Efficient Vol 1 (2) (2018): 157-166. DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v1i2.27617

EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics http: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/efficient

Studi Pariwisata Kabupaten , Kota dan Kota Beserta Strategi Pengembangannya

1 2 Muhammad Andi Hakim , Fafurida

Jurusan Ekonomi Pembangunan,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

Permalink/DOI: https://doi.org/10.15294/efficient.v1i2.27617

Received: January 2018; Accepted: March 2018; Published: Juny 2018

Abstract

This research is conducted in order to know what makes tourists to visit tourist destinations. The purpose of this study describes the condition and potential of tourist attraction, knowing the factors that influence tourists in deciding tourist destinations, and develop appropriate tourism development strategies. Respondents in this study were the visitors who came to Magelang , Surakarta city, and Semarang city as the research location and 7 keyperson from the related offices. The research method used is descriptive analysis, regression analysis and AHP. The results of the study is known that the condition and potential of tourism that has not been managed optimally. The result of regression analysis is known tourist attraction and Community Participation influence the decision of tourists in determining tourist destinations in . In Kota Surakarta, accessibility of infrastructure and community participation influences the decision of tourists in determining tourist destinations. While the city of Semarang tourist attraction influence the decision of tourists in determining tourist destinations. The results of the Analysis Hierarchy Process (AHP) is composed of several priority program criteria, namely the first aspect of transportation availability, the two aspects of cultural resources, the three aspects of natural resources.

Keywords: Tourism , Strategy development, Traveler

Abstrak

Penelitian ini dilakukan dalam rangka mengetahui hal apa yang membuat wisatawan mengunjungi destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini menggambarkan kondisi dan potensi daya tarik wisata, mengetahui faktor yang mempengaruhi wisatawan dalam memutuskan destinasi wisata, serta menyusun strategi pengembangan pariwisata yang tepat. Responden pada penelitian ini adalah para pengunjung yang datang di obyek wisata Kabupaten Magelang, Kota Surakarta, dan Kota Semarang sebagai lokasi penelitian serta 7 keyperson dari dinas terkait. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi dan AHP. Hasil penelitian diketahui kondisi dan potensi pariwisata yang ada belum terkelola secara maksimal. Hasil analisis regresi diketahui daya tarik wisata dan Partisipasi Masyarakat mempengaruhi keputusan wisatawan dalam menentukan destinasi wisata di Kabupaten Magelang. Pada Kota Surakarta aksesbilitas sarana prasarana dan partisipasi masyarakat mempengaruhi keputusan wisatawan dalam menentukan destinasi wisata. Sedangkan Kota Semarang daya tarik wisata mempengaruhi keputusan wisatawan dalam menentukan destinasi wisata. Adapun hasil Analysis Hierarchy Process (AHP) tersusun atas beberapa kriteria program yang di prioritaskan yaitu pertama aspek ketersediaan transportasi, kedua aspek sumber daya budaya, ketiga aspek sumber daya alam.

Kata Kunci: Pariwisata; Strategi Pengembangan; Wisatawan

How to Cite: Hakim, M., & Fafurida, F. (2018). Studi Pariwisata Kabupaten Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang Beserta Strategi Pengembangannya. EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics, 1(2), 157-166. https://doi.org/10.15294/efficient.v1i2.27617 © 2018 Semarang State University. All rights reserved    Alamat Korespondensi :    Alamat: Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail : [email protected] EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 1 (2) (2018) : 157-166 158

