FIS43 (1) (2016) FORUM ILMU SOSIAL

JURNAL http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/FIS FORUM ILMU SOSIAL

ANUT GRUBYUG: TAKLUKNYA PETANI PADA MOBILISASI PEMBANGUNAN. Studi Kasus pada Proyek Pengembangan Jarak Pagar Sebagai Sumber Energi Alternatif di Kecamatan Tepus, Gunungkidul, DI Gunawan Jurusan Sosiologi dan Antropologi-Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Gd. C7 Lt.1 Sekaran-Gunung pati-Semarang.

InfoArtikel Abstrak Sejarah Artikel Masyarakat desa khususnya yang tinggal di wilayah dengan kondisi ekologis Diterima Mei 2016 yang kering dan tandus seringkali menjadi warga yang harus hidup dalam Disetujui Juni 2016 jerat kemiskinan. Kondisi tersebut mendorong munculnya kehendak negara Dipublikasikan Juni 2016 untuk memperbaiki dan mengatur warganya melalui proyek-proyek pembangunan. Atas nama pembangunan, tangan-tangan negara bergerak Keywords : mengatur warganya dengan tujuan mulia, yaitu meningkatkan taraf hidup Jatropha, mobilization, farmers, dan memperbaiki kehidupan masyarakat menjadi lebih baik daripada construction sebelumnya. Melalui kajian terhadap proyek pengembangan tanaman jarak pagar sebagai sumber energi alternatif, maka tulisan ini mencoba mengurai berlangsungnya proyek pengembangan Jarak Pagar yang dijalankan dengan memobilisasi petani telah gagal untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mobilisasi telah menghasilkan warga yang semakin tidak berdaya karena menjadi anut grubyuk, hanya ikut-ikutan dengan yang lain. Keberadaan proyek untuk mengatasi krisis energi telah menjadikan petani masuk dalam demensi krisis lain yaitu krisis kemandirian sehingga petani selalu berharap dengan proyek- proyek berikutnya. Mereka menyerah secara total tunduk di bawah struktur kekuasaan yang mengatur mereka. Data untuk tulisan ini dikumpulkan dari penelitian kualitatif yang dilakukan di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Abstract

Villagers especially those living in areas where ecological conditions were dry and barren often the people who have to live in poverty. These conditions encourage the emergence of the will of the state to improve and regulate its citizens through development projects. The name of development, the hands move countries regulate its citizens with a noble purpose, namely improving the standard of living and improve people's lives better than ever. Through the study of the development project Jatropha as an alternative energy source, then this paper tries to parse the ongoing development of the Jatropha project which is run by mobilizing farmers have failed to improve people's lives. The results showed that the mobilization has resulted in an increasingly helpless citizens due to being embraced grubyuk, just went along with the others. The existence of the project to overcome the energy crisis has made farmers fall into another crisis dimension the crisis of

46 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 self-reliance so that farmers are always looking forward to the next projects. They surrendered totally subservient to the power structure that governs them. Data for this paper were collected from qualitative research conducted in the District Tepus, , Yogyakarta. 2016 Universitas Negeri Semarang

* Alamat korespondensi [email protected]

PENDAHULUAN selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau. Berdasarkan catatan RPKD tahun Masyarakat desa khususnya yang 2013, terdapat lahan kritis Seluas 15.611 ha tinggal di wilayah dengan kondisi ekologis yang berada di wilayah bagian selatan dan yang kering dan tandus seringkali menjadi tengah. warga yang harus hidup dalam jerat Kondisi geografis di wilayah selatan kemiskinan. Kemiskinan yang dialami oleh yang kering dan tandus, tetap dimanfaatkan masyarakat tersebut ditengarai disebabkan oleh penduduk setempat untuk bertani adanya keterbatasan dan hambatan dalam dengan sistem pengolahan lahan tadah hujan. memanfaatkan sumber daya yang ada di Lahan-lahan pertanian hanya dapat meng- sekitar mereka. Minimnya sumber daya yang hasilkan panen sekali dalam setahun dengan ada terutama lahan pertanian, menjadikan tanaman utamanya padi, ketela dan jagung. penduduk setempat tidak dapat memenuhi Lahan bercocok tanam yang tersedia sangat kebutuhan pokoknya, khususnya pangan. sedikit dengan tingkat produktifitas rendah. Hal tersebut terjadi juga di Gunungkidul, Minimnya sumber daya yang ada Daerah Istimewa Yogyakarta. menempatkan Gunungkidul sebagai daerah Secara umum wilayah di Gunungkidul dengan jumlah penduduk miskin terbanyak merupakan wilayah yang kering dengan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan curah hujan rata-rata 1.954,43 mm/tahun catatan BPS tahun 2010. Sebanyak 20% dengan jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ penduduk dari 688,145 orang termasuk tahun. Dalam satu tahun, hujan turun rata- dalam kategori miskin. Hal itu disebabkan rata tujuh bulan sedangkan lima bulan oleh karakteristik dan kualitas geografis, berikutnya adalah musim kemarau. Pada serta kesuburan tanah yang buruk untuk waktu-waktu tertentu kemarau dapat usaha pertanian (Gunawan; 2014) berlangsung selama enam sampai deplapan Dalam padangan pemerintah (baca: bulan. Wilayah Gunungkidul bagian selatan, negara), kemiskinan adalah malah yang berhadapan langsung dengan samodera harus deselesaikan. Warga miskin harus Hindia, curah hujannya lebih rendah dientaskan dari jurang kemiskinan sehingga dibanding wilayah lainnya sehingga menjadi hidupnya menjadi lebih sejahtera. wilayah paling kering dengan kondisi tanah Pemerintah harus dapat mewujudkan cita- yang didominasi oleh lapisan kartst sehingga cita negaranya menjadi negara yang adil, kurang subur untuk pertanian. Wilayah ini makmur, sentosa. Kondisi ideal itu dicapai

