JURNAL PATRA Vol. 2 No 2 - Oktober 2020 p-ISSN 2684-947X (Print), e-ISSN 2684-9461 (Online) Available Online at : https://jurnal.std-bali.ac.id/index.php/patra

PERANCANGAN INTERIOR ARTSPACE GRHA BUDAYA DI KECAMATAN KUTA

1 2 3 I Wayan Januarta , Ngurah Gede Dwi Mahadipta , A.A. Gde Tugus Hadi Iswara A.M

1,2,3Institut Desain dan Bisnis , Denpasar, Bali-Indonesia

1 2 3 e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]

INFORMASI ARTIKEL A B S T R A C T

Received : October, 2020 This Study will discuss about the Interior Design of artspace Grha Budaya Accepted : October, 2020 Kuta. The design aims to introduce, educate local arts and promote local Publish online : October, 2020 products in Kuta Village in Kuta District. Tourism is one of the largest sectors in the income of the state and domestic tourist destination such as Bali, are one of the advantages of national income object. Tourist come to Bali are looking for performing arts such as dances, puppet shows, painting galleries related to tradition and culture, especially those that are still traditional. Other tourist destination are visiting beach and Balinese local product. This design is prioritized in introducing and preserving the local arts in sungsung by the Banjar in Kuta Village, and embracing the service & works of local traders. The arts of the Kuta area that are staged include several handicrafts from local residents of Bangsal Kuta such as kano. The service included are surf guides & fishing tours. As for local culinary delight such as Lawar Bulung(seaweed), a dish of fish & pork belly, to the business of trading clothing made from local products.

Key words : Design, Artspace, Kuta Products & Art A B S T R A K

Kajian ini akan membahas mengenai Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta. Perancangan bertujuan memperkenalkan, mengedukasi kesenian daerah & memasarkan produk lokal Desa Kuta di Kecamatan Kuta. Pariwisata merupakan salah satu sektor terbesar dalam pemasukan pendapatan negara dan destinasi wisata domestik yang sudah dikenal oleh wisatawan mancanegara (wisman) seperti Provinsi Bali, menjadi salah satu keunggulan objek wisata nasional. Wisatawan datang ke Bali bertujuan mencari kesenian yang dipertunjukan seperti tarian, pentas pewayangan hingga galeri lukisan yang terkait dengan tradisi dan budaya, terutama yang masih tradisional. Tujuan wisatawan lainnya mengunjungi objek wisata pantai, hingga produk khas Bali. Perancangan ini diutamakan mengenalkan hingga melestarikan kesenian daerah yang di Sungsung oleh banjar di Desa Kuta, serta merangkul jasa & karya pedagang lokal. Kesenian daerah Kuta yang dipentaskan seperti Tari Kecak dan Sanghyang Jaran, Pewayangan, Tari Topeng, Joget,

36 Jurnal Patra Barong dan Rangda. Karya yang dimasukan yaitu beberapa kerajinan warga lokal Bangsal Kuta seperti Kano. Bidang jasa yang dimasukan adalah surf guide & fishing tour. Sedangkan untuk kuliner lokal seperti Lawar Bulung (rumput laut) masakan olahan perut ikan dan babi, hingga usaha dagang pakaian hasil produk lokal.

