STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA AIR BERSIH

DI PULAU KISAR KABUPATEN BARAT DAYA

STRATEGY ON CLEAN WATER INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT in

ISLAND KISAR SOUTHWEST MOLUCCAS REGENCY

HANNA MARIANI SINGGIH

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN PRASARANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012 STRATEGI PENGEMBANGAN PRASARANA AIR BERSIH

DI PULAU KISAR KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Teknik Perencanaan Prasarana

Disusun dan diajukan oleh

HANNA MARIANI SINGGIH

kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Hanna Mariani Singgih

Nomor mahasiswa : P2800210004

Program Studi : Teknik Perencanaan Prasarana

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 3 Desember 2012

Yang menyatakan

Hanna Mariani Singgih

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan selesainya tesis ini.

Gagasan yang melatari tajuk permasalahan ini timbul dari hasil pengamatan penulis terhadap kondisi air bersih yang ada di tanah leluhur, yang sering dikeluhkan masyarakat setempat akan kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya. Penulis bermaksud menyumbangkan konsep strategi apa yang tepat untuk dikembangkan pada prasarana air bersih di wilayah ini yang dapat memperbaiki dan mengembangkan kondisi air bersih yang ada sekarang dan untuk beberapa tahun ke depan.

Banyak kendala yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan tesis ini, yang hanya berkat bantuan berbagai pihak, maka tesis ini selesai pada waktunya. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Mary Selintung,

M.Sc sebagai Ketua Komisi Penasihat dan Prof. Dr. Ir. H. Saleh Pallu,

M.Eng. sebagai Anggota Komisi Penasihat dan Prof. Dr. Ir. H. M. Ramli

Rahim, M.Eng sebagai Ketua Program Studi Teknik Perencanaan

Prasarana atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mulai dari pengembangan minat terhadap permasalahan penelitian ini, pelaksanaan penelitiannya sampai dengan penulisan tesis ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Johannes H. Frans selaku Kepala Badan

Kepegawaian Daerah dan segenap Kepala Dinas terkait penulisan di

Kabupaten Maluku Barat Daya yang telah banyak membantu dalam rangka pengumpulan data dan informasi serta kepada para saudara dari keluarga Hayr – Bakker yang telah banyak membantu dan menemani dalam pengumpulan data, dan terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada suami dan anak (Thony A. Hutabarat, ST dan

Algierine T.M. Hutabarat), ayah dan ibu (Ir. Hanny M. Singgih dan Martha

Ch. Hayr) serta seluruh keluarga dan rekan yang namanya tidak tercantum tetapi telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Makassar, 3 Desember 2012

Hanna Mariani Singgih

DAFTAR ISI

PRAKATA iv

ABSTRAK vi

ABSTRACT vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 5

E. Ruang Lingkup Penelitian 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Prasarana Air Bersih 7

1. Aspek Teknis 8

a. Curah hujan dan topografi 10

b. Sumber air baku 11

c. Jenis tanah 13

d. Kualitas dan kuantitas air 16 e. Tata letak sistem pengolahan dan distribusi 22

f. Teknologi dan material/bahan bangunan 23

g. Sistem pelayanan pelanggan 23

2. Aspek Sosial Budaya 24

a. Kondisi kependudukan 25

b. Kebiasaan penduduk 26

3. Aspek Ekonomi dan Keuangan 26

a. Perekonomian tingkat kesejahteraan penduduk 27

b. Ketersediaan infrastuktur 28

c. Kesediaan (WTP) dan kemampuan (ATP) membayar

iuran 28

4. Aspek Kelembagaan 30

a. Lembaga Pengelola Air Bersih Masyarakat 30

b. Lembaga pengelola air bersih milik Pemerintah 31

1) Kualitas air PDAM 32

2) Kuantitas air PDAM 32

3) Kontinuitas air PDAM 32

4) Cakupan pelayanan 33

c. Sumber Daya Manusia 33 d. Standardisasi 34

B. Strategi Pengembangan Prasarana Air Bersih 34

C. Penelitian yang terkait 38

D. Kerangka Pemikiran 40

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 43

B. Lokasi Penelitian 44

C. Waktu Penelitian 46

D. Sumber Data Penelitian 46

1. Data Primer 46

2. Data Sekunder 47

E. Teknik Pengumpulan Data 48

F. Teknik Pengambilan Sampel 49

1. Populasi 50

2. Sampel 51

G. Teknik Analisis Data 54

H. Definisi Operasional 54

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pulau Kisar 63

1. Letak Geografis dan Wilayah Administasi 63

2. Aspek Teknis 65

a. Curah hujan dan topografi 65 b. Sumber air baku 67

c. Jenis tanah 69

d. Kualitas dan kuantitas air 72

e. Tata letak sistem pengolahan dan distribusi 80

f. Teknologi dan material/bahan bangunan 81

g. Sistem pelayanan pelanggan 84

3. Aspek Sosial Budaya 85

a. Kondisi kependudukan 85

b. Kebiasaan penduduk 86

c. Sarana kesehatan lingkungan 88

d. Fasilitas umum dan fasilitas sosial 89

4. Aspek Ekonomi dan Keuangan 91

a. Perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk 91

b. Ketersediaan infrastruktur 93

c. Kesediaan (WTP) dan Kemampuan (ATP) Membayar Iuran

94

5. Aspek Kelembagaan 100

a. Lembaga Pengelola Air Bersih berbasis masyarakat 100

b. Lembaga pengelola Air Bersih (PDAM) 100

1) Kualitas air PDAM 100

2) Kuantitas air PDAM 101

3) Kontinuitas air PDAM 102

4) Cakupan pelayanan 102 c. Sumber Daya Manusia 105

d. Standardisasi 106

B. Karakteristik Lokasi Penelitian 107

1. Karakteristik klaster wilayah penelitian 107

2. Karakteristik responden 109

a. Tingkat pendidikan responden 109

b. Tingkat pekerjaan responden 111

c. Tingkat pemakaian air harian responden 113

d. Kondisi dan status kepemilihan tempat tinggal 114

e. Tingkat penghasilan responden 116

f. Sumber air bersih untuk minum 119

g. Sumber air bersih untuk mandi dan cuci 121

h. Sumber air bersih untuk masak 123

i. Tingkat kepuasan terhadap sumber air bersih

yang dipakai 125

C. Analisis strategi Pengembangan Prasarana Air Bersih 131

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 164

B. Saran 166

DAFTAR PUSTAKA 169

LAMPIRAN 174

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih Domestik 20

Tabel 2. Pembagian angket kuesioner di tiap wilayah desa 53

Tabel 3. Pembagian administrasi berdasarkan luas di Pulau Kisar 64

Tabel 4. Kualitas dan Kuantitas Sumur Gali 73

Tabel 5. Hasil Uji Kualitas Sumur Gali 75

Tabel 6. Proyeksi Jumlah Penduduk Hingga Tahun 2022 77

Tabel 7. Kebutuhan Air Bersih Domestik Pulau Kisar

Berdasarkan Ukuran Kapasitas (liter/detik) 79

Tabel 8. Kondisi Demografi Pulau Kisar tahun 2012 85

Tabel 9. Sarana Kesehatan Lingkungan 89

Tabel 10. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial 90

Tabel 11. Kesediaan mendapatkan layanan perpipaan dari PDAM 96

Tabel 12. Pemilihan layanan air bersih 96

Tabel 13. Perbandingan Kemampuan Membayar Jasa Layanan Air

Bersih PDAM (ATP) terhadap Kesediaan Membayar Jasa (WTP) 98

Tabel 14. Hasil Uji Kualitas Air PDAM Tirta Dharma Wonreli 101

Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden Pulau Kisar 110

Tabel 16. Tingkat Pekerjaan Responden Pulau Kisar 112

Tabel 17. Pemakaian Air Harian Tiap Desa 114

Tabel 18. Kondisi Bangunan Tempat Tinggal 115

Tabel 19. Status Kepemilikan Bangunan 115 Tabel 20. Penghasilan Bulanan Responden 118

Tabel 21. Sumber Air Bersih untuk Minum 120

Tabel 22. Sumber Air Bersih untuk Mandi dan Cuci 122

Tabel 23. Sumber Air Bersih untuk Masak 124

Tabel 24. Tingkat Kepuasan terhadap Sumber Air

Bersih yang Dipakai 126

Tabel 25. Alasan Ketidakpuasan (Belum Puas) terhadap Sumber Air

Bersih yang dipakai 128

Tabel 26. Analisa SWOT 132

Tabel 27. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan

Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Teknis 144

Tabel 28. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks

Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Sosial Budaya 146

Tabel 29. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek

Ekonomi dan Keuangan 148

Tabel 30. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks

Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Kelembagaan 150

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi dan jenis aliran air tanah 13

Gambar 2. Tingkat Kebutuhan Air 21

Gambar 3. Diagram analisis SWOT 35

Gambar 4. Diagram Matriks SWOT 38

Gambar 5. Kerangka Pikir Penelitian 42

Gambar 6. Orientasi Lokasi Penelitian di Pulau Kisar 44

Gambar 7. Lokasi Penelitian Pulau Kisar 45

Gambar 8. Peta Administrasi Pulau Kisar 65

Gambar 9. Kondisi Topografi Pulau Kisar 66

Gambar 10. Penggunaan lahan di Pulau Kisar 70

Gambar 11. Tanah di Desa Purpura, Oirata Barat dan

Dusun Yawuru (Desa Wonreli) 71

Gambar 12. Lokasi PWoMe01 dan PKl01 74

Gambar 13. Pipa distribusi dan transmisi di Oirata Barat 80

Gambar 14. Aktifitas masyarakat mengambil air bersih 81

Gambar 15. Mesin pompa di IPA PDAM Tirta Dharma 82

Gambar 16. Panel surya dan tangki air di Purpura serta rumah bertenaga surya di Oirata Barat 83

Gambar 17. Kondisi embung di Dusun Keitaru dan

Dusun Wakleken (Desa Wonreli) 84

Gambar 18. Sumur komunal untuk keperluan air bersih di

Desa Wonreli 87 Gambar 19. Sampah disekitar lokasi sumur 88

Gambar 20. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan

Pulau-Pulau Terselatan sejak pemekaran pada tahun 2008 92

Gambar 21. Grafik posisi ATP terhadap WTP 97

Gambar 22. Wilayah cakupan pelayanan sambungan rumah (SR)

PDAM Tirta Dharma Wonreli 104

Gambar 23. Sumur bor dan Hidran Umum (HU) yang rusak di Dusun Kioumanumere Desa Wonreli 106

Gambar 24. Pembagian Klaster Wilayah Penelitian 108

Gambar 25. Posisi Pengembangan Prasarana Air Bersih 153

Gambar 26. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan)

Aspek Teknis Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar 155

Gambar 27. Matriks Strategi Diversifikasi (Perluasan)

Aspek Sosial Budaya Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar 157

Gambar 28. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan)

Aspek Ekonomi dan Keuangan Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar 158

Gambar 29. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan)

Aspek Kelembagaan Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar 160

DAFTAR LAMPIRAN

Data Responden 174

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prasarana merupakan suatu fasilitas dan instalasi dasar dimana kelangsungan dan pertumbuhan masyarakat sangat bergantung.

Prasarana erat kaitannya dengan jumlah penduduk dan sosial ekonomi penduduk. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, prasarana air bersih di suatu wilayah juga semakin berkembang, pendapatan penduduk meningkat dan timbul tuntutan pembangunan prasarana di suatu wilayah terarah pada pemanfaatanpemb angunan sarana dan prasarana dasar tersebut. Salah satu komponen prasarana dasar yang cukup penting adalah prasarana air bersih.

Pulau Kisar adalah salah satu pulau kecil terdepan Republik

Indonesia seluas 8.500 Ha dengan ukuran 10,4 km untuk jarak utara – selatan dan 10,22 km untuk timur – barat yang mengalami ruralisasi semenjak pemekaran tahun 2008. Ruralisasi adalah penyebaran penduduk dari kota ke desa atau biasa juga disebut reurbanisasi, atau kembalinya penduduk asli yang telah merantau baik untuk melanjutkan studi maupun pekerjaan, dan meningkatnya pendatang baru akibat pemekaran wilayah. Terdapat banyak pemuda-pemudi Pulau Kisar yang berkeinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya karena merasa terkait dengan daerah asal atau kenangan masa kecil. Pulau Kisar memiliki jumlah penduduk sebesar 14.015 jiwa dengan tingkat kepadatan

50,64 jiwa/km2 pada tahun 2010, dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan penduduk akibat ruralisasi menjadi 16.055 jiwa, menuntut ketersediaan air bersih yang memadai di pulau Kisar.

Kondisi topografi pulau ini adalah berbatu dan berbukit. Sumber air baku di Pulau Kisar adalah air tanah dan air hujan. Tidak ada air permukaan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat, selain keberadaan PDAM Tirta Dharma cabang Wonreli, dilakukan penggalian/pengeboran sumur-sumur untuk pengolahan dan pengelolaan air baku. Di beberapa wilayah pohon sagu tumbuh subur dan jeruk Kisar menjadi produk unggulan pulau Kisar.

Pengolahan dan distribusi air dilakukan oleh PDAM Tirta Dharma cabang Wonreli dan masih memanfaatkan gravitasi sebagai sistem distribusi air. Instalasi pengolahan air (IPA) masih tergantung mesin berbahan bakar minyak (BBM) yang sering langka dan harganya sangat mahal. Kondisi energi PLN juga mempengaruhi kinerja sistem perpipaan

PDAM. Sistem perpipaan PDAM masih terbatas hanya beroperasi di

Desa Wonreli. Jika aliran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) terhenti karena kerusakan mesin IPA atau kelangkaan BBM, maka masyarakat terpaksa membeli air bersih dengan harga cukup tinggi.

Pelayanan PDAM belum sepenuhnya memanfaatkan sistem pengukuran debit air terpakai melalui meteran air. Masalah terjadinya kehilangan Air

Berekening (AR) pada konsumsi resmi berekening tak bermeter ini sering menimbulkan masalah dalam penagihan iuran rekening air minum dengan pelanggan.

Di Desa Oirata Barat, beberapa rumah telah menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik. Di Desa Purpura, tampak panel surya untuk mengalirkan air dari sumur yang berada di kaki bukit ke menara penampungan di atas bukit. Alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat selain PDAM, sumur gali dan air hujan adalah melalui layanan penjualan air dari PEMDA dan swasta. Selain sumur gali, Penampungan

Air Hujan (PAH) dan PDAM, terdapat 4 (empat) embung yang kondisinya sudah kritis. Embung terletak di Desa Oirata Timur, Dusun Yawuru, Dusun

Wakleken dan Dusun Keitaru. Tiga dari keempat embung tersebut telah tidak berfungsi dan kosong, hanya embung di Keitaru yang masih berfungsi tapi airnya semakin menyusut. Sumur-sumur di Pulau Kisar umumnya dibuat tanpa tutup pengaman dan pada sebuah sumur di Desa

Wonreli tampak jaraknya berdekatan dengan septiktank komunal.

Fenomena meningkatnya pertumbuhan penduduk di Pulau Kisar akibat ruralisasi ini memerlukan rumusan strategi untuk mengembangkan prasarana air bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya guna memenuhi ketersediaan air bersih masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan prasarana dasar seperti air bersih bertumpu pada ketersediaannya dan pengelolaannya, baik oleh masyarakat maupun pemerintah setempat. Berdasarkan meningkatnya pertumbuhan penduduk di Pulau Kisar akibat ruralisasi itulah maka dipandang perlu dirumuskan strategi untuk mengembangkan prasarana air bersih di Pulau Kisar

Kabupaten Maluku Barat Daya dengan tujuan untuk memenuhi ketersediaan air bersih masyarakat. Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian (Research Question) yang diangkat dalam penulisan ini adalah, bagaimana Strategi Pengembangan

Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah dan penguraian kondisi wilayah, fenomena penduduk, kondisi sarana dan prasarana air bersih di Pulau Kisar maka dapat diperoleh tujuan penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar

Kabupaten Maluku Barat Daya guna memenuhi ketersediaan air bersih masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

1) Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten

Maluku Barat Daya dalam mengembangkan prasarana air bersih, di

Pulau Kisar. Dengan prasarana air bersih yang berkembang, maka

ketersediaan air bersih juga dapat ditingkatkan.

2) Sebagai masukan untuk PDAM dalam mengelola air bersih dan

melayani kebutuhan masyarakat Pulau Kisar.

3) Sebagai salah satu sumbangan pemahaman dan pemikiran kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesejahteraan

dan kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup, sehingga

memahami pentingnya prasarana air bersih agar tetap memelihara

dan memperhatikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup lingkup pembahasan, lingkup obyek dan lingkup wilayah yang akan diteliti, yaitu:

1) Lingkup Pembahasan; lingkup pembahasan dalam penelitian akan

merumuskan strategi pengembangan prasarana air bersih yang

terdapat di Pulau Kisar.

2) Lingkup Batasan Obyek; lingkup batasan obyek dalam penelitian ini,

peneliti membatasi obyek yang akan diteliti, peneliti memfokuskan penelitian dan pembahasan pada prasarana air bersih yang terdapat

di Pulau Kisar.

3) Lingkup Wilayah; lingkup wilayah penelitian ini berada di Kabupaten

Maluku Barat Daya, Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, yaitu Pulau

Kisar yang meliputi Sembilan desa yaitu; Desa Wonreli, Lekloor, Kota

Lama, Abusur, Lebelau, Nomaha, Purpura, Oirata Barat dan Oirata

Timur.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengembangan Prasarana Air Bersih

Prasarana air bersih adalah bangunan air beserta bangunan lain yang menunjang kegiatan pengelolaan air bersih, baik langsung maupun tidak langsung. Prasarana erat kaitannya dengan jumlah penduduk dan sosial ekonomi penduduk. Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk, sistem sarana dan prasarana suatu wilayah akan semakin berkembang, pendapatan penduduk meningkat dan implikasinya, timbul tuntutan terhadap berbagai sarana dan prasarana dasar dalam suatu wilayah dan perkembangan dan pembangunan wilayah tersebut akan terarah pada pemanfaatan pembangunan sarana dan prasarana dasar tersebut (Asghara, 2007).

Dalam mengembangkan prasarana air bersih suatu wilayah, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah perubahan wilayah tersebut akibat perkembangan penduduk, dinamika alam dan perkembangan sosial ekonominya. Menurut Pedoman SPM bidang Penataan Ruang,

Perumahan dan Permukiman dan Pekerjaan Umum dalam KepMen

Permukiman dan Prasarana Wilayah No.534/KPTS/M/2001, dinyatakan bahwa sebagai utilitas umum, bidang pelayanan air bersih memiliki indikator yaitu penduduk terlayani, tingkat debit pelayanan/orang dan tingkat kualitas air minum. Kualitas standar pelayanan mencakup 55 75% penduduk terlayani dengan tingkat pelayanan; 60 220 liter/orang/hari, untuk permukiman di kawasan perkotaan, 30 50 liter/orang/hari, untuk lingkungan perumahan dan memenuhi standar air bersih.

Perencanaan penyediaan air bersih meliputi 4 aspek sebagai dasar pertimbangan (Selintung, 2011), yaitu: aspek teknis, aspek sosial budaya. aspek ekonomi/finansial dan aspek kelembagaan.

5. Aspek Teknis

Pemilihan sumber air untuk mendapatkan kepastian ketersediaan air dengan kualitas dan kuantitas tertentu, lokasi dan sistem pengaliran air yang akan digunakan, sistem pengaliran, serta sistem pengolahan air yang dibutuhkan terkait erat dengan kondisi fisik wilayah pelayanan.

Variabel terkait kondisi fisik wilayah pelayanan aspek teknis diambil dari Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum, yang menyatakan bahwa data dan peta gambaran umum hidrologi

(sumber air, topografi, klimatografi, fisiografi dan geologi) data curah hujan dan tangkapan air termasuk sebagai kriteria dasar perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan (Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007).

Air tanah termasuk dalam kriteria hidrologi yang berpotensi terkena dampak pengembangan prasarana air bersih (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup, No. 4/2000). Syarat pengkajian pelayanan dan potensi air tanah untuk permukiman ditentukan dalam Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007. Dalam penelitian ini data yang dapat diperoleh hanya gambaran umum sumber air (air tanah dalam sumur), topografi dan curah hujan.

Pengembangan prasarana air bersih juga tidak terlepas dari komponen lingkungan atau struktur ekosistem yang potensial terkena dampak proyek di mana tanah menjadi salah satu kriteria mencakup topologi, sifat fisik dan kimia tanah (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup,

No. 4/2000). Dalam penelitian ini komponen tanah dirangkum menjadi satu dalam jenisnya, yang mencakup daya dukung terhadap air baku.

Kualitas air merupakan komponen fisik-kimia yang berpotensi terkena dampak regional (Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, No.

4/2000) dan diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan,

No.907/MENKES/SK/VII/2002. Sedangkan kuantitas air adalah variabel yang berhubungan dengan demografi saat ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan (Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum, No.18/PRT/M/2007).

Tata letak sistem pengolahan dan distribusi adalah variabel yang termasuk dalam evaluasi sistem eksisting serta menjadi bagian dalam identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan (Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007), demikian juga sistem pelayanan. Sedangkan teknologi dan material/bahan bangunan termasuk pengembangan alternatif dalam pengembangan prasarana air bersih air minum (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007).

a. Curah hujan dan topografi

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi

(mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Air hujan adalah air yang berasal dari proses kondensasi uap air di alam menjadi tetes-tetes air yang jatuh ke bumi. Pada proses terjadinya hujan, uap air tercampur dan melarutkan gas-gas Oksigen, Nitrogen,

Karbondioksida, debu dan senyawa lain. Air hujan air lunak, batas nilai pH rata-rata 5,5, bila pH<5,6 bersifat asam dan >5,6 bersifat basa.

Keuntungan air hujan adalah banyak tersedia di wilayah yang mempunyai curah hujan tinggi, mudah diperoleh dan dikumpulkan.

Kerugiannya; kandungan mineral rendah, perlu wadah penampung untuk mengumpulkan dan sangat tergantung musim, banyak di musim hujan dan tidak ada pada musim kemarau.

Penampung Air Hujan (PAH) adalah wadah yang disiapkan untuk penampungan air hujan yang akan digunakan untuk kebutuhan air bersih.

PAH dipilih untuk daerah-daerah kritis, sulit mendapatkan air baku tetapi memiliki curah hujan minimal 1.300 mm pertahun (Lampiran 3.a Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum, No. 39/PRT/M/2006). Volume PAH disesuaikan dengan kebutuhan dan tergantung dari panjangnya musim kemarau. Bangunan PAH dapat berupa talang air dipasang sepanjang bibir atap yang kemudian ditampung dalam bak plastik/fiber atau beton.

Topografi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi dan dalam pengertian yang lebih luas, juga mengenai vegetasi dan pengaruh manusia terhadap lingkungan, dan bahkan kebudayaan lokal. Lokasi atau topografi sumber air baku serta wilayah yang berbukit-bukit dapat mempengaruhi pemilihan sistem pengaliran air bersih. Lokasi atau posisi juga menunjukkan kondisi iklim, dan menggambarkan kondisi curah hujan.

b. Sumber air baku

Sumber air baku sangat berperan penting dalam pemberian pelayanan air bersih kepada masyarakat. Sumber air tanah tak dapat dilepaskan dengan struktur tanah dan batuan yang terkandung di dalam bumi (geologi). Gerakan aliran air dalam tanah dikenal dengan hidrolika dalam media porous, karena air tanah mengalir di antara atau sela-sela butiran tanah yang sekaligus sebagai media (Kodoatie, 1996).

Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas. Keberadaan air tanah tergantung pada lingkungan vegetasi di sekitar lokasi yang mempengaruhi adanya tampungan air dalam tanah. Kualitas air umumnya baik, tidak membutuhkan banyak pengolahan. Pengambilan bisa dilakukan di daerah pelayanan. Namun sumber air berada di bawah permukaan tanah, pada daerah tertentu kandungan besi (Fe) dan mangan (Mg) tinggi. Debit tergantung musim dan struktur tanah yang ada. Air tanah dapat tercemar bila terlalu dekat dengan septiktank (cubluk).

Jika jarak sumur terhadap pelayanan kurang dari 100 m berarti sumber air tanah dangkal tersebut masih sangat layak digunakan. Jika jarak 100 150 m berarti sumber air tanah dangkal tersebut masih layak di gunakan. Dan apabila jarak lebih dari 150 m berarti sumber air tanah dangkal tersebut kurang layak digunakan. Untuk mengetahui muka air tanah atau ketebalan muka air tanah pada musim kemarau memadai maka dapat dikaji bahwa apabila air tanah masih ada dan cukup untuk memenuhi kebutuhan satu rumah tangga berarti potensi air tanah dangkal baik. Jika air tanah masih ada tapi masih memerlukan penambahan kedalaman untuk mendapatkan tambahan air tanah sehingga masih dapat mencukupi kebutuhan sebuah rumah tangga berarti potensi air tanah dangkal cukup baik; dan jika air tanah tidak ada meskipun sudah dibiarkan selama waktu tertentu dipendam berarti air tanah dangkal kurang baik

(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007).

Bangunan penangkap air tanah terbagi atas sumur gali (bangunan pengumpul yang berfungsi untuk menyadap dan menampung air tanah dangkal; dinding sumur berfungsi untuk menahan tanah dari longsor atau resapan air, bibir sumur yaitu bagian atas sumur mencegah air masuk dari permukaan lantai, lantai sumur berfungsi sebagai tempat aktifitas pengambilan air bersih dan tiang sumur untuk menyangga katrol, alat untuk memudahkan pengambilan air dengan timba) dan sumur dalam/sumur bor (sumur yang dibuat untuk mengambil air dari sumber air tanah dalam, kedalaman sumur tergantung dari kedalaman letak lapisan tanah yang mengandung air (akifer), pengambilan air dengan menggunakan pemompaan, kecuali untuk air tanah tertekan positif (artesis positif)).

c. Jenis tanah

Tanah adalah sebagai material yang terdiri dari: agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain, zat cair, gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara butiran mineral- mineral padat tersebut. Secara umum, jenis air tanah dapat dilihat dari daerahnya di dalam tanah. Hubungan letak (zone) air tanah dan jenis air tanah dilihat secara vertikal dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

TERMINOLOGI

Daerah Jenis air

Daerah air Air tanah

tanah (soil

(moisture)

) water)

vadose

)

zone Daerah Bisa berisi air

interstitial antara Bisa berisi udara )

Daerah water

water vadose ( kapiler Air kapiler

Daerah tak jenuh air (capillarry

fringe) melayang Air (

Daerahretak batuan Air Air bawah tanah Muka air (p=p atm) celah/sela Air ( Daerah jenuh air Air tanah* Daerah aliran air pada batuan Air dalam (hanya dalam kombinasi kimia dan berdasarkan umur aliran pada batuan) batuan (rock of flowage) Gambar 1. Lokasi dan jenis aliran air tanah (Sumber: Toth dalam Kodoatie, 1996)

Secara global bila dilihat dari volume yang dimilikinya air tanah memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan aliran di permukaan tanah, sehingga merupakan salah satu sumber daya air yang potensial dan penting. Yang harus diperhatikan adalah volume air tanah di suatu daerah memiliki kapasitas terbatas, sehingga pengelolaan air tanah harus memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan air yang ada.

Selain struktur akuifer, penting juga untuk mengetahui jenis tanah dalam pengembangan prasarana air bersih dalam hal ini air tanah.

Menurut Susanto dan Sirappa (2007), satuan tanah yang terdapat di

Propinsi Maluku pada tingkat ordo adalah Entisols (tanah berlum berkembang berbahan alluvium, volkan dan non-volkan, berwarna kelabu hingga kelabu kekuningan), Inceptisols (tanah yang telah mengalami perkembangan horizon kambik, warna tanah coklat hingga coklat kekuningan dan teksturnya halus hingga sedang), Alfisols (tanah yang telah mengalami perkembangan lanjutan, bertekstur halus), Mollisols

(tanah yang kandungan bahan organiknya cukup tinggi berwarna coklat tua hingga hitam, dari bahan sedimen batu kapur), Oxisols (tanah yang telah mengalami perkembangan sangat lanjut sebagai hasil pelapukan, potensinya sangat rendah), Ultisols (tanah yang telah mengalami perkembangan lanjut, terbentuk dari batuan sedimen, metamorfik dan bahan volkanik, tekstur halus) dan Vertisols (tanah dengan kandungan liat tinggi - lebih dari 30% - di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengkerut). Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah- pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan lengket. Bahan induk dalam tanah vertisols adalah kapur dan gamping. Tanah adalah media tanam. Dari jenis tanaman yang tumbuh dapat dilihat kadar kandungan air dalam tanah tersebut. Di Pulau Kisar, pohon sagu tumbuh subur di beberapa kawasan dan komoditi paling terkenal adalah jeruk. Tanaman sagu membutuhkan air yang cukup, namun penggenangan permanen dapat mengganggu pertumbuhan sagu.

Sagu tumbuh di daerah rawa yang berair tawar atau daerah rawa yang bergambut dan di daerah sepanjang aliran sungai, sekitar sumber air, atau di hutan rawa yang kadar garamnya tidak terlalu tinggi dan tanah mineral di rawa-rawa air tawar dengan kandungan tanah liat > 70% dan bahan organik 30%. Pertumbuhan sagu yang paling baik adalah pada tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan organik tinggi. Sagu mampu tumbuh pada lahan yang memiliki keasaman tinggi. Pertumbuhan yang paling baik terjadi pada tanah yang kadar bahan organiknya tinggi dan bereaksi sedikit asam pH 5,5 6,5. Jumlah curah hujan yang optimal bagi pertumbuhan sagu antara 2.000 4.000 mm/tahun, yang tersebar merata sepanjang tahun. Sagu dapat tumbuh sampai pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut (dpl), namun produksi sagu terbaik ditemukan sampai ketinggian 400 m dpl. Sagu dapat tumbuh baik di daerah

1000Lintang Selatan 500Lintang Utara dan 900 1800 darajat Bujur Timur, yang menerima energi cahaya matahari sepanjang tahun.

Jeruk Kisar merupakan salah satu varietas dari jenis/species

Jeruk Keprok (Citrus Nobilis) dan merupakan salah satu buah endemik

(sumber: http://cybex.deptan.go.id). Iklim mempengaruhi perkembangan jeruk, tergantung pada spesiesnya, Jeruk memerlukan 5 6, 6 7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-

Agustus. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Tanah yang baik untuk dijadikan media tanam tanaman jeruk adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 7 27%, debu 25 50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.

Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150 200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30° (sumber: http://cybex.deptan.go.id). d. Kualitas dan kuantitas air

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan tertentu kehidupan manusia, seperti untuk air minum, mengairi tanaman, minuman ternak dan sebagainya.

Pemeriksaan fisik kualitas air adalah untuk memeriksa kekotoran air yang mengganggu penglihatan, bau dan rasa (Selintung, 2011). Karakteristik fisik termasuk kekeruhan (disebabkan oleh adanya material suspensi) misalnya bahan organik, plankton, lempung, lanau dan benda mikroskopik lainnya, dan alat pengukurnya adalah fotometrik dengan satuan kekeruhan NTU), warna (disebabkan oleh larutan bahan organik atau anorganik tertentu), bau, rasa, temperatur dan busa.

Sedangkan untuk pemeriksaan kimia, sifat air yang melarutkan unsur-unsur yang melaluinya menyebabkan air yang melalui tanah dan batuan membawa serta mineral dari yang dilaluinya. Itulah sebabnya air tanah pada umumnya mengandung unsur-unsur mineral yang lebih banyak dibanding air permukaan.

Beberapa karakteristik kimia dalam air yang perlu diperiksa antaranya; pH, jumlah zat padat, bahan organik, alkalinitas, chloride, korosifitas, florida, besi, mangan, kalsium, nitrat dan sebagainya.

Melindungi sumber air permukaan dan air tanah dari pencemaran haruslah selalu menjadi prioritas.

Peran air sangat penting dalam mendukung kehidupan manusia sehingga air yang tercemar berpotensi besar dalam transmisi berbagai macam penyakit. Melalui air dan makanan, penyakit dapat menular sehingga media ini perlu perhatian dalam pengelolaannya. Pengelolaan air erat hubungannya dengan teknik lingkungan dan sanitasi. Penyakit melalui air termasuk penyakit pencernaan karena penyakit ini mengenai saluran pencernaan manusia (Selintung, 2011).

Di negara yang sedang berkembang masalah penyediaan air bersih dan penanganan air limbah masih kurang, sehingga masih banyak penyakit yang berhubungan dengan air. Masih banyak masyarakat yang hidup tanpa air yang aman (safe water). Patogen (agen penyakit berupa mikroba) akan dikeluarkan melalui tinja. Jika patogen ini masuk dalam air atau melalui makanan penyakit terkena pada seseorang maka siklus penyakit dapat berlanjut, dan dapat menjadi suatu epidemik. Penyakit yang menyerang manusia dapat secara langsung maupun tidak langsung ditularkan dan disebarkan melalui air.

Mekanisme penularan penyakit yang berhubungan dengan air dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: waterborne mechanism (patogen yang ada dalam air dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan melalui sistem pencernaan), waterwashed mechanism (penularan penyakit dikaitkan dengan kebersihan umum dan perseorangan.

Penularan dapat melalui alat pencernaan, melalui kulit dan mata, serta melalui binatang pengerat), water-based mechanism, (penularan penyakit melalui agen penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya dalam air), water-related insect vector mechanism (agen penyakit melalui gigitan serangga yang berkembang biak dalam air).

Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Sekitar 80% dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorang manusia pun yang dapat bertahan hidup tanpa air minum selama 4 5 hari. Selain dari air untuk minum, air juga digunakan untuk memasak, membersihkan tubuh, mencuci, dan membersihkan rumah. Kebutuhan umum yang lain ialah untuk pertanian, perikanan, transportasi, pembangkit energi, industri, rekreasi dan lain sebagainya. Manusia juga akan terkena dehidrasi atau terserang penyakit bila kekurangan cairan dalam tubuhnya.

Pada kondisi normal tubuh manusia memerlukan antara 3 10 liter air per hari, tergantung cuaca dan aktifitas yang dilakukannya, sebagian dari jumlah air ini didapat dari makanan. Kebutuhan air penduduk tergantung dari cuaca, standar hidup, ketersediaan dan metode distribusi air. Untuk memperoleh estimasi kebutuhan air dalam suatu wilayah, lebih mudah untuk mensurvey jumlah rumah tangga daripada harus melakukan sensus dari rumah ke rumah.

Penggunaan air domestik (rumah tangga) dapat dihitung dengan mengasumsikan rata-rata jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Adanya sekolah, tempat peribadatan, rumah sakit dan fasilitas umum lainnya juga harus dihitung penggunaan airnya.

Agar sarana dan prasarana air bersih suatu wilayah dapat melayani penduduk yang semakin berkembang, maka perlu dilakukan perhitungan antara tingkat kebutuhan masyarakat dengan tingkat ketersediaan sarana dan prasarana sesuai dengan jumlah penduduk yang ada.

Secara garis besar, kebutuhan air bersih dapat digolongkan pada:

(1). Kebutuhan air domestik; dihitung berdasarkan perkiraan jumlah penduduk dan proyeksi pertambahan jumlah penduduk. Perkiraan jumlah penduduk yang akan dilayani dalam perencanaan air bersih/minum disesuaikan dengan tenggang waktu yang akan ditetapkan, mengingat pada jangka waktu tertentu kebutuhan akan berubah dan dengan demikian keseluruhan sistem juga akan berubah akibat pertumbuhan

penduduk. Secara umum kebutuhan air perorang disesuaikan dengan

standar yang digunakan dan kriteria pelayanan berdasarkan kategori

besar kotanya.

Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih Domestik

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah penduduk ( x 1000 Jiwa ) > 1.000 500 -1.000 100 -500 10 - 100 3 – 10 Uraian Metro Besar Sedang Kecil Desa Konsumsi unit SR (Lt/org/hr) 190 170 150 130 30 Konsumsi unit HU (Lt/org/hr) 30 30 30 30 30 Konsumsi Unit Non-Domestik (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30 Kehilangan air sistem baru(%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30 Kehilangan air sistem Lama (%) 30-40 30-40 30-40 30-40 30-40 Faktor jam puncak 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 Jumlah jiwa per-SR 5 5 6 6 10 Jumlah jiwa per-HU 100 100 100 100-200 200 Sisa tekanan di jaringan distribusi 10 10 10 10 10 (mka) Jam operasi (jam) 24 24 24 24 24 Volume reservoir/m3 20 20 20 20 20 (Kebutuhan harian rata-rata) 50:50 s/d 50:50 s/d SR:HU 80:20 70:30 70:30 80:20 80:20 Cakupan pelayanan (*) **)90 **)90 **)90 **)90 ***)70 Sumber: Kimpraswil, 2003

(2). Kebutuhan air non-domestik; mencakup kebutuhan air untuk

industri; kebutuhan air untuk institusi; kebutuhan air untuk komersial; dan

kebutuhan air untuk umum.

Menurut Bank Dunia, kebutuhan manusia akan air dimulai dengan

kebutuhan untuk air sampai kebutuhan untuk sanitasi (Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana, 2007). Kebutuhan air

untuk setiap tingkatan kebutuhan diilustrasikan pada Gambar 2. 10L

20L

30L

40L

50L

60L

70L

Gambar 2. Tingkat Kebutuhan Air (Sumber: Dirjen Cipta karya, 2007)

Kebutuhan air minum yang diperlukan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan berdasarkan parameter-parameter, yaitu:

1) Proyeksi Penduduk

Maksud dari proyeksi penduduk adalah untuk memberikan perkiraan jumlah penduduk di masa mendatang. Dengan berdasarkan perkiraan jumlah penduduk maka dapat dibuat rancangan kebutuhan air bersih untuk masa yang akan datang. Metode yang dapat dipakai dalam memproyeksikan pertumbuhan jumlah penduduk yakni metode geometrik, yaitu:

Pn = Po (1+r)n……………….………..……….(1)

dimana:

Pn = jumlah penduduk setelah n tahun (jiwa)

Po = jumlah penduduk pada awal tahun (jiwa)

r = prosentase rata-rata kenaikan penduduk pertahun (%) n = umur perencanaan (tahun)

Metoda Geometrik (Berganda) adalah proyeksi yang menganggap bahwa perkembangan penduduk secara otomatis berganda dengan pertambahan penduduk awal. Metoda ini memperhatikan suatu saat terjadi perkembangan menurun dan kemudian mantap, disebabkan kepadatan penduduk mendekati maksimum (sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/ ).

2) Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah diproyeksikan untuk 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah ditambahkan 20% sebagai faktor kehilangan air

(kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

Qd = P x q ……………………..………………….(2)

Keterangan:

Qd = total pemakaian air harian domestik (liter/hari)

P = jumlah yang akan dilayani - sesuai tahun perencanaan (orang)

q = pemakaian air harian (liter/orang/hari)

e. Tata letak sistem pengolahan dan distribusi

Tata letak sistem pengolahan dan distribusi mencakup bangunan pelayanan dan distribusi dimana termasuk didalamnya adalah; menara air (berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan sistem pelayanan dengan cara gravitasi), bak penampung/reservoir (berfungsi sebagai tempat penyimpanan air untuk mengatasi fluktuasi penggunaan air dalam satu hari), Hidran Umum/HU (bak penampung yang dilengkapi dengan keran untuk pengambilan air, dapat melayani 10 15 KK), Keran Umum/KU

(fungsi sama dengan HU tetapi tidak mempunyai bak penampung),

Sambungan Rumah/SR (sambungan perpipaan yang berasal dari pipa distribusi untuk disalurkan ke rumah, dilengkapi dengan meter air). secara keseluruhan, tata letak sistem pengolahan dan distribusi berfungsi untuk merencanakan sistem pengaliran air (bidang hidrolika) dan sistem jaringan pipa. Sistem pengaliran air bersih ada 3 (tiga) jenis yaitu: sistem pengaliran secara gravitasi, sistem pengaliran pemompaan dan sistem pengaliran kombinasi.

Tujuan pengolahan air dalam sistem pengolahan air adalah untuk mengubah air baku menjadi air bersih, secara fisik tidak berbau, berwarna dan tidak berasa atau memenuhi standar Depkes RI. Pengolahan air dari sumber air tanah apabila air tanah banyak mengandung zat besi dan mangan (bau besi) sistem pengolahan air sederhana dengan menggunakan aerasi (pencampuran air dan udara) serta bak saringan pasir.

f. Teknologi dan material/bahan bangunan

Teknologi dan material yang dimaksud adalah mencakup pipa distribusi (pipa yang mengalirkan air dari bak penampung/reservoir menuju jaringan pelayanan) dan pipa transmisi (pipa yang mengalirkan air dari sumber air baku menuju bak penampung atau Instalasi Pengolahan

Air (IPA). Material dan teknologi lainnya mencakup bangunan pelengkap dan penunjang seperti Bak Pelepas Tekan (BPT), ruang katup, ruang katup pelepas udara, jembatan pipa, perlintasan jalan dan gorong-gorong, trush block, pompa dan rumah pompa.

g. Sistem pelayanan pelanggan

Terbagi menjadi dua jenis yaitu sistem perpipaan (pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan, daerah pelayanan PDAM) dan sistem non perpipaan (daerah yang belum dilayani PDAM, sistem penyediaan air berbasis masyarakat (komunal), sistem individual dan lain sebagainya.

Pelayanan pelanggan adalah untuk kepuasan, servis dan penagihan pembayaran yang sesuai dengan pemakaian.

Menurut Model Penyiapan Program Pembangunan Prasarana dan

Sarana Dasar Perkotaan Tahun 1994, masyarakat berpenghasilan rendah lebih tidak terlayani oleh Public Water Supply daripada masyarakat berpenghasilan tinggi. Tidak tersedianya sambungan dan tingginya biaya pemasangan, membuat animo masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk memiliki air bersih yang sehat dan berkualitas serta kontinu mengalir menjadi berkurang.

6. Aspek Sosial Budaya

Pengembangan prasarana air bersih harus terpadu dengan aspek sosial budaya untuk menjaga keberlanjutan sistem lokalnya (Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup, No. 4/2000). Gaya hidup yang berlaku sudah secara mantap diterjemahkan ke dalam berbagai tatanan dan bentuk bangunan serta peralatan yang dipakai sehari-hari. Kaidah dan pola dan warisan budaya dan pola hidup ini harus menjadi dasar awal untukdikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kesempatan baru yangdiciptakan oleh pembangunan yang maju dan berhasil yang merupakan proses berlanjut.

Kondisi kependudukan yang mencakup kepemilikan tanah setemoat dan akulturasi dan asimilasi, yang berarti pola penyebaran penduduk. Kebiasaan penduduk mencakup gaya hidup dan perubahannya serta tradisi masyarakat lokal. Sarana kesehatan lingkungan serta fasilitas sosial dan fasilitas umum juga termasuk dalam aspek sosial budaya yang terkait dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup, No. 4/2000).

a. Kondisi kependudukan

Kondisi kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut. Kondisi kependudukan penting dalam menentukan pelayanan yang dibutuhkan. Contohnya; sistem pemberian air apakah sambungan rumah (SR) atau hidran umum (HU). Pola sistem pelayanan tergantung dari penyebaran permukiman dan standar hidup masyarakat. Menurut Mc.

Ghee dalam Asghara (2007), penggunaan air bersih perkotaan dipengaruhi oleh faktor karakteristik penduduk terutama tingkat sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat pendapatan suatu penduduk maka akan semakin banyak pula air bersih yang digunakan.

b. Kebiasaan penduduk

Kebiasaan penduduk adalah sesuatu yang biasa dikerjakan, pola untuk melakukan tanggapan thd situasi tertentu yg dipelajari oleh individu dan yg dilakukannya secara berulang untuk hal yg sama. Dalam pengelolaan air bersih, kebiasaan yang berlaku di dalam masyarakat juga menjadi faktor penentu keberhasilan pengelolaan prasarana air bersih, seperti cara pandang masyarakat terhadap air, kebutuhan-kebutuhan khusus dalam memanfaatkan air, kebiasaan masyarakat dalam membuang sampah, dan lain sebagainya.

7. Aspek Ekonomi dan Keuangan

Selain keterpaduan dengan aspek sosial budaya, pengembangan prasarana air bersih juga harus terpadu dengan aspek ekonomi dan keuangan untuk mengkaji kemampuan masyarakat (ATP) untuk membayar air dan elastilitas permintaan akan air minum terhadap perubahan harga, dapat digunakan sebagai acuan/pertimbangan untuk penentuan tarif (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007).

Perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk meliputi; penghasilan bulanan keluarga, pengeluaran bulanan keluarga, pemilikan barang, status kepemilikan rumah, keadaan rumah tinggal (Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007). Sumber mata pencaharian dan kondisi sarana dan prasarana perhubungan

(ketersediaan infrastruktur) juga menjadi parameter ekonomi untuk menganalisis pengembangan suatu prasarana (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup, No. 4/2000). Sementara persepsi masyarakat melengkapi parameter sosial untuk pengembangan suatu prasarana yang menjadi latar belakang kesediaan untuk berkontribusi (willingness to pay/WTP) bagi pengembangan suatu prasarana (Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup, No. 4/2000 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum,

No.18/PRT/M/2007).

a. Perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk

Perekonomian dan kesejahteraan penduduk sangat berperan dalam pengembangan sarana dan prasarana air bersih. Semakin tinggi taraf ekonomi dan tingkat kesejahteraan penduduk, semakin baik kondisi prasarana dan pengetahuannya akan air bersih.

b. Ketersediaan infrastuktur

Ketersediaan infrastruktur adalah kesiapan infrastruktur penunjang untuk dapat digunakan atau dioperasikan dl waktu yg telah ditentukan; keadaan tersedia; hal tersedia. Ketersediaan infrastruktur yang dimaksud adalah infrastruktur penunjang seperti jalan, teknologi informasi, pelabuhan dan Bandar udara untuk meningkatkan iklim investasi.

c. Kesediaan (WTP) dan kemampuan (ATP) membayar iuran

Keinginan untuk membayar jasa tergantung dari kemampuan pelanggan, kebutuhan dan harga air. Sehingga harga air menjadi faktor pertimbangan dalam aspek ekonomi. Menurut EPA dalam Sugiarto (2006), keterjangkauan adalah fungsi pungutan air maupun kemampuan rumah tangga (dan konsumen non rumah tangga) untuk membayar layanan air.Dengan demikian, air bersih dapat dibuat lebih terjangkau dengan menekan biaya pengadaannya, meningkatkan kemampuan konsumen untuk membayar, atau kedua-duanya.

Aspek penting yang harus diperhatikan ketika membahas keterjangkauan layanan air bersih adalah perbedaan antara kemauan membayar (WTP) dengan kemampuan membayar (ATP). Kemauan membayar mencerminkan preferensi konsumen tentang pembelian kuantitas barang atau jasa relatif terhadap harganya. Ketika harga naik, terutama dalam hal barang dan jasa yang sangat dibutuhkan, konsumen memungkinkan menunjukkan keengganan atau ketidakmauan membayar. Misalnya konsumen yang sensitif terhadap harga mungkin akan mengurangi pemakaian air ketika terjadi kenaikan tarif.

Persentasi kenaikan tarif yang tinggi akan menimbulkan reduksi yang signifikan terhadap pemakaian air (paling tidak dalam jangka pendek). Tarif yang seolah-olah rendah akan mendorong pemakaian air secara tidak efisien dan menciptakan persepsi publik yang keliru mengenai biaya penyediaan air. Tindakan menaikan tarif, tidak perduli seberapa kuat justifikasinya, dapat memicu ketidakmauan membayar.

Perubahan persepsi dan kesadaran pengguna air berdampak pada pola konsumsi air (Afifi, 2008).

Dalam hal ini kesediaan membayar, konsumen dapat menentukan pilihannya sendiri dalam memperoleh air bersih. Dalam sistem kecil yang saling bertetangga, persepsi konsumen mungkin juga dipengaruhi besarnya tarif di sistem tetangga. Konsumen bersedia membayar dengan tarif yang menurut persepsi mereka adil dan setara dengan sistem lain yang berdekatan (EPA dalam Sugiarto, 2006).

Salah satunya adalah memanfaatkan skala ekonomis sehingga biaya produksi satuan dapat ditekan. Skala ekonomis ini relevan terutama untuk fungsi-fungsi sumber air baku dan instalasi pengolahan air baku, dan dapat dicapai melalui merger, akuisi, interkoneksi sistem, dan penjualan air secara jumlah besar. Pemilihan teknologi yang berbiaya yang lebih murah juga dapat membantu menekan biaya penyediaan air bersih. Cara lain adalah memanfaatkan hibah, pinjaman lunak, dan subsidi sehingga biaya yang harus ditanggung menjadi berkurang.

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai animo dan preferensi masyarakat perlu dilakukan survey dalam bentuk kuesioner yang akan dibagikan kepada responden dari wilayah penelitian.Setelah hasil kuesioner berdasarkan metode RDS diperoleh, maka akan dilakukan evaluasi dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Dari kuesioner

RDS dapat diketahui gambaran situasi dan kondisi prasarana air bersih wilayah penelitian serta persepsi masyarakat yang diwakili Kepala

Keluarga (per-Rumah Tangga).

8. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan menjadi pertimbangan untuk keberlanjutan pengoperasian penyediaan pelayanan air bersih. Kelembagaan perlu dikaji sebagai dasar penyelenggaraan pengembangan prasarana.

Penyelenggara termasuk lembaga pengelola air bersih baik milik masyarakat, pemerintah, pendukungnya adalah sumber daya manusia

(SDM) dan perangkat hukum sebagai standardisasi (Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum, No.18/PRT/M/2007).

a. Lembaga Pengelola Air Bersih Masyarakat

Lembaga pengelola air bersih masyarakat yang dimaksud disini yaitu lembaga yang berfungsi mengelola sumber air, air baku, air bersih dan air minum berbasis masyarakat. Badan Pengelola Air Minum, Badan Usaha Milik Daerah yang mengelola air minum, dan model kelembagaan lainnya juga berfungsi memonitoring dan mengevaluasi penggunaan air, meningkatkan peran serta masyarakat dalam serta mengusahakan keberlanjutan air.

Guna memenuhi kebutuhan akan air bersih, peran lembaga pemerintah seperti eksekutif dan legislatif, masyarakat pengguna,

Lembaga Swadaya Masyarakat dan lain-lain sangat berperan penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan akan air bersih perkotaan.

Dukungan atau kritikan yang berupa kebijakan atau bantuan dalam bentuk pendanaan sangat dibutuhkan dalam mengembangkan sarana dan prasarana air bersih. Tuntutan dan kritikan dari masyarakat dan Lembaga

Swadaya Masyarakat terhadap pelayanan air bersih yang diberikan bisa menjadi motivator guna peningkatan kapasitas pelayanan ada.

b. Lembaga pengelola air bersih milik Pemerintah (PDAM)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan daerah air minum yang diserahkan kewajiban dan hak oleh pemerintah untuk mengelola sarana dan prasarana air bersih dan sumber air baku.

Pengelolaan air bersih menjadi suatu badan/lembaga juga bisa mengurangi dampak negatif dari eksploitasi air tanah yang berlebihan yang mengakibatkan terjadinya penurunan permukaan tanah, instrusi air laut dan sebagainya, karena pelayanan yang dikelola bisa mengarah pada daerah-daerah yang rawan kondisi air tanahnya. Peningkatan kapasitas pelayanan air bersih merupakan suatu tuntutan bagi PDAM selaku institusi atau stakeholders yang bertanggung jawab memberikan jasa pelayanan dalam penyediaan kebutuhan air bersih bagi masyarakat luas. Dalam menentukan penilaian kapasitas pelayanan air bersih yang dilakukan oleh PDAM kepada masyarakat didaerah pelayanan dapat digunakan acuan berupa kriteria teknis pelayanan PDAM, yaitu:

5) Kualitas air PDAM

Kualitas air bersih PDAM yang diterima masyarakat harus memenuhi standar kualitas air bersih sebagaimana yang telah ditetapkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan, No.

416/MENKES/PER/1990 tentang Pedoman Kualitas Air.

6) Kuantitas air PDAM

PDAM yang memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat harus dapat memenuhi kebutuhan minimal air bersih suatu rumah tangga dengan tingkat konsumsi yang cukup untuk kebutuhan air bersih sehari- hari baik untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya.

7) Kontinuitas air PDAM

Pelayanan air bersih PDAM harus tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam 24 jam sehari, dalam arti air bersih PDAM harus dapat terdistribusikan ke masyarakat secara kontinu selama

24 jam sehari.

8) Cakupan pelayanan PDAM

Perkembangan pembangunan jaringan air bersih yang baru, yang tidak dapat mengiringi laju perkembangan penduduk yang ada menyebabkan terjadinya kesenjangan kebutuhan akan air bersih sehingga terjadi penurunan cakupan pelayanan. Prosentase cakupan layanan air bersih dapat diketahui dari jumlah penduduk terlayani yang sudah mendapat pelayanan jaringan prasarana air bersih pada tahun X berbanding jumlah penduduk secara keseluruhan dalam wilayah studi dikalikan 100%, atau dirumuskan sebagai berikut:

…………………………….(3)

Keterangan:

Cp = cakupan pelayanan (%)

P = penduduk terlayani (jiwa)

⅀P = total penduduk wilayah studi (jiwa)

c. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dimaksud adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Sumber daya manusia dan pengembangannya dalam PDAM haruslah disesuaikan dengan kebutuhan dan keahlian.

d. Standardisasi

Standardisasi yang dimaksud adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dng pedoman (standar) yg ditetapkan; pembakuan. Dalam melakukan pelayanannya, Perusahaan Daerah Air Minum selaku stakeholders atau pihak yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengelola air bersih bagi masyarakat harus memperhatikan aspek pelayanan yang berperan penting dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Aspek pelayanan sangat mempengaruhi langsung karena langsung menyentuh kepada masyarakat selaku pengguna air bersih.

Standardisasi haruslah sesuai dengan kebutuhan wilayah, dalam penelitian ini disesuaikan dengan aturan pengelolaan kepulauan dan kebijakan pemerintah setempat.

B. Strategi Pengembangan Prasarana Air Bersih

Strategi pengembangan prasarana air bersih dilakukan dengan cara mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam prasarana air bersih sehingga dapat dirumuskan strategi pengembangan prasarana. Menurut Rangkuti (2001), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari perencanaan strategis adalah agar dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga dapat mengantipasi perubahan lingkungan ekstenal.

Perencanaan strategi penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

Untuk menentukan strategi pengembangan prasarana air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan analisa SWOT. Menurut Rangkuti

(2001), analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan.

Dengan demikian perencana strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan menganalisis situasi. Analisis ini merupakan model yang paling populer untuk analisis situasi.

BERBAGAI PELUANG

3. Mendukung strategi 1. Mendukung strategi agresif turn-around

4. Mendukung strategi 2. Mendukung strategi

INTERNAL INTERNAL KEKUATAN KEKUATAN

KELEMAHAN KELEMAHAN defensif diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 3. Diagram analisis SWOT (Sumber: Rangkuti, 2001) Kuadran I: ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan

terdapat peluang dan kekuatan yang sangat kuat sehingga dapat

memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan

dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang

agresif (growth oriented strategy)

Kuadran II: meskipun sedang menghadapi ancaman, masih ada

kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka

panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

Kuadran III: ada peluang yang sangat besar, tetapi di lain pihak

menghadapi kendala/kelemahan internal. Fokus strategi adalah

meminimalkan masalah-masalah internal sehingga dapat merebut

peluang yang lebih baik.

Kuadran IV: ini merupakan situasi yang sangat tidak

menguntungkan.

Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu:

1) Tahap pengumpulan data.

Tahap ini tidak sekadar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga

merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada

tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua yaitu; data eksternal dan

data internal. Model yang dipakai pada tahap ini terdiri dari tiga, yaitu: a). Matrik faktor strategi eksternal

Sebelum membuat matrik faktor eksternal, kita perlu mengetahui

terlebih dahulu faktor strategi eksternal (external strategic factor

analysis summary/EFAS) dalam kerangka peluang (opportunity)

dan ancaman (treathness)

b). Matrik faktor strategi internal

Setelah faktor-faktor strategis internal diidentifikasi, faktor internal

(internal strategic factors analysis summary/IFAS) dirumuskan

dalam kerangka Kekuatan (strength) dan Kelemahan (weakness).

c). Matrik profil kompetitif

Matrik profil kompetitif dipergunakan untuk mengetahui posisi

parameter yang akan dianalisis dengan memberi bobot dan rating.

2) Tahap analisis.

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap

keperluan analisis, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua

informasi tersebut dalam model-model kuantitatif perumusan strategi.

Sehubungan dengan penulisan ini, model yang dpakai adalah matrik

SWOT. Matrik ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis seperti terlihat dalam Gambar 4 berikut.

IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES (W) Tentukan 5-10 faktor Tentukan 5 – 10 faktor EFAS kelemahan internal kekuatan internal STRATEGI SO STRATEGI WO Ciptakan strategi OPPURTUNITIES (O) Ciptakan strategi yang yang menggunakan Tentukan 5-10 faktor meminimalkan kekuatan untuk peluang internal kelemahan untuk memanfaatkan memanfaatkan peluang peluang STRATEGI ST STRATEGI WT TREATHS (T) Ciptakan strategi Ciptakan strategi yang Tentukan 5 – 10 faktor yang menggunakan meminimalkan ancaman internal kekuatan untuk kelemahan untuk mengatasi ancaman menghindari ancaman Gambar 4. Diagram Matriks SWOT (Sumber: Rangkuti, 2001)

3) Tahap pengambilan keputusan.

Keputusan yang diambil adalah berdasarkan hasil pembobotan dan

peratingan yang diperoleh dari pengelompokan masing-masing aspek

kedalam kerangka internal (IFAS) maupun eksternal (EFAS), posisi

strategi dapat diketahui berada dikuadran berapa dalam Gambar 3.

C. Penelitian yang terkait

Penelitian ini bukan merupakan penelitian yang baru, terdapat beberapa penelitian dengan variabel, metode analisis dan subyek yang sama akan tetapi terdapat perbedaan dan persamaan sehingga daapt dibedakan dari penelitian lainnya. Penelitian terkait sumber daya air pulau kecil di perbatasan NKRI berjudul Pengembangan Sumber Daya Air Di

Pulau - Pulau Kecil Terluar Perbatasan Pulau Marore Kabupaten

Kepulauan Sangihe Sulut dikemukakan oleh Erman Mawardi mengenai pemenuhan kebutuhan Air Bersih penduduk Pulau Marore yang saat ini cenderung kurang memadai. Pengembangan potensi sumber daya air baku di Pulau Marore dilakukan dengan cara: studi kepustakaan, wawancara, pengkajian lapangan, survei, dan investigasi. Hasil survey diperoleh bahwa sumber air bersih penduduk untuk memenuhi kebutuhan

MCK dan air minum adalah berasal dari Sumur Dangkal dan

Penampungan Air Hujan (PAH). Sedangkan berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa baik kuantitas maupun kualitas air dari kedua sumber tersebut kurang memadai dan baik. Sehingga diperlukan pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana air bersih, termasuk peningkatan kualitas air minum penduduk.

Penelitian terkait strategi untuk air bersih adalah tentang peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di Kota Bangko Kabupaten

Merangin. Penelitian ini dikemukakan oleh Ariya Asghara yang mengemukakan bahwa permasalahan kesulitan masyarakat setempat untuk mendapatkan air bersih yang sehat, berkualitas serta kontinu mengalir. Penyebabnya adalah faktor lokasi penduduk yang jauh dari sumber air dan menurunnya debit air baku yang berasal dari air tanah dan sungai-sungai kecil pada waktu musim kemarau. Disamping itu, kapasitas pelayanan air bersih PDAM belum mencapai target untuk wilayah perkotaan sebesar. Penelitian ini bertujuan menyusun strategi peningkatan kapasitas pelayanan air bersih di Kota Bangko Kabupaten

Merangin guna memenuhi kebutuhan air bersih domestik masyarakat melalui sistem jaringan air bersih dan pengembangan potensial pada suatu wilayah. Pendekatan yang digunakan studi ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,

SWOT dan superimpose. Rekomendasi yang dapat diberikan pada studi ini adalah kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah agar dapat menjaga dan melestarikan lingkungan terutama pada daerah-daerah yang dijadikan sebagai kawasan konservasi guna menjaga kualitas dan kuantitas sumber air baku yang sangat berpotensial untuk dijadikan sebagai sumber air baku masyarakat Kota Bangko. Untuk meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan air bersih PDAM, perlu dilakukan koordinasi yang intensif antara pihak-pihak yang terkait seperti lembaga eksekutif dan legislatif. Untuk menarik minat masyarakat menjadi pelanggan air bersih maka pihak PDAM harus meningkatkan kualitas pelayanannya.

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pikir penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan alur dan konsep pikir penelitian untuk mendapatkan tujuan dari penelitian ini. Latar belakang penelitian yang diteliti adalah isu pemekaran kabupaten pada tahun 2008 yang meningkatkan ruralisasi (kembalinya angkatan muda produktif dan meningkatnya kaum perantau dari daerah lain untuk membangun Pulau Kisar dan mencari sumber penghasilan di sana). Potensi Pulau Kisar mempertimbangkan meningkatnya penduduk, sebagai pulau terdepan NKRI dan buruknya pengelolaan prasarana air bersih sehingga akses air tidak merata.

Gambaran kondisi nyata dan kebutuhan ditingkat masyarakat terkait air bersih bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, mengetahui kondisi dan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, air bersih,mengetahui tingkat kebutuhan dan kepentingan masyarakat terhadap sarana dan prasarana air bersih, sanitasi, persampahan, dan drainase, mengetahui tingkat kemauan membayar masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana air bersih, mengetahui tingkat kemampuan ekonomi masyarakat.

Berdasarkan aspirasi masyarakat terkait air bersih yang sehat dan berkualitas serta kontinu mengalir, maka dirasa perlu sebuah strategi dirumuskan untuk mengembangkan prasarana air bersih yang sudah ada di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya dengan mempertimbangkan aspek teknis, aspek sosial budaya, aspek ekonomi dan keuangan serta aspek kelembagaan.Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan dasar. Keempat aspek masing-masing akan dianalisis dengan metode SWOT (strengths-weakness-opurtunity-threat) untuk mengetahui strategi apa yang paling tepat diterapkan pada pengembangan air bersih di Pulau Kisar pada masing-masing aspek.

Kebutuhan air bersih meningkat

Pulau Kisar

Survei Kebutuhan Nyata

Aspek Teknis: Aspek Sosial Aspek Ekonomi dan Aspek Budaya: Keuangan: Kelembagaan: 1. Curah hujan dan topografi 1. Kondisi 1. Perekonomian 1. Lembaga 2. Sumber air baku kependudukan dan tingkat Pengelola Air 3. Jenis tanah 2. Kebiasaan kesejahteraan Bersih 4. Kualitas dan penduduk penduduk 2. PDAM: 3. Sarana kuantitas air 2. Ketersediaan - Kualitas air 5. Tata letak sistem kesehatan infrastuktur - Kuantitas air pengolahan dan lingkungan 3. WTP - Kontinuitas distribusi 4. Fasum dan 4. ATP - Cakupan 6. Teknologi dan Fasos pelayanan material/bahan 3. SDM bangunan 4. Standardisasi 7. Sistem pelayanan pelanggan

SWOT - Klasifikasi - IFAS dan EFAS - Profil kompetitif - Matriks analisa - Posisi kuadran

Strategi Pengembangan Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar

Gambar 5. Kerangka Pikir Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif – kualitatif, yang merupakan penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan fenomena kondisi infrastruktur, analisis dan rumusan yang mengkaitkan kondisi prasarana air bersih dengan pengembangan prasarana air bersih yang terdapat di Pulau Kisar.

Penelitian kualitatif juga dikenal sebagai tata cara pengumpulan data yang lazim, yaitu studi pustaka dan studi lapangan (studi pustaka berbeda dengan tinjauan pustaka), yang dilakukan dengan cara mengkaji sumber tertulis seperti dokumen, laporan, peraturan perundangan dan diploma. Sumber tertulis ini dapat merupakan data primer maupun sekunder, sehingga data yang diperoleh juga bersifat primer atau sekunder. Pengumpulan data melalui studi lapangan terkait situasi ilmiah.

Peneliti mengumpulkan data dengan cara bersentuhan langsung dengan situasi lapangan, misalnya mengamati (observasi), wawancara, interview, diskusi atau terlibat langsung dalam penilaian.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dipusatkan di Pulau Kisar yang terletak di wilayah kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

Gambar 6. Orientasi Lokasi Penelitian di Pulau Kisar

Secara geografis, Pulau Kisar terletak di Selat , dengan

posisi koordinat 08°06'10" Lintang Selatan dan 127o08'36"Bujur Timur

(Peraturan Presiden, No.78/2005). Batas-batas pulau Kisar adalah;

sebelah utara berbatasan dengan Pulau , sebelah timur

berbatasan dengan Pulau , sebelah selatan berbatasan dengan

daratan bagian timur Pulau Timur dari Republik Demokrat Leste,

dan sebelah barat berbatasan dengan Pulau Wetar. Pulau Kisar termasuk

dalam wilayah kecamatan Pulau-Pulau Terselatan Kabupaten Maluku

Barat Daya.

Gambar 7. Lokasi Penelitian Pulau Kisar

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu 5 (lima) bulan, mulai dari bulan Februari hingga Juli 2012. Waktu ini dipergunakan untuk melakukan kegiatan pengumpulan data, analisis data sampai dengan penyajian hasil penelitian.

D. Sumber Data Penelitian

1. Data Primer

Data primer ini diperoleh dari kegiatan studi lapangan (observasi), dimana usaha untuk mengumpulkan data diperoleh langsung dari lokasi penelitian. Wawancara juga dilakukan beberapa kali untuk menggali informasi lebih dalam mengenai kondisi Pulau Kisar baik kepada masyarakat maupun pihak-pihak yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan menyangkut kondisi prasarana air bersih di lokasi penelitian.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain: a) Data hasil pengamatan/observasi lapangan mengenai kondisi

prasarana air bersih yang terdapat di Pulau Kisar b) Data hasil pengamatan observasi mengenai segala potensi yang

terdapat di Pulau Kisar, baik itu potensi teknologi, sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat c) Data hasil kegiatan wawancara dan persepsi masyarakat sekitar

tentang kondisi prasarana air bersih di Pulau Kisar d) Data pemetaan beberapa titik sumur gali menggunakan GPS dan

diolah dalam program computer ArcGIS

e) Data pemeriksaan uji kualitas 27 sumur dan air PDAM di

Laboratorium Kesehatan Lingkungan BTKL-PP Kelas I Makassar.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai macam sumber, baik itu studi kepustakaan, data dari instansi terkait dengan penelitian dan kebijakan yang berasal dari pemerintah.

Data instansi yang berkaitan dengan penelitian antara lain berassal dari Bappeda Kabupaten Maluku Barat Daya, Dinas Pencatatan

Sipil dan Kependudukan Kabupaten Maluku Barat Daya, Dinas Kesehatan

Kabupaten Maluku Barat Daya, PDAM Tirta Dharma cabang Wonreli. Data sekunder berisikan data pemetaan garis pantai dan guna lahan Pulau

Kisar, jumlah penduduk dan kepala keluarga hingga bulan April 2012,

Maluku Barat Daya dalam Angka 2011, PP Terselatan dalam Angka 2011,

Sarana dan Fasilitas Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan, sketsa jaringan perpipaan PDAM, daftar pelanggan PDAM. Sedangkan untuk studi kepustakaan, dengan penelaahan dan pengkajian literatur terhadap prasarana air bersih baik dari luar maupun daridalam negeri, seperti buku, jurnal, karya tulis ilmiah tesis/disertasi, publikasi, dan pencarian di internet. Proses studi literatur ini selain untuk memperoleh pengetahuan tentang masalah-masalah yang terkait dengan pengembangan prasarana air bersih, macam-macam strategi penyelesaian masalah, kebijakan- kebijakan yang melatari pengembangan prasarana air bersih juga dimaksudkan mampu mengatasi bahkan menyempurnakan kelengkapan data yang banyak kurang terkait status Pulau Kisar yang baru saja menjadi bagian pemekaran daerah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengambilan data primer dan sekunder dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: observasi atau pengamatan lapangan, wawancara, interview, dokumentasi dan teknik field note. a. Metode observasi merupakan pengamatan di lapangan yang dilakukan

untuk melihat secara langsung kondisi lokasi penelitian. Dengan

melakukan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal tidak

terungkap dalam dokumentasi-dokumentasi b. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara dalam

penelitian dilakukan untuk mendapatkan data yang mendalam

mengenai suatu obyek penelitian. Metode wawancara dengan

pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden pada

penelitian ini. Metode kuesioner untuk mendukung wawancara dengan

memberikan pertanyaan yang ditujukan oleh responden sebagai sampel. Kuesioner dibagikan maupun diisi oleh peneliti mengenai

kebutuhan nyata masyarakat terkait air bersih. c. Metode wawancara, teknik pengumpulan data dengan cara melakukan

proses tanya jawab secara langsung dengan informan kunci. Proses

tanya jawab bersifat tidak terstruktur, tetapi informan yang diinterview

merupakan informan yang mengerti dan paham dalam penelitian ini,

baik itu tokoh adat, kontraktor penggalian sumur dalam dan tokoh

legislatif. d. Metode field note yaitu teknik yang dilakukan dalam memperoleh data

di lapangan dengan mencatat seluruh hal-hal yang ditemukan di lokasi

penelitian. Teknik ini termasuk rekam jejak pemetaan tiap titik sumur

dengan menggunakan Global Positoning System (GPS) dan

pengkodean sampel air sumur untuk keperluan pemeriksaan

laboratorium.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga tiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Oleh karena dalam survei ini ditujukan untuk mendapatkan hasil yang sifatnya general/umum yang menggambarkan pendapat masyarakat (rumah tangga) secara keseluruhan dalam suatu wilayah, maka sampel yang diambil adalah sampel acak (random sampling atau probability sampling) dengan teknik sampel Cluster Sampling (Area Sampling).

Dalam pelaksanaannya, sampel Cluster Sampling ini dapat dilakukan dengan mengelompokkan per Kecamatan dalam suatu

Kota/Kabupaten. Dalam sampel klaster (Cluster Sampling), unit analisis dalam populasi digolongkan dalam gugus-gugus yang disebut klaster, yang merupakan satuan-satuan dari mana sampel akan diambil secara acak. Unit terkecil sampel klaster disebut PSU (Primary Sampling Unit) – dapat berupa organisasi, asosiasi, batas geografis, batas administrasi yang jelas (kelurahan/desa, kecamatan, dan lain-lain). Terdapat dua situasi dimana sampel klaster dipakai, yaitu pertama, wilayah sampel tersebar luas, sehingga untuk menyusun kerangka dasar sampel sangat sulit. Kedua, tidak terdapat kerangka dasar sampel yng cukup baik dan harus dibuat dengan biaya yang mahal (Survei Kebutuhan Nyata

Sanitasi/Real Demand Survey for Sanitation, 2008). Peneliti mempunyai pertimbangan tertentu dengan mengambil wilayah perdesa.

1. Populasi

Sasaran populasi adalah penduduk yang tinggal di Pulau Kisar, pelanggan maupun non-pelanggan PDAM, di 9 desa di seluruh Pulau

Kisar, yaitu penduduk desa: Wonreli, Abusur, Lebelau, Oirata Timur,

Oirata Barat, Nomaha, Purpura, Lekloor dan Kota Lama, diwakili oleh

Kepala Keluarga. Jumlahnya bervariasi berdasarkan perhitungan sampel.

2. Sampel

Jumlah sampel ditentukan berdasarkan dari tingkat ketelitian dan analisis area sampling yang diinginkan. Semakin besar ketelitian (error sampling semakin kecil), maka akan mengakibatkan jumlah sampel semakin besar, demikian juga dengan tingkatan analisis yang akan dicapai semakin fokus akan mengakibatkan jumlah sampel yang semakin besar. Ketelitian suatu hasil survey sangat ditentukan dari besarnya ketelitian yang dinyatakan sebagai faktor tingkat kepercayaan dan error sampling. Perhitungan jumlah sampel responden dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Real Demand Survay (ESP, 2008) sebagai berikut:

S = ………………………….(4)

Keterangan:

S = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi (Kepala Keluarga) dalam area sampling

E = Error Sampling (%), tergantung dari ketelitian yang direncanakan, semakin kecil Error Sampling, akan mengakibatkan jumlah sampel yang semakin besar.

Z = Ukuran tingkat kepercayaan/nilai rata-rata dari Standard Error

Untuk tingkat kepercayaan 99%, nilai Z = 1,64

Untuk tingkat kepercayaan 95%, nilai Z = 1,96

Untuk tingkat kepercayaan 90%, nilai Z = 2,58 r = variasi proporsi populasi, nilai r untuk populasi berimbang adalah

0,25.

Sampel dalam penelitian terdiri dari kepala keluarga masyarakat

Pulau Kisar yang berprofesi sebagai petani, peternak, pedagang, pegawai, wiraswasta, dan lainnya. Terdapat 3.084 rumah tangga (kepala keluarga/KK) yang bermukim di Pulau Kisar, dan tingkat kepercayaan yang diambil adalah 90%. Jadi dengan perhitungan rumus sampel berdasarkan Survey Kebutuhan Nyata (RDS), maka jumlah sampel yang diperlukan untuk populasi penduduk adalah:

S = 157,939 ≈ 158 sampel

Setiap sampel dibagikan oleh petugas survey (enumerator) yang adalah individu-individu pelaksana wawancara kepada responden untuk melakukan pengisian angket (kuesioner) sehingga penyebaran angket di setiap desa disesuaikan jumlahnya dengan perhitungan rumus (4) di atas.

Untuk masing-masing desa diambil sampel seperti Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2. Pembagian angket kuesioner di tiap wilayah desa

Angket minimal Jumlah KK di tiap Desa Disebar desa Dihitung dan kembali Wonreli 1.458 74,67 75 Lekloor 214 10,96 11 Kota Lama 192 9,83 10 Oirata Barat 161 8,25 8 Abusur 177 9,06 9 Oirata Timur 257 13,16 13 Purpura 92 4,71 5 Lebelau 396 20,28 20 Nomaha 137 7,02 7 TOTAL 3.084 157,94 158 Sumber: Hasil Olah Data Survei, 2012

Dalam penelitian juga diambil sampel air sumur untuk diuji kualitas airnya. Sumur yang diambil sampel airnya adalah sumur yang dinyatakan pencemarannya rendah dan sedang berdasarkan data Dinas Kesehatan

Wonreli (2010), yaitu sejumlah 38 sumur yang keberadaannya diketahui warga. Sampel air sumur diambil berdasarkan rumus Slovin dengan pertimbangan bahwa jumlah (N) sumur diketahui (Setiawan, 2007).

Rumus Slovin yang digunakan yaitu:

n = ………………………….(5)

Jumlah sampel air bersih yang diambil adalah:

n = 27,536 ≈ 27 sampel

Total sampel air bersih yang diambil untuk uji kualitas adalah 28 sampel, terdiri dari 27 sampel air sumur dan 1 sampel air PDAM. G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis untuk pengembangan prasarana air bersih adalah analisa deskriptif melalui pengkajian hasil identifikasi peta kontur, wilayah administrasi dan identifikasi sumber air dalam hal ini sumur gali di tiap desa yang tersaji dalam aplikasi computer AutoCAD 2008 dan ArcGIS 9.3.

