Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian Pertama

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Bagian Pertama Lifting the Curtain on the Coup of October 1st 1965 – Suing for the Justice Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 Mencari Keadilan Lifting the Curtain on the Coup of October 1st 1965 Suing for the Justice Dihimpun oleh: Cyntha Wirantaprawira Diterbitkan oleh Lembaga Persahabatan Jerman - Indonesia Heidelberg RF Jerman 2 Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 – Mencari Keadilan Dipersembahkan kepada Seluruh Korban Rezim Jendral Suharto Dedicated to all victims of the General Suharto´s Regime 3 Lifting the Curtain on the Coup of October 1st 1965 – Suing for the Justice Kata pengantar Buku ini adalah bunga rampai tulisan-tulisan mengenai “Gerakan Satu Oktober 1965” (Coup d´État ´65), yang saya baca dan kumpulkan selama bulan September – Oktober 2005 dari berbagai Mailinglist di Internet dalam rangka Membuka Tabir Sejarah Republik Indonesia “40 Tahun Tragedi Nasional Republik Indonesia” (01.10.1965 – 01.10.2005). Sebagai generasi muda yang lahir tahun 1983 dan hidup di luar Indonesia, saya ingin mengetahui sebab-sebab, mengapa Bapak saya yang tercinta, Willy R. Wirantaprawira, yang oleh Pemerintah Republik Indonesia diberi tugas untuk belajar di Eropah Timur (1963 – 1968), sejak umur 24 tahun sampai saat ini, lebih dari 42 tahun terpaksa kelayaban di mancanegara. Tulisan-tulisan dalam buku ini disajikan se-adanya, tanpa di-modifikasi dan tanpa komentar dari saya pribadi. Hak cipta dari pada tulisan-tulisan tersebut adalah milik penulis yang bersangkutan. Penerbitan buku ini saya biayai sendiri dan disebar- luaskan secara gratis kepada perpustakaan-perpustakaan diseluruh Indonesia dan kepada mereka yang tidak mempunyai akses ke Internet. Dipersembahkan kepada seluruh “anak bangsa, - korban rezim OrBa Jendral Soeharto - yang terpaksa kelayaban di mancanegara” (Gus Dur 2000).. Heidelberg, RF Jerman , September – Oktober 2005 Cyntha Wirantaprawira [email protected] http://www.wirantaprawira.org/privat/cyntha/ Hak Masyarakat Dapat Informasi Peristiwa Gerakan Satu Oktober ´65 secara Benar Kesalahan Orang Yang Terlibat „Gestok“ Jangan Sampai Ditanggung Anak dan Cucu Pemberontak GAM yang mengangkat senjata melawan NKRI kini telah diberi amnesti dan di-rehabilitasi. Sedangkan …….. Anak-anak bangsa – termasuk juga Bung Karno - - "Founding Father“ Negara Kesatuan Republik Indonesia – yang "di-tuduh mau menggulingkan“ Pemerintah RI yang syah tahun 1965 Kapan mereka akan diberi amnesti dan di-rehabilitasi ? 4 Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 – Mencari Keadilan Daftar Isi 1 Pengantar Hal 4 2 Pemberitahuan Situs Coup d´Ètat 1965 Hal. 10 3 Kumpulan Sajak Hal 13 4 Profile Pelaku Coup d´Ètat 1965 Hal 23 5 Beberapa Peraturan tentang Diskriminasi terhadap bekas Hal 29 Anggota OrganisasiTerlarang 6 TAP MPRS XXV/1966 Hal 33 7 Pandangan Mahkamah Agung Tentang Korban Orde Baru Hal 36 8 Menyikapi Surat Mahkamah Agung RI No. KMA/403/VI/1003 Hal 39 Gustaf Dupe: Martabat Bangsa yang Beradab Hal 40 9 Kompas: Presiden diminta Rehabilitasi Korban Orba 1965 Hal 42 Amin Rais: Bego minta larangan Penyebaran Komunis dicabut Hal 43 10 Forum Koordinasi Tim-Tim Advokasi & Lembaga Perjuangan Hal 44 Rehabilitasi Korban Peristiwa ´65 11 Rehabilitasi Korban Peristiwa ´65 dalam Perspektif Hal 46 Rekonsiliasi dan kepentingan nasional 12 Permohonan Rehabilitasi Umum Hal 55 Surat Annie Pohlman, Mahasiswi Universitas Queensland Hal 60 13 Lima Tahun Janji Kosong Menkumdang Yusril Ihza Mahendra Hal 63 Resolusi Pantiia Peringatan 40 Tahun Tragedi Nasional Hal 67 Peristiwa´65 di Netherlands 14 Asvi Warman Adam: Rehabilitasi Korban 1965 Hal 