1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah PT XL Axiata Tbk. yang telah beroperasi di industri telekomunikasi selama 14 tahun dan merupakan salah satu operator seluler terkemuka di Indonesia yang memberikan layanan GSM (XL Prabayar dan XL Pascabayar) dan layanan korporasi termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. Gambar 1.1 Logo Perusahaan (Sumber: http://www.xl.co.id diakses pada 21 Maret 2013) XL Bebas merupakan produk terbaru XL yang diluncurkan pada tahun 2013, yang menawarkan kartu Perdana XL Bebas seharga Rp 5 ribu. Kartu ini memiliki masa aktif selama 6 bulan, dengan kuota 75MB/bulan. Untuk mendapatkan kuota 75MB/bulan, pelanggan cukup melakukan isi ulang pulsa Rp5 ribu setiap bulannya. Isi ulang Rp5 ribu tersebut juga dapat digunakan pelanggan untuk layanan XL lainnya, seperti voice dan SMS. (Sumber: http://www.xl.co.id diakses pada 21 Maret 2013). 1.1.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Excelcomindo Pratama Tbk (sekarang PT. XL Axiata, Tbk) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT. Grahametropolitan Lestari, yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Rajawali Group. Bisnis utama perusahaan pada saat itu adalah jasa dan perdagangan. Pada tahun 1995, setelah mendapat penanaman modal asing dari Nynex, AIF, dan Mitsui, PT Graha berubah namanya menjadi PT Excelcoindo Pratama. Kemudian XL masuk ke dalam bisnis telekomunikasi, dan menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996, XL saat ini adalah penyedia layanan seluler dengan jaringan yang luas dan berkualitas di seluruh Indonesia bagi pelanggan ritel (Consumer Solutions) dan solusi bagi pelanggan korporat (Business Solutions). 1 XL menjadi satu-satunya operator yang memiliki jaringan serat optik yang luas. XL telah meluncurkan XL 3G pada 21 September 2006, layanan telekomunikasi selular berbasis 3G pertama yang tercepat dan terluas di Indonesia. XL dimiliki secara mayoritas oleh Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (dahulu Indocel Holding Sdn Bhd) (66,55%) dan sisanya adalah publik (33,45%). Sebagai bagian dari Axiata Group bersama-sama dengan Aktel (Bangladesh), HELLO (Cambodia), Idea (India), MTCE (Iran), Celcom (Malaysia), Multinet (Pakistan), M1 (Singapore), Samart (Thailand) dan Dialog (Sri Lanka), menjadi yang terbaik di wilayah Asia. 1.1.2 Visi dan Misi Perusahaan PT XL Axiata Tbk. memiliki visi dan misi sebagai berikut: Visi : Menjadi operator seluler no. 1 di Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk komitmen dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, pemegang saham dan karyawan. Misi : 1.Memberikan kualitas pelayanan. 2.Menjadikan mitra yang dapat dipelanggankan. 3. Menjadi perusahaan pilihan dalam industri telekomunikasi. 1.1.3 Struktur Organisasi PT XL Axiata Tbk. Gambar 1.2 General Meeting of Shareholders / GMoS Nominating and Remuneration Commitee Board of Directors Board of Commissioners Board Audit Committee Directorates CEO COO Finance Marketin Office Office g Technology, Content, Service Commerce and New Business Management (Sumber: http://www.xl.co.id diakses pada 21 Maret 2013) 2 1.2 Latar Belakang Dalam era teknologi informasi seperti saat ini, perkembangan berbagai jenis industri khususnya industri telekomunikasi di Indonesia menyebabkan semakin bertambah tingginya persaingan antar perusahaan operator dalam mempengaruhi konsumen untuk menempatkan dan mempertahankan produk di mata konsumen. Limpahan informasi dan terbukanya peluang untuk mengakses informasi membuat konsumen semakin kritis dalam memilih produk. Selain mempertahankan pelanggan, perusahaan juga harus menarik pelanggan baru di era kompetisi yang ketat ini. Merek menjadi topik yang sangat menarik untuk dibicarakan oleh pemasar, karena merek merupakan rangkuman berbagai strategi perusahaan di pasar. Ketajaman merancang strategi dengan orientasi membangun merek akan lebih menguntungkan perusahaan ke depannya. (Sumber: http://www.topbrand-award.com/ diakses pada 29 Agustus 2013). Berikut adalah grafik hasil survey TOP BRAND pada tiga perusahaan operator seluler terbesar di Indonesia: Grafik 1.1 (Sumber: http://www.topbrand-award.com/ diakses pada 29 Agustus 2013). Berdasarkan Grafik 1.1, menunjukan bagaimana pergerakan Top Brand Index 9 tahun terakhir dari tiga pemain besar (Telkomsel, Indosat, dan XL), terlihat bahwa Telkomsel sukses menjadikan merek-mereknya menjadi merek yang popular dan melejit dari tahun 2008, diikuti oleh Indosat lalu kemudian XL. 3 Tren Top Brand Index yang meningkat juga terlihat pada operator XL dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 namun sedikit menurun di tahun 2011. Dukungan biaya komunikasi XL di tahun 2010 lalu sebesar 593 milyar naik sebesar 66% dari tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan komitmen dan keseriusan XL dalam membangun mereknya. Survey ini melibatkan 5200 responden di delapan kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Pekanbaru, dan Balikpapan. “Memang XL mengalami pertumbuhan yang luar biasa, namun strategi pertumbuhan XL kurang menyentuh pada strategi merek. Artinya, keberhasilan XL masih menyisakan pekerjaan rumah yang cukup berat ke depan. Strategi yang berorientasi pada merek menjadi pilihan mutlak bagi strategi pertumbuhan XL ke depan”, Faradissa Kasmy, Head of Consultant, Frontier Group. (Sumber: http://www.topbrand-award.com/ diakses pada 29 Agustus 2013). Mengenai jumlah pelanggan, XL juga berada dibawah 2 pesaing terberatnya, dapat dilihat pada tabel jumlah pelanggan operator seluler di Indonesia berikut: Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Operator Selular di Indonesia Jumlah No Operator Teknologi Pelanggan GSM, GPRS, EDGE, UMTS, 109 Juta 1 Telkomsel HSPA (2012) CDMA2000 1x, EV-DO Rev 52 Juta 2 Indosat 0, GSM, GPRS, EDGE, (2012) UMTS, HSPA GSM, GPRS, EDGE, UMTS, 47 Juta 3 XL Axiata HSDPA (2012) Telkom 18 Juta 4 CDMA2000 1x, EV-DO (Flexi) (2011) 1800 MHz GSM, GPRS, 16 Juta 5 Axis EDGE, UMTS (2012) Bakrie CDMA2000 1x, EV-DO Rev 15 Juta 6 Telecom A (2011) Hutchison GSM, GPRS, EDGE, UMTS, 14 Juta 7 (3) HSPA (2011) 4 Jumlah No Operator Teknologi Pelanggan Smart CDMA2000 1x, EV-DO Rev 8 Juta 8 Telecom A (2012) Mobile-8 / CDMA2000 1x, EV-DO Rev 7 Juta 9 SmartFren B (2012) (Sumber: http://www.poztmo.com diakses pada 21 Maret 2013) Berdasarkan Tabel 1.1 diatas, terlihat bahwa XL juga berada pada urutan ketiga dibawah Telkomsel dan Indosat dalam hal jumlah pelanggan. Dimana XL memiliki 47juta pelanggan, Indosat 52juta pelanggan, dan Telkomsel 109juta pelanggan. XL memiliki total pelanggan sebesar 8,6 juta pelanggan di Central Region, yang mencakup kawasan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta. Dari total tersebut, Jawa Barat merupakan komposisi terbesar dengan 3,5 juta pelanggan. Menurut Kencana Wibowo, Vice President Central Region XL Axiata, pertumbuhan pelanggan lebih signifikan ketimbang pertumbuhan pelanggan secara menyeluruh. (Sumber: http://log.viva.co.id/ diakses pada 29 Agustus 2013). Regional Sales Operations Manager (RSOM) XL Central Java Anne J. Saptariyah menambahkan jumlah pelanggan XL di Semarang sebanyak 706 ribu, DIY 1,4 juta, Bandung 2,2 juta pelanggan. (Sumber: http://www.promojateng-pemprovjateng.com/ diakses pada 29 Agustus 2013). Melihat dari data dan pernyataan tersebut, dapat diperkirakan jumlah pelanggan di Kota Bandung mendominasi pelanggan Central Region yang pertumbuhan pelanggannya lebih signifikan ketimbang pertumbuhan pelanggan menyuluruh. Maka, Kota Bandung diperkirakan juga berpotensial untuk meningkatkan brand awareness XL Perusahaan melakukan aktivitas komunikasi pemasaran untuk menarik pelanggan baru sekaligus memperkenalkan produknya kepada masyarakat luas. Aktivitas komunikasi pemasaran adalah aktivitas perusahaan untuk menginformasikan, mempengaruhi, dan mengingatkan konsumen, baik langsung ataupun tidak langsung tentang produk atau merek yang mereka jual, yang dapat dilakukan dengan cara advertising, sales promotion, event and experience, public relation and publicity, direct marketing, interactive marketing, word of mouth marketing, dan personal selling (Kotler & Keller, 2012:498). Salah satu aktivitas yang disukai oleh perusahaan adalah advertising (beriklan) (Kotler & Keller, 2012:498-500). Iklan merupakan bentuk berbayar dari promosi atas ide, barang atau jasa, dengan identifikasi sponsor melalui media cetak (koran dan majalah), media siaran (radio dan televisi), media jaringan (telepon, kabel, satelit, wireless), media elektronik (audiotape, videotape, 5 videodisk, CD-ROM, situs), dan media display (billboard, signs, dan poster) (Kotler & Keller, 2012:500). Aktivitas iklan melalui televisi sangat digemari perusahaan, dilihat dari perolehan iklan di Indonesia pada 2012 tercatat mencapai lebih dari Rp87 triliun atau tumbuh sekitar 20% dari tahun sebelumnya. Stasiun televisi masih mendominasi pangsa iklan tahun lalu dengan meraup 64% dari total belanja iklan, diikuti oleh surat kabar (33%) dan majalah, serta tabloid (3%). (sumber: artikel http://www.bisnis.com/ diakses pada 21 Maret 2013). Salah satu strategi perusahaan dalam beriklan adalah memberikan celebrity endorse pada iklannya untuk menarik perhatian masyarakat pada produk dan mereknya (Kotler & Keller 2012:508). Bintang iklan (celebrity endorser) merupakan tokoh (aktor penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinya di dalam bidang-bidang berbeda dan berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk (Terence Shimp 2003:460). Bintang iklan memiliki peran yang penting terhadap brand, tidak hanya menyokong produk,