STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI KAWASAN PANTAI TANJUNG BARA, KUTAI TIMUR , KALIMATAN TIMUR (Strategy of Mangrove Ecotourism Development at Tanjung Bara Beach East Kutai, East )* Endang Karlina Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165 Bogor, Jawa Barat, Telp. 0251-8633234; Fax 0251-8638111 E-mail: [email protected] *Diterima : 20 Februari 2014; Direvisi : 11 Mei 2015; Disetujui : 15 Mei 2015

ABSTRACT Mangrove area at Tanjung Bara Beach, Sangatta is a part of area managed by PT. Kaltim Prima Coal and is being developed as mangrove ecotourism. The objective of this research was to formulate strategy of sustainable mangrove ecotourismbythree research aspects : (1) identification of ecotourism supply; (2) iden - tification of ecotourism demand and (3) development strategy of mangrove ecotourism. This study was carriedoutfrom January to April 2010. Supply and demand potential was assessed by criteria analysis of ADO-ODTWA. SWOT analysis was used to formulate the strategy of mangrove ecotourism development which was based on valuation of ADO-ODTWA aspects. Result showed that feasibility level of tourism attractions (204 point) and supporting elements (472 point) reached high level criteria. It indicated that the site was very potential to be developed as mangrove ecotourism area. Based on SWOT analysis and grand strategy selection matrix, position of strategy of mangrove ecotourism was on quadrant I (Strength- Opportunity). The strategy that could be developed were (1) developing special interest mangrove eco- tourism product; (2) increasing facilities; (3) increasing quality of human resources; (4) developing network on website and (5) increasing coordination with the Kutai Timur government in mangrove conservation Keywords: Demand,development strategy, ecotourism,mangrove, supply

ABSTRAK Kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara Sangatta merupakan bagian kawasan yang dikelola pertambangan batu bara PT. Kaltim Prima Coal dan sedang dikembangkan sebagai obyek dan atraksi wisata alam. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rumusan strategi pengembangan ekowisata di kawasan mangrove mencakup : (1) identifikasi potensi penawaran ekowisata; (2) identifika si potensi permintaan ekowisata dan (3) strategi pengembangan ekowisata di kawasan mangrove. Penelitian dilaksanakan dari Januari hingga April 2010. Potensi penawaran dan permintaan ekowisata dinilai melalui analisis penilaian kriteria pengem- bangan ADO-ODTWA. Analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata. Hasil penelitian unsur penawaran yang utama berupa keindahan, fasilitas dan kegiatan wisata alam secara kumulatif mempunyai nilai 204 (klasifikasi tinggi) dan nilai unsur penunjang ekowisata mempunyai nilai 472 (klasifikasi tinggi), maka kawasan mangrove berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai kawasan ekowisata. Posisi strategi pengembangan ekowisata di kawasan mangrove berada pada kuadran I, yaitu dengan menggunakan kekuatan internal untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dapat dikembangkan adalah (1) mengembangkan produk ekowisata minat khusus mangrove; (2) meningkat- kan fasilitas dan sarana; (3) meningkatkan mutu sumberdaya manusia yang kompeten; (4) membuat jejaring website ekowisata mangrove dan (5) meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Kutai Timur terkait dengan pengawasan terhadap kelestarian dan kebersihan kawasan mangrove Kata kunci: Ekowisata mangrove, permintaan, penawaran, strategi pengembangan

191 Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

I. PENDAHULUAN nyai strategi pengembangan ekowisata di Kawasan mangrove selain berfungsi kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara. secara fisik, juga memiliki berbagai fung- Hal tersebut disebabkan karena potensi penawaran dan permintaan ekowisata di si secara ekologi (biofisik) dan sosial ekonomi. Salah satu fungsi ekologi kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara mangrove yaitu fisik kawasan untuk men- sebagai dasar perencanaan pengelolaan dan strategi pengembangan ekowisata di jaga dan menstabilkan garis pantai dan tepian sungai dan pelindung dari hempas- kawasan mangrove belum teridentifikasi. an gelombang dan arus. Fungsi biologi Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kutai Timur, kawasan mangrove adalah sebagai tempat asuhan, tempat mencari makanan dan tempat berkem- di Pantai Tanjung Bara merupakan salah satu kawasan pengembangan wilayah da- bangbiak antara lain berbagai jenis ikan, lam konteks pemanfaatan ruang bagi ke- burung, biawak dan jenis primata sedang- kan fungsi ekonomi mangrove salah satu- giatan pariwisata daerah. Kebijakan dan program pengembangan kepariwisataan nya adalah kawasan wisata alam yang ha- Kutai Timur meliputi aspek pengembang- silnya dapat dikembangkan dalam bentuk produk industri wisata sebagai penghasil an perwilayahan, pengembangan produk wisata, pengembangan transportasi pen- devisa (Saparinto, 2007). dukung, pengembangan pasar wisatawan, Permanfaatan kawasan mangrove un- tuk dikembangkan menjadi salah satu ka- pengembangan pemasaran dan promosi, pengembangan sumberdaya manusia dan wasan ekowisata merupakan alternatif kelembagaan, pengembangan investasi pemanfaatan yang sangat rasional dite- serta pengembangan infrastruktur pendu- rapkan di kawasan pesisir karena dapat kung lainnya (BAPPEDA Kutai Timur, memberi manfaat ekonomis dan jasa ling- kungan tanpa mengeksploitasi mangrove. 2009). Ekowisata di kawasan mangrove Pemanfaatan jasa lingkungan berupa eko- Pantai Tanjung Bara dapat menjadi alter- wisata akan mendorong upaya konservasi ekosistem mangrove sebagai daerah pe- natif pengembangan ekowisata dalam ke- rangka pengelolaan dan pengembangan nyangga kawasan konservasi (Kusmana wisata pihak pengelola kawasan pertam- dan Istomo, 1993). Kawasan mangrove di Pantai Tanjung bangan batu bara. Hal ini merupakan ren- cana pengelolaan kawasan pasca tambang Bara memiliki potensi keaslian, keindah- setelah masa konsesi pertambangan ber- an kenyamanan, kebersihan dan keaman- an untuk dapat dikembangkan sebagai ka- akhir tahun 2021. Berdasarkan potensi wasan ekowisata dan menjadi salah satu kawasan mangrove di Pantai Tanjung Bara, maka perlu dilakukan identifikasi daerah tujuan obyek wisata alam masya- faktor internal dan eksternal dalam pe- rakat Kutai Timur dan sekitarnya. Ka- wasan mangrove di Pantai Tanjung Bara ngembangan ekowisata yaitu faktor keku- atan (strength), kelemahan (weaknesses), pada satu sisi mempunyai peluang untuk peluang (opportunities) dan ancaman dikembangkan menjadi obyek daya tarik ekowisata, namun pada sisi yang lain (threats) guna merumuskan strategi pe- ngembangan ekowisata Pantai Tanjung kawasan mangrove yang juga berfungsi Bara secara berkelanjutan. Sehubungan sebagai buffer kawasan pertambangan PT. KPC sebagai Obyek Vital Nasional dengan itu penelitian ini dilakukan de- (OBVITNAS) ini tetap memerlukan ka- ngan tujuan untuk memperoleh rumusan strategi pengembangan ekowisata di ka- wasan secara konservatif untuk menjaga wasan mangrove Pantai Tanjung Bara, eksistensi kawasan. Pihak pengelola ka- Sangatta, Kalimantan Timur. wasan pada konteks ini belum mempu-

192

Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

II. BAHAN DAN METODE wisata diperlukan penilaian terhadap be- berapa unsur yang diperlukan sebagai po- A. Lokasi dan Waktu Penelitian tensi penawaran (Supply). Analisis poten- Penelitian dilaksanakan di kawasan si penawaran ekowisata menggunakan hutan mangrove Pantai Tanjung Bara. sistem nilai skor dan pembobotan menu- Kawasan hutan mangrove tersebut terma- rut pedoman pengembangan ODTWA suk ke dalam kawasan konsesi perusaha- (PHKA, 2001) dimodifikasi kriteria pe- an pertambangan batu bara KPC. Letak- rencanaan ekowisata (Damanik and We- nya secara adminstrasi pemerintahan ber 2006). Unsur-unsur tersebut antara la- masuk wilayah Desa Singa Gembara, in mencakup daya tarik objek, infrastruk- Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten tur, fasilitas dan layanan, potensi pasar, Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. keamanan, kondisi sosial ekonomi ma- Penelitian dilakukan selama tiga bulan, syarakat, elemen institusi, kualitas ling- mulai bulan Januari sampai dengan April kungan dan akomodasi. Potensi penawar- 2011. an ekowisata dalam pengembangan eko- wisata mangrove di Pantai Tanjung Bara B. Bahan dan Alat didasarkan pada ketiga klasifikasi peni- Bahan utama yang digunakan dalam laian yaitu tinggi, sedang dan rendah penelitian ini adalah satu komunitas res- (Tabel 1). ponden, komunitas vegetasi mangrove dan kuisioner/panduan wawancara. Ada- 2. Analisis Permintaan Ekowisata di pun alat utama yang digunakan adalah Kawasan Mangrove peta kerja skala 1:300.000, kamera, bino- Analisis permintaan ekowisata dilaku- kuler, Global Position System (GPS) serta kan secara deskriptif berdasarkan tabulasi buku panduan flora dan fauna mangrove. data yang telah diolah, disusun dan disaji- kan menjadi informasi penting berdasar- C. Metode Pengumpulan Data kan karakteristik, pola kunjungan, moti- Penelitian dilakukan dengan menggu- vasi, persepsi, preferensi dan harapan pe- nakan metode survey yang meliputi peng- ngunjung. Selanjutnya dilakukan analisis amatan lapangan dan studi pustaka. Data ADO-ODTWA untuk mendukung anali - yang dihimpun meliputi data primer yaitu sis SWOT terhadap seluruh faktor inter- potensi penawaran daya tarik ekowisata nal dan eksternal pengembangan eko- diantaranya meliputi keindahan alam, ke- wisata di kawasan mangrove Pantai Tan- unikan kawasan, keanekaragaman jenis jung Bara. flora fauna, keamanan kawasan serta un- Cara klasifikasinya menggunakan peng- sur penunjang seperti infrastruktur, fasili- hitungan : tas pelayanan, elemen institusi. Untuk po- Interval = Nilai tertimbang maksimal- tensi permintaan dilihat berdasarkan nilai minimal nilai tertimbang pengunjung yang meliputi karakteristik, Banyaknya klasifikasi pola kunjungan, motivasi, preferensi serta persepsi pengunjung. Untuk komposisi 3. Analisis Strategi Pengembangan data sekunder meliputi data keadaan Ekowisata Mangrove umum lokasi penelitian dan data sosial Arahan strategi pengembangan ekowi- ekonomi masyarakat. sata di kawasan mangrove Pantai Tan- jung Bara dirumuskan menggunakan ana- D. Analisis Data lisis SWOT. Menurut Rangkuti (2000), 1. Analisis Potensi Penawaran Eko- analisis SWOT mengidentifikasi berbagai wisata Mangrove faktor secara sistematis untuk merumus- Potensi suatu kawasan untuk dikem- kan strategi perusahaan. Tahapan yang bangkan menjadi objek daya tarik eko- dilakukan dalam analisis SWOT adalah : 193

V ol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208 a. Identifikasi dan pemberian bobot fak- untuk memperoleh nilai tertimbang. Nilai tor internal dan eksternal (Tabel 2). tersebut kemudian akan memberikan b. Analisis faktor internal dan eksternal arahan tentang prospek pengembangan ekowisata di kawasan mangrove guna Berdasarkan matrik internal dan eks- memperoleh konsep strategi pengem- ternal yang telah dibuat, maka bobot dan rating dapat diberikan terhadap masing- bangan ekowisata di kawasan mangrove di Pantai Tanjung Bara (Tabel 3). masing parameter yang telah ditentukan

Tabel (Table) 1. Penilaian ADO-ODTWA ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara (ADO- ODTWA assessment of ecotourism at mangrove are of Tanjung Bara Beach) Nilai tertimbang (Wheighted value) Unsur penilaian (Assessment element) Rendah (Low) Sedang (Middle) Tinggi (High) Daya tarik (Attractiveness) 48-111 112-175 176-240 Penunjang (Supporting) 137-302 303-469 470-625

Tabel (Table) 2 Matrik identifikasi dan pemberian bobot faktor internal dan eksternal pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara (Matrix of identification and whighting of internal and external factor of ecotourism development at mangrove area of Tanjung Bara Beach) Nilai ADO-ODTWA*) No Faktor (Factor) Bobot (Weight) (Value of ADO-ODTWA) I. Internal (Internal) - Kekuatan (Strength) Nilai unsur ADO- Nilai unsur ODTWA dibagi total nilai - Kelemahan (Weakness) ODTWA keseluruhan unsur (Element vallue of ADO- (ODTWA element value divided by the ODTWA) total value of the entire element) II. Eksternal (External) - Peluang (Opportunity) Nilai unsur ADO- Nilai unsur ODTWA dibagi total nilai - b. Ancaman (Threat) ODTWA (Element keseluruhan unsur vallue of ADO-ODTWA) (ODTWA element value divided by the total value of the entire element)

Tabel (Table) 3 Rangkuman matrik internal dan eksternal SWOT pengembangan ekowisata di ka wasan mangrove Pantai Tanjung Bara (Summary of internal and external SWOT matrix ecotourism development in Tanjung Bara mangrove areas) Bobot Rating No. Faktor (Factors) Nilai tertimbang (Weighted value) (Weight) (Rating) 1 Strategi internal (Internal strategy) 0-1 2-4 Bobot x Rating (Weight x Rating) a. Kekuatan (Strenth) bKelemahan (Weakness) 2 Strategi eksternal (External strategy) 0-1 2-4 Bobot x Rating (Weight x Rating) a.Peluang (Opportunity) b. Ancaman (Threat)

Unsur-unsur tersebut kemudian dihu- Perumusan alternatif strategi pengem- bungkan keterkaitannya satu sama lain bangan ekowisata mangrove kemudian dalam bentuk matriks untuk memperoleh dilanjutkan dengan pembuatan matrik beberapa alternatif strategi. Matriks ini grand strategy untuk menentukan strategi akan menghasilkan empat kemungkinan pengembangan ekowisata mangrove di strategi pengembangan ekowisata mang- Pantai Tanjung Bara (Gambar 1). rove di Pantai Tanjung Bara (Tabel 4). 194 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

Hasil analisis SWOT selanjutnya di- pengembangan ekowisata di kawasan integrasikan dalam sintesis terhadap ru- mangrove Pantai Tanjung Bara sesuai de- mus rencana pengembangan. Hasil sinte- ngan potensi dan kondisi objek eko- sis secara kuantitatif akan mengarahkan wisata.

