WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua The Factors Causing High Level of Aircraft Accident in Papua Island Susanti dan Lupi Wahyuningsih Pusat Litbang Perhubungan Udara e-mail : [email protected]) , [email protected]) INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK Histori Artikel : Aircraft accident in Papua Island is one of the highest accident Diterima : 25 Juli 2013 according to the venue in Indonesia. During five years period, from Disetujui : 18 September 2013 2007 to 2011 there were 28 accident. During the year 2013, it has noted aircraft accident in Papua Island tend to increase. Analysis method Keywords: that’s used in research is fish bone analysis, which has purpose to know aircraft accident, fish bone analysis, Papua Island what are the factors that affect high level of aircraft accident in Papua Island. The result is human factor, aircraft factor, airport factor, Kata kunci: environment and technical flight are the factors that give contribution to Kecelakaan pesawat udara, the high of aircraft accident level in Papua Island. analisis tulang ikan, Pulau Papua Kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua salah satu kecelakaan yang tertinggi menurut tempat kejadian di Indonesia. Selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai 2011 sebanyak 28 kejadian. Sepanjang tahun 2013 tercatat kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua cenderung meningkat. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis fish bone atau metode analisis tulang ikan, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan pesawat di Pulau Papua. Hasilnya adalah faktor manusia, faktor pesawat, faktor bandara, faktor lingkungan dan faktor teknik penerbangan adalah faktor yang turut mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua. 230 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243 PENDAHULUAN Jawa di urutan kedua dengan 20 Keselamatan Penerbangan kecelakaan dan 14 kali insiden serius merupakan hal yang terpenting dalam disusul tiga pulau lain yakni Sumatera, pengoperasian pesawat udara, karena Kalimantan, dan Kepulauan Maluku dalam suatu penerbangan yang masing—masing 12 kali. Adapun dioperasikan oleh suatu maskapai, hal insiden serius paling banyak terjadi di yang terpenting harus dipenuhi oleh Sumatra 18 kali dan Jawa 14 kali. maskapai tersebut adalah faktor Pulau Papua merupakan daerah keselamatan dalam penerbangan. yang unikdimana infrastruktur jalan Dalam dunia penerbangan, terdapat raya yang sangat terbatas menjadi salah tiga hal yang saling berkaitan, yaitu satu alasan dominasi moda transportasi keamananpenerbangan, udara di pulau tersebut. Selain itu keselamatanpenerbangan dan daerah pemukiman di Papua kecuali di kecelakaan pesawat. Menurunnya Biak, Jayapura dan Merauke, pada tingkat keamanan dan keselamatan umumnya adalah daerah yang sulit penerbangan dapat mengakibatkan untuk dijangkau oleh moda terjadinya kecelakaan dalam transportasi darat, karena kondisi penerbangan. geografis umumnya adalah Kecelakaan pesawat di Papua pegunungan tinggi. Kota-kota kecil memang bukan kabar baru.Jalur yang berlokasi di daerah terpencil di pegunungan tersebutmengakibatkan penerbangan wilayah Papua yang dipenuhi pegunungan, merupakan prasarana angkutan udara menjadi jalur yang paling rawan di Indonesia. sulit untuk dibangun sesuai dengan Di wilayah yang kondisi cuacanya persyaratan keamanan penerbangan kerap berubah-ubah secara mendadak yang standar. Banyak sekali landasan ini sering terjadi kecelakaan pesawat. bandar udara di Papua yang Komite Nasional Keselamatan berkategori pendek dan sempit, bahkan Transportasi (KNKT) merilis data beberapa tidak rata. Letak beberapa kecelakaan transportasi udara dalam bandara bahkan ada yang hanya kurun 6 (enam) tahun terakhir dan berupa daerah terbuka kecil di lereng menempatkan