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 47 melalui “Pembangunan”. Terminologi masih harus ditambahi dengan tanaman lain pembangunan menjadi sangat populer pada yang non pertanian. Untuk menjawab era orde baru. Jika pada era pemerintahan pertanyaan tersebut saya mencoba me- sebelumnya, Soekarno membangun nerangkan dari relasi kuasa antara negara otoritasnya melalui kharisma personal dan dengan petani di Gunungkidul dengan menguatkan semangat nasionalisme, maka menempatkan peristiwa tersebut sebagai pada era pemerintahan Soeharto legitimasi praktek kepengaturan negara kepada kekuasannya dibangun melalui janji warganya. Pengembangan tanaman jarak pembangunan ekonomi masa depan. pagar menjadi salah satu strategi yang Pembangunan berkembang menjadi diterapkan oleh pemerintahan (baca: negara) idiologi yang melegitimasi kekuasaan dalam mengatasi persoalan kemiskinan dan negara untuk mengatur warganya. Atas krisis energi fosil. nama pembangunan, tangan-tangan negara Penanaman jarak pagar di Gunung- menjalankan kekuasannya mengatur kidul sebagai bagian dari upaya mengatasi warganya untuk mengapai tujuan mulia, persoalan krisis dan ketergantungan terhadap yaitu meningkatkan kesejahteraan dan energi fosil merupakan bentuk praktik negara memperbaiki kehidupan masyarakat agar dalam mengelola dan mengatur kehidupan menjadi lebih baik daripada sebelumnya. warganya sebagai wujud dari kehendak Warga menjadi target pembangunan yang untuk memperbaiki. Kehendak untuk manut dan harus menerima program memperbaiki terletak di gelanggang pembangunan sesuai kehendak pemerintah. kekuasaan yang oleh Foucault disebut Namun pada banyak kasus pembangunan dengan kepengaturan (governmentality), justru turut memunculkan persoalan- yaitu gagasan mengenai relasi kekuasaan persoalan baru yang berkembang dan ikut yang diimplementasikan untuk menata, berperan dalam menciptakan kesenjangan mengatur, dan mengendalikan individu- dan pertikaian sosial dewasa ini (Li, 2012: individu atau masyarakat sesuai dengan 1). kehendak penguasa (baca: negara). 'The Dalam konteks relasi kuasa antara conduct of conduct' atau 'pengarahan negara dan warga seperti yang telah saya perilaku' yakni upaya untuk mengarahkan singgung di awal, maka tulisan ini ingin perilaku manusia dengan serangkaian cara menjawab pertanyaan, mengapa petani di yang telah dikuasai sedemikian rupa. Gunungkidul ikut serta dalam penanaman Tujuannya adalah untuk menjamin “ke- jarak pagar. Padahal tanaman tersebut sejahteraan masyarakat, perbaikan keadaan bukanlah tanaman yang dapat mencukup hidup mereka, peningkatan kemakmuran, kebutuhan subsistensi mereka terutama usia harapan hidup, kesehatan, dst.” (Li pangan. Dalam konteks petani Gunungkidul 2012:9) pertanyaan ini menjadi relevan karena Data dalam tulisan ini diperoleh dari selama ini pertanian di sana ditujukan untuk penelitian lapangan di Desa Purwodadi, dan memproduksi sumber pangan. Di sisi lain Desa Sumberwungu, Kecamatan Tepus, kondisi lahan tanaman pangan yang terbatas Gunungkidul, Provinsi daerah Istimewa

48 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Yogyakarta. Desa tersebut menjadi tempat Asia, seperti , Philipina, dan India, dilangsungkan proyek penanaman jarak Myanmar serta di Afrika, seperti pagar oleh perusahaan dan pemerintah. Data Mozambigue, Kenya, Tanzania, dan dikumpulkan melalui wawancara dengan Ethiophia. Tanaman ini mulai ditanam secara para petani dan penyelenggara proyek untuk masif karena bijinya dipromosikan dapat melihat sejauh mana keikutsertaan serta menjadi sumber biofuel. Pengembangan interaksi sosial yang terjadi ketika proyek tanaman Jarak pagar diharapkan dapat tersebut berlangsung. menyelesaikan persoalan klasik di negara dunia ketiga yaitu krisis energi, kemiskinan, JEJAK-JEJAK JARAK PAGAR DI dan pengangguran (Amir, 2008). Jarak pagar INDONESIA merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan yang kering dan tandus. Biji jarak Jarak pagar (Jatropha curcas Linn), pagar tidak termasuk sebagai tanaman yang konon tanaman ini disebarkan oleh pelaut- dapat dimakan, sehingga penggunaan untuk pelaut Portugis dari Amerika Tengah dan sumber bahan bakar tidak akan bersaing Mexico melalui Cape Verde kemudian dengan kebutuhan pangan dan tidak akan menyebar ke Afrika dan Asia hingga mengancam ketahanan pangan. akhirnya banyak tumbuh di wilayah tropis Sejarah Jarak pagar di indonesia dan sub tropis. Potensinya untuk sumber digolongkan oleh menjadi tiga periode. bahan biofuel sudah diketahui sejak lama. Pertama terjadi pada masa penjelajahan Pada perang dunia kedua, jarak pagar sudah bangsa sepanyol ke Asia. Periode ke dua digunakan sebagai pengganti bahan bakar adalah saat pendudukan jepang tahun 1942- mesin diesel di Madagaskar, Benin, dan 1945. Ketiga pada tahun 1994 sebagai Cape Verde (Brittaine, 2010). Di Indonesia, sumber biofuel modern (Affif, 2014). pohon jarak kadang hanya disebut dengan Penyebutan tanaman jarak seringkali “jarak”. Penyebutan itu seringkali me- menimbulkan salah pengertian karena ada nimbulkan salah pengertian karena ada dua dua jenis pohon jarak yang dikenal, yaitu jenis pohon jarak yang biasa dikenal, yaitu jarak kepyar (riniscus communis) yang juga jarak kepyar atau dikenal dengan sebutan dikenal dengan sebutan kastor, kaliki. Jenis kastor, kaliki (riniscus communis) dan jarak kedua adalah jarak pagar (jatropha curcas pagar (jatropha curcas Linn). Jarak pagar Linn) yang di beberapa daerah juga dikenal juga dikenal sebagai obat. Getahnya yang dengan sebutan jarak budeg, jarak gundul, berwarna putih pada masa lalu lazim jarak pager, jarak pandak, jarak wates, dan digunakan untuk antiseptik, obat luka, dan jarak cina, Buah jarak kepyar dapat obat kumur saat gusi berdarah, sedangkan dimanfaatkan untuk bahan tambahan industri bijinya menjadi obat pencahar yang manjur cat vernis, plastik, farmasi, dan kosmetika. (Kloppenburg, n/a). Selain itu biji jarak Minyak yang dihasilkan tidak cocok pagar juga dipakai untuk penerangan rumah. digunakan sebagai bahan bakar, tetapi dapat Pada dekade ini, jarak pagar pernah menjadi digunakan untuk pelumas. tanaman yang sangat populer di wilayah Di Indonesia, jarak kepyar sudah lebih

