PENGARUH UTILITARIAN BENEFIT DAN HEDONIC

BENEFIT TERHADAP BRAND LOYALTY MELALUI BRAND

EXPERIENCE DAN SATISFACTION :

(SUATU TELAAH TERHADAP PRODUK IPAD DI

JAKARTA)

Oleh:

Machreza Ibrahim Siregar

200911042

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

INDONESIA BANKING SCHOOL

JAKARTA

2013

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 PENGARUH UTILITARIAN BENEFIT DAN HEDONIC BENEFIT

TERHADAP BRAND LOYALTY MELALUI BRAND EXPERIENCE

DAN SATISFACTION :

(SUATU TELAAH TERHADAP PRODUK IPAD DI JAKARTA)

Oleh:

Machreza Ibrahim Siregar

200911042

Diterima dan disetujui untuk diajukan dalam ujian komprehensif

Jakarta, 26 September 2013

Dosen Pembimbing

Whony Rofianto, ST., Msi.

i

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 LEMBAR PERSETUJUAN UJI KOMPREHENSIF

Nama : Machreza Ibrahim Siregar NIM : 200911042 Judul Skripsi : Pengaruh utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction : (suatu telaah terhadap produk iPad di Jakarta) Tanggal Ujian Komprehensif : Nama Penguji : Ketua : Paulina Harun.Dr.,SE.,M.Si Anggota : Whony Rofianto.ST., M.Si : Fajar Hertingkir.S.Sos,MM Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang dimaksud di atas telah mengikuti ujian komprehensif pada: Hari/Tanggal : 26 September 2013 Dengan Hasil : B+

Ketua Penguji,

Paulina Harun.Dr.,SE.,M.Si

Anggota 1, Anggota 2,

Whony Rofiant.ST.,M.Si Fajar Hertingkir.S.Sos,MM

ii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : Machreza Ibrahim Siregar

NIM : 200911042

Jurusan : Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Judul Penelitian : Pengaruh utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction : (suatu telaah terhadap produk iPad di Jakarta)

Pembimbing Skripsi,

Whony Rofianto.ST.,M.Si

Tanggal Lulus: 26 September 2013

Mengetahui,

Ketua Panitia Ujian Ketua Jurusan Manajemen

Paulina Harun.Dr.,SE.,M.Si Ari Sunardi.SE., AK.,M.Si

iii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Machreza Ibrahim Siregar

NIM : 200911042

Juruasan : Manajemen

Konsentrasi : Pemasaran

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan oleh STIE Indonesia Banking School.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar.

Penulis,

Machreza Ibrahim Siregar

iv

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang menjadi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi . Adapun penulisan skripsi dengan judul Pengaruh utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction : (suatu telaah terhadap produk iPad di Jakarta)

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan dan kesulitan yang dihadapi, akan tetapi deangn doa serta dukungan dari berbagai pihak maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun pihak-pihak yangdimaksud tersebuut adalah :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya berupa kelancaran, kesehatan serta keridhaan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Kedua orang tua (Samsul Bahri Siregar dan Lena Puspa Nasution) dan kakak adik tercinta (Ulfha Chaira Luvita dan Abdurahman Harits Siregar), serta seluruh saudara yang telah memberikan dukungan yang besar sehinggga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 3. Bapak Whony Rofianto.ST.,M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan bersedia meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Subarjo Joyosumarto selaku Ketua Pimpinan STIE Indonesia Banking School. 5. Bapak Ari Sunardi SE.,Ak.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen STIE Indonesia Banking School.

v

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 6. Ibu Paulina Harun.Dr.,SE.,M.Si dan Fajar Hertingkir.S.Sos,MM yang bersedia meluangkan waktu dalam membantu menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik. 7. Seluruh staf pengajar STIE Indonesia Banking School yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada penulis. 8. Seluruh staf administrasi STIE Indonesia Banking School yang telah membantu penulis sehingga dapat mengikuti dan menyelesaikan perkuliahan dengan baik. 9. Sahabat-sahabat saya di STIE Indonesia Banking School yang selalu memberikan dukungan dari mulai duduk dibangku kuliah hingga menyeleaikan skripsi. 10. Sahabat-sahabat seperjuangan selama menyelesaikan skripsi dan membantu berbagi ilmu bersama sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik (Banyu, Haezah, Geliana). 11. Sahabat-sahabat saya diluar STIE Indonesia Banking School yang selalu memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi hingga selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan skripsi dikemudian hari. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Jakarta, Agustus 2013

Machreza Ibrahim Siregar

vi

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 ABSTRACT

A person motivation to purchase a product has always been the basic study of marketing theory. As a tool to help a business grow, Marketing always set its focus on customers, for they are the one keeping the business alive. This research is also a mean to help business understands their customers. It divides the customer motivation of purchasing a product into two main benefits: utilitarian and hedonic. But instead of finding out the relationship of two benefits aforementioned toward purchasing decision, this research tried to figure out the relation between utilitarian and hedonic benefit toward brand loyalty through brand experience and satisfaction. This research also focusing on customers resided in Jakarta. This research is categorized as a survey research descriptive analysis method by taking samples from a population and using questionnaire as its main tools. The population in this research is all tablet user in Jakarta. The respondents were chosen using the purposive sampling techniques. The results of analysis using Structural Equation Modelling (SEM) model are: Perceived ease of use has no significant influence towards Brand experience. Perceived usefulness has significant influence towards Brand experience. Perceived entertainment has no significant influence towards Brand experience. Perceived aesthetics has significant influence towards Brand experience. Brand experience has significant influence towards Satisfaction. Satisfaction has significant influence towards Brand Loyalty. Brand experience has significant influence towards Brand loyalty. Perceived ease of use has no significant influence towards Brand loyalty. Perceived usefulness has no significant influence towards Brand loyalty. Perceived entertainment has no significant influence towards Brand loyalty. Perceived aesthetics has significant inflluence towards Brand loyalty. Keywords : utilitarian benefit, hedonic benefit, brand experience, satisfaction and brand loyalty

vii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ...... i

LEMBAR PERSETUJUAN UJI KOMPREHENSIF ...... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...... iii

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI ...... iv

KATA PENGANTAR ...... v

ABSTRACT ...... vii

DAFTAR ISI ...... viii

DAFTAR TABEL ...... xiv

DAFTAR GAMBAR...... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan ...... 1

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan ...... 6

1.3 Perumusan Masalah ...... 10

1.4 Tujuan Penelitian ...... 11

1.5 Manfaat Penelitian ...... 12

1.6 Sistematika Penulisan ...... 12

BAB II LANDASAN TEORI

viii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2.1 Tinjauan Pustaka...... 14

2.1. Marketing ...... 14

2.1.2 Brand ...... 17

2.1.3 Brand Loyalty ...... 19

2.1.4 Satisfaction ...... 25

2.1.5 Brand Experience ...... 28

2.1.6 Hedonic Benefit ...... 32

2.1.6.1 Perceived Entertainment...... 35

2.1.6.2 Perceived Aesthetics ...... 36

2.1.7 Utilitarian Benefit ...... 32

2.1.7.1 Perceived Ease Of Use ...... 33

2.1.7.2 Perceived Usefulness ...... 33

2.2 Rerangka Konseptual ...... 36

2.2.1 Hubungan utilitarian dan hedonic benefit dengan brand experience ...... 36

2.2.2 Hubungan brand experience dengan satisfaction ...... 37

2.2.3 Hubungan satisfaction dengan brand loyalty ...... 38

2.2.4 Hubungan brand experience dengan brand loyalty ...... 39

2.2.5 Hubungan utilitarian dan hedonic benefit dengan brand loyalty ...... 39

2.3 Model Penelitian ...... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...... 42

3.1 Pemilihan Objek Penelitian ...... 42

ix

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 3.2 Jenis dan Desain Penelitian ...... 42

3.3 Jenis dan Sumber Data ...... 43

3.3.1 Data Primer ...... 44

3.3.2 Data Sekunder ...... 45

3.4 Populasi Dan Sample ...... 46

3.4.1 Populasi Peneitian ...... 46

3.4.2 Sample Penelitian ...... 46

3.5 Definisi Operasional Variabel ...... 47

3.6 Metode Pengolahan Data ...... 54

3.6.1 Spesifikasi model (Model spesification) ...... 55

3.6.2 Identifikasi (Identification) ...... 58

3.6.3 Estimasi (Estimation) ...... 59

3.6.4 Uji kecocokan (Testing fit) ...... 60

3.6.4.1 Kecocokan model pengukuran (Measurement model fit) ...... 60

3.6.4.2 Kecocokan model struktural (Structural model fit) ...... 61

3.6.4.3 Kecocokan keseluruhan model (Overall model fit) ...... 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...... 65

4.1.1 Profil Perusahaan ...... 65

4.1.2 Key Fact ...... 65

4.1.3 Key Employees Apple.Inc ...... 67

x

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.1.4 Product and Services Apple.Inc ...... 68

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas (Pre-Test) ...... 70

4.2.1 Hasil Uji Validitas (Pre-Test) ...... 70

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas (Pre-Test) ...... 73

4.3 Profil Responden...... 74

4.3.1 Jenis Kelamin Responden ...... 74

4.3.2 Domisili ...... 75

4.3.3 Usia Responden ...... 75

4.3.4 Pendidikan Responden ...... 76

4.3.5 Tipe iPad Responden...... 76

4.3.6 Lama Penggunaan iPad ...... 77

4.3.7 Pengeluaran Responden ...... 77

4.4 Hasil Analisi Data ...... 78

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data ...... 78

4.4.2 Hasil Uji Measurement Model...... 81

4.4.4 Hasil Uji Struktural Model (Structural Model Fit) ...... 85

4.4.4.1 Goodness Of Fit ...... 85

4.4.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis ...... 87

4.5 Pembahasan ...... 92

4.5.1 Hasil Uji Perceived Ease Of Use Terhadap Brand Experience ...... 92

4.5.2 Hasil Uji Perceived Usefulness Terhadap Brand Experience ...... 92

xi

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.5.3 Hasil Uji Perceived Entertainment Terhadap Brand Experience ...... 93

4.5.4 Hasil Uji Perceived Aesthetics Terhadap Brand Experience ...... 93

4.5.5 Hasil Uji Brand Experience Terhadap Satisfaction ...... 94

4.5.6 Hasil Uji Satisfaction Terhadap Brand Loyalty ...... 94

4.5.7 Hasil Uji Brand Experience Terhadap Brand Loyalty ...... 94

4.5.8 Hasil Uji Perceived Ease Of Use Terhadap Brand loyalty ...... 95

4.5.9 Hasil Uji Perceived Usefulness Terhadap Brand loyalty ...... 95

4.5.10 Hasil Uji Perceived Entertainment Terhadap Brand loyalty ...... 96

4.5.11 Hasil Uji Perceived Aesthetics Terhadap Brand loyalty ...... 96

4.6 Implikasi Manajerial ...... 97

BAB V Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan ...... 98

5.2 Saran ...... 98

DAFTAR PUSTAKA ...... 101

Lampiran ...... 106

Lampiran 1 Kuisioner ...... 106

Lampiran 2 Uji Validitas Pre-Test ...... 110

Lampiran 3 Hasil Uji Reabilitas Pre-Tes ...... 117

Lampiran 4 Assessment Of Normality ...... 121

Lampiran 5 Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) .... 122

Lampiran 6 Model Fit Summary ...... 125

xii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 7 Estimates – Standarize Regression Weight ...... 126

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Construct Reability dan Variance Extracted ...... 127

Lampiran 9 Estimates – Regression Weight ...... 128

xiii

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Top Five Tablet Vendor ...... 6

Tabel 1. 2 Merek Tablet PC yang Mungkin dibeli ...... 8

Tabel 3. 1 Operasional Variabel...... 48

Tabel 3. 2 Model Persamaan Struktural ...... 58

Tabel 3. 3 Perbandingan Ukuran-Ukuran GOF ...... 63

Tabel 4. 1 Key Fact Apple.Inc ...... 65

Tabel 4. 2 Key employees Apple.Inc ...... 67

Tabel 4. 3 Product and Services Apple.Inc ...... 68

Tabel 4. 4 Uji Validitas Data Pre-Test ...... 70

Tabel 4. 5 Uji Reabilitas Data Pre-Test ...... 73

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Data ...... 79

Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas ...... 82

Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Indeks Goodness of Fit ...... 86

Tabel 4. 9 Output Regression Weights ...... 88

xiv

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Perkiraan Permintaan Notebook PC Dan Tablet PC ...... 2

Gambar 1. 2 Market Share Top Five Tablet Vendors ...... 7

Gambar 2. 1 Tingkat Brand Loyalty ...... 21

Gambar 2. 2 Tiga Aspek Kunci Pengalaman Merek ...... 31

Gambar 2. 3 Model Penelitian ...... 41

Gambar 3. 1Model Struktural ...... 57

Gambar 4. 1 Jenis Kelamin Responden ...... 74

Gambar 4. 2 Domisili Responden ...... 75

Gambar 4. 3 Usia Responden ...... 75

Gambar 4. 4 Pendidikan Responden ...... 76

Gambar 4. 5 Tipe iPad Responden ...... 76

Gambar 4. 6 Lama Penggunaan iPad ...... 77

Gambar 4. 7 Pengeluaran Responden ...... 77

xv

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner ...... 106

Lampiran 2 Uji Validitas Pre-Test ...... 110

Lampiran 3 Hasil Uji Reabilitas Pre-Tes...... 117

Lampiran 4 Assessment Of Normality ...... 121

Lampiran 5 Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) ...... 122

Lampiran 6 Model Fit Summary ...... 125

Lampiran 7 Estimates – Standarize Regression Weight ...... 126

Lampiran 8 Hasil Perhitungan Construct Reability dan Variance Extracted ...... 127

Lampiran 9 Estimates – Regression Weight ...... 128

xvi

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan dunia teknologi di era globalisasi seperti saat ini berlangsung sangat cepat dan dinamis. Perkembangan dunia teknologi yang begitu cepat ini akhirnya mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di dalam mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau mengkonsumsi suatu produk. Produsen dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Melihat kondisi tersebut menyebabkan produsen semakin dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume penjualan.

Dalam meningkatkan persaingan, masing-masing perusahaan harus dapat memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah (Kotler, 2000).

Semakin meningkat teknologi informasi saat ini berimbas kepada semakin banyaknya gadget-gadget yang beredar di pasaran. Perubahan-perubahan di sarana computer pun terjadi pergeseran yang signifikan. Dulu teknologi informatika didominasi oleh personal computer atau biasa juga disebut desktop, beberapa waktu lalu terjadi pergeseran kearah notebook. Kemudian karena kebutuhan yang lebih intens dan modern membuat kemunculan produk baru berupa netbook. Tidak lama berselang saat ini mulai diluncurkan produk baru berupa tablet pc. Secara strategi, tablet pc diluncurkan untuk menyasar ceruk pasar yang masih kosong antara notebook & smartphone.

1

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Berikut adalah tabel perkiraan permintaan notebook pc dan tablet pc di dunia menurut NPD group.Inc.

Gambar 1. 1 Perkiraan Permintaan Notebook PC Dan Tablet PC

Sumber : NPD group.Inc

Menurut tabel diatas tablet pc diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan menggeser market share notebook pc, hal ini bisa di lihat dari tahun 2011 sampai tahun

2017 perkiraan permintaan tablet pc terus meningkat. Besarnya minat konsumen terhadap tablet pc membuat para vendor yang awalnya tidak fokus terhadap pasar tablet pc, sekarang mulai fokus ke pasar tersebut, karena pasar tablet pc menjanjikan profit yang besar bagi para vendor.

Tablet pc atau singkatan dari tablet personal computer adalah komputer portable seukuran buku yang hampir seluruh bagian depannya adalah layar, memiliki teknologi layar sentuh yang memungkinkan user menggunakan ujung jari atau pena digital menggantikan tombol keyboard dan mouse. Walaupun konsep dasarnya telah lama dikembangkan oleh para ahli komputer, istilah tablet pc pertama kali dipopulerkan oleh

Microsoft di tahun 2000 dengan hadirnya Windows XP tablet edition. Saat ini tablet pc telah berkembang pesat, tidak hanya menggunakan windows operating sistem, tapi menggunakan operating sistem lain yang dikembangkan khusus untuk tablet pc. Tahun

2

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2010, perusahaan Apple.Inc meluncukan versi tablet-nya yang disebut iPad, kemudian menyusul awal tahun 2011 Samsung dengan galaxy tab-nya. RIM, perusahaan asal

Kanada yang lebih dikenal dengan smartphone Blackberry, juga tidak mau kalah dengan meluncurkan Blackberry Playbook. Motorolla meluncurkan Motorolla Xoom, dan bahkan tablet pc china pun sudah banyak kita temui dipasaran dengan mengusung harga murah (wikipedia.com).

iPad adalah sebuah produk komputer tablet buatan Apple Inc. iPad memiliki bentuk tampilan yang hampir serupa dengan iPod Touch dan iPhone, hanya saja ukurannya lebih besar dibandingkan kedua produk tersebut dan memiliki fungsi-fungsi tambahan seperti yang ada pada sistem operasi Mac OS X. iPad dapat di katakan sebagai awal dari perkembangan tablet di dunia. iPad diperkenalkan pertama kali oleh , CEO

(chief executive officer) dari Apple Inc. dalam apple special event yang bertempat di

Yerba Buena Center For The Arts, San Fransisco, Amerika Serikat, pada tanggal 27

Januari 2010 (wikipedia.com). Produk ini dirancang sebagai sebuah perangkat digital yang berada di antara telepon pintar (smartphone) dan komputer jinjing (notebook). Saat ini sudah ada lima jenis iPad yang diluncurkan, yaitu : iPad, iPad 2, iPad Mini, New iPad

(iPad 3) dan iPad 4. Setiap generasi memiliki spesifikasi yang berbeda dan memiliki keunggulan masing-masing.

Apple.Inc dengan iPad nya saat ini menguasai market share tablet pc di dunia, hal ini di dukung oleh data yang peneliti sajikan pada tabel 1.1. Tabel tersebut menjelaskan mengenai data pengiriman tablet dari lima vendor tablet pc yang melakukan penjualan terbanyak di dunia pada kuartal satu tahun 2013. Data ini diperoleh dari sebuah lembaga survei internasional, yaitu IDC. Berkembangnya pasar tablet di dunia juga diikuti oleh

3

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 perkembangan pasar tablet di Indonesia. Dengan berkembangnya pasar tablet di

Indonesia, membuat banyak vendor-vendor baru yang masuk ke pasar tablet Indonesia.

Lebih dari 50 merek tablet telah beredar di Indonesia, sebagian diantaranya adalah merek tablet lokal. Indonesia memiliki penduduk lebih dari 200 juta jiwa yang sebagaian besar diantaranya adalah kalangan menengah-atas, sehingga Indonesia menjadi pasar yang potensial bagi para vendor tablet tersebut. Dengan banyaknya vendor tablet yang masuk ke Indonesia, membuat persaingan semakin kompetitif di pasar tablet Indonesia.

Menurut riset yang telah dilakukan SWA pada tahun 2011, ada tujuh merek tablet yang memiliki market share terbesar di Indonesia, yaitu iPad, Blackberry Playbook, Galaxy

Tab, Tablet Motorola, Dell Streak, Smakit S7, dan Tablet HP State.

Berdasarkan riset yang di lakukan GFK pada tahun 2012, Jakarta adalah kota yang menjadi market share terbesar penjualan tablet di Indonesia. Kemampuan membeli para konsumen di Jakarta lebih dari USD 535. Di Jakarta, Vendor yang mendominasi penjualan tablet adalah vendor-vendor global, seperti Samsung, iPad, Asus, dan lainnya.

Selain vendor global, pasar tablet di Jakarta juga diikuti oleh vendor-vendor lokal.

Vendor-vendor lokal ini juga mulai diminati oleh para konsumen, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan tablet produksi vendor global. Hasil penelitian GFK menunjukan bahwa "Latest findings revealed that almost one in every five tablet purchased is by a local brand” artinya, setiap lima tablet yang terjual, terdapat satu tablet dari vendor lokal yang terjual.

Banyaknya vendor tablet yang bersaing di pasar tablet pc international dan nasional, membuat para vendor ini bersaing untuk mendapatkan market share sebesar mungkin.

Untuk itu lah para vendor memandang bahwa brand loyalty merupakan hal yang sangat penting. Para vendor berupaya untuk menjaring sebanyak-banyaknya konsumen yang

4

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 loyal terhadap brand mereka. Loyalty dapat memberikan banyak manfaat untuk para vendor, seperti memberikan keuntungan jangka panjang, mengurangi biaya pemasaran dan mampu bertahan dari serbuan merek-merek lain.

Pada sejumlah penelitian terdahulu ada beberapa faktor pendorong loyalty, seperti dalam penelitian Brakus et al (2009), faktor pendorong loyalty adalah brand experience, brand personality dan satisfaction. Pada penelitian Margaret et al (2011), faktor pendorong loyalty adalah customer experience dan product attributes. Product atributtes dalam penelitian Margaret et al (2011) ini diklasifikasikan menjadi hedonic atributtes dan utilitarian atributtes.

Dalam penelitian kali ini faktor yang mempengaruhi loyalty adalah product benefit, produk benefit ini diklasifikasikan menjadi utilitarian benefit dan hedonic benefit. Hal ini sejalan dengan penelitian Margaret et al (2011) yang menyimpulkan bahwa product attributes (utilitarian dan hedonic attributes) mempengaruhi loyalty. Loyalty dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh brand experience dan satisfaction. Peneliti mengadopsi penelitian yang telah dilakukan Brakus et al pada tahun (2009). Brand experience di pilih karena teori ini langsung menjelaskan pengalaman antara konsumen dengan merek dari produk yang ia gunakan, sedangkan satisfaction dipilih karena, karena teori satisfaction mengukur secara keseluruhan kepuasan konsumen dengan membandingkan harapan dan kinerja dari produk yang konsumen pakai.

