WARTA ARDHIA Jurnal Perhubungan Udara

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau

The Factors Causing High Level of Aircraft Accident in Papua Island

Susanti dan Lupi Wahyuningsih Pusat Litbang Perhubungan Udara e-mail : [email protected]) , [email protected])

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel : Aircraft accident in Papua Island is one of the highest accident Diterima : 25 Juli 2013 according to the venue in . During five years period, from Disetujui : 18 September 2013 2007 to 2011 there were 28 accident. During the year 2013, it has noted

aircraft accident in Papua Island tend to increase. Analysis method Keywords: that’s used in research is fish bone analysis, which has purpose to know aircraft accident, fish bone analysis, Papua Island what are the factors that affect high level of aircraft accident in Papua Island. The result is human factor, aircraft factor, airport factor, Kata kunci: environment and technical flight are the factors that give contribution to Kecelakaan pesawat udara, the high of aircraft accident level in Papua Island. analisis tulang ikan, Pulau Papua Kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua salah satu kecelakaan yang tertinggi menurut tempat kejadian di Indonesia. Selama kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2007 sampai 2011 sebanyak 28 kejadian. Sepanjang tahun 2013 tercatat kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua cenderung meningkat. Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis fish bone atau metode analisis tulang ikan, yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan pesawat di Pulau Papua. Hasilnya adalah faktor manusia, faktor pesawat, faktor bandara, faktor lingkungan dan faktor teknik penerbangan

adalah faktor yang turut mempengaruhi tingginya tingkat kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua.

230 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243

PENDAHULUAN Jawa di urutan kedua dengan 20 Keselamatan Penerbangan kecelakaan dan 14 kali insiden serius merupakan hal yang terpenting dalam disusul tiga pulau lain yakni Sumatera, pengoperasian pesawat udara, karena , dan Kepulauan dalam suatu penerbangan yang masing—masing 12 kali. Adapun dioperasikan oleh suatu maskapai, hal insiden serius paling banyak terjadi di yang terpenting harus dipenuhi oleh 18 kali dan Jawa 14 kali. maskapai tersebut adalah faktor Pulau Papua merupakan daerah keselamatan dalam penerbangan. yang unikdimana infrastruktur jalan Dalam dunia penerbangan, terdapat raya yang sangat terbatas menjadi salah tiga hal yang saling berkaitan, yaitu satu alasan dominasi moda transportasi keamananpenerbangan, udara di pulau tersebut. Selain itu keselamatanpenerbangan dan daerah pemukiman di Papua kecuali di kecelakaan pesawat. Menurunnya Biak, Jayapura dan Merauke, pada tingkat keamanan dan keselamatan umumnya adalah daerah yang sulit penerbangan dapat mengakibatkan untuk dijangkau oleh moda terjadinya kecelakaan dalam transportasi darat, karena kondisi penerbangan. geografis umumnya adalah Kecelakaan pesawat di Papua pegunungan tinggi. Kota-kota kecil memang bukan kabar baru.Jalur yang berlokasi di daerah terpencil di pegunungan tersebutmengakibatkan penerbangan wilayah Papua yang dipenuhi pegunungan, merupakan prasarana angkutan udara menjadi jalur yang paling rawan di Indonesia. sulit untuk dibangun sesuai dengan Di wilayah yang kondisi cuacanya persyaratan keamanan penerbangan kerap berubah-ubah secara mendadak yang standar. Banyak sekali landasan ini sering terjadi kecelakaan pesawat. bandar udara di Papua yang Komite Nasional Keselamatan berkategori pendek dan sempit, bahkan Transportasi (KNKT) merilis data beberapa tidak rata. Letak beberapa kecelakaan transportasi udara dalam bandara bahkan ada yang hanya kurun 6 (enam) tahun terakhir dan berupa daerah terbuka kecil di lereng menempatkan Pulau Papua menjadi gunung tinggi dan dikelilingi oleh wilayah dengan tingkat kecelakaan gunung-gunung lainnya. Daerah transportasi udara tertinggi dengan 25 pegunungan di Papua juga mengakibatkan kondisi cuaca yang kecelakaan disusul dengan Pulau Jawa sering berubah sehingga kurang sebanyak 20 kecelakaan.Berdasarkan mendukung pengoperasian data Komite Nasional Keselamatan penerbangan, contohnya adalah di Transportasi (KNKT) periode 2007— beberapa tempat hanya pada jam-jam 2012, wilayah di ujung timur Indonesia tertentu saja yang memperlihatkan yang terkenal dengan medan dan cuaca terang dan tidak berawan. Selain alamnya yang terdiri dari pegunungan beberapa hal tersebut, faktor lain yang tersebut sebanyak 25 kali kecelakaan dan 2 kali insiden serius. Setelah Papua, diduga menjadi penyumbang

