GUBERNUR GORONTALO

PERATURANDAERAHPROVINSIGORONTALO NOMOR 4 TAHUN2018 TENTANG RENCANAZONASIWILAYAHPESISIRDANPULAU-PULAUKECIL PROVINSIGORONTALOTAHUN2018-2038 DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

GUBERNURGORONTALO, Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 ayat (5) Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor' 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Reneana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau KeeilProvinsi Gorontalo Tahun 2018-2038; Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 258, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4060); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil (Lembaran Negara Republik Indonesia -2-

Tahun 2014 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5214); 7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubahbeberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5603); 9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5870); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah NomOI" 13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik ..•. -.:>-

Indonesia Tahun 2017 NomOT77, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 iahun 2010 ten tang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 12. Peratunm. Pemerintah Nomor 6B Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang(Lembaran Negara RepubJik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160)~ 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Reneana Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393); 1'4.Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelenggaran Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara RepubIik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nemer 225, Tambahan. Lembaran. Negara Republik Indonesia Nomor 6133); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036); 17.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2016 tentang Evaluasi Raneangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 464Jj 18. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23 jPERMEN-KP j 20 16 tentang Pereneanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1138); 19. PeratUTan.Menteri Dalam Negeri Nomor 116 Tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah (Berita Negara RepubJik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1854); -4-

Dengan Persetujuan Bersama DEWANPERWAKILANRAKYATDAERAHPROVINSIGORONTALO dan GUBERNURGORONTALO

MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURANDAERAH TENTANG RENCANAZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN2018-2038.

BABI KETENTUANUMUM

Pasal1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubemur sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Provinsi adalah Provinsi Gorontalo. 4.. Kabupaten/Kota adalah kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo yang mempunyai pesisir dan pulau-pulau keeil. 5. Gubemur adalah Gubemur Gorontalo. 6. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan. 7. Peraturan Daerah adalah peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPRD dengan. persetujuan bersama Kepala Daerah. 8. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD ada.lah lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unSUT penyelenggara Pemerintahan Daerah. 9. Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl yang selanjutnya disingkat WP-3-K adalah wilayah ke arah darat meneakup hatas wilayah administrasi keeamatan di wilayah pesisit dan ke arah laut sejauh 12 (dua belas) millaut diukur dari garis pantai pada saat pasang tertinggi ke arah laut lepas danJ atau ke arah perairan kepulauan. 10. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. 11. Perairan Pesisir adalah laut yang berbatasan dengan daratan meliputi perairan sejauh 12 (dua belas,)mil laut diukur dari garis pantai, perairan yang menghubungkan pantai dan pulau-pulau,estuari, teluk, perairan dangkal, rawa payau, dan laguna. 12. Garis Pantai adalah batas pertemuan antara bagian laut dan daratan pada saat terjadi air laut pasang tertingg1. 13. Pulau Keeil adalah pulau dengan luas lebih keeil atau sarna. dengan 2.000 km2 (dua ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. 14. PuIau-puIau kedI adaIah kumpuIan beberapa pulau keeiI yang membentuk kesatuan ekosistem dengan perairan GoronWo. 15. Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil adalah sumber daya hayati, sumber daya non-hayati; sumber daya buatan,dan jasa-jasa lingkungan; sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut lain; sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut; sumber daya buatan meliputi infrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa -jasa lingkungan berupa keindahan alam, permukaan dasar laut tempat instalasi bawah air yang terkait dengan kelautan dan perikanan serta energi gelombang laut yang terdapat di wilayah pesisk. 16. Ekosistem adalah kesatuan komunitas tumbuh-tumbuhan; hewan, organisme dan non organisme lain serta proses yang menghubungkannya dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas. 17. Pereneanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui UTUtanpilihan, dengan memperhitungkan sumber daya pesisir dan pulau- pwau kecil yang tersedia. 18. Penge10laan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang selanjutnya disingkat PWP-3-K adalah suatu pengordinasian pereneanaan, pemanfaatan, pengawasan, dan pengendalian sumber daya pesisir dan pulau-pulau keeil yang dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, antar sektor, an tara ekosistem darat dan laut, serta an tara ilmu pengetahuan dan manajemen untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. 19. Reneana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil yang selanjutnya disingkat dengan RZWP-3-Kadalah reneana yang menentukan arah penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan pereneanaan disertai dengan penetapan struktur dan pola ruang pada kawasan pereneanaan yang memuat kegiatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin di wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil. 20. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan makhluk lain hidup melakukan kegiatan dan memelihara kelangsungan hidupnya. 21. Zona adalah ruang yang penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status hukumnya. 22. Kawasan adalah bagian wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil yang memiliki fungsi tertentu yang ditetapkan berdasarkan kriteria karakteristik fisik, biologi, sosial, dan ekonomi untuk dipertahankan keberadaannya. 23. Alokasi Ruang adalah distribusi peruntukan ruang di wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil. 24. Kawasan Pemanfaatan Umum adalah bagian dari wilayah laut yang ditetapkan peruntukkannya bagi berbagai sektor kegiatan yang setara dengan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang penataan ruang. 25. Kawasan Konservasi adalah kawasan Laut dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan Pengelolaan Ruang Laut seeara berke1anjutan yang setara dengan kawasan lindung sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan dibidang penataan ruang. 26. Kawasan Strategis Nasional, yang selanjutnya disebut dengan KSN, adalah kawasan yang diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan Iatau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. 27. Alur laut merupakan perairan yang dimanfaatkan, antara lain, untuk alur pelayaran, pipa/kabel bawah laut, dan migrasi biota laut Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl secara berkelanjutan bagi berbagai sektor kegiatan. 28. Alur Pelayaran adalah ruang perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan dianggap aman dan selamat untuk pelayaran. 29. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan permran. 30. Perikanan Budidaya adalah kegiatan untuk membenihkan, memelihara, membesarkan dan Iatau membiakkan ikan dan memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol. 31. Perikanan Tangkap adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan Iatau mengawetkannya. 32. Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah danl atau mengawetkannya. 33. Pembudidayaan Ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, danl atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menanganl, mengolah, dan I atau mengawetkannya. 34. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan} atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda traD.sp<)rtasi. :35. Daerah Lingkungan KeIja yang selanjutnya disingkat DLKr adalah wilayah perairan dan daratan padapelabuhan atau terminal khusus yang digunakan seeara langsung untuk kegiatan pelabuhan. 36. Daerah Lingkungan Kepentingan yang selanjutnya disingkat DLKp adalah perairan di sekeliling Daerah Lingkungan KeIja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran. """'7'J','. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar DLKr dan DLKppelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. 38. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri yang selanjutnya disingkat TUKS adalah terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan KeIja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. 39. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan disekitamya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilita~: keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan~ 40. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemul"n"ian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasea tambang. 41. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. 42. Permukiman nelayan merupakan kawasan pemukiman yang berada diperairan dan penghuninya sebagaian besar merupakan masyarakat nelayan. 43. Konservasi Pesisir adalah upaya perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan wilayah pesisir serta ekosistemnya untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan kesinambungan sumber daya pesisir dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keberagamannya. 44. Konservasi Maritim adalah perlindungan adat dan budaya maritim yang mempunyai nilai arkeologi historis khusus, situs sejarah kemaritiman dan tempat ritual keagamaan atau adat dan sifatnya sejalan dengan upaya konservasi pesisir dan pulau-pulau keeil. 45. Konservasi Perairan adalah perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya seeara berkelanjutan. 46. Reneana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo yang selanjutnya disingkat RTRW Provinsi adalah hasil pereneanaan tata ruang wilayah provinsi yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah provinsi, reneana struktur ruang wilayah provinsi, reneana pola ruang wilayah provinsi, penetapan kawasan strategis provinsi; arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi, dan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Provinsi. 47. Reneana Tata Ruang Wilayah KabupatenjKota yang selanjutnya disingkat RTRW KabupatenjKota adalah hasil pereneanaan tata ruang wilayah kabupatenjkota yang berisi tujuan, kebijakan, strategi penataan ruang wilayah kabupatenjkota, reneana struktur ruang wilayah kabupaten jkota, reneana pola ruang wilayah kabupatenjkota, penetapan kawasan strategis kabupatenjkota, arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupatenjkota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupatenjkota. 48. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan untuk memanfaatkan ruang dari sebagian peratran pesisir yang meneakup ....,10....,

permukaan laut dan kolom 8.1rsampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentu dan Iatau untuk memanfaatkan sebagian pulau-pulau ked!' 49. Izin Pengelolaan adalah izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil. 50. Beneana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang menganeam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam danl atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. 51. Mitigasi Beneana adalah upaya untuk mengurangi risiko beneana, baik seeara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan menghadapi aneaman beneana di Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Keeil. 52. Setiap orang adalah orang perseorangan dan Iatau korporasi, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. 53. Pemangku Kepentingan adalah para pengguna Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil yang mempunyai kepentingan langsung dalam mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Pesisirdan Pulau-Pulau Keeil, seperti nelayan tradisional, nelayan modern, pembudi daya ikan, pengusaha pariwisata, pengusaha perikanan, dan Masyarakat. 54. Masyarakat adalah masyarakat yang terdiri atas masyarakat lokal, dan masyarakat tradisional yang bermukim di wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil. 55. Masyarakat Lokal adalah kelompok masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai-nilai yang berlaku umum tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau keeil tertentu. 56. Masyarakat Tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu Yailg heracia dalaiD...perwran kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional.

Ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehar-hari, baik yang tidak menggunakan kapal penangkap ikan. maupun yang menggunakan kapal penangkap ikan berukuran paling be~2Ul(){~epuluh~gi'o~~ton {G'r~. 58. Nelayan Tradisional adalah Nelayan yang melakukan Penangkapan Ikan di perairan yang melUpakan hak Perlkanan tradisional yang telah dimanfaatkan seeara turun- temurun sesuai dengan budaya dan kearifan lokal. 59. Pembudi Daya Ikan Kedl adalah Pembudi Daya Ikan yang melakukan pembudidayaan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 60. Petambak Garam Keeil adalah Petambak Garam yang melakukan Usaha Pergaraman pada lahannya sendiri dengan luas laban paling luas 5 (lima)hektar dan perebus garam. 61. Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya pemberian fasiIitas, dorongan, atau bantuan kepada masyarakat dan nelayan tradisional agar mampu menentukan pilihan yang terbaik dalam memanfaatkan sumber daya pesisir dan pulau-pulau keeil seears. lestari. 62. Peran masyarakat adalab partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan zonasi, pemanfaatan zona, dan pengendalian pemanfaatan zona wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil. 63. Kearifan Lokal adalah nilai-nilai luhur yang masih berlaku dalam tata kehidupan masyarakat. 64. Daya Dukung Wilayah Pesisir dan Pulau- Pulau Keeil adalah kemampuan wilayab pesisir dan pulau-pulau keeil untuk mend'ukung perlkehidupan manusia dan makhluk hidup lain. 65. Daya Tampung Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl adalah kemampuan wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil untuk menyerap zat, energi, danl atau bentuk pertemuan lainnya yang melibatkan berbagai un sur pemangku kepentingan di wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil. 66. Rehabilitasi Wilayab Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl yang ~e\anjutnyadisebut rehabilitasi adalah pro~e~pemulihan dan perbaikari kondisi ekosistem atau populasi yang telah rusak waJaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula. -12 -

67. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danfatau komponen lain ke dalam lingkungan pesisir dan pulau-pulau kecil akibat adanya kegiatan setiap orang sehingga kualitas pesisir dan pulau- pulau kecil turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan pesisir dan pulau-pulau kedl tidak dapat be1:{un.g'&l'&e'&uaidengan pesun.tukannya. 68. Perusakan adalah tindakan setiap orang yang menimbulkan perubahan Jangsung atau tidak Jangsung terhadap sifat fisik, kimia danf atau hayati WP-3-K yang memenuhi kriteria kerusakan di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. 69. Laporan dan/ atau Pengaduan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang kepada polisi tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya perusakan/pelanggaran di bidang PWP-3-K. 70. Gugatan Perwakilan adalah gugatan yang berupa hak kelompok kecil Masyarakat untuk bertindak mewakili Masyarakat daIam jumlah besar daIam upaya mengajukan tuntutan berdasarkan kesamaan permasalahan, fakta hukum, dan tuntutan ganti kerugian. 71. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disingkat TKPRD adalah tim ad-hoc yang dibentuk untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang. penataan ruang di daerah provinsi dan di daerah kabupaten/kota, dan mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas gubemur dan bupatijwali kota dalam pelaksanaan koordinasi penataan ruang di daerah.

BABII RUANGLINGKUP,ASAS,FUNGSI,BATASWILAYAH DAN JANGKA WAKTU Bagian Kesatu Ruang l.lngkup Pasal2

Ruang lingkup RZWP-3-K terdiri atas: a. tujuan, kebijakan dan strategi pengelolaan WP-3-K; b. rencana alokasi ruang; c. arahan peraturan pemanfaatan ruang; d. pulau-pulau kedl; e. mitigasi bencana; f. indikasi program; g. pengawasan dan pengendalian; h. hak, kewajiban dan peran serta masyarakat; 1. pemberdayaan masyarakat; ). kelembagaan; k. penyelesaian sengketa; 1. sanksi administrasi; m. gugatan perwakilan; n. ketentuan lain-lain; o. penyidikan; p. ketentuan pidana; q. ketentuan peralihan; dan r. ketentuan penutup.

Bagian Kedua Azas dan Fungsi Pasa! 3

~1) RZWP-3-KProvinsi didasarkan pada asas: a. kemanfaatan; b. keberlanjutan; c. konsistensi; d. keterpaduan; e. kepastian hukum; f. kemitraan; g. pemerataan; h. peran serta masyarakat;

1. keterbukaan; J. desentralisasi; k. akuntabilitas; 1. keadilan; dan m. pengakuan kearifan lokal. (2) RZWP-3-KProvinsi mempunyai fungsi sebagai: a. bahan pertimbangan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah; b. acuan dalam pen)TU.'3unanRencana Penglo1aan Wilayah Pesisir dan Rencana Aksi Wilayah perairan Pesisir dan perairan Pulau-Pulau Kedl; e. instrumen penataan ruang di perairan pesisir; o. kekuatan hukum dalam penentuan alokasi ruang ill WP- 3K; e. dasar pemberian izin lokasi dalam melakukan pemanfaatan ruang dari sebagian perairan;

1. a~"Uan.~ peman.laaum 1U2U\.g di penman. pesisu: dan perairan pulau-pulau kedl; g. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan di WP-3-K; h. acuan dalam ruiukan konflik di perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil;dan

1. dasar pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan WP-3-K.

Bagian Ketiga Batas Wilayah Pasa14

(1) Batas wilayah pereneanaan RZWP-3-K meliputi: a. ke arah darat meneakup batas wilayah administrasi keeamatan di wilayah pesisir; b. kearah laut sejauh 12 (dua belas) millaut diukur dari garis pantai pada saat pasang tertinggi ke arah laut Iepas dan/atau ke arah perairan kepulauan; dan c. pengaturan wilayah pesisir sebagaimana dimaksud pad a huruf a, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam RTRW Provinsi dan Iatau RTRW Kabupaten/Kota. (2) Pulau-pulau keeil Provinsi sebanyak 123 (seratus dua puluh tiga) pu1au meliputi: a. Kabupaten Gorontalo Utara terdiri dari 53 (lima puluh tiga) pu1au~ b. Kabupaten Pohuwato terdiri dari 48 (empat puluh delapan) pulau; dan e. Kabupaten Boalemo terdiri dari 22 (dua puluh dual pulau. P) Garis pantai sepanjang :t 903,7 kIn \kurang lebih sembilan ratus tiga koma tujuh kilometer).

(4' Luas wilayah lautan ::t 9.638,44 km2 (kurang lebih sembilan rihu enam rams tiga puluh delapan koma empat puIuh empat kilometer persegi), yang meliputi 2 (dua) kawasan laut yaitu Laut SuJawesi dan Teluk Tomini. (5) Ketentuan mengenai batas wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I A dan nama-nama pulau-pulau keeil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran I B yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat Jangka Waktu Pasal5

(1) Jangka waktu RZWP-3-Kadalah 20 (dua puluh) tahun. (2) RZWP-3-Ksebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditinjau kembali setiap 5 (limal tahun. (3) Peninjauan kembali RZWP-3-K dapat dilakukan lebih dari 1 {satu) kali dalam 5 {lima) tahun apabila terjadi perubahan lingkungan strategis berupa: a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan undang-undang;danfatau ~. ~:rubahan. batas wilayan dae1:an yang d\tetapkan. dengan. Undang-Undang. (4) Peninjauan kembali dan revisi dalam waktu kurang dari 5 (lima) tahun dilakukan apabila teIjadi perubahan kebijakan dan strategi nasiona1 yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsi serta ditetapkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Mekanisme Peninjauan kembali RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. -16-

BAB ..IIl TUJUAN,KEBIJAKANDANSTRATEGIPENGELOLAANWP-3-K Bagian Kesatu Tujuan Pasa16

Penge1.{}laan. WP-?>-K P1:{}Vm~i.bertu.iuan. un.tuk:. a. Meningkatkan kualitas lingkungan dan ekosistem sumberdaya WP-3-K; b. Meningkatkan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di WP-3-K; c. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya WP-3-K; d. Meningkatkan interkonektivitas di WP-3-K; e. Meningkatkan sarana-prasarana di WP-3-K; f. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi Sumber Daya Manusia (SDM)-di WP-3-K; g. Meningkatkan pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum dalam pengelolaan WP-3-K; dan h. Meningkatkan optimalisasi kapasitas kelembagaan dan peran serm masyarakat amam pengelolaan WP-3--K.

Ba.gia.n Kedua Kebijakan Pasa.l7

(1) Kebijakan peningkatan kualitas lingkungan dan ekosistem sumber daya WP-3-K sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 6 huruf a meliputi mewujudkan peningkatan kegiatan pemulihan, periindungan dan pengendalian kerusakan sumber daya alarn, lingkungan dan biota langka yang masuk dalarn kategori CITES di WP-3:..K. (2) Kebijakan peningkatan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di Wp':'3':'Ksebagaimana dimaksud dalarn Pasal 6 huruf b meliputi: a. mewujudkan sistem informasi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim sesuai dengan risiko bencana -17-

masing-masing WP-3-K dengan memanfaatan potensi kearifan lokalnya;dan b. mewujudkan sosialisasi yang berkesinambungan kepada masyarakat berkaitan dengan pemahaman mitigasi bencana dan adaptasi perubahan ikIim. (3) Kebijakan peningkatan pengelolaan sumberdaya WP-3-K 'i:!>eb21g21,manaillmak'i:!>uddal2>IDP2lBalf> h..unlf ~ meliputi: a. mewujudkan pengembangan potensi sumberdaya di pulau- pu1au ked1 secara ekonomis dan berwawasan lingkungan; b. mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana penuniang di pulau-pulau keci!; c. mewujudkan pengelolaanperikanan tangkap dan perikanan budidaya; d. mewujudkan pengembangan teknologi perikanan tangkap dan perikanan budidaya serta pengolahan; e. mewujudkan peningkatan kapasitas sarana-prasarana perikanan; f. mewujudkan pengembangan industri kelautan dan klusterisasi perikanan melalui pemberdayaan kawasan sentra kelautan dan perikanan sebagai sentra produksi, industrialisasi dan pemasaran perikanan; g. mewujudkan pengendalian pemanfaatan sumber daya perikanan yang berlebihan; h. mewujudkan -pelibatan -peran serta masyarakat dalam pengelolaanlingkungan di kawasan pariwisata bahari;

1. mewujudkan pengembangan kawasan wisata unggulan di WP-3-K;dan J. mewujudkan pengembangan atraksi, akomodasi dan aksesibilitas pariwisata. (4) Kebijakan peningkatan interkonektivitas di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf d meliputi mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana perbubungan untuk meningkatkan interkonektivitas di WP-3- K. (51 Kebijakan peningkatan sarana-prasarana ill WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e meliputi: a. mewu)udkan. peTbaikan dan pengem.bangan kualitas permukiman di WP-3-K;dan b. mewujudkan penanganan sarana dan prasarana -18 -

(6) Kebijakan peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi SDM di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasa16 huruf f .me1iputi: a. mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan; b. mewujudkaIl peningkatan kualitas sarana-prasarana kesehatan; dan c. mengembangkan. balai latihan kerja. (7) Kebijakan peningkatan pengawasan, pengendalian, dan penegakan hukum dalam penge101aan WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf g meliputi: a. mewujudkan pengembangan instrumen-instrumen dalam pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan WP-3-K; b. mewujudkan peningkatan kapasitas SDM serta sarana- prasarana dalam pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan WP-3-K; dan c. mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan pengendaIian pengeIolaan WP-3-K. (8) Kebijakan peningkatan optimalisasi kapasitas ke1embagaan dan peran serta. masyarakat dalam pengelolaan WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf h meliputi mewujudkan penguatan kapasitas dan peran kelembagaan lokal serta non Pemerintah dalam pengelolaan WP-3-K.

Bagian Ketiga Strategi Pasa! 8

(1) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan peningkatan kegiatan pemulihan, perlindungan dan pengendalian kerusakan surnberdaya alarn, lingkungan dan biota langka yang masuk dalam kategori CITES di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat {l} terdiri atas: a. Penetapan kawasan konservasi di WP-3-K; b. Peningkatan ke.tja sa,ma Pemerintah, swasta dan masyarakat dalam kegiatan pemulihan, perlindungan dan pengendallan kerusakan sumberdaya alam serta biota langka yang masuk dalam kategori CITES lingkungan di WP-3-K; dan -19-

~. Peningkatan kapasitas 8DM, kelembagaan dan anggatan da1am pengawasan dan pengenda1ian sumberdaya a1am dan lingkungan di WP-3-K. (2) Strategi pengelolaan WP-3-K da1am mewujudkan sistem informasi mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim sesuai dengan resiko beneana masing-masing WP-3-K dengan pemanfaatan poten.~ikearifan.lokaffiya ~ebagaimana dimaksud da1amPasa1 7 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. peningkatan sarana dan prasarana mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim sesuai dengan kebutuhan wilayah; dan b. peningkatan rekayasa teknologi terhadap kawasan yang memiliki resiko beneana tinggi. (3J Strategi pengeIoIaan WP-3-K daIam kebijakan mewujudkan sosia1isasi yang berkesinambungan kepada masyarakat berkaitan dengan pemahaman mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim sebagaimana dimaksud da1am Pasa1 7 ayat (2) huruf b meliputi peningkatan pelatihan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim, risiko beneana dan ketahanan terhadap bencana kepada masyarakat.

Pasa19 (1) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan potensi sumberdaya di pulau-pulau keeil secara ekonomis dan berwawasan lingkungan sebagaimana dimaksud da1am Pasa1 7 ayat (3) huruf a terdiri atas: a. peningkatan pengembangan potensi sumberdaya di pulau- pulau kedl; dan b. peningkatan pemberian kemudahan in.~estasi bagi in.~est()r dan masyarakat yang bersedia mengembangkan dan melestarikan Jingkungan di pulau ked1. (2) Strategi pengelolaan WP-3-K da1am kebijakan mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang di pulau- pulau keeil sebagaimana dimaksud da1am Pasal 7 ayat (3) huruf b meliputi peningkatan kemitraan dengan investor dan masyarakat dalam pembangunan sarana dan prasarana di pulau-pulau keeil. (3) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengelolaan perikanan tangkap dan budidaya sebagaimana -20-

dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf c meliputi peningkatan alokasi ruang zona perikanan tangkap dan perikanan budidaya. (4) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan teknologi perikanan tangkapdan perikanan budidaya serta pengolahan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf d meliputi peningkatan teknologi tepat guna dalam perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan. (5) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan peningkatan kapasitas sarana-prasarana perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) huruf e meliputi kerjasama dengan pihak swasta dalam peningkatan kuantitas dan kualitas sarana -prasarana perikanan. (6) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan industri kelautan dan klusterisasi perikanan melalui pemberdayaan kawasan sentra kelautan dan perikanan sebagai sentra produksi, industriaIisasi dan pemasaran perikanan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf f meliputi peningkatan pemberian kemudahan bagi pelaku industri dan pemasaran perikanan (7} Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan mengendalikan pemanfaatan sumber daya perikanan yang bedebihan sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf g meliputi peningkatan pengelolaan dengan pendekatan keberlanjutan. (8) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pelibatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan di kawasan pariwisata bahari sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf h meliputi peningkatan pemberdayaan kelompok sadar wisata di masyarakat. (9) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan kawasan wisata unggulan di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (3) huruf i meliputi peningkatan pemanfaatan potensi sumber daya WP-3-K. (10) ~ Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan atraksi, akomodasi dan aksesibilitas pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) hurufj meliputi peningkatan keljasama Pemerintah, swasta dan masyarakat -21-

dalam pengembangan atraksi, akomodasi wisata dan aksesibilitas.

PasallO Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pengembangan sarana dan prasarana perhubungan untuk meningkatkan interkonektivitas di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasa17 ayat t4) terdiri atas: a. peningkatan kapasitas pelayanan transportasi umum yang sudah ada sesuai dengan standar pelayanannya; b. peningkatan pembangunan transportasi umum kabupaten yang belum m.emi\;k\ coecouaidengan kebutuhan; dan- c. peningkatan pelayanan angkutan perintis.

Pasalll (1) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan perbaikan dan pengembangan kualitas permukiman di WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a terdiri atas: a. peningkatan sarana dan prasarana infrastruktur wilayah di Kawasan perm:ukiman WP-~-K; dan b. peningkatan pelibatan peran serta swasta dan masyarakat dalam perbaikan dan pengembangan permukiman di WP-3- K. {2\ Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan penanganan saran a dan prasarana infrastruktur wilayah di kawasan permukiman WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b terdiri atas: a. peningkatan sarana dan prasarana infratruktur wilayah di WP-3-K; b. penyusunan Standar Pelayanan Minimal untuk sarana dan prasarana infrastruktur wilayah di WP-3-K;dati c. peningkatan kapasitas pelayanan sarana dan prasarana infrastnlktur wilayah di WP-3-K.

Pasal12 (I) Strategi. pengelolaan WP-3-K. dalam kebijakan mewujudkan pengembangan instrumen-instrumen dalam pengawasan, ...... 22 .

pengendalian .dan penegakan hukum pengelolaan WP-3-K sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (6) huruf a meliputi peningkatan kepastian hukum terhadap instrumen pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan Provinsi. (2) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan pen.mgkaum. kapa'&ita'& SDM '&erta '&w:an.a-p1:a'&w:an.adalam pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum pengelolaan WP-3-K sebagaimana dimaksud daJamPasal 7 ayat (6) huruf b meliputi peningkatan pembentukan dan penguatan kapasitas kelembagaan kelompok-kelompok mayarakat pengawas di WP- 3-K. (3) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian pengelolaan WP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf c terdiri atas: a. peningkatan penyadaran, penindakan dan pembinaan dalam pengawasan serta pengendalian sumber daya kelautan dan perikanan; dan b. peningkatan sarana-prasarana penunjung untuk pengawasan, pengendalian dan penegakan hukum penge101aanWP-3-K.

Pasal13 (1) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7J huruf a terdiri atas: a. peningkatan kualitas sarana-prasarana pendidikan; dan b. peningkatan pengembangan pendidikan non formal. (2) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan peningkatan kualitas sarana-prasarana kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7) huruf b meliputi penmgkatan. pengembangan sarana-prasarana kesehatan di WP-3-K. l3) Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan mengembangkan balai latihan kerja sebagaimana dimaksud dalamPasal 7 ayat (7) huruf c meliputi peningkatan kerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan balai latihan kerja. -23-

Pasal14 Strategi pengelolaan WP-3-K dalam kebijakan mewujudkan penguatan kapasitas dan peran kelembagaan Iokal sena non Pemerintah dalam pengelolaan WP-3-K sebagaimana dimaksud daIam PasaI 7 .ayat(8J meliputi peningkatan kapasitas kelembagaan lokal dan non pemerintah dalam pengelolaan WP-3- K.

BABIV RENCANAALOKASIRUANOWP-3-K Bagjan Kesatu Umum Pasal15

(1) Rencana alokasi ruang WP-3-K meliputi: a. kawasan pemanfaatan umum yang selanjutnya disebut KPU; b. kawasan konservasi yang selanjutnya disebut KK;dan c. alur laut yang selanjutnya disebut AL. (2) Selain alokasi ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pada ~bag\an. penunm P~{)vine;,i dW{)kae;,ikan KBN e;,ee;,uai dengan peraturan perundang-undangan. (3) AJokasi ruang untuk KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas: a. zona pariwisata yang selaniutnya disebut KPU-W~ b. zona permukiman yang selanjutnya disebut KPU-PM; c. zona pelabuhan yang selanjutnya disebut KPU-PL; d. zona hutan mangrove yang selanjutnya disebut KPU-M; e. zona perikanan tangkap yang selanjutnya disebut KPU-Pf; f. zona perikanan budidaya yang selanjutnya disebut KPU- BD; g. zona pergaraman yang selanjutnya disebut KPU-GR;dan h. zona pertahanan keamanan yang selanjutnya disebut KPU- PK. (4) Alokasi ruang untuk KK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dikategorikan atas: a. Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang selanjutnya disebut KKP3K; b. Kawasan Konservasi Perairan yang selanjutnya disebut KKP;dan C. Kawasan Konservasi Maritim yang selanjutnya disebut KKM. t5) Se1ain K.K. sebagaimana dimaksud pada ayat t4), KK dapat berupa Kawasan Lindung yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang selanjutnya disebut KK-KL. {6} Moka2.iruang untuk AL'&ebaga\manaoimaksud pada ayat {l} huruf e terdiri atas: a. aJur peJayaranyang selanjutnya disebut AL-AP; b. pipajkabel bawah laut yang selanjutnya disebut AL-APK; dan e. migrasi biota Jaut yang seJanjutnya disebut AL-AMB. (7) Alokasi ruang untuk KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (21 terdiri ata:s-: a. daerah latihan militer yang selanjutnya disebut KSN-LM; b. pangkalan iNl Al.. yang selanjutnya msebut KSN-Li; dan e. markas komando Polisi Perairan yang selanjutnya disebut KSN-PP. (8) Alokasi ruang WP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk wilayah perairan laut sampai deng.an 2 (dual mil laut diutamakan untuk kawasan konservasi, ruang penghidupan dan akses kepada nelayan keeil, nelayan tradisional, pembudidaya ikan keeil dan wisata bahari berkelanjutan. (91 Ketentuan mengenai reneana alokasi ruang RZWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibuat dalam peta dengan skala minimum 1:250.000 (satu banding dua ratus lima puluh ribu), sebagaimana tereantum dalam Lampiran IIAyang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (10) Ketentuan mengenai KPU danJatau KK sebagaimana dimaksud pada ayat (91 dijabarkan lebili lanjut dalam zona danJ atau sub zona, dan dituangkan dalam peta dengan skala minimum 1:50.000 {~tu. banding lima puluh ribu}, sebagaimana tereantum dalam Lampiran lIB yang merupakan bagian yang tidak terpisabkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Kawasan Pemanfaatan Umum Pasa116

(I} Kawasan Pemanfaatan Umum ditetapkan dengan tujuan untuk mengalokasikan ruang laut yang dipergunakan bagi kepentingan ekonomi, sosial dan budaya. (2) Kebijakan pengembangan kawasan pemanfaatan umum terdiri atas: a. penetapan kawasan pemanfaatan umum yang sinergis dan terintegrasi antara kebutuhan dan daya dukung lingkungan;dan o. pemanfaatan kawasan pemanfaatan umum sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan. (3) Strategi pengembangan kawasan pemanfaatan umum meliputi: a. mengembangkan kawasan sesuai dengan kebutuhan, daya dukung lingkungan, serta selaras, seimbang dan seiring dengan RTRW Provinsi danfatau RTRW KabupatenfKota; dan b. mengembangkan pola kemitraan dalam mengelola dan menjaga kawasan WP-3-K.

