PENGARUH KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDIT DAN INTENSI KELUAR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Hanifa Qurrata Aini NIM: 11150820000038
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019
PENGARUH KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDIT DAN INTENSI KELUAR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi
Oleh: Hanifa Qurrata Aini NIM: 11150820000038
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. NIP. 19760924 20064 2 001
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini 12 Maret 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa: 1. Nama : Hanifa Qurrata Aini 2. Nim : 11150820000038 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : Pengaruh Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit dan Intensi Keluar dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 12 Maret 2019 1. Dr. Rini, M.Si., Ak., CA (______) NIP. 197603152005012002 Penguji I
2. Wilda Farah, SE.,M.Si.,Ak.,CPA.,CA.,BKP (______) NIP.198303262009122005 Penguji II
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Hanifa Qurrata Aini 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 13 Januari 1997 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Alamat : Jl. AMD X No 60 RT 12 RW 01 Petukangan Utara Jakarta Selatan 5. Telepon : 085811960206 6. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL 1. Tk. Aisyiyah Tahun 2001-2003 2. SD Muhammadiyah 28 Jakarta Tahun 2003-2009 3. SMPN 11 Jakarta Tahun 2009-2012 4. SMAN 63 Jakarta Tahun 2012-2013 5. SMAN 78 Jakarta Tahun 2013-2015 6. S1 Ekonomi UIN Syarif Tahun 2015-2019 Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL 1. Sertifikat Software zahir, PT. Zahir Internasional. Tahun 2018.
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Mulyono Rasmadi 2. Ibu : Murti Rahmawati 3. Anak ke : Kedua dari tiga bersaudara
v
THE INFLUENCE OF ROLE CONFLICT AND ROLE AMBIGUITY TO JOB SATISFACTION AND ITS IMPACT ON AUDIT PERFORMANCE AND INTENTION TO QUIT
ABSTRACK
The purpose of this research is to analyze the influence of role ambiguity and role conflict on job satisfaction and its impact on audit performance and intention to quit. This research is done on auditors who work in Public Accounting Firm (KAP) in Jakarta.
This research uses a sample of 82 respondents. Analysis method used in this research is Partial Least Square (PLS) with the help of SmartPLS 3.0.
The result of this analysis shows that role ambiguity has an impact in job satisfaction while role conflict doesn’t. Job satisfaction has an impact on the auditor’s performance while role conflict and role ambiguity don’t. Job satisfaction and role ambiguity have an impact on intention to quit while role conflict doesn’t.
Keyword: Role Conflict, Role Ambiguity, Auditor’s Performance, Intention to Quit, Job Satisfaction
vi
PENGARUH KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDIT DAN INTENSI KELUAR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisi pengaruh ketidakjelasan peran dan konflik peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap kinerja audit dan intensi keluar. Penelitian ini dilakukan pada Auditor yang bekerja di KAP (Kantor Akuntan Publik) wilayah DKI Jakarta
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 82 responden. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS) dengan bantuan alat analisis data SmartPLS 3.0
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja sedangkan konflik peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja audit sedangkan konflik peran dan ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit, kepuasan kerja dan ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap intensi keluar sedangkan konflik peran tidak berpengaruh terhadap intensi keluar.
Kata Kunci: Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Kinerja Audit, Intensi Keluar, Kepuasan kerja
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Pengaruh Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit dan Intensi Keluar dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”.
Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita kedalam kebaikan.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini tidak luput dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kekuasan Allah SWT skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis mempunyai kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua (Bapak Mulyono Rasmadi dan Ibu Murti Rahmawati) yang
telah menjadi penyemangat terbaik dan terbesar dalam hidup dan telah
memberikan dukungan yang tiada henti baik berupa doa, kasih sayang dan
materil kepada penulis.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
viii
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA dan Ibu Fitri Damayanti SE., M.Si selaku
Ketua Jurusan dan sekretaris jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA Selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pemahaman penyusunan
skripsi, berdiskusi, dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
dengan sangat sabar kepada penulis. Terima kasih atas ilmu yang telah Ibu
berikan selama ini.
6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM., selaku dosen Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis
8. Aang Saba Mursaat yang telah memberikan dukungan, perhatian, semangat dan
waktu disela-sela kesibukkannya untuk menemani penulis menyusun skripsi
serta mendengarkan seluruh keluh kesah penulis dari awal penulisan sampai
akhir, terima kasih banyak.
9. Kakak dan adik penulis, Intan Pratiwi dan Aura Qurrata Ayun yang telah
memberikan doa, motivasi dan inspirasi yang sangat berarti kepada penulis.
10. Sahabat tercinta di kampus dari awal semester hingga sekarang alias 7icons
(Citra, Dina, Farda, Hana, Meyta, Rida) yang selalu bersama-sama berjuang
dari semester awal hingga saat ini, memberikan bantuan, doa dan dukungan
serta meluangkan waktu untuk penulis.
ix
11. Seluruh teman Akuntansi 2015 (khususnya Akuntansi B) yang telah banyak
memberikan motivasi dan bantuan saat penulis mengalami kesulitan.
12. Kak Isyarah yang membantu penulis dalam mempelajari aplikasi pengolahan
data.
13. Dini dan Umayah yang menjadi, yang selalu mendengarkan keluh kesah dan
memberikan saran kepada penulis saat mengalami kesulitan dalam penyusunan
skripsi ini.
14. Kak Lita, Kak Ica dan Kak Haffian selaku senior di tempat magang, yang selalu
menyemangati penulis, memberikan izin untuk bimbingan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
15. Semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu-persatu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juli 2019
(Hanifa Qurrata Aini)
x
DAFTAR ISI
COVER ...... i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI...... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...... v ABSTRACK ...... vi ABSTRAK ...... vii KATA PENGANTAR ...... viii DAFTAR ISI ...... xi DAFTAR TABEL ...... xvi DAFTAR GAMBAR ...... xvii DAFTAR LAMPIRAN ...... xviii
BAB I ...... 1 PENDAHULUAN...... 1 A. Latar Belakang ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 9 C. Pembatasan Masalah...... 9 D. Rumusan Masalah...... 10 E. Tujuan Penelitian ...... 10 F. Manfaat Penelitian ...... 11
BAB II ...... 13 TINJAUAN PUSTAKA...... 13 A. Tinjauan Literatur ...... 13 1. Teori Peran ...... 13 2. Konflik Peran ...... 14 3. Ketidakjelasan Peran ...... 15 4. Kepuasan Kerja ...... 17
xi
5. Kinerja Audit ...... 18 6. Intensi Keluar ...... 19 B. Hasil Penelitian Terdahulu ...... 20 C. Pengembangan Hipotesis ...... 29 1. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja ...... 29 2. Pengaruh Ketidakjelan Peran terhadap Kepuasan Kerja ...... 29 3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Audit ...... 30 4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Keluar ...... 30 5. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Audit...... 31 6. Pengaruh Konflik Peran terhadap Intensi Keluar ...... 31 7. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit ...... 32 8. Pengaruh Ketidakjelasam Peran terhadap Intensi Keluar ...... 33 9. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit ...... 33 10. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar ...... 34 11. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit ...... 35 12. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar ...... 36 D. Kerangka Pemikiran ...... 38
BAB III...... 39 METODOLOGI PENELITIAN ...... 39 A. Ruang Lingkup Penelitian ...... 39 B. Metode Penentuan Sampel ...... 39 1. Populasi dan Sampel ...... 39 2. Metode Pengambilan Sampel ...... 39 C. Metode Pengumpulan Data ...... 40 1. Penelitian Pustaka (Library research) ...... 40 2. Penelitian Lapangan (Field Research) ...... 40 D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ...... 41
xii
1. Konflik Peran (X1) ...... 41 2. Ketidakjelasan Peran (X2) ...... 42 3. Kepuasan Kerja (Intervening) ...... 42 4. Kinerja Audit (Y1) ...... 43 5. Intensi Keluar (Y2) ...... 43 E. Metode Analisis Data ...... 46 1. Statistik Deskriptif ...... 47 2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model ...... 47 a. Convergent Validity ...... 48 b. Diskriminant Validity ...... 49 c. Reliability ...... 49 3. Uji Model Struktural atau Inner Model ...... 50 a. R-square ...... 50 b. Q-Square ...... 51 c. Goodness of Fit (GoF) ...... 51 d. Uji hipotesis ...... 52 4. Uji Efek Intervening ...... 53
BAB IV ...... 56 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...... 56 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...... 56 1. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 56 2. Karakteristik Profil Responden ...... 57 a. Deskripsi responden berdasarkan Wilayah KAP ...... 57 b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin ...... 58 c. Deskripsi responden berdasarkan jenis umur ...... 59 d. Deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir ...... 60 e. Deskripsi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan ...... 61 f. Deskripsi responden berdasarkan Lama Kerja ...... 62 B. Hasil Uji Instrument Penelitian ...... 63 1. Hasil Uji Deskriptif ...... 63
xiii
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model ...... 64 a. Hasil Convergent Validity ...... 64 b. Hasil Discriminant Validity ...... 68 c. Hasil Reliability ...... 71 3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model ...... 72 a. Hasil R-Square ...... 76 b. Hasil Q-Square ...... 77 c. Hasil Goodness of Fit (GoF) ...... 78 d. Hasil Uji Hipotesis ...... 79 4. Hasil Uji Efek Intervening ...... 80 C. Pembahasan ...... 84 1. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja ...... 84 2. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja ...... 85 3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Audit ...... 86 4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Keluar ...... 87 5. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Audit...... 88 6. Pengaruh Konflik Peran terhadap Intensi Keluar ...... 89 7. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap kinerja Audit ...... 90 8. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Intensi Keluar ...... 91 9. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit ...... 92 10. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar ...... 92 11. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit ...... 93 12. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar ...... 94
BAB V ...... 97 PENUTUP ...... 97 A. Kesimpulan ...... 97 B. Implikasi ...... 99 C. Keterbatasan ...... 99
xiv
D. Saran...... 99 DAFTAR PUSTAKA ...... 101 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...... 99
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kasus Skandal Akuntan Publik...... 2 Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ...... 21 Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel ...... 44 Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ...... 56 Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian ...... 57 Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Wilayah KAP...... 57 Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 58 Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ...... 59 Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ...... 60 Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan ...... 61 Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja ...... 62 Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif ...... 63 Tabel 4.10 Outer Loading ...... 65 Tabel 4.11 Outer Loading Modifikasi ...... 67 Tabel 4.12 Cross Loading ...... 68 Tabel 4.13 Composite Reliability dan Cronbach Alpha ...... 71 Tabel 4.14 Nilai R-Square ...... 76 Tabel 4.15 Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Value) ...... 79 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis ...... 96
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ...... 38 Gambar 3.1 Model Intervening ...... 54 Gambar 3.2 Model Struktural Penelitian ...... 55 Gambar 4.1 Inner Model Sebelum Modifikasi ...... 73 Gambar 4.2 Inner Model Setelah Modifikasi...... 74 Gambar 4.3 Inner Model atau Structural Model Hasil Bootsrapping...... 75
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ...... 105 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan ...... 109 LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian ...... 115 LAMPIRAN 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden ...... 124 LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data ...... 148
xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman keberadaan profesi akuntan
publik dari waktu ke waktu semakin berkembang dan diakui oleh
masyarakat. Hal itu menunjukkan bahwa profesi auditor kini menjadi salah
satu profesi yang sangat berkembang dan maju dalam dunia bisnis (Rosally
& Jogi, 2015).
Dalam mengaudit laporan keuangan atas perusahaan, akuntan publik
tidak hanya bertanggung jawab terhadap klien melainkan juga terhadap
pihak lain yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang telah
diaudit. Salah satu Tugas Akuntan publik adalah menyediakan informasi
dan memberikan opini atas laporan keuangan sebagai tanggung jawab atas
kegiatan suatu organisasi, perusahaan dan instansi pemerintah yang
nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan (Afifah, 2015).
Oleh karena itu sebagai upaya meningkatkan kepercayaan klien dan publik,
auditor harus memperhatikan kualitas dari kinerja atas audit yang diberikan.
Menurut Fanani et al, 2008 kinerja audit merupakan hasil kerja yang dicapai
oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab yang
diberikan padanya, kinerja audit menjadi perhatian utama baik bagi klien
ataupun publik dalam menilai hasil audit yang dilakukan, sehingga kinerja
audit dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap akuntan
publik sebagai pihak yang independen dalam pengauditan laporan
keuangan.
1
Hery, (2005) dalam Ermawati et al (2014) juga mengatakan dibutuhkan seorang auditor yang independen di dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dapat mengambil keputusan tanpa memihak siapapun melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang berhasil dikumpulkan selama penugasan tidak terpengaruh oleh klien atau pihak lainnya (Hery, 2005 dalam
Ermawati et al., 2014). Namun pada kenyataan masih banyak kasus-kasus skandal akuntansi yang terjadi mengenai buruknya kinerja auditor dalam melaksanakan audit.
Tabel 1.1 Kasus Skandal Akuntan Publik Perusahaan PT Hansol SNP Finance PT Garuda Internasional Tbk Indonesia Tahun 2019 2018 2019 Auditor KAP Purwanto, KAP Satrio Bing, KAP Tanubrata, Sungkoro, dan Eny & Rekan Sutanto, Fahmi, Surja (Ernst and (Deloitte Bambang & Young Global Indonesia) Rekan Limited/EY) Sanksi - Sherly Jakom - AP Marlinna, - KAP dari KAP AP Merliyana Tanubrata, Purwanto, Syamsul Sutanto, Sungkoro, dan dikenakan Fahmi, Surja di mana sanksi Bambang & STTD yang pembekuan Rekan bersangkutan izin praktek dikenakan dibekukan selama 12 sanksi selama 1 tahun bulan pembekuan penuh. izin praktek selama 12 bulan.
2
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan Sanksi administrastif kepada dua Akuntan Publik (AP) dan satu Kantor Akuntan Publik (KAP) yaitu AP Marlinna dan AP Marliyana Syamsul serta KAP Satrio, Bing, Eny
(SBE) dan Rekan dinilai tidak memberikan opini yang sesuai dengan kondisi sebenarnya dalam laporan keuangan tahunan audit milik PT
Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Sanksi yang diterima dua
AP dan satu KAP itu berupa pembatalan pendaftaran terkait hasil pemeriksaan laporan keuangan SNP Finance. Kedua AP dan satu KAP itu memberikan opini ‘Wajar Tanpa Pengecualian’ dalam hasil audit terhadap laporan keuangan tahunan SNP Finance. Padahal, hasil pemeriksaan OJK mengindikasikan SNP Finance menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya secara signifikan.
Laporan keuangan tersebut menjadi acuan Pefindo dalam melakukan pemeringkatan medium term notes (MTN) yang gagal bayar. Sehingga, menyebabkan kerugian banyak pihak termasuk perbankan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Menteri Keuangan mengenakan sanksi administratif kepada Akuntan Publik Marlinna dan Akuntan Publik
Merliyana Syamsul berupa pembatasan pemberian jasa audit terhadap entitas jasa keuangan (semisal jasa pembiayaan dan jasa asuransi) selama
12 bulan yang mulai berlaku tanggal 16 September 2018 sampai dengan 15
September 2019. Sementara KAP Satrio Bing Eny & Rekan dikenakan sanksi berupa rekomendasi untuk membuat kebijakan dan prosedur dalam sistem pengendalian mutu KAP terkait ancaman kedekatan anggota tim
3 perikatan senior sebagaimana disebutkan di atas. KAP juga diwajibkan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur dimaksud dan melaporkan pelaksanaannya paling lambat 2 Februari 2019.
Kemudian skandal akuntansi terjadi pada Auditor PT Garuda
Indonesia KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang & Rekan menyajikan laporan keuangan yang overtated atas pendapatan PT Garuda Indonesia. Hal ini berawal dari komisaris PT Garuda Indonesia yang menolak menandatangani hasil laporan keuangan tahun 2018. Keduanya, menolak pencatatan transaksi Garuda Indonesia dengan Mahata sebesar US$239,94 juta yang diakui sebagai pendapatan. Lewat pengakuan piutang sebagai pendapatan itu, perusahaan dengan kode saham GIAA itu berhasil meraup laba bersih sebesar US$809 ribu, berbanding terbalik dengan kondisi 2017 yang merugi sebesar US$216,58 juta. Atas permasalahan tersebut AP
Kasner Sirumpea dikenakan sanki pembekuan izin selama 12 bulan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenakan sanksi kepada kantor akuntan publik partner dari Ernst and Young (EY) karena dinilai tak teliti dalam penyajian laporan keuangan PT Hanson International Tbk (MYRX).
Atas kesalahan ini OJK memberikan sanksi membekukan Surat Tanda
Terdaftar (STTD) selama satu tahun. OJK menilai KAP ini melakukan pelanggaran karena tak cermat dan teliti dalam mengaudit laporan keuangan tahun PT Hanson International Tbk. (MYRX) untuk tahun buku 31
Desember 2016. Kesalahan yang dilakukan perusahaan adalah tak profesional dalam pelaksanaan prosedur audit terkait apakah laporan
4 keuangan tahunan perusahaan milik Benny Tjokro mengandung kesalahan material yang memerlukan perubahan atau tidak atas fakta yang diketahui oleh auditor setelah laporan keuangan diterbitkan. Kesalahan yang dimaksud OJK adalah adanya kesalahan penyajian (overstatement) dengan nilai mencapai Rp 613 miliar karena adanya pengakuan pendapatan dengan metode akrual penuh (full acrual method) atas transaksi dengan nilai gross
Rp 732 miliar. Selain itu, dalam laporan keuangan tersebut juga tak mengungkapkan adanya Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) atas kavling siap bangun (KASIBA) tertanggal 14 Juli 2019 yang dilakukan oleh
Hanson International sebagai penjual.
Dari kasus-kasus tersebut menggambarkan bahwa masih banyak pelanggaran yang dilakukan akuntan publik dan dari kasus tersebut diharapkan dapat menjadi pembelajaran penting bagi akuntan publik agar meningkatkan kinerja audit sehingga dapat mempertahankan kepercayaan publik atas jasa audit yang diberikan. Beberapa kemungkinan kesalahan yang dilakukan akuntan publik menurut Afifah (2015) disebabkan oleh tingginya role conflict, tingginya role ambiguity, terganggunya self- efficacy, dan sensitifitas etika profesi pada auditor.
Konflik peran terjadi sebagai akibat dari ketidaksesuaian antara mekanisme pengendalian birokrasi dan norma, aturan, etika, maupun kemandirian yang profesioal. Dimana konflik peran dapat terjadi ketika auditor diminta untuk melakukan peran yang tidak sesuai dengan tuntutan profesionalisme dari profesi audit (Hanna dan Firnanti, 2013). Konflik
5 peran adalah sebuah situasi dimana seorang individu dihadapkan dengan ekspektasi-ekspektasi peran yang berlainan. Konflik ini muncul ketika seorang individu menemukan untuk memenuhi syarat satu peran dapat membuatnya lebih sulit untuk memenuhi peran lain (Robbins dan Judge,
2009 dalam Edwy, 2016).
Selain konflik peran (role conflict), kegagalan peran yang memungkinkan dihadapi oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya adalah ketidakjelasan peran. Ketidakjelasan peran (role ambiguity) terjadi ketika informasi yang diterima untuk menyelesaikan tugas tidak sampai secara menyeluruh sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas secara optimal.
Terkadang auditor juga dihadapkan dengan permintaan klien untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaannya yang menyebabkan ketidakjelasan peran karena hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan pada tugas yang dimiliki auditor dan tuntutan yang diberikan manajemen perusahaan dapat mempengaruhi kinerja audit (Maulana, 2012).
Selain mempengaruhi kinerja audit, konflik peran (role conflict) dan ketidakjelasan peran (role ambiguity) yang dihadapi auditor saat melaksanakan tugasnya juga bisa berdampak terhadap kepuasan kerja auditor. Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam menyelesaikan tugas tentunya ia akan berusaha secara maksimal dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian hasil kerja dan
6 produktivitas karyawan akan meningkat dan dapat mendorong tercapainya tujuan organisasi (Wahyuningsih, 2012 dalam Edwy, 2016).
Kemudian menurut (Setyanto et al., 2013) ketidakpuasan kerja telah sering diindentifikasikan sebagai alasan yang menjadi penyebab individu meninggalkan pekerjaannya. Secara empiris ketidakpuasan kerja memiliki pengaruh langsung terhadap pembentukan keingininan untuk keluar.
