PELAYANAN SOSIAL SEKOLAH GRATIS BAGI ANAK KELUARGA MISKIN DI SEKOLAH BISA BINTARO, TANGERANG SELATAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh: RIZKY TRIANTI 1111054100014

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1439 H/ 2018 M

ABSTRAK

Rizky Trianti 1111054100014 Pelayanan Sosial Sekolah Gratis Bagi Anak Keluarga Miskin di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar, dilihat dari semakin meningkatnya angka kemiskinan di dan menjadikan anak-anak dari kalangan keluarga miskin sulit untuk mengenyam pendidikan karena keterbatasan ekonomi orang tua untuk memberikan pendidikan yang semestinya. Sejatinya, pendidikan menjadi salah satu indikator sangat penting dalam kemajuan sebuah bangsa dan kuatnya eksistensi suatu Negara di kalangan internasional. Dengan mengenyam pendidikan diharapkan dapat memiliki peranan pada tingkat lokal maupun global. Karena itu, Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sebagai salah satu sekolah gratis yang didirikan sebagai upaya untuk mengentaskan permasalahan dari anak-anak keluarga miskin maupun terlantar. Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana pelaksanaan pelayanan sosial terhadap anak keluarga miskin yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan?”. Untuk menjawab perumusan masalah tersebut, peneliti menggunakan teori tahapan pelayanan sosial yang tertuang dalam Buku Saku Pekerja Sosial, Departemen Sosial tahun 2004. Adapun metode penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif, tehnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan 7 orang informan, Dalam pemilihan informan, penelitian ini menggunakan tehnik purposive sampling. Sedangkan, untuk uji validitas data dengan menggunakan triangulasi sumber. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa tahapan pelayanan sosial yang digunakan oleh Sekolah Bisa dalam memberikan pelayanannya adalah sebagai berikut: tahapan pendekatan awal, tahapan pengungkapan dan pemahaman masalah (assessment), tahapan perencanaan dan pemecahan masalah (planning), tahapan pelaksanaan pemecahan masalah (intervention), tahapan bimbingan, tahapan evaluasi, tahapan terminasi dan tahapan pembinaan lanjut. Kemudian, dapat diketahui pula upaya yang dilakukan oleh Sekolah Bisa Bintaro dalam pengentasan kemiskinan melalui pemberian layanan sekolah gratis dan pemberian layanan keterampilan (Life Skill) bagi anak didik. Sekolah gratis ini didirikan bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan dengan memberikan kesempatan bersekolah bagi anak keluarga miskin serta layanan keterampilan diberikan sebagai bekal anak-anak kelak mereka selesai menempuh pendidikan. Meskipun dalam pelaksanaan pelayanan Sekolah Bisa Bintaro tidak merujuk pada teori kesejahteraan sosial, namun dalam teknis pelaksanaan pelayanan yang diterapkan telah sesuai dengan apa yang menjadi dasar proses pelayanan sosial.

i

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih pantas penulis ucapkan selain mengucapkan

Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur serta pui kehadirat Allah Subhanahu wa’taala atas segala limpahan rahmat, nikmat serta iman, Islam dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik.

Syukur Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelayanan Sosial Sekolah Gratis bagi Anak Keluarga Miskin di Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, khususnya pada program studi Kesejahteraan Sosial.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna, dengan hati yang terbuka dan tulus penulis akan menerima kritik, saran dan pendapat agar menjadi tambahan dan pembelajaran untuk peneliti kedepannya agar menjadi lebih baik.

Di dalam penelitian ini, tidak sedikit waktu yang dibutuhkan dan melalui berbagai macam hambatan yang dilalui. Namun, berkat perjuangan yang disertai bantuan dari semua pihak yang terus membantu dan selalu memberikan dorongan motivasi kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir, baik dalam bentuk moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M,Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik,

ii

Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum,

Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan

Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris Program Studi

Kesejahteraan Sosial.

3. Drs. Helmi Rustandi, MA selaku Dosen Pembimbing untuk skripsi ini

yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran, motivasi, dan ilmu

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

4. Amirudin, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik, dan seluruh Dosen

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan

kemudahan dalam melayani penulis dalam memberikan berbagai ilmu dan

pengetahuan khususnya ilmu Kesejahteraan Sosial.

5. Seluruh Staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan kemudahan dalam melayani penulis untuk mendapatkan

referensi buku selama penulis kuliah dan selama penulis menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

6. Segenap pihak Sekolah Bisa Bintaro dan British School Jakarta yang

sudah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menjalankan

penelitian skripsi ini, khususnya Bpk. Adimas Grahito, Bpk. Adrian

Thirkell, Ibu Sumarti, Kak Irwan Nurhadi beserta seluruh anak didik

Sekolah Bisa Bintaro serta keluarga yang telah bersedia diwawancarai dan

telah banyak memberikan informasi bagi penulis untuk menyelesaikan

skripsi ini.

iii

7. Untuk Bapak Satimin (alm), terima kasih pak atas segala cinta dan kasih

sayangnya, semoga Bapak bisa berbangga hati dengan anakmu ini. Dan

Ibunda Misyem yang telah memberikan do’a serta dukungannya selama

ini, terima kasih mah..

8. Untuk kakak-kakak ku Mas Setyo Hartono, S.Kom dan Mas Sety Prianto,

A.Md yang selalu membiayai pendidikan selama ini, terima kasih banyak

semoga Allah Subhanahu wa’taala membalas dengan rezeki yang

berlimpah.

9. Untuk Malsy Faizal Arifin, A.Md yang telah memberikan banyak

pelajaran hidup bagi penulis dan tak hentinya selalu memberikan motivasi,

dukungan serta kesabarannya selama ini. Terima kasih banyak yaa..

10. Revalya Syoura, M. Rayhan Al-Pasha dan Rayna Shafia Hartono

keponakanku yang selalu memberikan canda tawanya bagi penulis.

11. Ika Kartini, Fika Hardika dan Desy Tri Wahyuni sahabat yang tak lekang

oleh waktu yang telah banyak memberikan cerita, canda tawa, motivasi

serta semangat tiada henti bagi penulis. Terima kasih yaa karena selalu ada

disaat senang maupun sedih.

12. Teman-teman Prodi Kesejahteraan Sosial angkatan 2011 dan 2012 yang

telah membantu dan memberikan dukungan untuk penyusunan skripsi ini.

13. Dan semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

telah membantu selesainya skripsi ini.

Tangerang Selatan, Mei 2018

Rizky Trianti

iv

DAFTAR ISI ABSTRAK ...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI ...... v

DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...... 9 1. Pembatasan Masalah ...... 9 2. Perumusan Masalah ...... 9 C. Tujuan dan Manfaat ...... 9 1. Tujuan Penelitian ...... 9 2. Manfaat Penelitian ...... 9 D. Metodologi Penelitian ...... 10 1. Pendekatan Penelitian ...... 10 2. Jenis Penelitian ...... 11 3. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 11 4. Sumber Data ...... 12 5. Teknik Pemilihan Informan ...... 12 6. Teknik Pengumpulan Data ...... 14 7. Teknik Analisa Data ...... 15 8. Teknik Keabsahan Data ...... 15 E. Tinjauan Pustaka ...... 18 F. Teknik Penulisan ...... 19 G. Sistematika Penulisan ...... 19

BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial ...... 22 1. Pengertian Kesejahteraan Sosial ...... 22 a. Usaha Kesejahteraan Sosial ...... 24 b. Memahami Konsep Organisasi Sosial ...... 25 B. Pelayanan Sosial ...... 27 1. Pengertian Pelayanan Sosial ...... 27 2. Fungsi Pelayanan Sosial ...... 29 3. Tujuan Pelayanan Sosial ...... 30 4. Tahapan Pelayanan Sosial ...... 31 C. Pelayanan Sosial Berbasis Luar Panti ...... 33 1. Pengertian ...... 33 2. Sistem Pelayanan Sosial ...... 33 3. Bentuk Pelayanan Sosial ...... 35 a. Pelayanan Kelembagaan ...... 35 b. Pelayanan Kemasyarakatan ...... 35

v

D. Anak, Kemiskinan, dan Sekolah Gratis ...... 36 1. Pengertian Anak ...... 36 2. Karakteristik Perkembangan Anak ...... 37 3. Urgensi Pendidikan ...... 40 4. Pendidikan Gratis Bagi Anak Miskin ...... 41 a. Kemiskinan ...... 41 b. Ciri-ciri Kemiskinan ...... 42 c. Sekolah Gratis ...... 43 d. Landasan Hukum Sekolah Gratis ...... 44 e. Hubungan Pendidikan Sebagai Pengentasan Kemiskinan ...... 46 f. Urgensi Pendidikan Bagi Anak Miskin...... 47

BAB III PROFIL LEMBAGA SEKOLAH BISA BINTARO A. Sejarah Berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ...... 49 B. Visi dan Misi ...... 50 C. Tujuan ...... 51 D. Struktur Organisasi ...... 51 E. Sasaran Penerima Pelayanan ...... 54 F. Pembiayaan Operasional ...... 54 G. Kerjasama dan Jaringan Organisasi ...... 54 H. Sarana dan Prasarana ...... 55 I. Program Kegiatan ...... 55

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA PELAYANAN SOSIAL PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI SEKOLAH BISA BINTARO A. Tahapan Pelayanan Sosial di Sekolah Bisa Bintaro ...... 59 1. Tahapan Pendekatan Awal (Engagement) ...... 60 2. Tahapan Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment) ...... 63 3. Tahapan Perencanaan dan Pemecahan Masalah (Planning) ...... 67 4. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Intervention) ...... 68 5. Tahapan Bimbingan ...... 70 6. Tahapan Evaluasi ...... 71 7. Tahapan Terminasi ...... 72 8. Tahapan Pembinaan Lanjut ...... 73 B. Upaya Sekolah Bisa Bintaro dalam Pengentasan Kemiskinan ...... 74 1. Pendidikan Gratis ...... 76 2. Pelayanan Keterampilan (Life Skill) ...... 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...... 87 B. Saran ...... 89

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL Tabel 1 Informasi dan Informan Penelitian ...... 13 Tabel 2 Daftar Pengajar Sekolah Bisa Bintaro ...... 53 Tabel 3 Program Kegiatan Sekolah Bisa Bintaro ...... 55

Tabel 4 Data Jumlah Anak Didik di Sekolah Bisa Bintaro ...... 56

vii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Kegiatan Evaluasi Sekolah Bisa ...... 71 Gambar 2 Kegiatan Belajar Mengajar kelas SD dengan Guru ...... 77 Gambar 3 Kegiatan Belajar Mengajar kelas TK dengan Volunteer ...... 80

Gambar 4 Kegiatan Belajar Mengajar kelas SD dengan Volunteer ...... 81 Gambar 5 Kegiatan Keterampilan ...... 83 Gambar 6 Kegiatan Anak Didik Menjual Hasil Karya ...... 84

viii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah amanah sekaligus karunia Allah SWT, yang senantiasa di jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-hak anak sebagai manusia yang dijunjung tinggi. Anak berhak untuk tumbuh berkembang secara wajar serta memperoleh perawatan, pelayanan, asuhan, pendidikan, dan perlindungan yang bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraannya. Namun, tidak semua keluarga dapat memenuhi seluruh hak dan kebutuhan anak, semua itu disebabkan oleh krisis ekonomi, kemiskinan, dan kemerosotan moral, maupun spiritual merupakan indikasi keputus asaan dan ketidak berdayaan anak-anak termasuk anak jalanan beserta keluarganya akibat tidak terpenuhinya kebutuhan pokok kehidupan mereka.1

Anak-anak dari kaum miskin atau dhu‟afa yang ada di Indonesia merupakan bagian dari komponen masyrakat yang mempunyai hak dan kewajiban sama dengan komponen masyarakat yang lainnya yang tidak boleh termarjinalkan. Seharusnya mereka masih mendapatkan kebebasan masa kanak- kanak mereka dan mendapatkan bekal cukup dalam pendidikan guna meneruskan pendidikan hingga jenjang yang tinggi.2 Demi membantu memenuhi nafkah keluarga, banyak anak-anak pada usia sekolah atau bahkan usia pra sekolah yang rela mengorbankan masa kecil mereka untuk tidak sekolah melainkan untuk

1 Triyanti, Maria April Astuti Anny, Pemberdayaan Anak Jalanan di DKI Jakarta, (Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002), h. 3. 2 Firna Wizarmi, Upaya Sekolah Alam Tunas Mulia Yayasan Portal Infaq Dalam Pemberdayaan Anak Pemulung di Wilayah Bantar Gebang Bekasi, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2007), h. 2. 2

bekerja. Bekerja di usia dini ini menimbulkan dampak negatif, fisik, mental, dan intelektual mereka.

Kemiskinan yang terjadi di Indonesia terlihat dari sulitnya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan yang bersifat primer, seperti sandang, pangan dan papan. Kebutuhan hidup yang semakin banyak, harga-harga yang terus melonjak di perparah dengan sulitnya mendapat pekerjaan dan upah yang di dapat pun tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan menjadi penyebab utama kemiskinan di

Indonesia. Ironisnya, anak-anak pun ikut merasakan dari dampak kemiskinan.

Sebuah studi menemukan bahwa usia anak putus sekolah yang paling dini adalah 9 tahun (9,3%). Dari 150 anak yang diteliti, 8,7% mengaku putus sekolah pada saat berusia 10 tahun, sebanyak 15,3% putus sekolah pada saat berusia 11 tahun, dan 34% pada saat mereka berusia 12 tahun. Ini berarti cukup banyak responden yang putus sekolah pada saat mereka belum lulus SD.3

Bagi anak-anak dari keluarga miskin, putus sekolah ditengah jalan dan kemudian memilih segera bekerja atau sekedar membantu orang tua mencari nafkah sering kali menjadi pilihan yang terpaksa diambil karena di tengah kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan atau bahkan kekurangan, mempertahankan anak untuk tetap sekolah acap kali menjadi beban yang terlampau berat. Disamping itu, dimata anak-anak miskin, bersekolah dan tetap melanjutkan pendidikan hingga jenjang yang setinggi-tingginya, sering kali pula dinilai tidak memberi pengaruh yang signifikan dan mustahil dicapai ketika orang tua mereka memenuhi

3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 4. 3

kebutuhan makan saja terpaksa sudah harus membanting tulang dan sering kekurangan.4

Krisis ekonomi yang di alami bangsa Indonesia pada tahun 1997 berdampak terhadap meningkatnya permasalahan sosial di negeri ini, tidak terkecuali juga permasalahan anak. Akibat krisisnya ekonomi di Indonesia banyak permasalahan yang muncul dengan anak, dimana anak diperlakukan salah, anak selalu menjadi imbasnya akibat permasalahan ekonomi. Ada beberapa permasalahan terhadap anak seperti: permasalahan anak dikategorikan menjadi tiga yaitu: perlakuan salah terhadap anak atau PSTA (child abuse atau child maltreatment), penelantaran anak (child neglect), dan eksploitasi anak (child exploitation).

Permasalahan anak yang sering ditemui di setiap Negara adalah permasalahan anak jalanan. Tidak hanya Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia hal tersebut juga terjadi pada Negara-negara yang sangat maju seperti Amerika, Inggris, dan sebagainya.5

Menurut UUD 1945, dalam Pasal 34 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”.6 Maka dapat dikatakan bahwa semua orang miskin dan anak terlantar pada prinsipnya di pelihara oleh Negara, akan tetapi pada kenyataannya bahwa tidak semua orang miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara seperti yang tercantum dalam pasal 34 ayat (1).

4 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 361.

5 T. Sumarnonugroho, Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: T.pn., 1991), h. 17. 6 www.kemenhumham.go.id, Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945, Bab XIV Kesejahteraan Sosial diakses pada tanggal 1 Juni 2017. 4

Adapun hak-hak asasi anak terlantar dan anak jalanan, seperti halnya tercantum dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Hak dan kewajiban anak, pasal 7 ayat 2 yang berbunyi: dalam hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.7

Mereka perlu mendapatkan hak-haknya secara normal sebagaimana layaknya anak, yaitu hak sipil dan kemerdekaan (civil righ and freedoms), lingkungan keluarga dan pilihan pemeliharaan (family environment and alternative care), kesehatan dasar dan kesejahteraan (basic health and welfare), pendidikan, rekreasi dan budaya (education, leisure and culture activities), dan perlindungan khusus (special protection).

Sementara itu ayat suci al-Qur‟an dalam surat An-Nisa ayat 9 menegaskan bahwa orang-orang beriman tidak boleh membiarkan anak-anak mereka dalam keadaan lemah, Allah berfirman sebagai berikut:

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” (Q.S. An-Nisa:9)8 Melihat beragam permasalahan yang terjadi hingga saat ini, sebagian besar anak-anak Indonesia telah kehilangan kesempatannya sebagai anak-anak, bahkan

7 Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban Anak UU No. 23/2002. 8 Al-Qur‟an dan Terjemahannya Departemen Agama RI, (: CV. Jaya Sakti, 1989). 5

kesulitan ekonomi keluarga dapat mengancam masa depan mereka bila mereka tidak memperoleh pendidikan yang semestinya, padahal pendidikan sangatlah penting bagi mereka terutama untuk memperbaiki kondisi perekonomian keluarga.

Sekalipun pemerintah mencanangkan program wajib belajar Sembilan Tahun dan telah mengurangi beban biaya pendidikan dan di sebagian besar pemerintah daerah telah menggratiskan uang sekolah mereka.

Namun pada kenyataannya kondisi mereka sangat memprihatinkan, mereka tidak dapat merasakan indahnya pendidikan dan juga menikmati lingkungan yang sehat. Mereka hanya bisa pasrah merasakan kondisi akan ketidak terpenuhinya hak-hak mereka sebagai anak. Meskipun kemiskinan bukan satu- satunya penyebab anak diterlantarkan dan tidak selalu pula keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi, bagaimana pun harus diakui bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan ekonomi keluarga akan menyebabkan kemampuan mereka memberikan fasilitas dan memenuhi hak-hak anaknya sangat terbatas.9

Seperti halnya anak jalanan dan anak keluarga miskin termasuk kedalam kategori anak terlantar, dimana hak mereka ini tidak dapat terpenuhi yaitu: hak akan pemenuhan kebutuhan makanan, pendidikan, dan kesehatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan hingga September 2015 mencapai 28,51 juta atau 11,13% dari total penduduk Indonesia. Namun, jika dibanding periode

September 2014 angka terus meningkat. Kepala BPS Suryamin menyebutkan, pada periode September 2014 jumlah penduduk miskin masih sekitar 27,73 juta jiwa atau 01,96% dari penduduk Indonesia. Dibanding September2105 ,jumlah

9 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Jakarta: Kencana, 2010), h. 214. 6

penduduk miskin meningkat sekitar 781ribu jiwa.

Data yang lebih spesifik angka kemiskinan di Kabupaten Tangerang dan

Tangerang Selatan bertambah berdasarkan catatan dari Pemerintah Provinsi

Banten. Jumlah warga miskin di Kabupaten Tangerang sebanyak 760.199 jiwa pada tahun 2011. Jumlah itu meningkat menjadi 795.252 jiwa pada tahun 2015.

Sementara jumlah warga miskin di Tangerang Selatan naik dari 88.544 jiwa pada tahun 2011 menjadi 115.183 jiwa pada tahun 2015. Menurut Kepala Dinas Sosial

(Dinsos) Banten Ino Rawatanasrum, peningkatan tersebut terjadi karena faktor pendidikan yang rendah.10

Menurut data Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan bahwa ada sekitar kurang lebih 5 juta anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan atau putus sekolah. Mereka tidak dapat mengenyam pendidikan dikarenakan berbagai hal mulai dari kemiskinan, tinggal didaerah yang sulit mendapatkan pendidikan, ataupun terpaksa bekerja dan lain sebagainya.11

Pada kenyataannya masih banyak permasalahan sosial dalam lingkup anak. Salah satunya yaitu permasalahan anak terlantar. Anak terlantar merupakan salah satu permasalahan sosial anak yang sampai saat ini masih belum bisa terpecahkan. Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah satu orang tua atau kedua orang tuanya. Tetapi, terlantar disini juga dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh

10 http://m.metrotvnews.com/angka-kemiskinan-kabupaten-tangerang-dan-tangsel- bertambah diakses pada 7 November 2016. 11 https://jurnalasia.com/opini/nasib-orang-miskin-dalam-mengecam-pendidikan diakses pada 21 Desember 2016. 7

pelayanan kesehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan.12

Dalam melakukan pembinaan, pengembangan, dan perlindungan anak, saat ini pemerintah maupun masyarakat banyak memberikan perhatian yang cukup tinggi, yaitu dilihat dengan munculnya organisasi sosial yang telah banyak memberikan program-program yang membantu memenuhi kebutuhan anak jalanan dan mewujudkan kesejahteraan anak jalanan. Oleh karena itu, model pertolongan terhadap anak jalanan bukan sekedar menghapus anak-anak dari jalanan, melainkan harus bisa meningkatkan kualitas hidup sekurang-kurangnya melindungi mereka dari situasi yang eksploitatif dan membahayakan.13

Dalam konteks diatas, Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan di bawah naungan British School Jakarta memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar dengan mengembangkan suatu konsep yang berkelanjutan bagi anak jalanan dan anak keluarga miskin. Penanganan masalah anak merupakan masalah yang harus dihadapi oleh semua pihak, bukan hanya orang tua atau keluarga saja, tetapi juga setiap orang yang berada dekat anak tersebut harus dapat membantu pertumbuhan anak dengan baik.

Upaya tersebut dilakukan agar anak dapat terpenuhi hak-haknya, seperti memperoleh pendidikan serta kesehatan. Sehingga mereka dapat membekali dirinya terutama melalui pengetahuan dan keterampilan sehingga kelak mereka dapat mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain. Dengan adanya Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan masyarakat sangat mengharapkan adanya perubahan yang positif. Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan ini disambut

12 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Jakarta: Kencana: 2010), h. 213. 13 Fikriyandi, Desy Hasanah, Pemberdayaan Anak Jalanan di Rumah Singgah, (Universitas Padjajaran Program Studi Kesejahteraan Sosial, 2016), h. 52. 8

baik oleh keluarga miskin yang tidak mampu memberikan pendidikan semestinya kepada anak-anak mereka. Program pelayanan utama yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan adalah program pelayanan pendidikan gratis.

Disamping itu, Sekolah Bisa Bintaro juga memberikan pelayanan kesehatan, kebutuhan nutrisi, serta pemberian identitas anak. Program ini diharapakan dapat membantu menanggulangi permasalahan anak dan mengurangi jumlah anak yang tidak memperoleh pendidikan.

Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap sekolah gratis bagi anak keluarga miskin di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

Selatan. Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan diatas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “PELAYANAN SOSIAL SEKOLAH

GRATIS BAGI ANAK KELUARGA MISKIN DI SEKOLAH BISA

BINTARO, TANGERANG SELATAN”.

