa pertumbuhan Hubungan Pembangunan Ekonomi ekonomi tidak selaras dengan lingkungan terhadap Degradasi Lingkungan (ditinjau berkelanjutan. Daly (1977) berargumentasi dari Emisi CO2) bahwa pertumbuhan ekonomi akan Dengan makin tingginya permintaan mendorong perekonomian dunia menuju energi, lingkungan hidup akan terus tertekan batasnya atau daya dukung lingkungan di masa depan. Kebutuhan energi final masa semakin terbatas. Dalam istilah ekonomi datang akan didominasi permintaan dari “pembangunan” biasanya diartikan sebagai sektor industri (47,3 persen), diikuti kapasitas dari suatu perekonomian nasional, transportasi (29,8 persen) dan rumah tangga yang kondisi awalnya lebih kurang statis (14,1persen), seperti yang dilangsir oleh dalam jangka waktu yang cukup lama, untuk SLHI pada tahun 2012. Konsumsi energi berupaya menghasilkan dan yang dihasilkan dari berbagai sektor tersebut mempertahankan kenaikan tahunan produk tentu akan berdampak terhadap lingkungan, nasional bruto (Todaro,2009). salah satunya emisi CO2 sebagai hasil dari Ekonomi yang memperoleh sebagian pemakaian energi tersebut. besar pendapatannya dari sumberdaya alam Sebagian besar teori ekonomi tidak dapat melestarikan pertumbuhan terutama pertumbuhan ekonomi makro telah dengan mengganti akumulasi modal fisik mengabaikan masalah-masalah lingkungan. untuk modal alam yang semakin buruk Biasanya dalam teori ekonomi, isu-isu (Thomas, 2001). lingkungan dianggap tidak bermasalah. Degradasi lingkungan yang terjadi Secara implisit sering diasumsikan bahwa cenderung paling menyengsarakan kaum konsekuensi masalah lingkungan adalah miskin, karena mereka sering masalah kecil atau akan selesai dengan menggantungkan diri pada sumberdaya alam sendirinya (Arrow et.al, 1995). Beberapa untuk memperoleh pendapatan mereka, dan ahli seperti Bhagwati (1993) justru sedikit sekali kemungkinan untuk bisa berpendapat bahwa pertumbuhan sebagai mengganti aset-aset yang digunakan pra kondisi bagi perbaikan lingkungan. khususnya dalam jangka panjang Sebagai contoh Beckerman (1992) pendekatan yang menaruh perhatian pada berpendapat, korelasi yang kuat antara kualitas lingkungan serta efisiensi pendapatan dan ukuran perlindungan penggunaan sumberdaya alam akan lingkungan menunjukkan hubungan yang memberikan kontribusi terhadap akumulasi, positif. Bahkan lebih lanjut di negara-negara berkembang, pertumbuhan ekonomi akan

27 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 investasi, pertumbuhan ekonomi, serta sehat. Pada masyarakat yang memiliki kesejahteraan manusia ( Munasinghe, 1995). kesadaran lingkungan akan muncul kebutuhan akan lingkungan yang baik, Semua permasalahan ini berawal dari sehingga pada gilirannya masyarakat akan kegiatan ekonomi yang dianggap sebagai hal mau mengorbankan konsumsi barang lain yang essensial bagi pertumbuhan, dan demi perlindungan lingkungan. pengendalian kegiatan tersebut telah menimbulkan banyak kesulitan. Kebanyakan Bila keadaan tercapai maka negara sedang berkembang mengandalkan pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi bahan bakar fosil untuk produksi ekonomi akan diikuti oleh indeks kualitas lingkungan dan belum ada kecenderungan untuk beralih yang semakin tinggi pula.Bahwa ke bahan bakar lain yang lebih bersih eksternalitas dari proses produksi sektor- meskipun lebih mahal. Walaupun disadari sektor ekonomi, telah memberikan dampak bahwa pergantian ke bahan bakar lain yang yang luar biasa bagi perubahan lingkungan lebih bersih dapat mengakibatkan kesehatan terutama eksternalitas yang bersifat negatif. yang lebih baik dan sasaran- sasaran Sejak terjadi revolusi industri, pembangunan ekonomi yang lebih baik pula. ekonomi diiringi oleh konsumsi fosil energi Konsekuensinya adalah terjadinya yang semakin meningkat dari waktu ke ketegangan alam diantara kedua tujuan waktu, seperti konsumsi tambang, minyak, tersebut, dan banyak negara memilih gas alam baik oleh industri besar maupun pertumbuhan yang lebih besar dari pada rumah tangga. kesehatan yang lebih baik (Munasinghe, 2000). Konsekuensi dari hal ini telah membawa implikasi terhadap meningkatnya Selanjutnya Grossman dan Krueger gas rumah kaca (greenhouse gases) yang (1994) menyebutkan bahwa pertumbuhan tinggi, seperti CO2, Sulfur, Methane (CH4), ekonomi pada tahap awal membawa pada Nitrogen dan polutan lain yang fase penurunan kualitas lingkungan. menyebabkan masuknya radiasi infra merah Selanjutnya peningkatan pendapatan akan ke bumi, sehingga terjadi peningkatan menuju pada fase peningkatan kualitas temperatur global (World Bank, 2002). lingkungan. Pada saat pembangunan ekonomi telah berhasil meningkatkan Pembahasan analisis yang digunakan pendapatan masyarakat, maka masyarakat adalah analisis estimasi model ekonometrik akan memiliki kemampuan untuk dan statistika beserta analisis ekonominya memperbaiki dan mengendalikan kualitas dengan menggunakan analisis jalur. Untuk lingkungan. Keberhasilan pembangunan di analisis statistika akan dilihat sampai mana bidang pendidikan dan kesehatan akan validitas model yangdigunakan dalam mampu meningkatkan kesadaran masyarakat penelitian melalui pengujian secara statistik akan pentingnya kualitas lingkungan yang terhadap model yangbersangkutan.

28 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 PDB Perkapita demikian juga terjadi hampir di seluruh negara berkembang.

Tingkat konsumsi energi perkapita akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi mereka atau dikenal dengan hubungan bi- directional. Hal ini terjadi karena basis ekonomi yang tertinggi adalah kegiatan produksi yang dilakukan oleh industrinya. Seluruh jenis industri memerlukan energi yang banyak. Yang membedakannya hanya tingkat rasio efisiensi penggunaan energi Sumber : Statistik Indonesia, 2012 ; -Handbook of terhadap output yang dihasilkan. Sedangkan Energy & Economic Statistics of Indonesia 2012 sektor konsumsinya pemenuhannya sudah dipenuhi dengan baik. Gambar 2. Perkembangan PDB Perkapita dan Total Konsumsi Energi Final Tahun Dengan demikian, meskipun 1990 – 2012 pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini postif Indonesia tetap menjadi negara kelas Pada indikator PDB, untuk 10 tahun berkembang selama hanya terfokus pada pertama dari tahun 1990, ada penurunan pemenuhan energi pada sektor konsumsi. yang sangat drastis di tahun 1998. Ini Kondisi ini dinamakan middle income trap dikarenakan pada tahun ini, keadaan politik oleh Prof. Bambang Permadi mempengaruhi ekonomi Indonesia yang Brodjonegoro.Oleh karena itu mindset akhirnya menyebabkan laju pertumbuhan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus ekonomi bernilai negarif. Namun bila dirubah. Fokus utama ada pada sektor dikaitkan dengan konsumsi energi yang produksi yang memberikan nilai tambah dihasilkan dari semua sektor yang ada, dari tinggi meski konsumsi energinya tinggi. grafik tersebut di atas tidak memberikan Sedangkan pemenuhan sektor konsumsi bisa gambaran yang relevan. Artinya meski menggunakan berbagai skenario. pertumbuhan ekonomi menurun, namun konsumsi energi tidak mengalami penurunan Kemudian akan diteliti lebih lanjut secara spesifikasi pengaruh PDB dari tiap- Namun kenyataannya tidak tiap sektor terhadap Konsumsi Energi dari demikian. Pertumbuhan ekonomi akan tetap masing-masing sektor tersebut. Apakah tumbuh meski terjadi defisit energi. Hal ini semua sektor memiliki hubungan yang dikarenakan hubungan pertumbuhan signifikan. Sedangkan perkembangan untuk ekonomi indonesia dan konsumsi energinya indikator emisi CO2, memiliki pola yang adalah un-directional. Hubungan yang hampir sama dengan PDB. Hal tersebut terlihat dari gambar 3 yang menjelaskan

29 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 bahwa padatahun 1998 Emisi CO2 Rumah V V mengalami penurunan. Walau akhirnya Tangga & Komersil meningkat terus hingga tahun 2009 dan Transportasi V kemudian menurun di tahun 2010 dan Lain-lain V meningkat lagi hingga tahun 2012 seperti Total V yang dijelaskan pada gambar 3.

Pada sektor industri, PDB mempengaruhi EC (Konsumsi Energi) dan EC (Konsumsi Energi) mempengaruhi PDB. 3 Emisi CO2 2 Artinya, terdapat kausalitas antara konsumsi 1 energi dan pertumbuhan ekonomi pada 0 sektor industri, sehingga setiap langkah konservasi energi untuk mengurangi emisi akan berdampak pada pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pada sektor ini. Begitu pun pada sektor rumah tangga dan Sumber: World Development Indicator CO2. komersil, EC (Konsumsi Energi) Gambar 3. Perkembangan Total Konsumsi mempengaruhi PDB dan PDB Energi Final dan Emisi CO2 Tahun 1990 – mempengaruhi EC (Konsumsi Energi), hal 2012 yang sama akan terjadi pada sektor rumah tangga & komersal, sebagaimana pada Studi kausalitas ditujukan untuk sektor industri. mengukur kekuatan hubungan antar variabel dan menunjukkan arah hubungan sebab Pada sektor transportasi, EC akibat, dimana X menyebabkan Y, Y (Konsumsi Energi) mempengaruhi PDB, menyebabkan X, atau X menyebabkan Y namun PDB tidak mempengaruhi EC dan Y menyebabkan X. Uji kausalitas (Konsumsi Energi). Jumbe (2004) Granger dipercaya jauh lebih bermakna dari menyatakan bahwa jika kausalitas berjalan uji korelasi biasa (Gujarati, 2012). Berikut dari konsumsi energi terhadap produk hasil pengujian dengan menggunakan domestik bruto (PDB) berarti perekonomian Granger Causality. tergantung pada energi dan karenanya energi merupakan stimulus bagi pertumbuhan Tabel 1. Hasil Uji Granger Causality ekonomi. Hal ini menyiratkan bahwa kekurangan energi pada sektor transportasi Model KE PDB>KE Independen (Sektor) >PDB akan berdampak negatif pada pertumbuhan Industri V V ekonomi atau memperburuk kinerja perekonomian, menurunkan pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja pada

30 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 sektor ini. Dengan kata lain, energi selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis merupakan faktor pembatas dalam untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pertumbuhan ekonomi di sektor transportasi yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen dan juga (Stern 2000). Hal ini memang dapat terbukti dilakukan perhitungan nilai R square untuk dengan fakta yang ada di Indonesia, bahwa mengetahui besaran persentase pengaruh sektor transportasi paling mendominasi variabel independen terhadap variabel dalam pemakaian energi sehingga paling dependen. berpengaruh terhadap pendapat ekonomi. Koefisien determinasi adalah kemampuan seluruh variabel bebas dalam Sedangkan pada sektor lain-lain, menjelaskan variable terikat. antara PDB dan EC (Konsumsi Energi) Koefisien Determinasi Adjustend R saling independen dan untuk total seluruh Square terbesar 0.668 atau sebesar 66.8% sektor diketahui bahwa antara PDB dan EC yang berarti bahwa kemampuan Variabel Independent dalam menjelaskan Variabel Y (Konsumsi Energi) juga saling independen. dependent, adalah sebesar 66,8%. Sedang Artinya, tidak ada kausalitas di antara sisa sebesar 33,2% dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi dan energi, pada lain diluar dari variabel penelitian ini. sektor lain-lain (disebut sebagai hipotesis netralitas), maka konsumsi energi tidak Tabel 2 Model persamaan Konsumsi Energi berkorelasi dengan produk domestik bruto terhadap CO2 (PDB) untuk sektor ini. Dengan demikian Dependent Variable: CO2 kebijakan konservasi energi dapat Method: Least Squares diterapkan tanpa merugikan kinerja Date: 04/06/15 Time: 21:21 perekonomian pada sektor lain-lain. Sample: 1990 2012

LSM regresi linier beganda yang I ncluded observations: 23 diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software Eviews 8.0 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. dan SPSS 16.