PENDAHULUAN wisata tersebut memiliki potensi yang bagus

untuk dikembangkan. Kota Semarang sendiri Pariwisata merupakan salah satu sumber sebagai pusat ibukota pemerintahan Jawa devisa negara yang sangat potensial yang Tengah memiliki banyak tempat obyek wisata mempunyai pengaruh besar dalam membangun yang bagus dan menarik. Akan tetapi perekonomian. Dilihat dari penerimaan devisa, pengelolaannya yang tidak tepat serta PDB, dan penyerapan tenaga kerja yang semakin kurangnya ekspos dari pemerintah terkait meningkat, sektor pariwisata nampaknya membuat minat berkunjung masih sedikit. memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan perekonomian . Pariwisata Masalah dalam penelitian ini adalah juga menimbulkan efek pengganda baik secara bagaimana kondisi sarana dan prasarana langsung yaitu penyerapan tenaga kerja dalam penunjang pariwisata di Jawa Tengah khususnya Di Kota Semarang, Kota Surakarta dan sektor pariwisata maupun dampak tidak langsung Kabupaten Magelang dengan jumlah kunjungan berupa perkembangan kegiatan ekonomi wisata terbanyak pada tahun 2015. Selain itu pendukung pariwisata seperti hotel, rumah makan, faktor apa saja yang membuat seorang jasa transportasi dan lai-lain. Kunjungan wisatawan lebih memilih berkunjung ke salah wisatawan ke daerah tujuan wisata dipengaruhi satu daerah destinasi wisata ketimbang daerah oleh beberapa faktor antara lain pengaruh obyek wisata lainnya. Seperti dalam masalah yang ada wisata itu sendiri misalnya daya tarik wisata, dalam penelitian ini, Jika dibandingkan dengan lokasi, promosi, dan pelayanan, selain itu juga Kota Surakarta dan Kabupaten Magelang. Kota terdapat factor yang berasal dari pengunjung Semarang sendiri memiliki banyak pilihan sendiri seperti selera pengunjung, pendapatan, tempat wisata mulai dari wisata alam, edukasi, jarak tempuh perjalanan. Dalam UU No. 10 tahun kuliner, belanja, budaya dan masih banyak lagi. 2009 tentang Kepariwisataan ditegaskan bahwa Serta event wisata yang setiap bulannya ada di daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang Kota Semarang. Akan tetapi setiap tahunnya memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang jumlah wisatawan yang berkunjung di Kota berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, Semarang masih kalah ketimbang Kota dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran Surakarta dan Kabupaten Magelang. atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata pada daerah tujuan wisata tertentu akan METODE PENELITIAN menjadi daya saing apabila daerah tujuan wisata tersebut lebih baik dibandingkan daerah tujuan Jenis penelitian yang digunakan dalam wisata lainnya. penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif

Dalam perkembangan pariwisata saat ini, dengan menggunakan metode analisis deskriptif, Wisatawan di Indonesia senang mencari tempat analisis regresi dan Analisis Hierarki Proses (AHP). yang unik untuk digunakan berfoto foto dengan Metode analisis deskriptif digunakan untuk berkunjung ke daya tarik wisata yang diminati. mengetahui kondisi dan potensi daya tarik wisata Daya tarik wisata sendiri di Indonesia sangatlah yang ada. Metode analisis regresi digunakan untuk banyak dikarenakan wilayah Indonesia yang sangat mengetahui keputusan wisatawan dalam luas, akan tetapi masih banyak yang belum menentukan destinasi wisata. Sedangkan, Analisis terekspos ke masyarakat padahal daya tarik Hierarki Proses (AHP) untuk 159 Muhammad Andi Hakim & Fafurida, Studi Pariwisata dan Strategi Pengembangannya

mengetahui strategi yang harus dilakukan dalam bulannya lebih dari 300 orang. Candi pengembangan destinasi wisata di Kabupaten masih menjadi primadona wisatawan untuk Magelang Kota Surakarta dan Kota Semarang. berkunjung ke Kabupaten magelang dengan rata Sumber data yang digunakan dalam rata kunjungan wisatawan mencapai 298.198 penelitian ini berasal dari: (1) Data Primer orang setiap bulannya. Di urutan berikutnya diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner , terdapat Ketep Pass dengan jumlah kunjungan

(2) Data Sekunder diperoleh dari dokumen wisatawannya mencapai 29.507 orang sedangkan publikasi atau laporan penelitian dari dinas atau diurutan paling terakhir terdapat Air Terjun instansi maupun sumber data lainnya yang Sumuran Seloprojo dengan jumlah kunjungan menunjang. per bulannya 365 orang.

