Problematika Hukum Indonesia, Teori Dan Praktik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik Dr.Rosyidi Hamzah,SH,MH, dkk RAJAWALI PERS Divisi Buku Perguruan Tinggi PT RajaGrafindo Persada D E P O K Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan (KDT) Hamzah, Rosyidi Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik/Rosyidi Hamzah —Ed. 1.—Cet. 1.—Depok: Rajawali Pers, 2017. xxx, xxx hlm., 23 cm Bibliografi: hlm. xx ISBN 978-602-425-xxx-x 1. xxxxxx. I. xxxxx xxx.xxx Hak cipta 2017, pada penulis Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit 2017.xxxx RAJ Dr. Rosyidi Hamzah,SH,MH, dkk PROBLEMATIKA HUKUM INDONESIA, TEORI DAN PRAKTIK Cetakan ke-1, Desember 2017 Hak penerbitan pada PT RajaGrafindo Persada, Depok Desain cover oleh [email protected] Dicetak di Kharisma Putra Utama Offset PT RAJAGRAFINDO PERSADA Kantor Pusat: Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956 Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163 E-mail : [email protected] Http://www.rajagrafindo.co.id Perwakilan: Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162. Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok Soragan Indah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan Blok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai, Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan Johor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3, Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V No. 2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Jl. P. Kemerdekaan No. 94 LK I RT 005 Kel. Tanjung Raya Kec. Tanjung Karang Timur, Hp. 082181950029. KATA PENGANTAR v DUMMY vi Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik DAFTAR ISI 1. Ellydar Chaidir Aspek Hukum Tata Negara Pengelolaan Perbatasan Dalam Perspektif Negara Kepulauan 1 2. Admiral Kontrak Elektronik dalam Perspektif Hukum Islam 16 3. Ardiansyah Perjalanan Panjang Pemilu Dan Pemilukada Di Indonesia 32 4. Arifin Bur Sekilas Pemilikan Dan Penguasaan Tanah Di Indonesia 59 5. Desi Apriani Meninjau Ketentuan Pengecualian Terhadap Pelaku Usaha Kecil Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat 70 6. Endang Suparta Reformulasi Stratifikasi Sanksi Pidana Di Indonesia 90 7. Fithriatus Shalihah Hukum, Moral dan Kekuasaan dalam Telaah Law is a Tool of Social Engineering 101 8. Heni Susanti Pandangan Islam Terhadap Women Trafficking 111 vii 9. Muhammad Nurul Huda Kebijakan Formulasi Tindak Pidana Korupsi Di Bidang Gratifikasi Dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia 124 10. M. Husnu Abadi Diskresi Dalam Hukum Administrasi Negara Dan Kaitannya Dengan Tindak Pidana 150 11. Lidia Febrianti Pengaruh Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja 167 12. Meilan Lestari Analisis Tentang Peranan Pemerintah Dan Orang Tua Terhadap Perlindungan Anak Ditinjau Dari Peraturan Perundang-Undangan 180 13. Riadi Asra Rahmad Pertanggungjawaban Pidana Direksi Atas Pailitnya Perseroan Terbatas 193 14. Roni Sahindra Perjanjian Hak Cipta Dalam Penerbitan Buku Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta 204 15. Rosyidi Hamzah Kepastian Hukum Likuidasi Bank Berbadan Hukum Perusahaan Daerah dan Koperasi 219 16. Selvi Harvia Santri DUMMY Penerapan Prinsip Indemnitas Pada Klaim asuransi Kendaraan Bermotor 233 17. Sri Arlina Perlindungan Konsumen Terhadap Penggunaan Kosmetik (Pemutih Wajah) Yang Mengandung Zat Berbahaya Berdasarkan Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 248 18. Suparto Mengkritisi Putusan Mahkamah Agung Tentang Hak Uji Materiil Surat Keputusan Bersama (SKB) Ketua Mahkamah Agung dengan Ketua Komisi Yudisial Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku 271 viii Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik 19. Surizki Febrianto Peletakan Konsinyasi Terhadap Penyelesaian Ganti Rugi Tanah Guna Mendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum 285 20. Syafriadi Freedom of Press Dalam Lintasan Sejarah Pers Indonesia 308 21. Syafrinaldi Indikasi Geografis Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Di Indonesia: Suatu Kajian Hukum 332 22. Abd. Thalib Lembaga-Lembaga Pembiayaan 346 23. Thamrin S. Mekanisme Penetapan Upah Dalam Peraturan Perundang-undangan 366 24. Umi Muslikhah Sosiologi Hukum Sebagai Penyeimbang Kepentingan Dalam Masyarakat Dan Negara 379 25. Wira Atma Hajri Quo Vadis Pilkada Indonesia 394 26. Zul Akrial Kedudukan “Pidana” Dalam Sistem Hukum 410 27. Zulkarnain, S. DUMMY Reformasi Kepolisian Dan Penegakan Hukum Dalam Masyarakat 425 28. R. Febrina Andarina Zaharnika Pembuatan Perjanjian