Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Banyuwangi dan Balet Klasik 133

Analisis Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik

Nurida Finahari, Gatut Rubiono Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Widyagama Malang Jl. Taman Borobudur Indah 3 Malang 65153 Tlp. 08113649799 Email: [email protected]

ABSTRACT

Gandrung Banyuwangi dance as a traditional dance and ballet dance as a classical dance has a unique and complex body movements. The uniqueness and complexity of this motion demands the physical strength and flexibility of the dancer’s bodies. Ballet dance is one of the many topics studied, especially from the aspects of motion and biomechanics. This article aims to describe the potential of Gandrung dance based on comparison with Ballet dance. Comparisons methods were done by a literature review that showed the similarities between the two types of dance. Furthermore, a ballet dance research was conducted to show the potential of Gandrung dance. The analysis shows that the Gandrung dance and ballet dance have similarities, among others, the basic motion of the footsteps, the position of the body leaning forward and the support position at the tip of the foot The results of this analysis for the reviewal comparison indicate that Gandrung dance also has the potential to be a material for the study of dance motion and biomechanics, even potential as a physical therapy.

Keywords: Dance, Gandrung, Ballet, Comparison, Biomechanics.

ABSTRAK

Tari Gandrung Banyuwangi sebagai tari tradisional dan tari Balet sebagai tari klasik memiliki gerakan tubuh yang unik dan rumit. Keunikan dan kerumitan gerak ini menuntut kekuatan fisik dan kelenturan tubuh penari-penarinya. Tari Balet merupakan salah satu topik yang banyak dikaji, khususnya dari aspek gerak dan biomekanika. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi biomekanis tari Gandrung berdasarkan perbandingan dengan tari Balet. Metode perbandingan dilakukan melalui kajian literatur yang menunjukkan kesamaan kedua jenis tari. Selanjutnya, dilakukan review penelitian tari Balet untuk mendapatkan acuan ukuran potensi tari Gandrung. Hasil analisis dari review perbandingan tersebut menunjukkan bahwa tari Gandrung dan tari Balet memiliki kesamaan antara lain pada gerak dasar langkah kaki, posisi tubuh condong ke depan, dan posisi tumpuan di ujung telapak kaki. Hasil analisis menunjukkan bahwa tari Gandrung juga memiliki potensi untuk menjadi bahan kajian gerak dan biomekanika tari, bahkan berpotensi sebagai bentuk terapi fisik.

Kata Kunci: Tari, Gandrung, Balet, Perbandingan, Biomekanika

PENDAHULUAN bahwa tubuh manusia menjadi medium atau Tari adalah salah satu bentuk seni materi dasar tari. Kesadaran anggota tubuh pertunjukan yang mempunyai sifat temporer. adalah kemampuan penari untuk mengetahui Tari sebagai seni mempunyai kedudukan dan memahami gerak anggota tubuhnya yang unik diantara bentuk seni yang lain. sendiri menjadi fokus perhatian. Kesadaran Keunikan ini berasal dari kenyataan dasar ini bertujuan menghasilkan berbagai macam

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 134 gerak dan potensi tubuh untuk bergerak janggrung, tari , tari ketuk tilu yang (Rustiyanti dkk, 2015). tumbuh dan berkembang di pulau Jawa Tari Gandrung adalah salah satu wilayah paling timur sampai dengan Jawa lambang sisa perkembangan seni budaya bagian paling barat. Tari Gandrung disajikan zaman kekeratonan Blambangan (Sejati, sambil melagukan gending khas Banyuwangi 2012). Gandrung merupakan salah satu seni seorang diri. Penari membawakan gending- tari tradisional khas Kabupaten Banyuwangi gending yang bersifat romantis, erotik, yang menjadi salah satu daya tarik wisata religius, menyedihkan, atau mengandung dan telah dikemas secara padat ringkas dan nasihat. Hal ini mengingatkan penonton akan dapat dipentaskan setiap saat (Suharti, 2012). keagungan Tuhan dan juga mengingatkan Gandrung sebagai kesenian rakyat mengalami kita agar kembali kepada keluarga, tugas, dan dinamika sesuai perubahan keadaan di kewajiban sehari-hari (Windrowati, 2013). masyarakat (Raharjo, 2016). Tari Gandrung Tari Gandrung memiliki perpaduan yang difestivalkan setiap tahun merupakan irama yang dinamis menghentak dengan kearifan lokal yang bermanfaat untuk literasi suasana meriah dan perubahan gendhing yang budaya (Cahyadi, 2019) dan memiliki nilai- lembut (Windrowati, 2018). Gerak umum tari nilai kepahlawanan (Rini, 2016). Tari ini Gandrung bertitik tumpu pada berat badan mempunyai keunikan pada perpaduan gerak yang terletak pada tapak kaki bagian depan yang dinamis dan instrumen yang beragam (posisi jinjid), gerak tubuh ke arah depan, dan rancak (Damaitu dkk, 2013). gerak sendi leher dan gerak-gerak dengan Tari Gandrung sering dipentaskan pada pola tertentu lainnya (Suharti, 2012). Tumpuan berbagai acara, seperti pernikahan, petik laut, di ujung telapak kaki salah satunya terdapat khitanan, tujuh belasan, serta acara-acara resmi pada gerak ngeber yaitu gerak awal di mana seperti penyambutan tamu pemerintahan penari melangkah dengan posisi jinjid ke (Rini, 2016; Cahyadi, 2019). Tari Gandrung panggung pertunjukan dengan hitungan 1 x merupakan kesenian tradisional masyarakat 8 sebanyak delapan kali (Rini, 2016). Gerakan Banyuwangi yang keberadaannya tetap ini merupakan salah satu contoh karakteristik diminati masyarakat sampai saat ini, salah satu gerak dalam tari Gandrung Banyuwangi. keunikan tari Gandrung adalah terpadunya Gerakan-gerakan yang relatif rumit dengan gerakan tari yang dinamis dengan suara tingkat kesulitan tinggi dalam tari ini instrumen yang beragam dengan iringan membutuhkan latihan dan kemampuan fisik musik khas perpaduan budaya Jawa dan penari yang tepat. (Cahyadi, 2019). Penelitian gerak tari antara lain telah Terlepas dari simbolisasi tari Gandrung dilakukan untuk tari tradisional Minangkabau. terhadap wilayah yang melahirkannya, Tari tradisional Minangkabau memiliki Gandrung termasuk satu jenis dengan kesamaan karakter gerak yang berbasis tari tandhakan,tari sindir, tari tayub, tari pencak silat sebagai identitas yang melekat