9

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dalam mencari dan meneliti objek yang akan diteliti, maka berdasarkan uraian diatas peneliti akan melakukan penelitian yang berfokus pada pelayanan sosial sekolah gratis bagi anak keluarga miskin di

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan.

2. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini menjadi terstruktur dan tidak melebar ke pembahasan lainnya, peneliti merumuskan masalah penelirian sebagai berikut:

Bagaimanakah pelaksanaan pelayanan sosial terhadap anak keluarga miskin yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan melalui program sekolah gratis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari permasalahan yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pelayanan sosial sekolah gratis di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan studi Kesejahteraan Sosial, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan gratis bagi keluarga miskin.

2. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan

bagi kompetensi pekerjaan sosial atau lembaga sosial yang memiliki 10

kepedulian sama terhadap program sekolah gratis bagi keluarga miskin.

2) Memberikan wawasan bagi masyarakat dan bagi para calon pekerja sosial

agar mendapat gambaran umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan

program sekolah gratis bagi keluarga miskin.

E. Metodelogi Penelitian

Metode Penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui dalam suatu penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Kemudian metode penelitian ini dibagi menjadi:

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program sekolah gratis bagi keluarga miskin di Sekolah Bisa Bintaro yang diselenggarakan oleh

British International School dalam memberikan pelayanan sosial pada anak keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena dalam setting dan konteks naturalnya (bukan di dalam laboratorium) dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati.14 Sedangkan menurut Bodgan Tailor dalam bukunya yang dikutip oleh

Lexy J. Moleong, metodelogi kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data dan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendapat ini diartikan pada latar dan individu secara holistic (utuh). Peneliti tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variable atau hipotesis, tetapi perlu gambaran

14 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), h. 7. 11

sebagai dari suatu keutuhan.15

Miles and Huberman berpendapat bahwa metode kualiatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.16

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang di uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.17

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Sekolah Bisa yang beralamat di Jl. Prof. Dr. Satrio Blok A3 No. 5, Pondok Jaya, ,

Bintaro, Tangerang Selatan, 15220. Dikarenakan keingintahuan penulis tentang bagaimana pelayanan sosial sekolah gratis bagi anak keluarga miskin melalui program pendidikan yang diselenggarakan oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

15 Dr. Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3. 16 Basrowi dan Sudikin, Metodologi Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro, (Surabaya: Insan Cendikia, 2002), h. 2. 17 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), Cet Ke-5 h. 69. 12

Selatan. Adapun waktu penelitian yang akan dilakukan sejak tanggal 25

November 2016 – 24 Juni 2017.

4. Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti ini terdapat dua data, yaitu data primer

(pokok) dan data sekunder (pendukung).

1) Data primer adalah data yang belum tersedia sehingga untuk menjawab

masalah penelitian dan harus diperoleh dari sumber aslinya. Data

primer diperoleh dari proses penelitian langsung dari partisipan atau

sasaran penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh

melalui observasi lokasi penelitian yaitu Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan dan wawancara yang akan dilakukan terhadap

pihak British School Jakarta, Pihak Sekolah Bisa Bintaro, Staff, orang

tua siswa serta anak didik sebagai penerima manfaat.

2) Data sekunder, yaitu berupa catatan atau dokumen yang diambil dari

buku, skripsi, artikel, buku elektronik, majalah atau internet yang

berkaitan dengan penelitian.

5. Tehnik Pemilihan Informan

Teknik yang digunakan untuk pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pemilihan purposive sampling berdasarkan karena ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan.18

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik purposive sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyelesaikan

18 Herdiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h. 106. 13

informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.19

Berikut ini adalah tabel informan dan objek yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian:

Tabel 1

Informasi dan Informan Penelitian

No Informan Data Yang Dibutuhkan Jumlah

Ass. Administrator Mengetahui sejarah berdirinya, latar

1 CAS British School belakang program dan pelaksanaan 1

Jakarta program pelayanan Sekolah Bisa

Menggali sumber data mengenai Koordinator Sekolah Bisa tahapan dan program pelayanan 2 Bintaro, Tangerang 1 Sekolah Bisa serta hasil yang ingin Selatan dicapai

Menggali sumber data mengenai Staff Sekolah Bisa Bintaro, 3 program pelayanan Sekolah Bisa serta 1 Tangerang Selatan hasil yang ingin dicapai

Mengetahui proses pelaksanaan

4 Anak Didik program sekolah gratis dan manfaat 2

yang didapatkan dari program tersebut

Tanggapan keluarga mengenai

5 Orang Tua Siswa pelaksanaan pelayanan program 2

sekolah gratis

Jumlah Informan 7

19 Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 79. 14

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

1) Observasi

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif, yaitu

sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti

melibatkan diri dalam kehidupan dari masyarakat yang diteliti untuk

dapat melihat dan memahami gejala-gejala yang ada.20

2) Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dengan

responden. Selain itu wawancara juga sebagai salah satu bagian

terpenting dalam setiap survey.21 Komunikasi berlangsung dalam

bentuk tanya-jawab dalam hubungan tatap muka. Dengan wawancara,

proses wawancara data yang diperoleh dapat langsung diketahui

objektivitasnya karena dilakukan secara tatap muka.22

3) Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara.23 Dalam hal ini, peneliti memperoleh data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan.

20 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 166. 21 Masri Singarimbun, Metodelogi Penelitian Survei, (Jakarta: LP3S, 2012), h. 207. 22 W. Gulo, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), h. 119. 23 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Alfabeta), h. 82. 15

7. Teknik Analisa Data

Setelah memperoleh data, peneliti selanjutnya melakukan analisa data yaitu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik interactive model yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman.

Teknik analisis data ini meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan lalu diverifikasi.24

Tahap pertama reduksi data melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokkan, dan meringkas data. Pada tahap kedua, penulis menyusun kode- kode dan catatan-catatan (memo) mengenai berbagai hal termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses hingga penulis dapat menemukan tema-tema, kelompok, pola-pola data.25

Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dan proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan bentuk dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya melalui metode wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi. Hal ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, yaitu mengetahui pelayanan sosial sekolah gratis bagi anak keluarga miskin di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan.

8. Teknik Keabsahan Data

Menurut Patton dalam Moleong keabsahan data dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

24 M. Djunaidy Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 306. 25 Pawito, Penelitian Kumunikatif Kualitatif, (Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial Pelangi Aksara, 2007), h. 103. 16

pandangan orang lain. Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan kredibilitas

(derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik Triangulasi Sumber. Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil pembandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat, atau pemikiran. Yang penting disini ialah bisa mengetahui adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.26 Untuk menjaga keabsahan data dalam penelitian diperlukan teknik pemeriksaan. Adapun teknik yang digunakan untuk menjaga keabsahan data sebagai berikut:

1) Kriterium Kredibilitas/ Kepercayaan

Fungsi kriterium kredibilitas ini adalah untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa, sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai, kemudian mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh penulis pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.

Kriterium kredibilitas ini menggunakan dua teknik pemeriksaan.

a. Ketekunan Pengamatan

Dimaksudkan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu dalam penelitian ini

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.

Dengan kata lain, peneliti mengadakan pengamatan kepada subyek

penelitian yaitu, pengurus program Sekolah Bisa, guru, staf, siswa dan

orang tua siswa. Sehingga data yang didapat benar-benar valid, objektif

dan saling mendukung, untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (triangulasi).

26 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h. 331. 17

b. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk pengecekan atau

sebagai pendamping terhadap data itu. Salah satu teknik triangulasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi dengan

sumber, triangulasi dengan sumber akan digunakan untuk membandingkan

dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai melalui

jalan:

a) membandingkan data hasil wawancara dengan pengamatan di

lapangan, misalnya peneliti membandingkan hasil wawancara subyek

penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang program

sekolah gratis Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan bagi anak

keluarga miskin.

b) membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan

jawaban yang diberikan oleh pengurus program Sekolah Bisa, guru,

staff dengan jawaban wawancara dari siswa yang mengikuti program

Sekolah Bisa Pondok Jaya Bintaro.

c) membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Wawancara tersebut

untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut.27

27 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: UIN Press), h. 74. 18

2) Kriterium Kepastian

Mengutip pendapat Scriven (dalam Lexy, 2007), yang menyatakan bahwa masih ada unsur „kualitas‟ yang melekat pada konsep objektif, dalam hal ini dapat digali dari pengertian bahwa sesuatu objektifitas berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Dari sisi peneliti dapat membuktikan bahwa data-data ini terpercaya. Keterpercayaan ini didasarkan pada hasil data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi terhadap subjek penelitian.28

F. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (literatur) yang berkaitan dengan topik pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini, terkait dengan memilih metode penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam pembahasan.29

Adapun tinjauan pustaka yang dilakukan oleh penulis guna menghindari unsur kesamaan dengan skripsi lain yaitu pada:

1) Nama : Elita Metica Tamba, Dra. Hetty Krisnani, M. Si., Arie Surya

Gutama, S. Sos.

Judul : “Pelayanan Sosial Bagi Remaja Putus Sekolah ” Jurnal Vol. 4,

No. 2, 2014 Social Work Journal Universitas Padjadjaran. Dalam jurnal

tersebut membahas tentang pelayanan sosial yang lebih memfokuskan

kepada upaya yang dilakukan lembaga sosial melalui bimbingan

28 Farida Yusuf Taybnafis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 166. 29 Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta: Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 26. 19

keterampilan agar anak putus sekolah memiliki skill dalam bidangnya

masing - masing. Dari jurnal diatas, penulis menemukan perbedaan cukup

signifikan dengan penelitian yang penulis lakukan. Perbedaan dengan

jurnal diatas adalah lebih memfokuskan pada bimbingan keterampilan

sedangkan penulis lebih memfokuskan pada pendidikan formal.

2) Nama : Titik Sulastik

Judul : “Potret Pemenuhan Hak Atas Pendidikan Dasar Bagi Anak-Anak

Nelayan Di Kawasan Pantura Jawa Tengah” Jurnal Vol: XXII, No: 0, 2105

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, IKIP Veteran .

Jurnal ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi akan

partisipasi anak-anak dalam memperoleh pendidikan dasar. Dari jurnal

diatas ada perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan, adapun

perbedaannya adalah membahas tentang pelayanan sosial melalui

penyelenggaraan program sekolah gratis bagi anak keluarga miskin.

G. Teknik Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi, maka peneliti menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku Pedoman Karya Ilmiah yang diterbitkan oleh CeQDA Jakarta 2007.30

H. Sistematika Penulisan

Guna untuk memudahkan dalam penelitian, maka penulis berusaha membuat sistematika khusus degan jalan pengelompokkan berdasarkan kesamaan dan hubungan masalah yang ada. Penulis membagi sistematika penelitian ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut:

30 Hamid Nasuhi dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi), (Jakarta: Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 20. 20

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini akan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodelogi Penelitian, Tinjauan Pustaka dan

Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori

Dalam landasan teori ini akan membahas mengenai teori-teori yang

berhubungan dengan isi skripsi sebagai dasar pemikiran untuk

membahas permasalahan dalam penelitian skripsi yaitu: pelayanan

sosial (definisi kesejahteraan sosial, masalah kesejahteraan sosial,

pelayanan sosial luar panti), pengertian anak, kemiskinan, dan

sekolah gratis (definisi anak, kemiskinan, landasan hukum sekolah

gratis) dan hubungan pendidikan sebagai pengentasan kemiskinan.

BAB III Gambaran Umum Lembaga

Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan (sejarah berdirinya, tujuan, visi

dan misi, program, struktur organisasi, pembiayaan operasional)

program kegiatan, kerjasama dan jaringan organisasi.

BAB IV Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini akan menjelaskan serta menjabarkan hasil

pelaksanaan penelitian dan beserta hasil analisa data terhadap

program sekolah gratis bagi anak keluarga miskin, serta sejauh

mana program sekolah gratis dapat memberi manfaat bagi anak

keluarga miskin sebagai penerima manfaat. 21

BAB V Penutup

Terdiri dari kesimpulan berdasarkan hasil dari pelaksanaan

penelitian dan saran-saran dengan daftar pustaka dan lampiran-

lampiran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Pelayanan Kesejahteraan Sosial

1. Definisi Kesejahteraan Sosial

Kesejahteraan sosial adalah mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang lebih baik, sedangkan menurut rumusan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6 tahun

1974 tentang ketentuan-ketentuan pokok kesejahteraan sosial, pasal 2 ayat 1

“Kesejahteraan Sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituiil yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.1

Pengertian Kesejahteraan Sosial menurut Sumarnonugroho adalah kesejahteraan sosial sebagai suatu fungsi terorganisasi adalah kumpulan kegiatan- kegiatan yang bermaksud untuk memungkinkan individu-individu, keluarga- keluarga, kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas menanggulagi masalah sosial yang diakibatkan oleh perubahan kondisi-kondisi.2

1 Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (Jakarta: FISIP UI Press, 2005), h. 6. 2 Muhammad Suud, 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2006), h. 9. 23

Pengertian Kesejahteraan Sosial sedikitnya mengandung empat makna, yaitu3:

1. Sebagai kondisi sejahtera. Pengertian ini biasanya menunjuk pada istilah

kesejahteraan sosial sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan material dan

non material. Kondisi sejahtera terjadi manakala kehidupan manusia

aman dan bahagia karena kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan,

pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat terpenuhi.

2. Sebagai pelayanan sosial. Di Inggris, Australia dan Selandia Baru,

pelayanan sosial umumnya mencakup lima bentuk, yakni jaminan sosial,

pelayanan kesehatan, pendidikan, perumahan dan pelayanan sosial

personal.

3. Sebagai tunjangan sosial, diberikan kepada orang yang tidak mampu,

karena sebagian besar penerima manfaat adalah orang-orang miskin,

cacat, penggangur. Keadaan ini dapat menimbulkan konotasi negatif

pada istilah kesejahteraan, seperti kemiskinan, kemalasan, dan

ketergantungan.

4. Sebagai proses atau usaha terencana. Yang dilakukan oleh perorangan,

lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun badan-badan pemerintah

untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan menyelenggarakan

pelayanan sosial.

Dari pengertian-pengertian diatas, terlihat bahwa kesejahteraan sosial mencakup pengertian dalam arti luas yaitu dimana individu, keluarga, dan

3 Edi Suharto, Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik (Bandung: Alfabeta: 2011), h. 104. 24

masyarakat baik, sehat dan sejahtera karena kebutuhan hidupnya terpenuhi secara wajar guna memperbaiki keberfungsian sosial dan meningkatkan kesejahteraan hidup lebih baik.

a. Usaha Kesejahteraan Sosial

Salah satu bentuk usaha kesejahteraan sosial adalah terbentuknya lembaga sosial atau organisasi sosial atau panti sosial yang merupakan wadah pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial dimana usaha kesejahteraan sosial mengacu pada program, pelayanan dan berbagai kegiatan secara kongkret (nyata) berusaha menjawab kebutuhan ataupun masalah yang dihadapi dengan anggota masyarakat.

Usaha kesejahteraan sosial itu sendiri dapat diarahkan pada individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas.

Usaha kesejahteraan sosial memberikan sumbangan untuk mewujudkan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial setiap warga dari segala lapisan. Untuk mewujudkan tujuan dari kesejahteraan sosial sebagaimana telah dikemukakan, perlu disusun suatu program-program dan kegiatan yang bermuara pada tujuan kesejahteraan sosial. Program-program itulah yang biasa disebut usaha kesejahteraan sosial yang meliputi semua upaya, program dan kegiatan yang ditujukkan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.4

Sebagai suatu upaya untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat,

Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) menjadi sebuah rutinitas sebagai upaya pengembangan sumber-sumber daya dalam menumbuhkan, membina dan meningkatkan terwujudnya kesejahteraan sosial serta menunjang usaha-usaha lain

4 Fauzik Lendriyono. Ed., Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Malang: UMM Press, 2007), h. 120. 25

yang mempunyai tujuan sama. Upaya tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip dasar kesejahteraan sosial, yakni, pertama setiap manusia berhak untuk mendapatkan taraf kesejahteraan yang sebaik-baiknya. Kedua, usaha kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab bersama antara Negara dan masyarakat. Ketiga, dalam melaksanakan kesejahteraan sosial akan sangat diwarnai oleh sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat, seperti nilai-nilai kemanusiaan, kekeluargaan, kegotong-royongan, kebersamaan dan kesetiakawanan.5

Usaha kesejahteraan sosial seharusnya merupakan upaya yang nyata baik ia bersifat langsung ataupun tidak langsung, sehingga apa yang dilakukan dapat dirasakan sebagai upaya yang benar-benar ditujukan untuk menangani masalah ataupun kebutuhan yang dihadapi warga masyarakat, dan bukan sekedar program, pelayanan ataupun kegiatan yang lebih dititik beratkan pada upaya menghidupi organisasinya sendiri ataupun menjadikan sebagai “punggung” untuk sekedar mengekspresikan penampilan diri sendiri dalam suatu lembaga.

Belakangan ini juga cukup popular bentuk usaha kesejahteraan sosial dengan memberikan pelayanan semi-panti yang lebih terbuka dan tidak kaku. Para pekerja sosial menentukan program kegiatan, pendampingan, dan berbagai pelayanan sosial dalam rumah singgah. Rumah terbuka untuk aktivitas, rumah belajar, rumah persinggahan, rumah keluarga pengganti.6

5 Pramuwito, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial (Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997), h. 46. 6 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 164. 26

b. Memahami Konsep Organisasi Sosial

Organisasi pelayanan ini muncul sebagai akibat dari semakin kompleksnya tuntutan manusia akan rasa tenang, tentram, nyaman, dan terbebas dari berbagai permasalahan baik yang menyangkut individu, kelompok maupun permasalahan dalam masyarakat.7 Oleh karena itu badan-badan atau organisasi-organisasi sosial, baik yang bersifat formal maupun nonformal, merupakan lembaga yang menjalankan fungsi sosial dalam bidang kesejahteraan sosial.

Organisasi sosial pada hakekatnya adalah kumpulan dari norma-norma sosial yang diciptakan untuk dapat melaksanakan fungsi masyarakat lebih jauh.

Organisasi sosial adalah pola-pola yang telah mempunyai kekuatan tetap atau pasti untuk mempertemukan beragam kebutuhan manusia, yang muncul dari kebiasaan-kebiasaan yang telah mendapatkan persetujuan dari cara-cara yang sudah mapan untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu instruktur.

Faktor-faktor yang menunjang keberhasilan pengembangan usaha bidang sosial dalam usaha kesejahteraan sosial sebagaimana yang dikemukakan

Sumarnonugroho antara lain adalah8:

1. Kemampuan mengenal masalah mereka sendiri.

2. Keinginan dan ikut serta mencari alternatif pemecahan masalah.

3. Keterlibatan individu dalam pelaksanaan usaha kesejahteraan sosial.

4. Penyebaran metode-metode swadaya berswadaya.

5. Bimbingan dan bantuan dari pemerintah.

7 Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h. 126. 8 Fauzik Lendriyono, ed., Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial, h. 127. 27

B. Pelayanan Sosial

1. Pengertian

Pelayanan sosial merupakan aksi atau tindakan untuk mengatasi masalah sosial. Pelayanan sosial dapat diartikan sebagai seperangkat program yang ditujukan untuk membantu individu atau kelompok yang mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika keadaan individu atau kelompok tersebut dibiarkan, maka akan menimbulkan masalah sosial, seperti kemiskinan, ketelantaran dan bahkan kriminalitas. Kategori pelayanan sosial biasanya dikelompokkan berdasarkan sasaran pelayanannya (misalnya: pelayanan atau perawatan anak, remaja, lanjut usia), setting atau tempatnya (misalnya: pelayanan sosial di sekolah, tempat kerja, penjara, rumah sakit) atau berdasarkan jenis atau sektor (misalnya: pelayanan konseling, kesehatan mental, pendidikan khusus dan vokasional, jaminan sosial, perumahan).9

Alfred J. Khan (1973) menyebutkan pelayanan sosial sebagai pelayanan yang diberikan oleh lembaga kesejahteraan sosial. Menurut Khan, pelayanan sosial terbagi dalam dua golongan yaitu pertama: pelayanan sosial yang sangat rumit dan komprehensif sehingga sulit ditentukan identitasnya. Kedua: pelayanan sosial yang jelas ruang lingkup dan batas-batas kewenangannya walaupun selalu mengalami perubahan. Khan melihat pelayanan sosial pada butir dua sebagai pelayanan umum yang berisikan program-program yang ditujukan untuk membantu melindungi dan memulihkan kehidupan keluarga, membantu perorangan untuk mengatasi masalah yang diakibatkan proses perkembangan serta

9 Edi Suharto, Pekerjaan Sosial di Dunia Industri (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 158. 28

mengembangkan kemampuan orang untuk memahami, menjangkau dan menggunakan pelayanan-pelayanan sosial yang tersedia.10

Pengertian pelayanan sosial menurut Syarif adalah suatu aktivitas yang terorganisir yang bertujuan untuk menolong orang-orang agar terdapat suatu penyesuaian timbal balik antara individu dengan lingkungan sosial.11

Romanyshyn memberikan arti pelayanan sosial sebagai usaha-usaha untuk mengembalikan, mempertahankan, dan meningkatkan keberfungsian sosial individu-individu dan keluarga-keluarga melalui (1) Sumber-sumber sosial pendukung, dan (2) proses-proses yang meningkatkan kemampuan individu- individu dan keluarga-keluarga untuk mengatasi stress dan tuntutan-tuntutan kehidupan sosial yang normal.12

Pada dasarnya pelayanan sosial merupakan program kegiatan yang memberikan jasa kepada orang perorang untuk membantu dalam mewujudkan tujuan serta menyelesaikan berbagai masalah mereka, dan bukan untuk kepentingan orang-orang yang memberi pelayanan sosial tersebut. Pengertian mengenai pelayanan sosial ini, Muhidin membedakan menjadi dua sebagai berikut:13

1. Pelayanan sosial dalam arti luas, adalah pelayanan sosial yang

mencakup fungsi pengembangan termasuk pelayanan sosial dalam

10 Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI, 2004), h. 201. 11Sumar Sulistyo, dkk.,Pengkajian Kebutuhan Pelayanan Sosial Bekas Anak Negara (Yogyakarta: B2P3KS, 2005), h. 16. 12 Adi Fahrudin, Pengantar Kesejahteraan Sosial (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012), h. 51. 13 Warto, dkk.,Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan Non Panti Rehabilitasi Korban NAPZA (Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009), h. 10-11. 29

bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, ketenagakerjaan, dan lain

sebagainya.

2. Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut pelayanan

kesejahteraan sosial, yakni mencakup program pertolongan dan

perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung, seperti pelayanan

sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna susila, dan

sebagainya.

