YEFHY ARDIYANTI-FDK.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

YEFHY ARDIYANTI-FDK.Pdf ABSTRAK Yefhy Ardiyanti 105051102033 Analisis Deskriptif Produksi Program Warta Pemilu di TVRI Komunikasi massa sangat penting perannya di zaman moderen yang syarat dengan informasi seperti sekarang ini. Media yang terdapat dalam komunikasi massa adalah media cetak dan media elektronik. Televisi yang termasuk dalam media elektronik, kini mendominasi perkembangan media saat ini. Begitu besar peranan televisi dalam perkembangan zaman saat ini, membuat peneliti tertarik untuk mengkaji salah satu tayangan televisi yakni Program Warta Pemilu di TVRI. Menggunakan analisis deskriptif dalam pengolahan data yang diperoleh diharapkan pula menjawab perumusan masalah yang ada. Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah dalam penelitian ini diantaranya : a. Bagaimana Pelaksanaan Pra Produksi Program Warta Pemilu di TVRI?, b. Bagaimana Pelaksanaan Proses Produksi Program Warta Pemilu di TVRI?, c. Bagaimana Pelaksanaan Pasca Produksi Program Warta Pemilu di TVRI?. Penelitian ini dibatasi pada proses pra produksi program pemberitaan Warta Pemilu di TVRI dan proses produksi pada program Warta Pemilu menggambarkan tiga tahapan produksi yang umum diterapkan pada program pemberitaan lainnya di stasiun TV ini. Pra produksi yakni menghimpun dan menyeleksi berita serta menentukan tim yang bertugas. Produksi, yakni menyiapkan materi, sarana biaya, organisasi pelaksana, dan pelaksanaan produksi yang dimulai menerjemahkan lalu membuat naskah, dubbing , lalu proses editting. Sedangkan pasca produksi dimulai dengan proses editing offline, editting online, dan mixing atau pengecekan antara gambar, naskah, dan suara sudah sesuai atau belum. Serta rapat evaluasi yang juga menjadi bagian dalm proses pasca produksi. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggumpulkan data-data atau informasi yang telah diamati sesuai dengan fakta. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara fakta dan cermat. Program berita adalah sebuah acara yang memberikan informasi mengenai suatu peristiwa yang aktual, akurat, dan penting bagi masyarakat. Menurut Fred Wibowo, untuk menciptakan sebuah program atau siaran, baik itu berita, drama, maupun non drama diperlukan suatu proses produksi yang meliputi beberapa tahapan, yaitu: pra-produksi, produksi, dan pasca-produksi. Dalam setiap program acara penting adanya tahapan khususnya program Warta Pemilu. Tahap pra produksi dalam Warta Pemilu, mempersiapkan segala keperluan crew yang bertugas dilapangan. Tahap produksi Warta Pemilu, mempersiapkan perlengkapan siaran di studio karena Warta Pemilu disiarkan secara langsung. Tahap pasca produksi Warta Pemilu, seharusnya melakukan rapat evaluasi guna membahas tayang yang telah disiarkan agar tidak menimbulkan konflik dikemudian hari. Karena tipe berita yang sangat sensitif yaitu membahas tetang perhelatan demokrasi. 1 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmaanirrahiim Alhamdulillah wa syukurillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang, Yang Maha Mencerahkan kalbu Manusia, Yang memberikan jalan lurus jalan orang-orang yang beriman. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah untuk Rasulullah SAW, yang melalui ajarannya muncul manusia-manusia langka pilihan yang menjadi actor kisah-kisah teladan penguat jiwa. Dengan terselesaikannya skripsi ini adalah atas usaha dan upaya yang telah penulis lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Di tengah kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagi informasi dan motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua orang-orang yang dihormati, sekaligus dicintai, atas segala bantuannya terutama kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA. Sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA. Sebagai Pembantu Dekan Bidang Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA. Sebagai Pembantu Dekan Bidang Administrasi umum. Bapak Drs. Studi Rizal LK, MA. Sebagai Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai Dosen Pembimbing Teknik Skripsi yang telah memberikan arahan kepada penulis hingga skripsi ini selesai. 