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 135 pada tari-tari Minangkabau. Namun, di sisi Gerak tari Balet telah diteliti antara lain tari Minangkabau memiliki perbedaan lain dari aspek kaki penari untuk efek posisi gaya pembawaan antara darek dan pasisia. kaki (Lallathin, 2014) dan analisis beban Hasil penelitian mengungkap kecenderungan (Prochazkova dkk, 2014). Penelitian juga pembawaan tari yang berbeda antara kedua dilakukan untuk aspek perbandingan antara tari yang menunjukkan adanya perbedaan lain perbandingan karakteristik fisik penari gaya tari Minangkabau tersebut (Wahyuni (Williams, 2016) dan gaya reaksi permukaan dkk, 2018). Eksplorasi gerak tari galombang saat gerak melompat (Jeon, 2017). Penelitian (Minang) menghasilkan bentuk gerak pada tipe gerakan dilakukan untuk posisi plie vibrasi (bergetar), berputar, mengayun, jatuh (Heiland dkk, 2012), pirouette (Cicchella dan bangun, patah-patah (staccato), tegang kendor Caminiti, 2015), turn out(Hopper dkk, 2016) (contract and release), mengalir, lokomotor, dan pirouette en dehors (Kim, 2018). Dari aspek melayang, membumi, dan menahan tubuh terkait kinetika telah dilakukan untuk (Rustiyanti dkk, 2013). evaluasi gerakan sendi-sendi pinggul (Valenti Jika diperhatikan, balet adalah tari klasik dkk, 2011), rotasi tubuh (Natalia dkk, 2017) dunia yang membutuhkan kemampuan fisik dan pengukuran menggunakan accelerometer secara ekstrem. Balet mempresentasikan (Thiel dkk, 2014). Aspek biomekanika telah tuntutan yang unik dari segi kelenturan dilakukan untuk teknik Balet sebagai bahan dan kekuatan seperti halnya estetika tubuh pembelajaran (Ward, 2012) dan posisi pirouette (Smith dkk, 2015). Tarian Balet adalah tarian en dehors (Kim, 2018). Aspek pengamatan yang paling digemari dan terdiri dari tiga visual juga telah dilakukan untuk pengamatan elemen terkait aspek teknik, musik, dan gerak tiga dimensi (Soga dkk, 2006) dan fitur akting (Garcez dkk, 2019). Bentuk seni Balet parsial (Park dkk, 2016). Identifikasi cedera klasik terkenal karena gerakannya yang dilakukan dari segi pola cedera penari sangat berbeda dan tepat gaya. Penari Balet profesional (Gamboa dkk, 2008). Balet bahkan klasik profesional menghabiskan bertahun- telah dipelajari sebagai media terapi berbasis tahun belajar dengan rajin, berlatih dan gerak (Gomes-Guzman, 2017) untuk penderita menyempurnakan keterampilan mereka Parkinson (Houston dan Mc Gill, 2013). (Ward, 2012). Karakteristik gerak Balet Penelitian aspek cedera penari diantaranya dapat dilihat pada lima posisi menunjukkan bahwa keseluruhan insiden dasar (Park dkk, 2016; Williams, 2016), posisi cedera di antara penari Balet amatir dan tubuh berdiri dengan bertumpu pada ujung profesional adalah 0,97 dan 1,24 cedera telapak kaki yang disebut dengan pointe per 1000 jam tarian. Penari Balet amatir (Costa dkk, 2013; Lallathin, 2014) dan posisi menunjukkan proporsi yang lebih tinggi tubuh condong ke arah depan (plié arabesque) dari cedera berlebihan daripada profesional. yang membutuhkan kestabilan dan mobilitas Penari profesional pria menunjukkan proporsi penari (Heiland dkk, 2012). yang lebih tinggi terhadap cedera traumatis,

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 136 terhitung setengah dari cedera mereka (Smith dkk, 2015). Tingkat cedera lebih rendah dibanding data yang dilaporkan, kecuali dalam skala per 1000 jam tarian. Terdapat sedikit perbedaan antara penari yang cedera dan tidak. Untuk itu diperlukan ada pertimbangan khusus ketika merancang dan mengimplementasikan program pemilihan penari (Gamboa dkk, 2008). Gambar 1. Kerangka pikir Posisi jinjid dalam tari Gandrung memiliki kesamaan dengan posisi pointe (Wyon dkk, 2011). Tari Gandrung sebagai tari dalam tari Balet. Posisi ini adalah salah satu tradisional memiliki kesamaan dengan tari kesamaan yang dapat dilihat dari kedua tari Balet sebagai tari klasik. Kesamaan ini dapat tersebut. Gandrung termasuk tari tradisional dilihat pada gerakan yang unik dengan tingkat sedangkan Balet adalah jenis tari klasik yang kesulitan gerak tubuh yang relatif tinggi juga masih termasuk jenis tari tradisional. karena rumitnya anggota tubuh yang harus Kesamaan-kesamaan lain bisa didapatkan digerakkan dan dijaga keseimbangannya. dari gerak-gerak tubuh. Kesamaan gerak Kedua jenis tari ini juga sama-sama menuntut secara estetika maupun aspek-aspek yang kelenturan serta kekuatan atau kebugaran lain menjadikan tari tradisional memiliki tubuh penari yang dapat dicapai dengan kesamaan dalam karakteristik secara umum latihan secara konsisten selama bertahun- maupun kesamaan yang spesifik. tahun untuk menghasilkan performa tarian Penelitian-penelitian tari Balet yang yang optimal. telah dilakukan, khususnya dari aspek gerak Analisis perbandingan dilakukan menunjukkan potensi dan tren penelitian tari dengan dasar pemikiran bahwa tari Gandrung tersebut. Berdasarkan kesamaan karakteristik Banyuwangi dan tari Balet secara umum gerakan fisik maka secara analogis tari memiliki kesamaan dalam aspek gerakan Gandrung seharusnya memiliki potensi yang yang unik, gerakan yang rumit, kelenturan sama. Artikel ini bertujuan menganalisis tubuh penari, dan kekuatan fisik tubuh penari. perbandingan tari Balet dan tari Gandrung Hasil analisis perbandingan dapat menjadi dari aspek gerak dan biomekanika. gambaran potensi pengembangan yang dapat dilakukan untuk tari Gandrung maupun tari tradisional lainnya. METODE Analisis perbandingan tari Gandrung Hasil analisis time motion dan analisis dan Balet dilakukan dengan kajian literatur visual menggunakan video menguatkan penelitian Balet dari aspek biomekanika dan perbedaan Balet klasik dan Balet kontemporer gerak tarinya secara kinetika dalam bentuk