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 49 dahulu dibudidayakan dari pada jarak pagar. Eropa semakin meningkat pada tahun Pada tahun 1880 sebanyak tiga persen dari 2000an, salah satu pemicunya adalah seluruh areal tanaman palawija khususnya di ratifikasi negara-negara di dunia terhadap Jawa, ditanami dengan jarak kepyar untuk Protokol Kyoto sebagai upaya dalam memenuhi permintaan pasar di Eropa mengurangi dampak perubahan iklim dan sebagai akibat sampingan dari per- pemanasan Global (Wilkinson, 2009). Salah kembangan industri (Boomgaard, 2004:169) satu peristiwa penting yang turut mendorong Penelusuran Boomgaard menemukan terjadinya ledakan wacana sumber biofuel di catatan bahwa pada 1834 bungkil atau ampas tingkat global adalah uji coba yang dilakukan sisa perasan biji jarak lazim digunakan untuk oleh perusahaan otomotif Daimler Chrysler pupuk tanaman pertanian seperti tembakau, pada tahun 2005. Perusahaan itu melakukan bawang, dan sayuran terutama di daerah uji coba penggunaan minyak jarak pada Banten, Cianjur, Priangan, Dieng, mobil produksinya di India. Uji coba tersebut Karesidenan Kedu, Madiun, dan Madura merupakan salah satu bagian dari program (Boomgaard, 1999) pengembangan biofuel berbasis jarak pagar Penggunaan bahan bakar untuk di India. menjalankan mesin dari bahan-bahan nabati Di Indonesia pasang surut wacana atau tumbuhan diawali oleh Rudolf Christian biofuel berbasis jarak pagar berlangsung Karl Diesel pada mesin yang dirancangnya dengan cepat. Suraya Affif (2014) melihat pada tahun 1893. Mesin rancanganya yang bahwa gegap gempitanya pengembangan sekarang disebut dengan mesin diesel jarak pagar di Indonesia pada periode 2005- awalnya digerakkan dengan bahan bakar dari 2006 sangat ditentukan oleh adanya hasrat minyak kacang. Namun oleh perjalanan pengembangan teknologi para teknokrat waktu bahan bakar fosil menjadi sumber yang bersekutu dengan birokrat dan bahan bakarnya. Penggunaan biofuel pemerintah serta wacana global tentang sebagai alternatif sumber bahan bakar yang energi hijau yang bertemu dengan ingatan menjadi fenomena global di paruh awal masa lalu pada era kolonial tentang tanaman tahun 2000 sesungguhnya bukanlah hal baru. jarak. Penelitian tentang produksi biofuel Pada skala Global, penggunaan biofuel dari jarak pagar diawali oleh ITB sejak tahun sudah dilakukan oleh Brazil dan Amerika 1997 dengan dukungan dana dari Mitsubishi sejak abad ke-17 dengan memroduksi etanol Research Institute (Miri) dan New Energy yang kemudian diikuti dengan produksi and Industrial Technology Development biodiesel. Produksi etanol di Brazil mulai Organization (NEDO) dari Jepang. Ketika meningkat pada tahun 1970an melalui terjadi krisis energi, pemerintah mulai program Proálcool. Program ini merupakan mengupayakan pengembangan jarak pagar. program untuk mengatasi peningkatan Setelah dirintis oleh ITB, kemudian diikuti jumlah import minyak yang mencapai oleh IPB, dan BPPT. Setelah itu berbagai puncaknya tahun 1979 (Worldwatch instansi pemerintah dan BUMN mulai ikut Institute, 2007). Pertumbuhan kebutuhan terlibat, seperti BPPT, Pertamina, PLN, PT biofuel baik di Brazil, Amerika, dan Uni Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) serta

50 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 pemerintah daerah seperti Pemprov Nusa Akibat dari kenaikan harga tersebut Tenggara Timur, Pemprov. Nusa Tenggara pemerintah Indonesia sempat menaikkan Barat, Pemkab. Purwakarta dan Pemkab. harga BBM di pasaran hingga dua kali pada Indramayu. Saat itulah hiruk pikuk bulan Maret dan Oktober. Perbincangan pengembangan jarak pagar dimulai. untuk mencari energi alternatif selain sumber Penelusuran melalui sumber media energi minyak bumi kembali menyeruak massa yang saya lakukan menunjukkan karena keinginan untuk untuk menekan bahwa apa yang diperbincangan dalam jumlah penggunaan minyak bumi yang terus pengembangan jarak pagar juga mengalami meningkat. perubahan. Pada tahun 2004-2007 per- Keberhasilan para teknokrat mengolah bincangannya didominasi oleh optimisme biji jarak pagar menjadi bahan bakar semakin keberhasilan pengembangan jarak pagar menjadikan tanaman Jarak pagar sebagai pada waktu yang akan datang sebagai solusi tanaman yang diandalkan untuk mengatasi terhadap krisis energi dan kemiskinan. persoalan krisis BBM. Pemerintah kemudian Pemberitaan tekait dengan jarak pagar berisi menerbitkan kebijakan-kebijakan yang tentang pencanangan pengembangan jarak mendukung terhadap upaya pengembangan pagar baik oleh pemerintah maupun industri minyak jarak pagar. sebagai tindak perusahaan swasta dengan luasan yang lanjut dari Instruksi presiden Nomor 1 tahun cukup fantastis. Pabrik-pabrik yang mulai 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan dibangun, keberhasilan yang dicapai dari uji Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan coba penggunaan minyak jarak sebagai Bakar Lain. Pada Bulan Juli tahun 2006 bahan bakar. Namun pada tahun 2008 - 2012 dibentuknya Tim Nasional Pengembangan pemberitaan tentang jarak pagar berisi Bahan bakar Nabati Untuk Percepatan tentang hal yang sebaliknya, yaitu dampak Pengurangan Kemiskinan dan Pengang- buruk bagi kelestarian ekologi, kegagalan guran. Tugas dari tim tersebut adalah dari program pengembangan jarak pagar, menyusun cetak biru dan Peta Jalan (Road ketidakjelasan nasib petani terhadap apa Map) pengembangan bahan bakar nabati yang diperoleh dari tanaman jarak pagar, untuk percepatan pengurangan kemiskinan hingga kasus-kasus penggelapan dana dan dan pengangguran. Kebijakan tersebut korupsi dana pengembangan jarak pagar. terkait dengan kebijakan-kebijakan sebelumnya yaitu terbitnya deklarasi pada PERAN NEGARA DALAM MENG- bulan Oktober 2005 tentang gerakan ATASI KEMISKINAN MELALUI nasional penanggulangan kemiskinan dan PENGEMBANGAN BIOFUEL krisis BBM melalui penanam jarak pagar sebagai bentuk Strategi Nasional Penang- Situasi yang turut mendorong hiruk gulangan Kemiskinan (SNPK). Pada tahun pikuk wacana industri biofuel di Indonesia berikutnya pemerintah menetapkan Instruksi pada saat itu adalah kenaikan harga Bahan Presiden RI No. 1 tahun 2006 tentang Bakar Minyak (BBM) di pasar dunia yang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar mencapai $70 per barel pada tahun 2005. nabati biofuel sebagai bahan bakar lain.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 51 Instruksi tersebut ditujukan kepada tigabelas juta ha yang sesuai untuk pengembangan kementrian, gubernur, bupati/walikota agar tanaman jarak pagar, tersebar di seluruh mengambil langkah-langkah untuk me- Indonesia. (Mulyani 2008). laksanakan percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) TANGAN-TANGAN YANG BERGERAK sebagai bahan bakar lain. Pada tahun 2007, ATAS NAMA PEMBANGUNAN pemerintah Indonesia melalui Mendagri mencanangkan program Desa Mandiri Petani di Gunungkidul sudah sejak Energi (DME) dengan tujuan untuk lama mengenal jarak pagar. Mereka biasa mengurangi ketergantungan terhadap menjumpai pohon jarak pagar liar yang kebutuhan energi minyak bumi. Konsep tumbuh di tempat yang sulit untuk tanaman Desa mandiri energi adalah mendorong lainnya hidup. Ketika mendengar kabar desa-desa miskin dan terisolasi agar dapat bahwa biji jarak pagar laku dijual, dan menemukan sumber energi alternatif selain kebetulan di desa mereka ada yang minyak bumi untuk mencukupi kebutuhan mengajaknya menanam maka para petani sumber energinya secara mandiri. Desa- mulai ikut-ikutan menanamnya. Mereka desa yang terpilih untuk program Desa merasa yakin bahwa biji jarak akan tumbuh Mandiri Energi kemudian menjadi desa dengan baik, dan menghasilkan uang karena binaan kementrian terkait dan perusahaan pohon jarak liar saja bisa tumbuh dengan swasta. baik, apalagi kalau ditanan di tempat yang Jarak pagar semakin popular di baik dan dirawat. kalangan petani yang berada di daerah kering Model penanaman jarak pagar di dan tandus. Petani mengetahui Jarak pagar Gunungkidul ada dua macam, yaitu model sebagai tanaman yang dapat menjadi sumber perkebunan monokultur dan tumpangsari. bahan bakar, dapat tumbuh di lahan yang Model perkebunan monokultur dilakukan tandus dan tidak perlu perawatan intensif. oleh perusahaan swasta dengan menyewa Wilayah-wilayah dengan kondisi tanah tidak atau membeli lahan dari masyarakat untuk subur, curah hujan rendah, dan tidak dapat ditanami jarak pagar. Pengelolaan per- ditanami tanaman pangan menjadi sasaran kebunan dilakukan oleh tenaga kerja yang untuk areal budidaya tanaman Jarak pagar. dibayar oleh perusahaan. Proyek jarak pagar Berdasarkan catatan Puslitbangbun (Pusat dari pemerintah juga ada yang menerapkan Penelitian dan Pengembangan Perkebunan), model tersebut terutama di lahan milik pada tahun 2006 terdapat 14,2 juta ha lahan negara untuk membuat demplot untuk yang sesuai dengan kriteria untuk menyuplay sumber bibit di berbegai tempat. pengembangan jarak pagar. Lahan tersebut Model penanaman jarak pagar secara adalah lahan yang dikategorikan sebagai tumpangsari dilakukan oleh masyarakat. lahan yang tidak produktif bagi tanaman Mereka menanam jarak pagar di tepi lahan petanian khususnya padi dan palawija. Hasil dan diantara tanaman jati (tectona grandis) pendataan Tim Departemen Pertanian dan akasia (Acacia Spec.), sekaligus sebagai mencatat bahwa terdapat lahan seluas 49,5 pagar dari tanaman pangan.