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 231 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2)) kecelakaan adalah alat bantu navigasi para pelaku di bidang penerbangan yang masih jauh dari standar dan pagar dan pemangku kepentingan untuk pembatas runway di beberapa bandara meminimalkan faktor-faktor penyebab yang hampir tidak ada. kecelakaan pesawat udara di Pulau Kecelakaan pesawat udara di Pulau Papua. Papua dalam kurun 6 (enam) tahun terakhir sebagai jumlah kecelakaan TINJAUAN PUSTAKA tertinggi di Indonesia tentu memiliki Dunia penerbangan sangat faktor dan penyebab tersendiri yang mengutamakan keselamatan yang berbeda dengan kondisi di wilayah lain mencakup seluruh aspek, dimulai dari di Indonesia. Banyak praduga yang sistem, peralatan, sarana, prasarana, selalu menyebutkan bahwa kondisi sumber daya manusia sampai pada alam berupa kondisi geografis dan manajemen dari sistem tersebut. cuaca serta kelaikan pesawat yang Apabila terjadi kecelakaan maka diterbangkan sebagai penyebab dari penyelidikan akan dilakukan untuk berbagai kecelakaan yang terjadi di mengevaluasi seluruh system Pulau Papua. Tetapi benarkah bahwa penerbangan, dengan harapan kedua hal tersebut sebagai penyebab kecelakaan dan peristiwa penyumbang terbesar jumlah kecelakaan yang sama tidak akan kecelakaan pesawat? Ataukah terulang kembali. sebenarnya ada faktor lain yang sama Perilaku manusia yang akan pentingnya sebagai faktor yang turut dihadapi saat di dunia kerja nanti mempengaruhi tingkat kecelakaan sangatlah beragam. Dalam dunia kerja pesawat di Pulau Papua? Terkait akan ditemukan perilaku-perilaku dengan hal tersebut diatas, maka perlu manusia yang mengancam keselamatan dilakukan Pengkajian Penyebab dirinya sendiri maupun orang lain Kecelakaan Pesawat udara di Pulau karena kelalaian terhadap prosedur Papua. kerja atau keselamatan. Jika terjadi Sudah seyogyanya keselamatan kecelakaan, maka diperlukan penerbangan menjadi fokus setiap investigasi lebih lanjut mengapa hal pelaku dalam lingkup penerbangan tersebut dapat terjadi. Ada beberapa untuk mengupayakannya, sehingga teori yang mendukung tentang zero accident bukan sekedar menjadi kecelakaan dalam bekerja yaitu : motto tetapi telah menjadi budaya 1. Teori Domino dari Heinrich keselamatan transportasi khususnya Teori ini menyebutkan bahwa moda transportasi udara. kecelakaan terjadi karena suatu hal Tujuan dari penelitian ini adalah yang terjadi secara beruntun. Heinrich untuk mengetahui penyebab tingginya menjelaskan bahwa kecelakaan terjadi tingkat kecelakaan pesawat udara di karena tindakan tidak selamat (unsafe Pulau Papua. act) atau kondisi tidak selamat (unsafe Sedangkan manfaat dari penelitian condition). Kedua faktor itu terjadi ini adalah sebagai bahan masukan bagi karena adanya kesalahan dari manusia

232 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243 dan kesalahan karena lingkungan d. Liveware, yaitu manusia sebagai sosial. Teori ini dianggap sudah kuno pengontrol sistem. karena teori ini menyebutkan bahwa 4. Swiss Cheese Model penyebab dasar (basic causes) Teori ini dikembangkan oleh James terjadinya kecelakaan karena kesalahan Reason, menyebutkan bahwa manusia. kecelakaan terjadi karena tidak adanya 2. Teori Domino dari Frank Bird pertahanan, bila pun ada Pada teori domino yang dipaparkan pertahanannya sangat lemah. Ada dua oleh Heinrich menyebutkan bahwa pertahanan yang disebutkan dalam kecelakaan terjadi karena kesalahan teori ini, yaitu latent failure dan active manusia. Frank Bird mencoba failure. Latent failure merupakan menyempurnakan teori tersebut pertahanan pada organisasi atau dengan menempatkan penyebab dasar manajemen sedangkan active failure (basic causes) terjadinya kecelakaan merupakan pertahanan pada menjadi immediate causes yaitu unsafe act manusianya, jika salah satu dari atau unsafe condition. Sedangkan basic pertahanan tersebut lemah maka akan causes pada teori ini adalah origin dan terjadi kecelakaan. teori ini juga menyebutkan faktor lack of Ada beberapa faktor penyebab control yaitu faktor manajemen sebagai kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja bagian dari penyebab kecelakaan. pada umumnya diakibatkan oleh 3. Human Factor (SHELL) berbagai faktor penyebab. Teori tentang Pada tahun 1970 berkembang penyebab terjadinya kecelakaan kerja persepsi bahwa penyebab kecelakaan antara lain sebagai berikut: berasal dari keseluruhan sistem (saling 1. Teori Kebetulan Murni (Pure Chance terkait antar komponennya). Terdapat Theory) teori yang menyebutkan bahwa Kecelakaan terjadi atas kehendak kecelakaan terjadi karena banyak Tuhan sehingga tidak ada pola yang faktor. Salah satu teorinya yaitu SHELL jelas dalam rangkaian peristiwanya, yang diciptakan oleh Elwyin Edwards karena itu kecelakaan kerja terjadi pada tahun 1972 dan dikembangkan secara kebetulan saja. oleh Frank Hawkins pada tahun 1975. 2. Teori Kecenderungan Celaka Teori ini menyebutkan bahwa terdapat (Accident Phone Theory) faktor utama yang menyebabkan Pada pekerja tertentu lebih sering kecelakan. Faktor itu dipengaruhi oleh tertimpa kecelakaan karena sifat- faktor-faktor lainnya, yaitu: sifat pribadinya yang memang a. Software, yaitu aturan atau prosedur cenderung untuk mengalami tertulis. kecelakaan. b. Hardware, yaitu mesin atau peralatan 3. Teori Tiga Faktor Utama (Three Main yang digunakan dalam bekerja. Factors Theory) c. Environment, yaitu lingkungan Penyebab kecelakaan adalah faktor sekitar termasuk kondisi sosial- peralatan, lingkungan dan manusia ekonomi. pekerja itu sendiri.