Manuel dan Rahyuda (2015) mengatakan bahwa Turnover intention diklasifikasikan kedalam dua bagian yaitu, turnover yang tidak dapat dicegah dan turnover yang dapat dicegah. Turnover yang tidak dapat dicegah biasanya terjadi karena umur karyawan sudah di dalam kategori pensiun, atau karena mengalami penyakit, sedangkan turnover yang tidak diinginkan disebabkan oleh rasa yang kurang nyaman di dalam organisasi, kurangnya kompetensi dari karyawan tersebut di dalam menjalankan tugas, atau hubungan yang kurang baik dengan rekan kerja di tempat bekerja.
Intensi keluar (Turnover Intention) dapat diartikan sebagai pergerakan yang dilakukan karyawan untuk keluar dari organisasi baik berupa pengunduran diri maupun pemberhentian, turnover yang tinggi juga menyebabkan kurang efektifnya sebuah organisasi karena hilangnya karyawan yang berpengalaman (Andini, 2006 dalam Agus et al., 2014).
Penelitian ini merupakan penelitian kembali dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Rosally dan Jogi (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti hanya menggunakan variabel dependen role stress yang terdiri dari konflik peran dan ketidakjelasan peran
7 tanpa menambah variabel komitmen organisasi karena peneliti ingin fokus mengetahui seberapa besar pengaruh stres peran (role stress) terhadap kinerja audit, peneliti juga menambahkan variabel kepuasan kerja sebagai variabel intervening untuk pengaruh stres peran (role stress) terhadap kepuasan kerja yang akan berdampak kepada kinerja audit serta menambahkan intensi keluar sebagai variabel independen. Perbedaan lainnya terletak pada objek penelitiannya, penelitian sebelumnya melakukan studi penelitian pada KAP di daerah Surabaya sedangkan objek pada penelitian ini adalah KAP di daerah Jakarta. Selanjutnya, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Partial
Least Square (PLS) menggunakan aplikasi softwere Smart PLS.
Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena pertama, konflik peran dan ketidakjelasan peran yang dialami auditor merupakan salah satu faktor mempengaruhi kinerja audit. Kedua, dalam upaya meningkatkan kinerja audit, kepuasan kerja yang tinggi merupakan faktor penting dalam mendukung menciptakan kinerja audit yang optimal. Ketiga, kepuasan kerja yang lemah karena adanya konflik peran dan ketidakjelasan peran yang dialami auditor memungkinkan terciptanya keinginan auditor untuk keluar dari pekerjaanya.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini seluruh bagian akuntan publik dari junior sampai partner dapat memperoleh informasi yang relevan dalam usaha untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi audior terkait dalam konflik peran dan ketidakjelasan peran agar dapat
8
meningkatkan kinerja audit serta menurunkan tingkat turnover intention
auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Dengan demikian,
peneliti memberikan judul pada skripsi ini yaitu dengan judul “Pengaruh
Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit dan
Intensi Keluar dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”
B. Identifikasi Masalah Maka identifikasi masalah pada penelitian ini berdasarkan latar
belakang permasalahan diatas meliputi :
1. Adanya kualitas auditor yang tidak sesuai dengan standar yang berlaku
2. Adanya konflik peran yang terjadi pada auditor terkait dengan perintah
KAP dengan perintah klien.
3. Adanya ketidakjelasan peran yang dihadapi auditor junior.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah di atas maka pembatasan masalah
yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kinerja audit dan intensi
keluar, peneliti hanya fokus membahas konflik peran dan ketidakjelasan
peran terhadap kinerja audit dan intensi keluar dengan kepusan kerja
sebagai variabel intervening.
2. Penelitian hanya dilakukan pada KAP yang berada di Jakarta.
9
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka rumusan permasalahan
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja?
2. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja?
3. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja audit?
4. Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap intensi keluar?
5. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kinerja audit?
6. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap intensi keluar?
7. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja audit?
8. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap intensi keluar?
9. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
bagaimana dampaknya terhadap kinerja audit?
10. Apakah konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
bagaimana dampaknya terhadap intensi keluar?
11. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
bagaimana dampaknya terhadap kinerja audit?
12. Apakah ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
bagaimana dampaknya terhadap intensi keluar?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan bukti-bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut :
1. Pengaruh konflik peran terhadap kepuasan kerja
2. Pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja
10
3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja audit
4. Pengaruh kepuasan kerja terhadap intensi keluar
5. Pengaruh konflik peran terhadap kinerja audit
6. Pengaruh konflik peran terhadap intensi keluar
7. Pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kinerja audit
8. Pengaruh ketidakjelasan peran terhadap intensi keluar
9. Pengaruh konflik peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya
terhadap kinerja audit
10. Pengaruh konflik peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya
terhadap intensi keluar
11. Pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya
terhadap kinerja audit
12. Pengaruh ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya
terhadap intensi keluar
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya yaitu:
1. Kontribusi Teoritis
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, sebagai bahan referensi untuk
menambah pemahaman ilmu pengetahuan terkait dengan Konflik
peran, ketidakjelasan peran, kepuasan kerja, kinerja audit dan
intensi keluar.
11
b. Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi untuk pihak-pihak
yang akan melaksanakan penelitian lebih lanjut
c. Penulis, sebagai sarana dalam menambahkan wawasan dan
pengetahuan mengenai pengaruh konflik peran dan ketidakjelasan
peran terhadap kinerja Audit dan Intensi Keluar dengan Kepuasan
Kerja sebagai Variable Intervening.
2. Kontribusi Praktis
a. Auditor dan Kantor Akuntan Publik (KAP), sebagai tambahan
pengetahuan yang diharapkan dapat dijadikan informasi untuk
menjaga kualitas KAP dengan meningkatkan kinerja Audit.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1. Teori Peran Teori peran (role theory) merupakan penekanan sifat pribadi
seseorang yang mempelajari perilaku sebagai pelaku sosial yang sesuai
dengan posisinya di masyarakat (Kahn, 1964 dalam Agustina, 2009). Peran
menjelaskan mengenai posisi seseorang dalam sebuah sistem sosial yang
berkaitan dengan kekuasaan, hak dan kewajiban dan tanggung jawab yang
menyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu sama lain, setiap orang
memerlukan cara masing-masing dalam menghadapi perilaku orang lain
(Agustina, 2009).
Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan
dari tiga ilmu antara orientasi, teori, serta disiplin ilmu. Selain dari
psikologi, teori peran berasal dari antropologi dan sosiologi. Dari ketiga
ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Teori-teori peran
disusun berdasarkan sudut pandang dimana dalam memainkan sebuah
tokoh, seorang aktor harus memposisikan dirinya sebagai tokoh yang
dimainkan dengan berperilaku tertentu sesuai dengan harapan. Posisi aktor
dalam teater (sandiwara) tersebut dapat digambarkan seperti seseorang
dalam sebuah masyarakat. Dalam masyarakat posisi seseorang sama dengan
posisi aktor dalam teater, yaitu perilaku yang dihadapinya tidak berdiri
sendiri melainkan selalu berkaitan dengan orang-orang lain yang
13
berhubungan dengan orang atau aktor tersebut (Sarwono, 2002 dalam
Hutami dan Chariri, 2011).
Setiap individu memiliki harapan atas perilaku peran yang
dijalankan, harapan tersebut tergantung pada lingkungan organisasi yang
dihadapi. Atas norma-norma atau tekanan yang dihadapi setiap individu
akan menghasilkan harapan untuk bertindak dengan cara tertentu.
Tanggapan atas pesan yang diterima oleh masing-masing individu akan di
respon dan diinterpretasikan dengan cara yang berbeda-beda. Apabila pesan
yang diterima sulit dipahami, tidak jelas, dan tidak sesuai dengan daya
tangkap penerima pesan akan menimbulkan masalah yang mengakibatkan
individu merespon pesan dengan cara yang tidak diharapkan oleh pengirim
pesan (Ahmad dan Taylor, 2009).
2. Konflik Peran
Ketika seseorang menghadapi situasi tekanan pada saat melakukan
tugas yang tidak konsisten dan berbeda secara bersamaan pada saat itulah
terjadi konflik peran. Konflik peran yang dihadapi seseorang akan
menyebabkan stres yang dapat merugikan dan merusak pencapaian tujuan
seseorang. Stres yang terjadi secara berkepanjangan dan terus menerus dapat
mengurangi kepercayaan diri seseorang dan akhirnya akan mengarah pada
tingkat kepuasan kerja yang rendah dan keinginan yang rendah untuk terus
bekerja di perusahaan (Afifah, 2015).
Konflik peran juga dapat muncul ketika auditor menerima beberapa
perintah yang berbeda dan kesulitan untuk menyesuaikan berbagai peran
14
yang dimiliki dalam waktu yang bersamaan. Seperti misalnya, tuntutan
utama bersumber dari etika profesi akuntan sedangkan tuntutan lain
bersumber dari sistem pengendalian yang diterapkan dalam KAP (Lubis,
2011 dalam Ratna dan Ketut, 2016).
Konflik peran adalah suatu konflik yang timbul akibat adanya
ketidaksesuaian aturan, etika, norma dan kemandirian profesional dalam
mekanisme pengendalian birokrasi organisasi. Biasanya kondisi tersebut
terjadi apabila seseorang menerima dua perintah dalam waktu yang
bersamaan dan apabila hanya melaksanakan satu perintah saja maka
perintah yang lain akan terabaikan. Konflik peran mempunyai dampak
negatif terhadap perilaku individu seperti timbulnya ketegangan kerja,
banyak terjadi perpindahan pekerja, menurunnya kepuasan kerja, hal
tersebut menghasilkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan menurunkan
motivasi kerja sehingga dapat menurunkan kinerja audit secara keseluruhan
(Patria, 2016). Selain itu, Afriana Hanif (2013) juga menjelaskan bahwa
konflik peran adalah sebuah gejala psikologis yang dialami oleh anggota
suatu organisasi yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja
dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja sehingga bisa
menurunkan kinerja secara keseluruhan.
3. Ketidakjelasan Peran
Ketidakjelasan peran adalah kondisi yang dihadapi seseorang ketika
informasi yang diterima kurang memadai dalam menjalankan perannya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Ketidakjelasn peran yang
15 dialami seseorang dapat mengakibatkan menurunnya kesehatan fisik dan psikis karena ketidakjelasan peran merupakan salah satu faktor penyebab stres kerja akibat terhalanginya seorang pegawai dalam melaksanakan tugas
(Afifah, 2015).
Ketidakjelasan peran adalah tingkatan dimana informasi yang kurang jelas tentang harapan terkait dengan peran, cara tertentu untuk memenuhi harapan peran, atau konsekuensi kinerja peran. Sehingga dapat disimpulkan ketidakjelasan peran adalah perbedaan antara jumlah informasi dan jumlah orang yang mereka butuhkan untuk menjalankan perannya secara memadai (Irzani dan Witjaksono, 2014).
Peneliti lain menjelaskan bahwa ketidakjelasan peran terjadi karena adanya kesamaran dalam tanggung jawab, ketidakjelasan tujuan kerja, tidak jelasnya prosedur kerja dan ada kesamaran tentang apa yang diharapkan dan ada ketidakjelaasan tentang unjuk kerja pekerjaan. Individu yang mengalami ketidakjelasan peran akan mengalami kecemasan, berkurangnya kepuasan kerja dan melakukan pekerjaan dengan kurang efektif di bandingkan dengan individu lain sehingga menurunkan kinerja mereka
(Patria, 2016).
Menurut Senatra (1980) dalam Rosally dan Jogi (2015) Peningkatan ketidakjelasan peran menyebabkan peningkatan ketidakpuasan pekerjaan.
Selain itu Afriana Hanif (2013) menjelaskan bahwa individu yang mengalami ketidakjelasan peran akan mengalami kecemasan, menjadi
16
mudah tidak puas, dan melakukan pekerjaan dengan kurang efektif di
banding individu lain sehingga menurunkan kinerja mereka.
4. Kepuasan Kerja
Definisi kepuasan kerja berasal dari dua perspektif: kepuasan
intrinsik dan ekstrinsik. Kepuasan kerja instrinsik mengacu pada perasaan
seseorang tentang sifat tugas pekerjaan sedangkan kepuasan kerja ekstrinsik
mengacu pada perasaan tentang aspek-aspek situasi kerja yang berada di
luar tugas pekerjaan atau bekerja sendiri (Kumar et al., 2013 dalam
Sabanciogullari dan Dogan, 2015).
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang dirasakan seseorang
seperti perasaan menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini
dicerminkan oleh kedisiplinan, moral kerja dan kinerja (Hanafiah, 2014).
Definisi lain dari kepuasan kerja juga menjelaskan bahwa dalam kepuasan
kerja terdapat hubungannya antara persepsi individu dan evaluasi
pekerjaannya, dan persepsi ini dipengaruhi oleh keadaan khusus seseorang
seperti kebutuhan, nilai dan harapan (Sabanciogullari & Dogan, 2015).
Kepuasan kerja menggambarkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya yang bisa dilihat dari sikap positif individu terhadap pekerjaan
dan segala hal yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Tingkat kepuasan
setiap individu berbeda-beda tergantung pada nilai yang dianutnya.
Semakin banyak kesesuaian aspek dalam pekerjaan dengan keinginannya
maka ada kecenderungan meningkatkan kepuasan kerjanya (Amalini et al.,
2016). Menurut S Ibnu dan Arfan (2010) salah satu faktor yang membuat
17
individu meningkatkan prestasi kerjannya adalah kepuasan kerja, apabila
seorang auditor memperoleh tingkat kepuasan yang tinggi maka akan
menghasilkan kinerja yang baik.
5. Kinerja Audit
Kinerja auditor dapat dilihat saat akuntan publik melaksanakan
penugasan pemeriksaan dengan objektif atas laporan keuangan suatu
perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, hasil usaha
perusahaan dan posisi keuangan (Mulyadi, 2002 dalam Rosally dan Jogi,
2015). Kinerja auditor adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang
dilakukan auditor selama melakukan pemeriksaan yang diukur berdasarkan
standar audit yang berlaku. Kinerja auditor dapat dikatakan baik apabila
dalam melaksanakan pemeriksaan auditor telah memenuhi standar audit
yang berlaku (Ramadika et al., 2014).
Kinerja auditor adalah hasil pekerjaan auditor setelah melaksanakan
pemeriksaan atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain.
Proses pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor terdiri dari empat
tahapan. Tahap pertama, yaitu proses merencanakan dan merancang suatu
pendekatan audit, dalam proses perencanaan awal ini auditor harus
memahami bisnis dan industri klien, mendapatkan informasi untuk menilai
risiko kecurangan. Tahap kedua, yaitu proses pengujian atas pengendalian
dan melakukan pengujian subtantif transasksi, seperti merencanakan untuk
18
mengurangi tingkat penilaian resiko pengendalian, menilai kemungkinan
salah saji dalam laporan keuangan, mengevaluasi catatan transaksi klien.
Tahap ketiga, yaitu melakukan proses prosedur analitis dan pengujian
terperinci saldo seperti melakukan pengujian unsur-unsur penting, menguji
salah saji nilai nominal saldo akun di laporan keuangan. Tahap keempat,
yaitu menyelesaikan audit dan menerbitkan sebuah laporan audit, seperti
menyelesaikan semua prosedur audit, dan menerbitkan laporan audit
berdasarkan informasi yang didapatkan beserta dengan pengungkapan
terkait laporan keuangan yang diaudit. Keempat tahap di atas merupakan
tanggung jawab auditor terhadap audit atas laporan keuangan yang akan
mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam penugasannya (Rosally dan
Jogi, 2015).
6. Intensi Keluar
Intensi keluar adalah suatu keinginan dan perilaku yang dimiliki
oleh karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya (Pratiwi dan Ardana,
2015). Sedangkan menurut Porter dan Steers (1973) dalam Tao et al (2015)
intensi keluar adalah pikiran yang dihadapi karyawan ketika dia mengalami
ketidakpuasan besar terhadap pekerjaannya.
Intensi keluar (turnover intention) adalah keinginan untuk berhenti
dan harapan yang tidak terwujud sebagai hasil dari evaluasi karyawan atas
kesinambungan mereka sendiri dalam organisasi. Dalam upaya membangun
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, perusahaan harus mampu
mempertahankan karyawannya yang berbakat. Oleh sebab itu, bagi manajer
19
yang ingin mempertahankan bakat dari karyawannya, mengurangi intensi
keluar adalah hal yang penting (Pradana dan Salehudin, 2015).
Menurut Gibson (2010) dalam Muhdiyanto & Mranani (2018)
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi niat untuk pindah,
seperti pasar tenaga kerja, atmosfer organisasi, gaji, kompetensi, supervisi,
dan sifat individu termasuk kecerdasan, pengalaman masa lalu dan usia.
Tingkat intensi keluar yang tinggi dalam suatu organisasi menandakan
bahwa karyawan tidak nyaman dengan organisai tersebut. Jika dilihat dari
sudut pandang finansial, organisasi akan mengeluarkan uang yang lebih
banyak untuk keperluan rekruitmen karyawan dan biaya perkembangan.
Adanya intensi keluar juga mempengaruhi tingkat kenyamanan bagi
karyawan lain.
B. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil-hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian yaitu:
20
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan 1 Munda dan Pengaruh Work Family Variabel ambiguitas Variabel work family, Work family conflict Yuniawan Conflict dan Ambiguitas peran, variabel variabel stres kerja, berpengaruh positif dan (2018) Peran terhadap Intention intensi keluar lokasi penelitian, signifikan terhadap stres to Quit dengan Stres (intention to quit), menggunakan regresi kerja dan niat untuk keluar, kerja sebagai variabel penelitian kuantitatif, berganda peran ambiguitas secara Intervening (studi pada menggunakan positif dan signifikan Hotel Grand Edge kuisioner mempengaruhi stres kerja Semarang) dan niat untuk keluar. 2 Muhdiyanto & Peran Work Family Variabel Konflik Variabel Work Family Work family conflict dan Mranani (2018) Conflict dan Role Peran, intensi keluar, Conflict, Burnout, konflik peran mempuanyai Conflict pada Intensi penelitian kuantitatif, menggunakan pengaruh tidak langsung Keluar: Burnout sebagai menggunakan Structural Equation terhadap intensi keluar Intervening kuisioner Modeling dengan melalui burnout, work family WarpPLS conflict dan konflik peran berpengaruh pada intensi keluar, work family conflict dan konflik peran berpengaruh pada burnout, burnout berpengaruh pada intensi keluar Bersambung pada halaman selanjutnya
21
Tabel 2.1 Lanjutan Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan 3 Akwan et al Peran Kepuasan kerja Variabel Kepuasan Variabel stress kerja, Konflik peran dan stress (2016) dalam Memediasi kerja komflik peran, lokasi penelitian, kerja berpengaruh negatif Pengaruh Konflik Peran intensi keluar, Populasi penelitian dan signifikan terhadap dan Stress Kerja terhadap penelitian kuantitatif, kepuasan kerja, konflik peran Intensi keluar pengumpulan data dan stress kerja berpengaruh menggunakan positif dan signifikan kuisioner terhadap keinginan keluar, kepuasan kerja terbukti mampu memediasi pengaruh konflik peran dan stress kerja terhadap keinginan keluar karyawan 4 Edwy (2016) Pengaruh Komitmen Variabel konflik Variabel Komitmen Hasil penelitian Organisasional, peran, ketidakjelasan Organisasional, menunjukkan komitmen Komitmen Profesional, peran, kepuasan Komitmen organisasi, profesional Motivasi Kerja, Konflik kerja, penelitian Profesional, Motivasi organisasi, motivasi kerja, Peran, Ketidakjelasan kuantitatif, Kerja, kelebihan ketidakjelasan peran dan Peran dan Kelebihan menggunakan peran, , Lokasi kelebihan peran berpengaruh Peran terhadap Kepuasan kuisioner Penelitian, secara signifikan terhadap Kerja Auditor pada kepuasan kerja, Bersambung pada halaman selanjutnya
22
Peneliti Metode Penelitian Hasil No Judul Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan Kantor Akuntan Publik Analisis regresi linier tetapi konflik peran tidak di Pekanbaru, Padang berganda berpengaruh signifikan dan Batam menggunakan SPSS terhadap kepuasan kerja 20.00 5 Afifah (2015) Pengaruh Role Conflict, Variabel Konflik Tidak ada variabel konflik peran, ketidakjelasan Role Ambiguity, Self- Peran, Ketidakjelasan Kepuasan Kerja dan peran, berpengaruh negatif Eficancy, Sensitivitas Peran dan Kinerja Intensi Keluar dan signifikan terhadap Etika Profesi Terhadap Auditor, Penelitian Lokasi penelitian, kinerja auditor. Self-efficacy Kinerja Auditor Dengan kuantitatif, Populasi Penelitian, dan sensitivitas etika Emotional Quetient Menggunakan Menggunakan metode profesional berpengaruh Sebagai Variabel Kuesioner analisis regeresi positif dan signifikan Moderating terhadap kinerja auditor. Kecerdasan emosi dapat menjadi variabel moderasi untuk konflik peran, self- efficacy, sensitivitas etika profesional, tetapi tidak dapat menjadi variabel moderasi untuk ambiguitas peran. 6 Manuel & Pengaruh Kepuasan Variabel Kepuasan Tidak ada variabel Hasil penelitian ini Rahyuda (2015) Kerja, Komitmen Kerja, variabel Konflik Peran, menunjukkan bahwa Afektif, Komitmen Intensi Keluar Ketidakjelasan Peran kepuasan kerja, komitmen Kalkulatif, dan (Turnover Intention), dan Kinerja Audit, afektif, komitmen kalkulatif Komitmen Normatif Penelitian Kuantitatif, Lokasi Penelitian, dan komitmen normatif serta Bersambung pada halaman selanjutnya
23
Tabel 2.1 Lanjutan Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan Terhadap Turnover Menggunakan Metode Penelitian pengaruh negatif signifikan Intention di Ayodya Kuisioner menggunakan Path terhadap intensi turnover. Resort Bali Analysis Penelitian ini juga menemukan bahwa komitmen afektif, komitmen kalkulatif, dan komitmen normatif memiliki peran mediasi antara hubungan kepuasan kerja dengan turnover intention dengan peran mediasi terkuat adalah komitmen kalkulatif. 7 Winidiantari & Pengaruh Konflik Peran, Variabel Konflik Tidak ada variabel Hasil penelitian ini adalah Widhiyani Ketidajelasan peran, Peran, Ketidakjelasan Konflik Peran dan konflik peran maupun (2015) Struktur Audit, Motivasi Peran, Kepuasam Intensi Keluar, Lokasi ketidakjelasan peran tidak dan kepuasan Kerja pada Kerja, Kinerja Penelitian, Analisis memiliki pengaruh pada Kinerja Auditor Auditor, Penelitian regresi linier berganda kinerja auditor.Variabel Kuantitatif, menggunakan SPSS lainnya yaitu struktur audit, menggunakan motivasi, dan kepuasan kerja kuisioner, berpengaruh positif terhadap kinerja auditor. Bersambung pada halaman selanjutnya
24
Tabel 2.1 Lanjutan Peneliti Metode Penelitian Hasil No Judul Penelitian (Tahun) Persamaan Perbedaan 8 Irzani & Pengaruh konflik peran Variabel Konflik Tidak ada variabel Hasil penelitian ini Witjaksono dan ambiguitas peran Peran, Variabel Kinerja Audit, Lokasi menyimpulkan bahwa ada (2014) terhadap keinginan Ambiguitas Peran, penelitian, teknik pengaruh langsung yang keluar karyawan dengan variabel Keinginan pengambilan sampel signifikan antara konflik kepuasan kerja sebagai Keluar, Penelitian menggunakan metode peran terhadap niat turnover, variabel mediasi pada Kuantitatif sensus, metode tetapi tidak dapat PT Asuransi Raksa analisis SEM membuktikan efek langsung Pratikara di Surabaya yang signifikan antara ambiguitas peran terhadap intensi turnover. Mediasi peran kepuasan kerja antara konflik dan ambiguitas peran terhadap niat turnover menunjukkan pada ambiguitas peran mediasi sepenuhnya tetapi menunjukkan peran parsial dalam konflik. 9 Setyanto et al Analisis Pengaruh Variabel Kepuasan Tidak ada variabel Dari hasil penelitian (2013) Kepuasan Kerja dan Kerja, Keinginan Konflik Peran, kepuasan kerja berpengaruh Iklim Organisasi Keluar (intention to Ketidakjelasan Peran, positif terhadap komitmen Terhadap Keinginan quit), penelitian Kinerja Audit, organisasional, iklim Keluar (intention to Quit) kuantitatif, Menggunakan organisasi berpengaruh Bersambung pada halaman selanjutnya
25
Tabel 2.1 Lanjutan Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan dengan Komitmen menggunakan metode sensus, lokasi positif terhadap komitmen organisasional sebagai kuisioner penelitian, organisasional, komitmen variabel intervening penggunakan AMOS organisasional berpengaruh (Pada Perusahaan versi 16 negatif terhadap keinginan, Perkebunan Kelapa Sawit kepuasan kerja berpengaruh Teladan Prima Group) negatif terhadap keinginan keluar dan komitmen organisasional berpengaruh positif terhadap keinginan keluar 10 Afriana Hanif Pengaruh Struktur Audit, Variabel Konflik Tidak ada variabel Hasil penelitian (2013) Konflik Peran, dan Peran, Variabel Kepuasan Kerja dan menunjukkan bahwa struktur Ketidakjelasan Peran Ketidakjelasam Intensi Keluar, lokasi audit dan konflik peran terhadap Kinerja Auditor peran, variabel penelitian, berpengaruh secara kinerja auditor, menggunakan analisis signifikan terhadap kinerja penelitian kuantitatif, regresi berganda auditor, namun menggunakan ketidakjelasan peran tidak kuisioner berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Bersambung pada halaman selanjutnya
26
Tabel 2.1 Lanjutan
Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan 11 Tamalero et al Pengaruh Karakteristik Variabel Kepuasan Tidak ada variabel Karakteristik pekerjaan (2012) Pekerjaan dan Kepuasan Kerja, variabel Konflik Peran, perpengaruh signifikan Kerja Terhadap Intensi Keluar Ketidakjelasan Peran, terhadap kepuasan kerja, Komitmen Organisasi (Intention to Quit), Kinerja Audit, Karakteristik pekerjaan dan Intention To Quit penelitian kuantitatif organisasi, lokasi berpengaruh signifikan (Studi pada Karyawan penelitian, teknik terhadap komitmen PT. Manado Media pengumpulan data, organisasi, Karakteristik Grafika ) menggnakan analiis pekerjaan perpengaruh tidak jalur signifikan terhadap intention to quit, Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi, Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap terhadap intention to quit; dan Komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap intention to quit. Bersambung pada halaman selanjutnya
27
Tabel 2.1 Lanjutan
Peneliti Metode Penelitian No Judul Penelitian Hasil (Tahun) Persamaan Perbedaan 12 S Ibnu dan Arfan Pengaruh Kepuasan Variabel Kepuasan Tidak ada variabel Hasil penelitian ini (2010) Kerja, Profesionalisme, Kerja, Variavel Konflik Peran, menunjukkan bahwa secara dan Penerapan Teknologi Kinerja Auditor, Ketidakjelasan Peran, simultan kepuasan kerja, Informasi terhadap penelitian kuantitatif Intensi Keluar, Analisi profesionalisme, dan Kinerja Auditor (Studi menggunakan multiple penerapan teknologi pada Kantor BPK RI linier regression informasi berpengaruh secara Perwakilan Provinsi signifikan terhadap kinerja Aceh) auditor. Sebagian. kepuasan kerja, profesionalisme, dan aplikasi teknologi informasi juga berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. 13 (Agustina, 2009) Pengaruh Konflik Peran, Variabel konflik Tidak ada Variabel Konflik peran, ketidakjelasan ketidakjelasan Peran, dan peran, Ketidakjelasan Intensi Keluar, peran, dan kelebihan peran Kelebihan Peran terhadap Peran, kepuasan menggunakan metode berpengaruh signifikan Kepuasan Kerja dan Kerja dan Kinerja Survey, lokasi terhadap kepuasan kerja dan Kinerja Auditor Auditor, Penelitian penelitian kinerja auditor junior yang Kuantitatif, berkerja di KAP Big Four Menggunakan Jakarta Kuisioner
Bersambung pada halaman selanjutnya
28
C. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja
Penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Akwan et al (2016)
menyatakan bahwa konflik peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan
kerja. artinya Auditor yang mengalami tingkat konflik peran yang rendah
akan lebih mengalami kepuasan kerja yang lebih tinggi. Adanya konflik
peran disebabkan ketika auditor menjalankan tugas yang berbeda-beda
dalam satu waktu atau melakukan pekerjaan yang tidak perlu dilakukan,
dukungan sumber daya manusia dan fisik yang tidak mendukung akan
menambah konflik peran yang dirasakan karyawan. Penelitian diatas juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2009).
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai berikut :
H₁ : Konflik Peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor
2. Pengaruh Ketidakjelan Peran terhadap Kepuasan Kerja
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Edwy (2016) menyatakan
bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja, artinya
auditor yang mengalami ketidakjelasan peran yang rendah cenderung
memiliki kepuasan kerja yang tinggi karena auditor merasa percaya diri
bahwa apa yang telah ia kerjakan sesuai dengan yang di harapkan. Sejalan
dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2009)
juga menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh negatif
signifikan terhadap kepuasan kerja auditor. Artinya semakin rendah
ketidakjelasan peran yang dihadapi auditor semakin meningkatkan
29
kepuasan kerja. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H₂ : Ketidakejelasan Peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja auditor
3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Audit
Penelitian yang dilakukan S Ibnu dan Arfan (2010) menunjukkan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor,
karena tingkat kepuasan kerja mampu mempengaruhi kualitas kerja
seseorang, auditor yang memperoleh tingkat kepuasan kerja yang tinggi
akan menghasilkan kinerja yang baik. Penelitian ini di dukung oleh
penelitian Winidiantari dan Widhiyani (2015) menunjukkan hasil yang
sama dimana kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa apabila auditor merasakan kepuasan
kerja yang tinggi maka ia akan mengerjakan segala sesuatu yang menjadi
tanggungjawabnya terasa lebih mudah sehingga menghasilkan kinerja
auditor yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H₃ : kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja auditor
4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Keluar
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tamalero et al (2012)
menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap
intensi keluar (intention to quit), hal ini dikarenakan perusahaan yang
mengatur dengan baik kesesuaiaan antara gaji dengan kinerja dan tantangan,
sistem promosi yang adil, rekan kerja yang saling mendukung dan
30
pengawasan yang baik dapat menjadi alasan bagi karyawan untuk tidak
memiliki keinginan untuk keluar. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Manuel dan Rahyuda (2015) terhadap perusahaan Ayodya Resort di Bali
menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunyai pengaruh negatif dan
signifikan terhadap intensi keluar. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis alternatif sebagai berikut :
H₄ : kepuasan kerja berpengaruh terhadap intensi keluar dari KAP
5. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Audit
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Afifah (2015)
menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kinerja auditor, hal ini menjelaskan bahwa konflik peran yang
dialami auditor adalah suatu gejala psikologis yang terjadi karena adanya
dua perintah yang bertentangan secara bersamaan sehingga menyebabkan
rasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga dapat berpotensi menurunkan
kinerja secara keseluruhan. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang
dilakukan oleh Agustina (2009) yang menyatakan bahwa konflik peran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Berdasarkan
uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai berikut :
H₅ : Konflik Peran berpengaruh terhadap Kinerja audit
6. Pengaruh Konflik Peran terhadap Intensi Keluar
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akwan et al (2016)
konflik peran berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi keluar.
Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa golongan yang merasakan
31
konflik peran dan intensi keluar adalah karyawan yang tergolong sedang,
selain itu dukungan sumber daya dapat memicu tidak terlalu tingginya
intensi keluar yang dirasakan karyawan.
Temuan ini di dukung oleh penelitian Irzani & Witjaksono (2014)
yang mengatakan bahwa konflik peran berpengaruh positif terhadap intensi
keluar. Faktor terjadinya konflik peran terhadap seseorang adalah karena
ketidakjelasan otoritas, jadwal kerja, rencana dan tujuan, kejelasan
tanggungjawab, maupun peran yang diharapkan perusaaan. Berdasarkan
uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai berikut :
H₆ : Konflik peran berpengaruh terhadap intensi keluar dari KAP
7. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Afifah (2015)
menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja audit. Hal ini disebabkan karena auditor mengalami
ketidakjelasan peran seperti tidak adanya arah kebijakan yang jelas dan
kepastian tentang otoritas sehingga berpengaruh signifikan terhadap kinerja
auditor. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh
Agustina (2009) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor, yang artinya
semakin rendah ketidakjelasan peran yang dialami auditor cenderung
meningkatkan kinerja. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif
sebagai berikut :
H₇ : Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja audit
32
8. Pengaruh Ketidakjelasam Peran terhadap Intensi Keluar
Karyawan yang menerima sedikit informasi dalam mengerjakan
tugas pekerjaannya dapat menimbulkan stres kerja yang akhirnya bisa
memicu munculnya konflik yang membuat karyawan berfikir untuk
meninggalkan perusahaan, ketika karyawan merasa ragu atas tugas yang
harus dilakukan, harapan yang tidak sesuai dengan kinerja serta tingkat
kewenangan merupakan penyebab terjadinya ambiguitas peran (Munda dan
Yuniawan, 2018). Hasil penelitian yang dilakukan Munda dan Yuniawan
(2018) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh positif dan
signifikan terhadap intensi keluar. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis alternatif sebagai berikut :
H₈ : Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap intensi keluar dari KAP
9. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya
Kepada Kinerja Audit
Menurut Afriana Hanif (2013) konflik peran yang dialami seseorang
dalam suatu organisasi memiliki pengaruh yang sangat besar. Individu yang
mengalami konflik peran akan merasakan tertekan dalam pelaksanakan
tugas, rendahnya kepuasan kerja, kinerja yang buruk. Kepuasan kerja
seorang auditor dapat mempengaruhi prestasi kerja, auditor yang merasakan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang baik (S
Ibnu dan Arfan, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh (Agustina, 2009) menunjukkan
bahwa konflik peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja, artinya
33
semakin rendah konflik peran yang dihadapi auditor semakin tinggi
kepuasan kerja yang dirasakan. selain itu, dalam penelitian Winidiantari &
Widhiyani (2015) menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja auditor, artinya ketika auditor merasakan kepuasan kerja ia
akan mengerjakan apa yang menjadi tanggungjawabnya dengan mudah dan
semakin tingginya kepuasan kerja yang dirasakan auditor semakin tinggi
kinerjanya. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai
berikut :
H₉ : Konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan berdampak
pada kinerja audit
10. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya
Kepada Intensi Keluar
Konflik peran biasanya terjadi karena seseorang menerima dua
perintah dalam waktu yang bersamaan dan pelaksanaan salah satu perintah
saja dapat mengakibatkan terabaikannya perintah lain, selain itu konflik
peran dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja sehingga
berpengaruh negatif terhadap perilaku individu seperti ketegangan kerja,
terjadi banyak perpindahan, penurunan kepuasan kerja sehingga
menurunkan kinerja auditor secara keseluruhan (Fanani et al 2008).
Ketidakpuasan yang dialami karyawan terhadap pekerjaannya memiliki
kontribusi yang signifikan dalam mendorong keinginan karyawan untuk
berpindah kerja (Irzani & Witjaksono, 2014)
34
Penelitian yang dilakukan (Agustina, 2009) menyatakan bahwa
konflik peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja yang artinya
semakin rendah konflik peran yang dialami auditor cenderung
meningkatkan kepuasan kerja. Selain itu, penelitian yang dilakukan (Irzani
dan Witjaksono, 2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap intensi keluar, artinya semakin tinggi
kepuasan kerja semakin mengurangi keinginan karyawan untuk keluar.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H₁ₒ: Konflik peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan berdampak
pada intensi keluar dari KAP
11. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan
Dampaknya Kepada Kinerja Audit
Ketidakjelasan peran adalah perbedaan antara jumlah orang dan
jumlah informasi yang mereka butuhkan untuk menjalankan peran mereka
secara memadai (Irzani dan Witjaksono, 2014). Individu yang mengalami
ketidakjelasan peran akan mengalami kecemasan, menjadi lebih tidak puas
dalam menjalankan pekerjaan, dan melakukan pekerjaan dengan kurang
efektif dibandingkan dengan individu lain sehingga menurunkan kinerja
mereka (Afriana Hanif, 2013).
Penelitian yang dilakukan (Agustina, 2009) menunjukkan bahwa
ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja auditor,
yang artinya semakin rendah auditor mengalami ketidakjelasan peran
semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan. Selain itu penelitian yang
35
dilakukan S Ibnu dan Arfan (2010) menunjukkan menunjukkan bahwa
kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, karena
tingkat kepuasan kerja mampu mempengaruhi kualitas kerja seseorang,
auditor yang memperoleh tingkat kepuasan kerja yang tinggi akan
menghasilkan kinerja yang baik. Berdasarkan uraian tersebut maka
hipotesis alternatif sebagai berikut :
H11: Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan
berdampak pada kinerja audit
12. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan
Dampaknya Kepada Intensi Keluar
Ketidakjelasan peran terjadi ketika seseorang merasa tidak adanya
kejelasan sehubungan dengan ekspektasi pekerjaan seperti kurangnya
informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau tidak
memperoleh kejelasan mengenai tugas-tugas pekerjaanya, sama hal nya
dengan konflik peran, ketidakjelasan peran juga menimbulkan rasa tidak
nyaman yang dapat berdampak negatif terhadap perilaku indvidu, seperti
timbulnya ketegangan kerja, banyak terjadi perpindahan pekerjaan
penurunan kepuasan kerja yang dapat menurunkan kinerja secara
keseluruhan (Fanani et al., 2008b). Kemudian menurut (Setyanto et al.,
2013) Ketidakpuasan kerja sering kali diidentifikasikan sebagai suatu alasan
yang menyebabkan individu meninggalkan pekerjaannya sehingga dapat
disimpulkan bahwa ketidakpuasan kerja memiliki pengaruh lanngsung pada
pembentukan keinginan keluar.
36
Penelitian yang dilakukan oleh (Edwy, 2016) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja. selain itu penelitian yang dilakukan (Setyanto et al., 2013) menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh negatif signifikan terhadap intensi keluar
(intention to quit). Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis alternatif sebagai berikut :
H12 : Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja dan berdampak pada intensi keluar dari KAP
37
D. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut : Di dalam Kantor Akuntan Publik (KAP) Namun pada kenyataan masih dibutuhkan seorang auditor yang banyak kasus- kasus skandal independen, yang akan mengambil akuntansi yang terjadi di dunia keputusan tidak berdasarkan kepentingan maupun di indonesia mengenai klien, pribadi, maupun pihak lainnya, buruknya kinerja auditor dalam melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang melaksanakan audit. berhasil dikumpulkan selama penugasan
GAP
Pengaruh Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit dan Intensi Keluar dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening
Basis teori : Role Theory
KinerjaKINERJA Auditor AUDIT KONFLIKKonflik PeranPERAN KEPUASAN
KepuasanKERJA Kerja KETIDAKJELASANKetidajelasan INTENSI KELUAR PERANPeran Intensi Keluar
Metode Analisis : SEM dengan PLS
Hasil Penelitian
Kesimpulan, Implikasi, keterbatasan dan saran Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variabel independen, yaitu Konflik Peran dan Ketidakjelaasan
Peran terhadap variabel dependen, yaitu kinerja audit dan intensi keluar
dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening. Agar lebih fokus
terhadap penelitian yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian akan
difokuskan hanya pada KAP yang berada di Jakarta.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Menurut (Sekaran, 2011:121) yang dimaksud dengan populasi
adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal dan minat yang
ingin peneliti investigasi. Sedangkan sampel adalah subkelompok atau
sebagian dari populasi. Pada penelitian ini, populasi yang digunakan
adalah akuntan publik yang bekerja di KAP, sedangkan akuntan publik
yang bekerja di KAP wilayah Jakarta merupakan sampel. Dengan
mempelajari sampel diharapkan dapat mencerminkan populasi.
2. Metode Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini metode pemilihan sampel yang digunakan adalah
convenience sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi
luasnya prosedur pemilihan responden dimana unit sampel yang ditarik
39
mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur dan
bersifat koorperatif (Hamid, 2012:28). Sedangkan Convenience
sampling menurut Sekaran, 2011 merupakan pengumpulan informasi
dari anggota populasi yang dengan senang hati bersedia
memberikannya. Hal penting yang harus dilakukan adalah
memperhatikan jumlah data yang terkumpul sesuai dengan kriteria.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Dalam
memperoleh data-data penelitian, peneliti menggunakan dua cara yaitu
penelitian pustaka dan penelitian lapangan.