Berdasarkan pemaparan teori dan data tentang perkembangan, pertumbuhan dan pemakai tablet pc maka penelitian ini berupaya menganalisa lebih lanjut keterkaitan utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty serta utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction.

5

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Sebagai penelitian lebih lanjut dari sejumlah penelitian terdahulu, yang mana penelitian terdahulu tersebut lebih menekankan pada pengalaman konsumen secara umum bukan pengalaman konsumen terhadap merek spesifik dari produk yang ia konsumsi. Untuk itu peneliti mengambil judul “Pengaruh utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction : (suatu telaah terhadap produk iPad di Jakarta) ”

1.2 Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penelitian ini akan membahas tentang pengaruh manfaat produk terhadap loyalty melalui brand experience dan satisfaction. Objek yang diteliti adalah iPad.

Peneliti memilih iPad karena iPad adalah pelopor dalam perkembangan pasar tablet di dunia dan iPad juga merupakan market leader dalam pasar tablet di dunia. Berikut adalah tabel mengenai data pengiriman tablet dari lima vendor tablet pc yang melakukan pengiriman terbanyak di dunia pada kuartal satu tahun 2013. Data ini di peroleh dari sebuah lembaga survei internasional, yaitu IDC, yang mempublikasikan hasil risetnya pada tanggal 1 Mei 2013.

Tabel 1. 1 Top Five Tablet Vendor

Sumber : IDC Worldwide Tablet Tracker, 1 Mei 2013

Menurut tabel diatas, Apple.Inc masih menjadi market leader pasar tablet pc dunia dengan total penjualan tablet di kuartal satu tahun 2013 sebesar 19.5 juta unit dengan 6

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 market share 39.6%, diikuti oleh Samsung 8.8 juta unit dengan market share 17.9%,

Asus 2.7 juta unit dengan market share 5.5%, Amazon.com 1.8 juta unit dengan market share 3.7% dan Microsft dengan penjualan tablet sebesar 0.9 juta unit dengan market share 1.8%. Peningkatan penjualan tablet pc terbesar dialami oleh Asus, dengan peningkatan sebesar penjualan 350% dari kuartal pertama pada tahun sebelumnya.

Gambar 1. 2 Market Share Top Five Tablet Vendors

Sumber : IDC Worldwide Tablet Tracker, 1 Mei 2013

Tabel diatas menjelaskan bahwa saat ini Apple.Inc masih menguasai market share penjualan tablet dunia, namun market share Apple.Inc menurun tajam dari market share mereka di kuartal yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan market share

Apple.Inc dikarenakan mulai banyaknya pesaing meraka di pasar tablet dunia, seperti

Samsung, Asus, Amazon.com dan Microsoft. Samsung menjadi vendor tablet dengan peningkatan market share terbesar di dunia, peningkatan itu terjadi karena samsung dengan galaxy tab-nya menyediakan tablet dengan berbagai macam ukuran dan dengan harga yang terjangkau.

7

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Di pasar tablet nasional iPad juga menjadi market leader, hal ini di dukung oleh data dari SWA yang di terbitkan pada tahun 2011. Berikut adalah hasil survei personal technology pilihan eksekutif di Indonesia pada produk komputer tablet yang di lakukan oleh SWA pada tahun 2011 :

Tabel 1. 2 Merek Tablet PC yang Mungkin dibeli

Sumber : Riset SWA edisi April,2011 (Sasongko,2012)

Menurut tabel diatas, iPad memiliki market share terbesar dalam pasar tablet nasional dengan market share sebesar 50.59%, di ikuti oleh Blackberry Playbook dan

Galaxy Tab yang sama sama memiliki market share sebesar 31.76%. Tablet Motorola memiliki market share 4.71%, Dell Streak 3.53%, Smakit S7 3.53%, dan Tablet HP State dengan market share 1.18 %.

Tingginya minat masyarakat Indonesia terhadap produk tablet membuat persaingan semakin kompetitif di pasar tablet nasional. Setidaknya ada sekitar 50 merek tablet yang beredar di pasar tablet Indonesia, sebagian besar diantaranya adalah merek lokal. Para vendor tersebut bersaing ketat dalam merebut market share di Indonesia, beragam strategi mereka terapkan, salah satunya dengan meluncurkan tablet dengan harga yang

8

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 murah. Hal ini telah diterapkan oleh samsung, samsung meluncurkan tablet dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan tablet dari pesaing utamanya, yaitu

Apple.Inc. Data dari SWA pada tahun 2012 menunjukan bahwa saat ini samsung dengan galaxy tab-nya telah berhasil menggeser sebagai vendor tablet dengan market share terbesar di Indonesia. Samsung saat ini berhasil mengusai sekitar 47% market share di pasar tablet nasional.

Berdasarkan riset yang di lakukan GFK pada tahun 2012, Jakarta adalah kota yang menjadi market share terbesar penjualan tablet di Indonesia. Kemampuan membeli para konsumen di Jakarta lebih dari USD 535.Di Jakarta. Vendor yang mendominasi penjualan tablet adalah vendor-vendor global, seperti Samsung, iPad, Asus, dan lainnya.

Selain vendor global, pasar tablet di Jakarta juga diikuti oleh vendor-vendor lokal.

Vendor-vendor lokal ini juga mulai di minati oleh para konsumen, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan tablet produksi vendor global. Hasil penelitian GFK menunjukan bahwa "Latest findings revealed that almost one in every five tablet purchased is by a local brand” artinya, setiap lima tablet yang terjual, terdapat satu tablet dari vendor lokal yang terjual.

Variabel- variabel dalam penelitian ini diantaranya adalah product benefit (hedonic

& utilitarian benefit), brand experience, satisfaction dan brand loyalty. Variabel product benefit dipilih karena subjek dalam penelitian ini adalah pengguna iPad, Sehingga peneliti beranggapan bahwa hal yang paling pas untuk mengukur loyalitas konsumen terhadap suatu produk adalah dari benefit yang dirasakan konsumen terhadap produk yang ia gunakan.

9

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Selain berdampak langsung, product benefit dalam penelitian ini juga berdampak tidak langsung terhadap loyalitas yaitu melalui brand experience dan satisfaction.

Pemilihan variabel brand experience di karenakan variabel ini lebih fokus mengarah kepada experience konsumen dengan merek produk yang ia gunakan, dalam hal ini iPad.

Sedangkan variabel satisfaction dipilih karena satisfaction adalah tingkat kepuasan konsumen secara umum, yang dimana di dalam satisfaction sudah mencakup expectations (harapan), product performance (kualitas yang dirasakan), dan experience

(pengalaman).

1.3 Perumusan Masalah

Sebagaimana yang telah diungkapkan dalam latar belakang masalah, penelitian ini akan membahas product benefit yang di klasifikasikan menjadi dua yaitu utilitarian benefit dan hedonic benefit terhadap brand loyalty, khususnya untuk produk iPad di

Jakarta. Dalam penelitian ini utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) dapat berhubungan langsung terhadap brand loyalty dan juga utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) dapat berhubungan tidak langsung terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini akan membahas lebih lanjut sejumlah pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan

hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) berpengaruh

terhadap brand experience ?

2. Apakah brand experience berpengaruh terhadap satisfaction ?

3. Apakah satisfaction berpengaruh terhadap brand loyalty ?

10

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4. Apakah brand experience berpengaruh terhadap brand loyalty?

5. Apakah utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan

hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) berpengaruh

terhadap brand loyalty ?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumasan masalah yang telah di uraikan sebelumnya yang secara garis besar akan menganalisa keterkaitan antara utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) terhadap brand loyalty secara langsung dan keterkaitan antara utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) secara tidak langsung melalui brand experience dan satisfaction. Untuk itu, dapat diuraikan tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh utilitarian benefit (perceived ease

of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment

dan perceived aesthetics) terhadap brand experience ?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand experience terhadap

satisfaction ?

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh satisfaction terhadap brand

loyalty ?

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand experience terhadap brand

loyalty ?

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh utilitarian benefit (perceived ease

of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment

dan perceived aesthetics) terhadap brand loyalty ?

11

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 1.5 Manfaat Penelitian

Dengan pemahaman tujuan diatas, maka penelitian dapat menyimpulkan beberapa manfaat yang dapat di peroleh dari penelitian ini. Manfaat penelitian terbagi atas manfaat akademis dan manfaat praktisi, antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat Akademis

Sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan bidang pemasaran khususnya yang terkait dengan faktor

pendorong loyalitas pada produk iPad untuk pasar Indonesia, baik untuk para

mahasiswa yang membutuhkan bahan acuan untuk penelitian yang sejenis

maupun bagi kalangan umum.

2. Manfaat Praktis / Manajerial

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau menambah wawasan

pada kalangan manajerial dalam hal ini bagi Apple.Inc, tentang keterkaitan antara

utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic

benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) dan brand loyalty,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis ingin memberikan gambaran yang jelas tentang sistematika penulisan ini. Sistematika penulisan ini berisi tentang informasi mengenai materi-materi yang dibahas pada tiap-tiap bab. Sistematika penulisan ini meliputi:

BAB I : PENDAHULUAN

12

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Dalam Bab ini penulis menggambarkan secara umum mengenai latar belakang

masalah, ruang lingkup permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam Bab ini penulis menjelaskan tentang teori-teori yang mendasar untuk

mendukung kejelasan dari variabel-variabel yang ada. Teori-teori penelitian ini

meliputi, Teori tentang utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived

usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived

aesthetics), brand experience, satisfaction dan teori tentang brand loyalty.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menguraikan mengenai pemilihan objek penelitian,

jenis dan desin penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sample, definisi

operasional variabel dan metode pengolahan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Bab ini penulis menguraikan tentang pengolahan data kuantitatif dan hasil

yang diperoleh untuk kemudian dibahas untuk menemukan jawaban atas

masalah-masalah penelitian.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini penulis menguraikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian dan saran-saran yang mengacu pada implikasi manajerial dan

penentuan strategi pemasaran yang berhubungan dengan hasil penelitian.

13

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Marketing

Menurut Keegan & Green (2013) marketing adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai pada pelanggan dan untuk mengelola hubungan dengan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Menurut Kotler & Armstrong

(2012) marketing adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat untuk menangkap kembali nilai dari pelanggan. Menurut Belch & Belch (2011) marketing adalah kegiatan, mengatur lembaga, dan proses untuk membuat, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran yang memiliki nilai bagi, pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada umumnya. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan marketing adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai pada pelanggan dan membangun hubungan pelanggan yang kuat agar mendatangkan keuntungan bagi perusahaan tersebut sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut untuk mendapatkan keuntungan yang optimal.

Kegiatan pemasaran bagi perusahaan merupakan salah satu kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Dalam melaksanakan kegiatan pemasaran ini banyak faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Salah satu faktor adalah memberikan kepuasan konsumen, perusahaan

14

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 harus mampu memenuhi segala kebutuhan dan keinginan konsumen tersebut. Tujuan

Pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami konsumen sedemikian rupa, sehingga produk atau jasa itu sesuai dengan keinginan konsumen.

Untuk mencapai pemasaran yang efektif dan efisien, dibutuhkan strategi pemasaran yang baik agar pemasaran yang dilakukan pemasar dapat berjalan sukses. Strategi pemasaran tersebut diantaranya marketing mix. Marketing mix di bedakan menjadi dua, yaitu marketing mix produk dan marketing mix jasa.

Menurut Kotler & Armstrong (2012) marketing mix adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan (produk, harga, tempat dan promosi) yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. Adapun variabel-variabel tersebut sebagai berikut :

1. Produk: adalah kombinasi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dan

ditawarkan kepada pasar sasaran.

2. Harga: adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada produsen

untuk mendapatkan suatu produk.

3. Distribusi: adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk dapat

diperoleh dan tersedia bagi konsumen.

4. Promosi : merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen

sasaran untuk membeli produknya.

Sedangkan marketing mix jasa terdiri dari 7 komponen, komponen tersebut adalah sebagai berikut (Zeithaml & Bitner, 2003) :

1. Product (Produk)

15

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan meliputi barang fisik, jasa,

orang, tempat, organisasi, dan gagasan.

2. Price (Harga)

Jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau

jasa.

3. Promotion (Promosi)

Aktivitas yang mengkomunikasikan produk dan membujuk pelanggan sasaran

untuk membelinya.

4. Place (Tempat Atau Lokasi)

Termasuk aktivitas perusahaan untuk menyalurkan produk atau jasa yang tersedia

bagi konsumen.

5. People (Orang)

Adalah semua pelaku yang memberikan jasa dan mempengaruhi persepsi

pembeli. Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan dan

konsumen lain dalam lingkungan jasa.

6. Process (Proses)

Meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan dan rutinitas

dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan

7. Physical Evidence (Bukti Fisik)

Merupakan lingkungan fisik dimana jasa disampaikan, perusahaan jasa dan

konsumennya berinteraksi dan setiap komponen yang berwujud memfasilitasi

penampilan atau komunikasi jasa tersebut.

Dari beberapa uraian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemasaran memiliki beberapa tujuan, diantaranya meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan

16

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 konsumen, dan meningkatkan loyalitas. Peneliti lebih fokus terhadap loyalitas, karena loyalitas merupakan tujuan utama bagi para pemasar atau perusahaan. Jika perusahaan bisa meraih banyak loyalis, maka perusahaan tersebut akan mendapat banyak keuntungan dari para loyalis tersebut.

2.1.2 Brand

Menurut Keegan & Green (2013) brand adalah ”A representation of a promise by a particular company about a particular product ; a complex bundle of images and experiences in the customers mind”. Menurut Kotler & Armstrong (2012) brand adalah nama, istilah, tanda, simbol / lambang / logo, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing. Selain membedakan satu produk dengan produk yang lain, merek juga memberi manfaat bagi konsumen diantaranya membantu mengidentifikasi manfaat yang ditawarkan dan kualitas produk.

Konsumen lebih mempercayai produk dengan merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan sama.

Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler, 2000) yaitu sebagai berikut:

1. Atribut

Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu.

2. Manfaat

Merek bukanlah sekadar sekumpulan atribut, sebab yang dibeli konsumen adalah

manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam manfaat

fungsional dan emosional/psikologis.

3. Nilai

17

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya.

4. Budaya

Dalam merek terkandung pula budaya tertentu.

5. Kepribadian

Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu.

6. Pemakai

Merek juga menyiratkan tipe konsumen yang membeli atau menggunakan

produknya.

Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai (Keller, 2003) :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk

bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian persediaan dan pencatatan

akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek bisa

mendapatkan perlindungan properti intelektual. Nama merek bisa diproteksi

melalui merek dagang terdaftar (registered trademarks), proses pemanufakturan

bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak cipta

(copyrights) dan desain. Hak-hak properti intelektual ini memberikan jaminan

bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang

dikembangkan dan meraup manfaat dari aset bernilai tersebut.

3. Sinyal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa

dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas merek

seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi perusahaan

18

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan perusahaan lain untuk

memasuki pasar.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari

pesaing.

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas,

pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Dan manfaat merek bagi konsumen adalah sebagai berikut (Keller, 2003):

1. Sebagai identifikasi sumber produk

2. Penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu

3. Pengurangan resiko

4. Penekanan biaya pencarian (search cost), internal dan eksternal

5. Janji atau ikatan khusus dengan produsen

6. Alat simbolis yang memproyeksikan citra diri

7. Signal kualitas

2.1.3 Brand Loyalty

Menurut Blech & Blech (2011) brand loyalty adalah preferensi konsumen untuk merek tertentu yang menghasilkan pembelian terus-menerus tehadap merek tersebut.

Menurut Kotler & Keller (2009) brand loyalty adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk/jasa yang disukai secara konsisten di masa mendatang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek. Adanya loyalitas pelanggan akan suatu

19

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 produk/jasa, dapat memberikan perlindungan bagi perusahaan dari persaingan dan memberikan lebih banyak kontrol dalam membuat rencana program-program pemasaran yang akan dijalankan oleh perusahaan tersebut. Mereka yang dikategorikan sebagai pelanggan yang setia ialah mereka yang sangat puas dengan produk tertentu, sehingga mereka mempunyai antusiasme untuk memperkenalkannya kepada siapapun yang mereka kenal. Selanjutnya pada tahap berikutnya pelanggan yang loyal tersebut akan memperluas kesetiaan mereka dengan produk-produk lain buatan produsen yang sama, yang pada akhirnya akan membentuk mereka sebagai konsumen yang setia kepada produsen tertentu selamanya.

Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apapun yang terjadi dengan merek tersebut.

Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi.

Sebaliknya pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merek, pada umumnya pembelian yang dilakukan terhadap merek tersebut tidak didasarkan karena ketertarikan mereka terhadap mereknya namun lebih didasarkan pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakaiannya. Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi.

Penelitian ini akan menjelaskan tingkat loyalitas menurut Oliver (1997), Brown

(2000) dan Griffin (2005). Tingkatan brand loyalty menurut menurut Oliver (1997) dalam Suwono (2011) adalah sebagai berikut :

20

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013

Gambar 2. 1 Tingkat Brand Loyalty

Sumber : Oliver (1997) dalam Suwono (2011)

1. Cognitive Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan kesadaran )

Tingkatan dimana konsumen mengetahui informasi dan berkeyakinan bahwa

suatu merek lebih disukai dibandingkan merek lainnya. Tingkatan ini merupakan

tingkatan yang paling lemah karena konsumen akan switch ke merek lain apabila

menerima penawaran alternatif yang lebih superior berdasarkan aspek cost dan

benefit.

2. Affective Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan pengaruh )

Merupakan loyalitas yang merefleksikan perilaku menyukai suatu merek

berdasarkan kepuasan pada penggunaan / konsumsi sebelumnya. Pemenuhan

ekspektasi akan memberikan kepuasan konsumen yang pada akhirnya akan

menimbulkan affective loyalty. Komitmen pada tingkatan ini tersimpan di

memori konsumen sebagai pengaruh dan kognisi. Kognisi mudah diubah dengan

argumen yang berlawanan, sedangkan pengaruh (affect) lebih sulit untuk

dihilangkan.

3. Conative Loyalty ( Kesetiaan berdasarkan komitmen )

Tingkatan dimana konsumen memiliki motivasi dan keinginan yang kuat dalam

melakukan pembelian kembali. Meskipun lebih kuat daripada affective loyalty,

21

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 conative loyalty masih memiliki kelemahan yaitu ketika penyedia produk / jasa

berulangkali melakukan kesalahan dalam men-deliver produk kepada konsumen

yang membuat konsumen akan mempertimbangkan penawaran dari penyedia /

merek lain.

4. Action Loyalty ( Kesetiaan dalam bentuk tindakan )

Tingkatan dimana motivasi pada tiga tahapan loyalitas sebelumnya dikonversi

menjadi keinginan untuk bertindak dibarengi keinginan untuk mengatasi

rintangan (barrier) dalam melakukan tindakan/ pembelian. Ketika proses ini

berulang, akan terbentuk inersia, yang akan menimbulkan proses pembelian

kembali.

Menurut Brown (2000) dalam Zulfikar (2013) berpendapat bahwa loyalitas konsumen memiliki tingkatan sesuai dengan customer lifetime value. Tingkatan tersebut adalah:

a. The Courtship

Pada tahap ini, hubungan yang terjalin antara perusahaan dengan konsumen

terbatas pada transaksi, konsumen masih mempertimbangkan produk dan harga.

Apabila penawaran produk dan harga yang dilakukan pesaing lebih baik, maka

mereka akan berpindah.

b. The Relationship

Pada tingkatan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan

konsumen, loyalitas yang terbentuk tidak lagi didasarkan pada pertimbangan

harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk

pesaing, selain itu pada tahap ini terjadi hubungan saling menguntungkan bagi

kedua belah pihak.

22

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 c. The Marriage

Pada tingkatan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya tidak

dapat dipisahkan, loyalitas terbentuk akibat adanya tingkat kepuasan yang tinggi.

Pada tingkatan ini konsumen akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan

loyalitas tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan

ketergantungan konsumen. Tingkatan Marriage yang sempurna diterjemahkan

kedalam advocate costumer yaitu konsumen yang merekomendasikan produk

perusahaan kepada orang lain dan memberikan masukan kepada perusahaan

apabila terjadi ketidakpuasan.

Selain itu Griffin (2005) menjelaskan juga delapan tingkatan loyalitas, tingkatan loyalitas terdiri dari:

1. Suspect : Meliputi orang yang mungkin akan membeli barang/jasa perusahaan.

2. Prospect : Orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk/jasa tertentu, dan

mempunyai kemampuan untuk membelinya.

3. Disqualified Prospect : Prospect yang telah mengetahui keberadaan barang/jasa

tertentu, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa

tersebut.

4. First Time Customers : Konsumen yang membeli untuk pertama kalinya, mereka

masih menjadi konsumen yang baru.

5. Repeat Customer : Konsumen yang telah melakukan pembelian suatu produk

sebanyak dua kali atau lebih.

6. Clients : Pembeli semua barang/jasa yang mereka butuhkan yang ditawarkan

perusahaan, mereka membeli secara teratur.

23

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 7. Advocates : Seperti layaknya clients, advocates membeli seluruh barang/jasa

yang ditawarkan yang Ia butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur

sebagai tambahan mereka mendorong teman-teman mereka yang lain agar

membeli barang/jasa tersebut.