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 233 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2))

4. Teori Dua Faktor Utama (Two Main psikologi, kurangnya atau lemahnya Factors Theory) pengetahuan dan keterampilan atau Kecelakaan disebabkan oleh kondisi keahlian, stress, motivasi yang tidak berbahaya (unsafe condition) dan cukup atau salah. tindakan atau perbuatan berbahaya 2. Faktor material/bahan/peralatan (unsafe action). contohnya bahan yang seharusnya 5. Teori Faktor Manusia (Human Factor terbuat dari besi, akan tetapi supaya Theory). lebih murah dibuat dari bahan lain Menekankan bahwa pada akhirnya sehingga dengan mudah menimbulkan semua kecelakaan kerja baik langsung kecelakaan. maupun tidak langsung disebabkan 3. Faktor bahaya/ sumber bahaya oleh kesalahan manusia (Azmi, 2008). ada dua sebab: (a) Perbuatan Penyebab kecelakaan kerja berbahaya Misalnya karena metode diberbagai negara tidak sama, namun kerja yang salah, keletihan/kelesuan, ada beberapa kesamaan umum. sikap kerja yang tidak sempurna dan Menurut Matondang yang dikutip oleh sebagainya, (b) Kondisi/keadaan Salawati (2009), kecelakaan kerja berbahaya Yaitu keadaan yang tidak disebabkan oleh: aman dari mesin/peralatan-peralatan, a. Kondisi berbahaya (unsafe condition) lingkungan, proses, sifat pekerjaan. 1. Mesin, peralatan, bahan, dan lain- 4. Faktor yang dihadapi lain Contohnya adalah kurangnya 2. Lingkungan kerja pemeliharaan/perawatan mesin-mesin 3. Proses kerja sehingga tidak bisa bekerja dengan 4. Sifat pekerjaan sempurna. 5. Cara kerja b. Perbuatan berbahaya (unsafe action) Kecelakaan kerja dapat terjadi dalam dari manusia proses interaksi ketika terjadi kontak 1. Sikap dan tingkah laku yang antara manusia dengan alat, material tidak baik dan lingkungan dimana pekerja berada. 2. Kurang pengetahuan dan Kecelakaan dapat terjadi karena keterampilan kondisi alat atau material yang kurang 3. Cacat tubuh yang tidak terlihat baik atau berbahaya. 4. Keletihan dan kelesuan Kecelakaan juga dapat dipicu oleh kondisi lingkungan kerja yang tidak Menurut Sendjun Manulang aman seperi ventilasi, penerangan, (http://www.psychologymania.com, kebisingan, atau suhu yang tidak aman 2011) ada 4 faktor penyebab melampaui ambang batas. Selain itu, kecelakaan kerja, antara lain: kecelakaan juga dapat bersumber dari 1. Faktor manusia manusia yang melakukan kegiatan di Kecelakaan kerja yang disebabkan tempat kerja dan menangani alat atau faktor manusia meliputi kurangnya material. kemampuan fisik, mental, dan