Kata Kunci: Perancangan, Artspace, Produk & Kesenian Kuta PENDAHULUAN Wisatawan yang datang ke Bali bertujuan Pariwisata merupakan salah satu sektor mencari kesenian yang dipertunjukan seperti terbesar dalam pemasukan pendapatan Negara. tarian, pentas pewayangan hingga galeri lukisan Terbukti dengan adanya kedatangan wisatawan yang terkait dengan tradisi dan budaya, terutama asing akan menambah devisa Negara. Menurut pedesaan yang masih tradisional. Tujuan Kinerja Kementerian Pariwisata (2018), kontribusi wisatawan lainnya yaitu mengunjungi objek wisata pariwisata terhadap perekonomian Pendapatan pantai, hingga produk khas Bali. Salah satu Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,25 persen. destinasi pariwisata yang ramai dikunjungi di Destinasi wisata domestik yang sudah dikenal oleh Provinsi Bali berada di Kabupaten Badung wisatawan mancanegara (wisman) seperti Pulau tepatnya adalah Desa Kuta. Terkenal dengan Bali, Bunaken serta Raja Ampat menjadi salah satu pantainya yang berpasir putih, garis pantai yang keunggulan objek wisata nasional. Peningkatan panjang dan ombak besar menantang bagi para kualitas dan akses menuju destinasi, penguatan peselancar, kehidupan malam yang berwarna data dan informasi serta peningkatan atraksi yang dengan barisan bar, klub malam, dan hotel yang terintegrasi bisa menjadi alternatif untuk tinggi di samping kiri dan kanan jalanan di Kuta. meningkatkan devisa pariwisata nasional, dengan Desa ini sudah dikenal melalui bidang demikian faktor pendorong 3S (sea, sand, sun) pariwisatanya, namun sedikit yang mengetahui sudah mulai ditinggalkan dan kini berubah menjadi bahwa Desa Kuta juga memiliki potensi dari safety, security, satisfaction karena wisatawan kini edukasi kesenian daerahnya. Beberapa kali sering lebih fokus terhadap value destinasi yang dituju diadakan pementasan tarian yang dilatar belakangi akibat pendidikan wisatawan yang tinggi. oleh upacara di salah satu Pura ataupun Balai Banjar. Hal tersebut menyebabkan tidak sedikit Berdasarkan data Kementerian Pariwisata wisatawan yang sekadar lewat ikut mampir dan pendapatan devisa dari sektor pariwisata pada menyaksikan. 2015 mencapai US$ 12,23 miliar atau setara Rp 169 triliun. Jumlah tersebut berada di urutan ke Walaupun tidak semua Pura dan Balai Banjar empat sebagai penyumbang devisa terbesar pada memiliki ritual khusus, namun pementasan 2015, di bawah migas, batu bara dan kelapa sawit. tersebut merupakan hal wajib diselenggarakan Menurut data sensus BPS tahun 2010, Indonesia karena merupakan warisan dari sepuh warga memiliki 1.128 suku bangsa. Hal itu menyebabkan terdahulu. Setelah melakukan wawancara dengan Indonesia memiliki beragam hasil budaya seperti beberapa masyarakat lokal, beberapa tokoh seni seni tarian, gamelan, alat musik dan adat istiadat, seperti dalang pewayangan, pragina (penari), dan dengan demikian Indonesia memiliki wisata pelukis, tarian yang ditekuni masyarakat lokal Banjar budaya bertajuk kesenian yang beraneka ragam. Buni Kuta seperti Tari Kecak dan Sanghyang Jaran, pementasan Tari Topeng atau Joget ketika piodalan Salah satu tempat tujuan pariwisata yang ramai Banjar Anyar Kuta, pementasan Barong dan Rangda dikunjungi yaitu berada di Provinsi Bali. Bali sudah Pura Dalem Pande Majapahit dan Banjar Tegal dikenal sejak lama berkontribusi di bidang Kuta, hingga pertunjukan pewayangan, kerap pariwisata untuk negara. Menurut data Badan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung, Pusat Statistik Provinsi Bali (BPS) di Bulan Oktober walau hanya berawal dari dokumentasi foto dan tahun 2019, pengunjung mancanegara yang video, namun seiring berjalan waktu kerap mereka datang ke Bali sejumlah 568.067 orang, jumlah ini menyaksikan dan mengikuti alur cerita dari mengalami peningkatan sebesar 9.69% pertunjukan tersebut. Dengan menggelar dbandingkan tahun sebelumnya. Jadi dengan pertunjukan seperti itu, bisa memberi edukasi banyaknya tingkat kunjungan wisatawan yang kepada wisatawan mengenai asal usul seni dan datang ke Bali bisa menjadi peluang untuk daerah yang mementaskannya. pengenalan seni hingga memasarkan produk hasil pengrajin lokal. Selain dari kesenian, masyarakat lokal perlu untuk mengekspos produk yang dianggap