Pelanggan yang loyal dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, maka dari itu loyalitas merek mendapat perhatian tersendiri dari para pemasar. Menurut Reichheld

(1996) dalam Tjahyadi (2006) pelanggan yang loyal dapat memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan :

a. Continues profit

Pelanggan yang loyal akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi

perusahaan dan perusahaan akan memperoleh profit dari pelanggan tersebut.

b. Reduces marketing cost

Kebanyakan perusahaan akan menginvestasikan dananya untuk menarik

pelanggan potensial atau pelanggan baru, seperti melalui advertising. Untuk

pelanggan yang loyal, biaya advertising dapat dikurangi dan diminimalisasi.

c. Increase-per customer revenue growth

Pelanggan yang loyal dapat membantu perusahaan untuk mencapai pangsa pasar

(market share) yang lebih besar.

d. Decrease operating cost

Loyalitas pelanggan membantu perusahaan dalam mengurangi pengeluaran biaya

layanan karena familiaritas mereka terhadap produk-produk perusahaan.

e. Increase referrals

Pelanggan yang puas akan merekomendasikan pengalamannya kepada teman dan

orang lain. Referral merupakan sumber yang sangat penting bagi pelanggan yang

24

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 baru, dan pelanggan yang menunjukan kekuatan rekomendasi personal cenderung

tinggal lebih lama.

f. Increase price premiums

Pelanggan yang loyal pada merek akan membayar lebih untuk sebuah merek

karena mereka mempersepsikan beberapa nilai yang unik yang tidak diberikan

oleh merek lain.

g. Provide competitive advantage

Pelanggan yang loyal menjadi kurang sensitif terhadap peningkatan harga.

Perusahaan dapat mempertahankan perbedaan harga karena kemampuan produk

mereka untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Loyalitas di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti brand awereness, perceived quality, brand association, satisfaction, brand experience dan sebagainya. Dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi loyalitas yang digunakan oleh peneliti adalah product benefit, brand experience dan satisfaction. Pemilihan variabel yang mempengaruhi loyalitas yang peneliti gunakan sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Margaret et al (2012) dan Brakus et al (2009).

2.1.4 Satisfaction

Menurut Kotler & Armstrong (2012) satisfaction adalah sejauh mana kinerja suatu produk yang dirasakan cocok dengan harapan pembeli sehingga dapat menimbulkan perasaan senang atau kecewa pada seorang pembeli. Menurut Schiffman & kanuk (2010) satisfaction adalah perasaan seseorang terhadap kinerja dari suatu produk atau jasa yang dibandingkan dengan harapannya. Dari kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa satisfaction secara umum berarti membandingkan antara ekspektasi konsumen dengan kinerja produk yang di konsumsinya. Kita dapat menilai konsumen puas atau

25

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 tidak puas terhadap suatu produk ketika konsumen tersebut telah mengkonsumsi produk tersebut sebelumnya. Hal ini menyimpulkan bahwa tingkat kepuasaan konsumen dapat dijadikan alat evaluasi purna beli oleh perusahaan.

Lovelock (1994); Peppard & Rowland (1995) dalam Bakar (2010) memaparkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap suatu produk manufaktur, antara lain meliputi :

1. Kinerja (Performance)

Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk ini (core product) yang dibeli.

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features)

Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Keandalan (Reliability)

Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to specifications)

Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar

yang telah ditetapkan sebelumnya.

5. Daya tahan (Durability)

Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan,

berhubungan dengan umur teknis dan umur ekonomis.

6. Service ability

Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta

penanganan keluhan yang memuaskan.

7. Estetika (Aesthetics)

Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk fisik produk,

model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

26

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 8. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality)

Yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap

kualitas.

Kotler (2000) mengatakan bahwa ciri-ciri konsumen yang puas adalah sebagai berikut :

a) Loyal terhadap produk

Konsumen yang terpuaskan cenderung akan menjadi loyal. Konsumen yang puas

terhadap produk yang dikonsumsinya akan mempunyai kecenderungan untuk

membeli ulang dari produsen yang sama. Keinginan untuk membeli ulang karena

adanya keinginan untuk mengulang pengalaman yang baik dan menghindari

pengalaman yang buruk.

b) Adanya komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat positif

Kepuasan adalah merupakan faktor yang mendorong adanya komunikasi dari

mulut ke mulut (word of mouth comunication) yang bersifat positif. Hal ini dapat

berupa rekomendasi kepada calon konsumen yang lain dan mengatakan hal-hal

yang baik mengenai produk dan perusahaan yang menyediakan produk.

c) Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain.

Hal ini merupakan proses kognitif ketika adanya kepuasan

Setelah kita mengetahui ciri-ciri konsumen yang puas, sekarang kita harus mencari tahu bagaimana cara mengukur kepuasan konsumen. Menurut Kotler & Keller (2009) metode pengukuran tingkat kepuasan dapat dilakukan, sebagai berikut:

1. Survey secara berkala (Periodic Survey)

27

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 mengukur tingkat kepuasan konsumen secara langsung. Survei ini dilakukan

dengan cara konsumen diberikan beberapa pertanyaan untuk mengukur niatan

mereka apakah mereka akan melakukan pembelian ulang dan kesukarelaaan atau

keinginan mereka untuk merekomendasikan perusahaan dan produknya kepada

orang lain.

2. Tingkat kehilangan konsumen (Customer Loss Rate)

Cara ini dapat memonitor dan menghubungi konsumen yang telah berhenti atau

menggunakan jasa dan produk dari perusahaan lain dan belajar mengapa bisa

terjadi.

3. Pembelanja misterius (Mystery Shopper)

Metode ini perusahaan dapat menyewa seseorang untuk bertingkah seperti

pembeli potensial dan melaporkan kekuatan serta kelemahan dari pengalamannya

dalam membeli produk dari perusahaan dan produk kompetitor

2.1.5 Brand Experience

Brand experience telah menarik perhatian dalam praktek pemasaran sekarang ini.

Praktisi praktisi pemasaran harus meyadari bahwa dengan memahami apa sebenarnya peran brand experience, akan sangat membantu para pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran. Definisi brand experience menurut Brakus et al (2009) adalah

Tanggapan subyektif (sensasi, perasaan, dan pikiran) dan perilaku konsumen yang ditimbulkan oleh stimuli yang terkait dengan suatu merk berupa desain dan identitas

(nama, logo, kemasan dan komunikasi (brosur dan websites), maupun lingkungannya

(toko yang menjual). brand experience merupakan variabel yang terkait tetapi juga merupakan konseptual yang berbeda dari konstruksi merek lain. Secara khusus brand experience berbeda dari konstruksi evaluatif, afektif dan assosiatif seperti sikap merek,

28

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 keterlibatan merek, lampiran merek, kesenangan konsumen dan kepribadian merek.

(Brakus et al, 2009)

Schmitt (1999) dalam Rini (2009) juga mengemukakan beberapa cara untuk membentuk dan mengelola brand experience :

1. Experiences don’t just happen; they need to be planned

Dalam proses perencanaan, seorang pemasar harus kreatif, memanfaatkan

kejutan, intrik, dan bahkan provokasi

2. Think about the customer experience first

Seorang pemasar menentukan karakteristik-karakteristik fungsional dari sebuah

produk dan manfaat dari merek yang ada.

3. Be obsessive about the details of the experience

Konsep pemuasan kebutuhan konsumen tradisional melewatkan unsur-unsur

sensori, perasaan hangat yang dirasakan konsumen.

4. Find the “duck” for your brand

Maknanya, seorang pemasar diharapkan mampu memberikan suatu karakter yang

memberikan kesan yang mendalam, yang akan terus-menerus membangkitkan

kenangan, sehingga konsumen menjadi loyal. Karakter ini adalah suatu elemen

kecil yang sangat mengesankan, membingkai, dan merangkum keseluruhan

experience yang dirasakan konsumen.

5. Think consumption situation, not product

6. Strive for “holistic experiences

Holistik, seperti yang telah disebutkan diatas, adalah sebuah perasaan yang luar

biasa, menyentuh hati, menantang intelegensi, relevan dengan gaya hidup

konsumen, dan memberikan hubungan yang mendalam antar konsumen.

29

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 7. Profile and track experiential impact with the Experiential Grid

8. Use methodologies eclectically

Metode penelitian dalam pemasaran bisa berbentuk kuantitatif maupun kualitatif,

verbal maupun visual, dan di dalam maupun di luar laboratorium. Pemasar dalam

meneliti harus eksploratif dan kreatif, serta menomorsekiankan tentang

reliabilitas, validitas, dan kecanggihan metodologinya.

9. Consider how the experience changes

Pemasar terutama harus memikirkan hal ini ketika perusahaan memutuskan untuk

memperluas merek ke dalam kategori baru.

10. Add dynamism and “dionysianism” to your company and brand

Kebanyakan organisasi dan perusahaan pemilik merek terlalu takut, terlalu

perlahan, dan terlalu birokratis. Untuk itulah dionysianism perlu diterapkan.

Dionysianism adalah kedinamisan, gairah, dan kreativitas.

Menurut Brakus, Schmitt & Zarantonello (2009) terdapat 4 dimensi brand experience:

1. Sensorik : Menciptakan pengalaman melalui penglihatan, suara, sentuhan, bau,

dan rasa.

2. Afeksi : Pendekatan perasaan dengan mempengaruhi suasana hati, perasaan dan

emosi.

3. Perilaku : Menciptakan pengalaman secara fisik, pola perilaku, gaya hidup.

4. Intelektual : Menciptakan pengalaman yang mendorong konsumen terlibat dalam

pemikirann seksama mengenai keberadaan suatu merek.

30

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Pemasar harus berupaya keras agar dapat memiliki koneksi dengan konsumennya dalam mewujudkan brand experience. Konsumen akan terus berharap pada merek untuk meyediakan brand experience berkesan yang melibatkan mereka dalam memenuhi kebutuhan mereka. Brand experience merupakan proses belajar bagi konsumen karena dari brand experience, konsumen memperoleh banyak informasi mengenai produk.

Hubungan emosional dengan merek akan dengan sendirinya tercipta melalui bagaimana konsumen menghabiskan sejumlah waktu dengan merek.

Terdapat tiga aspek kunci dalam pengalaman merek menurut Schmitt (2003), yaitu the product experience, the look and the feel dan experential communications :

Gambar 2. 2 Tiga Aspek Kunci Pengalaman Merek

Sumber : Schmitt (2003)

1. Product experience adalah poin penting dari pengalaman pelanggan. Pengalaman

meliputi atribut fungsional dari produk, yaitu seberapa baik produk tersebut

bekerja. Namun, produk dengan mutu tinggi telah banyak beredar di masyarakat,

sehingga fitur-fitur fungsional sulit untuk dijadikan pertimbangan. Terdapat

bermacam-macam pengalaman yang dapat disediakan sebuah produk selain sisi

fungsionalnya.

31

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2. The look and the feel atau dapat disebut juga identitas merek. Pelanggan tidak

hanya mendapatkan fitur produk, tetapi produk yang lengkap dengan nama, logo

dan simbol pada kemasan. Pelanggan dapat membeli produk tersebut melalui

internet atau outlet di mana produk tersebut ditampilkan. The look and the feel

meliputi identitas visual, kemasan, desain outlet atau tempat pelayanan,

merchandising dan unsur-unsur desain grafis pada website.

3. Experiential communication adalah salah satu konsep dari periklanan dan

komunikasi tradisional. Komunikasi tradisional adalah sistem penjualan yang

fokus kepada produk dan manfaat, karena fitur dan keuntungan adalah tujuan dari

pemasar tradisional tersebut. Sebuah iklan dapat digunakan untuk

mengimplementasikan pengalaman merek. Oleh karena itu, iklan harus

memberikan nilai, penuh informasi dan menghibur.

2.1.6 Utilitarian Benefit

Utilitarian benefit adalah manfaat yang mengarah kepada manfaat dari suatu barang secara fisiknya, fungsinya dan memberi nilai bagi konsumen. Menurut Carpenter (2005) utilitarian benefit adalah manfaat yang di peroleh konsumen dari pengalaman konsumsi yang efisien (ekonomis).

Utilitarian benefit digunakan untuk menjelaskan manfaat yang bersifat fungsional, instrumental dan praktis dari sebuah penawaran konsumsi. (Batra & Ahtola, 1990; Dhar

& Wertenbroch, 2000; Strahilevitz & Myers, 1998) dalam Chitturi et al (2007). Kivetz &

Simonson (2002a) dalam Chitturi et al (2007) mendokumentasikan bahwa konsumen lebih mementingkan manfaat utilitarian (dibandingkan hedonik) disaat mereka percaya bahwa mereka telah memperoleh hak untuk “menikmati dengan sepenuhnya”. Manfaat utilitarian lebih memancing konsumen untuk merasakan keamanan dan kepercayaan diri.

32

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2.1.6.1 Perceived Ease Of Use

Davis (1989) dalam Sulistiyono (2011) menyatakan bahwa kegunaan produk merupakan derajad kepercayaan konsumen atau persepsi pelanggan bahwa dalam menggunakan produk tertentu, mereka relatif tidak mengeluarkan usaha yang berat. bila konsumen menganggap suatu produk mudah digunakan, mereka akan merasakan kegunaan produk itu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kemudahan penggunaan mampu mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun tenaga untuk mempelajari sistem atau teknologi karena individu yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut mudah untuk dipahami.

Venkatesh & Davis (2000) dalam Irmadhani & Nugroho (2012) membagi dimensi persepsi kemudahan penggunaan menjadi berikut:

a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and

understandable).

b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does

not require a lot of mental effort).

c. Sistem mudah digunakan (easy to use).

d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan

(easy to get the system to do what he/she wants to do).

2.1.6.2 Perceived Usefulness

Persepsi Kebermanfaatan adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut

(Davis, 1989) dalam Irmadhani & Nugroho (2012). Adamson & Shine (2003) dalam

Irmadhani & Nugroho (2012) mendefinisikan Persepsi Kebermanfaatan sebagai konstruk

33

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mampu meningkatkan kinerja mereka. Dari dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

Persepsi Kebermanfaatan sistem berkaitan dengan produktifitas dan efektifitas sistem dari kegunaan dalam tugas secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang menggunakan sistem tersebut

Venkatesh & Davis (2000) dalam Irmadhani & Nugroho (2012) membagi dimensi

Persepsi Kebermafaatan menjadi berikut:

a. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu (improves job

performance).

b. Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas individu (increases

productivity).

c. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja individu (enhances

effectiveness).

d. Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is useful).

2.17 Hedonic Benefit

Hedonic benefit adalah manfaat yang mengarah kepada kebanggaan atau pamor dari pada fungsi dan nilai kegunaan dari barang atau produk tersebut. Hedonic benefit adalah manfaat yang di peroleh konsumen dari pengalaman konsumsi yang menyenangkan

(Carpenter,2005). Terminologi hedonic benefit digunakan untuk menjelaskan manfaat yang berhubungan dengan estetika, pengalaman penggunaan dan manfaat yang berkaitan kenikmatan (Batra & Ahtola, 1990; Dhar & Wertenbroch, 2000; Strahilevitz & Myers,

1998) dalam Chitturi et al (2007).

34

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Chitturi et al (2007) juga menyatakan bahwa konsumen lebih mementingkan manfaat hedonik disaat mereka mencapai tingkatan fungsional yang mereka butuhkan. Mereka juga menyatakan manfaat hedonik memancing emosi kesenangan dan penuh semangat.

Teori ini juga disebutkan oleh Chernev (2004) dalam Chitturi et al (2007).

2.1.7.1 Perceived Entertainment

Berdasarkan kamus bahasa Indonesia, hiburan merupakan kata benda yang berarti sesuatu atau perbuatan yang dapat menghibur hati atau melupakan kesedihan.

Hiburan adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda dan perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih

(wikipedia.co.id). Zillmann & Bryant (1994) mendefinisikan entertainment sebagai “any activity designed to delight and, to a smaller degree, enlighten through the exhibition of the fortunes or misfortunes of others, but also through the display of special skills by other and/or self ”.

Ada 3 motif hiburan menurut Vorderer et al (2004) dalam Margaret, et al (2012) :

1. Escapism Motive : Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat ingin melarikan

diri dari kenyataan, kelepasan emosi, ketegangan da kebutuhan akan hiburan

2. Mood Management Motive : Hiburan dapat membuat seseorang mengatur sendiri

mood yang sedang dirasakannya.

3. Achievement Motive : Keinginan untuk ditantang, apakah itu berarti bersaing

dengan orang lain, dengan sebuah program, atau bahkan dengan prestasi sendiri

sebelumnya (misalnya, skor dalam game) mungkin adalah motif yang paling

penting bagi interaksi menghibur diri sendiri.

35

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2.1.7.2 Perceived Aesthetics

Secara sederhana, aesthetics adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Menurut Keegan & Green

(2013) aesthetics adalah “A shared sense within a culture of what is beautiful as opposed to ugly and what represents good taste as opposed to taste lessness”. Kata "aesthetics" diciptakan oleh filsuf Jerman Alexander Baumgarten pada tahun 1735 berdasarkan kata

Yunani "aisthetike" yang berarti ilmu persepsi sensorik. Konsep estetika mengacu pada penampilan artistik yang indah atau menyenangkan.

Aesthetics erat berhubungan dengan filosofi seni. Hal ini dianggap sebagai teori khusus konsepsi keindahan, pendekatan khusus terhadap apa yang menyenangkan bagi indra. Pembahasan lebih lanjut mengenai aesthetics adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni

(wikipedia.com). Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa objek kajian estetika adalah keindahan. Sifat estetika merupakan nilai keindahan yang berhubungan dengan emosi. Dalam psikologi, kesan keindahan telah dianggap sebagai emosi sekunder berasal dari kesenangan indra.

2.1 Rerangka Konseptual

2.2.1 Hubungan utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) dengan brand experience

Konsumen dapat menilai manfaat dari suatu produk dengan cara trial / menggunakan produk tersebut. Penggunaan produk secara berulang terlebih dengan intensitas yang

36

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 tinggi akan menciptakan suatu pengalaman khusus antara konsumen dengan merek. Hal ini, sejalan dengan penelitian dari Margaret & Thompson (2012) bahwa utilitarian attributes (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic attributes

(entertainment dan aesthetics) mendorong munculnya customer experience.

Pada penelitian Brakus, Schmitt & Zarantonello (2009) konsep customer experience lebih di pertajam, salah satunya dengan konsep brand experience yang mengarahkan langsung suatu experience seseorang terhadap suatu merek tertentu. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti lebih memilih terminologi brand experience, karena peneliti menilai terminologi brand experience langsung mengarah kepada experience antara konsumen dengan produk, bukan experience konsumen secara luas. Berdasarkan argumentasi tersebut maka di ajukan hipotesis sebagai berikut :

H-1a : perceived ease of use berpengaruh positif terhadap brand experience

H-1b : perceived usefulness berpengaruh positif terhadap brand experience

H-1c : perceived entertainment berpengaruh positif terhadap brand experience

H-1d : perceived aesthetics berpengaruh positif terhadap brand experience

2.2.2 Hubungan brand experience dengan satisfaction

Konsumen yang memiliki brand experience yang positif terhadap suatu produk, maka ia akan lebih mudah memafkan bila sewaktu-waktu produk yang dia miliki tidak berfungsi sesuai harapannya. Jika konsumen menggunakan suatu produk secara intens, maka akan timbul suatu ikatan emosional dan ingatan yang positif terhadap produk tersebut. Seiring berjalannya waktu, hal ini akan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap produk tersebut. Pernyataan ini sejalan dengan teori yang di kemukakan Oliver

(1997) & Reicheld (1996) dalam Brakus et al (2009) yang mengatakan “Over time, these

37

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 long-lasting brand experiences, stored in consumer memory, should affect consumer satisfaction “.

Menurut Westbrook & Reilly dalam Ikasari et al (2013) satisfaction merupakan respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa berikut diajukan :

H-2 : brand experience berpengaruh positif terhadap satisfaction

2.2.3 Hubungan satisfaction dengan brand loyalty

Jika suatu merek yang dapat memberikan kepuasan terhadap konsumen, maka konsumen akan memiliki suatu ingatan yang positif terhadap merek tersebut. Jika konsumen memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian ulang, maka merek yang telah memberinya kepuasan lah yang akan di pilih. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa semakin puas seorang konsumen (customer satisfaction) maka konsumen akan semakin loyal terhadap merek (brand loyalty).

Cara terbaik untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan tingkat kepuasan yang tinggi kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan akan membangun loyalitas yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Konsumen yang loyal adalah konsumen yang melakukan pembelian ulang dari suatu merek yang sama dan memberitahukan / merekomendasikan ke konsumen potensial lainnya dari mulut ke mulut (Evan & Laskin, 1994) dalam Setiawati (2009). Kepuasan konsumen perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menciptakan dan mempertahankan kesetian terhadap merek. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa berikut diajukan :

H-3 : satisfaction berpengaruh positif terhadap brand loyalty

38

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 2.2.4 Hubungan brand experience dengan brand loyalty

Bila konsumen mempunyai pengalaman yang baik dan menyenangkan terhadap suatu merek maka dia tidak akan mudah untuk berpaling ke merek lain. Konsumen tersebut ada kemungkinan akan mengulangi pembelian kembali dan ada kemungkinan merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain.

Brand experience yang positif akan berpengaruh secara positif terhadap loyalitas pelanggan pada suatu merek (Oliver, 1997 & Reicheld, 1996) dalam Brakus et al (2009).

