Tidak Berjudul
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DINASTI SALAJIKAH (Pembentukan, Kemajuan, Kemunduran dan Kehancurannya) Zainuddin Hamka Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Email: [email protected] Abstract: Salajikah government is one of the most important rule in the history of Islam in general, and the history of the East, and Iran in particular. At its inception, realized unity and solid in one command and in the government institutions Salajikah ruling within a period long enough began centuries XI to XII and was officially established in the year 432 H/1040 M, during the time of power Toghur Bek and mancapai golden peak and its glory during the reign of Sultan Alp Arslan and Malikshah, and the decline in the death of Sultan Mas'udi in 547 H / 1152 M Abstrak: Pemerintahan Salajikah adalah salah satu pemerintahan yang terpenting dalam sejarah Islam pada umumnya, dan sejarah Timur dan Iran pada khususnya. Pada awal berdirinya, terwujud persatuan dan kesatuan yang kokoh dalam satu komando dan dalam satu Institusi pemerintahan Salajikah berkuasa dalam kurun waktu yang cukup lama mulai abad XI sampai XII dan berdiri secara resmi pada tahun 432 H/1040 M, yaitu pada masa kekuasaan Toghur Bek dan mancapai puncak keemasan dan kejayaannya pada masa kekuasaan Alp Arslan dan Sultan Malikshah, dan mengalami kemerosotan pada saat meninggalnya Sultan Mas’udi tahun 547 H/1152 M. Kata Kunci: Pasang surut Dinasti Salajikah I. PENDAHULUAN tiap-tiap mazhab merasa mazhabnyalah yang benar dan berusaha mengalahkan, Pemerintahan Salajikah adalah merupa- meruntuhkan dan menghancurkan mazhab kan salah satu pemerintahan (daulat) yang 1 terpenting dalam sejarah Islam pada lainnya. umumnya, dan sejarah Timur dan Iran pada Berbarengan dengan peristiwa ter- khususnya. Pemerintahan (daulat) tersebut sebut akan memicu terjadinya kerawanan, berkuasa dalam kurun waktu yang cukup keretakan dan peperangan dalam negeri. lama dan dalam beberapa priode. Setiap Dan hal itu memberi indikasi betapa susah kurun dan priode yang dijalaninya mene- dan beratnya mempersatukan visi dan mukan beberapa problematika pemerinta- pandangan di kalangan masyarakat yang majemuk, yang syarat dengan perbedaan han. Yang mau tidak mau memerlukan pengorbanan, perjuangan dan pergumulan pandangan, aliran dan budaya. demi tercapainya perluasan wilayah kekua- Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, maka yang sangat mendasar untuk saan yang merupa-kan cita-cita perjuangan- nya. dikaji adalah: Mengapa dinasti Saljuk Pada awal mula berdirinya pemerin- dalam proses pembentukannya syarat tahan tersebut nampak adanya persatuan dengan tantangan dan problematika, dan dan kesatuan yang kokoh lagi kuat dalam juga setelah terbentuk dan mencapai puncak satu komando dan kekuasaan dan dalam kejayaannya lalu mundur bahkan sampai satu institusi. Namun lama kelamaan kepada tingkat kehancurannya. persatuan dan kesatuan yang tadinya utuh dan kokoh berangsur-angsur mengalami 1 perubahan. Misalnya dengan munculnya Ahmad Kamalu d.Din Hilm, al-Salajikah Fi beberapa firkah, aliran dan mazhab. Dan al-Tharikh Wa al-Hadarah. Kuwait: dar al-Buhuts al-Ilm. h.13. Zainuddin Hamkah, Dinasti Salajikaah (Pembentukan, Kemajuan … 101 JURNAL PENDIDIKAN DAN STUDI ISLAM II. PEMBAHASAN pengikutnya aktif membantu daulat Samaniah dalam peperangan menghadapi A. Pembentukan Daulat Bani Saljuk serangan Khagar Uighur, musuh dahulu Sebelum penulis mengemukakan ten- yang pernah hendak membunuhnya ketika tang pembentukan kekuasaan Bani Saljuk, ia menjabat sebagai Panglima pada maka ada baiknya lebih awal dikemukakan imperium. Dalam mengahadapi beberapa tentang liku-liku perjalanan yang dilaluinya kali serangan dari pihak Uighur, Saljuk hingga terbentuk daulat tersebut. tewas dalam usia 100 tahun. Ia mening- Saljuk, atau Bani Saljuk adalah nama galkan 5 orang putra, yaitu Arselan, Baigu, suatu suku yang pernah berkuasa abad XI Mikail, Israil dan Musa. Namun kelima dan XII (429-590/1038-1194). Nama Saljuk putra tersebutpun tewas dalam peperangan diambil dari nama pemimpin Kabilah atau menghadapi kekuatan Ghaz-nawiah yang suku Turki Ghuzz (Oghuz) yaitu Saljuk bin hendak merebut wilayah Khurasan dari Tuqaq yang mendiami wilayah Imperium daulat Samaniah. Salah seorang dari anak Uighur. Luas wilayahnya berbatasan Saljuk tersebut, yaitu Mikail meninggalkan dengan Tiongkok di sebelah Timur sampai 4 orang anak, yaitu Toghrul Bek, Syurgi pantai laut Kira dan terus memanjang ke Bek Beigu dan Ibrahim Yanal. Dan diantara daerah Mawarannahar. Kemudian diangkat keempat anak Mikail, Toghrul Beklah yang menjadi Panglima pada masa Imperium memainkan peranan penting di panggung Uighar yang menempati bagian selatan sejarah Islam.3 Pada tahun 429H/1038M. lembah Tarim dengan Kasgar sebagai ibu Toghrul Bek bin Mikail bin Saljuk dengan kotanya. Saljuk memang termasuk orang nama Rukmud-Dinya Wad-Din dapat yang mempunyai cita-cita tinggi dan mengambil alih propinsi yang ada di kecerdasan akal serta kemuliaan akhlaknya, Khurasan dari tangan Ghaznawiyah. Ia maka rakyatpun cinta dan hormat memproklamirkan dirinya sebagai Sultan di kepadanya. Pengaruhnya di kalangan rakyat Nisyapur.4 makin lama makin besar. Akhirnya timbul Dari uraian tersebut di atas dapatlah kekhawatiran permaisuri dari Khagar (raja) disimpulkan bahwa Saljuk dalam upaya Uighur yang bernama Khagar Baigu, jika mewujudkan cita-citanya membentuk pengaruh Saljuk akan melebihi pengaruh pemerintahan sendiri ternyata tidak begitu suaminya. Kemudian ia pun direncanakan mulus, bahkan sarat dengan tantangan. akan dibunuh. Akan tetapi rencana itu Di masa Inperium Uighar ia sudah diketahuinya, maka ia pun mengumpulkan berhasil diangkat menjadi Panglima, tapi seluruh keluarga dan sukunya untuk karena kecerdasan, dan kedekatannya meninggalkan daerah tersebut membelah kepada rakyat sehingga Uighar menaruh pegunungan Thian san dan menuju ke curiga kepadanya jangan-jangan ia dapat daerah sebelah barat, yaitu daerah menggantikannya, lalu ia bermaksud untuk kekuasaan Islam. Akhirnya Saljuk dan membunuhnya. Untung saja Saljuk menge- pengikutnya sampai di daerah kekuasaan tahui rencana itu, lalu ia berhijrah bersama Amir Abdul Malik bin Nuh (343-350 dengan keluarganya ke daerah kekuasaan H/954-961 M) penguasa daulat Samaniah Amir Abd. Malik bin Nuh penguasa daulat dan pengikutnya mendiami daerah Jundi, Samaniah. Di pemukiman baru itu ternyata sebuah daerah dekat Bukhara. Sesampainya