Paragr~ 1 Zona Pariwisata Pasa117

(1) KPU-W sebagaimana dimaksud dalam Pasal15 ayat (3) huruf a dijabarkan dalam sub zona: a. sub zona wisata alam bentang laut yang selanjutnya KPU-W- BL; b. sub zona wisata alam pantai/ pesisir dan pulau-pulau keciJ yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K; c. sub zona wisata alam bawah laut yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL; d. sub zonawisata olah raga air yang selanjutnya disebut KPU- W-OR; dan e. sub zona wisata budaya yang selanjutnya disebut KPU-W- BD. -26-

(2) Arahan pengembangan KPU-W sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. KPU-W-BL terdiri atas: 1. Mangrove in Love Desa Langge di Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-W-BL-Ol; dan 2. Menara Suar Hulondalangi di Kota Gorontalo yang se1anjutnya disebut KPU-W-BL-02. b. KPU-W-P3Kterdiri atas: 1. Kabupaten GorontaJo Utara yaitu: a) pantai Pulau Saronde yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-Ol~ b) pantai Pulau Diyonumo yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-02; c) pantai Pulau Popaya Raja yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-03; d) pantai Pulau Katialada yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-04; e) pantai Pulau Lampu yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-05; 1) pantai Pulau Mohinggito yang se1anjutnya disebut KPU-W-P3K-06; g) pantai Dunu yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-~. 07; h\ pantai Sogu yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 08; i) pantai Minangga yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-09; j) pantai Monano yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 10; k) pantai Malagoso yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-l1; 1) pantai Pulau Dulukapa yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-12; m) pantai Molantadu yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-13; n) pantai Pulau Bogisa yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-14; 0) pantaiMutiara Laut yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-15; p) Pantai Balabatu Ds Ponelo yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-16; dan q) Pu1au Huha yang se1anjutnya disebut KPU-W-P3K-17. 2. Kota Gorontalo yaitu: a} pantai Leato Dumbo Raya yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-18; dan b) pantai Indah Lahilote Hu10ndalangi yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-19. 3. Kabupaten GorontaJo yaitu: a) pantai Batudaa yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-20~ b) pantai Bilato yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 21; dan c) pan~ Biluhu yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 22. 4~Kabupaten Pohuwato yaitu: a) pantai Torosiaje yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-23; b) pantai Indah Bumbulan yang selanjutnya disebut KPU-W -P3K-24; c) pantai Pohon Cinta yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-25; d) pantai Pulau Laheyang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-26; e) pantai Tanjung Maleo yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-27; f) pantai Tanjung Bajo yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-28; g) pantai Bulili yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 29; h} pantai Lalape yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 30; i) pantai Pasir Putih Pentadu yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-31; dan j) pantai Libuo yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 32. 5. Kabupaten Boalemo yaitu: a) pantai Bolihutuo yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-33; -28-

b) pantai Pulo Cinta yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-34; c} pantai Pulau Mohupomba Daa yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-35; d} pantai Pulau Mohupomba Kiki yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-36; e} pantai Pulau Asiangi yang selanjutnya disebut KPU- W-P3K-37; 1) pantai PuJau Biato yangseJanjutnya disebut KPU-W- P3K-38; g} pantai Pulau Molopinggulo yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K-39; h) pantai Pulau Bitila yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-40; i) pantai Pulau Fodo yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-41; dan j) pantai Pulau Pagara selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 42. 6. Kabupaten Bone Bolango yaitu: a) pa.."l1tai01ele yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 43; b) pantai Botutonuo yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-44; c\ pantai Molotabu yang selaniutnya disebut KPU-W- P3K-45; d) pantai Huangobotu yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-46; e) pantai Botubarani yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-47; f) pantai Pinomontiga yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-48; g) pantai Oluhuta yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-49; h) pantai Kurenei yang selanjutnya disebut KPU-W-P3K- 50; i) pantai Uabanga yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-51; dan j) pantai Moodoliu yang selanjutnya disebut KPU-W- P3K-52. e. KPU-W-ABL terdiri allis: 1. perairan sekitar pulau-pulau keeil Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL-Ol; 2. perairan sekitar pulau-pulau keeil Kabupaten Pohuwato yang se1anjutnya disebut KPU-W~ABL-02; 3. perairan sekitar pulau-pulau keeil Kabupaten Gorontalo Utaia yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL-03; 4. perairan sekitar pantai Olele Kabupaten Bone Bolango yang seJanjutnya disebut KPU-W-ABL-04; 5. perairan sekitar pantai Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL-OS sampai dengan KPU-W-ABL-18; 6. perairan sekitar pantai Leato Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL-19sampai dengan KPU- W-ABL-2S;dan 7. perairan sekitar pantai Botubarani-Molotabu-Oluhuta- Olele Kabupaten Bone Bolango yang selanjutnya disebut KPU-W-ABL-26sampai dengan KPU-W-ABL-45. d. KPU-W-OR yaitu pantai Dumbo Raya Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-W-OR-()1. e. KPU-W-BDterdiri atas: 1. pantai Torosiaje Kabupaten Pohuwato dengan tradisi dan pemukiman Suku Bajo yang selanjutnya disebut KPU-W- BD-01; dan 2. pantai Tanjung Bajo Kabupaten Boelamo dengan tradisi dan pemukiman Suku Bajo yang selanjutnya disebut KPU-W-BD-02. (3) Ketentuan mengenai rindan lokasi dan luas KPU-W sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah it'n.

Paragraf 2 Zona Permukiman Pasal 18

{1}KPU-PM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat {3}huruf b dijabarkan dalam sub zona permukiman nelayan yang seJanjutnya disebut KPU-PM-N. (2) Arahan KPU-PM:-N sebagalmalla ditllaksud pada ayat (1) berupa pengembangan permukiman nelayan berupa

WP-3-K meliputi: a. kampung nelayan Torosiaje Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-PM-N-Ol; b. kampung nelayan 1'ol'osiaje Jaya Kahupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-PM-N-02; c. kampung neJayan Lemito Kabupa-ten Pobuwato yang selanjutnya disebut KPU-PM-N-03; d. kampung nelayan Tanjung Bajo Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-PM-N-04; e. kampung nelayan Tihengo Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PM-N-05. (3) Ketentuan mengenai rincian lokasi dan luas KPU-PM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf ~ Zona Pelabuhan Pasal19

(1\ KPU-PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3\ huruf c dijabarkan dalam sub zona: a. sub zona Daerah Lingkungan Kerja (DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK;dan b. sub zona Wilayah Kerja Op~rasional Pelabuhan Perikanan (WKOPP)yang selanjutnya disebut KPU-PL-WKO. (2) Arahan pengembangan KPU-PL-DLKsebagaimana dimaksuU pada ayat (1) huruf a meliputi: a. DLKrJDLKp Pelabuhan Goronta1o yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-01; b. DLKrIDLKp Pelabuhan Anggrek yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-02; c. DLKl'/DLKpPelahuhan 1'ilamuta yang selanjutnya disehut KPU-PL-DLK-03; d. DLKr/DLKp Pelabuhan Kwandang yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-04; e. DLKrJDLKp Pelabuhan Bumbulan yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-05; f. DLKrIDLKp Pelabuhan Wonggarasi yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-06; g. DLKr/DLKp Pelabuhan Botutonuo yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-07; h. DLKrjDLKp Pelabuhan Taludaa Bone yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-08; i. DLKr{DLKp Pelabuhan Bone Pantai yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-09; J. DLKrjDLKp Pelabuhan Bulontio yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-l 0; k. DLKrjDLKp Pelabuhan Monano yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-ll; 1. DLKrjDLKp Pelabuhan Sumalata yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-12; m. DLKrjDLKp Pelabuhan Tolinggula yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-13; n. DLKrjDLKp Pelabuhan Lemito yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-14; o. DLKrjDLKp Pelabuhan Marisa yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK- 15; p. DLKrjDLKp Pelabuhan yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-16; q. DLKrjDLKp Pelabuhan Bilato yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-17; r. DLKrjDLKp Pelabuhan Gentuma yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-18; s. DLKr{DLKp Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-19; t. DLKrJDLKp Pelabuhan Penyeberangan Paguat yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-20; u. DLKrIDLKp Pelabuhan Terminal Khusus PLTU Molotabu yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-21; v. DLKrI DLKp Pelabuhan Terminal Khusus Pertambangan Mineral yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-22; -32 -

w. DLKr/DLKp Pelabuhan Terminal Khusus Depot Minyak dan Gas yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-23; x. DLKrJDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Pertambangan Bubaa yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-24; y. DLKr/DLKp Pelabuhan Terminal Khusus Minyak Kelapa Sawit Dulupi yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-25; z. DLKrf DLKp Pelabuhan Terminal Khu'3u'3 Depo Minyak dan Gas Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-26; aa. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus PLTG Paguatyang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-27; bb. DLKr/DLKp Pelabuhan Terminal Khusus Perkayuan Monano yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-28; cc. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus PLTU Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-29; dd. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus PLTU Anggrek yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-30; ee. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Minyak Kelapa Sawit Tanjung MaIeo yang selanjutnya disebut KPU-PL- DLK-31; ff. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Minyak Kelapa Sawit Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PL- DLK-32; gg. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Tambang Perbatuan Sumalata yang selanjutnya disebut KPU-PL- DLK-33; hh. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Gas Elpiji Anggrek yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-34; ii. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Pertambangan Gamping yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-35; ii. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Peti Kemas Anggrek yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-36; kk. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Peti Kemas Gorontal0 yang se1anjutnya disebut KPU-PL-DLK-37; 11. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Semen yang selanjutnya disebut KPU-PL-DLK-38; mm. DLKrjDLKp Pelabuhan Terminal Khusus PLTU Sulbagut 2 yang '3elanjutnya di'3ebut KPU-PL-DLK-39;dan nn. DLKrIDLKp Pelabuhan Terminal Khusus Pertamb1iligan Batuan Paguyaman Pantai yang selanjutnya disebut KPU- PL-DLK-40. (3) Arahan pengembangan KPU-PL-WKO sebagaimana dimaksud pada ayat (I) huruf b meliputi: a. WKOPP Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang sel8n.jutnya disebut KPU- PL-WKO-(H; b. WKOPP Gentuma Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-02; c. WKOPP Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-03; d. WKOPP Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara yang sdanjutnya disebut KPU- PL-WKO-04; e. WKOPP Lemito Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-05; f. WKOPP Marisa Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-06; g. WKOPPPaguat Kabupaten Pohuwato yang seIanjutnya disebut KPU- PL-WKO-07; h. WKOPP Torosiaje Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-08; i. WKOPP Wonggarasi Timur Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-09; j. WKOPP Tabula Kabupaten Baalema yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-I0; k. WKOPP Tapadaa Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-ll; 1. WKOPP Tilamuta Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-12; m. WKOPPTutulo Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-13; n. WKOPP Inengo Kabupaten Bone Bolango yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-14; o. WKOPPDulupi Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-15; p. WKOPP Tongo Kabupaten Bone Bolangoyang selanjutnya msebut KPU- PL-WKO-16; q.WKOPP I10mata Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya msebut KPU- PL-WKO-17; -34-

r. WKOPP Luluo Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU- PL-WKO-18;dan s. WKOPP Tenda Kabupaten Bone Bolango yang selanjutnya disebut KPU-PL-WKO-19. (4t Ketentuan rnengenai rincian lokasi dan luas KPU-PL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam Lampiran III yang meru.pakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Pasa120 Tatanan kepelabuhanan KPU-PL-DLK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) huruf a terdiri atas: (1) Pelabuhan Umum meliputi: a. Pelabuhan PengumpuI yaitu: 1. Pelabuhan Gorontalo Kota Gorontalo; dan 2. Pelabuhan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara. b. Pelabuhan Pengumpan Regional yaitu: 1. Pelabuhan Tila.muta Kabupaten Boalemo; 2. Pelabuhan Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara;dan 3. Pelabuhan Bumbulan Kabupaten Pohuwato. c. Pelabuhan Pengumpan Lokal yaitu: 1. Pelabuhan Wonggarasi Kabupaten Pohuwato; 2. Pelabuhan Botutonuo Kabupaten Bone Bolango; 3.. Pelabuhan Taludaa Bone Kabupaten Bone Bolango; 4. Pelabuhan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango; 5. Pelabuhan Molotabu Kota Bone Bolango; 6. Pelabuhan Biau Kabupaten Gorontalo Utara~ 7. Pelabuhan Bulontio Kabupaten Gorontalo Utara; 8. Pelabuhan Monano Kabupaten Gorontalo Utara; 9. Pelabuhan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara; 10. Pelabuhan Tolinggula Kabupaten Gorontalo Utara; 11. Pelabuhan Lemito Kabupaten Pohuwato; 12. Pelabuhan Marisa KabuPaten Pohuwato; 13. Pelabuhan Popayato Kabupaten Pohuwato; 14. Pelabuhan Bilato Kabupaten Gorontalo; 15. Pelabuhan Gentuma Kabupaten Gorontalo Utara; dan 16. Pelabuhan Botubarani Kabupaten Bone Bolango. (2) Pelabuhan Penyeberangan yaitu: a. Pelabuhan Penyeberangan Marisa Kabupaten Pohuwato; dan -35-

b. Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo Kota Gorontalo. (3) Pelabuhan Terminal Khusus yaitu: a. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha Energi Listrik Tenaga Uap berada pada sebagian perairan Kabupaten Bone Bolango; b. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha pertambangan mineral berada pada sebagian pera1ran Kabupaten Bone Bolango; c. Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha Depot Minyak dan Gas berada pada sebagian perairan Kota Gorontalo; d. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha pertambangan berada pada sebagian perairan Kabupaten Boalemo; e. Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha Minyak Kelapa Sawit/ Crude Palm Oil (CPO)berada pada sebagian perairan Kabupaten Boalemo; "f~~ Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha Minyak Kelapa (VCO)berada pada sebagian perairan Kabupaten Boalemo; g. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha Energi Listrik Tenaga Listrik berada pada sebagian perairan Kabupaten Pohuwato; h. Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha Minyak Kelapa Sawit (CPO) berada pada sebagian perairan Kabupaten Pohuwato; 1. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha Energi Listrik Tenaga Uap berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; j. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha Energi Listrik Tenaga Uap berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; k. Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha Minyak Kelapa Sawit(CPO) berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; 1. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha pertambangan perbatuan berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; m. Pelabuhan Terminal Khusus bidang usaha liquefied natural gas {LNG}berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; n. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha pertafiibangan perbatuan gamping berada pada sebagian perwran Kabupaten Gorontal0 Utara; o. Pelabuhan Terminal Khusus untuk usaha perkayuan berada pada sebagian perairan Kabupaten Gorontalo Utara; dan p. Pelabuhan. Terminal Khusus untuk. usaha pertambangan perbatuan berada pada sebagian perairan Kabupaten Boalemo.

(4}Kebijakan dan strategi pengembangan zona pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (3) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf4 Zona Hutan Mangrove Pasal21

(1) KPU-Msebagaimana dimaksud dalam Pasal15 ayat (3) humf d dijabarkan dalam sub zona Mangrove yang selanjutnya disebut KPU-M. (2) Arahan pengembangan KPU-M sebagaimana dimaksud pada ayat (I) rneliputi: a. wilayah mangrove Langge Kabupaten Gorontalo Utara yang se\anjutnya disebut KPU-M-Ol; b. wilayah mangrove Bulili Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-M-02; c. wilayah mangrove Marisa Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-M-03; d. wilayah mangrove Paguat Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-M-04;dan e. wilayah mangrove Popayato Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-M-05. :(3) Ketentuan mengenai nnClan lokasi dan luas KPU-M sebagaimana dimaksud pada ayat(2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. ,..,37 -

Paragraf5 Zona Perikanan Tangkap Pasa122 (1) KPU-PT sebagaimana dimaksud dalam Pasa1 15 ayat (3) huruf e dijabarkan dalam sub zona: a. sub zona pelagis yang selanjutnya disebut KPU-PT-P;dan b. sub zona demersal yang selanjutnya disebut KPU-Pr-D. (2) Arahan pengembangan KPU-PT sebagaimana dimaksud pada ayat (I}, dilakukan di perairan Laut sampai dengan 12 (dua belas) mil dari garis pantai terdiri atas: a. KPU-PT-P-{H sampai dengan KPU-PT-P-Q2 meliputi perairan Laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang tersebar mulai 2 (dual sampai dengan 12(dua be1as) mil dengan komoditas pelagis keeil dan besar; dan b. KPU-PT-D-01 sampai dengan KPU-PT-D-02 meliputi perairan sekitar Pohuwato, perairan sekitar Boalemo dan perairan sekitar Gorontalo Utara yang tersebar mulai 0 (nol) sampai dengan 4(empat) mil dengan komoditas ikan yang berasosiasi pada ekosistem karang,lamun, mangrove maupun ikan dasar lainnya. 13) Ketentuan mengenai rindan lokasi dan luas KPU-PT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tereantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf6 Zona Perikanan Budidaya Pasa123 (1) KPU-BD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf f dijabarkan dalam sub zona: a. sub zona budidaya laut yang selanjutnya disebut KPU-BD- BL;dan b. sub zona budidaya payau yang selanjutnya disebut KPU- BD-BP. (2) Arahan pengelolaan KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi budidaya ikan dengan komoditas utama ikan kerapu, bawal bin tang, kuwe, kakap, baronang, tuna, eakalang, rumput laut, lobster, kekerangan, dan/atau ...... 38 .

mutiara yang selanjutnya disebut KPU-BD-BL-O1 sampal dengan KPU-BD-BL-62. (3) Arahan pengelolaan KPU-BD-BP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi budidaya ikan bandeng, udang, rumput laut, ikan kakap, ikan nila, kepiting, dan/atau ikan sidat. {4}Arahan pengembangan KPU-BD-BP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa penyediaan sumber air untuk kegiatan perikanan budidaya air payau meJiputi KPU-BD-BP- 01 sampai dengan KPU-BD-BP-2i. (5) Arahan pengembangan lokasi tambak{kolam KPU-BD-BP sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai dengan RTRW Provinsi danJ atau RTRWKabupatenJKota. (6) Ketentuan mengenai nnClan lokasi dan luas KPU-BO sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) tercantum clalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf7 Zona Pergaraman Pasal24 (1) KPU-GRsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf g dijabarkan dalam sub zona Pergaraman Rakyat yang selanjutnya disebut KPU-GR-R. (2) Arahan pengembangan KPU-GR sebagaimana dimaksud pad a ayat (1) berupa penyediaan sumber air untuk kegiatan pergaraman yang me1iputi: a. pergaraman Randangan Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-GR-R-Ol; dan b. pergaraman Popayato Timur Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-GR-R-02. (3) Ketentuan mengenai rincian lokasi dan luas KPU-GR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. -39-

Paragraf8 Zona Pertahanan Keamanan Pasal25 (1) KPU-PK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf h merupakan zona yang diperuntukkan bagi diperuntukan bagi kegiatan pertahanan dan keamanan yang dijabarkan dalam sub zona: a. Pos TNI Angkatan Laut yang selanjutnya disebut KPU-PK- PM yang bersifat statis; b. Pos PAMPolisi Daerah yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL yang bersnat statis; dan c. Area Pendaratan Kapal Amphibi TNI Angkatan Laut yang selanjutnya disebut KPU-PK-KAyang bersifat dinamis. (2) Arahan pengembangan KPU-PK-PM sebagaimana dimaksud pada ayat (I} huruf a meliputi: a. area Pos TNI-AL Sumalata diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-Ol; b. area Pos TNI-AL Kwandang diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-02; €. area Pos TNI-AL Gentuma diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-03; d. area Pos TNI-AL Pohuwato diperairan sekitar Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-04; e. area Pos TNI-AL Boa1emo diperairan sekitar Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-05; f. area Pas TNI-AL Batuda'a diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-06; g. area Pos TNI-AL Bone Bolango diperairan sekitar Kabupaten Bone Bolango yang selanjutnya disebut KPU- PK-PM-07; dan h. area Pos TNI-AL Taludaa diperairan sekitar Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PM-08. (3) Arahan pengembangan KPU-PK-PL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. area Pos PAMTanjung Kelapa dip.er.airan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL~OI; b. area Pos PAM Tanjung Bulanga diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU- PK-PL-02;

WAGUB C. area Pos PAMTanjung Dunu diperairan sekitar 'Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-03; d. area Pos PAM Kwandang diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-04; e. area Pas PAM Tanjung Samia diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-05; 1. a1"eaPos PAM Pulau Bolas dipeI'ainm sekitaI' Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-06; g. area Pos PAM Tongo diperairan. sekitar Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-07; h. area Pos PAM Gorontalo Kota diperairan sekitar Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-08; i. area Pos PAM Tanjung Wolihedu diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL- 09; J. area Pos PAM Tilamuta diperairan sekitar Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-10; k. area Pos PAM Marisa diperairan sekitar Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-11; dan 1. area Pos PAM Torosiaje diperairan sekitar Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KPU-PK-PL-12. (4) Arahan pengembangan KPU-PK-KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: a. area pendaratan kapal amphibi TNI-AL Tolinggula diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-KA-01; b. area pendaratan kapal amphibi TNI-AL pantai Lelato diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-KA-02; c. area pendaratan kapal amphibi TNI-AL pantai Kikia diperairan sekitar Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KPU-PK-KA-03;dan d. area pendaratan kapal amphibi TNI-AL pantai Bolihutuo diperairan sekitar Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KPU-PK-KA-04. (5) Ketentuan mengenai rindan lokasi dan luas KPU-PK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. ,...41-

Bagian Ketiga Kawasan Konservasi Pasa126 (1) Tujuan pengembangan kawasan konservasi Provinsi adalah: a. memelihara dan menjaga kualitas lingkungan pada wilayah pesisir dan laut; b. melindungi keragaman spesies hayati pesisir dan laut; c. melindungi wilayah/ ekosistem yang sensitif terhadap gangguan lingkungan; d. menjaga kualitas air dan daya dukung perairan; e. mengemb81ikan kondisi ekosistem pesisir dan laut yang telah mengalami kerusakan; f. mengembaJikan sumber daya perikanan yang telah menipis (over fishing); dan g. melindungi kearifan lokal dan hak tradisional yang masih berlaku. (2) Kebijakan pengembangan kawasan konservasi WP-3-KProvinsi terdiri atas: a. peningkatan perlindungan kawasan konservasi; b. pencegahan dampak negatif kegiatan/ aktivitas manUSla yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem di wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kedl; c. peningkatan fungsi kawasan konservasi untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, lingkungan hidup, keanekaragaman hayati, keunikan bentang alam dan daya dukung; d. penetapan kawasan konservasi sesuai dengan kebutuhan dan daya dukung lingkungan; e. perlindungan dan pelestarian sumber daya ikan beserta ekosistemnya, serta untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologinya; f. pemanfaatan sumber daya ikan dan ekosistemnya serta untuk kepentingan pariwisata; g. peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi perairan; h. penetapan kawasan rawan bencana pesisir sebagai kawasan konservasi; -42 -

1. mempertahankan wilayah yang telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi; dan J. pelestarian dan pemanfaatan adat dan budaya maritim yang hidup di lingkungan masyarakat pesisir dan pulau-pulau keeil. (3) Strategi pengelolaan kawasan konservasi WP-3-K Provinsi tel'diri atas: a. mengembangkan dan melindungi kawasan konservasi perairan, konservasi peslslr dan pulau-pulau keeil, konservasi maritim, dan konservasi lainnya; b. meningkatkan perhatian asas-asas konservasi perairan dan kepentingan umum dalam menetapkan dan mengelola kawasan konservasi; e. mengembangkan sistem mitigasi beneana di kawasan rawan beneana; G.mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan di kawasan konservasi; e. meIibatkan masyarakat dalam mengeIola, memeIihara, dan mempertahankan kawasan konservasi; f. menentukan dan menetapkan kawasan konservasi dan kawasan konservasi baru berdasarkan potensi, permasalaban, fungsi kawasan dan kondisi babaya geomorfologi yang akan dikonservasi, diproteksi dan diatur pemanfaatannya melalui peraturan daerah; g. mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan konservasi yangtelah menurun akibat pengembangan pemanfaatan umum atau lahan kritis, dalamrangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistemwilayah pesisir, laut dan pulau-pulau keeil, melalui rehabilitasi dan restorasi kawasan; h. mengembangkan dan meningkatkan program pelestarifu'1 dan rehabilitasi ekosistem pesisir terutama mangrove, lamun dan terumbu karang bersama rnasyarakat dan swasta; 1. melakukan penuntasan tata batas kaw'asan konservasi dan kawasan konservasi baru yang akan dikonservasi dan disepakati selul"Uh Pemangku. kePentingan; J. mengelola kawasan konservasi melalui kelembagaan legal formal otonom dengan melibatkan dan meningkatkan peran serta masyarakat sekitarnya; k. menguatkan kebijakan dan manajemen bencana dengan dukungan sumber daya manusia yang profesional; 1. meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengelola dan melestari.kan kawasan konse1"\Tasi; m. mengkaji adat,sejarah dan budaya maritim yang memberikan manfaat terhadap kehidupan masyarakat pesisir; dan n. melindungi adat~ sejarah dan budaya maritim untuk kesejahteraan masyarakat pesisir.

Paragraf.i Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Pasal27 (1) KKP3Ksebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) huruf a dilaksanakan dalam bentuk .konservasi habitat, konservasi spesies dan Iatau konservasi genetis. (2) Arahan pengembangan KKP3K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. KKP3K Tolinggula di sebagian perairan sekitar pulau Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Vtara yang selanjutnya disebut KKP3K-Ol; b. KKP3K Mohinggito di sebagian perairan sekitar pulau Mohinggito di Kabupaten Gorontalo Vtara yang selanjutnya disebut KKP3K-02; c. KKP3K Maruangi-Mabasar di sebagian perairan sekitar pulau Olinggobe di Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KKP3K-03; d. KKP3KTanjung Panjang di sebagian perairan sekitar pulau Pomalea Kiki di Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KKP3K-04; e. KKP3K Dulangka di sebagian perairan sekitar pulau Dulangka di Kabupaten Pohuwato yang seIanjutnya disebut KKP3K-05;dan f. KKP3K Monduli di sebagian perairan. sekitar pmau Monduli di Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KKP3K-06. -44-

(3) Ketentuan mengenai nnClan lokasi dan luas KKP3K sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran 111 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah inL

Paragraf2 Kawasan Konservasi Perairan Pasal28 (1) KKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4) huruf b untuk mewujudkan penetapan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan. (2) Arahan pengembangan KKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. KKPD Olde di Kabupaten Bone Bolango yang sdanjutnya disebut KKPD-Ol; b. KKPD Biluhu Timur di Kabupaten Goronta\o yang selanjutnya disebut KKPD-02; c. KKPD Mabasar-Maruangi di Kabupaten Pohuwato yang selanjutnya disebut KKPD-03; d. KKPD Popayadi Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KKPD-04; dan e. KKPD Sumalata di Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KKPD-05. (3) Ketentuan mengenai rincian lokasi dan luas pengembangan KKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf 3 Kawasan Konservasi Maritim Pasa129

{1}KKMsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat {4}huruf c dilakukan dengan pelestarian dan pemanfaatan adat serta budaya maritim yang hidup di lingkungan masyarakat pesisir dan pulau-pulau keeil. (2l Arahan pengembangan KKMsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: '" 45 '"

a. KIav1 Leato berupa kawasan Benda Muatan Ka:pal Tenggelam di Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KKM-Ol; dan b. KKM Popaya Raja Mas berupa kawasan Benda Muatan Kapal Tenggelam di Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KKM-02. {3} Ketentu3n mengenai rincllm lokas1.d3n luas KKM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang me.rupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf4 Kawasan Lindung Lainnya PasaI 30 (1) KK-KL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (5) merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Arahan pengembangan KK-KLsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. eagar Mam Tanjung Panjang yang selanjutnya disebut KK- KL-Ol; dan b. Cagar Alam Mas Popaya Raja yang selanjutnya disebut Iq(- KL-02. (3} Ketentuan mengenai rindan lokasi dan luas KK-KL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat Alur Laut Pasal31

{l} Arah3n pengemb3ngan ALsebagaimana dimaksud dalam Pasa1 15 ayat (1) huruf c dilakukan melalui sinkronisasi dan koordinasi pemanfaatan .ruang alur laut untukjalur pelayaran dengan pemanfaatan umum dan konservasi, pemasangan pipa dan Iatau kabel bawah laut, dan migrasi biota laut. (2) Arahan pengembangan AL-AP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (6) huruf a terdiri atas: -46-

a. alur Pelayaran Nasional yang selanjutnya disebut AL-AP--PN; b. alur Pelayaran Regional yang selanjutnya disebut AL-AP-PR; dan c. alur pelayaran Lokal yang selanjutnya disebut AL-AP-PL. (3} Arahan pengembangan AL-APKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6) huruf b meliputi alur pipa dan/atau kabel bawah laut lainnya yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL. (4) Arahan pengembangan AL-AMBsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6) huruf c terdiri atas: a. alur biota Penyu Laut yang selanjutnya disebut AL-AMB-MP; b. alur biota Mamalia Laut yang selanjutnya disebut AL-AMB- MM; dan c. alur biota Ikan Tertentu yang selanjutnya disebut AL-AMB- MI.

Paragraf 1 AIur Pelayaran PasaI 32

{l) Arahan pengembangan AL-AP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31ayat (2) huruf a sampai dengan huruf c meliputi: a. araban AL-PL-PN berupa Blur pelayaran antar provinsi dengan Provinsi, meliputi: 1. alur pelayaran Bitung - Goroutaio - Luwuk - Kolonodale - Kendari - Raha - Bau Bau - Makassar - Labuan Bajo - Bima - - Benoa yang selanjutnya disebut AL-AP- PN-Ol; 2. alur pelayaran Gorontalo - Bitung - Ternate yang selanjutnya disebut AL-AP-PN-02; 3. alur pelayaran Gorontalo - Bitung Balikpapan - Makassar - Surabaya - Jakarta yang selanjutnya disebut AL-AP-PN. 03; 4. alur pelayaran Anggrek - - Tolitoli - Balikpapan - Pantoloan - Makassar - Surabaya - Jakarta yang se1anjutnya disebut AL-AP-PN-04; 5. alur pelayaran Kwandang - Tarakan - Balikpapan - Sebatik yang se\anjutnya disebut AL-AP-PN-05; 6. alur pelayaran Kwandang - Samarinda - Surabaya yang selanjutnya disebut AL-AP-PN-06; -47-

7. alur pelayaran Gorontalo - Semarang - Surabaya - Jakarta yang selanjutnya disebut AL-AP-PN-07; 8. alur pelayaran Bitung - Anggrek - Surabaya - Semarang - Jakarta yang selanjutnya disebut AL-AP-PN-08; dan 9. alur pelayaran Tilamuta - Semarang - Samarinda yang selanjutnya disebut AL-AP-PN-09. b. arahan AL-PL-PR be1"U.paalUl"pelayaran penghubung antara pulau-pulau dengan daratan utama maupun antar provinsi di Provinsi, meJiputi: 1. alur pelayaran Tilamuta - Dolong - Wakai- Ampana - Pagimana - Gorontalo yang selanjutnya disebut AL-AP-PR- 01; 2. alur pelayaran Tilamuta - Dolong - Wakai - Ampana - Pagimana - Gorontalo - Kolonodale - Makassar yang selanjutnya disebut AL-AP-PR-02; dan 3~alur pelayaran Kwandang - Paleleh - Leok - Lokodadi - Buol- Toli-toli - Wani yang selanjutnya disebut AL-AP-PR- 03. c. arahanAL-AP-PL berupa alur pelayaran menghubungkan setiap kecamatan pesisir di Provinsi, meliputi; 1. alur pelayaran Marisa - Tilamuta - Gorontalo yang selanjutnya disebut AL-AP-PL-Ol; 2. alur pelayaran Sumalata - Kwandang - Anggrek yang selanjutnya disebut AL-AP-PL-02; 3. alur pelayaran Bone Bolango - Gorontalo yang selanjutnya disebut AL-AP-PL-03; 4. alur pelayaran Saronde - Kwandang yang selanjutnya disebut AL-AP-PL-04; dan 5. alur pelayaran Tilamuta - Gorontalo yang selanjutnya disebut AL-AP-PL-05. (2) Ketentuan mengenai lokasi dan titik koordinat AL-AF sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c tercantum dalam Lampiran 111yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. : -48-

Paragraf2 AIur Kabel dan Iatau Pipa Bawah Laut Pasa133 (1) Arahan pengembangan AL-APK-PKL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) meliputi: a. alur pipa saluran perbenihan BPP Lamu yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-G 1; b. alur pipa saluran BBU Libuo yang selanjutnya disebut AL- APK-PKL-02; c. alur pipa saluran BBU Dunu yang selanjutnya disebut AL- APK-PKL-03; d. alur pipa saluran PLTU Anggrek yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-04; e. alur pipa saluran Gas Elpiji Anggrek yang selanjutnya dise but AL-APK-PKL-05; t alur pipa saluran perbenihan Rumput Laut yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-06; g. alur pipa saIuran PLTG Paguat yang selanjutnya disebut AL- APK-PKL-07; h. alur pipa saluran PL'1'U'1'omilito yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-08; i. alur pipa air bersm pula Cinta yang selanjutnya disebut AL- APK-PKL-09; j. alur pipa air bersih pulau Mohupobandaa yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-10; k. alur pipa air bersih permukiman Torosiaje yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-11;dan 1. alur kabel listrik permukiman Torosiaje yang selanjutnya disebut AL-APK-PKL-12. (2) Ketentuan inengenai rincian titik koordinat AL-APK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Paragraf3 AIur Migrasi Biota Pasa134 (1) Arahan pengembangan AL-AMBsebagaimana dimaksud dalam PasaI 31 ayat (4) meliputi: -49-

a. arahan AL-AMB-MP berupa migrasi biota penyu -laut, meliputi alur migrasi biota Penyu Perairan Laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL-AMB-MP-Ol sampai AL-AMB-MP-02. b. Arahan AL-AMB-MMberupa migrasi biota ikan Paus, ikan Lumba-Lumba dan ikan Dugong meliputi: 1. aiur m1gl"asibiota 1kan Paus di Peralran laut Sulawesidan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL-AMB-MM-Ol dan AL-AMB-MM-03; 2. alur migrasi biota ikan Lumba-Lumba di perairan laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL- AMB-MM-02dan AL-AMB-MM-04;dan 3. alur migrasi biota ikan Dugong di perairan laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL-AMB-MM- 05 dan AL-AMB-MM-06. :c: Arahan AL~AMB~MIberupa migrasi biota ikan Sidat dan ikan Tunal Cakalang meliputi: L alur migrasi biota ikan TunafCakalang di Perairan Laut Sulawesi dan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL- AMB-MI-Ol sampai dengan AL-AMB-MI-02;dan 2. alur migrasi biota Sidat di Perairan Teluk Tomini yang selanjutnya disebut AL-AMB-MI-03. (2) Ketentuan mengenai rincian titik koordinat APL-AMB sebagaimana dimaksud pada ayat (1\ hUl"Uf a sampai dengan huruf c tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima Kawasan Strategis Nasional Pasa135 (1) Kawasan KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) diperuntukkan bagi pertahanan dan keamanan Negara yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. (2} Perencanaan dan penge101aan KSN dilakukan oleh Pemerintah Pusat sesuai peraturan perundang-undangan. {3}Arahan pengembangan zona KSN-LM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (7) huruf a yang bersifat dinamis meliputi: a. Daerah latihan militer TNI..,AL Gorontalo Kabupaten Gorontalo yang selanjutnya disebut KSN-LM-l; b. Daerah latihan militer TNI-AL Kwandang kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KSN-LM-2; dan c. Daerah latihan militer TNI-AL Boelamo Kabupaten Boalemo yang selanjutnya disebut KSN-LM-3. (4} Arahan pengembangan zona KSN-LT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (7) huruf b yang bersifat statis meliputi: a. Lanai 'rNI-l\.L Kwandang Kabupaten G01:ontalo Utara yang selanjutnya disebut KSN-LT-l; dan b. Lanal TNJ-AL Gorontalo Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KSN-LM-2. (51 Arahan pengembangan zona KSN-PPsebagaimana dimaksud dalamPasal 15ayat (7) huruf c yang bersifat statis meliputi: a. Mako Polair Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara yang selanjutnya disebut KSN-PP-l; dan b. Mako Polair Gorontalo Kota Gorontalo yang selanjutnya disebut KSN-PP-2. (6) Ketentuan mengenai rindan lokasi dan luas KSN sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sampai dengan ayat (5) tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BABV ARAHANPERATURANPEMANFAATANRUANG Bagian Kesatu Umum Pasal36 (1) Ketentuan pemanfaatan ruang WP-3-K adalah ketentuan yang diperuntukkan sebagai alat pengaturan pengalokasian ruang WP-3-K yang meliputi: a. ketentuan umum pemyataan pemanfaatan kawasan/zona/sub zona; b. ketentuan perizinan; c. ketentuan pemberian insenili; d. ketentuan pemberian disinsentif; dan e. arahan pengenaan sanksi. (2) Ketentuan pemanfaatan ruang WP-3-K berfungsi: a. sebagai alat pengendali pengembangan kawasan; b. menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang WP-3-K dengan rencana tata ruang wilayah; '" 51 '"

c. menjamin agar pembangunan baru tidak mengganggu pemanfaatan ruang WP-3-K yang telah sesuai dengan rencana tata ruang wilayah; d. meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan rencana tata. ruang wilayah; dan e. mencegah darnpak pembangunan yang merugikan. {3} Peraturan pemanfaatan ruang WP-3-K PTovm.simerupakan upaya perwujudan RZWP-3-Kyang terdiri atas: a. aktivitas yang diperbolehkan; b. aktivitas yang tidak diperbolehkan; dan c. aktivitas yang diperbolehkan setelah memperoleh izin. (4) Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a berupa segala kegiatan yang akan dialokasikan pada suatu ruang, tidak mempunyai pengaruh dan darnpak sehingga tidak mempunyai pembatasan dalam implementasinya, karena baik secara fisik dasar ruang maupun fungsi ruang sekitar saling mendukung dan terkait. (5) Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b berupa kegiatan yang sarna sekali tidak diperbolehkan pada suatu ruang, karena dapat merusak lingkungan dan mengganggu kegiatan lain yang ada disekitarnya. (6) Peraturan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (3\ huruf c berupa setiap kegiatan yang diizinkan dialokasikan pada suatu ruang, narnun mempunyai pembatasan? sehingga pengalokasiannya bersyarat.

