Analisa Journal of SocialMuhammadiyah Science and Religion Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Website Journal : http://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/analisaMutohharun Jinan DOI: http://dx.doi.org/10.18784/analisa.v22i2.96

MUHAMMADIYAH STUDIES: TRANSFORMASI KAJIAN TENTANG GERAKAN ISLAM DI INDONESIA

Muhammadiyah Studies: The Transformation of Research on Islamic Movement in Indonesia

MUTOHHARUN JINAN

Fakultas Agama Islam Abstract Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I Pabelan This research aims to describe the studies of the Muhammadiyah. Scholars have Surakarta 57102 conducted some researches, observations, and discussions on the Movement of Telp. 0271-717417 Fax. 0271-715448 Muhammadiyah. The research is not limited to the Muhammadiyah as an Islamic [email protected]; [email protected] movement, but also its roles as the economic, educational, and socio-political Naskah diterima: 8 Juni 2015 movement. Research and discussion on the various dimensions of Muhammadiyah Naskah direvisi : are called Muhammadiyah Studies. This research uses a historiographical approach. 8 Oktober – 12 November 2015 The Muhammadiyah studies can be divided into three periods; the first is the period Naskah disetujui: 4 Desember 2015 from 1912 to 1950. The interest of researchers in the first period is still low. The style of studyis more ideological than scientific. The second is the period from 1950 to 2000. In this period the study of Muhammadiyah became part of modern Islamic Studies using many approaches such aspolitics, economy, culture and education. The third is after 2000s, Muhammadiyah studies are characterized by new themes as a part of popular culture. Keyword: Muhammadiyah, transformation, islamic movement.

Abstrak Penelitian ini bertujuan menjelaskan tentang kajian-kajian terhadap Muhammadiyah. Para sarjana telah melakukan penelitian, pengamatan, dan diskusi terhadap Muhammadiyah. Lapangan kajian tidak terbatas pada Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, tetapi juga peranannya sebagai gerakan ekonomi, pendidikan, dan sosial-politik. Luasnya dimensi kajian terhadap gerakan ini memungkinkan tersusunnya suatu bidang kajian yang disebut dengan Muhammadiyah Studies. Dengan pendekatan historiografis Muhammadiyah Studies dapat dibedakan ke dalam tiga periode. Pertama, periode 1912-1950. Pada periode ini kajian terhadap Muhammadiyah masih sedikit dan bersifat ideologis dari pada akademis. Periode kedua tahun 1950-2000, pada periode ini kajian Muhammadiyah menjadi bagian dari Islamic Studies modern dengan berbagai perspektif, yaitu politik, ekonomi, budaya dan pendidikan. Ketiga, periode tahun 2000 hingga sekarang. Pada periode ini Muhammadiyah dikaji dengan pendekatan budaya populer. Kata kunci: Muhammadiyah, transformasi, gerakan Islam.

269 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280

PENDAHULUAN Muhammaadiyah ke dalam gerakan reformisme Islam. Kelompok ketiga, Abubakar Atjeh, Muhammadiyah adalah gerakan Islam menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan multifaced, dari jauh tampak doktriner, dari kembali kepada ajaran Salaf (Muhyi Atsari al dekat merupakan sistematisasi teologis yang Salaf). Kelompok keempat, seperti Clifford Geertz, menekankan aspek moral-etik dari al-Quran dan George Kahin dan Robert van Neil, memasukkan Sunnah (Nakamura, 1983: 226). MC. Ricklefs Muhammadiyah ke dalam gerakan sosiokultural. (2012) menganggap bahwa Muhammadiyah adalah salah satu organisasi paling penting yang Oleh karena itu, penting sekali memetakan pernah tumbuh dan berkembang di Indonesia, ruang lingkup dan ranah kajian terhadap hingga 100 tahun usianya telah menghasilkan Muhammadiyah. Permasalahan utama dalam gerakan filantropi yang sedikit banyak telah ikut penelitian ini adalah bagaimana transformasi menyumbang dalam perubahan sosial di Indonesia kajian terhadap Muhammadiyah sejak awal dalam kurun satu abad terakhir ini. Melihat berdiri hingga sekarang. Tujuannya adalah untuk Muhammadiyah tidak cukup dengan satu sudut mengetahui transformasi dan perkembangan pandang sambil mengabaikan sudut pandangan kajian terhadap Muhammadiyah sebagai lain. Para penulis dan peneliti maupun masyarakat salah satu eksemplar penting gerakan Islam di menyebut Muhammadiyah sebagai gerakan Islam Indonesia. Kajian tentang Muhammadiyah dalam modern, reformis, dan lebih spesifik lagi disebut berbagai aspeknya disebut dengan ungkapan gerakan tajdid atau pembaruan. Sementara itu, Muhammadiyah Studies. Istilah ‘Muhammadiyah Alfian menyebutMuhammadiyah sebagai gerakan Studies’ linier dengan istilah Islamic Studies dan politik, meskipun tidak terkait dengan partai politik NU Studies. Muhammadiyah studies pertama (Alfian, 1989: 4). Masih banyak lagi sebutan yang digunakan oleh Najib Burhani untuk menamai dialamatkan kepada gerakan yang berdiri tahun blog yang berisi segala hal terkait perkembangan 1912 ini, antara lain sebagai gerakan pendidikan, dan kajian tentang Muhammadiyah. Selanjutnya gerakan sosial, gerakan dakwah, dan gerakan disusul Zuly Qodir yang juga menulis buku ekonomi. Pemberian predikat atau labelisasi yang dengan judul Muhammadiyah Studies (Qodir, demikian tentu didasari atas argumentasi atau 2010). Muhammadiyah Studies dalam konteks pandangan yang dapat dipertanggungjawabkan penelitian ini adalah seluruh kajian yang secara keilmuan, kendati selalu terdapat resiko dilakukan oleh para sarjana, intelektual, dan ketika label itu diberikan akan melahirkan pemerhati Muhammadiyah baik yang ditulis kategorisasi yang berbeda dengan pemikiran dan oleh aktivis Muhammadiyah sendiri maupun gerakan Islam lain. oleh para pengamat dari laur. Penelitian ini akan Berbagai sebutan yang dialamatkan kepada meneropong arah kajian terhadap Muhammadiyah Muhammadiyah menunjukkan luasnya kajian tatkala gerakan ini memasuki usia abad ke-2, yang terhadap Muhammadiyah sekaligus menunjukkan dapat ditelusuri dari kajian-kajian sebelumnya. luasnya bidang garap gerakan ini. Kajian terhadap gerakan yang didirikan oleh ini METODE PENELITIAN menarik perhatian seantero bumi. Haedar Nashir Penelitian ini merupakan penelitian (2010: 75) mengelompokkan pengamat yang kepustakaan dengan data-data berupa buku- telah meneliti Muhammadiyah menjadi empat. buku atau karya-karya tentang Muhammadiyah. Kelompok pertama seperti Deliar Noer, James L. Peneliti melakukan penelusuran karya-karya atau Peacock dan William Shepard menggolongkan buku-buku yang mengkaji dan menginformasikan Muhammadiyah sebagai gerakan modern Islam tentang Muhammadiyah, baik yang ditulis atau modernisme Islam. Kelompok kedua, oleh orang dalam (aktivis Muhammadiyah) seperti Alfian dan Wertheim menggolongkan maupun pengamat (peneliti asing non-aktivis

