Bab I Pendahuluan
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kuliner terutama di bidang restoran yang berada di Indonesia pada saat ini sangat berkembang pesat. Menurut ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia, Hariyadi B.Sukamdani “Restoran mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada 2018 tumbuh di angka 8% dan akan selalu meningkat pada tahun mendatang” (https://www.marketers.com). Pada zaman yang modern ini, persaingan bisinis dalam dunia kuliner semakin ketat, ditandai dengan banyaknya pebisnis yang terjun didunia kuliner. Persaingan tersebut disebabkan karena saat ini kuliner menjadi bisnis yang sangat menjanjikan. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan yang meningkat pula terutama akan kebutuhan pangan. Semakin berkembangnya masyarakat modern seringkali dikaitkan dengan mobilitas masyarakat yang semakin tinggi dan aktivitas kerja yang sibuk dan mengakibatkan semakin banyak para pekerja pria maupun wanita yang menghabiskan waktu di luar rumah. Hal ini menyebabkan kebanyakan orang tidak mempunyai waktu untuk dapat mengolah makanannya sendiri sehingga mereka cenderung lebih memilih untuk mencari makanan cepat saji karena dianggap lebih praktis. Selain untuk memenuhi kebutuhannya mereka juga bisa mencari tempat makan dengan cita rasa yang berbeda. Setiap industri mempunyai peran besar dalam perekonomian nasional dan kegiatan pembangunan. Dari beberapa kelompok industri dalam perekonomian dan pembangunan nasional, kelompok industri makanan dan minuman menjadi industri yang berperan sangat besar dibandingkan dengan industri lainnya. Menanggapi hal tersebut, perlu suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan daya saing pada industri ini dengan mendorong tumbuhnya inovasi dalam industri makanan. Saat ini telah muncul fenomena baru di masyarakat dimana para pengusaha mulai melebarkan 1 2 sayapnya pada bisnis kuliner. Selain itu bisnis rumah makan sekarang ini menjadi salah satu trend yang diminati oleh kalangan pengusaha, walaupun memang memulai bisnis rumah makan membutuhkan kerja keras tetapi banyak pengusaha yang sekarang ini sukses di bidang makanan seperti Ayam Geprek Juara yang dimiliki oleh Agung Prasetyo Utomo, meskipun juga bisa terbilang mempunyai banyak pesaing di luar sana. Salah satu cabang rumah makan Ayam Geprek Juara berada di Jl. Alu-Alu No.23 Kec.Pulo Gadung, Jakarta Timur. Berdasarkan data yang bersumber dari official instagram Ayam Geprek Juara, saat ini jumlah outlet Ayam Geprek Juara yang tersebar di Indonesia ada berjumlah 101 outlet. Saat ini restoran tidak hanya sebagai tempat makan melainkan juga sebagai tempat berkumpul dan bersantai bersama keluarga atau teman-teman, tempat pertemuan dengan relasi bisnis, serta tempat beristirahat. Selain itu juga seiring dengan berubahnya gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis menuntut sebuah rumah makan untuk menyediakan fasilitas lain, seperti kenyamanan tempat makan dan kenyamanan suasana restoran itu sendiri. Keadaan inilah yang menyebabkan banyaknya rumah makan yang bermunculan, mengakibatkan timbulnya persaingan dalam hal produk dan penyajiannya. Sesama restoran berlomba untuk menawarkan makanan dalam bentuk penyajian, modifikasi resep masakan, pelayanan, atau apa saja yang bisa menjadi daya tarik dan menarik perhatian pembeli. Hal tersebut mengakibatkan konsumen untuk memilih makanan apa yang cocok untuk dikonsumsi. Berbagai macam restoran tersedia mulai dari restoran padang, masakan khas sunda, masakan khas timur tengah dan masakan khas jepang. Melihat kebutuhan masyarakat akan pangan, di dunia bisnis terutama dalam bisnis makanan (kuliner) saat ini memiliki potensi berkembang yang cukup besar. Keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam memenangkan persaingan dibutuhkan penerapan strategi pemasaran yang tepat serta hubungan baik dengan konsumen (Kaloka dan Anglesti, 2015). Hubungan baik akan tercipta bila bisnis mampu memberikan apa yang dibutuhkan, diinginkan, dan disukai konsumen, hingga konsumen merasa puas dan melakukan pembelian. Melihat perkembangan internet yang semakin canggih dan luas, pelaku bisnis kini memilih strategi pemasaran dengan memanfaatkan internet untuk 3 berkomunikasi, memberikan informasi dan mempromosikan bisnisnya kepada khalayak atau konsumen. Dari perkembangan internet pun tidak lepas dari fenomena media sosial yang semakin marak digunakan masyarakat dan perusahaan dalam mempengaruhi dunia bisnis. Di era milenial saat ini, dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi khususnya internet, setiap informasi dapat dengan cepat tersebar dan diakses oleh siapa saja dan dimanapun dia berada, salah satunya melalui sosial media (media sosial instagram). Dalam menjalani persaingan bisnis industri kuliner yang ketat, Ayam Geprek Juara memerlukan strategi promosi yang menarik