Vol. XI, No.2, Desember 2017 Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi ISSN 1978-3612

STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DI KABUPATEN SELATAN

Djufri Rays Pattilouw

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pattimura Jln. Ir. M. Putuhena, Kode Pos 97233 Ambon

ABSTRACT

The study aims to identify and map the potential of cooperative development in South , and formulate its development strategy. The analysis used is the Internal Factor Evaluation (IFE) matrix, the External Factor Evaluation (EFE) matrix, the Internal-External matrix (IE), and the matrix Strength- Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). The results of the analysis show that most cooperatives in Buru Selatan Regency have internal performance which is relatively inefficient but the external environment is quite conducive. The recommended development strategies are Weakness to Opportunities (W-O) strategy, namely how to fix weaknesses to optimize opportunities. This result implies that in the future the construction of cooperatives in South Buru can be carried out through four important steps, namely 1) Regeneration (re-purification) of the vision, mission and objectives of cooperatives; 2) Reorient the focus of developing cooperative businesses based on local economic potential; 3) Revitalization of cooperative development programs by the government; 4) Reformulation of cooperative business strategies that are more resilient and competitive.

Keywords: Cooperative, Development Strategy, SWOT Matrix JEL Classification : C71, F63, B41

PENDAHULUAN penghalang bagi koperasi untuk dapat berkembang menjadi bisnis skala besar di . Koperasi sejak lama telah menjadi bagian yang tidak Pada aspek eksternal,faktor-faktor seperti kondisi terpisahkan dalam sistem perekonomian Indonesia, sosial-budaya, dinamikapolitik, perubahan ekonomi dan bahkan merupakan sokoguru bagi perekonomian kemajuan iptek turut pula memberi andil bagi nasional. Lembaga koperasi dianggap sangat sesuai perkembangan koperasi hingga hari ini. Berbagai dengan kultur dan tata kehidupan bangsa dan menjadi perubahan yang berlangsung pada lingkungan eksternal satu-satunya sektor usaha yang mengemban asas,prinsip, tersebut telah memberi tantangan dan sekaligus peluang dan ideologi ekonomi sebagaimana diamanahkan oleh bagi pengembangan koperasi. Konsekuensinya, manakala konstitusi negara(pasal 33 UUD 1945). Kemampuan koperasi tidak memiliki keunggulan kompetitif koperasi untuk dapat bertahan di saat krisis membuktikan dankemampuan adaptasi maka setiap perubahan tersebut bahwa kondisi ekonomi yang tangguh bisa dibangun di dapat menjadi ancaman, yang pada akhirnya menyisakan atas sendi-sendi ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada masalah bagi koperasi. asas kekeluargaan.Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh Di Provinsi sendiri berdasarkan data dari koperasi seperti adanya efisiensi dan skala ekonomi, jelas Kementerian Koperasi dan UKM RI tahun 2014 tercatat menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha jumlah koperasi sebanyak 3.225 unit dengan rincian 2.370 yang seharusnya sangat prospektif. unit koperasi aktif dan sisanya sebanyak 855 termasuk Namun dalam perkembangannya harus diakui koperasi yang tidak aktif dengan jumlah anggota koperasi bahwa koperasi sejauh ini masih mengalami kesulitan sebanyak 173,863 orang. Dari total angka tersebut, untuk bisa tumbuhsecara optimal. Progresivitasnya cukup terdapat 112 unit koperasi yang aktif di Kabupaten Buru tertinggal dibandingkan dua pelaku ekonomi lainnya, yakni Selatan atau mengalami peningkatan sebesar 42 unit dari sektor pemerintah (BUMN) dan sektor swasta (BUMS). tahun 2011. Jumlah koperasi terbanyak berada di Beberapa persoalan internalseperti SDM, manajemen, Kecamatan Namrole (37 unit) dan Leksula (28 kelembagaan, dan permodalan diidentifikasi telah menjadi unit).Sedangkan kegiatan koperasi yang relatif minim Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

terdapat di Kecamatan Fena Fafan (5 unit) dan Ambalau koperasi.Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi (8 unit). rakyat.Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. Meski secara statistik jumlah koperasi di Kabupaten Buru Selatan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, Prinsip-Prinsip Koperasi namun peranannya bagi peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat belum terlihat.Padahal potensi ekonomi Prinsip koperasi merupakan dasar kerja sebagai ciri daerah di kabupaten Buru Selatan cukup besar. Kondisi ini khas koperasi yang membedakannya dari badan usaha menggambarkan bahwa kekayaan sumber daya alam dan lain. Soedjono (2007) menyatakan prinsip koperasi potensi lokal yang ada di Kabupaten Buru Selatan belum berdasarkan ICA (International Cooperative Alliance) terdiri termanfaatkan secara optimal melalui jalur koperasi. dari: Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi dan 1) Keanggotaan Bersifat Sukarela dan Terbuka pemetaan terhadap profil dan potensi pengembangan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka bagi semua koperasi untuk kemudian dijadikan dasar bagi penentuan orang yang bersedia menerima tanggung jawab strategi pengembangan koperasi yang tepat sesuai keanggotaan tanpa membedakan jenis kelamin, karakteristik kewilayahan, kondisi sosial-budaya, dan latar belakang sosial, ras, politik, dan agama. potensi ekonomi lokal yang ada di kabupaten Buru 2) Pengawasan Demokratis oleh Anggota Selatan. Koperasi diawasi oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. LANDASAN TEORITIS 3) Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Ekonomi Para anggota memberi kontribusi permodalan Konsep Dasar Koperasi koperasi secara adil dan melakukan pengawasan Definisi Koperasi terhadap modal tersebut. Anggota merupakan pemilik sekaligus pengguna yang memenuhi Secara harfiah, kata koperasi berasal dari bahasa latin, kebutuhannya melalui koperasi. yaitu cooperatio yang berarti kerja sama atau bekerja sama. 4) Pendidikan, Pelatihan dan Penerangan Konsep koperasi yang saat ini banyak dianut oleh Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi beberapa negara adalah koperasi menurut Aliansi para anggota, para manajer dan karyawan agarmereka Koperasi Sedunia (International Cooperative dapatmelakukan tugasnya lebih efektifbagi Alliance/ICA).Pengertian koperasi menurut ICA adalah perkembangan koperasinya.Mereka memberikan perkumpulan otonom dari orang yang bersatu secara penerangan kepada masyarakat umum tentang sukarela untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan hakikatperkoperasian dan manfaat koperasi. aspirasi ekonomi, sosial, budaya melalui perusahaan yang 5) Otonomi dan Kemandirian mereka kendalikan secara demokratis.Dengan demikian, Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri koperasi dapat diartikan sebagai kumpulan orang bukan sendiri dan diawasi oleh para anggotanya. kumpulan modal.Hal itu serupa dengan Purna (2006) 6) Kerjasama antar Koperasi yang menyatakan bahwa koperasi pada asasnya bukan Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan merupakan perkumpulan yang mencari keuntungan, memperkuat gerakan koperasi dengan bekerja sama tetapi mencapai perbaikan hidup dan kesejahteraan melalui organisasi koperasi tingkat lokal, regional, anggota. nasional dan internasional. Di Indonesia, definisi koperasi disebutkan dalam 7) Kepedulian terhadap Masyarakat. UU No.25 tahun 1992, yaitu : “ Badan usaha yang Koperasi melakukan kegiatan untuk beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi mengembangkan masyarakat sekitarnya secara dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip berkelanjutan. koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang Adapun prinsip-prinsip koperasi menurut berdasarkan asas kekeluargaan.”Berdasarkan batasan UU No.25 Tahun 1992 Prinsip-prinsip koperasi adalah koperasi, koperasi Indonesia mengandung 5 unsur sebagai sebagai berikut: 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan berikut:Koperasi adalah badan usaha (Business Enterprise), terbuka. 2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis, 3) Koperasi adalah kumpulan orang-orang dan atau badan- Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan badan hukum koperasi. Koperasi Indonesia adalah besarnya jasa usaha masing-masing anggota, 4) Pemberian koperasi yang bekerja berdasarkan prinsip-prinsip balas jasa terhadap modal terbatas, 5) Kemandirian, 6) Pendidikan perkoperasian dan Kerjasama antar koperasi.