Sedangkan untuk menentukan strategi pengembangan akan menggunakan analisa SWOT (Strength – Weakness – Oppurtunity –

Treath) dalam kerangka faktor internal dan eksternal (IFAS dan EFAS) yang akan dinilai melalui pembobotan dan peratingan, hingga dari tabel kuadran.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah merangkum hasil pembahasan pada penelitian yang telah dilakukan, dan memberikan saran bentuk strategi untuk dijadikan pertimbangan kebijakan bagi, pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar.

H. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam menganalisis tujuan penelitian adalah:

1. Prasarana air bersih; adalah bangunan air beserta bangunan lain

yang menunjang kegiatan pengelolaan air bersih, baik langsung

maupun tidak langsung.

2. Strategi; merupakan alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utama dari

perencanaan strategis adalah agar dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal sehingga dapat mengantipasi

perubahan lingkungan ekstenal.

3. Curah hujan; jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah datar

selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di

atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan

infiltrasi. Data curah hujan termasuk sebagai kriteria dasar

perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan dalam

pengembangan penyediaan air bersih. Dari data curah hujan dapat

diketahui potensi air tanah. Satuannya adalam millimeter (mm). Untuk

Penampungan Air Hujan yang memadai minimal curah hujan adalah

1.300 mm pertahun. Air hujan memiliki kandungan mineral yang

rendah.

4. Topografi; adalah studi tentang bentuk permukaan bumi. Data

topografi memberi gambaran umum hidrologi sebagai kriteria dasar

perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan dalam

pengembangan penyediaan air bersih. Kondisi topografi menentukan

bentuk jaringan pipa distribusi atau sistem distribusi. Sifat yang

menonjol dari topografi: bentuk morfologi yang landai umumnya

ditempati oleh endapan aluvial; bentuk perbukitan yang bergelombang

biasanya ditempati oleh batuan yang berselang-seling batuan pasir,

lempung atau breksi; bukit yang menonjol dan tersendiri seringkali

merupakan suatu batuan intrusi. 5. Sumber air baku; sangat berperan penting dalam pemberian

pelayanan air bersih kepada masyarakat. Data sumber air baku

memberi gambaran umum hidrologi sebagai kriteria dasar

perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan dalam

pengembangan penyediaan air bersih. Sumber air baku harus

memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a). debit minimum dari sumber

air baku; (b). kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya;

(c). kualitas air baku harus memenuhi ketentutan baku mutu air yang

berlaku.

6. Air tanah; adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan

di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber

daya air yang keberadaannya terbatas dan tergantung pada

lingkungan vegetasi di sekitar lokasi yang mempengaruhi adanya

tampungan air dalam tanah. Kualitas air umumnya baik tidak

membutuhkan banyak pengolahan, namun sumber air yang berada

pada daerah tertentu memiliki kandungan besi (Fe) dan Mangan (Mg)

yang tinggi.

Jika jarak sumur terhadap pelayanan kurang dari 100 m berarti

sumber air tanah dangkal tersebut masih sangat layak digunakan. Jika

jarak 100-150 m berarti sumber air tanah dangkal tersebut masih

layak di gunakan. Dan apabila jarak lebih dari 150 m berarti sumber

air tanah dangkal tersebut kurang layak digunakan. Untuk mengetahui

muka air tanah atau ketebalan muka air tanah pada musim kemarau memadai maka dapat dikaji bahwa apabila air tanah masih ada dan

cukup untuk memenuhi kebutuhan satu rumah tangga berarti potensi

air tanah dangkal baik. Jika air tanah masih ada tapi masih

memerlukan penambahan kedalaman untuk mendapatkan tambahan

air tanah sehingga masih dapat mencukupi kebutuhan sebuah rumah

tangga berarti potensi air tanah dangkal cukup baik; dan jika air tanah

tidak ada meskipun sudah dibiarkan selama waktu tertentu dipendam

berarti air tanah dangkal kurang baik

7. Jenis tanah; tanah menjadi salah satu kriteria mencakup topologi, sifat

fisik dan kimia tanah. Potensi air tanah dapat diketahui dari jenis

tanah. Tanah liat kuning coklat atau hitam dengan kadar bahan

organik tinggi paling cocok untuk sagu. Tanah lempung hingga

lempung berpasir baik dijadikan media tanam tanaman jeruk.

8. Kualitas air; menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan

bagi pemenuhan tertentu kehidupan manusia, seperti untuk air minum,

mengairi tanaman, minuman ternak dan sebagainya. Kualitas air

merupakan komponen fisik-kimia yang berpotensi terkena dampak

regional pembangunan prasarana air. Pemeriksaan fisik kualitas air

adalah untuk memeriksa kekotoran air yang mengganggu penglihatan,

bau dan rasa. Karakteristik fisik termasuk kekeruhan, dan alat

pengukurnya adalah fotometrik dengan satuan kekeruhan (NTU),

warna, bau, rasa, temperatur dan busa. Beberapa karakteristik kimia

dalam air yang perlu diperiksa antaranya; pH, jumlah zat padat, bahan organik, alkalinitas, chloride, korosifitas, florida, besi, mangan,

kalsium, nitrat,, dan sebagainya.

9. Kuantitas air; berhubungan dengan demografi saat ini dan 10 tahun

terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan. Pada kondisi normal

tubuh manusia memerlukan antara 3 – 10 liter air per hari, tergantung

cuaca dan aktifitas yang dilakukannya, sebagian dari jumlah air ini

didapat dari makanan. Kuantitas diukur dengan alat-alat ukur untuk

mengetahui kinerja pompa air baku. Satuan kuantitas air adalah kubik

(m3) atau liter, untuk persatuan waktu adalah debit (liter/detik).

Kuantitas air berperan dalam memenuhi kebutuhan air.

Satuan kebutuhan air adalah liter/orang/satuan waktu (hari atau

detik). Pelayanan air bersih kepada masyarakat harus dapat

memenuhi kebutuhan minimal air bersih suatu rumah tangga dengan

tingkat konsumsi yang cukup (30 - 50 liter/orang/hari) untuk kebutuhan

air bersih sehari-hari baik untuk minum, memasak, mandi, mencuci

dan sebagainya.

10. Tata letak sistem pengolahan dan distribusi; mencakup bangunan

pelayanan dan distribusi dimana termasuk didalamnya adalah;

a. menara air; berfungsi sebagai tempat penyimpanan air dan

sistem pelayanan dengan cara gravitasi,

b. bak penampung/reservoir; berfungsi sebagai tempat

penyimpanan air untuk mengatasi fluktuasi penggunaan air

dalam satu hari, c. Hidran Umum/HU; bak penampung yang dilengkapi dengan

keran untuk pengambilan air, dapat melayani 10 – 15 KK,

d. Keran Umum/KU; fungsi sama dengan HU tetapi tidak

mempunyai bak penampung,

e. Sambungan Rumah/SR; sambungan perpipaan yang berasal

dari pipa distribusi untuk disalurkan ke rumah, dilengkapi

dengan meter air.

Secara keseluruhan, tata letak sistem pengolahan dan

distribusi berfungsi untuk merencanakan sistem pengaliran air (bidang

hidrolika) dan sistem jaringan pipa. Tata letak sistem pengolahan dan

distribusi termasuk dalam evaluasi sistem eksisting serta menjadi

bagian dalam identifikasi permasalahan dan kebutuhan

pengembangan.

11. Teknologi dan material/bahan bangunan; mencakup pipa distribusi

(pipa yang mengalirkan air dari bak penampung/reservoir menuju

jaringan pelayanan) dan pipa transmisi (pipa yang mengalirkan air dari

sumber air baku menuju bak penampung atau Instalasi Pengolahan

Air (IPA)), Bak Pelepas Tekan (BPT), ruang katup, ruang katup

pelepas udara, jembatan pipa, perlintasan jalan dan gorong-gorong,

trush block, pompa dan rumah pompa. Teknologi dan material/bahan

bangunan termasuk pengembangan alternatif dalam pengembangan

prasarana air bersih air bersih. 12. Sistem pelayanan pelanggan; terbagi menjadi dua jenis yaitu sistem

perpipaan (pelayanan air bersih dengan sistem perpipaan, daerah

pelayanan PDAM) dan sistem non perpipaan (daerah yang belum

dilayani PDAM, sistem penyediaan air berbasis masyarakat

(komunal), sistem individual dan lain sebagainya. Pelayanan

pelanggan adalah untuk kepuasan, servis dan penagihan pembayaran

yang sesuai dengan pemakaian.

13. Kondisi kependudukan; adalah hal ihwal yang berkaitan dengan

jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran,

kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi,

sosial, budaya, agama serta lingkungan penduduk tersebut. Kondisi

kependudukan berperan penting dalam menentukan pelayanan yang

dibutuhkan. Pola sistem pelayanan tergantung dari penyebaran

permukiman dan standar hidup masyarakat.

14. Kebiasaan penduduk; adalah sesuatu yang biasa dikerjakan, pola

untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yg dipelajari

oleh individu dan yg dilakukannya secara berulang untuk hal yg sama.

15. Sarana kesehatan lingkungan; adalah tempat atau media untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan lingkungan.

16. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial; adalah fasilitas yang diadakan

untuk kepentingan umum dan kepentingan sosial.

17. Perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk; sangat berperan

dalam pengembangan sarana dan prasarana air bersih. Semakin tinggi taraf ekonomi dan tingkat kesejahteraan penduduk, semakin

baik kondisi prasarana dan pengetahuannya akan air bersih.

18. Ketersediaan infrastuktur; adalah kesiapan infrastruktur penunjang

untuk dapat digunakan atau dioperasikan dalam suatu proyek

pembangunan sarana dan prasarana. Ketersediaan infrastruktur yang

dimaksud adalah infrastruktur penunjang seperti jalan, teknologi

informasi, pelabuhan dan bandar udara untuk meningkatkan iklim

investasi.

19. Kesediaan (WTP) dan kemampuan (ATP); kesediaan untuk

membayar jasa (willingness to pay/WTP) tergantung dari kemampuan

pelanggan (ability to pay/ATP), kebutuhan dan harga air. Perubahan

persepsi dan kesadaran pengguna air berdampak pada pola konsumsi

air.

20. Lembaga Pengelola Air Bersih Masyarakat; berfungsi mengelola

sumber air, air baku, air bersih dan air minum berbasis masyarakat.

Badan Pengelola Air Minum, Badan Usaha Milik Daerah yang

mengelola air minum, dan model kelembagaan lainnya juga berfungsi

memonitoring dan mengevaluasi penggunaan air, meningkatkan peran

serta masyarakat dalam serta mengusahakan keberlanjutan air.

21. Lembaga pengelola air bersih milik Pemerintah (PDAM); Perusahaan

Daerah Air Minum (PDAM) adalah perusahaan daerah air minum yang

diserahkan kewajiban dan hak oleh pemerintah untuk mengelola

sarana dan prasarana air bersih dan sumber air baku. Dalam menentukan penilaian kapasitas pelayanan air bersih yang dilakukan

oleh PDAM kepada masyarakat didaerah pelayanan dapat digunakan

acuan berupa kriteria teknis pelayanan PDAM, yaitu:kualitas air yang

harus memenuhi standar kualitas air bersih, kuantitas air, dan

kontinuitas harus tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat

dalam 24 jam sehari

22. Cakupan pelayanan; prosentase cakupan layanan air bersih dapat

diketahui dari jumlah penduduk terlayani yang sudah mendapat

pelayanan jaringan prasarana air bersih pada tahun X berbanding

jumlah penduduk secara keseluruhan dalam wilayah studi dikalikan

100%.

23. Sumber Daya Manusia; adalah potensi yang terkandung dalam

diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk

sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya

sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju

tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang

dan berkelanjutan.

24. Standardisasi; adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dng

pedoman (standar) yg ditetapkan; pembakuan. Standardisasi haruslah

sesuai dengan kebutuhan wilayah, dalam penelitian ini disesuaikan

dengan aturan pengelolaan kepulauan dan kebijakan pemerintah

setempat.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Gambaran Umum Pulau Kisar

1. Letak Geografis dan Wilayah Administrasi

Secara geografis, Pulau Kisar terletak di Selat Wetar, dengan posisi koordinat 08°06'10" Lintang Selatan dan 127o08'36"Bujur Timur

(Perpres No.78/2005). Batas-batas pulau Kisar adalah; sebelah utara berbatasan dengan Pulau Romang, sebelah timur berbatasan dengan

Pulau Leti, sebelah selatan berbatasan dengan daratan bagian timur

Pulau Timur dari Republik Demokrat Timor Leste, dan sebelah barat berbatasan dengan Pulau Wetar. Pulau Kisar termasuk dalam wilayah kecamatan Pulau-Pulau Terselatan Kabupaten Maluku Barat Daya (UU

No.31/2008).

Secara administratif Pulau Kisar dibagi menjadi 9 desa yaitu; Desa

Wonreli (sementara ini dijadikan Ibukota Kabupaten), Desa Kota Lama,

Desa Lekloor, Desa Lebelau, Desa Abusur, Desa Oirata Barat, Desa

Oirata Timur, Desa Nomaha, Desa Purpura.

Tabel 3. Pembagian administrasi berdasarkan luas di Pulau Kisar

No Desa Luas (km2) Persentase (%) 1 Lekloor 10,27 15,3 2 Oirata Barat 1,87 2,8 3 Oirata Timur 1,87 2,8 4 Abusur 4,20 6,2 5 Kota Lama 2,53 3,8 6 Wonreli 29,79 44,3 7 Nomaha 4,11 6,1 8 Purpura 2,55 3,8 9 Lebelau 10,13 15,0 Total 67,32 100,0 Sumber: PP Terselatan Dalam Angka, 2011

Gambar 8. Peta Administrasi Pulau Kisar 2. Aspek Teknis e. Curah hujan dan topografi

Curah hujan tahunan sekitar 900 1000 mm pertahun (MBD Dalam

Angka 2010). Kondisi topografi pulau ini adalah berbatu dan berbukit.

Ukuran Pulau Kisar adalah, jarak Utara – Selatan hanya 10,4 km; jarak terjauh dari Timur – Barat adalah 10,22 km; luas 8.500 ha dan keliling pulau sekitar 37 km.

Gambar 9. Kondisi Topografi Pulau Kisar Kondisi topografi Pulau Kisar yang berbukit-bukit menyebabkan beberapa bagian wilayah kesulitan dalam mendapatkan air bersih.

Penduduk Pulau Kisar membeli air bersih dari toko-toko yang berada di

Pulau Kisar, sementara sebagian penduduk Desa Wonreli dilayani oleh

PDAM, baik dalam sistem perpipaan (SR dan KU) maupun pendistribusian lewat mobil tangki untuk menjangkau tempat-tempat sulit air seperti Desa

Abusur, Dusun Yawuru dan Dusun Kioumanumere (kedua dusun termasuk wilayah Desa Wonreli).

Jarak yang harus ditempuh karena kondisi topografi berbukit berpengaruh terhadap harga air. Sementara masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang hidup di daerah yang sulit air memerlukan waktu dan tenaga lebih untuk mengangkut air dari sumber air ke rumah-rumah mereka.

Wilayah yang memiliki topografi yang relatif lebih tinggi dari pusat pelayanan (sumur-sumur gali/SGL) mengalami kesulitan dalam menerima distribusi air bersih karena adanya pengaruh tekanan air yang belum mencapai daerah tersebut secara optimal. Untuk topografi wilayah yang berbukit, kedalaman air tanah baru dapat dicapai pada kedalaman >20 m.

f. Sumber air baku

Sumber air baku di Pulau Kisar adalah air tanah dan air hujan.

Tidak ada air permukaan. Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat, dilakukan penggalian/pengeboran sumur-sumur untuk pengolahan dan pengelolaan air baku. Untuk air tanah dilakukan pengambilan dengan membuat sumur (untuk kedalaman dangkal, sekitar 6 8 meter) atau dilakukan pengeboran sumur dalam untuk air tanah yang jauh dari permukaan tanah dengan kedalaman sekitar 50 80 m. Rata-rata kedalaman air sumur dalam adalah 15 20 m di musim penghujan. Pada musim kemarau, rata-rata penyusutan air sumur dapat mencapai 7 10 meter.

Untuk air hujan, umumnya dipakai untuk mencuci baju dan atau kendaraan (motor) atau sebagai cadangan air jika air sulit diperoleh, ditampung dalam bak-bak beton yang berada di pekarangan rata-rata warga masyarakat dan ditutup seng aluminium dan batu pemberat untuk kebersihan dan keamanan air keluarga. Penampungan air hujan (PAH) dilakukan secara konvensional oleh tiap rumah tangga dengan penampungan dalam bak-bak beton yang tersedia di pekarangan rumah warga.

Masyarakat yang berada di sekitar pohon-pohon sagu seperti di

Desa Purpura dan Lekloor (yang mempunyai ketersediaan debit air yang mencukupi serta memiliki kualitas air yang cukup baik) dapat terlayani dalam pemenuhan kebutuhan air bersihnya. Demikian juga masyarakat yang tinggal di desa Oirata Barat dan Oirata Timur yang sumber air tanahnya cukup berlimpah (Oirata berasal dari dua kata, yakni: oir yang artinya „air‟ dan riata yang artinya „keruh‟. Jadi, Oirata berarti „air keruh‟).

Hanya pada beberapa wilayah dengan kondisi topografi berbukit yang mengalami kesulitan dalam pengambilan air baku karena dibutuhkan waktu dan tenaga untuk pengambilannya, seperti Desa Lebelau, Nomaha dan Abusur.

g. Jenis tanah

Secara fisik, tanah di Pulau Kisar terlihat berkarang dan berpori, umumnya jenis batuannya adalah dari batu kapur dan gamping. Jenis tanah di daerah kepulauan Kisar adalah jenis tanah alfisols, inceptisols dan vertisols dengan keadaan lahan pada daerah pertanaman dengan fotografi datar sampai bergelombang dengan kemiringan 0-6% dan kedalaman efektif perakaran 35 70 cm dengan pH tanah 5,6 6,4, ketinggian tempat 0 200 m dpl, tipe curah hujan B - D dengan bulan basah 6 8 bulan dan bulan kering 0 4 bulan, suhu udara 25 310C

(sumber: http://cybex.deptan.go.id).

Pembangunan dan pengembangan wilayah di Pulau Kisar

Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan tergolong cukup lambat. Hal ini dikarenakan perencanaan pengembangan wilayah Kabupaten Maluku

Barat Daya terkonsentrasi pada pembangunan Ibukota Kabupaten yang dipindahkan dari Pulau Kisar ke Pulau . Namun akibat pemekaran dan perencanaan Pulau Kisar - utamanya Desa Wonreli yang saat ini masih menjadi Ibukota Kabupaten - menjadi pusat niaga dan pendidikan mampu menarik pendatang dan putra asli daerah kembali dengan semangat membangun wilayahnya, menyebabkan berkembangnya permukiman dan sarana prasarana pendukungnya disepanjang jalan tersebut.

Penggunaan lahan di Pulau Kisar secara umum dapat dilihat pada

Gambar 10 berikut ini:

Gambar 10. Penggunaan lahan di Pulau Kisar Di Pulau Kisar, pohon sagu tumbuh subur di beberapa kawasan seperti Lekloor, Purpura dan Nomaha. Komoditi paling terkenal adalah jeruk. Jeruk Kisar merupakan salah satu varietas dari jenis/species Jeruk

Keprok (Citrus Nobilis) dan merupakan salah satu buah endemik (sumber: http://cybex.deptan.go.id). Hal menarik dan aneh adalah jeruk Kisar yang ditanam di luar Pulau Kisar terasa asam, tetapi jeruk produksi petani Pulau

Kisar sendiri terasa manis. Panen jeruk terjadi pada bulan Juli hingga

November. Jeruk Kisar banyak dipasarkan di Ambon dan , Nusa

Tenggara Timur melalui kapal laut. Jeruk Kisar sering menjadi oleh-oleh dari Pulau Kisar.

Dusun Desa Purpura Yawuru, Desa Wonreli

Desa Oirata Barat

Gambar 11. Tanah di Desa Purpura, Oirata Barat dan Dusun Yawuru (Desa Wonreli) h. Kualitas dan kuantitas air

Perbandingan kualitas air yang telah diinspeksi oleh Puskesmas

Wonreli Pulau Kisar pada bulan Mei – Juli 2010 dengan kualitas air yang diperiksa BTKLPP Kelas I Makassar pada tahun 2012.

Total kuantitas sumur gali (SGL) yang telah diinspeksi pada tahun

2010 oleh Puskesmas Wonreli adalah 106 sumur dengan kondisi 9,43 % rusak, 9,43% resiko pencemarannya amat tinggi, 36,79% resiko pencemaran tinggi, 24,53% resiko pencemaran sedang dan 19,81% resiko pencemaran rendah sehingga layak untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.

Resiko pencemaran rendah diakibatkan sanitasi daerah di sekitar sumur gali baik. Resiko pencemaran sedang karena lantai SGL yg retak perlu di perbaiki dan sanitasi sekitar SGL perlu di perhatikan. Resiko pencemaran tinggi karena di lantai sumur retak dan perlu di perbaiki, ada genangan air di sekitar daerah sumur, air berbau, dan sumber pencemaran berupa sampah dan kotoran hewan di sekitar SGL.

Sedangkan resiko pencemaran amat tinggi adalah SGL tidak layak lagi di gunakan oleh masyarakat.

Tabel 4. Kualitas dan Kuantitas Sumur Gali tahun 2010

TOTAL PENCEMARAN PENCEMARAN PENCEMARAN PENCEMARAN NO DESA RUSAK SUMUR AMAT TINGGI TINGGI SEDANG RENDAH Oirata 1 8 2 0 1 1 4 Timur Oirata 2 5 1 0 2 1 1 Barat 3 Wonreli 50 3 6 21 14 6 4 Lekloor 6 1 1 4 0 0 5 Nomaha 8 1 0 0 4 3 6 Lebelau 12 2 0 6 3 1 7 Purpura 12 0 2 3 1 6 8 Kotalama 5 0 1 2 2 0 TOTAL 106 10 10 39 26 21 Sumber: Inspeksi Puskesmas Wonreli 2010

Pada Tabel 5 dapat dilihat hasil pemeriksaan kualitas air bersih

dari Balai teknik Penyehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit

(BTKL-PP) Kelas I Makassar pada tahun 2012 yang berdasarkan sampel

air bersih di 27 titik lokasi sumur gali.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa kadar Nitrat (15,35 mg/L) salah

satu sumur di Desa Wonreli (*), tepatnya di Dusun Mesiapi (kode pada

Gambar 12 adalah PWoMe01) lebih tinggi dari batas maksimum yang

diperbolehkan (10 mg/L). Mengkonsumsi air sumur dengan kadar nitrat

tinggi dapat menyebabkan gondok dan sangat berbahaya pada bayi.

Selanjutnya dapat mengakibatkan berbagai penyakit kelainan darah dan

kematian pada bayi (Manampiring, 2009). Kadar nitrat tinggi pada air

dapat disebabkan pemakaian pupuk untuk pertanian. Pada lokasi sumur

yang sama (**) pula kadar pH (5,59) dinyatakan lebih rendah dari batas

minimum yaitu 6,5. Ini menunjukkan bahwa pH air tersebut bersifat asam.

Air yang bersifat asam dapat mengakibatkan kerusakan korosif pada besi dan benda logam lainnya. Di Desa Kota Lama (***) kadar Besi (1,1661 mg/L) dinyatakan sedikit lebih tinggi dari batas maksimum yaitu 1 mg/L

(Kode pada Gambar 12 adalah PKl01). Kelebihan besi pada air menyebabkan rasa mual, lebih lanjut dapat merusak dinding usus. Apabila air tanah banyak mengandung zat besi dan mangan (bau besi) sistem pengolahan air sederhana dengan menggunakan aerasi (pencampuran air dan udara) serta bak saringan pasir (Habibie, 2012).

Gambar 12. Lokasi PWoMe01 dan PKL01 (dalam uji kualitas air sumurnya ditemukan bahwa kadar nitrat tinggi, pH rendah dan besi tinggi) Tabel 5. Hasil Uji Kualitas Air Sumur Gali 2012

Desa Desa Batas maksimum Desa Desa Kota Desa Oirata Desa Desa Desa Lekloor Oirata Parameter Satuan yang Wonreli Lama Timur Purpura Lebelau Nomaha (1 (4 Barat (3 No diperbolehkan (7 sampel) (3 sampel) (3 sampel) (2 sampel) (4 sampel) sampel) sampel) sampel) A Fisika Tidak Tidak Tidak Tidak 1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau berbau berbau berbau berbau Skala 0,00 2 Kekeruhan 25 0,00 0,47 0,06 0,37 0,00 0,00 0,69 0,66, 1,01 0,00 0,68 0,72 NTU 0,31 Tidak Tidak Tidak Tidak 3 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa berasa berasa berasa berasa 4 Suhu* 0C Suhu Udara ± 30C -1 s/d-2 -1 s/d -2 -1 -1 -1 0 , -1 -1 s/d -2 0 Zat Padat 252 840 5 Terlarut mg/L 1.500 279 457 405 510 272 620 339, 362 395 464 321 398 1.170 (TDS) B Kimia Kesadahan 168,92 145,02 243,02 302,78 164,14 181,67& 213,54 1 mg/L 500 203,98 (CaCO3) 333,06 247,01 278,88 377,68 253,38 202,39 282,86 30,02 30,28 59,00 53,31 & 53,83 2 Klorida (Cl) mg/L 600 80,22 94,72 49,17 192,28 64,70 79,71 66,25 495,83 60,56 74,53 0,0488 0,0172 0,0515 0,0226 0,0409 0,0857 & 0,0339 3 Besi (Fe) mg/L 1,0 0,1655 0,1462 0,0516 1,1641*** 0,1270 0,1045 0,2172 0,0940 Nitrat 0,90 0,80 0,30 4 mg/L 10 1,50 3,40 0,50 0,70 4,10 & 0,80 0,30 1,40 1,20 (NO3-N) 15,35* 1,60 1,00 Nitrit 0,006 0,001 0,002 0,011 & 0,002 5 mg/L 1,0 0,007 0,019 0,003 0,048 0,005 (NO2-N) 0,025 0,006 0,010 0,003 0,013 <0,032 <0,032 <0,032 <0,032 & < 0,032 6 Fluorida (F) mg/L 1,5 < 0,032 < 0,032 < 0,032 0,250 0,324 0,635 0,241 0,740 Mangan 0,0824 & < < 0,0263 7 mg/L 0,5 < 0,0263 < 0,0263 < 0,0263 < 0,0263 < 0,0263 < 0,0263 (Mn) 0,0263 0,1056 5,59** 6,66 7,09 8 pH* - 6,5 – 9,0 6,76 6,80 6,57 7,63 6,67 & 7,34 6,56 7,41 6,70 6,92 6,92 7,25 <0,0084 < 0,0084 < 0,0084 0,0085 & < <0,0084 9 Seng (Zn) mg/L 15 <0,0084 <0,0084 0,0088 0,0425 0,0949 0,0122 0,0084 0,0141 14,083 15,558 24,468 55,812 18,032 & 29,372 10 Sulfat (SO ) mg/L 15 9,680 28,787 28,627 4 35,199 37,495 35,530 80,572 25,162 38,638 Zat organic 1,67 1,67 11 mg/L 10 1,07 4,04 2,11 3,15 1,67 2,86 4,04 & 3,45 1,97 2,86 2,86 (KMnO4) 2,86 3,01 Sumber: BTKL-PP Kelas I Makassar, 2012 Kuantitas air tanah cukup banyak karena terindikasi terdapat sungai bawah tanah. Umumnya sungai bawah tanah juga dijumpai pada daerah topografi karst. Secara fisik aliran sungai bawah tanah termasuk aliran air tanah melalui akuifer beberapa rongga/celah, sebagai akibat pelarutan batu gamping koral, sehingga lama kelamaan terbentuk suatu alur/sungai yang berfungsi sebagai pengering lingkungan sekitarnya (Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum, No. 18/PRT/M/2007). Hal ini pun bisa diasumsikan dari suburnya pohon sagu utamanya di Desa Lekloor, Purpura, dan beberapa desa lainnya, serta kandungan rasa manis pada jeruk Kisar. Jeruk keprok membutuhkan air yang mengandung kadar garam 10%. Diasumsikan kandungan air tanah di Kisar mampu memenuhi kebutuhan tersebut sehingga jeruk Kisar dapat bertumbuh dengan baik di Pulau Kisar.

3) Proyeksi Penduduk

Jumlah penduduk Pulau Kisar berdasarkan Pencatatan Sipil bulan

Mei tahun 2012 adalah sebanyak 16.055 jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 0,04 %. Jika dilihat dari luas wilayahnya, maka rata-rata kepadatan penduduk untuk Pulau Kisar adalah 188,88 jiwa/km2 (hasil pengolahan data). Untuk mencari proyeksi jumlah penduduk pada tahun yang akan datang, dapat digunakan metode geometrik maka diperoleh proyeksi jumlah penduduk Pulau Kisar sampai dengan tahun 2022 dapat diproyeksikan sesuai dengan Tabel 6 berikut ini. Tabel 6. Proyeksi Jumlah Penduduk Hingga Tahun 2022

JUMLAH PENDUDUK TAHUN (jiwa) DESA 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 WONRELI 7.488 7.810 8.146 8.497 8.863 9.244 9.642 10.057 10.489 10.941 11.412 ABUSUR 896 935 975 1.017 1.060 1.106 1.154 1.203 1.255 1.309 1.366 KOTA LAMA 1.005 1.048 1.093 1.140 1.189 1.241 1.294 1.350 1.408 1.468 1.532 LEKLOOR 1.461 1.524 1.589 739 1.729 1.804 1.881 1.962 2.047 2.135 2.227 OIRATA 651 679 708 739 771 804 838 874 912 951 992 BARAT OIRATA 1.043 1.088 1.135 1.184 1.234 1.288 1.343 1.401 1.461 1.524 1.590 TIMUR NOMAHA 699 729 760 793 827 863 900 939 979 1.021 1.065 PURPURA 464 484 505 527 549 573 597 623 650 678 707 LEBELAU 2.348 2.449 2.554 2.664 2.779 2.899 3.023 3.153 3.289 3.431 3.578 TOTAL 16.055 16.746 17.467 17.299 19.002 19.820 20.673 21.563 22.490 23.458 24.468 Sumber: Hasil Analisa Peneliti, 2012 Dari analisis kependudukan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pulau

Kisar di masa mendatang perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan air bersih. Banyaknya jumlah penduduk sampai dengan tahun 2022 berpotensi sebagai konsumen air bersih selanjutnya akan digunakan untuk perhitungan kebutuhan air bersih.

Kuantitas air baku di Pulau Kisar Secara ketersediaan, sumber air baku yang ada mempunyai potensi yang berlimpah, terbukti dari sumur yang jarang kering bahkan pada musim kemarau, dan hanya menyusut sekitar

2 10 meter dari kedalaman rata-rata sumur yaitu 20 80 m. Air hujan mulai banyak dimanfaatkan masyarakat untuk keperluan cuci sejak tahun 2010 di mana curah hujan dirasakan meningkat sejak tahun 2010 yang diasumsikan akibat anomali cuaca yang melanda sebagian besar wilayah dunia. sebelumnya, curah hujan dilaporkan sekitar 900 1000 mm pertahun (BPS,

2011).

4) Perhitungan Kebutuhan Air

Dihitung dari proyeksi jumlah penduduk yang ada, maka kebutuhan air bersih domestik Pulau Kisar berdasarkan ukuran kapasitas (liter/detik) dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

Tabel 7. Kebutuhan Air Bersih Domestik Pulau Kisar Berdasarkan Ukuran Kapasitas (liter/detik)

Qd (liter/detik) Desa q (liter/orang/hari) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 WONRELI 46,44 4,02 4,20 4,38 4,57 4,76 4,97 5,18 5,41 5,64 5,88 6,13 ABUSUR 46,05 0,48 0,50 0,52 0,54 0,57 0,59 0,61 0,64 0,67 0,70 0,73 KOTA LAMA 54,96 0,64 0,67 0,70 0,73 0,76 0,79 0,82 0,86 0,90 0,93 0,97 LEKLOOR 55,43 0,94 0,98 1,02 0,47 1,11 1,16 1,21 1,26 1,31 1,37 1,43 OIRATA BARAT 61,54 0,46 0,48 0,50 0,53 0,55 0,57 0,60 0,62 0,65 0,68 0,71 OIRATA TIMUR 61,00 0,74 0,77 0,80 0,84 0,87 0,91 0,95 0,99 1,03 1,08 1,12 NOMAHA 50,16 0,41 0,42 0,44 0,46 0,48 0,50 0,52 0,55 0,57 0,59 0,62 PURPURA 33,85 0,18 0,19 0,20 0,21 0,22 0,22 0,23 0,24 0,25 0,27 0,28 LEBELAU 40,08 1,09 1,14 1,19 1,24 1,29 1,34 1,40 1,46 1,53 1,59 1,66 TOTAL 449,52 8,96 9,34 9,74 9,57 10,60 11,06 11,53 12,03 12,55 13,09 13,65 Sumber: Hasil Analisa Peneliti, 2012 i. Tata letak sistem pengolahan dan distribusi

Distribusi air masih memanfaatkan sistem gravitasi. Dari Gambar 13, terlihat dua jenis ukuran pipa yang tersambung, yaitu pipa transmisi besar untuk mengalirkan air dari sumber air baku menuju bak penampung dan pipa distribusi kecil untuk mengalirkan air menuju jaringan pelayanan.

Pipa transmisi

Pipa distribusi

Gambar 13. Pipa distribusi dan transmisi di Oirata Barat

Selain sistem perpipaan dari PDAM, distribusi air bersih juga dilakukan Pemerintah Daerah (PEMDA) melalui layanan penjualan air melalui mobil-mobil tangki berkapasitas 4.000 liter untuk menjangkau keseluruhan

Pulau Kisar, utamanya desa dan dusun yang terletak jauh dari Desa Wonreli.

Harga per-pengangkutan (1 rate perjalanan) adalah Rp. 30.000,00 Rp.

40.000,00 tergantung jarak dari lokasi sumber air. Sumber air diambil dari sumur-sumur gali (SGL) yang ada, tapi sulit dijangkau penduduk dari wilayah sulit air seperti Abusur, dusun Yawuru dan dusun Kioumanumere. Selain layanan mobil tangki dari Pemda, ada juga jasa layanan swasta yang disediakan Toko Gembira, Toko India dan Pattbers melalui pengangkutan mobil pick-up dalam tangki air fiber berkapasitas 1.100 dan

2.200 liter. Harga per-tangki bervariasi tergantung jarak tempuh, antara Rp.

80.000,00 Rp. 200.000 per-pengangkutan. Setiap kali pengangkutan dapat memuat 3 tangki berkapasitas 2.200 liter dan 4 tangki berkapasitas 1.100 liter. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) umumnya mencari air sendiri ke sumur-sumur gali terdekat.

Gambar 14. Aktifitas masyarakat mengambil air bersih j. Teknologi dan material/bahan bangunan

Selain teknologi tenaga surya untuk energi, untuk distribusi air bersih dari PDAM masih menggunakan pompa untuk mengalirkan air.

Gambar 15. Mesin pompa di IPA PDAM Tirta Dharma

Instalasi pengolahan memanfaatkan mesin pompa berbahan bakar minyak (BBM) yang sering terhenti dalam beberapa waktu akibat kondisi listrik PLN yang juga masih bergantung dengan bahan bakar minyak. BBM di

Pulau Kisar langka dan mahal. Saat penelitian dilakukan, harga perbotol air mineral ukuran 1.000 ml bensin adalah Rp. 30.000,00.

Energi listrik berbahan bakar minyak di pulau Kisar masih terbatas karena tergantung mesin pembangkit listrik milik PLN. Di Desa Oirata Barat tampak beberapa rumah telah menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik, dan di dekat sumur di Desa Purpura terpasang panel surya untuk mengalirkan air dari sumur yang berada di kaki bukit ke tempat penampungan di atas bukit. Panel surya yang berdimensi 2 x 3 m terletak yang di Purpura mampu memompa air melalui pipa dari sumber air sumur gali di kaki bukit (18 - 40 m dpl) menuju bak penampungan di atas bukit (50 63 m dpl). Sementara itu, di beberapa rumah di Oirata Barat juga terlihat menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik keluarga.

Gambar 16. Panel surya dan tangki air di Purpura serta rumah bertenaga surya di Oirata Barat

Selain panel surya, terdapat 4 (empat) embung yang kondisinya sudah kritis. Embung terletak di Desa Oirata Timur, Dusun Yawuru, Dusun

Wakleken dan Dusun Keitaru. Tiga dari keempat embung tersebut telah tidak berfungsi dan kosong, hanya embung di Keitaru yang masih berfungsi tapi airnya semakin menyusut. Kerusakan embung terindikasi karena semakin menyusutnya curah hujan akibat anomali cuaca, kebocoran konstruksi atau tingkat penguapan yang tinggi . Gambar 17. Kondisi embung di Dusun Keitaru dan Dusun Wakleken (Desa Wonreli)

k. Sistem pelayanan pelanggan

Di Pulau Kisar sistem pelayanan meliputi sistem perpipaan dari

PDAM yang melayani Sambungan Rumah (SR) sebanyak 134 pelanggan, khusus penduduk Desa Wonreli (Data PDAM Tirta Dharma cabang Wonreli,

2012) dan sistem non perpipaan dari PDAM (15 KU di Desa Wonreli) dan 8 desa lainnya dibuatkan 82 SGL dan ada 1.146 PAH yang tersebar (Dinas

Kesehatan Wonreli, 2012), yang diantaranya banyak merupakan inisiatif warga sendiri dan terletak di rumah-rumah penduduk .

Pelayanan PDAM belum sepenuhnya memanfaatkan sistem pengukuran debit air terpakai melalui meteran air. Masalah terjadinya kehilangan Air Berekening (AR) pada konsumsi resmi berekening tak bermeter ini sering menimbulkan masalah dalam penagihan iuran rekening air minum dengan pelanggan.

9. Aspek Sosial Budaya a. Kondisi kependudukan

Berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Maluku Barat Daya pada bulan April 2012, Pulau Kisar memiliki jumlah penduduk 16.055 jiwa yang terdiri dari 8.130 orang laki-laki dan 7.925 orang perempuan. Jumlah rumahtangga (Kepala Keluarga/KK) adalah 3.084, sehingga rata-rata jumlah anggota keluarga pada tahun 2012 adalah 5 orang.

Jika dibandingkan data dari BPS tahun 2010, yaitu jumlah penduduk

Pulau Kisar sejumlah 14.015 jiwa dengan data Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil tahun 2012 yang berjumlah 16.055 jiwa, maka rasio peningkatan penduduk adalah sebesar 87,29% dalam kurun waktu 2 tahun.

Tabel 8. Kondisi Demografi Pulau Kisar tahun 2012 Jumlah rumah Laki-laki Perempuan Jumlah Seks ratio D e s a tangga (KK) Lekloor 214 792 669 1.461 118,39 Oirata Barat 161 344 307 651 112,05 Oirata Timur 257 515 528 1.043 97,54 Abusur 177 456 440 896 103,64 Kota Lama 192 497 508 1.005 97,83 Wonreli 1.458 3.739 3.749 7.488 99,73 Nomaha 137 356 343 699 103,79 Purpura 92 215 249 464 86,35 Lebelau 396 1.216 1.132 2.348 107,42 Total 3.084 8.130 7.925 16.055

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Maluku Barat Daya, 2012

Wilayah administrasi di Pulau Kisar tersebar tidak merata disebabkan pola permukiman tersebar. Persebaran penduduk yang mengikuti pola jalan ini mengakibatkan nama desa tidak teratur. Penduduk dari daerah asal yang berpindah ke daerah lain karena pernikahan maupun peningkatan penghasilan (karena perpindahan ladang) tidak mengubah identitas daerah mereka seperti nama wilayah asal. Kebiasaan ini terdapat pada penduduk

Desa Wonreli dan penduduk Desa Lekloor.

Budaya masyarakat Kisar adalah patriarkhi, dimana kaum lelaki yang berpergian mencari nafkah, sementara kaum wanita tinggal di rumah mengurus keluarga dan menanam tanaman di pekarangan rumah untuk ketahanan pangan keluarga dan ternak (Sahusilawane, 2012).

b. Kebiasaan penduduk

Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, masyarakat membeli air pada penjual air selain menampung air hujan. Alasan beberapa warga yang tidak ingin mendaftar sebagai pelanggan PDAM adalah karena biaya penyambungan yang cukup mahal, kualitas air tidak baik, ataupun kontinuitas air yang tidak lancar.

Di Pulau Kisar banyak terdapat Sumur Gali. Masyarakat Pulau Kisar memiliki kebiasaan berkumpul sambil mencuci bersama di lokasi-lokasi sumur atau sekedar bertemu kenalan dan mengambil air sumur. Sumur- sumur di Pulau Kisar umumnya dibuat tanpa tutup pengaman dan pada salah satu sumur di Desa Wonreli yang terlihat berjarak sangat dekat dengan septiktank komunal seperti yang tampak dalam Gambar 18 ini.

WC darurat

Bak septiktank yang menempel pada konstruksi beton sumura.

Gambar 18. Sumur komunal untuk keperluan air bersih di Desa Wonreli

Dilihat dari sisi kualitas, satu-satunya sumber pencemaran air tanah adalah kebiasaan penduduk yang melakukan aktivitas mandi dan cuci di sekitar sumur, serta membuang sampah di sembarang tempat. Sampah plastik, kemasan sabun deterjen atau makanan kecil yang biasa dikonsumsi anak-anak terlihat bertebaran di beberapa lokasi sumur. Kebiasan membuang sampah sembarang tempat ini dilakukan mulai dari kaum manula hinga anak kecil seusia SD. Drainase pembuangan air limbah domestik juga belum merata di bangun di Pulau Kisar, dan di beberapa tempat kondisinya sudah tidak layak.

Gambar 19. Sampah disekitar lokasi sumur

c. Sarana kesehatan lingkungan

Sarana Air Bersih (SAB) yang telah terbangun di Pulau Kisar adalah: sistem non perpipaan, meliputi; Sumur Gali (SGL = 82 unit), dan

Penampungan Air Hujan (PAH = 1.146 unit) dan sistem perpipaan dari PDAM

Cabang Wonreli yang meliputi SambunganRumah (40 SR) dan Keran Umum

(15 KU). Sistem perpipaan hingga saat ini masih melayani Desa Wonreli.

Penampungan Air Hujan dibuat dalam bak-bak penampung yang umumnya terletak di pekarangan rumah warga. Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) belum diinspeksi,demikian pula dengan tempat sampah.

Tabel 9. Sarana Kesehatan Lingkungan

jumlah rumah jumlah SAB jumlah penduduk semi perpipaan D e s a KK permanen darurat SGL PAH permanen SR KU Lekloor 231 1.310 121 60 21 6 80

Oirata Barat 127 553 93 - 10 5 93

Oirata Timur 258 1.024 183 - 62 8 183

Abusur 158 787 121 31 - 3 91

Kota Lama 176 786 118 14 16 5 40

Wonreli 1.255 6,687 941 251 63 40 15 30 502 Nomaha 137 689 60 27 48 7 7

Purpura 86 442 34 30 22 10 30

Lebelau 374 2.157 341 37 19 8 120

Total 2.802 14.435 2.012 450 261 40 15 82 1.146 Sumber: Dinas Kesehatan Wonreli, 2011

d. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial

Fasilitas Umum (Fasum) yang dimaksud disini adalah Tempat-

Tempat Umum (TTU) yang terdapat di Pulau Kisar seperti hotel, pasar, salon,

masjid, gereja, sekolah dan rumah kost. Sedangkan Fasilitas Sosial (Fasos)

yang dimaksud adalah Tempat Penyediaan Makanan (TPM) yang meliputi;

depot air isi ulang, rumah makan, pedagang kaki lima, pedagang keliling dan

pabrik sederhana. Tabel 10. Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial (TTU dan TPM)

Tempat-tempat Umum Tempat Pengelola Makanan/Minuman D e s a rumah depot isi rumah pedagang pedagang pabrik hotel pasar salon masjid gereja sekolah kost ulang makan kaki lima keliling sederhana Lekloor 1 2

Oirata Barat 3 3 1

Oirata 2 2 1 Timur Abusur 1 1 4 1

Kota Lama 1 1 - - 4 2 2

Wonreli 4 1 6 4 18 13 3 10 4 5 1

Nomaha 3 3

Purpura 1 1

Lebelau 3 3

Total 4 1 8 1 18 36 17 3 14 6 5 2 Sumber: Dinas Kesehatan Wonreli, 2011 10. Aspek Ekonomi dan Keuangan a. Perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk

Mata pencaharian pokok penduduk Pulau Kisar adalah petani,

PNS/TNI/Polri, peternak, wiraswasta (usaha perdagangan, jasa katering, dan lainnya). Sejak pemekaran wilayah pada tahun 2008, peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat signifikan hanya dalam waktu 2 (dua) tahun, yaitu keluarga prasejahtera tahun 2008 berjumlah sekitar 1.510 KK mengalami penurunan sebesar 53% di tahun 2010, sedangkan keluarga sejahtera III tahun 2008 sebanyak sekitar 187 KK meningkat 78,31% di tahun

2010 menjadi ± 862 KK. Keluarga sejahtera III+ yang pada tahun 2008 sebanyak 68 KK meningkat pada tahun tahun 2010 sebesar 91,20% (BPS,

2011).

Dari data di atas dapat terlihat bahwa secara finansial, masyarakat

Kecamatan PP Terselatan pada umumnya dan Pulau Kisar pada khususnya, utamanya kalangan menengah ke atas, mampu meningkatkan Pendapatan

Daerah Regional Bruto (PDRB). Hanya keterbatasan sarana dan prasarana yang memadai menjadi salah satu faktor yang membuat masyarakat kelas menengah ke atas membelanjakan dananya ke luar Pulau Kisar untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Gambar 20. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Pulau-Pulau Terselatan sejak pemekaran pada tahun 2008 (Sumber: PP Terselatan Dalam Angka, 2011)

Sejak tahun 2008 pula perkembangan fisik Pulau Kisar meningkat drastis dengan tumbuhnya pusat-pusat keramaian dan perekonomian baru di

Desa Wonreli dan Kota Lama yang hingga saat ini masih menjadi Pusat

Kegiatan Pemerintahan dan Perekonomian Kabupaten Maluku Barat Daya.

Hingga saat ini produk olahan dari jeruk Kisar selain sebagai buah yang langsung dikonsumsi adalah selai jeruk tapi masih berskala individual tergantung kreatifitas masing-masing anggota keluarga. Umumnya teknis budidaya budidaya tanaman jeruk Kisar oleh petani adalah masih secara tradisional yaitu dengan menggunakan biji. Biji tidak disemai lagi akan tetapi setelah selesai makan daging buahnya kemudian biji dibuang diatas tanah, baik disekitar rumah maupun pada kebun. Biji tersebut akan tumbuh secara alami. Kemudian dibiarkan tumbuh sampai berproduksi, tanpa adanya perlakuan khusus.

b. Ketersediaan infrastuktur

Logistik di Pulau Kisar masih terkendala masalah infrastruktur transportasi yang terbatas hingga menjadikan pulau ini seolah terisolasi.

Infrastruktur transportasi, bandar udara yang tersedia adalah Bandar udara perintis untuk pesawat terbang jenis Casa 212 berkapasitas 18 penumpang dengan maksimal bagasi adalah 10 kg per-penumpang. Pesawat lainnya adalah milik maskapai Susi Air yang disewa oleh Perusahaan Pertambangan yang terletak di Pulau Wetar. Susi Air berkapasitas 4 orang, tapi tidak melayani penerbangan komersial. Untuk harga tiket pesawat Merpati

Nusantara Airlines, berkisar antara Rp. 1.200.000,00 Rp. 1.500.000,00, sedangkan tiket subsidi pemerintah untuk masyarakat adalah Rp.

300.000,00 Rp. 600.000,00. Jadwal pesawat tidak menentu, tergantung ketersediaan bahan bakar Avtur yang tersedia di Pulau Kisar.

Untuk pelabuhan kapal dapat memuat kapal dan kapal barang, namun karena gelombang di Laut Banda sering tinggi utamanya pada bulan- bulan Januari Maret, Mei Juli dan Oktober November, maka jadwal kapal tidak menentu. Untuk infrastruktur telekomunikasi dan komunikasi, selain memakai internet satelit, menara BTS penyedia jasa layanan Telekomunikasi yang baru tersedia hanya milik PT. Telkomsel. Warga sering kesulitan berkomunikasi menggunakan telepon genggam, namun jika sambungan panggilan dilakukan oleh warga di dalam Pulau Kisar komunikasi cukup lancar. Di beberapa tempat yang terletak di kaki lembah sinyal jaringan telepon sulit diperoleh. Keterbatasan sarana dan prasarana penunjang lain seperti komunikasi, telekomunikasi, automatic machine teller (ATM) juga menjadi penyebab keterbatasan logistik di Pulau Kisar.

c. Kesediaan membayar (WTP) dan kemampuan membayar (ATP)

Dari Survey Kebutuhan Nyata diperoleh bahwa keinginan responden yang mewakili masyarakat di Pulau Kisar untuk memperoleh layanan perpipaan dari PDAM dan kesediaan membayar iuran bulanan cukup besar.

Sekitar 80% dari responden bersedia dan ingin memperoleh layanan PDAM, sisanya (20%) tidak bersedia. Sebagian besar ketidak-sediaan lebih disebabkan oleh rasa tidak puas dan apatis karena; (a). biaya penyambungan maupun iuran dianggap terlalu mahal, (b). kualitas air tidak baik, (c). air sering mati dan tidak selalu tersedia, maupun ketiganya (a-c).

Walaupun sekitar 17,72 % responden menyatakan tidak bersedia mendapatkan layanan PDAM, namun jika memang layanan telah tersedia, maka sebagian besar responden tetap memilih mendapatkan Sambungan

Rumah (SR) di setiap keluarga (74,68 %). Sekitar 12,03 % memilih

Keran/Hidran Umum (KU/HU), 5,06 % memilih Sambungan Halaman (SH),

6,33 % memilih Terminal Air (TA), sedangkan sekitar 1,90 % memilih lain- lain. Maksud dari lain-lain ini adalah responden merasa masih nyaman mengambil sendiri dari sumur gali yang telah tersedia, ataupun membeli dari penjual air.

Tabel 11. Kesediaan mendapatkan layanan perpipaan dari PDAM Kesediaan Wilayah Sampel mendapatkan jumlah sambungan rumah dari (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha PDAM dan membayar biaya sambungan dan N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % iuran bulanan Ya 63 84,00 9 81,82 7 70,00 8 100,00 8 88,89 12 92,31 4 80,00 12 60,00 7 100,00 130 82,28 Tidak 12 16,00 2 18,18 3 30,00 0 0,00 1 11,11 1 7,69 1 20,00 8 40,00 0 0,00 28 17,72 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012

Tabel 12. Pemilihan layanan air bersih Wilayah Sampel jenis sambungan yang jumlah (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha dipilih N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % Sambungan Rumah 63 84,00 10 90,91 7 70,00 4 50,00 6 66,67 6 46,15 2 40,00 15 75,00 5 71,43 118 74,68 Keran/Hidran Umum 8 10,67 0 0,00 2 20,00 2 25,00 2 22,22 1 7,69 1 20,00 2 10,00 1 14,29 19 12,03 Sambungan Halaman 3 4,00 0 0,00 0 0,00 1 12,50 0 0,00 1 7,69 1 20,00 2 10,00 0 0,00 8 5,06 Terminal Air 0 0,00 1 9,09 1 10,00 1 12,50 1 11,11 3 23,08 1 20,00 1 5,00 1 14,29 10 6,33 Lain-lain 1 1,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 15,38 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 1,90 75 100 11 100 10 100 8 100 9 100 13 100 5 100 20 100 7 100 158 100

Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Rentang kemampuan pelanggan dalam membayar jasa layanan air bersih berkisar dari Rp. 5.000,00 hingga Rp. 500.000,00 perbulan. Dari grafik dapat terlihat bahwa kemampuan membayar jasa layanan dan iuran bulanan

(ATP) lebih besar daripada kesediaan untuk membayar jasa (WTP).

Gambar 21. Grafik posisi ATP terhadap WTP (sumber: Hasil olah data, 2012) Tabel 13. Perbandingan Kemampuan Membayar Jasa Layanan Air Bersih PDAM (ATP) terhadap Kesediaan Membayar Jasa (WTP)

Wilayah Sampel jumlah ATP dan WTP (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha

N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % ATP < WTP 37 49,33 5 45,45 3 30,00 3 37,50 3 33,33 6 46,15 1 20,00 12 60,00 4 57,14 74 46,84 ATP > WTP 38 50,67 6 54,55 7 70,00 5 62,50 6 66,67 7 53,85 4 80,00 8 40,00 3 42,86 84 53,16 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Di Desa Wonreli ada sekitar 75 responden, 38 orang (50,67 %) menyatakan kemampuan membayar jasa layanan air bersih PDAM lebih besar daripada kesediaan membayar jasa. Demikian juga di Lekloor, sekitar

6 (enam) dari 11 responden (54,55%) menyatakan kemampuan dalam membayar jasa lebih besar daripada kesediaan mereka membayar jasa.

Pernyataan bahwa kemampuan membayar jasa lebih besar daripada kesediaan membayar mereka dari kedua desa sebelumnya juga diikuti oleh 6

(enam) responden dari Desa Abusur (66,67 %), 5 (lima) orang dari Desa

Oirata Barat (62,50%), 7 (tujuh) responden dari Desa Oirata Timur (53,85 %), dan 4 (empat) orang dari Desa Purpura (80,00 %). Terkecuali Desa Abusur, lokasi keempat desa lainnya cukup mudah dijangkau oleh penjual air dan lokasi sumur gali cukup banyak. Khusus Desa Wonreli telah terlayani oleh

PDAM, dan Desa Abusur terletak berdekatan dengan Desa Wonreli sebagai pusat keramaian dan ibukota kabupaten sementara. Di Desa Purpura terdapat teknologi panel surya yang berfungsi memompa air naik dari sumur di kaki bukit ke tempat penampungan yang berada di puncak bukit. Lokasi panel surya dijaga khusus oleh warga sekitar secara bergantian dan di jalan masuk terdapat portal penghalang kendaraan.

Responden desa lainnya menyatakan keinginan yang lebih besar untuk membayar jasa layanan air bersih oleh PDAM dibanding kemampuan mereka. Ada 12 orang dari Desa Lebelau (60,00 %) dan 4 (empat) responden dari Desa Nomaha (57,14 %). 11. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan menjadi pertimbangan untuk keberlanjutan pengoperasian penyediaan pelayanan air bersih meliputi:

a. Lembaga Pengelola Air Bersih Berbasis Masyarakat

Hingga saat ini, Lembaga Pengelola Air Bersih Berbasis Masyarakat di Pulau Kisar belum dibentuk, walaupun Badan Usaha Milik Desa (BUMD) telah ada. BUMD yang telah dibentuk belum menangani masalah air bersih dan pengelolaannya.

b. Lembaga Pengelola Air Bersih milik Pemerintah (PDAM)

Untuk saat ini di Pulau Kisar Lembaga Pengelola Air Bersih milik pemerintah satu-satunya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Dharma yang masih melayani Desa Wonreli. Pihak swasta, seperti toko, terbatas mendistribusikan air yang diambil dari sumur-sumur gali dan menjualnya kembali ke masyarakat.

9) Kualitas air PDAM

Kualitas air PDAM dinyatakan cukup bersih dan memenuhi syarat sehingga layak dikonsumsi masyarakat (Pemeriksaan Laboratorium BTKL-PP

Kelas I Makassar, 2012). Tabel 14. Hasil Uji Kualitas Air PDAM Tirta Dharma Wonreli

Batas Parameter Satuan Hasil Pengujian maksimum yang No diperbolehkan A Fisika 1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau 2 Kekeruhan Skala NTU 0,72 25 3 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa 0 Suhu Udara ± 4 Suhu* C +1 0 3 C 5 Zat Padat Terlarut (TDS) mg/L 441 1.500 B Kimia 1 Kesadahan (CaCO3) mg/L 272,51 500 2 Klorida (Cl) mg/L 61,40 600 3 Besi (Fe) mg/L 0,0322 1,0 4 Nikel (Ni) mg/L < 0,0263 (-) 5 Nitrat (NO3-N) mg/L 1,30 10 6 Nitrit (NO2-N) mg/L 0,021 1,0 7 Fluorida (F) mg/L < 0,032 1,5 8 Mangan (Mn) mg/L < 0,0263 0,5 9 pH* - 7,33 6,5 – 9,0 10 Seng (Zn) mg/L 0,0758 15 11 Zat organic (KMnO4) mg/L 1,37 10 Sumber: BTKL-PP Kelas I Makassar, 2012

10) Kuantitas air PDAM

Pelanggan PDAM Tirta Dharma hingga saat ini tercatat sebanyak 134

Kepala keluarga (KK) yang bermukim di Desa Wonreli. Secara kuantitas, air bersih yang diproduksi oleh PDAM masih jauh dari mencukupi untuk pelayanan Pulau Kisar. Sampai saat ini penduduk Pulau Kisar masih terlayani dengan adanya Sumur Gali (SGL), Penampungan Air Hujan (PAH) dan penjualan air per-rate dari PEMDA dan toko-toko setempat.

11) Kontinuitas air PDAM

Kontinuitas aliran sistem distribusi air bersih PDAM yang ada sekarang ini dirasakan belum memuaskan karena air belum mengalir selama

24 jam penuh. Kontinuitas aliran yang ada rata-rata baru mencapai 6 12 jam perhari. Kondisi ini disebabkan oleh sering rusaknya peralatan yang ada dan masih tingginya tingkat ketergantungan terhadap PLN yang mempengaruhi terhadap daya beli listrik.Jika dilakukan pengaliran air selama 24 jam penuh, maka PDAM akan terkena beban puncak sedangkan jumlah pelanggan yang ada dinilai belum mencukupi untuk dilakukan pengaliran selama 24 jam penuh. Hal ini sangat mempengaruhi dalam proses operasional PDAM dikarenakan PDAM memiliki keterbatasan dari segi biaya operasional.

Untuk pemesanan air kepada penjual air, penduduk setempat harus memesan sekitar 1 - 2 hari sebelum persediaan air domestik rumah tangga benar-benar habis karena faktor banyaknya pemesan, faktor jarak dan keterbatasan prasarana pengangkutan oleh penjual.

12) Cakupan pelayanan

Sistem jaringan distribusi air bersih milik PDAM yang ada saat ini masih mengikuti pola jaringan jalan, sehingga wilayah-wilayah yang memiliki akses atau berada dekat dengan jaringan jalan utama saja yang terlayani oleh air bersih PDAM, seperti Desa Wonreli. Cakupan pelayanan baru cukup untuk Desa Wonreli baru sebesar

10,68 % SR dan 1,20% KU atau hanya sebesar 4,78% SR dan 0,54% KU untuk seluruh Pulau Kisar. Penduduk yang tidak terlayani oleh jaringan air bersih milik PDAM yaitu sebesar 13.667 jiwa atau 94,68% dari jumlah penduduk dan kalangan ini menggunakan air sumur bor, menampung air hujan atau membeli air dari penjual air untuk dijadikan sebagai sumber air bersih.

Gambar 22. Wilayah cakupan pelayanan sambungan rumah (SR) PDAM Tirta Dharma Wonreli c. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di Pulau Kisar terbilang cukup potensial dengan kembalinya para putra dan putri daerah yang telah mengecap pendidikan setara SLTA hingga Pascasarjana di luar Pulau Kisar untuk membangun kampung halaman keluarga mereka. Sedangkan keahlian berdagang/berniaga umumnya dikuasai kaum pendatang dari Pulau Jawa dan Sulawesi. Keberadaan PNPM Mandiri cukup membantu masyarakat dengan membuat sumur bor dan bak atau tangki-tangki penampungan air, namun program PNPM sendiri telah berakhir pada tahun 2010 dan menyerahkan hasil pembangunan ke tangan masyarakat.

Dalam satu kasus, dari laporan warga dan peninjauan langsung, terlihat sumur bor yang pompanya telah rusak akibat ulah tidak bertanggungjawab oknum tertentu di Dusun Kioumanumere Desa Wonreli sehingga mengakibatkan masyarakat sekitar tidak memperoleh air dari sumber tersebut sejak 6 (enam) bulan yang lalu.

Gambar 23. Sumur bor dan Hidran Umum (HU) yang dibangun dari Program PNPM Mandiri yang rusak di dusun Kioumanumere Desa Wonreli

d. Standardisasi

Pulau Kisar termasuk pulau terdepan Indonesia, sehingga pembangunan dan pengembangan di Pulau Kisar berpijak pada pembangunan kepulauan sesuai Peraturan Presiden Negara Republik

Indonesia No. 78/2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar.

Strategi pembangunan dan pengembangan daerah Pemerintah

Propinsi Maluku kepulauan adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan konsep “Satuan Gugus Pulau”. Untuk mengembangkan sistem perekonomian pada masing-masing gugus pulau, dikembangkan beberapa wilayah yang berfungsi sebagai “pintu-pintu keluar”. Wilayah pintu keluar tersebut diupayakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, ekaligus pusat pelayanan publik, pusat perdagangan serta lalu-lintas barang dan jasa. Pulau

Kisar termasuk dalam Gugus XII. F. Karakteristik Lokasi Penelitian

1. Karakteristik Klaster Wilayah Penelitian

Lokasi penelitian diarahkan ke seluruh wilayah Pulau Kisar. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster, peneliti membagi wilayah penelitian/wilayah sampel sesuai wilayah administrasi, yaitu 9 desa.

Pembagian ini diambil berdasarkan karakteristik pembagian wilayah administrasi di Pulau Kisar sendiri yang bersifat menyebar, dimana setiap anggota keluarga yang keluar dari desa asal dan membangun rumah di desa lain akan tetap menyebut mereka orang desa asal, dan mempertahankan adat istiadat desa asal mereka.

Sampel yang diambil adalah sampel acak (random sampling atau probability sampling) dengan teknik sampel Cluster Sampling (Area

Sampling) dalam bentuk unit terkecil yaitu Primary Sampling Unit (PSU) yang dilakukan dengan mengelompokkan per-Desa (batas-batas administrasi

Pulau Kisar). Wilayah penelitian terbagi atas 9 wilayah sampel berdasarkan wilayah administrasi Pulau Kisar, yaitu; Desa Wonreli (kode sampel: 1), Desa

Lekloor (2), Desa Kota Lama (3), Desa Oirata Barat (4), Desa Abusur (5),

Desa Oirata Timur (6), Desa Purpura (7), Desa Lebelau (8) dan Desa

Nomaha (9).

Gambar 24. Pembagian Klaster Wilayah Penelitian

2. Karakteristik Responden a) Tingkat pendidikan responden

Tingkat pendidikan responden merupakan salah satu karakteristik suatu lingkungan permukiman, dimana tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator status sosial seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin bagus gambaran yang diberikan terhadap kondisi dan kebutuhan prasarana air bersih dan semakin sehat lingkungan permukimannnya. Tabel 15. Tingkat Pendidikan Responden Pulau Kisar

Wilayah Sampel jumlah Pendidikan (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha

N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % SD 7 9,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 23,08 0 0,00 3 15,00 0 0,00 13 8,23 SMP 7 9,33 1 9,09 0 0,00 2 25,00 0 0,00 0 0,00 1 20,00 5 25,00 1 14,29 17 10,76 SMA/Sederajat 36 48,00 5 45,45 6 60,00 4 50,00 2 22,22 4 30,77 4 80,00 10 50,00 4 57,14 75 47,47 D1 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 11,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,63 D3 4 5,33 0 0,00 0 0,00 1 12,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 3,16 S1 20 26,67 5 45,45 3 30,00 1 12,50 5 55,56 6 46,15 0 0,00 2 10,00 2 28,57 44 27,85 S2 1 1,33 0 0,00 1 10,00 0 0,00 1 11,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 1,90 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survei, 2012 Tingkat pendidikan pada Tabel 15 menggambarkan tingkat pendidikan tertinggi di Pulau Kisar masih berada pada tamatan Sekolah

Menengah Atas/sederajat (SMA) dengan persentase sebanyak 47,47 %, menyusul Sarjana Strata-Satu (S1) sebanyak 27,85 %, dan sisanya terbagi atas tamatan Sekolah Dasar/SD (8,23 %), Sekolah Menengah Pertama/SMP

(10,76 %), Diploma Satu/D1(0,63 %), Diploma Tiga/D3 (3,16 %) dan Sarjana

Strata-Dua/S2 (1,90 %).

b) Tingkat pekerjaan responden

Tingkat pekerjaan responden terdapat pekerjaan formal dan non- formal. Pekerjaan responden ini menunjukkan dasar petimbangan responden dalam memilih tempat tinggal (tempat tinggal sesuai pekerjaan). Tabel 16. Tingkat Pekerjaan Responden Pulau Kisar

Wilayah Sampel jumlah Pekerjaan (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha

N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % PNS 24 32,00 4 36,36 5 50,00 1 12,50 5 55,56 2 15,38 1 0,00 2 1,00 2 28,57 46 29,11 Pegawai Swasta 5 6,67 1 9,09 2 20,00 0 0,00 1 11,11 4 30,77 0 0,00 1 0,00 3 42,86 17 10,76 TNI/Polri 3 4,00 1 9,09 0 0,00 1 12,50 0 0,00 1 7,69 0 0,00 0 1,00 0 0,00 6 3,80 Pedagang Kecil 3 4,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 15,38 0 1,00 1 1,00 0 0,00 6 3,80 Pedagang 2 2,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,00 1 0,00 1 14,29 5 3,16 Nelayan Pemilik 1 1,33 1 9,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2 1,27 Buruh Nelayan 1 1,33 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 7,69 0 1,00 0 1,00 1 14,29 3 1,90 Buruh Petani/Gembala 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 12,50 0 0,00 1 7,69 1 2,00 1 7,00 0 0,00 4 2,53 Petani/Peternak Pemilik 15 20,00 0 0,00 0 0,00 2 25,00 0 0,00 1 7,69 2 0,00 7 7,00 0 0,00 27 17,09 Lain-lain 21 28,00 4 36,36 3 30,00 3 37,50 3 33,33 1 7,69 0 0,00 7 1,00 0 0,00 42 26,58 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 4,00 20 19,00 7 100,00 158 100,00

Sumber: Hasil Olah Data Survei, 2012 Berdasarkan hasil survey, pekerjaan responden didominasi oleh

Pegawai Negeri Swasta (PNS) yaitu sebanyak 46 orang (29,11%).

Profesi terbanyak kedua adalah lain-lain (26,58%) terdiri dari beragam

pekerjaan, mulai dari ibu rumah tangga biasa, pensiunan, hingga

penduduk sementara yang datang hanya untuk jangka waktu singkat di

Pulau Kisar (27 orang). Sisanya terdiri dari Petani/Peternak Pemilik

(17,09%), TNI/Polri (3,80%), Pegawai Swasta (10,76%), Pedagang Kecil

(3,80%), Pedagang (3,16%), Nelayan Pemilik (1,27%), Buruh Nelayan

(1,90%), Buruh Petani/Gembala (2,53%).

c) Tingkat Pemakaian Air Harian Responden

Total pemakaian air harian diperoleh dari informasi kuantitas air

sekali pembelian yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu, dibagi

jumlah anggota keluarga responden di Pulau Kisar.

Tabel 17. Pemakaian Air Harian Tiap Desa

No Desa Total anggota keluarga responden Pemakaian Air Harian (liter/hari)

1 Wonreli 397 18.436,61 2 Lekloor 60 3.325,71 3 Kota Lama 48 2.638,10 4 Oirata Barat 36 2.215,48 5 Abusur 53 2.440,48 6 Oirata Timur 54 3.294,05 7 Purpura 32 1.083,33 8 Lebelau 116 4.649,76 9 Nomaha 37 1.855,95 TOTAL 833 39.939,46 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012

Sehingga jika pemakaian air harian dibagi rata untuk total lingkup

responden dan keluarganya diperoleh 47,95 liter/orang/hari. Dari

Pedoman SPM Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

No.534/KPTS/M/2001, kondisi ini memenuhi syarat tingkat pelayanan

untuk utilitas air bersih lingkungan perumahan yang mensyaratkan 30 –

50 liter/orang/hari.

d) Kondisi dan Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal

Kondisi bangunan tempat tinggal dapat menggambarkan kemampuan

ekonomi responden, namun status kepemilikan bangunan juga perlu

diperhatikan. Kondisi bangunan berkaitan juga dengan kelengkapan

prasarana air bersih dalam tiap rumah tangga. Tabel 18. Kondisi Bangunan Tempat Tinggal

Wilayah Sampel Kondisi bangunan yang Jumlah (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata Barat (5) Abusur (6) Oirata Timur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha ditempati N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % Permanen 45 60,00 9 81,82 6 60,00 2 25,00 8 88,89 11 84,62 4 80,00 15 75,00 4 57,14 104 65,82 Semi Permanen 26 34,67 1 9,09 3 30,00 6 75,00 1 11,11 2 15,38 0 0,00 5 25,00 3 42,86 47 29,75 Darurat 4 5,33 1 9,09 1 10,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 20,00 0 0,00 0 0,00 7 4,43 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012

Tabel 19. Status Kepemilikan Bangunan Wilayah Sampel Status kepemilikan (4) Oirata Jumlah bangunan yang (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (5) Abusur (6) Oirata Timur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha Barat ditempati N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % Milik sendiri 49 65,33 6 54,55 6 60,00 4 50,00 8 88,89 12 92,31 5 100,00 19 95,00 6 85,71 115 74,19

Menumpang 8 10,67 2 18,18 0 0,00 1 12,50 0 0,00 1 7,69 0 0,00 1 5,00 1 14,29 14 9,03 Sewa bulanan 2 2,67 1 9,09 1 10,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 4 2,58 Kontrak 10 13,33 0 0,00 2 20,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 12 7,74 Rumah adat 0 0,00 0 0,00 1 10,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 0,65 Rumah dinas 6 8,00 2 18,18 0 0,00 0 0,00 1 11,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 9 5,81

Lain-lain 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00

TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 5 62,50 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 155 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Kondisi bangunan tempat tinggal adalah 65,82% menempati rumah permanen yang dapat diasumsikan telah memiliki sarana air air bersih yang memadai, 29,75 % menempati rumah semi permanen yang dapat diasumsikan telah memiliki sarana air bersih kurang memadai, dan 4,43% menempati bangunan darurat (gubuk), dengan sarana air bersih seadanya. Sedangkan dari status kepemilikan, 74,19 % adalah milik sendiri, sisanya menumpang (9,03 %), sewa bulanan (2,58%), kontrak

(7,74%), rumah adat (0,65%), dan rumah dinas (5,81%).

e) Tingkat Penghasilan Responden

Tingkat penghasilan menunjukkan taraf ekonomi responden. Tingkat penghasilan terbesar adalah di atas Rp. 2.000.000,00 (30,38%) yang kebanyakan berprofesi Pegawai Negeri Sipil. Kemudian diikuti dengan level Rp. 100.000,00 – Rp. 400.000,00 (22,78%) dan Rp.400.000,00 –

Rp. 800.000,00 (17,09%). Sisanya adalah penghasilan yang dalam kisaran Rp. 1.600.000,00 – Rp. 2.000.000,00 (12,03%) dan taraf yang sama pada penghasilan Rp. 800.000,00 – Rp. 1.200.000,00 dengan Rp.

1.200.000,00 – Rp. 1.600.000,00 yang menunjukkan level 8,86%.

Kebanyakan yang mengisi penghasilan Rp. 100.000,00 – Rp.

400.000,00 adalah petani atau honorer PNS. Umumnya keluarga di

Pulau Kisar tidak terlalu membelanjakan penghasilan mereka untuk bahan pangan karena rata-rata tiap rumah memiliki pekarangan untuk bercocok tanam (Sahusilawane, 2012), sehingga dapat diasumsikan kebutuhan pangan keluarga terpenuhi dengan sendirinya. Tabel 20. Penghasilan Bulanan Responden

Wilayah Sampel (3) Kota (4) Oirata (6) Oirata (9) Jumlah Penghasilan (1) Wonreli (2) Lekloor (5) Abusur (7) Purpura (8) Lebelau Lama Barat Timur Nomaha N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % Rp. 100.000,00 - 18 24,00 1 9,09 0 0,00 2 25,00 0 0,00 3 23,08 2 40,00 10 50,00 0 0,00 36 22,78 Rp. 400.000,00 Rp. 400.000,00 - 15 20,00 0 0,00 2 20,00 0 0,00 1 11,11 2 15,38 1 20,00 4 20,00 2 28,57 27 17,09 Rp. 800.000,00 Rp. 800.000,00 - 10 13,33 1 9,09 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 15,00 0 0,00 14 8,86 Rp. 1.200.000,00 Rp. 1.200.000,00 - 7 9,33 1 9,09 2 20,00 3 37,50 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 14,29 14 8,86 Rp. 1.600.000,00 Rp. 1.600.000,00 - 9 12,00 3 27,27 0 0,00 2 25,00 2 22,22 0 0,00 1 20,00 1 5,00 1 14,29 19 12,03 Rp. 2.000.000,00 > Rp. 2.000.000,00 16 21,33 5 45,45 6 60,00 1 12,50 6 66,67 8 61,54 1 20,00 2 10,00 3 42,86 48 30,38 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data, 2012 f) Sumber Air Bersih untuk Minum

Sumber air bersih untuk minum diperoleh dari sumur gali, penampungan air hujan, layanan PDAM dan lain-lain. Yang dimaksud dengan lain-lain disini adalah bermacam cara yang dilakukan responden untuk memenuhi kebutuhan air minumnya. Beberapa responden menyatakan sering membeli air mineral kemasan di toko yang harganya cukup mahal tapi kebersihannya terjamin, ada juga yang memasak air dibeli dari penjual air, walaupun sumber air para penjual diketahui juga berasal dari sumur-sumur gali yang tersebar di seluruh Pulau Kisar dan dari embung Keitaru. Tabel 21. Sumber Air Bersih untuk Minum

Wilayah Sampel Sumber air (9) Jumlah (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (4) Oirata B (5) Abusur (6) Oirata T (7) Purpura (8) Lebelau untuk minum Nomaha

N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % sumur 47 62,67 8 72,73 6 60,00 4 50,00 1 11,11 9 69,23 2 40,00 9 45,00 3 42,86 89 56,33 air hujan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 12,50 0 0,00 3 23,08 0 0,00 11 55,00 0 0,00 15 9,49 PDAM 20 26,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 20 12,66 lain-lain 8 10,67 3 27,27 4 40,00 3 37,50 8 88,89 1 7,69 3 60,00 0 0,00 4 57,14 34 21,52 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa sumber air bersih untuk minum paling banyak diperoleh dari sumur gali (56,33%), dan dari pembelian air bersih (lain-lain; 21,52%). Bahkan di Desa Abusur, tingkat sumber air untuk minum dari pembelian air (88,89%) melampaui sumber air untuk minum dari sumur (11,11%). Ini disebabkan letak permukiman di Desa

Abusur rata-rata berada di ketinggian, dan tidak ada sumur gali yang dibangun disitu. Responden yang menyatakan sumber air adalah sumur umumnya adalah penduduk yang tinggal di perbatasan Desa Abusur dan dekat dari lokasi sumur di desa lain. Di Desa Lebelau yang juga terletak di ketinggian, terlihat pemanfaatan air hujan cukup besar sebagai sumber air minum (55,00%), perbedaannya cukup tipis dengan sumur sebagai sumber air minum (45,00%). Mengkonsumsi air hujan sebagai air minum dalam waktu lama cukup berbahaya untuk kesehatan karena kandungan mineralnya yang rendah. Sementara penerima manfaat layanan PDAM hanya berasal dari Desa Wonreli, itupun hanya 26,67% (20 orang) saja dari total responden 75 orang.

g) Sumber Air Bersih untuk Mandi dan Cuci

Sumber air bersih untuk mandi dan cuci juga diperoleh dari sumur gali, penampungan air hujan, layanan PDAM dan lain-lain. Cuci yang dimaksud adalah cuci pakaian, cuci kendaraan dan perabot rumah tangga. Tabel 22. Sumber Air Bersih untuk Mandi dan Cuci

Wilayah Sampel Sumber air (4) Oirata (6) Oirata Jumlah untuk mandi (1) Wonreli (2) Lekloor (3) Kota Lama (5) Abusur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha Barat Timur dan cuci N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % sumur 46 61,33 9 81,82 6 60,00 4 50,00 0 0,00 9 69,23 2 40,00 8 40,00 3 42,86 87 55,06 air hujan 8 10,67 0 0,00 3 30,00 3 37,50 6 66,67 3 23,08 1 20,00 12 60,00 3 42,86 36 22,78 PDAM 17 22,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 17 10,76 lain-lain 4 5,33 2 18,18 1 10,00 1 12,50 3 33,33 1 7,69 2 40,00 0 0,00 1 14,29 18 11,39 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa sumur masih menjadi sumber air terbesar untuk keperluan mandi dan cuci (55,06%) diikuti pemanfaatan air hujan (22,78%). Di Desa Lebelau bahkan pemanfaatan air hujan

(60,00%) untuk keperluan mandi dan cuci lebih besar dibanding pemanfaatan air sumur (40,00%).

Di Desa Abusur yang tidak mempunyai sumur gali, sekitar 66,67% responden memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih untuk keperluan mandi dan cuci. Dari tingkat penghasilan (Tabel 20), kondisi bangunan (Tabel 18) dan status kepemilikan (Tabel 19), responden dari

Desa Abusur dapat terlihat berada pada tingkat yang cukup tinggi, sehingga dapat diasumsikan rata-rata responden sudah memiliki kamar mandi sendiri di tiap rumah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya keperluan cuci yang dilakukan di sumur terdekat dari Desa Abusur, baik itu keperluan cuci pakaian, kendaraan maupun perabot rumah tangga.

h) Sumber Air Bersih untuk Masak

Sumber air bersih untuk masak pun diperoleh dari sumur gali, penampungan air hujan, layanan PDAM dan lain-lain. Masak termasuk air untuk masakan dan untuk mencuci bahan makanan.

Tabel 23. Sumber Air Bersih untuk Masak

Wilayah Sampel Sumber air (3) Kota (4) Oirata Jumlah (1) Wonreli (2) Lekloor (5) Abusur (6) Oirata Timur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha untuk masak Lama Barat

N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % sumur 41 54,67 8 72,73 6 60,00 4 50,00 0 0,00 11 84,62 2 40,00 7 35,00 3 42,86 82 51,90 air hujan 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 12,50 0 0,00 1 7,69 0 0,00 11 55,00 0 0,00 13 8,23 PDAM 18 24,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 18 11,39 lain-lain 16 21,33 3 27,27 4 40,00 3 37,50 9 100,00 1 7,69 3 60,00 2 10,00 4 57,14 45 28,48 TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Dari Tabel 23 dapat terlihat bahwa sumur masih menjadi sumber air bersih untuk masak rata-rata keluarga di Pulau Kisar yang diwakili oleh jawaban responden. Peringkat pertama adalah sumur (56,33%), kedua adalah lain-lain (misalnya membeli air di penjual) sebesar 21,52%, kemudian PDAM yang tentunya hanya dirasakan oleh penduduk Desa

Wonreli (12,66%), sedangkan sisanya adalah pemanfaatan air hujan sebesar 9,49% untuk keperluan masak.

i) Tingkat Kepuasan Terhadap Sumber Air Bersih yang Dipakai

Kepuasan terhadap sumber air bersih yang telah ada sangat berpengaruh terhadap pengembangan sarana dan prasarana air bersih di masa depan. Dari mengetahui tingkat kepuasan masyarakat ini dapat dilihat gambaran mengenai akses dan kondisi prasarana air bersih yang telah ada.

Tingkat kepuasan dapat terlihat dari jawaban yang pilihan berganda yaitu; (a). sudah dan mudah memperolehnya, (b). sudah tapi sulit memperolehnya, dan (c). belum. Pada bagian (c). jawaban belum kembali digali dengan menanyakan alasan untuk dikemukakan oleh responden. Tabel 24. Tingkat Kepuasan terhadap Sumber Air Bersih yang Dipakai

Wilayah Sampel Kepuasan terhadap (3) Kota (4) Oirata (6) Oirata Jumlah sumber air yang (1) Wonreli (2) Lekloor (5) Abusur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha Lama Barat Timur dipakai N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % sudah dan mudah 15 20,00 10 90,91 3 30,00 2 25,00 4 44,44 5 38,46 2 40,00 10 50,00 2 28,57 53 33,54 memperolehnya sudah tapi sulit 34 45,33 0 0,00 1 10,00 3 37,50 2 22,22 6 46,15 1 20,00 7 35,00 3 42,86 57 36,08 memperolehnya belum 26 34,67 1 9,09 6 60,00 3 37,50 3 33,33 2 15,38 2 40,00 3 15,00 2 28,57 48 30,38

TOTAL 75 100,00 11 100,00 10 100,00 8 100,00 9 100,00 13 100,00 5 100,00 20 100,00 7 100,00 158 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Dari Tabel 24 dapat dilihat bahwa di Desa Wonreli ada 57 orang

(36,08%) yang menyatakan kepuasannya terhadap sumber air bersih yang telah ada meskipun sulit diperoleh, 48 orang (30,38%) menyatakan belum puas dan 53 orang (33,54%) yang menyatakan puas. Dari 48 orang yang belum puas;3 orang (6,25%) menyatakan bahwa sumber air dari prasarana yang telah ada (PDAM, sumur dan penampungan air hujan) belum cukup untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih sehari- hari sehingga keluarganya masih bergantung pada pembelian air dari penjual air, 5 orang (10,42%) menyatakan sumber air yang ada berkapur

(tidak bersih/kotor/tidak higienis), 6 orang (12,50%) menyatakan masih kurangnya air bersih utamanya pada musim kemarau di mana air dalam sumur-sumur gali yang tersedia surut sementara air dari PDAM tidak lancar, 13 orang (27,08%) menyatakan karena sumber air bersih yang telah ada dirasakan masih belum ekonomis, 10 orang (20,83%) menyatakan sumber air yang telah ada jauh untuk dicapai dari rumah mereka sehingga tidak praktis, dan 11 orang (22,92%) tidak menyertakan alasan mengapa mereka belum puas terhadap sumber air yang dipakai selama ini.

Tabel 25. Alasan Ketidakpuasan (Belum Puas) terhadap Sumber Air Bersih yang Dipakai

Alasan Wilayah Sampel ketidakpuasan (3) Kota (4) Oirata (6) Oirata Jumlah (belum puas) (1) Wonreli (2) Lekloor (5) Abusur (7) Purpura (8) Lebelau (9) Nomaha terhadap Lama Barat Timur pakaiSumber Air Bersih N % N % N % N % N % N % N % N % N % N % yang dipakai bergantung pada penjual 1 3,85 0 0,00 1 16,67 0 0,00 0 0,00 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 3 6,25 air berkapur dan 1 3,85 0 0,00 3 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 33,33 0 0,00 5 10,42 sulit diperoleh kering saat 4 15,38 0 0,00 0 0,00 1 33,33 0 0,00 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 12,50 kemarau tidak ekonomis 9 34,62 0 0,00 0 0,00 1 33,33 2 66,67 0 0,00 1 50,00 0 0,00 0 0,00 13 27,08 jauh 8 30,77 0 0,00 1 16,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 10 20,83 alasan kosong 3 11,54 1 100,00 1 16,67 1 33,33 1 33,33 0 0,00 1 50,00 2 66,67 1 50,00 11 22,92 TOTAL 26 100,00 1 100,00 6 100,00 3 100,00 3 100,00 2 100,00 2 100,00 3 100,00 2 100,00 48 100,00 Sumber: Hasil Olah Data Survey, 2012 Di Desa Lekloor yang banyak ditumbuhi pohon sagu, umumnya responden cukup puas dengan kemudahan dan ketersediaan air pada sumber air yang telah ada, walaupun desa mereka belum dilayani oleh sistem perpipaan PDAM. Ada 10 orang (90,91%) menyatakan puas dan mudah memperoleh air bersih, dan 1 orang (9,09%) menyatakan belum puas tanpa menyertakan alasan ketidakpuasannya.

Di Desa Kota Lama responden yang menyatakan sudah puas dan mudah memperoleh air bersih dari sumber air eksisting adalah 3 orang

(30,00%) dan 1 orang (10,00%) yang menyatakan sudah puas tapi sulit untuk memperoleh. Sisanya ada 6 orang (60,00%) yang belum puas dengan alasan masih bergantung pada penjual air (1 orang), tidak higienis (3 orang) dan jauh (1 orang).

Di Desa Oirata Barat, dari 8 responden ada 2 orang (25,00%) yang menyatakan sudah puas dan mudah memperoleh air bersih dari sumber air eksisting, 3 orang (37,50%) menyatakan sudah puas tapi sulit memperoleh, dan 3 orang (37,50%) yang menyatakan belum puas dengan alasan debit air di sumber air bersih selama ini dapat berkurang karena air yang surut di musim kemarau, tidak ekonomis, alasan tidak disertakan (masing-masing 1 orang) sehingga tidak mencukupi kebutuhannya.

Di Desa Abusur yang tidak terdapat sumur gali ada 4 orang (44,44%) yang menyatakan sudah puas dan muda memperoleh air bersih, 2 orang (22,22%) yang sudah puas tapi sulit memperolehnya dan 3 orang

(33,33%) yang belum puas dengan alasan tidak ekonomis (2 orang) sementara 1 orang tidak mengemukakan alasan ketidakpuasannya.

Di Desa Oirata Timur sekitar 6 orang (46,15%) menyatakan sudah puas tapi masih sulit memperoleh air bersih, dan 2 orang (15,38%) belum puas dengan alasan kering saat musim kemarau dan tidak ekonomis.

Persentasi Desa Nomaha yaitu 42,86% (3 orang) responden menyatakan sudah puas tapi masih sulit memperoleh air bersih, dan 25,87% (2 orang) menyatakan belum puas dengan sumber air bersih eksisting yang jauh dari rumah (1 orang) dan 1 orang lagi tidak menyatakan alasannya belum puas dengan sumber air bersih yang dipakai.

Di Desa Purpura, dari 5 orang responden; 2 orang (40,00%) menyatakan sudah puas dan mudah memperoleh sumber air, 1 orang

(20,00%) yang sudah puas tapi masih sulit memperoleh dan 2 orang

(40,00%) yang belum puas. Satu orang yang menyatakan belum puas dilatarbelakangi alasan bahwa sumber air eksisting tidak efisien karena boros air, waktu dan tenaga (tidak ekonomis) untuk menjangkau atau mendapatkan air bersih sedangkan 1 orang lagi tidak menyertakan alasan belum puasnya terhadap air bersih yang dipakai.

Di Desa Lebelau, 10 orang responden (50,00%) menyatakan kepuasan dan kemudahan memperoleh air bersih, 7 orang (35,00%) menyatakan sudah puas tapi masih sulit untuk memperoleh air bersih, dan 3 orang (15,00%) belum puas karena air bersih yang ada dirasa tidak

higienis (1 orang) dan 2 orang responden tidak menyertakan alasan

ketidakpuasan terhadap sumber air yang dipakai.

Total keseluruhan adalah 57 orang (36,08%) responden mengaku

sudah puas dengan sumber air bersih yang telah ada tapi masih merasa

sulit untuk memperolehnya, sisanya, yang sudah puas sekitar 53 orang

(33,54%) sedangkan yang belum puas adalah 48 orang (30,38%).

Mayoritas alasan belum puas adalah karena sumber air yang dipakai saat

ini menyusut drastis hingga kadang kering saat musim kemarau (13

orang dari 48 responden belum puas atau sekitar 27,08%).

G. Analisis Strategi Pengembangan Prasarana Air Bersih

Aspek teknis, aspek sosial ekonomi dan keuangan, aspek kelembagaan dan aspek sosial budaya berperan penting dalam menentukan strategi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar. Untuk mengetahui secara lebih jelas apakah indikator dari aspek-aspek tersebut merupakan suatu kekuatan, kelemahan, peluang atau ancaman dalam pengembangan kapasitas pelayanan air bersih masyarakat Pulau Kisar, dapat dilihat pada tabel 26 berikut.

Tabel 26. Analisa SWOT

VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Analisis Aspek Teknis Data curah hujan termasuk sebagai kriteria dasar perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi kota/kawasan dalam pengembangan penyediaan air bersih. Dari data curah hujan dapat Kondisi alam Curah hujan tahunan sekitar 900-1.000 diketahui potensi air tanah. W dan topografi mm pertahun (PermenPU No.18/PRT/M/2007). Untuk Penampungan Air Hujan yang memadai minimal curah hujan adalah 1.300 mm pertahun. Air hujan memiliki kandungan mineral yang rendah. Data topografi memberi gambaran umum hidrologi sebagai kriteria dasar perencanaan/penyusunan evaluasi kondisi/kawasan dalam Kondisi alam Kondisi topografi Pulau Kisar yang pengembangan penyediaan air W dan topografi berbukit-bukit dan berbatu karang bersih. Kondisi topografi menentukan bentuk jaringan pipa distribusi atau sistem distribusi (PermenPU no. 18/PRT/M/2007) Kualitas air umumnya baik tidak membutuhkan banyak pengolahan, namun sumber air yang berada pada daerah tertentu memiliki kandungan besi (Fe) dan Mangan (Mg) yang tinggi. Air tanah termasuk dalam Sumber air Air tanah dalam sumur-sumur gali dan air kriteria hidrologi yang berpotensi S baku hujan. terkena dampak pengembangan prasarana air bersih (KepMen LH No. 4/2000). Syarat pengkajian pelayanan dan potensi air tanah untuk permukiman ditentukan dalam PerMenPU No.18/PRT/M/2007 VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Sumber air bersih untuk minum paling banyak diperoleh dari sumur gali (56,33%), dan dari pembelian air bersih (lain-lain, 21,52%). Bahkan di Desa Abusur, tingkat sumber air untuk minum dari pembelian air (88,89%) melampaui sumber air untuk Pelayanan air bersih kepada minum dari sumur (11,11%). Ini masyarakat harus dapat memenuhi disebabkan letak permukiman di Desa kebutuhan minimal air bersih suatu Sumber Air Abusur rata-rata berada di ketinggian, dan rumah tangga dengan tingkat Bersih untuk tidak ada sumur gali yang dibangun disitu. konsumsi yang cukup (30 - 50 S Minum Di Desa Lebelau yang juga terletak di liter/orang/hari) untuk kebutuhan air ketinggian, terlihat pemanfaatan air hujan bersih sehari-hari baik untuk minum, cukup besar sebagai sumber air minum memasak, mandi, mencuci dan (55%), dibandingkan sumur sebagai sebagainya (UU No.16/2005) sumber air minum (45%). Sementara penerima manfaat layanan PDAM hanya berasal dari Desa Wonreli, itupun hanya 26,67% (20 orang) saja dari total responden 75 orang. Pelayanan air bersih kepada Sumur masih menjadi sumber air terbesar masyarakat harus dapat memenuhi untuk keperluan mandi dan cuci (55,06%) kebutuhan minimal air bersih suatu Sumber Air diikuti pemanfaatan air hujan (22,78%). Di rumah tangga dengan tingkat Bersih untuk Desa Lebelau bahkan pemanfaatan air konsumsi yang cukup (30 - 50 S Mandi dan Cuci hujan (60%) untuk keperluan mandi dan liter/orang/hari) untuk kebutuhan air cuci lebih besar dibanding pemanfaatan air bersih sehari-hari baik untuk minum, sumur (40%). memasak, mandi, mencuci dan sebagainya (UU No.16/2005) Sumur masih menjadi sumber air bersih untuk masak rata-rata keluarga di Pulau Pelayanan air bersih kepada Kisar yang diwakili oleh jawaban masyarakat harus dapat memenuhi responden. Peringkat pertama adalah kebutuhan minimal air bersih suatu Sumber Air sumur (51,90%), kedua adalah lain-lain rumah tangga dengan tingkat Bersih untuk (misalnya membeli air di penjual) sebesar konsumsi yang cukup (30 - 50 S Masak 28,48%, kemudian PDAM yang tentunya liter/orang/hari) untuk kebutuhan air hanya dirasakan oleh penduduk Desa bersih sehari-hari baik untuk minum, Wonreli (11,39%), sedangkan sisanya memasak, mandi, mencuci dan adalah pemanfaatan air hujan sebesar sebagainya (UU No.16/2005) 8,23% untuk keperluan masak. Tanah menjadi salah satu kriteria Secara fisik, tanah di Pulau Kisar terlihat mencakup topologi, sifat fisik dan berkarang dan berpori, umumnya jenis Jenis tanah kimia tanah. Potensi air tanah dapat O batuannya adalah dari batu kapur dan diketahui dari jenis tanah (KepMen

gamping. LH No. 4/2000). Keberadaan air tanah tergantung Di Pulau Kisar, pohon sagu tumbuh subur pada lingkungan vegetasi di sekitar di beberapa kawasan seperti Lekloor, Jenis tanah lokasi yang mempengaruhi adanya O Purpura dan Nomaha. Komoditi paling tampungan air dalam tanah

terkenal adalah jeruk Kisar. (PerMenPU No.18/PRT/M/2007) VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Sumber air baku yang ada mempunyai potensi yang berlimpah, terbukti dari sumur Syarat pengkajian pelayanan dan yang jarang kering bahkan pada musim potensi air tanah untuk permukiman Kuantitas air S kemarau, dan hanya menyusut sekitar 2-10 ditentukan dalam PerMenPU meter dari kedalaman rata-rata sumur yaitu No.18/PRT/M/2007 20 - 80 m. Kebutuhan air setiap orang untuk Tingkat permukiman adalah 30 - 50 Pemakaian air harian dibagi rata untuk Pemakaian Air liter/orang/hari (Pedoman Standar total lingkup responden dan keluarganya S Harian Pelayanan Minimal Menteri diperoleh 47,95 liter/orang/hari. Responden Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001) Total sumur gali (SGL) yang telah diinspeksi pada tahun 2010 oleh Puskesmas Wonreli adalah 106 sumur dengan kondisi 9,43 % rusak, 9,43% resiko pencemarannya amat tinggi, 36,79% resiko pencemaran tinggi, 24,53% resiko pencemaran sedang dan 19,81% resiko pencemaran rendah sehingga layak untuk Kualitas air merupakan komponen memenuhi kebutuhan air bersih fisik-kimia yang berpotensi terkena Kualitas air masyarakat. Pada salah satu sumur di dampak regional (KepMen LH No. W Desa Wonreli (Dusun Mesiapi ) kadar nitrat 4/2000) dan diatur dalam KepMenKes lebih tinggi dari batas maksimum yang No.907/MENKES/SK/VII/2002. diperbolehkan. Pada lokasi sumur yang sama pula kadar pH dinyatakan lebih rendah dari batas minimum. Ini menunjukkan bahwa pH air tersebut bersifat asam. Di Desa Kota Lama kadar Besi dinyatakan sedikit lebih tinggi dari batas maksimum. Kuantitas air tanah cukup banyak Kuantitas air adalah variabel yang diasumsikan berdasarkan suburnya pohon berhubungan dengan demografi saat Kuantitas air sagu utamanya di Desa Lekloor, Purpura, ini dan 10 tahun terakhir, penyebaran O dan beberapa desa lainnya, serta penduduk dan kepadatan (PerMenPU kandungan rasa manis pada jeruk Kisar. No.18/PRT/M/2007). Tata letak sistem pengolahan dan distribusi adalah variabel yang termasuk dalam evaluasi sistem eksisting serta menjadi bagian dalam identifikasi permasalahan dan Tata letak kebutuhan pengembangan sistem Distribusi air masih memanfaatkan sistem (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). W pengolahan dan gravitasi. Sistem gravitasi adalah model distribusi pengaliran tradisional yang hanya mampu mencakup permukiman yang berada di dataran yang lebih rendah dari sumber pelayanan. Sumur artesis positif adalah pengecualian alternatif sistem pompa dan kombinasi Tata letak Distribusi air bersih juga dilakukan Tata letak sistem pengolahan dan sistem Pemerintah Daerah (PEMDA) melalui distribusi adalah variabel yang S pengolahan dan layanan penjualan air melalui mobil-mobil termasuk dalam evaluasi sistem distribusi tangki berkapasitas 4.000 liter untuk eksisting serta menjadi bagian dalam VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT menjangkau keseluruhan Pulau Kisar, identifikasi permasalahan dan utamanya desa dan dusun yang terletak kebutuhan pengembangan jauh dari Desa Wonreli. (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). Sistem gravitasi adalah model pengaliran tradisional yang hanya mampu mencakup permukiman yang berada di dataran yang lebih rendah dari sumber pelayanan. Sumur artesis positif adalah pengecualian alternatif sistem pompa dan kombinasi Selain layanan mobil tangki dari Pemda, ada juga jasa layanan swasta yang disediakan toko-toko melalui pengangkutan mobil pick-up dalam tangki air fiber Baik buruknya pelayanan air bersih berkapasitas 1.100 dan 2.200 liter. Harga dinilai dari baik tidaknya sistem Tata letak per-tangki bervariasi tergantung jarak distribusi, artinya masyarakat hanya sistem tempuh, antara Rp. 80.000,00 – Rp. mengetahui air sampai kepengguna T pengolahan dan 200.000 per-pengangkutan. Setiap kali atau konsumen, dan masyarakat tidak distribusi pengangkutan dapat memuat 3 tangki melihat bagaimana prosesnya (UU berkapasitas 2.200 liter dan 4 tangki No.8/1999 tentang Perlindungan berkapasitas 1.100 liter. Untuk masyarakat Konsumen) berpenghasilan rendah (MBR) umumnya mencari air sendiri ke sumur-sumur gali terdekat. Teknologi dan material/bahan Teknologi dan bangunan termasuk pengembangan PDAM masih menggunakan pompa untuk material bahan alternatif dalam pengembangan S mengalirkan air. bangunan prasarana air bersih air minum (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). Teknologi tergantung dari infrastruktur penunjang. Teknologi dan Instalasi pengolahan memanfaatkan mesin Teknologi dan material/bahan bangunan termasuk pompa berbahan bakar minyak (BBM) material bahan pengembangan alternatif dalam T bergantung kepada Perusahaan Listrik bangunan pengembangan prasarana air bersih Negara (PLN) air minum (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). Di Desa Oirata Barat tampak beberapa rumah telah menggunakan panel surya Alternatif tepat guna paling Teknologi dan sebagai sumber energi listrik, dan di dekat dibutuhkan dalam pengembangan material bahan sumur di Desa Purpura terpasang panel O prasarana air bersih (PerMenPU bangunan surya untuk mengalirkan air dari sumur No.18/PRT/M/2007). yang berada di kaki bukit ke tempat penampungan di atas bukit. Embung yang kondisinya sudah kritis. Embung terletak di Desa Oirata Timur, Selain infrastruktur penunjang, Teknologi dan Dusun Yawuru, Dusun Wakleken dan teknologi juga tergantung kondisi material bahan Dusun Keitaru. Tiga dari keempat embung W wilayah (PerMenPU bangunan tersebut telah tidak berfungsi dan kosong, No.18/PRT/M/2007). hanya embung di Keitaru yang masih berfungsi tapi airnya semakin menyusut. VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT UU No.16/2005 (Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum) tetang aturan-aturan yang menjadi dasar dan Sistem Pelayanan PDAM belum sepenuhnya pedoman bagi pihak PDAM selaku pelayanan memanfaatkan sistem pengukuran debit air W institusi atau stakeholders dalam pelanggan terpakai melalui meteran air. mengatur, mengelola dan meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyarakat. Analisa aspek sosial dan budaya Jika dibandingkan data dari BPS tahun 2010, yaitu jumlah penduduk Pulau Kisar Kenaikan pemakaian air setiap orang, sejumlah 14,015 jiwa dengan data Dinas seiring dengan meningkatnya Kondisi Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun perekonomian, didapat dari T Kependudukan 2012 yang berjumlah 16,055 jiwa, maka perbandingan data beberapa tahun rasio peningkatan penduduk adalah sebelumnya (PerMenPU No. sebesar 87.29% dalam kurun waktu 2 18/PRT/M/2007) tahun. Wilayah administrasi di Pulau Kisar Rencana pengembangan harus Kondisi tersebar tidak merata disebabkan pola mengikuti rencana jaringan (PP No. S Kependudukan permukiman tersebar. Persebaran 16/2005 tentang Pengembangan penduduk mengikuti pola jalan. SPAM) Budaya masyarakat Kisar adalah patriarkhi, dimana kaum lelaki yang Pengembangan prasarana air bersih berpergian mencari nafkah, sementara harus terpadu dengan aspek sosial Kondisi kaum wanita tinggal di rumah mengurus budaya untuk menjaga keberlanjutan O Kependudukan keluarga dan menanam tanaman di sistem lokalnya (KepMen LH No. pekarangan rumah untuk ketahanan 4/2000) pangan keluarga dan ternak. Baik buruknya pelayanan air bersih dinilai dari baik tidaknya sistem distribusi, artinya masyarakat hanya Untuk memenuhi kebutuhannya akan air Kebiasaan mengetahui air sampai kepengguna bersih, masyarakat membeli air pada W Penduduk atau konsumen, dan masyarakat tidak penjual air selain menampung air hujan. melihat bagaimana prosesnya (UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen) Masyarakat Pulau Kisar memiliki kebiasaan berkumpul sambil mencuci bersama di lokasi-lokasi sumur atau Pengembangan prasarana air bersih sekedar bertemu kenalan dan mengambil harus terpadu dengan aspek sosial Kebiasaan air sumur. Sumur-sumur di Pulau Kisar budaya untuk menjaga keberlanjutan T Penduduk umumnya dibuat tanpa tutup pengaman sistem lokalnya (KepMen LH No. dan pada salah satu sumur di Desa 4/2000) Wonreli yang terlihat berjarak sangat dekat dengan septiktank komunal VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Limbah yang harus dikendalikan mulai dan yang dihasilkan (KepMen LH No. 4/2000) oleh jamban dan kamar mandi, dapur, Kebiasan membuang sampah sembarang Kebiasaan rumah sampai akibat dan tempat ini dilakukan mulai dari kaum T Penduduk pemakaian berbagai peratatan listrik, manula hinga anak kecil seusia SD. bahan bakar fosil dan sebagainya. Limbah ini harus terkelola dengan baik dan jelas dengan prinsip produksi bersih. Drainase pembuangan air limbah domestik Perlengkapan bangunan penangkap Kebiasaan juga belum merata di bangun di Pulau adalah saluran drainase keliling W Penduduk Kisar, dan di beberapa tempat kondisinya (PerMenPU No. 18/PRT/M/2007) sudah tidak layak. Tingkat pendidikan tertinggi di Pulau Kisar masih berada pada tamatan Sekolah Menengah Atas/sederajat (SMA) dengan Perekonomian dan tingkat persentase sebanyak 47,47%, menyusul kesejahteraan penduduk meliputi; Tingkat Sarjana Strata-Satu (S1) sebanyak penghasilan bulanan keluarga, pendidikan 27,85%, dan sisanya terbagi atas tamatan pengeluaran bulanan keluarga, O responden Sekolah Dasar/SD (8,23%), Sekolah pemilikan barang, status kepemilikan Menengah Pertama/SMP (10,76%), rumah, keadaan rumah tinggal Diploma Satu/D1(0,63%), Diploma (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). Tiga/D3(3,16%) dan Sarjana Strata- Dua/S2 (1,90%). Sarana Air Bersih (SAB) yang telah terbangun di Pulau Kisar adalah: sistem non perpipaan, meliputi; Sumur Gali (SGL = 82 unit), dan Penampungan Air Hujan Sarana kesehatan lingkungan (PAH = 1.146 unit) dan sistem perpipaan Sarana termasuk dalam aspek sosial budaya dari PDAM Cabang Wonreli yang meliputi kesehatan yang terkait dengan kondisi sosial W SambunganRumah (40 SR) dan Keran lingkungan ekonomi masyarakat (KepMen LH Umum (15 KU). Sistem perpipaan hingga No. 4/2000). saat ini masih melayani Desa Wonreli. Penampungan Air Hujan dibuat dalam bak- bak penampung yang umumnya terletak di pekarangan rumah warga. Fasilitas Umum (Fasum) yang dimaksud disini adalah Tempat-Tempat Umum (TTU) yang terdapat di Pulau Kisar seperti Hotel, Fasilitas sosial dan fasilitas umum Pasar, Salon, Masjid, Gereja, Sekolah dan juga termasuk dalam aspek sosial Fasum dan Rumah Kost. Sedangkan Fasilitas Sosial budaya yang terkait dengan kondisi T Fasos (Fasos) yang dimaksud adalah Tempat sosial ekonomi masyarakat (KepMen Penyediaan Makanan (TPM) yang meliputi; LH No. 4/2000). Depot Air Isi Ulang, Rumah Makan, Pedagang Kaki Lima, Pedagang Keliling dan Pabrik Sederhana. Analisa aspek ekonomi dan keuangan VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat signifikan hanya dalam waktu 2 (dua) tahun, yaitu keluarga prasejahtera Perekonomian dan tingkat tahun 2008 berjumlah sekitar 1.510 KK kesejahteraan penduduk meliputi; Perekonomian mengalami penurunan sebesar 53% di penghasilan bulanan keluarga, dan Tingkat tahun 2010, sedangkan keluarga sejahtera pengeluaran bulanan keluarga, O Kesejahteraan III tahun 2008 sebanyak sekitar 187 KK pemilikan barang, status kepemilikan Penduduk meningkat 78,31% di tahun 2010 menjadi ± rumah, keadaan rumah tinggal 862 KK. Keluarga sejahtera III+ yang pada (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). tahun 2008 sebanyak 68 KK meningkat pada tahun tahun 2010 sebesar 91,20%. Perkembangan fisik Pulau Kisar meningkat Kenaikan pemakaian air setiap orang, drastis dengan tumbuhnya pusat-pusat Perekonomian seiring dengan meningkatnya keramaian dan perekonomian baru di Desa dan Tingkat perekonomian, didapat dari Wonreli dan Kota Lama yang hingga saat T Kesejahteraan perbandingan data beberapa tahun ini masih menjadi Pusat Kegiatan Penduduk sebelumnya (PerMenPU No. Pemerintahan dan Perekonomian 18/PRT/M/2007) Kabupaten Maluku Barat Daya. Infrastruktur transportasi terbatas, jarang dan mahal.Bandar udara yang tersedia adalah Bandar udara perintis untuk pesawat terbang jenis Casa 212 berkapasitas 18 penumpang dengan maksimal bagasi adalah 10 kg per- penumpang. Jadwal pesawat tidak Sumber mata pencaharian dan menentu, tergantung ketersediaan bahan kondisi sarana dan prasarana bakar Avtur yang tersedia di Pulau Kisar. perhubungan (ketersediaan Ketersediaan Dermaga pelabuhan dapat memuat kapal infrastruktur) juga menjadi parameter T infrastuktur Pelni dan kapal barang, namun tergantung ekonomi untuk menganalisis gelombang di Laut Banda Infrastruktur pengembangan suatu prasarana telekomunikasi dan komunikasi, selain (KepMen LH No. 4/2000) memakai internet satelit, menara BTS penyedia jasa layanan Telekomunikasi yang baru tersedia hanya milik PT. Telkomsel. Di beberapa tempat yang terletak di kaki lembah sinyal jaringan telepon sulit diperoleh. Mesin automatic machine teller (ATM) tidak ada Berdasarkan hasil survey, pekerjaan responden didominasi oleh Pegawai Negeri Swasta (PNS) yaitu sebanyak 46 orang (29,11%). Profesi terbanyak kedua adalah Petani/Peternak Pemilik yaitu Perekonomian dan tingkat sebanyak 27 orang (17,09%), dan lain-lain kesejahteraan penduduk meliputi; terdiri dari beragam pekerjaan, mulai dari Tingkat penghasilan bulanan keluarga, ibu rumah tangga biasa, pensiunan, hingga pekerjaan pengeluaran bulanan keluarga, O penduduk sementara yang datang hanya responden pemilikan barang, status kepemilikan untuk jangka waktu singkat di Pulau Kisar rumah, keadaan rumah tinggal (42 orang/26,58%). Sisanya terdiri dari (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). TNI/Polri (3,80%), Pegawai Swasta (10,76%), Pedagang Kecil (3,80%), Pedagang (3,16%), Nelayan Pemilik (1,27%), Buruh Nelayan (1,90%), Buruh Petani/Gembala (2,53%). VARIABEL PENJELASAN LANDASAN SWOT Kondisi bangunan tempat tinggal adalah 65,82% menempati rumah permanen yang dapat diasumsikan telah memiliki sarana air air bersih yang memadai, 29,75% Perekonomian dan tingkat menempati rumah semi permanen yang Kondisi dan kesejahteraan penduduk meliputi; dapat diasumsikan telah memiliki sarana Status penghasilan bulanan keluarga, air bersih kurang memadai, dan 4,43% Kepemilikan pengeluaran bulanan keluarga, S menempati bangunan darurat (gubuk), Bangunan pemilikan barang, status kepemilikan dengan sarana air bersih seadanya. Tempat Tinggal rumah, keadaan rumah tinggal Sedangkan dari status kepemilikan, (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). 74,19% adalah milik sendiri, sisanya menumpang (9,03%), sewa bulanan (2,58%), kontrak (7,74%), rumah adat (0,65%), dan rumah dinas (5,81%). Tingkat penghasilan menunjukkan taraf ekonomi responden. Tingkat penghasilan terbesar adalah di atas Rp. 2.000.000,00 Perekonomian dan tingkat (30,38%), diikuti dengan level kesejahteraan penduduk meliputi; Tingkat Rp.100.000,00 – Rp. 400.000,00 (22,78%), penghasilan bulanan keluarga, Penghasilan Rp.400.000,00 – Rp. 800.000,00 (17,09%), pengeluaran bulanan keluarga, O Responden Rp. 1.600.000,00 – Rp. 2.000.000,00 pemilikan barang, status kepemilikan (12,03%), Rp.800.000,00 – Rp. rumah, keadaan rumah tinggal 1.200.000,00 dan Rp.1.200.000,00 – Rp. (PerMenPU No.18/PRT/M/2007). 1.600.000,00 sama-sama persentasenya adalah 8,86%. Walaupun sekitar 17,72% responden menyatakan tidak bersedia mendapatkan layanan PDAM, namun jika memang layanan telah tersedia, maka sebagian besar responden tetap memilih mendapatkan Sambungan Rumah (SR) di Besarnya tingkat pelayanan dan Keinginan untuk setiap keluarga (74,68%). Sekitar 12,03% kenaikan tingkat pelayanan air minum membayar jasa memilih Keran/Hidran Umum (KU/HU), berdasarkan hasil survei keinginan W (Willingness To 5,06% memilih Sambungan Halaman (SH), untuk berlangganan (PerMenPU Pay/WTP) 6,33% memilih Terminal Air (TA), No.18/PRT/M/2007) sedangkan sekitar 1,90% memilih lain-lain. Maksud dari lain-lain ini adalah responden merasa masih nyaman mengambil sendiri dari sumur gali yang telah tersedia, ataupun membeli dari penjual air. Total kemampuan untuk membayar jasa Besarnya tingkat pelayanan dan Kemampuan (ATP) dibandingkan kesediaan untuk kenaikan tingkat pelayanan air minum pelanggan membayar jasa (WTP) adalah ATP > WTP berdasarkan hasil survei kemampuan S (Ability To (53,16%), sedangkan ATP

Setelah diketahui aspek-aspek pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya, selanjutnya dilakukan pemberian bobot dan rating. Bobot dan rating dimaksudkan untuk mengetahui derajat kepentingan (bobot) dan derajat kuat tidaknya (rating) pengaruh indikator-indikator tersebut terhadap pengembangan kapasitas pelayanan air bersih. Untuk memperoleh nilai bobot, nilai pengaruh dari indikator-indikator internal dan eksternal diberikan nilai dengan skala mulai dari 1 (tidak penting), 2 (kurang penting), 3 (penting) dan 4 (sangat penting).

Kemudian bagi nilai-nilai pengaruh tersebut dengan jumlah total nilai pengaruh untuk mendapatkan bobot, sehingga apabila semua bobot dijumlahkan maka hasilnya adalah 1. Untuk memperoleh nilai rating indikator- indikator diberikan nilai (+) dengan skala mulai dari 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (baik) dan 4 (sangat baik) berdasarkan kondisi yang ada. Nilai negatif pada rating menunjukkan indikator tersebut merupakan kelemahan atau ancaman bagi pengembangan kapasitas pelayanan air bersih. Berdasarkan atas faktor-faktor strategi kondisi internal dan eksternal, maka didapat nilai dalam Matriks Faktor Strategi Internal (Internal Strategic

Factor Analysis Summary - IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal

(External Strategic Factor Analysis Summary - EFAS). Masing-masing aspek akan dianalisa dan dibuat matriksnya.

