ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PURCHASE INTENTION WISATAWAN PADA BISNIS KULINER DI KAWASAN WISATA HALAL DI BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S,E.)

Oleh : Rahmi Sri Intan Mardhatillah NIM : 11160860000020

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PURCHASE INTENTION WISATAWAN PADA BISNIS KULINER DI KAWASAN WISATA HALAL DI BUKITTINGGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S,E.)

Oleh : Rahmi Sri Intan Mardhatillah NIM : 11160860000020

Di Bawah Bimbingan: Pembimbing

Dr. Sofyan Rizal, M.Si. NIP. 197604302011011002

JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Jumat tanggal 06 bulan Maret Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rahmi Sri Intan Mardhatillah 2. NIM : 11160860000020 3. Jurusan : Ekonomi Syariah 4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Halal di Kawasan Wisata Halal di Bukittinggi

Saya mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 06 Maret 2020

1. Dr. Nofrianto, S.Ag, M.Ag. (______) NIP. 197611112003121002 Penguji 1

2. Rr. Tini Anggraeni, S.T, M.Si. (______) NIP. 2010088001 Penguji 2

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, tanggal 19 bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Rahmi Sri Intan Mardhatillah 2. NIM : 11160860000020 3. Jurusan : Ekonomi Syariah 4. Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Halal di Kawasan Wisata Halal di Bukittinggi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 19 Oktober 2020

1. Dr. Nofrianto, S.Ag. M.Ag. (______) NIP. 197611112003121002 Ketua

2. Dr. Sofyan Rizal, M.Si. (______) NIP. 197604302011011002 Pembimbing

3. Prof. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si. (______) NIP. 198110132008011006 Penguji Ahli

v

LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini 1. Nama : Rahmi Sri Intan Mardhatillah 2. NIM : 11160860000020 3. Jurusan : Ekonomi Syariah 4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan. 2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya. 4. Tidak melakukan permanipulasian dan pemalsuan data. 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan atauran yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 19 Oktober 2020 Yang Menyatakan

Rahmi Sri Intan Mardhatillah vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS DIRI Nama : Rahmi Sri Intan Mardhatillah Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal Lahir : Sitapung, 27 Juni 1997 Kewarganegaraan : Status : Belum Menikah Tinggi/Berat : 169 CM / 65 KG Golongan Darah : AB Agama : Islam Pendidikan Terakhir : SMA Alamat : Perumahan Bukit Sawangan Indah Blok A11 No. 5 Duren Mekar Bojongsari Sawangan Depok No. HP : 08228420832X E-mail : [email protected]

PENDIDIKAN TERAKHIR 2002 – 2003 : TK Budi Mulia Pasanehan 2003 – 2009 : SDN 03 Pasanehan 2009 – 2013 : MTS Swasta TI Pasir 2013 – 2016 : SMA Negeri 1 Ampek Angkek 2016 – 2020 : Ekonomi Syariah (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii

PENGALAMAN ORGANISASI 2016 - 2017 : Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan HMJ Ekonomi Syariah UIN Jakarta 2017 - 2018 : Sekretaris Koordinator Sosial dan Keislaman HMJ Ekonomi Syariah UIN Jakarta 2017 - 2018 : Anggota Divisi Humas dan Media KSEI LiSEnSi UIN Jakarta 2018 - 2019 : Sekretaris Bidang Advokasi Kohati Komisariat Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta 2018 - 2019 : Bendahara Umum Hamti-P Jabodetabek 2019 : Wakil Koordinasi Divisi Kewirausahaan KSEI LiSEnSi UIN Jakarta 2019 - 2020 : Sekretaris Bidang P3A Komisariat Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta

PENGALAMAN KEPANITIAAN 2016 : Panitia Seminar Nasional Sharia Economic Festival 2016 2017 : Panitia Divisi Konsumsi Company Visit UIN Jakarta 2017 : Panitia Divisi PHDD Sekolah Pasar Modal Syariah KSEI LiSEnSi UIN Jakarta 2017 : Panitia KPPS FEB UIN Jakarta 2017 : Panitia Olimpiade Ekonomi Islam Sharia Economic Festival 2017 2018 : Panitia Panwaslu FEB UIN Jakarta 2018 : Panitia Taaruf KMM Ciputat 2018 : Panitia AGTS GMF Smalam 2018 : Panitia CEO Sharia Economic Festival 2020 2019 : Sekretaris Pelaksana WeShare 2020

viii

PENGALAMAN MAGANG 2018 : Staff Gugus Jaminan Mutu (GJM) FEB UIN Jakarta 2019 : Staff GA Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) 2019 - 2020 : Asisten Peneliti Dosen FEB UIN Jakarta 2020 : Staff Claim Reasuransi Jiwa PT. Reasuransi Indonesia Utama

PENGALAMAN LOMBA 2018 : Lomba Pengembangan Ekonomi Islam Temilreg 2018

KEMAMPUAN KHUSUS 1. Microsoft Office (Word, Power Point dan Excel) 2. Bahasa (Indonesia dan English) 3. Olah Data (SPSS, E-Views dan Smart-PLS)

ix

Analysis of Factors Affecting Tourists Purchase Intention in Halal Business in the Halal Tourism Area of Bukittinggi

ABSTRACT

This study aims to determine the characteristics of tourists in choosing culinary foods and to analyze the influence of religiosity, halal awareness, halal certification, word of mouth and destination image on tourist purchase intentions in the culinary business in tourist areas. The type of research used is quantitative research with SEM-PLS research methods using SmartPLS 3.0 software. Collecting data through distributing questionnaires to tourists who come to visit halal tourism in Bukittinggi, consisting of 216 respondents who have met the research criteria. The results showed that positively the factors that influence the purchase interest of tourists are the image of the destination, halal awareness and halal certification. Destination image is the variable that most influences tourists' purchase intention. Meanwhile, religiosity and word of mouth do not negatively affect tourists' buying interest in the culinary business in the halal tourism area in Bukittinggi.

Keywords: Purchase Intention, Tourists, Culinary, SEM-PLS

x

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Halal di Kawasan Wisata Halal Bukittinggi

ABSTRAK

Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik wisatawan dalam memilih makanan kuliner serta menganalisis pengaruh religiusitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth dan citra destinasi terhadap niat beli wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian SEM-PLS menggunkan software SmartPLS 3.0. Pengambilan data melalui penyebaran kuesioner kepada wisatawan yang datang berkunjung ke wisata halal di Bukittinggi yang terdiri dari 216 responden yang telah memenuhi kriteria penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara positif faktor yang mempengaruhi minat beli wisatawan adalah citra destinasi, kesadaran halal dan sertifikasi halal. Citra destinasi menjadi variabel yang paling mempengaruhi purchase intention wisatawan. Sedangkan religiusitas dan word of mouth secara negatif tidak berpengaruhi minat beli wisatawan pada bisnis kuliner yang ada di kawasan wisara halal di Bukittinggi.

Kata Kunci : Minat beli, Wisatawan, Kuliner, SEM-PLS

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Alhamdulillaahhi Robbil ‘Alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. beserta keluarga dan para sahabat-Nya. Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Halal di Kawasan Wisata Halal di Bukittinggi”, diajukan untuk memenuhi persyaratan guna meraih gelar Sarjana Ekonomi (S.E). Selama proses penulisan skripsi ini, peneliti mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik berupa doa, arahan, motivasi, bantuan serta bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua tercinta, Ibu Imma Sulastri dan Bapak Yasril yang telah memberikan segala sesuatu yang berharga bagi peneliti dan selalu memberikan doa, waktu, semangat, tenaga, dukungan moral dan materil yang sangat berarti bagi peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dan studi sampai saat ini. 2. Saudara-saudari tercinta, Rahmat Illahi dan Nur ‘Azizah yang selalu memberikan dukungan, bantuan serta selalu memotivasi sehingga peneliti dapat terus berusaha mendapatkan gelar sarjana. 3. Keluarga besar peneliti yang selalu memberikan dukungan segera menyelesaikan studi. 4. Bapak Prof. Dr. Amilin S.E. Ak. M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Ibu Dr. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Bapak Dr. Suhendra, MM selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Bapak Prof. Dr. Mohammad Nur Rianto Al-Arif, SE., M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama dan Alumni yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

xii

5. Bapak Dr. Sofyan Rizal, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar dan tabah telah memberikan ilmu, arahan, saran, serta meluangkan waktunya dalam proses penyelesaian penelitian skripsi ini hingga selesai. 6. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, M,M., selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak dukungan dan membantu dalam pemenuhan berkas- berkas administrasi dan persetujuan proposal penelitian. 7. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak masukan dan motivasi dari awal perkuliahan hingga akhir masa studi. 8. Bapak Dr. Asyari Hasan, S.H.I., M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Magister Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dorongan dan motivasi bagi peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Dr. Nofrianto., M.Ag., selaku Dosen Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan dukungan bagi peneliti untuk segera menyelesaikan studi. 10. Seluruh jajaran Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu dan pelajaran hidup yang bermanfaat bagi peneliti selama perkuliahan. 11. Seluruh responden yang telah meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dan membantu proses penelitian. 12. Sahabat peneliti selama perkuliahan, Fathurrahman Nasutiom dan Ninda Aulia FS yang selalu ada dan menemani peneliti dalam lika-liku perkuliahan, perkomprean, perskripsian, dan selalu memberikan dorongan agar dapat segera menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar sarjana. 13. Support system Andre Budiyanto yang selalu menemani peneliti dalam lika- liku perjuangan serta selalu memberikan dorongan agar dapat segera menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar sarjana. xiii

14. Sahabat sesama peneliti Putri Yandriani, Muhammad Zaid Farhand, Hadi Aupa, Azizah, Fitri Lia Ningsih, Trace Lathifah, Indah Indria Wardani, Rozana Maizan, Dewi Ghitsatul Hisan, Tsana Khairunnisa dan Samsa Bahrudin Akhmad yang selalu memberikan dorongan dan dukungan agar dapat segera menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar sarjana. 15. Serta seluruh mahasiswa Ekonomi Syariah Angkatan 2016 atas kebersamaannya selama 4 tahun perkuliahan dan berteman dengan kalian. 16. Divisi Humas dan Media LiSEnSi 2018 – 2019, yaitu Bang Reza Andika Putra, Ka Aisyah Raisa Medina, Ka Siti Rohanah, Fathurrahman Nasution, dan juga Ahmad Fachri yang telah menemani dan selalu memberikan yang terbaik selama masa kepengurusan di LiSEnSi, bahkan sampai saat ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 17. Divisi Kewirausahaan LiSEnSI 2019 – 2020, yaitu Hanathul Murohhami, Ahmad Masrur, Ninda Aulia FS, Ardiyah Mahmuda, Ethna Rif”atussholehah dan juga Fitri Indayani yang telah menemani dan selalu memberikan yang terbaik selama masa kepengurusan di LiSEnSi, bahkan sampai saat ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 18. LiSEnSi angkatan 2016 yang telah menemani dan selalu memberikan yang terbaik selama masa kepengurusan di LiSEnSi, bahkan sampai saat ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 19. Adik-adik divisi kewirausahaan Farhan, Ardiyah, Resti, Ririn, Chacha, Inday, Nuril dan lain-lain yang telah melanjutkan perjuangan di LiSEnSi dan selalu memberikan yang terbaik di LiSEnSi, bahkan sampai saat ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 20. Bunda Aisyah Raisa Medina yang selalu membimbing peneliti dalam mengerjakan penelitin ini. Serta kakak senior Bg Iqbal, Bg Away, Uni Rafi,

xiv

Ka Hana, Ka Azizah, Bg Ari yang selalu memberikan dukungan agar dapat segera menyelesaikan tugas akhir ini demi mendapatkan gelar sarjana. 21. Sahabat peneliti Upa, Tila, Yenti, Tilla, Melani, Iqbal, Winalda, Weni dan My Cross My Krik-Krik yang telah menemani dan selalu memberikan yang terbaik selama masa-masa perkuliahan. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 22. Teman-teman HMJ ekonomi syariah 2017 – 2018, serta adik – adik ekonomi syariah 2017, 2018, 2019 yang telah membersamai proses peneliti dan membantu peneliti untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. 23. Teman KKN Salsabila 76, terutama Icha dan Dian yang telah menemani dan selalu memberikan yang membersamai peneliti selama masa KKN, bahkan sampai saat ini. Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menjadi bagian dari kalian. 24. Serta semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua. Aamiin Demikian skripsi ini peneliti ajukan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat berkontribusi bagi perkembangan industri halal di Indonesia. Atas perhatian pembaca, peneliti mengucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.

Jakarta, 06 September 2020

Rahmi Sri Intan Mardhatillah

xv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...... iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...... v

LEMBARAN PERNYATAAN ...... vi

KEASLIAN KARYA ILMIAH ...... vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...... vii

ABSTRACT ...... x

ABSTRAK ...... xi

KATA PENGANTAR ...... xii

DAFTAR ISI ...... xvi

DAFTAR TABEL ...... xx

DAFTAR GAMBAR ...... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ...... xxiv

BAB I PENDAHULUAN ...... 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Identifikasi Masalah ...... 12

C. Rumusan Masalah ...... 12

D. Tujuan Penelitian ...... 12

E. Manfaat Penelitian ...... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 14

A. Teori Terkait Variabel Penelitian ...... 14

1. Purchase Intention ...... 14

2. Religiusitas ...... 17

3. Kesadaran Halal ...... 20

4. Sertifikasi Halal ...... 23 xvi

5. Word of Mouth ...... 25

6. Citra Destinasi ...... 28

7. Bisnis Kuliner ...... 30

8. Wisatawan ...... 31

B. Tinjauan Kajian Terdahulu ...... 32

C. Kerangka Pemikiran ...... 38

1. Keterkaitan antara variabel ...... 39

2. Hipotesis ...... 42

BAB III METODE PENELITIAN ...... 44

A. Populasi dan Sampel ...... 44

1. Populasi ...... 44

2. Sampel ...... 44

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...... 45

C. Sumber Data ...... 45

1. Data primer ...... 45

2. Data Sekunder ...... 46

D. Teknik Pengumpulan Data ...... 46

E. Metodelogi Analisis Data ...... 47

1. Partial Least Square ...... 47

a) Outer Model ...... 49

b) Inner Model...... 50

c) Kriteria Penerimaan dan Penolakan hipotesis ...... 53

F. Model Analisis Persamaan Struktural ...... 54

G. Definisi Operasional Variabel ...... 54

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 58

xvii

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...... 58

1. Sejarah Kota Bukittinggi ...... 58

2. Keadaan Geografis ...... 59

3. Bidang Kepariwisataan ...... 61

4. Bidang Perdagangan dan Jasa ...... 64

B. Temuan Hasil Penelitian ...... 66

1. Karakteristik Responden ...... 66

a) Agama Responden ...... 66

b) Jenis Kelamin Responden ...... 67

c) Usia Responden ...... 67

d) Pendidikan Terakhir Responden ...... 68

e) Jenis Pekerjaan Responden ...... 69

f) Pengeluaran per Kunjungan Kuliner...... 69

g) Asal Kota Responden...... 70

2. Analisis Data ...... 71

a) Uji Partial Least Square (PLS)...... 71

b) Uji Outer Model ...... 73

c) Uji Inner Model ...... 77

d) Uji Signifikansi dan pengujian Hipotesis ...... 80

3. Pembahasan ...... 82

a) Pengaruh Citra Destinasi terhadap Purchase Intention Wisatawan ... 82

b) Pengaruh Kesadaran Halal terhadap Purchase Intention Wisatawan . 83

c) Pengaruh Sertifikasi Halal terhadap Purchase Intention Wisatawan . 83

d) Pengaruh Word of Mouth terhadap Purchase Intention Wisatawan ... 84

e) Pengaruh Religiusitas terhadap Purchase Intention Wisatawan ...... 85

xviii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...... 86

A. KESIMPULAN ...... 86

B. SARAN ...... 87

DAFTAR PUSTAKA ...... 88

LAMPIRAN ...... 94

xix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Potensi objek wisata dan wisata kuliner yang ada di kota Bukittinggi .. 7

Tabel 1. 2 Jumlah Kunjungan Wisata ke Kota Bukittinggi ...... 8

Tabel 3. 1 Bobot / Skor Skala Likert ...... 46

Tabel 3. 2 Keterangan Simbol ...... 49

Tabel 3. 3 Keterangan Simbol ...... 51

Tabel 3. 4 Keterangan Rumus ...... 52

Tabel 3. 5 Definisi Operasional Variabel ...... 54

Tabel 4. 1 Letak Geografis, Iklim dan Topografi Kota Bukittinggi ...... 60

Tabel 4. 2 Realisasi Pajak Hotel, Retribusi Daerah dan PAD Sektor Pariwisata Kota Bukittinggi tahun 2015 - 2019 ...... 62

Tabel 4. 3 Jumlah Hotel Bintang dan Non Bintang di Kota Bukittinggi Tahun 2015 - 2019 ...... 63

Tabel 4. 4 Jumlah rumah makan dan restoran di kota Bukittinggi 2016 – 2019 .. 63

Tabel 4. 5 Rumah makan dan Restoran yang memiliki sertifikasi halal di Bukittinggi ...... 64

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asal Kota ...... 70

Tabel 4. 7 Hasil Outer Loading ...... 73

Tabel 4. 8 Hasil Average Variance Extracted (AVE) ...... 74

Tabel 4. 9 Hasil Cross Loading ...... 75

Tabel 4. 10 Hasil Crosbachs Alpha ...... 76

xx

Tabel 4. 11 Hasil Composite Reability ...... 77

Tabel 4. 12 Hasil R-Square (R2) ...... 78

Tabel 4. 13 Hasil Q-square ...... 79

Tabel 4. 14 Hasil T-statistic ...... 80

xxi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. 1 Grafik Kontibusi Sektor Pariwisata pada Perekonomian Indonesia tahun 2016-2017 ...... 2

Grafik 1. 2 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Barat ...... 6

Grafik 1. 3 Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata Tahun 2016 - 2020 .... 6

Grafik 4. 1 Agama Responden ...... 66

Grafik 4. 2 Jenis Kelamian Responden ...... 67

Grafik 4. 3 Usia Responden ...... 67

Grafik 4. 4 Pendidikan Terakhir Responden ...... 68

Grafik 4. 5 Jenis Pekerjaan Responden ...... 69

Grafik 4. 6 Pengeluaran per Kunjungan Kuliner Responden ...... 69

xxii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ...... 38

Gambar 3. 1 Model Analisis Struktural ...... 54

Gambar 4. 1 Output Calculate Alghoritma ...... 71

Gambar 4. 2 Output Calculate Alghoritma ...... 72

Gambar 4. 3 Model Struktural Hasil Bootstrapping ...... 78

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 Kuesioner Penelitian ...... 95

Lampiran 1. 2 Olah Data Penelitian SEM-PLS ...... 102

Lampiran 1. 3 Data 216 Responden ...... 109

xxiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Saat ini konsep syariah telah menjadi tren dalam ekonomi global, mulai dari produk makanan dan minuman, pariwisata, keuangan, kosmetik, hingga gaya hidup. Sebagai tren gaya hidup, banyak negara yang mulai memperkenalkan produk wisatanya dengan konsep halal dan islami (Chookaew, dkk 2015). Wisata halal adalah salah satu sistem pariwisata yamg diperuntukkan bagi wisatawan muslim yang pelaksanaanya mematuhi aturan syariah. Peluncuran wisata halal yang bertepatan dengan kegiatan Indonesia Halal Expo (Indhex) 2013 & Global Halal Forum, dalam peluncuran ini menetapkan sembilan destinasi, diantaranya Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa timur, Lombok, dan Makasar. Diharapkan, dengan di luncurkannya wisata halal ini dapat menjadikan Indonesia sebagai destinasi yang ramah bagi wisatawan yang datang. Bukan hanya destinasi wisata, fasilitas yang menunjang harus sesuai standar halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Indonesia sebagai negara mayoritas muslim memiliki potensi besar sektor industri halal. Hasil sensus penduduk tahun 2019 yang dilakukan oleh BPS menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam di Indonesia mencapai angka sekitar 86,39% dari total jumlah penduduk. Selain sebagai mayoritas muslim juga memiliki potensi pariwisata yang sangat besar. Tidak hanya memiliki keindahan serta kekayaan alam yang tersebar di seluruh 17 ribu gugusan pulau. Bahkan Indonesia juga memiliki aneka kebudayaan, kearifan lokal dan ragam bahasa yang begitu menarik untuk dilirik oleh wisatawan baik domestik maupun asing. Dengan ditetapkannya pariwisata sebagai leading sector, sektor pariwisata telah mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian; penerimaan devisa, meningkatnya pertumbuhan ekonomi, dan penyerapan tenaga kerja.

1

Grafik 1. 1 Grafik Kontibusi Sektor Pariwisata pada Perekonomian Indonesia tahun 2016-2017

20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 2016 2017 2018 2019 PDB Nasional 4.13 5 5.25 5.55 Devisa 11.841 13.581 15.422 19 Tenaga Kerja 12.28 12.6 12.7 13 Sumber : (Kemetrian Dinas Pariwisata Indonesia, 2020)

Hasil Laporan Kinerja Kementrian Pariwisata menyatakan sektor pariwisata menjadi sektor yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Dimana pada tahun 2016, pariwisata Indonesia mempunyai peran terhadap 4,13% PDB Nasional, jumlah devisa tahun 2016 mencapai USD 11,841 miliar dan tenaga kerja yang diserap sebanyak 12,28 juta orang. Dan selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya seperti grafik di atas hingga tahun 2019. Pada tahun 2019 dapat kita lihat bahwa peran pariwisata Indonesia terhadap PDB nasional sekitar 5,55% dengan jumlah devisa tahunan mencapai USD 19 miliar dan jumalah tenaga kerja yang diserap sebanyak 13 juta orang. Menurut Chandra & Damarjati pariwisata Indonesia yang pertumbuhan sektor wisatanya tercepat dan sektor ekonomi terbesar karena berkontribusi terhadap devisa negara terbesar kedua setelah industri kelapa sawit yang mencapai USD 15.965 Miliar pada tahun 2016 sedangkan pariwisata menduduki kedua mencapai USD 13.568 miliar pada tahun 2016, sedangkan pada tahun sebelumnya pariwisata hanya menduduki posisi ke empat (Chandra & Damarjati, 2017).