3. Bapak Dra. Suhaimi M.Si, selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan Ibu Rubiyanah, MA selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik. Terima kasih atas nasihat dan arahannya selama ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membimbing dan memberi bekal ilmu kepada penulis 2 selama perkuliahan. Semoga Allah SWT membalas seluruh jasa dan amal kebaikan Bapak dan Ibu. 5. Terima kasih kepada Seluruh Redaksi Pemberitaan LPP TVRI. Bapak Drs. Bambang Siswanto, Bapak Yosrizal , Bapak Doddy Permadi, Bapak Bambang Ekosroyo, Ibu Anny, Mas Ansy Lema , Mba Fani, Mas Haris dan segenap kerabat kerja Warta Pemilu. 6. Yang tercinta dan terkasih Ayahanda Apendi dan Ibunda Suryati yang selalu mengurus, mendidik dan membantu saya baik materi maupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Sahabat BATIK’05 antara lain; Alfan, Angga, Aris, Arifin, Emi, Feby, Fikka, Haia, Irma, Ihsan, Nisa, Tedy, Ummu, Zulfah, dll. Terima Kasih untuk empat tahun yang menghasilkan sebuah kebersamaan yang sangat berarti dan bernilai indah. 8. Sahabat seperjuangan Konsentrasi Jurnalistik angkatan 2005 khususnya; Ayya dan Eci. Serta seluruh keluaraga besar Konsentrasi Jurnalistik. 9. Dan untuk teman-teman SMA yang sudah memberikan support antara lain; Gatot, Ria, Lisna, Anne, Randi, Agus, dll. Untuk kalian Semua semoga sukses selalu. Untuk yang masuk UIN, jangan lama-lama di UIN. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna baik bentuk, isi maupun teknik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta sangat diharapkan. Akhir kata,segala kebaikan hanyalah milik Allah SWT semata, Allah pemilik segala kesempurnaan ilmu dan pengetahuan, semoga amal baik semua pihak akan mendapatkan balasan yang stimpal dan semoga kehadiran skripsi ini bermanfaat dan memenuhi sesuai sasarannya. Jakarta, Desember 2009 Penulis 3 DAFTAR ISI ABSTRAK...............................................................................................................i KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI..........................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………….….………...……...5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................................5 D. Metodelogi Penelitian...................................................................................6 E. Tinjauan Pustaka............................................................................................8 F. Sistematika Penulisan...................................................................................8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Analisis Deskriptif………………………………………...……………..10 B. Televisi…………………………………………...………………..……..12 a. Pengertian Televisi………………………………………………..….12 b. Sejarah Televisi…………………………………………...….......…..13 4 c. Perkembangan Televisi…………………………………………..…..14 C. Warta………………………………………………..………….………...16 a. Pengertian Warta…………………………………………..…….…...17 b. Unsur-unsur Warta ……………………………………………….….18 D. Program Siaran Televisi………………………………………………….19 E. Produksi Program Televisi……………………………………...……......21 a. Pra Produksi………………………………...………………………..27 b. Produksi…………………………………...…………………………28 c. Pasca Produksi……………………………………...