Adapun persamaan yang dibentuk Coeficient adalah sebagai berikut: 0.413000 0.138000 3.004000 0.0080 KE_Industri = 57.008 + 0.382 INDUSTRI_KE -0.006000 0.002000 -2.518000 0.0210 PDB_Industri; R2 = 66.80% LAINLAIN_KE 0.003000 0.006000 0.500000 0.6230 PDB_RTKOM = 35.553 + 5.310 RTKOM_KE 0.000237 0.003000 0.071000 0.9440 KE_RTKOM; R2 = 63.60% TRANSPORTASI_ KE_Transportasi = -9.397 + 2.363 KE 0.005000 0.000388 11.92300 0.0000 PDB_Transportasi; R2 = 25.70% TOTAL_KE 0.004000 0.001000 3.965000 0.0010 KE_Lain-lain = 23.015 + 0.007 PDB_Lain- 2 lain; R = 4.10% R-squared 0.904000 KE_Total = 56.903 + 0.275 PDB_Total; R2 Adjusted R- = 61.40% squared 0.883000 Setelah diperoleh persamaan regresi dari masing-masing model (Sektor), maka

31 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

Sumber : Hasil olah data dengan menggunakan Lain-lain 0.944 2.069 H0Diterima Eviews 8.0 Total Tabel 3 Model persamaan PDB terhadap 5.783 2.069 H0 Ditolak CO2 5.071 2.069 H0 Ditolak CO2 Dependent Variable: CO2 1.Sektor Industri Method: Least Squares Date: 04/17/15 Time: 16:40 Pada model persamaan sektor industri ini, Sample: 1990 2012 diperoleh nilai t-hitung sebesar 6.496 Included observations: 23 Dikarenakan nilai t-hitung lebih besar dari pada t- 5%, n = 23) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. tabel sebesar 2.069 (α = atau 6.496 > 2.069 sehingga H0 ditolak,

Coeficient 0.835000 0.165000 5.007100 0.0000artinya PDB industri berpengaruh signifikan INDUSTRI_PDB -0.016746 0.005767 -2.903849 0.0095terhadap KE industri. LAI LAINLAIN_PDB -0.015983 0.005396 -2.961779 0.0084 RT KOM_PDB -0.013423 0.005433 -2.470819 0.02372.Sektor Rumah Tangga dan Komersil T TRANSPORTASI_PDB -0.013530 0.006854 -1.974026 0.0639 TOTAL_PDB 0.016107 0.005506 2.925179 0.0090Pada model persamaan sektor rumah tangga R-squared 0.831766 dan komersil ini, diperoleh nilai t-hitung Adjusted R-squared 0.794381 sebesar 6.061. Dikarenakan nilai t-hitung lebih besar dari pada t-tabel sebesar 2.069 (α Sumber : Hasil olah data dengan menggunakan = 5%, n = 23) atau 6.061> 2.069 sehingga Eviews 8.0 H0 ditolak, artinya PDB rumah tangga dan Adapun persamaan yang dibentuk dari komersil berpengaruh signifikan terhadap model tersebut adalah sebagai berikut. KE rumah tangga dan komersil. 1. KE terhadap CO2 3.Sektor Transportasi CO2 = 0.413-0.006 KE_Industri + 0.003 KE_Lain-lain + 0.000237 KE_RTKOM Pada model persamaan sektor transportasi + 0.005 KE_Transportasi + 0.004 ini, diperoleh nilai t-hitung sebesar 2.694. KE_Total Dikarenakan nilai t-hitung lebih besar dari 2. PDB terhadap CO2 pada t-tabel sebesar 2.069 (α = 5%, n = 23) CO2 = 0.835-0.0167 PDB_Industri - atau 2.694 > 2.069 sehingga H0 ditolak, 0.016 PDB_Lain-lain - 0.0134 artinya PDB transportasi berpengaruh PDB_RTKOM - 0.0135 signifikan terhadap KE transportasi. PDB_Transportasi + 0.0161 PDB_Total 4.Sektor Lain-lain

UJI HIPOTESIS Pada model persamaan sektor lain-lain, diperoleh nilai t-hitung sebesar 0.944. Model t- t-tabel Keputusan Dikarenakan nilai t-hitung lebih besar dari (Sektor) hitung pada t-tabel sebesar 2.069 (α = 5%, n = 23) Industri 6.496 2.069 H0 Ditolak atau 0.944 < 2.069 sehingga H0 diterima, Rumah Tangga 6.061 2.069 H0 Ditolak artinya PDB lain-lain tidak berpengaruh & Komersil signifikan terhadap KE lain-lain. 5.Seluruh Sektor Transportasi 2.694 2.069 H0 Ditolak

32 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Pada model persamaan seluruh sektor ini, 4.Untuk pengaruh PDB terhadap CO2 diperoleh nilai t-hitung sebesar 5.783. pengaruhnya berhubungan terbalik. Artinya, Dikarenakan nilai t-hitung lebih besar dari semakin tinggi PDB maka tidak diikuti pada t-tabel sebesar 2.069 (α = 5%, n = 23) meningkatnya CO2. atau 5.783> 2.069 sehingga H0 ditolak, artinya PDB seluruh sektor berpengaruh signifikan terhadap KE seluruh sektor. DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Buku – buku literatur : Berdasarkan hasil analisis, maka dapat disimpulkan bahwa : Adisasmita, H. Rahardjo. 2005. Pembangunan Ekonomi Perkotaan. 1. Pengaruh PDB terhadap EC (Konsumsi Graha Ilmu. Energi) terjadi pada sektor industri dan Ahmad, 1987, Lingkungan : Sumberdaya sektor rumah tangga & komersial namun Alam dan Kependudukan dalam tidak terjadi pada sektor transportasi dan Pembangunan, Jakarta, Penerbit sektor lain-lain. Universitas Indonesia (UI Press). Amstrong, 2001. Prinsip –prinsip 2. Pengaruh EC (Konsumsi Energi) terhadap Pemasaran. Edisi Kedelapan, Jilid 2. PDB terjadi pada sektor industri, sektor Jakarta : Erlangga. rumah tangga & komersial dan sektor Arsyad, Lincoln, 1998. Ekonomi transportasi namun tidak terjadi pada sektor Pembangunan, Yogyakarta : Bagian lain-lain. Penerbitan STIE YKPN. Daly, H. E. 1977. Steady-state Economics : 3.Untuk pengaruh konsumsi energi terhadap “The Economics of Biophysical Emisi CO2, nilainya bervariasi pada masing- Equilibrium and Moral Growth”. masing sektor. Untuk sektor industri, San Fransisco : W.H. Freeman. pengaruhnya berhubungan terbalik. Nilai Darsono, 1995. Pengantar Ilmu Lingkungan. yang paling berpengaruh signifikan adalah Yogyakarta : Penerbit Universitas pada sektor transportasi. Fakta yang dapat Atma Jaya. dilihat bahwa Indonesia paling banyak Ghozali, Imam, 2008, Model Persamaan menggunakan energi pada sektor Struktural Konsep dan Aplikasi transportasi, sehingga nilai yang dihasilkan dengan Program Amos 16.0, Badan pada sektor ini adalah paling tinggi Penerbit UNDIP, Semarang. dibandingkan sektor lainnya yaitu 0,005. Gujarati, Damodar, 2003. Basic Dan kegiatan ekonomi tersebut belumlah Econometrics. Penerbit McGraw- mampu mengakomodasi kerusakan Hill Higher Education. Singapore. lingkungan yaitu Emisi CO2 yang Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan dihasilkan dari kegiatan-kegiatan Hidup dan Pembangunan (Jakarta : ekonomiberbagai sektor tersebut. Sehingga Djambatan, 1977) hal.22. perlu dibangun kesadaran bagi masyarakat Resosudarmo. P. Budy. 2005. The Politics dalam menjaga lingkungan agar tidak and Econometrics of Indonesia’s semakin tereduksi. Karena lingkungan yang Natural Resources. rusak akibat ulah manusia akhirnya akan berdampak kepada manusia itu sendiri.

33 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Soemiarno, Slamet, dkk. 2008. MPKT Buku Seminar, Lokakarya Temu Kenali Ajar III : Bangsa, Negara dan Faktor-faktor Penentu Emisi CO2 Lingkunagn Hidup di Indonesia. Menuju Kearah Terbentuknya Depok : Penerbit FEUI. Pemukiman Perkotaan. Sukirno, Sadono,. 1985. Ekonomi Barbee, Gary C., Jhon Barich, Bruce Pembangunan. LPEF-UI Bima Dunkan, Jhon W. Bickam, Cole W. Grafika, Jakarta. Grafindo Persada. Matson, Christopher J. Hintze, Robin Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar Teori L. Auntenrieth, Guo-Dung Zhou, Ekonomi Mikro, Edisi Kedua, Jakarta Thomas J. Mc Donald, Leslie : Grafindo Persada. Cizmas, Dale Norton, Kirby C. Tambunan, Tulus, T.H. 2002. Usaha Kecil Donnely. 2008. In Situ dan Menengah di Indonesia Biomonitoring of PAH-contaminated Beberapa Isu Penting. Jakarta : PT. Sediment using Juveni! Coho Salmon Salemba Empat. (Oncorhynchus Kisutch). Thomas and Vinod (2001). Kualitas Ecotoxitology and Environmental Perumbuhan, Jakarta : Gramedia Safety 71 (2008) 454-464. Pustaka Utama. Barros, G.F., Augusto F. Mendonca, Jorge Todaro,M.P. 2009. Pembangunan Ekonomi M. Nogueira 2002. “ Proverty and di Dunia Ketiga. Jakarta: Penerbit Environmental Degradation”. Erlangga. Beckerman, W. 1992. Economic Growth Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori and the Environment : Whose dan Aplikasi, Untuk Ekonomi dan Growth! Whose Environment? World Bisnis. Penerbit Ekonisia. Development, 20, 481-496. Yogyakarta. Baghwati, J. 1993. The Case for Free Trade, Scientific American (pp. 42-49). Jurnal-jurnal : Bhattacharyya, R., Ghoshal, T. 2010. Economic Growyh and CO2 Aboumahboub, T., Schaber, K., Wagner, U., Emission, Environ Dev Sustain 12: & Hamacher, T. 2012. On The CO2 159-177. emission of the global electry supply Cai, Z.S., Song, Z. Q., Yang, C. S., Shang, sector and the influence of S. B., Yin, Y.B., 2009. Synthesis, renewable power-modeling and Characterization and Antibacterial optimization. Energy Policy, 42, Activity of Quarternized N,O- 297-314. Chitosen. Journal of Polym. Bull. Adeniran, Olatunji. 2010. Does Energy 62445-456. Consumption Cause Economic Cheisya, M. 2012. Pengaruh Konsumsi Growth ? An Emperical Evidence Energi dan PDB terhadap CO2 di From Nigeria, University of Dundee. Indonesia. Arrow, 1995. Economic Growth, Carrying Chien, T., & Hu, J. 2010. Renewable Energy Capacity, and the Environment. : An Efficient Mechanism to Improve Science, 268, 520-521. GDP. Energy Policy, 36. 3045-3052. Astute. 2005. Pengaruh Rancangan Ruang Costantini, Valeria and Chiara Martini, dan Kawasan Perumahan Perkotaan 2009. “ The Case Between Energy terhadap Emisi CO2 ,Makalah Consumption and Economic Growth

34 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 : A Multi-Sectoral Analysis Using Holden, S. 2005. Policy Analysis for Non-Stationary Cointegrated Panel Sustainable Land Management and Data”, Working Paper No. 102, Food Security in Ethiopia. Dipartimento di Economia Univsity Hutabarat. 2010. Pengaruh PDRB Sektor deglo Studi Roma. Industri Terhadap Kualitas Doane, D.P. & Seward, L. E. 2011. Lingkungan Ditinjau dari Emisi CO2 Measuring Skewness : A Forgotten di Lima Negara Anggota ASEAN Statistic? Journal of Statistic Periode 1980-2000. Education, Volume 19, No.2. Idris, 2010. Environmental Kuznets Curve : Fiddaman, T. S. 1995. A Feedback – Rich Bukti Empiris Hubungan Antara Climate – Economic Model 1-30. Pertumbuhan Ekonomi dan Kualitas Friyanto, S. 2005. Analisis Perubahan Lingkungan di Indonesia. Stuktur Ekonomi Nasional dan Indartono, Setyabudi, 2012, Reformatting Kinerja Sektor Pertanian serta Knowledge and Science Theory Dampaknya Terhadap Perubahan Building : Transcendental Point of Lingkungan. View, proceeding “The Third Annual Georgescu and Roegen, N. 1971. The Indonesia Schoars Conference in Entropy Law and The Economic Taiwan : Acceleration and Procces. Cambridge, Mass : Harvard Development of Information and University Press. Communication Technology Grepperud, S., Wig, H., and F.R. Aune. Research based on Demand : 2002. Maize Trade Liberalization vs, Improving Sustainable Synergy of Fertilizer Subsisies in Tanzania : A Academics, Industry and CGE Model Analysis with Government, Vol. No. 1, Hsincu Endogenous Soil Fertlity. Research Taiwan. Department Norwegia. Jaekyu, Lim. 1997. Economic Growth and Grossman, G.M., and A.B. Krueger, 1994, Environment : Some Empirical “Economic Growth and The Evidence from South Korea. Environment”, National Bureau Of Jumbe, C. B. L. 2004. “Cointegration and Economic Research. Causality between Electricity Gupito, K.R., dan Johanna M. Kodoatie. Consumption and GDP : Empirical 2013. Keterkaitan PDRB Perkapita Evidence from Malawi”, Energy dari Sektor Industri, Transportasi Economics 26: 61-68. dan Kehutanan tehadap Kualitas Masih, A. M. M., Masih, R. 1997. “ On The Lingkungan diukur dari Emisi CO2 Temporal Causal Relationship di Jawa Tengah. between Energy Consumption, Real Hasan, M. H., Mahlia, T.M.I., & Nur, H. Income, and Prices : Some new 2012. A review on energy scenario Evidence from Asian- Energy and suistainable energy in Dependent NICs based on a Indonesia. Renewable and Multivariate Cointegration/Vector Suistainable Energy Reviews, 16, Error-Correction Approach”. 2316-2328. Journal of Policy Modeling 19: 417- 440.

