ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DESA PAGEDANGAN KECAMATAN PAGEDANGAN KABUPATEN TAHUN 1993-2013

SKRIPSI Ditunjukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: SELLY SULISTIAWATI NIM 1110015000086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 2015

ABSTRAK

Selly Sulistiawati (1110015000086). “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 1993 – 2013”. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 1993 – 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan dengan menggunakan hasil instrumen penelitian untuk mengetahui faktor pendorong perubahan lahan dan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan dianalisis menggunakan GIS (Geographic Information System) dalam program Arc View GIS 3.3. Instrumen penelitian yang digunakan dalam analisis adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan hasil penelitian perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun terhitung pada tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 didorong oleh beberapa aspek yang saling berkaitan satu sama lain yaitu aspek politik, ekonomi, demografi, dan budaya. Perubahan lahan tersebut terjadi pada luas ladang yang berkurang 2,45 %, luas semak belukar berkurang 92,3 %, luas lahan kosong bertambah 78,7 %, luas sawah berkurang 84,4 %, dan luas pemukiman bertambah 204, 6 %.

Kata kunci: GIS, Penggunaan lahan, Perubahan lahan

i

ABSTRACT

Selly Sulistiawati (1110015000086). “The Analysis of Land Use-Change in Pagedangan Village Pagedangan District Period 1993- 2013”. Skripsi, Department of Social Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

The aim of this research is to know how the land use-change in Pagedangan Village Pagedangan District Tangerang Regency Period 1993-2013. The research method is descriptive with qualitative approach. The data is analyze by research instrument to know the factors that influence the land-use change and GIS (Geographic Information System) in Arc View GIS 3.3 program to know the result of land use-change. The instruments that have been used are observation, interview, and documentation. Based on the analyze that have been done, the result show land-use change during 20 years, start from 1993 until 2013 is caused by some aspects that have been related to each other. There are politic aspect, economic aspect, demography aspect, and cultural aspect. The land-use change of agricultural field decrease 2,45 %, shrub decrease 92,3 %, an empty land increase 78,7 %, rice fields decrease 84,4 %, and settlement increase 204, 6 %.

Key word: GIS, Land use, Land-use Change

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Alhamdulillah. Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kejahiliahan menuju zaman yang terang benderang penuh dengan cahaya keimanan. Skripsi yang berjudul “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013” merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph. D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. H. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Dosen Pembimbing I dan Bapak Sodikin, M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan sabar, tulus dan ikhlas telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

iii

5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu pengetahuan pada penulis selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. 6. Bapak Ahmad Anwar, S.Pd.I, Kepala Desa Pagedangan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di Desa Pagedangan. 7. Bapak Nurfalah, Koordinator Statistik Kecamatan Pagedangan yang telah memberikan data-data Badan Pusat Statistik untuk mendukung penelitian penulis. 8. Masyarakat Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Para petani, pemilik lahan, penduduk pendatang, serta staf PT. Bumi Serpong Damai (PT. BSD) yang telah berkoordinasi dengan penulis untuk melakukan penelitian ini. 9. Ayahanda dan Ibunda (H. Setia Wijaya, S.Pd.I dan Hj. Nurasiyah) yang terus melimpahkan cinta dan kasih sayang, motivasi serta doa yang tidak pernah berhenti untuk penulis. Kakak-kakakku, Nurdiansyah Wijaya, M.Pd & Kulsum, Suci Indah Sari & Ma’sum, S.Pd.I, Sri Putri Pujiarsih, S.Pd & Ahmad Solehudin, S.T, juga keponakan-keponakanku yang lucu. Untuk seseorang yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan setiap saat. Serta seluruh keluarga besar yang selalu memotivasi penulis untuk penyelesaian studi. 10. Seluruh Sahabat-sahabat Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2010, khususnya Konsentrasi Geografi yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti kebersamaan. Serta teman-teman Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) dalam tim yang solid. Semoga ilmu yang kita dapat di bangku kuliah dapat bermanfaat untuk sesama. Sukses untuk kita semua. 11. Teman-teman kost Bapak Sahoni dari semester awal sampai semester akhir yang telah menjadi keluarga bagi penulis. Secret Code & Hompimpa The Gank, kumpulan pertemanan yang sangat menyenangkan. Terima kasih atas

iv

kebersamaan dan dukungannya. Semoga persahabatan kita tidak akan pernah lekang oleh waktu. 12. Teman-teman Kelas Duta Dewantara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Tahun 2014 serta Kelas Program Penguatan Riset dan Bahasa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014 yang sangat luar biasa berbagi pengetahuan dengan penulis. Dengan perjuangan yang telah kita lewati bersama, suatu ketika kita akan benar-benar menjadi seseorang yang bermanfaat untuk bangsa dan agama. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan untuk penulis. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya untuk penulis sendiri serta para pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Jakarta, Desember 2014