………………..29 BAB III GAMBARAN UMUM TVRI DAN PROGRAM WARTA PEMILU A. Televisi Republik Indonesia (TVRI)..........................................................27 a. Sejarah Perkembangan TVRI...............................................................27 b. TVRI di Era Reformasi........................................................................29 c. TVRI Dewasa ini..................................................................................35 B. Visi dan Misi TVRI……………………...……………………………….47 C. Program Warta Pemilu...............................................................................48 BAB IV PRODUKSI PROGRAM WARTA PEMILU DI TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI) A. Pelaksanaan Produksi Program Warta Pemilu……………………...…....51 5 B. Pra Produksi………………………………………..…………….………55 C. Produksi……………………………………….…………….….………..57 D. Pasca Produksi………………………………………….………….…….59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……..………………………….…………………………….62 B. Saran………………………..…………...…………...……………….…..63 DAFTAR PUSTAKA………….….…………………………………………..64 LAMPIRAN…………………….….………………………………………….66 6 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi massa sangat penting perannya di zaman moderen yang syarat dengan informasi seperti sekarang ini. Komunikasi massa menyiarkan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak menggunakan media.1 Media yang terdapat dalam komunikasi massa adalah media cetak dan media elektronik. Media cetak diantaranya koran, buku, tabloid, dan majalah. Sedangkan, media
Recommended publications
  • Indonesia in View a CASBAA Market Research Report
    Indonesia in View A CASBAA Market Research Report In Association with Table of Contents 1. Executive Summary 6 1.1 Large prospective market providing key challenges are overcome 6 1.2 Fiercely competitive pay TV environment 6 1.3 Slowing growth of paying subscribers 6 1.4 Nascent market for internet TV 7 1.5 Indonesian advertising dominated by ftA TV 7 1.6 Piracy 7 1.7 Regulations 8 2. FTA in Indonesia 9 2.1 National stations 9 2.2 Regional “network” stations 10 2.3 Local stations 10 2.4 FTA digitalization 10 3. The advertising market 11 3.1 Overview 11 3.2 Television 12 3.3 Other media 12 4. Pay TV Consumer Habits 13 4.1 Daily consumption of TV 13 4.2 What are consumers watching 13 4.3 Pay TV consumer psychology 16 5. Pay TV Environment 18 5.1 Overview 18 5.2 Number of players 18 5.3 Business models 20 5.4 Challenges facing the industry 21 5.4.1 Unhealthy competition between players and high churn rate 21 5.4.2 Rupiah depreciation against US dollar 21 5.4.3 Regulatory changes 21 5.4.4 Piracy 22 5.5 Subscribers 22 5.6 Market share 23 5.7 DTH is still king 23 5.8 Pricing 24 5.9 Programming 24 5.9.1 Premium channel mix 25 5.9.2 SD / HD channel mix 25 5.9.3 In-house / 3rd party exclusive channels 28 5.9.4 Football broadcast rights 32 5.9.5 International football rights 33 5.9.6 Indonesian Soccer League (ISL) 5.10 Technology 35 5.10.1 DTH operators’ satellite bands and conditional access system 35 5.10.2 Terrestrial technologies 36 5.10.3 Residential DTT services 36 5.10.4 In-car terrestrial service 36 5.11 Provincial cable operators 37 5.12 Players’ activities 39 5.12.1 Leading players 39 5.12.2 Other players 42 5.12.3 New entrants 44 5.12.4 Players exiting the sector 44 6.
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Bab 2 Industri Dan Regulasi Penyiaran Di Indonesia
    BAB 2 INDUSTRI DAN REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA 2.1. Lembaga Penyiaran di Indonesia Dalam kehidupan sehari-hari, istilah lembaga penyiaran seringkali dianggap sama artinya dengan istilah stasiun penyiaran. Menurut Peraturan Menkominfo No 43 Tahun 2009, yang ditetapkan 19 Oktober 2009, lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas, maupun Lembaga Penyiaran Berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Jika ditafsirkan, lembaga penyiaran adalah salah satu elemen dalam dunia atau sistem penyiaran. Dengan demikian