Hal ini juga ditunjukkan dengan hasil studi yang dilakukan oleh Brakus et al (2009) yang menunjukkan bahwa pengalaman dengan suatu merk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa berikut diajukan:

H-4 : brand experience berpengaruh positif terhadap brand loyalty

2.2.5 Hubungan utilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics) dengan brand loyalty

Persepsi yang baik terhadap suatu produk bisa mendorong orang untuk memilih, atau merekomendasikan suatu merek kepada orang lain. Seorang konsumen yang baru pertama kali menggunakan suatu produk bisa menjadi loyal, bila konsumen tersebut saat menggunakan produk untuk pertama kalinya, dapat langsung merasakan manfaat dari produk yang iya gunakan tersebut, seperti kemudahan pemakaian, manfaat produk yang di rasakan, hiburan yang terdapat dalam produk tersebut dan desain dari produk tersebut.

Konsumen tersebut akan loyal terhadap merek dari produk tersebut karena iya merasakan pengalaman yang menyenangkan dengan produk yang dia gunakan, dan jika ada

39

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 kesempatan konsumen tersebut akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain

Cyr (2006) dalam Margaret & Thompson (2012) mengatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap loyalitas merek. Thorbjornsen & Supphellen (2004) dalam Margaret & Thompson (2012) mengatakan bahwa ketika pelanggan browsing internet, motivasi hiburan akan meningkatkan frekuensi halaman yang mereka lihat, hal itu mengindikasikan peningkatan loyalitas. Cyr (2006) dalam Margaret & Thompson (2012) mengatakan bahwa desain estetika dapat meningkatkan loyalitas konsumen. Berdasarkan hal tersebut, hipotesa berikut diajukan :

H-5a : perceived ease of use berpengaruh positif terhadap brand loyalty

H-5b : perceived usefulness berpengaruh positif terhadap brand loyalty

H-5c : perceived entertainment berpengaruh positif terhadap brand loyalty

H-5d : perceived aesthetics berpengaruh positif terhadap brand loyalty

2.3 Model Penelitian

Berdasarkan rerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, termasuk sejumlah hipotesis yang dajukan. Maka dapat di ilustrasikan model dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

40

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 H-5 A,B UTILITARIAN BENEFIT

EASE OF USE H-1 A,B USEFULNESS BRAND H-2 SATISFACTION BRAND LOYALTY EXPERIENCE H-3

HEDONIC BENEFIT

ENTERTAINMENT H-1 C.D H-4

AESTHETICS H-5 C.D

Gambar 2. 3 Model Penelitian

Sumber : Diolah Oleh Peneliti

41

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengguna iPad di Jakarta. Kriteria umum dari pemilihan calon responden yaitu orang yang memiliki iPad. Alasan peneliti memilih subjek penelitian tersebut karena iPad adalah produk tablet yang paling diminati di Indonesia. Penelitian ini dilakukan di daerah Jakarta, karena Jakarta adalah kota yang memiliki penjualan iPad tertinggi di Indonesia, sehingga peneliti menilai bahwa Jakarta menjadi objek telaah yang terbaik karena mewakili populasi dalam penelitian ini.

Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan berdasarkan pertimbangan adanya kesediaan pihak pengguna untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan sesuai dengan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini di peroleh dari penyebaran kuisioner yang dilakukan kepada para pengguna iPad.

Proses penyebaran serta pengumpulan data penelitian berupa kuisioner dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2013 dengan menyebarkan kuesioner kepada responden atau subyek penelitian yang telah diterangkan diatas. Hasil dari data survei kuesioner tersebut kemudian diolah oleh peneliti dengan metode statistik menggunakan program Structural Equation Modeling (SEM) dengan AMOS.

3.2 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa sebagaimana adanya atau mengungkap fakta secara lebih mendalam mengenai peran hedonic benefit (perceived

42

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 entertainment dan perceived aesthetics) dan ultilitarian benefit (perceived ease of use dan perceived usefulness) terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction pada pengguna iPad. Menurut sukardi (2009) dalam Zulfikar (2013) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian. Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi, menggambarkan, dengan tujuan untuk dapat menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang di peroleh di lapangan.

Desain penelitian memiliki definisi sebagi sebuah kerangka kerja yang digunakan dalam melakukan sebuah penelitian, desain penelitian memberikan serangkaian prosedur yang diperlukan untuk memperoleh informasi yang terstruktur untuk dapat menjawab permasalahan penelitian (Malhotra, 2004). Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian cross sectional yaitu rancangan riset yang terdiri dari pengumpulan informasi mengenai sampel tertentu dari elemen populasi yang hanya dilakukan satu kali dan cross sectional yang dipilih adalah single cross-sectional dimana suatu sampel responden diambil dari populasi sasaran dan informasi diperoleh dari sampel tersebut hanya satu kali (Malhotra, 2007).

3.3 Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini akan digunakan data primer dan data sekunder. Data primer akan didapatkan melalui kuesioner yang akan dibuat oleh peneliti dengan menggunakan skala

Likert 7 poin yang terdiri dari ; sangat tidak setuju - sangat setuju lalu untuk data sekunder peneliti akan mendapatkannya melalui fasilitas internet atau dengan cara lainnya, data sekunder disini antara lain buku, jurnal, informasi mengenai profile perusahaan yang diteliti dan lain – lain.

43

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 3.3.1. Data Primer

Data primer dihasilkan secara langsung oleh peneliti untuk tujuan tertentu dalam menjawab permasalahan penelitian (Malhotra, 2004). Data primer di peroleh dari survei melalui daftar pertanyaan (kuisioner) kepada pengguna iPad. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informan pertama yaitu individu atau perseorangan seperti hasil kuesioner yang dilakukan oleh peneliti. Pengumpulan data untuk setiap sample dari populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner sebanyak satu kali dalam satu periode dengan satu sample (single cross-sectional design) ini diperoleh melalui pertanyaan pertanyaan yang dituangkan ke dalam sebuah kuesioner mengenai produk dan disebar kepada para pengguna iPad. Hasil dari data survei kuesioner tersebut kemudian diolah oleh peneliti dengan metode statistik menggunakan program Structural Equation Modeling (SEM) dengan AMOS.

Kuesioner yang akan dikembangkan dalam penelitian ini akan terbagi dalam dua bagian, antara lain :

Bagian I Profile Responden

Terdiri dari 4 pertanyaan ; Jenis kelamin responden, usia responden, pendidikan

responden, pengeluaran responden, pertanyaan tentang lama menggunakan iPad,

pertanyaan tentang tipe iPad yang dimiliki dan pertanyaan tentang berapa merek

tablet yang responden miliki.

Bagian II Pengalaman Menggunakan iPad

1. Pertanyaan mengenai utilitarian benefit, terdiri atas lima pertanyaan mengenai

perceived ease of use dan lima pertanyaan mengenai perceived usefulness yang

44

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan (Davis, 1989 dalam

Margaret & Thompson, 2012).

2. Pertanyaan mengenai hedonic benefit, terdiri atas lima pertanyaan mengenai

perceived entertainment dan lima pertanyaan mengenai perceived aesthetics yang

merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan (Vorderer, 2004 dalam

Margaret & Thompson, 2012) dan (Fiotre & Kimle, 1997 dalam Margaret &

Thompson, 2012)

3. Pertanyaan mengenai brand experience, terdiri atas empat pertanyaan yang

merupakan pengembangan dari studi yang dilakukan (Brakus, Schmitt & Lia

Zarantonello, 2009).

4. Pertanyaan mengenai satisfaction, terdiri dari lima pertanyaan yang disesuaikan

dengan indikator dari tingkat kepuasan yang sebelumnya telah dikembangkan

(Oliver, 1980 dalam Brakus, Schmitt, & Lia Zarantonello, 2009)

5. Pertanyaan mengenai brand loyalty, terdiri atas lima pertanyaan yang merupakan

pengembangan dari studi yang dilakukan (Donthu, 2001 dalam Brakus, Schmitt

& Lia Zarantonello, 2009).

3.3.2 Data Sekunder

Data yang dikumpulkan oleh pihak lain dari berbagai sumber, seperti buku-buku, media internet, serta jurnal-jurnal penelitian sebelumnya yang signifikan dengan topik penelitian (Malhotra, 2004). Data sekunder didapat dari buku pendukung yang berhubungan dengan penelitian ini, seperti informasi dari buku literatur, jurnal, dan publikasi-publikasi yang terkait dengan masalah penelitian. Peneliti melakukan kegiatan kepustakaan dengan mencari landasan mengenai penelitian ini dengan membaca sumber- sumber tersebut, khususnya yang mengenai dalam penelitian ini yang berkaitan dengan

45

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 hedonic benefit (perceived entertainment dan perceived aesthetics), utilitarian benefit

(perceived ease of use dan perceived usefulness), brand experience, satisfaction, dan brand loyalty.

3.4 Populasi Dan Sample

3.4.1 Populasi Peneitian

Menurut Cooper & Schindler (2011) populasi adalah jumlah atau kumpulan elemen- elemen yang kita ingin buat dari beberapa kesimpulan yang telah diambil. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna iPad di Jakarta.

3.4.2 Sample Penelitian

Sampel adalah sekelompok dari kasus, partisipan, peristiwa, atau catatan yang terdiri dari sebagian target populasi, pilihlah dengan cermat untuk mewakili suatu populasi

(Cooper et al, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah pengguna iPad di daerah Jakarta. Proses dalam memilih beberapa elemen dari suatu populasi untuk mewakili populasi disebut sebagai sampling (Cooper et al, 2011). Adapun langkah- langkah sampling menurut Juliansyah (2012) dalam Zulfikar (2013) adalah sebagai berikut:

Langkah pertama mendefinisikan populasi yang akan dijadikan obyek. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah seluruh pengguna iPad di Jakarta. Jakarta dipilih sebagai tempat dalam pengumpulan data dalam penelitian ini karena Jakarta adalah kota dengan tingkat pembelian iPad tertinggi di Indonesia

Langkah kedua merupakan prosedur sampling atau yang biasa disebut dengan sampling method. Peneliti menggunakan metode sampel non probability sampling dengan teknik Purposive Sampling yang merupakan teknik penentuan sampel dengan

46

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 mempertimbangkan secara khusus atas kelayakan sampel. Kriteria khusus dalam penentuan sampel di penelitian ini adalah penguna iPad di daerah Jakarta.

Langkah ketiga menentukan besarnya sampel. Menurut Ferdinand (2000) bahwa untuk model SEM, ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200, Bila ukuran sampel terlalu besar, misalnya saja 400, maka metode menjadi “sangat sensitif” sehingga sulit mendapatkan ukuran–ukuran goodness of fit yang baik beliau menyebutkan bahwa pedoman ukuran sampel tergantung pada jumlah indikator kali 5 sampai 10 (Hair et al,

2006). Untuk penelitian ini maka jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:

Dengan jumlah sampel sebanyak 170 orang maka penelitian ini akan menggunakan estimasi Maximum Likelihood Estimation (MLE).

3.5 Definisi Operasional Variabel

Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang diadopsi berdasarkan kuesioner dalam penelitian sebelumnya dalam bentuk skala likert.

Skala likert adalah skala yang digunakan untuk menandai tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan terhadap masing-masing pernyataan. Masing-masing item pernyataan mempunyai 7 tingkat pengukuran mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai dengan sangat setuju (7) (Malhotra, 2007). Bedasarkan beberapa pertimbangan diatas, maka dapat disumpulkan bahwa penelitian ini memiliki oprasional variabel sebagai berikut :

47

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013

Tabel 3. 1 Operasional Variabel

Variabel Definisi Measurement Alat Ukur Skala

Utilitarian Manfaat yang di peroleh konsumen dari EOU-1 : Using this mobile phone is easy EOU-1 : Saya bisa mengoperasikan

Benefit pengalaman konsumsi yang efisien to me. iPad dengan mudah

(ekonomis) EOU-2 : Using this mobile phone to do EOU-2 : iPad mudah digunakan untuk

(Carpenter, 2005) what I want to do is easy. mendukung kegiatan yang akan saya

EOU-3 : The interface of this mobile lakukan Likert phone is clear EOU-3 : Interface iPad sangat jelas Scale EOU-4 : Using this mobile phone is EOU-4 : iPad sangat fleksible 1-7 flexible. EOU-5 : Saya rasa iPad mudah di

EOU-5 : I feel this mobile phone is easy to gunakan

use.

PU-1 : iPad membuat saya lebih efisien

PU-1 : This mobile phone can make me PU-2 : iPad dapat meningkatkan

48

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 more efficient kinerja pekerjaan saya

PU-2 : This mobile phone can improve my PU-3 : iPad membuat saya lebih efektif

work performance. PU-4 : iPad membuat saya lebih

PU-3 : This mobile phone can make me produktif

more effective PU-5 : iPad berguna untuk saya

PU-4 : This mobile phone can make me

more productive

PU-5 : This mobile phone is useful for me.

(Davis, 1989 dalam Margaret &

Thompson, 2012)

Hedonic Manfaat yang di peroleh konsumen dari ENT-1 : The entertainment provided by ENT-1 : iPad dapat menjadi sarana

Benefit pengalaman konsumsi yang the mobile phone lets me forget everything saya untuk sementara melupakan waktu Likert

menyenangkan. (Carpenter, 2005) temporarily. ENT-2 : iPad dapat mempengaruhi Scale

ENT-2 : This mobile phone can adjust my suasana hati saya 1-7

mood. ENT-3 : Menggunakan iPad dapat

49

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 ENT-3 : This mobile phone can continue membuat suasana hati saya senang

my positive mood. ENT-4 : iPad menyediakan hiburan

ENT-4 : The entertainment provided by yang menantang bagi saya

the mobile phone is ENT-5 : iPad dapat menjadi sarana

challenging for me. saya memuaskan kebutuhan saya akan

ENT-5 : The entertainment provided by achievement

the mobile phone can satisfy my

achievement. AES-1 : Desain ipad menarik.

(Vorderer, 2004, dikutip dalam Margaret, AES-2 : Saya suka bentuk iPad.

Thompson, 2012) AES-3 : Desain iPad dapat

AES-1 : The design of this mobile phone menginspirasi saya

is appealing. AES-4 : iPad dapat

AES-2 : I like the shape of this mobile Melambangkan status saya.

phone. AES-5 : iPad dapat menunjukkan gaya

AES-3 : The design of the mobile phone saya.

50

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 can inspire my positive emotions.

AES-4 : This mobile phone can symbolize

my status.

AES-5 : This mobile phone can show my

style.

(Fiotre & Kimle, 1997 dalam Margaret &

Thompson, 2012)

Brand Tanggapan subyektif (sensasi, perasaan, BE-1 : This brand makes a strong BE-1 : Secara visual saya tertarik

Experience dan pikiran) dan perilaku konsumen yang impression on my visual sense dengan iPad

ditimbulkan oleh stimuli yang terkait BE-2 : I do not have strong emotions for BE-2 : Saya memiliki ikatan emosi

dengan suatu merk berupa desain dan this brand. dengan ipad Likert

identitas (nama, logo, kemasan dan BE-3 : I engage in physical actions when I BE-3 : Saya selalu beraktifitas dengan Scale

komunikasi (brosur, websites), maupun use this brand iPad 1-7

lingkungannya (toko yang menjual) BE-4 : This brand stimulates my curiosity. BE-4 : iPad merangsang rasa keingin

(Brakus, Schmitt dan Zarantonello, 2009) (Brakus, Schmitt, & Zarantonello 2009) tahuan saya

51

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Satisfaction Satisfaction adalah sejauh mana kinerja STF-1 : I am satisfied with the STF-1 : Saya puas dengan kinerja iPad

suatu produk yang dirasakan cocok performance STF-2 : Jika saya bisa mengulang, saya

dengan harapan pembeli sehingga dapat STF-2 : If I could do it again, I would buy akan membeli merek selain iPad

menimbulkan perasaan senang atau a brand different from that brand STF-3 : Keputusan saya untuk membeli

kecewa pada seorang pembeli. STF-3 : My choice to get this brand has iPad adalah keputusan yang bijaksana Likert (Kotler & Armstrong, 2012) been a wise one STF-4 : Saya merasa salah dalam Scale STF-4 : I feel bad about my decision to mengambil keputusan dengan membeli 1-7 get this brand iPad

STF-5 : I am not happy with what I did STF-5 : Saya tidak senang

with this brand. menggunakan iPad

(Oliver, 1980, dalam Brakus, Schmitt, &

Zarantonello 2009)

Brand Loyalty Brand loyalty adalah preferensi konsumen BL-1 : In the future, I will be loyal to this BL-1 : Dimasa mendatang saya akan Likert

untuk merek tertentu yang menghasilkan brand loyal dengan ipad Scale

pembelian terus-menerus tehadap merek BL-2 : I will buy this brand again BL-2 : Saya akan membeli ipad lagi 1-7

52

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 tersebut. BL-3 : This brand will be my first choice BL-3 : Ipad akan menjadi pilihan

(Blech & Blech, 2011) in the future utama saya di masa depan

BL-4 : I will not buy other brands if this BL-4 : Saya tidak akan membeli merek

brand is available at the store lain ,jika ipad tersedia di toko

BL-5 : I will recommend this brand to BL-5 : Saya akan merekomendasikan

Others. ipad kepada orang lain

(Donthu, 2001, dikutip dalam Brakus,

Schmitt, & Lia Zarantonello 2009)

53

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 3.6 Metode Pengolahan Data

Model yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model hubungan atau pengaruh serta untuk menguji hipotesis yang diajukan, maka metode analisis yang digunakan adalah SEM (Structural Equation Models). SEM adalah teknik statistik multivariat yang merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi

(korelasi), yang bertujuan untuk menguji hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar-indikator dengan konstruknya, ataupun hubungan antar-konstruk

(Santoso, 2012). Adapun penggunaan SEM dalam model dan pengujian hipotesis adalah karena SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif rumit secara simultan. Yang dimaksudkan dengan model yang rumit adalah model-model simultan yang dibentuk melalui lebih dari satu variabel dependen yang dijelaskan oleh satu atau beberapa variabel independen dan dimana sebuah variabel dependen pada saat yang sama berperan sebagai variabel independen bagi hubungan berjenjang lainnya (Ferdinand, 2000).

Proses SEM tentu tidak bisa dilakukan secara manual, selain karena keterbatasan kemampuan peneliti, Sehingga peneliti dalam kegiatan penelitian ini akan menggunakan alat bantu berupa software yang membantu menganalisis model SEM, software tersebut ialah AMOS versi 21. Terdapat dua bagian utama dalam model SEM yaitu measurement model dan structural model. Measurement model adalah bagian dari model SEM yang menggambarkan hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya.

Sedangkan structural model menggambarkan hubungan antara variabel-variabel laten atau antar variabel eksogen dengan variabel laten (Santoso, 2012). Menurut Wijanto

(2008), ada beberapa tahapan pokok yang dialalui untuk menggunakan SEM dalam sebuah kegiatan penelitian,adalah sebagai berikut :

54

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 1. Spesifikasi model (model specification)

2. Identifikasi (identification)

3. Estimasi (estimation)

4. Uji kecocokan (testing fit)

3.6.1 Spesifikasi model (Model spesification)

Sebuah model penelitian harus didukung dengan teori yanng kuat dan jelas, hal ini dimaksudkan agar dalam analisis data penelitian model yanng digunakan dapat diuji dengan baik sesuai dengan teori. Karena tanpa dasar teori yang kuat, SEM tidak dapat digunakan. SEM digunakan untuk menguji apakah model tersebut dapat diterima atau ditolak. SEM tidak digunakan untuk membangun sebuah model baru tanpa dasar teori yang sudah ada sebelumnya. Tahapan ini berkaitan dengan pembentukan model.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam memperoleh model yaitu:

Langkah pertama spesifikasi model pengukuran. Dalam penelitian ini yang termasuk kedalam variabel laten variabel hedonic benefit, utilitarian benefit, brand experience, satisfaction dan brand loyalty. Dalam model penelitan terdapat variabel eksogen dan endogen, eksogen sebagai variabel bebas (independent) pada semua persamaan yang ada dalam model. Sedangkan variabel endogen yang merupakan variabel terikat (dependent) paling sedikit satu persamaan dalam model, meskipun di semua persamaan sisanya variabel tersebut adalah variabel bebas. Variabel eksogen penelitian adalah hedonic benefit dan utilitarian benefit. Sedangkan untuk variabel endogen penelitian adalah brand experience, satisfaction dan brand loyalty.

Definisi variable teramati (observed variable) atau variable terukur (measured variabel) adalah variable yang dapat diamati dan sering disebut sebagai indikator.

Variable teramati merupakan indikator atau ukuran dari variabel laten. Pada metode

55

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 survei dengan menggunakan kuesioner, setiap pertanyaan pada kuesioner mewakili sebuah variabel teramati, maka dalam penelitian ini terdapat 34 pernyataan yang mewakili 34 variabel teramati.