270 Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Mutohharun Jinan

Muhammadiyah). Buku-buku tersebut menjadi esensi dan eksistensi Muhammadiyah sebagai data primer untuk selanjutnya dipilah-pilah setelah gerakan Islam yang bersifat pemurnian dan dilakukan analisis isi dan konteks penyusunannya. pembaruan di bawah tema utama kembali Pendekatan yang dikedepankan dalam penelitian pada Al-Quran dan Sunnah yang shahihah adalah pendekatan sejarah bibliografi atau atau maqbullah, dengan mengembangkan atau historiografis. Peneliti mengelompokkan kajian membuka pintu ijtihad untuk kemajuan umat dan terhadap Muhammadiyah dalam konteks ruang kehidupan manusia. dan waktu tertentu, dengan mempertimbangkan Selanjutnya Muhammadiyah dikenal sebagai epistemologi pengetahuan yang menjadi tulang gerakan modern yang telah melakukan perubahan punggung wacana keilmuan. Muhammadiyah dalam kehidupan keagamaan, sosial, budaya, Studies mengalami proses transformasi sesuai dan politik. Pada periode awal setelah gerakan dengan problem, epistemologi, dan tuntutan ini berdiri para elite Muhammadiyah telah zaman yang dilalui. meletakkan dasar wawasan keagamaan yang liberal, menurut konteks saat itu. Wawasan dasar keagamaan ini menjadi unsur penting formulasi HASIL DAN PEMBAHASAN ideologi gerakan, yang memberikan landasan MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN untuk mengkritisi tatanan kehidupan yang ingin ISLAM dirubahnya, merumuskan tujuan yang ingin Sejak kelahirannya Muhammadiyah dicapai, membenarkan kebijakan dan langkah memposisikan dan memerankan diri praktis guna mecapai tujuan. Dasar pandangan ini sebagai gerakan Islam, yakni gerakan untuk telah mendorong munculnya semangat tajdid ke menyebarluaskan dan memajukan hal-ihwal dalam berbagai aspek kehidupan dan menerima agama Islam di Indonesia. Dahlan dengan nilai-nilai modern seperti: perubahan, rasionalitas, Muhammadiyah yang didirikannya bahkan keteraturan, orientasi jangka panjang, rajin, kerja sering dikategorikan sebagai bagian dari keras, tepat waktu, hemat, dan lain sebagainya. matarantai gerakan Islam pembaruan di dunia Menurut Jaenuri (2010: 164) pada tingkat Islam seperti dipelopori oleh Ibn Taimiyah, individu, ideologi ini tidak hanya membentuk Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al- watak prilaku warga Muhammadiyah yang Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha terbuka, menerima perubahan, rasional, dalam gerbong modernisme Islam abad ke-20. adaptif, dan sebagainya, yang menjadi ciri Maka tak diragukan lagi eksistensi dan esensi utama kemoderenan seseorang, tetapi juga telah Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, bukan melahirkan berbagai ragam institusi sosial yang gerakan sosial-kemasyarakatan semata. Gerakan membantu mencerahkan dan menyadarkan kemasyarakatannya hanyalah bagian atau fungsi umat bahwa kemajuan dan kebahagiaan transformasi dari gerakan Islam, bukan sesuatu hidup merupakan tujuan yang bisa dicapai yang berdiri sendiri apalagi terlepas dari gerakan melalui kecerdasan dan bekerja keras. Secara Islam (Syamsuddin, 2014: 69). institusional, pada perempat pertama abad ke- Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah 20 Muhammadiyah dikenal sebagai simbol dinyatakan bahwa Muhammadiyah merupakan perubahan, kemajuan, dan karenanya dikenal Gerakan Islam, berasas Islam, bersumber pada sebagai gerakan modern. Stereotyping keagamaan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, yang gerakannya yang menempel pada diri seorang Muslim sebagai melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar eksklusif, tertutup, dan kolot terpatahkan oleh dan tajdid, dengan maksud dan tujuan menjunjung seorang anggota Muhammadiyah yang memiliki tinggi Agama Islam sehinga terwujudnya watak rasional dan terbuka. Peran Muhammadiyah masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. di masyarakat semakin luas dan meliputi berbagai Rumusan tersebut merupakan formulasi dari bidang kehidupan. Hal ini mengundang para