Bagian Kedua Ketentuan Umum Pernyataan Pemanfaatan Kawasan/Zona/Sub Zona Paragraf 1 Umum Pasal37 (1) Ketentuan umum pemanfaatan kawasanlzonalsub zona sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 36 ayat (1) huruf a adalah penjabaran secara umum ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya yang mencakup selunm wilayah administratif. -52-

(2) Ketentuan umum pernyataan pemanfaatan kawasan/zona/sub zona sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari: a. penjelasanJ deskripsiJ deflnisi alokasi ruang WP-3-K yang telah ditetapkan dalam rencana alokasi ruang WP-3-K; b. ketentuan umum kegiatan yang boleh dilakukan dan kegiatan yang tidak boleh dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat dilakukan setelah memPe1"olehh.in; c. ketentuan tentang prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan rnang WP-3-K;dan d. ketentuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang WP-3-K, seperti kawasan konservasidan kawasan strategis nasional. (3) Ketentuan umum pemanfaatan kawasan/zonalsub zona sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi sebagai: a. landasan bagi penyusunan peraturan zonasi pada tingkatan operasional pengendalian pemanfaatan ruang WP-3-K di setiap zonal subzona; b. dasar pemberian izin pemanfaatan ruang WP-3-K;dan c. salah satu Pertimbangan dalam Pengendalian pemanfaatan ruangWP-3- K.

Paragraf2 Ketentuan Pernyataan Pemanfaatan Zona Pariwisata Pasal38 (1) KPU-W sebagaimana diniaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf a, merupakan ruang yang penggunaannya disepakati bersama antara berbagai pemangku kepentingan dan telah ditetapkan status hukumnya untuk kegiatan dan! atau usaha pariwisata. (2) KPU-W-BL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) burnf a~ adalab rnang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi panorama pesisir, laut dan pulau-pulau kecil. (3) KPU-W-P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf b, merupakan ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi pantai dan air. (4) KPU-W-ABLsebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf c, adalah ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi snorkeling dan menyelam. -53-

(5) KPU-W-OR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf d, adalah ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi kite surfing} board surfing} wind/ sailing surfing, banana boat} jet ski dan water skiing. (6} KPU-W-BD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf e, merupakan ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk bel'Wisata budaya dan kuliner khas lokal.

Pasal39 (1) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e terdiri atas: a. penyediaan sarana dan prasarana pariwisata yang tidak berdampak pada kerusakan ling~ngan; b. kegiatan penangkapan ikan dengan alat pancing tangan pada saat tidak ada kegiatan. pmwisata; c. kegiatan pariwisata sesuai dengan peruntukan sub zonanya; d. mitigasi bencana dan kondisi darurat di 1aut; e. penangkapan ikan demersal; dan f. koefisien pemanfaatan perairan untuk sarana dan prasarana penunjang pariwisata yang bersifat menetap adalah 40% dari total kese1uruhan zona pariwisata. (2) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e terdiri atas: a. jenis kegiatan perikanan budidaya tertentu yang kontraproduktif dengan jenis wisata yang dimaksud dalam zona pariwisata; b. semua jenis kegiatan penangkapan ikan pada saat berlangsung kegiatan pariwisata; c. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius danl atau bahan bel"acun, S>el"tamenggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; d. kegiatan pertambangan; e. pembangunan infrastruktur yang bukan untuk pengembangan pariwisata; f. pemasangan aIat bantu penangkapan ikan seperti rumpon; dan -54-

g. pembuangan sampah dan limbah. (3) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KPU-Wsebagaimana dimaksud dalam Pasa117 ayat (1)huruf a sampai dengan huruf e terdiri atas: a. membangun sarana dan prasarana wisata sesuai dengan kategori kegiatan atau jenis wisatanya; b. pembangunan bangunan pelindung pantai; c. pengambilan sumber air untuk kegiatan perikanan budidaya dan pergaraman; d. pembangunan tambat perahu; e. penelitian dan pendidikan; dan f. monitoring dan evaluasi. (4) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di KPU-W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf e terdiri atas: .a~tersedianya pantai sebagai ruang terbuka. untuk umum; dan/atau b. tersedianya fasiIitas dan infrastruktur pendukung kegiatan wisata, tempat parkir, tanda batas zona, tambat kapalj perahu dan fasilitas umum lainnya. (5) Kegiatan khusus di KPU-W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)huruf a sampai dengan huruf e terdiri atas: a. pengendalian kegiatan yang berpotensi mencemari lingkungan di dat'atan maupun pet'ait'an; b. melakukan mitigasi bencana di WP-3-K;danl atau c. tersedia tim keamanan dan penyelamatan wisatawan.

Paragraf 3 Ketentuan Pernyataan Pemanfaatan Zona Permukiman Pasal40 (1) KPU-PMsebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf b adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan konservasi baik berupa permukiman nelayan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktuT. -55-

(2) Pengembangan KPU-PM berupa pengembangan rumah diatas laut yang sebagian besar penghuninya merupakan masyarakat nelayan dengan menggunakan tiang pancang. (3) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-PM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) terdiri atas: a. membangun rumah tempat tinggal atau hunian sesuai dengan pel'aturan perundang-undangan; b. pengembangan saranajprasarana publik di kawasan permukiman neJayan yang ramah Jingkungan dan berbasis kearifan lokal; dan c. kegiatan pariwisata dan rekreasi. (4) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-PMsebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) terdiri atas: a. penangkapan ikan dengan alat penangkapan ikan statis danjatau bergerak yang mengganggu permukiman nelayan; .l)~kegiatan yang berdampak negatif terhadap keseimbangan ekologis seperti membuang sampah dan limbah; dan c. pembuangan sampah dan Iimbah. (5) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapat izin di KPU- PM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat {1)terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pembangunan fasilitas umum; c. pembangunan bangunan pelindung pantai; d. pembangunan tambat perahu; e. pembangunan pelabuhan penunjang permukiman; f. monitoring dan evaluasi; dan g. penempatan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang permukiman yang bersifat menetap.

Paragraf4 Ketentuan Pemyataan Pemanfaatan Zona Pelabuhan Pasal41 (1) KPU-PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf c merupakan ruang yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu untuk kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, danl atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan -- 56--

pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. (2) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-PL-DLKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) terdiri atas: a. kegiatan bongkar muat barang dan penumpang; b. pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang sudah teicantum dalam iencana induk pelabuhan; c. kegiatan dalam rangka peningkatan keamanan dan keselamatan pelayaran; dan d. kegiatan kepelabuhanan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di zona pelabuhan sub zona KPU-PL-DLKsebagaimana dimaksud dalam Pasal19 ayat (2) terdiri. atas: a. penangkapan ikan dengan alai penangkapan ikan statis dan/ atau bergerak yang mengganggu kegiatan kepelabuhanan; b. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius dan/ atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir; c. semua jenis kegiatan perikanan budidaya; d. pernasangan rurnah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon serta terumbu karang buatan; dan e. pembuangan sampah dan limbah. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan lzm di zona pelabuhanjKPU-PL-DLKsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pariwisata; c. pengerukan alur pelabuhan; d. monitoring dan evaluasi; e. pembangunan bangunan pelindung pantai; f. fasilitas pokok terdiri dari dermaga, kolam pelabuhan, jalan komplek dan drainase; g. fasilitas fungsional terdiri dari kantor administrasi pelabuhan, suplai air bersih, instalasi listrik dan stasiun pengisian bahan bakar; h. salvage; 1. penggelaran/ pemasangan kabelj pipa hawah laut; dan ....,57....,

J. penggunaan atau pemanfaatan air laut.

Pasal42 (1) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-PL-WKOsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) terdiri atas: a. kegiatan bongkar muat kegiatan perikanan; b. pembangunan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang yang sudah tercantum dalam rencana induk pelabuhan perikanan;dan c. kegiatan dalam rangka peningkatan keamanan dan keselamatan pelayaran. (2) Kegiatan yang tidak boleh djJakukan di KPU-PL-WKO sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) terdiri atas: a. penangkapan ikan dengan aIat penangkapan ikan statis dan Iatau bergerak yang mengganggu kegiatan kepelabuhanan; b. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius dan/ atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir; c. semua jenis kegiatan perikanan budidaya; d. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon serta terumbu karang buatan; e. pembuangan sampah dan limbah;dan f. kegiatan yang mengganggu/ menghalangi penyelenggaraan kegiatan pelabuhan perikanan. (3) Kegiatan yang boleh dil$kan setelah mendapatkan izin di KPU-PL-WKOsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pariwisata; c. pembangunan bangunan pe1indung pantai; d. pembangunan tambat perahu; e. pengerukan alUl'pelabuhan perikanan; f. monitoring dan evaluasi; dan g. penempatan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang pelabuhan perikanan yang bersifat menetap. Pasa143 (1) Prasarana umum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di KPU-PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf c terdiri atas: a. aIur-pelayaran; b. perairan tempat labuh; c. kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal; d. perairan tempat alih muat kapal; e. perairan untuk kapal yang mengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun; f. perairan untuk kegiatan karantina; g. perairan alur penghubung intrapelabuhan; h. perairan pandu; i. perairan untuk kapal pemerintah; dan j. tanda batas sesuai dengan batas yang telah ditetapkan. (2) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di KPU-PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf c terdiri atas: a. Fasilitas pokok terdiri dari dermaga,kolam pelabuhan,jalan komplek dan drainase; b. fasilitas fungsional terdiri dari kantor administrasi pelabuhan, TPI, suplai air bersih, instalasi listtik dan stasiun pengisianbahan bak.al' nelayan;dan c. fasilitas penunjang terdiri dari pos jaga dan MCK. (3) Ketentuan khusus di KPU-PL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf c terdiri atas: a. kegiatan kepelabuhanan harus menjamin kelestarian lingkungan; b. kegiatan kepelabuhanan harus mempertimbangkan pengendalian pencemaran dan mitigasi bencana; dan c. koefisien pemanfaatan perairan untuk pelabuhan terminal khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)yang bersifat menetap adalah 40% dari total keseluruhan. -59-

Paragraf5 Ketentuan Pemyataan Pemanfaatan Zona Hutan Mangrove Pasal44 (1) KPU-Msebagaimana dimaksud dalam Pasal15 ayat (3) huruf d merupakan hutan mangrove yang tumbuh di daerah pantai, biasanya terdapat di daerah teluk dan di muara sungai. (2) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) terdiri atas: a. perlindungan hutan mangrove; b. rehabilitasi hutan mangrove; c. penelitian dan pendidikan; d. ekowisata; e. tracking mangrove; dan f. perikanan tangkap dan perikanan budidaya skala tradisional. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) terdiri atas: a. menduduki kawasan hutan mangrove; b. menebang hutan mangrove; c. membakar hutan mangrove; d. memanfaatkan kayu hidup yang berasal dari kawasan hutan mangrove untuk kepentingan ekonomi; e. mencemari hutan mangrove;dan f. memperdagangkan kayu yang berasal dati hutan mangrove. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KPU-M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) terdiri atas: a. pembangunan bangunan pelindung pantai; dan b. pembangunan tambat perahu.

Paragraf6 Ketentuan Pemyataan Pemanfaatan Zona Perikanan Tangkap Pasal45 (1) KPU-PT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf e adalah ruang wilayah laut yang dialokasikan untuk kegiatan penangkapan ikan. (2) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-Pr-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal22 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. perikanan tangkap d~ngan ukuran annada -yang diperbolehkan sesuai dengan peraturan perundang- undangcul; b. pemanfaatan yang tidak melebihi potensi lestarinya atau jumlahtangkapan yang diperbolehka..TI(JTB}; c. ukuran kapal penangkapan ikan, alat penangkapan ikan {API}dan 81at bantu penangkap ik2n {ABPI}yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan d. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon dan terumbu karang buatan. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-PT-Psebagaimana dimaksud dalam Pasal22 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. menempatkan alat tangkap statis dalam alur pelayaran, alur migrasi biota dan alur pipajkabel bawah laut; b. pertggunaan alat yang merusak lingkungan seperti bahan peledak, potas dan alat tangkap yang berpotensi merusak Iingkungan; c. penggunaan alat penangkapan ikan (API), ukuran kapal penangkapan ikan, dan alat bantu penangkap ikan {ABPI) yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan d. penangkapan jenis ikan yang dilindungi. (4\ Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KPU-PT-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pariwisata dan rekreasi; c. monitoring dan evaluasi; dan d. penempatan alat penangkapan ikan yang bersifat statis. (5) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang pada KPU-PT-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat {1) huruf a, pada wilayah pesisir, yaitu tempat tambat kapal.

Pasal46 (1) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-PT-D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huruf bterdiri atas: -61-

a. perikanan tangkap dengan ukuran armada yang diperbolehkan sesuai denganperaturan perundang- undangan; b. pemanfaatan yang tidak melebihi potensi lestarinya atau jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB); c. ukuran kapal penangkapan ikan, alat penangkapan ikan {API}dan alat bantu penangkap ikan {ABPI}yang digunakan dalam kegiatan penangkapan ikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan d. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan '. seperti rumpon~rumah ikan dan terumbu karang buatan. (2) Kegiatanyang tidak boleh dilakukan di KPU-PT-Dsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1)huruf bterdiri atas: a. menempatkan alat tangkap yang bersifat statis pada alur pelayaran; b. men&:,ounakanalat yang merusak lingkungan seperti bahan peledak, potas dan alat tangkap yang berpotensi merusak Iingkungan; c. menangkap ikan dengan ukuran kecil (tidak layak tangkap); dan d. penangkapanjenis ikan yang dilindungi.

(3) Kegiatan yang baleh dilakukan setelah mendapatkan 1ZIn di KPU-PT-Dsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) huru{ b terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. penangkapan ikan dengan alat tangkap dan ukuran kapal yang dibolehkan mengacu pada peraturan perundang- undang; c. pembangunan bangunan pelindung pantai; d. pembangunan tambat perahu; e. pariwisata dan rekreasi; dan f. monitoring dan evaluasi. (4) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang pada KPU-PT-Dsebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (IJ huruf bpada wilayah pesisir, yaitu tempat tambat kapal. '" 62 '"

Pasal47 Ketentuan khusus yang berlaku pada Sub Zona Pelagis Demersal di KPU-PTsebagaimana dimaksud dalam Pasal22 ayat (1) huruf a dan huruf b yaitu: a. kegiatan penangkapan ikan harus menggunakan peralatan Y&"1g ramah lingkungan;dan b. kegiatan penangkapan ikan harns mempertimbangkan perlindungan habitat dan populasi ikan.

Paragraf7 Ketentuan Pemyataan Pemanfaatan Zona Perikanan Budidaya Pasal48 (1) KPU-BD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf f adalah ruang WP-3-K yang dialokasikan untuk kegiatan budidaya laut yang ramah lingkungan. (2) Kegiatan yang boleh dilakukan dalam KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf aterdiri atas: a. budidaya 1aut dengan metode, alat dan tekno1ogi yang tidak merusak ekosistem di WP-3-K~ b. kegiatan penangkapan ikan skala keeil pada saat tidak terdapat kegiatan budidaya; e. kegiatan budidaya 1aut dengan tekno1ogi tradisional dan semi intensif; dan d. kegiatan budidaya 1aut dengan menggunakan keramba jaring apung. (3) Kegiatan yang tidak bo1eh dilakukan dalam KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. kegiatan budidaya yang menggunakan metode, alat dan teknologi yang dapat merusak ekosistem di \VP-3-K; b. penangkapan ikan yang menggunakan bahan pe1edak, bius dan! atau bahan bel'acun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; c. penangkapan ikan dengan alat menetap danl atau bergerak yang mengganggu kegiatan budidaya taut; d. k.egiatan pertambangan; e. kegiatan non perikanan serta lintas kapal yang dapat mengganggu kegiatan budidaya; -63 -

f. penggunaan pakan biota budi daya seeara berlebihan;dan g. pembuangan sampah dan limbah. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin dalam KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf aterdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pengembangan pariwisata dan rekreasi; e. pembangunan bangunan pelindung pantai; d. pembangunan tambat perahu; e. monitoring dan evaluasi; f. menempatkan prasarana dan sarana perikanan budidaya;dan g. penangkapan ikan demersal. (5) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud dmam Pa.sal23 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. koefisien pemanfaatan perairan untuk budidaya laut adalah 80% (deIapan puluh persen), dimana terdapat ruang sebesar 20% (dua puluh persen) untuk alur-alur flalu lintas perahu yang mendukung kegiatan budidaya; dan b. prasarana budidaya laut tidak bersifat permanen. (6) Persyaratan khusus pada KPU-BD-BLsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf aterdiri atas: a. kegiatan pembudidayaan harus menghindari areal terumbu karang; danfatau b. pengembanganbudidaya laut disertai dengan kegiatan pengembangan pembenihan. (7) Kegiatan budidaya pada KPU-BD-BL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a adalah budidaya Iaut di sebagian perairan pesisir, sebagian perairan pulau-pulau keeil dan lepas pantai.

Pasal49 (1) Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-BD-BPsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf bterdiri atas: a. pengambilan air laut untuk kegiatan perikanan budidaya dan pergaraman; b. budidaya yang ramah lingkungan; e. mengembangkan infrastruktur budidaya payau; dan -64-

d. mengembangkan teknologi tambak yang ramah lingkungan. (2) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-BD- BPsebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b terdiri atas: a. merusak dan menghilangkan fungsi hutan mangrove dan ekosistem perairan; b. pembu2ln.g2ln.limbah yang mencemari lingkungan perairan; c. memberi pakan yang mengandung antibiotik yang dilarang dan penggunaan_ pakan biota budidaya secara berlebihan; d. penangkapan ikan dengan alat menetap dan Iatau bergerak yang mengganggu kegiatan budidaya payau~ e. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, bius danl atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; dan f. kegiatan non perikanan serta lintas kapal yang dapat mengganggu kegiatan budidaya payau. (3) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KPU-BD-BP sebagaimana dimaksud dalam PasaI 23 ayat (1) huruf b terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. pembangunan bangunan pelindung pantai; c. pembangunan tambat perahu; d. pengembangan pariwisata dan rekreasi; dan e. monitoring dan evaluasi. (4) Ketentuan peraturan pemanfaatan ruang di KPU-BD-BP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf b mengikuti alokasi ruang sesuai dengan RTRW Provinsi dan/atau RTRWKabupaten/Kota.

Paragraf8 Ketentuan Pernyataan Pemanfaatan Zona Pergaraman Pasa150 (1) KPU-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal15 ayat (3) huruf g adalah bagian pengembangan garam baik untuk konsumsi dan non konsumsi seperti industri, peternakan maupun lainnya. {2} Kegiatan yang boleh dilakukan di KPU-GR-R sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) terdiri atas: a. pengambilan air laut untuk kegiatan per~araman; '" 65 '"

b. kegiatan penangkapan ikan skala kedl pada saat tidak terdapat kegiatan pergaraman; c. mengembangkan infrastruktur pergaraman; dan d. mengembangkan teknologi pergaraman yang ramah lingkungan. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KPU-GR-R sebagaimana dimaksud dalam Pasal24 ayat (l) terdiri atas: a. kegiatan budidaya perikanan yang menggunakan metode, aJat, bahan dan teknoJogiyang dapat merusak ekosistem di WP-3-K; b. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon; c. penangkapan ikan yang menggunakan born dan/atau bahan peledak, bius danl atau bahan beracun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; rl. merusak dan menghilangkan fungsi hutan mangrove dan ekosistem perairan; e. pembuangan Iimbah yang mencemari Iingkungan perairan; f. penangkapan ikan dengan alat menetap dan Iatau bergerak yang menggan&>oukegiatan pergaraman; dan g. kegiatan non pergamaran serta lintas kapal yang dapat mengganggu kegiatan pergaraman. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di ~ KPU-GR-R sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1~ terdiri atas: a. budidaya rumput laut dengan metode? alat dan teknologi yang tidak merusak ekosistem dan ramah lingkungan; b. penelitian dan pendidikan; c. pembangunan bangunan pelindung pantai; d. pengembangan pariwisata dan rekreasi; e. menempatkan prasarana dan sarana pergaraman;dan f. monitoring dan evaluasi.

Paragraf9 Ketentuan Pernyataan Pemanfaatan Zona Pertahanan Keamanan Pasal51 t 1) Zona pertahanan keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) huruf h merupakan ruang pesisir yang -66-

penggunaannya untuk aktivitas di bidang pertahanan dan keamanan. (2) Ketentuan umum kegiatan yang boleh dilakukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c terdiri atas: a. pemanfaatan wilayah di perairan sekitar KPU-PKdilakukan dengan tidak mengganggu fung'Oilingkungan hidup dan ekosistem alami, serta memperhatikan peningkatan nilai tarnbah bag]wilayah daerah KPU-PKyang bersangkutan; b. pemanfaatan wilayah di perairan sekitar KPU-PK harus mendukung dan menjaga fungsi pertahanan dan keamanan; c. pemanfaatan di perairan sekitar KPU-PKyang berpotensi tidak mendukung fungsi pos pertahanan/keamanan dan pendaratan amfibi, pemanfaatannya harns memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;dan d. pengendalian pemanfaatan ruang laut di perairan sekitar KPU-PK, agar terdapat sinergitas antara kepentingan ekonomi bagi masyarakat nelayan dan/atau pembudidaya ikan yang tinggal disekitar kawasan dan kegiatan pariwisata bahari pada umumnya. (3) Kegiatan Y8l1g tidak boleh dilakuk8l1 di KPU-PK sebagairnana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) huruf a sampai dengan huruf c adalah pemanfaatan ruang taut di sekitar kawa~ yang dapat menggangguaktivitas. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KPU-PKsebagaimana dimaksud dalamPasal25 ayat (1)huruf a sampai dengan huruf c terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. kegiatan kesejahteraan masyarakat; c. kegiatan pelestarian lingkungan,; d. pengawasan dan pengendalian; dan e. pengendalian pemanfaatan wilayah me1alui pemantauan, pengawasan dan penertiban. -67-

Paragraf 10 Ketentuan Umum Pemanfaatan Kawasan Konservasi Pasal52 (1) Kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (4J merupakan ruang yang berada di kawasan pesisir dan pulau-pulau keeil dengan ciri khas tertentu yang dilindungi untuk mewujudkan PWP-3-KseCaI'abeikelanjutan. (2) Kegiatan yang boleh dilakukan di kawasan konservasi sebagaimana dimaksud da1am Pasal 27 sampai dengan Pasa1 29 meliputi: a. perlindungan ekosistem pesisir dan laut; b. perlindungan habitat dan populasi ikan; e. pertindungan vegetasi pantai; d. budidaya ikan skala keeil dengan metode yang diperbolehkan sesuai zonasi kawasan konservasi; .e. penangkapan ikan skala keeil dengan alat yang diperbolehkan sesuai zonasi kawasan konservasi; f. kegiatan dalam zona inti, diperuntukkan bagi perIindungan mutlak habitat dan populasi ikan serta alur migrasi biota laut, perlindungan ekosistem pesisir yang unik dan} atau rentan terhadap perubahan, perlindungan situs budaya/adat tradisional, penelitian dan/atau pendidikan; g. kegiatan dalam zona pemanfaatan terbatas, diperuntukkan bagi pedindungan habitat dan populasi ikan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan, dan/ atau pendidikan; h. kegiatan dalam zona perikanan berkelanjutan, diperuntukkan bagi perlindungan habitat dan populasi ikan, penangkapan ikan dengan alat dan eara yang ramah lingkungan, budidaya yang ramah lingkungan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan; i. kegiatan dalam zona pemanfaatan, diperuntukkan bagi perlindungan dan pelestarian habitat dan populasi ikan, pariwisata dan rekreasi, penelitian dan pengembangan, dan pendidikan; dan ). kegiatan dalam zona lainnya, m.erupakan zona diluaI' zona inti dan zona pemanfaatan terbatas karena fungsi dan k-ondisinya-ditetapkan sebagai zona tertentuantara lain zona perlindungan dan zona rehabilitasi. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 29 meliputi: a. penangkapan ikan yang menggunakan born danfatau bahan peledak., bius dan! atau bahan be-racun, se-rta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; b. semuajenis kegiatan penambangan; c. pembuangan sampah dan limbah; d. kegiatan yang dapat mengganggu perlindungan habitat dan populasi ikan serta alur migrasi biota laut; e. kegiatan yang dapat mengganggu perlindungan ekosistem pesisir yang unik danfatau rentan terhadap perubahan; dan f. budidaya ikan yang tidak ramah lingkungan. {4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di kawasan konservasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasa! 29 meliputi: a. penelitian dan pendidikan; b. pemeliharaan batas kawasan dan batas zonasi; c. rehabilitasi habitat dan populasi; d. pembangunan infrastIuktur; e. monitoring dan evaluasi; f. pembangunan bangunan pelindung pantai; g. pembangunan tambat perahu; h. budidaya ikan skala kedl dengan metode yang diperbolehkan sesuai zonasi kawasan konservasi;

1. penangkapan ikan dengan armada yang diperbolehkan sesuai zonasi kawasan konservasi; J. pariwisata dan rekreasi yang diperbolehkan sesuai zonaSl kawasan konservasi; dan k. pemasangan pipa kabel bawah laut. (5) Ketentuan umum aktivitas yang dibolehkan, aktivitas yang dilarang, dan aktivitas yang diperbolehkan setelah memperoleh izin pada Kawasan Lindung Lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pe-raturan. perundang-undangan. (6) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di kawasan konservasi sebagaimana '" 69 '"

dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 30 berupa pemasangan' tanda batas yang mudah dikenali dengan bahan, bentuk dan wama sesuai peraturan perundang-undangan. (7) Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 30 di kawasan konservasi adalah pengendalian kegiatan yang berpotensi merusak kawasan konse1'Vasi.

Paragraf 11 Ketentuan Umum Pemanfaatan AIur Laut Pasal53 (1) Alur Laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6) huruf a sampai dengan huruf e,merupakan perairan yang dimanfaatkan untuk alur pelayaran, pipa dan Iatau kabel bawah laut, dan migrasi biota laut pesisir dan pulau-pulau keeil seeara berkelanjutan bagi berbagai sektor kegiatan. (2} Kegiatan yang boleh dilalrukan di alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) terdiri atas: a. kegiatan pelayaran; b. lalu Hntas kapal dari dan I atau menuju pelabuhan; c. penempatan sarana bantu navigasij pelayaran; d. penetapan rute kapal tertentu (ship routering system); e. penangkapan ikan pelagis dan demersal menggunakan alat tangkap yang' bergerak; f. wisata bahari atraktif; g. pengerukan alur pelayaran; dan h. kegiatan yang selaras dengan pelestarianl perHndungan lingkungan. (3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam PasaI 31 ayat (2)terdiri atas: a. penempatan pipa dan Iatau kabel yang memotong alur pelayaran, penempatannya tidak boleh ditempatkan pada tingkungan alur pelayaran; b. semua jenis kegiatan perikanan budidaya; e. penangkapan ikan dengan alat tangkap statis; d. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon serta terumbu karang buatan; e. penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, aliran Hstrik, bius danl atau bahan. beraeun, serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di WP-3-K; f. kegiatan pertambangan; dan g. pembuangan sampah dan limbah. (4} Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di alur pelayaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat {2}tel'dil'i ata'3: a. penelitian dan pendidikan; b. pemanfaatan air laut; c. pengerukan alur pelayaran; d. pemasangan kabel dan/atau pipa bawah laut;dan e. monitoring dan evaluasi. (5) Kegiatan yang boleh dilakukan di alur pipa dan/atau kabel bawah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) terdiri atas: a. pemasangan kabel dan Iatau pipa bawah laut; b. penggunaan atau pemanfaatan air laut; c. IaIu Iintas pelayaran; d. penangkapan ikan pelagis menggunakan alat tangkap yang bergerak.; e. wisata bahari; dan f. kegiatan yang selaras dengan pelestarianlperlindungan lingkungan. {6\ Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di alur pipa dan I atau kabel bawah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal31 ayat (3)terdiri atas: a. kegiatan pertambangan; b. pembuangan sampah dan limbah; c. membuang jangkar; d. kegiatan penangkapan ikan demersal yang bergerak atau ditarik; dan e. pemasangan rumah ikan dan alat bantu penangkapan ikan seperti rumpon serta terumbu karang buatan. (7)Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di aIur pipa dan/atau kabel bawah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) terdiri atas: a. penelitian dan pendid1kan; b. pemanfaatan air laut; c. monitoring dan evaluasi; dan ~71-

d. kegiatan penyelaman komersil. (8) Kegiatan yang boleh dilakukan di alur migrasi biota laut sebagaimana dimaksud dalam Pasa131 ayat (4) terdiri atas: a. lalu lintas kapal dengan menurunkan kecepatan kapal yang dapat mengganggu jalur migrasi biota laut; b. kegiatan penelitian yang tidak mengganggu kebel'langsungan migrasi mota laut; c. kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang bergerak; d. kegiatan yang selaras dengan pelestarianjperlindungan biota dan lingkungan~ e. kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap yang diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan dan ramah lingkungan dengan meminimalkan hasil tangkapan samplngan selain spesies Iikan target; dan f. kegiatan pariwisata melihat penyu, paus dan lumba-lumba dengan tidak mengganggu tingkah lakunya di alamo (9) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di alur migrasi biota laut sebagaimana dimaksud da1am Pasa1 ~1 ayat {4)terdiri atas: a. semua jenis kegiatan perikanan budidaya; b. penangkapan ikan dengan Blat tangkap yang tidak ramah Penyu dan Mamalia Laut yaitu rawai dan jaring insang; c. pemasangan alat bantu penangkapan ikan statis; d. penangkapan ikan yang menggunakan bom danj atau bahan peledak? bius danl atau bahan beracun? serta menggunakan alat tangkap yang bersifat merusak ekosistem di wilayah pesisir; e. mengalihfungsikan alur migrasi biota laut untuk kegiatan lain;dan f. pembuangan sampah dan limbab:. (10) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izindi alur migrasi biota laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4) terdiri atas: a. kegiatan penangkapan ikan yang ramah lingkungan; b. kegiatan pariwisata dengan tidak mengganggu tingkah laku biota laut di a.1am; c. kegiatan penelitian dan pendidikan yang ekstraktif; d. penelitian dan pendidikan; dan -72 -

e. monitoring dan evaluasi. (11) Ketentuan khusus alur pelayaran meliputi: a. penempatan dan} atau pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; b. pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; c. pemeliharaan lebar dan kedalarnan alur; d. pengaturan dan penataan alU1"pelaYaI'an intemasional; e. penyelenggaraan kenavigasian pada alur pelayaran; dan f. pembatasan kecepatan kapal yang bemavigasi pada alur pelayaran dan per1intasan yang berdekatan dengan alur migrasi biota dan Iatau melintasi kawasan konservasi. Pasal54 (1) Prasarana minimum yang dipersyaratkan terkait dengan pemanfaatan ruang di alur pelayaran dan alur pipa danl atau kabel bawah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal15 ayat (6) huruf a dan huruf b berupa rarnbu pelayaran yang mudah dikenali dengan bahan, bentuk dan wama sesuai peraturan perundang-undangan. (2) Ketentuan khusus di alur pelayaran dan alur pipa/kabel aawah laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (6) huruf a dan huruf b adalah pengendalian kegiatan yang berpotensi merusak sumber daya dan ekosistemnya.

Paragraf 12 Ketentuan Umum Pemanfaatan Kawasan Strategis Nasional Pasal55 (1) KSN sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 35 ayat (3) sampai dengan ayat (5) selain memiliki potensi sumber daya alarn dan jasa lingkungan yang tinggi, juga mempunyai peran strategis dalarn menjaga pertahanan dan kearnanan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan. (2} Kegiatan yang boleh dilakukan di KSN sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 35 ayat (3) sarnpai dengan ayat (5) terdiri atas: a. pemanIaatan wilayah di sekitar daerah latihan militer, pangkalan militer dan markas komando Polair dilakukan dengan tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup dan ekosistem alarni, serta memperhatikan peningkatan nilai i

-73 -

tambah bagi wilayah daerah latihan militer dan pangkalan militer yang bersangkutan; b. pemanfaatan wilayah di sekitar daerah latihan minter, pangkalan militer dan markas komando Po1air harus mendukung dan menjaga fungsi daerah latihan militer, pangkalan militer dan markas komando Polair; c. pemanfaatan di sekitar daerah latihan militer, pangkalan militer dan markas komando Po1air yang berpotensi tidak mendukung fungsi KSN, pemanfaatannya hams memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan;dan d. pengendalian pemanfaatan ruang 1aut di sekitar KSN, agar terdapat sinergitas antara kepentingan ekonomi bagi masyarakat nelayan, kegiatan pariwisata danlatau pembudidaya ikan yang tingga1 disekitarkawasan. ,(3) Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) sampai dengan ayat (5) adaIah pemanfaatan ruang laut di sekitar kawasan yang dapat mengganggu aktivitas dan mengurangi nilai dan/ atau fungsi di dalam KSN sesuai dengan- ketentuan peraturan perundang- undangan. (4) Kegiatan yang boleh dilakukan setelah mendapatkan izin di KSN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (3) sampai dengan ayat (5) terdiri atas: a. penelitian dan pendidikan; b. kegiatan kesejahteraan masyarakat; c. kegiatan pelestarian 1ingkungan; d. pengawasan dan pengendalian; dan e. pengendalian pemanfaatan wi1ayah me1alui pemantauan, pengawasan dan penertiban.

