Tugas Akhir - 2013

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP MINIMARKET DI KOTA BANDUNG (STUDI KASUS : ALFAMART, , YOMART, , , YOGYA EXPRESS)

Aditya Hutomo Putra¹, Refi Rifaldi Windya Giri², St³

¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu preferensi konsumen terhadap minimarket yang ada di kota Bandung. Objek studi penelitian ini adalah beberapa minimarket yang ada di kota Bandung, seperti Alfamart, Indomaret, Yomart dan minimarket yang menawarkan konsep baru dalam hal berbelanja seperti, Circle K, Yogya Express dan Lawson. Atribut yang digunakan didalam penelitian ini adalah store image, harga, store layout, lokasi dan layanan tambahan yang di berikan oleh minimarket tersebut. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis conjoint, Analisis conjoint adalah analisis yang paling umum untuk diterapkan terhadap market riset dan studi pengembangan poduk dengan tujuan memperoleh skor kegunaan (Utility) yang dapat mewakili kepentingan setiap aspek produk, juga memperoleh skor kepentingan (Importance), sehingga dari skor tersebut dapat ditarik kesimpulan tentang atribut apa yang paling dipertimbangkan konsumen dalam memilih sebuah produk. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya skor kepentingan dan dari setiap atribut dan taraf yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap minimarket yang ada di kota Bandung. Konsumen minimarket yang menjadi responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa mereka menyukai sebuah minimarket yang memiliki image sebagai minimarket yang memiliki produk yang lengkap dan berkualitas, menerapkan harga rendah, kemudian layout yang digunakan adalah layout race track, berada pada lokasi yang berada di jalan raya yang memiliki akses 2 arah, memiliki karyawan yang ramah dan menyediakan layanan sarana makan di tempat. Selanjutnya nilai kepentingan yang diperoleh setiap atribut dalam penelitian ini adalah atribut harga dengan nilai sebesar 63,59%, lokasi sebesar 12,20%, layanan tambahan sebesar 9,17%, image sebesar 7,70%, karyawan sebesar 4,30%, layout sebesar 3,04% Kata kunci : Minimarket di kota Bandung, preferensi konsumen dan conjoint analysis

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

Minimarket adalah sebuah jenis usaha yang menggabungkan antara konsep swalayan dalam skala kecil dengan target pasar yang sama dengan target pasar pada pasar tradisional. Persaingan yang terjadi pada bisnis minimarket saat ini sangatlah ketat, dapat dilihat pertumbuhan minimarket di kota Bandung yang sangat signifikan. Menurut data dari Dinas KUKM dan Industri Perdagangan kota Bandung hingga tahun 2011 jumlah minimarket di kota Bandung adalah 353 minimarket.

Pengambilan objek studi dalam penelitian ini adalah minimarket yang merupakan mayoritas di kota Bandung, seperti Alfamart, Indomaret, Yomart dan Cricle K dan minimarket yang menawarkan sebuah konsep baru dalam minimarket, seperti Lawson dan Yogya Express

1.1.1 Alfamart

Didirikan pada tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart/ Perseroan), mengawali usahanya di bidang perdagangan dan distribusi, kemudian pada 1999 mulai memasuki sektor minimarket. Ekspansi secara ekponensial dimulai Perseroan pada tahun 2002 dengan mengakusisi 141 gerai Alfaminimart dan membawa nama baru Alfamart. Saat ini Alfamart merupakan salah satu yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 2,1 juta pelanggan setiap harinya di hampir 6.000 gerai yang tersebar di

1

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 . Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau, tempat belanja yang nyaman, serta lokasi yang mudah dijangkau. Didukung lebih dari 60.000 karyawan.

Hingga tahun 2012 jumlah outlet Alfamart di kota Bandung menurut data statistik, kota Bandung berjumlah 216 buah yang tersebar di seluruh kota Bandung

1.1.1.1 Logo Alfamart

Gambar 1.1

Logo Alfamart

Sumber: Alfamartku.com

1.1.2 Indomaret

Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merek dagang Indomaret dipegang oleh PT. Indomarco Prismatama.

