EKSPLORASI TUMBUHAN OBAT PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG SIMANDAR KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Aath Atiqa Siregar 131201087

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 ABSTRAK

AAT ATIQA SIREGAR. 131201087. Eksplorasi Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung Simandar, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi, Provinsi Sumatera Utara. Dibawah bimbingan YUNUS AFIFUDDIN S.Hut, Msi. Dan LAMEK MARPAUNG, M.phil., Ph.D.

Penelitian yang di lakukan Di Hutan Lindung Simandar Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Sumatera Utara, bertujuan untuk mengetahui potensi dan keberadaan tumbuhan obat pada Hutan Lindung Simandar, dan melakukan analisis metabolit sekunder, identifikasi jenis tumbuhan obat yang di percaya masyarakat setempat sebagai obat tradisional. Dengan metode penelitian dilakukan 3 tahapan yaitu aspek Pengetahuan Lokal, Aspek Keanekaragaman tumbuhan obat dan analisis Aspek Fitokimia dengan mengedintifikasi kandungan Metabolit Sekunder. Hasil penelitian yang di lakukan di hutan lindung simandar terdapat 28 jenis tumbuhan obat. Tumbuhan obat yang paling banyak di jumpai ialah tumbuhan paku – pakuan. Uji skrining metabolit sekunder tumbuhan obat dilakukan pada tumbuhan Tatan ayam (Selaginella doederleinii Hieron.) dan Artok (Sonchus arvensis L.).

Kata kunci : Tumbuhan obat, hutan lindung simandar, metabolit sekunder

ABSTRACT

AAT ATIQA SIREGAR. 131201087. Exploration of Medicinal Plants at Protected Forest Area Simandar, District Sumbul, Dairi Regency, Province. Under the guidance of YUNUS AFIFUDDIN S.Hut, Msi. And LAMEK MARPAUNG, M.phil., Ph.D. Research conducted in Simandar Protected Forest in Sumbul District of Dairi Regency of North Sumatra, aims to know the potential and existence of medicinal plants in Simandar Protected Forest, and to conduct secondary metabolite analysis, identification of medicinal plant species believed to be local community as traditional medicine. With the method of research done 3 stages namely aspects of Local Knowledge, Aspects of Diversity of medicinal plants and analysis of Phytochemical Aspects by certifying secondary metabolite content. Results of research conducted in protected forest simandar there are 28 types of medicinal plants. The most commonly encountered medicinal plants are ferns. The secondary metabolite screening test of medicinal plants was performed on the Tatan ayam (Selaginella doederleinii Hieron.) And Artok (Sonchus arvensis L.).

Keywords: Medicinal plants, simandar protected forest, secondary metabolites

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Kota Madya pada tanggal 09

Maret 1996 sebagai anak ke enam dari tujuh bersaudara dari ayah bernama

Zulkipli Siregar dan ibu bernama Masdelima Marpaung.

Penulis memulai pendidikan formal dari Sekolah Dasar di SD 122376

Pematangsiantar, pada tahun 2001 dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3

Pematangsiantar dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Jenjang Sekolah Menengah Atas di Perguruan

Tamansiswa Kota Madya Pematangsiantar Provinsi Sumatera Utara, dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sumatera Utara, di terima di Fakultas

Kehutanan, melalui jalur Undangan Bidikmisi. Pada semester VII penulis terdaftar sebagai mahasiswa minat konservasi Sumberdaya Hutan.

Penulis telah melaksanakan kegiatan Peraktik Pengenalan Ekosistem

Hutan (P2EH) di Hutan Diklat Pondok Buluh Kecamatan Dolok Panribuan

Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan P2EH dilakukan selama 10 hari, penulis juga telah melaksanakan Peraktik Kerja Lapangan (PKL) di Taman Nasional Batang Gadis kabupaten mandailing natal pada tahun 2017 selama 1 bulan.

Selain mengikuti kegiatan perkuliahan penulis juga mengikuti organisasi kemahasiswaan di HIMAS (Himpunanan Mahasiswa Sylva USU) dan organisasi kemahasiswaan JIMKI (Jaringan Intlektual Mahasiswa Kehutanan Islam ). Penulis juga mengikuti organisasi dari daerah kota Pematangsiantar yaitu bentuk organisasi kemahasiswaan IMSTAR (ikatan Mahasiswa Siantar) yang baru terbentuk pada tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis fokus mengerjakan skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar saarjana kehutanan.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan

Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian ini. Adapun judul penelitian ini adalah “Eksplorasi Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung

Simandar Kabupaten Dairi Sumatera Utara”. Dan di harapkan dapat memberikan informasi mengenai tumbuhan obat sehingga dapat memberikan masukan bagi pihak yang memerlukan. Penulisan hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi Sarjana Kehutanan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua penulis, Ayah Zulkipli Siregar dan Ibu Masdelima marpaung yang

telah memberikan doa dan kasih sayang serta dorongan materi kepada

penulis. Serta terima kasih kepada keenam saudara saya, Siti Rahima Siregar,

Sofia Anggraini Siregar, Siti Indah Siregar, Siti Holijah Siregar, Muhammad

Sultan Haulian Siregar dan adek saya Samina Siregar, yang banyak

memberikan dorongan dan Semangat yang Besar buat penulis.

2. Bapak Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si. Sebagai ketua komisi pembimbing dan

Bapak Lamek Marpaung, M.Pil.,Ph.D Sebagai anggota komisi pembimbing

yang telah memberikan bantuan, masukan, serta saran dalam pembuatan hasil

penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat di selesaikan dengan baik.

3. Ibu Siti Latifah, S.Hut, M.Si, Ph.D. Selaku dekan Fakultas Kehutanan,

Universitas Sumatera Utara beserta semua staf pengajar dan pegawai di

Fakultas Kehutanan.

4. Teman-teman 1 tim penelitian Sidikalang yaitu Mariana Hutasoit, Yunita

Panjaitan, Layla Silvia dan Abangda Zulhamdi Saragih. 5. Teman-teman tim burger yaitu Muhammad Yusuf, Ulfi Rahmi, Ulvha Dwi

utami, Dimas Adji, Faisal Ridho, Siti Fatimah yang telah memberikan

dukungan dan kesediaan waktunya membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

6. Teman satu stambuk 2013 khusus Alumni kelas Hut B,yang tak dapat disebut

satu persatu yang telah memberikan semangat juang selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat dikampung halaman yang tak luput selalu memberikan dukungan dan

doa kepada penulis yaitu Eki nurogustiati, Dewi susanti dan Satria Dimas.

8. Keluarga angkat di yang selalu membantu dan memberikan banyak

bantuan serta doa kepada penulis yaitu keluarga Besar Bapak bangkit sitepu.

9. Teman-teman satu rumah kosan yang selalu memberi dukungan penuh buat

penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, akhir kata penulis berharap semoga hasil penelitian ini bermanfaat dan menjadi sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Maret 2018

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... i DAFTAR ISI ...... iii DAFTAR GAMBAR ...... iv DAFTAR TABEL ...... v DAFTAR LAMPIRAN ...... vi

PENDAHULUAN Latar Belakang ...... 1 Tujuan Penelitian ...... 2 Manfaat penelitian ...... 2

TINJAUAN PUSTAKA Tumbuhan Obat ...... 3 Potensi Tumbuhan Obat ...... 4 Penelitian Tentang Tumbuhan OBat ...... 4 Kondisi Umum Hutan Lindung Simandar...... 5 Metabolit Sekunder...... 5

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ...... 9 Alat dan Bahan ...... 9 Prosedur Penelitian ...... 10 Aspek Pengetahuan Lokal ...... 10 Aspek Keanekaragaman……………………………… ..... 10 Analisis Data ………………………………………...... 11 Aspek Fitokimia ...... 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek Pengetahuan Lokal ...... 14 Deskripsi Tumbuhan Obat Yang Ditemukan Di Hutan Lindung Simandar...... 17 Tingkat Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di kawasan Hutan Lindung Simandar...... 46 Analisis Data Tumbuhan Obat...... 48 Aspek Fitokimia ...... 50 Aktifitas flafonoid / tanin ...... 51 Aktifitas Terpen ...... 52 Aktifitas Saponin ...... 52 Aktifitas Alkoloid ...... 53 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...... 54 Saran ...... 54 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

1. Desain Plot Tumbuhan Obat ...... 11

2. Alang – alang (Imperata cylindrica Rauch.)...... 18

3. Ompu – ompu (Hymenocalis littoralis Jacq.) ...... 19

4. Langge (homalomena cordata Schott) ...... 20

5. Pirdot (Saurauia bracteosa DC.) ...... 21

6. artok (Sonchus arvensis L.) ...... 22

7. Bunga kandang (Impatiens platypetala ) ...... 23

8.Daun Silikat (Zingiber elatum) ...... 24

9. Sabal (Piper albidum Kunth) ...... 25

10. Pasak bumi ( Euricoma longifolia Jack) ...... 26

11. Kayu manis ( Cinamomum zeylanium) ...... 27

12. Podom – podom (Saurophus androgynous)...... 28

13. Sanduduk ( Melastoma melabathricum Linn.) ...... 29

14. Tanggiang (Cibotium barometz) ...... 30

15. Losa ( Cinamomum partenoxylon Jack) ...... 31

16. Kincung Hutan ( Horenstedtia scyphifera) ...... 32

17. Gagatan Harimau ( Vitis quadrangular Wall.) ...... 33

18. Andor pogu (Ficus Fumila) ...... 34

19. Sirih hutan ( Piper aduncan Linn.) ...... 35

20. Talas ( Colacasia esculata) ...... 36

21. Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa L.) ...... 37

22. Tatan Ayam ( Selaginella doederlainii Hieron.) ...... 38 23. Sarindan ( Macrosolen Flammeus Danser.) ...... 39

24. Pegagan ( Centela asiatica L.) ...... 40

25. Kayu Putih ( Melaleuca leucadendra) ...... 41

26. Kemenyan ( Syzygium Poyiantum) ...... 42

27. Pinus ( Pinus mercussi) ...... 43

28. Pandan Hutan ( Pandanus tectorius )...... 44

29. Kampawa ( Areca cf. Trianda.) ...... 45

30. Hasil Uji Skiring Pada Tumbuhan (Sellaginella Doederlainii Hieron.) 52

31. Hasil Uji Metabolit Sekunder ...... 53

DAFTAR TABEL

1. Jenis – Jenis Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung Simandar 14

2. Potensi Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Lindung Simandar ...... 49

3. Data Analisis Hasil Uji Fitokimia Tumbuhan Obat ...... 50

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Hasil Analisis Vegetasi Tumbuhan di Hutan Lindung Simandar pada Tingkat Tumbuhan Bawah ...... 56

2. Hasil Analisis Vegetasi Tumbuhan di Hutan Lindung Simandar pada Tingkat Semai ...... 58

3. Hasil Analisis Vegetasi Tumbuhan di Hutan Lindung Simandar pada Tingkat Pancang ...... 59

4. Hasil Analisis Vegetasi Tumbuhan di Hutan Lindung Simandar pada Tingkat Tiang ...... 60

5. Hasil Analisis Vegetasi Tumbuhan di Hutan Lindung Simandar pada Tingkat Pohon ...... 62

6. Peta lokasi penelitian ...... 63

7. Kondisi hutan Simandar ...... 64

8. Pamflet Dinas kehutanan ...... 64

9. Bapak polisi hutan dan informan hutan simandar ...... 64

10. Pengenalan jenis tumbuhan ...... 64

11. Sampel yang direndam dengan Methanol selama 24 jam ...... 64

12. Reagensia FeCL3, Bouchardat, Meyer, Dragoendof,dan Saponin ...... 64

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui tumbuhan obat yang berada di Sumatera Utara sangat banyak keberadaannya, masyarakat yang berda disekitar hutan masih banyak yang memanfaatkan tumbuhan obat dari hutan untuk dijadikan obat- obatan tradisional. Saat ini jenis tumbuhan khususnya tumbuhan obat masih banyak yang belum teridentifikasi secara maksimal. Menurut Sofia (2007).

