Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905

FORMULASI BAGEA BERBAHAN EKSTRAK TEPUNG SINGKONG DAN GONAD DIADEMA SETOSUM (Sea urchins) SEBAGAI MAKANAN ALTERNATIF PADA IBU HAMIL

La Banudi1, M. Anas Anasiru2, Petrus3, Purnomo Leksono4 Politeknik Kesehatan Kendari Politeknik Kesehatan Gorontalo ([email protected])

RINGKASAN

Latar Belakang : Ekstrak kanji singkong dapat digunakan sebagai bahan pembuatan berbagai macam makanan formula Harapan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan ekstrak kanji singkong sebagai formula pembuatan bagea yang ditambahkan dengan gonad diadema setosum (Sea urchins) yang kaya akan zat gizi sehingga cocok untuk ibu hamil. Tujuan penelitian : menganalisis formula bagea berbahan ekstrak tepung singkong dan Gonad Diadema Setosum (Sea urchins) sebagai makanan altenatif pada ibu hamil Metode Penelitian : Pada pembuaatan formula bagea menggunakan desain pre experiment design. Setelah data dikumpulkan, diperiksa kelayakannya, dienteri, dibersihkan, selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel, persentase, frekuensi dan dianalisa dengan menggunakan uji statistic. Hasil : Tingkat kesukaan yang tertinggi pada pembuatan bagea berbahan tepung singkong adalah pada BTP 2 (tepung sagu 50, tepung singkong 50) dengan nilai 3,26. Selanjutnya tingkat kesukaan yang tertinggi pada pembuatan bagea berbahan tepung singkong dan penambahan gonad adalah pada adalah pada BTP 2 (tepung sagu 50, tepung singkong 50 dan gonad 20) Untuk meningkatkan nilai kesukaan bagea dengan penambahan tepung singkong dan gonad maka perlu upaya penambahan bahan tertentu untuk menambah rasa menghilangkan bau.

Kata Kunci: Singkong, Bagea, Ibu hamil Latar Belakang diversifikasi pangan yang sedang giat Singkong termasuk salah satu tanaman dilaksanakan saat ini (Rajasekaran & palawija penting di , karena Kalaivani, 2013). merupakan bahan pangan ketiga setelah Menurut Badan Pusat Statistik padi dan jagung (Terengganu & Indonesia (BPS) produktivitas produksi Terengganu 2014). Singkong sebagai salah singkong di Provinsi Sulawesi Tenggara satu komoditas yang cukup penting di pada tahun 2013 yaitu 201 kwintal/hektar Indonesia sudah selayaknya untuk didorong sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 208 dan dikembangkan produknya dalam kwintal/hektar hal ini membuktikan bahwa rangka diversifikasi pertanian dan tingginya tingkat produktivitas produksi

18

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 singkong di Sulawesi Tenggara sangat Salah satu potensi untuk memanfaatkan membantu dalam menanggulangi hasil samping ubi berupa ekstrak kanji kerawanan pangan. (Penelitian, Pertanian, singkong berupa pati/tapioka ini dapat & No, 2011). Singkong merupakan bahan digunakan sebagai bahan pengganti sagu untuk membuat kasoami sebagai makanan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pokok sekaligus sebagai media keakraban pembuatan bagea. Dimana pati ini dan persaudaraan. Suasana seperti itu, diperoleh melalui proses pemerasan saat semakin terasa pada saat-saat datang dari pengolahan kasoami.Tapioka mempunyai rantau, niaga maupun dari pendidikan. keunggulan yang tidak dimiliki jenis Kasoami dibuat dari ubi kayu, biasanya tepung lainnya. Tepung ini tidak disajikan dengan ikan asin atau . mengandung gluten, sehingga aman bagi Sementara proses pembuatan kasoami yang alergi. Karena mengandung linamarin, dimulai dengan pemilihan ubikayu yang tapioka dapat menangkal pertumbuhan sel bagus/segar (Melorose et al. 2015). kanker. Tapioka sering diolah menjadi Kue bagea merupakan penganan khas sirup glukosa dan dekstrin yang sangat seperti di daerah Ternate, Maluku. Kue ini diperlukan oleh berbagai industri, antara bertekstur kering agak keras dan rasanya lain industri kembang gula, pengalengan manis dan gurih dimana bahan dasarnya buah, pengolahan es krim, minuman, dan yang digunakan adalah tepung sagu. Selain industri peragian (Julianti, Nurjanah, itu juga kue bagea terdapat di daerah Yuniati, Ridwan, & Sahara, 2015). Sulawesi dan Papua. Kota Palu Ibukota Gonad merupakan sumber makanan Propinsi Sulawesi Tengah juga yang mengandung pigmen dan berasal dari memproduksi jenis kue bagea. Dilihat dari akuakultur (air laut) telah dilaporkan untuk bahan dasarnya yaitu sagu, kue bagea kesehatan manusia dan memiliki berbagai tersebut memiliki ciri khas tersendiri manfaat sebagai suplemen makanan untuk karena selain rasanya enak kue bagea ini meningkatkan daya tahan tubuh. (Ambati, juga termasuk unik karena hampir serupa Phang, Ravi, & Aswathanarayana, 2014). dengan biskuit, sedangkan bagea ini Gonad landak laut telah lama dikonsumsi tergolong dalam kategori kue (Santosa, oleh sebagian masyarakat wilayah pesisir 2010). Sulawesi Tenggara, mereka percaya bahwa

