<<

IMITASI K-POP PADA KALANGAN FANS LAKI-LAKI (FANBOY) DI KOTA

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

SEFRYENNI ASRINA

NIM: 140901072

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Universitas Sumatera Utara IMITASI K-POP PADA KALANGAN FANS LAKI-LAKI (FANBOY) DI KOTA MEDAN

ABSTRAK

Penelitian ini tentang bagaimana imitasi yang dilakukan oleh fans laki-laki (fanboy) terhadap idolanya. Belakangan ini, K-Pop sudah menunjukkan eksistensinya dalam dunia entertainment. Perkembangan yang semakin pesat, juga tidak menghilangkan fenomena-fenomena baru yang tidak kalah menarik muncul dari kalangan fansnya. Mulai dari tingkah lakunya yang fanatik, hingga perilaku imitasi yang dilakukan oleh fans tersebut. Penelitian ini, penulis ingin meneliti bagaimana perilaku imitasi yang dilakukan oleh fanboy. Peneliti juga ingin mengetahui, seperti apakah perilaku imitasi yang dilakukan oleh fanboy. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti mendeskripsikan bentuk-bentuk imitasi yang dilakukan oleh fanboy terhadap idolanya. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini, beragamnya bentuk-bentuk imitasi yang dilakukan oleh fanboy. Mulai dari style pakaian yang dianggap update, kepribadian idol yang hangat dan ramah kepada orang lain, sikap seorang idol yang menjadi panutan bagi fanboy untuk diikuti, bahasa, kebudayaannya hingga peran dari posisi sang idol di dalam grupnya seperti peran seorang leader. Dalam penelitian ini, di mana bergesernya nilai maskulinitas pada era dahulu dengan era sekarang. Fanboy pada penelitian ini menunjukkan lelaki yang peduli dengan style pakaian dan penampilan fisiknya, memiliki gerakan badan yang lentur dalam bidang dance, sikapnya yang lembut terhadap orang lain. Tampilan dari hasil imitasi yang dilakukan oleh fanboy telah menujukkan pergeseran nilai-nilai maskulinitas yang diterima oleh masyarakat. Maskulinitas yang baru disebut juga dengan soft masculinity.

Kata Kunci : K-Pop, Fanboy, Imitasi, Maskulinitas Lembut.

i

Universitas Sumatera Utara IMITATION OF K-POP AMONG MALE FANS (FANBOY) IN MEDAN CITY

ABSTRACT

This research is about how the imitation done by male fans (fanboy) to his idol. Lately, K-Pop has shown its existence in the entertainment world. Rapid development, also does not eliminate new phenomena that are no less interesting to emerge from among his fans. Starting from his fanatical behavior, to the imitation behavior carried out by the fans. This research, the writer wants to examine how the imitation behavior carried out by fanboy. Researchers also want to find out, such as whether the behavior of imitation carried out by fanboys. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. Researchers describe the forms of imitation carried out by fanboy against his idol. The results obtained in this study, the variety of imitation forms carried out by fanboy. Starting from the style of clothing that is considered an update, the personality of an idol who is warm and friendly to others, attitudes of an idol who became a role model for fanboys to follow, language, culture to the role of the idol's position in the group such as the role of a leader. In this study, where the shift in the value of masculinity in the past era with the current era. Fanboy in this study showed that men who care about their clothing style and physical appearance, have flexible body movements in the dance, and have a gentle attitude towards others. The appearance of the imitation made by fanboy has shown a shift in the values of masculinity that are accepted by society. The new masculinity is also called soft masculinity.

Keyword: K-Pop, Fanboy, Imitation, Soft Masculinity.

ii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbinganNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Imitasi K-Pop

Pada Kalangan Fans Laki-Laki (Fanboy) Di Kota Medan”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S. Sos) pada

Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) di Universitas

Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwa tanpa dukungan banyak pihak skripsi ini tidak akan selesai. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih banyak untuk kesempatan, waktu dan pikiran yang diluangkan oleh pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Runtung Sitepu, S.H, M.Hum selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muryanto Amin, S. Sos, M. Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara atas segala fasilitas dan dukungan yang

diberikan selama penulis mengenyam pendidikan di FISIP USU.

3. Ibu Dr. Harmona Daulay, S.Sos, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi FISIP

USU sekaligus Dosen Anggota Penguji yang telah banyak memberikan arahan

kepada penulis untuk menganalisis permasalahan penelitian secara sosiologis.

iii

Universitas Sumatera Utara Serta ucapan terima kasih atas dukungan, motivasi dan fasilitas yang diberikan

selama penulis mengenyam pendidikan di Departemen Sosiologi.

4. Bapak T. Ilham Saladin, M.SP selaku sekretaris Departemen Sosiologi FISIP

USU.

5. Ibu Dra. Linda Elida, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas segala

motivasi, dukungan, kritik dan saran yang diberikan dalam penulisan skripsi.

6. Kepada seluruh Dosen Sosiologi FISIP USU yang telah memberikan perhatian

dan ilmu selama proses belajar di kelas maupun di luar kelas.

7. Kepada kedua orang tua, Bapak Emanuel Asrie dan Ibu Asnach Purba atas segala

jerih payah, dukungan doa dan materi yang tiada hentinya sejak penulis lahir

hingga saat ini. Semoga doa dan dukungan kalian dapat menghantarkan anakmu

untuk mencapai harapan dan cita-cita di kemudian hari.

8. Kepada saudara tersayang Daliana Aryati, yang selalu memberikan doa serta

dukungan pada penulis di sela-sela kehidupan perkuliahan.

9. Terimakasih pada Keluarga Duralex (Yanda Triana, Fenny Kie, Lasmaria

Sihombing, Friska Aritonang) yang sudah penulis anggap seperti keluarga sendiri

dalam memberikan ide serta saran pada penulis dan juga kenangan manis yang

tidak terlupakan selama masa perkuliahan.

10. Terimakasih pada Agus Sutiwi, Fernando, Murti Safitri yang selalu memberikan

semangat pada penulis dikala penulis mulai menelantarkan skripsi ini.

iv

Universitas Sumatera Utara 11. Terimakasih pada rekan-rekan Sosiologi 14 yang tidak bisa penulis sebut

namanya satu per satu yang telah memberikan kesan selama perjalanan dalam

kehidupan perkuliahan ini.

12. Terimakasih pada rekan-rekan Mas rizal, Ira Maya Sofa, Leorana, Rini Naibaho,

Relica Yolanda telah bersedia menuangkan ide dan sarannya pada penulis dalam

tulisan ini.

13. Terimakasih pada rekan-rekan Melda Lubis, Yuyun Hartati Purba, Diana

Sidabutar, Agustina, Debby, dan Ema Tantira sesama pejuang skripsi yang telah

memberikan kenangan manis selama pengerjaan skripsi.

14. Terimakasih pada rekan-rekan bimbingan bu Linda yang telah menyemangati

penulis selama pengerjaan skripsi serta.

15. Terimakasih pada teman tersayang Putri Ananda dan Irene Gloria yang telah

membantu penulis dalam mengerjakan tulisan ini dan juga memberikan

dukungan dikala penulis merasakan titik down pada tulisan ini

16. Terimakasih pada rekan-rekan penggemar K-Pop tersayang yang telah membantu

penulis serta menjadi bagian dari informan dalam tulisan ini dan memberikan

dukungan penuh pada penulis.

17. Terimakasih juga ibu dan teman-teman kost (Ruth Larosa, Nining, Kak Popi,

Kak Raisa, Relica Yolanda, Elisabet) yang telah menyemangati dan membantu

penulis dalam mengerjakan tulisan ini.

v

Universitas Sumatera Utara 18. Terimakasih juga pada pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebut satu per satu

telah memberikan semangat dan doa pada penulis serta membantu penulis baik

secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT membalas kebaikan

kalian semua.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari aspek metode, analisis, sistematika penyusunan dan penggunaan bahasa. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan apresiasi dari para pembaca berupa saran dan kritik untuk pembelajaran. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi orang yang membacanya. Akhir kata, semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi dan melimpahkan berkatNya kepada kita semua.

Medan, 2019 Penulis

Sefryenni Asrina NIM : 140901072

vi

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

ABSTRAK ...... i

ABSTRACT ...... ii

KATA PENGANTAR ...... iii

DAFTAR ISI ...... vii

DAFTAR TABEL...... x

DAFTAR GAMBAR ...... xi

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

1.1. Latar Belakang...... 1

1.2. Perumusan Masalah...... 10

1.3. Tujuan Penelitian...... 10

1.4. Manfaat Penelitian...... 10

1.5. Definisi Konsep...... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...... 14

2.1. Imitasi...... 14

2.1.1. Perilaku Imitasi...... 14

2.1.2. Syarat Terjadinya Imitasi...... 15

2.1.3. Macam-Macam Perilaku Imitasi...... 15

2.1.4. Faktor Terjadinya Perilaku Imitasi...... 16

2.2. Maskulinitas...... 17

2.2.1. Gambaran Maskulinitas Dalam Tren Perkembangan Zaman...... 18

2.2.2. Soft Masculinity...... 22

2.3. Penelitian Terdahulu...... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 28

3.1. Jenis Penelitian...... 28

vii

Universitas Sumatera Utara 3.2. Lokasi Penelitian...... 28

3.3. Unit Analisis dan Informan...... 29

3.3.1. Unit Analisis...... 29

3.3.2. Informan...... 29

3.4. Teknik Pengumpulan Data...... 30

3.4.1. Data Primer...... 30

3.5. Interpretasi Data...... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 33

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian...... 33

4.1.1. Deskripsi Kota Medan...... 33

4.1.2. Kondisi Geografis Kota Medan...... 35

4.1.3. Kondisi Demografis Kota Medan...... 38

4.1.4. Gambaran Sosial Masyarakat...... 40

4.2. Perkembangan Korean Wave...... 41

4.2.1. Sejarah Perkembangan Korean Wave...... 41

4.2.2. Perkembangan K-Pop...... 45

4.3. Profil Informan...... 50

4.4. Awal Mula Fanboy Menyukai K-Pop...... 66

4.5. Imitasi...... 71

4.5.1. Artis Korea Yang Digemari Fanboy...... 72

4.5.2. Hal Yang Diketahui Fanboy Terhadap Idola Yang Digemari...... 77

4.5.3. Bentuk Dukungan Terhadap Idolanya...... 82

4.5.4. Macam-Macam Imitasi Yang Dilakukan Oleh Fanboy...... 86

4.5.5. Pengaplikasian Imitasi Pada Kehidupan Sehari-hari...... 97

4.6. Konstruksi Maskulinitas Baru (Soft Masculinity)...... 103

viii

Universitas Sumatera Utara 4.6.1. Tindakan Yang Dilakukan Fanboy Dalam Mengimitasi...... 103

4.6.2. Makna Imitasi Yang Dilakukan Fanboy...... 110

4.6.3. Pandangan Masyarakat Sekitar Mengenai Perilaku Imitasi

Terhadap Fanboy...... 117

4.6.4. Tanggapan Fanboy Terhadap Pandangan Masyarakat...... 121

4.7. Analisis Imitasi K-Pop Di Kalangan Fanboy Dengan Menggunakan Soft Masculinity...... 128

BAB V PENUTUPAN ...... 139

5.1. Kesimpulan...... 139

5.2. Saran...... 141

DAFTAR PUSTAKA ...... 143

LAMPIRAN ...... 148

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Luas kecamatan-kecamatan di Kota Medan ...... 36

Tabel 4.2 Jumlah penduduk kota menurut jenis kelamin ...... 39

Tabel 4.3 Agama di Kota Medan ...... 40

Tabel 4.4 Profil informan ...... 64

Tabel 4.5 Awal mula fanboy menyukai K-Pop ...... 68

Tabel 4.6 Idola yang disukai fanboy ...... 74

Tabel 4.7 Hal yang diketahui fanboy terhadap idola yang disukai ...... 80

Tabel 4.8 Bentuk dukungan kepada idolanya ...... 85

Tabel 4.9 Bentuk imitasi yang dilakukan oleh fanboy ...... 94

Tabel 4.10 Pengaplikasian imitasi pada kehidupan sehari-hari ...... 100

Tabel 4.11 Cara yang dilakukan fanboy dalam perilaku imitasi ...... 109

Tabel 4.12 Makna imitasi yang dilakukan fanboy ...... 115

Tabel 4.13 Pandangan masyarakat sekitar mengenai perilaku imitasi terhadap fanboy ...... 120

Tabel 4.14 Tanggapan fanboy terhadap pandangan masyarakat ...... 125

x

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lambang Kota Medan ...... 35

Gambar 2. Peta Kota Medan ...... 38

Gambar 3. Gambaran soft masculinity ...... 132

Gambar 4. Gambaran soft masculinity ...... 132

Gambar 5. Gambaran soft masculinity ...... 133

Gambar 6. Gambaran soft masculinity ...... 133

Gambar 7. Gambaran imitasi fanboy ...... 134

Gambar 8. Gambaran imitasi fanboy ...... 134

Gambar 9. Penampilan fanboy ketika manggung ...... 135

Gambar 10. Penampilan fanboy ketika manggung ...... 135

Gambar 11. Penampilan fanboy ketika manggung ...... 136

Gambar 12. Foto saat wawancara ...... 148

Gambar 13. Foto saat wawancara ...... 148

Gambar 14. Foto saat wawancara ...... 148

Gambar 15. Foto saat wawancara ...... 149

Gambar 16. Foto saat wawancara ...... 149

xi

Universitas Sumatera Utara Gambar 17. Foto setelah wawancara ...... 149

Gambar 18. Foto setelah wawancara ...... 150

Gambar 19. Foto setelah wawancara ...... 150

Gambar 20. Foto keseharian fanboy ...... 150

Gambar 21. Foto fanboy di belakang panggung ...... 150

Gambar 22. Foto keseharian fanboy ...... 151

Gambar 23. Fanboy di acara gathering ...... 151

Gambar 24. Foto keseharian fanboy ...... 151

xii

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan globalisasi yang semakin pesat, memberikan ruang akses bagi dunia untuk memperoleh beragam jenis informasi-informasi yang mereka butuhkan.

Dibantu oleh peran media massa yang merupakan alat paling efektif untuk menyebarkan informasi-informasi baru secara luas dan dapat menjangkau berbagai kalangan dipenjuru dunia. Seiring berjalannya waktu, bukan hanya informasi saja yang ditawarkan, tetapi budaya dari berbagai negara pun juga ikut tersebar.

Kemunculan berbagai macam social media (, facebook, instagram, kakao talk, , dan lain-lain), masyarakat juga dengan mudahnya dapat mengakses tentang budaya yang sedang booming sekarang ini. Hadirnya social media juga membuat interaksi antar masyarakat di dunia menjadi bebas dan terbuka, seolah-olah batas negara tersebut menjadi sempit bahkan tidak ada. Peran media massa juga membuat dunia semakin transparan.

Salah satu dampak yang diuntungkan dari perkembangan globalisasi ialah, industri entertainment dari negeri ginseng, Korea Selatan yang sedang melejit kepopulerannya. Di era sekarang, bahkan hampir semua orang mengetahui industri entertainment dari negeri tersebut. Sebut saja serial drama tv dan musik yang sukses membawa Korea mengkibarkan sayapnya di dunia internasional dan berjaya seperti sekarang.

1

Universitas Sumatera Utara Beberapa tahun terakhir ini, pengaruh Korea telah booming di beberapa negara-negara di Asia. Mulai dari drama, film, makanan, musik, dan fashion. Di wilayah China (meliputi daratan China, Hongkong, dan Taiwan), Jepang, Asia

Tenggara, India dan bahkan di Turki setiap menyalakan televisi pasti drama Korea selalu ada. Sementara penggemar setia menonton film dan drama Korea dengan penuh perhatian, cinta dan bahkan meneteskan air mata untuk karakter, pebisnis menghasilkan uang dari pengiklan. Di jalan-jalan kota-kota besar Asia, mudah untuk melihat gadis-gadis mengenakan pakaian, make up, dan gaya rambut yang dipopulerkan di televisi Korea.

Berbicara tentang pengaruh demam Korea bukan lagi hanya sebatas penanyangan drama televisi, tetapi lebih cenderung ke aliran musik yang sedang ngehits saat ini atau biasa disebut juga Korean Pop (K-Pop). K-Pop diidentikkan dengan grup idola (boyband dan girlband) dan penyanyi solo yang menjadi icon atau wajah dari Hallyu itu sendiri. Selain itu tingginya ketertarikan terhadap K-Pop menjadikannya sebagai konten kebudayaan Hallyu yang selalu ada pada setiap penyelenggaraan festival kebudayaan Korea Selatan. Seperti penyelenggaraan Hallyu

Dream Festival yang merupakan festival musik tahunan yang diselenggarakan oleh

Korea Selatan (Sari dan Jamaan, 2014).

Indonesia, merupakan salah satu dari banyak negara yang terkena dampak gelombang Korea dengan antusias menerima masuknya Korean Wave ke negaranya.

Hal ini ditandai dengan banyaknya tayangan drama-drama dari Korea Selatan di siaran televisi Indonesia. Tidak hanya drama, acara musik seperti Music Bank juga menarik perhatian penonton Indonesia untuk mengenal lebih jauh seperti apa K-Pop

2

Universitas Sumatera Utara tersebut. Tidak sampai di situ, adanya penyelenggaraan K-Pop Cover Dance Festival pada tahun 2013 juga sebagai nilai pendorong untuk masyarakat Indonesia tertarik pada kebudayaan dari Korea Selatan.K-Pop juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap penyebaran virus Korea Wave ke tanah air. K-Pop memiliki suatu hal yang dapat menarik perhatian penggemar, di mana ritme musiknya yang easy listening, serta gerakan dance yang enerjik. Kemudian, didukung dengan penyanyi yang memiliki paras menawan. Sehingga dapat melengkapi kebutuhan penggemar dalam menikmati musik. Dengan berkonsep boygroup dan girlgroup, K-Pop mampu memikat hati siapa saja yang melihatnya hingga menuai kesuksesan seperti di

Indonesia (Kusuma, 2014). Tidak heran mampu membius penggemar yang kebanyakan dari kalangan remaja hingga orang dewasa yang berjenis kelamin perempuan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan dari kalangan laki-laki juga ada yang menggemari musik pop dari Korea tersebut. Hanya saja tidak sebanyak penggemar yang dari kalangan perempuan.

Salah satu bukti kepopuleran Korea di Indonesia adalah konser-konser terkait yang laris manis meskipun harga tiketnya relatif mahal dengan kisaran harga dari

Rp.850.000-Rp.3.500.000,- (IDN Times, 2017). Satu di antara berbagai jenis K-Pop yang paling diminati oleh penggemar di Indonesia adalah boygroup Korea. Boygroup merupakan kelompok vokal yang terdiri atas sejumlah penyanyi remaja laki-laki atau yang berusia rata-rata berusia remaja ketika kelompok tersebut dibentuk. Sebagai kelompok vokal, kebanyakan anggota boygroup tidak memainkan instrumen musik, baik dalam perekaman maupun ketika tampil. Namun, kebanyakan personil boygroup bernyanyi sambil menari, biasanya mereka tampil dengan koreografi tingkat tinggi.

3

Universitas Sumatera Utara Tampilan fisik dari anggota boygroup yang istimewa dan proporsional juga menambah histeria dari para penggemar merek a ketika sedang beraksi di atas panggung (on stage) (Lastriani, 2018).

K-Pop telah menyita banyak perhatian para remaja di era sekarang. Baik perempuan maupun laki-laki, K-Pop telah menjadi pilihan bagi fans K-Pop dalam memilih preferensi jenis musik yang mereka sukai. Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf di atas, mereka juga memiliki alasan tersendiri kenapa mereka memilih K-

Pop sebagai jenis musik favorit mereka. Penggemar K-Pop pun, kebanyakan masih remaja sekolah yang berusia belasan tahun dan ada juga yang dari kalangan dewasa bahkan ada yang sudah menikah.

Melihat perkembangan Korean Wave yang melesat jauh, semakin bertambah pula produk yang ditawarkan oleh Korean Wave kepada masyarakat publik yang terkena demam Korea. Dimulai dari serial drama TV, film, musik pop Korea, makanan dan minuman, fashion, make up bahkan hampir semua aspek kehidupan

Korea berperan di dalamnya. Belakangan ini bahasa Korea juga menjadi pusat perhatian sebagian masyarakat untuk mendalami bahasa tersebut. Tidak sedikit penggemar yang menggunakan bahasa Korea hanya untuk sekedar menyapa maupun percakapan ringan dengan sesama penggemar K-Pop.

Sederet boyband maupun girlband yang memiliki popularitas besar dengan jumlah penggemar yang banyak dan segudang prestasi tidak hanya di negara asalnya tetapi di luar negeri juga termasuk Indonesia seperti , SNSD, BIGBANG,

TVXQ, , , BTS, , , iKON, Wanna , ,

NCT dan masih banyak grup lainnya. Mereka memiliki jumlah penggemar yang

4

Universitas Sumatera Utara fantastis di seluruh dunia. Dengan terbentuknya grup idola, para fans pun juga membentuk suatu grup khusus untuk mendukung idolanya masing-masing. Bahkan idola serta agensi yang menaungi mereka meresmikan sebuah nama fandom (sebutan lain untuk fans club) untuk fansnya, seperti E.L.F. (Ever Lasting Friend) untuk sebutan penggemar Super Junior, SONE untuk sebutan penggemar SNSD. VIP untuk sebutan penggemar BIGBANG, Cassiopeia untuk sebutan penggemar TVXQ, Shawol

() untuk penggemar SHINee, EXO-L untuk penggemar EXO, ARMY untuk penggemar BTS, BLINK untuk penggemar BLACKPINK, Once untuk penggemar TWICE, Ikonic untuk penggemar iKON, Wannable untuk penggemar

Wanna One. Reveluv untuk penggemar Red Velvet, NCTzen untuk penggemar NCT.

Kota Medan sendiri juga memiliki suatu agensi seperti di negara asalnya dan namanya juga mirip dengan agensi aslinya, yaitu SMFM (SMTown Fanbase Medan).

SMFM dibentuk pada tahun 2012, jadi lebih kurang enam tahun SMFM menjadi agensi K-Pop di kota Medan. SMFM sendiri beberapa kali mengadakan sebuah acara, salah satunya seperti acara award untuk fandom-fandom yang ada di kota Medan, gathering dalam rangka buka puasa bersama fans Korea dan lain-lain.

Biasanya jika berbicara mengenai K-Pop, yang terlintas dipikiran orang lain ialah sekelompok penggemar berjenis kelamin perempuan yang menggilai artis-artis

Korea bahkan juga meniru atribut-atribut yang digunakan oleh idola-idola yang mereka sukai, bagaimana model pakaian yang dikenakan oleh artis Korea, cara sikapnya, potongan rambut dan sebagainya. Tetapi, di kalangan kaum laki-laki terdapat juga diantara mereka yang menggemari aliran musik pop dari negeri

5

Universitas Sumatera Utara gingseng ini. Hanya dalam urusan jumlah banyak fansnya tidak sebanyak dari kaum perempuan.

Seperti yang kita ketahui, jarang kita temui laki-laki yang menyukai K-Pop.

Biasanya menyukai jenis musik yang bergenre rock maupun metal yang berasal dari negara barat bahkan musik pop yang dari negara barat bukan dari negara Korea.

Tetapi, musik K-Pop sudah menjamah ke kalangan laki-laki. Meskipun pada era sebelum sekarang ada ditemukannya fanboy, tetapi mereka masih enggan untuk menujukkan bahwa mereka bagian dari K-Popers. Karena masih ada anggapan kalau laki-laki yang menyukai K-Pop dianggap bencong atau tidak mainly. Pada era sekarang, fanboy sudah mulai menampakkan diri kalau mereka bagian dari K-Popers.

Perkembangan pesat teknologi dan new media berperan besar dalam konstruksi maskulinitas tersebut. Sean Nixon (dalam Hanana, dkk, 2018) pada studinya menjelaskan pendefinisian ulang mengenai maskulinitas dengan menggunakan istilah “new man”. Menurutnya, maskulinitas saat ini mengkombinasikan kelembutan anak laki-laki (boyish softness) dan maskulinitas asertif. Salah satu contohnya ialah munculnya berbagai fenomena yang terjadi pada masyarakat terutama di kota metropolitan seperti pendefinisian maskulinitas bagi pria metroseksual. Tidak hanya berhenti pada titik tersebut, konsep maskulinitas pun terus berkembang menanggapi fenomena musik K-Pop yang saat ini amat digemari oleh para remaja. Musik K-Pop umumnya dibawakan oleh grup vokal pria atau wanita yang berjumlah lebih dari lima orang. Musik tersebut dibawakan dengan mengutamakan gerak tari dan penampilan fisik para personilnya.

6

Universitas Sumatera Utara Maskulinitas, sebagai bagian dari wacana gender, adalah sesuatu yang dibangun secara sosial dan budaya oleh masyarakat. Secara global, maskulinitas selalu terkait dengan kekuatan dan kekuasaan. Maskulinitas juga dianggap memiliki hubungan dengan, atau lebih tepatnya terhadap, mereka yang dianggap sebagai non- maskulin (Beasley dalam Praptika, dkk, 2016). Meskipun kebanyakan orang menggeneralisasi bahwa maskulinitas adalah tentang kekuatan dan kekuasaan, tetapi pengaruh budaya dan sosial mempengaruhi penampilan maskulinitas seseorang.

Sebagai akibatnya, pria dapat melakukan maskulinitas yang berbeda berdasarkan kondisi sosial mereka. Maskulinitas adalah sesuatu yang dinamis, dapat terus berubah dan juga tidak selalu sama dari satu momen ke momen berikutnya (Reeser dalam

Praptika, dkk, 2016).

Indonesia, para pria selama ini terkonstruksi identik dengan maskulinitas pria dengan gambaran tipe idola dari aktor Amerika, seperti tokoh berotot Rambo, Arnold

Swazneger. Tokoh pria dengan maskulinitas berotot dan akrab dengan dunia “keras” juga akrab di Indonesia dengan tokoh idola lokal di era tahun 1980, dengan aktor

Advent Bangun, Willy Dozan, tahun 1990 bergeser ke tokoh idola Ade Ray (Daulay,

2014).

Pada tahun 2000 kita melihat eksistensi nilai maskulinitas mulai terekspos dengan gambaran masuk pada sisi feminim yang selama ini menjadi wilayah wanita.

Masyarakat yang sudah sangat inheren dengan dikotomi nilai feminim dan maskulin tentu memberi respon yang bisa saja menganggap hal ini bersifat kontroversial.

Sehingga sosialisasi maskulinitas yang tampil pada diri pria itupun berarah pada

7

Universitas Sumatera Utara pergeseran nilai maskulin yang diterima masyarakat menjadi nilai maskulin yang baru (Daulay, 2014).

Berkembangnya K-Pop pada era sekarang, membawa perkembangan tentang nilai maskulinitas yang baru juga. Nilai maskulinitas baru dibawa oleh boyband tersebut, ideologi yang mengarahkan pada fansnya terhadap pemaknaan ulang konsep

“maskulinitas”. Maskulinitas yang sebelumnya hanya dikaitkan dengan kesan

“manly” atau kelaki-lakian dan direpresentasikan oleh tubuh laki-laki dan tentunya oleh gendernya kini berkembang menjadi representasi dengan menyertakan aspek- aspek simbolik (Handaningtias, dkk, 2018).

K-Pop termasuk salah satu yang menjadi perdebatan mengenai penampilan lelaki dan penggambaran lelaki melalui program atau acara yang disajikan. Sebagai bentuk dominan dari budaya populer Asia Timur, K-Pop telah membuat kontribusi yang signifikan terkait mendefinisikan ulang mengenai konsep maskulinitas di seluruh kawasan Asia. Maskulinitas tersebut sering dikenal sebagai soft masculinity.

Salah satu yang menjadi kontroversi adalah bagaimana K-Pop mendefinisikan ulang karakter untuk laki-laki melalui musik yang menyajikan model maskulinitas baru

(Ainslie dalam Kartika,dkk, 2019).

Maskulinitas dari budaya Korea miliki ciri sedikit berbeda dengan maskulin yang selama ini dipahami oleh pemahaman khalayak. K-Pop, menunjukkan sebuah tatanan baru atas maskulinitas yaitu soft maculinity. Soft masculinity secara umum dijelaskan sebagai perawakan feminin dari para idol lelaki K-Pop (Ayuningtyas,

2017). Dalam definisi soft masculinity, ketika laki-laki menggunakan make up dan

8

Universitas Sumatera Utara terlihat cantik bukan berarti mereka tidak maskulin (Ayuningtyas dalam Kartika, dkk,

2019).

Berdasarkan hasil observasi sementara, peneliti menemukan ada fanboy yang meniru idola, seperti gaya potongan rambut, aksesoris yang digunakan (kalung, cincin, anting-anting dan sebagainya), atribut yang berbau K-Pop (wallpaper smartphone, strap, dll) skincare yang digunakan, cara berpakaian, dan lain-lain.

Namun, ada juga fanboy yang tidak terlalu meniru apa saja yang idolanya gunakan.

Masih dalam batas sewajarnya saja, disebabkan kebanyakan dari kalangan remaja sekolahan dibanding fanboy yang dari kalangan dewasa.

Para K-Popers memiliki event yang biasa disebut dengan gathering.

Gathering bisa berupa sebatas meet up biasa dalam rangka perayaan ulang tahun idolanya maupun anniversary fans club mereka, buka puasa bersama K-Popers di kota Medan. Ada yang berupa ajang perlombaan, seperti lomba dance cover, sing cover. Ada juga pertemuan yang memang di luar acara gathering. Misalnya, fans club

A ingin mengadakan meet up hanya sekedar kumpul biasa dengan para member grupnya.

Berdasarkan hal tersebut, muncul ketertarikkan untuk meneliti lebih lanjut mengenai bagaimana imitasi yang dilakukan oleh fans laki-laki (fanboy) terhadap idola K-Pop dan konstruksi maskulinitas yang terbentuk dari hasil perilaku imitasi yang dilakukan oleh fanboy serta bagaimana tanggapan fanboy dalam menanggapi stigma-stigma yang dilabelkan oleh masyarakat.

Beberapa penelitian yang ditemui fokus penelitiannya lebih disorot penggemar perempuan seperti Kontrol Diri Remaja Penggemar K-Pop (K-Popers)

9

Universitas Sumatera Utara (Studi pada Penggemar K-Pop di Yogyakarta) oleh Yulia Etikasari yang fokus penelitian ini informannya berjenis kelamin perempuan. Begitu juga penelitian

Motivasi dan Perilaku Penggemar K-Pop di Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Vania

Rosalin Irmanto dan Fandy Tjiptono serta peneltian yang berjudul EXO-L

Makassar : Interaksi Dunia Maya Antar Penggemar BoyBand EXO oleh Lastriani.

Hal ini menyebabkan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Mengingat banyaknya penelitian yang lain dengan menjadikan subyek informannya dari kalangan perempuan.

1.2. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini, yang menjadi rumusan masalah untuk diteliti ialah bagaimanakah konstruksi maskulinitas pada fans laki-laki (fanboy) dalam perilaku imitasi di Kota Medan ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah konstruksi maskulinitas pada fans laki-laki

(fanboy) dalam perilaku imitasi di kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan manfaat kepada perkembangan ilmu sosial khususnya sosiologi dibidang perubahan sosial,

10

Universitas Sumatera Utara perkembangan fenomena sosial, dapat juga sebagai tambahan referensi yang menggunakan konsep maskulinitas mengenai imitasi K-Pop yang terjadi pada fanboy

(fans laki-laki) di kota Medan. Dapat juga menjadi sumbangan pada mata kuliah sosiologi postmodern.

