INOVASI KLEPON BERBAHAN DASAR BIJI KURMA 2019 Muhammad Juni Pranata, Dra

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

INOVASI KLEPON BERBAHAN DASAR BIJI KURMA 2019 Muhammad Juni Pranata, Dra ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.6, No.1 April 2020 | Page 428 INOVASI KLEPON BERBAHAN DASAR BIJI KURMA 2019 Muhammad Juni Pranata, Dra. Ratu Ratna Mulyati Karsiwi.,MM.Par., Ratna Gema Mauilida S.ST.Par., MM.Par Program Studi D3 Perhotelan, Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan biji kurma. Biji kurma termasuk limbah dan belum banyak yang mengetahui biji buah kurma mempunyai kandungan gizi. Klepon adalah jenis kue tradisional Indonesia yang berbahan dasar dari tepung beras dan tepung ketan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dan melakukan uji organoleptik kepada 100 orang konsumen dengan cara menyebarkan kuesioner.Penelitian ini membahas tentang pemanfaatan biji kurma sebagai bahan dasar pembuatan klepon. Pada umumnya biji kurma menjadi sampah organik. dengan menjadikan biji kurma menjadi tepung untuk bahan dasar pembuatan klepon maka biji kurma nilai ekonomis nya akan meningkat dan menjadikan inovasi olahan dari biji kurma. Hasil penelitian ini adalah untuk menemukan resep kue klepon berbahan dasar biji kurma, dan untuk mengetahui sejauh mana daya terima konsumen terhadap produk klepon berbahan dasar tepug biji kurma. Melalui hasil uji daya terima konsumen dapat disimpulkan bahwa klepon berbahan dasar tepung biji kurma dapat diterima oleh konsumen dengan presentase 78% konsumen memilih suka berdasarkan rasa, 66,4% menarik berdasarkan warna, 72,4% harum berdasarkan aroma, 70,8% lembut berdasarkan tekstur, dan 73,6% konsumen memilih suka berdasarkan fisik. Kata Kunci: Inovasi, Biji kurma, Klepon ABSTRACT This study discusses the use of date palm seeds. Dates seeds, including waste and not many people know that date palm seeds have nutritional content. Klepon is a type of traditional Indonesian cake made from rice flour and glutinous rice flour. The study was conducted by an experimental method and conducted organoleptic tests on 100 consumers by distributing questionnaires. This study discusses the use of date palm seeds as a basic ingredient in making klepon. In general, date seeds become organic waste. by making date seeds into flour for the basic ingredients of making klepon, date palm seeds will increase in economic value and make innovation processed from date palm seeds. The results of this study were to find a recipe for klepon cake made from date palm seeds, and to find out the extent to which consumers received consumer products for klepon made from dates. Through the results of consumer acceptance test it can be concluded that the klepon made from date palm flour can be accepted by consumers with a percentage of 78% of consumers choosing likes based on taste, 66.4% attractive based on color, 72.4% fragrant based on aroma, 70.8% soft based on texture, and 73.6% of consumers choose likes based on physical. Keywords: : Innovations, Dates, Klepon Klepon merupakan makanan tradisional yang berbahan I. PENDAHULUAN dasar tepung beras yang dicampurkan dengan tepung ketan dan dengan tambahan pasta pandan yang dibentuk seperti bola yang 1.1 Latar Belakang didalamnya diberikan gula jawa dan diselimuti oleh parutan Indonesia memiliki 34 provinsi yang terdiri dari kelapa. Salah satu upaya untuk meningkatkan image klepon dengan berbagai kota dan kabupaten. Setiap provinsi yang berada di cara memperbaiki kandungan gizinya dengan menaikkan kadar indonesia memiliki berbagai ragam wisata, keindahan wisata protein dan serat kasar dengan penambahan tepung yang terbuat alam, keunikan wisata budaya, wisata edukasi hingga wisata dari biji kurma dan mengganti isian klepon dengan daging buah kuniler yang berbeda – beda. Salah satunya adalah pasuruan, kurma. pasuruan merupakan kabupaten yang ada di provinsi jawa timur. Kurma adalah tanaman palma (arecaceae) dalam genus Pasuruan memiliki banyak keindahan alam, keunikan budaya Phoenix, buahnya dapat dimakan. Pohonya berukuran sedang hingga kuliner. Salah satu makanan tradisional yang terkenal dengan tinggi 15-25 m, tumbuh secara tunggal atau membentuk yang berasal dari pasuruan ialah klepon. Klepon atau kelepon rumpun pada sejumlah batang dari sebuah sistem akar tunggal. sejenis makanan tradisional atau kue