2

Untuk menyambut potensi wisata tersebut, Indonesia menjadikan pariwisata sebagai sektor utama dalam pembangunan nasional selain pertanian/perkebunan. minyak dan gas, serta pertambangan, seperti membuat perencanaan pembangunan pariwisata tahun 2015-2019. Pada tahun 2019, berdasarkan data kunjungan Januari – Oktober 2019, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 13.62 juta kunjungan atau naik 2,85% dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada periode yang sama tahun 2018 yang berjumlah 13,25 juta kunjungan. Sedangkan untuk kunjungan dari wisatawan domestik pada periode Januari – Mei 2019, jumlah kunjungan wisatawan domestik mencapai 29,4 juta kunjungan (Deputi Bidang Ekonomi, 2014). Dengan banyaknya kunjungan wisatawan dari mancanegara maupun domestik, untuk mewujudkan sasaran pembangunan pariwisata, pemerintah mulai mengembangkan beberapa sektor. Salah satu sektor yang dikembangkan adalah sektor kuliner. Merupakan segmen pariwisata yang memberikan pelayan terhadap wisatawan muslim dalam memilih makanan dan minuman halal. Berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2015 di dalam kelompok negara destinasi Organisation of Islamic Coopreation (OIC), saat ini Indonesia menempati peringkat ke enam tujuan wisata halal setelah Qatar, Arab Saudi, Uni Emerat Arab/UEA, Turki dan Malaysia. Dan juga posisi ke tujuh berdasarkan laporan yang disampaikan UNWTO dalam Thomson Reuters & Dinar Standard yang dirilis tahun 2014. Sedangkan data terbaru yang disampaiakan Thomson Routers pada tahun 2016 Indonesia sudah tidak masuk pada jajaran 10 besar tujuan pariwisata halal (State of the Global Islamic Economy 2014-2015 Report, 2015). Sedangkan berdasarkan data Kominfo Indonesia 2019, Indonesia menduduki peringkat pertama wisata halal dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, sehingga Indonesia menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia (Kominfo, 2020). Indonesia memiliki 5 top destinasi

3

wisata halal prioritas yaitu Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat, Nanggro Aceh Darussalam, Riau dan Kepulauan Riau, serta DKI Jakarta. Beberapa waktu lalu, Indonesia berhasil meraih 12 penghargaan dari 16 kategori yang dilombakan pada perhalatan World Halal Tourism Award 2016 di Dubai, Adapun 12 kategori yang diraih Indonesia adalah sebagai berikut: World’s Best Airline for Halal Travelers: Garuda Indonesia. World’s Best Airport for Halal Travelers: Sultan Muda International Airport, Aceh Indonesia. World’s Best Family Friendly Hotel: The Rhadana Hotel, Kuta, Bali, Indonesia. World’s Best Luxurious Family Friendly Hotel: Trans Luxury Hotel Bandung Indonesia. World’s Best Halal Tourism Indonesia. World’s Best halal Honeymoon Destination: Sembalun Village Region, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. World’s Best Halal Honeymoon Destination: Sembalun Village Region, Lombok, Jakarta, Indonesia. World’s Best Hajj & Umrah Operator: ESQ Tours & Travel, Jakarta, Indonesia. World’s Best Halal Cultur Destination: Aceh, Indonesia. World’s Best Halal Tour Operator: Ero Tour, West Sumatera, Indonesia. World’s Best Halal Culinary Destination: West Sumatera, Indonesia. World’s Best Halal Destination: West Sumatera, Indonesia. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan, bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang konsisten mengembangkan pariwisata halal, dari 12 kategori yang diraih Sumatera Barat mengungguli dengan meraih 3 kategori yaitu: World’s Best Halal Tour Operator, World’s Best Halal Culinary Destination, dan World’s Best Halal Destination. Berdasarkan masterplan yang disusun oleh KNKS (Komite Nasional Keuangan Syariah), dinyatakan bahwa Sumatera Barat memiliki potensi untuk pariwisata halal karena masuk kedalam destinasi halal yang tercantum dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas) 2015/2025. Hal ini membuat Sumatera Barat memiliki peluang untuk mengembangkan industri halal di bidang makanan dan pertanian, pariwisata, UMKM, dan fashion. Pada tahun 2020, Sumatera Barat telah mensahkan undang – undang tentang

4

pariwisata halal sebagai bukti konsistensinya untuk mengembangkan wisata halal. Dengan diterapkannya Sumatera Barat sebagai destinasi halal membuka peluang besar bagi pemerintah Sumatera Barat untuk mengembangkan sektor pariwisata halal di daerah ini. Hal ini didukung juga dengan jumlah penduduk Sumatera Barat yang 98% adalah muslim. Sebagai daerah yang telah mendapatkan penghargaan memberikan dampak ke kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat. Kunjungan wisatawan ke destinasi wisata halal selain menikmati keindahan panorama alamnya juga untuk menikmati bisnis kuliner yang ada, bagi wisatawan memilih makanan halal itu menjadi hal yang sangat penting terlebih ketika wisata halal. Jenis wisata ini memiliki potensi dan dapat dijadikan sebagai daya tarik wisatawan muslim karena wisata ini lebih mengungulkan makanan, kepuasan rasa dan kekhasan suatu makanan atau sajian. Pertumbuhan bisnis kuliner yang sangat pesat ini tentunya memiliki dampak positif bagi wisatawan karena dengan semakin banyaknya bisnis kuliner maka semakin banyak pilihan dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. Dilihat dari jumlah wisatawan mancanegara dan lokal ke Sumatera Barat. Badan Pusat Statistika (2017) mencatat kunjungan wisatawan asing maupun wisatawan domestik ke provinsi Sumatera Barat tiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017 mengalami peningkatan 7% untuk kunjungan wisatawan domestic dan 5% untuk kunjungan wisatawan mancanegara. Wisatawan-wisatawan asing yang berkunjung banyak dari Malaysia, selain dari Malaysia ada juga dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Jepang, China, Jerman dan Korea Selatan. Berikut adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Sumatera Barat:

5

Grafik 1. 2 Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Barat

60000 58000 56000 54000 52000 50000 48000 46000 44000 2015 2016 2017 2018 2019 Mancanegara 49834 49686 56313 54361 59202

Sumber: (BPS Sumatera Barat, 2019)

Pada grafik 1.1 dapat dilihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mengalami kenaikan pada tahun 2017 namun mengalami penurunan pada tahun 2018 kemudian naik kembali pada tahun 2019, sehingga dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara dalam 5 tahun terakhir mengalami fluktuasi kunjungan. Selain itu, besarnya potensi Sumatera Barat dalam sektor pariwisata dapat memberikan peningkatan terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Berikut adalah kontribusi sektor pariwista terhadap PAD Sumatera Barat Grafik 1. 3 Pendapatan Asli Daerah dari Sektor Pariwisata Tahun 2016 - 2020

2020

2019

2018

2017

2016

2016 2017 2018 2019 2020 PAD Rp1,444,249, Rp1,553,250, Rp1,691,298, Rp1,772,514, Rp1,967,806,

Sumber: (Badan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat, 2020)

6

Berdasarkan grafik 1.3 sumbangan sub sektor pariwisata terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Barat tahun 2016 – 2020 dapat kita lihat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sehingga bisa disimpulkan semakin banyak wisatawan yang datang berkunjung maka akan semakin banyak memberikan kontribusi terhadap PAD. Salah satu kota yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara maupun lokal adalah kota Bukittinggi. Kota Bukittinggi dengan julukan kota wisata, wisata yang terkenal dengan wisata kuliner dan wisata belanja, selain itu wisata alam dan sejarah yang kuat. Berikut adalah tempat wisata dan wisata kuliner yang ada di kota Bukittinggi. Tabel 1. 1 Potensi objek wisata dan wisata kuliner yang ada di kota Bukittinggi

No. Objek Wisata No. Wisata Kuliner 1. Jam Gadang 1. Pical 2. Lobang Jepang 2. Lamang 3. Bukit Ngarai Takuruang 3. Martabak Mesir “Kaka” 4. Lembah Ngarai Sianok 4. 5. Jenjang 1000 5. Kerupuk Siram 6. Benteng Fort de Kock 6. Pical Ayang 7. Jembatan Limpapeh 7. 8. Museum Rumah 8. Es Tebak Kelahiran Bung Hatta 9. Museum Tri Daya Eka 9. Cinduak Langkok Dharma 10. Balai Kota Bukittinggi 10. Roti Goreng Talua & Teh Talua 11. Istana Bung Hatta 11. Sate Danguang-danguang 12. Taman Monumen Bung 12. Ampiang Dadiah Hatta 13. Taman Panorama 13. Pisang Kapik 14. Taman Ngarai Maram 14. Tambusu

7

15. Taman Margasatwa dan 15. Kopi Kawa Daun Rumah Gadang Taman Kinantan Zoo Sumber: (Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, 2019)

Pada tabel 1.1 terlihat bahwa kota Bukittinggi memiliki potensi pariwisata dan kuliner yang merupakan aktivitas ekonomi, sosial, budaya serta pelestarian lingkungan. Beragam potensi tersebut dijadikan sebagai tujuan pembangunan berkelanjutan yang diharapkan oleh pemerintah daerah dengan pengelolaan pariwisata yang baik dan cermat. Dengan adanya potensi ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dari mancanegara maupun wisatawan lokal. Berikut data kunjungan wisatawan mancanegara dan misatawan lokal : Tabel 1. 2 Jumlah Kunjungan Wisata ke Kota Bukittinggi

Data Kunjungan No. Tahun Total Lokal Mancanegara 1. 2014 400.537 32.501 433.038 2. 2015 434.935 25.970 460.905 3. 2016 443.244 27.516 470.760 4. 2017 478.400 56.313 534.713 5. 2018 547.976 54.361 602.337 6. 2019 933.609 60.811 994.420 Sumber: (Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi, 2019)

Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke kota Bukittinggi berdasarkan wisatawan yang menginap, mengalami kenaikan setiap tahunnya. Berdasarkan data kunjungan wisatawan, maka dapat dilihat begitu antusiasnya wisatawan berkunjung ke kota Bukittinggi dengan alasan berbeda-beda, dari untuk berbelanja, menikmati panorama alam hingga berwisata kuliner. Berdasarkan data diatas, maka dapat dilihat purchase intention wisatawan yang datang berkunjung ke kota Bukittinggi. Purchase intention

8

wisatawan ini lebih ditujukan di bidang bisnis kuliner restoran. Bisnis kuliner restoran merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan wisata halal yang ada di kota Bukittinggi. Apabila wisatawan memiliki minat yang tinggi untuk mengunjungi Bukittinggi dalam rangka wisata kuliner ini akan berdampak pada prospek Bukittinggi untuk bertahan sebagai destinasi halal kuliner yang ada di provinsi Sumatera Barat. Pada masa kini, kunjungan wisatawan tidak hanya untuk menikmati keindahan objek wisata tapi juga menikmati sarana dan prasarana yang mendukung, salah satunya adalah bisnis kuliner restoran. Berdasarkan data BPS 2019 jumlah restoran/rumah makan yang ada di Sumatera Barat ada sekita 1594 gerai restoran namun yang memiliki sertifikasi halal atau legalitas kehalalan baru ada sekitar 22 restoran/rumah makan. Legalitas kehalalan merupakan salah satu faktor pembeda dan bengan mencari, menyoroti dan mengkomunikasikan sertifikasi halal mungkin dapat memperluas ke pasar dunia (Rajagopal et all, 2011). Perdagangan makanan halal mungkin dapat memperluas ke pasar sementara semakin banyak negara telah mengadopsi keuangan islam dalam sistem perbankan mereka(Awan, dkk 2015). Manfaat dari produk halal berpengaruh pada sikap dan perikau konsumen dalam hal niat untuk membeli produk dan mereka bersedia membayar untuk produk halal (Aziz Y & Chock N, 2013). Sebaliknya daerah yang mengacuhkan isu halal ini akan ditinggalkan oleh konsumennya. Studi tentang makanan halal menjadi sangat penting karena industri halal sedang mengalami kemajuan dan memiliki implikasi kebijakan praktir bagi para stakeholders. Oleh karena itu penelitian ini mengeksplorasi faktor penentu niat beli wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan wisata halal di Bukittinggi. Hal ini dikarenakan telah disahkannya Peraturan Daerah tahun 2020 tentang pariwisata halal serta mayoritas muslim yang ada didaerah tersebut. Selama ini banyak penelitian tentang masalah ini di fokuskan pada makanan cepat saji, semenatra ahanya sedikit yang difokuskan kepada makanan kuliner

9

restoran yang berada di kawasan wisata halal di Bukittinggi. Berdasarkan jurnal penelitian oleh Diah Ayu Legowati dan Farah Nisa Ul Albab yang berjudul “pengaruh attitude, sertifikasi halal, promosi dan brand terhadap purchase intention di restoran bersertifikasi halal” menemukan bahwa apabila restoran ingin bersaing pada segmen pasar yang lebih luas, maka sertifikasi halal merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi (Legowati & Ul Albab, 2019). Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Irgiana Faturohman yang berjudul “faktor yang mempengaruhi minat beli terhadap makanan halal. Studi pada konsumen muslim di Indonesia” dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel pemasaran halal tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian makanan halal (Faturohman, 2016). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Amarinda Napitasari yang berjudul “analisis minat beli konsumen pada restoran bersertifikat halal MUI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018 (studi kasus konsumen Waroeng Steak and Shake, Yu Djun, Betesda 74)” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa variabel label halal memiliki hubungan searah dan kuat terhadap minat beli konsumen (Napitasari, 2018) Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin yang berjudul “pengaruh label halal, kesadaran halal, dan bahan makanan terhadap minat beli makanan kuliner” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa ketidak pedulian konsumen tentang ada atau tidak adanya lebel halal pada makanan yang mereka beli. Hal ini mengindikaskan beberapa hal, dari pengetauan konsumen yang terbatas hingga anggapan bahwa yang mereka beli sudah pasti halal (Izzuddin, 2018). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Nafisah Arinilhaq yang berjudul “purchase intention on halal culinary fast food in Yogyakarta” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa variabel kesadaran halal tidak berpengaruh (Arinilhaq, 2017). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Puspa Ratna Ningrum Suwarduki, dkk yang berjudul “pengaruh electronic word of mouth

10

terhadap citra destinasi serta dampaknya pada minat dan keputusan berkunjung (survei pada followers aktif akun instagram indtravel yang telah mengunjungi destinasi wisata di Indonesia)” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa electronic word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat berkunjung (Suwarduki, Yulianto, & Mawardi, 2016). Terakhir penelitian yang dilakukan oleh Saniatun Nurhasanah yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli produk makanan olahab halal (studi kasus di kota/kabupaten Bogor)” menemukan bahwa variabel sertifikasi halal, citra merek dan persepsi kualitas memiliki pengaruh tidak langsung terhadap minat beli (Nurhasanah, 2018). Sehingga yang membedakan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah objek penelitian serta tahun penelitian. Penelitian ini lebih difokuskan pada wisatawan yang berkunjung pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi. Pemilihan kota Bukittinggi didasarkan pada besarnya potensi Bukittinggi dalam bidang destinasi halal kuliner. Mayoritas masyarakat Bukittinggi menjadi salah satu pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian di daerah tersebut. Serta potensi wisata yang ada di Bukittinggi yang tentunya akan membuat banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal. Selain itu, penelitian ini menggabungkan beberapa model penelitian yang telah ada dan membuat sebuah model penelitian yang baru. Model penelitian ini dari variabel yang digunakan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi purchase intention pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan kajian dan analisis dalam bentuk skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengarui Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Kuliner di Kawasan Wisata Halal di Bukittinggi”

11

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Dari banyaknya wisata kuliner yang ada dengan jumlah wisata kuliner yang memiliki sertifikasi halal tidak sebanding. Dengan adanya peraturan pemerintah tentang pangan halal yang seharusnya di patuhi sebagai bentuk perlindungan bagi konsumen khususnya konsumen muslim terutama wisatawan dalam mengkonsumsi makanan halal, namun masih ada produsen yang tidak mematuhi peraturan tersebut. 2. Religiusitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth dan citra destinasi merupakan strategi yang dapat digunakan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan dalam niat beli makanan kuliner sebagai sarana dan prasarana penunjang.

C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik wisatawan dalam memilih kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi? 2. Apakah faktor religuisitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth dan citra destinasi berpengaruh terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi?

D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan dalam memilih kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi? 2. Untuk menganalisis pengaruh faktor religuisitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth dan citra destinasi terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi?

12

E. Manfaat Penelitian Secara akademis penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan sumbangan ilmu di bidang ekonomi secara umum dan ekonomi islam secara khususnya. Data mengenai wisata halal akan disinergikan dengan bisnis kuliner yang ada di Bukittinggi, hal ini akan membuat Bukittinggi mampu bertahan sebagai destinasi kuliner halal terbaik. Kemudian kajian ini akan dapat dijadikan sebagai perbandingan bagi penelitin selanjutnya. Secara praktis, hasil penelitian dimaksudkan dapat memberi sumbangan bagi upaya-upaya untuk merumuskan rekomendasi kebijakan yang dapat dilaksanakan oleh pemerintah agar bisnis kuliner yang ada di Bukittinggi memiliki nilai jual dan diharapkan melalui hasil penelitian ini pemerintah ikut serta dalam mengedukasi masyarakat agar lebih memperhatikan bisnis kuliner di kawasan wisata halal.

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Terkait Variabel Penelitian 1. Purchase Intention Purchase intention atau minat beli merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli sesuatu atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan membeli dan diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Pertanyaan ingin membeli-tidak membeli, akan membeli-tidak akan membeli, akan melakukan membeli ulang-tidak akan melakukan membeli ulang. (Endah, 2014) Purchase intention didefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli sesuatu atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan membeli dan diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian suatu produk. (Sara, Muhammad, Edura, & Rashid, 2014). Purchase intention atau minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Purchase intention yang muncul menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya, yang pada akhirnya ketika seseorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang terdapat dalam benak konsumen. Menurut Risky dan Yasin (2014) ada faktor-faktor yang harus diperhatikan antara lain faktor psikis yang mendorong, faktor ini berasal dari dalam diri konsumen yang berupa motivasi, persepsi, pengetahuan dan sikap. Selain itu ada faktor sosial yang merupakan proses dimana perilaku seseorang dipengaruhi oleh keluarga, status sosial dan kelompok acuan, kemudian memperdayaan bauran pemasaran seperti produk, harga, promosi, dan juga distribusi. Menurut Aziz dan Vui (2013) Purchase intention didefinisikan sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli sesuatu atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan membeli dan

14

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian suatu produk (Aziz & Chok, 2013). Faktor umum yang sangat mempengaruhi minat beli seseorang, antara lain: a) Pemusatan perhatian, seseorang tidak mungkin menanggapi rangsangan-ransangan ini, sebagian besar ransangan akan disaring, menjadi proses yang dinamakan pemusatan perhatian. b) Keingintahuan, merupakan suatu bentuk rasa ingin mengenal, mengidentifikasi dan memahami apa yang ada disekitarnya. Rasa keingintahuan menyebabkan seseorang akan lebih berminat terhadap sesuatu yang menarik perhatian tersebut. c) Motivasi yaitu dorongan yang mengerakan, pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia. d) Kebutuhan, persoalan mengenai kebutuhan manusia tidak akan pernah habisnya selama manusia itu hidup di alam ini. Kebutuhan merupakan suatu rasa yang timbul secara alami dari dalam diri manusia untuk memenuhi segala sesuatu yang diperhatikan dalam kehidupan. Menurut Kotler dan Keller (2009), ada beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen, diantaranya sebagai berikut: 1) Sikap orang lain Sebelum menentukan minat beli, alternatif produk yang akan dipilih oleh konsumen akan terpengaruh oleh sikap orang lain. Konsumen akan tergantung oleh dua hal, yaitu intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif pilihan produk oleh konsumen, dan konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Apabila motivasi konsumen dalam membeli produk produk rendah, maka konsumen akan cenderung tidak membeli produk yang disukainya. 2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi Faktor ini dapat merubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsemen sendiri,

15

apakah konsumen percaya diri dalam memutuskan akan membeli produk atau tidak. Menurut Ferdinand (2002) dalam (Hidayat, Elita, & Setiawan, 2012) minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator berikut: a) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memilih preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensi. c) Minat eksploratif, yaitu minat dimana seseorang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi yang mendukung dari sifat-sifat positif produk tersebut. Niat merupakan keadaan dimana seseorang bersedia melakukan perilaku dan dianggap sebagai perilaku langsung (Ajzen, 2015). Berdasarkan Theory Planned Behaviour (Ajzen, 1991), TPB berkaitan dengan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan. Unsur- unsur ini digunakan dalam upaya untuk memahami niat orang untuk terlibat langsung atau tidak langsung dalam sejumlah kegiatan seperti kemauan untuk berpendapat dan kemauan memberikan sesuatu (Hrubes & Ajzen, 2001). Pengukuran langsung dari faktor penentu dapat diartikan sebagai yang sikap mengacu pada penilaian evaluatif tentang keuntungan dan kerugian dari melakukan suatu tindakan, sementara norma subjektif mengacu pada persepsi kontrol perilaku yakni menyangkut rasa percaya diri yang tinggi dari suatu individu untuk melakukan suatu tindakan (Fishbein & Ajzen 2015). Theory Planned Behaviour telah banyak digunakan dalam mengukur niat beli dikalangan konsumen. Dalam aplikasi yang lebih dalam dan penggunaan Theory Planned Behaviour yang digunakan oleh berbagai penelitian mengukur niat orang untuk membeli, mengkonsumsi dan menerima produk halal. Nazahah dan Sutina (2012), Syed dan Nazura

16

(2011). Berdasarkan Theory Planned Behaviour yang digunakan sebagai landasan pengukuran minat beli konsumen, beberapa penelitian sepakat bahwa niat adalah ukuran untuk menunjukan keyakinan individu untuk membeli produk makan halal. Misalnya, seorang konsumen muslim memiliki niat untuk membeli produk makanan halal yang disajikan dalam poin penataan produk. Aziz dan Vui (2012), Grewal, Dhruv, Monroe, Kent dan Krishnan (1998) Jin dan Suh (2005). Ukuran langsung ini memberikan pedoman untuk memprediksi perilaku sosial manusia. Selain itu, peneliti lain juga sepakat bahwa konseptualisasi TPB yang disajikan oleh Ajzen menyiratkan hubungan sebab akibat antara empat variabel tersebut, yaitu: kepercayaan, sikap, niat dan perilaku. Berdasarkan keterangan diatas, bahwa purchase intention seseorang dikarenakan adanya dorongan dari kebutuhan konsumen, keingintahuan konsumen tentang rasa dan rekomendasi orang terdekat yang dapat mempengaruhi keinginan membeli produk tersebut.

2. Religiusitas Agama dalam kehidupan individu berfungsi sebagai suatu nilai yang membuat norma-norma tertentu, dan dalam membentuk sistem nilai pada diri individu tersebut dalah dengan agama. (Jalaludin, 2010). Sedangkan menurut Glock dan Stark (Ancok & Suroso, 2011) religiusitas merupakan sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya ini berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (Ultimate Meaning). Religiusitas dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. (Jalaludin, 2010). Religiusitas seringkali diidentikkan dengan keberagamaan. Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa pelaksanaan ibadah, kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya.

17

Dalam istilah tertentu, religiusitas adalah pemujaan individu, pengabdian, dan keyakinan terhadap keilahian (Nizar, 2015). Dengan demikian, hal ini merupakan komitmen pribadi terhadap ketuhanan yang dapat mempengaruhi komunikasi sosialnya, dan juga keputusannya untuk mengkonsumsi produk atau layanan (Suhartanto, 2018). Sehingga dapat disimpulkan bahwa religiusitas merupakan sebuah kepercayaan, keyakinan, yang dipegang oleh seseorang terhadap keilahian yang mempengaruhi tingkah prilaku baik secara langsung maupun tidak langsung. a) Dimensi-dimensi Religiusitas Religiusitas merupakan konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur efektif, dan perilaku agama sebagai unsur konatif. (Jalaludin, 2010). Jadi dapat dikatakan bahwa aspek keberagamannya merupakan integrasi dari pengetahuan, perasaan dan perilaku keagamaan dalam diri manusia. Menurut Glock dan Stark (Ancok & Suroso, 2011) ada lima macam dimensi keberagaman, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktek agama (ritualistic), dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi pengalaman (konsekuensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual). 1) Dimensi Keyakinan (ideologis) Dimensi ini berupa pengharapan-pengharapan dimana orang religious berpegang teguh pada pandangan teologi tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. 2) Dimensi Peribadatan atau Praktek Agama (ritualistic) Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianut. 3) Dimensi Penghayatan (eksperiensial) Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan tertentu, meski tidak tepat

18

jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan yang subyektif dan langsung mengenai ketaatan. Dimensi ini merupakan pengalaman-pengalaman agama yang dimiliki oleh seseorang. 4) Dimensi Pengalaman (konsekuensial) Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi- tradisi. 5) Dimensi Pengetahuan Agama (intelektual) Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan seorang dari hari ke hari. Jika dimensi-dimensi religiusitas di atas dikaitkan dengan perspektif Islam. Menurut (Ancok & Suroso, 2011) maka dimensi-dimensi religiusitas dalam islam dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Dimensi keyakinan atau akidah islam menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dokmatik. Didalam keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, nabi/rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. b) Dimensi peribadatan (praktek agama) atau syariah menunjuk pada seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan- kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam keberislaman, dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Quran, doa, dzikir, ibadah kurban, dan sebagainya. c) Dimensi pengalaman atau penghayatan adalah dimensi yang menyertai keyakinan, pengalaman, dan peribadatan. Dimensi

19

penghayatan menunjuk pada seberapa jauh tingkat muslim dalam merasakan dan mengalami perasaan-perasaan dan pengalaman- pengalaman religious. Dalam keberislaman, dimensi ini terwujud dalam perasaan dekat/akrab dengan Allah, perasaan doa-doanya sering terkabul, perasaan tentram bahagia karena menuhankan Allah, perasaan khusuk ketika melaksanakan sholat atau berdoa, perasaan tergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al-Quran. d) Dimensi pengetahuan atau ilmu menunjuk pada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim terhadap ajaran-ajaran agamanya, terutama mengenai ajaran-ajaran pokok dari agamanya, sebagaimana termuat dalam kitab sucinya. Dalam keberislaman, dimensi ini menyangkut pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok- pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan (rukum islam dan rukun iman), hukum-hukum Islam, sejaran Islam dan sebagainya. e) Dimensi pengalaman atau akhlak menunjuk pada seberapa tingkatan muslim berprilaku dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya, yaitu bagaimana individu berelasi dengan dunianya, terutama dengan muslim lain. Dalam keberislaman, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerjasama, berdermawan, menyejahterakan, menegakkan keadilan dan kebenaran, dan lain-lain.

3. Kesadaran Halal Kesadaran adalah kemampuan untuk merasakan secara sadar akan kejadian dan objek. (Aziz & Chok, 2013). Pemahaman dan persepsi terhadap kejadian atau subjek dapat juga diartikan sebagai suatu konsep kesadaran. Menurut (Ahmad, Tunku, & Abu, 2013) Kesadaran halal merupakan sesuatu yang diketahui berdasarkan mengerti tidaknya seorang muslim tentang apa itu halal, mengetahui proses penyembelihan yang benar, dan memprioritaskan makanan halal untuk mereka konsumsi. Sedangkan menurut (Nurcahyo & Hudransyah, 2017) kesadaran halal merupakan tingkat pemahaman umat islam dalam mengetahui isu-isu yang berkaitan

20

dengan konsep halal. Kesadaran halal telah diprioritaskan sebagai peran penting dalam menentukan minat untuk memilih. (Golnaz, Zainal , & Mad- Nasir, 2010) menemukan dalam penelitian mereka bahwa kesadaran akan prinsip halal dan produk makanan halal ditentukan oleh sikap positif. Menurut (Sara, Muhammad, Edura, & Rashid, 2014) kesadaran halal diketahui berdasarkan mengerti tidaknya seorang muslim terhadap halal, proses pembelian, dan memprioritaskan makanan halal untuk di konsumsi. Kesadaran untuk membeli dan mengosumsi produk halal sangat penting untuk kaum umat muslim. Karena produk yang bersertifikat halal bukan hanya diproduksi oleh produsen muslim melainkan diproduksi oleh kelompok non-muslim. Kesadaran telah dihipotesiskan sebagai peran penting dalam menentukan minat untuk memilih. Menurut (Shaari & Arifin, 2010) faktor yang menjadi indikator kesadaran konsumen dalam memilih produk halal adalah sebagai berikut: a) Bahan baku halal Bahan baku halal merupakan salah satu faktor penting yang harus konsumen pahami. Seseorang konsumen dalam memilih produknya wajib memiliki pengetahuan atas komposisi bahan baku yang digunakan untuk memastikan kehalalan suatu produk. b) Kewajiban agama Kehalalan suatu produk menjadi prioritas serta kewajiban bagi konsumen muslim dalam menjalankan ketaatan pada agamanya. Oleh sebab itu, kewajiban untuk mengkonsumsi produk halal menjadi salah satu tolak ukur dari kesadaran halal konsumen muslim. c) Proses produksi Salah satu indikator dari kesadaran halal adalah pengetahuan akan kehalalan proses produksi. Pengetahuan akan proses produksi dapat diketahui melalui televisi ataupun media internet. d) Kebersihan produk Kebersihan produk merupakan salah satu tolak ukur dari kesadaran halal yang dapat langsung kita cermati pada produk.

21

e) Pengetahuan produk halal internasional Kesadaran halal akan suatu produk tidak hanya sebatas memahami produk yang terdapat di dalam negeri saja. Lebih-lebih produk yang beredar dipasaran tidak hanya produk dari dalam negeri melainkan produk luar negeri pun telah banyak beredar dipasaran. Oleh karena itu, pengetahuan akan adanya produk yang berasal dari luar negeri menjadi salah satu indikator dalam kesadaran halal Menurut Ambali dan Bakar (2013) sumber utama kesadaran halal adalah sebagai berikut : 1) Peran sertifikasi halal Logo halal adalah sinyal bagi kaum muslim dalam mengosumsi produk halal. Mengenal produk halal telah menghasilkan banyak kesadaran di kalangan umat muslim mengenai pentingnya mengkonsumsi produk-produk manufaktur atau melihat dalam layanan yang mengikuti panduan prinsip islam. 2) Paparan Salah satu cara terbaik ntuk membuat orang sadar akan jenis makanan yang mereka konsumsi dalam kondisi aman dan higenis yang merupakan tujuan utama halal yaitu membuat orang sadar di era modern ini, yaitu pembelajaran melalui televisi, radio, internet dan lain sebagainya. 3) Alasan Kesehatan Produk halal diakui sebagai simbol kebersihan, keamanan, dan kualitas yang tinggi. Oleh karena itu, alasan kesehatan menjadi sumber informasi dimana seseorang dapat mengetahui apa yang dikonsumsi. Sebagai konsumen muslim yang penting untuk memperhatikan tentang halal untuk mengetahui lebih lanjut sebelum melakukan pembelian pada produk halal. Bahwa kesadaran halal akan komposisi produk memengaruhi minat beli konsumen pada produk yang dihasilkan olen non- muslim. (Sara, Muhammad, Edura, & Rashid, 2014)

22

Berdasarkan keterangan diatas, bahwa kesadaran halal adalah tingkat pengetahuan umat muslim terhadap produk yang sudah halal, pengetahuan ini mencakup terhadap konsep halal, proses halal dan prinsip halal yang pada akhirnya memprioritaskan makan halal untuk di konsumsi. Dengan komsumen memilih makanan halal berarti konsumen sudah paham tentang apa itu halal, proses halal dan prinsip halal.

4. Sertifikasi Halal Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 168 menyatakan prinsip dasar dari sertifikasi halal sendiri adalah halal (diperbolehkan) dan thoyyiban (bermanfaat). Hal ini memberi gambaran untuk umat muslim di dunia bahwa sesuatu yang masuk ke dalam tubuh haruslah sah menurut hukum islam dan juga bermanfaat bagi dirinya sendiri. Di Indonesia, sertifikat kehalalan produk pangan ditangani oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (PBJPH) dan sertifikasinya dilakukan oleh MUI melalui LPPOM-MUI. Dalam UU No. 33 Tahun 2014 tentang jaminan produk halal. Menurut Kemenag (2019) MUI menjadi lembaga yang berwenang memberikan fatwa penetapan kehalalan suatu produk yang kemudian disampaikan kepada BPJPH sebagai dasar penerbitan sertifikasi halal. (http://kemenag.go.id, n.d.). Secara spesifik Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM). Lembaga ini bertugas untuk meneliti, mengkaji, menganalisa dan memutuskan apakah produk-produk baik pangan dan turunannya obat-obatan dan kosmetik, apakah aman dikonsumsi baik dari sisi kesehatan dan dari sisi agama yaitu kehalalan ayau boleh dan baik untuk dikonsumsi bagi umat muslim khususnya di wilayah Indonesia, selain itu memberikan rekomendasi, merumuskan ketentuan dan bimbingan kepada masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Agama R.I nomor 518 menyatakan bahwa sertifikasi halal adalah fatwa tertulis yang menyatakan kehalalan suatu program pangan yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan

23

Obat-obatan dan Kosmetik Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Sertifikat halal di Indonesia dikeluarkan resmi oleh MUI yang mengidentifikasi bahwa produk sudah lolos tes uji halal. Produk yang memiliki sertifikasi halal adalah produk yang telah teruji dalam kehalalan dan bisa dikonsumsi umat muslim. Produk yang telah memiliki sertifikasi halal dibuktikan dalam kemasan produk (www.halalmui.org, n.d.) Menurut Nurcahyo dan Hudransyah (2017) sertifikasi halal adalah jaminan keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi produk makanan sesuai ajaran umat islam. Sertifikasi sebagai bentuk pengukuran resmi terhadap proses persiapan, pemotongan, penanganan, dan praktik pengelolaan produk yang teratur oleh lembaga yang menanganinya. (Aziz & Chok, 2013). Adapun undang-undang yang menjamin kehalalan suatu produk yaitu Undang-undag Republik Indonesia nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. Dalam pasal 4 yang berbunyi produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan diwilayah Indonesia wajib bersertifikasi halal adalah salah satu jaminan dari pemerintah kepada umat muslim tentang produk yang beredar dimasyarakat, khususnya makanan. Sertifikasi halal MUI adalah fatwa tertulis majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengam syariah islam. Sertifikasi halal MUI ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin penyantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintahan yang berwenang. Tujuan Sertifikasi halal adalah Sertifikat Halal MUI pada pangan, obat-obatan, kosmetik dan produk lainnya dilakukan untuk memberikan kepastian status kehalalan, sehingga dapat menetramkan batin konsumen dalam mengkonsumsinya. Kesinambungan proses produksi halal dijamin oleh produsen dengan cara menerapkan sistem jaminan halal. (LPPOMMUI). Menurut Shari dan Arifin, sertifikasi halal merupakan Jaminan keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu produk makanan dapat dikonsumsi atau tidak. (Shaari & Arifin, 2010). Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa sertifikasi halal yaitu jaminan

24

dimana jaminan ini berfungsi untuk membuktikan bahwa produk tersebut adalah aman dikonsumsi atau di gunakan. Dengan adanya bukti logo pada kemasan itu dapat meningkatkan kepercayaan konsumen pada produk tersebut.

5. Word of Mouth Kotler dan Keller mengemukakan bahwa word of mouth (WOM) atau komuniaksi dari mulut ke mulut merupakan proses komunikasi yang berupa perpindahan informasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal. Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa karena komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) dimulai sangat efektif dalam memperlancar proses pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan. (Kotler & Kevin, 2007). Menurut Sumardi dalam Sari word of mouth adalah kegiatan pemasaran yang memicu konsumen untuk membicarakan, mempromosikan, merekomendasikan hinggal menjual merek suatu produk kepada calon konsumen lainnya (Sari, 2012). Terdapat dua sumber utama yang menghasilkan word of mouth diantaranya reference group dan opinion leader. Menurut Arndt (1967) word of mouth merupakan komunikasi orang ke orang antara penerima informasi. Orang yang memiliki pengalaman baik dari barang ataupun jasa akan senang menceritakan pengalaman baik dari barang ataupun jasa akan senang menceritakan pengalaman tersebut kepada pihak lain kepada keluarga, tetangga maupun teman, dengan demikian akan berpengaruh terhadap pihak lain dalam menentukan suatu keputusan pembelian (Arndt, 1967) Menurut Mowen dan Minor, komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth communication) mengacu kepada pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide diantara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan sumber pemasaran (Mowen & Minor, 2002). Peter dan Olson

25

menegaskan bahwa sebuah kelompok terdiri dari dua atau lebih orang yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sama, serta mempunyai latar belakang yang sama dan tidak berbadan hukum (Peter & Jerry, 2000). Bentuk-bentuk grup yang paling penting antara lain keluarga, teman dekat serta rekan kerja. Menurut Shimp opion leader merupakan seseorang yang sering mempengaruhi sikap-sikap atau perilaku yang visible dan individu lainnya (Shimp, 2003). Seorang pemimpin opini juga mempunyai fungsi penting yaitu mereka memberi informasi kepada orang lain tentang produk-produk baru, mereka memberikan saran serta mengurangi persepsi resiko yang diterima oleh pengikutnya dalam pembelian produk baru, dan mereka menawarkan umpan balik positif untuk mendukung atau memperjelas keputusan yang telah diambil oleh pengikut (Rahma, Kadarisman, & Yusri, 2015). Rosen mengemukakan bahwa ada 6 unsur yang harus dimiliki suatu produk untuk dapat menghasilkan word of mouth secara positif dan terus menerus, yaitu : (a) Produk tersebut harus mampu membangkitkan tanggapan emosional, (b) Produk atau merek tersebut harus mampu memberikan sesuatu yang melebihi dari ekspetasi konsumen, (c) Produk tersebut harus mempunyai sesuatu yang dapat mengiklankan drinya sendiri atau memberikan inspirasi seseorang untuk mananyakan hal tersebut, (d) Suatu produk menjadi lebih powerfull bila penggunanya banyak, (e) Produk tersebut harus kompatibel dengan produk lainnya, khususnya dapat diaplikasikan pada produk yang mengandalkan teknologi, dan (f) pengalaman konsumen menggunakan produk pertama kali, sekali konsumen kecewa, mereka tidak akan menggunakan produk tersebut lagi dan mereka akan bertindak seperti teroris. (Rosen, 2002) Hasan (2010) mengemukakan alasan yang membuat WOM dapat menjadi informasi yang kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian, (Hasan, 2010) yaitu : a) WOM adalah sumber informasi yang independen dan jujur, yang artinya ketika informasi datang dari seseorang teman itu lebih kredibel

26

karena tidak ada keterkaitan dari orang tersebut dengan perusahaan produk tersebut b) WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya dengan pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman teman. c) WOM disesuaikan dengan orang-orang yang tertarik di dalamnya. Seseorang tidak akan bergabung dengan percakapan, kecuali jika mereka tertarik pada topik yang disukainya. d) WOM menghasilkan informasi media informal. e) WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan influencer dan jaringan social itu menyebar dengan cepat dan secara luas kepada orang lain. f) WOM tidak dibatasi oleh ruang atau kendala lainnya, seperti ikatan sosial, waktu, keluarga, atau hambatan fisik lainnya. Menurut Kotler, konsumen menerima dan menanggapi WOM pada kondisi dan situasi dalam: (Kotler & Kevin, 2007) 1) Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu dalam melakukan pilihan 2) Produknya sangat komplek dan sulit dinilai dengan menggunakan penilaian kriteria. 3) Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting bagaimana informasi yang disebarkan dan ditujukan. 4) Sumber lain memiliki kredibilitas rendah. 5) Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau daripada sumber lain dan dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga 6) Kuatnya ikatan sosial yang ada antara penyebar dan penerima informasi. 7) Individu mempunyai kebutuhan yang tinggi pada persetujuan lingkungan sosial.

27

6. Citra Destinasi Pitana dan Gayatri (2005) berpendapat bahwa setiap daerah tujuan wisata mempunyai citra tertentu, yakni mental maps seseorang terhadap sesuatu destinasi pariwisata yang mengandung keyakinan, kesan, dan persepsi. Citra juga bisa memberikan kesan bahwa destinasi wisata halal yang akan dikunjungi dapat memberikan suatu atraksi yang berbeda dengan destinasi lainnya. Sehingga menambah keinginan untuk mengunjungi destinasi tersebut. (Pitana & Gayatri, 2009) Menurut Louise dan Jorgensen, citra destinasi merupakan kesan tempat atau persepsi area. Jorgensen mendefinisikan bahwa citra destinasi yang positif dapat menghasilkan peningkatan kunjungan yang berdampak besar pada wisatawan (Louise & Jorgensen). Menurut Lopes (2011) bahwa pembentuk suatu citra destinasi disebabkan oleh faktor psikologi seperti motivasi wisatawan dan nilai-nilai budaya yang mempengaruhi pembentukan citra destinasi wisata halal. Citra destinasi menurut Andriani adalah kepercayaan yang dimiliki oleh wisatawan mengenai produk atau pelayanan yang wisatawan beli atau akan beli. Citra destinasi tidak selalu terbentuk dari pengalaman atau fakta, tetapi dapat dibentuk sehingga menjadi faktor motivasi atau pendorong yang kuat untuk melakukan perjalanan wisatawan ke suatu destinasi wisata halal (Asya, Andriani, & Kholid Mawardi, 2014). Menurut Lee dan Lockshin (2010) citra destinasi adalah sejumlah gambaran, kepercayaan, persepsi, dan pikiran dari wisatawan terhadap suatu destinasi yang melibatkan berbagai berbagai produk dan atribut wisata destinasi terkait (lee & Lockshin, 2011) Citra destinasi berdasarkan penilaian dapat berbeda-beda antara satu orang dengan lainnya. Andriani dalam penelitiannya menjelaskan bahwa citra destinasi terdiri dari hasil penilaian rasional atau citra kognitif dan penilaian emosional atau citra afektif dari destinasi itu sendiri. Citra kognitif menjelaskan keyakinan dan informasi yang dimiliki seseorang mengenai suatu destinasi. Dimensi dari citra kognitif ada enam yaitu atraksi wisata, fasilitas dasar, atraksi budaya, aksebilitas dan substruktur pariwisata,

28

lingkungan alam, dan actor ekonomi. Sedangkan citra afektif adalah gambaran emosi atau perasaan seorang yaitu wisatawan mengenai suatu destinasi. Citra afektif terbagi menjadi tiga yakni kota yang hidup (lively city), kota yang membuat semangat (exiting city), dan kota yang menyenangkan (pleasant city). Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pengertian citra destinasi adalah sejumlah gambaran, kepercayaan, persepsi, dan pikiran dari wisatawan terhadap suatu destinasi yang melibatkan berbagai berbagai produk dan atribut wisata destinasi terkait. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) citra destinasi atau citra merek terbentuk oleh tujuh faktor. Berikut ini tujuh faktor yang dapat membentuk citra merek, (Schiffman & Leslie, 2015) yaitu : a) Kualitas atau mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu. b) Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi. c) Kegunaan atau manfaat, berkaitan dengan fungsi suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen. d) Pelayanan, berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya. e) Resiko, berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung rugi yang mungkin dialami oleh konsumen. f) Harga, berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen yang dapat mempengaruhi citra jangka panjang suatu produk. g) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

29

Sedangkan menurut Shirley Harrison (2005) dalam Huryati (2015), citra merek diukur dengan empat komponen, (Hurriyati, 2015) sebagai berikut : 1) Personality, merupakan gabungan dari karakteristik produk destinasi yang diketahui dan diterima oleh publiknya. 2) Reputation, merupakan apa yang diyakini oleh publiknya berdasarkan pengalaman sendiri atau orang lain terhadap produk atau jasa destinasi. 3) Value, merupakan nilai-nilai dari produk yang dikeluarkan oleh destinasi. 4) Destination identity, merupakan identitas yang dituangkan dalam bentuk logo, symbol, packaging, dan seremonial lainnya yang terdapat dalam fisik produk tersebut.