19

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 mengkonsumsi gonad landak laut dapat ini harus dilakukan perbaikan makanan, meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh dengan syarat makanan adalah makanan serta sangat baik untuk pertumbuhan anak- yang kering (Banudi, 2013). anak. Gonad landak laut mengandung Dari uaian tersebut maka peneliti unsur-unsur zat gizi immunonutrien alami tertarik untuk meneliti formula bagea namun masih kurang di minati oleh berbahan ekstrak tepung singkong dengan sebagian besar masyarakat Indonesia, penambahan Gonad Diadema Setosum (Sea sebagai pangan fungsional dalam urchins) sebagai makanan altenatif penganekaragaman makanan sementara di meningkatkan kadar hepcidin dan ferritin negara maju telah di manfaatkan secara pada ibu hamil. komersial (Peng, Yuan, & Wang, 2012). METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan oleh Salma Desain dan panelis tahun 2016 menjelaskan bahwa kandungan Desain yang digunakan pada peneitian besi (Fe) pada gonad diadema setosum ini adaalh pre experiment design dengan dalam 100 gram sebesar 1,00 mg hampir rancangan statistic group comparison, menyamai ikan salmon sebesar 1,50 mg. dimana perlakuan dibandingkan dengan Dengan demikian gonad diadema setosum kontrol. Perlakuan dan control selanjutnya sangat cocok sebagai bahan tambahan pada diujikan ke panelis untuk memperoleh data makanan ibu hamil yang membutuhkan Fe kesukaan panelis terhadap perlakuan yang yang sesuai. Besi dibutuhkan untuk diberikan dan perlakuan terbaik yang pembuatan hemoglobin (Hb) yang diperoleh dari panelis selanjutnya merupakan transporter oksigen ke jaringan. direkomendasikan sebagai makanan (Salma, 2016). tambahan pada ibu hamil. Penelitian Kehamilan merupakan masa kehidupan dilakukan di Laboratorium Teknologi yang penting, pada masa ini ibu harus Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk Kendar pada bulan agustus 2017. menyambut kelahiran bayinya. Pada ibu Rancangan Penelitian hamil akan mengalami perubahan pada Adapun Rancangan penelitian ini tubuhnya diantaranya pada pencernaan, digambarkan sebagai berikut: dimana aka terjadinya emesis. Pada kondisi