Bagian Ketiga Ketentuan Perizinan Paragraf 1 Umum Pasal56 (1) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (l) huruf b berlungsi sebagai alat pengendali pemanfaatan ruang yang menjadi kewenangan pemerintah daerah ...,74 ...,

berdasarkan peraturan perundang-undangan melalui proses administrasi dan teknis yang harus dipenuhi sebelum kegiatan pemanfaatan WP-3-K dilaksanakan, untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang WP-3-K yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini. (2) Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (l}tel'diriatas: a. Izin lokasi; dan b. Izin pengelolaan. (3) Izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan untuk memanfaatkan ruang dari sebagian perairan pesisir yang meneakup permukaan laut dan kolom air sampai dengan permukaan dasar laut pada batas keluasan tertentudan/atau untuk memanfaatkan sebagian perairan pulau-pulau keeil. \4) Izin pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diberikan untuk melakukan kegiatan pemanfaatan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil. (5) Izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diberikan berdasarkan RZWP-3-K yang berlaku dan menjadi dasar pemberian izin pengelolaan. (6} lzm lokasi dan izin pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan Gubernur kepada: a. orang perseorangan warga negara Indones1a; b. korporasi yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia; atau e. koperasi yang dibentuk oleh Masyarakat. (7) Izin Lokasi berlaku sampai Izin Pengelolaan berakhir. (8) Dalam hal lzin Pengelo1aan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) diperpanjang, wajib dilakukan perpanjangan Izin Lokasi terlebih dahulu. (9) Penerbitan Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan dikenakan punguten sesuaidengan ketentuan pel'atuI'an perundang- undangan. Paragraf2 Izin Lokasi Pasal57 (1) Setiap orang yang melakukan pemanfaatan ruang dari sebagian perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil seeara menetap wajib memiliki Izin Lokasi dari Gubemur. (2) lzin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan Alokasi Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3} dan hams memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. {3} lzin Lokasi sebagai sebagaimana dimaksud pada ayat p} menjadi dasar pemberian izin pengelolaan. (4) Luasan Izin Lokasi diberikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5} Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) diberikan dalam batas keluasan dan kedalaman tertentu yang dinyatakan dalam titik koordinat geografis pada setiap sudulnya. (6) lzin Lokasi tidak dapat diberikan pada zona inti di kawasan konservasi, alur laut,. kawasan pelabuban, dan pantai umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (7) Datam hal pemegang Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidak merealisasikan kegiatannya dalam waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak izin diterbitkan, dikenai sanksi administratif berupa peneabutan lzin Lokasi. (8) 1zm Lokasi perairan pesisir dan izin lokasi pulau-pulau keeil berakhir apabila: a. habis masa bedakunya; atau b. dicabut oleh pemberi izin. (9) Dalam hal izin lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Gubemur wajib memfasilitasi pemberian Izin Lokasi perairan pesisir kepada masyarakat lokal dan masyarakat tradisional dengan eara: a. melakukan pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari; dan h. fasilitasi pemberian 1zin Lokasi berupa kemudahan dalam persyaratan dan pelayanan eepat. -76-

(lO) Pencabutan Izin Lokasi perairan pesisir dan Izin Lokasipulau- pulau kecil sebagaimana dimaksud pada ayat (8) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal58 (1) Untuk memperoleh Izin Lokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (1), setiap orang wajib terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada Gubemur. (2) Pemberian Izin Lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan kelestarian ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil, masyarakat loka1, nelayan tradisiona1, kepentingan nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing. (3) Batas luasan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (5) untuk orang perseorangan, korporasi dan koperasi diatur seSUal.dengan peraturan perundangan.

Paragraf3 lzin Pengelolaan Pasal59 {l) Setiap orang yang melakukan_ pemanfaatan sumber daya perairan wajib memiliki lzin Pengelolaan dari Gubemur untuk kegiatan: a. produksi garam; b. biofannakologi laut; c. bioteknologi laut; d. wisata bahari; e. pemanfaatan air laut selain energi; f. pemasangan pipa dan kabel bawah laut; dan {atau g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam. (2) Orang perseorangan warga negara indonesia atau korporasi yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia atau koperasi yang dibentuk oleh masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (6) yang mengajukan Izin Pengelolaan harus memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan.. (3) Pemberian Izin Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mempertimbangkan ke1estarian ekosistem pesisir dan -77-

pulau-pulau keeil, masyarakat lokal, nelayan tradisional, kepentingan nasional, dan hak lintas damai bagi kapal asing.

Pasal60 (1) lzin Penge10laan sumber daya perairan peslslr dan perairan pulau-pulau keeil berlaku untuk: a. produksi garam; b. biofannakologi laut; e. bioteknologi laut; d. wisata bahari; e. pemanfaatan air laut selain energi; f. pemasangan pipa dan kabcl bawan laut; dan} atau g. pengangkatan benda muatan kapal tenggelam. {2}Dalam hal pemegang lzin Pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil sebagaimana dimaksud padaayat. (l~tidak merealisasikan kegiatannya dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak izin diterbitkan, dikenai sanksi administratif berupa peneabutan Izin Pengelolaan. Pasal61 (1\ lzin Pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) berakhir apabila: a. habis masa berlakunya; atau b. dieabut oleh pemberi izin. (2) Luasan Izm Pengelolaan sumber daya perairan peslslr dan perairan pulau-pulau kedl paling banyak diberikan sesuai dengan izin lokasi. (3) Peneabutan izin pengelolaan sumber daya perairan pesisir dan perairan pu1au-pu1au keen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Paragraf4 lzin Lokasi dan lzin Pengelolaan bagi Masyarakat Lokal dan Tradisional Pasal62 (1J Masyarakat lokal dan masyarakat tradisional yang melakukan kegiatan pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau kecil yang menetapwajib memiliki lZin sesum dengan peraturan perundang-undangan, untuk kegiatan: a. produksi garam; b. wisata bahari; e. penangkapanikan;dan d. pembudidayaan ikan. {2}Dalam hal izin pengelolaan.sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) huruf b, Gubemur wajib memfasilitasi pemberian lzin Lokasi dan lzin Pengelolaan perairan pesisir kepada masyarakat lokal dan masyarakat tradisional dengan eara: a. melakukan pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari; dan b. fasilitasi pemberian lzin Lokasi berupa kemudahan dalam persyaratan dan pelayanan eepat. {3) Perizinan bagi masyarakat lokal dan masyarakat tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Gubemur dalam hentuk fasilitasi pemberian Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan. {4) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berupa kemudahan dalam persyaratan dan pelayanan yang eepat.

Pasa163 (1) Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) diberikan kePada kelompok masyarakat lokal dan masyarakat tradisional, yang melakukan pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau- pulau keeil, untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. (2) lzin Lokasi dan lzin Pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan: 8.. mela.1ui program Pemerintab D8.erah sebagaimana tercantum dalam indikasi program; dan b. berdasarkanpermoh

Pasal64 (1) lzin lokasi dan Izin Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) berakhir apabila: a. habis masa berlakunya; atau b. dicabut oleh pemberi izin. -79-

(2) Peneabutan Izin Lokasi dan Izin Pengelolaan sebagairnana dirnaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan apabila: a. kegiatan pemanfaatan tidak sesuai dengan lzin Lokasi dan Izin Pengelolaan; atau b. tidak merealisasikan kegiatan dalam jangka waktu 2 (dua) tahun. {3}Pencabutan lzin Lokasi dan lzm Pengelolaan sebagaimana dirnaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal65 Luasan lzin Lokasi bagi masyarakat lokal dan rnasyarakat tradisional diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk kegiatan: a. produksi garam; b. wisata bahari; :c. penangkapan ikan; danl atau d. pernbudidayaan ikan.

Pasal66 Kriteria Masyarakat Lokal dan Masyarakat Tradisional yang melakukan kegiatan pemanfaatan ruang dan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat Ketentuan Pemberian Insentif Pasal67 (1) Ketentuan pemberian insentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf c merupakan perangkat atau upaya untuk mernberikan kemudahan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan kegiatan yang didorong perwujudannya dalam RZWP-3-K. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan: a. rencana pemanfaatan ruang WP-3-K; b. ketentuan urnum pernyataan pemanfaatan kawasanl zonal subzona; c. kriteria pemberian akreditasi; dan d. peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya. (3)'Standar dan pedoman pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: a. relevansi isu prioritas; b. proses konsultasi publik; c. dampak positif terhadap pe1estarian lingkungan; d. dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat; e. kemampuan implementasi yang memadai; dan f. dukungan kebijakan dan program pemerintah.

Bagian Kelima Ketentuan Pemberian Disinsentif Pasa168 (1) Ketentuan pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (I) huruf d adalah ketentuan yang mengatur tentang pengenaan bentuk-bentuk kompensasi dalam pemanfaatan ruang WP-3-K, yang berfungsi sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan pemanfaatan ruang WP-3-K. (2} Ketentuan pemberlan disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan: a. rencana pemanfaatan ruang WP-3-K; b. ketentuan umum pernyataan pemanfaatan kawasanjzonaj subzona; c. peraturan perundang-undangan sektor terkait lainnya; dan d. pemanfaatan ruang pada zona budidaya, zona pariwisata dan sub zona terminal khusus yang melebihi koefisien luas. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk dan tata cara pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Bagian Keenam Arahan Pengenaan Sanksi Pasal69 (1) Arahan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf e merupakan tindakan penertiban yang dilakukan terhadap setiap orang yang melakukan pelanggaran di bidang rencana zonasi WP-3-K. -81-

(2) Dalam hal pelanggaran dalam penyelenggaraan rencana zonasi WP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang melakukan penyimpangan dikenakan sanksi administrasi atau sanksi pidana. (3} Pelanggaran pemanfaatan ruang WP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. pemanfaatan ruang yang tidak sesua1 dengan RZWP-3-K; b. pemanfaatan ruang WP-3-K yang tidak sesuai dengan lzin pemanfaatan ruang WP-3-K yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang; dan c. menghalangi akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh peraturan perundang-undangan sebagai milikumum. (4) Pengenaan sanksi diberikan kepada pemanfaat ruang WP-3-K yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang WP-3-K dan kepada pejabat pemerintahyang berwenang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K. (5) Araban pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat {2},ditetapkan berdasa1"kan: a. hasil pengawasan pemanfaatan ruang WP-3-K; b. tingkat simpangan implementasi RZWP-3-K; c. kesepakatan antar instansi yang berwenang; dan d. peraturan perundang-undangan sektor terkait lalnnya.

Pasal 70 (1) Pemanfaatan ruang dari sebagian perairan peS1Slr dan pemanfaatan ruang dari sebagian pulau-pulau kecil yang tidak sesuai dengan izin yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 ayat (2) dikenai sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. pembekuan kegiatan sementara; dan/atau c. pencabutan izin lokasl. (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan oleh Gubemur sesuai dengan kewenangan. (3) Dalam hal peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2} tidak dipatuhi, selanjutnya dilakukanpembekuan sementara. (4) Apabila pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dipatuhi, selanjutnya dilakukan peneabutan Izin Lokasi. (5) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (l) diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Pasal 71 (I) Pemanfaatan sumber daya perairan peslslr dan perairan pulau-pulau keeil yang tidak sesuai dengan Izin Pengelolaan yang diberikan sebagaimana dimaksuddalam Pasal60 ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa: a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; c.penutupanloka~; d. peneabutan izin; e. pembatalan izin; danl at.a.u r. denda administratif. (2) Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diberikan apabila tidak sesuai dengan izin pengelolaan. (3) Dalam hal peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tidak dipatuhi, selanjutnya dilakukan penghentian sementara. (4) Apabila penghentian sementara kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b tidak dipatuhi, selanjutnya dilakukan penutupan lokasi. (5) Dalam hal pemegang izin pengelolaan tidak melakukan penyesuaian pemanfaatan sesuai dengan izin pengelolaan setelah penutupan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dikenakan denda administratif. (6) Apabila pemegang izin pengelolaan tidak melakukan pembayaran denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, selanjutnya dilakukan peneabutan izin. (7} Pembatalan izin sebagaimana dimaksud padaayat (1} huruf e dilakukan apabila persyaratan yang diajukan dalam permohonan mengandung unsur: a. eaeat htikum; b.kekeliruan; C'. penyalahgunaan data, dokumen, dan/ atau informasi; dan/atau -83-

d. ketidakbenaran danjatau pemalsuan data, dokumen, danj atau informasi. (8) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (I) diatur lebih lanjut sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Pasal72 (1) Pemegang 121n lokasi dan 1Zill pengelolaan wajib menyampaikan laporan seeara berkala setiap 1 (satu) tahun sekaIi kepada instansi pemberi izin. (2) Gubemur menyampaikan laporan penerbitan izin lokasi dan izin pengelolaan kepada Menteri. ('3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan sebagai bahan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pemanfaatan sebagian perairan pesisir dan sebagian perairan pulau-pulau kecil. (4) Berdasarkan hasil analisis sebagaimana dimaksud pada ayat (3» apabila terdapat ketidaksesuaian. dalam pelaksanaan, Menteri dapat memberikan rekomendasi kepada Gubemur untuk dilakukan peninjauan terhadap izin pengelolaan.

BABVI PULAU-PULAU KECIL

Pasal 73 (1) Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di sekitamya dilakukan berdasarkan kesatuan ekologis dan ekonomis seeara menyeluruh dan terpadu dengan pulau besar di dekatnya. (2) Pemanfaatan pulau-pulau keeil dan perairan di sekitamya diprioritaskan untuk kepentingan sebagai berikut: a. konservasi; b. pendidikan dan pe1atihan; e. penelitian dan pengembangan; d. budidaya laut, e. pariwisata; f. usaha perikanan dan kelautan serta industri perikanan seeara lestari; g. pertanian organik; h.peternakan;danjatau i. pertahanan dan keamanan negara. -84-

(3) Keeuali untuk tujuan konservasi, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan pemanfaatan pulau-pulau kedl dan perairan di sekitarnya, wajib: a. memenuhi persyaratan pengelolaan lingkungan; b. mernperhatikan kernampuan dan kelestarian sis tern tata air setempat; dan c. menggunakan teknologi yang -ramah lingkungan.

Pasal74 Kebijakan pemanfaatan pulau-pulau keeil Provinsi dilakukan secara terpadu, optimal dan lestari berbasis pelestarian dan perlindungan lingkungan.

Pasal75 Strategi pemanfaatan pulau-pulau keeil dilaksanakan melalui: a. penataan peran masyarakat dan swasta; b. penyusunan basis data; c. pengembangan dan penataan sarana dan prasarana; dan d. peningkatan partisipasi dan akses masyarakai.

Pasa176 Arahan pemanfaatan pulau-pulau keeil dilaksanakan melalui: a. inventarisasi data untuk perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan pulau-pulau kedl; b. mengembangkan budidaya laut; e. mengembangkan sarana dan prasarana pendukung pariwisata bahari di pulau-pu1au ked1 di Provinsi; dan d. pemanfaatan dan penguasaan pulau-pulau keeil mengikuti ., . pe-ratu-ran dan perundangan.

BABVII MITIGASIBENCANA Pasa177 Penanganan mitigasi bencana di WP-3-Kmeliputi: a. jenis bencana; t b. tingkat r~siko beneana; dan c. wilayah bencana. Pasal78 (1) Jenis Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf a dapat diakibatkan karena: a. peristiwa alarn; dan b. perbuatan orang. (2) Tingkat resiko Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 hUM b dikelompokkan menjadi: a. resiko tinggi; b. resiko sedang; dan c. resiko rendah. (3\ Wilayah Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf c merupakan luasan WP-3-K di wilayah Provinsi yang diprediksi terkena dampak Bencana dalam rentang waktu tertentu yang ditentukan berdasarkan: a. identifikasi jenis Bencana; b. pengkajian ancaman Bencana; dan c. analisis mengenai daerah yang diprediksi terkena dampak Bencana:. (4) Wilayah rawan Bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas: a. daerah rawan gempa bumi; b. daerah rawan tsunami; dan c. daerah rawan abrasi pantai.

Pasal79 Strategi penanganan Bencana di WP-3-K Provinsi dilakukan dengan cara sebagai berlkut: a. penyusunan peta rawan Bencana meliputi lokasi rawan bencan~ dampak dan resiko bencana; dan b. penyusunan rencana strategi penanganan Bencana di WP-3-K.

Pasal80 Arahan pengelolaan mitigasi bencana Provinsi sebagai berlkut: a. sosialisasi daerah rawan Bencana ke masyarakat; b. membentuk jalur koordinasi penanganan Bencana; dan c. mempertimbangkan potensi sesar aktif di WP-3-Kpada kegiatan pembangunan di WP-3-K. '" 86...,

BABVIII INDIKASIPROGRAM Pasa181 (1) Indikasi program pemanfaatan ruang WP-3-K Provinsi berpedoman pada rencana alokasi ruang dan peraturan pemanfaatan ruang. (21 Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana zonasi, dan dilaksanakan dengan menyelenggarakan penatagunaan sumber dayaWP-3-K. (3) Indikasi program pemanfaatan ruang WP-3-K Provinsi dilaksanakan melalui penyusunan dan pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta sumber pendanaannya. (4) Indikasi program sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun berdasarkan indikasi program utama dengan waktu pelaksanaan selama 20 (dua puluh) tahun yang dirinci per 5 (lima)tahunan. (5) Pendanaan Indikasi program bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, investasi swasta, dan/atau keIjasama pendanaan. (6) KeIja sama pendanaan investasi swasta sebagaimana dimaksud pada ayat (5)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (7) Prioritas pelaksanaan pembangunan WP-3-K disusun berdasarkan atas perkiraan kemampuan pembiayaan dan kegiatan yang mempunyai efek mengganda sesuai arahan umum pembangunan daerah. (8) Indikasi program sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran IV sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BABIX PENGAWASANDANPENGENDALIAN Bagian Kesatu Umum Pasal82 (1) Untuk menjamin terselenggaranya PWP-3-K secara terpadu dan berkelanjutan,. dil.ak.u.kan- pengawasan danfatau pengendalian terhadap pelaksanaan ketentuan di bidang PWP- 3-K, oleh pejabat tertentu yang berwewenang di bidang PWP-3- -87-

K sesuai dengan sifat pekerjaaannya dan diberikan wewenang kepolisian khusus. (2) Pengawasan danJatau pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang menangani bidang PWP-3-Ksesuai dengan sifat pekeIjaan yang dimilikinya. {3}Pejabat pegawai negeri sipil tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berwenang: a. mengadakan patroli/perondaan di WP-3-K atau wilayah hukumnya; serta b. menerima laporan yang menyangkut Perusakan Ekosistem Pesisir, Kawasan Konservasi, Kawasan Pemanfaatan Umum, dan Kawasan Strategis Nasional. (4) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pengendalian PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pemerintah Daerah wajib melakukan pemantauan, pengamatan lapangan, dan Iatau evaluasi terhadap pereneanaan dan pelaksanaannya. (5) Masyarakat dapat berperan serta daIam pengawasan dan pengendalian PWP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Bagian Kedua Pengawasan PasaI 83

{l) Pengawasan terhadap pereneanaan dan pelaksanaan PWP-3-K dilakukan seeara terkoordinasi oleh instansi terkait seSUal dengan kewenangannya. (2) Pengawasan seeara terkoordinasi dengan instansi terkait sebagaimana dimaksud pada ayat {l}dilakukan dalam hal: a. pengumpulan dan perolehan dokumen rencana pengelolaan; . b. pertukaran data dan informasi; c. tindak lanjut laporanjpengaduan; d. pemeriksaan sampel; dan e. kegiatan lain daIam menunjang pelaksanaan pengawasan WP-3-K. (3) Pengawasan terhadap pemanfaatanwilayahpesisir dan pulau ... pulau keeil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukail berdasarkanalokasi ruang yang telah ditetapkan dalam -88-

Peraturan Daerah ini serta kegiatan lain seperti rehabilitasi dan mitigasi bencana di WP-3-K. (4) Pengawasan di WP-3-K harus memperhatikan kearifan lokal. (5) Pengawasan oleh masyarakat dilakukan melalui penyampaian laporan dan/atau pengaduan kepada pihak yang berwenang.

Bagian Ketiga Rehabilitasi Pasal84 (1) Rehabilitasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan orang yang memanfaatkan secara langsung atau tidak langsung WP-3-K. (2) Rehabilitasi wajib dilakukan apabila pemanfaatan WP-3-K mengakibatkan kerusakan ekosistem atau populasi yang melampaui kriteria kerusakan ekosistem atau populasi.

Bagian Keempat Pengendalian Paragraf 1 Baku Mutu Limbah Pasa185 (1) Dalam hal pengelolaan air limbah yang akan dibuang ke media lingkungan harus memenuhi standar baku mutu air limbah yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundangan. (2\ Khusus air limbah yang berpengaruh terhadap peningkatan suhu air laut atau media lingkungan lainnya, batasan toleransi deviasinya kurang lebih 3 (tiga) derajat.

Paragraf2 Larangan Pasal86 (1) Setiap Orang dilarang: a. me1akukan kegiatan pemanfaatan ruang di WP-3-K yang tidak sesuai dengan alokasi ruang yang telah ditetapkan; b. melakukan kegiatan. budidaya yang menggunakan metode, alat dan teknologi yang dapat merusak ekosistem di WP-3-K; c. menambang terumbu karang yang menimbulkan kerusakan ekosistem terurnbu karang; d. mengambil terumbu karang di kawasan konservasi; -89-

e. menggunakan bahan peledak, bahan beracun, dan/atau bahan lain yang merusak ekosistem terumbu karang; f. menggunakan peralatan, cara, dan metode lain yang merusak ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove yang tidak sesuai dengan karakteristik WP-3-K; g. melakukan konversi ekosistem mangrove di KPU-BD yang tidak mempe:rhitungkan keberlanjutan fungsi ekologis pesisir dan pulau-pulau kedl; h.menebang mangrove di kawasan konservasi untuk kegiatan industri, pemukiman danf atau kegiatan lain; 1. melakukan penambangan pasir pada wilayah yang secara teknis, ekologis, sosial, dan budaya menimbulkan kerusakan lingkungan danfatau pencemaran lingkungan danfatau merugikan masyarakat seldtarnya; J. melakukan penambangan minyak dan gas pada wilayah yang secara teknis, ekologis, sosial danf atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan danf atau pencemaran lingkungan dan {atau merugikan masyarakat sekitarnya; k. melakukan penambangan mineral pada wilayah yang secara teknis dan} atau ekologis dan} atau sosial dan} atau budaya menimbulkan kerusakan lingkungan danf atau pencemaran lingkungan dan/ atau merugikan masyarakat sekitarnya; 1. melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan danl atau merugikan masyarakat sekitarnya; dan m. melakukan kegiatan reklamasi tanpa memiliki izin. (2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria pemanfaatan sumber daya, kaidah pengelolaan sumber daya, baku mutu pemanfaatan sumber daya dan aturan-aturan pemanfaatan sumner -daya.

BABX HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASY ARAKAT Bagian Kesatu Hak Masyarakat Pasa187 (1) Dalam pemanfaatan ruang perairan di WP-3-K, masyarakat mempunyai hak untuk: a. memperoleh akses terhadap bagian perairan WP-3-K yang sudah diberi izin lokasi dan izin pengelolaan; b. mengetahui RZWP-3-KProvinsi; c. memperoleh informasi berkenaan dengan pemanfaatan ruang perairan WP-3-K; d. memperoleh manfaat atas pelaksanaan pemanfaatan ruang perairan WP-3-K; e. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan sesuai dengan RZWP-3-K Provinsi dengan cara musyawarah di antara pihak yang berkepentingan~ f. mengajukan keberatan kepada pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K Provinsi; g. mengajukan pembatalan izin dan permintaan penghentian pembangunan yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K Provinsi kepada pejabat yang berwenang; h. melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan pencemaran, danfatau perusakan wp-3-k yang merugikan kehidupannya;

1. memperoleh akses informasi atas setiap kegiatan pembangunan di wilayah pengelolaan pesisir dan pulau- pulau kedl; ]. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada PemerintahfPemerintah Daerah danfatau pemegang izin apabila kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K Provinsi menimbulkan kerugian; dan k. mendapat pendampingan dan bantuan hukum terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan ruang perairan WP-3-K sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Pemerintah Daerah melalui perangkat daerah yang tugas dan tanggungjawabnya di bidang kelautan dan perikanan wajib mensosialisasikan RZWP-3-K Provinsi melalui media informasi dan Iatau langsung kepada aparat dan masyarakat. Bagian Kedua . Kewajiban Masyarakat Pasa188 (1) Dalam pemanfaatan ruang perairan di WP-3-K, masyarakat wajib: a. menaati RZWP-3-KProvinsi; dan b. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin. (2) Masyarakat dalam pemanfaatan ruang perairan WP-3-K berkew~iban: a. memberlkan informasi berkenaan dengan pemanfaatan ruang perairan WP-3-K; b. menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian di WP-3- K; c. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, danJatau kerusakan lingkungan di perairan WP-3-K; .;Q. memantau pelaksanaan rencana pemanfaatan ruang perairan WP-3-K; dan e. melaksanakan program pemanfaatan ruang perairan WP-3-K yang disepakati di tingkat kelurahan atau desa.

Bagian Ketiga Peran Serta Masyarakat Pasal89 (1) Penyelenggaraan pengelolaan WP-3-K dilakukan oleh Pemerintah danj atau Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat. (2} Peran serta masyarakat dalam penge101aan pesisir dilakukan melalui: a. penyusunan RZWP-3- K; b. pemanfaatan ruang WP-3-K; dan c. pengendalian pemanfaatan ruang WP-3-K. (3) Pemerlntah danJ atau Pemerlntah Daerah daIam perencanaan RZWP-3-K dapat secara aktif melibatkan masyarakat. (4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah yang terkena dampak langsung dari kegiatan penataan zonasi, yang memiliki keahlian di bidang penataan zonasi, dan I alan masyarakat yang kegiatan pokoknya di bidang penataan zonasi. -92 -

(5) Pelaksanaan peran serta masyarakat dilakukan secara bertanggung jawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan dengan menghormati norma agama, kesusilaan, dan kesopanan. (6) Peran serta masyarakat di bidang zonasi WP-3-K dapat disampaikan secara langsung dan/ atau tertulis. F} Penm serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (l} dapat disampaikan secara langsung kepada Gubemur atau kepada Gubern ur melaJui KepaJa Dinas dan/ atau Bupati/Walikota. (8} Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat, Pemerintah Daerah Provinsi membangun sistem informasi dan dokumentasi zonasi WP-3-Kyang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Pasal90 (1) Peran serta masyarakat dalam penyusunan RZWP-3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 ayat (2) huruf a dapat berupa: a. memberlkan masukan mengenai: 1. persiapan penyusunan RZWP-3-K; 2. penentuan arah pengembangan WP-3-K; 3. pengidentifikasian potensi dan masalah; 4. petUmusan konsepsi RZWP-3-K; dan 5. penetapan RZWP-3-K. b. melakukan kezja sarna dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/ atau sesama unsur masyarakat dalam perencanaan RZWP-3-K. (2) Bentuk peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang WP- 3-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89ayat (2) huruf b dapat berupa: a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang WP-3-K; b. keIja sama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam pemanfaatan ruang WP-3-K; c. kegiatan memanfaatkan ruang WP-3-K yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana zonasi yang telah ditetapkan; d. peningkatan efisiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pernanfaatan zona darat, ruang laut, dengan mernperhatikan kearifan lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan f. kegiatan investasi dalarn pemanfaatan ruang WP-3-K sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Bentuk peran serta masyarakat dalarn pengendalian pemanfaatan lUang WP-3-K sebagairnana dirnaksud dalarn Pasal 89 ayat (2) huruf c dapat berupa: a. masukan terkait arahan dan Iatau peraturan zonasi, penzlnan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi; b. keikutsertaan dalarn memantau dan mengawasl pelaksanaan RZWP-3-K yang telah ditetapkan; c. pelaporan kepada instansi dan/ atau pejabat yang berwenang dalarn hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang WP-3-K yang melanggar rencana zonasi yang telah ditetapkan; dan d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan RZWP-3-K. (4) Tata cara peran serta masyarakat dalarn perencanaan RZWP-3- K sebagaimana dimaksud pada ayat (1\ dilaksanakan dengan cara: a. menyarnpaikan masukan mengenai arah pengembangan, potensi dan masalah, rumusan konsepsijrancangan RZWP- 3-K melalui media komunikasi dan Iatau forum pertemuan; dan b. keIja sarna dalarn perencanaan RZWP-3-K sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (5) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang WP-3-Ksebagaimana dimaksud pad a ayat (2) dilaksanakan dengan cara: a. menyarnpaikan masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang WP-3-K melalui media komunikasi danj atau forum pertemuan; b. keIja sarna dalarn pemanfaatan ruang WP-3-K sesuai dengan ketentuan peraturan pelUndang-undangan; -94-

c. pemanfaatan ruang WP-3-K sesuai dengan RZWP-3-K yang telah ditetapkan; dan d. penataan terhadap izin pemanfaatan ruang WP-3-K. (6) Tata cara peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang WP-3-K sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan cara: a. menyampaikan masukan tel"kait aI'ahan dan/ atau pel"atul"an zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi kepada pejabat yang berwenang; b. memantau dan mengawasi pelaksanaan RZWP-3-K; c. melaporkan kepada instansi dan (atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang WP-3-K yang melanggar RZWP-3-K yang telah ditetapkan; dan d. mengajukan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan RZWP-3-K. (7) Tata cara peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BABX1 PEMBERDAYAANMASYARAKAT Pasal 91 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. (2) Pemerintah Daerah berkewajiban mendorong kegiatan usaha Masyarakat melalui peningkatan kapasitas, pemberian akses teknologi dan informasi, permodalan, infrastruktur, jaminan pasar, dan aset ekonomi produktif lainnya. (3) Dalam upaya pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Daerah. mewujudkan, menumbuhkan, dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam: a. pengambilan keputusan; b. pelaksanaan pengeIolaan; c. kemitraan antara masyarakat, dunia usaha, dan PemerintahfPemerlntah Dael"ah; d. pengembangan dan penerapan kebijakan nasional di bidang penge101aan wi1ayah pesisir .dan pulau-pu1au ked1; ....,95....,

e. pengembangan dan penerapan upaya preventif dan proaktif untuk mencegah penurunan daya dukung dan daya tampung WP-3-K; f. pemanfaatan dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan; g. penyediaan dan penyebarluasan informasi lingkungan; dan h. pemberian penghaI'gaan kepada orang yang bel'jasa pada pengelolaan WP-3-K.

BAB XII KELEMBAGAAN Pasa192 (1) Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan RZWP- 3-K Provinsi dapat ditempuh melalui koordinasi dan keIjasama antar sektor / antar daerah bidang penataan ruang WP-3-K yang terintegrasi oleh Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah (TKPRD)Provinsi. (2) Susunan, tugas, dan fungsi keanggotan dan/atau kelembagaan TKPRD Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (3) Jenis kegiatan yang perlu dikoordinasikan secara terpadu adalah kegiatan lintas sektoral sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. perencanaan dan pemanfaatan ruang WP-3-K; b. pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kedl; c. rekomendasi izin kegiatan sesuai dengan kewenangan instansi vertikal, dinas daerah atau hadan usaha; d. pengkajian terhadap kondisi lingkungan WP-3-K, yang berkaitan dengan rencana pemanfaatan WP-3-K; dan e. upaya menumbuhkan kesadaran dan ketaatan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya terhadap hukum di bidang pemanfaatan WP-3-K. (4) Fungsi koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan dengan mengakomodir aspirasi pemangku kepentingan dari tingkat Kabupaten danl atau unit kerja terkait. -96-

(5) Pemerintah Daerah Provinsi melakukan koordinasi dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Kabupaten dalam rangka pereepatan pembangunan WP-3-K. BABXIII PENYELESAIANSENGKETA Pasal93 (l) Penyelesaian sengketa pemanfaatan ruang pada RZWP-3-K ditempuh melalui pengadilan dan diluar pengadilan. (2) Penye1esaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan untuk meneapai kesepakatan terhadap bentuk dan besarnya ganti kerugian dan/ atau tindakan tertentu guna meneegah atau terulangnya dampak besar sebagai akibat tidak dilaksanakannya RZWP-3- K. (3) Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilakukan seeara musyawarah mufakat dan/atau menggunakan jasa pihak ketiga, baik yang memiliki kewenangan dalam mengambil keputusan maupun yang tidak memiliki kewenangan mengambil keputusan. '(4)- HasH kesepakatan penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan seeara tertulis dan bersuat mengikat para pihak.

BABXIV SANKSIADMINISTRASI

Pasal94 (1) Pemanfaatan ruang dad sebagian perairan pesisir dan perairan pulau-pulau keeil yang tidak sesuai dengan Izin Lokasi yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat (l) dan ayat (2) dikenai sanksi administratif. <2~Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa peringatan, pembekuan sementara, dan! atau pencabutan lzin Lokasl. ('3) Pemanfaatan sumber daya perairan pesisir dan perairan pulau-pulau kedl yang tidak sesuai dengan Izin Pengelolaan yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) dikenai sanksi administratif. {4) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa: ,..,,97 ,.."

a. peringatan tertulis; b. penghentian sementara kegiatan; c. penutupan lokasi; d. pencabutan izin; e. pembatalan izin; dan/atau f. denda administratif.