1.4.2. Manfaat Praktis

Secara praktis, rangkaian kegiatan penelitian ini dengan harapan dapat menambah wawasan peneliti serta pembaca dan juga dapat dijadikan bahan rujukan peneliti lain untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai imitasi K-Pop pada fanboy di kota Medan. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan rujukan yang diperuntukkan pada komunitas K-Pop, keluarga dalam menyikapi fenomena tersebut.

Untuk instansi pendidikan juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk memperluas wawasan mengenai imitasi K-Pop.

1.5. Definisi Konsep

1. Korean Pop (K-Pop)

Korean Pop yang biasa dikenal dengan K-Pop, merupakan bagian dari produk

Korean Wave yang sekarang sedang berkibar sukses di dunia hiburan musik. K-Pop merupakan jenis musik dari Korea Selatan yang berjenis pop di mana terkenal dalam negeri maupun mancanegara. Kepopuleran musik pop Korea telah merajalela di hampir semua negara dan mengandrungi banyak penggemar baik laki-laki maupun perempuan di negara manapun.

11

Universitas Sumatera Utara 2. Fanboy

Fans merupakan seseorang yang menggemari suatu hal yang disukainya atau mengidolakan sesosok orang yang ia sukai. Fans terdiri dari kalangan perempuan dan laki-laki. Untuk fanboy, yang berasal dari kata „fan‟ yang berarti penggemar dan

„boy‟ yang berarti laki-laki. Jadi, fanboy merupakan penggemar yang berasal dari kalangan laki-laki yang menggemari suatu hal yang ia sukai. Fanboy dalam penelitian ini merupakan laki-laki yang menyukai K-Pop pada kisaran umur 18 sampai 24 tahun . Informan penelitian ini telah menjadi fanboy K-Pop minimal 3 tahun lamanya.

3. Imitasi

Imitasi merupakan suatu tindakan peniruan yang dilakukan oleh seseorang terhadap role model yang ia tiru. Biasanya macam-macam perilaku imitasi melalui dari gaya berpakaian, gaya berbicara, cara menyatakan diri. Cara menyatakan diri bisa meliputi beberapa aspek seperti cara memberikan salam dan kebiasaan seperti yang dilakukan orang yang diidolakan.

4. Soft Masculinity

Soft masculinity merupakan suatu konsep maskulinitas yang telah mengalami pergeseran nilai maskulinitas yang telah diterima oleh masyarakat. Maskulinitas tidak lagi sebatas sesosok laki-laki yang memiliki badan kekar bak berotot, pembawaan yang tegas, memliki kekuatan dan kekuasaan, laki-laki yang macho serta tidak menonjolkan sisi feminimnya. Namun, sekarang maskulinitas tidak lagi hanya sebatas itu saja dan konstruksi dari maskulinitas yang sekarang seorang laki-laki juga

12

Universitas Sumatera Utara bisa menunjukkan sisi feminim dari dirinya. Sehingga soft masculinity merupakan suatu konsep dimana laki-laki yang memiliki karakter wajah yang cantik, memiliki sifat lembut, innocent serta pure.

13

Universitas Sumatera Utara BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Imitasi

2.1.1. Perilaku Imitasi

Sarwono (dalam Yudi, 2016) perilaku mempunyai arti yang lebih konkret dari pada “jiwa”. Karena lebih konkret itu, maka perilaku lebih mudah dipelajari daripada jiwa dan melalui perilaku kita tetap akan dapat mempelajari jiwa. Termasuk dalam perilaku di sini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka. Perilaku yang terbuka adalah perilaku kasat mata, dapat diamati langsung oleh panca indera, seperti cara berpakaian, atau cara berbicara. Perilaku yang tertutup hanya dapat di ketahui secara tidak langsung, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut, dan sebagainya.

Menurut Gabriel Tarde (Ahmadi dalam Yudi, 2016) perilaku imitasi adalah seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun peranan imitasi dalam interaksi sosial itu tidak kecil.

Sedangkan perilaku imitasi menurut gerungan (Walgito dalam Yudi, 2016) imitasi adalah dorongan untuk meniru orang lain. Proses imitasi diri sendiri berlangsung lebih dalam, penirunya tidak cukup sebatas aspek-aspek penampilan simbolis, tapi meliputi totalitas kepribadiannya, termasuk hal-hal yang secara prinsipil perlu dihindari. Meniru perilaku dekstruktif berupa hedonis (pemuasan diri di luar batas).

14

Universitas Sumatera Utara 2.1.2. Syarat Terjadinya Imitasi

Untuk berimitasi setidaknya ada syarat -syarat yang harus di penuhi, menurut

Sarwono (dalam Yudi, 2016) ada syarat-syarat tertentu imitasi, antara lain :

1. Harus menaruh minat terhadap sesuatu yang akan diimitasi. Minat merupakan

syarat dasar dari tiap individu untuk melakukan imitasi. Mustahil melakukan

imitasi kepada objek yang tidak kita sukai.

2. Langkah selanjutnya adalah mengagumi hal-hal yang akan diimitasi. Makna

mengagumi adalah sebuah langkah yang lebih tinggi tingkatan dibanding

dengan hanya menyukai.

3. Harus memberikan penghargaan sosial yang tinggi terhadap objek yang akan

menjadi objek imitasi kita.

4. Syarat yang terakhir, pihak yang akan melakukan imitasi harus memiliki

pengetahuan tentang pihak atau sesuatu yang akan diimitasi.

2.1.3. Macam-macam Perilaku Imitasi

Macam – macam perilaku imitasi menurut gerungan (dalam Yudi, 2016) dapat di lakukan dengan berbagai macam cara, seperti :

1. Gaya berbicara : Proses peniruan yang dilalukan karena memperhatikan orang

yang dikagumi lewat gaya bicaranya.

2. Gaya Berpakaian : Pada proses peniruan ini tidak hanya meliputi gaya

berbicara, namun juga gaya berpakaian atau busana seseorang yang dikagumi

lewat pancaindera.

15

Universitas Sumatera Utara 3. Cara menyatakan diri : Cara menyatakan diri meliputi beberapa aspek seperti

cara memberi salam, dan kebiasaan seperti yang dilakukan orang yang

diidolakan.

2.1.4. Faktor Terjadinya Perilaku Imitasi

Banyak faktor – faktor pendukung mengapa seseorang berprilaku imitasi,

Slamet (dalam Yudi, 2016). Menyatakan alasan terjadinya perilaku imitasi, yaitu :

1. Perilaku imitasi itu terjadi karena adanya tokoh idola yang dijadikan sebagai

model untuk ditiru : manusia mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh yang

sukai sehingga memunculkan minat yang besar untuk meniru tokoh yang

ia idola kan.

2. Keterpesonaan atau kekaguman akan tokoh yang di idolakan : setiap orang

memiliki tokoh yang dikagumi, saat manusia mulai mengidentifikasi tokoh

yang ia suka, maka itu semua berasal dari kekaguman. Contoh : anak kecil

mulai menyukai Lionel Messi karena Lionel Messi dalah seorang pemain

sepakbola yang hebat, selain itu ia memiliki kepribadian yang baik di

lapangan maupun saat di luar lapangan (tidak sedang bermain sepakbola)

sehingga anak tadi semkain mengaggumi nya.

3. Kepuasan untuk menjadikan diri seperti tokoh yang diidolakan :ini adalah

salah satu tahap yang tinggi dalam proses peniruan, yaitu adanya gejala

hedonisme (pemuasaan diri di luar batas) untuk memenuhi kepuasaan diri

seseorang saat meniru totalitas dari tokoh yang di idolakan.

16

Universitas Sumatera Utara 2.2. Maskulinitas

Maskulinitas dapat didefinisikan secara sosial sebagai cara untuk menjadi seorang laki-laki (Tuncay dalam Fathinah, dkk, 2017). Sedangkan maskulinitas hegemonik adalah bentuk karakter maskulin yang diidealkan secara kultural (Connel dalam Fathinah, dkk, 2017). Sehingga terjadi keseragaman konsep maskulinitas tertentu yang menjadi standar laki-laki untuk menjadi maskulin. Kemudian muncul konsep maskulinitas tradisional menganggap tinggi nilai-nilai kekuatan, kekuasaan, ketabahan, aksi, kendali, kemandirian, kepuasan diri, kesetiakawanan laki-laki dan pekerjaan (Barker dalam Fathinah, dkk, 2017). Hal ini sangat bertolak belakang dengan konsep maskulinitas modern. Konsep maskulinitas modern digambarkan dengan laki-laki yang lebih perhatian, sensitif, ekspresif dan bersedia melakukan pekerjaan domestik (Beynon dalam Fathinah, dkk, 2017).

Ada pergeseran bentuk maskulinitas hegemonik yang timbul karena laki-laki kemudian mempunyai keberanian mengkritisi wacana kelelakiannya bagi mereka yang merasa terbebani dengan tradisi maskulinitas tradisional. Ketika maskulinitas tradisional tidak lagi menjadi standar untuk menjadi laki-laki, maskulinitas modern menjadi maskulinitas yang hegemonik, yang diidealkan. Hal tersebut dipengaruhi oleh promosi iklan menjual berbagai citra yang menelikung -ikon maskulinitas tradisional (Mort, dikutip Chapman dalam Fathinah, dkk 2017). Butler (dalam

Fathinah, dkk, 2017) memaparkan bahwa tubuh melakukan tindakan gender tertentu yang diulang, diperbaiki dan diperkuat seiring berjalanannya waktu.

17

Universitas Sumatera Utara Konsep maskulinitas dalam literatur berbahasa Inggris sering kali didefinisikan dengan kata jamak, yakni masculinities. Hal ini dikarenakan pengertian tentang maskulinitas berbeda-beda di setiap tempat dan kebudayaannya. Budaya yang berbeda dan periode serta sejarah yang berbeda akan mengonstruksi konsep gender yang berbeda pula (Connel dalam Fathinah, dkk, 2017).

Beynon (dalam Fathinah, dkk, 2017) menambahkan, maskulinitas bukan bagian dari genetik laki-laki yang dibawa ketika mereka dilahirkan, melainkan sesuatu yang terbentuk dan teralkulturisasi oleh perilaku sosial, mereka mempelajari dan menirunya dengan cara yang sesuai.

2.2.1. Gambaran Maskulinitas Dalam Tren Perkembangan Zaman

Konsep maskulinitas dalam perkembangan jaman mengalami perkembangan.

Hal itu seperti dikemukakan Beynon (Nasir dalam Dermatoto, 2010) yang melakukan kajian tentang maskulin dalam bukunya Masculinities and Culture. Dalam buku ini,

Beynon menggambarkan sosok maskulin dalam setiap dekade. Beynon membagi bentuk maskulin dengan ide tren perkembangan zaman, sebagai berikut:

1. Maskulin sebelum tahun 1980-an Sosok maskulin yang muncul adalah pada figur-figur laki-laki kelas pekerja dengan bentuk tubuh dan perilakunya sebagai dominator, terutama atas perempuan. Citra laki-laki semacam ini memang kental dengan awal industrialisasi pada masa itu, laki-laki bekerja di pabrik sebagai buruh berlengan baja. Laki-laki terlihat sangat bapak, sebagai penguasa dalam keluarga dan sosok yang mampu memimpin perempuan serta pembuat keputusan utama. Konsep

18

Universitas Sumatera Utara maskulinitas semacam ini dinamakan konsep maskulin yang tradisional dalam pandangan barat. Menurut tulisan Levine (wikipedia dalam Dermatoto, 2010) yang diambil dari Ensiklopedi Wikipedia yang juga mengutip tulisan dari dua orang ilmuwan sosial Deborah David dan Robert Brannon (Nasir dalam Dermatoto, 2010), terdapat empat aturan yang memperkokoh sifat maskulinitas, yaitu:

a. No Sissy Stuff: sesuatu yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau feminin

dilarang, seorang laki-laki sejati harus menghindari perilaku atau karakteristik

yang berasosiasi dengan perempuan.

b. Be a Big Wheel: Maskulinitas dapat diukur dari kesuksesan, kekuasan, dan

pengaguman dari orang lain. Seseorang harus mempunyai kekayaan,

ketenaran, dan status yang sangat lelaki.

c. Be a Sturdy Oak: kelelakian membutuhkan rasionalitas, kekuatan dan

kemandirian. Seorang laki-laki harus tetap bertindak kalem dalam berbagai

situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak menunjukkan kelemahannya.

d. Give em Hell: Laki-laki harus mempunyai aura keberanian dan agresi, serta

harus mampu mengambil risiko walaupun alasan dan rasa takut menginginkan

sebaliknya. Dalam ketradisionalitasan yang dikembangkan oleh kebudayaan

Jawa juga kurang lebih sama, salah satunya mirip dengan poin kedua bahwa

laki- laki must be a big wheel. Seorang laki-laki dikatakan sukses jika berhasil

memiliki garwo (istri), bondo (harta), turonggo (kendaraan), kukilo (burung

peliharaan), dan pusoko (senjata atau kesaktian) (Osella & Osella dalam

Dermatoto, 2010).

19

Universitas Sumatera Utara 2. Maskulin tahun 1980-an Sosok maskulin kemudian berkembang pada tahun

1980-an dengan cara yang berbeda. Maskulin bukanlah laki-laki yang berbau woodspice lagi, maskulin adalah sosok laki-laki sebagai new man. Beynon (Nasir dalam Dermatoto, 2010) menunjukkan dua buah konsep maskulinitas pada dekade

80-an itu dengan anggapan-anggapan bahwa new man as nurturer dan new man as narcissist. New man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap feminisme. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti perempuan sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelem bbutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak. Keinginan laki-laki untuk menyokong gerakan perempuan juga melibatkan peran penuh laki-laki dalam arena domestik. Kelompok ini biasanya berasal dari kelas menengah, berpendidikan baik, dan intelek (Beynon, dalam Nasir dalam Dermatoto, 2010). Anggapan kedua adalah bahwa new man as narcissist, hal ini berkaitan dengan komersialisme terhadap maskulinitas dan konsumerisme semenjak akhir Perang Dunia II. New man as narcissist adalah anak-anak dari generasi zaman hippies (tahun 60-an) yang tertarik pada pakaian dan musik pop. Banyak produk-produk komersil untuk laki-laki yang bermunculan, bahkan laki-laki sebagai objek seksual menjadi bisnis yang amat luar biasa. Di sini, laki-laki menunjukkan maskulinitasnya dengan gaya hidup yuppies yang flamboyan dan perlente. Laki-laki semakin suka memanjakan dirinya dengan produk-produk komersial yang membuatnya tampak sukses. Properti, mobil, pakaian atau artefak personal merupakan wujud dominan dalam gaya hidup ini. Kaum maskulin yuppies ini dapat dilihat dari penampilannya berpakaian, juga Porsche mereka. Kaum yuppies menganggap laki-laki pekerja industri yang loyal dan

20

Universitas Sumatera Utara berdedikasi sebagai sosok yang ketinggalan zaman dalam pengoprasian modal

(Beynon, dalam Nasir dalam Dermatoto, 2010).

3. Maskulin tahun 1990-an Di era tahun 1990-an kemudian muncul juga sosok yang disebut maskulin dalam dekade tahun 1990-an. Laki-laki kembali bersifat tidak peduli lagi terhadap remeh-temeh seperti kaum maskulin yuppies di tahun 80-an, The new lad ini berasal musik pop dan football yang mengarah kepada sifat kelaki-lakian yang macho, kekerasan, dan hooliganism. Laki-laki kemudian menyatakan dirinya dalam label konsumerisme dalam bentuk yang lebih macho, seperti membangun kehidupannya di sekitar football atau sepak bola dan dunia minum-minum, juga sex dan hubungan dengan para perempuan (Beynon, dalam Nasir dalam Dermatoto,

2010). Pada dekade 1990-an ini kaum laki-laki masih mementingkan leisure time mereka sebagai masa untuk bersenang-senang, menikmati hidup bebas seperti apa adanya. Laki-laki bersama teman-temannya, bersenang-senang, menyumpah, menonton sepak bola, minum bir, dan membuat lelucon-lelucon yang dianggap merendahkan perempuan. Hubungan-hubungan laki-laki dengan perempuan pun terbatas dalam hubungan yang bersifat kesenangan semata. Kebebasannya menjauhkan dari hubungan yang bersifat domestik yang membutuhkan loyalitas dan dedikasi.

4. Maskulin tahun 2000-an Di luar perkembangan maskulin yang dikemukakan oleh John Beynon, juga patut dicermati maskulin pada tahun 2000-an, mengingat tahun 2000-an sudah nyaris mendekati satu dekade. Hal yang terjadi dengan laki-laki sekarang ini adalah munculnya sesuatu yang khas dan semakin lama gejala kelelakian semakin penuh dengan terminologi-terminologi baru. Homoseksual yang sudah

21

Universitas Sumatera Utara berkembang semenjak dekade 80-an, sekarang bahkan terminologi laki-laki sudah mengenal istilah metroseksual (Beynon, dalam Nasir dalam Dermatoto, 2010).

2.2.2. Soft masculinity

Laki-laki sangat dekat dan identik dengan konsep maskulinitas. Tak jarang terdapat berbagai macam konsep maskulinitas. Suatu tatanan baru dalam hal maskulinitas dari Korea Selatan salah satunya adalah soft masculinity. Maskulinitas

Korea Selatan direkonstruksi melalui ambivalen keinginan penggemar wanita Jepang setengah baya. Keinginan-keinginan ini terbukti dalam campuran praktek budaya mugukjeok poskolonial. Soft masculinity merupakan produk yang dibangun melalui transkultural amalgamasi dari maskulinitas seonbi Korea Selatan (yang sangat dipengaruhi oleh maskulinitas Hong Kong), maskulinitas Jepang, dan maskulinitas metroseksual global. Transkulturasi ini menciptakan mugukjeok (non kewarganegaraan). Mugukjeok adalah contoh kedekatan budaya yang diciptakan melalui aliran lintas budaya antara Korea Selatan dan Jepang. Dalam hal maskulinitas, mugukjeok membuktikan cara ke dua negara memproduksi dan mengkonsumsi gambar laki-laki cantik () yang berasal dari bishõnen manga shõjo Jepang.

Citra ishõnen ini telah berulang kali muncul dan dikomodifikasikan oleh berbagai bintang pop regional. Gambaran ini telah berevolusi untuk akhirnya menciptakan imajinasi bersama mengenai maskulinitas lembut Asia Timur (Jung dalam Kartika, dkk, 2019).

Konsep soft masculinity sering dikaitkan dengan penampilan yang feminin.

Gambaran soft masculinity dari Korea disebut sebagai kkonminam, terdiri dari

22

Universitas Sumatera Utara gabungan kata bunga dan lelaki cantik. Istilah ini muncul akibat efek image pretty boys dari Jepang yang mana karakter pretty boy adalah karakter dari komik. Ketika pretty boys muncul dipenuhi dengan jalan berbunga, itulah mengapa orang-orang mulai menyebutnya sebagai pretty boys. Secara general kkonminam merujuk dan mengacu pada flower boys yaitu lelaki yang memiliki tampilan cantik dan mempunyai kulit putih, rambut lembut, dan sikap feminin (Jung dalam Kartika, dkk,

2019). Konsep maskulinitas lembut merupakan tipe maskulinitas yang menjelaskan bahwa ada juga sisi lembut, bahkan perawakan lembut yang dimiliki laki-laki.

Jung mengungkapkan dalam bukunya berjudul Korean Masculinities and

Transcultural Consumption menjelaskan mengenai sosok Bae Yong Joon dalam perannya sebagai Joon Sang dalam drama Korea Winter Sonata yang merepresetasikan soft masculinity. Melalui peran karakter Bae Yong Joon dalam drama, terdapat tiga karakter yang dapat diambil dari soft masculinity dari karakter

Joon Sang. Karakter itu terdiri dari tender charisma, purity, dan politeness (Jung,

2011). Berdasarkan penelitian Astuti pada tahun 2016, perpaduan antara karakter maskulin dan feminin disebut soft masculine. Soft masculine adalah konsep laki-laki yang memiliki karakter wajah cantik, memiliki sifat lembut, innocent, dan pure

(Astuti dalam Kartika, dkk, 2019).

Tender charisma milik Joon Sang diperankan oleh Bae Yong Joon melalui drama Winter Sonata bukan sebagai tokoh seperti laki-laki jantan pada umumnya.

Tetapi, tender charisma itu identik penampilan lelaki bersifat netral yaitu tidak terlihat jantan seperti lelaki “macho” atau gagah tetapi tidak terlalu perempuan juga.

23

Universitas Sumatera Utara Dia lemah lembut, charming dan sopan. Dia menjadi laki-laki yang diinginkan oleh semua perempuan. Itulah yang diungkapkan Sung Jung (dalam Astuti, 2016) mengenai tender charisma sebagai maskulinitas yang netral.

Karakteristik kedua adalah purity. Purity yang dimiliki oleh Bae Yong Joon menggambarkan persoalan “first love” antara Joon Sang dan Yoon Jin. Cinta pertama yang ditunjukkan adalah “first love” yang murni. Menurut para fans, “first love” Joon

Sang dan Yoon Jin mengingatkan pada masa muda mereka. Mereka menambahkan penggambaran ideal dari "pure" adalah kepolosan yang ditunjukkan dengan mencintai apa adanya (Jung dalam Astuti, 2016).

Hal ketiga adalah politeness. Politeness yang digambarkan oleh Bae Yong

Joon adalah berperilaku baik dan bijaksana. Dia berbicara kepada Yoo Jin dengan sikap yang sopan dan selalu menunjukkan perhatian kepada pasangannya. Fans mengatakan bahwa Bae Yong Joon sangat sopan dan perhatian. Hal tersebut, terlihat dari cara Bae Yong Joon memperlakukan para penggemarnya sebagai bagian dari keluarganya (Jung dalam Astuti, 2016).

2.3. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang relevan telah mengilhami penelitian ini baik secara referensi, perbandingan maupun sebagai dasar pemilihan topik. Masing- masing penelitian tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nawang Nila Kusuma (2014) tentang

Hubungan Celebrity Worship Terhadap Idola K-Pop (K-Popers) Dengan

24

Universitas Sumatera Utara Perilaku Imitasi Pada Remaja. Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa

hubungan celebrity worship (perilaku obsesi individu untuk terlalu terlibat di

setiap kehidupan selebiriti sehingga terbawa dalam kehidupan sehari-hari

individu tersebut) dengan perilaku imitasi penggemar K-Pop. Ada

kemungkinan antara dua variabel tersebut saling berkaitan. Namun, pada

akhirnya hasil penelitian yang didapatkan peneliti tersebut tidak menunjukkan

adanya korelasi antara kedua variabel tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh

penelitiannya tidak terfokus pada jenis kelamin, dengan kata lain responden

dalam penelitiannya menggemari idola yang berlawanan jenis kelamin. Fans

laki-laki mengidolakan idol perempuan, sedangkan yang perempuan

megidolakan idol laki-laki. Syarat dari celebrity worship ialah perilaku imitsi

harus berjenis kelamin yang sama dengan idola yang diimitasinya. Dalam

penelitian ini juga, teori perilaku imitasi menurut Bandura, menjelaskan

bahwa karakteristik model yang efektif dalam initasi adalah model yang

sesuai dengan jenis kelamin pelaku imitasi. Karena perilaku imitasi

memungkinkan mengadopsi perilaku yang mereka anggap sesuai dengan jenis

kelamin mereka.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Astiwi Kurniati, Indiati dan Nofi Nur

Yuhenita (2015) tentang Dampak Demam Virus Korea Terhadap Identitas

Diri Remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hallyu (Korean Wave)

membawa dampak yang signifikan pada remaja-remaja zaman sekarang.

Dampak yang jelas kita lihat ialah, banyak remaja sekarang yang melakukan

peniruan terhadap idola mereka. Baik itu dari cara berbicara, berpakaian,

25

Universitas Sumatera Utara berperilaku dan sebagainya yang mana juga berpengaruh terhadap identitas

pada diri penggemar itu sendiri. Terbukti saat ini sudah banyak bermunculan

kelompok musik yang terinspirasi boyband dan girlband Korea yang sedang

digandrungi para remaja. Kecintaan artis Korea membuat remaja ingin

mengetahui lebih banyak tentang artis tersebut lewat internet, tabloid, serta

media lain yang khususmembahas artis-artis Asia termasuk Korea. Hal

tersebut terinternalisasi dalam kehidupan remaja yang pada saat itu dalam diri

mereka sedang berkembangnya aspek identitas dirinya. Internalisasi ini

terlihat dari bagaimana mereka meniru gaya busana (fashion), potongan

rambut, lagu favorit bahkan logat bicara.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siska Ratih Dewanti (2014) tentang Perilaku

Imitasi Fashion SNSD Oleh SONE Sebagai Bentuk Representasi Diri dan

Identitas SONE (Analisis Fenomenologi Perilaku Fans Terhadap Artis

Idolanya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku imitasi yang terjadi

pada kelompok SONE terjadi dalam hal simbolik saja. Dimana mereka

menggunakan pakaian yang sama dengan apa yang kerap digunakan oleh

anggota SNSD untuk menunjukan pada masyarakat bahwa mereka merupakan

bagian dari kelompok SONE. Kelompok SONE sendiri dikenal sebagai

kelompok fandom k-pop “eksklusif”di kota Tegal ,selain itu mereka ingin

membuat kesan dengan menyampaikan pesan nonverbal melalui perantara

fashion yang mereka gunakan ,bahwa dengan menggunakan SNSD style yang

notabene berbeda dari kebiasaan pakaian yang digunakan oleh kebanyakan

orang di lingkungan mereka dan kerap kali dianggap “aneh” mereka justru

26

Universitas Sumatera Utara bisa tampil lebih modis dan akhirnya membuat orang tertarik dengan apa yang mereka gunakan.Perilaku imitasi yang terjadi pada SONE hanya terjadi pada bagian permukaan saja maksudnya bahwa perilaku imitasi yang mereka lakukan hanya berkisar pada fashion yang mereka gunakan Para wanita ini belum sampai kepada peniruan yang terlalu mendalam seperti perubahan tingkah laku dan perubahan pola hidup. Para anggota SONE sebagian besar mengimitasi fashion SNSD dari segi model pakaian ,bahan ,serta motifnya saja.

27

Universitas Sumatera Utara BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan menjelaskan fenomena sosial yang sedang terjadi atau menerangkan alasan terjadinya fenomena tersebut (Neuman, 2013). Metode ini juga bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2006).

Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif deskriptif juga bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat menjadi objek penelitian serta berupaya menarik realitas tersebut ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, mode, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2007).

3.2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memilih lokasi di kota Medan. Karena Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang proses koreanisasi (dampak dari Korean

Wave) yang cukup terlihat. Mulai merebaknya berbagai outlet makanan, fashion

28

Universitas Sumatera Utara sampai skin care yang berasal dari negeri ginseng atau Korea Selatan. Peneliti juga tidak bisa menjelaskan secara detail lokasi penelitian disebabkan karena komunitas- komunitas para penggemar Korean Pop belum memiliki markas atau tempat perkumpulan secara menetap.

3.3. Unit Analisis dan Informan

3.3.1. Unit Analisis

Unit analisis adalah hal-hal yang diperhitungkan menjadi subjek penelitian keseluruhan unsur yang menjadi fokus penelitian (Burhan, 2007). Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah informan yang merupakan fans dari Korean Pop yang mampu menjelaskan hal-hal yang ditanyakan oleh peneliti.

3.3.2. Informan

Menurut Moleong (2006) dalam buku yang berjudul Metode Penelitian

Kualitatif, informan merupakan orang yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Dan penentuan informan dalam penelitian ini, menggunakan teknik purposive, dimana hanya orang-orang atau phak- pihak tertentu saja yang dijadikan dalam tujuan peneliti untuk memberikan informasi.

Adapun kriteria informan dalam peneltian ini sebagai berikut :

1. Telah lama menjadi fans Korean Pop minimal 3 tahun dan berjenis

kelamin laki-laki.

2. Mereka yang merupakan anggota aktif dari salah satu fans club (informan

kunci).

29

Universitas Sumatera Utara 3. Mereka yang penggemar di luar komunitas K-Pop (informan tambahan).

4. Mereka yang aktif mengikuti event K-Pop di kota Medan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan-permasalahan yang bersangkutan. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dapat digolongkan sebagai berikut :

3.4.1. Data primer

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utama selain panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatan melalui hasil kerja panca indera serta dibantu dengan panca indera lainnya (Burhan, 2007).

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman

(guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

30

Universitas Sumatera Utara Namun dalam perkembangannya, wawancara tidak harus dilakukan berhadapan secara langsung, melainkan dapat saja dengan cara memanfaatkan sarana komunikasi lain, seperti telepon dan internet. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang efektif, wawancara langsung akan memperlihatkan ekspresi informan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam penelitian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik, metode dokumentasi digunakan untuk mendukung metode lainnya.

Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, dan sebagainya. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal- hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monumen, artefak, foto, tape, mikrofon, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan suatu tahap pengkajian data yang mencakup perilaku objek, hasil wawancara, temuan data di lapangan yang terindetifikasi dan bahan-bahan kepustakaan yang telah dikumpulkan, interpretasi data dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan juga dokumen. Setelah itu data yang diperoleh tersebut dipelajari dan ditelaah kembali

31

Universitas Sumatera Utara untuk mencari jawaban pertanyaan rumusan masalah sehingga terbentuklah solusi.

Data yang sudah lengkap, direduksi dengan cara abstraks.

32

Universitas Sumatera Utara BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Deskripsi Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah dan , serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian Barat dengan keberadaan Pelabuhan Belawan dan Bandar Udara Internasional

Kuala Namu yang merupakan bandara terbesar kedua di Indonesia. Akses dari pusat kota menuju pelabuhan dan bandara dilengkapi oleh jalan tol dan kereta api. Medan adalah kota pertama di Indonesia yang mengintegrasikan bandara dengan kereta api.

Berbatasan dengan Selat Malaka menjadikan Medan kota perdagangan, industri, dan bisnis yang sangat penting di Indonesia. Kota Medan juga berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang dan beberapa daerah yang kaya akan sumber daya alam.

Sehingga juga mempengaruhi kota Medan dalam hal ekonomi dalam membangun hubungan kerjasama yang saling memperkuat dengan daerah sekitarnya.

Sarana dan prasarana perhubungan di kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, dan udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Di samping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan

Kawasan Industri Medan (KIM). Posisi yang demikian strategis tersebut, menjadikan

Medan sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik

33

Universitas Sumatera Utara perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Selain itu, juga mendorong perkembangan kota Medan dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat kota Medan saat ini.

Medan berawal dari sebuah kampung yang didirikan oleh Guru Patimpus di pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. Hari jadi kota Medan ditetapkan pada tanggal 1 Juli 1590. Selanjutnya pada tahun 1632, Medan dijadikan pusat pemerintah

Kesultanan Deli, sebuah kerjaan Melayu. Bangsa Eropa mulai menemukan Medan sejak kedatangan John Anderson dari Inggris pada tahun 1823. Peradaban di Medan terus berkembang hingga Hindia Belanda memberikan status kota dan menjadikannya pusat pemerintahan Karesidenan Sumatera Timur. Memasuki abad ke-20, Medan menjadi kota yang penting di luar Jawa, terutama setelah pemerintah kolonial membuka perusahaan perkebunan secara besar-besaran.

Medan adalah kota multietnis yang mana penduduknya terdiri dari orang yang berlatar belakang budaya dan agama yang berbeda-beda. Selain Melayu dan Karo sebagai penghuni awal, penghuni, Medan didominasi oleh etnis Jawa, Batak,

Tionghoa, Mandailing, dan India. Mayoritas penduduk Medan bekerja di sektor perdagangan, sehingga banyak ditemukan ruko di berbagai sudut kota. Di samping kantor-kantor pemerintah provinsi, Medan juga terdapat kantor-kantor konsulat dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, dan Jerman.

