Analisis Fiqh Asnaf Fi Sabilillah Dan Implementasinya Pada Badan Zakat Nasional
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY Published by Program Studi Magister Ekonomi Syariah- Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia ISSN: 1978-7308 (Print) Http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/KASABA ANALISIS FIQH ASNAF FI SABILILLAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA BADAN ZAKAT NASIONAL Aang Gunaepi1, Didin Hafidhuddin2, Irfan Syauqi Beik3 1 2 3 Universitas Ibn Khaldun Bogor, Indonesia ABSTRACT This study describe fiqh one of all asnaf on zakat, there are fi sabilillah and how imply at BAZNAS. This research uses library research and field research as complement with qualitative approach. Fi sabilillah have same means that jihad. Fi sabilillah dalam BAZNAS imply to empowerment of mustahik with scholarship from elementary until higher education. Keyword: empowerment, fiqh, zakat 166 GUNAEPI, AANG. DIDIN HAFIDHUDDIN. IRFAN SYAUQI BEIK. (2018). ANALISIS FIQH ASNAF FI SABILILLAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA BADAN ZAKAT NASIONAL. KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY, (11)2, 166-180 I. PENDAHULUAN Islam memberikan porsi besar memperlancar dan mempermudah terhadap kehidupan sosial masyarakat. penyampaian barang dan jada dari Allah menegaskan bahwa kesalehan produsen ke konsumen, sehingga pribadi tidak memiliki efek apapun jika penggunaannya sesuai dengan yang tidak membawa dampak positif bagi diperlukan. (Tjiptono, 1997: 185). kebaikan sekitarnya. Bahkan Rasulullah Sedangkan maksud distribusi dalam menegaskan bahwa sebaik-baik manusia zakat adalah kegiatan mengalokasikan adalah yang paling bermanfaat bagi dana zakat yang telah dihimpun dari orang lain. Dalam norma-norma agama muzakki kepada mustahik. islampun demikian. Saat islam Dalam penyebutan kedelapan mewajibkan satu hal, efek yang golongan penerima zakat ini, Allah dirasakan tidak hanya orientasi individu menggunakan dua redaksi yang berbeda. untuk mendapatkan pahala dan Empat golongan pertama Allah sebutkan mendekatkan diri kepada allah swt. Tapi dengan menggunakan li, yaitu Fuqara, di sisi lain, ibadah itu memiliki implikasi Masakin, Amilin ‘Alaiha, Muallafah terhadap sosial masyarakat. seperti Qulubuhum.Sedangkan empat golongan perintah saling berbagi kepada sesama lainnya ( Fi sabilillah, riqaab, ghaarim, dari orang yang mampu kepada yang ibn. Sabiil) menggunakan fi.Maksud membutuhkan yang dikenal islam penggunaan dua redaksi ini adalah dengan zakat, infak dan sedekah. bahwa untuk keempat golongan Kegiatan tersebut bukanlah bentuk pertama, dimaksudkan untuk kebaikan, tapi sejatinya adalah kepemilikan. Artinya, dana zakat mereka kewajiban seorang muslim sebagai terima langsung. Hal ini tentu saja bukan pembersih harta yang dimiliki serta suatu kebetulan atau ketidak merupakan sarana yang diberikan islam sengajaan.Allah menggunakan huruf “li” untuk mengikat kuat tali persaudaraan yang memiliki asal makna untuk sesama muslim, sekaligus sarana “kepemilikan” menunjukan bahwa menciptakan keamanan sosial. keempat golongan pertama berhak Dewasa ini, zakat menjadi salah satu memiliki zakat yang diberikan topik yang menarik untuk dikaji lebih kepadanya. Dan sesungguhnya mereka dalam dan lebih luas. Telah banyak