Maka dapat ditegaskan bahwa pelayanan sosial adalah suatu usaha kesejahteraan sosial yang mengarah pada terciptanya kondisi sosial sasaran garap, sehingga mereka memiliki harga diri dan rasa percaya diri yang selanjutnya dapat digunakan untuk melaksanakan fungsi sosialnya dalam hidup bermasyarakat.14

2. Fungsi Pelayanan Sosial

Kegiatan pelayanan sosial perlu dilaksanakan karena berfungsi sangat urgent untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan sosial baik secara individu maupun kelompok. Menurut Muhidin, program pelayanan sosial berfungsi sebagai berikut:

1. Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan, dimaksudkan untuk

mengadakan perubahan dalam diri anak dan pemuda dalam program

pemeliharaan, pendidikan dan pengembangan. Tujuannya adalah untuk

menanamkan nilai-nilai masyarakat dalam usaha pengembangan

kepribadian anak.

2. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi,

bertujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang baik secara

14Warto, Efektivitas Program Pelayanan Sosial, h. 11. 30

individu maupun secara kelompok (keluarga dan masyarakat) agar mampu

mengatasi masalahnya.

3. Pelayanan akses, yaitu pelayanan yang membutuhkan adanya birokrasi

modern, perbedaan tingkat pengetahuan, dan pemahaman masyarakat

terhadap berbagai perbedaan kewajiban atau tanggung jawab, diskriminasi

dan jarak geografi antara lembaga pelayanan dan orang-orang yang

memerlukan pelayanan sosial. Dengan keberadaan kesenjangan tersebut,

maka pelayanan sosial mempunyai fungsi sebagai akses untuk

menciptakan hubungan secara sehat antara berbagai program, sehingga

dapat berfungsi dan dimanfaatkan oleh masyarakat.

Richard M. Titmuss mengemukakan bahwa fungsi pelayanan sosial adalah sebagai berikut:15

a. Meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok, serta masyarakat

untuk masa sekarang dan mendatang.

b. Melindungi masyarakat.

c. Investasi manusiawi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan

sosial.

d. Sebagai program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat

pelayanan sosial, misalnya kompensasi kecelakaan industri.

3. Tujuan Pelayanan Sosial

Apabila dilihat dari segi pelaksanaannya, menurut Abdul Untung, pelayanan sosial dilakukan dalam upaya mencapai tujuan sebagai berikut:16

15Sumar Sulistyo, dkk.,Pengkajian Kebutuhan Pelayanan Sosial Bekas Anak Negara (Yogyakarta: B2P3KS, 2005), h. 18. 31

a. Untuk membantu orang agar dapat mencapai ataupun menggunakan

pelayanan yang tersedia, dalam hal ini dikenal bentuk pelayanan sosial

yang disebut pelayanan akses (access service) mencakup pelayanan

informasi, rujukan (referral), perlindungan (advocacy), dan partisipasi.

b. Untuk pertolongan dan rehabilitasi, dikenal adanya pelayanan terapi

termasuk didalamnya perlindungan dan perawatan seperti pelayanan yang

diberikan oleh badan yang menyediakan counseling, pelayanan

kesejahteraan anak, pelayanan pekerjaan sosial medik dan sekolah, serta

sejumlah program koreksional, perawatan bagi orang lanjut usia atau

jompo, dan sebagainya.

c. Untuk pengembangan, dikenal dengan pelayanan sosialisasi dan

pengembangan seperti taman penitipan bayi ataupun anak, keluarga

berencana, pendidikan keluarga, pelayanan rekreasi bagi pemuda, pusat

kegiatan masyarakat dan sebagainya.

4. Tahapan Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial memiliki beberapa tahapan, diantaranya:17

a. Tahapan Pendekatan Awal

Yaitu suatu proses penjajagan awal, konsultasi dengan pihak-pihak terkait,

sosialisasi program pelayanan, identifikasi calon penerima pelayanan,

pemberian motivasi, seleksi, perumusan kesepakatan, penempatan calon

penerima pelayanan, serta identifikasi sarana dan prasarana pelayanan.

16 Warto, dkk.,Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan Non Panti Rehabilitasi Korban NAPZA (Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009), h. 12. 17Buku Saku Pekerja Sosial (Jakarta: Departemen Sosial, 2004), h. 3. 32

b. Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (assessment)

Adalah suatu proses dan kegiatan pengumpulan dan analisis data untuk

mengungkapkan dan memahami masalah, kebutuhan dan sistem sumber

penerimaan klien. c. Perencanaan dan Pemecahan Masalah (planning)

Adalah suatu perumusan tujuan dan kegiatan pemecahan masalah, serta

penetapan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

tersebut. d. Pelaksanaan Pemecahan Masalah (intervention)

Yaitu suatu proses penerapan rencana pemecahan masalah yang telah

dirumuskan. Kegiatan pemecahan masalah yang dilaksanakan adalah

melakukan pemeliharaan, pemberian motivasi, dan pendampingan kepada

penerima pelayanan dalam bimbingan fisik, bimbingan keterampilan,

bimbingan psikososial, bimbingan sosial, pengembangan masyarakat,

resosialisasi dan advokasi. e. Tahapan Bimbingan

Tahapan pelayanan yang diberikan kepada klien untuk memenuhi

kebutuhan mental, jiwa, dan raga klien.Bimbingan ini terdiri dari fisik,

keterampilan, psikososial, sosial, resosialisasi, dan advokasi. f. Tahapan Pembinaan Lanjut

Adalah suatu proses pemberdayaan dan pengembangan agar penerima

pelayanan dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan lingkungan

sosialnya.

33

g. Tahapan Evaluasi

Yaitu suatu proses kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi

pencapaian tujuan pemecahan masalah atau indikator-indikator

keberhasilan pemecahan masalah.

h. Tahapan Terminasi

Adalah suatu proses kegiatan pemutusan hubungan pelayanan atau

bantuan atau pertolongan antar lembaga dan penerima pelayanan (klien).

i. Tahapan Rujukan

Yaitu kegiatan merancang, melaksanakan, mensupervisi, mengevaluasi,

dan menyusun laporan kegiatan rujukan penerimaan program pelayanan

kesejahteraan sosial.

C. Pelayanan Sosial Berbasis Luar Panti

1. Pengertian

Adalah sistem pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar berbasis masyarakat yang memberikan perlindungan, bimbingan dan pembinaan baik fisik, mental, dan sosial serta keterampilan kepada anak agar dapat hidup, tumbuh kembang, dan berprestasi secara wajar.

D. Sistem Pelayanan Sosial

1. Sistem Dasar Pelayanan

Sistem pelayanan sosial anak terlantar luar panti mendasarkan pada praktik pekerja sosial. Oleh karena itu intervensi pekerjaan sosial tidak hanya ditujukan kepada klien (anak) tetapi juga lingkungan keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Ada empat sistem dasar pemecahan masalah dalam pekerjaan sosial yakni: 34

a) Sistem Klien, terdiri dari anak terlantar dan keluarganya sebagai kelompok

yang memanfaatkan pelayanan sosial anak terlantar luar panti.

b) Sistem Sasaran, terdiri dari keluarga, kelompok, dan masyarakat yang

dapat dimanfaatkan untuk membantu penanganan anak terlantar.

c) Sistem Pelaksana Perubahan, terdiri dari berbagai unsur yang terlibat

dalam upaya pelayanan sosial anak terlantar luar panti.

d) Sistem Kegiatan, terdiri dari berbagai pihak terkait yang dapat

dimanfaatkan dalam proses pelayanan, seperti instansi terkait, dunia usaha,

dan sumber-sumber lainnya sebagai mitra dalam pelaksanaan pelayanan.

2. Metode Pelayanan

Pelayanan sosial anak terlantar luar panti menggunakan metode pekerjaan sosial. Metode yang sesuai dengan kondisi masalah anak terlantar adalah metode bimbingan sosial perorangan (social case work), metode bimbingan sosial kelompok (social group work) dan metode bimbingan pengembangan masyarakat

(community development).

a) Bimbingan sosial perorangan (social case work), yaitu metode

pekerjaan sosial yang merupakan proses bimbingan dan pelayanan

yang bersifat individual. Tujuannya adalah memberdayakan

kemampuan anak sehingga mampu memecahkan permasalahannya.

b) Bimbingan sosial kelompok (social group work), proses bimbingan

dan pelayanan sosial yang menggunakan kelompok (kelompok

sepermainan/ peer group, kelompok sekolah dan sebagainya) sebagai

media untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi anak. 35

c) Bimbingan pengembangan masyarakat (community development)

proses bimbingan dan pelayanan sosial yang menekankan pentingnya

keterlibatan semua potensi dan sumber yang terdapat di lingkungan

masyarakat. Upaya pemberdayaan dan peningkatan partisipasi

masyarakat setempat merupakan sasaran dan tujuan utama.

Metode ini diharapkan dapat menciptakan jaringan yang harmonis dan berkelanjutan antara masyarakat lokal dengan berbagai sumber yang ada (instansi terkait, dunia usaha, Organisasi Sosial/ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

Yayasan dan sebagainya) dalam upaya memberikan pelayanan sosial kepada anak-anak terlantar di lingkungannya.

3. Bentuk Pelayanan

Berdasarkan katogori anak terlantar sebagaimana disebutkan pada kriteria sasaran, ada dua bentuk dalam pelayanan sosial anak terlantar luar panti, yakni: a) Pelayanan Kelembagaan

1. Pelayanan ini dilakukan oleh berbagai kelembagaan seperti Organisasi

Sosial/ Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Yayasan, perusahaan-

perusahaan, dan organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga baik yang

bersifat keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, dan sebagainya.

2. Jenis pelayanan yang berbasis kelembagaan ini dapat berupa sumber

pendanaan bagi anak-anak terlantar, atau pelaksana pelayanan itu sendiri.

3. Berbagai pihak yang berkepentingan dalam pelayanan untuk anak-anak

terlantar dapat mengembangkan jaringan kemitraan dengan lembaga-

lembaga untuk memperluas jangkauan pelayanan. 36

b) Pelayanan Masyarakat

Pelayanan sosial anak terlantar ini dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM), yang telah tumbuh di masyarakat. Pelayanan sosial ini juga dilakukan oleh berbagai lembaga di luar masyarakat sebagai pendukung dari pelayanan sosial yang dilakukan oleh masyarakat.

Di lingkungan masyarakat terdapat berbagai kelompok swadaya masyarakat, kelompok keagamaan, kelompok kekerabatan, arisan, PKK, persatuan warga kompleks perumahan, dan sebagainya.

Kelompok-kelompik ini potensial untuk menolong anak terlantar di lingkungannya. Biasanya mereka mempunyai aktifitas sosial, misalnya bantuan beasiswa, makanan, pakaian, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya.18

E. Anak, Kemiskinan, dan Sekolah Gratis

1. Pengertian Anak

Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam UU No. 23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan Negara pada masa depan. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 Ayat (1)).19

18 Departemen Sosial RI, Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Terlantar di Luar Panti, h. 10-14. 19 Makmur Sunusi, Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI (Jakarta: JasPro Press, 2012), h. 8. 37

Dalam UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Anak adalah seorang yang berusia dibawah 21 tahun dan belum menikah.Disamping itu, anak juga mengandung pengertian adalah seorang yang berada pada suatu masa

20 perkembangan tertentu dan mempunyai potensi untuk menjadi dewasa.

Menurut John Locke, anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan.21Anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan.

Haditono berpendapat bahwa anak merupakan makhluk yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang, dan tempat bagi perkembangannya.

Selain itu anak merupakan bagian dari keluarga, dan keluarga memberi kesempatan bagi anak untuk belajar tingkah laku yang penting untuk perkembangan yang cukup baik dalam kehidupan bersama.22

Dari beberapa definisi pengertian anak diatas, dapat disimpulkan bahwa anak adalah seseorang yang berusia dibawah 18 tahun dan termasuk yang berada dalam kandungan, yang membutuhkan kasih sayang, pendidikan agar dapat menghasilkan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa yang berkualitas di masa depan.

2. Karakteristik Perkembangan Anak a. Masa Anak Usia Sekolah

Secara umum, yang tergolong anak usia sekolah adalah mereka yang berada dalam rentang usia 6-12 tahun, dimana anak mulai memiliki lingkungan

20Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan(Jakarta: PT. Renika Cipta, 1990), Cetakan ke- 3.h.166. 21 Hastuti, Psikologi Perkembangan Anak(Yogyakarta: Tugu Publisher, 2012), h. 11. 22 Hastuti, Psikologi Perkembangan Anak, h. 12. 38

selain keluarga. Ciri lain yang cukup menonjol pada diri anak usia sekolah ialah anak sudah mampu mengatasi beberapa masalah dengan sendirinya dan sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri dengan lingkungan yang ada, serta rasa tanggung jawab dan rasa percaya diri dalam menghadapi tugas sudah mulai terwujud, sehingga ketika anak mengalami kegagalan sering kali dijumpai reaksi seperti kemarahan dan kegelisahan.

Anak usia sekolah biasa disebut juga usia pertengahan. Batasan usia sekolah dimulai dari usia 6 sampai dengan usia 12 tahun. Periode usia sekolah dibagi menjadi 3 tahapan umur yaitu tahap awal 6-7 tahun, tahap pertengahan 7-9 tahun dan pra remaja 10-12 tahun.

Dalam tahap perkembangan anak di usia sekolah, anak lebih banyak mengembangkan kemampuannya dalam interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil bagian peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri, keterampilan serta belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya. Adapun beberapa tahap perkembangan dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik.23

1. Perkembangan Fisik-Motorik

Proses perkembangan fisik ditandai dengan gerak atau aktivitas motorik yang

lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar

keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar serta

ukuran organ fisik seperti tangan, kaki dan badan yang makin membesar,

memanjang, melebar atau makin tinggi.

23 Muhammad Sidiq Nur, Perkembangan Anak Usia Sekolah, (Singkawang: STKIP Singkawang, 2016), h. 2. 39

2. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada hakekatnya adalah

perkembangan kemampuan penalaran logis. Perkembangan kognitif pada

masa usia sekolah yaitu:

a. Mampu mereaksi rangsangan intelektual/ melaksanakan tuga belajar

yang menuntut kemampuan kognitif.

b. Sudah mulai berfikir secara konkret dan rasional. Seperti: mampu

mengelompokkan benda berdasarkan ciri yang sama, menyusun/

mengasosiasikan bilangan, dan memecahkan masalah sederhana.

c. Mengingat dengan berbagai cara (remembering).

3. Perkembangan Emosi

Pada usia sekolah (khususnya di kelas-kelas tinggi, kelas 4, 5, 6) anak mulai

menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima, atau

tidak disenangi oleh orang lain. Oleh karena itu, anak mulai belajar untuk

mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol

emosi diperolehnya melalui peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan,

kemampuan lingkungan sekitar seperti orang tua dan guru dalam

mengendalikan emosi sangatlah berpengaruh. Jika anak dikembangkan di

lingkungan keluarga yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan

emosi anak cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila orang tua

memiliki kebiasaan dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil atau

tidak terkontrol maka perkembangan emosi anak cenderung kurang stabil atau

tidak sehat.

40

4. Perkembangan Sosial

Maksud perkembangan sosial ini ialah pencapaian kematangan dalam

hubungan atau interaksi sosial. Dapat diartikan pula sebagai proses belajar

untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral

agama. Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya

dan guru.

5. Perkembangan Kesadaran Beragama

Menurut Fowler, anak usia sekolah berada pada tahap 2 perkembangan

spiritual, yaitu pada tahapan mitos-faktual. Anak-anak belajar untuk

membedakan khayalan dan kenyataan. Kenyataan (fakta) spiritual adalah

keyakinan yang diterima oleh suatu kelompok keagamaan, sedangkan

khayalan adalah pemikiran dan gambaran yang terbentuk dalam pikiran anak.

Orang tua dan tokoh agama membantu anak membedakan antara kenyataan

dan khayalan. Orang tua dan tokoh agama lebih memiliki pengaruh daripada

teman sebaya dalam hal spiritual.

Pada masa ini, anak tidak dapat memahami peristiwa tertentu seperti

penciptaan dunia, mereka menggunakan khayalan untuk menjelaskannya.

Beberapa anak menolak agama pada usia ini, sedangkan sebagian lain terus

menerimanya. Keputusan ini biasanya sangat dipengaruhi oleh orang tua.24

3. Urgensi Pendidikan

Pendidikan merupakan kebutuhan dan hak anak dalam proses tumbuh kembangnya. Semua anak tanpa terkecuali termasuk anak yang berasal dari

24 Safirah Sarayati, Analisis Faktor Perilaku Seksual Pada Anak SD di SDN Dukuh Kupang II-489 Kecamatan Dukuh Pakis Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya, Skripsi S1 (Surabaya: Fakultas Keperawatan, UNAIR, 2016), h. 20. 41

keluarga miskin memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang optimal.

Tumbuh kembang merupakan hak dasar anak dari empati dasar lainnya dalam

Konvensi Hak Anak yaitu:

a. Memenuhi hak anak akan pendidikan.

b. Meningkatkan harkat dan martabat dan derajat anak.

c. Mencegah anak atau menarik anak dari situasi permasalahan.

d. Sebagai bekal masa depan mereka.25

Mengingat urgensi pendidikan merupakan suatu hal yang penting untuk dilakukan dalam perbuatan atau tindakan yang dimaksudkan agar seorang anak dapat meningkat pengetahuan, akhlak, kemampuan serta kepribadiannya. Maka pendidikan harus dilaksanakan dengan kesungguhan serta kerja sama dari lingkungan sekitar untuk member arahan yang sesuai dengan usia anak.

4. Pendidikan Gratis Bagi Anak Miskin a. Kemiskinan

Kata miskin pada dasarnya mengandung makna keterperdayaan atau ketidakmampuan atau kesenjangan antara kebutuhan dengan tingkat kemampuan pemenuhan kebutuhan tersebut, yang mengakibatkan orang/ masyarakat tersebut termarjinalkan dalam segala hal.26

Imam Syafii berpendapat orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetap tetapi penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhannya sehari- hari. Sementara itu, K.H. Ali Yafie menjelaskan bahwa orang miskin adalah orang

25 Tata Sudrajat, Model-model Pendidikan Anak dalam Situasi Khusus, (Jakarta: KPAI, 2008), h. 2. 26 Syamsir Salam, Sosiologi Pembangunan: Pengantar Studi Pembangunan Lintas Sektoral (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 105. 42

yang memiliki harta atau memiliki pekerjaan atau memiliki keduanya, tetapi harta atau pekerjaannya itu hanya mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokoknya.27

Menurut sosiolog Soerjono Soekanto, kemiskinan merupakan suatu keadaan ketika seseorang tidak sanggup untuk memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisik dalam kelompoknya tersebut.28 Sedangkan menurut antropolog Parsudi Suparlan, masyarakat miskin atau masyarakat kecil adalah sekelompok manusia yang kehidupan serta pendapatan sehari-harinya tidak dapat memenuhi kebutuhan yang paling pokok sehingga kehidupan mereka serba kekurangan.29

Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa kemiskinan diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang atau suatu kelompok tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan tidak memiliki pekerjaan tetap dan penghasilannya tidak dapat mencukupi seperdua atau lebih dari kebutuhan pokok dan sehari – hari dalam keluarganya. b. Ciri-Ciri Kemiskinan

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (pangan,

sandang dan papan).

2. Ketiadaan akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi).

27 Asep Usman Ismail, Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Perspektif al- Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin Pemberdayaan Masyarakat (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project, 2006), h. 136. 28 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar(Jakarta: Rajawali Pers, 1987), h. 349. 29 Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995), h. 76. 43

3. Ketiadaan jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan ketebatasan sumber alam.

6. Ketidakterlibatan dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Ketiadaan akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial (anak terlantar, wanita

korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal

dan terpencil).30 c. Sekolah Gratis

Sekolah gratis sebagai tempat atau lembaga terjadinya proses pembelajaran, pendewasaan, dan sosial peserta didik dibawah tanggung jawab semua orang yang terlibat dalam lembaga tersebut (kepala sekolah, staff, murid, dll) dimana beban biaya tidak dibebaskan kepada orang tua siswa.

Tujuan didirikannya sekolah menurut Malik Fajar, minimal untuk memenuhi tiga hal, yaitu: pertama, sarana implementasi kebijakan pendidikan, yang dikembangkan melalui sistem yang berlaku secara nasional. Kedua, memenuhi dan mewujudkan pendidikan nasional yang mumpuni secara akademik

30Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 132. 44

(bermutu dan bertaraf). Ketiga, untuk mengembangkan visi dan misi kehidupan

“Modern”.31

Alisuf Sabri berpendapat bahwa fungsi atau peran sekolah pada umumnya

32 adalah:

1. Mempertajam dan mencerdaskan intelek anak.

2. Penyempurnaan (dalam batas-batas tertentu) pendidikan dalam keluarga

maupun keagamaan.

3. Sekolah juga berfungsi sebagai pewaris dan pemelihara kebudayaan,

serta mengembangkan pribadi anak didik dengan mendidik dan

mengajar, serta memperbaiki, memperhalus tingkah laku anak didik yang

dibawanya dari keluarga. d. Landasan Hukum Sekolah Gratis

Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang merupakan bagian dari hak ekonomi, sosial, dan budaya atau hak ekonomi sosial budaya.

Rumusan pendidikan sebagai bagian dari hak asasi manusia terlihat jelas pada pasal 26 deklarasi hak asasi manusia yang menyatakan: setiap orang berhak atas pendidikan. Pendidikan harus bebas biaya, serta pada tingkat dasar dan tingkat rendah.Pendidikan dasar harus bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia secara umum dan pendidikan yang lebih tinggi harus sama-sama dimasuki semua orang berdasarkan kemampuan.

Lebih lanjut deklarasi HAM tersebut dalam konstitusi pada bagian pembukaan sebagai upaya pemerintah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

31 Syaukani H. R, Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan(Jakarta: Nuansa Madani, 2002), cet 1 h. 80. 32M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 51. 45

seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Lebih lanjut di rinci dalam pasal 31 UUD 1945 yang telah diamandemen, yang menyatakan:

1. Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan.

2. Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan

pemerintah wajib membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem

pendidikan nasional yang meningkatkan keinginan dan ketakwaan

serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

dengan undang-undang.

4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya

20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan pendidikan

nasional.