52 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 Para petani di di Desa Sumberwungu, Hanya orang-orang tertentu saja yang Kecamatan Tepus mulai menanam jarak mengerjakan lahan luas, yaitu para perangkat karena adanya ajakan dari perusahaan. PT desa yang mendapatkan lahan garapan Titan adalah salah satu nama perusahaan berupa tanah pelungguh/bengkok sebagai yang masih diingat beberapa petani sebagai bentuk upah dari jabatan mereka. perusahaan yang memperkenalkan jarak Melalui pendekatan personal Suwage pagar kepada mereka. Perusahaan tersebut mulai mendistribusikan bibit jarak kepada memiliki kantor pusat di . Perusahaan petani yang memiliki lahan yang tidak tersebut digerakkan oleh pengusaha lokal dimanfaatkan untuk tanaman pangan dan yang memang memiliki hubungan kerabat, tanaman keras. Pendekatan dilakukan dengan bisnis, dan politik dengan birokrat di Jakarta. cara informal yaitu pada saat bertemu dan Nama perusahaan “Titan” berasal dari berbincang-bincang dengan masyarakat. singkatan “Titus Bertani”. Titus dikenal “Alasmu kana kae mbok ditanami jarak wae, sebagai nama pemilik perusahaan tersebut. wong isih selo tandurane, suk tak wenehi Suwage, staf kesra di Desa Sumber- bibite, sapa ngerti suk payu rak lumayan wungu, mengisahkan bahwa pada saat hasile”. “hutanmu itu ditanami jarak pagar proyek jarak pagar berlangsung, dia berperan saja, kan tanamannya masih jarang, besok dalam mendistribusikan biji jarak kepada saya kasih bibitnya, siapa tahu besok laku kan petani yang berminat menanam jarak pagar. hasilnya lumayan…” demikian yang dia Saat itu dia menjabat sebagai Kaur Kesra di katakan untuk mengajak para petani agar mau pemerintahan desa. Dia ditunjuk oleh menanam jarak pagar. Suwage kemudian perusahaan menjadi koordinator tingkat desa mencatat luas lahan yang diajukan oleh yang tugasnya adalah mendistribusikan bibit petani kemudian mengajukan permohonan kepada petani. Dia juga menjadi pengumpul bibit ke perusahaan. Selain berupa biji, untuk pembelian biji jarak pagar dari para perusahaan juga memberikan benih jarak petani. Pada saat itu perusahaan berjanji akan pagar yang disemai pada polybag dan sudah membeli bijinya dengan harga Rp. 3000/kg. tumbuh sekitar 30 cm. Janji itu menarik minat petani untuk Meskipun banyak petani yang menanam jarak pagar, apalagi jarak pagar mendaftar untuk menanam jarak pagar, tidak perlu perawatan khusus. namun benih jarak pagar hanya terdistribusi- Dengan kondisi geografis gunung- kan kepada orang-orang tertentu saja. Tidak kidul yang berbukit-bukit dengan lapisan semua petani kemudian menanam tanaman karst maka lahan pertanian yang subur tersebut karena lahan yang dimiliki terbatas. sangat terbatas. Lahan banyak dimanfaatkan Orang yang dapat menanam jarak pagar untuk menanam tanaman keras, jati (tectona dalam jumlah banyak adalah para perangkat grandis), sengon (Albizzia chinensis), desa karena mereka memiliki akses lahan mahoni (Swietenia macrophylla) dan akasia lebih banyak dibanding masyarakat umum. (Acacia Spec.). Luasan lahan yang dimiliki Suwage sangat bersemangat menanam masyarakat juga sangat terbatas. Rata-rata jarak. Sebagai staf desa, dia ingin memberi petani mengerjakan lahan 1000-1500 m2 . contoh kepada warganya agar ikut menanam