Pengetahuan tentang tumbuhan obat ,mulai dari pengenalan jenis, bagian yang digunakan, cara pengelolaan sampai dengan kasiat obatnya merupakan kemampuan alami dari masing-masing masyarakat di sekitar hutan.

Indonesia memiliki 370 etnis (penduduk asli) yang hidup didalam atau disekitaran kawasan hutan, baik itu yang bersetatus sebagai hutan lindung maupun hutan produksi dan kawasan cagar alam. Mereka umumnya memiliki pengetahuan tradisional dalam penggunaan tumbuhan berkasiat obat ini merupakan dasar pengembangan obat-obatan modern. Menurut (Supriadi, 2001).

Tumbuhan obat yang berada di hutan Simandar Desa Tanjung Beringin 1 sangat beragam dengan melihat kondisi hutan yang kerapatannya begitu relatif sehingga memungkinkan tumbuhan bawah banyak di jumpai diareal kawasan hutan tersebut. Tumbuhan obat yang beranekaragam jenisnya banyak di gunakan oleh masyarakat karena banyak memiliki khasiat bagi kesehatan. Menurut masyarakat sendiri tumbuhan obat dari hutan sudah menjadi obat tradisional yang di hasilkan dan di manfaatkan.

Penelitian yang di lakukan di hutan Simandar desa Tanjung Beringin 1

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Sumatera Utara, memiliki alasan tumbuhan obat yang beranekaragam banyak dijumpai di kawasan hutan simandar ini, dan belum pernah di lakukan penelitian lajut mengenai tumbuhan bawah dilokasi hutan tersebut. Mengenai tindak lanjut peneliti melakukan eksplorasi tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan simandar desa Tanjung Beringin 1

Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara, dengan menganalisis berbagai jenis tumbuhan obat.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keanekaragaman jenis tumbuhan obat dan pengetahuan lokal terhadap masyarakat disekitar dan mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan obat serta Mengidentifikasi kandungan fitokimia yang terkandung di dalam tumbuhan berbasis obat.

Manfaat

Memberikan informasi kepada masyarakat maupun Dinas Kuhutanan tentang potensi hasil hutan bukan kayu khususnya tumbuhan obat disekitar hutan

Lindung Simandar Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Provinsi Sumatera Utara.

TINJAUAN PUSTAKA

Tumbuhan Obat

Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang nampak dibawah mikroskop (Hamid et al., 1991). Menurut Zuhud (2004), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tersebut dapat ditemukan baik di dalam maupun luar kawasan hutan. Hingga saat ini masih banyak jenis tumbuhan yang berpotensi memiliki khasiat obat yang terdapat di dalam kawasan hutan, terutama di kawasan hutan konservasi, sehingga sesungguhnya kawasan hutan ini dapat berfungsi sebagai apotik hidup terbesar di alam.

Tumbuhan obat merupakan setiap jenis tumbuhan yang pada bagian- bagian tertentu baik akar, batang, kulit, daun, maupun hasil ekskresinya dipercaya mampu mengobati suatu penyakit maupun berguna dalam hal perawatan kesehatan (Zuhud et. al., 1994; Noorhidayah dan Sidiyasa, 2006).

Tumbuhan obat memiliki satu atau lebih kandungan bahan aktif untuk perawatan medis maupun tujuan pengobatan lainnya. Oleh karena itu, khasiat tumbuhan obat mampu memberikan efek yang berbeda sesuai dengan kandungan bahan aktif yang terkandung di dalamnya.

Eksplorasi adalah kegiatan pelacakan, penjelajahan, mencari dan mengumpulkan jenis-jenis sumber daya genetik tertentu (tumbuhan obat) untuk di manfaatkan dan mengamankan dari kepunahan (Rahayu, 2005).

Potensi Tumbuhan Obat

Potensi tumbuhan obat yang ada di hutan maupun di pekarangan sangatlah besar, baik industri obat tradisional maupun fitofarmaka memamfaatkannya sebagai penyediaannya sebagai bahan baku obat. Menurut Zuhud (2008), dilihat dari segi habitusnya spesies-spesies tumbuhan obat yang terdapat di berbagai informasi hutan dapat di kelompokkan kedalam 7 (tujuh) macam yaitu : habitat bambu, herba, liana, pemanjat, perdu, pohon, dan semak. Dari ketujuh habitat ini, spesies tumbuhan obat termasuk kedalam habitat pohon mempunyai sejumlah spesies dan persentase yang lebih tinggi dibandingkan habitat lainnya, yaitu sebanyak 717 spesies (40,56 %).

Bahan baku fitofarmaka dengan obat-obatan yang menggunakan tumbuhan obat yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku di Indonesia. Tumbuhan obat yang sering di gunakan dalam keadaan yang sudah di keringkan. Persyaratan tumbuhan obat yang boleh di gunakan sebagai bahan baku fitofarmaka antara lain sudah mempunyai data uji praklinis maupun klinis.

Penelitian Tentang Tumbuhan Obat

Beberapa contoh penelitian tumbuhan obat salah satunya oleh masyarakat lokal pulau Kabaena - Sulawesi Tenggara yang memanfaatkan 33 jenis tumbuhan obat. Salah satu jenis di antaranya Arcangelisia flava (L.) Merrill yang tercatat sebagai tumbuhan langka Indonesia (Mogea et al., 2001 dalam Rugayah et al.,

2010). Pemanfaatan suku Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat

Lembak Delapan, Bengkulu (Siagian dan Sunaryo, 1996). Botani Ekonomi Suku

Zingiberaceae sebagai obat tradisional oleh masyarakat di Kotamadya Banjarbaru

(Kuntorini, 2005). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Gangguan Menstruasi Pada Masyarakat

“Suku Serawai” di Desa Darat Sawah, Padang Siring, dan Kota Agung Kabupaten

Bengkulu Selatan (Sistiawanti et al., 2010).

Kondisi Umum Hutan Lindung Simandar

Hutan Lindung secara gamblang di jelaskan dalam Undang – Undang no.41 tahun 1999 tentang kehutanan bahwa kawasan hutan lindung mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan system penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intruksi air laut dan memelihara kesuburan tanah. Dalam hutan Lindung terdapat banyak jenis tumbuhan bawah yang dapat di mamfaatkan oleh masyarakat lokal.

Kabupaten Dairi berada lebih kurang antara 125-160 Km di sebelah selatan hingga barat daya kota Medan dengan ketinggian antara 9000 hingga 2100 meter di atas permukaan laut. Nuansa hutan tropis / hutan primer dan hutan

Lindung yang selalu berselimut kabut tebal, tingkat kelembaban yang tinggi, suhu dan tekanan udara sangat rendah dan di sertai hujan hampir di sepanjang hari adalah karakter utama seluruh wilayah daratan tinggi danau toba. Kondisi iklim yang ada di hutan Lindung simandar memiliki topografi pada kondisi 8 – 15 % seluas : 19062,97, 25 – 40 % seluas : 213,25 Ha, >40% seluas 840,89 Ha.

Pengaruh iklim tropis dengan tempratur yang rendah dengan tekanan udara yang rendah dengan curah hujan rata – rata pada kisaran 2000 – 2500 mm per tahun. Awan ataupun kabut tebal dengan curah hujan tropis sering terjadi setiap hari terutama pada kawasan hutan lebat.

Metabolit Sekunder Tumbuhan Obat

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda- beda antara spesies yang satu dengan lainnya. Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal (Rasyid, 2012).

1. Alkaloid

Alkaloid merupakan golongan senyawa yang mengandung nitrogen aromatik dan paling banyak ditemukan di alam. Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Kandungan alkaloid dalam setiap tumbuhan adalah 5-10% dan efek yang ditimbulkan hanya dalam dosis kecil. Kadar alkaloid pada tumbuhan berbeda-beda sesuai kondisi lingkungannya dan alkaloid umumnya tersebar di seluruh bagian tumbuhan

(Harborne, 1987). Alkaloid dipakai sebagai antitumor, antipiretik (penurun demam), anti nyeri (analgesik), memacu sitem saraf, menaikkan dan menurunkan tekanan darah dan melawaan infeksi mikrobia.

2. Saponin

Saponin adalah glikosida tanaman yang ditandai dengan munculnya busa di permukaan air bila dicampur atau diaduk, yang telah dikenal serta diakui sebagai sabun alami seperti soapwort (Saponaria officinalis) yang telah umum digunakan sebagai sabun untuk waktu yang lama (Hanenson, 1980). Saponin mempunyai aktivitas farmakologi yang cukup luas, diantaranya meliputi: antitumor, antiinflamasi, antibakteri, antifungi, antivirus, hipoglikemik, dan efek hypolestrol. Saponin juga mempunyai beberapa sifat misalnya: terasa manis, maupun pahit, dapat menstabilkan emulsi, dapat menyebabkan hemolysis.

3. Flavanoid

Flavanoid mempunyai sifat yang khas yaitu bau yang sangat tajam,

Sebagian besar flavonoid merupakan pigmen berwana kuning, dapat larut dalam air dan pelarut organik dan mudah terurai pada temperatur tinggi. flavanoid mempunyai banyak manfaat, diantaranya sebagai antioksidan, antimutagenik, antitumor, dan vasodilator. Antioksidan pada flvanoid berperan mencegah kerusakan oksidatif yang ditimbulkan oleh radikal bebas sehingga flavanoid dapat digunakan untuk mengendalikan sejumlah penyakit pada manusia.

4. Terpenoid

Terpenoid merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola sel. Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan sehingga mempengaruhi penggunaan produk rempah-rempah sebagai bumbu, sebagai bahan pengobatan, dan kesehatan. Terpenoid mengandung banyak komponen aktif obat alami yang dapat digunakan sebagai penyembuh penyakit diabetes dan malaria (Harborne, 1987).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2016 penelitian dilakukan pada kawasan hutan Lindung Simandar Kecamatan Sumbul

Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Analisis tumbuhan obat dilakukan dengan pengujian fitokimia dan identifikasi jenis tanaman obat dilakukan di Laboraturium

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera

Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi, GPS untuk menentukan titik, pisau untuk mengambil atau memotong sample, kamera digital sebagai dokumentasi, meteran, tali rafia, digunakan sebagai batas plot, kantung plastik tempat menyimpan sample yang diambil dari lapangan, sarung tangan untuk pelindung tangan, alat tulis, alat herbarium, kertas label, kertas saring, saringan shaker, spatula, tabung reaksi, timbangan analitik, beaker gelas, dan kalkulator, pipet tetes untuk mengambil larutan, erlenmeyer untuk ekstraksi sample, plat kromotografi lapis tipis (KLT) untuk pengujian asam sulfat, hot plate untuk memanaskan kaca KLT dan sprayer untuk penyemprotan larutan CeSO4 pada kaca KLT.

Bahan yang digunakan dalam pengujian adalah metanol untuk mengekstraksi sample daun yang akan diuji dan sebagian reagensianya adalah preaksi liebermen-Buochard untuk uji alkoloid, preaksi mayer, preaksi dagendroff untuk uji flavonoid/ tanin, serium sulfat (CeSO4) 1% untuk uji terpen FeC13 1% untuk uji fenolik, dan aquades untuk uji saponin. Prosedur Penelitian

1. Aspek Pengetahuan Lokal

Data primer yang dikumpulkan dengan teknik observasi atau survei langsung kelapangan dan melakukan wawancara non formal dengan infrom pengenal jenis tanaman obat khusus yang tumbuh dikawasan hutan tentang jumlah dan jenis tanaman obat. Sedangkan data sekunder dikumpulkan dengan kajian pustaka tentang keadaan umum kawasan penelitin dan penelitian-penelitian yang mendukung. Informan kunci yang dipilih dalam penelitian ini adalah pemandu lapangan lokal, opsir tanaman dikawasan hutan, dan pegawai di UPT dinas

Kehutanan Dairi. Data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama informan kunci ditabulasikan secara deskriptif.