Pulau Papua menjadi gunung tinggi dan dikelilingi oleh wilayah dengan tingkat kecelakaan gunung-gunung lainnya. Daerah transportasi udara tertinggi dengan 25 pegunungan di Papua juga mengakibatkan kondisi cuaca yang kecelakaan disusul dengan Pulau Jawa sering berubah sehingga kurang sebanyak 20 kecelakaan.Berdasarkan mendukung pengoperasian data Komite Nasional Keselamatan penerbangan, contohnya adalah di Transportasi (KNKT) periode 2007— beberapa tempat hanya pada jam-jam 2012, wilayah di ujung timur Indonesia tertentu saja yang memperlihatkan yang terkenal dengan medan dan cuaca terang dan tidak berawan. Selain alamnya yang terdiri dari pegunungan beberapa hal tersebut, faktor lain yang tersebut sebanyak 25 kali kecelakaan dan 2 kali insiden serius. Setelah Papua, diduga menjadi penyumbang Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 231 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2)) kecelakaan adalah alat bantu navigasi para pelaku di bidang penerbangan yang masih jauh dari standar dan pagar dan pemangku kepentingan untuk pembatas runway di beberapa bandara meminimalkan faktor-faktor penyebab yang hampir tidak ada. kecelakaan pesawat udara di Pulau Kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua. Papua dalam kurun 6 (enam) tahun terakhir sebagai jumlah kecelakaan TINJAUAN PUSTAKA tertinggi di Indonesia tentu memiliki Dunia penerbangan sangat faktor dan penyebab tersendiri yang mengutamakan keselamatan yang berbeda dengan kondisi di wilayah lain mencakup seluruh aspek, dimulai dari di Indonesia. Banyak praduga yang sistem, peralatan, sarana, prasarana, selalu menyebutkan bahwa kondisi sumber daya manusia sampai pada alam berupa kondisi geografis dan manajemen dari sistem tersebut. cuaca serta kelaikan pesawat yang Apabila terjadi kecelakaan maka diterbangkan sebagai penyebab dari penyelidikan akan dilakukan untuk berbagai kecelakaan yang terjadi di mengevaluasi seluruh system Pulau Papua. Tetapi benarkah bahwa penerbangan, dengan harapan kedua hal tersebut sebagai penyebab kecelakaan dan peristiwa penyumbang terbesar jumlah kecelakaan yang sama tidak akan kecelakaan pesawat? Ataukah terulang kembali. sebenarnya ada faktor lain yang sama Perilaku manusia yang akan pentingnya sebagai faktor yang turut dihadapi saat di dunia kerja nanti mempengaruhi tingkat kecelakaan sangatlah beragam. Dalam dunia kerja pesawat di Pulau Papua? Terkait akan ditemukan perilaku-perilaku dengan hal tersebut diatas, maka perlu manusia yang mengancam keselamatan dilakukan Pengkajian Penyebab dirinya sendiri maupun orang lain Kecelakaan Pesawat udara di Pulau karena kelalaian terhadap prosedur Papua. kerja atau keselamatan. Jika terjadi Sudah seyogyanya keselamatan kecelakaan, maka diperlukan penerbangan menjadi fokus setiap investigasi lebih lanjut mengapa hal pelaku dalam lingkup penerbangan tersebut dapat terjadi. Ada beberapa untuk mengupayakannya, sehingga teori yang mendukung tentang zero accident bukan sekedar menjadi kecelakaan dalam bekerja yaitu : motto tetapi telah menjadi budaya 1. Teori Domino dari Heinrich keselamatan transportasi khususnya Teori ini menyebutkan bahwa moda transportasi udara. kecelakaan terjadi karena suatu hal Tujuan dari penelitian ini adalah yang terjadi secara beruntun. Heinrich untuk mengetahui penyebab tingginya menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi tingkat kecelakaan pesawat udara di karena tindakan tidak selamat (unsafe Pulau Papua. act) atau kondisi tidak selamat (unsafe Sedangkan manfaat dari penelitian condition). Kedua faktor itu terjadi ini adalah sebagai bahan masukan bagi karena adanya kesalahan dari manusia 232 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243 dan kesalahan karena lingkungan d. Liveware, yaitu manusia sebagai sosial. Teori ini dianggap sudah kuno pengontrol sistem. karena teori