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 137 review. Selain itu juga dilakukan review Penelitian perbandingan karakteristik untuk mendeskripsikan aplikasi positip gerak tari tradisional dapat dilakukan. tari Balet bagi tubuh. Hasil review dapat Wahyuni dkk (2018) mengkaji karakteristik dijadikan gambaran potensi penelitian yang gaya tari Minangkabau, tari Mulo Pado dan dapat dilakukan untuk tari Gandrung, karena tari Benten. Penelitian dilakukan berdasarkan berdasarkan kesamaan kedua tari maka asumsi bahwa gaya tari Minangkabau berbeda potensi pengembangannya juga akan relatif antara darek dan pasisia yang dipengaruhi sama. oleh alam dan corak budaya yang berbeda. Review hasil penelitian tari Balet juga Hasil penelitian menunjukkan adanya menjadi referensi perkembangan penelitian- kecenderungan pembawaan tari yang berbeda penelitian yang telah dilakukan serta tren antara kedua tari yang menunjukkan adanya penelitian di masa depan. Hal ini dapat perbedaan gaya tari Minangkabau di darek menjadi gambaran celah ketertinggalan yang dan pasisia. dapat menjadi motivasi bagi kajian-kajian Hasil penelitian Wahyuni dkk (2013) serupa yang dapat dilakukan untuk tari menunjukkan adanya perbedaan dalam Gandrung khususnya dan tari tradisional gaya pembawaan tari di darek dan pasisia, pada umumnya. seperti pada tari Mulo Pado dan tari Benten yang merupakan tarian kaba yang bersifat naratif dengan pola pembabakan tarian yang HASIL DAN PEMBAHASAN hampir sama. Gaya pembawaan tari Mulo Kajian Gerak Tari Tradisional Pado dipengaruhi oleh silek tuo yang memiliki Tari-tari Nusantara memiliki kekhasan kekhasan pada sikap tubuh yang selalu dari segi gerak. Misalnya, sikap-sikap Pencak tagak (tegak) dengan pitunggue (kuda-kuda) Silat yang dominan dalam gerak Randai dalam yang kokoh. Posisi kaki dan tangan selalu tari Minang, seperti pitunggue (posisi kaki membuka dengan ruang gerak yang lebar. ditekuk), angkek kaki (kaki kiri tegak lurus dan Gerakan secara umum didominasi oleh gerak kaki kanan diangkat ke depan tidak terlalu tangan yang cenderung beriringan. Semua ciri tinggi), pasambahan (merupakan awal dan gerak tersebut merupakan gambaran alam akhir setiap bentuk tari apapun termasuk juga dan kehidupan masyarakat darek yang agraris. Randai) (Rustiyanti dkk, 2013). Dalam tari Ilau, Sebaliknya, gaya pembawaan tari Benten yang lebih dominan dan menjadi ciri khasnya ditandai dengan sikap tubuh condong ke adalah hentakan kaki, tepuk tangan, dan pola depan dengan gerakan yang dominan terletak lantai yang melingkar seperti randai. Tari Ilau di kaki. Gerakan kaki cenderung ringan, terdiri dari sepuluh gerak. Adapun nama pendek-pendek dan variatif. gerak pada tari Ilau sesuai dengan dendang Secara umum, hasil-hasil penelitian yang dilantunkan (Nursyam, Supriando, gerak tari tradisional Indonesia telah dikaji dari 2018). aspek deskripsi gerak maupun perbandingan

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 138 geraknya. Tetapi, penelitian belum setinggi pundak sedangkan tangan kiri dilakukan untuk mempelajari aspek beban menghadap ke bawah dan siku ditekuk, tubuh penari terkait dengan fenomena gerak 4. sagah, yaitu posisi tubuh menghadap ke fisik secara biomekanika. Aspek biomekanika samping, tangan kiri di pinggang dan juga dapat diterapkan untuk bidang tari. tangan kanan ditekuk di depan, 5. cangkol sampur, yaitu gerak dimana jari Perbandingan Gerak Tari Gandrung dan Tari njimpit sampur dan sampur dilempar ke Balet belakang dan disampirkan di pundak, Gerak pokok tari Gandrung dapat 6. nyerek, yaitu gerak dengan menghadap dideskripsikan sebagai berikut. 1) Titik ke belakang, tangan kiri di pinggang tumpu, pada umumnya tarian Banyuwangi, dan tangan kanan meletakkan sampur di bertitik tumpu pada berat badan terletak pada pundak kiri, tapak kaki bagian depan (jinjid). 2) Tubuh 7. silang campur, gerak menyilangkan bagian dada di dorong ke depan seperti pada sampur di depan perut, tari Bali. 3) Gerak tubuh ke depan yang di 8. pundakan, yaitu gerakan bahu dengan sebut dengan ngangkruk. 4) Gerak persendian; posisi tubuh miring, terbagi dalam gerak leher, misalnya: (a) Deleg 9. kibas kipas, yaitu gerak tangan kanan duwur, yaitu gerakan kepala dan leher yang mengibaskan kipas ke kanan dan ke kiri. digerakkan hanya leher bagian atas saja, 10. lampah cangkol sampur, yaitu gerak akhir gerak kepala ke kiri dan ke kanan, (b) Deleg meninggalkan panggung. nduwur dinggel, yaitu sama dengan atas hanya saja disertai dengan tolehan, (c) Deleg manthuk, Tari Gandrung memiliki sikap dan yakni gerakan kepala mengangguk, (d) Deleg gerakan kaki, antara lain laku nyiji, laku ngloro, layangan, yaitu gerakan deleg duwur yang di langkah genjot, dan langkah triol atau kerep. sertai dengan ayunan tubuh, (e) Deleg gulu, Gerak sampur dalam tari Gandrung adalah yaitu gerakan kepala ke kiri dan ke kanan (1) Nantang, yaitu sampur di lempar ke arah (Suharti, 2012). penari pada gong pertama dan seterusnya, (2) Gerak-gerak pokok tari Gandrung secara Ngiplas atau nolak kanan dan kiri satu persatu, umum adalah (Rini, 2016): (3) Ngumbul, yaitu membuang ujung sampur 1. ngeber, yaitu gerak awal yang dilakukan ke atas ke dalam atau ke luar, (4) Ngebyar, dengan berjalan jinjid ke penggung, yaitu kedua ujung sampur di kibaskan 2. penghormatan, yaitu gerak simbol arah ke dalam atau ke luar, (5) Ngiwir, yaitu sebagai ucapan selamat datang kepada ujung sampur dijepit dan digetarkan, dan (6) penonton, Nimpah, yaitu ujung sampur disampirkan ke 3. ngrayung, yaitu gerak dimana tangan lengan kanan atau kiri pada gerakan sagah dibuka semua tetapi telapak tangan atau ngalang. Selain itu, juga terdapat gerak kanan menghadap ke atas dan diangkat tubuh di mana bagian dada didorong ke