2. Aspek Keanekaragaman

Pengumpulan data dan analisis vegetasi tumbuhan obat dilapangan menggunakan metode sampling plot berbentuk petak, dimana penentuan titik awal dilakukan dengan secara purpossiv sampling yaitu berdasarkan tempat yang dianggap banyak tanaman obatnya (Soetarhardja,1997). Luasan total dari kawasan hutan lindung simandar kecamatan sumbul 6,48 Ha. Sampling plot yang dibuat adalah berbentuk petak persegi berukuran 20 × 20 m dengan luas sebesar 400 m2 tiap plotnya. Plot yang dilalui di lapangan sebanyak 162 plot. Pengamatan tumbuhan obat dilakukan secara eksploratif sepanjang jalur pengamatan.

(PerMenHut, 2006). Pada gambar 1 di bawah dapat dilihat desain plot yang di gunakan dalam penelitian.

Gambar 1. Desain plot vegetasi pengamatan tumbuhan Keterangan : 1. Petak ukur a : semai dengan ukuran 2 x 2 m 2. petak ukur b : pancang dengan ukuran 5 x 5 m 3. petak ukur c : tiang dengan ukuran 10 x 10 m 4. petak ukur d : pohon dengan ukuran 20 x 20 m

3. Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan formulasi untuk menghitung besarnya kerapatan (ind/ha), frekuensi dan indeks nilai penting (INP) dari masing-masing jenis, dengan rumus sebagai berikut:

a. Kerapatan suatu jenis (K)

b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

∑ c. Frekuensi suatu jenis (F)

∑ d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR)

e. ∑ f. Indeks Nilai Penting (INP)

INP=KR+FR

Indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis komunitas tumbuhan adalah indeks Shanon (H’). Rumus Indeks Keanekaragaman Shanon-

Wienner:

H’ = -∑ (ni/N) In (ni/N)

Keterangan :

H’ = indeksShanon = indekskeanekaragamanShanon ni = jumlahindividudarisuatujenis i

N = jumlah total individuseluruhjenis

Kriteria nilai H’ yang digunakan adalah: a. Nilai H’>3 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek

adalah melimpah tinggi b. Nilai H’ 2 < H’ < 3 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu

transek sedang melimpah c. Nilai H’ < 2 menunjukan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek

adalah sedikit atau rendah (Indriyanto, 2008).

Aspek Fitokimia

Aspek fitokimia mengacu kepada pendeteksian kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai obat. Kandungan senyawa jenis-jenis tumbuhan obat senyawanya dideteksi dan yang tergolong metaboli tsekunder yaitu senyawa alkaloid, terpen, tannin dan saponin. Prosedur pengujian fitokimia yang dilakukan berdasarkan Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam (2010) adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Alkaloid

Sampel dihaluskan lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. Selanjutnya, sampe l direndam dengan methanol dan biarkan selama 24 jam.Kemudian masukkan larutan kedalam tabung reaksi dan tambahkan reagen Lieberman-

Bouchardad, reagen Maeyer, dan reagen Dragendorff. Kocok dan perhatikan perubahan warna pada tabung reaksi. b. PengujianTerpen

Sampel dihaluskan lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. Selanjutnya sampel direndam dengan methanol dan biarkan selama 24 jam. Kemudian ambil sedikit ekstrak sampel dan teteskan pada media KLT, semprotkan Cerium Sulfat

(CeSO4) pada permukaan KLT yang telah ditetesi ekstraksi sampel tadi, lalu panaskan KLT dengan hotplate, perhatikan perubahan warnanya. c. Pengujian Flavonoid/Tanin

Sampel dihaluskan lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya direndam dengan methanol dan biarkan selama 24 jam. Masukkan ekstraksi dalam tabung reaksi, tambahkan FeCl3 lalu dikocok. Perhatikan perubahan warnanya. d. Pengujian Saponin

Sampel dihaluskan lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. Selanjutnya direndam dengan methanol dan biarkan selama 24 jam. Masukkan ekstraksi kedalam tabung reaksi lalu tambah kan aquades. Dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu dibiarkan hingga suhu semula. Kocok dan perhatikan apa berbusa atau tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Pengetahuan Lokal

Pada survei pengetahuan lokal dilakukan wawancara kepada masyarakat

sekitar hutan untuk mengetahui adanya jenis-jenis tumbuhan obat yang ada

dikawasan hutan. Informasi yang diproleh dari wawancara dengan narasumber

informan kunci yang merupakan informan kunci terpercaya. Hasil dari wawancara

terdapat 28 jenis tumbuhan obat yang berada di kawasan hutan Lindung Simandar

kabupaten dairi. Pada Tabel 1 dapat dilihat hasil wawancara dengan informan

kunci.

Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan obat yang berada di hutan Simandar Kabupaten Dairi No. Nama lokal Nama ilmiah Familli digunakan Kegunaan

1 Alang alang Imperata cylindrical Poaceae Daun Obat batuk, rematik, Rausch. asam urat 2 Ompu Hymenocalis Amaryllidaceae daun Obat terkilir ompu littoralis 3 Pirdot Saurauia vulcani Actinideaceae daun Obat rematik, diabetes dan struk 4 Rumput Hedyotis corymbosa Rubiaceae Seluruh Obat kanker, demam mutiara L. bagian 5 Langge homalomena Arales Daun Obat demam, cordata Schott mengurangi rasa sakit 6 Gagatan Vitis quatrangular wall.Vitaceae Daun Penambah tenaga,

harimau obat sakit perut, malaria, mengganjal rasa lapar, obat diabetes 7 Kincung Horensttedtia Zingiberaceae Daun, Obat diare, obat hutan scyphifera batang batuk, menghilangkan bau mulut 8 Pegagan Centella asiatica Apiaceae semua Obat panu, kadas, bagian kurap 9 Podom Saurophus Euphorbiaceae Daun Obat demam, obat podom androgynus (L.) tidur untuk bayi Merr. 10 Sabal Cinnamomum Lauraceae Daun Obat sakit pinggang, subavenium obat terkilir

No. Nama lokal Nama ilmiah Familli digunakan Kegunaan

11 Sanduduk Melastoma Melastomataceae Daun Obat sakit perut, luka malabathricum Linn. bakar, obat jamur, bisul, obat cacing pada anak – anak 12 Losa Cinnamomum Lauraceae Daun, kulit Memperlancar ASI, (Partenozylon jack.) obat diabetes 13 Kayu manis Cinamomum Lauraceae Daun, Obat sesak nafas, zeylanicum batang diare, batuk, obat bisul dan borok. 14 Pandan Pandanus Pandanaceae Daun Obat kulit, hutan diabetes,demam 15 Andor pogu Ficus fumilla Asteraceae Daun Obat sakit perut, obat penambah tenaga

16 Tanggiang Cibotium barometz Actinidiaceae Lendir Obat bisul obat asam lambung 17 Talas Colacasia Escolenta Araceae Daun, Batang Obat diabetes

18 Kemenyan Sryrax benjoin Styracaceae Daun, getah Anti bakteri, obat gatal pada kulit 19 Kayu putih Melaleuca Mirtaceae Daun, Rasa lesu, lemas leucadendra batang imsomnia,luka bernanah 20 Kampawa Areca Cf. trianda Arecaceae Buah Obat gatal gatal hitam 21 Pinus Pinus mercusii Pinaceae Daun, kulit obat memperlancar pohon peredaran darah, menghilankan rasa nyeri 22 Pasak bumi Euricuma longifolia Simaraubaceae Daun, sebagai Obat demam, Jack. batang obat sakit perut, obat masuk angin, obat diabetes dan malaria.

23 Tatan ayam Selaginella Selagenillaleceae Daun antipiretik, antitoksin, doederleinii Hieron. antikanker, menghentikan pendarahan, dan pembersih darah 24 Sarindan Macrosolen Loranthaceae Daun Obat nyeri pinggang, cochinchinensis L. melancarkan buang air kecil 25 Daun silikat Zingiber elatum Zingiberaceae 26 Artok Sonchus arvensis L. Asteraceae Daun Mengobati sakit perut 27 Bunga Impatiens Balsaminaceae Daun kandang platypetala Membersihkan luka 28 Sirih hutan Piper aduncun Linn. Piperaceae Daun Luka bakar dan obat bisul Dari Tabel 1, diketahui aspek pengetahuan lokal yang dilakukan terhadap informan kunci bahwa terdapat 28 jenis tumbuhan obat yang ada dikawasan hutan

Lindung Simandar. Dimana tumbuhan obat tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Bagian yang di gunakan untuk pengobatan hampir seluruh bagian tumbuhan dan cara penggunaannya berbeda-beda ada yang di oleskan, direbus dan di tumbuk.

Berdasarkan dari Tabel 1, bagian tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat adalah daunnya. Hal ini diduga karena pada daun terdapat kandungan senyawa metabolit sekunder yang digunakan sebagai obat. Kemudian di lihat dari segi keutuhan dan eksistensi tumbuhan, jumlah daun lebih banyak dari jumlah lainnya. Sehingga jika diambil dalam jumlah tertentu tidak begitu terpengaruh terhadap tumbuhan tersebut. Dan dilihat dari segi praktis dan efesiennya, daun merupakan bagian yang mudah di racik untuk di jadikan sebagai bahan obat.

Dari hasil penelitian terdapat 28 jenis tumbuhan obat dan 19 familli yang di dapat antara lain :Apiaceae, Lauraceae, Poaceae, Amaryllidaceae,

Actinidiaceae, Rubiaceae, Arales, Vitaceae, Zingiberaceae, Euphosbiaceae,

Melastomataceae, Asteraceae, Ciboteaceae, Styraceae, Cyatheaceae, Areaceae,

Simaraubaceae, Loranthaceae, Balsaminacaeae. Dari hasil yang di dapat, jenis familli yang paling banyak di jumpai adalah Zingeberaceae, Lauraceae sebanyak

2. Familli zingeberaceae terdapat pada tumbuhan kincung hutan dan daun silikat.

Familli lauraceae terdapat pada tiga jenis tumbuhan yaitu pada tumbuhan sabal, losa, kayu manis. Famili lauraceae lebih banyak dari pada Famili zingeberceae hal ini disebabkan karena familli lauraceae mampu beradaptasi dengan baik pada kondisi lahan hutan tersebut dibandingkan dengan familli lainnya.

Deskripsi Tumbuhan Obat Yang Ditemukan Di Hutan Simandar

Jenis-jenis tumbuhan obat yang ditemukan dari hasil penelitian yang telah dilakukan di hutan Simandar Kabupaten Dairi ada 28 jenis tumbuhan obat. Jenis- jenis tumbuhan obat yang ditemukan telah di deskripsikan sebagai berikut:

1. Alang-alang (Imperata cylindrica Rauch.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Mangnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Familli : Poaceae

Genus : Imperata

Spesies : Imperata cylindrica Rauch

Berdasarkan gambar 1, Alang-alang (Imperata cylindrica Rauch.) merupakan tumbuhan yang hidup liar pada lahan terbuka atau sedikit terlindungi dan tumbuh berumpun, memiliki daun pita memanjang dan berwarna hijau muda.

Hernani dan Djauhariya (2004) menyatakan alang-alang merupakan gulma yang sangat merugikan pada semua tanaman baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan. Tumbuh dari daratan rendah sampai ketinggian 2700mdpl. Masyarakat menggunakan daun alang-alang sebagai obat batuk, rematik, dan obat asam urat.

Menurut Hernani dan Djauhariya (2004) alang-alang adalah senyawa golongan alkoloid, flafonoid, terpen. Pada gambar 2 dapat di lihat karasteristik tumbuhan alang-alang di hutan Simandar.

Gambar 2. Alang – alang (Imperata cylindrica Rauch.)

2. Ompu-ompu (Hymenocalis littoralis Jacq.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnolyophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Asparagales

Familli : Amaryllidaceae

Genus : hymenocallis

Spesies : Hymenocalis littoralis jacq.

Hymenocalis littoralis Jacq. adalah jenis tumbuhan obat berupa herba yang merupakan anggota dari suku Amaryllidaceae. Tinggi 100-150 cm, daun tunggal, memanjang, tepi rata, ujung runcing, permukaan licin, bunga berwarna putih.