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 53 jarak, karena dapat memberikan keuntungan hasil. Melalui Deperindakop, satu unit mesin yang besar. Suwage tidak hanya menanam di pengepres biji jarak ke petani diberikan ke lahan miliknya. Dia juga menanami lahan desa. Tujuannya agar petani dapat me- pelungguh staf desa lainnya serta tanah kas lakukan pengepressan biji jarak pagar dan desa yang tidak dimanfaatkan untuk tanaman mengambil minyaknya. Mesin terebut pangan atas seijin penggarapnya tanpa diletakkan di belakang balai desa beserta menyewa. Dia hanya bilang kalau besok bangunan kecil yang menaunginya. memang ada hasilnya maka akan di- Setelah jarak pagar tumbuh semakin perhitungkan bagiannya. Pada saat itu dia besar dan mulai berbuah, ternyata hasilnya mengeluarkan dana dari kantongnya sendiri tidak seperti yang diharapkan. Meskipun hingga lebih dari satu juta rupiah untuk pohonnya tumbuh dengan baik namun membayar ongkos tenaga kerja penanaman. buahnya hanya sedikit, sehingga mereka Bibit jarak yang ditanamnya bukan hanya merasa enggan untuk memanen dan yang berasal dari perusahaan, tetapi dia juga menjualnya. Beberapa petani sempat mencarinya dari biji jarak pagar liar di hutan. mengumpulkan biji yang diperoleh ke tempat Keikutsertaan petani dalam pe- Suwage sebagai koordinator. Tetapi karena nanaman jarak disebabkan karena adanya jumlahnya hanya sedikit, perusahaan tidak staf perangkat desa yang terlibat di dalamnya. mau membelinya dengan alasan tidak Para petani mengira bahwa proyek tersebut sebanding dengan biaya pengambilan. merupakan program pemerintah yang harus Akhirnya petani malas untuk merawat dan didukung. Para petani hanya mengikuti apa memanen biji jarak pagar. Petani berpikir yang dilakukan oleh petani lainnya. Setelah bahwa lebih baik tenaga dan waktunya mereka mendaftarkan luas lahan yang akan digunakan untuk mengerjakan hal lain ditanami jarak pagar, kemudian bibit, pupuk daripada untuk memetik biji jarak pagar. beserta sejumlah insentif untuk ongkos Pada sisi lain, jarak pagar berbuah pada saat tenaga penanaman akan diterima oleh petani. intensitas kerja pertanian sedang tinggi, yaitu Tidak ada yang mengontrol apakah bibit itu bersamaan dengan panen jagung. Petani ditanam dengan baik atau tidak. Dari cerita lebih memprioritaskan mengerjakan yang salah satu petani, memang ada sebagian yang lainnya daripada mengurus jarak pagar. betul-betul menanam bibit yang diterima Memanen jarak pagar ternyata cukup sesuai dengan yang dianjurkan, namun ada memakan waktu kerena untuk memetik juga yang asal-asalan karena kondisi lahan buahnya dalam satu tandan harus dipilih yang terbatas. mana buah yang sudah tua dan mana yang Melihat para petani mulai menanam belum. Tanaman jarak pagar yang masih ada jarak pagar, Suwage selaku perangkat desa kini kondisinya tidak terawat dan di- berinisiatif untuk mengajukan permohonan terlantarkan saja, tidak berbuah bahkan bantuan ke pemerintah di tingkat kabupaten. banyak yang kering dan mati. Beberapa yang Dia kemudian mengajukan permohonan masih hidup tetap dibiarkan karena dirasa untuk mendapatkan satu unit mesin tidak menggangu tanaman lain. Suwage, pengepres biji jarak. Usulan itu memuahkan sebagai koordinator yang bertugas me-

54 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 nampung biji jarak, belum pernah struktural itulah proyek penanaman jarak melakukan pembelian dari petani. Akhirnya pagar dijalankan oleh negara. Inilah yang aktivitas Suwage sebagai koordinator oleh foucault disebut dengan “rasionalitas berangsur-angsur menurun hingga berhenti. kepengaturan” yaitu upaya merumuskan Mesin pengepres biji jarak yang diberikan “jalan paling tepat untuk menata kehidupan oleh Dinas Perindustrian dan Koperasi manusia” dalam rangka mencapai bukan saja akhirnya mangkrak di belakang balai desa tujuan dogmatik, melainkan “serangkaian sebelum sempat digunakan. hasil akhir yang spesifik” (Li, 2012:11). Lain cerita dengan yang terjadi di Pelaksanaan penanaman jarak pagar Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus. Di desa sudah dirancang sebelumnya oleh itu penanaman jarak pagar dilakukan oleh pemerintah dan harus dijalankan oleh petani. pemerintah kabupaten di bawah koordinasi Sebelum bibit datang, petani harus sudah Dinas Kehutanan dan Perkebunan menyiapkan lubang tanam sesuai dengan (Dishutbun). Proyek tersebut diawali jumlah bibit yang diajukan. Bibit dikirim ke dengan sosialisasi pemerintah kepada warga blok lokasi penanaman dalam polybag. Bibit tentang pentingnya menanam jarak sebagai tersebut rata-rata sudah tumbuh antara 25-30 antisipasi terhadap kebutuhan bahan bakar cm. Karena lokasi penanaman di bukit-bukit yang menjadi semakin langka di masa yang tidak dapat dijangkau kendaraan maka mendatang. Dalam sosialisasi itu juga bibit hanya diturunkan di suatu tempat yang dijanjikan akan adanya satu harapan untuk disepakati, kemudian petani harus menjadi lebih baik yaitu adanya pe- memikulnya ke lahan masing-masing. ningkatan kesejahteraan karena adanya Membawa bibit hingga ke lahan tidaklah sumber ekonomi baru melalui biji jarak mudah. Tanah dalam polybag menjadikan pagar yang dihasilkan. Di bawah koordinasi beban berat dalam mengangkutnya karena pemerintah desa, para petani dikumpulkan untuk sampai di lahan harus melintasi bukit dan dibentuk kelompok-kelompok tani dan jalan setapak. berdasarkan lokasi lahan garapan. Memikul sejumlah bibit itu dirasakan Kelompok tani itulah yang kemudian sangat berat oleh petani tetapi mereka tetap menjadi target proyek penanaman jarak patuh melakukannya. Meskipun demikian pagar. Dalam pelaksanaannya terdapat 34 tetap saja ada resistensi dikalangan sebagian kelompok dengan anggota kelompok petani. Siswanto bercerita kalau ada di berkisar antara 30-40 orang. Masing-masing antara mereka ada yang membuang tanah kelompok memiliki ketua , sekretaris, dan dalam polybag ke sungai atau jurang supaya bendahara sebagai garis struktural yang bebannya bawaannya menjadi ringan. menghubungkan dengan ketua kelompok Bahkan ada juga yang membuang bibitnya. dan pemerintah di tingkat desa. “lha mung wit jarak wae kok ndadak Masing-masing kelompok bertugas ditandur sak lemahe, marai ngebot-boti le mengkoordinasi kepada anggotanya mikul. Dijabut wae rak ya urip…” (“lha cuma mengenai berbagai hal yang sudah pohon jarak saja kok ditanam beserta dicanangkan oleh pemerintah. Melalui jalur tanahnya, menjadikan berat saat dipikul.