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 130

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

Saragih (2010) menyatakan bahwa koperasi yang menyediakan pinjaman/modal untuk kepentingan berhasil adalah koperasi yang dibentuk dengan semangat anggota, baik selaku konsumen maupun produsen. perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi b). Koperasi Konsumen, yakni koperasi yang dan sosial masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dalam menyelenggarakan fungsi penyedia barang-barang bentuk penerapan prinsip-prinsip koperasi. Oleh karena keperluan sehari-hari untuk kepentingan anggota itu, penting bagi sebuah koperasi untuk selalu berpegang dan masyarakat selaku konsumen. teguhpada prinsip-prinsip koperasi dalam menjalankan usahanya. c). Koperasi Produsen, yakni koperasi yang menyelenggarakan fungsi penyedia bahan/sarana Bentuk dan Jenis Koperasi produksi, pemrosesan dan pemasaran barang yang dihasilkan anggota selaku produsen. Menurut undang-undang perkoperasian, koperasi d). Koperasi Pemasaran, yakni koperasi yang dapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi menyelenggarakan fungsi pemasaran/distribusi Sekunder.Koperasi primer adalah koperasi yang barang yang dihasilkan/diproduksi oleh anggota. beranggotakan orang seorang sekurang-kurangnya 20 e). Koperasi Jasa, yakni koperasi yang orang, sedangkan koperasi sekunder adalah koperasi menyelenggarakan fungsi pelayanan jasa tertentu yang beranggotakan sekurang-kurangnya tiga koperasi untuk kepentingan anggota, misalnya jasa asuransi, primer. Tingkat organisasi koperasi berdasarkan tingkat angkutan, audit, diklat, dan sebagainya. daerah administrasi pemerintah terdiri: koperasi primer, f) Koperasi Unit Desa (KUD), yakni suatu koperasi pusat koperasi (tingkat kabupaten/kota), koperasi serba usaha (multipurpose)yang beranggotakan gabungan (tingkat propinsi), dan induk koperasi (tingkat penduduk desa dan berlokasi di daerah pedesaan. nasional) (UU No.25 Tahun 1992). Dibentuknya Koperasi Sekunder harus berdasarkan Konsep Strategi Pengembangan Usaha adanya kesamaan kepentingan dan tujuan efisiensi usaha bagi koperasi sejenis ataupun berbagai jenis dan tingkatan Strategi merupakan suatu rencana yang berskala yang akhirnya bermuara pada peningkatan kesejahteraan besar dan berorientasi kepada masa depan untuk anggota koperasi primer.Karena itu pendirian koperasi berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sekunder harus bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sasaran-sasaran perusahaan (Pearce dan Robinson 1997). dan efektivitas serta mengembangkan kemampuan Strategi memberikan stabilitas arah dan orientasi yang koperasi primer dalam menjalankan peran dan fungsinya, konsisten dengan memungkinkan fleksibilitas untuk sehingga pada dasarnya pendirian koperasi sekunder beradaptasi dengan lingkungannya.David (2009) bersifat subsidiaritas terhadap koperasi primer. mengembangkan model strategi generik yang dapat Koperasi sekunder dapat didirikan tidak hanya oleh diterapkan pada berbagai jenis, ukuran, dan aktivitas koperasi-koperasi sejenis saja, melainkan juga dapat perusahaan. Strategi tersebut dapat dikelompokkan atas didirikan oleh koperasi yang berlainan jenis karena terdapat empat kelompok strategi, yaitu: kepentingan aktivitas atau kebutuhan ekonomi yang sama, 1. Strategi Integrasi Vertikal (Vertical Integration Strategy) aktivitas atau kebutuhan yang sama tersebut akan dapat Strategi untuk mendapatkan kontrol atas distributor, dicapai lebih efisien apabila diselenggarakan oleh koperasi pemasok, dan pesaing, misalnya melalui merger, sekunder dalam skala kekuatan yang lebih besar. akuisisi, atau anak perusahaan. Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang- 2. Strategi Intensif (Intensive Strategy) Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Digunakan ketika posisi kompetitif perusahaan yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi didasarkan dengan produk yang ada saat ini akan membaik. pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi 3. Strategi Diversifikasi (Diversification Strategy) anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan Strategi untuk menambah produk-produk baru. koperasi harus menentukan secara jelas keanggotaan dan 4. Strategi Defensif (Defensive Strategy) kegiatan usaha.Dasar untuk menentukan jenis koperasi Upaya penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan lebih besar. ekonomi anggotanya. Beberapa jenis koperasi menurut undang-undang, Analisis Lingkungan Usaha adalah: a). Koperasi kredit/Simpan Pinjam, yakni koperasi Analisis lingkungan diperlukan dalam rangka menyelenggarakan fungsi penghimpun dana dan menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan, yaitu

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 131

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

meliputi faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang Analisis lingkungan eksternal adalah proses berada di dalam lingkungan (internal) serta peluang dan mengenali dan mengevaluasi kecenderungan dan ancaman yang berada di luar lingkungan (eksternal) yang dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Wheelen dan peristiwa di luar kendali perusahaan. Lingkungan eksternal Hunger, 2003). merupakan faktor yang berasal dari luar jangkauan dan kendali organisasi, sehingga organisasi hanya dapat merespon dari adanya faktor tersebut (David 2009).Oleh Lingkungan Internal karena itu, analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengungkapkan peluang dan ancaman yang dihadapi Lingkungan internal dapat memperlihatkan oleh suatu organisasi, sehingga organisasi dapat daftar kekuatan dan kelemahan yang berada dalam merumuskan strategi untuk memanfaatkan peluang yang kontrol perusahaan.Kekuatan adalah sumber daya, ada dan menghindari dampak ancaman yang keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang relatif ditimbulkan.Analisis lingkungan eksternal terdiri dari terhadap pesaing, dan kebutuhan pasar yang dilayani atau analisis lingkungan jauh dan lingkungan industri. ingin dilayani oleh perusahaan.Sedangkan, kelemahan 1. Lingkungan Jauh adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, Lingkungan jauh terdiri dari faktor-faktor yang keterampilan dan kapabilitas yang menghambat kinerja bersumber dari luar, dan biasanya tidak berhubungan efektif perusahaan (Pearce dan Robinson 1997).Organisasi secara langsung dengan situasi operasional suatu berusaha untuk menjalankan strategi yang perusahaan (Pearce dan Robinson 1997). Lingkungan ini mendayagunakan kekuatan internal dan menghilangkan akan memberikan peluang dan ancaman yang dapat kelemahan internal (David 2009).Oleh karena itu, analisis mempengaruhi keberlangsungan perusahaan. Serupa lingkungan internal bertujuan untuk mengidentifikasi serta dengan hal itu, David (2009) menyatakan bahwa analisis mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh lingkungan jauh akan menghasilkan sejumlah variabel organisasi sehingga organisasi dapat memanfaatkan yang menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan kekuatannya secara optimal dan mengatasi kelemahan dalam menjalankan usahanya. Variabel-variabel yang yang dimiliki. menjadi faktor kunci dalam perumusan strategi pengembangan usaha dapat dilihat pada tabel berikut: Lingkungan Eksternal

Tabel (1) Faktor Eksternal Lingkungan Jauh Politik Sosial Budaya • Situasi politik negara • Pertumbuhan penduduk • Regulasi dan deregulasi pemerintah • Jumlah penduduk • Peraturan pajak • Tingkat rata-rata pendidikan • Peraturan ekspor-impor • Kepercayaan • Peraturan tenaga kerja • Gaya hidup • Kebijakan subsidi • Sikap terhadap mutu produk • Kebijakan fiskal dan moneter • Perilaku belanja • Kebijakan politik luar negeri Ekonomi Teknologi • Tren pertumbuhan ekonomi • Perkembangan teknologi dan informasi • Tingkat inflasi • Kecenderungan perkembangan teknologi • Kurs mata uang yang unik dalam industri • Kecenderungan PDB • Perkembangan teknologi dasar • Ketersediaan kredit • Tingkat pajak • Sumber:Pola David konsumsi (2009)