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 139 depan, gerak persendian (termasuk sendi Dance) yaitu (Ward, 2012): leher), gerakan pantat ke kiri dan ke kanan 1. Bend (Plié): membungkuk, (egol) dan gerakan jari-jemari (Suharti, 2012). 2. Stretch (Battement): meregang, Dalam tari Gandrung Banyuwangi, para 3. Rise (Relevé): bangkit, penari tampil di tengah arena pentas dengan 4. Jump (Sauté): melompat, busana gemerlap dan anggun. Busana dominan 5. Glide (Glissé): melayang, keemasan menunjang kelincahan gerak yang 6. Dart (Elancé): gerakan cepat, dilakukan. Kuat dan agresif, namun gemulai 7. Turn (Tour): berputar. tanpa terkesan erotis yang kasar. Tarian ini menggambarkan perempuan Blambangan Berdasarkan uraian ini, tari Gandrung yang kuat, agresif, lincah, namun anggun. dan tari Balet secara umum sama-sama Dalam menjaga keprofesionalannya, seorang memiliki keragaman gerak yang sangat penari Gandrung harus menjaga penampilan variatif. Tari Gandrung memiliki sejumlah dan mempercantik diri dengan latihan rutin, sembilan gerak pokok (Suharti, 2012) atau merawat rambutnya, menghindari makanan sepuluh gerak pokok (Rini, 2016), sedangkan dan minuman tertentu (Windrowati, 2018). tari Balet memiliki tujuh gerak pokok (Ward, Hal ini terkait dengan performa fisik yang 2012). Tari Gandrung memiliki kesamaan harus selalu dijaga karena gerak-gerak aspek gerak dengan tari Balet antara lain tari Gandrung memiliki tingkat kesulitan posisi membungkuk, meregang, bangkit, tersendiri yang membutuhkan kondisi fisik gerakan cepat dan gerak berputar. Hal ini yang prima. sesuai dengan deskripsi gerak tari Gandrung Tari Balet memiliki lima langkah atau di mana tari ini banyak bertumpu pada lima posisi dasar (five basic movement) (Park ujung kaki dengan posisi membungkuk dan dkk, 2016; Williams, 2016). Kebanyakan penari peregangan untuk posisi tubuh tegak dengan akan berlatih Balet untuk teknik dasar dalam gerak bangkit. Gerakan cepat juga dilakukan karier mereka. Balet klasik telah mengatur di tari Gandrung yang dikenal rancak dan posisi pergelangan kaki dan kaki dari mana dinamis sedangkan gerak putar juga dilakukan langkah dan gerakan didasarkan. Posisi dengan gerak tubuh penari. ini digunakan selama pelatihan dan karier Pada gambar 3 menunjukkan posisi jinjid penari. Bahkan penari dalam jenis tarian lain di mana penari Gandrung bertumpu pada selain Balet akan terbiasa dengan posisi ini, bagian ujung kaki. Gambar 4 menunjukkan karena digunakan dalam semua jenis tarian posisi en pointe dan en demi-pointe di mana penari (Williams, 2016). juga bertumpu pada ujung kaki. Tumpuan Jean Georges Noverre, seorang ini menunjukkan bahwa beban tubuh penari koreografer Balet dari Perancis bertumpu pada titik-titik di ujung kaki di mana mengidentifikasikan gerak tari Balet menjadi posisi-posisi ini membutuhkan keseimbangan Tujuh Gerak Tarian (Seven Movements of dan kondisi fisik yang optimal.

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 140

Gambar 2. Lima posisi kaki tari Balet (Sumber: Park dkk, 2016)

Gambar 3. Gerak jinjid di posisi pundakan Gambar 5. Foto X-ray kaki penari posisi en pointe (Sumber : hasil observasi dengan narasumber) (Sumber: Wyon dkk, 2011)

adalah jumlah total plantar fleksi (penunjuk kaki) yang terjadi. Sudut θ menunjukkan bahwa gerakan terjadi di antara tulang kaki atau gerakan berbasis di sendi pergelangan kaki. Hal ini berasal dari sendi yang ditandai Gambar 4. En pointe position dan en demi-point dengan panah hitam. Gambar 5 menunjukkan position (Sumber: Costa dkk, 2013). visualisasi konseptual satu kaki penari, bukan Gambar 5 menunjukkan bahwa gerakan pengukuran yang tepat berdasarkan fleksi pergelangan kaki dan kaki harus dilakukan plantarnya (Salzano dkk, 2019). untuk mencapai posisi en pointe. Garis solid Posisi ngrayung dalam tari Gandrung mewakili poros tibia (tulang kering), dan garis (gambar 6) dilakukan dengan gerakan tangan abu-abu, tegak lurus terhadapnya, digunakan di mana tubuh dicondongkan ke depan sebagai garis referensi. Garis putus-putus dengan tangan kanan diangkat setinggi adalah sumbu panjang talus (tulang di pundak, telapak tangan menghadap ke bagian atas kaki). Sudut φ mewakili gerakan atas dan tangan kiri dengan siku ditekuk sendi pergelangan kaki. Garis putus-putus dengan telapak menghadap ke bawah. Sagah

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 141 tubuh condong ke depan. Kedua gerakan ini merupakan representasi posisi yang membutuhkan keseimbangan tubuh dan kondisi fisik yang prima.