Dapat di lihat pada gambar 2 ciri-ciri tumbuhan ompu-ompu. Masyarakat di desa tanjung beringin menggunakan Bagian tumbuhan Hymenocalis littoralis Jacq. adalah daun dan umbinya. Cara meramunya adalah mengolesi daun dan umbi dengan minyak lalu dilayukan di atas api. Kemudian ditempelkan daun maupun umbi yang telah layu dan masih hangat ke bagian yang sakit.

Gambar 3. Ompu – ompu (Hymenocalis littoralis Jacq.)

3. Langge (homalomena cordata Schott)

Kingdom : Plantae

Divisi : spermatophyta

Kelas : liliopsida

Ordo : Aparagales

Familli : Araceae

Genus : Homalomena

Spesies : Homalomena cordata Schott

Homalomena cordata Schott adalah termasuk dalam kelompok herba.

Memiliki tinggi 50-100 cm, batangnya bulat dan tidak berkayu. Daun tunggal, helaian berbentuk jantung, ujung runcing, dan memiliki permukaan yang halus .

Bagian yang digunakan adalah daun. Cara meramunya yaitu daun yang hampir busuk dibuat dikening untuk mengurangi panas. Tumbuhan langge sejenis dengan talas-talasan mengandung senyawa saponin dan flavonoid dalam daun. Pada gambar 4 dapat dilihat bentuk dari tumbuhan langge.

Gambar 4. Langge (homalomena cordata Schott)

4. Pirdot (Saurauia bracteosa DC.)

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiosperms

Kelas : eudicots

Ordo : Ericales

Familli : Actinideaceae

Genus : Saurauia

Spesies : Saurauia bracteosa DC.

Saurauia bracteosa DC. adalah jenis tumbuhan obat berupa pohon yang merupakan anggota dari suku Actinidiaceae. Tinggi tumbuhan ini mencapai 13 m.

Daun tunggal, permukaan berbulu halus. Letak bunga terminal. Masyarakat kecamatan Sumbul memanfaatkan Saurauia bracteosa DC. Sebagai obat sakit perut, malaria, dan rematik. Bagian yang digunakan adalah bagian pucuk yang yang terdiri dari daun, bunga, dan biji. Untuk obat sakit perut, cara meramunya yaitu dengan merebus bagian daun, bunga, biji, lalu air hasil rebusan diminum.

Untuk obat malaria dan rematik, cara meramunya yaitu bagian pucuk diblender, kemudian disaring. Lalu hasil saringan ditambah air dan garam, kemudian dimasak hingga mendidih, lalu diminum setelah didinginkan. Pada gambar 5. dapat dilihat ciri-ciri tumbuhan pirdot yang terdapat dihutan

Lindung Simandar.

Gambar 5. Pirdot (Saurauia bracteosa DC.)

5. Artok (Sonchus arvensis L.)

Kindom : Plantae

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Asterales

Famili : Asterceae

Genus : Sonchus L

Spesies : Sonchus arvensis L.

Sonchus arvensis L. adalah tumbuhan obat berupa herba yang merupakan anggota dari suku Asteraceae. Memiliki tinggi 20-50 cm, daun tunggal dengan bagian tepi bergerigi, warna bunga orange hingga kemerahan Umumnya tumbuh ditempat yang lembab. Sonchus arvensis L. Masyarakat Kecamatan Sumbul memanfaatkan Sonchus arvensis L. sebagai obat sakit perut. Bagian yang digunakan adalah daun dan batang. Cara meramunya yaitu bagian daun dan batang direbus, lalu airnya diminum. Pada gambar 6 dapat dilihat tumbuhan

Sonchus arvensis L.

Gambar 6, artok (Sonchus arvensis L.)

6. Bunga Kandang (Impatiens platypetala)

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiosperms

Kelas : Euditos

Ordo : Ericales

Familli : Balsaminaceae

Genus : Impatiens

Spesies : Impatiens platypetala

Impatiens platypetala merupakan jenis tumbuhan obat berupa herba dengan tinggi mencapai 60 cm dan bercabang. Memiliki daun tunggal, berbentuk lanset, tepi bergerigi, warnanya hijau muda. Bunga warna ungu, keluar dari ketiak daun. Masyarakat memanfaatkan Impatiens platypetala sebagai obat untuk mencuci luka. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah daunnya. Cara meramunya yaitu dengan merebus daunnya, lalu airnya dibuat mencuci luka.

Pada gambar 7 dapat di lihat bentuk dari tumbuhan Impatiens platypetala

Gambar 7. Bunga kandang (Impatiens platypetala )

7. Daun silikat (Zingiber elatum)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber elatum

Daun silikkat (Zingiber elatum) merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan diHutan Lindung Simandar. Tumbuhan ini merupakan jenis tumbuhan abadi.Menurut Hutahuruk (2004) Adapun Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tanin, terpen dan saponin pada daun. Bentuk daun flabellate, tata daun opposite, ujung daun acute, pangkal daun truncate, Tepi daun entire dan semua berwarna hijau. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada gambar 8.

Gambar 8. Daun silikat (Zingiber elatum)

8. Sabal (Piper albidum Kunth)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper albidum Kunth.

Sabal (Piper albidum Kunth) merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di Cagar Alam Dolok Tinggi Raja.Tumbuhan ini tumbuh di lokasi yang cukup mendapat sinar matahari dan tumbuh berupa semak.Karakteristik.

Kandungan kimia yang terkandung adalah senyawa golongan tanin dan saponin pada daun. Bentuk daun elliptical, pangkal daun acute, tepi entire, Kegunaan

Berfungsi untuk obat sakit pinggang. Pada gambar 9 dapat dilihat ciri-ciri dari tumbuhan obat ( Piper albidum Kunth).

Gambar 9. Sabal (Piper albidum Kunth)

9. Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack)

Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Simaroubaceae

Genus : Eurycoma

Spesies : Eurycoma longifolia jack

Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack) merupakan jenis tumbuhan bawah yang ditemukan di hutan LIndung Simandar. Tumbuhan ini tumbuh dilokasi yang cukup mendapat sinar matahari dan tumbuh berupa semak.

Kandungan kimia yangt terkandung adalah senyawa golongan terpen. Daun

Tunggal, bentuk oblong lanceolate, tata daun opposite dan berwarna hijau.

Kegunaan sebagai Obat demam, obat sakit perut, obat masuk angin, obat diabetes dan malaria. Karakteristik tumbuhan ini dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pasak bumi (Eurycoma longifolia Jack)

10. Kayu manis (Cinamomun zeylanicum)

Kingdom : Plantae

Devisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Laurales

Famili : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum zeylanicium

Tanaman kayu manis adalah salah satu tumbuhan tahunan yang dimanfaatkan sebagai rempah -rempah pada bagian kulit. Kandungan yang terdapat pada tumbuhan ini adalah di bagian daun dan kulit kayu, yang menadung senyawa metabolit minyak atsiri dan karbohidrat. Daun kayu manis berbentuk elips memanjang, ujung daun yang runcing dan tepi daun rata, permukaan daun licin. Pada bagian daun kayu manis dapat mengobati luka borok, obat bisul, dan pada bagian batang dapat menyembuhkan batuk dan diare. pada gambar 11 dapat dilihat tumbuhan kayu manis.

Gambar 11. Kayu manis (cinnamomum zeylanium)

11. Podom – podom (Saurophus androgynous)

Kingdom : Plantae Devisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Saurophus Spesies : Saurophus androgynous Podom-podom merupakan perdu dengan batang berkayu. Tumbuhan ini habitatnya sering di jumpai di habitat terbuka dan terdapat cahaya matahari, memiliki Daun berwarna hijau muda. Munawwarah (2012) menyatakan podom- podom memiliki batang berkayu bulat, tegak dengan tinggi 2-5 m.daun berbentuk majemuk, ujung daun runcing, pangkal tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip dan berwarna hijau.

Hasil skrining metabolit sekunder yang telah di laksanakan bahwa pada daun Saurophus androgynous adalah senyawa golongan tannin dan terpen/steroid.

Tumbuhan ini berkhasiat sebagai obat demam,obat tidur pada anak bayi, dan memperlancar ASI. Pada gambar 12 dibawah dapat dilihat karasteristik tumbuhan podom – podom.

Gambar 12. Podom – podom (Saurophus androgynous)

12. Sanduduk (Melastoma malabatharicum Linn.)

Kingdom : Plantae

Devisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Melastomataceae

Genus : Melastoma

Spesies : Melastoma malabathricum Linn.

Daun sanduduk banyak di manfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati sakit perut, obat jamur, obat cacing pada anak, obat bakar, obat bisul. Menurut

Hernani dan Djauhariya (2004) metabolit pada tumbuhan sanduduk adalah Tanin

dan Saponin. Karasteris tik tumbuhan obat sanduduk dapat dilihat pada gambar 13.

Gambar 13. Sanduduk (Melastoma malabathricum Linn.)

13. Tanggiang (Cibotium barometz)

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ericales

Famili : Actinidiaceae

Genus : Cibotium

Spesies : Cibotium barometz

Tumbuhan obat Tanggiang ini merupakan tumbuhan paku, tumbuh liar ditepi tebing, lereng bukit, dan tempat-tempat rindang lainnya. Dalimartha (2008) menyatakan bahwa pakis besar memiliki tinggi 2-3 m batang kuat, pada batang dan tangkai ditumbuhi rambut berwarna kuning emas, dannya bertangkai paanjang, letak berseling, ujungnya runcing dan tepinya bergerigi.

Batang tanggiang di manfaatkan masyarakat untuk mengobati bisul, asam lambung, dan menghentikan pendarahan. Kandungan metabolit sekunder yang terkandung di dalam tumbuhan ini adalah senyawa golongan Tanin. Pada gambar

14 karasteristik tumbuhan tanggiang.

Gambar 14. Tanggiang ( Cibotium barometz)

14. Losa (Cinamomum partenoxylon Jack)

Kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dikoltil

Ordo : Ranunculales

Familli : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Cinnamomum Partenoxylon Jack.

Losa merupakan jenis tumbuhan berkayu, batang batang berwarna merah kecoklatan. losa (Cinamomum partenoxylon Jack) memiliki aromatik pada daun dan batang. JICA 1996 Dalama Sein dan Mitlohner (2011) menyatakan bahwa losa mampu tumbuh sampai mencapai 30 m, percabangan yang simpodial, kayunya berbau harum, tipe daun tunggal, berwarna hijau dan ujung daunnya meruncing. Kandungan metabolit sekunder terdapat pada daun dan kulit batang yaitu senyawa golongan Saponin dan Flafonoid. Pada gambar 15 dapat dilihat karestaristik tumbuhan losa (Cinamomum partenoxylon Jack.)

Gambar 15. Losa (Cinnamomum Partenoxylon Jack)

15. Kincung Hutan ( Horenstedtia scyphifera)

Kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dikoltil

Ordo : Ranunculales

Familli : Lauraceae

Genus : Cinnamomum

Spesies : Horenstedtia scyphifera

Kincung hutan (Horenstedtia scyphifera) merupakan herba yang tumbuh ditempat yang lembab dan sedikit terbuk. Hidup berumpun dengan batang merah coklat, daun hijau, dan permukaan licin. Maulana (2012) menyatakan bahwa kincung hutan hidup di dataran ketinggian 1200 – 1300 mdpl, hidup pada terestial dan terdapat di daerah yang cukup cahaya. Kincung hutan yang di temukan pada saat berbuah mengandung senyawa golongan Saponin.di gunakan masyarakat untuk mengobati diare, obat batuk dan menghilangkan bau mulut. Pada gambar 16 dapat dilihat karesteristik tumbuhan kincung hutan yang ada hutan Simandar.

Gambar 16. Kincung hutan (Horenstedtia scyphifera)

16. Gagatan harimau (Vitis quatrangular Wall.)

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Vitals

Familli : Vitaceae

Genus : Vitis

Spesies : Vitis quatrangular Wall.

Masyarakat sekitar hutan Simandar memanfaatkan daun gagatan harimau sebagai penambah tenaga , obat sakit perut, mengganjal rasa lapar, obat malaria dan obat diabetes. Kandungan yang terdapat pada tumbuhan gagatan harimau adalah golongan Steroid/ terpenoid.