Data primer diperoleh dari narasumber Lain halnya dengan Kabupaten yang merupakan unsur masyarakat yang Magelang. Kota Surakarta atau yang lebih kerap merupakan pengunjung tempat wisata dengan disapa dengan Kota Solo memiliki potensi yang jumlah 300 orang serta dari unsur pemerintah sangat besar untuk menjadi salah satu (meeting, berjumlah 8 orang dengan melakukan incentive, convention, exhibition city) di Indonesia. wawancara. Selain itu, data primer juga Mulai dari potensi budaya, pariwisata, sampai diperoleh dari keyperson untuk perumusan perdagangan, semua dikelola dengan baik oleh kebijakan dalam Analisis Hierarki Proses (AHP) pemerintah Kota Surakarta. Kota Solo merupakan yang diperoleh juga dari unsur pemerintah salah satu kota di Jawa tengah yang masih sangat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa lekat dengan kebudayaan Jawanya. Sebagai Kota Tengah dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Budaya dan sebagai “ Solo The Spirit Of ” yang berada di Kabupaten Magelang Kota kebijakan Pemerintah Kota Surakarta yang sangat Surakarta Dan Kota Semarang dengan ramah terhadap kegiatan usaha sangat membuka menggunakan angket atau kuesioner AHP. peluang ekonomi baru bagi warganya sendiri Keyperson tersebut ditentukan berdasarkan maupun bagi investor. Hal itu membuat Solo kriteria kepakaran dan keterlibatannya dalam menjadi kota yang sangat terbuka terhadap dunia upaya pengembangan destinasi wisata. usaha, khususnya dalam perdagangan mulai yang berskala besar berupa mal dan pasar swalayan yang HASIL DAN PEMBAHASAN mendatangkan investor ke kota Solo. Kota Solo Kabupaten Magelang merupakan sendiri mempunyai fasilitas transportasi, fasilitas kabupaten yang menghubungkan antara pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas dan Semarang, yang notabene kedua perbelanjaan, kawasan bisnis dan lain-lain. kota tersebut merupakan kota besar. Letak

Kabupaten Magelang sendiri sangatlah strategis, Selain Kabupaten Magelang dan Kota pasalnya terletak di dalam jalur utama yang Surakarta, Kota Semarang secara geografis dan menghubungkan kedua kota besar tersebut. Dari sosiologis memiliki daya tarik pariwisata dengan letak yang strategis itulah potensi-potensi besar karakter dan keunikan tersendiri dibandingkan bisa dikembangkan di “Kota Sejuta Bunga” dengan kota kota lainnya di Indonesia. Kota tersebut. Rata rata kunjungan wisatawan setiap Semarang memiliki kondisi geografis mulai dari EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 1 (2) (2018) : 157-166 160

daerah perbukitan sampai dengan daerah pantai memudahkan pengunjung yang akan sehingga memiliki potensi alam sebagai destinasi berkunjung. Dilihat dari fasilitas yang sudah ada pariwisata bila dikelola dan dikembangkan dengan di masing masing daya tarik wisata hampir baik. Kota Semarang sendiri pada tahun 2015 semuanya sudah memenuhi standar pelayanan menjadi kota dengan tingkat kunjungan wisatawan seperti adanya jalan setapak sarana MCK, Pos tertinggi ketiga di provinsi jawa tengah setelah Jaga dan Tempat parkir untuk mobil dan motor. Kabupaten Magelang dan Kota Surakarta. Kota Data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah pada Semarang yang menjadi destinasi utama wisatawan tahun 2012 sampai 2014 menunjukkan jumlah untuk berkunjung adalah Lawang sewu, Yang perkembangan hotel di Kabupaten Magelang selama ini menjadi icon kota semarang dengan rata masih tetap sama tanpa adanya penambahan rata kunjungan per bulan mencapai 57.416 orang. yang signifikan. Tahun 2014 tercatat 8 hotel Lawang sewu sendiri merupakan bangunan berbintang sedangkan hotel non bintang peninggalan belanda yang dibangun pada tahun berjumlah 42 hotel.