Review Penelitian Tari Balet Pada penelitian Balet yang mengkaji posisi kaki yaitu posisi demi dan en pointe, sinergi

Gambar 6. Posisi ngerayung dan sagah otot mencerminkan bahwa otot pinggul juga (Sumber: Rini, 2016) berkontribusi terhadap keseimbangan tubuh. Ketika mempertahankan keseimbangan secara bertahap, mayoritas penari menggunakan strategi keseimbangan seluruh anggota tubuh, karena sinergi otot dan kontribusi otot secara keseluruhan mencerminkan bahwa otot yang mempengaruhi kontrol semua sendi ekstremitas bawah berkontribusi terhadap keseimbangan tubuh (Lallathin, 2014). Gambar 7. Plié arabesques (Sumber: Heiland dkk, 2012) Analisis beban kaki saat langkah tari Balet menunjukkan bahwa puncak tekanan di tepi dilakukan dengan tubuh juga dicondongkan medial kaki depan selama gaya berjalan untuk dengan perpaduan tangan kiri di pinggang penari cenderung lebih besar dibandingkan dan tangan kanan ditekuk di depan (Rini, dengan non-penari. Selain itu, perbedaan 2016). Gerak tubuh condong ke depan juga dalam total durasi untuk beban kaki dan dilakukan di tari Balet (gambar 7) yang disebut beban pada bagian belakang kaki lebih tinggi dengan plie (Heiland dkk, 2012). Kedua pada penari (Prochazkova dkk, 2014). Hasil gerakan ini memiliki unsur kesamaan tubuh penelitian menunjukkan bahwa penari dan yang dicondongkan ke depan di mana titik pesenam memiliki kontrol keseimbangan berat tubuh bergeser dibandingkan dengan yang berbeda karena cara mereka melatih posisi tubuh yang tegak. Pergeseran titik berat kinerjanya. Penari umumnya bereaksi lebih ini akan menyebabkan posisi pembebanan cepat dengan gangguan lambat dalam posisi yang berbeda sehingga akan menghasilkan turnout dibanding pesenam karena kondisi gaya reaksi kaki yang berbeda pula. khusus yang dilakukan saat penari berlatih. Dari aspek gerak dan posisi tubuh Hasil studi menunjukkan bahwa penari penari, tari Gandrung Banyuwangi memiliki profesional secara signifikan lebih kuat kesamaan dengan tari Balet yaitu beban tubuh daripada penari perguruan tinggi untuk yang ditumpu pada ujung kaki dan posisi sebagian besar kelompok otot yang

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 142 diuji. Studi ini tidak menemukan menunjukkan tidak ada ketidak seimbangan perbedaan signifikan dalam stabilitas antara sisi pinggul dengan abduksi aktif dan postural dinamis dan perbedaan minimal fleksi gerakan penari Balet non-profesional dalam kinematika (Williams, 2016). Hasil (Valenti dkk, 2011). penelitian lain menunjukkan bahwa gaya Pelaksanaan program pelatihan reaksi permukaan penari pemula saat biomekanika dasar dan analisis kualitatif melompat relatif lebih besar dibanding akan bermanfaat bagi guru Balet (Ward, 2012). penari berpengalaman. Hal ini menunjukkan Rancangan koreografi memiliki kemungkinan perlunya memberikan instruksi khusus, atau untuk digunakan dalam pembelajaran yang tindakan pencegahan lainnya, pada teknik sebenarnya. Sistem seperti ini sangat berharga pendaratan untuk penari pemula (Jeon, 2017). untuk eksperimen dan eksplorasi virtual tari Studi eksplorasi ini menunjukkan bahwa oleh guru dan koreografer yang terlibat dalam citra metode Franklin yang menggunakan latihan kreatif, improvisasi, gerakan kreatif, berbagai modalitas dapat berhasil digunakan atau komposisi tarian (Soga dkk, 2006). untuk meningkatkan aspek arabesque plié, Pengamatan secara visual tari Balet berbasis meskipun beberapa modalitas mungkin aplikasi Kinect dapat digunakan untuk memiliki efek yang lebih kuat (Heiland dkk, mengukur gerakan penari Balet, khususnya 2012). Tidak ada perbedaan statistik yang sendi-sendi tubuh bagian bawah dan kaki ditemukan untuk waktu bending pirouettes (Park dkk, 2016). dengan penempatan ketinggian yang berbeda. Dari berbagai kemungkinan gerakan Kekuatan pendaratan gerakan kaki berbeda di sendi pinggul, salah satunya adalah rotasi antara percobaan untuk empat perbedaan eksternal tulang paha di sendi acetabulum. ketinggian (Cicchella dan Caminiti, 2015). Diperlukan tingkat gerak yang tinggi untuk Lompatan satu kaki dapat digunakan kesempurnaan Balet klasik dan ini adalah untuk memprediksi penyelarasan kaki salah satu prinsip yang diuraikan dalam pada penari yang melakukan gerakan Balet, teknik yang secara khusus dijelaskan dalam bahkan di postur turn out (Hopper dkk, 2016). kosakata penari: keterampilan pinggul Kelompok uji coba yang sukses ditandai dengan merupakan ciri fisik dasar yang penting dalam momentum angular longitudinal seluruh Balet klasik. Sebuah penelitian dilakukan tubuh yang lebih besar, tingkat pembangkitan untuk mengevaluasi tingkat rotasi eksternal momentum angular yang menunjukkan dan internal dari daerah pinggul pada keunggulan dalam gerakan sudut. Kelompok penari klasik dan untuk menentukan apakah percobaan yang tidak berhasil memiliki fase mereka memiliki jangkauan yang lebih besar kuda-kuda yang tidak efisien untuk variabel dari gerakan rotasi internal dan eksternal di kinetik yang menyebabkan triple turn pirouette wilayah ini, dibandingkan dengan parameter en dehors yang tidak berhasil (Kim, 2018). normalitas pada kelompok kontrol. Hasil Evaluasi gerakan anggota badan bagian bawah penelitian menunjukkan bahwa tidak ada

