Gerakan Millenarian Kaiin Bapa Kayah: Protes Sosial Petani Tangerang 1924
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
GERAKAN MILLENARIAN KAIIN BAPA KAYAH: PROTES SOSIAL PETANI TANGERANG 1924 Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M.Hum) Ilyas NIM: 2112022100006 PROGRAM MAGISTER SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H ii iii ABSTRAKSI Peristiwa protes sosial petani Tangerang pada tahun 1924, yang dipimpin oleh seorang Dalang Wayang bernama Kaiin Bapa Kayah, yang juga pernah mengalami kehidupan sebagai petani miskin – dalam kacamata kolonial dianggap sebagai letupan-letupan kecil di tingkat lokal Karesidenan Batavia. Ki Dalang sebagai sosok utama dari pergerakan tersebut, dalam perspektif pemerintah kolonial adalah tokoh pemberontak yang mengganggu stabilitas. Sebaliknya bagi petani Tangerang, Kaiin Bapa Kayah menjadi tokoh panutan yang dipenuhi karisma yang memberikan mereka obat penawar kerinduan zaman lampau sebelum tanah-tanah dikuasai oleh pemerintah Hindia-Belanda dan sekutu Tionghoanya, situasi yang berubah membuat petani-petani tidak dapat menguasai bahkan mendapatkan hak mereka sebagai kaum pribumi yang mewarisi sumber daya alam dari nenek moyangnya. Para petani dan penduduk pribumi dibebani oleh berbagai macam pajak dan kewajiban bekerja menurut aturan para pendatang asing yang mengekspoitasi tanah dan tenaga mereka semata-mata untuk kepentingan perdagangan yang bahkan mereka tidak dapat menikmati keuntungan atas transaksi bisnis yang dilakukan oleh tuan tanah mereka. Kehidupan sehari-hari mereka sudah disibukkan oleh pekerjaan paksa yang dilakukan atas perintah para tuan tanah maupun pemerintah kolonial. Sehingga tidak sedikit pun waktu luang mereka bisa digunakan untuk mencari pekerjaan sampingan dan menjalani kehidupan budayanya. Situasi ini membuat kaum pribumi terdeprivasi (terampas) hak dan kewajiban mereka di tanah airnya sendiri. Rasa frustasi dan putus asa terkumpul dalam diri dan hati mereka tanpa ada ruang gerak untuk melawan penindasan ini. Dalam keadaan demikian mereka merindukan seorang tokoh besar yang berani dan menjanjikan perubahan besar dalam kehidupan, apalagi kepercayaan masyarakat tradisional di pulau Jawa meyakini ramalan akan kedatangan tokoh Ratu Adil Sang Juru Selamat. Tradisi tertulis ramalan Jayabaya sangat populer tersiar di tengah- tengah masyarakat. Keyakinan ini membawa dampak pada kepercayaan dan ketaatan kaum pribumi kepada tokoh-tokoh yang memiliki sumber kewahyuan untuk menjemput impian millenarian. Karena itu, tokoh semacam Kaiin Bapa Kayah turut memakai simbol-simbol millenarianisme dan mesianisme untuk meyakinkan masyakat petani agar berada di belakangnya dalam gerakan revolusionernya. iv Pergerakan Millenarian Kaiin Bapa Kaya, sebagaimana gerakan sosial dan gerakan keagamaan lainnya, terjadi dalam ruang dan waktu yang sangat singkat, setelah sang pemimpin wafat atau dibunuh oleh penguasa kolonial, praktis tidak berkelanjutan. Peristiwa ini memang kecil, karena terletak di lokasi yang terbatas, Tangerang. Namun daya kejutnya, membuat pemerintah kolonial terganggu aktifitasnya dan bahkan cerita tentang perlawanan petani dan rakyat kecil di Tangerang ini terpublikasikan melalui jurnal internasional. Pergerakan ini bila dilihat dari akar masalahnya adalah adanya kesenjangan kaum pribumi dengan para pendatang asing (terutama Belanda dan Tionghoa). Sumber-sumber ekonomi dikuasai oleh asing yang jumlah warganya sedikit dibandingkan penduduk pribumi. Praktek-praktek hukum yang diterapkan oleh pemerintah kolonial masih mendiskriminasi kaum pribumi. Kerja paksa juga diterapkan oleh penguasa kolonial. Semua sebab-sebab ini, bersatu padu dalam rasa ketidakpuasan kaum petani pribumi yang diwujudkan oleh protes sosial yang dipimpin oleh seorang Dalang yang dianggap sebagai tokoh yang tercerahkan untuk merealisasikan rasa keadilan. v KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt, yang telah memberikan kepada umat manusia berbagai macam nikmat, sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini dan selalu tegar selama menjalani hari-hari di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sholawat teriring salam semoga tercurahkan ke haribaan junjungan kita Nabi Muhammad saw, Sang Revolusioner peradaban manusia, dari peradaban Jahiliyah menuju peradaban yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Dalam penulisan tesis ini banyak hal yang dapat dijadikan pelajaran bagi penulis. Untuk memahami sesuatu kita tidak bisa serampangan menilainya, melainkan harus mengetahui seluk-beluk, memperhatikan, dan menelaah melalui ilmu pengetahuan. Penulis sangat menyadari bahwa ternyata ilmu yang dikuasai hanyalah setetes bahkan lebih kecil dari itu, dari luasnya lautan ilmu Allah yang sangat luas, Namun akhirnya dengan susah payah penulis dapat mengakhiri penulisan tesis ini dengan baik dan lancar. Tersusunnya tesis ini adalah karena karunia Tuhan yang tak ternilai harganya, ditambah dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 2. Bapak Dr. Abdullah, M.Ag, selaku Ketua Program Magister dan Dr. M. Adib Misbachul Islam, M.Hum, sebagai sekretaris Program Magister Fakultas Adab dan Humaniora. 3. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Adab dan Humaniora, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah. 4. Bapak Prof. Dr. M. Dien Madjid, MA, Pembimbing Tesis I, yang di sela-sela kesibukannya beliau bersedia membimbing penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis. 5. Bapak Dr. H Abd. Chair, MA, selaku Pembimbing Tesis II, yang memberikan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis. 6. Segenap Pimpinan dan Staff Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI), khususnya kepada Peneliti Senior, Drs. H. Sanwani, yang telah memberikan arahan tentang manuskrip dan khazanah filologinya. 7. Pimpinan dan staff Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), yang memberikan petunjuk tentang arsip kolonial tentang Tangerang. vi 8. Seluruh Pimpinan dan staff Perpustakaan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI) 9. Bapak Ichsan (Alm.) dan Ummi Iyum tersayang yang telah memberikan motivasi bagi penulis untuk dapat membuktikan bahwa penulis mampu menjalani hari-hari di kampus, serta dukungan keduanya baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik. 10. Isteriku Leli Eryani dan Anak-anakku (Sultana Awliya Yumna dan Nuri Salsabila), serta Kakak-kakakku Imas dan Iyan, Adik-adikku Saiful Novi dan Ismawati Fajrin, canda tawa mereka memberikan hiburan dan ketenangan batin yang tiada tara. 11. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, MAg selaku Wakil Kordinator Kopertais Wilayah I DKI Jakarta dan Mantan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora. 12. Bapak Dr. Syahrul A’dam, M.Ag (Mantan Ketua) dan Dr. H. Kamarusdiana, MH (Ketua), yang banyak menasehati penulis selama karir penulis di Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aqidah Al- Hasyimiyyah Jakarta 13. Seluruh Civitas Akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta (Bapak. A. Misbakhun Najakhi, Ibu Ummu Habibah, Bapak A. Syaiful, Arham Saputra, Midih dan kawan-kawan) 14. Keluarga besar Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Aqidah Al-Hasyimiyyah Jakarta. 15. Teman-teman seperjuang kuliah di Program Magister Fakultas Adab dan Humaniora (Bambang Permadi, A. Ghazali, Cecep Supriatna, Wahyu Hidayat, Nova Rizqiawati, Kaslir, Johan Wahyudi, Tendi, Eva, Teteh Yuyun, Uda Akmal, Ilman, Tatam, Latifah Sun’iyyah, Ani, dkk) Semoga apa-apa yang telah mereka berikan dapat bermanfaat dan akhirnya hanya kepada Allah swt penulis kembalikan semuanya, semoga kita semua dalam Inayah dan hidayah Allah swt. Amin. Ciledug, 22 April 2016 Ilyas vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ii LEMBAR PENGESAHAN iii ABSTRAKSI iv KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii TRANSLITERASI x BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah …….....……………………..…… 1 B. Identifikasi Masalah .............................................................. 7 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………... 8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………….……………..... 9 E. Kerangka Teori Sejarah Lokal dan Gerakan Sosial .............. 9 F. Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................. 11 G. Metode Penelitian …………….………………………….... 14 H. Sistematika Penulisan …………………………………....... 15 BAB II MILLENARIANISME DALAM SEJARAH INDONESIA 17 A. Kepercayaan terhadap Mesianisme dan Millenarianisme ..... 17 B. Doktrin Mahdisme, Eskatologi Islam, dan Perang Sabil ...... 22 C. Konsep Ratuadilisme dalam Ramalan Jayabaya ................... 25 D. Kandungan Millenarian dalam Hikayat Muhammad 30 Hanafiyah .......................................................................... E. Kandungan Millenarian dalam Kisah Pewayangan Arjuna .. 38 viii BAB III SITUASI SOSIAL-POLITIK SEBELUM PERGERAKAN 43 A. Toponimi dan Letak Geografis Tangerang ……….…...…... 43 B. Tangerang sebagai Tanah Partikelir ……………………...... 48 C. Struktur Sosial Masyarakat .............................…………...... 52 D. Keadaan Ekonomi Masyarakat ............................................. 57 E. Kebijakan Pemerintah Kolonial terhadap Masyarakat 61 Tangerang ............................................................................ BAB IV KONSEPSI MILLENARIAN DALAM PERGERAKAN 67 TANGERANG 1924 A. Kaiin Bapa Kayah: Dalang Wayang dan Pergerakan ........... 67 B. Ekspektasi Mesianik dalam Kepercayaan Masyarakat ......... 70 C. Visi Millenarian dalam Pergerakan .....................................