BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konteks Komunikasi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konteks Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konteks komunikasi dapat dibagi beberapa cara. Jika dikategorikan berdasarkan jumlah manusia yang terlibat didalamnya, komunikasi dapat terjadi dalam bentuk komunikasi terhadap diri sendiri atau terhadap batin komunikator yang dapat disebut komunikasi intrapersonal. Jenis komunikasi lainnya, yakni komunikasi dengan orang lain (dua atau tiga orang) yang setiap hari dilakukan, bercakap-cakap atau sederhananya mengobrol, serta taraf selanjutnya adalah komunikasi dalam kelompok kecil hingga besar yang terdiri lebih dari tiga orang, sampai level komunikasi di dalam organisasi yang bersifat formal maupun informal, dan yang paling lebih luas adalah komunikasi yang melibatkan massa yang lebih besar lagi yakni komunikasi massa dan komunikasi publik (Vardiansyah, 2004). Berbicara mengenai komunikasi yang dilakukan oleh satu orang (komunikator) terhadap orang lain (komunikan) ada beberapa penyebutan istilah, mulai dari komunikasi antarpersonal, komunikasi antarmanusia, lalu ada juga yang menyebut dengan percakapan, dan yang paling umum adalah komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal ini selain identik dengan bertatap-muka (face to face) secara dekat antara komunikator dengan komunikannya, ciri yang paling kentara adalah komunikasi berlangsung dimana kedudukan komunikator maupun komunikan setara. 1 Diatas tataran komunikasi interpersonal ini terdapat tingkatan-tingkatan komunikasi yang lebih luas, mulai dari komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, serta komunikasi publik. Dalam empat kategori tersebut dapat berlangsung komunikasi intrapersonal maupun komunikasi interpersonal didalamnya. Suatu contoh dalam komunikasi organisasi yang terjadi di dalam organisasi, sangat mungkin terjadi komunikasi interpersonal antarpegawai yang membicarakan seputar tugas pokok dalam pekerjaan mereka guna menciptakan suatu tujuan organisasi. Hal inilah yang pertama-tama tidak disejajari oleh peneliti. Peneliti beranggapan bahwa contoh komunikasi interpersonal yang terjadi di lingkup organisasi telah masuk dalam komunikasi organisasi, bukan masuk dalam lingkup komunikasi interpersonal, dikarenakan konteks yang dibicarakan didalamnya menyangkut pencapaian suatu tujuan organisasi didalam organisasi. Terdapat moto yang lekat dengan olahraga “Mensana Incorpore Sano” (di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat) yang sering dipakai sebagai jargon penyemangat dalam olahraga. Ternyata kalimat tersebut dinilai kurang lengkap menurut Damarjati Supadjar, mantan ahli filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) pernah mengungkapkan bahwa, kalimat tersebut tidak dipahami secara utuh satu kalimat yakni: “Orandum Est Ut Sit Mensana Incorpore Sano” (marilah kita berdoa semoga di dalam tubuh yang sehat terdapat pula jiwa yang sehat), karena menurutnya untuk menjadi ada jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat perlu sebuah doa, dengan mengharap maka ada usaha untuk meraihnya (Anang, 2014). 2 Komunikasi interpersonal dapat terjadi dalam kegiatan berolahraga yang salah satu tujuannya adalah menghasilkan prestasi dengan subjek atlet. Kesuksesan atlet sendiri untuk menuai prestasi tidak mungkin sendiri tanpa bantuan pendidik yang mengajari mulai awal cara bermain sampai dapat mempelajari teknik-teknik tertentu. Ibarat anak yang lahir dan berkembang, tidak mungkin dapat berkembang dan bisa sendiri segalanya. Tuntunan orang tua-lah yang dapat menjadikan sang anak mengerti dan faham dalam berinterakasi dalam lingkungannya. Dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, tahun 2005 pasal 139, ayat 1 dinyatakan bahwa, pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Dalam hal keolahragaan