walau lembaga penyiaran bisa dilihat sebagai segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan siaran saja, namun secara implisit ia merupakan keseluruhan yang utuh dari lembaga-lembaga penyiaran (sebagai lembaga yang memiliki para pendiri, tujuan pendiriannya/visi dan misi, pengelola, perlengkapan fisik), dengan kegiatan operasional dalam menjalankan tujuan-tujuan penyiaran, serta tatanan nilai, dan peraturan dengan perangkat-perangkat regulatornya. Sedangkan stasiun penyiaran adalah tempat di mana program acara diproduksi/diolah untuk dipancarluaskan melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan
    [Show full text]
  • Analisis Elemen Ekuitas Merek Rcti Dalam Persaingan Industri Televisi Swasta Di Indonesia: Studi Kasus Pada Empat Perguruan Tinggi Swasta Terkemuka Di Jakarta
    ANALISIS ELEMEN EKUITAS MEREK RCTI DALAM PERSAINGAN INDUSTRI TELEVISI SWASTA DI INDONESIA: STUDI KASUS PADA EMPAT PERGURUAN TINGGI SWASTA TERKEMUKA DI JAKARTA Masruroh1; Awin Indranto2 ABSTRACT Article measured the element of RCTI brand equity consisting of brand awareness, brand association that formed brand image, perceived quality, and brand loyalty. The used research method was descriptive, this research desribe 400 student perception from four private universities in Jakarta on the RCTI brand equity in last 2005. The used sampling method was probability sampling using proportionate stratified random sampling technique. The brand awarness research result shows that RCTI brand is in the first level on top of mind level with 50,25% of the respondent. For the brand association, there are three associations that formed brand image of RCTI, which are RCTI Oke, Indonesian Idol, and Seputar Indonesia. Keywords: brand equity, competition, television industry ABSTRAK Artikel mengukur elemen ekuitas merek RCTI yang terdiri dari brand awareness (kesadaran merek), brand association (asosiasi merek) yang membentuk brand image (citra merek), perceived quality (persepsi kualitas), dan brand loyalty (loyalitas merek). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu menguraikan persepsi 400 mahasiswa di 4 universitas swasta terkemuka di Jakarta terhadap ekuitas merek RCTI pada akhir tahun 2005. Metode sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik proportionate stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merek RCTI berada pada urutan pertama di tingkat top of mind dengan 50,25% responden. Untuk brand association terdapat tiga asosiasi yang membentuk brand image RCTI, yaitu asosiasi RCTI Oke, Indonesian Idol, dan Seputar Indonesia. Kata kunci: ekuitas merk, persaingan, industri televisi 1, 2 Fakultas Ekonomi, Universitas Jayabaya, Jl.
    [Show full text]
  • Complete Channel List October 2015 Page 1
    Complete Channel Channel No. List Channel Name Language 1 Info Channel HD English 2 Etisalat Promotions English 3 On Demand Trailers English 4 eLife How-To HD English 8 Mosaic 1 Arabic 9 Mosaic 2 Arabic 10 General Entertainment Starts Here 11 Abu Dhabi TV HD Arabic 12 Al Emarat TV HD Arabic 13 Abu Dhabi Drama HD Arabic 15 Baynounah TV HD Arabic 22 Dubai Al Oula HD Arabic 23 SAMA Dubai HD Arabic 24 Noor Dubai HD Arabic 25 Dubai Zaman Arabic 26 Dubai Drama Arabic 33 Sharjah TV Arabic 34 Sharqiya from Kalba Arabic 38 Ajman TV Arabic 39 RAK TV Arabic 40 Fujairah TV Arabic 42 Al Dafrah TV Arabic 43 Al Dar TV Arabic 51 Al Waha TV Arabic 52 Hawas TV Arabic 53 Tawazon Arabic 60 Saudi 1 Arabic 61 Saudi 2 Arabic 63 Qatar TV HD Arabic 64 Al Rayyan HD Arabic 67 Oman TV Arabic 68 Bahrain TV Arabic 69 Kuwait TV Arabic 70 Kuwait Plus Arabic 73 Al Rai TV Arabic 74 Funoon Arabic 76 Al Soumariya Arabic 77 Al Sharqiya Arabic eLife TV : Complete Channel List October 2015 Page 1 Complete Channel 79 LBC Sat List Arabic 80 OTV Arabic 81 LDC Arabic 82 Future TV Arabic 83 Tele Liban Arabic 84 MTV Lebanon Arabic 85 NBN Arabic 86 Al Jadeed Arabic 89 Jordan TV Arabic 91 Palestine Arabic 92 Syria TV Arabic 94 Al Masriya Arabic 95 Al Kahera Wal Nass Arabic 96 Al Kahera Wal Nass +2 Arabic 97 ON TV Arabic 98 ON TV Live Arabic 101 CBC Arabic 102 CBC Extra Arabic 103 CBC Drama Arabic 104 Al Hayat Arabic 105 Al Hayat 2 Arabic 106 Al Hayat Musalsalat Arabic 108 Al Nahar TV Arabic 109 Al Nahar TV +2 Arabic 110 Al Nahar Drama Arabic 112 Sada Al Balad Arabic 113 Sada Al Balad
