DRAMATURGI DALAM IDENTITAS DANCE COVER DAPHNEY
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
oleh:
Rizka Ramdhania Setiadin NIM: 11151110000034
Program Studi Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2020
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Skripsi yang berjudul:
DRAMATURGI DALAM IDENTITAS DANCE COVER DAPHNEY
1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumbur yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari oranglain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 November 2020
Rizka Ramdhania Setiadin
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:
Nama : Rizka Ramdhania Setiadin
NIM : 11151110000034
Program Studi : Sosiologi
Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:
DRAMATURGI DALAM IDENTITAS DANCE COVER DAPHNEY
Dan telah memenuhi syarat untuk diuji.
Jakarta, 26 Oktober 2020
Mengetahui, Menyetujui, Ketua Program Sudi Pembimbing
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. H. Muhammad Adlin Sila. M.A,Ph.D NIP. 197609182003122003 NIP. 197009161992031002
ii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI SKRIPSI DRAMATURGI DALAM IDENTITAS DANCE COVER DAPHNEY Oleh Rizka Ramdhania Setiadin 11151110000034
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 13 November 2020 . Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada program Studi Sosiologi.
Ketua, Sekertaris,
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si Dr. Joharotul Jamilah, M.Si NIP. 197609182003122003 NIP. 196808161997032002
Penguji I, Penguji II,
Mohammad Hasan Ansori, Ph.D Kasyfiyullah, M.Si NIP. NIP. Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 13 November
2020.
Ketua Program Studi Sosiologi, FISIP UIN Jakarta
Dr. Cucu Nurhayati, M.Si NIP. 197609182003122003
iii
ABSTRAK
Skripsi ini mengkaji tentang fenomena identitas diri yang ditampilkan oleh anggota Daphney, sebuah kelompok yang sering melakukan dance cover dari Negara Korea Selatan, kelompok ini juga menjadi wadah untuk menyalurkan hobi menarinya para anggotanya. Selain tarian, dance cover juga mengharuskan para pelakunya untuk menggunakan kostum dan make-up yang sama dengan para artis Korea Selatan, di mana kostum yang digunakan tidak sesuai dengan adat yang berlaku di Indonesia sehingga menimbulkan beberapa stigma negatif di masyrakat. Tujuan dari skripsi ini untuk mengetahui fenomena identitas diri anggota dance cover yang mayoritas beragama Islam pada saat berada di depan maupun di belakang panggung. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan pengamatan kepada tujuh orang informan. Teori yang digunakan dalam skripsi ini teori Dramaturgi Goofman. Hasil penelitian menunjukan kehidupan depan panggung depan (front stage) para anggota Daphney yang harus melakukan perannya sebagai idol K-pop di depan para audiens atau penonton dengan menggunakan kostum dan memakai make-up yang sesuai dengan peran atau grup yang sedang mereka tampilkan, baik saat tampil sebagai perempuan atau laki-laki. Sedangkan pada saat di belakang panggung para anggota Daphney tidak memakai kostum, dan make-up ataupun hal-hal yang mengenai ”K-Pop” dan berpenampilan layaknya remaja biasa. Dance cover Daphney-pun membuat identitas diri untuk grupnya pada saat tampil, di mana mereka akan menyesuaikan penampilan dan kostumnya dengan anggota yang memakai hijab agar tidak melepaskan hijabnya dan hal ini secara tidak langsung menjadi ciri dari grup Daphney.
Kata Kunci: Dance cover, Identitas diri, anggota dance cover
iv
KATA PENGANTAR
Asaalamu’alaikum Wr.Wb
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan atas kesehatan dan segala nikmat dan karunia yang telah Allah SWT berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam juga tidak lupa penulis haturkan kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat-Nya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Proses penulisan skripsi inipun tidak lepas dari arahan, bimbingan, masukan, bantuan, dan do’a dari berbagai pihak yang telah membantu penulis, baik secara fisik, material, dan moril. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Sosiologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Joharotul Jamilah, M.Si. selaku Sekertaris Program Studi
Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. H. Muhammad Adlin Silla. M.A, Ph.D. selaku Dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan menyumbagkan ide-ide
dalam skripsi ini.
v
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat. Tak
lupa juga untuk para staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang
membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Untuk kedua orangtua penulis yang tak pernah berhenti mendoakan
kesehatan penulis dan kelancaran skripsi ini, dan juga untuk adik-adik
penulis yang selalu menjadi sumber semangat penulis dalam berbagai hal.
7. Para anggota Daphney yang bersedia menjadi informan penulis, dan
mengajak penulis untuk datang pada acara perlombaannya.
8. Anggraeni Abdul Rachman, Inas Amirah, Fitria Ayuningtias, yang telah
memberikan kritik, saran dan semangat kepada penulis dalam mengerjakan
skripsi ini
9. Zeniya, ameh, Lintang, Irvansyah, Ika, Efril yang selalu bersedia
mendengarkan keluh kesah penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Nola, Dian, Resna yang tidak pernah berhenti menanyakan skripsi ini dan
memberikan semangat serta dorongan agar penulis selalu semangat dalam
segala hal, khususnya untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Semua teman Sosiologi angkatan 2015, Abdilah, Kobilah, Hilwa, Riska,
Anisa, Farah, Amal, dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa , dukungan, dan kerjasamanya
selama perkuliahan.
vi
12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
menemani masa-masa perkuliahan dan membantu menyelesaikan skripsi
ini. Terimakasih banyak semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Dengan segala kerendahan hati penulis sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat menerima saran dan kritikan yang membangun. Semoga penelitian ini memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Wassalamualaikum. Wr. WB
Jakarta, 13 November 2020
Rizka Ramdhania Setiadin
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ...... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...... ii LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...... iii ABSTRAK ...... iv KATA PENGANTAR ...... v DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR GAMBAR ...... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ...... 1 B. Pertanyaan Penelitian ...... 5 C. Tujuan Penelitian ...... 5 D. Manfaat Penelitian ...... 6 E. Tinjauan Pustaka ...... 6 F. Kerangka Konsep ...... 15 1) Konsep Budaya Populer ...... 15 2) Konsep Hallyu ...... 17 G. Kerangka Teori ...... 21 1) Dramaturgi ...... 21 a. Depan Panggung (Front Stage) ...... 22 b. Belakang Panggung (BackSstage) ...... 23 H. Metode Penelitian ...... 24 1) Metode Penelitian Kualitatif ...... 24 2) Teknik Pengumpulan Data ...... 25 3) Proses Pengumpulan Data...... 28 I. Sistematika Penulisan ...... 29
BAB II GAMBARAN UMUM A. Fenomena Hallyu di Indonesia ...... 31 B. Dance Cover ...... 33 C. Sejarah komunitas ...... 38
BAB III DRAMATURGI DALAM IDENTITAS PENGGEMAR HALLYU A. Panggung Pertunjukan Dance Cover K-pop ...... 48 B. K-pop Dance Cover Dalam Analisis Dramaturgi ...... 52 1. Front Stage Identitas Kelompok Daphney ...... 53 2. Back Stage Identitas Kelompok Daphney ...... 60
viii
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...... 65 B. Saran ...... 68
DAFTAR PUSTAKA ...... xii
LAMPIRAN LAMPIRAN I: DOKUMENTASI ...... xiv LAMPIRAN II: TRANSKIP WAWANCARA ...... xvi
ix
DAFTAR TABEL
Rangkuman Tabel I.E.1 Tinjauan Pustaka ...... 12 Tabel I.G.1 Profil Infoman ...... 28
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.A.1. SNSD (atas) dan Cherrybell (bawah): contoh dari peniruan grup yang disebabkan dari merebaknya budaya hallyu di Indonesia.. 33 Gambar II.B.1. Pink Panda (kanan) dan balck pink (kiri): contoh grup Indonesia yang meng-cover grup Korea ...... 38 Gambar.II.C.1. Struktur keanggotaan Daphney ...... 40 Gambar II.C.2 Daphney saat mengikuti perlombaan dance cover ...... 45
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Era globalisasi dapat dikatakan sebagai zaman yang sudah sangat maju,
hal ini dapat dilihat dari kemajuan tekhnologi yang sudah sangat pesat dan
ditandakan dengan kemudahan utuk mengaksesnya. Segala jenis berita yang
terjadi di suatu negara dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat dari
negara lain, mulai dari berita politik, perkembangan film atau musik, maupun
berita lainnya yang sedang terjadi dalam suatu negara. Salah satu dampak
kemajuan teknologi ini adalah merekabaknya budaya populer dari negara Kore
Seatan.
Maraknya budaya populer Korea Selatan yang sedang merebak di seluruh
dunia menyebabkan banyak remaja yang mulai tertarik dan mengikuti hal-hal
yang bersangkutan dengan negara tersebut, mulai dari musik, film, fashion,
makanan, dan masih banyak lagi. Korean Wafe atau yang lebih terkenal dengan
sebutan Hallyu merupakan budaya pop Korea yang sudah menyebar dan
dikenal oleh Negara-negara lain sehingga banyak orang dari Negara yang
terkena globalisasi dari budaya pop Korea ini memiliki keinginan untuk
mempelajari bahasa dan kebudayaan dari negara Korea. Tidak dapat
ditampikan bahwa budaya Korea yang sudah merebak dan mengglobal
keseluruh dunia ini menjadi suatu tren baru yang menarik bagi berbagai
1 kalangan (laki-laki, perempuan, masyarakat muda, ataupun tua) khususnya dari kalangan muda.
Setelah berhasil menyebarkan virus Hallyu ke berbagai negara didunia, virus Hallyu-pun berhasil merebak di negrara Indonesia dan menimbulkan ketertarikan bagi masyarakat Indonesia untuk mengikuti dan mempelajari budaya korea hususnya musik, film, ataupun bahasanya. Hal ini disebabkan karena ketertarikan masyarakat terhadap drama, film ataupun musik yang berasal dari negara gingseng tersebut (Nugroho:2009). Budaya pop Korea
Selatan mulai tersebar pertama kali karena kesuksesan dari drama Winter
Sonata dan Endles Love di Korea Selatan, dan mulai disebarkan kepada masyarakat Internasional yang pada akhirnya menyebabkan banyak masyarakat yang menyukai drama ini mencari-cari drama baru yang tayang di Korea
Selatan. Setelah drama Korea Selatan mempunayi banyak peminat, musik dari
Korea Selatan atau yang terkenal dengan nama K-Pop mulai ikut mengglobal dan menjadi bagian dari Hallyu, merebaknya fenomena Hallyu juga didukung oleh pemerintah dan pengusah-pengusaha industri besar, terlebih lagi genre K-
Pop yang didukung dengan diberikannya kebijakan, pemasaran, dana, promosi untuk mengikuti acara-acara bergengsi (Nugroho:2010).
Musik K-Pop dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat karena mempunyai genre musik yang enak untuk didengar, selain itu genre musik K-
Pop juga sangat banyak. Selain genrenya yang enak untuk didengarkan, anggota dari group K-Pop juga menarik para penggemar yang ada di Korea maupun di luar negara Korea dikarenakan mempunyai paras yang menawan.
2
Dalam musik K-Pop tidak hanya menyajikan nyanyian yang indah, tetapi juga menyajikan rap dan diiringi dengan dance yang dilakukan oleh para member group K-Pop, dan tidak jarang juga musik K-Pop mempunyai makna dalam lagunya yang dapat mewakili kisah atau sesuatu yang sedang dialami oleh orang-orang yang mendengarkannya sehingga menyebabkan musik K-Pop dengan mudah diterima di masyarakat.
Dengan banyaknya remaja yang menyukai K-pop membuat para penggemar mencari teman lain yang juga menggemari K-pop maupun budaya yang berasal dari negara Korea Selatan. Kegermaran yang sama dari suatu kehidupan msyarakat dapat membentuk sebuah komunitas, sepreti: penggemar makanan Korea, komunitas dance cover, komunitas pencinta drama Korea, dan lain-lain.
Salah satu komunitas yang dibangun oleh penggemar K-Pop adalah komunitas dance cover di mana kelompok ini menirukan gerakan tarian dari grup idol Korea dengan menggunakan kostum dan berperilaku sama dengan individu yang ada di grup yang sedang ditirunya. Kegiatan dance cover ini sudah dilakukan oleh banyak orang dari berbagai dunia, karena hal ini bisa menjadi wadah untuk menyalurkan hobi dan minat seseorang dalam dunia tari.
Kegiatan dance cover juga sudah banyak muncul dalam situs-situs jejaring sosial, di mana para kelompok maupun individu yang mengunggah video mereka bertujuan untuk menampilkan bakat ataupun untuk menambah penghasilan.
3
Selain melalui media sosial, dance cover juga sudah banyak diadakan di mall, ataupun diacara-acara yang bertemakan Korea atau Hallyu untuk diperlombakan, dan tidak sedikit pula para penggemar K-pop yang mengikuti perlombaan tersebut. Lomba dance cover biasanya diikuti oleh grup wanita, grup pria, maupun grup campuran (berisikan pria dan wanita dalam satu grup).
Dalam perlombaan dance cover tidak ada batasan antar gender dalam hal untuk meniru, di mana grup laki-laki diperbolehkan mengcover girl group atupun boygroup Korea Selatan, begitupun juga untuk grup perempuan. Hal ini juga berlaku untuk grup campuran yang berisi perempuan dan laki-laki. Dengan adanya kebebasan dalam mengcover menyebabkan pandangan negatif terhadap citra grup laki-laki yang meniru grup perempuan Korea, di mana mereka mendapat sebutan “banci” saat sedang berlakon sebagai perempuan.
Penggunaan make-up dan kostum menjadi hal penting dalam peniruan grup musik Korea Selatan sehingga memiliki kesan nyata yang ditimbulkan bagi para penonton, baik grup laki-laki maupun grup perempuan. Banyak masyarakat yang menganggap hal itu aneh dan memandang bahwa laki-laki yang menyukai lagu Korea atau K-pop itu ‘banci’ dikarenakan harus berdandan dan bergaya sesuai idol grup musik Korea Selatan. Hal tersebut semata-mata dilakukan hanya saat mereka berada di atas panggung untuk menampilkan suatu peran yang mereka tiru dan biasanya akan berpenampilan berbeda saat di luar panggung di mana mereka melakukan aktifitas kesehariannya.
Selain anggota pria, para anggota wanita pun mendapatkan stigma negatif dari beberapa masyarakat, di mana kostum yang digunakan tidak layak untuk
4
digunakan dan tidak sesuai dengan adat yang berlaku di Indonesia. Terutama
bagi para anggota dance cover yang menggunakan hijab, image mereka
dianggap tidak pantas untuk melakukan dance cover sebab dianggap tidak
memenuhi kriteria yang berlaku. Dengan adanya pemikiran seperti ini,
membuat para anggota dance cover yang mempunyai minat dan hobi menari
merasa disingkirkan dan tidak bisa menyalurkan hobinya untuk menari,
sehingga membuat para anggota yang menggunakan hijab harus melepas
hijabnya pada saat melakukan penampilan dance cover, dan mengunakan
pakaian serupa dengan grup untuk ditirunya di mana sering kali menampilkan
bagian tubuh yang terbuka.
Dengan adanya fenomena tersebut skripsi ini berfokus untuk membahas
identitas diri remaja yang mayoritas beragama Islam dan menyukai budaya
Korea Selatan pada saat berada di depan panggung (front satge) ataupun pada
saat di belakang panggung back satge).
B. Pertanyaan Penelitian
Dengan latar belakang yang telah dijabarkan tersebut penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui tentang:
“Bagaimana pergulatan identitas diri anggota dance cover”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pergulatan identitas
diri anggota dance cover yang umumnya beragama Islam saat sedang berada di
depan panggung maupun di belakang panggung.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dan
memberikan kontribusi secara teoritis untuk menjelaskan fenomena yang
terjadi pada masyarakat modern yang menyukai budaya Korea Selatan (K-
pop)
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini berdasarkan dari penelitian sebelumnya, diantaranya:
Wulan Puspitasari, Yosafat Hermawan (2013) yang berjudul “Gaya Hidup
Penggemar K-Pop (Budaya Korea Dalam Mengekspresikan Kehidupannya
Studi Kasus K-Pop Lovers Di Surakarta)” dengan menggunakan pendekatan
kualitatif dan metode wawancara, pengamatan, telaah dokumen, atau survei.
Penelitian ini yang mendapatkan hasil bahwa para pengggemar K-Pop berasal
dari usia remaja pada tingkat SMP, SMA, dan Kuliah dimana mereka
mempunyai penampilan seperti remaja yang tidak menyukai budaya Korea,
tetapi para remaja penggemar K-Pop mengekspresikan dirinya dengan
menggunakan beberapa atribut tentang fandom (grup) yang mereka sukai.
Faktor yang meyebabkan para remaja menyukai K-Pop dikarenakan para idol-
nya mempunyai tampang yang menarik, lagu dan musik yang dapat diterima
oleh anak muda. Para penggemar yang tergabung dalam komunitas juga
mempunyai pengetahuan lebih tentang idolnya, mereka juga sering mengikut
acara K-Fest, menonton konser, dan juga mengoleksi barang yang berbau
dengan K-Pop.
6
Artikel yang diisi oleh Olivia M. Kaparang (2013) dengan judul “Analisa
Gaya Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Budaya Pop Korea Melalui Televisi” dengan menggunakan metode kualitatif dan teknik purposive sampling, artikel ini berisikan tentang 50% siswa SMA Negeri 9 Manado yang menonton acara
Korea kurang dari 4 kali dalam seminggu, 40% menonton lebih dari 4 kali dalam seminggu, 10% tidak tahu berapa kali menonton acara korea dalam seminggu karena lebih sering menonton acara korea melalui live streaming.
Seringnya anak menonton acara-acara dari Korea menyebabkan diri remaja ini ingin mengikuti gaya hidup, style yang terdapat dalam drama Korea itu dan para siswa ini mengaku percaya diri untuk menerapkannya dalam kehidupan.
Para penggemar K-pop berasal dari berbagai golongan, namun sebagian besar berasal dari pelajar SMP, SMA, dan Kuliah. Pada umumnya penggemar K-pop tidak mempunyai perbedaan yang mencolok dengan orang-orang yang tidak menyukai K-pop dalam urusan berpakaian, tetapi untuk para penggemar K-pop biasanya memakai atribut yang mencermikan bahwa dirinya adalah penggemar dari boyband atau girlband tertentu. Umumnya penggemar K-pop tertarik oleh musik yang menarik dan unik, selain itu gerakan tari yang dilakukan dari awal sampai akhir terlihat sangat kompak, pembagian suara dalam lagu-lagu yang dibawakan juga dianggap sudah sesuai. Biasanya para penggemar yang bergabung dalam suatu komunitas juga mempunyai pengetahuan yang lebih tentang para idolnya, hal ini disebabkan karena seringnya berbagi info antar penggemar, selain itu mereka juga sering mengikuti K-fest (festival Korea) ataupun menonton konser.
7
Tulisan dari Afidatul Ulum Al Amroshy dan Ali Imron (2014) dengan judul “Hegemoni Budaya Pop Korea Pada Komunitas Korea Lovers Surabaya
(KLOSS)” menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hegemoni, yang mempunyai hasil bahwa budaya Korea telah dihegemonikan oleh pihak-pihak yang berasal dari negara Korea dan memunculkan anggapan bahwa budaya K-Pop merupakan suatu hal yang positif, hal ini tercerminkan dari tayagan Korea dan lagunya menjadikan sesuatu yang menjadi prioritas utama. Kegiatan yang dilakukan pada saat berkumpul menjadi sebuah ajang untuk memperkuat hegemoni dan indentitas ke-Korea-an pada saat perkumpulan besar atau even dimana dua kegiatan ini merupakan tempat untuk mempraktikan apa yang telah di serap dari tayangan Korea. Hegemoni intelektual juga diterapkan dalam komunitas ini, seperti pengetahuan dan penguasaan bahasa dan gaya bicara orang Korea. Hegemoni moral juga diterapkan dalam komunitas ini dengan cara mempraktikan nilai kesopanan, mengadopsi penampilan, serta mengoleksi hal-hal yang berhubungan dengan
K-Pop.
Artikel yang ditulis oleh Miftahul jannah (2014) dengan menggunakan penelitian kualitatif, menggunakan metode wawancara dan observasi dengan teknik snowball sampling ini mempunyai judul “Gambaran diri remaja akhir wanita yang memiliki fanatisme K-pop di Samarinda” menyebutkan bahwa terjadi fanatisme yang dialami oleh para remaja akhir ini, dimana para remaja ini mengindentifikasikan dirinya seperti idol K-pop yang digemarinya. Mereka mewujudkannya dengan berpenampilan dan berperilaku seperti idol Korea,
8 menjadikan K-pop sebagai kegiatan rutin, ingin bergabung dalam suatu komunitas, keinginan untuk memperoleh dan mengonsumsi sesuatu yang berhubungan dengan K-pop. Fanatisme ini berbeda-beda pada masing-masing remaja, sebab fanatisme dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti pengaruh dari teman dan komunitas, media sosial, objek dan kehidupan fanatisme. Media juga ikut berperan dalam pembentukan identitas ini, sebab media massa menyajikan image dari suatu idola sehingga mempengaruhi remaja untuk berubah dan meniru idola kesukaannya, perubahan ini pun terjadi karena keinginan remaja itu sendiri untuk berprilaku layaknya idola mereka.
Berbeda dari artikel-artikel sebelumnya, artikel yang ditulis Orchita
Ardhestya Rarasati dan V. Indah Sri Pinasti (2017) dengan judul “realita belakang panggung k-pop cross cover dance (studi pada grup k-pop cross cover dance “war school”) dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif dan teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan studi dokumentasi, menghasilkan data bahwa anggota komunitas dance cover cross memerankan peran yang berbeda di depan dan belakang panggung, dimana hasil ini bersangkutan dengan teori dramaturgi. Pada saat di depan panggung para anggota dance cover cross dance ini berperan sebagai perempuan, karena konsep yang diusung oleh komunitas mereka menirukan girl group K-pop maka mengharuskan para anggotan dari grup cross ini harus berperan dan berpenampilan sebagai perempuan. Namun pada saat di belakang panggung mereka memerankan diri mereka yang sebenernya, dimana mereka menjadi sosok laki-laki yang mempunyai latar belakang masing-masing. Pada
9 saat di belakang panggung inilah mereka harus menutupi identitas mereka yang berperan sebagai perempuan saat sedang bereada diatas panggung, sebab mereka kerap mendapatkan stigma negatif yang mengatakan bahwa mereka adalah banci.
Pada artikel yang ditulis oleh Andira Ardiyanto Putra dan Raden Ayu Erni
Junista (2018) dengan judul “Komunikasi dan identitas Budaya Populer Pada
Komunitas Korea Lovers Surabaya” dengan metode kualitatif dengan teknik wawancara, mendapatkan hasil bahwa budaya Korea mempunyai pengaruh terhadap kepribadian para anggota komunitas Korea Lovers Surabaya, dimana para anggotanya mulai mendalami budaya Korea, seperti belajar cara penulisan dalam tulisan Korea, bahkan merekapun menggunakan bahasa Korea untuk berkomunikasi kepada sesama anggota, memakai atribut yang mencerminkan sesuatu dari negara Korea (biasanya bertuliskan nama idola ataupun grup yang disukai), mulai meniru pemakaian make-up yang digunakan oleh para idol
Korea, mengonsumsi makanan yang berkaitan dengan negri gingseng tersebut.
Bahkan kegiatan seperti ini pun terjadi di luar komunitas, sebab para anggota dari Komunitas Korea Lovers Surabaya sudah menjadikan tren ini menjadi sesuatu yang melekat pada dirinya. Budaya Korea juga mempunyai dampak positif, dimana para anggota dapat menjadi kompak pada saat diadakannya acara-acara yang bertemakan Korea, selain itu juga dapat meningkatkan hubungan sosial dengan penggemar lain. Ketua dari Komunitas Korea Lovers
Surabaya juga memberikan peraturan dan kegiatan untuk para anggotanya agar
10 lebih mengenal budaya Korea, dan menerapkan hal-hal yang telah diadopsinya dari tayangan-tayangan Korea pada saat acara-acara besar.
Dalam artikel yang berjudul “Presentasi Diri Grup K-Pop Cover Dance
(Studi Dramaturgi Pada Grup K-Pop Cover Dance Sinister)” yang ditulis oleh
Yosefin Mareta Natasya Kenzy dan Mohamad Syahriar Sugandi (2018) dengan meggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi mendapatkan hasil bahwa grup Sinister mempresentasikan diri mereka sebagai NCT yang merupakan boyband Korea. Saat berada di depan panggung mereka melakukan dance dan lipsing cover dengan menggunakan kostum, aksesoris, make-up, dan gaya rambut yang mirip dengan boyband tersebut, saat telah melakukan dance cover pun mereka memberikan fanservice seperti melakukan foto bersama para penggemarnya layaknya para idol. Pada saat di belakang panggung para anggota dari sinister melakukan kegiatan pribadinya seperti berkuliah ataupun bekerja, selain itu merekapun melakukan persiapan untuk di depan panggung, seperti melakukan latihan dance,dan merias wajah. Untuk kehidupan di belakang panggung beberapa anggota sinister sudah terpengaruh oleh budaya hallyu, dimana mereka mengikuti penampilan dan menyukai musik dari negara gingseng tersebut.
Jurnal yang ditulis oleh Ara Lalitya dan Heni indrayani (2019) dengan judul “Pembentukan identitas diri pada komunitas light galaxy di semarang” yang menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam ini mempunyai hasil yang menyebutkan bahwa para anggota light galaxy mengalami perubahan pada dirinya karena menirukan idol yang mereka cover.
11
Para anggota light galaxy juga menampilkan konsep “I” dan “me”, dimana
konsep “I” diterapkan pada saat para anggota light galaxy menjadi penggemar
K-pop. Sedangkan konsep “me” diterapkan saat berada di komunitasnya,
dimana para anggota ini terpengaruh dari lingkungan komunitas dance cover
yang mengharuskan dirinya untuk beradaptasi dan menggambil peran orang
lain, saat mereka menirukan idol yang disukainya. Selain itu juga mereka
melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa Korea. Pada saat diluar
komunitas para anggota light galaxy tidak menggunakan bahasa Korea, namun
mereka menggunakan style fashion ala Korea yang mana gaya busananya lebih
terbuka.
Tabel I.E.1 Tinjauan Pustaka N Judul o Nama Metode Teori Persamaan perbedaan Penelitian . 1 Wulan Gaya Hidup Kualitatif Kosep Menggunak Tidak Puspitas Penggemar K- budaya an konsep melakukan ari, Pop (Budaya populer, budaya perilaku Yosafat Korea Dalam konep populer, dan konsumtif, Hermaw Mengekspresika perilaku metode dimana an n Kehidupannya konsumti kualitatif gaya hidup (2013) Studi Kasus K- f, konsep yang Pop Lovers Di gaya dikonsumsi Surakarta) hidup berbeda dengan saat berada di panggung
2 Olivia Analisa Gaya Kualitatif Konsep Menggunak Tidak M. Hidup Remaja tentang an konsep menerapka Kaparan Dalam gaya budaya pop n konsep g (2013) Mengimitasi hidup, korea, dan imitasi
12
Budaya Pop konsep menggunaka pada Korea Melalui remaja, n metode keseharian Televisi konsep kualitatif nya, dan imitasi, kurang konsep menonton budaya melalui pop media Korea, televisi konsep televisi, konsep teori modellin g 3 Afidatul Hegemoni Kualitatif Teori Menggunak Tidak Ulum Al Budaya Pop hegemon an metode menggunak Amroshy Korea Pada i kualitatif an teori dan Ali Komunitas hegemoni Imron Korea Lovers (2014) Surabaya (KLOSS) 4 Miftahul Gambaran diri Kualitatif Teori Menggunak Mengguna jannah remaja akhir fanatism an metode kan teori (2014) wanita yang e, teori kualitatif dramaturgi memiliki identitas fanatisme K-pop diri du Samarinda 5 Orchita realita belakang kualitatif Teori K- Menggunak Subjek Ardhesty panggung k-pop Pop an metode penelitian, a cross cover Cover kualitatif, dan lokasi Rarasati dance (studi Dance menggunaka penelitian dan V. pada grup k-pop dan n teori yang Indah Sri cross cover Cross dramaturgi, berbeda Pinasti dance “war Cover menggunaka (2017) school”) Dance, n teori K- kajian pop dance dramatur cover gi, kajian konstruk si realita sosial
13
6 Andira Komunikasi dan Kualitatif Teori Menggunak Tidak Ardiyant identitas Budaya Identitas an metode memakai o Putra Populer Pada diri kualitatif teori dan Komunitas Raden Korea Lovers hegemoni Ayu Erni Surabaya , Junista berlokasi (2018) di Bogor
7 Yosefin Presentasi Diri Kualitatif Interaksi Menggunak Tidak Mareta Grup K-Pop simbolik, an metode memakai Natasya Cover Dance impressi kualitatif, impresion Kenzy (Studi on menggunaka manageme dan Dramaturgi manage n teori nt grup Mohama Pada Grup K- ment, dramaturgi, dance d Pop Cover dramatur budaya cover Syahriar Dance Sinister) gi, popouler, Sugandi budaya grup cover (2018) populer, dance hallyu (Korean populer), cover dance, impressi on manage ment grup cover dance 8 Ara pembentukan Kualitatif Identitas Menggunak Tidak Lalitya identitas diri diri, an metode menggunak dan Heni pada komunitas simbolis kualitatif an teori indrayan light galaxy di interaksi komunitas i (2019) semarang onisme, dan komunita komunikasi s dan kelompok komunik asi kelompo k,
14
Dari kedelapan artikel di atas menyebutkan bahwa anggota dance cover
terpengaruh oleh lingkungannya yang menyukai Korea, sehingga menyebabkan
seseorang mengikuti apa yang terjadi di panggung dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, terutama remaja perempuan yang menjadi anggota
dance cover. Mereka mencoba meniru para idolnya, ataupun mencoba
mengikuti budaya dari Korea, dan hal yang lebih sering di ikuti adalah gaya
berpakaiannya.
F. Kerangka Konsep
1. Konsep Budaya Popular
Budaya populer berasal dari dua istilah, yaitu “budaya” dan “pop”.
Menurut Raymod Williams yang dikutip olah Storey “budaya adalah suatu
proses umum dari berkembangnya spirtual, estetis, intelektual, hiburan,
olahraga, sastra, dan upacara ritual keagamaan tertentu. Budaya juga
merupakan pandangan hidup dari suatu kelompok ataupun masyarakat,
maka dari itu budaya menjadi sebuah kebiasaan yang dipraktikan dalam
kehidupan masyarakat secara berulang. Sedangkan kata “pop” merupakan
singkatan dari kata “popouler” yang mempunyai arti disukai oleh banyak
orang, dan jika dikaitkan dengan budaya maka “pop” dapat diartikan
sebagai budaya yang disukai orang banyak (Kenzy:2018) .