mengambilnya sebagai hak milik. literatur yang mencoba menganalisis Sedangkan keempat golongan yang zakat dari berbagai sisi. Mulai dari kedua, zakat yang disalurkan tidak untuk hukum, potensi, serta peranannya dalam mereka, tapi untuk kemaslahatan yang membantu program pemerintah dalam langsung terkait dengan mereka. Harta mengentaskan pengangguran dan yang dialokasikan untuk ghaarim kemiskinan. Namun semua potensi sosial misalnya, dana itu tidak diberikan yang dimiliki zakat akan benar-benar kepada mereka, akan tetapi untuk orang terealisasi jika didistribusikan tepat yang meminjamkan uang padanya. sasaran. Namun pada prakteknya, kedelapan Distribusi dapat diartikan sebagai mustahik zakat tersebut mengalami kegiatan pemasaran yang berusaha dinamisasi makna dari waktu ke waktu. Seperti dana zakat yang dialokasikan KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY, VOL. 11, NO. 2, 166-180 167 GUNAEPI, AANG. DIDIN HAFIDHUDDIN. IRFAN SYAUQI BEIK. (2018). ANALISIS FIQH ASNAF FI SABILILLAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA BADAN ZAKAT NASIONAL. KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY, (11)2, 166-180 untuk keperluan fi sabiilillah. Meski meneliti kebijakan Badan Amil Zakat bagian ini tetap ada dalam golongan yang Nasional (BAZNAS) dalam berhak menerima zakat, tapi makna fi mendistribusikan dana zakat untuk sabilillah itu sendiri memiliki golongan tersebut. pergeseran makna seiring berjalannya zaman dan bergulirnya waktu. III. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini membatasi bahasan A. Konsep Fi Sabilillah dalam pada: (a) 1. Mengkaji konsep fi Tinjauan Fikih Klasik dan Modern sabilillah dalam tinjauan fikih klasik dan Secara bahasa, kata sabil adalah jalan modern, dan (b) Menganalisa yang menurut Kamus Besar bahasa Implementasi konsep fi sabilillah pada Indonesia berarti perkembangan atau Badan Amil Zakat Nasional berlangsungnya sesuatu, atau cara dan II. METODE PENELITIAN ikhtiar untuk melakukan sesuatu atu kelangsungan hidup sesuatu. (KBBI, Penelitian ini menggunakan metode 2007 : 452). Adapun makna sabilillah deskriptif, yaitu suatu penelitian yang adalah jalan atau cara untuk mencapai dihimpun dari berbagai sumber pustaka ridha Allah. yang berkaitan erat dengan obyek penelitian ini dan berusaha mencari Menurut ibnu Atsir (156) sabilillah gambaran menyeluruh dengan adalah istilah umum untuk aktivitas yang mengumpulkan data,m fakta dan bertujuan mendekatkan diri kepada peristiwa, kemudian dijelaskan dan Allah dengan melaksanakan kewajiban, dianalisa serta dikaji berdasarkan teori ibadah sunnah, ataupun hal-hal lain yang dari berbagai konsep para ahli sesuai dianjurkan. Akan tetapi, kalimat ini dengan permasalahan utama, sehingga (sabilillah) lebih banyak digunakan menjadi suatu pembahasan yang logis dalam jihad sehingga seolah kalimat dan sistematis, untuk memperoleh satu sabilillah adalah jihad itu sendiri. kesimpulan materi yang dapat diterima Jika dipahami secara bahasa, kalimat secara valid dan reliable kebenarannya. ini sudah nampak jelas. Ibnu Atsir Untuk pengumpulan data yang mendefinisikan bahwa sabil adalah jalan. diperlukan sebagai bahan analisis, dalam Sedangkan sabilillah adalah semua penelitian ini digunakan prosedur aktivitas yang dilakukan untuk Interview atau wawancara