Indomaret merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2. Dikelola oleh PT Indomarco Prismatama,

Tahun 1997 perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia, setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 2

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 gerai. Pada Mei 2003 Indomaret meraih penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003″ dari Presiden Megawati Soekarnoputri. Lebih dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen sehari-hari. Hingga tahun 2012 jumlah outlet Indomaret di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota Bandung berjumlah 154 buah.

1.1.2.1 Logo Indomaret

Gambar 1.2

Logo Indomaret

Sumber: Indomaret.co.id

1.1.3 Yomart

Yomart adalah perusahaan ritel modern yang berfokus di bidang minimarket yang telah melayani kebutuhan masyarakat akan barang kebutuhan sehari-hari. Minimarket merupakan bagian dari Yogya Group sebuah kelompok usaha ritel skala nasional yang berpusat di Bandung dan telah berpengalaman mengelola usaha ritel sejak tahun 1982.

Minimarket ini membuka tokonya yang pertama pada Agustus 2003 di Ciwastra Bandung kemudian akhirnya menyebar sampai di kota besar lain di Jawa Barat. Sampai 2011 Yomart mengelola lebih dari 250

3

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 toko yang dimilikinya sendiri dan tersebar hampir di setiap kota/kabupaten di Jawa Barat. Hingga tahun 2012 jumlah outlet Yomart di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota Bandung berjumlah 94 buah

1.1.3.1 Logo Yomart

Gambar 1.3

Logo Yomart

Sumber : Yomart-minimarket.com

1.1.4 Circle K

Circle K adalah waralaba Toko kelontong atau minimarket Internasional yang berasal dari Amerika Serikat. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1951 di El Paso, Texas. Jaringan minimarket Circle K kini dimiliki dan dioperasikan oleh jaringan waralaba toko retail terbesar di Kanada, yaitu perusahaan Alimentation Couche-Tard.

Circle K adalah pelopor sebuah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh. Hal ini menjadikannya popular di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang. Circle K menjadi trend-setter bagi banyak minimarket sejenis yang muncul kemudian hari. Saat ini Circle K populer di kalangan remaja kota besar di Indonesia. Di mata remaja, Circle K dicitrakan sebagai

4

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 minimarket zaman sekarang, mereka menyediakan berbagai minuman alkohol dan rokok yang cukup lengkap dan beroperasi 24 jam, sebuah hal yang diminati oleh remaja Indonesia masa kini. Pembeli dari gerainya juga diijinkan untuk duduk di depan gerainya sambil menikmati belanjaannya sehingga secara tidak langsung Circle K menjadi kawasan berkumpulnya remaja di kala malam hari. Hingga tahun 2012 jumlah outlet Circle K di kota Bandung menurut data statistik, BPS kota Bandung berjumlah 53 buah.

1.1.4.1 Logo Circle K

Gambar 1.4

Logo Circle K

Sumber: Circlek.com

1.1.5 Lawson

Lawson adalah minimarket berasal dari Jepang yang merupakan tiga besar merek terbesar di Jepang. Lainnya setelah 7-Eleven dan Family Mart. Lawson sudah memiliki cabang kurang lebih 10.000 gerai di berbagai negara seperti Indonesia, 5

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 Hawai, dan Cina. Dan untuk memperluas jaringannya, Lawson di Indonesia baru saja ada di dan Bandung, biasanya minimarket ini menjadi tempat ngumpulnya anak muda untuk menghabiskan waktu. Di Indonesia Lawson dikelola oleh PT Midi Utama Indonesia. Presiden Komisaris PT Midi Utama Indonesia. Pada saat ini outlet Lawson di kota Bandung berjumlah 2 buah

1.1.5.1 Logo Lawson

Gambar 1.5

Logo Lawson

Sumber: Lawson.jp

1.1.6 Yogya Express

Yogya Express merupakan salah satu perusahaan yang dimiliki oleh Yogya Group, sebuah mini market yang menawarkan sebuah konsep baru dalam menjalankan sebuah bisnis minimarket. Dengan menawarkan pelayanan lebih terhadap segi kenyamanan yang diterima 6

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 oleh konsumen. Pada saat ini Yogya Express baru tersedia di kota Bandung, jumlah outlet Yogya Express pada saat ini berjumlah 2 buah.