Penyelenggaraan program wajib belajar pendidikan dasar merupakan bagian dari kebijakan pendidikan di Indonesia untuk mencapai pendidikan untuk semua (education for all). Adapun yang menjadi fungsi dan tujuan wajib belajar diatur lebih lanjut pada pasal 2 PP No. 47 tahun 2008 yang menyebutkan: “Wajib belajar berfungsi mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi setiap warga Negara Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mengenai penyelenggaraan wajib belajar tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah, 46

pemerintah daerah, dan masyarakat. Penyelenggaraan program wajib belajar tersebut harus bermutu dan sesuai dengan standar nasional”.33 e. Hubungan Pendidikan Sebagai Pengentasan Kemiskinan

Keterkaitan kemiskinan dengan pendidikan sangat besar karena pendidikan memberikan kemampuan untuk berkembang lewat penguasaan ilmu dan keterampilan. Pendidikan pun dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya martabat manusia. Pendidikan mutlak dibutuhkan oleh semua warga Indonesia baik pendidikan formal maupun non formal.Pendidikan dapat menunjang perbaikan taraf hidup seseorang. Pendidikan pula diartikan sebagai usaha yang dijalankan seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup yang lebih tinggi dalam arti mental.34

Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pointer dalam pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika dunia pendidikan suatu bangsa jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab, pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan jati diri manusia suatu bangsa. Karena itu, setiap bangsa yang ingin maju, maka pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama. Karena dengan pendidikan maka akan tercipta sumber daya manusia yang handal yang mempunyai pemikiran menuju kedepan yang nantinya tentu akan meningkat derajat bangsa.35

33 Ranny Yulia, Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2015), h.30. 34http://gkj.or.id/dampak-kemiskinan-terhadap-pendidikan diakses pada 7 November 2016 35 Torsten Husen, Masyarakat Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h. 3. 47

Dengan pendidikan yang baik, setiap orang memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan, memiliki pilihan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Salah satu hal yang menjadi sangat penting untuk mengatasi hal tersebut di atas, adalah dengan pemerintah lebih memperhatikan sektor pendidikan. Seperti halnya pemerintah menempatkan persoalan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam pengambilan kebijakannya. Sebab, pendidikan dapat memutus mata rantai kemiskinan serta meningkatkan kualitas hidup dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. f. Urgensi Pendidikan Bagi Anak Miskin

Negeri ini telah lebih dari 20 tahun melaksanakan wajib belajar pendidikan dasar 6 tahun dan 10 tahun melaksanakan wajib pendidikan dasar 9 tahun.

Maksud dan tujuan pelaksanaan wajib belajar adalah memberikan pelayanan kepada bangsa untuk memasuki sekolah dengan biaya murah dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat banyak bahkan gratis. Demi sekolah dasar inilah anak bangsa dengan diberikan tiga kemampuan dasar, yaitu baca, tulis dan hitung, serta dasar bagi pengetahuan lain. Setiap wajib belajar pasti akan dimulai dari jenjang yang terendah, yaitu sekolah dasar. Sangat jelas bagi adanya korelasi antara kemiskinan dan pendidikan. Karena miskin, tidak bisa bersekolah, lalu tidak dapat mengubah nasib.Bagaimana pun, stigma pendidikan mahal menjadi melekat di benak masyarakat. Jangankan sekolah mengubah, apalagi perguruan tinggi, untuk memasuki sekolah tingkat dasar pun membutuhkan biaya yang sangat tinggi.36

Mengingat urgensi pendidikan untuk anak dari keluarga miskin tidak bisa dilepaskan begitu saja oleh para professional, maka stakeholder peranannya

36 Torsten Husen, Masyarakat Belajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h.5-6. 48

sangat berarti dalam menghidupkan kembali atau melanjutkan fungsinya agar urgensi pendidikan bagi anak tetap terus berjalan.

Oleh karena itu diciptakanlah sekolah-sekolah terpadu yang murah bahkan peserta didik tidak dikenakan biaya sama sekali untuk memperoleh pendidikan guna mendapatkan bekal keilmuan dan pengetahuan serta meningkatkan kualitas

SDM, sama dengan penelitian yang peneliti lakukan di Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan. 49

BAB III

PROFIL LEMBAGA

GAMBARAN UMUM SEKOLAH BISA

TANGERANG SELATAN

A. Sejarah Berdirinya Sekolah Bisa

Logo Sekolah Bisa Bintaro

Sumber: Dokumen Sekolah Bisa Bintaro

Sekolah Bisa berdiri berawal dari keprihatinan dan kepedulian terhadap sebagian anak bangsa yang berada dalam kondisi kemiskinan dan di sisi lain melihat kenyataan bahwa masih banyak anak yang berasal dari keluarga prasejahtera belum tersentuh oleh pendidikan dikarenakan sebagian besar mereka menjadi pengamen, pemulung dan kondisi ekonomi keluarga yang rendah. Wujud dari keprihatinan dan kepedulian tersebut British International School melalui program kegiatan CAS (Creative, Action, and Service) mendirikan sebuah sekolah bagi anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu yang bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan dengan memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak dari kalangan keluarga miskin.

Berawal dari kegiatan siswa British School Jakarta yang sedang mencari tim sepak bola di sekitar wilayah stasiun Pondok Ranji lalu mereka bertemu dengan 50

anak-anak yang bertempat tinggal disekitar rel kereta api Pondok Ranji dan ternyata anak-anak tersebut tidak bersekolah. Kemudian siswa dan siswi British

International School yang tergabung dalam program CAS (Creative, Action, dan

Service) menyampaikan hal tersebut kepada guru mereka di sekolah dan kemudian muncul ide/ gagasan untuk menciptaan serta mengembangkan pelayanan sosial bagi anak-anak yang belum tersentuh dunia pendidikan dengan mendirikan sebuah sekolah gratis bagi anak-anak yang tidak bersekolah. Siswa siswi British School Jakarta merancang sebuah konstruksi model bangunan untuk bangunan sekolah gratis yang nantinya akan di isi ± 25 orang siswa dan menyerahkan model bangunan tersebut kepada kontraktor untuk dibuatkan sekolah dengan model menyerupai sekolah alam agar anak – anak yang nantinya akan bersekolah merasa senang dan belajar pun tidak membosankan bagi mereka.

Bangunan sekolah pun didirikan di atas lahan tanah seluas 100 m2 didukung oleh Perusahaan The Body Shop Indonesia. Tepat pada tanggal l8 April 2011 sebuah sekolah berkonsep sekolah alam di resmikan dengan nama Sekolah Bisa.

Kemudian Sekolah Bisa mengembangkan pelayanannya dengan memberikan pelayanan pendidikan gratis yaitu, PAUD/ TK dan melalui Pusat Kegiatan Belajar

Masyarakat (PKBM) dengan program kesetaraan SD (Paket A). Selain memberikan pelayanan dalam bidang pendidikan, Sekolah Bisa Bintaro memberikan perhatian pula kepada anak-anak didik dengan memberikan pelayanan kesehatan, pemberian nutrisi dan pemberian identitas anak.

B. Visi dan Misi Sekolah Bisa

Dalam pelaksanaan program sekolah gratis, Sekolah Bisa memiliki Visi dan

Misi sebagai berikut: 51

Visi

Membimbing dan meningkatkan kesejahteraan keluarga pra sejahtera agar mereka tumbuh menjadi masyarakat yang produktif.

Misi

a. Menyelenggarakan program pendidikan yang berkualitas bagi anak pra

sejahtera guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

b. Menyediakan pelayanan di bidang kesehatan kepada anak dan keluarga di

Sekolah Bisa.

c. Memfasilitasi dan meningkatkan minat membaca anak di Sekolah Bisa.

C. Tujuan Sekolah Bisa

Tujuan Umum

Meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan anak agar menjadi produktif serta memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang semestinya.

Tujuan Khusus

a. Memberikan kesempatan bagi anak pra sejahtera untuk mendapatkan akses

pendidikan guna meningkatkan taraf hidup.

b. Memberikan beasiswa bagi anak untuk melanjutkan ketingkat SMP dan

SMA/ SMK.

c. Memfasilitasi dengan sarana dan prasarana guna menciptakan suasana belajar

bagi anak yang nyaman dan menyenangkan.

D. Struktur Organisasi dan Data Pengajar

Sekolah bisa didirikan dibawah naungan British School Jakarta melalui program IB CAS (Creative, Action and Service) British School Jakarta yang 52

memiliki struktur organisasi yang terdiri dari Koordinator, Asisten Administrator, dan Siswa/I Program CAS (Creative, Action and Service), dikarenakan Sekolah

Bisa Bintaro ini belum terbentuk menjadi sebuah yayasan.

Saat ini Sekolah Bisa memiliki tenaga pengajar tetap maupun volunteer berjumlah sekitar 18 orang. Untuk mempermudah penulis dalam penulisan skripsi ini, penulis tidak mencantumkan donatur dikarenakan terlalu banyak, jadi hanya penulis gambarkan sebagai berikut:

Stuktur Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Dorian Brown

Coordinator IB CAS British School Jakarta

Adimas Grahito

Asisten Administrator IB CAS British School Jakarta

Irwan Nurhadi Sumarti

Coordinator Staff Sekolah Bisa Bintaro Sekolah Bisa Bintaro

53

Tabel 2

Daftar Pengajar Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

No Nama Status Mata Pelajaran Kelas

Ass. Administrator

1 Bpk Adimas CAS British School/ IPA SD 2

Guru Tetap

Staff Sekolah Bisa/ Membaca, Menulis, 2 Ibu Sumarti TK Guru Tetap Menggambar

3 Ibu Dini Guru Tetap IPS & Kewarganegaraan SD 2

4 Bpk Darmaji Guru Tetap Kewarganegaraan SD 1 & SD 2

5 Ibu Claire Thomson Volunteer Matematika SD 1 & SD 2

6 Bpk Andika Volunteer Matematika SD 1 & SD 2

7 Ibu Jian Fu Volunteer Bahasa Inggris SD 2

8 Ibu Makiko Volunteer Bahasa Inggris TK & SD 1

9 Ratu Komala Guru Magang IPA SD 1

10 Ratih Komala Guru Magang Matematika SD 1

11 Ibu Martha Volunteer Matematika SD 2

12 Ibu Mimi Volunteer Bahasa Indonesia SD 1 & SD 2

13 Bella Volunteer Bahasa Indonesia TK

14 Ibu Hori Volunteer Music SD 1

15 Ibu Mayumi Volunteer Music TK

16 Ibu Sarah Cox Volunteer Storytelling TK & SD 1

17 Ibu Hani Volunteer Art TK

18 Amalina School Volunteer Agama Islam TK, SD 1 & SD 2

Sumber: Dokumen Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

54

E. Sasaran Penerima Pelayanan Sekolah Bisa a. Berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah kebawah. b. Berasal dari keluarga yang membutuhkan pendidikan. c. Berasal dari keluarga yang menginginkan anaknya untuk bersekolah. d. Berkemauan tinggi untuk bersekolah

F. Pembiayaan Operasional

Untuk mencapai tujuan yang dijalankan Sekolah Bisa, diperlukan adanya daya dukung yang memadai untuk pembiayaan semua bentuk biaya operasional.

Saat ini dana operasional Sekolah Bisa diperoleh dari British School Jakarta serta hasil kerjasama dengan The Body Shop Indonesia.

G. Kerja sama dan Jaringan Organisasi

Hingga saat ini ada beberapa mitra kerja yang sudah bekerja sama dengan

Sekolah Bisa Bintaro dengan status yang tetap dan tidak tetap diantaranya dari organisasi swasta serta institusi pendidikan. Kemudian organisasi swasta yang turut bekerja sama antara lain The Body Shop Indonesia, Unicef, Commonwealth,

Auto2000, dan lainnya. Kerjasama dengan organisasi-organisasi swasta ini terjalin dalam bentuk dukungan melalui berbagai bantuan salah satunya yaitu melalui pemberian dana. Sedangkan sekolah/ universitas yang menjalin kerjasama adalah

Amalina Islamic School, Prasetya Mulya Business School, Sekolah Pembangunan

Jaya, Universitas Atma Jaya, Universitas Trisakti, Universitas Pamulang, Binus

University, dan Edith Cowan University. Institusi pendidikan ini bekerja sama membantu kelangsungan berjalannya program Sekolah Bisa dengan menjadi relawan atau tenaga pengajar di Sekolah Bisa. 55

H. Sarana dan Prasarana

Dalam penelitian skripsi penulis melakukan observasi mengenai sarana dan prasana Sekolah Bisa, guna menujang kegiatan belajar mengajar bagi siswa.

1 Berikut hasil observasi penulis yang akan dijabarkan dibawah ini:

1. Taman

2. Lapangan

3. Area Bermain

4. Ruang Kelas PAUD/ TK

5. Ruang Kelas SD 1

6. Ruang Kelas SD 2

7. Ruang Jahit

8. Ruang Musik

9. Ruang Penyimpanan Tas & Sepatu

10. Ruang Perpustakaan

I. Program Kegiatan Sekolah Bisa

Tabel 3

Kesetaraan SD Keterampilan Ekstrakulikuler

. Matematika . Menjahit . Taekwondo . Bahasa Indonesia . Komputer . Futsal . Bahasa Inggris . Membuat . Renang . Kewarganegaraan Aksesories . Seni Budaya . Kreasi Origami . Agama Islam . Daur Ulang . Ilmu Pengetahuan Sosial . Membatik (IPS) . Membuat Kue . Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1 Observasi penulis mengenai sarana dan prasarana di Sekolah Bisa Bintaro, Tanggal 9 Januari 2017 56

Dari tabel yang dipaparkan diatas, bahwa semua kegiatan belajar mengajar di Sekolah Bisa Bintaro telah ditetapkan untuk tingkat TK dan Sekolah Dasar

(SD), semua kegiatan yang ada di struktur ini wajib dilakukan bagi semua anak didik Sekolah Bisa Bintaro. Dan saat ini Sekolah Bisa memiliki 21 anak didik yang dibagi menjadi tiga kelas, berikut ini data anak didik di Sekolah Bisa

Bintaro.

Tabel 4 Data Jumlah Anak Didik di Sekolah Bisa Bintaro

No Tingkat Pendidikan Jumlah 1 PAUD/ Taman Kanak-kanak 7 siswa 2 SD 1 7 siswa 3 SD 2 7 siswa 4 Lulusan 15 siswa

Sekolah Bisa merupakan sekolah gratis yang di khususkan bagi masyarakat kurang mampu dan anak-anak yang berprofesi di jalan. Kegiatan yang difokuskan oleh Sekolah Bisa diantaranya adalah:

 Sekolah Gratis

Peningkatan akses anak-anak terhadap pendidikan PAUD/ TK dan

Paket A setara SD. Tujuannya agar anak-anak yang belum tersentuh dunia

pendidikan mendapatkan kesempatan untuk bersekolah.

 Kesehatan Anak

Memberikan fasilitas kesehatan berupa pemeriksaan mata, gigi,

pemberian vaksin, nutrisi, vitamin, serta pendampingan misalnya ada anak

didik yang sakit parah pihak sekolah merujuk anak tersebut kerumah sakit

untuk mendapatkan pengobatan.

57

 Pemberian Nutrisi

Merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak didik

dengan pemberian sarapan pagi dan makan siang berupa makanan 4 sehat 5

sempurna. Tujuan dari pemberian nutrisi ini adalah untuk menjadikan anak

didik sehat dengan makan makanan yang bergizi. Hal ini sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro sebagai

berikut:

“Pemberian nutrisi dan makanan sehat setiap hari mulai dari sarapan dan makan siang , karena anak-anak disini gak boleh makan-makanan yang gak sehat seperti snack juga harus yang sehat bergizi”2

 Life Skill (Keterampilan)

Peningkatan kreatifitas anak melalui keterampilan menjahit dan

membuat aksesories dari mute-mute, komputer, kerajinan tangan, kreasi

kertas origami. Sudah ada hasil karyanya dan dari keterampilan ini anak

membuat sesuatu yang bisa dijual, serta dari hasil penjualan tersebut anak

mendapatkan hasil dan hasilnya pun berikan kepada anak yang telah

membuatnya.

 Pemberian Identitas

Pendampingan anak dalam rangka memenuhi hak-hak anak yang

tujuannya untuk membantu anak didik dalam memenuhi hak sebagai Warga

Negara Indonesia yang berguna sebagai salah satu syarat untuk bersekolah,

pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), untuk melamar pekerjaan, dan

lainnya. Contoh pendampingan seperti pemberian identitas akte kelahiran dan

kartu keluarga.

2 Wawancara dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 58

Tetapi tidak semua anak didik atau keluarga mendapatkan pelayanan

ini. Karena pelayanan ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang segi

perekonomiannya sangatlah rendah sehingga tidak memiliki biaya lebih untuk

pembuatan identitas. Hal tersebut serupa dengan yang diungkapkan oleh

Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Memberikan identitas bagi mereka yang memang benar-benar gak punya uang untuk urus surat-surat seperti akte kelahiran dan kartu keluarga dengan alasan mereka yang tepat insya allah kita akan bantu mereka untuk membuatkan identitas.”3

 Pelayanan Transportasi

Sarana transportasi yang disediakan oleh Sekolah Bisa Bintaro guna

menunjang kemudahan anak didik dalam menjalankan aktivitas sekolah.

 Pelayanan Rekreasi

Memberikan pelayanan rekreasi bagi anak didik guna sebagai pelepas

lelah serta jenuh setelah melakukan berbagai aktivitas setiap harinya dan juga

dapat memberikan semangat baru sehingga hari-hari selanjutnya dapat

mereka lalui dengan lebih bersemangat lagi. Hal tersebut sesuai dengan yang

diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro

sebagai berikut:

“Kalo rekreasi biasanya kita suka ngadain rutin sebulan sekali itu kegiatannya berenang yaa di BSD. Tapi kadang volunteer suka ajak anak-anak rekreasi juga sih kayak ke museum, nonton bioskop, terus yang baru-baru ini kunjungan ke proyek MRT”.4

3 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 4 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 59

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini akan memapar kan hasil temuan lapangan yang peneliti

temukan melalui penelitian yang telah dilakukan mengenai pelayanan sosial sekolah gratis bagi anak keluarga miskin di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

Selatan. dari hasil temuan lapangan tersebut, peneliti melakukan analisis yang juga akan dijelaskan dalam bab ini.

A. Tahapan Pelayanan Sosial di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Bagian ini akan menjelaskan mengenai tahapan yang dilakukan Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan dalam melaksanakan pelayanan sosial

melalui pelaksanaan sekolah gratis. Dengan menggabungkan hasil

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan teori-teori yang telah

dijelaskan pada BAB II.

Dalam pelayanan kesejahteraan sosial terdapat dua bentuk pelayanan

yaitu, Pelayanan sosial berbasis panti dan Pelayanan sosial berbasis non panti.

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan termasuk kedalam bentuk pelayanan

sosial non panti. Bentuk pelayanan bagi anak terlantar non panti terbagi

menjadi: Pelayanan Kelembagaan dan Pelayanan Kemasyarakatan. Pelayanan

Kelembagaan ini menekankan pada peran dan fungsinya dalam memenuhi

kebutuhan berupa pendanaan atau pelaksanaan pelayanan dari berbagai LSM,

Organisasi Sosial, Perusahaan dan lembaga-lembaga yang bersifat

keagamaan, pendidikan maupun kemasyarakatan. Pelayanan sosial program

pendidikan sekolah gratis di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

termasuk kedalam salah satu pelayanan kelembagaan karena diselenggarakan 60

oleh salah satu lembaga pendidikan yaitu British School Jakarta. Dengan

pelayanan ini diharapkan bisa menjadi pilihan yang tepat untuk membantu

dalam mengembangkan jaringan kemitraan dengan lembaga-lembaga untuk

memperluas jangkauan pelayanan agar mampu memberikan pelayanan

maksimal bagi anak-anak terlantar khususnya anak-anak yang belum

tersentuh pendidikan atau anak putus sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa hal

mengenai pelayanan sosial di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

terhadap anak keluarga miskin, baik dari segi subyeknya maupun dari

obyeknya. Berikut ini merupakan tahapan pelayanan sosial menurut buku

saku pekerja sosial, Departemen Sosial tahun 2004.

1. Tahapan Pendekatan Awal (Engagement)

Pendekatan awal merupakan suatu proses kegiatan yang mengawali

keseluruhan proses pelayanan sosial yang ada di Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan. tahap pendekatan awal diawali dengan sosialisasi

program pelayanan, identifikasi dan seleksi. Kegiatan yang dilakukan oleh

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan adalah dengan menyampaikan

informasi program pelayanan kesejahteraan sosial kepada masyarakat, instasi

terkait, serta organisasi sosial/ LSM guna memperoleh dukungan dari

berbagai pihak mengenai pelayanan kesejahteraan sosial anak terlantar.

Langkah-langkah pendekatan awal ini adalah:

a. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan langkah awal dari proses pelayanan sosial yang

ada di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Pada tahapan ini, pihak 61

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan melakukan penyampaian informasi

mengenai program pelayanan, metode yang digunakan dalam sosialisasi yaitu

dengan pihak Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan turun langsung

mencari calon anak didik di sekitar Kp. Bulakan Pondok Ranji atau dari

mulut ke mulut yang dilakukan oleh alumni yang telah lulus ataupun yang

masih bersekolah di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sebagai berikut:

“Biasanya dari mulut ke mulut, anak-anak sekolah bisa kasih info ke kita kalo ada yang mau sekolah. Lalu kita minta orang tua calon siswa untuk dateng ke sekolah dengan membawa persyaratan seperti akte kelahiran dan kartu keluarga. Atau kita cari informasi di bulakan karna disana banyak anak-anak yang gak sekolah, biasanya kalo mendekati kenaikan kelas kita suka dateng kesana. Kita tanya ada yang mau sekolah gak, terus nanti kita data siapa-siapa yang mau sekolah terus”1 Selain itu, informasi yang terkait dengan adanya pelayanan yang

diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan, biasanya didapat

melaui salah satu keluarga dari anak didik yang sebelumnya pernah

mendapatkan pelayanan. Mereka memberikan informasi kepada keluarga atau

masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Jika ada anak yang putus

sekolah atau belum bersekolah, maka mereka bisa mendapatkan pelayanan di

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. seperti halnya yang diungkapkan

oleh Ibu A salah satu orang tua yang anaknya mendapatkan pelayanan di

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sebagai berikut:

1 Wawancara dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, 14 Juni 2017. 62

“yang pertama masuk dulu kakaknya “L” si A sama D, baru deh di susul sama “L”. Jadi pas “L” masuk ke Sekolah Bisa tau dari kakaknya jadi langsung dateng aja ke sekolahnya.”2 b. Identifikasi

Identifikasi merupakan proses pengumpulan data dan informasi awal

calon penerima pelayanan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan

gambaran umum serta kondisi dari calon penerima pelayanan. Metode yang

dilakukan yaitu dengan melakukan wawancara kepada orang tua dari si anak.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator

Sekolah Bisa sebagai berikut:

“Kita cari informasi di bulakan karna disana banyak anak-anak yang gak sekolah, biasanya kalo mendekati kenaikan kelas kita suka dateng kesana. Kita tanya ada yang mau sekolah gak, terus nanti kita data siapa-siapa yang mau sekolah terus mereka kumpulin persyaratannya.”3 c. Seleksi

Pada tahap seleksi ini, Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

menentukan apakah anak tersebut bisa diberikan pelayanan atau tidak.

