Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film Naga Bonar Karya Asrul Sani

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film Naga Bonar Karya Asrul Sani ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM FILM NAGA BONAR KARYA ASRUL SANI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh Sukasih Nur 10405001806 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429/2008 M ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM FILM NAGA BONAR KARYA ASRUL SANI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I) Oleh Sukasih Nur NIM : 104051001806 Pembimbing Dr. Arief Subhan, MA PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ANALISIS WACANA PESAN MORAL DALAM FILM NAGA BONAR KARYA ASRUL SANI, telah diajukan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 31 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Program Studi Strata 1. Jakarta, 31 Juli 2008 Sidang Munaqasyah Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota, Dr. Murodi, M.A. Umi Musyarofah, M.A. NIP: 150254102 NIP: 150281980 Anggota Penguji I Penguji II Drs. Study Rizal, LK, M.Ag. Drs.Wahidin Saputra,M.A. NIP: 150262876 NIP: 150276299 Pembimbing Dr. Arief Subhan, M.A. NIP: 150262442 ABSTRAK Sukasih Nur Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film “Naga Bonar” Karya Asrul Sani Film merupakan media komunikasi massa yang dinilai cukup efektif dalam penyampaian pesan dari pada media massa lainnya. Proses penyampaian pesan dilakukannya cenderung mengkontruksi realitas yang ada di lingkungan sekitar kehidupan manusia dan menyarankan berbagai kemungkinan moral, sosial dan psikologis termasuk di dalamnya adalah praktik perjuangan hidup, pengabdian dan pengorbanan, seperti halnya tertera dalam film Naga Bonar karya Asrul Sani. Film Naga Bonar adalah contoh yang menunjukkan wujud penghormatan terhadap pejuang dan bukti kecintaan terhadap negara. Penyajian kisah perjuangan dalam bentuk komedi selain menghibur, namun di dalamnya banyak termuat pesan kebaikan yang dapat diambil, membuat film ini sangat diminati dan mendapat respon baik dari kalangan masyarakat maupun pemerintah. Analisis wacana adalah studi tentang pengkajian fungsi pramatik yang dilakukan secara sistematis terhadap suatu kalimat, teks dan konteks sehingga makna yang terkandung dalam kalimat dapat ditafsirkan. Dalam melakukan analisis wacana film ini mengunakan analisis wacana model Teun A. Van Djik, untuk menganalisa pemakaian bahasa dan ungkapan makna yang terdapat dalam film tersebut. Dari sini maka diperlukan skema/kerangka wacana agar mempermudah dalam menganalisa baik teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Penelitian ini ingin mengetahui pesan moral seperti apa yang disajikan film “Naga Bonar” dilihat dari teks dan mengetahui pesan moral seperti apa yang termuat dalam film tersebut dilihat dari kognisi sosial, konteks sosial. Dalam penelitian ini data diperoleh dengan teknik Research Document yaitu melalui observasi dan penelitian terhadap film dalam bentuk VCD dan skenario film, kemudian ditafsirkan, maka dapat diketahui hasil temuannya. Temuan terfokus pada tema-tema yang mengandung moral dan unsur kebaikan yang dibungkus dengan alur cerita, pemakaian gaya bahasa, bentuk kalimat, proposisi dan ungkapan/ metafora yang baik dan mengetahui bagaimana latar belakang dibuatnya cerita tersebut. Film NB sarat dengan pesan moral. Hal ini bisa ditinjau dari struktur makro film ini yang termuat dalam tema utama yaitu tema perjuangan serta didukung dengan subtopik seperti keberanian, kepemimpinan, pesahabatan, kecintaan, kesetiaan dan kepasrahan. Sedangakan dalam skematik film NB sangat menarik karena dalam menyajikan isi cerita, penulis cerita film lebih memberikan motivasi dan memberikan pengalaman bagi penonton melalui berbagai gambaran visual yang jelas tentang pertempuran dan perjuangan hidup. Di samping itu, dari bahasa cara penyampaian informasi dan pesan- pesannya dikemas gaya populer yang sangat ekspresif dengan bahasa propagandis dan pedagogis dan dalam bentuk komedi, sehingga mudah diterima oleh masyarakat. Sedangkan dalam konteks sosial dan kognisi sosial pengarang, film ini memberikan inspirasi kepada masyarakat ketika mulai leburnya identitas bangsa, kurangnya rasa nasionalisme. KATA