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 132

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

2. Lingkungan Industri komponen-komponen yang secara normal memiliki Lingkungan industri adalah tingkatan dari implikasi yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan operasional perusahaan.Analisis lingkungan industri bertujuan untuk mencari posisi bersaing yang menyebutkan bahwa struktur persaingan dalam industri menguntungkan dengan mengidentifikasi kekuatan- dapat dilihat sebagai kombinasi dari lima kekuatan kekuatan yang mempengaruhi struktur dan persaingan di bersaing, yaitu tingkat persaingan di antara pesaing yang dalam industri, dimana perusahaan tersebut beroperasi. ada (perusahaan sejenis), ancaman masuknya pendatang Oleh karena itu, analisis lingkungan industri baru,ancaman produk substitusi (pengganti), kekuatan dilakukan berdasarkan konsep Model Lima Kekuatan tawar-menawar pembeli, dankekuatan tawar-menawar Persaingan. Porter (1991) dalam Putri (2012) pemasok, seperti terlihat pada gambar berikut:

Kondisi Umum Koperasi Misi Koperasi Daerah Daerah

Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan eksternal (Kekuatan & Kelemahan) (peluang & ancaman)

Analisis lingkungan Analisis lingkungan Industri/Koperasi Jauh

Evaluasi Kekuatan dan Evaluasi peluang dan Kelemahan ancaman

Pemaduan Kekuatan, Kelemahan, peluang dan ancaman

Alternatif strategi

Strategi terbaik

Strategi operasional

Gambar (1) Alur Pikir Strategi Pengembangan Koperasi

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 133

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

METODOLOGI PENELITIAN dengan menggunakan matriks IFE.Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal Jenis dan Sumber Data Koperasi yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Berikut ini adalah tahapan Data yang digunakan terdiri dari data primer dan kerjanya: sekunder yang berasal dari lingkungan internal dan 1. Mengidentifikasi faktor internal Koperasi, kemudian eksternal koperasi Kabupaten Buru Selatan.Data primer melakukan wawancara atau diskusi dengan diperoleh melalui observasi, wawancara langsung dan responden terpilih dengan menentukan apakah mendalam (in-depth interview), serta pengisian kuesioner yang faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan kondisi ditujukan baik kepada pihak internal (ketua, wakil ketua, internal Koperasi saat ini. bendahara, manajer, pengawas dan anggota koperasi) 2. Menentukan bobot pada analisis internal Koperasi maupun pihak eksternal (pemerintah daerah).Sedangkan, dengan cara mengajukan pertanyaan kepada data sekunder bersumber dari laporan tertulis koperasi, responden terpilih dengan menggunakan metode studi literatur dari buku-buku yang relevan, hasil riset paired comparison. Untuk menentukan bobot setiap sebelumnya, situs internet/website, Badan Pusat Statistik variabel menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4. Bobot (BPS) dan instansi-instansi terkait. setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah total nilai setiap variabel terhadap jumlah total nilai Metode Pengolahan dan Analisis Data keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : Xi ai = Metode pengolahan dan analisis data yang n digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif i=1 kualitatif dan analisis kuantitatif yaitu analisis lingkungan dimana : usaha melalui analisis tahapan formulasi strategi. Adapun ai = Bobot variabel ke-i alat analisis yang digunakan dalam tahapan formulasi Xi = Total nilai variabel ke-i strategi tersebut adalah matriks Internal Factor Evaluation i = 1, 2, 3 (IFE), matriks External Factor Evaluation (EFE), matriks n = jumlah total variabel Internal-External (I-E), matriks Strength-Weakness-Opportunity- 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk masing- Threat (SWOT), dan rancangan arsitektur strategi. masing faktor kekuatan dan kelemahan, yaitu: 1 = Jika faktor strategis tersebut menjadi Tahapan Analisis Formulasi Strategi kelemahan mayor/utama 2 = Jika faktor strategis tersebut menjadi Penyusunan suatu strategi dilakukan melalui tiga kelemahan minor/kecil tahap kerja, yaitu tahapmasukan (input stage),tahap 3 = Jika faktor strategis tersebut menjadi kekuatan pencocokan (matching stage),dan tahappengambilan minor/kecil keputusan (decision stage). 4 = Jika faktor strategis tersebut menjadi kekuatan mayor/utama - Tahap masukan (input stage) Penentuan rating pada matriks EFAS/IFAS Tahap masukan (input stage),dilakukan untuk dilakukan dengan cara yang sama dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal penentuan bobot. Berdasarkan pendapat responden Koperasi dengan menggunakan matriks IFE dan melalui kuesioner dan wawancara terhadap faktor- EFE.Untuk mempermudah peneliti membedakan pihak- faktor strategis terpilih dibuat tabulasi data dengan pihak mana saja yang terlibat dalam lingkungan internal rumus berikut: dan eksternal Koperasi, maka sebelumnya peneliti Rating pada kolom 3 matriks EFAS/IFAS melakukan analisis mengenai stakeholder boundaries koperasi. ditentukan sebagai berikut: ∑ 푋푦푖 a) Analisis Lingkungan Internal 푅푚푦 = Analisis lingkungan internal digunakan untuk 푖 Rmy : rating rata-rata faktor strategis y mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan utama dalam Xyi : rating faktor strategis y menurut responden i area fungsional Koperasi, meliputi aspek manajemen, i : jumlah responden produksi, pemasaran, keuangan, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.Hasil dari analisis lingkungan internal ini kemudian diolah Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 134

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

4. Mengalikan nilai dari pembobotan dengan peringkat didapat pada tahap masukan (input stage). Pada tahap pada tiap faktor dan menjumlahkan semua hasil kali pencocokan ini digunakan alat analisis matriks I-E dan tersebut secara vertikal untuk memperoleh total skor matriks SWOT untuk menghasilkan alternatif strategi pembobotan. Total skor pembobotan akan berkisar yang layak. antara 1 sampai 4 dengan rata-rata 2,5. Jika total skor a) Matriks I-E pembobotan IFE berkisar antara 3,0 - 4,0, berarti Matriks I-E didasari pada dua dimensi kunci, yaitu skor kondisi internal Koperasi tinggi atau kuat, kemudian bobot total IFE pada sumbu x dan skor bobot total jika berkisar antara 2,0 - 2,99, berarti kondisi internal EFE pada sumbu y.Prosedur penggunaan format Koperasi rata-rata atau sedang, dan jika berkisar matriks I-E adalah sebagai berikut: antara 1,0 - 1,99, berarti kondisi internal Koperasi rendah atau lemah. 1). Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T b) Analisis Lingkungan Eksternal (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk nilai atau titik pada sumbu X, sementara mengidentifikasi ancaman dan peluang yang mungkin perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai dihadapi oleh Koperasi.Analisis lingkungan eksternal atau titik pada sumbu Y; dapat dilihat dari lingkungan jauh dan industri.Lingkungan 2). Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh jauh terdiri dari aspek ekonomi, sosial budaya demografis titik (x,y) pada kuadran Matriks I-E yang terdiri dan lingkungan, politik pemerintahan dan hukum, serta dari 4 kuadran, antara lain : teknologi. Sedangkan, lingkungan industri dapat Kuadran I diidentifikasi berdasarkan lima kekuatan bersaing yaitu Menandakan sebuah organisasi yang kuat dan kekuatan persaingan dalam industri, kekuatan berpeluang, Rekomendasi strategi yang kemungkinan masuknya pendatang baru, kekuatan tawar diberikan adalah progresif, artinya organisasi menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, dalam kondisi prima dan mantap sehingga dan potensi pengembangan produk substitusi. Dari sangat dimungkinkan untuk terus melakukan analisis lingkungan eksternal ini kemudian diolah dengan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan menggunakan matriks EFE.Matriks EFE digunakan meraih kemajuan secara maksimal. untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal dalam Kuadran II (positif, negatif) lingkungan eksternal Koperasi.Tahapan kerjanyasama Menandakan sebuah organisasi yang kuat dengan tahapan analisis lingkungan internal, yakni: namun menghadapi tantangan yang 1. Mengidentifikasi faktor eksternal Koperasi, besar.Rekomendasi strategi yang diberikan kemudian melakukan wawancara atau diskusi adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dengan responden terpilih dengan dalam kondisi mantap namun menghadapi menentukan apakah faktor-faktor tersebut sejumlah tantangan berat sehingga organisasi telah sesuai dengan kondisi eksternal Koperasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam saat ini. strategi taktisnya. 2. Menentukan bobot pada analisis eksternal Kuadran III (negatif, positif) Koperasi dengan cara mengajukan pertanyaan Menandakan sebuah organisasi yang lemah kepada responden terpilih dengan namun sangat berpeluang.Rekomendasi yang menggunakan metode paired comparison. diberikan adalah “ubah strategi”, artinya 3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk organisasi disarankan untuk mengubah strategi masing-masing faktor peluang dan ancaman. sebelumnya.Sebab, strategi yang lama 4. Mengalikan nilai dari pembobotan dengan dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peringkat pada tiap faktor dan menjumlahkan peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja semua hasil kali tersebut secara vertikal untuk organisasi. memperoleh total skor pembobotan. Kuadran IV (negatif, negatif) Menandakan sebuah organisasi yang lemah dan - Tahap Pencocokan (Matching Stage) menghadapi tantangan besar.Rekomendasi Tahap pencocokan dilakukan untuk memadukan strategi yang diberikan adalah “Strategi peluang dan ancaman (eksternal) dengan kekuatan dan Bertahan”, artinya kondisi internal organisasi kelemahan (internal) berdasarkan informasi yang telah berada pada pilihan dilematis.Oleh karenanya