Dimana mendekatkan diri kepada allah. Jika peneliti mengajukan pertanyaan kepada ditinjau lebih luas, maka ia lebih narasumber berdasarkan pedoman ditujukan kepada jihad, karena sering interview yang telah disiapkan secara digunakan untuk aktivitas ini, maka yang lengkap dan cermat. Narasumber yang dimaksud fii sabilillah adalah jihad. peneliti butuhkan dalam pelaksanaan Ibnu Atsir menyatakan bahwa makna penelitian ini adalah para Ulama yang asal dari kata sabil adalah jalan. kompeten di bidang fikih karena Sabilillah adalah sebuah kalimat yang berkaitan dengan definisi fi sabilillah memiliki arti luas dan umum, mencakup serta beberapa hal seputar definisi segala amal perbuatan ikhlas, yang tersebut dalam fikih. Sedangkan untuk dipergunakan untuk mendekatkan diri aplikasi pemahaman fi sabilillah penulis kepada Allah azza wa jalla dengan 168 KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY, VOL. 11, NO. 2, 166-180 GUNAEPI, AANG. DIDIN HAFIDHUDDIN. IRFAN SYAUQI BEIK. (2018). ANALISIS FIQH ASNAF FI SABILILLAH DAN IMPLEMENTASINYA PADA BADAN ZAKAT NASIONAL. KASABA: JOURNAL OF ISLAMIC ECONOMY, (11)2, 166-180 melaksanakan segala perbuatan wajib, ayat Pada surat al-baqarah, lima ayat sunah, dan bermacam kebajikan lainnya. pada surat Ali Imran, delapan ayat pada Apabila kalimat tak terikat, maka surat an-Nisa, satu ayat pada surat al- biasanya dipergunakan untuk pengertian Maidah, tiga ayat pada surat al-Anfal, jihad (berperang) sehingga karena sembilan ayat pada surat at-Taubah, satu seringnya dipergunakan untuk itu, ayat pada surat al-Hajj, satu ayat pada seolah-olah sabilillah itu artinya hanya surat an-Nuur, dua ayat pada surat khusus untuk jihad. Muhammad, dan satu ayat pada surat al- Hujuraat, al-Hadiid, as-Shaf, dan al- Dari tafsir Ibnu Atsir tentang kalimat Muzammil. sabilillah, dapat diambil dua kesimpulan: (a) bahwa arti asal kata ini menurut Dari sekian redaksi fi sabilillah yang bahasa adalah setiap amal perbuatan terdapat dalam al-Quran, ada beberapa ikhlas yang dipergunakan untuk kesamaan yang mungkin dari sana bisa mendekatkan diri kepada Allah swt., diambil kesimpulan, mengapa selalu meliputi segala amal perbuatan shaleh disandingkan dengan kata kerja yang baik yang bersifat pribadi maupun yang sama secara berulang-ulang. Kata kerja bersifat sosial, dan (b) bahwa arti yang tersebut antara lain, Qital atau biasa dipahami pada kata ini apabila peperangan, Jihad, Infak, dan Hijrah. bersifat mutlak adalah jihad sehingga Dari keempat kata kerja tersebut, karena seringnya dipergunakan untuk semuanya merupakan kata yang itu, seolah olah artinya hanya untuk menunjukkan bahwa fi sabilillah adalah jihad. peperangan. Untuk itu, para ulama Sebab perbedaan pendapat di banyak berpendapat bahwa maksud fi kalangan para ulama fikih tersebut sabilillah adalah perang. Pendapat ini didasari dari makna sabilillah itu sendiri. cukup logis, Karena mayoritas ayat fi Karena ia bisa diartikan dengan dua hal sabililah dalam al-Quran memiliki arti tersebut. Sabilillah dengan arti berperang. berperang, atau dengan arti semua Akan tetapi Yusuf al-Qhardawi kebaikan untuk mendekatkan diri berpendapat bahwa fi sabilillah yang kepada Allah swt. disertai kata-kata kerja tersebut Berdasarkan kesepakatan para memiliki dua arti, yaitu : ulama fikih juga menetapkan bahwa