20

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905

Kontrol (BTP0) : sagu 50 tepung Pada pembuatan kue bagea dari hasil singkong 50 tanpa penambahan gonad ujicoba yang menghasilkan produk yang Perlakuan 1 (BTP1) : sagu 50 tepung cukup bagus baik dari segi warna, aroma, singkong 50 penambahan gonad 10 % tektur dan rasa dimana uji coba ini Perlakuan 2 (BTP2) : sagu 50 tepung menggunakan waktu selama 1 hari dari jam singkong 50 penambahan gonad 20 % 08.00 œ 16.00 WITA pada tanggal 20 Perlakuan 3 (BTP3): sagu 50 tepung November 2017. Penelitian yang dilakukan singkong 50 penambahan gonad 30 % sebelumnya oleh Margian Dani diperoleh

tingkat kesukaan pada produk bagea Analisa Data dengan gambaran sebagai berikut: Setelah data dikumpulkan, diperiksa Tabel 1. Tingkat Kesukaan Pada Kue Bagea kelayakannya, dienteri, dibersihkan, Penambahan Tepung Singkong Konsentrasi Berbeda Kriteria Jenis Perlakuan selanjutnya data disajikan dalam bentuk BTP0 BTP1 BTP2 BTP3 tabel, persentase, frekuensi dan dianalisa. Warna 2,72 2,76 3,24 2,64 Aroma 2,84 2,74 3 2,9 Hasil Tektur 2,84 3,04 3,36 2,64 Sebelum dilakukan penelitian utama Rasa 2,64 2,86 3,45 2,3 Jumlah 11,04 11,4 13.05 10,48 maka dilakukan penelitian pendahuluan Rata-rata 2,76 2,85 3,26 2,62 dengan tujuan untuk mengetahui cara pembuatan produk kue bagea yang tepat Berdasarkan rata-rata data skor, dapat sehingga produk bisa dikonsumsi serta disimpulkan bahwa produk olahan kue mengetahui daya terima baik dari segi bagea dengan penambahan tepung tapioka warna, aroma, tekstur dan juga rasa. Proses konsentrasi berbeda yang memperoleh pembuatan tepung singkong yang tingkat kesukaan (Warna, Aroma, Tektur digunakan sebagai bahan untuk dan Rasa) yang paling tinggi adalah kue penambahan pada kue bagea yaitu dimulai bagea dengan penambahan tepung tapioca dengan proses pembuatan tepung singkong. 50% (BTP2) dengan skor 3,26 sedangkan Tapioka yang kering kemudian dihaluskan yang memperoleh nilai terendah adalah menggunakan blender kering dengan BTP3 dengan skor 2,62. kecepatan 8 rpm/menit kemudian diayak Setelah melakukan penelitian tentang menggunakan mesh dengan ukuran 80. perbandingan antara tepung sagu dan

21

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 tepung singkong. Tingkat kesukaan kue 6. Tata adonan tersebut diatas loyang bagea dengan penambahan tepung yang telah diolesi mentega diberi singkong dengan konsentrasi berbeda. Nilai Karena adonan akan mengembang data dipanggang. rata-rata yang tertinggi adalah 7. Pangganglah dalam oven dengan suhu perbandingan antara tepung sagu dan kurang lebih sekitar 160 0C selama tepung singkong pada perlakuan BTP2 kurang lebih 30 menit. yakni 50 tepung sagu dan 50 tepung 8. Setelah matang kue bagea didinginkan singkong. lalu dimasukan kedalam toples atau Pembuatan produk kue bagea wadah kedap udara lainnya Tingkat Kesukaan Pada Kue Bagea menggunakan Teknik baking atau Penambahan Tepung Tapioka dan Gonad pengovenan dimana pada proses Konsentrasi Berbeda disajikan pada tabe pembuatannya adalah sebagai berikut : berikut 1. Cairkan gula merah bersama santan Tabel 2. Tingkat Kesukaan Pada Kue Bagea kemudian di kocok bersama telur dan Penambahan Tepung Tapioka dan Gonad Konsentrasi Berbeda gula pasir. Kriteria Jenis Perlakuan 2. Sangrai kacang tanah 300 gram, 150 BTP0 BTP1 BTP2 BTP3 gram dihaluskan dan 150 gram di Warna 2,73 2,43 3,24 2,64 pisahkan dari kulit arinya. Aroma 2,83 1,83 3 2,9 3. Masukan kacang tanah yang telah Tektur 2,45 2,43 3,36 2,64 Rasa 2,83 2,08 3,45 2,3 dihaluskan kedalam kocokan telur Jumlah 8,1 8,75 9,25 7,65 demikian pula dengan garam Rata-rata 2,03 2,19 2,31 1.91 secukupnya.