ini, pelatih-lah yang mampu menemukan bibit-bibit atlet, mampu membimbing atlet, sampai jika mampu melahirkan atlet, meskipun ada pepatah mengatakan “Experience is the best teacher'' (pengalaman adalah Guru yang terbaik), Kehadiran pelatih ini guru terpenting bagi atlet. Bibit-bibit atlet biasanya dimulai sejak kecil yang baru duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK) sampai awal Sekolah Dasar (SD). Karena didalam cabang olahraga (cabor) apa pun ada titik dimana atlet yang dapat bersaing dapat mencapai kesuksesan di usia tertentu, yang disebut usia emas (golden age). Tiap- tiap cabor berbeda-beda batas puncak usia emasnya. Diluar batas usia emas itu atlet akan sulit bersaing lagi karena sudah bukan eranya. Seperti dalam Stone (2007:44), untuk olahraga bulu tangkis rata-rata atlet berusia pemula hingga remaja, yakni usia 14-16 tahun sudah dapat mencapai titik spesialisasinya. Artinya di rentang umur 3 tersebut, atlet bulu tangkis sudah dapat ditentukan lebih cocok di sektor tunggal atau ganda. Dan akan mencapai prestasi tertingginya di rentang umur 20-25 tahun. Beberapa contoh pemain adalah mantan pemain tunggal putri Indonesia di era 1990-an yang kini menetap di negeri kincir angin, Mia Audina; mantan pemain tunggal putra era 2000-an Taufik Hidayat; serta di era sekarang ada jagoan putri Thailand, Ratchanok Intanon. Intanon meraih gelar juara di nomor tunggal putri pada World Junior Championships (WJC) Badminton, sebuah kejuaraan bulu tangkis tahunan untuk kategori umur di bawah 19 tahun (U19), sebanyak tiga kali berturut-turut 2009 hingga 2011 saat berumur 14 tahun. Berbeda dengan pemain- pemain Asia, pemain-pemain belahan benua Eropa biasanya menaiki usia emasnya diatas usia 25 tahun, bahkan dapat bertahan hingga umur 30 tahun keatas. Tabel 1. Pengelompokan Kategori Umur dalam Bulu Tangkis Nomor Kategori Kelompok Umur Umur 1. Usia Dini dibawah 11 tahun (U11) 2. Anak dibawah 13 tahun (U13) 3. Pemula dibawah 15 tahun (U15) 4. Remaja dibawah 17 tahun (U17) 5. Taruna dibawah 19 tahun (U19) Sumber: https://badmintonindonesia.org/app/ranking/tournamentrank.aspx diakses tanggal 20/10/2017 Olahraga tepok bulu sejak dipertandingkan untuk pertama kalinya di kejuaraan multi event Olimpiade 1992, Barcelona-Spanyol, langsung 4 menyumbangkan medali emas bagi kontingen merah putih, sekaligus menciptakan sejarah pengawinan medali emas sektor tunggal putra dan tunggal putri melalui Alan Budikusuma - Susi Susanti. Hingga kala itu media menyebut Alan dan Susi sebagai pasangan pengantin Olimpiade. Empat tahun kemudian di Atlanta-Amerika Serikat, kembali menjadi saksi merah putih berkumandang melalui pasangan ganda putra Rexy Mainaky/Ricky Subagja yang berdiri di podium tertinggi. Lagu Indonesia Raya kemudian menggema di Sydney-Australia, pada Olimpiade tahun 2000. Sektor ganda putra berhasil meraih yang terbaik melalui Candra Wijaya/Tony Gunawan. Olimpiade musim panas berikutnya bertempat di Athena-Yunani, giliran pemain muda tunggal putra, Taufik Hidayat, berhasil berkalungkan medali emas. Tahun 2008 bertempat di Beijing-Tiongkok, nomor ganda putra memperlihatkan bahwa sektor inilah yang mampu diharapkan daripada 4 sektor bulu tangkis lainnya. Melalui Markis Kido/Hendra Setiawan yang mampu mempencundangi pasangan tuan rumah dilaga pamungkas. Selama enam belas tahun bulu tangkis mampu menjadi lumbung emas berturut-turut dalam kejuaraan bergengsi ini. Pada penyelenggaran Olimpiade 2012, publik tanah air dikejutkan dengan kegagalan wakil-wakil terbaik yang tak dapat meneruskan tradisi emas. Alih-alih mendapatkan medali, satu wakil yang tersisa di perebutan medali perunggu justru kalah. Hasil tersebut membuktikan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah perbulutangkisan dunia, Indonesia tidak dapat meraih medali sama sekali. Semenjak saat itu, Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) menyatakan