PENGANTAR Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, segala pemilik sumber segala ilmu yang hidayahNya selalu terpancar kepada mahlukNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film Naga Bonar Karya Asrul Sani“ yang tak lain adalah sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program S1 pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat beserta salam semoga selalu tercurah kepada Rasullulah saw berserta keluarganya dan para sahabat, karena beliaulah yang menjadi suritauladan bagi kami agar kami menjadi insan kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membatu dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Kamaruddin Hidayat, M.A. selaku Rektor yang dapat amanat ilmiah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Murodi, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi 3. Bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarofah, selaku Seketaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Bapak Dr. Arief Subhan, M.A, selaku dosen pembimbing penulisan skripsi ini, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis di tengah- tengah kesibukannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberi arahan pengembangan intelektual penulis selama belajar di kelas yang satu persatu tidak dapat penulis sebutkan. 6. Pimpinan perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh staf dan karyawan yang telah melayani dan menyiapkan fasilitas literatur selama penulis belajar sampai bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Pimpinan Perpustakaan Sinematek (Pusat Perfilman Indonesia), atas pemberian skenario film Naga Bonar sebagai data skripsi ini. 8. Terkhusus kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, S. Nursahid dan Mursini, yang telah mendidik, mengasuh dan membesarkan serta memberikan segenap cinta dan kasih sayang, doa, dukungan, baik moril maupun materil sehingga penulis dapat mengeyam pendidikan formal di perguruan tinggi hingga selesai. 9. Abangda tercinta Al-Marhum Mukholid yang telah memberikan kasih sayang dan ketulusan mengasuh penulis hingga akhir hayat. Semoga semua amalnya mendapat balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Dan tak lupa pula terimakasih kepada kakak ku Mufidah dan abang ku Mawardi serta kakak Ipar ku Wida Ningsih dan Sikun, yang ikut andil dalam memberikan motivasi pada penulis. Keponakan ku Ami, Ica, Ayu, dan Rahman kalian adalah harapan ku. 10. Sahabat ku Jefi, yang selalu memberi motivasi, dukungan dengan tulus serta membatu atas segala kelu kesah kepada penulis selama di perantauan Jakarta ini. Penulis sangat berhutang budi atas perhatian dan waktu-waktunya. Dan tak lupa pula sahabat-sahabat ku dan teman-teman seperjuangan ku Happy Ladies (Nita, Luluk, Ibed, Lilik, Trisna dan Ratna) dan teman seangkatan 2004 (Karyono, Sabar, Samsul dan Roni) terimakasih atas dukungan kalian. 11. Keluarga besar IKAPDH, terimakasih atas bimbingan kakak-kakak ku (Kak Sukron, kak Ilham, kak Hafiz, kak Adi, kak Dodoy, kak Supri, kak Herry, dan kak Nia, ) dan adik-adik ku IKAPDH (Ida, Umi, Titin, Ely, Mineh, Iil, Nurul, Salmi, Halsa, Bayu, ) dan semuanya yang tak sempat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas cerita, dukungan dan kekompakan kalian semua. 12. Teman-teman ku di SEMARI (Serumpun Mahasiswa Riau) terus berjuanglah demi Riau kita. 13. Teman-teman ku di kajian SAUNG (Anas, Rama, Widi, Wiwit, Afnan, Firda, Sinar, dan Tifa) terimakasih atas ilmu dan sharing diskusinya. 14. Teman-teman seperjuangan ku di KPI B tahun 2004. Aal terimakasih motivasi dan dukungan, Mimin dan Imut, ida, ani, terimakasih atas dukungan dan cerita kalian. Dan teman-teman lainnya Restifa, Yayu, Ika Mika, Tya, Anis, Iik, Eza, Sarah, Eva, Ulul, Zee, Fajar, Munih, Maulana, Ozi, Samsuri, dan lainnya yang tak sempat satu persatu disebutkan. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan. Semoga seluruh bantuan dan amal baik yang telah diberikan kan dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. penulis berharap tulisan ini bisa memberikan manfaat bagi banyak pihak. Kampung Utan, 2008 Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ................................................................................................ vii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................... 7 D.