35 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

Meier, R. and Stiglitz, J. 2002. “Frontiers of of Energy and Development 31 : 43- Development Economics”. 48. Ming-Feng, and Shaw Daigee, 2002. Salim, E. 2003. Orasi Ilmiah pada Economic Growth and The peringatan Hari Lingkungan Hidup Environmental Kuznets Curve in 2003 Kampus IPB Baranangsiang, Taiwan : A Simultanneince Model Sains dan Pembangunan Analysis. Berkelanjutan. Munasinghe, M. and Cruz, w. 1995. “ Santoso, B. 2005. Keterkaitan Antara Economy wide Policies and the Pertumbuhan Ekonomi Nasional, Environment : Lesson from Sektor Pertanian dan Emisi Gas Experience”, World Bank Rumah Kaca. Environment Paper No.10. Seers, d. 1969. The Meaning of The Musango, J. K., & Brent, A. C. 2010. A Develpoment. International conceptual framework for energy Development Review 11 (4) :3-4. technology sustainability assement. Shari, dkk. 2012. Relationship Between Energy for Sustainable Energy Consumption and Economic Development, 15. 84-91. Growth : Emperical Evidence for Najmulmunir, N. 2001. “Dampak Malaysia. Business System Review. Kenijaksanaan Pembangnunan Volume 2- Issue 1. Ekonomi Terhadap Perkembangan Shafik and Bandyopadh. 1992. Economic Wilayah dan Kuliatas Lingkungan, Growth and Environmental Suatu Pendekatan Input Output Resources. Terintegrasi (Kasus Provinsi Soemarno, 2000. “ Dampak Lingkungan Lampung”. Akibat Kegiatan Manusia”, Nugroho, H. & Kristijo, H. 2008. Menuju Departemen Pengelolaaan Sumber Pemanfaatan Energi yang Optimum Daya Alam dan Lingkungan, Institut di Indonesia : Pengembangan Model Pertanian Bogor. Ekonomi – Energi dan Identifikasi Stern. 1996. Economic Growth and Kebutuhan Infrastruktur Energi. Environmental Degradation : The Panayatou, T. 1993. Environmental Kuznets Environmental Kuznets Curve and Curves: Empirical Test and Policy Sustainable Development. World Implication. Development, 24, 1151-1160. Panayatou, T. 2003. Economics Growth and Stren, D. 2000. “ A Multimvariate The Environment. Harvard Cointegration Analyisis of The Role University and Syprus International of Energy in The US economy”, Institute of Management. Energy Economics (22): 267-283. Qiang Hou, 2009. “The Relationship Stokes, Jane. 2007. How To Do Media & between Energy Consmuption Cultural Studies, London : Sage Growths and Economic Growth in Publications. China”, International Journal of Suding, P.H. 2010. Struggling between Economics and Finance : 232-237. resources-based and sustainable Ramachandra TV, Loerincik, Y. Shruti BV. development schemes – An analysis 2006. Intra and Inter Countery of Egypt’s recent energy policy, Energy Intensity Trends. The Journal Energy Policy, 1-14.

36 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Supena, F. 2000. Dampak Perumbuhan Willy, F. Pesoth. 2001. Keterkaitan Faktor Ekonomi Nasional Terhadap Lingkungan dengan Aktifitas Pembentukan Gas Rumah Kaca dan Perekonomian dalam Pembangunan Penurunan Kapasitas Sektor di Masa Otonomi Daerah. Ekonomi di Indonesia: Pusat Analisis Wilson, A. and A. Tyrchniwicz. 1995. Sosial Ekonomi dan Kebijakan Agriculture and Sustainable Pertanian Badan Litbang Pertanian Development : Policy Analysis on Bogor serta Fakultas Ekonomi dan The Great Plains. International Manajemen, IPB. Institute for Sustainable Suryana, A. 2005. Arah, Strategi dan Development. Manitoba. Canada. Program Pembangunan Pertanian Yoshinori, F., Horoshi, M., and C.S.Ho. 2005-2009. Badan Penelitian dan 2009. Assessement of CO2 emissions Pengembangan Pertanian. and resource sustainable for housing Departemen Pertanian Jakarta. construction in Malaysia, Tarmidi, Lepi. T. 1992. Pembangunan International Journal of Law – Eonomi, Jkarta Pusta : Antar Carbon Technologies 2009,4.16-26. Universitas FK-UI. Toam, M.A. Jemelkova, B. 2003. “Energy Data publikasi : and Economic Development : An Assessment of The State of IPCC. 2007. Climate Change 2007: The Knowledge”, The Energy Journal Physical Science Basic Summary for (24) : 93-112. Policymakers. Intergovernmental Trappey, Amy, J. C. Trappey, C., et. Al. Panel on Climate Change, Geneva. 2012. “ An evaluation model for low Kementrian Energi dan Sumberdaya carbon island policy : The Case of Mineral. 2009. Handbook of Energy Taiwan’s Green Transportation and Economic Statistic of Indonesia. policy”. Journal of Energy Policy, Center for Data and Information on Vol. 45, 510-515. Energy and Mineral Resources. Tria, A. 2012. Analisis Hubungan Ministry Energy and Mineral Pertumbuhan Ekonomi dengan Resources, Jakarta. Konsumsi Energi. KLH (Kementrian Lingkungan Hidup). Verbeek, M. 2008. A Guide to Modern 2005. Status Lingkungan Hidup Econometrics. Jhon Wiley and Sons Indonesia 2004. Kementrian Ltd. England. Lingkungan Hidup RI. Whorf, T.P., Keeling, C.D. 2005. “ KLH (Kementrian Lingkungan Hidup). Atmospheric CO2 records from sites 2010. Status Lingkungan Hidup in the SIO air sampling network”. Indonesia 2009. Kementrian Trends : A Compendium of Data on Lingkungan Hidup RI. Global Change. Carbon Dioxide KLH (Kementrian Lingkungan Hidup). Information Analysis Center, Oak 2012. Status Lingkungan Hidup Ridge National Laboratory, U. S. Indonesia 2011. Kementrian Departtment of Energy, Oak Ridge, Lingkungan Hidup RI. Tenn, U.S.A. Periode of Record : 1958-2004.

37 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

PENGARUH PEMERIKSAAN INTEREN TERHADAP EFEKTIFITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO)Tbk. KANTOR WILAYAH I MEDAN

Khomeiny Yunior Fakultas Ekonomi Universitas Prima Indonesia [email protected]

ABSTRACK

Nowday economy condition especially in world of banking in is having a crises wich one of the factor is a lot of stucked credit as a caution of bad managing credit, because of that, examining sytem to the credit given becomes a very important thingmore over if it can be added of intern examining. The goal of the intern examining is to know, how’s the bank condition is it healty, healty enaogh, less healty or un healty based on the govermenth rules trought Indonesian Banking constitution. The problem of this research are how are the influence of intern examining to the control efektivity of credit given at PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk. at the regional office I medan. The objective of this research is to evaluate the influence of intern examining on control activity of credit given by PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk. at the regional office I Medan and whitch factor the is most dominan. Theory was used in this research is Services Marketing Management which related to Intern Examining ang Controlling Ctredit Given. The Method is used is this research is quantitative description, where the variable that is examining by the rating scale, the technic of collecting data whit questioners, interviews and documentation study. While, the analysis method that is used in this research in Multiple Linear Regression. Sample in this research is 56 responden. The character of this research is explanatory which supported by the survey method. Overall this research conclution is that intern examining has influence to controlle efectivity credit given whit level significant 5% had point0,552 it means 55,2% intern examining to the controlling to the controlling efectivity credit given while another 44,8% was influence by other factor that not observed. The factor which dominantly influence the intern examining is equipment file and documents.

Keywords : Examining Intern, The Credit Controlling

PENDAHULUAN kuat. Dalam hal ini pemerintah mengelola Dewasa ini pemerintah Indonesia sektor-sektor yang dianggap vital khususnya sedang giat-giatnya melakukan dalam bidang perbankan bagi majunya roda pembangunan diberbagai bidang, hal pembangunan ekonomi, yaitu dengan tersebut merupakan usaha pemerintah untuk menyediakan jasa perkreditan bagi menciptakan masyarakat yang adil dan masyarakat. makmur yang merupakan cita-cita Bangsa Bank didalam menjaga kelangsungan Indonesia. Salah satu usaha pemerintah hidupnya adalah dengan usaha untuk adalah dalam bidang perekonomian dengan mencapai keuntungan. Dengan kata lain ditunjang oleh perbankan yang sehat dan pendapatan bank harus lebih besar dan pada

38 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 biaya yang dikeluarkan. Bank adalah pemerintahan yaitu adanya budaya KKN, lembaga keuangan yang mempunyai tugas dan sebagainya. pokok menghimpun dana masyarakat dalam Manajemen PT. Bank Mandiri bentuk giro, deposito, maupun tabungan dan (Persero) Tbk. harus yakin bahwa semua menyalurkan kembali ke masyarakat dalam prosedur dan kebijakan yang telah bentuk kredit serta jasa-jasa perbankan ditetapkan dapat dilaksanakan sebagai mana lainnya. Fungsi pertama dari bank adalah mestinya.Namun pelaksanaan sistem memperoleh dan mempelajari data tentang pengendalian interen ini belumlah dapat sumber-sumber uang dan berusaha menarik dikatakan memadai apabila tidak ada suatu sumber itu ke dalam bank. bagian yang sifatnya independen yang Masalah-masalah inilah yang menjadi bertugas mengawasi pelaksanaan dari sistem dilema dalam sebuah perusahaan perbankan pengendalian tersebut, bagian inilah yang dimana mereka harus mencari keuntungan disebut sebagai Pemeriksaan Interen yang dengan cara menyalurkan dana yang merupakan unsur dari pada sistem yang berlebih ke masyarakat dalam bentuk kredit memadai. dan nasabah pun tidak berpikir panjang Fungsi pemeriksaan interen ini sangat untuk kredit yang mereka ambil dengan berguna, karena berfungsi untuk menilai ketentuan-ketentuan tertentu. Sehingga prosedur keuangan dan sistem pengendalian dalam proses pemberian kredit kepada interen secara berkala, mengikhtisarkan nasabah perlu dibentuk suatu tim hasil-hasil pemeriksaanya, membuat saran- pemeriksaan interen kredit agar apa yang saran perbaikan serta memberikan laporan menjadi tujuan kredit tersebut dapat kepada pimpinan yang menjadi dasar dalam tercapai. Masalah Perkreditan di negara kita pengambilan keputusan. merupakan suatu dilema dalam kehidupan Berdasarkan identifikasi masalah perbankan dan masyarakat yang terkena yang telah disebutkan diatas, maka tujuan imbasnya. Seperti di ketahui Non dari penelitian adalah : Performing Loan (NPL) Bank Mandiri 1. Untuk mengetahui dan sebesar 24,6 % per 30 Juni 2005 adalah menganalisis pengaruh pelaksanaan merupakan sebuah tantangan bagi PT. Bank pemeriksaan interen terhadap efektivitas Mandiri (Persero) Tbk. untuk tetap pengendalian pemberian kredit pada PT. menjalankan fungsi intermediasi namun Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor dengan tetap menjalankan prinsip kehati-- Wilayah I Medan. hatian (prudent).Dalam kenyataannya bank 2. Untuk mengetahui faktor mana adalah sebuah lembaga yang bertujuan yang paling dominan dari pemeriksaan mendapatkan keuntungan yang diperoleh interen yang dilakukan PT. Bank dari bunga dalam bentuk jasa perbankan Mandiri (Persero) Tbk. terhadap lainnya yang termasuk didalamnya adalah efektivitas pengendalian pemberian perkreditan, dimana bank sebagai lembaga kredit. keuangan memperoleh keuntungan yang TINJAUAN PUSTAKA besar justru dari pendapatan bunga kredit. Secara umum pemeriksaan interen (info Bank Mandiri 2004-2005 Namun adalah fungsi penilaian yang bebas Krisis Ekonomi saat ini telah menyebabkan (independen) yang dilakukan oleh pegawai tidak berjalannya pengawasan yang baik perusahaan yang bersangkutan.Penilaian pada perbankan itu sendiri maupun ditingkat disini meliputi seluruh aktivitas perusahaan