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 143 perbedaan yang signifikan antara kedua tertentu menggunakan prinsip Balet klasik kelompok, namun diamati terdapat perbedaan untuk rehabilitasi anak-anak dengan cerebral sudut pada kedua kelompok di mana derajat palsy dapat meningkatkan keseimbangan dan rotasi eksternal dan internal penari adalah kontrol ekstremitas atas. Balet klasik sebagai lebih besar, sedangkan kelompok nonpenari bentuk seni melibatkan pelatihan fisik, iringan menunjukkan indeks putaran eksternal yang musik, interaksi sosial, dan ekspresi emosional lebih rendah. Dalam perbandingan antara yang dapat berfungsi sebagai terapi fisik derajat rotasi eksternal, kedua tungkai bawah tradisional (López-Ortiz dkk, 2016). lower limbs (LL), kelompok A menghasilkan Selama masa remaja, sementara kaki rotasi rata-rata 34,6° di tungkai kanan bawah masih berkembang, membatasi fokus tekanan lower reft limb (LRL) dan 32,8° di tungkai pada kaki dapat membantu mengurangi kiri bawah lower left limb (LLL). Sementara risiko cedera. Penari Balet yang memakai kelompok B menyajikan rata-rata 31,3° rotasi sepatu untuk demi pointe ditemukan kecil dalam LRL dan 31,3° rotasi dalam LLL. Dalam kemungkinannya untuk mengalami cedera rotasi pinggul internal kedua LL, kelompok A terkait Balet atau cedera pada tungkai menyajikan rata-rata 36,6° di LRL dan 41° di bawah, pergelangan kaki, atau kaki (22% LLL. Sedangkan kelompok B, disajikan rata- dibandingkan dengan 30% pada mereka rata rotasi 36° di LRL dan rotasi 37,4° di LLL yang tidak memakai sepatu). Para penari di (Natalia dkk, 2017). kelompok ini juga lebih berusia relatif lebih Terdapat banyak elemen di struktur Balet tua ketika mereka pertama kali mengalami yang mungkin memiliki aspek terapeutik. cedera (Russel, 2015). Hal ini dapat dijadikan Ada banyak cara di mana Balet dapat menjadi dasar bagi pengembangan kaus kaki yang bagian dari apa yang dilakukan terapis tari digunakan oleh penari Gandrung karena atau gerakan, serta memperluas apa yang kaus kaki yang digunakan tidak didesain dilakukan. Terapis tari atau gerakan dapat secara khusus. Meskipun data cedera penari mengeksplorasi elemen tari Balet seperti Gandrung tidak tersedia, desain kaus kaki postur, pelurusan, struktur, dan kesadaran yang tepat akan mengurangi resiko cedera dan tubuh mereka, dengan tujuan memperdalam meningkatkan performa penarinya. Selain itu, latihan (Gomes-Guzman, 2017). Menari perbaikan yang signifikan diperoleh ketika menawarkan manfaat bagi penderita prototipe ujung sepatu Balet yang didesain Parkinson melalui aspek intelektual, artistik, khusus digunakan. Penggunaan prototipe ini sosial, dan fisiknya. Kajian menunjukkan dapat mengurangi sudut deviasi jari kaki dan bahwa upaya mendasar perlu dilakukan untuk rasa sakit pada para penari profesional wanita mendapatkan manfaat berbagai aktivitas (Pearson dan Whitaker, 2012). gerak untuk terapi, khususnya penderita Secara ringkas, penelitian gerak di tari Parkinson (Houston dan Mc Gill, 2013). Balet telah dilakukan untuk: Studi awal yang mengevaluasi efek kelas tari

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 144 1. Analisis posisi dan beban kaki. penari sebagai bagian aktivitas fisik yang 2. Stabilitas posisi dan gaya reaksi dilakukan saat menari, khususnya pada permukaan lantai. posisi-posisi tertentu yang membutuhkan 3. Analisis lompatan dan fase kuda-kuda. performa fisik yang prima. 4. Kajian biomekanika dan analisis visual. b. Analisis beban kaki pada berbagai 5. Gerak putar sendi pinggul. macam gerak atau posisi penari. Hal 6. Aspek terapi fisik. ini dapat menjadi bahan kajian bagi 7. Aspek resiko cedera penari. program pelatihan yang tepat dan untuk menghindari resiko cedera penari. Analisis Perbandingan c. Gaya reaksi permukaan sesuai beban Tari Gandrung yang merupakan seni kerja yang terjadi. Hal ini menjadi kajian tari tradisional kota Banyuwangi dikenal biomekanika yang akan mengungkap sangat dinamis dengan iringan musik yang beban tubuh penari saat melakukan rancak. Gerak tari Gandrung meliputi gerak berbagai gerak tari. tangan, kaki, kepala, dan badan. Gerak tari d. Penyusunan program pelatihan dan Gandrung sebagai bagian seni gerak dapat rancangan koreografi kreatif. Hal ini menjadi potensi analisis gerak tersebut. Hal dapat menjadi upaya pengembangan ini dapat dilakukan dengan aplikasi bidang tari tradisional menjadi bentuk kreasi ilmu biomekanika untuk mempelajari aspek baru sebagai upaya pelestarian budaya gaya yang terjadi pada bagian tubuh yang tradisional. Studi tentang konsep melakukan gerakan tari tersebut. Aplikasi kekuatan inti berasal dari penelitian biomekanika pada tari Gandrung dapat stabilitas inti. Konsep stabilitas inti dilakukan dengan melakukan kajian terhadap pertama kali dimulai dalam anatomi gerak dan posisi penari. Kajian dapat dilakukan manusia dan fisiologi teori tulang dengan melakukan pengamatan gerakan belakang, aplikasi utamanya adalah di dengan metode penjejak dan pengukuran bidang rehabilitasi. Pelatihan inti dapat gerakan penari di atas landasan ukur. meningkatkan teknik utama tarian Kesamaan antara tari Balet klasik dan tari modern. Beberapa metode pelatihan inti Gandrung Banyuwangi menghasilkan suatu dapat meningkatkan standar pelatihan analogi bahwa tari Gandrung juga memiliki tari modern (Tang, Gao, 2014). potensi yang serupa dengan tari Balet. Tari e. Studi visual untuk pengukuran Gandrung berpotensi untuk menjadi topik parameter-parameter gerakan. Hal ini penelitian dari aspek: menjadi kajian biomekanika untuk a. Keseimbangan tubuh berdasarkan kinerja mendeskripsikan gerak tari dari aspek otot-ototnya dan stabilitas postural gerak secara fisika. dari sudut pandang kinematika. Hal ini f. Pengembangan aktivitas gerak untuk dapat menjadi kajian aspek kinerja tubuh terapi fisik, yaitu kajian potensi gerak

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 145 tari tradisional sebagai potensi program terapi fisik bagi penderita penyakit tertentu.