Recommended publications
  • East-West Film Journal, Volume 5, No. 1
    EAST-WEST FILM JOURNAL VOLUME 5 . NUMBER 1 SPECIAL ISSUE ON MELODRAMA AND CINEMA Editor's Note I Melodrama/Subjectivity/Ideology: The Relevance of Western Melodrama Theories to Recent Chinese Cinema 6 E. ANN KAPLAN Melodrama, Postmodernism, and the Japanese Cinema MITSUHIRO YOSHIMOTO Negotiating the Transition to Capitalism: The Case of Andaz 56 PAUL WILLEMEN The Politics of Melodrama in Indonesian Cinema KRISHNA SEN Melodrama as It (Dis)appears in Australian Film SUSAN DERMODY Filming "New Seoul": Melodramatic Constructions of the Subject in Spinning Wheel and First Son 107 ROB WILSON Psyches, Ideologies, and Melodrama: The United States and Japan 118 MAUREEN TURIM JANUARY 1991 The East-West Center is a public, nonprofit educational institution with an international board of governors. Some 2,000 research fellows, grad­ uate students, and professionals in business and government each year work with the Center's international staff in cooperative study, training, and research. They examine major issues related to population, resources and development, the environment, culture, and communication in Asia, the Pacific, and the United States. The Center was established in 1960 by the United States Congress, which provides principal funding. Support also comes from more than twenty Asian and Pacific governments, as well as private agencies and corporations. Editor's Note UNTIL very recent times, the term melodrama was used pejoratively to typify inferior works of art that subscribed to an aesthetic of hyperbole and that were given to sensationalism and the crude manipulation of the audiences' emotions. However, during the last fifteen years or so, there has been a distinct rehabilitation of the term consequent upon a retheoriz­ ing of such questions as the nature of representation in cinema, the role of ideology, and female subjectivity in films.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Ideologi Film Garin Nugroho
    Ideologi Film Garin Nugroho Ahmad Toni Prodi S3 Pascasarjana Fikom Universitas Padjajaran Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21 Jatinangor 45363 Fikom Universitas Budi Luhur Jalan Raya Ciledug Petukangan Utara Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12260 ABSTRACT This study is based on qualitative research with critical discourse analysis approach. The study presents the text of the fi lm as micro level of semiotic analysis. The purpose of the study is to uncover the ideology of Garin Nugroho fi lms which apply high aesthetic and anthropology construction of an exotic Indonesian culture. The result shows that the ideology resistance manifested in the fi lm of “Daun di Atas Bantal” is the philosophy reconstruction of art democratization as the power to sup- press the regime of Suharto and the new order. “Opera jawa” fi lm is the reconstruction of gender philosophy and Java femininity as well as the philosophy of the nature cosmology in the perspective of moderate Hindu Islam in presenting the greediness of human in the system of the nature ecology. The fi lm of ‘Mata tertutup’ is the philosophy reconstruction of moderate Islam to counter the power of radicalism and terrorism as the concept developed and related to the tenacity of nationalism system of the young generation in Indonesia. “Soegija” fi lm is the reconstruction of Christology philosophy and the values of minority leadership in the nationhood and statehood. The fi lm of “Tjokroaminoto Guru Bangsa” is the reconstruction of Islam philosophy to view the humanism values in the estab- lishment of the foundation of the nation as a moderate view.
