Pemaknaan Ornamen Murdha Pada Arsitektur Tradisional Bali
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
INFO – TEKNIK Volume 10 No. 1, Juli 2009 (01 - 09) PEMAKNAAN ORNAMEN MURDHA PADA ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI I Nyoman Widya Paramadhyaksa1 Abstact - Murdha is an ornament lain on the top of Balinese traditional buildings which are generally functioned for religious and spiritual activities. This article discusses about the interpretation of symbolic meaning of murdha ornament. The method applied in this study is hermeneutic and using some approaches, such as: formal approach, religion concept approach, mythology, community belief, and comparison with other ornaments which have similar values with murdha. The finding shows that murdha is closely related to heaven as the final destination of the human’s soul after his death on earth. Keywords: meaning, ornament, murdha, symbol, dan heaven. PENDAHULUAN Di antara ketiga kelompok ornamen di atas, kelompok ornamen di bagian raab Dalam seni arsitektur tradisional Bali bangunan merupakan salah satu ornamen- dikenal adanya berbagai macam ornamen ornamen yang relatif paling jarang mendapat dan seni dekoratif yang menghiasi per- perhatian sebagai bahan kajian penelitian wujudan bangunannya. Ornamen maupun selama ini. Bentuk-bentuk ornamennya yang ukiran dekoratif tersebut terdapat di hampir sedemikian rupa – kecil dan sederhana – di semua bagian bangunan tradisional Bali. samping juga karena posisinya yang berada Ornamen-ornamen bangunan Bali berdasar di tempat yang sulit dicapai, sepertinya kan posisinya dapat dikelompokkan atas menjadi penyebab minimnya tulisan men ornamen-ornamen yang terdapat di bagian dalam dari para sarjana arsitektur tentang kaki, badan, dan atap bangunan. Pada bagian ornamen-ornamen kelompok ini. kaki bangunan atau bebaturan, lazimnya Murdha merupakan ornamen paling terdapat berbagai macam pahatan dari bahan utama dalam kelompok ornamen di bagian batu alam maupun bata merah. Pahatan- raab bangunan tradisional Bali. Ornamen ini pahatan ornamen ini disebut dengan nama paling banyak ditempatkan di puncak-puncak ornamen karang hasti, karang manuk, bangunan tradisional Bali yang beratap ukiran-ukiran pepatran, dan lain sebagainya. limasan, seperti bangunan-bangunan suci Pada bagian badan bangunan, lazimnya (bangunan pelinggih) yang terdapat dalam terdapat ruang (rong) dan beberapa batang areal pura. tiang bangunan (sasaka). Pada bagian ini Tulisan ringkas ini pada intinya terdapat pula ornamen karang bhoma dan memaparkan mengenai bentuk dasar, varian, ukiran-ukiran paduraksa. Pada bagian atap dan tafsiran makna simbolis dari ornament bangunan yang dalam istilah lokal Balinya murdha yang terdapat di puncak-puncak disebut dengan nama raab, lazimnya bangunan tradisional Bali. dapat dilihat adanya ornamen murdha Permasalahan penelitian yang akan dicari dan ornamen karang bentala di bagian jawabannya dalam kajian ini dapat dirumus puncaknya, serta ukiran-ukiran gegodeg kan sebagai berikut: pada tiap ujung jurai bangunannya. 1 Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Bali, email: [email protected] 02 INFO TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juli 2009 1. Seperti apa bentuk dasar dan varian- bangunan-bangunan tradisional Bali. varian ornamen murdha di bangunan- Ornamen murdha dapat dinyatakan bangunan tradisional Bali? sebagai puncak atau kepala dari 2. Apa makna simbolis dari ornamen bangunan-bangunan yang “memakai”nya. murdha tersebut? b. Bentuk dasar dan variannya Bentuk dasar ornamen murdha pada umumnya adalah berdenah dasar lingkar KAJIAN TEORITIS an atau bujur sangkar. Ornamen ini memiliki tampak yang relatif sama pada Uraian Ringkas tentang Murdha keempat sisinya dan memiliki bagian a. Pengertian kepala yang mengecil atau meruncing ke Istilah murdha berasal dari istilah arah atas (lihat gambar 2-9). Sansekerta “mūrdhā” yang berarti Bentuk varian ornamen murdha adalah ‘kepala’ (Mardiwarsito, 1981: 357). sangat banyak. Bentuk-bentuk varian Pengertian ini akan menjadi lebih mudah tersebut antara lain berupa, kuncup bunga, dipahami apabila istilah murdha vas, tempayan terbalik, permata, kerucut, selanjutnya dilihat sebagai sebuah nama lingga-yoni, dan genta (lonceng genggam). ornamen yang terdapat di puncak atap Murdha Kepala Karang Bhoma Rong Badan Kaki Bebaturan Gambar 3. Gambar 1. Posisi murdha Gambar 2. Tampak atas Varian ornamen pada bangunan meru ornamen murdha murdha sumber: analisis, 2008 sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 Gambar 6. Ornamen Gambar 4. Gambar 5. murdha berbentuk krucut Varian ornamen murdha Varian ornamen murdha (prucut) sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 I Nyoman W. Paramadhyaksa, Pemaknaan Ornamen…03 Gambar 7. Murdha Gambar 8. Gambar 9. Murdha kreasi berbentuk lingga-yoni Murdha berbentuk genta baru sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 c. Bangunan “pemakai” ornamen murdha suci (bale kulkul) dan bangunan untuk Ornamen murdha di Bali dapat ditemukan upacara ritual (bale gede) yang terdapat di puncak-puncak bangunan-bangunan dalam areal balai warga suatu tradi-sional Bali yang memiliki bagian permukiman adat Bali (bale banjar). Pada atap berbentuk dasar limasan. Bangunan- bangunan rumah tradisional Bali, bangunan pemakainya secara umum dapat ornamen murdha juga dipahatkan di dikelompok kan sebagai bangunan yang puncak bangunan bale dauh, yaitu terdapat di areal suci, bangunan bangunan yang masih memiliki kaitan permukiman umum, dan bangunan rumah dengan kegiatan agama atau untuk orang tinggal tradisional Bali. Bangunan- tua dari pasangan muda (suami-istri) bangunan suci yang “me-makai”ornamen pemilik rumah. murdha di bagian atapnya antara lain Berdasarkan uraian tentang bangunan- bangunan meru (pagoda Bali), pelinggih- bangunan “pemakai” di atas, mudah pelinggih (bangunan suci), maupun dipahami bahwa ornamen murdha ini gerbang utama menuju areal paling suci pada intinya memiliki korelasi yang kuat suatu pura umum (kori agung). Pada dengan fungsi bangunan sebagai bangunan permukiman umum, ornamen bangunan keagamaan atau sebagai murdha lazimnya ditempatkan di bangunan yang diperuntukkan kepada bangunan-bangunan yang juga masih orang-orang yang dituakan dalam suatu memiliki kaitan dengan kegiatan keluarga. keagamaan, seperti bangunan kentongan Gambar 12. Gambar 11. Gambar 10. Kori agung Bangunan-bangunan suci berpuncak Bale kulkul murdha sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 sumber: survey, 2009 04 INFO TEKNIK, Volume 10 No. 1, Juli 2009 Tinjauan tentang Ornamen-ornamen di Hindu di India (Flecker, 2002: 43). Puncak-puncak Bangunan Suci Hindu dan Ornamen ini berbentuk stūpa yang Buddha berukuran kecil. Ornamen stūpika dapat a. Rátna dimaknai sebagai simbolisasi keberadaan Ornamen rátna adalah ornamen yang sorga yang dalam ajaran agama Hindu terdapat di puncak-puncak arsitektur candi digambarkan berada di puncak tertinggi Hindu di Jawa maupun India. Istilah rátna gunung mahasuci alam semesta yang adalah berasal dari bahasa Sansekerta, bernama Meru (cf. O'flaherty, 1980: 81). berarti ‘permata’ atau ‘mutiara’ c. Kalaśa (Mardiwarsito, 1981: 467). Ornamen Kalaśa adalah ornamen puncak bangunan rátna adalah menyimbolkan keberadaan suci Buddhis yang bernama stūpa. alam sorga sebagai tempat bersemayam Ornamen ini lazimnya berbentuk pahatan nya para dewata, bidadari, dan roh-roh permata berkilauan. Kalaśa memuat suci. Sorga atau nirvāṇa dalam konsepsi konsepsi tentang kekosongan atau sunyata Hindu juga dimaknai sebagai tempat yang dikenal dalam ajaran Agama Buddha bersatunya jiwa manusia dengan Sang sebagai nirwana atau nirvāṇa (Stratton, Penciptanya, tempat kedamaian abadi, 2002: 18). Alam nirvāṇa dimaknai juga akhir dari tujuan perjalanan manusia dalam ajaran Buddha sebagai kebalikan menurut ajaran Agama Hindu dari alam fana atau alam dunia tempat (Stephenson, 1990: 134). Ornamen ini hidup manusia. Nirvāṇa dalam konsepsi lazimnya berbentuk seperti pahatan Buddha disebut juga sebagai sūnyata. sebuah kuncup bunga atau sebentuk Sūnyata merupakan titik tertinggi dalam permata kecil. ajaran agama Buddha, saat jiwa manusia b. Stūpika telah mampu terbebas penuh dari ikatan Stūpika merupakan sebutan ornamen yang duniawi dan mampu bersatu dengan Sang terdapat di puncak bangunan percandian Penciptanya (cf. Christian, 1972: 129). Gambar 13. Candi Gambar 14. Rátna pada Gambar 15. Stūpa Prambanan puncak Candi Prambanan sumber: survey, 2008 sumber: survey, 2009 sumber: www.google/gambar/stupa.html Tinjauan terhadap Konsep Sorga dalam Perjalanan sinar yang dimaksud di sini Mitologi Hindu dan Kepercayaan adalah berkenaan dengan makna sorga Masyarakat tentang Sarana Air Suci sebagai lintasan perjalanan roh-roh di dalam Prosesi Upacara Ritual Hindu Bali. alam semesta yang akan bersatu kembali 1. Konsep sorga kepada Penciptanya. Dalam konsepsi ini Sorga berasal dari kata svarga yang Sang Pencipta atau Tuhan digambarkan berarti perjalanan menuju sinar. berwujud sinar suci atau matahari abadi di I Nyoman W. Paramadhyaksa, Pemaknaan Ornamen…05 alam semesta (Chodjim, 2005: 12). Dalam sorga, melalui jembatan pelangi yang ajaran Hindu dan Buddha, svarga (sorga) terlihat di langit pada saat itu (cf. atau nirvāṇa digambarkan sebagai tempat Paramadhyaksa, 2009: 109). tertinggi di alam semesta yang penuh 2. Makna sarana Air suci dalam prosesi kedamaian, di mana jiwa manusia telah upacara Hindu Bali (tirtha) mampu kembali bersatu dengan Sang Agama Hindu di Bali disebut juga dengan Penciptanya. Tempat terbebasnya jiwa- nama āgama tirtha (agama air suci). Hal jiwa dari ikatan duniawi dan tidak terlahir ini berkaitan erat dengan kenyataan kembali (bereinkarnasi) di alam samsāra bahwa hampir dalam setiap kegiatan