Prosiding Silin 2017
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, sebagaimana yang diatur dan diubah dari Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002, bahwa: Kutipan Pasal 113 (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagai mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Peng guna an Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Pengguna an Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 1.000.000. 000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Proceedings SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara Salatiga Jum’at, 8 September 2017 Editor: Kastholani, Ph.D. Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Dr. Supardi Abdillah, M.A. SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara Editor : Kastholani, Ph.D. Dr. Benny Ridwan, M.Hum. Dr. Supardi Abdillah, M.A. Sampul & Layout : Tim Cetakan I : September 2017 Penerbit : IAIN Salatiga Jawa Tengah ISBN: 978-602-96724-2-8 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin penulis dan penerbit. PREFACE SILin 2017 is the first international seminar on Literature Nusantara held by State Institute of Islamic Studies IAIN Salatiga Indonesia in cooperation with Universiti Pendidikan Sulthan Idris (UPSI), Malaysia, Persatuan Penulis Budiman, Malaysia, and Forum Lingkar Pena (FLP) Salatiga, Indonesia. The objectives of this seminar are to explore the literature and cultural heritages in Southeast Asia, to enriching the literature, cultural, and religious studies; to contextualize the values of literature, culture, and religion to establish a dignified peace society; and to maintenance the cooperation among the universities, academicians, artist, and expects on literature, language, cultural, and religious studies. This is due to the fact that literature is a portrait of the reality of human life. Literature is also an important tool for writers to display social reality in literary works. It is in this literary work that human values, justice, nurture, be preserved and disseminated, so that the ideals of the human beings to establish a dignified peace society can be manifested by involving this literary role. This is because literature carries out the functions of humanity, education, and liberation. There four main topics discussed in this seminars, covering: First, Religion, State, and Counter Terrorism, Second; Literature and Literature Criticism, Third, The Locality and Contextualization of Literature and Culture, Fourth, Education, Literature and Language Studies. There are 24 papers presented in this seminar. This seminar is an effort to actively participate in the development of science and literature and to develop and enrich the treasures of literature and to uphold the values of literature, culture, and religion to create a peaceful and dignity and to expand participation in a regional, national, and international context. The Editors. Kastolani, Benny Ridwan, and Supardi Abdillah SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara v SEPATAH KATA NAIB CANSELOR UNIVERSITI PENDIDIKAN SULTAN IDRIS Assalamualaikum wrt wrt dan Salam Sejahtera. Syukur kepada Allah SWT, kerana seminar pertama SILiN ini dapat di r ealisasikan pelaksanaannya di Kampus Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga, Jawa Tengah indonesia. Saya ingin mengambil kesempatan ini me rakam- k an ucapan terima kasih atas kesediaan Persatuan Penulis Budiman Malaysia memilih Universiti Pendidikan Sultan Idris sebagai rakan kongsi akademik bagi menjayakan seminar ini. Program-program keilmuan sememangnya sudah menjadi suatu keperluan di universiti sebagai pemangkin perkembangan ilmu. Persidangan membuka ruang argumentasi, dialog dan perbincangan yang akan menemukan manusia kepada sesuatu solusi. Persidangan yang dianjurkan ini membuka peluang kepada ahli akademik menyampaikan hasil-hasil kajian menerusi pembentangan kertas kerja yang tentunya akan mendatangkan banyak manfaat untuk pembangunan negara. Saya menyambut baik usaha murni ini dan merakamkan setinggi peng- haragaan atas dokongan Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga, Jawa Tengah, Pemerintah Walikota Salatiga bagi menjayakan seminar ini. Sokongan se perti ini boleh memberi manfaat kepada dua