271 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280 ilmuwan untuk memahami Muhammadiyah lebih dan sosial, yang berimbas pada Islamic Studies. mendalam dengan berbagai pendekatan keilmuan. Disebutkan bahwa pengkajian sejarah Indonesia di beberapa universitas di luar negeri mengalami DARI ISLAMIC STUDIES KE penurunan peminat bahkan ada ditutup lantaran MUHAMMADIYAH STUDIES tidak memperoleh anggaran dana dari negara (Tempo, 2011: 54-128). Azyumardi Azra juga Sebelum istilah Muhammadiyah Studies melihat gejala menurunnya peminat kajian Islam muncul, ada istilah yang sudah populer Indonesia di Belanda, bahwa pasca program sebelumnya Islamic Studies dan NU Studies. INIS sebelum tahun 2000, kerja sama Belanda- Menurut Amin Abdullah (1996: 43) Islamic Indonesia dalam kajian Islam terlihat menurun studies sering kali dipahami sebagai kajian Islam secara signifikan. Kerja sama dalam Islamic secara akademik dengan pendekatan ilmu-ilmu Studies dengan Universitas Leiden khususnya sosial-politik, ekonomi, antropologi, dan budaya terkait banyak dengan pengurangan anggaran dari dengan kacamata dari luar Islam. Islamic studies pihak Pemerintah Belanda. Pemotongan anggaran bertujuan memahami dan mengevaluasi praktik ini berlanjut dalam tahun-tahun terakhir. Islam dengan berbagai macam kekurangan dan Sebagai contoh, KITLV dan perpustakaannya kelemahannya untuk keperluan keilmuan dan tidak lagi dibiayai dengan dana pemerintah pijakan pengambilan kebijakan. Kritik terhadap pusat. Akibatnya, kegiatan KITLV banyak yang Islamic Studies yang selama ini mengangkangi terpangkas dan perpustakaannya diintegrasikan wacana keilmuan adalah terlalu berkiblat pada ke dalam Universitas Leiden (Azra, 2014: 23). Eropa dan mengabaikan aspek lokalitas. Terlepas dari perkembangan tidak Sedangkan NU Studies diperkanlkan oleh menggembirakan itu, minat pada berbagai isu Ahmad Baso yang merasa jengah dengan kajian- terkait Indonesia, Islam, dan demokrasi terlihat kajian terhadap NU cenderung bernada pejoratif. tetap ada, termasuk terhadap perkembangan NU Studies ingin berbalik sebagai pelaku, peneliti, kajian dinamika gerakan dan kelompok-kelompok dan penutur atas dirinya sendiri tanpa melalui Islam seperti Muhammadiyah. Kaitannya dengan orang lain yang mengatasnamakan obyektivitas Muhammadiyah studies, dinamika organisasi yang dan akademis. NU Studies merupakan himpunan terus bergeliat menjadikan banyak aspek yang tradisi, pencerahan dan kritisisme, yang berakar masih bisa dikaji, khususnya aspek pendidikan, dalam khazanah kognitif dan praksis NU sebagai sosial, dan politik. Bahkan, pada bulan Desember mayoritas umat beragama di Indonesia (Baso, tahun 2012 lalu diselenggarakan The International 2006: 21). Sementara itu, Ghifari Yuristiadhi Research Conference on Muhammadiyah (IRCM) menggunakan istilah “Studi Muhammadiyah” dan dengan tema Discourse on the Search for a “Muhammadiyahnis” untuk menyebut kajian- Renewed Identity of Muhammadiyah for its Post- kajian terhadap Muhammadiyah. Istilah ini Centennial Era di Universitas Muhammadiyah menisbahkan pada para peneliti tentang Indonesia Malang. Seminar itu ditengarai hajatan terbesar yang disebut dengan indonesianis (Yuristiadhi, yang membahas gerakan Islam di Indonesia 2015: 503) dengan menghadirkan 59 peneliti lokal dan asing Beberapa tahun lalu disinyalir bahwa minat yang mempunyai perhatian besar dalam kajian kajian Islamic Stuides di Indonesia di mata peneliti tentang Muhammadiyah dalam berbagai bidang internasional mengalami penurunan. Islamic (Suara Muhammadiyah, 02/98, 16-31 Januari Studies di Indonesial dinilai tidak menarik lagi dan 2013: 40-41). sudah sampai titik jenuh. Majalah Tempo Edisi Muhammadiyah Studies adalah kajian-kajian 14-20 November 2011 silam menurunkan laporan terhadap gerakan yang didirikan oleh Ahmad khusus tentang minat yang rendah terhadap Dahlan ini dalam berbagai dimensi dan pendekatan. Indonesia dalam beberapa aspek, politik, budaya, Dalam waktu yang sama, Muhammadiyah

272 Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Mutohharun Jinan

Studies juga merupakan suatu pendekatan Transformasi Muhammadiyah Studies: dalam menelaah dinamika gerakan Islam yang Konteks dan Pendekatan sudah berusia lebih dari seabad ini. Zuly Qodir, Transformasi kajian tentang Muhammadiyah menyebutkan Muhammadiyah Studies berarti dapat dipetakan dalam kerangka keilmuan menyajikan Muhammadiyah dalam perspektif yang berkembang pada pada periode tertentu. Muhammadiyah sebagai subjek sekaligus objek Transformasi adalah perubahan satu bentuk dalam pendekatan subaltern theory atau dalam ke bentuk yang lain. Perubahan mengandaikan bahasa lain menulis Muhammadiyah dalam adanya sesuatu yang berbeda dari bentuknya yang pendekatan “pribumi” atau mungkin bahasa semula, meskipun bentuk yang lama tidak hilang sekarangnya adalah perspektif poskolonial bukan sama sekali. Transformasi terjadi karena adanya kolonialis apalagi islamic studies yang cenderung proses dialektika antara satu entitas dengan Amerika-Eropa sentris. Qodir menyuguhkan entitas lain, sehingga bersifat historis yang terikat potret ringkas tentang Muhammadiyah dalam oleh waktu yang berbeda. Transformasi juga bisa periode sepuluh tahun terakhir. Dimaksudkan terjadi karena adanya dialektika antara tradisi dan untuk memberikan catatan-catatan pada publik reformasi (Kleden, 1988: 152). terkait Muhammadiyah yang sedang berada Penulis mengklasifikasikan kajian terhadap dalam pergolakan hebat baik datang dari internal Muhammadiyah dalam tiga konteks epistemologi Muhammadiyah, internal Islam, dari pengaruh keilmuan. Pertama pada masa perdebatan fiqiyah nasional dunia politik, ekonomi, dan budaya, dan tradisi mitologi yang kuat di kalangan umat serta dari pengaruh global yang nyaris tidak dapat Islam di Indonesia antara periode 1912-1950. dibendung. (Qodir, 2010: 14). Memasuki era new Kedua, periode dimana kajian Muhammadiyah media sebagai perangkat mengkomunikasikan menjadi bagian dari Islamic Studies modern gagasan dan wacana, Muhammadiyah Studies dengan pendekatan ala Eropa-Amerika. Periode turut serta masuk dalam arena dan pusaran budaya populer. Bentuk kajian terhadap Muhammadiyah ini antara tahun 1950-2000. Ketiga, konteks tidak saja dalam bentuk buku dan jurnal yang keilmuan dan ragam pendekatan serta tema- kaku, tetapi juga melalui buku-buku populer tema baru yang menjadi bagian dari popular semacam novel dan film. culture. Kajian Muhammadiyah ditandai dengan munculnya gerakan kaum muda dan Muhammadiyah Studies, juga menunjukkan keinginan Muhammadiyah mempertahankan posisi penting Muhammadiyah sebagai bagian dari diri dari transnasionalisasi paham agama. Ciri proses pergerakan. Sebagai sebuah gerakan Islam, penting lainnya kajian yang menempatkan Muhammadiyah telah mencapai tahap “ortodoksi”, Muhammadiyah menjadi bagian dari komodifikasi suatu tahap terakhir dari gerakan keagamaan agama dan kapitalisasi agama. Periode ini terjadi setelah sebelum menjadi kelompok dalam klater pada tahun 2000 hingga sekarang masih terus sekte dan denominasi (van Bruinessen, 1995: berlangsung. 225). Posisi “ortodoksi” selain tetap mengambil peran dan mewarnai dinamika keilmuan dan Konteks keilmuan pada waktu Muhammadiyah kemasyarakatan, juga selalu menjadi sasaran kritik berdiri hingga sekitar tahun 1950-an adalah lebih dan sandaran kegagalan. Oleh karena posisinya bersifat ideologis. Beragam kelompok keagamaan sebagai kelompok pendahulu dan sudah sangat lebih banyak terlibat dalam polemik yang bersifat lama mempengaruhi keberagamaan masyarakat, ideologis dan masalah-masalah furu (cabang), dalam catatan Ricklefs, Muhammadiyah masalah-masalah yang tidak prinsip. Gambaran bersama NU menempati posisi sebagai kelompok tentang epistem pengetahuan pada periode ini defensif dalam pergulatan baru keagamaan dan disajikan dengan menarik oleh Deliar Noer (1982). perkembangan sosial-politik di Indonesia diawal Selain itu, konteks zaman kolonialisme juga sangat abad ini (Ricklefs, 2013: 450). besar pengaruhnya dalam upaya memahami