4. Tambahkan gonad, tepung sagu dan Berdasarkan rata-rata data skor, dapat tepung singkong sedikit demi sedikit disimpulkan bahwa produk olahan kue sampai adonan lembut dan dapat bagea dengan penambahan tepung dibentuk (BTP0, BTP1, BTP2, dan singkong konsentrasi berbeda yang BTP3) memperoleh tingkat kesukaan (Warna, 5. Bentuk adonan menjadi bulat sesuai Aroma, Tektur dan Rasa) yang paling dengan selera kemudian tambahkan kacang sangrai yang telah dibuang tinggi adalah kue bagea pada BTP2 dengan kulit arinya di atas adonan yang telah skor 2,31 sedangkan yang memperoleh dicetak.

22

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 nilai terendah adalah BTP3 dengan skor segi warna. Meskipun kandungan gizinya 1,91. baik namun jika warnanya tidak menarik Pembahasan dilihat dan memberikan kesan telah Warna merupakan salah satu faktor menyimpang dari warna yang seharusnya, yang menentukan mutu dan secara visual maka konsumen akan memberikan warna tampil lebih dahulu dan kadang- penilaian yang tidak baik (Winarno, 2004) . kadang sangat menentukan, sehingga warna Menurut Meilgaard, dkk (2000) aroma dijadikan atribut organoleptik yang penting adalah rasa dan bau yang sangat subyektif dalam satu bahan pangan (Winarno, 2004). serta sulit diukur, karena setiap orang Warna secara visual warna sangat mempunyai sensitifitas dan kesukaan yang menentukan suatu pangan diterima atau berbeda. Meskipun mereka dapat tidak oleh masyarakat konsumen. Makanan mendeteksi, tetapi setiap individu memiliki yang memiliki rasa enak, bergizi dan kesukaan yang berlainan. Penilaian panelis bertekstur baik belum tentu akan disukai terhadap aroma tergantung pada kondisi oleh konsumen apabila bahan pangan Panelis itu sendiri. Demikian juga dengan tersebut memiliki warna yang tidak sedap kondisi kesehatan panelis terutama pada dipandang atau menyimpang dari warna bagian yang berhubungan dengan syaraf yang seharusnya. penciuman. Subyektifitas panelis dalam Warna merupakan atribut fisik yang menilai hasil produk sangat diperhatikan dinilai terlebih dahulu dalam penentuan karena akan berpengaruh terhadap mutu makanan dan terkadang bisa penilaian akhir produk. dijadikan ukuran untuk menentukan cita Aroma makanan banyak menentukan rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat kelezatan makanan tersebut, oleh karena itu mikrobiologis (Nurhadi, dan Nurhasanah, aroma merupakan salah satu faktor dalam 2010). Warna dapat menentukan mutu penentuan mutu. Aroma dapat didefinisikan bahan pangan yang digunakan sebagai sebagai sesuatu yang dapat diam ati dengan indikator kesegaran bahan makanan, baik indera pembau. Aroma sukar untuk diukur tidaknya cara pencampuran atau sehingga biasanya menimbulkan pendapat pengolahan. Suatu bahan pangan yang yang berlainan dalam menilai kualitas disajikan akan terlebih dahulu dinilai dari aromanya. Bau atau aroma merupakan sifat