tradisional Indonesia yang Daunnya memiliki panjang 3-5 m, dengan duri pada tangkai daun, termasuk kedalam kelompok jajanan pasar. Klepon berasal dari menyirip dan mempunyai sekitar 150 pucuk daun muda, daun Pasuruan, Jawa Timur, berbahan dasar dari tepung beras ketan. mudanya berukuran dengan panjang 30 cm dan lebar 2 cm. Klepon juga dikenal dengan sebutan “onde-onde” di Sumatera Rentangan penuh mahkotanya berkisar dari 6-10 m. Pohon kurma dan Malaysia. merupakan tanaman jenis dioecious, yaitu memiliki tanaman Sejak tahun 1950, klepon sudah ada direstoran Indonesia jantan dan betina yang hidup secara terpisah. Belanda atau Cina dan supermarket di seluruh negeri. Klepon Peneliti pangan menyebut kurma adalah makanan hampir diperkenalkan oleh indo imigran. Jadi klepon ini termasuk ideal yang menyediakan nutrisi esensial secara lengkap dengan kudapan nasional yang sudah mendunia di Indonesia. Selama ini manfaat kesehatan. Bahkan berpotensi sebagai makanan terbaik klepon biasanya di konsumsi hanya mengandung gizi makro saja dimasa depan. Pohon kurma memiliki daya adaptabilitas yang yaitu karbohidrat, protein, lemak dan sangat sedikit bahkan tidak tinggi. Pohon betina kurma mudah kawinan dengan siapa saja maka mengandung zal gizi seperti vitamin dan mineral. Maka denggn tidak mengherankan kalau varietas kurma sampai saat ini dapat itu penambahan gizi dan vitamin lainnya akan menambah peran mencapai 1000 varietas lebih. Buah kurma dikelompokkan menjadi klepon dari yang sebelumnya hanya mengenyangkan saat tiga golongan utama yaitu: lunak (contohnya: Barhee, Halaw, dikonsumsi tetapi juga menambah asupan gizi yang diperlukan Khadrawy,dan Medjool), semi-kering (contohnya: Dayn, oleh tubuh manusia. ISSN : 2442-5826 e-Proceeding of Applied Science : Vol.6, No.1 April 2020 | Page 429 Deglet noor, Zahidi) dan kering (contohnya: thoory). luas. Variasi patiseri dapat dibuat dengan berbagai teknik dan Kurma matang dibagi menjadi empat golongan, yang metode pengelolaan yang berbeda, namun variasi tersebut tidak mana dikenal seluruh dunia dengan menggunakan penamaan Arab yaitu, kimri (muda),Khalal (berukuran penuh), rutab dapat dipisahkan dari seni dan keindahan. (matang,lembut), tamr (dikeringkan dengan bantuan matahari). Pengelolaan makanan pada produk patiseri khususnya Pohon kurma dapat berbuah setelah ditanam selama 4 sampai 7 tahun dan bisa dipanen ketika berusia 7 sampai 10 tahun. pengetahuan mengenai Hygiene dan Sanitasi sangat menentukan Kandungan gizi buah kurma cukup lengkap, seperti kalori, kualitas sebuah produk. Dalam pengelolaan makanan bukan hanya karbohidrat, air, protein, gula, serat, vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin harus memperhatikan teknik atau metode pengelolaan tetapi harus B5, viamin B6, vitamin B9, vitsmin B12, kalsium, zat besi, memperhatikan atau didukung oleh hygiene dan sanitasi yang magnesium, fosfor, kalium, dan sodium. Unsur-unsur inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi dan antibodi bagi tubuh efektif. Namun, selain hygiene dan sanitasi yang harus manusia. Biji kurma merupakan bahan buangan. Pada umumnya diperhatikan, faktor kesehatan dan keselamatan kerja juga tidak biji kurma masih belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang dan sebagai bahan limbah organik saja. Biji kurma mengandung kalah penting untuk dipahami, direncanakan, dan diterapkan gizi yamg cukup tinggi terutama pada karbohidrat, mineral dan (Faridah, 2008:3). serat pangannya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dengan cara diolah menjadi tepung. Selain di manfaatkan 2.1.1 Jenis Patiseri sebagai bahan baku makanan, biji kurma juga dapat menambah kandungan gizi bila diolah menjadi sebuah produk makanan. Menurut faridah (2008:3) patiseri dibagi menjadi dua, yaitu Kandungan gizi biji kurma cukup lengkap, seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral, serat pangan, dan air. kue oriental dan kue continental. Kue – kue indonesia termasuk Unsur-unsur inilah yang dapat digunakan sebagai sumber energi pada jenis kue oriental, sedangkan kue continental adalah Yeast dan antibodi bagi tubuh manusia. Berikut adalah komposisi biji buah kurma. Products, Breads, Cake and Icings, Cookies, Pastries, Cream, Menurut Warsiki (2017:6) biji kurma dapat diolah untuk Puding, Frozen Dessert, Candy. Perbedaan dari jenis patiseri mengantikan tepung