39 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 termasuk penelitian terhadap struktur perusahaan yang telah ditetapkan. organisasi, rencana-rencana, kebijakan, Pengendalian interen, perlu prestasi pegawai, ketaatan terhadap ditekankan bahwa meskipun ia merupakan prosedur, dan sebagainya. bagian dari pemeriksaan interen yang Menurut Kasmir (2004) untuk dilakukan, tetapi sebenarnya pemeriksaan menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat interen tersebut dilakukan secara benar dari berbagai segi.Penilaian ini bertujuan sehingga hasil yang diharapkan dapat untuk menentukan apakah bank tersebut berjalan dengan semestinya. dalam kondisi yang sehat, cukup sehat, 3. Pemeriksaan Ketaatan (Complience kurang sehat dan tidak sehat.Bagi bank yang Audit)Menelaah dan mengevaluasi sehat agar tetap mempertahankan ketaatan perusahaan terhadap hukum kesehatannya, sedangkan bagi bank yang yang berlaku, pemerintah, kontrak- sakit untuk segera mengobati penyakitnya. kontrak, kewajiban-kewajiban terhadap Bank Indonesia sebagai pengawas dan pihak ketiga lainnya. Misalnya pembina bank dapat memberikan arahan pemerikssanterhadap seseorang yang atau petunjuk bagai mana bank tersebut wajib pajak untuk memastikan apakah dia harus dijalankan atau bahkan kalau perlu telah mematuhi undang-undang dihentikan kegiatan operasinya. perpajakan yang berlaku. Jadi Dari uaraian-uraian diatas dapat pemeriksaan ketaatan di maksudkan disimpulkan bahwa pemeriksaan internal untuk mempertimbangkan apakah klien mencakup pemeriksaan dan penilaian telah mengikuti prosedur atau peraturan terhadap seluruh aktivitas yang ada dalam tertentu yang telah ditetapkan oleh yang perusahaan, jadi meliputi pemeriksaan berwenang. keuangan, pemeriksaan manajemen, 4. Pemeriksaan Operational (Operational pemerikasaan ketaatan, pemeriksaan Audit) Memeriksa kehematan efisiensi opersional, maupun pemeriksaan atas sistem dan efektivitas dan menilai apakah cara- pengendalian interen. Kelima pemeriksaan cara pengelolaan yang diterapkan dalam ini akan penulis uraikan dilihat dari kegiatan tersebut sudah berjalan dengan penilaian objek yang diperiksa. baik, dengan perkataan lain untuk 1. Pemeriksaan Keuangan (Financial mengamati dan menilai kegiatan yang Auditing) menelaah dan mengevaluasi melatar belakangi bukti-bukti yang kelayakan apakah laporan keungan diperoleh. menyajikan posisi keuangan dan hasil Untuk lebih jelasnya, misalnya operasi perusahaan secara tepat. pemeriksaan yang dilakukan dengan Pemeriksaan ini menitik beratkan pada mengevaluasi semua transaksi. Jadi tekanan bukti pendukung (evidence) yang terdiri pemeriksaan operasional tidak hanya dari catatan-catatan atau bukti berkisar pada masalah-masalah keuangan pembukuan. belaka akan tetapi juga mencakup masalah 2. Pemeriksaan Manajemen (Management diluar keuangan. Auditing) menekankan pada kualitas, 5. Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian kemampuan ataupun prestasi pads Interen (Internal Control manajer dalam mengelolal perusahaan, Audit)Menelaah dan mengevaluasi hal yang mana biasanya diukur dengan pengendalian interen yang ada. Khusus berhasil tidaknya mencapai tujuan untuk pemeriksaan Sistem dalam rangka pelaksanaan internal control secara

40 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 keseluruhan. Misalnya pemeriksaan Pengawasan pemeriksaan interen interen terhadap pengendalian interen yang baik menurut Rivai (2006) harus setoran tunai, mendeteksi adanya memiliki kemampuan dalam arti handal dan kelemahan dalam mutasi transaksi dapat menjamin bahwa dalam penyaluran tersebut, mencari upaya perkreditan dapat dicegah terjadinya penanggulangannya dan mencari penyalahgunaan wewenang oleh dan dari alternatif usaha untuk meningkatkan berbagai pihak yang dapat merugikan bank efektivitas semua transaksi serta yang menyebabkan terjadinya praktek mengembangkan rekomendasi bagi pemberian kredit yang tidak sehat. penanggulangan kelemahan dan prestasi kerja. Pengertian sistem pengendalian Informasi yang keluar dari catatan interen menurut AICPA (American Institute akuntansi dalam keuangan dan laporan Certified Public Accountant)adalah sebagai manajemen yang berisi antara lain berikut : Meliputi struktur organisasi dan informasi akuntasi manajemen harus segala cara-cara serta tindakan-tindakan dipercaya, tidak menyesatkan dan dapat dalam suatu perusahaan yang Baling diuji kebenarannya. Catatan akuntansi dikoordinasikan yang dimaksud untuk harus terus-menerus diuji coba (internal mengamankan hartanya, menguji ketelitian cek) agar kebenaran data akuntansi dapat dan kebenaran data akuntansinya, dipertabankan.untuk dapat melakukan uji meningkatkan efisiensi operasinya, serta coba, maka perlu dipisahkan berbagai mendorong ketaatan pada kebijaksanaan- fungsi yang ada dalam struktur organisasi kebijaksanaan yang telah digariskan oleh perusahaan terutama yang meyangkut pimpinan perusahaan. suatu transaksi keunagan. Dari pengertian Sistem Pengendalian 3. Meningkatkan efisiensi Interen, Judisseno (2002) menyimpulkan perusahaan bahwa tujuan utama dari sistem Dengan digunakannya berbagai metode pengendalian interen adalah : dan prosedur untuk mengendalikan biaya 1. Mengamankan harta perusahaan yaitu dengan menyusun budget, biaya Harta perusahaan perlu diamankan dari standar akan menjadi alat yang efektif segala kemungkinan yang akan merugikan untuk mengendalikan biaya perusahaan, berupa pencurian, dengantujuan akhir menciptakan penyelewengan, kecurangan dan lain-lain, efisiensi. baik secra fisik maupun secara admistratif. 4. Ketaatan pada Contohnya lalah pengamanan benda pos kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dan materai dengan menyimpannya digariskan oleh pimpinan perusahaan didalam tempat yang tidak lembab dan Kebijaksanaan pimpinan yang telah urutan penyimpanan sesuai dengan yang ditetapkan dengan surat keputusan, juga telah ditetapkan. merupakan alat pengendalian yang 2. Menguji ketelitian dan kebenaran penting dalam perusahaan didalam data akuntasi perusahaan. Contoh perusahaan yang harus dijalankan oleh :menguji kebenaran persediaan benda setiap perusahaan. Contoh : prosedur pos dan materai dari buku persediaan penjualan dilakukan sesuai dengan disamping dengan dilakukannya kebijakan penjualan yang ditetapkan perhitungan fisik. perusahaan.

41 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Menurut Hasibuan (2001) 2. Data Sekunder menyatakan "Kredit berasal dari kata. Italia, Data sekunder dalam penelitian ini credereyang artinya kepercayaan, yaitu adalah dokumen-dokumen berupa kepercayaan dari kreditor bahwa debitornya sejarah berdirinya Bank Mandiri, akan mengembalikan pinjamannya beserta struktur organisasi dan dewan bunganya sesuai dengan perjanjian denga komisaris, peraturan perkreditan dan kedua belah pihak. Tegasnya, kreditor peraturan-peraturan mengenai Bank percaya bahwa kredit All tidak akan macet". Mandiri (Persero) Tbk Kanwil I Medan. Menurut Judisseno (2002) Alat uji yang digunakan untuk menyatakan "Kredit berasal dari kata analisis penelitian ini adalah Uji Regresi credereyang artinya kepercayaan, sehingga Linear Berganda (Multiple Regression orang yang mendapat kredit adalah orang Analysis),untuk menguji pengaruh yang menerima kepercayaan dari pihak pemeriksaan interen terhadap efektivitas kreditor, tentunya setelah dilakukan pengendalian pemberian kredit.Analisis penilaian atas kemampuan dan niat baiknya. Regresi Berganda digunakan dalam Orang yang menerima kepercayaan tersebut penelitian ini karena variabel terikat yang biasa disebut sebagai debitor". dicari untuk menjelaskan hipotesis dilihat Sedangkan menurut Ali (2004) dari satu variabel bebas atau variabel "Kredit adalah penyediaan uang atau penjelas. taguhan yang dapat dipersamakan dengan Sugiyono (2003), menyatakan bahwa itu, berdasarkan persetujuan dan regresi linear berganda digunakan oleh kesepakatan pinjam-meminjam antara bank peneliti, bila peneliti bermaksud dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meramalkan keadaan (naik turunnya) peminjam untuk melunasi utangnya setelah variabel dependen, bila ada dua atau lebih jangka waktu tertentu dengan pemberian variabel independen sebagai faktor prediktor bungaserta pemberian imbalan atau dimanipulasi (dinakturunkan mlainya).Jadi pembagian hasil keuntungan". analisis regresi berganda dilakukan bila METODELOGI PENELITIAN jumlah variabel independennya minimal 2. Pendekatan pada penelitian ini Selanjutnya Supranto (2001), digunakan deskriptif kuantitatif.Jenis menyatakan bahwa untuk meramalkan Y penelitian yang dilakukan adalah studi kasus apabila semua variabel bebas diketahui, dan sifat penelitian adalah deskriptif maka kits dapat mempergunakan persamaan eksplanatory. regresi linear berganda. Hubungan Y dan Populasi dalam penelitian ini adalah XI,X2,…XKIadalah sebagai berikut: seluruh pegawai Unit CLPC yang ada di PT. Y = bo + b1X1i+b2X2i++bkXki + £i Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kantor X = Subjek dalam variabei dependen yang Wilayah I Medan berjumlah 56 pegawai. diprediksi Jenis sumber data yang digunakan : bo,bi,b2,b3dan £I = pendugaan atas bo,b1, 1. Data Primer b2,b3dan£ Data primer dalam penelitian ini HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adalah berupa hasil wawancara, dan A. Prinsip Pengelolaan Kredit Bank kuisioner yang telah diisi oleh Alas dasar Undang-Undang RI responden yaitu pegawai di Unit Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan CLPC PT. Bank Mandiri (Persero) atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tbk. Kantor Wilayah I Medan. mengenai perbankan, yang diartikan sebagai