Gambaran yang paling umum digunakan untuk budaya populer adalah
ide, persperktif, gaya, sikap, yang mudah untuk digemari dan disukai oleh
masyarakat luas, yang mana dipopulerkan melalui media informatika dan
15 pasar industri. Terdapat lima ciri umum dari budaya populer (Rusmin
Tumanggor, dkk: 2015):
1. Mempunyai tingkat kesukaan atau tren yang tinggi di masyarakat.
2. Memiliki tingkat kemudahan untuk memahami, mengingat, dan
mengerti, sehingga menyebabkan masyarakat dengan mudah menerima
dan menikmatinya.
3. Mudahnya budaya tersebut untuk diadaptasi atau menduplikasinya.
4. Pada umumnya mempunyai sifat yang sementara (tidak bertahan lama),
bahkan dapat dengan mudah dilupakan sebab telah menjadi tren untuk
waktu yang lama.
5. Mengandung unsur keuntungan (merupakan ciri utama dari budaya
populer).
Budaya popular menurut William adalah suatu budaya yang digemari oleh banyak orang, dan suatu karya yang dibuat untuk menyenangkan banyak orang. Budaya popular ada karena merupakan wujud untuk melawan kehebatan nilai budaya yang di hasilkan oleh orang-orang intelek. Budaya pop berasal dari budaya yang sudah ada dan berkembang lama di masyarakat atau dapat dikatakan juga sebagai budaya daerah. Budaya pop akan selalu berkaitan dengan terminologi hegemoni, sebab hegemoni merupakan fenomena yang selalu terjadi untuk memenangkan suatu pertarungan, sebab pihak yang berkuasa mempunyai hak untuk mendominasi walaupun sifat menguasainya ini hanya bersifat sementara dan bersifat tidak stabil.
16
Pada zaman yang telah maju ini budaya pop juga sudah mulai
mengalami perkembangan dan kemajuan dari hasil adanya industri budaya.
Karena adanya industri budaya inilah budaya popular dapat dikatakan
berkembang, dilihat dan dapat menhasilkan berbagai macam produk yang
dapat dipasarkan kepada masyarakat luas. Industri budaya disini dapat
dikatan sebagai hasil dari budaya yang sudah di komodifikasi, dan diatur
oleh media massa yang memang di produksi untuk mendapatkan
keuntungan. Industri budaya mempunyai ciri adanya proses industrialisasi
dari suatu budaya dan diproduksi secara massal, sehingga proses yang
terdapat dalam industri budaya ini adalah proses komodifikasi, dimana
budaya merupakan sebuah produk yang akan diperdagangkan. Selain itu
terapat juga proses standarisasi, dimana ditetapkannya kriteria-kriteria pada
budaya agar budaya dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat. Dan
proses terakhir adalah proses penguatan, dalam proses ini budaya diproduksi
untuk mendapatkan hasil yang banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar
yang luas (Velda Ardia:2014).
2. Konsep Hallyu
Pada satu dekade kebelakang ini fenomena Hallyu sudah sangat
merebak di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Kebudayaan Korea
yang telah menyebar keseluruh dunia ini dapat disebut dengan Korean
Wafe atau yang biasa dikenal dengan Hallyu, dimana kata Hallyu ini berasal
dari dua istilah kata “Han” yang berarti Korea, dan “Ryu” yang mempunyai
arti sebagai ombak atau gelombang. Shim berpendapat bahwa Koraean
17
Wafe merupakan istilah dari merebaknya budaya pop Korea ke seluruh dunia (Amroshy, Imron:2014). Pada pertengahan tahun 1999 di Cina terjadi pertumbahan popularitas hiburan dan budaya yang sangat pesat, melihat hal ini jurnalis di beijing mulai menggunakan istilah Hallyu untuk ledakan budaya pop Korea yang sedang terjadi di Cina dan menyebar keseluruh
Asia, Eropa, Amerika, dan Afrika. Dimulai dengan populernya drama, film, dan musik dari Korea dan menyebabkan kekuatan budaya yang sangat penting bagi Korea karena dapat menarik minat turis untuk mengunjungi
Korea sehingga dapat meningkatkan keuangan negara dengan banyaknya minat orang untuk berkunjung dan mengetahui lebih lanjut tentang Korea.
Untuk membuktikan film Korea memiliki nilai jual dan dapat bersaing dengan film buatan negara lain, maka industri perfilman Korea mencoba untuk mengekspor filmnya ke negara lain dan film-film Korea dapat diterima oleh negara lain, hal ini menyebabkan pengeksporan film ke berbagai negara Asia maupun luar Asia sehingga meninggkatkan pendapatan negara. Pada tahun 2002-2006 perkembangan film dan drama
Korea menjadi sumber ekspor terbesar bagi dunia penyiaran Korea, dan hal tersebut terjadi sampai saat ini.
Hallyu dapat diterima di negara-negara lain berkat dari keunikan dari budaya Korea itu sendiri yang kental dengan tradisi bangsanya, dimana kebudayaan Korea ikut tersebar ke negara lain tetapi masih menyisipkan nilai dari kehidupan orang Asia yang dibungkus dalam sisi modern. Industri budaya pop Korea telah memperluas cangkupan globalnya, dimana industri
18 ini tidak hanya memperkenalkan musiknya saja, melainkan industri perfilman, drama Korea (drakor) juga sudah mulai gencar untuk di bawa keluar dari negaranya untuk menjadi budaya populer. Pemerintah dan para konglomererat asal Korea (Samsung, SK, dan perusahaan besar lainnya) juga turut membantu untuk penyebaran Hallyu ini dalam berbagai ajang internasional yang bergengsi, dan menyebabkan salah satu budaya Korea yang berada di industri perfilman menjadi komoditas ekspor Korea, dan hal ini menjadi gerbang untuk meluasnya produk budaya pop Korea yang lain untuk tersebar ke seluruh dunia (Nugroho: 2010).
Pada tahun 2005-2010 dunia permusikan Korea (K-pop) mulai ikut merambah ke negara lain, dan mulai digemari oleh kalangan remaja. Musik yang berasal dari Korea Selatan ini mempunyai aliran musik yang sangat banyak seperti ballad, pop, rock, R&B, hip-hop, soul, dan electronic dance
(Ardia:2014). Dalam perkembangannya musik K-pop juga masih diwarnai oleh elemen musik dari Amerika, walaupun begitu musik K-Pop mempunyai ciri khas tersendiri seperti gerakan dance yang dinamis, pakaian yang fashionable, dan mempunyai fans yang loyal kepada artis-artisnya.
Musik K-Pop merupakan genre musik lama karena sudah ada sejak tahun
1920-an tetapi menjadi terkenal sejak tahun 1990-an sampai sekarang dan sudah dapat dikatakan sebagai musik kelas dunia karena banyaknya antusias dalam menggemari musik ini, penggemar K-Pop pun sudah tersebar di seluruh dunia tak terkecuali di Amerika dan negara besar lainnya. sebab kepopuleran dari musik Korea ini membuat pihak Google menerbitkan
19 saluran ksusus untuk K-Pop di media sosial Youtube, dan diikiuti oleh
Billboard yang memberikan chart untuk lagu K-Pop di situs resminya dengan nama K-Town. Oleh karena hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa musik K-Pop merupakan satu-satuya genre musik yang berasal dari
Asia yang dapat masuk ke Youtube dan Billboard yang mempunyai tangga lagu sendiri (Rena:2017).
Dengan adanya media massa maka budaya pop dengan mudah dapat dilihat oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Hal ini juga membantu penyebaran K-Pop dimana para penggemar yang berasal dari luar Korea masih bisa mengikuti perkembangan lagu Korea. Bukan hanya berlaku bagi musik saja, media massa juga dapat membantu perluasan drama, film, bahkan berita-berita tentang negara Korea dan negara-negara di dunia.
Selain menggunakan akses internet, di Indonesia K-Pop juga telah merambah ke media pertelevisian dan radio. Hal ini dapat dilihat dari adanya salah satu saluran televisi di Indonesia yang menyajikan acara musik yang bertemakan ajang pencarian bakat, dimana para pesertanya banyak yang meniru boygroup dan girlgroup dari negara Korea. Di daerah
Yogyakarta juga terdapat dua stasiun radio yang menyajikan lagu-lagu
Korea bahkan telah membuat acara husus untuk para pendengar radio tersebut yang mencintai K-Pop. Media cetak juga telah terkena virus Hallyu dimana sekarang mucul majalah yang khusus di dedikasikan sebagai majalah yang membahas dan mengekspos dunia hiburan dari negara besar
Asia seperti Cina, Korea, dan Jepang. Dalam media internet para penggemar
20
dapat mengakses youtube untuk melihat drama, film, maupun MV (Music
Video) dari Korea, dengan kapasitas file yang kecil menyebabkan para
penggemar dapat mengunduh musik-musik yang mereka ingikan dengan
sangat mudah (Nugroho: 2010).
G. Kerangka Teori
1. Dramaturgi
Menurut Goffman individu melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan kepercayaan sosial terhadap konsep dirinya, di mana individu-
individu ini akan melakukan pengontrolan pada penampilannya, keadan
fisik, dan gerak-isyarat untuk menampilkan peran yang dimainkannya.
Goffman melihat kehidupan sosial sebagai suatu pertunjukan drama yang
mana para aktornya memainkan peran-peran tertentu. Goffman melihat self
sebagai suatu bentukan dari hasil interaksi aktor dan penonton, di mana
pada saat interaksi berlangsung aktor harus tingkah laku sesuai dengan
harapan penontonnya. Pada saat aktor memainkan perannya di depan para
penonton, mereka ingin peran yang dimainkannya (self) diterima, maka dari
itu para aktor menampilkan diri mereka dengan cukup kuat dalam
memberikan kesan kepada penonton, sehingga keinginan aktor untuk
menyampaikan perannya dapat tercapai dan dapat mendapatkan apresiasi
dari para penonton seperti bernyanyi bersama, tepuk tangan, berjabat
tangan, dan lain-lain. Dramaturgi berfokus pada bagaimana para aktor
melakukan perannya, bukan pada mengapa dan apa yang dilakukan oleh
21 para aktor. Dalam Dramaturgi ini Goffman membagi panggung menjadi 2, depan panggung (front stage) dan belakang panggung (back stage). a. Depan Panggung (Front Stage)
Goffman menganggap tahap ini bisa menjelaskan situasi, di mana
Goffman membeda-bedakan depan panggung menjadi beberapa bagian.
Seperti setting, pada tahap ini alat-alat harus berada di samping aktor saat
aktor sedang tampil, hal ini menjadi penunjang aktor dalam
memperlihatkan perannya kepada penonton. Lalu yang kedua personal
front, di mana pada tahap ini barang-barang yang dipakai aktor pada saat
tampil dapat memberikan kesan kepada penonton, sehingga para
penonton dapat dengan cepat mengidentifikasikan peran yang dimainkan
oleh aktor tersebut.
Pada saat berada di depan panggung, para aktor mau tidak mau
dituntut untuk menyembunyikan hal-hal tertentu pada saat tampil.
Pertama, aktor harus menutupi hal-hal yang bersifat negatif (tidak sesuai)
dengan perannya pada saat di depan panggung. Kedua, aktor
menyembunyikan kesalahan-kesalahan selama latihan dan mencoba
memperbaikinya pada saat di depan penonton. Ketiga, aktor merasa perlu
untuk menunjukan hasil usahanya dan tidak menunjukan langkah-
langkah untuk mencapai hasil tersebut. Keempat, aktor merasa perlu
untuk melawan hukum atau aturan yang berlaku untuk menunjukan
perannya kepada penonton. Kelima, aktor dapat mengesampingkan hal-
hal lain pad saat pertunjukan sedang berlangsung. Keenam, aktor perlu
22
untuk tidak menunjukan rasa sakit hati, atau permasalahan yang seadang
dihadapinya saat pertunjukan sedang berlangsung, hal ini disembunyikan
oleh para aktor dari penontonnya agar peran yang dibawakan oleh aktor
dapat tersampaikan kepada penonton.
Pada saat di depan panggung (fornt stage) para aktor mencoba
memberikan kesan bahwa mereka lebih dekat kepada penontonnya
daripada saat berada di kehidupan sebenarnya, hal ini dilakukan
sedemikian rupa oleh para aktor jika mereka melakukan kesalahan, dan
para penonton tidak akan mengetahuiya. Walaupun penonton
menemukan kesalah dari aktor, dari pendekataan ini aktor berharap
bahwa itu tidak akan megubah perananya. b. Belakang Panggung (BackSstage)
Pada saat di belakang panggung atau back stage ini para aktor
diperbolehkan untuk melakukan hal-hal atau tingkah laku yang non-
formal, Pada tahap ini aktor sebisa mungkin menghindari penonton, agar
citranya di depan panggung tetap berjalan. Pada tahap ini para aktor
menjadi individu yang bebas, di mana mereka dapat melakukan dan
bertingkah laku sesuai dengan keinginannya tanpa harus tertekan dan
berlakon seperti apa yang diinginkan oleh oranglain.
(Raho,Bernard.2007.Teori Sosisologi Modern.Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher. hlmn:116-123)
Salah satu hal yang menarik dari dramaturgi adalah banyaknya cara
yang dilakukan oleh individu-individu untuk bekerjasama untuk
23
mendapatkan pengakuan, dan juga untuk melindungi identitas yang
sedang ditampilkan para aktor di depan para audiens. Di mana hal ini
dilakukan untuk menutupi jika terdapat kesalahan yang dibuat oleh salah
satu aktor, namun tidak dapat diketahui oleh para penontonnya sebab
ditutupi oleh aktor lain. Pada tahap ini aktor-aktor yang bekerja sama
satu sama lain dalam membantu mendukung identitas dan
mempertahankan kesan yang sedang ditampilkan disebut dengan “tim”.
Anggota tim bekerja sama untuk mempersiapkan perlengkapan-
perlengkapan yang akan dipakai pada saat tampil, dan mungkin mereka
akan mencoba untuk melakukan perannya di depan teman-teman untuk
melihat ketepatan dan untuk mendapatkan kritikan mengenai peran yang
akan mereka tampilkan.Sedangkan audiens di sini mempunyai peran
untuk dapat menerima definisi dari identitas yang akan ditampilkan oleh
para aktor dalam tim tersebut.
H. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian Kualitatif
Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode kualitatif dengan
menggunakan metode snowball. Menurut Kriyantono penelitian kualitatif
akan menjelaskan fenomena secara mendalam dengan metode yang digali
secara dalam sehingga dapat menghasilkan data secara maksimal. Terdapat
beberapa alasan peneliti menggunakan metode kualitatif dalam tulisan ini.
Pertama, peneliti dapat memperoleh data yang aktual dan mendalam saat
24
berada dilapangan. Kedua, dengan menggunakan metode ini peneliti dapat
mengetahui dan beradaptasi dengan realita sosial yang terjadi di masyarakat.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam skripsi ini adalah teknik
pengumpulan data sekunder dan teknik pengumpulan data primer.
Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dalam tiga bulan, terhitung
dari bulan Juli sampai dengan Agustus tahun 2019. Untuk mendapatkan data
primer peneliti melakukan wawanara, dokumentasi dan observasi. Observasi
atau pengamatann ini dilakukan oleh penulis secara langsung, sehingga
penulis dapat mencatat dan memahami situasi penting yang ada. Penulis
melakukan pengamatan pada acara dance cover yang diadakan di mall
Bintaro Xchange pada tanggal 06 April 2019 pukul 19.00, yang mana pada
saat ini peneliti bertemu dengan narasumber yang diperkenalkan oleh teman
peneliti. Pada saat melakukan penelitian di Bintaro peneliti melihat grup
dance cover yang berlokasi di daerah Tanggerang dan Jakarta, dimana para
kelompok dance cover ini melakukan peniruan dengan maksimal, para
penonton yang hadirpun berasal dari peserta dance cover, ataupun dari para
penggemar musik Korea yang mengetahui acara tersebut.
Observasi kedua dilakukan peneliti di mall Depok townsquare (Detos)
pada taggal 07 September 2019 pukul, dimana pada saat observasi ini
peneliti diajak untuk menyaksikan penampilan dari grup Daphney
(kelompok dance cover yang diteliti) serta melakukan beberapa wawancara
kepada para anggotanya. Untuk di daerah ini, para penonton yang hadir
25 cukup beragam, mulai dari para penggemar K-pop, pengunjung mall, pelajara, maupun kelompok dance cover.
Observasi dan wawancara terakhir dilakukan pada tanggal 15 september
2019 bertempat di Lippo Plaza Ekalokasari yang berada di Bogor, para penonton yang hadir disini berasal dari anggota dance cover, ataupun para penggemar dari dance cover Bogor yang sudah mempunyai penggemar.
Pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada 7 (tujuh) informan, yang mana lima orang merupakan anggota dari kelompok
Daphney, sedangkan dua lainnya merupakan anggota dance cover Bogor yang sudah mempunyai penggemar, diantaranya adalah:
Infoman pertama, Dominic selaku ketua dari grup Daphney yang mengajak peneliti untuk ikut hadir dalam perlombaan yang diikuti oleh grup
Daphney dan juga yang memperkenlakan peneliti dengan anggota Daphney yang lainnya. Dominic berusia 22 tahun dan merupakan seorang koki Hotel yang mempunyai hobi melakukan dance cover untuk mengisi waktu luangnya jika sedang tidak bisa berlibur.
Informan ke-2, Maulida merupakan seorang mahasiswi yang berusia 20 tahun, ia menyukai musik Korea pada saat Sekolah Mengeh Pertama (SMP) dan telah melakukan dance cover dari berbagai grup, baik grup laki-laki maupun perempuan, yang berasal dari Korea ataupun Indonesia. Maulida merupakan anggota Daphney yang menggunakan hijab dan mempunyai tugas sebagai penanggung jawab latihan, dimana ia bertugas untuk mengumpulkan dan menyusun jadwal latihan grupnya.
26
Informan ke-tiga, Anisa Istiqomah telah menyukai K-pop saat berada di
Sekolah Dasar (SD) dan merasa perlu untuk bergabung sebagai anggota dance cover untuk menyalurkan hobinya. Anisa merupakan seorang pekerja dan mempunyai tugas sebagai penaggung jawab video dalam grup Daphney, biasanya video ini akan diunggah pada media sosial youtube ataupun instagram Daphney.
Informan ke-empat, Hafifah Mutiara yang berusia 20 tahun merupakan anggota dari Daphney yang masih berstatus Mahasiswa menggunakan hijab pada saat perkuliahan, tetapi ia tidak menggunakan hijabnya saat sedang tampil di depan panggung, sebab dirinya masih belajar untuk memakai hijab. Hafifah merupakan anggota Daphney yang tomboi namun selalu meng-cover grup Korea perempuan.
Informan ke-lima, Mega Fitri Yuniarsih merupakan seorang mahasiswa yang pada kesehariannya berdandan tomboi, ia merupakan anggota dari
Daphney yang berusia 20 tahun. Selain menyukai musik Korea, Mega juga gemar menonton drama Korea, dan mengaku secara tidak sadar selalu mengikuti cara berpakaian para pemain drama Korea tersebut.
Informan ke-enam, Yaskur Rahmadani Sentiaki Wibowo yang masih berstatus pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) ini merupakan anggota dance cover “Q” yang berasal dari Bogor, ia bergabung dengan “Q” melalui audisi yang diadakan dengan mengirimkan video sedang meng- cover NCT (salah satu boygrup Korea) dan berperan menjadi Mark (anggota
NCT). Yaskur merupakan anggota Idance cover yang suka berganti warna
27
rambut, dimana hal ini menjadi masalah saat ia berada di sekolahnya
sehingga ia selalu mendapatkan teguran dan hukuman.
Informan ke-tujuh, Muhammad Rayhan Fasya seorang mahasiswa yang
berumur 20 tahun dan merupakan pendiri atau ketua dari grup “Q” ini
mengaku telah menyukai dance cover saat masih duduk dibangku Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Rayhan mendirikan grupnya untuk
mengumpulkan orang-orang yang menyukai dance cover dan menunjukan
bakatnya, serta untuk menambah teman dan pengalaman.
Tabel I.G.1 Profil Infoman No. Nama Jenis Kelamin Usia Domisili Status 1. Dominic Laki-laki 21 tahun Depok Pekerja 2. Maulida Perempuan 20 tahun Depok Mahasiswi
3. Anisa Perempuan 20 tahun Depok Pekerja
4. Hafifah Perempuan 20 tahun Depok Mahasiswi
5. Mega Perempuan 20 tahun Depok Mahasiswi
6. Yaskur Laki-laki 16 tahun Bogor Pelajar
7. Rayhan Laki-laki 20 tahun Bogor Mahasiswa
Pengumpulan data sekunder yang digunakan oleh peneliti adalah studi
kepustakaan guna mengkaji data permasalahan peelitian.
3. Proses Pengumpulan Data
Penulis mengambil tema dan melakukan penelitian ini karena penulis
menyukai dan mengetahui sedikit tentang hallyu, terutama musiknya. pada
awalnya penulis tidak terlalu tertarik dengan kelompok dance cover karena
penulis lebih suka melihat grup-grup yang sebenarnya. Namun karena
28
budaya hallyu semakin merebak dan kelompok dance cover semakin
banyak bermunculan, serta banyaknya acara-acara yang mengangkat musik
Korea membuat penulis sedikit tertarik untuk melihat dance cover. Hal
yang membuat penulis memutuskan untuk mengambil tema ini karena
teman penulis yang menggunakan kerudung pada kesehariannya mampu
melepas kerudungnya pada saat tampil di depan panggung, dan
menggunakan pakaian yang sama dengan grup Korea yang sedang
ditirunya, selain itu ternyata banyak juga anggota grup dance cover yang
melakuan cross dance dimana para anggota laki-laki dengan percaya
dirinya tampil menirukan grup perempuan serta menggunakan atribut dan
make-up yang sama, selain itu juga para anggota dance cover rela
menghabiskan uangnya untuk membeli atau membuat baju-baju untuk
tampil diatas panggung.
I. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdapat 4 (empat) BAB, dimana setiap BAB-nya memiliki
beberapa Sub-Bab. Sub-Bab dalam skripsi ini saling berkaitan untuk
menjelaskan secara rinci hasil dari penelitian yang sudah dilakukan, dengan
pembagian sistematika sebagai berikut:
Bab pertama dari penelitian ini menjelaskan tentang permasalahan
penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
29
Bab kedua terdiri dari gambaran umum mengenai fenomena Hallyu atau
Korean wafe (gelombang Korea), komunitas dance cover, komunitas Daphney yang merupakan salah satu komunitas dance cover Korea.
Bab tiga menjelaskan tentang hasil dari temuan lapangan yang dilakukan peneliti, dan selanjutnya dilakukan pengkolerasian antara teori dengan data yang ada.
Bab empat merupakan bab penutup, dimana pada bab ini akan menjabarkan kesimpulan dari hasil temuan dan saran untuk pembaca dan penelitian selanjutnya.
30
BAB II
Gambaran Umum
A. Fenomena Hallyu di Indonesia
Adanya fenomena hallyu yang sudah merebak di seluruh dunia
menyebabkan masyarakat mulai mengikuti gaya yang dilakukan oleh para idol
dari negeri gingseng tersebut. Begitupula dengan para penggemar musik Korea
atau yang biasa disebut K-pop, mereka mulai meniru para artis K-pop. Mulai
dari meniru gerakan dance, cara berpakaian, hingga menirukan model rambut
dari idol ataupun grup yang mereka suka, bahkan lagunya sudah banyak
dibawakan oleh para penggemar hingga diperlombakan. Contoh dari
berkembangnya fenomena hallyu yang banyak terjadi pada saat ini dapat
dilihat dengan banyaknya para penggemar K-pop yang melakukan dance cover,
dan juga mengikuti perlombaan dance cover yang diadakan oleh beberapa
pihak penyelenggara acara yang mengangkat tema Korea. Hal ini juga mulai
merambah di Indonesia dengan mulai banyaknya acara Korea yang tidak
hanya mengenalkan budayanya, makananya, tetapi juga mengadakan
perlombaan dance cover yang bisa diikuti oleh para penggemar K-pop.
Perlombaan dance cover diadakan mulai dari acara kecil hingga besar dan
diikuti oleh banyak kelompok dance cover, baik kelompok kecil hingga
kelompok besar (dibawah naungan agency) yangmana hadiah dari perlombaan
tersebut berupa kunjungan ke negara Korea Selatan, yang merupakan kiblat
musik K-Pop tumbuh dan berkembang. Tidak hanya itu mereka juga memiliki
31 kemsempatan untuk melakukan dance bersama artis idola yang dinaungi langsung oleh agency artis tersebut.
Salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia pernah mengadakan ajang pencarian bakat dance cover K-Pop dengan nama acara “Galaxy Superstar” yang diadakan pada tahun 2012, dimana acara tersebut menyalurkan bakat- bakat orang Indonesia yang tertarik pada dance dan juga menyanyi. Para pemenang dari ajang tersebut berkesempatan untuk dilatih dan diajarkan langsung oleh para profesional dance dari perusahaan label rekaman Korea
Selatan. Keadaan ini membuat para label rekaman di Indonesia mulai menciptakan para boyband dan girlband dengan kearifan lokal, seperti Smash,
Max5, Cherrybell,7icon, dan Princess yang pada masanya merambah dunia permusikan di Indonesia. Selain menirukan boys dan girls group dari Korea
Selatan, program-program televisi Indonesia juga sempat menyiarkan tayangan yang mempunyai kesan sama dengan negara Korea Selatan, dimana salah satu stasiun televisi swasta Indonesia sempat menyiarkan acara dengan judul “cinta cenat cenut” dimana para pemainnya melibatkan pemain dari grup Smash, dengan menggunakan atribut dan desain yang meniru drama Korea, seperti tatanan rambut, dandanan, maupun fashionnya (Tumanggor,dkk, 2010: 42)
32
Gambar II.A.1. SNSD (atas) dan Cherrybell (bawah): contoh dari peniruan grup yang disebabkan dari merebaknya budaya hallyu di Indonesia
sumber: Google (nama-sisi.blogspot.com)
Dari gambar diatas bisa kita amati bahwa kedua konsep dan gaya
girlband Indonesia dan Korea Selatan memiliki kesamaan. Hal ini
menggambarkan bahwa budaya populer Korea Selatan telah mempengaruhi
gaya permusikan Indonesia.
B. Dance Cover
Penggemar merupakan salah satu alasan mengapa Korean pop masih
bertahan dan menjadikannya tersebar di seluruh dunia. Para penggemar
mendapatkan kesenangannya saat mereka melihat suatu acara atau membaca
media tentang apa yang mereka suka atau konsumsi. Para penggemar
menggunakan media sosial sebagai perantara untuk mengonsumsi teks budaya
sehingga mengyebabkan timbulnya jaringan sosial yang mengikat dengan
penggemar lain, sebab tak jarang para penggemar menjadikan media sosial
33 sebagai forum diskusi untuk membahas hal-hal tentang idolanya, bahkan para penggemar menjadikan media sosial sebagai tempat mendapatkan teman yang mempunyai kegemaran yang sama. Hal inilah yang menyebab terbentuknya suatu fandom (fans kingdom), yang merupakan pengertian dari sekumpulan orang yang menyukai sesuatu atau idola yang sama. Para perusahaan manajemen dan rekaman dari para idol inipun akhirnya membentuk suatu fandom resmi dimana biasanya para penggemar yang terdaftar di fandom resmi ini dapat mendapatkan informasi tentang idolanya secara langsung, selain fandom resmi yang dibuat oleh perusahaan, fandom-fandom tak resmi
(unofficial) yang dijalankan oleh para penggemar di luar area bahkan sampai di luar Negri bermunculan secara menjamur.
Dengan tersebarnya fandom diberbagai Negara, kekhasan yang dimiliki oleh musik K-pop yang identik dengan menampilkan gerakan dance yang dipadu padankan dengan musik dan paras yang menarik, menambah daya tarik penikmat musik K-pop. Dengan keunikan inilah banyak penggemar K-pop yang mulai meniru tarian dan lagu yang dibawakan oleh para grup dan idol kesukaan mereka, biasanya hal ini terjadi pada para penggemar yang sudah menyukai dan mulai mengikuti idola K-pop secara intens. Dengan meniru gerakan yang diperagakan oleh boy band atau girl band K-pop menjadi suatu kebahagian tersendri bagi para penggemar, dan tidak sedikit para penggemar yang mengikuti dance cover ini untuk menyalurkan minat menari mereka.
Dengan ketertarikan seperti ini muncullah grup-grup serta acara-acara yang bertemakan tentang dance cover. Tidak jarang juga dance cover
34 dijadikaan ajang perlombaan untuk menapilkan bakat-bakat menari yang telah diasah oleh individu-individu yang sudah tergabung dalam grup, dimana mereka akan menampilkan tarian dari boy group ataupun girl group yang telah mereka pilih dan mereka persiapkan. Dalam perlombaan inilah biasanya para anggota dance cover mencari eksistensi mereka di masyarakat, khususnya eksistensi di dunia dance cover.
Untuk mendapatkan eksistensi inilah para grup ingin menampilkan penampilan yang baik dan dapat diingat, karena hal ini dapat menjadi suatu ciri dari grup tersebut, jika mereka dapat menjadi juara dan mendapatkan banyak pengemar, mereka dapat menjadi tamu undangan di acara selanjutnya.
Terdapat beberapa hal yang biasanya dinilai pada kompetisi dance cover, salah satunya adalah kesamaan atau kekompakkan gerakan dan ekspresi pada lagu yang dicover. Selain dari gerakan dance yang menjadi tolak ukur penilaian dalam perlombaan dance cover, kostum dan make-up-pun menjadi penilaian nomor dua pada even dance cover, selain dua penilain penting tersebut, terdapat penilaian tambahan, dimana pe-remix-an dari lagu yang akan di cover dan dance break (unsur kejutan dari gerakan asli tarian) menjadi penilaian tambahan dalam perlombaan.
Dalam dunia dance cover biasanya terdapat banyak grup-grup yang mencari-cari “agensi” yang mana perannya ini untuk mengataur jadwal-jadwal ataupun kegiatan yang akan dilakukan oleh grup-grup dance. Biasanya agensi memiliki struktur agensi yang jelas, dimana akan ada yang berperan sebagai ketua, wakil, sekertaris, bendahara, manajer dari sebuah grup, anggota grup
35 cover, dll. Agensi akan mengatur segala kegiatan yang berhubungan dengan dance cover, dimana mereka akan mengatur jadwal latihan untuk para anggota pelatihan, yang nantinya akan menjalankan seleksi untuk menjadi anggota grup untuk tampil di konten media sosial atau tampil pada acara perlombaan. Tugas lain agensi adalah memberikan informasi kepada para anggota bahwa akan adanya acara-acara perlombaan dance cover.
Selain dinaungi oleh suatu agensi, terdapat beberapa kelompok dance cover yang tidak dinaungi suatu agensi (individual). Pada grup cover ini biasanya jadwal latihan maupun kegitan cover lainnya akan ditentukan melalui musyawarah, dann semua bentuk kegiatan akan ditentukan dari kesiapan dan kemauan semua anggota. Walaupun dengan adanya permusyawarahan dan keputusan bersama ini, tetap saja masih ada penanggung jawab atau dapat dikatakan sebagai ketua, yang bertugas menjadi penengah dan yang bertanggung jawab dari semua kegiatana dance cover. Biasanya tugas ketua disini adalah untuk mengatur para anggotanya dan untuk melakukan evalusi sesudah latihan, dimana mimik muka, ekspresi, gerakan, ataupun tenaga yang ditampilkan saat latihan sudah sesuai atau tidak dengan tarian aslinya.
