AGRIKAN OPEN ACCES

Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072) Vol. 12 No. 2: 197-202 URL: https: https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/ Oktober 2019 DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.197-202 Peer-Reviewed 

Analisis Usahatani Padi Sawah dengan Metode Hazton di Desa Lolori Kabupaten Barat (Analysis of Paddy Farming Using the Hazton Method in Lolori Village, West Halmahera Regency)

Ekaria1 dan Munawir Muhammad1

1 PRODI AGRIBISNIS Universitas Muhammadiyah Utara, , , Email : [email protected]; [email protected]

 Info Artikel: Diterima : 10 Oktober 2019 Abstrak. Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat menjadi salah satu desa yang melakukan uji coba Disetujui : 19 Okt. 2019 penanaman padi dengan menggunakan metode hazton. Metode hazton merupakan rekayasa budidaya padi Dipublikasi : 21 Okt. 2019 yang diinisiasi oleh Ir. Hazairin MS selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat dan Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan  Artikel Penelitian Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang per lubang tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  Keyword: produksi, pendapatan dan efisiensi usahatani padi sawah di Desa Lolori Kabupaten Halmahera Barat. Bentuk Usahatani, Padi Sawah, analisis yang digunakan adalah analisis usahatani dan efisiensi usahatani. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Metode Hazton, Farming, Lolori Kabupaten Halmahera Barat, dengan waktu penelitian mulai dari bulan April 2019 sebanyak 17 Paddy Rice responden. Hasil penelitian menunjukkan Rata-rata produksi usahatani padi sawah dengan metode hazton di

Desa Lolori Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim tanam dengan rata-rata pendapatan Rp.  Korespondensi: Munawir Muhammad 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga usahatani padi Univ. Muhammadiyah Maluku sawah dengan metode hazton layak diusahakan karena sangat menguntungkan. Utara, Ternate, Indonesia Abstract. Lolori Village, West Halmahera Regency is one of the villages that tested rice planting using the

Email: Hazton method. Hazton method is an engineering rice cultivation which was initiated by Ir. Hazairin MS as [email protected] the Head of the Agriculture and Food Crops Office of West Kalimantan Province and Anton Komaruddin SP, Msi, staff at the Food and Agriculture Plant Service Office of West Kalimantan Province. Hazton technology relies on the use of old seeds 25-30 days after seedling with the number of seeds 20-30 stems per planting hole.

Copyright© Oktober 2019 This study aims to determine the production, income and efficiency of lowland rice farming in Lolori Village, AGRIKAN West Halmahera Regency. The form of analysis used is farm analysis and farm efficiency. This research was conducted in Lolori Village, West Halmahera Regency, with the time of the study starting from April 2019 as many as 17 respondents. The results showed the average production of lowland rice farming using the hazton method in Lolori Village, Halmahera Regency was 6.165 tons / ha / planting season with an average income of Rp. 29,256,175 / ha / planting season and the value of R / C Ratio is 2.79 or the value of R / C is> 1 so that rice farming using hazton method is feasible because it is very profitable.

I. PENDAHULUAN di harapan. Dimana produksi padi tidak Kabupaten Halmahera Barat merupakan mengalami peningkatan yang signifikan setiap salah satu Kabupaten di Provinsi Maluku Utara tahunnya, hal ini terlihat pada tahun 2014 sebesar yang terbentuk dari penduduk transmigrasi 4.5 ton/ha dan tahun 2015 sebesar 4.7 ton/ha. tanaman pangan dari pulau jawa yang Sehubungan dengan hal tersebut pada tahun 2018 mengandalkan usahatani padi sawah sebagai mata Pemerintah Provinsi Maluku Utara berkerjasama pencaharian penduduk juga sebagai daerah dengan Bank Indonesia (BI) mengalokasikan pengembangan tanaman padi yang dapat anggarannya pada program peningkatan diandalkan untuk memenuhi kebutuhan beras produktivitas padi dengan memperkenalkan suatu lokal di Provinsi Maluku Utara. metode budidaya padi baru yang diberi nama Sistem usahatani padi sawah di Kabupaten metode hazton. Halmahera Barat selama ini menggunakan metode Desa Lolori di Kabupaten Halmahera Barat tanam jajar legowo yaitu petani menggunakan 4-5 menjadi salah satu desa yang melakukan uji coba bibit dalam setiap lubang tanam. Akan tetapi penanaman padi dengan menggunakan metode produksi padi dengan menggunakan metode hazton. Metode hazton merupakan rekayasa tanam jajar legowo tidak sesuai dengan hasil yang budidaya padi yang diinisiasi oleh Ir. Hazairin MS