Gagatan harimau ( vitis quadrangular Wall. ) tumbuhan yang tumbuh ditempat yang lembab, permukaan berbulu daun berwarna hijau. Amrbi (2005) menyatakan bahwa gagatan harimua terdapat pada hutan primer, batang bulat beralur permukaan berbulu. Pangkal daun seperti hati dan tepinya bergerigi, pertulangan menjari dan permukaan berbulu. Pada gambar 17 dapat dilihat ciri dan bentuk dari tumbuhan gagatan harimau.

Gambar 17. Gagatan harimau (vitis quadrangular Wall.) 17. Andor pogu (Ficus fumila)

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : Urticales

Familli : Moraceae

Genus : ficus

Spesies : Ficus fumila

Tumbuhan obat andor pogu (ficus fumila) merupakan tumbuhan herba yang batangnnya merayap dan memanjat, daunnya berbentuk jantung atau bulat telur. Tumbuh di bawah naungan dan semak, dan bergetah putih. Menurut Rijai

(2013) Andor pogu berhabitus semak, panjang 2-5 m, daunnya tunggal, berbentuk bulat dannya berwarna hijau dan runcing. Hasil skrining metabolit sekunder yang telah di lakukan bahwa kandungnan kimia pada andor pogu (ficus fumila) dalah senyawa golongan tanin, terpen, saponin. Khasiat dari tumbuhan ini ialah obat sakit perut dan penambah tenaga. Pada gambar 18 dapat dilihat karesteristik tumbuhan ficus fumilla.

Gambar 18. Andor pogu (Ficus fumila)

18. Sirih hutan (Piper aduncum Linn.)

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Magnolipsida

Ordo : piperales

Familli : piperaceae

Genus : piper

Spesies : Piper aduncun Linn.

Sirih hutan (piper aduncan Linn. ) memiliki ciri-ciri tata daun ovate, ujung daun meruncing, permukaan berbulu halus, silindris 5-10 mm panjang daun

5-6 cm pertulangan menyirip, warna daun hijau muda. Masyarakat di sekitaran hutan Simandar menggunakan tumbuhan sirih hutan sebagai obat luka bakar dan obat bisul. Kandungan senyawa golongan terpen pada daun. Pada gambar 19 .

Gambar 19. Sirih hutan (piper aduncan Linn)

19. Talas ( Colacasia escolenta )

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliphyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Alismatales

Familli : Araceae Genus : Colacasia

Spesies : Colacasia esculata

Colacasia esculenta adalah jenis tumbuhan obat berupa herba dengan tinggi 80 cm-100 cm. Daun berbentuk jantung, tunggal, ujung runcing, dan permukaan halus pada Gambar 20 dapat di lihat tumbuhan Colacasia esculata.

Gambar. 20. Talas (Colacasia esculata)

Masyarakat sekitar hutan memanfaatkan Colacasia esculenta sebagai obat untuk mengobati diabetes. Sebagian masyarakat menanam talas sebagai tumbuhan hias di rumahnya .Bagian Colacasia esculenta yang digunakan sebagai obat adalah umbinya. Cara meramunya adalah dengan merebus umbinya, lalu dimakan.

Dewi Sabita Selamet dan Tarwodjo (1980) menyatakan dalam penelitiannya

Kandungan senyawa yang terdapat pada talas adalah Alkaloid, Saponin, Asam organik, gula. Talas di manfaatkan masyarakat sebagai obat diabetas.

20. Rumput mutiara (Hedyotis corymbosa)

Kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneaae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae Genus : Hedyotis

Spesies : Hedyotis corymbosa

Rumput mutiara adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yang mampu mengobati penyakit kanker , obat lambung dan demam. Tinggi tanaman mencapai

5- 15 cm daun relatif kecil, tangkai daun pendek warna hijau muda bentuk daun lanset. Rumput mutiara mempunyai rasa manis agak sedikit pahit . tulang daun satu ditengah, akar tunggang akar cabang serupa benang-benang (Depkes RI,

1995; IPTEKnet BPPT, 2005;CCRC Farmasi UGM, 2008, Dalimarta 2008). kandungan kimia pada tumbuhan ini adalah Flavonoid, Tanin <1%, Triterpenoid,

Glikosida iridoid (DepKes RI, 1995). Pada gambar 21 dapat dilihat uraian tumbuhan rumput mutiara (Colacasia esculata).

Gambar. 21. Rumput mutiara (Colacasia esculata)

21. Tatan ayam (Selaginella doederleinii Hieron.)

Kindom : Plantae

Divisi : Pteridophyta

Kelas : lycopodiinae

Ordo : Selagenillales

Familli : Selagenillaleceae

Genus : Selaginella

Spesies : Selaginella doederleinii Hieron. Selaginella doederleinii Hieron. adalah jenis tumbuhan obat berupa herba.

Tumbuh berumpun di lantai hutan dengan kelembaban tinggi. Memiliki batang semu dengan daun berupa rambut-rambut halus berwarna hijau. Masyarakat memanfaatkan jenis tumbuhan Selaginella doederleinii Hieron. sebagai obat.

Pada gambar 22 dapat di lihat uraian tatan ayam.

Gambar 22. Tatan ayam (Selaginella doederleinii Hieron.)

menurut Hariana (2008), Selaginella doederleinii Hieron. Berpotensi untuk mengobati antipiretik, antitoksin, antikanker, menghentikan pendarahan, dan pembersih darah. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah semua bagian baik kondisi kering maupun segar. Kandungan senyawa golongan Tanin dan saponin terdapat pada Selaginella doederleinii Hieron (Miftahudin 2015).

22. Sarindan (Macrosolen flammeus Danser.)

Kindom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Loranthales

Familli : Loranthaceae

Genus : Macrosolen

Spesies : Macrosolen cochinchinensis L. Macrosolen cochinchinensis L. adalah jenis tumbuhan obat berupa herba parasite yang merupakan anggota dari suku Loranthaceae. Banyak ditemukan pada batang pepohonan seperti pada pohon kemenyan. Daun berbentuk bulat, permukaan daun berwarna hijau, dan bagian bawah daun berwarna coklat, tumbuhan ini tidak memerlukan media tanam. pada Gambar 23. Dapat di lihat

Batang Sarindan berwarna cokelat. Bunga muncul pada ketiak daun.

Gambar 23. Sarindan (Macrosolen flammeus Danser.)

Tanaman benalu mengandung zat glikosida , saponin, tanin, flavonoid.

Tanaman benalu ini di mamfaatkan masyarakat untuk obat nyeri pinggang, melancarkan buang air kecil.

23. Pegagan ( Centella asiatica L. )

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Familli : Apiaceae

Genus : Centella

Spesies : Centela asiatica L.

Pegagan ( Centella asiatica L. ) merupakan tumbuhan menjalar di tempat terbuka di pinggiran hutan. Tumbuhan ini tidak memiliki batang dan daun berwarna hijau. Amri (2015) menyatakan bahwa peagan merupakan tumbuhan tahunan yang tumbuh menjalar dan tumbuh dengan baik di tempat yang lembab atau agak terbuka dan ternaungin. Tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian

2500 mdpl. Pada gambar 24. Dapat dilihat Centela asiatica L.

Gambar 24. Pegagan (Centela asiatica L.)

Pegagan dimanfaatkan masyarakat sekitar hutan sebagai obat darah tinggi, obat bisul, obat luka bakar, obat sakit perut, penambah nafsu makan. Hernani dan

Djauhariya (2004) menyatakan pegagan tergolong senyawa Tanin, Alkoloid dan

Steroid.

24. Kayu putih ( Melaleuca leucadendra)

Kindom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Mirtales

Genus : Melaleuca

Spesies : Melaleuca leucadendra Tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga, tiap ruang terdapat banyak biji. Habitat tumbuh di daerah berawa-rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun di pegunungan. Kayu putih dapat mengobat demam, nyeri haid

Batuk. Kandungan kimia adalah golongan Minyak atsiri Kayuputol, terpineol,

Tanin. Pada gambar 25 dapat di lihat deskripsi kayu putih.

Gambar 25. Kayu putih (Melaleuca leucadendra)

25. Kemenyan (Styrax benzoin Dry.)

Kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Ebenales

Familli : Styracaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Styrax benzoin Dry Tumbuhan kemenyan (Styrax benzoin Dry) termasud pohon besar dan tinggi pohon mencapai 20-40 m dengan diameter 60-100 cm. Kemenyan tumbuh ditempat dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan pertumbuhan yang istimewa terhadap jenis tanah.

Tumbuhan ini tumbuh pada tanah yang mempunyai porositas tinggi sehingga mudah meresapkan air. Kadungan senyawa pada kemenyan adalah golongan

Saponin, terpen, dan resin. Kegunaan dan mamfaat kemenyan adalah obat bisul, demam, muntah, pencernaan. Pada gambar 26 dapat dilihat deskripsi dari tumbuhan Styrax benzoin Dry.

Gambar 26 Kemenyan (Styrax benzoin Dry)

26. pinus (pinus Mercusi Jungh. Et deVries) kindom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Pinopsida

Ordo :Pinales

Familli :Pinaceae

Genus : Pinus

Spesies : pinus Mercusi Jungh. Et deVries

pinus (Mercusi Jungh. Et deVries ) adalah tanaman perdu yang tingginya mencapai 10-40 m dan tumbuh di atas permukaan laut. Daun pinus termasud ke dalam daun majemuk dan panjang daun 10-20 cm. Ujung daun meruncing dan pangkal daun berbentuk rata.

Kandungan senyawa golongan flavonoid, tanin, Saponin yang terdapat pada pinus, dan masyarakat menggunakan kulit tumbuhan pinus dan daunnya sebagai obat memperlancar peredaran darah, menghilankan rasa nyeri. Pada gambar 27 dapat di lihat tumbuhan pinus mercusii.

Gambar 27. Pinus (Pinus mercusii)

27. Pandan hutan (Pandanus tectorius )

Kindom : plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : liliopsida

Ordo : Pandanales

Famili : Pandanaceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus tectorius

Pandanus tectorius merupakan pohon atau semak yang tegak, tinggi 3-7 m, bercabang dan batang berduri, dan daunya besar panjang daun 2-3 m ujung daun segitiga lancip. Pandanus tectorius banyak digunakan sebagai obat tradisional dalam penanganan penyakit obat sakit kulit , bisul, diabetes, demam

(Sasikumar et al., 2009). Pada umumnya jenis pandanus di indonesia banyak jenisnya dari yang sudah diteliti pandan hutan mengandung senyawa golongan

Triterpen. Pada gambar di bawah dapt di lihat karestristik dari pandan hutan.

Gambar 28. Pandan hutan (pandanus tectorius)

28. Kampawa (areca catechu L.)

Kindom : plantae

Divisi : tracheophyta

Kelas : magnoliopsida

Ordo : arecales

Famili : arecaceae

Genus : areca L

Spesies : areca catechu L.

Tumbuhan kampawa hitam merupakan tumbuhan perdu tinggi 72 cm, batang bulat, diameter 2 cm, permukaan licin, tegak, warna hijau kekuningan daun majemuk, pita, permukaan licin, pertulangan sejajar. Tumbuhan ini sejenis dengan tumbuhan pinang, kandungan yang terdapat pada tumbuhan kampawa hitam ini adalah tanin dan flavonoid ( maulana 2008). Pada gambar 29 di bawah dapat di lihat ciri timbuhan kampawa hitam.

Gambar 29. Kampawa hitam (areca catechu L.)

Tingkat Keanekaragaman Tumbuhan Obat Di Kawasan Hutan Lindung Simandar Kabupaten Dairi

Masyarakat sekitar Hutan Simandar pada umumnya bergantung pada hutan karena sebagian besar masyarakat masih memanfaatkan areal sekitar hutan untuk berkebun dan bertani. Beberapa tumbuhan yang terdapat di hutan banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan sehari-hari, sebagai pakan ternak dan lainnya. Berbagai jenis tumbuhan yang terdapat di dalam kawasan hutan simandar, mulai dari tumbuhan bawah, semai, pancang, tiang dan pohon ada pada lampiran II.