73 15 Francisca Fanggidaej: Penilaian terhadap Masakini atas dasar Hal 76 Pengalaman Masa Lampau 16 A. Supardi Adiwidjaya: Di Den Haag Yusril Pernah Berjanji Hal 85 Eddi Santosa: Hak Korban G30S Agar Dipulihkan (Detikcom) Hal 88 17 Surat Gugatan LBH Jakarta Terhadap Para Presiden RI Hal 89 Tentang Korban ´65 18 Asvi Warman Adam: Tragedi 1965 Berawal dari Tahun 1948 Hal 160 19 Berbagai Versi Tentang Sebuah Tragedi Hal 163 20. Surat Soekarno Kepada Dewi Hal 165 21 Kusni anak Dayak – Putra Indonesia Hal 168 5 Lifting the Curtain on the Coup of October 1st 1965 – Suing for the Justice 22 Wawancara Tom Ilyas dengan Radio Netherlands Hal 171 23 M.D. Kartaprawira: Korban Pelanggaran HAM 1965 – 1966 Hal 176 Menggugat 24 James Luhulima: G30S, Terlibatkah Soeharto? Hal 182 25 Surat Rahasia Soeharto? Hal 188 26 Apa Yang Terjadi di Indonesia Oktober 1965? Hal 189 Surat Benedict R. Anderson & Ruth McVey 27 Revisi KUHP Jauh dari Semangat Rekonsiliasi Hal 197 (Tempo 17.03.2004) 15 Soebandrio: Kesaksianku tentang G30S Hal 200 29 Benedict R. Anderson: Tentang Matinya Para Jendral Hal 260 30 Orde Baru sebagai Boneka International Gangster Capitalism Hal 265 31 Karim D.P.: Tiga Faktor Penyebab G30S Hal 269 32 Hak Masyarakat Untuk Mendapat Informasi Hal 278 Peristiwa G30S Secara Benar 33 Bonnie Triyana: Kemungkinan Orde Baru Hal 280 dan Pembunuhan Massal 34 Aneka Ragam Pengalaman Korban Orde Baru Hal 289 35 Kisah Para Perempuan Korban 1965 Hal 297 Dusta Tari Porno di Bukit Duri Hal 301 36 Surat Terbuka Pramudya Ananta Toer Hal 304 37 Membangkit Batang Terendam Hal 319 38 Orde Baru Candu Bagi Penguasa Hal 321 39 Asahan Alham Aidit: “Alhamdulillah” (Roman Memoar) Hal 325 40 Asahan Aidit: Pimpinan PKI keblinger? Hal 333 1 Fakta-Fakta Keterlibatan PKI Dalam Peristiwa G30S Hal 371 (Komentar: Yap Hing Gie) 42 Pelajaran dari G30S (Chan CT) Hal 375 43 Sejarah Tahun 1965 yang Tersembunyi Hal 389 (Prof. Dr. W.F. Wertheim) 44 Media Indonesia: Komunisme dimata Kalangan Muda Hal 401 45 Fakta Korban Tragedi Peristiwa 1965 Hal 402 46 Harsutejo: 40 Tahun Tragedi 1965 ( Bagian I s/d Bagian 8) Hal 419 6 Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 – Mencari Keadilan 47 Temu Rindu Menggugat Senja Hal 440 48 Menguak Tabir - Merajut Masa Depan Hal 443 49 Haryo Sasongko: Ketidakadilan Mengadili Hal 451 Perbedaan Pemikiran 50 Soal Pembunuhan Pasca G30S, NU lebih jujur dari Katolik Hal 453 (Wawancara Radio Netherlands 27.09.2005) 51 49 Tahun G30S, Kasusnya Masih Misteri Hal 455 (Wawancara Renesi 27.09.2005) 52 Pengalaman Sobron Aidit Hal 457 53 Solahudin Wahid: Kemanusiaan dan Hal 459 Keberagaman Mendorong Kita Rekonsiliasi 54 Bali Post: Meski Belum Bisa Dibuktikan Hal 462 55 Media Indonesia: Mantan Dubes Tanpa Tanah Air Hal 464 56 32 Tahun Tanpa Warga Negara Membela Satu Nusa Hal 469 dari Jauh (Wawancara Waruno Mahdi) 57 Warisan Sebuah Rezim Hal 471 58 Kolom Ibrahim Isa Hal 478 59 Solahudin Wahid: Setelah 40 Tahun Peristiwa G30S Berlalu Hal 513 Bagaimana kita melihatnya? 60 Solahudin Wahid: Menyikapi G30S Hal 515 61 Solahudin Wahir: PKI dan Rekonsiliasi Hal 520 62 Baskara T. Wardaya: Tentang Tragedi 1965 Hal 525 63 Fairimel A. Gofar: Kapan Peristiwa G30S Diungkap (Kompas) Hal 531 64 Selalu Ingat Kekejaman PKI Hal 533 65 KKP HAM 1965 Sumatra Utara Menuntut Hal 534 66 Gadis Arivia: Merasakan Pengalaman Etis Hal 537 67 Ilmuwan Ceko Bongkar Konspirasi dibalik Kudeta PKI 1965 Hal 539 68 Korban Pengalaman HAM; Tuntut Pencabutan UU KKR Hal 543 69 Amelia Yani: Ajak Mema´afkan Bukan Melupakan Hal 544 70 G30S dalam Pelajaran Sekolah Hal 545 71 Upaya Penghancuran Keturunan Yang Tersisa Hal 547 72 A. Kohar Ibrahim: Merajut Senja di Panti Jompo Hal 551 7 Lifting the Curtain on the Coup of October 1st 1965 – Suing