ini menyebutkan bahwa 4. Swiss Cheese Model penyebab dasar (basic causes) Teori ini dikembangkan oleh James terjadinya kecelakaan karena kesalahan Reason, menyebutkan bahwa manusia. kecelakaan terjadi karena tidak adanya 2. Teori Domino dari Frank Bird pertahanan, bila pun ada Pada teori domino yang dipaparkan pertahanannya sangat lemah. Ada dua oleh Heinrich menyebutkan bahwa pertahanan yang disebutkan dalam kecelakaan terjadi karena kesalahan teori ini, yaitu latent failure dan active manusia. Frank Bird mencoba failure. Latent failure merupakan menyempurnakan teori tersebut pertahanan pada organisasi atau dengan menempatkan penyebab dasar manajemen sedangkan active failure (basic causes) terjadinya kecelakaan merupakan pertahanan pada menjadi immediate causes yaitu unsafe act manusianya, jika salah satu dari atau unsafe condition. Sedangkan basic pertahanan tersebut lemah maka akan causes pada teori ini adalah origin dan terjadi kecelakaan. teori ini juga menyebutkan faktor lack of Ada beberapa faktor penyebab control yaitu faktor manajemen sebagai kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja bagian dari penyebab kecelakaan. pada umumnya diakibatkan oleh 3. Human Factor (SHELL) berbagai faktor penyebab. Teori tentang Pada tahun 1970 berkembang penyebab terjadinya kecelakaan kerja persepsi bahwa penyebab kecelakaan antara lain sebagai berikut: berasal dari keseluruhan sistem (saling 1. Teori Kebetulan Murni (Pure Chance terkait antar komponennya). Terdapat Theory) teori yang menyebutkan bahwa Kecelakaan terjadi atas kehendak kecelakaan terjadi karena banyak Tuhan sehingga tidak ada pola yang faktor. Salah satu teorinya yaitu SHELL jelas dalam rangkaian peristiwanya, yang diciptakan oleh Elwyin Edwards karena itu kecelakaan kerja terjadi pada tahun 1972 dan dikembangkan secara kebetulan saja. oleh Frank Hawkins pada tahun 1975. 2. Teori
Recommended publications
  • Mandatory Passenger Requirements on Lion Air Group Air Travel Last Updated August 24, 2021 | 23:00 WIB (GMT+ 07)
    www.lionair.co.id @lionairgroup (+6221) 6379 8000 www.batikair.com @batikair @lionairgroup Lion Air Group Lion Air Group 0804 1 778899 PRESS RELEASE Latest Flight Information: Mandatory Passenger Requirements on Lion Air Group Air Travel Last Updated August 24, 2021 | 23:00 WIB (GMT+ 07) Running Period: 25 - 30 August 2021 “Please Pay Attention to and Meet the Health Test Conditions, Validity Period and Other Specified Requirements Documents” Flying is Safe and Healthy: Use of Caring Apps Protect Before Departure, as part of Digitalization Gradually. J A K A R T A – August 25, 2021. Lion Air (JT flight code), Wings Air (IW flight code), Batik Air (ID flight code) member of Lion Air Group said that the entire implementation of Lion Air Group flight operations while maintaining safety, security, and comfort (safety first). And already run according to health protocol guidelines. In connection with the terms and conditions required for each prospective passenger who will carry out air travel (flights) during the Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic alert period, current period: August 25 – August 30, 2021. Domestic flight provisions in that period, to support government policies related to the implementation (implementation) of efforts to prevent, handle and control Covid-19, namely the Enactment of Restrictions on Community Activities (PPKM), category: 1. Level 4, Level 3, Level 2 Java and Bali, 2. Level 4 Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku and Papua, 3. Level 3, Level 2, Level 1 Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku and Papua. Key Notes: 1. Please arrive at the airport departure early, which is 3-4 hours before the scheduled flight.
    [Show full text]
  • Foreign ICAO 3LD Additions, Deletions, and Modifications (Excluding U.S.)
