Peranan Surau Di Padang P the Case Study Intends to Investigate T
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XII No.2 November 2012 Peranan Surau Sebagai Lembaga Pendidikan Islam Tradisional Di Padang Pariaman Sumatera Barat (Surau Syaikh Burhanuddin) Oleh: MHD. Natsir Universitas Negeri Padang Abstract The case study intends to investigate the role of surau as a traditional Islamic education institute in Pariaman West Sumatera. It also goes on to show the social changing that influence surau education, and perspective surau education development as a traditional Islamic education institute. The study has re vealed that surau as an Islamic traditional education institute has the roles as an institution of islamic education, custom and culture education, and as the center of society activity. Kata kunci :surau, pakiah, ninik mamak, nagari, hedonisme, ekslusi f, saparuik, ulayat, clan, ilahiyah . PENDAHULUAN yang terjadi dalam masyarak at. Dengan demikian diketahui bahwa sebelum datangnya Islam, surau Institusi yang berfungsi untuk telah menempati struktur sosial yang sangat mengembangkan nilai-nilai moral agama dan penting dalam masyarakat Minangkabau (Gusti budaya di M inangkabau adalah surau. Dari Asnan, 2003: 313 dan Azyumardi Azra, 2003: 49). suraulah cikal bakal keutuhan dan keutamaan Di saat Islam masuk ke Minangkabau, para masyarakat Minang beradat dan beragama muballigh t elah mendapati lembaga keagamaan asli dijalankan secara bersamaan. Keberhasilan ditandai (surau) dari masyarakat setempat. Karenanya apabila anak pandai mengaji, taat beribadah, dalam mengajak penduduk masuk agama Islam, berakhlak dan berbudi pekerti luhur. Mampu para m'uballigh tidak secara radikal menukar mem akaikan tata krama adat, pandai petatah petitih bangunan kudus penduduk (surau) dengan adat, menguasai kesenian anak nagari serta bela bangunan kudus Islam (masjid). Sebaliknya diri (pencak silat). Meminjam istilah pendidikan bangu nan asli diakui, tetapi dengan menukar fungsi yang sering disebutkan saat ini surau telah dan maknanya dengan nilai -nilai keislaman yaitu menjalankan proses pendidikan yang berkarakter. masjid. Bahkan di beberapa daerah sering juga Karenaya falsafah “adat basandi syara’, syara’ didapatkan masjid dibangun dekat surau atau basandi kitabullah , syara’ mangato adat sebaliknya. Hal ini dapat ditemukan di Pariaman, di mamakai” dapat dilihat dalam kehidupan surau. mana yang pertama ka li dibangun adalah surau, Surau merupakan bangunan peninggalan setelah itu barulah dibangunkan masjid. Jarak kebudayaan masyarakat Minangkabau sebelum antara keduanya hanya sekitar 2 (dua) meter saja ( datangnya Islam. Biasanya surau dibangun di atas Sidi Gazalba, 1975: 292). tempat yan g paling tinggi atau setidaknya lebih Di Minangkabau untuk kebudayaan dan tinggi dari bangunan lain. Sebagaimana diyakini pusat aktivitas masyarakat ini umumnya dipisahkan bahwa pada tahun 1356 Raja Adityawarman dari masjid dan diber ikan kepada surau. Sehingga mendirikan sebuah komplek surau Budha di sekitar surau berfungsi untuk tempat shalat sehari -sehari, Bukit Gombak (Sidi Gazalba, 1975: 291). Pada tempat mengaji, belajar agama, asrama bagi siswa - waktu itu surau digunakan sebagai ba ngunan siswa yang belajar, tempat merayakan hari -hari kebudayaan dan adat, yang juga dimanfaatkan besar Islam, tempat upacara -upacara keagamaan, sebagai tempat ritual agama Hindu -Budha. Surau tempat suluk, tempat bertemu, berk umpul, rapat, menjadi tempat untuk mempelajari adat, tempat tidur pemuda, tempat penginapan musafir, musyawarah, dan membahas hal -hal yang dapat dan lain-lain. Singkatnya kebudayaan masjid, baik memberikan solusi ideal terhadap problem sosial menurut tugas-tugas pertama yang diberikan Nabi 39 PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan | Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XII No.2 November 2012 atau konsepsi tugasnya di zaman modern, banyak mempersiapkan basic moral dan mental generasi yang ditampung oleh surau. muda; ser ta pembentukan karakter mereka selama Bahkan bagi surau yan g banyak didatangi ini dijalankan oleh surau. masyarakat dan murid akan menjalankan fungsinya Penelitian ini nantinya tidak ingin terjebak sebagai lembaga pendidikan Islam. Seperti halnya dengan kejayaan yang pernah dicapai oleh surau. surau Syaikh Burhanuddin di Pariaman. Dalam Penelitian ini ingin mengkaji secara mendalam pengertian yang mendalam, surau sangat erat peran surau sebagai lembaga pendidikan tradisional kaitannya dengan keberlangsungan agama, adat, Islam, dan apa yang menyebabkan lembaga budaya , dan pengetahuan (Singgalang 10 April pendidikan surau ditinggalkan oleh masyarakatnya . 