Langkah kedua ialah menggambarkan model struktural. Sebelum menggambar model struktural berikut beberapa ketentuan yang ada pada penggambaran model struktural menggunakan SEM menurut Santoso (2012) :

a. Anak panah satu arah digunakan untuk melambangkan hubungan kausalitas yang

biasanya merupakan permasalahan penelitian dan juga dihipotesiskan

b. Anak panah dua arah digunakan untuk melambangkan korelasi antara dua

variabel eksogen dan mungkin juga korelasi antara dua indikator

c. Variabel eksogen, adalah variabel yang mempengaruhi, biasa disebut variabel

independen dalam analisis regresi

d. Variabel endogen, adalah variabel yang dipengaruhi, biasa disebut variabel

dependen dalam analisis regresi

e. Bentuk elips, digunakan untuk melambangkan suatu konstruk yang tidak diukur

secara langsung, tetapi diukur dengan menggunakan satu atau lebih indikator

f. Bentuk kotak, melambangkan variabel yang diukur langsung (observe)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka path diagram dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

56

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 γ2 γ1 γ3 β2 γ4 β3 β1

γ6 γ5 γ8

γ7

Gambar 3. 1Model Struktural

Sumber : Ilustrasi Penggambaran Model Menggunakan AMOS 21

Keterangan:

EOU : perceived ease of use

PU : perceived usefullness

ENT : perceived entertainment

AES : perceived aesthetics

BE : brand experience

STF : satisfaction

BL : brand loyalty

γ : refleksi variabel eksogen maupun endogen terhadap indikator-

indikatornya

57

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 β : pengaruh langsung variabel endogen intervening terhadap variabel

endogen terikat

Z : melambangkan kesalahan estimasi, nilai ini diberikan kepada semua

variabel endogen

Langkah ketiga adalah mengkonversikan model struktural dalam SEM ke dalam persamaan model struktural. Persamaan model struktural dirumuskan untuk menyatakan hubungan antar variabel. adapun persamaan tersebut ialah sebagai berikut :

Tabel 3. 2 Model Persamaan Struktural

Sumber : Diolah Peneliti

3.6.2 Identifikasi (Identification)

Secara garis besar ada tiga kategori identifikasi dalam persamaan simultan yaitu:

a. Under-Identified model adalah model dengan jumlah parameter yang diestimasi

lebih besar dari jumlah data yang diketahui (data tersebut merupakan variance

dan covariance dari variabel-variabel teramati). Pada SEM, model dikatakan

under identified jika degree of freedom adalah negatif. Jika terjadi under

identified, maka estimasi dan penilaian model juga tidak perlu dilakukan.

b. Just-Identified model adalah model dengan jumlah parameter yang diestimasi

sama dengan data yang diketahui. Dalam SEM, model yang just identified

mempunyai degree of freedom sebesar 0 (nol) dan dalam terminologi SEM

dinamakan saturated. Pada model yang just identified, karena sudah

teridentifikasi, maka estimasi dan penilaian model tidak perlu dilakukan.

58

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 c. Over-Identified model adalah model dengan jumlah parameter yang diestimasi

lebih kecil dari jumlah data yang diketahui. Dalam SEM, model dikatakan over

identified jika degree of freedom adalah positif. Jika terjadi over identified, maka

estimasi dan penilaian model bisa dilakukan.

Dengan demikian, besaran degree of freedom perlu diketahui, karena untuk menentukan apakah sebuah model layak diuji atau tidak. Untuk itu, penjelasan akan dilanjutkan dengan cara menghitung besaran degree of freedom dari sebuah model. Pada sebuah model SEM, df dapat diketahui dengan formula (Santoso, 2012):

푑푓 [(푝)(푝 )]

Dimana:

p = jumlah variabel manifes (observed variables) pada sebuah model

k = jumlah yang akan diestimasi

Berdasarkan pada parameter model penelitian, maka jumlah degree of freedom pada model penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

푑푓 [( )( )]

3.6.3 Estimasi (Estimation)

Setelah mengetahui bahwa identifikasi dari model adalah over-identified, maka tahap berikutnya kita melakukan estimasi untuk memperoleh nilai dari parameter-parameter

59

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 yang ada di dalam model. Penelitian ini menggunakan estimator maximum likehood estimator (MLE).MLE secara iteratif akan meminimisasikan fungsi F(S,∑(ѳ)) sebagai berikut :

-1 F ML (ѳ)= log |∑| (ѳ) + tr(S∑ ) (ѳ)) – log |S| - (p+q)

Di mana diasumsikan ∑(ѳ) dan S adalah definit positif; X dan Y adalah multinormal distribution, dan S mempunyai Wishart distribution (Bollen, 1989, dalam Wijanto,

2008). Sedangkan p+q adalah banyaknya variabel teramati (X dan Y) dalam model.

3.6.4 Uji kecocokan (Testing fit)

Tahap estimasi menghasilkan solusi yang berisi nilai akhir dari parameter-parameter yang diestimasi. Dalam tahap ini, kita akan memerikasa tingkat kecocokan antara data dengan model, validitas dan reliabilitas model pengukuran, dan signifikansi koefisien- koefisien dari model struktural.

Menurut Hair et al (1998) dalam Wijanto (2008) evaluasi terhadap tingkat kecocokan data dengan model dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:

1. Kecocokan model pengukuran (measurement model fit)

2. Kecocokan model struktural (structural model fit)

3. Kecocokan keseluruhan model (overall model fit)

3.6.4.1 Kecocokan model pengukuran (Measurement model fit)

Evaluasi ini akan dilakukan terhadap setiap konstruk atau model pengukuran

(hubungan antara sebuah variabel laten dengan beberapa variabel teramati/indikator) secara terpisah melalui:

1. Evaluasi terhadap validitas (validity) dari model pengukuran

60

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Dimana untuk penelitian ini, peneliti melakukan pengujian validitas dengan

melakukan pre-test dengan menyebarkan kuesioner ke 30 responden (sampel).

Menurut Hair et al (2010), suatu variabel dikatakan mempunyai vailiditas yang

baik terhadap konstruk atau variabel laten-nya, jika muatan faktor standarnya

(standardized loading factors) ≥ 0.50 dan idealnya ≥ 0.70.

2. Evaluasi terhadap reliabilitas (reliability) dari model pengukuran

Reliabilitas adalah konsistensi suatu pengukuran. Reliabilitas tinggi menunjukan

bahwa indikator-indikator mempunyai konsistensi tinggi dalam mengukur

konstruk laten-nya. Hair et al (2010) menyatakan bahwa sebuah konstruk

mempunyai reliabilitas yang baik, jika nilai konstruk reliabilitasnya (construct

reliability) ≥ 0.70. Reliabitas 0.60 ≥ CR ≤ 0.70 dapat diterima asalkan indikator

lain dari model konstruk validitas baik.

3.6.4.2 Kecocokan model struktural (Structural model fit)

Evaluasi atau analisis terhadap model struktural mencakup pemeriksaan terhadap signifikansi koefisien-koefisien yang diestimasi. Metode SEM tidak saja menyediakan nilai koefisien-koefisien yang diestimasi, tetapi juga nilai t-hitung untuk setiap koefisien.

Dengan menspesifikasikan tingkat signifikan (lazimnya α = 0.05), maka setiap koefisien yang mewakili hubungan kausal yang dihipotesikan dapat diuji signifikansinya secara statistik.

3.6.4.3 Kecocokan keseluruhan model (Overall model fit)

Tahap pertama dari uji kecocokan ini ditujukan untuk mengevalusi secara umum derajat kecocokan atau goodness of fit (GOF) anatara data dengan model. Menilai GOF

61

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 suatu SEM secara menyeluruh tidak dapat dilakukan secara langsung seperti pada teknik multivariant yang lain.

1. Ukuran Kecocokan Absolut

Ukuran kecocokan absolut menentukan derajat prediksi model keseluruhan

(model struktural dan pengukuran) terhadap matriks korelasi dan kovarian. Dari

berbagai ukuran kecocokan absolut, ukuran-ukuran yang biasanya digunakan

untuk mengevaluasi SEM adalah :

a. Chi-square (X2)

Chi-square digunakan untuk menguji seberapa dekat kecocokan anatara

matrik kovarian sampel S dengan matrik kovarian model ∑(ө). Uji

statistik X2 adalah :

X2= (n-1) F (S, ∑(ө))

Yang merupakan sebuah distribusi Chi-square dengan degree of freedom

(df) sebesar c-p. Peneliti berusaha memperoleh nilai X2 yang rendah yang

menghasilkan significance level lebih besar atau sama dengan 0. 05 (p ≥ 0.

05). Hal ini menandakan bahwa hipotesis nol diterima dan matriks input

yang diprediksi dengan yang sebenarnya tidak berbeda secara statistik.

b. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

Indeks merupakan salah satu indeks informatif dalam SEM. Rumus

perhitungan RMSEA adalah sebagai berikut :

RMSEA = √

Nilai RMSEA ≤ 0. 05 menandakan close fit, sedangkan 0. 05 < RMSEA ≤

0. 08 menunjukan good fit.

2. Ukuran Kecocokan Inkremental 62

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Ukuran kecocokan inkremental membandingkan model yang diusulkan dengan

model dasar yang sering disebut dengan null model atau independence model.

Ukuran-ukuran yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi SEM adalah :

a. Comparative Fit Index (CFI)

Adapun rumus CFI adalah sebagai berikut :

CFI = 1 –

Nilai CFI akan berkisar dari 0 sampai 1. Nilai CFI ≥ 0. 90 menunjukan

good fit, sedangkan 0. 80 ≤ CFI < 0. 90 sering disebut sebagai marginal

fit.

Pembahasan tentang uji kecocokan serta batas-batas nilai yang menunjukkan tingkat

kecocokan yang baik (good fit) untuk setiap GOF (Godness of Fit) yang telah kita

lakukan pada bagian sebelumnya dapat kita ringkas ke dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3. 3 Perbandingan Ukuran-Ukuran GOF

Ukuran GOF Tingkat Kecocokan Yang Bisa Diterima

ABSOLUTE –FIT MEASURES

Statistic Chi Square (X²) Mengikuti Uji statistik yang berkaitan

dengan persyaratan signifikan. Semakin kecil

semakin baik

Root Mean Square Error of Approximation Rata-rata perbedaan per degree of freedom

(RMSEA) yang diharapkan terjadi dalam populasi dan

bukan sample. RMSEA ≤ 0. 80 adalah good

63

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 fit, sedang RMSEA < 0. 05 adalah close fit.

INCREMENTAL FIT MEASURES

Comparative Fit Index (CFI) Nilai berkisar antara 0-1, dengan nilai lebih

tinggi adalah lebih baik. CFI ≥ 0. 90 adalah

good fit, sedang sedang 0. 80 ≤ CFI< 0. 90

adalah marginal fit.

Sumber: Wijanto (2008)

3.6.4.4 Pengujian Hipothesis

Pada analisis model struktural akan diketahui tingkat signifikansi dengan cara melihat nilai p. Jika nilai estimasi paramater menunjukkan hasil positif dengan tingkat signifikansi p < 0,05, maka hipotesis yang diajukan berarti didukung data. Namun, jika nilai estimasi parameter menunjukkan hasil yang negatif dengan tingkat signifikansi p >

0,05, maka hipotesis yang diajukan berarti tidak didukung data

64

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Perusahaan

Apple.Inc (sebelumnya bernama Apple Computer.Inc) adalah sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Silicon Valley, Cupertino, California dan bergerak dalam bidang perancangan, pengembangan, dan penjualan barang-barang yang meliputi elektronik konsumen, perangkat lunak komputer, serta komputer pribadi.

Apple.Inc didirikan pada tanggal 1 April 1976 dan diinkonporasikan menjadi Apple

Computer.Inc pada tanggal 3 Januari 1977. Pada 9 Januari 2007, kata "computer" dihapus untuk mencerminkan fokus Apple terhadap bidang elektronik konsumen pasca peluncuran iPhone. Apple.Inc dikenal akan jajaran produk perangkat lunak diantaranya sistem operasi OS X dan iOS, pemutar musik iTunes, serta peramban web Safari, dan perangkat keras diantaranya komputer meja iMac, komputer jinjing MacBook Pro, pemutar lagu iPod, serta telepon genggam iPhone.

4.1.2 Key Fact

Tabel 4. 1 Key Fact Apple.Inc

Apple.Inc

Jenis Perusahaan Publik

Industri Perangkat keras komputer

Perangkat lunak komputer

Elektronik konsumen

65

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Jenis Perusahaan Publik

Berdiri 1 April 1976 (diinkorporasikan pada 3

Januari 1977 dengan nama Apple Computer, Inc.)

Pendiri Steve Jobs

Steve Wozniak

Ronald Wayne

Kantor Pusat 1 Infinite Loop, Cupertino, California, Amerika

Serikat

Jumlah Lokasi 394 toko ritel (pada November 2012)

Daerah Layanan Seluruh dunia

Tokoh Penting Arthur D. Levinson (Ketua)

Tim Cook (CEO)

Pendapatan US$ 156.508 miliar (2012)

Laba Usaha US$ 55.241 miliar (2012)

Laba Bersih US$ 41.733 miliar (2012)

Jumlah Aset US$ 176.064 miliar (2012)

Jumlah Ekuitas US$ 118.210 miliar (2012)

Karyawan 72,800 (2012)

Anak Perusahaan FileMaker Inc

Anobit

Braeburn Capital

Situs WEB apple.com

Sumber : www.wikipedia.com

66

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.1.3 Key Employees Apple.Inc

Tabel 4. 2 Key employees Apple.Inc

Name Job Title

Arthur Levinson Independent Chairman of the Board

Timothy Cook Chief Executive Officer, Director

Peter Oppenheimer Chief Financial Officer, Principal Financial Officer, Senior

Vice President, Principal Accounting Officer

D. Senior Vice President, General Counsel, Secretary

Philip Schiller Senior Vice President - Worldwide Marketing

Eduardo Senior Vice President - Internet Software and Services

Craig Federighi Senior Vice President - Software Engineering

Robert Mansfield Senior Vice President – Technologies

Daniel Riccio Senior Vice President - Hardware Engineering

Jeff Williams Senior Vice President – Operations

William Campbell Independent Director

Millard Drexler Independent Director

Albert Gore Independent Director

Robert Iger Independent Director

Andrea Jung Independent Director

Ronald Sugar Independent Director

Sumber : www.reuters.com

67

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.1.4 Product and Services Apple.Inc

Tabel 4. 3 Product and Services Apple.Inc

Category Product / Services

Hardware products 1. computers

2. PowerBook G4 notebook

3. iMac

4. eMac

5. iBook

6. iPad

7.

8. Xserve G5 server

9. Xserve RAID storage system

10. Apple TV

Music products and services 1. iPod

2. iTunes Store

Peripheral products 1. iSight

2. Flat panel TFT active-matrix digital color

displays

3. Computer printers and printing supplies

4. Storage devices

5. Digital video and still cameras

6. Personal digital assistants

7. Digital music players and related

accessories

68

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Category Product / Services

Software products and 1. Mac OS X V10.3

computer technologies 2. Spotlight

3. Server software and server solutions

4.

Professional application 1. iCat

software 2. iChat AV

3. ISync

4. X11

5. Appleworks

6. Final Cut Express

7. Keynote

8. Final Cut Pro

9. Dvd Studio Pro

10. Soundtrack

11. Logic platinum

Consumer, education and 1. ILife

business oriented 2. iPhoto 2

application software 3. iMovie 3

4. iDVD 3

5. iWork

6. The FileMaker Pro

Internet software and 1. Safari 2. QuickTime services 3. Mac

69

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Category Product / Services

Wireless connectivity and 1. AirPort Extreme

networking 2. AirPort Express

Other connectivity and 1. Bonjour

networking solutions 2. FireWire

Sumber : www.datamonitor.com

4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas (Pre-Test)

4.2.1 Hasil Uji Validitas (Pre-Test)

Pengukuran validitas dilakukan dengan menganalisis faktor kepada hasil pre-test untuk melihat nilai Kaiser-Meyer-Olkin measure of sampling adequacy (KMO),

Bartlett’s test of sphericity (Signifikansi/Sig), Antiimage matrices (MSA), total variance explained (Cummulative%), dan factor loading of component matrix (factor loading).

Perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4. 4 Uji Validitas Data Pre-Test

Variabel Indikator KMO SIG MSA Cummulat Factor Kriteria

Laten ive (%) Loading

Nilai yang diisyaratkan > 0.5 < 0.05 > 0.5 > 60% ≥ 0.5 Valid

Perceived EOU-1 0.705 0.000 0.618 61.335 % 0.650 Valid

Ease Of Use EOU-2 0.717 0.800 Valid

EOU-3 0.763 0.891 Valid

EOU-4 0.730 0.760 Valid

EOU-5 0.669 0.796 Valid

70

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Variabel Indikator KMO SIG MSA Cummulat Factor Kriteria

Laten ive (%) Loading

Perceived PU-1 0.836 0.000 0.827 68.140 % 0.844 Valid

Usefulness PU-2 0.796 0.882 Valid

PU-3 0.830 0.892 Valid

PU-4 0.899 0.744 Valid

PU-5 0.869 0.752 Valid

Perceived ENT-1 0.687 0.000 0.746 55.596 % 0.572 Valid

Entertainment ENT-2 0.642 0.830 Valid

ENT-3 0.718 0.820 Valid

ENT-4 0.644 0.681 Valid

ENT-5 0.719 0.792 Valid

Perceived AES-1 0.651 0.000 0.640 76.020 % 0.879 Valid

Aesthetics AES-2 0.675 0.846 Valid

AES-3 0.804 0.684 Valid

AES-4 0.607 0.881 Valid

AES-5 0.560 0.916 Valid

Brand BE-1 0.758 0.000 0.749 62.561 % 0.803 Valid

Experience BE-2 0.727 0.832 Valid

BE-3 0.770 0.772 Valid

BE-4 0.802 0.754 Valid

71

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Variabel Indikator KMO SIG MSA Cummulat Factor Kriteria

Laten ive (%) Loading

Satisfaction STF-1 0.632 0.000 0.497 73.521 % 0.794 Valid

STF-2 0.715 0.681 Valid

STF-3 0.593 0.612 Valid

STF-4 0.636 0.873 Valid

STF-5 0.664 0.820 Valid

Brand BL-1 0.852 0.000 0.907 69.626 % 0.815 Valid

Loyalty BL-2 0.822 0.863 Valid

BL-3 0.794 0.904 Valid

BL-4 0.889 0.805 Valid

BL-5 0.890 0.780 Valid

Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan SPSS 21

Berdasarkan hasil pada tabel diatas, dengan membandingkan nilai yang diisyaratkan atau diharapkan dengan nilai yang didapat dari hasil pengolahan data menggunakan

SPSS, dapat dirangkum kesimpulan hasil sebagai berikut :

1. Variabel perceived ease of use dapat dikatakan valid

2. Variabel perceived usefulness dapat dikatakan valid

3. Variabel perceived entertainment dapat dikatakan valid

4. Variabel perceived aesthetics dapat dikatakan valid

5. Variabel brand experience dapat dikatakan valid

6. Variabel satisfaction dapat dikatakan valid

7. Variabel brand loyalty dapat dikatakan valid

72

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item indikator (pertanyaan) dalam kuesioner dari ke-tujuh variabel tersebut benar-benar mengukur apa yang ingin diukur dalam penelitian ini, tidak perlu ada item indikator yang harus disingkirkan atau dibuang, semua item indikator dalam kuesioner dapat digunakan untuk tahap penelitian lebih lanjut.

4.2.2 Hasil Uji Reabilitas (Pre-Test)

Metode cronbach alpha akan digunakan untuk dalam pengujian ini hal ini didasari untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat dapat dipercaya untuk mengukur suatu objek.

Menurut Malhotra nilai reabilitas yang baik untuk indikator penelitian adalah 0.600

(Malhotra, 2004).

Tabel 4. 5 Uji Reabilitas Data Pre-Test

Variabel Cronbach's Alpha Kriteria

Perceived Ease Of Use 0.839 Realibel

Perceived Usefulness 0.876 Realibel

Perceived Entertainment 0.799 Realibel

Perceived Aesthetics 0.752 Realibel

Brand Experience 0.796 Realibel

Customer Satisfaction 0.691 Realibel

Brand Loyalty 0.888 Realibel

Sumber : Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan SPSS 21

Hasil pada tabel menunjukan bahwa ke-tujuh variabel diatas masing-masing memiliki Cronbach's Alpha > 0.6 yang artinya jika item indikator (pertanyaan) dalam kuesioner ditanyakan ke orang yang sama dan berbeda hasilnya akan cenderung tetap

73

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 atau konsisten, sehingga seluruh item indikator dari semua variabel yang diuji akan digunakan dalam tahap penelitian lebih lanjut dalam penelitian ini.

4.3 Profil Responden

Pembahasan statistik deskriptif dilakukan untuk menjelaskan dan menggambarkan berbagai profil responden secara keseluruhan berdasarkan jenis kelamin, usia serta pekerjaan nya.

4.3.1 Jenis Kelamin Responden

88 86 84 82 80 Pria Wanita

Gambar 4. 1 Jenis Kelamin Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Bagan diatas menggambarkan bahwa dari total seluruh responden yang berjumlah

170 responden, didapati sebanyak 87 responden berjenis kelamin pria sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita sebanyak 83 orang. Jika total keseluruhan responden sebanyak 170 responden maka prosentase pria adalah 55% sedangkan untuk wanita 45%.

74

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.3.2 Domisili

60 50 40 30 20 10 0 Jakarta Barat Jakarta Pusat Jakarta Selata Jakarta Timur Jakarta Utara

Gambar 4. 2 Domisili Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Bagan diatas menggambarkan bahwa dari total seluruh responden yang berjumlah

170 responden, didapati sebagian besar responden berdomisili di Jakarta selatan dengan jumlah 51 responden, lalu di Jakarta timur 49 responden, Jakarta utara 25 responden,

Jakarta barat 24 responden dan Jakarta pusat 21 responden.

4.3.3 Usia Responden

100 80 60 40 20 0 17-20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 tahun

Gambar 4. 3 Usia Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Pada gambar diatas dapat dilihat, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah responden yang berusia 21 - 25 tahun dengan jumlah 93 responden, lalu disusul oleh responden yang berusia 17 – 20 tahun dengan jumlah 74 responden, sisanya ialah usia 25 - 30 tahun dengan jumlah 3 responden.