Terdapat beberapa kriteria atau persyaratan agar bisa mendapatkan pelayanan

di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan, yaitu anak didik harus berasal

dari keluarga pra sejahtera/ tidak mampu secara ekonomi. Karena hal tersebut

merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Seperti hal nya yang

diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan sebagai berikut:

2 Wawancara dengan Ibu A salah satu orang tua dari anak didik, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 3 Wawancara dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa, 14 Juni 2017. 63

“Gak ada kriteria khusus sih, yang pastinya dari segi ekonomi dari keluarga tidak mampu, punya niat yang sungguh-sungguh untuk bersekolah.”4 2. Tahap Pengungkapan dan Pemahaman Masalah (Assesment)

Assessment merupakan cara untuk mengumpulkan informasi dan

analisis data untuk mengungkapkan serta memahami masalah, kebutuhan

serta sistem sumber penerimaan klien. Tahapan assessment yang dilakukan

oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan yaitu dengan menggali

informasi yang relevan tentang masalah, kebutuhan serta potensi apa yang

dimiliki oleh si anak. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan

wawancara orang tua dan observasi tempat tinggal calon anak didik.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator

Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Kalo kita liat dulu nih masalah anak-anaknya dengan cara mewawancarai orang tuanya buat gali informasinya, misalnya anak-anak ini gak sekolah karena orang tuanya gak mampu atau tidak ada kesempatan untuk sekolah di sekolah formal ya kita bantu dengan kita masukkan di Sekolah Bisa dengan prosedur penerimaan yang sudah kita tetapkan akan tetapi kalo tidak ada kemauan untuk sekolah ya masih kita pertimbangin lagi.”5 A. Profil Anak Didik a. Identitas Anak

Nama : KLE

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 27 Juli 2006

Pendidikan : SD

4 Wawancara dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan, 14 Juni 2017. 5 Wawancara dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan, 14 Juni 2017. 64

Agama : Islam

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok

Aren, Tangerang Selatan. b. Identitas Keluarga

Nama Ayah : E

Umur : 50 Tahun

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Buruh Tidak Tetap

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok Aren,

Tangerang Selatan.

Nama Ibu : A

Umur : 38 Tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pemulung

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok Aren,

Tangerang Selatan. c. Riwayat Anak Didik

KLE (12 tahun) saat ini adalah anak didik di Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan. berpawakan kurus, tidak terlalu pendek, berkulit sawo

matang, rambut lurus dan panjang. KLE berasal dari salah satu keluarga tidak

mampu yang bertempat tinggal di lingkungan kumuh yang letaknya dangat

dekat sekali dengan pinggir tol Bintaro yang sering disebut dengan Kampung

Bulakan. Ayah KLE bekerja sebagai buruh serabutan yang penghasilannya

tidak menetap dan ibu KLE bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan ± 65

70.000/ hari. Sebelumnya KLE sempat disekolahkan oleh orang tuanya di MI

(Madrasah Ibtidaiyah) Pd. Karya 02. Akan tetapi pada saat kenaikan kelas 2

KLE tidak dapat melanjutkan sekolahnya dikarenakan orang tua KLE tidak

memiliki cukup biaya untuk membayar biaya sekolah. walaupun ayah dan

ibunya bekerja akan tetapi KLE memiliki 4 saudara kandung yang pada saat

itu juga memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kedua orang tuanya.

Setelah KLE mengalami putus sekolah, untuk mengisi hari-harinya

KLE pun sering ikut ibunya pergi memulung untuk membantu ibunya dalam

mencari rezeki. Seiring berjalannya waktu, pada saat itu kakak KLE bernama

A memberitahukan kepada ibu dan ayahnya bahwa Sekolah Bisa Bintaro

sedang membuka pendaftaran anak didik untuk tahun ajaran baru dan

menawarkan agar adiknya KLE dapat melanjutkan sekolah di Sekolah Bisa

Bintaro. Karena sebelumnya kakak KLE yang mengetahui lebih dulu Sekolah

Bisa Bintaro dan kakak KLE menjadi murid di tahun ajaran pertama dan di

ajak langsung oleh pihak Sekolah Bisa Bintaro yang saat itu sempat

mendatangi tempat tinggalnya. Setelah mengikuti proses alur pendaftaran

anak didik baru, KLE akhirnya menyusul kakaknya A dan D bersekolah di

Sekolah Bisa Bintaro.

B. Profil Anak Didik a. Identitas Anak

Nama : SN

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 10 Oktober 2004

Pendidikan : TK 66

Agama : Islam

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok

Aren, Tangerang Selatan.

b. Identitas Keluarga

Nama Ayah : S

Umur : 51 Tahun

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok Aren,

Tangerang Selatan.

Nama Ibu : J

Umur : 33 Tahun

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002, Kp. Bulakan, Pondok Aren,

Tangerang Selatan. c. Riwayat Anak Didik

SN (14 tahun) adalah salah satu anak didik yang ada di Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan. SN memiliki tubuh kurus dan tinggi, memiliki

kulit sawo matang, susunan gigi atas sedikit maju, rambut panjang dan lurus,

memiliki IQ rendah sehingga agak sedikit lambat dalam mengikuti pelajaran.

SN berasal dari salah satu keluarga tidak mampu yang bertempat tinggal

dekat dengan KLE di lingkungan kumuh yang letaknya sangat dekat sekali

dengan pinggir tol Bintaro yang sering disebut dengan Kampung Bulakan. 67

Pada saat SN masih tinggal di kampung halamannya di Pandeglang, Banten

SN pernah disekolahkan oleh orang tuanya disana. Akan tetapi tidak lama SN

tidak dapat meneruskan sekolahnya dikarenakan ia tidak dapat mengikuti

pelajaran dengan baik. SN pun akhirnya putus sekolah dan kemudian orang

tua SN merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Ayah SN bekerja

sebagai pedagang ketupat sayur keliling dengan penghasilan ± 50.000/ hari

dan ibu SN hanya sebagai ibu rumah tangga tetapi sesekali suka ikut

memulung bersama tetangga sekitarnya. Penghasilan yang didapat kedua

orang tua SN belum dapat mencukupi untuk mendaftarkan sekolah SN

kembali, dikarenakan SN masih memiliki 2 adik kandung yang harus

dipenuhi pula kebutuhan hidupnya.

Saat di Jakarta SN mengisi hari-harinya dengan teman-teman sekitarnya

untuk pergi mengamen ataupun memulung. Pada saat pihak Sekolah Bisa

Bintaro melakukan kunjungan rutin ke Kp. Bulakan SN di ajak untuk

bersekolah dan kemudian ia meminta izin kepada orang tuanya untuk

bersekolah. Ibu SN menerima tawaran yang diberikan oleh pihak Sekolah

Bisa Bintaro dengan tujuan agar anaknya dapat bersekolah kembali. Sampai

saat ini SN sudah 2 tahun menjadi anak didik di Sekolah Bisa Bintaro,

Tangerang Selatan.

3. Tahapan Perencanaan Pemecahan Masalah (Planning)

Tahapan perencanaan pemecahan masalah (planning) merupakan proses

perencanaan apa yang harus dilakukan setelah mengetahui permasalahan dan

kemudian mengarah langsung pada tindakan dalam bentuk suatu kegiatan

ataupun pemberian kebutuhan berdasarkan apa saja yang diperlukan oleh 68

anak didik. Dalam hal ini pihak Sekolah Bisa Bintaro merumuskan

perencanaan yang tepat sesuai kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh anak

didik. Hal ini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku

Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sebagai berikut:

“Kalo buat planning sih ya kita rumusin permasalahan anak tersebut, terus tinggal kita kasih pelayanan yang sesuai dengan usianya buat si anak ini. Kalo dia belum bisa baca kita masukin ke TK dulu, tapi kalo dia putus sekolah mungkin bisa masuk di kelas SD 1 atau SD 2, trus kalo dia udah lulus belum kerja bisa bikin keterampilan yang nanti bisa dijual hasil karya nya dia terus dia bisa dapet penghasilan.”6 Dalam hal ini, pihak Sekolah Bisa Bintaro dan anak didik beserta orang

tua atau keluarga bekerja sama dalam membantu permasalahan yang dialami

oleh anak didik guna mencapai tujuan yang ingin dicapai.

4. Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah (Intervention)

Dalam tahapan pelaksanaan pemecahan masalah (intervention) ini

merupakan penerapan dari rencana pemecahan masalah yang telah

dirumuskan sebelumnya. Dalam hal ini Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

Selatan melakukan kegiatan intervensi dengan melihat terlebih dahulu apa

saja yang menjadi kebutuhan anak, apakah anak tersebut masuk didalam

kriteria pada pelayanan yang terdapat di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

Selatan serta bagaimana potensi anak tersebut. Di lihat dari kondisi keluarga

yang tidak mampu, KLE dan SN adalah anak didik Sekolah Bisa Bintaro

yang membutuhkan bantuan agar bisa melanjutkan sekolahnya kembali

dikarenakan perekonomian keluarganya tidak dapat memenuhi untuk biaya

pendidikan. Dari kebutuhan itu, pihak Sekolah Bisa Bintaro memberikan

6 Wawancara dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 69

bantuan berupa kesempatan kepada KLE dan SN agar dapat melanjutkan

sekolahnya kembali dengan mengajak KLE dan SN untuk bergabung dalam

pelayanan sekolah gratis Sekolah Bisa Bintaro dibawah naungan British

School Jakarta. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh ibu A selaku orang tua

KLE sebagai berikut:

“Bisa dibantu buat diajak sekolah lagi aja saya seneng banget kak Alhamdulillah ngebantu saya juga soalnya saya anak banyak. Kayaknya kalo gak ketemu sama Sekolah Bisa mah saya gak tau deh, gak sanggup saya buat bayar sekolahnya.”7 Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu J selaku orang tua SN sebagai berikut: “Alhamdulillah sekarang SN udah bisa sekolah lagi kak jadi gak ngamen terus. Saya bersyukur ada SB yang dateng kesini ajak anak saya sekolah lagi.”8 Tidak hanya dalam memberikan akses pendidikan gratis saja, intervensi

yang dilakukan oleh Sekolah Bisa Bintaro juga dalam berupa memberikan

pelayanan kesehatan dan pemenuhan nutrisi bagi KLE dan SN. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa

Bintaro sebagai berikut:

“Akses layanan kesehatan seperti, cek kesehatan, vaksin, dan berobat kalo ada anak yang sakit, terus pemberian nutrisi dan makanan sehat, karena anak-anak disini gak boleh makan- makanan yang gak sehat seperti snack juga harus yang sehat bergizi”9 Kegiatan intervensi ini bertujuan agar tepat sasaran dan sesuai dengan

tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu keberhasilan dalam memberikan

pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh anak didik.

7 Wawancara pribadi dengan Ibu A orang tua dari KLE, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 8 Wawancara pribadi dengan Ibu J orang tua dari SN, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 9 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 70

5. Tahapan Bimbingan

Dalam tahapan bimbingan pihak Sekolah Bisa Bintaro mendapatkan

kesempatan bagi anak-anak didik untuk diberikan bimbingan konseling yang

disediakan oleh Cassandra Putranto and Associate Psikolog serta dengan

melakukan homevisit atau monitoring yang dilakukan oleh Sekolah Bisa dan

British School Jakarta pada setiap anak didik dengan metode wawancara dan

observasi mengenai bagaimana pelayanan yang diberikan oleh Sekolah Bisa

Bintaro berjalan dengan baik atau tidak serta memberikan konseling saat anak

didik mengalami suatu permasalahan. Hal ini dilakukan bertujuan agar segala

bentuk pelayanan yang diberikan Sekolah Bisa Bintaro dapat sesuai dengan

kebutuhan masing-masing anak didik. Seperti yang diungkapkan oleh Irwan

Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Ya kebetulan kita dapet kesempatan dari psikolog Cassandra & associate untuk mendapat bimbingan konseling bagi anak-anak, dengan mengikuti bimbingan yang diberikan dan juga tes-tes untuk mengetahui IQ, minat dan bakat mereka. Karena anak-anak yang disini beda mereka butuh perhatian khusus, makanya kita butuh untuk berikan anak-anak bimbingan seperti ini. Dan biasanya juga setiap tiga bulan sekali atau mau mendekati kenaikan kelas kita kunjungan home visit ke rumah anak-anak untuk memonitoring apakah pelayanan yang kita berikan untuk anak itu sudah berjalan dengan baik atau belum.”10 Dengan adanya tahapan bimbingan ini pula pihak Sekolah Bisa Bintaro

dapat mengetahui lebih dalam karakteristik masing-masing anak didik dengan

adanya tes IQ maupun konseling. Karena sering kali permasalahan yang

muncul dikarenakan anak didik yang sering tidak hadir di sekolah ataupun

malas untuk mengikuti pelajaran di kelas. Untuk itu pihak Sekolah Bisa

Bintaro mencari tahu penyebabnya dan memberikan konseling bagi mereka

10 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 71

yang sering tidak hadir di sekolah ataupun malas belajar kemudian

mencarikan solusi terbaik. Akan tetapi anak didik ini tidak akan diberikan

sanksi karena itu akan berdampak pada keengganan siswa untuk bersekolah.

6. Tahapan Evaluasi

Gambar 1 Salah satu kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh pihak Sekolah Bisa dengan orang tua anak didik

Sumber: Dokumentasi Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Tahapan evaluasi merupakan suatu proses penilaian terhadap

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan pada planning serta untuk

memastikan apakah proses pelayanan yang diberikan sesuai rencana yang

telah ditetapkan serta untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan, dan

hambatan-hambatan yang terjadi. Kegagalan atau hambatan yang terjadi

selama proses memberikan pelayanan merupakan suatu pertanda perlunya di

nilai kembali hal-hal yang telah dilakukan. Tahapan evaluasi ini merupakan

kegiatan terus-menerus selama proses intervensi berlangsung.

Dalam hal ini, pihak Sekolah Bisa Bintaro melakukan evaluasi bersama

guru, volunteer, dan orang tua siswa dengan proses penilaian dengan melihat

kembali tingkat kemajuan yang telah dicapai itu sesuai dengan tujuan

pemecahan masalah atau tidak, serta mencatat pencapaian apa saja yang 72

didapat setelah anak didik mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi sebagai berikut:

“Setiap setahun dua kali Sekolah Bisa mengundang orang tua murid datang ke sekolah untuk melakukan evaluasi biasanya kita evaluasi perkembangan anak ini selama di Sekolah Bisa. Dan kalo evaluasi untuk Sekolah Bisa biasanya tiga bulan sekali kita pengurus Sekolah Bisa, guru dan volunteer mengevaluasi dari segi pembelajaran dari tahun-tahun sebelumnya apa sih yang kurang, mengevaluasi setiap anak-anak gimana perkembangannya dan buat perencanaan baru untuk taun kedepan harus lebih baik lagi.”11 Dalam setiap evaluasi kenaikan kelas Sekolah Bisa tidak menerapkan

sistem tidak naik kelas, karena yang utama adalah kemauan anak-anaknya

untuk sekolah disamping dukungan dari orang tua mereka. Karena tidak

mudah untuk mengajak anak-anak dari keluarga miskin yang terbiasa bekerja

bersama orang tuanya kemudian menambah kegiatan mereka dengan

bersekolah.

7. Tahapan Terminasi

Terminasi merupakan tahap pengakhiran dari proses pelayanan dengan

pihak terkait, dimana terjadi pemutusan hubungan antara pemberi pelayanan

dengan penerima manfaat yaitu Sekolah Bisa Bintaro dengan anak didik.

Dalam hal ini, pihak Sekolah Bisa Bintaro melakukan proses terminasi

apabila anak didik sudah tidak bisa bekerjasama dengan baik dan jika orang

tua atau keluarga sudah tidak ingin mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa

Bintaro. Maka dari itu pelayanan yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro

akan berakhir. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi

selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

11 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 73

“Kalo terminasi itu semisal anak didik udah gak bisa mengikuti aturan yang kita punya baru kita terminasi sama dari orang tua juga. Karena kita gak bisa memutuskan hubungan dengan anak- anak yang udah kita bina. Kebanyakan dari pihak orang tua yang memutuskan hubungan dengan kita karena mereka cenderung pesimis sama masa depan anak-anaknya, anak-anaknya malah 12 disuruh kerja aja.” Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu, kesadaran orang tua

akan pentingnya pendidikan sudah ada di setiap orang tua anak didik. Dan

saat ini orang tua anak didik sangat mendukung anak-anak mereka bersekolah

di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan.

8. Tahapan Pembinaan Lanjut

Tahapan pembinaan lanjut merupakan tahapan akhir dari proses

pelayanan sosial yang ada di Sekolah Bisa Bintaro yang ditujukan agar anak

didik menjadi manusia yang produktif serta dapat melaksanakan tugas

kehidupan dan lingkungan sosialnya dengan baik. Tahapan pembinaan lanjut

diberikan dalam berbagai macam bentuk, tergantung pada kebutuhan masing-

masing anak didik. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan

Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Pembinaan lanjut yaa, kalo disini pembinaan lanjut untuk anak- anak yang sudah lulus kita berkomitmen untuk memberikan scholarship program yaitu memfasilitasi pendidikan formal SMP- SMA/K bagi mereka yang melanjutkan sekolah. Ada juga kita fasilitasi dengan keterampilan menjahit membuat gelang batik, pembatas buku, tatakan gelas atau buat aksesories kalung dan gelang dari batu manik-manik gitu nanti bisa dijual saat event di BSJ (British School Jakarta) terus mereka dapat penghasilan jadi mereka produktif.”13

12 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 13 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 74

Hal serupa juga diungkapkan oleh Bpk. Adimas Grahito selaku Ass.

Administrator IB CAS British School Jakarta sebagai berikut:

“Tentunya semaksimal mungkin kita memberikan peluang bagi anak-anak yang udah lulus dari SB terus bersungguh-sungguh nih

mau ngelanjutin sekolah lagi kita dengan senang hati bantu dalam biaya pendidikan, kebetulan BSJ juga punya scholarship program ya dimana kita memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anak lulusan Sekolah Bisa yang ingin melanjutkan ke SMP atau SMA tetapi terbentur oleh biaya itu kita bantu sampai mereka lulus.”14 Berdasarkan wawancara peneliti, pembinaan lanjut yang dilakukan oleh

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan telah berjalan dengan baik yaitu

dengan memberikan Scholarship Program kepada beberapa anak didik yang

telah lulus dari Sekolah Bisa dengan membantu mencarikan sekolah lanjutan

yaitu SMP dan SMA yang sesuai dengan anak didik dan memberikan

beasiswa pendidikan bagi mereka hingga lulus.

B. Upaya Sekolah Bisa dalam Pengentasan Kemiskinan

Pengentasan kemiskinan bukan hanya dapat dicapai melalui

pengembangan satu sektor tertentu saja tetapi berbagai sektor penting yang

berkenaan dengan kepentingan rakyat banyak. Salah satu program yang

terpenting ialah pendidikan serta pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan

pendidikan yang baik, setiap orang memiliki bekal pengetahuan dan

keterampilan, mempunyai pilihan untuk mendapat pekerjaan, dan menjadi

lebih produktif. Dengan demikian pendidikan dapat memutus mata rantai

kemiskinan kemudian dapat meningkatkan kualitas hidup dan mewujudkan

kesejahteraan masyarakat. Sangat jelas adanya korelasi antara pendidikan dan

14 Wawancara pribadi dengan Bpk. Adimas Grahito selaku Asisten Administrator IB CAS British School Jakarta, 22 Mei 2017. 75

kemiskinan, karena miskin menjadi tidak bisa bersekolah, kemudian tidak dapat mengubah nasib.

Masalah ekonomi merupakan faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan tingginya angka putus sekolah pada kelompok masyarakat miskin. Mereka tidak memiliki dana yang cukup untuk memberikan akses anak anak mereka ke sekolah, karena pendidikan memang membutuhkan biaya yang relatif besar.

Oleh karena itu diciptakan sekolah-sekolah terpadu yang murah atau bahkan biaya pendidikan sama sekali tidak dibebankan kepada anak didik untuk bisa memperoleh pendidikan yang semestinya. Yang bertujuan agar anak-anak dari kalangan miskin dapat ikut andil dalam mendapatkan ilmu pengetahuan dari tingkat dasar, menengah dan sampai perguruan tinggi. Hal tersebut berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh salah satu lembaga pendidikan British School Jakarta yang memiliki kepedulian pada anak-anak keluarga miskin agar mereka bisa bersekolah yaitu dengan menyediakan akses pendidikan gratis melalui Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. sebagaimana yang diungkapkan oleh Bpk. Adimas Grahito selaku Ass.

Administrator IB CAS British School Jakarta sebagai berikut:

“Berawal dari kepedulian siswa siswi secondary years kelas 11 yang saat itu sedang mencoba mencari tim sepak bola di Kp. Bulakan, dari situ anak-anak secondary years 11 mengetahui bahwa banyak anak-anak di Kp. Bulakan yang tidak bersekolah. Dari kepedulian mereka, akhirnya mereka memberi tahu Bpk. Adrian (Coordinator program CAS) dan beliau menyampaikan hal tersebut kepada anak-anak years 12 dan years 13 di karenakan mereka memiliki program yaitu CAS (Creative, Action and Service), dimana CAS ini adalah semacam kurikulum dari IB dan siswa siswi British harus menempuh mata pelajaran CAS ini untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dan sejalan dengan itu beliau memiliki pemikiran untuk di dirikan sekolah bagi anak- 76

anak di Kp. Bulakan untuk memberikan kesempatan bagi anak- anak kurang mampu, anak-anak pengamen, pemulung supaya bisa bersekolah dengan layak, belajar dan mengembangkan keterampilan yang dimilikinya serta kelak bisa berguna bagi masyarakat sekitar dan juga memiliki SDM yang baik.”15 Kemudian berdasarkan dari pernyataan diatas upaya yang dilakukan

Sekolah Bisa Bintaro dalam pengentasan kemiskinan dengan

mengembangkan akses pendidikannya mulai dari TK sampai Sekolah Dasar

(SD) serta memberikan akses pelayanan keterampilan (Life Skill) bagi anak

didik. Untuk mengetahui lebih lanjut akan peneliti tuangkan kedalam BAB IV

sebagai berikut.

1. Sekolah Gratis

Sekolah gratis merupakan program pendidikan yang didirikan atas

kepedulian dari siswa/I dan guru British School Jakarta untuk anak-anak yang

kurang beruntung dalam memperoleh pendidikan. Karena terlihat masih

banyaknya anak-anak dari keluarga miskin yang belum tersentuh dalam dunia

pendidikan dan belum memiliki kesempatan untuk duduk di bangku sekolah.