23

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 sensori yang paling sulit untuk pangan yang mempengaruhi rasa yang diklasifikasikan dan dijelaskan, karena ditimbulkan oleh bahan tersebut.tekstur ragamnya yang begitu besar, karena dapat didefenisikan sebagai salah satu cara terdapat banyak sekali jenis bebauan yang bagaimana berbagai unsur dan komponen dapat dikenali oleh panca indera penciuman dan unsur struktur ditata dan digabung yaitu sekitar 17.000 senyawa volatil, menjadi mikro dan makro sehingga dengan tingkat kepekaan yang lebih tinggi pernyataan ini keluar dalam segi aliran dibanding indra pencicipan (10.000 kali) deformasi atau perubahan bentuk (DeMan, (Setyaningsih et al., 2010). 1997). Untuk menilai tekstur produk dapat Tekstur makanan merupakan komponen dilakukan perabaan dengan menggunakan yang turut menentukan rasa suatu makanan ujung jari tangan. Tekstur bersifat Karena sensitivitas indra cita rasa kompleks dan terkait dengan struktur bahan dipengaruhi oleh tekstur makanan. yang terdiri dari tiga elemen yaitu mekanik Makanan yang bertekstur padat atau kental (kekerasan, kekenyalan), geometrik akan memberikan ransangan yang lebih (berpasir, beremah), dan mouthfeel lambat terhadap indra. Tekstur juga (berminyak, berair) (Setyaningsih et al., mempengaruhi penampilan makanan yang 2010). Tekstur suatu bahan pangan disajikan (Shukri, Hamzah, Halim, Isa, & merupakan salah satu sifat fisik dari bahan Sarbon, 2014). Oleh karena itu tekstur pada pangan. bagea ini sangat cocok untuk ibu hamil. Tekstur merupakan sensasi tekanan Dimana salah satu syarat makanan pada ibu yang dapat diamati dengan mulut (pada hamil adalah makanan yang kering waktu digigit, dikunyah, dan ditelan) (Banudi, 2013). ataupun perabaan dengan jari manis. Kue bagea umumnya terbuat dari Penilaian biasanya dilakukan dengan tepung sagu, dimana fungsi sagu selain menggosokkan jari dari bahan yang dinilai menjadi bahan utama juga sebagai bahan diantara kedua jari. (Ambati et al., 2014; pembentuk struktur kue bagea. pada Anukam & Reid, 2009).Tekstur adalah sifat penelitian ini dilakukan pembuatan kue hasil pengamatan yang berupa sifat keras, bagea dengan penambahan tepung tapioka liat maupun renyah pada suatu bahan dengan konsentrasi yang berbeda dimana

24

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 karakteristik antara tepung sagu dan (Zulaidah, 2011). Flavour dan aroma tapioka memiliki kemiripan namun tepung adalah sensasi yang komplek dan saling sagu tidak mengandung gluten sehingga berkaitan. Flavour melibatkan rasa, bau, memiliki tekstur yang lebih renyah tekstur, temperatur dan pH. Evaluasi bau dibandingkan tepung sagu (Ambati et al., dan rasa sangat tergantung pada panel 2014; Payu, 2016). citarasa dan flavor pada makanan selama Rasa adalah suatu sensasi yang muncul pengolahan (Budijanto, 2016; Widyastuti, dan disebabkan oleh komponen kimia yang 2015). volatil atau non volatil yang berasal dari Ibu hamil merupakan suatu kondisi alam ataupun sintetis dan timbul pada saat yang dialami oleh wanita sehingga perlu makan atau minum. Komponen volatil perhatian khusus. Untuk pengaturan adalah komponen yang memberikan rasa makanan. bagea merupakan salah satu bau, memberikan kesan awal (top notes) makanan alternative karena memberikan dan menguap dengan cepat. Komponen non rasa, aroma, tekstur dan warna yang cocok volatil memberikan sensasi pada rasa yaitu untuk ibu hamil. Organoleptik yang manis, pahit, asam dan asin, tidak direkomendasikan pada penelitian ini memberikan sensasi bau tapi menjadi adalah perbandingan anatara sagu dan media volatil dan membantu menahan singkong adalah (50:50). penguapan komponen volatil atau dapat Kesimpulan dan saran disederhanakan yaitu sensasi yang dihasilkan oleh makanan dan komponen Tingkat kesukaan yang tertinggi pada kimia lain ketika merangsang reseptor pembuatan bagea berbahan tepung dalam indera pengecap atau perasa pada singkong adalah pada BTP 2 (tepung sagu lidah. Rasa-rasa dasar tersebut diterima 50, tepung singkong 50) dengan nilai 3,26. oleh reseptorreseptor yang terdapat di Tingkat kesukaan yang tertinggi pada dalam bintil-bintil lidah (tase bud) pembuatan bagea berbahan tepung (Widyastuti, 2015). singkong dan penambahan gonad adalah Rasa makanan merupakan faktor kedua pada adalah pada BTP 2 (tepung sagu 50, yang mempengaruhi citarasa makanan tepung singkong 50 dan gonad 20) dengan setelah penampilan makanan itu sendiri nilai 2,31. Saran pada penelitian ini adalah