    [Show full text]
  • Rethinking National Identity in an Age of Commercial Islam: the Television Industry, Religious Soap Operas, and Indonesian Youth
    Rethinking National Identity in an Age of Commercial Islam: The Television Industry, Religious Soap Operas, and Indonesian Youth by Inaya Rakhmani, S.Sos (UI), MA (UvA) This thesis is presented for the degree of Doctor of Philosophy at Murdoch University 2013 I declare that this thesis is my own account of my research and contains as its main content work which has not previously been submitted for a degree at any tertiary institution. ………………………………………….. Inaya Rakhmani ii ABSTRACT This thesis is about what it means to be Indonesian in an age of commercial Islam. It set out to understand the growing trend of “Islamisation” in Indonesian television after the end of the authoritarian New Order regime (1962 to 1998), which coincided with the rise of Islamic commodification in other sectors (Fealy, 2008). To achieve this, the thesis looks at the institutional practices, Islamic representation, and the reception of the most-watched television format with an Islamic theme, sinetron religi (religious drama). Studies on Indonesian television so far have focused on its structure, construct, and audience as separate entities (e.g. Sen & Hill, 2000; Kitley, 2000; Ida, 2006; Barkin, 2004; Loven, 2008). This thesis is the first research on Indonesian television that understands the institutional frameworks, identity constructs, and its reception as a whole. As the industry’s livelihood is determined by advertising revenue that relies on audience ratings, it is in the interest of the television stations to broadcast Islamic symbols that are acceptable to the general, “national” viewers. This study takes a look into the tension between Islamic ideologies and commercial interest in the practices that surround sinetron religi.
    [Show full text]
  • Sukabumi Gagal
    SABTU, 28 OKTOBER 2017 / 8 SAFAR 1439 H HARGA RP 3.000 017 a 2 ud m e P h a p m u S i r a Pemerintah Kota Sukabumi H Mengucapkan SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA H. MOHAMAD MURAZ, S.H.,M.M. H. ACHMAD FAHMI, S.Ag.,M.MPd 28 OKTOBER 1928 - 28 OKTOBEROKTOBER 2017 Dr. H.M.N.HANAFIE ZAIN, M.Si. Walikota Sukabumi Wakil Walikota Sukabumi Sekretaris Daerah Kota sukabumi FOTO: HANDI RADAR SUKABUMI Bupati: Jangan Biarkan Sukabumi Gagal ‘Caang’ Dikuasai Asing SUKABUMI - Setelah sebelumnya PLN berjanji akan mem- prioritaskan Kampung Jelegong RT 06/03, Desa Buanajaya, MENGAJI: Belasan anak-anak di Kampung SUKABUMI--Ban- kan orang kita tak bo- Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi untuk segera Jelegong RT 03/06 Desa Buanajaya Kecamatan yaknya lahan di Suka- leh mendekat ke sana. Bantargadung Kabupaten Sukabumi terlihat bumi yang dimiliki oleh Ini hoax atau tidak, melakukan pembangunan jaringan listrik pada tahun 2016 bersemangat untuk membaca Alquran meski lalu. Hingga saat ini, nyatanya kampung yang dihuni 28 kepala hanya menggunakan penerangan dari lampu pihak asing, Bupati Suk- tapi faktanya memang keluarga (KK) di belum terlaksana atau masih ‘poek”. cempor. abumi Marwan Hama- begitu,” sebut Marwan mi mewanti-wanti jaja- Hamami saat sam- SUKABUMI...Baca Hal 4 rannya khususnya para butan pencanangan camat agar tak mudah ...Baca Hal 4 tergoda rayuan orang BUPATI: asing. Dirinya melihat kondisi saat ini, warga negara asing tengah berupaya menguasai Indonesia melalui berbagai aspek. Ter- masuk menguasai lahan tanah rakyat di Sukabumi. “Banyak lahan se- cara legalitasnya sudah dikuasai orang asing, reklamasi pun sudah dibeli orang as- ing.