Karena sejatinya, pendidikan merupakan kegiatan untuk mengembangkan

diri, menyampaikan nilai-nilai untuk dipakai oleh anak sehingga menjadi

pintar, berakhlak baik, berguna baik bagi masyarakat serta sangat dibutuhkan

untuk mencukupi kebutuhan ekonomi seseorang kelak di masa depan.

Dalam hal ini, Sekolah Bisa Bintaro memberikan pelayanan pendidikan

berupa akses sekolah gratis dari tingkat TK dan Sekolah Dasar (SD). Sekolah

Bisa Bintaro bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

(PKBM) Negeri 26 Bintaro untuk tingkat Sekolah Dasar (SD). Selain itu, para

15 Wawancara pribadi dengan Bpk. Adimas Grahito selaku Ass. Administrator IB CAS British School Jakarta, 22 Mei 2017. 77

tenaga pengajar di Sekolah Bisa Bintaro berasal dari guru British School

Jakarta, tenaga relawan (volunteer) dari sekolah, universitas, organisasi

swasta, orang tua siswa British School Jakarta dan guru dari beberapa sekolah

yang di rekrut berdasarkan relasi dari pihak yang terkait dengan Sekolah Bisa

Bintaro dengan berbagai tingkatan pendidikan mulai SMA sampai Sarjana

untuk tenaga relawan (volunteer). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu

Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sebagai

berikut:

“Kebanyakan relasi dari pihak SB sih. Ada yang dari orang tua murid British School, guru-guru British School, karyawan The Body Shop, dari mahasiswa juga ada. Kita sangat terbuka sekali untuk siapapun ingin menjadi volunteer disini untuk mengajar anak-anak. Karena kita memang saat ini masih kekurangan tenaga pengajar”16 Gambar 2 Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh Guru Sekolah Bisa pada kelas SD 1 dan SD 2.

Sumber: Dokumentasi pribadi peneliti

Metode pembelajaran yang digunakan di Sekolah Bisa Bintaro juga

berbeda dengan sekolah formal. Sekolah Bisa Bintaro ini menerapkan

pembelajaran semi private, dimana anak-anak belajar sambil bermain agar

tidak bosan dan jenuh saat belajar mengajar dimulai. Karena anak didik di

16 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 78

Sekolah Bisa Bintaro ini terbiasa dengan kehidupan yang bebas, seperti

bermain dan bekerja di jalanan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan

Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Anak-anak disini kalo belajar gak bisa tuh kayak anak-anak disekolah formal lain, yang ada mereka baru berapa menit belajar langsung bosen atau enggak dia tidur. Jadinya kita menerapkan belajar sambil bermain, di sela-sela proses belajar mengajar berlangsung diselipin tuh games supaya gak bosen atau gak tidur.”17 Hal serupa juga diungkapkan oleh Bpk. Adimas Grahito selaku Ass.

Administrator IB CAS British School Jakarta sebagai berikut:

“Model pembelajaran yang kita pakai untuk mengajar disini berbeda, kita pakai model pembelajaran yang dikombinasikan dari British dan kurikulum nasional biar lebih menarik dan anak-anak jadi have fun belajarnya. Karena kami ingin menciptakan suasana belajar yang nyaman dan apa yang disampaikan dalam kelas agar bisa langsung diterima oleh anak-anak supaya anak-anak juga gak bosen belajarnya.”18 Selain itu, tempat yang disediakan untuk proses belajar mengajar di

Sekolah Bisa Bintaro adalah tanah yang di wakafkan oleh Perusahaan

Kosmetik terkenal yaitu The Body Shop Indonesia seluas ± 100 m² dan

dibangun oleh British School Jakarta dengan konsep sekolah terbuka atau

sekolah alam. Meskipun anak didik Sekolah Bisa Bintaro sebelumnya ada

yang bekerja sebagai pemulung atau pengamen, saat mereka sudah

bersekolah di Sekolah Bisa Bintaro mereka masih diperbolehkan oleh pihak

Sekolah Bisa Bintaro untuk tetap bekerja membantu orang tuanya dengan

memulung ataupun mengamen. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan

Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

17 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 18 Wawancara pribadi dengan Bpk. Adimas Grahito selaku Ass. Administrator IB CAS British School Jakarta 22 Mei 2017. 79

“Kami disini paham betul mereka terlahir dari sejak kecil sudah ikut dengan orang tuanya untuk bekerja entah itu memulung atau mengamen dan mereka hidup dari sana. Jadi kita sama sekali tidak melarang mereka untuk tetap bekerja asal mereka tetap sekolah.”19 Maka dari itu, waktu belajar mereka dimulai pada pukul 09.00 WIB –

15.00 WIB. Hal itu disebabkan karena ada sebagian anak didik yang harus

membantu orang tuanya memulung di pagi hari atau malam hari.

Pendidikan yang terdapat di Sekolah Bisa Bintaro ini pun memiliki

tingkat jenjang pendidikan di antaranya sebagai berikut:

a. Pelayanan Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK)

TK yang terdapat di Sekolah Bisa Bintaro ini dibagi menjadi dua

kelompok yaitu kelompok 1 dan kelompok 2. Pada kelompok 1 ini

dikhususkan bagi anak didik yang sama sekali belum bisa membaca dan

menulis. Di kelompok ini pula tidak dibatasi usia karena melihat masih

terdapat beberapa anak yang usianya 7 tahun ke atas belum bisa membaca

ataupun menulis dengan baik dan di dalam kelompok 1 terdapat tiga anak

didik. Sedangkan pada kelompok 2 di khususkan bagi anak didik yang sudah

dapat membaca dan menulis serta mulai dapat mengikuti pelajaran dengan

baik dan di dalam kelompok ini terdapat empat anak didik. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa

sebagai berikut:

“Dikelas TK ini kita gak batasi umur dek karena masih ada yang umurnya udah 9 tahun aja belum bisa baca. Jadi kita masukin di kelas TK dulu supaya nantinya bisa ngikutin pelajaran dengan

19 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 80

baik dan gak ganggu anak-anak yang lain juga nanti kalo ngikutin pelajaran.”20

Dari hasil wawancara dengan Ibu Sumarti selaku Staff sekaligus guru TK di

Sekolah Bisa pernyataan itu serupa dengan hasil wawancara peneliti dengan orang tua SN salah satu anak didik yang sudah berumur 14 tahun yang saat ini masih duduk di bangku

TK dikarenakan ia belum lancar dalam membaca dan menulis nya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh orang tua SN anak didik Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Masih di kelas TK kak soalnya baca sama tulisnya belom lancar takut nanti gak bisa ngikutin pelajaran kalo langsung dimasukin ke SD”21

Gambar 3 Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh Volunteer di Kelas TK

Sumber: Dokumen Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Pendidikan Taman Kanak-kanak di Sekolah Bisa Bintaro ini bertujuan

untuk mengenalkan huruf maupun angka serta menulis kepada anak-anak

sehingga mampu untuk menyiapkan anak didik untuk masuk ke jenjang

Sekolah Dasar (SD) dan nantinya dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

b. Pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD)

Pendidikan Sekolah Dasar yang terdapat di Sekolah Bisa Bintaro

bekerjasama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Negeri 26

Bintaro untuk proses belajar mengajar. Total jumlah anak didik yang terdapat

20 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 21 Wawancara pribadi dengan Ibu J orang tua dari SN Tangerang Selatan, 23 Juni 2017. 81

dalam tingkat SD ini berjumlah 14 anak didik dengan jumlah kelas dibagi dua

yaitu SD 1 dan SD 2. SD 1 setara dengan kelas 2, 3, 4 SD pada umumnya

sedangkan SD 2 setara dengan kelas 5 dan 6 SD. SD 1 berjumlah 7 anak didik

dan SD 2 berjumlah 7 anak didik dalam satu kelasnya. Mata pelajaran yang

terdapat di Sekolah Bisa ini sama seperti mata pelajaran pada sekolah formal

lainnya karena mengikuti Kurikulum Nasional. Setiap harinya senin-jum’at

guru tetap maupun volunteer memberikan materi pembelajaran sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan oleh pihak Sekolah Bisa Bintaro. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa

Bintaro sebagai berikut:

“Disini kita kelas SD nya cuma ada 2, SD 1 sama SD 2. Jadi sistemnya kita kelompokan SD 1 itu setara sama anak kelas 2, 3 dan 4 SD. Kalo SD 2 setara sama anak SD kelas 5 dan 6. Tapi untuk mata pelajarannya kita tetap mengikuti Kurikulum Nasional ya karena kita kan ikut PKBM.”22 Gambar 4 Kegiatan belajar mengajar bersama Volunteer di kelas SD

Sumber: Dokumen Sekolah Bisa Bintaro

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan pihak Sekolah Bisa

Bintaro, dapat diketahui pula bahwa Sekolah Bisa ini tidak memiliki kriteria

khusus untuk merekrut tenaga pengajar atau volunteer, karena yang

22 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 82

terpenting mereka mampu mengajarkan anak didik, bertetekad untuk

mendidik dengan baik dan memiliki kasih sayang lebih kepada mereka serta

mampu memberi pengajaran dengan sukarela atau tanpa dibayar.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sumatri selaku Staff Sekolah Bisa

Bintaro sebagai berikut:

“Yang utama sih peduli, sayang sama anak-anak ya, terus ya komitmen aja sih minimal 3 bulan jadi untuk jadi volunteer disini enggak ada kualifikasi atau kriteria khusus sih dan perlu diingat juga mau untuk tidak dibayar dek.”23 Dalam hal ini Sekolah Bisa Bintaro masih kekurangan dalam memiliki

tenaga pengajar atau volunteer. Itu menyebabkan saat ada guru atau volunteer

yang tidak hadir menjadi tidak ada guru atau volunteer penggantinya. Hal

tersebut seringkali menjadikan anak didik bermain pada jam belajar.

2. Pelayanan Keterampilan (Life Skill)

Pelayanan keterampilan merupakan pelayanan yang sangat bagus untuk

anak-anak sebagai wadah dalam mengembangkan kreativitas agar setelah

lulus menjadi produktif dengan keterampilan yang ia miliki. Di Sekolah Bisa

Bintaro ini tidak banyak keterampilan yang diberikan kepada anak didik

dikarenakan keterbatasan pengajar. Adapun keterampilan yang diberikan oleh

Sekolah Bisa Bintaro seperti keterampilan menjahit (gelang batik, tatakan

gelas dan pembatas buku), menjahit aksesories dari mute-mute, membuat

kerajinan tangan, komputer, membuat kreasi dari kertas origami, membuat

kue dan membatik. Instruktur untuk keterampilan tersebut berasal dari staff

Sekolah Bisa Bintaro, IB CAS British School Jakarta dan volunteer.

23 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017 83

Keterampilan yang diajarkan terbilang terbilang cukup sederhana, anak-anak

dilatih untuk membuat suatu benda yang unik dan bisa bermanfaat. Hal ini

sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa

Bintaro sebagai berikut:

“Iya kalo untuk menjahit saya yang ajarin dek, tapi kalo keterampilan lain kayak membuat prakarya, komputer, daur ulang, sama kreasi origami itu biasanya dari British School atau volunteer dari The Body Shop yang isi kelasnya.”24 Gambar 5 Salah satu kegiatan keterampilan menjahit dan membuat kue

Sumber: Dokumentasi Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Tidak semua keterampilan dilakukan di Sekolah Bisa Bintaro, karena

anak-anak didik ini juga memiliki jadwal rutin seminggu dua kali berkunjung

ke British School Jakarta terutama untuk mengikuti kelas keterampilan disana

yang di ajarkan oleh para siswa siswi ataupun guru di British School Jakarta.

Beberapa keterampilan yang diberikan oleh British School Jakarta seperti

membuat kue, membatik, daur ulang serta computer.

Bagi anak yang telah lulus sekolah ataupun ingin mengisi waktu luang,

Sekolah Bisa Bintaro memperbolehkan mereka untuk mengikuti keterampilan

yang ada di sekolah yaitu menjahit dan untuk saat ini kelas keterampilan

24 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 84

menjahit diikuti oleh salah satu mantan anak didik Sekolah Bisa Bintaro

penyandang disabilitas. Hal tersebut dilakukan oleh Sekolah Bisa Bintaro

sebagai upaya untuk memberdayakan serta meningkatkan keberfungsian anak

disabilitas agar semakin percaya diri dan diharapkan dapat mandiri serta

produktif dalam menjalani kehidupannya. Dan dikarenakan keterbatasan

mesin jahit serta padatnya jadwal kegiatan anak didik saat ini maka kelas

keterampilan ini tidak berjalan dengan semestinya. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro sebagai

berikut:

“Untuk kelas menjahit saat ini cuma diikuti oleh K (mantan anak didik Sekolah Bisa Bintaro), karena anak-anak sekarang jadwal kegiatannya lagi padat ya jadi keterampilan menjahitnya enggak kepegang dek.”25 Gambar 6 Kegiatan Anak Didik saat menjual hasil karya di British School Jakarta

Sumber: Dokumentasi Sekolah Bisa Bintaro

Dalam kegiatan keterampilan yang dilakukan oleh Sekolah Bisa Bintaro

ini khususnya keterampilan menjahit sudah ada hasil karyanya dan hasilnya

pun dapat dijual bahkan sampai ada yang memesan secara khusus. Hasil dari

penjualan tersebut akan diberikan kepada anak yang telah membuatnya.

Dikarenakan keterbatasan pengajar kegiatan keterampilan menjahit ini

25 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 85

dilakukan hanya pada saat menjelang event ataupun adanya pesanan dari

British School Jakarta. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Irwan Nurhadi

selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Sebisa mungkin kita beri akses mereka untuk mengembangkan kreativitasnya dalam kegiatan keterampilan. Akan tetapi saat ini keterampilan yang memang ada di Sekolah Bisa lagi tidak begitu aktif, itu juga karena anak-anak lagi banyak kegiatan ya dari volunteer maupun BSJ. Kalo untuk keterampilan menjahit itu biasanya hasilnya kita suka jual di event yang diadakan sama BSJ ya jadi anak bisa punya uang lebih bisa ditabung.”26 Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah

Bisa Bintaro sebagai berikut:

“Waktu itu ada event di British terus salah satu anak didik kita J buat gelang dan kalung dari mute-mute gitu dan di jual disana dek, Alhamdulillah hasil jualannya ke kumpul sekitar Rp. 1.900.000,- lumayan banget.”27 Dalam hal ini keterampilan sudah berjalan baik walaupun masih

terdapat kendala dalam beberapa keterampilan lainnya. Terlihat dari hasil

karya beberapa anak yang dapat menjual hasil karyanya serta mendapat

keuntungan sehingga anak tersebut memiliki uang yang dapat ditabung. Serta

dalam pelayanan sekolah gratis yang diselenggarakan Sekolah Bisa Bintaro

bagi anak-anak keluarga miskin, beberapa keluarga yang telah peneliti

wawancarai merasakan manfaat dan sangat senang mendapatkan bantuan

berupa sekolah gratis bagi anak-anak mereka. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Ibu A orang tua dari KLE sebagai berikut:

“Manfaatnya ya banyak banget kak, anak saya jadi bisa sekolah gak bayar. Soalnya dulu sebelum di Sekolah Bisa itu sempet

26 Wawancara pribadi dengan Irwan Nurhadi selaku Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 14 Juni 2017. 27 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan 23 Juni 2017. 86

sekolah sampe kelas 2 tapi berenti. Soalnya saya gak bisa bayar sekolahnya kak.”28 Hal serupa juga diungkapkan oleh Ibu J orang tua SN sebagai berikut:

“Anak saya SN jadi bisa sekolah terus sekarang bisa baca, nulis bersyukur banget saya. Alhamdulillah sekarang SN udah bisa sekolah lagi kak jadi gak ngamen terus. Saya bersyukur ada SB yang dateng kesini ajak anak saya sekolah lagi.”29 Dilihat dari hal tersebut bahwa pelayanan yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan telah banyak memberikan manfaat baik bagi

anak-anak beserta orang tua nya yaitu tidak hanya biaya sekolah di gratiskan

akan tetapi perubahan dalam perkembangan pada anak-anak pun menjadi lebih

baik. Dalam hal ini Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan sedikit demi

sedikit telah berhasil membawa perubahan baik pada anak-anak yang berasal

dari keluarga miskin untuk bisa keluar dari jeratan kemiskinan dengan

memberikan banyak pelajaran ilmu melalui pendidikan gratis.

28 Wawancara pribadi dengan Ibu A orang tua KLE Tangerang Selatan, 23 Juni 2017. 29 Wawancara pribadi dengan Ibu J orang tua SN Tangerang Selatan, 23 Juni 2017 87

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sekolah Bisa Bintaro merupakan sekolah gratis yang didirikan oleh British

School Jakarta dan di peruntukkan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin (dhua’fa). Sekolah Bisa Bintaro termasuk kedalam bentuk pelayanan sosial non panti yang dalam pelayanannya termasuk kedalam Pelayanan Kelembagaan karena diselenggarakan oleh salah satu lembaga pendidikan yaitu British School

Jakarta. Pelayanan Kelembagaan ini lebih menekankan pada peran dan fungsi dalam memenuhi kebutuhan beruoa pendanaan atau pelaksanaan pelayanan dari berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Sosial, Perusahaan dan lembaga-lembaga yang bersifat keagamaan, pendidikan maupun kemasyarakatan.

Berikut adalah kesimpulan penelitian Pelayanan Sosial Sekolah Gratis bagi anak keluarga miskin di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan:

1. Sekolah Bisa Bintaro memiliki tahapan dalam memberikan pelayanan

sosialnya kepada penerima manfaat meliputi:

Tahapan Pendekatan Awal (Engagement), Tahapan Pengungkapan dan

Pemahaman Masalah (Assesment), Tahapan Perencanaan Pemecahan

Masalah (Planning), Tahapan Pelaksanaan Pemecahan Masalah

(Intervention), Tahapan Bimbingan, Tahapan Evaluasi, Tahapan

Terminasi, dan Tahapan Pembinaan Lanjut. Meskipun dalam pelaksanaan

pelayanan Sekolah Bisa Bintaro tidak merujuk pada teori kesejahteraan

sosial, namun dalam teknis pelaksanaan pelayanan yang diterapkan telah 88

sesuai dengan apa yang menjadi dasar proses pelayanan sosial bila dirujuk

dengan teori yang terdapat dalam buku saku pekerjaan sosial. Dari semua

tahapan pelayanan sosial yang ada, terdapat satu tahapan yang tidak

digunakan oleh Sekolah Bisa Bintaro yaitu Tahapan Rujukan.

Berdasarkan analisa peneliti, Sekolah Bisa Bintaro sudah melakukan

setiap tahapan-tahapan tersebut dengan baik melalui setiap program

kegiatan yang dilaksanakannya terutama sekolah gratis.

2. Upaya Sekolah Bisa dalam Pengentasan Kemiskinan, upaya yang

dilakukan oleh Sekolah Bisa Bintaro dalam mengentas kemiskinan

berfokus dalam memberikan pendidikan secara gratis dengan mendirikan

sekolah gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin serta memberikan

akses keterampilan (Life Skill) dimana keterampilan ini diberikan untuk

menunjang kreatifitas anak didik. Dalam pelaksanaannya Sekolah Bisa

Bintaro sama sekali tidak membebankan biaya pendidikan kepada

penerima manfaat yaitu anak didik. Berdasarkan analisa peneliti, masih

kurang efektif dalam pelaksanaan sekolah gratis, karena masih kurangnya

tenaga pengajar atau volunteer menjadikan proses kegiatan belajar

mengajar terasa belum berjalan dengan maksimal dan tidak kondusif,

kemudian dalam pelayanan keterampilan khususnya keterampilan

menjahit belum berjalan dengan efektif dikarenakan alat penunjang yang

terbatas dan padatnya kegiatan lain yang ada di Sekolah Bisa Bintaro dan

British School Jakarta. Secara keseluruhan pelayanan sosial yang terdapat

di Sekolah Bisa Bintaro sedikit demi sedikit telah berhasil dalam 89

memberikan perubahan dan membantu pengembangan diri anak didik

kearah yang lebih baik.

B. SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, agar lebih meningkatkan efektifitas program pelayanan sekolah gratis di Sekolah Bisa Bintaro ini, peneliti memiliki beberapa saran, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebaiknya dalam pelayanan ditingkatkan lagi dengan menambah

fasilitas seperti ruang kelas agar ruangan untuk belajar mengajar dibuat

seperti sekolah pada umumnya, dibagi menjadi enam tingkatan kelas

dalam Sekolah Dasar (SD) yaitu kelas 1 – kelas 6. Kemudian

menambah tenaga pengajar atau volunteer agar proses belajar

mengajar berjalan menjadi lebih maksimal dan kondusif.

2. Sebaiknya menambah kegiatan keterampilan yang dapat

mendatangkan keuntungan bagi anak didik yang nantinya hasil

karyanya dapat diperjualbelikan seperti hasil keterampilan menjahit.

Karena itu dapat meningkatkan kreatifitas dan perkembangan anak

didik.

3. Untuk penerima manfaat yaitu anak didik Sekolah Bisa Bintaro

sebaiknya ikut turut mendukung program pelayanan sosial yang telah

diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro. Hal ini diharapkan agar dapat

memaksimalkan potensi dan prestasi yang dimilikinya serta agar dapat

bermanfaat baik kelak dalam bermasyarakat DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Jakarta:

FISIP UI Press 2005).

Adi. Isbandi Rukminto. Intervensi Komunitas dan Pembangunan Masyarakat,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012).

Al-Qur’an dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, (Surabaya: CV: Jaya Sakti,

1989).

Buku Saku Pekerja Sosial, (Jakarta: Departemen Sosial, 2004).

Fahrudin, Adi. Pengantar Kesejahteraan Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2012).

Fikriyandi, Desy Hasanah, Pemberdayaan Anak Jalanan Di Rumah Singgah,

(Universitas Padjajaran Program Studi Kesejahteraan Sosial, 2016).

Ghony, M. Djunaidi dan Almanshur, Fauzan. Metodelogi Penelitian Kualitatif,

(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012).

Hastuti, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: Tugu Publisher, 2012).

Husen, Torsten. Masyarakat Belajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada).

Ismail, Usman Asep. Bunga Rampai Islam dan Kesejahteraan Sosial: Perspektif

al-Qur’an tentang Perlindungan terhadap Anak dan Fakir Miskin

Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project,

2006).

Kalida, Muhsin. Fundraising Taman Bacaan Masyarakat (TBM), (Yogyakarta:

Cakruk Publishing, 2012). Lendriyono Fauzik, ed. Beberapa Pemikiran Tentang Pembangunan

Kesejahteraan Sosial, (Malang: UMM Press, 2007).

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder, (Jakarta: Rajawali Press, 2011).