197

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019) selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan produksi maupun pendapatan petani, sehingga dan Holtikultura Provinsi Kalimantan Barat dan penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui Anton Komaruddin SP, Msi, staf pada Dinas produksi dan pendapatan usahatani serta efisensi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori Provinsi Kalimantan Barat. Teknologi hazton Kabupaten Halmahera Barat. Peneliian ini bertumpu pada penggunaan bibit tua 25-30 hari diharapkan dapat memberikan informasi berupa setelah semai dengan jumlah bibit 20-30 batang gambaran mengenai penggunaan biaya produksi per lubang tanam. Menurut Nicholson (2002), dan potensi keuntungan yang diperoleh dari produksi terkait erat dengan jumlah jumlah usahatani padi sawah dengan menggunakan penggunaan berbagai kombinasi input untuk metode hazton sehingga dapat membantu petani jumlah dan kualitas tertentu output yang dalam mengambil keputusan dalam dihasilkan, oleh karena itu upaya untuk pengembangan usahatani kedepannya dan meningkatkan tingkat output tidak terlepas dari memberikan motivasi tersendiri bagi petani untuk peningkatan penggunaan input. Peningkatan lebih mengembangkan dan meningkatkan input juga diikuti dengan peningkatan biaya total produksi dengan harapan dapat meningkatkan suatu kegiatan produksi. Menurut Suratiyah pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya. (2015), perbandingan antara penerimaan dan biaya total suatu kegiatan produksi pertanian II. METODE PENELITIAN menunjukkan tingkat efisiensi usahatani tersebut. Penelitian dilaksanakan di Desa Lolori Meski tergolong sistem tanam baru tapi Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku menurut Darwis (2018), yang melakukan Utara. Penentuan daerah penelitian dilakukan penelitian mengenai perbandingan pendapatan secara purposive sampling (sampling dengan petani padi sistem tanam jajar legowo dan sistem maksud tertentu), yaitu pemilihan sampel yang tanam hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan dipilih benar-benar representative. Dengan TanetteRiattang Kabupaten Bone, dimana pertimbangan bahwa daerah penelitian pendapatan petani dengan menggunakan sistem merupakan daerah yang pertama kali melakukan tanam hazton lebih besar dibandingkan dengan budidaya tanaman padi dengan menggunakan menggunakan sistem tanam jajar legowo. metode hazton dan juga salah satu sentra tanaman Penggunaan metode hazton ini juga mampu padi sawah yang di priotaskan di wilayah Maluku meningkatkan produksi pada saat panen. Yang Utara. Di Desa Lolori ada 3 kelompok tani tetapi tadinya menghasilkan 3-4 ton/hektar, setelah hanya 1 kelompok tani yang menggunakan menggunakan metode tanam hazton meningkat metode hazton, sehingga penentuan respoden menjadi 8,5 ton/hektar (Hadrian, 2017). Penelitian pada penelitian ini yaitu semua petani padi sawah yang dilakukan oleh Noviansyah dan Bariyah yang melakukan budidaya tanaman padi dengan (2018), tentang analisis usahatani padi teknologi menggunakan metode haztonyang jumlahnya 17 hazton di Provinsi Kalimantan Barat, dimana Orang. tingkat kelayakan usahatani padi sebesar 2,69 Jenis data yang digunakan dalam penelitian sehingga usahatani tersebut dikatakan layak adalah data primer dan data sekunder. Teknik untuk dikembangkan. pengumpulan data dengan wawancara, kuisioner Badan Penelitian dan Pengembangan dan pencatatan. Metode analisis data yang Pertanian Kementrian Pertanian (2015), digunakan dalam penelitian ini adalahmetode menyatakan bahwa pertanian padi teknologi deskriptif kuantitatif. Metode ini menggambarkan hazton di beberapa daerah memiliki tingkat keadaan usahatani yang dilakukan petani produksi dan pendapatan yang tinggi, namun hal responden dengan menghitung pendapatan dan sebaliknya belum tentu terjadi di daerah lain. efisiensi. Dalam menganalisis pendapatan petani Maka dipandang perlu untuk melakukan padi sawah digunakan analisis usahatani dan R/C penelitian yang menganalisis usahatani padi Ratio untuk mengetahui efisiensi usahatani. sawah menggunakan metode hazton di Kabupaten 1. Analisis Usahatani Halmahera barat sehingga dapat memberikan Struktur Penerimaan Usahatani rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam Penerimaan usahatani adalah perkalian mengambil keputusan kegiatan yang harus antara produksi yang diperoleh dengan harga dilakukan untuk meningkatkan produksi (kualitas jual, (Soekartawi, 2001) : dan kuantitas) dalam rangka memaksimalkan