37 Jurnal Patra berpotensi untuk branding daerah. Menjamin Metode Desain penjualan, style produk yang baik dalam pariwisata Dalam proses Perancangan Interior Artspace Grha objek harus menarik untuk disajikan dan dipelajari, Budaya Kuta akan digunakan adalah metode Glass berbeda dari objek lain, prasarana ke tempat Box. Metode Glass Box merupakan metode tujuan terpelihara baik, tersedia fasilitas berpikir rasional yang secara objektif dan something to see, something to do, something to sistematis menelaah segala sesuatu hal secara buy, hingga ditunjang sarana akomodasi lain. logis dan terbebas dari pikiran dan pertimbangan Untuk produk karya pengrajin Bangsal Kuta seperti yang tidak rasional (irasional). Metode tersebut kano, jasa memancing dan surfing, kerang hasil menuntut perancang menemukan fakta-fakta dan tangkapan di laut, hingga kuliner yang jarang sebab hingga alasan faktual yang mendasari ditemukan di daerah lain, seperti lawar Bulung, terjadinya suatu hal dan kemudian berusaha lawar cumi, dan masakan tradisional lain juga bisa menemukan solusi atas masalah-masalah yang diandalkan. Namun karena belum adanya fasilitas timbul. Dengan menerapkan metode ini membuat untuk mewadahi hal tersebut, sehingga perancang sering melakukan komunikasi dengan masyarakat kurang memperoleh kesempatan narasumber hingga lingkup sosial di sekitarnya untuk menonjolkan ciri khas tersebut. yang kerap memberi tambahan informasi berdasarkan pengalaman dilapngan yang mereka Orang yang mendalami bidang tersebut alami. Sehingga dari proses tersebut dapat berawal karena telah menekuninya sejak lama dan diperoleh analisa setelah dikaji beberapa informasi sering melakukan pementasan. Tetapi hal tersebut yang diperoleh setelah melakukan proses sebenarnya memiliki beberapa kendala, terutama wawancara tersebut. tempat untuk pementasan, hal tersebut dikarenakan tanah di daerah Kuta yang banyak Metode Pengumpulan Data sudah dijual dan penduduk asli pindah ke daerah Pada proses pengumpulan data Perancangan desa/perumahan dan kurang dikomersilkan, Interior Artspace Grha Budaya Kuta menggunakan sedangkan dari budaya masyarakat Bali masih beberapa metode ang menggunakan dua data, yaitu memerlukan pementasan tari tersebut untuk data primer dan data sekunder. Data primer pelengkap upacara. Jadi kesenian dan produk hasil diperoleh melalui cara observasi yang meninjau warga lokal kurang memiliki wadah, yang berfungsi langsung ke lokasi bangunan yang akan digunakan untuk merangkum dan memasarkannya, maka dari sebagai objek Perancangan Interior Artspace Grha itu akan dibuat Perancangan Interior Artspace Budaya Kuta di Desa Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Grha Budaya Kuta, dengan tampilan modern yang Objek atau lahan yang akan digunakan untuk dipadukan dengan beberapa unsur seni dari terapan perancangan merupakan sebuah mall aktif berbagai budaya dari Kuta seperti ukiran sederhana bernama Park 23 Mall yang berlokasi di Jalan transformasi dari bentuk tumbuhan, transformasi Kediri nomor 27 Tuban, Kuta, Badung, Bali dan Plaza sederhana dari bentuk kayon, penggunaan material Bali yang berlokasi di Jalan Raya Kuta, Badung, Bali tradisional pada tempat suci di Kuta seperti material dan melakukan Wawancara terhadap narasumber bata dan batu alam, penggunaan warna dari unsur yang akan menjadi dasar Perancangan Interior laut, dan sejenisnya sehingga wisatawan yang Artspace Grha Budaya Kuta. Untuk wawancara berkunjung tidak hanya akan mengetahui sejarah dipilih narasumber yang berkaitan langsung dengan kesenian Kuta saja namun juga dapat pelaku seni dan penghasil karya yang akan mempelajarinya dan berkunjung ke area produk dirangkum, seperti menggali informasi dengan untuk mengetahui hasil kreasi masyarakatnya yang mewawancarai Bapak Mangku Nyoman Budi Utama dapat menjadi oleh-oleh dari Desa Kuta. sebagai tokoh pementasan Seni Wayang dan Topeng, mencari literartur mengenai Tari Kecak & Lokasi yang akan digunakan untuk pementasan Sanghyang Jaran, mewawancarai Ni perancangan tempat praktik kesenian dan Made Rizky Manika Sari sebagai pembuat lawar pemasaran produk masyarakat Kuta berada di Bulung, mewawancarai Ni Wayan Martha Surya Kecamatan Kuta. Kecamatan Kuta di bagi menjadi Dewi sebagai penari, mewawancarai I Wayan Billy beberapa daerah, yaitu Desa Tuban, Desa Kuta, Sencha Yana mengenai produk kano buatan pak Desa dan Desa . Dari keempat Wayan Pica, system fishing tou r& surf guide. Untuk daerah tersebut akan ditinjau berdasarkan data sekunder diperoleh memalui Dalam proses kependudukan, letak geografis, transportasi, pengumpulan data, menggunakan metode pariwisata dan tingkat sarana prasarananya. pengumpulan data sekunder, dapat dilakukan dengan cara studi literatur. Studi literatur merupakan proses pencarian data dalam