1. Penelitian Pustaka (Library research)
Data-data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti pada
penelitian ini diperoleh melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitiann lapangan,
peneliti memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer).
Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah auditor eksternal yang
bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Peneliti memperoleh data
dengan mengirimkan kuesioner kepada kantor akuntan publik secara
langsung ataupun melalui perantara. Data primer diperoleh dengan
menggunakan pertanyaan yang telah terstruktur dengan tujuan untuk
40
mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai
responden penelitian
Sumber data dalam penelitian ini adalah skor masing-masing
indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah
dibagikan kepada auditor yang bekerja di KAP sebagai responden.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel
yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya.
1. Konflik Peran (X1)
Konflik Peran terjadi ketika seseorang berada dalam situasi tekanan
untuk melakukan tugas yang berbeda dan tidak konsisten dalam waktu
yang bersamaan. Konflik peran yang terjadi pada seseorang akan
menyebabkan stres yang dapat merusak dan merugikan pencapaian
tujuan seseorang. ketika stres terjadi terus menerus dan berkepanjangan
dapat mengurangi pencapaian pribadi (kurangnya pencapaian diri), dan
pada akhirnya akan mengarah pada rendahnya tingkat kepuasan kerja
dan keinginan rendah untuk terus bekerja di perusahaan (Afifah, 2015).
Variabel konflik peran diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Agustina (2009) menggunakan skala likert 5 poin
mulai dari (1) sangat tidak pernah (STP), (2) hampir tidak pernah (HTP),
(3) kadang-kadang (KK), (4) sering (S), (5) selalu (SL).
41
2. Ketidakjelasan Peran (X2)
Ambiguitas peran adalah tingkatan dimana informasi yang kurang
jelas tentang harapan terkait dengan peran, metode untuk memenuhi
harapan peran, atau konsekuensi kinerja peran. Dengan kata lain,
ketidakjelasan peran adalah perbedaan antara jumlah orang dan jumlah
informasi yang mereka butuhkan untuk menjalankan peran mereka
secara memadai (Irzani & Witjaksono, 2014).
Variabel ketidakjelasan peran diukur dengan mengadopsi instrumen
yang dikembangkan oleh Agustina (2009) menggunakan skala likert 5
poin mulai dari (1) sangat tidak pernah (STP), (2) hampir tidak pernah
(HTP), (3) kadang-kadang (KK), (4) sering (S), (5) selalu (SL).
3. Kepuasan Kerja (Intervening)
Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya yang dapat dilihat dari sikap positif individu terhadap
pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai
dengan nilai yang berlaku pada dirinya. Semakin banyak aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan, maka ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat kepuasan kerjanya (Amalini et al., 2016)
Variabel kepuasan kerja diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Agustina (2009) menggunakan skala likert 5 poin
mulai dari (1) sangat tidak puas (STP), (2) tidak puas (TP), (3) kurang
puas (KP), (4) memuaskan (M), (5) sangat memuaskan (SM).
42
4. Kinerja Audit (Y1)
Kinerja auditor merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan auditor
dalam melakukan pemeriksaan yang diukur berdasarkan standar audit
yang berlaku. Apabila dalam melaksanakan pemeriksaan auditor telah
memenuhi standar audit yang berlaku maka akan menghasilkan kinerja
yang baik (Ramadika et al., 2014).
Variabel kinerja auditor diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Agustina (2009) menggunakan skala likert 5 poin
mulai dari (1) sangat kurang sukses (SKS), (2) kurang sukses (KS), (3)
sama suksesnya (S), (4) lebih sukses (LS), (5) sangat lebih sukses (SLS).
5. Intensi Keluar (Y2)
Intensi keluar (Turnover Intention) adalah hasil evaluasi karyawan
tentang kemungkinan mereka untuk berhenti dan harapan yang tidak
terwujud dari kesinambungan mereka sendiri dalam organisasi.
Mempertahankan karyawan yang berbakat adalah bagian penting dalam
membangun keunggulan kompetitif yang berkelanjutan untuk bisnis apa
pun. Oleh karena itu, mengurangi intensi keluar karyawan penting bagi
manajer yang ingin mempertahankan bakat mereka (Pradana dan
Salehudin, 2015).
Variabel intensi keluar diukur dengan mengadopsi instrumen yang
dikembangkan oleh Putri (2016) menggunakan skala likert 5 poin mulai
dari (1) sangat tidak setuju (STS), (2) tidak setuju (TS), (3) netral (N),
(4) setuju (S), (5) sangat setuju (SS).
43
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator No. Butir Skala Pertanyaan Konflik Peran 1. Penugasan diluar tugas 1 Likert 1 (X1) 2. Kebijakan KAP 2 sampai 5 (Agustina, 2009) 3. Penugasan yang bertentangan 3 4. Penugasan yang mungkin ditolak 4 orang lain 5. Penugasan yang tidak perlu 5 6. Cara kerja tim 6 7. Penugasan dengan SDM yang 7-8 memadai Ketidakjelasan 1. Tidak mengetahui tanggung 9 Likert 1 Peran (X2) jawabnya sampai 5 (Agustina, 2009) 2. Tidak mengetahui apa yang 10 diharapkan dari dirinya 3. Tidak paham dengan wewenangnya 11 4. Tidak mengetahui pekerjaannya 12 5. Rencana dan tujuan peran tidak jelas 13 6. Tidak dapat membagi waktu 14 Kepuasan kerja 1. Menjaga Kesibukan 15 Likert 1 (Intervening) 2. Tugas yang dikerjakan sendiri 16 sampai 5 (Agustina, 2009) 3. Mengerjakan tugas yang berbeda 17 4. 18 5. Melakukan kegiatan sesuai hati 19 nurani 6. Melakukan sesuatu untuk orang lain 20 7. Memberitahu tugas kepada orang 21 lain 8. Mengerjakan tugas selain 22 kemampuan 9. Menggunakan keputusan sendiri 23 10 Menggunakan metode penyelesaian 24 tugas sendiri 11. Perasaan mencapai perolehan dari 25 pekerjaan 12. Gaji dan banyaknya pekerjaan 26 13. Kesempatan untuk kenaikan 27 pekerjaan
44
Variabel Indikator No. Butir Skala Pertanyaan Kinerja Audit 14. Pekerjaan yang langgeng 28 (Y1) 15. Kebijakan yang diterapkan dalam 29 (Agustina, 2009) praktek 16. Kondisi pekerjaan secara umum 30 17. Pergaulan teman satu sama lain 31 18. Penghargaan atas pencapaian 32 pekerjaan 19. Cara atasan menangani bawahan 33 20. Kemampuan atasan mengambil 34 keputusan 1. Dihargai rekan kerja 34 Likert 1 2. Mengembangkan solusi praktis 35 sampai 5 3. Mengerti data akuntansi dan 36 peraturan yang berlaku 4. Mampu menyajikan laporan 37 5. Mampu memenuhi tanggung jawab 38 6. Mampu berbicara dengan baik 39 7. Mengerti dan paham bisnis klien 40 8. Mampu mengambil keputusan 41 9. Percaya diri 42 10. Bekerja sesuai penugasan 43 11. Mengerti kebutuhan klien 44 12. Mampu meyakinkan klien 45 13. Mampu menulis secara efektif 46 14. Berpartisipasi aktif dalam 47 komunitas 15. Jam kerja yang optimal 48 Intensi Keluar 1. Pikiran untuk keluar dari pekerjaan 49 Likert 1 (Y2) sekarang sampai 5 (Agustina, 2009) 2. Pikiran yang tidak nyaman dengan 50 pekerjaan saat ini 3. Pikiran untuk mencari pekerjaan 51 lain 4. Mencari informasi mengenai 52 pekerjaan lain 5. Keinginan untuk pindah ke 53 perusahaan lain 6. Menerima tawaran untuk bekerja 54 di perusahaan lain
45
E. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). PLS adalah
model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis
komponen atau varian. PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser
dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian (Ghozali,
2015:6).
Menurut (Ghozali, 2015:5) PLS merupakan metode analisis yang
powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi. SEM yang berbasis
kovarian umumnya menguji kausalitas atau teori sedangkan PLS lebih
bersifat predictive model. Contohnya dalam pendekatan PLS data tidak
harus terdistribusi normal dan sampel yang tersedia tidak harus besar. Selain
ini PLS dapat digunakan untuk mengkonfimasi teori dan dapat juga
menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat
sekaligus menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif
dan formatif.
Tujuan PLS adalah membantu untuk tujuan prediksi dari peneliti
(Ghozali, 2015:7). Model formalnya mendefinisikan variabe laten adalah
linier agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk
menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana
inner model (model pengukuran yaitu hubungan antar variabel laten) dan
outer model (model pengukuran yaitu hubungan indikator dengan
konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel
dependen.
46
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu, pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dengan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dalan variabel laten.
Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses literasi 3 tahap dan setiap tahap literasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali, 2015).
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
mengenai demografi responden (jenis kelamin, usia, pendidikan
terakhir, posisi terakhir, pengalaman kerja) dan deskripsi mengenai
variabel-variabel penelitian (konflik peran, ketidakjelasan peran,
kepuasan kerja, kinerja audit, intensi keluar), peneliti menggunakan
tabel distribusi frekuensi absolut yang menunjukkan angka rata-rata,
median, kisaran dan standar deviasi (Ghozali, 2013).
2. Uji Model Pengukuran atau Outer Model
Suatu konsep dan model penelitian tidak dapat diuji dalam suatu
model prediksi hubungan relasional dan kausal jika belum melewati
47 tahap purifikasi dalam model pengukuran (Hartono dan Abdilah,
2014:58). Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Uji validitas dilakukan untuk mengukur kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya diukur (Cooper dan Schindler, 2006 dalam Hartono dan
Abdilah, 2014:58). Dalam PLS, uji konstruk dapat dilakukan dengan melakukan uji Convergent Validity, Discriminat Validity, dan Average
Variance Extracted (AVE). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur konsistensi responden dalam menjawab instrument. Instrument dikatakan andal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji realibilitas dalam PLS dapat menggunakan metode composite reliability dan cronbach`s alpha (Hartono dan Abdilah,
2014:62).
a. Convergent Validity
Model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai
berdasarkan korelasi antara item score atau component score
dengan construct score yang dihitung dengan software smartPLS.
Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70
dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk
penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998 dalam
Ghozali, 2015:74).
48 b. Diskriminant Validity
Model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai
berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika
korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk
laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada
ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant
validity adalah membandingkan nilai square root of Average
Variace Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antar
konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk
lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk
lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant
validity yang baik. Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur
reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih
konservatif dibandingkan dengan composite reliability.
Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar dari 0,50 (Fornnel
dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2015:75) c. Reliability
Mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua
macam ukuran yaitu Composite Reliability dan Cronbach`s Alpha
(Ghozali, 2015:75). Composite reliability mengukur nilai
sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk dan lebih baik dalam
mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk (Salisbury et al,
49
2002 dalam Hartono dan Abdillah, 2014:62). Cronbach`s Alpha
mengukur batas bawah nilai reliabilitas suatu konstruk. Konstruk
dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi jika mempunyai
Composite Reliability di atas 0,70 dan mempunyai Cronbach`s
Alpha di atas 0,60.
3. Uji Model Struktural atau Inner Model
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan
pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan
R-square untuk konstruk dependen, Stone-Geisser-square test untuk
predictive relevance dan uji t serta signifikan dari koefisien parameter
jalur struktural.
a. R-square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square
untuk setiap variabel laten dependen. Interprestasinya sama dengan
interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan
untuk menilai pengaruh variabel laten independen tertentu terhadap
variabel laten dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif
(Ghozali, 2015:78) Nilai R-square 0,75, 0,50, 0,25 dapat disimpulkan
bahwa model kuat, moderat dan lemah, hasil dari PLS R-square
mempresentasikan jumlah variance dari konsruk yang dijelaskan oleh
model (Ghozali, 2015:78)
50 b. Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model juga estimasi parameternya. Nilai Q-Square > 0 menunjukkan
model memiliki predictive relevance, sebaliknya jika nilai Q-Square
< 0 menunjukkan model kurang memiliki predictive relevance (Chin,
1998 dalam Ghozali, 2015:79). Besaran Q-Square memiliki nilai
dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin medekati 1 berarti model
semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan korfisien determinasi
total pada analisis jalur (path analysis). Nilai Q-Square 0,02, 0,15,
0,35 dapat disimpulkan bahwa nilai predictive relevance lemah,
moderate dan kuat. Perhitungan Q-Square dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1- (1-R12) (1-R22) ..... (1-Rp2)
Dimana R12, R22, .... Rp2 adalah R-Square variabel endogen. c. Goodness of Fit (GoF)
GoF untuk overall fit index dapat digunakan kriteria goodness of fit
index yang dikembangkan oleh (Tenenhaus et al, 2014 dalam
Ghozali, 2015) dengan sebutan GoF Index. Index ini dikembangkan
untuk mengevaluasi model pengukuran dan model struktural dan
disamping itu menyediakan pegukuran sederhana untuk keseluruhan
dari prediksi model . Nilai GoF index ini diperoleh dari average
communalities dikalikan dengan nilai R2 model. Nilai GoF ini
terbentang antara 1-0 dengan interprestasi nilai ini adalah 0,1 (GoF
51
Kecil), 0,25 (GoF Moederat) dan 0,36 (GoF Besar) (Wetzels et al,
2009 dalam Yamin, 2011:22). Formula GoF Index yaitu:
GoF = √Com x R2
Com bergaris atas adalah average communalities dan R2 bergaris
atas adalah rata-rata model R2. d. Uji hipotesis
Dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis)
untuk menganalisis pola antar hubungan variabel dengan tujuan
untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat
variabel eksogen dengan variabel endogen (Ridwan dan Kuncoro,
2013:2). Seluruh pengujian dan analisis data menggunakan bantuan
smartPLS 3. Setiap analisis yang dipilih untuk memecahkan
permasalahan statistik tidak lepas dari asumsi yang harus ditaati agar
kesimpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan. Dasar yng
digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah nilai yang terdapat
pada Path Coefficient unuk menguji model struktural. Diagram jalur
memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel.
Model bergerak dari kiri ke kanan dengan implikasi prioritas
hubungan kausal variabel yang bergerak ke sebelah kiri. Setiap nilai
menggambarkan jalur dan koefisien jalur (Ghozali, 2013:250). Nilai
t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam
penelitian ini dimana diketahui df didapat dari jumlah sampel
dikurangu dua df = (n-2) dan signifikansi sebesar 0,05.
52
Teknik analisis jalur (path analysis) ini akan digunakan dalam
pengujian besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien jalur
pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar variabel Role
Conflict (X1), Role Ambiguity (X2), kepuasan kerja (Intervening)
kualitas audit (Y1) dan intensi keluar (Y2).
4. Uji Efek Intervening
Di dalam penelitian ini terdapat variabel intervening yaitu kepuasan
kerja. Suatu variabel dikatakan variabel intervening jika variabel tersebut
ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan
variabel kriterion (dependen) (Baron dan Kenny, 1986 dalam Ghozali
2013).
Efek intervening menunjukkan hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen melalui penghubung atau intervening.
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak secara
langsung terjadi tetapi melalui proses transformasi yang diwakili oleh
variabel intervening (Baron dan Kenny, 1986 dalam Hartono dan
Abdillah, 2009).
Prosedur pengujian efek intervening dilakukan dengan prosedur
yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uj Sobel
(Sobel test). Uji sobel dapat dengan cara (Ghozali, 2013):
1) Melakukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat
variabel M. Pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung
dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau
53
ab. Jadi koefisien ab = c-c`, dimana c adalah pengaruh variabel X
terhadap variabel Y tanpa kontrol M, sedangkan c` adalah koefisien
pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M.
Variabel c Variabel Independen Dependen
a b
Variabel Intervening
Gambar 3.1 Model Intervening
Standard error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya
standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung
dengan rumus dibawah ini:
푆푎푏 = √푏2 푆푎2 + 푎2푆푏2 + 푆푎2푆푏2
2) Langkah kedua, melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi
pengaruh tidak langsung, maka diperlukan perhitungan nilai t dari
koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:
푎푏 푡 = 푆푎푏
54
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu 1,9883 untuk signifikan 5%. Jika nilai t hitung ≥ dari nilai t-tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh intervening.
Gambar 3.2 Model Struktural Penelitian
55
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor
Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Auditor tersebut
tersebar di 5 wilayah, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat,
Jakarta Utara, dan Jakarta Pusat.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan 2 (dua)
cara yaitu penyebaran kuesioner penelitian secara langsung dengan
mendatangi auditor yang bersangkutan dan secara tidak langsung melalui
platform google form. Proses perizininan, penyebaran dan pengembalian
kuesioner ini dilaksanakan mulai tanggal 20 Maret 2019 sampai 22 April
2019. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian No. Keterangan Jumlah Presentase 1. Jumlah Kuesioner yang disebar 105 100% Jumlah Kuesioner yang tidak 2. 23 21,9% kembali Jumlah seluruh kuesioner yang 3. 82 78.1% dapat diolah Sumber: Data primer yang diolah
Kuesioner yang disebar berjumlah 102 buah dan jumlah yang tidak
kembali adalah sebanyak 23 kuesioner atau 21,9%. Kuesioner yang dapat
diolah berjumlah 82 atau 78,1%. Data distribusi penyebaran kuesioner
penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2.
56
Tabel 4.2 Data Distribusi Sampel Penelitian Kuesioner Kuesioner Kuesioner Sumber Kuesioner yang tidak yang yang dikirim kembali diolah 1. Auditor Jakarta Selatan 45 13 32 2. Auditor Jakarta Utara 15 - 15 3. Auditor Jakarta Timur 20 7 13 4. Auditor Jakarta Barat 20 - 20 5. Auditor Jakarta Pusat 5 3 2 Total 105 23 82 Sumber: Data primer yang diolah
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di
Kantor Akuntan Publik yang tersebar di wilayah DKI Jakarta yang tersebar
di 5 wilayah yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta
Barat dan Jakarta Utara. Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas
responden penelitian yang terdiri dari lokasi KAP, jenis kelamin, umur,
posisi terakhir, pendidikan formal, dan lama bekerja sebagai auditor.
a. Deskripsi responden berdasarkan Wilayah KAP Tabel 4.3 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan wilayah KAP.
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Wilayah KAP Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Jakarta Utara 15 18.3 18.3 18.3 Jakarta Barat 20 24.4 24.4 42.7 Jakarta Pusat 2 2.4 2.4 45.1 Jakarta Selatan 32 39.0 39.0 84.1 Jakarta Timur 13 15.9 15.9 100.0 Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang Diolah
57
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 32 orang atau
39% responden bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah
Jakarta Selatan, 20 orang atau 24,4% responden bekerja di Kantor
Akuntan Publik (KAP) wilayah Jakarta Barat, 15 orang atau 18,3%
responden bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Jakarta
Utara, 13 orang atau 15,9% responden bekerja di Kantor Akuntan Publik
(KAP) wilayah Jakarta timur dan 2 orang atau 2,4% responden bekerja
di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Jakarta Pusat. Hal ini
disebabkan karena auditor yang bekerja di Kantor Akuntan di wilayah
Jakarta selatan cenderung lebih memiliki waktu luang saat kuesioner ini
disebar. b. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdaskan Jenis Kelamin Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Laki-laki 39 47.6 47.6 47.6 Perempuan 43 52.4 52.4 100.0 Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 43 orang atau
52,4% responden di dominasi oleh jenis kelamin perempuan dan sisanya
sebesar 39 orang atau 47,6% responden berjenis kelamin laki-laki. Hal
58
ini mungkin disebabkan karena responden berjenis kelamin perempuan
lebih memiliki waktu luang untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. c. Deskripsi responden berdasarkan jenis umur Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan umur.
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid 20-25 tahun 46 56.1 56.1 56.1 26-30 tahun 17 20.7 20.7 76.8 31-35 tahun 10 12.2 12.2 89.0 36-40 tahun 5 6.1 6.1 95.1 >40 tahun 4 4.9 4.9 100.0 Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa sebagian responden
berumur 20-25 dengan jumlah 46 orang atau 56,1%. Sisanya dengan
jumlah 17 orang atau 20,7% berumur 26-30, kemudian dengan jumlah 10
responden atau 12,2% berumur 31-35 tahun, 5 responden atau 6,1%
berumur 36-40 tahun dan 4 responden atau 4,9% berumur lebih dari 40
tahun.
59 d. Deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan terakhir.