Terdapat lima tingkatan untuk mengklasifikasi aspek keanekaragaman yang dianalisis. Pada tingkat tumbuhan bawah kerapatan (K) yang paling tinggi terdapat pada tumbuhan talas (Clacasia esculenta) dengan nilai kerapatan sebesar1574, 07 dan frekuensi (F) sebesar 0,8 sehingga terdapat nilai pada INP tertinggi pada pada tumbuhan talas 6,73% sedangkan untuk kerapatan (K) terendah terdapat pada andor pogu 308,64 dan INP sebesar 1 %.

Tingkat semai nilai INP yang tertinggi terdapat pada jenis tumbuhan pandan hutan (Pandanus sp) dengan Nilai 18,89, dan kerapatan Relatif (KR) tertinggi juga terdapat pada jenis tumbuhan pandan hutan (Pandanus sp) dengan nilai 11,708 % dan frekuensi relatif (FR) sebesar 7,18% sedangkan Kerapatan

Relatif ( KR) yang terkecil terdapat pada jenis tumbuhan kemenyan, gagatan harimau dengan nilai sebesar 9,3 dan Frekuensi Relatifnya ( FR) terkecil terdapat pada jenis tumbuhan losa yaitu sebesar 0,96%.

Indeks Nilai Penting ( INP ) yang tertinggi pada tingkat pancang terdapat pada jenis tumbuhan pirdot dengan nilai 25,571%. Nilai kerapatan relatif (KR) yang di peroleh pada tumbuhan pirdot adalah sebesar 13,146 dengan Frekuensi relatifnya (FR) sebesar 12,42 %. Tumbuhan dengan nilai INP terendah yaitu tumbuhan kampawa sebesar 1,85 %, dengan KR sebesar 0,84 % dan FR sebesar

1,008 %.

Tingkat tiang tumbuhan dengan INP tertinggi juga terdapat pada tumbuhan kayu manis dengan nilai sebesar 9,01 % dannilai KR dan FR nya berjumlah 4,75 % dan4,32 %. Jenis tumbuhan dengan nilai INP terendah terdapat pada jenis tumbuhan kayu putih. Nilai KR dan FR sebesar1,75 % dan1,32 % , sehingga jumlah INP tumbuhan ini sebesar 1,54 %.

INP pada tingkat pohon tertinggi terdapat pada jenis tumbuhan medang dengan nilai INP yang diperoleh sebesar 31,24 %. Nilai KR dan FR yang di peroleh sebesar 15, 42 % dan 15,81%.

Kent dan Paddy (1992) menyatakan untuk memperkirakan keanekaragaman spesies, indeks keanekaragaman yang dapat digunakan dalam analisis keanekaragaman tumbuhan adalah indeks Shanon-Wienner (H’).

Berdasarkan lampiran pada Table 1, yaitu pada tingkat tumbuhan bawah, memiliki nilai H’ sebesar 2,88, tabel 2, yaitu tingkat semai, memiliki nilai H’ sebesar 3,30, tabel 3, yaitu tingkat pancang, memiliki nilai H’ sebesar 2,28, Tabel

4, yaitu tingkat tiang, memiliki nilai H’ sebesar 2,9, dan tabel 5, yaitu tingkat pohon, memiliki nilai H’ sebesar 2,37.

Berdasarkan nilai H’ yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pada tingkat tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies suku melimpah. Pada tingkat semai menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies melimpah tinggi. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Indriyanto (2006) yang menyatakan bahwa nilai H’ lebih dari 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah melimpah tinggi. Nilai

H’ 2- 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek sedang melimpah. Nilai H’<2 menunjukkan bahwa keanekaragaman spesies pada suatu transek adalah sedikit atau rendah ( Kent& Paddy, 1992).

Analisis Data Tumbuhan Obat

Analisis Data Tumbuhan Obat Penguasaan suatu jenis terhadap spesies lainnya ditentukan berdasarkan Indeks Nilai Penting (INP) yang merupakan hasil dari penjumlahan kerapatan relatif (KR), frekuensi relaratif (FR), dan dominansi relatif (DR) (Kainde, 2011). Hasil analisi tanaman obat tingkat semai, pancang, tiang dan pohon pada kawasan hutan Simandar, Kecamatan Sumbul ,kabupaten

Dairi disajikan pada tabel di bawah . Potensi Tumbuhan Obat Tingkat Semai

Hasil perhitungan Indeks Nilai Penting (INP) tanaman obat pada lokasi penelitian menunjukkan bahwa persentase INP dipengaruhi oleh jumlah penemuan individu suatu spesies dan penyebaran suatu jenis dalam suatu areal Tingginya jumlah penemuan individu suatu spesies dan frekuensi spesies, tentu akan menyebabkan tingginya persentase kerapan relative dan frekuensi relatif, yang mana keduanya merupakan variable penting yang mempengaruhi besar kecilnya persentase INP suatus pesies. Pada tabel 2. dapat dilihat tanaman obat tingkat semai di Kawasan hutan Lindung Simandar.

Tabel 2. Analisis potensitumbuhan obat Kawasan hutan Lindung Simandar no Jenis tumbuhan K KR F FR INP H’ 1 Langge (zingiber zerumbet) 632,72 4,90 0,08 3,11 8,01 2 Podom – podom (Saurophus androgynus) 540,12 4,18 0,13 5,02 9,21 3 Rumput mutiara 1481,48 1,96 0,04 1,12 3,08 (Hedyotiscorymbosa L 4 Gagatan harimau 330,86 11,37 0,32 10,42 21,79 (Vitisquatrangular wall) 5 Sabal (Cinnamomumsubavenium) 401,23 3,11 0,07 2,87 5,98 6 Pirdot (Saurauiavulcani) 185,19 1,43 0,06 2,15 3,59 7 Sanduduk (Melastomamalabathricum Linn.) 864,20 6,69 0,15 5,98 12,67 8 Tanggiang 27,16 0,93 0,04 1,20 2,14 (Cibotiumbarometz) 9 Kampawa (Areca Cf. trianda) 24,69 0,85 0,03 1,00 1,85 10 Pasak bumi (Euricumalongifolia 509,26 0,67 0,06 1,44 2,12 Jack.) 11 Tatan ayam 462,96 0,61 0,04 1,12 1,73 (SelaginelladoederleiniiHieron.) 12 Sarindan (Macrosolenflammeus 64,20 2,21 0,07 2,20 4,41 Dancer) 13 Daun silikat (Zingiberelatum) 12,35 4,35 0,07 4,62 8,96 14 Bunga kandang (Impatiens platypetala) 354,94 2,75 0,06 2,39 5,14 15 Talas (ColacasiaEscolenta) 1574,07 2,08 0,18 4,65 6,73 16 Artok (Sonchusarvensis L.) 154,32 1,19 0,04 1,44 2,63 17 Kayu putih 1697,53 2,24 0,17 4,33 6,58 18 Kemenyan (Sryraxbenjoin) 354,94 2,75 0,08 3,11 5,86 19 Losa (Cinnamomum 377,78 12,98 0,36 11,62 24,60 (Partenozylon jack.) 20 Kayu manis 293,83 10,09 0,28 9,22 19,31 (Cinamomumzeylanicum) 21 Sirih hutan (piper aduncan linn) 1250,00 1,65 0,15 4,01 5,66 22 Andor pogu (ficus fumila) 308,64 0,41 0,02 0,64 1,05 23 Alang alang (Imperata cylindrical 1450,62 1,92 0,16 4,17 6,09 Rausch) 24 Kincung hutan (Horensttedtiascyphifera) 262,35 2,03 0,08 3,11 5,14 25 Ompu – ompu 370,37 0,49 0,06 1,44 1,93 (Hymenocalislittoralis 26 Pegagan (Centellaasiatica) 1527,78 2,02 0,13 3,37 5,39 27 Pandan hutan (pandanus amaryllifolius) 1512,35 11,71 0,19 7,18 18,89 28 Pinus (pinus mercusi) 0,04 4,12 0,09 3,83 7,95

keterangan : K : Kerapatan suatu jenis (Ind/Ha) Kr : kerapatan relatif suatu jenis (%) F : Frekuensi suatu jenis Fr : Frekuensi relatif suatu jenis (%)

Aspek fitokimia

Kandungan senyawa metabolit sekunder yang diuji pada tumbuhan sebagai indikator adanya kandungan obat didalam tubuh tumbuhan ada 4 golongan yang umum diuji yaitu senyawa tanin, terpen, alkaloid dan saponin.

Tumbuhan obat yang berada di hutan Simandar ada 28 jenis Spesies. Berdasarkan dari referensi, terdapat 26 jenis tumbuhan obat yang telah di lakukan uji skrining kandungan metabolit sekunder. Tumbuhan yang belum ada referensinya yaitu pada tumbuhan Tatan ayam (Selaginella doederleinii Hieron.) Artok (Sonchus arvensis L.) Data hasil pengujian fitokimia tumbuhan obat disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Data hasil uji fitokimia pada tumbuhan obat

No Nama ilmiah tumbuhan obat Metabolit sekunder 1 Imperata cylindrical Rausch. Alkoloid, Flavonoid, Terpen (hernani dan djahauriah, 2004) 2 Hymenocalis littoralis Tanin, saponin (Manurung, 2006) 3 Saurauiavulcani Terpen, flavonoid (Ambri,2005) 4 Hedyotiscorymbosa L. Flavonoid, tanin(Maulana, 2012) 5 homalomena cordata Schott Terpen, alkoloid ( Dalimarta, 2008) 6 Vitisquatrangular Steroid/terpenoid,triterpenoid, Wall. glikosida, iridoid. (khare,2007)

7 Horensttedtiascyphifera Saponin (Maulana,2012) 8 Centella asiatica Alkoloid, tanin, steroid (hernani dan djahauriah,2004) 9 Saurophusandrogynus (L.) Tanin, terpen/steroid ( Merr. purwati,2009) 10 Cinnamomumsubavenium Tanin, saponin ( winarto,2003) 11 Melastomamalabathricum Tanin, saponin. (Hernani Linn. dandjahauriah 2004) 12 Cinnamomum (Partenozylon Saponin , flavonoid(JICA, 1996) jack.) 13 Cinamomum zeylanicum Minyak atsiri ( Rahayu,2006) 14 Pandanus Triterpen tectoralis ( Hutahuruk,2014) 15 Ficus fumilla Tanin, terpen, saponin ( Rijai,2013) 16 Cibotiumbarometz Tanin ( Dalimarta, 2008) 17 ColacasiaEscolenta Alkoloid, saponin, asam organik, gula 18 Sryraxbenjoin Saponin, flavonoid ( (Maulana,2012) 19 Melaleuca leucadendra Tanin, mimyak atsiri (munawarmah,2012) 20 Areca Cf. trianda Terpen, tanin ( Dalimarta,2008) 21 Pinus mercusii Flavonoid, tanin, saponin ( Hernani dan Djahauriah,2004) 22 Euricumalongifolia Jack. Terpen ( Hutahuruk,2014) 23 SelaginelladoederleiniiHieron Tanin, saponin, ( Miftahudin,2015) . * 24 Macrosolencochinchinensis L. Saponin, flavoloid (Hernani dan djahauriah,2004) 25 Zingiberelatum Tanin, terpen, saponin (Siagian,1996) 26 Sonchusarvensis L.* Terpen, flavonoid (hernani dan djahauriah,2004) 27 Impatiens platypetala Tanin,saponin ( Maulana,2012) 28 Piper aduncun Linn. Terpen ( Sistiawanti,2010)

Tumbuhan obat yang banyak di gunakan adalah pada bagian daun,

Menurut Harborne (1987) dalam Mumpuni (2004), Hal ini diduga karena beberapa alasan yaitu pertama, daun banyak terakumulasi senyawa metabolit sekunder yang paling penting sebagai bahan obat berupa tanin, alkaloid, minyak atsiri dan senyawa organik lainnya yang tersimpan didalam vakuola maupun jaringan tambahan pada daun seperti trikoma. Kedua, dari segi keutuhan dan eksistensinya jumlah daun lebih banyak dibanding bagian organ lainnya sehingga apabila diambil dalam jumlah yang tertentu tidak berpengaruh terhadap tumbuhan tersebut. Ketiga dilihat dari segi efisiensi dan kepraktisannya daun merupakan bahan yang mudah diracik dan diolah untuk dijadikan sebagai bahan obat.