pihak dalam konteks membangun SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara vii Daftar Isi dan merancakkan proses pengembangan ilmu dan pembangunan di rantau Nusantara ini. Semoga dokongan dan kerjasama seperti ini dapat diteruskan lagi pada masa-masa akan dalam pelbagai bidang yang lain. Sekian terima kasih. PROFESOR DATO’ DR. MOHAMMAD SHATAR BIN SABRAN. viii SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara KATA SAMBUTAN PRESIDEN PERSATUAN PENULIS BUDIMAN MALAYSIA Pertama-tamanya, saya mengucapkan kesyukuran ke Hadrat Allah SWT kerana dengan Izin dan Rahmat-Nya jua Seminar Internasional Pertama Literatur Nusantara (SILiN) yang julung kali dianjurkan ini dapat direalisasikan pelaksanaannya pada hari ini. Selawat dan Salam ke atas Junjungan Besar Nabi Muhammad SAW obor uswatun hasanah. Seminar kali pertama ini mengenengahkan literatur Nusantara sebagai latar yang menganjung ruang perbincangan para akademis. Seminar ini membuka satu lagi ruang akademik di peringkat internasional yang mempertemukan ahli akademik serumpun dan senusantara menggembeling buah fikir dan pemikiran bagi tujuan memanjangkan lagi kebaikan-kebaikan untuk manfaat manusia seluruhnya. Mewakili Persatuan Penulis Budiman Malaysia, saya mengambil kesempatan di sini merakamkan ucapan terima kasih kepada seluruh warga Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga Jawa Tengah, Indonesia kerana sudi menghulur tangan persahabatan menjalinkan kerjasama serantau bagi menjayakan usaha-usaha kebaikan untuk manfaat manusia di rantau Nusantara ini. Juga ucapan terima kasih saya titipkan kepada pengurusan tertinggi Universiti Pendidikan Sultan Idris, atas kesediaan memberi kerjasama. SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara ix Daftar Isi Kepada semua peserta yang mengambil bahagian saya ucapkan selamat berseminar. Mohon dimaafkan atas sebarang kekurangan sepanjang persidangan ini berlangsung dan mendoakan semoga berjumpa lagi dalam SILiN 2019 di Malaysia. Sekian, terima kasih. PROF. MADYA DR. ABDUL HALIM ALI x SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara INTRODUCTION The Global and Local Value of International Literature Tabitha Kidwell Doctoral Candidate, University of Maryland Visiting Researcher, IAIN Salatiga September, 2017 A reader lives a thousand lives before he dies. The man who never reads lives only one. -George R.R. Martin Introduction he study of literature is a valuable endeavor. Literature provides Texposure to new ways of thinking, behaving, and perceiving the world. In many academic contexts, the study of literature has long focused on the canonical works – the so-called “Great Books” or “classics.” A list of these works would include philosophical treatises (e.g., Plato’s The Republic, Sun Tzu’s The Art of War), scripture (e.g., The Bible, the Koran, the BhavagadGita), drama (e.g., works by Shakespeare), poetry (e.g., John Milton’s Paradise Lost), and prose (e.g., novels by Charles Dickens, Jane Austen, or James Joyce). The study of canonical literature aims to expose students to the “high culture” of western civilization, and knowledge of the classics serves to contribute to students’ status as “cultured individuals.” The ubiquity of the canonical approach to the study of literature distracts from its relative novelty; though the canonical approach to literature occupies such a central position in the study of arts and humanities, it is, in fact, a fairly new curriculum innovation (Corbett, 2003). It was only in the late 19th century that English literature came to be widely taught in English and American higher education (Crawford, 1998). As the American and English model of higher education has spread around the world, the canonical model has spread with it, transmitting and maintaining the assumption that status as a ”cultured SILiN 2017; Seminar Internasional Pertama Literature Nusantara xi Daftar Isi individual” requires knowledge of the (primarily) western classics (Kramsch, 1993). Teachers of literature have “promoted themselves as no less than the guardians of civilized values, values which were themselves stored in the ‘great tradition’ of writing in English” (Corbett, 2003, p. 167). Though efforts in recent years have strived to diversify the