Tabel 4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan Terakhir Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Partner 3 3.7 3.7 3.7 Manajer 3 3.7 3.7 7.3 Supervisor 9 11.0 11.0 18.3 Auditor 23 28.0 28.0 46.3 Senior Auditor 44 53.7 53.7 100.0 Junior Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menunjukkan mayoritas responden terdiri dari auditor
junior sebanyak 44 responden atau 53,7%. Sedangkan responden yang
menduduki jabatan senior auditor sebanyak 23 responden atau 28%.
Sedangkan yang menduduki sebagai Supervisor sebanyak 9 orang atau
11%, dan sebagai manajer auditor sebanyak 3 responden atau 3,7%. Dan
sisanya sebanyak 3 responden atau 3,7% menduduki jabatan sebagai
partner.
60 e. Deskripsi responden berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.7 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Tabel 4.7 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Diploma 8 9.8 9.8 9.8 Strata 1 (S1) 64 78.0 78.0 87.8 Sedang Studi 6 7.3 7.3 95.1 S2 Strata 2 (S2) 2 2.4 2.4 97.6 Sedang Studi 1 1.2 1.2 98.8 S3 Strata 3 (S3) 1 1.2 1.2 100.0 Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 64 responden atau
78%. Responden yang memiliki pendidikan terakhir Diploma (D3)
sebanyak 8 responden atau 9,8%. Responden yang sedang menempuh
Studi S2 sebanyak 6 orang atau 7,3%. Responden yang memiliki
pendidikan terakhir Diploma (S2) sebanyak 2 responden atau 2,4% . Dan
responden yang sedang studi S3 dan telah memiliki gelar Strata 3 (S3)
masing-masing 1 orang atau 1,2%.
61 f. Deskripsi responden berdasarkan Lama Kerja
Tabel 4.8 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan lama kerja.
Tabel 4.8 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Kerja Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid 0-5 tahun 61 74.4 74.4 74.4 6-10 tahun 13 15.9 15.9 90.2 11-15 tahun 3 3.7 3.7 93.9 16-20 tahun 1 1.2 1.2 95.1 >20 tahun 4 4.9 4.9 100.0 Total 82 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden dalam
penelitian ini sebesar 74,4% atau sekitar 61 responden memiliki
pengalaman kerja selama 0-5 tahun sebagai auditor. Responden yang
memiliki pengalaman kerja selama kurang dari sama dengan 6-10 tahun
sebanyak 13 responden atau 15,9%. Sedangkan responden yang memiliki
pengalaman kerja sebagai auditor selama 11-15 tahun sebanyak 3
responden atau 3,7%. Kemudian responden yang memiliki pengalaman
kerja 16-20 tahun sebanyak 1 orang atau 1,2% dan sisanya responden
yang memiliki pengalaman kerja selama lebih dari 20 tahun sebagai
auditor hanya 4 responden atau 4,9%.
62
B. Hasil Uji Instrument Penelitian 1. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi konflik
peran, ketidakjelasan peran, kepuasan kerja, kinerja audit, dan intensi keluar
akan diuji secara deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Statistik Deskriptif Std. N Minimum Maximum Mean Deviation Konflik Peran 82 6.00 26.00 11.3293 4.49706 Ketidakjelasan 82 28.00 75.00 49.2927 9.23692 Peran Kepuasan Kerja 82 8.00 30.00 20.8537 4.62180 Kinerja Audit 82 51.00 100.00 76.7927 10.76085 Intensi Keluar 82 8.00 29.00 14.9634 5.43978 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel konflik peran memiliki
jawaban minimum responden sebesar 6 dan maksimum sebesar 26, dengan
rata-rata 11,33 dan standar deviasi 4,487. Nilai standar deviasi
menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,487 dari nilai rata-rata
jawaban responden atas pernyataan tentang konflik peran yang besarnya
11,33. Variabel ketidakjelasan peran memiliki jawaban minimum 28 dan
maksimum sebesar 75, dengan rata-rata 49,29 dan standar deviasi 9,236.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 9,236
dari nilai rata-rata jawaban responden atas ketidakjelasan peran yang
besarnya 49,29.
63
Variabel kepuasan kerja memiliki jawaban minimum 8 dan
maksimum sebesar 30, dengan rata-rata 20,85 dan standar deviasi 4,621.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 4,621
dari nilai rata-rata jawaban responden atas kepuasan kerja yang besarnya
20,85. Variabel kinerja audit memiliki jawaban minimum 51 dan
maksimum sebesar 100, dengan rata-rata 76.79 dan standar deviasi 10,76.
Nilai standar deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 10,76
dari nilai rata-rata jawaban responden atas kinerja audit yang besarnya
76,79. Variabel intensi keluar memiliki jawaban minimum 8 dan maksimum
sebesar 29, dengan rata-rata 14.96 dan standar deviasi 5,439. Nilai standar
deviasi menunjukkan adanya penyimpangan sebesar 5,439 dari nilai rata-
rata jawaban responden atas intensi keluar yang besarnya 14.96.
2. Hasil Uji Outer Model atau Measurment Model Terdapat kriteria di dalam penggunaan teknik analisis data dengan
SmartPLS untuk menilai outer model yaitu Comvergent Validity
Diskriminant Validity, dan Reliability.
a. Hasil Convergent Validity
Convergent Validity dari model pengukuran reflektif indikator
dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component scroe
yang di estimasi dengan software SmartPLS. Ukuran relatif individual
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih tinggi dari 0.70 dengan konstruk
yang diukur. Namun, menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015: 74)
untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai
64 loading 0,50 sampai 0,60 dianggap cukup memadai. Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor 0,50.
Tabel 4.10 Outer Loading RC RA KK KA IK RC_1 0,834 RC_2 0,817 RC_3 0,876 RC_4 0,907 RC_5 0,832 RC_6 0,483 RC_7 0,634 RC_8 0,633 RA_1 0,802 RA_2 0,852 RA_3 0,842 RA_4 0,882 RA_5 0,918 RA_6 0,699 KK_1 0,772 KK_2 0,844 KK_3 0,783 KK_4 0,363 KK_5 0,468 KK_6 0,770 KK-7 0,768 KK_8 0,855 KK_9 0,695 KK_10 0,534 KK_11 0,767 KK_12 0,652 KK_13 0,786 KK_14 0,701 KK_15 0,689 KK_16 0,681 KK_17 0,673 KK_18 0,728 KK_19 0,716 KK_20 0,753 KA_1 0,632 KA_2 0,795 Sumber: Data primer yang diolah
65
RC RA KK KA IK KA_3 0,734 KA_4 0,719 KA_5 0,747 KA_6 0,846 KA_7 0,840 KA_8 0,843 KA_9 0,815 KA_10 0,754 KA_11 0,850 KA_12 0,809 KA_13 0,843 KA_14 0,753 KA_15 0,805 IK_1 0,856 IK_2 0,655 IK_3 0,865 IK_4 0,702 IK_5 0,847 IK_6 0,815 Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pengolahan dengan menggunakan SmartPLS data dilihat pada tabel 4.7 nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel pada awalnya belum memenuhi Convergent Validity terdapat tujuh indikator dengan nilai loading factor kurang dari 0,50 yaitu KK
(4), KK (5), RC (6). Untuk itu indikator tersebut harus dikeluarkan dari model.
66
Tabel 4.11 Outer Loading Modifikasi
RC RA KK KA IK RC_1 0,834 RC_2 0,817 RC_3 0,876 RC_4 0,907 RC_5 0,832 RC_7 0,634 RC_8 0,633 RA_1 0,802 RA_2 0,852 RA_3 0,842 RA_4 0,882 RA_5 0,918 RA_6 0,699 KK_1 0,772 KK_2 0,844 KK_3 0,783 KK_6 0,770 KK-7 0,768 KK_8 0,855 KK_9 0,695 KK_10 0,534 KK_11 0,767 KK_12 0,652 KK_13 0,786 KK_14 0,701 KK_15 0,689 KK_16 0,681 KK_17 0,673 KK_18 0,728 KK_19 0,716 KK_20 0,753 KA_1 0,632 KA_2 0,795 KA_3 0,734 KA_4 0,719 KA_5 0,747 KA_6 0,846 KA_7 0,840 KA_8 0,843 Sumber: Data primer yang diolah
67
RC RA KK KA IK KA_9 0,815 KA_10 0,754 KA_11 0,850 KA_12 0,809 KA_13 0,843 KA_14 0,753 KA_15 0,805 IK_1 0,856 IK_2 0,655 IK_3 0,865 IK_4 0,702 IK_5 0,847 IK_6 0,815 Sumber: Data primer yang diolah b. Hasil Discriminant Validity Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel
lainnya. Model mempunyai Discriminant Validity yang baik jika setiap
nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap
variabel laten lainnya. Hasil pengujian Discriminant Validity diperoleh
sebagai berikut.
Tabel 4.12 Cross Loading
RC RA KK KA IK RC_1 0,846 0.520 -0,255 -0,129 -0,347 RC_2 0,841 0,479 -0,153 -0,096 -0,093 RC_3 0,874 0,620 -0,200 -0,240 -0,299 RC_4 0,917 0,590 -0,226 -0,237 -0,336 RC_5 0,843 0,626 -0,219 -0,100 -0,155 RC_7 0,625 0,420 -0,200 0,034 -0,122 RC_8 0,654 0,574 -0,092 -0,017 -0,171 RA_1 0,639 0,801 -0,243 -0,107 -0,354 RA_2 0,543 0,852 -0,300 -0,263 -0,426 RA_3 0,461 0,842 -0,381 -0,376 -0,462 RA_4 0,606 0,881 -0,388 -0,314 -0,553 Sumber: Data primer yang diolah
68
RC RA KK KA IK RA_5 0,648 0,918 -0,441 -0,318 -0,485 RA_6 0,517 0,700 -0,267 -0,392 -0,224 KK_1 -0,075 -0,324 0,772 0,578 0,278 KK_2 -0,147 -0,440 0,840 0,507 0,432 KK_3 -0,151 -0,432 0,778 0,420 0,285 KK_6 -0,261 -0,403 0,764 0,334 0,305 KK-7 -0,144 -0,343 0,764 0,334 0,305 KK_8 -0,243 -0,335 0,853 0,389 0,392 KK_9 -0,277 -0,373 0,692 0,365 0,347 KK_10 -0,164 -0,157 0,538 0,316 0,167 KK_11 -0,284 -0,255 0,770 0,430 0,391 KK_12 0,034 -0,198 0,663 0,468 0,169 KK_13 -0,042 -0,291 0,784 0,435 0,419 KK_14 -0,212 -0,212 0,706 0,322 0,179 KK_15 -0,262 -0,240 0,696 0,396 0,317 KK_16 -0,125 -0,234 0,690 0,434 0,079 KK_17 -0,156 -0,219 0,683 0,468 0,096 KK_18 -0,234 -0,212 0,730 0,204 0,306 KK_19 -0,244 -0,337 0,717 0,207 0,462 KK_20 -0,346 -0,323 0,755 0,315 0,458 KA_1 -0,126 -0,194 0,295 0,633 -0,019 KA_2 -0,016 -0,233 0,288 0,795 -0,024 KA_3 -0,109 -0,304 0,350 0,733 0,141 KA_4 -0,133 -0,239 0,378 0,720 0,038 KA_5 -0,197 -0,317 0,288 0,746 0,129 KA_6 -0,053 -0,274 0,517 0,846 0,103 KA_7 -0,188 -0,388 0,387 0,839 0,212 KA_8 -0,215 -0,306 0,364 0,843 0,145 KA_9 -0,248 -0,409 0,397 0,815 0,145 KA_10 -0,100 -0,229 0,457 0,755 -0,004 KA_11 -0,144 -0,334 0,340 0,850 0,125 KA_12 -0,034 -0,217 0,562 0,809 0,151 KA_13 -0,191 0,241 0,364 0,844 0,135 KA_14 -0,124 -0,241 0,595 0,753 0,294 KA_15 -0,204 -0,241 0,458 0,806 0,217 IK_1 -0,335 -0,531 0,542 0,327 0,856 IK_2 -0,374 -0,403 0,336 0,044 0,654 IK_3 -0,168 -0,359 0,356 0,119 0,864 IK_4 -0,075 -0,347 0,154 0,180 0,705 IK_5 -0,201 -0,379 0,245 0,010 0,847 IK_6 -0,192 -0,370 0,236 -0,008 0,814 Sumber: Data primer yang diolah
69
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa konstruk konflik peran lebih tinggi terhadap indikatornya RC_1, RC_2, RC_3, RC_4, RC_5, RC_6,
RC_7, dan RC_8 dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator (RC_1, RC_2, RC_3, RC_4, RC_5, RC_6, RC_7, dan RC_8) sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik. Sama halnya dengan konflik peran, variabel ketidakjelasan peran memiliki konstruk juga lebih tinggi terhadap indikator RA_1, RA_2, RA_3, RA_4, RA_5,
RA_6 dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap RA_1, RA_2,
RA_3, RA_4, RA_5, RA_6 sehingga memiliki Discriminant Validity yang baik.
Kemudian variabel kepuasan kerja (KK_1. KK_2, KK_3, KK_4,
KK_5, KK_6, KK_7, KK_8, KK_9, KK_10, KK_11, KK_12, KK_13,
KK_14, KK_15, KK_16, KK_17, KK_18, KK_19, KK_20) juga memiliki nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya, sehingga memiliki
Discriminant Validity yang baik. konstruk kinerja audit juga memberikan nilai indikator yang lebih tinggi terhadap indikatornya dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap indikator KA_1, KA_2,
KA_3, KA_4, KA_5, KA_6, KA_7, KA_8, KA_9, KA_10, KA_11,
KA_12, KA_13, KA_14, KA_15 sehingga memiliki Discriminant
Validity yang baik. Dan yang terakhir variabel intensi keluar memiliki konstruk yang lebih tinggi terhadap indikator IK_1, IK_2, IK_3, IK_4,
IK_5, IK_6 dibandingkan dengan konstruk lainnya terhadap IK_1,
70
IK_2, IK_3, IK_4, IK_5, IK_6 sehingga dapat disimpulkan memiliki
Dicriminant Validity yang baik.
Semua nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-
masing variabel laten sudah memiliki nilai loading factor paling besar
dibandingkan dengan nilau loading factor variabel laten lainnya. Hal ini
berarti menunjukkan bahwa semua variabel laten sudah memiliki
discriminant Validity yang baik, dimana konstruk laten memprediksi
indikator di blok lainnya sehingga dapat disimpulkan semua variabel
laten memiliki Discriminant Validity yang baik. c. Hasil Reliability
Kriteria Reliability dapat dilihat dari nilai composite Reliability
dan Cronbach Alpha dari masing-masing konstruk. Konstruk dikatakan
memiliki reliabilitas yang tinggi apabila mempunyai nilai Composite
Reliability diatas 0,70 dan mempunyai niali Cronbach Alpha di atas
0.60.
Tabel 4.13 Composite Reliability dan Cronbach Alpha Composite Cronbach Alpha Reliability Konflik Peram 0,928 0,911 Ketidakjelasan Peran 0,932 0,912 Kepuasan Kerja 0,955 0,950 Kinerja Audit 0,961 0,956 Intensi Keluar 0,910 0,881 Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.10 Composite Reliability variabel konflik
peran sebesar 0,928, variabel ketidakjelasan peran sebesar 0,932,
71
variabel kepuasan kerja sebesar 0,955, variabel kinerja audit sebesar
0,961, variabel intensi keluar sebesar 0,910. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa semua variabel telah memiliki nilai Composite
Reliability di atas 0,70 dan dapat disimpulkan bahwa semua konstruk
menuhi kriteria reliabilitas, kemudian cronbach alpha variabel konflik
peran 0,911, variabel ketidakjelasan peran 0,912, variabel kepuasan
kerja sebesar 0,950, variabel kinerja audit sebesar 0,956 dan variabel
intensi keluar sebesar 0,881 yang berarti dapat dikatakan bahwa semua
variabel sudah memiliki nilai Cronbach Alpha di atas 0,60 sehingga
menunjukkan tingkat konsisitensi jawaban responden dalam setiap
konstruk memiliki reliabilitas yang baik.
3. Hasil Uji Inner Model atau Structural Model Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antar konstruk nilai signifikan dan R-Square dari Model
penelitian. Model Struktural di evaluasi dengan menggunakan R-Square
untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter
jalur struktural.
72
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.1 Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi
73
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2 Gambar Inner Model Setelah Modifikasi
74
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.3 Model Struktural Hasil Bootstrapping
75 a. Hasil R-Square
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R–
square untuk setiap Variabel laten dependen. Uji Goodness fit model
adalah merupakan hasil estimasi R-Square dengan menggunakan
SmartPLS.
Tabel 4.14 Nilai R-Square
R-Square
Kepuasan Kerja 0,175 Kinerja Audit 0,311 Intensi Keluar 0,321 Sumber: Data primer yang diolah
Pada penelitian ini menggunakan 3 buah variabel yang
dipengaruhi oleh variabel lainnya, yaitu variabel kepuasan kerja yang
dipengaruhi oleh variabel ketidakjelasan peran dan konflik peran,
variabel kinerja audit yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan variabel
intensi keluar yang dipengaruhi oleh kepuasan kerja.