A. Pengujian Flavonoid/ tanin

Flavonoid/tanin bagian dari senyawa fenol terbesar yang ada, yang dapat dijumpai didalam kandungan tumbuhan.khasiat dari flavonoid/tanin adalah sebagai antioksidan yang dapat menghambat peroses penuaan hingga mencegah perkembangan kanker dan antibiotik. Dalam uji skrining yang dilakukan pada tumbuhan obat Selaginella doederleinii Hieron. yang ditemukan di hutan Simandar mengandung senyawa golongan tanin dapat diketahui dengan memasukkan ekstraksi kedalam tabung reaksi, di tambahkan Fec13 lalu di kocok dan terdapat perubahan warna pada tumbuhanSelaginella doederleinii Hieron. Pada gambar 29.

Dapat dilihat hasil uji fitokimia pada tumbuhan obat (Selaginella doederleinii Hieron).

Gambar. 29. Hasil uji skrining pada tumbuhan Selaginella doederleinii Hieron

2. Terpen

Terpen adalah senyawa yang terdapat pada bagian daun, buah, dan kulit batang tumbuhan. Banyak di gunakan sebagai obat tradisional. Menurut Robinson

(1995) terpen merupakan senyawa kimia tumbuhan tumbuhan yang dapat di isolasi dengan penyulingan minyak atsiri. Senyawa ini tidak berwarna dan berbentuk kristal. Terpen mengandung komponen aktif obat alam yang dapat di gunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti diabetes, malaria, gangguan menstruasi, anti bakteri dan anti jamur.

3. saponin

Pada umumnya saponin menghasilkan busa yang larut didalam air, karena saponin terdapat dalam gugusan polar dan non polar. Saponin merupakan glikosida alamiah yang terikat dengan steroid atau tritaterpana. Saponin memiliki aktivitas farmakologis yang cukup luas diantaranya meliputi : anti virus, anti jamur, dan menurunkan kolestrol. Peranan saponin pada tumbuhan sebagai sistem pertahanan seperti alelopati, anti mikroba, anti jamur dan anti serangga.

Pada tumbuhan Sonchus arvensis L.juga mengandung saponin di ketahui dari hasil uji skrining yang di lakukan di Laboraturium Biologi fakultas MIPA.

Pengujian dilakukan dengan perlakukan sempel di ekstraksi di atas penanas air,hingga suhu semula, lalu hasil di kocok selama 2-3 menit sampai berbusa dan di diamkan busa selama 1 menit. Pengujian busa permanen dilakukan dengan penambahan 1-3 tetes HCL 10%. Pada gambar 31. dapat dilihat hasil uji skrining metabolit sekunder pada tumbuhan obat.

Gambar. 31. Hasil uji skrining metabolit sekunder senyawa golongan saponin

4. Alkoloid

Alkoloid digunakan secara luas dalam bidang pengobatan karena mempunyai kegiatan fisiologis yang menonjol pada tubuh manusia. Kegunaan alkoloid alkoloid bagi tumbuh manusia adalah sebagai pelindung dari serangan hama, dan penguat tumbuhan.

Akoloid bersifat basa mengandung satu atau lebih atom nitrogen, banyak di antaranya memiliki aktifitas biologis pada manusia dan hewan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan lindung Simandar Sebanyak

28 jenis Tumbuhan. Bagian tumbuhan yang banyak di gunakan adalah pada bagian daunnya. Tumbuhan yang paling banyak di jumpai adalah pada tingkat semai sebanyak 12 jenis dan yang paling rendah pada tumbuhan pohon berjumlah 2 jenis pohon.

Penelitian tentang eksplorasi tumbuhan obat terdapat 2 jenis tumbuhan jenis semai yang belum ada referensinya, yaitu sellagenella doederleani dan sanchus arvensis L.

Saran

Berdasarkan dari penelitian ini Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai aspek fitokimia tumbuhan obat yang terdapat di kawasan hutan Lindung

Simandar Kec. Sumbul Kab.Dairi Sumatera Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius.Yogyakarta. Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan Desa Tongkoh Kabupaten Karo. Departemen Kehutanan USU. [Belum Dipublikasikan]. Medan.

Ambri. K . 2015. Eksplorasi Tumbuhan Obat Pada Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Sumatera Utara. Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Medan.

Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid V. Puspa Swara. Jakarta.

Depkes R.I. 2007. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.

Djauhariya, E., dan Hernani.2004. Gulma Berkhasiat Obat. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta.Gunawan, D., dan S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi). Jilid I. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hanenson, I. B. 1980. Clinical Toxicology. Toronto : JB Lippincot Company.

Harbone, J. B., 1987, Metode Fitokimia, Penentuan Cara Modern Menganalisis Tanaman, Jilid 2, a.b. Padmawinata, K., Penerbit ITB, Bandung.

Hutahuruk, A. 2014. Eksplorasi tumbuhan aromatik pada kawasan butan taman wisata sicike – cike kabupaten dairi sumatera utara. [Skripsi] universitas sumatera utara. Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara. Jakarta

Kainde, R.P., Ratag, P.S., Tasirin dan J.S., Faryanti, D. 2011. Analisis Vegetasi Hutan Lindung Gunung Tumpa. Jurnal Unsrat Manado. Vol. 17 No.3.

Kuntorini, E. M. 2005. Botani Ekonomi Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat di Kotamadya Banjarbaru. Vol 2(1). Hal. 26. Banjarbaru: Fakultas FMIPA Universitas Lambung Mangkurat.

Maulana. T. 2012. Inventarisasi Dan Uji Metabolit Sekunder Zingiberaceae Sebagai Tumbuhan Obat Tradisional Di Hutan Aek Nauli Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tesis. Universitas Negeri Medan. Medan.

Manurung, A . 2016. Eksplorasi Tumbuhan Obat Di Hutan Lindung Lumban Julu Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. FakulTas Kehutanan. Universitas Sumatera Utara. Medan. Munawwarmah. 2012. Pemamfaatan Tumbuhan Obat Oleh Masyarakat Sekitar Taman Nasional Batang Gadis (TNBG), Skripsi. Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Penuntun Praktikum Kimia Bahan Alam. 2010. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Rahayu et al., 2006. Pemanfaatan Tumbuhan Obat secara Tradisional oleh Masyarakat Lokal di Pulau Wawonii, Sulawesi Tenggara. Jurnal Biodiversitas Volume 7 hal 245-250.

Rijai. 2013. Potensi Herba Tumbuhan Balsem (polygala paniculata linn). Sebagai sumber Bahan Farmasi Potensial. Universitas Mulawarman.

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi VI. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata.Penerbit ITB.Bandung.

Siagian, M. H & Sunaryo. 1996. Pemanfaatan Suku Zingiberaceae Sebagai Obat Tradisional oleh Masyarakat Lembak Delapan, Bengkulu, Abstr. 0554. Hlm 246 Dalam Indeks Beranotasi Keanekaragaman Hayati dalam Publikasi Ilmiah Staf Peneliti Pusat Penelitian Biologi-LIPI 2002. Biodiversity Conservation Project. Bogor: Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Sistiawanti, Y & Kasrina. 2010. Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Gangguan Menstruasi Pada Masyarakat “Suku Serawai” di Desa Darat Sawah, Padang Siring, dan Kota Agung Kabupaten Bengkulu Selatan. Jilid 2. Hal. 124. Bengkulu: Program Studi Biologi FMIPA Univ. Bengkulu.

Supriadi. 2001.Tumbuhan Obat Indonesia: Penggunaan dan Khasiatnya. Pustaka Populer Obor. Jakarta.

Zuhud, E, A, M. 2008. Potensi Hutan Tropika Indonesia Sebagai Penyangga Bahan Obat Alam Untuk Kesehatan Bangsa. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil analisis vegetasi tumbuhan di hutan Simandar pada tingkat tumbuhan bawah ∑ ∑ Petak Individu Ditemukan Nama Jenis K Kr F Fr Inp Pi In Pi H´ Suatu Suatu Jenis Jenis Alang-Alang ** 94,00 26,00 1450,62 1,92 0,16 4,17 6,09 0,02 -3,96 2,88 Ompu-Ompu ** 24,00 9,00 370,37 0,49 0,06 1,44 1,93 0,00 -5,32 Rumput Mutiara** 96,00 7,00 1481,48 1,96 0,04 1,12 3,08 0,02 -3,93 Pegagan** 99,00 21,00 1527,78 2,02 0,13 3,37 5,39 0,02 -3,90 Ondar Pogu ** 20,00 4,00 308,64 0,41 0,02 0,64 1,05 0,00 -5,50 Talas** 102,00 29,00 1574,07 2,08 0,18 4,65 6,73 0,93 -0,08 Pasak Bumi ** 33,00 9,00 509,26 0,67 0,06 1,44 2,12 0,01 -5,00 Daun Singkut 30,00 9,00 462,96 0,61 0,06 1,44 2,06 0,01 -5,10 Tatan Ayam ** 30,00 7,00 462,96 0,61 0,04 1,12 1,73 0,01 -5,10 Asar-Asar 550,00 24,00 8487,65 11,21 0,15 3,85 15,06 0,11 -2,19 Aggrek Tubi-Tubi 2,00 6,00 30,86 0,04 0,04 0,96 1,00 0,00 -7,81 Sipeol 228,00 49,00 3518,52 4,65 0,30 7,87 12,51 0,05 -3,07 Pacar Air 262,00 18,00 4043,21 5,34 0,11 2,89 8,23 0,05 -2,93 Nampu Hijau 112,00 26,00 1728,40 2,28 0,16 4,17 6,46 0,02 -3,78 Anggrek Pulchra 5,00 6,00 77,16 0,10 0,04 0,96 1,06 0,00 -6,89 Anggrek Sayar-Sayar 13,00 11,00 200,62 0,26 0,07 1,77 2,03 0,00 -5,93 Anggrek 10,00 7,00 154,32 0,20 0,04 1,12 1,33 0,00 -6,20 Anggrosslophyllum Anggrek Bromheadia 5,00 5,00 77,16 0,10 0,03 0,80 0,90 0,00 -6,89 Paku Leyat 591,00 27,00 9120,37 12,04 0,17 4,33 16,38 0,12 -2,12 Paku-Pakuan 226,00 27,00 3487,65 4,60 0,17 4,33 8,94 0,05 -3,08 Paku Andam 646,00 31,00 9969,14 13,16 0,19 4,98 18,14 0,13 -2,03 Bunga Kana Merah 91,00 15,00 1404,32 1,85 0,09 2,41 4,26 0,02 -3,99 Paku Asplenium 754,00 42,00 11635,80 15,36 0,26 6,74 22,10 0,15 -1,87 Monstera Enak 122,00 29,00 1882,72 2,49 0,18 4,65 7,14 0,02 -3,69 Sisik Naga 66,00 15,00 1018,52 1,34 0,09 2,41 3,75 0,01 -4,31 Sirih Merah 20,00 7,00 308,64 0,41 0,04 1,12 1,53 0,00 -5,50 Apitson 97,00 26,00 1496,91 1,98 0,16 4,17 6,15 0,02 -3,92 Supi-Supi 111,00 30,00 1712,96 2,26 0,19 4,82 7,08 0,02 -3,79 Sirih Hutan 81,00 25,00 1250,00 1,65 0,15 4,01 5,66 0,02 -4,10 Pakis Haji 110,00 27,00 1697,53 2,24 0,17 4,33 6,58 0,02 -3,80 Rotan 53,00 11,00 817,90 1,08 0,07 1,77 2,85 0,01 -4,53 Senduduk ** 88,00 10,00 1358,02 1,79 0,06 1,61 3,40 0,02 -4,02 Hanjuang Merah 63,00 17,00 972,22 1,28 0,10 2,73 4,01 0,01 -4,36 Pandan Hutan 74,00 11,00 1141,98 1,51 0,07 1,77 3,27 0,02 -4,19 Total 4908,00 623,00 75740,74 100,00 3,85 100,00 200,00 1,91 0,65