1.1.6.1 Logo Yogya Express

Gambar 1. 6

Logo Yogya Express

Sumber: google.com

1.2 Latar Belakang

Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dalam tiga tahun terakhir menarik perhatian di Asia, khususnya di antara Negara berkembang. Setelah krisis keuangan di tahun 2008, tahun 2010 tercatat sebagai tahun pertumbuhan terbaik yang hampir diseluruh sektor industri tidak terkecuali dengan sektor industri ritel.

Persaingan bisnis ritel pada saat ini Semakin ramai, dinamis, dan tuntutan inovasi semakin tinggi. Proses evolusi terus bergulir sesuai dengan perubahan konsumen dan daya belinya. Format dituntut berubah untuk menciptakan segmen-segmen baru. Convenience store yang dulunya toko grocery untuk kaum pria, kini menjadi tempat hang out konsumen lebih

7

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 muda, tak terkecuali perempuan. Minimarket melebar menuju lebih premium. Hipermarket menjadi mid size (compact). Semua bermetamorfosa, yang menandakan mereka berjuang untuk hidup ke masa depan. Yang basic kini menuju ke arah lifestyle.

Pertumbuhan ritel tahun 2011 tumbuh sebesar 11% didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, populasi penduduk yang besar, naiknya pendapatan per-kapita dan pembangunan berkelanjutan pada infrastruktur ritel. Selain adanya perubahan pada gaya hidup dan tren perbelanjaan modern pada masyarakat kelas mengah ke atas, dimana belanja tidak hanya untuk membeli produk yang dibutuhkan tetapi juga untuk kegiatan rekreasi, yang turut merangsang pertumbuhan industri ritel

Gambar 1.7

Pertumbuhan Industri Ritel Indonesia tahun 2011

Pertumbuhan Industri Ritel 30%

20%

10%

0% 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Sumber: Nielsen, pefindo deviasi valuasi saham &indexing, 2011

Sepanjang tahun 2011 pasar ritel Indonesia mencapai 11% dengan pertumbuhan ekonomi 6,6%. Tahun 2012 Komite Ekonomi Nasional (KEN) memperkirakan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% dan penjualan ritel terus menigkat. faktor banyaknya investor asing yang masuk ke Indonesia 8

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 menyebabkan terjadinya persaingan yang kuat antara pasar modern dengan pasar modern dan pasar modern dengan pasar tradisional.

Tingginya persepsi pertumbuhan retail Indonesia tecermin pada hasil riset sebuah perusahaan konsultan manajemen dunia, AT Kearney, belum lama ini. Perkembangan bisnis retail di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ternyata sudah fenomenal di Asia, khususnya di antara negara berkembang. Indonesia tercatat menempati peringkat ketiga pasar retail terbaik di Asia.

Perusahaan konsultan manajemen dunia, AT Kearney mengeluarkan laporan pertumbuhan industri ritel terbaik di sejumlah negara berkembang di dunia. Laporan berjudul Global Retail Development Index (GRDI) 2011 ini menilai kondisi industri ritel di 30 negara berkembang di dunia dan memeringkatkan mereka berdasarkan sejumlah faktor, di antaranya risiko usaha, populasi penduduk, serta kekayaan yang dikaitkan dengan kondisi industri ritel terkini. Dan menurut laporan ini Indonesia berada di peringkat ketiga pasar ritel terbaik di Asia. GRDI menilai pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia akan tetap cerah dengan pertumbuhan permintaan domestik dan ekspor yang tinggi, penjualan ritel yang stabil dan membaiknya kepercayaan konsumen. GRDI memperkirakan bahan pangan merupakan sektor bisnis yang sangat penting bagi kawasan ini, bahkan bias mencapai dua pertiga dari penjualan ritel.

Menurut data dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Industri perdagangan Kota Bandung September 2011. Bentuk-bentuk baru sarana perdagangan modern di Indonesia terdiri dari pusat perbelanjaan, Departemen store, Hypermarket, , Minimarket, factory outlet,

9

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 distribute outlet, dan fast food pertumbuhan dari bentuk-bentuk baru ritel modern tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 1.10

Proporsi Ritel Modern Indonesia Tahun 2011

proporsi ritel modern 2011

sarana perdagangan lain pusat perbelanjaan mall departemen store hypermarket supermarket mini market

Sumber : data dinas KUKM dan Industri perdagangan tahun 2011

Berdasarkan Gambar 1.10 selama tahun 2011 pasar modern masih didominasi oleh pertumbuhan minimarket dengan proporsi pasar sebesar 48% diikuti dengan sarana perdagangan lain.