    U.S. DEPARTMENT OF TRANSPORTATION N JO 7340.470 NOTICE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION Air Traffic Organization Policy Effective Date: July 11, 2018 Cancellation Date: July 11, 2019 SUBJ: Foreign ICAO 3LD Additions, Deletions, and Modifications (excluding U.S.) 1. Purpose of This Notice. This notice modifies FAA Order JO 7340.2, Contractions, Chapter 3, Sections 1, 2, and 3, !CAO Aircraft Company Three-Letter Identifier and/or Telephony Designator. This notice reflects recent changes initiated by countries other than the United States (U.S.) including new ICAO three letter designators (3LDs), deletions ofdefunct ICAO 3LDs, and modifications to ICAO 3LDs, associated telephonies, and companies/agencies. This Notice supplements FAA Order JO 7340.2 until the additions and modifications are incorporated into the Order. This Notice does not replace or substitute for GENOTs issued by the Federal Aviation Administration (FAA) Air Traffic Organization (ATO) for ICAO 3LDs assigned and authorized for U.S. aircraft operators. 2. Audience. This notice applies to the following Air Traffic Organization (ATO) service units: Air Traffic Services, and System Operations Services; ATO Safety and Technical Training; and all associated air traffic control facilities. This notice is informational in nature and does not require documentation as supplemental training in FAA Form 3120-1, Training and Proficiency Record. 3. Where Can I Find This Notice? This notice is available on the MyFAA employee website at https://employees.faa.gov/tools_resources/orders_ notices/ and on the air traffic publications website at http://www.faa.gov/air_traffic/publications/. 4. Source Document. The source document for the ICAO 3LD additions and modifications contained in this notice is ICAO Document 8585, Designatorsfor Aircraft Operating Agencies, Aeronautical Authorities, and Services.
    [Show full text]
  • U.S. Department of Transportation Federal
    U.S. DEPARTMENT OF ORDER TRANSPORTATION JO 7340.2E FEDERAL AVIATION Effective Date: ADMINISTRATION July 24, 2014 Air Traffic Organization Policy Subject: Contractions Includes Change 1 dated 11/13/14 https://www.faa.gov/air_traffic/publications/atpubs/CNT/3-3.HTM A 3- Company Country Telephony Ltr AAA AVICON AVIATION CONSULTANTS & AGENTS PAKISTAN AAB ABELAG AVIATION BELGIUM ABG AAC ARMY AIR CORPS UNITED KINGDOM ARMYAIR AAD MANN AIR LTD (T/A AMBASSADOR) UNITED KINGDOM AMBASSADOR AAE EXPRESS AIR, INC. (PHOENIX, AZ) UNITED STATES ARIZONA AAF AIGLE AZUR FRANCE AIGLE AZUR AAG ATLANTIC FLIGHT TRAINING LTD. UNITED KINGDOM ATLANTIC AAH AEKO KULA, INC D/B/A ALOHA AIR CARGO (HONOLULU, UNITED STATES ALOHA HI) AAI AIR AURORA, INC. (SUGAR GROVE, IL) UNITED STATES BOREALIS AAJ ALFA AIRLINES CO., LTD SUDAN ALFA SUDAN AAK ALASKA ISLAND AIR, INC. (ANCHORAGE, AK) UNITED STATES ALASKA ISLAND AAL AMERICAN AIRLINES INC. UNITED STATES AMERICAN AAM AIM AIR REPUBLIC OF MOLDOVA AIM AIR AAN AMSTERDAM AIRLINES B.V. NETHERLANDS AMSTEL AAO ADMINISTRACION AERONAUTICA INTERNACIONAL, S.A. MEXICO AEROINTER DE C.V. AAP ARABASCO AIR SERVICES SAUDI ARABIA ARABASCO AAQ ASIA ATLANTIC AIRLINES CO., LTD THAILAND ASIA ATLANTIC AAR ASIANA AIRLINES REPUBLIC OF KOREA ASIANA AAS ASKARI AVIATION (PVT) LTD PAKISTAN AL-AAS AAT AIR CENTRAL ASIA KYRGYZSTAN AAU AEROPA S.R.L. ITALY AAV ASTRO AIR INTERNATIONAL, INC. PHILIPPINES ASTRO-PHIL AAW AFRICAN AIRLINES CORPORATION LIBYA AFRIQIYAH AAX ADVANCE AVIATION CO., LTD THAILAND ADVANCE AVIATION AAY ALLEGIANT AIR, INC. (FRESNO, CA) UNITED STATES ALLEGIANT AAZ AEOLUS AIR LIMITED GAMBIA AEOLUS ABA AERO-BETA GMBH & CO., STUTTGART GERMANY AEROBETA ABB AFRICAN BUSINESS AND TRANSPORTATIONS DEMOCRATIC REPUBLIC OF AFRICAN BUSINESS THE CONGO ABC ABC WORLD AIRWAYS GUIDE ABD AIR ATLANTA ICELANDIC ICELAND ATLANTA ABE ABAN AIR IRAN (ISLAMIC REPUBLIC ABAN OF) ABF SCANWINGS OY, FINLAND FINLAND SKYWINGS ABG ABAKAN-AVIA RUSSIAN FEDERATION ABAKAN-AVIA ABH HOKURIKU-KOUKUU CO., LTD JAPAN ABI ALBA-AIR AVIACION, S.L.