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 55 Dicabut saja pasti ya tumbuh…”). Ternyata pagar di desa itu belum berbuah. benar, jarak pagar tetap bisa tumbuh Peran staf pemerintah desa rupanya meskipun ditanam dari bibit yang sudah sangat penting dalam menggerakkan dicabut dari polybag-nya. Petani yang masyarakat untuk turut terlibat dalam membuang bibitnya juga tidak mendapatkan penanaman jarak pagar. Perusahaan ternyata sangsi apapun karena ternyata tidak ada juga menggunakan siasat yang sama dengan pemantauan oleh pengurus kelompok pemerintah untuk mengatur warga. Strategi maupun perangkat desa terhadap jumlah perusahaan untuk melibatkan staf pe- bibit yang sudah ditanam. merintah desa seperti Suwage rupanya cukup Selain mendapatkan bibit, petani juga efektif untuk menarik masyarakat agar mau mendapatkan uang insentif untuk pembuatan menanam jarak pagar. Ada dua alasan lubang tanam, pengangkutan, dan pe- mengapa pemerintah setempat memiliki nanaman. Selain itu petani masih peran penting dalam mengajak masyarakat, mendapatkan pupuk untuk pemupukan awal. yaitu perusahaan dapat mengaburkan Giyar, salah seorang petani, mengatakan kepentingan bisnisnya, karena dengan bahwa besarnya uang insentif adalah Rp. menggunakan pemerintah setempat maka 1000,- per bibit. Saat itu dia menerima uang seolah-olah sebagai program pemerintah Rp. 1.250.000. Uang tersebut dia gunakan yang harus didukung oleh masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan keluarga, karena karena program tersebut bertujuan me- saat pembuatan lubang tanam dan ningkatkan pendapatan. Dengan perusahaan penanaman dia kerjakan bersama istrinya. mendapatkan keuntungan karena terbuka Beberapa petani lain berkisah bahwa dia akses untuk memeroleh lahan dan tenaga. menerima uang hanya sekedar untuk lewat Alasan yang kedua adalah pandangan saja karena untuk penanaman harus mencari masyarakat terhadap perangkat desa sebagai tenaga upahan karena tidak sanggup orang yang disegani dan dihormati, sehingga dikerjakan sendiri. dengan pendekatan personal staf desa dapat Para petani semakin merasa yakin mengajak masyarakat agar terlibat dan bahwa biji jarak pagar memang menjanjikan menanam jarak pagar (Gunawan, 2014). hasil yang baik karena di desa itu dibangun Dalam perkembangannya proyek unit pengolahan hasil biji jarak pagar. penanaman jarak tersebut tidak membuah- Bangunan didirikan beserta mesin kan hasil sperti yang diharapkan. Bibit yang pengolahannya. Para pengurus kelompok ditanam awalnya tumbuh dengan baik, juga mengikuti pelatihan untuk mengolah namun buahnya sedikit. Beberapa orang ada biji jarak menjadi minyak jarak. Uji coba yang sempat memanen biji jarak, tetapi pemrosesan minyak jarak dilakukan atas hanya mendapatkan 1-2 kg saja sehingga kerjasama antara pemerintah dengan mereka enggan membawanya ke penampung lembaga penelitian agribisnis Universitas di tingkat desa. Padahal menurut skema Pembangunan Nasional, Yogyakarta. Biji proyek, hasil panen biji jarak pagar dibeli and jarak pagar yang digunakan untuk uji coba ditampung oleh pengurus kelompok tingkat didatangkan dari tempat lain karena jarak desa lalu setelah terkumpul akan diproses

56 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 menjadi minyak jarak di pabrik yang sudah berbatu sehingga suit untuk membuat lubang dibangun. Namun ternyata jarak pagar yang sesuai dengan aturan teknis penanaman. ditanam tidak kunjung berbuah. Padahal Siswanto merupakan salah satu petani dana untuk pembelian biji jarak pagar sudah yang ikut menanam jarak pagar. Ketika dianggarkan oleh Dishutbun dan diserahkan menceritakan kembali apa yang dilakukan kepada kelompok induk di tingkat desa. pada saait itu dia tidak ingat dengan pasti Namun karena tidak ada biji jarak yang berapa jumlah bibit yang dia terima. Seingat dipanen maka dana tersebut tidak ter- dia lebih dari 1500 bibit. Siswanto hanya manfaatkan. Keberadaan dana tersebut ingat jumlah uang insentif yang dapatkan menjadi kasak kusuk dan gosip di antara yaitu Rp. 1.500.000. Siswanto bercerita kalau warga karena tidak jelas keberadaannya saat uang yang dia terima digunakan untuk ini. Bahkan sempat mencuat dalam membeli anakan sapi. Uang tersebut se- pemberitaan media massa tentang adanya harusnya digunakan untuk biaya penanaman. indikasi korupsi dana tersebut karena Namun karena penanaman dapat dikerjakan digunakan untuk kepentingan pribadi salah bersama istrinya, sehingga uang yang satu pengurus kelompok. diterimanya dapat digunakan untuk ke- pentingan yang lain. Namun sebetulnya dia ANUT GRUBYUG DALAM RELASI tidak menanam seluruh bibit yang dia terima, SOSIAL BERKOMUNITAS dia hanya menanam sebagin saja di tempat- tempat yang mudah dijangkau. Banyak juga Para petani tidak mengetahui dengan bibit yang sengaja dibuang di sungai, dan ada pasti asal muasal proyek jarak pagar di yang hanya asal tanam saja tidak sesuai desanya. Tiba-tiba saja beberapa petani dengan anjuran. dikumpulkan di balai desa untuk mendapat- Berbeda lagi dengan cerita Pak Rawan. kan penjelasan tentang program tersebut. Dia termasuk petani yang dengan sungguh- Sebagian besar petani lain hanya mengikuti sungguh menanam bibit yang diterima. Dia apa yang dilakukan oleh petani lainnya. mengajukan permohonan bibit sebanyak Mereka mendaftarkan luas lahan yang akan 1000 batang. Namun karena tanaga kerja dari ditanami jarak pagar kepada staf desa, keluarga tidak mencukupi, penananam bibit kemudian bibit, pupuk beserta sejumlah dilakukan dengan menggunakan buruh insentif untuk ongkos tenaga penanaman upahan. Karena berharap memang tanaman akan diterima oleh petani. Tidak ada yang tersebut akan dapat memberikan hasil maka mengontrol apakah bibit itu ditanam dengan pak Rawan mau mengeluarkan ongkos baik atau tidak. Dari sejumlah petani yang tambahan untuk membayar buruh. Pak mengajukan permohonan untuk men- Rawan harus mengeluarkan uang Rp. dapatkan bibit jarak pagar memang ada 600.000 untuk menyediakan makan dan sebagian petani yang betul-betul menanam minum para pekerja saaat pembuatan lubang bibitnya sesuai dengan yang dianjurkan, dan penanaman. namun ada juga yang menanam secara asal- Mbah Giyar bercerita lain, ketika asalan karena kondisi lapisan tanahnya proyek jarak pagar berlangsung dia ditunjuk