42 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 "kredit" adalah penyediaan uang atau tagihan keputusan kredit yang sehat. Adapun yang dapat dipersamakan dengan itu, pelaksanaan proses analisis kredit retail meliputi berdasarkan persetujuan atau kesepakatan 4 (empat) langkah kegiatan sebagai berikut : pinjam-meminjan antara bank dengan pihak a. Pengumpulan Data lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk Pengumpulan data adalah merupakan melunasi utangnya setelah jangka waktu bagian yang sangat penting dan harus dilakukan tertentu dengan pemberian bunga (bagi bank pada, permulaan sekali sewaktu proses analisa umum atau bank konvensionl) Berta kredit, karena apabila data yang di analisis tidak benar maka hasil analisisnya jugs tidak benar. pembagian imbalan atau bagi hasil keuntungan Pengumpulan data harus diarahkan pads (bagi bank atas dasar syariah)- Termasuk pula pengumpulan informasi yang lengkap, akurat dalam pengertian mengenai kredit ini adalah dan up to daie, dilakukan secara langsung dan pemberian surat berharga nasabah yang aktif dari debitur, pihak ketiga dan sumber data dilengkapi dengan Note Purchase Agreement lainnya. Dalam proses ini ditentukan susunan (NPA) dan pengambilalihan tagihan dalam rencana pengumpulan data yang antara lain rangka kegiatan anjak piutang. menetapkan jenis data yang diperlukan, sumber Dengan demikian dalam pengertian data dan cara memperolehnya, kemudian mengenai "kredit" itu tercakup beberapa melaksanakan pengumpulan data dan unsur didalamnya, diantaranya : unsur menyeleksi data yang perlu / tidak perlu. Batas penyediaan uang atau talnhan yang dapat waktu pengumpulan data untuk pembuatan dipersamakan dengan itu; unsur kewajiban Perangkat Aplikasi Kredit (PAK) ditetapkan pengembalian kembali kredit atau tagihan; maksimal dalam waktu 2 minggu, jika dalam unsur jangka waktu pengembalian kredit atau waktu yang ditetapkan tersebut debitur tidak dapat melengkapi data yang diminta bank, maka tagihan; unsur pembayran bunga; dan usur berkas-berkas permohonan kredit dikembalikan adanya perjanjian kredit. kepada pemohon kredit. B. Sistem Pengendalian Interen b. Verifikasi Data Pemberian Kredit Setelah data yang diperlukan Untuk mencapai tujuan dan sasaran terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan dalam pemberian kredit khususnya pemberian setempat (pemeriksaan fisik/OnThe kredit kepada nasabah retail market, Bank spot(OTS)),meminta informasikepada Bl/bank Mandiri (Persero)Tbk. menetapkan sistem lainnya serta mengecek kepada pembeli, manajemen perkreditan yang diberlakukan pemasok dan pesaing. Tujuan dari verifikasi khusus untuk pengelolaan nasabah retail data adalah untuk menjamin dan meyakini dengan memperhatikan dua aspek sekaligus kebenaran dan keakuratan data atau informasi yaitu pemberian pelayanan yang balk dan yang telah dikumpulkan.Dalam hal im penilaian batas resiko yang wajar bagi bank. permintaan informasi kepada pihak Manajemen perkreditan tersebut meliputi sistem proses : analisis kredit, persetujuan pemasok/pembeli untuk memverifikast kredit, pemantauan nasabah, penyelamatan hutang/piutang debitur sulit dilakukan, maka kredit, pengendalian kredit, dan pengelolaan verifikasi dapat dilakukan bukti-bukti kebijakan dan prosedur kredit. Namun dalam hal pembukuan yang ada pada perusahaan ini penulis hanya membatasi pads sistem kredit (misalnya voucher/kwitansi/delivery order dan persetujuan kredit. (DO) dan sejenisnya).Untuk menilai keuangan 1. Analisis Kredit debitur (jumlah, kapan digunakan dan berapa Tujuan dari proses analisis kredit adalah lama) dan untuk mentlai kemampuan debitur penyediaan sarana analisis kredit yang mantap dalam pembayaran kembali hutang kepada dan efisien dalam rangka pengambilan bank, dengan memproyeksikan perubahan-

43 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 perubahan dalam penjulan, pembelian, biaya- a. Pengelola Pemasaran biaya juga arus kas masuk dan arus kas keluar. Setelah menerima surat permohonan c. Evaluasi Kebutuhan Keuangan kredit dan surat-surat lainnya nasabah Tujuan perhitungan kebutuhan kemudian memberitahukan kepada unit keuangan nasabah adalah untuk menentukan administrasi kredit (ADC) dan penyelia besarnya kredit yang akan diberikan kepada pemasaran tentang pemrosesan permohonan nasabah. Dalam hal Kl, KMK Atlopend dan kredit selanjutnya mengecek apakah nasabah KMK Konstruksi dibuat cash flow untuk masuk dalam daftar kredit macet/black menentukan jumlah kredit, schedule listdan membuat surat penolakan kredit pemeriksaan / pelunasan kredit, dan jangka kepada nasabah dalam hal yang waktu kredit, sementara untuk kredit lainnya bersangkutan termasuk dalam daftar kredit dapat menggunakan perputaran modal kerja. macet/black list. Melakukan pertemuan- d. Struktur Fasilitas Kredit pertemuan nasabah dan melakukan on the Tujuannya adalah untuk menetapkan spotdalam rangka pengumpulan data dan second way outyang memadai dan syarat- verifikasi dan menilai kewajaran laporan syarat audit lainnya untuk menjamin keuangan yang disampaikan oleh nasabah kepentingan bank, seperti menetapkan yang dituangkan dalam call memo dan jenis kredit yang akan diberikan, juga laporan on the spot, yang selanjutnya jaminan yang diperlukan dan kemudian menyiapkan/membuat/mengisi Memo pengikatan serta penutupan garansinya serta, Pengusulan Kredit (MPK), Formuhr menetapkan syarat-syarat kredit. Informasi Pokok (FIP), Formulir Analisa Empat langkah proses tersebut Keunagan (FAK), Formulir Kunjungan dituangkan dalam Perangkat Aplikasi Kredit Setempat (FKS). Melakukan Analisa cash (PAK) yang akan digunakan untuk proses flow, menilai jumlah kebutuhan pembiayaan permohonan kredit. Batas waktu proses analisa kredit sejak data lengkap diterima oleh nasabah, menilai taksiran nilai jaminan, pengelola nasabah sampai dengan penyelesaian menetapkan uang jaminan, pengikatan dan PAK maksimal 6 (enam) hari kerja. syarat-syarat kredit bersamasama penyelia Penerima kredit adalah perorangan pemasaran dan jumlah jaminan berikut maupun badan usaha yang memenuhi pengikatan dengan unit ADC. Bertanggung persyaratan sesuai dengan ketentuan kredit yang jawab penuh atas pembuatan PAK dan berlaku untuk kredit yang bersangkutan, seperti menelaahnya bersama penyelia pemasaran, kewajiban menyampaikan fotocopy NPWP, dan meng-up date laporan tanggal review PAK laporan keuangan yang merupkan lampiran SPT serta memberikan data yang diperlukan Tahunan Pph (perusahaan) sementara untuk untuk pembuatan laporan tanggal review perorangan tidak wajib melampirkan laporan PAK untuk diterukan keunit ADC. keuangan tetapi cukup melampirkan fotocopy SPT Tahunan Pph yang bertanda terima dari b. Penyelia Pemasaran Cabang daerah setempat. Menelaah laporan bulanan tanggal Tanggung jawab dan wewenang review PAK tang dibuat ADC dan pengelola pemasaran, menelaah Surat penolakan kredit, dalam proses analisa kredit tersebut adalah memberitahukan pemimpin cabang atas meliputi pengelola pemasaran, penyelia penolakan kredit, menelaah laporan kunjungan pemasaran, penyelia administrasi kredit, dan call memo, menelaah PAK bersama-sama pemimpin cabang, andil pemimpin wilayah, dengan pengelola pemasaran, memantau serta pemimpin wilayah. Adapun lebih pengelola pemaran dalam memproses PAK, jelasnya sebagai berikut : menelaah advice kredit standar yang dibuat oleh

44 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 pengelola pemasaran. Menerima advis permohonan kredit c. Penyelia Administarsi Kredit Cabang nasabah dari kantor cabang yang diperlukan (ADC) keputusan kantor wilayah, dan menerima Menyampaikan laporan tanggal review advis permohonan exeption kredit kantor PAK bulanan kepada penyelia PMC untuk cabang yang memerlukan keputusan diteruskan kepada masing-masing pengelola pemimpin wilayah. pemasaran, mengusahakan laporan tanggal PAK 2. Persetujuan Kredit review diatas mendapatkan penjelasan dan oleh Persetujuan kredit dapat diartikan pengelolapemasaran selambat-lambatnya pada hari ketujuh setiap bulannya, sebagai keputusan dari Kelompok Pemutus mengonsolidasikan laporan bulanan tanggal Kredit untuk menempatkan dana dan modal PAK review dan menyampaikan kepada bank pads aktiva yang berisiko. Oleh karena pemimpin cabang, mendiskusikan aspek itu tujuan kredit harus mencerminkan suatu yuridis mengenai jaminan dan pengikatan peryataan bahwa nasabah yang disetujui dengan pengelola pemasaran. keinginan kreditnya adalah nasabah yang d. Pemimpin Cabang layak yang meliputi : kelayakan kredit, telah Menelaah laporan bulanan tanggal sesuai dengan kebijakan dan prosedur PAK review yang dibuat oleh ADC pemberian kredit, tidak menyimpang dari pengelola pemasaran, meneruskan surat ketentuan-ketentuan limit kredit, telab permohonan kredit kepada pengelola dipertimbangkan mengenai keamanan penyelia pemasaran, menelaah copy-copy kreditnya, diputus sesuai dengan surat penolakan kredit, memantau pengelola kewenangan memutus kredit. pemasaran dalam memproses PAK dan Analisis Deskripsi Variabel menelaah PAK bersama-sama pengelola Pada penelitian ini, variabel terikat pemasaran dan penyelia pemasaran, (dependent variabeo yang diamati hanya mengikuti diskusi-diskusi dalam hal sate variabel yaitu efektivitas pengendalian pemantauan analisa, penentuan jumlah pemberian kredit dengan tiga variabel bebas kebutuhan pembiyaan nasabah, struktur (independent variabel yang terdiri dari fasilitas kredit dan pendapatannya, kelengkapan berkas dan dokumentasi, (X1), melakukan on the spot kepada nasabah standar operation procedur (X2), dan daftar tertentu bersama-sama dengan pengelola penilalan (X3). pemasaran/penyelia pemasaran. a. Efektivitas Pengendalian Pemberian e. Andil Pemimpin Wilayah Kredit Menerima advis permohonan kredit Efektivitas pengendalian pemberian nasabah dari kantor cabang menjadi kredit adalah kegiatan bank dalam wewenang kantor wilayah, serta menerima melakukan pengawasan jalannya kredit, advis permohonan exeption kredit kantor apakah kredit berjalan lancar, menghadapi cabang yang memerlukan keputusan. masalah atau kredit macet, dapat dilihat f. Pemimpin Wilayah pada Tabel 4.4 berikut ini :

Tabel 4.4 Tanggapan Responder Terhadap Efektivitas Pengendalian Pemberian Kredit KATEGORI Total NO Penyataan SB B CB KB TB Responden f % f % f % f % f % 1 Pengawasan Pemberian 12 3,35 24 10,71 16 7,14 4 1,78 0 0 56

45 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

Kredit 2 Keredit Berjalan Lancar 7 3,12 34 15,17 14 6,25 1 0,44 0 0 56 3 Keredit Menghadapi 16 3,14 19 8,48 20 8,92 0 0 1 0,44 56 Masalah 4 Kredit Macet 10 4,46 15 6,69 10 4,46 21 9,37 0 0 56 Total 45 16,07 92 41,05 60 26,77 26 11,59 1 0,44 224 Sumber : hasil penelitian 2006 (data diolah) Berdasarkan data pads Tabel 4.4 diinformasikan ke nasabah yaitu sebesar diperoleh untuk keseluruhan 11,59% kurang baik dan 0,44% tidak baik, pernyataanvariabel efektivitas pengendalian hat ini harus menjadi perhatian bagi pihak pemberian kredit sebagian besar bank mandiri agar pelaksanaan prosedur respondermenjawab baik sebesar 41.05% pengawasn kredit hares dijalankan sebagai dan sangat balk 16,07%. Hal ini mana mestinya. menunjukkan bahwa responden telah b. Kelengkapan Berkas dan Dokumentasi metaksanakan pengawasan pemberian kredit Kelengkapan berkas dan oleh bagian pemeriksa interen kepada pars dokumentasi adalah bank menerima nasabah dengan baik, sehingga dapat permohonan kredit dari calon debitur berupa dibantu apabila dilapangan ada hal-hal kelengkapan berkas seperti KTP, Surat perkreditan yang perlu dibantu oleh pihak jaminan/agunan, struktur gap, Berta marital bank. Tetapi masih ada responden yang status, dapat dilihat pads Tabel 4.5 berikut menjawab pengawasan kredit t1dak ini : Tabel 4.5 Tanggapan responder Terhadap Kelengkapan Berkas dan Dokumentasi KATEGORI Total NO Penyataan SB B CB KB TB Responden f % f % f % f % f % 1 Informasi Perkreditan & 19 5,65 22 6,54 14 4,16 1 0,29 0 0 56 Pengawasan 2 Dokumentasi Utama 5 1,48 24 7,14 21 6,25 6 1,78 0 0 56 3 Jenis Kredit 22 6,54 23 6,84 10 2,67 1 0,29 0 0 56 4 Company Profile 9 2,67 10 2,79 21 6,25 17 5,05 0 0 56 5 Strutur Gaji 4 1,19 25 7,44 22 6,54 5 1,48 0 0 56 6 Marital Staus 4 1,19 19 5,65 25 7,44 6 1,78 2 0,59 56 12 Total 63 18,75 36,58 113 33,61 35 10,67 2 0,59 336 3 Berdasarkan data yang diperoleh dan mengenai sistem perkreditan sehingga kredit selanjutnya dilakukan pengotahan untuk yang diambil nasabah bermanfaat bagi keseluruhan pernyataan kelengkapan berkas kedua belah pihak. dan dokumentasi diketahui 18,75% c. Standard Operatoin Procedure menjawab sangat baik dan 36,58% Standard Operation Procedure adalah menjawab baik. Ini menunjukkan sebagian ketentuan dan aturan penyaluran kredit yang besar responden setuju didalam pelaksanaan ditentukan oleh pihak bank berupa prosedur, pengendalian pemberian kredit terlebih alokasi serta kebijaksanaanya, dapat difthat dahulu diberikan informasi yang jelas pads Tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Standard Operatoin Procedure KATEGORI Total NO Penyataan SB B CB KB TB Responden f % f % f % f % f % 1 Persyaratan PAK 4 1,19 19 5,65 12 3,57 20 5,95 1 0,29 56