Penulis

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SIDANG SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR TABEL ...... ix DAFTAR GAMBAR ...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...... 1 B. Identifikasi Masalah ...... 3 C. Pembatasan Masalah ...... 3 D. Perumusan Masalah ...... 4 E. Tujuan Penelitian ...... 4 F. Manfaat Penelitian ...... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ...... 6 1. Lahan ...... 6 2. Penggunaan Lahan ...... 7 3. Perubahan Penggunaan Lahan ...... 10 4. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan ...... 11 a. Aspek Politik ...... 11 b. Aspek Ekonomi ...... 12 c. Aspek Demografi ...... 13 d. Aspek Budaya ...... 14

vi

5. Klasifikasi Kesesuaian Lahan ...... 15 B. Penelitian Yang Relevan ...... 18 C. Kerangka Berpikir ...... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 21 1. Lokasi Penelitian ...... 21 2. Waktu Penelitian ...... 21 B. Metode Penelitian ...... 22 C. Alat dan Bahan Penelitian ...... 23 1. Alat penelitian ...... 23 2. Bahan penelitian ...... 23 D. Teknik Pengumpulan Data ...... 23 1. Observasi ...... 23 2. Wawancara ...... 24 3. Dokumentasi ...... 24 E. Teknik Analisis Data ...... 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Daerah Penelitian ...... 31 1. Letak Geografis ...... 31 2. Iklim ...... 31 3. Kondisi Geologi dan Morfologi ...... 32 4. Penggunaan Lahan Desa Pagedangan ...... 32 5. Kondisi Kependudukan ...... 32 B. Hasil Penelitian ...... 37 1. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993-2013 ...... 38 a. Aspek Politik ...... 38 b. Aspek Ekonomi ...... 41 c. Aspek Demografi ...... 44

vii

d. Aspek Budaya ...... 46 2. Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993- 2013 ...... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...... 57 B. Saran ...... 58

DAFTAR PUSTAKA ...... 59

LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk permukiman ...... 16 Tabel 2.2 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk gedung tanpa ruang bawah tanah maksimal 3 lantai (USDA 1983) ...... 17 Tabel 2.3 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk jalan (USDA 1983) ...... 17 Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ...... 22 Tabel 4.1 Pembagian penduduk Desa Pagedangan bersadarkan umur dan jenis kelamin ...... 33 Tabel 4.2 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Mata Pencaharian ...... 35 Tabel 4.3 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan tingkat pendidikan ...... 35 Tabel 4.4 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Agama ...... 36 Tabel 4.5 Penggunaan lahan Desa Pagedangan ...... 52 Tabel 4.6 Perubahan Penggunaan lahan Desa Pagedangan ...... 53

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ...... 21 Gambar 3.2 Meregistrasi peta ...... 26 Gambar 3.3 Mendigitasi peta ...... 26 Gambar 3.4 Ekstensi Geoteknika Indonesia ...... 27 Gambar 3.5 Mengupdate luas lahan Desa Pagedangan tahun 1993 ...... 27 Gambar 3.6 Tampilan tabel luas bentang lahan ...... 28 Gambar 3.7 Layout peta penggunaan lahan tahun 1993 ...... 28 Gambar 3.8 Digitasi peta penggunaan lahan tahun 2013 ...... 29 Gambar 3.9 Mengupdate luas lahan Desa Pagedangan tahun 2013 ...... 29 Gambar 3.10 Layout peta penggunaan lahan tahun 2013 ...... 30 Gambar 4.1 Lahan Kosong ...... 41 Gambar 4.2 Foresta Business Loft ...... 42 Gambar 4.3 Peta Penggunaan Lahan Tahun 1993 ...... 49 Gambar 4.4 Peta Penggunaan Lahan Tahun 2013 ...... 51

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Pedoman Lampiran A.1 Pedoman Observasi ...... 61 Lampiran A.2 Pedoman Wawancara ...... 62

Lampiran B. Hasil Observasi Lampiran B.1 Hasil Observasi Kampung Tegal ...... 65 Lampiran B.2 Hasil Observasi Kampung Pager Haur ...... 66 Lampiran B.3 Hasil Observasi Kampung Cicayur 1 ...... 67 Lampiran B.4 Hasil Observasi Kampung Bumi Puspiptek Asri ...... 68