for the Justice 73 A. Kohar Ibrahim: Pemberangusan Hal 552 Lagu Kemerdekaan Manusia 74 A. Kohar Ibrahim: Penghancur-Binasaan Internasional Hal 555 Yang Menang Sebelum Bertempur Hal 558 Sang Praktis Hal 561 Lelaki Tua dan Kurungan Burung Hal 563 75 Tahun Yang Tak Pernah Berakhir Hal 565 Editor: John Roosa, Ayu Ratih dan Hilmar Farid 76 Ricoeur tentang Mengampuni (K. Bertens) Hal 567 Anatomy of the Jakarta Coup October 1, 1965 (Resensi Buku) Hal 569 77 Melepas Belenggu Masa Lalu Hal 572 78 G.A. Guritno: Soeharto Biografi Bertimbang (R.E. Elson) Hal 573 79 Diskusi: "Siapa Dalang G30S" Hal 575 80 M.D. Kartaprawira: Gelapnya Jalan Menuju Hal 585 ke Kebenaran dan Keadilan 81 Julius Pour: Mengkaji Peranan Bung Karno Hal 592 Pada tanggal 30 September 1965 82 Eep Saefullah Fatah: Mencari Dalang Hal 595 Gerakan 30 September ´65 83 Debat di Penghujung Orde Baru Hal 598 (Soegiarso Manai dan Buku Putih) 84 Eep Saefulloh Fatah: Urgensi Rekonstruksi Sejarah 1965 Hal 602 85 Wilson: Coup ´65 Pembunuhan Atas Demokrasi Hal 605 86 Acara Bedah Buku "Antology ´65" Hal 607 87 Dalam Karya-Karya itu telah disembunyikan Luka Hal 612 (Sihar Ramses Simatupang) 88 Pancasila Sakti (Franz Magnus Suseno) Hal 615 89 Terri Cavanagh: Pelajaran-Pelajaran dari Kudeta 1965 Hal 617 di Indonesia 90 Satu Museum Untuk 7 Jendral (Kompas 08.10.2005) Hal 651 91 Coup ´65: 30 September (Coen Husain Pontoh) Hal 654 92 Kolom Umar Said: Sekilas tentang Peringatan 40 Tahun Hal 655 Tragedi Kemanusiaan ´65 93 Dr. rer.pol. A. Tchaniago: Tragedi Nasional 30 September 1965 Hal 672 94 Jendral Soeharto Menuju Tahta Kekuasaan Hal 677 8 Menguak Tabir Peristiwa 1 Oktober 1965 – Mencari Keadilan A.S. Munandar: Peranan Nekolim Dalam Tragedi Nasional 1965 Hal 686 A. Supardi Adiwidjaja: Kapankah Soeharto Diseret Ke Pengadilan Hal 691 Table of Contents 95 Preface p. 698 96 Table of Contents p. 699 97 UNHCR: Statement of Dr. Ribka Tjiptaning p 701 Crimes Against Humanity and Gross Violations p. 702 of Human Rights in Indonesia committed by the Military Regime of General Suharto 98. Class Action Against Five Presidents RI by Victims of 1965 p 706 99 Peter Dale Scott: The US and the Overthrowing Soekarno 1965 – 1966 p 711 100 Ralph McGehee: The Indonesian Massacres and the CIA p. 737 .101 Benedict R. Anderson: Petrus Dadi Ratu p 773 102 Kathy
Recommended publications
  • A Study on the Influences of Exclusive Stopping Space on Saturation Flow (Case Study: Bandar Lampung)
    International Conference on Science, Technology, and Environment 2019 Jogyakarta, 29-30 August A Study on the Influences of Exclusive Stopping Space on Saturation Flow (Case Study: Bandar Lampung) ALEKSANDER PURBA*, IKA KUSTIANI AND GALUH PRAMITA Engineering Faculty, the University of Lampung Abstract: The existence of exclusive stopping space (ESS) at the signalized intersection is expected to improve the performance of intersection, by collecting the motorcycle in an exclusive space and discharging it early when the signal is display green. This research compares the level of saturation flow on the approach with ESS and approach without ESS and finds that ESS's effectiveness is influenced primarily by occupancy rate. The findings of this study indicated that at 71% of ESS occupancy rate, the approach was able to discharge the saturation flow by 20% higher than the approach with a width of 4.5 m but without ESS. On the contrary, the approach without ESS with a width of 6.5 m looks better in discharge saturation flow compared with the approach with ESS but with an occupancy rate of only 38%. Careful design is highly recommended especially the area of ESS provided for motorcycle so that the functions performed by exclusive space run an effective way as planned. Keywords: Exclusive stopping space, Motorcycle, Saturation flow. 1. Introduction The number and use of motorcycles in major cities in Indonesia continues to increase not only due to travel needs but also because of its existence is considered to provide flexibility, cheaper and in some conditions faster than private car or public transportation such as buses.