dengan cara memisahkan biji kurma dengan dagingnya, dicuci dengan bersih biji kurma kemudian diiris dan adalah lemak yang teradapat pada kuenya, kue kontinental dikeringkan, setelah itu biji kurma di giling dan disaring untuk menggunakan lemak padat seperti margarine, mentega, dan mendapatkan serbuk yang paling halus. shortening sedangkan kue oriental menggunakan lemak cair seperti santan dan minyak. Ada pun jenis – jenis produk yang II .KAJIAN PUSTAKA termasuk patiseri adalah sebagai berikut: Patiseri Bakery Bakery termasuk dari bagian patiseri yang terdiri dari Patiseri merupakan bahasa perancis “patisserie” yang roti, cake, pastry dan cookies. Bakery memiliki daya jual yang dapat diartikan kue-kue. Patiseri adalah sebuah pengetahuan tinggi dari tampilan yang menariknya. Cara pembuatan produk dalam pengelolahan dan penyajian makanan, terutama proses dan – produk bakery menggunakan bahan dasar seperti terigu, sekarang sebagai jenis kue (Dharma dan Intan, 2018:4). Menurut lemak, gula, telur, garam dan cairan (air atau susu).
Recommended publications
  • 205 Jurnal Ecosystem Volume 19, Nomor 2, Mei- Agustus 2019
    205 STRATEGI PEMASARAN JAJANAN TRADISIONAL KUE PUTU CANGKIRI DI SULAWESI SELATAN Oleh Hernita E-mail: [email protected] Dosen STIM Lasharan Jaya Makassar ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis strategi pemasaran jajanan tradisional kue putucangkiri agar tetap diminati masyarakat secara nasional Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dan tergolong pada jenis penelitian deskriptif kualitatif Sumber data dalam penelitian ini meliputi: Sumber Data Primer dan Sumber Data Sekunder.hasil penelitian menunjukka bahwa esistensi pemasaran jajanan tradisional kue putucangkiri peningkatan penjualan baik secara local maupun nasional, hal ini dibuktikan bahwa pihak penjual memvariasikan model dan bentuk kue putucangkiri dalam beberapa warna tanpa meninggalkan cita rasa dan menjauhi dari bahan pengawet dan pewarna sehingga menjadi alasan masyarakat tetap mengemari makanan tersebut Keyword: Strategi Pemasaran, Jajanan Tradisional A. PENDAHULUAN adonan tepung kemudian dimasukkan parutan kelapa muda dan ditutup lagi dengan sisa Perkembangan ilmu pengetahuan dan adonan tepung beras ketan, dan kemudian teknologi menyebabkan kemajuan-kemajuan dikukus hingga matang. Kebayang kan hampir di seluruh aspek kehidupan manusia. hasilnya setelah matang seperti apa? yup, Di era modern ini berbagai alat canggih dan persis seperti gambar paling atas di artikel ini, mutakhir semakin mengiringi kehidupan khususnya kue Putu Cangkiri yang berwarna manusia sehari-hari. Imbasnya hal-hal kecoklatan. Berasa manis kenyal-kenyal beras tradisionalpun
    [Show full text]
  • I Satuan Gramatikal Dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar Di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI SATUAN GRAMATIKAL DAN DASAR PENAMAAN KUE JAJANAN PASAR DI KIOS SNACK BERKAH BU HARJONO PASAR LEMPUYANGAN KOTA YOGYAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Anindita Ayu Gita Coelestia NIM: 174114039 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK Coelestia, Anindita Ayu Gita. 2021. “Satuan Gramatikal dan Dasar Penamaan Kue Jajanan Pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta”. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini mengkaji satuan gramatikal dan dasar penamaan kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yakni (i) satuan gramatikal nama kue jajanan pasar dan (ii) dasar penamaan nama kue jajanan pasar. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan satuan gramatikal dan dasar penamaan nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Objek penelitian ini berupa nama kue jajanan pasar di Kios Snack Berkah Bu Harjono Pasar Lempuyangan Kota Yogyakarta. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode simak (pengamatan atau observasi), yaitu metode yang digunakan dengan cara peneliti melakukan penyimakan penggunaan bahasa (Mahsun, 2005: 242). Selanjutnya digunakan teknik catat dan teknik simak bebas libat cakap. Teknik simak bebas libat cakap adalah peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh informannya (Mahsun, 2005: 92). Serta digunakan pula teknik wawancara. Selanjutnya data yang sudah diklasifikasi dianalisis menggunakan metode agih dengan teknik sisip, bagi unsur langsung (BUL), dan teknik baca markah.