1904 dan selesai pada tahun 1907. Selain lawang Kota Surakarta sebagai daerah dengan sewu destinasi wisata yang sering dikunjungi jumlah kunjungan wisatawan terbanyak kedua di lainnya adalah Pantai Marina. Pantai ini terletak jawa tengah dengan total 3.007.329 wisatawan disebelah timur Bandara Semarang yang berkunjung pada tahun 2015. Kota Surakarta yang jaraknya hanya beberapa ratus meter. Rata memiliki 8 daya tarik wisata yang tersebar di rata wisatawan yang berkunjung mencapai 39.077 seluruh kecamatan yang berada di kota surakarta. orang per bulannya. Kondisi prasrana jalan menuju daya tarik wisata

Kota Semarang merupakan kota sudah beraspal sehingga memudahkan wisatawan multikultural yang terdiri dari berbagai macam yang hendak berkunjung. Selain itu daya tarik etnis. Hal tersebut membuat Kota Semarang wisata yang tersebesar di setiap kecamatan di kota memiliki potensi seni budaya yang berlatar Surakarta memiliki harga tiket masuk yang masih belakang pilar seni budaya masa lalu yag terjangkau untuk semua kalangan pengunjung membentuk peradaban seni budaya Kota daya tarik tersebut. Rentang harga tket masuk semarang saat ini yaitu Jawa, Cina, Arab dan yang ditawarkan mulai dari 3.000 hingga 35.000 Belanda. ribu rupiah dengan fasilitas yang ditawarkan

Kabupaten Magelang sebagai daerah dengan beraneka ragam. jumlah kunjungan wisatawan terbanyak di jawa Data dari Badan Pusat Statistik Jawa tengah dengan total 4.273.552 wisatawan yang Tengah pada tahun 2014 jumlah hotel berkunjung pada tahun 2015. Kabupaten Magelang berbintang mencpai 33 hotel sedangkan non memiliki 25 daya tarik wisata yang tersebar di bintang pada tahun 2014 mencapai 114 hotel seluruh kecamatan yang berada di kabupaten adapun jumlah restoran dan rumah makan pada magelang. Fasilitas jalan ke obyek wisata sebagian tahun 2014 mencapai 267 tempat. besar sudah beraspal. Hanya satu yang belum yaitu Kota Semarang sebagai daerah dengan daya tarik wisata Puthuk Setumbu yang tepatnya jumlah kunjungan wisatawan terbanyak ketiga di di kecamatan Borobudur akan tetapi meskipun jawa tengah dengan total 2.870.082 wisatawan belum beraspal akses jalan menuju puthuk yang berkunjung pada tahun 2015. Kota Surakarta setumbu sudah di beton sehingga memiliki 25 daya tarik wisata yang tersebar di 161 Muhammad Andi Hakim & Fafurida, Studi Pariwisata dan Strategi Pengembangannya

seluruh kecamatan yang berada di kota semarang. terhadap keputusan wisatawan dalam Semarang adalah sebuah kota di pantai utara jawa menetukan destinasi wisata. Hal ini dengan yang memiliki akses tranportasi yang lengkap dibuktikan jumlah daya tarik wisata yang berada mulai dari bus kereta api pesawat hingga kapal. di Kabupaten Magelang dan Kota Semarang Semarang sebagai pusat pemerintahan jawa tengah jumlahnya lebih banyak dari Kota Surakarta. memiliki banyak destinasi yang wajib dijadikan Berdasarkan data dari BPS Kota Surakarta hanya tujuan ketika melakukan perjalanan ke kota memiliki 8 tempat wisata dan 10 event wisata penghubungnya. Banyak tempat yang mempunyai setiap tahunnya. keunikan serta potensi yang bisa lebih Pengaruh Aksesbilitas terhadap keputusan dikembangkan untuk destinasi wisata di kota wisatawan dalam menetukan destinasi wisata di semarang. Kondisi prasrana jalan menuju daya Kabupaten Magelang Kota Surakarta Kota tarik wisata sudah beraspal dan ada yang Semarang. Berdasarkan hasil penelitian, variabel menggunakan beton dan paving sebgai media Aksesbilitas berpengaruh negatif terhadap jalnnya sehingga memudahkan wisatawan yang keputusan wisatawan dalam menetukan destinasi hendak berkunjung. Selain itu daya tarik wisata wisata di Kabupaten Magelang dan Kota Semarang yang tersebesar di setiap kecamatan di Kota yang dapat diartikan bahwa Aksesbilitas tidak Semarang memiliki harga tiket masuk yang masih memiliki pengaruh yang nyata di Kabupaten terjangkau untuk semua kalangan pengunjung Magelang dan Kota Semarang. Sedangkan daya tarik tersebut. Rentang harga tiket masuk Aksesbilitas pada Kota Surakarta memiliki yang ditawarkan mulai dari 2.000 hingga 60.000 pengaruh yang positif. Sehingga dapat diartikan ribu rupiah dengan fasilitas yang ditawarkan bahwa Aksesbilitas pada kota surakarta memiliki beraneka ragam. Data dari Badan Pusat Statistik pengaruh yang nyata secara statistik.