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 57 sebagai ketua sub kelompok. Anggota balai-balai di gubugnya yang ada di ladang. kelompok yang dipimpin Giyar ada 46 Biji jarak pagar itu masih tersimpan hingga orang. Dia bercerita kalau pada saat kini di dalam karung dengan kondisi sudah penanaman mendapatkan ongkos tanam rusak. perbatang Rp. 150. Uang insentif penanam Mbah Tomejo juga mengalami hal yang diterima dipotong iuran Rp. 10.000 per yang sama dengan petani lain, dia sudah orang untuk kas kelompok dan oleh Giyar merombak jarak yang ditanam sekitar tiga disimpan di BRI Bintaos. Jumlah uang yang tahun lalu. Pada saat program penanaman diperoleh kelompoknya sebanyak Rp. jarak pagar masih berjalan, tanaman 460.000. uang tersebut sampai saat ini masih jaraknya tumbuh subur tetapi buahnya tidak tersimpan di BRI kecamatan Tepus. Pada lebat, sehingga untuk memetiknya saat proyek berlangsung, Giyar menerima diperlukan tenaga dan waktu khusus. Rp. 1.250,000. Namun uang tersebut habis “methik woh jarak kuwi mangan tenaga, lan untuk menyediakan makan dan minum serta wektu. Nek wis wayahe awoh le methik kudu membayar upah tenaga kerja. Kebetulan dia milehi, trus kudu ngonceki kaya kacang. hanya menggarap lahan dengan istrinya Kamongko regane mung 1200 per kilo. Nek sehingga harus mencari tenaga kerja sekarung polpole mung entuk 5 kilo, duwite tambahan. Tahun pertama Giyar dan juga entuk 6000. Lha yo ora gathuk, sedino ora petani lain masih semangat merawat, cocok karo kangelane. (Memetik buah jarak memupuk, memangkas, serta menggembur- memerlukan tenaga dan waktu. Kalau sudah kan tanah atau ndangir. Para petani masih waktunya berbuah, memetiknya harus bersemangat untuk merawat bahkan dipilih, lalu harus dikupas seperti kacang. pertemuan-pertemuan kelompok dan Padahal harganya hanya 1200 per kilo, kalau penyuluhan rutin diadakan. Pertemuan sekarung hanya dapat 5 kolo, uangnya diadakan di bawah pohon jarak, disediakan mendapat 6000. Ya tidak sesuai dengan konsumsi, bahkan setiap orang mendapat tenaga yang dikeluarkan. uang Rp. 25.000. “Koyo-koyo pancen bakal Menceritakan pengalaman petani saat ngasilke” “sepertinya memang akan ikut dalam program menanam jarak pagar berhasil” begitu kata Giyar menceritakan seringkali disampaikan dengan ekspresi kembali kenangan dia waktu proyek jengkel dan olok-olok. Para petani yang pada berlangsung. Namun setelah tahun kedua waktu lalu menanam jarak pagar merasa apa ternyata kondisinya mulai tidak jelas. yang sudah dilakukannya sebagai hal yang Beberapa anggota kelompoknya mulai aneh, karena mereka sendiri juga tidak mengumpulkan biji hasil panen 1-2 kg ke menyadari apa yang membuat mereka tempat Giyar, tetapi karena tidak punya uang menjadi sangat bersemangat untuk untuk membelinya dia menghubungi ketua menanam jarak pagar, serta memiliki umum di tingkat desa, namun tidak juga harapan akan mendapat keuntungan yang diberi uang untuk membeli biji jarak hasil sangat besar. Ketika menceritakan kembali panen anggota kelompok. Akhirnya biji-biji saat mereka menanam jarak pagar mereka yang dihasilkan hanya ditimbun dibawah merasa heran, mengapa dulu mau saja ikut-

58 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 ikutan menanam padahal mereka harus itu maka Pak Suryanto tidak menanam jarak mengangkut bibit jarak yang letaknya pagar, dia menggunakan lahannya untuk ditanah lapang di bawah bukit dan harus ditanami tanaman yang daunnya bisa untuk memikul bibit dalam polybag ke lahannya pakan ternak. Karena ketersediaan pakan yang berada di atas bukit. Padahal jalur ternak menjadi penting baginya sebagai jalannya cukup terjal. “Coba saiki dibayar seorang blantik. Namun ketika semaikn seket ewu durung karuan saguh nek kon banyak petani yang menanam jarak pagar, mikul bibit jarak saka Mudal nganti tekan akhirnya pak Suryanto terbujuk dan ikut Plemahan” “sekarang dibayar limapuluh menanam juga. “Kulo niku jane mboten ribu saja belum belum tentu mau kalau pingin melu nandur jarak, nanging mergo disuruh memikul bibit jarak dari Mudal kegawa kiwo tengene akhire dadi melu sampai Plemahan” demikian kata pak nandur, ndilalah kok ya ora ngasilke” saya Rawan ketika menceritakan kembali itu sebetulnya tidak minat untuk ikut pengalamannya. menanam jarak tetapi karena terpengaruh Setelah program penanaman jarak orang-orang di kanan kirinya akhirnya ikut pagar terebut tidak menghasilkan seperti menanam juga, ternyata tidak ada hasilnya” yang diharapkan, kini petani merasa aneh pengaruh petani lain menjadikan pak dengan apa yang sudah dilakukannya di kala Suryanto ikut menanam jarak pagar di itu. Apa yang menjadikan mereka mengikuti lahannya. Dia ikut menanam karena sering saja apa yang dilakukan oleh orang lain, kali saat berinteraksi dengan petani lain terlebih lagi ajakan itu adalah menanam merasa sebagai orang yang berbeda dengan tanaman yang sebelumnya sama sekali tidak yang lain, sehingga dia merasa ora pada termasuk dalam tanaman yang dibudidaya- kancane (tidak seperti tetangganya). kan dan diharapkan hasilnya. Perasaan itu menjadikan dia merasa terlepas Keanehan sebetulnya sudah dirasakan dari relasi sosial dengan petani yang lain. oleh pak Suryanto sejak awal petani diajak Ketika tidak melakukan seperti yang untuk menanam jarak pagar. Pak Suryanto dilakukan oleh petani yang lain maka ada termasuk petani yang menggarap tanah AB. merasa aneh. Tentu saja merasa aneh karena Selain sebagai petani, pak Suryanto juga ada relasi sosial yang terputus, ketika dalam menjadi seorang blantik, yaitu pedagang perbincangan sehari-hari petani lain hewan ternak yang melayani jual beli ternak membicarakan jarak pagar, maka dirinya di desanya. Ketika awal mula petani diajak tidak dapat terlibat dalam obrolan itu. untuk menanam dia merasa aneh, mengapa Kemudian muncul keraguan pada apa yang orang-orang mau menanam jarak, padahal diyakini di awal. Sebagai sesama petani hasilnya belum jelas. Bagi Pak Suryanto sebaiknya melakukan seperti yang dilakukan lahan yang digunakan untuk menanam jarak oleh petani lainnya (podho kancane) “aku pagar lebih baik ditanami dengan tanaman melu nandur jarak podo karo kancane, nek lain, seperti lamtoro atau turi. Kerena kedua pancen hasil ya ben melu ngrasakke hasile tanaman tesebut daunnya dapat digunakan panen jarak, tapi nek gagal, ya ora gagal untuk pakan ternak. Karena pertimbangan dewekan” (saya ikut menanam jarak agar