BABXV GUGATAN PERWAKILAN

Pasal95 (1) Masyarakat berhak mengajukan gugatan perwakilan ke Pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. (2) Dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab PWP-3-K, organisasi kemasyarakatan berhak mengajukan gugatan untuk kepentingan pelestarian fungsi lingkungan. (3) Organisasi kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat {2}harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. merupakan organisasi resmi di wilayah tersebut atau organisasi nasional; b. berbentuk badan hukum; c. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang dengan tegas menyebutkan tujuan didirikannya organisasi untuk kepentingan pelestarian lingkungan; dan d. telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya. (4) Hak mengajukan gugatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terbatas pada tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu tanpa adanya tuntutan ganti kerugian kecuali penggantian biaya atau pengeluaran yang nyata-nyata dibayarkan.

BABXVI KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasa196 (1) Dalam hal pencadangan atau penetapan Kawasan Konservasi oleh Menteri terhadap bagian wilayah perairan provinsi yang belum disepakati pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, Kawasan Konservasi tersebut dan alokasi ruangnya disesuaikan dengan hasil penetapan Kawasan Konservasi oleh Menteri. -98- .

(2) Dalam hal penetapan sub zona DLKp/DLKr pelabuhan umum, TUKS danJ atau Terminal Khusus oleh menteri yang membidangi urusan pemerintahan dibidang perhubungan laut terhadap bagian wilayah perairan provinsi yang belum disepakati pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, DLKpJDLKr pelabuhan umum, TUKS danJatau Terminal Khus.us tersebut dan alokas.i ruangnya dis.esuaikan dengan hasil penetapan DLKpJDLKrpelabuhan umum, TUKSdanJatau Terminal Khusus oleh Menteri yang membidangi urusan Perhubungan. (3} Dalam hal penetapan sub zona WKOPPoleh Menteri terhadap bagian wilayah perairan provinsi yang belum disepakati pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, WKOPP tersebut dan alokasi ruangnya disesuaikan dengan hasil penetapan WKOPJ? oleh Menten. {4) Dalamhal penetapan kawasan KSN oleh Menteri yang membidangi urusan pemerintahan dibidang pertahanan keamanan terhadap bagian wilayah perairan provinsi yang belum disepakati pada saat Peraturan Daerah ini ditetapkan, kawasan KSN terse but dan alokasi ruangnya disesuaikan dengan hasil penetapan kawasan KSN oleh Menteri yang membidangi Pertahanan Keamanan. (5) Luas perairan pesisir dan pulau-pulau keeil yang tereantum pada zona dan {atau suh zona kawasan dalam Lampiran III (alokasi ruang dan titik koordinat) Peraturan Daerah ini, tidak meneerminkan luas perairan pesisir dan pulau-pulau keeil yang sebenarnya. (6) Pemerintah Daerah dapat menyusun Reneana Zonasi Rind Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl danJatau Reneana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil pada lokasi tertentu yang diprioritaskan.

BABXVll PENYIDlKAN Pasal97

(l) Selain Pejabat Kepolisian Republik Indonesia, penyidikan terhadap pe1anggaran Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang lingkup tugas dan '" 99 '"

tanggung jawabnya di bidang PWP-3-K, dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana* (2) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (I} adalah penyidik pegawai negeri sipil. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang: a. Dalam. m.en)a1an.kan.pen:yidikan., pe)abat penyidik pegawai negeri sipil berkoordinasi dengan pejabat penyidik kepolisian Republik Indonesia. b. menerima laporan danl atau pengaduan dari seseorang dan Iatau masyarakat tentang adanya tindak pidana bidang kelautan dan perikanan di WP-3-K; c. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan tentang adanya tindak pidana PWP-3-K; d. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka dalam perkara tindak pidana PWP-3-K; e. melakukan pemeriksaan prasarana wilayah pesisir dan menghentikan peraIatan yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana PWP-3-K; f. menyegel danjatau menyita mat-mat kegiatan yang digunakan untuk melakukan tindak pidana PWP-3-K sebagai Blat bukti; g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan tindak. pidana PWP-3-K; h. membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan; i. melakukan penghentian penyidikan; dan j. mengadakan tindakan lain menurut hukum. (4) Penyidik pejabat pegawai negeri sipil memberitahukan dimulainya penyidikan kepada penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia. (5) Penyidik pejabat pegawai negeri sipil menyampaikan hasH penyidikan kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia. --100-

BAB XVIII KETENTUAN PIDANA Pasa198

(I} Setiap orang yang tidak mentaati RZWP-3-K Provinsi dan memanfaatkan ruang yang tidak sesuai dengan izin sebagaimana dim2aksud dalamPasal 36 ayat (3},Pasal 39 ayat (2), Pasal 40 ayat (4), Pasal 41 ayat (3), Pasal 42 ayat (2), Pasal 43 ayat (3), Pasal 45 ayat (3), Pasal 46 ayat (2), Pasal 48 ayat (3), Pasal 49 ayat (2), Pasal 50 ayat (3), Pasal 51 ayat (3), Pasal 52 ayat (3\, Pasal 53 ayat (3}, Pasal 53 ayat (6\, Pasal 53 ayat (9), Pasal 55 ayat (3) danJatau tidak sesuai dengan ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 danJatau membuang limbah yang berpengaruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 ayat (2) danJ atau larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat (1) Peraturan Daerah ini, dipidana dengan kurungan danJ atau denda sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan penenmaan negara dan disetorkan ke kas Negara.

BABXIX KETENTUAN PERALIHAN Pasa199 Pada saat peraturan daerah ini mulai berlaku : a. izin pemanfaatan yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini tetap berlaku seSUal dengan jangka waktu masa berlakunya; b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, berlaku ketentuan: 1) untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; 2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin operasional terkait habis masa berlakunya dan dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini; -101-

3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin terse but dapat diberikan penggantian yang layak; dan 4) penggantian yang layak sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan. c. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini; d. pemanfaatan ruang di daerah yang diselenggarakan tanpa izin dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini untuk dilakukan penertiban dan penyesuaian. e. Peraturan Daerah yang terkait dengan RZWP-3-K yang telah ada, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini, tetap berlaku sampai dengan dikeluarkannya peraturan pelaksanaan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini. ,,-., f. Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

BABXX KETENTUANPENUTUP Pasall00 Peraturan Daerah ini berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran DaerahProvinsi Gorontalo.

2018

Diundangkan di Gorontalo pada tanggal 26Scpt.cmbar 2018 Plh. SEKRETARISDAERAH ROVINSIGORONTALO,

SYUKRIJ.BOTUTIHE

LEMBARANDAERAHPROVINSIGORONTALOTAHUN2018, NOMOR 04

NOREG PERATURANDAERAHPROVINSIGORONTALO:(4/225/2018) -102 -

PENJELASAN ATAS PERATURANDAERAHPROVINSIGORONTALO NOMOR 4 TAHUN2018 TENTANG RENCANAZONASIWILAYAHPESISIR DANPULAU-PULAUKECIL PROVINSIGORONTALOTAHUN2018-2038 I. UMUM Wilayah peSlSlr dan pulau-pulau keeil (WP-3-K) Gorontalo merupakan wilayah yang strategis karena merupakan peralihan (interface) antara ekosistem dal"at dan laut. WP-3-K memiliki potensi sumber daya dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya dan beragam. Wilayah ini memiliki karakteristik sebagai sumber daya milik bersama (common pool resources) sehingga pemanfaatannya sangat terbuka bagi semua pihak. Dengan karakteristiknya tersebut, perlu adanya pengelolaan yang terpadu di WP-3-K. Potensi pesisir dan lautan dan pulau-pulau keeil Gorontalo terkenal dengan kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alamnya. Visi penge101aan WP-3-K GorontaJo adaJah "Pengelolaan Sumber daya Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Produktif, Terpadu dan Berkelanjutan" Menyandarkan harapan pembangunan pada sumber daya pesisir dan lautan yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi dalam koridor pemanfaatan sumber daya berkelanjutan dan keberpihakan kepada masyarakat pesisir justru menjadi tuntutan dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Jo.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Keeil dan Undang-Undang NomoI' 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Karenanya, pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan memiliki arti yang signifikan karena dapat memberdayakan peran dan kemampuan daerah yang dapat mewujudkan pemerataan kemakmuran yang berkeadilan yang selama ini merupak~ salah satu isu pemicu munculnya disintegrasi nasional. Pengelolaan sumber daya di WP-3-K di Provinsi Gorontalo semakin beragam seiring dengan semakin meningkatnya berbagai kegiatan pembangunan, yang diikuti dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang bermukim di wilayah pesisir. Dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisiI', disertai dengan berbagai peruntukannya seperti pemukiman, perikanan, pertanian, pariwisata, perhubungan, dan lain sebagainya, maka semakin meningkat pula tekanan terhadap ekosistem dan sumber daya pesisiI'.BeI'bagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir termasuk para nelayan.Sinkronisasi program antal" lemhaga perlu dilakukan untuk menmgkatkan efektivitas dan -103 -

optimalisasi hasil yang diperoleh serta mengurangi dampak negatif yang teIjadi di wilayah pesisir. Pel'atunm. Dael'ah ini memuat arah kebijakan lintas sektol' dalam pembangunan pesisir dan pulau-pulau keeil, yang meliputi kegiatan pereneanaan, pengelolaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap interaksi manusia dalam memanfaatkan sumber daya serta proses alamiah seeara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. n. PASAL DEMI PASAL Pasall Cukup jelas. Pasal2 Cukup jelas. Pasal3 Ayat (1) Hurufa Yang dimaksud dengan "asas kemanfaatan" adalah agar sumber dayayang ada di wilayah pesisir dan pulau-pulau kedl memberikan manfaat sebaik-baiknya kepada masyarakat dengan mengedepankan aspek keberlanjutan sumber daya. Hurufb Yang dimaksud dengan "asas keberlanjutan" adalah agar pemanfaatan sumber daya tidak melebihi kemampuan regenerasi sumber daya hayati atau laju inovasi substitusi sumber daya nirhayati pesisir, dimana pemanfaatan sumber daya pesisir saat ini tidak boleh mengorbankan (kualitas dan kuantitas) kebutuhan generasi yang akan datang atas sumber daya pesisir, dan pemanfaatan sumber daya yang belum diketahui dampaknya, harus dilakukan seeara hati-hati dan didukung oleh penelitian ilmiah yang memadai. Hurufc Yang dimaksud dengan "asas konsistensi" adalah konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan pemerintahan, mulai dari proses pereneanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan untuk melaksanakan program pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau keeil yang telah diakreditasi. Hurufd Yang dimaksud dengan "asas keterpaduan" adalah mengintegrasikan antara kebijakan danpereneanaan berbagai sektor pemerintahan pada bel'bagai sektor pemerintahan secara horizontal dan vertikal maupun dengan pemerintah daerah, keterpaduan antara ekosistem darat dan ekosistem laut, dengan menggunakan masukan ilmu ....,104....,

pengetahuan dan teknologi untuk membantu proses-proses pengelolaanpesisir. Huruf e Yang dimaksud dengan "asas kepastian hukum" adalah menjarnin hukum yang mengatur pengelolaan sumber daya pesisir secara jelas dan dapat dimengertidan ditaati oleh semua pemangku kepentingan; serta keputusan yang dibuat melalui mekanisme atau cara yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak memaIjinalkan masyarakat pesisir Huruff Yang dimaksud dengan "asas kemitraan" adalah merupakan kesepakatan kerja sarna antarpihak yang berkepentingan berkaitan dengan pengelolaanwilayahpesisir dan pulau-pulau keeil. Hurufg Yangdimaksud dengan "asas pemerataan" adalah manfaat ekonomi sumber dayapesisir yang dapat dinikmati oleh sebagian besar anggota masyarakat. Hurufh Yang dimaksud dengan "asas peran serta masyarakat" adalah agar masyarakat pesisir mempunyai peran dalarn pereneanaan, pelaksanaan, sampai tahap pengawasan dan pengendalian; memiliki informasi yang terbuka untuk mengetahui kebijaksanaan pemerintah dan mempunyai akses yang eukup untuk memanfaatkan sumber daya pesisir; menjamin adanya representasi suara masyarakat dalarn keputusan tersebut; dan memanfaatkan sumber dayate1"sebut secara adil. Hurufi Yang dimaksud dengan "asas keterbukaan" adalah keterbukaan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir, dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, sarnpai tahap pengawasan dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan dan rahasia negara. Hurufj Yang dimaksud dengan "asas desentralisasi" adalah penyerahan wewenangpemerintahan dari Pemerintah kepada pemerintah daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan di bidang PengelolaanWilayahPesisir dan Pulau-pulau Keeil. Hurufk Yang dimaksud dengan «asas akuntabilitas» adalah pengelolaan wilayah pesisir dilakukan seeara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan. -lOS -

Hurufl Yang dimaksud dengan "asas keadilan" adalah asas yang berpegang pada kebenaran, tidak berat sebelah, tidak memihak, dan tidak sewenang-wenang dalam pemanfaatan sumber daya pesisir. Hurufm Yang dimaksud dengan "asas pengakuan terhadap kearifan tradisional masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kedl" adalah penerimaan oleh pemerintah tentang kenyataan adanya ketentuan-ketentuan memelihara lingkungan aIam sekitar oleh kelompok masyarakat yang telah dijalani turun- temurun dan telah menunjukkan adanya manfaat yang diterima masyarakat maupun lingkungan. Ayat (2) Cukupje1as Pasal4 Cukup jelas. Pasal5 Ayat (1) Jangka waktu berlakunya RZWP-3-K Provinsi sesuai dengan jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yaitu 20 (dua puluh) tahun, sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat (3) Undang-Undang NomoI"26 'rahun 2007 tentang Penataan Ruang. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Hurufa Yang dimaksud dengan "bencana alam skala besar" adalah bencana nasional sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan yang ditetapkan berdasarkan besaran jumlah korban jiwa, kel"Ugianharta benda, kel"Usakan pI"asarana dan sarana, cakupan luas wilayah yang terkena bencana, dan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan. Hurufb Cukup jelas. Hurufc Yang dimaksud dengan "perubahan batas wilayah daerah" berupa pemekaran wilayah atau penggabungan wilayah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. ....,106....,

Ayat (4) Yang dimaksud perubahan kebijakan nasional dan strategi yang yang mempengaruhi pemanfaatan ruang provinsisesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasa18 Ayat (1) CITES adalah Convention of International Trade in Endangered of Wild Fauna and Flora merupakan konvensi yang mengatur perdagangan intemasional terhadap satwa dan tumbuhan liar yang terancam punah. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal9 Cukup jelas. Pasal10 Cukup jelas. Pasalll Cukup jelas. Pasal12 Cukup jelas. Pasa113 Cukup jelas. Pasal14 Cukup jelas. Pasal15 Cukup jelas. Pasal16 ,..,107 ,..,

Cuku-p jelas. Pasal17

Ayat (1) Hurufa Yang dirnaksud dengan sub zona wisata bentang laut adalah wisata yang berhubungan dengan keindahaan geomorfologi laut. HuruEb Yang dimaksud dengan sub zona wisata alam pantai/pesisir dan pulau-pulau kecilyaitu ruan.g dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi seperti mandi, berenang, berkano, beIjemur, permainan pantai dan olahraga pantai. Hurufc Yang dimaksud dengan sub zona wisata alam bawah laut, yaitu ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi snorkeling dan menyelam. Hurufd Yang dimaksud dengan sub zona wisata olah raga air, yaitu ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi kite swfing, board suifing, dan wind! sailing suifing. Hurufe Yang dimaksud dengan sub zona wisata budaya, yaitu ruang dalam zona pariwisata yang dimanfaatkan untuk rekreasi budaya baik adat istiadat maupun peralatan yang berkaitan dengan bahari serm. wisata kuliner. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal18 Culmpjelas. Pasal19 Ayat (1) Wilayah KeIja Operasional Pelabuhan Perikanan yang selanjutnya disingkat WKOPP adalah wilayah pengoperasian bagian perairan pelabuhan perikanan meliputi perairan yang berpengaruhlangsung tel"hadap pengembangan pelabuhan perikanan, ant2ua lain alur pelayaran kapal perikanan dari dan ke pelabuhan perikanan, keperluan darurat, kegiatan pemanduan, pembangunan kapal perikanan,uji coba kapal dan penempatan kapal mati. -108 -

Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal20 Ayat (1) Hurufa Yang dimaksud dengan Pelabuhan Pengumpul adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan! atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antar proVIns!. Hurufb Yang dimaksud dengan Pelabuhan Pengumpan Regional adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang danl atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsi. Hurufc Yang dimaksud dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan anglrutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan pengumpan bagi pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan regional, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan dalam provinsijkabupaten. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah Lingkungan KeIja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. -109 -

Ayat (4) Cukup jelas. Pasal21 Cukup jelas. Pasal22 Ayat (1)

Hurufa Yang dimaksud dengan Ikan pelagis (pelagic fish) adalah ikan yang hidup di permukaan laut sampai kolom perairan laut. Ikan pelagis biasanya membentuk gerombolan (schooling) dan melakukan migl"asi/I'Uaya sesua1 dengan daenm m1gras1nya. Kelompok ikan pelagis pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis yaitu : ikan pelagis keeil dan ikan pelagis besar. Contoh Ikan pelagis keeil adalah Ikan Selar (Selaroides leptolepis) dan Sunglir (Elagastis bipinnulatus), Klupeid Teri (Stolephorus indicus), Japuh (Dussumieria spp), Tembang {SadineUa fimbriata}, LemUI'U {SardineUa Longiceps} dan Siro (Amblygaster sirm), dan kelompok Serombroid seperti Kembung (Rastrellinger spp) dan lain-lain. Kelompok ikan pelagis keeil ditangkap menggunakan alat penangkap berupa jaring, seperti jaring insang (gillnet), jaring lingkar, pukat cincin (purse seine), payang, dan bagan. Contoh lkan pelagis beSaI' meliputiadalah kelompok Tuna (Thunidae) dan Cakalang (Katsuwonus pelamis), kelompok Marlin (Makaira sp), kelompok Tongkol (Euthynnus spp) dan Tenggiri (Scomberomorus spp},dan eueut ditangkap dengan eara dipancing menggunakan pancing trolling atau tonda (pole and line), rawai {longline}. Hurufb Yang dimaksud dengan Ikan demersal adalah jenis ikan yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan demersal adalah jaI'ing insang dasar (bottom gillnet), rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya. Contoh Ikan demersal adalah: kakap merahfbambangan (Lutjanus spp), peperek (Leiognatus spp), tiga waja (Epinephelus spp), bawal (Pampus spp) dan lain-lain. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal23 ,...,110,...,

Cukup jelas. Pasa124 Cukup jelas. Pasa125 Cukup jelas. Pasa126 Cukup jelas. Pasa127 Cukup jelas. Pasa128 Cukup jelas. Pasa129 Cukup jelas. Pasa130 Cukup jelas. Pasa131 Cukup jelas. Pasa132 Cukup jelas. Pasa133 Cukup jelas. Pasa134 Cukup jelas. Pasa135 Cukup jelas. Pasa136 Cukup jelas. Pasa137 Cukup jelas. Pasa138 Cukup jelas. Pasa139 Cukup je1as. -111-

Cukup jelas. Pasal41 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat 2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Hurufa Cukup jelas. Hurufb Cukup jelas. Hurufc Cukup jelas. Hurufd Cukup jelas. Hurufe Cukup jelas. Huruff Cukup jelas. Hurufg Cukup jelas. Hurufh Salvage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal dan/ atau muatannya yang mengalami kece1akaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan tennasuk mengangkat kerangka kapal atau rintangan bawah air atau bend a lainnya.

Hurufi Cukup jelas. Hurufj Cukup jelas. Pasal42 -112 -

Cukup jelas. Pasal43 Cukup jelas. Pasal44 Cukup jelas. Pasal45 Cukup jelas. Pasal46 Cukup jelas. Pasal47 Cukup jelas. Pasal48 Cukup jelas.

Pasal49 Cukup jelas. Pasa150 Cukup jelas. Pasal51 Cukup jelas. Pasal52 Cukup jelas. Pasal53 Cukup jelas. Pasal54 Cukup jelas. Pasal55 Cukup jelas. Pasal56 Cukup jelas. Pasal57 Ayat (1) Cukup jelas. -113 -

Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas.

Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Ayat (6) Zona inti merupakan bagian dari Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kedl yang dilindungi, yang ditujukan untuk perlindungan habitat dan populasi Sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecilserta pemanfaatannya hanya terbatas untuk penelitian. Kawasan pelabuhan meliputi daerah lingkungankepentingan pelabuhan dan daerah lingkungan kerjapelabuhan. Pantai umum merupakan bagian dari kawasan pemanfaatan umum yang telah dipergunakan olehMasyarakat, antara lain, untuk kepentingan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi pariwisata, olah raga,dan ekonomi.

Ayat (7} Cukup jelas. Ayat (8) Cukup jelas. Ayat (9) Cukup jelas. Ayat (10) Cukup jelas. Pasa158 Cukup jelas. Pasal59 Cukup jelas. Pasa160 Cukup jelas. Pasal61 Cukup jelas. -114 -

Pasal62 Cukup jelas. Pasa163 Cukup jelas. Pasal64 Cukup jelas. Pasa165 Cukup jelas. Pasal66 Cukup jelas. Pasa167 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "lnsentif' merupakan perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan alokasi lUang WP-3-K, belUpa: a. arahan insentif yang bersifat fiskal: • keringanan pajak; dan! atau • pengurangan retrisbusi. b. arehan msentll yang be.1'Sllat non-nska1: • kompensasi; • subsidi silang; • kemudahan perizinan; • imbalan', • sewa ruang; • urun saham; • penyediaan prasarana dan sarana; • ?engnargaan.; danl atau • publikasi atau promosi. Ayat (2) Cukup jelas.

Ayat (3) Cukup jelas. Pasal68 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "disinsentif' merupakan perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang .- 115.-

tidak. sejalan dengan rencana zonasi wilayah peslslr dan pulau-pulau kedl, berupa: a. arahan disinsentif yang bersifat flskal: pemberian pajak. yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/ atau b. anilian disinsentll yang bel'sifat non-llska1: • kewajiban memberi kompensasi; • persyaratan khusus dalam perizinan; • kewajiban memberi imbalan; dan/ atau • pembatasan penyediaan pl'asarana dan sarana. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal69 Cukup jelas. Pasal70 Cukup jelas. Pasal 71 Cukup jelas. Pasal72 Cukup jelas. Pasal 73 Cukup jelas. Pasal74 Cukup jelas. Pasal 75 Cukup jelas. Pasal76 Cukup jelas. Pasal77 Cukup jelas. Pasa178 Cukup jelas. -116 -

Pasa179 Cukup jelas. Pasal80 Cukup jelas. Pasal81 Cukup jelas. Pasa182 Cukup jelas. Pasal83 Cukup jelas. Pasal84 Cukup jelas. Pasal85 Cukup jelas. Pasal86 Cukup jelas. Pasal87 Cukup jelas. Pasal88 Cukup jelas. Pasal89 Cukup jelas. Pasa190 Cukup jelas. Pasa191 Cukup jelas. Pasal92 Cukup jelas. Pasal93 Cukup jelas. Pasa194 Cukup jelas. Pasal95 '" 117 '"

Cukup jelas. Pasa196 Cukup jelas. Pasa197 Cukup jelas. Pasal98 Cukup jelas. Pasal99 Cukup jelas. Pasal100 Cukup jelas. Pasa1101 Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR -3 -1.

LAMPIRAN IA PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 ~,. l.i 2QJJl. TANGGAL 26 iotltombcr 2010 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2038

PETA BATAS KEWENANGAN WILAYAH PENGEWLAAN LAUT PROVINSI GORONTALO ------_._------_._----_._------_. __ .------~, I 1-8-=-"-to:"-.I!

.,au." 101&11 Wlla'f,u YIUila \ 'LUi ,.U'•..•.••••ntli Ut ••• " ••j I I 'lT~ '"~~'A"PlIl.(~UU IZWPJI ! , .~' ~J....-.:~-_.- ... I. I=-.... , _~.~~1 -..•.. I ! I, 0 --- ~-( I \ , l.. r""iI ; , tJ , ~:::=--- -_._-... i \,-~- - "- l' .....- -"1.- I -- J~=-:'" .---.-..-- • 0-- j .,.,_~""'.~'r.~:.;~__ "-') t ___ "-4;:;"" -_.~~ -..- ) i ,/

.t -N •••••••••~ ••.•• "'~ :=====:::--.---....-.•.•..•..

j ~-~.--.~- -... _. _....~--..-- _._"~_.---_...I -2-

LAMPIRANI B PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 4 UIu. 2.11 TANGGAL 2(i a._.ml.or all TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAHPESISIR DAN PULAU-PULAUKECIL PROVINSI GORONTALOTAHUN 2018-2038

NAMA PULAU-PULAU KECIL DAN TITIK KOORDINAT

Kode Kabupaten Nama Pulau LintanLDD Bujur_DD Keterangan 75.001.0001 Gorontal0 Utara Batumandi, Pulau 0.9109 122.7372 TBP 75.001.0002 Gorontalo Utara Batumandi, Pulau 0.9662 122.9474 TBP 75.001.0003 Gorontal0 Utara Batusungo 01uwo, Pulau 0.9759 122.9436 TBP 75.001.0004 Gorontal0 Utara Batusungo Otolu, Pulau 0.9732 122.9474 TBP 75.001.0005 Gorontal0 Utara Batusungo Tuwawu, Pulau 0.9830 122.9395 TBP 75.001.0006 Gorontal0 Utara Bibinanga, Pulau 0.8527 122.8938 TBP 75.001.0007 Gorontal0 Utara Bogisa, Pulau 0.9379 122.8576 TBP 75.001.0008 Gorontal0 Utara Bohu, Pulau 0.9097 122.7393 TBP 75.001.0009 Gorontalo Utara Bolas, Pulau 0.9250 123.0795 BP 75.001.0010 Gorontal0 Utara Botubotuwo Kiki Pulau 0.8485 122.8156 TBP 75.001.0011 Gorontalo Utara Botubotuwo, Pulau 0.8470 122.8167 TBP 75.001.0012 Gorontalo Utara Botudidingga, Pulau 0.9708 122.5495 TBP 75.001.0013 Gorontalo Utara Botuduyonumo, Pulau 0.9872 122.5308 TBP 75.001.0014 Gorontal0 Utara Botulobuntho Da'a, Pulau 0.9612 122.6173 TBP 75.001.0015 Gorontal0 Utara Botulobuntho Kiki, Pulau 0.9486 122.6080 TBP 75.001.0016 Gorontal0 Utara Botungalaa Da'a, Pulau 1.0183 122.4382 TBP 75.001.0017 Gorontal0 Utara Botungalaa, Pulau 0.9914 122.5192 TBP 75.001.0018 Gorontal0 Utara Botungobungo, Pulau 0.9233 122.7366 TBP 75.001.0019 Gorontal0 Utara Botutotolu, Pulau 0.8947 122.7087 TBP 75.001.0020 Gorontal0 Utara Botuwopato, Pulau 0.8847 122.7392 TBP 75.001.0021 Gorontal0 Utara Buloila, Pulau 1.0297 122.2878 TBP 75.001.0022 Gorontal0 Utara Dokokavu Data, Pulau 0.9501 123.0380 TBP 75.001.0023 Gorontal0 Utara Dokokayu Kiki, Pulau 0.9450 123.0380 TBP -3-

Kode Kabupaten Nama Pulau LintaDLDD Bujur_DD Keterangan 75.001.0024 Gorontalo Utara Dudepo, Pulau 0.8744 122.7989 BP 75.001.0025 Gorontalo Utara Dudepo Kiki, Pulau 0.8922 122.7850 BP 75.001.0026 Gorontalo Utara Duyonumo, Pulau 0.9882 122.5239 BP 75.001.0027 Gorontalo Utara Hokimu, Pulau 0.8556 122.8986 TBP 75.001.0028 Gorontalo Utara Huha, Pulau 0.9850 122.9322 TBP 75.001.0029 Gorontalo Utara Hulawa Kiki, Pulau 0.9664 122.8894 TBP 75.001.0030 Gorontalo Utara Hulawa, Pulau 1.0035 122.5064 BP, ada mercusuar 75.001.0031 Gorontalo Utara Hulawa, Pulau 0.9650 122.8908 TBP 75.001.0032 Gorontalo Utara Hulivahu Bunggu, Pulau 0.9564 122.9378 TBP 75.001.0033 Gorontalo Utara Hulivahu Da'a, Pulau 0.9534 122.9390 TBP 75.001.0034 Gorontalo Utara Hutakalo, Pulau 1.0052 122.4380 TBP 75.001.0035 Gorontalo Utara Kaposo Kiki, Pulau 0.8918 122.8153 TBP 75.001.0036 Gorontalo Utara Kaposo, Pulau 0.8900 122.8180 TBP 75.001.0037 Gorontalo Utara Karangbogisa, Pulau 0.9361 122.8619 TBP 75.001.0038 Gorontalo Utara Katialada, Pulau 0.8559 122.9069 TBP 75.001.0039 Gorontalo Utara Limuvudu, Pulau 0.8821 122.7194 TBP 75.001.0040 Gorontalo Utara Lumboso Da'a, Pulau 0.8628 122.8073 TBP 75.001.0041 Gorontalo Utara Lumboso Kiki, Pulau 0.8681 122.7996 TBP 75.001.0042 Gorontalo Utara Mohinggito, Pulau 0.9237 122.8757 BP 75.001.0043 Gorontalo Utara Mongaila, Pulau 0.8839 122.7410 TBP 75.001.0044 Gorontalo Utara Motuo, Pulau 0.9963 122.6605 TBP 75.001.0045 Gorontalo Utara Otilade, Pulau 0.9045 122.8470 BP 75.001.0046 Gorontalo Utara Otiola Da'a, Pulau 0.8758 122.8858 TBP 75.001.0047 Gorontalo Utara Otiola Kiki, Pulau 0.8706 122.8773 TBP 75.001.0048 Gorontalo Utara Palowa, Pulau 0.9234 122.8614 TBP 75.001.0049 Gorontalo Utara Ponelo, Pulau 0.8598 122.8964 BP 75.001.0050 Gorontalo Utara Popaya, Pulau 0.9960 122.6370 TBP 75.001.0051 Gorontalo Utara Saronde, Pulau 0.9258 122.8647 TBP -4-

Kode Kabupaten Nama Pulau LintanLDD Bujur_DD Keterangan 75.001.0052 Gorontalo Utara Tin~~olodu, Pulau 1.0151 122.3926 TBP 75.001.0053 Gorontalo Utara Tolin~ula, Pulau 1.0540 122.2047 TBP 75.002.0001 Boalemo Asiangi, Pulau 0.4905 122.3485 TBP 75.002.0002 Boalemo Bandera, Pulau 0.5003 122.3672 TBP 75.002.0003 Boalemo Batade Data, Pulau 0.4975 122.4475 BP 75.002.0004 Boalemo Batade Kiki, Pulau 0.5006 122.4386 TBP 75.002.0005 Boalemo Biato, Pulau 0.4775 122.3464 TBP 75.002.0006 Boalemo Bitila, Pulau 0.4065 122.1189 BP 75.002.0007 Boalemo Dulawonu Kiki, Pulau 0.4786 122.1331 TBP 75.002.0008 Boalemo Dulawonu, Pulau 0.4792 122.1281 TBP 75.002.0009 Boalemo Lahengo, Pulau 0.4994 122.3861 TBP 75.002.0010 Boalemo Limba, Pulau 0.4944 122.5302 TBP 75.002.0011 Boalemo Lipodo, Pulau 0.4853 122.3439 BP 75.002.0012 Boalemo Mohupomba Da'a, Pulau 0.4703 122.3606 BP 75.002.0013 Boalemo Mohupomba Kiki, Pulau 0.4656 122.3489 TBP 75.002.0014 Boalemo Montuli, Pulau 0.4319 122.2292 BP 75.002.0015 Boalemo Mopin~~ul0, Pulau 0.4586 122.3306 TBP 75.002.0016 Boalemo 01uwo, Liito 0.4824 122.1143 TBP 75.002.0017 Boalemo Oyintha, Liito 0.4829 122.1111 TBP 75.002.0018 Boalemo Taludahe, Pulau 0.4883 122.1194 TBP 75.002.0019 Boalemo Tanggulomato, Pulau 0.4511 122.2919 BP 75.002.0020 Boalemo Tapa Da'a, Pulau 0.4874 122.3260 TBP 75.002.0021 Boalemo Tapa Kiki, Pulau 0.4844 122.3261 TBP 75.002.0022 Boalemo Tobel0, Pulau 0.4619 122.1470 TBP 75.004.0001 Pahuwato Abuhu, Pulau 0.5151 121.5545 TBP 75.004.0002 Pahuwato Banggo Data, Pulau 0.5083 121.6469 BP 75.004.0003 Pahuwato Banggo Kiki, Pulau 0.5083 121.6411 BP 75.004.0004 Pahuwato Botuduluwo, Pulau 0.4792 121.7014 TBP

WAGUB -5-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintan&-DD Bujur_DD Keterangan 75.004.0005 Pahuwato Burung Besar, Pulau 0.5323 121.5330 TBP 75.004.0006 Pahuwato Burung Kedl, Pulau 0.5414 121.5250 TBP 75.004.0007 Pahuwato Dulangka 0.3656 121.3380 TBP 75.004.0008 Pahuwato Huliahu Da'a, Pulau 0.8997 122.9283 TBP 75.004.0009 Pahuwato Imamu, Pulau 0.5053 121.6691 TBP 75.004.0010 Pahuwato Karang, Pulau 0.4956 121.5306 TBP 75.004.0011 Pahuwato Karanii, Pulau 0.4769 121.5314 TBP 75.004.0012 Pahuwato Keakease, Pulau 0.5064 121.6306 BP 75.004.0013 Pahuwato Kiki, Lito 0.4831 122.1156 TBP 75.004.0014 Pahuwato Lahe, Pulau 0.4167 121.9533 TBP 75.004.0015 Pahuwato Lamuo Da'a, Pulau 0.4992 121.5825 TBP 75.004.0016 Pahuwato Lamuo Kiki, Pulau 0.5018 121.5834 TBP 75.004.0017 Pahuwato Limboku Da'a, Pulau 0.5283 121.6381 TBP 75.004.0018 Pahuwato LimbokuKiki, Pulau 0.5250 121.6458 TBP 75.004.0019 Pahuwato Mabasar, Pulau 0.4174 121.4446 TBP 75.004.0020 Pahuwato Madiki, Pulau 0.4470 121.2594 TBP 75.004.0021 Pahuwato Maraati, Pulau 0.5203 121.5222 TBP 75.004.0022 Pahuwato Maruangi, Pulau 0.4133 121.4229 TBP 75.004.0023 Pahuwato Menara, Pulau 0.4969 121.5294 TBP 75.004.0024 Pahuwato Molioto, Pulau 0.4872 121.7150 TBP 75.004.0025 Pahuwato Monii Da'a, Pulau 0.5103 121.6597 TBP 75.004.0026 Pahuwato Monii Kiki, Pulau 0.5150 121.6619 TBP 75.004.0027 Pahuwato Nge'o, Pulau 0.5385 121.5369 TBP 75.004.0028 Pahuwato Olinggobe, Pulau 0.5017 121.6575 BP 75.004.0029 Pahuwato Paiongge Da'a, Pulau 0.4858 121.5197 TBP 75.004.0030 Pahuwato Paiongge Kiki, Pulau 0.4850 121.5119 TBP 75.004.0031 Pahuwato Parapara, Pulau 0.4310 121.7176 TBP 75.004.0032 Pahuwato Pasimogo, Pulau 0.4842 121.5622 TBP -6-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintanl-DD Bujur_DD Keterangan 75.004.0033 Pahuwato Pasir, Pulau 0.4928 121.5269 TBP 75.004.0034 Pahuwato Pavata, Pulau 0.5081 121.5750 TBP 75.004.0035 Pahuwato Piloduhuge, Pulau 0.4911 121.5275 TBP 75.004.0036 Pahuwato Pomoliia Da'a, Pulau 0.4449 121.9688 BP 75.004.0037 Pahuwato Pomoliia Kiki, Pulau 0.4461 121.9819 BP 75.004.0038 Pahuwato Puntu Da'a, Pulau 0.4986 121.6931 TBP 75.004.0039 Pahuwato Puntu Kiki, Pulau 0.5108 121.6769 BP 75.004.0040 Pahuwato Putia, Pulau 0.5275 121.5478 TBP 75.004.0041 Pahuwato Saharina, Pulau 0.4900 121.6689 TBP 75.004.0042 Pahuwato Samaunu, Pulau 0.5137 121.6195 BP 75.004.0043 Pahuwato Sandaa, Pulau 0.4369 121.5183 TBP 75.004.0044 Pahuwato Sandii, Pulau 0.4359 121.5016 TBP 75.004.0045 Pahuwato Taniungbaio, Pulau 0.4925 122.3494 BP 75.004.0046 Pahuwato Taniungkalaoa, Pulau 0.4986 121.5272 TBP 75.004.0047 Pahuwato Tomelo, Pulau 0.4744 122.1072 TBP 75.004.0048 Pahuwato Walea. Pulau 0.4567 121.6669 TBP Keterangan: TBP '" Tidak Berpenduduk BP '" Berpenduduk -1-

LAMPlRAN II A PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR TANGGAL TENTANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2038

PETA ALOKASI RUANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO SKALA 1:250.000

D ffMERlNTAHDAtuH • mvtHSI GORDNTAlll

ttilUNA u•••.u WIUUM PUISIt D••.•nu.-'&!U1U .rell, (".'.J.I)

PHA ALDUSI RUANG .~.