    [Show full text]
  • Gelar a Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo Dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer Bakal Menggelar a Tr
    Gelar A Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer bakal menggelar A Tribute to Teguh Karya yang rencananya akan digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (28/9) mendatang. Sejumlah penyanyi dan musisi akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Misalnya, Idris Sardi dan Erros Djarot (komposer musik), Addie MS (konduktor), serta sejumlah penyanyi yang akan diiringi oleh Twilite Orchestra. Dalam konser ini akan ditampilkan original soundtrack film-film karya Teguh Karya seperti film Pacar Ketinggalan Kereta, November 28, Badai Pasti Berlalu, Ibunda, Wajah Seorang Lelaki dan lain-lain. Selain didukung oleh musisi kawakan, acara ini juga akan diramaikan oleh para penyanyi senior seperti Anna Mathovani yang pernah mengisi vokalnya di soundtrack film Cinta Pertama, Berlian Hutahuruk (Badai Pasti Berlalu), Aning Katamsi, Harvey Malaihollo, Ruth Sahanaya, Rafika Duri, Marini, Christopher Abimanyu, Fryda Luciana, serta para aktor kawakan lainnya yang pernah membintangi film-film karya Teguh Karya seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, Leny Marlina, Alex Komang, Jenny Rahman, Niniek L Karim, N. iantiarno, dan Rima Melati. Slamet Rahardjo yang menjadi salah satu penggagas acara ini mengatakan bahwa acara ini bukanlah upaya untuk mengkultuskan seorang Teguh Karya. Tetapi, dalam kegairahan perfilman saat ini perlu diberikan sebuah keteladanan yang bisa dipetik dari sosok Teguh Karya. "Kegiatan ini juga didasari oleh pengertian bahwa film bukan hanya sekedar akting saja, melainkan di dalamnya ada juga unsur musik yang mempengaruhi sebuah karya film," ujar Slamet Rahardjo di sanggar Teater Populer, Jalan Kebon Pala, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Slamet mengatakan, A Tribute to Teguh Karya adalah salah satu wasiat yang diamanahkan kepada dirinya setahun sebelum Teguh Karya meninggal pada 11 Desember 2001 lewat ungkapan Teguh yang berbunyi "kreativitas tidak boleh mati".
    [Show full text]
  • BAB II A. Sutradara Film Alangkah Lucunya Negri Ini 1. Deddy Mizwar
    BAB II A. Sutradara Film Alangkah Lucunya Negri Ini 1. Deddy Mizwar Deddy Mizwar adalah seorang aktor, sutradara, dan produser film. Ia banyak terjun dalam perfilm-an Indonesia baik secara langsung sebagai aktor ataupun tidak langsung sebagai sutradara dan produser. Film-film yang ia garap banyak bernuansa da'wah dengan pesan moral dan agama yang ringan dan menghibur. Deddy Mizwar, lahir di Jakarta, 5 Maret 1955. Ia pertama kali terjun ke dunia film pada 1976, dengan membintangi film Cinta Abadi arahan sutradara Wahyu Sihombing. Aktor senior pemenang 4 piala Citra (untuk film) dan 2 piala Vidya (untuk sinetron) ini sudah berpengalaman membuat sejumlah sinetron bermuatan dakwah dari serial Pengembara, Mat Angin sampai Lorong Waktu. Kecintaan aktor asli Betawi ini pada dunia seni tidak terbantahkan lagi. Buktinya, selepas sekolah, ia sempat berstatus pegawai negeri pada Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Namun ayah dari 2 anak ini hanya betah 2 tahun saja sebagai pegawai, karena ia lebih gandrung main teater. Ia bergabung di Teater Remaja Jakarta. Selebihnya, jalan hidupnya banyak ia baktikan pada dunia seni, lebih tepatnya seni peran. Darah seni itu rupanya mengalir deras dari ibunya, Ny. Sun'ah yang pernah memimpin sangar seni Betawi. Akhirnya, ia dan ibunya kerap mengadakan kegiatan seni di kampung sekitarnya. 30 Kecintaannya pada dunia teater telah mengubah jalan hidupnya. Beranjak dewasa, sekitar tahun 1973, Deddy mulai aktif di Teater Remaja Jakarta. Dan lewat teater inilah bakat akting Deddy mulai terasah. Deddy pernah terpilih sebagai Aktor Terbaik Festival Teater Remaja di Taman Ismail Marzuki. Tidak sekedar mengandalkan bakat alam, Deddy kemudian kuliah di LPKJ, tapi cuma dua tahun.