34

Universitas Sumatera Utara

Gambar 1: Lambang Kota Medan

4.1.2. Kondisi Geografis Kota Medan

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektare (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Secara geografis kota Medan terletak pada

3ᴼ30ˈ - 3ᴼ43ˈ Lintang Utara dan 98ᴼ35ˈ - 98ᴼ44ˈ Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pda ketinggian 2,5-37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara 23,0 ᴼC – 24,1 ᴼC dan suhu maksimum berkisar antara 30,6 ᴼC – 33,1

ᴼC serta pda malam hari berkisar 26ᴼC – 30,8 ᴼC. Selanjutnya mengenai kelembaban udara di wilayah kota Medan rata-rata 78% - 82%. Sebagian wilayah Medan sangat dekat dengan wilayah laut yaitu pantai Barat Belawan dan daerah pedalaman yang tergolong dataran tinggi, seperti Kabupaten Karo. Akibatnya suhu di kota Medan menjadi tergolong panas. Kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm.

35

Universitas Sumatera Utara Secara administrasi, batas wilayah Medan adalah sebagai berikut :

Utara : Selat Malaka

Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Barat : Kabupaten Deli Serdang

Timur : Kabupaten Deli Serdang

Secara geografis Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli

Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai, dan lain-lain. Kondisi ini menjadikan kota

Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar. Di samping itu sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,

Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor).

Wilayah kota Medan terbagi atas 21 Kecamatan dan 151 kelurahan. Berikut terdapat tabel luas kecamatan-kecamatan yang ada di kota medan beserta luasnya.

Tabel 4.1 Luas Kecamatan-Kecamatan di Kota Medan No Kecamatan Luas (km²) Persentase (%)

1 Medan Tuntungan 20,68 7,80 2 Medan Johor 14,58 5,50 3 Medan Amplas 11,19 4,22 4 Medan Denai 9,05 3,41 5 Medan Area 5,52 2,08 6 Medan Kota 5,27 1,99 7 Medan Maimun 2,98 1,13 8 Medan Polonia 9,01 3,40

36

Universitas Sumatera Utara 9 Medan Baru 5,84 2,20 10 Medan Selayang 12,81 4,83 11 Medan Sunggal 15,44 5,83 12 Medan Helvetia 13,16 4,97 13 Medan Petisah 6,82 2,57 14 Medan Barat 5,33 2,01 15 Medan Timur 7,76 2,93 16 Medan Perjuangan 4,09 1,54 17 Medan Tembung 7,99 3,01 18 Medan Deli 20,84 7,86 19 Medan Labuhan 36,67 13,83 20 Medan Marelan 23,82 8,99 21 Medan Belawan 26,25 9,90 Kota Medan 256,10 100,00 Sumber: Data BPS Sumatera Utara 2015

37

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2 : Peta Kota Medan

4.1.3. Kondisi Demografis Kota Medan

Medan merupakan kota dengan jumlah penduduk terbanyak di Sumatera

Utara dan menduduki peringkat ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kota Medan, pada tahun 2016 penduduk

Kota Medan berjumlah 2.229.408 jiwa, yang terdiri atas laki-laki sebanyak 1.101.020 jiwa dan perempuan sebanyak 1.128.388 jiwa. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel

4.2. di bawah ini.

38

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Jumlah penduduk kota Medan menurut jenis kelamin Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah

2011 1.046.560 1.070.664 2.117.224

2012 1.047.875 1.074.929 2.122.804

2013 1.048.451 1.074.759 2.123.210

2014 1.081.797 1.109.343 2.191.140

2015 1.091.937 1.118.687 2.210.624

2016 1.101.020 1.128.388 2.229.408

Sumber : Data BPS Sumatera Utara 2017

Selain memiliki jumlah penduduk yang banyak, kota Medan juga dikenal dengan kota yang memiliki keberagaman etnis. Adapun etnis tersebut antara lain adalah Jawa, Batak, Tionghoa, Minangkabau, Aceh, India, dan Melayu. Di antara ke empat suku-suku tersebut, yang merupakan suku asli kota Medan adalah suku Melayu.

Meski suku Melayu merupakan suku asli di kota Medan, namun penduduk kota

Medan saat ini tidak mayoritas bersuku Melayu, melainkan mayoritas suku Jawa.

Selain suku-suku di atas, masih banyak suku-suku lainnya dengan populasi yang cukup besar di Kota Medan, di antaranya suku Aceh dan India. Kota Medan juga merupakan kota dengan populasi etnis keturunan India terbesar di Indonesia.

Tidak hanya dikenal sebagai kota multietnis, tetapi juga kota yang beragam agamanya. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah masjid, gereja serta vihara yang tersebar di seluruh kota. Namun perbedaan keyakinan tersebut warga kota Medan mampu menjaga perdamaian dan kerukunan umat beragama. Berdasarkan data sensus kota Medan tahun 2015 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk menganut agama

39

Universitas Sumatera Utara Islam dengan persentase 59.68%. Kemudian agama Kristen Protestan sebesar 21.16%, yang beragama Buddha sebesar 9.90%, agama Katolik sebesar 7.10%, agama Hindu sebesar 2.15% serta Konghucu sebesar 0.01%.

Tabel 4.3 Agama di Kota Medan Agama Persen

Islam 59.68%

Kristen Protestan 21.16%

Buddha 9.90%

Katolik 7.10%

Hindu 2.15%

Konghucu 0.01%

4.1.4. Gambaran Sosial Masyarakat

Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya. Kondisi ini menjadikan keadaan kota Medan tidak jauh berbeda dengan

Jakarta dan Surabaya yang merupakan kota metropolitan. Seperti kota metropolitan pada umumnya, sarana dan prasarana di kota Medan sudah dibangun dengan cukup memadai di kota Medan. Contohnya seperti bangunan-bangunan kantor pemerintahan seperti kantor camat dan kantor kelurahan di kota Medan yang dibangun dengan cukup memadai. Selain itu, fasilitas-fasilitas sosial kemasyarakatan, seperti adanya kantor polisi, kantor pos, puskesmas atau klinik, PLN, PAM, dan prasarana lainnya yang sangat menunjang bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat kota Medan.

40

Universitas Sumatera Utara Sebagai kota terbesar di Pulau Sumatera dan di Selat Malaka, penduduk kota

Medan banyak yang berprofesi di bidang perdagangan. Biasanya pengusaha Medan banyak yang menjadi pedagang komoditas perkebunan. Setelah kemerdekaan, sektor perdagangan secara konsisten didominasi oleh etnis Tionghoa dan Minangkabau.

Bidang pemerintahan dan politik, dikuasai oleh orang-orang Mandailing. Sedangkan profesi yang memerlukan keahlian dan pendidikan tinggi, seperti pengacara, dokter, notaris, dan wartawan, mayoritas digeluti oleh orang Batak dan Minangkabau.

Perluasan kota Medan telah mendorong perubahan pola pemukiman kelompok-kelompok etnis. Etnis Melayu yang merupakan penduduk asli kota, banyak yang tinggal di pinggiran kota. Etnis Tionghoa dan Minangkabau yang sebagian besar hidup di bidang perdagangan, 75% dari mereka tinggal di sekitar pusat-pusat perbelanjaan. Pemukiman orang Tionghoa dan Minangkabau sejalan dengan arah pemekaran dan perluasan fasilitas pusat perbelanjaan. Orang Mandailing juga memilih tinggal di pinggiran kota yang lebih nyaman, oleh karena itu terdapat kecenderungan di kalangan masyarakat Mandailing untuk menjual rumah dan tanah mereka di tengah kota, seperti di Kampung Mesjid, Kota Maksum, dan Sungai Mati.

4.2. Perkembangan Korean Wave

4.2.1. Sejarah Perkembangan Korean Wave

Globalisasi saat ini tidak hanya terjadi pada perkembangan teknologi saja, tetapi juga berkembangnya eksistensi budaya yang saat ini sedang di agung-agungkan oleh masyarakat muda sekarang, yang tidak lain adalah budaya Korea. Saat ini,

41

Universitas Sumatera Utara Korean Wave mengalami perkembangan yang begitu pesat, bahkan berhasil mendominasi pengaruhnya terhadap masyarakat internasional dalam bidang dunia entertainment. Jika pada zaman dahulu kiblat tertuju pada budaya Barat, dan di Asia

Jepang namun pada era sekarang Korea telah mampu menujukkan eksistensi budaya mereka pada dunia serta mampu menyamakan dengan kebudayaan Barat.

Perkembangan tersebut menjadikan negara Korea unggul dalam bidang dunia entertainment. Kini dunia entertainment Korea juga telah menjadi pangsa pasar yang besar di dunia.

Melihat awal perkembangannya Korean Wave, bisa kita lihat pada negara

China yang merupakan negara yang pertama kali mengalami demam Korea. Berawal dari musik dan drama Korea, sehingga terciptalah istilah "Hallyu," oleh media China pada akhir tahun 1990-an yang mana merujuk pada pesatnya popularitas budaya pop dari Korea Selatan yang menyebar ke berbagai negara lain. Berawal dari drama What is Love All About ? ditayang pada tahun 1997 di China Central Television (CCTV)

China, masyarakat China menyukai alur cerita dari drama tersebut beserta budaya dari Korea. Ditambah dengan kesuksesan konser grup idola populer yaitu H.O.T. yang diadakan di Beijing memberi kesempatan bagi pers China untuk menyaingi kata: "Booming dimulai dengan ekspor drama televisi Korea (mini-series) ke China pada akhir 1990-an. Sejak itu, Korea Selatan telah muncul sebagai pusat baru untuk produksi budaya pop transnasional, mengekspor berbagai produk budaya ke negara- negara Asia tetangga (Shim, 2006). Baru-baru ini, budaya pop Korea mulai keluar dari zona nyamannya di Asia dan melebarkan sayapnya hingga ke Timur Tengah,

Afrika, Eropa, bahkan Amerika.

42

Universitas Sumatera Utara Berbeda halnya dengan China, masuknya Korean Wave di Jepang berawal dari drama Winter Sonata pada tahun 2003. Pertama kalinya drama ini ditayang melalui stasiun televisi Nippon Hoso Kyokai (NHK). Bahkan sesuai dengan permintaan dari masyarakat Jepang, drama tersebut diputar sebanyak tiga kali karena masyarakat Jepang ingin menyaksikan kembali drama tersebut (Sari dan Jamaan,

2014). Gelombang Korea dimulai dengan mengekspor drama TV Korea Selatan seperti Winter Sonata di Timur dan Asia Tenggara. Ketika drama Korea Selatan menjadi populer, efek spill-over juga meningkatkan minat pada film Korea Selatan dan musik populer. Negara Thailand dan Malaysia, mereka tertarik dengan drama A

Tale of Autumn, dan penonton di Vietnam terpukau pada Lovers in Paris. Dari drama televisi yang dikemas dengan baik hingga film yang juga tidak kalah apik, dari musik pop hingga game online, industri media Korea Selatan dan bintang-bintangnya semakin mendefinisikan apa yang orang-orang di Asia Timur lihat, dengarkan, dan mainkan (Onishi dalam Ryoo, 2009).

Korean Wave sendiri sukses melebarkan sayapnya ke berbagai belahan negara di dunia. Penyeberan Korean Wave yang begitu pesat, menjadikan industri entertainment Korea Selatan saat ini sedang memetik dan juga menikmati suatu hasil dari masa kejayaannya. Berbeda dengan usaha penyebaran virus Korean Wave pada zaman dahulu, dimana mereka bersusah payah untuk memperkenalkan hasil karya mereka agar dikenal dunia, dan sekarang Korea Selatan telah sukses melalui program televisi, film dan musik bahkan telah menjadi pasar film terbesar ketujuh di dunia, dengan total kehadiran film nasional pada tahun 2000 melebihi 70 juta. Fenomena media massa Asia pun telah disebut-sebut sebagai gelombang Korea, karena

43

Universitas Sumatera Utara kesuksesannya sekarang Korea Selatan sekarang berhasil menjadi pengekspor musik, program TV, dan film ke kawasan Asia-Pasifik ('Im Kwon-taek saham dalam Ryoo,

2009). Popularitas mereka dalam drama dan musik sudah mulai mengungguli

Amerika dan Jepang, secara regional telah menyambut gelombang Korea awal dekade ini (Ryoo, 2009).

Negara Indonesia juga termasuk lintasan dalam penyebaran Korean Wave.

Perkembangan Korean Wave bisa dibilang fantastis. Berawal dari drama Endless

Love yang ditayang pada tahun 2000-an. Pada saat itu sedang berlangsungnya sebuah ajang pesta olahraga bergengsi di dunia yaitu FIFA World Cup pada tahun 2002 dimana Korea dan Jepang menjadi tuan rumah dari ajang pesta olahraga tersebut.

Seluruh penggemar olahraga sepak bola matanya tertuju pada Korea Selatan, dan semakin banyak orang di Indonesia yang mulai mengenal Korea Selatan (Amroshy dan Imron, 2014).

Sebagian masyarakat Indonesia, dengan antusias menerima masuknya Korean

Wave ke negaranya. Hal ini ditandai dengan banyaknya tayangan drama-drama dari

Korea Selatan di siaran televisi Indonesia. Tidak hanya drama, acara musik seperti

Music Bank juga menarik perhatian penonton Indonesia untuk mengenal lebih jauh seperti apa K-Pop.

Fenomena Korean Wave yang saat ini sedang melanda Indonesia banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat kawula muda. Banyak generasi muda yang saat ini menggandrungi tayangan dari dunia entertainment Korea mulai dari drama, film, maupun musik. Fenomena Korean Wave kemudian berkembang dan juga menyita

44

Universitas Sumatera Utara banyaknya perhatian masyarakat terhadap produk Korea antara lain, makanan, bahasa, dan produk-produk yang berkaitan dengan Korea lainnya.

4.2.2. Perkembangan K-Pop

Berbicara mengenai Korean Wave tidak hanya pada tayangan serial drama tv

Korea, tetapi musik yang belakangan ini menyita perhatian para penikmat musik pun juga menjadi pilihan bagi masyarakat kawula muda. K-Pop juga memberikan sumbangsih yang besar terhadap perkembangan Korean Wave hingga saat ini.

Demokrasi telah menjadi pengorbanan terbesar untuk keberhasilan ekonomi

Korea Selatan ini. Pada 1989, setahun setelah kejatuhan rezim militer, SM Studio dibangun seorang mantan penyanyi folk dan rock. Dapur rekaman inilah cikal bakal

SM Entertainment, satu korporasi yang bakal menciptakan K-Pop. Lee Soo-man adalah pendiri agensi SM Entertainment tersebut. Sejak berdiri pada 1989 hingga

1990-an awal, SM Entertainment masih menjadi perusahaan rintisan yang belum sebesar sekarang.

Musik K-Pop pra-modern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang (J-Pop) yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Penjajahan Jepang atas Korea juga membuat genre musik

Korea tidak bisa berkembang dan hanya mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Pada akhir 1960-an musik K-Pop mengalami transformasi lain. Banyak musisi yang berasal dari kalangan mahasiswa dan lulusannya yang sangat dipengaruhi oleh budaya dan gaya hidup Amerika, termasuk gerakan hippie. Tidak seperti pendahulunya yang dipengaruhi oleh perang dan penindasan Jepang, mereka

45

Universitas Sumatera Utara membuat musik yang lebih ringan. Pada 1992, sebuah grup beranggota tiga pria “Seo

Taiji and Boys” mementaskan sebuah lagu rapp di kompetisi bakat TV Korea. Meski berada di peringkat terakhir, penampilan mereka begitu menghibur penonton.

Sejarawan musik Korea umumnya menyebut penampilan ini sebagai awal dari K-Pop.

Pada 1996, Lee mereformasi agensinya menjadi SM Entertainment. Mencontek konsep “Seo Taiji and Boys”, SM mendebut grup idola pertamanya: boyband beranggota lima bernama HOT, kependekan dari “High-Five of Teenagers”.

Pada 23 Maret 1992 Seo Taiji and Boys memulai debut di Korea Selatan.

Grup musik bentukan musisi Seo Taiji and Boys itu menyuguhkan lagu dengan unsur hip hop, hard rock, dan heavy metal. Pembaharuan pada musik mereka diterima dengan baik oleh anak muda. Empat album Seo Taiji and Boys laris manis di pasaran.

Menurut Billboard, album pertama hingga ketiga terjual lebih dari 1,6 juta kopi, sedangkan album keempat mendekati dua juta kopi. Popularitas Seo Taiji and Boys di kalangan anak muda membuat industri musik Korea Selatan menjadikan remaja sebagai target pasar baru. Lee Soo-man, pendiri agensi hiburan SM Entertainment, adalah sosok yang turut melirik peluang ini. Sejak berdiri pada 1989 hingga 1990-an awal, SM Entertainment masih menjadi perusahaan rintisan yang belum sebesar sekarang. Agar target pasar bisa dikuasai, Lee Soo-man menilai perlu tahu apa yang sebenarnya diinginkan para remaja. Ia membikin survei untuk mendapatkan gambaran sosok idola dambaan ABG Korea Selatan. Dari sana Lee Soo-man menyadari pasar menghendaki grup dengan anggota berparas serta berpenampilan menarik yang bisa menari sekaligus bernyanyi. SM Entertainment lalu mengadakan

46

Universitas Sumatera Utara banyak audisi di Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, menyeleksi ribuan demo rekaman. Upaya ini berbuah manis pada 1996.

SM Entertainment membentuk boy grup H.O.T atau High-five of Teenagers.

Debut H.O.T lewat album We Hate All Kinds of Violence terjual 1,5 juta kopi. Hingga

2000, mereka meluncurkan empat album baru, dua live album, serta satu kumpulan lagu terbaik yang menembus angka penjualan hingga 12 juta kopi. Keberhasilan

H.O.T membuat banyak grup idola bermunculan di jagat musik K-Pop. SM

Entertainment, misalnya, membentuk girlgroup S.E.S pada 1997 dan boygroup

Shinwa pada 1998. Grup idola Fin.K.L (Fin Killing Liberty), Baby V.O.X, dan Sechs

Kies juga melakukan debut dalam kurun tersebut. Yonhap News menyebut H.O.T dan grup lain yang muncul pada 1990-an adalah “generasi pertama” grup idola K-Pop.

Pada pertengahan hingga akhir 2000-an, SM Entertainment memperkenalkan

“generasi kedua” grup idola K-Pop seperti TVXQ, Super Junior, Girls‟ Generation,

SHINee, dan f(x). Sementara YG Entertainment, salah satu agensi hiburan lain, mengorbitkan BIGBANG dan 2NE1; sedangkan JYP Entertainment membawa boygrup dan girlgrup , 2PM, dan 2AM ke panggung musik K-Pop.

Pada 1997, Lee memulai ekspansinya ke seluruh Asia. Idol-idolnya bernyanyi dalam bahasa Jepang dan China, tapi suara dan gaya musiknya tetap berpatok pada prinsip yang membuatnya populer di Korea. Di akhir 90-an, HOT menjadi pemuncak tangga musik di China dan Jepang. Karena investasi utama idol adalah kemudaan, biasanya grup hanya bertahan lima tahun. Pada awal tahun 2000-an, HOT dibubarkan.

Industri musik K-Pop menyadari penuh potensi pasar China dan Jepang yang luar biasa besar. Untuk itu, beberapa perusahaan besar berupaya menarik daya beli

47

Universitas Sumatera Utara China dengan sengaja membentuk sub unit khusus Mandarin dan Jepang dengan personel dari China dan Jepang. Pasar musik Jepang dinilai sebagai pangsa pasar yang cukup sulit ditembus oleh grup idol K-Pop. Jepang memiliki kebanggaan yang tinggi terhadap produk domestiknya. Terlebih lagi, J-Pop bisa dikatakan senpai dari industri musik Asia sebelum K-Pop berjaya. Sehingga selain merekrut salah satu atau beberapa personelnya asal Jepang, salah satu strategi yang digunakan K-Pop untuk menembus pasar Jepang dengan memproduksi lagu berbahasa Jepang. Selain mempermudah komunikasi dalam bahasa Jepang, kehadiran personel Jepang juga diharapkan mampu membangun rasa kepemilikan fans Jepang dengan grup idol tersebut.

Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru berbakat mulai bermunculan.

Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, , Super Junior, BIGBANG yang cukup sukses di

Korea dan luar negeri. Beberapa artis underground seperti Drunken Tiger, Tasha

(Yoon Mi-rae) juga mempopulerkan warna musik kulit hitam tersebut. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun Band yang sering menyanyikan lagu lagu tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap negara. Musik techno memberi nuansa modern yang tidak hanya disukai di Korea saja, penyanyi Lee Jung-hyun dan

Kim Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di China dan Jepang. Musik balada masih tetap memiliki pendengar yang paling banyak di Korea. Musik balada Korea umumnya dikenal dengan lirik sedih tentang percintaan, seperti yang dibawakan oleh

Baek Ji Young, KCM, SG Wannabe, dan sebagainya. Musik balada umumnya

48

Universitas Sumatera Utara digemari karena sering dijadikan soundtrack drama-drama televisi terkenal seperti

Winter Sonata, Sorry I Love You, Stairway to Heaven dan sebagainya.

Grup-grup idola yang muncul setelah itu termasuk dalam kelompok “generasi ketiga” K-Pop. Pada kurun ini, SM Entertainment membentuk boygroup EXO yang memulai debut pada April 2012 lewat “Growl”, yang terjual lebih dari 2 juta kopi.

YG Entertainment, di sisi lain, memperkenalkan boygroup iKON dan girlgroup

BLACKPINK yang muncul perdana pada 2015 dan 2016. Menurut Forbes, lagu

BLACKPINK yang kental dengan unsur hip hop, synthesizer, dan ketukan yang ramai membuatnya masuk dalam daftar Hot 100 tangga lagu Billboard pada Juni

2018. Boygroup BTS bentukan Big Hit Entertainment juga termasuk “generasi ketiga” K-Pop, yang lagunya bertengger di peringkat atas Hot 100.

Di Indonesia sendiri, K-Pop mulai masuk yaitu pada tahun 2011-an. Saat itu boygroup dan girlgroup dibawah asuhan SM Entertainment yaitu Super Junior dan

SNSD sedang naik daun di beberapa negara di luar Korea, salah satunya Indonesia.

Indonesia yang sebelumnya sudah dimasuki drama Korea pada awal tahun 2000-an, tak asing menerima pasokan musik-musik K-Pop. Boomingnya K-Pop di Indonesia melahirkan boygroup dan girlgroup yang mengimitasi Korea seperti SMASH,

7ICONS, Cherrybell, Dragonboys, dan masih banyak lainnya.

49

Universitas Sumatera Utara 4.3. Profil Informan

1. Informan I

Nama : Taufik Rahman

Usia : 21 Tahun

Alamat : Medan Amplas, Gang Saudara

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 11 Tahun

Taufik Rahman yang biasa dipanggil dengan nama Topik merupakan seorang fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota Medan, yang saat ini sedang duduk di semester enam dengan jurusan Teknik Informatik (TI). Topik sendiri telah menjadi seorang fanboy selama sebelas tahun ketika ia berusia sepuluh tahun.

Sudah berapa lama ia bergabung dalam sebuah fandom atau yang disebut juga dengan fansclub atau komunitas K-Pop, ia belum bisa menentukan berapa lama karena Topik sendiri mengakui bahwa ia banyak bergabung dalam beberapa fandom (multifandom).

Menurutnya, ia tidak bisa berpaku pada satu komunitas saja, ketika ia menyukai sebuah grup artis Korea ia akan masuk ke komunitas tersebut. Sehingga ia tidak bisa menentukan satu komunitas khusus dan berapa lama ia berada dalam komunitas tersebut.

Topik sendiri merupakan seorang fanboy dari boygroup EXO yang dikenal dengan nama fandom-nya ialah EXO-L. Ia sendiri mengakui menyukai salah seorang personil EXO yang bernama Park Chanyeol (nama panggungnya Chanyeol) dengan alasan Chanyeol memiliki beberapa talenta yang dimilikinya. Mulai dari rapp, bisa

50

Universitas Sumatera Utara memainkan alat musik yaitu drum, gitar serta piano. Selain itu Chanyeol juga memiliki suaranya yang bagus, dan juga bisa menciptakan beberapa lagu. Sehingga

Topik memiliki dorongan atau terinspirasi untuk menjadikan idolanya sebagai panutan dalam pengimitasian. Topik mengimitasi idolanya dari segi talenta, kemudian style-nya dalam berpakaian yang terlihat casual dan trendy. Dalam kesehariannya, Topik juga menyertakan dirinya bergabung dalam lomba dance cover dan sing cover. Tetapi sekarang, ia hanya mengikuti lomba sing cover. Talenta dari seorang Chanyeol pun menjadi motivasi baginya dalam mengikuti dance dan sing cover. Tidak hanya itu, Topik sendiri juga mengimitasi bagaimana idolanya melakukan perawatan terhadap wajah dan tubuhnya. Bagi Topik sendiri, laki-laki juga perlu melakukan perawatan pada tubuhnya. Tidak hanya perempuan saja, laki- laki sebenarnya juga perlu untuk tampil bersih, wangi dan terawat. Produk skincare sekarang sudah dirancang khusus untuk kebutuhan kulit laki-laki.

2. Informan II

Nama : Azrasyamputra

Usia : 18 Tahun

Alamat : Medan Tembung

Status : Baru tamat SMA

Lama Menjadi Fanboy : 4 Tahun

Azrasyamputra yang akrab dipanggil dengan Putra, merupakan seseorang yang baru saja menamatkan sekolah menengah atas dan kemudian lulus dalam

Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di salah satu

51

Universitas Sumatera Utara kampus di kota Medan. Ia telah menjadi seorang fanboy selama empat tahun dan bergabung dalam sebuah komunitas selama empat tahun juga.

Dalam kesehariannya, Putra juga merupakan salah satu sing cover yang cukup aktif mengikuti berbagai perlombaan sing cover di event yang berhubungan dengan

K-Pop di kota Medan. Mengenai idola K-Pop yang menjadi panutannya dalam imitasi sebenarnya banyak, hanya saja lebih dominan Putra menjadikan salah satu personel dari boygroup EXO yaitu Kim Jong In (nama panggungnya Kai) menjadi panutan imitasinya.

Imitasi yang dilakukan oleh Putra yaitu cenderung ke kepribadian dan bagaimana idola berpakaian. Putra menjadikan Kai panutan karena kerpribadiannya yang sopan serta ramah kepada orang lain, memiliki attitude yang baik. Selain dari kepribadian, Putra menyukai style pakaian yang digunakan oleh Kai tersebut.

Menurut Putra, style yang digunakan Kai selalu on point.

3. Informan III

Nama : Riko Arishandi

Usia : 24 Tahun

Alamat : Medan Marelan

Status : Bekerja

Lama Menjadi Fanboy : 10 Tahun

Riko Arishandi yang biasa dipanggil dengan panggilan Riko, merupakan seorang fanboy yang telah bekerja di perusahaan saudara baru. Riko sendiri menjadi seorang fanboy lebih kurang selama sepuluh tahun. Meskipun telah lama menjadi seorang fanboy, Riko baru bergabung ke dalam sebuah fandom satu tahun belakangan

52

Universitas Sumatera Utara ini. Media televisi merupakan awal mulanya Riko menjadi seorang fanboy, melalui beberapa tayangan acara televisi yang menayangkan tentang K-Pop berhasil menarik perhatian Riko. Setelahnya, Riko mencari tahu tentang K-Pop tersebut kemudian menjadi seorang fanboy hingga sampai sekarang. Bantuan perkembangan social media, Riko menambah wawasan serta seleranya dibidang musik.

Kesehariannya Riko, Riko merupakan salah satu anggota dari grup dance cover yang bernama Skyreach. Riko bergabung dalam grup dance cover tersebut baru dau tahun. Riko dan anggota grup lainnya terbilang aktif dalam mengikuti event, baik event ajang lomba yang berhubungan dengan K-Pop maupun event gathering.

Biasanya kalau di event gathering mereka mendapat undangan untuk menampilkan performance dari panitia acara tersebut.

Riko mengidolakan Seolhyun dari girlgroup AOA. Namun tidak ada idola spesifik yang membuatnya terinspirasi untuk mengimitasi, karena ia menyukai performance mereka di panggung, talenta yang lebih ke vocal serta gerakan dance yang lentur secara universal dari idol K-Pop tersebut. Serta model rambut yang kebanyakan digunakan oleh artis Korea.

4. Informan IV

Nama : Muhammad Bilham Multazam

Usia : 21 Tahun

Alamat : Jalan Asahan

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 8 Tahun

53

Universitas Sumatera Utara Muhammad Bilham Multazam yang biasa dipanggil dengan Bilham merupakan seorang fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota

Medan, jurusan bisnis dan manajemen syariah yang saat ini sedang di semester enam.

Bilham sendiri menjadi seorang fanboy selama delapan tahun, sejak tahun 2011 di mana era tersebut booming dengan lagu K-Pop yang berjudul Sorry Sorry dinyanyikan oleh grup Super Junior. Untuk bergabung dalam sebuah fandom tetap,

Bilham sendiri tidak menentukan fandom khusus, karena ia sendiri merupakan multifandom. Bilham tidak terpaku pada satu fandom khusus. Ketika ia menyukai sebuah fandom, maka fandom itulah yang akan ia ikuti.

Teman dari komunitas kecil di lingkungan rumahnya merupakan media awal

Bilham kenal dengan lagu Korea. Hanya saja (MV) yang pertama kali dikenal teman Bilham ialah lagu yang berjudul Sorry Sorry dinyanyikan oleh Super

Junior. Teman-temannya Bilham sendiri yang belum menyatakan dirinya sebagai K-

Popers, pada saat itu hanya sebatas menyukai musiknya saja. Namun pada akhirnya merambah menjadi fans K-Pop. Bilham juga ditawarkan teman-temannya untuk membentuk suatu kelompok dance kecil-kecilan untuk mencover gerakan dance dari lagu tersebut. Setelahnya Bilham pun juga menjadi fanboy.

Kesehariannya Bilham, merupakan salah satu anggota grup dance cover yang bernama DreamWalker. Bilham beserta anggota grupnya aktif dalam mengikuti event-event yang berhubungan dengan K-Pop. Baik itu event ajang perlombaan maupun event gathering.

Idola yang diidolakan oleh Bilham ialah, Chanyeol dari EXO, Taehyung atau yang dikenal dengan nama V dari BTS, JB dari , Daniel dari , Rose

54

Universitas Sumatera Utara dari BLACKPINK dan masih banyak yang lainnya. Namun inspirasi dalam untuk mengimitasi ialah beberapa idola laki-laki yang telah disebutkan di atas dengan alasan ia menyukai kharisma yang keluar dari aura idola tersebut yang berasal dari talentanya. Bilham juga mengimitasi idolanya untuk melakukan perawatan pada tubuhnya sendiri dengan cara menggunakan skincare agar wajahnya terawat.

5. Informan V

Nama : Irgie Nabil Sugesti

Usia : 18 Tahun

Alamat : Jalan Pukat II No. 48

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 9 Tahun

Irgie Nabil Sugesti yang biasa dipanggil dengan panggilan Irgi, merupakan seorang fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota Medan jurusan akuntasi yang saat ini ia sedang duduk di semester dua. Irgi sendiri sudah menjadi seorang fanboy selama sembilan tahun, sejak ia berada di bangku sekolah dasar. Ia sendiri tidak bergabung ke dalam fandom dan memilih netral. Pada awalnya

Irgi sendiri tidak tahu tentang K-Pop, namun Irgi menyukai K-Pop berawal dari temannya yang mengenalkannya lagu Sorry Sorry dari grup Super Junior karena pada waktu itu sedang booming. Kemudian, setelahnya teman-teman Irgi menawarkan untuk membentuk suatu grup kecil-kecilan untuk mencover gerakan dance mereka.