Dance cover juga biasanya sering dijadikan sebagai kegiatan untuk mengisi acara-acara yang dibuat oleh suatu komunitas yang mengadakan acara
Korea, seperti acara perkumpulan untuk memperingati perayaan ulang tahun idolanya, atau hari jadi grup idolnya, ataupun sekedar untuk mempererat dan mengenal satu sama lain sehingga dapat mengadakan atau bertukar informasi tentang idolanya.
36
Eksistensi dance cover yang berada di Indonesia sudah dapat bersaing dengan dance cover Negara lain. Dikutip dari Tribun News.com terdapat dance cover dari Indonesia, yang beranggotakan empat orang perempuan dimana mereka menamai kelompoknya dengan nama Pink Panda, dimana grup tersebut mengikuti sebuah perlombaan yang diadakan oleh salah satu agensi besar Korea, yaitu YG Entertaiment yang menaungi para grup K-pop baik dari boy grup maupun girl grup yang sudah terkenal. Perlombaan dilakukan dengan maksud untuk meniru salah satu girl groupnya yang sudah dikenal oleh dunia, yaitu Black Pink dengan lagu kills this love, yang mana lagu tersebut baru dirilis dan cukup diterima di masyarakat. Perlombban ini diikuti dari berbagai grup dance cover yang ada di seluruh dunia, pada perlombaan ini para peserta diharuskan mengcover dengan syarat-benar-benar mirip dengan girl grup tersebut, selain itu kreatifitas juga menjadi nilai tambahan untuk penilaiannya. Dengan persaingan yang cukup ketat, grup Pink
Panda dapat menjuarai perlombaan yang diadakan oleh YG Entertaiment.
Vidio dance cover para pemenang, tak terkecuali Pink Panda di tampilkan oleh akun resmi Black Pink yang mana videonya sudah ditonton hampir satu juta penonton. Anggota Pink Panda juga menggunakan outfit yang sama dengan Black Pink saat mengcover tarian tersebut.
37
Gambar II.B.1. Pink Panda (kanan) dan balck pink (kiri): contoh grup Indonesia yang meng-cover grup Korea
Sumber: Tribun news C. Sejarah Komunitas
Komunitas atau dalam bahassa latin communitas memiliki arti
“kesamaan” ini dapat diturunkan menjadi communis “publik, dibagi oleh
semua atau banyak, sama”. Komunitas merupakan sebuah wadah sosial yang
terdiri dari sekumpulan individu, yang berada dalam suatu lingkungan, dan
memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, dimana individu-individu yang
berada di dalamnya memiliki kepercayaan, kesukaan, maksud, kondisi dan
kebutuhan yang sama (Andira, Raden Ayu:2018).
Dengan tumbuhnya Korean wafe diberbagai negara, menyebabkan
munculnya beberapa komunitas, mulai dari komunitas pencinta drama Korea,
komunitas pencinta budaya Korea, komunitas dance cover, dan komunitas-
komunitas lain yang berhubungan dengan Korea Selatan. Tidak terkecuali di
Indonesia yang mana masyarakatnya mayoritas beragama muslim, dengan
banyaknya penggemar Korea di Indonesia, maka timbullah komunitas-
komunitas dan acara-acara yang bertemakan tentang Korea.
Salah satu contoh dari grup individu itu adalah Daphney. Daphney
merupakan sebuah grup dance yang tidak bernaung di sebuah agensi, namun
38 mereka merupakan grup dance yang aktif untuk melakukan dance cover.
Daphney terbentuk dari kumpulan orang yang awalnya merupakan anggota dari sebuah agensi, lalu mereka memutuskan keluar dari agensi tersebut karena merasa sudah tidak nyaman di dalam agensinya.
Dalam kegiatannya Daphney memiliki seorang ketua, dimana tugasnya yaitu untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kelompok, mulai dari melatih dan membuat gerakan “kejutan” tarian, meremix lagu-lagu yang akan dipakai pada saat dance cover, mendaftarkan kelompok untuk mengiktui lomba, memegang uang kas untuk keperluan kelompok, dan lain-lain. Selain ketua, Daphney juga memiliki penanggung jawab pada bidangnya, seperti penanggung jawab latihan, dimana tugasnya adalah untuk mengingatkan anggotanya tentang jadwal-jadwal latihan, seperti tempat, dan waktu. Selain mengingatkan para anggotanya, ia juga bertugas untuk mengatur ulang jadwal jika para anggotanya tidak bisa berlatih pada hari yang telah ditentukan. Selain itu juga terdapat penanggung jawab di bidang pengeditan video, dimana tugasnya adalah mengedit video-video yang sudah direkam untuk konten youtube ataupun instagram Daphney. Para anggota Daphney juga ikut terlibat dalam mengambil keputusan untuk mengikuti perlombaan dan keputusan itu akan dirundingkan terlebih dahulu di dalam grup, grup yang akan ditampilkan juga biasanya hasil dari keputusan bersama. Hal-hal seperti inilah yang membuat para anggotanya merasa nyaman berada di grup ini, walaupun tidak di bawah naungan agensi.
39
Gambar.II.C.1. Struktur keanggotaan Daphney
Ketua:
Dominic
Penanggung jawab latihan: Penanggung jawab video: Maulida Caca
Anggota: Anggota: Anggota:
Pipeh Ega Audrey
Jika akan mengikuti lomba, anggota Daphney akan berlatih selama sebulan ataupun dua bulan, tergantung dari kesulitan gerakan dan ekpresi yang akan mereka tampilkan. Sebelum melakukan latihan bersama, para anggota dipersilahkan untuk melakukan latihan masing-masing sesuai dengan anggota dari grup K-pop yang akan ditampilkan dengan cara melihat video tarian dari grup K-pop tersebut. Selain berlatih gerakan, mereka juga diharuskan mengikuti ekspresi yang dibuat oleh anggota K-pop melalui video fancamp yang biasanya video ini hanya menyoroti satu anggota dari girl group ataupun boy group K-pop, sehingga memudahkan bagi para anggota dance cover untuk melihat secara detail ekspresi-ekspresi yang ditunjukan.
Untuk kostum, biasanya anggota Daphney akan memanfaatkan baju-baju yang mereka punya sesuai dengan konten yang akan dibawakan, ataupun jika
40 memungkinkan, mereka biasanya akan membuat kostum yang memiliki gaya yang sama dengan grup K-pop yang akan ditampilkan. Untuk membuat kostum para anggota Daphney akan dikenakan biaya masing-masing, dan kostum yang sudah dipakai untuk penampilan akan menjadi milik pribadi. Harga dari kostum yang dibuat bisa beragam, mulai dari tiga ratus ribu sampai dengan tiga juta, tergantung dari bahan dan modelnya.
Berikut deskripsi dari informan yang merupkan anggota Daphney:
1. Dominic
Dominic yang berasal dari Depok merupakan anggota dance cover aktif
dan telah melakukan dance cover saat masih berada di bangku Sekolah
Mengah Pertama (SMP). Berawal dari kesukaannya bermain game “ayo
dance” sehingga membuatnya tertarik untuk mendengarkan lagu-lagu K-
pop, yang menurutnya lagu K-pop itu mempunyai nada yang enak untuk
didengarkan. Saat di kelas 2 SMP dia mulai mendalami dan mencari tahu
tentang K-pop. Untuk saat ini karena Dominic telah bekerja, melakukan
dance cover merupakan suatu kegiatan untuk menyegarkan diri, sebab
menurutnya kegiatan dance cover merupakan sebuah kegiatan yang mudah
dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak jika ingin melakukannya, hanya
perlu meluangkan waktu untuk berlatih, dan bila memungkinkan dia akan
mengikuti beberapa perlombaan.
Dominic telah melakukan banyak cover K-pop baik dari girl group
maupun boy group, dari saat ia berada dalam agency sampai dia sudah
mendirikan grup cover sendiri, ia masih aktif mengcover. Dalam dance
41
covernya Dominic lebih sering mengcover girl group dikarenakan ia lebih
nyaman dan lebih bisa mengekdpresikan girl group daripada boy gorup.
2. Maulida
Maulida merupakan salah satu anggota dance cover yang pada
kesehariannya memakai hijab. Maulida adalah mahasiswi yang mempunyai
hobby menari sejak kecil, dia mulai menggemari dance cover bermula saat
dia masih duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Bermula pada saat berada di sekolah dasar (SD), ia mendengarkan salah
satu musik K-pop dan membuatnya menyukai K-pop hingga sekarang. Saat
ia mendengarkan dan meliat video clip dari lagu K-pop inilah
ketertarikannya muncul, dan karena ia mempunyai hobi menari, maka ia
mulai mengikuti tarian K-Pop dan mulai bergabung dengan grup-grup
penggemar K-pop untuk melakukan dance cover.
Selain karena suka menari, Maulida bergabung dengan grup dance cover
dikarenakan ingin mengikuti lomba-lomba yang bertemakan dance dan
menunjukan kepada orang-orang bahwa jika memakai kerudung bukan
halangan untuk tetap melakukan dance cover, selama gerakan yang terdapat
di dalam dance cover itu tidak terlalu vulgar. Maksud kata dari vulgar disini
adalah dalam pakaian dan juga gerakannya masih terbilang wajar untuk
ditampilkan dalam kultur Indonesia.
3. Hafifah Mutiara
Hafifah Mutiara merupakan anggota dance cover yang ingin
membuktikan kepada orang-orang yang mempunyai stigma bahwa dance
42
cover hanya dilakukan oleh orang yang mempuyai tampilan menarik,
berbadan kurus, cantik, dan lain-lain. Dengan adanya stigma ini, dia ingin
membuktikan bahwa tidak hanya orang yang mempunyai badan kurus saja
yang dapat melakukan dance cover, tetapi seseorang yang mempunyai berat
badan berlebihpun juga dapat melakukan kegiatan dance cover.
Selain melakukan dance cover, Hafifah merupakan seorang mahasiswi
semester awal, dia melakukan dance cover untuk mengisi waktu luangnya
disaat tidak ada perkuliahan. Hafifah pernah mengcover boy group maupun
girl group, yang mana menurutnya pada saat ia melakukan cover dari boy
group membutuhkan tenaga yang lebih besar dibandingkan saat melakukan
cover girl group.
4. Mega Fitri Yuniarsih
Mega merupakan mahasiswi tingkat awal yang menyukai dance cover
sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Awalnya Mega
memilih untuk melakukan dance cover hanya untuk menyalurkan hobi
menari dan olahraganya saja, namun pada akhirnya, ia melakukan kegistssn
ini untuk menunjukan kepada orang lain yang menganggap dirinya tidak
bisa dan tidak pantas melakukan dance itu tidak benar, ia ingin menunjukan
bahwa ia juga berbakat dan bisa untuk melakukan dance cover.
Pada awalnya Mega merupakan anggota dari grup yang berada dibawah
naungan agensi. Tujuan Mega bergabung dengan agensi dikarenakan ia
ingin memiliki jadwal teratur dalam kegiatannya di dunia dance cover,
setelah bergabung ia merupakan anggota yang aktif utuk membuat konten
43
dan mengikuti lomba dance cover. Namun ia memilih untuk keluar dari
agensinya karena merasa sudah tidak cocok dengan peraturan dan tujuan
yang sama lagi dengan agensinya dan ia bergabung dengan Daphney.
5. Anisa Istiqomah
Anisa merupakan salah satu anggota Daphney yang pernah melakukan
dance cover girl group Indonesia, dimana ia mulai melakukan dance saat
berada di kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan mulai mengikuti
perlombaan pada saat berada di kelas 3. Tujuannya mengikuti dance cover
sebab ia merasa perlu untuk mengasah kemampuan tarinya secara maksimal,
oleh karena itu ia bergabung dengan agensi yang menaunginya untuk
melakukan dance cover. Pada saat ia merasa tidak mempunyai tujuan yang
sama lagi dengan agensinya, Anisa memutuskan keluar dan bergabung
dengan Daphney dan berkumpul dengan teman-temannya yang telah keluar
dari agensi tersebut.
6. Yaskur Rahmadani Sentiaki Wibowo
Yaskur merupakan seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang
menyukai K-Pop dan tergabung kedalam anggota dance cover aktif. Ia
merupakan anggota dance cover yang dinaungi disebuah agensi, ia terpilih
untuk menjadi anggota agensi tersebut melalui sebuah audisi yang mana
info perekrutannya ia dapatkan melalui sebuah media sosial “instagram”.
Yaskur juga menjadi anggota yang aktif untuk melakukan penampilan
maupun perlombaan dance cover, ia merupakan anggota tetap dari grup
yang telah memiliki penggemar danterkenal di Bogor.
44
7. Muhammad Rayhan Fasya
Rayhan adalah anggota dance cover yang sudah dianggap senior karena
sudah menjadi bintang tamu dalam acara dance cover. Di dalam grupnya ia
memiliki nama panggilan tersendiri, ia biasa dipanggil dengan sebutan
pakcoi. Sebelum menjadi bintang tamu ia sempat menjadi peserta lomba di
acara-acara dance cover, setelah menjadi anggota dance cover senior ia
mulai tampil di beberapa kota seperti Bogor, Sukabumi, dan Tasik.
Rayhan melakukan dance cover untuk mengisi waktu luangnya saat tidak
ada kegiatan perkuliahan, ia juga lebih aktif mengcover boy group dari pada
girl group, ketertarikannya pada dunia dance cover timbul pada saat dia
duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Karena
kegemarannya pada dance inilah yang membuatnya mulai berlatih dengan
sungguh-sungguh, sehingga membuat banyak orang yang senang
melihatnya saat sedang melakukan dance.
Gambar II.C.2 Daphney saat mengikuti perlombaan dance cover
Sumber: Dokumentasi pribadi penulis
45
BAB III
DRAMATURGI DALAM IDENTITAS PENGGEMAR HALLYU
Bab ini akan membahas: a). Panggung pertunjukan dance cover K-pop. b).
K-pop dance cover dalam analisa dramaturgi Goffman. c). Identitas grup
Daphney. Menurut kajian dramatugis kehidupan seseorang diibaratkan seperti sebuah panggung teater, di mana para individu ini menjadi aktor yang menampilkan suatu peran dalam interaksi sosialnya. Bagi para individu yang sedang memainkan perannya, atribut sangat dibutuhkan untuk menunjang peran, biasanya atribut yang akan dipakai adalah aksesoris dan pakaian.
Salah satu komunitas individu yang aktif melakukan dance cover adalah
Daphney, mereka merupakan grup yang aktif dalam kegiatan dance cover dengan mengikuti perlombaan, mengisi acara, maupun membuat video untuk konten media sosial mereka. Tidak ada grup khusus yang mereka tiru dalam melakukan kegiatan dance cover, sebab keputusan diambil secara bersama melalui perundingan terlebih dahulu, biasanya grup yang akan mereka tiru akan disesuaikan dengan jumlah anggota yang ada dan bisa mengikuti perlombaan (tidak sedang dalam kegiatan lain).
Untuk melakukan dance cover anggota Daphney melakukan kegiatan dance cover secara totalitas, mulai dari penggunaan kostum dan aksesoris serupa dengan grup yang di tiru, memakai riasan, dan juga melakukan lipsing dengan gerakan tari yang sama dan kompak. Disinilah para anggota Daphney memberikan image kepada para penonton bahwa mereka sedang menggambarkan atau menampilkan sosok yang sedang ditirunya.
46
Komunitas Daphney juga tidak jarang membuat kostum yang mirip dengan grup yang akan ditirunya. Kostum-kostum itu dibuat dengan iuran yang dikumpulkan pada ketua Daphney. Kostum yang telah dibuat akan menjadi milik masing-masing anggota. Selain membuat kostum, para anggota Daphney juga sering memanfaatkan baju yang mereka miliki untuk dijadikan kostum pada saat tampil, dengan cara memadu padankan pakaian yang sesuai dengan kostum yang dipakai oleh grup yang akan ditiru.
Seperti pernyataan dari Maulida Fajriah yang merupakan anggota aktif
Daphney menyebutkan bahwa:
“oh kita nyesuain sih kadang, waktu itukan pernah ngecover red velvet salah satu girl group K-Pop) terus sempet bikin kostum juga itu ngikutin red velvet-nya yang asli. Nine miust salah satu girl group K-Pop) juga waktu itu kostumnya bikin ngikutin nine niustnya. Cuman pas ITZY (salah satu girl group K-Pop) aja ini hahaha bebas gini, karena ya mungkin belum ada uang lagi kali” (Wawancara pribadi pada tanngal 25 Agustus 2019) Dan diperkuat dengan Anisa Istiqomah yang bertugas untuk mengedit video-video cover dari Daphney, dan juga aggota aktif yang melakukan cover menyatakan bahwa:
“ada yang pernah bikin, kaya ketukang jait gitu, ke tukang jait kita request. Ada juga kita make baju yang ada di lemari terus kita mix and match gitu. Tergantung budget sama kostumnya, kalo kostumnya kaya ga terlalu riweuh, mmm apa ya bahasanya. Ga terlalu ribet gitu, kaya kalo yang kaos jaket gitu-gitu ya paling kita make yang kita punya, paling nyocokin sama warna gitu. Kaya ITZY yang dalla dalla itukan kostumnya sporty ya paling kita make celana training, jaket gitu. Cuman kalo udah yang kaya pake baju apa ya namanya, mmmm ribet gituyah, yang ga kita punya, baru bikin, gitu” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 september 2019).
47
Dalam kajian dramaturgi, Goffman membagi dua bagian panggung pada
kehidupan sosial para aktor, di mana pada bagian depan panggung (front stage)
para aktor ini harus memberikan dan menunjukan kesan sesuai dengan apa
yang sedang mereka perankan, dengan menggunakan atribut agar peran yang
sedang dimainkan tersampaikan dengan baik kepada penonton. Sedangkan
pada panggung belakang (back stage) para aktor mempunyai kebebasan untuk
melepaskan perannya di depan panggung, sebab pada tahap ini tidak dihadiri
oleh penonton maka para aktor dapat berprilaku bebas dengan menunjukan
dirinya yang sebenarnya. Pada saat di belakang panggung juga para aktor
menyiapkan, mempersiapkan, dan berlatih untuk penampilannya saat di depan
panggung.
A. Panggung pertunjukan dance cover K-pop
Dengan adanya media masa membuat kemajuan dalam kehidupan
masyarakat, di mana semua informasi sudah dapat disebarluaskan dan mudah
untuk didapatkan. Seperti budaya Hallyu atau Korean Wafe (budaya pop
Korea) di mana penyebarannya sudah sangat merebak di dunia. Hallyu sudah
mulai berkembang di negara-negara lain termasuk Indonesia, dan digemari
oleh para remaja-remaja Indonesia, khususnya dalam bidang permusikan Korea
atau yang biasa disebut K-pop. Kegemaran dalam musik K-pop didasari karena
musik dan genre yang diberikan, mempunyai nada yang sangat enak untuk
didengarkan. Seperti yang disampaikan oleh Anisa Istiqomah yang menyukai
K-pop semenjak sekolah dasar:
48
“awalnya suka K-pop itukan karena musiknya sih, itukan musiknya enak buat didengerkan, trus pas liat videonya ternyata ganteng-ganteng tuh sama cantik-cantik, udah gitu tariannya juga bagus aja gitu diliatnya, seru, energic gitu. Jadi ya suka mulai dari situ” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 september 2019).
Berbeda dari alasan Anisa yang menyukai K-pop yang diawali karena menyukai musik, paras, dan tarian yang disajikan oleh K-pop. Dominic yang merupakan ketua dari Daphney, menyukai K-pop dikarenakan permainan “ayo dance” yang di mana pada pada setiap levelnya menyuguhkan musik K-pop, sehingga membuatnya mendengarkan lagu K-pop dan didukung oleh lingkaran pertemanannya pada saat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menyukai budaya Korea, terutama musik Korea. Dalam wawancara pribadi yang dilakukan pada tanggal 07 September 2019:
“ waktu kelas 2 SMP naek kelas tiga kalau ga salah, itu pas. Eh engga engga, sorry sorry, maap maap, suka, suka, suka maen ayo dance itu dari kelas 6 SD. Suka k-Popnya itu, pas masuk kelas 2 SMP. Jadi pas kelas 2 itu mulai udah, eh makdunya pas kelas satu masih ya, apa ya, kaya masih ragu, kaya masih, kaya pengen sendiri, kaya kalau dengerin lagu masih sendiri. Tapi pas kelas 2 karena udah mulai ada temen-temen, jadi kaya makin ini gitu, makin kaya ngerasa punya orang yang kesukaannya sama, kan pasti seneng tuh ya...... heehhh gitu, kita tukeran info. Udah gitukan dulu lagi ngetren banget Super Junior (salah satu boy grup K-pop)kan, udah gitukan terkenal bangetkan tuh ya. Kalo ga salah tuh Super Junior itu yang ngebawa hallyu ini keluar Korea sih, sama SNSD tuh yang cewenya. Sedangkan kalo di Koreakan emang udah banyak tuh yang terkenalnya. Cuman waktu Super Junior ngeluarin lagu sorry sorry baru terkenal gitu, banyak yang ngecoverin juga”
Berbeda dengan Dominic yang menyukai K-pop karena sering mendengarkan lagu K-pop dari pemainan, Maulida yang merupakan anggota
49
Daphney, yang sudah lama melakukan dance cover, menyukai K-Pop karena kegemarannya untuk menari, maka membuatnya tertarik dengan K-pop dikarenakan musik Korea ini selain menyuguhkan nyanyian juga menyuguhkkan tarian pada setiap lagunya, dan dari kesukaannya inilah ia mulai mendengarkan musik-musik dan menonton musik video Korea yang menyebabkan Maulida menjadi anggota dance cover, dan mulai menggeluti dunia dance cover:
“emang kaya, emang dari kecil udah suka gitukan joget-joget, emang dulu kaya suka tari-tari daerah. terus karena suka, karena suka suka joget-joget Koreatuh karena waktu kecil kaya SD tuh suka ke warnet (warung internet) gitukan, terus nontonnya SNSD (salah satu girl group K-Pop) terus kaya dulukan belum ada dance practice ngafalinnya modal musik video, akhirnya joget-joget aja gitu eh sampe sekarang jadi bisa, makin diasah lagi diasah lagi gitu” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
Sejak kemunculan K-Pop di Indonesia dengan musik serta tarian yang energik membuat daya tarik penggemar K-pop untuk mulai mengikuti tarian menjadi tinggi. Kemunculan acara-acara kompetisi K-Pop dance cover semakin eksis dan terkenal sehingga menyebabkan masyarakat indonesia tertarik, terutama dari kalangan remaja yan mulai membentuk dan bergabung dalam komunitas dance cover untuk menyalurkan hobi dan bakatnya. Hal ini terciptanya acara-acara bertema Korea semakin banyak bermuculan, ditandai dengan memperkenalkan berbagai budaya khas korea, seperti makanan, baju tradisional, permainan tradisional, musik, dan lain sebagainya. Dapat dilihat pada perayaan “visit Korean year” komite 2011 K-pop cover dance festival yang dapat menarik banyak peminat para penyuka K-Pop, dan mendapatkan
50 partisipasi dari para pesertanya sebanyak 1.700 yang berasal dari 64 Negara dengan cara mengirimkan video dance covernya, dan bagi para pemenang berasal dari 10 negara dengan jumlah 66 kelompok dance cover beerhak untuk tampil di Seoul, Korea yang merupakan puncak acara final kompetisi tersebut (Bilboard Korea Staff, A look inside ‘the K-pop cover dance’ trend”).
Ranah untuk melakukan dance cover bukan hanya berada di panggung berbentuk fisik saja tetapi media sosial juga berperan untuk menjadi panggung dalam menampilkan pertunjukan dance cover. Media sosial seperti instagram dan youtube juga dapat menjadi media penyebaran komunitas dance cover dengan menampilkan video dance cover. Seperti Dominic yang di mana kelompok dance covernya membuat video di instagram untuk menyalurkan hobi dari para anggotanya:
“pengennya sih seperti itu, pengennya, pengennya. Soalnya kita ada, pengen sepeti itu. Cuman sementara-sementara ini Cuman kaya ada di, apa ya bahasanya. Jadi sekarang itu kaya cuman yaa nyalurin hoby mereka aja gituloh, kan nari yaudah jadinya di ig dulu aja gitu, seperti itu. Karenakan kalau bikin youtubekan harus punya budget yang besarkan, kaya apateh namanya, kostumnya, terus lightingnya, kameranya, editornya, segala macem. Tapi ya mereka kaya ya, mereka kaya seadanya . kaya misalnih, mereka perform ber4 ya nanti aku yang ngerekam, entar abis aku yang rekam, oper kedia buat di edit” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
Youtube juga mempunyai peranan sebagai referensi untuk membantu mempelajari gerakan tarian dari komunitas dance cover lain yang lebih baik, yang mana gerakan tarian tersebut dianggap sulit untuk ditirukan. Maka para anggota Daphney akan mencari sumber yang lain agar dapat melakukan dance cover. Seperti yang di tuturkan oleh Dominic yang melihat sumber lain:
51
“sebetulnya sih iya. Kaya misalnya contoh ada gerakan-gerakan yang misalkan, anggaplah dari kita mau cover ini, tapi gerakan- gerakannya ga kebaca atau susah, kita pasti nyari dari yan lainkan gitu. Dan itu salah satuya invacion dc, kadang-kadang say crew gitu, paling kita ngeliat akun youtube mereka. Pokonya kaya saling ini aja, yaudah kaya saling-saling apa ya, kaya saling jadi panutan ajalah gitu. Apalagi mereka udah go up bangetkan jadi yaudah” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
Pada kehidupan aslinya para anggota dance cover sangat berbeda ketika
berada dalam dunia nyata, di mana mereka harus melakukan interaksi
sebenarnya dengan masyarakat dalam kehidupan sosial masyarakat. Para aktor
ini mempunyai perbedaan saat berada di belakang panggung maupun di depan
panggung mulai dari sikap, tingkah laku, peran dan atribut yang dikenakan
guna menunjang penampilan di depan panggung dan di belakang panggung.
Hal yang dapat digambarkan dengan gagasan Erving Goofman tentang
dramaturgi.
B. K-pop dance cover dalam analisis Dramaturgi Goofman
Menurut Goffman individu melakukan berbagai cara untuk mendapatkan
kepercayaan sosial terhadap konsep dirinya, dimana individu-individu ini akan
melakukan pengontrolan pada penampilannya, keadan fisik, dan gerak-isyarat
untuk menampilkan peran yang dimainkannya. para aktor menampilkan diri
mereka dengan cukup kuat dalam memberikan kesan kepada penonton,
sehingga keinginan aktor untuk menyampaikan perannya dapat tercapai dan
dapat mendapatkan apresiasi dari para penonton seperti bernyanyi bersama,
tepuk tangan, berjabat tangan, dan lain-lain. Goffman membagi panggung
menjadi 2, depan panggung (front stage) dan belakang panggung (back stage).
52
1. Front Stage Identitas Kelompok Daphney
Panggung depan merupakan tempat dimana para aktor menunjukan
perannya yang sudah dirancang di belakang panggung untuk di tunjukan
kepada para penonton, saat di depan panggung para aktor di haruskan
melakukan perannya, mulai dari memakai atribut dan perlengkapan, bahkan
sampai melakukan interaksi dengan para penonton. Sebagai pemeran atau
aktor inilah setiap anggota kelompok dance cover di tuntut untuk
melakukan perannya secara totalitas dan mengesampingkan dirinya yang
sebenarnya, dimana hanya bisa dilakukan saat di belakang panggung.
Seperti yang diungkapkan Yaskur, seorang pelajar dan juga anggota dance
cover pada wawancara pribadi tanngal 15 September:
“yah waktu aku jadi Winwin, jadi pas perfomnya nih misal ada yang teriak Winwin gitu, kalo lagi ngobrol sih ya ngedadahin kaya si Winwin kalo diteriakin fansnya. Trus pas lagi narinyamah ya aku ikutin dia gimana, dari tatapannya, teruspa bagian dia pas ngeliat kamera giman. Kan ada tuh ya di fancam itukan disorot deket tuh kadang ekspresinya juga dapet. Trus kostumnya yang lagi ditampilin. Maksudnya ga Winwin doang ya, semua pas tampil, semua anak dance cover itu pasti make baju, kostum yang sama sama yang lagi ditampilin”
Goffman membeda-bedakan depan panggung menjadi beberapa bagian.
Pada tahap pertama biasa dikenal dengan setting, pada tahap ini alat-alat
harus berada di samping aktor saat aktor sedang tampil, hal ini menjadi
penunjang aktor dalam memperlihatkan perannya kepada penonton. Lalu
yang kedua personal front, di mana pada tahap ini barang-barang yang
dipakai aktor pada saat tampil dapat memberikan kesan kepada penonton,
53 sehingga para penonton dapat dengan cepat mengidentifikasikan peran yang dimainkan oleh aktor tersebut.
Pada tahap setting, para aktor harus menunjukan hal-hal yang sesuai dengan perannya seperti, pakaian, make-up, ekspresi wajah, karakteristik, pola bicara, gestur tubuh, penuturan bahasa asing, aksesoris, dan lain-lain.
Pada tahap ini para anggota dance cover harus menapilkan diri mereka sesuai dengan karakter yang sedang mereka tiru, baik itu dari boy group yang menampilkan sisi maskulinnya ataupun girl group yang identik dengan sisi feminim dengan kostum terbuka atau swag. Seperti yang di ungkapkan
Reihan, selaku bintang tamu acara dance cover:
“kadang sih iya, samain warna rambut jugakan, karena biar pas dari jauh udah keliatan gitu sama orang mau ngecoverin siapa, oh jadi siini siininya gitu, kan keliatan dari bajunya. Kaya tadituh yang ngecover NCT, kalo yang suka K-Pop biasanya sih udah tau, apalagi ctzen(sebutan penggemar NCT)kan. Nah paling biar lebih nyiriinnya itu dari warna rambut sama make- up-nya, karenakan matanyatuh kadang pada beda-bedakan, ada yang dibikin tajem, terus ramah. Gitu paling...... iya yang cewe juga gitu, kalo cewe biasanay kunciran rambutnya sih. Kan ada tuh ya yang dikuncir, terus mm di uraituh rambutnya. Ya gitu-gitu, kuncir satu, make jepitan, trus yang diituin rambutnya apa tuh, mmmm, apa namanya, yang digelung- gelung, di catok. gitusih “ (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019).