273 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280 gerakan Islam. Tujuan dan minat kajian terhadap bersentuhan dengan paradigma interpretatif yang Islam dan Muhammadiyah untuk kepentingan dan lebih subjektif. dalam kerangka kolonialisme. Dalam konteks inilah Paradigma interpretatif sesungguhnya Muhammadiyah Studies berkisar tentang karya- menganut pendirian sosiologi keteraturan karya yang menunjukkan semangat kebangkitan. seperti halnya fungsionalisme, tetapi mereka Diantara buku-buku yang dimaksud adalah Derita menggunakan pendekatan objektivisme dalam Seorang Pemimpin (Hidup dan Perjuangan Ki analisis sosialnya sehingga hubungan mereka Bagus Hadi Kusumo). Sementara tema-tema dengan sosiologi keteraturan bersifat tersirat. yang terangkat di sekitar masalah-masalah fikih Mereka ingin memahami kenyataan sosial menurut dasar dan pembinaan akhlak masyarakat muslim. apa adanya, yakni mencari sifat yang paling dasar Tahun 1957 Mukti Ali mengawali kajian akademis dari kenyataan sosial menurut pandangan subjektif tentang Muhammadiyah dalam karyanya untuk dan kesadaran seseorang yang langsung terlibat menyelesaikan master. Risetnya berjudul “The dalam peristiwa sosial bukan menurut orang Muhammadiyah Movement: A Bibliographical lain yang mengamati. Pendekatannya cenderung Introduction”. nominalis, antipositivis dan ideografis. Kenyataan Pada periode kedua kajian terhadap sosial muncul karena dibentuk oleh kesadaran Muhammadiyah memasuki fase Islamic Studies dan tindakan seseorang. Karenanya, mereka dimana orang-orang Eropa mulai masuk ke berusaha menyelami jauh kedalam kesadaran dan Indonesia melakukan penelitian tentang gerakan subjektivitas pribadi manusia untuk menemukan Islam, termasuk Muhammadiyah. Kajian terhadap pengertian apa yang ada di balik kehidupan sosial. Muhammadiyah dilakukan secara akademis Sungguhpun demikian, anggapan-anggapan dasar dalam pengertian melihat Muhammadiyah mereka masih tetap didasarkan pada pandangan sebagai fenomena sosial, ekonomi, politik, dan bahwa manusia hidup serba tertib, terpadu dan kebudayaan. Pendekatan yang dikedepankan juga rapat, kemapanan, kesepakatan, kesetiakawan. dengan pendekatan sosiologis dan antropologis Pertentangan, penguasan, benturan sama sekali bukan semata-mata pendekatan religi. Paradigma tidak menjadi agenda kerja mereka. Perumus ilmu-ilmu sosial pada periode setelah 1950-an teori ini yakni mereka yang penganut filsafat adalah paradigma fungsionalisme dan interpretatif fenomenologi antara lain Dilttey, Weber, Husserl, (fenomenologis). dan Schutz. Paradigma fungsionalisme sesungguhnya Kebanyakan penelitian yang dilakukan oleh merupakan aliran pemikiran yang paling banyak para pengamat cenderung berparadigma Weberian, dianut di dunia. Pandangan fungsionalisme yaitu Muhammadiyah sebagai institusi keagamaan berakar kuat pada tradisi sosiologi keteraturan. dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi. Mereka Pendekatannya terhadap permasalahan berakar mencoba menjelaskan bagaimana agama dan pada pemikiran kaum obyektivis. Pemikiran kebergamaan berperan dalam membangkitkan fungsionalisme sebenarnya merupakan sosiologi semangat kapitalisme dan mendorong etos kemapanan, ketertiban sosial, stabilitas sosial, kerja warga Muhammadiyah, atau sebaliknya kesepakatan, keterpaduan sosial, ke setiakawanan, bagaimana perkembangan ekonomi berdampak pemuasan kebutuhan, dan hal-hal yang nyata pada terpinggirnya kehidupan beragama. Dapat (empirik). Namun demikian, sejak awal abad ke- dideskripsikan di sini beberapa riset yang termasuk 20, mulai terjadi pergeseran, terutama setelah dalam periode kedua ini, yang terpengaruh oleh dipengaruhi oleh tradisi pemikiran idealisme kedua paradigma keilmuan tersebut, antara Jerman seperti pemikiran Max Weber, Geroge Geertz, Peacock, Nakamura, Mulkhan, dan Alwi Simmel dan George Herbet Mead. Sejak saat itu Shihab. Tentu saja masih banyak peneliti lain, banyak kaum fungsionalis mulai meninggalkan Ghifari Yuristiadi telah melakukan klasifikasi rumusan teoretis dari kaum objektivis dan mulai para peneliti Muhammadiyah lokal dan asing.

274 Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Mutohharun Jinan

Diantara peneliti asing yang perthatian terhadap James L. Peacock dalam risetnya “Purifiying Muhammadiyah adalah Deliar Noer, Clifford of the Faith: The Muhammadiyah Movement Geertz, Herman L. Beck, Hisanori Kato, Howard in Indonesia Islam”, memilih Muhammadiyah M. Federspiel, James L. Peacock, John R. Bowen, sebagai gerakan pemurnian Islam terbesar di Julia Day Howell, Jung Eunsook, Kim Hyung- Indonesia (Peacock, 1982: 2). Dalam penelitiannya jun, Leslie H. Palmier, M. B. Hooker, Mitsuo ditemukan pandangan keagamaan puritan Nakamura, Pieternella van Doorn-Harder, Robin Muhammadiyah berhasil membina jaringan Bush, dan Selly White (Yuristiadi, 2015: 510). lembaga pendidikan, rumah sakit, dan lembaga kesejahteraan rakyat. Dengan pendekatan Geertz memang tidak pernah menulis etnografis, Peacock menempatkan gerakan buku tentang Muhammadiyah secara khusus. Muhammadiyah dalam konteks perubahan sosial Muhammadiyah menjadi bagian dari risetnya yang luas di Indonesia dengan memanfaatkan teori tentang agama Jawa dan mengelompokkan Weber tentang tipologi gerakan dan teori Erikson aktivis Muhammadiyah sebagai santri puritan. tentang kepribadian tokoh. Guna melengkapi Dalam kajiannya, Abangan, Santri, Priyayi dalam kajiannya Peacock melakukan perjalanan ke Masyarakat Jawa (1981), Geertz menyebut berbagai wilayah di Indonesia untuk melihat kelompok puritan santri sebagai varian yang perkembangan Muhammadiyah. Kesimpulan menguasai pasar. Pertama-tama Geertz Peacock agak berbeda dengan temuan lain bahwa menjelaskan struktur sosial di Jawa menjadi tiga gerakan purifikasi Muhammadiyah memang bagian yaitu desa, pasar, dan birokrasi. Ketiga mendorong tumbuhnya amal usaha sosial struktur tersebut masing-masing dihubungkan dan pendidikan namun gerakan ini tidak bisa dengan varian agama abangan, santri, dan priyayi. membangkitkan etos ekonomi sebagaimana para Sistem keagamaan desa biasanya terdiri dari suatu puritan di Eropa. integrasi yang berimbang antara unsur-unsur Peacock menekankan arti penting gerakan animisme, Hindu, dan Islam. Suatu sinkretisme purifikasi dengan menyebutkan sejumlah ciri dalam masyarakat yang merupakan tradisi rakyat guna membedakan dengan gerakan Islam lain. yang sebenarnya. Tradisi agama abangan yang Gerakan purifikasi mendesakkan paham kembali pada pokoknya terdiri dari pesta ritual yang kepada kebenaran yang pokok agama Islam sesuai dinamakan slametan, satu kompleks kepercayaan dengan al-Quran dan as-Sunnah. Masih menurut Peacock, purifikasi terhadap pemahaman doktrin yang luas dan rumit tentang roh-roh, dan maupun pelaksanaan syariah pada intinya seperangkat teori dan praktik penyembuhan, ilmu merupakan suatu kebutuhan yang mendesak bagi tenung, dan ilmu gaib. Diasosiasikan dengan cara upaya menjaga ortodoksi dari berbagai pengaruh yang luas dan umum dengan kehidupan petani di yang datang dari luar Islam, baik dalam bentuk pedesaan (Jawa). mistisisme, magi, dan animisme yang secara tidak Sedangkan, struktur pasar merupakan basis sadar dimasukkan ke dalam doktrin Islam. Dalam ekonomi varian santri, yang menekankan aspek- proses ini pula sebenarnya keinginan untuk aspek Islam dan pada umumnya diasosiasikan menyingkap ajaran Islam yang asli dan murni dengan unsur pedagang (dan juga unsur-unsur dapat terpenuhi. Hanya dengan memurnikan tertentu pada kaum tani). Santri terdiri dari dua pemahaman terhadap doktrin inilah sebenarnya subvarian, santri (Islam) sinkretis dan santri orang Islam dapat menangkap rasionalitas aspek (Islam) murni. Adapun, birokrasi bermula kehidupan modern dewasa ini (Peacock, 1978: 18). dari elite Hindu Jawa yang mengembangkan Penelitian Abdul Munir Mulkhan (1998) tradisi keraton yang sangat halus, kesenian yang tentang bagaimana gerakan Muhammadiyah di kompleks, musik, dan sastra. Varian priyayi, yang pedesaan menarik dikemukakan di sini. Dalam menekankan aspek-aspek Hindu dan diasosiasikan risetnya yang berjudul Islam Murni dalam dengan unsur birokrasi (Geertz, 1981: 5-6). Masyarakat Petani, Mulkhan dengan pendekatan

275 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280 sosiologis, menemukan bahwa Islam murni di kalangan abangan semakin banyak yang tertarik daerah pedesaan bisa bertahan setelah melakukan untuk menjadi santri, bergerak menuju ke arah berbagai ”modifikasi” dan penyesuaian yang pengamalan ajaran Islam yang sebenarnya. Oleh dipengaruhi oleh situasi sosial politik setempat. karena itu, Nakamura sebenarnya telah menawar­ Masyarakat petani menerima Islam murni setelah kan pembahasan amat penting tentang budaya disesuaikan dengan pola hidup petani. Sebaliknya, santri (Nakamura, 1983: 2012). pihak Islam murni melalui peran elite di tingkat Penting dikemukakan di sini penelitian lokal melakukan modifikasi (pelonggaran) untuk tentang Muhammadiyah yang mengaitkan memperoleh massa yang lebih banyak. Islam dengan persoalan pluralitas agama. Semenjak murni sulit berkembang di desa ketika aktivis masuknya agama Kristen di Indonesia, kerukunan syariah mendominasi. Penelitian Mulkhan antarumat beragama lebih diwarnai oleh konflik menemukan, Islam murni di pedesaan menjadi antara Islam dan Kristen, karena agama Kristen banyak varian (Muhammadiyah-NU, Marhaenis- tersiar bersamaan dengan pemerintahan kolonial Muhammadiyah, Al-Ikhlas, dan Kyai Dahlan). Belanda yang selalu merugikan umat Islam. Kompleksitas penganut Islam murni di pedesaan Kerjasama misionaris Kristen dengan kolonial menepis anggapan bahwa gerakan purifikasi semakin menambah kecurigaan dan kebencian di keagamaan hanya cocok dan tumbuh pesat di kalangan umat Islam terhadap Kristen sehingga perkotaan. Meluasnya Islam murni ke pedesaan hubungan antar keduanya selalu diliputi rasa dengan pengikut mayoritas petani, tidak dendam. Kondisi psikologis semacam ini masih menghilangkan TBC seperti tesis rasionalisasi diperparah lagi dengan kebijakan Belanda yang dan the disenchantment of the world. Menurut tidak adil terhadap Islam. Menurut Alwi Shihab, Mulkhan, gerakan Islam murni di pedesaan kondisi itulah yang menjadi salah satu pemicu bukan karena rasionalisasi tetapi karena krisis utama munculnya semangat keagamaan KH sosial, politik, dan keagamaan (merosotnya peran Ahmad Dahlan yang menggebu-gebu yang pada ahli syariah), sehingga ditemukan empat varian gilirannya membidani lahirnya Muhammadiyah di kalangan warga Muhammadiyah lantaran (Shihab, 1999: 21). Melalui buku yang provokatif tidak adanya ikatan yang kuat antaranggota dan ini, penulis menjelaskan sejarah Islam di Indonesia merosotnya ketaatan kepada pemimpin (Mulkhan, pada awal abad ke-20, khususnya berkaitan dengan 1998: 227). upaya Muhammadiyah membendung arus gencar kristenisasi yang ditopang oleh kebijakan kolonial Proses islamisasi merupakan proses yang pemerintah Belanda. Selain secara menarik masih akan terus berlangsung sebagaimana mengajak pembacanya melakukan eksplorasi- tesis Nakamura. Nakamura mengkaji sejarah intelektual mengenai sejarah hubungan Muslim- proses islamisasi di Kota Gede, Kristen --sejak tahun 1912, melewati era , dengan menjadikan Muhammadiyah sebagai hingga masa-masa Orde Baru-- berikut pelbagai objek kajian. Etos kerja orang Muhammadiyah aspek kontroversinya, buku ini juga menyoroti menggerakkan roda ekonomi masyarakat melalui sebab-sebab utama yang memicu ketegangan pengusaha dan pengrajin perak. Melalui kajian antara kedua kelompok tersebut dan mengusulkan antropologis, Nakamura berusaha membuktikan cara agar ketegangan dapat dikurangi. Sebuah bahwa islamisasi di Indonesia masih terus buku penting untuk masyarakat Indonesia yang berlangsung, bukan saja dalam arti Islam terus plural dan yang tengah berada di era global. menyebar di kalangan kaum pagan, tetapi juga banyak komunitas yang telah mengaku memeluk agama Islam sejak beratus-ratus tahun yang lalu Pergeseran Isu dan Metode menjadi semakin dekat dengan ajaran Islam Muhammadiyah Studies yang sebenarnya. Dengan kata lain, Nakamura Periode ketiga Muhammadiyah Studies menegaskan bahwa orang-orang yang berasal dari adalah ketika memasuki mellienium baru

276 Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Mutohharun Jinan bersamaan dengan usia gerakan ini mencapai Pada periode ini juga muncul kajian baru 100 tahun. Seiring dengan perkembangan wacana tentang Muhammadiyah dan pariwisata sebagai keilmuan di dunia internasional, kajian terhadap bentuk dialog gerakan ini dengan transformasi gerakan-gerakan Islam di Indonesia mengalami keagamaan di masyarakat modern. Radjasa pergeseran dari positivistik ke pos-postivistik. Mu’tasim, mengkaji transformasi pergeseran Diktum-diktum resmi kajian Islam dan gerakan komunitas Muhammadiyah dalam merespon Islam berubah dari gerakan modernis ke gerakan perkembangan pariwisata Borobudur berjalan tradisionalis. Di era ketiga ini kajian dan upaya cukup dinamis. Dalam bukunya Agama dan mendekatkan gerakan Islam dengan msyarakat Pariwisata: Telaah Atas transformasi Keagamaan akademik dan masyarakat umum dilakukan Komunitas Muhammadiyah Borobudur, dengan berbagai jalan. Bila sebelumnya hanya disebutkan pada awal tahun 1980 hingga tahun diperkenalkan dengan buku yang bercorak 2000, warga Muhammadiyah di sekitar kawasan akademis, sekarang dengan jalan media baru dan Borobudur bersikap reaktif dan beroposisi buku-buku yang lebih populer antara lain melalui terhadap keberadaan pariwisata Borobudur novel, komik, dan film. Dampaknya sungguh luar dengan pola keberagamaan yang eksklusif dan biasa dalam kehidupan masyarakat. Melalui novel puritan. Pada perkembangan selanjutnya seiring dan film masyarakat mengenal kegigihan aktivis meningkatnya tingkat pendidikan, mereka yang mendirikan sekolah Muhammadiyah dan kemudian bersikap responsif partisipatif dengan kegigihan aktivis gerak pembaharuan di Indonesia pola keberagaman yang inklusif kontekstual.Ia dalam waktu singkat. menegaskan peningkatan pendidikan keagamaan dan perluasan profesi masyarakat, serta kondisi Diantara ciri penting Muhammadiyah Studies pergeseran arena pariwisata menjadi semakin pada periode ketiga ini adalah pergeseran isu terbuka. Hal itu telah melahirkan perubahan sikap dan metode kajian terhadap Muhammadiyah. pada komunitas Muhammadiyah atas keberadaan Konteks yang menyertai adalah guncangan pariwisata Borobudur yang makin responsif- internal yang cukup kencang dan budaya populer partisipatif (Mu’tasim, 2013: 12). (popular culture) yang menjadi tulang punggung Beberapa argumen yang dikemukan Mu’tasim, kehidupan masyarakat saat ini. Pada periode ini, transformasi keagamaan yang terjadi pada penting dikemukakan awal 2000-an, muncul warga Muhammadiyah didorong oleh perubahan arus baru di tingkat pusat Muhammadiyah. struktur lingkungan tetapi juga oleh perubahan Untuk memecahkan stagnasi, generasi muda latar pendidikan para tokoh masyarakatnya. melontarkan pandangan baru dalam menafsirkan Tampak jelas ketika tokoh masyarakat ajaran-ajaran Islam. Walaupun membawa angin berlatar belakang pesantren dan bergelar Kyai, segar, percobaan itu tidak memproduksi hasil pemahaman agamanya bersifat akomodatif. yang substansial, malah sering kali dianggap Sementara itu, ketika pemimpinnya berasal mengakibatkan konflik intern. Salah satu dari pendidikan formal dan profesi birokrat, penyebabnya adalah percobaan itu dilontarkan pemahaman agamanya menjadi formalistik. Lalu dan didiskusikan di tingkat ide-ide dari pada dengan para pemimpin yang sebagian besar guru dalam bentuk tindakan nyata. Karena percobaan dan pegusaha, menjadikan pemahaman agamanya itu tidak didampingi dengan hasil nyata dan tidak lebih terbuka dan terjadi proses akomodasi dan berhubungan langsung dengan amal, ide-ide itu partisipasi terhadap pariwisata. Pola transformasi susah diterima, malah dianggap sebagai upaya keagamaan yang terjadi pada era pariwisata saat untuk memecah belah organisasi. Dokumentasi ini merupakan arus balik dari era pertanian yang penting tentang arus baru tersebut dibukukan bersifat akomodatif sekaligus sebagai reaksi atas dengan judul Muhammadiyah Progresif, Manifesto keberagamaan yang terlalu legalistik. Perubahan Pemikiran Kaum Muda (Ghazali dkk. Eds., 2007). itu bukan hanya dipengaruhi, melainkan juga

277 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280 mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi terdalam ini yang mengilhami judul buku ini, mereka. Saat pariwisata masih tertutup bagi Sang pencerah. Ada banyak fragmen cerita di warga sekitar dan para aktor didominasi tokoh dalam buku ini, termasuk saat KH Ahmad Dahlan keagamaan individual yang berbasis pendidikan masih kanak-kanak hingga ia hidup sebagai formal Madrasah dan berprofesi sebagai birokrat, manusia dewasa. Meski berbalut label novel, maka pilihan keberagamaan cenderung eksklusif namun beberapa orang beranggapan bahwa buku dan puritan (Mu’tasim, 2013: 80-82). ini serupa dengan biografi KH Ahmad Dahlan Sementara dari aspek metode kajian terbit sebab ia memuat kejadian-kejadian, kisah hidup buku-buku novel, komik, dan film tentang dari sang pencerah ini. Itu artinya, meski dalam Muhammadiyah yang tidak kalah menggetarkan bentuk novel namun kejadian yang dituliskan jagad keislaman populer di Indonesia. Karya di dalamnya adalah nyata. Meski memang susah penting dalam Muhammadiyah Studies dalam menakar sejarah dalah ranah fiksi, namun apa konteks budaya populer adalah terbitnya novel yang ditulis dalam novel ini tidak melenceng dari Laskar Pelangi (Hirata, 2005). Novel Laskar tatanan sejarah Pelangi bercerita tentang kehidupan 10 anak yang Genre baru kajian terhadap Muhammadiyah sekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di pulau adalah terbitnya buku Komik Muhammadiyah Belitong. Mereka semua berasal dari keluarga (Kurniawan, 2007). Komik ini berisi tentang miskin. Sekolah mereka digambarkan sangat sejarah Muhammadiyah sejak berdiri hingga memprihatinkan, bahkan nyaris roboh. Tetapi sekarang. Gambar dan ilustrasi yang disertakan kehidupan dan sekolah yang sangat terbatas turut membantu memahami teks yang berkisah tidak membuat mereka putus asa, melainkan tentang gerak langkah ormas Islam ini. Satu lagi justru bersemangat. Novel ini membuka mata hal unik dari persyarikatan Muhammadiyah masyarakat baik yang sudah mengenal atau yang merupakan sebuah inovasi dalam dunia belum tentang perjuangan Muhammadiyah dalam seni bahkan dapat disebut sebagai gebrakan berkontribusi untuk bangsa, utamanya dalam baru untuk mengenalkan serba-serbi tentang bidang pendidikan. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah. Komik ini banyak mengungkap novel Laskar Pelangi diadaptasi dalam bentuk film, sejarah berdirinya Muhammadiyah dan juga lagu dan drama musikal. Novel ini diterjemahkan bagaimana Islam ala Muhammadiyah itu kedalam 18 bahasa asing dan dibaca oleh jutaan disebarkan. Cara ini dianggap efektif karena orang di dalam dan luar negeri. anak-anak kecil dan para pemuda mungkin lebih Novel dan film lain tentang Muhammadiyah menyukai penyampaian dalam bentuk komik ini yang menggugah kesadaran masyarakat tentang daripada harus membaca buku-buku tebal atau gerakan pembaruan adalah Sang Pencerah, buku-buku pelajaran tentang Muhammadiyah. kisah tentang Ahmad Dahlan (Basral, 2010). Komik Muhammadiyah adalah sebuah buku Dengan setting Kasultanan Ngayogyakarta sejarah yang unik dan menghibur. Buku komik Hadiningrat yang budaya keagamaannya sinkretis, Muhammadiyah ini berupaya, agar generasi karena meneruskan tradisi Mataram yang ‘di- muda bangsa pada saat ini, mengenali bentuk- Islam-kan’ para wali, maka sesaji menjadi kata bentuk perjuangan Islam dan organisasi Islam kunci. Buku ini secara umum berusaha menyajikan dalam menyebarkan ajarannya. Pembuatan kehidupan sehari-hari KH Ahmad Dahlan. Sisi komik ini merupakan bentuk nyata “tajdid” manusia biasanya diungkap mulai dari hal-hal (pembaruan) dalam dunia seni dan pendidikan yang terbilang kecil hingga sederet dilema hidup Muhammadiyah. Sebagaimana ditulis dalam yang menekan batinnya. Selain itu, novel ini juga bagian akhir buku ini bahwa membentang kembali berkisah mengenai pemikiran-pemikiran KH jalan sejarah perjuangan organisasi-organisasi Ahmad Dahlan yang memang dikenal sebagai Islam di Indonesia merupakan langkah yang pembaharu dan pendobrak tradisi. Pemikiran harus terus menerus dilakukan, hal ini berguna

278 Muhammadiyah Studies: Transformasi Kajian Tentang Gerakan Islam di Indonesia Mutohharun Jinan untuk memberikan pemahaman kepada setiap banyak kritik atas kelambanan gerak dari pada orang, bahwa Islam bukanlah sebuah agama yang aspek kekuatan dan keuletannya. mengajarkan tentang kekerasan dan terorisme. Kajian terhadap Muhammadiyah baik yang Komik Muhammadiyah menjadi metode baru berupa, penelitian, disertasi, buku, novel, dan dalam kajian terhadap Muhammadiyah dalam film tentu bukan hanya seperti yang diuraikan di menjawab tantangan zaman untuk senantiasa atas. Buku dan film tentang Muhammadiyah baik berimprovisasi dan berinovasi yang mengarah yang disusun oleh aktivis dari dalam maupun dari pada perbaikan di segala bidang. luar semakin meyakinkan bahwa Muhammadiyah Tidak kalah menariknya, Muhammadiyah Studies tidak pernah lekang di makan zaman dan Studies dipengaruhi oleh gerakan-gerakan terus bergulir seiring dengan konteks zaman dan keagamaan transnasional yang masuk kedalam epistem pengetahuan yang berkembang dari waktu Muhammadiyah (dan organisasi ortodoks ke waktu. Kedepan, Muhammadiyah Studies tetap lainnya). Dalam buku “Ilusi Negara Islam”, akan menjadi daya tarik yang tinggi di kalangan secara terang sejumlah aktivis Muhammadiyah akademisi dan budayawan, baik mengkritisi dan NU memperlihatkan kegeramannya atas maupun yang mengapresiasi. terjadinya infiltrasi paham lain ke dalam dua Para aktivis gerakan ini segera menyiapkan ormas ini (Wahid, 2009). Penyusupan faham perangkat dokumentasi antara lain berupa jurnal, dan gaya aksi gerakan Islam transnasional ke buku-buku, dan pusat studi Muhammadiyah dalam Muhammadiyah merupakan bagian yang dapat menampung dan memberi informasi dari perkembangan yang lebih umum, yaitu menyeluruh tentang gerakan yang mulai memudarnya batas negara-bangsa. Sebagai akibat menapaki usia abad kedua yang sarat dengan kebijakan ekonomi neoliberal dan perkembangan harapan dan kritik. Eksistensi dan perkembangan teknologi komunikasi, peranan negara bangsa Muhammadiyah selama seratus tahun lampau telah mundur dan berbagai aktor non-pemerintah, menunjukkan bahwa organisasi ini mempunyai sebagiannya transnasional, mengambil peranan kekuatan yang luar biasa hingga menarik minat lebih menonjol. untuk dikaji. Akan tetapi, posisi Muhammadiyah sebagai organisasi terkemuka, popular, dan progresif susah bertahan tanpa adanya upaya PENUTUP revitalisasi pergerakan. Para aktivis Muhammadiyah sejak awal mampu berperan aktif dalam lapangan DAFTAR PUSTAKA persyarikatan, keumatan, dan kebangsaan. Abdullah, Amin. 2006. Islamic Studies di Muhammadiyah yang fokus pada bidang Perguruan Tinggi, Pendekatan Integratif- pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. menjadikan gerakan ini bisa terus bertahan dan berdiri di garda depan gerakan-gerakan Islam Alfian, 1989. Muhammadiyah: The Political lainnya. Memang dalam usianya yang lebih Behavior of a Muslim Modernist satu abad Muhammadiyah memiliki banyak Organization Under Dutch Colonialism. kelebihan, tetapi juga tidak steril dari kelemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Kelemahannya antara lain jebakan rutinitas Baso, Ahmad. 2006. NU Studies: Pergolakan yang sudah puluhan tahun kadang menjadi Pemikiran antara Fundamentalisme Islam hambatan tersendiri untuk melakukan inovasi dan Fundamentalisme Neo-Liberal. Jakarta: dan improvisasi gerakan yang sesuai dengan Erlangga. perkembangan zaman. Karena itu kajian terhadap Basral, Akmal Nasery. 2010. Sang Pencerah. Muhammadiyah di awal abad kedua adalah lebih : Mizan.

279 Analisa Journal of Social Science and Religion Volume 22 Nomor 02 Desember 2015 halaman 269-280

Geertz, Clifford. 1981. Abangan, Santri, Priyayi Peacock, James L. 1982. Purifiying of the Faith: dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka. The Muhammadiyah Movement in Indonesia Ghazali, Abdurrahim. Dkk. 2007. Muhammadiyah Islam. Menlo Park, California: The Benjamin Progresif: Manifesto Pemikiran Kaum Muda. Publishing Company. Jakarta: JIMM-LESFI. Qoadir, Zuly. 2010. Muhammadiyah Studies: Hirata, Andrea. 2005. Laskar Pelangi. Jakarta: Reorientasi Gerakan dan Pemikiran Bentang Budaya. Memasuki Abad Kedua. Yogyakarta: Kanisius. Hadikusuma, Djarnawi. 1969. Jalan Mendekatkan Ricklefs, M.C. 2012. “Muhammadiyah dan Diri Kepada Allah. Yogyakarta: Persatuan. Pemerintah”. Kompas, 21 November. Jainuri, Achmad. 2005. Ideologi Kaum Reformis. Ricklefs, M.C. 2013. Mengislamkan Jawa: Surabaya: LAPM. Sejarah Islamisasi dan Penentangnya dari Kleden, Ignas. 1988. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. Jakarta: LP3ES. 1930 sampai Sekarang. Jakarta: Serambi. Shihab, Alwi. 1999. Membendung Arus: Respon Peneliti LP2M UIN Sunan Kalijaga Kurniawan, Rizaluddin, dkk. 2007. Komik Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta Muhammadiyah. Jakarta: Dar Mizan. Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Telp. (0274) 550776 E-mail: [email protected] Mu’tasim, Radjasa. 2013. Agama dan Kristen di Indonesia. Bandung: Mizan. Pariwisata: Telaah Atas transformasi Syamsuddin, Din. 2014. Muhammadiyah untuk Naskah diterima : 9 November 2015 Naskah direvisi : 19 – 23 November 2015 Keagamaan Komunitas Muhammadiyah Semua. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah Naskah disetujui : 4 Desember 2015 Borobudur,.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Van Bruinessen, Martin. 1995. Rakyat Kecil Islam Mulkhan, Abdul Munir. 2000. Islam Murni dalam dan Politik. Yogyakarta: Bentang. Masyarakat Petani. Yogyakarta: Bentang Wahid, Abdurrahman (ed.). 2009. Ilusi Negara Budaya. Islam: Ekspansi Gerakan Transnasional di Nakamura, Mitsuo.1983. Bulan Sabit Muncul dari Balik Pohon Beringin. Yogyakarta: Gajah Indonesia. Jakarta: Gramedia. Mada University Press. Yuristiadi, Ghifari. 2015. “Studi Muhammadiyah Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah di Mata ‘Muhammadiyahnis’ Lokal dan Asing: Gerakan Pembaruan. Yogyakarta: Suara Perkembangan Tema, Locus dan Tempus Muhammadiyah. Kajian (Sebuah Kajian Historiografis Awal)”, Noor, Deliar. 1982. Gerakan Modern Islam Di dalam Maarif Jamuin, Internasionalisasi Indonesia 1900-1945. Jakarta: LP3ES. Pemikiran dan Gerakan Muhammadiyah. Peacock, James L. 1978. Muslim Puritan: Surakarta: Fairuz Media. Reformist Psychology in Southeast Asian Islam. Berkeley and London: University of California Press.

280