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 135

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

organisasi disarankan untuk mengendalikan terperosok.Strategi ini dipertahankan sambil kinerja internal agar tidak semakin terus berupaya membenahi diri.

Gambar (2) Kuadran Matriks I-E

b) Matriks SWOT 4. Menuliskan ancaman eksternal kunci Koperasi 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan Matriks SWOT merupakan salah satu pendekatan peluang eksternal dan mencatat strategi S-O yang dapat digunakan untuk menghasilkan strategi dalam sel yang ditentukan yang lebih aplikatif berdasarkan posisinya pada 6. Mencocokkan kelemahan internal dengan matriks I-E.Rangkuti (2003) menyatakan bahwa peluang eksternal dan mencatat strategi W-O analisis matriks SWOT didasarkan pada logika yang dalam sel yang ditentukan dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan ancaman eksternal dan mencatat strategi S-T dan ancaman.Terdapat delapan langkah dalam dalam sel yang ditentukan menyusun matriks SWOT, yaitu: 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan 1. Menuliskan kekuatan internal kunci Koperasi ancaman eksternal danmencatat strategi W-T 2. Menuliskan kelemahan internal kunci dalam sel yang ditentukan. Koperasi 3. Menuliskan peluang eksternal kunci Koperasi

Tabel (2) Matriks SWOT Analisis Internal Kekuatan Kelemahan (Strength-S) (Weakness-W) Analisis Eksternal Kekuatan-kekuatan internal Kelemahan-kelemahan internal Koperasi koperasi Peluang Strategi S-O Strategi W-O (Opportunities-O) Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan dengan Peluang-peluang eksternal memanfaatkan peluang manfaatkan peluang koperasi Ancaman (Threats-T) Strategi S-T Strategi W-T Ancaman-ancaman eksternal Gunakan kekuatan untuk Meminimalkan kelemahan dan koperasi mengatasi ancaman menghindari ancaman Sumber: David (2009)

Populasi dan Sampling Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 136

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah koperasi Random Sampling, yakni menentukan sampel secara acak aktif yang terdapatdi Kabupaten Buru Selatan yakni dari total populasi. Selanjutnya dari hasil tersebut sampel sebanyak 112 unit koperasi yang tersebar di 6 didistribusi secara proporsional untuk masing-masing kecamatan.Pemilihan sampel total menggunakan metode kecamatan. Ukuran sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin, yakni: 푁 181 181 푛 = 푛 = = 푁. 푑2 + 1 181 . (0,10)2 + 1 2,81 Dimana: n = Jumlah sampel yang dicari = 64,41 N = Populasi (Jumlah → 푑푖푏푢푙푎푡푘푎푛 푚푒푛푗푎푑푖 65 koperasi di Kab Bursel) d = Tingkat presisi atau level Dengan demikian ukuran sampel yang akan diteliti signifikansi 10% (0.10) sebagai responden dalam penelitian ini adalah berjumlah Berdasarkan rumus tersebut, maka ukuran sampel dapat 65unit koperasi yang tersebar secara proporsional diperoleh sbb: berdasarkan kecamatan dan jenis-jenis koperasi yang tersedia.

Tabel (3) Sebaran Responden Menurut Kecamatan Koperasi Aktif Ukuran No Kecamatan Responden Populasi Proporsi Sampel 1 Kepala Madan 11 9,8% 5 10 2 Namrole 40 35,7% 19 38 3 Waesama 18 16,1% 9 18 4 Leksula 28 25% 13 26 5 Ambalau 9 8% 4 8 6 Fena Fafan 6 5,4% 3 6 Total 112 100% 53 106 Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Buru Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN koperasi rata-rata sulit ditemui, bahkan banyak yang tidak lagi berdomisili secara tetap di lokasi/ desa tersebut; Analisis Lingkungan Usaha Koperasi 2)Kantor ataupun tempat usaha tidak ada; 3)Pemerintah Lingkungan Internal desa setempat banyak yang tidak mengetahui keberadaan koperasi dimaksud; 4)Anggota koperasi dan beberapa Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan pengurus yang berhasil ditemui banyak menyampaikan lingkungan internal koperasi di Kabupaten Buru Selatan ketidaktahuannya mengenai perkembangan koperasi. secara umum dapat dikatakan tidak optimal. Banyaknya Sementara itu untuk koperasi aktif rata-rata juga kelemahan terutama pada aspek kelembagaan, terlihat beroperasi pada kinerja internal yang kurang sehat. manajemen (pengelolaan), kapasitas SDM, serta Beberapa fakta yang ditemui dari koperasi aktif antara lain: infrastruktur koperasi, menyebabkan etos kerja, 1) Manajemen pengelolaan koperasi umumnya produktivitas, dan daya saing koperasi di kabupaten Buru bertumpu pada satu tangan, struktur kepengurusan Selatan menjadi sangat rendah. berikut job deskripsinya tidak jelas, partisipasi dan Koperasi-koperasi yang tercatat aktif dan tersebar kepedulian anggota rendah, serta prinsip-prinsip pada 6 kecamatan di Kabupaten Buru Selatan, pada dasar dan asas pengelolaan koperasi tidak berjalan kenyataannya sebagian besar tidak aktif. Dari keseluruhan sebagaimana mestinya. Akibatnya konflik antar koperasi yang tercatat, kurang lebih hanya 30 persen yang pengurus menjadi fenomena yang umum terjadi; benar-benar sedang aktif menjalankan usaha, sedangkan 2) Sebagian besar koperasi yang masih aktif adalah sisanya tidak aktif dengan indikasi sebagai berikut: 1) Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Koperasi