46 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

2 Besar Plafond Kredit 15 4,46 30 8,92 10 2,97 1 0,29 0 0 56 3 Alokasi Kredit 3 0,89 30 8,92 10 2,97 1 0,29 0 0 56 4 Pemberian Alokasi 5 1,48 14 4,16 14 4,16 15 4,46 8 2,38 56 Kredit 5 Bankkabel Credit 1 0,29 19 5,65 27 8,03 5 1,48 4 2,19 56 6 Kebijakan Investasi 4 1,19 25 7,44 15 3,46 8 2,38 4 1,19 56 Total 32 9,5 137 40,74 100 29,73 50 14,85 17 5,05 336 Sumber : hasil penelitian , 2006 (data diolah) Berdasarkan data pada Tabel 4.6 pars nasabah dapat melakukan sistem diperoleh untuk keseluruhan pernyataan prekreditan dengan baik. Tetapi sebagian variabel Standard Operation responden beranggapan Standard Operation Proceduresebagian besar responden Procedureyang ditetapkan bank mandiri ada menjawab prosedur yang ditetapkan bank sebagian responden yang menjawab kurang mandiri sangat baik yang diterapkan ke balk sebesar 14,85% dan tidak baik 5,05% nasabahsebesar 40,74% menjawab baik dan dikarenakan bila prosedur ini dikenakan 29,73% cukup baik, menunjukkan kepada nasabah akan mempersulit proses ketentuanketentuan yang ditetapkan bank pengajuan kredit oleh nasabah, dalam hal ini mandiri merupakan tolak ukur pengambilan bank mandiri hares mengambil perhatian kredit oleh nasabah, oleh karena itu khusus kepada staff pemeriksa interen. sebaiknya dibuat sefleksibel mungkin agar d. Daftar Penilaian watak, kemampuan permodalan, kapasitas, Daftar penilaian adalah penilaian kondisi ekonomi, dan agunan, dapat dihhat permohonan kredit talon debitur meliputi pads Tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Tanggapan Responder Terhadap Daftar Penilaian KATEGORI Total NO Penyataan SB B CB KB TB Responden f % f % f % f % f % 1 Karakter Debitur 5 1,78 30 10,71 18 6,24 3 1,07 0 0 56 2 Kemampuan Finansial 5 1,78 21 7,5 17 6,02 16 5,71 1 0,35 56 Debitur 3 Kemampuan Modal 7 2,5 12 4,28 23 8,21 11 3,92 3 1,07 56 4 Jaminan 22 7,85 25 8,92 8 2,85 1 0,35 0 0 56 5 Kondisi Ekonomi 10 3,75 25 8,92 20 7,14 1 0,35 0 0 56 Total 49 17,66 113 40,33 86 30,69 32 11,4 4 1,42 280 Sumber : hasil penelitian, 2006 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.7 diperoleh penilaian yang baik, nasabah yang untuk keseluruhan pernyataan variabel menghadapi masalah perkreditan dapat daftar penilaian diketahui sebagian besar dibantu dan jangan sampai menyebabkan responder mengakui pentingnya penilaian kredit maces menyebabkan masalah bagi karakter nasabah berpengaruh terhadap nasabah, bank dan negara Republik pengendalian pemberian kredit sebesar Indonesia. 40,33% menjawab baik dan 30,69% Pengujian Asumsi Klasik menjawab cukup, baik. Hal ini menunjukan Uji Normalitas pelaksanaan pengendalian pemberian kredit Untuk pengujian normalitas data kepada nasabah memang sangat dalam penelitian ini dideteksi dengan diperlukan.Karena dengan adanya daftar analisis grafik yang dihaslikan melalui

47 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 perhitungan SPSS. Hasil pengujian Berikut : normalitas dapat diiihat pada Gambar4.1

Normal P-P Plot crf Regression Standardized Residual

Observed Cum Prob Sumber : hasil penelitian 2006 (data diolah) Gambar 4.2. Grafik Uji Normalitas Santoso (2002) menyatakan bahwa menguji apakah pada model regresi jika data menyebar disekitar garis diagonal ditemukan adanya korelasi antar variabel dan mengikuti arah garis diagonal, maka independent.Jika terjadi korelasi, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, terdapat masalah multikolinearitas sehingga dan sebaliknya apabila data menyebar jauh model regresi tidak dapat dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti digunakan.Berdasarkan basil pengolahan garis diagonal, maka model regresi tidak SPSS atas data yang diperoleh melalui memenuhi asumsi-asumsi normalitas. kuisioner, dapat dilihat pada Tabel Uji Multikolinearitas 4.16.berikut : Uji multikolinearitas bertujuan untuk Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinearits

Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. VIF 1 (Constant) 6.156 1.749 3.520 .001 X1 6.22&02 D61 .100 1.012 .316 1.133 X2 .348 .049 .707 7.072 .000 1.160

X3 3.21E-03 .075 .004 1 D43 .966 1.145 a. Dependent Variabel: Y Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa angka Variance Inflation Factor

48 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 (VIF) lebih kecil dari 5 dan nilai tolerence heteroskedastisitas, artinya varians dari disekitar angka 1.Hal ini membuktikan residual dari satu pengamatan ke bahwa model regresi yang digunakan dalam pengamatan lainnya tidak tetap atau penelitian ini tidak memiliki masalah berbeda. Apabila sama maka disebut multikolineritas. homokedastisitas. Untuk mengetahui hal Uji Heteroskedastisitas tersebut digunakan alai bantu SPSS, yang Sebuah model regresi yang baik hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.2. adalah apabila tidak terjadi berikut : Scatterplot Dependent Variable: Y

Regression Standardized Predicted Value Sumber i hasil penelitian 2006 (data diolah) Gambar 4.2.Grafik Uji Heteroskedastisitas Pada Gambar 4.2. diatas dapat dilihat pemberian kredit terhadap masukan dari adanya penyebaran titik-titik secara acak variabel bebasnya. baik diatas maupun dibawah angka 0 dan Pengujian Hipotesis sumbu Y, serta tidak membentuk pola Hipotesis menyatakan pelaksanaan tertentu. Menurut Santoro (2000), apabila pemeriksaan intern berpengaruh terhadap tidak terdapat pola tertentu yang teratur serta efektivitas pengendalian pemberian kredit titik-titik menyebar di atas dan dibawah pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. angka 0 dan sumbu Y, maka tidak teqadt Kantor Wilayah I Medan. heteroskedastisitas. Dengan demikian dapat Hasil regresi dari data primer yang disimpulkan bahwa model regresi .layak diolah dengan menggunakan alat bantu dipakai untuk memprediksi pengendalian SPSS, diperoleh data-data sebagai berikut : Tabel 4.17. Hasil Analisis Linier Berganda Coefficients a

Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. VIF 1 (Constant) 6.156 1.749 3.520 .001 Xi 6.22E-02 .061 .100 1.012 316 I1.133 1 X2 .348 .049 .707 7.072 .000 1.1601.160

49 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

i X3 3.21E-03 .075 004 .043 .966 1.1451.145 a. Dependent Variable: Y Sumber : hasil penelitian 2006 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.17. tersebut Operation Procedure),dan X3 (daftar diatas, maka rumus persamaan regresi linier penilaian) bernilai positif, artinya bahwa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : pengaruh keseluruhan variabel babas adalah Y = 6,156 + 0,062X, + 0,348X2 + 0,003X3 search dengan pengendalian pemberian Koefisien regresi X1, (Kelengkapan kredit. Berkas dan Dokumentasi), X2 (Standard Tabel 4.18 Hasil Uji Determinasi Model Summary b Change Std. Error Statistcs R Adjusted R of the Sig.F Durbin- Model R Square Square Estimate Change Waston 1 .743a .552 .526 1.31 .000 2.783 a. Predictors: (Constant), X3, X1 X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : hasil penelitian 2006 (data diolah) Untuk mengetahui besamya koefisien dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain determinasi (R2) dapat dilihat pad Tabel yang tidak diteliti. 4.18. Dari tabel tersebut diketahui bahwa Uji Serempak besarnya koefisien determinasi atai angka R Pengaruh variabel bebas secara Square adalah sebesar 0,552. Hal ini Serempak dapat dilihat pada tabel 4.19 menunjukkan bahwa variabel-variabe bebas berikut : dapat menjelaskan 55,2 % terhadap variabel terikatnya. Sedangkan sisany sebesar 44,8 % Tabel 4.19. Hasil Uji Serempak ANOVAb Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 36.779 21.368 000a 1 Regression 110.336 3 1.721 Residul 89.504 52 Total 199.839 55

a. Predictors: (Constarrt), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y Sumber : hasilpenelitian 2006 (data diolah) Berdasarkan tabel 4.19.diatas, dapat terikat. Dengan demikian Hi, ditolak dan Hi diketahui bahwa Fhitungsebesar 21,368 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh dengan tingkat signifikansi 0,000. manajemen intern terhadap pengendalian Selanjutnya diambil Ftabelpada tingkat pemberian kredit diterima. kepercayaan 95% oc = 0,05, yaitu 2,77. Uji Parsial Oleh karena Fhitunglebih besar dariFtabel, Uji pengaruh variabel bebas secara maka variabel bebas secara serempak parsial dapat dilihat pada Tabel 4.20.berikut berpengaruh positif terhadap variabel :

50 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Tabel 4.20. Hasil Uji Parsial Coefficientsa

Umtandardized Standardized Colfinearrty Coefficients Coefficients statistics Model B Std. Error Beta t Sig. VIF 1 (Constant) 6.156 1.749 3.520 .001 X 6.22E-02 .061 .100 1.012 .316 1.133 X2 .348 .049 .707 7.072 .000 1,160 X3 3.21E-03 .075 .004 .043 .966 1.145 a. Dependent Variable: Y Sumber : hasil penelitian 2006 (data diolah)

sebesar 1,67 dan thitung padaoc = 0.05 a. Pengaruh Kelengkapan Berkas dan yaitm. sebesar 7,072, yang berarti bahwa

Dokumentasi terhadap Pengendalian thitunglebih besar dari ttabel,maka ini berarti Pemberian Kredit. terdapat pengaruh Standard Operation Berdasarkan Tabel 4.20. diatas dapat Procedureterhadap pengendalian pemberian diketahui bahwa pengaruh secara parsial kredit. Kelengkapan Berkas dan Dokumentasi Dari hasil uji signifikansi secara parsial (Xi) terhadap Pengendalian Pemberian tersebut maka H. ditolak, dan sebaliknya Kredit (Y) memiliki signifikansi 0.000. Hi yang menyatakan bahwa terdapat Hal ini berarti diatas oc = 0,05. pengaruh Standard Operation Denganyaitu sebesar 1,012, yang berarti Procedureterhadap pengendalian pemberian kredit dapat diterima. bahwa thitunglebih kecil dari ttabel maka ini berarti fidak terdapat pengaruh yang c. Pengaruh Daftar Penflaian. terhadap signifikan antara kelengkapan berkas dan Pengendalian Pemberian Kredit. dokumentasi terhadap, pengendalian Berdasarkan Tabel 4.20. diatas dapat pemberian kredit. diketahui bahwa pengaruh secara parsial Dari hasil uji signifikansi secara parsial Daftar Penliaian (X3) terhadap tersebut maka Ho diterima, dan sebaliknya Pengendalian Pemberian Kredit (Y) Hi yang menyatakan bahwa terdapat memiliki signifikansi 0.966. Hai ini pengaruh kelengkapan berkas dan berarti diatas cc = 0,05. Dengan dokumentasi terhadap pengendalian membandingkan. ttabelsignifikasi 0.966. pemberian kredit ditolak. Hal ini berarti diatas oc = 0,05. Dengan b. Pengaruh Standard Operation membandingkan pada oc = 0.05

Procedureterhadap Pengendalian yaitusebesar 1,67 dan thitungpada oc = 0.05 Pemberian Kredit. yaitu sebesar 0.043, yang berarti bahwa Berdasarkan Tabel 4.20. diatas dapat thitung lebih kecil dart ttabelmaka ini berarti diketahui bahwa pengaruh secara. tidak terdapat pengaruh daftar penilaian parsialStandard Operation Procedure(X2) terhadap pengendalian pemberian kredit. terhadap Pengendalian pemberian Kredit Dart hasil uji signifikansi secara parsial (Y) memiliki signifikansi 0.000. Hal ini tersebut maka Ho diterima, dan sebaliknya berarti dibawah oc = 0,05. Dengan Hi yang menyatakan bahwa terdapat

membandingkan ttabel padaoc = 0.05 yaitu pengaruh Daftar Penilaian terhadap

51 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 pengendalian pemberian kredit ditolak Dari uji serempak dan uji parsial diatas, kembali dapat diketabul bahwasanya variabel bebas jika secara bersama-sama (keseluruhan) mempunyai pengaruh terhadap variabel terikatnya. Sedangkan jika secara parsial, hanya variabel Standard Operation Procedure(X2) saja yang mempunyai pengaruh terhadap variabel Pengendalian Pemberian Kredit (Y), sedangkan variabel Kelengkapan Berkas dan

Dokumentasi (X1) dan variabel Daftar Penilaian (X3)tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Untuk pengaruh faktor yang paling dominan, yang dilihat dariUnstandarlized Coefficients, dimiliki oleh variabel Standard

Operation Procedure (X2)

52 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 DAFTAR PUSTAKA A. Buku-Buku : Ali, Masyhud, 2004, Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasionl Dalam Perbankan, Jakarta, PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

Andi, 2002, 10 Model Penelitian dan Pengelolaan dengan SPSS,Yogyakarta, Wahana Komputer

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Pertama, Cetakan Kedua Jakarta, PT. Rmeka Cipta.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malaya, 2001, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT. Bumi aksara.