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Televisi Di
    BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962, dengan berdirinya Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang ketika saat itu menayangkan secara langsung upacara peringatan Hari Ulang Tahun yang ke-17 saat kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1962, namun siaran ini hanyalah percobaan. Siaran resmi stasiun TV TVRI baru dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962 yang saat itu menyiarkan secara live upacara pembukaan sebuah acara bergengsi, Asian Games IV dari Stadion Utama Gelora Bung Karno. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang sangat bersejarah.Tetapi semenjak pemerintah Indonesia membuka stasiun TV TVRI maka selama 27 tahun lamanya, pemirsa televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada sekitar tahun 1989, pemerintah memberikan surat izin beroperasi kepada beberapa kelompok usaha Bimantara untuk membuka sebuah stasiun televisi RCTI yang merupakan saluran televisi kedua di Indonesia, disusul dengan kemunculan stasiun TV SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI yang mengutamakan program berita. (Baksin, 2009:15, 27-28) Gerakan reformasi tahun 1998 telah memicu sebuah perkembangan industri media massa di nusantara khususnya televisi. Namun, dari lima stasiun televisi swasta yang telah diberi ijin dan melakukan siaran sejak 1989, yaitu RCTI, SCTV, TPI, ANTV, dan Indosiar hanya tiga yang terpilih karena memiliki profil konteks sesuai harapan pemerintah. Dari segi kepemilikan, RCTI dimiliki oleh Peter Sondakh dan Bambang Trihatmodjo, putra Presiden Soeharto. Sebagian besar saham SCTV dimiliki oleh Soedwikatmono, sementara sisanya dimiliki oleh Henry Pribadi, Peter Gontha, Halimah Bambang Trihatmodjo, dan Aziz Mochtar dari kelompok usaha dan keluarga dekat Presiden Soeharto. Sementara itu, Indosiar dimiliki oleh Salim Group, pengusaha yang sangat dekat dengan Soeharto.
    [Show full text]
  • Berita Di Tvri Aceh
    1 SUSUNAN REDAKSI Redaktur Pelaksana Andi Asrul Sani Fauzan, Ayusya Widyandita, Pengarah Januar Fajri Monazar DEWAN PENGAWAS LPP TVRI DEWAN DIREKSI LPP TVRI Redaktur Danny Alimudin, Ozui Telaumbanua Penanggung Jawab DIREKTUR UMUM LPP TVRI Reporter Tumpak Pasaribu Hanni Amelia Putri, Syeda Andanawarih, Ade Wandina Pemimpin Redaksi KABAG KESEKRETARIATAN Fotografer DAN KELEMBAGAAN Rizki Octavian Ali Qusein Umum Wakil Pemimpin Redaksi Nurlina Tarigan, Purwaning, Nicen Caroline KASUBBAG KELEMBAGAAN, HUKUM DAN HUMAS Desain Grafis #134 MARET 2020 Maimun Hasballah Amal Jamaludin Redaksi menerima artikel yang dapat dikirimkan melalui email: Alamat Redaksi : E-Mail: [email protected]. Ruang Kesekretariatan dan Kelembagaan TVRI [email protected] Naskah yang tidak dimuat menjadi hak milik redaksi. Redaksi JL. Gerbang Pemuda Senayan Jakarta juga berhak mengedit naskah Tlp. (021) 574 3314 sesuai dengan kebijakan LPP Fax. (021) 573 3122 TVRI. DAFTAR ISI 1 SAMPUL DEPAN 14 KOLOM TVRI DAERAH - Rizky - Dirgahayu TVRI Jawa Tengah 3 SALAM REDAKSI 16 KOLOM PUSLITBANG Analisa Persepi dan Harapan Responden 4 KOLOM MANAJEMEN Terhadap Program Aceh Iman Brotoseno Resmi Menjabat Dirut LPP TVRI Pengganti Antar Waktu Masa Tugas 2020- 17 HALAMAN KITA 2022 Video Conference LPP TVRI Pusat dengan Stasiun TVRI Seluruh Indonesia 5 KOLOM MANAJEMEN WELCOME ABOARD MR. IMAN BROTOSENO 18 HALAMAN KITA Kemeriahan Konser Virtual Bimbo Bersatu 7 KOLOM MANAJEMEN Melawan Corona di TVRI GERAK CEPAT IMAN BROTOSENO USAI DILANTIK 20 HALAMAN KITA Marilah Selalu Melihat