Moleong, Lexy J. Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010).

Norton, Michael. Menggalang Dana, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2002).

Pramuwito. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, 1997).

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan , (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999).

Salam, Syamsir. Sosiologi Pembangunan: Pengantar Studi Pembangunan Lintas

Sektoral, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009).

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, (Jakarta: PT. Indeks, 2012).

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1987).

Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Renika Cipta, 1990).

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009).

Suharto, Edi. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial: Konsepsi dan Strategi,

(Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial RI,

2004).

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT.

Refika Aditama, 2005). Suharto, Edi. Pekerja Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab

Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility), (Bandung: PT. Refika

Aditama, 2007).

Sukoco, Dwi Heru. Kemitraan dalam Pelayanan, (Jakarta: Badan Pelatihan dan

Pengembangan Sosial, h. 106-107).

Sulistyo Sumar. Pengkajian Kebutuhan Pelayanan Sosial Bekas Anak Negara,

(Yogyakarta: B2P3KS, 2005).

Sumarnonugroho, T. Sistem Intervensi Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: T.pn.,

1991).

Sunusi, Makmur. Anak dan Negara Perspektif Indonesia Abad XXI, (Jakarta:

JasPro Press, 2012).

Suparlan, Parsudi. Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1995).

Suud, Muhammad. 3 Orientasi Kesejahteraan Sosial. (Jakarta: Prestasi Pustaka,

2006).

Suyanto, Bagong. Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana, 2010).

Syaukani H.R. Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan, (Jakarta: Nuansa Madani,

2002).

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010).

Warto., Efektivitas Program Pelayanan Sosial di Panti dan Non Panti

Rehabilitasi Korban NAPZA, (Yogyakarta: B2P3KS Press, 2009).

JURNAL

Nur, Muhammad Sidiq. Perkembangan Anak Usia Sekolah, (Singkawang: STKIP

Singkawang, 2016).

Triyanti dan Anny, Maria April Astuti, Pemberdayaan Anak Jalanan di DKI

Jakarta (Universitas Indonesia Program Studi Sosiologi, 2002).

SKRIPSI

Wizarmi, Firna. Upaya Sekolah Alam Tunas Mulia Yayasan Portal Infaq Dalam

Pemberdayaan Anak Pemulung di Wilayah Bantar Gebang Bekasi, Skripsi

S1 (Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2007).

Yulia, Ranny. Evaluasi Pelaksanaan Program Sekolah Gratis Bagi Keluarga

Miskin di Yayasan Ibnu Sina Maleo Bintaro, Skripsi S1 (Jakarta: Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN 2015).

WEBSITE http://gkj.or.id/dampak-kemiskinan-terhadap-pendidikan diakses pada tanggal 7

November 2016. http://m.metrotvnews.com/angka-kemiskinan-kabupaten-tangerang-dan-tangsel-

bertambah diakses pada tanggal 7 November 2016. https://jurnalasia.com/opini/nasib-orang-miskin-dalam-mengecam-pendidikan

diakses pada tanggal 21 Desember 2016. https://kemenhumham.go.id, Undang-Undang Republik Indonesia tahun 1945,

Bab XIV Kesejahteraan Sosial diakses pada tanggal 1 Juni 2017. PEDOMAN WAWANCARA

Pihak British School Jakarta

Hari, Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Nama Informan :

Jabatan :

Pertanyaan Wawancara :

1. Sejak kapan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro?

2. Siapa yang mencetuskan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ini?

3. Dimana di dirikannya Sekolah Bisa Bintaro?

4. Apa yang melatarbelakangi Sekolah Bisa Bintaro ini dan apa tujuannya?

5. Bagaimana proses berdirinya Sekolah Bisa Bintaro?

6. Pelayanan seperti apa yang diberikan Sekolah Bisa untuk anak-anak

keluarga miskin?

7. Sejauh ini pandangan bapak/ ibu, bagaimana perkembangan dari Sekolah

Bisa Bintaro?

8. Apakah sete;ah anak-anak lulus dari Sekolah Bisa Bintaro mereka tetap

mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa Bintaro?

9. Hal apa saja yang harus diperhatikan agar pemberian pelayanan dapat

berjalan dengan efektif? 10. Harapan yang dicapai dengan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ini seperti

apa?

PEDOMAN WAWANCARA

PihakSekolahBisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, TanggalWawancara :

WaktuWawancara :

TempatWawancara :

NamaInforman :

Jabatan :

PertanyaanWawancara :

1. Berapa jumlah siswa dan siswi di Sekolah Bisa Bintaro ini?

2. Kriteria seperti apa saja sehingga anak bisa mendapatkan pelayanan di

Sekolah Bisa Bintaro?

3. Dengan cara seperti apakah Sekolah Bisa Bintaro mencari anak untuk

diberikan pelayanan?

4. Bentuk pelayanan apa saja yang diberikan di Sekolah Bisa Bintaro?

5. Bagaimana tahapan assessment yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

6. Bagaimana tahapan perencanaan pemecahan masalah (planning) yang

dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

7. Bagaimana tahapan pelaksanaan pemecahan masalah (intervention) yang

dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

8. Bagaimana tahapan bimbingan dan pembinaan lanjut yang dilakukan

Sekolah Bisa Bintaro? 9. Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

10. Bagaimana tahapan terminasi yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

11. Hal apa saja yang harus diperhatikan agar pemberian pelayanan dapat

berjalan dengan efektif?

PEDOMAN WAWANCARA

Pihak Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

Tempat Wawancara :

Nama Informan :

Jabatan :

Pertanyaan Wawancara :

1. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjadi staff di Sekolah Bisa Bintaro?

2. Apa bagian yang bapak/ ibu lakukan di Sekolah Bisa Bintaro?

3. Berapa jumlah relawan dan guru yang ada di Sekolah Bisa Bintaro?

4. Bagaimana alur penerimaan untuk menjadi relawan atau guru di Sekolah

Bisa Bintaro?

5. Berasal dari mana sajakah relawan di Sekolah Bisa Bintaro?

6. Bentuk pelayanan seperti apakah yang ada di Sekolah Bisa Bintaro?

7. Apa hasil yang telah dicapai dari pelayanan yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro?

PEDOMAN WAWANCARA

UntukKeluargaPenerimaPelayananSekolahBisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, TanggalWawancara :

WaktuWawancara :

TempatWawancara :

NamaInforman :

PertanyaanWawancara :

1. Bapak/ ibusaatinibekerjasebagaiapa?

2. Kelas berapakah anak bapak/ ibu saat ini di Sekolah Bisa Bintaro?

3. MengetahuidarimanaadanyaSekolahBisaBintaro?

4. SejakkapananakBapak/ Ibumendapatkanpelayanan di

SekolahBisaBintaro?

5. Kegiatan apa yang anak Bapak/ Ibu lakukan sebelum mendapatkan

pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

6. Bagaimanakah proses ataualur yang Bapak/ Ibujalankan sehingga bisa

mendapatkan pelayanan di SekolahBisaBintaro?

7. Apasajamanfaat yang sudah bapak/ ibu

rasakandenganadanyaSekolahBisaBintaro ini?

8. MenurutBapak/ Ibu, apakahpelayanan yang diberikanolehSekolahBisa

Bintaroinisudahcukup atau belum? 9. ApakahharapanBapak/ Ibuterhadappelayanan yang telah

diberikanolehSekolahBisaBintaro?

10. Apakahsaran dari Bapak/ Ibu untukSekolahBisaBintaro?

PEDOMAN WAWANCARA

UntukAnakDidikSekolahBisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, TanggalWawancara :

WaktuWawancara :

TempatWawancara :

NamaInforman :

PertanyaanWawancara :

1. Kelas berapa adik saat ini?

2. Sudah berapa lama adik mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa

Bintaro?

3. Sebelumnya, adik mengetahuidarimanaadanyaSekolahBisaBintaroini?

4. Pelayanan apa saja yang adik dapatkan dari Sekolah Bisa Bintaro ini?

5. ApakahSekolahBisa Bintaro inibermanfaatuntukadik?

6. Apa saja manfaat yang kamu dapatkan selama di SekolahBisaBintaro?

7. Adik senang atau tidak mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

8. Apakah adik

pernahmengajaktemanatausaudarauntukmendapatkanpelayanan di

SekolahBisaBintaroini?

9. Apakahfaktorpendukungdan penghambat yang adik hadapiselamabelajar

di SekolahBisaini?

10. Aparencana adik setelah lulus dariSekolahBisaini?

TRANSKIP WAWANCARA

Pihak British School Jakarta

Hari, Tanggal Wawancara :Senin, 22 Mei 2017

Waktu Wawancara : 09.24 – 10.10 WIB

Tempat Wawancara : Sekolah Bisa Bintaro

Nama Informan : Bpk. Adimas Grahito

Jabatan : Asisten Administrator program CAS

British School Jakarta

Pertanyaan Wawancara :

1. Sejak kapan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro?

Tepatnya pertengahan tahun 2011 pada 18 April 2011.

2. Siapa yang mencetuskan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ini?

Pada waktu itu Bpk. Adrian bersama anak-anak years 12 dan years 13

mencetuskan ide untuk membuat sebuah sekolah untuk anak-anak yang

tidak sekolah yang tinggal di Kp. Bulakan. Tapi secara garis besar itu

tidak akan berjalan tanpa ada kerjasama dari British School juga.

3. Dimana di dirikannya Sekolah Bisa Bintaro?

Kebetulan Bpk. Adrian ini kenal dekat dengan pimpinan dari The Body

Shop Ibu Susi Utomo dan beliau memberikan sebagian lahan kantor The

Body Shop untuk dijadikan sekolah. 4. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ini dan apa

tujuannya?

Berawal dari kepedulian siswa siswi secondary years kelas 11 yang saat

itu sedang mencoba mencari tim sepak bola di Kp. Bulakan, dari situ

anak-anak secondary years 11 mengetahui bahwa banyak anak-anak di

Kp. Bulakan yang tidak bersekolah. Dari kepedulian mereka, akhirnya

mereka memberi tahu Bpk. Adrian (Coordinator program CAS) dan beliau

menyampaikan hal tersebut kepada anak-anak years 12 dan years 13 di

karenakan mereka memiliki program yaitu CAS (Creative, Action and

Service), dimana CAS ini adalah semacam kurikulum dari IB dan siswa

siswi British harus menempuh mata pelajaran CAS ini untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat. Dan sejalan dengan itu beliau memiliki

pemikiran untuk di dirikan sekolah bagi anak-anak di Kp. Bulakan untuk

memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu, anak-anak

pengamen, pemulungsupaya bisa bersekolah dengan layak, belajar dan

mengembangkan keterampilan yang dimilikinya serta kelak bisa berguna

bagi masyarakat sekitar dan juga memiliki SDM yang baik.

5. Bagaimana proses berdirinya Sekolah Bisa Bintaro?

Pada saat Bpk. Adrian menyampaikan ide untuk membuat sebuah sekolah

kemudian anak-anak dari years 12 dan years 13 setuju dan mereka

langsung membuat paket model sekolah untuk anak-anak yang cukup

untuk 25 anak saja jadi tidak terlalu besar, dari situ mereka membuat

kerangkanya dan mereka langsung ke kontraktor untuk dibuatkan pola

nya dan desain sekolah pun dibangun menyerupai sekolah alam. 6. Pelayanan seperti apa yang diberikan Sekolah Bisa untuk anak-anak

keluarga miskin?

Pelayanan utama kita itu pendidikan gratis ya jadi anak-anak benar-

benar kita tidak bebankan biaya sama sekali untuk sekolah disini, terus

kita memfasilitasi kesehatan anak-anak juga kebutuhan nutrisi kita

berikan, pemberian identitas ya itu hanya untuk keluarga yang benar-

benar kesulitan dalam ekonominya dan anaknya belum memiliki akte

kelahiran itu kita usahakan untuk memfasilitasinya, lalu rekreasi ya ada

juga sebulan sekali itu rutin biasanya renang kadang study tour bersama

volunteer.

7. Sejauh ini pandangan bapak/ ibu, bagaimana perkembangan dari Sekolah

Bisa Bintaro?

Sejauh ini yang saya lihat perkembangan sekolah ini semakin lama

semakin baik, walaupun mungkin ada sedikit kendalanya, seperti relawan

untuk mengajar anak-anak kita masih kekurangan ya. Dan baik atau

tidaknya bisa kita lihat dari prestasi anak-anak yang mampu mendapatkan

beasiswa dari beberapa sekolah ternama untuk melanjutkan

pendidikannya.

8. Apakah setelah anak-anak lulus dari Sekolah Bisa mereka tetap

mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa Bintaro?

Tentunya semaksimal mungkin kita memberikan peluang bagi anak-anak

yang udah lulus dari SB terus bersungguh-sungguh nih mau ngelanjutin

sekolah lagi kita dengan senang hati bantu dalam biaya pendidikan,

kebetulan BSJ juga punya scholarship program ya dimana kita memberikan beasiswa pendidikan bagi anak-anak lulusan Sekolah Bisa

yang ingin melanjutkan ke SMP atau SMA tetapi terbentur oleh biaya itu

kita bantu sampai mereka lulus.

9. Hal apa saja yang harus diperhatikan agar pemberian pelayanan dapat

berjalan dengan efektif?

Kerjasama antara anak, orang tua dan sekolah ya itu yang menjadikan

apa yang telah kita berikan bagi anak-anak berjalan dengan efektif. Kalau

mereka tidak bisa mengikuti peraturan yang sudah kita tetapkan itu bisa

terjadinya kendala.

10. Harapan yang dicapai dengan berdirinya Sekolah Bisa Bintaro ini seperti

apa?

Saya berharap dengan hadirnya sekolah ini semoga banyak anak yang

bisa kita bantu, yang tadinya tidak sekolah jadi sekolah dan mereka bisa

menyelesaikan pendidikannya dengan baik sampai ke jenjang yang lebih

tinggi. Karena kita akan sangat-sangat membantu bagi anak yang mau

sungguh-sungguh.

TRANSKIP WAWANCARA

Pihak Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara :Rabu, 14 Juni 2017

Waktu Wawancara : 12.37 – 13.15 WIB

Tempat Wawancara : Sekolah Bisa Bintaro

Nama Informan : Irwan Nurhadi

Jabatan : Koordinator Sekolah Bisa Bintaro

Pertanyaan Wawancara :

1. Berapa jumlah siswa dan siswi di Sekolah Bisa Bintaro ini?

Saat ini kita memiliki 21 anak didik.

2. Kriteria seperti apa saja sehingga anak bisa mendapatkan pelayanan di

Sekolah Bisa Bintaro?

Gak ada kriteria khusus sih, yang pastinya dari segi ekonomi dari

keluarga tidak mampu, punya niat yang sungguh-sungguh untuk

bersekolah.

3. Dengan cara seperti apakah Sekolah Bisa Bintaro mencari anak untuk

diberikan pelayanan?

Biasanya dari mulut ke mulut, anak-anak sekolah bisa kasih info ke kita

kalo ada yang mau sekolah. Lalu kita minta orang tua calon siswa untuk

dateng ke sekolah dengan membawa persyaratan seperti akte kelahiran dan kartu keluarga. Atau kita cari informasi di bulakan karna disana

banyak anak-anak yang gak sekolah, biasanya kalo mendekati kenaikan

kelas kita suka dateng kesana. Kita tanya ada yang mau sekolah gak, terus

nanti kita data siapa-siapa yang mau sekolah terus mereka kumpulin

persyaratannya.

4. Bentuk pelayanan apa saja yang diberikan di Sekolah Bisa Bintaro?

Pelayanan yang kita berikan yaitu pendidikan, tapi Alhamdulillah dengan

adanya donatur dan bantuan support dari perusahaan The Body Shop,

British School, orang tua murid British School dan guru-guru kita bisa

memberikan nutrisi seperti makan siang dan susu, memberikan layanan

kesehatan seperti pemberian vitamin, cek kesehatan dan vaksinasi, dan

memberikan mereka hiburan rekreasi sebulan sekali supaya mereka gak

penat, terus kita juga memberikan identitas diri bagi mereka yang

memang benar-benar gak punya uang untuk urus surat-surat seperti akte

kelahiran dan kartu keluarga dengan alasan mereka yang tepat insya

allah kita akan bantu mereka untuk membuatkan identitas.

5. Bagaimana tahapan assessment yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

Ohh assessment yah, hhmm..kalo kita liat dulu nih masalah anak-anaknya

dengan cara mewawancarai orang tuanya buat gali informasinya,

misalnya anak-anak ini gak sekolah karena orang tuanya gak mampu atau

tidak ada kesempatan untuk sekolah di sekolah formal ya kita bantu

dengan kita masukkan di Sekolah Bisa dengan prosedur penerimaan yang

sudah kita tetapkan akan tetapi kalo tidak ada kemauan untuk sekolah ya

masih kita pertimbangin lagi 6. Bagaimana tahapan perencanaan pemecahan masalah (planning) yang

dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

Kalo buat planning sih ya kita rumusin permasalahan anak tersebut, terus

tinggal kita kasih pelayanan yang sesuai dengan usianya buat si anak ini.

Kalo dia belum bisa baca kita masukin ke TK dulu, tapi kalo dia putus

sekolah mungkin bisa masuk di kelas SD 1 atau SD 2, trus kalo dia udah

lulus belum kerja bisa bikin keterampilan yang nanti bisa dijual hasil

karya nya dia terus dia bisa dapet penghasilan.

7. Bagaimana tahapan pelaksanaan pemecahan masalah (intervention) yang

dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

Karna kita udah tau apa yang anak ini butuhin, terus kita kasih pelayanan

di Sekolah Bisa yang sesuai dengan usianya dan tinggal kita

memonitoring aja untuk perkembangannya.

8. Bagaimana tahapan bimbingan dan pembinaan lanjut yang dilakukan

Sekolah Bisa Bintaro?

Ya kebetulan kita dapet kesempatan dari psikolog Cassandra & associate

untuk mendapat bimbingan konseling bagi anak-anak, dengan mengikuti

bimbingan yang diberikan dan juga tes-tes untuk mengetahui IQ, minat

dan bakat mereka. Karena anak-anak yang disini beda mereka butuh

perhatian khusus, makanya kita butuh untuk berikan anak-anak bimbingan

seperti ini. Dan biasanya juga setiap tiga bulan sekali atau mau mendekati

kenaikan kelas kita kunjungan home visit ke rumah anak-anak untuk

memonitoring apakah pelayanan yang kita berikan untuk anak itu sudah

berjalan dengan baik atau belum.Lalu pembinaan lanjut yaa, kalo disini pembinaan lanjut untuk anak-anak yang sudah lulus kita berkomitmen

untuk memberikanscholarship program yaitu memfasilitasi pendidikan

formal SMP-SMA/K bagi mereka yang melanjutkan sekolah. Ada juga kita

fasilitasi dengan keterampilan menjahit membuat gelang batik, pembatas

buku, tatakan gelas atau buat aksesories kalung dan gelang dari batu

manik-manik gitu nanti bisa dijual saat event di BSJ (British School

Jakarta) terus mereka dapat penghasilan jadi mereka produktif.

9. Bagaimana tahapan evaluasi yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

Setiap setahun dua kali Sekolah Bisa mengundang orang tua murid datang

ke sekolah untuk melakukan evaluasi biasanya kita evaluasi

perkembangan anak ini selama di Sekolah Bisa. Dan kalo evaluasi untuk

Sekolah Bisa biasanya tiga bulan sekali kita pengurus Sekolah Bisa,guru

dan volunteer mengevaluasi dari segi pembelajaran dari tahun-tahun

sebelumnya apa sih yang kurang, mengevaluasi setiap anak-anak gimana

perkembangannya dan buat perencanaan baru untuk taun kedepan harus

lebih baik lagi.

10. Bagaimana tahapan terminasi yang dilakukan Sekolah Bisa Bintaro?

Kalo terminasi itu semisal anak didik udah gak bisa mengikuti aturan

yang kita punya baru kita terminasi sama dari orang tua juga. Karena kita

gak bisa memutuskan hubungan dengan anak-anak yang udah kita bina.

Kebanyakan dari pihak orang tua yang memutuskan hubungan dengan

kita karena mereka cenderung pesimis sama masa depan anak-anaknya,

anak-anaknya malah disuruh kerja aja. 11. Hal apa saja yang harus diperhatikan agar pemberian pelayanan dapat

berjalan dengan efektif?

Dari anak-anak dan orang tuanya sih, kadang ada orang tuanya yang

seneng anaknya sekolah tapi anaknya males. Ada juga anak yang seneng

sekolah, tapi orang tuanya gak support.

TRANSKIP WAWANCARA

Pihak Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 23 Juni 2017

Waktu Wawancara :16.05 – 16.50 WIB

Tempat Wawancara : Jl. Madrasah No. 86, Pondok Jaya, Pondok

Aren, Tangerang Selatan

Nama Informan : Ibu Sumarti

Jabatan : Staff Sekolah Bisa Bintaro

Pertanyaan Wawancara :

1. Sudah berapa lama bapak/ ibu menjadi staff di Sekolah Bisa Bintaro?

Ibu udah 6 tahun di Sekolah Bisa dari awal berdiri.

2. Apa bagian yang bapak/ ibu lakukan di Sekolah Bisa Bintaro?

Ibu di Sekolah Bisa jadi staff sekaligus guru TK dan PAUD.

3. Berapa jumlah relawan dan guru yang ada di Sekolah Bisa Bintaro?

Jumlah relawan saat ini ada 14 orang, kalo guru tetap ada 4 orang

termasuk saya dek.

4. Bagaimana alur penerimaan untuk menjadi relawan atau guru di Sekolah

Bisa Bintaro?

Yang utama sih peduli, sayang sama anak-anak ya, terus ya komitmen aja

sih minimal 3 bulan jadi untuk jadi volunteer disini enggak ada kualifikasi atau kriteria khusus sih dan perlu diingat juga mau untuk tidak dibayar

dek.

5. Berasal dari mana sajakah relawan di Sekolah Bisa Bintaro?

Kebanyakan relasi dari pihak SB sih. Ada yang dari orang tua murid

British School, guru-guru British School, karyawan The Body Shop, dari

mahasiswa juga ada. Kita sangat terbuka sekali untuk siapapun ingin

menjadi volunteer disini untuk mengajar anak-anak. Karena kita memang

saat ini masih kekurangan tenaga pengajar.

6. Bentuk pelayanan seperti apakah yang ada di Sekolah Bisa Bintaro?

Banyak dek, ada pendidikan dan beasiswa bagi anak yang melanjutkan

sampai SMP dan SMA/K, akses layanan kesehatan seperti, cek kesehatan,

vaksin, dan berobat kalo ada anak yang sakit, terus pemberian nutrisi dan

makanan sehat setiap hari mulai dari sarapan dan makan siang, karena

anak-anak disini gak boleh makan-makanan yang gak sehat seperti snack

juga harus yang sehat bergizi dan juga kita ada pemberian identitas bagi

anak yang gak punya akte kelahiran dan kk. Pokoknya disini kita kasih

pelayanan buat anak-anak semaksimal mungkin, apa yang mereka

butuhkan insya Allah kita penuhi.