Jawa Tengah pada tahun 2014 jumlah hotel Pengaruh Sarana Prasarana terhadap berbintang mencpai 44 hotel sedangkan non terhadap keputusan wisatawan dalam bintang pada tahun 2014 mencapai 35 hotel adapun menetukan destinasi wisata di Kabupaten jumlah restoran dan rumah makan pada tahun Magelang Kota Surakarta Kota Semarang. Hasil 2014 mencapai 191 tempat. penelitian menunjukkan sarana prasarana sektor

pariwisata di Kabupaten Magelang dan Kota

Pengaruh Daya Tarik Wisata (DTW) Semarang tidak signifikan terhadap keputusan terhadap keputusan wisatawan dalam wisatawan dalam menetukan destinasi wisata di menetukan destinasi wisata di Kabupaten Kabupaten Magelang dan Kota Surakarta. Yang Magelang Kota Surakarta Kota Semarang. Hasil artinya bahwa sarana prasarana yang ada pada penelitian dari ketiga daerah tersebut didapatkan objek wisata di Kabupaten Magelang dan Kota bahwa Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang Surakarta tidak memiliki pengaruh yang nyata dan Kota Semarang menunjukkan pengaruh yang secara statistik, sehingga banyaknya sarana signifikan terhadap keputusan wisatawan dalam prasarana tidak berpengaruh dalam menetukan destinasi wisata. Sedangkan daya tarik meningkatkan keputusan wisatawan dalam wisata Kota Surakarta tidak memiliki pengaruh menetukan destinasi wisata di Kabupaten yang nyata secara statistik Magelang dan Kota Surakarta. Sedangkan Kota EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 1 (2) (2018) : 157-166 162

Surakarta sendiri memiliki pengaruh yang pariwisata di Kabupaten Magelang Kota signifikan dan dapat diartikan memiliki pengaruh Surakarta dan Kota Semarang. Kriteria yang nyata secara statistik. Kota Surakarta berikutnya adalah kriteria daya tarik wisata memiliki hasil signifikan dikarenakna sebagai kota (nilai bobot 0.249), Sarana Prasarana (nilai budaya ketersedian fasilitas penunjang seperti bobot 0.243), dan kriteria partisipasi masyarakat hotel dan sarana tranportasi sangat dibutuhkan (nilai bobot 0.229). Hal ini dapat dilihat karena sebagaian besar wisatawan menginginkan berdasarkan tabel di bawah ini: kemudahan dan kenyamanan ketika akan menikamati cagar budaya yang ada. Tabel 1. Program Pengembangan Pariwisata Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Kabupaten Magelang, Kota Surakarta dan Kota keputusan wisatawan dalam menetukan Semarang destinasi wisata di Kabupaten Magelang Kota Nilai No Program Keterangan Surakarta Kota Semarang. Pengaruh partisipasi Bobot masyarakat terhadap keputusan wisatawan 1 Daya Tarik 0,249 Inconsistency dalam menetukan destinasi wisata di Kabupaten Wisata Ratio = 0,00