Saat berada di depan panggung (front stage) para anggota dance cover juga harus menggunakan make-up walaupun sedang melakukan dance cover pria. Sebab make-up merupakan hal yang identik dengan para idol dari
Negara Korea Selatan, dan itu merupakan hal yang penting dari penilaian
54 dance cover. Seperti yang diungkapkan oleh Yaskur pada wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019 :
“yang aku tau ya. Primer, foundation, bedak, eyeshadow, lipstick tapi tipis aja biar berwarna. Yang penting sih biar ga keliatan kucel, trus ga tebel juga karenakan buat cowo. Tapi cewe juga ga tebel-tebel banget sih, emangnya mau kemana yakan tebel-tebel banget. Yah biasalah make-up buat enak diliat aja. Anggep aja kaya kita beneran jadi artis gitu mau ketemu fans masa iya kucel kan ga enak diliat, trus buat lomba masa keliatan kucel gitu, kaya kantong mata itemnih, kan kaya kurang enak gitu. Karena mau tampilkan”
Pernyataan dari Yaskur juga diperkuat oleh Dominic, dimana menyebutkan bahwa make-up merupakan sebuah keharusan untuk para anggota dance cover, karena make-up merupakan sebuah nilai saat perlombaan, selain kostum dan gerakan tarian:
“wajib, itu harus wajib. Karena kalau di dance cover itu pertama yang dinilai itu adalah dancenya itu sendiri dance covernya, yang kedua itu biasanya kostumnya sama biasanya make-up-nya. Palingan nilai tambahan dance cover itu yang aku tau palingan kaya eee remixan lagunya, terus eee apa, dance break-nya ee kaya elemen of surprisenya misalkan gitu. Tapi yan penting sih itu palingan 3, ee dance covernya sendiri itu, terus ee maksudnya dance cover itu udah lingkup semua ya, udah lingkup gerakan, ekspresi, kekompokan, itu semua udah masuk di dance cover, kedua itu kostumnya, sama yang ketiga itu biasanya make-up-nya gitu.” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
Tahap kedua adalah personal front, di mana pada tahap ini barang- barang yang dipakai aktor pada saat tampil dapat memberikan kesan kepada penonton, sehingga para penonton dapat dengan cepat
55 mengidentifikasikan peran yang dimainkan oleh aktor tersebut. Pada tahap ini grup Daphney mencoba memberikan kesan yang baru kepada para penonton di mana salah satu anggotanya memakai hijab pada saat melakukan dance cover, hal ini merupakan suatu inovasi baru pada dance cover dan juga menjadikan identitas dari grup daphney. Seperti yang disampaikan oleh Maulida yang merupakan anggota Daphney yang menggunakan hijab:
“pake kerudung juga pas tampil sama video, jadi aku kaya mau nunjukin ciri dari aku sih sebenernya, tapi aku pas lagi tampil diacara gini jugakan sama Daphney, yaudah jadi sekalian kayanya jadi ciri grup aku” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019) Hal ini juga diperkuat oleh pendapat dari Dominic yang mempertegas bahwa cara berpakaian tidak mempengaruhi seseorang untuk melakukan dance cover selama yang ditampilkan masih sopan dan tidak vulgar baik dari kostum maupun gerakan tariannya, bahkan jika terdapat sesuatu yang beda dapat menjadikan hal itu sebagai ciri dari grup itu:
“Kaya misalkan kamu udah latihan ya udah tunjukin, kamu yang biasanya malu tunjukin, kamu yang biasanya di judge kaya berkerudung gini gini gini ya tunjukin gitu, terus kamu yang di judge gendut gabisa nari gini gini gini tunjukin, maksudnya kaya dalam tanda kutip ya sewajarnya masih. Maksudnya kaya jangan karena aku bilang gini, terus yg make kerudung jadi nari yang seksi-seksi ya itu jangan, ya kaya masih harus sewajarnya aja, kalo make kerudung terus cover Apink (salah satu girlband K-pop) ya itu wajar karenakan Apink, redvelvet masih ga terlalu vulgar kaya gitusih paling” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
56
Pada saat berada di depan panggung, para aktor mau tidak mau dituntut untuk menyembunyikan hal-hal tertentu pada saat tampil. Pertama, aktor harus menutupi hal-hal yang bersifat negatif (tidak sesuai) dengan perannya pada saat di depan panggung. Pada saat berada di depan panggung para aktor harus mengunakan make-up dan kostum yang mana hal ini menunjukan perannya. seperti yang disampaikan Yaskur pada wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019 :
“yang aku tau ya. Primer, foundation, bedak, eyeshadow, lipstick tapi tipis aja biar berwarna. Yang penting sih biar ga keliatan kucel, trus ga tebel juga karenakan buat cowo. Tapi cewe juga ga tebel-tebel banget sih, emangnya mau kemana yakan tebel-tebel banget. Yah biasalah make-up buat enak diliat aja. Anggep aja kaya kita beneran jadi artis gitu mau ketemu fans masa iya kucel kan ga enak diliat, trus buat lomba masa keliatan kucel gitu, kaya kantong mata itemnih, kan kaya kurang enak gitu. Karena mau tampilkan”
Pernyataan dari Yaskur juga diperkuat oleh Dominic, dimana menyebutkan bahwa make-up merupakan sebuah keharusan untuk para anggota dance cover, karena make-up merupakan sebuah nilai saat perlombaan, selain kostum dan gerakan tarian:
“wajib, itu harus wajib. Karena kalau di dance cover itu pertama yang dinilai itu adalah dancenya itu sendiri dance covernya, yang kedua itu biasanya kostumnya sama biasanya make-up-nya. Palingan nilai tambahan dance cover itu yang aku tau palingan kaya eee remixan lagunya, terus eee apa, dance break-nya ee kaya elemen of surprisenya misalkan gitu. Tapi yan penting sih itu palingan 3, ee dance covernya sendiri itu, terus ee maksudnya dance cover itu udah lingkup semua ya, udah lingkup gerakan, ekspresi, kekompokan, itu semua udah masuk di dance cover, kedua itu kostumnya, sama yang ketiga itu biasanya make-up-nya gitu.” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019).
57
Pada saat berada didepan panggungpun para aktor harus
menyembunyikan kesalahan mereka pada saat latihan, dan mulai
memperbaikinya di depan para penonton, seperti yang diungkapkan
Dominic pada 07 September 2019:
“untungnya sih kita ga pernah ada yang lupa gerakan ya pas tampil, tapi kalo pas latihan itu pasti ada adapalagi kalo pas baru di gabungkan. ya kadang ketukannya beda sih biasnya kendalanya, cuman kalo di depan penonton sama juri ya engga”
Hal ini juga diperkuat oleh Afifah yang menyebutkan bahwa sering
terjadi kesalahan pada saat persiapan dan latihan dimana para anggota
sering bertabrakan pada saat berpindah posisi, namun hal itu tidak boleh
ditampilkan pada saat sedang berada di depan panggung:
“adalah kalo pas latihan pasti kita ga kompak di awal, maksudnya ga kompaktuh gini kaya nanti tabrakanlah pas pindah posisi, atau gerakan kita ga sam karena ketukannya salah, trus suka ada ekspresi yang bikin ngakak. ya tapi itu pas latihan doang ya, pas tampilmah kita harus niruin mereka harus serius” (15 September 2020) Pada saat bertemu dengan para penonton, aktor juga dituntut untuk tidak menunjukan tahapan atau langkah-langkah untuk mencapai hasil tersebut. Hal ini juga diungkapkan oleh Dominic bahwa kelompok dance cover dapat melakukan perannya secara totalitas dan tak terhalang oleh biaya:
“tergantung sih sebenernya dari yg dicoverin. Karenakan gini kostumnya itu ada yang gampang, maksudnya ya ada yang biasa, yang kita puya kaya ini ITZY yang tadikan sporty, jadi ya kita bisa make celana olahraga
58
jaket, tapi tetep harus sesuai minimal warnanya. Kalo mau bikin 300 ribu juga sebenernya udah bisa, bahkan ada juga yang sampe juta buat kostum doang” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September 2019) Pernyataan Dominic juga diperkuat oleh pernyataan dari Maulida pada tanggal 07 September 2020, yang menyatakan bahwa tidak jarang grup
Daphney memakai baju yang mereka punya:
“...... waktu itukan pernah ngecover red velvet terus sempet bikin kostum juga itu gikutin red velvetnya yang asli. Nine miust juga waktu itu kostumnya bikin ngikutin nine niustnya. Bahkan ada beberapa anggota dance cover lain yang bener-bener ngeluarin uangnya tuh ga main-main cuman buat mirip kostumnya sama yang lagi diperanin, apalagi grupnya ka Natya tuh, waktu ngecover balckpink itu mirip sih,...... ” “Ada juga kita make baju yang ada di lemari terus kita mix and match gitu. Tergantung budget sama kostumnya, kalo kostumnya kaya ga terlalu riweuh, mmm apa ya bahasanya. Ga terlalu ribet gitu, kaya kalo yang kaos jaket gitu-gitu ya paling kita amke yang kita punya, paling nyocokin sama warna gitu. Kaya ITZY yang dalla dalla itukan kostumnya sporty ya paling kita make celana training, jaket gitu. Cuman kalo udah yang kaya pake baju apa ya namanya, mmmm ribet gituyah, yang ga kita punya, baru bikin, gitu” Pada saat di depan paggung para aktor harus melawan hukum atau aturan untuk menunjukan perannya kepada para penonton Tidak jarang bila para anggota dance cover sedang melakukan cover dari anggota pria, para kelompok dance cover ini harus menggunakan tenaganya sesuai dengan irama, sebab boy group K-pop mempunyai tarian yang energik, dan ketat.
Seperti pernyataan dari Afifah, anggota dance cover yang pernah melakukan cover dari grup pria pada wawancara pribadi pada tanngal 15 Septeber
2019:
59
“capesih kalo yang cowo, soalnya kalo yang cowo powernya badak ya, terus misalkan. Itu satu power, kedua itu ekspresi, kalo misalkan cewe itu ekpresinya maen. Terus kalo cowo tuh pakaiannya lebih simpel, terus kalo cewe lebih ribet printilannya, kaya anting, kalung, gitu-gitu, itusih menurut aku bedanya.”
Sedangkan saat melakukan dance cover dari girl group yang tidak
menggunakan terlalu banyak tenaga, karena identik dengan tarianyang imut
dan luwes, para anggota harus melakukannya dengan baik, walaupun itu
bertolak belakang dengan kepribadiannya. Seperti Mega anggota
DAPHNEY yang melakukan peniruan karakter yang berbanding terbalik
dengan dirinya:
“ohhh, pernah, pernah dulu pas jadi Wendy. Kan ya emang sih kalo dari lipsync sih bisa ya kita ngafalin lirik, tapi kalo dari ekspresinya yang ceria, terus sering fans service itu agak susah, dan itu emang kaya bener-bener nabrak dari apa karakter aku” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019). 2. Back Stage Identitas Kelompok Daphney
Tahapan selanjutnya pada saat berada di belakang panggung (back
stage) para aktor dapat melepaskan identitas perannya saat berada di depan
panggung, yang mana menuntut mereka untuk mengekspresikan perannya
kepada para penonton. Saat berada di belakang panggung para aktor dapat
menunjukan dirinya yang sebenernya dengan melepaskan identitasnya
sebagai anggota dance cover, dimana pada panggung depan mereka harus
menghilangkannya terlebih dahulu. seperti yang diungkapkan oleh Anisa
pada wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019:
60
“oh aku sih beda banget. Jadi kita harus profesional, karenakan di panggung itu kita harus meranin orang lain dong. Berarti harus meranin karakter jadi siapa, karenakan kita mau ngecover siapa, jadi kita harus jadi orang lain dulu. Karena kalo di belakang panggung tetep jadi kita sendiri, personalitynya”
Pernyataan dari Anisa tersebut diperkuat oleh informan Dominic yang juga mengaku tidak berpenampilan sama saat berada di belakng panggung atau pada saat melakukan kegiatan sehari-harinya dengan saat sedang tampil atau saat berada di depan panggung dan bertemu dengan para penonton, dimana make-up merupakan hal yang penting di dance cover, walaupun dirinya sering melakukan dance cover girl group:
“engga, aku ga dandanlah kalo ga lagi tampilmah ngapain. Nih udah aku apuskan, aku ga dandan, ga betah, gatel-gatel mukanya. Lagian akutuh kurang betah make make-up, trus tadikan itu emang kaya buat perfom doang, ada juri, penonton, gitu. Kalo ga tampilmah kan ya ngapain, paling ketemunya dia lagi, mereka lagi. Gausah make make- up” (Wawancara pribadi pada tanngal 07 September).
Hal ini juga sama seperti yang dilakukan Yaskur yang menyatakan bahwa dirinya tidak memakai make-up pada kesehariannya, ia juga merasa tidak nyaman saat menggunakan make-up dan tidak melakukannya saat sedang tidak tampil
“engga, akusih ga make-up. Benci make-up sebenenya, ini terpaksa ajakan karena mau tampil jugakan, kan harus make make-up tuh biar seger diliat sama penontonnya. Biar ga kucel-kucel bangetlah. Lagian ribet, nih mau sekolah atau maen, pake ini dulu ini dulu, lama yang cepet ajalah. Lagian masa cowo dandan, kecuali ini ya pas tampil. Kalo sehari-
61
harimah engga, lagian ga punya juga aku” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019)
Informan yang sering melakukan dance cover boy group mengaku tidak memakai atribut di depan panggung dalam kehidupan sehari-harinya, dimana pada kesehariannya ia lebih menyesuaikan pakaian dengan lingkungan dimana ia berada, seperti pada saat dikampus dan rumah dimana dia melepaskan identitasnya sebagai anggota dance cover. seperti yang diungkapkan Reihan pada wawancara pribadi pada tanngal 15
September 2019:
“kalo kuliah engga, kalo kuliah lusuh, anak DKF kan biasa mata hitam. Kalo lagi kaya gini baru, solanyakan buat apa dandan diluar. Kalo aku ya ikut kaya gini sebenernya bukan buat gaya, bukan buat gaya biar orang suka gitu, cuman karena emang suka banget sama K-Pop, jadi pas acaranya baru aku dandan kaya gini” Hal yang terjadi diatas juga dilaukan oleh Afifah ynag tidak memakai baju perfom untuk kesehariannya, dimana ia merasa hal itu berbanding terbalik dengan kesehariannya:
“ih ga berani gila hahhaa, masa baju perfom dipake maen ga bangetka, kaya bukan aku banget gituloh. Karenakan biasanya gitu ya baju K-pop, kaya cewe banget gitu. Udah gitukan aku kadang make kerudung gitu masa bajunya dipake, ya walaupun bisa tapi aku ga make sih kalo baju. Yaudah itu cuman buat tampil aja, atau buat konten gitu” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019)
Secara tidak sadar juga para anggota dance cover melakukan peniruan fashion pada kehidupan sehari-harinya saat di depan panggung, ataupun
62 secara sadar melakukan imitasi yang dilakukannya saat menjadi aktor, untuk diterapkan pada acara-acara pribadinya. Seperti Mega yang tidak sadar mengikut gaya K-style:
“sebenernya kalo dibilang ngikutin secara sadar sih, engga ya. Pokonya itu bener-bener diluar kesadaran deh, kaya tiba- tiba ko jadi mirip kaya mereka gitu, jadi secara ga sengaja di sekolah juga keikutan gayanya mereka, kaya misalnya pakaiannya yang hype abis gitu. Tiba-tiba yaudah kebawa aja” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019)
Selain Mega, Reihan yang sering melakukan cover anggota pria, melakukan make-up saat akan menghadiri acara pribadinya, diamna pada acara tersebut ia membutuhkan make-up utung menunjang penampilannya:
“engga, kalo sehari-harimah ngapain make-up-an. Sayang jugakan kalo gaada gunanya, kalo gaada acara gitumah, kalo kekampus doang atau maen sama temen mah aku ga make, karenakan udah deket ya sama mereka, jadi udah ga malu. Cuman paling aku make make-up-nya itu paling kalo ke nikahan orang, buat nutupin jerawat nih malu banyak banget.” (Wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019)
Selain make-up, yang dipakai untuk pertunjukan juga dipakai pada saat-saat tertentu, seperti Afifah dan Mega yang memakainya pada saat datang ke acara yang tidak bertemakan Korea, hal ini disampaikan saat wawancara pribadi pada tanngal 15 September 2019:
“enggasih ga pernah. Kalo, kadang kalo punya perintilan kaya gitu paling cuman disimpen, atau buat perfom doang, atau buat pergi-pergian doang, kaya ke kondangan, ke eulang tahun temen. Tapi kalo buat sehari-hari, buat maen, atau latihan gitu gapernah dipake sih”
63
“kadang-kadang sih, tergantung lagi mood apa engga. Kadang ya paling pake coker (kalung), kebanayakan sih gelang sama cincin, kalo anting jarang”
Pada saat di belakang panggung inilah para aggota dance cover melakukan kegiatan yang sebenernya mereke punya atau dapat dikatakan kegiatan sehari-hari mereka seperti, sekolah, berkuliah, dan bekerja. Melakukan interaksi dengan masyarakat, keluarga, dan lingkungannya, walaupun bukan lingkungan pencinta
K-pop.
64
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan hadirnya K-pop diseluruh dunia membuat dunia permusikan
menjadi bertambah luas, dan dengan memberikan suatu musik yang unik
membuat kehadirannya dapat diterima oleh orang banyak. Para penggemar
musik Koreapun mengekspresikan dirinya melalui kegiatan dance cover.
Berdasarkan dari temuan data dilapangan peneliti menarik kesimpulan
bahwa terjadi perbedaan kehidupan depan panggung dan belakang panggung
dari para anggota Daphney. Dengan menggunakan teori dramaturgi, studi ini
menyimpulkan bahwa pada saat berada di panggung depan (front stage) para
anggota Daphney harus melakukan perannya sebagai idol K-pop di depan para
audiens atau penonton. Walaupun terkadang mereka harus tampil sebagai
perempuan atau laki-laki, atau saat berada didalam kondisi yang kurang baik,
mereka tetap harus menampilkan diri mereka sebagai sosok yang sedang
diperankannya.
Para anggota Daphney juga harus menggunakan kostum yang sesuai
dengan peran atau grup yang sedang mereka tampilkan. Selain kostum mereka
juga harus menggunakan make-up yang mana itu merupakan keharusan dalan
dance cover, walaupun para anggota dance cover sedang melakukan
penampilan cover dari boy grup mereka harus tetap menggunakan make-up.
Pada tahap inilah kerjasama dari para anggota dance cover sangat
dibutuhkan, sebab hal ini akan membuat para penonton beranggapan bahwa
65 mereka benar-benar menjadi sosok yang sedang ditirunya. Jika para penonton sudah menganggap para anggota dance cover sebagai sosok yang diperankannya, maka para anggota dance cover ini berhasil melakukan perannya. Kerjasama juga dibutuhkan saat ada anggota dance cover yang melakukan kesalahan agar tidak diketahui oleh para penonton, sebab jika terjadi kesalahan, hanya anggota dari grup itu saja yang harus megetahuinya
Panggung belakang (back stage) adalah tempat untuk para anggota dance cover menjadi diri mereka sendiri, dan melakukan aktivitas kesehariannya. Disni mereka terlepas dari perannya saat menapilakn diri sebagai sosok idol K-pop. Pada tahap ini para anggota Daphney kembali menjadi dirinya yang sebenarnya, dimana mereka melakukan aktivitas kerja, sekolah, ataupun berkulaih.
Pada saat dibelakang panggung para anggota Daphney melepaskan hal- hal yang mereka lakukan dan gunakan padasaat berada di depan panggung, seperti tidak memakai kostum, dan make-up ataupun hal-hal yang mengenai dance cover. Mereka juga melepaskan keharusannya untuk memakai make-up ataupun kostum saat meng-cover boy grup ataupun girl grup K-pop, dimana jika pada saat berada di depan panggung hal ini sangat diharuskan. Pada saat di belakang panggung para dance cover pria juga melepaskan atribut
“keKoreaanya” dan berpenampilan layaknya lelaki pada umumnya.
Tidak dapat dipungkiri budaya Korea sudah masuk kedalam kehidupan keseharian para penggemar K-pop di Indonesia yang mayoritas muslim,sehingga menyebabkan mereka harus bisa beradaptasi dengan kultur
66
yang ada di Indonesia. hal ini membuat grup Daphney memiliki inovasi baru
dalam melakukan dance cover, dimana para grup dance cover lain akan
berusaha meniru grup dari Negara Korea Selatan tersebut, namun Daphney
akan mencoba menyesuaikan dengan anggota grupnya yang memakai hijab
agar tidak melepaskan hijabnya dan hal ini secara tidak langsung menjadi ciri
dari grup Daphney.
Para anggota Daphney juga memiliki gaya mereka masing-masing,
terlepas dari peran mereka saat di depan panggung. Pada saat dibelakang
panggung mereka menggunakan pakaian yang mereka anggap nyaman tanpa
memikirkan padangan orang lain. Dimana terdapat beberapa anggota yang
menggunakan kerudung pada saat berada di belakang panggung.
Anggota Daphney juga menunjukan bakatnya dalam dance cover
walaupun banyak yang membicarakan dirinya tidak pantas melakukan dance,
seperti terhalang oleh pakaian, dimana Daphney memiliki anggota yang
memakai kerudung, namun hal itu tidak menjadikan dirinya lepas dari dance
cover. Selain itu para anggota Daphney juga ingin menunjukan kepada para
pemberi “cap” yang menganggap orang yang mempunyai berat badan berlebih
tidak pantas untuk melakukan dance cover itu salah.
B. SARAN
Dalam hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis, penulis
beharap agar sesama kelompok anggota dance cover saling mendukung satu
samalain saat melkukan dance cover, dan tidak melihat penampilan dari
anggota lainnya. sebab dance cover merupakan sarana untuk menampilkan
67 kemampuan seseorang dalam menari dan mengembangkan kepercayaan dirinya untuk tampil di depan khalayak ramai.
Penulis jugua berharap untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih mendalami dan mengekplor aspek-aspek yang ada dalam komunitas dance cover yang belum diteliti oleh penulis. Penulis berharap masyarakat lebih mendukung orang-orang yang melakukan dance cover, dan tidak memberikan cap apapun.
68
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Suray Agung. 2010. Apresiasi K-Pop Di Kalangan Generasi Muda Yogyakarta:Studi Kasus Pengunjung K-Pop Festival Ukdw 2010”. Diunduh pada 25 Oktober 2018.
Kaparang, Olivia M. 2013. Analisa Gaya Hidup Remaja Dalam Mengimitasi Budaya Pop Korea Melalui Televisi. Journal “Acta Diurna”. Vol.II/No.2. Diunduh pada 17 Oktober 2018.
Tumanggor, Ridho, dkk. 2015. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group, hlm 40-43.
Amroshy, Afidatul Ulum Al, dan Ali Imron. 2014. Hegemoni Budaya Pop Korea Pada Komunitas Korea Lovers Surabaya (Kloss). Paradigma. Volume 02 Nomer 03. Diunduh pada 25 Oktober 2018 .
Rena, Eriska. 2017. KOMUNITAS K-POPERS PEKANBARU (STUDI TENTANG PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL). Jom FISIP Vol. 4 No.2. Diunduh pada 7 Januari 2019.
Ardia, Velda. 2014. DRAMA KOREA DAN BUDAYA POPULAR. Jurnal Komunikasi Volume 02 Nomer 3. Diunduh pada 12 Juni 2019.
Kenzy, Yosevin Mareta Natasya, dan Mohammad Syahriar Sugandi. 2018. Presentasi Diri Grup K-Popcover Dance (Studi Dramaturgi Pada Grup K-Pop Cover Dance Sinister).Volume 3 Nomor 2. Diunduh pada 05 Januari 2020.
Prasetyo, Eka Wahyu. 2018. Pembentukan Identitas Kelompok Pada Grup Musik Keroncong Liwet Di Kota Surabaya. Diunduh pada 21 Juni 2020.
Arisandi, Herman. 2015. Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Sosiologi.
Yogyakarta: IRCiSoD. hlm 121.
xii
Raho,Bernard.2007.Teori Sosisologi Modern.Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
hlmn:116-123
Putra , Andira Ardiyanto, dan R. Ayu Erni Justina. 2018. Komunikasi Dan
Identitas Budaya Populer Pada Komunitas Korea Lovers Surabaya.
Jurnal Kajian Media, Vol.2 No.1, hlm 4. Diunduh pada 05 Januari 2020.
Wawancara dengan Dominic, tanggal 07 September 2019.
Wawancara dengan Maulida, tanggal 07 September 2019.
Wawancara dengan Anisa, tanggal 15 September 2019.
Wawancara dengan Hafifah, tanggal 15 September 2019.
Wawancara dengan Mega, tanggal 15 September 2019.
Wawancara dengan Yaskur, tanggal 15 September 2019.
Wawancara dengan Rayhan, tanggal 15 September 2019.
xiii
Lampiran I
Dokumentasi
Gambar Daphney saat tampil dalam acara dance cover
sumber: dokumentasi pribadi penulis
Salah satu kemenangan daphney Gambar penulis dengan anggota daphney
sumber: dokumentasi pribadi penulis sumber: dokumentasi pribadi penulis
xiv
Gambar acara dance cover
sumber: dokumentasi pribadi penulis
Gambar antusiasme penonton dance cover
sumber: dokumentasi pribadi penulis
xv
Lampiran II
Transkip Wawancara
Transkip Wawancara
P: Peneliti
N: Narasumber
1. Informan 1 (Satu, 07 September 2019) Nama: Dominic Usia: 22 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki
P: kalau boleh tau namanya siapa? N: eeee Dominic P: oh, Dominic itu nama asli? N: ee iya, yaampun P: nama lengkapnya, nama lengkapnya N: siap, nama lengkapnya, ktp ya, nih P: oh iya bener, aku kira Dominic itu nickname di sini N: iya itu nama asli aku P: Oh, Oke oke. Kalau diluar dance cover ini kegiatannya apa? N: eeee, sekarang, kegiatannya kerja. Di luar dance cover ya, kalau kulaih udah lulus P: kalau di dance cover ini ada nicknamenya masing-masing ga? N: ada P: siapa? N: Nici P: seriusan? N: iya, awalnya di panggilnya Nicibong P: ko bisa di panggil gitu?
xvi
N: jadi dulu itu, waktu pertama kali, udah lama sih. Pertama kali, petama kali masuk entertaiment itu, ada namanya, pelatih namanya mimil, nah P: entertaiment itu maksudnya gimana? N: agensi, agensi gitu. Nah terus dia itu susah manggil nama Dominic akhirnya dia bikin nama sendiri, panggilannya nici, nici, nici. Gataulah tuh dapet darimana. Nah setelah itu karna keseringan manggil nici, nici, nici, trus jadi kaya orang tuh kaya, gw tuh kaya, kaya keterusan gituloh. Akhirnya yaudah sampe sekrang. Ampe sekarang di panggil nici, nici, gatau kenapa P: disini juga dipanggilnya nici? N: kalau disini, karna saya kaya, dibilangnya kaya coatchnya mereka, jadi mereka manggilnya papih P: ohh gitu, trus kalau yang nicibong ini dipanggilnya di mana? N: itu di temen-temen dance yang lain, contohnya kaya di teman-teman terdekat gitu, nici gitu P: ini itu, jadi ini itu perpecahan dari fyd? N: sebetulnya kalau mau, kalau mau secara detailnya banget, secara detailnya banget itu. Sebelum fyd itu, sebelum ada fyd ya. Mereka itu aku yang manajerin, aku yang latih, aku yang segala macem, bikin konsep, remix lagu, bikin kostum, segala macem. Cuman karna mikirnya akuteh mau kerja gitukan, maksudnya inituh takutnya gaada yang ngurus. Akhirnya, akhirnya, maksudnya kaya, ah mumpung kaya, ah ada temen nih, ada fyd nih. Niatnya mereka mau dimasuki fyd, nanti biar mereka ada yang urus gitu. Tapi ternyata, karna ada sebagian, ada beberapa hal yang tidak perlu disebutkan, jadi ya yaudah gitu. Eee jadi masa begitu, jadi ujung-ujungnya mereka balik lagi, balik lagi kesini, gituloh. Kaya lebih nyaman gituloh P: jadi inituh punya nama ga? Inituh kaya agensi gitu bukan? N: bukan, bukan agensi gitusih. Kaya apa ya, lebih kaya dance cover sendiri gitu P: oh gitu, kalian itu namanya apa? N: sebetulnya nama kalu merangkup semuanya itu daphny, itu diambil dari bahasa Yunani, artinya perempuan dan kemenangan. Dhafny itu 8 orang dulunya, tapi sekarang tinggal ada 4, eh 5, satunya lagi udah pulang. Yang udahan dari sini itu salah satunya udah berhijab, jadi gamau dance cover lagi. P: jadi disini bisa dibilang ketuanya kamu dong? N: iyaaa, bisa dibilang gitu
xvii
P: jadi kamu ngebentuk mereka, ngerangkul mereka disini itu buat apa? N: sebetulnya tuh gini, sebtulnya, sebenernya mereka tuh. Jadi gini ya, awalnya tuh pas ada even dance cover grup akukan cowo semua ya, nah kitakan mana ngerti tentang make-up ya kan. Kebetulan diselah grupku itu grupnya mereka, yaudahlah kita kakhirnya minta tolong didandanin tuh, yaudahlah jadinya ngobrol terus deketlah grup kta. Udah gitu akutuh ngeliat mereka itu, sebenernya mereka itu punya potensi, cuman kaya apa ya, mesti harus ada yang ngebimbing gituloh, musti, musti kaya ada yang ngeliatin gitu P: mesti ada yang ngasah bekat mereka lagi? N: iyaa, misalnya kaya, sebetulnya dia itu bisa, misalnya, misalnya dia itu bisa nari, bisa lipsingnya, cuman kaya, kaya ragu-ragu. Jadi kaya harus ada orang yang ngepush gitu, gituloh maksudnya. Seperti itu, tujuannya sih seperti itu sih sebenernya. Apalagikan kalo dibilang umur kan jauh nih, aaaa gw kemerekakan jauh, gw 22 mereka masih 18, 19 tahun, eh 19 20lah mereka, gitu. Jadi kalo ibarat kasarnya mah ya, mereka itulah peneruslah gitulah initinya. P: tapi ini isinya tinggal mereka-mereka doang? Tinggal cewe-cewe doang? N: tinggal cewe-cewe doang iya. Emang sebenernya sihdari awal emang gaada cowonya, eh ada cuman ya gitu pada mencar-mencarlah, jadi sisa ini doang gitu P: gimana sih kamu tuh awalnya bisa suka sama dance? N: sebenernya itu, awalnya, awalnya itu emang suka, dari kecil suka nari. Nari daerah, segala macem, bla bla bla bla, terus masuklah kedunia perK-popan, gara-gara maen ayo dance gitukan. P: ayo dance? Jadi awalnya bukan karna suka K-popnya? N: bukan, jadi karna maen ayo dance dulu, awlanya tuh maen ayo dance dulu, nah di situ ada lagu-lagu K-pop tuh. Nah baru dari situ baru masuk-masuk, baru buka-buka apa, buka youtubenya, terus group-groupnya, eh kayanya lucu deh, akhirnya diikutinlah dancenya, nari-narinya, akhirnya kebawalah sampe sekarang, gitu. Kaya hobby aja kali, solanya lagu-lagunyatuh kaya eassy listening gitu, kaya, yaudah dibawa enjoy aja gituloh. Walaupun jujur gatau artinya, tapi ya, kaya enak aja gituloh, dance-dancenya enak P: iya bener, bener. Itu maen ayo dance itu dari kapan? N: maen ayo dance dari kelas 1 SMP P: 1 SMP, trus suka K-popnya dari kapan? N: waktu kelas 2 SMP naek kelas tiga kalau ga salah, itu pas. Eh engga engga, sorry sorry, maap maap, suka, suka, suka maen ayo dance itu dari kelas 6 SD.