25

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905 fomula pembuatan bagea yang bagus GORONTALO. JURNAL PENGABDIAN KEPADA digunakan sebagai makanan alternatif pada MASYARAKAT, 22(3), 103-109. ibu hamil dengan komposisi tepung sagu : Penelitian, B., Pertanian, P., & No, J. R. (2011). Inovasi Pengolahan Singkong 50%, Tepung Singkong : 50 % dan Gonad : meningkatkan pendapatan dan diversifikasi pangan. Jakarta Selatan: 20%. Untuk meningkatkan nilai kesukaan Agroinovasi Edisi, 4-10. bagea dengan penambahan tepung Peng, J., Yuan, J.-P., & Wang, J.-H. (2012). Effect of diets supplemented with singkong dan gonad maka perlu upaya different sources of astaxanthin on the gonad of the sea urchin Anthocidaris penambahan bahan tertentu untuk crassispina. Nutrients, 4(8), 922-934. menambah rasa dan menghilangkan bau. Rajasekaran, A., & Kalaivani, M. (2013). Designer foods and their benefits: A review. Journal of food science and DAFTAR PUSTAKA technology, 50(1), 1-16. Salma, W. O. (2016). Pengaruh Nutrisi dan Ambati, R. R., Phang, S.-M., Ravi, S., & Efek Ekstrak Gonad Diadema Setosum Aswathanarayana, R. G. (2014). (Sea urchins) Trhadap Produksi Astaxanthin: sources, extraction, Interveron (IFN)y, Interleukin (IL-10) stability, biological activities and its dan Ekspresi Gen FOXP3 pada Mencit commercial applications–a review. Strain BALB/c yang dimutasi dengan Marine drugs, 12(1), 128-152. Lipolisakarida (LPS). Makassar. Anukam, K. C., & Reid, G. (2009). African Santosa, H. (2010). HIDROLISA ENZIMATIK traditional fermented foods and PATI TAPIOKA DENGAN probiotics. Journal of medicinal food, KOMBINASI PEMANAS 12(6), 1177-1184. MICROWAVE-WATER BATH Banudi, L. (2013). Gizi kesehatan reproduksi. PADA PEMBUATAN DEKSTRIN. Jakarta: EGC. Momentum, 6(2). Budijanto, S. (2016). Dukungan iptek bahan Shukri, W., Hamzah, E., Halim, N., Isa, M., & pangan pada pengembangan tepung Sarbon, N. (2014). Effect of different lokal. JURNAL PANGAN, 18(2), 55- types of hydrocolloids on the physical 67. and sensory properties of ice cream Julianti, E. D., Nurjanah, N., Yuniati, H., with fermented ( Ridwan, E., & Sahara, E. (2015). pulut). International Food Research PENGARUH TAPIOKA Journal, 21(5). TERMODIFIKASI EKSTRAK TEH Widyastuti, A. D. (2015). Pengaruh substitusi HIJAU TERHADAP GLUKOSA tepung labu kuning (cucurbhita DARAH DAN HISTOLOGI moschata) terhadap kadar -karoten PANKREAS TIKUS DIABETES. dan daya terima pada biskuit labu Penelitian Gizi dan Makanan (The kuning. Universitas Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Surakarta. Research), 38(1), 51-60. Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Payu, C. (2016). PEMBUATAN CEMILAN Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. SAGU HIGIENIS UNTUK Zulaidah, A. (2011). Modifikasi ubi kayu MENINGKATKAN PENGHASILAN secara biologi menggunakan starter KELOMPOK PENGRAJIN KUE DI bimo-cf menjadi tepung termodifikasi DESA BUA KECAMATAN pengganti gandum. Universitas BATUDAA KABUPATEN Diponegoro.

26

Health Information : Jurnal Penelitian Volume 9 no 2 Desember 2017 p-ISSN: 2085-0840: E-ISSN: 2622-5905

27