Hermansyah, 2000, Hukum Perbankan Nasional Indonesia,Jakarta, Kencana Prenada Media Group.

Ibrahim, Johanes, 2004, Bank Sebagai Lembaga Intermediasi Dalam Hukum Positif,Bandung, CV. Utomo.

Judisseno, Rimsky K, 2002, Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir, 2004, Pemasaran Bank,Jakarta, Prenada Media Group.

Mahmoeddin, A.S., 2004, Melacak Kredit Bermasalah, Jakarta, Pustaka Sinar Harapan.

Nazir, Moh., 1999, Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia

Niswonger, Carolline, dkk., 1999, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jilid 1, Jakarta, Erlangga.

Praja, Permadi, 2002, Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Rival, Veitzal dan Andria Permata Veitzal, 2006, Credit Managament Handbook, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Cetakan Kedua, Jakarta, PT. Alex Media Komputindo.

Singarimbun, 1989, Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Jakarta,LP3ES.

Suglyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, CV. Alfabeta.

53 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

Supranto, 2001, Pengukuran Tingkat Kepuasan Nasabah Untuk Meningkatkan Pangsa Pasar, Edisi 1, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Tjiptoadinogroho, 1994, Perbankan Masalah Perkreditan, Cetakan keenam, Jakarta, PT. Pradanya Paramita

Umar, Husein, 2002, Metode Riset Bisnis, Cetakan Pertama, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Untung, Budi, 2005, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta, Andi Yogyakarta

B. Tesis :

Nurlaelasari, (1999) " Fungsi PerneriksaanIntern Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada Bank X " Program studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung.

C. Jurnal

AICPA (American Institute Certified Public Account), Pengendalian Intern TerhadapPerkreditan Bank,(Journal of Making Research)

D. Situs Website www.bank mandiri.co.id Bank Mandiri, 2004-2005, Info-Info Seputar Bank Mandiri, 2006, Operasional Manajemen Perkreditan Bank.

54 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SELLING-IN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PEMASARAN (Studi Kasus Pada Supplier Matahari departement Store Thamrin Plaza Medan)

Holfian Daulat Tambun Saribu

ABSTRAK

55 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja selling- in dan kinerja selling-in terhadap kinerja pemasaran. Penelitian ini mengembangkan penelitian lebih lanjut dan Sunaryo (2002) Dwyer (1987) dan Smith dan Resnick and Lilis (2001) yang meneliti hubungan outlet dan citra perusahaan. Metode:Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pendapat atau persepsi dari supplier Matahari Departement Store Thamrin Plaza. Data yang dikumpulkan sebagian dengan cara mengantar langsung kepada responden dan sebagian melalui pos dengan harapan supaya response rate tinggi. Jumlah kuesioner yang dapat dipakai dalam penelitian ini yang lengkap pengisiannya sebanyak 100 kuesioner, yang kemudian dianalisis dengan Structural Equation Model (SEM). Hasil:Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin intensif strategi pelayanan outlet maka akan semakin intensif distribusi selling-in dan semakin baik hubungan dengan outlet maka akan semakin baik distribusi selling-in yang dihasilkan. Kesimpulan :Penelitian ini berhasil membuktikan semakin baik citra perusahaan maka akan semakin baik kemampuan distribusi selling-in nya dan semakin intensif distribusi selling-in maka akan semakin intensif kinerja pemasaran, maka penelitian ini mendukung penelitian Sunaryo (2002) Dwyer (1987) dan Smith dan Resnick and Lilis (2001).

Kata Kunci: Strategi Pelayanan Outlet Hubungan Outlet, Citra Perusahaan, Kinerja Selling-in dan Kinerja Pemasaran.

PENDAHULUAN distribusi dapat dikembangkan berpijak Latar Belakang Masalah pada dua hal, yaitu: kebijakan selling-in Salah satu faktor yang yang berada dalam daerah pengendalian menentukan dalam kesuksesan perusahaan distribusi, serta kebijakan pemasaran adalah manajemen saluran selling-out yang berada diluar distribusi. Hasil produksi tidak bisa pengendalian perusahaan distribusi, dijual bila perusahaan tidak mempunyai Selling-in diarahkan pada proses saluran distribusi yang baik. Sehingga merchandising, yaitu pemajangan distribusi merupakan hal yang penting produk pada outlet-outlet penjualan, dan perlu untuk diteliti mengenai hal- sehingga tugas manajemen adalah hal apa saja yang dapat membuat menjamin ketersediaan barang/jasa di distribusi berhasil. Ferdinand (2000) tingkat outlet penjualan. Selling-in menyatakan bahwa kebijakan saluran inilah yang akan dijadikan pokok kajian distribusi dapat digunakan untuk dalam penelitian ini. memanajemeni persaingan, dengan Penelitian ini mengembangkan asumsi bahwa semakin tinggi intensitas lebih lanjut penelitian: (1). Dwyer, distribusi diterapkan, akan semakin Schuur dan Oh (1987); Piercy, et. Al. kokoh kekuatan yang dimiliki dan (1997); Doney dan cannon (1997) yang semakin besar kemungkinan bahwa menelitihubungan dengan outlet, (2). barang atau jasa yang ditawarkan dapat Resnick dan Lilis, (2001); Smith and dijual pada target pasar tertentu. barelay (1999) mengenai citra Hal yang menarik adalah perusahaan. pernyataan selanjutnya bahwa kebijakan

56 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Matahari Departement Store Desain Penelitian merupakan pasar swalayan yang Penelitian ini termasuk dalam mempunyai banyak supplier (pakaian, tipe desain penelitian kausal yaitu untuk kebutuhan dapur, elektronik, stationary, mengidentifikasi hubungan sebab dan dll). Tipe hubungan antara supplier akibat antar variabel dan peneliti dengan outlet yang merupakan kajian mencari tipe sesungguhnya dari fakta penelitian ini, sesuai dengan hubungan untuk membantu memahami dan bisnis antara Matahari Departement memprediksi hubungan (Zikmund Store dengan para supplierya. Oleh dalam Ferdinand, A.T, 1999). karena itu Matahari Departement Store Permasalahan yang ditampilkan dalam dengan para suppliernya merupakan penelitian ini merupakan permasalahan obyek yang sesuai untuk menguji dan yang dianjurkan oleh para peneliti memberikan bukti empiris dalam terdahulu, yang membutuhkan menjawab permasalahan penelitian ini. dukungan untuk fakta yang terbaru. Penelitian terdahulu akan Tujuan dan Manfaat Penelitian membantu untuk merumuskan dan Tujuan Penelitian mengidentifikasi permasalahan untuk 1. Menganalisis faktor-faktor yang penelitian ini. Selanjutnya telaah mempengaruhi kinerja selling-in pustaka dari penelitian-penelitian 2. Menganalisis indikator dari terdahulu digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor yang analisa permasalahan, melakukan mempengaruhi kinerja selling – pemahaman dasar pada teori dan hasil in penelitian terdahulu, untuk kemudian 3. Menganalisis pengaruh kinerja mengungkapkan hipotesis yang akan selling in terhadap kinerja diuji. Kemudian dikembangkan suatu pemasaran bentuk model penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah ditentukan pada bab sebelumnya. Dari model penelitian yang telah Manfaat Penelitian dikembangkan ini, diharapkan akan 1. Memberikan kontribusi bagi menjelaskan hubungan sebab dan akibat ilmu pengetahuan dan arahan antar variabel dan selanjutnya mampu bagi penelitian berikutnya membuat suatu implikasi manajerial khususnya di bidang pemasaran yang bermanfaat sesuai dengan vanabel- mengenai variabel-variabel yang variabel penelitian. mempengaruhi kinerja selling-in Jenis dan Sumber Data untuk meningkatkan kinerja a.Data Primer pemasaran. Menurut Umar (1999) data 2. Memberikan informasi dan primer adalah data yang didapat dari masukan-masukan yang berguna sumber pertama misalnya dari individu untuk dapat digunakan para seperti hasil wawancara atau hasil pemasok Matahari Departement pengisian kuesioner yang biasa Store Thamrin Plaza Medan dilakukan oleh peneliti. Dalam dalam menentukan kebijakan penelitian ini data primer yang didapat mengenai saluran distribusinya. adalah penilaian dan jawaban responden atas item-item pemyataan dan METODE PENELITIAN pertanyaan penelitian. Responden

57 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 adalah para supplier Matahari 2002) bahwa jumlah sampel minimal Departement Store Thamrin Plaza yang dapat dipakai dalam penelitian Medan. yang menggunakan SEM adalah berjumlah 100-200 responden. b.Populasi dan Sampel Sehingga sampel yang digunakan dalam Populasi penelitian ini berjumlah 100 supplier. Populasi adalah keseluruhan Sampel yang digunakan dalam subyek penelitian (Arikunto, 1996), penelitian ini berjumiah 100 responden. populasi juga merupakan kumpulan Hal ini sesuai dengan pendapatyang semua elemen yang memiliki satu atau dikemukakan oleh Hair dkk (1995, tebih atribut yang menjadi tujuan dalam Ferdinand, 2002) bahwa jumlah (Anderson, dalam Arikunto, 1996). sampel yang dipakai dalam penelitian Untuk penelitian ini populasi yang yang menggunakan SEM adalah antara digunakan adalah seluruh supplier 100-200. Matahari Departement Store Thamrin Teknik pengambilan sampel Plaza Medan yang berjumlah 625 yang digunakan dalam penelitian ini (Sumber Bagian pembelian Matahari adalah metode purposive (purposive Departement Store Thamrin Plaza sampling), yaitu pemilihan sampel Medan 2005) berdasarkan pada karakteristik tertentu Sampel yang dianggap mempunyai sangkut paut Sampel adalah sebagian dari dengan karakteristik populasi yang populasi yang memiliki karakteristik sudah diketahui sebelumnya (Umar, yang relatif sama dan dianggap bisa 1996). mewakili populasi (Singarimbun, Karakteristik yang digunakan 1991;Sugiyono, 1999). Penentuan adalah lama menjadi supplier Matahari jumlah sample ditentukan dengan Departement Store Thamrin Plaza beberapa metode, antara lain dengan Medan lebih dari tiga tahun. menggunakan rumus Rao, Purba Penggunaan waktu minimal 3 tahun ini (1996): didasarkan pada lama hubungan ...... supplier-pembeli untuk saling berinteraksi intensif dan berkelanjutan...... (1) Karakteristik lain yang diambil adalah n = jumlah sampel bahwa supplier yang dijadikan sampel N = populasi merupakan supplier yang mempunyai moe = margine of transaksi diatas satu milyar rupiah per error max, yaitu tingkat tahun. kesaiahan maksimum Penentuan jumiah sampel yang masih dapat menurut Hair et. al. (1995) memegang drtoteransi ±10%. peranan penting dalam estimasi dan Maka jumlah sampel untuk interpretasi hasil, terutama bila penelitian ini dengan margin of menggunakan analisis Structural errorsebesar 10 % (sesuai dengan Equation Modelling (SEM). Lebih jauh distribusi normal) adalah : mereka menyatakan bahwa pada penelitian yang menggunakan teknik analisis SEM mewajibkan bahwa n = 86,2068 sampel yang representatif untuk Pendapat yang dikemukakan digunakan dalam penelitian minimal oleh Hair dkk (1995, dalam Ferdinand,