Magelang Kota Surakarta kota Semarang 2 Aksesbilitas 0,278 menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat di Menuju Daerah Kabupaten Magelang dan Kota Surakarta Wisata menunjukkan hasil yang signifikan terhadap 3 Sarana dan 0,243 keputusan wisatawan dalam menetukan Prasarana destinasi wisata di kabupaten magelang dan kota 4 Partisispasi 0,229 surakarta. Masyarakat

Sedangkan partisipasi masyarakat pada Sumber : Data Primer, diolah (2017). kota semarang memiliki hasil yang tidak signifikan. Ketidak signifikannya hasil partisipasi Terpilihnya aspek aksesbilitas sebagai masyarakat di Kota Semarang karena dalam prioritas utama yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tempat wisata dan penunjang upaya pengembangan pariwisata daerah wisata lainnya banyak yang bukan dikelola mencerminkan bahwa pemerintah harus lebih sendiri oleh masyarakat setempat hal ini yang memperhatikan aksesbilitas dikarenakan membuat partisipasi masyarakat sekitar sendiri aksesbilitas yang baik menuju destinasi wisata menjadi berkurang. dapat meningkatkan kunjungan masyarakat

Berdasarkan tabulasi yang diperoleh dari yang akan berkunjung. pendapat beberapa key person menunjukkan Krieria pertama yang menjadi prioritas bahwa kriteria aksesbilitas (nilai bobot 0.278) dalam pengembangan pariwisata daerah sebagai merupakan kriteria yang memiliki bobot paling alternatif untuk meningkatkan kunjungan tinggi, sehingga aksesbilitas perlu diperhatikan wisatawan adalah kriteria aksesbilitas. dalam meningkatkan kunjungan sektor 163 Muhammad Andi Hakim & Fafurida, Studi Pariwisata dan Strategi Pengembangannya

Tabel 2. Aspek Aksesbilitas Kabupaten Tabel 3. Aspek Daya Tarik Wisata Kabupaten Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang Nilai Nilai No Kriteria Keterangan No Kriteria Keterangan Bobot Bobot

1 Ketersediaan 0,643 Inconsistency 1 Sumber Daya 0,250 Inconsistency transportasi Ratio = 0,00 Alam yang Ratio = 0,00

menuju tempat berada di wisata tempat wisata

2 Jaringan jalan 0,357 2 Sumber Daya 0,256 menuju daya tarik Budaya yang

wisata berada di Sumber : Data Primer, diolah (2017) tempat wisata

3 Kondisi 0,250 lingkungan Berdsarkan hasil analisis AHP, maka dapat diketahui bahwa membangun sarana transportasi yang berada di tempat wisata yang terintegritas dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke daerah yang 4 Atraksi 0,244 memiliki daya tarik wisata. Transportasi pada pendukung wisatayang sektor pariwisata merupakan alternatif yang paling prioritas dalam meningkatkan kunjungan sektor berada di tempat wisata pariwisata pada aspek aksesbilitas dengan persentase prioritas sebesar 64,3%. Sumber : Data Primer, diolah (2017)

Selanjutnya yang menjadi prioritas kedua dari aspek aksebilitias adalah menambah Berdasarkan hasil pengolahan yang jaringna jalan disekitar lokasi objek wisata didapat dari analisis AHP dapat diketahui bahwa dengan persentase sebesar 35,7%. Dari hasil ini alternatif yang menjadi prioritas paling penting telah didapat urutan alternatif sebagai strategi dalam meningkatkan kunjungan wisatawan dalam meningkatkan kunjungan wisatawan pada sektor pariwisata dari aspek daya tarik wisata sektor pariwisata di Kabupaten Magelang Kota adalah mengembangkan sumber daya budaya Surakarta Kota Semarang dari aspek aksesbilitas. yang berada di objek wisata yang ada dengan