Tari Gandrung seperti halnya tari tradisional Indonesia lainnya, belum dikaji secara optimal, khususnya dari aspek gerak yang berkaitan dengan faktor kinematika, Gambar 8. Skema penari di landasan pengukur gaya (Sumber: Dokumentasi Pribadi) biomekanika maupun potensi-potensinya sebagai sarana terapi fisik. Kajian-kajian mekanika serta aplikasi teknologi sensor yang dilakukan masih terbatas pada studi elektronik, dan teknologi visual serta aplikasi dari aspek budaya dan kajian deskripsi program-program komputer berbasis yang berkaitan dengan tari sebagai unsur pengolahan data visual maupun grafis. Hal ini seni tradisional masyarakat. Pengembangan dilakukan untuk mempelajari aspek gerak tari bidang kajian untuk tari tradisional Indonesia dari bidang biomekanika yaitu bidang ilmu perlu dilakukan dalam upaya penggalian nilai yang mempelajari gerak makhluk hidup, di kearifan lokal berbasis budaya tari tradisional mana seni tari dapat menjadi salah satu pokok yang tidak hanya terbatas dalam aspek seni. bahasannya. Pengembangan dapat mengacu Potensi yang dapat dilakukan untuk pada riset di tari Balet sebagai salah satu tari mengkaji tari Gandrung dari aspek gerak populer di dunia yang banyak mendapatkan dan biomekanika akan menjadi aktivitas perhatian dari praktisi, peneliti dan akademisi. pengembangan kearifan lokal dalam Langkah awal kajian biomekanika tari bentuk budaya tradisional masyarakat. Tari dapat dilakukan dengan menyusun model tradisional tidak hanya dapat dikaji dari aspek posisi penari menjadi bentuk yang lebih sejarah, ragam, makna, atau aspek seni lainnya sederhana di mana sistem rangka tubuh tetapi juga membuka peluang bagi aplikasi manusia dapat dianggap sebagai sebuah sistem bidang-bidang ilmu lainnya. Perubahan yang memiliki sumbu-sumbu koordinat. bertahap bentuk seni konservatif memberikan Selanjutnya, sistem rangka dan sendi tubuh bukti ilmiah bahwa perubahan estetika dapat diskemakan menjadi hubungan antargaris timbul dari interaksi yang berkelanjutan ataupun bidang yang akan menjadi dasar antara tradisi artistik, kreativitas seniman, dan analisis berdasarkan beban atau berat tubuh konteks lingkungan yang lebih luas. Konteks penari. Analisis ini selanjutnya dapat menjadi ini dapat mencakup estetika sosial tekanan pemodelan matematis gaya tubuh dan gaya dari khalayak (Daprati dkk, 2009). reaksi yang terjadi. Hasil analisis selanjutnya Pengembangan kajian tari tradisional dapat dibandingkan dengan kajian secara dapat dilakukan dengan kolaborasi bidang- eksperimental menggunakan metode visual bidang ilmu terkait seperti seni, medis, maupun pengukuran secara kuantitatif.

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 146 Kajian eksperimental dapat dilakukan UcapanTerima Kasih dengan memposisikan penari di sebuah Artikel ini disusun sebagai bagian landasan pengukur gaya. Landasan dilengkapi luaran penelitian Kompetitif Nasional yang dengan perangkat pengukur beban (load cell) didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian yang akan mencatat gaya reaksi permukaan Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan landasan. Hasil pengukuran dapat menjadi Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, bahan analisis gaya-gaya yang terjadi dalam Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun setiap posisi atau gerakan berdasarkan anggaran 2019, sesuai dengan Kontrak tinjauan aspek mekanika. Penelitian Nomor: 229/SP2H/LT/DRPM/2019.

PENUTUP Daftar Pustaka Effect of Hasil analisis perbandingan Cicchella A, Caminiti C, (2015), different spotting heights on ballet pirouette menunjukkan bahwa Gandrung Banyuwangi performance, Acta Kinesiologiae memiliki beberapa kesamaan dari aspek Universitatis Tartuensis 2015(21): 19-30 Costa M.S. da S., FerreiraA. de Sá, Felicio L.R, gerakan dengan tari Balet. Kesamaan ini 2013, Static and dynamic balance in ballet menjadikan Gandrung memiliki potensi dancers: a literature review, Fisioter Pesq. untuk dikaji dan dikembangkan seperti halnya 20(3): 292-298 Daprati E, Iosa M, Haggard P, (2009), A dance yang telah dilakukan di tari Balet. Potensi ini to the music of time: aesthetically-relevant meliputi kajian gerak, aspek biomekanika, changes in body posture in performing art, Plos One 4(3): 1-11 beban kerja fisik bagian-bagian tubuh penari Gamboa J.M, Roberts L.A, Maring J, Fergus hingga potensi sebagai terapi fisik. A, (2008), Injury patterns in elite Artikel-artikel sejenis atau artikel preprofessional ballet dancers and the utility of screening programs to identify selanjutnya dapat disusun untuk membahas risk characteristics, Journal of Orthopaedic perbandingan dengan tari-tari klasik atau &Sports Physical Therapy 38(3): 126-139 Garcez P.A, Teixeira-Machado L, DeSantana tradisional yang lain maupun perbandingan J.M. (2019), Ballet dance portrays the aspek-aspek lainnya. Penelitian dapat balance and coordination duality in dilakukan terhadap berbagai jenis gerak tari cerebellar ataxia: a case report, International Journal of Scientific Engineering and Gandrung seperti halnya dalam tari Balet. Applied Science (IJSEAS) 2(5): 246-254 Kolaborasi antar bidang ilmu terkait juga dapat Heiland T.L, Rovetti R, Dunn J, (201)2, Effects of visual, auditory, and kinesthetic imagery dilakukan untuk mengkaji tari tradisional interventions on dancers’ plié arabesques, dalam aspek gerak secara menyeluruh. Journal of Imagery Research in Sport and Physical Activity 7(1): 1-24 Hopper L.S, Sato N, Weidemann A.L, (2016), Single-leg squats can predict leg alignment in dancers performing ballet movements in “turnout”, Open Access Journal of *** Sports Medicine (2016)(7): 161–166 Houston S, McGill A, (2013), A mixed-methods