bahwa, Indonesia diharapkan tidak bergantung pada 1 cabor saja, namun harus ada cabor lain yang mampu dapat 5 menyumbangkan medali, sehingga bulu tangkis tidak berat memikul target medali sendiri. Sementara cabor angkat besi yang tak diperhitungkan sebelumnya, diluar dugaan berhasil menyumbangkan emas pertama dan terakhir bagi Indonesia pada gelaran London-Inggris, dengan total 1 perak dan 1 perunggu. Berkaca dari hasil ini, Kemenpora beserta jajarannya mulai menargetkan cabor angkat besi sebagai cabor andalan lain dalam olahraga tahunan mendampingi bulu tangkis. Hingga pada akhirnya di olimpiade tahun 2016 lalu, Rio de Jenairo - Brazil, dibawah mantan kepemimpinan ketua PBSI (Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia) saat itu, Gita Wiryawan, tim bulu tangkis Indonesia dapat kembali merebut emas melalui Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir di sektor ganda campuran yang melengkapi 2 perak sebelumnya yang diperoleh melalui 2 lifter Indonesia. Tak tanggung-tanggung, pemerintah langsung memberi bonus yang fantastis sekitar Rp 5 miliar kepada peraih emas dan Rp 3 miliar bagi peraih perak, yang menjadikan Indonesia peringkat kedua dibawah Singapura, sebagai negara pemberi bonus terbesar olimpiade (Anonim, 2016). Momen inilah yang berusaha diciptakan oleh Kemenpora agar atlet-atlet lainnya tidak mudah patah semangat dan terus berjuang meraih prestasi, karena hasil berupa penghargaan materi akan mengikuti. Seseorang yang terkenal di masa jayanya biasanya berasal dari daerah, tak jarang berasal dari daerah pelosok yang nama daerahnya kurang begitu terdengar daripada ibukota provinsi. Semua orang pasti tahu nama Taufik Hidayat. Namun, belum tentu orang tahu bahwa Taufik berasal dari sebuah daerah bernama Pangalengan, sekitar 40 km dari pusat kota Bandung. Masih di Jawa Barat, masih ada yang tak kalah terkenalnya, yakni Susi Susanti. Salah satu atlet putri terbaik 6 yang pernah dimiliki
Recommended publications
  • BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bulutangkis di Indonesia sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia bahkan mancanegara. Hal ini ditandai dengan munculnya pemain- pemain Indonesia dalam kejuaraan-kejuaraan tingkat dunia, baik dalam nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Menurut Wikipedia, kejayaan Indonesia diawali dengan munculnya juara-juara dunia pada multi event olympiade, diawali oleh Alan Budikusuma dan Susi Susanti (Tahun 1992), Rexy Mainaky dan Ricky Subagja (Tahun 1996), Toni Gunawan dan Candra Wijaya (Tahun 2000), Taufik Hidayat (Tahun 2004), dan terakhir Markis Kido dan Hendra Setiawan (Tahun 2008). Sejak saat itulah pemain-pemain Indonesia sangat disegani oleh pemain- pemain dari luar negeri sehingga olahraga bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang mampu membawa nama harum bangsa Indonesia di kancah dunia, karena prestasi olahraga bulutangkis yang mendunia, maka prestasi yang diraih tersebut harus terus dipertahankan dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Tetapi pada kenyataannya, peraih medali emas multi event olympiade khususnya dalam nomor tunggal putri semakin menurun dan sampai saat ini tidak pernah ada pemain nomor tunggal putri Indonesia yang menyumbangkan medali emas pada kejuaraan tersebut, terkecuali Susi Susanti pada multi event olympiade Barcelona di Spanyol tahun 1992. Pada masa ini dan di masa yang akan datang akan terjadi persaingan yang sangat ketat antar pemain dan munculnya juara-juara baru yang menggeser juara- juara lama. Persaingan tersebut terjadi dikarenakan adanya keinginan untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara lain. Dalam persaingan yang sangat ketat ini maka pelatih dituntut untuk bekerja keras membina pemainnya dengan tujuan akhir tercipta seorang pemain dunia yang berprestasi dalam cabang olahraga yang dibinanya.
    [Show full text]
  • History of Badminton
    Facts and Records History of Badminton In 1873, the Duke of Beaufort held a lawn party at his country house in the village of Badminton, Gloucestershire. A game of Poona was played on that day and became popular among British society’s elite. The new party sport became known as “the Badminton game”. In 1877, the Bath Badminton Club was formed and developed the first official set of rules. The Badminton Association was formed at a meeting in Southsea on 13th September 1893. It was the first National Association in the world and framed the rules for the Association and for the game. The popularity of the sport increased rapidly with 300 clubs being introduced by the 1920’s. Rising to 9,000 shortly after World War Π. The International Badminton Federation (IBF) was formed in 1934 with nine founding members: England, Ireland, Scotland, Wales, Denmark, Holland, Canada, New Zealand and France and as a consequence the Badminton Association became the Badminton Association of England. From nine founding members, the IBF, now called the Badminton World Federation (BWF), has over 160 member countries. The future of Badminton looks bright. Badminton was officially granted Olympic status in the 1992 Barcelona Games. Indonesia was the dominant force in that first Olympic tournament, winning two golds, a silver and a bronze; the country’s first Olympic medals in its history. More than 1.1 billion people watched the 1992 Olympic Badminton competition on television. Eight years later, and more than a century after introducing Badminton to the world, Britain claimed their first medal in the Olympics when Simon Archer and Jo Goode achieved Mixed Doubles Bronze in Sydney.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis Adalah Salah
    PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS USIA DINI DI SEMARANG TUGAS AKHIR PERIODE 127/49 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga menggunakan raket yang dimainkan oleh dua orang (tunggal) atau dua pasangan (ganda) yang berlawanan (wikipedia). Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang terkenal di seluruh dunia dan sangat populer di negara-negara kawasan Asia termasuk Indonesia. Di era tahun 80 hingga 90-an, Indonesia menjadi salah satu negara yang sering menorehkan tinta emas di gelaran turnamen Bulutangkis tingkat Internasional seperti kejuaraan dunia dan olimpiade. Nama- nama seperti Liem Swie King, Christian Hadinata, Hastomo Arbi, Rudy Hartono, Alan Budi Kusuma, Ardy B. Wiranata, Ricky Subagja, Rexy Mainaki, Candra Wijaya dari sektor putra, dan Ivana Lie, Susi Susanti, Yuni Kartika, Minarti Timur, Ellen Angelin adalah sederet nama atlet yang berjaya di era 80 hingga 90-an. Nama terakhir yang berprestasi di awal tahun 2000-an adalah Taufik Hidayat yang meraih olimpiade pada tahun 2004. Sepeninggal Taufik Hidayat, Indonesia seakan tidak memiliki penerus yang mampu berbicara banyak di level Internasional. Hal ini menjadikan PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia), selaku badan organisasi bulutangkis Indonesia harus berpikir keras untuk tetap mampu bersaing dengan negara-negara lain di level Internasional. Dalam satu dekade ke belakang PBSI tengah giat untuk melakukan regenerasi atlit profesional untuk membangkitkan kembali supremasi dan kebesaran nama Indonesia di level Internasional. Yang menjadi pekerjaan rumah bagi PBSI adalah mencetak calon atlet yang siap berkompetisi di level Internasional dengan melakukan pembinaan usia muda. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan kualitas pembinaan dan pelatihan bulutangkis dengan cara melakukan seleksi calon-calon atlet muda berkualitas yang dilakukan di setiap daerah.