Aspek kedua dalam strategi persentase sebesar 25,6%. Selanjutnya prioritas pengembangan pariwisata daerah sebagai alternatif kedua dari aspek daya tarik wisata alternatif untuk meningkatkan kunjungan adalah meningkatkan pengelolaan sumber daya wisatawan adalah aspek daya tarik wisata. alam yang ada di objek wisata guna menjaga dan EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 1 (2) (2018) : 157-166 164

merawat keindahan alaminya dengan persentase Dan prioritas ketiga dari aspek sarana dan sebesar 25%. Alternatif ketiga adalah Kondisi prasarana adalah meningkatkan fasilitas lingkungan daya tarik wisata tersebut. Prioritas pelayanan wisata yang ada di objek wisata ini saling berkaitan dengan prioritas kedua dengan persentase prioritas sebesar 26,1%. sumber daya alam dengan prensentasi yang Aspek terakhir yang perlu dipertimbangkan dihasilkan sama sebesar 25% . Prioritas alternatif dalam pengembangan pariwisata daerah sebagai yang paling akhir adalah mengembangkan upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan atraksi pendukng yang berkaitan dengan sektor adalah kriteria partisipasi masyarakat. pariwisata yang ada dengan persentase sebesar

24,4%. Tabel 5. Aspek Partisipasi Masyarakat Aspek ketiga yang perlu dipertimbangkan Kabupaten Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang dalam pengembangan pariwisata daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kunjungan Nilai No Kriteria Keterangan wisatawan adalah kriteria sarana dan prasarana. Bobot

1 Aktivitas 0,286 Inconsistency

Tabel 4. Aspek Sarana dan Prasarana Kabupaten masyarakat Ratio = 0,00 Magelang, Kota Surakarta dan Kota Semarang sekitar objek

Nilai wisata No Kriteria Keterangan Bobot 2 Kepedulian 0,714

1 Fasilitas 0, 401 Inconsistency masyarakat pendukung Ratio = 0,07 terhadap daya tarik lingkungan wisata sekitar objek wisata 2 Fasilitas 0,261 pelayanan daya Sumber : Data Primer, diolah (2017)

tarik wisata

3 Akomodasi 0,339 Berdasarkan analisis AHP menunjukkan daya tarik bahwa prioritas pertama dari aspek partisipasi wisata masyarakat dalam upaya meningkatkan kunjungan Sumber : Data Primer, diolah (2017) pada sektor pariwisata adalah kepedulian

masyarakat terhadap lingkungan sekitar. dengan

Dari hasil analisis AHP ini pada aspek sarana persentase sebesar 71,4%. Selanjutnya prioritas dan prasarana diketahui bahwa meningkatkan kedua dari aspek partisipasi masyarakat adalah fasilitas pendukung wisata yang ada di objek aktivitas masyarakat disekitar objek wisata dengan wisata merupakan prioritas alternatif yang paling persentase sebesar 28,6%. utama dengan persentase prioritas sebesar 40,1%. SIMPULAN Prioritas kedua dari aspek sarana dan prasarana adalah akomodasi disekitar objek wisata dengan Kabupaten Magelang Kota Surakarta dan persentase prioritas sebesar 33,9%. Kota Semarang merupakan daerah yang memiliki potensi yang besar hal ini didukung oleh 165 Muhammad Andi Hakim & Fafurida, Studi Pariwisata dan Strategi Pengembangannya

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian : Suatu banyaknya obyek dan atraksi wisata yang tersebar Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. hampir di setiap kecamatan dari ketiga daerah Ariyanto, 2005. Ekonomi Pariwisata. Jakarta : Penerbit tersebut seperti Candi Borobudur di Magelang, Rineka Cipta

Keraton Surakarta di Surakarta , dan Lawang Sewu Badan Pusat Statistik Tengah. 2015. Distribusi Persentase di Kota Semarang dan merupakan beberapa daya PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga tarik wisata yang bersifat internasional. Meskipun Konstan 2000 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010- 2014. Provinsi Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik. potensi daya tarik wisata cukup besar, namun Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. sebagian besar dari daya tarik tersebut berskala 2015. Pariwisata Dalam Angka 2015. kecil dengan fasilitas yang masih belum memadai Gujarati, Damodar. 2003. Dasar-dasar Ekonometrika edisi dan belum terkelola secara maksimal. Ketiga Jilid 2. Terjemahan Julius A.Mulyadi dan Yelvi Andri. Jakarta : Penerbit Erlangga. Selain itu hasil penelitian menunjukkan I Ketut Surya Diarta, 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. keputusan wisatawan dalam menentukan Yogyakarta: Penerbit Andi. destinasi wisata di Kabupaten Magelang J. Spillane. James. 1987. Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan dipengaruhi oleh aspek Daya Tarik Wisata dan Prospeknya. Kanisius Partisipasi Masyarakat di Kota Surakarta Kementerian Pariwisata, 2015. Rencana Strategi Kementerian Pariwisata 2015-2019. dipengaruhi oleh aspek Aksesbilitas, Sarana Nopirin. 2000. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. Prasarana dan Partisipasi Masyarakat sedangkan Yogyakarta: BPFE.