-,",.-.,

, : ...-. _1.1 •._-- _ --_._-- -...., --- ::::..,- \ ,. ~- +-- --.~--, -.--- ~,;.,.~ .. ~::~---..-:: - ...------,... . ~--, -----•..-- _.- --e:tJ •••~ ••• ~--- •..- L-- " -~ Ct--- c-- 0"'-"'- .::.---~:I------.---i--~".::" '""~.~ »1" •••"'- __ •••• ~~,PO] :-.-]

U:t.UI( ",OMIN' ~1I~.IUlII"'t'bo '_.'" f"t:!!':I\M_~' ~=~~~~1l."~~ 1~"'''',",_~'-'-''I3wi _ ._~------.~'t'JofA •• .,~~",,- _

WAGUB -2-

1ft PUlUlNTlH OAWH CI PIOVlHSl GORONTAlO i j PETA ALOUSI lUANG II \ .$. I .•....•• o u S-""-II I ...... • •..._ON I /- _ ,.<:;:::;t l:~.•~~.....1 If ;.B.< I t l~.~ .....,. I " '---"I . -.~.'---- i ---- •...•...•.•- ..--._- '-')-- ~-==..: '-::-~ ._- "t __ . ------~ : ~t- --+- ....-_- ---.-- ••. - ••• ~fIloIItII'; ;---- _ ••••••••• 1IiIIlIi' .--..---~--...... --•..~ e:r==--- -..•...-- -":'::--- --0-0-, _l;iioi--' ..•..•... _....-. -_-... .~ -- f"j"""' __ --... •.._- -- r::J ---- r" _r--r.-.~{'----~ :.----.... ~- ~~--" ~- -' g:::=- !~-==0-_ t::;] --•• __ .•.- ~~:---=..-- .---i===.:¥ . . . ./ M¥-"'" ••.•.••.• ~==--~""l<~J tot •••.•.•••••• •• ;~J-- T£LUK TONiNI ~=:.=:-=:r.,.~ i==::~=:...~~-=~'-':.=~•.•...::-=-=---=~'-'--~

GUBERNU

WAGUB -2-

I ft I'EMUlNTAM DAWII o l'ROVIIISI GCIlllIIIfAI.D

...•.. ,nA ALOUS! lUANG .~. ...- .•....._~l ,.••

..- ";'".J==~:::::.--- __ --0-._- .-.~ -- -~_.. ,------t- -- .==.~--.-- -~-- ._------•.._..- 0--_=--=-- •...... -•..---\--- .-. -..._--.•. -- .• - .• -"""'_ .... --.....: ...---_--_- _ •...._- •..---- L~ --- , -- ---'"-- --•.-...... ----- ~~J_ •.•• -~ ---r:J ••_-_ -n-- 1==::: ~~:=...-- [%001_.••..••••--- _ ./ .•.•• 1 ••• ----- ["1 •••__ 1'11; ~::_-1•.,..___---.. -1-

LAMPlRAN II B PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOM OR TANGGAL TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2038

PETA ALOKASI RUANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO SKALA 1:50.000 r------, I " I a fUlOOOAllDlEIAlI • m_IGOtOIIlALO LAUT 'UL",WC"

'UUlU. .to•• S1.I\,n.•.•tuu •• PU .nUO"'''U'IICll fn.,.s.l)

[=='IT=A =ALo=U=S'=IU=A"=O=1,

~~: I '." ...'.' ~ II'. 1- --- II f&fsl ~::=------...... --'- ~.J~--__ ,-"'-.

... _- " -- ...•. ~,.:::------.- __ _-w " ~..=.-- .... - - ~-n-::'-::- .- q '1 ~==;--.. --- elo.,-_...... _ 0-_ ~:._•..- i---= .::'------_. ~~---- 1-,.. --..•.._-- ,._~---,.....,~...... ,------._---_..._ __ •.._--_- .._,._---..---.."'_ •...... • ...... •..__ .....•._------....------.------.--- ~------. ------,------.---1

KADIS ASISTENPllij? 12j -2-

I ft l'EM£IINTAH OURM LAUT IULAWt'l ~ NaVlNSI GOROIlUIO

IUtA"'" nUll •.'unit ,[sui' -. tAtI"'Ut."u" lun IU.,-'.I)

'-. ,nA AlOUSI RUANG

"'ot1o ••••. , ~.1.u-i--'.' '*••••

_•••• ..1 _-- _ --- ~--- --.-- f,f"';""""'"__ ~--~..-.....• ~-' .... ._-+-- --.;-- .--"._-.. -.- ,',..•..- --~.=::-- --.... ~.:::=.--._- ---_--.•. _- Ul--- " ~..:::.- --- ""-- -- L.; ~_.I_- La -••__ 1::1-_ i::'--__ Moe""'. 1:=::-==--=---==- .::.-- if ----- f'ijI"".:."! =:..~_ ..

~ __ &~PfV, '_"'_t_._----_•••..._-_!_ ~/ ....---_....- ..... !- ~==::.~~-=--==..':._--"----

KADIS ASISTEN Plh.SEKDA -1-

LAMPIRAN I A : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : 26 September 2018 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2038

PETA BATAS KEWENANGAN WILAYAH PENGELOLAAN LAUT PROVINSI GORONTALO

GUBERNUR GORONTALO, ttd

RUSLI HABIBIE -2-

LAMPIRAN I B : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : 26 September 2018 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018 - 2038

NAMA PULAU-PULAU KECIL DAN TITIK KOORDINAT

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintang_DD Bujur_DD Keterangan 75.001.0001 Gorontalo Utara Batumandi, Pulau 0.9109 122.7372 TBP 75.001.0002 Gorontalo Utara Batumandi, Pulau 0.9662 122.9474 TBP 75.001.0003 Gorontalo Utara Batusungo Oluwo, Pulau 0.9759 122.9436 TBP 75.001.0004 Gorontalo Utara Batusungo Otolu, Pulau 0.9732 122.9474 TBP 75.001.0005 Gorontalo Utara Batusungo Tuwawu, Pulau 0.9830 122.9395 TBP 75.001.0006 Gorontalo Utara Bibinanga, Pulau 0.8527 122.8938 TBP 75.001.0007 Gorontalo Utara Bogisa, Pulau 0.9379 122.8576 TBP 75.001.0008 Gorontalo Utara Bohu, Pulau 0.9097 122.7393 TBP 75.001.0009 Gorontalo Utara Bolas, Pulau 0.9250 123.0795 BP 75.001.0010 Gorontalo Utara Botubotuwo Kiki, Pulau 0.8485 122.8156 TBP 75.001.0011 Gorontalo Utara Botubotuwo, Pulau 0.8470 122.8167 TBP 75.001.0012 Gorontalo Utara Botudidingga, Pulau 0.9708 122.5495 TBP 75.001.0013 Gorontalo Utara Botuduyonumo, Pulau 0.9872 122.5308 TBP 75.001.0014 Gorontalo Utara Botulobuntho Da'a, Pulau 0.9612 122.6173 TBP 75.001.0015 Gorontalo Utara Botulobuntho Kiki, Pulau 0.9486 122.6080 TBP 75.001.0016 Gorontalo Utara Botungalaa Da'a, Pulau 1.0183 122.4382 TBP 75.001.0017 Gorontalo Utara Botungalaa, Pulau 0.9914 122.5192 TBP 75.001.0018 Gorontalo Utara Botungobungo, Pulau 0.9233 122.7366 TBP 75.001.0019 Gorontalo Utara Botutotolu, Pulau 0.8947 122.7087 TBP 75.001.0020 Gorontalo Utara Botuwopato, Pulau 0.8847 122.7392 TBP 75.001.0021 Gorontalo Utara Buloila, Pulau 1.0297 122.2878 TBP 75.001.0022 Gorontalo Utara Dokokayu Da'a, Pulau 0.9501 123.0380 TBP -3-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintang_DD Bujur_DD Keterangan 75.001.0023 Gorontalo Utara Dokokayu Kiki, Pulau 0.9450 123.0380 TBP 75.001.0024 Gorontalo Utara Dudepo, Pulau 0.8744 122.7989 BP 75.001.0025 Gorontalo Utara Dudepo Kiki, Pulau 0.8922 122.7850 BP 75.001.0026 Gorontalo Utara Duyonumo, Pulau 0.9882 122.5239 BP 75.001.0027 Gorontalo Utara Hokimu, Pulau 0.8556 122.8986 TBP 75.001.0028 Gorontalo Utara Huha, Pulau 0.9850 122.9322 TBP 75.001.0029 Gorontalo Utara Hulawa Kiki, Pulau 0.9664 122.8894 TBP 75.001.0030 Gorontalo Utara Hulawa, Pulau 1.0035 122.5064 BP, ada mercusuar 75.001.0031 Gorontalo Utara Hulawa, Pulau 0.9650 122.8908 TBP 75.001.0032 Gorontalo Utara Huliyahu Bunggu, Pulau 0.9564 122.9378 TBP 75.001.0033 Gorontalo Utara Huliyahu Da'a, Pulau 0.9534 122.9390 TBP 75.001.0034 Gorontalo Utara Hutakalo, Pulau 1.0052 122.4380 TBP 75.001.0035 Gorontalo Utara Kaposo Kiki, Pulau 0.8918 122.8153 TBP 75.001.0036 Gorontalo Utara Kaposo, Pulau 0.8900 122.8180 TBP 75.001.0037 Gorontalo Utara Karangbogisa, Pulau 0.9361 122.8619 TBP 75.001.0038 Gorontalo Utara Katialada, Pulau 0.8559 122.9069 TBP 75.001.0039 Gorontalo Utara Limuyudu, Pulau 0.8821 122.7194 TBP 75.001.0040 Gorontalo Utara Lumboso Da'a, Pulau 0.8628 122.8073 TBP 75.001.0041 Gorontalo Utara Lumboso Kiki, Pulau 0.8681 122.7996 TBP 75.001.0042 Gorontalo Utara Mohinggito, Pulau 0.9237 122.8757 BP 75.001.0043 Gorontalo Utara Mongaila, Pulau 0.8839 122.7410 TBP 75.001.0044 Gorontalo Utara Motuo, Pulau 0.9963 122.6605 TBP 75.001.0045 Gorontalo Utara Otilade, Pulau 0.9045 122.8470 BP 75.001.0046 Gorontalo Utara Otiola Da'a, Pulau 0.8758 122.8858 TBP 75.001.0047 Gorontalo Utara Otiola Kiki, Pulau 0.8706 122.8773 TBP 75.001.0048 Gorontalo Utara Palowa, Pulau 0.9234 122.8614 TBP 75.001.0049 Gorontalo Utara Ponelo, Pulau 0.8598 122.8964 BP 75.001.0050 Gorontalo Utara Popaya, Pulau 0.9960 122.6370 TBP -4-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintang_DD Bujur_DD Keterangan 75.001.0051 Gorontalo Utara Saronde, Pulau 0.9258 122.8647 TBP 75.001.0052 Gorontalo Utara Tinggolodu, Pulau 1.0151 122.3926 TBP 75.001.0053 Gorontalo Utara Tolinggula, Pulau 1.0540 122.2047 TBP 75.002.0001 Boalemo Asiangi, Pulau 0.4905 122.3485 TBP 75.002.0002 Boalemo Bandera, Pulau 0.5003 122.3672 TBP 75.002.0003 Boalemo Batade Da'a, Pulau 0.4975 122.4475 BP 75.002.0004 Boalemo Batade Kiki, Pulau 0.5006 122.4386 TBP 75.002.0005 Boalemo Biato, Pulau 0.4775 122.3464 TBP 75.002.0006 Boalemo Bitila, Pulau 0.4065 122.1189 BP 75.002.0007 Boalemo Dulawonu Kiki, Pulau 0.4786 122.1331 TBP 75.002.0008 Boalemo Dulawonu, Pulau 0.4792 122.1281 TBP 75.002.0009 Boalemo Lahengo, Pulau 0.4994 122.3861 TBP 75.002.0010 Boalemo Limba, Pulau 0.4944 122.5302 TBP 75.002.0011 Boalemo Lipodo, Pulau 0.4853 122.3439 BP 75.002.0012 Boalemo Mohupomba Da'a, Pulau 0.4703 122.3606 BP 75.002.0013 Boalemo Mohupomba Kiki, Pulau 0.4656 122.3489 TBP 75.002.0014 Boalemo Montuli, Pulau 0.4319 122.2292 BP 75.002.0015 Boalemo Mopinggulo, Pulau 0.4586 122.3306 TBP 75.002.0016 Boalemo Oluwo, Liito 0.4824 122.1143 TBP 75.002.0017 Boalemo Oyintha, Liito 0.4829 122.1111 TBP 75.002.0018 Boalemo Taludahe, Pulau 0.4883 122.1194 TBP 75.002.0019 Boalemo Tanggulomato, Pulau 0.4511 122.2919 BP 75.002.0020 Boalemo Tapa Da'a, Pulau 0.4874 122.3260 TBP 75.002.0021 Boalemo Tapa Kiki, Pulau 0.4844 122.3261 TBP 75.002.0022 Boalemo Tobelo, Pulau 0.4619 122.1470 TBP 75.004.0001 Pahuwato Abuhu, Pulau 0.5151 121.5545 TBP 75.004.0002 Pahuwato Banggo Da'a, Pulau 0.5083 121.6469 BP 75.004.0003 Pahuwato Banggo Kiki, Pulau 0.5083 121.6411 BP -5-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintang_DD Bujur_DD Keterangan 75.004.0004 Pahuwato Botuduluwo, Pulau 0.4792 121.7014 TBP 75.004.0005 Pahuwato Burung Besar, Pulau 0.5323 121.5330 TBP 75.004.0006 Pahuwato Burung Kecil, Pulau 0.5414 121.5250 TBP 75.004.0007 Pahuwato Dulangka 0.3656 121.3380 TBP 75.004.0008 Pahuwato Huliahu Da'a, Pulau 0.8997 122.9283 TBP 75.004.0009 Pahuwato Imamu, Pulau 0.5053 121.6691 TBP 75.004.0010 Pahuwato Karang, Pulau 0.4956 121.5306 TBP 75.004.0011 Pahuwato Karanji, Pulau 0.4769 121.5314 TBP 75.004.0012 Pahuwato Keakease, Pulau 0.5064 121.6306 BP 75.004.0013 Pahuwato Kiki, Lito 0.4831 122.1156 TBP 75.004.0014 Pahuwato Lahe, Pulau 0.4167 121.9533 TBP 75.004.0015 Pahuwato Lamuo Da'a, Pulau 0.4992 121.5825 TBP 75.004.0016 Pahuwato Lamuo Kiki, Pulau 0.5018 121.5834 TBP 75.004.0017 Pahuwato Limboku Da'a, Pulau 0.5283 121.6381 TBP 75.004.0018 Pahuwato Limboku Kiki, Pulau 0.5250 121.6458 TBP 75.004.0019 Pahuwato Mabasar, Pulau 0.4174 121.4446 TBP 75.004.0020 Pahuwato Madiki, Pulau 0.4470 121.2594 TBP 75.004.0021 Pahuwato Maraati, Pulau 0.5203 121.5222 TBP 75.004.0022 Pahuwato Maruangi, Pulau 0.4133 121.4229 TBP 75.004.0023 Pahuwato Menara, Pulau 0.4969 121.5294 TBP 75.004.0024 Pahuwato Molioto, Pulau 0.4872 121.7150 TBP 75.004.0025 Pahuwato Monji Da'a, Pulau 0.5103 121.6597 TBP 75.004.0026 Pahuwato Monji Kiki, Pulau 0.5150 121.6619 TBP 75.004.0027 Pahuwato Nge'o, Pulau 0.5385 121.5369 TBP 75.004.0028 Pahuwato Olinggobe, Pulau 0.5017 121.6575 BP 75.004.0029 Pahuwato Pajongge Da'a, Pulau 0.4858 121.5197 TBP 75.004.0030 Pahuwato Pajongge Kiki, Pulau 0.4850 121.5119 TBP 75.004.0031 Pahuwato Parapara, Pulau 0.4310 121.7176 TBP -6-

Kode Kabupaten Nama Pulau Lintang_DD Bujur_DD Keterangan 75.004.0032 Pahuwato Pasigiogo, Pulau 0.4842 121.5622 TBP 75.004.0033 Pahuwato Pasir, Pulau 0.4928 121.5269 TBP 75.004.0034 Pahuwato Payata, Pulau 0.5081 121.5750 TBP 75.004.0035 Pahuwato Piloduhuge, Pulau 0.4911 121.5275 TBP 75.004.0036 Pahuwato Pomoliia Da'a, Pulau 0.4449 121.9688 BP 75.004.0037 Pahuwato Pomoliia Kiki, Pulau 0.4461 121.9819 BP 75.004.0038 Pahuwato Puntu Da'a, Pulau 0.4986 121.6931 TBP 75.004.0039 Pahuwato Puntu Kiki, Pulau 0.5108 121.6769 BP 75.004.0040 Pahuwato Putia, Pulau 0.5275 121.5478 TBP 75.004.0041 Pahuwato Saharina, Pulau 0.4900 121.6689 TBP 75.004.0042 Pahuwato Samaunu, Pulau 0.5137 121.6195 BP 75.004.0043 Pahuwato Sandaa, Pulau 0.4369 121.5183 TBP 75.004.0044 Pahuwato Sandii, Pulau 0.4359 121.5016 TBP 75.004.0045 Pahuwato Tanjungbajo, Pulau 0.4925 122.3494 BP 75.004.0046 Pahuwato Tanjungkalapa, Pulau 0.4986 121.5272 TBP 75.004.0047 Pahuwato Tomelo, Pulau 0.4744 122.1072 TBP 75.004.0048 Pahuwato Walea, Pulau 0.4567 121.6669 TBP Keterangan: TBP = Tidak Berpenduduk BP = Berpenduduk

GUBERNUR GORONTALO,

ttd

RUSLI HABIBIE -1-

LAMPIRAN II A : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : 26 September 2018 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018 - 2038

PETA ALOKASI RUANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO SKALA 1 : 250.000 -2-

GUBERNUR GORONTALO,

ttd

RUSLI HABIBIE -1-

LAMPIRAN II B : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018 - 2038

PETA ALOKASI RUANG RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO SKALA 1: 50.000 -2- -3- -4- -5- -6- -7- -8- -9- -10- -11- -12-

GUBERNUR GORONTALO,

ttd

RUSLI HABIBIE -1-

LAMPIRAN III : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : 26 September 2018 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018-2038