    [Show full text]
  • Confirmed 2021 Buyers / Commissioners
    As of April 13th Doc & Drama Kids Non‐Scripted COUNTRY COMPANY NAME JOB TITLE Factual Scripted formats content formats ALBANIA TVKLAN SH.A Head of Programming & Acq. X ARGENTINA AMERICA VIDEO FILMS SA CEO XX ARGENTINA AMERICA VIDEO FILMS SA Acquisition ARGENTINA QUBIT TV Acquisition & Content Manager ARGENTINA AMERICA VIDEO FILMS SA Advisor X SPECIAL BROADCASTING SERVICE AUSTRALIA International Content Consultant X CORPORATION Director of Television and Video‐on‐ AUSTRALIA ABC COMMERCIAL XX Demand SAMSUNG ELECTRONICS AUSTRALIA Head of Business Development XXXX AUSTRALIA SPECIAL BROADCASTING SERVICE AUSTRALIA Acquisitions Manager (Unscripted) X CORPORATION SPECIAL BROADCASTING SERVICE Head of Network Programming, TV & AUSTRALIA X CORPORATION Online Content AUSTRALIA ABC COMMERCIAL Senior Acquisitions Manager Fiction X AUSTRALIA MADMAN ENTERTAINMENT Film Label Manager XX AUSTRIA ORF ENTERPRISE GMBH & CO KG content buyer for Dok1 X Program Development & Quality AUSTRIA ORF ENTERPRISE GMBH & CO KG XX Management AUSTRIA A1 TELEKOM AUSTRIA GROUP Media & Content X AUSTRIA RED BULL ORIGINALS Executive Producer X AUSTRIA ORF ENTERPRISE GMBH & CO KG Com. Editor Head of Documentaries / Arts & AUSTRIA OSTERREICHISCHER RUNDFUNK X Culture RTBF RADIO TELEVISION BELGE BELGIUM Head of Documentary Department X COMMUNAUTE FRANCAISE BELGIUM BE TV deputy Head of Programs XX Product & Solutions Team Manager BELGIUM PROXIMUS X Content Acquisition RTBF RADIO TELEVISION BELGE BELGIUM Content Acquisition Officer X COMMUNAUTE FRANCAISE BELGIUM VIEWCOM Managing
    [Show full text]
  • The League of Thirteen Media Concentration in Indonesia
    THE LEAGUE OF THIRTEEN MEDIA CONCENTRATION IN INDONESIA author: MERLYNA LIM published jointly by: PARTICIPATORY MEDIA LAB AT ARIZONA STATE UNIVERSITY & 2012 The league of thirteen: Media concentration in Indonesia Published jointly in 2012 by Participatory Media LaB Arizona State University Tempe, Arizona United States & The Ford Foundation This report is Based on the research funded By the Ford Foundation Indonesia Office. This work is licensed under a Creative Commons AttriBution-NonCommercial-NoDerivs 3.0 Unported License How to cite this report: Lim, M. 2012. The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia. Research report. Tempe, AZ: Participatory Media LaB at Arizona State University. AvailaBle online at: http://www.puBlic.asu.edu/~mlim4/files/Lim_IndoMediaOwnership_2012.pdf. THE LEAGUE OF THIRTEEN: MEDIA CONCENTRATION IN INDONESIA By Merlyna Lim1 The demise of the Suharto era in 1998 produced several positive developments for media democratization in Indonesia. The Department of Information, once led By the infamous Minister Harmoko was aBandoned, followed By several major deregulations that changed the media landscape dramatically. From 1998 to 2002, over 1200 new print media, more than 900 new commercial radio and five new commercial television licenses were issued. Over the years, however, Indonesian media went ‘Back to Business’ again. Corporate interests took over and continues to dominate the current Indonesian media landscape. MEDIA OWNERSHIP From Figure 1 we can see that the media landscape in Indonesia is dominated By only 13 groups: the state (with public status) and 12 other commercial entities. There are 12 media groups (see Table 1) have control over 100% of national commercial television shares (10 out of 10 stations).