Lampiran C. Hasil Wawancara Lampiran C.1 Hasil Wawancara Dengan Kepala Desa Pagedangan, Bapak Ahmad Anwar, S.Pd. I ...... 69 Lampiran C.2 Hasil Wawancara Dengan Staf Kependudukan Desa Pagedangan, Bapak Firman Maulana ...... 71 Lampiran C.3 Hasil Wawancara Dengan Petani, Bapak Andi ...... 73 Lampiran C.4 Hasil Wawancara Dengan Petani, Ibu Suanih ...... 75 Lampiran C.5 Hasil Wawancara Dengan Pemilik Lahan, Bapak H. Kutab ...... 77 Lampiran C.6 Hasil Wawancara Dengan Pemilik Lahan, Ibu H. Murpah ...... 79 Lampiran C.7 Hasil Wawancara Dengan Penduduk Pendatang, Ibu Nida ...... 81 Lampiran C.8 Hasil Wawancara Dengan Penduduk Pendatang, Ibu Lia ...... 83 Lampiran C.9 Hasil Wawancara Dengan Staf PT. BSD, Bapak Deden Sutisna Wijaya ...... 85 Lampiran C.10 Hasil Wawancara Dengan Staf PT.BSD, Bapak Admin ...... 87

xi

Lampiran D. Dokumentasi Lampiran D.1 Monografi Desa Pagedangan ...... 89 Lampiran D.2 Foto-foto Penelitian ...... 109

Lampiran E. Surat-surat Lampiran E.1 Surat Permohonan Izin Penelitian ...... 115 Lampiran E.2 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ...... 117 Lampiran E.3 Uji Referensi ...... 119

Lampiran F. Biodata Penulis ...... 124

xii

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Manusia berasal dari tanah, hidup di atas tanah, dan akan berakhir di dalam tanah. Kalimat tersebut menjelaskan bahwa manusia dan tanah adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupannya di muka bumi. Dalam Al-Qur’an Surat Nuh ayat 17 telah dijelaskan bahwa tanah adalah sesuatu yang sangat dekat dengan kita.

وَاهللُ أََنبَتَكُمْ ّمِنَ األَرْ ضِِ نَبَاتَا )QS. 71: 17(

“Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya.” Ayat tersebut memberikan makna mengenai fungsi tanah yang sangat besar. Manusia dan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling mempengaruhi satu sama lain. Manusia hidup dari tanah, manusia juga yang menjaga kelestarian lingkungan dan juga kearifan lokal. Manusia berperan besar dalam memanfaatkan tanah untuk kelangsungan hidupnya. Lahan sebagai tempat kelangsungan hidup adalah salah satu elemen terpenting dalam kehidupan manusia di bumi. Indonesia adalah negara dengan luas daratan mencapai 1.922.570 km². Wilayah yang sangat luas tersebut terdiri dari berbagai bentang lahan dan segala fungsinya. Keadaan lahan erat kaitannya dengan tempat tinggal. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang bertambah terus-menerus menyebabkan kebutuhan akan lahan tempat tinggal juga ikut meningkat. Menurut data sensus yang telah dilakukan, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1990 adalah 178,6 juta jiwa, tahun 2000 naik menjadi 205,1 juta jiwa, dan sensus yang dilakukan pada tahun 2010 menyatakan bahwa penduduk Indonesia bertambah menjadi 237,6 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi juga meningkatkan kebutuhan akan lahan tempat tinggal yang menyebabkan alih fungsi lahan. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