    [Show full text]
  • Annual Report Laporan Tahunan 2018
    BADMINTON ASSOCIATION OF MALAYSIA ANNUAL REPORT LAPORAN TAHUNAN 2018 1 2 Contents Annual Report 2018 Page Notice of Meeting 5 Minutes of 73rd Annual General Meeting 7 Minutes of the Extra-Ordinary General Meeting 12 Annual Report 16 Sub-Committees Reports • Coaching & Training Committee 28 • Development Committee 44 • Tournament Committee 52 • Technical Officials Committee 60 • Coach Education Panel 66 • Marketing Committee 70 • Media & Communications Committee 78 • Rules, Discipline & Integrity Committee 84 • Building & Facilities Committee 88 • Para-Badminton Committee 98 • Appendices 102 • Audited Accounts 111 3 AFFILIATES Annual Report 2018 PERSATUAN BADMINTON MALAYSIA 4 NOTICE OF MEETING Annual Report 2018 5 NOTICE OF MEETING Annual Report 2018 6 AGM MEETING MINUTES Annual Report 2018 Minit Mesyuarat Agung Tahunan Ke-73 Persatuan Badminton Malaysia / Badminton Association of Malaysia Minutes of 73rd Annual General Meeting Tarikh / Date : 28 April 2018 Masa / Time : 1.00pm Tempat / Venue : Auditorium, Akademi Badminton Malaysia HADIR / PRESENT YH. Dato’ Sri Mohamad Norza Zakaria President YBhg. Dato’ Wira Lim Teong Kiat Deputy President YBhg. Tan Sri Datuk Amar (Dr.) Hj Abdul Aziz Hj. Hussain Deputy President YBhg. Datuk Ng Chin Chai Hon. Secretary Mr. Mohd Taupik Hussain Hon. Asst. Secretary YBhg. Datuk V Subramaniam Hon. Treasurer YBhg. Dato’ Teoh Teng Chor Vice President (Kedah) YBhg. Datuk Dr. Khoo Kim Eng Vice President (Melaka) Mr. David Wee Toh Kiong Vice President (N.Sembilan) Mr. Kah Kau Kiak Vice President (Penang) Mr. Mat Rasid bin Jahlil Vice President (Johor) Dr. Naharuddin Hashim Vice President (Kelantan) Mr. A’amar Hashim Vice President (Perlis) YB Senator Dato’ Sri Khairudin bin Samad Vice President (Putrajaya) Mr.
    [Show full text]
  • Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Teks Biografi Bermuatan Nilai Nasionalisme Untuk Peserta Didik Sma Kelas X
    PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN MENULIS TEKS BIOGRAFI BERMUATAN NILAI NASIONALISME UNTUK PESERTA DIDIK SMA KELAS X SKRIPSI Ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh Nor Rohmah 2101415076 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2020 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Teks Biografi Bermuatan Nilai Nasionalisme untuk Peserta Didik SMA Kelas X” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke panitia sidang ujian skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Semarang, Januari 2020 Dosen Pembimbing Santi Pratiwi Tri Utami S.Pd., M.Pd. NIP 198307212008122001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Teks Biografi Bermuatan Nilai Nasionalisme untuk Peserta Didik SMA Kelas X” oleh Nor Rohmah NIM 2101415076 ini telah dipertahankan dalam Ujian Skripsi Universitas Negeri Semarang pada tanggal 10 Januari 2020 dan disahkan oleh Panitia Ujian. Semarang, Januari 2020 Penitia Ketua Sekretaris Ahmad Syarifudin, S.S., M.Pd Dr. Rahayu Pristiwati, S.Pd., M.Pd NIP 19840502200821005 NIP 196903032008012019 Penguji I Penguji II Drs. Bambang Hartono, M.Hum Muhammad Badrus Siroj, S.Pd., M.Pd NIP 196510081993031002 NIP 1987101621014041001 Penguji III iii Santi Pratiwi Tri Utami, S.Pd., M.Pd NIP 198307212008122001 PERNYATAAN Dengan ini, saya: Nama : Nor Rohmah NIM : 2101415076 Program studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia S1 menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dari karya orang lain, baik sebagaian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
    [Show full text]
  • MAHATHIR WINS VIET OPEN PRELIMINARY ROUND (Bernama
    19 NOV 1997 VN-Badminton MAHATHIR WINS VIET OPEN PRELIMINARY ROUND HANOI, Nov 18 (Bernama) -- The Vietnam Open 97 badminton tournament began today with trepidation among members of the comparatively small Malaysian team but with Mahathir Mustaffa easily winning his preliminary round. Mahathir, the sole men's singles player in the team, began ticking after a lethargic start to beat unknown Thai Sirachai Panpatchara 15-10, 5-4 at the Hanoi Indoor Stadium here. The other singles player registered for the Vietnam Open 97 -- the last leg of the badminton circuit before the World Grand Prix championships in Jakarta next month -- was Jason Wong but he had opted out because of injury. Mahathir faces a relatively experienced British player Mark Constable later in the evening which would also see the mixed doubles encounter between Tan Kim Her-Norashikin Amin and Denmark's Larsen Jesper-Ann Jorgensen. Recuperating from injury would also be in the minds of national pair Cheah Soon Kit and Yap Kim Hock as this will only be the second international outing by the two together since the Thai Open. Before last week's Thai Open Kim Hock was absent from the badminton scene since May due to injuries. Kim Hock had stated that he would try his best but could not be playing 100 per cent due to the long absence. The seeded pair, now slated as world no 13, will only get to play tomorrow meeting the winners of the match between Vietnam's Le Dai Thang-Tran Duc Sang and Singapore's Patrick Lau-Zhao Jianhua.