    [Show full text]
  • Analisis Semiotika Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”
    Journal “Acta Diurna” Volume IV. No.1. Tahun 2015 ANALISIS SEMIOTIKA FILM “ALANGKAH LUCUNYA NEGERI INI” Oleh: Anderson Daniel Sudarto (e-mail: [email protected]) Jhony Senduk (e-mail: [email protected]) Max Rembang (e-mail: [email protected]) Abstrak Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) mengangkat potret nyata yang ada dalam kehidupan bangsa Indonesia. Film ini juga dipenuhi bintang film Indonesia, tercatat ada sembilan nama peraih piala citra yang berkolaborasi secara sempurna untuk menyajikan tontonan yang berkualitas. Slamet Rahardjo, Deddy Mizwar, Tio Pakusadewo, dan Rina Hasyim. Keseluruhan film dipenuhi satir-satir politik yang cerdas. Jauh dari itu film ini membuka mata kita semua. Tentang pendidikan, tentang pengangguran, tentang kerasnya hidup di jalanan, serta kritik pada penguasa negeri ini. Tanpa pemahaman, film ini hanya akan sekedar menjadi komedi belaka. Dengan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai makna simbolis mengenai pesan moral yang ingin disampaikan pada film Alangkah Lucunya (Negeri Ini). Maka itu, sangat penting untuk mengetahui Semiotika Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) agar masyarakat bisa mengetahui film-film yang mendidik dan lewat film ini, bisa memberikan inspirasi bagi generasi penerus bangsa tentang pentingnya pendidikan untuk membangun suatu bangsa negara yang lebih baik kedepannya. Dengan Mengetahui Semiotika dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) maka Masyarakat maupun penonton bisa tahu yang film yang komedi biasa atau komedi tak berisi (absurb) dengan film komedi satir (sindiran) yang sarat akan pesan positif bagi pemerintah, para pembuat film dapat belajar dari Film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) dengan memberikan pada masyarakat film yang berisi harapan dan cita-cita kedepan untuk pendidikan dan karakter bangsa dan negara kita Indonesia.
    [Show full text]
  • Fulltext (1.688Mb)
    SKRIPSI STRATEGI PARTAI PAS (PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA) DALAM MEMENANGKAN PEMILU 2018 DI MALAYSIA OLEH: MUHAMMAD TAUFIK HASIBUAN 150906025 Dosen Pembimbing: Dr. Warjio Ph.D DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 1 Universitas Sumatera Utara SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muhammad Taufik Hasibuan NIM : 150906025 Judul Skripsi :Strategi Partai PAS (Partai Islam Se-Malaysia) Dalam Memenangkan Pemilu 2018 di Malaysia. Dengan ini menyatakan: 1. Bahwa skripsi yang saya tulis benar merupakan tulisan saya dan bukan hasil jiplakan dari skripsi atau karya ilmiah orang lain 2. Apabila terbukti dikemudian hari skipsi ini merupakan hasil jiplakan maka saya siap menanggung segala akibat hukumnya Demikian pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa ada paksan atau tekanan dari pihak manapun. Medan, 25 Juli 2019 Muhammad Taufik Hasibuan NIM : 150906025 i Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK MUHAMMAD TAUFIK HASIBUAN (150906025) STRATEGI PARTAI PAS (PARTAI ISLAM SE-MALAYSIA) DALAM MEMENANGKAN PEMILU 2018 DI MALAYSIA. ABSTRAK Wujud dari keberlanjutan demokrasi ialah pemilihan umum yang dimana hal ini melahirkan partai-partai yang nanti menjadi perahu bagi aktor-aktor politik dalam merebut kursi kekuasaan. Setiap partai tentunya memiliki strategi masing- masing dalam memperebutkan hati rakyat yang nanti nya akan menjatuhkan pilihan nya kepada partai tersebut. Penelitian ini mengkaji bagaimana strategi partai PAS (Partai Islam Se- Malaysia) dalam memenangkan pemilu 2018 di Malaysia. Penelitian ini menggunakan metode studi kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data library reserch. Penelitian “Strategi partai PAS (Partai Islam Se-Malaysia) dalam memenangkan pemilu 2018 di Malaysia” ini menjelaskan bagaimana strategi partai PAS (Partai Islam Se-Malaysia) dalam memenangkan pemilu 2018 di Malaysia melalui jalan dakwah.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film Merupakan Hasil