    [Show full text]
  • C. BAGAN ORGANISASI KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA KELAS II
    MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA ORGANISASI DAN TATAKERJA KANTORUNITPENYELENGGARABANDARUDARA bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Pasal 233 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di bidang penye1enggaraan bandar udara dalam Peraturan Menteri Perhubungan; 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); Peraturan Pcmerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pe1ayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; www.regulasip.com 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 ten tang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 18/M.PAN/ 11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 68 Tahun 2013; 9.
    [Show full text]
  • Pacedays 2014 | Fuel Reduction Initiatives on the Avro RJ Regional
    REGIONAL AIRCRAFT Fuel Reduction Initiatives on the Avro RJ Regional Jet Stephen Morrison and Daniel McNish © BAE SYSTEMS 2014. All rights reserved. 1 BAe Systems Regional Aircraft Regional Aircraft’s history spans 70 years in the development, production and support of many aircraft types. Whole product and through lifecycle knowledge and experience are applied to provide customers with integrated solutions. These include design, supply, repair, change, upgrade/conversion and customer support services. With services and solutions provided to over 500 aircraft operated by over 180 customers in 70 countries we have a global support organisation. We also provide services and solutions across a number of market sectors, including passenger, business and special role aircraft . 2 Regional Aircraft Operator Base Europe 223 Aircraft in Service 44 Operators North America 118 Aircraft in Service Asia 69 Operators 54 Aircraft in Service 26 Operators Africa & Middle East 92 Aircraft in Service 41 Operators South America 103 Aircraft in Service Australasia 36 Operators 30 Aircraft in Service 10 Operators 165 Operators, 620 Aircraft In Service © BAE SYSTEMS 2014. All rights reserved. 3 BAe 146 / Avro RJ Operator Base – 2014 Europe Air Go Albanian Airlines Atlantic Airways Avia Air Traffic Aviatrans K BAE Systems Brussels Airlines Bulgarian Air Cello Aviation Cityjet FAAM Flair Aviation Formula One Interaviator Malmö Aviation Olympus Airways Asia North America PAN Air QinetiQ Asian Express Airline Air Spray Royal Air Force Swiss Aviastar Air Tahoma
    [Show full text]
  • Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
    MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 40 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR UNIT PENYELENGGARA BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Pasal 233 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan perlu dilakukan penataan organisasi dan tata kerja Unit Pelaksana Teknis di bidang penyelenggaraan bandar udara dalam Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2012 tentang Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 176); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014; 1 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014; 7. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/ 18/M. PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian; 8.