58 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 100 responden. Jadi penelitian ini disiapkan dalam kuesioner terstruktur menggunakan sampel 100 supplier dengan menggunakan skala 1-10. Matahari Departement Store Thamrin HASIL PENELITIAN DAN Plaza Medan. PEMBAHASAN Metode Pengumpulan Data Wawancara merupakan metode 1. Data Deskriptif pengumpulan data dengan cara bertanya Data deskripitif ini didasarkan langsung (berkomunikasi langsung) dari tanggapan responden terhadap dengan responden. Dalam wawancara variabel Strategi Pelayanan Outlet (X1- terdapat proses interaksi antara X3), Hubungan dengan Outlet (X4-X6), pewawancara dengan responden Citra Perusahaan (X7-X9), Distribusi (Soeratno, 1993). Wawancara Selling-in (X10-X12), dan Kinerja digunakan untuk mendapatkan data Penjualan (X13-X15). Jumlah data tentang dimensi-dimensi dari faktor responden sebanyak 100 responden. yang berpengaruh terhadap kinerja Selanjutnya, gambaran data statistik saluran distribusi dan kinerja deskriptif dari hasil jawaban responden pemasaran. Pemyataan-pemyataan dapat diirhat pada Tabel1 di bawah ini. Tabel1 Data Statistik Deskriptif N Minimu Maximu Mean Std. m m Deviation X1 100 4 10 6.47 1.60 X2 100 4 10 6.53 1.52 X3 100 4 10 6.71 1.47 X4 100 4 10 6.78 1.45 X5 100 4 10 6.95 1.45 X6 100 4 10 6.82 1.39 X7 100 4 10 6.82 1.42 X8 100 4 10 6.98 1.37 X9 100 4 10 6.90 1.58 X10 100 4 10 6.62 1.53 X11 100 4 10 6.62 1.47 X12 100 4 10 6.64 1.34 X13 100 5 10 6.98 1.33 X14 100 5 10 7.33 1.37 X15 100 5 10 7.31 127 Valid N 100 (listwlse) Sumber: Data Primer Diolah Langkah 1 : Pengembangan Model Berdasarkan Teori 2 Proses Anailsis Data dan Model penelitian yang Pengujian Model Penelitian didasarkan alas teSaah pustaka yang Proses analisis data dan dikembangkan da lam penelitian ini. pengujian model penelitian akan Model penelitian tersebut secara mengikuti 7 langkahproses analisis keseluruhan terdiri dari 15 indikator SEM (Ferdinand, 2002) untuk menguji adanya hubungan kausaiitas antara strategi peiayanan

59 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 outlet hubungan outlet, citra perusahaan selanjutnya dinyatakan ke dalam terhadap distribusi selling-in dan persamaan struktural. hubungan kausaiitas antara distribusi Langkah 4: Memilih Matriks input selling-in terhadap kinerja penjualan. dan Teknik Estimasi Langkah 2 : Menyusun Diagram Aiur Matriks input yang digunakan (Path Diagram) sebagai input adaiah matriks Setelah model berbasis teori kovarians.Hair (daiam Ferdinand, 2002) dikembangkan pada langkah pertama, menyatakan bahwa daiam menguji langkah selanjutnya adalah menyusun hubungankausalitas maka matriks diagram alur. kovarianlah yang diambil sebagai input Langkah 3 : Konversi Diagram Alur untuk SEM.Dari hasil pengolahan data ke dalam Persamaan yang dikumpulkan,matriks kovarians Model yang telah dinyatakan data yangdigunakan tertuang daiam dalam diagram alur tersebut, Tabel2. Tabel 2 Sample Covarians – Estimates X15 X14 X13 X12 X11 X10 X9 X8 X7 X6 X5 X4 X3 X2 X1 X151.594 1.118 0.976 0.822 1.058 1.018 1.041 0.696 0.906 0.556 0.655 0.588 0.720 0.646 0.694 X141.118 1.861 1.137 1.019 1.085 1.195 0.793 0.477 0.589 0.629 0.836 0.793 0.796 0.775 0.765 X130.976 1.137 1.760 0.803 1.002 1.202 1.298 0.930 0.986 0.716 0.749 0.736 0.524 0.601 0.579 X120.822 1.019 0.803 1.770 1.383 1.233 0.854 0.443 0.625 0.695 0.752 0.651 0.736 0.691 0.759 X111.058 1.085 1.002 1.383 2.136 1.466 1.012 0.572 0.652 0.572 0.931 0.796 0.780 0.870 0.899 X101.018 1.195 1.202 1.233 1.466 2.316 1.422 0.862 0.942 0.572 0.841 0.776 0.810 0.891 1.049 X91.041 0.793 1.298 0.540 1.012 1.422 2.470 1.498 1.432 0.532 0.745 0.788 0.591 0.663 0.787 X80.696 0.477 0.930 0.443 0.572 0.862 1.498 1.860 1.056 0.426 0.549 0.546 0.254 0.261 0.339 X70.906 0.589 0.986 0.625 0.652 0.942 1.432 1.056 2.008 0.708 0.541 0.440 0.588 0.405 0.685 X60.556 0.629 0.716 0.695 0.572 0.572 0.532 0.426 0.708 1.908 1.221 1.010 0.708 0.795 0.675 X50.655 0.836 0.749 0.752 0.931 0.841 0.745 0.549 0.541 1.221 2.068 1.379 0.666 0.847 0.714 X40.588 0.793 0.736 0.651 0.796 0.776 0.788 0.546 0.440 1.010 1.379 2.092 0.826 0.987 0.863 X30.720 0.796 0.524 0.736 0.780 0.810 0.591 0.254 0.588 0.708 0.666 0.826 2.126 1.624 1.636 X20.646 0.775 0.601 0.691 0.871 0.891 0.663 0.261 0.405 0.795 0.847 0.987 1.624 2.289 1.821 X10.694 0.765 0.579 0.759 0.899 1.049 0.787 0.339 0.685 0.675 0.714 0.863 1.636 1.821 2.529 Sumber : Data Primer Diolah

Teknik estimasi yang digunakan kesesuaian model dan hubungan adalah maximum likehood estimation kausalitas yang dibangun. method yang dilakukan secara bertahap Langkah 5 : Menilai Problem yakni estimasi measurement model Identifikasi dengan teknik confirmatory factor Pengujian pada model penelitian yang analysis dan structural equation model, dilakukan tidak menunjukan adanya yang dimaksudkan untuk melihat gejala problem indentifikasi tentang

60 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 kemungkinan munculnya masalah indentifikasi. Pengujian Hipotesis Langkah 6 : Evaluasi Kriteria Pengujian hipotesis Goodness of Fit dimaksudkan untuk menguji hipotesis- Pada tahapan ini kesesuaian model hipotesis. Pengujian hipotesis ini penelitian dievaluasi tingkat goodness dilakukan dengan menganalisis nilai of fit, namun yang perlu dilakukan C.R dan nilai P hasil pengolahan data sebelumnya adalah mengevaluasi data lalu dibandingkan dengan batasan yang di gunakan agar dapat memenuhi statistik yang disyaratkan, yaitu diatas kriteria-kriteria yang di syaratkan SEM. 1,96 untuk nilai CR dan dibawah 0,05 Langkah 7: Interpretasi dan untuk nilai P. Modifikasi Model Selanjutnya hasil uji hipotesis Model yang baik memiliki Standardized yang telah dilakukan di atas akan Residual Covariance yang kecil. Angka disajikan secara ringkas pada Tabel 3 di ±1,96 merupakan batas nilai bawah ini. standardized residual yang diperkenankan (Ferdinans, 2002,p.65).

Tabel 3 Kesimpulan Hipotesis Hipotesis Hasil Uji H1 Semakin intensif strategi pelayanan outlet maka akan Diterima semakin intensif distribusi selling-in. H2 Semakin baik hubungan dengan outlet maka akan Diterima semakin baik distribusi selling-in yang dihasilkan. H3 Semakin baik citra perusahaan maka akan semakin baik Diterima kemampuan distribusi selling-in-nya. H4 Semakin intensif distribusi selling-in maka akan semakin Diterima intensif kinerja penjualan.

61 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 KESIMPULAN DAN SARAN perusahaan, strategi pelayanan outlet, dan Kesimpulan Hipotesis hubungan dengan outlet. Structural Equation Model (SEM) Selain itu, penelitian ini juga berhasil yang dijalankan melalui program AMOS membuktikan adanya hubungan positif 4.01 dipakai sebagai alat untuk menguji antara distribusi selling-in dengan kinerja empat hipotesis yang diajukan. Sebelum penjualan. Hal ini menunjukkan bahwa hal- pengujian terhadap hipotesis-hipotesis hal seperti penjualan ke outlet, perputaran tersebut, dilakukan evaluasi atas asumsi- produk, dan meminimalisasi biaya asumsi SEM yaitu normalitas data, penyimpanan dapat mempengaruhi porsi multikoleniaritas dan singufaritas, serta pasar, pertumbuhan penjualan, dan outlier (univariate dan multivariate). Hasil keuntungan perusahaan. pengujian asumsi SEM menunjukkan bahwa Saran data penelitian dapat diterima. 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Analisa terhadap Goodness of Fit dengan sampel supplier yang berbeda agar Index menunjukkan diterimanya model yang dapat membandingkan variabel-variabel diajukan, kendati dua kriteria berada dalam yang lain yang mempengaruhi distribusi rentang marjinal, yaituGFI dan AGFI. Hasil selling-in. pengujian Goodness of Fit Index 2. Bila dilakukan penelitian lebih lanjut, menunjukkan nilai chi-square sebesar sebaiknya penelitian dilakukan tidak hanya 103,328, probability sebesar 0,065, GFI dari suplier saja tapi juga dari sisi pemasok sebesar 0,885, AGFI sebesar 0,834, TLI dan perusahaan itu sendiri. sebesar 0,969, CFI sebesar 0,975, CMIN/DF DAFTAR PUSTAKA sebesar 1,245, dan RMSEA sebesar 0,050. Dari hasil uji terhadap empat hipotesis Augusty Ferdinand, 2000, Manajemen menunjukkan bahwa semua hipotesis yang Pemasaran: Sebuah Pendekatan diajukan dapat diterima. Stratejik", Research Paper Series Hipotesis 1 : Semakin intensif ------, 2002, Structural Equation strategi pelayanan outlet maka akan semakin Modeling dalam intensif distribusi selling-in. PenelitianManajemen, Badan Hipotesis 2 : Semakin baik Penerbit Universitss Diponegoro, hubungan dengan outlet maka akan semakin Semarang baik distribusi selling-in yang dihasilkan. Hipotesis3: Semakin baik citra Anderson, Erin, George S.Day, dan V. perusahaan maka akan semakin baik Kasturi Rangan, 1997, "Strategic kemampuan distribusi selling-in-nya. Channel Design", Sloan Hipotesis 4 : Semakin intensif Management Review, Summer distribusi selling-in maka akan semakin intensif kinerja penjualan...... dan Ane T. Coughlan, 1987, "International Market Entry Kesimpulan Masalah Penelitian andExpansion via Independent or Hasil dari penelitian ini Integrated Channels of Distribution, membuktikan bahwa distribusi selling-in Journal of Marketing, Vol.51, dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu citra Januari

62 Jurnal Manajemen Prima Volume VI, Nomor I, Tahun 2016 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA No. ISSN: 2088-6128 Anderson, James C. dan James A. Narus, Urrtuk Akuntansi & Manajemen, 1990, "A Model of Distributor Firm BPFE Yogyakarta and Manufacturer Firm Working Partnerships", Journal of Marketing, Vol. 54, Januari Bambang B. Sunaryo, 2002, "Dinamika Strategi Pelayanan Outlet dan Kinerja Pemasaran", Journal Sains Pemasaran Indonesia, Vol.1, No.1, Mei Cravens, D.W., Thomas N. Ingram, Raymond W. LaForge, dan Clifford E.Young, 1993, "Behavior-Based and Outcome-Based Salesforce Control Systems", Journal of Marketing, Vol.57, Oktober Day, George S., 2000, "Managing Market Relationship", Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 28, No.1 Doney, Patricia M., dan Joseph P. Cannon, 1997, "An Examination of the Nature of Trust in Buyer-Seller Relationship*, Journal of Marketing, Vol. 61, April Ganesan, Shankar, 1994, "Determinants of Long-Term Orientation in Buyer- Seller Relationship", Journal of Marketing, Vol. 58, April Geyskens, Inge, Jan-Benedict E.M. Steenkamp, dan Nirmala Kumar, 1999, "A Meta-Analysis of Satisfaction in Marketing Channel Relationships'. Journal of Marketing Research, Vol. XXXVI, May Nur Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelrtian Bisnis

63