xviii
Suka k-Popnya itu, pas masuk kelas 2 SMP. Jadi pas kelas 2 itu mulai udah, eh makdunya pas kelas satu masih ya, apa ya, kaya masih ragu, kaya masih, kaya pengen sendiri, kaya kalau dengerin lagu masih sendiri. Tapi pas kelas 2 karna udah mulai ada temen-temen, jadi kaya makin ini gitu, makin kaya ngerasa punya orang yang kesukaannya sama, kan pasti seneng tuuh ya P: oh jadi bisa tukeran info ya? N: heehhh gitu, kita tukeran info. Udah gitukan dulu lagi ngetren banget super junior (salah satu boy gruo K-pop)kan, udah gitukan terkenal bangetkan tuh ya. Kalo ga salah tuh super junior itu yang ngebawa hallyu ini keluar Korea sih, sama SNSD tuh yang cewenya. Sedangkan kalo di Koreakan emang udah banyak tuh yang terkenalnya. Cuman waktu super junior ngeluarin lagu sorry sorry baru terkenal gitu, banyak yang ngecoverin juga P: awal suka k-pop itu ngebiasin siapa? N: awal suka k-pop itu pertama kali denger lagunnya, eeee kalo cewe cowo, eh kalo cewe dulu deh. Kalo cowo, itu super junior, eh salah sala, kalu cowo itu TVXQ, mirotic, gangebiasin satu orang karna belum tau. Kalau girl groupnya itu pertama kali suka itu, SNSD oh. Kalau biasnya pertama kali itu, eeee xia junsu TVXQ cuman sekarang udah keluar. Kalau SNSD itu Taeyeon, sampe seakrang sih P: terus kalau ada even-even kaya ginituh kamu tau dari mana? N: biasanya kalau even gini tuh ada ehemm, even-even gini tuh kadang ada bc(broadcast)an, kaya bc bc gitu di instagram, atau engga apa. Terus kadang kaya ada media partnerkan, kaya misalkan komunitas, atau apa. Itu biasanya dia ngepost even, dan itu banyak, misalkan agustus tanggal sekian, tanggal sekian, tanggal sekian. September, tanggal sekian, sekian, sekian gitu. Nantikan disitukan ada guest starnya, ada media, media patner, media patner yang lainnya, nanti di klik aja, anatikan muncul lagi yang lain-lainnya, nantikan nyebar terus nanti makin banyak-makin banyak gitu. Kadang-kadang dari temen-temen juga, kaya misalkan “eh tanggal sekian perform yu, gini gini gini”. Kadang-kadang juga misalkan kaya disininih, kan udah kenal cp (contact person) nyakan, nan itu tuh kalau misalkan tahun depan bikin, dichat kadang- kadang, kaya “kamu mau ikut lagi ga” gitu, jadi dapet kontak gitu-gitu doang si P: ohh gitu, jadi awalnya tuh gara-gara liat instagram, terus kesini-sini dapet panggilan? N: iya biaanya sih gitu P: kalau latihan buat even kaya gini tuh biasanya berapa lama? N: tergantung, tergantung, tergantung kitanya. Eh sebenernya sih tergantung ngecovernya. Kalo ngecovernya kaya gampang gampang gitu ya paling. kalau rutin ya, kalau rutin itu paling . Eh maksudnya rutin itu, rutinnya kita itu bukan
xix senin-minggu. Tapi kaya seminggu sekali atau ga seminggu dua kali. Paling itu kalau dancenya gampang, itu paling sebulan, paling kurang lebih itu biasanya 8x latihanlah, satu minggu satu minggu gitu. Tapi kalau misalkan sulit, ya palingan 2 bulan, tapi itu itungannya kaya seminggu 2x seminggu 2x gitu. Tapi kalau misalkan emang bener bener kaya, bener bener kaya apa namanya, fast learning gitu, kaya dancenya cepet gitukan eee, soalnya gini, kadang-kadangtuh dalam satu grup itu kaya ada yang fast learning ada yang slow, ada yang lama. Misalkan, jadi ada orang yang, ada dance cover yang isinya fast learning semua, jadi bisa-bisa 2 hari udah kelar satu lagu. Tapi ada juga yang lama gitu, terus kadang-kadang juga ada yang udah hafal, entar sampe rumah lupa lagi, gitu gitu, banyak, jadi fast learning iya, lupa juga iya gitu. P: itukan seminggu, eh, itukan ketemunya seminggu sekali N: iya P: nah itutuh dirumahnya disuruh belajar lagi dance sendiri? N: biasanya sih kalau kosepnya, kalau konsepnya gw itu biasanya gini. Misalnya ngasih lagu nih, eh pertam nentuin dulu mau cover siapa nih, lagu apa lagu apa. Nah misalkan contohnya anggep lah NCT atau apalah gitu ber6 ber7 misalkan. Nah nantituh langsung bagiin, misalnya kalau gw itu, kadang- kadang kalau anak dance cover itu, eh gw jadi ini ya, jadi ini jadi ini gitu, sesuai dengan bias. tapi kalau gw lebih ke.. apa... sesuai dengan kemampuan. Jadi jangan, misalkan, contoh gw selow respon, eh bukan, misalkan gw gabisa latihan cepetnih gitukan ya, terus gw juga lemah nih, tapi gw pengennya jadi yang di main dancer, kan pastikan takutnyakan jadi kaya yang aneh. Jadi palingan kaya misalkan kaya, aah lu ga cocok, jadi kaya dioper ke yang lain. Jadi kaya gitu. Kalau engga di cocokin sama yang mana, kaya, misalkan, misalkan dia sering lipsing, kaya nyanyi vokalnya bagus, kaya mimik mukanya bagus, oh jadi dia kasih kaya yang, kaya main vokal, yang bisa mangap- mangap gitu misalkan. Jadi aku nyarinya ga sesuai sama bias gitu, dan biasanya kalau udah gitu kaya misalkan, pertemuan pertama nih, ditargetin mau lagu ini ini ini, biasanya aku itu di remix dulu lagu-lagunya, di remix dulu, kalau udah fix jangan diganti-ganti. Jadikan kadang kalau udah fix diganti, ulang lagi di ulang lagi kaya, misalnya contoh, mau lagi apa nih, misalnya lagu nct boom boom, dari awal sampe reff ke2 misalkan, setelah itu lanjut apa, fire truck misalkankan kaya gitu, yaudah nanti latihan pertama, dari awal sampe reff pertama gitu misalkan latihan. Kalau udah, rekam yakan, nanti di rumah dipelajarin. Latihan ke2, ngulik lagi gerakan yang pertama, terus nanti ditambah gerakan ke dua yang baru, udah gitu, entar terus gitu terus gitu P: kan tadituh kalian latiahn cukup lama ya, pernah ga sih pas didepan panggung ada gerakan yang lupa? N: untungnya sih kita ga pernah ada yang lupa gerakan ya pas tampil, tapi kalo pas latihan itu pasti ada adapalagi kalo pas baru di gabungkan. ya kadang
xx ketukannya beda sih biasnya kendalanya, cuman kalo di depan penonton sama juri ya engga P: oh gitu. itu tadikan biasanya Dominic senidri yang ngeremix ya? Apa ada team lain? N: biasanya sih kalau remix ya, kalau dulu sih aku yang ngeremix make laptop, cuman kadang-kadang, kadang-kadang sekarang nih, gatau ya mungkin karna udah berkembangnya zaman, kadang-kadang kalau misalnya gw ga bisa, dia yang ngeremix ideh, kadang-kadang kalau ga bisa ideh. Kalau caca palingan apa, paling ngedit ngedit video, video di filter filter gitu segala macem gitu. Paling gitu sih, paling kalau dulu, kalau dulukan kalau misalnya, kalau gw itu laebih ke remix sama bikin koreo, sama ngasih dance break disini disini gitu P: itu koreonya itu biasanya Dominic ngeliat dulu video aslinya? Atau bikin sendiri? N: kalo kalo kalo koreo as, misalnya gini, kalo kore, anggaplah kaya icy, eh apa ITZY gitukan ya, misalkan diliat dulu dari awal sampe akhir, eh sampe reff nih, ampe reff, oh sama nih kaya gini, entar tiba-tiba mau di reff diselingin kaya dance break gitu, pastikan otomatis lagunya mesti, lagunya harus yang lain dong, atau ga lagunya kaya yang apa ya, kaya selaras sama lagu icynya gitu, nanti disitunya dibikin dance break gitu. Biasanya kalau dance break itu nyari-nyari inspirasi dulu atau ga kalau misalkan dance break itu misalkan aku ngasih gerakan kaya gini merekanay bisa ga, kalau misal mereka bisa lanjut, kalau engga bisa, misalnya bilang eh kalau make itu susah deh ganti aja. Aku kadang nanya coba kasih masukan maunya kaya gimana gitu, jadi kaya saling tuker pikiran gitu P: kalau ga latihan rutin itu gimana? Ga 2bulan sekali apa gimana? biasanya berapa lama? N: kalau... maksudnya? ga latihan rutin? P: iya kan kalau latihan rutin seminggu sekali kan? Kalau gaada even gini gimana? N: biasanya sih, kalau buat sekarang sekarang ini, kalau sekarang sekarang ini biasanya kan udah, udah ini apasih tuh namanya, apa itu konten-konten youtube, trus konten-konten ig (instagram) gitukan ya paling itu doang sih latihannya. misalnya contoh nih ada even, trus nanti tiba-tiba ada apa, ada apa eeee, ada info. Kaya mmm oh misalkan kemaren NCT boom boom gitu misalkan, yaudah bikin yu buat instagram gitu aja, paling kaya dari awal sampe reff aja masukin instagram. Nanti kalau misalkan next berikutnya ada yang comeback lagi group baru apa eemmmm boyband atau girlband baru gitu eee cover yu, jadi eee misalkan jadi ee sedikit-sedikit aja buat konten-konten di ig aja gitu
xxi
P: oh, jadi berarti kalian selain tampil di panggung itu ada di belakang panggung? N: iya ada di ig, bikin-bikin aja gitu P: kalau di youtube ada? N: ada kalo namanya itu daphney official, kalau instagramnya ada di official- _daphney, iitu baru baru banget soalnya mereka lagi pengen bikin sendiri, ngerti ga, kaya kaya lagi pengen kaya apa, kaya pengen dari 0 lah kaya bikin konten sendiri, bikin ini sendiri, jadi kaya pengen dai nol. Palingan ig tuh masih aktif mereka P: youtube masih aktif? N: kalau youtube masih baru, masih baru, baru mau masuk youtube. Tapi kalau ig udah aktif mereka P: eeeeee kalau youtube itu rencananyakan masih jalan, rencananya itu eee apa, bajunya itu bener-bener mau persis apa engga? N: pengennya sih seperti itu, pengennya, pengennya. Soalnya kita ada, pengen sepeti itu. Cuman sementara-sementara ini Cuman kaya ada di, apa ya bahasanya. Jadi sekarang itu kaya cuman yaa nyalurin hoby mereka aja gituloh, kan nari yaudah jadinya di ig dulu aja gitu, seperti itu. Karnakan kalau bikin youtubekan harus punya budget yang besarkan, kaya apateh namanya, kostumnya, terus lightingnya, kameranya, editornya, segala macem. Tapi ya mereka kaya ya, mereka kaya seadanya . kaya misalnih, mereka perform ber4 ya nanti gw yang ngerekam, entar abis gw yang rekam, oper kedia buat di edit P: oh gitu, itu kalau yang di ig kostumnya seadanya apa sama kaya yang di video klip? N: palingan sih kalo, paling kalau di ig, paling kalau di ig kaya gini (nunjukin video dance di ig) kurang lebih kaya gini. Misalnya kaya gini, inikan bikin sendiri. Apa NCT127 reguler. Ini yang ngekamerain gw sendiri, entar editing mereka, nih kaya gini, nanti dieditin kaya gini. Tuh, tuh, tuh. Nanti misalkan kalau, ini yang paling baru kemaren P: oh ini kostumny masih eee N: masih biasa, eee paling paling nanti kaya di mix and mach aja P: tapi maunya kalian nanti kalau ada even gitu ya, atau engga pas bikin konten kaya gini itu pengennya sama? N: pengennya sih sama, sebenernya daphny itu udah punya kostum waktu awal-awal. Cumankan masih ber8, cumankan ya gitu, maksudnya kaya, karna sekarangkan membernya udah apa sih, udah pada. Nihkan ber8 (nunjukin foto)
xxii
P: ini kostumnya mereka? N: iya P: ini bikin? N: bikin. Tapikan karna udah ada beberapa yang miss, jadi maksudnya, paling ga semua, eh apa, paling ga semua, paling milih-milih mau ngecoverin apa lagi gituloh. Kaya gitu. Gitu sih paling, karna inikan udah, inikan 8, berarti udah 3orang yang ga ikut, gitu P: terus motivasinya kalian ikut even kaya gini tuh apasih? N: motivasinya kalau akau pribadi ya, yang sekarang ini aku pengen refreshing. Kalau aku pribadi, aku pengen refreshing. Karna, aku hobi ngedance, suka K-pop, terus kaya gimana ya, sekarangkan udah kerjanih, susah bagi waktukan? P: iya N: kalau mau refreshing paling musti kaya ke, apa ya, ke jalan-jalanlah. Maksudnya kaya keluar kota, atau apalah. Kan itu mu, butuh budget yang gede ya. Maksudnya daripada ini, mendingan nyalurin hobby aja kaya gini gitu, berhubung punya temen-temen yang kaya gini yang punya satu hobby sama, yaudah lakuin aja gitu. Motivasinya kaya, sebenernya kalau aku, kalau akau pribadi kaya, yaudah refreshing aja gitu loh daripada penat mikirin kerja gituloh, kaya sekali-kali paling sebulan sekali atau engga dua bulan sekali gitu ikut ginia, karnakan juga susah bagi waktunya. Mungkin kalau mereka-mereka yang masih kuliah kaya pengen step by step, kaya pengen apa ya. Yaudah kaya pelan-pelan, kaya bikin youtube sendiri, bikin akun youtube sendiri, nantikan lama-lama kaya munculkan cara ngedit video sendiir, cara bikin konten sendiri gitu-gitu doang sih kalau aku liat mereka ya P: tapi Dominic dukung mereka bikin kaya itu? N: sebenernya sih dukung, karna ibarat kata kaya kalau gw udah P: pensiun? N: i iya, anggaplah pensiun, ya pastikan mereka-mereka ini yang nerusin gituloh, sayang kalau engga diterusin gitu P: sekarangkan mau, kan tadi depan panggung jadi siapa? N: Ye Yeji ITZY (girl group K-pop) P: eee tadi make kostumnya, kostumnya Yeji? N: sebetulnya kalu kostumnya Yejinya itu sendiri harusnya warna oren, tapi aku make warna biru karna aku ga punya warna oren. Sebetulnya kalau mau
xxiii make kostum ITZYnya banget itu harus bikin sendiri, mesti bikin atau engga mesti ngebuat. Eh mesti beli atau ngebuat gitu butuh budget jugakan, karna ini tampilnya dadakan jadi ya cuman seadanya aja. Cuman si, ibarat kata kurang lebih miriplah, ibarat kaya 11 12 mirip gituloh, dan datu lagi itu harus sekonsep sama lagu sama member yang lain gitu P: emang biasanya kalo bikin kostum itu berapa biasanya? N: tergantung sih sebenernya dari yg dicoverin. Karnakan gini kostumnya itu ada yang gampang, maksudnya ya ada yang biasa, yang kita puya kaya ini ITZY yang tadikan sporty, jadi ya kita bisa make celana olahraga jaket, tapi tetep harus sesuai minimal warnanya. Kalo mau bikin 300 ribu juga sebenernya udah bisa, bahkan ada juga yang sampe juta buat kostum doang
P: terus pas jadi Yezinya nih ya, Dominic tuh ngeiniin banget ga sih, kaya mimik mukanya.. N: iya, itu harus kalau di dance cover kudu wajib. Ibarat kata kalo lu lagi meranin Yezi ya lu harus jadi Yezi, kalau Yezi itu centil ya lu harus centil, kalau tengil ya harus tengil. Ya misalkna anggaplah eee anggaplah siapa, member siapa gitu misalkan cute banget ya lu mesti cute cute babnget gituloh, ya kalau misalkan yang satu berpower banget ya lu berpower banget gitu P: terus pas perfom itu, itu harus dandan ga sih? N: wajib P: oh? Wajib? N: wajib, itu harus wajib. Karna kalau di dance cover itu pertama yang dinilai itu adalah dancenya itu sendiri dance covernya, yang kedua itu biasanya kostumnya sama biasanya makeupnya. Palingan nilai tambahan dance cover itu yang aku tau palingan kaya eee remixan lagunya, terus eee apa, dance breaknya ee kaya elemen of surprisenya misalkan gitu. Tapi yan penting sih itu palingan 3, ee dance covernya sendiri itu, terus ee maksudnya dance cover itu udah lingkup semua ya, udah lingkup gerakan, ekspresi, kekompokan, itu semua udah masuk di dance cover, kedua itu kostumnya, sama yang ketiga itu biasanya makeupnya gitu P: sekarang kalau di belakang panggung nih, misalkan kaya diluar kaya gini. Domini dandan ga? N: engga P:engga? N: engga, gw ga dandanlah kalo ga lagi tampilmah ngapain. Nih gw udah gw apuskan, gw ga dandan, ga betah gw, gatel-gatel mukanya. Lagian gw kurang
xxiv betah make make up, trus tadikan itu emang kaya buat perfom doang, ada juri, penonton, gitu. Kalo ga tampilmah kan ya ngapain, paling ketemunya dia lagi, mereka lagi. Gausah make make up
P: tapikan itu kalau di depan panggung itu eyeshadow, lipstick, blushon gitu- gitu pake? N: iya pake, semua totalitas P:tapi dibelakag panggung engga? N: engga P: terus tadi dominic jadi cewekan? N: heeh P: pernah ga ngecover cowo juga? N: pernah P: apa? N: stray kids, got7, ee bigbang, 2pm, sama satu lagi, apa ya lupa P: exo? N: exo belum P: bts? N: bts pernahwaktu jaman-jaman SMP tapi itu ga gw anggap perfom, masa perfom di pensi. Paling kalau perfom di luar ya paling itu bigbang, bts itu latihan doang tapi ga jadi perfom P: emang jadi siapa? N: Jungkook (salah satu personil boy band k-pop), terus lari ke got7, abis dari got7 baru ke stray kids. Kebanyakan sih JYP (salah satu agensi yang menaungi group K-pop) sih, karna aku suka JYP P: bias (orang yang disuka dalam group K-pop)nya siapa di JYP? N: waduh banyak, JYP banyak ya. Kalau JYP siapa ya P: emnag ngikutin dari awal? N: iya ngikutin, kalau dari awal ya wonder girl, sebenernya, sebetulnya itu sukanya SM (salah satu agensi yang menaungi group K-pop) kan, awalnya suka TVXQ, sama SNSD, pas udah kenal wonder girl kaya lebih masuk, lebih
xxv masuk, kaya ini karakter gw, kaya ini gw banget, terus suka 2PM, Got7, semua, udah sampe sekarang jadi kalau ada boyband atau girlband baru dari JYP itu udah kaya langsung masuk aja gitu, lagunya itu langsung masuk-masuk aja gitu P: tapi masih ngikutin yang luar? Luar JYP? N: paling tau doang, ga nyampe detail bla blanya gitu P: tapi kalau misalkan diajak sama orang ngedancein bukan anak-anak JYP mau? N: mau sih gapapa. Paling kalau anak-anak ya gitu, paling anggaplah contoh nih, eee disuruh bawain NCT, tapikan gatau NCT itu siapa aja ya. Paling gw cuman mau bilang “gw mau jadi Ten (salah satu personil boyband K-pop), karna yang aku tau cuman Ten udah. Misalkan anggaplah kalau diluar kaya ikon (salah satu boyband K-pop), atau engga winner (salah satu boyband K- pop), yaudah yang gw tau aja June (salah satu personil boyband K-pop), B.I (salah satu personil boyband K-pop) yang tau-tau aja gitu P: jadi yang tau-tau doang? N: iya, tapi tapi balik lagi ke yag tadi. Kalau misalnya group itu ditentukan berdasarkan apa ya P: kemampuan? N: karakter, iya kemampuan kita, ya aku ikut-ikut aja nanti juga ujung- ujungnya pasti kebawa P: terima-terima aja? N: terima terima aja P: kalau di luaritukan. Emmm MV (music viedo) itukan ada yang heboh gitukan N: iyaa P: kan kalu baju cowo itukan ada yang apa tuh, mmm kaya rante-rantenya disini (nunjuk saku celana) N: heuh P: itu Dominic make engga? N: engga P: oh engga? Biasa aja? Normal?
xxvi
N: iya normal, ga pernah mak erante sih. Palingan sih, kalau baju tuh ga rame. Kaya, misalkan contoh, ada di cover apa pakaiannya makenya kaos, terus kemeja nah baru itu aku make. Tapi kalau buat aksesoris kaya gelang, anting, itu aku ga pernah P: jadi aksesorisnya engga ya? N: iya P: jadi beda ya di depan panggung sama belakang panggung? N: iya heeuh beda P: dibelakang panggung senormalnya aja N: iya heuuh senormalnya akulah, senormalnya manusialah gitu P: tapi masih make label K-Pop ga? N: maksudanya? Engga, kalau aku udah engga. Maksudnya jaker exo (salah satu boyband K-pop) gitu-gitu, aku udah engga, dulu kalau dulu itu waktu SMP itu awal-awalnya itu, jadituh waktu SMP itu gw sama temen-teme gw itu yang 2 suka exo, yang 2 suka nuest (salah satu boyband K-pop) gw sukanya jj project (salah satu boyband K-pop). Akhirnya ujung-ujungnya semuanya kehasut suka exo, gw doang yang ga suka. Sampai akhirnya pas pada mau beli jaket exo, gw ga mau ikutan tapi disuruh ikutan biar murah, akhirnya yaudah mau gamau gw ikut. Terus dikirimnya ke rumah gw P: hahha jadi terpakasa ya? N: iya terpaksa, tapi audah ayo make jaket exo yaudah. Tapi itu pas jaman- jaman SMP sih gitu, tapi kalau buat sekarang aku jarang buat beli-beli kaya gitu deh P: berarti kalu diluar panggung Dominic ga ngeliatin K-Pop, maksudnya ga nunjukin gw anak K-Pop? Kan kalau orang-orang ada tuh ya, kaya tadi dibawah, penonton kaya nunjukin gw suka K-Pop nih N: nah kalu itu sih biasanya ya, karna kalau itu jawabannya kalau aku karna ibaranya gimana ya. Kan kalau akukan udah suka K-Pop dari SMP, sekarang udah beranjak. Apa apa ya, tau tau karakter K-Pop itu gimana, misalkan pakaian-pakaiannya gitu sampe sekarang ga make, ya udah ketara. Kaya misalnya gini, kaya sekarang nih lagi duduk terus ada yang lewat pasti ketara nih anak K-Pop nih. Uuuu udah pati tau oh itu anak K-Pop, walaupun dia ga make atribut-atributnya, cuman dari gayanya stylenya itu pasti keliatan anak K- Pop gitu pasti keliatan P: tapi Dominic gitu ga? Stylenya gitu? N: kalau
xxvii
P: apa jadi diri Dominic sendiri kalau di luar panggung? N: kalau style, kalau style sih pengen. Tapi, maksudnya nyesuain juga sama keadaan juga P: apa make kalau ke acara-acara kaya gini? Apa kalau maen sama temen- temen yang ga suka K-Pop Dominic ga make atribut K-Pop? N: pokonya senyamannya aku, senyamannya aku, terus yang kedua sih ya senetral-netralnya orangnya aja kalau keluar gtiu. Kaya misalkan, misalkan lagi jalan nih keluar, kaya ke margo atau kemana gitu. Yaudah misalkan aku make celana pendek, eee make sepatu, terus make kaos kaki keliatan putih, terus baju dimasukin, pake kemjea yaudah. Mau nanti orang liatnya itu kaya K-Pop atau apa, ya gatau, emang itu style biasa gw gitu, misalnya gitu aja P: terus di grup Dominic yang emmmm N: yang daphney P: dapneynya itu make f apa p? N: D, A, P, H, N, E, Y P: oke, ini disinituh ada strukturnya ga? Maksudanya kaya disini Dominickan ketua, wakilnya siapa? N: struktur ya, kalau versi 8 itu ada P: versi 8 itu apa? N: 8 orang yang kemaren. Itu biasanya aku bagian yang koreografis atau ini ini ini. Tapi ada leader, leadernya ega sama rara. Karnakan rara paling dewasa, jadi kaya “eh on time ya, on time gini gii gini” buat ngatur-ngatur anak- anaknya misalkan, paling sisanya ngikut aja gitu. Tapi paling buat versi yang berlima ini belum ada, karna aku ikut gabungan, jadi paling masih aku aja gitu P: berarti sekertaris bendahara itu ada ga? N: belum ada, palingna sih semuanya balik ke aku lagi P: ohh, jadi. Kalau ikut even ginituh bayar ga sih? N: bayar, registrasi P: berarti kalau bayar gitu uangnya dikumupulin di Dominic? N: nih kaya misalkan, contoh nih bayarnya 150 ribu, perfom tanggal sekian, kumpulin uangnya pas lagi latihan sekian sekian sekian, gitu P: terus kalau dandan dandan kaya gini sendiri? Apa ada yang ngedandanin?
xxviii
N: biasanya sendri, paling ga dibantu sama temen kadang-kadang. Misalnya kalau lagi ancur banget, kaya waktu itu pas ber8 itukan susah, paling temen nanti bantuin. Paling nanti kalau temen-temen yang ikut kalau bisa bantu ya ngebantu gitu P: Dominic dandan sendiri? N: dandan sendiri P: bisa? N: bisa, tapi tadi lagi males jadi didandanin P: bisa pake ini ga eyeshadow? Mmm N: blushon P: bukan bukan, mmm shading? N: shading, mmmm aku bisanya cuman make bb cream, bedak, mmm. Soalnya dandan cowo, dandan cowo tuh cuman kaya bb cream, bedak, eye shadow, udah, sama lipbalm P: oh lipbalm, bukan lipstick? N: bukan lipbalm, soalnya kalu buat dance cowo itu lipbalm soalnya kaya cuman buat merahin doang, cuman kalo buat dance cewe ya pake lipstick P: kalau tadi? N: lipstick P: oh jadi nyesuain sama.. N: nyesuain sama cover juga P: jadi berarti kalau lagi ngedance coverin cewe, dandan cewe semua? N: iya P: tapi mereka pernah ga ngedancein cowo? Dance cover cowo? N: mereka pernah ngecoverin BTS P: dandanannya di cowo-cowoin? N: dandanannya, ya natural karnakan cowo, palingan make eyeshadownya coklat biar natural. Kaya kalo inikan pink pink gini P: kalau latihan itu, ngeabawa jiwa Dominic apa jadi orang yang di coverin? N: kalau apa?