Kawin Oleh Suami Istri Yang Beragama Hindu Terhadap Perkawinan Yang Belum Dicatatkan 448 Daftar Isi ix [Halaman ini sengaja dikosongkan] 1 ASPEK HUKUM TATA NEGARA PENGELOLAAN PERBATASAN DALAM PERSPEKTIF NEGARA KEPULAUAN Ellydar Chaidir A. Pendahuluan Masalah perbatasan antarnegara, merupakan bagian krusial dari ketahanan negara. Oleh karena itu, setiap negara mempunyai kewenangan menentukan batas wilayah yuridiksinya masing-masing. Namun, karena batas luar wilayah negara senantiasa berbatasan dengan wilayah kedaulatan negara lain maka penetapan tersebut harus juga memperhatikan kewenangan otoritas negara lain melalui suatu kerjasa sama dan perjanjian bilateral. Misalnya, dalam bidang survei dan penentuan batas wilayah darat maupun wilayah laut (kepulauan) antara NKRI dengan negara lain, selama ini telah tertuang dalam bentuk MoU maupun perjanjian-perjanjian penetapan garis batas laut antaranegara.1 Terkait dengan itu, UUD NRI Tahun 1945 (setelah amandemen) khususnya Pasal 25A memerintahkan pembuatan UU kepada pemerintah untuk menentukan batas wilayah negara yang dapat dijadikan pedoman dalam mempertahankan kedaulatan NKRI, memperjuangkan kepentingan nasional, dan keselamatan bangsa, memperkuat potensi, memberdayakan dan mengembangkan sumber daya alam bagi kemakmuran seluruh bangsa Indonesia.2 Pemilihan bentuk Negara Indonesia sebagai negara kepulauan 1Moh. Mahfud MD, “Tata Kelola Perbatasan Negara Kita,” Makalah pada Seminar Forum Rektor Indonesia: Keunggulan, Kepeloporan, Kejuangan dan Pengabdian Perguruan Tinggi dalam Membangun Daya Saing dan Martabat Bangsa,” Auditorium Kahar Mudzakkir UII, Yogyakarta, 5 Agustus 2008, hlm.5 2ibid 1 tidak terlepas dari kenyataan bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki pulau lebih dari 17.500-an pulau. Mengenai jumlah pulau ini, Mochtar Kusumaatmaja dalam bukunya Hukum Laut Internasional menyatakan jumlah pulau-pulau Indonesia 13.000 pulau, Rokhman Dahuri dalam bukunya Keanekaragaman Hayati Laut Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia menyatakan 17.000 dan Mukhtasor dalam bukunya Pencemaran Pesisir dan Laut menyatakan 17.500 pulau, sedangkan Melda Kamil dalam bukunya, Hukum Internasional Hukum yang Hidup, menuliskan 17.504 pulau.3 Namun berdasarkan penelitian terakhir tentang pemukhtahiran data terbaru total jumlah pulau dan yang dipertegas dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia menjelaskan bahwa “dalam wilayah perairan Indonesia terdapat lebih kurang 17.508 pulau yang berada di bawah kedaulatan Negara Republik Indonesia”, sehingga di sini penulis menggunakan jumlah 17.508 pulau sebagai sebagai dasar dalam menyatakan jumlah seluruh pulau besar dan kecil yang ada di Indonesia. Dari 17.500-an pulau tersebut, luas daratan Indonesia mencapai 1,9 juta km2 dan luas perairan laut kurang lebih 7,9 juta km2 dengan panjang garis pantai mencapai 95.181 km. Sembilan puluh dua pulau kecil di antaranya adalah pulau-pulau kecil terluar.4 Dengan demikian, negara Republik Indonesia merupakan negara pantai (coastal state) yang komponen wilayah nasionalnya terdiri atas daratan, lautan (perairan), dan ruang udara (air space). Dipandang dari sifat alami, maka lingkungan laut Indonesia memperlihatkan sifat integral antara unsur laut (air) dan darat (tanah). Secara ekologis, hal ini merupakan dasar ilmiah dan alami pula bagi konsep Wawasan Nusantara sebagai perwujudan DUMMYkesatuan geografis, yang menjadi dasar kesatuan politis, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan.5 Masalah penegasan batas wilayah di dalam sebuah UU menjadi semakin penting sejalan dengan terjadinya perubahan yang cepat di berbagai kawasan akibat pengaruh situasi global. Masalah batas wilayah negara bukan hanya menyangkut ancaman dari luar, tetapi juga terkait dengan masalah kedaulatan wilayah dan hak setiap warga negara untuk mengeksploitasi kekayaan alamnya. Karena sumber kekayaan yang makin terbatas sedangkan 3Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, Pradnya Paramita, Jakarta, 2007, hlm. 2. 4Syamsul Ma’arif, “Pengelolaan Pulau Terluar dalam Manajemen Pulau Terluar”, Makalah, Fakultas Geografi UGM, 2009, hlm.8. 5Mochtar Kusumaatmadja, Bunga Rampai Hukum Laut, Bina Cipta, Jakarta, 1978, hlm. 78. 2 Problematika Hukum Indonesia, Teori dan Praktik jumlah penduduk yang semakin besar, maka perbatasan wilayah menjadi sangat sensitif bagi timbulnya perselisihan (dispute) dan konflik.6 Terkait dengan penentuan perbatasan dalam perspektif hukum tata negara (HTN) dan hukum internsional memiliki perbedaan-perbedaan