7. Bisnis Kuliner Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), kuliner adalah masakan atau makanan (kbbi.web.id, 2020). Sedangkan, kata bisnis berasal dari bahasa inggris business. Bisnis dapat didefinisikan sebagai aktivitas dari berbagai institusi yang menghasilkan barang dan jasa yang perlu untuk kehidupan masyarakat sehari-hari (Manullang, 2013). Dalam pandangan lain, bisnis adalah suatu usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi agar bisa mendapatkan laba dengan cara memproduksi dan menjual barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Hidayatullah & dkk, 2018). Culinary lebih banyak diasosiasikan dengan tukang masak yang bertanggung jawab menyiapkan makanan agar terlihat menarik dan lezat. Institusi yang terkait dengan kuliner adalah restoran, fast food franchisse, rumah sakit, perusahaan, hotel, catering dan lain sebagainya. (Alamsyah, 2006). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kuliner adalah hasil olahan yang berupa masakan berupa lauk-pauk, panganan maupun minuman. Kuliner

30

tidak terlepas dari kegiatan masak-memasak yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Klasifikasi jenis kuliner terdiri dari makanan pokok, lauk pauk sayur, buah-buahan, , sedap sedapan dan minuman, bahkan berbagai jenis jajanan pinggir jalan sebagai makanan ringan. Bisnis kuliner

8. Wisatawan Keberadaan suatu tempat wisata tidak terlepas dari adanya pengunjungatau wisatawan. Secara etimologi, bila meninjau kata “wisatawan” yang berasal dari kata sansekerta: “wisata” yang berarti “perjalanan” atau yang dapat disamakan dengan travel dalam bahasa inggris, maka “wisatawan” tidaklah tepat sebagai pengganti kata tourist, yang sebenarnya berasal dari kata tour (yang berarti perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain), dan orang yang melakukan perjalanan tour ini dalam bahasa inggris disebut dengan istilah tourist (Suwena, 2010). Menurut Badan Pusat Statistik, wisatawan adalah setiap pengunjung yang tinggal paling sedikit 24 jam, akan tetapi tidak lebih dari 12 (dua belas) bulan di tempat yang dikunjungi dengan maksud kunjungan antara lain: a) Personal; berlibur, rekreasi, wisata kuliner, mengunjungi teman atau keluarga, belajar atau pelatihan, kesehatan olah raga, keagamaan, belanja, transit, dan lain-lain b) Bisnis dan profesional; menghadiri pertemuan, konferensi atau kongres, pameran dagang, konser, pertunjukan, dan lain-lain. (BPS, 2020) Komisi Ekonomi Liga Bangsa-Bangsa (Economic Comission of The League of Nation) dalam (Pendit, 2006) memutuskan bahwa mereka yang dianggap sebagai wisatawan yaitu: 1) Mereka yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, alasan ke keluargaan, kesehatan dan sebagaimana.

31

2) Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan- pertemuan, atau sebagai wakil (utusan) untuk sesuatu keperluan tertentu, seperti ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, olahragadan sebagainya. 3) Pengunjung yang mengadakan perjalanan untuk keperluan usaha- usaha bisnisnya. 4) Pengunjung yang tiba dalam pesiar lautnya dengan kapal pesiar walaupun mereka tinggal kurang dari 24 jam lamanya.

B. Tinjauan Kajian Terdahulu Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penelitian yang pernah dilakukan. Di bawah ini penulis akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang pernah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Hayat Muhammad Awan Ahmad (2015) yang berjudul “Factors Affecting Halal Purchase Intention – Evidence from Pakistan’s halal food Sector”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemasaran halal, personal-social perception, sertifikasi halal, keyakinan agama berpengaruh signifikan terhadap purchase intention. Sementara kesadaran halal tidak berpengaruh signifikan. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang digunakan adalah halal awareness, religiosu belief, halal marketing, halal certification dan personal sociental perception. Serta analisis data yang digunakan adalah structural equation model smart-PLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah penelitian yang dilakukan di negara yang berbeda dan objek penelitian (Awan, Siddiquei, & Haider, 2015). Selanjutnya penelitian yang dilakukan Inci Varinli dkk (2016) yang berjudul “Exploring the factors Affecting Purchase Intention of Halal Certified Foods in Turkey: A PLS-Path Modeling Study”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen untuk produk bersertifikat halal, tingkat religiusitas konsumen, dan variabel terkait pemasaran adalah

32

faktor penting yang mempengaruhi niat pembelian makanan halal, namum promosi penjualan adalah faktor yang paling tidak penting yang menjelaskan niat untuk membeli produk halal. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang variabel yang ditelti dan metode penelitian yng digunakan. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah penelitian dilakukan di negara berbeda (Varinli, 2016). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Nofraini (2017) yang berjudul “consumer, behavior, perception and planning towards halal marketing”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa produk dengan logo halal dan sertifikasi halal sangat penting bagi konsumen, makanan dan minuman dengan logo halal akan memberikan ketenangan pikiran dan jiwa dan persepsi ini sangat penting dalam membentuk citra seorang muslim. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel penelitian. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah waktu penelitian dan objek penelitian (Norafni, 2017). Dalam perspekstif Nafisah Arinilhaq (2017), dengan judul penelitian “purchase intention on halal culinary fast food in Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa hampir semua variabel berpengaruh terhadap minat beli, kecuali variabel kesadaran halal. Diantara variabel- variabel tersebut yang memiliki pengaruh yang tinggi adalah sertifikasi halal dan halal marketing WOM. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis yang digunakan sama yaitu metode analisis SEM (Structrual Equation Modeling) dengan smart-PLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian dan variabel dependen yang digunakan berbeda (Arinilhaq, 2017). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Diah Ayu Legowati (2019) yang berjudul “pengaruh attitude, sertifikasi halal, promosi dan brand terhadap purchase intention di restoran bersertifikasi halal”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penelitian ini fokus pada Attitude, sertifikasi halal dan marketing components terhadap purchase intention di restoran bersertifikasi halal. Sehingga terlihat bahwa attitude, sertifikasi

33

halal dan brand memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap purchase intention, sedangkan promosi tidak berpengaruh signifikan terhadap purchase intention pada restoran bersertifikat halal. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah membahas tentang variabel yang diteliti sama yaitu sertifikasi halal. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian dan metode penelitian yang digunakan (Legowati & Ul Albab, 2019). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Saniatun Nurhasanah (2019) yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli produk makanan olahan halal (studi kasus di kota/kabupaten Bogor)”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variab.\el kesadaran, alasan kesehatan, dan persepsi nilai menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat beli. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis yang digunakan sama yaitu metode analisis SEM (Structrual Equation Modeling) dengan smart-PLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel dependen yang digunakan berbeda (Nurhasanah, 2018). Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irgiana Faturrahman (2016) yang berjudul “faktor yang mempengaruhi minat beli terhadap makanan halal. Studi pada konsumen muslim di Indonesia”. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel religiusitas, kesadaran halal, sertifikat halal berpengaruh positif terhadap minat beli produk halal, namun pemasaran halal berpengaruh negative terhadap minat beli produk halal. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Membahas tentang faktor- faktor yang mempengaruhi minat beli terhadap makanan halal. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah Objek peneltian berbeda (Faturohman, 2016). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Amarinda Napitasari (2018) yang berjudul “Analisis minat beli konsumen pada restoran bersertifikat halal MUI di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2018”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel label halal memiliki hubungan

34

searah dan kuat terhadap minat beli konsumen. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah menganalisis faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada restoran. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel independen yang digunakan tidak hanya satu (Napitasari, 2018). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Yuhanis Abdul Aziz dan Nyen Vui Chok (2013) yang berjudul “The role of halal awereness, halal certification, and marketing components in determining halal purchase intention among non-muslim in Malaysia : a structural equation modeling approach”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran halal, halal sertifikasi, kualitas makanan, promosi pemasaran, dan merek dengan niat membeli produk dikalangan community non-muslim di Malaysia. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis SEM (structrual equation modeling). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah tempat dan waktu penelitian berbeda (Aziz Y & Chock N, 2013). Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Danang Waskito (2015) yang berjudul “pengaruh sertifikasi halal, kesadaran halal, dan bahan makanan terhadap minat beli produk makanan halal (studi pada mahasiswa muslim di Yogyakarta)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel sertifikasi halal, kesadaran halal, bahan makanan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap minat beli. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel independen sama yaitu minat beli (purchase intention). Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis yang digunakan adalah metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS (Waskito, 2015). Berberda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nariman Shamakov (2019) yang berjudul “faktor penentu niat pembelian produk bersertifikat halal (studi empiris di Rusia sebagai Negara minoritas muslim)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penentu niat konsumen rusia melakukan pembelian produk yang telah bersertifikat halal

35

dipengaruhi oleh kesadaran konsumen akan produk halal, sertifikat halal, pemasaran halal, kebiasaan mengonsumsi produk halal, pengetahuan konsumen tentang produk halal, keyakinan agama yang dianut konsumen. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel penelitian sama. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis yang digunakan adalah metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS (Shamakov, 2019). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ishaq dan Adistiar Prayoga (2017) yang berjudul “kesadaran halal dalam minat beli produk yang belum bersertifikat halal”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran halal berpengaruh terhadap minat beli masyarakat atas produk yang belum bersertifikat halal. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode penelitian yang digunakan sama yaitu metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah objek penelitian berbeda yaitu bisnis kuliner (Ishaq & Prayoga, 2017). Lalu penelitian yang dilakukan oleh Eka Dyah Setyaningsih, dkk (2019) yang berjudul “the effect of halal certification and halal awareness through interest in decisions on buying halal food products”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sertifikasi halal dan kesadaran halal melalui minat terhadap keputusan konsumen terdapat logo halal dalam kemasan produk adalah hal yang penting. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode penelitian yang digunakan sama yaitu metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel independen yang digunakan tidak hanya dua variabel (Dyah. S & Mawansyah, 2019). Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Muniaty Aisyah (2014) yang berjudul “the influence of religious behavior on consumers’ intention to purchase halal-labeled products”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku religius konsumen berpengaruh signifikan terhadap niat

36

mereka untuk membeli produk berlabel halal, dan konsumen hanya niat untuk membeli halal produk. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel religiusitas dan metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel independen yang digunakan berbeda variabel (Aisyah, 2014). Terakhir penelitian yang dilakukan oleh Kholis Amalia Nofianti, dkk (2019) Penelitian yang berjudul “kesadaran dan logo halal: apakah menentukan minat beli? (studi pada praktisi bisnis UMKM di Gresik)”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran halal dan logo halal memiliki pengaruh signifikan terhadap minat beli masyarakat di Gresik. Persamaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah variabel kesadaran halal dan variabel dependen. Perbedaan penelitian dengan penelitian terdahulu adalah metode analisis SEM (structrual equation modeling) dengan smartPLS (Nofianti & Rofiqoh. N. I, 2019). Dari hasil penelitian terdahulu terkait dengan religiusitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth dan citra destinasi terhadap purchase intention yang terpisah dalam beberapa penelitian yang berbeda, sedangakn penelitian ini menggabungkan lima variabel bebas tersebut dalam satu penelitian. Penggabungan beberapa tersebut dilakukan karena terdapat kesamaan dalam pandangan industri halal yaitu variabel religiusitas, kesadaran halal dan sertifikasi halal. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya adalah metode penelitian yang digunakan yaitu metode SEM-PLS dengan alat analisis smart-PLS serta objek penelitian yaitu bisnis kuliner restoran di kawasan wisata halal. Biasanya dengan objek kawasan wisata para peneliti akan terfokus dengan objek wisata bukan sarana atau prasarana yang ada di kawasan wisata tersebut. Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan menjadi salah satu literatur bagi para pelaku bisnis halal dan pemerintah dalam menetapkan kebijakan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dalam rangka mewujudkan pariwasata halal terbaik. Dengan adanya penetapan kebijakan dan telah

37

disahkannya Peraturan daerah tentang pariwisata halal maka diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. (Rodoni & Herni, 2010) Kerangka berpikir yang baik memuat hal-hal seperti variabel- variabel yang diteliti harus dijelaskan, diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan atau hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari, diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, selanjutnya kerangka berpikir tersebut perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga pihak lain dapat memahami kerangka yang dikemukakan dalam penelitian. (Muis, 2008) Berikut merupakan kerangka pemikiran yang disajikan dalam penelitian ini : Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran

Religiusitas (X1) Kesadaran Halal Sertifikasi Halal (X2) (X3)

Purchase intention Wisatawan (Y)

word of mouth Citra Destinasi (X4) (X5)

38

D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis 1. Keterkaitan antara variabel a) Keterkaitan antara variabel religiusitas dengan purchase intention Religiusitas adalah suatu keadaan yang ada dalam diri individu yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cahyono yang bejudul “pengaruh religiusitas, norma subyektif dan perceived behavioral control terhadap niat membeli produk makanan ringan berlabel halal (studi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)” dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk makanan ringan berlabel halal pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo (Cahyono, 2017). Selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Irgiana Faturohman yang berjudul “faktor yang mempengaruhi minat beli terhadap makanan halal. Studi pada konsumen muslim di Indonesia” dimana dalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel religiusitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian makanan halal (Faturohman, 2016). Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Nariman Shamakov yang berjudul “faktor penentu nat pembelian produk bersertifikat halal (studi empiris di Rusia sebagai negara minoritas muslim)” dimana didalam penelitian ini ditemukan bahwa variabel keyakinan agama (Religious belief) yang merupakan nilai spiritual ternyata secara positif berpengaruh terhadap niat konsumen untuk membeli produk yang telah bersertifikat halal (Shamakov, 2019).

39

b) Keterkaitan antara variabel kesadaran halal dengan purchase intention Kesadaran halal merupakan suatu kemampuan muslim tentang halal, proses halal menganggap bahwa mengkosumsi makanan halal adalah hal yang sangat penting bagi dirinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aziz, dkk yang berjudul “the role of kesadaran halal, sertifikasi halal, and pemasaran components in determining halal purchase intention among non-muslim in Malaysia: a structural equation modeling approach” menemukan bahwa kesadaran halal berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli. (Aziz Y & Chock N, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saniatun Nurhasanah yang berjudul “faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli produk makanan olahab halal (studi kasus di kota/kabupaten Bogor)” menemukan bahwa variabel kesadaran halal menunjukkan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat beli (Nurhasanah, 2018). Demikian juga, hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Izzuddin yang berjudul “pengaruh label halal, kesadaran halal, dan bahan makanan terhadap minat beli makanan kuliner” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa kesadaran halal berpengaruh terhadap minat beli nasi garahan jember (Izzuddin, 2018). c) Keterkaitan antara variabel sertifikasi halal dengan purchase intention Sertifikasi halal merupakan Jaminan keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu produk makanan dapat dikonsumsi atau tidak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofraini yang berjudul “consumer, behavior, perception and planning towards halal marketing” memenukan bahwa sertifikasi halal sangat penting bagi konsumen, makanan dan minuman dengan logo halal akan memberikan ketenangan pikiran dan jiwa dan

40

persepsi ini sangat penting dalam membentuk citra seorang muslim (Norafni, 2017). Demikian juga hasil penelitian oleh Diah Ayu Legowati dan Farah Nisa Ul Albab yang berjudul “pengaruh attitude, sertifikasi halal, promosi dan brand terhadap purchase intention di restoran bersertifikasi halal” dimana dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa sertifikasi halal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap purchase intention di restoran bersertifikasi halal (Legowati & Ul Albab, 2019). Dan penelitian yang dilakukan oleh Azizah Novita Rohmah yang berjudul “pengaruh halal awareness dan halal certification terhadap minat beli produk makanan halal” menemukan bahwa halal certification berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk makanan halal (Novita, 2019). d) Keterkaitan antara variabel word of mouth dengan purchase intention Word of mouth merupakan komunikasi orang ke orang antara penerima informasi. Orang yang memiliki pengalaman baik dari barang ataupun jasa akan senang menceritakan pengalaman baik dari barang ataupun jasa akan senang menceritakan pengalaman tersebut kepada pihak lain kepada keluarga, tetangga maupun teman, dengan demikian akan berpengaruh terhadap pihak lain dalam menentukan suatu keputusan pembelian. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayat Muhammad awan ahmad yang berjudul “Factors Affecting Halal Purchase Intention – Evidence from Pakistan’s halal food Sector” menemukan bahwa pemasaran halal berpengaruh signifikan terhadap purchase intention. (Awan, Siddiquei, & Haider, 2015). Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Nafisah Arinilhaq yang berjudul “purchase intention on halal culinary fast food in Yogyakarta” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa

41

variabel halal marketing (WOM) berpengaruh signifikan terhadap minat beli. (Arinilhaq, 2017).

e) Keterkaitan antara variabel citra destinasi dengan purchase intention Citra destinasi adalah sejumlah gambaran, kepercayaan, persepsi, dan pikiran dari wisatawan terhadap suatu destinasi yang melibatkan berbagai berbagai produk dan atribut wisata destinasi terkait. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Puspa Ratna Ningrum Suwarduki, dkk yang berjudul “pengaruh electronic word of mouth terhadap citra destinasi serta dampaknya pada minat dan keputusan berkunjung (survei pada followers aktif akun instagram indtravel yang telah mengunjungi destinasi wisata di Indonesia)” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap variabel minat (Suwarduki, Yulianto, & Mawardi, 2016). Demikian juga hasil penelitian Liana Mangifera, dkk yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam pemilihan kuliner di kawasan wisata alam kemuning” dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa citra berpengaruh signifikat terhadap keputusan pembelian wisatawan (Mangifera & Isa, 2018).

2. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai beriukt : 1. Religiusitas terhadap purchase intention wisatawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh religiusitas terhadap purchase intention wisatawan.

H1 : Terdapat pengaruh religiusitas terhadap purchase intention wisatawan.

42

2. Kesadaran halal terhadap purchase intention wisatawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh kesadaran halal terhadap purchase intention wisatawan.

H1 : Terdapat pengaruh kesadaran halal terhadap purchase intention wisatawan. 3. Sertifikasi halal terhadap purchase intention wisatawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh sertifikasi halal terhadap purchase intention wisatawan.

H1 : Terdapat pengaruh sertifikasi halal terhadap purchase intention wisatawan. 4. word of mouth terhadap purchase intention wisatawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh word of mouth terhadap purchase intention wisatawan.

H1 : Terdapat pengaruh word of mouth terhadap purchase intention wisatawan. 5. Citra Destinasi terhadap purchase intention wisatawan.

H0 : Tidak terdapat pengaruh citra destinasi terhadap purchase intention wisatawan.

H1 : Terdapat pengaruh citra destinasi terhadap purchase intention wisatawan.

43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono J. , 2015). Sedangkan menurut Ferdinand, populasi ialah gabungan dari sebuah elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena dipandang sebagai sebuah penelitian (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, populasinya adalah wisatawan yang datang berkunjung ke Bukittinggi. 2. Sampel Sampel merupakan sebagian elemen data yang mewakili populasi objek penelitian dalam rangka pelaksanaan penelitian karena adanya kendala yang dihadapi oleh penelitian, seperti biaya, waktu, tenaga, serta heterogenisitas atau homogenitas elemen populasi tersebut (Wahyuni, 2014). Hair et al (1995) menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5 – 10 observasi untuk setiap estimated parameter. Ferdinand menyatakan jumlah sampel adalah 5 – 10 dikali jumlah indikator ditambahkan jumlah variabel laten (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, jumlah indikator penelitian ada sebanyak 27 sehingga: a) Jumlah sampel minimum : 6 X 27 = 162 b) Jumlah sampel maksimum : 10 X 270 = 270 Berdasarkan nilai rata-rata dari jumlah sampel minimum dan jumlah sampel maksimum didapatkan sampel penelitian ini sebanyak 216 sampel. Sehingga dalam penelitian ini, jumlah sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 216, sesuai dengan Sugiono, ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. (Sugiono, 2011)

44

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling, yaitu setiap unsur yang terdapat dalam populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bukan probabilitas anggota tertentu untuk dipilih tidak diketahui. Teknik ini dilakukan dengan pendekatan purposive sampling yaitu metode penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu yang ditentukan oleh penulis. (Sugiono J. , 2015) Beberapa kriteria tersebut yaitu : 1) Wisatawan domestik yang berkunjung ke wisata halal Kota Bukittinggi 2) Membeli makanan kuliner minimal dua kali 3) Usia dari 15 sampai dengan 59 tahun 4) Sudah mengetahui bahwa makanan kuliner di kawasan wisata halal Kota Bukittinggi belum memiliki label halal Jadi, berdasarkan kriteria tersebut, jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 216 responden. Maka penentuan jumlah 216 sampel / responden ini sudah masuk dalam kriteria sehingga layak untuk diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada wisatawan domestik yang datang berkunjung ke wisata halal Kota Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 2020.

C. Sumber Data Sumber data adalah subjek dari mana dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini dikategorikan menjadi dua jenis data, yaitu: 1. Data primer Data primer merupakan data yang pertama kali dicatat dan dikumpulkan oleh peneliti (Sanusi, 2013). Data primer diperoleh dari jawaban kuesioner yang diberikan langsung pada wisatawan domestik yang

45

berkunjung ke wisata halal Kota Bukittinggi dengan kriteria yang memenuhi. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia dan dikumpulkan oleh pihak lain. Terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut berdasarkan kebutuhannya (Sanusi, 2013). Data sekunder dibedakan menjadi dua bagian yaitu data sekunder internal dan data sekunder eksternal. Data sekunder internal ialah data yang diperoleh di lokasi penelitian, sedangkan data sekunder eksternal ialah data yang diperoleh diluar lokasi penelitian yang berupa buku, jurnal dan dokumen. Data sekunder penelitian ini diperoleh dari website dinas pariwisata kota Bukittinggi dan literatur lainnya yang mendukung penelitiaan ini.