xxix
P: kalau pas latihan N: kalau pas lagi latihan? p: iya N: kalau bisasih kaya gini, kaya. Kalau gw mau bawain lagu exo, si D.O (salah satu anggota boyband K-pop) yaudah gw harus tau D.O ini orangnya kaya gimana, pas diemkah, pas nanyi ga senyum. Yaudah, pas latihan gw berusaha untuk kaya gitu, tapi kadang-kdang sewaktu-waktu ada bagian improvisasikan, itu biasanya kalo bisa pkae, mmm apa ya, kaya pake ciri khas gw gitu. Jadi ga terlalu D.O bnaget gitu, kaya masih ada ciri khas gw gtiu P:Tapi kalo lagi di even kaya gininih. Kaya tadi Dominic lagi jadi.. N: Yezi P: Dominic jadi Yezi, terus nanti siapa jadi siapa gtu. Itutuh nanti jurinya emang didata apa N: engga, biasanya biasanya itu kalau jurinya itu hanya tau coveernya aja P: oh pas nyanyinya? N: misalnya gini contoh , mugkin dia itu gatau nama membernya, tapi dia tau oh ini jadi ini jadi ini jadi ini. Misalkan “oh dia cover seuper junior (salah satu boyband K-pop) ber11, oh berarti dia jadi ini jadi ini jadi ini, gitu aja paling P: oh ngeliatnya dari situ doang? N: iya. Jarang sih kalo juri itu ngeliat satu persatu member, itu jarang banget. Paling langsung segroup itu diliat kekompokannya, ininya itunya gitu P: jadi kalau even gini itu cuman diliat bener-bener dari satu groupnya aja N: iyaa. Jarang kalau diliatnya sendiri-sendiri P: harapan Dominic kedepannya buat group ini gimana? N: harapannya sih ginni, kana mereka mau ada project youtube, maksudnya ada project kedepannya, maksudnya semoga lancar aja. Maksudnya kan kaya ibarat kata umur mereka kaya masih 20 tahun, masih bisa apa ya, masih bisa berkreasi, berkarya gitu-gitu. Walaupun masih kaya apa ya, walaupun dari 0 maksudnya kaya baru buka youtube, buka ig, semoga dapet feadback yang enak gitu, ibaratnya kaya dapet duitlah, dapet inilah itulah. Misalnyakan kadang-kadang kaya ada tuhkan youtubers apa selebgram gitu-gitu. Maksudnya kaya usahinlah hobby mereka ini kaya apa ya P: bikin mereka seneng gitu? Ngehasilin duit? N: nah iya, hobby mereka itu biar ga sia-sia gitu. Harapanya sih kaya gituloh
xxx
P: kalau dengan ikut even kaya ginituh yang Dominic mau itu, mmm kan ii kalau menang itu dapet hadiah N: iya P: nah selain dapet hadiah itu Dominic mau ga ish kaya di kenal sama orang- orang? N: sebenernya sih kalau aku pribadi, kalau akau tuh gini. Akutuh orangnya lebih pro ke dance cover cewe daripada ke dance cover cowo, jadi aku lebih pengen kaya, jangan pandang sebelah mata. Kaya elu itu cowo terus ngecover cewe terus kaya ada yang bilang “ih apaansih bencong bla bla bla” kaya gitu. Ya gausah kaya gitu, karna itu hanya dipanggung doang, tapi lu gatau mereka kalau di belakang panggung itu seperti apa. Kaya Nida berhijab, tadi denger sendirikan kaya, karna dia berhijab jadi nutupin hobby dia, apa yang dia suka gituloh, jadi jangan kaya gitu. Sebenernya sih aku sangat menyayangkan yang seperti itu. Ada jugakan kaya, maksudnyakan kaya misal “ih gw gendut, gw ga pd (percaya diri)” misalnya gitu, maksudnya kaya, tapi dia ada potensi. Maksudnya kaya “ayo coba berusaha ikut”. Tapi kalau untuk menang ataupun mmm terkenal itu pasti nyusul kalau aku bilang. Tapi kalau harapan aku itu buat, misalkan ngubah mindseat orang, terus ngubah diri sendiri dari yang ga percaya diri baut peracaya diri, karna itukan nanti kebawa same dia kerja, sampe sterus seterusnya. Tapi kalau buat menang itu pasti bonus, pati itu P: tapi ada harapan itu? N: ada harapan itu pasti ada harapan itu. Cuman aku engga gitu, aku itu kalau habis eh sebelum perform itukan do’a, terus aku selalu bilang buat nampilin yang terbaik, pokonya gitu, jangan mikir menang, karna menang itu bonus. Ya karna kalau buat menang atau kalah itu udah hal biasa gitu, maksudnya tapi yang penting kita. Kaya misalkan elo udah latihan ya lu tunjukin, elu yang biasanya malu tunjukin, elu yang biasanya di judge kaya berkerudung gini gii gini ya lu tunjukin gitu, terus elu yang di judge gendut gabisa nari gini gini gini tunjukin, maksudnya kaya dalam tanda kutip ya sewajarnya masih. Maksudnya kaya jangan karna gw bilang gini, terus lu jadi make kerudung tapi nari yang seksi-seksi a itu jangan, ya kaya lu masih harus sewajarnya aja, lu make kerudung terus lu cover Apink (salah satu girlband K-pop) ya itu wajar karnakan Apink, redvelvet masih ga terlalu vulgar kaya gitusih paling P: Dominic itu ngegabungin orang-orang ini itu dari tahun berapa? N: aduh lupa gw, dari tahun 2016 apa lebih ya 2015 P: karna yang pas tadi ketemu itu ya? N: iya, jadi awalnya itu mereka ber5, terus seiring berjalannya waktu ketemu lagi group lain, trus nyambung sama mereka terus akhirnya bergabug gitu
xxxi
P: tapi temen Domini atau engga orang yang deket sama Dominic, tau kalau Dominic anak dance cover? N: tau P: ngedukung? N: nyokap ngedukung, temen-temen ngedukung. Bahkan kalau udah lama ga perform misalnya kaya nanti ditanya kapan perform lagi? Gini gini gini gitu ko udah ga pernah latihan sih? Kapan tampil lagi, masih suka ngedance ga? Gitu- gitu paling P: tapi pernah ga sih ngedenger kaya orang yang bilang “ih ko lu mau sih ngedance coverin cewe gitu? N: iya sebnernya sih, kalau kalau aku itu, pasti kalau ibaratnya tuh gini seseorangtuh punya kekurangan sama kelebihan itu yang pertama, jadi ya elu harus tau dulu kelemahan sama kelebihan lu itu apa, jangan kaya misalkan, misalkan nih ya “ah gw mau ngedance coverin NCT ah tapi dance gw payah banget dance cowonya” anggaplah kaya kurang powerlah, atau apa gitu misalnya kaya gitu ibaratnya gitu. Misalnya kaya, karna giniwaktu pertama kali tau nari segala macem gini gini gini, pas ngedancein cowo nih bisalah gini gini, tapi pas liat di video ngeliatnya ko gw kaya yang kurang power ya, kurang patah-patah gini gini. Akhirnya kaya coba ah kaya nyari inspirasi lain, jadi kaya ah coba ah gw mau nyoba dance cover cewe. Tapi inimah kay oranglebih ngeliatnya lebih kaya ih lu lebih kaya, apa kaya eh lu lebih enak diliatnya dah, jadi yaudah gitu. Jadi ya lu udah tau kelemahan kelebihan lu apa gitu jadi ya udah gitu P: jadi orang-orang terdekat Dominic itu dukungkan? N: iya dukung P: kalau di youtubekan invacion dc kan termasuk dance cover yag udah punya nama ya, nah kalian itu kaya mm ngikutin mereka gasih? Mereka memotivasi ga? N: sebetulnya sih iya. Kaya misalnya contoh ada gerakan-gerakan yang misalkan, anggaplah dari kita mau cover ini, tapi gerakan-gerakannya ga kebaca atau susah, kita pasti nyari dari yan lainkan gitu. Dan itu salah satuya invacion dc, kadang-kadang say crew gitu, paling kita ngeliat akun youtube mereka. Pokonya kaya saling ini aja, yaudah kaya saling-saling apa ya, kaya saling jadi panutan ajalah gitu. Apalagi mereka udah go up bangetkan jadi yaudah P: kan kalo yang aku liatkan, ka Natyanya nunjukin banget anak K-pop anak dance banget kan. Nah itu kalian ngikutin gaya ka Natyanya ga? Eh tapi Dominic ga ngkiutin gaya ka Natyanya ya
xxxii
N: ka Rendi P: nah ka Rendinyakan kaya gayanya bisa di pak di Indonesiakan? Style- stylenya dia, nah Dominic ngikutin? N: engga terlalu sih, karna aku juga tau postur badan aku. Karna diakan tinggi kalau aku pendek, ya jadi menyesuaikan aja gitu. Tapi kalau ada baju-baju dia yang “ih lucu” yaudah cari gitu. Tapi kalau misalkan engga ya engga P: oke, jadi mereka cuman jadi panutan Dominic buat di dance cover doang ya? Sedangkan kalau buat sehari-hari engga ya? N: iyap begitu P: oke makasih ya N: iyaa
2. Informan 2 (Sabtu, 7 September 2019) Nama: Maulida Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Perempuan
P: Namanya siapa? N: nama lengkapa apa nama panggilan? P: nama lengkap boleh panggilan boleh N: nama lengkapnya Maulida Fajriah P: di panggilnya? N: dipanggilnya sih Ideh biasa. Tapi kalau di sekolahmah paling Maulida gitu P: Idehtuh nickname disini berarti: N: dari kecil sih, dari temen SD (sekolah dasar), terus temen-temen SMPkan mereka-mereka ini, jadi dipanggil Ideh sampe sekarang P: tapi jadi nickname di sini? N: iyaa P: statusnya apa sekarang? N: maba maba (mahasiswa baru) P: gimana kamu tau tentang ini, mmm tentang daphney?
xxxiii
N: tau tentang daphney P: iya tau komunitas daphney itu dari mana/ N: emang dari awal itu udah bareng-bareng sih, jadi kaya. Mmm ini gw elu apa aku kamu nih? P: terserah N: yaudah gw elu aja. Jadikan gw sama mereka bertiga inituh emang udah suka nari-nari gitukan si sekolah, nah waktu itutuh tampil di acara pensi gitu, akhirnya pas udah SMP kaya “eh bikin grup yu” gituh, yaudah akhirnya kita bikin grup. Akhirnya terbentuklah red velvetnya (salah satu girl group K-Pop), cuman kalo ka Ega itu kaya yang baru gitukan jadi Wendy (salah satu anggota girl group K-Pop). Yaudah pas udah kebentuk, kita kaya ketemu ka Ega, ka Ega kaya satu agensi gitu sama papih. Nah yah udah kita kegabung di DADC itu nama “agensinya”, nah mungkin kaya terlantar gitu kali ya di DADCnya, akhirnya kaya kita misah gitu dan akhirnya keluar yaudah akhirnya eeee apanamanya, kita kaya yaudah segini-gini aja gitulo circlenya, kita dibikinin project ada satu lagi nama grupnnya itu my dear kan kalo kita itu zilius, my dear itu P: zilius itu apa? N: cover red velvetnya P: tapi ini masih di dalem yang tadi? Masih di dalem daphney? N: iya masih di daphney. Daphney itu gabungan dari 2 grup gitu ka, zilius sama my dear. Nah yang my dear ini cover dari oh my girl, nah jadi karna kaya gimana ya eee karna banyak member yang nganggur gitu, jadi si papih sama ka Tio temennya kaya ngegabungin gituloh “ah dari pada nih anak nganggur, kita di bikinin projrct,” kita bikin project nine niust nah disitu mulainya namanya daphney gitu P: oh gitu, jadi inituh kebentuknya sama kaliankan? Ga satu orangnarik-narik member yang lain? N: engga P: kamu kenapa milih dance cover? N: emang kaya, emang dari kecil udah suka gitukan joget-joget, emang dulu kaya suka tatri-tari daerah. terus karna suka, karna suka suka joget-joget Koreatuh karna waktu kecil kaya SD tuh suka ke warnet (warung internet) gitukan, terus nontonnya SNSD (salah satu girl group K-Pop) terus kaya dulukan belum ada dance practice ngafalinnya modal musik video, akhirnya joget-joget aja gitu eh sampe sekarang jadi bisa, makin diasah lagi diasah lagi gitu
xxxiv
P: kamu kenapa ga ngesing cover? N: suaranya hahahhaa, suaranya jelek buat nyanyi gitukan engga pd (percaya diri) P: jadi lebih mili ngedance cover karna kamu ngerasa punya bakat? Terus pengen diasah lagi? N: iya heuuh gitu P: terus suka K-Popnya itu dari kapan? N: dari SD kelas 4 kalo ga salah, awal kelas 4 P: awal bias (orang yang disuka)nya itu siapa? N: SNSD, aku suka Tiffany (salah satu anggota girl group K-Pop) dulu P: sekarang? N: sekarang hahaahha BTS (salah satu boy group K-Pop) P: eeeee biasnya? N: Taehyung (salah satu anggota boy group K-Pop) dong Taehyung , tapi lagi ngebucin (suka) X1 (salah satu boy group K-Pop) P: ee kamu itu kalo di dance cover itu, kan namanya juga ngecoverkan, nyamain, mersisin dari gerakan. Nah kalo dari pakaiannya gimana kamu mersisinnya? Apa pas ngecovernya itu “yaudah kita ngecovernya dancenya aja” N: oh kita nyesuain sih kadang, waktu itukan pernah ngecover red velvet terus sempet bikin kostum juga itu gikutin red velvetnya yang asli. Nine miust juga waktu itu kostumnya bikin ngikutin nine niustnya. Bahkan ada beberapa anggota dance cover lain yang bener-bener ngeluarin uangnya tuh ga main- main cuman buat mirip kostumnya sama yang lagi diperanin, apalagi grupnya ka Natyatuh, waktu ngecover balckpink itu mirip sih, ya walaupun bahannya engga ya, yakali kalo bahannya juga bener-bener sama, ngeluarin berapa tuh hahaha. Ini aja nih kita pas ITZY (salah satu girl group K-Pop) aja ini hahaha bebas gini, karna ya mungkin belum ada uang lagi kali P: biasanya kalo bikin kostumnya itu kalian dananya itu nyari sponsor apa make uang masing-masing? N: engga uang masing-masing P: uang masing-masing? N: heuh iya
xxxv
P: berarti nanti jadi hak milik sendiri? N: iya heuh, nanti dibalikin lagi. Eh gimna sih? Kita beli jadi ya buat kita dibawa pulang, engga buat grup. Entar kalo misalnya buat grup eeee ya kostumnya dipegang sama kita, nanti kalo ada member baru, member barunya bayar nanti dikasih ke yang lama ituloh nah ganti gitulah P: nah kalo dibawa pulang itu, kan kamu udah bayar nih terus itu yaudah buat kita gitukan. Itu kamu pake ga buat sehari-hari? Karnakan kalo cover itukan biasanya kalo di mv (music video) itukan heboh N: ya palingan gitu kaya nyesuain aja kaya kalo ada yang cocok buat dipake sehari-hari ya pake aja gitu, kalo misalkan engga ya di simpen hahhaha. Sampe sekarang masih yang red velvetnya kaya ga ke pake gitu sih ada di lemari. Cuman kalo yang nine miust jaketnyakan luarannya masih bisa dipake P: tapi kalian eh kamu kaya make atribut eeee dance covernya ga buat sehari- hari, kaya buat nongkrog-nongkrong gitu? N: engga P: engga? N: engga, ya karna kaya biasa aja kalo buat sehari-harimah, kaya yaa P: hidup norma, ga kaya idol? N: iya hidup normal P: terus even-even kaya gini kamu tau dari mana? N: banyak sih, kaya di ig (instagram) gitukan. Kalo engga pada ngeshare gitukan “eh ada even nih even nih” gitu gitu sih, saling bagi-bagi infomasi aja kalo tau informasi gitu P: berarti kamu tau dari temen kamu dari grup lain? N: circle ini aja, kan kita punya grup gitu P: berarti kamu ga pernah tau dari grup lain? N: kadang-kadang kaya lewat timeline gituloh ig atau eeee, kan biasanya ig ya. Lewat ig gituloh terus baru nanati kita tag-tagin “eh ada even nih ikut yu” gitu kadang P: tapi kalau nemu even nih biasanya lebih sering papih apa kalian-kalian yang ngasih tau? N: papih sih papih, papih yang biasanya ngasih tau gitu, yang nyaranin “mau turun ga ini anak-anak” gitukan kaya tanggal ini, coveri ini gitu gitulah papih sih
xxxvi
P: biasanya pas, kan kalo ada even nih. Kalian itu latihannya gimana? N: apa? P:latihannya itu berapa lama? N: yaaaa latihan sih ga lama. Yang lama ngumpulnya itu, ngumpul, gibah, cerita-cerita, makan-makan gitu. Pokonya latihan 2 jam 3 jam mah cukup gitu buat ngompakinnya P: kalau buat pertemuannya? N: pertemuan ap, kaya seminggu sekali sih P: seminggu sekali? N: heuh, sesuai juga tapi kaya mau mepet perform kadang seminggu bisa 2x 3x P: terus sisanya itu kalo di rumah kamu latihan sendiri apa “yaudah gw leha- leha”? N: sesuai sih ya kalo lagi mager ya mager, kalo lagi engga ya ngulik lagi biar bisa P: tapi kalo, kalo. Pernah lupa ga sih? Kaya kalo pas pulang “eh ini gerakannya gini N: iya pernah, hahaha sering P: sering? N: kadang P: teus gimana? N: eee palingkan kita kalau latihan kalo sebelum pulang itu kaya take video dulu gitukan, buat liat dirumah nih gimana gerakannya. Yaudah diliat lagi kalau misalkan gerakan aku salahtuh liat ke yang lain gituloh P: terus tadikan katanya yang ngajarin papihkan? Diakan kaya lebih ke apa tuh tadi mmmm, lebih ke mimik ekspresinya. Itu kalau ga sesuai dia marah ga? N: yaaaa jarang marah, cuman kaya bener-bener di gempur banget sih sama dia. Pokonya sampe bener-bener dapet feelInya P: oh gitu. Kalau sekarang kamu lebih aktif ngedance coverin siapa? N: kita random sih sekarang, kaya gaada tujuan cover yang pasti banget. “Kita mau cover ini nih” engga, kita kaya kalo ada ynag baru terus kita suka, yaudah yu bikin gitu
xxxvii
P: jadi biasanya ini kamu ituh didalam negdance kana kamu pasti “ah gw pengen jadi si ini nih” gitukan? N: iya itusih pengen banget ada rasa. Tapikan disesuain lagi sama kemampuan P: itu kalo gitu kamu ngerasa kaya “ ini gw meranin ini nih, gw harus jadi ini ni” N: iya P: perannya kamu maen? N: heuh iya, jadi kaya ngestuck dia gituloh otomatis. Misalkan akukan waktu awal-awal mau cover nine miust kaya gatau nine miust gitukan karna emang grup lama banget. Terus kamu jadi Hyeri (salah satu anggota girl group K- Pop) ya, akhirnya kaya langsung nyari tau gituloh, akhirnya langsung nyari ignya, orangnya kaya gimana sih, kalau perform tampilnya kaya gimana, jadi otomatis gitu biar dapet feelnya P: tapi kamu kan kalau di panggung harus jadi orang itu, tapi kalau di luar kamu masih kaya, diluar panggung itu kamu kaya masih kebawa gitu ga? N: engga sih P: gaya-gayanya dia gitu? N: kalo misalnya ngerasa, kaya gimana ya. Kan kan, kaya aku udah lama gitukan cover red velvet sama mereka, jadi kadang kita kaya masing ngomong “eh iren iren (salah satu anggota girl group K-Pop) gitu P: tapi gayanya kebawa ga yang diatas panggung? N: engga sih, ya kita jadi diri sendiri aja masing-masing P: kayanya juga nyesuaiin kamu? N: heuh kaya “ih gw Iren banget” gitu gitu aja sih P: jadi kamu ga ngikutin gayanya? N: iya engga P: jadi kamu di panggung sama diluar panggung itu beda? N: iya beda, beda banget P: terus kalo sehari-hari, kamukan kalo perform make makeupkan? N: iya P: kalao sehari-haro make?
xxxviii
N: kalo ngampus sih, pra kuliah pra kuliah gitu sih pake kalo sekarang, cuman kalo pergi-pergi tipis-tipis gitu aja sih paling P: oh jadi ga terlalu menor N: heuh engga P: kalo mmmm pas perform itu normla, apa menor, apa tipis? N: ya normal sih, selayak orang makeup, ya kaya ginikan gitulah P: karnakan kalo masuk kamera biasanya harus menorkan? N: iya kadang, kadang blushonnya dibikin nampol gitukan biar keliatan P: tapi kalo perform engga? N: ya itu perform P: eh maksudnya kalo diluar-luar N: engga, engga. Tipislah P: tapi misalkan kalo lagi jalan nih sama temen-temen kamu suka nyiriin. Mmm penampilan kamu ya, penampilan kamu tuh kaya nyiriin anak K-Pop banget ga sih? N: engga, biasa aja. Engga kaya Korea banget sih, simpel aja udah kaya gini gw, adanya kaya gini yaudah gitu P: jadi kamu engga N: engga pake atribut Korea P: jadi kamu kalo di luar jadi diri sendiri aja gitu? Engga ngikutin K-Popnya? N: kalau K-Pop mah jalan terus ngefangirl, cuman kalau fashionnya yaudah gini-gini aja gitu P: kalo inikan kamu make kerudung ya. Itu kamu sehari-hari make kerudung ga? N: make kerudung P: kalo lagi tampil atau di video dance pake? N: pake kerudung juga pas tampil sama video, jadi aku kaya mau nunjukin ciri dari aku sih sebenernya, tapi aku pas lagi tampil diacara gini jugakan sama DAPHNEY, yaudah jadi sekalian kayanya jadi ciri grup aku P: berarti diluar sama di dance cover, lagi di panggung atau ga lagi maen kamu ga lepas hijabnya?
xxxix
N: engga dilepas, cuman. Kan inikan baru-baru gitukan fix make kerudungnya, waktu bareng-bareng sama merekamah engga P: terus kegiatan kamu selain kuliah di luar dance cover ini ngapain? N: rebahan hahahahahah, kegiatannya rebahan. Engga ada sih cuman gini-gini aja, kaya ngumpul sama temen-temen, latihan. Ya gini-gini aja sih belum ada yang fix fix banget, kuliah juga baru gitu-gitu doang P: kamu, kamukan tadi bilang sekarang-sekarang ini kamu ngefansnya sama BTS kan, nah itukan boy group. Kalau girl groupnya ada ga? N: buat yang sekarang apa yang dari dulu suka gitu? P: kalau yang sekarang? N: yang sekarang lebih ke red velvet sih, black pink (salah satu anggota girl group K-Pop) jugga suka P: kamu ngikutin iniannya ga sih, kaya “ ih itu bajunya bagus gw pengen beli ah”, kalau engga “ah gw pengen bikin ah” N: engga, ga terlalu gitu sih. Kaya ngikutin banget itu engga, kaya “nih bagus nih” yaudah bagus doang gitu, ga harus beli, ga harus punya engga P: jadi fashion kamu di panggung sama ga di panggung itu beda ya? N: beda P: jadi kamu kalo dibelakang panggung itu jadi diri kakmu sendiri? N: iyaa P: kalo dari kamu sendiri ya, kamu mau ga masuk ke dunia youtube? N: aku sendiri atau kaya P: dari kamu sendiri N: pengen sih berminat, berminat banget. Karnakan emang bisa ngedance gitukan aku, pengen aja gitu bikin konten ynag berbau-bau dance gitu, kaya dance tutorial, atau cover dance, atau kaya bikin koreo sendiri itu pengen. Cuman kaya gimana sih aaaa, terbatas juga sih, kaya gaada kamera gitu-gitu yaudah yaudah gitu gitu. Kaya kepengenmah ada P: nihkan kamu pake hijab ya, terus ada gasih orang yang kadang ngejudge “ih elukan make hijab, ngapain lu masih ngedance”? N: banyak banyak P: terus tanggapan kakmu gimana?
xl
N: temen sekolah, terus juga tuh si ***** gara-gara gw make kerudung gw bukan anak *** lagi P: nah dengan di cap kaya gitu, kamutuh pengennya kaya gimana sih? Kaya “nih gw berhijab tapi gw masih dance, gw masih bisa adaloh” gitu gitu. Gimana kamu nanggepinnya? N: kaya tadi, cuman mereka ga nonton sih. Kan kita ikut even inikan emang kita pengen nunjukin gitukan kalo kita emang, kalo cowo juga bisa joget cewe, gw make kerudung juga masih bisa joget, kita pengen buktiin kemereka gitu. Jadi tadikan, bukannya mau sombong ya, tadikan kaya di puji gitu sama jurinya, habis itu pengen kaya “ wah kita udah berhasilnih nunjukin kalo kita juga bisa” tapi mereka kaya ga nonton gitu, kaya engga. Yaudahlah yang penting kita udah nunjukin kalo kita itu bisa, tetep bisa gitu P: kamu pengen ga ish kaya ngubah cap masyarakat kaya “ ya lo berhijab juga lo bisa ikut dance cover gitu. Karnakan kalo di dance cover “yang orang tau” ya, yang orang awam tau yang ga ngikutin kadang bajunya pendek, kebuka, kadang juga gerakannya gitu N: kalo mau ngilangin cap kaya gitunya susah sih ya, ya orang Indonesia ya gitu sih ya, ga open minded gitu jaid ya susah, suka-suka orang itu mau nilai gimana yang penting kitanya kaya gini gitu, merekakan gatau gitu P: tapi tujuan kamu ikut dance cover pengen nunjukin keorang bahwa kmautuh juga bisa? N: heuh aku juga bisa, teruskan temen-temen aku jugakan kaya, mungkin ada bakat joget-joget gitulah sedikit tapi mereka ga pd (percaya diri), tapi aku suka kaya “udahlah ayo ikut joget aja gapapasih, make kerudungmah ga masalah. Yang penting tunjukin aja gitu pd kalau kita juga bisa” kaya gitu yaudah P: terus kalo dari orangtua kamu, kalau engga dari orang-orang deket kamu gitu ngedukung ga kamu berhijab tapi ngedance? N: eeeeh kalo orangtua sih kaya udah tau banget ya, udah tau kalo dari kecil udah joget-joget aja gitu yaudah sih ngedukung-ngedukung aja. Cuman gaada yang ngedukungnya kaya “yeeee semangat” gaada yang kaya gitu, cuman kaya yaudahlah biarin aja jalan dia gitu aja. Mereka juga tau aku ngedance kadang make kerudung P: tapi pernah ga kaya dilarang “ kamukan udah berhijab, udahlah gausah ngedance lagi. Ada engga? N: engga sih, engga ada ngelarang-larang gitu P: oke makasihhh ya N: iyaaa
xli
3. Informan 3 (Minggu, 15 September 2019) Nama: Anisa Istiqomah Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Perempuan
P: nama kamu siapa? N: Anisa Istiqomah P: kamu punya nick name ga disini? N: Caca P: ga punya nick name Korea? N: dulu palingan, dulu di Facebook kan ada tuhya bisa bikin nama siapa gitu, misalya Irene123 gitu P: tapi sekarang masih dipake? N: engga udah engga P: oke, kamu mulai ngeDC (dance cover) itu dari kapan? N: pas SMP sih mulainya P: di kelas? N: waktu kelas 3an, kalo ikut dance cover kaya ginimah, cuman kalo joget- jogetanmah udah mulai dari kelas 2an P: apa? Gimana-gimana? N: iya waktu mulai joget-joget, mulai tertarik joget itu dari kelas 2an, terus pas udah mulai tampil-tampil gitu itu kelas 3 mau lulusan gitu P: terus kamu masuk ke dance cover ini tuh dari kapan? Ikutan dance cover yang sekarang? N: kalo aku awalnya ikut dance cover itu karena mau mengasah kemampuan dance aku secara totalitas, terus awalnyatuhkan karna yang waktu itu DADC. Tadinya itu kitakan independent group ga sama entertaiment. Terus kita kaya dari broadcase gitu, terus kita masuklah terus kita join di yang namanya DADC awalnya entertaiment. Terus ketemulah sama salah satu temen, sama yang lain juga, terus disanakan ada banyak group terus ngumpul-ngumpul, maen bareng, yaudah jadi temenan sampe sekarang, walaupun udah ga di entertaiment.
xlii
P: emang bedanya entertaiment sama yang sekarang apa? N: kalo entertaiment pasti punya komitmen, pasti punya ini rulesnya juga gitukan. Kalo ya independent ya kita ga terikat, maksudnya kaya suka-suka kita, terus juga kita kaya bisa ngatur jadwal ya sesuai juga, bisa disesuain sama membernya gitu P: berarti udah pernah di entertaiment ya N: pernah, pernah P: terus awalnya gimana bisa masuk di entertaiment, awalnya itu karna apa? N: awalnyatuh karena pengen ditampung, kitatuh pengen di asah lebih dalam. Karenakan kalo di entertaiment itukan lebih diurusin mungkin ya. Terus di entertaiment itu kaya lebih ada tampungannya, maksudnya kaya ada tempatnya gitukan, jadi wadah kita buat masuk, biar kita lebih diasah lagi kemampuannya gitu. P: jadi kamu ikut dance cover yang sekarang itu gara-gara yang entertaiment itu? N: iya awalnya dari situ, terus jadi deket P: terus kalian jadi bikin sendiri gitu? N: iya akhirnya jadi balik lagi independent, keluar dari yang agensi itu, terus akhirnya kita independent aja berlimaan, eh berenam P: terus kamu di sini posisinya itu jadi apa? N: maksudnya ngecovernya? P: bukan maksudnya jabatannya. Kan tadi papih bilangnya dia bisa dibilang ketua disini yang ngatur-ngatur teknisnya gitukan N: iya dia kaya managernya P: nah kamu di sini itu maksudnya jadi sekertaris, apa bendahara, apa anggota? N: anggota, kadang juga bagian edit-edit juga biasanya di aku. Aku biasanya kebagian buat edit video, terus papih biasanya ngedit lagunya gtiu P: itu biasanya videonya buat apa? N: buat di youtube P: punya channelnya N: oh kita punya, ada youtube, ada instagram juga, daphney official P: namanya apa?
xliii
N: dafney official P: itu nama youtube sama instagramnya? N: kalo instagramnya official_daphney P: kamu selama ngedance cover itu lebih sering ngecover girl group apa boy group? N: girl group P: itu kamu jadi siapa? N: maksudnya pernah jadi siapa aja? P: iyakamu pernah ngecoverin siapa? N: oh, kalo awal-awal itu penah ngecoverin black pink, red velvet terus 7icon. eh tapi red velvet sih paling lama P: beneran pernah ngecover 7 icon? N: iya pernah waktu, waktu 17an Agustus. Red velvet, nine miust itu aku pernah P: kalo girl group lama pernah? N: nine muses P: nine muses emang yang mana ya? N: nah gataukan, itu group lama? P: kalo boy group pernah ngecover ga? siapa? N: pernah, tapi ga sampe yang tampil. Cuman buat latihan sama konten di instagram P: itu kamu make tampilan nya juga ga? Make baju cowo? N: biasanya sih kalo mau ngecover cowo kaya cuman make kaos warna item. Biasnya kita matchingin sama member bareng-baren, paling kaya kaos mau wana apa gitu, terus misalnya warna item. Palingan make kaos-kaos sih tapi, ga yang melulu make baju tampilnya P: kalian ini kalo ngecoverin itu selalu nyesuain sama baju kostum yang ada di videonya ga? N: mmmm lumayan, cuman kita itu masih tetap menyesuaikan dengan budget, gitusih kalo kita P: itutuh kalian biasanya ngandelin baju yang ada apa bikin juga? apa gimana?
xliv
N: ada yang pernah bikin, kaya ketukang jait gitu, ke tukang jait kita request. Ada juga kita make baju yang ada di lemari terus kita mix and match gitu. Tergantung budget sama kostumnya, kalo kostumnya kaya ga terlalu riweuh, mmm apa ya bahasanya. Ga terlalu ribet gitu, kaya kalo yang kaos jaket gitu- gitu ya paling kita amke yang kita punya, paling nyocokin sama warna gitu. Kaya ITZY yang dalla dalla itukan kostumnya sporty ya paling kita make celana training, jaket gitu. Cuman kalo udah yang kaya pake baju apa ya namanya, mmmm ribet gituyah, yang ga kita punya, baru bikin, gitu P: itutuh kalian biasanya kalo baju yang bikin di tukang jait itu budgetnya dari sendiri-sendiri apa dapet dari sponsor? N: sendiri-sendiri, masing-masing P: berarti itu bajunya punya masing-masing, punya sendiri? N: iya punya sendiri P: terus itu nanti kamu make baju itu ga kalo lagi ngumpul, atau lagi pergi kemana gitu? N: engga, itukan kostum buat ngedancenya P: terus lu ga pernah make baju dance cover dong buat sehari-hari? N: engga P: oh gitu. Kamu pernah ga sih nyontoh mmm. Kamu itu biasnya siapa sih? N: bias cewe apa cowo? P: cewe N: oh kalo cewe Yeri, Lisa, Tiffany P: nah dari situ, kamu pernah ga sih ngikutin lifestylenya mereka? N: jarang sih. Sebenernyasih pengen ngikutin cuma ga sesuai budget, jadi yaudahlah ya yang biasa-biasa aja. Maksudnya kita kaya cuman ngagumin karya-karyanya mereka gitu aja sih P: terus kamu itu beda ga sih kehidupan di depan panggung sama di bekakang panggung? N: oh aku sih beda banget. Jadi kita harus profesional, karnakan di panggung itu kita harus meranin orang lain dong. Berarti harus meranin karakter jadi siapa, karnakan kita mau ngecover siapa, jadi kita harus jadi orang lain dulu. Karena kalo di belakang panggung tetep jadi kita sendiri, personalitynya P: bereti kamu di kehidupan sehari-hari jadi diri kamu snediri? Dari gayanya, ga ngikutin idol kamu?