ia dengan keluarganya aktif membantu di wilayah daulat Samaniah ini, mereka pun daulat Samaniah dalam peperangan meng- memeluk agama Islam dengan aliran Sunni, hadapi Uighur, musuh dahulu yang pernah yaitu aliran yang dianut oleh umat Islam di ingin membunuhnya, Saljuk tewas. Dan daerah itu.2 Di pemukiman baru ini beserta Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama, 1992/1993), h.1026 2Departemen Agama R.I. Ensiklopedi Islam 3 Ibid. di Indonesia. Jilid III; Jakarta: Direktur Jenderal 4G.E.Bosworth, Dinasti-Dinasti Islam. Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Bandung: Penerbit Mizan, t.th., h.143 Zainuddin Hamkah, Dinasti Salajikaah (Pembentukan, Kemajuan … 102 JURNAL PENDIDIKAN DAN STUDI ISLAM anaknya lima orang sebagaimana yang telah penuh di wilayah tersebut. Ia menghapus- disebutkan di atas juga tewas dalam kan nama khalifah al-Qaim di setiap peperangan menghadapi kekuatan Ghaz- khotbah jum’at dan setiap khotbah hari raya nawiah. Untunglah salah seorang dari lima dan menggantikan dengan nama Khalifah anaknya itu, yaitu Mikail meninggalkan 4 al-Mustanshir (1035-1094M) dari daulat orang anak. Salah satu diantaranya ialah Fatimah Mesir karena sama-sama beraliran Toghrul Bek bin Mikail bin Saljuk inilah syiah. Sebenarnya permusuhan yang terjadi yang melanjutkan cita-cita nenek dan antara khalifah Abbasiah dengan al-Basasiri ayahnya untuk membentuk pemerintahan adalah permusuhan antara golongan sunni bani Saljuk barulah resmi berdiri pada masa dengan golongan syiah. Wilayah pinggiran kekuasaan Toghrul Bek. koka Baghdad sudah di bawah kekuasaan daulat Farimiah yang beraliran Syiah dan B. Kemajuan Daulat Bani Saljuk sangat mengancam kedudukan khalifah al- 1. Toghrul Bek Qaim yang beraliran sunni yang memangku Setelah Toghrul Bek menyatakan jabatan khalifah Abbasiah. secara resmi berdirinya daulat bani Saljuk. Pada tahun 443H/1061M terjadilah Beliau mengaku berada dibawah kekuasaan peristiwa yang memuncak antara kedua Khalifah Abbasiyah. Peristiwa pengakuan aliran tersebut. Al-Basasiri bertindak sangat ini terjadi tahun 432H/1040M. Kemudian kejam dan sewenang-wenang dengan mereka meneruskan serangan ke Iran dan memungut pajak yang tinggi terhadap daerah sekitarnya sampai terbuka pintu bagi kapal-kapal pedagang sehingga menjatuh- jatuhnya negara Persia Islam ke dalam kan nama khalifah Abbasiah (al-Qaim). kekuasaan bani Saljuk. Kemenangan- Sehubungan dengan hal tersebut secara kemenangan yang diperoleh dari berbagai diam-diam khalifah Abbasiah mengirim wilayah, Toghrul Bek makin mendapat surat kepada Tougrul Bek di Mishapur kedudukan yang kuat. Dia mulai mengatur untuk meminta bantuan untuk mengatasi politik dalam negeri dengan memberikan hal yang demikian. Sebelum bantuan kepercayaanya kepada saudaranya untuk Toghrul Bek datang, Al-Basasiri dengan menguasai daerah-daerah yang telah di- pasukan yang tidak sedikit jumlahnya kuasai. Ibu kota daulat bani Saljuk yang memasuki kota Baghdad. Dia menangkap semula berpusat di Samarkand dipindahkan dan memenjarakan Khalifah al-Qaim dan ke Mishafur agar jarak kota tersebut tidak menyatakan bahwa Baghdad tunduk di jauh dari kota Baghdad. Setelah situasi bawah kekuasaan daulat Fatimiyah. Selama dalam negeri