melalui media sosial instagram. Kita dapat mencari dan memperolah informasi mengenai apapun yang kita butuhkan melalui Instagram. Instagram merupakan media sosial yang sangat bagus digunakan dalam komunikasi dengan pelanggan dan untuk media promosi. Berkaitan dengan penggunaan sosial media Instagram dalam memasarakan suatu produk barang atau, produk Ayam Geprek Juara dalam proses pemasaran produk, tak lepas dari pemanfaatan media Instagram sebagai alat promosi. Ayam Geprek Juara memiliki beberapa akun Instagram dari masing-masing cabangnya, yaitu yang berada dirawamangun memilikin akun yang bernama @ayamgeprek_juara yang memiliki jumlah followers sebanyak 23,3 K, atau 23.300 pengikut. Jumlah followers dari akun Instagram @ayamgeprek_juara yang mencapai 23.300 followers, tentu memberikan kemudahan bagi owner Ayam Geprek Juara dalam mempromosikan makanan olahan ayam dan minuman berbahan tersebut. Kotler dan Keller (2016:642) mendefenisikan media sosial sebagai alat atau cara yang dilakukan oleh konsumen untuk membagikan informasi berupa teks, gambar, audio dan video kepada orang lain dan perusahaan atau sebaliknya. Selain itu, strategi yang harus dipikirkan oleh Ayam Geprek Juara tersebut adalah store atmosphere. Menurut Levy dan Weitz (2012:613) store atmosphere adalah kombinasi dari karakteristik toko (arsitektur, tata letak, tanda-tanda dan displays, warna, pencahayaan, suhu, suara dan bau), yang bersama-sama membuat gambar dalam pikiran pelanggan. Store atmosphere yang baik dan nyaman tentunya akan membuat konsumen memilih di restoran Ayam Geprek Juara tersebut, yang tentunya 4 akan datang kembali di lain waktu. Banyak kita lihat trend membagikan foto makanan dan berbagai tempat untuk spot foto lalu membagikan pengalaman mereka di sosial media terutama instagram. Hal ini membuat restoran berlomba lomba mendesain restoran agar terlihat indah dan menciptakan atmosphere nya menjadi lebih nyaman. Ayam Geprek Juara adalah restoran cepat saji yang memiliki atmosphere yang penuh dengan kehangatan. Dalam hal ini yang pertama adalah penempatan logonya yang berada diluar restoran sudah tepat. Kemudian warna gerai yang disesuaikan dengan logo Ayam Geprek Juara. Selain itu dari segi lightingnya atau pencahayaan sudah sesuai dengan layout dalam restoran. Kemudian ruangan yang cukup luas, kesejukan ruangan, penempatan informasi mengenai produk, fasilitas yang disediakan (area parkir, toilet, wastafel, meja, bangku) dan karyawan yang berseragam rapi dan ramah terhadap pengunjug, membuat pengunjung merasa nyaman berlama-lama didalam restoran dan akan dapat menyentuh emosi bagi para konsumen. Dan lokasi Ayam Geprek Juara yang dekat dengan terminal, perkantoran dan tempat belajar yang akan menjadi pilihan seseorang untuk berkunjung menikmati makanan di Ayam Geprek Juara. Karen Valentine (2014) membuktikan bahwa suasana dapat mempengaruhi ketika konsumen berada di dalam ruangan dan mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian. Pada saat ini store atmosphere sangatlah berperan penting bagi sebuah perusahaan kuliner karena store atmosphere bisa mempengaruhi perusahaan dan mood dari konsumen yang berkunjung sehingga tertarik untuk melakukan proses keputusan pembelian. Selain itu store atmosphere juga menjadi alternatif untuk membedakan restoran yang satu dengan yang lain. Perbedaan itu diperlukan karena dari setiap bisnis pasti didapati produk yang serupa dan varian cita rasa. Dalam hal produk makanan khususnya makanan olahan ayam dan aneka jenis sambal, cita rasa dari sebuah produk ikut mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam persaingan bisnis internasional bidang industri makanan atau restoran dituntut untuk meberikan inovasi-inovasi dalam berbagai varian rasa sesuai permintaan konsumen. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sangat beragam, maka upaya yang dapat dilakukan oleh ayam geprek juara agar dapat memenangkan persaingan bisnis tersebut 5 adalah dengan menawarkan cita rasa ayam pedas yang bertingkat dari olahan sambal. Semakin banyaknya pilihan cita rasa pedas olahan ayam yang ditawarkan kepada konsumen, maka akan semakin tertarik pula konsumen untuk memenuhi kebutuhan makannya di ayam geprek juara tersebut karena merasa memiliki banyak pilihan. Ayam Geprek Juara tidak hanya menjajakan ayam saja melainkan terdapat banyak menu yang disediakan yaitu bebek dan ikan bandeng dengan pilihan sambelnya yang bervariasi seperti sambal korek, sambal terasi, sambal ijo dan aneka jenis sambal lainnya. Menurut Drummond KE & Brefere LM (2010:3) mendefinisikan bahwa cita rasa adalah suatu cara pemilihan makanan yang harus dibedakan dari rasa (taste) makanan tersebut. Cita rasa merupakan atribut makanan yang meliputi penampakan, bau, rasa, tekstur, dan suhu. Dalam menciptakan keputusan pembelian, maka perlu diciptakan strategi pemasaran yang baik.