Tabel 27. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Teknis

NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL KEKUATAN (STRENGHTS) Pengaruhnya sangat penting sebagai Sumber air baku Air tanah dalam sumur-sumur gali dan air hujan. 4 0,15 2 0,30 ketersediaan air baku di Pulau Kisar tapi kondisinya kurang baik Pengaruhnya sangat penting untuk Sumber Air Bersih untuk Sumber air bersih untuk minum paling banyak diperoleh dari sumur pemenuhan kebutuhan hidup dan 4 0,15 1 0,15 Minum gali (56,33%), dan dari pembelian air bersih (lain-lain, 21,52%) kesehatan tubuh tapi kondisinya tidak baik Pengaruhnya sangat penting untuk Sumber Air Bersih untuk Sumur masih menjadi sumber air terbesar untuk keperluan mandi 4 0,15 2 0,30 kesehatan tubuh tapi kondisinya Mandi dan Cuci dan cuci (55,06%) diikuti pemanfaatan air hujan (22,78%). kurang baik Sumur masih menjadi sumber air bersih untuk masak rata-rata keluarga di Pulau Kisar yang diwakili oleh jawaban responden. Peringkat pertama adalah sumur (51,90%), kedua adalah lain-lain Pengaruhnya sangat penting untuk Sumber Air Bersih untuk (misalnya membeli air di penjual) sebesar 28,48%, kemudian PDAM 4 0,15 1 0,15 kesehatan tubuh tapi kondisinya Masak yang tentunya hanya dirasakan oleh penduduk Desa Wonreli tidak baik (11,39%), sedangkan sisanya adalah pemanfaatan air hujan sebesar 8,23% untuk keperluan masak. Sumber air baku yang ada mempunyai potensi yang berlimpah, Pengaruhnya penting bagi terbukti dari sumur yang jarang kering bahkan pada musim kemarau, Kuantitas air 3 0,11 3 0,33 ketersediaan air baku dan kondisinya dan hanya menyusut sekitar 2-10 meter dari kedalaman rata-rata baik sumur yaitu 20 - 80 m. pengaruhnya sangat penting untuk Tingkat Pemakaian Air Pemakaian air harian dibagi rata untuk total lingkup responden dan 3 0,11 3 0,33 kesehatan tubuh dan kualitas hidup Harian Responden keluarganya diperoleh 47,95 liter/orang/hari. dan kondisinya baik Distribusi air bersih juga dilakukan Pemerintah Daerah (PEMDA) pengaruhnya kurang penting bagi Tata letak sistem melalui layanan penjualan air melalui mobil-mobil tangki 2 0,07 3 0,22 layanan air bersih tapi kondisinya pengolahan dan distribusi berkapasitas 4.000 liter untuk menjangkau keseluruhan Pulau Kisar, baik utamanya desa dan dusun yang terletak jauh dari Desa Wonreli. pengaruhnya penting bagi Teknologi dan material PDAM masih menggunakan pompa untuk mengalirkan air. 3 0,11 1 0,11 kelancaran layanan air bersih tapi bahan bangunan kondisinya tidak baik 27 1,00 16 1,89

KELEMAHAN (WEAKNESSES) Pengaruhnya sangat penting untuk Kondisi alam dan Curah hujan tahunan sekitar 900-1.000 mm pertahun 4 0,19 -3 -0,57 cadangan air baku dan kondisinya topografi baik NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Kondisi alam dan Kondisi topografi Pulau Kisar yang berbukit-bukit dan berbatu pengaruhnya penting bagi distribusi 3 0,14 -3 -0,43 topografi karang air dan kondisinya baik Total sumur gali (SGL) yang telah diinspeksi pada tahun 2010 oleh Puskesmas Wonreli adalah 106 sumur dengan kondisi 9.43 % rusak, pengaruhnya sangat penting sebagai 9.43% resiko pencemarannya amat tinggi, 36.79% resiko Kualitas air 4 0,19 -2 -0,38 prasarana air bersih tapi kondisinya pencemaran tinggi, 24.53% resiko pencemaran sedang dan 19.81% kurang baik resiko pencemaran rendah sehingga layak untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Tata letak sistem pengaruhnya penting bagi distribusi Distribusi air masih memanfaatkan sistem gravitasi. 3 0,14 -1 -0,14 pengolahan dan distribusi air dan kondisinya tidak baik Embung yang kondisinya sudah kritis. Embung terletak di Desa Oirata Timur, Dusun Yawuru, Dusun Wakleken dan Dusun Keitaru. pengaruhnya sangat penting bagi Teknologi dan material Tiga dari keempat embung tersebut telah tidak berfungsi dan 4 0,19 -1 -0,19 ketersediaan air baku tapi kondisinya bahan bangunan kosong, hanya embung di Keitaru yang masih berfungsi tapi airnya tidak baik semakin menyusut. Sistem pelayanan Pelayanan PDAM belum sepenuhnya memanfaatkan sistem pengaruhnya penting bagi layanan 3 0,14 -1 -0,14 pelanggan pengukuran debit air terpakai melalui meteran air. air baku tapi kondisinya tidak baik 21 1,00 -11 -1,86

TOTAL NILAI IFAS = 1,89 + (-1.86) = 0,03 PELUANG (OPURTUNITIES) pengaruhnya penting sebagai Secara fisik, tanah di Pulau Kisar terlihat berkarang dan berpori, Jenis tanah 3 0,38 2 0,75 resapan air dan kondisinya kurang

umumnya jenis batuannya adalah dari batu kapur dan gamping. baik Kuantitas air tanah cukup banyak diasumsikan berdasarkan pengaruhnya penting sebagai suburnya pohon sagu utamanya di Desa Lekloor, Purpura, dan Kuantitas air 2 0,25 4 1,00 resapan air dan kondisinya sangat beberapa desa lainnya, serta kandungan rasa manis pada jeruk baik Kisar. Di Desa Oirata Barat tampak beberapa rumah telah menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik, dan di dekat sumur di pengaruhnya penting untuk Teknologi dan material Desa Purpura terpasang panel surya untuk mengalirkan air dari 3 0,38 4 1,50 pengembangan prasarana air bersih bahan bangunan sumur yang berada di kaki bukit ke tempat penampungan di atas dan kondisinya sangat baik bukit. 8 1,00 10 3,25

ANCAMAN (THREATS) NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Selain layanan mobil tangki dari Pemda, ada juga jasa layanan swasta yang disediakan toko-toko melalui pengangkutan mobil pick- up dalam tangki air fiber berkapasitas 1.100 dan 2.200 liter. Harga pengaruhnya kurang penting karena Tata letak sistem per-tangki bervariasi tergantung jarak tempuh, antara Rp. 80.000,00 2 0,40 -2 -0,80 komersialisasi air dan kondisinya pengolahan dan distribusi – Rp. 200.000 per-pengangkutan. Setiap kali pengangkutan dapat juga kurang bagus memuat 3 tangki berkapasitas 2.200 liter dan 4 tangki berkapasitas 1.100 liter. Untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) umumnya mencari air sendiri ke sumur-sumur gali terdekat. Teknologi dan material Instalasi pengolahan memanfaatkan mesin pompa berbahan bakar pengaruhnya penting untuk layanan 3 0,60 -1 -0,60 bahan bangunan minyak (BBM) bergantung kepada Perusahaan Listrik Negara (PLN) air bersih dan kondisinya tidak bagus 5 1.00 -3 -1,40

TOTAL NILAI EFAS = 3,25 + (-1.40) = 1,85

POSISINYA TERLETAK PADA KUADRAN I DENGAN STRATEGI : MENDUKUNG STRATEGI AGRESIF (PENGEMBANGAN) Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012

Tabel 28. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Sosial Budaya

NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL KEKUATAN pengaruhnya penting untuk Kondisi Wilayah administrasi di Pulau Kisar tersebar tidak merata disebabkan pola permukiman tersebar. pengembangan layanan air 3 1,00 2 2,00 Kependudukan Persebaran penduduk mengikuti pola jalan. bersih tapi kondisinya kurang baik

3 1,00 2 2,00

KELEMAHAN pengaruhnya sangat penting untuk pemenuhan Kebiasaan Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, masyarakat membeli air pada penjual air selain 4 0,36 -2 -0,73 kebutuhan air bersih Penduduk menampung air hujan. masyarakat tetapi kondisinya kurang baik NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL pengaruhnya sangat Kebiasaan Drainase pembuangan air limbah domestik juga belum merata di bangun di Pulau Kisar, dan di penting untuk kesehatan 4 0,36 -1 -0,36 Penduduk beberapa tempat kondisinya sudah tidak layak. lingkungan tetapi kondisinya tidak baik Sarana Air Bersih (SAB) yang telah terbangun di Pulau Kisar adalah: sistem non perpipaan, meliputi; pengaruhnya sangat Sarana Sumur Gali (SGL = 82 unit), dan Penampungan Air Hujan (PAH = 1,146 unit) dan sistem perpipaan penting untuk kesehatan dari PDAM Cabang Wonreli yang meliputi SambunganRumah (40 SR) dan Keran Umum (15 KU). 3 0,27 -2 -0,55 pengembangan sarana dan lingkungan Sistem perpipaan hingga saat ini masih melayani Desa Wonreli. Penampungan Air Hujan dibuat prasarana air bersih tapi dalam bak-bak penampung yang umumnya terletak di pekarangan rumah warga. kondisinya kurang baik 11 1,00 -5 -1,64

TOTAL NILAI IFAS = 2,00 + (-1,64) = 0,36 PELUANG pengaruhnya sangat Budaya masyarakat Kisar adalah patriarkhi, dimana kaum lelaki yang berpergian mencari nafkah, penting untuk pemenuhan Kondisi sementara kaum wanita tinggal di rumah mengurus keluarga dan menanam tanaman di pekarangan 3 0,43 3 1,29 kebutuhan air bersih Kependudukan rumah untuk ketahanan pangan keluarga dan ternak. keluarga dan kondisinya baik Tingkat pendidikan tertinggi di Pulau Kisar masih berada pada tamatan Sekolah Menengah pengaruhnya sangat Tingkat Atas/sederajat (SMA) dengan persentase sebanyak 43%, menyusul Sarjana Strata-Satu (S1) penting untuk pola pikir pendidikan 4 0,57 1 0,57 sebanyak 21%, dan sisanya terbagi atas tamatan Sekolah Dasar/SD (13%), Sekolah Menengah keberlanjutan air bersih dan responden Pertama/SMP (16%), Diploma Satu/D1(1%), Diploma Tiga/D3(3%) dan Sarjana Strata-Dua/S2 (3%). kondisinya tidak baik

7 1,00 4 1,86

ANCAMAN pengaruhnya sangat Jika dibandingkan data dari BPS tahun 2010, yaitu jumlah penduduk Pulau Kisar sejumlah 14.015 Kondisi penting untuk ketersediaan jiwa dengan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2012 yang berjumlah 16.055 4 0,31 -3 -0,92 Kependudukan air bersih dan kondisinya jiwa, maka rasio peningkatan penduduk adalah sebesar 87,29% dalam kurun waktu 2 tahun. baik Masyarakat Pulau Kisar memiliki kebiasaan berkumpul sambil mencuci bersama di lokasi-lokasi pengaruhnya sangat Kebiasaan sumur atau sekedar bertemu kenalan dan mengambil air sumur. Sumur-sumur di Pulau Kisar penting untuk partisipatif 3 0,23 -2 -0,46 Penduduk umumnya dibuat tanpa tutup pengaman dan pada salah satu sumur di Desa Wonreli yang terlihat terhadap kualitas air baku berjarak sangat dekat dengan septiktank komunal dan kondisinya kurang baik pengaruhnya sangat penting untuk kualitas Kebiasaan Kebiasan membuang sampah sembarang tempat ini dilakukan mulai dari kaum manula hinga anak 4 0,31 -1 -0,31 lingkungan sekitar sumber Penduduk kecil seusia SD. air bersih dan kondisinya tidak baik NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Fasilitas Umum (Fasum) yang dimaksud disini adalah Tempat-Tempat Umum (TTU) yang terdapat di pengaruhnya kurang Fasum dan Pulau Kisar seperti Hotel, Pasar, Salon, Masjid, Gereja, Sekolah dan Rumah Kost. Sedangkan penting untuk prasarana air 2 0,15 -4 -0,62 Fasos Fasilitas Sosial (Fasos) yang dimaksud adalah Tempat Penyediaan Makanan (TPM) yang meliputi; bersih tapi kondisinya Depot Air Isi Ulang, Rumah Makan, Pedagang Kaki Lima, Pedagang Keliling dan Pabrik Sederhana. sangat baik

13 1,00 -10 -2,31

TOTAL NILAI EFAS = 1,86 + (-2,31) = - 0,45 POSISINYA TERLETAK PADA KUADRAN IV DENGAN STRATEGI : MENDUKUNG STRATEGI DIVERSIFIKASI (PERLUASAN) Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012

Tabel 29. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Ekonomi dan Keuangan

NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL KEKUATAN Kondisi bangunan tempat tinggal adalah 65,82% menempati rumah permanen yang dapat Kondisi dan diasumsikan telah memiliki sarana air air bersih yang memadai, 29,75% menempati rumah Status semi permanen yang dapat diasumsikan telah memiliki sarana air bersih kurang memadai, pengaruhnya sangat penting untuk Kepemilikan dan 4,43% menempati bangunan darurat (gubuk), dengan sarana air bersih seadanya. 4 0,57 3 1,71 pengembangan prasarana air bersih Bangunan Sedangkan dari status kepemilikan, 74,19% adalah milik sendiri, sisanya menumpang keluarga dan kondisinya baik Tempat (9,03%), sewa bulanan (2,58%), kontrak (7,74%), rumah adat (0,65%), dan rumah dinas Tinggal (5,81%) Kemampuan Total kemampuan untuk membayar jasa (ATP) dibandingkan kesediaan untuk membayar pengaruhnya penting untuk pelanggan jasa (WTP) adalah ATP > WTP (53,16%), sedangkan ATP

KELEMAHAN Walaupun sekitar 17,72% responden menyatakan tidak bersedia mendapatkan layanan Keinginan PDAM, namun jika memang layanan telah tersedia, maka sebagian besar responden tetap untuk memilih mendapatkan Sambungan Rumah (SR) di setiap keluarga (74,68%). Sekitar pengaruhnya penting untuk membayar 12,03% memilih Keran/Hidran Umum (KU/HU), 5,06% memilih Sambungan Halaman (SH), 3 1,00 -2 -2,00 peningkatan layanan air bersih tapi jasa 6,33% memilih Terminal Air (TA), sedangkan sekitar 1,90% memilih lain-lain. Maksud dari kondisinya kurang baik (Willingness lain-lain ini adalah responden merasa masih nyaman mengambil sendiri dari sumur gali To Pay/WTP) yang telah tersedia, ataupun membeli dari penjual air. NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL 3 1,00 -2 -2,00

TOTAL NILAI IFAS = 3,43 + (-2,00) = 1,43 PELUANG Berdasarkan hasil survey, pekerjaan responden didominasi oleh Pegawai Negeri Swasta (PNS) yaitu sebanyak 46 orang (29,11%). Profesi terbanyak kedua adalah Petani/Peternak Tingkat Pemilik yaitu sebanyak 27 orang (17,09%), dan lain-lain terdiri dari beragam pekerjaan, pengaruhnya penting untuk pekerjaan mulai dari ibu rumah tangga biasa, pensiunan, hingga penduduk sementara yang datang 3 0,33 3 1,00 peningkatan layanan air bersih dan responden hanya untuk jangka waktu singkat di Pulau Kisar (42 orang/26,58%). Sisanya terdiri dari kondisinya baik TNI/Polri (3,80%), Pegawai Swasta (10,76%), Pedagang Kecil (3,80%), Pedagang (3,16%), Nelayan Pemilik (1,27%), Buruh Nelayan (1,90%), Buruh Petani/Gembala (2,53%). Peningkatan kesejahteraan masyarakat sangat signifikan hanya dalam waktu 2 (dua) Perekonomian tahun, yaitu keluarga prasejahtera tahun 2008 berjumlah sekitar 1.510 KK mengalami pengaruhnya penting untuk dan Tingkat penurunan sebesar 53% di tahun 2010, sedangkan keluarga sejahtera III tahun 2008 4 0,44 4 1,78 peningkatan layanan air bersih dan Kesejahteraan sebanyak sekitar 187 KK meningkat 78,31% di tahun 2010 menjadi ± 862 KK. Keluarga kondisinya sangat baik Penduduk sejahtera III+ yang pada tahun 2008 sebanyak 68 KK meningkat pada tahun tahun 2010 sebesar 91,20%. Tingkat penghasilan menunjukkan taraf ekonomi responden. Tingkat penghasilan terbesar Tingkat adalah di atas Rp. 2.000.000,00 (30,38%), diikuti dengan level Rp.100.000,00 – Rp. pengaruhnya kurang penting untuk Penghasilan 400.000,00 (22,78%), Rp.400.000,00 – Rp. 800.000,00 (17,09%), Rp. 1.600.000,00 – Rp. 2 0,22 3 0,67 peningkatan layanan air bersih tapi Responden 2.000.000,00 (12,03%), Rp.800.000,00 – Rp. 1.200.000,00 dan Rp.1.200.000,00 – Rp. kondisinya baik 1.600.000,00 sama-sama persentasenya adalah 8,86%. 9 1,00 10 3,44

ANCAMAN Perekonomian Perkembangan fisik Pulau Kisar meningkat drastis dengan tumbuhnya pusat-pusat pengaruhnya kurang penting untuk dan Tingkat keramaian dan perekonomian baru di Desa Wonreli dan Kota Lama yang hingga saat ini 2 0,18 -4 -0,73 peningkatan layanan air bersih tapi Kesejahteraan masih menjadi Pusat Kegiatan Pemerintahan dan Perekonomian Kabupaten Maluku Barat kondisinya sangat baik Penduduk Daya. Infrastruktur transportasi terbatas, jarang dan mahal.Bandar udara yang tersedia adalah Bandar udara perintis untuk pesawat terbang jenis Casa 212 berkapasitas 18 penumpang dengan maksimal bagasi adalah 10 kg per-penumpang. Jadwal pesawat tidak menentu, tergantung ketersediaan bahan bakar Avtur yang tersedia di Pulau Kisar. Dermaga pengaruhnya penting untuk menunjang Ketersediaan pelabuhan dapat memuat kapal Pelni dan kapal barang, namun tergantung gelombang di 3 0,27 -1 -0,27 pembangunan prasarana air bersih dan infrastuktur Laut Banda Infrastruktur telekomunikasi dan komunikasi, selain memakai internet satelit, kondisinya tidak bagus menara BTS penyedia jasa layanan Telekomunikasi yang baru tersedia hanya milik PT. Telkomsel. Di beberapa tempat yang terletak di kaki lembah sinyal jaringan telepon sulit diperoleh. Mesin automatic machine teller (ATM) tidak ada Tingkat penghasilan menunjukkan taraf ekonomi responden. Tingkat penghasilan terbesar Tingkat pengaruhnya kurang penting untuk adalah antara Rp. 100.000,00 – Rp. 400.000,00 (35%) dan diikuti dengan level Penghasilan 2 0,18 -3 -0,55 pengembangan prasarana air bersih Rp.400.000,00 – Rp. 800.000,00 dan di atas Rp. 2.000.000,00 yang sama-sama Responden tapi kondisinya baik persentasenya adalah 18%. NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Tingkat Kepuasan Total keseluruhan adalah mayoritas responden (36,08%) sudah puas dengan sumber air pengaruhnya sangat penting untuk Terhadap bersih yang telah ada tapi masih merasa sulit untuk memperolehnya, sisanya, yang sudah 4 0,36 -2 -0,73 peningkatan layanan air bersih tapi Sumber Air puas adalah sekitar 33,54% dengan yang belum puas adalah 30,38%. kondisinya kurang baik Bersih yang Dipakai 11 1,00 -10 -2,27

TOTAL NILAI EFAS = 3.44 + (-2.27) = 1.17 POSISINYA TERLETAK PADA KUADRAN I DENGAN STRATEGI : MENDUKUNG STRATEGI AGRESIF (PENGEMBANGAN) Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012

Tabel 30. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) dan Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS) untuk Aspek Kelembagaan

NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL KEKUATAN

Kualitas air PDAM dinyatakan cukup bersih dan berada pada pencemaran rendah sehingga pengaruhnya sangat penting bagi Kualitas air layak dikonsumsi masyarakat (Pemeriksaan Laboratorium BTKL-PP Kelas I Makassar, 2012). 4 1,00 3 3,00 kualitas air PDAM dan kondisinya bersih PDAM Secara fisik, air yang didistribusikan PDAM kepada masyarakat di Desa Wonreli relatif cukup baik baik (jernih, tidak berbau, tidak berasa).

4 1,00 3 3,00

KELEMAHAN Lembaga pengaruhnya sangat penting untuk Untuk saat ini di Pulau Kisar Lembaga Pengelola Air Bersih milik pemerintah satu-satunya Pengelola Air 4 0,27 -1 -0,27 pengelolaan air bersih dan adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma yang baru melayani Desa Wonreli Bersih kondisinya tidak baik Sistem perpipaan mencakup 134 KK untuk Sambungan Rumah (SR) dan 15 keran Umum (KU). PDAM Tirta pengaruhnya sangat penting untuk atau sekitar 10.68% SR dan 1.20% KU untuk Desa Wonreli, atau 4.78% SR dan 0.54% untuk Dharma 4 0,27 -1 -0,27 melayani air bersih dan kondisinya seluruh Pulau Kisar. Total KK terlayani PDAM adalah 5.32% dan yang tidak terlayani PDAM Wonreli tidak baik adalah 2.653 KK (94.68%). NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Pelanggan PDAM Tirta Dharma hingga saat ini tercatat sebanyak 134 Kepala keluarga (KK) kondisinya penting untuk Kuantitas air yang bermukim di Desa Wonreli. Secara kuantitas, air bersih yang diproduksi oleh PDAM masih 3 0,20 -2 -0,40 peningkatan kapasita layanan air bersih PDAM jauh dari mencukupi untuk pelayanan Pulau Kisar. bersih dan kondisinya kurang baik Kontinuitas aliran sistem distribusi air bersih PDAM yang ada sekarang ini dirasakan belum Kontinuitas memuaskan karena air belum mengalir selama 24 jam penuh. Kontinuitas aliran yang ada rata- pengaruhnya sangat penting untuk aliran layanan rata baru mencapai 6 – 12 jam perhari. Kondisi ini disebabkan oleh sering rusaknya peralatan 4 0,27 -1 -0,27 melayani air bersih dan kondisinya PDAM yang ada dan masih tingginya tingkat ketergantungan terhadap PLN yang mempengaruhi tidak baik terhadap daya beli listrik. 15 1,00 -5 -1,20

TOTAL NILAI IFAS = 3,00 + (-1,20) = 1,80 PELUANG pengaruhnya penting untuk Cakupan Sistem jaringan distribusi air bersih milik PDAM yang ada saat ini masih mengikuti pola jaringan pengembangan layanan distribusi Pelayanan jaringan jalan, sehingga wilayah-wilayah yang memiliki akses atau berada dekat dengan jaringan 3 0,23 2 0,46 air bersih tapi kondisinya kurang PDAM jalan utama saja yang terlayani oleh air bersih PDAM, seperti Desa Wonreli. baik pengaruhnya penting untuk Pulau Kisar termasuk pulau terdepan Indonesia, sehingga pembangunan dan pengembangan di pembangunan sarana dan Standardisasi 4 0,31 2 0,62 Pulau Kisar berpijak pada pembangunan kepulauan prasarana air bersih tapi kondisinya kurang baik pengaruhnya penting untuk Strategi pembangunan dan pengembangan daerah Pemerintah Propinsi Maluku kepulauan percepatan pembangunan sarana Standardisasi 3 0,23 2 0,46 adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan konsep “Satuan Gugus Pulau”. dan prasarana air bersih tapi kondisinya kurang baik Sumber Daya Sumber daya manusia di Pulau Kisar terbilang cukup potensial dengan kembalinya para putra pengaruhnya penting untuk capacity Manusia dan dan putri daerah yang telah mengecap pendidikan setara SLTA hingga Pascasarjana di luar 3 0,23 2 0,46 and character building tapi Pengembang Pulau Kisar untuk membangun kampung halaman keluarga mereka. Sedangkan keahlian kondisinya kurang baik annya berdagang/berniaga umumnya dikuasai kaum pendatang dari Pulau Jawa dan Sulawesi. 13 1,00 8 2,00

ANCAMAN Cakupan pelayanan baru cukup untuk Desa Wonreli baru sebesar 10,68 % SR dan 1,20% KU Cakupan atau hanya sebesar 4,78% SR dan 0,54% KU untuk seluruh Pulau Kisar. Penduduk yang tidak pengaruhnya penting untuk layanan Pelayanan terlayani oleh jaringan air bersih milik PDAM yaitu sebesar 13.667 jiwa atau 94,68% dari jumlah 3 0,43 -1 -0,43 air bersih tapi kondisinya tidak baik PDAM penduduk dan kalangan ini menggunakan air sumur bor, menampung air hujan dan membeli air dari penjual air untuk dijadikan sebagai sumber air bersih. NILAI VARIABEL PENJELASAN PENGARUH BOBOT RATING KETERANGAN TOTAL Pengawasan prasarana air bersih yang telah ada masih kurang. dengan adanya dari laporan Sumber Daya warga dan peninjauan langsung, terlihat sumur bor yang pompanya telah rusak akibat ulah tidak pengaruhnya sangat penting untuk Manusia dan bertanggungjawab oknum tertentu di Dusun Kioumanumere Desa Wonreli sehingga 4 0,57 -2 -1,14 pengamanan sumber air bersih tapi Pengembang mengakibatkan masyarakat sekitar tidak memperoleh air dari sumber tersebut sejak 6 (enam) kondisinya kurang baik annya bulan yang lalu.

7 1,00 -3 -1,57

TOTAL NILAI EFAS = 2,00 + (-1,57) = 0,43 POSISINYA TERLETAK PADA KUADRAN I DENGAN STRATEGI : MENDUKUNG STRATEGI AGRESIF (PENGEMBANGAN) Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012 Berdasarkan matriks-matriks faktor internal dan eksternal tersebut, jumlah nilai akhir indikator strategi internal (kekuatan dan kelemahan) pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat

Daya adalah; 0,03 (aspek teknis), 0,36 (aspek sosial-budaya), 1,43 (aspek ekonomi dan keuangan), dan 1,80 (aspek kelembagaan), sedangkan nilai total indikator strategi eksternal (peluang dan ancaman) adalah; 1,85 (aspek teknis), -0,45 (aspek sosial dan budaya), 1,17 (aspek ekonomi dan keuangan) dan 0,43 (aspek kelembagaan). Dengan demikian posisi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat

Daya dari masing-masing aspek dapat diketahui.

PELUANG Kuadran II Kuadran I Strategi 4 Posisi Strategi Agresif Turnaround/Stabilisasi 3 (Pengembangan) (Penyehatan) 2 KELEMAHAN -4 -3 -2 -1 1 1 2 3 4 KEKUATAN

Strategi Defensif/Survival- 1 -2 Strategi Diversifikasi (Bertahan) -3 -4 Kuadran III Kuadran IV ANCAMAN Gambar 25. Posisi Pengembangan Prasarana Air Bersih

Dari Gambar 25, terlihat bahwa posisi setiap aspek untuk melakukan strategi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar masing-masing adalah pada kuadran I (warna kuning) untuk aspek teknis, ekonomi dan keuangan serta kelembagaan. Sedangkan pada kuadran IV (warna hijau) adalah posisi aspek sosial dan budaya.

Rekomendasi strategi yang berada pada kuadran I adalah strategi agresif atau disebut juga strategi pengembangan. Sedangkan untuk kuadran

IV, rekomendasinya adalah strategi diversifikasi atau perluasan. Setelah didapat rekomendasi strategi, langkah selanjutnya adalah menyusun Matrik

Analisis SWOT/KLPA untuk masing-masing aspek. Analisis SWOT dimaksudkan untuk menyusun faktor-faktor pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya, sehingga dapat menggambarkan secara jelas interaksi antara Internal Strategic Faktor

Analysis Summary (IFAS) dan External Strategic Faktor Analysis Summary

(EFAS). Interaksi bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dalam pengembangan prasarana air bersih disandingkan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimilikinya. Matrik Analisis SWOT strategi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar (IFAS dan EFAS), yaitu hasil interaksi berdasarkan posisi kuadran.

Gambar 26. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan) Aspek Teknis Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar KEKUATAN KELEMAHAN

Sumber air Air tanah dalam sumur-sumur gali dan air hujan. baku Kondisi Curah hujan tahunan sekitar 900-1.000 mm Sumber Air Sumber air bersih untuk minum paling banyak alam dan pertahun. Kondisi topografi Pulau Kisar yang Bersih diperoleh dari sumur gali (56,33%), dan dari topografi berbukit-bukit dan berbatu karang untuk pembelian air bersih (lain-lain, 21,52%). Minum Sumber Air Total sumur gali (SGL) yang telah diinspeksi pada Bersih Sumur masih menjadi sumber air terbesar untuk tahun 2010 oleh Puskesmas Wonreli adalah 106 untuk keperluan mandi dan cuci (55,06%) diikuti sumur dengan kondisi 9,43 % rusak, 9,43% resiko

Mandi dan pemanfaatan air hujan (22,78%). pencemarannya amat tinggi, 36,79% resiko Cuci pencemaran tinggi, 24,53% resiko pencemaran sedang dan 19,81% resiko pencemaran rendah Sumur masih menjadi sumber air bersih untuk sehingga layak untuk memenuhi kebutuhan air masak rata-rata keluarga di Pulau Kisar yang Kualitas air bersih masyarakat. Pada salah satu sumur di Desa diwakili oleh jawaban responden. Peringkat pertama Sumber Air Wonreli (Dusun Mesiapi ) kadar nitrat lebih tinggi adalah sumur (51,90%), kedua adalah lain-lain Bersih dari batas maksimum yang diperbolehkan. Pada (misalnya membeli air di penjual) sebesar 28,48%, untuk lokasi sumur yang sama pula kadar pH dinyatakan kemudian PDAM yang tentunya hanya dirasakan Masak lebih rendah dari batas minimum. Ini menunjukkan oleh penduduk Desa Wonreli (11,39%), sedangkan bahwa pH air tersebut bersifat asam. Di Desa Kota sisanya adalah pemanfaatan air hujan sebesar Lama kadar Besi dinyatakan sedikit lebih tinggi dari 8,23% untuk keperluan masak. batas maksimum. Sumber air baku yang ada mempunyai potensi yang Tata letak berlimpah, terbukti dari sumur yang jarang kering sistem Kuantitas bahkan pada musim kemarau, dan hanya menyusut pengolahan Distribusi air masih memanfaatkan sistem gravitasi. air sekitar 2-10 meter dari kedalaman rata-rata sumur dan yaitu 20 - 80 m. distribusi Tingkat Pemakaian air harian dibagi rata untuk total lingkup Pemakaian responden dan keluarganya diperoleh 47,95 Air Harian Embung yang kondisinya sudah kritis. Embung liter/orang/hari. Teknologi Responden terletak di Desa Oirata Timur, Dusun Yawuru, Dusun dan Distribusi air bersih juga dilakukan Pemerintah Wakleken dan Dusun Keitaru. Tiga dari keempat Tata letak material Daerah (PEMDA) melalui layanan penjualan air embung tersebut telah tidak berfungsi dan kosong, sistem bahan melalui mobil-mobil tangki berkapasitas 4.000 liter hanya embung di Keitaru yang masih berfungsi tapi pengolahan bangunan untuk menjangkau keseluruhan Pulau Kisar, airnya semakin menyusut. dan utamanya desa dan dusun yang terletak jauh dari distribusi Desa Wonreli. Teknologi dan Sistem Pelayanan PDAM belum sepenuhnya PDAM masih menggunakan pompa untuk material pelayanan memanfaatkan sistem pengukuran debit air terpakai mengalirkan air. bahan pelanggan melalui meteran air. bangunan PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO Secara fisik, tanah di Pulau Kisar terlihat berkarang Memanfaatkan potensi sumber air baku yang ada (sumur gali Jenis tanah dan berpori, umumnya jenis batuannya adalah dari dan air hujan) namun secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan Standar Baku Mutu, serta batu kapur dan gamping. meningkatkan/mengembangkan SAB secara bertahap Kuantitas air tanah cukup banyak diasumsikan Meningkatkan kualitas penyimpanan air cadangan dari air hujan Intensifikasi usaha pelestarian air seperti greenbelt dilahan- berdasarkan suburnya pohon sagu utamanya di (Sistem Pengolahan Air Hujan) di tiap rumahtangga (skala lahan subur, daur ulang air baik sebagai air bersih, keperluan Kuantitas air Desa Lekloor, Purpura, dan beberapa desa lainnya, rumahan) pertanian, peternakan, dan lainnya serta kandungan rasa manis pada jeruk Kisar. Meningkatkan dan memperluas akses air yang aman melalui Membangun Sistem Pengolahan Air Sederhana dengan non-perpipaan terlindungi (pengamanan air baku untuk menggunakan aerasi (pencampuran air dan udara) serta bak menjaga kualitas dan kuantitasnya) saringan pasir untuk mengolah zat besi dan mangan pada Bekerjasama dengan lembaga riset dan akademisi untuk riset sumur yang kadar besi dan nitratnya tinggi (khusus pada pengembangan teknologi ramah lingkungan dan terjangkau wilayah yang kada besi dan nitrat pada airnya cukup tinggi – Di Desa Oirata Barat tampak beberapa rumah telah yang tepat untuk peningkatan layanan air bersih, contoh: Dusun Mesiapi dan Desa Kota Lama) Teknologi dan menggunakan panel surya sebagai sumber energi pengembangan energi alternatif oleh Dinas Pertambangan Membangun Sistem Pengolahan Air Hujan skala rumahtangga material listrik, dan di dekat sumur di Desa Purpura dan Energi Pemanfaatan teknologi surya yang sudah ada dikembangkan bahan terpasang panel surya untuk mengalirkan air dari Membangun waduk-waduk lapangan, situ-situ dan jaringan lagi sebagai sumber energi sistem kombinasi dalam bangunan sumur yang berada di kaki bukit ke tempat pembawa, rehabilitasi embung dan tandon air untuk cadangan mendistribusikan air ke permukiman penampungan di atas bukit. air baku Membangun dan merehabilitasi stasiun-stasiun untuk pemutakhiran data hidrologi, yaitu stasiun hujan, klimatologi dan hidrometri dalam satu jaringan pengamatan hidrologi ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT Selain layanan mobil tangki dari Pemda, ada juga jasa layanan swasta yang disediakan toko-toko melalui pengangkutan mobil pick-up dalam tangki air fiber berkapasitas 1.100 dan 2.200 liter. Harga per- Tata letak Mengadakan program/kegiatan Pemerintah Daerah untuk tangki bervariasi tergantung jarak tempuh, antara sistem perlindungan sumber air berupa penyuluhan-penyuluhan Rp. 80.000,00 – Rp. 200.000 per-pengangkutan. pengolahan kesehatan lingkungan serta sosialisasi isu-isu lingkungan Setiap kali pengangkutan dapat memuat 3 tangki Peningkatan kapasitas PDAM agar mampu bersaing dengan dan distribusi menyangkut air bersih seperti; penyuluhan kesehatan, berkapasitas 2.200 liter dan 4 tangki berkapasitas Perusahaan Air Minum Swasta menciptakan lingkungan yang sehat, penanaman pohon dan 1.100 liter. Untuk masyarakat berpenghasilan Mengembangkan aset manajemen SAB secara kontinyu untuk perilaku hidup bersih dan sehat rendah (MBR) umumnya mencari air sendiri ke efektifitas dan efisiensi pengelolaan air Mengadakan uji kualitas air baku secara berkesinambungan sumur-sumur gali terdekat. dengan teknologi tepat guna diselaraskan dengan rencana Teknologi dan strategis Dinas Kesehatan Instalasi pengolahan memanfaatkan mesin pompa material berbahan bakar minyak (BBM) bergantung kepada bahan Perusahaan Listrik Negara (PLN) bangunan Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012

Gambar 27. Matriks Strategi Diversifikasi (Perluasan) Aspek Sosial Budaya Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar

KEKUATAN KELEMAHAN

Untuk memenuhi kebutuhannya akan air bersih, masyarakat membeli air pada penjual air selain menampung air hujan. Kebiasaan Drainase pembuangan air limbah domestik juga belum merata Penduduk di bangun di Pulau Kisar, dan di beberapa tempat kondisinya Wilayah administrasi di sudah tidak layak. Pulau Kisar tersebar tidak Kondisi merata disebabkan pola Sarana Air Bersih (SAB) yang telah terbangun di Pulau Kisar Kependudukan permukiman tersebar. adalah: sistem non perpipaan, meliputi; Sumur Gali (SGL = 82 unit), dan Penampungan Air Hujan (PAH = 1,146 unit) dan Persebaran penduduk Sarana sistem perpipaan dari PDAM Cabang Wonreli yang meliputi mengikuti pola jalan. kesehatan SambunganRumah (40 SR) dan Keran Umum (15 KU). Sistem lingkungan perpipaan hingga saat ini masih melayani Desa Wonreli. Penampungan Air Hujan dibuat dalam bak-bak penampung yang umumnya terletak di pekarangan rumah warga. PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO Budaya masyarakat Kisar adalah patriarkhi, dimana kaum Mengadakan kegiatan pemberdayaan lelaki yang berpergian mencari nafkah, sementara kaum masyarakat khususnya kaum wanita dalam Kondisi wanita tinggal di rumah mengurus keluarga dan menanam pembangunan air minum dan memperluas Kependudukan tanaman di pekarangan rumah untuk ketahanan pangan pengetahuan tentang air bersih keluarga dan ternak. Pengembangan pola pikir kebersamaan membangun daerah lewat air bersih untuk Sosialisasi lewat tempat-tempat ibadah seperti Gereja, Masjid dan kepentingan bersama dengan tempat publik lain mengenai peran, hak dan kewajiban masyarakat mengadakan workshop setiap tahun dalam penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Bersih serta dengan mengundang pihak-pihak terkait air kebiasaan hidup bersih dan sehat Tingkat pendidikan tertinggi di Pulau Kisar masih berada pada bersih seperti Pihak PDAM, NGO/LSM/ Peningkatan Kapasitas Badan Penyediaan Air Minum - Berbasis tamatan Sekolah Menengah Atas/sederajat (SMA) dengan tokoh-tokoh masyarakat, rohaniwan, SKPD- Masyarakat (BPAM-BM) tingkat daerah Tingkat persentase sebanyak 47,47%, menyusul Sarjana Strata-Satu SPD (Kesehatan, Lingkungan Hidup, Penyebarluasan ciri keberhasilan kelompok masyarakat yang pendidikan (S1) sebanyak 27,85%, dan sisanya terbagi atas tamatan Pekerjaan Umum, Permukiman, dan lain- membangun SPAB dan sosialisasi Pengelolaan Air Bersih berbasis responden Sekolah Dasar/SD (8,23%), Sekolah Menengah Pertama/SMP lain) dan Badan Legislatif (DPRD) masyarakat (10,76%), Diploma Satu/D1(0,63%), Diploma Tiga/D3(3,16%) Mengadakan program sosialisasi dan dan Sarjana Strata-Dua/S2 (1,90%). penyuluhan ke sekolah-sekolah untuk membangun kesadaran akan pentingnya air, mulai dari tingkat SD - SMA bekerjasama dengan Dinas Pendidikan ANCAMAN STRATEGI ST STRATEGI WT Jika dibandingkan data dari BPS tahun 2010, yaitu jumlah penduduk Pulau Kisar sejumlah 14,015 jiwa dengan data Kondisi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun 2012 yang Kependudukan berjumlah 16,055 jiwa, maka rasio peningkatan penduduk Perbaikan manajemen administrasi wilayah untuk keberhasilan program-program adalah sebesar 87.29% dalam kurun waktu 2 tahun. Membangun Badan Usaha Milik Desa yang khusus mengelola air bersih Pemerintah Daerah dalam rangka sinergi Masyarakat Pulau Kisar memiliki kebiasaan berkumpul sambil dan mengadakan program pelatihan kepedulian pengamanan sumber air dan keterpaduan antar SKPD dan demi mencuci bersama di lokasi-lokasi sumur atau sekedar bertemu efisiensi dan efektifitas Pembangunan drainase untuk pembuangan limbah rumah tangga Kebiasaan kenalan dan mengambil air sumur. Sumur-sumur di Pulau (sebaiknya limbah yang sudah diolah agar tidak mencemari lingkungan) Relokasi sumur gali yang terpadu dengan Penduduk Kisar umumnya dibuat tanpa tutup pengaman dan pada salah yang memadai diseluruh Pulau Kisar dan membangun kesadaran rehabilitasi prasarana sanitasi mengikuti satu sumur di Desa Wonreli yang terlihat berjarak sangat dekat masyarakat untuk memelihara drainase demi kesehatan lingkungan yang pola permukiman yang ada dengan septiktank komunal terintegrasi pada keberlanjutan ketersediaan air bersih secara kualitas Penyediaan prasarana persampahan dan dan kuantitas Kebiasaan Kebiasan membuang sampah sembarang tempat ini dilakukan sosialisasi 3R (reduce, reuse, recycle) Menghidupkan kembali kearifan lokal yang mendukung pelestarian Penduduk mulai dari kaum manula hinga anak kecil seusia SD. 4. Pembangunan fasum dan fasos sesuai lingkungan, kebiasaan hidup sehat dan bersih serta peduli air Fasilitas Umum (Fasum) yang dimaksud disini adalah Tempat- RTR dan pemberlakuan regulasi yang

Tempat Umum (TTU) yang terdapat di Pulau Kisar seperti mengatur penggunaan lahan dengan Hotel, Pasar, Salon, Masjid, Gereja, Sekolah dan Rumah Kost. Fasum dan ancaman sanksi tegas sesuai Undang- Sedangkan Fasilitas Sosial (Fasos) yang dimaksud adalah Fasos undang Nasional Tempat Penyediaan Makanan (TPM) yang meliputi; Depot Air Isi Ulang, Rumah Makan, Pedagang Kaki Lima, Pedagang Keliling dan Pabrik Sederhana. Sumber: Hasil Analisa Peneliti, 2012

Gambar 28. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan) Aspek Ekonomi dan Keuangan Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar

KEKUATAN KELEMAHAN

Kondisi bangunan tempat tinggal Walaupun sekitar 17,72% adalah 65,82% menempati rumah responden menyatakan tidak permanen yang dapat bersedia mendapatkan layanan diasumsikan telah memiliki sarana PDAM, namun jika memang air air bersih yang memadai, layanan telah tersedia, maka Kondisi dan 29,75% menempati rumah semi Keinginan untuk sebagian besar responden tetap Status permanen yang dapat membayar jasa memilih mendapatkan Sambungan Kepemilikan diasumsikan telah memiliki sarana (Willingness To Rumah (SR) di setiap keluarga Bangunan air bersih kurang memadai, dan Pay/WTP) (74,68%). Sekitar 12,03% memilih Tempat Tinggal 4,43% menempati bangunan Keran/Hidran Umum (KU/HU), darurat (gubuk), dengan sarana air 5,06% memilih Sambungan bersih seadanya. Sedangkan dari Halaman (SH), 6,33% memilih status kepemilikan, 74,19% adalah Terminal Air (TA), sedangkan milik sendiri, sisanya menumpang sekitar 1,90% memilih lain-lain. (9,03%), sewa bulanan (2,58%), Maksud dari lain-lain ini adalah kontrak (7,74%), rumah adat responden merasa masih nyaman (0,65%), dan rumah dinas mengambil sendiri dari sumur gali (5,81%). yang telah tersedia, ataupun Total kemampuan untuk membeli dari penjual air. membayar jasa (ATP) Kemampuan dibandingkan kesediaan untuk pelanggan membayar jasa (WTP) adalah (Ability To ATP > WTP (53,16%), sedangkan Pay/ATP) ATP

Infrastruktur transportasi terbatas, jarang dan mahal.Bandar udara yang tersedia adalah Bandar udara perintis untuk pesawat terbang jenis Casa 212 berkapasitas 18 penumpang dengan maksimal bagasi adalah 10 kg per-penumpang. Jadwal pesawat tidak menentu, tergantung ketersediaan bahan bakar Avtur yang tersedia di Pulau Kisar. Dermaga Ketersediaan pelabuhan dapat memuat kapal Pelni dan kapal barang, infrastuktur namun tergantung gelombang di Laut Banda Infrastruktur telekomunikasi dan komunikasi, selain memakai internet satelit, menara BTS penyedia jasa layanan Telekomunikasi yang baru tersedia hanya milik PT. Telkomsel. Di beberapa tempat yang terletak di kaki lembah sinyal jaringan telepon sulit diperoleh. Mesin automatic machine teller (ATM) tidak ada Sumber: Hasil Analisa Peneliti, 2012

Gambar 29. Matriks Strategi Agresif (Pengembangan) Aspek Kelembagaan Prasarana Air Bersih di Pulau Kisar

KEKUATAN KELEMAHAN

Kualitas air PDAM dinyatakan cukup bersih dan Untuk saat ini di Pulau Kisar Lembaga Pengelola Kualitas air Lembaga berada pada pencemaran rendah sehingga layak Air Bersih milik pemerintah satu-satunya adalah bersih Pengelola dikonsumsi masyarakat (Pemeriksaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta PDAM Air Bersih Laboratorium BTKL-PP Kelas I Makassar, 2012). Dharma yang baru melayani Desa Wonreli Secara fisik, air yang didistribusikan PDAM kepada Sistem perpipaan mencakup 134 KK untuk masyarakat di Desa Wonreli relatif cukup baik Sambungan Rumah (SR) dan 15 keran Umum (jernih, tidak berbau, tidak berasa). PDAM Tirta (KU). atau sekitar 10.68% SR dan 1.20% KU untuk Dharma Desa Wonreli, atau 4.78% SR dan 0.54% untuk

Wonreli seluruh Pulau Kisar. Total KK terlayani PDAM adalah 5.32% dan yang tidak terlayani PDAM adalah 2.653 KK (94.68%). Pelanggan PDAM Tirta Dharma hingga saat ini Kuantitas tercatat sebanyak 134 Kepala keluarga (KK) yang air bersih bermukim di Desa Wonreli. Secara kuantitas, air

PDAM bersih yang diproduksi oleh PDAM masih jauh dari mencukupi untuk pelayanan Pulau Kisar.

Kontinuitas aliran sistem distribusi air bersih PDAM yang ada sekarang ini dirasakan belum memuaskan karena air belum mengalir selama 24 Kontinuitas jam penuh. Kontinuitas aliran yang ada rata-rata aliran baru mencapai 6 – 12 jam perhari. Kondisi ini layanan disebabkan oleh sering rusaknya peralatan yang PDAM ada dan masih tingginya tingkat ketergantungan terhadap PLN yang mempengaruhi terhadap daya beli listrik.

PELUANG STRATEGI SO STRATEGI WO

Menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan Good Sistem jaringan distribusi air bersih milik PDAM Penambahan dan pembenahan prasarana pendukung Coorporate Governance terutama untuk yang ada saat ini masih mengikuti pola jaringan sarana air bersih seperti jalan untuk memperluas akses penyelenggara/operator SPAB Cakupan jaringan jalan, sehingga wilayah-wilayah yang terhadap sumber air baku Meningkatkan kemampuan finansial PDAM dengan cara; Pelayanan PDAM memiliki akses atau berada dekat dengan jaringan Percepatan pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan program penyehatan PDAM melalui pengaturan tarif (penuh jalan utama saja yang terlayani oleh air bersih ekonomi daerah perbatasan dengan pemberlakuan insentif dan progresif serta subsidi untuk MBR) PDAM, seperti Desa Wonreli. untuk menarik investor misalnya; pengurangan/pembebasan Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di tingkat di bidang pajak, retribusi daerah dan bea masuk peralatan kabupaten/kota dalam pengembangan SPAB dengan cara Pulau Kisar termasuk pulau terdepan Indonesia, produksi, penyediaan lahan, penyediaan data dan informasi penyempurnaan tugas pokok SKPD terkait agar tidak saling sehingga pembangunan dan pengembangan di terbaru, penyediaan SDM untuk riset dan produksi, dan lain tumpang tindih, peningkatan SDM melalui sertifikasi ataupun Pulau Kisar berpijak pada pembangunan sebagainya pelatihan Operasional dan Pemeliharaan SPAB, pengisian kepulauan sesuai Peraturan Presiden Negara Menjalin kemitraan dengan NGO/LSM, lembaga riset dan jabatan struktural/fungsional sesuai kompetensi Republik Indonesia no 78 tahun 2005 tentang ahli-ahli akademisi sebagai bagian pengelolaan sistem data Standardisasi Bekerjasama dengan daerah otonom lain sebagai suatu Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar. dan peningkatan teknologi informasi (untuk pemutakhiran manajemen terpadu dalam mengelola air tanah/sumber air Strategi pembangunan dan pengembangan data) baku berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber daerah Pemerintah Propinsi Maluku kepulauan Kelembagaan, penguatan kapasitas, advokasi dan Daya Mineral Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 tanggal 3 adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi monitoring dan evaluasi yang terpadu dengan sektor sanitasi dengan konsep “Satuan Gugus Pulau”. November 2000, tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Sumber daya manusia di Pulau Kisar terbilang Tugas Pemerintahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah cukup potensial dengan kembalinya para putra dan Tanah putri daerah yang telah mengecap pendidikan Sumber Daya setara SLTA hingga Pascasarjana di luar Pulau Manusia dan Kisar untuk membangun kampung halaman Pengembangannya keluarga mereka. Sedangkan keahlian berdagang/berniaga umumnya dikuasai kaum pendatang dari Pulau Jawa dan Sulawesi. ANCAMAN STRATEGI KA STRATEGI LA Cakupan pelayanan baru cukup untuk Desa Wonreli baru sebesar 10.68 % SR dan 1.20% KU atau hanya sebesar 4.78% SR dan 0.54% KU untuk seluruh Pulau Kisar. Penduduk yang tidak Cakupan terlayani oleh jaringan air bersih milik PDAM yaitu Pelayanan PDAM sebesar 13.667 jiwa atau 94.68% dari jumlah Penambahan jaringan perpipaan PDAM secara bertahap penduduk dan kalangan ini menggunakan air selaras dengan rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum sumur bor, menampung air hujan dan membeli air dan BAPPEDA Bantuan teknis fasilitasi peningkatan pendanaan melalui dari penjual air untuk dijadikan sebagai sumber air bank komersial dan non-bank untuk PDAM shat bersih. Promosi dan kampanye visi air dunia dalam World Water Forum 2000 "making water everybody's business" dimulai Memfasilitasi pembentukan Lembaga Konsumen Air Bersih Pengawasan prasarana air bersih yang telah ada dari gerakan legislatif peduli air dan lingkungan hingga ke Indonesia tingkat daerah masih kurang. dengan adanya dari laporan warga tingkat masyarakat dengan mengadakan event daerah setiap dan peninjauan langsung, terlihat sumur bor yang tahun Sumber Daya pompanya telah rusak akibat ulah tidak Manusia dan bertanggungjawab oknum tertentu di Dusun Pengembangannya Kioumanumere Desa Wonreli sehingga mengakibatkan masyarakat sekitar tidak memperoleh air dari sumber tersebut sejak 6 (enam) bulan yang lalu. Sumber: Hasil Analisis Peneliti, 2012 Dari setiap aspek yang telah dirumuskan strateginya maka direduksi lagi garis besar strategi prasarana air bersih di Pulau Kisar, sebagai berikut:

1. Pengembangan dan peningkatan fisik prasarana baik air bersih

maupun prasarana pendukung.

2. Pengembangan dan peningkatan manajemen dan tata kelola air

bersih maupun dibidang finansial, lembaga masyarakat, administrasi,

informasi dan kompetensi.

3. Pembenahan dan perluasan pola pikir (paradigma) terhadap sarana

air bersih dan sarana penunjang lainnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil pembahasan penelitian ini untuk menjawab tujuan penelitian tentang strategi pengembangan prasarana air bersih di Pulau Kisar, dimana untuk pengembangan prasarana air bersih dari tinjauan aspek teknis, ekonomi dan keuangan serta kelembagaan memerlukan strategi agresif atau pengembangan, sedangkan aspek sosial budaya prasarana air bersih membutuhkan strategi diversifikasi atau perluasan. Dari hasil interaksi berdasarkan posisi kuadran eksternal dan internal maka diperoleh kesimpulan upaya-upaya yang perlu dilakukan sebagai hasil perumusan kedua strategi, yaitu sebagai berikut:

4. Pengembangan dan peningkatan fisik prasarana baik air bersih

maupun prasarana pendukung.

Prasarana tersebut adalah; sumur gali terpadu sanitasi dan air

hujan, akses air non-perpipaan, Sistem Pengolahan Air Sederhana

menggunakan teknik aerasi (pada wilayah tertentu yang kadar besi

pada airnya tinggi), Sistem Pengolahan Air Hujan skala rumahtangga,

teknologi surya menjadi sistem kombinasi (gravitasi dan pompa),

waduk-waduk lapangan, situ-situ dan jaringan pembawa, embung dan tandon air, stasiun hujan, klimatologi dan hidrometri, Greenbelt

dilahan-lahan subur dan daur ulang air baik, prasarana persampahan

dan sosialisasi 3R (reduce, reuse, recycle), drainase untuk

pembuangan limbah rumah tangga, jalan, jaringan perpipaan PDAM

secara bertahap

5. Pengembangan dan peningkatan manajemen dan tata kelola air

bersih maupun dibidang finansial, lembaga masyarakat, administrasi,

informasi dan kompetensi.

Manajemen dan tata kelola yang dimaksud adalah;

kerjasama/kemitraan dengan NGO/LSM, PERPAMSI, daerah otonom

lain, lembaga riset dan akademisi, peningkatan kapasitas PDAM baik

secara kelembagaan, keuangan dan SDM, pengembangan aset

manajemen Sarana Air Bersih secara kontinyu, kegiatan

pemberdayaan masyarakat khususnya kaum wanita, manajemen

administrasi wilayah untuk koordinasi antar instansi terkait,

pemberlakuan regulasi yang memprioritaskan air bersih, peningkatan

Kapasitas Badan Penyediaan Air Minum - Berbasis Masyarakat

(BPAM-BM) tingkat daerah, BUMD, BPAM-BM dan Lembaga

Konsumen Air Bersih Indonesia tingkat daerah, prioritas alokasi dana

air dalam APBD, kredit mikro dari koperasi, bank atau lembaga

keuangan lainnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),

emberlakuan insentif untuk menarik investor, pengelolaan sistem data

dan peningkatan teknologi informasi (untuk pemutakhiran data), pelembagaan-penguatan kapasitas-advokasi –monitoring- evaluasi

terpadu sektor sanitasi.

6. Pembenahan dan perluasan pola pikir (paradigma) terhadap sarana

air bersih dan sarana penunjang lainnya.

Yang dimaksud dengan perbaikan paradigma adalah;

program/kegiatan penyuluhan, pelatihan dan sosialisasi menyangkut

air bersih seperti; penyuluhan kesehatan, menciptakan lingkungan

yang sehat, penanaman pohon, kelestarian air, promosi keberhasilan

kelompok masyarakat dan perilaku hidup bersih dan sehat ke

sekolah-sekolah, tempat ibadah, tempat publik/alun-alun desa,

workshop “bersama membangun daerah” setiap tahun, menghidupkan

kembali kearifan lokal yang mendukung pelestarian lingkungan,

kebiasaan hidup sehat dan bersih serta peduli air , gerakan legislatif

dan masyarakat peduli air melalui event daerah setiap tahun

B. SARAN

Untuk memenuhi ketersediaan air bersih setelah strategi pengembangan prasarana air bersih telah dirumuskan, maka dari hasil penelitian ini dapat diberikan saran sebagai bahan pertimbangan yang adalah sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Maluku Barat Daya: Pemerintah memprioritaskan penambahan layanan non perpipaan

PDAM, layanan perpipaan PDAM secara bertahap di seluruh Pulau

Kisar, pengamanan sumur gali, waduk dan situ, dan lainnya maupun

prasarana pendukung (teknologi surya, stasiun hidrologi, infrastruktur

perhubungan dan telekomunikasi). Pemerintah juga perlu memikirkan

alternatif sumber air, misalnya; membangun pipa bawah laut untuk

mengambil air dari pulau lain yang sumber airnya cukup banyak

(memiliki air permukaan). Namun pengembangan sarana dan

prasarana fisik perlu didukung oleh manajemen dan tata kelola air

bersih yang baik dibidang finansial, lembaga masyarakat, administrasi,

informasi dan kompetensi dengan meningkatkan kemitraan dan

menerapkan good governance. Selain itu pemerintah juga perlu

membenahi dan memperluas pola pikir (paradigma) terhadap sarana

air bersih dan sarana penunjang air bersih, sanitasi dan kesehatan

lewat penyuluhan PHBS, sosialisasi, workshop tahunan, dan lainnya,

serta membangun karakter dan kapasitas masyarakat Pulau Kisar

khususnya dan Kabupaten Maluku Barat Daya pada umumnya,

dengan menghidupkan kembali kearifan budaya lokal yang berpihak

pada kelestarian alam

2. Bagi PDAM:

PDAM sebaiknya meningkatkan standar layanan mencapai Standar

Pelayanan Minimal (60 liter/orang/hari) utamanya untuk Masyarakat

Berpenghasilan Rendah (MBR), berinovasi dan mengembangkan alternatif teknologi yang paling baik untuk wilayah layanan,

membenahi kapasitas manajemen PDAM dan memperluas cakupan

pelayanan secara bertahap.

3. Bagi masyarakat:

Perlu proaktif , partisipatif serta konsekuen menjalankan peran, hak

dan kewajiban dalam memelihara dan mengelola air bersih di daerah

mereka dan harus berani menerima perubahan dan keluar dari zona

nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Afifi, Mansur. Kesediaan Membayar (Willingness To Pay) Air Bersih oleh

Pelanggan PDAM Menang Mataram Lombok. Jurnal LIPI, Vol. 13

No. 1, Mei 2008. Available from:

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/13108193204.pdf

Asghara, Ariya 2007. Strategi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Air

Bersih di Kota Bangko Kabupaten Merangin. Eprints Undip.

Semarang. Available from:

http://eprints.undip.ac.id/165281.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tenggara Barat (2011) tentang:

Pulau-Pulau Terselatan Dalam Angka 2011.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 2011. Maluku

Barat Daya Dalam Angka 2011.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tenggara Barat. 2011. Pulau-

Pulau Terselatan Dalam Angka 2011.

Budiharjo, Eko.1999. Kota Berkelanjutan. Alumni. Bandung.

Direktur Jenderal Cipta Karya. 2007. Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Prasarana Air Minum Sederhana. Jakarta.

Environmental Services Program (ESP). 2008. Panduan Survei

Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey - RDS). USAID. Jakarta. Habibie, Ridwan. 2012. Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum

(SPAM) – Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten

Jeneponto dan IUWASH SSEI. Materi Presentasi. USAID

Kementerian Pertanian. Jeruk Kisar (Jeruk Keprok). Available from::

http://cybex.deptan.go.id/lokalita/jeruk-kisar-jeruk-keprok-1.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 47 Tahun 1999

tentang: Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air

Minum.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.907/MENKES/SK/VII/2002 tentang: Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air Minum.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2000 tentang :

Panduan Penyusunan AMDAL Kegiatan Pembangunan

Permukiman Terpadu

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

534/KPTS/M/2001 tentang: Pedoman Standar Pelayanan Minimal

bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan

Pekerjaan Umum.

Kodoatie, Robert. 1996. Pengantar Hidrogeologi. ANDI. Yogyakarta

Manampiring, Aaltje. 2009. Studi Kandungan Nitrat (NO-3) Pada Sumber

Air Minum Masyarakat Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon

Timur Kota Tomohon. Departemen Pendidikan Nasional RI – Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Manado.

Available from:

http://repo.unsrat.ac.id/255/1/Studi_Kandungan_Nitrat_(NO-

3)_Pada_Sumber__Air.pdf

Metode Menghitung Proyeksi Penduduk. Available from:

http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2232696-metode-

menghitung-proyeksi-penduduk/

Mulya, Happy dan Samson, Maggy. Water Harvesting and Recycling

Upaya Pengembangan dan Pengelolaan Sumber Daya Air Pada

Pulau-pulau Perbatasan di Propinsi Maluku. Pertemuan Ilmiah

Tahunan (PIT)-HATHI, Manado (cited 2006 Nov 10 – 13): ISBN:

978-979-15616-4-8. Available from:

http://www.hathi-manado.org/files/Gabung-A.pdf.

Noto Susanto, Andriko dan Marthen P. Sirappa. 2007. Karakteristik dan

Ketersediaan Data Sumber Daya Lahan Pulau-pulau Kecil Untuk

Perencanaan Pembangunan Pertanian di Maluku. Jurnal Litbang

Pertanian BPTP. Maluku. Available from:

http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3262071.pdf.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang:

Penyelenggaraan Pengembangan SPAM.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 16 tahun 2005 tentang:

Pengembangan Sistem Penyedia Air Minum (SPAM). Peraturan Presiden No. 39 Tahun 2005 tentang: Rencana Kerja

Pemerintah Tahun 2006 (RKP 2006).

Peraturan Presiden No. 78 tahun 2005 tentang: Pulau-pulau Kecil Terluar.

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.

PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Sahusilawane, Aphrodite M (2012). Potret Perempuan Oirata di Pulau

Kisar Menjaga Pangan. Titah Surga. Yogyakarta

Selintung, Mary. 2011. Pengenalan Sistem Penyediaan Air Minum. AS

Publishing. Makassar

Standar Nasional Indonesia (SNI No. 01-3165-2009) tahun 2009 tentang:

Jeruk Keprok. Badan Standarisasi Nasional.

Sugiarto. 2006. Kinerja Pelayanan Air bersih di Kota Cilegon. Eprints

Undip. Semarang. Available from: http://eprints.undip.ac.id/15906.

Susana dan Soedjono, Eddy S. 2009. Penyediaan Air Bersih Perdesaan

Pulau Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan Propinsi Sulawesi

Tengah. Digilib ITS. Surabaya. Available from:

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-10758-Paper.pdf.

Teknik Budidaya Tanaman Sagu.. Available from:

http://budidayanews.blogspot.com/2011/06/budidaya-tanaman-

sagu.html. Undang-Undang Republik Indonesia Kepulauan No. 31 Tahun 2008

tentang: Pembentukan Kabupaten Maluku Barat Daya di Propinsi

Maluku.

Undang-undang Republik Indonesia No. 7 tahun 2004 tentang: Sumber

Daya Air.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang:

Perlindungan Konsumen.

LAMPIRAN

DATA KELUARGA

Desa: Wonreli

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? sudah dan Frijon tidak/be Rp Rp ana laki- perma milik >Rp. PD PDA PD mudah 1 Leweri PNS lum S1 ya 500,000. 500,000.0 SR k laki nen sendiri 2.000.000,00 AM M AM mempe ssa nikah 00 0 rolehny a lai lai semi Rp Rp J.P.Na sua laki- kontra >Rp. n- lain- n- 2 PNS nikah S1 perma ya 100,000. 200,000.0 SR belum nlohy mi laki k 2.000.000,00 lai lain lai nen 00 0 n n lai lai Marsa Rp sua laki- perma milik Rp. 400.000,00 - Rp n- lain- n- 3 n PNS nikah S1 ya 50,000.0 SR belum mi laki nen sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 lai lain lai Suade 0 n n sudah Anthon tetapi semi Rp. 1.200.000,00 Rp su su y sua laki- numpa Rp sum sulit 4 PNS nikah S1 perma - Rp. ya 50,000.0 SR mu mu Lasam mi laki ng 50,000.00 ur mempe nen 1.600.000,00 0 r r ahu rolehny a Martha pere lain- semi milik Rp. 100.000,00 - Rp Rp lain- su sum su 5 istri nikah SMA ya belum Rupilu mpu lain perma sendiri Rp. 400.000,00 30,000.0 80,000.00 lain mu ur mu

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? an nen 0 r r sudah dan Lis pere tidak/be Rp su su lain lain- perma numpa Rp. 100.000,00 - Rp sum mudah 6 Jermia mpu lum SMA ya 20,000.0 SR mu mu nya lain nen ng Rp. 400.000,00 50,000.00 ur mempe s an nikah 0 r r rolehny a sudah tetapi Rp. 1.600.000,00 Rp Rp su su sua laki- perma kontra sum sulit 7 Jacob PNS nikah D3 - Rp. ya 100,000. 250,000.0 SR mu mu mi laki nen k ur mempe 2.000.000,00 00 0 r r rolehny a lai tidak/be Rp su Lius lain laki- perma kontra Rp. 400.000,00 - Rp n- sum 8 PNS lum SMA tidak 20,000.0 SR mu belum Hattu nya laki nen k Rp. 800.000,00 25,000.00 lai ur nikah 0 r n sudah dan Yosep semi Rp su su sua laki- lain- milik Rp. 100.000,00 - Rp sum mudah 9 M. nikah SMA perma ya 20,000.0 SH mu mu mi laki lain sendiri Rp. 400.000,00 25,000.00 ur mempe Bakker nen 0 r r rolehny a Ny. L. pere Rp. 1.600.000,00 Rp Rp 1 perma milik HU/K PD sum PD Francis istri mpu PNS nikah S1 - Rp. tidak 100,000. 350,000.0 belum 0 nen sendiri U AM ur AM I. an 2.000.000,00 00 0 Andari Rp su su 1 sua laki- petani milik Rp. 100.000,00 - Rp sum as A nikah SMA darurat ya 50,000.0 SH mu mu belum 1 mi laki pemilik sendiri Rp. 400.000,00 50,000.00 ur Frans 0 r r Marinu sudah semi Rp Rp su su 1 s sua laki- lain- numpa Rp. 800.000,00 - sum dan nikah S1 perma ya 200,000. 250,000.0 SH mu mu 2 Melatu mi laki lain ng Rp. 1.200.000,00 ur mudah nen 00 0 r r man mempe

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? rolehny a sudah Arthoni dan pere Rp. 1.200.000,00 Rp Rp su su 1 a C. lain- perma milik sum mudah istri mpu nikah S1 - Rp. ya 50,000.0 100,000.0 SR mu mu 3 Koman lain nen sendiri ur mempe an 1.600.000,00 0 0 r r dely rolehny a sudah Daniel tetapi semi Rp. 1.600.000,00 Rp Rp su su 1 R. sua laki- numpa sum sulit PNS nikah S1 perma - Rp. ya 100,000. 125,000.0 SR mu mu 4 Laimeh mi laki ng ur mempe nen 2.000.000,00 00 0 r r eriwa rolehny a sudah dan Yeriya nelaya tidak/be Rp su su 1 ana laki- perma milik Rp. 100.000,00 - Rp sum mudah nto n lum SD ya 50,000.0 SR mu mu 5 k laki nen sendiri Rp. 400.000,00 15,000.00 ur mempe Aihery pemilik nikah 0 r r rolehny a sudah lai lai tetapi semi Rp. 1.200.000,00 Rp 1 sua laki- pedaga sewa/ Rp n- lain- n- sulit Ponadi nikah SMA perma - Rp. ya 50,000.0 SR 6 mi laki ng bulan 10,000.00 lai lain lai mempe nen 1.600.000,00 0 n n rolehny a sudah tetapi Wilem semi Rp su su 1 sua laki- petani milik Rp. 100.000,00 - Rp sum sulit Dahokl nikah SMA perma tidak 50,000.0 SR mu mu 7 mi laki pemilik sendiri Rp. 400.000,00 10,000.00 ur mempe ory nen 0 r r rolehny a 1 Thimoti sua laki- semi kontra >Rp. Rp Rp su sum PD PNS nikah S1 ya SR belum 8 us mi laki perma k 2.000.000,00 50,000.0 10,000.00 mu ur AM

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? Werion nen 0 r sora sudah Walala dan semi Rp su su 1 ya sua laki- kontra >Rp. Rp sum mudah PNS nikah S1 perma ya 25,000.0 SR mu mu 9 Aguste mi laki k 2.000.000,00 50,000.00 ur mempe nen 0 r r in rolehny a sudah Semue lai dan semi Rp. 1.200.000,00 Rp Rp air su 2 l sua laki- numpa n- mudah PNS nikah SMA perma - Rp. ya 50,000.0 200,000.0 SR huja mu 0 Pooke mi laki ng lai mempe nen 1.600.000,00 0 0 n r y n rolehny a sudah tetapi Mathe Rp Rp su su 2 sua laki- lain- milik Rp. 100.000,00 - HU/K sum sulit us B. nikah SMA darurat ya 200,000. 100,000.0 mu mu 1 mi laki lain sendiri Rp. 400.000,00 U ur mempe Letelay 00 0 r r rolehny a sudah tetapi Rp 2 A.J.Ez sua laki- perma milik >Rp. Rp PD PDA PD sulit PNS nikah S2 tidak 100,000. SR 2 auw mi laki nen sendiri 2.000.000,00 50,000.00 AM M AM mempe 00 rolehny a sudah dan pegaw Rp. 1.200.000,00 Rp 2 A. sua laki- perma milik Rp PD PDA PD mudah ai nikah SMA - Rp. ya 100,000. SR 3 Paulus mi laki nen sendiri 50,000.00 AM M AM mempe swasta 1.600.000,00 00 rolehny a 2 Natani sua laki- petani perma milik Rp. 100.000,00 - Rp Rp HU/K su sum su sudah nikah SMA tidak 4 el mi laki pemilik nen sendiri Rp. 400.000,00 20,000.0 50,000.00 U mu ur mu tetapi

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? Benya 0 r r sulit min mempe rolehny a Yohan Rp su su 2 sua laki- petani perma milik Rp. 100.000,00 - Rp sum es nikah SMP ya 50,000.0 SR mu mu belum 5 mi laki pemilik nen sendiri Rp. 400.000,00 50,000.00 ur Petrus 0 r r sudah tetapi Jd.Ny. pere pedaga Rp su su 2 janda/d perma milik Rp. 100.000,00 - Rp HU/K sum sulit A.Mau istri mpu ng SD ya 50,000.0 mu mu 6 uda nen sendiri Rp. 400.000,00 50,000.00 U ur mempe mer an kecil 0 r r rolehny a sudah Andari tetapi Rp su su 2 as sua laki- petani perma milik Rp. 400.000,00 - Rp sum sulit nikah SMA ya 50,000.0 SR mu mu 7 Baltha mi laki pemilik nen sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 ur mempe 0 r r zar rolehny a sudah tetapi Mathe Rp Rp su su 2 sua laki- petani perma milik Rp. 800.000,00 - sum sulit us nikah SMP ya 50,000.0 100,000.0 SR mu mu 8 mi laki pemilik nen sendiri Rp. 1.200.000,00 ur mempe Salele 0 0 r r rolehny a sudah dan pere tidak/be Rp. 1.600.000,00 Rp Rp su su 2 Novi ana perma kontra sum mudah mpu PNS lum S1 - Rp. ya 50,000.0 100,000.0 SR mu mu 9 Paulus k nen k ur mempe an nikah 2.000.000,00 0 0 r r rolehny a J. Rp Rp su su 3 sua laki- petani milik Rp. 800.000,00 - sum Rupida nikah SMA darurat ya 10,000.0 100,000.0 SR mu mu belum 0 mi laki pemilik sendiri Rp. 1.200.000,00 ur ra 0 0 r r

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? sudah tetapi D. semi Rp su su 3 sua laki- petani milik Rp. 100.000,00 - Rp sum sulit Lekima nikah SMP perma ya 20,000.0 SR mu mu 1 mi laki pemilik sendiri Rp. 400.000,00 20,000.00 ur mempe u nen 0 r r rolehny a Philipu tidak/be semi Rp su su 3 s ana laki- lain- milik Rp. 100.000,00 - Rp sum lum SD perma ya 10,000.0 SR mu mu belum 2 Rupida k laki lain sendiri Rp. 400.000,00 20,000.00 ur nikah nen 0 r r ra sudah Reinha tetapi Rp Rp su su 3 rd sua laki- petani perma milik Rp. 100.000,00 - sum sulit nikah SD ya 50,000.0 200,000.0 SR mu mu 3 Katipa mi laki pemilik nen sendiri Rp. 400.000,00 ur mempe 0 0 r r na rolehny a lai lai semi Rp 3 Yusuf sua laki- petani milik Rp. 400.000,00 - Rp n- sum n- nikah SD perma ya 20,000.0 SR belum 4 Frans mi laki pemilik sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 lai ur lai nen 0 n n Anthon ia pere semi Rp Rp su su 3 August petani milik Rp. 100.000,00 - sum istri mpu nikah SMA perma ya 10,000.0 100,000.0 SR mu mu belum 5 yn pemilik sendiri Rp. 400.000,00 ur an nen 0 0 r r Albertu s Rp su su 3 Pieter sua laki- petani milik Rp. 100.000,00 - Rp sum nikah SD darurat tidak 100,000. SR mu mu belum 6 Lekitoo mi laki pemilik sendiri Rp. 400.000,00 50,000.00 ur 00 r r sudah Andari semi Rp su su tetapi 3 as sua laki- petani janda/d milik Rp. 100.000,00 - Rp HU/K sum SD perma tidak 100,000. mu mu sulit 7 Mauan mi laki pemilik uda sendiri Rp. 400.000,00 50,000.00 U ur nen 00 r r mempe a rolehny

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? a Rp Rp su su 3 Meca sua laki- petani perma milik Rp. 100.000,00 - sum nikah SMA ya 10,000.0 500,000.0 SR mu mu belum 8 Frans mi laki pemilik nen sendiri Rp. 400.000,00 ur 0 0 r r Stevan Rp su su 3 us sua laki- petani perma milik Rp. 400.000,00 - Rp sum nikah SMA ya 50,000.0 SR mu mu belum 9 Baltha mi laki pemilik nen sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 ur 0 r r zar sudah tetapi Thoma pedaga Rp 4 sua laki- perma milik Rp. 400.000,00 - Rp PD PDA PD sulit s ng nikah SMP ya 50,000.0 SR 0 mi laki nen sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 AM M AM mempe Rupilu kecil 0 rolehny a sudah tetapi Rp su su 4 Oscar sua laki- lain- perma milik Rp. 400.000,00 - Rp sum sulit nikah SMP ya 35,000.0 SR mu mu 1 Lakusa mi laki lain nen sendiri Rp. 800.000,00 50,000.00 ur mempe 0 r r rolehny a sudah tetapi pere pedaga Rp Rp 4 Yoke janda/d perma milik Rp. 800.000,00 - PD PDA PD sulit istri mpu ng SMA tidak 20,000.0 500,000.0 SR 2 Paulus uda nen sendiri Rp. 1.200.000,00 AM M AM mempe an kecil 0 0 rolehny a sudah dan Rp Rp su su 4 Edi sua laki- pedaga perma milik Rp. 800.000,00 - sum mudah nikah SMA ya 50,000.0 100,000.0 SR mu mu 3 Jonas mi laki ng nen sendiri Rp. 1.200.000,00 ur mempe 0 0 r r rolehny a 4 Samue ana laki- buruh tidak/be SMP semi milik Rp. 400.000,00 - ya Rp Rp SR su sum su sudah

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? 4 l k laki nelaya lum perma sendiri Rp. 800.000,00 10,000.0 5,000.00 mu ur mu tetapi Darkay n nikah nen 0 r r sulit mempe rolehny a sudah Yenni tetapi pere Rp Rp 4 Veroni perma milik >Rp. PD PDA PD sulit istri mpu PNS nikah S1 ya 200,000. 100,000.0 SR 5 ca nen sendiri 2.000.000,00 AM M AM mempe an 00 0 Letelay rolehny a sudah Ny. tetapi pere Rp. 1.600.000,00 Rp Rp 4 Rosa perma rumah PD PDA PD sulit istri mpu PNS nikah SMA - Rp. ya 15,000.0 100,000.0 SR 6 Rahak nen dinas AM M AM mempe an 2.000.000,00 0 0 bau rolehny a sudah Ny. tetapi pere Rp. 1.600.000,00 Rp Rp 4 Eka perma rumah PD PDA PD sulit istri mpu PNS nikah SMA - Rp. ya 50,000.0 500,000.0 SR 7 Philipu nen dinas AM M AM mempe an 2.000.000,00 0 0 s rolehny a sudah tetapi Gres pere Rp. 1.600.000,00 Rp Rp 4 perma milik PD PDA PD sulit Katipa istri mpu PNS nikah D3 - Rp. ya 10,000.0 100,000.0 SR 8 nen sendiri AM M AM mempe na an 2.000.000,00 0 0 rolehny a sudah pere Rp. 1.200.000,00 Rp tetapi 4 Karolin perma milik Rp PD PDA PD istri mpu PNS nikah D3 - Rp. ya 25,000.0 SR sulit 9 a Izach nen sendiri 50,000.00 AM M AM an 1.600.000,00 0 mempe rolehny