38 Jurnal Patra bentuk teori berdasarkan literatur yang dan fourniture juga merupakan hasil analisa dari berhubungan dengan objek perencanaan dan daerah tempat perancangan, seperti warna perancangan. Dalam melakukan pengumpulan dominan putih dan biru, material serupa kayu data tersebut telah melakukan beberapa kelapa, dan lainnya. pemilihan sumber data yang akan digunakan. Untuk Perancangan Interior Artspace Grha Budaya HASIL DAN PEMBAHASAN Kuta, perancang memilih beberapa literatur yang Lokasi site dijadikan sebagai pedoman diantaranya: Penentuan dan pemilihan site yang akan A. Buku Human Dimension, akan berkaitan digunakan sebagai objek perancangan kali ini dengan besaran ruang dan sirkulasi ruangan diukur berdasarkan jumlah kependudukan, letak yang akan dirancang untuk Perancangan geografis, transportasi, keunggulan pariwisata, Interior Artspace Grha Budaya Kuta nantinya. sarana & prasarana pada setiap desa yang berada B. Website dan situs-situs di internet, digunakan di Kelurahan Kuta. Dari 4 desa yaitu Desa Tuban, sebagi bahan pelengkap terutama dalam Desa Kuta, Desa Legian dan Desa Seminyak, mencari gambar-gambar yang berhubungan terpilihlah Desa Tuban sebagai lokasi perancangan. dengan Perancangan Interior Artspace Grha Terdapat 2 pilihan site yang bisa digunakan Budaya Kuta dan fasilitas pendukung interior sebagai objek perancangan yang berlokasi di Desa sebagai data pembanding. Tuban, yaitu Plaza Bali, berlokasi di alamat Jalan Raya Kuta, Badung, Bali. Kedua adalah Mall Park Metode analisis data 23 yang kedua beralamat di Jalan Kediri Nomor 27 Analisis data yaitu suatu kegiatan penyelidikan Tuban, Kuta, Badung, Bali. Dari pertimbangan kedua terhadap suatu peristiwa dengan berdasar pada site maka disimpulkan memilih Mall Park 23 yang data nyata agar dapat mengetahui keadaan yang beralamat di Jalan Kediri nomor 27 Tuban, Kuta, sebenar-benarnya dalam rangka memecahkan Badung Bali. Hal tersebut dikarenakan melalui permasalahan sehingga dapat ditarik suatu data dan informasi yang tertera lokasi tersebut lebih kesimpulan yang valid dan ilmiah. Untuk unggul dari segi kemudahan akses serta kedekatan perancangan ini menggunakan metode Kualitatif jarak dengan fasilitas hingga sarana prasarana dimana pada metode ini data yang dikumpulkan lain juga mempoengaruhi terpilihnya site tersebut. berdasarkan wawancara dengan responden telah dianalisis berupa informasi, diantaranya jam Tema dan Konsep Perancangan operasional, jumlah toko, keperluan ruang, Pada Perancangan Interior Artspace Grha Budaya besaran ruang, kapasitas pengunjung. Untuk Kuta ini akan menerapkan tema nautical. Kata analisis data lokasi Perancangan Interior Artspace nautical dalam kamus bahasa inggris berarti Grha Budaya Kuta telah dianalisis dengan berbagai bahari, kata tersebut dipilih berdasarkan faktor pertimbangan seperti keunggulan lokasi, lokasi dan keseharian masyarakat lokal Desa Kuta kelemahan lokasi, kesempatan yang diperoleh yang dominan berpenghasilan sebagai nelayan. atau opportunity, tingkat ancaman, letak geografis, Walaupun dominan dalam hal laut, warga Kuta kepadatan kendaraan dan penduduk, cuaca dan juga tidak melupakan tradisi dan budaya yang iklim. telah ada pada tiap Banjar dan terus melakoninya hingga sekarang dengan waktu pementasan Metode Sintesa tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka Kuta pun Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta memiliki ciri khas di bidang laut dan juga kesenian, akan menggunakan metode sintesa secara analogi. sehingga terbentuklah kelompok usaha produk Metode sintesa analogi merupakan metode yang dan jasa yang berkaitan dengan penghasilan laut di dilakukan dengan analisis serta merangkainya Desa Kuta. Mata pencaharian masyarakat yang sehingga menghasilkan bentuk baru yang masih dominan sebagai nelayan tersebut akan dikaitkan memiliki kemiripan visual dengan objek yang pada ini dengan mengaplikasikan suasana Desa dianalogikan tersebut. Karena perancangan kali ini Kuta secara tradisional yang berkaitan dengan mengangkat desa yang berlokasi di area pantai, lautan, tanah lapang yang berisi pohon kelapa, dan berpenghasilan tidak jauh kaitannnya dengan hasil tradisi seni berupa tarian tradisional seperti Tari laut, penjualan aksesoris yang menyesuaikan Kecak & Sanghyang Jaran, Barong, Rangda hingga dengan iklim pantai, jadi akan di analisa bentuk khas kuliner tradisional seperti lawar yang dimana dari biota laut yang dapat menjadi tempat merupakan ciri dari Desa Kuta. Pengaplikasian perlindungan satwa air laut, dan sebagai sumber tema tersebut akan dilakukan dari segi bentuk dan mencari makan satwa hingga penghasilan warna. Pemilihan warna biru coastal, putih, orange manusia, yaitu metafora karang. Berbagai warna