    [Show full text]
  • AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita*
    AKAL DAN WAHYU DALAM PEMIKIRAN M. QURAISH SHIHAB Yuhaswita* Abstract Reason according to M. Quraish Shihab sense is the thinking power contained in man and is a manipation of the human soul. Reason is not understood materially but reason is understood in the abstract so that sense is interpreted a thinking power contained in the human soul, with this power man is able to gain knowledge and be able to distinguish between good and evil. Revelation according to M. Quraish Shihab, is the delivery of God’s Word to His chosen people to be passed on to human beings to be the guidance of life. God’s revelation contains issues of aqidah, law, morals, and history. Furthermore, M. Quraish Shihab reveals that human reason is very limited in understanding the content of Allah’s revelation, because in Allah’s revelation there are things unseen like doomsday problems, death and so forth. The function of revelation provides information to the sense that God is not only reachable by reason but also heart. Kata Kunci: problematika, nikah siri, rumah tangga Pendahuluan M. Quraish Shihab adalah seorang yang tidak baik untuk dikerjakan oleh ulama dan juga pemikir dalam ilmu al Qur’an manusia. dan tafsir, M. Quraish Shihab termasuk Ketika M. Quraish Shihab seorang pemikir yang aktif melahirkan karya- membahas tentang wahyu, sebagai seorang karya yang bernuansa religious, disamping itu mufasir tentunya tidak sembarangan M. Quraish Shihab juga aktif berkarya di memberikan menafsirkan ayat-ayat al berbagai media massa baik media cetak Qur’an yang dibacanya, Wahyu adalah kalam maupun elektronik, M.Quraish Shihab sering Allah yang berisikan anjuran dan larangan tampil di televise Metro TV memberikan yang harus dipatuhi oleh hamba-hamba-Nya.
    [Show full text]
  • Nama Rute Ruas Jalan Yang Dilalui Te 6 Te 12
    Nama Rute Ruas Jalan Yang Dilalui Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. Letjend S. Parman – Jl. Let. Jend MT Haryono – Jl. Kalimantan – Jl. Soekarno Hatta Rute 1 ( Skenario 1) – Jl. Ahmad Dahlan – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat Jl. Jl. Arif Rahman Hakim – Jl. May. Jend Sutoyo – Jl. Brigjend Katamso – Jl. Niken Gandini –Jl. Letjend Rute 2 (Skenario 1) Suprapto – Jl. Ir. Juanda – Jl. Sultan Agung – jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat Jl. Halim Perdana Kusuma – Jl. Ki Ageng Kutu – Jl. DI Rute 3 (Skenario 1) Panjaitan – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman Jl. Ponorogo - Jl. Ponorogo – Pacitan(Njenes) – Jl. Laks.Yos Sudarso – Jl. Jend. Ahmad Yani – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Sultan Rute 4 (Skenario 1) Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman Jl. Ponorogo Solo (Ponorogo - Sumoroto) – Jl. Trunojoyo – Jl. Diponegoro – Jl. Imam Bonjol – Jl. Sudirman – Jl. Rute 5 (Skenario 1) Gajah Mada – Jl. Basuki Rahmat - Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Sutomo – Jl. Soekarno hatta – Jl. Sudirman Jl. Batoro Katong – Jl. Sultan Agung – Jl. Pramuka – Jl. Rute 6 Rute 6 (Skenario 1) Anggrek – Jl. Sultan Agung – Jl. Thamrin – Jl. Soekarno hatta – Jl. Pahlawan – Jl. Dr. Soetomo – Jl. Soekarno Hatta – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Gajah Mada – Jl. Basuki rahmat Jl. Ponorogo Solo ( Sub Terminal Tambak Bayan) - Jl.