D. Teknik Pengumpulan Data Metode dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer. Data primer merupakan data yang secara langsung berhubungan dengan responden. Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain melalui penyebaran kuesioner. (Mufraini, 2013) Tipe skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala likert digunakan untyuk mengukur sikap, persepsi, dan pendapat seseorang. (Mufraini, 2013). Biasanya pengisian kuesioner jenis ini dilakukan menggunakan ceklis atau pilihan ganda. Kemudian untuk masing-masing sikap diberi bobot. Bobot atau skor dari skala likert sebagai berikut : Tabel 3. 1 Bobot / Skor Skala Likert

Sangat Setuju (S) Netral (N) Tidak Sangat Tidak Setuju (SS) Setuju (TS) Setuju (STS) 1 2 3 4 5 Sumber : (Mufraini, 2013)

46

Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan oleh peneliti berupa data yang diperoleh berdasarkan jawaban kuesioner yang dibagikan kepada 216 responden

E. Metodelogi Analisis Data Metode penelitian ini merupakan metode kuantitatif, metode ini biasa disebut metode positivistic. Metode positivistic adalah metode berdasarkan pada filsafat positivisme. Fakta atau fenomena yang diamati memiliki realitas objektif yang bias diukur. Kemudian tujuan penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antar variabel yang diteliti. (Supriyadi, 2014) Dalam penelitian ini menggunakan dua macam statistik untuk menganalisis data, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif merupakan metode mengatur, merangkum, dan mempresentasikan data dengan cara yang formatif. Sedangkan statistik inferensial merupakan metode yang digunakan untuk mengestimasi sifat populasi berdasarkan sampel (Lind, 2017). Analisis data statistik deskriptif diukur dengan menggunakan microsof excel untuk mengatahui karakteristik wisatawan. Analisis data statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial Least Square) mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model (inner model) dan pengujian hipotesis.

1. Partial Least Square Metode analisis yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Partial Least Square merupakan metode alternative dalam persamaan struktural. Partial Least Square merupakan salah satu metode untuk melaksanakan model Structural Equation Modelling (SEM). Model Partial Least Square digunakan pada saat dasar teori perancangan model masih dikatakan lemah dan indikator pengukuran tidak memenuhi model pengukuran yang ideal. Karena PLS dapat digunakan untuk prediksi. PLS

47

dapat digunakan dengan jumlah sampel yang tidak besar dan dapat diterapkan pada semua skala data. (Ghozali & Latan, 2015) PLS selain digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten (prediction), PLS juga dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori. (Ghozali & Latan, 2015). Untuk tujuan penelitian ini metode ini dirasa lebih baik dibandingkan software SEM yang lainnya seperti AMOS dan LISREL. Menurut Gozali (2015), Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dalam skala pengukuran tertentu dan juga dapat dilakukan dengan jumlah sampel kecil hingga besar. Software PLS digunakan pada penelitian yang skruktural. Dalam pengujian digunakan software SmartPLS versi 3.0. Secara mendasar, perbedaan antara covariance based SEM dengan Component based PLS adalah tujuan penelitian, apakah akan menggunakan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi (Ghozali & Latan, 2015). Pada situasi dimana kita mempunyai dasar yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based SEM lebih sesuai. Namun demikian dengan adanya indeterminacy dari estimasi faktor score maka kan kehilangan ketepatan prediksi. Pedekatan PLS lebih cocok karena pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua ukuran variance adalah variance yang berguna untuk dijelaskan. Oleh karena pendekatan untuk mengestimasi variable laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator, maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor (Wold dalam Gozali, 2015). Analisis PLS-SEM biasanya terdiri dari dua sub model yaitu model pengukuran (measurentment model) atau sering disebut outer model dan struktural model (structursl model) atau sering disebut inner model. Model pengukuran menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observed variabel merepresentasikan variabel laten untuk diukur. Sedangkan model struktural menunjukkan kekuatan estimasi antar variabel laten dan konstruk.

48

a) Outer Model Model pengukuran atau outer model menggambarkan hubungan antara variable laten dengan variabel manifestnya (indikator). Pada outer model terdapat dua jenis model yaitu model indikator formatif dan model indikator refleksif. Model refleksif terjadi apabila variabel manifest dipengaruhi oleh variabel laten, sedangkan model formatif mengasumsikan bahwa variabel manifest mengasumsikan bahwa variabel manifest mempengaruhi variabel laten dengan arah kausalitas mengalir dari variabel manifest menuju variabel laten. Persamaan untuk model indikator refleksif SEM PLS : Untuk konstruk laten eksogen (X) : X = 흀흌 흃 + 휹 Untuk konstruk laten endogen (Y) : Y = 흀흌 휼 + 휺 Sumber : (Ghozali, 2006) Tabel 3. 2 Keterangan Simbol

Simbol Nama Keterangan 흀 Lamda Bobot faktor antara variabel laten dengan indikatornya 흃 Ksi Variabel laten eksogen 휺 Epsilon Pengukuran eror indikator endogen 휼 Eta Variabel laten endogen 휹 Delta Pengukuran eror indikator eksogen

Tabel 3.2 menunjukkan bahwa 휉1 dan 휉2 merupakan variabel laten eksogen atau independen variabel. 휂1 dan 휂2 merupakan variabel laten endogen atau variabel dependen. Nilai koefisien dari persamaan akan menerangkan hubungan atau pengaruh antar variabel sesuai dengan paradigm penelitian.

49

Pengujian dalam outer model yaitu: 1) Uji Validitas Pengujian validitas ada 2 yaitu validitas konvergen dan validitas diskriminan. Validitas konvergen diuji melalui parameter loading factor dan nilai Average Variance Extracted (AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas konvergen apabila nilai loading factor lebih dari 0,7 dan nilai AVE dari 0,5. (Ghozali, 2015)

∑ 흀풊ퟐ 푨푽푬 = …. (Rumus 3.1) ∑ 흀풊ퟐ + ∑ 풊 풗풂풓 (휺풊) Validitas diskriminasi ditentukan dengan melihat cross loading dari setiap variabel. Nilai AVE harus lebih besar dari 0,5 rata-rata varian ektrak dengan nilai lebih besar dari 0,5 digunakan sebagai penentu validitas konvergen. Jadi jika lebih kecil dari 0,5 maka tidak valid secara konvergen (Ghazali & Latan, 2015)

2) Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dapat dilihat berdasarkan nilai Cronbach’s alpha harus lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0,7. (Hartono, 2011). Nilai composite reliability menunjukkan ukuran nilai reliablitas sesungguhnya dari suatu variabel sedangkan cronbach’s alpha menunjukkan ukuran nilai reliabilitas terendah dari suatu variabel.

(∑ 흀풊)ퟐ 흆풄 = …. (Rumus 3.2) (∑ 흀풊)ퟐ + ∑ 풊 풗풂풓 (휺풊) b) Inner Model Pengujian pada inner model atau model structural dilakukan untuk menguji hubungan antar konstruk laten. Inner model meliputi inner relation, structural model dan substantive theory menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantive. Inner model diuji dengan melihat nilai R-square, Q-square dan path coefficient (koefisien jalur) untuk mendapatkan informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi oleh variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai

50

signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel. (Ghozali, 2006). Pengujian dalam inner model yaitu : 1) R-square test Nilai R-square atau koefisien determinasi menunjukkan keragaman konstruk endogen yang mampu dijelaskan oleh konstruk- konstruk eksogen secara serentak. Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variabilitas perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Parameter ini juga digunakan untuk mengukur kelayakan model prediksi dengan rentang 0 sampai 1. Semakin tinggi nilai R-square maka semakin besar pula pengaruh variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen. Nilai R-square dapat mendeteksi pengaruh langsung dari variabel eksogen tertentu terhadap variabel endogen. Perubahan niali R-square (F2) digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variebel laten dpenden secara substantive. (Ghozali, 2006). 휂1 = 휸ퟏ흃ퟏ + 휸ퟐ흃ퟐ + 휻ퟏ …. (Rumus 3.3) 휂2 = 휷ퟏ휼ퟏ + 휸ퟑ흃ퟏ + 휸ퟒ흃ퟐ + 휻ퟐ …. (Rumus 3.4)

Tabel 3. 3 Keterangan Simbol

Simbol Nama Keterangan 휼 Eta Variabel laten endogen 휸 Gamma Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen 흃 Ksi Variabel laten eksogen 휻 Zeta Galat model 휷 Beta Koefisien pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen

2) Q-square test Q-square test dalam PLS digunakan untuk predictive relevancy dalam model konstruktif. Pada penilaian goodness of fit bisa diketahui

51

melalui nilai Q2. Nilai Q2 memiliki arti yang sama dengan koefisien determinasi (R-square) pada analisis regresi, di mana semakin tinggi R- square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Pendekatan ini menggunakan rumus sebagai berikut (Ghozali & Hengki, 2012) : 2 2 2 2 Q = 1 – (1 – R1 ) (1 – R2 ) … (1 – RP ) …. (Rumus 3.5)

Tabel 3. 4 Keterangan Rumus

2 2 2 R1 R2 … Rp : R-square variabel endogen dalam model. Interpretasi Q2 sama dengan koefisien determinasi total pada analisi jalur. (mirip dengan R2 pada regresi). Q2 Koefisien determinasi total pada analisis jalaur

3) Koefisien Jalur Koefisien jalur menunjukkan seberapa besar hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan prosedur bootstrapping. Menurut Yamin dan Kurniawan (2011) untuk mengukur model structural ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Pertama, menganalisis hubungan yang spesifik antar konstruk, dapat dievaluasi dari hasil path coefficient (Yamin & Kurniawan, 2011). Langkah berikutnya yaitu mengukur koefisien determinasi (R2) lalu mengukur Q2 predictive relevance yang memiliki fungsi untuk memvalidasi kemampuan memprediksi model, model ini hanya cocok bila variabel laten endogen memiliki model pengukuran reflektif. Menurut Wold (1982) interpretasi hasil dari Q2 predictive relevance lebih besar dari 0 (nol) menunjukkan variabel eksogen baik (sesuai) dengan variabel penjelas yang mampu memprediksi variabel endogen (Abdillah & Hartono, 2015)

52

Setelah menghitung Q2, langkah selanjutnya adalah mengukur Goodness of Fit (GoF) yang memiliki fungsi untuk menvalidasi perpaduan antara inner model dan outer model (Yamin & Heri, 2011). Goodness of Fit dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:

GoF = √퐶표푀̅̅̅̅̅̅̅ 푋̅̅̅ 푅̅̅2̅ 퐶표푀 = Mean of Communalities 푅̅̅̅2̅ = Mean of R2 c) Kriteria Penerimaan dan Penolakan hipotesis Pengujian hipotesis terkait dengan pengujian hubungan antara varaiabel. Pengujian hipotesis ditempuh dengan melihat hasil uji secara parsial untuk masing-masing variabel. Ukuran signifikansi keterdukungan hipotesis dapat digunakan perbandingan t-table dan t-statistic. Untuk melihat dari nilai t-statistic yang dibandingkan dengan nilai t-table. Jika nilai t-statistic lebih kecil dari pada nilai t-table, maka signifikan. Sebaliknya jika nilai t-statistic lebih besar dari pada nilai t-table, maka tidak signifikan. Dalam penelitian ini t-table yang digunakan sebesar 1, 96 dengan tingkat keyakinan 95% (훼 = 0,05). Analisis PLS (Partial Least Square) yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan program SmartPLS versi 3.0. Pada penelitian ini terdapat 2 jenis variabel yang diteliti, yaitu variabel independen (variabel eksogen) dan variabel dependen (variabel endogen). 1) Variabel independen (eksogen) Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab pada sesuatu penelitian atau dapat didefinisikan sebagai variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel independen pada penelitian ini antara lain adalah religiusitas (X1, kesadaran halal (X2), sertifikasi halal (X3), word of mouth (X4) serta citra destinasi (X5)

53

2) Variabel dependen (indogen) Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi akibat atau varaibel yang dipengaruhi atau varaiabel yang ditentukan oleh variabel lain. Variabel dependen pada penelitian ini adalah purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner (Y)

F. Model Analisis Persamaan Struktural Model analisis yang dibangun dalam penelitian ini dari perumusan masalah dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3. 1 Model Analisis Struktural

Sumber: Hasil Kuisioner dan diolah dengan SmartPLS

G. Definisi Operasional Variabel

Tabel 3. 5 Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Operasional Indikator Variabel Variabel Independen 1. Religiusitas (X1) Religiusitas adalah 1.Keyakinan Jalaludin (2010) suatu keadaan yang 2.Praktek agama ada dalam diri 3.Penghayatan

54

individu yang 4.Pengalaman mendorongnya untuk 5.Pengetahuan Agama bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. 2. Kesadaran Halal Kesadaran adalah 1.Mengutamakan (X2) suatu kemampuan kehalalan suatu Aziz dan Vui muslim tentang halal, produk (2013) proses halal 2.Mengetahui dan menganggap bahwa memahami proses mengkosumsi produksi makanan halal adalah 3.Mengetahui kualitas hal yang sangat suatu produk penting bagi dirinya. 3. Sertifikasi Halal Jaminan keamanan 1.Mengetahui simbol (X3) bagi umat muslim kualitas jaminan/ Shaari dan Arifin untuk dapat logo halal (2010) mengkonsumsi suatu 2.Memilih dan produk makanan dapat mengkonsumsi dikonsumsi atau tidak. produk yang sudah berlogo halal 3.Memilih produk yang sudah bersertifikat halal 4. Word of mouth Menurut komunikasi 1. Membicarakan (X4) dari mulut ke mulut 2. Mempromosikan Mowen dan (word of mouth 3. Merekomendasikan Minor (2002) communication) 4. Menjual mengacu kepada produk/merek kita

55

pertukaran komentar, kepada pelanggan pemikiran, atau ide- lain. ide diantara dua konsumen atau lebih, yang tak satupun merupakan sumber pemasaran. 5. Citra Destinasi citra destinasi adalah 1.Aman dan nyaman (X5) sejumlah gambaran, 2.Menawarkan Lee dan Lockshin kepercayaan, persepsi, kesenangan dan (2010) dan pikiran dari tempat yang menarik wisatawan terhadap untuk dikunjungi suatu destinasi yang 3.Destinasi kuliner melibatkan berbagai yang menarik berbagai produk dan 4.Menawarkan nilai atribut wisata destinasi yang baik untuk terkait. uang Variabel Dependen 6. Purchase Purchase intention 1. Memilih untuk Intention (Y) didefinisikan sebagai membeli produk halal Aziz dan Vui kecenderungan adalah ide yang (2013) konsumen untuk bagus membeli sesuatu atau 2. Teman-teman saya mengambil tidakan juga berpikir bahwa yang berhubungan saya harus memilih dengan membeli dan produk halal diukur dengan tingkat 3. Kebanyakan orang kemungkinan terdekat dengan saya konsumen melakukan memilih produk halal

56

pembelian suatu 4. Keluarga saya lebih produk. suka dengan produk halal 5. Saya akan membeli makanan halal 6. Saya akan merekomendasikan teman saya untuk membeli makanan halal 7. Saya berniat membeli makanan halal 8. Saya akan merekomendasikan produk makanan halal kepada orang lain

57

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bukittinggi merupakan kota wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Kenyataan itulah yang membuat berkembangnya bisnis kuliner di kawasan wisata Bukittinggi. 1. Sejarah Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi yang lazim disebut Kota Jam Gadang dan Kota Wisata dengan luas wilayah 25,239 km2 mempunyai rentang perjalanan sejarah yang panjang. Pada tahun 1925/1926 Kapten Bauer mendirikan benteng diatas Bukit Jirek yang sekarang dikenal dengan benteng Fort De Kock. Sejarah kehidupan ketatanegaraan pemerintah daerah kota Bukitttinggi sekarang telah di mulai sejak zaman penjajahan Belanda yaitu dengan dibentuknya Gemeente Fort De Kock yang berubah menjadi Sudsgemeeente Fort De kock yang masuk dalam Staatsblad no. 358 tahun 1938. (Bukittinggikota.bps.go.id, 2020) Kemudian pada zaman pendudukan Jepang kehidupan pemerintah daerah Bukittinggi tetap berlanjut dengan nama Bukittinggi Shi Yaku Sho, sewaktu itu wilayah pemerintahannya lebih luas dari wilayah penjajahan Belanda, disamping mencakup Kurai Lima Jorong juga meliputi nagari- nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, Bukit Batabuah (sekarang masuk wilayah Kabupaten Agam). Walikota Bukittinggi sewaktu pemerintahan Jepang yang terakhir adalah Kolonel Sito Ochiro. Pada saat itu Bukittinggi juga merupakan tempat kedudukan Komandemen Militer se- Sumatera dimana komandonya bernama SaikoSikikan Kakka yaitu Jendral Kabaya Shi. Pada zaman perjuangan kemerdekaan RI Bukittinggi berperan sebagai kota perjuangan dari bulan Desember 1948 sampai bulan Juni 1949 Bukitttinggi ditunjuk sebagai ibukota RI setelah Yogyakarta jatuh. Pemerintah Penggganti (perpu) UU No. 4 tahun 1950 menetapkan Bukittinggi sebagai ibukota propinsi Sumatera Tengah yang meliputi

58

Sumatera Barat, Jambi dan Riau, dan sebagai Kota Besar berdasarkan UU No 9 Tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom Kota Besar dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah. (Bukittinggikota.bps.go.id, 2020)

2. Keadaan Geografis Kota Bukittinggi terletak 100º 20 – 100º 25 Bujur Timur dan 00º 20 Lintang Selatan dengan ketinggian 780 – 950 m di atas permukaan laut. Kota ini memiliki kontur tanah bergelombang, terdiri dari bukit-bukit dan lembah-lembah. Dimana bila kita menyusuri kota Bukittinggi maka akan banyak sekali jalan yang mendaki, menurun dan jenjang untuk pejalan kaki, maka tak salah kota ini dijuliki kota seribu jenjang. Terkenal dengan keindahan alamnya Bukittinggi dikelilingi tiga gunung yaitu Gunung Merapi, Gunung Singgalang, dan Gunung Sago atau disebut juga Tri Arga. (Bukittinggikota.go.id, Sejarah dan Hari Jadi Kota, 2020) Wilayah Kota Bukittinggi dikelilingi oleh Kabupaten Agam, dengan batas – batas : sebelah utara berbatasan dengan Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang Kamang, sebelah selatan beratasan dengan Nagari Taluak Kecamatan Banuhampu Sungai Puar, sebelah barat berbatasan dengan Nagari Sianok, Tabek Sarojo, Koto Gadang Kecamatan IV Koto, dan sebelah timur berbatasan dengan Nagari Amnpang Gadang Kecamatan IV Angkek Canduang. (Bukittinggikota.go.id, Sejarah dan Hari Jadi Kota, 2020) Di Kota Bukittinggi banyak turun hujan, rata-rata 2.381 milimeter pertahun dengan jumlah hujan rata-rata 193 hari dalam setahun dan kelembaban hawa berkisar antara min 82.0% - 90.8% max. Oleh karena itu Kota Bukittinggi beriklim sedang, berhawa sejuk dengan suhu antara 16.1 – 24.9 ºC. Luas Kota Bukittinggi adalah 25.239 km2 yang terdiri dari 3 kecamatan dan 24 kelurahan, yaitu: 1. Kecamatan Guguak Panjang dengan 7 kelurahan, 2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan dengan 9 kelurahan, 3. Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh, kecamatan yang terluas wilayahnya adalah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan yaitu 12,156 km2. Sedangkan

59

Kecamatan Guguak Panjang dengan luas 638,1 km2 dan Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan luas 625,2 km2. Jumlah penduduk Kota Bukittinggi tahun 2010 adalah 111.312 jiwa, dengan laju pertumbuhan 1.81% pertahun, mayarakat Bukittinggi umumnya bermata pencaharian sebagai pedagang, pegawai, petani, pengusaha industri kecil dan kerajinan serta jasa lainnya. Sebagian besar penduduk kota Bukittinggi beragama Islam, dan selebihnya beragama Kristen Katalik, Kristen Protestan, Budha dan Hindu. (Bukittinggikota.go.id, Sejarah dan Hari Jadi Kota, 2020) Tabel 4. 1 Letak Geografis, Iklim dan Topografi Kota Bukittinggi

No Letak Geografis, Keterangan Iklim dan Topografi 1. Letak Geografis a. Letak Daerah 0°44'00'' dan 1°08'35'' lintang selatan 100°05'05'' dan 100°34'09'' bujur timur b. Ketinggian dari sekitar 780-950 meter permukaan laut c. Batas Daerah Utara Nagari Gadut dan Kapau Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Selatan Taluak IV Suku Kecamatan BanuhampuKabupaten Agam Barat Nagari Sianok, Guguk dan Koto Gadang Kecamatan IV Koto Kabupaten Timur Agam Nagari Tanjung Alam, Ampang GadangKecamatan IV Angkat Kabupaten Agam 2. Iklim a. Temperatur udara Berkisar Max. 24,9ºC Min. 16,1ºC b. Kelembaban udara Berkisar Max. 90,8ºC Min. 82,0ºC c. Tekanan udara Berkisar 22.C-25.C

60

3. Topografi Permukaan Bumi tidak rata, bergelombang danberbukit. Dikota Bukittinggi terdapat sungai kecil,yaitu : Batang Tambuo di sebelah timur, Batang Sianok mengalir di sebelah barat. Tanah merupakan lapisan Tuff dari lereng Gunung Merapi, karena itutanahnya subur. Sumber : BPS Kota Bukittinggi 2020