Pada tabel 4.14 menunjukkan nilai R-Square, untuk variabel
kepuasan kerja diperoleh sebesar 0,175, variabel kinerja audit sebesar
0,311 dan variabel intensi keluar sebesar 0,321. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa variabel konflik peran dan ketidakjelasan peran
secara simultan dapat menjelaskan variabel kepuasan kerja sebesar
17,5% sisanya 82,5,1% dijelasakan oleh variabel lain yang tidak
dihipotesiskan dalam model seperti kelebihan peran, lingkungan kerja
76
dan insentif. Hasil selanjutnya untuk variabel variabel konflik peran,
ketidakjelasan peran dan kepuasan kerja mampu menjelaskan variabel
kinerja audit sebesar 31,1% sisanya 77,5% dijelaskan oleh variabel
lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model. kemudian variabel
konflik peran, ketidakjelasan peran dan kepuasan kerja mampu
menjelaskan variabel intensi keluar sebesar 32,1% sisanya 67,9%
dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dihipotesiskan dalam model
Menurut Chin (1998) dalam Ghozali (2015:78) niali R-Square ini
termasuk dalam kategori moderat. b. Hasil Q-Square
Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan
oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap
mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q-Square
lebih besar dari 0 (nol). Besaran pada Q-Square memiliki nilai dengan
rentan 0 Nilai Q-Square diperoleh dari: Q² = 1 – (1-R₁²)(1-R₂²)(1-R₃²) = 1 – [1-(0,175)²] [1-(0,311)²] [1-(0,321)²] = 1 – (1 – 0,0306)(1 – 0,0967)(1 – 0,1030) = 1 – (0,9694)(0,9033)(0,8969) = 1- (0,78539) Q² = 0,2146 77 Hasil perhitungan Q-Square pada penelitian ini 0,2146 yang berarti bahwa 21,46% variabel independen dan intervening ini layak untu menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja audit dan intensi keluar. c. Hasil Goodness of Fit (GoF) Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dari model. Evaluasi goodness of fit model dilakukan untuk purification dan refinement terhadap uji validitas atau realibilitas konstruk (Ghozali, 2015:49) sehingga GoF ini digunakan untuk memvalidasi performa gabungan antara Iinner model dan outer model. Nilai GoF ini terbentang antara 1-0 dengan interpretasi ini adalah 0,1 (GoF Kecil), 0,26 (GoF Moderat) dan 0,36 (GoF Besar) (Wetzels et al, 2009 dalam Yamin, 2011:22). Nilai GoF diperoleh dari: GoF = √Com x R² = √0,589 x 0,269 GoF = 0,3980 Hasil Perhitungan GoF dalam Penelitian ini menunjuukan nilai 0,3980 lebih besar dari 0,36. Sehingga dapat dikatakan bahwa model dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data empiris. 78 d. Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Hipotesis dilakukan untuk melihat pengaruh suatu konstruk terhadap konstruk lainnya dengan melihat koefisien parameter dan nilai t-statistik (Ghozali, 2015:80). Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada output path Coefficient untuk menguji model structural. Hasil hipotesis yang diajukan dapat dilihat dari besarnya t-statistik. Nilai t-statistik dibandingkan dengan t-tabel yang ditentukan dalam penelitian ini adalah sebesar 1,9908 diketahui nilai df sebesar 78 (jumlah sampel dikurang dua:80 – 2) dan a sebesar 0,05 (two tailed). Batasan untuk menerima dan menolak hipotesis yang diajukan +- 1,9908, dimana apabila nilai t-statistik berada pada rentang nilai -1,9908 dan 1,9908 maka hipotesis akan ditolak atau dengan kata lain menerima hipotesis nol (Ho). Tabel 4.15 Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Value) Original Sample Standard T- P Sample Mean Deviation Statistic Value (O) (M) (STDEV) (IO/stdev) KK → IK 0,250 0,280 0,110 2,274 0,023 KK → KA 0,456 0,471 0,099 4,612 0,000 RA → IK -0,454 -0,432 0,170 2,672 0,008 RA → KA -0,242 -0,233 0,161 1,505 0,133 RA → KK -0,456 -0,469 0,100 4,573 0,000 RC → IK 0,062 -0,024 0,156 0,401 0,689 RC →KA 0,103 0,092 0,163 0,634 0,527 RC → KK 0,060 0,059 0,127 0,469 0,639 Sumber: Data primer yang diolah 79 Tabel 4.12 menunjukkan bahwa pengaruh KK (Kepuasan Kerja) terhadap IK (Intensi Keluar) sebesar 0,250 dan signifikan pada 0,05 (2,274>1,9906). Pengaruh KK (Kepuasan Kerja) terhadap KA (Kinerja Audit) sebesar 0,456 dan signifikan pada 0,05 (4,612>1,9906). Pengaruh RA (Ketidakjelasan Peran) terhadap IK (Intensi Keluar) sebesar -0,454 dan signifikan pada 0,05 (2,672>1,9906). Pengaruh RA (Ketidakjelasan Peran) terhadap KA (Kinerja Audit) sebesar -0,242 dan tidak signifikan pada 0,05 (1,202<1,9906). Pengaruh RA (Ketidakjelasan Peran) terhadap KK (Kepuasan kerja) sebesar -0,456 dan signifikan pada 0,05 (4,573>1,9906). Pengaruh RC (Konflik Peran) terhadap IK (Intensi Keluar) sebesar 0,062 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,401>1,9906). Pengaruh RC (Konflik Peran) terhadap KA (Kinerja Audit) sebesar 0,103 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,634>1,9906). Pengaruh RC (Konflik Peran) terhadap KK (Kepuasan Kerja) sebesar 0,060 dan tidak signifikan pada 0,05 (0,469>1,9906). 4. Hasil Uji Efek Intervening a. Hasil Uji Efek Intervening untuk Konflik Peran Terhadap Kinerja Audit melalui Kepuasan Kerja 1. Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah melalukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: 80 Sab = √푏2푆푎2 + 푎²푆푏² + 푆푎²푆푏² =√(0,2079)(0,0161) + (0.0036)(0,0098) + (0,0161)(0,0098) = √0,003354+0,000035+0,000158 = √0,003547 = 0,059558 2. Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = 푎푏 푆푎푏 t = 0,06 푥 0,456 0,059558 = 0,45938 Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 0,45938<1,9906. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel kepuasan kerja pada hubungan tidak langsung variabel konflik peran dan kinerja audit. b. Hasil Uji Efek Intervening untuk Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Audit melalui Kepuasan Kerja 1. Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah melalukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: 81 Sab = √푏2푆푎2 + 푎²푆푏² + 푆푎²푆푏² =√(0,2079)(0,0100) + (0.2079)(0,00980) + (0,0100)(0,00980) = √0,00208+0,00204+0,00010 = √0,00422 = 0,06492 2. Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = 푎푏 푆푎푏 t = −0,456 푥 0,456 0,06492 = -3,20267 Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu -3,20267>1,9906. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel kepuasan kerja pada hubungan tidak langsung variabel ketidakjelasan peran dan kinerja audit. c. Hasil Uji Efek Intervening untuk Konflik Peran Terhadap Intensi Keluar melalui Kepuasan Kerja 1. Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah melalukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: 82 Sab = √푏2푆푎2 + 푎²푆푏² + 푆푎²푆푏² =√(0,0625)(0,0161) + (0.0036)(0,0121) + (0,0161)(0,0121) = √0,00101+0,00004+0,00020 = √0,00125 = 0,03531 2. Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = 푎푏 푆푎푏 t = 0,06 푥 0,25 0,03531 = 0,43595 Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu 0,43595<1,9908. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intervening variabel kepuasan kerja pada hubungan tidak langsung variabel konflik peran dan intensi keluar. d. Hasil Uji Efek Intervening untuk Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Audit melalui Kepuasan Kerja 1. Langkah pertama dalam prosedur pengujian intervening adalah melalukan pengujian tidak langsung variabel X ke variabel Y lewat variabel M. pengaruh tidak langsung X ke Y lewat M dihitung dengan cara mengalikan jalur X→M (a) dengan jalur M→Y (b) atau ab dengan rumus: 83 Sab = √푏2푆푎2 + 푎²푆푏² + 푆푎²푆푏² =√(0,0625)(0,01) + (0.2079)(0,0121) + (0,01)(0,0121) = √0,000625+0,00252+0,00012 = √0,00326 = 0,05711 2. Langkah kedua melakukan pengujian untuk mengetahui signifikansi pengaruh tidak langsung dengan menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus: t = 푎푏 푆푎푏 t = −0,456 푥 0,25 0,05711 = -1,99600 Hasil pengujian melalui Uji Sobel dapat diketahui dengan t-hitung signifikan pada 0,05 yaitu -1,99600<1,9906. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh intervening variabel kepuasan kerja pada hubungan tidak langsung variabel ketidakjelasan peran dan intensi keluar. C. Pembahasan 1. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja Hasil pengujian atas hipotesis pengaruh konflik peran terhadap kinerja audit yang dilakukan dengan metode bootrapping menunjukkan bahwa konflik peran terhadap kepuasan kerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,060 dengan nilai t-statistik sebesar 0,469. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9906. Sehingga dapat dikatakan konflik peran tidak 84 memiliki pengaruh secara signifikan pada 0,05 terhadap kepuasan kerja yang berarti tidak sesuai dengan hipotesis pertama. Hal ini berarti hipotesis pertama (H₁) tidak diterima. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akhwan et al (2016) yang menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif terhadap kepuasan kerja. Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Edwy (2016) yang menunjukkan bahwa konflik peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. yang artinya konflik peran yang dihadapi oleh auditor di masa sibuknya tidak mempengaruhi kepuasan kerja. Auditor telah memahami bahwa setiap tekanan maupun konflik yang dialami dalam menjalankan tugas merupakan konsekuensi dari jabatannya sebagai akuntan publik dan kepuasan kerja sangat bergantung terhadap masing-masing individu. 2. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja Hasil pengujian atas hipotesis pegaruh ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,456 dengan nilai t-statistik sebesar 4,573. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti ketidakjelasan peran memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap kepuasan kerja yang artinya sesuai dengan hipotesis kedua. Hal ini berarti hipotesis kedua (H₂) diterima. 85 Hasil original sampel menunjukkan nilai negatif yang menunjukkan bahwa semakin rendah ketidakjelasan peran yang dihadapi auditor semangkin tinggi kepuasan kerja yang dirasakan oleh auditor. Hasil pengujian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Edwy (2016) dan agustina (2009) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal ini disebabkan karena auditor merasa sangat puas dengan hasil pekerjaannya yang sesuai dengan perintah dan yang diharapkannya. Keberhasilan auditor menjalankan tugas sesuai perintah didukung oleh kemampuan auditor menerima informasi penugasan dengan baik dan jelas. Semakin jelas informasi yang di diberikan semakin rendah ketidakjelasan peran yang dihadapi auditor. 3. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Audit Hasil pengujian atas hipotesis kepuasan kerja terhadap kinerja audit yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa kepuasan kerja terhadap kinerja audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,456 dengan nilai t-statistik sebesar 4,612. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti kepuasan kerja memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap kinerja audit yang artinya sesuai dengan hipotesis ketiga. Hal ini berarti hipotesis kedua (H₃ diterima). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh S Ibnu dan Arfan (2010) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja audit. Selain itu hasil penelitian ini 86 juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh winidiantari dan Widhiyani (2015) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja audit. Kepuasan kerja merupakan perasaan yang dialami seseorang setelah menjalankan suatu pekerjaan seperti perasaan senang dan mencintai pekerjaan, semakin tinggi tingkat kepuasan kerja yang dialamin seseorang maka semakin terasa mudah dan menyenangkan dalam menjalankan suatu tanggung jawab sehingga menghasilkan kinerja yang baik. 4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Intensi Keluar Hasil pengujian atas hipotesis kepuasan kerja terhadap kinerja audit yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa kepuasan kerja terhadap kinerja audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,250 dengan nilai t-statistik sebesar 2,274. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti kepuasan kerja memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap kinerja audit yang artinya sesuai dengan hipotesis ketiga. Hal ini berarti hipotesis keempat (H₃ diterima). Hasil original sampel menunjukkan nilai positif yang artinya semakin tinggi kepuasan kerja yang dialami auditor maka semakin tinggi keinginan auditor untuk keluar. Auditor yang merasakan kepuasan kerja yang tinggi akan menimbulkan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, dengan meningkatnya kepercayan diri maka keinginan untuk keluar dan bekerja di tempat yang lebih baik semakin meningkat. Sehingga penelitian ini tidak 87 mendukung penelitian yang dilakukan oleh Manuel dan Rahyuda (2015) dan Tamalero et al (2012) yang menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempunya pengaruh negatif dan signifikan terhadap intensi keluar, yang artinya ketika auditor mengalami kepuasan kerja yang tinggi maka semakin rendah keinginan auditor untuk keluar. 5. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kinerja Audit Hasil pengujian atas hipotesis konflik peran terhadap kinerja audit yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa konflik peran terhadap kinerja audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,103 dengan nilai t-statistik sebesar 0,634. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti konflik peran tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan pada 0,05 terhadap kinerja audit yang artinya sesuai dengan hipotesis kelima. Hal ini berarti hipotesis kelima (H₅ tidak diterima). Hasil Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Afifah (2015) yang menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja audit. Namun, hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Winidiantari dan Widhiyani (2015) yang menjelaskan bahwa konflik peran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menggambarkan bahwa penyebaran informasi dan pembagian tugas dalam satu tim audit di Kantor akuntan pubik sudah jelas dan tidak terjadi ketimpangan dalam pembagian 88 tugas dan wewenang yang diberikan sehingga tidak mempengaruhi kinerja audit tersebut. 6. Pengaruh Konflik Peran terhadap Intensi Keluar Hasil pengujian atas hipotesis konflik peran terhadap Intensi Keluar yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa Konflik peran terhadap intensi keluar menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar 0,060 dengan nilai t-statistik sebesar 0,401. Nilai tersebut lebih kecil dari t- tabel 1,9906. Hal ini berarti konflik peran tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan pada 0,05 terhadap intensi keluar yang artinya sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis keenam (H₆ tidak diterima). Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Akwan et al (2016) yang menunjukkan bahwa konflik peran berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi keluar. Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh (Murtiasri & Ghozali, 2006) bahwa tidak ada pengaruh langsung konflik peran terhadap keinginan untuk keluar, yang artinya tinggi rendahnya konflik peran yang dihadapi auditor tidak dapat mempengaruhi keinginan auditor untuk keluar. Menurut Lhutans (2010) dalam Muhdiyanto & Mranani (2018) konflik peran tidak dapat dielakkan ketika seseorang memiliki peran dalam suatu organisasi atau entitas bisnis, namun kembali lagi kepada respon individu dalam mengelola konflik peran yang sedang dialami, individu yang mampu mengelola konflik peran dapat berdampak positif bagi perusahaan karena 89 tidak menimbulkan keinginan untuk keluar sedangkan individu yang tidak dapat mengelola konflik peran yang dialami dapat berdampak negatif karena dapat menimbulkan stres kerja dan keinginan untuk keluar. 7. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap kinerja Audit Hasil pengujian atas hipotesis ketidakjelasan peran terhadap kinerja audit yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran terhadap kinerja audit menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,242 dengan nilai t-statistik sebesar 1,505. Nilai tersebut lebih kecil dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti ketidakjelasan peran tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan pada 0,05 terhadap kinerja audit yang artinya sesuai dengan hipotesis ketujuh. Hal ini berarti hipotesis ketujuh (H₇ tidak diterima). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit. Tinggi rendahnya ketidakjelasan peran yang dialami auditor tidak mempengaruhi kinerja audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al (2008), menurutnya ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit karena rentan responden didominasi oleh auditor junior yang memiliki pengalaman kerja yang relatif singkat dan usia yang relatif muda sehingga belum merasakan ketidakjelasan peran. 90 8. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Intensi Keluar Hasil pengujian atas hipotesis ketidakjelasan peran terhadap intensi keluar yang dilakukan dengan metode boostrapping menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran terhadap intensi keluar menunjukkan nilai koefisien jalur sebesar -0,454 dengan nilai t-statistik sebesar 2,672. Nilai tersebut lebih besar dari t-tabel 1,9906. Hal ini berarti ketidakjelasan peran memiliki pengaruh dan signifikan pada 0,05 terhadap intensi keluar yang artinya sesuai dengan hipotesis kedelapan. Hal ini berarti hipotesis kedelapan (H₈ diterima). Hasil original sampel menunjukkan nilai negatif yang berarti bahwa semakin rendah tingkat ketidakjelasan peran yang dialami auditor semakin tinggi keinginan auditor untuk keluar. Sebagian besar jawaban responden atas penelitian ini memilih jawaban hampir tidak pernah dan tidak pernah atas indikator pertanyaan variabel ketidakjelasan peran sehingga dapat saya simpulkan bahwa sebagian besar auditor tidak mengalami ketidakjelasan peran. Meskipun demikian, hal tersebut tidak dapat mencegah keinginan auditor untuk keluar apabila auditor mendapatkan kesempatan untuk bekerja di tempat yang lebih baik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh munda dan yuniawan (2018) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi keluar. 91 9. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa konflik peran tidak mendukung terhadap kinerja audit yang dihasilkan melalui kepuasan kerja sehingga tidak sesuai dengan hipotesis sembilan. Hal ini berarti hipotesis kesembilan (H₉) tidak diterima. Hasil dari hipotesis ini membuktikan bahwa kepuasan kerja tidak dapat dijadikan sebagai variabel intervening di dalam pengaruh tidak langsung konflik peran terhadap kinerja audit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hanna & Firnanti (2013) yang menjelaskan bahwa konflik peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit. Dari hasil pengujian hipotesis ini menunjukkan bahwa auditor yang mengalami konflik peran belum tentu akan mempengaruhi kinerja audit. Kemudian kepuasan kerja yang dirasakan auditor juga tidak menjamin meningkatnya kinerja audit. Sehingga dapat disimpulkan konflik peran terhadap kinerja audit tidak mendukung efek intervening dari kepuasan kerja. 10. Pengaruh Konflik Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa konflik peran tidak mendukung terhadap intensi keluar yang dihasilkan melalui kepuasan kerja sehingga tidak sesuai dengan 92 hipotesis sembilan. Hal ini berarti hipotesis kesepuluh (H₁ₒ) tidak diterima. Hasil dari hipotesis ini membuktikan bahwa kepuasan kerja tidak dapat dijadikan sebagai variabel intervening di dalam pengaruh tidak langsung konflik peran terhadap intensi keluar. Penelitian yang dilakukan oleh Edwy (2016) yang menunjukkan bahwa konflik peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa auditor telah memahami bahwa setiap tekanan maupun konflik yang dialami dalam menjalankan tugas merupakan konsekuensi dari jabatannya sebagai akuntan publik sehingga tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Sehingga dapat disimpulkan konflik peran terhadap kinerja audit tidak mendukung efek intervening dari kepuasan kerja. 11. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Kinerja Audit Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran mendukung terhadap kinerja audit yang dihasilkan melalui kepuasan kerja sehingga sesuai dengan hipotesis sebelas. Hal ini berarti hipotesis kesebelas (H₁₁) diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja audit melalui kepuasan kerja, yang artinya ketidakjelasan peran yang dialami auditor akan mempengaruhi kinerja audit apabila ia merasa puas atau tidak puas terhadap pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Edwy (2016) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran 93 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, yang artinya semakin rendah ketidakjelasan peran yang dialami auditor semakin tinggi kepuasan kerja yang rasakan auditor. Dapat dikatakan ketika auditor mengalami ketidakjelasan peran tetapi tetap dapat merasakan kepuasan kerja yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja audit yang lebih baik begitu pula sebaliknya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakjelasan peran terhadap kinerja audit mendukung efek intervening dari kepuasan kerja. 