Dalam kesehariannya, Irgi merupakan salah satu anggota dari grup dance cover yang bernama DreamWalker. Irgi beserta anggota grupnya lainnya bias

55

Universitas Sumatera Utara terbilang sering juga mengikuti event yang berhubungan dengan K-Pop baik itu acara lomba maupun dipanggil untuk perform di suatu event gathering.

Irgi sendiri menggemari idola Korea ialah G-Dragon dari BIGBANG,

Baekhyun dari EXO serta Rose dari BLACKPINK. Namun, untuk panutannya dalam perilaku imitasi ialah G-Dragon. Landasan Irgi memilih mereka ialah kemampuan rappnya yang mumpuni, fashionnya yang keren, serta performance di panggung yang dapat menarik perhatian Irgi sendiri, selain itu ia juga melihat progres dari seorang idola itu menjadi seorang idol yang terkenal. Performance yang ditunjukkan oleh idola menjadi inspirasi baginya untuk meningkatkan kemampuannya di panggung.

Namun, pada kehidupan sehari-hari apa yang ia imitasikan tidak sepenuhnya ditunjukkan olehnya. Masih dalam batas kewajaran menurutnya.

6. Informan VI

Nama : Danu Asmara

Usia : 18 Tahun

Alamat : Jalan Asrama Brigit Block Medang No. 23

Status : Baru tamat SMA

Lama Menjadi Fanboy : 3,5 Tahun

Danu Asmara yang biasa dipanggil dengan panggilan Danu, merupakan seorang fanboy yang baru saja menamatkan pendidikannya pada jenjang sekolah menengah atas (SMA). Danu sendiri telah menjadi seorang fanboy selama 3,5 tahun dan tidak bergabung ke dalam fandom. Danu sendiri tidak menyangka bahwa dirinya bisa menjadi seorang fanboy K-Pop. Karena dulunya Danu merupakan seorang haters

K-Pop. Namun, ia mulai menjadi seorang K-Popers semenjak sepupunya tiap hari

56

Universitas Sumatera Utara memutar lagu Korea dan pada suatu event lomba tertentu, salah satu anggota grup dance sepupunya tidak bisa mengikuti acara tersebut dan sepupunya meminta tolong pada Danu untuk menggatikan temannya yang berhalangan hadir itu.

Kesediaan Danu pun mengantarkan dirinya menjadi seorang fanboy dan mulai menggeluti penampilannya di dunia dance cover. Sejak dari saat itu menyukai K-Pop dan merealisasikan kesukaannya melalui dance cover. Danu dan beserta anggota grup yang lainnya juga aktif dalam menampilkan performance mereka di atas panggung dalam berbagai event yang berhubungan dengan Korea. Baik itu event lomba maupun event gathering.

Danu memiliki banyak idola yang disukai, namun untuk menginspirasi dirinya dalam imitasi yaitu Chanyeol dari EXO, Jungkook dari BTS, Hoshi dari Seventeen.

Dengan alasan ia menyukai rapp Chanyeol serta style-nya yang keren. Kemudian dance serta vocal yang miliki Jungkook menurutnya keren dan Hoshi yang mampu menciptakan koreografi untuk gerakan dance grupnya. Danu sendiri juga tertarik untuk membentuk badan seperti Jungkook.

7. Informan VII

Nama : Anggara Syahputra

Usia : 22 Tahun

Alamat : Jalan Pembangunan

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 7 Tahun

Anggara Syahputra yang biasa dipanggil dengan Angga merupakan seorang fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota Medan jurusan teknik

57

Universitas Sumatera Utara sipil yang saat ini duduk di semester delapan. Angga sendiri menjadi seorang fanboy selama tujuh tahun sejak ia duduk di bangku sekolah menengah atas. Angga bergabung dalam beberapa fandom, sehingga ia tidak bisa menentukan fandom khusus untuk menentukan sudah berapa lama ia bergabung dalam sebuah fandom.

Awal cerita Angga menjadi soerang fanboy berawal dari temannya yang memutarkan lagu dari grup EXO yang berjudul Mama pada waktu istirahat di kelas.

Kemudian ia bertanya pada temannya itu lagu apa yang ia putarkan karena ia suka dengan tersebut. Temannya memberi tahu judul lagu yang ia putar. Karena temannya tahu kalau Angga menyukai lagunya, teman Angga pun memberikan satu file lagu yang berisi satu album lagu, foto para membernya serta kumpulan fakta-fakta tentang membernya. Kemudian Angga mensearching info tentang member EXO. Sejak saat itu Angga menjadi fanboy hingga sekarang.

Kesehariannya Angga, terkadang suka men-cover gerakan dance sendiri di rumahnya. Namun, ia tidak ikut bergabung dalam grup dance cover karena ia khawatir tidak bisa membagi waktunya dengan kesibukan yang lain seperti kuliah, tugas dan sebagainya. Ia juga aktif mengikuti beberapa event yang bertemakan Korea yang diadakan di kota Medan. Menurut pengakuannya, ia bisa memperluas relasi pertemanan ia dengan yang lain. Ia juga mengaku semenjak menjadi seorang fanboy ia mendapat banyak teman baru yang berada di ruang lingkup fans K-Pop.

Angga memiliki banyak juga idola yang disukainya. Hanya saja beberapa idola yang menjadi panutan dia dalam perilaku imitasi. Yang ia imitasi biasanya lebih ke style pakaiannya, attitude, model rambut yang terlihat cocok dengannya terkadang

58

Universitas Sumatera Utara Angga juga mau mengikuti bagaimana cara idolanya merawat diri seperti, mulai rajin berolahraga dan sebagainya.

8. Informan VIII

Nama : Syahfrendio Pratama

Usia : 21 Tahun

Alamat : Jalan Berdikari No. 2A

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 6 Tahun

Syahfrendio Pratama yang biasa dipanggil dengan Dio merupakan seorang fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota Medan. Dio yang saat ini berada di semester enam di jurusan teknik informatika. Dio menjadi seorang fanboy selama enam tahun. Dio sendiri tidak masuk dalam fandom manapun.

Menurutnya, ia lebih senang tidak masuk ke dalam fandom manapun dan ia sendiri seorang multifandom.

Teman menjadi media perantara untuk menyebarkan K-Pop. Berawal dari lagu video EXO yang berjudul Wolf, salah seorang temannya menyuruh Dio untuk melihat video tersebut. Sekali dua kali setelah melihat videonya, hati Dio belum merasatertarik untuk dengan video yang ditunjukkan oleh temannya. Namun, beberapa hari setelahnya Dio mulai tertarik dengan video yang diberikan oleh temannya beberapa tempo hari yang lalu. Ketertarikan itulah yang menjadikan Dio menjadi seoerang fanboy. Setelahnya, Dio mengajak teman-temannya yang menyukai

K-Pop juga untuk mencover dance dari video yang ditunjukkan temannya pada waktu itu. Awal ia dan teman-temannya mencover dance itu hanya sekedar mengisi

59

Universitas Sumatera Utara kekosongan waktu saja. Namun, pada akhir dari keisengan yang ia lakukan pada temannya, mengantarkan Dio masuk ke dalam grup dance cover yang sekarang ia tekuni ini.

Dio merupakan salah satu anggota grup dance cover yang bernama Skyreach.

Anggota grup Skyreach aktif juga dalam mengikuti event-event, baik itu event lomba maupun event gathering. Untuk event gathering biasanya mereka hadir ketika grup dance tersebut dipanggil oleh panitia untuk menampilkan beberapa performance dance sesuai dengan dance grup idol K-Pop yang menyelenggarakan acara tersebut.

Idola yang disukai oleh Dio adalah D.O dari grup EXO, Jungkook dari grup

BTS, G-Dragon dari grup BIGBANG, masih ada lagi yang lain. Dio menyukai style pakaian yang dikenakan oleh idolanya ketika berada di panggung lalu diikuti oleh

Dio yang menjadi inspirasi style pakaian untuk dirinya di kehidupan sehari-hari.

Kemudian ia juga tertarik dengan bentuk badan Jungkook, sehingga ia juga mulai menjaga badan agar terlihat ideal seperti idolanya. Kemudian di kehidupan sehari- hari, Dio juga menggunakan tindikan di telinga, namun tidak setiap saat juga ia menggunakan tindikan tersebut. Pada saat tertentu saja, ketika ia ingin menggunakan tindik telinga tersebut. Tetapi ketika lagi kuliah ia tidak menggunakannya. Dio juga mengimitasi idolanya untuk merawat tubuhnya dengan menggunakan skincare. Dio menggunakan skincare untuk menjaga penampilannya agar lebih terawat.

60

Universitas Sumatera Utara 9. Informan IX

Nama : Arya Permana

Usia : 19 Tahun

Alamat : Jalan Gatot Subroto

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 8 Tahun

Arya Permana yang biasa dipanggil dengan Arya, merupakan seorang

fanboy yang berstatus mahasiswa di salah satu kampus di kota Medan. Arya yang

saat ini berada di semester dua di jurusan manajemen. Arya menjadi seorang

fanboy selama delapan tahun, ia tidak bergabung dalam fandom yang ada di kota

Medan.

Berawal dari teman memberinya sebuah video Super Junior yang berjudul

Sorry Sorry, membuat Arya penasaran dengan lagunya. Setelah ia tahu judul

lagunya, ia pun mulai mencari lagunya dan mencari tahu juga tentang penyanyi

dari lagu tersebut. Setelah Super Junior, grup SHINee kembali menarik perhatian

Arya. Ketika ia menjelajahi aplikasi youtube lagu SHINee yang berjudul Replay,

muncul di beranda youtubenya. Penasaran dengan music videonya Arya pun

menonton video tersebut dan ia kembali tertarik dengan lagunya serta music

videonya memiliki konsep yang unik. Kemudian pada akhirnya Arya pun tertarik

dengan K-Pop dan menjadi fanboy hingga saat ini.

Arya merupakan orang yang aktif juga mengikuti event-event yang

diadakan di kota Medan. Mau itu event yang bukan dari fandom sampai

fandomnya juga diikutinya. Dengan alasan dari event-event yang saya ikuti, dapat

61

Universitas Sumatera Utara menambah jaringan pertemanannya. Arya mengaku ia senang berteman dengan orang yang berasal dari luar fandomnya. Dengan catatan orang tersebut bukan fans yang labil.

Mengenai idola, Arya memilih Siwon dan Henry dari grup Super Junior serta mendiang Jonghyun dari grup SHINee. Bukan tanpa alasan ia menyukai mereka. Siwon memiliki kharisma yang khas dari dirinya, sesosok idola yang dinilai humble serta perhatian dan juga ia bisa menjadi seorang mencairkan suasana karena ia memiliki kepribadian yang lucu juga. Henry di mata Arya merupakan sesosok artis yan memiliki talenta yang luar biasa. Ia bisa menyanyi, kemampuan dancenya yang mumpuni serta bisa memainkan semua jenis alat musik. Menjadi nilai tambahan pada dirinya dia memiliki attitude yang baik.

Jonghyun, juga tidak jauh beda dengan Henry. Ia memiliki vocal yang khas, mampu menciptakan lagu, serta memiliki kepribadian yang hangat pada fans maupun orang lain.

Jika ditanya mengenai imitasi yang dilakukan Arya, yang terlintas dibenaknya ialah mengikuti style pakaian yang digunakan oleh idolanya. Dalam urusan style, Arya masih memilah-milah, style mana yang cocok untuk digunakan di area kampus dan style mana yang cocok untuk digunakan di luar area kampus.

Selain style pakaian, ia juga mengikuti kepribadian yang positif dari sang idolanya, serta perjuangan dalam kehidupan seorang idol yang menjadi inspirasi bagi Arya.

62

Universitas Sumatera Utara 10. Informan X

Nama : Dzikri Fernanda

Usia : 22 Tahun

Alamat : Jalan Gatot Subroto

Status : Mahasiswa

Lama Menjadi Fanboy : 10 Tahun

Dzikri Fernanda yang biasa dipanggil dengan Dzikri, merupakan seorang fanboy yang masih berstatus mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di kota Medan jurusan teknik sipil yang saat ini berada pada semester enam. Dzikri telah menjadi seorang fanboy selama sepuluh tahun, dan bergabung ke dalam sebuah fandom selama lima tahun.

Bukan seorang teman, melainkan seorang kakaknya sendiri yang

mengenalkan tentang Korea. Awalnya Dzikri menyukai Korean Drama (K-Drama)

dari seorang kakaknya, kemudian seiring berjalannya waktu perkembangan K-Pop

mulai menujukkan eksistensinya, Dzikri pun beralih ke aliran musiknya yaitu K-Pop.

Dzikri juga mulai menyukai K-Pop dari ketika pada masa itu lagu Sorry Sorry yang

dinyanyikan oleh Super Junior mulai menujukkan ke boomingannya pada dunia.

Berawal dari sana lah Dzikri menjadi seorang fanboy. Dzikri melihat penampilan

mereka di panggung terlihat begitu enerjik. Menurutnya, menjaga kestabilan suara

sambil melakukan gerakan dance merupakan hal yang sulit. Selain memperhatikan

koreografi dari gerakan dancenya, di sisi lain seorang idol juga harus

memperhatikan kestabilan suara mereka. Itulah yang mebuat Dzikri kagum dengan

penampilan mereka di panggung.

63

Universitas Sumatera Utara Dzikri merupakan seorang fanboy yang aktif dalam mengikuti event-event gathering, mau itu event yang berasal dari fandomnya ataupun bukan dari fandomnya. Atau juga event yang berhubungan dengan Korea. Dzikri sendiri mengakui dengan aktif mengikuti event-event yang diselenggarakan, ia bisa menambah teman baru serta membuatnya menjadi lebih bersosialisasi dengan orang lain.

Idola yang Dzikri sukai ialah dan T.O.P dari grup BIGBANG serta

CL dari grup 2NE1 dan orang yang menginspirasi dirinya dalam perilaku imitasi ia memilih Taeyang dan T.O.P. Menurutnya, style pakaian yang mereka kenakan terlihat fashionable, tidak hanya itu model rambutnya yang terlihat unik menurutnya kemudian dari mereka juga Dzikri tertarik untuk mempelajari bahasanya. Menurut

Dzikri, bahasa serta penulisan dalam bahasanya menarik untuk dipelajari.

Tabel 4.4 Profil informan

No Nama Usia Alamat Status Lama Menjadi Fanboy

1 Taufik Rahman 21 Tahun Medan Mahasiswa 11 Tahun Amplas, Gang Saudara

2 Azrasyamputra 18 Tahun Medan Mahasiswa 4 Tahun Tembung

3 Riko Arishandi 24 Tahun Medan Bekerja 10 Tahun

64

Universitas Sumatera Utara Marelan

4 Muhammad 21 Tahun Jalan Mahasiswa 8 Tahun Bilham Asahan Multazam

5 Irgie Nabil 18 Tahun Jalan Mahasiswa 9 Tahun Sugesti Pukat II No. 48

6 Danu Asmara 18 Tahun Jalan Baru 3,5 Tahun Asrama Tamat Brigit SMA Block Medang No. 23

7 Anggara 22 Tahun Jalan Mahasiswa 7 Tahun Syahputra Pembangu nan

8 Syahfrendio 21 Tahun Jalan Mahasiswa 6 Tahun Pratama Berdikari No. 2A

9 Arya Permana 19 Tahun Jalan Mahasiswa 8 Tahun Gatot Subroto

10 Dzikri Fernanda 22 Tahun Jalan Mahasiswa 10 Tahun Gatot Subroto

65

Universitas Sumatera Utara 4.4. Awal Mula Fanboy Menyukai K-Pop

Fans K-Pop ? Ketika masyarakat mendengar kata-kata tersebut pada umumya merujuk ke sekelompok fans dari kalangan perempuan. Karena pada dasarnya fans K-

Pop paling banyak dikalangan kaum perempuan, jarang masyarakat mengarah ke kalangan laki-laki. Tambah lagi stereotype masyarakat yang memandang fans K-Pop itu dikenal dengan fans yang terlalu royal, fanatik, histeris, berlebihan, dan sebagainya. maka dari itu, masyarakat masih memandang sebelah mata dengan fans yang menyukai K-Pop. Royal dalam hal ini yang dimaksud adalah, fans rela menghabiskan uangnya untuk membeli merchandise-merchandise K-Pop, rela membeli tiket konser yang harga terbilang mahal, membeli pernak-pernik yang berhubungan dengan idol maupun K-Pop. Tak jarang juga fans K-Pop dicap sebagai fans yang hedonis dan dengan mudahnya mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi idola K-Pop yang disukainya. Berdasarkan yang peneliti lihat, fans K-Pop biasanya menabung terlebih dahulu untuk membeli merchandise maupun menonton konser idolanya.

Boomingnya K-Pop di Indonesia, berbagai media terlebih media televisi berbondong-bondong untuk menayangkan hal-hal yang berhubungan dengan konten

Korea, yang paling banyak menyita perhatian para fans termasuk fanboy yaitu drama dan musik. Namun, sekarang aliran musik K-Pop lebih banyak diminati oleh para fansnya. Hal ini lah yang menjadikan awal mulanya fans menyukai K-Pop. Tayangan televisi yang menampilkan beberapa lagu bahkan music video K-Pop membuat sedikit dari banyaknya penonton yang menyaksikan tayangan tersebut menjadi

66

Universitas Sumatera Utara tertarik dengan K-Pop, dan mulai mencari tahu tentang K-Pop melalui internet. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka mengakui awalnya tertarik dengan K-Pop tersebut dari teman. Teman yang mengenal lagu K-Pop baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya, ada seorang teman yang awal niatnya hanya mendengarkan untuk dirinya sendiri tetapi teman yang lain juga ikutan mendengarkan dan tertarik dengan lagu tersebut. Ada juga yang mengenal K-Pop melalui music video (MV).

Tidak hanya itu, sebagaian fans juga menyukai K-Pop melalui media televisi di mana menayangkan acara tentang K-Pop.

Teman maupun orang terdekat yang familiar dengan K-Pop merupakan salah satu media yang paling besar dalam menyebarkan virus-virus tentang K-Pop. Tidak hanya teman, seperti sepupu, saudara bahkan anggota keluarga sendiri juga tentang

K-Pop ke sepupu maupun saudara lainnya. Tambah dengan bantuan berbagai macam media, baik dari televisi maupun media sosial lainnya menjadikan K-Pop semakin booming di kalangan masyarakat. Masyarakat pun dapat dengan mudah mengakses internet untuk mencari tahu tentang K-Pop lebih lanjut. Mulai dari lagu, music video hingga informasi-informasi yang berkaitan dengan K-Pop.

Meskipun fans K-Pop kebanyakan dari kalangan perempuan, tidak menutup kemungkinan ada fans yang dari kalangan laki-laki (fanboy). Namun, fanboy tidak sebanyak fangirl. Tetapi sejak semakin booming K-Pop beberapa tahun belakangan ini, fanboy sudah mulai menujukkan bahwa mereka merupakan fans K-Pop, walaupun mereka masih yang ada rasa ragu untuk menujukkan identitas mereka fanboy secara gamblang. Namun dalam pandangan masyarakat masih terdapat stigma yang menyukai K-Pop itu dibilang sebagai banci, kemayu dan sebagainya. Ada

67

Universitas Sumatera Utara fanboy yang memilih untuk tidak menanggapi hal tersebut, karena mereka berpikiran selama dirinya tidak terjerumus ke hal yang negatif dan K-Pop juga memiliki sisi postitif yang bisa mereka ambil. Bahkan ada yang bisa meraih prestasi melalui kegemarannya.

Kebanyakan dari mereka yang mulai mengenal K-Pop sejak lagu Super

Junior yang berjudul Sorry Sorry booming di Indonesia. Meskipun ada beberapa boy/girlgroup yang juga lagi naik daun, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa berawal dari lagu Super Junior menjadikan K-Pop semakin booming pada masanya. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan penelitian bernama Riko (24), yaitu:

“awalnya dari tayangan acara televisi yang menampilkan tentang K- Pop, pas lagi booming juga dengan Super Junior yang Sorry Sorry, jadi saya yang nyari tahu tentang K-Pop itu juga. Lama kelamaan jadi suka, dari situ saya mulai menjadi fanboy.”

Kemudian ada pernyataan yang lain dari informan penelitian bernama Bilham

(21) mengenai awal dirinya menggemari K-Pop:

“awalnya suka K-Pop karena di kenalin lagu Sorry Sorry yang penyanyinya si Super Junior, itu dari teman. Jadi teman saya ngasihbuat dengerin lagu ke saya. Terus lama kelamaan saya jadi suka lagunya, terus dari situ saya pun jadi fanboy hingga sekarang. Lalu, teman saya yang kayak ngajak buat grup kecil-kecillan untuk men- cover dancenya.”

Tabel 4.5. Awal mula fanboy menyukai K-Pop

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “awalnya saya suka K-Pop itu berawal dari, di pusat perbelanjaan itu muterin lagu yang asing banget di telinga. Saya sangking penasarannya bertanya dengan mbak-mbak

68

Universitas Sumatera Utara yang jaga di bagian informasi „mbak, numpang nanya ini judulnya apaan ya ?‟ terus mbak itu menjawab „ ini judulnya Sorry Sorry dari Super Junior. Terus saya cari tahu tentang lagu itu sama artis yang nyanyiin lagu itu. ehh pada akhirnya saya jadi gitu sama K-Pop. Cuma pas EXO debut saya melihat para membernya dan Chanyeol menarik perhatian saya. Sejak saat itu saya juga mulai menjadi EXO-L di situ. Dan sekarang banyak grup-grup baru kan yang debut, suka juga sama grup barunya, tapi kalo Chanyeol tetap sih.”

2 Azrasyamputra “saya awalnya suka K-Pop, dari kawan saya yang EXO-L ngenalin ke saya MV EXO yang berjudul Call Me Baby, teruskan di video itu yang pertama kali keluar itu Kai, awalnya biasa aja liat. Setelah liat videonya sampe habis, saya suka sama lagunya. Terus saya tanya sama temen saya, judul lagunya apa. Setelah saya tahu judul lagunya saya cari tahu, tentang penyanyi juga. Setelah cari tahu tentang mereka, akhirnya saya menjadi fanboy.

3 Riko Arishandi “awalnya dari tayangan acara televisi yang menampilkan tentang K-Pop, pas lagi booming juga dengan Super Junior yang Sorry Sorry, jadi saya yang nyari tahu tentang K-Pop itu juga. Lama kelamaan jadi suka, dari situ saya mulai menjadi fanboy.”

4 Muhammad “ada teman dekat gitu kayak geng lah istilahnya dilingkungan rumah saya, suka Bilham sama lagu K-Pop, tapi di situ posisinya dia Multazam belumjadi K-Popers. Jadi mereka yang ngenalin lewat MV Super Junior yang Sorry Sorry. Terus saya lihat MVnya, videonya keren, setelah itu teman saya juga nawarin buat gitu untuk ngecoverin MVnya si Super Junior yang lagu ini. Dari situ lah saya awalnya menjadi fanboy.”

69

Universitas Sumatera Utara 5 Irgie Nabil “awalnya suka K-Pop karena di kenalin lagu Sorry Sorry yang penyanyinya si Super Sugesti Junior, itu dari teman. Jadi teman saya ngasih buat dengerin lagu ke saya. Terus lama kelamaan saya jadi suka lagunya, terus dari situ saya pun jadi fanboy hingga sekarang. Lalu, teman saya yang kayak ngajak buat grup kecil-kecilan untuk men- cover dancenya.”

6 Danu Asmara “saya itu dulunya haters K-Pop. Sepupu saya tiap hari mutarin lagu K-Pop. Lalu, saya bilang „apa ini K-Pop? Banci tau‟ tapi lama kelamaan saya jadi tertarik sama lagunya. Pernah suatu hari, sepupu saya ikut acara lomba gitu. Tapi salah anggota grupnya ngga bisa hadir, jadi sepupu saya minta tolong ke saya buat gantiin temannya. Waktu itu mereka negcoverin dance BTS yang judulnya Fire, saya sebenarnya ngga tau gerakan dancenya kayak mana. Cuma saya coba latihan dulu. Rada pesimis, cuma saya bilangg dalam hati yang udah berusaha dengan maksimal. Dari itu juga lah saya jadi bergabung ke grup dance cover.”

7 Anggara “awalnya saya suka K-Pop itu berawal dari teman saya yang mutarin lagu EXO yang Syahputra judulnya Mama, awalnya kayak asing gitu lagunya, tapi enak lagunya. Pada akhirnya saya tanya sama teman saya judul lagu yang diputarin dia. Setelah itu saya bilang saya suka sama lagunya. Begitu dia tahu saya suka sama lagunya, dia memberikan 1 file yang berisi 1 album lagu EXO, foto para membernya, bahkan sampai fakta-fakta tentang member EXO. Jadi dari situlah saya suka K-Pop.”

8 Syahfrendio “saya jadi fanboy itu pas EXO era Wolf. Dari teman juga, dia ngaish video EXO yang Pratama judulnya Wolf. Sekali dua kali saya belum merasa tertarik. Tapi setelah beberapa hari kedepannya, saya baru mulai tertarik sama

70

Universitas Sumatera Utara K-Pop, karena lagunya itu terngiang terus di kepala saya, jadi saya juga sambil mencari info tentang EXO. Setelah itu saya juga mengajak teman-teman saya buat ngecoverin dance lagu itu, hanya iseng-iseng aja sih.”

9 Arya Permana “awalnya itu teman saya ngenalin sebuah video ke saya, terus saya tonton, tertarik saya sama lagunya. Setelah tahu saya judul lagunya, saya cari lagunya sama info tentang Super Junior, keren-keren mereka. MVnya juga keren gitu. Dari situ lah saya suka K-Pop. Terus kembali lagi perhatian saya ditarik oleh penampilan SHINee yang tetiba muncul di beranda youtube saya yang lagu Replay, udah dari itu makin menjadi saya menyukai K-Pop dan jadi fanboy sampai sekarang.”

10 Dzikri Fernanda “saya awalnya itu penyuka drama itupun dari kakak saya, cumakan lama-kelamaan K- Pop udh mulai kelihatan eksistensinya melalui aliran musik. Jadi saya jadi jatuh ke K-Pop. Ya kan pada masa itu mulai boomingnya lau Super Junior yang judulnya Sorry Sorry. Jadi ya dari situlah awalnya saya jadi fanboy.”

4.5. Imitasi

Imitasi merupakan suatu perilaku di mana seorang individu meniru orang lain agar terlihat sama dengan orang yang ditirunya. Perilaku imitasi juga sering dinyatakan sebagai ajang pencarian jati diri yang terjadi pada remaja. Remaja merupakan masa transisi menuju ke dewasa. Dengan boomingnya K-Pop pada zaman sekarang, banyak kita temui para fans yang melakukan peniruan terhadap idola yang ia sukai.

71

Universitas Sumatera Utara 4.5.1. Artis Korea Yang Digemari Fanboy

Setiap fangirl maupun fanboy pasti memiliki sosok artis yang ia sukai. Bisa saja dari boygroup ataupun girlgroup, bahkan artis dari penyanyi soloist sekalipun.

Bisa itu hanya satu orang atau lebih, tetapi kebanyakan yang ditemui fans memiliki lebih dari satu artis yang diidolakannya. Beragam alasan yang dimiliki oleh fans kenapaia bisa menggemari artis Korea yang diidolakannya. Mulai dari paras yang rupawan serta postur tubuh yang ideal, talenta yang dimiliki idola tersebut bahkan sampai kepribadian dan attitude dari idola itu sendiri. Tidak jarang, sosok artis yang diidolakan menjadi orang yang menginspirasi fansnya dalam bertindak. Baik itu dari segi penampilan pribadinya seperti style berpakaian, pernak-pernik yang digunakan oleh idolanya, motivasi untuk bisa menggapai prestasi yang diinginkan oleh fansnya, motivasi untuk bekerja lebih keras agar bisa menjadi orang sukses, serta banyak hal lainnya.

Biasanya, fans menyukai idolanya yang berlawanan jenis kelamin. Seperti yang kita ketahui, fanboy memuji visual wajah idolanya yang cantik. Begitu juga kebalikan dari fangirl, yang memuji visual wajah idolanya yang ganteng. Tetapi karena penelitian ini berfokus pada fanboy, jadi dalam pembahasan penelitian ini hanya membahas fanboy saja.

Tidak sedikit fanboy yang menggemari artis K-Pop dari kalangan laki-laki dan mengakui visual wajah dari seorang idol Korea yang ia gemari ketika pertama kali melihatnya. Setelah melihat visual baru mencari tahu mengenai talenta yang dimiliki oleh idolanya tersebut. Misalnya, bisa melakukan rapp dengan baik dan teratur

72

Universitas Sumatera Utara pelafalan liriknya, bisa memainkan alat musik, vokal yang mumpuni, bisa menciptakan lagu, kemampuan dance yang baik, bahkan talenta yang lainnya.

Bahkan, setelah mengetahui talenta yang dimiliki dari idolanya, visual wajah hingga postur tubuh yang ideal pada akhirnya bergeser hingga menjadi nilai tambahan bagi mereka. Pernyataan tersebut dipertegas oleh informan penelitian yang bernama Topik

(21), yaitu:

“saya mengidolakan Park Chanyeol dari grup EXO, karena dia memiliki berbagai talenta. Dia bisa rapp, nyanyi, bisa main alat musik seperti main drum, gitar, piano juga bisa. Terus dia juga nyiptain lagu. Sebenarnya tidak terlepas juga dari visual wajahnya ya, tapi talentanya juga mendukung buat menarik perhatian saya. Maka dari itu saya mengidolakan dia.”

Hal ini juga disampaikan kepada informan penelitian yang bernama Putra (18), yaitu:

“saya sebenarnya banyak ngefans dengan idola lain, tetapi saya lebih mengidolakan Kai EXO. Dia itu orangnya good looking, king of dance karena kemampuan dancenya yang bagus juga. Makanya saya suka sama dia.”

Selain gambaran alasan yang di atas, kebanyakan juga fanboy yang mengakui talenta serta attitude yang dimiliki oleh idola mereka, juga menjadi pertimbangan bagi mereka untuk mengidolakan artis Korea yang mereka idolakan. Hal tersebut dipertegas oleh informan penelitian bernama Angga (22), yaitu:

“..... Kayak Lay dia bisa ngedance, vocalnya juga oke, main film juga iya, alat musik apalagi lalu attitude dia bagus. Dia itu orangnya sopan banget.” Sambungan pernyataan dengan informan penelitian yang sama:

73

Universitas Sumatera Utara “.... Tambah lagi, Henry itu juga beneran multitalent, dance mantap, vocal oke, main film juga mantap, semua alat musik bisa dia mainkan. Terus attitude dia yang perfect.”

Alasan lain yang dikemukakan oleh fanboy yang menggemari idolanya yaitu, idolanya bisa menjadi mood booster bagi dirinya ketika dirinya sedang dalam keadaan mood yang tidak baik. Melihat idolanya tersenyum atau tingkah lucu yang dilakukan oleh idolanya sendiri bisa mengembalikan moodnya yang tidak baik. Hal ini diperkuat oleh pernyataan informan penelitian yang bernama Angga (22):

“… Terus Baekhyun juga vocalnya bagus, terlepas dari talenta Baekhyun itu moodbooster saya dari awal saya lirik dia. Johnny sama seperti Baekhyun, moodbooster juga tetapi dia punya talenta juga …”

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah kebanyakan fanboy yang menjadi informan pada penelitian ini, idolanya berasal dari artis K-Pop di kalangan laki-laki. Tetapi ada juga mereka menggemari dari artis di kalangan perempuan. Alasan yang paling banyak diungkapkan oleh fanboy tersebut ialah talenta yang dimiliki oleh idolanya yang menjadikan seorang idol itu adalah idolanya. terlepas dari visual wajah yang menambah nilai tambahan bagi idol itu sendiri.