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Analisa Komparasi Aspek Gerak dan Biomekanika Tari Gandrung Banyuwangi dan Balet Klasik 147 study into ballet for people living with Salzano A, Camuso F, Sepe M, Sellami M, parkinson’s, Arts & Health 5(2): 103-119 Ardigò L.P, Padulo J, (2019), Acute effect López-Ortiz C, Egan T, Gaebler-Spira D.J, of toe cap choice on toe deviation angle and (2016), Pilot study of a targeted dance class perceived pain in female professional ballet for physical rehabilitation in children with dancers, Hindawi Bio Med Research cerebral palsy, SAGE Open Medicine International Volume 2019, Article ID 2016(4): 1-5 9515079: 1-6 Natália TF, Angélica CA, Rita de CE, Ivan LB, Sejati I.R.H, (2012), Biola dalam seni pertunjukan Laércio da SP, Fernanda AB, (2017), Gandrung Banyuwangi, Harmonia 12(2): Analysis of the rotational degree of hip of 95-107 classic dancers, International Physical Smith P.J, Gerrie B.J, Varner K.E, McCulloch Medicine & Rehabilitation Journal 1(4): P.C, Lintner D.M, Harris J.D, (2015(, 76-80 Incidence and prevalence of musculoskeletal Nursyam Y, Supriando, (2018), Makna Simbolik injury in ballet, a systematic review, The Tari Ilau Nagari Sumani, Kabupaten Solok Orthopaedic Journal of Sports Medicine Sumatera Barat, Panggung 28(4): 498- 3(7): 1-9 519 Soga A, Umino B, Longstaff J.S, (2006 Park S-H, Hong G-S, Park S-W, Nasridinov A, Park I-J, Kim B-K, Park Y-H, (2016), A 0, Automatic composition of ballet sequences using Feasibility study of ballet education using a 3D motion archive, Преглед НЦД measurement and analysis on partial 8(2006): 67–73 features of still scenes, International Suharti M, (2012), Tari Gandrung sebagai obyek Journal of Distributed Sensor Networks wisata andalan Banyuwangi, Harmonia 12(12): 1-14 12(1): 24-31 Pearson S.J, Whitaker A.F, (2012), Footwear Tang X, Gao L, (2014), The relationship in classical ballet a study of pressure between core training and modern distribution and related foot injury in dance and the using methods of core the adolescent dancer, Journal of Dance training for modern dance, International Medicine &Science 16(2): 51-56 Conference on Education, Language, Art Prochazkova M, Tepla L, Svoboda Z, Janura and Intercultural Communication M, Cieslarová M, (2014), Analysis of (ICELAIC 2014), Published by Atlantic foot load during ballet dancers’ gait, Acta Press: 53-56 of Bioengineering and Biomechanics Thiel D.V, Quandt J, Carter S.J.L, Moyle 16(2): 41-45 G, (2014), Accelerometer based Raharjo B, (2016) Dinamika kesenian Gandrung performance assessment of basic routines di Banyuwangi 1950-2013, e-Jurnal in classical ballet, The 2014 Conference Humanis, Fakultas Sastra dan Budaya of the International Sports Engineering Universitas Udayana 15(2): 7-14 Association, Procedia Engineering Russel J.A, 2015, Insights into the position of the 72(2014): 14 – 19 ankle and foot in female ballet dancers en Valenti E.E, Valenti V.E, Ferreira C, Vanderlei pointe, The IADMS Bulletin for Dancers L.C.M, Filho O.F.M, de Carvalho T.D, and Teachers 6(1): 10-12 Tassi N, Petenusso M, Leone C, Fujiki Rustiyanti S, Djajasudarma F, Caturwati E, E.N, Junior H.M, de Mello Monteiro Meilinawati L, (2013), Estetika Tari C.B, Moreno I.L, Gonçalves A,C.C.R, Minang dalam Kesenian Randai Analisis de Abreu L.C, (2011), Evaluation Tekstual-Kontekstual: Panggung 23(1): of movements of lower limbs in non- 42-55 professional ballet dancers: hip abduction Rustiyanti S, Iskandar A, Listiani W, (2015), and flexion, Sports Medicine, Arthroscopy, Ekspresi dan Gestur Penari Tunggal Rehabilitation, Therapy & Technology dalam Budaya Media Visual Dua Dimensi, 2011(3):1-6 Panggung 25(1): 91-99 Wahyuni W, Yusfil, Suharti, (2018),Karakteristik

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021 Nurida Finahari, Gatut Rubiono 148 Gaya Tari Minangkabau Tari Mulo Pado dan Tari Pittsburgh Benten, Panggung 28(2): 244-256 Windrowati T, (2018), Gandrung Temu: Pustaka Laman peran perempuan dalam kehidupan seni Cahyadi R, (2019), Kearifan lokal Festival pertunjukan, Panggung 28(3): 374-378 Sewu Gandrung Banyuwangi sebagai Wyon M.A, Twitchett E, Angioi M, Clarke F, penunjang literasi budaya, Prosiding Metsios G, Koutedakis Y, (2011), Time Senasbasa (Seminar Nasional Bahasa motion and video analysis of classical ballet dan Sastra), http://research-report. and contemporary dance performance, umm.ac.id/index.php/ Senasbasa: 59- International Journal of Sports 66 Medicine 2011(32): 1-5 Webiste: Skripsi, Thesis, Disertasi, dan Laporan Gomes-Guzman V, (2017), Ballet and dance/ Penelitian movement therapy: integrating structure and expression, Dance/Movement Therapy Damaitu E.R, Handono M, Sari N.K, (2013), Theses. 30. http://digitalcommons. slc. Perlindungan hukum hak cipta atas tari edu/ dmt_etd/30 tradisional Gandrung Banyuwangi, Jeon D, (2017), Comparison of ground reaction Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa, forces between novice and experienced ballet Jurusan Perdata Ekonomi, Fakultas dancers performing a second position jump Hukum, Universitas Jember landing, All Graduate Plan B and other Huh E, (2016), Balance control in dance positions, Reports. 900. https://digitalcommons. Doctoral thesis, Doctor of Philosophy of usu.edu/gradreports/900 Loughborough University Lallathin J.R, (2014), The Effects of foot position on balance displayed by classically trained ballerinas in passé, a Dissertation, Doctor of Philosophy, University of Georgia Kim J, (2018), A biomechanical comparision of successful and unsuccessful triple- turn pirouette en dehors trials in ballet, Dissertation, Doctor of Philosophy, School of The Texas Woman’s University Rini S, (2016), Bentuk penyajian dan nilai-nilai kepahlawanan yang terkandung dalam tari Gandrung di kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Skripsi, Jurusan Pendidikan Seni Tari, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta Ward R.E, (2012), Biomechanical perspectives on classical ballet technique and implications for teaching practice, Thesis, Doctor of Philosophy, School of Risk and Safety Sciences, Faculty of Science, University of New South Wales, Sydney, Australia Williams V, (2016), Comparisons in physical characteristic of professional ballet and collegiate dancers, Thesis, Doctor of Philosophy, School of Health and Rehabilitation Sciences, University of

Jurnal Panggung V31/N1/03/2021