    [Show full text]
  • 1 Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Badan
    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Bacaan untuk Anak Tingkat SD Kelas 4, 5, dan 6 1 MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Atlet Indonesia yang Mendunia Fitrawan Umar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ATLET INDONESIA YANG MENDUNIA Penulis : Fitrawan Umar Penyunting : Hidayat Widiyanto Ilustrator : Rulita Sani Hoerunisa Penata Letak: Rulita Sani Hoerunisa Diterbitkan pada tahun 2018 oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta Timur Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya, dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. PB Katalog Dalam Terbitan (KDT) 796.345 UMA Umar, Fitrawan a Atlet Indonesia yang Mendunia/Fitrawan Umar; Penyunting: Hidayat Widiyanto; Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2017 vi; 60 hlm.; 21 cm. ISBN: 978-602-437-207-1 BULU TANGKIS-INDONESIA Sambutan Sikap hidup pragmatis pada sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini mengakibatkan terkikisnya nilai-nilai luhur budaya bangsa. Demikian halnya dengan budaya kekerasan dan anarkisme sosial turut memperparah kondisi sosial budaya bangsa Indonesia. Nilai kearifan lokal yang santun, ramah, saling menghormati, arif, bijaksana, dan religius seakan terkikis dan tereduksi gaya hidup instan dan modern. Masyarakat sangat mudah tersulut emosinya, pemarah, brutal, dan kasar tanpa mampu mengendalikan diri. Fenomena itu dapat menjadi representasi melemahnya karakter bangsa yang terkenal ramah, santun, toleran, serta berbudi pekerti luhur dan mulia. Sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat, situasi yang demikian itu jelas tidak menguntungkan bagi masa depan bangsa, khususnya dalam melahirkan generasi masa depan bangsa yang cerdas cendekia, bijak bestari, terampil, berbudi pekerti luhur, berderajat mulia, berperadaban tinggi, dan senantiasa berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.
    [Show full text]
  • Velkommen Til DM I Badminton 2001
    Sæt til syv i Grand Prix-turneringer Gaven til Vejlealliancen ophører Fremover skal den internationale elite ikke nødvend igvis kunne M ed dette blad har sm å tusinde personer, der er tilknyttet Vejlealli­ tælle til 15. Fra juni kan de nø jes m ed at tælle til syv - eller i tilfæld e ancen, fået Badm inton-bladet gratis i et helt år. Blad et var DBFs tak af om bold - til otte. Danske Tom Bacher har nem lig på et møde i til alliancen for det store arbejde lederne havde u dført i forbindelse Lausanne sam m en m ed de øvrige ledere i IBFs counsil besluttet at m ed D anish O pen, der i tre år blev afviklet i Vejle . indføre et nyt pointsystem ved de internationale Grand Prix-turne­ Gaven gjaldt et år, og der kom m er altså ikke fremov er flere blade. ringer. Pointsystem et er naturligvis det, som m an allerede har afprø­ Ø nsker m an at fortsætte med at få Badm inton-bladet ind af brev­ vet ved U-VM . Efter det nye pointsystem spilles der bedst af fem sæt sprækken, skal m an selv sørge til syv og med to om bolde ved å seks. 1 m ellem hvert sæt er der 90 for at få oprettet et abonnem ent. Udgivelsesplan sekunders pause. Ring til Jy tte S. Flansen på DBFs Ved IBFs årsmøde i m aj 2002 kan det så kom m e på tale at lægge kontor på 43 26 21 46, send os en det nye pointsystem ind i reglerne, så alle kampe k un skal gå til syv.