12. Pengaruh Ketidakjelasan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya Kepada Intensi Keluar Pengujian hipotesis yang dilakukan dengan metode uji sobel menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran mendukung terhadap intensi keluar yang dihasilkan melalui kepuasan kerja sehingga sesuai dengan hipotesis duabelas. Hal ini berarti hipotesis keduabelas (H₁₂) diterima. Hasil dari hipotesis keduabelas ini membuktikan bahwa kepuasan kerja dapat dijadikan variabel intervening di dalam pengaruh tidak langsung ketidakjelasan peran terhadap intensi keluar. Penelitian yang dilakukan oleh agustina (2009) menyatakan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa auditor dapat merasakan kepuasan kerja karena telah melakukan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena auditor mampu memahami informasi penugasan dengan sangat baik dan jelas. Kemudian kepuasan kerja yang dirasakan auditor akan meningkatkan 94 kepercayaan diri auditor sehingga menimbulkan keinginan akan pekerjaan lain apabila ada kesempatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketidakjelasan peran terhadap intensi keluar mendukung efek intervening dari kepuasan kerja. 95 Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis Hasil No Hipotesis Pengujian 1 H₁ : Konflik Peran Kepuasan Kerja Ditolak 2 H₂ : Ketidakjelasan Peran Kepuasan Kerja Diterima 3 H₃ : Kepuasan Kerja Kinerja Audit Diterima 4 H₄ : Kepuasan Kerja Intensi Keluar Diterima 5 H₅ : Konflik Peran Kinerja Audit Ditolak 6 H₆ : Konflik Peran Intensi Keluar Ditolak 7 H₇ : Ketidakjelasan Peran Kinerja Audit Ditolak 8 H₈ : Ketidakjelasan Peran Intensi keluar Diterima 9 H₉ : Konflik Peran Kepuasan Kerja Kinerja Audit Ditolak 10 H₁ₒ : Konflik Peran Kepuasan Kerja Intensi Keluar Ditolak H₁₁ : Ketidakjelasan Peran Kepuasan kerja 11 Diterima Kinerja Audit H₁₂ : Ketidakjelasan Peran Kepuasan kerja Diterima 12 Intensi Keluar 96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh konflik peran dan ketidakjelasan peran terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap kinerja audit dan intensi keluar. Responden dalam penelitian ini berjumlah 82 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) di DKI Jakarta. Berdasarkan pada data yang telah di kumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan SmartPLS 3.0, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Konflik peran tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Edwy (2016), namun tidak mendukung penelitian Akhwan et al (2016). 2. Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kepuasan kerja. penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Edwy (2016) dan agustina (2009) 3. Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap kinerja audit. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh S Ibnu dan Arfan (2010) dan Winidiantari dan Widhiyani (2015). 4. Kepuasan kerja berpengaruh terhadap intensi keluar. Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Manuel dan Rahyuda (2015) dan Tamalero et al (2012). 97 5. Konflik Peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Winidiantari dan Widhiyani (2015), namun tidak mendukung hasil penelitian Afifah (2015). 6. Konflik peran tidak berpengaruh terhadap intensi keluar. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Murtiasri & Ghozali (2006), namun tidak mendukung hasil penelitian Akwan et al (2016). 7. Ketidakjelasan peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al (2008) namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Afifah (2015) 8. Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap intensi keluar. Hasil penelitian in tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh munda dan yuniawan (2018) 9. Konflik peran tidak berpengaruh terhadap kinerja audit melalui kepuasan kerja. 10. Konflik peran tidak berpengaruh terhadap intensi keluar melalui kepuasan kerja. 11. Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap kinerja audit melalui kepuasan kerja. 12. Ketidakjelasan peran berpengaruh terhadap intensi keluar melalui kepuasan kerja. 98 B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan diatas menunjukkan bahwa: 1. Terlepas dari keterbatasan penulis, penelitian ini seharusnya dapat bermanfaat bagi organisasi bisnis khususnya Kantor Akuntan Publik sebagai bahan pertimbangan dalam memonitori Auditor yang bekerja di KAP, agar menagemen perusahaan dapat mengetahui penyebab dari timbulnya ketidakjelasan peran dan konflik peran yang dialami auditor sehingga auditor dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik. 2. Selain itu penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi bisnis dalam hal memahami penyebab keinginan auditor untuk keluar dari organisasi, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi beban perusahaan atas biaya perekruitan kembali auditor. C. Keterbatasan Penulisan menyadari keterbatasan pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki penulis baik secara teoritis maupun praktis. Keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di wilayah DKI Jakarta sehingga hasil penelitian ini terbatas ruang lingkupnya. D. Saran Penulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis baik secara teoritis dan praktis. Diharapkan penelitian ini 99 dimasa mendatang dapat menyajikan penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan untuk penelitian berikutnya diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambahkan lebih banyak literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diambil. 2. Penelitian selaanjutnya yang tertarik dengan topik serupa disarankan untuk menambakan variabel diluar penelitian ini 3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas daerah pengumpulan data tidak hanya di wilayah DKI Jakarta saja sehingga penelitian memiliki kemampuan generalisasi yang lebih luas. 100 DAFTAR PUSTAKA Afifah, U. (2015). Pengaruh Role Conflict, Role Ambiguity, Self-Efficacy, Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating. JOM Fekon, 2(1). Afriana Hanif, R. (2013). Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3, 21(September), 55–60. Agus, P., Rismawan, E., Supartha, W. G., Nyoman, N., & Yasa, K. (2014). Peran Mediasi Komitmen Organisasional Pada Pengaruh Stress Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Keluar Karyawan, 8, 424–441. Agustina, L. (2009). Pengaruh Konflik Peran , Ketidakjelasan Peran , dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi, 1(1), pp 40-69. Ahmad, Z., & Taylor, D. (2009). Commitment to independence by internal auditors: The effects of role ambiguity and role conflict. Managerial Auditing Journal, 24(9), 899–925. Akwan, N. M., Suprapti, N. W. S., & Sintaasih, D. K. (2016). Peran Kepuasan Kerja dalam Memediasi Pengaruh Konflik Peran dan Stres Kerja terhadap Intensi Keluar (Studi pada Anantara Seminyak Resosrt & Spa, Bali), 2(1), 476–500. Amalini, H. F., Musadieq, M. Al, & Afrianty, T. W. (2016). Pengaruh Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja (Studi pada Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), 35(1), 68–77. Edwy, F. . (2016). Pengaruh Komitmen Organisasional, Komitmen Profesional, Motivasi Kerja, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Pekanbaru, Padang Dan Batam. JOM Fekon, 3(1), 163–176. Ermawati, M. D., Sinarwati, N. K., & Sujana, E. (2014). Pengaruh Role Stress Terhadap Kinerja Auditor Dengan Emotional Quotient Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik Di Bali ). E-Journal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1), 1–12. Fanani, Z., Afriana Hanif, R., & Subroto, B. (2008a). Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 5(2), 139–155. Fanani, Z., Afriana Hanif, R., & Subroto, B. (2008b). Pengaruh Struktur Audit, 101 Konflik Peran, Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 5(2), 139–155. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21 (Edisi 7). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, I. (2015). Konsep, Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 (Edisi 2). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamid, A. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Hanafiah, M. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Ketidakamanan Kerja (Job Insecurity) dengan Intensi Pindah Kerja (Turnover) pada Karyawan PT. Buma Desa Suaran Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. E-Journal Psikologi, 1(3), 303–312. Hanna, E., & Firnanti, F. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 15(1), 13–28. Hutami, G., & Chariri, A. (2011). Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap Komitmen Independensi Auditor Internal Pemerintah Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Semarang), (1). Irzani, D., & Witjaksono, A. D. (2014). Pengaruh konflik peran dan ambiguitas peran terhadap keinginan keluar karyawan dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi pada PT Asuransi Raksa Pratikara di Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen, 2(1), 266–281. Manuel, G. P. E. B., & Rahyuda, A. G. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Afektif, Komitmen Kalkulatif, dan Komitmen Normatif Terhadap Turnover Intention di Ayodya Resort Bali, 4(8), 2243–2268. Maulana, I. (2012). Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran dan Locus OF Control Terhadap Kinerja Auditor. Muhdiyanto, & Mranani, M. (2018). Peran Work Family Conflict dan Role Conflict pada Intensi Keluar : Burnout sebagai Intervening. Jurnal Managemen Teknologi, 17(1), 27–39. Munda, A. O., & Yuniawan, A. (2018). Pengaruh Work Family Conflict Dan Ambiguitas Peran Terhadap Intention To Quit Dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi pada Hotel Grand Edge Semarang), 6(96), 1–12. Murtiasri, E. K. A., & Ghozali, I. (2006). Anteseden dan Konsekuensi Burnout pada Auditor: pengembangan terhadap Role Stress Model. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. 102 Patria, R. (2016). Pengaruh Konflik Peran dan Ambiguitas Peran Terhadap Kinerja Auditor Dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Kap Di Pekanbaru Padang dan Batam). JOM Fekon, 3(1), 45– 46. Pradana, A., & Salehudin, I. (2015). Work Overload and Turnover Intention of Junior Auditors in Greater Jakarta, Indonesia. The South East Asian Journal of Management, 9(2), 108–124. Pratiwi, I. Y., & Ardana, I. K. (2015). Pengaruh Stres Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Intention To Quit Karyawan Pada PT. BprTish Batubulan. Unud, E-Jurnal Manajemen, 4(7), 2036–2051. Putri, D. W. A. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja, Stres Kerja, dan Karakteristik Individu terhadap Keinginan untuk Keluar Karyawan PT. Pos Indonesia (PERSERO) Pematangsiantar. Universitas Sumatera Utara. Ramadika, A. P., Nasir, A., & Wiguna, M. (2014). Pengaruh Role Stress, Gender, Struktur Audit dan Profesionalisme terhadap Kinerja Auditor BPK-RI Perwakilan Provinsi Riau. JOM Fekon, 1(2 oktober 2014), 1–15. Ratna, S. N. P. E., & Ketut, S. I. (2016). Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kinerja Auditor Dengan Tekanan Waktu Sebagai Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(2), 1392–1421. Rosally, C., & Jogi, Y. (2015). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Business Accounting Review, 3(2), 31–40. S Ibnu, G., & Arfan, M. (2010). Pengaruh Kepuasan Kerja, Profesionalisme, dan Penerapan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Auditor (Studi pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Aceh). Jurnal Telaah Dan Riset Akuntansi, 3(2), 195–205. Sabanciogullari, S., & Dogan, S. (2015). Relationship between job satisfaction, professional identity and intention to leave the profession among nurses in Turkey. Journal of Nursing Management, 23(8), 1076–1085. Sekaran, U. (2011). Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat. Setyanto, A., Suharnomo, & Sugiono. (2013). Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Iklim Organisasi Terhadap Keinginan Keluar (intention to Quit) dengan Komitmen Organisasional Sebagai Variabel Intervening (Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Teladan Prima Group). Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 10(1), 75–81. Tamalero, Y., Swasto, B., & Hamid, D. (2012). Pengaruh Karakteristik Pekerjaan 103 dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi dan Intention To Quit (Studi pada Karyawan PT . Manado Media Grafika ), 6(2), 23–31. Tao, H., Ellenbecker, C. H., Wang, Y., & Li, Y. (2015). Examining perception of job satisfaction and intention to leave among ICU nurses in China. International Journal of Nursing Sciences, 2(2), 140–148. Winidiantari, P. N., & Widhiyani, N. L. S. (2015). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, Struktur Audit, Motivasi Dan Kepuasan Kerja Pada Kinerja Auditor. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 12(1), 249–264. 104 LAMPIRAN 1 Surat Permohonan Pengisian Kuesioner 105 KUESIONER PENGARUH KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN TERHADAP KINERJA AUDIT DAN INTENSI KELUAR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 106 Jakarta, 31 Januari 2019 Hal : Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/ Ibu/Sdr/i Responden Di Tempat Dengan Hormat Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswi Program Studi Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Hanifa Qurrata Aini Nim : 11150820000038 Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/ VIII Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Audit dan Intensi Keluar dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening”. Untuk itu saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktu kerja Bapak/Ibu/Sdr/i. Data yang diperoleh hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu/Sdr/i bekerja, sehingga kerahasiaan akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Dimohon untuk membaca setiap pertanyaan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu/Sdr/i 107 Apabila diantara Bapak/Ibu/Sdr/i ada yang membutuhkan hasil penelitian ini, maka Bapak/Ibu/Sdr/i dapat menghubungi saya di telpon 0858-1196-0206 atau email [email protected]. Atas Kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab kuesioner dalam eksperimen ini, saya ucapkan terima kasih. Mengetahui, Hormat saya, Dosen Pembimbing Peneliti Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. Hanifa Qurrata Aini NIP. 19760924 20064 2 001 NIM. 11150820000038 108 LAMPIRAN 2 Surat Keterangan 109 110 111 112 113 114 LAMPIRAN 3 Kuesioner Penelitian 115 Nomor:...... (diisi oleh peneliti) IDENTITAS RESPONDEN Nama : ...... (boleh tidak diisi) Nama KAP : ...... Lokasi KAP : Jakarta Utara Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Selatan Jakarta Timur Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Umur : 20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun >40 tahun Posisi terakhir : Partner Manajer Supervisor Auditor Senior Auditor Junior Pendidikan Formal : Diploma Strata 1 (S1) Sedang Studi S2 Strata 2 (S2) Sedang Studi S3 Strata 3 (S3) Lama Kerja sebagai Auditor : 0-5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun 16-20 tahun >20 tahun 116 1. Koflik Peran (Role Conflict) Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dianggap paling mewakili kondisi persepsi masing-masing individu dengan memberikan tanda X. 1 2 3 4 5 Tidak Hampir Kadang- Sering Selalu Pernah Tidak Kadang (S) (SL) (TP) Pernah (KK) (HTP) No Pertanyaan TP HTP KK S SL 1 Saya melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan diluar kebiasaan penugasan. 2 Saya perlu melanggar peraturan atau kebijakan KAP untuk bisa melaksanakan suatu penugasan. 3 Saya menerima penugasan dari dua atau lebih senior yang saling bertentangan secara prinsip. 4 Saya melakukan penugasan yang mungkin ditolak oleh orang lain, misalnya penugasan tanpa didukung pengetahuan yang memadai tentang bidang usaha klien. 5 Saya melakukan pekerjaan dalam penugasan yang sebenarnya menurut saya tidak perlu. 6 Dalam menjalankan akivitas, saya bekerja dengan dua tim kerja atau lebih dengan cara kerja yang berbeda-beda. 117 No Pertanyaan TP HTP KK S SL 7 Saya menerima penugasan tanpa didukung sumberdaya manusia yang memadai, misalnya rekan kerja yang kurang kompeten/sulit bekerjasama. 8 Saya menerima penugasan tanpa sumberdaya yang cukup (misalnya peralatan elektronik, transportasi, dll) untuk melaksanakan tugas tersebut. (Diadopsi dari penelitian Agustina, 2008) 2. Ketidakjelasan Peran (Role Ambiguity) Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dianggap paling mewakili kondisi persepsi masing-masing individu dengan memberikan tanda X. No Pertanyaan TP HTP KK S SL 9 Saya merasa kurang mengetahui dengan jelas tanggung jawab yang ditetapkan dalam KAP, misalnya menjaga rahasia klien, deadline tugas, membina hubungan baik dengan klien, penugasan,dll. 10 Saya merasa kurang mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan KAP dari saya. 11 Saya merasa kurang yakin tentang wewenang yang saya miliki saat ini, misalnya untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dalam penugasan. 12 Saya merasa kurang jelas mengenai pekerjaan / apa yang seharusnya saya lakukan dalam KAP. 118 No Pertanyaan TP HTP KK S SL 13 Saya merasa rencana dan tujuan pekerjaan saya kurang jelas, misalnya untuk mencari indikasi adanya kecurangan, dll. 14 Saya kurang dapat membagi waktu dengan baik antara harus menyelesaikan penugasan di lapangan dengan menyelesaikan laporan yang diminta atasan maupun klien. (Diadopsi dari penelitian Agustina, 2008) 3. Kinerja Audit (Job Performance) Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dianggap paling mewakili kondisi persepsi masing-masing individu dengan memberikan tanda X. 1 2 3 4 5 Sangat kurang Kurang Sama Lebih Sangat sukses dari Sukses suksesnya sukses lebih yang lain dari yang dengan yang dari yang sukses (SKS) lain (KS) lain (SS) lain dari (LS) yang lain (SLS) No Sehubungan dengan SKS KS SS LS SLS pekerjaan saya, bagaimana tingkat kesuksesan yang saya rasakan relatif terhadap rekan kerja mengenai: 15 Dihargai oleh rekan kerja. 16 Mengembangkan solusi praktis terhadap masalah yang terjadi dalam setiap penugasan. 17 Mengembangkan pengertian yang cukup atas data akuntansi klien, peraturan profesi, UU perpajakan, dll. 119 No Sehubungan dengan SKS KS SS LS SLS pekerjaan saya, bagaimana tingkat kesuksesan yang saya rasakan relatif terhadap rekan kerja mengenai: 18 Memiliki kemampuan teknis dalam menyajikan laporan. 19 Memiliki kemampuan memenuhi tanggungjawab. 20 Memiliki kemampuan berbicara secara efektif (dengan baik) 21 Memiliki pengertian dan pemahaman atas bisnis klien. 22 Kemampuan dalam mengambil keputusan pada setiap penugasan. 23 Memiliki rasa percaya diri. 24 Bekerja sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dalam setiap penugasan. 25 Mengerti dan memahami kebutuhan klien. 26 Meyakinkan klien bahwa anda mengerti betapa uniknya masalah klien tersebut. 27 Memiliki kemampuan menulis secara efektif (dengan baik). 28 Berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan komunitas (Akuntan Publik). 29 Memberikan jam kerja pada tingkat yang optimal terhadap perusahaan (Diadopsi dari penelitian Agustina, 2008) 120 4. Intensi Keluar Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dianggap paling mewakili kondisi persepsi masing-masing individu dengan memberikan tanda X. 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Netral Tidak Sangat Tidak Setuju (S) (N) Setuju Setuju (STS) (SS) (TS) No Pertanyaan SS S N TS STS 30 Saya mempertimbangkan untuk keluar dari pekerjaan saya saat ini 31 Saya merasa tidak nyaman dengan kebijakan perusahaan 32 Saya memiliki rencana untuk mencari pekerjaan lain 33 Saya memperoleh informasi mengenai pekerjaan di perusahaan lain 34 Saya mempertimbangkan untuk menerima tawaran pekerjaan dari perusahaan lain 35 Saya akan menerima pekerjaan di perusahaan lain apabila perusahaan tersebut meminang saya (Diadopsi dari penelitian Putri, 2016) 121 5. Kepuasan Kerja (Job satisfiction) Untuk menjawab pernyataan yang tertera, Bapak/Ibu/Sdr/i dimohon untuk memilih salah satu jawaban dari pernyataan yang dianggap paling mewakili kondisi persepsi masing-masing individu dengan memberikan tanda X. 1 2 3 4 5 Sangat Tidak puas Kurang Memuaskan Sangat tidak puas (TP) Puas (KP) (M) memuaskan (STP) (SM) No Pertanyaan STP TP KP M SM 36 Selalu bisa menjaga kesibukan sepanjang waktu 37 Kesempatan mengerjakan tugas sendiri 38 Kesempatan mengerjakan sesuatu yang berbeda dari waktu ke waktu. 39 Kesempatan menjadi “seseorang” dilingkungan kerja 40 Kemampuan melakukan berbagai hal yang tidak bertentangan dengan hati nurani saya. 41 Kesempatan melakukan sesuatu untuk orang lain 42 Kesempatan untuk memberitahu orang lain apa yang harus dikerjakan/dilakukan. 43 Kesempatan mengerjakan sesuatu yang menggunakan kemampuan saya. 44 Kebebasan untuk menggunakan keputusan saya sendiri. 45 Kesempatan untuk menggunakan metode saya sendiri dalam menjalankan penugasan 122 No Pertanyaan STP TP KP M SM 46 Perasaan mencapai sesuatu yang saya peroleh dari pekerjaan. 47 Gaji saya & banyaknya pekerjaan yang saya lakukan. 48 Kesempatan untuk kenaikan jabatan pada pekerjaan ini. 49 Pekerjaan saya dapat memberikan pekerjaan yang langgeng 50 Bagaimana kebijakan perusahaan diterapkan dalam praktek. 