Lampiran 2 : Hasil analisis vegetasi tumbuhan di hutan Simandar pada tingkat tumbuhan semai ∑ Petak Di ∑ Individu Nama Tumbuhan Temukan K Kr F Fr Inp Pi In Pi H´ Suatu Jenis Suatu Jenis Kapas-Kapas 8,00 4,00 123,46 0,96 0,02 0,96 1,91 0,01 -4,65 3,30 Kemenyan ** 23,00 13,00 354,94 2,75 0,08 3,11 5,86 0,03 -3,59 Hanjuang Merah 25,00 15,00 385,80 2,99 0,09 3,59 6,58 0,03 -3,51 Pakis Haji 73,00 23,00 1126,54 8,72 0,14 5,50 14,22 0,09 -2,44 Kayu Manis ** 43,00 28,00 663,58 5,14 0,17 6,70 11,84 0,05 -2,97 Kincung ** 17,00 13,00 262,35 2,03 0,08 3,11 5,14 0,02 -3,90 Kecombrang 21,00 14,00 324,07 2,51 0,09 3,35 5,86 0,03 -3,69 Pait-Pait 50,00 26,00 771,60 5,97 0,16 6,22 12,19 0,06 -2,82 Podom-Podom ** 35,00 21,00 540,12 4,18 0,13 5,02 9,21 0,04 -3,17 Pandan Hutan ** 98,00 30,00 1512,35 11,71 0,19 7,18 18,89 0,12 -2,14 Langge ** 41,00 13,00 632,72 4,90 0,08 3,11 8,01 0,05 -3,02 Latong Anduri 21,00 9,00 324,07 2,51 0,06 2,15 4,66 0,03 -3,69 Silam-Lam Bau 39,00 17,00 601,85 4,66 0,10 4,07 8,73 0,05 -3,07 Tuba Jonong 14,00 11,00 216,05 1,67 0,07 2,63 4,30 0,02 -4,09 Hati Lando 22,00 16,00 339,51 2,63 0,10 3,83 6,46 0,03 -3,64 Latong Andorsari 19,00 11,00 293,21 2,27 0,07 2,63 4,90 0,02 -3,79 Sempuyung 27,00 15,00 416,67 3,23 0,09 3,59 6,81 0,03 -3,43 Banyur 10,00 6,00 154,32 1,19 0,04 1,44 2,63 0,01 -4,43 Puspa 7,00 6,00 108,02 0,84 0,04 1,44 2,27 0,01 -4,78 Pinus 7,00 6,00 108,02 0,84 0,04 1,44 2,27 0,01 -4,78 Meang 7,00 5,00 108,02 0,84 0,03 1,20 2,03 0,01 -4,78 Gagatan Harimau ** 8,00 6,00 123,46 0,96 0,04 1,44 2,39 0,01 -4,65 Bunga Kandang ** 23,00 10,00 354,94 2,75 0,06 2,39 5,14 0,03 -3,59 Artok ** 10,00 6,00 154,32 1,19 0,04 1,44 2,63 0,01 -4,43 Sabal ** 26,00 12,00 401,23 3,11 0,07 2,87 5,98 0,03 -3,47 Turi-Turi 7,00 5,00 108,02 0,84 0,03 1,20 2,03 0,01 -4,78 Sanduduk** 56,00 25,00 864,20 6,69 0,15 5,98 12,67 0,07 -2,70 Medang 10,00 7,00 154,32 1,19 0,04 1,67 2,87 0,01 -4,43 Jelutung 6,00 4,00 92,59 0,72 0,02 0,96 1,67 0,01 -4,94 Hoting 15,00 7,00 231,48 1,79 0,04 1,67 3,47 0,02 -4,02 Nyatu 8,00 3,00 123,46 0,96 0,02 0,72 1,67 0,01 -4,65 Rotan 11,00 2,00 169,75 1,31 0,01 0,48 1,79 0,01 -4,33 Mujang 7,00 4,00 108,02 0,84 0,02 0,96 1,79 0,01 -4,78 Pirdot ** 12,00 9,00 185,19 1,43 0,06 2,15 3,59 0,01 -4,24 Hau Dolok 16,00 8,00 246,91 1,91 0,05 1,91 3,83 0,02 -3,96 Sampinar Bunga 4,00 3,00 61,73 0,48 0,02 0,72 1,20 0,00 -5,34 Sampinar Tali 1,00 1,00 15,43 0,12 0,01 0,24 0,36 0,00 -6,73 Losa ** 10,00 4,00 154,32 1,19 0,02 0,96 2,15 0,01 -4,43 Total 837,00 418,00 12916,67 100,00 2,58 100,00 200,00 1,00 -151,87

Lampiran 3: Hasil analisis vegetasi tumbuhan di hutan Simandar pada tingkat tumbuhan pancang

∑ Petak Di ∑ Individu Nama Jenis Temukan K Kr F Fr Inp Pi In Pi H´ Suatu Jenis Suatu Jenis Kayu Manis** 119,00 46,00 293,83 10,09 0,28 9,22 19,31 0,10 -2,29 2,29 Sempuyung 138,00 46,00 340,74 11,70 0,28 9,22 20,92 0,12 -2,15 Losa ** 153,00 58,00 377,78 12,98 0,36 11,62 24,60 0,13 -2,04 Pirdot ** 155,00 62,00 382,72 13,15 0,38 12,42 25,57 0,13 -2,03 Sanduduk** 128,00 49,00 316,05 10,86 0,30 9,82 20,68 0,11 -2,22 Pait-Pait 89,00 89,00 219,75 7,55 0,55 17,84 25,38 0,08 -2,58 Gagatan Harimau** 134,00 52,00 330,86 11,37 0,32 10,42 21,79 0,11 -2,17 Latong Anduri 141,00 50,00 348,15 11,96 0,31 10,02 21,98 0,12 -2,12 Hati Lando 75,00 25,00 185,19 6,36 0,15 5,01 11,37 0,06 -2,75 Sarindan ** 26,00 11,00 64,20 2,21 0,07 2,20 4,41 0,02 -3,81 Kampawa ** 10,00 5,00 24,69 0,85 0,03 1,00 1,85 0,01 -4,77 Tanggiang ** 11,00 6,00 27,16 0,93 0,04 1,20 2,14 0,01 -4,67 Total 1179,00 499,00 2911,11 100,00 3,08 100,00 200,00 1,00 -33,63

Lampiran 4 : Hasil analisis vegetasi tumbuhan di hutan Simandar pada tingkat tumbuhan tiang

∑ Petak ∑ Individu Nama tumbuhan Ditemukan K Kr F Fr Inp Pi In pi D Dr H´ Suatu Jenis Suatu Jenis

Karet 14,00 9,00 8,64 3,04 0,06 3,46 6,51 0,03 -3,49 0,0002 1,3642 2,91 Kopi 6,00 4,00 3,70 1,30 0,02 1,54 2,84 0,01 -4,34 0,0000 0,2199 Daun silikat** 20,00 12,00 12,35 4,35 0,07 4,62 8,96 0,04 -3,14 0,0004 2,7829 Dap-Dap 19,00 10,00 11,73 4,13 0,06 3,85 7,98 0,04 -3,19 0,0003 2,3447 Bania 23,00 13,00 14,20 5,00 0,08 5,00 10,00 0,05 -3,00 0,0005 4,0674 Pinus ** 17,00 14,00 10,49 3,70 0,09 5,38 9,08 0,04 -3,30 0,0003 2,2209 Mujang 12,00 8,00 7,41 2,61 0,05 3,08 5,69 0,03 -3,65 0,0001 0,8369 Sampinur Tali 26,00 15,00 16,05 5,65 0,09 5,77 11,42 0,06 -2,87 0,0006 4,3381 Kapas-Kapas 11,00 7,00 6,79 2,39 0,04 2,69 5,08 0,02 -3,73 0,0001 0,9217 Hoting 33,00 20,00 20,37 7,17 0,12 7,69 14,87 0,07 -2,63 0,0013 9,8029 Nyatu 27,00 13,00 16,67 5,87 0,08 5,00 10,87 0,06 -2,84 0,0007 5,3036 Hau Dolok 62,00 28,00 38,27 13,48 0,17 10,77 24,25 0,13 -2,00 0,0039 29,7538 Turi-Turi 21,00 11,00 12,96 4,57 0,07 4,23 8,80 0,05 -3,09 0,0004 3,4604 Sampinur Bunga 18,00 12,00 11,11 3,91 0,07 4,62 8,53 0,04 -3,24 0,0003 2,6261 Jelutung 22,00 11,00 13,58 4,78 0,07 4,23 9,01 0,05 -3,04 0,0004 3,1710 Puspa 25,00 13,00 15,43 5,43 0,08 5,00 10,43 0,05 -2,91 0,0006 4,3585 Medang 37,00 21,00 22,84 8,04 0,13 8,08 16,12 0,08 -2,52 0,0013 10,1544 Meang 32,00 21,00 19,75 6,96 0,13 8,08 15,03 0,07 -2,67 0,0010 7,7894 Kayu Putih ** 8,00 4,00 4,94 1,74 0,02 1,54 3,28 0,02 -4,05 0,0001 0,5473 Kayu Manis ** 22,00 11,00 13,58 4,78 0,07 4,23 9,01 0,05 -3,04 0,0005 3,7958 Banyur 2,00 2,00 1,23 0,43 0,01 0,77 1,20 0,00 -5,44 0,0000 0,0357 Sempuyung 3,00 1,00 1,85 0,65 0,01 0,38 1,04 0,01 -5,03 0,0000 0,1043 Total 460,00 260,00 283,95 100,00 1,60 100,00 200,00 1,00 -73,20 0,0130 100,0000

∑ ∑ Jumlah Individu Nama Tumbuhan Petak K Kr F Fr Inp Pi Inpi d Dr H′ Suatu Ditemukan Jenis

Pinus 35,00 15,00 0,04 4,12 0,09 3,83 7,95 0,04 -3,19 0,0010 1,1876 2,37 Meang 109,00 52,00 0,13 12,84 0,32 13,27 26,10 0,13 -2,05 0,0151 18,371 Hoting 96,00 46,00 0,11 11,31 0,28 11,73 23,04 0,11 -2,18 0,0085 10,386 Medang 131,00 62,00 0,15 15,43 0,38 15,82 31,25 0,15 -1,87 0,0183 22,227 Hau Dolok 122,00 49,00 0,14 14,37 0,30 12,50 26,87 0,14 -1,94 0,0192 23,381 Turi-Turi 72,00 32,00 0,08 8,48 0,20 8,16 16,64 0,08 -2,47 0,0055 6,7036 Nyatu 88,00 42,00 0,10 10,37 0,26 10,71 21,08 0,10 -2,27 0,0070 8,5508 Sampinur Tali 59,00 27,00 0,07 6,95 0,17 6,89 13,84 0,07 -2,67 0,0037 4,5151 Mujang 12,00 6,00 0,01 1,41 0,04 1,53 2,94 0,01 -4,26 0,0002 0,2649 Kapas-Kapas 9,00 7,00 0,01 1,06 0,04 1,79 2,85 0,01 -4,55 0,0001 0,1096 Puspa 42,00 20,00 0,05 4,95 0,12 5,10 10,05 0,05 -3,01 0,0018 2,1455 Jelutung 47,00 20,00 0,06 5,54 0,12 5,10 10,64 0,06 -2,89 0,0013 1,5578 Sampinur Bunga 27,00 14,00 0,03 3,18 0,09 3,57 6,75 0,03 -3,45 0,0005 0,5984 Total 849,00 392,00 1,00 100,00 2,42 100,00 200,00 1,00 -36,79 0,0821 100 Lampiran 5 : Hasil analisis vegetasi tumbuhan di hutan Simandar pada tingkat tumbuhan pohon

Keterangan : ** : Tumbuhan obat

PETA KAWASAN HUTAN LINDUNG SIMANDAR LAMPIRAN

DOKUMENTASI KONDISI HUTAN LINDUNG SIMANDAR

DOKUMENTASI KEGIATAN DI HUTAN LINDUNG SIMANDAR

DOKUMENTASI UJI SKRINING FITOKIMIA TUMBUHAN OBAT