Seorang idola juga bisa berfungsi sebagai mood booster dikala keadaan mood sedang dalam kondisi tidak baik.

Tabel 4.6. Idola yang disukai oleh fanboy

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “saya mengidolakan Park Chanyeol dari grup EXO, karena dia memiliki berbagai talenta. Dia bisa rapp, nyanyi, bisa main alat musik seperti main drum, gitar, piano juga bisa. Terus dia juga nyiptain lagu. Sebenarnya tidak terlepas juga dari visual wajahnya

74

Universitas Sumatera Utara ya, tapi talentanya juga mendukung buat menarik perhatian saya. Maka dari itu saya mengidolakan dia.”

2 Azrasyamputra “saya sebenarnya banyak ngefans dengan idola lain, tetapi saya lebih mengidolakan Kai EXO. Dia itu orangnya good looking, king of dance karena kemampuan dancenya yang bagus juga. Makanya saya suka sama dia.”

3 Riko Arishandi “untuk idola saya menyukai Seolhyun dari grup AOA. Selain dia ada juga saya ngefans sama Sehun dari grup EXO. Saya lebih melirik ke performancenya. Apa yang membuat kita lebih tertarik melihat dia, apa yang menjadi daya tarik dari dia, tapi terlepas dari parasnya yang cantik dan ganteng sih. Cuma itu nilai tambahan setelah performancenya yang membuat saya tertarik dengannya. Talenta yang menjadi daya tarik bagi saya lebih ke vocal dan dancenya.”

4 Muhammad “karena saya multifandom, di EXO saya suka sama Chanyeol, di BTS saya suka sama V, di GOT7 saya Bilham suka sama JB, kalo Wanna One saya suka sama Multazam Daniel, untuk girlgroupnya di BLACKPINK saya suka sama Rose, di TWICE saya suka Jihyo,di GFRIEND saya suka sama Yerin, apalagi ya ? Ya ampun banyak juga ya. Oh, iya di Redvelvet saya suka sama Seulgi. Udah, kayaknya cuma itu aja. Saya suka sama mereka karena kharismanya mereka. Lebih melihat orang yang berkharisma di grup itu, terus kalo untuk talent, terus mereka juga punya rupawan yang menarik. Saya lebih menyukai talent yang punya vocal yang bagus.”

5 Irgie Nabil “kalo idola saya suka sama G-Dragon dari grup BIGBANG, lalu saya suka Baekhyun dari group Sugesti EXO, terus sama suka Rose dari group BLACKPINK. Menurut saya, mereka itu keren. Apalagi GD bisa nge-rapp, fashion dia biasanya suka jadi trending, lalu belum lagi performanya di panggung. Kerenlah pokoknya. Kalo Baekhyun saya suka vocalnya keren sama juga dengan Rose yang vocalnya juga terbilang unik.”

75

Universitas Sumatera Utara 6 Danu Asmara “saya multifandom sebenarnya, cuma saya lebih menyukai Chanyeol, Jungkook, sama Hoshi. Saya suka sama mereka karena rapp Chanyeol itu keren, terus si Jungkook bagian dance sama vocalnya bagus. Kalo si Hoshi, dia itu bisa captain koreografi. Pokoknya mereka keren lah. Makanya saya ngefans sama mereka.”

7 Anggara “saya ngefans sama Lay dan Baekhyun dari boygroup EXO, terus kalo di NCT tu banyak tapi Syahputra saya lebih ke Johnny sama Jaehyun, kemudian saya juga ngefans sama Henry dan Leeteuk dari grup Super Junior dan masih ada lagi yang lain. Saya ngefans sama mereka karena mereka punya talenta. Kayak Lay dia bisa ngedance, vocalnya juga oke, main film juga iya, alat musik apalagi lalu attitude dia bagus. Dia itu orangnya sopan banget. Terus Baekhyun juga vocalnya bagus, terlepas dari talenta Baekhyun itu moodbooster saya dari awal saya lirik dia. Johnny sama seperti Baekhyun, moodbooster juga tetapi dia punya talenta juga. Nah, yang Jaehyun ini multitalent. Ngedance iya, vocal ngga usah diragukan, rapp juga oke, main alat musik juga bisa. Tambah lagi, Henry itu jugabeneran multitalent, dance mantap, vocal oke, main film juga mantap, semua alat musik bisa dia mainkan. Terus attitude dia yang perfect.”

8 Syahfrendio “saya ngefans sama D.O EXO terus saya juga ngefans sama Jungkook BTS, G-Dragon Bigbang, Pratama masih ada lagi sih tapi saya lebih ke mereka berdua. Saya ngefans sama mereka karena Jungkook BTS itu keren, dance sama vocalnya bagus. Dancenya Jungkook jadi panutan saya dalam meningkatkan kemampuan dance saya di panggung. Kalo D.O vocalnya keren terus sama style pakaian dia dipanggung itu menurut saya keren. Kalo G-Dragon udah ngga terkatakan lagi lah performanya di panggung kayak apa. Kharismatik dia di panggung juga bikin saya tertarik. ”

9 Arya Permana “saya ngefans sama Siwon sama Henry dari grup Super Junior terus saya juga ngefans sama mendiang Jonghyun dari grup SHINee. Siwon itu

76

Universitas Sumatera Utara kharismatiknya luar biasa. Terus orangnya itu humble banget, perhatian tapi dia bisa juga seperti pelawak. Lucu soalnya, apalagi kalo dia udah main drama, ketawa aja bawaannya lihat tingkah dia. Tapi aslinya anggota Super Junior pada lucu-lucu orangnya.Dia itu punya quote yang keren-keren, makanya dia itu sebagai motivator saya. Kalo Henry itu multitalent banget. Dance bisa, vocal oke, semua alat musik bisa dimainkan sama dia, terus dia itu orangnya juga yang humble banget sayang kali sama fansnya. Juga attitude dia bagus. Jonghyun juga sama dia bisa nyiptain lagu. Udah banyak juga lagu yang diciptain sama dia, termasuk salah satu lagu yang dinyanyiin sama yang Breath. Terus dia itu orangnya penyayang banget. Dia mudah kali tersentuh orangnya. Sempat sedih juga dengar kabar dia meninggal.”

10 Dzikri Fernanda “saya menyukai Taeyang dan TOP dari grup BIGBANG, kemudian CL dari grup 2NE1. Karena mereka itu fashionable gitu orangnya, proporsi tubuh yang ideal serta visual wajahnya juga.”

4.5.2. Hal Yang Diketahui Fanboy Terhadap Idola Yang Digemari

Berburu informasi mengenai idola yang digemarinya merupakan suatu kegiatan rutin bahkan wajib dilakukan oleh para fans untuk menambah pengetahuan mengenai idolanya. Mulai informasi tentang jadwal apa saja yang dimiliki oleh idolanya, informasi tentang wajib militer idolanya, kapan mereka comeback dengan lagu baru, informasi tentang kesehariannya, kapan dan perkembangan konser mereka,

Pokoknya informasi apa saja yang berkaitan dengan idolanya.

Bagi fans, mengetahui informasi tersebut menunjukkan bahwa mereka bisa mengetahui apa yang disukai bahkan apa saja yang disukai oleh idolanya agar mereka bisa mengerti tentang dirinya, tidak bertindak di luar hal yang tidak direspek oleh idolanya, dan sebagainya. Ketika para fansnya mengetahui hal terberat bagi idolanya

77

Universitas Sumatera Utara terjadi, biasanya fans memberikan semangat serta dukungan untuk idolanya, agar idolanya bisa melewati hal berat tersebut.

Namun, bagi mereka yang mengikuti perkembangan idolanya dari awal ia merintis karir, seorang fans akan mengetahui bagaimana informasi perkembangan seorang idol mereka dari sebelum diresmikan menjadi seorang idol oleh pihak agensinya atau yang biasa disebut dengan pre debut atau bahkan setelah diresmikan menjadi seorang idol disebut juga dengan debut. Bagi mereka yang tidak mengikuti idolanya dari awal, biasanya fans mencari informasi-informasi yang tidak mereka ketahui dari berbagai sumber. Meskipun sumber berita dari situs asli dari Korea sekalipun. Seperti yang dikemukakan oleh informan penelitian yang bernama Angga

(22 ):

“hal yang saya ketahui dari idola itu, dari dia debut. Terus juga ada variety show mereka yang membahas keseharian mereka, ada update info juga dari portal berita ada di sosmed Indonesia maupun Korea, terus postingan idola dari tentang kesehariannya, ada juga aplikasi siaran langsung dari Korea contohnya aplikasi Vlive. Selain itu ada juga kayak panggilan interview gitu mirip acara talkshow, disitu ada juga mereka cerita tentang perjuangan mereka, apa aja pencapaian mereka, tentang diri mereka dan sebagainya.”

Berbagai macam situs internet langsung dari Korea yang menyajikan berita tentang idolanya, kemudian diberbagai negara mengutip berita yang disediakan oleh fans Korea, namun yang mengutip berita mencantumkan sumber berita yang ia ambil.

Banyak portal berita yang menyediakan updatean informasi terbaru atau informasi lama yang barangkali belum diketahui oleh para fansnya. Bisa itu informasi dari pre debut atau debut. Seperti yang dikemukakan oleh informan penelitian yang bernama

Topik (21):

78

Universitas Sumatera Utara “karena saya menyukai K-Pop selama sebelas tahun, untuk tahu detail mulai dari dia debut juga saya sudah kenal dia siapa. Sudah detail juga sih saya tahu tentang dia. Mulai dari kesehariannya melalui status- statusnya juga. Kemudian, informasi yang disediakan dari portal berita juga membantu untuk lebih update tentang kesehariannya serta info- info yang tidak diketahui oleh orang banyak.”

Selain informasi dari debut ataupun pre debut, ada yang sampai mengikuti informasi tentang brand ambassador yang dibintangi oleh idolanya, mengenai keluarganya juga, kapan perilisan lagu baru idolanya, hingga makanan kesukaan idolanya juga mereka ketahui. Hal ini diperkuat oleh beberapa informan penelitian, di antaranya informan penelitian yang bernama Putra (18):

“untuk mengenai hal detail dari idola, ya mulai dari update jadwal- jadwalnya, kemudian tau tentang brand ambassador yang ia bintangi, masalah mengenai keluarganya juga serta masa lalu kayak info tentang dia pas predebut.” Pernyataan yang informan penelitian bernama Dzikri (22):

”saya mengetahui idola saya dari era debut. Terus saya lebih memahami mengenai stylenya di panggung, di bandara, kemudian info- info tentang kesehariannya. lalu, makanan kesukaannya juga.” Ada juga informan penelitian yang tidak terlalu mengikuti, hanya sebatas informasi perilisan lagu barunya. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan informan penelitian yang bernama Riko (24):

“kalo saya tidak terlalu mengikuti kali berita tentang kehidupan sehari- harinya, palingan kalo ada info tentang comebacknya baru ngikutin.”

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian adalah pengetahuan yang dimiliki oleh fanboy mengenai informasi-informasi tentang idolanya cukup jauh meskipun ada fanboy yang hanya mengikuti informasi tentang perilisan lagu baru saja.

Alasan dikatakan cukup jauh karena fanboy sampai mengetahui informasi yang

79

Universitas Sumatera Utara dimulai dari masa debut idola tersebut kemudian merambah ke jadwal-jadwal yang dimiliki oleh idolanya, kesehariannya dia melalui postingan social media hingga makananan kesukaannya bahkan hal yang berkaitan dengan keluarga dari idola tersebut. Fanboy juga memanfaatkan social media yang dimilikinya baik itu social media yang khusus digunakan oleh masyarakat Korea ataupun yang umum digunakan oleh masyarakat global untuk menambah pengetahuannya tentang idola yang ia gemari. Namun, sedikit juga fanboy yang hanya mengikuti informasi mengenai kapan sang idola merilis lagu terbarunya dan tidak terlalu mengikuti informasi-informasi yang lebih tentang idola tersebut.

Tabel 4.7. Hal yang diketahui fanboy terhadap idola yang disukai

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “karena saya menyukai K-Pop selama sebelas tahun, untuk tahu detail mulai dari dia debut juga saya sudah kenal dia siapa. Sudah detail juga sih saya tahu tentang dia. Mulai dari kesehariannya melalui status-statusnya juga. Kemudian, informasi yang disediakan dari portal berita juga membantu untuk lebih update tentang kesehariannya serta info-info yang tidak diketahui oleh orang banyak.”

2 Azrasyamputra “untuk mengenai hal detail dari idola, ya mulai dari update jadwal-jadwalnya, kemudian tau tentang brand ambassador yang ia bintangi, masalah mengenai keluarganya juga serta masa lalu kayak info tentang dia pas predebut.”

3 Riko Arishandi “kalo saya tidak terlalu mengikuti kali berita tentang kehidupan sehari-harinya, palingan kalo ada info tentang

80

Universitas Sumatera Utara comebacknya baru ngikutin.”

4 Muhammad Bilham “karena banyak kali yang saya suka jadi bingung. Tapi palingan tahunya pas udah Multazam di grup itu aja.”

5 Irgie Nabil Sugesti “saya ngga terlalu ngikutin hal yang kayak begituan kak, palingan kalo ada info mereka comeback baru saya ikutin. Saya lebih ke penikmat musiknya. Karya-karya mereka aja.”

6 Danu Asmara “info yang sampe detail gitu saya ngga ngikutin kak, untuk keseharian palingan baca info dari portal berita yang ada di medsos.Kalo ada mereka mau ngeluarin lagu baru, saya ikutin baru. Menambah list lagu baru.”

7 Anggara Syahputra “hal yang saya ketahui dari idola itu, dari dia debut. Terus juga ada variety show mereka yang membahas keseharian mereka, ada update info juga dari portal berita ada di sosmed Indonesia maupun Korea, terus postingan idola dari tentang kesehariannya, ada juga aplikasi siaran langsung dari Korea contohnya aplikasi Vlive. Selain itu ada juga kayak panggilan interview gitu mirip acara talkshow, disitu ada juga mereka cerita tentang perjuangan mereka, apa aja pencapaian mereka, tentang diri merekadan sebagainya.”

8 Syahfrendio Pratama “kalo info-info kayak gitu dari dia debut sih. Terus informasi dari portal berita yang ada di sosmed apalagi seperti instagram, itu membantu juga agar lebih update tentang idola terus postingan idola mengenai kesehariannya sama informasi tentang comeback mereka.”

9 Arya Permana “berhubung saya tahunya dari era Sorry Sorry, jadi ya saya banyak yang ketinggalan gitu tentang mereka. Palingan saya cari tahu tentang diri mereka dari

81

Universitas Sumatera Utara info update-an tentang Super Junior di sosmed, terus info mereka comeback, keseharian mereka postingan mereka juga. SHINee juga, ketinggalan info. Ya berusaha, coba cari info tentang mereka di update-an berita mengenai SHINee juga.”

10 Dzikri Fernanda “saya mengetahui idola saya dari era debut. Terus saya lebih memahami mengenai stylenya di panggung, di bandara, kemudian info-info tentang kesehariannya. lalu, makanan kesukaannya juga.”

4.5.3. Bentuk Dukungan Terhadap Idolanya

Sudah menjadi tugas seorang fans dalam memberikan dukungan pada idolanya. Sekecil apapun dukungan dari fansnya akan berdampak pada idolanya tersebut. Butki dukungan ang diberikan oleh fans terhadap idolanya, merupakan salah satu tanda sayang seorang fans pada idolanya. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh fans kepada idolanya agar idolanya tetap tersenyum. Bisa dengan cara mengirim fanart dari dibuat oleh fansnya. Fanart merupakan gambar yang dibuat oleh fansnya dengan dalam bentuk sketsa. Biasanya dibuat dalam bentuk karakter kartun yang lucu.

Fanart ini tidak hanya dalam bentuk sketsa yang buat langsung oleh tangan, tetapi juga bisa diaplikasikan melalui suatu alat digital khusus untuk membuat fanart tersebut, tetapi tetap tangan yang menggambar hanya saja hasilnya gambarnya dalam bentuk digital.

Memberi komentar lucu yang dilontarkan oleh fans di postingan social media idolanya, juga termasuk dalam salah satu bentuk dukungan yang diberikan fans pada idolanya juga. Namun, sekali-sekali idolanya juga mau ikut mengomentari komentar fans yang diberikan padanya. Dan sontak hal tersebut memberikan kesenangan

82

Universitas Sumatera Utara tersendiri bagi fansnya. Tetapi kebanyakan fans memberikan dukungan dukungan dalam bentuk vote ketika ada ajang penghargaan tahunan atau penghargaan yang lainnya, ada juga yang menonton tayangan video yang diposting oleh pihak agensi mereka masing-masing. Seperti music video yang baru ketika artisnya baru comeback dengan lagu baru, atau video yang menampilkan music videonya dalam versi dance practicenya, bahkan video yang lainnya dengan tujuan untuk menaikkan viewers video tersebut. Terus membeli album yang diproduksi oleh agensinya. Usaha yang dilakukan fans dengan menaikkan viewers dan jumlah pembelian album masuk dalam hitungan chart dalam acara musik Korea dengan persentase nilai yang berbeda-beda.

Biasanya setiap fandom memiliki project untuk meningkatkan viewers maupun penjualan album fisik agar idolanya bisa menang. Seperti beberapa pernyataan yang mempertegas penjelasan di atas dikemukakan oleh informan penelitian dalam hasil wawancara, Angga (22) yaitu:

“bentuk dukungan dari saya tu kayak ada suatu event yang menggunakan vote, ya saya vote, terus streaming MVnya juga. Kalo di Korea ada acara musik mingguan yang menayangkan comeback stage atau kalo kita bilang kayak mereka ngepromosiin lagu baru mereka. Terus hasil vote, viewers MVnya, penjualan album mereka dan sebagainya, itu punya persentase poin masing-masing. Jadi salah satu cara saya ngedukung idola saya ya seperti itu.” Pernyataan yang senada juga dikemukakan oleh informan penelitian lain,

Arya (19):

“kalo itu ya bantu ngevote lah sama streaming MV mereka buat nambahin viewers. Biasanya setiap fandom itu punya project sendiri buat naikkin viewers video idolanya. Nah, dengan cara kek gitu saya kasih bukti dukungan keidola saya. Atau beli album mereka, soalnya kan itu masuk dalam hitungan juga kalo mereka promosiin lagu barunya di acara musik Korea. Masuk dalam hitungan chart juga.”

83

Universitas Sumatera Utara

Selain memberi dukungan melalui vote, meningkatkan viewers di youtube dan penjualan album fisik, ada bentuk dukungan lain yang diberikan oleh fans pada idolanya, seperti membeli merchandise yang lain. Termasuk di antaranya membeli lightstick, pernak-pernik yang official, bahkan ada yang memiliki niat untuk pergi nonton konser idolanya. Berikut pernyataan informan penelitian untuk mempertegas penjelasan di atas yang bernama Topik (21):

“Park Chanyeol itu ada di satu grup yaitu EXO. Jadi, EXO itu sering comeback dan keluarin album dan sekarang lagi sibuk dengan lightstick EXO versi ketiga jadi kita ngasih bukti dukungan atau kita ngefans dengan mereka yaitu ya dengan mengoleksi album, membeli lightstick mereka dan juga lagi nabung untuk menonton konsernya.”

Pernyataan lain informan penelitian yang mendukung penjelasan di atas yaitu bernama Putra (18):

“kalo saya, bukti dukungan yang saya berikan ke idola saya ya kayak beli merchandise-nya berupa album, beberapa perintilan yang memungkinkan saya beli.” Berdasarkan hasil didapat dalam penelitian ini, dalam hal bukti dukungan yang diberikan oleh fansnya, dukungan yang sering diberikan oleh fanboy pada informan penelitian ini ialah memanfaatkan via internet, dengan cara menonton secara online di aplikasi youtube pada music video yang dirilis oleh agensinya dengan tujuan meningkatkan viewers, kemudian memberikan suara atau melakukan vote pada event di ajang penghargaan agar idolanya menang, dan tak lupa membeli album agar meningkatkan angka penjualan album fisik. Jadi, berapa jumlah viewers, jumlah vote serta jumlah penjualan album fisik masuk ke dalam poin untuk menentukan nilai yang jadi pemenangnya.

84

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Bentuk dukungan kepada idolanya

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “Park Chanyeol itu ada di satu grup yaitu EXO. Jadi, EXO itu sering comeback dan keluarin album dan sekarang lagi sibuk dengan lightstick EXO versi ketiga jadi kita ngasih bukti dukungan atau kita ngefans dengan mereka yaitu ya dengan mengoleksi album, membeli lightstick mereka dan juga lagi nabung untuk menonton konsernya.”

2 Azrasyamputra “kalo saya, bukti dukungan yang saya berikan ke idola saya ya kayak beli merchandise-nya berupa album, beberapa perintilan yang memungkin saya beli. Kira-kira begitulah cara saya memberikan dukungan pada idola.”

3 Riko Arishandi “kalo saya pernah beberapa kali beli albumnya, lalu nonton variety-variety show terus semua performnya.”

4 Muhammad Bilham “kalo saya tidak terlalu royal yang seperti membeli merchandise. Palingan saya hanya Multazam bantu ngevote aja. Saya mah hanya modal kuota aja.”

5 Irgie Nabil Sugesti “bentuk dukungan yang saya berikan pada idola hanya sebatas ngevote biar idola menang, terus streaming MVnya meningkatkan viewers

6 Danu Asmara “kalo saya juga ngasih bukti dukungan ngga yang membeli merchandise. Dukungan dari internet aja. Kayak ngevote idola kayak ajang di penghargaan gitu, bantu naikkin viewers lah di youtube seperti ngestreaming MVnya. Itu aja sih.”

7 Anggara Syahputra “bentuk dukungan dari saya tu kayak ada suatu event yang menggunakan vote, ya saya vote, terus streaming MVnya juga. Kalo di Korea ada acara musik mingguan yang

85

Universitas Sumatera Utara menayangkan comeback stage atau kalo kita bilang kayak mereka ngepromosiin lagu baru mereka. Terus hasil vote, viewers MVnya, penjualan album mereka dan sebagainya, itu punya persentase poin masing-masing. jadi salah satu cara saya ngedukung idola saya ya seperti itu.”

8 Syahfrendio Pratama “bukti dukungan pastinya lewat dari internet. Ngga kemana itu, kalo di Korea mungkin saya kasih dukungan secara langsung, tapikan negara kami jauh. Terus sering streaming juga buat naikkin viewersnya di youtube. Itu aja sih.”

9 Arya Permana “kalo itu ya bantu ngevote lah sama streaming MV mereka buat nambahin viewers. Biasanya setiap fandom itu punya project sendiri buat naikkin viewers video idolanya. Nah, dengan cara kek gitu saya kasih bukti dukungan keidola saya. Atau beli album mereka, soalnya kan itu masuk dalam hitungan juga kalo mereka promosiin lagu barunya di acara musik Korea. Masuk dalam hitungan chart juga.”

10 “bukti dukungan yang saya berikan yaitu pembelian merchandise yang produksi, terus streaming buat menaikkan viewersnya sama ngevote.”

4.5.4. Macam-Macam Imitasi Yang Dilakukan Oleh Fanboy

Fans tidak bisa lepas dari namanya imitasi. Karena seorang idola pasti menjadi inspirasi bagi fansnya untuk melakukan perilaku imitasi. Mulai dari style pakaian, aksesoris yang digunakan idolanya juga ikut diimitasi oleh fansnya. Model rambut, bahkan apa saja yang ada di diri seorang idol, apa yang dilakukan dan apapun yang berkaitan dengan idolnya akan diimitasi oleh fansnya. Hal tersebut sudah

86

Universitas Sumatera Utara menjadi lumrah yang terjadi dikalangan fans, dan itu bukanlah merupakan hal yang diherankan lagi. Imitasi yang dilakukan oleh fanboy penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Style Pakaian Dan Penampilan Fisik Dari Idolanya.

Style pakaian dan beberapa aksesoris yang seperti digunakan oleh idolanya merupakan poin utama yang menjadi perhatian para untuk mengimitasi yaitu dari segi style pakaian yang digunakan oleh idola maupun itu style di panggung, bandara, style ketika lagi latihan dance bahkan style di mana sang idol mengenakan pakaian yang santai walaupun pergi ke mana saja bisa inspirasi fans untuk mengimitasi pakaiannya.

Karena bagi mereka style pakaian yang digunakan oleh idolnya, terlihat unik dan menarik. Tidak hanya sampai pada pakaian, model rambut juga menjadi daya tarik bagi fans untuk mengikutinya. Tidak hanya itu, terdapat imitasi yang dilakukan dengan menggunakan tindik di telinga. Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan dalam penelitian ini yang bernama Dio (21):

“yang saya imitasi dari idola saya yaitu style pakaiannya, saya kadang juga suka ngikutin style fashionnya yang di panggung. Kayak pake sweater yang kerah lehernya tinggi itu sampai nutup leher terus baru pake kemeja di luarnya tapi kancing kemeja cuma di bawah aja yang dikancing, atasnya ngga. Ngga cuma model itu aja yang saya ikuti, ada model lain lah yang biasa di pake artis-artis Korea. Terus karena kebiasaan di dance cover pake ear pierce, di kehidupan sehari-hari pun jadi kebiasaan. Tapi kalo di kampus saya ngga berani pake. Kalo lagi jalan baru saya pake, itu pun kadang-kadang aja. Selain itu juga model rambut,” Selain itu juga diperjelas oleh informan penelitian yang bernama Dzikri (22):

“bentuk imitasi yang saya lakukan ialah style pakaiannya, model rambut, bahasa, serta cara menyapanya juga. Menurut saya lebih

87

Universitas Sumatera Utara terlihat fashionable gitu sih, terus ootd juga jadi suka aja lihatnya … Lalu, yang terakhir itu rambut. Ngga tahu kenapa berani aja ngikutin model sama warna rambut mereka.”

Selain style pakaian, model rambut serta aksesoris yang mereka imitasi, penggunaan skincare juga mereka ikuti. Termasuk penting juga seorang laki-laki merawat wajah serta tubuh mereka agar terlihat terawat. Skincare yang diproduksi sekrang tidak hanya diperuntukkan untuk perempuan saja, laki-laki juga bisa menggunakan skincare. Sekarang skincare sudah ada yang dirancang khusus untuk kulit laki-laki, sehingga laki-laki bisa menggunakan produk pewaratan wajah dan tubuh khusus untuk laki-laki. Ada juga produk perawatan tubuh yang bisa digunakan untuk unisex (bisa digunakan oleh laki-laki dan perempuan). Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan penelitian yang bernama Topik (21):

“…. Selain itu, saya juga mengikuti serangkaian skincare apa saja yang mereka gunakan untuk merawat wajah sama badan dan parfum juga saya gunakan, biar wangi aja gitu badannya. Menurut saya, laki- laki juga perlu melakukan perawatan terhadap dirinya, biar tidak buluk-buluk kali. Seenggaknya memberikan kesan yang enak dilihat sama orang lain.”

Pernyataan informan lain yang memperkuat penjelasan tersebut ialah,

Bilham (21):

“…. Selain itu juga saya pake nature republic yang aloe vera itu biar kulit saya juga terawat. Sejak pakai aloe vera itu jerawat sama bekas sudah mulai hilang, jadi kelihatan kinclong gitu muka saya.”

Pernyataan informan lain yang memperkuat penjelasan tersebut ialah, Dio

(21):

“…. skincare saya pake juga yang aloe vera dari natrep, kalo ke kampus saya juga kadang mau pake lipbalm gitu …”

88

Universitas Sumatera Utara 2. Penggunaan Bahasa Korea

Selain style pakaian dan penampilan, yang tidak kalah menarik setelahnya adalah percakapan yang menggunakan bahasa Korea, meskipun hanya beberapa kata bahkan beberapa kalimat yang mereka mengerti, mereka akan menggunakannya dalam percakapan dengan lawan bicara yang memiliki kesamaan hobi dengan dirinya. Hal tersebut juga dinyatakan oleh informan penelitian ini yang bernama Dio (21):

“… Bahasa juga sih. Sekali-sekali mau pake bahasa Korea beberapa kata gitu atau kalimat yang bisa saya translatekan dalam bahasa Korea.” Pernyataan lain yang dinyatakan oleh informan penelitian ini yang bernama

Dzikri (22):

“… Kemudian bahasa Korea itu cukup unik, tambah lagi penulisan bahasanya yang menarik untuk dipelajari.”

3. Kepribadian yang hangat dari idolanya.

Fanboy juga tertarik dengan personality (kepribadian) yang baik dari sang idolanya. Hal ini menyebabkan fanboy juga tertarik untuk mengimitasi kepribadian yang baik agar bisa menjadi pribadi yang humble terhadap orang lain. Hal ini juga dinyatakan oleh informan penelitian ini yang bernama Putra (18):

“…saya juga suka sama personalitnya, baik serta ramah sama orang. Banyak juga sih idol lain yang punya good in personality, tapi ngga tahu kenapa saya menyukai personalitynya.”

4. Jiwa Kepemimpinan.

Bentuk imitasi lain yang diimitasikan oleh fanboy ialah jiwa-jiwa seorang pemimpin yang mampu mengayomi anggota yang ada di grup dance itu. Maksud dari bentuk imitasi ini adalah di dalam boy/girlgroup K-Pop, ada sebuah peran yang harus

89

Universitas Sumatera Utara diambil oleh salah satu anggota kelompoknya untuk menjadi seorang leader atau pemimpin dalam grup itu baik dalam pekerjaannya maupun kehidupan sehari-harinya.

Jadi, fanboy yang menjadi informan penelitia ini menerapkan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik untuk anggota grupnya dalam grup dance cover dan juga dapat mengayomi anggota grupnya. Pernyataan yang menyatakan bahwa informan penelitian ini mengimitasi jiwa seorang pemimpin yang diaplikasikan ke grup dance covernya yang bernama Bilham (21):

“terus saya juga terinspirasi untuk mempraktekkan bagaimana seorang leader itu bisa mengarahkan anggotanya, mengayomi anggota-anggota grupnya.”

5. Talenta yang dimiliki oleh idolanya.

Bentuk imitasi lain yang diimitasikan oleh fans yaitu talenta yang dimiliki oleh idolanya menginspirasikan dirinya untuk latihan dance lebih giat agar bisa menjadi dancer yang handal seperti idolanya atau hanya sekedar latihan dance untuk pengganti bentuk olahraga. Menurutnya talenta yang dimiliki oleh idolanya menjadi sebuah motivasi untuk bisa menjadi seorang dancer yang handal seperti idolanya. Hal tersebut dijelaskan oleh informan penelitian ini yang bernama Danu (18):

“kalo saya terisnpirasi dari Jungkook, pengen kayak dia yang vocal sama dancenya keren.”

Pernyataan lain juga dijelaskan oleh informan penelitian yang bernama

Angga (22):

“… Kalo Lay saya suka liat cara dancenya. Terkadang saya mau juga coba ngedance sendiri dirumah. Hanya iseng-iseng aja sih. Hitung- hitung sambil olahraga juga …”

90

Universitas Sumatera Utara 6. Membentuk Tubuh Seperti Idolanya.

Memiliki bentuk tubuh yang ideal seperti idolanya merupakan dambaan bagi setiap fans, baik itu fangirl maupun fanboy. Fanboy dalam penelitian ini juga tertarik terhadap bentuk tubuh ideal yang dimiliki idolanya. Hal tersebut juga memotivasi dirinya untuk membentuk tubuh agar terlihat lebih ideal seperti idola yang digemarinya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan seorang informan penelitian yang bernama Danu (18):

Selain itu fashion dia juga yang keren gitu, sama bentuk badannya keren juga. Ada niatan gitu mau ngebentuk badan kayak Jungkook.”