Kota Semarang dipengaruhi oleh aspek Daya Oka, A. Yoeti.2008.Perencanaan Strategis Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta : Pradnya Paramita Tarik Wisata. Selain itu hasil perhitungan strategi pengembangan pariwisata menunjukkan Pradikta, Angga. 2013. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan bahwa aksesbilitas merupakan kriteria utama Asli daerah (PAD) Kabupaten Pati. Jurnal Ekonomi dalam mengebangkan sektor pariwsata. Hal ini Pembangunan Volume 4. Nomer 1. Hlm. 246-256. didukung melalui fakta dilapangan yang (diunduh 28 Mei 2017 Pukul 11:53). menunjukkan bahwa ksesbilitas sangat penting Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset. untuk memudahkan wisatawan yang hendak Ramadhan, Dede Setya. 2017. Strategi Pengembangan berkunjung ke daya tarik wisata. Hal ini Obyek Wisata Puri Maerokoco Terhadap diperlukan karena perlunya transportasi yang Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang. terintegrasi sampai ke pelosok daerah Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 2. Nomer 2. Hlm. 166-174. (diunduh 8 Juni 2017 Pukul 7:53). dikarenakan rata rata daya tarik wisata yang ada Saaty, T.L. 1980. The Analytic Hierarchy Process.New York. jauh dari pusat kota. Kriteria berikutnya adalah USA: McGraw-Hil kriteria daya tarik wisata, kriteria sarana dan Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, Riyanto. 2015. Analisis prasarana, dan kriteria partisipasi masyarakat. Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah. Jurnal Administrasi Publik (JAP). Volume 1. Nomor 4. Hlm. DAFTAR PUSTAKA 135-143. (diunduh 14 April 2016 Pukul 7:53).

Sucihatiningsih, DWP. 2013. Metode Analisis Efisiensi Aries Susanty, Susatyo Nugroho, Adyan. 2015. Optimasi Produksi dan Pengambilan Keputusan Bidang Pengembangan Kawasan Wisata di Semarang Ekonomi Pertanian. Semarang: Unnes Press. Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Suparmono. 2004. Pengantar Ekonomika Makro. Process, Analisis SWOT, Dan Multi-Attribute Utility Yokyakarta: UPP AMP YKPN. Theory. Jurnal Teknik Industri. Volume 10. Nomor 2, Mei 2015 (diunduh 28 November 2016 Pukul 15:28). Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. EFFICIENT Indonesian Journal of Development Economics Vol 1 (2) (2018) : 157-166 166

Sutopo, HB, 2002. Metode Penelitian Kualitatif : Dasar Teori dan Penerapannya dalam Penelitian. UNS Press. Surakarta Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar – Dasar Pariwisata. Jakarta: Andi Publisher. Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009. Tentang Kepariwisataan.Jakarta Http://www.bpkp.go.id/unit/hukum/perpres/2005/2007- 05.pdf> (3 Maret 2016) Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 1995. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: Pradnya Paramitha. Wicaksono, Putra. 2012. Mementukan Jumlah Sampel dengan Rumus Slovin. http://analisis- statistika.blogspot.co.id/2012/09/menentukan- jumlah-sampel-dengan-rumus.html?m=1 (diunduh 8 Juni 2017 Pukul 8:29) Widarjono, Agus. 2007. Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi kedua. Yogyakarta: Ekonisia. Yoeti. Oka A, 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa.