13 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Peran Peran

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

13 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Peran Peran BAB 2 KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Pengertian Peran Peran artinya sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama (dalam terjadinya sesuatu hal).11 Menurut Abu Ahmadi, peran adalah kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi tertentu berdasarkan status dan fungsi sosial.12 Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia, peran adalah suatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya peristiwa.13 Sedangkan menurut Viethzal Rivai dan Sylviana Murni peran dapat diartikan sebagai prilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu.14 2. Majelis Tahlil Secara etimologis (arti kata), kata „majelis tahlil‟ berasal dari bahasa Arab, yakni majlis dan tahlil. Kata „majelis‟ berasal dari kata jalasa, yujalisu, julisan, yang artinya duduk atau rapat. Adapun arti lainnya jika dikaitkan dengan kata yang berbeda seperti majlis wal majlimah berarti tempat duduk, tempat siding, dewan, atau majlis asykar, yang artinya 11 Direktorat Pendidikan Agama dan Pondok Pesantren, Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Madrasah Diniyah, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2003), hlm. 3. 12 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 106 13 Desy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2003), hlm. 735 14 Viethzal Rivai dan Sylviana Murni, Education Management: Analisis Teori dan Praktek, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 202 13 14 mahkamah militer.15 Tahlil adalah bacaan kalimat tauhid, yaitu kalimat Lā ilāha illa l-Lāh (Tiada tuhan selain Allah). Kalimat tahlil ini bagian dari kalimat syahadat, yang merupakan asas dari lima rukun Islam, juga sebagai inti dan seluruh landasan ajaran Islam. Kalimat bacaan ini termasuk zikir dan menurut syariat Islam memiliki nilai terbesar dan paling utama.16 Tahlilan berarti bersama-sama melakukan doa bagi orang, (keluarga, teman, dsb) yang sudah meninggal dunia, yang sebelum doa, diucapkan beberapa kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang bagus). Kalimat tersebut berwujud hamdalah, shalawat, tasbih, yang kemudian dominan menjadi nama dari kegiatan itu seluruhnya, menjadi tahlil atau tahlilan. Tahlil atau tahlilan ini menjadi salah satu sasaran tembak oleh para "pembaharu", kaum modernis untuk dihapus dari kegiatan kaum muslimin, karena dianggap keliru, bahkan sesat Banyak alasan yang dikemukakan oleh mereka, di antaranya: a. Dianggap sebagai transfer pahala (memindahkan pahala pengucap tahlil kepada mereka yang sudah meninggal) dan hal tersebut berlawanan dengan ajaran Islam. b. Dianggap menyebabkan orang gampang berbuat dosa karena nanti dapat ditebus dengan mengadakan selamatan atau tahlilan dan sebagainya yang mudah dilakukan oleh mereka yang kaya. 15 Muhsin MK, Manajemen Majelis Ta’lim, Petunjuk Praktis Pengelolaan dan Pembentukannya, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), hlm. 1 16 M. Abdusshomad, Tahlilan dalam Perspektif Al Qur‟an dan Assunnah. Jember: PP. Nurul Islam, 2005. 15 c. Dianggap pemborosan, memberi sedekah kepada mereka yang tidak memerlukannya (berwujud berkat dsb), bukan orang fakir miskin. d. Dan sebagainya 1001 alasan. Padahal, tahlil atau tahlilan seperti yang sampai sekarang dilakukan oleh sebagian besar kaum muslimin, terutama di Indonesia, dari satu sisi dapat dinilai sebagai suatu keberhasilan besar para muballigh, para ulama dan para aulia terdahulu, yang harus disyukuri dan dilestarikan serta dibenahi dan disempurnakan, bukan disalah-salahkan dan diprogramkan dan diperjuangkan untuk dihapus total Budaya tahlil sudah berlangsung lama, dan tidak mustahil bersamaan dengan datangnya Islam ke negeri ini. Memang masih ada sebagian orang yang memberikan penilaian negatif pada pelaksanaan acara ini. Namun itu hanya penilaian sebagian kecil dari orang yang belum memahami dasar- dasar tahlil dari Al-Qur‟an dan Al-Sunnah. Sudah tentu penilaian tersebut kontra produktif, sebab mayoritas masyarakat telah mengamalkan dan merasakan manfaat tahlil ini dan tidak satupun dari butir-butir upacara tahlil itu bertentangan dengan ajaran agama Islam. Tahlilan sebagaimana yang dipahami secara umum oleh masyarakat saat ini pada hakikatnya adalah aktivitas berdzikir bersama yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sejumlah orang berkumpul, lalu membaca sejumlah kalimat dzikir kepada Allah yang satu di antaranya adalah kalimat tahlil, laa ilaaha illallaah. Tahlilan pada dasarnya adalah majelis dzikir. Di dalam sebuah majelis dzikir ada banyak kalimat dzikir yang bisa dilantunkan. Sekelompok orang bisa secara bersama-sama membaca tasbih, takbir, 16 tahmid, istighfar, tahlil dan kalimat-kalimat lainnya yang mengingatkan mereka kepada Allah subhanahu wa ta‟ala. Dalam tahlil itu sendiri juga terdapat bagian-bagian yang terkandung di dalamnya, seperti : 3. Tata Cara Tahlil Salah satu budaya masyarakat Indonesia, apabila ada orang yang meninggal dunia, keluarga, handaitaulan, dan relasi berkumpul di rumah duka atau Masjid dan Mushalla terdekat untuk berdo‟a bersama-sama, yang berisi bacaan Al-Qur‟an, dzikir, tasbih, tahmid, tahlil, shalawat dan lain- lainnya. Memohon kepada Allah SWT agar kerabat yang telah dipanggil Kehadirat-Nya mendapatkan ampunan dan tempat yang layak di sisi-Nya serta berbahagia di alam barzakh sana. Setelah berdo‟a shohibul mushibah menyajikan makanan dan minuman ala kadarnya. Biasanya berasal dari hasil sedekah para pelayat yang kemudian dihidangkan kembali dalam bentuk siap saji. Bagi kalangan yang mampu, secara ikhlas tuan rumah menyediakan makanan tersebut atas biaya mereka sendiri, bahkan masih ditambah buah tangan Semua itu dilakukan sebagai sedekah yang pahalanya dihadiahkan kepada kerabat yang telah meninggal dunia, sekaligus berfungsi sebagai manifestasi dari rasa cinta yang mendalam kepadanya. 4. Dasar Hukum Tahlil a. Hukum berkumpul dan membaca Alquran serta dzikir untuk mayit adalah boleh (Jaiz), sebagiamana telah disampaikan oleh Al-Imam Muhammad bin Ali bin Muhammad Al-Syaukani dalam kitab Al-Rasa‟il Al-Salafiyah yaitu kebiasaan di sebagian negara mengenai perkumpulan atau pertemuan di Masjid, rumah, di atas kubur, untuk membaca Al-Qur‟an 17 yang pahalanya dihadiahkan kepada orang yang telah meninggal dunia, tidak diragukan lagi hukumnya boleh (jaiz) jika di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan dan kemungkaran, meskipun tidak ada penjelasan secara dzahir dari syari'at. Kegiatan melaksanakan perkumpulan itu pada dasarnya bukanlah sesuatu yang haram (muharram fi nafsih), apalagi jika di dalamnya diisi dengan kegiatan yang dapat menghasilkan ibadah seperti membaca Al-Qur‟an atau lainnya. Dan tidaklah tercela menghadiahkan pahala membaca Al- Qur'an atau lainnya kepada orang yang telah meninggal dunia. Bahkan ada bebqrapa jgnis bagaan yang didasarkan pada hadits shahih seperti membaca surat Yasin kepada orang mati di antara kamu). Tidak ada bedanya apakah pembacaan Surat Yasin tersebut dilakukan bersama-sama di dekat mayit atau di atas kuburnya, dan membaca Al-Qur‟an secara keseluruhan atau sebagian, baik dilakukan di Masjid atau di rumah. b. Hukum dari mengadakan perkumpulan dengan membaca Alquran serta dzikir untuk mayit bukanlah bid‟ah. Hal ini juga dijelaskan Al-Syaukani dalam kitab Al-Rasa‟il Al-Salafiyah bahwa para sahabat juga mengadakan perkumpulan di rumah-rumah mereka atau di dalam Masjid, melagukan syair-syair, mendiskusikan hadist-hadist dan kemudian mereka makan dan minum, padahal di tengah-tengah mereka ada Nabi Muhammad SAW. Orang yang berpendapat bahwa melaksanakan perkumpulan yang di dalamnya tidak terdapat perbuatan-perbuatan haram adalah bid‟ah, maka ia salah, karena sesungguhnya bid‟ah adalah 18 sesuatu yang dibuat-buat dalam masalah agama, sedangkan perkumpulan ini (yakni semacam tahlil), tidak termasuk bid‟ah (membuat ibadah baru). c. Dalil untuk orang yang menyelenggarakan perkumpulan atau pertemuan sambil membaca Al-Qur‟an dan dzikir bersumber dari hadist yang shahih yaitu, "Dari Abi Hurairah RA ia berkata, " Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah berkumpul suatu kaum di dalam salah satu rumah Allah SWT, sambil membaca Al-Qur'an bersama-sama, kecuali Allah SWT akan menurunkan kepada mereka ketenangan hati, meliputi mereka dengan rahmat, dikelilingi para malaikat, dan Allah SWT memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya". (Sunan Ibnu Majah, [221]). Dalam hadist lain diriwayatkan dari Abi Sa‟id Al-Khudri. ”Dari Abi Sa'id Al- Khudri ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, ”Dan tidaklah berkumpul suatu kaum sambil menyebut asma Allah SWT kecuali mereka akan dikelilingi para malaikat, Allah SWT akan melimpahkan rahmat kepada mereka, memberikan ketenangan hati, dan memujinya di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya” 5. Persoalan Seputar Pelaksanan Tahlil Pelaksanaan tahlil tidak terlepas dari berberapa persoalan, yaitu : a. Dasar Pengkhususan Bacaan Al-Fatihah Pelaksanaan tahlilan biasanya dimulai dengan membaca surat Al- Fatihah, yang dimulai dengan ungkapan khusushan ila ruhi fulan (kepada ruh fulan). Hal tersebut didasari pernyataan Syaikh Usamah Sayyid, yang menyatakan “Cukuplah dalam penetapan kebenaran membaca surat Al- Fatihah dan yang Iainnya untuk orang yang meninggal dunia adalah 19 berdalil kepada hadits Bukhari bahwa, Nabi SAW bersabda kepada Aisyah, "Andaikata hal itu terjadi (Aisyah meninggal dunia), dan saya masih hidup, kemudian aku memohonkan ampunan dan membaca do'a untuk kamu". Pusat pembahasan pada hadits ini adalah kata " dan aku berdoa untuk kamu". Kalimat ini meliputi do'a dan lainnya. Maka masuk pula do'a seorang laki-laki setelah membaca al-Qur'an yang pahalanya diberikan
Recommended publications
  • THE FADÂIL AL-QUR'ân GENRE and ITS SOCIO-POLITICAL SIGNIFICANCE Dr. Asma AFSARUDDÎN
    THE FADÂIL AL-QUR'ÂN GENRE AND ITS SOCIO-POLITICAL SIGNIFICANCE Dr. Asma AFSARUDDÎN* ÖZET FEDÂİLÜ' L-KUR'ÂN TÜRÜ VE SOSYO-POLİTİK ÖNEMİ Fedâilü'l-Kur'ân, muhtelif hadîs koieksİyonlarmdaki bölümlere ya da Kur'ân'm faziletlerini konu edinen müstakil çalışmalara verilen genel bir başlıktır. Genel olarak, bu konuyla ilgili literatür görmezden gelinmiş ve tarihçi için ciddi anlamda malzeme içer­ mediği düşüncesiyle derinliğine çalışılmamıştır. Ben bu makalede, hem dinî tarih hem de sosyal tarih çalışanları için bu literatürün çok yararh olduğunu ve Kur'ân tarihiyle ilgili veriler yanında, ilk dönem dinî ve entelektüel muhitin oluşumuyla ilgili de zengin bir muhteva taşıdığını göstermeye çalışacağım. Bunun için de fedâilü'l-Kur'ân türünde oluştu­ rulmuş belli başlı eserlerin muhtevasım tespit ve tahlil edeceğim. SUMMARY Fadâil al-Qur'ân is the usual title given to chapters in various hadith compilations or to individual works that deal with the "excellences" or "virtues of the Qur'ân." It is a sub-category of a rather voluminous literature in Islam called fadâil or manâqib ("virtues" or "excellences"). In general, the fadâil material has not been studied in depth, usually dismissed as praise or hagiographie literature that is not worthy of the historian's serious attention. In this paper, I seek to show that both the religious and the social historian may profitably mine the fadâil al-Qur'ân literature for valuable insights into, for example, early attitudes towards writing conventions in the mushafs, manner of recitation, the probity of accepting wages for teaching the Qur'ân, and the authoritativeness of oral vs. written transmission of the Qur'ânic text.
    [Show full text]
  • The Islamic Traditions of Cirebon
    the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims A. G. Muhaimin Department of Anthropology Division of Society and Environment Research School of Pacific and Asian Studies July 1995 Published by ANU E Press The Australian National University Canberra ACT 0200, Australia Email: [email protected] Web: http://epress.anu.edu.au National Library of Australia Cataloguing-in-Publication entry Muhaimin, Abdul Ghoffir. The Islamic traditions of Cirebon : ibadat and adat among Javanese muslims. Bibliography. ISBN 1 920942 30 0 (pbk.) ISBN 1 920942 31 9 (online) 1. Islam - Indonesia - Cirebon - Rituals. 2. Muslims - Indonesia - Cirebon. 3. Rites and ceremonies - Indonesia - Cirebon. I. Title. 297.5095982 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying or otherwise, without the prior permission of the publisher. Cover design by Teresa Prowse Printed by University Printing Services, ANU This edition © 2006 ANU E Press the islamic traditions of cirebon Ibadat and adat among javanese muslims Islam in Southeast Asia Series Theses at The Australian National University are assessed by external examiners and students are expected to take into account the advice of their examiners before they submit to the University Library the final versions of their theses. For this series, this final version of the thesis has been used as the basis for publication, taking into account other changes that the author may have decided to undertake. In some cases, a few minor editorial revisions have made to the work. The acknowledgements in each of these publications provide information on the supervisors of the thesis and those who contributed to its development.
    [Show full text]
  • Tahlil Al-Lisan in Naqshabandi Mujaddidi Ahmadi
    www.ssoar.info Tahlil Al-Lisan in Naqshabandi Mujaddidi Ahmadi Taught by Shaykh Islam Wan Sulaiman Wan Sidek (D.1354H/1935M) Khairi Mahyuddin, Muhammad Veröffentlichungsversion / Published Version Zeitschriftenartikel / journal article Empfohlene Zitierung / Suggested Citation: Khairi Mahyuddin, M. (2016). Tahlil Al-Lisan in Naqshabandi Mujaddidi Ahmadi Taught by Shaykh Islam Wan Sulaiman Wan Sidek (D.1354H/1935M). International Journal of Business and Applied Social Science, 2(6), 12-19. https://nbn- resolving.org/urn:nbn:de:0168-ssoar-51233-5 Nutzungsbedingungen: Terms of use: Dieser Text wird unter einer Deposit-Lizenz (Keine This document is made available under Deposit Licence (No Weiterverbreitung - keine Bearbeitung) zur Verfügung gestellt. Redistribution - no modifications). We grant a non-exclusive, non- Gewährt wird ein nicht exklusives, nicht übertragbares, transferable, individual and limited right to using this document. persönliches und beschränktes Recht auf Nutzung dieses This document is solely intended for your personal, non- Dokuments. Dieses Dokument ist ausschließlich für commercial use. All of the copies of this documents must retain den persönlichen, nicht-kommerziellen Gebrauch bestimmt. all copyright information and other information regarding legal Auf sämtlichen Kopien dieses Dokuments müssen alle protection. You are not allowed to alter this document in any Urheberrechtshinweise und sonstigen Hinweise auf gesetzlichen way, to copy it for public or commercial purposes, to exhibit the Schutz beibehalten werden. Sie dürfen dieses Dokument document in public, to perform, distribute or otherwise use the nicht in irgendeiner Weise abändern, noch dürfen Sie document in public. dieses Dokument für öffentliche oder kommerzielle Zwecke By using this particular document, you accept the above-stated vervielfältigen, öffentlich ausstellen, aufführen, vertreiben oder conditions of use.
    [Show full text]
  • The Tradition of Tahlilan on Ternate Society Burhan1, Asmiraty2 1,2Lecturer at the Ternate State Islamic Institute, Dufa-Dufa Ternate Utara
    The International Journal of Social Sciences and Humanities Invention 6(03): 5347-5354, 2019 DOI: 10.18535/ijsshi/v6i3.02 ICV 2015: 45.28 ISSN: 2349-2031 © 2019, THEIJSSHI Research Article The Tradition of Tahlilan on Ternate Society Burhan1, Asmiraty2 1,2Lecturer at the Ternate State Islamic Institute, Dufa-dufa Ternate Utara: Abstract: This study aims to analyze the implementation of tahlilan, society perspective towards this tradition, and the factors of the tahlilan existence on Ternate community. The study was designed in the form of qualitative descriptive research by applying field research, teological normative, and socio-cultural approaches. The data were collected through interview and documentation. The result showed that tahlilan for Ternatenese is nothing but the momentum where family, relatives, friends, and surrounding communities gather to recite some hayyibah sentences (hamfdalah, takbir, shalawat, tasbih), Qur’an verses, dhikr, and other prayers. Ternate society believes that tahlilan is crucial as a medium of da’wah. There are many positive benefits felt by the people of Ternate such as psychological, social, economic, and importantly religious awareness. In religion side, tahlilan is a minfestation of love for Islam and the cultivation of the monotheism concept. The development of understanding and awareness in Muslim religion also lead to a process of evaluation and change in the implementation of tahlilan. In this case, Islamic da'wah succeeds in influencing the socio-cultural life of Ternate community. The tahlilan tradition can exist til now because it is considered to still have coherence with Islamic values, customs and culture. Ternate society still hope that the tradition of tahlilan will last forever.
    [Show full text]
  • Culture, Context and Mental Health of Somali Refugees
    Culture, context and mental health of Somali refugees A primer for staff working in mental health and psychosocial support programmes I © UNHCR, 2016. All rights reserved Reproduction and dissemination for educational or other non- commercial purposes is authorized without any prior written permission from the copyright holders provided the source is fully acknowledged. Reproduction for resale or other commercial purposes, or translation for any purpose, is prohibited without the written permission of the copyright holders. Applications for such permission should be addressed to the Public Health Section of the Office of the United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) at [email protected] This document is commissioned by UNHCR and posted on the UNHCR website. However, the views expressed in this document are those of the authors and not necessarily those of UNHCR or other institutions that the authors serve. The editors and authors have taken all reasonable precautions to verify the information contained in this publication. However, the published material is being distributed without warranty of any kind, either express or implied. The responsibility for the interpretation and use of the material lies with the reader. In no event shall the United Nations High Commissioner for Refugees be liable for damages arising from its use. Suggested citation: Cavallera, V, Reggi, M., Abdi, S., Jinnah, Z., Kivelenge, J., Warsame, A.M., Yusuf, A.M., Ventevogel, P. (2016). Culture, context and mental health of Somali refugees: a primer for staff working in mental health and psychosocial support programmes. Geneva, United Nations High Commissioner for Refugees. Cover photo: Dollo Ado, South East Ethiopia / Refugees are waiting for non-food items like plastic sheets and jerry cans.
    [Show full text]
  • Tradisi Hileyiya: Persinggungan Antara Agama Dan Tradisi Pada Masyarakat Kota Gorontalo
    Tradisi Hileyiya: Persinggungan Antara Agama dan Tradisi pada Masyarakat Kota Gorontalo... Rizal Darwis TRADISI HILEYIYA: PERSINGGUNGAN ANTARA AGAMA DAN TRADISI PADA MASYARAKAT KOTA GORONTALO PERSEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM Tradition of Hileyiya: The Interaction Between Religion and Traditions in Gorontalo in Sociology of Islamic Law Perspective RIZAL DARWIS Fakultas Syariah dam Ekonomi ABSTRACT Islam, IAIN Sultan Amai Gorontalo Jl. Gelatik No. 1 (Kampus 1), Interaction between tradition and religion in Indonesia cannot be denied. Historically, Heledulaa, Kota Gorontalo the development of national law was based on three difference laws: customary law, E-mail: [email protected] western law (particularly Dutch law), and Islamic law. This affects on the acceptance Naskah diterima : 15 Desember of the tradition that does not contradict with the religious law. This paper examines the 2014 Naskah direvisi : 23 Maret – 5 April tradition of hileyiya or funeral ceremony which is prominent among Gorontalo’s society 2015 from the sociology of Islamic law perspective. It is a descriptive qualitative research and Naskah disetujui : 22 Juni 2015 the data was collected using observation, interviews, and document review. Finding of this study revealed that tradition of hileyiya consisting of the reciting of the Qur’an, tahlil, tahmid, shalawat and dzikir has become a legacy for Gorontalo’s society. In the sociology of Islamic law perspective, this practice provides various benefits to the dead family and the visitors. For instance, the benefits of reciting the Qur’an believed can be passed on to the dead, serve to tranquil the dead family, and remind people about the death. It can be regarded as al-urf-shahih (and it was legitimized by the basis of Islamic law as al-adat al-muhakkamah (customs can be law).
    [Show full text]
  • Walking a Tightrope Between Secular and Religious Counselling Ideals?
    1 http://jrmdc.com Counselling Muslim Selves on Islamic Websites: Walking a Tightrope Between Secular and Religious Counselling Ideals? By Mona Abdel-Fadil Department of Media and Communication, University of Oslo, Norway Contact: [email protected] Keywords: Islam online; religious counselling; secularism; ethics Abstract: This article focuses on the interactive counselling service Problems and Answers (PS), an Arabic language and Islamic online counselling service, which draws on global therapeutic counselling trends. For over a decade, PS was run and hosted by www.IslamOnline.net (IOL). Based on ethnographic fieldwork, this article aims to provide a layered, contextualized understanding of online Islamic counselling, through addressing the ‘invisible’, ‘behind the screens’ aspects of PS counselling and the meaning making activities that inform the online output. In particular, I examine: 1. The multiple ways in which ‘religion’ shapes the PS counsellors' counselling output, and 2. The extent to which secular and religious counselling Journal of Religion, Media and Digital Culture Volume 4, Issue 1 (2015) https://jrmdc.com Downloaded from Brill.com10/01/2021 04:15:44AM via free access 2 ideals clash, in PS counselling. Drawing on a mixed methods approach, I demonstrate instances in which offline data nuance and generate new understandings of online data. The findings demonstrate the multivocality and variations in the PS counsellors' perspectives on both religion and counselling psychology, and shed light on possible tensions between professed ideals and actual online practices. About the Author: Mona Abdel-Fadil holds a PhD from the University of Oslo. Abdel-Fadil’s research interests include the following: ‘media, religion, and culture’, contemporary Islam, media anthropology, counselling psychology, anthropology of the Middle East, migration and gender studies.
    [Show full text]
  • The Apotheosis of Siti Khotijah: Islam and Muslims in a Balinese Galactic Polity
    International Journal of Interreligious and Intercultural Studies (IJIIS) ISSN: 2654-2706, Volume I, Number 1, October 2018 THE APOTHEOSIS OF SITI KHOTIJAH: ISLAM AND MUSLIMS IN A BALINESE GALACTIC POLITY Mark Woodward Center for the Study of Religion and Confiict Arizona State University <[email protected]> Introduction century and the performative approach This article seeks to describe the to ritual studies developed by Victor way in which Gusti Ayu Made Rai, an Turner in the 1970s. eighteenth-century Balinese princess Bali and Orientalist Romanticism from Badung became Raden Ayu Siti Khotijah, one Indonesia’s few widely Bali is often called the “Island recognized female Muslim saints. In so of the Gods.” As Boone observes doing I develop an alternative reading of representations of Bali have been tinged the dynamics of the history of religion with romantic longing since the days of 1 in Bali, countering the common view the Netherlands East India Company. that it is a static monolithically Hindu Tropes of Rousseau’s “noble savage” tradition. Rather than turning inward as and a longing for an other than Muslim the surrounding areas embraced Islam, Indonesia are the implicit subtexts of Balinese kingdoms sought to include much of the academic and more, if not Muslims and elements of Islam in most, popular writing about Balinese scared narratives and geographies. Two religion and culture. Bali is often seen distinct theoretical approaches are used as a Hindu island in a sea of Islam and in this analysis: the structural approach as a fossilized version of what Java, to indigenous Southeast Asian states and much of the rest of Indonesia, pioneered by Robert Heine-Geldern 1 Boone, J.
    [Show full text]
  • RAPPROCHEMENT BETWEEN SUNNISM and SHIISM in INDONESIA Challenges and Opportunities
    DOI: 10.21274/epis.2021.16.1.31-58 RAPPROCHEMENT BETWEEN SUNNISM AND SHIISM IN INDONESIA Challenges and Opportunities Asfa Widiyanto IAIN Salatiga, Indonesia [email protected] Abstract Throughout Islamic history, we observe enmity and conflicts between Sunnism and Shiism, nonetheless there has been also reconciliation between these sects. This article examines the opportunities and challenges of Sunni-Shia convergence in Indonesia. Such a picture will reveal a better understanding of the features of Sunni-Shia convergence in the country and their relationship with the notion of ‘Indonesian Islam’. The hostility between Shiism and Sunnism in Indonesia is triggered by misunderstandings between these sects, politicisation of Shiism, as well as geopolitical tensions in the Middle East. These constitute the challenges of Sunni-Shia convergence. One may also observe the ventures of Sunni-Shia convergence which have been undertaken by the scholars of the Nahdlatul Ulama (NU) and Muhammadiyah, and other Islamic civil society organisations. Grounding on these enterprises and the enduring elaboration of ‘Indonesian Islam’, the opportunities of and the prospects for Sunni-Shia rapprochement in the country are envisaged. [Sepanjang sejarah Islam, kita dapat dengan mudah menyaksikan serangkaian pertikaian dan konflik antara kelompok Syiah dan Sunni. Namun demikian, terdapat pula serangkaian kisah rekonsiliasi antarkeduanya. Artikel ini akan mendiskusikan peluang dan tantangan dalam mendamaikan kedua kelompok tersebut di Indonesia. Selain itu, artikel ini juga memberikan Asfa Widiyanto: Rapprochement between Sunnism and Shiism................. gambaran lebih jelas mengenai karakteristik konvergensi antara Syiah dan Sunni dan hubungan mereka dengan term “Islam Indonesia”. Perseteruan antara Syiah dan Sunni di Indonesia pada dasarnya disebabkan kesalah- pahaman antara keduanya, politisasi Syiah, sekaligus ketegangan politik di Timur Tengah.
    [Show full text]
  • A Critical Analysis of Islamic Studies in Malay on Contemporary Issues; Malaysia*.Approximately 1975 to the Present Day
    A CRITICAL ANALYSIS OF ISLAMIC STUDIES IN MALAY ON CONTEMPORARY ISSUES; MALAYSIA*.APPROXIMATELY 1975 TO THE PRESENT DAY By Md.Zaki bin Abd Manan A Thesis presented for the degree of DOCTOR OF PHILOSOPHY Faculty of Art at the School of Oriental and African Studies University of London Department of Language and Culture of South East Asia and the Islands 1994 ProQuest Number: 10673066 All rights reserved INFORMATION TO ALL USERS The quality of this reproduction is dependent upon the quality of the copy submitted. In the unlikely event that the author did not send a com plete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if material had to be removed, a note will indicate the deletion. uest ProQuest 10673066 Published by ProQuest LLC(2017). Copyright of the Dissertation is held by the Author. All rights reserved. This work is protected against unauthorized copying under Title 17, United States C ode Microform Edition © ProQuest LLC. ProQuest LLC. 789 East Eisenhower Parkway P.O. Box 1346 Ann Arbor, Ml 48106- 1346 ABSTRACT Abstract My thesis is divided into six chapters which include a general overview of the socio-political and economic background of the Malay Muslim society, a definition of the term Malay and Muslim and the various interpretations that arise from these definitions, the changes experienced by the Muslim society before and after Malaysia's Independence, the importance of Islam in the everyday life of the Muslims, the subsequent developments of the Malay textual tradition starting from the coming of Isl"am to Malaysia until the present day.
    [Show full text]
  • Yasin 40 Download Pdf Download Buku Surat Yasin Dan Tahlil Pdf 28
    yasin 40 download pdf Download Buku Surat Yasin Dan Tahlil Pdf 28. buku surat yasin dan tahlil pdf, buku surat yasin dan tahlil, harga buku surat yasin dan tahlil, free download buku surat yasin dan tahlil, download buku surat yasin dan tahlil pdf, cara membuat buku surat yasin dan tahlil, buku surat yasin dan tahlil lengkap, download buku surat yasin dan tahlil. DOWNLOAD: https://urluso.com/1z6qnz. Действия. Red Dead Redemption Undead Nightmare Pc Download . Posted on 10/28/​2019 admin . kitab tafsir Jalalain terjemahan bahasa Indonesia full lengkap 30 Juz, 114 Surat dalam format chm dan PDF, . Free Download Buku Yasin Dan Tahlil.. Dec 24, 2019 — Usually Surat Yasin is read ba'da sholat maghrib prayer maghrib, and read in . Tag: Buku Yasin Dan Tahlil Lengkap Pdf. Buku Tahlil Dan Yasin Pdf, Cetak Sticker . 28 Sep 2007 Home; BS EN ISO 8434-1:2007 Secure PDF.. Oct 31, 2020 — Free Download Naruto Kecil Lengkap Subtitle Indonesia. 6 results - Download Buku Surat Yasin Dan Tahlil Pdf 28 johnson menager shake . Jun 11, 2020 — The error code 28 indicates that the driver for this device is not installed. 608fcfdb5b. download buku surat yasin dan tahlil pdf 28. Jul 30, 2020 — Vsco Film 01 For Adobe Camera Raw 6 Torrent Torrent Download . download buku surat yasin dan tahlil pdf 28 · RimWorld Portable . Jan 22, 2020 — Malam Jumaat selepas Maghrib bila majlis bacaan Yasin diadakan di. Download our buku yasin dan tahlil latin pdf eBooks for free and learn . Aug 17, 2020 — Download Mujhse Dosti Karoge! hd movie Film Genre: Drama Melodrama Musical Family .
    [Show full text]
  • Madrasah Diniyyah Kelas 2 | SD Khazanah Ilmu 1
    Madrasah Diniyyah Kelas 2 | SD Khazanah Ilmu 1 PELAJARAN 1 Kalimat Tayyibah I A. Pengertian Kalimat Thayyibah Kalimat thayyibah artinya kalimat yang baik Maksudnya kalimat yang baik untuk diucapkan dalam rangka dzikir dan ingat kepada Allah Tujuan dari mengucapkan kalimat thayyibah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Kalimat-kalimat thayyibah berkaitan dengan dzikir kepada Allah Orang yang selalu berdzikir kepada Allah berarti selalu ingat kepada Allah Orang yang selalu ingat Allah berarti imannya semakin kuat Orang yang selalu ingat Allah akan memperoleh keutamaan yang banyak Membaca kalimat thayyibah harus dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari B. Takbir (Allahu Akbar) Lafad Allahu Akbar disebut bacaan takbir. Allahu Akbar artinya Allah Maha Besar. Kalimat takbir itu baik untuk diucapkan dalam berbagai keadaan terutama ketika: a.Melihat atau merasakan keagungan Allah SWT. b.Menghadapi bahaya atau masalah 2 SD Khazanah Ilmu | Madrasah Diniyyah Kelas 2 c.Malam takbiran hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha d.Wirid setelah selesai shalat fardhu. Mengucapakan takbir bernilai ibadah. Oleh karena itu, Marilah kita ucapkan takbir sehingga kita senantiasa optimis dan berusaha meraih prestasi yang terbaik. Ucapan takbir akan menimbulkan kesadaran bahwa dengan pertolongan Allah yang Maha Besar tidak mustahil kita akan meraih kesuksesan. Dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan tanah air, kita dapat meneladani ucapan takbir yang dikumandangkan oleh Bung Tomo kepada arek-arek Suroboyo. Dengan ucapat takbir semangat mereka membara. Mereka menjadi berani menghadapi penjajah Belanda yang bermaksud menjajah bangsa Indonesia. Arek-arek Suroboyo berhasil membunuh Jendral Mallaby, seorang panglima perang Inggris juga dengan semangat dan kekuatan bacaan allahu akbar, mereka juga berhasil menurunkan bendera Belanda di Hotel Yamato.
    [Show full text]