234 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN

Metode Pengumpulan Data Profil Bandar Udara di Pulau Papua Kebutuhan dalam menganalisa dan Jumlah Bandar Udara di Pulau mengevaluasi atas pokok permasalahan Papua berjumlah sekitar 400 bandara dalam kajian, maka perlu yang terletak di seluruh Pulau Papua, pengumpulan data sebagai berikut : dengan jumlah penduduk yang tidak a. Pengumpulan data primer meliputi sebanyak Pulau Jawa, tetapi penyebaran kuesioner dan menempatkan Pulau Papua dengan wawancara kepada penyelenggara lokasi geografis dan kontur wilaya bandara, otoritas bandara dan lebih dominan pegunungan dengan Komite Nasional Keselamatan jumlah bandara yang berjumlah Transportasi (KNKT). ratusan karena moda transportasi b. Pengumpulan data sekunder dengan tersebut adalah moda transportasi yang studi kepustakaan yang bersumber mudah, efektif dan efisien. Dari jumlah pada literatur dokumen-dokumen tersebut jumlah bandara yang atau tulisan-tulisan, peraturan- beroperasi dan layak untuk digunakan peraturan serta studi kajian sejenis menjadi sekitar 57 bandara. Berikut yang ada hubungannya dengan adalah nama-nama bandara di Pulau kajian ini. Papua yang beroperasi dan layak untuk Metode Analisis Data dugunakan ; Analisis yang digunakan adalah Tabel 1. Nama Bandara di Pulau Papua dengan menggunakan pendekatan No Nama Bandara Lokasi kualitatif dengan analisis data 1. Bandar Udara Abresso Manokwari menggunakan pendekatan Fish Bone, 2. Bandar Udara Anggi Anggi yang bertujuan menganalisa dan 3. Bandar Udara Apalapsili Jayawijaya evaluasi faktor penyebab tingginya 4. Bandar Udara Arso Arso tingkat kecelakaan pesawat udara di 5. Bandar Udara Ayawasi Sorong Pulau Papua. 6. Bandar Udara Babo Babo Fishbone analisis merupakan alat 7. Bandar Udara Bade Merauke sistematis yang menganalisis persoalan 8. Bandar Udara Batom Peg. Bintang dan faktor-faktor yang menimbulkan 9. Bandar Udara Bintuni Bintuni persoalan tersebut. Fishbone analysis 10. Bandar Udara Bokodini Jayawijaya atau fishbone diagram menampilkan 11. Bandar Udara Dabra Puncak Jaya keadaan dengan melihat efek dan 12. Bandar Udara Elilim Jayawijaya sebab-sebab yang berkontribusi pada 13. Bandar Udara Enarotali Enarotali efek tersebut.Melihat dari definisi 14. Bandar Udara Enarotali Merauke tersebut fishbone diagram disebut Ewer sebagai cause-and-effect diagram. 15. Bandar Udara Illaga Panai

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 235 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2))

16. Bandar Udara Ilu Puncak Jaya 52. Bandar Udara Waghete Deiyai 17. Bandar Udara Inanwatan Inanwatan 53. Bandar Udara Wamena Wamena 18. Bandar Udara Jeffman Sorong 54. Bandar Udara Waris Keerom

19. Bandar Udara Yemburwo Numfor Timur 55. Bandar Udara Wasior Wasior

20. Bandar UdaraKambuaya Sorong Selatan 56. Bandar Udara Yuruf Jayawijaya

21. Bandar Udara Kamur Asmat 57. Bandar Udara Zugapa Paniai

22. Bandar Udara Karubaga Jayawijaya 58. Bandar Udara Domine Osok, Soron 23. Bandar Udara Kebar Manokwari Eduard

24. Bandar Udara Kelila Jayawijaya Sumber : Ditjen Perhubungan Udara, 2013

25. Bandar Udara Kepi Merauke

26. Bandar Udara Kimaan Merauke Hasil Analisis Data

27. Bandar Udara Kokonao Mimika Data kecelakaan pesawat di Pulau 28. Bandar Udara Lereh Jayapura Papua selama kurun waktu 5 tahun

30. Bandar Udara Mararena Sarmi terakhir yaitu tahun 2007 sampai dengan 2011 menempatkan Pulau Jawa 31. Bandar Udara Merdey Manokwari dan Pulau Papua sebagai lokasi paling 32. Bandar Udara Mindiptana Boven Digoel sering terjadi kecelakaan pesawat. 33. Bandar Udara Moanamani Dogiyai Jumlah kecelakaan yang terjadi Pulau

34. Bandar Udara Mulia Puncak Jaya Jawa sebanyak 29 peristiwa dan Pulau

35. Bandar Udara Muting Merauke Papua sebanyak 28 peristiwa. Hal ini dapat dilihat lebih jelas sesuai gambar 36. Bandar Udara Nabire Nabire 1. 37. Bandar Udara Obano Nabire

38. Bandar Udara Okaba Puncak Jaya

30 39. Bandar Udara Oksibil Peg. Bintang 25 40. Bandar Udara Pulau Gag Raja Ampat 20 41. Bandar Udara Rendani Manokwari 15

42. Bandar Udara Senggeh Keerom 10

43. Bandar Udara Senggo Mappi 5 Jumlah KecelakaanJumlah

44. Bandar Udara Sinak Puncak Jaya 0 Pa Ja Su Kal Sul K. N. 45. Bandar Udara Sudjarwo Serui pu wa m im aw M Te a at an esi alu ng 46. Bandar Udara Tanah Tanah Merah er ta ku ga

Merah a n ra

Series1 28 29 25 12 9 3 7 47. Bandar Udara Teminabuan

Teminabuan Sumber : KNKT, Pengolahan Data, 2013 48. Bandar Udara Tiom Jayawijaya Gambar 1. Jumlah Lokasi Kecelakaan 49. Bandar Udara Torea Fakfak Pesawat di Indonesia Tahun 2007 s.d 2011 50. Bandar Udara Ubrub Keerom 51. Bandar Udara Utarom Kaimana

236 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243

Sedangkan peristiwa kecelakaan

pesawat dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Peristiwa Kecelakaan Pesawat di Pulau Papua Tahun 2008 s.d 2013

No Tanggal Kejadian Lokasi Kejadian Penerbangan / Tipe Pesawat Kategori

TAHUN 2008 1. 28 Januari 2008 Mopah Airport, PT. Merpati Nusantara Airlines Accident Merauke Papua PK-MBP Boeing B737-300 2. 30 Januari 2008 Songapa Aerodrome, PT. Mandiri Accident Papua PK-BRP De Havilland DHC-6-

300 Twin Otter

3. 6 Maret 2008 , PT. Manunggal Air Accident

Wamena Papua PK-VTQ Transall C-160

4. 9 Agustus 2008 En-route Taive II AMS (Association of Mission Accident NduNdu, Papua Aviation) PK-RCZ Pilatus Porter PC-6 5. 6 November 2008 Fak-Fak Papua Express Air Accident PK-TXL Dornier 328-100

6. 12 Desember 2008 Ewer Airstrip, Papua PT. Aviastar Mandiri Accident

Barat PK-BRS Twin Otter DHC6-300

TAHUN 2009 7. 9 April 2009 Wamena Airport, PT. Aviastar Mandiri Accident Papua PK-BRD British Aerospace

BAe 146-300

8. 17 April 2009 Mt. Gergaji Mimika Air, Accident

Papua PK-LTJ Pilatus Porter

9. 2 Agustus 2009 Near Ambisil/Okbibab PT. Merpati Nusantara Airlines Papua PK-NVC De Haviland DHC6 Accident Twin Otter

TAHUN 2010

10. 28 Januari 2010 Wamena Airport, PT. Manunggal Air Service Accident Papua 4L-IFE Antonov AN-26B 11. 13 April 2010 , PT. Merpati Nusantara Manokwari PK-MDE Boeing B737-300 Accident Papua Barat

12 18 Juli 2010 Bintuni Airport PT. Merpati Nusantara Serious Accident

Bintuni Papua Barat PK-NUH De Haviland DHC6-

300 Twin Otter

TAHUN 2011 13 7 Mei 2011 Utarom Airport, PT. Merpati Nusantara

Kaimana Papua Barat PK- Accident MZK Xi’An Aircraft Industri MA60

14 9 September 2011 Notnare Village, Distrik PT. ASI Pudjiastuti Accident

Samenage Yahukimo PK-VVE Cessna 208 B Grand Carvan 15 22 September 2011 Yahatma Village, Yalimo Yayasan Jasa Aviasi Indonesia Accident Distrik (YAJASI) PK-UCE Pilatus PC6/B2-H4

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 237 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2))

TAHUN 2012 16 17 Maret 2012 Mt. Zaagkam, Papua PT. Accident PK-ODA Eurocopter AS 350B3

TAHUN 2013

17 17 Januari 2013 Wamena Airport Yayasan Jasa Aviasi Indonesia Serious

(YAJASI) Incident

PK-UCJ Pilatus Porter PC-6 Sumber : KNKT, Pengolahan Data, 2013

Jika dituangkan dalam grafik maka ANALISIS TULANG IKAN dapat dilihat peristiwa kecelakaan (FISHBONE ANALYSIS) pesawat terbang dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2013, tahun 2008 Pengkajian Tingginya Kecelakaan kecelakaan pesawat di Pulau Papua Pesawat Terbang di Pulau Papua terjadi sebanyak 6 kejadian, tahun 2009 menganalisis faktor-faktor dari 5 sebanyak 3 peristiwa, tahun 2010 dan penyebab dengan menggunakan 2011 sebanyak 3 kejadian, tahun 2012 metode analisis tulang ikan atau sebanyak 1 kejadian dan tahun 2013 Fishbone analysis, faktor-faktor tersebut sebanyak 4 kejadian. Untuk lebih diantaranya adalah ; jelasnya dapat dilihat pada grafik 1. 1. Faktor Manusia (Man Factor) 2. Faktor Sarana dan Prasarana

Grafik 1. Kecelakaan Pesawat Terbang (Infrastructure Factor) di Pulau Papua 3. Faktor Metode (Method Factor)

4. Faktor Lingkungan (Environment

Grafik Kecelakaan Pesawat Factor) 5. Faktor Mesin (Machine Factor) Terbang di Papua 7 Kelima faktor tersebut diuraikan

kembali menjadi faktor-faktor yang 6 turut menjadi penyebab dari tingginya 5 kecelakaan pesawat terbang di Pulau

4 Papua, dengan menggunakan metode tulang ikan (fishbone analysis). Metode 3 fishbone Analysis sendiri adalah

2 metode yang mengidentifikasi akar Jumlah Kecelakaan Jumlah penyebab masalah serta 1 memungkinkan juga mengidentifikasi

0 solusi yang dapat membantu 2008 2009 2010 2011 2012 2013 menyelesaikan lebih dari satu masalah. Tahun Kecelakaan Untuk menganalisis data kecelakaan pesawat di Pulau Papua dilakukan

Sumber : Pengolahan Data, 2013 metode analisis kualitatif dengan metode fishbone atau metode analisis tulang ikan. Adapun pemetaan faktor-

238 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243 faktor penyebab kecelakaan dapat 1. Faktor Manusia (Man Factors) dilihat pada gambar 2. a). Pilot b). Air Traffic Controller (ATC) c). Aviation Security (Avsec) Gambar 2. Analisis Faktor Penyebab d). Mekanik Pesawat (Maintenance) Kecelakaan dengan Metode Fishbone

CAUSE EFFECT

PEOPLE MATERIAL METHOD

ATC BANDARA TEKNIK PENERBANGAN PILOT SMS

AVSEC JALUR PENERBANGAN MEKANIK PESAWAT TINGGINYA KECELAKAAN

PESAWAT DI HUJAN AWAN TEBAL PULAU PAPUA ILS

ANGIN PESAWAT TERBANG PEGUNUNGAN

ENVIRONMENT MACHINE

Sumber : Pengolahan data, 2013

Berdasarkan pemetaan dengan 2. Faktor Manajemen (Method Factors) menggunakan metode fishbone atau a). Teknik Penerbangan metode tulang ikan maka faktor-faktor b). Safety Manajemen System (SMS) penyabab kecelakaan dapat dilihat dari c). Jalur Penerbangan kelima faktor yaitu faktor manusia, 3. Faktor Lingkungan (Environment manajemen, lingkungan, material dan Factors) mesin. Dari faktor-faktor analisis a). Awan Tebal penyebab dengan metode fishbone, b). Hujan dipetakan kembali kemungkinan- c). Angin kemungkinan yang menjadi penyebab d). Pegunungan terjadinya tingkat kecelakaan pesawat 4. Faktor Material (Material Factors) terbang di Pulau Papua. Adapun  Bandara hasilnya adalah sebagai berikut : 5. Faktor Mesin (Machine Factors)

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 239 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2))

a). Instrumen Landing System (ILS) Berdasarkan data pemetaan faktor- b). Pesawat Terbang faktor penyebab tingginya kecelakaan pesawat di Pulau Papua dapat Hasil analisa kemudian dituangkan diketahui bahwa dari faktor manusia dalam skema tabel yang didasarkan adalah pilot, tenaga perawatan pesawat pada akar penyebab dari faktor-faktor serta petugas keamanan tingginya kecelakaan pesawat terbang penerbangan/aviation security. Faktor di Pulau Papua dengan peristiwa yang manusia adalah faktor penyebab terjadi di lapangan. Adapaun hasil terbesar dalam tingginya tingkat analisisnya adalah sebagai berikut ; kecelakaan pesawat di Pulau Papua. Manusia disini diidentifikasi dari pilot, Tabel 3. Faktor Penyabab Terjadinya tenaga pemeliharaan pesawat, petugas Kecelakaan Pesawat Terbang keamanan bandara serta masyarakat di Di Pulau Papua sekitar bandara dalam menjaga

Root Cause Answer Root Cause?

MAN

Pilot Kecelakaan pesawat Merpati MA 60 (7 Mei 2011) di Kaimana Papua Barat karena miss comunication antara pilot dan co- pilot. Yes Cessna 208B Grand Caravan regristation PK-VVE operated by on 9 September 2011. Air Traffic Controller No (ATC)

Maintenance (Mekanik MA 60 aircraft registred PK-MZK operated by PT. Merpati Pesawat) Nusantara Airline (7 May 2011) Yes Recomendation : for line maintenance preflight, transit and

daily inspection should be conducted in accordance with the

checklist and immediately reports any finding to the maintenance control centre. Aviation Security C208B Cessna Grand Caravan operated by PT.Puji Astuti Yes Aviation on 26 November 2011.

MATERIAL

Airport C208B Cessna Grand Caravan operated by PT.Puji Astuti Yes

Aviation on 26 November 2011.

METHOD

Eurocopter AS350B3 helicopter registration PK-ODA Aviation Tehnique departed from Timika Airport, Papua. The helicopter Yes operated by PT. Airfast Indonesia (16 Maret 2012) Safety Management C208B Cessna Grand Caravan operated by PT.Puji Astuti Yes System / SMS Aviation on 26 November 2011.

Aviation Lane Cessna 208B Grand Caravan regristation PK-VVE operated Yes by Susi Air on 9 September 2011.

240 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243

ENVIRONMENT Cloud MA 60 REGRISTED PK-MZK operated by PT. MeRPATI Yes Nusantara Airline on 7 May 2011. Rain MA 60 REGRISTED PK-MZK operated by PT. MeRPATI Yes Nusantara Airline on 7 May 2011. Wind Eurocopter AS350B3 helicopter registration PK-ODA departed from Timika Airport, Papua. The helicopter Yes operated by PT. Airfast Indonesia (16 Maret 2012) Mountains Cessna 208B Grand Caravan regristation PK-VVE operated Yes by Susi Air on 9 September 2011. MACHINE ILS MA 60 REGRISTED PK-MZK operated by PT. MeRPATI Yes Nusantara Airline on 7 May 2011. Aircraft Cessna 208B Grand Caravan, operated by PT. ASI Pudjiastuti Yes in Timika Airport (9 September 2011) Sumber : KNKT, Pengolahan data, 2013 keamanan dan kesterilan bandara dari keselamatan / safety mangement system hal apapun. Masyarakat juga dihimbau dan jalur penerbangan / aviation lane. tidak memasuki area terbatas bandara kedua hal tersebut yaitu aviation baik melewatinya maupun tehnique dan aviation lane sangat erat membiarkan hewan peliharaan untuk kaitannya dengan kemampuan dan berada di area kawasan bandara pengetahuan pilot terhadap tersebut. Semuanya demi menjaga penguasaan lapangan dan kondisi keamanan serta keselamatan geografis di Pulau Papua. Hal lain yang penerbangan. turut menjadi faktor adalah Dari aspek material, faktor pengalaman pilot dalam penguasaan penyebabnya adalah pengawasan kondisi geografis Pulau Papua yang bandara terhadap keamanan dan dilewatinya. pelaksanaan standar operasional Aspek environment atau aspek bandara. Hal tersebut juga berkaitan lingkungan yang memberikan faktor dengan keadaan bandara yang steril penyebab adalah awan tebal / cloud, dari manusia, hewan dan kegiatan hujan deras / rain, angin kencang / apapun selain penerbangan. wind, dan pegunungan / mountains. Pengawasan bandara juga termasuk Keempat hal tersebut adalah faktor barang-barang yang masuk dalam yang selama ini dituding dan menjadi pesawat. Barang-barang berbahaya faktor penyebab kedua terbesar yang dilarang dalam peraturan tingginya tingkat kecelakaan pesawat penerbangan sudah seharusnya terbang di Pulau Papua. Kondisi cuaca diawasi dengan ketat demi menjaga di Pulau Papua secara alami lebih cepat keselamatan penerbangan. berubah karena dipengaruhi oleh Sedangkan dari aspek metode atau kondisi alam Papua yang banyak sistem, faktor penyebabnya adalah terdiri dari pegunungan, dataran tinggi teknik dalam penerbangan / aviation serta dikelilingi oleh lautan. Kondisi tehnique, sistem manajemen alam serta cuaca yang cepat berubah ini