    [Show full text]
  • Female Circumcision: Between Myth and Legitimate Doctrinal Islam
    Jurnal Syariah, Jil. 18, Bil. 1 (2010) 229-246 Shariah Journal, Vol. 18, No. 1 (2010) 229-246 FEMALE CIRCUMCISION: BETWEEN MYTH AND LEGITIMATE DOCTRINAL ISLAM Mesraini* ABSTRACT Circumcision on female has sociologically been practiced since long time ago. It is believed to be done for certain purposes. One of the intentions is that it is as an evidence of sacrifice of the circumcised person to get close to God. In the last decades, the demand for ignoring this practice on female by various circles often springs. Reason being is that the practice is accused of inflicting female herself. Moreover, it is regarded as a practice that destroys the rights of female reproduction and that of female sexual enjoyment and satisfaction. Commonly, female circumcision is done by cutting clitoris and throwing the minor and major labia. This practice of circumcision continues based on the myths that spread so commonly among people. This article aims to conduct a research on female circumcision in the perspective of Islamic law. According to Islamic doctrine, female circumcision is legal by Islamic law. By adopting the methodology of syar‘a man qablana (the law before us) and theory of maqasid al-syari‘ah (the purposes of Islamic law) and some other legitimate Quranic verses, circumcision becomes an important practice. Again, the famous female circumcision practice is evidently not parallel with the way recommended by Islam. Keywords: circumcision, female, Islamic law, tradition * Lecturer, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, mesraini@yahoo. com 229 Jurnal Syariah, Jil. 18, Bil. 1 (2010) 229-246 INTRODUCTION Circumcision practice is a tradition, known worldwide and admitted by monotheistic religions members especially the Jewish, Muslim and some of the Christians.
    [Show full text]
  • AGENDA REV 5 1.Indd
    DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA AGENDA KERJA DPD RI 2017 DATA PRIBADI Nama __________________________________________________________ No. Anggota ___________________________________________________ Alamat _________________________________________________________ _________________________________________________________________ Telepon/Fax ____________________________________________________ Nomor _________________________________________________________ KTP ____________________________________________________________ Paspor _________________________________________________________ Asuransi _______________________________________________________ Pajak Pendapatan ______________________________________________ SIM ____________________________________________________________ PBB ____________________________________________________________ Lain-lain _______________________________________________________ DATA BISNIS Kantor _________________________________________________________ Alamat _________________________________________________________ _________________________________________________________________ Telepon/Fax ____________________________________________________ Telex ___________________________________________________________ Lain-lain _______________________________________________________ NOMOR TELEPON PENTING Dokter/Dokter Gigi _____________________________________________ Biro Perjalanan _________________________________________________ Taksi ___________________________________________________________ Stasiun K.A
    [Show full text]
  • Profil Dprd Kab / Kota Jumlah Provinsi Kab/Kota No Nama Angwan Aceh 1 T
    PROFIL DPRD KAB / KOTA JUMLAH PROVINSI KAB/KOTA NO NAMA ANGWAN ACEH 1 T. Arief Khalifah, ST 2 Safni, B.Sc KOTA BANDA ACEH 4 3 Irwansyah, A.Md 4 Ramza Harli, SE 1 Nabhani ACEH BESAR 3 2 Zulfahmi 3 Khubbie El Risal, SH 1 T.Zulkarnaini, SP 2 Zufrizal PIDIE 5 3 Muhammad Saleh 4 T. Mirza Jamil, SH., MM 5 Rustina 1 T. Zulfan PIDIE JAYA 3 2 Fachrurrazi, S.Pdi 3 Muhammad Lutfi Amd,Kep BIREUEN 1 1 Faisal Hasballah, SE 1 Janwar Effendi 2 Edi Kurniawan ACEH TENGAH 4 3 Muhammad Syahrul 4 Eka Saputra, ST 1 Suhaini BENER MERIAH 3 2 Muhammad 3 Anwar 1 Azhari Fuadi 2 Jufri Sulaiman ACEH UTARA 4 3 Serpiad 4 Anwar Risyen 1 Nurul Akbari 2 M. Ismail saleh LHOKSEUMAWE 5 3 Irwan Yusuf 4 Akmal 5 Zulkaidi 1 M. Nur, S.Pd.I 2 Hamdani A.Gani ACEH TIMUR 5 3 Edi Darmansyah 4 Muhammad Abdul Somad 5 Fachrizal 1 Salbiah Usman 2 M.Irwan 3 Supriato,ST ACEH TAMIANG 6 4 Sugiono Sukandar, sh 5 Fitriadi 6 Sarhadi JUMLAH PROVINSI KAB/KOTA NO NAMA ANGWAN 1 H.Bustami Ramur KOTA BANDA ACEH 4 2 Rikanto Sihombinng ACEH TENGGARA 5 3 Zaini Selian 4 Luhut Simanjuntak 5 Maruan Hanafi 1 Iskandar GAYO LUWES 2 2 Ridwan 1 Yulizar ACEH BARAT DAYA 2 2 Zulfan, SP 1 Hadi Surya ACEH SELATAN 2 2 Darman 1 H. Bainuddin Ondo ACEH SINGKIL 2 2 Erpan Sari Limbong ACEH JAYA 1 1 Fitra Ahkhar 1 Hermanto 2 Ade Darmayanti ACEH BARAT 4 3 Ahmad Yani 4 Samsul Rizal 1 Annisa Faranisa NAGAN RAYA 2 2 Sugianto SIMEULUE 1 1 Amsaruddin KOTA SUBULUSSALAM 1 1 Ari Afriadi 1 Jefri Santana KOTA LANGSA 3 2 Melfita Sari 3 Irwanto KOTA SABANG SUMUT 1 IHWAN RITONGA, SE 2 H.