Kondisi yang seperti tersebut tergambar di kota Bandung. Keberadaan sarana perdagangan modern yang ada di kota Bandung mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Jawa Barat, menurut berita resmi Statistik Provinsi Jawa Barat No. 49/11//32/th XVIII, 7 November 2011 pada

10

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 triwulan III laju pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa barat tumbuh hingga 2,99%

Tabel 1.1

Data Sarana Perdagangan Kota Bandung Tahun 2009-2011

No Jenis sarana Jumlah perdagangan 2009 2010 2011

1 Mall 47 41 28

2 Supermarket 51 40 26

3 Minimarket 229 316 357

4 Hypermarket 2 5 8

5 Perkulakan 5 3 3

6 Departemen store 11 13 16

7 Factory outlet 98 98 98

8 Distribusi store 135 135 135

Sumber : Data Dinas KUKM dan industri perdagangan Kota Bandung, 2011

Dari data yang dapat dilihat pada tabel 1.1 perkembangan pesat yang sangat signifikan terjadi pada bisnis minimarket di kota Bandung, pada tahun 11

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 2009 jumlah minimarket di kota Bandung berjumlah 229 buah. Di tahun 2010 naik menjadi 316 buah, Kemudian pada tahun 2011 bertambah kembali hingga ke angka 357 buah minimarket. Kenyataan tersebut akan menimbulkan sebuah kompetisi sesama produsen minimarket tersebut. setiap perusahaan akan berusaha untuk saling memperebutkan pangsa pasar didalam pasar tersebut. Michael Porter mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya tarik jangka panjang intrinsik sebuah pasar atau segmen pasar yaitu, pesaing industri, pendatang baru potensial, pengganti, pembeli dan pemasok (Kottler dan Keller, 2009:320)

Beberapa buah mini market yang sudah punya nama di kota Bandung, mulai dari konsep minimarket yang sederhana, yaitu hanya dengan menjual barang–barang kepada konsumen seperti, Alfamart, Indomart, Yomart. Hingga minimarket yang menawarkan nilai tambah yang akan didapat oleh konsumen, seperti, Circle K, Yogya Ekspress dan Lawson.

Persaingan antara bisnis ritel mini market di kota Bandung pada saat ini sangatlah ketat. Terbukti dengan jumlah minimarket yang ada pada saat ini di kota Bandung, hingga tahun 2011 berjumlah 357 buah minimarket. Sebuah bentuk pasar persaingan sempurna pun terjadi di dalam persaingan ini, hampir disetiap lokasi di kota Bandung kita dapat menjumpai minimarket Tersebut, dan faktanya posisi minimarket tersebut tidaklah berjauhan.

Menurut Ali, Kapoor dan Moorthy (2010). Bahwa preferensi konsumen terhadap pasar sangat tergantung pada kenyamanan dalam pembelian di pasar bersama dengan ketersediaan layanan tambahan, serta layanan yang mampu menimbulkan daya tarik bagi anak-anak, fasilitas- fasilitas pokok dan keterjangkauan mencapai pasar tersebut. persaingan ini 12

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 memicu setiap produsen dari minimarket tersebut untuk terus meningkatkan kualitas dari produknya, bahkan harga pada saat ini bukanlah menjadi prioritas utama bagi konsumen untuk menentukan pilihannya terhadap sebuah

minimarket. Seperti Yogya Ekspress sebuah konsep minimarket yang menjual produknya di harga kisaran menengah ke atas, namun tetap dikunjungi oleh konsumen karena Yogya Ekspress menambahkan nilai tambah dalam penjualan produknya, yaitu menyediakan tempat untuk bersantai bagi para konsumennya sambil menikmati produk yang dia beli di Yogya Ekspress. Menurut Kottler dan Keller didalam bukunya “Marketing Management” (2009:14), mengatakan bahwa sebuah perusahaan akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli pasaran atau konsumen. Konsumen memilih penawaran yang berbeda-beda berdasarkan persepsinya akan penawaran yang memeberikan nilai terbesar.