198

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

TRi = Yi . Pyi R/C =

Keterangan : Keterangan : TR = Total Penerimaan R/C = Returncostratio Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu TR = Total Penerimaan usahatani i TC = Total Biaya Py = Harga Dalam usahatani padi sawah TR (Total Struktur Biaya Usahatani Revenue) merupakan seluruh penerimaan yang Biaya usahatani diklasifikasikan diperoleh dari hasil penjualan padi sawah yang menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan berhasil dipanen. Sedangkan TC (Total Cost) biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama yaitu biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan proses usahatani. terus dikeluarkan walaupun produksi yang Kriteria Keputusan : diperoleh banyak atau sedikit. Biaya tidak tetap R/C > 1 = Efisien yaitu biaya yang besar kecilnya dipengaruhi R/C < 1 = Tidak Efisien oleh produksi yang diperoleh. R/C = 1 = Impas Cara menghitung biaya tetap dan biaya

tidak tetap, (Soekartawi, 2001) yaitu : III. HASIL PENELITIAN

FC/VC = ∑ 3.1. Karakteristik Petani Padi Sawah dengan Keterangan: Metode Hazton FC/VC = Biaya tetap/Biaya tidak tetap Karakteristik petani responden yang Xi = Jumlah fisik dari input yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah membentuk biaya tetap/biaya tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani tidak tetap dan luas lahan usahatani. Pxi = Harga input a. Umur Responden n = Macam input Salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tetap (FC) dan tidak tetap (VC) maka : atau dalam mengelola suatu bidang usaha adalah usia. Umumnya seseorang yang yang TC = FC + VC masih berusia mudah dan sehat, memiliki Pendapatan Usahatani kemampuan fisik yang lebih kuat bila Pendapatan Usahatani adalah selisih dibandingkan dengan berusia tua. Seseorang antara penerimaan dan semua biaya, yang masih berusia mudah akan lebih cepat (Soekartawi, 2001) : menerima hal-hal yang baru dan berani mengambil resiko serta dinamis. Sedangkan Pd = TR – TC seseorang yang berusia relatif tua mempunyai Keterangan : kapasitas yang lebih matang dan memiliki Pd = Pendapatan Usahatani banyak pengalaman dalam mengolah usahanya TR = Total Penerimaan sehingga cenderung berhati-hati bertindak dan TC = Total Biaya biasanya bersifat tradisional, walaupun 2. Analisis Efisiensi Usahatani fisiknya berkurang. Untuk lebih jelasnya Retur/Cost adalah perbandingan antara kelompok usia petani responden dapat dilihat total penerimaan dengan total biaya pada Tabel 1. (Soekartawi, 2001).

Tabel 1. Karakteristik Petani Berdasarkan Usia No Usia Responden (tahun) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 25-30 1 6 2 31-35 1 6 3 36-40 8 47 >40 7 41 Total 17 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

199

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

Berdasarkan Tabel 1, menunjukkan jumlah menjalankan usahataninya, karena pengalaman responden yang termasuk golongan usia produktif petani sangat berperan dalam mengambil suatu mencapai 47% dan 6% yang memiliki fisik dan keputusan. tenaga yang kuat dalam melakukan usaha taninya Tabel 3 menunjukkan pengalaman sedangkan 41% merupakan responden yang berusahtani tertinggi ada pada kisaran 6-10 termasuk pada golongan usia non produktif. tahun sebanyak 58% dan terendah ada pada b. Tingkat Pendidikan Petani Responden kisaran 1-5 tahun yaitu 18% sehingga lebih Tingkat pendidikan sangat berpengaruh berpengalaman dalam mengambil keputusan bagi seseorang terhadap kemampuannya dalam untuk menjalankan usahataninya. menerima inovasi kearah yang lebih dinamis d. Luas Lahan Usahatani baik dalam berfikir maupun dalam bertindak. Luas lahan merupakan salah satu faktor Seseorang yang berpendidikan yang lebih produksi usahatani yang sangat menentukan tinggi akan dianggap lebih tanggap dan dalam proses produksi dan pendapatan yang dinamis dalam menerima kemajuan jika diperoleh petani, demikian juga biaya yang dibandingkan dengan orang yang akan dikeluarkan dalam usahataninya. Luas berpendidikan lebih rendah. Untuk lahan petani responden dapat dilihat pada mengetahui tingkat pendidikan petani Tabel 4. responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 4 menunjukkan luas lahan yang Tabel 2 menunjukkan tingkat digunakan petani responden untuk melakukan pendidikan petani responden tidak sama uji coba tanaman padi sawah dengan metode dimana tingkat pendidik tertinggi adalah D3 hazton adalah sama yaitu 0,25 ha sebanyak sebesar 6%, SMA 35% SMP 12% dan SD 47%. 100% yang merupakan instruktur langsung dari c. Pengalaman Berusahatani Dinas Pertanian Kabupaten Halmahera Barat. Pengalaman bagi setiap petani dalam berusahatani dapat mempengaruhi dalam