7. Perjalanan Karir Sang Idola.

Bentuk imitasi lain yang diimitasikan oleh fanboy yaitu tertarik dengan proses perjalanan karir yang harus ditempuh oleh seorang idola agar menjadi idola yang terkenal. Bahkan perjuangan seorang idola yang harus bertahan hidup dalam dunia entertainment. Penjelasan tersebut diperjelas dengan pernyataan yang dinyatakan oleh informan penelitian yang bernama Irgi (18):

“kalo itu saya lebih ke proses aja. Misalnya proses dia menjadi seorang idol kayak bagaimana, karena pernah saya baca artikel gitu, pernah dia bilang kalo Bigbang itu susah buat terima di tv. Jadi saya yang ke prosesnya aja sih.”

Pernyataan lain yang dikemukakan juga oleh informan penelitian yang lain untuk mendukung pernyataan sebelumnya yang bernama Arya (19):

“… Terus saya juga melihat Jonghyun, bagaimana perjuangan dia mencoba melawan penyakit depresinya yang kambuh di musim tertentu. Dia sendiri padahal juga butuh support dari orang lain, justru malah

91

Universitas Sumatera Utara dia yang mensupport orang lain untuk tetap kuat. Itu yang saya salutkan dari dia. Meskipun banyak juga artis yang mengidap penyakit depresi. Tapi saya menyukai personalitynya. Dari dia juga lah saya belajar untuk cara berempati dengan orang lain, padahal kita juga membutuhkan hal yang sama.

8. Attitude Idola.

Attitude merupakan sikap yang ditunjukkan oleh seseorang terhadap orang lain, baik atau buruknya tergantung oleh orang lain yang menerima perlakuan sikap dari seseorang itu. Attitude dari seorang idol juga termasuk dalam hal yang diimitasi oleh fansnya. Hal ini diperjelas juga oleh pernyataan seorang informan penelitian yang bernama Angga (22):

“…saya juga ngikutin attitude mereka yang positif …”

9. Penggunaan Sumpit Ketika Makan.

Table manner merupakan tata cara termasuk etika dalam makan. Salah satu bentuk table manner yang diimitasikan oleh fanboy juga bisa berupa cara makannya yang menggunakan sendok dan sumpit. Memang hal tersebut tidak hanya dari Korea, bahkan Jepang dan China juga menggunakan sumpit ketika makan. Namun, semenjak negara Korea sudah menarik perhatian negara lain hal tersebut menjadi makin diikuti oleh orang lain. Seperti pernyataan yang dikemukakan oleh informan peneliti yang bernama Angga (22):

“…Terkadang saya juga suka ngikutin makan pake sumpit.”

92

Universitas Sumatera Utara 10. Tata Krama Ketika Menyapa Orang Lain.

Bentuk budaya lain yang termask dalam daftar imitasi adalah cara seseorang menyapa orang lain dengan cara membungkukkan badannya dengan maksud untuk menghormati orang yang lebih tua dari dirinya atau menghormati lawan bicaranya.

Hal tersebut sudah menjadi budaya di negara ginseng ini pada saat menyapa orang lain. Bukan hanya Korea saja yang menerapkan budaya ini, negara Jepang juga menerapkan cara sapaan seperti itu. Fanboy pun mengimitasi cara sapaan yang dilakukan oleh orang Korea pada umumnya, kepada orang lain. Hal ini pun dinyatakan dalam hasil wawancara dari informan penelitian yang bernama Dzikri

(22):

“bentuk imitasi yang saya lakukan ialah style pakaiannya, model rambut, bahasa, serta cara menyapanya juga …”

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah banyaknya hal yang diimitasikan oleh fans terhadap idolanya, hal yang paling banyak diimitasikan oleh fanboy dalam informan penelitian ini adalah style yang dikenakan oleh idol K-

Pop. Menurut alasan mereka style yang mereka kenakan lebih terlihat fashionable, dan trendy. Sehingga menjadi sumber inspirasi bagi fanboy untuk mengikuti style pakaian yang sesuai dengan tempat. Setelahnya, talenta yang dimiliki idol menjadi pendukung untuk memotivasi diri fanboy agar bisa mengkreasikan diri mereka melalui dance cover yang mereka ikuti, karena ada beberapa fanboy dari informan penelitian ini yang menjadi dancer dalam grup dance cover.

93

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Bentuk imitasi yang dilakukan oleh fanboy

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “pertama tadi talenta, yang kedua style. Karena stylenya dia itu sama seperti saya ketika punya satu barang, itu-itu aja yang dipakenya. Jadi ketika dia punya satu barang yang disukainya, dia bakalan mempertahankan barang itu sampai barang itu benar-benar rusak baru diganti. Jadi dia stylenya yang ngga aneh-aneh. Karena ada K-Pop star itu stylenya aneh-aneh harus terlihat blink- blinknya, kelihatan mencolok. Tapi kalo Park Chanyeol ini beda. Selain itu, saya juga mengikuti serangkaian skincare apa saja yang mereka gunakan untuk merawat wajah sama badan dan parfum juga saya gunakan, biar wangi aja gitu badannya. Menurut saya, laki- laki juga perlu melakukan perawatan terhadap dirinya, biar tidak buluk-buluk kali. Seenggaknya memberikan kesan yang enak dilihat sama orang lain.”

2 Azrasyamputra “yang saya imitasi dari dia itu, style yang digunakan si Kai. Style dia tu casual ya, terus trendy gitu. Selain itu saya juga suka sama personalitnya, baik serta ramah sama orang. Banyak juga sih idol lain yang punya good in personality, tapi ngga tahu kenapa saya menyukai personalitynya.”

3 Riko Arishandi “bentuk-bentuk yang saya imitasi itu, ya style fashion idolnya, itu pun karena di panggung ya, terus selain itu saya juga terinspirasi mengikuti gaya model rambut orang atau idol Korea secara universal.”

4 Muhammad Bilham “untuk bentuk-bentuk imitasinya itu, ya ngga jauh-jauh dari fashion ya untuk di dunia dance Multazam cover, terus saya juga terinspirasi untuk mempraktekkan bagaimana seorang leader itu bisa mengarahkan anggotanya, mengayomi

94

Universitas Sumatera Utara anggota-anggota grupnya. Selain itu juga saya pake nature republic yang aloe vera itu biar kulit saya juga terawat. Sejak pakai aloe vera itu jerawat sama bekas sudah mulai hilang, jadi kelihatan kinclong gitu muka saya.”

5 Irgie Nabil Sugesti “kalo itu saya lebih ke proses aja. Misalnya proses dia menjadi seorang idol kayak bagaimana, karena pernah saya baca artikel gitu, pernah dia bilang kalo Bigbang itu susah buat terima di tv. Jadi saya yang ke prosesnya aja sih.”

6 Danu Asmara “kalo saya terisnpirasi dari Jungkook, pengen kayak dia yang vocal sama dancenya keren. Selain itu fashion dia juga yang keren gitu, sama bentuk badannya keren juga. Ada niatan gitu mau ngebentuk badan kayak Jungkook.”

7 Anggara Syahputra “saya terinspirasi sama style pakaian yang mereka gunakan. Saya yang ngelihatnya keren aja gitu. Apalagi si Johnny, dia itu fashionable. Jadi ada aja inspirasi style pakaian dia yang bisa kita tiru. Kalo yang lainnya, keren juga cuma untuk melihat fashion dia, lebih banyak inspirasi dari si Johnny. Kalo Lay saya suka liat cara dancenya. Terkadang saya mau juga coba ngedance sendiri dirumah. Hanya iseng- iseng aja sih. Hitung-hitung sambil olahraga juga. Terus saya juga ngikutin attitude mereka yang positif. Terkadang saya juga suka ngikutin makan pake sumpit. Lalu model rambut yang menurut saya cocok sama saya.”

8 Syahfrendio Pratama “yang saya imitasi dari idola saya yaitu style pakaiannya, saya kadang juga suka ngikutin style fashionnya yang di panggung. Kayak pake sweater yang kerah lehernya tinggi itu sampai nutup leher terus baru pake kemeja di luarnya tapi kancing kemeja cuma di bawah aja yang dikancing, atasnya ngga. Ngga cuma model itu aja yang saya ikuti, ada model lain lah yang biasa di pake artis-artis Korea. Terus karena kebiasaan di dance cover pake ear pierce, di kehidupan sehari-hari pun jadi

95

Universitas Sumatera Utara kebiasaan. Tapi kalo di kampus saya ngga berani pake. Kalo lagi jalan baru saya pake, itu pun kadang-kadang aja. Selain itu juga model rambut, skincare saya pake juga yang aloe vera dari natrep, kalo ke kampus saya juga kadang mau pake lipbalm gitu, mencoba jaga badan juga biar kelihatan ideal gitu kayak Jungkook. Bahasa juga sih. Sekali-sekali mau pake bahasa Korea beberapa kata gitu atau kalimat yang bisa saya translatekan dalam bahasa Korea.”

9 Arya Permana “yang saya imitasi itu ya pastinya ngga jauh dari stylenya kan. Style mereka biasanya kelihatan lebih fresh aja. Ngikutin trend. Tapi kalo saya juga yang masih milah-milah yang mana yang masih terbilang normal. Kita kan juga mau kalo K-Pop itu dapat good impression dari orang lain. Jadi ya, be smart lah kalo mau ngikutin style mereka dan sesuaikan juga dengan tempat di mana kita tinggal. Selain itu, personalitynya juga saya coba tiru. Terus saya juga melihat Jonghyun, bagaimana perjuangan dia mencoba melawan penyakit depresinya yang kambuh di musim tertentu. Dia sendiri padahal juga butuh support dari orang lain, justru malah dia yang mensupport orang lain untuk tetap kuat. Itu yang saya salutkan dari dia. Meskipun banyak juga artis yang mengidap penyakit depresi. Tapi saya menyukai personalitynya. Dari dia juga lah saya belajar untuk cara berempati dengan orang lain, padahal kita juga membutuhkan hal yang sama.”

10 Dzikri Fernanda “bentuk imitasi yang saya lakukan ialah style pakaiannya, model rambut, bahasa, serta cara menyapanya juga. Menurut saya lebih terlihat fashionable gitu sih, terus ootd juga jadi suka aja lihatnya. Kemudian bahasa Korea itu cukup unik, tambah lagi penulisan bahasanya yang menarik untuk dipelajari. Lalu, yang terakhir itu rambut. Ngga tahu kenapa berani aja ngikutin model sama warna rambut mereka.”

96

Universitas Sumatera Utara

4.5.5. Pengaplikasian Imitasi Pada Kehidupan Sehari-hari

Setelah diimitasi, tahap terakhir yang dilakuakan yaitu menerapkan apa yang kita imitasi dalam kehidupan sehari-hari. Mengikuti style pakaian yang digunakan oleh idolanya, juga dapat menunjang penampilan bagi mereka yang mengikuti idolanya. Namun kembali pada kondisi tempat serta waktu di mana kita harus mengaplikasikannya. Misalnya, style pakaian yang yang menggunakan jaket tebal yang dipakai orang-orang berada di daerah yang sedang mengalami musim salju tiba- tiba diaplikasikan di daerah yang panas, pastinya tidak akan cocok, dan pada akhirnya ditertawakan orang yang berada di sekitar dan kita juga merasa kepanasan. Kemdian di area kampus menggunakan tindik di telinga dengan sandal jepit serta rambut yang diwarnai, pastinya tidak akan cocok dengan peraturan kampus yang mengharuskan mahasiswanya menggunakan pakaian yang sepantasnya di area kampus. Hal itu lah yang menjadi pertimbangan bagi fanboy mengenai kesesuaian imitasi style pakaian yang digunakan oleh idol K-Pop. Hal tersebut dipertegas dengan pernyataan informan penelitian ini yang bernama Arya (19):

“kalo dalam kehidupan sehari-hari, saya palingan ngikutin style pakaiannya aja. Soalnya kan ada juga style pakaian mereka yang bisa diaplikasikan ke dunia perkuliahan, jadi ngga yang kelihatan aneh gitu. Kalo di luar kampus ya baru lho lebih bebas lagi style pakaian yang diikuti. Intinya ngikutin boleh tapi lihat sesuaikan tempat sama style yang kita gunakan. Kalo di kampuskan ngga mungkin kita pake celana yang robek-robek ala oppa-oppa gitu …” Pernyataan lain dipertegas juga oleh informan penelitian yang lain untuk mendukung pernyataan sebelumnya yang bernama Topik (21):

97

Universitas Sumatera Utara “kalo saya, tergantung di eventnya. Kalo di event yang berhubungan dengan K-Pop, baru saya menampakkan style saya yang kekorea- koreaan, tapi kalo di luar itu, ya ngga. Harus bisa menyesuaikan juga tempat dan event-nya di mana. Kalo ngga ya tipenya kayak Kai gitu lah, apa yang cocok di badan dia. Seperti itulah saya berpakaian.”

Ada juga yang mengaplikasikan style pakaiannya hanya dalam dunia dance cover saja, di luar dari dance cover ia tidak menujukkan apa yang diimitasikannya.

Pernyataan ini dipertegas oleh pernyataan informan penelitian ini yang bernama Danu

(18):

“saya juga ngga yang nunjukkin kali di kehidupan sehari-hari. Palingan kalo pas perform aja, baru tu ngikutin ala idol Korea.”

Memiliki jiwa-jiwa kepemiminan, merupakan poin penting dalam pengaplikasian di kehidupan sehari-hari, apalagi dalam sebuah grup. Namun, posisi seorang pemimpin tidaklah mudah diperlukan orang yang cekatan dan akurat dalam mengambil keputusan, serta dapat mengayomi para anggotanya dalam grup. Begitu juga menjadi seorang pemimpin dalam sebuah grup dance cover. Seorang idol yang berada di posisi seorang pemimpin juga menjadi inspirasi bagi fans yang mengimitasi sebagai pemimpin dan mencoba untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini perjelas oleh informan penelitian ini yang bernama Bilham (21):

“… Hal lain yang bikin terinspirasi dari idola itu contohnya kayak seorang leader gitu, dia bisa membuat anggota-anggotanya itu bisa ngikutin dia gitu bisa membawa grup itu lebih baik. Jadi bisa lebih cekatan dalam mengambil keputusan. Karena saya di grup berperan sebagai leader juga, jadi saya mencoba ngikutin gi mana seorang leader bertindak.”

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh lawan bicara meminimalisir kesalahpahaman yang terjadi selama proses berkomunikasi. Namun,

98

Universitas Sumatera Utara tidak dapat dipungkiri bahwa kita dapat menggunakan bahasa lebih dari satu dalam satu ucapan percakapan. Seperti ada selipan kata-kata ataupun kalimat dalam bahasa asing. Hal itupun terjadi pada fans K-Pop, menggunakan dua bahasa dalam suatu percakapan bahkan lebih, bahasa Indonesia, Korea, Inggris. Namun, biasa yang digunakan yaitu Indonesia dan Korea. Hal ini perkuat dengan pernyataan dari informan penelitian ini yang bernama Angga (22):

“Kadang-kadang mau menyapa atau bicara beberapa kata pake bahasa Korea.” Ada juga pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Dzikri (22):

“kalo untuk bahasa iya, kadang kalo bicara dengan lawan bicara dengan orang yang sesama penggemar K-Pop, mau juga terselip bahasa Korea dalam percakapan itu.”

Selain bahasa, satu budaya orang Korea yang dilakukan oleh mereka tidak ikutan absen dalam hal yan diimitasi yaitu, cara orang Korea menyapa lawan bicara atau ketika mereka bertatap muka. Dengan hal ini orang Korea membungkukkan badannya ketika hendak menyapa orang sambil mengucapkan kalimat sapaan.

Sehingga fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini, menjadi Menurut mereka menyapa dengan seperti itu merasa lebih sopan, dalam artian kita yang kayak menghormati orang kita sapa. Itulah yang mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan ini diperjelas dengan pernyataan informan penelitian ini yang bernama Arya (19):

“… Terus selain itu, kalo saya jumpa sama orang yang lebih tua dari saya kayak dosen, orang tua atau orang yang ngga saya kenal, saya suka kebiasaan kalo salam itu kayak orang Korea membungkukkan

99

Universitas Sumatera Utara badan dibarengi dengan ucapan sapaan atau kalo kita kenal sama orang itu ya salam.” Berdasarakan hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah pengaplikasian imitasi yang sesusai dalam kehidupan sehari-hari, sangatlah penting bagi fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini. Dalam pengaplikasian style pakaian para fanboy memilih untuk menyesuaikan style pakaian yang dipilihnya dengan tempat dan kondisi yang akan ia kunjungi dan jalani. Namun model rambut yang masih terbilang normal bagi mereka, mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Selain style pakaian, belajar untuk menjadi jiwa pemimpin juga dapat meningkatkan kemampuan dirinya baik dalam grup dance cover maupun di luar dari grupnya.

Tabel 4.10. Pengaplikasian imitasi pada kehidupan sehari-hari

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “kalo saya, tergantung di eventnya. Kalo di event yang berhubungan dengan K-Pop, baru saya menampakkan style saya yang kekorea-koreaan, tapi kalo di luar itu, ya ngga. Harus bisa menyesuaikan juga tempat dan event-nya di mana. Kalo ngga ya tipenya kayak Kai gitu lah, apa yang cocok di badan dia. Seperti itulah saya berpakaian.”

2 Azrasyamputra “dalam kehidupan sehari-hari, saya ngikutin stylenya Kai. Kalo saya rasa cocok diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari ya saya gunakan kak.”

3 Riko Arishandi “kalo di dance cover itukan yang diikutin bukan cuma baju aja yang dilihat, eskpresi juga hampir bisa mendekati dari peran yang kita ikuti. Kalo di kehidupan sehari- hari, ada juga yang saya ikutin kayak

100

Universitas Sumatera Utara model rambut. Model rambut yang saya ikutin itu lebih ke universal orang atau idol Korea yang saya ikutin.”

4 Muhammad Bilham “kalo saya di kehidupan nyata, tidak terlalu ngikutin sih, tapi kalo udah masuk Multazam di dance cover kita harus ngikutin style- nya, harus totalitas. Dari segi kostum maupun rambut. Tapi kalo di kehidupan nyata, saya lebih model rambut aja yang saya ikuti. Hal lain yang bikin terinspirasi dari idola itu contohnya kayak seorang leader gitu, dia bisa membuat anggota- anggotanya itu bisa ngikutin dia gitu bisa membawa grup itu lebih baik. Jadi bisa lebih cekatan dalam mengambil keputusan. Karena saya di grup berperan sebagai leader juga, jadi saya mencoba ngikutin gi mana seorang leader bertindak.”

5 Irgie Nabil Sugesti “kalo sehari-hari ngga sih. Palingan kalo lagi perform, barulah temanya mirip dengan apa yang kita coverin gitu. Tapi kalo untuk sehari-hari style pakaian idol Korea yang nyaman sama saya aja. Ngga semua style yang harus dicoba.”

6 Danu Asmara “saya juga ngga yang nunjukkin kali di kehidupan sehari-hari. Palingan kalo pas perform aja, baru tu ngikutin ala idol Korea.”

7 Anggara Syahputra “kalo untuk pengapliaksian pada kehidupan sehari-hari, iya. Saya, suka aja sama model rambutnya yang poni diturunin gitu. Atau poni rambutnya saya modelin apa aja, asal cocok aja sama saya. Terus style pakaiannya yang ootd, ngikutin trend. Apalagi model casual terus pake jaket jeans sama jeans terus pake topi atau bucket hat itu saya suka itu. Atau model lain, pake baju kaos oblong di dalam terus pake kemeja di luar, kayak di MV EXO yang era kokobop. Terus cara menghormati orang yang lebih tua yang

101

Universitas Sumatera Utara membungkuk badannya gitu. Kadang- kadang mau menyapa atau bicara beberapa kata pake bahasa Korea.”

8 Syahfrendio Pratama “Kalo dance cover kan jelas kita harus ngikutin pakaiannya yang di pake sama idolnya. Nah, untuk kehidupan sehari-hari kebanyakan saya juga menggunakan style fashion yang saya imitasi dari idola saya. ”

9 Arya Permana “kalo dalam kehidupan sehari-hari, saya palingan ngikutin style pakaiannya aja. Soalnya kan ada juga style pakaian mereka yang bisa diaplikasikan ke dunia perkuliahan, jadi ngga yang kelihatan aneh gitu. Kalo di luar kampus ya baru lho lebih bebas lagi style pakaian yang diikuti. Intinya ngikutin boleh tapi lihat sesuaikan tempat sama style yang kita gunakan. Kalo di kampuskan ngga mungkin kita pake celana yang robek-robek ala oppa-oppa gitu. Terus selain itu, kalo saya jumpa sama orang yang lebih tua dari saya kayak dosen, orang tua atau orang yang ngga saya kenal, saya suka kebiasaan kalo salam itu kayak orang Korea membungkukkan badan dibarengi dengan ucapan sapaan atau kalo kita kenal sama orang itu ya salam.”

10 Dzikri Fernanda “kalo untuk bahasa iya, kadang kalo bicara dengan lawan bicara dengan orang yang sesama penggemar K-Pop, mau juga terselip bahasa Korea dalam percakapan itu. Untuk yang penampilan, saya menyesuaikan tempat juga. Tidak semua tempat saya sama ratakan untuk mengimitasi penampilan idola saya. Pandai-pandai menempatkan di mana. Kalo di kampus, ya sesuaikan lah dengan style mahasiswa di kampus kayak mana, kalo style K-Pop di kampus yang ngetrend gi mana, lalu kalo yang di luar kampus juga kayak gi mana. Tapi secara

102

Universitas Sumatera Utara keseluruhannya, iya saya mengimitasi.”

4.6. Konstruksi Maskulinitas Baru (Soft Masculinity)

Soft masculinity merupakan suatu pergeseran nilai maskulinitas yang baru dari nilai maskulinitas yang lama yang bisa disebut juga sebagai maskulinitas modern.

Soft masculinity tidak lagi memandang bahwa laki-laki seperti tokoh aktor dalam film action Amerika, Arnold Swazneger, Sylvester Stallone, Vin Diesel, Jason Statham, dan kawan-kawannya yang mana pembawaannya “keras”, tetapi dalam soft masculinity, laki-laki juga bisa menonjolkan sisi kelembutannya dibalik tubuhnya yang berotot nan kekar tersebut. Kasus penelitian ini, fanboy juga tidak enggan untuk mengikuti gaya-gaya yang menujukkan nilai maskulinitas baru dari artis idola K-Pop yang digemarinya.

4.6.1. Tindakan Yang Dilakukan Fanboy Dalam Mengimitasi

Pengidolaan K-Pop belakangan ini sedang banyak terjadi. K-Pop yang berisi boygroup dan girlgroup menjadi satu genre yang sedang booming belakangan ini.

Idola K-Pop tersebut berpengaruh besar kepada kehidupan para fans. Fans yang menggemari musik K-Pop, secara intens mencari hal-hal yang berhubungan dengan idola mereka. Banyak dari fans yang mengekspresikan diri mereka, dari mulai menirukan apa yang dilakukan oleh para idola. Penggemar K-Pop berasal dari segala kalangan dan usia terutama di kalangan remaja. Imitasi yang dilakukan seorang fanboy memiliki beragam cara untuk menunjukkan dirinya sebagai fans Dalam melakukan imitasi banyak cara yang dilakukan oleh informan penelitian, seperti:

103

Universitas Sumatera Utara

1. Memilih pakaian yang dimiliki dengan style yang telah dipilih.

Memilih pakaian yang kita miliki dengan style pakaian yang digunakan idol yang telah dipilih merupakan salah satu cara yang dilakuakan oleh informan penelitian. Bisa juga dengan mencari model pakaian yang mirip dengan idolanya. Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Putra (18):

“... Stylenya juga balik lagi, pandai-pandai milih style pakaian yang cocok sama kita, yang pas sama kita.” Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Angga (22):

“cara saya yaitu, memilih style pakaian yang vibenya kayak mereka, ngga mesti sama persis, setidaknya style-style pakaiannya mirip. Contohnya, „wah, kayak style si Johnny ni‟ „ini vibe style pakaiannya kayak si Jaehyun. Kira-kira kayak begitu, kak.”

Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, Riko (24):

“… Lalu yang pakaian saya nyari baju yang kira mirip dengan model yang digunakan oleh idola.”

2. Belajar bahasa Korea.

Mempelajari bahasa Korea merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh informan penelitian agar bisa berbahasa Korea dan nantinya dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari meskipun hanya sedikit yang bisa diaplikasikan. Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Dio (21):

“…Terus kalo bahasa ya, pelajari bahasanya, biar bisa digunakan walaupun dikit-dikit ya.”

104

Universitas Sumatera Utara Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Dzikri (22):

“… terus yang bahasa ya mencoba mempelajari bahasa dan penulisan agar bisa digunakan. Karena unik itulah saya mempelajari bahasanya yang kemudian nantinya bisa saya gunakan.”

3. Mengatur pola makan dibarengi olahraga.

Mengatur pola dan rutin berolahraga merupakan suatu cara yang dilakukan oleh informan penelitian untuk membentuk tubuh agar menjadi ideal seperti idolanya.

Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Danu (18):

“…terus saya mengatur pola makan sama olahraga biar bisa membentuk kayak Jungkook.”

Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Dio (21):

“… Dengan cara porsi makan yang tidak berlebihan terus dibarengi dengang olahraga juga, latihan dance juga sebenarnya termasuk olahraga juga sih.”

4. Berusaha lebih giat dan persiapan yang maksimal.

Latihan lebih giat merupakan salah satu cara yang dialkukan oleh informan penelitian untuk menjadi dancer yang handal. Tanpa usaha yang keras, hal yang diinginkan tidak akan tercapai. Serta untuk meningkatkan rasa percaya diri, salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan mempersiapkan diri secara mental dengan semaksimal mungkin agar terhindar dari rasa ketidakpercayaan diri. Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Danu (18):

“cara saya yaitu latihan yang lebih giat biar menjadi dancer yang handal,…”

105

Universitas Sumatera Utara Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Dio (21):

“Terus talenta dia dalam hal dance juga jadi motivasi bagi saya untuk latihan dance dengan giat, apalagi saya di grup dance posisinya sebagai lead dance.”

Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Putra (18):

“kalo bagi saya agar percaya diri, latihan dan persiapan yang maksimal. Terus meyakinkan diri saya, kalo saya bisa melakukannya.”

5. Biasakan diri untuk ramah dan memiliki rasa empati pada orang lain.

Membiasakan diri untuk lebih ramah terhadap orang lain merupakan salah satu cara yang yang dilakukan oleh fanboy yang menjadi informan penelitian agar kita menjadi lebih ramah dan kepribadian yang humble. Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Putra (18):

“… Terus untuk yang personalitynya, ya mencoba untuk membiasakan diri untuk ramah pada orang lain.”

Selain itu ada juga pernyataan dari informan penelitian lain yang mendukung pernyataan sebelumnya, Arya (19):

“… Terus kalo yang perjuangan hidupnya, ya saya mencoba memposisikan diri saya pada orang lain. Sama kayak Jonghyun, dia mencoba memposisikan dirinya pada orang lain, mencoba susahnya hidup orang itu.”

6. Mencoba untuk memposisikan diri menjadi seorang pemimpin.

Mencoba memposisikan diri pada posisi seorang pemimpin merupakan cara yang dilakukan oleh fanboy yang menjadi informan penelitianagar bisa menjadi

106

Universitas Sumatera Utara seorang pemimpin yang baik dalam grupnya. Hal ini diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, Bilham (21):

“cara saya yaitu mencoba memposisikan diri saya menjadi seorang leader. Di situlah saya mencoba mempratekkan bagaimana saya layaknya sebagai seorang leader yang baik.”

7. Perjuangan seorang idola.

Setiap orang memiliki perjuangan tersendiri untuk mencapai suatu kesuksesan.

Sesulit apa pun perjuangan bagi seorang idola untuk mencapai kesuksesan dalam karirnya, ia memiliki cara tersendiri untuk mengatasi hal tersebut. Meskipun pada akhirnya seorang idol tersebut memiliki penyakit yang membuatnya depresi, tetapi ia memiliki impian yang ingin dicapainya. Hal tersebut, menjadi motivasi bagi fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini. Diperjelas oleh pernyataan informan penelitian, bernama Irgi (18):

“setelah saya lihat proses panjang dalam karir seorang idol, saya yang mencoba untuk berusaha lebih giat lagi, buat pencapaian apa aja yang sudah saya capai dalam satu hari itu.”

Berdasarkan hasil yang didapatkan, berbagai macam cara dilakukan oleh fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini untuk mencapai tindakan imitasi yang ingin dilakukannya. Mulai dari kerja keras agar mencapai keahlian maupun kesuksesan yang mereka inginkan, belajar untuk menambah wawasannya baik dalam bahasa maupun kebudayaan, memilih style pakaian yang sesuai dengan style idolanya, berusaha untuk membentuk badan, serta segala cara yang dilakukan agar imitasi yang mereka inginkan dapat terwujud.

107

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11. Cara yang dilakukan fanboy dalam perilaku imitasi

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “ya, dengan cara berlatih dengan giat kalo talenta menjadi inspirasi bagi saya, tersu kalo yang style saya palingan membeli baju yang kira-kira mirip dengan model dia yang casual tapi ngetrend gitu.”

2 Azrasyamputra “kalo bagi saya agar percaya diri, latihan dan persiapan yang maksimal. Terus meyakinkan diri saya, kalo saya bisa melakukannya. Stylenya juga balik lagi, pandai-pandai milih style pakaian yang cocok sama kita, yang pas sama kita. Terus untuk yang personalitynya, ya mencoba untuk membiasakan diri untuk ramah pada orang lain.”

3 Riko Arishandi “kalo cara saya, cari model rambut yang saya inginkan terus saya modelin rambut saya, ke tukang pangkas minta tolong dibuatkan model seperti ini. Lalu yang pakaian saya nyari baju yang kira mirip dengan model yang digunakan oleh idola.”

4 Muhammad Bilham “cara saya yaitu mencoba memposisikan diri saya menjadi seorang leader. Di Multazam situlah saya mencoba mempratekkan bagaimana saya layaknya sebagai seorang leader yang baik.”

5 Irgie Nabil Sugesti “setelah saya lihat proses panjang dalam karir seorang idol, saya yang mencoba

108

Universitas Sumatera Utara untuk berusaha lebih giat lagi, buat pencapaian apa aja yang sudah saya capai dalam satu hari itu.”

6 Danu Asmara “cara saya yaitu latihan yang lebih giat biar menjadi dancer yang handal, terus saya mengatur pola makan sama olahraga biar bisa membentuk kayak Jungkook.”

7 Anggara Syahputra “cara saya yaitu, memilih style pakaian yang vibenya kayak mereka, ngga mesti sama persis, setidaknya style-stylen pakaiannya mirip. Contohnya, „wah, kayak style si Johnny ni‟ „ini vibe style pakaiannya kayak si Jaehyun. Kira-kira kayak begitu, kak. Kalo dance ngga sih cuma iseng-iseng aja, kalo lagi ngga tahu mau ngapain. Kalo cara makan ya tinggal beli sumpit aja sih, atau beli yang sepaket itu yang udah ada sumpit sama sendoknya. ”

8 Syahfrendio Pratama “lihat style yang mau diikutin, setelah itu baru bereksperiemen dengan isnpirasi style yang kita dapatin habis itu ditambah dengan aksesoris lainnya. Dengan cara porsi makan yang tidak berlebihan terus dibarengi dengan olahraga juga, latihan dance juga sebenarnya termasuk olahraga juga sih.Terus talenta dia dalam hal dance juga jadi motivasi bagi saya untuk latihan dance dengan giat, apalagi saya di grup dance posisinya sebagai lead dance. Terus kalo bahasa ya, pelajari bahasanya, biar bisa digunakan walaupun dikit-dikit ya.”