Dari fakta-fakta di atas, menuntut para produsen mini market untuk menyiapkan strategi bagaimana cara meningkatkan rasa kenyamanan (convenience) yang memuaskan para konsumen, dengan mengetahui apa saja preferensi konsumen sehingga memilih minimarket tersebut. sehingga penilitian ini berjudul, “Analisis Preferensi Konsumen Dalam Memilih Minimarket di Kota Bandung (studi kasus : ALFAMART, INDOMARET, YOMART, CIRCLE K, LAWSON, YOGYA EXPRESS)”

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka dapat diidentifikasi permasalahan didalam penelitian ini adalah bagaimana preferensi konsumen terhadap Minimarket di kota Bandung ?

13

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui preferensi konsumen di kota Bandung terhadap Minimarket.

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan

Sebagai bahan masukan kepada pihak minimarket untuk menentukan apa yang menjadi preferensi konsumen saat ini.

2. Bagi pihak lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan tambahan pengetahuan bagi pihak lain yang ingin mempelajari tentang strategi bisnis.

1.6 Sistematika Penulisan Penelitian

Sistematika Skripsi bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai isi skripsi ini agar jelas dan tersruktur, maka dibawah ini disajikan secara garis besar sistematika skripsi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tinjauan terhadap objek penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

14

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi kajian pustaka, landasan teori yang terbagi menjadi pengertian preferensi, perilaku konsumen, bisnis ritel dan kerangka pemikirian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi jenis penelitian, variable penelitian, operasional variable penelitian, hubungan antar variable, populasi dan sampel, metode instrument pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV menceritakan hasil dan pembahasan mengenai karakteristik responden dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analisis data yang telah dilakukan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya.

15

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis dapat ditarik kesimpulan tentang preferensi konsumen minimarket kota Bandung terhadap minimarket yang ada di kota Bandung. Sebagai berikut :

Tabel 5.1

Tabel Preferensi Konsumen Terhadap Minimarket yang Ada di Kota Bandung

Atribut Level Preferensi Konsumen Saat ini Store 1.Toko yang memiliki produk lengkap image dan berkualitas

2.Toko yang sering memberikan diskon dan bonus pembelian Toko yang memiliki produk yang 3.Toko yang memiliki bangunan dan lengkap dan berkualitas dekorasi yang menarik

4.Toko yang memiliki pelayanan yang bagus Harga 1. Harga rendah

2. Harga biasa Harga rendah

3. Harga tinggi Store 1. Grid layout 2. Race track Race track

3. Free flow

118

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 Lanjutan tabel 5.1

Atribut Level Preferensi Konsumen Saat ini Lokasi 1. Di jalan raya yang memiliki akses 2 arah Di jalan raya yang memiliki 2. Di sekitar fasilitas umum akses 2 arah

3. Di pemukiman warga karyawan 1.Karyawan yang memiliki respon yang cepat

2.Karyawan yang berpenampilan Karyawan yang ramah menarik

3. Karyawan yang ramah Layanan 1. Menyediakan Bank service tambahan 2. Sering mengadakan event Menyediakan sarana makan di 3.Menyediakan sarana makan ditempat tempat

Sumber : pengolahan data kuisioner

Berdasarkan tabel 5.1 di atas menyatakan bahwa konsep minimarket yang diinginkan oleh responden di dalam penelitian ini, yaitu pada saat ini adalah minimarket yang memiliki produk yang lengkap dan berkualitas, harga di minimarket tersebut rendah, minimarket tersebut menggunakan layout race track, lokasi mini market tersebut berada di jalan raya yang memiliki akses 2 arah, karyawan-karyawan di minimarket tersebut ramah dan minimarket tersebut menyediakan sarana makan di tempat.