    [Show full text]
  • Kedudukan Wakil Presiden Dalam Sistem Pemerintahan Presidensial Di Indonesia Dan
    KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT TESIS Oleh: NAMA : MUH. SAHDAM HUSEN, SH. NPM : 15912037 BKU : HTN/HAN PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017 KEDUDUKAN WAKIL PRESIDEN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIAL DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT TESIS Oleh: NAMA : MUH. SAHDAM HUSEN, SH. NPM : 15912037 BKU : HTN/HAN PROGRAM MAGISTER ILMU HUKUM PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017 i ii iii MOTTO Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasulmu (Muhammad) dan juga janganlah kamu menkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui ( QS. Al-Anfal: 27 ) Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersukur, pasti kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesugguhnya azab-Ku sungguh pedih. ( QS. Ibrahim: 7 ) Sebaik-baik manusia ialah orang yang banyak bermanfaat (kebaikannya) kepada manusia lain. ( HR. Qadla’ie dari Jabir ) iv PERSEMBAHAN Kupersembahkan tesisku ini untuk almamaterku tercinta, Program Studi Magister Ilmu Hukum, Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universita Islam Indonesia Rasa hormatku dan terimakasihku kepada para keluargaku tercinta Ayahanda Hi. Salmin Husen dan Ibunda Hj. Hadjijah Hasyim; kakaku Irfan Husen, Rosmawati Husen, Mardan Husen, Fibriyanti Husen, serta ponakanku Fibriyanti, Ramdhan, Sukri, Ramdhani, Naufal, Fajhar, Franchiska, Franchisko, dan Mario. Spesial untuk keluarga kecilku; Istriku tersayang Siti Hadjar Abdul Sikecilku yang cantik Federikha M Sahdam. v vi KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatauh. Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan anugerahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya yang sederhana ini. Salawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada baginda Nabiullah Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarga beliau.
    [Show full text]
  • City Architecture As the Production of Urban Culture: Semiotics Review for Cultural Studies
    HUMANIORA VOLUME 30 Number 3 October 2018 Page 248–262 City Architecture as the Production of Urban Culture: Semiotics Review for Cultural Studies Daniel Susilo; Mega Primatama Universitas dr. Soetomo, Indonesia; University College London, United Kingdom Corresponding Author: [email protected] ABSTRACT This article aims to describe the correlation between city’s architecture as urban culture and cultural studies, specifically in semiotics. This article starts with Chris Barker’s statement about city and urban as text in his phenomenal book, Cultural Studies, Theory and Practice. The city as a complex subject has been transformed into the representation of urban culture. In the post-modernism view, urban culture as cultural space and cultural studies’ sites have significantly pointed to became communications discourse and also part of the identity of Semiology. This article uses semiotics of Saussure for the research methods. Surabaya and Jakarta have been chosen for the objects of this article. The result of this article is describing the significant view of architecture science helps the semiotics in cultural studies. In another way, city’s architecture becomes the strong identity of urban culture in Jakarta and Surabaya. Architecture approaches the cultural studies to view urban culture, especially in symbol and identity in the post-modernism era. Keywords: city’s architecture; urban culture; semiotics; cultural studies INTRODUCTION Giddens (1993) in Lubis (2014:4) stated the society urbanization, a city that used to be not that big become is like a building who need reconstruction every day so large that has to prop up the need of its growing and human-created their reconstruction.