75

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.3.4 Pendidikan Responden

150

100

50

0 SMA D3 / S1 S2

Gambar 4. 4 Pendidikan Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Responden dalam penelitian ini sebagian besar ialah orang yang berpendidikan

D3/S1 dengan jumlah sebesar 107 responden, lalu kedua terbanyak adalah responden

yang berpendidikan SMA dengan jumlah 17 responden sisanya ialah responden yang

berpendidikan S2 dengan jumlah 46.

4.3.5 Tipe iPad Responden

80

60

40

20

0 iPad iPad 2 iPad 3 iPad 4 iPad Mini

Gambar 4. 5 Tipe iPad Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Responden dalam penelitian ini sebagian besar memiliki iPad generasi dua dengan

jumlah 75 orang, lalu diikuti pemilik iPad generasi pertama dengan jumlah 41 orang,

pemilik iPad 3 dengan jumlah 25 orang, dengan jumlah 23 orang dan paling

sedikit adalah pemilik iPad generasi empat dengan jumlah 6 orang.

76

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 1.3.6 Lama Penggunaan iPad

150

100

50

0 1 - 12 Bulan 13 - 24 Bulan 25 - 36 Bulan

Gambar 4. 6 Lama Penggunaan iPad

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Pada bagan diatas dapat dilihat, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini telah menggunakan iPad selama 1-12 bulan dengan jumlah responden 121 orang, lalu responden yang telah menggunakan iPad selama 13-24 bulan dengan jumlah 43 orang, yang terakhir ialah responden dengan menggunakan iPad selama 25-36 bulan dengan jumlah responden 6 orang.

4.3.7 Pengeluaran Responden

150

100

50

0 < Rp.1.000.000 Rp.1.000.000 - Rp.2.000.000 > Rp.2.000.000

Gambar 4. 7 Pengeluaran Responden

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh penguji dengan SPSS 21

Pada bagan diatas dapat dilihat, bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki pengeluaran perbulan sebesar Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 dengan jumlah responden 96 orang, lalu responden yang memiliki pengeluaran perbulan kurang dari

77

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Rp.1.000.000 dengan jumlah 48 orang, yang terakhir ialah responden yang memiliki pengeluaran perbulan lebih dari Rp.1.000.000 dengan jumlah responden 26 orang.

4.4 Hasil Analisi Data

Pada bagian ini akan dilakukan pengolahan data untuk menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Model teknik persamaan structural yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode estimasi maximum likelihood (ML). Metode ini merupakan metode estimasi yang sering digunakan untuk analisis data dengan menggunakan metode structural equation modeling (SEM) yang dinilai lebih efisien dan unbiased jika asumsi normalitas multivariat terpenuhi. Untuk selanjutnya akan diuji apakah model fit dengan data serta mengetahui pengaruh yang ada antar konstruk.

Seperti pada metode dan prosedur statistik lainnya, baik statistik univariat (seperti uji t, ANOVA, korelasi serta regresi) maupun metode statistik multivariat (seperti analisis faktor atau analisis diskriminan), prosedur SEM juga mampunyai asumsi-asumsi serta syarat-syarat dalam pengerjaanya. Beberapa asumsi dan persyaratan mempunyai kesamaan dengan statistik univariat dan multivariat.

Berikut beberapa hasil analisis yang telah disesuaikan dengan asumsi dan persyaratan pada SEM :

4.4.1 Hasil Uji Normalitas Data

SEM mensyaratkan data berdistribusi normal atau dapat dianggap berdistribusi normal. Jika data berdistribusi sangat tidak normal, maka hasil analisis dikhawatirkan menjadi bias. Namun demikian, uji normalitas yang dilakukan pada SEM mempunyai dua tahapan, pertama menguji normalitas untuk setiap variabel, sedangkan tahap kedua adalah pengujian normalitas untuk semua variabel secara bersama-sama, yang disebut dengan multivariate normality. Hal ini disebabkan jika setiap variabel normal secara

78

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 individu, tidak berarti jika diuji secara bersama (multivariat) juga pasti terdistribusi normal.

Hasil analisis data yang telah diolah menggunakan AMOS 21 akan dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4. 6 Hasil Uji Normalitas Data

Variabel Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.

EOU1 2 7 -0.459 -2.443 -0.29 -0.772

EOU2 1 7 -0.996 -5.299 1.986 5.287

EOU3 1 7 -0.714 -3.799 0.764 2.032

EOU4 1 7 -0.659 -3.505 0.828 2.202

EOU5 2 7 -0.595 -3.167 0.151 0.402

PU1 1 7 -0.638 -3.397 -0.019 -0.050

PU2 1 7 -0.811 -4.316 0.085 0.226

PU3 1 7 -0.7 -3.726 0.108 0.286

PU4 1 7 -0.756 -4.027 -0.038 -0.100

PU5 2 7 -0.48 -2.554 -0.304 -0.810

ENT2 1 7 -0.76 -4.046 0.733 1.952

ENT3 1 7 -0.86 -4.578 0.894 2.380

ENT4 2 7 -0.224 -1.192 -0.729 -1.940

ENT5 1 7 -0.644 -3.426 0.162 0.430

AES3 1 7 -0.217 -1.154 -0.17 -0.454

AES4 1 7 -0.365 -1.942 -0.534 -1.421

AES5 1 7 -0.156 -0.832 -0.766 -2.039

79

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Variabel Min Max Skew c.r. Kurtosis c.r.

BE1 2 7 -0.631 -3.359 0.331 0.880

BE2 1 7 -0.565 -3.008 -0.454 -1.209

BE3 1 7 -0.94 -5.003 0.411 1.093

BE4 1 7 -0.872 -4.639 0.558 1.484

STF2 1 7 -1.401 -7.459 0.922 2.453

STF4 1 7 -1.864 -9.924 2.957 7.869

STF5 1 7 -2.297 -12.229 5.659 15.062

BL1 1 7 -0.917 -4.883 0.541 1.439

BL2 1 7 -0.738 -3.926 -0.171 -0.456

BL3 1 7 -1.056 -5.620 0.612 1.628

BL4 1 7 -0.903 -4.805 0.244 0.648

BL5 1 7 -1.002 -5.336 1.246 3.317

Multivariate 157.877 24.273

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan AMOS 21

Sebuah distribusi dikatakan normal jika data tidak miring ke kiri atau miring ke kanan (disebut simetris dengan nilai skewness adalah 0) serta mempunyai kemiringan yang ideal (angka kurtosis adalah 0), Namun angka-angka tersebut sulit didapat dalam praktiknya; sebaran data akan bervariasi pada skewness serta kurtosis yang negatif atau positif, karena itu yang akan diuji adalah seberapa miring sebuah distribusi, sehingga masih dapat dianggap normal, walaupun tidak benar-benar berdistrbusi normal.

Pada umumnya tingkat kepercayaan adalah 99%, pada tingkat kepercayaan tersebut, tingkat signifikansi adalah 100%-99%= 1% dan angka z adalah ±2,58. Dengan demikian, sebuah distribusi dikatakan normal jika angka cr skewness atau angka cr kurtosis ada

80

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 diantara -2,58 sampai +2,58, namun jika angka-angka tersebut ada dibawah -2,58 atau ada diatas +2,58 maka distribusi dapat dikatakan tidak normal (Singgih,2012).

Pada tabel diatas, terlihat secara per variabel data dianggap tidak normal karena nilai cr skewness berada diantara -12,229 sampai -0,832 sedangkan nilai cr kurtosis nya berada diantara -2,039 sampai 15,062. Secara keseluruhan (multivariat) data dianggap tidak normal karena nilai multivariate nya 24,273 yang berarti nilainya diantara -2,58 dan +2,58.

4.4.2 Hasil Uji Measurement Model

Langkah selanjutnya dalam analisis data ini ialah Uji Measurement Model,

Measurement model adalah bagian dari model SEM yang terdiri dari variabel laten

(konstruk) dan beberapa variabel manifest (indikator) yang menjelaskan variabel laten tersebut (Singgih, 2012). Pada tahap ini, akan dianalisis validitas konstruk dan reabilitas konstruk. Suatu variabel dikatakan mempunyai validitas dan reabilitas yang baik terhadap konstruk atau variabel latennya, jika: (Wijanto, 2008)

1. Muatan faktor standarnya (standardized factor loading) ≥ 0,50.

2. Sedangkan reabilitas konstruk dinyatakan baik bila nilai construct reliability ≥

0,7 dan nilai variance extracted ≥ 0,5.

Pada tahapan ini sebuah indikator akan diuji apakah indikator tersebut dapat menjelaskan sebuah konstruk (variabel laten), yang dilakukan lewat uji validitas dan reabilitas sebagai berikut :

81

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Tabel 4. 7 Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas

Uji Validitas Uji Reabilitas

Variance Kriteria Variabel Indikator Factor Construct Kriteria Extracted 1 Loading Reliability (/std.loading+ME)

EOU-1 0.734 Valid

EOU-2 0.758 Valid

Perceived EOU-3 0.82 Valid 0.916 0.686 Realible Ease Of Use

EOU-4 0.689 Valid

EOU-5 0.724 Valid

PU-1 0.807 Valid

PU-2 0.882 Valid

Perceived PU-3 0.872 Valid 0.942 0.767 Realible Usefulness

PU-4 0.755 Valid

PU-5 0.698 Valid

ENT-2 0.681 Valid

Perceived ENT-3 0.832 Valid 0.874 0.638 Realible Entertainment ENT-4 0.576 Valid

ENT-5 0.748 Valid

82

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Variance Krit Factor Construct Variabel Indikator Kriteria Extracted 1 Loading Reliability eria (/std.loading+ME)

AES-3 0.611 Valid

Perceived AES-4 0.917 Valid 0.904 0.764 Realible Aesthetics

AES-5 0.866 Valid

BE-1 0.618 Valid

Brand BE-2 0.834 Valid 0.891 0.675 Realible Experience BE-3 0.806 Valid

BE-4 0.686 Valid

STF-2 0.823 Valid

Satisfaction STF-4 0.894 Valid 0.934 0.825 Realible

STF-5 0.826 Valid

BL-1 0.839 Valid

BL-2 0.842 Valid

Brand BL-3 0.892 Valid 0.949 0.790 Realible Loyalty

BL-4 0.742 Valid

BL-5 0.787 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan AMOS 21 dan Mic. Excel 2010

83

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Dari hasil tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh variabel penelitian memiliki nilai factor loading diatas 0,50, sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas variabel teramati terhadap variabel latennya adalah valid karena semua hasilnya telah memenuhi kriteria dari validitas

Uji reabilitas dilakukan untuk mengetahui baik atau tidaknya derajat kesesuaian yang dimiliki oleh suatu indikator dalam menjelaskan satu variabel pada sebuah model.

Sehingga dapat dikatakan bahwa Reabilitas adalah ukuran konsistensi dari indikator dalam mengindikasi sebuah konstruk.

Menurut Hair et al (2006), pengukuran reabilitas untuk SEM dapat dilakukan dengan menggunakan construct reliability measure maupun variance extract measure. Didalam

SEM menghitung construct reliability dan variance extracted dengan cara melihat besaran factor loading (nilai std loading) lalu menghitung secara manual sesuai dengan rumus berikut :

( ) 퐶표푛푠푡푟푢푐푡 푅푒푎푏푖𝑙푖푡푦 ( )

푉푎푟푖푎푛푐푒 퐸푥푡푟푎푐푡 =

Keterangan :

1. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk setiap indikator yang

didapat dari hasil perhitungan AMOS

2. Ej adalah measurement error dari setiap indikator. Measurement error dapat

diperoleh dari perhitungan (1 – standard loading)

84

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Dari hasil tabel menunjukkan bahwa semua nilai construct reliability (CR) lebih besar sama dengan dari 0,70, dan semua variabel memiliki nilai variance extracted (VE) lebih besar sama dengan dari 0.50.

4.4.4 Hasil Uji Struktural Model (Structural Model Fit)

4.4.4.1 Goodness Of Fit

Tahap uji keseluruhan model bertujuan untuk mengevaluasi secara umum derajat kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) antara data dengan model. Menilai GOF suatu

SEM secara menyeluruh (overall) tidak dapat dilakukan secara langsung seperti teknik multivariat yang lainnya. SEM tidak mempunyai satu uji statistik terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan prediksi model. Sebagai gantinya, para peneliti telah mengembangkan beberapa ukuran GOF yang dapat digunakan secara bersama-sama atau kombinasi.

Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa fit index untuk kecocokan keseluruhan model berdasarkan perhitungan SEM dengan menggunakan tool AMOS 21.

85

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Tabel 4. 8 Hasil Penelitian Indeks Goodness of Fit

(GOF) Tingkat kecocokan Hasil Kriteria

Perhitungan

Absolute-Fit Measure

Statistic Nilai yang kecil (lebih kecil 812,608 Poor fit

Chisquare dari X² tabel) P > 0,05

(X²)

P

RMSEA RMSEA ≤ 0,08 (good fit) 0,082 Marginal fit

0,08 ≤ RMSEA ≤ 0,10

(marginal fit)

RMSEA ≥ 0,10 (poor fit)

CMIN/DF ≤ 3,00 (good fit) 2,283 Good fit

Incremental Fit Measure

CFI CFI ≥ 0,90 (good fit) 0,872 Marginal fit

0,80 ≤ CFI ≤ 0,90 (marginal fit)

NFI ≤ 0,80 (poor fit)

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan AMOS 21

Tabel diatas memberikan gambaran bahwa 4 ukuran GOF yang terdiri dari Chi-

Square, RMSEA, CMIN/DF dan CFI menunjukkan satu ukuran dengan kriteria poor fit, lalu terdapat dua ukuran dengan kriteria marginal fit dan satu ukuran good fit. Menurut

86

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Hair et al (2006), jika ada satu atau lebih parameter yang telah fit maka model dinyatakan fit. Sehingga, model dalam penelitian ini dinyatakan fit.

Mengingat adanya kompleksitas permodelan persamaan struktural, tidak jarang ditemukan model yang telah diusulkan adalah poor fit, salah satunya adalah dalam penelitian ini. Hal itu dikarenakan model yang diajukan oleh peneliti dengan yang disarankan SEM adalah berbeda. Namun demikian, tidak semata-mata harus melakukan respesifikasi model untuk meningkatkan hasil agar menghasilkan model yang good fit

(Hooper, Coughlan & Mullen, 2008).

4.4.4.2 Hasil Pengujian Hipotesis

Model struktural adalah hubungan antar konstruk yang mempunyai hubungan kausal

(sebab akibat), maka dari itu akan ada variabel laten eksogen dan variabel endogen.

Analisis model struktural berhubungan terhadap koefisien-koefisien atau parameter- parameter yang menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh variabel laten terhadap variabel laten lainnya, sesuai dengan rerangka konseptual penelitian. AMOS menggunakan kriteria yang jauh lebih ketat, yakni 0,001 dan bukannya 0,05, namun misalnya jika nilai P nya < 0,05 maka tetap dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, hanya pengujian pada tingkat signifikansi 5% (0,05) dengan demikian diterima tidaknya hipothesis pengujian sebuah nilai estimasi dapat mengacu pada ketentuan AMOS (0,001) atau menggunakan standar 0,05 maka dapat dikatakan bahwa nilai P (***) menandakan bahwa semua indikator menjelaskan semua konstruk yang ada (Singgih, 2012)

87

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Tabel 4. 9 Output Regression Weights

Estimate P Kesimpulan Hipothesis

Hipothesis 1a tidak EOUBE -0.074 0.378 didukung data

Hipothesis 1b didukung PUBE 0.355 0.004 data

Hipothesis 1c tidak ENTBE 0.011 0.148 didukung data

Hipothesis 1d didukung AESBE 0.429 *** data

Hipothesis 2 didukung BESTF 0.299 0.004 data

Hipothesis 3 didukung STFBL 0.414 *** data

Hipothesis 4 didukung BEBL 0.643 *** data

Hipothesis 5a tidak EOUBL 0.123 0.072 didukung data

Hipothesis 5b tidak PUBL 0.070 0.512 didukung data

Hipothesis 5c tidak ENTBL -0.138 0.022 didukung data

Hipothesis 5d didukung AESBL 0.166 0.005 data

Sumber: Hasil pengolahan data dilakukan oleh peneliti dengan AMOS 21

88

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Pada analisis model struktural akan diketahui tingkat signifikansi dengan cara melihat nilai p. Jika nilai estimasi paramater menunjukkan hasil positif dengan tingkat signifikansi p < 0,05, maka hipotesis yang diajukan berarti didukung data. Namun, jika nilai estimasi parameter menunjukkan hasil yang negatif dengan tingkat signifikansi p >

0,05, maka hipotesis yang diajukan berarti tidak didukung data. Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hipothesis 1A : Perceived ease of use berpengaruh tidak signifikan terhadap Brand experience.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1a diperoleh nilai estimate

sebesar -0,074 dengan nilai p-value 0,378 dengan demikian pengaruh antara

perceived ease of use terhadap brand experience tidak berpengaruh signifikan, dan

hipotesis ditolak.

Hipothesis 1B : Perceived usefulness berpengaruh signifikan terhadap Brand experience.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1b diperoleh nilai estimate

sebesar 0,355 dengan nilai p-value 0,004 dengan demikian pengaruh antara perceived

usefulness terhadap brand experience signifikan, dan hipotesis dapat diterima.

Hipothesis 1C : Perceived entertainment berpengaruh tidak signifikan terhadap Brand experience.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1c diperoleh nilai estimate

sebesar 0,011 dengan nilai p-value 0,148 dengan demikian pengaruh antara perceived

89

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 entertainment terhadap brand experience tidak berpengaruh signifikan, dan hipotesis

ditolak.

Hipothesis 1D : Perceived aesthetics berpengaruh signifikan terhadap Brand experience.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1d diperoleh nilai estimate

sebesar 0,429 dengan nilai p-value *** dengan demikian pengaruh antara perceived

aesthetics terhadap brand experience signifikan, dan hipotesis dapat diterima.

Hipothesis 2 : Brand experience berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 2 diperoleh nilai estimate

sebesar 0,299 dengan nilai p-value 0,004 dengan demikian pengaruh antara brand

experience terhadap satisfaction signifikan, dan hipotesis dapat diterima.

Hipothesis 3 : Satisfaction berpengaruh signifikan terhadap Brand Loyalty.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 3 diperoleh nilai estimate

sebesar 0,414 dengan nilai p-value *** dengan demikian pengaruh antara satisfaction

terhadap brand loyalty signifikan, dan hipotesis dapat diterima.

Hipothesis 4 : Brand experience berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 4 diperoleh nilai estimate

sebesar 0,643 dengan nilai p-value *** dengan demikian pengaruh antara brand

experience terhadap Brand loyalty signifikan, dan hipotesis dapat diterima.

Hipothesis 5A : Perceived ease of use berpengaruh tidak signifikan terhadap Brand loyalty.

90

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 5a diperoleh nilai estimate

sebesar 0,123 dengan nilai p-value 0,072 dengan demikian pengaruh antara

Perceived ease of use terhadap Brand loyalty tidak berpengaruh signifikan, dan

hipotesis ditolak.

Hipothesis 5B : Perceived usefulness berpengaruh tidak signifikan terhadap Brand loyalty.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1a diperoleh nilai estimate

sebesar 0,070 dengan nilai p-value 0,512 dengan demikian pengaruh antara

Perceived usefulness terhadap Brand loyalty tidak berpengaruh signifikan, dan

hipotesis ditolak.

Hipothesis 5C : Perceived entertainment berpengaruh signifikan tetapi berlawanan terhadap Brand loyalty.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 1c diperoleh nilai estimate

sebesar -0,138 dengan nilai p-value 0,022 dengan demikian pengaruh antara

Perceived entertainment terhadap Brand loyalty tidak berpengaruh signifikan, dan

hipotesis ditolak.

Hipothesis 5D : Perceived aesthetics berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty.

Berdasarkan hasil dari pengujian data untuk hipotesis 5d diperoleh nilai estimate

sebesar 0,166 dengan nilai p-value 0,005 dengan demikian pengaruh antara

Perceived aesthetics terhadap Brand loyalty signifikan, dan hipotesis dapat diterima

91

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.5 Pembahasan

Pada penelitian ini hasil analisis model struktural dari sebelas hipotesis yang diajukan terdapat lima hipotesis yang tidak signifikan dan enam hipotesis yang signifikan. Hasil pengujian dari model struktural untuk tiap-tiap hipotesis adalah sebagai berikut :

4.5.1 Hasil Uji Perceived Ease Of Use Terhadap Brand Experience

Hasil penelitian menunjukan perceived ease of use memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap brand experience. Hal ini, berbanding terbalik dengan penelitian dari

Margaret & Thompson (2012) bahwa perceived ease of use mendorong munculnya customer experience.

Pengguna iPad di Jakarta memandang bahwa persepsi kemudahan bukan merupakan faktor pendorong mereka untuk menggunakan iPad. Mereka beranggapan bahwa semua gadget hampir sama cara penggunaanya, apa lagi di era perkembangan dunia teknologi seperti sekarang, semua orang hampir “fasih” dalam mengoperasikan gadget-gadet yang beredara di pasaran.

4.5.2 Hasil Uji Perceived Usefulness Terhadap Brand Experience

Hasil penelitian menunjukan perceived usefulness memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand experience. Hal ini, sejalan dengan penelitian dari Margaret &

Thompson (2012) bahwa utilitarian attributes (perceived ease of use dan perceived usefulness) dan hedonic attributes (entertainment dan aesthetics) mendorong munculnya customer experience.

Pengguna iPad yang dapat merasakan manfaat dari pemakaian produk iPad akan terus menggunakan iPad. Pengguna iPad yang menggunakan iPad secara berulang-ulang

92

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 terlebih dengan intensitas yang tinggi akan mencipatkan pengalaman khusus antara pengguna iPad dengan iPad-nya.