    [Show full text]
  • DONG JIONG WITHDRAWS from MALAYSIAN OPEN (Bernama 04
    04 JUL 1997 Badminton-Open DONG JIONG WITHDRAWS FROM MALAYSIAN OPEN By: Hamdan Saaid KUALA LUMPUR, July 4 (Bernama) -- Olympic silver medalist and world number one Dong Jiong of China has withdrawn from the US$180,000 (RM450,000) Malaysian Open badminton championships in Kota Kinabalu from July 9 to 13. The Chinese Badminton Association has informed the organisers that Dong, who had also pulled out from the World Championships in Glasgow due to high fever, was unable to compete due to injury. It was another set back for the championships which had earlier seen the withdrawal of reigning world champion Peter Rasmussen of Denmark while Malaysia's top doubles champ Yap Kim Hock pulled out due to shoulder injury, forcing his partner Cheah Soon Kit to find a new partner. In Dong's absence, former world champion Joko Suprianto of Indonesia has been seeded first in the six-star tournament while defending champion Ong Ewe Hock has been drawn to meet Joko in the final. According to the seedings released by the International Badminton Federation (IBF), Ewe Hock is in the same half with third seed Peter-Gade Christensen of Denmark. Christensen, who became the first European since Morten Frost Hansen to win a title in Asia when he won the Taiwan Open this year, is expected to clash with the Malaysian in the semifinal. Three-time champion Rashid Sidek has been seeded fourth and is likely to come up with Joko in the last four. Rashid beat him in the quarterfinals in the Olympi c Games in Atlanta.
    [Show full text]
  • Facts and Records
    Badminton England Facts and Records Index (cltr + click to jump to a particular section): 1. History of Badminton 2. Olympic Games 3. World Championships 4. Sudirman Cup 5. Thomas Cup 6. Uber Cup 7. Commonwealth Games 8. European Individual Championships 9. European Mixed Championships 10. England International Caps 11. All England Open Badminton Championships 12. England’s Record in International Matches 13. The Stuart Wyatt Trophy 14. International Open Tournaments 15. International Challenge Tournaments 16. English National Championships 17. The All England Seniors’ Open Championships 18. English National Junior Championships 19. Inter-County Championships 20. National Leisure Centre Championships 21. Masters County Challenge 22. Masters County Championships 23. English Recipients for Honours for Services to Badminton 24. Recipients of Awards made by Badminton Association of England Badminton England Facts & Records: Page 1 of 86 As at May 2021 Please contact [email protected] to suggest any amendments. Badminton England Facts and Records 25. English recipients of Awards made by the Badminton World Federation 1. The History of Badminton: Badminton House and Estate lies in the heart of the Gloucestershire countryside and is the private home of the 12th Duke and Duchess of Beaufort and the Somerset family. The House is not normally open to the general public, it dates from the 17th century and is set in a beautiful deer park which hosts the world-famous Badminton Horse Trials. The Great Hall at Badminton House is famous for an incident on a rainy day in 1863 when the game of badminton was said to have been invented by friends of the 8th Duke of Beaufort.
    [Show full text]
  • Individuaalne MM 1977-2019
