Abstrak Inventarisasi Mikroalga Di Sungai Kelingi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ABSTRAK INVENTARISASI MIKROALGA DI SUNGAI KELINGI KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR I KOTA LUBUKLINGGAU Oleh Haji Metal Susanto.¹, Zico Fakhrur Rozi, M.Pd.Si.², Harmoko, M.Pd.³ Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis mikroalga yang ada di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota lubuklinggau. Penelitian ini dilaksanakan pada tiga stasiun dengan tiga kali pengulangan di perairan Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota lubuklinggau dan diteliti di Laboratorium Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau. Penelitian bersifat deskriptif: observasi langsung pada lokasi perairan Sungai Kelingi. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Jenis mikroalga yang ditemukan temukan terdiri dari Divisi Chlorophyta terdiri dari 10 Ordo yaitu, Chlorococcale, Desmidiales, Ulotricales, Chaetophorales, Chlorellales, Klebsormidiales, Zygnematales, Cladophoraceae, Chlamydomonadales dan Volvocales. Jenis mikroalga dari Divisi Bacillariophyta terdiri dari 12 Ordo yaitu, Tabellariales, Biddulphiales, Naviculales, Eunotiales, Surirellales, Cymbellales, Bacillariales, Fragillariales, Pennales, Thalassiosirales, Centrales dan Rhopalodiales. Jenis mikroalga dari Divisi Cyanobacteria terdiri dari 4 Ordo yaitu, chroococcales, Oscillatoriales dan Nostocales. Divisi dari Chrysophyta terdiri dari 3 Ordo yaitu, Chromulinales, Hydrurales dan Ctenocladales. Divisi Euglenophyta terdiri dari 1 Ordo yaitu, Euglenales dan Divisi Xanthophyta terdiri dari 1 Ordo yaitu, Tribonematales. Jenis mikroalga yang ditemukan terdiri dari 6 Divisi, 8 Kelas, 30 Ordo, 40 Family, 53 Genus, dan 63 Spesies. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga pada penelitian ini adalah Temperatur (Suhu), Keasaman (pH) dan Kecerahan. Kata Kunci: Inventarisasi, Mikroalga, Sungai Kelingi, Kota Lubuklinggau ___________________ ¹ Penulis Skripsi ² Pembimbing Utama ³ Pembimbing Pembantu PENDAHULUAN Permukaan bumi sebagian besar terdiri atas air dan sekitar 70% permukaan bumi terdiri atas lingkungan air asin, dan salah satu negara yang kaya akan lingkungan air asin adalah Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari 13.000 pulau yang di kelilingi oleh laut, dan oleh sebab itu indonesia dikenal sebagai Negara yang kaya akan sumber daya alam dan merupakan salah satu Negara yang memiliki pulau terbanyak di dunia (Wijaya, 2014:169). Selain lingkungan air asin di Indonesia juga terdapat lingkungan air tawar salah satu lingkungan air tawar yang dimaksud adalah sungai. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem aquatik yang mempunyai peran penting dalam daur hidrologi, sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi oleh karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan sekitarnya (Isti’anah, dkk, 2014:57). Lingkungan perairan sungai terdiri dari komponen abiotik dan biotik yang saling berinteraksi melalui arus energi dan daur hara. Bila interaksi keduanya terganggu maka akan terjadi perubahan yang menyebabkan ekosistem perairan itu menjadi tidak seimbang (Ferianita, 2008:2). Keberadaan mikroalga dapat dijadikan sebagai bioindikator adanya perubahan kualitas lingkungan perairan yang disebabkan ketidak seimbangan suatu ekosistem akibat beban pencemaran. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan keberadaan jenis alga yang mendominasi di perairan tersebut (Isti’anah, dkk, 2014:57). Mikroalga merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, setidak-tidaknya menempati habitat yang lembab atau basah. yang hidup di air dapat bergerak aktif dan ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup bebas di air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif merupakan penyusun Plankton, tepatnya fitoplankton yang melekat pada sesuatu yang ada di dalam air misalnya batu atau kayu, disebut bentos. Keberadaan jenis mikroalga disuatu perairan banyak manfaatnya, diantaranya adalah sebagai petunjuk adanya polusi organik, penyusun rantai makanan dalam ekosistem air, suplai air, dan sebagai pembentukan batu kapur di perairan (Tjitrosoepomo, 2011:30-73). Seperti halnya pada tumbuhan autotrof lainnya, mikroalga mempunyai kemampuan untuk tumbuh dengan semestinya dan berkembang biak di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan seperti suhu dan cahaya yang sesuai, serta persediaan yang cukup akan oksigen, karbondioksida, dan unsur-unsur esensial. Diperkirakan terdapat sekitar 30.000 spesies alga yang tumbuh dibumi, kebanyakan diantaranya merupakan tumbuhan laut (Tjitrosomo, dkk, 2010:29- 31). Salah satu perairan air tawar yang inggin peneliti ketahui jenis-jenis mikroalganya yaitu di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Sungai Kelingi merupakan salah satu anak sungai dari Sungai Musi yang melintasi Kota Lubuklinggau. Pola aliran sungai berawal dari bagian barat menuju timur yang akhirnya menjadi satu aliran di Sungai Musi. Sungai Kelingi memiliki arus yang cukup deras hal ini disebabkan oleh adanya aliran sungai dari kawasan Bukit Barisan yang berbatasan dengan wilayah Lubuklinggau. Sungai kelingi memiliki panjang ± 80 km, lebar 50-70 meter dengan ketinggian sekitar 40 km di atas permukaan laut (Pemerintahan Kota Lubuklinggau, 2004:40). Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15 Maret 2017 di lokasi penelitian dan wawancara bersama warga yang tinggal di sekitar Sungai Kelingi kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Dapat disimpulkan bahwa sungai kelingi sering dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat untuk mandi, mencuci, rekreasi dan juga tempat untuk penangkapan ikan, kegiatan tersebut dilakukan warga sekitar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan banyaknya peranan sungai kelingi bagi masyarakat setempat maka kemungkinan terjadinya pencemaran akan semakin cepat terjadi. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilaksanakan penelitian untuk mengetahui jenis-jenis mikroalga yang terdapat di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau dan bagaimana faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya. METODE PENELITIAN Analisi Data Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung pada perairan Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. Teknik analisi data yang diperoleh pada penelitian ini dianalisis secara Deskriptif Kualitatif. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 April - 15 Mei 2017, yang berlokasi di Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggan dan Laboratorium Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau. Alat dan Bahan Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: Plankton net 20 mesh, pH meter, termometer, sechi disk, gelas kimia, mikroskop, gelas objek, botol, pipet tetes, tisu, kamera, label, gayung, mistar ukur, alat tulis, sampel air Sungai Kelingi, Formalin 4% dan aqudes. Langkah Kerja Agar tidak ada kekeliruan, maka peneliti menjelaskan tahap-tahap dalam pelaksanaan penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Mengukur Faktor pH Air Pengukuran pH air menggunakan alat ukur berupa pH meter (pH air). Pengukuran pH air langsung dilakukan ditempat penelitian, dengan cara mengambil sampel berupa air Sungai Kelingi Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau dengan menggukan gayung. Kemudian alat tersebut dicelupkan kedalam gayung yang berisi air, diteliti ukuran pH air tersebut. Kemudian dicatat. 2. Mengukur Faktor Kecerahan dan Suhu Pengukuran faktor kecerahan air dan suhu menggunakan alat ukur berupa Sechi disk dan Thermometer. Pengukuran kecerahan dan suhu langsung dilakukan ditempat penelitian, yaitu dengan memasukan sechi disk dan Thermometer langsung kedalam air sungai kelingi kecamatan lubuklinggau Timur I kota lubuklinggau, lalu amati kecerahannya. 3. Tahap Pelaksanaan Pengambilan Sampel a. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di perairan Sungai Kelingi Kota Lubuklinggau terdiri dari 3 stasiun yang berbeda. Penentuan stasiun berpacu pada hasil penelitian Andriansyah (2014:61-70), yaitu berdasarkan ekosistem yang ada lingkungan tersebut. Stasiun I berada pada ekosistem dekat perumahan masyarakat (Kelurahan Batu Urib), stasiun II berada pada ekosistem pariwisata (Air Terjun Watervang), dan stasiun III berada pada ekosistem dekat hutan (Kelurahan Watervang) di Kecamatan Lubuklinggau Timur I Kota Lubuklinggau. b. Sampel penelitian dilakukan secara observasi yaitu turun langsung ke lapangan. c. Pengambilan sampel diperairan Sungai Kelingi dengan 3 kali pengulangan dan pengambilan sampel dari masing-masing periode dilakukan pada pagi sekitar jam 08.00-10.00WIB. d. Pengambilan sampel dengan menggunakan gayung kemudian dilakukan penyaringan dengan menggunakan plankton net. e. sampel yang tersaring oleh plankton net dimasukan kedalam botol sebanyak ±25 ml diberi label: nomor stasiun, tanggal pengambilan sampel, hari dan jam. f. Sampel dibawa ke Laboratorium Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau untuk diamati. g. Sebelum dilakukan pengamatan sampel air Sungai Kelingi diberi formalin 4% sebanyak satu tetes. h. Kemudian sampel air Sungai Kelingi yang telah diberi formalin 4% diambil dengan menggunakan pipet tetes sebanyak satu tetes (±0,05 ml) diteteskan pada kaca objek, kemudian diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 20 X 40. i. Setiap alga yang teramati diambil gambarnya, kemudian dilakukan identifikasi morfologi pada genus atau spesies menggunakan buku acuan. j. Setelah selesai melakukan pengamatan bersihkan objek glass, cawan petri dan botol sampel dengan menggunakan aquades. HASIL 1. Jenis Mikroalga Yang ditemukan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sungai Kelingi