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 137

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

Serba Usaha (KSU). Sementara koperasi yang prasyarat dasar yang penting untuk berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan mengembangkan aktivitas dan ekspansi usaha, menunjang produktivitas sektoral seperti koperasi menjalin kemitraan dan kerjasama bisnis, serta syarat pertanian, perikanan, perkebunan, angkutan, dan formal dalam mengajukan proposal pendanaan. sebagainya rata-rata tidak aktif. Temuan di lapangan 2. Lokasi aktivitas koperasi sebagian besar berada di mengindikasikan bahwa banyak koperasi didirikan kawasan pedesaan yang menjadi basis-basis semata-mata hanya untuk mendapatkan dana hibah produksi dan perolehan bahan baku. dari pemerintah; Keberadaannya tersebar merata di seluruh pelosok 3) Kualitas SDM koperasi cukup rendah. Pengurus kecamatan dalam wilayah Kabupaten Buru Selatan. tidak memiliki keterampilan yang memadai tentang Dengan demikian akses dan potensi ketersediaan kewirausahaan dan manajemen koperasi, serta bahan baku cukup memadai. kurangnya upaya pengembangan diri melalui diklat, 3. Keanggotaan koperasi yang bersifat terbuka dan tutorial, maupun penyuluhan tentang pengelolaan sukarela, menjadikan aset dan potensi sumberdaya koperasi. Dalam posisi itu produktivitas, penguasaan anggota di Buru selatan cukup besar. Anggota dan pemanfatan teknologi, kemampuan untuk merupakan potensi pendanaan sekaligus potensi membangun kemitraan, kerjasama dan pasar yang sangat strategis dan menjadi kekuatan memperluas jejaring bisnis serta penerapan strategi koperasi dibanding institusi bisnis yang lain. pemasaran menjadi sangat rendah. 4. Ketersediaan personil/ karyawan koperasi secara 4) Infrastruktur koperasi tidak memadai. Rata-rata kuantitatif cukup memadai. koperasi tidak memiliki aset. Aset milik yang tercatat 5. Disamping faktor-faktor yang bersifat eksisting, hanyalah bangunan tempat usaha dan kendaraan penting juga untuk memperhitungkan potensi roda dua yang rata-rata merupakan hak milik pribadi kekuatan koperasi secara kelembagaan seperti ketua/ pengurus. Sarana prasarana lain seperti sarana prinsip-prinsip pengelolaan koperasi yang bersifat produksi serta sistem informasi dan komunikasi juga demokratis, serta asas kekeluargaan yang rata-rata tidak dimiliki, kecuali meja kursi, dan hanya memungkinkan kemajuan koperasi berlangsung sebagian kecil koperasi yang memiliki satu unit bersamaan dengan meningkatnya kesejahteraan komputer. anggotanya. 5) Modal relatif rendah, dengan struktur permodalan Faktor-faktor yang menjadi kekuatan koperasi di yang didominasi oleh bantuan/ hibah/ dana Kabupaten Buru Selatan perlu dikonsolidasikan dengan bergulir dari pemerintah. Sebagian besar dana serangkaian kelemahan yang diutarakan sebelumnya bergulir bahkan sulit dikembalikan. untuk bisa menentukan posisi lingkungan internal Banyaknya kelemahan pada aspek lingkungan koperasi di Kabupaten Buru Selatan. Tahapan konsolidasi internal yang diuraikan di atas menyebabkan dilakukan dengan menggunakan matriks IFE, yang perkembangan koperasi di kabupaten Buru Selatan memuat skor kekuatan dan kelemahan koperasi disertai dirasakan cukup lambat, terutama dari aspek kontribusinya perhitungan bobot dan rating masing-masing. Hasil bagi perekonomian daerah dan penciptaan kesempatan konsolidasi akan menentukan sejauhmana dukungan kerja. Kendati demikian, prospek pengembangan koperasi lingkungan internal bagi pengembangan koperasi di di kabupaten Buru Selatan terlihat masih cukup baik ke Kabupaten Buru Selatan. Hasil perhitungan matriks IFE depan, terkait dengan adanya beberapa faktor kekuatan selengkapnya dapat disajikan sebagai berikut: yang masih dimiliki. Diantaranya adalah: 1. Semua koperasi di Kabupaten Buru Selatan telah memiliki badan hukum. Badan hukum menjadi

Tabel (4) Hasil Matriks IFE Kekuatan No Bobot Rating Total Skor (Strength) Kemudahan 1 menjadi anggota 0.07 4 0.24 Badan hukum 2 Koperasi 0.05 3 0.18 3 Akses bahan baku 0.06 4 0.26 Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 138

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

4 Asas kekeluargaan 0.05 3 0.18 Potensi 5 personil/karyawan koperasi 4 0.25 Prinsip 6 pengelolaan yang demokratis 0.06 4 0.18 Total Kekuatan (Strength) 0.33 1.16

Kelemahan No Bobot Rating Total Skor (Weaknesses) Kapasitas SDM 1 pengurus koperasi rendah 0.07 2 0.14 Kepedulian dan 2 partisipasi anggota rendah 0.07 2 0.14 Etos kerja 3 pengurus dan karyawan rendah 0.07 2 0.14 Produksi, omzet 4 penjualan dan SHU rendah 0.05 2 0.11 Manajemen 5 keuangan buruk 0.05 2 0.10 Pemanfaatan 6 teknologi informasi rendah 0.05 2 0.10 Keterbatasan 7 modal usaha 0.05 2 0.10 Kesadaran 8 mengikuti Diklat rendah 0.05 1 0.05 Konflik internal 9 antar pengurus koperasi 0.05 1 0.05 Sarana prasarana 10 koperasi tidak memadai 0.05 1 0.05 Pengelolaan 11 koperasi tidak inovatif 0.04 1 0.04 Kemampuan memperluas 12 kerjasama & bermitra usaha rendah. 0.05 1 0.05 Kontribusi untuk 13 penciptaan lapangan kerja 0.06 2 0.12

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 139

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

masih minim Total Kelemahan (Weaknesses) 0.71 1.20 Total IFE 1.0 2.36 Selisih Total S - W = 1.16 – 1.20 = -0.04 = X Sumber : Hasil penelitian

Hasil di atas memperlihatkan bahwa Faktor peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang dihadapi Kelemahan (weakness) masih cukup dominan mewarnai oleh koperasi. lingkungan internal koperasi di Kabupaten Buru Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koperasi di Total skor kelemahan mencapai 1,20, sementara total skor Kabupaten Buru Selatan memiliki peluang yang cukup kekuatan (strength) hanya sebesar 1,16, sehingga hasil besar untuk berkembang. Beberapa faktor peluang yang konsolidasi mencatatkan angka negatif sebesar -0,04, yang cukup dominan antara lain adanya perhatian dan mengandung arti bahwa koperasi-koperasi yang ada di dukungan pemerintah, besarnya potensi sumberdaya Kabupaten Buru Selatan secara umum memiliki kondisi alam, potensi pasar, serta potensi penduduk. Meskipun tak lingkungan internal yang kurang baik. terlepas dari faktor ancaman seperti rendahnya pengawasan, pendampingan dan pelatihan, minimnya Lingkungan Eksternal pengetahuan masyarakat, kurangnya informasi pasar dan teknologi, serta lemahnya dukungan infrastruktur daerah, Di balik kondisi lingkungan internal yang buruk, namun hasil perhitungan menunjukkan konsolidasi koperasi-koperasi di Kabupaten Buru Selatan ternyata eksternal yang positif, dimana total skor untuk faktor memiliki dukungan lingkungan eksternal yang jauh lebih peluang masih melebihi total skor untuk faktor ancaman. baik. Analisis lingkungan eksternal merupakan hasil Hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam tabel agregasi terhadap lingkungan jauh dan lingkungan industri matriks EFE di bawah ini: yang secara teknis meliputi konsolidasi antara faktor-faktor

Tabel5.Hasil Matriks EFE No Peluang (Opportunities) Bobot Rating Total Skor Keberpihakan/ perhatian 1 dari pemerintah pusat 0.07 3 0.21 maupun daerah Adanya Dinas/ SKPD 2 yang khusus membina 0.07 3 0.21 koperasi di kabupaten Dukungan dana dari 3 0.07 3 0.21 pemerintah 4 Potensi pasar relatif luas 0.09 4 0.36 Potensi SDA relatif 5 0.08 4 0.31 melimpah Jumlah penduduk usia produktif untuk menjadi 6 0.07 3 0.21 anggota koperasi relatif banyak Total Peluang 0.45 1.51 No Ancaman (Threats) Bobot Rating Total Skor Kualitas pengawasan 1 rendah 0.08 2 0.16 Kurangnya 2 pendampingan,diklat dan penyuluhan 0.08 2 0.16 3 Belum ada regulasi daerah 0.07 1 0.07 Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 140

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

(perda) yang mendukung pengembangan koperasi Pengetahuan masyarakat 4 tentang keunggulan koperasi masih minim 0.07 2 0.14 5 Banyaknya kompetitor 0.07 1 0.07 Informasi pasar dan 6 teknologi rendah 0.07 1 0.07 Kepercayaan mitra usaha 7 (perbankan dan swasta) relatif rendah 0.06 1 0.06 Kondisi geografis dan 8 infrastruktur daerah kurang mendukung 0.07 2 0.14

Total Ancaman 0.56 0.86 Total EFE 1.00 2.54 Selisih (Total O – T) = 1.52 - 0.86 = 0.66 = y Koordinat Matriks I-E adalah (- 0.04, 0.66) Sumber : Hasil penelitian