39 Jurnal Patra yang merupakan warna dominan biota laut Visualisasi tema dan konsep pada elemen maupun terumbu karang akan diaplikasikan pada pembentuk ruang area lantai, dinding maupun furniture dalam 1. Area Lantai ruangan. Penerapan beberapa ukiran sederhana Pengaplikasian tema dan konsep pada area yang merupakan transformasi dari tumbuhan serta lantai mentransformasikan unsur perbedaan penggunaan material tradisional pada tempat suci warna dasar laut pada setiap tingkat seperti batu bata dan batu alam juga akan ketinggian. digunakan pada beberapa area perancangan.

Untuk Konsep digunakan City In the Sea. Untuk setiap kata dalam kamus bahasa inggris city berarti kota, in berarti di dalam dan the sea berarti laut, sehingga jika dijadikan kalimat bahasa Indonesia memiliki arti laut di dalam kota. Pemilihan kata tersebut di latar belakangi oleh 2 faktor, pertama berdasarkan Sensus Penduduk pada tahun 2016, penduduk Kelurahan Kuta berjumlah 18.030 jiwa, hal tersebut sudah termasuk banyak untuk kawasan seluas 7.23km maka dari itu muncul kata Gambar 2. Pengaplikasian area lantai city, kedua aktivitas setiap hari, pariwisata di Desa [Sumber: Analisa Pribadi 2020] Kuta lebih dominan ke aspek laut dan pantainya. Wisatawan bisa melakukan beranekaragam 2. Area Dinding dan Plafon aktivitas, seperti memancing, berselancar, Pengaplikasian tema dan konsep juga berjemur, berbelanja di artshop sekitar pantai, direalisasikan pada bagian dinding & plafon. Pola mencicipi kuliner terdekat dan puncaknya adalah yang diperoleh dari bias cahaya di permukaan air menikmati sunset. Sehingga muncullah kata sea. laut ditransformasikan menjadi bentuk yang Maka dari itu dalam Perancangan Interior Artspace lebih sederhana, sehingga terciptalah pola Grha Budaya Kuta akan mengaplikasikan unsur seperti pada plafon di area gallery. Nuansa biru yang berkaitan dengan lautan dan kota, pada laut diaplikasikan pada beberapa bagian pengaplikasiannya dengan membuat tempat dinding sebagai aksen untuk estetika. Pola perancangan yang mampu menampung hingga tersebut diharapkan mampu menimbulkan ratusan pengunjung sehingga terlihat kesan ramai interaksi antar pengunjung yang datang ke sebuah kota. Dengan demikian Perancangan galeri. Unsur budaya Desa Kuta yang masih Interior Artspace Grha Budaya Kuta ini diharapkan banyak menerapkan material tradisional mampu menjadi fasilitas yang mewadahi aktivitas, seperti batu bata juga diterapkan dalam desain memberi edukasi kesenian hingga memasarkan galeri. Penggunaan batu bata di Kuta banyak produk Desa Kuta. ditemui pada bangunan suci sehingga memiliki nilai dan kesan kuno pada bangunan tersebut. Visualisasi tema dan konsep pada fasad Penerapan batu bata di beberapa kolom bangunan diharapkan mampu membawa kesan kuno budaya Kuta dalam perancangan ini. Pengaplikasian tema dan konsep pada area fasad dan jalan pengunjung mengimplementasikan unsur gelombang laut yang diaplikasikan pada kanopi fasad. Unsur budaya dan perancangan yang berlokasi di Bali yang diterapkan berupa