Tabel (Table) 4 Analisis Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) untuk merumuskan strategi pengembangan ekowisata di Pantai Tanjung Bara (Analysis of Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats (SWOT) to formulate a tourism development strategy in Tanjung Bara) Internal (Internal) Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Eksternal (External)

Peluang (Opportunities) SO, Strategi kekuatan-peluang WO, Strategi kelemahan- yaitu menciptakan strategi yang peluang yaitu menciptakan menggunakan kekuatan untuk strategi yang meminimalkan memanfaatkan peluang kelemahan untuk memanfaatkan (SO,Strength-opportunity strategy peluang (WO,Weakness- is using the strength to take opportunity strategy is opportunities) minimizing weaknesses by exploiting opportunities) Ancaman (Threats) ST, Strategi kekuatan-ancaman WT, Strategi kelemahan- yaitu menciptakan strategi yang ancaman yaitu menciptakan menggunakan kekuatan untuk strategi untuk meminimalkan mengatasi ancaman kelemahan dan menghindari (ST, The strength-threat strategy ancaman is using strength to overcome the (WT, Weakness-threat strategy threat) is minimizing weaknesses and avoiding threats) Keterangan (Remarks) : SO = Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mendapatkan peluang (Strategy that uses the power to take advantage of opportunities) WO = Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang (Strategies that minimize weaknesses to exploit opportunities) ST = Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman (Creating a strategy to address the threat to use force) WT = Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman (Strategies to minimize weaknesses and avoid threats)

Peluang (Opportunity) Sel 2 (Cel 2) Sel 1 (Cel 1)

Kelemahan (Weakness) Kekuatan (Strength)

Sel 3 (Cel 3) Sel 4 (Cel 4)

Gambar (Figure) 1 Model matriks grand strategy (Grand strategy matrix model)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN indahan alam, kekhasan dan keunikan mangrove, kebersihan dan kenyamanan A. Daya Tarik Ekowisata kawasan serta variasi kegiatan wisata me- Kawasan mangrove di Pantai Tan- miliki nilai tertinggi seperti terlihat pada Tabel 5. jung Bara mempunyai klasifikasi tinggi dari unsur daya tarik yang meliputi ke- 195 V ol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Kawasan mangrove di Pantai Tanjung an pengunjung terhadap pengembangan Bara Sangatta Kutai Timur sangat berpo- ekowisata di kawasan mangrove Pantai tensi untuk pengembangan ekowisata ter- Tanjung Bara. batas (eksklusif). Pengembangan ekowi- Penentuan strategi pengembangan sata terbatas di dalam kawasan hutan ekowisata terbatas di kawasan mangrove mangrove merupakan salah satu bentuk Pantai Tanjung Bara dilakukan dengan pemanfaatan kawasan mangrove sebagai menggunakan analisis SWOT. Unit anali- obyek ekowisata tanpa mengganggu atau sisnya adalah pengelola kawasan yaitu menyebabkan turunnya kualitas hutan perusahaan pertambangan PT. KPC. Ma- mangrove, sekaligus untuk menjaga agar najemen pengelola kawasan dan kondisi dalam pemanfaatan kawasan mangrove kawasan hutan mangrove yang terdapat Pantai Tanjung Bara yang merupakan ba- di Pantai Tanjung Bara yang menyangkut gian dari Objek Vital Nasional aspek-aspek yang bersifat positif (kekuat- (OBVITNAS) senantiasa kondusif, aman an) dan aspek-aspek yang bersifat negatif dan terkendali. (kelemahan) dipandang sebagai faktor in- Potensi penawaran ekowisata di ka- ternal sedangkan faktor-faktor di luar pe- wasan mangrove Pantai Tanjung Bara di- ngelola kawasan mangrove Pantai Tan- lakukan berdasarkan hasil analisis unsur jung Bara yang merupakan ancaman (ne- daya tarik dan penunjang kegiatan eko- gatif) dan peluang (positif) disebut seba- wisata. Selanjutnya nilai unsur penawar- gai faktor eksternal. an ekowisata yang meliputi nilai unsur daya tarik ekowisata sebesar 240 sedang- B. Identifikasi Faktor Internal dan kan nilai unsur penunjang sebesar 470 di- Eksternal mana nilai tersebut berada dalam klasifi- Faktor strategis internal dan ekster- kasi tinggi yang berpotensi untuk dikem- nal pengembangan ekowisata di kawasan bangkan sebagai kawasan ekowisata mangrove Pantai Tanjung Bara ditentu- mangrove sesuai dengan klasifikasi ana- kan berdasarkan nilai atau skor dalam lisis Objek Daya Tarik Wisata Alam metode kriteria pengembangan ADO- (ODTWA). Pengunjung yang datang ke ODTWA (PHKA , 2001) dimodifikasi kri- Pantai Tanjung Bara dapat dilihat ber- teria perencanaan ekowisata (Damanik dasarkan karakteristik, pola kunjungan, dan Weber, 2006). motivasi, preferensi, persepsi dan harap-

Tabel (Table) 5 Penilaian unsur daya tarik sebagai potensi penawaran ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara (Assessment of elements attravtiveness of ecotourism at Tanjung Bara Mangrove area) No Unsur daya tarik (Attractiveness element) Nilai (Value) 1 Keindahan alam (Nature beauty) 30 2 Kekhasan dan keunikan mangrove (Characteristic and uniqueness of mangrove) 30 3 Keaneragaman jenis satwa mangrove (Wildlife diversity of mangrove) 24 4 Bentuk fisik kawasan (Lanscape form) 18 5 Kebersihan dan kenyamanan kawasan (Cleanliness and comfort of the site) 30 6 Keamanan kawasan (Safety of the site) 24 7 Kepekaan sumberdaya alam (Natural resources sencitivity) 18 8 Variasi kegiatan wisata (Variety of tourism activities) 30 Jumlah (Total ) 204

C. Analisis Faktor Internal dan IFAS-EFAS dan matriks internal-ekster- Eksternal nal. Penentuan posisi strategi pada ma- Analisis faktor internal dan eksternal triks internal-eksternal didasarkan pada jumlah nilai tertimbang faktor internal meliputi analisis dalam bentuk Matriks dan eksternal. 196 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

1. Matriks IFAS dan EFAS Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor-faktor eksternal (Tabel 7), maka Berdasarkan hasil identifikasi terhadap faktor-faktor internal (Tabel 6), maka di- disusun pula Matriks EFAS seperti tertera pada Tabel 9. susun Matriks IFAS seperti pada Tabel 8.

Tabel (Table) 6. Matriks identifikasi dan pemberian bobot faktor internal (Matrix identification and weighting of internal factors) Nilai Bobot No. Faktor internal (Internal factor) ADO- ODTWA*) (Wighting) (ADO-ODTWA point) I. Kekuatan (Strengths) 1 Kebersihan kawasan mangrove (bebas dari limbah industri, 30 0,07 limbah rumah tangga, kebisingan, bau menyengat dan debu) (Cleanliness of mangrove areas) (Free of industrial and household waste, noise, sting odor and dust) 2 Kekhasan dan keunikan vegetasi dan satwa mangrove 60 0,15 (Characteristic and uniqueness of mangrove vegetation and wild life) 3 Keindahan alam dan bentuk fisik kawasan pantai 48 0,12 (The natural beauty and physical shape of the beach area) 4 Adanya perencanaan dan pengelolaan zona wisata di kawasan 20 0,05 OBVITNAS (Existing planning and management of tourist zone at OBVITNA area) 5 Keamanan kawasan (lokasi jauh dari masyarakat dan bebas 24 0,06 dari gangguan satwa berbahaya) (Safety of the region) (the location is far from the public and free of dangerous animals interference ) 6 Adanya fasilitas dan sarana wisata (Fasilitas : restoran, 52 0,13 fasilitas ibadah, toilet, klinik tempat parkir; sarana wisata : anjungan pemancingan ikan, papan interpretasi, shelter, perahu/boat) (The existence tourist facilities) (Restaurant, worship facilities, toilets, clinic parking lot; fishing rig, interpretation boards, shelters, canoe /boat) 7 Ketersediaan infrastruktur (jalan, air bersih dan jaringan 145 0,36 telekomunikasi dan internet) (Availability of infrastructure) (Roads, clean water and telecommunications networks and the Internet) Jumlah (Total) I 379 II. Kelemahan (Weaknesses) 1 Belum ada SDM pengelola khusus ekowisata mangrove 5 0,01 (pemandu wisata/interpreter) (Human resource to manage mangrove tourism is not available) (no tour guide /no interpreter) 2 Sarana interpretasi belum lengkap (Interpretation facilities is 12 0,03 minimal) 3 Belum mempunyai konsep detail ekowisata mangrove 5 0,01 (No detail concept of mangrove ecotourism) Jumlah (Total) II 22 Jumlah total (Total number) (I+II) 401 1,00 *) : Nilai tertimbang berdasarkan hasil ADO-ODTWA (Weighted value based on the results of ADO- ODTWA)