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 241 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2)) dapat menjadi hambatan terbesar bagi manusia, faktor pesawat, faktor penyelenggaraan penerbangan yang bandara, faktor lingkungan dan faktor berjadwal. Salah satu solusi yang dapat teknik penerbangan. dilakukan adalah pemasangan radar Faktor penyebab manusia adalah dan alat navigasi yang canggih, serta pilot, tenaga perawatan penggunaan dan perawatan pesawat pesawat/maintenance engineer, tenaga yang handal dan penyebaran informasi pengamanan bandara/aviation tentang cuaca yang cepat dan akurat. security, dan masyarakat sekitar Aspek mesin / machine, faktor bandara. penyebabnya adalah instrumen landing Faktor material yaitu bandara system / ILS, dan pesawat / aircraft. khususnya terhadap pengawasan ILS merupakan sistem instrumen bagi terhadap keamanan, kesterilan bandara pendaratan pesawat yang dari hal apapun dan pengawasan memudahkan pilot untuk mendaratkan keamanan terhadap barang yang akan pesawat dalam segala kondisi cuaca diangkut kedalam pesawat. dan kondisi. Faktor ILS ini penting Faktor metode atau sistem, faktor demi mengurangi tingginya penyebab penyebabnya adalah teknik dalam kecelakaan yang disebabkan oleh penerbangan/aviation tehnique, sistem kondisi bandara yang dipengaruhi oleh manajemen keselamatan/safety cuaca Pulau Papua yang sering mangement system dan jalur berubah-ubah. Sedangkan faktor penerbangan/aviation lane. pesawat / aircraft merupakan faktor Aspek mesin / machine, faktor penyebab terbesar dalam kecelakaan penyebabnya adalah instrumen landing pesawat di Pulau Papua. Mulai dari system / ILS, dan pesawat / aircraft. kondisi dan usia pesawat, perawatan Aspek environment atau aspek pesawat, beban yang diangkut oleh lingkungan yang memberikan faktor pesawat. Ada kecelakaan pesawat yang penyebab adalah awan tebal / cloud, disebabkan oleh berlebihannya muatan hujan deras / rain, angin kencang / beban pesawat. Faktor lain adalah jenis wind, dan pegunungan / mountains. dan tipe pesawat serta pengoperasian pesawat oleh pilot. Hal ini apabila SARAN dievaluasi dan dilakukan perbaikan dan perubahan sesuai prosedur dapat Mengusulkan kepada penyelenggara menurunkan tingkat kecelakaan Bandara, maskapai penerbangan pesawat di Pulau Papua. khususnya di Papua agar :

a. Memperhatikan standar prosedur pelaksanaan kerja yang baik, taat KESIMPULAN terhadap SOP dan melakukan Dari hasil analisis dan pembahasan evaluasi secara kontinyu atau pengkajian Tingginya Tingkat berkesinambungan terhadap Kecelakaan Pesawat Terbang di Pulau adanya kesalahan. Papua maka dapat disimpulkan faktor- faktor penyebabnya adalah faktor

242 Warta Ardhia, Vol. 39 No. 3 September 2013, hal. 230 - 243 b. Mengembangkan pengembangan Chappy Hakim, Awas Ketabrak Pesawat diri para petugas baik pilot, ATC, Terbang, Grasindo, 2009, Jakarta Avsec dan tenaga perawatan Chappy Hakim, Beny Adrian,Dicky pesawatdalam bentuk-bentuk Septriadi, Berdaulat di udara: pelatihan dalam rangka membangun citra penerbangan meningkatkan dan nasional, Penerbit Buku Kompas, mengembangkan kualitas dan 2010, Jakarta potensi mereka disamping Kementerian Perhubungan, Undang- memberikan penyegaran Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang terhadap tugas rutin yang Penerbangan, 2009, Jakarta mereka lakukan setiap hari. c. Memperhatikan jam kerja, jam Kementerian Perhubungan, Peraturan istirahat serta batas waktu kerja Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan dalam sehari para petugas sesuai Penerbangan, 2001, Jakarta. pedoman jam kerja yang telah ditetapkan Kementerian Perhubungan, Peraturan d. Melakukan sosialisasi terhadap Menteri Perhubungan KM nomor 8 masyarakat sekitar tentang Tahun 2010 tentang Program pentingnya menjaga bandara Keselamatan Penerbangan Nasional, 2010, Jakarta steril dari hal apapun selain kegiatan penerbangan demi Kementerian Perhubungan Instruksi menjaga keamanan serta Menteri Perhubungan nomor 1 keselamatan penerbangan. Tahun 2013 tentang Rencana Aksi Peningkatan Keselamatan Pemegang kebijakan, khususnya Transportasi. Kementerian Perhubungan Udara khususnya Ditjen Perhubungan Udara ------Komite Nasional untuk memperhatikan dan Keselamatan Transportasi, 2012, meningkatkan sarana dan prasarana di Jakarta. bandara-bandara Papua serta Papua Catat Jumlah Kecelakaan Pesawat mengawasi SDM dan pesawat yang Terbanyak, beroperasi di Pulau Papua. http://www.solopos.com, diakses April 2013. DAFTAR PUSTAKA Azmi, R. (2008). Penerapan Sistem http://www.psychologymania.com/20 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan 13/06/faktor-penyebab-kecelakaan- Kerja oleh P2K3 Untuk Meminimalkan kerja.html, diakses tanggal 4 Kecelakaan Kerja di PT. Wijaya Karya Februari 2013. Beton Medan. Medan : Skripsi Mahasiswa FKM - USU.

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Tingkat Kecelakaan Pesawat Udara di Pulau Papua, 243 (Susanti1), Lupi Wahyuningsih2))