7. Apa hasil yang telah dicapai dari pelayanan yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro?

Alhmdulillah anak-anak sudah sangat banyak perkembangannya, dari

yang tadinya tidak kenal huruf sekarang sudah bisa baca dan mengikuti

pelajaran. Terus yang tadinya anak-anak sudah dikit-dikit emosi,

berantem dengan temennya sekarang sudah sedikit mendingan ya kita kasih arahan, kita didik. Anak-anak juga ada yang dapat beasiswa sekolah

gratis dari SMP Ibnu Sina Maleo dan Amalina School.

TRANSKIP WAWANCARA

Untuk Keluarga Penerima Pelayanan Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at 23 Juni 2017

Waktu Wawancara : 09.15 – 09.45 WIB

Tempat Wawancara : Kediaman Rumah KLE, Kp. Bulakan,

Pondok Aren, Tangerang Selatan

Nama Informan : Ibu A

Jabatan : Orang Tua KLE

Pertanyaan Wawancara :

1. Bapak/ ibu saat ini bekerja sebagai apa?

Ya saya mah ngwarung aja nih kak, kalo bapaknya lagi gak ada

kerjaan.

2. Kelas berapakah anak bapak/ ibu saat ini di Sekolah Bisa Bintaro?

KLE sekarang kelas 3 kak.

3. Mengetahui dari mana adanya Sekolah Bisa Bintaro?

Waktu itu pak Adrian kesini nanyain soalnya anak saya ikut tim bola

dari British kan.

4. Sejak kapan anak Bapak/ Ibu mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa

Bintaro?

Dari pas abis berenti sekolah tuh langsung ditawarin masuk Sekolah

Bisa, ya kira-kira kelas 1. 5. Kegiatan apa yang anak Bapak/ Ibu lakukan sebelum mendapatkan

pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Biasanya mulung bareng sama saya.

6. Bagaimanakah proses atau alur yang Bapak/ Ibu jalankan sehingga

bisa mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Awalnya pak Adrian kesini nanya kesaya anaknya mau sekolah gak

bu? Terus ya saya bilang mau banget. Tapi yang pertama masuk dulu

kakaknya KLE si A samaD, baru deh di susul sama KLE. Jadi pas KLE

masuk ke Sekolah Bisa tau dari kakaknya jadi langsung dateng aja ke

sekolahnya.

7. Apa saja manfaat yang sudah bapak/ ibu rasakan dengan adanya

Sekolah Bisa Bintaro ini?

Manfaatnya ya banyak banget kak, anak saya jadi bisa sekolah gak

bayar. Soalnya dulu sebelum di Sekolah Bisa itu sempet sekolah sampe

kelas 2 tapi berenti. Soalnya saya gak bisa bayar sekolahnya kak.

8. Menurut Bapak/ Ibu, apakah pelayanan yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro ini sudah cukup atau belum?

Alhmdulillah kalo pelayanan udah cukup bagus, anak saya yang

kakaknya KLE yang tadinya A, dan D belom pada bisa baca sekarang

pada bisa baca.

9. Apakah harapan Bapak/ Ibu terhadap pelayanan yang telah diberikan

oleh Sekolah Bisa Bintaro?

Ya saya mah berharap anak saya bisa lanjut sekolah lagi nanti kalo

udah lulus di sekolah bisa, bisa dapet sekolah gratis lagi. 10. Apakah saran dari Bapak/ Ibu untuk Sekolah Bisa Bintaro?

Gak ada sih ya, pokoknya seneng saya mah kak anak saya sekolah di

Sekolah Bisa.

TRANSKIP WAWANCARA

Untuk Keluarga Penerima Pelayanan Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara : Jum’at, 23 Juni 2017

Waktu Wawancara : 10.15 – 10.35 WIB

Tempat Wawancara : Kediaman Rumah SN, Kp. Bulakan,

Pondok Aren, Tangerang Selatan

Nama Informan : Ibu J

Jabatan : Orang Tua SN

Pertanyaan Wawancara :

1. Bapak/ ibu saat ini bekerja sebagai apa?

Ibu rumah tangga, kalo suami jualan lontong sayur keliling.

2. Kelas berapakah anak bapak/ ibu saat ini di Sekolah Bisa Bintaro?

Masih di kelas TK kak soalnya baca sama tulisnya belom lancar takut

nanti gak bisa ngikutin pelajaran kalo langsung dimasukin ke SD .

3. Mengetahui dari mana adanya Sekolah Bisa Bintaro?

Tau dari bu wiwid sm pak adrian, dateng kesini ngajakin buat SN

sekolah.

4. Sejak kapan anak Bapak/ Ibu mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa

Bintaro?

Udah sekitar 2 tahunan kak. 5. Kegiatan apa yang anak Bapak/ Ibu lakukan sebelum mendapatkan

pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Dia suka ngamen atau gak suka mulung gitu kerjanya dulu pas belom

sekolah kak.

6. Bagaimanakah proses atau alur yang Bapak/ Ibu jalankan sehingga

bisa mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Iya di tanya sama bu wiwid pas lagi dateng kerumah saya, ibu

anaknya mau sekolah gak katanya. Terus yaudah saya mau.

7. Apa saja manfaat yang sudah bapak/ ibu rasakan dengan adanya

Sekolah Bisa Bintaro ini?

Anak saya SN jadi bisa sekolah terus sekarang bisa baca, nulis

bersyukur banget saya.

8. Menurut Bapak/ Ibu, apakah pelayanan yang diberikan oleh Sekolah

Bisa Bintaro ini sudah cukup atau belum?

Udah cukup kak Alhamdulillah sekarang SN udah bisa sekolah lagi

kak jadi gak ngamen terus. Saya bersyukur ada SB yang dateng kesini

ajak anak saya sekolah lagi.

9. Apakah harapan Bapak/ Ibu terhadap pelayanan yang telah diberikan

oleh Sekolah Bisa Bintaro?

Harapan saya sih semoga SN bisa terus sekolah sampe selesai, sampe

SMP-SMK gitu kak terus kerja bantu orang tua.

10. Apakah saran dari Bapak/ Ibu untuk Sekolah Bisa Bintaro?

Gak ada sih kak, ya semoga bisa terus bantu anak-anak sini yang pada

mau sekolah aja sih. TRANSKIP WAWANCARA

Untuk Anak Didik Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 6 Juni 2017

Waktu Wawancara : 13.10 – 13.40 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Kelas TK

Nama Informan : SN

Jabatan : Penerima Pelayanan Sekolah Bisa Bintaro

Pertanyaan Wawancara :

1. Kelas berapa adik saat ini?

SN masih TK disini kak.

2. Sudah berapa lama adik mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa

Bintaro?

Udah 2 tahun kak.

3. Sebelumnya, adik mengetahui dari mana adanya Sekolah Bisa Bintaro ini?

Dari bu wiwid trus gak lama pak Adrian dateng ke rumah ngajakin mau

sekolah gak SN, terus SN mau.

4. Pelayanan apa saja yang adik dapatkan dari Sekolah Bisa Bintaro ini?

Hhmm..apa ya, SN bisa sekolah terus dapet makan sama susu, terus

vitamin juga kak kadang suka jalan-jalan juga kak enak pokoknya seneng.

5. Apakah Sekolah Bisa Bintaro ini bermanfaat untuk adik?

Iya kak bermanfaat. 6. Apa saja manfaat yang kamu dapatkan selama di SekolahBisaBintaro?

SN jadi bisa baca, nulis terus juga punya banyak temen disini.

7. Adik senang atau tidak mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Seneng kak SN di Sekolah Bisa jadinya bisa sekolah kayak temen-temen.

8. Apakah adik pernah mengajak teman atau saudara untuk mendapatkan

pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro ini?

Belom kak, tapi mau ngajak adek SN sekolah disini juga biar bareng

sekolah juga.

9. Apakah faktor pendukung dan penghambat yang adik hadapi selama

belajar di Sekolah Bisa ini?

Apa ya kak, hhmm..pendukungnya ya seneng aja banyak yang ngajarin

belajar disini kalo lagi ada tamu, banyak temen juga jadi seneng

belajarnya. Kalo penghambatnya sih gak ada kayaknya kak.

10. Apa rencana adik setelah lulus dari Sekolah Bisa ini?

Mau sekolah SMP kak disekolah yang bagus gitu.

TRANSKIP WAWANCARA

Untuk Anak Didik Sekolah Bisa

Bintaro – Tangerang Selatan

Hari, Tanggal Wawancara : Selasa, 6 Juni 2017

Waktu Wawancara : 14.15 – 14. 50 WIB

Tempat Wawancara : Ruang Kelas TK

Nama Informan : KLE

Jabatan : Penerima Pelayanan

Pertanyaan Wawancara :

1. Kelas berapa adik saat ini?

Aku sekarang masuk kelas SD 1 kak.

2. Sudah berapa lama adik mendapatkan pelayanan dari Sekolah Bisa

Bintaro?

Udah lama kak dari umur 7 apa 8 tahun kayaknya.

3. Sebelumnya, adik mengetahui dari mana adanya Sekolah Bisa Bintaro ini?

Tau dari kak A kakak aku yang duluan masuk kesini.

4. Pelayanan apa saja yang adik dapatkan dari Sekolah Bisa Bintaro ini?

Bisa sekolah terus suka dapet vitamin sama setiap hari makan siang terus

kue-kue, buah-buahan sama susu.

5. Apakah Sekolah Bisa Bintaro ini bermanfaat untuk adik?

Bermanfaat kak.

6. Apa saja manfaat yang kamu dapatkan selama di SekolahBisaBintaro? Aku jadi bisa dapet ilmu banyak, belajar sama guru-gurunya baik, dapet

temen banyak jadinya bisa belajar bareng-bareng.

7. Adik senang atau tidak mendapatkan pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro?

Seneng banget kak, soalnya ketemu guru-guru yang ngajar baik-baik,

terus bisa main sama banyak temen juga.

8. Apakah adik pernah mengajak teman atau saudara untuk mendapatkan

pelayanan di Sekolah Bisa Bintaro ini?

Belom pernah kak.

9. Apakah faktor pendukung dan penghambat yang adik hadapi selama

belajar di Sekolah Bisa ini?

Pendukungnya apa ya ka..hhmm, enak disini belajarnya banyak temen,

banyak volunteer juga yang ngajarin, terus dikasih susu, buah, makanan

enak deh jadinya semangat berangkat sekolah. Kalo penghambatnya

kadang anak cowoknya suka iseng jailin saya kak, rambut saya suka

ditarik-tarik gitu jadi sebel banget.

10. Apa rencana adik setelah lulus dari Sekolah Bisa ini?

Mau lanjut SMP kak.

Lembar Catatan Observasi

Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Hasil Observasi

Pada hari jum’at, tanggal 25 November 2016 peneliti berencana datang untuk observasi dan meminta izin untuk melakukan penelitian di Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan. Pukul 15.30 WIB peneliti sampai di Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatanbertemu dan sambut baik oleh Kak Irwan selaku

Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Peneliti langsung menyampaikan maksud dan tujuan kepada Kak Irwan bahwa peneliti ingin melakukan penelitian di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Kak irwan pun memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di tempat tersebut.

Setelah mendapatkan izin, peneliti kemudian mengamati (observasi) tempat penelitian. Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan merupakan sekolah yang didirikan dengan konsep bangunan sekolah alam yang terbuat dari besi dan bambu-bambu.Karena pada saat itu anak-anak murid sudah pulang maka kemudian peneliti diajak oleh Kak Irwan untuk melihat setiap ruangan yang ada ditempat penelitian tersebut. Peneliti juga diajak untuk melihat hasil karya anak- anak berupa mainan mobil-mobilan yang terbuat dari stick es krim, hasil mewarnai, dan origami. Setelah melihat-lihat setiap bagian dari tempat penelitian, kemudian peneliti meminta izin kepada Kak Irwan untuk pamit.

Pada hari senin, tanggal 22 Mei 2017 peneliti datang ke Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan bertemu dengan Bapak Adimas Grahito sebagai

Asisten Administrator Program CAS British School Jakarta. Sebelumnya peneliti sudah berjanjian dengan beliau di tempat yang sudah disepakati yaitu Sekolah

Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Kira-kira pukul 09.24 WIB peneliti mulai untuk mewawancarai beliau. Bapak Adimas Grahito yang sudah mengetahui apa maksud peneliti, lalu mempersilahkan untuk membuka pertanyaan. Beliau memberi informasi mengenai sejarah, latar belakang dari berdirinya Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan.

Pada hari rabu, tanggal 14 Juni 2017 peneliti datang ke Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan untuk melakukan wawancara dengan Kak Irwan sebagai Koordinator Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan kepada Kak

Irwan dan ia menyanggupi dengan senang hati untuk diwawancarai setelah makan siang bersama. Kira-kira pukul 12.37 WIB Kak Irwan menghampiri peneliti yang sedang duduk dan kemudian peneliti mulai membuka pertanyaan dengan Kak

Irwan. Wawancara yang peneliti lakukan saat itu terbilang cukup lama. Setelah selesai sesi wawancara, peneliti menutup sesi wawancara dan kemudian menghampiri dan bergabung dengan anak-anak yang saat itu sedang bermain di area lapangan.

Pada hari jum’at, tanggal 23 Juni 2018 peneliti memiliki agenda untuk mewawancarai Ibu Sumarti sebagai Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang

Selatan dan mengunjungi Kp. Bulakan untuk mewawancarai 2 sampel keluarga dari anak didik di Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Karena peneliti belum mengetahui tempat tinggal orang tua dari anak didik yang akan peneliti wawancarai, maka peneliti ditemani oleh Ibu Sumarti dan 2 orang volunteer.

Kurang lebih pada pukul 09.00 WIB peneliti sampai dirumah informan pertama yaitu Ibu A (orang tua KLE). Beliau tinggal di sebuah rumah semi permanen yang bisa dibilang cukup sempit. Sebelum memulai sesi wawancara, Ibu Sumarti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti kepada Ibu A. Lalu Ibu A mempersilahkan peneliti untuk mewawancarai beliau. Sesi wawancara saat itu kurang lebih 30 menit. Setelah dirasa cukup informasi yang didapat dari informan, maka peneliti menutup sesi wawancara dan pamit kepada Ibu A.

Selanjutnya, peneliti mengunjungi kediaman Ibu J (orang tua SN) yang dekat dengan kediaman Ibu A (orang tua KLE). Pada pukul 10.00 WIB peneliti tiba dikediaman Ibu J dan beliau menyambut baik kedatangan kami. Tempat tinggal Ibu J pun kondisinya cukup sempit dan hanya berdinding triplek. Ibu

Sumarti pun kembali menjelaskan kepada Ibu Jakan maksud dan tujuan kami datang kerumahnya. Beliau pun bersedia untuk peneliti wawancarai. Sesi wawancara pun dimulai dengan pertanyaan yang memang telah peneliti siapkan sebelumnya. Kurang lebih sekitar 30 menit wawancara berlangsung dan dirasa sudah cukup informasi yang didapat oleh peneliti. Maka peneliti menutup sesi wawancara dan berpamitan dengan Ibu J. Setelah itu, peneliti pun bersama Ibu

Sumarti dan 2 orang volunteer mengelilingi Kp. Bulakan bertemu dengan ibu-ibu dan anak-anak untuk mengajak bersekolah di Sekolah Bisa untuk tahun ajaran baru.

Pada hari selasa, tanggal 6 Juni 2017 peneliti datang ke Sekolah Bisa

Bintaro, Tangerang Selatan. Agenda hari itu adalah untuk mewawancarai 2 anak didik Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan. Peneliti langsung bertemu dengan

Ibu Sumarti (Staff) dan beliau memberitahukan bahwa peneliti diizinkan untuk melakukan wawancara anak didik disaat setelah istirahat makan siang. Sambil menunggu waktu makan siang, peneliti diajak oleh Ibu Sumarti untuk ikut bergabung dalam kelas TK & PAUD yang sedang berlangsung proses belajar mengajar. Kurang lebih 1,5 jam peneliti menunggu sampai selesai makan siang, akhirnya peneliti menemui salah satu anak didik pertama yang akan peneliti wawancarai yaitu SN. Karena sebelumnya Ibu Sumarti sudah menyampaikan maksud dan tujuan peneliti kepada SN, maka SN menyanggupi nya dengan senang hati. Sesi wawancara pun berlangsung dengan sedikit candaan dan berlangsung selama kurang lebih 30 menit. SN menjawab semua pertanyaan dari peneliti dengan sangat baik, dan peneliti pun mengakhiri sesi wawancara. Karena peneliti merasa sudah cukup informasi yang diberikan oleh SN.

Kemudian peneliti melanjutkan wawancara dihari yang sama dengan salah satu anak didik Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan yaitu dengan KLE.

Peneliti menghampiri KLE dan ia sudah mengetahui akan maksud dan tujuan saya. Kemudian ia pun langsung menanyakan sambil tersenyum kepada peneliti apa yang ingin peneliti tanyakan pada ia. Kami pun melakukan sesi wawancara di ruang kelas TK & PAUD. Wawancara pun berlangsung selama kurang lebih 40 menit. Setelah dirasa cukup informasi yang didapatkan oleh peneliti dari hasil wawancara dengan KLE, peneliti pun mengakhiri sesi wawancara dengannya. FOTO-FOTO KEGIATAN DI SEKOLAH BISA BINTARO

Salah satu kegiatan pelayanan yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan adalah pendidikan bagi PAUD/ TK dan SD. Pihak Sekolah Bisa bekerja sama dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) 26 Jakarta Selatan untuk tingkat pendidikan SD (Paket A).

Mobil Kesehatan dan Perpustakaan Mini, Fasilitas yang diberikan oleh volunteer dari salah satu orang tua murid British School Jakarta bekerja sama dengan CT Arsa Foundation.

Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan Sekolah Bisa dan British School Jakarta memberikan fasilitas dan pendampingan dalam pemberian identitas berupa akta kelahiran. Dan kunjungan Sekolah Bisa Bintaro dalam proyek pembangunan MRT Jakarta yang diberikan oleh salah satu volunteer Sekolah Bisa Bintaro.

Donasi untuk Sekolah Bisa yang diberikan oleh Seven Runners yang mengikuti ajang lari marathon di Berlin senilai Rp. 309.596.998,- dan dapat digunakan oleh Sekolah Bisa Bintaro sampai 7 tahun ke depan.

Salah satu kegiatan Pelayanan Keterampilan (Life Skill) yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro dan British School Jakarta salah satunya yaitu menjahit dan membuat kue.

Beberapa kegiatan Pelayanan Keterampilan (Life Skill) yang diberikan oleh Sekolah Bisa Bintaro, British School, dan volunteer.

Studi Dokumentasi peneliti saat melakukan wawancara dengan Bpk. Adimas Grahito selaku Ass. Administrator IB CAS British School Jakarta dan wawancara dengan Ibu Sumarti selaku Staff Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan.

Kediaman orang tua siswa, studi dokumentasi peneliti saat melakukan observasi dan wawancara dengan Ibu “A” selaku orang tua siswa kelas SD 2 yaitu “KLE” dengan Ibu “J” selaku orang tua siswa kelas TK yaitu “SN”. Sarana dan Prasarana Ruang Kelas

Studi dokumentasi Ruang Kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar bagi TK, SD1 dan SD2. Ruang kelas di desain terbuka seperti sekolah alam.

Rak Sepatu, Perpustakaan Mini, dan Area Bermain

Data Anak Didik Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan

Jenis Pekerjaan No Nama TTL Kelamin Alamat Orang Tua L P Arie Febriyanto Tangerang, 12 Februari Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 1 L - Buruh 2005 Pondok Aren, Tangerang Selatan Jihan Nur Anggraini Tangerang, 17 Januari Jl. H. Echo Rt. 01/ 09 Kp. Utan, 2 - P Pemulung 2003 Cempaka Putih, Tangerang Selatan Rifki Tangerang, 29 April Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 3 L - Pemulung 2004 Pondok Aren, Tangerang Selatan Andrie Setiawan Tangerang, 12 Februari Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 4 L - Pemulung 2005 Pondok Aren, Tangerang Selatan Rendy Ruswandi Lebak, 03 Agustus Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 5 L - Buruh 2007 Pondok Aren, Tangerang Selatan Risqi Handayani Tangerang, 09 Maret Jl. Beruang II, Pd. Aren, Tangerang 6 - P Buruh 2005 Selatan Jefri Hadi Tangerang, 15 Oktober Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 7 L - Pemulung 2005 Pondok Aren, Tangerang Selatan Lina Tangerang, 02 Agustus Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 8 - P Buruh 2006 Pondok Aren, Tangerang Selatan Siska Tangerang, 14 Mei Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 9 - P Buruh 2006 Pondok Aren, Tangerang Selatan Finishia Pancarani Putri Semarang, 31 Jl. Al-Hidayah Rt. 03/07, Pondok Jaya, 10 - P Buruh Desember 2006 Tangerang Selatan Rohmat Dani Tangerang, 06 Jl. H. Echo Rt. 01/ 09 Kp. Utan, 11 L - Pemulung September 2007 Cempaka Putih, Tangerang Selatan Rahmat Dani Tangerang, 06 Jl. H. Echo Rt. 01/ 09 Kp. Utan, 12 L - Pemulung September 2007 Cempaka Putih, Tangerang Selatan Farhan Tangerang, 08 Agustus Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 13 L - Buruh 2007 Pondok Aren, Tangerang Selatan Kholipah Lipah Eman Tangerang, 27 Juli Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 14 - P Supir Angkutan 2006 Pondok Aren, Tangerang Selatan Angga Tangerang, 16 Juni Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 15 L - - 2008 Pondok Aren, Tangerang Selatan Dede Tangerang, 08 Maret Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 16 L - Pengamen 2012 Pondok Aren, Tangerang Selatan Siti Nurjana Jakarta, 10 Oktober Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 17 - P Pedagang 2004 Pondok Aren, Tangerang Selatan Nissa Tangerang, 11 Februari Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 18 - P - 2009 Pondok Aren, Tangerang Selatan Mukti Tangerang, 06 Agustus Jl. H. Echo Rt. 01/ 09 Kp. Utan, 19 - P Pemulung 2010 Cempaka Putih, Tangerang Selatan Pendi Tangerang, 18 Agustus Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 20 L - Pengamen 2011 Pondok Aren, Tangerang Selatan Jaka Tangerang, 04 Jl. Nusa Jaya Rt. 004/ 002 Kp. Bulakan, 21 L - PRT Desember 2011 Pondok Aren, Tangerang Selatan Sumber: Dokumen Sekolah Bisa Bintaro, Tangerang Selatan