    [Show full text]
  • Indo 10 0 1107123622 195
    194 Note: In addition to the positions shown on the chart, thepe are a number of other important agencies which are directly responsible to the Commander of the Armed Forces and his Deputy. These include the following: Strategic Intelligence Center, Institute of National Defense, Institute of Joint Staff and Command Education/Military Staff and Command College, Military Academy, Military Industries, Military Police, Military Prosecutor-General, Center of People’s Resistance and Security, and Information Center. CURRENT DATA ON THE INDONESIAN MILITARY ELITE AFTER THE REORGANIZATION OF 1969-1970 (Prepared by the Editors) Periodically in the past, the editors of Indonesia have prepared lists of the officers holding key positions in the Indonesian army to keep readers abreast of developments. (See the issues of April 1967, October 1967, and April 1969). Until very recently, the important changes meredy involved individual officers. But on Armed Forces Day, October 5, 1969, General Suharto announced a major structural reorganization of the military hierarchy, and these changes were put into effect between November 1969 and April 1970. According to the military authorities, MThe concept of reorganization, which is aimed at integrating the armed forces, arose in 1966 after the communist coup attempt of 1965. The idea was based on the view that developing countries suffer from political instability due to con­ flict between competing groups."1 On October 6, the then Chief of Staff of the Department of Defense and Security, Lt. Gen. Sumitro, said that the integration of the armed forces "will prevent the occurrence of situations like those in Latin America where the seizure of power is always accompanied by activities on the part of one of the armed forces or individuals from the armed forces."2 The main thrust of the reorganization (for details of which see the footnotes) is in the direction of greatly increased centraliza­ tion of control within the Department of Defense and Security.
    [Show full text]
  • 1 BOK Sebesar Rp. 1.158.109.596.238,25Dan Nilai
    STUDI KELAYAKAN JARINGAN JALAN RAYA AKIBAT ADANYA TREM KOTA SURABAYA (STUDI KASUS SEGMEN 1 JOYOBOYO – BASUKI RAHMAT) Gordon Surya W.*, Ir. Hera Widyastuti, MT.PhD dan Istiar,ST.MT.** Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail : [email protected] ; [email protected] signifikan. Bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang naik 0.43%dari 7.09% menjadi 7.52% pada Abstrak -- Perkembangan suatu wilayah tahun 2011(Surabaya.go.id , RPJMD kota Surabaya yang pesat membawa konsekwensi tertentu, tahun 2010-2015). Kenaikan pertumbuhan ekonomi terutama terhadap penyediaan sarana dan prasarana berimbas dengan kemampuan daya beli masyarakat transportasi.Surabaya sebagai Kota terpadat ke 2 di yang ikut naik, sehingga makin bertambah pula Indonesia mengalami perkembangan yang lumayan kendaran-kendaraan pribadi yang melintas di Kota signifikan. Bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi Surabaya. Hal ini menyebabkan bertambahnya yang naik 0.43%dari 7.09% menjadi 7.52% pada volume kendaraan yang nantinya akan menimbulkan tahun 2011(Surabaya.go.id , RPJMD kota Surabaya kemacetan, Maka dari itu perlu peningkatan sarana tahun 2010-2015). Kenaikan pertumbuhan ekonomi dan prasarana transportasi yang lebih memadai. berimbas dengan kemampuan daya beli masyarakat Salah satu alternatif yang menghubungkan yang ikut naik, sehingga makin bertambah pula utara dan selatan digunakan angkutan massal jenis kendaran-kendaraan pribadi yang melintas di Kota Trem dengan rute Joyoboyo –Jembatan Merah dan Surabaya. Hal ini menyebabkan bertambahnya dibagi dalam beberapa segmen. Untuk segmen 1 volume kendaraan yang nantinya akan menimbulkan menghubungkan Joyoboyo – Basuki Rahmat. Rute kemacetan, Maka dari itu perlu peningkatan sarana ini diambil karena merupakan rute pusat dari awal dan prasarana transportasi yang lebih memadai.