    [Show full text]
  • Modul Guru Pembelajar Paket Keahlian Patiseri Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Dalam Rangka Pelatihan Guru Pasca Uji Kompetensi Guru (UKG)
    MODUL GURU PEMBELAJAR Pake t Keahlian Patiseri Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) KELOMPOK KOMPETENSI G Penanggung Jawab : Dra. Hj. Djuariati Azhari, M.Pd KOMPETENSI PROFESIONAL Penulis: Dra. Harteti 0816354314 [email protected] Dra. Siti Ariatmi 081266799079 [email protected] Tantri Miharti, S.Pd 081513284989 [email protected] Penelaah: Dra. Laksmi Dharmayanti, M.M 089664975812 [email protected] KOMPETENSI PEDAGOGIK Penulis: Drs. Ahmad Hidayat, M.Si. 08158178384 [email protected] Penelaah: Drs. Sanusi, M.M 085883483492 [email protected] Copyright © 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Layout & Desainer Grafis: Kependidikan Bisnis dan Pariwisata Tim Direktorat Jenderal Pendidik dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa. Guru Profesional adalah guru yang kompeten membangun proses pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal tersebut menjadikan guru sebagai komponen yang menjadi fokus perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam peningkatan mutu pendidikan terutama menyangkut kompetensi guru. Pengembangan profesionalitas guru melalui program Guru Pembelajar (GP) merupakan upaya peningkatan kompetensi untuk semua guru. Sejalan dengan hal tersebut, pemetaan kompetensi guru telah dilakukan melalui uji kompetensi guru (UKG) untuk kompetensi pedagogik dan profesional pada akhir tahun 2015. Hasil UKG menunjukkan peta kekuatan dan kelemahan kompetensi guru dalam penguasaan pengetahuan. Peta kompetensi guru tersebut dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh) kelompok kompetensi. Tindak lanjut pelaksanaan UKG diwujudkan dalam bentuk pelatihan paska UKG melalui program Guru Pembelajar. Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai agen perubahan dan sumber belajar utama bagi peserta didik.
    [Show full text]
  • A Study of Subject Omission in the Spoken Language of Indonesian Primary School Children Aged 6 to 12 in Jakarta
    Edith Cowan University Research Online Theses: Doctorates and Masters Theses 1-1-2003 A study of subject omission in the spoken language of Indonesian primary school children aged 6 to 12 in Jakarta Endang Sutartinah Soemartono Edith Cowan University Follow this and additional works at: https://ro.ecu.edu.au/theses Part of the East Asian Languages and Societies Commons Recommended Citation Soemartono, E. S. (2003). A study of subject omission in the spoken language of Indonesian primary school children aged 6 to 12 in Jakarta. https://ro.ecu.edu.au/theses/1337 This Thesis is posted at Research Online. https://ro.ecu.edu.au/theses/1337 Edith Cowan University Copyright Warning You may print or download ONE copy of this document for the purpose of your own research or study. The University does not authorize you to copy, communicate or otherwise make available electronically to any other person any copyright material contained on this site. You are reminded of the following: Copyright owners are entitled to take legal action against persons who infringe their copyright. A reproduction of material that is protected by copyright may be a copyright infringement. Where the reproduction of such material is done without attribution of authorship, with false attribution of authorship or the authorship is treated in a derogatory manner, this may be a breach of the author’s moral rights contained in Part IX of the Copyright Act 1968 (Cth). Courts have the power to impose a wide range of civil and criminal sanctions for infringement of copyright, infringement of moral rights and other offences under the Copyright Act 1968 (Cth).