    [Show full text]
  • Approaches to Regulating Children's Television in Arab Countries S
    View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE provided by WestminsterResearch WestminsterResearch http://www.westminster.ac.uk/westminsterresearch Provision, protection or participation? Approaches to regulating children’s television in Arab countries Sakr, N. This is a copy of the accepted author manuscript of the following article: Sakr, N. 2017. Provision, protection or participation? Approaches to regulating children’s television in Arab countries. Media International Australia doi:10.1177/1329878X17693933. The final definitive version is available from the publisher Sage at: https://dx.doi.org/10.1177/1329878X17693933 © The Author(s) 2017 The WestminsterResearch online digital archive at the University of Westminster aims to make the research output of the University available to a wider audience. Copyright and Moral Rights remain with the authors and/or copyright owners. Whilst further distribution of specific materials from within this archive is forbidden, you may freely distribute the URL of WestminsterResearch: ((http://westminsterresearch.wmin.ac.uk/). In case of abuse or copyright appearing without permission e-mail [email protected] Provision, protection or participation? Approaches to regulating children’s television in Arab countries Locally-made children’s television was a late arrival to the regional landscape of pan- Arab satellite television channels that mushroomed in the 1990s and 2000s. Arab governments held on to their terrestrial broadcasting monopolies well into the 2000s and those in the more populous states, such as Egypt, Syria and Morocco, provided some local content for children alongside imports. On Arab satellite channels, however, non-Arab imports dominated the small amounts of children’s content provided.
    [Show full text]
  • BAB I 1.1 Latar Belakang Perkembangan Zaman
    BAB I 1.1 Latar belakang Perkembangan zaman menyebabkan perkembangan dari segala disiplin ilmu, salah satunya yaitu perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi komunikasi merupakan andil dari pesatnya kebutuhan masyarakat akan informasi. Pada zaman dahulu media komunikasi hanya sebatas mencari informasi dan berita, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan informasi. Hal ini berbeda dengan sekarang yaitu dengan berkembangnya media komunikasi membuat berbagai macam informasi dan berita bisa dengan mudah didapatkan. Perkembangan teknologi saat ini memicu perkembangan teknologi yang semakin canggih dan komunikasi yang berkualitas, salah satunya adalah perkembangan teknologi komunikasi yaitu perkembangan media massa. Stasiun televisi merupakan suatu stasiun penyiaran yang menyebarkan atau menyediakan siaran dalam bentuk audio dan visual secara bersama-sama untuk menyampaikan pesan kepada penonton. Televisi mampu menghadirkan kejadian yang berlangsung di belahan bumi ini dengan sajian visual gerak yang dulunya hanya bisa berwujud visual diam (foto) tulisan ataupun suara. Audio memiliki tiga unsur yaitu kata, musik dan efek suara. Sedangkan visual memiliki unsur yang berupa gambar. Pada visual tersebut bukanlah berupa gambar mati, melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Nuansa siaran yang tepat di sajikan oleh televisi dapat menstimulus emosi penonton, sebab itu mengapa ketika seseorang yang asik 1 menonton televisi, bisa sampai lupa waktu dan jadi mengesampingkan kegiatan- kegiatan yang lain. Dalam hal tersebut, selain sebagai hiburan, televisi juga dapat bermanfaat sebagai alat transformasi bagi masyarakat dalam upaya mendapatkan pengetahuan, informasi, dan pendidikan. Efek dari UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 membuat stasiun televisi lokal di berbagai daerah menggeliat dan turut memberi warna baru bagi dunia pertelevisian di Indonesia.Perkembangan televisi lokal di Indonesia selama 10 tahun terakhir sampai tahun 2005, mengalami peningkatan yang signifikan.
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 7 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]