3. Bidang Kepariwisataan Bidang kepariwisataan ditetapkan sebagai potensi unggulan daerah kota Bukittinggi adalah berangkat dari kondisi alam dan geografis kota Bukittinggi itu sendiri. Kota Bukittinggi saat ini mempunayi luas + 25.239 KM2 terletak di tengah-tengah provinsi Sumatera Barat dengan ketinggian antara 909 M – 941 M di atas permukaan laut. (sikeda.bukittinggikota.go.id, 2020) Topografi kota yang berbukit dan berlembah dengan panorama alam yang elok serta dikelilingi oleh tiga gunung, Merapi, Singgalang dan Sago seakan menjadi tonggak penyangga untuk memperkokoh Bukittinggi. Inilah yang menyebabkan Bukittinggi disebut juga sebagai “Kota Tri Arga”. Disamping itu, Bukittinggi juga dilengkapi dengan peninggalan sejarah yang dapat dikategorikan sebagai keajaiban seperti, Lobang Jepang, Benteng Fort De Kock, Jam Gadang dll. Hal ini membuktikan Bukittinggi sebagai kota tua yang sarat dengan sejarah, salah satunya yang selalu melekat dengan sejarah bangsa yaitu : Bukittinggi menjadi Ibu Kota Republik pada masa PDRI Desember 1949 – Juli 1950. Karunia alam yang ditopang dengan karunia sejarah ini, menyebabkan Bukittinggi menjadi tujuan wisata yang menarik untuk dinikmati. Sinergi dengan potensi unggulan derah lainnya. Bukittinggi juga dikembangkan menjadi wisata Perdagangan dan jasa, wisata kesehatan, wisata konfrensi dan peristirahatan serta jasa lain-lain. Ini dapat dibuktikan dengan kontribusi sektor pariwisata

61

untuk menompang PAD Bukittinggi yaitu: antara 30 – 40 %. (sikeda.bukittinggikota.go.id, 2020). Berikut data realisasi pajak hotel, retribusi daerah dan PAD sektor pariwisata Kota Bukittinggi tahun 2015 – 2019 Tabel 4. 2 Realisasi Pajak Hotel, Retribusi Daerah dan PAD Sektor Pariwisata Kota Bukittinggi tahun 2015 - 2019

No. Tahun Pajak Hotel PAD Retribusi Daerah 1. 2015 8.609.195.161 45.131.000.000 29.943.000.000 2. 2016 9.061.818.042 30.709.000.000 21.070.000.000 3. 2017 10.332.160.754 38.282.000.000 27.329.000.000 4. 2018 12.648.113.302 45.131.000.000 29.943.000.000 5. 2019 13.819.121.537 45.204.000.000 33.125.000.000 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Selain melihat dari nilai realisasi yang diperoleh dari sektor pariwisata, objek alam yang ada di wilayah kota Bukittinggi, juga menyediakan paket-paket wisata daerah-derah sekitarnya. Dalam hal ini Bukittinggi akan berperan sebagai “Home Base“ kunjungan wisata daerah- daerah lain. Saat ini di Bukittinggi terdapat sebanyak 43 buah hotel baik berbintang maupun melati ditambah 11 mes/wisma/pondok wisata. Tidak salah kiranya Bukittinggi ditetapkan sebagai kota Wisata dan sekaligus Kota Tujuan Wisata Propinsi Sumatera Barat pada tanggal 11 Maret 1984 Bukittinggi dicanangkan sebagai Kota Wisata dan Daerah Tujuan Wisata Utama di Sumatera Barat. Dan pada bulan Oktober 1987 ditetapkan sebagai daerah Pengembangan Pariwisata Propinsi sumatera Barat dengan Perda Nomor : 25 tahun 1987. (sikeda.bukittinggikota.go.id, 2020) Untuk menunjang kepariwisataan, di kota ini sudah tersedia sarana akomudasi yang memadai, seperti Hotel Berbintang dengan kapasitas 660 kamar dan 1.083 tempat tidur serta Non Berbintang dengan kapasitas 630 kamar dan 1.261 tempat tidur, puluhan Rumah Makan dan Restoran, beberapa biro travel, serta dilengkapi dengan pasar wisata dan souvenir

62

shop. Berikut data jumlah hotel bintang, non bintang di Kota Bukittinggi tahun 2015 – 2019 Tabel 4. 3 Jumlah Hotel Bintang dan Non Bintang di Kota Bukittinggi Tahun 2015 - 2019

No. Jenis Hotel 2015 2016 2017 2018 2019 1. Hotel 18 18 20 22 20 Bintang 2. Hotel Non 48 48 55 52 56 Bintang Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Pemerintah Kota Bukittinggi senantiasa mengutamakan citra sapta pesona (Aman, Tertip, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah Tamah dan Kenangan), yang sejak tahun 2000 dirajut dalam acara Pesta Seni Budaya Pameran Dagang dan Idustri (PEDATI) Bukittinggi (sikeda.bukittinggikota.go.id, 2020). Di samping adanya hotel, Bukittinggi yang kaya akan kuliner khas minang selalu dicari-cari oleh wisatawan yang datang berkunjung ke Bukittinggi. Berikut data jumlah rumah makan dan restoran yang ada di Bukittinggi. Tabel 4. 4 Jumlah rumah makan dan restoran di kota Bukittinggi 2016 – 2019

No. Tahun Restoran Rumah Makan 1. 2016 38 27 2. 2017 39 29 3. 2018 40 28 4. 2019 36 25 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

Tidak hanya memiliki restoran dan rumah makan, Bukittinggi juga telah memiliki sejumlah restoran dan rumah makan yang sudah mengantongi sertifikasi halal. Berikut daftar rumah makan yang telah memiliki sertifikasi halal di kota Bukittinggi :

63

Tabel 4. 5 Rumah makan dan Restoran yang memiliki sertifikasi halal di Bukittinggi

Nama Usaha Alamat Tahun No. Pariwisata anggaran RM. Famili Raya Jl. Yos Sudarso No. 3 2017 1. Indah Bukittinggi Rujak Panorama Jl. Panorama Kayu Kubu, 2017 2. Guguak Panjang Bukittinggi RM. Simpang Raya Jl. Sudirman No. 8 Tarok 2017 3. Bukittinggi Dipo Bukittinggi RM. Simpang Raya Depan Jam Gadang 2018 4. Bukittinggi RM. Simpang Raya Jl. Minangkabau Pasar 2018 5. Atas Bukittinggi 6. RM. Simpang Raya Aur Kuning Bukittinggi 2018 RM. Gon Raya Lamo Jl. By Pass Anak Air 2018 7. Bukittinggi Restoran Hotel Jl. Raya Batu Sangkar – 2018 8. Emersia Bukittinggi No. 41 Sumber : Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi

4. Bidang Perdagangan dan Jasa Bidang Perdagangan dan Jasa ditetapkan sebagai potensi unggulan daerah adalah berangkat dan sejalan dengan fungsi Bukittinggi itu sendiri. Dari sejarah Kota Bukittinggi, dimulai dengan didirikannya Pasar Atas di atas Bukit Kandang Kabau pada tahun 1858 yang dimaksudkan sebagai tempat transaksi bagi masyarakatnya. Lokasi inilah yang berkembang dan diperluas menjadi pusat kegiatan masyarakat Bukittinggi. Dengan demikian sejak semula Bukittinggi dimaksudkan dan mempunyai fungsi sebagai tempat perdagangan. Seiring dengan pesatnya perkembangan kegiatan perdagangan, sekaligus melekat pada fungsi penyediaan jasa. (Bukittinggikota.go.id, Bidang Perdagangan dan Jasa, 2020) Fungsi sebagai kota Perdagangan dan Jasa sudah melekat pada Kota Bukittinggi yang berkembangnya dewasa ini demikian pesatnya, apalagi

64

dengan didukung 4 pusat pasar induk : Pasar Atas, Pasar Bawah, Pasar Simpang Aur, Pasar Banto. Menjadikan Bukittinggi sebagai sentral perdagangan, yang bukan hanya berskala regional, khususnya untuk barang-barang konveksi, pakaian jadi dan barang-barang kerajinan tangan. Produk ini merupakan kerajinan masyakat sekitar Bukittinggi dan pada umumnya dipasarkan di Pasar Aur dan potensi ini juga berskala nasional dan bahkan mancanegara. Sektor Perdagangan dan jasa merupakan sektor penyumbang utama bagi pendapatan Kota Bukittinggiu, dimana hampir setengah pendapatan daerah Kota Bukittinggi menjadi Pusat Pelayanan perdagangan dan jasa. Disamping itu untuk mendukung dunia perdagangan dan jasa, kota ini juga berpotensi di bidang industri. Salah satunya adalah industri hasil pertanian dan kehutanan di Kota Bukittinggi berjumlah 810 jenis usaha industri, 5 jenis usaha industri yang cukup besar antara lain: Industri Roti Kue Kering, Industri Kerupuk, Moudelling Komponen Bahan Bangunan, Industri perabot, Industri Kopi Bubuk. Sedangkan jumlah unit usaha yang bergerak pada sector industri aneka berjumlah 434 unit usaha. Perusahaan yang relative besar dan mengalami peningkatan pesat adalah industri pakaian jadi, konveksi, border dan industri sepatu/sandal. Potensi inilah kedepan yang akan semakin dikembangkan dan akan berupaya menjadikan Bukittinggi sebagai “Etalase” perdagangan di Sumatera Barat. Kemungkinan tersebut telah dirintis melalui berbagai kerjasama dengan daerah tetangga dan bahkan dengan Negara tetangga. Apalagi dengan masuknya IMT-GT dan IMS-GT dimana untuk hubungan darat Bukittinggi dengan segala pertumbuhan yang telah dimilki saat ini membuka peluang untuk menjadikan gerbang utama Sumatera Barat untuk segitiga pertumbuhan tersebut (Bukittinggikota.go.id, Bidang Perdagangan dan Jasa, 2020).

65

B. Temuan Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuisioner untuk memperoleh data dari setiap variabel yang terdapat dalam model penelitian. Jumlah kuisioner yang berhasil dikumpulkan berjumlah 235 kuisioner. Akan tetapi setelah dilakukan verifikasi, maka hanya 216 kuisioner yang bisa dilanjutkan dalam pengolahan data. Berikut gambaran responden berdasarkan beberapa kriteria. a) Agama Responden Grafik 4. 1 Agama Responden

Non Muslim 3%

Muslim 97%

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

Berdasarkan grafik 4.1 diatas menunjukkan bahwa, responden muslim sebanyak 210 orang atau sebesar 97%, sedangkan non muslim sebanyak 6 orang atau sebesar 3%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum yang lebih banyak berkunjung ke bisnis kuliner adalah wisatawan muslim.

66

b) Jenis Kelamin Responden Grafik 4. 2 Jenis Kelamian Responden

Laki - laki Perempuan 25% 75%

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

Berdasarkan grafik 4.2 diatas menunjukkan bahwa, responden laki – laki sebanyak 55 orang atau sebesar 25%, sedangkan perempuan sebanyak 161 orang atau sebesar 75%. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum yang lebih banyak berkunjung ke bisnis kuliner adalah perempuan. c) Usia Responden Grafik 4. 3 Usia Responden

160 140 120 100 80 60 40

JUMLAH RESPONDENJUMLAH 20 0 15 - 25 Tahun 26 - 35 Tahun 36 - 45 Tahun 46 - 59 Tahun

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

67

Dari grafik 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan usia terbagi menjadi empat kelompok usia yaitu kelompok usia 15 – 25 tahun, 26 – 35 tahun, 36 – 45 tahun dan 46 – 59 tahun. Hasil penyebaran kuisioner diperoleh kelompok usia 15 – 25 tahun sebanyak 145 orang atau sebesar 67,12%, usia 26 – 35 tahun sebanyak 47 orang atau sebanyak 21,75%, usia 36 – 45 tahun sebanyak 16 orang atau sebanyak 7,40% dan usia 46 – 59 tahun sebanyak 8 orang atau sebanyak 3,70%. Persebaran responden berdasarkan usia ini menunjukkan bahwa mayoritas konsumen adalah usia produktif yaitu usia 15 – 25 tahun. d) Pendidikan Terakhir Responden Grafik 4. 4 Pendidikan Terakhir Responden

140 120 100 80 60 40 Jumlah RespondenJumlah 20 0 SD SLTP SLTA D3/S1

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

Berdasarkan grafik 4.4 di atas dapat dilihat bahwa, tingkat pendidikan sebagian besar responden adalah lulusan SLTA sebanyak 62,96%, diikuti oleh lulusan D3/S1 sebanyak 17,12%. Untuk tamatan SLTP sebanyak 16,67% dan lulusan SD sebanyak 3,25%. Persebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir lebih dominan responden lulusan SLTA atau sederajat.

68

e) Jenis Pekerjaan Responden Grafik 4. 5 Jenis Pekerjaan Responden

Pelajar Mahasiswa Pegawai Wiraswasta Ibu Rumah Tangga

6% 23% 19%

11%

41%

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

Berdasarkan grafik 4.5 diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan adalah sebagain besar mahasiswa sebesar 41,20%, selanjutnya pelajar sebesar 23,14%, pegawai sebesar 19,44%, wiraswasta sebesar 10,64 dan terakhir ibu rumah tangga sebesar 5,58% f) Pengeluaran per Kunjungan Kuliner Grafik 4. 6 Pengeluaran per Kunjungan Kuliner Responden

3%

28%

69%

< Rp 100.000 Rp 100.000 - Rp 500.000 Rp 500.000 - Rp 1.000 000

Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

69

Berdasarkan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa pengeluaran per kunjungan kuliner responden, didominasi oleh yang memiliki pengeluaran < Rp 100.000,- sebesar 69%. Sedangkan yang memiliki pengeluaran antara Rp 100.000 – Rp 500.000 sebesar 28%, dan pengeluaran terbesar antara Rp 500.000 – Rp 1.000.000 sebesar 3%. g) Asal Kota Responden Asal kota responden dalam penelitian ini dapat dijelaskan dalam tabel 4.1 yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Asal Kota

No. Asal Kota Presentasi Presentase % 1 Agam 94 43.51% 2 Batu Sangkar 6 2.77% 3 Damasraya 14 6.48% 4 Jambi 3 1.39% 5 Kuningan 1 0.46% 6 Lima Puluh Kota 17 7.87% 7 Lubuk Basung 7 3.24% 8 Malalo 6 2.78% 9 Maninjau 8 3.70% 10 Padang 3 1.39% 11 Padang Panjang 3 1.39% 12 Palupuah 9 4.16% 13 Pariaman 1 0.46% 14 Pasaman Barat 3 1.39% 15 Pekanbaru 9 4.16% 16 Pesisir Selatan 11 5% 17 Serang 3 1.39% 18 Solok 3 1.39% 19 Sumatera Utara 11 5% 20 Tanjuang Pati 3 1.39% 21 Tiku 1 0.46% Jumlah 216 100% Sumber : Hasil kuisioner dan diolah oleh Microsoft excel

70

Dari tabel 4.4 dapat dilihat, gambaran asal kota berdasarkan data di atas adalah Agam sebanyak 94 orang (43,51%), Batusangkar sebanyak 6 orang (2,77%), Damasraya sebanyak 14 orang (6,48%), Jambi sebanyak 3 orang (1,39%), Kuningan sebanyak 1 orang (0,46%), Lima Puluh Kota sebanyak 17 orang (7,87%), Lubuk Basung sebanyak 7 orang (3,24%), Malalo sebanyak 6 orang (2,78%), Maninjau sebanyak 8 orang (3,70%), Padang sebanyak 3 orang (1,39%), Padang Panjang sebanyak 3 orang (1,39%), Palupuah sebanyak 9 orang (4,16%), Pariaman sebanyak 1 orang (0,46), Pasaman Barat sebanyak 3 orang (1,39%), Pekanbaru sebanyak 9 orang (4,16%), Pesisir Selatan sebanyak 11 orang (5%), Serang sebanyak 3 orang (1,39%), Solok sebanyak 3 orang (1,39%), Sumatera Utara sebanyak 11 orang (5%), Tanjung Pati sebanyak 3 orang (1,39%) dan Tiku sebanyak 1 orang (0,46) sehingga jumlah menjadi 216 responden.

2. Analisis Data a) Uji Partial Least Square (PLS) Penelitian ini mengunakan model Structural Equation Modelling (SEM) berbasis varian (Partial Least Square), dimana PLS-SEM ini bertujuan untuk menguji hubungan prediktif antar konstruk dengan melihat apakah ada hubungan atau pengaruh antar konstruk tersebut. Software yang digunakan dalam penelitian ini ada SmartPLS 3.0 Gambar 4. 1 Output Calculate Alghoritma

Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

71

Berdasarkan gambar 4.1 diatas diketahui nilai item R3, R4, PI6, PI7, PI8, SH1 dapat dikeluarkan dari model. Maka yang terbentuk setelah dikeluarkannya beberapa indikator adalah sebagai berikut :

Gambar 4. 2 Output Calculate Alghoritma

Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Pada gambar 4.2 menunjukkan hasil penelitian setelah nilai item R3, R4, PI6, PI7, PI8, SH1 dapat dikeluarkan dari model. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa masing-masing variabel yaitu variabel religiusitas (R) yang memiliki 3 indikator (R1, R2 dan R5), variabel kesadaran halal (KH) yang memiliki 1 indikator (KH4), variabel sertifikasi halal (SH) yang memiliki 3 indikator (SH2 – SH4), variabel pemasaran halal (PH) yang memiliki 4 indikator (WOM1 – WOM4), variabel citra destinasi (CD) yang memiliki 6 indikator (CD1 – CD6) dan variabel purchase intention (PI) yang memiliki 5 indikator (PI1 – PI5). Indikator tersebut terdiri dari butir pertanyaan kuesioner. Arah panah antara indikator dengan konstruk laten adalah menuju konstruk yang menunjukkan bahwa penelitian menggunakan

72

indikator formatif yang bersifat mendefinisikan karakteristik atau menjelaskan konstruk. b) Uji Outer Model 1. Uji Validitas a) Hasil Convergen Validity Pengujian validitas untuk indikator formatif menunjukkan adanya perubahan pada suatu indikator dalam konstruk jika indikator lain pada konstruk yang sama berubah atau dikeluarkan dari model. Uji validitas dalam penelitian ini dapat dilihat dari uji convergen validity. Hasil output validitas dapat dilihat di bawah ini. Tabel 4. 7 Hasil Outer Loading

Indikator Konstruk Loading Factor CD1 0,804 CD2 0,876 CD3 0,788 Citra Destinai CD4 0,787 CD5 0,762 CD6 0,801 KH4 Kesadaran Halal 1,000 PH1 Word of Mouth 0,809 PH2 0,857 PH3 0,929 PH4 0,926 PI1 0,737 PI2 0,765 PI3 Purchase Intention 0,810 PI4 0,844 PI5 0,907 R1 0,822 R2 Religiusitas 0,748 R5 0,827 SH2 0,774 SH3 Sertifikasi Halal 0,860 SH4 0,792 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

73

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa nilai outer model atau korelasi antar konstruk dengan variabel menunjukkan bahwa semua loading factor yang disarankan, yakni lebih dari 0,7. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai loading lebih besar dari 0,7. Nilai indikator yang paling rendah ada pada indikator PI1 dengan nilai sebesar 0,737. Dan indikator yang memiliki nilai tertinggi ada pada indikator KH4 dengan nilai sebesar 1,000, maka indikator dalam penelitian ini dinyatakan valid atau memenuhi uji convergent validity. Evaluasi pada tahap selanjutnya adalah memeriksa nilai AVE, yang menggambarkan apakah variabel laten mampu menjelaskan lebih dari setengah suatu varian yang berasal dari indikator-indikator dalam rata-rata. Syarat untuk dinyatakan lulus tahap ini adalah bahwa nilai AVE lebih besar dari 0,5. Hasil uji AVE dari penelitian ini adalah sebagaia berikut Tabel 4. 8 Hasil Average Variance Extracted (AVE)

Konstruk Average Variance Extracted (AVE) Citra Destinasi 0,646 Kesadaran Halal 1,000 Word of Mouth 0,777 Purchase Intention 0,702 Religiusitas 0,639 Sertifikasi Halal 0,655 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.6 di ats dapat diketahui bahwa nilai AVE dari setiap konstruk lebih dari 0,5 yakni variabel citra destinasi (CD) sebesar 0,646, kesadaran halal (KH) sebesar 1,000, word of mouth (WOM) sebesar 0,777, purchase intention (PI) sebesar 0,702, religiusitas (R) sebesar 0,639 dan sertifikasi halal (SH) sebesar 0,655. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa konstruk ini memenuhi uji validitas.

74

b) Hasil Discriminant Validity Discriminant Validity dilakukan untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing-masing variabel laten berbeda dengan variabel lainnya. Model mempunyai discriminant validity yang baik jika setiap nilai loading yang paling besar dengan nilai loading yang lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian discriminant validity diperoleh sebagai berikut Tabel 4. 9 Hasil Cross Loading

Konstruk CD KH PH PI R SH CD1 0,804 0,326 0,489 0,472 0,816 0,400 CD2 0,876 0,282 0,598 0,566 0,743 0,417 CD3 0,788 0,095 0,470 0,369 0,615 0,235 CD4 0,787 0,292 0,613 0,478 0,684 0,257 CD5 0,762 0,194 0,489 0,428 0,827 0,299 CD6 0,801 0,307 0,495 0,534 0,716 0,325 KH4 0,320 1,000 0,254 0,557 0,316 0,377 PH1 0,495 0,230 0,809 0,260 0,525 0,263 PH2 0,486 0,176 0,857 0,205 0,563 0,246 PH3 0,621 0,213 0,929 0,340 0,750 0,285 PH4 0,668 0,262 0,926 0,361 0,752 0,288 PI1 0,510 0,258 0,359 0,737 0,411 0,296 PI2 0,510 0,338 0,339 0,765 0,491 0,521 PI3 0,456 0,324 0,204 0,844 0,345 0,489 PI4 0,522 0,662 0,280 0,918 0,464 0,506 PI5 0,526 0,639 0,282 0,907 0,471 0,482 R1 0,796 0,335 0,480 0,470 0,822 0,400 R2 0,609 0,217 0,924 0,335 0,748 0,281 R5 0,762 0,194 0,489 0,428 0,827 0,299 SH2 0,276 0,467 0,180 0,464 0,301 0,774 SH3 0,296 0,204 0,172 0,405 0,318 0,860 SH4 0,410 0,227 0,386 0,463 0,382 0,792 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa beberapa nilai loading factor untuk setiap indikator dari masing-masing variabel laten masih memiliki nilai loading factor paling besar dibandingkan nilai loading

75

jika dihubungkan dengan variabel laten lainnya. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten memiliki discriminant validity yang baik. Hal ini berarti bahwa setiap variabel laten sudah memenuhi uji validitas diskriminan yang baik.