penggunaan bentuk ukiran tanaman pada bagian cover fasad dan juga atap prisma sebagai kepala pada bangunan yang dilengkapi dengan murda dan ikut celedu pada bagian ujungnya.

Gambar 3. Pengaplikasian area dinding&plafon [Sumber: Analisa Pribadi 2020]

Gambar 1. Pengaplikasian area fasad [Sumber: Analisa Pribadi 2020]

40 Jurnal Patra 3. Area Toko Kano pada gambar agar tidak melanggar unsur sara, Pengaplikasian tema dan konsep pada area sehingga terciptalah bentuk baru yang tetap toko kano mengimplementasikan bentuk mencerminkan paras seorang Dewi. Dewi gelombang laut menggunakan material batu merupakan manifestasi Tuhan yang yang di aplikasikan pada beberapa bagian mencerminkan keindahan dan kecantikan. dinding dan beberapa warna biru sebagai Karena Perancangan Interior Artspace Grha aksen. Penerapan ukiran yang merupakan hasil Budaya Kuta tidak lepas dari unsur keindahan dari transformasi tanaman laut juga digunakan dan kecantikan ruangan rancangannya. Gambar dalam area toko tepatnya pada meja kasir. ke 2 yaitu cerita pewayangan. Hal ini merupakan 4. Area Studio penerapan dari salah satu seni yang akan Pengaplikasian tema dan konsep pada area disajikan di Artspace Grha Budaya Kuta. Cerita studio mengambil unsur warna hingga biota pewayangan ini nantinya akan sebagai bahan laut sebagai pola warna yang diterapkan. edukasi bahwa dari cerita tersebut akan menjadi Karena fungsi studio tari terutama di lantai 2 asal usul sebuah tarian, budaya, hingga akan disewakan untuk latihan tari anak-anak jadi pelaksanaan sebuah ritual yang dimana didesain dengan lebih banyak warna. diharapkan mampu menarik wisatawan dari segi Penggunaan ukiran yang merupakan pelaksanaan maupun pertunjukan. Ketiga transformasi dari tanaman juga bisa ditemui terdapat bentukan tas dan juga icon sendok dan pada bingkai cermin. garpu. Hal ini dikarenakan selain sebagai fasilitas 5. Area Panggung pemberi edukasi dan pemasaran produk, Pengaplikasian tema konsep pada area Artspace Grha Budaya Kuta juga menjual produk panggung mengambil unsur dalam laut dengan hasil pengrajin lokal. Produk bisa berupa barang aksen warna biru tua pada bagian lantainya. ataupun olahan kuliner, yang bisa dijadikan Penerapan bentuk transformasi kayon sebagai sebagai oleh-oleh para wisatawan ke negeri gerbang masuk juga merupakan salah satu asalnya dan membantu memasarkan produk penerapan potensi seni yang ada di Desa Kuta tersebut ke pasar dunia.

yaitu dari seni pewayangan. Perancangan ketinggian tribun penonton juga dibuat berdasarkan dengan data persentil ke-95 ketinggian mata 174,2cm untuk pria, 162,8cm untuk wanita dan data persentil ke-5 dengan

ketinggian mata 154,5cm utnuk pria dan 143cm untuk wanita yang memiliki rotasi mata maksimal 0-25° menurut data Buku Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Sehingga tribun

tertinggi dirancang dengan ketinggian dudukan 126cm dan pijakan 84cm dari dasar lantai. Tujuannya agar penonton teratas dapat menonton dengan posisi berdiri dengan garis Gambar 5. Logo Artspace pandang normal. [Sumber: Analisa Pribadi 2020] Fasilitas Ruang