RINCIAN LOKASI DAN LUASAN ALOKASI RUANG 1. Kawasan Pemanfaatan Umum

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Pariwisata Wisata Bentang Laut Mangrove In Love 122,8416 0,8109 Mangrove In Love Desa Langge 0,91 7502 KPU-W-01 KPU-W-BL-01 Menara Suar Hulondalangi 123,0450 0,4923 Kawasan Permukiman Nelayan 12,84 7502 KPU-W-02 KPU-W-BL-02 Hulondalangi Wisata Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil pantai Pulau Saronde 122,8673 0,9231 Pantai Pasir Putih, Snorkeling dan 27,51 7502 KPU-W-03 KPU-W-P3K-01 selam Pulau Saronde pantai Pulau Diyonumo 122,5218 0,9879 Pulau Diyonumo, Pasir Putih, 1,58 7501 KPU-W-04 KPU-W-P3K-02 Snorkeling dan Selam pantai Pulau Popaya Raja 122,6383 0,9955 Pantai Pasir Putih Pulau Popaya Raja 4,56 7502 KPU-W-05 KPU-W-P3K-03 pantai Pulau Katialada 122,8780 0,8650 Pulau Katialada, Pasir Putih, Berjemur 21,38 7502 KPU-W-06 KPU-W-P3K-04 dan Selam pantai Pulau Lampu 122,8921 0,9650 Pulau Lampu, Pasir Putih, Berjemur, 1,13 7502 KPU-W-07 KPU-W-P3K-05 dan Selam pantai Pulau Mohinggito 122,8733 0,9248 Pulau Mohinggito, Pasir Putih, dan 0,86 7502 KPU-W-08 KPU-W-P3K-06 Selam pantai Dunu 122,6567 0,9926 Pantai Dunu, Mandi, dan Berjemur 0,58 7502 KPU-W-09 KPU-W-P3K-07 pantai Sogu 122,6752 0,9137 Pantai Sogu, Pasir putih, Mandi dan 0,15 7502 KPU-W-10 KPU-W-P3K-08 Berjemur pantai Minangga 123,1087 0,9279 Pantai Minanga, Pasir Putih, Mandi 41,06 7502 KPU-W-11 KPU-W-P3K-09 dan Berjemur pantai Monano 122,6966 0,8913 Pantai Monano, mandi dan Berjemur 3,53 7502 KPU-W-12 KPU-W-P3K-10 pantai Malagoso 122,2788 1,0060 Pantai Malanggoso, pasir putih, 1,20 7501 KPU-W-13 KPU-W-P3K-11 -2-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Snorkeling pantai Pulau Dulukapa 122,5858 0,9527 Pantai Dulukapa, Pasir putih dan 0,03 7501, 7502 KPU-W-14 KPU-W-P3K-12 Snorkeling pantai Molantadu 122,9480 0,9145 Pantai Molantadu, Mandi dan 2,92 7502 KPU-W-15 KPU-W-P3K-13 Berjemur pantai Pulau Bogisa 122,8587 0,9358 Pulau Bogisa, Pasir Putih, Snorkeling 0,98 7502 KPU-W-16 KPU-W-P3K-14 dan Selam pantai Mutiara Laut 122,9426 0,9615 Pantai Mutiara Laut, Mandi dan 36,62 7502 KPU-W-17 KPU-W-P3K-15 Berjemur Pantai Balabatu 122,8895 0,8897 Pantai Balabatu, Mandi dan Berjemur 0,38 7502 KPU-W-18 KPU-W-P3K-16 Pulau Huha 122,9333 0,9842 P. Huha Pasir Putih, Berjemur, dan 175,10 7502 KPU-W-19 KPU-W-P3K-17 Selam pantai Leato Dumbo Raya 123,0835 0,4868 Pantai Leato Dumbo Raya, Pasir Putih, 0,57 7502 KPU-W-20 KPU-W-P3K-18 Mandi pantai Indah Lahilote 123,0533 0,5040 Pantai Indah Lahilote, Mandi dan 12,48 7502 KPU-W-21 KPU-W-P3K-19 Hulondalangi Berjemur pantai Batudaa 122,4624 0,5061 Pantai Batudaa Pantai, Mandi dan 9,85 7501 KPU-W-22 KPU-W-P3K-20 Berjemur pantai Bilato 122,6635 0,5128 Pantai Bilato,Pasir Putih, Mandi dan 28,01 7502 KPU-W-23 KPU-W-P3K-21 Berjemur pantai Biluhu 122,9729 0,4894 Pantai Biluhu Timur, Mandi dan 4,63 7502 KPU-W-24 KPU-W-P3K-22 Berjemur pantai Torosiaje 121,4362 0,4703 Wisata Alam Torosijae 9,16 7501 KPU-W-25 KPU-W-P3K-23 pantai Indah Bumbulan 122,0790 0,4768 Wisata Alam Pantai Bumbulan 1,03 7501 KPU-W-26 KPU-W-P3K-24 pantai Pohon Cinta 121,9481 0,4490 Pantai Pohon Cinta Pohuwato Timur, 1,85 7501 KPU-W-27 KPU-W-P3K-25 Marisa Pulau Lahe, pasir putih, snorkeling pantai Pulau Lahe 121,9524 0,4168 0.33 7501 KPU-W-28 KPU-W-P3K-26 dan Selam pantai Tanjung Maleo 122,0007 0,4604 Tanjung Maleo, Pasir Putih, Mandi dan 0,97 7501 KPU-W-29 KPU-W-P3K-27 Berjemur pantai Tanjung Bajo 121,9497 0,4494 Pantai Tanjung Bajo 0,68 7501 KPU-W-30 KPU-W-P3K-28 pantai Bulili 121,9455 0,4485 Pantai Bulili, Mandi dan Berjemur 0,23 7501 KPU-W-31 KPU-W-P3K-29 -3-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona pantai Lalape 121,4749 0,4818 Pantai Lalape, Mandi dan Berjemur 25,74 7501 KPU-W-32 KPU-W-P3K-30 pantai Pasir Putih 122,0712 0,4781 Pantai Pentadu, Pasir Putih, Mandi dan 12,61 7501 KPU-W-33 KPU-W-P3K-31 Pentadu Berjemur pantai Libuo 122,0119 0,4656 Pantai Libuo, Pasir Putih, Mandi dan 4,62 7501 KPU-W-34 KPU-W-P3K-32 Berjemur pantai Bolihutuo 122,1969 0,4755 Pantai Bolihutuo Pasir Putih, Mandi 22,86 7501 KPU-W-35 KPU-W-P3K-33 dan Berjemur pantai Pulo Cinta 122,2921 0,4496 Pulo Cinta, Pasir Putih, Snorkeling dan 114,24 7501 KPU-W-36 KPU-W-P3K-34 selam pantai Pulau 122,3601 0,4728 Pantai Pulau Mohupomba Daa, Pasir 7,48 7501 KPU-W-37 KPU-W-P3K-35 Mohupomba Daa putih dan Snorkeling pantai Pulau 122,3475 0,4674 Pulau Mohupomba Kiki 3,60 7501 KPU-W-38 KPU-W-P3K-36 Mohupomba Kiki pantai Pulau Asiangi 122,3484 0,4906 Pantai Pulau Asiangi, Pasir putih dan 0,68 7501 KPU-W-39 KPU-W-P3K-37 Snorkeling pantai Pulau Biato 122,3462 0,4772 Pulau Biato, Pasir Putih, Mandi dan 2,04 7501 KPU-W-40 KPU-W-P3K-38 berjemur pantai Pulau 122,3290 0,4567 Pulau Molopinggulo, Pasir putih dan 8,75 7501 KPU-W-41 KPU-W-P3K-39 Molopinggulo Snorkeling pantai Pulau Bitila 122,1212 0,4049 Taman Laut Pulau Bitila 274,10 7501 KPU-W-42 KPU-W-P3K-40 pantai Pulau Fodo 122,3437 0,4854 Pantai Fodo, Pasir putih dan 2,61 7501 KPU-W-43 KPU-W-P3K-41 Snorkeling pantai Pulau Pagara 122,3541 0,4845 Pantai Pulau Pagara, Pasir putih dan 1,40 7501 KPU-W-44 KPU-W-P3K-42 Snorkeling pantai Olele 123,1498 0,4122 Pantai Olele, Pasir Putih, Snorkeling 26,38 7502 KPU-W-45 KPU-W-P3K-43 dan Selam pantai Botutonuo 123,1222 0,4505 Pantai Botutonuo, Mandi, dan 9,29 7502 KPU-W-46 KPU-W-P3K-44 Snorkeling pantai Molotabu 123,1315 0,4380 Pantai Molotabu, Mandi, dan 15,56 7502 KPU-W-47 KPU-W-P3K-45 Snorkeling pantai Huangobotu 123,1081 0,4659 Pantai Huangobotu, Mandi dan 1,71 7502 KPU-W-48 KPU-W-P3K-46 Berjemur -4-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona pantai Botubarani 123,0989 0,4752 Pantai Botubarani 6,48 7502 KPU-W-49 KPU-W-P3K-47 pantai Pinomontiga 123,2634 0,3277 Pantai Pinomontiga, Mandi dan 31,55 7502 KPU-W-50 KPU-W-P3K-48 Berjemur pantai Oluhuta 123,1447 0,4199 Pantai Oluhuta, Pasir Putih, Mandi 14,57 7502 KPU-W-51 KPU-W-P3K-49 dan Berjemur pantai Kurenai 123,0918 0,4776 Pantai Kurenai, Pasir Putih, Mandi dan 3,98 7502 KPU-W-52 KPU-W-P3K-50 Berjemur pantai Uabanga 123,2360 0,3451 Pantai Uabanga, Mandi dan Berjemur 54,59 7502 KPU-W-53 KPU-W-P3K-51 pantai Moodulio 123,4659 0,3260 Wisata Selam Moodulio, Mandi dan 13,71 7502 KPU-W-54 KPU-W-P3K-52 Berjemur Wisata Alam Bawah Laut perairan sekitar pulau- 122,3499 0,4821 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 41,80 7501 KPU-W-55 KPU-W-ABL-01 pulau kecil Kabupaten Kab. Boalemo Boalemo perairan sekitar pulau- 122,3585 0,4653 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 73,40 7501 KPU-W-56 KPU-W-ABL-01 pulau kecil Kabupaten Kab. Boalemo Boalemo perairan sekitar pulau- 121,6369 0,5027 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 41,31 7501 KPU-W-57 KPU-W-ABL-02 pulau kecil Kabupaten Kab. Pahuwato Pohuwato perairan sekitar pulau- 121,6583 0,5057 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 79,13 7501 KPU-W-58 KPU-W-ABL-02 pulau kecil Kabupaten Kab. Pahuwato Pohuwato perairan sekitar pulau- 121,6371 0,5151 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 88,73 7501 KPU-W-59 KPU-W-ABL-02 pulau kecil Kabupaten Kab. Pahuwato Pohuwato perairan sekitar pulau- 121,5708 0,4902 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 188,56 7501 KPU-W-60 KPU-W-ABL-02 pulau kecil Kabupaten Kab. Pahuwato Pohuwato perairan sekitar pulau- 121,9545 0,4148 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 13,91 7501 KPU-W-61 KPU-W-ABL-02 Kab. Pahuwato -5-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona pulau kecil Kabupaten Pohuwato perairan sekitar pulau- 122,8784 0,8827 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 67,54 7502 KPU-W-62 KPU-W-ABL-03 pulau kecil Kabupaten Kab. Gorut Gorontalo Utara perairan sekitar pulau- 122,8652 0,9311 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 43,03 7502 KPU-W-63 KPU-W-ABL-03 pulau kecil Kabupaten Kab. Gorut Gorontalo Utara perairan sekitar pulau- 122,8137 0,8778 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 115,92 7502 KPU-W-64 KPU-W-ABL-03 pulau kecil Kabupaten Kab. Gorut Gorontalo Utara perairan sekitar pantai 123,1478 0,4123 Wisata Selam Olele 15,71 7502 KPU-W-65 KPU-W-ABL-04 Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1433 0,4194 Wisata Selam Oluhuta Olele 9,63 7502 KPU-W-66 KPU-W-ABL-04 Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1116 0,4629 Perairan Sekitar Pulau-Pulau Kecil 12,90 7502 KPU-W-67 KPU-W-ABL-04 Olele Kabupaten Bone Kab. Bone Bolango Bolango perairan sekitar pantai 122,9831 0,4841 Wisata Selam Biluhu Timur 13,81 7502 KPU-W-68 KPU-W-ABL-05 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0322 0,4940 Wisata Selam Buhudaa 1 17,31 7502 KPU-W-69 KPU-W-ABL-06 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9767 0,4859 Pantai Biluhu Timur 5,60 7502 KPU-W-70 KPU-W-ABL-07 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9631 0,4920 Pantai Biluhu Timur 8,88 7502 KPU-W-71 KPU-W-ABL-08 Batudaa Pantai -6-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9979 0,4916 Wisata Selam Batudaa Pantai 8,52 7502 KPU-W-72 KPU-W-ABL-09 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0382 0,4959 Wisata Selam Buhudaa 2 10,76 7502 KPU-W-73 KPU-W-ABL-10 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0093 0,4889 Wisata Selam Tanjung Kramat 1 16,06 7502 KPU-W-74 KPU-W-ABL-11 Tanjung Kramat Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9892 0,4832 Wisata Selam Biluhu Timur 13,77 7502 KPU-W-75 KPU-W-ABL-12 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9959 0,4854 Wisata Selam Batudaa Pantai 9,21 7502 KPU-W-76 KPU-W-ABL-13 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 122,9679 0,4910 Pantai Biluhu Timur 5,66 7502 KPU-W-77 KPU-W-ABL-14 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0029 0,4902 Wisata Selam Batudaa Pantai 11,40 7502 KPU-W-78 KPU-W-ABL-15 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0138 0,4915 Wisata Selam Tanjung Kramat 1 15,52 7502 KPU-W-79 KPU-W-ABL-16 Tanjung Kramat Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0283 0,4902 Wisata Selam Buhudaa 1 17,12 7502 KPU-W-80 KPU-W-ABL-17 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0220 0,4936 Wisata Selam Buhudaa 2 17,42 7502 KPU-W-81 KPU-W-ABL-18 Batudaa Pantai -7-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Kabupaten Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0430 0,4912 Wisata Selam Tanjung Kramat 6,39 7502 KPU-W-82 KPU-W-ABL-19 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0413 0,4938 Wisata Selam Tanjung Kramat 9,23 7502 KPU-W-83 KPU-W-ABL-20 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0452 0,4888 Wisata Selam Tanjung Kramat 2,91 7502 KPU-W-84 KPU-W-ABL-21 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0498 0,4958 Wisata Selam Tanjung Kramat 3,35 7502 KPU-W-85 KPU-W-ABL-22 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0492 0,4931 Wisata Selam Tanjung Kramat 3,95 7502 KPU-W-86 KPU-W-ABL-23 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0498 0,4985 Wisata Selam Tanjung Kramat 3,31 7502 KPU-W-87 KPU-W-ABL-24 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0471 0,4885 Wisata Selam Tanjung Kramat 2,66 7502 KPU-W-88 KPU-W-ABL-25 Leato Kota Gorontalo perairan sekitar pantai 123,0925 0,4766 Wisata Selam Kurenai 9,18 7502 KPU-W-89 KPU-W-ABL-26 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,0983 0,4743 Wisata Selam Botubarani 4,43 7502 KPU-W-90 KPU-W-ABL-27 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1154 0,4597 Wisata Selam Biluango 18,93 7502 KPU-W-91 KPU-W-ABL-28 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1079 0,4651 Wisata Selam Kabila Bone 4,69 7502 KPU-W-92 KPU-W-ABL-29 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele -8-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1193 0,4553 Wisata Selam Biluango 21,28 7502 KPU-W-93 KPU-W-ABL-30 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1208 0,4502 Wisata Selam Modelomo 5,92 7502 KPU-W-94 KPU-W-ABL-31 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1298 0,4395 Wisata Selam Molutabu 9,09 7502 KPU-W-95 KPU-W-ABL-32 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1306 0,4352 Wisata Selam Bintalahe 4,80 7502 KPU-W-96 KPU-W-ABL-33 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1051 0,4675 Wisata Selam Huangbotu 6,14 7502 KPU-W-97 KPU-W-ABL-34 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1372 0,4253 Wisata Selam Oluhuta Olele 1,70 7502 KPU-W-98 KPU-W-ABL-35 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1272 0,4411 Wisata Selam 2,58 7502 KPU-W-99 KPU-W-ABL-36 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1609 0,4009 Wisata Selam Olele 17,59 7502 KPU-W-100 KPU-W-ABL-37 -9-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,4108 0,3128 Wisata Selam Tumbuh Mekar 3,47 7502 KPU-W-101 KPU-W-ABL-38 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,4054 0,3140 Wisata Selam Tumbuh Mekar 3,31 7502 KPU-W-102 KPU-W-ABL-39 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,3996 0,3145 Wisata Selam Waluhu 5,69 7502 KPU-W-103 KPU-W-ABL-40 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2960 0,3169 Wisata Selam Mamungaa 38,32 7502 KPU-W-104 KPU-W-ABL-41 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2779 0,3211 Wisata Selam Mopuya, Patoa 21,13 7502 KPU-W-105 KPU-W-ABL-42 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2725 0,3223 Wisata Selam Kaidundu, Patoa 14,60 7502 KPU-W-106 KPU-W-ABL-42 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,3346 0,3091 Wisata Selam Mootinelo 18,57 7502 KPU-W-107 KPU-W-ABL-43 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele -10-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,3694 0,3120 Wisata Selam Mootawa 1 7,26 7502 KPU-W-108 KPU-W-ABL-44 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2161 0,3674 Wisata Selam Tihu 11,22 7502 KPU-W-109 KPU-W-ABL-45 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2126 0,3736 Wisata Selam Bilungala 12,68 7502 KPU-W-110 KPU-W-ABL-45 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,2008 0,3834 Wisata Selam Tunas Jaya 34,91 7502 KPU-W-111 KPU-W-ABL-45 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1951 0,3911 Wisata Selam Tamboo 18,04 7502 KPU-W-112 KPU-W-ABL-45 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango perairan sekitar pantai 123,1710 0,3985 Wisata Selam Lembah Hijau 2,86 7502 KPU-W-113 KPU-W-ABL-45 Botubarani – Molotabu – Pluhato –Olele Kabupaten Bone Bolango Wisata Olah Raga Air pantai Dumbo Raya Kota 123,0759 0,4924 Pantai Dumbo Raya 3,48 7502 KPU-W-114 KPU-W-OR-01 Gorontalo Wisata Budaya pantai Torosiaje 121,4362 0,4703 Wisata Budaya Torosijae 9,16 7501 KPU-W-115 KPU-W-BD-01 -11-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona pantai Tanjung Bajo 122,3514 0,4939 Wisata Budaya Tanjung Bajo 0,66 7501 KPU-W-116 KPU-W-BD-02 Pemukiman Permukiman Nelayan kampung nelayan Torosiaje 121.4371 0.4723 Popayato, Kabupaten Pohuwato 13.12 7501 KPU-PM-01 KPU-PM-N-01 kampung nelayan Torosiaje 7501 KPU-PM-02 KPU-PM-N-02 121.4392 0.4776 Jaya Popayato, Kabupaten Pohuwato 0.04 kampung nelayan Lemito 121.5715 0.5350 Lemito Utara, Kabupaten Pohuwato 3.95 7501 KPU-PM-03 KPU-PM-N-03 kampung nelayan Tanjung 7501 KPU-PM-04 KPU-PM-N-04 122.3512 0.4937 Bajo Tilamuta, Kabupaten Boalemo 0.81 kampung nelayan Tihengo Ponelo Kepulauan, Kabupaten 7502 KPU-PM-05 KPU-PM-N-05 122.8976 0.8640 Gorontalo Utara 1.65 Pelabuhan DLKr/DLKp Pelabuhan Gorontalo 123,0624 0,5073 Kota Gorontalo 5,21 7502 KPU-PL-01 KPU-PL-DLK-01 Pelabuhan Anggrek 122,7948 0,8614 Anggrek 13,71 7502 KPU-PL-02 KPU-PL-DLK-02 Pelabuhan Tilamuta 122,3530 0,5063 Tilamuta 21,83 7501 KPU-PL-03 KPU-PL-DLK-03 Pelabuhan Kwandang 122,8978 0,8545 Kwandang 4,54 7502 KPU-PL-04 KPU-PL-DLK-04 Pelabuhan Bumbulan 122,1085 0,4846 Marisa 12,51 7501 KPU-PL-05 KPU-PL-DLK-05 Pelabuhan Wanggarasi 121,6925 0,5153 Wanggarasi 20,29 7501 KPU-PL-06 KPU-PL-DLK-06 Pelabuhan Botutonuo 123,1251 0,4450 Bone Pantai 6,94 7502 KPU-PL-07 KPU-PL-DLK-07 Pelabuhan Taludaa Bone 123,4612 0,3356 Taludaa Bone 1,46 7502 KPU-PL-08 KPU-PL-DLK-08 Pelabuhan Bone Pantai 123,1741 0,3974 Bulawa 6,29 7502 KPU-PL-09 KPU-PL-DLK-09 Pelabuhan Bulontio 122,4118 0,9955 Sumalata 7,70 7501 KPU-PL-10 KPU-PL-DLK-10 Pelabuhan Monano 122,7011 0,8901 Monano 5,70 7502 KPU-PL-11 KPU-PL-DLK-11 Pelabuhan Sumalata 122,4625 1,0189 Sumalata Timur 10,22 7501 KPU-PL-12 KPU-PL-DLK-12 Pelabuhan Tolinggula 122,2301 0,9940 Tolinggula 12,21 7501 KPU-PL-13 KPU-PL-DLK-13 Pelabuhan Lemito 121,5840 0,5357 Lemito 2,67 7501 KPU-PL-14 KPU-PL-DLK-14 Pelabuhan Marisa 121,9346 0,4446 Marisa 3,32 7501 KPU-PL-15 KPU-PL-DLK-15 Pelabuhan Popayato 121,4364 0,4852 Popayato 3,74 7501 KPU-PL-16 KPU-PL-DLK-16 Pelabuhan Bilato 122,6887 0,4897 Bilato 31,77 7502 KPU-PL-17 KPU-PL-DLK-17 -12-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Pelabuhan Gentuma 123,0381 0,9331 Gentuma Raya 1,67 7502 KPU-PL-18 KPU-PL-DLK-18 Pelabuhan Penyeberangan 123,0704 0,4958 Kota Gorontalo 7,44 7502 KPU-PL-19 KPU-PL-DLK-19 Gorontalo Pelabuhan Penyeberangan 122,1137 0,4861 Paguat 7,71 7501 KPU-PL-20 KPU-PL-DLK-20 Paguat Pelabuhan Terminal 123,1334 0,4325 Kabila Bone 3,13 7502 KPU-PL-21 KPU-PL-DLK-21 Khusus PLTU Molotabu Pelabuhan Terminal 122,9409 0,9425 Kwandang 5,81 7502 KPU-PL-22 KPU-PL-DLK-22 Khusus Pertambangan Mineral Pelabuhan Terminal 123,1367 0,4267 Kabila Bone 2,06 7502 KPU-PL-23 KPU-PL-DLK-23 Khusus Depot Minyak dan Gas Pelabuhan Terminal 122,5231 0,5036 Paguyaman Pantai 3,13 7501 KPU-PL-24 KPU-PL-DLK-24 Khusus Pertambangan Bubaa Pelabuhan Terminal 122,4553 0,5059 Dulupi 11,74 7501 KPU-PL-25 KPU-PL-DLK-25 Khusus Minyak Kelapa Sawit Dulupi Pelabuhan Terminal 123,0609 0,5113 Kota Gorontalo 3,15 7502 KPU-PL-26 KPU-PL-DLK-26 Khusus Depo Minyak dan Gas Gorontalo Pelabuhan Terminal 122,0053 0,4626 Tanjung Maleo/Paguat 16,09 7501 KPU-PL-27 KPU-PL-DLK-27 Khusus PLTG Paguat Pelabuhan Terminal 122,7165 0,8805 Monano 5,80 7502 KPU-PL-28 KPU-PL-DLK-28 Khusus Perkayuan Monano Pelabuhan Terminal 122,9998 0,9523 Tomilito 7,38 7502 KPU-PL-29 KPU-PL-DLK-29 Khusus PLTU Gorontalo Utara Pelabuhan Terminal 122,8016 0,8520 Anggrek 19,39 7502 KPU-PL-30 KPU-PL-DLK-30 Khusus PLTU Anggrek Pelabuhan Terminal 122,0081 0,4638 Tanjung Maleo/Paguat 6,56 7501 KPU-PL-31 KPU-PL-DLK-31 Khusus Minyak Kelapa -13-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Sawit Tanjung Maleo Pelabuhan Terminal 122,7034 0,8904 Monano 3,79 7502 KPU-PL-32 KPU-PL-DLK-32 Khusus Minyak Kelapa Sawit Gorontalo Utara Pelabuhan Terminal 122,4689 1,0152 Sumalata 3,64 7501 KPU-PL-33 KPU-PL-DLK-33 Khusus Tambang Perbatuan Sumalata Pelabuhan Terminal 122,7891 0,8606 Anggrek 2,86 7502 KPU-PL-34 KPU-PL-DLK-34 Khusus Gas Elpiji Anggrek Pelabuhan Terminal 122,9478 0,9060 Tomilito 15,09 7502 KPU-PL-35 KPU-PL-DLK-35 Khusus Pertambangan Gamping Pelabuhan Terminal 122,7963 0,8586 Anggrek 13,22 7502 KPU-PL-36 KPU-PL-DLK-36 Khusus Peti Kemas Anggrek Pelabuhan Terminal 123,0627 0,5133 Kota Gorontalo 3,38 7502 KPU-PL-37 KPU-PL-DLK-37 Khusus Peti Kemas Gorontalo Pelabuhan Terminal 122,7919 0,8607 Anggrek 2,95 7502 KPU-PL-38 KPU-PL-DLK-38 Khusus Semen Pelabuhan Terminal 123,1346 0,4306 Kabilabone 3,07 7502 KPU-PL-39 KPU-PL-DLK-39 Khusus PLTU Sulbagut 2 Pelabuhan Terminal 122,6347 0,4848 Panguyaman Pantai 3,56 7502 KPU-PL-40 KPU-PL-DLK-40 Khusus Pertambangan Batuan Paguyaman Pantai WKOP Kwandang Kabupaten 122,8968 0,8518 Kwandang 3,61 7502 KPU-PL-41 KPU-PL-WKO-01 Gorontalo Utara Gentuma Kabupaten 123,0366 0,9330 Getuma Raya 1,87 7502 KPU-PL-42 KPU-PL-WKO-02 Gorontalo Utara Tolinggula Kabupaten 122,2269 0,9948 Tolinggula 6,78 7501 KPU-PL-43 KPU-PL-WKO-03 Gorontalo Utara -14-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Sumalata Kabupaten 122,4432 0,9987 Sumalata 2,46 7501 KPU-PL-44 KPU-PL-WKO-04 Gorontalo Utara Lemito Kabupaten 121,5825 0,5356 Lemito 0,63 7501 KPU-PL-45 KPU-PL-WKO-05 Pohuwato Marisa Kabupaten 121,9332 0,4456 Marisa 2,20 7501 KPU-PL-46 KPU-PL-WKO-06 Pohuwato Paguat Kabupaten 122,1049 0,4862 Paguat 5,90 7501 KPU-PL-47 KPU-PL-WKO-07 Pohuwato Torosiaje Kabupaten 121,4378 0,4853 Popoyato 1,19 7501 KPU-PL-48 KPU-PL-WKO-08 Pohuwato Wanaggarasi Timur 121,6894 0,5132 Wanggarasi 7,47 7501 KPU-PL-49 KPU-PL-WKO-09 Kabupaten Pohuwato Tabulo Kabupaten 122,1412 0,4840 Mananggu 12,48 7501 KPU-PL-50 KPU-PL-WKO-10 Boalemo Tapadaa Kabupaten 122,2182 0,4827 Botumoito 5,11 7501 KPU-PL-51 KPU-PL-WKO-11 Boalemo Tilamuta Kabupaten 122,3563 0,5096 Tilamuta 2,97 7501 KPU-PL-52 KPU-PL-WKO-12 Boalemo Tutulo Kabupaten 122,3027 0,4883 Botumoito 1,24 7501 KPU-PL-53 KPU-PL-WKO-13 Boalemo Inengo Kabupaten Bone 123,1033 0,4708 Kabila Bone 7,88 7502 KPU-PL-54 KPU-PL-WKO-14 Bolango Dulupi Kabupaten 122,4502 0,5098 Dulupi 0,49 7501 KPU-PL-55 KPU-PL-WKO-15 Gorontalo Tongo Kabupaten Bone 123,2212 0,3630 Bulawa 3,19 7502 KPU-PL-56 KPU-PL-WKO-16 Bolango Ilomata Kabupaten 122,6565 0,5136 Bilato 6,36 7502 KPU-PL-57 KPU-PL-WKO-17 Gorontalo Luluo Kabupaten 122,8238 0,4945 Biluhu 0,66 7502 KPU-PL-58 KPU-PL-WKO-18 Gorontalo -15-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Tenda Kabupaten Bone 123,0599 0,5091 Kota Gorontalo 1,90 7502 KPU-PL-59 KPU-PL-WKO-19 Bolango Hutan Mangrove Mangrove wilayah mangrove Kwandang dan Anggrek, Gorontalo 122,8423 0,8095 0,27 7502 KPU-M-01 KPU-M-01 Langge Utara wilayah mangrove Bulili 121,9162 0,4444 Duhiadaa, Pohuwato 4,02 7501 KPU-M-02 KPU-M-02 wilayah mangrove Marisa 121,9776 0,4548 Marissa, Pohuwato 2,58 7501 KPU-M-03 KPU-M-03 wilayah mangrove Paguat 121,1179 0,4863 Buntilia, Boalmo 3,65 7501 KPU-M-04 KPU-M-04 wilayah mangrove 121,4385 0,4719 Popayato, Pohuwato 33,05 7501 KPU-M-05 KPU-M-05 Popayato Perikanan Tangkap Perikanan Pelagis perairan Laut Sulawesi 122.6129 1.0962 Perairan Gorontalo 148,387.32 7501 - 7502 KPU-PT-01 KPU-PT-P-01 Teluk Tomini 122.4879 0.3237 Perairan Gorontalo 476,034.14 7501 - 7502 KPU-PT-02 KPU-PT-P-02 Perikanan Demersal perairan sekitar 7501 - 7502 Pohuwato, perairan 121.9913 0.4540 Perairan Gorontalo sekitar Boalemo 97,742.82 KPU-PT-03 KPU-PT-D-01 perairan sekitar 7501 - 7502 122.7818 0.9472 Perairan Gorontalo Gorontalo Utara 99,729.55 KPU-PT-04 KPU-PT-D-02 Perikanan Budidaya Budidaya Laut Budidaya Laut 122.5630 0.5082 Paguyaman Pantai 27.01 7501, 7502 KPU-BD-01 KPU-BD-BL-01 Budidaya Laut 122.3218 0.4974 Tilamuta 5.46 7501 KPU-BD-02 KPU-BD-BL-02 Budidaya Laut 122.1980 0.4686 Batumoito 1055.00 7501 KPU-BD-03 KPU-BD-BL-03 Budidaya Laut 122.3482 0.5013 Tilamulata 0.03 7501 KPU-BD-04 KPU-BD-BL-04 Budidaya Laut 122.0870 0.4810 Paguat 0.67 7501 KPU-BD-05 KPU-BD-BL-05 Budidaya Laut 122.2244 0.4815 Botumoita 17.96 7501 KPU-BD-06 KPU-BD-BL-06 Budidaya Laut 122.3140 0.4882 Botumoita 1.22 7501 KPU-BD-07 KPU-BD-BL-07 -16-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Budidaya Laut 122.3338 0.5070 Tilamulata 0.58 7501 KPU-BD-08 KPU-BD-BL-08 Budidaya Laut 122.3373 0.5035 Tilamulata 0.23 7501 KPU-BD-09 KPU-BD-BL-09 Budidaya Laut 122.3388 0.5065 Tilamulata 0.14 7501 KPU-BD-10 KPU-BD-BL-10 Budidaya Laut 122.3399 0.4964 Tilamulata 0.04 7501 KPU-BD-11 KPU-BD-BL-11 Budidaya Laut 122.3472 0.4965 Tilamulata 0.15 7501 KPU-BD-12 KPU-BD-BL-12 Budidaya Laut 122.5177 0.4981 Paguyaman Pantai 0.90 7501 KPU-BD-13 KPU-BD-BL-13 Budidaya Laut 122.5279 0.5007 Paguyaman Pantai 2.18 7501 KPU-BD-14 KPU-BD-BL-14 Budidaya Laut 122.5270 0.5055 Paguyaman Pantai 0.41 7501 KPU-BD-15 KPU-BD-BL-15 Budidaya Laut 122.1316 0.4871 Mananggu 43.52 7501 KPU-BD-16 KPU-BD-BL-16 Budidaya Laut 122.1448 0.4787 Mananggu 19.83 7501 KPU-BD-17 KPU-BD-BL-17 Budidaya Laut 123.1257 0.4419 Kabila Bone 0.92 7502 KPU-BD-18 KPU-BD-BL-18 Budidaya Laut 123.1362 0.4281 Kabila Bone 1.90 7502 KPU-BD-19 KPU-BD-BL-19 Budidaya Laut 123.4283 0.3151 Bone 0.66 7502 KPU-BD-20 KPU-BD-BL-20 Budidaya Laut 123.4410 0.3212 Bone 2.24 7502 KPU-BD-21 KPU-BD-BL-21 Budidaya Laut 123.4431 0.3243 Bone 1.88 7502 KPU-BD-22 KPU-BD-BL-22 Budidaya Laut 123.4446 0.3275 Bone 0.27 7502 KPU-BD-23 KPU-BD-BL-23 Budidaya Laut 123.4523 0.3317 Bone 2.12 7502 KPU-BD-24 KPU-BD-BL-24 Budidaya Laut 122.9652 0.4919 Batudaa Pantai 0.02 7502 KPU-BD-25 KPU-BD-BL-25 Budidaya Laut 122.9648 0.4918 Batudaa Pantai 0.01 7502 KPU-BD-26 KPU-BD-BL-26 Budidaya Laut 122.8266 0.4941 Biluhu 3.18 7502 KPU-BD-27 KPU-BD-BL-27 Budidaya Laut 122.6404 0.9490 Anggrek 46.30 7502 KPU-BD-28 KPU-BD-BL-28 Budidaya Laut 122.8570 0.8367 Kwandang 143.30 7502 KPU-BD-29 KPU-BD-BL-29 Budidaya Laut 122.9341 0.9218 Kwandang 143.38 7502 KPU-BD-30 KPU-BD-BL-30 Budidaya Laut 122.4276 0.9961 Sumalata 108.47 7501 KPU-BD-31 KPU-BD-BL-31 Budidaya Laut 122.2478 1.0082 Sumalata 18.60 7501 KPU-BD-32 KPU-BD-BL-32 Budidaya Laut 122.6282 0.9609 Monano 8.79 7502 KPU-BD-33 KPU-BD-BL-33 Budidaya Laut 122.5876 0.9622 Sumalata Timur 862.82 7501, 7502 KPU-BD-34 KPU-BD-BL-34 Budidaya Laut 122.8461 0.8165 Anggrek 60.21 7502 KPU-BD-35 KPU-BD-BL-35 Budidaya Laut 123.0572 0.9302 Gentuma Raya 55.53 7502 KPU-BD-36 KPU-BD-BL-36 Budidaya Laut 122.5029 0.5024 Dulupi 164.12 7501 KPU-BD-37 KPU-BD-BL-37 Budidaya Laut 122.4728 0.5017 Dulupi 55.93 7501 KPU-BD-38 KPU-BD-BL-38 Budidaya Laut 122.5158 0.5058 Dulupi 29.57 7501 KPU-BD-39 KPU-BD-BL-39 -17-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Budidaya Laut 122.4675 0.5049 Dulupi 7.39 7501 KPU-BD-40 KPU-BD-BL-40 Budidaya Laut 122.2928 0.4838 Batumoito 28.27 7501 KPU-BD-41 KPU-BD-BL-41 Budidaya Laut 122.2121 0.4731 Batumoito 53.18 7501 KPU-BD-42 KPU-BD-BL-42 Budidaya Laut 122.6934 0.9086 Monano 122.11 7502 KPU-BD-43 KPU-BD-BL-43 Budidaya Laut 122.7239 0.8903 Monano 74.75 7502 KPU-BD-44 KPU-BD-BL-44 Budidaya Laut 122.7509 0.8831 Anggrek 134.34 7502 KPU-BD-45 KPU-BD-BL-45 Budidaya Laut 122.8327 0.8296 Anggrek 138.00 7502 KPU-BD-46 KPU-BD-BL-46 Budidaya Laut 122.6256 0.9562 Monano 34.31 7502 KPU-BD-47 KPU-BD-BL-47 Budidaya Laut 121.6861 0.5128 Wanggarasi 0.26 7501 KPU-BD-48 KPU-BD-BL-48 Budidaya Laut 121.6858 0.5132 Wanggarasi 0.14 7501 KPU-BD-49 KPU-BD-BL-49 Budidaya Laut 121.6396 0.5371 Lemito 0.86 7501 KPU-BD-50 KPU-BD-BL-50 Budidaya Laut 121.5962 0.5358 Lemito 6.17 7501 KPU-BD-51 KPU-BD-BL-51 Budidaya Laut 121.5769 0.5259 Lemito 7.99 7501 KPU-BD-52 KPU-BD-BL-52 Budidaya Laut 121.5792 0.5282 Lemito 8.01 7501 KPU-BD-53 KPU-BD-BL-53 Budidaya Laut 121.9947 0.4592 Paguat 0.24 7501 KPU-BD-54 KPU-BD-BL-54 Budidaya Laut 122.0188 0.4677 Paguat 1.81 7501 KPU-BD-55 KPU-BD-BL-55 Budidaya Laut 121.4895 0.4799 Popayato 10.13 7501 KPU-BD-56 KPU-BD-BL-56 Budidaya Laut 121.9971 0.4595 Paguat 0.09 7501 KPU-BD-57 KPU-BD-BL-57 Budidaya Laut 122.8939 0.8759 P. Ponelo Kepulauan 23.08 7502 KPU-BD-58 KPU-BD-BL-58 Budidaya Laut 122.0825 0.4773 Paguat 0.34 7501 KPU-BD-59 KPU-BD-BL-59 Budidaya Laut 122.1020 0.4863 Marisa 3.38 7501 KPU-BD-60 KPU-BD-BL-60 Budidaya Laut 122.5547 0.4204 Paguyaman Pantai 5855.86 7501, 7502 KPU-BD-61 KPU-BD-BL-61 Budidaya Laut 121.5535 0.5319 Lemito 13.64 7501 KPU-BD-62 KPU-BD-BL-62 Budidaya Payau Budidaya Air Payau 122.4434 0.5109 Dulupi 24.06 7501 KPU-BD-63 KPU-BD-BP-01 Budidaya Air Payau 122.4330 0.5026 Dulupi 32.03 7501 KPU-BD-64 KPU-BD-BP-02 Budidaya Air Payau 122.3450 0.4958 Tilamuta 7.67 7501 KPU-BD-65 KPU-BD-BP-03 Budidaya Air Payau 122.3177 0.5070 Tilamuta 4.00 7501 KPU-BD-66 KPU-BD-BP-04 Budidaya Air Payau 122.8725 0.8297 Kwandang 60.87 7502 KPU-BD-67 KPU-BD-BP-05 Budidaya Air Payau 122.8956 0.8458 Kwandang 8.38 7502 KPU-BD-68 KPU-BD-BP-06 Budidaya Air Payau 122.2532 0.4838 Botumoito 13.38 7501 KPU-BD-69 KPU-BD-BP-07 Budidaya Air Payau 122.2361 0.4842 Botumoito 5.02 7501 KPU-BD-70 KPU-BD-BP-08 -18-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Budidaya Air Payau 121.9741 0.4578 Marisa 21.25 7501 KPU-BD-71 KPU-BD-BP-09 Budidaya Air Payau 121.3866 0.4788 Popayato Barat 22.60 7501 KPU-BD-72 KPU-BD-BP-10 Budidaya Air Payau 121.4029 0.4821 Popayato Barat 60.84 7501 KPU-BD-73 KPU-BD-BP-11 Budidaya Air Payau 121.4343 0.4907 Popayato Barat - Popayato 157.98 7501 KPU-BD-74 KPU-BD-BP-12 Budidaya Air Payau 121.4651 0.4751 Popayato 59.75 7501 KPU-BD-75 KPU-BD-BP-13 Budidaya Air Payau 121.5113 0.4903 Popayato Timur 12.24 7501 KPU-BD-76 KPU-BD-BP-14 Budidaya Air Payau 121.7455 0.4704 Wanggarasi 841.64 7501 KPU-BD-77 KPU-BD-BP-15 Budidaya Air Payau 121.8122 0.4223 Randangan 165.46 7501 KPU-BD-78 KPU-BD-BP-16 Budidaya Air Payau 121.8805 0.4369 Patilanggio 42.67 7501 KPU-BD-79 KPU-BD-BP-17 Budidaya Air Payau 121.9066 0.4427 Duhiadaa 52.22 7501 KPU-BD-80 KPU-BD-BP-18 Budidaya Air Payau 122.1169 0.4945 Buntulia 45.00 7501 KPU-BD-81 KPU-BD-BP-19 Budidaya Air Payau 122.2098 0.4762 Batumoito 52.54 7501 KPU-BD-82 KPU-BD-BP-20 Budidaya Air Payau 122.6769 0.5072 Bilato 41.97 7502 KPU-BD-83 KPU-BD-BP-21 Pergaraman Pergaraman Rakyat Pergaraman Randangan 121.7522 0.4618 Randangan 169.65 7501 KPU-GR-01 KPU-GR-R-01 Pergaraman Popayato Timur 121.5149 0.5280 Popayato Timur 36.88 7501 KPU-GR-02 KPU-GR-R-02 Pertahanan dan Keamanan Pos TNI AL POSAL Sumalata 122.4594 1.0284 Sumalata Timur 11.33 7501 KPU-PK-01 KPU-PK-PM-01 POSAL Kwandang 122.7990 0.8457 Kwandang 2.22 7502 KPU-PK-02 KPU-PK-PM-02 POSAL Gentuma 123.0398 0.9338 Posal Gentuma 0.73 7502 KPU-PK-03 KPU-PK-PM-03 POSAL Pohuwato 121.3395 0.4734 Posal Boalemo 4.75 7501 KPU-PK-04 KPU-PK-PM-04 POSAL Boalemo 122.3573 0.5087 Boalemo 1.39 7501 KPU-PK-05 KPU-PK-PM-05 POSAL Batudaa 122.7491 0.4828 Bihulu 8.20 7502 KPU-PK-06 KPU-PK-PM-06 POSAL Bonebolango 123.1808 0.3968 Bulawa/Bone Pantai 12.31 7502 KPU-PK-07 KPU-PK-PM-07 POSAL Taludaa 123.4632 0.3297 Taludaa 1.25 7502 KPU-PK-08 KPU-PK-PM-08 Pos PAM Pos PAM Tanjung Kelapa 123.0410 0.9358 Kwandang 0.45 7502 KPU-PK-09 KPU-PK-PL-01 Pos PAM Tanjung Bulanga 122.1958 1.0337 Tolinggula 1.97 7502 KPU-PK-10 KPU-PK-PL-02 -19-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Pos PAM Tanjung Dunu 122.6240 0.9602 Monano 0.83 7502 KPU-PK-11 KPU-PK-PL-03 Pos PAM Kwandang 122.7988 0.8533 Anggrek 0.73 7502 KPU-PK-12 KPU-PK-PL-04 Pos PAM Tanjung Samia 123.0029 0.9434 Gentuma Raya 0.62 7502 KPU-PK-13 KPU-PK-PL-05 Pos PAM Pulau Bolas 123.0824 0.9296 Atinggola 0.27 7502 KPU-PK-14 KPU-PK-PL-06 Pos PAM Tanjung Tongo 123.2222 0.3614 Bone Pantai 1.22 7502 KPU-PK-15 KPU-PK-PL-07 Pos PAM Gorontalo Kota 123.0622 0.5106 Dumboraya 0.21 7502 KPU-PK-16 KPU-PK-PL-08 Pos PAM Tanjung Wolihedu 122.8859 0.4867 Batudaa Pantai 2.67 7501 KPU-PK-17 KPU-PK-PL-09 Pos PAM Tilamuta 122.3578 0.5082 Tilamuata 1.39 7501 KPU-PK-18 KPU-PK-PL-10 Pos PAM Marisa 121.9362 0.4440 Duhiadaa 1.33 7501 KPU-PK-19 KPU-PK-PL-11 Pos PAM Torosiaje 121.4109 0.4850 Popayato Barat 1.86 7501 KPU-PK-20 KPU-PK-PL-12 Pendaratan Kapal Ampibi Pendaratan Kapal Ampibi 122.2119 1.0223 Tolinggula 52.17 7501 KPU-PK-21 KPU-PK-KA-01 TNI-AL Tolinggula Pendaratan Kapal Ampibi 122.2661 1.0128 Sumalata 4.51 7501 KPU-PK-22 KPU-PK-KA-02 TNI-AL Pantai Lelato Pendaratan Kapal Ampibi 122.3172 1.0181 Sumalata 227.63 7501 KPU-PK-23 KPU-PK-KA-03 TNI-AL Pantai Kikia Pendaratan Kapal Ampibi 122.1859 0.4767 Botumoito 18.81 7501 KPU-PK-24 KPU-PK-KA-04 TNI-AL Pantai Bolihutuo -20-