    Dan Lin Vasakult paremale: Dan Lin (Hiina), Jong-Bong Park (Lõuna-Korea), Nan Zhang (Hiina), Haifeng Fu (Hiina), Yun Cai (Hiina), Dong-Moon Kim (Lõuna-Korea) INDIVIDUAALSED MAAILMAMEISTRIVÕISTLUSED. MEHED. MEDALID MEDALID KOKKU MS MD XD Riik Võistleja M K H P K H P K H P K H P CHN Dan LIN 7 5 2 0 5 2 0 0 0 0 0 0 0 KOR Joo-Bong PARK 7 5 0 2 0 0 0 2 0 2 3 0 0 CHN Nan ZHANG 7 4 0 3 0 0 0 1 0 1 3 0 2 CHN Haifeng FU 6 4 0 2 0 0 0 4 0 2 0 0 0 CHN Yun CAI 6 4 0 2 0 0 0 4 0 2 0 0 0 KOR Dong-Moon KIM 6 3 2 1 0 0 0 1 1 1 2 1 0 KOR Yong-Dae LEE 6 0 3 3 0 0 0 0 3 2 0 0 1 INA Hendra SETIAWAN 5 4 0 1 0 0 0 4 0 1 0 0 0 INA Mohammad AHSAN 5 3 1 1 0 0 0 3 1 1 0 0 0 DEN Thomas LUND 5 2 3 0 0 0 0 0 2 0 2 1 0 MAS Chong Wei LEE 5 0 4 1 0 4 1 0 0 0 0 0 0 CHN Chen XU 5 0 2 3 0 0 0 0 0 1 0 2 2 ENG Mike TREDGETT 5 0 2 3 0 0 0 0 1 1 0 1 2 DEN Peter Høeg GADE 5 0 1 4 0 1 4 0 0 0 0 0 0 CHN Bingyi TIAN 4 2 1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 CHN Yongbo LI 4 2 1 1 0 0 0 2 1 1 0 0 0 INA Christian HADINATA 4 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 CHN Long CHEN 4 2 0 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0 CHN Yang SANG 4 2 0 2 2 0 1 0 0 1 0 0 0 INA Tontowi AHMAD 4 2 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 CHN Cheng LIU 4 1 1 2 0 0 0 1 0 1 0 1 1 INA Taufik HIDAYAT 4 1 1 2 1 1 2 0 0 0 0 0 0 DEN Jon HOLST-CHRISTENSEN 4 0 3 1 0 0 0 0 2 0 0 1 1 DEN Jens ERIKSEN 4 0 2 2 0 0 0 0 0 1 0 2 1 MAS Kien Keat KOO 4 0 1 3 0 0 0 0 1 2 0 0 1 CHN Siwei ZHENG 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 INA Nova WIDIANTO 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 INA Ricky SUBAGJA 3 2 0 1 0 0 0 2 0 1 0 0 0 JPN Kento MOMOTA 3 2 0 1 2 0 1 0 0 0 0 0 0 KOR Moon-Soo KIM 3 2 0 1 0 0 0 2 0 1
    [Show full text]
  • Maailmameistrivõistlused Sulgpallis. Meeste Paarismäng
    MAAILMAMEISTRIVÕISTLUSED SULGPALLIS. MEESTE PAARISMÄNG Jrk Aasta & võistluspaik Riik Kuld Riik Hõbe Riik Pronksid 1977 Tjun TJUN Christian HADINATA Bengt FRÖMAN Ray STEVENS 1 INA INA SWE ENG Malmö (Swe) Johan WAHJUDI Ade CHANDRA Thomas KIHLSTRÖM Mike TREDGETT F: 15:6, 15:4 PF T/F: 7:15, 11:15 PF H/C: 8:15, 10:15 1980 Christian HADINATA Hariamanto KARTONO Misbun SIDEK Flemming DELFS 2 INA INA MAS DEN Jakarta (Ina) Ade CHANDRA Rudy HERYANTO Jalani SIDEK Steen SKOVGAARD F: 5:15, 15:5, 15:7 PF C/H: 9:15, 10:15 PF K/H: 7:15, 7:15 1983 Steen FLADBERG Martin DEW Christian HADINATA Joo-Bong PARK 3 DEN ENG INA KOR Kopenhaagen (Den) Jesper HELLEDIE Mike TREDGETT Bobby ERTANTO Eun-Ku LEE F: 15:10, 15:10 PF H/E: 16:18, 11:15 PF D/T: 8:15, 15:2, 4:15 1985 Joo-Bong PARK Yongbo LI Liem Swie KING Mark CHRISTENSEN 4 KOR CHN INA DEN Calgary (Can) Moon-Soo KIM Bingyi TIAN Hariamanto KARTONO Michael KJELDSEN F: 5:15, 15:7, 15:9 PF P/K: 11:15, 15:17 PF L/T: 16:18, 18:14, 3:15 1987 Yongbo LI Jalani SIDEK Jens Peter NIERHOFF Joo-Bong PARK 5 CHN MAS DEN KOR Peking (Chn) Bingyi TIAN Razif SIDEK Michael KJELDSEN Moon-Soo KIM F: 15:2, 8:15, 15:9 PF L/T: 4:15, 4:15 PF S/S: 16:17, 4:15 1989 Yongbo LI Hongyong CHEN Jalani SIDEK Rudy GUNAWAN 6 CHN CHN MAS INA Jakarta (Ina) Bingyi TIAN Kang CHEN Razif SIDEK Eddy HARTONO F: 15:3, 15:12 PF L/T: 10:15, 9:15 PF C/C: 11:15, 7:15 1991 Joo-Bong PARK Jon HOLST-CHRISTENSEN Bagus SETIADI Yongbo LI 7 KOR DEN INA CHN Kopenhaagen (Den) Moon-Soo KIM Thomas LUND Imay HENDRA Bingyi TIAN F: 15:10, 12:15, 17:16 PF P/K: 2:15, 12:15 PF
    [Show full text]