9 Arya Permana “kalo style pakaian ngga mesti beli pakaiannya yang sama, yang penting stylenya mirip-mirip dengan idola,

109

Universitas Sumatera Utara pandai-pandai memix and matchkan pakaian. Kan yang modelnya biar terlihat lebih beda aja. Terus kalo yang perjuangan hidupnya, ya saya mencoba memposisikan diri saya pada orang lain. Sama kayak Jonghyun, dia mencoba memposisikan dirinya pada orang lain, mencoba susahnya hidup orang itu.”

10 Dzikri Fernanda “cara saya yaitu memilih pakaian yang cocok untuk dipadukan dengan style yang kita pilih, terus yang bahasa ya mencoba mempelajari bahasa dan penulisan agar bisa digunakan. Karena unik itulah saya mempelajari bahasanya yang kemudian nantinya bisa saya gunakan.”

4.6.2. Makna Imitasi Yang Dilakukan Fanboy

Imitasi yang dilakukan oleh fans juga memiliki makna. Tergantung makna apa yang didapatkan oleh fans dari hasil imitasi yang dilakukannya, bisa bersifat positif maupun negatif. Namun, dalam penelitian ada beberapa makna yang didapatkan setelah melakukan perilaku imitasi, yaitu sebagai berikut:

1. Fashionable.

Fashionable merupakan salah makna yang didapatkan oleh fanboy yang mengimitasi dari segi penampilan yang dari idolanya, baik itu style pakaian, model rambut, aksesoris yang digunakan oleh idolanya. Makna yang didapatkan oleh fanboy dengan imitasi tersebut ialah agar dirinya kelihatan fashionable. Menurut para fanboy, penampilan idolanya menjadi inspirasi bagi fanboy untuk mengikuti style yang baru agar terlihat lebih fresh. Jadi, fanboy memiliki referensi untuk penampilan beda tiap

110

Universitas Sumatera Utara harinya. Hal tersebut disampaikan oleh Riko (24) melalui pernyataannya dalam wawancara:

“maknanya yang saya dapatkan yaitu agar terlihat lebih keren aja, up to date dalam fashion. Begitu juga berada di dance cover, otomatis juga menunjang fashion ketika berada di panggung …”

Selain itu, pernyataan lain dari informan penelitian ini yang mendukung pernyataan sebelumnya disampaikan oleh Topik (21):

“nah, jadi makna yang saya dapatkan itu biar lebih terlihat fashionable walaupun modelnya cocok-cocokkan tapi saya percaya diri aja.”

2. Percaya Diri.

Rasa percaya diri merupakan hal penting dalam menunjang segala sesuatu yang memerlukan rasa percaya diri. Percaya diri merupakan kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan hidupnya.

Percaya diri yang didapatkan oleh fanboy berasal dari kekhawatiran akan kecocokkan style pakaian yang ia imitasi dari idolanya. Namun, pada akhirnya fanboy tersebut menjadi percaya diri atas pilihan yang ia pilih. Dan hal itu jadi meningkatkan rasa percaya diri. Kemudian hal itu bisa ia terapkan lomba sing cover yang ia ikuti.

Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan penelitian yang bernama Putra (18):

“melalui ini saya juga secara ngga langsung belajar mencoba untuk lebih percaya diri, walapun masih ngelihat cocok-cocokan pada diri saya. Terus kepercayaan diri dalam rangka lomba juga …”

3. Kepribadian Yang Hangat Dalam Bersosialisasi Dengan Orang Lain.

Kepribadian yang hangat, berarti memiliki sikap ramah kepada orang lain.

Hali merupakan salah satu makna imitasi yang didapatkan oleh fanboy yang menjadi

111

Universitas Sumatera Utara informan dalam penelitian ini, yang mana ia mengimitasi kepribadian sang idola yang hangat serta ramah kepada orang lain. Hal ini menjadi contoh positif baginya untuk mencoba menjadi orang yang lebih ramah kepada orang lain. Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan penelitian yang bernama, Putra (18):

“Berhubung saya imitasi dia tentang personalitynya yang hangat, juga saya jadi bisa menambah relasi pertemanan saya biar lebih luas ruang lingkupnya. Diluar dari itu saya yang jadi belajar untuk lebih open minded terhadap orang lain, menghargai orang lain.”

4. Belajar Menjadi Seorang Pemimpin.

Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Pemipin merupakan posisi yang sulit ketika semua hal berpaku pada seorang pemimpin, tidak hanya itu pemimpin memiliki tekanan beban yang berat yang harus dipikulnya. Dalam hal ini memiliki jiwa kepemimpin merupakan hal yang dibutuhkan, apalagi dalam sebuah grup.

Seorang idola yang memiliki posisi sebagai leader merupakan inspirasi contoh bagi fanboy yang menjadi informan penelitian ini. Hal ini diperkuat dengan pernyataan informan penelitian yang bernama, Bilham (21):

“makna yang saya dapatkan itu saya bisa belajar bagaimana menjadi seorang leader melalui idola saya. Bagaimana saya bisa menjadi tempat bersandar bagi anggota grup saya, belajar juga cekatan dan tepat dalam mengambil keputusan.”

5. Pekerja Keras.

Kerja keras merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang agar mendapatkan hasil yang pada akhirnya ingin dicapai olehnya. Terlebih seorang idol, menjadi seorang idol di Korea memiliki perjuangan yang susah bahkan keras untuk mencapai suatu karir yang besar. Mulai dari masa latihan yang panjang sebelum menjadi idol. Mengikuti ajang lomba yang dapat meningkatkan kualitas bahkan

112

Universitas Sumatera Utara menaikkan nama maupun grupnya, hingga melakukan diet ketat. Melalui dari proses itulah yang menjadi motivasi bagi fans, khususnya fanboy yang menjadi informan dalam penelitian. Setelah melihat perjuangan para idolnya untuk mencapai kesuksesan dalam karirnya, fanboy juga termotivasi untuk mengikuti model kerja keras idolanya untuk mencapai kesuksesan yang ingin diraihnya. Hal tersebut diperjelas oleh informan penelitian, Irgi (18):

“saya yang bisa belajar bahwa apa yang kita inginkan tidak bisa didapatkan dengan cara yan instan. Dari idola saya belajar bagaimana proses menuju kesuksesan yang ia idamkan selama ini, jadi saya juga yang belajar buat berusaha dan bekerja lebih keras lagi agar bisa mencapai apa yang saya impikan.”

6. Tubuh Ideal.

Memiliki tubuh ideal merupakan impian semua orang terlebih seorang perempuan. Tetapi tidak hanya peremuan yang ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal, laki-laki juga ingin memiliki tubuh ideal seperti yang diinginkannya. Idola menjadi panutan para fansnya untuk membentuk tubuh yang ideal seperti idolanya. hal tersebut didukung oleh pernyataan informan penelitian untuk mendukung penjelasan di atas, Danu (18):

“… terus juga kayak yang membentuk badankan, meskipun kadang- kadang suka malas-malasan, ketika lihat si Jungkook saya jadinya yang terpacu itu.”

Pernyataan lain dari informan penelitian yang mendukung pernyataan sebelumnya, bernama Dio (21):

“… kalo yang menjaga badan itu, tubuh ideal menjadi impian saya.”

113

Universitas Sumatera Utara 7. Menambah Pengetahuan Dalam Bidang Bahasa.

Memiliki suatu hobi dengan perbedaan bahasa bahkan bahasa tersebut tidak kita mengerti menjadi inspirasi untuk mempelajari bahasanya juga. Tidak lebih agar bisa mengerti walaupun apa yang dikatakan oleh idolanya dalam bahasa ibunya.

Tetapi dalam percakapan sehari-hari, terdapat selipan kata-kata atau kalimat dalam bahasa Korea terhadap lawan bicara. Mereka menggunakan bahasa tersebut ketika lawan bicara mereka juga merupakan seorang fans K-Pop juga. Mereka mengakui dengan begitu dapat menambah wawasan mereka dalam bahasa baru, yaitu bahasa

Korea. Hal tersebut dinyatakan oleh fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini, Angga (22):

“ walaupun suka ngomong pake bahasa korea dikit-dikit, jadi ada motivasi juga buat belajar bahasa baru, kebudayaan baru juga.”

Pernyataan informan penelitian yang lain juga mendukung pernyataan sebelumya, Dio (21):

“Kalo bahasa ya, menambah wawasan baru tentang bahasa. Tapi ngga yang fasih kali sih memang kayak orang Korea. Biar terlihat seperti orang Korea gitu.” Tabel 4.12. Makna imitasi yang dilakukan fanboy

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “nah, jadi makna yang saya dapatkan itu biar lebih terlihat fashionable walaupun modelnya cocok-cocokkan tapi saya percaya diri aja.”

2 Azrasyamputra “melalui ini saya juga secara ngga langsung belajar mencoba untuk lebih percaya diri, walapun masih ngelihat cocok-cocokan pada diri saya. Terus

114

Universitas Sumatera Utara kepercayaan diri dalam rangka lomba juga. Berhubung saya imitasi dia tentang personalitynya yang hangat, juga saya jadi bisa menambah relasi pertemanan saya biar lebih luas ruang lingkupnya. Diluar dari itu saya yang jadi belajar untuk lebih open minded terhadap orang lain, menghargai orang lain.”

3 Riko Arishandi “maknanya yang saya dapatkan yaitu agar terlihat lebih keren aja, up to date dalam fashion. Begitu juga berada di dance cover, otomatis juga menunjang fashion ketika berada di panggung. Terus kalo penampilan panggung, saya melihat totalitas dalam penampilan panggung mereka, sehingga menjadi inspirasi saya dalam dance cover ini.”

4 Muhammad Bilham “makna yang saya dapatkan itu saya bisa belajar bagaimana menjadi Multazam seorang leader melalui idola saya. Bagaimana saya bisa menjadi tempat bersandar bagi anggota grup saya, belajar juga cekatan dan tepat dalam mengambil keputusan.”

5 Irgie Nabil Sugesti “saya yang bisa belajar bahwa apa yang kita inginkan tidak bisa didapatkan dengan cara yan instan. Dari idola saya belajar bagaimana proses menuju kesuksesan yang ia idamkan selama ini, jadi saya juga yang belajar buat berusaha dan bekerja lebih keras lagi agar bisa mencapai apa yang saya impikan.”

6 Danu Asmara “saya jadi termotivasi untuk latihan lebih giat lagi setelah melihat talenta- talenta dari idola saya yang baik dalam hal menari terus juga kayak yang membentuk badankan, meskipun kadang-kadang suka malas-malasan, ketika lihat si Jungkook saya jadinya

115

Universitas Sumatera Utara yang terpacu itu. Hitung-hitung sekalian olahraga juga, walaupun ngedance itu olahraga juga secara ngga langsung sambil meningkatkan kemampuan saya dalam dance.”

7 Anggara Syahputra “ walaupun suka ngomong pake bahasa korea dikit-dikit, jadi ada motivasi juga buat belajar bahasa baru, kebudayaan baru juga. Mungkin ini sedikit aneh ya maknanya, tapi saya ngerasa kayak punya wawasan inspirasi baru untuk style yang kira-kira enak dipandang gitu. Terus ada melihat kerja kerasnya seorang idol bagaimana dia bisa sukses itu makna yang saya dapatkan juga. Semua itu punya proses maisng-masing buat menjadi sukses. Lumayan banyak juga makna positif yang saya dapatkan.”

8 Syahfrendio Pratama “apa ya makna yang saya dapatkan ? saya juga bingung makna yang saya dapatkan, kalo yang menjaga badan itu, tubuh ideal menjadi impian saya. Kalo dance, agar menjadi dancer yang handal. Kalo style pakaian sekedar suka dengan model pakaiannya. Itu aja sih. Kalo bahasa ya, menambah wawasan baru tentang bahasa. Tapi ngga yang fasih kali sih memang kayak orang Korea. Biar terlihat seperti orang Korea gitu.”

9 Arya Permana “Terus, belajar bagaimana bisa bersikap empati pada orang lain meskipun yang ini susah banget. Ngga usah empati dulu sih, punya rasa simpati aja dulu yang pertama. Kalo style ya buat nambah wawasan aja sih bagaimana style yang enak dipandang terus lebih kelihatan fresh aja stylenya, ngga yang itu-itu melulu stylenya. Tapi di luar imitasi, saya dapat makna kalo saya bisa memperluas jaringan

116

Universitas Sumatera Utara pertemanan saya. Bahkan bisa sampe ke luar negeri.”

10 Dzikri Fernanda “kalo makna yang saya dapatkan ialah ngga jauh-jauh ya biar terlihat fashionable aja. Selain itu kalo bahasa biar terlihat seperti orang Korea, yang cara menyapa, menurut saya terlihat lebih sopan.”

4.6.3. Pandangan Masyarakat Sekitar Mengenai Perilaku Imitasi Terhadap

Fanboy

Apa yang diimitasikan oleh seorang fans, ada simbol yang menunjukkan identitas bahwa ia merupakan seorang fans dari idolnya. Seperti mengikuti apa yang digunakan oleh idolanya, orang lain beranggapan bahwa ia adalah fans dari idol tersebut. Contohnya, seroang fans K-Pop yang mengimitasi idola mulai dari pakaian, kemudian aksesoris yang digunakan idol tersebut, model rambut, hingga bahasa dan kebudayaan yang berlaku di Korea. Bahkan penggunaan pernak-pernik seperti strap, gantungan kunci, wallpaper dan lockscreen K-Pop pada tampilan smartphone dan sebagainya juga menunjukkan identitas dirinya bahwa merupakan seorang fans K-

Pop.

Tetapi seseorang di masa sekarang dengan mudahnya menebak kalau orang yang ditebaknya adalah seorang fans K-Pop. Seperti yang dialami oleh fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini, mereka dengan mudahnya ditebak identitas mereka sebagai seorang fanboy oleh orang lain. Bahkan ada yang menganggap mereka adalah boyband Korea oleh orang sekitar atau teman mereka sendiri. Berikut

117

Universitas Sumatera Utara pernyataan informan penelitian yang memperkuat penjelasan di atas yang bernama

Riko (24):

“ada beberapa orang yang langsung nebak gitukan. Kami waktu itu pernah jalan ke stasiun rame-rame, terus pada bilang „wah boyband ni boyband ni‟ gitu sih.”

Kemudian pernyataan lain juga disampaikan oleh informan penelitian yang lain bernama Dio (21):

“pernah saya dengar omongan orang apalagi teman saya tentang diri saya kayak „oh, ada oppa-oppa Korea‟ terus dikomenan instagram juga yang cewek-cewek pada komen „oppa‟ „oppa Dio‟ terus kalo teman juga pada negbilangin „udah kayak oppa-oppa boyband aja‟.”

Pernyataan lain yang disampaikan oleh fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini yang mendukung pernyataan sebelumnya bernama Arya (19):

“beberapa ada juga dengar pernyataan tentang orang-orang berkomentar tentang orang yang suka K-Pop. Apalagi saya mewarnai rambut. Kan kalo di Indonesia masih terlihat tabu untuk mewarnai rambut, kelihatan nakal. Ada teman yang ngejudge karena mewarnai rambut. Kalo cewek mungkin masih biasa aja, tapi kalo cowok yang warnai rambut terlihat aneh, apalagi menurut mereka yang non K- Pop.”

Selain itu juga ada orang yang tidak hanya melihat tampilan pada saat berpakaian saja, tetapi dari wallpaper dan lockscreen bergambar foto idola K-Pop pada tampilan layar smartphonenya. Hal ini juga diperjelas oleh informan penelitian ini yang bernama Angga (22):

“menurut, saya sudah. Karena ada saya mendengar orang yang berkomentar penampilan saya kayak oppa-oppa Korea gitu, mirip penampilan kayak boygroup gitu. Jadi, saya rasa sudah menujukkan identitas saya sebagai fanboy. Terkadang ada juga orang ngelihat lockscreen sama wallpaper saya foto artis Korea.”

118

Universitas Sumatera Utara Selain itu, bentuk pengakuan orang lain terhadap perilaku imitasi yang dilakukan oleh salah satu fanboy yang mengimitasi idolanya dengan ikut mewarnai rambut, mendapat judge dari orang bahwa mereka yang mewarnai rambut masih dianggap terlihat nakal. Hal itu disampaikan oleh fanboy yang menjadi informan penelitian ini bernama Dzikri (22):

“beberapa ada juga dengar pernyataan tentang orang-orang berkomentar tentang orang yang suka K-Pop. Apalagi saya mewarnai rambut. Kan kalo di Indonesia masih terlihat tabu untuk mewarnai rambut, kelihatan nakal. Ada teman yang ngejudge karena mewarnai rambut. Kalo cewek mungkin masih biasa aja, tapi kalo cowok yang warnai rambut terlihat aneh, apalagi menurut mereka yang non K- Pop.”

Berdasarkan hasil didapat dalam penelitian ini adalah imitasi yang dilakukan oleh fanboy pada penelitian dalam menujukkan identitasnya sebagai fanboy, telah diakui oleh orang lain maupun teman dari fanboy itu sendiri. Banyaknya pengakuan- pengakuan orang lain tentang dirinya sendiri yang terlihat seperti oppa-oppa Korea, meskipun tidak hanya pada terletak pada penampilan, seperti penggunaan pernak- pernik yang digunakan, bahasa, dan hal lain yang dapat menujukkan identitasnya juga sebagai fanboy, tetapi hasil menujukkan bahwa sebagian besar terletak pada penampilan dari fanboy itu sendiri.

Tabel 4.13. Pandangan Masyarakat Sekitar Mengenai Perilaku Imitasi Terhadap Fanboy

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “kalo itu ada, kak. Waktu itu pas ada

119

Universitas Sumatera Utara acara reunian kan. Terus temen saya tu pada bilang „eits, ngeri kali yang anak K-Pop ini, auranya langsung keluar. Gaya-gaya pakaiannya juga kayak oppa-oppa Korea‟memang mengakui sih, kalo dulu milih baju ya suka-suka aja. Sekarang udah mulai milih- milih baju, ngelihat fashion juga.”

2 Azrasyamputra “hahaha, kalo itu ada sih kak yang langsung ngomong „hmm, anak K- Popers ni pasti. Teruskan kalo udah dengar kalo K-Pop itu bawaannya tu kayak ecxited gitu. Reflex iktuan nyanyi, habis tu juga ikutan joget walaupun itu di tempat umum. Apalagi kalo lagi ngumpul sama teman yang suka K-Pop kan, udah lah heboh itu.”

3 Riko Arishandi “ada beberapa orang yang langsung nebak gitukan. Kami waktu itu pernah jalan ke stasiun rame-rame, terus pada bilang „wah boyband ni boyband ni‟ gitu sih.”

4 Muhammad Bilham “terkadang merasa sih kalo lagi dance cover gitu baru kelihatan oppa- Multazam oppanya. Cuma kalo di luar dance cover ya, terkadang juga ada orang yang langsung mengira saya seorang fanboy.”

5 Irgie Nabil Sugesti “kalo itu saya juga pernah dibilang kayak gitu sama teman-teman saya „ehh, ada oppa-oppa Korea‟ gitu.”

6 Danu Asmara “kalo itu kebanyakan juga pasti pernah dibilang orang lain kayak gitu. Karena saya juga dibilang kayak gitu sama orang lain ataupun teman-teman saya. Ada yang manggil saya dengan sebutan „oppa‟ ada yang bilang „orang Korea‟ dan sebagainya. bahkan ada yang nebak „kamu K-Popers ya ? Jadi, kira-kira begitulah kak.”

120

Universitas Sumatera Utara 7 Anggara Syahputra “menurut, saya sudah. Karena ada saya mendengar orang yang berkomentar penampilan saya kayak oppa-oppa Korea gitu, mirip penampilan kayak boygroup gitu. Jadi, saya rasa sudah menujukkan identitas saya sebagai fanboy. Terkadang ada juga orang ngelihat lockscreen sama wallpaper saya foto artis Korea.”

8 Syahfrendio Pratama “pernah saya dengar omongan orang apalagi teman saya tentang diri saya kayak „oh, ada oppa-oppa Korea‟ terus dikomenan instagram juga yang cewek- cewek pada komen „oppa‟ „oppa Dio‟ terus kalo teman juga pada negbilangin „udah kayak oppa-oppa boyband aja‟.”

9 Arya Permana “, saya sudah mendengar ocehan yang seperti itu. Teman saya sampe bilang „penampilan kau udah kayak boyband-boyband Korea aja. Tapi untungnya masih terlihat normal, ngga yang aneh-aneh‟ terus kalo ada teman yang berpapasan sama saya juga pada bilang „eh, oppa-oppa Korea lewat. Bagi tanda tangannya dong.‟ Jadi dari situ saya yang berpikiran mereka udah tahu identitas saya fanboy.”

10 Dzikri Fernanda ”beberapa ada juga dengar pernyataan tentang orang-orang berkomentar tentang orang yang suka K-Pop. Apalagi saya mewarnai rambut. Kan kalo di Indonesia masih terlihat tabu untuk mewarnai rambut, kelihatan nakal. Ada teman yang ngejudge karena mewarnai rambut. Kalo cewek mungkin masih biasa aja, tapi kalo cowok yang warnai rambut terlihat aneh, apalagi menurut mereka yang non K-Pop.”

121

Universitas Sumatera Utara 4.6.4. Tanggapan Fanboy Terhadap Pandangan Masyarakat

Ketika ditanya pandangan masyarakat mengenai fans K-Pop, ada dua kemumgkinan. Bisa saja tanggapan yang berisi pandangan masyarakat terkesan positif dan pandangan masyarakat terkesan negatif pada diri fans K-Pop. Hanya saja itu kembali pada bagaimana orang lain menanggapi K-Pop itu seperti apa. Tetapi yang terjadi di masyarakat, muncul pandangan masyarakat yang terkesan negatif.

Apalagi pandangan masyarakat yang mengetahui bahwa laki-laki yang menjadi fans

K-Pop. Keluar sebuah label bahwa laki-laki yang menggemari K-Pop, itu banci, kemayu. Bahkan karena menyukai K-Pop mereka merasa nilai maskulin pada laki- laki berkurang.

Terdengar sakit, hanya karena sebuah hobi jadi berkaitan dengan nilai maskulinitas pada seorang laki-laki. Hal ini juga terjadi pada fanboy yang menjadi informan dalam penelitian. Namun, tanggapan mereka terhadap pandangan masyarakat tidak begitu memperdulikan apa yang dikatakan oleh masyarakat. Mereka lebih memilih diam dan menujukkan suatu hal yang positif, yang menurutnya bisa meredamkan pandangan-pandangan yang tidak mengenakkan menurutnya. Hal tersebut juga dinyatakan oleh fanboy yang informan penelitian ini yang bernama Dio

(22):

“tanggapan saya tentang itu ya biasa aja, walaupun awalnya sakit sih dikatain ngga macho, bencong, kemayu tapi pada akhirnya juga udah kebal sendiri. Jadi bawa biasa aja, menurut saya, saya sendiri jadi punya jadwal tambahan untuk ngisi kekosongan waktu dengan latihan dance sama teman grup. Terus dari ini saya juga bisa bawa prestasi dari dance cover. Kapan lagi, hobi bisa menjadi prestasi.”

122

Universitas Sumatera Utara Pernyataan serupa juga disampaikan informan penelitian yang lain untuk mendukung pernyataan sebelumnya yang bernama Riko (24):

“ada juga pertanyaan kenapa suka K-Pop ? terus ngatain K-Pop itu bla bla bla, saya ya ngga menanggapi kali orang mau bilang apa tentang menjadi seorang K-Popers apalagi cowok ya. Saya cuma diem dan ngasih bukti melalui prestasi yang saya raih dari ikut dance cover ini. padahal saya juga suka musik dangdut. Dan juga ngasih bukti kalo K-Pop itu tidak hanya sekedar K-Pop aja, tapi bisa prestasi juga.”

Pernyataan lain dari informan penelitian ini yang menyatakan juga pandangannya mengenai K-Pop, bahwa tidak semuanya K-Pop memiliki sisi negatif, semua tergantung pada pemikiran masing-masing. Menurutnya, jika memandang K-

Pop itu negatif maka hasilnya juga negatif, begitu juga sebaliknya kalau memandang

K-Pop itu positif maka akan ada juga nilai positif yang bisa ambil. Seperti pernyataan fanboy yang menjadi informan penelitian bernama Angga (22):

“saya juga pernah mendapat ocehan „ngapain sih suka K-Pop, kayak banci aja lu.‟ „lakik kok suka K-Pop ?‟ bahkan dari keluarga juga pernah bilang kayak gitu „ngapain lah suka sama K-Pop ? macam ngga ada yang lain yang mau disukai‟. Memang awalnya berat sih menerima ocehan yang begituan, tapi udah jadi rahasia umum kalo yang suka K- Pop pasti dapat ocehan seperti itu, walaupuna ada juga yang ngga. Tapi pasti jarang yang bisa nerima kek gitu. padahal yakan K-Pop itu ngga semua nilai negatifnya ada. Ada juga nilai positifnya seperti yang saya bilang tadi makna yang saya dapatkan dari K-Pop itu. Cuma mungkin saya rasa pandangan masyarakat yang masih menilai kalo laki-laki itu sukanya yang kaya petualang, musik dari negara barat, pokoknya yang lebih macho dari K-Pop. Cuma kembali lagi ke orangnya menanggapinya seperti apa. Kalo saya, ngga ambil pusing sih sama masalah yang begituan. Yang penting hobi saya ngga mengarah ke negatif-negatif, kan hobi saya yang tidak menjurus saya sampe berbuat tindakan kriminal, terus pake narkoba apa segala macamnya. Jadi, ya ngga ambil pusing sama orang mau bilang apa. Yang lebih terpenting, ada pengetahuan baru yang positif yang saya dapatkan dari K-Pop maupun imitasinya.”

123

Universitas Sumatera Utara Lain sisi, ada pandangan masyarakat yang bersikap biasa saja terhadap diri seorang fanboy. Bahkan ada juga pihak keluarganya yang memberi semangat kepada anaknya pada saat latihan untuk mempersiapkan lomba, dan pada saat hari-H lomba.

Karena fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini ada yang mengikuti sing cover. Berikut pernyataan dari informan penelitian ini bernama Putra (18):

“kalo dengar ocehan yang tidak enak tentang K-Popers, saya tidak tahu juga ya. Cuma orang sekitar saya ya untungnya open minded terhadap saya. Merekanya yang biasa aja gitu. Keluarga saya juga untungnya open minded juga terhadap saya. Terus kalo saya ikut sing cover gitu keluarga juga ngedukung, kayak kasih semangat, dll.”

Ada juga tanggapan mereka dengan mencoba untuk menjaga pandangan masyarakat agar K-Pop tidak terlalu kelihatan buruk di mata masyarakat dengan berbagai cara yang dilakukan agar K-Pop juga bisa dapat kesan yang baik di mata masyarakat. Berikut pernyataan informan penelitian yang mendukung penjelasan tersebut, Arya (19):

“untungnya ya kak, saya belum ada pernah dengar kayak hujatan orang buat apa laki-laki suka K-Pop. Tapi saya juga ngga tahu di belakang saya orang ngomong apa. Cuma saya hanya mencoba menjaga pandangan orang agar terlihat buruk kali terhadap K-Pop, membuat K-Pop dapat good impression dari orang-orang. Soalnya kan K-Pop juga punya sisi positif, jadi menurut saya itu tergantung orang bagaimana ia menanggapi K-Pop itu. Gitu sih kak. Soalnya, ada juga teman saya, yang karena K-Pop bisa kuliah di Korea juga, jadi motivasi sama dia.”

Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini, memilih bersikap biasa saja dalam menanggapi pandangan masyarakat bahkan orang terdekat dengan dirinya. Meskipun ada masyarakat bahkan keluarganya yang bersikap biasa saja dengan terhadap diri seorang fanboy. Mereka juga memilih untuk menunjukkan hal positif dari K-Pop

124

Universitas Sumatera Utara yang bisa menjadi poin untuk diikuti. Kembali lagi bagaiamana seorang fans bisa menyaring hal-hal yang perlu dicontoh dengan hal-hal yang tidak perlu dicontoh.

Tabel 4.14. Tanggapan fanboy terhadap pandangan masyarakat

No Nama Hasil Wawancara

1 Taufik Rahman “sejauh ini mereka belum ada bilang yang aneh-aneh karena saya suka K- Pop, jadi ya saya nanggapinnya biasa juga. Semoga aja saya belum sampe mengalami yang begituan. Karena lumayan juga kan orang yang mendapat ocehan yang tidak enak, apalagi fanboy yang suka K-Pop.”

2 Azrasyamputra “kalo dengar ocehan yang tidak enak tentang K-Popers, saya tidak tahu juga ya. Cuma orang sekitar saya ya untungnya open minded terhadap saya. Merekanya yang biasa aja gitu. Keluarga saya juga untungnya open minded juga terhadap saya. Terus kalo saya ikut sing cover gitu keluarga juga ngedukung, kayak kasih semangat, dll.”

3 Riko Arishandi “ada juga pertanyaan kenapa suka K- Pop ? terus ngatain K-Pop itu bla bla bla, saya ya ngga menanggapi kali orang mau bilang apa tentang menjadi seorang K-Popers apalagi cowok ya. Saya cuma diem dan ngasih bukti melalui prestasi yang saya raih dari ikut dance cover ini. padahal saya juga suka musik dangdut. Dan juga ngasih bukti kalo K-Pop itu tidak hanya sekedar K-Pop aja, tapi bisa prestasi juga.”

4 Muhammad Bilham “dengar pernyataan kek gitu belum

125

Universitas Sumatera Utara Multazam ada ya. Kalo di belakang kita ya ngga tahu lah kita ya. Cuma kalo ada orang yang ngomong kayak gitu ya biarin aja. Karena mereka juga ngga tahu K- Pop itu kayak gimana lalu perjuangannya. Saya pun juga penikmat musiknya. Dan masalah konsep juga bagus. Balik lagi, mereka kan juga ngga tahu K-Pop itu seperti apa.”

5 Irgie Nabil Sugesti “kalo saya ya, ngga memperdulikan orang yang ngatain jadi K-Popers itu alay atau apa lah, biarin aja. Yang penting kita tidak melakukan yang ngga-ngga.”

6 Danu Asmara “sempat juga dengar ada cibiran gitu, cuma ya saya ngga terlalu menanggapi. Toh, saya juga dapat sisi positif dari menjadi K-Popers. Jadi K- Popers juga ngga buruk-buruk kali kok kak. Itu aja.”

7 Anggara Syahputra “saya juga pernah mendapat ocehan „ngapain sih suka K-Pop, kayak banci aja lu.‟ „lakik kok suka K-Pop ?‟ bahkan dari keluarga juga pernah bilang kayak gitu „ngapain lah suka sama K-Pop ? macam ngga ada yang lain yang mau disukai‟. Memang awalnya berat sih menerima ocehan yang begituan, tapi udah jadi rahasia umum kalo yang suka K-Pop pasti dapat ocehan seperti itu, walaupuna ada juga yang ngga. Tapi pasti jarang yang bisa nerima kek gitu. padahal yakan K-Pop itu ngga semua nilai negatifnya ada. Ada juga nilai positifnya seperti yang saya bilang tadi makna yang saya dapatkan dari K-Pop itu. Cuma mungkin saya rasa pandangan masyarakat yang masih menilai kalo laki-laki itu sukanya yang kaya petualang, musik dari negara

126

Universitas Sumatera Utara barat, pokoknya yang lebih macho dari K-Pop. Cuma kembali lagi ke orangnya menanggapinya seperti apa. Kalo saya, ngga ambil pusing sih sama masalah yang begituan. Yang penting hobi saya ngga mengarah ke negatif- negatif, kan hobi saya yang tidak menjurus saya sampe berbuat tindakan kriminal, terus pake narkoba apa segala macamnya. Jadi, ya ngga ambil pusing sama orang mau bilang apa. Yang lebih terpenting, ada pengetahuan baru yang positif yang saya dapatkan dari K-Pop maupun imitasinya.”