4.5.3 Hasil Uji Perceived Entertainment Terhadap Brand Experience

Hasil penelitian menunjukan perceived entertainment memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap brand experience. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wolf (2009) dalam Margaret et al (2009) yang mengatakan bahwa entertainment pada dasarnya tidak dianggap sebagai sebuah produk atau fitur dari produk tersebut, melainkan efek samping dari sebuah produk.

Pengguna iPad di Jakarta tidak menganggap fitur-fitur entertainment yang ada di iPad merupakan entertainment buat mereka, melainkan hanya sebuah fitur dari produk tersebut. Jadi persepsi hiburan tidak mempengaruhi konsumen untuk membeli atau menggunakan iPad.

4.5.4 Hasil Uji Perceived Aesthetics Terhadap Brand Experience

Hasil penelitian menunjukan perceived aesthetics memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand experience. Hal ini sejalan dengan penelitan postrel (2002) dalam Margareth et al (2009) yang menyatakan bahwa estetika dapat digunakan sebagai faktor pembeda di pasar (market), dimana estetika sering digunakan sebagai satu-satunya cara membuat produk menonjol dan mengingkatkan pengalaman pelanggan.

Pengguna iPad di jakarta memandang estetika dari iPad sebagai suatu hal penting yang mendorong mereka mau membeli dan menggunakan iPad secara terus-menerus.

Pengguna iPad memandang bahwa iPad dapat melambangkan status dan gaya mereka.

93

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.5.5 Hasil Uji Brand Experience Terhadap Satisfaction

Hasil penelitian menunjukan brand experience memiliki pengaruh positif signifikan terhadap satisfacion. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Westbrook

& Reilly dalam Ikasari et al (2013) yang menyatakan bahwa satisfaction merupakan respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan produk atau jasa tertentu.

Pengguna iPad yang menggunakan iPad secara intens, akan memiliki ikatan positif terhadap iPad. Seiring berjalannya waktu, kepuasan pengguna iPad tersebut akan terus meningkat karena iPad dapat menunjang setiap aktifitas yang ia lakukan.

4.5.6 Hasil Uji Satisfaction Terhadap Brand Loyalty

Hasil penelitian menunjukan satisfaction memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Evan &

Laskin dalam Setiawati (2009) yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan akan membangun loyalitas yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan.

Pengguna iPad yang merasa puas akan memiliki suatu ikatan tersendiri dengan iPad.

Jika, konsumen tersebut memiliki kesempatan untuk melakukan pembelian ulang, maka iPad lah yang akan dipilih, karena iPad telah memberinya kepuasan dan bila ada kesempatan untuk merekomendasikan tablet pc, maka merek iPad lah yang akan direkomendasikan.

4.5.7 Hasil Uji Brand Experience Terhadap Brand Loyalty

Hasil penelitian menunjukan brand experience memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan Brakus et

94

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 al (2009) yang menunjukkan bahwa pengalaman dengan suatu merk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen.

Pengguna iPad yang memiliki pengalaman yang baik dan menyenangkan dengan iPad, maka ia tidak akan mudah berpaling ke merek lain. Pengguna iPad tersebut ada kemungkinan membeli seri iPad terbaru yang di luncurkan oleh vendor dan ada kemungkinan akan merekomendasikan iPad ke orang lain.

4.5.8 Hasil Uji Perceived Ease Of Use Terhadap Brand loyalty

Hasil penelitian menunjukan perceived ease of use memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Cyr

(2006) dalam Margaret & Thompson (2012) yang mengatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.

Saat ini banyak ditawarkan tablet pc sejenis dengan harga yang kompetitif. Sebagian besar memiliki fitur dan kemudahan penggunaan yang relatif sama.oleh karena itu, kemudahan penggunaan dari suatu produk, tidak serta merta mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap produk tersebut.

4.5.9 Hasil Uji Perceived Usefulness Terhadap Brand loyalty

Hasil penelitian menunjukan perceived usefulness memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Cyr

(2006) dalam Margaret & Thompson (2012) mengatakan bahwa persepsi kebermanfaatan berpengaruh positif terhadap loyalitas merek.

Tablet pc sudah berkembang pesat saat ini sehingga muncul banyak vendor yang menawarkan tablet dengan fitur yang relatif sejenis. Manfaat yang ditawarkan pun sama, yaitu untuk menunjang kegiatan konsumen yang mobile. Jadi persepsi kebermanfaatan

95

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 saja belum cukup untuk menciptakan konsumen yang loyal, dibutuhkan faktor-faktor lainnya agar konsumen loyal terhadap suatu merek.

4.5.10 Hasil Uji Perceived Entertainment Terhadap Brand loyalty

Hasil penelitian menunjukan perceived entertainment memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian

Thorbjornsen & Supphellen (2004) dalam Margaret & Thompson (2012) mengatakan bahwa ketika pelanggan browsing Internet, motivasi hiburan akan meningkatkan frekuensi halaman yang mereka lihat, hal itu mengindikasikan peningkatan loyalitas.

Dalam hal ini persepsi hiburan tidak dapat mempengaruhi loyalitas pengguna iPad, di karenakan pengguna iPad belum memahami arti entertainment secara mendalam.

Pengguna iPad hanya menganggap hiburan yang tersedia di iPad hanya sebuah fitur dari produk tersebut.

4.5.11 Hasil Uji Perceived Aesthetics Terhadap Brand loyalty

Hasil penelitian menunjukan perceived aesthetics memiliki pengaruh positif signifikan terhadap brand loyalty. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

Cyr (2006) dalam Margaret & Thompson (2012) yang mengatakan bahwa desain estetika dapat meningkatkan loyalitas konsumen.

Desain yang menarik dari iPad akan membuat pengguna merasa nyaman dalam menggunakan iPad. Selain itu pengguna akan merasa bangga menggunakan iPad di tempat umum karena desain dari produk iPad yang eye catching. Hal ini akan membuat pengguna iPad tidak berpaling ke merek lain, dan jika ada seri terbaru yang diluncurkan apple.inc makan pengguna tersebut ada kemungkinan membeli iPad seri terbaru tersebut.

96

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 4.6 Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diberikan masukan bagi apple indonesia sebagai beberapa pendekatan strategi alternatif dalam meningkatkan Brand loyalty. Strategi pendekatan yang dapat dilakukan yaitu memperhatikan Utilitarian benefit, Hedonic benefit, brand experience, dan satisfaction.

1. Penelitian ini menunjukan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif

terhadap brand experience. Artinya, persepsi kebermanfaatan suatu produk

mempengaruhi minat konsumen untuk menggunakan iPad. Para pengguna iPad di

Jakarta merasa bahwa iPad sangat bermanfaat bagi mereka untuk menunjang

setiap kegiatan yang mereka lakukan. Persepsi kebermanfaatan adalah salah satu

faktor yang mempengaruhi konsumen membeli iPad.

2. Penelitian ini menunjukan bahwa perceived aesthetics berpengaruh positif

terhadap brand experience dan brand loyalty. Artinya, persepsi estetika iPad

mempengaruhi minat konsumen untuk loyal terhadap iPad baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pengguna iPad di Jakarta merasa bangga menggunakan

iPad karena iPad memiliki harga yang tergolong premium, sehingga

menimbulkan prestige tersendiri bagi para penggunanya. Pegguna merasa iPad

telah melambangkan status dan gaya mereka di lingkungan sosialnya. Oleh

karena itu apple.Inc diharapkan untuk menjaga image bahwa iPad adalah produk

yang memiliki prestige tinggi.

97

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 BAB V

Kesimpulan Dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada model struktural, dari sebelas hipotesis penelitian yang diajukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perceived ease of use tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand experience.

2. Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap Brand experience.

3. Perceived entertainment tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand

experience.

4. Perceived aesthetics berpengaruh positif terhadap Brand experience.

5. Brand experience berpengaruh positif terhadap Satisfaction.

6. Satisfaction berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty.

7. Brand experience berpengaruh positif terhadap Brand loyalty.

8. Perceived ease of use tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty.

9. Perceived usefulness tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty.

10. Perceived entertainment berpengaruh signifikan tetapi berlawanan terhadap

Brand loyalty.

11. Perceived aesthetics tidak berpengaruh signifikan terhadap Brand loyalty.

5.2 Saran

Penelitian ini tentu saja jauh dari kata sempurna dan tentunya masih memiliki berbagai keterbatasan sehingga masih memerlukan penyempurnaan untuk penelitian di

98

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 masa yang akan datang. Oleh karena itu, berikut ini beberapa saran yang memungkinkan yang dapat diberikan untuk pihak apple.inc dan untuk penelitian selanjutnya, antara lain :

1. Bagi apple.Inc

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pihak apple.Inc

untuk menciptakan loyalis-loyalis pada produk iPad. Penelitian ini

menunjukan bahwa perceived usefulness dan perceived aesthetics merupakan

faktor penting yang akan membuat para pengguna iPad tersebut loyal

terhadap iPad. apple.Inc harus mampu memngkomunikasikan manfaat iPad

dengan jelas kepada konsumen sehingga konsumen tertarik membeli iPad.

apple.Inc dapat mengkomunikasikan manfaat tersebut melalui media massa

dengan mengemas iklan yang unik dan menarik. Selain persepsi

kebermanfaatan, persepsi estetika juga merupakan faktor pendorong loyalitas

merek. Saat ini produk iPad dianggap sebagai sebuah tablet ber-prestiege

tinggi,karena iPad memiliki harga yang tergolong premium dan memang iPad

diciptakan untuk kalangan menengah-atas. Untuk itu peneliti mengaharapkan

apple.Inc tetap menjaga image iPad sehingga meningkatkan loyalis-loyalis

iPad.apple dapat melakukan inovasi tehadap bentuk maupun desain visual

dari iPad sehingga pengguna tidak merasa jenuh.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perceived ease of use, perceived

usefulness dan perceived entertainment tidak memiliki pengaruh terhadap

brand loyalty pada pengguna iPad di Jakarta. Untuk itu, peneliti

mengharapkan ada penelitian lanjut dalam ruang lingkup yang sama yaitu

tablet pc yang dilakukan di kota-kota lain diluar Jakarta untuk melihat

99

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 pengaruh product benefit (utilitarian benefit dan hedonic benefit) terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction.

100

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 DAFTAR PUSTAKA

Bakar, Abu. (2010). Analisis Pengaruh Customer Satisfaction, Switching Cost, dan Trust

In Brand Terhadap Customer Retention. Universitas Diponegoro. Semarang.

Belch, G. E., & Belch, M. A. (2011). Advertising And Promotion: An Integrated

Marketing Communications Perspective. New York: Mcgraw-Hill Higher

Education.

Brakus, J.J, Schmitt, B.H. & Zarantonello, L. (2009). Brand Experience: What Is It?

How Is It Measured? Does It Affect Loyalty?. Journal Of Marketing, 73, 52-68.

Carpenter, Jason. M And Fairhust. (2005). Consumer Shopping Value, Satisfation, and

Loyalty For Apparel Brands. Journal Of Fashion Marketing And Management

Chitturi, Ravindra.Raghunathan, Rajagopal & Mahajan, Vijay. (2007). Delight By

Design:The Role Of Hedonic Versus Utilitarian Benefits.

Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2011). Business Research Methods. Singapore:

Mcgraw-Hill.

Ferdinand, A. (2000). Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen BP,

Undip.

Griffin, Jill. (2005). Customer Loyalty : Menumbuhkan Dan Mempertahankan Kesetiaan

Pelanggan : Kata Pengantar : Robert T.Heres, Alih Bahasa, Dwi Kartini Yahya.

Jakarta : Erlangga

Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2010). Multivariate Data

Analysis: A Global Perspective. Upper Saddle River, N.J: Pearson Education.

101

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Hooper, D., Coughlan, J., & Mullen, M. (2008). Structural equation modeling:

guidelines for determining model fit. Electronic Journal of Business Research

Methods, 6(1), 53-60

Ikasari, Ajeng Utami. Suryoko, Sri & Nurseto. (2013). Pengaruh Nilai Pelanggan Dan

Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus Pada

Penumpang K.A Kaligung Mas Di Stasiun Poncol Semarang)

Sendhang.Universitas Diponegoro.Semarang

Irmadhani & Nugroho, Mahendra Adhi.(2012). Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan,

Persepsi Kemudahan Penggunaan Dan Computer Self Efficacy, Terhadap

Penggunaan Online Banking Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Keegan, W. J., & Green, M. C. (2013). Global Marketing. Boston: Pearson.

Keller, Kevin Lane (2003). “Strategic Brand Management: Building, Measuring, and

Managing Brand Equity”, Second Edition. Upper Saddle River, New Jersey.

Pearson Education, Inc

Kotler, P., & Armstrong, G. (2012). Principles Of Marketing. Boston: Pearson Prentice

Hall.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing management. Upper Saddle River, N.J:

Pearson Prentice Hall.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta: Prenhallindo.

Malhotra, N. K. (2004). Marketing Research: An Applied Orientation. Upper Saddle

River, NJ: Pearson/ Prentice Hall.

102

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Pratama Anas, A. (2012). Pengaruh Program Marketing Education & Entertainment

(Edutainment) Dept. Terhadap Corporate Image PT. Rekreasindo

Nusantara (Doctoral Dissertation).

Riandika, Zeki Zulfikar. (2013). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Tingkat Kepuasan

Dan Tingkat Loyalitas Penghuni Rumah – (Studi Pada Kawasan Hunian Bintaro

Yang Dikelola Pt. Jaya Real Property, Tbk). Indonesia Banking School. Jakarta.

Rini, Endang Sulistya. (2009). Menciptakan Pengalaman Konsumen Dengan

Experiential Marketing.Universitas Sumatera Utara. Medan.

Santoso, S. (2012). Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Satwika, Tiza Swiwara. (2007). Pengaruh Consumer Shopping Value Terhadap

Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen-(Studi Kasus : Konsumen Toko Pakaian

Bermerek Zara Dan Number 61). Universitas Indonesia. Jakarta.

Schiffman, L. G., Kanuk, L. L., & Wisenblit, J. (2010). Consumer Behavior. Upper

Saddle River, N.J: Pearson Education/Prentice Hall.

Schmitt, B. (2003). Customer Experience Management: A Revolutionary Approach To

Connecting With Your Customers. New York: Wiley.

Setiyawati, Antari. (2009). Studi Kepuasan Pelanggan Untuk Mencapai Loyalitas

Pelanggan (Studi Kasus Pada Konsumen Toko Bangunan Bangun Rejeki

Semarang).Universitas Diponegoro. Semarang

Shenga, Margaret, And Teob Thompson. (2011). Product Attributes And Brand Equity In

The Mobile Domain: The Mediating Role Of Customer Experience

103

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Sulistiyono. (2011). Analisis Pengaruh Kegunaan Produk, Kemudahan Penggunaan

Produk Dan Pergaulan Sosial Terhadap Minat Merefensikan Pada Produk

Blackberry Di Kota Semarang. Universitas Diponegoro. Semarang.

Suwono, Anthony. (2011). Customer Experience Dan Kaitannya Dengan Loyalitas

Konsumen Hoka-Hoka : Perspektif B2C. Universitas Indonesia. Jakarta.

Tjahyadi , Rully Arlan.(2006). Brand Trust Dalam Konteks Loyalitas Merek: Peran

Karakteristik Merek, Karakteristik Perusahaan, dan Karakteristik Hubungan

Pelanggan-Merek. Universitas Kristen Maranatha. Bandung

Wijanto, S. H. (2008). Structural Equation Modeling Dengan Lisrel 8.8 Konsep Dan

Tuturial.Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zeithaml, V. A., & Bitner, M. J. (2003). Services Marketing: Integrating Customer

Focus Across The Firm. Boston, Mass: Mcgraw-Hill.

Zillmann, Dolf and Jennings Bryant.(1994). “Entertainment as Media Effect.” Media

Effects: Advances in Theory and Research. Eds. Jennings Bryant and Dolf

Zillmann. Hillsdale, NJ: Erlbaum. 437-462. http://en.wikipedia.org/wiki/Apple_Inc.#Corporate_affairs diakses pada tanggal 12 juni

2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika diakses pada tanggal 3 May 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/IPad diakses pada tanggal 10 April 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Komputer_tablet diakses pada tanggal 10 April 2013

104

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 http://swa.co.id/business-strategy/marketing/jurus-baru-samsung-mempertahankan- market-leader-tablet diakses pada tanggal 10 Mei 2013 http://swa.co.id/listed-articles/potensi-pasar-besar-saatnya-blackberry-fokus-ke- indonesia diakses pada tanggal 12 Mei 2013 http://www.datamonitor.com/store/Product/apple_inc?productid=5B0A0C20-9BB6-

4284-A575-AC0F2261F45C diakses pada tanggal 10 Juli 2013 http://www.displaysearch.com/cps/rde/xchg/displaysearch/hs.xsl/130107_tablet_pc_mar ket_forecast_to_surpass_notebooks_in_2013.asp diakses pada tanggal 15 April 2013 http://www.gfkrt.com/asia/news_events/news/news_single/009923/index.en.html diakses pada tanggal 21 Mei 2013 http://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=prUS24093213 diakses pada tanggal 15

April 2013 http://www.reuters.com/finance/stocks/companyOfficers?symbol=AAPL.O diakses pada tanggal 12 juni 2013 http://www.reuters.com/finance/stocks/companyOfficers?symbol=AAPL.OQ diakses pada tanggal 5 Agustus 2013 https://id.wikipedia.org/wiki/Apple_Inc. diakses pada tanggal 5 Agustus 2013

105

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran

Lampiran 1 Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN PENGGUNA PC TABLET

IPAD

Dengan Segala Hormat,

Dalam rangka penulisan penyusunan tugas akhir berupa skripsi pada Program Sarjana Sekolah Tinggi Indonesia Banking School Program Studi Manajemen. Dengan judul " pengaruh hedonic benefit dan utilitarian benefit terhadap brand loyalty melalui brand experience dan satisfaction ". Penulis memohon kiranya Sdr/Sdri untuk dapat mengisi kuesioner yang telah disediakan. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak ternilai harganya bagi penelitian ini, atas partisipasinya dan kesediaan dari Sdr/Sdri responden karena telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

BAGIAN I : PROFILE RESPONDEN

1. Jenis Kelamin (...... ) Pria (…..) Wanita 2. Domisili (…..) Jakarta barat (…..) Jakarta pusat (…..) Jakarta selatan (…..) Jakarta timur (…..) Jakarta utara 3. Usia / Umur (dalam tahun) (..…………………………) 4. Pendidikan (…..) SMA (…..) D3 / S1 (…..) S2 5. Pengeluaran perbulan (dalam ribuan rupiah) (……………………………………………..) 6. Sudah berapa lama anda menggunakan Ipad (dalam bulan) (………………………………………………….……….. )

106

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 7. Ipad tipe apa yang anda miliki (…..) iPad (…..) iPad 2 (…..) iPad 3 (…..) iPad 4 (…..) iPad mini 8. Apakah selain ipad anda juga memiliki merek PC tablet lain Jika jawaban anda ' YA' tulis merek tablet anda, jika ' TIDAK ' abaikan saja (……………………………………………………)

BAGIAN II : PENGALAMAN MENGGUNAKAN IPAD

PETUNJUK PENGISIAN

- Semakin mendekati angka 1 (Satu) , berarti anda semakin tidak setuju dengan pernyataan terkait.

- Semakin mendekati angka 7 (Tujuh), berarti anda semakin setuju dengan pernyataan terkait.