xlv
N: engga P: kamuitu tau even-even tentang dance cover ini dari mana? Apa kamu dapet bc (broad cast) terus kamu ngasih tau ke kelompok kamu, apa gimana? N: oh kalo itu ya biasnaya kaya dari ada yang broad castnya, kan kadang juga di ig (instagram), atau engga kadang ada temen liat poster dance cover gitu, terus biasnya pada ngasih tau P: itu kamu waktu tampiltuh bener-bener meranin sosok yg kamu tampilin? N: iya aku bener-bener harus jadi dia, karnakan kita disini “meranin” jadi mereka gitu, trus biasanya juga itu jadi nilai di lomba sih, dinilai sama jurinya. Jadi maksudnya nih pas bagian, misalkan aku jadi siapa ya mmmm, misal tadi aku waktu cover ITZY, pas kita icover ITZY, itutuh dinilai juga kekompakan tinya. Trus kadang ada penonton atau grup dance cover lain yang pas kita lagi nyanyi di part yang sendiri-sendiri itu nilai kitatuh cocok ga, maksudnya mirip ga gitu sama yang lagi diperanin, terus biasanya kalo cocok trus mirip gitu, apalagi ekspresi muka sama power pas ngedancenya itu sama, biasanya paenontontuh ya pada teriak seneng banget gitu udah kaya ngeliat biasnya sendiri hahahaha, terus nanti kita kaya ngerasa bangga gitu kalo teriakannya pada kenceng , soalya kaya berhasil gitu. N: oh gitu, emang pertama kali kamu suka K-Pop itu dari kapan? P: kapan ya. Waktu SD sih P: oh, SD? Itu kamu itu pertama kali suka K-Pop itu gara-gara apa? N: awalnya suka K-pop itukan karena musiknya sih, itukan musiknya enak buat didengerkan, trus pas liat videonya di youtube ternyata ganteng-ganteng tuh sama cantik-cantik, udah gitu tariannya juga bagus aja gitu diliatnya, seru, energic gitu. Jadi ya suka mulai dari situ P: oh gitu, kalo grupnya, pertamaa suka sama siapa? N: awal-awal sukanya sama suju (super junior) (salah satu boy group K-Pop) P: itukan boy groupnya, kalo girl groupnya awal suka sama siapa? N: kalo cewe SNSD sih P: sama siapa? N: sama Yuna P: itu sampe sekarang? N: engga kalo sekarang udah berubah, kalo di super juior skarang sukanya Leeteuk. Kalo di SNSD sekarang sukanya sama Tiffany
xlvi
P:kamu itu kao even paling juah kemana? N: di Bogor sih P: ga pernah selain di Bogor? N: engga ga pernah, karna ga boleh jauh-jauh P: itu pas di Bogor pernahnya dimana aja? N: sama di sini juga tempatnya. Cuman ya udah lama, baru sekarang ikut llagi P: oh gitu. Eh kan group kamu pernah ngecover boy band kan di instagram. Nah itu menurut kamu perbedaan pas kamu ngecover cewe sama cowo itu apa? N:yang pasti detailnya beda. Karna kalo cowotuh detailnya lebih lugesnya itu beda, sedangkan kalo cewe tetep ada menawannya. Terus kalo cowo itu detail gerakannya lebih susah daripada gerakan cewe. Udh gitukan karna kita cewe, kadang kaya ga cocok gitu pas ngecovere dance cowo kaya ada yang kurang, jadi kita lebih ngecover cewe gitu P: kamu pernah ga sih pang ngeliat step by step id (salah satu group cover di Indonesia), invacition dc (salah satu group cover di Indonesia), terus kakmu pengen kaya mereka N: pengen sih, karnakan mereka itu totalitas banget, terus mereka itu bener- bener kaya “ kalo lu mau kaya idolnya, ya lu bener-bener haru sama kaya idolnya”. Karna mereka tuh kaya totalitas banget dari kostumnya, pengambilan gambarnya, itutuh mirip banget, jadi kadang-kadang kaya pengen, mungkin gaya join. Waktu itu pernah sih mikir buat join, pas mereka open member itu yang ikut sampe 100an lebih P: berarti itutuh termasuk agensi yang besar ya? N: iya itu masuk ke agensi juga sih P: itu menurut kamu agensi besar ga sih di Indonesia? N: kalo di Indonesia sih gatau ya, cuman kalo di sekitaran anak dc, eh maksdunya kalo di sekitaran Jakarta ya itu lumayan gede sih P: menurut kamu nih sebagai anak dc, itu mereka bisa ga ish jadi roll mode kamu? N: bisa bisa, apalagi ka Natyanya sih P: itu kamu kalo latihan buat perfom itu biasanya diajarin apa kalian liat dari video? N: dari videosih kita otodidak, kita latihan sendiri dirumah, terus pas ketemu kita latihan bareng ngompakin gerakannya
xlvii
P: nah itukan buat gerakannya, terus kalo buat ekspresinya itu gimana? N: kalo buat ekspresinya kita belajar dari fancame, terus liat video-video perfom mereka gitusih biasanya P: itu kalian latihan buat event biasanya berapa lama? N: itu kita tergantung sih bisa sebulan, dua bulanan buat dance sama ekpresinya, tergantung tingkat kesulitanya
4. Informan 4 (Minggu, 15 September 2019) Nama: Hafifah Mutiara Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Perempuan P: namanya siapa? N: Hafifah Mutiara, iya P: dipanggilnya? N: dipanggilnya Pipeh, Apipah, Raisa gitu P:disini punya nickname ga? N: disini. Kalo dirumah sih kebanyakan pada manggil pipah, tapi karena anak dc ada yang manggil pipeh gitu P: kamu itu suka dance cover itu dar kapan? N: dari... dari kapan sih, oh iya ini dari awal-awal masuk SMA, eh SMP akhir, eh SMP SMP kelas 2 naek kelas 3 P: kenapa kamu milih dance cover? N: karenakan waktu itu kita pensi, gw sama dianih ber2 kan satu sekolah niih, terus kita kaya disuruh, eh bukan disuruh deh. Jadi kita kaya mengajukan diri gitu “pak kita ngisi acara pensi dong” gitu, nah waktu itu kita make lagunya, lagu EXO yang Overdose P: kamu jadi siapa? N: jadi D.O P: kamu itu bisa masuk ke dance cover ini tuh gimana sih? N: bisa masuk perfom form gini? P: iya
xlviii
N: kalo masuk perfom form gini awalnya masuk agency, awalnya agencynya itu namanya DADC. Nah awalnya itu masuk agency, kan awalnya kita kaya ga puny aagenci itu terus yaudah kalo mau perform perform dimana aja, mau latihan sama siapa yah suka suka aja. Nah kenapa masuk agendi itu katena biar ada yang ngurus aja, kaerena kita kan kaya bocah-bocah masih pada labil gitu, terus malaha ga sesuai sama yang diharapkan , terus pindah agensi eh ternyata sama aja. Yaudah akhirnya independent, tapi kkalo buat sekarang sih kaya lebih suka dipegang sama ka Nici sih, jadi kaya kadang ka nici suka “eh ayo mau projekan apa “ P: jadi kamu disini jadi anggota? N: iya anggota P: kalo menurut kamu latihan di agensi sama disini bedanya itu apa? N: gaaada bedanya sih sama aja. Kalo agensi itu tuh, kalo agensi gw yang dulu itu awalnya doang sih ngadain evaluasi, tapi kesini sinya mah sama aja latihannya, maksudnya lu kalo punya grup ini yaudah latihannya itu itu aja, yang penting ada membernya, ya intinya mah samalah kaya individu gabeda gitu P: terus kenapa keluar? N: keluarnya itu gara-gara gacocoksih sama rulersnya kaya kita kita maunya, kita ngiranya gininih karena rulersnya gini, tapi ternyata pas udah berjalan ga sesuai. Jadi kita ngerasa kaya yaudahlah buat apa. Yaudah daripada masih di agensinya tapi ngegerutu mulu gitukan P: terus eee, kalo gitu kamu biasanya kalo ngecoverin itu cewe, mmm girl group apa boy group? N: mustly cewe sih, tapi yang pas pensi itu cowo, ya karena waktu itu lagu bucinya ke boyband, jadi ga ngelirik ke girlband gitu P: menurut kamu bedanya apa sih pas kamu ngecoverin yang cewe sama yang cowo? N: capesih kalo yang cowo, soalnya kalo yang cowo powernya badak ya, terus misalkan. Itu satu power, kedua itu ekspresi, kalo misalkan cewe itu ekpresinya maen. Terus kalo cowo tuh pakaiannya lebih simpel, terus kalo cewe lebih ribet printilannya, kaya anting, kalung, gitu-gitu, itusih menurut aku bedanya P: itu perintilan yang di dance cover kamu pake sehari-hari ga sih? N: engga, kadangtuh, kaya gimana ya. Gw tuh orangnya kaya simpel gitu, kalo udah make kaos, kaos sama training, udah kaga pernah make printilan-printilan gitu
xlix
P: ohh. Jadi kamu pas jadi, pas lagi dance cover, pas lagi perfom, sama lagi engga itu beda penampilannya? N: oh beda P: kalo pas lagi perfom ini biasanya, biasanya ya. Kalo engga tadidah, kamu biasanya jadi siapa? N: apanya? P: pas dance covernya N: maksudanya gimana? P: iya tadikan ngegituin Apink (salah satu girl group K-Pop) kan? N: iya P: nah di Apinknya kamu jadi siapa? N:eh Corong (salah satu anggota girl group K-Pop) ngapain sih? Visual Corong ya? Eh leader apa visual sih? Leader iya leader N: Ooh itu dia perannya ngapain? P: ya mimpin grupnya sih, tapi kalo lagi dance mah sebenernya ga keliatan banget peran leadernya N: terus kamu gimana nyesuaiinnya? P: ya aku ikutin ekspresi dia nari, jadi lebih suka liatin fancam dia pas nari tuh, kan itu nyorotin dia dari awal nari sampe udahan, nah itu sih yang aku ikutin, trus fansnya, fans dari suatu idol K-Pop tuh pasti nyadar ko kita jadi siapa, terus mereka pasti berekpetasi kita mirip banget sama mereka gitu P: kalian suka ada kendala atau masalah ga pas latihan? N: adalah kalo pas latihan pasti kita ga kompak di awal, maksudnya ga kompaktuh gini kaya nanti tabrakanlah pas pindah posisi, atau gerakan kita ga sam karena ketukannya salah, trus suka ada ekspresi yang bikin ngakak. ya tapi itu pas latihan doang ya, pas tampilmah kita harus niruin mereka harus serius P: terus eeee itu perintilan-perintilan, bajunya kamu pake buat sehari-hari ga? N: enggasih ga pernah. Kalo, kadang kalo punya perintilan kaya gitu paling cuman disimpen, atau buat perfom doang, atau buat pergi-pergian doang, kaya ke kondangan, ke eulang tahun temen. Tapi kalo buat sehari-hari, buat maen, atau latihan gitu gapernah dipake sih P: oh gitu. Terus kamu itu beda ga sih pas di depan panggung sama di belakang panggung, baju-baju kamu itu?
l
N: beda sih, kan kalo cewekan covernya kaya bajunya make baju pendek, terus baju-baju seadanya, maksudnya bajunya tak senonoh gitu. Kalo latihan gw lebih suka make training sama kaos doang sih, kaya simple karna gerah gitu ga sih P: emmmm kamu aslinya make kerudung ga sih? N: mmmm tengah-tengah nih ka, tengah-tengah. Kalo ngampus pake, tapi kalo sehari-hari belum P: oh jadi kalo ngupul-ngumpul gini sama temen-temen? N: belum P: tapi kamu pernah ga make baju yang perfom buat maen? N: ih ga berani gila hahhaa, masa baju perfom dipake maen ga bangetka, kaya bukan aku banget gituloh. Karnakan biasanya gitu ya baju K-pop, kaya cewe banget gitu. Udah gitukan aku kadang make kerudung gitu masa bajunya dipake, ya walaupun bisa tapi aku ga make sih kalo baju. Yaudah itu cuman buat tampil aja, atau buat konten gitu P: mmmm, tapi orangtua kamu ngedukung ga sih kamu ngeidance? N: mereka sih biasa aja sih kaya “lu boleh nih kemana-mana ikut even gini gini, asal make duit sendiri jangan nyusahin orangtua gitu” sebenernya boleh minta, cumankan gw ga enak kaya “ya kali gw maen minta duit” gitu sih, itukan gw disuruh manidir juga secara ga langsung yakan, kaya ambil keputusan sendiri, ini baik apa engga
P: kamu kuliah semester berpa sekarang? N: baru masuk, semester satu. Maba maba (mahasiswa baru) P: kamu pengen ga sih punya nama besar di dance cover, kaya step kaya ka Natya gitu? N: ooh, pengennya sih gitu, cumankan rezeki ada yang ngatur ya. Jadi ya doain aja, pasti ada masanya gitu P: motivasi kamu ikut dance cover itu apa sih? N: gabut sih. Sebenernya awalnya gabut nih, tapi kita kaya coba-coba, gw kaya coba-coba ikut gini dan ternyata ga bisa keluar, sudah tertahan, gabisa keluar P: itutuh kamutuh awalnya emang hobby, apa kaya “gw suka sama si ininih gw pengen nyoba jadi dia” gitu?
li
N: awalnya sih karna gw suka Korea, terus gw ketemu temen-temen SMP yang suka Korea juga, jadi gw mikirnya ngeliat, kalo ngeliat video-video yang ada di instagram “ih ada banyak yang ngecover nih, coba yu, coba yu” gitu. Waktu itu video yang pertama di tag itu apa ya, AOA (salah satu girl group K-Pop) yang mmm AOA yang heart attack bukan sih yang di PGC? Iya pokonya pas nyoba-nyoba tag video itu yang heart attack AOA P: itutuh bias (yang disuka) kamu yang pertama kali kamu suka di K-Pop itu siapa? N: eeee di SUJU (super junior) (salah satu girl group K-Pop) sih, Siwon (salah satu anggota boy group K-Pop) dari pandangan pertama, kaya bener-bener wahhhh P: sampe sekarang? N: engga sih, kalo sekang gw kaya lebih. Sebenernya gw suka EXO (salah satu boy group K-Pop) cuman sedang diantara bimbang ini, saya harus selingkuh ke Seungwoo (salah satu anggota group K-Pop) atau tetep di Chanyeol (salah satu anggota boy group K-Pop) gitu. P: Seungwoo? N: Seungwoo X1 (salah satu boy group K-Pop) P: kalo cewe ngebiasin siapa? N: kalo di bias cewe, kalo girl band gw suka siapa ya? Mmmmm. Oh iya gw suka red velvet (salah satu girl group K-Pop) gw suka Joy (salah satu anggota girl group K-Pop). Terus kalo misalkan kaya di, kalo girl band lama kaya SNSD atau miss A itu, di miss A deh itu gw suka suzy, terus wonderl girls gw suka sunny, terus sama mmmmm siapa ya tuh hmmm yubin juga P: terus kamutuh ikut dance cover itu kenapa? Atau pernah gasih kamu dengeer kaya pernah ada yang omongan “lu tuh ga pantes tau jadi bocah dance cover” N:ih iya itu banyak yang bilang gitu, mungkin karna gw lebih gede kali ya. Paling kaya ”ih ngapain sih si gendut ikut dance cover”, well i made it, gitu. Pengen gw giniinbacot kalian tuh bacot itu komentar-monetar sampah P: ada gasih kamu ikut dance cover terus ngemotivasi kamu kaya pengen “nih gw juga bisa” N: oh iya, sebenernya gw tuh insecure parah sih, semenjak ketemu temen- temen yang receh ini, walaupun sikap insecurenya masih ada. Cuman sekarang gw gw kaya kaya kaya lebih condonng tukang ngelawak gitu, kaya suka receh gitu P: perfom kamu paling jauh itu kemana?
lii
N: mmm Bogor sih, kita paling juh itu ke Bogor terus P: selain dari panggung ke paggung, kamu pengen gasih kaya youtube atau ga instagram? N: aaaa kalo di youtube ada, di instagram ada akunnya. Tapi kalo di youtube kita, sebenernya kita kalo youtube udah ada dari dulu akunnya cuman gara-gara kita ganti-ganti agensi terus jadi kaya bikin engga-bikin engga, jadi kaya ga jelas gitu. Cuman sekarang kita kaya baru bikin akun baru sih di youtube, terus di instagram ada P: kamu itu bikin konten di youtube itu buat apasih? N: sebenernya sih kalo di youtube itu sebenernya kaya cuman buat have fun doang, buat iseng-isengan doang. Siapa tau aja ada rejeki dari situ yakan, cuman iseng-isengan doang sih youtube P: suka ikut ini gasih kaya ada give away harus nari ini gitu N: oh kalo gw sih orangnya malesan ya, kalo ada give away gw munya yang modal retweet atau modal ngefav doang. Ga pernah gw give away sampe joget- joget gitu ga pernha P: terus ka mutuh kira-kira nih, kamutuh mau ikut dance cover cuman mau smape umur segini aja gitu P: engga sih kalo menurut gw dance cover itu kaya cuman buat selingan, gw kalo kuliah lagi ngegabut ya gw nge dc (dance cover), tapi kalo kuliah lagi padet-padetnya ya gw stop dulu buat ngedc P: itu klao buat even itu kamu kira-kira berapa lama sih buat latihan? N: kalo latihannya sih tergantung tingkat kesulitan dancenyasih, kadang kalo misalkan lagi, maksudnya kalo lagi pada niat latihan 2 atau 3 kali latihan itu udah bisa rapih, bukan rapih sih kaya udah ketemu aja pakemnya gerakannya, gitu aja paling P: oke, makasih ya
5. Informan 5 (Minggu, 15 September 2019) Nama: Mega Fitri Yuniarsih Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Perempuan P: namanya siapa? N: nama saya Ega P: kalo nama panjangnya?
liii
N: nama panjang saya sih Mega Fitri Yuniarsih, cuman karna di kelas banyak banget yang namanya Mega jadi dipanggilnya Ega P: itukan kalo di sekolah. Kalo di dance cover sini namanya siapa? N: kalo di circle dc (dance cover) manggilnya Ega juga P: kenapa dipanggilnya Ega? N: ya udah terbiasa sih jadi dari dulu pannggilannya Mega terus tiba-tiba jadi Ega Ega Ega Ega gitu, yaudah jadinya sekalinya kenalan nih sama temen baru entah itu di dunia dc ataupun yaaa temen-temen yang baru ketemu pasti make nama Ega P: terus kamu di dc ini dari kapan? Terus tau dc ini dari siapa? N: kalo dance cover K-Pop sih taunya dari sekitar mmm apa ya sekitar usia- usia SMPlah, awal SMP, kelas satu SMP. Itu juga krna temen, ketemu temen terus dia suka K-Pop , terus yaudah karna hobbynya nari, jadi pas dikasih video K-Pop yang isinya ngedance ngdance bawaannya jadi pengen ngedance aja gitu, pengen coba P: kalo masuk ke dance covernya dari kapan? N: kalo dance cover sih aktifnya dari 2015 sih sampe sekarang, udah sekitar 4 tahunan P: itu awalnya suka dance cover karna suka musiknya? N: iya karna suka musiknya, suka beat gerakannya gitu. Terus kaya “ih gerakannya kebaca nih” gitu, jadi ya easy easy banget untuk di mm apa ya, diapalin P: kalo sama orang-orang, idol-idolnya suka ga? N: suka P: siapa biasnya? N: eeee Lee Jin Hyuk (salah satu personil boy band K-Pop) dari UP10TION (salah satu boy band K-Pop). Jebolah PDX produce X (salah satu acara Tv Korea) tapi dia ga lolos sih, tapi sekarang masih suka sama dia P: selain UP10TION adalagi ga siapa? Karna dari awal SMP kan N: ya rata-rata sih mmmm kalo dari awal SMP itu, itu king banget sih menurut aku. Soalnya aduuh merekatuh udah bener-bener dewa banget deh. Kalo eh rata-rata random sih, maksudnya misalnya ada yang comebacknih entar ngeliat ada yang cakep dikit nih dibucinin gtiu P: berarti multi fandom (suka banyak grup K-Pop) dong?
liv
N: iya multi fandom cuman kalo sekarang fokusnya sama Jin Hyuk dan UP10TION P: ohhhh. Itukan cowo, kalo cewenya siapa? N: kalo cewenya aku suka f(x) (salah satu personil boy band K-Pop), tapi karna mereka sedang eeee udah mulai ee sudah mulai membubarkan diri, tapi masih setia sih P: bias (anggota yang disuka)nya siapa di f(x)? N: di f(x) mba Sulli (salah satu personil girl band K-Pop) sih, tapi karena udah keluar semuanya aku suka sih P: semuanya. Terus kamu tau dance cover yang sekarang kamu ikutin itu dari siapa? N: dulu ada temen ngajakin, temen SMA ngajakin. Cuman dianya tiba-tiba berhenti di jalan dan aku jalan sendiri. Awalnya ya akward sih karna ga kenal si ini si ini si ini tapi lama-lama deket, dan akhirnya sekarang cirlenya yaa maen lagi sama mereka-mereka ini P: oh gitu, kamu kenapa lebih milih dance cover? Kenapa ga sing cover? N: mmmm kalo sing cover tuh aku ga pede sama suara, banyak yang bilang suarany sember, suaranya fales, jadi ga percaya diri. Kalo ngedance itu malah kaya pengen nunjukin diri gitu, kan banyak yang ngatain “ah dasar lo gendut”, “ah dasar lo ga punya tampang buat mmmm menjual gtiu” ya jadi pengen buktiin aja kalo tampang dan eee fisik itu ga menghalangi untuk ngedance P: mmm. Oh iya Korea itukan terkenal karna musiknya sama dramanya, nah kamu ngikutin dramanya ga? N: oh dramanya juga ngikutin sih, apalagi yang tema-temanya fantasi gitutuh pasti ngikutin. Soalnyakan kalo didramanya kadang ada pemain dari penyanyi K-pop tuh, trus udah gitu visualnya juga cakep-cakepkan,jadi enak aja nontonnya, sama didukung jalan ceritanya seru sih P: oh gitu trus kalo dramanya itu kan, kan adakan drama yang temanya musik N: heeuh P: kaya dream high. Produce, produce apatuh yang pemainnya IU (penyanyi K-Pop) N: oh iya heuuhh P: terus kaya apa tuh cheer up gitu, itu kamu ngikutin ga? N: mmm kalo dream high sama yang IU yang produce mmm the produce itu ngikutin, cuman kalo sekarang lebih suka sama yang fiksi soalnya editannya
lv bagus-bagus banget dan itu clear banget. Akutuh pecnita sama dunia animasi gitu, jadi kaya udah bener-bener apa ya, kaya udah kebawa banget sama suasana fantasinya P: kalo gitu kan di, di filmnya itukan ini jugakan, kaya kehidupan anak-anak dance cover. Kan disitu diceritainkan gimana gayanya pas sekolah, pas main, gini gini gini, itu kamu ngikutin gayanya ga sih? N: sebenernya kalo dibilang ngikutin secara sadar sih, engga ya. Pokonya itu bener-bener diluar kesadaran deh, kaya tiba-tiba ko jadi mirip kaya mereka gitu, jadi secara ga sengaja di sekolah juga keikutan gayanya mereka, kaya misalnya pakaiannya yang hype abis gitu. Tiba-tiba yaudah kebawa aja P:contohnya tuh gimana? Make bajunya kaya gimana? N: oh bajunya kaya lebih apa ya, ngecocokin atasan sama bawahan, terus kadang sekarang lagi terkenal Korean style nih. Aduuuuh itu udah ngikutin banget sih, dan rata-rata temen kaya sadar “ih gila ya lu K-Pop” gitu P: tapi kamu sering ga sih make baju-baju dance cover gitu buat sehari-hari? N: kadang-kadang sih. Kaya kalo bajunya masih keliatan sopan, terus kaya engga menunjukun bagian-bagian tubuh yang bisamenciptakan pelecehan sih pasti pake P: kalo atribut-atributnya kaya antingnya atau kalungnya, itu pake ga? N: kadang-kadang sih, tergantung lagi mood apa engga. Kadang ya paling pake coker (kalung), kebanayakan sih gelang sama cincin, kalo anting jarang P: terus sekarang kamu ini paling jauh itu dimana sih? N: apanya? P: dance covernya, evenya N: evennya ini, paling jauh di Bogor. Sama pernah sih di Bekasi P: kammu itu tau acara-acara dance cover itu, kamukan disini jatohnya jadi anggota ya N: heeh P: kamu pernah ga sih dapet bc (broad cast) terus kamu kasih tau ke group kamu, ke ketua kamu? N: oh itu pernah sih beberapa kali, dan kadang setelah bcan itu aku kasih kadang kita diskusi dulu nih mau ikut apa engga. Tapi kebanyakan sih sama si ketua anggotanya yang ngasih bcan
lvi
P: tapi kalo kamu pa ngasih bcannya itu pas dirundingin itu pasti “yaudah ayo ikut” gitu? N: tergantung sih, terkadang kalo lagi gaada hambatan, atau oh yaudah deh jalanin aja deh. Kalo lagi gaada acara lain pasti diikutin P: terus pas kamu ngedance cover nih, kan namanya juga cover, itu tuh kamu. Misalkan kamu jadi siapa, kamu ngedalemi jadi dia ga sih? N: eee kadang kalo kita ngecover itu engga kaya kita “eh gw ngebiasin si ini nih, gw harus ngecoverin dia” kadang ga gitukan. Kadang misalnya dipilihin “eh kamu cover ini” ya nanti aku cari sendiri si ini, si seseorang yang aku coverin inituh apa karakternya kaya gimana. Contohnya tuh si ini, si Ryujin ini, Ryujin anaknya jutek, anakknya tomboy, yaudah coba kelola diri sendiri biar bisa kaya si Ryujinnya ini gitu P: tapi kamu aslinya gitu ga sih? N: aslinya sih mirip-mirip sih, tomboy iya, terus judes iya, jadi P: tapi kamu pernah ga dapet yang diluar kamu gitu? N: ohhh, pernah, pernah dulu pas jadi Wendy. Kan ya emang sih kalo dari lipsync sih bisa ya kita ngafalin lirik, tapi kalo dari ekspresinya yang ceria, terus sering fans service itu agak susah, dan itu emang kaya bener-bener nabrak dari apa karakter aku P: tapi kamu kalo ngedance coverin, pas ngedance coverin jadi Wendy itu kamu bener-bener, pas tampilnya itu kamu bener-bener jadi sosok Wendynya ga? N: kepengennya sih seperti itu, kaya pengen nunjukin sisi terbaik aku yang bisa memerankan sosok Wendy yang baik dan benar, dan bikin orang-orang berfikir “ih gila ya dia bener-bener Wendy banget”. Tapi itu balik lagi ke penonton, apakah mereka berfikir seperti itu, tapi kalo dari aku, aku bakal memberikan yang terbaik biar keliatan kaya si Wendy P: terus nih kan sekarang kamukan gabung sama dance cover apa namanya ini? N: mmm daphney P: sebelum sama daphney kamu sama dance cover lain? N: pernah, cuman ga seawet sama daphney P: itu berapa lama sama yang dulu? N: yaaa paling lama itu sekitar 6bulanan, kalo sama daphney udah mau hampir 2 tahunan
lvii
P: terus kamu sebelum ke agensi sekarang, eh ke dance cover sekarang itu kamu pernah masuk agency ga? N: pernah dan itu juga ga bertahan lama P: kenapa kamu pengen masuk agency? N: ya karena pengen diurus aja sih, karnakan aku individual ya, maksudnya ceritanya ga punya group, dan pengen masuk ke salah satu group di agensi dan pengen diurus gitu. Tapi ya rupanya emang ga cocok di agensi gitu, ya mungkin karena peraturannya, atau kita ga punya jalan yang sama dalam pikiran p: itu kalo di agensi itu gimana sih? N: kalo di agensi itu dia punya peraturan sendiri, dia punya tata cara kita sebagai dance cover, terkadang juga kalo ada projectan gitu ya kalo ga mereka, kalo ga dari pihak agensinya sendiri, staff staffnya yang milihin, ya kita harus cepet-cepet ngasih tau kalo kita mau ngecoverin siitu, jadi kaya yang saingan. Terus juga kadang yang ditunjuk orangnya itu itu lagi jadi aku jarang ada kesempatan gitu P: kalo bedanya sama dance cover yang sekarang apa? N: kalo dance cover sekarang sih kita lebih dirundingin sih. Misalnya, nih jumlah anggota yang bisa jalan siapa, entar di tentuin groupnya apa yang mau dibawain, terus juga lagunya, iyaa jadi lebih tersturktur aja sih P: terus sekarang kamu ini lebih seringnya di event-event panggung di mall ginikan, kamu oengen ga sih kaya, ka, mmm sstep by step id (salah satu dance cover), kaya invacion dc (salah satu dance cover), gitu gitu? N: sebenernya sih pengen, dan sekarang sih lagi pengen jalanin seperti itu juga, masuk ke dunia youtube gitukan, kaya kalo ada group come back terus kita belajar gerakannya, tereus di posting gitu, tapi kayanya kalo buat sekarang fokus buat apa, lomba-lomba dulu aja gitu P: terus tujuan kamu ikut inituh apa? N: tujuannya ya untuk menyalurkan hobi, dan jugakan karna sekarang udah kuliah gaada pelajaran olahragakan. Jadi dulutuh waktu sekolahkan ada yang pelajaran olahraga seminggu sekali, nah karna sekarang udah gaada olahraga sama sekali nah yaudah dance cover ini yang menyalurkan hobi olahraga juga P: terus kamu ikut dance cover orangtua tau ga? N: tau P: terus dibolehin?
lviii
N: dibolehin, mereka sih kaya ga pernah masalah, kaya yaudahlah ikutin aja yang lu mau, yang penting kalo ada masalah ya ditanggung aja sendiri, udah kaya tanggung jawab udah diserahin semua P: terus kamu punya hatters hatters gitu ga sih? N: uuuuu banyak, kitakan ga bisa nyuruh orang buat nyukain kitakan, ya pasti adalah satu dua orang yang ga suka P:itu kamu dengan, pengen ga sih “ya lu ga suka sama gw, yaudah gw tunjukin bakat gw gini gii gini” N: ohh jelas, itu jelas banget, itu jelas banget pasti pengen P: pas latihan inituh berapa kali? N: mmmmmm bisa sampe dua bulanan kalo progresnya berta banget, kalo cepet sih paling sebulanan P: mmm, itukan kalo buat event. Kalo uat latihan rutinnya itu ada ga? N: pasti ada. Latihannya paling kaya ngulik yang, nih misalya sekarang nih abis lomba nih, terus besoknya ngulik ynag salahnya yang mana, ya paling sisanya sih ngegabut P: kan kamukan tadi ngecover cewe, pernah ga ngecoverin dance cover cowo? N: pernah!!! P: jadi siapa? N: jadi Baekhyun (salah satu personil group band K-pop) P: serius? N: iyaa P: lagu apa? N: lagu WOLF, BTS (salah satu personil group band K-pop )juga pernag jadi V P: itu latihannya berapa lama? N: eee hari-H ya? Mm iya kalo yang BTS hari-H, kalo yang EXO (salah satu personil group band K-pop) itu sebulanan P: itu kamu kenapa sih pengen ngedance coverin cowo? N: ya pengen liat aja bisa engga sih bawain coveran cowo dengan body cewe ini P; terus menurut kamu bedanya itu apa?