    [Show full text]
  • PDF-Document
    Supplementary Materials for the Article Cross Sectional Study of Plant Sterols Intake as a Basis for Designing Appropriate Plant Sterols Enriched Food in Indonesia Drajat Martianto 1,2, Atikah Bararah 3, Nuri Andarwulan 1,3 and Dominika Średnicka-Tober 4,* 1 Southeast Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFAST) Center, IPB University, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (D.M.), [email protected] (N.A.) 2 Department of Community Nutrition, Faculty of Human Ecology, IPB University, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (D.M.) 3 Department of Food Science and Technology, Faculty of Agricultural Technology, IPB University, P.O. Box 220, IPB Darmaga Campus, Bogor 16680, West Java, Indonesia; [email protected] (A.B.), [email protected] (N.A.) 4 Department of Functional and Organic Food, Institute of Human Nutrition Sciences, Warsaw University of Life Sciences, Nowoursynowska 159c, 02-776 Warsaw, Poland; [email protected] (D.Ś.-T.) * Correspondence: [email protected]; Tel.: +48225937035 (D.Ś.-T.). List of Tables Table S1. Respondents characteristics. .............................................................................................................. 3 Table S2. Average of plant sterols content in each food group and sub-group consumed by all respondents. .........................................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Tiong Bahru Heritage Trail
    » discover our shared heritage TIONG BAHRU HERITAGE TRAIL 02 » our heritage TIONG BAHRU HERITAGE TRAIL COURTESY OF MANDY LEE (Left): The newly-launched Seng Poh Road market in 1951. (Right): Streets of Tiong Bahru in the late 1950s. iong Bahru Road today stretches for Bahru was once dotted by graves. more than three kilometres from Redhill MRT at its western end to T Outram Road on its eastern end. For Did You Know? most Singaporeans, Tiong Bahru is a small, Tiong Bahru estate, as well as the grounds of charming and chic housing estate awash with the Singapore General Hospital and a great deal good eateries and eclectic little shops. But of the land along Tiong Bahru Road all the way there is much more to Tiong Bahru than meets to Leng Kee Road, was once part of a sprawling the eye, as this heritage trail and its marked Chinese cemetery. sites show. The familiar Art Deco buildings we see today WHAT’S IN A NAME? were built in the 1930s, when Tiong Bahru It is not clear when the name ‘Tiong Bahru’ first estate was developed as one of the first came into use. The name first appeared in a public housing programmes of the Singapore newspaper report from 13 June 1863 in The Improvement Trust (the colonial predecessor Straits Times, which mentioned Tiong Bahru in to the HDB). These 50 or so blocks of low-rise connection with an assault on one Tan Kung, a apartments and shophouses were originally grass cutter who lived there. The report, which meant to house residents from overcrowded spelt the place as ‘Tiang Bahru’, did not clarify parts in Chinatown.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pengumpulan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Terdapat dua jenis sumber data pada penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data. 3.1.1. Wawancara Penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan pada 3 narasumber yaitu Bang Indra (Sekertaris Perkampungan Betawi di Setu Babakan), Ibu Rofikoh (Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi), dan Ibu Yulia Retno K. (Kepala Seksi Redaksi Elex Media) untuk mendapatkan data mengenai makanan tradisional khas Betawi dan perancangan sebuah buku ilustrasi. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB. 1. Apa saja jenis-jenis jajanan khas Betawi? Dari yang saya ketahui, ada Kerak Telur, Kembang Goyang, Akar Kelapa, Rengginang, Kembang Ros, Jalabia, kue Pepe, kue Cucur, Geplak, Tape Uli, Wajik, Sagon, Dodol Betawi, Bir Pletok, Selendang Mayang, dan Cincau. 50 Perancangan Buku Ilustrasi..., Nadya Permata Putri, FSD UMN, 2017 Gambar 3.1 Wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB Sumber: Dokumen Pribadi Hasil wawancaradengan narasumber Bang Indra selaku sekertaris Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan.
    [Show full text]
  • Cuisines in Indonesia, Malaysia, and the Philippines
    Cuisines in Indonesia, Malaysia, and the Philippines Since cuisines are born on the land and grow within its climate, contours, topography, and geography, Indonesia, Malaysia, and the Philippines have bred sister cuisines that find similarities as well in Thailand, Vietnam, Laos, Cambodia, and Brunei Darussalam. It is thus possible to speak of Southeast Asian cuisine even while acknowledging the regional differences that come from history, society, and culture. Indonesia, for example, with its fifteen thousand islands, covers a large portion of Southeast Asia, and in the early twenty-first century its population (209.4 million) ranked fourth among the world's most populous nations. Although the islands vary greatly in size, climate, and soil and thus in cuisine, it is possible to speak of pan-Indonesian culinary traditions, to set them in their regional contexts, and to invite comparisons with their neighbors. Malaysia is contiguous to Singapore on one side and to Brunei on the other. Its land, weather, and geographical features are similar to those of the rest of Southeast Asia. However, its population (23 million) is composed of Malay Muslims, Peranakan or Straits Chinese with roots in South China, and Indians, mainly from South India, so it developed three principal cuisines, Malay, Indian, and Chinese. The country's leaders emphasize its multicultural nature and consider all three cuisines equally national. The Philippines (population 75.8 million), with seven thousand islands, many of them small, has the longest discontinuous coastline in the world. With its tropical weather, plains and mountains, and wealth of water sources, it developed a culinary pattern similar to those of Indonesia and Malaysia.
    [Show full text]
  • CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background Indonesia Is One
    CHAPTER I INTRODUCTION 1.1 Background Indonesia is one country that has a variety of cultures, languages, customs and culinaries in every region. The acculturation culture influences assimilation in Indonesia. It increases enrich of Indonesian culture. It could be said that Indonesia is a country with multicultural. While, Indonesia has many varieties of culinary because Indonesia consists of several islands. Indonesia consists of 34 provinces and each province has the traditional food as aidentity of the region. So, every region in Indonesia has its own typical food. Nusantara food or typical food is not only make the people like of those foods, but also often attract the attention of foreign tourists. The diversity of tribes with cultures, languages, religions and customs create a variety of cuisines, foods and drinks. Culinary become one of the main attractions of each region. One type of traditional culinaries that is attached to the homeland is traditional pastries which are also commonly called snacks such as traditional cake. According to Soesilo (2013) the definition of traditional cake is: Kue tradisional adalah kue sederhana yang memakai tepung terigu serbaguna dalam proses pembuatannya. Terkadang tepung terigu tersebut dicampurkan dengan tepung kanji ataupun tepung beras. (Soesilo, 2013) The cake is usually flavored sweet or some are savory and salty. The cake is often interpreted as a snack made of flour dough, rice flour, corn starch, tapioca, or wheat. Traditional cake has been often a dessert served in a ceremonial occasions, especially weddings, anniversaries, and birthdays. The cake can be cooked by steaming, baking, or frying. The cake in Indonesia is usually categorized by their water content, namely cookies and cake.
    [Show full text]
  • Tradisi Kuliner Kue Khas Bugis Dalam Pernikahan Dari Generasi Ke Generasi Skripsi
    Hari, Tanggal : Selasa, 22 Desember 2020 Waktu : 13.00 WITA – Selesai Tempat : Departemen Ilmu Sejarah TRADISI KULINER KUE KHAS BUGIS DALAM PERNIKAHAN DARI GENERASI KE GENERASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora pada Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Oleh: CITA SUCI F811 14 001 UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020 TRADISI KULINER KUE KHAS BUGIS DALAM PERNIKAHAN DARI GENERASI KE GENERASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Guna Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora pada Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Oleh: CITA SUCI F811 14 001 UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2020 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu. Alhamdulillahi rabbil ‘alaamiin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, rahmat, taufiq, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Tradisi Kuliner Kue Khas Bugis Dalam Pernikahan dari Generasi-kegenerasi”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. Dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan kendala yang penulis alami, namun alhamdulillah berkat Inayah dari Allah SWT dan optimism penulis yang di dorong oleh kerja keras, serta bantuan dari berbagai pihak, hambatan dan kendala tersebut dapat dilalui. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang turut memberikan andil, baik secara langsung maupuntidak langsung, moral maupun material. Penulis Ucapkan terimaksih kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kesehatan sehingga saya akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibunda tercinta, Hasra Alias yang berperan ganda menjadi seorang mama yang sangat menyayangi dan membimbing menjadi lebih baik, serta bekerja keras banting tulang membiayai pendidikan saya sampai pada tahap ini.