NO PERNYATAAN STS  TS

UTILITARIAN BENEFIT

1 Saya bisa mengoperasikan iPad dengan mudah 1 2 3 4 5 6 7

2 iPad mudah digunakan untuk mendukung kegiatan yang akan saya lakukan 1 2 3 4 5 6 7

3 Interface iPad sangat jelas 1 2 3 4 5 6 7

4 iPad sangat fleksible 1 2 3 4 5 6 7

5 Saya rasa iPad mudah di gunakan 1 2 3 4 5 6 7

6 iPad membuat saya lebih efisien 1 2 3 4 5 6 7

7 iPad dapat meningkatkan kinerja pekerjaan saya 1 2 3 4 5 6 7

8 iPad membuat saya lebih efektif 1 2 3 4 5 6 7

9 iPad membuat saya lebih produktif 1 2 3 4 5 6 7

10 iPad berguna untuk saya 1 2 3 4 5 6 7

107

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 HEDONIC BENEFIT 11 iPad dapat menjadi sarana saya untuk sementara melupakan waktu 1 2 3 4 5 6 7

12 iPad dapat mempengaruhi suasana hati saya 1 2 3 4 5 6 7

13 Menggunakan iPad dapat membuat suasana hati saya senang 1 2 3 4 5 6 7

14 iPad menyediakan hiburan yang menantang bagi saya 1 2 3 4 5 6 7

15 iPad dapat menjadi sarana saya memuaskan kebutuhan saya akan achievement 1 2 3 4 5 6 7

16 Desain ipad menarik. 1 2 3 4 5 6 7

17 Saya suka bentuk iPad. 1 2 3 4 5 6 7

18 Desain iPad dapat menginspirasi saya 1 2 3 4 5 6 7

19 iPad dapat melambangkan status saya. 1 2 3 4 5 6 7

20 iPad dapat menunjukkan gaya saya. 1 2 3 4 5 6 7

BRAND EXPERIENCE 21 Secara visual saya tertarik dengan iPad 1 2 3 4 5 6 7

21 Saya memiliki ikatan emosi dengan ipad 1 2 3 4 5 6 7

23 Saya selalu beraktifitas dengan iPad 1 2 3 4 5 6 7

24 iPad merangsang rasa keingin tahuan saya 1 2 3 4 5 6 7

SATISFACTION 25 Saya puas dengan kinerja iPad 1 2 3 4 5 6 7

26 Jika saya bisa mengulang, saya akan membeli merek selain iPad 1 2 3 4 5 6 7

27 Keputusan saya untuk membeli iPad adalah keputusan yang bijaksana 1 2 3 4 5 6 7

28 Saya merasa salah dalam mengambil keputusan dengan membeli iPad 1 2 3 4 5 6 7

29 Saya tidak senang menggunakan iPad 1 2 3 4 5 6 7

BRAND LOYALTY 30 Dimasa mendatang saya akan loyal dengan ipad 1 2 3 4 5 6 7

31 Saya akan membeli ipad lagi 1 2 3 4 5 6 7

108

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 32 Ipad akan menjadi pilihan utama saya di masa depan 1 2 3 4 5 6 7

33 Saya tidak akan membeli merek lain ,jika ipad tersedia di toko 1 2 3 4 5 6 7

34 Saya akan merekomendasikan ipad kepada orang lain 1 2 3 4 5 6 7

109

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 2 Uji Validitas Pre-Test

Factor Analysis

VALIDITAS PERCEIVED EASE OF USE

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .705 Approx. Chi-Square 141.637 Bartlett's Test of Sphericity df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices EOU1 EOU2 EOU3 EOU4 EOU5 EOU1 .528 -.087 -.041 .163 -.265 EOU2 -.087 .410 -.204 -.113 .086 Anti-image Covariance EOU3 -.041 -.204 .318 -.106 -.094 EOU4 .163 -.113 -.106 .477 -.167 EOU5 -.265 .086 -.094 -.167 .412 EOU1 .618a -.188 -.100 .325 -.569 EOU2 -.188 .717a -.564 -.256 .209 Anti-image Correlation EOU3 -.100 -.564 .763a -.273 -.260 EOU4 .325 -.256 -.273 .730a -.377 EOU5 -.569 .209 -.260 -.377 .669a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 EOU1 .650 EOU2 .800 EOU3 .891 EOU4 .760 EOU5 .796

110

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Factor Analysis

VALIDITAS PERCEIVED USEFULNESS

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .836 Approx. Chi-Square 160.792 Bartlett's Test of Sphericity Df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices PU1 PU2 PU3 PU4 PU5 PU1 .379 -.165 -.057 -.113 .026 PU2 -.165 .299 -.136 .002 -.044 Anti-image Covariance PU3 -.057 -.136 .319 -.071 -.144 PU4 -.113 .002 -.071 .604 -.123 PU5 .026 -.044 -.144 -.123 .562 PU1 .827a -.489 -.164 -.237 .056 PU2 -.489 .796a -.441 .004 -.106 Anti-image Correlation PU3 -.164 -.441 .830a -.162 -.341 PU4 -.237 .004 -.162 .899a -.212 PU5 .056 -.106 -.341 -.212 .869a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 PU1 .844 PU2 .882 PU3 .892 PU4 .744 PU5 .752

111

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Factor Analysis

VALIDITAS PERCEIVED ENTERTAINMENT

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .687 Approx. Chi-Square 103.112 Bartlett's Test of Sphericity df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices ENT1 ENT2 ENT3 ENT4 ENT5 ENT1 .784 -.139 -.001 -.189 .065 ENT2 -.139 .382 -.248 .096 -.165 Anti-image Covariance ENT3 -.001 -.248 .437 -.104 -.024 ENT4 -.189 .096 -.104 .617 -.263 ENT5 .065 -.165 -.024 -.263 .512 ENT1 .746a -.253 -.001 -.272 .102 ENT2 -.253 .642a -.607 .198 -.374 Anti-image Correlation ENT3 -.001 -.607 .718a -.199 -.050 ENT4 -.272 .198 -.199 .644a -.468 ENT5 .102 -.374 -.050 -.468 .719a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 ENT1 .572 ENT2 .830 ENT3 .820 ENT4 .681 ENT5 .792

112

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Factor Analysis

VALIDITAS PERCEIVED AESTHETICS

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .651 Approx. Chi-Square 95.764 Bartlett's Test of Sphericity Df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices AES1 AES2 AES3 AES4 AES5 AES1 .575 -.286 -.123 -.074 .110 AES2 -.286 .555 -.155 .036 -.088 Anti-image Covariance AES3 -.123 -.155 .621 -.142 -.009 AES4 -.074 .036 -.142 .463 -.315 AES5 .110 -.088 -.009 -.315 .509 AES1 .640a -.506 -.207 -.144 .203 AES2 -.506 .675a -.264 .070 -.166 Anti-image Correlation AES3 -.207 -.264 .804a -.264 -.015 AES4 -.144 .070 -.264 .607a -.648 AES5 .203 -.166 -.015 -.648 .560a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 2 AES1 .669 -.571 AES2 .741 -.434 AES3 .777 -.139 AES4 .739 .530 AES5 .628 .668

113

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013

Factor Analysis

VALIDITAS BRAND EXPERIENCE

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .758 Approx. Chi-Square 70.449 Bartlett's Test of Sphericity df 6 Sig. .000

Anti-image Matrices BE1 BE2 BE3 BE4 BE1 .577 -.222 -.038 -.196 BE2 -.222 .529 -.226 -.060 Anti-image Covariance BE3 -.038 -.226 .626 -.151 BE4 -.196 -.060 -.151 .666 BE1 .749a -.402 -.063 -.316 BE2 -.402 .727a -.393 -.102 Anti-image Correlation BE3 -.063 -.393 .770a -.233 BE4 -.316 -.102 -.233 .802a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 BE1 .803 BE2 .832 BE3 .772 BE4 .754

114

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013

Factor Analysis

VALIDITAS CUSTOMER SATISFACTION

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .632 Approx. Chi-Square 84.011 Bartlett's Test of Sphericity Df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices STF1 STF2 STF3 STF4 STF5 STF1 .714 .138 -.326 .025 -.135 STF2 .138 .633 -.038 -.206 -.069 Anti-image Covariance STF3 -.326 -.038 .708 -.121 .054 STF4 .025 -.206 -.121 .415 -.256 STF5 -.135 -.069 .054 -.256 .503 STF1 .497a .205 -.459 .045 -.226 STF2 .205 .715a -.056 -.402 -.122 Anti-image Correlation STF3 -.459 -.056 .593a -.223 .091 STF4 .045 -.402 -.223 .636a -.561 STF5 -.226 -.122 .091 -.561 .664a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Rotated Component Matrixa Component 1 2 STF1 -.015 .886 STF2 .829 -.121 STF3 .209 .798 STF4 .880 .199 STF5 .795 .248

115

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013

Factor Analysis

VALIDITAS BRAND LOYALTY

KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .852 Approx. Chi-Square 165.360 Bartlett's Test of Sphericity df 10 Sig. .000

Anti-image Matrices BL1 BL2 BL3 BL4 BL5 BL1 .481 -.058 -.110 -.089 -.027 BL2 -.058 .333 -.172 -.035 -.029 Anti-image Covariance BL3 -.110 -.172 .266 -.057 -.077 BL4 -.089 -.035 -.057 .503 -.174 BL5 -.027 -.029 -.077 -.174 .536 BL1 .907a -.144 -.306 -.180 -.052 BL2 -.144 .822a -.578 -.086 -.068 Anti-image Correlation BL3 -.306 -.578 .794a -.156 -.204 BL4 -.180 -.086 -.156 .889a -.336 BL5 -.052 -.068 -.204 -.336 .890a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

Component Matrixa Component 1 BL1 .815 BL2 .863 BL3 .904 BL4 .805 BL5 .780

116

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 3 Hasil Uji Reabilitas Pre-Tes

Reliability

REABILITAS PERCEIVED EASE OF USE

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .839 5

Reliability

REABILITAS PERCEIVED USEFULNESS

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .876 5

117

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Reliability

REABILITAS PERCEIVED ENTERTAINMENT

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .799 5

Reliability

REABILITAS PERCEIVED AESTHETICS

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .752 5

118

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Reliability

REABILITAS BRAND EXPERIENCE

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .796 4

Reliability

REABILITAS CUSTOMER SATISFACTION

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .691 5

119

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Reliability

REABILITAS BRAND LOYALTY

Case Processing Summary N % Valid 60 100.0 Cases Excludeda 0 .0 Total 60 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .888 5

120

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 4 Assessment Of Normality

Assessment of normality (Group number 1)

Variable min max skew c.r. kurtosis c.r. AES3 1.000 7.000 -.217 -1.154 -.170 -.454 AES4 1.000 7.000 -.365 -1.942 -.534 -1.421 AES5 1.000 7.000 -.156 -.832 -.766 -2.039 ENT2 1.000 7.000 -.760 -4.046 .733 1.952 ENT3 1.000 7.000 -.860 -4.578 .894 2.380 ENT4 2.000 7.000 -.224 -1.192 -.729 -1.940 ENT5 1.000 7.000 -.644 -3.426 .162 .430 PU1 1.000 7.000 -.638 -3.397 -.019 -.050 PU2 1.000 7.000 -.811 -4.316 .085 .226 PU3 1.000 7.000 -.700 -3.726 .108 .286 PU4 1.000 7.000 -.756 -4.027 -.038 -.100 PU5 2.000 7.000 -.480 -2.554 -.304 -.810 EOU1 2.000 7.000 -.459 -2.443 -.290 -.772 EOU2 1.000 7.000 -.996 -5.299 1.986 5.287 EOU3 1.000 7.000 -.714 -3.799 .764 2.032 EOU4 1.000 7.000 -.659 -3.505 .828 2.202 EOU5 2.000 7.000 -.595 -3.167 .151 .402 BL5 1.000 7.000 -1.002 -5.336 1.246 3.317 BL4 1.000 7.000 -.903 -4.805 .244 .648 BL3 1.000 7.000 -1.056 -5.620 .612 1.628 BL2 1.000 7.000 -.738 -3.926 -.171 -.456 BL1 1.000 7.000 -.917 -4.883 .541 1.439 STF2 1.000 7.000 -1.401 -7.459 .922 2.453 STF4 1.000 7.000 -1.864 -9.924 2.957 7.869 STF5 1.000 7.000 -2.297 -12.229 5.659 15.062 BE1 2.000 7.000 -.631 -3.359 .331 .880 BE2 1.000 7.000 -.565 -3.008 -.454 -1.209 BE3 1.000 7.000 -.940 -5.003 .411 1.093 BE4 1.000 7.000 -.872 -4.639 .558 1.484 Multivariate 157.877 24.273

121

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 5 Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance)

Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance)

(Group number 1)

Mahalanobis Observation number p1 p2 d-squared 12 82.568 .000 .000 63 79.103 .000 .000 30 79.055 .000 .000 61 67.114 .000 .000 32 66.902 .000 .000 2 64.621 .000 .000 41 62.964 .000 .000 72 62.598 .000 .000 24 60.142 .001 .000 74 59.971 .001 .000 118 56.612 .002 .000 93 55.698 .002 .000 88 54.348 .003 .000 1 52.907 .004 .000 42 52.225 .005 .000 65 52.112 .005 .000 34 51.685 .006 .000 37 49.250 .011 .000 94 48.970 .012 .000 56 47.948 .015 .000 67 47.945 .015 .000 99 46.167 .023 .000 25 45.864 .024 .000 19 45.341 .027 .000 4 45.297 .028 .000 44 45.047 .029 .000 3 44.190 .035 .000 11 43.654 .040 .000 58 43.486 .041 .000 59 43.310 .043 .000 17 41.903 .057 .000 91 40.024 .084 .000 53 39.719 .089 .000 69 36.218 .167 .150 10 35.852 .178 .195

122

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Mahalanobis Observation number p1 p2 d-squared 22 35.697 .183 .187 57 35.438 .191 .209 85 35.296 .195 .198 14 34.389 .225 .479 8 33.991 .240 .581 5 33.556 .256 .697 119 32.672 .291 .913 9 31.414 .346 .997 47 31.411 .346 .994 21 31.381 .348 .992 117 31.354 .349 .988 144 31.054 .363 .993 71 30.903 .370 .994 84 30.324 .398 .999 147 30.257 .401 .999 166 29.983 .415 .999 13 29.928 .418 .999 38 29.838 .422 .999 142 29.391 .445 1.000 143 29.309 .449 1.000 120 29.087 .461 1.000 76 28.738 .479 1.000 78 28.398 .497 1.000 106 28.375 .498 1.000 35 28.278 .503 1.000 45 27.885 .524 1.000 164 27.773 .530 1.000 92 27.574 .541 1.000 31 27.571 .541 1.000 27 27.520 .544 1.000 83 27.495 .545 1.000 73 27.437 .548 1.000 23 27.327 .554 1.000 129 27.106 .566 1.000 156 26.901 .577 1.000 113 26.710 .587 1.000 7 26.705 .588 1.000 28 26.680 .589 1.000 51 26.677 .589 1.000 108 26.650 .591 1.000 54 26.617 .592 1.000 115 26.535 .597 1.000

123

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Mahalanobis Observation number p1 p2 d-squared 105 26.527 .597 1.000 170 26.290 .610 1.000 68 26.157 .617 1.000 141 26.131 .618 1.000 103 25.924 .630 1.000 116 25.743 .639 1.000 50 25.727 .640 1.000 155 25.351 .660 1.000 107 25.254 .665 1.000 82 25.211 .667 1.000 153 24.838 .687 1.000 112 24.386 .710 1.000 139 24.259 .716 1.000 128 24.202 .719 1.000 158 24.090 .724 1.000 6 23.958 .731 1.000 137 23.857 .736 1.000 131 23.785 .739 1.000 16 23.544 .751 1.000 150 23.520 .752 1.000 20 23.519 .752 1.000 132 23.451 .756 1.000 43 23.309 .762 1.000

124

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 6 Model Fit Summary

Result (Default model)

Chi-square = 1053.751 Degrees of freedom = 366 Probability level = .000 CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF Default model 69 1053.751 366 .000 2.879 Saturated model 435 .000 0 Independence model 29 3714.194 406 .000 9.148 RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE Default model .105 .098 .113 .000 Independence model .220 .213 .226 .000 CFI

NFI RFI IFI TLI Model CFI Delta1 rho1 Delta2 rho2 Default model .716 .685 .795 .769 .792 Saturated model 1.000 1.000 1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

125

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 7 Estimates – Standarize Regression Weight

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

BE <--- EOU -.064 BE <--- PU .217 BE <--- ENT .108 BE <--- AES .640 STF <--- BE .256 BL <--- STF .356 BL <--- BE .537 BL <--- AES .220 BL <--- ENT -.130 BL <--- EOU .097 BL <--- PU .036 BE4 <--- BE .682 BE3 <--- BE .798 BE2 <--- BE .824 BE1 <--- BE .610 STF5 <--- STF .823 STF4 <--- STF .894 STF2 <--- STF .825 BL1 <--- BL .843 BL2 <--- BL .846 BL3 <--- BL .895 BL4 <--- BL .748 BL5 <--- BL .793 EOU5 <--- EOU .754 EOU4 <--- EOU .679 EOU3 <--- EOU .835 EOU2 <--- EOU .694 EOU1 <--- EOU .762 PU5 <--- PU .686 PU4 <--- PU .765 PU3 <--- PU .863 PU2 <--- PU .892 PU1 <--- PU .804 ENT5 <--- ENT .767 ENT4 <--- ENT .589 ENT3 <--- ENT .799 ENT2 <--- ENT .695 AES5 <--- AES .877 AES4 <--- AES .912 AES3 <--- AES .592

126

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 8 Hasil Perhitungan Construct Reability dan Variance Extracted

Uji Validitas dan Reliabilitas Measurement Model Variance Standard Standard Construct Variabel Indikator ME Kriteria Extracted 1 Kriteria Loading Loading2 Reliability (/std.loading+ME) EOU1 0.734 0.538756 0.266 EOU2 0.758 0.574564 0.242 Ease Of Use EOU3 0.82 0.672400 0.180 Valid 0.916 0.686 Realible EOU4 0.689 0.474721 0.311 EOU5 0.724 0.524176 0.276 PU1 0.807 0.651249 0.193 PU2 0.882 0.777924 0.118 Usefulness PU3 0.872 0.760384 0.128 Valid 0.942 0.767 Realible PU4 0.755 0.570025 0.245 PU5 0.698 0.487204 0.302 ENT2 0.681 0.463761 0.319 ENT3 0.832 0.692224 0.168 Entertainment Valid 0.874 0.638 Realible ENT4 0.576 0.331776 0.424 ENT5 0.748 0.559504 0.252 AES3 0.611 0.373321 0.389 Aesthetics AES4 0.917 0.840889 0.083 Valid 0.904 0.764 Realible AES5 0.866 0.749956 0.134 BE1 0.618 0.381924 0.382 Brand BE2 0.834 0.695556 0.166 Valid 0.891 0.675 Realible Experience BE3 0.806 0.649636 0.194 BE4 0.686 0.470596 0.314 STF2 0.823 0.677329 0.177 Customer STF4 0.894 Valid 0.934 0.825 Realible Satisfaction 0.799236 0.106 STF5 0.826 0.682276 0.174 BL1 0.839 0.703921 0.161 BL2 0.842 0.708964 0.158 Brand BL3 0.892 Valid 0.949 0.790 Realible Loyalty 0.795664 0.108 BL4 0.742 0.550564 0.258 BL5 0.787 0.619369 0.213

127

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Lampiran 9 Estimates – Regression Weight

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

BE <--- EOU -.074 .084 -.881 .378

BE <--- PU .270 .093 2.904 .004

BE <--- ENT .098 .068 1.446 .148

BE <--- AES .418 .060 6.917 ***

STF <--- BE .262 .091 2.863 .004

BL <--- STF .441 .074 5.955 ***

BL <--- BE .681 .126 5.388 ***

BL <--- AES .182 .065 2.783 .005

BL <--- ENT -.148 .065 -2.291 .022

BL <--- EOU .143 .080 1.801 .072

BL <--- PU .057 .087 .656 .512

BE4 <--- BE 1.000

BE3 <--- BE 1.218 .136 8.977 ***

BE2 <--- BE 1.451 .158 9.196 ***

BE1 <--- BE .733 .103 7.105 ***

STF5 <--- STF 1.000

STF4 <--- STF 1.234 .095 12.946 ***

STF2 <--- STF 1.379 .114 12.064 ***

BL1 <--- BL 1.000

BL2 <--- BL 1.219 .088 13.780 ***

BL3 <--- BL 1.154 .076 15.130 ***

BL4 <--- BL 1.014 .089 11.377 ***

BL5 <--- BL .852 .069 12.412 ***

EOU5 <--- EOU 1.000

EOU4 <--- EOU .943 .111 8.507 ***

EOU3 <--- EOU 1.158 .111 10.429 ***

EOU2 <--- EOU .934 .107 8.706 ***

EOU1 <--- EOU 1.005 .105 9.588 ***

PU5 <--- PU 1.000

PU4 <--- PU 1.548 .170 9.107 ***

PU3 <--- PU 1.435 .142 10.119 ***

PU2 <--- PU 1.644 .158 10.384 ***

PU1 <--- PU 1.346 .141 9.521 ***

ENT5 <--- ENT 1.000

ENT4 <--- ENT .712 .102 6.994 ***

ENT3 <--- ENT 1.019 .114 8.966 ***

ENT2 <--- ENT .896 .109 8.197 ***

AES5 <--- AES 1.000

AES4 <--- AES 1.020 .073 13.958 ***

AES3 <--- AES .538 .065 8.270 ***

128

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 Personal Details

Name : Machreza Ibrahim Siregar

Address : JL.Bintara Jaya VI No.39 RT/RW : 01/09

Bintara Jaya, Bekasi Barat.

Postal Code : 17136

Phone Number : 089651282350

Email : [email protected]

Gender : Male

Date, Place of Birth : Jakarta, September 7, 1991

Religion : Moslem

Marital Status : Single

Nationality : Indonesia

Formal Education

2009 – 2013 : STIE Indonesia Banking School

2006 – 2009 : SMAN 71 Jakarta Timur

2003 – 2006 : SMP 139 Jakarta Timur

1997 – 2003 : SDN 10 Jakarta Timur

Non Formal Education

No. Name Institutions Year Place

1 Service Excellent Training PT.E-Depro Management Consultant 2009 Jakarta

2 Customer Service Training PT.E-Depro Management Consultant 2011 Jakarta

3 Analysis Credit Training PT.E-Depro Management Consultant 2011 Jakarta

4 Basic Treasury PT.E-Depro Management Consultant 2012 Jakarta

Open Dialogue Seminar 5 Otoritas Jasa Keuangan 2012 Jakarta Otoritas Jasa Keuangan

6 Trade Finance Training PT.E-Depro Management Consultant 2013 Jakarta

7 Futures Brokerage Training PT.Trijaya Pratama Futures 2013 Jakarta

129

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013 8 English Courses The British Institute 2009-2011 Jakarta

9 English Courses ELI George Mansion University 2011-2012 Jakarta

Organizational Experience

Name Of Activity Positions IBS Super Cup 2 Security Division Pekan Orientasi Mahasiswa (POM) STIE IBS Security Division IBS Super Cup 3 Head Of Equipment Division Managemen In Movement STIE IBS Head Of Equipment Division

Working Experience

No. Corporate Name Occupation Year Place

1 PT.BPR Sukerejo Menara Mulya Internship 2010 Kendal

2 Kantor Bank Indonesia Internship 2011 Medan

Kantor Cabang Bank BJB (Bank Jawa Barat) 3 Internship 2012 Bandung Buah Batu

4 Trijaya Pratama Futures Internship 2012 Jakarta

130

Pengaruh Utilitarian..., Machreza Ibrahim Siregar, Ma.-Ibs, 2013