119

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 5.2 Saran

Konsumen minimarket yang ada di kota Bandung sangat heterogen. Setiap konsumen mempunyai hak untuk dapat memilih minimarket yang mereka sukai, apabila mereka tidak suka dengan satu minimarket mereka berhak untuk mencari minimarket yang lain dengan mengevaluasi atribut- atribut mana yang tepat dan kurang tepat untuk mereka. Persaingan yang terjadi di pasar minimarket yang ada di kota Bandung dapat dibilang sebagai pasar persaingan sempurna, jumlah produsen minimarket yang terus bermunculan ditambah lokasi minimarket tersebut yang saling berdekatan. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk selalu melakukan inovasi ditiap layanan yang akan mereka berikan kepada konsumen dengan mengutamakan kenyamanan yang diterima konsumen setiap kali berkunjung dan berbelanja di minimarket tersebut.

A. Berdasarkan hasil dari penelitian ini harga merupakan pertimbangan yang paling utama bagi seorang konsumen minimarket untuk mengunjungi minimarket tersebut. Dalam menentukan harga yang akan digunakan baiknya sebuah produsen minimarket memikirkan bagaimana harga yang akan mereka gunakan. Penggunaan harga yang digunakan adalah kebijakan dari minimarket itu sendiri. Tergantung bagaimana mereka mensegmentasikan konsumen yang mereka ingin jadikan target. Dan buat agar konsumen merasa puas dengan apa yang mereka bayar terhadap apa yang mereka dapatkan dari pihak minimarket. B. Pihak minimarket harus mengoptimalisasikan varian produk barang-barang yang akan dijual di minimarket tersebut.

120

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 Dengan cara selalu melakukan riset secara berkala, terhadap frekuensi dan kategori belanja konsumennya. Sehingga produsen minimarket dapat mengetahui pola belanja pada kategori barang yang diminati oleh mayoritas konsumen, sehingga inventory barang yang dilakukan optimal dan effisen. C. Produsen minimarket dapat melakukan product bundling. Disini dapat berarti menggabungkan atau mengelompokkan barang-barang yang sering dibeli oleh konsumen. Sehingga cara ini dapat memudahkan konsumen dalam mengurangi proses pencarian barang yang dilakukan oleh konsumen. D. Peningkatan faktor kenyamanan yang diterima oleh konsumen dalam berbelanja di minimarket. Contohnya dengan fasilitas parkir gratis, serta luasnya lahan parkir bagi seluruh kendaraan. Kenyamanan tersebut dapat juga dipengaruhi oleh lingkungan belanja, musik, warna dan pencahayaan yang dapat mempengaruhi minat konsumen itu sendiri untuk berbelanja di minimarket tersebut. Kenyamanan dalam bertransaksi juga menjadi hal yang perlu diperhatikan. Selain itu meskipun didalam penelitian ini responden mayoritas menggunakan uang tunai dalam bertransaksi, tidak salah untuk selalu menyediakan layanan lainnya untuk bertransaksi, seperti debit. Selain itu pengadaan ATM di lingkungan minimarket juga merupakan salah satu faktor yang menimbulkan rasa nyaman konsumen dalam berbelanja di minimarket tersebut.

121

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013 E. Selain itu sebuah produsen minimarket yang ada di kota Bandung yang merupakan kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat, harus mengetahui segmen pasar mereka masing-masing supaya jelas konsumen yang seperti apa yang menjadi target mereka. F. Untuk mengetahui lebih detail nilai preferensi konsumen dalam memilih sebuah minimarket yang ada di kota Bandung, perlu dilakukan studi yang lebih mendalam yaitu dengan menggunakan metode clustering atau metode pengelompokan konsumen berdasarkan umur, pendapatan dan lain-lain. Dengan menggunakan metode pengelompokan hasil yang ditemukan akan lebih detail sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan dengan tepat

122

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2013

DAFTAR PUSTAKA

Creative ZEE (2009). Sukses Membangun Mini Market ; Edisi Ebook, cetakan pertama, tahun 2009

Hair F Joseph, Black C William, Babin J Barry, Anderson E Rolph (2010). Multivariate data analysis :Global perspective; 7 th edition

Kotler,Philip and Kevin Lane Keller (2007). Manajemen Pemasaran, edisi 12 jilid 1 dan 2 , Pearson Prentice Hall edisi bahasa inggris, Indeks edisi bahasa Indonesia, cetakan I dan II tahun 2007.