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 SD 8 47 2 SMP 2 12 3 SMA 6 35 4 DIII 1 6 5 S1 - - Total 17 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 3. Karakteristik Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani No Pengalaman Berusahatani Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 1-5 3 18 2 6-10 10 58 3 15-20 4 24 Total 17 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

Tabel 4. Karakteristik Petani Berdasarkan Luas Lahan No Luas Lahan Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 < 1 Ha 17 100 2 > 1 Ha - 17 100 Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2019

3.2. Analisis Usahatani Padi Sawah Metode Hazton untuk memperoleh sarana produksi yang a. Biaya Produksi diperlukan. Biaya produksi yang dimaksud adalah Biaya usahatani atau biaya produksi seluruh biaya yang dikeluarkan baik yang bersifat merupakan pengeluaran yang harus dikeluarkan tunai dan berdasarkan pertimbangan. Dalam

200

Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019) proses produksi untuk menghasilkan output tidak berubah besar kecilnya dalam satu kali musim terlepas dari biaya. Biaya adalah nilai yang harus tanam. dikeluarkan untuk untuk menghasilkan output. Biaya tetap pada usahatani padi sawah Biaya produksi dalam usahatani padi sawah metode hazton di Desa Lolori meliputi cangkul, dengan metode hazton di bedakan menjadi 2 (dua) parang dan karung. Sedangkan biaya variabel macam yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap meliputi saprodi dan penyewaan alat berat. Secara (biaya variabel). Biaya tetap merupakan biaya terperinci rata-rata biaya produksi berupa biaya produksi yang jumlah dan jenisnya tidak berubah tetap dan biaya variabel yang di keluarkan petani dalam satu kali musim tanam walaupun jenis padi sawah di Desa Lolori dapat dilihat pada Tabel produksi yang dihasilkan tidak sama. Sedangkan 5. biaya variabel merupakan biaya yang dapat

Tabel 5. Rata-Rata Biaya Produksi Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019 Jenis Biaya Nilai (Rp) Presentase (%) Biaya Tetap 6.533.825 33 Biaya Variabel 13.530.000 67 Total Biaya = Biaya tetap + biaya variabel Rp. 20.063.825 100 Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Tabel 5, Menunjukkan rata-rata biaya tetap berlaku jelas berkaitan dengan besarnya petani padi sawah dengan metode hazton di Desa penerimaan. Secara terperinci rata-rata produksi Lolori sebesar Rp 6.533.825 (33%)/ha/musim tanam dan penerimaan petani tomat di Kelurahan dan rata-rata biaya variabel sebesar Rp 13.530.000 Gurabunga terdapat pada Tabel 6. (67%)/ha/musim tanam. Komponen biaya yang Tabel 6, Menunjukkan rata-rata produksi paling besar dalam proses produksi adalah biaya petani padi sawah dengan metode hazton di Desa variabel. Lolori yaitu 6,165 ton/ha, dimana harga yang b. Analisis Penerimaan berlaku pada saat penelitian sebesar Rp Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil 8.000.000/ton, sehingga rata-rata penerimaan yang perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan diperoleh petani adalah sebesar Rp dengan harga satuan produksi. Penerimaan 49.320.000/ha/musim tanam. Besarnya penerimaan usahatani ini sering disebut penerimaan kotor. yang diperoleh para petani berdasarkan oleh besar Jumlah produksi yang dihasilkan dan harga yang kecilnya produksi dan harga yang berlaku.