Nampak bahwa total skor untuk faktor peluang beroperasi pada kinerja yang tidak efisien akibat kelemahan yang terbentuk adalah sebesar 1,51, melebih total skor internal yang cukup mendasar seputar aspek manajemen, untuk faktor ancaman sebesar 0,56. Hasil konsolidasi kelembagaan, dan sumberdaya manusia. mendapatkan selisih yang positif sebesar 0,66, yang berarti Strategi pengembangan yang dilakukan selama ini bahwa lingkungan strategis eksternal koperasi di baik oleh lembaga koperasi itu sendiri maupun kabupaten Buru selatan cukup kondusif. pemerintah daerah nampak belum efektif, terlihat dari begitu banyaknya peluang yang tersedia namun tidak Peta Lingkungan Strategis mampu dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu dalam posisi ini, rekomendasi general yang dapat diberikan Berdasarkan hasil perhitungan Matriks IFE dan adalah “ubah strategi”, artinya perlu ada perubahan yang EFE diperoleh peta lingkungan strategis koperasi di fundamental terkait pendekatan dan strategi kabupaten Buru Selatan berada pada Kuadran III.Posisi pengembangan yang selama ini telah dilakukan sebab ini menandakan bahwa secara internal kelembagaan strategi sebelumnya terbukti tidak efektif dalammerubah koperasi di kabupaten Buru Selatan rata-rata masih cukup kelemahan menjadi kekuatan dan merubah ancaman lemah, namunsesungguhnya memiliki potensi yang sangat menjadi peluang. Berikut adalah posisi koperasi di besar untuk bisa berkembang.Hal ini mengindikasikan kabupaten Buru Selatan dalam peta 4 kuadran : bahwa sebagian besar koperasi di Kabupaten Buru Selatan

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 141

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

Gambar (3) Peta Lingkungan Strategis Koperasi di Kabupaten Buru Selatan

Strategi Pengembangan c. Strategi W-O (Weakness–Opportunities), membenahi Rumusan strategi pengembangan yang tepat dan kelemahan untuk memanfaatkan peluang aplikatif dapat diperoleh melalui perhitungan matriks d. Strategi W-T (Weakness–Threats), yakni membenahi SWOT yang merupakan kombinasi terhadap angka- kelemahan untuk menghindari ancaman angka skor matriks internal dan eksternal yang telah Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh hasil diperoleh. Setidaknya ada 4 alternatif strategi yang dapat bahwa dari keempat alternatif strategi di atas, yang dilakukan yakni: memiliki nilai terbesar adalah Strategi W-O dengan nilai a. Strategi S-O (Strenght–Opportunities), yakni sebesar 2.88.Hal ini berarti bahwa prioritas utama strategi menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan SWOT untuk pengembangan koperasi di Kabupaten peluang Buru Selatan adalah Strategi W-O yaitu strategi yang b. Strategi S-T (Strength–Threats), yakni menggunakan membenahi kelemahan untuk memanfaatkan peluang. kekuatan untuk mengatasi ancaman Berikut adalah hasil perhitungan matriks SWOT :

Tabel (6) Diagram Perhitungan Matriks SWOT

IFAS/IFE Kekuatan Kelemahan (Strengths-S) (Weakness-W) EFAS/EFE

Peluang Strategi S-O Strategi W-O (Opportunities-O) = 1.16 + 1.68 = 1.19 + 1.68 = 2.84 = 2.87 Strategi S-T Strategi W-T Ancaman (Threats-T) = 1.16 + 0.71 = 1.19 + 0.71 = 1.87 = 1.90 Sumber : Hasil penelitian

Pembenahan Internal : Meminimalkan Kelemahan kelemahan yang dimiliki untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada. Sebagaimana telah diulas sebelumnya Dari hasil perhitungan matriks SWOT diperoleh bahwa koperasi di Kabupaten Buru Selatan masih hasil bahwa alternatif strategi yang paling tepat adalah memiliki banyak sekali kelemahan yang bersifat mendasar, strategi W-O, yakni meminimalkan kelemahan- terutama pada aspek manajemen, kelembagaan, dan Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 142

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

sumberdaya manusia. Kelemahan-kelemahan tersebut pemangku kepentingan (stakeholders). Hal ini penting menyebabkan berbagai peluang yang ada seperti guna meningkatkan sinergitas dan sinkronisasi program, keberpihakan pemerintah, potensi ekonomi, sumberdaya serta melakukan evaluasi dan pembobotan bagi alam, serta potensi keanggotaan tidak dapat dimanfaatkan pelaksanaan program pengembangan koperasi yang secara optimal bagi kemajuan koperasi, kesejahteraan sedang berjalan. anggota, maupun kontribusinya bagi perekonomian Masyarakat di kabupaten Buru Selatan saat ini sangat daerah. membutuhkan edukasi, penyuluhan, dan sosialisasi Oleh karena itu tidak ada pilihan lain kecuali informasi mengenai pentingnya koperasi sebagai wadah melakukan penguatan lingkungan internal koperasi yang strategis yang dapat dioptimalkan guna meningkatkan ada di Kabupaten Buru Selatan. Di sini peranan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pemerintah daerah sangatlah penting, terutama dalam edukasi publik, baik melalui tatap muka langsung maupun menjalankan fungsi sebagai pembina, pengawas, dan penggunaan media-media cetak, elektronik, hingga poster, baligho maupun spanduk yang berisi tentang ajakan dan motivasi untuk mengembangkan koperasi sebagai basis pelindung bagi aktivitas koperasi. Adapun peranan ekonomi masyarakat. Pembumian gerakan koperasi masyarakat sangat tergantung pada bagaimana stimulasi, harus menjadi arus-utama dalam setiap program diseminasi informasi, dan edukasi publik yang dilakukan pembangunan yang terkait pemberdayaan ekonomi pemerintah. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan masyarakat agar ada sinergitas dan sinkornisasi kegiatan. bahwa sebagian besar masyarakat bahkan tidak mengerti Pada saat yang bersamaan tidak bisa dipungkiri tentang apa saja keunggulan koperasi dibandingkan bahwa sebagian besar pengelolaan koperasi di Kabupaten institusi ekonomi lainnya. Rendahnya pengetahuan Buru Selatan saat ini belum terlaksana sesuai dengan masyarakat ini kemudian menyebabkan adanya prinsip-prinsip manajemen koperasi yang baik dan benar. ketidakpedulian hingga berkembangnya sikap skeptis dan Keunikan dan keunggulan koperasi dibanding badan apriori terhadap prospek dan masa depan koperasi usaha lain dalam praktiknya belumlah terlihat. Peforma sebagai lembaga bisnis profesional yang mensejahterakan. koperasi nampak makin jauh dari jatidirinya sebagai Bagaimanapun dukungan penuh seluruh elemen bangun ekonomi rakyat yang identik dengan masyarakat menjadi prasyarat mutlak agar koperasi bisa kebersamaan, swadaya, keadilan, kesetiakawanan, dan berkembang dengan baik sebagai lembaga bisnis yang demokrasi. Watak tradisional koperasi yang syarat dengan mengedepankan prinsip usaha bersama. Hal ini nilai-nilai etnik, kejujuran, keterbukaan, kepedulian, dan dikarenakan masyarakat menyediakan hampir semua hal tanggung jawab terlihat semakin sirna. Penyelenggaraan mendasar yang dibutuhkan koperasi untuk bisa tumbuh usaha koperasi hingga saat ini lebih banyak dimotori oleh dan beraktivitas secara optimal. Potensi keanggotaan, “ruh” korporasi/ kapitalisasi murni, sehingga sangat potensi pendanaan, potensi pasar, hingga jejaring bisnis, mudah ditemui praktik-praktik penyimpangan oleh semuanya disediakan oleh masyarakat. Oleh karena itu individu-individu pengelola koperasi, diantaranya adalah peran pemerintah diarahkan untuk bagaimana memberi tidak berjalannya mekanisme pengambilan keputusan ruang, menyuntikkan energi, dan menyediakan fasilitas sebagaimana mestinya, tidak berfungsinya struktur yang dibutuhkan agar proses integrasi koperasi dengan organisasi koperasi, buruknya manajemen keuangan masyarakat bisa berlangsung secara alamiah berdasarkan koperasi, serta rendahnya pengawasan internal. hukum-hukum ekonomi. Fenomena di atas tidak murni dikarenakan moralitas Peran pemerintah menjadi sangat penting sejalan pengurus atau pengelola koperasi yang rendah, namun dengan masih sangat minimnya pengetahuan dan lebih karena minimnya pengetahuan, kekeliruan mind-set kesadaran masyarakat akan pentingnya koperasi bagi (perspektif), serta kurangnya pendampingan dan kesejahteraan mereka. Maka pemerintah harus lebih pro pengawasan eksternal dari pemerintah. Pemahaman aktif dalam memberikan edukasi publik, penyuluhan, dan pemerintah terkait pembinaan koperasi juga harus pendampingan dalam rangka merubah mind-set, didudukkan secara tepat, karena sejauh ini terminologi meningkatkan pengetahuan masyarakat serta penguatan pembinaan yang dipahami hanya sebatas bagaimana kapasitas kelembagaan koperasi. Dalam hal ini koordinasi memfasilitasi bantuan permodalan bagi koperasi. Padahal antar jenjang pemerintahan, dari pusat, provinsi, yang paling penting adalah penguatan kapasitas kabupaten, kecamatan hingga ke pemerintah desa kelembagaan koperasi itu sendiri, melalui kegiatan-kegiatan senantiasa harus dilakukan, demikian juga antar SKPD edukasi hingga pendampingan dan pengawasan. Bantuan terkait, maupun antara pemerintah dengan masyarakat permodalan yang diberikan pemerintah sesungguhnya