lix
N: bedanya itu kalo yang cowo gerakannya lebih energic sih. Kalo cewe kebanyakan gerakan leuweusnya, kalo cowo itu patah-patahnya, powernya. Nah terus gimana kita itu bisa ngeekspresiin si cowo ini padahal kita itu perempuan gitu P: tapi bisa dapet? N: eeeemmmm Alhamudillah sih bisa P: okeee udah segitu aja ya makasih N: iya sama-sama kaka
6. Informan 6 (Minggu, 15 September 2019) Nama: Yaskur Rahmadani Sentiaki Wibowo Usia: 16 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki
P:Namanya siapa? N: nama lengkapnya Yaskur Rahmadani Sentiaki Wibowo, untuk nama panggilannya Yaskur P: punya nickname ga kalo di panggung? N: kalo buat di panggung, gaada sih P: oh gaada? N: gaada Yaskur mah Yaskur aja P: ini lagi ngecoverin jadi siapa? N: ini lagi jadi Winwin P: oh Winwin, itu kamu waktu jadi Winwin kaya gimana kamunya? Maksudnya kamu jadi pendiemkah atau gimana? N: yah waktu aku jadi Winwin, jadi pas perfomnya nih misal ada yang teriak Winwin gitu, kalo lagi ngobrol sih ya ngedadahin kaya si Winwin kalo diteriakin fansnya. Trus pas lagi narinyamah ya aku ikutin dia gimana, dari tatapannya, teruspa bagian dia pas ngeliat kamera giman. Kan ada tuh ya di fancam itukan disorot deket tuh kadang ekspresinya juga dapet. Trus kostumnya yang lagi ditampilin. Maksudnya ga Winwin doang ya, semua pas tampil, semua anak dance cover itu pasti make baju, kostum yang sama sama yang lagi ditampilin
lx
P: oh gitu, oke. Oh iya nama dance cover kamu apa? N: nama grupnya NCT Q, nama agensinya “Q Project” P: oh kamu itu masuk ke agensi? N: iya P: kamu bisa masuk agensi itu dari mana? N: emm, audisi dari ig (instagram). Iya open audisi buat yang cowo, akhirnya ngirim video debut, dan akhirnya diterima P: agensi itu apa sih? N: mmm agensi itu semacam apa ya. Sebenernyasih ga ga agensi sebesar itusih, tapi cuman perkumpulan dance cover dalam bentuk keluarga gitu. Ini juga nginep kemaren, karna sebelum perfom itu pasti nginep P: emang dari mana ini? N: kenapa? P: dari mana asalnya? Jakarta? Bandung? Bogor? N: asal orangnya? atau asal dance covernya? P: dance covernya N: dari Bogor P: ini kamu tau acara ini darimana? N: tau acara ini dari eeee, group wa (what’s up) komunitas Bogor, komunitas dance cover Bogor P: eemm itu komunitas Bogor suka ngadain latihan bareng-bareng apa engga? N: aaa kadang sih, di Bogorkan banyak dcnya ya dance covernya itu orangnya, cuman dia itu terpisah. Eee maksudnya itu masing-masing, karnakan punya agensi masing-masing, latihannya juga ya tempatnya pilih-pilih. Cuman kalo saya sama group saya itu latihannya di kemuning gading P: kemuning gading jakarta? N: eeee kemuning gadingkan di Bogor, gedung DPRD P: kalo latihannya itu berapa lama? Kalo buat perfom? N: latihan kaya gini, eee sebenernya yang ini ga latihan karna udah hafal. Kalo kemaren tampil juga di kemuning gading ngabisin 2 bulan
lxi
P: latihan doang itu? N: latihan doang P: setiap hari? N: engga. Karna jadwalnya Rabu, Sabtu, Minggu P: itu rutin dari agensinya? N: rutin dari agensinya. Cuman kalo ada yang ga bisa, diganti atau engga diundur P: oh berarti nyesuaiin juga sama waktu masing-masing? N: iya P: di sini jadi apa? Peserta apa bintang tamu? N: bintang tamu P: eeeee, kamukan kalo perfom najunya make ginikan N: kostum P: iya kostum. Nah kalo sehari-hari kaya gini juga ga? N: engga. Masa iya gw ke sekolah gini, kamu ngapain P: maksudnya kalo maen, gini ga? N: engga, malu P: oh malu? N: iyalah malu. kaya lu mau maen make gini, lu ngedating terus make baju kaya gini ya malu P: tapi pernah make pernak pernik K-pop ga? N: maksudnya? P: iya kaya, kaya topinya BTS di video mereka yang mmm N: oh mic drop mic drop P: nah iya, itu kamu ngikutin ga? N: ngikutin aja, ngikutin. Kaya NCT kan make gii-ginian, nih maling nih, nih rante guguk sebenernya hahaha. Ambil aja ahahahhaa P: hahahhaa. Kamu sekolah dimana sih?
lxii
N: di SMA 1 Sukaraja P: kelas berpa? N: baru kelas 11, baru 16 tahun P: oh iya iya. Biasanya outfitnya itu punya sendiri apa dipinjemin dari agensi? N: engga, punya sendiri P: berarti ini beli dong? N: iya beli sendiri. Ga nyolong engga, tadi becanda ko itu cuman buat becanda, maaf maaf itu becan cuman buat konten wkwkwk P: inikan kamu ga kepake lagi ya, terus nanti gimana? N: maksudnya? P: iya inikah dipakenya cuman buat perfom, nahterus nanti kalo udahnya gimana? Boleh dipake buat sehair-hari? N: bolehsih P: boleh dipake sehari-hari? N: boleh, tapi ya ga cocok aja P: berarti kamu di luar panggng ga kaya gini kan? N: iya engga P: tapi kamu make makeup ga? N: apanya? P: kalo lagi jalan sama temen? N: engga, gw ga make up. Gw benci make up, ini terpaksa ajakan karena mau tampil jugakan, kan harus make make up tuh biar seger diliat sama penontonnya. Biar ga kucel-kucel bangetlah. Lagian ribet, nih mau sekolah atau maen, pake ini dulu ini dulu, lama yang cepet ajalah. Lagian masa cowo dandan, kecuali ini ya pas tampil. Kalo sehari-harimah engga, lagian ga punya juga aku P: kalo perfom itu buat laki-laki makeupnya apa aja sih yang dipake? N: yang gw tau ya. Primer, foundation, bedak, eyeshadow, lipstick tapi tipis aja biar berwarna. Yang penting sih biar ga keliatan kucel, trus ga tebel juga karnakan buat cowo. Tapi cewe juga ga tebel-tebel banget sih, emangnya mau kemana yakan tebel-tebel banget. Yah biasalah make up buat enak diliat aja. Anggep aja kaya kita beneran jadi artis gitu mau ketemu fans masa iya kucel
lxiii kan ga enak diliat, trus buat lomba masa keliatan kucel gitu, kaya kantong mata itemnih, kan kaya kurang enak gitu. Karna mau tampilkan P: maskara? N: engga P: selain perfom NCT pernah perfom yang lain ga? N: eee pernah kalo dulu pertama kali, eeee dcnyakan Februari, eee itu debut sama Stray kids, dan akhirnya waktu itu mau ngecover BTS tapi gagal, EXO gagal, terus akhirnya ke NCT P: itu kamu ditentuin dari agensinya ga harus ngecover ini ini ini gitu? N: eee gini aja sih. Misal si leader agensinya ngomong “eh kita cover ini yu, tapi ada audisinya” jadi nanti kita, kita mau ikut apa engga trus tinggal ikut agensi P: oh jadi dalam agensi itu kalo mau perfom itu di pilh lagi gitu? N: mmm apa ya enaknya mmm, dirundingkanlah P: oh dirundingin siapa yang cocok? N: iya dipilih siapa yang cocok P: dai tadikan ngedancenya yang cowo ya. Tapi pernah ga ngedance coverin yang cewe? N: mmm pernah sih, tapi ga sampe di lombain. Iya maksudnya kaya random play dance gitu, tapi ga bisa P: kamu kenapa tertarik buat ngedance cover? N: wah panjang ceritanya P: iya gapapa coba ceritain N: nanti bisa sampe pulang P: hahaha iya gapapa N: hehehe, jadi awlanya itu karna suka Korea, awalnya itu karena cewe P: karna cewe? Cewe lo? N: engga P: Cewe siapa? N: ngeliat salah satu member dari Korea, kan cakep tuh
lxiv
P: oooh, siapa? Siapa bias pertamanya? N: yang di momoland (salah satu girl group K-pop) siapa tuh? Ynag gini-gini P: siapa? Semuanya gini-gini N: oh Nancy (salah satu member girlgroup K-pop) juga suka, siapa ya lupa. Pokonya ada di momoland P: kalo di K-pop, di dunia per K-popannya biasnya siapa? Di group mana? N: di BTS Jungkook, kalo di NCT, NCT U Ten P: oh Ten, kenapa sekarang jadi Winwin? N: ya dikasihnya ini P: oh hahahha N: yaudah bersyukur aja, masih mending bisa tampil P: masih mending bisa debut ya wkwkw. Tapi rollmodenya sipa? N: maksudnya? P: iya rollmodenya gara-gara lu liat “ih dia bagus nih, gw mau ah jadi dia” N: oh mmm kalo gw sih lebih ke rapper P: oh rapper? Siapa siapa? N: kaya misalnya Mark (salah satu member boygroup K-pop). Waktu itu juga waktu audisi gw nampilinnya Mark, make partnya Mark P: Mark Got7 (salah satu boygroup K-pop)? N: bukan maksudnya Mark NCT, gw audisinya make Mark NCT P: kalo dari 3 agensi besar (perusahaan penerbit group K-pop yang terkenal dan terfavorit di Korea) suka siapa? Dari YG, SM, JYP? N: suka semua sih gw, karna tiga tiganya disiplin, itu yang terpenting. Karna menurut gw indonesia ga ada yang disiplin P: hahaha, lu udah disiplin belum? N: alhamdulillah, alhamdulillah engga hehehe P: hahahaha. Kan dari tiga tiganya lu sukakan? Nah dari ketiganya itu lu lebih suka siapa? SNSD? SUJU? TWICE? N: yang cewe?
lxv
P: iya yang cewe N: kalo yang cewe Twice P: kenapa? N: sexy aja P: sexy? N: iya gwmah frontal, jujur aja P: red velvet engga? SNSD engga? N: kurang P: 2ne1 engga? Sistar? N: ennngggga P: oh ga suka yang tua kali ya N:bukannya karna tua, lebih tepatnya gatau kali ya hahaha P:hhahaha K-popers generasi baru ye N: iyaa baru Februari P: oh baru sukanya? Emang dari kapan suka K-popnya? N: Februari P: Februari tahun ini? N: iya P: Februari suka? Terus langsung debut? Keren ya N: comeback tepatnya bukan debut P: oh emang debutnya kapan? N: udah lama P: kapan? N: lupa P: mmm, lu masuk agensinya Februari? N: aaaa gimana ya enak ngomongnya ya. Jadi pertama itu emang groupnya beda, gw groupnya dulu sama yang tadi tuh yang jambak-jambakan, liat ga? Engga ya
lxvi
P: engga N: ada tadi group saya yang dulu, saya ampe diijambak-jambak segala macem P: hah? Kamu dijambak-jambakin? N: yakan buat lucu-lucuan aja. Dulutuh udah kaya keluarga, cuman pecah karna ada sesuatu. Terus akhirnya pindah kesini P: ooh gitu. Kamu itu suka K-popnya nih, joget-jogetnya, lagunya, itu dari kapan? N: Februari P: serius Februari? Terus udah jago? N: engga engga jago sih. Menurut gw dancenya, kalo ngedance bisa sama siapa aja. Karna simple prinsipnya, “lu itu niruin orang” karna ngecover, jadi niruin orang. Gitu aja sih P: biasanya kalian ini kalo latihan, itu dari video, apa emang ada pelatihnya? N: ada video. Jadi oke pertama kita mau latihan ini, lagunya ini, belajar materinya dirumah masing-masing, disana disamain P: oohhh, terus bisanya ngompakin itu 3 hari? N: iiiya P: buat ngompakinnya? Dan itu rutin? N: rutin P: kalo ga perfom? N: iiya P: kalo ga perfom? Diluar perfom berapa? N: maksdunya? P: iya maksudnya kalo lagi ga perfom N: eng engga ga bisa ga perfom sih, soalnya setiap bulan pasti ada perfom P: oh setiap bulan pasti ada? N: iya pasti ada, soalnya udah dijadwalin, udah ada dijadwalin P: berarti bulan depan ada? N: ada
lxvii
P: dimana kalo boleh tau N: kurang tau, itu urusan leader P: ohhh. Kalo kamu disini jadi apa? Anggota doang? N: iya anggota doang P: kalo Winwin itu posisinya apa ya? N: rapper. Dia mmmm kalo di NCT BOSS, partnya kurang banyak, karna dia ga faseh bahasa Korea P: oooh, tapi bisa ga ngerapp? N: eeee rappnya dulu straykids yang byeonjin P: lagu apa? N: lagu elevator (mencoba bagian rapper) P: wahhhh keren keren. Mmmm kamu ga ada nicknameI ya di sini? N: engga ada. Dulu pernahsih dibikinin, tapi jelek P: apa? N: Bowo P: Bowo? N: iya dulu waktu lagi jaman tiktok noh. Kan waktu masuk group terus ditanya namanya siapa terus ngasih tau Yaskur Rahmadani Sentiaki Wibowo, jadi yaudah panggil aja Bowo. Kan nyebelin P: hahahhaa. Mmmmm ini bikin bajunya mesen apa bikin sendiri? N: mesen P: oh mesen ke? N: gatau P: jadi agensi kamu cuman naungin dance cover doang? N: mmmm danc cover ada, sing cover ada P: oh sing cover ada. Kamu kenapa ga sing cover? N: mau, tapi susah P: hahha. Ini kamu ada managernya?
lxviii
N: ada managernya P: ini kamu makeupnya sendiri apa engga? N: engga di makeup P: oh, kalo perfom gini yang dibawa siapa aja? N: yang dibawa, ya yang seperlunya aja P: iya siapa aja? N: mmm managerI ada, tapi kalo makeup ga selalu dari agensi. Kaya kita punya, di Bogorkan luas ya dance cover, punya temen. Nah walaupun beda agensi itu temen, nah itu suka makeupin bareng-bareng P: oooh. Ini kmau rambutnya ga permanen kan? N: permanen P: kesekolah gini warnanya? Boleh emang? N: engga P: lah terus? N: saya dari SMP emang udah barbar hahahaa P: itu temen kamu juga? N: iya P: tampil juga? N: iya P: ooh. Tadikan kamu disini paling muda ya, nah kalo yang paling tua disini itu tahun berapa? N: 1996 P: serius? Itu dia masih ikut dance? N: iya P: itu dia masih kerja apa gimana? N: masih kerja P: ohhh, tapi dia masih aktif? N: iya, malah dia yang kaya ini mmm kaya apa ya mmm volunternya lah
lxix
P: oooh. Tapi kalian di depan panggung sama dibelakang panggung beda profesi? N: iya masing-masing. Saya sekolah, terus masih ada yang kerja, yang kuliah P: nih mau nanya kalo lu sehari-hari gayanya gimana sih? N: gayanya ya santuy aja P: kaos cowo aja gitu? N: waktu itu gw penah ke Jakarta, ke Senayan cuman make kaos sama celana pendek doang udah gitu doang P: iya? N: iya, kan yang penting dompet tebel P: hahahahah, iya bener. Mmm kalo di luar panggungkan gayanya NCT, BTS, EXO itu jugakan biasa cuman celana sama kaos. Nah itu lu ngikutin ga? N: engga, itu terlalu ribet sih. Kaya “ngapain” Indonesia beda sama Korea, Indonesia panas. Nih lu keluar rumah, panas, susah P: iya bener. Berarti kamu kalo diluar panggung jadi diri kamu sendiri? N: iya P: ini rambutnya selain merah pernah warna apalagi? N: mmm waktu itu pernah warna coklat, cuman nanti mau ganti lagi sih P: itu orangtua kamu ngedukung? N: ngedukung, kalo ibu ngedukung, tapi kalo kaka engga P: kakanya cewe apa cowo? N: cowo P: ohhh. Ini kamu jadi bintang tamu berarti dibayar dong? N: rahasia P: oh rahasia N: rahasia, cuman orang dalem yang tau, ga boleh diomongin P: oh rahasia, yaudah deh makasih ya N: iyaa
lxx
7. Informan 7 (Minggu, 15 September 2019) Nama: Muhammad Rayhan Fasya Usia: 20 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki
P: namanya siapa? N: nama lengkap? P: iya N: nama lengkapnya Muhammad Rayhan Fasya P: kalo di sini punya nick name ga? N: sebenernya ada, dulu dibuat namanya itu seha. Cuman karna temen-temen udah biasa manggilnya pacoi, jadi pacoi gitu P: oh jadi sekarang ini dipanngilnya itu pacoi kalo disini? N: iya P: kamu itu biasa ngecoverin siapa? N: sebenernya kalo ngecoverin udah banyak, cuman pertamanya itu ngecover BTS jadi Jungkook P: kalo tadi abis nampilin apa? N: tadi abis nampilin BTS (salah satu girl group K-Pop) P: selain pernah nampilin BTS, pernah nampilin apalagi? N: NCT (salah satu girl group K-Pop) pernah, Shinee (salah satu girl group K- Pop), Wannaone(salah satu girl group K-Pop) P: Wannaonenya nampilin apa? N: burn it up, energetic, beautiful, i promise u, P: jadi siapa ka? N: kadang jadi Jihoon, kadang jadi Daniel. Udah itu dua P: terus kaka ini. Inituh masuknya agensi apa dance cover independent? N: eeh awalnya dance cover perorang. Namanya orang makhluk sosialkan, pengen punya temen-temen jugakan yang senasib suka dance cover, jadi aku bikin sendiri agensi aku, terus yang disini ini itu agensi aku
lxxi
P: ohhh, jadi kaka ketuanya disini? N: iya P: kenapa ka kaka kepikiran buat bikin agensi sendiri? N: iya jadikan kalo dance cover itu berkelompokkan? Nah awalnyatuh cuman ber7, terus bosentuh ngecovernya itu lagi itu lagi, pengen nyoba yang lain, akhirnya nyari orang lagi, udah gitu capekan kalo gitu terus, yaudah akhirnya bikin aja agensi jadi nanti tinggal tuker-tukeran P: terus kaka tau even yang sekarang ini dari mana? N: kalo even yang inimah diundang, kan jadi bintang tamu P: oh iya bener. Tapi pernah ga sih jadi peserta? N: pernah, waktu itu juga di sini waktu pertama kali debuttuh pas tahun 2017. Waktu itutuh nyari eventuh masih dari ig (instagram) P: emang agensinya itu beridirnya dari kapan? N: baru, baru tahun ini P: oh baru taun ini. Cuman ko udah banyak banget fansya? N: oh mungkin itu karna dulu yang BTS itu udah banyak job banget kemana- mana. Udah ke Tasik, Sukabumi, jadi karna namanya udah gede terus ikin agensi, jadi group yang lain kebawa juga namanya kemana-mana P: kalo boleh tau ini nama agensinya apa? N: Q, huruf q P: Q daong? N: iya P: itutuh artinya apa: N: emmm, Q itukan kalo dalama bahasa ini mmmmm apa, kalo dari produksi TV film, itukan artinya tanda ya buat mulaikan biasnaya, kaya music Q atau apa gitukan. Jadi kitatuh mau agensinya itu sebagai tandai untuk memulai sesuatu yang besar gitu P: terus kaka itu kalo di luar dance cover itu apa? Kerja apa kuliah? N: kuliah P: semester?
lxxii
N: semester berapa ya gw ya, benatr dulu. Kalo tahun ketiga itu berarti semester berapa ya P: tahun ketiga? N: berarti lima ya? P: enam N: lima kali lima P: emang masuk ajaran berapa? N: tiga. Kan 1 2, 3 4, 5 6. Oh iya 6 deh maaf ya maaf ya P: emmang kelahiran tahunberap ka? N: 99 P: oh 99? N: tuaan kamu ya? P:iya, cuman beda setahun mmm, sekarang ini, tadi itu abis nampilin BTS ya? N: iya P: nah kamu itu pertama kali suka sama dance cover itu karna apa sih? N: duh lupa, karna apa ya. Jadi dulu itu waktu kelas 7, waktu SMP itu karna liat Shinee yang lucifer itukan keren banget ya beuh dancenya. Tapi kalo suka K-Pop mah awalnya karna SNSD tuh yang GEE. Udah gitu waktu liat Shinee pengen ngedance, tapi ga dilanjutin tuh, cuman dirumah doang iseng. Terus waktu SMK baru tautuh ada dance cover yaudah coba deh P: terus orangtua kaka ngedukung ga kaka ngedance cover? N: engga, disuruh berhenti. Tapi waktu sering bawa piala, sering di undang, yah awalnyasih diem-diem aja P: terus tujuannya kaka ngedance cover itu apa sih? N: awalnya itukan cuman mau nyalurin hobi ya, terus lama-lamatuh banyak orang yang suka kan jadinya seneng. Yaudah jadi sekarang kaya kehidupan kedualah gitu P: kalo bias pertama kali siapa? N: Taeyeon SNSD P: nah biasnya kan cewe tuh, pernah ga ngecoverin dance girl group?
lxxiii
N: pernah waktu di ini, di Sukabumi. Jadi mereka itu minta buat ada yang lucu- lucunyakan jadi kita bawain cheer up Twice P: itu waktu jadi bintang tamu apa peserta? N: jadi bintang tamu, ga berani kalo jadi pesertamah, diledekin nanti P: iya iya. Kaka itu paling jauh itu tampil dimana sih? N: jauhan Tasik apa Sukabumi tuh? Itu paling juah pokonya dua itu aja P: oh Tasik Tasik N: jauhan Tasik ya? Yaudah berarti di Tasik P: terus kalo di luar dance cover nih, kan kalo di dance cover ngikutin MV (music video) kalo engga ngikutin pas perfomnya kan, nah kalo di luar dance cover penampilannya kaya gitu juga ga? N: kalo kuliah engga, kalo kuliah lusuh, anak DKF kan biasa mata hitam. Kalo lagi kaya gini baru, solanyakan buat apa dandan diluar. Kalo aku ya ikut kaya gini sebenernya bukan buat gaya, bukan buat gaya biar orang suka gitu, cuman karna emang suka banget sama K-Pop, jadi pas acaranya baru aku dandan kaya gini P: jadi kalo di luar itu biasa aja gayanya ya? Tapi suka gasih ngikutin gaya baju BTS, karna bisa dibilang gaya pakaian mereka simple simplekan, itu ngikutin ga? N: iya suka, kaya make baju yang over size gitu P: tapi pernah make atribut yang di panggung ga? Kaya anting, kalung, gelang? N: oh kalo sehari-hari ga pernah make, ngapain P: tapi kalo pas jalan sama temen-temen dance cover lain make? N: jalan-jalan apa? P: jalan-jalan biasa, pas gaada even kaya gini N: engga, biasanya kalo hari-hari biasa kamu ga akan kenal karna aku lusuh banget, rambut ga jelas pasti P: makeupan ga tapi? N: engga, kalo sehari-harimah ngapain make upan. Sayang jugakan kalo gaada gunanya, kalo gaada acara gitumah, kalo kekampus doang atau maen sama temen mah aku ga make, karnakan udah deket ya sama mereka, jadi udah ga malu. Cuman paling aku make makeupnya itu paling kalo ke nikahan orang, buat nutupin jerawat nih malu banyak banget.
lxxiv
P: makeupnya biasanya apa aja? N: gatau namanya. Eh oh itu, fundation, mata-mataan itu apa namanya? Mmm eye shadow, sama dibedakin, terus apa ya oh lipbalm buat ngelembapin. Iya pake liptint juga P: lipstick lipstick? N: engga kalo lipstickmah P: biasanya make blush on ga? Atau alis? N: engga P: terus ini rambuutnya diwarnain itu emnag konsep apa emang pengen diwarnain? N: emang dari dulu suka banget di warnain, tapi ga bolehkan, nekat aja sih ke salon P: tapi pulang-pulang ga dimarahin? N: yah dimarahin P: ini sehari-hari rambutnya diwarnain? N: masa tiap hari ganti warna P: kirain gitu lagi pengen mood warna merah ganti N: tapi ini awalnya warna silver, pas tanggal 1 P: kadang warna rambutnya nyocokin sama yang mau di cover ga sih ka? N: kadang sih iya, samain warna rambut jugakan, karna biar pas dari jauh udah keliatan gitu sama orang mau ngecoverin siapa, oh jadi siini siininya gitu, kan keliatan dari bajunya. Kaya tadituh yang ngecover NCT, kalo yang suka K-Pop biasanya sih udah tau, apalagi ctzen(sebutan penggemar NCT)kan. Nah paling biar lebih nyiriinnya itu dari warna rambut sama makeupnya, karnakan matanyatuh kadang pada beda-bedakan, ada yang dibikin tajem, terus ramah. Gitu paling N:oh gitu, jadi rambut juga ya, kalo dance cover yang cewe gituka, itu mereka juga kaya gitu ga? P: iya yang cewe juga gitu, kalo cewe biasanay kunciran rambutnya sih. Kan ada tuh ya yang dikuncir, terus mm di uraituh rambutnya. Ya gitu-gitu, kuncir satu, make jepitan, trus yang diituin rambutnya apa tuh, mmmm, apa namanya, yang digelung-gelung, di catok. gitusih P: itu kalo di BTS biasnya siapa?
lxxv
N: Jungkook P: engga yang lain engga? N: itu yang plaing seru sih, yang plaing asik kalo di liat P: ohh, mmm ini di agensi kaka yang paling tua umurnya berapa? N: aduh berapa ya dia tuh tahun 96 apa 97 gitu lupa P: itu udah kerja? N: udah kerja P: tapi masih aktif ikutan dance cover ga? N: masih, semuanya masih aktif di agensi P: nah agensi kaka itu naungin cewe juga ga sih? N: naungin, rata-rata itu cewe, kalo cowo itu cuman 12, kalo cewe banyak pokonya P: terus kalo itu ber 12 pas diundang ke acara kaya gini, ituh dipilih lagi apa emang udah ada groupnya masing-masing? N: kalo apa? P: iya klao diudang even kaya gini itu kaya di pilih ga? ”eh kita diudang nih” itu di tentuin ga sih suruh nampilin apa? N: kalo buat yang inisih engga, karna kita nawarin. Karna ini perform annive kita, jadi kita nampilinnya 3x, tiga group langsung P: jaid inituh kaka tuh jadi, mmm apa ya namanya mm sponsornya? N: kalo sponsor engga P: trus kerja samanya gimana sampe bisa dikontak ? N: karna biasanya kalo even K-Pop ini ada lombanih terus penampilannya bagus, banyak yang suka, nah itu biasanya dijadiin dance performance dulu, nah kalo pas jadi dance performance banyak yang suka baru di jadiin guest star P: inituh kalo boleh tau ya ka, kalo kaka tau juga, inituh dalam even apa sih? N: even, kalo mereka emang sering bikin even-even lomba dance cover sih P: itu biasanya berapa bulan? N: biasanya setiap bulan ada
lxxvi
P: dari agensi kaka masih ada yan jadi peserta? N: dari agensi aku masih ada yang jadi peserta, tapi kalo group aku udah ga bisa. Karnakan kalo di dance cover itu ada tingkatannya gitu ya. Mmm rookie itu buat yang baru masuk P: berarti kaka udah termasuk sunbae (senior)? N: engga sunbae juga sih, tapi udah cukup lama sih jadi masa saingan sama rookie P: itu kalo biasanya buat ngerekrut orang-orangnya buat masuk agensi kaka itu gimana? N: kalo di agensi aku sih sampe sekarang kalo buat yang cowo masih buka, karna jarang banget. Tapi kalo buat yang cewe udah tutup, kemaren pas masih buka yang masuk itu 18 orang apa ya, udah banayk banget kalo yang cewe P: kalo kaka tuh ngefilter buat bisa masuk agensi kaka itu gimana? N: kalo aku ga terlalu liat skillnya ya, kalo dia ga kaku, atau dia luwes geraknya udah. bukan kalo dia jago banget gitu engga, tapi liat dari dai pembawaanya, dia enjoy ga kalo ga enjoy biasanya engga P: itu kaka sendiri yang milih? N: iya P: ada temennya yang lain ga? N: ada kalo cewe kadang aku minta bantuin nilai yang cewe, karna takutnya salah nilaikan P: di sinikan kaka jadi ketuanya, nah ada ga sih wakilnya, sekertaris, atau bendahara? N: sebenernya kalo dibilang ketua engga ketu, cuman akutuh kaya misalnya mereka mau bikin video dance, nanti aku yang ngerekamin. Selain itu apa ya, mmm aku jadi kaya fasilitator gitulah P: kalo itu latihannya diliatnya dari video doang? N: iya jadi kita itu kaya misal ada MV keluar nih NCT BOOM nanti kita hafalin kejar target, tapi kadang kita lose karna tampil ginikan jadi ga latihan-latihan, terus nanti bawain lagu yang sekarang-sekarang P: emang kalo latihan buat even kaya gini tuh berapa lama? N: kalo yang BTS itu baru kemaren sekali, itu juga karna orangnya ga bisa- bisa. Sampe tadi sebelum tampil pun ganti karna orangnya gabisa. Cuman kalo buat latihansih lama bisa sebulan cuman ketemunya setiap minggu doang, 4x
lxxvii
P: oh jadi seminggu sekali doang latihannya? N: iya P: walaupun gaada even tetep latihan? N: iya, karnakan buat negjar lagu-lagu yang baru P: kenapa kaka lebih milih dance cover? Sedangkan kan ada sing cover N: aku ga bisa nyanyi P: tapi di agensi kaka ada ga yang ngesing cover? N: ada, aku juga dulu sebenrnya mau bikin project yang sing cover tuh, cuman aku jadinya ngerap, karna kalo aku nyanyi telinga kalian sakit semua nanti P: coba contohin ngerapnya N: gamau ah P: gapapa, tadi juga temen kaka nyontohin N: diamah emang kepedean P: yaudah ngerap lagu Suga aja deh yang agus’D N: engga apal P: yaudah yang di boy in love aja deh N: kan aku jadi jungkook P: yaudah nyanyi ka N: engga ah P: lah kan katanya jadi Jungkook, Jungkook kan nyanyi N: yakan cuman dance, dance cover P: hahaha. Nih kan kaka nampilin jadi Jungkook kan, nah pas nampilin itu kaka bener-bener ngedalemin jadi Jungkooknya? N: oh iya, tapi waktu dulumah waktu masih baru-barumah yang penting gerakan. Tapi lama-lamah kaya fancame, video, dibukain satu-satu diliatin, gimana perfomnya Jungkook, gimana gerakannya, gimana ekspresinya, gimana aksen-aksen gerakan khasnya dia P: tapi pas udah diluar ngedance, pas lagi ga ngedance itu masih kebawa Jungkooknya ga?
lxxviii
N: engga siih. Karna kau orangnya nih ya kalo di depan panggung, kaya sekarang pas lagi make kostum gini sama kalo lagi keseharian itu beda banget P: kalo boleh tau penampilan kaka sehari-hari itu kaya cowo-cowo Indonesia apa kaya cowo-cowo Korea N: kaya cowo Indonesia sih, cuman make kaos jins, kaos jins gitu aja paling P: oh gitu, makasih ya ka atas waktunya buat wawancara ini N: iya sama-sama
lxxix