197 V ol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Tabel (Table) 7. Matriks identifikasi dan pemberian bobot faktor eksternal (Matrix identification and weighting of external factors) Nilai Bobot No. Faktor eksternal ADO-ODTWA*) (Weighting) (External factor) (ADO-ODTWA point) I. Peluang (Opportunities) 1 Adanya dukungan kebijakan pengembangan ekowisata 25 0,21 (Support for ecotourism development policy) 2 Adanya dukungan dari Pemda Kabupaten Kutai Timur 25 0,21 (The support of the local government of ) 3 Posisi kawasan dekat dengan pusat kota kabupaten 25 0,21 (Position close to the downtown area of the district) 4 Kawasan merupakan prioritas I pengembangan daerah 20 0,17 tujuan wisata unggulan Kabupaten Kutai Timur (The site is in priority I of tourist destination development in East Kutai Regency) Jumlah (Total) I 95 II. Ancaman (Threats) 1. Degradasi kualitas lingkungan (Degradation of 6 0,05 environmental quality) 2. Gangguan keamanan kawasan (Site security impaired) 6 0,05 3. Perubahan status kawasan (Changes in site status) 6 0,05 4. Penurunan kualitas habitat fauna mangrove (Mangrove 6 0,05 fauna habitat degradation) Jumlah (Total) II 24 Jumlah total (Total number) (I+II) 119 1,00 *) : Nilai tertimbang berdasarkan hasil penilaian ODTWA ((Weighted value based on the resu lts of ADO- ODTWA)

Tabel (Table) 8 Matriks IFAS pengembangan ekowisata mangrove Pantai Tanjung Bara (Ecotourism development of mangrove IFAS matrix Tanjung Bara) Kode Bobot Rating Nilai tertimbang Faktor internal (Internal factor) (Code) (Weighting) (Rating) (Weighted point) Faktor kekuatan (Strength factor) S1 Kebersihan kawasan mangrove (bebas dari 0,07 4 0,28 limbah industri, limbah rumah tangga, kebisingan, bau menyengat dan debu) (Cleanliness of mangrove areas) (free of industrial and household waste, noise, sting odor and dust) S2 Kekhasan dan keunikan vegetasi dan satwa 0,14 4 0,60 mangrove (Characteristic and uniqueness of mangrove vegetation and wild life) S3 Keindahan alam dan bentuk fisik kawasan 0,12 4 0,48 pantai (The natural beauty and physical shape of the beach area) S4 Adanya perencanaan dan pengelolaan zona 0,05 4 0,20 wisata di kawasan OBVITNAS (Existing planning and management of tourist zone at OBVITNAS area) S5 Keamanan kawasan (lokasi jauh dari 0,06 3 0,18 masyarakat dan bebas dari gangguan satwa berbahaya) (Safety of the region) (the location is far from the public and free of dangerous animals interference)

198 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

Tabel (Table) 8 Lanjutan (Continued) Kode Bobot Rating Nilai tertimbang Faktor internal (Internal factor) (Code) (Weighting) (Rating) (Weighted point) S6 Adanya fasilitas dan sarana wisata (fasilitas 0,13 4 0,52 : restoran, fasilitas ibadah, toilet, klinik tempat parkir; sarana wisata : anjungan pemancingan ikan, papan interpretasi, shelter, perahu/boat) (The existence tourist facilities) (Restaurant, worship facilities, toilets, clinic parking lot; fishing rig, interpretation boards, shelters, canoe / boat) S7 Ketersediaan infrastruktur (jalan, air bersih dan jaringan telekomunikasi dan internet) (Availability of infrastructure) (Roads, clean 0,36 4 1,44 water and telecommunications networks and the Internet) Jumlah (Total) A 3,70 Faktor kelemahan (Weaknesses factor) W1 Belum ada SDM pengelola khusus 0,01 4 0,04 ekowisata mangrove (Human resource to manage mangrove tourism is not available) W2 Sarana interpretasi belum lengkap 0,03 3 0,09 (Interpretation facilities is minimal) W3 Belum mempunyai konsep detail ekowisata 0,01 4 0,04 mangrove (No detail concept of mangrove ecotourism) Jumlah (Total) B 0,17 Jumlah total (Total number) (A + B) 1,00 3,87

Faktor internal dalam pengembangan strategy dengan pertumbuhan atau upaya ekowisata di kawasan mangrove Pantai diversifikasi kegiatan ekowisata (Gambar Tanjung Bara merupakan faktor kekuatan 1). Sel ini didesain untuk mencapai per- dan kelemahan yang dimiliki oleh PT. tumbuhan, baik produk, pemasaran dan KPC sebagai pengelola kawasan. Faktor asset. Marimin (2004) mengemukakan internal pada aspek kekuatan memiliki bahwa kondisi ini dapat dicapai dengan nilai tertimbang 3,70 sedangkan faktor cara pengembangan produk ekowisata kelemahan memiliki nilai tertimbang yang baru, peningkatan kualitas sumber- 0,17. daya manusia atau kualitas pelayanan, fa- Faktor eksternal dalam pengembangan silitas dan sarana. ekowisata di kawasan mangrove Pantai 3. Analisis SWOT Tanjung Bara merupakan faktor pendu- kung yang berasal dari luar PT. KPC. Analisis SWOT digunakan untuk me- Faktor eksternal yang merupakan peluang ngetahui strategi pengembangan ekowisa- memiliki nilai tertimbang 2,78 sedangkan ta di kawasan mangrove Pantai Tanjung faktor ancaman yang mungkin timbul da- Bara dengan melihat kombinasi faktor ri kegiatan ekowisata saat ini memiliki strategis internal dan eksternal (Tabel nilai tertimbang 0,80. 10). 4. Posisi Strategi Pengembangan Eko- 2. Matriks Internal Eksternal wisata di Kawasan Mangrove Pantai Posisi strategi pengembangan eko- Tanjung Bara wisata di kawasan mangrove Pantai Tan- Penentuan posisi strategi pengem- jung Bara berada pada sel 1 yaitu growth bangan ekowisata di kawasan mangrove 199 V ol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Pantai tanjung Bara diperoleh berdasar- tegy) dengan menggunakan kekuatan kan analisis matriks space dan grand yang dimiliki untuk memanfaatkan pe- strategy selection matriks. Matriks space luang yang ada. Umar (2001) menyata- digunakan untuk mempertajam analisis kan bahwa kuadran I merekomendasikan strategi berdasarkan faktor internal dan strategi agresif, yaitu menggunakan keku- eksternal ekowisata. atan internal untuk mengambil keun- Berdasarkan analisis matriks space, tungan dari peluang eksternal, mengatasi maka posisi ordinat grand strategy pe- kelemahan internal dan menghindar dari ngembangan ekowisata di kawasan ancaman eksternal. Strategi pada kuadran mangrove Pantai Tanjung Bara berada I memiliki posisi strategi yang unggul pada [3,53; 1,98], yaitu berada pada kua- dan dianjurkan memiliki strategi alter- dran I (Gambar 2). natif diantaranya diversifikasi produk. Gambar 2 menunjukkan bahwa garis Utami (2008) mengemukakan hasil vektor bersifat positif, baik untuk faktor kajian potensi ekosistem mangrove di Pe- internal maupun eksternal. Hal ini berarti sisir Rembang untuk ekowisata menggu- bahwa strategi yang dapat dikembangkan nakan analisis SWOT, kekuatan tertinggi adalah mendukung kebijakan pertumbuh- pada ekosistem ini adalah faktor daya ta- an yang agresif (growth oriented stra- rik lingkungan di sekitar mangrove dan

Tabel (Table) 9. Matriks EFAS pengembangan ekowisata mangrove di Pantai Tanjung Bara (Ecotourism Development of Mangrove EFAS matrix Tanjung Bara) Nilai Kode Bobot Rating tertimbang Faktor eksternal ((External factor) (Code) (Weighting) (Rating) (Weighted point) Peluang (Opportunities) O1 Adanya dukungan kebijakan pengembangan ekowisata (Support for ecotourism development policy) 0,21 4 0,84 O2 Adanya dukungan dari pemda Kabupaten Kutai Timur (The support of the local government of East 0,21 3 0,63 Kutai Regency) O3 Posisi kawasan dekat dengan pusat kota kabupaten (Position close to the down town area of the 0,21 3 0,63 district) O4 Kawasan merupakan prioritas I pengembangan daerah tujuan wisata unggulan Kabupaten Kutai Timur (The site is in priority I of tourist destination 0,17 4 0,68 development in East Kutai Regency) Jumlah (Total) A 2,78 Ancaman (Threats) T1 Degradasi kualitas lingkungan 0,05 4 0,20 (Degradation of environmental quality) T2 Gangguan keamanan kawasan 0,05 4 0,20 (Site security impaired) T3 Perubahan status kawasan 0,05 4 0,20 (Change in site status) T4 Penurunan kualitas habitat fauna mangrove 0,05 4 0,20 (Mangrove fauna habitat degradation) Jumlah (Total) B 0,80 Jumlah total (Number total) (A + B) 1,00 3,58

200 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

Tabel (Table) 10. Formulasi strategi pengembangan ekowisata mangrove di Pantai Tanjung Bara (Mangrove ecotourism development strategy formulation at Tanjung Bara) Kekuatan (Strenghts = S) Kelemahan (Weaknesses = W) 1. Kebersihan kawasan mangrove 1. Belum ada SDM Internal (bebas dari limbah industri, limbah pengelola/tenaga/pemandu (Internal) rumah tangga, kebisingan, bau ekowisata mangrove (No HR menyengat dan debu) (Health manager/personnel/ mangrove area) (free of industrial mangrove ecotourism waste, household waste, noise, guides) stench and dust ) 2. Sarana interpretasi belum 2. Kekhasan dan keunikan vegetasi dan lengkap (Means satwa mangrove (The specificity and interpretation is not yet uniqueness of mangrove vegetation complete) and wildlife) 3. Belum mempunyai konsep 3. Keindahan alam dan bentuk fisik detail ekowisata mangrove kawasan pantai (The natural beauty (Does not have the concept and physical form of the coastal of ecotourism detail region) mangrove) 4. Adanya perencanaan dan pengelolaan zona wisata di kawasan OBVITNAS (The existence of the planning and management of the tourist zone in the region OBVITNAS) 5. Keamanan kawasan (lokasi jauh dari masyarakat dan bebas dari gangguan satwa berbahaya) (Regional security) (location away from the public and free of interference dangerous animals ) 6. Adanya fasilitas dan sarana wisata (fasilitas : restoran, fasilitas ibadah, toilet, klinik tempat parkir; sarana wisata : anjungan pemancingan ikan, papan interpretasi, shelter, perahu/boat) (Lack of facilities and tourist facilities) (facilities : restaurant, worship facilities, toilets, a clinic parking lot; tourism facilities: rig fishing, interpretation Eksternal boards, shelters, boat /boat ) (External) 7. Ketersediaan infrastruktur (jalan, air bersih dan jaringan telekomunikasi dan internet) (Availability of infrastructure) (roads, water supply and telecommunications networks and the Internet ) Peluang (Opportunities = O) Strategi SO (Strategy SO) Strategi WO (Strategy WO) 1. Adanya dukungan 1. Mengembangkan produk ekowisata 1.Menyusun desain teknis dan kebijakan pengembangan minat khusus mangrove (Developing paket ekowisata mangrove ekowisata (There is ecotourism products of special interest sebagai bagian pengelolaan support for ecotourism mangrove) kawasan mangrove di development policy) (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7,O1,O2,O3,O4) Kabupaten Kutai Timur 2. Adanya dukungan dari 2. Menambah fasilitas dan sarana (Develop technical design Pemda Kabupaten Kutai kegiatan ekowisata mangrove (Adding and mangrove eco-tourism Timur (The support of the facilities and mangrove ecotourism package as part of the Government of East Kutai activities) (S6,S7,O4) management of mangrove Regency) 3. Meningkatkan mutu sumberdaya areas in the East Kutai 3. Posisi kawasan dekat manusia yang kompeten dalam Regency) dengan pusat kota kegiatan ekowisata mangrove 2.Membangun kawasan 201 V ol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Tabel (Table) 10 Lanjutan (Continu ed)

kabupaten (The position (Improve the quality of competent mangrove sebagai ODTWA close to the downtown human resources in the mangrove eco- dalam program area district) tourism activities) (S4,O1,O4) pembangunan pemda 4. Kawasan merupakan 4. Membuat jejaring melalui website (Building a mangrove areas prioritas I pengembangan ekowisata minat khusus mangrove as ODTWA in local daerah tujuan wisata (Make networking through special government development unggulan Kabupaten Kutai interest mangrove ecotourism website) program) Timur (Region priority I is (S6,S7,O3,O4) 3.Mengadakan a leading tourist 5. Meningkatkankan koordinasi dengan pelatihan/pendidikan sebagai destination development of Pemda Kabupaten Kutai Timur tenaga interpreter wisata East Kutai Regency) terkaitdengan kelestarian dan (Training /education as a kebersihan kawasan mangrove force travel interpreters) (Coordination with the Government of 4.Meningkatkan sarana East Kutai terkaitdengan preservation penunjang ekowisata di and cleanliness of mangrove areas) dalam kawasan maupun di (S1,S2,S3,S4,O1,O2,O4) luar kawasan Penataan kawasan (Improve the means of supporting eco-tourism in the region and outside the region structuring region)

Ancaman (Threats = T) Strategi ST (Strategy ST) Strategi WT (Strategy WT) 1. Degradasi kualitas 1. Melakukan sosialisasi tentang 1. Meningkatkan keamanan lingkungan pemahahaman ekosiwata hutan dengan dinas terkait (Degradation of mangrove (Conducting (Improve forest security with environmental quality) socialization of ecotourism relevant agencies) 2. Gangguan keamanan mangrove) 2. Meningkatkan kawasan (Disturbance 2. Meningkatkan kesadaran tentang pelatihan/pendidikan sebagai regional security) pentingnya pendidikan lingkungan tenaga interpreter wisata 3. Perubahan status (Raise awareness of the (Enhance training / kawasan (Changes in the importance of environmental education as a force travel status area) education) interpreters) 4. Penurunan kualitas 3. Memprioritaskan zona wisata 3. Meningkatkan pengawasan habitat fauna mangrove dengan perbatasan desa (Prioritize dan pelayanan kepada para (The decline in habitat the tourist zone with border pengunjung (Increase quality mangrove fauna) village) supervision and services to 4. Monitoring dan evaluasi dampak the visitors) kegiatan ekowisata (Monitoring 4. Menambah papan and evaluation of the impact of interpretasi (Adding ecotourism activities) interpretation boards) 5. Meningkatkan manfaat ekologis dan jasa lingkungan kawasan mangrove (Improving the ecological benefits of mangrove areas and environmental services)

Tabel (Table) 11. Analisis matriks space pengembangan ekowisata di kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara (Space matrix analysis of ecotourism development in mangrove areas Tanjung Bara) Posisi faktor internal Posisi faktor eksternal (External factor position) (External factor position) Kekuatan (Strenth) = 3,70 Peluang (Opportunity) = 2,78 Kelemahan (Weakness) = -0,17 Ancaman (Threat) = -0,80 Jumlah total (Total number) = 3,53 (positif) Jumlah total (Total number) = 1,98 (positif)

202 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

Peluang (Opportunity)

Kuadran III (Quadran III) Kuadran I (Quadran I)

1,98 Kele mahan (Weakness) Kekuatan (Strength) 3,53

Kuadran IV (Quadran IV) Kuadran II (Quadran II)

Ancaman (Thr eat)

Gambar (Figure) 2. Strategi ekowisata mangrove di Pantai Tangjung Bara (Grand strategy selection matriks of Mangrove ecotourism at Tan jung Bara Beach)

kelemahannya yaitu belum ada upaya Pengembangan produk ekowisata di pengadaan produk ekowisata. Peluang kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara utama yang ada berupa faktor besarnya didasarkan pada kebersihan kawasan dukungan pengembangan ekowisata se- mangrove, kekhasan dan keunikan vege- dangkan ancaman utamanya adalah fak- tasi dan satwa ekosistem mangrove, fasi- tor migrasi tenaga kerja terdidik. Potensi litas, infrastruktur, keamanan kawasan, ekosistem diharapkan dapat dikembang- status kawasan OBVITNAS serta sebagai kan pada kawasan mangrove di daerah upaya mendukung kelestarian mangrove Rembang dengan menerapkan strategi yang berkelanjutan. berdasarkan posisi pada kuadran III, yaitu Pengembangan produk ekowisata di optimalisasi potensi dan meminimalkan kawasan mangrove Pantai Tanjung Bara kendala yang ada untuk mewujudkan tu- diarahkan kepada ekowisata minat khu- juan konservasi ekosistem mangrove. Re- sus yang memiliki unsur upaya konser- komendasi strategi yang dapat dikem- vasi mangrove selain tujuan wisata. Prog- bangkan dalam pengembangan ekowisata ram kegiatan ekowisata minat khusus di kawasan mangrove Pantai Tanjung Ba- yang dapat dikembangkan di kawasan ra adalah : mangrove Pantai Tanjung Bara adalah pengamatan burung (birdwatching), a. Mengembangkan Produk Ekowisata pengamatan satwa (animal watching), Minat Khusus Mangrove menikmati keindahan vegetasi mangrove Teh dan Cabanban (2007) menyata- dengan sarana jembatan kayu (board- kan bahwa produk ekowisata di kawasan walk), memancing ikan (fishing), bersam- mangrove yang ditawarkan harus aman pan di antara vegetasi mangrove (ca- dan nyaman, sesuai dengan potensi sum- noeing) dan melakukan fotografi dengan berdaya alam yang menarik, indah dan keindahan dan kekhasan vegetasi serta alami, fasilitas dan kondisi jalan menuju satwa mangrove sebagai objek yang me- objek wisata mudah dijangkau, dapat me- narik. menuhi dan memberikan kepuasan yang Wahyuni et al. (2006) mengemukakan diinginkan serta pengalaman yang sukar beberapa program ekowisata minat khu- diukur oleh pengunjung. sus mangrove yang dikembangkan di 203 Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Ngurah Rai Bali berdasarkan potensi ka- sifat alami dan tanpa merusak kondisi wasan mangrove sebagai obyek daya ta- ekosistem mangrove, nyaman, unik serta rik wisata sekaligus sebagai upaya reha- disesuaikan dengan kegiatan ekowisata bilitasi dan konservasi kawasan minat khusus mangrove yang dikembang- mangrove adalah program mangrove edu- kan (MIC, 2009). cation tour and tracking, bird watching, Tata letak fasilitas dan sarana tetap fishing, mangrove tree plantation or memperhatikan aspek kebutuhan dan es- adoption, canoeing dan boating. Program tetika kawasan. Pengunjung tidak hanya yang paling diminati pengunjung adalah tertarik pada kualitas objek daya tarik program mangrove education tour and alam, namun juga tertarik pada kualitas tracking. Program bird watching hanya fasilitas dan sarana, mulai sejak berang- diminati oleh kalangan tertentu karena kat dari tempat asal pengunjung menuju memerlukan waktu yang tepat dan alat objek wisata yang dituju dan selama ber- yang spesifik. wisata pengunjung mendapatkan suatu kepuasan dan kemudahan. b. Menambah Fasilitas dan Sarana Kegiatan Ekowisata Mangrove c. Meningkatkan Mutu Sumberdaya Pengembangan ekowisata di kawasan Manusia yang Kompeten Dalam Ke- mangrove Pantai Tanjung Bara tidak ter- giatan Ekowisata Mangrove lepas dari penyediaan fasilitas dan sarana Penawaran produk ekowisata harus di- kegiatan ekowisata minat khusus barengi dengan tingkat kompetensi ter- mangrove. Peningkatan fasilitas dan sara- tentu dari pengelola dengan tersedianya na kegiatan ekowisata mangrove harus tenaga-tenaga terampil. Standar kompe- berdasarkan aspek konservasi, keruangan, tensi harus dimiliki oleh pengelola ka- keselamatan, kenyamanan serta disesuai- wasan dalam pengembangan kegiatan kan dengan kegiatan ekowisata yang di- ekowisata yang mencakup tentang pe- tawarkan untuk mendapatkan tingkat ke- ngetahuan, ketrampilan dan sikap dalam puasan pengunjung (Ayob et al., 2009). melaksanakan suatu kegiatan (Yoeti, Saparinto (2007) menyatakan bahwa 2006). kawasan mangrove sebagai objek ekowi- Penyelenggaraan pelatihan dan pendi- sata dikatakan optimal apabila lokasi dan dikan terhadap petugas yang terlibat da- jenis kegiatan telah dapat ditentukan, ke- lam kegiatan ekowisata di kawasan teraturan dan keserasian sarana dan pra- mangrove Pantai Tanjung Bara dapat di- sarana disesuaikan dengan kondisi objek, lakukan melalui kerjasama dengan in- kenyamanan dan keamanan pengunjung stansi pemerintah, perguruan tinggi atau terjamin. lembaga yang berkompeten dengan mem- Penambahan fasilitas dan sarana yang berikan pelatihan dan pendidikan terkait dibutuhkan dalam menunjang kegiatan manajemen ekowisata. ekowisata minat khusus mangrove di Pelatihan dan pendidikan dalam me- Pantai Tanjung Bara, antara lain mem- nunjang kegiatan pengembangan ekowi- buat jembatan kayu (board walk), menara sata minat khusus mangrove antara lain pandang (untuk kegiatan bird watching teknik perencanaan interpretasi, teknik dan animal watching), shelter, pondok in- perencanaan, pelaksanaan dan pemantau- formasi, papan interpretasi, areal perse- an kegiatan ekowisata, manajemen pe- maian dan perahu kayu. Kayu yang digu- ngunjung, pemandu ekowisata dan eva- nakan dapat berupa kayu ulin (Euderoxy- luasi pencegahan dan pengendalian dam- lon zwageri, Lauraceae), Kamper (Dryo- pak ekowisata. balanopus sp., Dipterocarpaceae), Da- Pendidikan dan pelatihan ekowisata ti- mar (Shorea sp., Dipterocarpaceae). Fa- dak hanya memberikan gambaran bahwa silitas dan sarana harus mencerminkan produk yang ditawarkan tidak mem- 204 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina) berikan dampak negatif terhadap daerah rove berkelanjutan. Hal ini merupakan atau kawasan tersebut, namun juga landasan utama untuk mendukung pe- memberikan nilai tambah terhadap ke- ngembangan ekowisata mangrove yang puasan pengunjung, kemampuan penge- kondusif dan berkelanjutan berdasarkan lola untuk mampu bersaing di pasar eko- kebijakan lingkungan, politik dan ekono- wisata dunia dan segala bentuk kegiatan mi yang berlaku (Soekadijo, 2002). ekowisata sesuai dengan norma peman- Bentuk koordinasi antara pemda dan faatan jasa lingkungan hutan berkelan- pihak pengelola untuk mendukung keles- jutan dalam upaya konservasi kawasan. tarian kawasan mangrove dan memperta- hankan kualitas dan kebersihan kawasan d. Membuat Jejaring Melalui Website dalam pengembangan ekowisata di ka- Ekowisata Minat Khusus Mangrove wasan mangrove Pantai Tanjung Bara Pengembangan ekowisata mangrove adalah : Pantai Tanjung Bara dengan membuat 1) Persamaan persepsi tentang perlin- jejaring melalui website ekowisata minat dungan lingkungan ekosistem mang- khusus ditunjukkan terutama untuk pe- rove untuk mempertahankan daya ta- ngunjung kelas menengah ke atas sesuai rik objek ekowisata termasuk aturan dengan pengembangan ekowisata eksklu- pemanfaatan sumberdaya lingkungan; sif. Website ini menyediakan informasi 2) Keterpaduan tentang tata guna lahan menarik yang berisi antara lain keindahan terkait rencana pengembangan objek alam, kenyamanan kawasan, keunikan ekowisata di kawasan mangrove Ka- dan kekhasan tumbuhan mangrove dan bupaten Kutai Timur; satwa endemik serta kegiatan ekowisata 3) Peningkatan koordinasi dan sosialisasi minat khusus mangrove. Salam et al. kepada para pihak dalam penguatan (2000) mengemukakan keberhasilan pe- kelembagaan pariwisata dengan cara ngembangan wisata di kawasan mang- memfasilitasi dan memperluas jaring- rove Sundarbans, Bangladesh, didu-kung an kelompok dan organisasi kepariwi- oleh penyediaan informasi menarik ten- sataan; tang potensi daya tarik alam serta fitur 4) Meningkatkan penelitian dan pengem- lainnya yang berada di kawasan hutan bangan keanekaragaman hayati di ka- mangrove melalui website yang dapat di- wasan mangrove Pantai Tanjung Bara akses secara lebih luas terutama para pe- dalam mendukung upaya konservasi ngunjung yang mempunyai minat khusus terhadap vegetasi dan satwa endemik tentang keanekaragaman hayati mang- di kawasan mangrove; rove. Website merupakan sarana informa- 5) Monitoring dan evaluasi dampak ke- si eksklusif tentang fasilitas untuk para giatan ekowisata mangrove. pengunjung yang tertarik untuk datang. Suatu kawasan ekowisata dikatakan e. Meningkatkan Koordinasi dengan baik dan berhasil apabila mampu menca- Pemda Kabupaten Kutai Timur pai tiga aspek, yaitu 1) kelestarian ling- Terkait Kelestarian dan Kebersihan kungan terjaga; 2) menjamin kepuasan Kawasan Mangrove pengunjung dan 3) meningkatkan keter- paduan pembangunan masyarakat di se- Kerjasama dan koordinasi antara pihak kitar kawasan dan zona pengembangan- pengelola kawasan dan pihak pemerintah nya (Ayob et al., 2009). Kabupaten Kutai Timur serta pihak yang terkait lainnya dalam pengembangan eko- IV. KESIMPULAN DAN SARAN wisata di kawasan mangrove Pantai Tan- jung Bara perlu dilakukan sebagai upaya A. Kesimpulan mewujudkan pengembangan ekowisata 1. Posisi strategi pengembangan eko- mangrove dan konservasi kawasan mang- wisata di kawasan mangrove Pantai 205 Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Tanjung Bara berada pada kuadran I, pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir yaitu menggunakan kekuatan internal dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan. Bogor : Institut Pertanian Bogor. untuk mengambil keuntungan dari Bismark. (1994). Studi ekologi makan bekantan peluang eksternal. (Nasalis larvatus Wurmb) di hutan bakau 2. Strategi yang dapat dikembangkan Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur . dalam pengembangan ekowisata ter- Disertasi. Bogor : Program Pascasarjana batas di kawasan mangrove Pantai Institut Pertanian Bogor. Boo, E. (1990). Ecotourism the potentials & Tanjung Bara adalah (1) mengem- fitfalls. Washington DC : WWF. bangkan produk ekowisata minat khu- Dahuri R. (2003). Keanekaragaman hayati laut. sus mangrove; (2) meningkatkan fasi- Aset pembangunan berkelanjutan Indone- litas dan sarana ekowisata mangrove; sia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. (3) meningkatkan mutu sumberdaya Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., Sitepu, M.J. (1996). Pengelolaan sumberdaya wilayah manusia yang kompeten dalam kegia- pesisir dan lautan secara terpadu. Jakarta: tan ekowisata mangrove; (4) membuat Pradnya Paramita. jejaring website ekowisata mangrove Damanik, J., Weber, F.H. (2006). Perencanaan dan (5) meningkatkan koordinasi de- ekowisata : dari teori ke aplikasi. ngan Pemerintah Daerah Kabupaten Yogyakarta : CV. Andi Offset. Darmawan, M.A. (2002). Pengelolaan wilayah Kutai Timur terkait dengan pengawa- pesisir dan pulau-pulau kecil secara san terhadap kelestarian dan kebersih- terpadu. Modul pelatihan bagi perencana an kawasan mangrove. dan pengambilan keputusan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor : B. Saran Institut Pertanian Bogor. Darsoprajitno, H.S. (2002). Ekologi pariwisata : Meningkatkan koordinasi antara pe- tata laksana pengelolaan obyek dan daya ngelola kawasan dengan Pemeriah Da- tarik wisata. Bandung : Angkasa Bandung. erah Kabupaten Kutai Timur terkait de- Karlina, E. (2010). Analisis potensi penawaran dan permintaan ekowisata di kawasan ngan pengawasan terhadap pemanfaatan mangrove Pantai Tanjung Bara, Kutai kawasan hutan mangrove dengan kegiat- Timur. Disertasi. Bogor : Program Pasca- an ekowisata berkelanjutan. sarjana Institut Pertanian Bogor. Eriyanto, S.F. (2007). Riset kebijakan, Metode penelitian untuk pascasarjana. Bogor : DAFTAR PUSTAKA IPB Press. Fandeli, C., Mukhlison. (2000). Pengusahaan Ayob, M.Z., Saman, F.M., Hussin, Z., Jusoff, K. ekowisata. Yogyakarta : Fa kultas Kehu- (2009). Tourist’s satisfaction on Kilim tanan Universitas Gadjah Mada. River mangrove forest ecotourism service. Fennel DA. (1999). Ecotourism : an introduction. International Journal of Bussiness and Routledge, London dan New York. Management 4 (7) : 76-84. Gold, S.M. (1980). Recreation planning and Bahar, A. (2004). Kajian kesesuaian dan daya design. New York : McGraw Hill Book dukung ekosistem mangrove untuk pe- Company. ngembangan ekowisata di Gugus Pulau Gunawan, M.P., Nasikun, Kodhyat, Parikesit, D., Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Tribuwani, W. (2001). Agenda 21 sektoral Selatan. Tesis. Bogor : Sekolah Pasca- agenda pariwisata untuk pengembangan sarjana Institut Pertanian Bogor. kualitas hidup secara berkelanjutan. [Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Jakarta : sectoral agenda 21 project Daerah Kabupaten Kutai Timur. (2009). cooperation between The State Ministry of Masterplan pengembangan pariwisata Environment and UNDP. Kabupaten Kutai Timur : Bappeda. Gunn, C.A., Var T. (2002). Tourism planning. ______. (2009). Rencana tata ruang wilayah New York, Routladge (4 th edition). Kecamatan Pemekaran Kabupaten Kutai Hayden, C.L. (1991). Seri pedoman leksikon Timur tahun 2009. manajemen strategi. Jakarta : PT Gra- Beeton, S. (2000). Ecotourism : a practical guide media. for rural communities. Australia. Hutabarat, J., Huseini, M. (2006). Proses, formasi Bengen, D.G. (2000). Tehnik pengambilan contoh dan implementasi manajemen strategik dan analisis data biofisik sumberdaya

206 Strategi Pengembangan Ekowisata Mangrove di Kawasan…(E. Karlina)

kontemporer : operasionalisasi strategi. Rangkuti, F. (2000). Analisis SWOT teknik mem- Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. bedah kasus bisnis. Jakarta : PT Gramedia Khazali, M. (1996). Hutan bakau, habitat utama Pustaka Utama. burung air migran. Warta Konservasi Salam, M.A., Ross, L.G., Beveridge MCM. Lahan Basah. PHPA and Wetlands Inter- (2000). Ecotourism to protect the reserve national-Indonesia Programme. Bogor 15 mangrove forest the Sundarbans and its (2) : 14-15. flora and fauna. Anatolia 11 (1) : 56-66. Kusmana, C., Wilarso, S., Hilma, I., Pamoengkas, Salusu, J. (2004). Pengambilan keputusan P., Wibowo, C., Tiryana, T., Triswanto, stratejik. Jakarta : PT. Grasindo. A., Yunasfi, Hamzah. (2003). Teknik Saparinto, C. (2007). Pendayagunaan ekosistem rehabilitasi mangrove. Bogor : Fakultas mangrove. Semarang : Effhar Offset. Kehutanan, IPB. Steiner, G., Minner. (1977). Management policy Kusmana, C., Istomo. (1993). Arahan peman- and strategy. New York. Macmillan. faatan ekosistem mangrove untuk rekreasi. Singarimbun, Effendi, S. (1989). Metode pene- Makalah Seminar Nasional Manajemen litian survai. Masri, editor. Jakarta : Kawasan Pesisir untuk Ekoturisme. MM Pustaka LP3ES Indonesia. IPB (tidak dipublikasikan). Soekadijo, R.G. (2002). Anatomi pariwisata : Kusmayadi. (2004). Statistika pariwisata Des- memahami pariwisata sebagai systematic kriptif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. linkage. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka MacKinnon, J., MacKinnon, K., Child, G., Utama. Thorsell, J. (1993). Pengelolaan ka-wasan Tebaiy, S. (2004). Kajian pengembangan eko- yang dilindungi di daerah tropika. Amir wisata mangrove berbasis masyarakat di HH, penerjemah. Ed ke-2. Yogyakarta : Taman Wisata Teluk Youtefa, Jayapura, Gadjah Mada University Press. Terje- Papua. Bogor : Sekolah Pascasarjana mahan dari : Managing protected areas in Institut Pertanian Bogor. the tropics. The, L., Cabanban, A.S. (2007). Planning for MacKinnon, J., Phillipps, K., Van Balen, B. sustainable tourism in Southern Pulau (2000). Burung-burung di Sumatera, Banggi : an assessment of biophysical Jawa, Bali dan Kalimantan. Jakarta : conditions and their implicationsfor future Puslitbang Biologi-LIPI. tourism development. Journal of Environ- Marimin. (2004). Teknik dan aplikasi pengam- mental Management 85 : 999-1008. bilan keputusan. Jakarta : PT. Grasindo. Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A., Moosa, M.K. Marpaung, H. (2002). Pengetahuan kepa- (1997). The ecologi of Indone-sian seas. riwisataan. Edisi Revisi. Bandung : volume VIII : part two. Periplus Edition. Alfabeta. Canada. [MIC] Mangrove Information Center. (2009). Umar, H. (2001). Strategic management in action. Ekowisata di mangrove information Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. centre. Bali : mangrove information center. Utami, S.M. (2008). Studi potensi ekowisata Nybakken, J.W. (1992). Biologi laut : suatu mangrove sebagai alternatif pengelolaan tinjauan ekologis (Terjemahan). Jakarta : pesisir di Rembang. Kesemat. http:// PT. Gramedia. kesemat.undip.ac .id/index.php?option= Page, S.J., Ross, D.K. (2002). Ecotourism com_content pearson education limited. China &task=view&id=390&Itemid=75. [8 Agu Pearce, J.A., Robinson, R.B. (2008). Manajemen 2010). strategis : formulasi, implementasi dan Wahyuni, P.I., Ardhana, I., Sunarta, I.N. (2006). pengendalian. Edisi Sepuluh. Jakarta : Evaluasi pengembangan ekowisata di Salemba Empat. kawasan Tahura Ngurah Rai. Jurnal Pitana, G. & Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Ecotrophic 4 (1) : 49-56. pariwisata. Yogyakarta : ANDI. [WTO] Word Tourism Organization. (1995). [PHKA] Direktorat Jenderal Perlindung-an Hutan National and regional tourism planning. dan Konservasi Alam. (2001). Pedoman Rouledge, USA and Canada : WTO. pengembangan pariwisata alam di taman Yahya, R.P. (1999). Zonasi pengembangan nasional untuk pengelola dan para pihak. ekoturisme kawasan mangrove yang ber- Bogor : PHKA. kelanjutan di Laguna Segara Anakan [PT. KPC] PT. Kaltim Prima Coal. (2009). Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah. Laporan pembangunan berkelanjutan Tesis. Bogor : Program Studi Pengelolaan tahun 2008. Sangatta : PT. Kaltim Prima Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Coal. Pertanian Bogor.

207 Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 191-208

Yoeti, O.A. (2005). Perencanaan strategi pema- Yuanike. (2003). Kajian pengembangan eko- saran daerah tujuan wisata. Jakarta. PT. wisata mangrove dan partisipasi masya- Pradnya Paramita. rakat di kawasan Nusa Lembongan, Bali. Yoeti, O.A. (2006). Pariwisata budaya masalah Tesis. Bogor : Program Pascasarjana dan solusinya. Jakarta : PT. Pradnya Institut Pertanian Bogor. Paramita.

208