Dalam Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta di Kecamatan Kuta ini terdapat beberapa ruangan yang didesain khusus untuk menunjang aktifitas civitas didalamnya. Ruangan tersebut adalah:

1. Ruang Ketua Yayasan Gambar 4. Pengaplikasian area Panggung 2. Ruang Direktur [Sumber: Analisa Pribadi 2020] 3. Ruang Manager 4. Ruang Staff Logo Artspace 5. Ruang IT & Server Untuk perancangan logo disesuaikan dengan 6. Ruang Arsip lokasi dan sesuatu yang melambangkan seni di 7. R. Bagian Keuangan daerah Kuta. Logo tersebut terdiri dari beberapa 8. Toilet Staff rangkaian gambar. Gambar pertama yaitu 9. Gudang/Penyimpanan Barang gambaran Dewi. Dilakukan beberapa perubahan 10. Ruang Studio

41 Jurnal Patra 11. Ruang Galeri [6] E. Sedyawati; dkk, “Kosakata Bahasa Sanskerta 12. Panggung dalam Bahasa Melayu Masa Kini”, Internet: 13. Lobby http://repositori.kemdikbud.go.id/, 14. Kafe 1994 [21 September 2020]. 15. Toko/Distro [7] Jawa Pos National Network dalam 16. Ruang Bermain Anak “Pariwisata di Indonesia” Internet: 17. Toilet Pengunjung https://id.wikipedia.org/, 2020 [21 April 18. Parkir Staff 2020]. 19. Parkir Pengunjung [8] Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata 20. Ruang Kelistrikan dalam “Berapa Pendapatan Devisa Dari Sektor Pariwisata Indonesia”, Internet: Kesimpulan https://databoks.katadata.co.id/, 2018 [1 Perancangan Interior Artspace Grha Budaya Kuta Oktober 2020] di Kecamatan kuta ini Dalam menentukan lokasi [9] Kementerian Pariwisata, “Laporan perancangannya diperlukan data yang Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata menunjukan tingkat keunggulan masing-masing Tahun 2018”, Internet: desa di Kecamatan Kuta dalam bidang pariwisata, https://www.kemenparekraf.go.id/, 2019 [1 jumlah penduduk, letak geografis, transportasi Oktober 2020] hingga sarana dan prasarana. Berdasarkan data [10] J. Panero & M. Zelnik, “Dimensi Manusia dan tersebut maka didapatlah lokasi perancangan yang Ruang Interior”, Jakarta:Erlangga, 2003, hlm mampu digunakan untuk pengenalan dan 290 & 293 pelestarian seni Desa Kuta hingga pemasaran produk kerajinan serta kuliner lokal masyarakat kuta. Merancang desain sebuah fasilitas dengan nama Artspace Grha Budaya Kuta dengan tema nautical dan konsep city in the sea yang berkaitan dengan nuansa pantai dengan tujuan menimbulkan identitas untuk perancangan. Sehingga mempermudah proses edukasi kesenian hingga memasarkan produk dengan interaksi antara pengunjung dan warga lokal yang tergabung dalam Artspace Grha Budaya Kuta.

DAFTAR PUSTAKA [1] Anonim, “Gerbang Menuju Bali yang Modern” Internet: https://www.bali.com/id/kuta-legian.html, 2018 [2 Desember 2019]. [2] A.Taufik Arefin, “Model Sistem Penyuluhan Pariwisata” Internet: http://stein.ac.id/, 2010 [17 Maret 2020]. [3] A. Yoeti dalam Edwin Fiatiano, “Tata Cara Mengemas Produk Pariwisata pada Daerah tujuan Wisata” Masyarakat, Kebudayaan dan Politik., vol. 20 No. 3, 2007 [4] Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika “Perkiraan Cuaca Bali”, Internet: https://www.bmkg.go.id/ 2020 [21 September 2020]. [5] Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (BPS), “Perkembangan Pariwisata Bali Provinsi Bali Oktober 2019” Internet: https://bali.bps.go.id/, 2019 [21 September 2020].

42 Jurnal Patra