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? a sudah tetapi pere Rp Rp 5 Fiany perma milik >Rp. PD PDA PD sulit istri mpu PNS nikah S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR 0 Frans nen sendiri 2.000.000,00 AM M AM mempe an 0 0 rolehny a sudah Elizabe tetapi pere Rp 5 th lain- perma milik Rp. 800.000,00 - Rp PD PDA PD sulit istri mpu nikah SMA ya 10,000.0 SR 1 Tuman lain nen sendiri Rp. 1.200.000,00 50,000.00 AM M AM mempe an 0 gken rolehny a Noke pere tidak/be Rp su su 5 ana lain- perma kontra Rp. 400.000,00 - Rp sum Tuman mpu lum SMA ya 10,000.0 SR mu mu belum 2 k lain nen k Rp. 800.000,00 5,000.00 ur gken an nikah 0 r r lai lai tidak/be semi Rp 5 Lexi ana laki- lain- rumah Rp. 400.000,00 - Rp n- lain- n- lum SMA perma tidak 10,000.0 SR belum 3 Lainata k laki lain dinas Rp. 800.000,00 5,000.00 lai lain lai nikah nen 0 n n Venan semi Rp su su 5 sius sua laki- lain- milik Rp. 400.000,00 - Rp HU/K sum nikah SMA perma tidak 10,000.0 mu mu belum 4 Titirlolo mi laki lain sendiri Rp. 800.000,00 5,000.00 U ur nen 0 r r by sudah lai tetapi Elisabe pere Rp Rp 5 perma milik >Rp. n- PDA PD sulit th istri mpu PNS nikah S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR 5 nen sendiri 2.000.000,00 lai M AM mempe Lainata an 0 0 n rolehny a Mersy pere semi Rp lai sudah 5 lain- milik Rp. 800.000,00 - Rp PD sum Telupe istri mpu nikah SMA perma ya 25,000.0 SR n- dan 6 lain sendiri Rp. 1.200.000,00 30,000.00 AM ur re an nen 0 lai mudah

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? n mempe rolehny a sudah lai dan Nova pere pegaw tidak/be Rp Rp 5 ana perma numpa >Rp. PD sum n- mudah Telupe mpu ai lum SMA ya 50,000.0 100,000.0 SR 7 k nen ng 2.000.000,00 AM ur lai mempe re an swasta nikah 0 0 n rolehny a lai Andari semi Rp su air 5 sua laki- lain- milik Rp. 800.000,00 - Rp n- as nikah SMA perma ya 10,000.0 SR mu huja belum 8 mi laki lain sendiri Rp. 1.200.000,00 5,000.00 lai Letelay nen 0 r n n lai Marlina pere semi Rp su air 5 sua lain- sewa/ Rp. 400.000,00 - Rp n- Dahokl mpu nikah SMA perma tidak 25,000.0 SR mu huja belum 9 mi lain bulan Rp. 800.000,00 30,000.00 lai ory an nen 0 r n n Estepa semi Rp su su 6 sua laki- lain- milik Rp. 400.000,00 - Rp sum nus nikah SMA perma ya 10,000.0 SR mu mu belum 0 mi laki lain sendiri Rp. 800.000,00 5,000.00 ur Darkay nen 0 r r sudah lai dan pere pegaw tidak/be Rp Rp 6 Ina ana perma kontra >Rp. PD PDA n- mudah mpu ai lum S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR 1 Petruz k nen k 2.000.000,00 AM M lai mempe an swasta nikah 0 0 n rolehny a sudah lai tetapi Rp su air 6 Chau sua laki- perma milik >Rp. Rp n- sulit PNS nikah S1 ya 25,000.0 SR mu huja 2 Petruz mi laki nen sendiri 2.000.000,00 30,000.00 lai mempe 0 r n n rolehny a 6 Yohan sua laki- TNI/PO perma rumah >Rp. Rp Rp PD PDA PD sudah nikah SMA ya SR 3 es mi laki LRI nen dinas 2.000.000,00 50,000.0 100,000.0 AM M AM tetapi

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? Rupilu 0 0 sulit mempe rolehny a sudah tetapi Rp. 1.600.000,00 Rp 6 Enos sua laki- TNI/PO perma rumah Rp PD PDA PD sulit nikah SMA - Rp. ya 10,000.0 SR 4 Batsira mi laki LRI nen dinas 5,000.00 AM M AM mempe 2.000.000,00 0 rolehny a sudah tetapi Herma Rp. 1.200.000,00 Rp su 6 sua laki- TNI/PO perma rumah Rp PD sum sulit nus nikah SMA - Rp. ya 10,000.0 SR mu 5 mi laki LRI nen dinas 5,000.00 AM ur mempe Londer 1.600.000,00 0 r rolehny a lai tidak/be Rp Rp su air 6 Natri ana laki- lain- perma milik >Rp. n- lum SMA ya 50,000.0 100,000.0 SR mu huja belum 6 Angkie k laki lain nen sendiri 2.000.000,00 lai nikah 0 0 r n n lai Paulus Rp Rp su air 6 sua laki- perma milik >Rp. n- Torintu PNS nikah S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR mu huja belum 7 mi laki nen sendiri 2.000.000,00 lai bun 0 0 r n n sudah Novali tetapi pere pegaw Rp. 1.600.000,00 Rp su su 6 a perma kontra Rp sum sulit istri mpu ai nikah D3 - Rp. ya 25,000.0 SR mu mu 8 Katipa nen k 30,000.00 ur mempe an swasta 2.000.000,00 0 r r na rolehny a lai Linda pere semi Rp su 6 lain- milik Rp. 800.000,00 - Rp sum n- Maturw istri mpu nikah SMP perma ya 10,000.0 SR mu belum 9 lain sendiri Rp. 1.200.000,00 5,000.00 ur lai ey an nen 0 r n

apakah

KEPERLUAN AIR

sumber

air

PAM

N PENGHASILAN/ yang NAMA

O KLG BULAN dipakai

PDAM

RUMAH

STATUS STATUS KONDISI

MENJADI sudah

IURANPAM IURAN

BANGUNAN

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

minum minum masak

PEKERJAAN

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM KEPEMILIKAN

PERKAWINAN memua

yangdiharapkan

JENISKELAMIN

jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN mandi&cuci YANGDITEMPATI skan? sudah tetapi Ongki tidak/be semi Rp su su 7 sua laki- lain- milik Rp. 400.000,00 - Rp HU/K sum sulit Labob lum SMA perma ya 10,000.0 mu mu 0 mi laki lain sendiri Rp. 800.000,00 5,000.00 U ur mempe ar nikah nen 0 r r rolehny a Wempi su su 7 sua laki- perma numpa Rp. 100.000,00 - Rp Rp HU/K sum Kelma PNS nikah S1 tidak mu mu belum 1 mi laki nen ng Rp. 400.000,00 5,000.00 5,000.00 U ur skosu r r sudah dan pegaw Rp Rp 7 Jemi sua laki- perma kontra >Rp. PD PDA PD mudah ai nikah S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR 2 Izach mi laki nen k 2.000.000,00 AM M AM mempe swasta 0 0 rolehny a sudah tetapi Paulus Rp Rp su su 7 ana laki- lain- perma numpa Rp. 400.000,00 - sum sulit Katipa nikah SMA ya 50,000.0 100,000.0 SR mu mu 3 k laki lain nen ng Rp. 800.000,00 ur mempe na 0 0 r r rolehny a sudah lai tetapi Semi Rp Rp su air 7 sua laki- perma milik >Rp. n- sulit Perma PNS nikah S1 ya 50,000.0 100,000.0 SR mu huja 4 mi laki nen sendiri 2.000.000,00 lai mempe ha 0 0 r n n rolehny a lai tidak/be semi su air 7 Doni ana laki- lain- milik Rp. 800.000,00 - Rp Rp n- lum SMA perma ya SR mu huja belum 5 Rupilu k laki lain sendiri Rp. 1.200.000,00 5,000.00 5,000.00 lai nikah nen r n n

Desa: Abusur

apakah

KEPERLUAN

sumber AIR air yang N PENGHASIL

NAMA dipakai

O KLG AN/BULAN

) ) YANG

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

DITEMPATI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuask

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN MEMBAYARN

KESANGGUPA

yangdiharapkan

(L/har) (L/har (L/har

JENISKELAMIN minum minum minum jenis sambunganjenis an? sudah lai su lain air dan Eduard laki- nik S permane milik >Rp. Rp Rp n- 1 am PNS ya SR - huj mudah Davidz laki ah 2 n sendiri 2.000.000,00 200,000.00 100,000.00 lai i lain an mempero n lehnya sudah Rp. lai su lain air dan laki- nik D permane milik 1.600.000,00 Rp Rp HU/ n- 2 P. Talutta am lain-lain tidak - huj mudah laki ah 1 n sendiri - Rp. 50,000.00 100,000.00 KU lai i lain an mempero 2.000.000,00 n lehnya sudah Rp. lai S semi lain lain dan Sarah T istr perem nik milik 400.000,00 - Rp Rp n- 3 lain-lain M permane ya TA - - mudah Augustyn i puan ah sendiri Rp. 100,000.00 300,000.00 lai A n lain lain mempero 800.000,00 n lehnya lai su lain air laki- nik S permane milik >Rp. Rp Rp HU/ n- 4 Owen M. am PNS ya - huj belum laki ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 250,000.00 KU lai i lain an n sudah lai lain air dan Marcia istr perem nik S permane rumah >Rp. Rp Rp n- 5 lain-lain ya SR - huj mudah Warella i puan ah 1 n dinas 2.000.000,00 50,000.00 100,000.00 lai lain an mempero n lehnya Rp. lai su S lain lain Awan laki- nik permane milik 1.600.000,00 Rp Rp n- 6 am PNS M ya SR - - belum Fadli laki ah n sendiri - Rp. 100,000.00 300,000.00 lai i A lain lain 2.000.000,00 n lai air Syane istr perem pegawai nik S permane milik >Rp. Rp Rp su n- 7 ya SR huj belum Peta A. i puan swasta ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 100,000.00 mur lai an n

apakah

KEPERLUAN

sumber AIR air yang N PENGHASIL

NAMA dipakai

O KLG AN/BULAN

) ) YANG

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

DITEMPATI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN

KESEDIAAN MEMBAYAR

KESEDIAAN memuask

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN MEMBAYARN

KESANGGUPA

yangdiharapkan

(L/har) (L/har (L/har

JENISKELAMIN minum minum minum jenis sambunganjenis an? sudah lai su lain lain tetapi Yohanes laki- nik S permane milik >Rp. Rp Rp n- 8 am PNS ya SR - - sulit Bakker laki ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 250,000.00 lai i lain lain mempero n lehnya sudah lai su lain air tetapi Yohanes laki- nik S permane milik >Rp. Rp Rp n- 9 am PNS ya SR - huj sulit Frans laki ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 100,000.00 lai i lain an mempero n lehnya

Desa: Lekloor

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILA

NAMA dipakai

O KLG N/BULAN

) ) ) YANG

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

DITEMPATI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN

KESEDIAAN MEMBAYAR

KESEDIAAN memuask

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM

KEPEMILIKAN MEMBAYARN

PERKAWINAN

KESANGGUPA

&cuci

mandi

yangdiharapkan

JENISKELAMIN sambunganjenis (L/har (L/har masak (L/har minum minum an? sudah Rp. lain su lain dan Elsy lain perem TNI/POL nik S permane sewa/b 1.600.000,00 - Rp Rp 1 ya SR - mu - mudah Yoltuwu nya puan RI ah 1 n ulan Rp. 200,000.00 100,000.00 lain r lain mempero 2.000.000,00 lehnya sudah S lain lain lain dan Alex L. sua laki- nik permane rumah >Rp. Rp Rp 2 PNS M tidak SR - - - mudah Katipana mi laki ah n dinas 2.000.000,00 50,000.00 100,000.00 A lain lain lain mempero lehnya Thomas sua laki- nik S semi numpa Rp. Rp Rp su su su 3 lain-lain ya SR belum Ahab mi laki ah M permane ng 800.000,00 - 100,000.00 300,000.00 mu mu mu

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILA

NAMA dipakai

O KLG N/BULAN

) ) ) YANG

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

DITEMPATI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuask

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM

KEPEMILIKAN MEMBAYARN

PERKAWINAN

KESANGGUPA

&cuci

mandi

yangdiharapkan

JENISKELAMIN sambunganjenis (L/har (L/har masak (L/har minum minum an? A n Rp. r r r 1.200.000,00 sudah su su su dan Chatherina perem nik S permane milik >Rp. Rp Rp 4 istri PNS ya SR mu mu mu mudah Olivier puan ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 250,000.00 r r r mempero lehnya sudah Rp. S su su su dan Alfonsina perem nik numpa 100.000,00 - Rp Rp 5 istri lain-lain M darurat ya SR mu mu mu mudah Koten-I puan ah ng Rp. 50,000.00 100,000.00 P r r r mempero 400.000,00 lehnya sudah lain lain lain dan Semi sua laki- nik S permane rumah >Rp. Rp Rp 6 PNS ya SR - - - mudah Wakim mi laki ah 1 n dinas 2.000.000,00 200,000.00 50,000.00 lain lain lain mempero lehnya sudah Rp. S su su su dan sua laki- nelayan nik permane milik 1.600.000,00 - Rp Rp 7 Dace Ahab M tidak TA mu mu mu mudah mi laki pemilik ah n sendiri Rp. 50,000.00 100,000.00 A r r r mempero 2.000.000,00 lehnya sudah Rp. S su su su dan Alex sua laki- nik permane milik 1.200.000,00 - Rp Rp 8 lain-lain M ya SR mu mu mu mudah Dadiara mi laki ah n sendiri Rp. 50,000.00 100,000.00 A r r r mempero 1.600.000,00 lehnya sudah Rp. S su su su dan Karel sua laki- nik permane milik 1.600.000,00 - Rp Rp 9 lain-lain M ya SR mu mu mu mudah Dadiara mi laki ah n sendiri Rp. 25,000.00 30,000.00 A r r r mempero 2.000.000,00 lehnya su su su sudah 1 Elisabet perem pegawai nik S permane milik >Rp. Rp Rp istri ya SR mu mu mu dan 0 Palpiali puan swasta ah 1 n sendiri 2.000.000,00 50,000.00 100,000.00 r r r mudah

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILA

NAMA dipakai

O KLG N/BULAN

) ) ) YANG

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

DITEMPATI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuask

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

STATUSDLM

KEPEMILIKAN MEMBAYARN

PERKAWINAN

KESANGGUPA

&cuci

mandi

yangdiharapkan

JENISKELAMIN sambunganjenis (L/har (L/har masak (L/har minum minum an? mempero lehnya sudah su su su dan 1 sua laki- nik S permane milik >Rp. Rp Rp H. Alerbitu PNS ya SR mu mu mu mudah 1 mi laki ah 1 n sendiri 2.000.000,00 10,000.00 5,000.00 r r r mempero lehnya

Desa: Lebelau

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHA yang N

NAMA SILAN/BU dipakai

O

LAN PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuaska

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN n?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG Rp. sudah dan su S milik 100.000,0 su su su Hendrik laki- petani perman Rp Rp mudah 1 a nikah M sendir 0 - Rp. ya SR m m mu Menahem laki pemilik en 50,000.00 50,000.00 memperole mi P i 400.000,0 ur ur r hnya 0 Rp. sudah dan pere S milik 100.000,0 su su su istr petani perman Rp Rp mudah 2 Yul Samadara mpua nikah M sendir 0 - Rp. ya SR m m mu i pemilik en 10,000.00 25,000.00 memperole n P i 400.000,0 ur ur r hnya 0 Rp. sudah dan su S milik air air air laki- perman 400.000,0 Rp Rp mudah 3 A Laurika a lain-lain nikah M sendir tidak SR huj huj huj laki en 0 - Rp. 25,000.00 50,000.00 memperole mi A i an an an 800.000,0 hnya

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHA yang N

NAMA SILAN/BU dipakai

O

LAN PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuaska

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN n?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG 0 Rp. su S milik 100.000,0 su su su Yance Semuel laki- perman Rp Rp 4 a lain-lain nikah M sendir 0 - Rp. tidak SR m m mu belum Lakalay laki en 57,000.00 32,000.00 mi A i 400.000,0 ur ur r 0 Rp. sudah dan su milik 100.000,0 su su su laki- petani S perman Rp Rp mudah 5 Librek Mozes a nikah sendir 0 - Rp. tidak SR m m mu laki pemilik D en 10,000.00 100,000.00 memperole mi i 400.000,0 ur ur r hnya 0 Rp. sudah S milik 800.000,0 Rp su air su an laki- pedagan tidak/belu perman Rp tetapi sulit 6 Kary Laurika M sendir 0 - Rp. ya 100,000.0 SR m huj mu ak laki g m nikah en 100,000.00 memperole A i 1.200.000, 0 ur an r hnya 00 Rp. sudah dan Christoph su S milik 400.000,0 air air air laki- pedagan perman Rp Rp mudah 7 Brian a nikah M sendir 0 - Rp. ya SR huj huj huj laki g kecil en 85,000.00 100,000.00 memperole Samadara mi P i 800.000,0 an an an hnya 0 Rp. sudah su S milik 100.000,0 air air air laki- petani perman Rp Rp tetapi sulit 8 Korky Lainata a nikah M sendir 0 - Rp. ya SR huj huj huj laki pemilik en 20,000.00 10,000.00 memperole mi P i 400.000,0 an an an hnya 0 Rp. sudah su S milik 100.000,0 air air air Yusuf laki- buruh perman Rp Rp tetapi sulit 9 a nikah M sendir 0 - Rp. tidak SH huj huj huj Maanana laki tani en 35,000.00 100,000.00 memperole mi P i 400.000,0 an an an hnya 0 1 Agustinus su laki- petani S perman milik Rp. Rp Rp air air air sudah dan nikah ya SR 0 Maromon a laki pemilik D en sendir 100.000,0 50,000.00 25,000.00 huj huj huj mudah

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHA yang N

NAMA SILAN/BU dipakai

O

LAN PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuaska

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN n?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG mi i 0 - Rp. an an an memperole 400.000,0 hnya 0 Rp. sudah pere milik 100.000,0 Rp air air air 1 istr petani S perman Rp tetapi sulit Dina Laurika mpua nikah sendir 0 - Rp. ya 100,000.0 SH huj huj huj 1 i pemilik D en 50,000.00 memperole n i 400.000,0 0 an an an hnya 0 Rp. sudah dan su S 100.000,0 su su su 1 Jamax Alfredo laki- petani perman nump Rp Rp mudah a nikah M 0 - Rp. tidak SR m m mu 2 Leunary laki pemilik en ang 50,000.00 50,000.00 memperole mi A 400.000,0 ur ur r hnya 0 Rp. lai pere S milik 100.000,0 su su 1 Stevanie istr perman Rp Rp HU/K n- mpua lain-lain nikah M sendir 0 - Rp. tidak m m belum 3 Laurika i en 15,000.00 10,000.00 U lai n A i 400.000,0 ur ur n 0 sudah dan su milik >Rp. air air air 1 laki- S perman Rp Rp mudah Alex Katipana a PNS nikah sendir 2.000.000, ya SR huj huj huj 4 laki 1 en 50,000.00 100,000.00 memperole mi i 00 an an an hnya sudah su milik >Rp. air air air 1 Agustinus laki- S perman Rp Rp tetapi sulit a PNS nikah sendir 2.000.000, ya SR huj huj huj 5 Samadara laki 1 en 50,000.00 250,000.00 memperole mi i 00 an an an hnya Rp. sudah su S semi milik 400.000,0 air air air 1 laki- Rp Rp HU/K tetapi sulit H. Laurika a lain-lain nikah M perman sendir 0 - Rp. tidak huj huj huj 6 laki 15,000.00 10,000.00 U memperole mi A en i 800.000,0 an an an hnya 0 su S semi milik Rp. air air air sudah dan 1 Hendrik laki- Rp Rp a lain-lain nikah M perman sendir 400.000,0 tidak TA huj huj huj mudah 7 Wariaka laki 15,000.00 10,000.00 mi A en i 0 - Rp. an an an memperole

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHA yang N

NAMA SILAN/BU dipakai

O

LAN PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuaska

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN n?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG 800.000,0 hnya 0 Rp. sudah su S semi milik 800.000,0 Rp air air air 1 Petrus laki- Rp tetapi sulit a lain-lain nikah M perman sendir 0 - Rp. ya 200,000.0 SR huj huj huj 8 Maromon laki 100,000.00 memperole mi A en i 1.200.000, 0 an an an hnya 00 Rp. sudah dan su S semi milik 800.000,0 su su su 1 Yohanes laki- Rp Rp mudah a lain-lain nikah M perman sendir 0 - Rp. ya SR m m mu 9 Samadara laki 50,000.00 100,000.00 memperole mi A en i 1.200.000, ur ur r hnya 00 Rp. lai su S semi milik 1.600.000, Rp su su 2 laki- pegawai Rp n- Piter Katipana a nikah M perman sendir 00 - Rp. ya 100,000.0 SR m m belum 0 laki swasta 300,000.00 lai mi A en i 2.000.000, 0 ur ur n 00

Desa: Oirata Timur

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHASI yang N

NAMA LAN/BULA dipakai

KELAMIN

O

N PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN

KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

KESEDIAAN memuaskan

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENIS jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN ?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG s air milik >Rp. air u sua laki- lain- perman Rp Rp hu 1 Jacob Banny nikah S1 send 2.000.000,0 ya SR huj m belum mi laki lain en 50,000.00 100,000.00 ja iri 0 an u n r la lai sudah tetapi >Rp. lain in Yan Sefnath sua laki- SM perman num Rp Rp n- sulit 2 PNS nikah 2.000.000,0 ya TA - - Aswaly mi laki A en pang 50,000.00 250,000.00 lai memperoleh 0 lain la n nya in s Rp. sudah tetapi pere buruh milik su su u Mery perman 400.000,00 Rp Rp lain- sulit 3 istri mpu nelaya nikah SD send ya m mu m Ratulohoren en - Rp. 10,000.00 10,000.00 lain memperoleh an n iri ur r u 800.000,00 nya r s Rp. sudah tetapi semi milik su su u sua laki- petani janda/dud 100.000,00 Rp Rp sulit 4 Mon Latusuay SD perman send ya SR m mu m mi laki pemilik a - Rp. 10,000.00 10,000.00 memperoleh en iri ur r u 400.000,00 nya r s Rp. air sudah tetapi pere pedag milik su u Ibu Ena SM perman 400.000,00 Rp Rp hu sulit 5 istri mpu ang nikah send ya TA mu m Latusuay A en - Rp. 50,000.00 50,000.00 ja memperoleh an kecil iri r u 800.000,00 n nya r s Rp. pedag semi milik su air u Thoney sua laki- 100.000,00 Rp Rp 6 ang nikah SD perman send ya SH m huj m belum Maakewe mi laki - Rp. 30,000.00 50,000.00 kecil en iri ur an u 400.000,00 r 7 Desy istri pere buruh nikah SM perman milik Rp. ya Rp Rp lain- air air la sudah tetapi

apakah

KEPERLUAN

sumber air

AIR PENGHASI yang N

NAMA LAN/BULA dipakai

KELAMIN

O

N PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuaskan

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENIS jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN ?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG Latusuay mpu tani A en send 100.000,00 30,000.00 50,000.00 lain hu huj in sulit an iri - Rp. ja an - memperoleh 400.000,00 n la nya in s sudah tetapi milik >Rp. su su u Yulius sua laki- TNI/P SM perman Rp Rp HU/K sulit 8 nikah send 2.000.000,0 ya m mu m Kamanasa mi laki OLRI A en 5,000.00 10,000.00 U memperoleh iri 0 ur r u nya r s sudah dan pegaw milik >Rp. su su u Yohanes sua laki- perman Rp Rp mudah 9 ai nikah S1 send 2.000.000,0 tidak TA m mu m Ilwaru mi laki en 50,000.00 100,000.00 memperoleh swasta iri 0 ur r u nya r s sudah dan pegaw milik >Rp. su su u 1 Beni sua laki- tidak/belu perman Rp Rp mudah ai S1 send 2.000.000,0 ya SR m mu m 0 Kamanasa mi laki m nikah en 50,000.00 100,000.00 memperoleh swasta iri 0 ur r u nya r s sudah dan pegaw milik >Rp. su su u 1 sua laki- perman Rp Rp mudah Jhon Wedilen ai nikah S1 send 2.000.000,0 ya SR m mu m 1 mi laki en 25,000.00 30,000.00 memperoleh swasta iri 0 ur r u nya r s sudah dan pere pegaw milik >Rp. su su u 1 Nita perman Rp Rp mudah istri mpu ai nikah S1 send 2.000.000,0 ya SR m mu m 2 Ratumanrasa en 50,000.00 100,000.00 memperoleh an swasta iri 0 ur r u nya r s sudah dan milik >Rp. su su u 1 sua laki- perman Rp Rp mudah Yohanes Ratu PNS nikah S1 send 2.000.000,0 ya SR m mu m 3 mi laki en 10,000.00 5,000.00 memperoleh iri 0 ur r u nya r

Desa: Oirata Barat

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILAN/BUL

NAMA dipakai

O AN

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN

KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

KESEDIAAN memuas

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN kan?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG sudah S su su su tetapi Fransina istr perem petani janda/dud permane milik Rp. 100.000,00 - Rp. y Rp Rp 1 M SR mu mu mu sulit Haratilu i puan pemilik a n sendiri 400.000,00 a 10,000.00 10,000.00 P r r r memper olehnya sudah Osni su S semi su su su tetapi laki- buruh milik Rp. 100.000,00 - Rp. y Rp Rp 2 Teweloipa am nikah M permane SR mu mu mu sulit laki tani sendiri 400.000,00 a 10,000.00 25,000.00 ky i P n r r r memper olehnya semi air air air Arnold R. an laki- petani tidak/belu milik Rp. 1.200.000,00 - y Rp Rp 3 S1 permane SH huj huj huj belum Wedilen ak laki pemilik m nikah sendiri Rp. 1.600.000,00 a 50,000.00 100,000.00 n an an an sudah su S su su su dan laki- TNI/PO permane milik Rp. 1.600.000,00 - y Rp Rp HU/ 4 Josi Ratu am nikah M mu mu mu mudah laki LRI n sendiri Rp. 2.000.000,00 a 30,000.00 25,000.00 KU i A r r r memper olehnya sudah semi Rp su su su tetapi Ny. Ruth istr perem D nump Rp. 1.200.000,00 - y Rp 5 PNS nikah permane 100,000.0 TA mu mu mu sulit Waisar i puan 3 ang Rp. 1.600.000,00 a 50,000.00 n 0 r r r memper olehnya su S semi lain air lain Agus laki- milik y Rp Rp HU/ 6 am lain-lain nikah M permane >Rp. 2.000.000,00 - huj - belum Katihari laki sendiri a 50,000.00 250,000.00 KU i A n lain an lain sudah Nengsi S semi lain air lain dan istr perem milik Rp. 1.200.000,00 - y Rp Rp 7 Ratulohai lain-lain nikah M permane SR - huj - mudah i puan sendiri Rp. 1.600.000,00 a 50,000.00 100,000.00 n A n lain an lain memper olehnya

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILAN/BUL

NAMA dipakai

O AN

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STATUS

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuas

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN kan?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG su S semi Rp lain lain lain Leo laki- milik Rp. 1.600.000,00 - y Rp 8 am lain-lain nikah M permane 100,000.0 SR - - - belum Horsair laki sendiri Rp. 2.000.000,00 a 300,000.00 i A n 0 lain lain lain

Desa: Kota Lama

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILAN/BUL

NAMA TUS dipakai

O AN

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STA

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN

KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

KESEDIAAN memuas

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN kan?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG sudah su S su su su tetapi Franklin laki- nik kontra Rp. 1.200.000,00 - tid Rp Rp 1 am PNS M darurat SR mu mu mu sulit Masela laki ah k Rp. 1.600.000,00 ak 50,000.00 50,000.00 i A r r r mempero lehnya su S su su su laki- pegawai nik permane milik Rp. 400.000,00 - Rp. Rp Rp 2 Walter am M ya SR mu mu mu belum laki swasta ah n sendiri 800.000,00 100,000.00 50,000.00 i A r r r su semi su su su Marthen laki- nik rumah Rp Rp 3 am PNS S2 permane >Rp. 2.000.000,00 ya SR mu mu mu belum Zacheus laki ah adat 10,000.00 100,000.00 i n r r r su semi su su su Leonard laki- nik kontra Rp Rp 4 am PNS S1 permane >Rp. 2.000.000,00 ya SR mu mu mu belum Mesdela laki ah k 10,000.00 100,000.00 i n r r r S semi su su su perem nik sewa/ Rp. 1.200.000,00 - tid Rp Rp 5 Ona istri PNS M permane SR mu mu mu belum puan ah bulan Rp. 1.600.000,00 ak 10,000.00 50,000.00 A n r r r

apakah

KEPERLUAN

sumber

AIR air yang N PENGHASILAN/BUL

NAMA TUS dipakai

O AN

PDAM sudah

RUMAH

STATUS STA

KONDISI

MENJADI

IURANPAM IURANPAM

BANGUNAN memuas

KESEDIAAN KESEDIAAN MEMBAYAR MEMBAYAR

PEKERJAAN

PENDIDIKAN

PELANGGAN

KEPEMILIKAN

PERKAWINAN

cuci

yangdiharapkan

JENISKELAMIN jenis sambunganjenis

KESANGGUPAN kan?

masak

minum minum

(L/hari) (L/hari) (L/hari)

YANGDITEMPATI

mandi& STATUSDLM KLG su S su su su Fery laki- nik permane milik Rp. 400.000,00 - Rp. Rp Rp 6 am lain-lain M ya SR mu mu mu belum Letelay laki ah n sendiri 800.000,00 10,000.00 50,000.00 i A r r r sudah su lain air lain dan Welem laki- pegawai nik permane milik Rp Rp 7 am S1 >Rp. 2.000.000,00 ya SR - huj - mudah Lerrick laki swasta ah n sendiri 200,000.00 100,000.00 i lain an lain mempero lehnya sudah su lain air lain dan Tom laki- nik permane milik tid Rp Rp HU/ 8 am lain-lain S1 >Rp. 2.000.000,00 - huj - mudah Belder laki ah n sendiri ak 50,000.00 100,000.00 KU i lain an lain mempero lehnya sudah su S lain lain lain dan laki- nik permane milik Rp Rp 9 Frans Ruff am lain-lain M >Rp. 2.000.000,00 ya TA - - - mudah laki ah n sendiri 100,000.00 300,000.00 i A lain lain lain mempero lehnya su S lain air lain 1 laki- nik permane milik Rp Rp HU/ P. Malioy am PNS M >Rp. 2.000.000,00 ya - huj - belum 0 laki ah n sendiri 50,000.00 250,000.00 KU i A lain an lain

Desa: Purpura

KON STAT KESE KESAN jenis KESEDI sudah JENI DISI US DIAA GGUPA sam KESULITAN AIR AAN dan STATUS S PEKE STATUS PEN BAN KEPE N N bung N PENGHASILAN/ MEMBA mudah NAMA DLM KEL RJAA PERKAWI DIDIK GUN MILIK MENJ MEMBA an mi mas O BULAN YAR mandi memp KLG AMI N NAN AN AN AN ADI YAR yang nu ak IURAN &cuci eroleh N YAN RUMA PELA IURAN dihar m (L/h PAM (L/hr) nya G H NGG PAM apka (L/ r) DITE AN n hr) MPA PDA TI M

sudah tetapi petani Rp Rp su Nathan laki- darur milik Rp. 400.000,00 - sum sulit 1 suami pemili nikah SMP tidak 10,000. 100,000. SH m sumur Philipus laki at sendiri Rp. 800.000,00 ur memp k 00 00 ur eroleh nya sudah dan Rp Rp su Victor laki- buruh perm milik Rp. 100.000,00 - sum mudah 2 suami nikah SMA ya 100,000 50,000.0 SR m sumur Maanary laki tani anen sendiri Rp. 400.000,00 ur memp .00 0 ur eroleh nya lai Jenny pere petani Rp Rp perm milik Rp. 100.000,00 - n- lain- lain- 3 Augustyn istri mpu pemili nikah SMA ya 35,000. 50,000.0 SR belum anen sendiri Rp. 400.000,00 lai lain lain Paulus an k 00 0 n sudah Rp. lai dan pere Rp Rp Nevi perm milik 1.600.000,00 - n- lain- lain- mudah 4 istri mpu PNS nikah SMA ya 100,000 300,000. TA Philipus anen sendiri Rp. lai lain lain memp an .00 00 2.000.000,00 n eroleh nya lai Rp Rp Yozat laki- peda perm milik >Rp. HU/ n- air lain- 5 suami nikah SMA ya 50,000. 250,000. belum Patipelohy laki gang anen sendiri 2.000.000,00 KU lai hujan lain 00 00 n

Desa: Nomaha

JENI KONDI STAT KESE KESEDI KESANG jenis sudah STATUS STATUS PEND N S PEKE SI US PENGHASILAN/ DIAA AAN GUPAN sam dan NAMA DLM PERKAWI IDIKA KESULITAN AIR O KEL RJAAN BANG KEPE BULAN N MEMBA MEMBAY bung mudah KLG NAN N AMI UNAN MILIK MENJ YAR AR an memp N YANG AN ADI IURAN IURAN yang mi m eroleh man DITEM RUMA PELA PAM PAM dihar nu as nya di&c PATI H NGG apka m ak uci AN n (L/ (L/ (L/hr) PDAM hr) hr) sudah Rp. lai lai tetapi Edi pegaw semi Rp Rp air laki- milik 1.600.000,00 - n- n- sulit 1 Marom suami ai nikah SMA perma ya 50,000.0 50,000.0 SR huja laki sendiri Rp. lai lai memp on swasta nen 0 0 n 2.000.000,00 n n eroleh nya Yanes buruh semi Rp su su laki- milik Rp. 400.000,00 - Rp sum 2 Lainat suami nelaya nikah SMP perma ya 10,000.0 SR mu m belum laki sendiri Rp. 800.000,00 5,000.00 ur a n nen 0 r ur sudah tetapi Nova pere Rp Rp su su pedag perma milik Rp. 400.000,00 - sum sulit 3 Mauna istri mpu nikah SMA ya 20,000.0 10,000.0 SR mu m ang nen sendiri Rp. 800.000,00 ur memp na an 0 0 r ur eroleh nya sudah tetapi Oberth Rp Rp su su laki- perma milik >Rp. sum sulit 4 Anthon suami PNS nikah S1 ya 100,000. 50,000.0 SR mu m laki nen sendiri 2.000.000,00 ur memp y 00 0 r ur eroleh nya sudah lai lai dan Yuli pere pegaw Rp Rp perma milik >Rp. n- lain- n- mudah 5 Kikilait istri mpu ai nikah S1 ya 100,000. 300,000. TA nen sendiri 2.000.000,00 lai lain lai memp ety an swasta 00 00 n n eroleh nya Rp. lai lai Jhon pegaw semi Rp Rp air laki- milik 1.200.000,00 - HU/K n- n- 6 Anthon suami ai nikah SMA perma ya 50,000.0 250,000. huja belum laki sendiri Rp. U lai lai y swasta nen 0 00 n 1.600.000,00 n n sudah lai lai dan Nova pere Rp Rp air tidak/belu perma numpa >Rp. n- n- mudah 7 Bernad anak mpu PNS SMA ya 50,000.0 100,000. SR huja m nikah nen ng 2.000.000,00 lai lai memp us an 0 00 n n n eroleh nya CURICULUM VITAE

A. Data Pribadi

1. Nama : Hanna Mariani Singgih

2. Tempat, tgl. lahir : Ujung Pandang, 23 Desember 1978

3. Alamat : jl. Kelapa Muda IV blok H no. 26, Kel. Tugu

Utara, Kec. Koja, Jakarta Utara, 14260

4. Status Sipil :

a. Nama suami : Thony Arisano Hutabarat, ST

b. Nama Anak : Algierine Tiara Maharani Hutabarat

B. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Formal :

- Tamat SD tahun 1991 di Makassar

- Tamat SLTP tahun 1994 di Makassar

- Tamat SLTA tahun 1997 di Makassar

- Sarjana (S1) tahun 2003 di Universitas Hasanuddin, Makassar

b. Pendidikan Non Formal :

- NGO Management Certificate Program 2008 di Universitas

Indonesia, Depok – Jawa Barat

C. Pekerjaan dan Riwayat Pekerjaan

Pekerjaan : wiraswasta

Pengalaman Kerja: - Tahun 2008 – 2008 di Perusahaan SWI Jetty, Jakarta, sebagai

Assistant Construction Engineer.

- Tahun 2007 – 2008 di Yayasan Transformasi Lepra Indonesia

(YTLI), Makassar, sebagai Administrator.

- Tahun 2006 – 2007 di Decentralized Irrigation System

Improvement Project (DISIMP) Nippon Koei & Associates,

Gorontalo, sebagai Assistant Construction Engineer.

- Tahun 2003 – 2005 di PT. GARIS TERAKOTA (Architecture –

Interior – Landscape Firm), Makassar, sebagai Staf Teknik.

D. Karya ilmiah/artikel jurnal yang telah dipublikasikan

E. Makalah pada Seminar/Konferensi Ilmiah Nasional dan

Internasional