    [Show full text]
  • Gapura Annual Report 2017
    2017 Laporan Tahunan Annual Report PERFORMANCE THROUGH SERVICE & OPERATIONS EXCELLENCE DAFTAR ISI Table of Contents PERFORMANCE THROUGH SERVICE & PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN OPERATIONS EXCELLENCE 1 Management Discussion & Analysis 56 Tinjauan Bisnis dan Operasional IKHTISAR 2017 Business & Operational Review 58 2017 Highlights 2 Tinjauan Pendukung Bisnis Business Support Review 64 Kinerja 2017 Tinjauan Keuangan 2017 Performance 2 Financial Review 80 Ikhtisar Keuangan Financial Highlights 4 TATA KELOLA PERUSAHAAN LAPORAN MANAJEMEN Corporate Governance 92 Management Report 6 Rapat Umum Pemegang Saham General Shareholders Meeting 103 Laporan Dewan Komisaris Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners 8 Board of Commissioners 104 Laporan Direksi Direksi Report from the Board of Directors 14 Board of Directors 109 Komite Audit PROFIL PERUSAHAAN Audit Committee 119 Company Profile 22 Sekretaris Perusahaan Identitas Perusahaan Corporate Secretary 121 Company Identity 24 Manajemen Risiko Sekilas Gapura Risk Management 126 Gapura in Brief 26 Kode Etik Perusahaan Visi dan Misi Company Code of Conduct 130 Vision & Mission 28 Komposisi Pemegang Saham TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Shareholders Composition 30 Corporate Social Responsibility 136 Jejak Langkah Milestones 32 Bidang Usaha LAPORAN KEUANGAN Field of Business 36 Financial Statements 153 Produk dan Jasa Products & Services 38 DATA PERUSAHAAN Wilayah Operasi Corporate Data 207 Operational Area 40 Pertumbuhan GSE 2014-2018 Struktur Organisasi GSE Growth 2014-2018 208 Organizational
    [Show full text]
  • Black List of the Air Operators
    25th June 2015 LEGAL ANNOUNCEMENT The civil air transportation authorities of each member states of the European Union may check only the aircrafts of the airlines that provide flights to and from the airports of the European Union; and due to random nature of such checks, it is not possible to check each aircraft that lands at each European Union airport. The fact that the airline is not indicated on the list of the Association does not automatically mean that such company complies with the respective safety standards. If the company that is currently indicated on the list of the Association assumes that it complies with the necessary technical standards and requirements indicated in the respective international safety standards, it might request the Committee to initiate the proceedings to withdraw it from the list. All possible effort was made to verify the exact identity of all airlines indicated on the list of the Association – particularly with regard to the following properties: specific (and unique) letter codes for each airline by the ICAO organisation of the country that has issued the certificate as well as the certificate numbers (or the operating licence) of the air transport operator. Nevertheless, the complete verification was not in all cases possible due to the general lack of information on some airlines that could be borderline with the respected international system of the air transportation or entirely inconsistent with it. For this reason we cannot exclude the fact that there might be companies that conduct their business activities in good faith under the same business name as some of the airlines indicated in the list of the Association.
    [Show full text]
  • (Eu) 2015/ 2322
    12.12.2015 EN Official Journal of the European Union L 328/67 COMMISSION IMPLEMENTING REGULATION (EU) 2015/2322 of 10 December 2015 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) THE EUROPEAN COMMISSION Having regard to the Treaty on the Functioning of the European Union, Having regard to Regulation (EC) No 2111/2005 of the European Parliament and the Council of 14 December 2005 on the establishment of a Community list of air carriers subject to an operating ban within the Community and on informing air passengers of the identity of the operating carrier, and repealing Article 9 of Directive 2004/36/CE (1), and in particular Article 4(2) thereof, Whereas: (1) Commission Regulation (EC) No 474/2006 (2) established the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Union, referred to in Chapter II of Regulation (EC) No 2111/2005. (2) In accordance with Article 4(3) of Regulation (EC) No 2111/2005, some Member States and the European Aviation Safety Agency (‘EASA’) communicated to the Commission information that is relevant in the context of updating that list. Relevant information was also communicated by certain third countries. On the basis of that information, the Community list should be updated. (3) The Commission informed all air carriers concerned, either directly or through the authorities responsible for their regulatory oversight, about the essential facts and considerations which would form the basis for a decision to impose on them an operating ban within the Union or to modify the conditions of an operating ban imposed on an air carrier which is included in the Community list.
    [Show full text]
  • Commission Regulation (EC) No 1400/2007
    Changes to legislation: There are currently no known outstanding effects for the Commission Regulation (EC) No 1400/2007. (See end of Document for details) Commission Regulation (EC) No 1400/2007 of 28 November 2007 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) COMMISSION REGULATION (EC) No 1400/2007 of 28 November 2007 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) THE COMMISSION OF THE EUROPEAN COMMUNITIES, Having regard to the Treaty establishing the European Community, Having regard to Regulation (EC) No 2111/2005 of the European Parliament and the Council of 14 December 2005 on the establishment of a Community list of air carriers subject to an operating ban within the Community and on informing air transport passengers of the identity of the operating air carrier, and repealing Article 9 of Directive 2004/36/EC(1), and in particular Article 4 thereof, Whereas: (1) Commission Regulation (EC) No 474/2006(2) established the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community referred to in Chapter II of Regulation (EC) No 2111/2005. (2) In accordance with Article 4(3) of Regulation (EC) No 2111/2005, some Member States communicated to the Commission information that is relevant in the context of updating the Community list. Relevant information was also communicated by third countries. On this basis, the Community list should be updated.