2. Uji Reabilitas Uji reabilitas pada penelitian ini dilihat dari nilai crosbachs alpha yang dihasilkan dari setiap konstruk. Hasil crosbachs alpha yang dapat dikatakan reabilitas apabila lebih dari 0,6. Berikut adalah output dari uji crosbachs alpha Tabel 4. 10 Hasil Crosbachs Alpha

Konstruk Cronbach's Alpha Citra Destinasi 0,890 Kesadaran Halal 1,000 Word of Mouth 0,905 Purchase Intention 0,893 Religiusitas 0,721 Sertifikasi Halal 0,736 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai crosbachs alpha dari setiap konstruk lebih dari 0,7 yakni citra destinasi (CD) sebesar 0,890, kesadaran halal (KH) sebesar 1,000, word of mouth (WOM) sebesar 0,905, purchase intention (PI) sebesar 0,893, religiusitas (R) sebesar 0,721 dan sertifikasi halal (SH) sebesar 0,736. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah realibel atau memenuhi uji rehabilitas. Kemudian uji rehabilitas dalam penelitian ini juga diperkuat dengan uji composite reability yang disarankan harus lebih dari 0,7. Berikut hasil output uji composite reability

76

Tabel 4. 11 Hasil Composite Reability

Konstruk Composite Reliability Citra Destinasi 0,916 Kesadaran Halal 1,000 Word of Mouth 0,933 Purchase Intention 0,921 Religiusitas 0,842 Sertifikasi Halal 0,850 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai composite reability dari setiap konstruk sangat baik yakni diatas 0,7 dengan citra destinasi (CD) sebesar 0,916, kesadaran halal (KH) sebesar 1,000, word of mouth (WOM) sebesar 0,933, purchase intention (PI) sebesar 0,921, religiusitas (R) sebesar 0,824 dan sertifikasi halal (SH) sebesar 0,850. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua indikator konstruk adalah realibel atau memenuhi uji rehabilitas. Dapat dilihat juga bahwa nilai composite reability lebih tinggi untuk semua konstrak dibandingkan crosbachs alpha. Hal ini juga memperkuat penelitian bahwa kontruk dalam penelitian ini memenubi uji reabilitas c) Uji Inner Model Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk melihat hubungan antar konstruk, nilai signifikan dan R-square dari model penelitian. Model struktural di evaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, uji t, serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Model struktural dala PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk konstruk dependen, nilai koefisien path atau t-values tiap path untuk uji signifikansi antar konstruk dalam model struktural

77

Gambar 4. 3 Model Struktural Hasil Bootstrapping

Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

1) Uji R-square (R2) Nilai R-square digunakan untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Tabel 4. 12 Hasil R-Square (R2)

Konstruk R Square PI 0,580 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa, nilai Uji R-square (R2) variabel purchase intention (PI) sebesar 0,580 yang artinya variabel citra destinasi (CD), kesadaran halal (KH), word of mouth (WOM), religiusitas (R) dan sertifikasi halal (SH) mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel purchase intention (PI) sebasar 58% sedangkan 42% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

78

2) Uji Q-square Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Suatu model dianggap mempunyai nilai predictive relevance yang relevan jika nilai Q- square lebih besar dari 0 (nol). besaran Q-square memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, model semakin baik jika Q-square mendekati 1. Nilai Q-square yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4. 13 Hasil Q-square

Q² Konstruk SSO SSE (=1-SSE/SSO) Citra Destinasi 1296,000 1296,000 Kesadaran Halal 216,000 216,000 Word of Mouth 864,000 864,000 Purchase Intention 1080,000 689,214 0,362 Religiusitas 648,000 648,000 Sertifikasi Halal 648,000 648,000 Sumber: Data diolah oleh SmartPLS

Dari tabel 4.11 diatas dapat dilihat bahwa hasil penghitungan Q-square pada penelitian ini adalah 0,362 berarti bahwa variabel eksogennya cukup baik sebagai variabel predictor variable.

3) Uji Goodness of Fit (GoF) Evaluasi model yang terakhir dengan melihat GoF dari model. Evaluasi goodness of fit model dilakukan untuk verification dan refinement terhadap uji validitas atau rehabilitas konstruk (Ghozali & Latan, 2015). Sehingga GoF ini digunakan untuk menvalidasi performa gabungan antara inner model dan outer model. Nilai GoF ini terbentang antara 1 – 0 dengan interpretasi nilai ini adalah 0,1 (Gof

79

kecil), 0,25 (GoF moderat) dan 0,36 (GoF Besar) (Yamin, 2011). Nilai GoF yang diperoleh sebagai berikut:

GoF = √퐶표푀̅̅̅̅̅̅̅ 푋̅̅̅ 푅̅̅2̅ = √0,7365 푋 0,580

= √0,42717 GoF = 0,6535 Hasil perhitungan GoF dalam penelitian ini menunjukkan nilai 0,6535, lebih besar dari 0,36. Sehingga model dalam penelitian ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan data secara empiris.

d) Uji Signifikansi dan pengujian Hipotesis Tahapan terakhir pada evaluasi model struktural yaitu dilakukan dengan melihat nilai signifikasnis melalu proses bootstrapping. Pada proses bootstrapping nilai signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5%. Untuk melihat signifikansi dan pengambilan hipotesis maka pada output bootstrapping dapat dilihat dari nilai t-statistic antar variabel independen ke variabel dependen dalam path coefficient. Nilai t-statistic yang diperoleh sebagai berikut: Tabel 4. 14 Hasil T-statistic

Original T Statistics Konstruk Sample P Values (|O/STDEV|) (O) Citra Destinasi -> 0,612 3,999 0,000 Purchase Intention Kesadaran Halal -> 0,338 3,588 0,000 Purchase Intention Word of Mouth -> -0,082 0,820 0,412 Purchase Intention

80

Religiusitas -> -0,200 1,307 0,192 Purchase Intention Sertifikasi Halal -> 0,285 3,313 0,001 Purchase Intention Sumber: Data diolah oleh SmartPLS Dari tabel 4.12 diatas dapat dilihat bahwa: 1) Citra Destinasi Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai T-statistic 3,999 dengan P-value 0,000 serta memiliki nilai original sample sebesar 0,612. Dimana nilai t-staistic (3,999) lebih besar dari pada t-table (1,96) dan nilai P-value (0,000) lebih kecil dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel citra destinasi memiliki pengaruh yang signifikansi serta hubungan yang positif terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Maka H0 ditolak 2) Kesadaran Halal Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai t-statistic 3,588 dengan P-value 0,000 serta memiliki nilai original sample sebesar 0,338. Dimana nilai t-staistic (3,588) lebih besar dari pada t-table (1,96) dan nilai P-value (0,000) lebih kecil dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kesadaran halal memiliki pengaruh yang signifikansi serta hubungan yang positif terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Maka H0 ditolak 3) Word of Mouth Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai t-statistic 0,820 dengan P-value 0,192 serta memiliki nilai original sample sebesar - 0,082. Dimana nilai t-staistic (0,820) lebih kecil dari pada t-table (1,96) dan nilai P-value (0,412) lebih besar dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel word of mouth tidak memiliki pengaruh yang signifikansi walaupun memiliki

81

hubungan yang positif terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Maka H0 diterima 4) Religiusitas Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai t-statistic 1,307 dengan P-value 0,412 serta memiliki nilai original sample sebesar - 0,200. Dimana nilai t-staistic (1,307) lebih kecil dari pada t-table (1,96) dan nilai P-value (0,412) lebih besar dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel religiusitas tidak memiliki pengaruh yang signifikansi walaupun memiliki hubungan yang positif terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Maka H0 diterima 5) Sertifikasi Halal Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat nilai t-statistic 3,313 dengan P-value 0,001 serta memiliki nilai original sample sebesar 0,285. Dimana nilai t-staistic (3,313) lebih besar dari pada t-table (1,96) dan nilai P-value (0,001) lebih kecil dari pada 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sertifikasi halal memiliki pengaruh yang signifikansi serta hubungan yang positif terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Maka H0 ditolak

3. Pembahasan a) Pengaruh Citra Destinasi terhadap Purchase Intention Wisatawan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa citra destinasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat beli wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal bukittinggi. Hal ini dikarenakan wisatawan saat ini kawasan wisata halal sangat disukai oleh para wisatawan yang datang berkunjung, dengan tingginya angka kunjungan wisatawan akan mempengaruhi beberapa aspek termasuk bisnis kuliner.

82

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspa Ratnaningrum (2016) bahwa citra destinasi berpengaruh signifikan terhadap minat pengunjung. Hal ini disebabkan oleh kredibilitas dan kepercayaan sehingga memicu timbulnya minat untuk mengunjungi destinasi tersebut. Alasan tersebut sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Aaker & Keller (1990) dalam Semuel dan Lianto (2014), citra merek yang baik dapat meningkatkan loyalitas, kepercayaan dan juga minat konsumen untuk membeli produk dari merek yang dipercayainya. (Semuel & Leslie, 2014) b) Pengaruh Kesadaran Halal terhadap Purchase Intention Wisatawan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran halal memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat beli wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal bukittinggi. Hal ini dikarenakan wisatawan saat ini telah lebih sadar akan apa yang mereka konsumsi, dan mereka telah mncari informasi tentang konsep halal sebelum melakukan pembelian pada bisnis kuliner. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saniatun Nurhasanah (2018) bahwa kesadaran masyarakat muslim untuk membeli produk makanan olahan halal tinggi. Sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Hamdat et al (2013) dan Aziz dan Chok (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kesadran memberikan pengaruh terhadap niat beli. Meskipun berbeda dengan hasil yang di tunjukkan oleh Awan et al (2015) yang menyatakan kesadaran halal tidak berpengaruh signifikat terhadap niat beli konsumen muslim. c) Pengaruh Sertifikasi Halal terhadap Purchase Intention Wisatawan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sertifikasi halal memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat beli wisatawan pada bisnis

83

kuliner di kawasan wisata halal bukittinggi. Hal ini dikarenakan wisatawan sadar bahwa menggunakan sertifikasi halal sebagai alat untuk memastikan kualotas dan keamanan tentang apa yang akan meraka konsumsi, mereka percaya bahwa produk yang memiliki sertifikasi halal telah diperiksa oleh otoritas produk halal. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfhi dan Imam (2010) bahwa sertifikasi halal merupakan sebuah jaminan keamanan bagi umat muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu produk, memiliki peran yang semakin penting dalam permintaan global yang terus meningkat untuk produk halal. Sesuai juga dengan penelitian yang dilakukan Muhammad et al (2015) bahwa sertifikasi halal menjadi pertimbangan pertama dalam pembelian produk makanan halal. Oleh karena itu, sertifikasi halal menjadi bagian peran penting yang memberikan pengaruh positif bagi konsumen pada niat pembelian makanan halal di masa depan. d) Pengaruh Word of Mouth terhadap Purchase Intention Wisatawan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa word of mouth secara positif tidak mempengaruhi terhadap niat wisatawan melakukan pembelian bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi. Hal ini disebabkan karna konsumen muslim tidak terlalu memerhatikan merek atau strategi promasi yang digunakan untuk mempromosikan makanan kuliner. Apalagi harga makanan kuliner yang murah-meriah membuat mereka akan membeli makanan tersebut tanpa melihat model promosi mereka. Hal ini didukung juga dengan kawasan tempat bisnis kuliner berada yaitu di kawasan wisata halal. Namun penelitian ini selaras dengan penelitian Nariman Shamakov (2019) bahwa pemasaran halal yang dilakukan di Rusia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat pembelian konsumen. Hal ini dikarenakan negara Rusia yang masih minoritas muslim dan kesulitan

84

para penjual produk tersertifikat halal dalam memasarkan produknya, walau pada faktanya pemasaran yang baik tidak mampu meningkatkan niat konsumen melakukan pembelian. Dan penelitian yang dilakukan oleh Saniatun Nurhasanah (2018) bahwa pemasaran halal memiliki pengaruh yang signifikan secara negatif terhadap niat beli konsumen hal ini dikarenakan bahwa pada proses pemasaran produk makanan halal, harus lebih mengutamakan mempromosikan kehalan produk dari pada mengandalkan promosi dengan bintang iklan dan harga. Sehingga penelitian ini tidak mendukung temuan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa sistem pemasaran yang baik secara positif mampu meningkatkan niat konsumen untuk melakukan pembelian (Awan, 2015). e) Pengaruh Religiusitas terhadap Purchase Intention Wisatawan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas tidak memengaruhi minat beli wisatawan pada bisnis kuliner yang ada di kawasan wisata halal Bukittinggi. Hal ini disebabkan karna wisatawan yang datang berkunjung tidak terlalu memikirkan religiusitas dari orang yang menjual makanan kuliner, karena mayoritas wisatawan yang datang berkunjung ke wisata halal bukittinggi adalah muslim dan rata-rata masyarakat yang berjualan adalah muslim. Sehingga religiusitas tidak memengaruhi minat wisatawan untuk membeli makanan kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lucky (2019) bahwa keimanan seseorang rendah maka daya tarik membeli konsumen dalam produk tersebut tinggi, sehinga identitas muslim memiliki pengaruh yang negatif terhadap minat beli. Sehingga penelitian ini tidak mendukung temuan penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa tingkat religiusitas setiap muslim di Indonesia sangat penting untuk menentukan niat pembelian terhadap makanan halal (Faturohman, 2016.

85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dari penelitian yang telah dilakukan dan penjabaran pada pengujian hipotesis serta pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan karakteristik responden yang mencakup aspek sosial dan ekonomi berupa jenis kelamini, usia, pendidikan, pekerjaan, agama, pengeluaran per kunjungan kuliner menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan berniat melakukan pembelian di bisnis kuliner di wisata halal Bukittinggi adalah wisatawan muslim, berjenis kelamin perempuan berusia antara 15 – 25 tahun, dengan rata-rata pengeluaran per kunjungan kuliner adalah < Rp 100.000 dengan pendidikan terakhir adalah SMA/sederajat. Bisa dikatakan bahwa karaketeristik responden adalah anak millineal. 2. Variabel citra destinasi, kesadaran halal, sertifikasi halal, word of mouth, dan religiusitas berkontribusi 58% pada purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi, sedangkan 42% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian. Variabel citra destinasi, kesadaran halal dan sertifikasi halal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi. Sedangkan variabel citra destinasi menjadi variabel yang paling mempengaruhi purchase intention wisatawan. Word of mouth dan religiusitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terhadap purchase intention wisatawan pada bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi.

86

B. SARAN Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Untuk produsen bisnis kuliner sebaiknya mempertimbangkan faktor- faktor seperti yang sudah diteliti dalam penelitian ini yakni religiusitas, kesadaran halal, sertifikasi halal, pemasaran halal dan citra destinasi. Karna wisatawan muslim sekarang ini bukan hanya sekedar menjadi wisatawan muslim yang datang berkunjung melainkan konsumen produk makanan halal. 2. Untuk pemerintah, membantu penyediaan anggaran untuk pengajuan sertifikasi halal dari bisnis kuliner restoran yang ada di kawasan wisata halal bukittinggi, sehingga jumlah kunjungan wisatawan ke wisata halal Bukittinggi semakin meningkat. 3. Memperluas ruang lingkup lokasi penelitian. Hal ini disebabkan karena penelitian ini hanya terbatas pada kawasan wisata halal Bukittinggi. Oleh karena itu penting untuk melakukan pengembangan penelitian dengan lokasi lebih luas sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih komprehensif. 4. Memperbanyak variabel yang diuji pengaruhnya terhadap minat beli agar manfaat penelitian yang diperoleh lebih besar.

87

DAFTAR PUSTAKA

A. H., S. A., & H. Z. (2015). Factors Affecting Halal Purchase Intention - Evidence from Pakistan's Halal Food Sector. Management Research Review, Vol. 38 No. 6. Ahmad, N., Tunku, A. T., & Abu, Y. M. (2013). A Study on Halal Food Awareness Among Muslim Custumers in Klang Valley. 4th International Conference On Business and Economics Reasearch Proceeding. Bandung. Aisyah, M. (2014). The Influence Of Religious Behavior On Consumers’ Intention To Purchase Halal-labeled Products. Business and Entrepreneurial Review, ISSN : 0853-9189, 15-32. Ajzen, I. (1991). The Theory of Planned Behavior. organizational Behavior and Human Decision Processes, 179-211. Alamsyah, Y. (2006). Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional. Jakarta: PT. Gramedia. Ancok, D., & Suroso, F. N. (2011). Psikologi Islami Solusi Atas Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arinilhaq, N. (2017). purchase intention on halal culinary fast food in Yogyakarta. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan Volume 18, Nomor 2, 116 - 123. Arndt, J. (1967). Word of Mouth Advertising and Informal Communication. Risk Taking and Information Handling Behavior. Bostom: Harvad University. Asya, H., Andriani, K., & Kholid Mawardi. (2014). Pengaruh citra destinasi terhadap kepuasan wisatawan serta dampaknya terhadap loyalitas wisatawan studi pada wisatawan nusantara yang berkunjung ke kota baru. Jurnal Adnimistrasi Bisnis (JAB), Vol. 16 no. 1 November 2014. Aziz Y, A., & Chock N, V. (2013). The Role of Kesadaran Halal, Sertifikasi Halal, and Pemasaran Components in Determining Halal Purchase Intention Among Non-Muslim in Malaysia: A Structural Equation Modeling Approach. Journal of International Food & Agribusiness Pemasaran, 1 - 23. BPS Sumatera Barat. (2019). Badan Pusat Statistika Sumatera Barat. Sumatera Barat: Badan Pusat Statistika Sumatera Barat. Bukittinggikota.bps.go.id. (2019, Agustus Selasa). BPS Kota Bukittinggi 2020. Diambil kembali dari http://bukittinggikota.bps.go.id

88

Bukittinggikota.go.id. (2020, Agustus Selasa). Bidang Perdagangan dan Jasa. Diambil kembali dari http://bukittinggikota.go.id Bukittinggikota.go.id. (2020, Agustus Selasa). Sejarah dan Hari Jadi Kota. Diambil kembali dari Pemerintah Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat: http://bukittinggikota.go.id Cahyono, D. (2017). Pengaruh Religiusitas, Norma Subyektif dan Perceiveid Behavioral Control Terhadap Niat Membeli Produk Makanan Ringan Berlabel Halal (Studi pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo). Skripsi, 62. Chandra, A., & Damarjati, D. (2017, Oktober 17). Detik.Com. Diambil kembali dari Tiga Tahun Jokowi-JK, Pariwisata Sumbang Devisa Terbesar Kedua: http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3687715/tiga-tahun- jokowi-jk-pariwisata-sumbang-devisa-terbesar-kedua Chookaew, S., Chanin, O., Charatarawat, J., Sriprasert, P., & Nimpaya, S. (2015). Increasing Halal Tourism Potential at Andaman Gulf in Thailand for Nyskim Country. Journal of Economics, Business and Management, 3(7). Deputi Bidang Ekonomi. (2014). Pembangunan Pariwisata 2015 - 2019. Jakarta: kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi. (2020). Bukittinggi: Dinas Pariwisata Kota Bukittinggi. Dyah. S, E., & Mawansyah, S. (2019). The Effect of Halal Certification and halal Awareness through Interest in Decisions on Buying Halal Food Products. Journal of Islamic Economics, Finance aanf Banking E-ISSN : 2598-0955, 64-79. Endah, N. H. (2014). Perilaku Pembelian Kosmetik Berlabel Halal oleh Konsumen Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 11-25. Faturohman, I. (2016). Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli terhadap Makanan Halal. Studi pada Konsumen Muslim di Indonesia. Bandung: 10th Industrial Research Workshop and National Seminar. Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: UINDIP. Ghazali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Squares, Konsep Teknik dan Aplikasi Smart PLS 3.0. Edisi 2. Semarang: Undip.

89

Ghozali, I., & Latan, H. (2015). Partial Least Square Konsep Teknik dan Aplikasi Menggunakan Program SmartPLS 3.0 untuk Penelitian Empiris. Semarang: Badan Pusat Universitas Diponegoro. Golnaz, R., Zainal , A. M., & Mad-Nasir, S. (2010). Confidence on Halal Labelled Manufactured Food in Malasyia, Social, Science & Humanities. Assessment of Consumers. Hartono, J. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman- pengalaman. Yogyakarta: BPFE. Hasan, A. (2010). Marketing. Yogyakarta: Media Presindo. Hidayat, A. T., Elita, F. M., & Setiawan, A. (2012). Hubungan Antara Atribut Produk Dengan Minat Beli Konsumen. Universitas Padjadjaran, Vol 1. No. 1. Hidayatullah, S., & dkk. (2018). Eksistensi Transportasi Online (Go-Food) Terhadap Omzet Bisnis Kuliner di Kota Malang. Seminar Nasional Sistem Informasi Universitas Merdeka Malang, (hal. hal. 1425 - 1426). Malang. http://kemenag.go.id. (t.thn.). Diambil kembali dari http://kemenag.go.id Hurriyati, R. (2015). An analysis of Place Branding to Enchance the Image of Bandung City and Its Implication Toward The Decision to Visit Tourism Destination. Jurnal Pendidikan Sains Sosial Kemanusiaan, Vol 8 (1) Mei ISSN 1979-0112. Ishaq, & Prayoga, A. (2017). kesadaran halal dalam minat beli produk kue yang belum bersertifikat halal. Prosiding Seminar Nasional Halal Awareness (hal. 1-7). Malang: UIN Maliki Ibrahim Malang. Izzuddin, A. (2018, Juli 2 Juli 2018). Pengaruh Label Halal, Kesadaran Halal, dan Bahan Makanan Terhadap Minat Beli Kuliner. Jurnal Penelitian Ipteks, 100 - 114. Jalaludin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo. kbbi.web.id. (2020, Juni 3). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diambil kembali dari http://kbbi.web.id/kuliner Kominfo. (2020, Mei 3). Kementerian Kominikasi dan Informatika 2020. Diambil kembali dari kominfo.go,id: http://kominfo.go.id/ Kotler, P., & Kevin, L. K. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks.

90

lee, & Lockshin. (2011). Hallo effects of Tourists destination image on domestic product perceptions. Australian Marketing Journal. Legowati, D. A., & Ul Albab, F. N. (2019). Pengaruh Attitude, Sertifikasi Halal, Promosi, dab Brand terhadap Purchase Intention di Restoran Bersertifikasi Halal. Ihtifaz. Louise, A., & Jorgensen, G. (. (t.thn.). An Analysis of a destination's image and the language of tourism (ii). Mangifera, L., & Isa, M. (2018). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Wisatawan dalam Pemilihan Kuliner di Kawasan Wisata Kemuning. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol. 20 No. 1 Hal. 22. Manullang. (2013). Pengantar Bisnis. Jakarta: PT. Indeks. Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). Perilaku Konsumen. Ahli bahasa Dwi Kartini Yahya. Jilid 2. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Mufraini, M. (2013). Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press. Napitasari, A. (2018). Analisis Minat Beli Konsumen Pada Restoran Bersertifikat Halal MUI di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2018. Jurnal Pendidikan Ekonomi, Volume 7, Nomor 5, 488 - 500. Nofianti, k. A., & Rofiqoh. N. I, S. (2019). Kesadaran dan logo halal: apakah menentukan minat beli? (studi pada praktisi bisnis UMKM di Gresik). Journal of Halal Product and Research, Vol. 2 No. 1, 16-24. Norafni, F. (2017). Consumer Behaviour, Perception and Planning Towards halal Marketing. Emerald Insight, 271 - 307. Novita, A. (2019). Pengaruh Halal Awareness dan Halal Certification terhadap Minat Beli Produk Makanan Halal. IAIN Surakarta, 40. Nurcahyo, A., & Hudransyah, H. (2017). The Influence of Halal Awareness, Halal Certification, and Personal Societal Perception Toward Purchase Intention : A Study of Instant Noodle Consuption of College in Bandung. Bandung: Vol 6, Number 1. Nurhasanah, S. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Produk Makanan Olahan Halal (Studi Kasus di Kota/Kabupaten Bogor). Thesis, 39. Pendit, N. (2006). Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramitha.

91

Peter, P. J., & Jerry, C. O. (2000). Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Dialihbahasakan oleh Damos Sihombing. Jakarta: Erlangga. Pitana, G., & Gayatri, P. (2009). Sosioloagi Pariwisata, Kajian Sosiolaogi terhadap Struktur, Sistem, dan Dampak-dampak Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset. Rahma, N., Kadarisman, H., & Yusri, A. (2015). Penagruh Word of Mouth Terhadap Minat Beli serta Dampaknya pada Keputusan Pembelian (Survei Pad Konsumen Republica Cafe Malang jalan Mt. Haryono Gg. XI Malang). Jurnal Administrasi Bisnis, 3. Rodoni, A., & Herni, A. (2010). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rosen, H. S. (2002). Public Finance. New York: Mc-GrawHill. Co. Sanusi, A. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis (Cetakan Ketiga). Jakarta: Salemba Empat. Sara, N., Muhammad, N., Edura, W., & Rashid, W. (2014). Muslim's Purchase Intention toward Non-Muslim's Halal Pckaged Food . ScienceDirect Muslim's Purchase Intention Toward Non-Muslim's Halal Packaged Food Manufacturer. Sari, R. D. (2012). Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Persepsi Harga, dan Word of Mouth Cummunication Terhadap Keputusan Pembelian Mebel pada CV. Mega Jaya Mebel. Jurnal Universitas Diponegoro. Schiffman, L. G., & Leslie, L. K. (2015). Consumer Behavior, 11 Edition Pearson Education. New Jersey USA. Semuel, H., & Leslie, L. (2014). Analisis eWOM, Brand Image, BrandTrust dan Minat Beli Produk Smartphone di Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Vol. 8, No. 2, Page 47-54. Shaari, J. N., & Arifin, N. S. (2010). Dimensi of Halal Purchase Intention: A Preliminary Study. International Review of Business Research Papers, 444- 456. Shamakov, N. (2019). Faktor Penentu Niat Pembelian Produk Bersertifikasi Halal (Studi Empiris di Rusia sebagai Negara Minoritas Muslim). Tesis, 118. Shimp, T. A. (2003). Periklanan Promosi: Komunikasi Pemasaran Terpadu, dialihbahsakan oleh Revyani Sahrial, Dyah Anikasari. Jakarta: Erlangga.

92

sikeda.bukittinggikota.go.id. (2020, Agustus Selasa). Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi. Diambil kembali dari http://sikeda.bukittinggikota.go.id State of the Global Islamic Economy 2014-2015 Report. (2015). Thomson Routers. Dinar Standard. Sugiono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sugiono, J. (2015). Statistika Nonparametris untuk penelitian. Bandung: Alfabeta. Supriyadi, E. (2014). SPSS + Amos. Bogor: In Media. Suwarduki, P. R., Yulianto, E., & Mawardi, M. K. (2016). pengaruh electronic word of mouth terhadap citra destinasi serta dampaknya pada minat dan keputusan berkunjung (survei pada followers aktif akun instagram indtravel yang telah mengunjungi destinasi wisata di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), vOL. 37 No. 2, 1 - 10. Suwena, W. (2010). Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar Udayana Universitas Press. Varinli, I. (2016). Exploring the factors Affecting Purchase Intention of Halal Certified Foods in Turkey: A PLS-Path Modeling Study. European Jurnal of Bussiness and Management, ISSN 2222-1905 (Paper) Vol. 8, No. 4, 68 - 76. Waskito, D. (2015). Pengaruh Sertifikasi Halal, Kesadaran Halal dan Bahan Makanan Terhadap Minat Beli Produk Makanan Halal. www.halalmui.org. (t.thn.). Yamin, S., & Heri, K. (2011). Generasi Baru Mengolah Data Penelitian dengan Partial Least Square Modeling. Jakarta: Penerbit Salemba Infotek.

93

LAMPIRAN

94

Lampiran 1. 1 Kuesioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Sebelumnya perkenalkan dahulu saya : Nama : Rahmi Sri Intan Mardhatillah NIM : 11160860000020 Status : Mahasiswi Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Saat ini sedang melakukan penelitian skripsi dengan topik perilaku konsumen terhadap minat beli makanan dan minuman di bisnis kuliner pada kawasan wisata halal. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam pengisian kuisioner penelitian ini. Kuisioner ini terdiri 27 pertanyaan dengan perkiraan waktu penyelesaian antara 5 – 10 menit. Jawaban – jawaban yang akan diberikan sangat bermanfaat sebagai masukan dan referensi dalam penelitian selanjutnya Judul : Analisis Faktor-faktor yang Memengarui Purchase Intention Wisatawan pada Bisnis Kuliner di Kawasan Wisata Halal Bukittinggi, Sumatera Barat.

Panduan Pengisian Pertanyaan yang diajukan dan jawaban – jawaban yang diterima semata – mata untuk tujuan penelitian. Isi dan pilihlah salah satu jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang diajukan dengan memberi tanda (X) pada setiap jawaban yang anda pilih.

95

Pastikan bahwa jawaban – jawaban yang anda berikan adalah jawaban yang jujur, apa adanya dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. Terimakasih atas kesediaan, kerjasama, dan bantuan Bapak/Ibu/Sdr berikan. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin a. Laki – laki b. Perempuan 2. Agama a. Muslim b. Non Muslim 3. Wilayah Asal

4. Usia a. Dibawah 17 Tahun d. 36 – 45 Tahun b. 17 – 25 Tahun e. 45 – 55 Tahun c. 26 – 35 Tahun f. Diatas 55 Tahun 5. Pendidikan a. Tamat SD/sederajat e. Tamat S1 b. Tamat SMP/sederajat f. Tamat S2 c. Tamat SMA/sederajat g. Tamat S3 d. Tamat D3/sederajat 6. Jenis Pekerjaan a. Pegawai Negeri d. Pelajar/Mahasiswa b. Pegawai Swasta e. Wiraswasta c. Ibu Rumah Tangga f. Lainnya……………………….. 7. Penghasilan Per Bulan a. < Rp 1.000.000 c. Rp 3.000.000 – Rp 6.000.000 b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 d. Rp 6.000.000 8. Pengeluaran untuk kuliner per kunjungan a. < Rp 500.000 c. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 b. Rp 500.000 – Rp 1.000.000 d. >Rp 3.000.000

96

9. Apakah anda pernah berkunjung ke bisnis kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi dalam 2 bulan terakhir? a. Pernah b. Tidak pernah

Pertanyaan – pertanyaan di bawah ini adalah untuk mengetahui indicator pada penelitian ini. Belilah tanda (X) pada jawaban yang Anda pilih yang paling sesuai dengan keadaan sebenarnya. No Variabel Jawaban Kuisioner Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat Religiusitas Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju Saya memeluk agama Islam dan 1 meyakini bahwa tidak ada tuhan selain Allah Saya menjalankan ibadah sesuai 2 dengan perintah agama Islam Saya senantiasa berusaha 3 mengikuti perintah agama Saya mengamalkan 4 ajaran-ajaran agama Islam Saya memahami hukum-hukum amal atau 5 perbuatan yang bersesuaian dengan perintah agama

97

Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat Kesadaran Halal Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju 6 Saya mengerti apa itu halal 7 Saya memperhatikan logo halal sebelum mengkonsumsi suatu produk 8 Saya memastikan kehalalan melalui komposisi makanan kuliner 9 Saya mengkonsumsi produk yang jelas kehalalannya Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat Sertifikasi Halal Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju 10 Saya akan memilih produk yang sudah berlogo halal 11 Saya memilih produk yan berlogo halal dari pada yang tidak berlogo halal 12 Logo dalam kemasan sangatlah penting 13 Saya tidak akan memilih produk makanan bila saya tidak yakin dengan proses produksinya Pemasaran Halal Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat (WOM) Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju

98

14 Saya sering diberitahu orang lain tentang makanan kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi dibandingkan makanan kuliner lainnya 15 Saya sering diajak orang lain untuk mengunjungi makanan kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi dibandingkan makanan kuliner lain 16 Saya sering disarankan orang lain untuk mengunjungi makanan kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi dibandingkan makanan kuliner lain 17 Saya sering di berikan penawaran oleh orang lain terkait makanan kuliner di kawasan wisata halal Bukittinggi dibandingkan makanan kuliner lain

99

Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat Citra Destinasi Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju 18 Wisata halal Bukittinggi itu aman dan nyaman 19 Wisata halal Bukittinggi menawarkan kesenangan dan tempat yang menarik untuk dikunjungi 20 Wisata halal Bukittinggi memiliki kemenarikan wisata 21 Wisata halal Bukittinggi memiliki pemandangan dan atraksi alam yang indah 22 Wisata halal Bukittinggi memiliki cuaca yang bersahabat 23 Sebagai destinasi wisata, wisata halal bukittinggi menawarkan nilai yang baik untuk uang Purchase Intention / Sangat Tidak Kurang Cukup Setuju Sangat Minat Beli (Y) Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju setuju 24 Memilih untuk membeli produk

100

halal adalah ide yang bagus 25 Teman-teamn saya juga berpikir bahwa saya harus memilih produk halal 26 Kebanyakan orang terdekat dengan saya memilih produk halal 27 Keluarga saya lebih suka dengan produk halal 28 Saya akan membeli makanan halal 29 Saya akan merekomendasikan teman saya untuk membeli makanan halal 30 Saya berminat membeli makanan halal 31 Saya akan merekomendasikan produk makanan halal kepada orang lain

101

Lampiran 1. 2 Olah Data Penelitian SEM-PLS

✓ Olah data sebelum dikeluarkan variabel yang tidak memenuhi

Outer Loadings

CD KH PH PI R SH

CD1 0,807

CD2 0,875

CD3 0,794

CD4 0,793

CD5 0,757

CD6 0,794

KH1 0,728

KH2 0,723

KH3 0,708

KH4 0,705

102

PH1 0,799

PH2 0,858

PH3 0,930

PH4 0,931

PI1 0,731

PI2 0,772

PI3 0,810

PI4 0,878

PI5 0,860

PI6 0,547

PI7 0,546

PI8 0,601

R1 0,802

R2 0,735

R3 0,625

R4 0,561

R5 0,740

SH1 0,663

SH2 0,813

SH3 0,795

SH4 0,757

Cross Loadings

CD KH PH PI R SH

CD1 0,807 0,381 0,490 0,520 0,796 0,387

CD2 0,875 0,371 0,598 0,586 0,755 0,394

CD3 0,794 0,256 0,471 0,416 0,587 0,224

CD4 0,793 0,470 0,614 0,530 0,633 0,289

CD5 0,757 0,325 0,491 0,446 0,740 0,288

CD6 0,794 0,351 0,497 0,541 0,676 0,322

KH1 0,294 0,728 0,235 0,473 0,305 0,278

KH2 0,328 0,723 0,324 0,342 0,381 0,479

KH3 0,363 0,708 0,516 0,342 0,455 0,431

KH4 0,319 0,705 0,254 0,521 0,344 0,393

PH1 0,496 0,365 0,799 0,257 0,625 0,280

PH2 0,486 0,304 0,858 0,228 0,578 0,252

PH3 0,621 0,396 0,930 0,363 0,736 0,293

PH4 0,668 0,460 0,931 0,412 0,735 0,308

103

PI1 0,509 0,427 0,359 0,731 0,433 0,279

PI2 0,508 0,427 0,341 0,772 0,510 0,498

PI3 0,452 0,383 0,205 0,810 0,399 0,458

PI4 0,521 0,625 0,280 0,878 0,505 0,509

PI5 0,524 0,586 0,282 0,860 0,504 0,481

PI6 0,338 0,289 0,138 0,547 0,338 0,329

PI7 0,428 0,421 0,300 0,546 0,358 0,179

PI8 0,411 0,278 0,278 0,601 0,388 0,298

R1 0,798 0,394 0,482 0,523 0,802 0,389

R2 0,609 0,403 0,925 0,360 0,735 0,291

R3 0,496 0,365 0,799 0,257 0,625 0,280

R4 0,294 0,300 0,171 0,409 0,561 0,795

R5 0,757 0,325 0,491 0,446 0,740 0,288

SH1 0,214 0,514 0,242 0,303 0,268 0,663

SH2 0,276 0,490 0,179 0,441 0,419 0,813

SH3 0,294 0,300 0,171 0,409 0,561 0,795

SH4 0,408 0,369 0,386 0,449 0,515 0,757

Construct Reliability and Validity

Composite Cronbach's Alpha rho_A Average Variance Extracted (AVE) Reliability CD 0,890 0,897 0,916 0,646

KH 0,692 0,691 0,808 0,512

PH 0,905 0,956 0,933 0,776

PI 0,868 0,892 0,898 0,532

R 0,737 0,753 0,824 0,488

SH 0,755 0,769 0,844 0,577

✓ Olah data setelah dikeluarkan variabel yang tidak memenuhi

104

Outer Loadings

CD KH PH PI R SH

CD1 0,804

CD2 0,876

CD3 0,788

CD4 0,787

CD5 0,762

CD6 0,801

KH4 1,000

PH1 0,809

PH2 0,857

PH3 0,929

PH4 0,926

PI1 0,737

PI2 0,765

PI3 0,844

PI4 0,918

PI5 0,907

R1 0,822

R2 0,748

R5 0,827

SH2 0,774

SH3 0,860

SH4 0,792

Construct Reliability and Validity

Average Variance Extracted Cronbach's Alpha rho_A Composite Reliability (AVE) CD 0,890 0,899 0,916 0,646

105

KH 1,000 1,000 1,000 1,000

PH 0,905 0,942 0,933 0,777

PI 0,893 0,913 0,921 0,702

R 0,721 0,736 0,842 0,639

SH 0,736 0,733 0,850 0,655

Cross Loadings

CD KH PH PI R SH

CD1 0,804 0,326 0,489 0,472 0,816 0,400

CD2 0,876 0,282 0,598 0,566 0,743 0,417

CD3 0,788 0,095 0,470 0,369 0,615 0,235

CD4 0,787 0,292 0,613 0,478 0,684 0,257

CD5 0,762 0,194 0,489 0,428 0,827 0,299

CD6 0,801 0,307 0,495 0,534 0,716 0,325

KH4 0,320 1,000 0,254 0,557 0,316 0,377

PH1 0,495 0,230 0,809 0,260 0,525 0,263

PH2 0,486 0,176 0,857 0,205 0,563 0,246

PH3 0,621 0,213 0,929 0,340 0,750 0,285

PH4 0,668 0,262 0,926 0,361 0,752 0,288

PI1 0,510 0,258 0,359 0,737 0,411 0,296

PI2 0,510 0,338 0,339 0,765 0,491 0,521

PI3 0,456 0,324 0,204 0,844 0,345 0,489

PI4 0,522 0,662 0,280 0,918 0,464 0,506

PI5 0,526 0,639 0,282 0,907 0,471 0,482

R1 0,796 0,335 0,480 0,470 0,822 0,400

R2 0,609 0,217 0,924 0,335 0,748 0,281

R5 0,762 0,194 0,489 0,428 0,827 0,299

SH2 0,276 0,467 0,180 0,464 0,301 0,774

SH3 0,296 0,204 0,172 0,405 0,318 0,860

SH4 0,410 0,227 0,386 0,463 0,382 0,792

R Square

R Square R Square Adjusted

PI 0,580 0,570

Mean, STDEV, T-Values, P-Values

Standard Original Sample T Statistics Deviation P Values Sample (O) Mean (M) (|O/STDEV|) (STDEV) CD -> PI 0,612 0,601 0,153 3,999 0,000

KH -> PI 0,338 0,342 0,094 3,588 0,000

PH -> PI -0,082 -0,100 0,100 0,820 0,412

106

R -> PI -0,200 -0,182 0,153 1,307 0,192

SH -> PI 0,285 0,277 0,086 3,313 0,001

Construct Crossvalidated Redundancy

SSO SSE Q² (=1-SSE/SSO)

CD 1296,000 1296,000

KH 216,000 216,000

PH 864,000 864,000

PI 1080,000 689,214 0,362

R 648,000 648,000

SH 648,000 648,000

107

108

Lampiran 1. 3 Data 216 Responden

K K K K S S S S P P P P C C C C C C P P P P P P P P R R R R R No H H H H H H H H H H H H D D D D D D I I I I I I I I 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 1 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 9 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 10 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 13 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 14 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 16 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 17 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 18 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

20 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 23 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 24 4 2 2 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 25 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 26 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 27 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 28 3 3 4 5 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 29 5 4 4 4 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 31 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

34 4 4 3 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 35 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 36 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 37 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 39 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 40 3 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 42 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 43 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 44 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 3 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4

47 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 48 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

109

50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 51 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 5 4 5 3 3 3 3 4 3 4 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 52 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 53 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 54 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 55 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 58 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 59 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5

60 5 2 4 3 2 5 5 3 5 3 4 3 2 4 3 2 3 5 5 5 4 2 4 5 3 5 5 5 5 5 3 61 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 62 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 63 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 64 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 66 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 67 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 68 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 70 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76 5 5 4 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 79 5 3 3 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 3 4 3 3 5 4 3 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 80 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 81 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 82 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 83 5 4 4 5 3 4 4 3 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 84 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 85 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

86 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 87 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 88 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 89 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 91 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 92 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 93 5 5 3 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 94 5 3 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 95 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 97 5 4 3 3 4 5 5 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 98 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 99 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 101 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 102 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

110

103 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 104 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 105 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 106 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 107 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 108 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 109 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 110 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 111 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 112 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

113 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 114 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 115 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 116 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 117 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 118 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 2 119 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 121 4 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 4 3 2 3 4 2 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 122 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 123 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 124 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 125 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5

126 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 127 4 4 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 128 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 129 4 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 130 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 131 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 132 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 133 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 134 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 135 5 4 3 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 3 136 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 137 3 3 3 5 3 5 4 4 5 4 5 5 4 3 3 3 1 3 3 4 3 3 4 5 3 5 5 5 4 1 3 138 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

139 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 140 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 141 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 142 5 3 2 5 5 5 3 3 5 3 5 5 3 2 3 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 143 4 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 144 3 5 5 3 4 5 5 5 4 5 3 3 3 5 5 5 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 145 4 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 146 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 147 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 148 3 3 2 5 3 4 3 4 3 3 3 5 5 2 3 3 2 3 4 5 3 3 4 5 4 5 3 3 5 3 5 149 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 150 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 151 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 152 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

153 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 154 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155 4 5 5 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4

111

156 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 157 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 158 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 159 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 160 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 161 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 162 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 163 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 164 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 165 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

166 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 5 5 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 167 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 168 5 3 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 169 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 170 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 171 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 172 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 173 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 174 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 3 4 5 5 5 5 5 175 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 176 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 177 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 178 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

179 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 180 4 2 2 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 181 5 4 3 5 5 5 4 4 4 3 3 5 4 3 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 182 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 183 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 184 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 185 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 186 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 187 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 188 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 189 5 3 2 5 5 5 3 3 5 3 5 5 3 2 3 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 190 4 5 5 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 191 3 5 5 3 4 5 5 5 4 5 3 3 3 5 5 5 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5

192 4 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 193 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 194 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 195 3 3 2 5 3 4 3 4 3 3 3 5 5 2 3 3 2 3 4 5 3 3 4 5 4 5 3 3 5 3 5 196 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 197 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 198 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 199 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 201 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 202 4 5 5 3 5 5 3 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 203 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 204 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 205 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 5 3

206 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 207 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 208 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

112

209 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 210 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 211 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 212 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 213 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 214 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 215 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 216 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

113