Kotler,Philip and Kevin Lane Keller (2009). Manajemen pemasaran, edisi 13 Jilid 1, Pearson prentice Hall edisi bahasa inggris, Indeks edisi bahasa Indonesia, cetakan I dan II tahun 2009.

Mothersbough, Hawkins. (2010). Consumer Behavior, Building Marketing Strategy. Eleventh edition, Mc.Graw.Hill International Edtion

Schiffman, Leon and Leslie Lazar Kanuk (2007). Perilaku Konsumen, Edisi ketujuh. www.prenhall.com/schiffman

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan keduabelas 2008. Penerbit Alfabeta, Bandung..

Sujana ST Asep (2012). Manajemen Mini Market ; edisi pertama

Suliyanto (2007). Metode Riset Bisnis. Penerbit : Andi, Yogyakarta

123

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013

Supranto (2010), Analisis Multivariat, arti & interpretasi. Cetakan kedua 2010. Penertbit Rineka Cipta, Jakarta

Syihabudin dan Sophiah (2008). Manajemen Bisnis Ritel

Weitz and Levy ( 2009). Retailling Management ; 7 th edition.

William G, Zikmund (2010). Bussiness Reseacrh Methods : South-Western College Pub; 8th edition.

.

Link

(www.marketing.co.id ) diakses pada tanggal 20 November 2012

(http://panturabisnisonline.com) diakses pada tanggal 20 November 2012

(www.scribd.com/Skala-Semantik-Deferensial) diakses pada tanggal 1 Desember 2012

(http://www.scribd.com/Sukses-Membangun-Bisnis-Minimarket) diakses pada tanggal 1 Desember 2012

(http://dickyrahardi.blogspot.com) diakses pada tanggal 25 November 2012

(http://ryzafardiansyah.wordpress.com) diakses pada tanggal 20 November 2012

(http://corporate.alfamartku.com ) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

(http://indomaret.co.id) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

124

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013

(www.seputar-indonesia.com) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

(http://en.wikipedia.org/wiki/Lawson) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

(http://en.wikipedia.org/wiki/Yogya) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

(http://en.wikipedia.org/wiki/Circle K) diakses pada tanggal 27 Desember 2012

(http://jabar.bps.go.id) diakses pada tanggal 15 maret 2013

Journal

Jurnal repository.upi.edu, Pengaruh Lingkungan Fisik (service scape) Terhadap Keputusan Berkunjung Konsumen Pada Pusat Perbelanjaan Braga City Walk Bandung

1. Understanding the relationship between service convenience and customer satisfaction in home delivery by Kano model : Mu Chen Chen, Kuo Chien Chang, Chia Lin Hsu, I Ching Yang : Retrieved from Emerald Journals.2011

2. Hybrid convenience store the changing role of convenience stores the changing role of convenience stores in Taiwan : Julian Ming-sung Cheng, Charles Blankson, Bayu Sutikno, Michael C H Wang : Retrieved from Emerad Journal,2009

3. Buying behaviours of consumers for a food products in an emerging economy : Jabir Ali, Sanjev Kapoor, Janakiraman Morthy: Retrieved from Emerald Journal 2010

125

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2013

4. Consumer preferences for retailer brand architecture : result from a conjoint study: Klaus G Grunnert, Lars Esbjerg, Tino Bech Larsen, Karen Brunso, Hans Jorn Juhl : Retrieved from Emerald Journal, 2006

5. Effect of shopper attributes on retail format choice behavior for food and grocery retailing in India : Cherukuri Jayasankara Prasad, Ankisetti Ramachandra Aryasari : Retrieved from Emerald Journal,2011

6. Grocery store image, travel distance, satisfaction and behavioral intentions “evidence from a Midwest college town” :Maxwell Khsu, Yinghua Huang, Scott swanson : Retrieved from Emerald Journal, 2010

7.Preferential segmentation of restaurant attributes through conjoint analysis: LC Koo, Fredrick K C Tao, John HC Yeung : Retrieved from Emerald Journal

8.Third generation of retailer expectations and consumer response : Johan anselmson and Ulf Johansen : Retrieved from Emerald Journal, 2009

126

Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)