    [Show full text]
  • EU) No 659/2013 of 10 July 2013 Amending Regulation (EC
    L 190/54 EN Official Journal of the European Union 11.7.2013 COMMISSION IMPLEMENTING REGULATION (EU) No 659/2013 of 10 July 2013 amending Regulation (EC) No 474/2006 establishing the Community list of air carriers which are subject to an operating ban within the Community (Text with EEA relevance) THE EUROPEAN COMMISSION, the framework of Regulation (EC) No 2111/2005 and its implementing Regulation (EC) No 473/2006, with competent authorities and air carriers of the states of Having regard to the Treaty on the Functioning of the European Curaçao & St Maarten, Republic of Guinea, India, Iran, Union, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Mozambique and Nepal. The Air Safety Committee also received updates from the Having regard to Regulation (EC) No 2111/2005 of the Commission about technical consultations with the European Parliament and the Council of 14 December 2005 Russian Federation and concerning monitoring of on the establishment of a Community list of air carriers subject Bolivia, Tajikistan and Turkmenistan. to an operating ban within the Community and on informing air passengers of the identity of the operating carrier, and repealing Article 9 of Directive 2004/36/CE ( 1 ), and in particular (6) The Air Safety Committee has heard presentations by Article 4 thereof ( 2), EASA about the results of the analysis of audit reports carried out by the International Civil Aviation Organi­ sation ('ICAO') in the framework of ICAO’s Universal Whereas: Safety Oversight Audit Programme ('USOAP'). Member States were invited to prioritize ramp inspections on (1) Commission Regulation (EC) No 474/2006 of 22 March air carriers licensed by states in respect of which 2006 ( 3 ) established the Community list of air carriers Significant Safety Concerns ('SSC') have been identified which are subject to an operating ban within the by ICAO or in respect of which EASA concluded that Union referred to in Chapter II of Regulation (EC) No there are significant deficiencies in the safety oversight 2111/2005.
    [Show full text]
  • CHANGE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION CHG 2 Air Traffic Organization Policy Effective Date: November 8, 2018
    U.S. DEPARTMENT OF TRANSPORTATION JO 7340.2H CHANGE FEDERAL AVIATION ADMINISTRATION CHG 2 Air Traffic Organization Policy Effective Date: November 8, 2018 SUBJ: Contractions 1. Purpose of This Change. This change transmits revised pages to Federal Aviation Administration Order JO 7340.2H, Contractions. 2. Audience. This change applies to all Air Traffic Organization (ATO) personnel and anyone using ATO directives. 3. Where Can I Find This Change? This change is available on the FAA website at http://faa.gov/air_traffic/publications and https://employees.faa.gov/tools_resources/orders_notices. 4. Distribution. This change is available online and will be distributed electronically to all offices that subscribe to receive email notification/access to it through the FAA website at http://faa.gov/air_traffic/publications. 5. Disposition of Transmittal. Retain this transmittal until superseded by a new basic order. 6. Page Control Chart. See the page control chart attachment. Original Signed By: Sharon Kurywchak Sharon Kurywchak Acting Director, Air Traffic Procedures Mission Support Services Air Traffic Organization Date: October 19, 2018 Distribution: Electronic Initiated By: AJV-0 Vice President, Mission Support Services 11/8/18 JO 7340.2H CHG 2 PAGE CONTROL CHART Change 2 REMOVE PAGES DATED INSERT PAGES DATED CAM 1−1 through CAM 1−38............ 7/19/18 CAM 1−1 through CAM 1−18........... 11/8/18 3−1−1 through 3−4−1................... 7/19/18 3−1−1 through 3−4−1.................. 11/8/18 Page Control Chart i 11/8/18 JO 7340.2H CHG 2 CHANGES, ADDITIONS, AND MODIFICATIONS Chapter 3. ICAO AIRCRAFT COMPANY/TELEPHONY/THREE-LETTER DESIGNATOR AND U.S.
    [Show full text]