    [Show full text]
  • International Review of Humanities Studies E-ISSN: 2477-6866, P-ISSN: 2527-9416 Vol
    International Review of Humanities Studies www.irhs.ui.ac.id, e-ISSN: 2477-6866, p-ISSN: 2527-9416 Vol. 5, No.1, May 2020 (Special Issue), pp. 426-438 INDONESIAN CULINARY: NEGOTIATING THE VISUAL AND GUSTATORY PERCEPTION Sonya Indriati Sondakh Graduate School of Jakarta Institute of the Arts [email protected] ABSTRACT As it concerns the sense of sight, visual culture puts its focus on everything of visual nature. Specific for food, visual culture has played an important role in the development of culinary culture. Corresponding to the rising of visual turn, visual perception has earned its specific role in culinary scene. Regarding this research, it is of great importance to recognise that food has both the visual and gustatory side. Visual relates to the aesthetic side, which is about its visual appearance and gustatory side is about the taste. In food industry led by the Western world with its famous chefs, visual perception is key. When food is served in high-end premises or special places for tourism purpose, visual perception is significant. For Indonesia, one of the tourist attractions is the regional food. Indonesian regional foods certainly have its own unique appearance, but are they acceptable for international culinary standard? Do Indonesian regional foods need to change their visual appearances in accordance with the requirement of the international standard? Using food images taken from the Internet, this article delves into the opposition and negotiation of visual and gustatory perception. KEYWORDS: visual perception, hegemony, culinary, regional food INTRODUCTION Indonesia, an archipelagic territory, is a rich country in many ways.
    [Show full text]
  • Daftar Harga Agen
    DAFTAR HARGA AGEN JAJANAN PASAR ROTI KUE KERING NEW ITEM & UPDATE HARGA PER 17 September 2018 NO KODE NAMA BARANG HARGA NO KODE NAMA BARANG HARGA NO KODE NAMA BARANG HARGA 1 0101 AREM-AREM Rp 6,000 1 0713 BLUDER KEJU TRAY (21,5 X 6 X 5,5 CM) Rp 70,000 1 0420 AFGAN BESAR Rp 85,000 2 0102 AREM-AREM PEDES Rp 6,500 2 0710 BLUDER SPESIAL Rp 8,000 2 0404 NASTAR BESAR Rp 115,000 3 0103 BIKA AMBON Rp 5,500 3 0711 BLUDER SPESIAL COKLAT Rp 11,000 3 0403 NASTAR KECIL Rp 85,000 4 0706 BIKA AMBON KOTAK Rp 105,000 4 0712 BLUDER SPESIAL KEJU Rp 11,000 4 0415 BAGELEN KECIL Rp 45,000 5 0106 BOLU KUKUS Rp 5,000 5 0707 BLUDER KEJU POTONG Rp 6,500 5 0411 COKLAT CHEESE BESAR Rp 115,000 6 0108 BUBUR CETIL Rp 6,500 6 0242 BROWNIES POTONG Rp 5,500 6 0410 COKLAT CHEESE KECIL Rp 85,000 7 0109 BUBUR SUMSUM Rp 6,500 7 0243 BROWNIES KUKUS TRAY Rp 65,000 7 0437 CORN FLAKES BESAR Rp 115,000 8 0161 BUBUR JAGUNG MUTIARA Rp 6,500 8 0318 CHEESE CAKE CUP Rp 8,000 8 0436 CORN FLAKES KECIL Rp 85,000 9 0165 BUBUR BIJI SALAK Rp 6,500 9 0250 DONAT COKLAT Rp 6,500 9 0414 KASTENGEL BESAR Rp 115,000 10 0162 BUBUR KETAN HITAM Rp 6,500 10 0260 ÉCLAIR Rp 6,000 10 0413 KASTENGEL KECIL Rp 85,000 11 0163 BUBUR MERAH DELIMA Rp 6,500 11 0319 KLAPPERTART Rp 16,000 11 0439 KENARI BESAR Rp 115,000 12 0110 CANTIK MANIS Rp 4,500 12 0301 LAPIS KEJU LARGE Rp 475,000 12 0440 KENARI KECIL Rp 85,000 13 0111 CORO BIKANG Rp 4,500 13 0302 LAPIS KEJU POTONG Rp 16,000 13 0428 LIDAH KUCING BESAR Rp 115,000 14 0160 CLOROT Rp 4,500 14 0303 LAPIS KEJU MEDIUM Rp 275,000 14 0429 LIDAH KUCING KECIL Rp 85,000
    [Show full text]