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Film merupakan hasil dari sebuah proses kreatif dan interpretasi pembuatnya terhadap suatu masalah yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat penontonnya. Akan tetapi, bentuk komunikasi film bersifat tidak langsung, sama halnya dengan puisi dan prosa. Memahami pesan dan tanggapan sebuah film penonton perlu memahami tema film itu sendiri. Karena itu untuk dapat lebih memahami pesan yang ingin disampaikan oleh sebuah film, ada baiknya sebagai penonton, tahu bentuk dan tema sebuah film. Penontonlah yang memberikan makna dan penafsiran. Penonton membuat makna dan tanggapan atas film yang baru saja ditontonnya yang tidak sama dengan maksud sang sutradara. Semakin cerdas penonton itu penafsirkan, semakin cerdas pula film itu memberikan maknanya. Bentuk komunikasi film bersifat tidak langsung sama halnya dengan puisi dan prosa. Karena itu untuk dapat lebih memahami pesan yang ingin disampaikan oleh sebuah film ada baiknya sebagai penonton memahami tema sebuah film. (http://kineforum.wordpress.com/2011/02/25/sejarah film nasional 2011) Pemahaman penonton pada sebuah film adalah dengan melihat pesan- pesan dari pembuat film atau memberikan tafsiran dan makna baru saat melihat sebuah film. Film memberikan apresiasi kepada penonton agar semakin kritis dan apresiatif dalam melihat film. Dalam skripsi ini membahas mengenai salah satu Film Komedi Indonesia Tahun 2010 yang dirilis oleh Deddy Mizwar. Dibintangi 1 2 oleh Reza Rahadian dan Deddy Mizwar sendiri. Film ini berjudul Alangkah Lucunya (Negeri Ini) bertema pendidikan, dalam alur ceritanya pemeran berniat untuk merubah anak-anak yang berprofesi mencopet. Sinopsis flim ini adalah Muluk belum mendapatkan pekerjaan sejak lulus S1, hampir 2 tahun. Meskipun selalu gagal tetapi Muluk tidak pernah berputus asa.
    [Show full text]
  • Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dakwah Untuk Meningkatkan Ketaatan Beragama Siswi Di Ma Nu Mu’Allimat Kudus
    PERAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAKWAH UNTUK MENINGKATKAN KETAATAN BERAGAMA SISWI DI MA NU MU’ALLIMAT KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) Oleh : SITI DUROTUN NAFISAH 111111080 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2015 ii iii PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka. Semarang, Siti Durotun Nafisah 111111080 iv KATA PENGANTAR بسم اهلل الرحمه الرحيم Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, selain itu yang telah memberikan kenikmatan berupa sehat jasmani serta rohani, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah kita nantikan syafaat kelak di yaumul qiyamah. Amin. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang. Dengan pertolongan Allah SWT disertai ikhtiar penulis yang sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Kegiatan Ekstrakurikuler Dakwah untuk Meningkatkan Ketaatan Beragama Siswi di MA NU Mu‟allimat Kudus”. Penulis menyadari skripsi ini tidaklah mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, tanpa adanya dukungan dan dorongan moril maupun materil dari berbagai pihak.
    [Show full text]
  • Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghosts from the Past Heeren, C.Q
    Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past Heeren, C.Q. van Citation Heeren, C. Q. van. (2009, June 9). Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past. Retrieved from https://hdl.handle.net/1887/13830 Version: Not Applicable (or Unknown) Licence agreement concerning inclusion of doctoral thesis in License: the Institutional Repository of the University of Leiden Downloaded from: https://hdl.handle.net/1887/13830 Note: To cite this publication please use the final published version (if applicable). Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Katinka van Heeren Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor aan de Universiteit Leiden, op gezag van Rector Magnificus prof.mr. P.F. van der Heijden, volgens besluit van het College voor Promoties te verdedigen op dinsdag 9 juni 2009 klokke 16.15 uur door Catherine Quirine van Heeren Geboren te Jakarta in 1973 III Promotiecommissie Promotor: Prof. dr. B. Arps Referent: Prof. dr. H. Schulte Nordholt (Vrije Universiteit Amsterdam) Leden: Prof. dr. K. van Dijk Prof. dr. B. Meyer (Vrije Universiteit Amsterdam) Prof. dr. P. Nas Prof. dr. I. Smits Prof. dr. P. Spyer . The research for this dissertation was carried out under the auspices of the Indonesian Mediations Project, part of the Indonesia in Transition programme (2001-2005), funded by the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW). I would like to thank the School of Asian, African, and Amerindian Studies (CNWS), and the Netherlands Organization for Scientific Research (NWO) for their financial support.
    [Show full text]