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 143

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

hanyalah bersifat stimulan, dimana efek stimulasinya harus c) Pendampingan, yang diikuti dengan tutorial praktis tetap dijaga, dilindungi, dan diawasi, sehingga benar-benar terkait kemampuan teknis produksi, penguasaan efektif di bawah atmosfir lingkungan internal koperasi iptek, dan penerapan strategi bisnis; yang sehat. Bagaimanapun ketika koperasi telah mampu d) Studi banding, yang direncanakan dengan baik serta beroperasi secara efisien dan optimal dibawah fungsi- memiliki motivasi yang kuat agar diperoleh manfaat fungsi manajemen yang efektif dan profesional, maka yang optimal. Studi banding ke koperasi-koperasi permodalan bukan lagi menjadi persoalan yang berarti. yang sukses perlu dilakukan bagi perangkat Bahwa hingga saat ini masalah permodalan memang organisasi koperasi untuk melihat langsung dan masih menjadi persoalan klasik yang dihadapi oleh mempelajari cara-cara pengelolaan koperasi yang mayoritas koperasi di Kabupaten Buru Selatan. Hal sukses. Manfaat studi banding selain terkait tersebut dikarenakan hampir semua koperasi rata-rata transformasi pengetahuan dan teknologi, juga dapat belum berada pada kinerja internal yang sehat, sehingga dimanfaatkan untuk memperluas jejaring bisnis. upaya stimulasi melalui program bantuan permodalan dari Faktor lainnya yang juga tak kalah penting terkait pemerintah jelas masih sangat dibutuhkan. Namun pembenahan lingkungan internal koperasi adalah soal bagaimanapun program ini perlu disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana koperasi. Temuan di asesment, pendampingan, dan pengawasan yang benar- lapangan menunjukkan rendahnya sarana dan prasarana benar profesional, sehingga bisa berdampak efektif sesuai yang dimiliki oleh koperasi di kabupaten Buru Selatan. tujuannya. Efektif baik dari segi proses pendistribusiannya Keberadaan sarana dan prasarana sangat penting untuk maupun dari segi dampaknya bagi penguatan koperasi ke menunjang aktivitas koperasi, serta dapat menjadi simbol depan. Dari hasil in-depth interview tehadap beberapa kewibawaan dan bonaviditas koperasi sebagai sebuah responden ahli yang berkompeten diperoleh informasi lembaga ekonomi yang patut diperhitungkan dalam bahwa program bantuan permodalan yang dilaksanakan kancah persaingan bisnis. pemerintah sampai sejauh ini dapat dikatakan tidak efektif akibat sistem dan manajemen pengelolaan program yang Penguatan Eksternal : Mengoptimalkan Peluang belum tertata dengan baik. Banyak masalah yang masih Telah diuraikan dalam analisis sebelumnya melingkari mulai dari proses pendataan, pendistribusian, bahwa koperasi di Buru Selatan memiliki kondisi pendampingan, hingga pengawasan. Oleh karena itu ke lingkungan eksternal yang sangat baik. Diantaranya adalah depan pelaksanaan program bantuan permodalan oleh ketersediaan potensi ekonomi dan sumberdaya alam, pemerintah hendaklah dievaluasi, untuk kemudian potensi keanggotaan, potensi pasar, serta dukungan didesain ulang agar lebih tepat, komperehensif, dan pemerintah. Hal ini merupakan peluang strategis yang tertanggung jawab. harus dioptimalkan melalui pola-pola pengembangan Salah satu persoalan penting lainnya terkait kinerja koperasi ke depan yang lebih handal, kuat dan berdaya pengelolaan koperasi yang perlu mendapat perhatian saing. Terkait dengan hal tersebut, maka pengembangan adalah persoalan kapasitas sumberdaya manusia (SDM). koperasi di Kabupaten Buru Selatan dapat dilaksanakan Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM mutlak melalui langkah-langkah strategis sebagai berikut: untuk terus dilakukan kepada seluruh perangkat organisasi 1. Regenuinisasi (pemurnian kembali) visi, misi koperasi, baik anggota, badan pengurus, maupun dan tujuan koperasi yang berbasis pengawas. SDM koperasi yang berkualitas diharapkan kesejahteraan anggota. dapat membawa koperasi menjadi organisasi bisnis yang Koperasi yang maju biasanya adalah koperasi yang maju, mandiri, berdaya saing, serta memiliki kemampuan benar-benar berorientasi pada kesejahteraan anggota. untuk beradaptasi dengan perubahan. Sebab anggota adalah aset yang sangat berharga bagi Peningkatan kapasitas SDM koperasi dapat koperasi, karena di situ ada sumber permodalan, dilakukan melalui : penggerak koperasi, serta potensi pasar. Dengan kata a) Diklat (training), yang dilakukan secara fokus, lain para anggota koperasi adalah owners sekaligus terukur, dan berkesinambungan. Diklat harus users. Jumlah penduduk usia produktif di kabupaten diarahkan secara spesifik pada bagaimana Buru Selatan yang cukup besar merupakan potensi meningkatkan wawasan perkoperasian, serta keanggotaan yang harus diajak untuk bersama-sama manajemen pengelolaan koperasi yang baik dan membangun koperasi. Jika sebagian besar benar; penduduk telah menjadi anggota koperasi maka b) Sosialisasi (edukasi publik), diseminasi informasi, dan dapat dipastikan koperasi di kabupaten Buru Selatan penyuluhan, yang dilakukan secara berkala;