2. Kawasan Konservasi RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Kawasan Konservasi Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil KKP3K Tolinggula 122.2231 1.0662 Tollinggula 2097.00 7501 KKP3K-01 KKP3K-01 KKP3K Gorontalo Utara 122.8816 0.9246 Kwandang 469.11 7502 KKP3K-02 KKP3K-02 KKP3K Maruagi-Mabasar 121.4856 0.4332 Popayato, Papayato Timur 6866.17 7501 KKP3K-03 KKP3K-03 KKP3K Tanjung Panjang 121.9744 0.4223 Marisa-Buntulia 2952.47 7501 KKP3K-04 KKP3K-04 KKP3K Dulangka 121.3737 0.3637 Popayato Barat 3418.52 7501 KKP3K-05 KKP3K-05 KKP3K Monduli 122.1914 0.4314 Botumoito 7380.05 7501 KKP3K-06 KKP3K-06 Kawasan Konservasi Perairan KKPD Pantai Olele 123.1470 0.4098 Kabila Bone 490.49 7502 KKPD-01 KKPD-01 KKPD Biluhu Timur 122.9688 0.4886 Batudaa Pantai 104.75 7502 KKPD-02 KKPD-02 KKPD Mabasar Maruangi 121.4123 0.4526 Popayato Barat 1164.01 7501 KKPD-03 KKPD-03 KKPD Popaya 122.6635 0.9967 Monano 1266.67 7502 KKPD-04 KKPD-04 KKPD Sumalata 122.3902 1.1257 Sumalata 14307.93 7501 KKPD-05 KKPD-05 Kawasan Konservasi Maritim KKM Leato Gorontalo Kota 123.0831 0.4852 Kota Gorontalo 4.88 7502 KKM-01 KKM-01 KKM Pulau Popaya 122.6392 0.9909 Monano 36.87 7502 KKM-02 KKM-02 Kawasan Konservasi Lainya CA Tanjung Panjang 121.6033 0.5256 Gorontalo Utara 897.39 7501 KK-KL-01 KK-KL-01 CA Mas Popaya Raja 122.6599 0.9960 Monano 153.69 7501 KK-KL-02 KK-KL-02 -21-

3. Alur Laut RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Alur Pelayaran Alur Pelayaran Nasional Bitung – Gorontalo – Luwuk – Kolonodale – Alur Pelayaran Nasional - - Kendari – Raha – Bau Bau – Makassar – - 7501 - 7502 AL-AP-01 AL-AP-PN-01 Labuan Bajo – Bima – Ampana – Benoa Alur Pelayaran Nasional - - Gorontalo – Bitung – Ternate - 7501 - 7502 AL-AP-02 AL-AP-PN-02 Gorontalo – Bitung Balikpapan – Makassar – 7501 - 7502 AL-AP-03 AL-AP-PN-03 Alur Pelayaran Nasional - - - Surabaya – Jakarta Anggrek – Buol – Tolitoli – Balikpapan – 7501 - 7502 AL-AP-04 AL-AP-PN-04 Alur Pelayaran Nasional - - - Pantoloang – Makassar – Surabaya – Jakarta Alur Pelayaran Nasional - - Kwandang – Tarakan – Balikpapan – Sebatik - 7501 - 7502 AL-AP-05 AL-AP-PN-05 Alur Pelayaran Nasional - - Kwandang – Samarinda – Surabaya - 7501 - 7502 AL-AP-06 AL-AP-PN-06 Gorontalo – Semarang – Surabaya – Jakarta 7501 - 7502 AL-AP-07 AL-AP-PN-07 Alur Pelayaran Nasional - - -

Bitung – Anggrek – Surabaya – Semarang – 7501 - 7502 AL-AP-08 AL-AP-PN-08 Alur Pelayaran Nasional - - - Jakarta Alur Pelayaran Nasional - - Tilamuta – Semarang – Samarinda - 7501 - 7502 AL-AP-09 AL-AP-PN-09 Alur Pelayaran Regional Tilamuta – Dolong – Wakai – Ampana – 7501 - 7502 AL-AP-10 Alur Pelayaran Regional - - - AL-AP-PR-01 Pagimana – Gorontalo Tilamuta – Dolong – Wakai – Ampana – 7501 - 7502 AL-AP-11 Alur Pelayaran Regional - - Pagimana – Gorontalo – Kolonodale – - AL-AP-PR-02 Makassar Kwandang – Paleleh – Leok – Lokodadi – Buol 7501 - 7502 AL-AP-12 Alur Pelayaran Regional - - - AL-AP-PR-03 – Toli-toli – Wani Alur Pelayaran Lokal Alur Pelayaran Lokal - - Marisa – Tilamuta - Gorontalo - 7501 - 7502 AL-AP-13 AL-AP-PL-01 Alur Pelayaran Lokal - - Sumalata – Kwandang – Anggrek - 7501 - 7502 AL-AP-14 AL-AP-PL-02 Alur Pelayaran Lokal - - Bone Bolango – Gorontalo - 7501 - 7502 AL-AP-15 AL-AP-PL-03 Alur Pelayaran Lokal - - Saronde – Kwandang - 7501 - 7502 AL-AP-16 AL-AP-PL-04 -22-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Alur Pelayaran Lokal - - Tilamuta – Gorontalo - 7501 - 7502 AL-AP-17 AL-AP-PL-05 Alur Pipa/Kabel Bawah Laut Alur Pipa Bawah Laut Alur Pipa Pembenihan BBU 122.3184 0.5012 Tilamuta 18.5168 7501 AL-APK-01 AL-APK-PKL-01 Lamu Alur Pipa Pembenihan BBU 122.0176 0.4676 Paguat 0.62909 7501 AL-APK-02 AL-APK-PKL-02 LIbuo Alur Pipa Pembenihan BBU 122.6223 0.9567 Sumalata 2.19604 7502 AL-APK-03 AL-APK-PKL-03 Dunu Alur Pipa Saluran PLTU 122.8060 0.8543 Anggrek 21.058 7501 AL-APK-04 AL-APK-PKL-04 Anggrek Alur Pipa Saluran Gas 122.7904 0.8619 Anggrek 2.00904 7501 AL-APK-05 AL-APK-PKL-05 Elpiji Anggrek Alur Pipa Saluran 122.1378 0.4844 Keramat 5.78703 7501 AL-APK-06 AL-APK-PKL-06 Perbenihan Rumput Laut Alur Pipa Saluran PLTU 122.0076 0.4596 Tanjung Maleo/Paguat 12.0472 7501 AL-APK-07 AL-APK-PKL-07 Peguat Alur Pipa Saluran PLTU 123.0035 0.9517 Tomilito 7.973 7502 AL-APK-08 AL-APK-PKL-08 Tomilito Alur Pipa Air Bersih Pulau 122.2974 0.4692 Tilamuta 81.1893 7501 AL-APK-09 AL-APK-PKL-09 Cinta Alur Pipa Air Bersih Pulau 122.3583 0.4840 Tilamuta 47.7137 7501 AL-APK-10 AL-APK-PKL-10 Mohupobandaa Alur Pipa Air Bersih 121.4379 0.4752 Popayato 2.28628 7501 AL-APK-11 AL-APK-PKL-11 Torosiaje Alur Kabel Bawah Laut Alur Kabel Listrik Torosiaje 121.4388 0.4749 Popayato 3.76185 7501 AL-APK-12 AL-APK-PKL-12 Alur Migrasi Biota Alur Migrasi Penyu Penyu - - Teluk Tomini-Selat Peleng-Laut Maluku - 7501 - 7502 AL-AMB- 01 AL-AMB-MP-01 Penyu - - Selat Makassar-Laut Sulawesi - 7501 - 7502 AL-AMB- 02 AL-AMB-MP-02 Alur Migrasi Mamalia Laut -23-

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Paus - - Laut Sulawesi - 7501 - 7502 AL-AMB-03 AL-AMB-MM-01 Hiu Paus - - Teluk Tomini-Selat Peleng-Laut Maluku - 7501 - 7502 AL-AMB-04 AL-AMB-MM-02 Lumba-Lumba - - Teluk Tomini-Selat Peleng-Laut Maluku - 7501 - 7502 AL-AMB-05 AL-AMB-MM-03 Lumba-Lumba - - Selat Makassar-Laut Sulawesi - 7501 - 7502 AL-AMB-06 AL-AMB-MM-04 Dugong - - Selat Makassar-Laut Sulawesi - 7501 - 7502 AL-AMB-07 AL-AMB-MM-05 Dugong - - Teluk Tomini - 7501 - 7502 AL-AMB-08 AL-AMB-MM-06 Alur Migrasi Ikan Tertenty Ikan Tuna - - Selat Makassar-Laut Sulawesi - 7501 - 7502 AL-AMB-09 AL-AMB-MI-01 Ikan Tuna - - Teluk Tomini-Selat Peleng-Laut Maluku - 7501 - 7502 AL-AMB-10 AL-AMB-MI-02 Sidat - - Teluk Tomini - 7501 - 7502 AL-AMB-11 AL-AMB-MI-03

4. Kawasan Strategis Nasional

RZWP-3-K Posisi Geografis Kode Provinsi Gorontalo Lokasi Luas (Ha) NLP Lon (X) Lat (Y) Zona Sub Zona Zona / Sub Zona Daerah Latihan Militer Daerah latihan militer TNI-AL Gorontalo 122,8875 0,4841 Gorontalo 1155,20 7502 KSN-LM-1 KSN-LM-1 Daerah latihan militer TNI-AL Kwandang 122,6684 0,9430 Kwandang 1033,24 7502 KSN-LM-2 KSN-LM-2 Daerah latihan militer TNI-AL Boelamo 122,3370 0,4592 Boalemo 256,38 7502 KSN-LM-3 KSN-LM-3 Lanal TNI-AL Lanal TNI-AL Kwandang 122.6631 0.9390 Gorontalo Utara 199.85 7502 KSN-LT-1 KSN-LT-1 Lanal TNI-AL Gorontalo 123.0782 0.4896 Kota Gorontalo 5.55 7502 KSN-LT-2 KSN-LT-2 Mako Polair Mako Polair Kwandang 122.9069 0.8534 Gorontalo Utara 1.57 7502 KSN-PP-1 KSN-PP-1 Mako Polair Gorontalo 123.1370 0.4259 Bone Bolango 4.12 7502 KSN-PP-2 KSN-PP-2

GUBERNUR GORONTALO, ttd

RUSLI HABIBIE -1-

LAMPIRAN IV : PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR : 04 Tahun 2018 TANGGAL : 26 September 2018 TENTANG : RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI GORONTALO TAHUN 2018 - 2038

TABEL INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DI PROVINSI GORONTALO

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 A. RENCANA PEMANFAATAN KAWASAN PEMANFAATAN UMUM 1. Pemanfaatan Zona Pariwisata Sinkronisasi RIPPAR Provinsi/Kab/Kota dengan RZWP3K terkait Kabupaten/Kota Disparbud, Dis KP, a. APBD, APBN Pengembangan kepariwisataan di WP3K Pesisir Bappeda Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, b. Pengembangan Destnasi Wisata di WP3K Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, c. Pengembangan fasilitas yang medukung destinasi wisata di WP3K Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, d. Pengembangan pasar wisata di WP3K Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, e. Peningkatan jumlah atraksi wisata di WP3K Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, f. Promosi dan Event Pariwisata tingkat Nasional dan Internasional Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, g. Pengembangan Industri wisata di WP3K Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, h. Peningkatan keterampilan pelaku wisata (masyarakat) dalam Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta menciptakan souvernir wisata yang khas swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, i. Peningkatan produk wisata bahari yang sesuai karaktersitik Bappeda, Kem KP, dan PPK swasta masyarakat Gorontalo swasta Disparbud, Dis KP, ODTW Pesisir APBD, APBN, j. Bappeda, Kem KP, Penguatan Kelembagaan kepariwisataan di WP3K dan PPK swasta swasta -2-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Dinas Pariwisata & Peningkatan pengetahuan masyarakat akan pariwisata dan lingkungan Provinsi APBN, APBD, k. Ekonomi Kreatif , pariwisata Gorontalo Swasta, LSM DKP Dinas Pariwisata & Pelibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan daya tarik wisata dan Provinsi APBN, APBD, l. Ekonomi Kreatif, pengembangan usaha pariwisata Gorontalo Swasta DKP Dinas Pariwisata & Pengendalian dampak negatif kegiatan pariwisata di wilayah pesisir Provinsi APBN, APBD, m. Ekonomi Kreatif, Gorontalo Swasta, LSM DKP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pariwisata Provinsi APBN, APBD, DKP, Dinas Gorontalo Swasta, LSM Pariwisata, DLH, Bappeda 2 Pemanfaatan Zona Pemukiman Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, a. Pengembangan kawasan permukiman nelayan di WP3K APBN, APBD Pesisir KemKP Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, b. Pengembangan permukiman kota pesisir menjadi pusat pertumbuhan APBN, APBD Pesisir KemKP Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, c. Penyusunan instrumen pengendalian kota-kota pesisir APBN, APBD Pesisir KemKP Penataan ruang Pusat-pusat pelayanan pesisir (RDTR, RTBL) amanah Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, d. APBN, APBD UU No. 26 Tahun 2007 Pesisir KemKP Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, e. Peningkatan jaringan trasnportasi di WP3K APBN, APBD Pesisir KemKP Kabupaten/Kota DisPU, KemKP, f. Peningkatan jaringan listrik di kecamatan pesisir APBN, APBD Pesisir BUMN Kabupaten/Kota KemKP, BUMN, g. Pengembangan dan peningkatan jaringan telekomunikasi APBN, swasta Pesisir swasta Pengembangan dan peningkatan fasilitas pendidikan, kesehatan, Kabupaten/Kota DisPU, Kem PU, h. APBN, APBD peribadatan Pesisir KemKP, BUMN Kabupaten/Kota Dis LH, KLH, i. Peningkatan sanitasi lingkungan APBN, APBD Pesisir KemKP, BUMN o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pemukiman Provinsi APBN, APBD, DKP, DLH, Bappeda Gorontalo Swasta, LSM 3. Pemanfaatan Zona Pelabuhan a. Identifikasi kondisi sarana pelabuhan APBD Dishub, Dis KP, PT Pesisir Dishub, Kem Hub, b. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan pengumpan APBD, APBN Kem KP c. Penataan ruang kawasan sekitar pelabuhan perikanan rakyat Pesisir APBD Dishub, Dis KP Pengembangan dan peningkatan fasilitas pada pelabuhan-pelabuhan APBD, APBN, Dishub, Dis KP, d. Pesisir rakyat yang berfungsi sebagai simpul-simpul pergerakan barang dan swasta Kem Hub, Kem KP, -3-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 manusia antar pulau Dis PU, swasta Dishub, Dis KP, pengembangan kawasan kepulauan melalui jalur perintis dan jalur APBD, APBN, e. Pesisir Kem Hub, Kem KP, feri swasta Dis PU, swasta Pelabuhan Dishub, Dis KP, APBD, APBN, f. Peningkatan kualitas sarana-prasarana Pelabuhan Pengumpan dan Pengumpan dan Kem Hub, Kem KP, swasta Pengumpul Pengumpul Dis PU, swasta Provinsi APBN, APBD, Dishub g. Peningkatan pelayanan kepelabuhanan Gorontalo Swasta Provinsi APBN, APBD, Dishub, Dinas PU h. Revitalisasi sarana dan prasarana pelabuhan Gorontalo Swasta Provinsi APBN, APBD, Dishub i. Peningkatan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang pelabuhan Gorontalo Swasta Penyusunan aturan dan Pembinaan, Pengendalian dan Pelaksanakaan Provinsi APBN, APBD, Dishub j. pengawasan kegiatan kepelabuhanan Gorontalo LSM Provinsi APBN, APBD, Dishub, k. Peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran Gorontalo Swasta, LSM Kementerian Perhubungan Pembuatan dan Pengesahan Dokumen WKOPP untuk Pelabuhan Provinsi APBD, APBN DKP, l. Perikanan yang belum menyusunnya Gorontalo Kem KP Provinsi APBD, APBN Dinas Perhubungan, Pembuatan dan Pengesahan Dokumen DLKr dan DLKp untuk m. Gorontalo Kementrian Pelabuhan Umum yang belum menyusunnya Perhubungan o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pelabuhan Provinsi APBN, APBD, Dinas Pelabuhan Gorontalo Swasta, LSM DKP, DLH, Bappeda 4. Pemanfaatan Zona Hutan Mangrove Provinsi APBD, APBN Dinas Kehutanan, a. Pengamanan dan pengawasan hutan mangrove Gorontalo Kementrian Kehutanan Pengelolaan Hutan Mangrove untuk Pengembangan Mata Pencaharian Kabupaten/Kota Dinas KP, PT, b. APBN, APBD Alternatif Pesisir Bappeda, Kem KP Dinas KP, Dinas Kabupaten/Kota c. Penataan dan Penetapan Tata Batas Zonas Hutan mangrove APBN, APBD Kehutnanan, PT, Pesisir Bappeda, Kem KP Dinas KP, Dinas Kabupaten/Kota d. Penataan Kelembagaan Pengelolah zona hutan mangrove APBN, APBD Kehutnanan, PT, Pesisir Bappeda, Kem KP Dinas KP, Dinas Kabupaten/Kota e. Rehablitasi dan Pengelolaan Hutan Mangrove APBN, APBD Kehutnanan, PT, Pesisir Bappeda, Kem KP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi Hutan Mangrove Provinsi APBN, APBD, DKP, Kehutanan, -4-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Gorontalo Swasta, LSM DLH, Bappeda 5. Pemanfaatan Zona Perikanan Tangkap Peningkatan pengetahuan masyarakt tentang aturan alat tangkap, jalur Sentra Perikanan a. APBN, APBD DKP, KemKP penangkapan dan alat tangkap ramah lingkungan Tangkap Terbinanya dan berkembangnya kapal perikanan, alat penangkap ikan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, b. dan pengawakan kapal perikanan Tangkap swasta swasta Berkembangnya usaha penangkapan ikan dan pemberdayaan nelayan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, c. skala kecil Tangkap swasta swasta Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, d. Regulasi dan masterplan perikanan tangkap Tangkap swasta swasta, PT Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, e Pengembangan Sistem informasi daerah penangkapan ikan Tangkap swasta swasta, PT Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, f Pengembangan Pelabuhan Perikanan baik skala lokal maupun nasional Tangkap swasta swasta, PT Peningkatan pengawasan pelaksanaan kegiatan di sektor industri Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Kem KP, g. perikanan Tangkap swasta swasta, PT h. Revitalisasi alat tangkap yang produktif dan ramah lingkungan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Tangkap LSM Kem KP i. Skema Permodalan nelayan tangkap Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Tangkap LSM Kem KP j. Registrasi dan penandaan kapal dan kartu nelayan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP Provinsi/Kab./ Tangkap Swasta, LSM Kota K Penerapan teknologi rantai dingin pasca tangkap untuk menjaga Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP Provinsi/Kab./ kualitas hasil tangkapan Tangkap Swasta, LSM Kota l. Peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembangan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, perikanan tangkap Tangkap Swasta, LSM Kem KP m. Penataan alur dan proses tata niaga hasil tangkapan perikanan Sentra Perikanan APBN, APBD, DKP, Tangkap Swasta, LSM Kem KP n. Peningkatan kualitas SDM Penyuluh Perikanan dan Pendamping Provinsi APBN, APBD, DKP, Perikanan Gorontalo Swasta, LSM Kem KP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi perijinan perikanan Provinsi APBN, APBD, DKP, Badan Gorontalo Swasta, LSM Perizinan Kem KP p. Pengembangan sistem informasi dan promosi perikanan Provinsi APBN, APBD, DKP, Deperindag Gorontalo Swasta, LSM Kem KP q. Pembinaan UPI untuk kelayakan kualitas pengolahan Provinsi APBN, APBD, DKP, Deperindag Gorontalo Swasta, LSM Kem KP r. Peningkatan pengetahuan nelayan tentang pasca panen Provinsi APBN, APBD, DKP, Gorontalo Swasta, LSM Kem KP Swasta -5-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 s. Peningkatan pengawasan mutu dan keragaman produk hasil perikanan Provinsi APBN, APBD, DKP, Deperindag Gorontalo Swasta, LSM Kem KP t. Pengembangan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan Provinsi APBN, APBD, DKP, Deperindag Gorontalo Swasta, LSM Kem KP u. Penguatan kelembagaan nelayan perikanan tangkap Provinsi APBN, APBD, DKP, Gorontalo Swasta, LSM Kem KP v. Pengembangan jejaring kemitraan pengelolaan sumberdaya kelautan Provinsi APBN, APBD, DKP, dan perikanan Gorontalo Swasta, LSM Kem KP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan penangkapan Provinsi APBN, APBD, DKP, DLH, Bappeda Gorontalo Swasta, LSM 6. Pemanfaatan Zona Perikanan Budidaya Tersedianya sarana dan prasarana perikanan budidaya, meliputi revitalisasi tambak, pengembangan irigasi tambak, pengembangan Semua daerah DKP, a. APBN, APBD pusat pembenihan, pengembangan pusat pergudangan hasil perikanan, Pesisir Kem KP, swasta dan pengembangan sistem informasi pemasaran hasil perikanan DKP, b. Pemberdayaan keluarga pembudidaya Sentra Budidaya APBN, APBD Kem KP DKP, c. Peningkatan ketrampilan pembudidaya Sentra Budidaya APBN, APBD Kem KP Meningkatnya pengawalan dan penerapan teknologi terapan adaptif DKP, d. Sentra Budidaya APBN, APBD perikanan budidaya Kem KP, PT DKP, e. Meningkatnya produksi perikanan budidaya Sentra Budidaya APBN, APBD Kem KP DKP, f. Pengembangan budidaya laut Sentra Budidaya APBN, APBD Kem KP

Bantuan teknis penguatan sistem data base produksi dan restocking DKP, g. Sentra Budidaya APBN, APBD lobster dan restocking biota-biota langka pada zona-zona rehabilitasi Kem KP terumbu karang di kabupaten-kabupaten pesisir DKP, h. Sentra Budidaya APBN, APBD Pengembangan budidaya tambak udang Kem KP DKP, i. Pengembangan budidaya tambak rumput laut jenis Glacillaria spp di Sentra Budidaya APBN, APBD Pohuwato dan Bualemo Kem KP DKP, j. Sentra Budidaya APBN, APBD Pemberdayaan dan peningkatan SDM bagi petani tambak Kem KP DKP, k. Sentra Budidaya APBN, APBD Pengembangan budidaya Kerapu (KJA) Kem KP DKP, l. Pengembangan budidaya rumput laut jenis Eucheuma spp di Kabupaten Sentra Budidaya APBN, APBD Pohuwato, Bualemo, Goro ntalo Kem KP -6-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 DKP, m. Sentra Budidaya APBN, APBD Pengembangan pakan untuk budidaya perikanan Kem KP DKP, n. Sentra Budidaya APBN, APBD Pengembangan balai benih udang / Ikan / rumput laut Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, o. Revisi Masterplan perikanan budidaya Gorontalo LSM Kem KP Penataan dan pengembangan usaha perikanan budidaya berbasis Provinsi APBN, APBD, DKP, p. minapolitan di Kab/ kota Gorontalo LSM Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, q. Peningkatan sarana dan prasarana perikanan budidaya laut Gorontalo Swasta Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, r. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang Budidaya Laut Gorontalo Swasta, LSM Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, BLHD, s. Monitoring secara berkala lingkungan budidaya laut Gorontalo LSM Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, t. Intensifikasi budidaya laut dan ekstensifikasi lahan budidaya laut Gorontalo Swasta Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, u. Diversifikasi budidaya laut Gorontalo Swasta Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, v. Revitalisasi pusat perbenihan ikan Gorontalo Swasta, LSM Kem KP Provinsi APBN, APBD, DKP, w. Perluasan pasar budidaya laut didalam dan luar negeri Gorontalo Swasta, LSM Kem KP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan perikanan budidaya Provinsi APBN, APBD, DKP, DLH, Bappeda Gorontalo Swasta, LSM 7. Pemanfaatan Zona Pergaraman Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kawasan sumber air Sentra DKP, a. APBN, APBD untuk pengembangan usaha garam pergaraman Kem KKP Sentra DKP, b. Pengembangan teknologi pergaraman rakyat dan non rakyat APBN, APBD pergaraman Kem KKP, PT DKP, Sentra c. Pengembangan tata niaga dan jalur distribusi garam APBN, APBD Kem KKP, pergaraman Deperindag, Bulog DKP, Sentra d. Penataan dan peningkatan jaringan irigasi dan kolam pergaraman APBN, APBD Dis PU, Tata Ruang pergaraman Kem KKP o. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kegiatan pergaraman Provinsi APBN, APBD, DKP, DLH, Bappeda Gorontalo Swasta, LSM 8. Pemanfaatan Zona Pertahanan dan Keamanan Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penetapan zona Posal, PAM dan a. APBN, APBD Bappeda, TNI AL pertahanan keamanan Radmin -7-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 b. Penataan tata batas zona pertahanan keamanan Lokas terpilih APBN, APBD Bappeda, TNI AL c. Pembinaan, monitoring dan evaluasi zona pertahanan keamanan Posal, PAM dan APBN, APBD Bappeda, TNI AL Radmin B. RENCANA PEMANFAATAN KAWASAN KONSERVASI 1. Pemanfaatan Kawasan Konservasi Laut Sulawesi DKP a. Regulasi Kawasan Konservasi Perairan dan Teluk APBN, APBD Kem KKP Tomini DKP Peningkatan pemahaman masyarakat pesisir tentang kawasan b. Kec. Pesisir APBN, APBD PT konservasi Kem KKP DKP c. Penataan batas masing-masing sub zona Lokasi KKP APBN, APBD Kem KKP Laut Sulawesi DKP d. Perlindungan terhadap habitat/daerah ruaya dan Teluk APBN, APBD Kem KKP Tomini Harmonisasi kelembagaan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau Provinsi APBN, APBD, DKP e. kecil Gorontalo Swasta, LSM Kem KKP Pengelolaan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil yang Provinsi APBN, APBD, DKP f. berkelanjutan dalam bentuk monitoring atau pengawasan Gorontalo Swasta, LSM Kem KKP Pengembangan jejaring kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau Provinsi APBN, APBD, DKP g. kecil Gorontalo Swasta, LSM Kem KKP Membangun kemitraan pengelolaan kawasan konservasi pesisir dan Provinsi APBN, APBD, DKP h. pulau-pulau kecil Gorontalo Swasta, LSM Kem KKP Provinsi APBN, APBD, DKP, BLHD, Dinas i. Rehabilitasi Ekosistem Pesisir Gorontalo Swasta, LSM Kehutanan Pencadangan kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) Provinsi APBN, APBD, j. DKP Provinsi oleh Gubernur Gorontalo Swasta, LSM Provinsi APBN, APBD, k. Regulasi KKP3K DKP Provinsi Gorontalo Swasta, LSM Pemberdayaan Masyarakat di kawasan konservasi pesisir dan pulau- Provinsi APBN, APBD, l. DKP Provinsi pulau kecil Gorontalo Swasta, LSM Provinsi APBN, APBD, m. Matapencaharian alternatif sebagai kompesasi dari Kawasan konservasi DKP Provinsi Gorontalo Swasta, LSM Peningkatan pengetahuan masyarakt pesisir tentang kawasan Provinsi APBN, APBD, n DKP Provinsi konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil Gorontalo Swasta, LSM Provinsi APBN, APBD, o. Penataan tanda batas kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil DKP Provinsi Gorontalo Swasta, LSM p. Pembinaan, monitoring dan evaluasi pemanfaatan kawasan konservasi Provinsi DKP, BLHD, Dinas APBN, APBD Gorontalo Kehutanan -8-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Perlindungan daerah rawan bencana Seluruh DKP, DisLH a. Identifikasi pesisir rawan abrasi dan rawan banjir APBN, APBD Kabupaten Kem KP DisPU, Dis LH Kem Pengembangan struktur buatan/alami untuk penanggulangan abrasi Pesisir rawan b. APBN, APBD PU dan banjir abrasi & banjir KemKP Seluruh Kec. DKP, DisPU c. Penataan lingkungan pantai APBD Pesisir Bappeda Seluruh Kec. DKP, DisPU d. Konservasi lahan pada jalur kiri dan kanan sungai yang potensial erosi APBD Pesisir Bappeda Seluruh Kec. DKP, DisPU e. Konservasi mangrove, terumbu karang dan padang lamun APBD Pesisir Bappeda d. Pembinaan, monitoring dan evaluasi perlindungan daerah rawan DKP, BLHD, Dinas Seluruh Kec. bencana APBN, APBD Kehutanan, DisPU Pesisir Bappeda 3. Penguatan kelembagaan masyarakat Seluruh Kec. a. Pengembangan MCS kawasan-terrehabilitasi berbasis masyarakat APBN, APBD Kem KP, DKP, Polair Pesisir Seluruh Kec. b. Pengembangan kelompok-kelompok atau kelembagaan konservasi APBN, APBD Kem KP, DKP, LSM Pesisir Seluruh Kec. c Peningkatan operasional pengawasan sumberdaya perikanan APBN, APBD Kem KP, DKP, Polair Pesisir Seluruh Kec. d. Peningkatan kapasitas SDM Pokwasmas APBN, APBD Kem KP, DKP, Polair Pesisir Seluruh Kec. e. Sosialisasi pemberdayaan masyarakat nelayan dalam pengawasan APBN, APBD Kem KP, DKP, Polair pemanfaatan sumberdaya perikanan (pokmaswas) Pesisir Seluruh Kec. f. Penguatan kearifan lokal dalam pengawasan pemanfaatan sumberdaya APBN, APBD Kem KP, DKP, Polair perikanan Pesisir C. RENCANA PEMANFAATAN ALUR LAUT 1. Alur Pelayaran a. Identifikasi dimensi alur pelayaran Seluruh APBN, APBD DisHub, Dis PU Kabupaten b. Memperbaiki dimensi alur pelayaran APBN, APBD DisHub, Dis PU Pesisir c. Penetapan sistem alur pelayaran APBN, APBD Kemenhub, Dishub d. Provinsi APBN, APBD Kemenhub, Dishub Penetapan daerah labuh kapal sesuai dengan kepentingannya Gorontalo e. Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengawasan dan Provinsi APBD, APBN, Kemenhub, Dishub pengendalian alur pelayaran Gorontalo Swasta f. Peningkatan pengelolaan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan Provinsi APBD, APBN, Kemenhub, Dishub -9-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 pelayaran Gorontalo Swasta Provinsi APBD, APBN, Kemenhub, Dishub g. Pemasangan tanda batas dan rambu pelayaran Gorontalo Swasta APBD, APBN, Kemenhub, Dishub h. Pengembangan jalur pelayaran dan armada pelayaran Swasta Provinsi APBD, APBN Kemenhub, Dishub i. Peningkatan pemeliharaan rutin dan/atau berkala alur pelayaran Gorontalo j. Provinsi APBD, APBN, Dishub Provinsi, Peningkatan pengetahuan masyarakat dan pengendalian dampak Gorontalo Swasta DKP Provinsi, pencemaran akibat limbah kapal BPLHD k. Pembinaan, monitoring dan evaluasi alur pelayaran Provinsi APBN, APBD Kemenhub, Dishub Gorontalo 2. Alur Migrasi Biota Laut a. Kajian identifikasi, alur, pola migrasi, dan tingkah laku jenis – jenis Provinsi APBN, APBD, DKP, LIPI, LSM, PT, mamalia laut dan biota besar lainnya Gorontalo Swasta Unit Pengelola KKP b. APBN, DKP, LIPI, LSM, PT, Pelibatan dan peningkatan pemahaman seluruh lapisan masyarakat Provinsi APBD, Unit Pengelola KKP terhadap berbagai karakteristik mamalia laut dan biota besar lainnya Gorontalo Swasta Pengembangan sistem monitoring alur migrasi penyu dan biota besar Provinsi APBN, APBD, DKP, LSM, dan c. lainnya Gorontalo Swasta Unit Pengelola KKP Peningkatan peran serta masyarakat dalam monitoring alur migrasi Provinsi APBN, APBD, DKP, LSM, dan d. penyu dan biota besar lainnya Gorontalo Swasta Unit Pengelola KKP DKP, LSM, Unit APBN, Pengelola KKP, Integrasi dan mensinergikan alur penyu dan biota besar lainnya dengan aktivitas Provinsi e. APBD, Dinas Pariwisata & pelayaran, perikanan, pariwisata dan pemanfaatan ruang laut lainnya Gorontalo Swasta Ekonomi Kreatif, Dishub k. Pembinaan, monitoring dan evaluasi alur migrasi biota laut Provinsi DKP, LIPI, PT, Unit APBN, APBD Gorontalo Pengelola KKP 3. Alur Pipa/Kabel Bawah Laut DKP, Dinas APBD, APBN, a. Pemasangan tanda batas Lokasi terpilih Perhubungan, Swasta ESDM DKP, Dinas Peningkatan pemeliharaan rutin dan/atau berkala alur pipa/kabel APBD, APBN, b. Lokasi terpilih Perhubungan, bawah laut Swasta ESDM c. Pembinaan, monitoring dan evaluasi alur pipa/kabel bawah laut DKP, Dinas Perhubungan, APBD, APBN, Lokasi terpilih ESDM Swasta -10-

TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV 2018 – 2022 2023-2027 2028 - 2032 2033 - 2038 No Program Utama Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) (Tahun ke) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 D. RENCANA PEMANFAATAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL Provinsi a. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kawasan KSN APBN, APBD KKP, DKP, TNI AL Gorontalo Provinsi b. Sosialisasi tata batas dan wilayah pemanfaatan kawasan KSN APBN, APBD KKP, DKP, TNI AL Gorontalo c. Pembinaan, monitoring dan evaluasi kawasan KSN Provinsi APBN, APBD KKP, DKP, TNI AL Gorontalo E. PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN WP-3-K Provinsi a Identifikasi dan inventarisasi pulau-pulau kecil APBN, APBD KKP, DKP, Bappeda Gorontalo Provinsi b Identifikasi potensi WP-3-K APBN, APBD KKP, DKP, Bappeda Gorontalo Provinsi c Sosialasi Perda RZWP-3-K dan aturan terkait WP-3-K APBN, APBD KKP, DKP, Bappeda Gorontalo Penegakan dan Penataan Hukum sesuai dengan RZWP-3-K dan aturan Provinsi KKP, DKP, Bappeda, d APBN, APBD terkait WP-3-K lainnya Gorontalo Biro Hukum, Polisi Provinsi e Review isu strategis dan prioritas pengelolaan WP3K APBN, APBD KKP, DKP, Bappeda Gorontalo Provinsi BNPBD, KLHK, f Peningkatan pengelolaan mitigasi bencana dan perubahan iklim APBN, APBD Gorontalo DKP, Bappeda

Provinsi BNPBD, KLHK, g Peningkatan pemahaman mitigasi bencana dan perubahan iklim APBN, APBD Gorontalo DKP, Bappeda

KKP, KLHK, DKP, Provinsi h Pembinaan, monitoring dan evaluasi pengelolaan WP-3-K APBN, APBD DLHK, Bappeda, Gorontalo TNI AL, Polisi

GUBERNUR GORONTALO,

ttd

RUSLI HABIBIE