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia karena jumlah kepulauanya sekitar tiga belas ribu kepulauan dan jumlah penduduk hampir mencapai dua ratus juta jiwa. Bahkan Indonesia dikenal juga sebagai masyarakat yang terligius dan beradab karena masyarakatnya bertuhan. Dalam kaitan ini, Joahim Wach menegaskan bahwa tidak ada agama tanpa Tuhan karena agama adalah perbuatan manusia yang paling mulia dalam kaitannya dengan Tuhan Yang Maha Pencipta. Kepadanya manusia memberikan kepercayaan dan keterkaitan yang sesungguhnya.1 Hal ini, sesuai dengan keyakinan agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia, bahkan diperkuat dengan falsafah bangsa Indonesia yang termuat dalam Pancasila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama yang ada di Indonesia adalah bertuhan karena tidak bertuhan berarti bertentangan dengan Pancasila, bahkan tidak diakui sebagai agama. Maka keberadaan Tuhan adalah masalah pokok dalam setiap agama karena agama tanpa kepercayaan kepada Tuhan tidak disebut agama.2 Oleh karena itu, Edward B. Tylor mendefinisikan agama sebagai “belief in spiritual being” karena agama termasuk suatu 1 Joachim Wach, The Comparative Study of Religion, {New York and London: Columbia University Press, 1958}, hlm. XXXIV 2 Zaenul Arifin, Menuju Dialog Islam Kristen Berjumpaan Gereja Ortodoks Syria dengan Islam, {Semarang: Walisongo Press, 2010}, cet. 1, hlm. 3 2 kepercayaan kepada suatu yang wujud yang tidak bisa dialami oleh proses pengalaman yang biasa.3 Begitu pula, Emile Durkheim menyatakan bahwa agama adalah suatu system kepercayaan yang disatukan oleh praktek-praktek yang bertalian dengan hal-hal yang suci, yakni hal-hal yang dibolehkan dan dilarang, kepercayan dan praktek- praktek yang mempersatukan suatu komunitas moral yang terpaut satu sama lain.4 Agama yang dipercayai oleh masyarakat Indonesia adalah Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghuchu.
    [Show full text]
  • BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD QURAISH SHIHAB A. Latar
    BAB II BIOGRAFI MUHAMMAD QURAISH SHIHAB A. Latar Belakang Muhammad Quraish Shihab 1. Latar Belakang Keluarga Muhammad Quraish Shihab adalah anak ke lima dari 12 bersaudara, dilahirkan di Lotassato, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 februari 1944, yang bertepatan dengan 22 bulan syafar 1363 H.1 Ia adalah putra ke lima dari dua belas bersaudara, putra dari Abdurrahman Shihab. Yakni seorang ulama tafsir yang semasa hidupnya merupakan cendekiawan terkemuka di Ujung Pandang; Ia adalah seorang pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Ujung Pandang dan juga staf pengajar, dengan jabatan guru besar pada Institut Agama Islam Negri (IAIN) Alauddin Ujung Pandang, dan sebutan Shihab adalah nama keluarga.2 Abdurrahman Shihab lahir di Makassar pada tahun 1915 , ia adalah putra dari Habib Ali bin Abdurrahman Shihab, seorang juru 1 Anshori, Penafsiran ayat-ayat jender menurut Muhammad Quraish Shihab, (Jakarta : Visindo Media Pustaka,2008 ) H. 31 2 Alwi Shihab, Islam Insklusif : Menuju Sikap Terbuka dalam Beragama, (Bandung : Mizan, 1999), H. 6 23 24 dakwah dan tokoh pendidikan kelahiran Hadramaut kota Yaman yang kemudian hijrah ke Batavia-kini Jakarta3. Muhammad Quraish Shihab sendiri mengaku bahwa dorongan untuk memperdalam study Al-Qur‟an terutama tafsir itu adalah datang dari ayahnya. Ayahnya senantiasa menjadi motivator bagi Muhammad Quraish Shihab.4 Mengenang ayahnya Quraish Shihab menuturkan “beliau adalah pencinta ilmu. Walau sibuk berdagang, beliau selalu menyempatkan diri untuk berdakwah dan mengajar. Bahkan beliau juga mengajar di masjid. Sebagaimana hartanya benar-benar dipergunakan untuk kepentingan ilmu. Beliau menyumbangkan buku-buku bacaan dan membiayai lembaga-lembaga pendidikan Islam di wilayah Sulawesi.5 Rappang adalah kampung halaman ibunda Quraish (Asma) yang biasa di sapa Puang Asma atau dalam dialek lokalnya Puc Cemma ; Puang adalah sapaan untuk keluarga bangsawan, dan nenek Asma adalah Puattulada yakni adik kandung Sultan Rappang.
    [Show full text]