51 Kondisi pekerjaan secara umum 52 Bagaimana teman kerja saya bergaul satu sama lain. 53 Pujian/penghargaan yang saya peroleh karena melakukan pekerjaan dengan baik. 54 Cara atasan saya menangani orang-orangnya (bawahannya) 55 Kemampuan atasan saya dalam mengambil keputusan (Diadopsi dari penelitian Agustina, 2008) 123 LAMPIRAN 4 Daftar Identitas dan Jawaban Responden 124 No Lokasi KAP Jenis Umur Posisi Terakhir Pendidikan Lama Bekerja Kelamin Formal 1 Jakarta Selatan Laki-laki 23-40 Tahun Manajer Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 2 Jakarta Selatan Perempuan 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 3 Jakarta Selatan Perempuan 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 4 Jakarta Selatan Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 5 Jakarta Selatan Laki-laki 31-35 tahun Manajer Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 6 Jakarta Selatan Perempuan 26-30 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 7 Jakarta Selatan Laki-laki 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 8 Jakarta Selatan Perempuan 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 9 Jakarta Selatan Perempuan 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 10 Jakarta Selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 11 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 12 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 13 Jakarta Barat Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 14 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 15 Jakarta Barat Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 16 Jakarta selatan Perempuan 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 17 Jakarta Selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 Tahun 18 Jakarta Selatan Perempuan 26-30 Tahun Supervisor Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 19 Jakarta Selatan Perempuan 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 20 Jakarta Selatan Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 21 Jakarta Selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Sedang Studi S2 0-5 Tahun 22 Jakarta Selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 23 Jakarta Selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Senior Sedang Studi S2 0-5 Tahun 24 Jakarta Utara Perempuan 36-40 tahun Manajer Strata 2 (S2) 16-20 Tahun 125 Jenis pendidikan No Lokasi KAP Umur posisi terakhir lama bekerja Kelamin formal 25 Jakarta Utara Laki-laki 31-35 tahun Supervisor Strata 1 (S1) 11-15 Tahun 26 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 27 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 28 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 29 Jakarta Timur Laki-laki >40 tahun Supervisor Sedang Studi S2 >20 tahun 30 Jakarta Timur Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 tahun 31 Jakarta Timur Laki-laki >40 tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) >20 tahun 32 Jakarta Timur Perempuan 26-30 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 Tahun 33 Jakarta Timur Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior Sedang Studi S2 6-10 Tahun 34 Jakarta Timur Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 tahun 35 Jakarta Timur Perempuan 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 36 Jakarta Timur Laki-laki >40 tahun Auditor Senior Sedang Studi S2 6-10 Tahun 37 Jakarta Timur Laki-laki 31-35 tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 11-15 Tahun 38 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 Tahun 39 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 40 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 41 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 42 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 43 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 44 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 45 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 Tahun 46 Jakarta Barat Perempuan 26-30 Tahun Supervisor Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 47 Jakarta Barat Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 48 Jakarta Barat Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 126 No Lokasi KAP Jenis Umur posisi terakhir pendidikan formal lama bekerja Kelamin 49 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 50 Jakarta Barat Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 51 Jakarta Barat Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 52 Jakarta Barat Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 53 Jakarta Timur Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 54 Jakarta Timur Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 55 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 56 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Sedang Studi S2 0-5 Tahun 57 Jakarta Utara Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 58 Jakarta Utara Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 59 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Senior Diploma 0-5 Tahun 60 Jakarta Utara Perempuan 36-40 tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 6-10 Tahun 61 Jakarta Utara Perempuan 31-35 tahun Partner Strata 2 (S2) 11-15 Tahun 62 Jakarta Utara Laki-laki >40 tahun Partner Strata 3 (S3) >20 tahun 63 Jakarta Utara Laki-laki 36-40 tahun Partner Sedang Studi S3 >20 tahun 64 Jakarta Utara Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 65 Jakarta Timur Laki-laki 36-40 tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 66 Jakarta selatan Perempuan 20-25 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 67 Jakarta selatan Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 68 Jakarta selatan Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 69 Jakarta selatan Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Diploma 0-5 Tahun 70 Jakarta selatan Perempuan 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 127 No Lokasi KAP Jenis Umur posisi terakhir pendidikan formal lama bekerja Kelamin 71 Jakarta Selatan Laki-laki 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 72 Jakarta Selatan Perempuan 26-30 Tahun Auditor Senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 73 Jakarta Timur Laki-laki 20-25 Tahun Auditor Junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 74 Jakarta Selatan Wanita 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 75 Jakarta Selatan Wanita 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 76 Jakarta Selatan Pria 20-25 tahun Auditor senior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 77 Jakarta Selatan Wanita 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 78 Jakarta Selatan Wanita 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 79 Jakarta Pusat Wanita 20-25 tahun Auditor junior Diploma 0-5 Tahun 80 Jakarta Selatan Wanita 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 81 Jakarta Selatan Pria 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 82 Jakarta Pusat Pria 20-25 tahun Auditor junior Strata 1 (S1) 0-5 Tahun 128 Jawaban Responden Variabel Konflik Peran No RC_1 RC_2 RC_3 RC_4 RC_5 RC_6 RC_7 RC_8 1 3 1 2 1 1 3 2 1 2 3 1 1 1 1 2 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 2 4 3 1 1 1 1 2 1 1 5 2 2 2 1 2 3 2 1 6 3 1 1 2 2 4 2 2 7 1 1 2 1 2 3 2 1 8 3 3 2 3 2 2 2 2 9 3 3 2 3 2 2 2 2 10 4 2 2 3 3 2 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 3 12 1 1 1 1 2 2 4 4 13 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2 1 1 1 2 2 2 2 15 3 1 2 2 2 2 2 2 16 3 1 3 2 2 3 1 2 17 3 3 2 2 2 3 3 1 18 1 1 1 1 1 5 1 1 19 1 1 1 1 1 5 1 1 20 1 1 1 1 1 1 1 1 21 3 3 3 4 2 3 2 2 129 No RC_1 RC_2 RC_3 RC_4 RC_5 RC_6 RC_7 RC_8 22 1 1 1 1 1 2 1 1 23 4 4 4 4 3 4 3 1 24 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 1 1 1 1 26 1 1 1 1 1 1 1 1 27 1 1 1 1 1 1 1 1 28 1 1 1 1 1 1 1 1 29 2 2 2 2 2 2 2 2 30 1 1 2 2 2 1 2 2 31 1 1 1 1 1 1 1 1 32 3 2 2 2 3 4 3 1 33 1 1 1 1 1 1 1 1 34 1 1 1 1 1 1 1 1 35 2 2 4 3 2 4 4 4 36 3 2 2 2 3 4 3 1 37 3 3 3 3 3 3 3 3 38 1 1 3 1 1 5 1 1 39 1 1 1 1 1 4 1 1 40 1 1 1 1 1 4 1 1 41 1 1 1 1 1 3 3 1 42 1 1 1 1 1 3 3 1 43 1 1 1 1 1 3 3 1 44 1 1 1 1 1 3 3 1 45 1 1 1 1 1 3 3 1 130 No RC_1 RC_2 RC_3 RC_4 RC_5 RC_6 RC_7 RC_8 46 1 1 1 1 1 3 3 1 47 1 1 1 1 1 4 1 1 48 2 2 2 2 2 3 2 2 49 2 1 3 1 1 3 1 1 50 4 3 4 4 3 4 3 4 51 2 1 1 1 2 3 1 1 52 1 2 2 1 2 3 2 1 53 1 1 1 1 1 1 1 1 54 3 2 3 1 1 1 3 2 55 3 3 3 3 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 3 3 3 57 3 3 3 3 3 3 3 3 58 3 3 3 3 3 3 3 3 59 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 3 3 61 2 2 2 2 2 2 2 2 62 1 1 1 1 1 1 1 1 63 3 2 2 2 2 2 2 1 64 1 2 1 2 1 2 1 1 65 3 3 3 3 3 3 3 3 66 2 1 2 1 1 2 3 2 67 1 1 2 1 2 3 2 2 68 2 1 1 1 1 2 1 1 69 1 1 2 1 2 3 2 1 131 No RC_1 RC_2 RC_3 RC_4 RC_5 RC_6 RC_7 RC_8 70 2 1 3 2 3 2 1 1 71 3 2 3 3 2 3 3 3 72 2 1 2 3 2 2 3 1 73 2 1 1 1 2 2 2 1 74 1 1 1 1 1 2 1 1 75 4 2 3 2 2 4 3 1 76 4 1 3 4 1 5 2 1 77 2 1 1 1 1 1 2 1 78 1 1 2 2 2 4 2 2 79 2 2 1 2 2 4 2 3 80 2 1 2 1 1 2 1 2 81 3 1 2 3 2 4 2 2 82 1 1 1 1 1 3 2 1 132 Jawaban Responden Variabel Ketidakjelasan Peran No RA_1 RA_2 RA_3 RA_4 RA_5 RA_6 1 1 3 3 1 1 1 2 1 1 3 3 2 2 3 1 1 1 1 2 3 4 1 1 3 3 2 2 5 3 2 2 2 2 3 6 2 1 1 1 1 1 7 2 2 2 2 2 1 8 1 1 1 1 2 3 9 1 1 1 1 2 3 10 1 1 2 2 2 2 11 1 1 1 1 1 1 12 4 2 2 2 2 2 13 1 1 1 1 1 1 14 2 1 1 2 2 2 15 1 2 2 2 2 2 16 2 2 2 2 2 2 17 3 3 3 3 3 3 18 1 1 1 1 1 1 19 1 1 1 1 1 1 20 2 2 2 1 1 1 21 3 2 1 3 3 2 133 No RA_1 RA_2 RA_3 RA_4 RA_5 RA_6 22 1 1 1 1 1 1 23 1 1 1 1 1 2 24 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 1 3 26 1 1 1 1 1 3 27 1 1 1 1 1 3 28 1 1 1 1 1 3 29 2 2 2 2 2 2 30 2 2 2 3 3 2 31 1 1 1 1 1 1 32 2 3 3 3 2 3 33 1 1 1 1 1 1 34 1 1 1 1 1 1 35 4 4 3 4 3 3 36 2 3 3 3 2 3 37 3 3 3 3 3 3 38 1 2 3 1 2 3 39 1 2 3 1 2 3 40 1 2 3 1 2 3 41 1 1 1 1 1 1 42 1 1 1 1 1 1 43 1 1 1 1 1 1 44 1 1 1 1 1 1 45 1 1 1 1 1 1 134 No RA_1 RA_2 RA_3 RA_4 RA_5 RA_6 46 1 1 1 1 1 1 47 1 2 3 1 2 3 48 2 2 2 2 2 3 49 3 2 3 1 3 3 50 4 3 4 3 4 4 51 1 2 2 2 2 2 52 2 1 3 1 2 3 53 1 1 1 1 1 1 54 1 1 1 1 1 1 55 3 3 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 3 57 3 3 3 3 3 3 58 3 3 3 3 3 3 59 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 61 2 2 2 2 2 2 62 1 1 1 1 1 1 63 2 2 2 2 2 1 64 2 3 2 3 1 2 65 3 3 3 3 3 3 66 2 1 3 2 2 2 67 1 1 1 1 1 2 68 1 1 3 2 2 2 69 2 2 2 2 2 1 135 No RA_1 RA_2 RA_3 RA_4 RA_5 RA_6 70 3 1 1 3 2 2 71 2 3 2 3 2 3 72 1 3 3 2 1 3 73 2 2 1 1 1 2 74 1 1 1 1 1 1 75 1 2 3 2 2 2 76 3 1 3 2 2 1 77 1 1 2 2 2 2 78 2 3 2 3 2 3 79 2 1 3 2 2 3 80 2 3 3 2 2 2 81 4 4 5 5 5 3 82 1 3 1 3 3 2 136 Jawaban Responden Variabel Kinerja Audit No KA_1 KA_2 KA_3 KA_4 KA_5 KA_6 KA_7 KA_8 KA_9 KA_10 KA_11 KA_12 KA_13 KA_14 KA_15 1 3 2 1 2 3 1 2 2 2 3 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 5 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 7 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 10 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 4 5 4 5 13 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 17 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 5 3 4 3 4 18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 20 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 21 3 2 4 2 3 4 3 3 2 4 3 3 2 5 1 137 No KA_1 KA_2 KA_3 KA_4 KA_5 KA_6 KA_7 KA_8 KA_9 KA_10 KA_11 KA_12 KA_13 KA_14 KA_15 22 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 23 5 5 4 5 5 4 5 3 5 4 4 4 3 3 5 24 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 25 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 38 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 39 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 40 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 41 3 3 5 3 5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 42 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 43 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 44 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 138 No KA_1 KA_2 KA_3 KA_4 KA_5 KA_6 KA_7 KA_8 KA_9 KA_10 KA_11 KA_12 KA_13 KA_14 KA_15 45 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 46 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 47 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 48 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 49 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 50 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 51 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 52 5 2 3 4 2 2 1 3 3 4 3 3 2 2 3 53 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 64 3 1 2 3 2 3 2 1 3 2 1 3 2 1 2 65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 67 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 139 No KA_1 KA_2 KA_3 KA_4 KA_5 KA_6 KA_7 KA_8 KA_9 KA_10 KA_11 KA_12 KA_13 KA_14 KA_15 68 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 69 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 70 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 71 4 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 2 3 72 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 2 1 2 3 73 3 3 3 4 4 4 3 5 4 4 4 5 3 4 5 74 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 75 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 4 76 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 77 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 78 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 79 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 81 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 82 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 140 Jawaban Responden Variabel Intensi Keluar No IK_1 IK_2 IK_3 IK_4 IK_5 IK_6 1 3 5 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 3 3 2 3 3 3 6 4 4 5 4 3 4 7 5 5 5 5 3 3 8 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 10 5 5 4 4 4 4 11 4 4 4 4 2 2 12 5 5 5 5 5 5 13 4 4 4 4 4 4 14 3 4 3 3 3 3 15 3 4 3 3 3 3 16 2 4 3 2 2 3 17 3 3 3 3 3 3 18 5 5 1 1 1 1 19 5 5 1 1 1 1 20 4 4 5 5 3 3 21 3 5 5 3 3 3 22 4 4 4 4 2 3 23 5 4 5 4 4 4 24 4 4 4 2 4 4 25 4 4 4 2 4 4 26 4 4 4 2 5 5 27 5 5 5 2 5 5 28 4 4 4 2 5 5 29 3 3 3 3 3 3 30 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3 32 4 4 4 3 3 3 33 5 5 5 5 5 5 34 5 5 5 5 5 5 35 3 3 3 3 3 3 36 4 4 4 3 3 3 37 3 3 3 3 3 3 141 No IK_1 IK_2 IK_3 IK_4 IK_5 IK_6 38 4 5 4 3 3 3 39 4 5 4 3 4 4 40 4 5 4 3 4 4 41 4 4 4 4 4 4 42 4 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 45 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 47 4 5 4 3 4 4 48 5 5 5 5 5 5 49 3 3 3 3 2 2 50 3 3 3 2 3 2 51 3 4 3 3 3 3 52 5 4 5 3 3 3 53 4 1 4 4 4 3 54 4 4 4 4 4 4 55 3 3 3 3 3 3 56 3 3 3 3 3 3 57 4 4 4 4 4 4 58 3 3 3 3 3 3 59 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 61 4 4 4 4 4 4 62 5 5 5 5 5 5 63 3 3 3 3 3 3 64 3 3 2 3 2 3 65 3 3 3 3 3 3 66 4 3 3 3 3 3 67 5 5 5 5 4 4 68 4 4 3 3 3 3 69 5 5 5 5 3 3 70 3 5 1 3 3 2 71 2 3 2 4 2 3 72 1 4 1 2 2 3 73 5 5 2 5 4 4 74 4 4 4 4 4 3 75 3 3 2 2 2 3 76 2 1 2 3 2 2 142 No IK_1 IK_2 IK_3 IK_4 IK_5 IK_6 77 1 4 1 2 2 2 78 3 5 3 2 2 3 79 3 3 2 2 2 3 80 4 4 4 2 4 3 81 1 2 1 1 1 2 82 2 3 2 2 2 2 143 Jawaban Responden Variabel Kepuasan Kerja No KK_1 KK_2 KK_3 KK_4 KK_5 KK_6 KK_7 KK_8 KK_9 KK_10 KK_11 KK_12 KK_13 KK_14 KK_15 KK_16 KK_17 KK_18 KK_19 KK_20 1 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 6 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 7 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 10 2 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 11 4 4 4 4 2 3 2 4 5 4 4 5 3 4 5 5 5 2 4 5 12 5 5 3 2 4 3 4 5 3 5 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 2 3 2 4 14 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 15 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 18 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 19 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 20 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 144 No KK_1 KK_2 KK_3 KK_4 KK_5 KK_6 KK_7 KK_8 KK_9 KK_10 KK_11 KK_12 KK_13 KK_14 KK_15 KK_16 KK_17 KK_18 KK_19 KK_20 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 1 3 4 4 3 5 3 24 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 25 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 26 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 27 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 28 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 5 5 36 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 38 2 3 4 5 2 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 2 2 4 5 5 39 2 3 4 5 2 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 2 2 4 5 5 40 2 3 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 2 2 3 5 5 41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 145 No KK_1 KK_2 KK_3 KK_4 KK_5 KK_6 KK_7 KK_8 KK_9 KK_10 KK_11 KK_12 KK_13 KK_14 KK_15 KK_16 KK_17 KK_18 KK_19 KK_20 44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 47 2 3 4 5 3 3 4 4 5 5 4 3 3 3 4 2 2 4 5 5 48 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 49 3 4 2 2 4 4 2 4 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 51 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 5 4 4 5 52 4 4 3 4 4 5 5 4 3 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 5 3 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 59 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 66 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 5 146 No KK_1 KK_2 KK_3 KK_4 KK_5 KK_6 KK_7 KK_8 KK_9 KK_10 KK_11 KK_12 KK_13 KK_14 KK_15 KK_16 KK_17 KK_18 KK_19 KK_20 67 4 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 68 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 69 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 70 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 2 2 4 4 3 5 5 4 71 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 2 4 2 4 3 3 3 1 2 3 72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 73 4 4 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 4 3 5 74 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 75 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 76 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 3 4 4 77 2 2 4 4 2 4 2 2 2 4 2 4 1 1 4 4 4 1 1 1 78 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 80 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 81 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 4 4 3 2 2 82 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 147 LAMPIRAN 5 Output Hasil Pengujian Data 148 A. Uji Outer Model 1. Hasil Convergent Validity Tabel Outer Loading RC RA KK KA IK RC_1 0,834 RC_2 0,817 RC_3 0,876 RC_4 0,907 RC_5 0,832 RC_7 0,634 RC_8 0,633 RA_1 0,802 RA_2 0,852 RA_3 0,842 RA_4 0,882 RA_5 0,918 RA_6 0,699 KK_1 0,772 KK_2 0,844 KK_3 0,783 KK_6 0,770 KK-7 0,768 KK_8 0,855 KK_9 0,695 KK_10 0,534 KK_11 0,767 KK_12 0,652 KK_13 0,786 KK_14 0,701 KK_15 0,689 KK_16 0,681 KK_17 0,673 KK_18 0,728 KK_19 0,716 KK_20 0,753 KA_1 0,632 149 RC RA KK KA IK KA_2 0,795 KA_3 0,734 KA_4 0,719 KA_5 0,747 KA_6 0,846 KA_7 0,840 KA_8 0,843 KA_9 0,815 KA_10 0,754 KA_11 0,850 KA_12 0,809 KA_13 0,843 KA_14 0,753 KA_15 0,805 IK_1 0,856 IK_2 0,655 IK_3 0,865 IK_4 0,702 IK_5 0,847 IK_6 0,815 150 2. Hasil Discriminant Validity Tabel Cross Loading RC RA KK KA IK RC_1 0,846 0.520 -0,255 -0,129 -0,347 RC_2 0,841 0,479 -0,153 -0,096 -0,093 RC_3 0,874 0,620 -0,200 -0,240 -0,299 RC_4 0,917 0,590 -0,226 -0,237 -0,336 RC_5 0,843 0,626 -0,219 -0,100 -0,155 RC_7 0,625 0,420 -0,200 0,034 -0,122 RC_8 0,654 0,574 -0,092 -0,017 -0,171 RA_1 0,639 0,801 -0,243 -0,107 -0,354 RA_2 0,543 0,852 -0,300 -0,263 -0,426 RA_3 0,461 0,842 -0,381 -0,376 -0,462 RA_4 0,606 0,881 -0,388 -0,314 -0,553 RA_5 0,648 0,918 -0,441 -0,318 -0,485 RA_6 0,517 0,700 -0,267 -0,392 -0,224 KK_1 -0,075 -0,324 0,772 0,578 0,278 KK_2 -0,147 -0,440 0,840 0,507 0,432 KK_3 -0,151 -0,432 0,778 0,420 0,285 KK_6 -0,261 -0,403 0,764 0,334 0,305 KK-7 -0,144 -0,343 0,764 0,334 0,305 KK_8 -0,243 -0,335 0,853 0,389 0,392 KK_9 -0,277 -0,373 0,692 0,365 0,347 KK_10 -0,164 -0,157 0,538 0,316 0,167 KK_11 -0,284 -0,255 0,770 0,430 0,391 KK_12 0,034 -0,198 0,663 0,468 0,169 KK_13 -0,042 -0,291 0,784 0,435 0,419 KK_14 -0,212 -0,212 0,706 0,322 0,179 KK_15 -0,262 -0,240 0,696 0,396 0,317 KK_16 -0,125 -0,234 0,690 0,434 0,079 KK_17 -0,156 -0,219 0,683 0,468 0,096 KK_18 -0,234 -0,212 0,730 0,204 0,306 KK_19 -0,244 -0,337 0,717 0,207 0,462 KK_20 -0,346 -0,323 0,755 0,315 0,458 KA_1 -0,126 -0,194 0,295 0,633 -0,019 KA_2 -0,016 -0,233 0,288 0,795 -0,024 KA_3 -0,109 -0,304 0,350 0,733 0,141 KA_4 -0,133 -0,239 0,378 0,720 0,038 151 RC RA KK KA IK KA_5 -0,197 -0,317 0,288 0,746 0,129 KA_6 -0,053 -0,274 0,517 0,846 0,103 KA_7 -0,188 -0,388 0,387 0,839 0,212 KA_8 -0,215 -0,306 0,364 0,843 0,145 KA_9 -0,248 -0,409 0,397 0,815 0,145 KA_10 -0,100 -0,229 0,457 0,755 -0,004 KA_11 -0,144 -0,334 0,340 0,850 0,125 KA_12 -0,034 -0,217 0,562 0,809 0,151 KA_13 -0,191 0,241 0,364 0,844 0,135 KA_14 -0,124 -0,241 0,595 0,753 0,294 KA_15 -0,204 -0,241 0,458 0,806 0,217 IK_1 -0,335 -0,531 0,542 0,327 0,856 IK_2 -0,374 -0,403 0,336 0,044 0,654 IK_3 -0,168 -0,359 0,356 0,119 0,864 IK_4 -0,075 -0,347 0,154 0,180 0,705 IK_5 -0,201 -0,379 0,245 0,010 0,847 IK_6 -0,192 -0,370 0,236 -0,008 0,814 152 3. Uji Reabilitas Tabel Composite Reliability Composite Reliability Konflik Peram 0,928 Ketidakjelasan Peran 0,932 Kepuasan Kerja 0,955 Kinerja Audit 0,961 Intensi Keluar 0,910 Tabel Cronbach Alpha Cronbach Alpha Konflik Peram 0,911 Ketidakjelasan Peran 0,912 Kepuasan Kerja 0,950 Kinerja Audit 0,956 Intensi Keluar 0,881 153 B. Uji Inner Model Gambar Inner Model Sebelum Modifikasi 154 Gambar Inner Model Setelah Modifikasi 155 Hasil Bootstrapping 156 1. Uji Hipotesis Tabel Path Coefficient (Mean, STDEV, T-Value) Original Sample Standard T- P Sample Mean Deviation Statistic Value (O) (M) (STDEV) (IO/stdev) KK → IK 0,250 0,280 0,110 2,274 0,023 KK → KA 0,456 0,471 0,099 4,612 0,000 RA → IK -0,454 -0,432 0,170 2,672 0,008 RA → KA -0,242 -0,233 0,161 1,505 0,133 RA → KK -0,456 -0,469 0,100 4,573 0,000 RC → IK 0,062 -0,024 0,156 0,401 0,689 RC →KA 0,103 0,092 0,163 0,634 0,527 RC → KK 0,060 0,059 0,127 0,469 0,639 2. Evaluasi Model Tabel R-Square R-Square Kepuasan Kerja 0,175 Kinerja Audit 0,311 Intensi Keluar 0,321 157