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 59 seperti petani lain, kalau berhasil ya supaya proyek dan bantuan bagi warganya agar ikut merasakan seperti petani lain, mereka terlepas derita kemiskinan. Warga sedangkan kalau gagal, tidak gagal dianggap tidak berdaya dan tidak mampu sendirian). memanfaatkan sumber daya di sekitarnya Pak Marijan memberikan keterangan sehingga harus diatur dan dimobilisasi agar menarik ketika menceritakan keberadaan mengalami peningkatan dalam memanfaat- jarak pagar yang hingga kini masih kan sumber dayanya. dibiarkan tumbuh di sekitar lahan yang Apa yang terjadi di Gunungkidul digarapnya. Dia mengatakan bahwa pohon merupakan praktik Pembangunan dijalankan jarak yang berada di pinggir-pinggir jalan melalui kepengaturan terhadap warga yang utama dibiarkan tetap tumbuh, dan tidak merasuk kedalam “tubuh sosial” warga lewat dibabat karena ditujukan untuk memberikan tangan-tangan kekuasaan negara. Ke- bukti kepada pemerintah bahwa penanaman pengaturan itu membentuk suatu keadaan jarak pagar pada masa lalu memang sudah yang secara buatan sedemikian teratur dijalankan dengan baik dan tetap dipelihara sehingga didorong oleh kepentingan hingga kini. Dengan demikian pemerintah pribadinya yang masing-masing akan akan memberikan kepercayaan pada berbuat (seolah-olah) seperti yang pemerintah sehingga akan ada lagi proyek- seharusnya mereka perbuat” (Li, 2012:10). proyek lain masuk ke desa. Sementara itu Praktik tersebut seperti yang dialami oleh mbah Giyar bercerita bahwa dia sengaja Suwage. Ketika dirinya melakukan tindakan masih membiarkan pohon jarak pagar tetap “sukarela” mengajak warga menanam jarak tumbuh di beberapa tempat. Tujuannya agar pagar. Tanpa disadari dirinya telah menjadi jika suatu saat pasar biji jarak pagar bangkit tanga-tangan yang berkendak untuk me- kembali dan harganya laku, maka dia sudah ngatur bahkan melebihi kuasa perusahaan. punya pohonnya sehingga tinggal merawat Pada peristiwa lain, kekikutsertaan petani agar berbuah. “pokoke, sesuk nek who jarak dalam menanam jarak pagar merupakan kuwi payu, aku sing disik dewe entuk hasil” bentuk takluknya warga terhadap praktik .(Pokoknya kalau suatu saat biji jarak laku, kepengaturan yang dijalankan oleh negara. aku akan menjadi orang pertama yang Petani turut serta dalam proyek jarak pagar mendapatkan hasil). sebagai bentuk penerimaan mereka terhadap kepengaturan atau “governmentality” REFLEKSI negara. Bahwa fantasi dan harapan akan tercapainya peningkatan kesejahteraan dapat Berbagai serpihan peristiwa yang dicapai ketika mereka membangun relasi telah saya uraikan di atas menunjukkan dengan negara. Namun pada titik ini bahwa praktik pembangunan dijalankan sesunggunya terjadi kondisi yang se- oleh negara dalam relasi kuasa yang baliknya. Pengembangan jarak pagar yang timpang. Kondisi kemiskinan yang dialami awalnya ditujukan untuk mengatasi warga di Tepus, Gunungkidul memicu persoalan krisis energi fosil serta ke- pemerintah untuk memberikan berbagai miskinan, telah bergeser dan men-

60 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 jerumuskan warga pada krisis yang lain yaitu ------, 2014 (b). How did the idea of hilangnya kemandirian warga dalam using Jatropha for biofuel emerge in mengatasi persoalan hidupnya. Pem- Indonesia?. http://jarak.iias.asia/how- bangunan yang dijalankan melalui mobilisasi did-the-idea-of-using-jatropha-for- telah gagal mencapai cita-cita mulia yaitu biofuel-emerge-in-indonesia/ accessed kehidupan warga yang sejahtera, makmur, 4/23/16 9:26 AM. sentosa. Praktik pembangunan yang Amir, S. et al. 2008. Cultivating Energy, dilakukan dengan mobilisasi warga Reducing Poverty: Biofuel develop- menjadikan para petani semakin tergantung ment in an Indonesian Village. untuk diatur karena mereka menjadi orang- Perspectives on Global Development orang yang mengarapkan datanganya and Technology, 7:2 113-132. bantuan dan proyek selanjutnya. Pe- Boomgaard, P. 1999.“Maize and Tobacco in yelesaian persoalan krisis energi tidak Upland Indonesia, 1600-1940” dalam diselesaikan melalui munculnya kedaran Tania Li (ed) Transforming the kritis yang mendorong munculnya gerakan Indonesian Uplands: Marginality, sosial namun dilakukan melalui mobilisasi Power and Production. Harwood dan dominasi kuasa negara yang me- Academic Publishers, Canada. lenyapkan kesadaran kritis itu. Apa yang dialami oleh Suryanto yang akhirnya turut Boomgaard, Peter. 2004. Anak Jajahan serta menanam jarak pagar meskipun di awal Belanda: Sejarah Sosial dan Ekonomi dia tidak berminat, menunjukkan bahwa Jawa 1795-1880. Terjemahan Monique warga melakukan penyerahan total terhadap Susman. Djambatan, Jakarta. kepengaturan negara atas alasan kolektivitas Brittaine, R., Lutaladio, M. 2010. Jatropha: a di tingkat komunitas. Bahkan ketika Smallholder Bioenergy crop. The harapkan datangnya perbaikan telah kandas, Potential for Pro-poor Development. warga masih saja berfantasi bahwa harapan Integrated Crop Management, vol. 8. akan datang, entah kapan. IFAD, Rome. Uraian dalam tulisan ini mungkin bisa Franco, Jennifer , Levidow, Les , Fig, David , menjelaskan mengapa pengembangan jarak Goldfarb, Lucia , Hönicke, Mireille pagar di Gunungkidul (juga di banyak tempat and Luisa Mendonça, Maria (2010). lainnya) gagal total. Assumptions in the European Union biofuels policy: frictions with DAFTAR PUSTAKA. experiences in Germany, Brazil and Mozambique. Journal of Peasant Afiff, Suraya. 2014 (a). Engineering the Studies. 37: 4, 661-698. Jatropha Hype in Indonesia. Sustain- ability 6, 1686-1704; doi:10.3390/ Gunawan, 2014. http://jarak.iias.asia/what- su6041686. was-the-link-between-jatropha- projects-and-rural-poverty-reduction-

Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016 61 in-gunungkidul-yogyakarta-province/ Li, Tania Murray. 2012. “Pendahuluan: accessed: 11/24/15 11:34 AM. Kehendak untuk Memperbaiki,” ______2014. Why and how did farmers dalam The Will to Improve: in Gunungkidul, Yogyakarta, Perencanaan, Kekuasaan, dan participate in Jatropha projects? Pembangunan di Indonesia, Tania http://jarak.iias.asia/why-and-how- Murray Li. Tangerang Selatan: Marjin did-farmers-ingunungkidul- Kiri, hlm. 1–56. yogyakarta-participate-in-jatropha- Mulyani Anny. 2008. Warta Penelitian dan projects/. Accessed 11/24/2015, 11.08 Pengembangan Pertanian Vol. 30, AM. No. 4. Kloppenburg, J.M.C. (N/A) (accessed 11 Juni 2013). impacts', Journal of Peasant Studies, 37: 4, 749-768.

62 Forum Ilmu Sosial, Vol. 43 No. 1 Juni 2016