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 144

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

menjadi lembaga bisnis besar yang kuat dan disegani lingkungan internalnya, maka tak sulit untuk oleh para kompetitornya. merubah ancaman tersebut menjadi peluang. Tak 2. Reorientasi fokus pengembangan usaha ada pilihan lainbagi koperasi di kabupaten Buru koperasi agar lebih berbasis pada optimalisasi Selatan, kecuali harus ikut dan menjadi bagian potensi ekonomi daerah. penting dalam perubahan tersebut jika tak ingin Dalam hal ini koperasi harus diarahkan untuk dapat tergilas. Inovasi dan terobosan dalam strategi bisnis menjadi koperasi produktif dengan memanfaatkan mutlak dilakukan, salah satu diantaranya adalah dan mengelola potensi ekonomi dan sumberdaya dengan cara memperluas kerjasama dan jejaring alam yang ada di Kabupaten Buru Selatan, terutama bisnis melalui pengembangan model kemitraan yang pada 3 sektor utama yang berkontribusi besar bagi setara. Melalui kerjasama bisnis yang saling perekonomian Kabupaten Buru Selatan, antara lain menguntungkan, banyak hal strategis yang bisa 1)Sektor Pertanian secara luas, 2)Sektor diperoleh koperasi, antara lain 1)perluasan dan perdagangan, Hotel dan Restoran, serta 3)Sektor informasi pasar, 2)transformasi teknologi, kultur Jasa-jasa. bisnis, dan inovasi, 3)Fasilitas kerjasama lainnya yang 3. Revitalisasi program-program pembinaan dapat dioptimalkan bagi pengembangan koperasi, koperasi oleh pemerintah. seperti bantuan permodalan, pelatihan, penelitian Program-program pemerintah hendaknya lebih dan pengembangan, peningkatan sarana prasarana, menyentuh kebutuhan, direncanakan secara dan sebagainya. matang, serta dikelola secara profesional. Disamping Akhirnya, semua pola dan strategi pengembangan memfasilitasi bantuan permodalan, pemerintah koperasi bisa berjalan efektif jika, dan hanya jika semua daerah melalui Dinas Koerasi dan UKM pihak, terutama pemerintah dan segenap perangkat hendaknya senantiasa melakukan edukasi, organisasi koperasi memiliki itikad baik, kejujuran, dan niat pendampingan, pengawasan. Koordinasi antar yang benar-benar tulus untuk membangun koperasi. Jika instansi maupun jenjang pemerintahan juga perlu semua orang telah memiliki itikad dan moral yang baik, intens dilakukan untuk menjaga konsistensi dan maka koperasi akan menjelma menjadi lembaga bisnis sinergitas program serta mendukung upaya profesional yang sangat potensial dan prospektif dalam pembinaan koperasi. Misalnya koordinasi terkait meningkatkan ketahanan, kemandirian, dan kemajuan perencanaan pembangunan daerah, pemberdayaan ekonomi masyarakat dan tentunya dapat memiliki masyarakat, penyediaan infrastruktur daerah serta kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah. penguatan investasi. Terkait dengan itu perlu dibuatkan regulasi dalam bentuk peraturan daerah KESIMPULAN DAN IMPLIKASI yang mendorong penguatan koperasi dan pengarusutamaan isyu gerakan koperasi dalam setiap Kesimpulan aktivitas pembangunan ekonomi masyarakat di Kabupaten Buru Selatan. Dari hasil penelitian dan keseluruhan analisis yang 4. Reformulasi strategi bisnis koperasi yang lebih telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik beberapa tangguh dan berdaya saing. kesimpulan penting sebagai berikut:

Dengan meningkatnya lingkungan persaingan 1. Koperasi di kabupaten Buru Selatan yang tercatat global ditandai perubahan yang begitu cepat, maka aktif, ternyata setelah disurvei sebagian besar sudah setiap pelaku ekonomitermasuk koperasi dituntut tidak aktif. Hal tersebut antara lain disebabkan untuk bisa mereformasi dirinya agar memiliki motivasi pendirian awal koperasi belum didudukkan kemampuan untuk bertahan, beradaptasi, dan secara benar, sehingga institusi koperasi mudah tentunya survive. Tak bisa dipungkiri bahwa saat ini dimanfaatkan hanya untuk mengejar keuntungan- jaringan institusi bisnis modern yang kaya inovasi, keuntungan praktis sesaat. Dalam hal ini harus diakui mengedepankan kualitas produk dan layanan, serta bahwa fungsi pembinaan dan pengawasan eksternal kecanggihan teknologi, telah berhasil menerobos dari pemerintah daerah belum berjalan optimal. masuk ke jantung-jantung ekonomi rakyat. Hal 2. Untuk koperasi yang masih aktif hingga saat ini, tersebut merupakan ancaman tersendiri bagi ditemui bahwa sebagian besar memiliki kinerja koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat. Bagi internal yang relatif tidak efisien, terutama terkait koperasi sehat yang telah berhasil membenahi dengan manajemen, kelembagaan, dan sumberdaya

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 145

Vol. XI, No.2, Desember 2017 ISSN 1978-3612

manusia. Kendati demikian lingkungan eksternal sektor potensial di Kabupaten Buru Selatan antara yang dimiliki terlihat sangat kondusif bagi lain sektor pertanian, sektor Perdagangan, Hotel dan pengembangan koperasi, antara lain ketersediaan restoran, serta Sektor Jasa-jasa. Untuk strategi bisnis potensi ekonomi dan sumberdaya alam, potensi dapat menerapkan sistem kemitraan yang setara keanggotaan, serta dukungan pemerintah. dengan swasta, BUMN, maupun BUMD yang ada. 3. Dari hasil analisis lingkungan internal dan eksternal 4. Fungsi pembinaan oleh pemerintah daerah harus serta perhitungan matriks SWOT, diperoleh lebih ditingkatkan. Terminologi pembinaan tidak kesimpulan bahwa alternatif strategi yang tepat bagi boleh dipahami hanya sebatas bagaimana pengembangan koperasi di Kabupaten Buru Selatan memfasilitasi bantuan permodalan bagi koperasi, adalah strategi Weakness to Opportunities (W-O), yakni namun yang paling penting adalah bagaimana bagaimana membenahi kelemahan untuk pemerintah dapat melakukan pendampingan, mengoptimalkan peluang yang ada. pembimbingan, perlindungan, dan pengawasan, 4. Berdasarkan alternatif strategi yang ditentukan, maka dalam rangka mendorong penguatan kapasitas dibutuhkan langkah-langkah reformasi yang kelembagaan koperasi itu sendiri agar tumbuh menyeluruh, dimulai dari perubahan mindset, menjadi koperasi yang tangguh dan mandiri. penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas SDM, hingga bagaimana membangun strategi bisnis yang unggul dan kompetitif. DAFTAR REFERENSI 5. Strategi pengembangan koperasi di Kabupaten David FR. (2009). “Strategic Management”.Edisi 12. Buru Selatan dapat dibangun melalui empat langkah Jakarta: Salemba Empat. penting yakni 1)Regenuinisasi (pemurnian kembali) Hunger JD, Wheelen TL. (2003). “Manajemen Strategis”. visi, misi dan tujuan koperasi yang berbasis Yogyakarta: Andi Yogyakarta. kesejahteraan anggota; 2)Reorientasi fokus Pearce, JA & Robinson B. (1997). “Manajemen Strategi: pengembangan usaha koperasi agar lebih berbasis Formulasi Implementasi dan Pengendalian”. Jilid 1. pada optimalisasi potensi ekonomi daerah; Jakarta: PT. Bina Rupa Aksara. 3)Revitalisasi program-program pembinaan Purna A. (2006). “Analisis Model Desain Organisasi Pada koperasi oleh pemerintah; 4)Reformulasi strategi Koperasi (Perbandingan Antara Koperasi Unit bisnis koperasi yang lebih tangguh dan berdaya Desa Karya Teguh dan koperasi Peternak Sapi saing. Bandung Utara, Lembang, Jawa Barat)”. Bogor: Implikasi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 1. Perlu ada kesadaran dari seluruh elemen masyarakat Rangkuti. (2003). “Analisis SWOT Teknik Membedah di Kabupaten Buru Selatan bahwa koperasi Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan merupakan lembaga ekonomi rakyat yang sangat Strategis untuk menghadapi Abad 21”. Jakarta: PT prospektif dan potensial bagi penguatan ketahanan, Gramedia Pustaka Utama. kemandirian, dan kemajuan ekonomi masyarakat. Saragih B. (2010 a). “Reposisi Koperasi. Di dalam Saragih Di sini peran pemerintah sangat penting dalam B, editor.Suara Dari Bogor Membangun Opini memberikan edukasi publik dan diseminasi Sistem Agribisnis”. Bogor: IPB Press. Hlm 51-53. informasi mengenai keunggulan koperasi dibanding Soedjono I. (2007). “Membangun Koperasi Mandiri lembaga bisnis yang lain. dalam Koridor Jatidir”i. Jakarta: Lembaga Studi 2. Untuk perangkat organisasi koperasi hendaknya Pengembangan Perkoperasian Indonesia. senantiasa meningkatkan kemampuan pengelolaan Suhartono, Iman. (2011). “Strategi Pengembangan koperasi sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen Koperasi Berorientasi Bisnis”. Among Makarti.Vol.4. perkoperasian yang baik dan benar. Dalam hal ini No.7. 2011. peningkatan kualitas SDM melalui program diklat, Triton.( 2011). “Manajemen Strategi: Terapan Perusahaan magang, hingga studi banding perlu diintensifkan. dan Bisnis”. Jakarta: Oryza. 3. Perlu ada penguatan orientasi dalam hal Yoshida DT. (2006). “Arsitektur Strategi”. Jakarta: PT. pengembangan usaha agar menjadi koperasi Gramedia. produktif, yakni melalui pengembangan sektor-

Cita Ekonomika, Jurnal Ekonomi | 146