Tabel 6. Rata-Rata Produksi dan Penerimaan Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019 Produksi (Ton) Harga Satuan (Rp) Penerimaan (Rp) 6,165 8.000.000/Ton 49.320.000 Sumber : Data Primer Diolalah, 2019 c. Analisis Pendapatan Untuk mengetahui apakah suatu usaha Pendapatan adalah hasil penjualan dari memberikan keuntungan atau tidak, setiap petani faktor-faktor produksi yang di miliki kepada perlu melakukan perhitungan atau menganalisis sektor produksi atau dapat pula diartikan pendapatan usahatani dalam setiap periode musim pendapatan yang diperoleh didapat dari tanam. Hal ini penting untuk mengetahui pengurangan total penerimaan dengan total biaya kemampuan usaha tersebut termasuk kelemahan- produksi. Dalam pengelolaan usahatani, baik kelemahannya serta cara menghadapinnya. Secara secara tradisional maupun skala perkebunan, terperinci rata-rata pendapatan yang di terima pendapatan merupakan tujuan akhir yang hendak petani padi sawah dengan metode hazton di Desa dicapai. Lolori dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Rata-Rata Pendapatan Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019 Penerimaan (Rp) Biaya Produksi (Rp) Pendapatan (Rp) 49.320.000 20.063.825 29.256.175 Sumber : Data Primer Diolah, 2019

201

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui rata- petani harus mengalokasikan faktor produksinya rata penerimaan petani padi sawah dengan metode secara efisien untuk menghasilkan jumlah hazton adalah sebesar Rp 49.320.000/ha/musim produksi yang maksimal. tanam dan rata-rata biaya produksi yang Analisis Retrn Cost Ratio atau analisis dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp penerimaan dan biaya produksi terhadap 20.063.825/ha/musim tanam. Maka rata-rata penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa pendapatan yang di peroleh petani adalah sebesar besar tingkat keberhasilan dari usahatani padi Rp 29.256.175/ha/musim tanam. Besarnya sawah dengan metode hazton di Desa Lolori pendapatan tersebut sangat dipengaruhi oleh Kabupaten Halmahera Barat dapat dilihat pada jumlah dan harga yang berlaku, sehingga para tabel 8.

Tabel 8. Nilai R/C Ratio Pada Petani Padi Sawah/Ha/Musim Tanam Tahun 2019 Penerimaan (Rp) Biaya Produksi R/C Ratio Keterangan 49.320.000 20.063.825 2,45 Layak Sumber : Data Primer Diolah, 2019

Tabel 8 dapat dilihat nilai R/C usahatani Rp. 29.256.175/ha/musim tanam serta nilai R/C padi sawah dengan metode hazton di Desa Lolori Ratio yaitu 2,79 atau nilai R/C adalah >1 sehingga adalah 2,45 yang berarti bahwa setiap Rp 2,45 yang usahatani padi sawah dengan metode hazton layak digunakan dalam usahatani, akan menghasilkan diusahakan karena sangat menguntungkan. penerimaan sebesar 2,45. Dari hasil penelitian Perlunya sosialisasi dari Dinas Pertanian diperoleh nilai R/C adalah > 1, atau dengan kata Kabupaten Halmahera Barat tentang usahatani lain usahatani padi sawah dengan metode hazton padi sawah dengan metode hazton serta di Desa Lolori layak diusahakan. penanganan hama penyakit yang dapat diterapkan oleh petani, dengan angka produktivitas padi serta IV. PENUTUP nilai R/C ratio yang tinggi, pemerintah dapat Rata-rata produksi usahatani padi menjadikan Teknologi Hazton sebagai salah satu sawah dengan metode hazton di Desa Lolori bagian dari upaya pengentasan kemiskinan bagi Kabupaten Halmahera yaitu 6,165 ton/ha/musim para petani tanaman pangan. tanam dengan rata-rata pendapatan

DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015. Panduan Teknologi Budidaya Hazton Tanaman Padi. Kementrian Pertanian. Pratiwi. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta. Darwis, Khaeriyah. 2018. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Sistem Tanam Hazton di Kelurahan Ta’, Kecamatan Tanette Riattang Kabupaten Bone. Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makasar. Hadrian, putri. 2017. Metode Hazton Mampu Menghasilkan Puluhan Ton. Diakses dari Mongabay situs Lingkungan www.mongabay.co.id.htm pada tanggal 12 Agustus 2018. Kartasapoetra, A.G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah Tropika. Bina Aksara. Jakarta. Noviansyah dan Bariyah. 2018. Analisis Usahatani Padi Teknologi Hazton di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2018. Vol. 7 No. 1 Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Alih Bahasa oleh IGN Bayu Mahendra dan Abdul Aziz Erlangga, Yogyakarta. Suratiyah, K. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Shinta, A., 2005. Ilmu Usahatani. Diktat Kuliah Jurusan SosialEkonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Soekartawi. 2001. Analisis Usaha Tani. UI. Press. Jakarta.

202