2005: 19). Surau menjadi tempat untuk Di samping itu, diharapkan penelitian ini akan mewujudkan kesalehan ilahiyah dengan menjalin memberikan gagasan dan ide -ide yang konstruktif hubungan baik dengan Tuhannya ( hablum bagi pengembangan pendidikan surau ke depan. minalllah ) dan kesalehan sosial yang Maka dalam memahami “Peran an Surau diimplementasikan dalam hubungan baik sesama sebagai Lembaga Pendidikan Tradisional Islam di manusia ( hablum minan-naas ) dan lingkungannya , Padang Pariaman Sumatera (kasus surau Syaikh namun dalam perkembangannya, surau mengalami Burhanuddin)", ada beberapa fokus masalah yang benturan-benturan yang sangat berpengaruh menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini yaitu: terhadap otoritas perannya sebagai lembaga peranan surau sebagai lembaga pendidikan pendidikan Islam tradisional. Mulai dari "politik tradisional I slam di Sumatera Barat, khususnya ethis" yang dilakukan pemerintah kolonial Belanda surau Syaikh Burhanuddin di Pariaman. Dalam hal dalam membendung dan menetralisir pengaruh ini akan dibahas tentang awal perkembangan surau Islam yang dikembangkan oleh komunitas surau dalam peranannya sebagai lembaga pendidikan (Taufik Abdullah, 1987: 217). Modernisasi oleh Islam tradisional. kaum muda terhadap sistem pendidikan surau, Kemudian akan dibahas tentang peranan sampai dengan modernisasi yang masih berlanjut surau sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam sampai saat ini; yang telah memberikan pada saat ini, ketika masyarakat sudah kena bias kesempatan bagi berkembangnya budaya kapitalis, modernisasi. Di sini juga akan dibahas apa yang dan menimbulkan sikap hedonisme yang menyebabkan surau “ tarandam” (ditinggalkan berlebihan dalam kultur masyarakat Minangkabau. masyarakatnya). Dengan ini diharapkan nantinya Ternyata, proses panjang sejarah benturan - ditemukan solusi konstruktif dalam upaya benturan yang menimpa institusi surau telah mengembalikan peran surau sebagai lembaga memudarkan otorita s perannya sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional. pendidikan Islam tradisional. Masyarakat saat ini lebih memilih lembaga pendidikan "sekuler" untuk METODE PENELITIAN mendidik anak-anaknya. Mereka lebih berorientasi Penelitian ini akan menggunakan pada kepentingan ekonomi dan ijazah sebagai pendekatan kualitatif naturalistik. Konsep metode bukti kompetensi yang dimiliki; yang semua ini mengarahkan forma tnya pada keaslian data, tuntutan ini tidak bisa dipenuhi oleh surau. Karena kealamiahan, ungkapan subjek (realistik) dan memang surau tidak pernah memberikan ijazah bersifat induktif (Noeng Muhadjir, 1996: 108). bagi para lulusannya. Kondisi ini menjadikan Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan masyarakat semakin jauh dari surau. berpartisipasi, wawancara mendalam, dan analisis Kondisi seperti ini tentu saja sangat dokumen. memprihatinkan bagi semua masyara kat di Analisis data menggunakan model Minangkabau. Sudah sedemikian rusakkah tatanan se bagaimana dikemukakan oleh Miles dan adat dan nilai yang berlaku di Minangkabau, Huberman, terdiri dari pengumpulan data, reduksi sehingga surau sebagai salah satu lembaga yang data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. mampu mengkader generasi muda sudah tidak lagi Subjek penelitian ini adalah para murid, alumni, menarik perhatian mereka. Sebaliknya, sistem syaikh yang berperan sebagai guru dan pengelola pendidikan modern y ang selama ini menggantikan surau, dan informan kunci (key informan ) yang surau sebagai lembaga pendidikan, terbukti juga terdiri dari cerdik pandai (cendikiawan), alim tidak mampu berbuat banyak dalam ulama, pemuka adat ( ninik mamak ), pemerintah mempersiapkan moral dan intelektual generasi dan orang tua murid. Penelitian dilakukan terhitung Minang. Padahal peran sebagai institusi yang bulan Februari sampai dengan bulan Juni, di surau 40 PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan | Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Volume XII No.2 November 2012 Syaikh Burhanuddin yang terletak di Kecama tan seperti yang b erlaku pada surau ketek (kecil), tetapi Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. yang lebih penting adalah surau ini dijadikan sebagai pusat aktivitas ( central activity ) pendidikan Hasil Penelitian dan Pembahasan agama, di mana ajaran Islam yang lebih luas dalam Pengertian surau berbagai aspeknya diajarkan kepada para murid. Menurut pola adat Minangkabau, surau Dalam pengertian y ang lebih luas surau adalah kepunyaan kaum atau indu (himpunan gadang dapat disamakan dengan pesantren di Jawa. keluarga besar). Kaum adalah bagian dari suku, Tetapi tentu saja memiliki beberapa perbedaan atau bisa juga disamakan dengan clan . Tempat berdasarkan kultur yang membesarkannya. tinggal indu ini juga bisa ditemukan di daerah lain, Sedangkan surau ketek (kecil), adalah surau yang seperti