8 Syahfrendio Pratama “tanggapan saya tentang itu ya biasa aja, walaupun awalnya sakit sih dikatain ngga macho, bencong, kemayu tapi pada akhirnya juga udah kebal sendiri. Jadi bawa biasa aja, menurut saya, saya sendiri jadi punya jadwal tambahan untuk ngisi kekosongan waktu dengan latihan dance sama teman grup. Terus dari ini saya juga bisa bawa prestasi dari dance cover. Kapan lagi, hobi bisa menjadi prestasi.”

9 Arya Permana “untungnya ya kak, saya belum ada pernah dengar kayak hujatan orang buat apa laki-laki suka K-Pop. Tapi saya juga ngga tahu di belakang saya orang ngomong apa. Cuma saya hanya mencoba menjaga pandangan orang agarterlihat buruk kali terhadap K- Pop, membuat K-Pop dapat good impression dari orang-orang. Soalnya kan K-Pop juga punya sisi positif, jadi menurut saya itu tergantung orang bagaimana ia menanggapi K-Pop itu. Gitu sih kak. Soalnya, ada juga teman saya, yang karena K-Pop bisa kuliah di Korea juga, jadi motivasi sama dia.”

127

Universitas Sumatera Utara 10 Dzikri Fernanda “kalo saya menanggapinya lebih ke biasa aja. Dan saya juga memahami budaya Indonesia. Cuma kalo yang warnai rambut kan ngga yang terus- terusan saya mewarnai rambut. Untuk yang warnai rambut itu butuh waktu berapa bulan buat hilangin warna. Ngga bisa yang instan hilangnya.”

4.7. Analisis Imitasi K-Pop Di Kalangan Fanboy Dengan Menggunakan Soft

Masculinity

Imitasi merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan bagi mereka sedang mencari jati dirinya. Imitasi merupakan cara efisien untuk mempelajari hal-hal baru dan merupakan salah satu proses mendapatkan kematangan secara universal, yaitu pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sosial. Imitasi yang dilakukan oleh fanboy juga bisa menghasilkan pada dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Tergantung pada imitasi yang dilakukan oleh fanboy. Jika fanboy mengimitasi idolanya yang bisa memacu motivasi untuk berprestasi atau hal positif lainnya, maka hasil imitasi yang didapatkannya juga positif, begitu juga sebaliknya.

Hal yang diimitasi oleh fanboy bermacam-macam, seperti style pakaian yang digunakan oleh idolanya, model rambut, menggunakan pernak-pernik yang digunakan juga oleh idolanya. Contohnya kalung, gelang, bahkan tindikan di telinga.

Selain itu, attitude sang idolanya juga diimitasi oleh para fansnya. Sebenarnya ada juga perilaku yang diimitasi oleh fans bukan hanya dari idolanya saja, melainkan dari yang dilakukan oleh orang Korea, seperti cara menyapa orang yang dengan cara

128

Universitas Sumatera Utara membungkukkan badan sambil mengucapkan ucapan salam, makan dengan menggunakan sumpit.

Tidak sampai di situ saja, ada hal lain yang diimitasi oleh fans, seperti kebanyakan dari fans juga mengimitasi gerakan dance yang dilakukan oleh idolanya.

Kurang lengkap rasanya jika belum melakukan gerakan dance, atau yang biasa kita sebut dengan dance cover. Ada yang hanya sekedar iseng-iseng saja melakukan gerakannya saja, ada juga benar-benar melakukan coveran tersebut hingga sampai ke ajang perlombaan. Bahkan ia terkenal karena dance covernya tersebut. Hal tersebut pada umumnya terjadi dikalangan fans, apalagi dikalangan fanboy. Mereka juga melakukan imitasi dari penampilan artis Korea yang diimitasinya.

Selain itu, imitasi yang tidak bisa dipungkiri belakangan ini ialah cara berbicara mereka. Maksud di sini ialah dalam percakapan sehari-hari, fanboy dengan lawan bicaranya, menyelipkan bahasa Korea dalam percakapannya dengan lawan bicaranya. Baik itu hanya sekedar menyapa „안녕하세요‟ (dibaca: Annyeonghaseyo) ketika bertemu dengan temannya atau dalam percakapan telepon, menyatakan rasa terimakasih „고마워‟ (dibaca: Gomawo) atau bisa juga „감사합니다‟ (dibaca:

Gamsahamnida). Ada juga bagi mereka yang memiliki pengetahuan mengenai bahasa

Korea, mereka menggunakan kalimat per kalimat dalam bahasa tersebut dengan lawan bicaranya.

129

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil yang didapatkan peniliti melalui penelitian ini adalah kebanyakan fanboy mengimitasi dari idolanya dalam segi style pakaian yang digunakan. Proses imitasi diri sendiri berlangsung lebih dalam, penirunya tidak cukup sebatas aspek-aspek penampilan simbolis, tapi meliputi totalitas kepribadiannya.

Tidak hanya sampai di situ, hal yan dapat diimitasi oleh fanboy dalam penelitian ini, juga bisa berupa posisi idol tersebut dalam sebuah grup. Contohnya, fanboy tersebut mengimitasi peran menjadi seorang pemimpin, kemudian fanboy mempraktekkan peran pemimpin itu dalam grup dance covernya.

Dalam kehidupan sehari-hari, fanboy menujukkan hal-hal yang diimitasinya.

Beberapa hal dari bentuk imitasi tersebut, fanboy mengakui pengaplikasian apa saja yang diimitasikannya, disesuaikan juga dengan tempat dan kondisi, seperti beberapa informan penelitian ini yang merupakan anggota dance cover dan sing cover. Untuk yang dancer cover, mereka benar-benar yang mengimitasi gaya sang idol ketika di panggung. Mulai pakaian, aksesoris yang digunakan, bahkan ekpresi wajah juga dimiripkan sedemikian rupa dengan sang idol. Tetapi ketika diluar panggung mereka kembali mengikuti gaya idolanya yang sewajarnya. Berbeda dengan peampilan sing cover. Untuk penampilan sing cover tergolong bebas, tidak mesti mengikuti gaya dari itu. Terpenting, tidak menyimpang dari peraturan pakaian yang ditentukan.

Soft Imitasi Masculinity

130

Universitas Sumatera Utara Gambaran maskulinitas yang umumnya diketahui oleh masyarakat, gambaran laki-laki yang memiliki tubuh yang kekar, gagah perkasa, laki-laki yang kuat dan memiliki kekuasaan serta tidak menampilkan sisi kelembutannya seperti tokoh aktor dalam film Hollywood atau aktor film action Indonesia yang memiliki badan kekar yang kuat. Nilai maskulinitas seperti itulah yang terkonstruksi oleh masyarakat ketika mendengar kata-kata maskulinitas. Mengikuti perkembangan teknologi dan perkembangan fenomena sosial, konstruksi maskulinitas pun mengalami pergeseran yang bisa disebut juga dengan maskulinitas baru atau soft masculinity. Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya pergeseran konstruksi maskulinitas macho yang dibangun dalam pandangan masyarakat ke maskulinitas yang baru, bahkan laki-laki pun juga bisa menunjukkan sisi lembutnya kepada orang lain.

Soft masculinity merupakan nilai maskulinitas baru yang menunjukkan gambaran kemaskulinan seorang laki-laki dari negara Korea Selatan dengan perpaduan konsep maskulinitas seonbi Korea Selatan yang mana maskulinitas tersebut dipengaruhi oleh maskulinitas Hong Kong dengan maskulinitas dari negara

Jepang serta maskulinitas metroseksual secara global.

Gambaran soft masculinity itu sendiri, mendeskripsikan seorang laki-laki yang menampilkan sisi kelelaki-lakiannya namun, juga ada sisi kelembutan yang dimiliki oleh laki-laki. Soft masculinity diidentik dengan laki-laki yang memiliki paras wajah yang cantik, tubuh yang langsing namun berotot, menampilkan sisi kelembutan dari seorang laki-laki. Image soft masculinity tersebut direalisasikan oleh artis K-Pop yang tergambar melalui penyebaran media massa, menampilkan juga fisik tubuh yang

131

Universitas Sumatera Utara kekar dan berotot, mampu berperilaku manis dan lembut di depan para fansnya.

Adanya gambaran soft masculinity yang dibangun oleh artis K-Pop tersebut, mengulang kembali tentang pemahaman maskulinitas yang bisa mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu, tetapi juga mengundang perdebatan antara pro dan kontra terhadap nilai maskulinitas yang baru.

Gambar 3 : Gambaran soft masculinity Gambar 4 : Gambaran soft masculinity

132

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5 : Gambaran soft masculinity Gambar 6 :Gambaran soft masculinity Perilaku imitasi yang dilakukan oleh informan dalam penelitian ini telah menunjukkan adanya pergeseran konstruksi maskulinitas lama yang diterima oleh masyarakat Indonesia dengan konstruksi maskulinitas yang baru ditunjukkan oleh fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini. Gambaran tersebut ditunjukkan oleh fanboy melalui imitasi penampilan secara fisik seperti style pakaian yang digunakan oleh idolanya, aksesoris yang digunakan seperti kalung, tindik dikuping, model rambut, hampir keseluruhan fisik mengikuti idolanya.

Bagi masyarakat penganut maskulinitas lama, lelaki sejati tidak begitu mementingkan style pakaian agar terlihat lebih fashionable dan aksesoris lainnya sebagai penunjang kerennya penampilan fisik mereka. Penelitian ini menemukan bahwa mereka juga mementingkan penampilan fisik mereka supaya terlihat keren dan stylish. Bahkan mereka mencari style-style yang digunakan oleh idolanya sebagai referensi mereka dalam berpenampilan yang modis. Selain style dan aksesoris, model

133

Universitas Sumatera Utara rambut juga tidak ketinggalan dalam perhatian para fanboy tersebut. Contoh mewarnai rambut bahkan mengikuti model rambut yang digunakan oleh artis maupun orang Korea.

Gambar 7 : Gambaran imitasi fanboy Gambar 8 : Gambaran imitasi fanboy

Tidak hanya imitasi dalam hal style pakaian saja, imitasi dalam kemampuan dance juga menjadi sorotan bagi fanboy untuk ikut dalam daftar imitasi yang ingin dilakukannya. Ketika dance diartikan dalam bahasa yang sederhana yaitu menari, biasanya menari masuk dalam ranah perempuan dan ketika ada laki-laki yang dapat menari dengan baik biasanya dikatakan laki-laki yang gemulai. Karena dengan lenturnya tubuh mereka memperagakan suatu gerakan tarian. Lelaki macho yang menganut maskulinitas lama, jauh dari kata-kata „dance‟ Sekarang, dance tidak lagi hanya dimiliki oleh ranah perempuan tetapi dance juga sudah masuk kedalam ranah laki-laki.

134

Universitas Sumatera Utara Memiliki badan yang lentur dan gesit terhadap gerakan dance merupakan poin utama dalam menari. Laki-laki yang melakukan gerakan dance tidak hanya terjadi dikalangan artis K-Pop saja, tetapi terjadi juga pada fanboy yang berprofesi sebagai dance cover menjadi inspirasi dalam mengimitasi talenta yang dimilikinya sang idolanya. Fanboy yang menjadi informan dalam penelitian ini dengan lentur dan gesit menarikan gerakan-gerakan yang tarian yang ingin mereka bawakan. Meskipun koreografi dance yang dibawakan terbilang rumit, fanboy dengan lentur gesit dan gemulai memperagakan gerakan dance tersebut.

Gambar 9 : Penampilan fanboy ketika manggung

Gambar 10 : Penampilan fanboy ketika manggung

135

Universitas Sumatera Utara

Gambar 11 : Penampilan fanboy ketika manggung

Maskulinitas pada laki-laki tidak lagi sekedar seorang laki-laki yang gagah perkasa, kuat, berkuasa, serta macho. Laki-laki juga bisa menujukkan sisi kelembutan dari seorang laki-laki yang mana selama ini sisi kelembutan hanya dimiliki oleh seorang perempuan. Berkaitan dengan personality yang humble dari idolanya dan juga dapat menunjukkan sisi kelembutan dari dirinya. Salah seorang artis idola K-Pop yang memiliki personality yang hangat, idola tersebut mampu menonjolkan sisi lembut dan sikap manisnya terhadap orang lain. Ini juga diimitasikan oleh fanboy karena menyukai personality dari artis tersebut bisa bersikap lembut seperti itu terhadap orang lain meskipun ia seorang laki-laki. Bagi fanboy, personality yang hangat juga dapat mempermudah fanboy tersebut bersosialisasi dengan orang banyak dan juga bisa memperluas relasi pertemanannya.

Poin lain yang memperkuatnya pergeseran konstruksi maskulinitas tersebut ialah, penggunaan produk skincare untuk merawat tubuh dan wajahnya. Ada

136

Universitas Sumatera Utara informan yang merawat tubuh maupun wajahnya dengan menggunakan serangkaian skincare yang diproduksi khusus untuk laki-laki. Salah satu informan yang melakukan perawatan wajah dan tubuh secara lengkap bagi seorang laki-laki. Mulai dari penggunaan scrub wajah, scrub badan, sheet mask, shooting gel aloe vera (yang merupakan salah satu produk skincare sedang booming saat ini), pelembab, hand body dan lain sebagainya. Ada juga informan yang hanya menggunakan shooting gel aloe vera karena produk tersebut bisa digunakan keseluruh tubuh, parfum, hand body.

Fanboy juga sudah mulai memikirkan bagaimana untuk menjaga penampilan mereka baik wajah maupun tubuh agar terlihat menarik ketika dilihat orang. Bersih, wangi, tidak lagi mereka yang berpenampilan semrawutan, seolah mereka ingin menunjukkan bahwa laki-laki juga bisa berpenampilan rapi dan bersih.

Berdasarkan hal tersebut, muncul perdebatan dalam masyarakat mengenai konstruksi baru terhadap maskulinitas yang dibangun oleh fanboy tersebut. Tidak sedikit masyarakat yang menganggap fanboy yang menyukai K-Pop bahkan sampai mengimitasi idolanya dilabelkan dengan bencong, tidak mainly. Bahkan ada yang mengatakan seperti „oppa-oppa Korea‟ atau boyband Korea. Konsep maskulinitas yang dibangun oleh fanboy berkiblatkan pada konsep maskulinitas dari masyarakat

Korea Selatan. Konstruksi tersebut bertentangan dengan konstruksi maskulin yang telah dibangun oleh masyarakat Indonesia sehingga menyebabkan munculnya pandangan-pandangan negatif dari masyarakat, bahkan sampai mempertanyakan kemaskulinitas dan orientasi seksualnya normal atau tidak.

137

Universitas Sumatera Utara Adanya stigma-stigma dari pandangan masyarakat yang seperti itu, kebanyakan fanboy juga tidak memperdulikan stigma-stigma yang lahir dari masyarakat mengenai K-Pop, fansnya bahkan konstruksi maskulin yang ditampilkan oleh fanboy itu sendiri. Bagi mereka, selagi bisa menghasilkan hal yang positif dan membuahkan prestasi tidak masalah baginya dan tidak berbuat yang menyimpang.

Perkembangan Korean Wave terkhusus K-Pop yang memberikan sumbangsih terbesar dalam penyebarannya dan bantuan media massa, memberikan konstruksi baru bahwa nilai maskulinitas tidak hanya sebatas nilai yang berlaku pada maskulinitas lama, tetapi laki-laki juga bisa menunjukkan sisi, dimana hal itu dimiliki oleh perempuan. Seperti sisi kelembutan yang selama ini hanya dimiliki oleh perempuan, sekarang laki-laki juga bisa memiliki sisi lembut tersebut. Bukan berarti mereka yang menunjukkan sisi tersebut merupakan laki-laki yang tidak gentle alias kemayu, tetapi maskulinitas tersebut telah mengalami perubahan.

138

Universitas Sumatera Utara BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Perkemebangan fenomena K-Pop tidak bisa dielakkan lagi. Boomingnya perkembangan aliran musik dari negara Korea Selatan ini memberikan dampak besar pada sendi-sendi kehidupan baik dari kalangan fans maupun non fans. Perkembangan

K-Pop tersebut tidak bisa terlepas dari perilaku imitasi yang ingin dilakukan oleh para fans terkhusus fans dari kalangan laki-laki (fanboy).

Stigma negatif mengenai fans K-Pop masih melekat pada masyarakat sekitar fans tersebut. Stigma tersebut muncul dikarenakan fenomena yang terjadi sebelumnya bersifat negatif, sehingga melahirkan stigma yang negatif pula pada K-Pop dikalangan masyarakat. Hal ini menjadi tantangan bagi mereka untuk melakukan hobinya dengan leluasa, terkhusus pada fanboy. Dahulu, fanboy masih enggan menunjukkan identitasnya fans K-Pop, dikarenakan hal yang masih dicap buruk oleh masyarakat, bahwa laki-laki yang menyukai K-Pop itu secara tidak langsung diragukan kemaskulinitasnya. Idol K-Pop yang diidentik dengan menggunakan make up ketika berada di panggung selain itu bagi masyarakat, mereka juga kelihatan tidak jantan, sehingga imbasnya juga terkena pada fans yang menggemari idol tersebut.

Beragamnya hal-hal yang diimitasikan oleh fanboy, mulai dari style pakaian, aksesoris yang menunjang penampilan mereka, model dan warna rambut, penggunaan skincare, penggunaan bahasa Korea, cara sapaan orang Korea yang membungkukkan

139

Universitas Sumatera Utara badannya sekitar 45-90 derajat, jiwa kepemimpinan yang diperankan oleh idolanya dalam grup, personality, attitude, table manner ketika makan (menggunakan sumpit), progress dan kerja keras sang idola menuju kesuksesan, membentuk yang kekar seperti idola panutannya juga, talenta yang memotivasi fanboy untuk mengikuti grup dance dan sing cover, dan lain-lainnya. Style pakaian yang paling banyak dilakukan oleh fanboy.

Perilaku imitasi yang ditunjukkan oleh fanboy, memunculkan konstruksi baru dalam konsep maskulinitas. Selama ini konstruksi maskulinitas yang telah dibangun oleh masyarakat Indonesia mengikuti konstruksi maskulinitas tradisional di mana dalam konstruksi tersebut, laki-laki digambarkan seperti seseorang yang gagah perkasa, macho, kuat, berotot, tidak lemah, tegas, dan sebagainya. Belakangan ini, konstruksi maskulinitas telah mengalami pergeseran nilai sehingga memunculkan nilai maskulinitas yang baru. Tambah lagi dengan adanya perkembangan K-Pop, semakin memperkuat contoh konkret dari wujud maskulinitas yang baru atau bisa disebut dengan soft masculinity.

Soft masculinity juga menggambarkan laki-laki yang memiliki wajah yang cantik, kulit yang putih, tubuh yang langsing namun berotot, kaki yang jenjang, memiliki sisi kelembutan dan sikap yang manis, dan lain-lain. Hal ini sama seperti digambarkan oleh artis K-Pop yang ada diberbagai media cetak maupun berupa tayangan televisi, youtube maupun media lainnya. Adanya pergeseran konstruksi maskulin tersebut. Perkembangan K-Pop memang memberikan pemahaman baru mengenai konstruksi maskulinitas tidak harus gambaran maskulinitas yang lama, gambaran maskulinitas yang baru juga termasuk dari bagian maskulinitas.

140

Universitas Sumatera Utara Maskulinitas itu sendiri tidak memiliki gambaran konstruksi yang tepat, karena setiap negara memiliki konstruksi budaya tersendiri dalam memandang maskulinitas.

Indonesia, yang sebagian besar masyarakat menganut maskulinitas lama merasa tidak setuju dengan adanya gambaran dari soft masculinity tersebut. Menurut masyarakat, soft masculinity dianggap tidak mainly bahkan bencong. Hal tersebut jauh dari kata-kata maskulinitas yang telah mereka bangun selama ini. Tidak jarang ada stigma dari masyarakat yang mengatakan bahwa fanboy yang menyukai K-Pop itu bencong dan tidak mainly. Tambah lagi, fanboy mengimitasi potongan style pakaian serta penampilan fisik mereka, kemudian ada yang menggunakan skincare untuk merawat wajah dan tubuh mereka, sisi lembutnya mereka pada orang lain. Bagi masyarakat, laki-laki tidak begitu peduli dengan penampilannya, bergaya yang semrawutan bahkan jauh dari kata perawatan.

Fanboy sendiri mengaku tidak memperdulikan tanggapan yang dilontarkan oleh masyarakat terhadap dirinya. Bagi mereka, fans yang menyukai K-Pop tidak semuanya negatif, ada juga yang mereka bisa memilah mana perlu diikuti dan mana yang tidak. Mereka juga menunjukkan bahwa K-Pop bisa menghasilkan prestasi bagi dirinya, dan K-Pop juga punya sisi positifnya. Fanboy dalam penelitian ini juga berusaha untuk memperbaiki good impression terhadap K-Pop walaupun harus mengahadapi stigma-stigma dari masyarakat.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil analisis data penelitian, yang menjadi saran peneliti adalah sebagai berikut :

141

Universitas Sumatera Utara 1. Bagi fanboy dan komunitas K-Pop yang melakukan imitasi terhadap artis idola yang digemari, sebagian besar mengimitasi hal-hal positif dari idolanya serta meningkatkan bakat yang produktif dalam dirinya baik itu bidang seni musik dan tari, bahkan bakat yang lainnya. Tidak hanya itu fanboy juga juga dapat memperluas wawasan mereka dalam bidang bahasa dan budaya, dan banyak hal positif yang mereka dapatkan dari imitasi tersebut. Saran untuk mereka semoga mereka mampu memilah mana yang perlu diimitasi dan mana yang tidak, serta mereka mampu untuk mengembangkan lagi kemampuan-kemampuan yang mereka miliki baik bidang seni musik dan tari maupun bakat lain yang dapat mereka temukan melalui imitasi tersebut.

2. Bagi instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan bisa menjadi referensi untuk memperluas wawasan ilmiah dalam kajian imitasi K-Pop, perkembangan fenomena dan perubahan sosial, perkembangan kosntruksi maskulinitas serta kajian sosiologi postmodern.

3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber bacaan untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai imitasi-imitasi K-Pop dalam kajian analisis maskulinitas.

4. Bagi keluarga dan masyarakat, diharapkan mampu untuk menyikapi tentang perkembangan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sosial serta lebih membuka pandangan masyarakat dan keluarga mengenai perkembangan konstruksi maskulinitas yang telah terjadi saat ini.

142

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Amroshy, A. U., & Imron, A. (2014). Hegemoni Budaya Pop Korea Pada Komunitas Korean Lovers Surabaya (KLOSS). Jurnal Mahasiswa Unesa .

Ardia, V. (2014). Drama Korea dan Budaya Popular. Jurnal Komunikasi .

Astuti, P. T. (2016). Penerimaan Penggemar K-Pop Terhadap Gambaran Pria Soft Masculinity Boyband EXO di Music Video "Miracle in December". Jurnal E- Komunikasi .

Atmadja, N. B., & Ariyani, L. P. (2018). Sosiologi Media: Perspektif Teori Kritis. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Bok-rae, K. (2015). Past, Present and Future of Hallyu (Korean Wave). American International Journal of Contemporary Research .

Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chai, J. (2011). The First Taste of Korean Wave in China. Journey East .

Chun, E. W. (2017). How to drop a name: Hybridity, purity, and the K-pop fan. Cambrige University Press .

Daulay, H. (2014). Konstruksi Maskulinitas Global pada Majalah Pria di Indonesia dalam Persepsi Pria Metroseksual . Jurnal PKS .

Dermatoto, A. (2010). Konsep Maskulinitas Dari Jaman ke Jaman dan Citranya Dalam Media . Jurnal Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitik UNS Surakarta .

143

Universitas Sumatera Utara Dewati, S. R. (2014). Perilaku Imitasi Fashion SNSD Oleh SONE Sebagai Bentuk Presentasi Diri dan Identitas SONE (Analisis Fenomenologi Perilaku Fans Terhadap Artis Idolanya). eJournal Undip .

Fathinah, E., Priyatna, A., & Adji, M. (2017). Maskulinitas Baru Dalam Iklan Kosmetik Korea: Etude House Dan Tonymoly. Patanjala .

Hanana, A. (2018). Konstruksi Maskulinitas Boyband 2PM Pada Remaja K-Pop. Al Munir Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam .

Handaningtias, U. R., Indriyany, I. A., & Nurjuman, H. (2018). Dekonstruksi Makna Maskulinitas pada Trend Korea Pop (K-POP) Sebagai Praktik Identitas Remaja. Prosiding Seminar Nasional Prodi Imu Pemerintahan .

Huh, C.-G., & Wu, J. (2017). Do Hallyu (Korean Wave) Exports Promote Korea‟s Consumer Goods Exports ? Emerging Markets Finance and Trades .

Izzati, A. (2014). Analisis Pengaruh Musik Korea Popular Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Remaja . Lib UI .

Jang, G., & Paik, W. (2012). Korean Wave as Tool for Korea‟s New Cultural Diplomacy. Scientific Research .

Juwita, S. H. (2018). Tingkat Fanatisme Penggemar K-Pop Dan Kemampuan Mengelola Emosi Pada Komunitas EXO-L Di Kota Yogyakarta. Jurnal Riset Mahasiswa Bimbingan dan Konseling .

Kartika, S. H., & Wirawanda, Y. (2019). Maskulinitas dan Perempuan: Resepsi Perempuan terhadap Soft Masculinity dalam Variety Show. Calathu: Jurnal Ilmu Komunikasi .

Khairil, M., Yusaputra, M. I., & Nikmatusholeha. (2019). Efek Ketergantungan Remaja Terhadap K-Popers Terhadap Media Sosial di Kota Palu . Jurnal Aspikom .

144

Universitas Sumatera Utara Kim, M. O., & Jaffe, S. (2013). The New Korea Mengungkap Kebangkitan Ekonomi Korea. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Kusuma, E. P. (2014). Hibriditas Dalam Pembentukan Budaya Penggemar (Studi Etnografi Tentang Budaya Penggemar Pada Fandom VIP ). Neliti .

Kusuma, N. N. (2015). Hubungan Celebrity Worship Terhadap Idola K-Pop (Korean Pop) Dengan Perilaku Imitasi Pada Remaja. Jurnal Hasil Riset .

Kwon, C. (2012). Who is Your Bias?: The Symbolic Interactions and Social Solidarity of the International K-pop Fan Community. Digital Commons .

Lastriani. (2018). EXO-L Makassar: Interaksi Dunia Maya Antar Penggemar Boy Band EXO. ETNOSIA: Jurnal Etnografi Indonesia .

Lubis, A. Y. (2014). POSTMODERNISME: Teori dan Metode. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Lubiyana, K. (2013). Eksposur Media Massa Televisi dan Internet Sebagai Stimulant Perilaku Konsumsi. Media Komunitas .

Marinescu, V., & Balica, E. (2013). Korean Cultural Products in Eastern Europe: A Case Study of the K-Pop Impact in Romania . Region .

Messaris, P. (2016). The Global Impact of South Korean Populer Culture: Hallyu Unbound . Asian Journal of Communication .

Neuman, W. L. (2013). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta Barat: PT Indeks.

Nursanti, M. I. (2013). Analisis Deskriptif Penggemar K-Pop Sebagai Audiens Media dalam Mengonsumsi dan Memaknai Teks Budaya. Ejournal3 Undip .

Praptika, Y., & Nugraha, G. M. (2016). The Representation of Masculinity in South Korean Reality Show "The Return of Superman". Allusion .

145

Universitas Sumatera Utara Putra, A. A., & Jusnita, R. A. (2018). Komunikasi dan Identitas Budaya Populer pada Komunitas Korean Lovers Surabaya. Jurnal Kajian Media .

Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Modern . Jakarta: Prenadamedia Group.

Ryoo, W. (2009). Globalization, or the Logic of Cultural Hybridization: The case of Korean Wave. Asian Journal of Communication .

Sari, I. C., & Jamaan, A. (2104). Hallyu Sebagai Fenomena Transnasional. Jurnal Online Mahasiswa Unri .

Shim, D. (2006). Hybridity and the Rise of Korean Popular Culture in Asia. Media Culture&Society .

Shin, H. (2009). Have you ever seen the Rain ? And who'll stop the Rain ? the globalizing project of Korean pop (K-pop). Inter-Asia Culture Studies .

Siriyuvasak, U., & Hyunjoon, S. (2007). Asianizing K-pop: production, consumption and identification patterns among Thai youth. Inter-Asia Culture Studies .

Siswati, E. (2017). Anatomi Teori Hegemoni Antonio Gramsci. Jurnal Translitera .

Situmeang, I. V. (2013). Pemanfaatan Media Massa Terhadap Hallyu Sebagai Budaya Populer Dan Gaya Hidup Mahasiswa. Jurnal Semiotika .

Sung, S.-Y. (2013). K-pop Reception and Participatory Fan Culture in Austria. East Asian History and Culture Review .

Williams, J. P., & Ho, S. X. (2016). “Sasaengpaen” or K-pop Fan? Singapore Youths, Authentic Identities, and Asian Media Fandom. Deviant Behavior .

Wuryanta, E. W. (2012). Di antara Pusaran Gelombang Korea (Menyimak Fenomena K-Pp Di Indonesia). Reseach Gate .

146

Universitas Sumatera Utara Yoon, K. (2017). Global Imagination of K-Pop: Pop Music Fans‟ Lived Experiences of Cultural Hybridity, Popular Music and Society. Popular Music and Cultural .

Yudi. (2016). Analisis Perilaku Imitasi di Komunitas White Family Samarinda Setelah Menonton Tayang Boyband/Girlband Korea di KBS Channel . eJournal Ilmu Komunikasi .

147

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN

Gambar 12 : Foto saat wawancara Gambar 13 : Foto saat wawancara

Gambar 14 : Foto saat wawancara

148

Universitas Sumatera Utara

Gambar 15 : Foto setelah wawancara Gambar 16 : Foto saat wawancara

Gambar 17 : Foto setelah wawancara

149

Universitas Sumatera Utara

Gambar 18 : Foto setelah wawancara Gambar 19 : Foto setelah wawancara

Gambar 20 : Foto keseharian fanboy Gambar 21 : Foto fanboy di belakang panggung

150

Universitas Sumatera Utara

Gambar 22 : Foto keseharian fanboy Gambar 23 : Fanboy di acara gathering

Gambar 24 : Foto keseharian fanboy

151

Universitas Sumatera Utara INTERVIEW GUIDE

I. Profil Informan

Nama :

Usia :

Status :

Alamat :

Lama menjadi K-Popers :

II. Imitasi

1. Bagaimana awalnya anda menyukai K-Pop ? 2. Siapakah idola yang anda sukai ? Apa alasan anda mengidolakan idola anda ? 3. Apakah anda mengetahui lebih dalam tentang idola anda ? Apa saja ? 4. Seperti apa bukti dukungan yang anda salurkan terhadap idola anda ? 5. Apa yang anda imitasi dari idola anda ? 6. Apakah anda menunjukkan imitasi tersebut pada kehidupan sehari-hari ?

III. Soft Masculinity

1. Apa makna imitasi tersebut ? 2. Bagaimana cara anda dalam mengimitasi idola anda ? 3. Bagamana pandangan masyarakat megenai imitasi yang anda lakukan ? 4. Bagaiamana tanggapan anda mengenai cara pandang masyarakat sekitar anda mengenai diri anda sendiri ?

152

Universitas Sumatera Utara