2

Pembangunan perumahan juga semakin banyak dilakukan di daerah-daerah yang sebelumnya bukan termasuk lahan pemukiman. Tingginya tingkat urbanisasi menyebabkan banyaknya penduduk pendatang yang bermukim dan tentu saja membutuhkan tempat tinggal untuk kelangsungan hidupnya. Perubahan penggunaan lahan di tiap wilayah memiliki kasus yang berbeda-beda. Salah satunya yang terjadi di Desa Pagedangan. Desa ini merupakan bagian dari regional Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Provinsi yang saat ini tengah berkembang menjadi daerah yang memiliki karakteristik pembangunan mengarah pada modernisasi. Desa Pagedangan merupakan salah satu daerah yang sedang berada dalam proses perubahan penggunaan lahan. Lahan pertanian yang sebelumnya mendominasi kini dikonversi menjadi perumahan dan fasilitas umum. Gedung-gedung tinggi dan pembangunan pusat perbelanjaan di daerah sekitarnya juga memberikan banyak pengaruh bagi masyarakat. Perubahan penggunaan lahan ini diakibatkan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Penelitian tentang perubahan penggunaan lahan sebelumnya telah banyak dilakukan dengan studi kasus wilayah yang berbeda-beda. Hal ini dijadikan sebagai kajian tata guna lahan dan acuan dalam proses pembangunan daerah. Perubahan penggunaan lahan juga sangat erat kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat. Desa Pagedangan menjadi salah satu daerah yang perlu untuk dikaji mengenai perubahan lahannya. Terutama yang terjadi sejak tahun 1990-an sampai tahun 2000-an dimana pembangunan yang terjadi begitu pesat. Hal ini penting dilakukan, mengingat banyak perusahaan seperti PT. Bumi Serpong Damai (BSD), Sinar Mas, Summarecon, Paramount, dan lainnya yang membangun pusat bisnis dan kegiatan mereka di daerah Kecamatan Pagedangan dan sekitarnya. Masalah pembangunan juga erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah daerah. Kerjasama pembangunan tersebut tentu saja sebelumnya telah menjadi wacana yang didiskusikan dengan seksama antara investor

3

perusahaan terkait dengan para petinggi pemerintahan, termasuk perangkat desa. Kajian tentang perubahan penggunaan lahan sangat penting dilakukan agar menjadi acuan bagi kegiatan pembangunan di suatu daerah. Konversi lahan dari satu fungsi ke fungsi yang lainnya harus diperhitungkan dengan seksama. Selain perubahan lahan yang terjadi, faktor-faktor pendorong perubahan lahan yang saling berkaitan satu sama lain juga perlu dianalisis secara mendalam untuk mendeskripsikan bagaimana perubahan lahan itu terjadi. Berdasarkan uraian di atas, menyadari begitu pentingnya lahan serta penggunaannya maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam suatu penelitian berjudul “Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993- 2013”.

B. Identifikasi Masalah Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan disebabkan oleh beberapa faktor pendorong. Masalah yang terjadi akibat perubahan penggunaan lahan juga dapat terlihat dari berbagai aspek. Berdasarkan hasil pengamatan, maka identifikasi masalah yang dapat dituliskan adalah sebagai berikut: 1. Alih fungsi lahan 2. Banyaknya pembangunan perumahan di sekitar Desa Pagedangan. 3. Banyaknya penduduk pendatang yang bermukim. 4. Tingkat pertumbuhan penduduk semakin tinggi.

C. Pembatasan Masalah Mengingat waktu penelitian yang terbatas, maka masalah yang dibahas juga dibatasi pada faktor pendorong perubahan penggunaan lahan serta perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. Dan karena keterbatasan data yang diperoleh sebagai bahan kajian penelitian, maka

4

perubahan penggunaan lahan yang diteliti diambil sejak tahun 1993 sampai tahun 2013 dalam kurun waktu 20 tahun.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi dan pembatasan masalah penelitian di atas maka muncul pertanyaan yang dicari jawabannya melalui penelitian ini yaitu: 1. Apa faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 1993-2013? 2. Bagaimanakah perubahan penggunaan lahan Desa Pagedangan dalam kurun waktu 1993-2013?

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 1993-2013. 2. Untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan Desa Pagedangan dalam kurun waktu 1993-2013.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Peneliti Penelitian ini bisa menambah wawasan penulis mengenai penggunaan lahan dan faktor yang menjadi penyebab perubahan penggunaan lahan yang terjadi. b. Bagi UIN Syarif Hidatullah Jakarta Manfaat penelitian ini untuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai produk penelitian di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Geografi yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik. Selain itu, manfaat hasil penelitian ini dalam bidang pendidikan adalah sebagai pendukung untuk materi

5

mata pelajaran Geografi SMA kelas XI dalam bab Sumber Daya Alam. c. Bagi Pembaca Penelitian ini melengkapi kajian tentang perubahan penggunaan lahan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhinya. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan pembaca dan meningkatkan pemahaman studi tentang lahan serta, manfaat serta penggunaannya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Desa Pagedangan Penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah Desa Pagedangan serta para aparatur desa terkait, mengingat studi tentang lahan ini bisa dijadikan acuan untuk menerapkan pembangunan berwawasan lingkungan. Penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai referensi yang dipelajari sebelum dilakukannya alih fungsi lahan dan juga menjadi pedoman agar pihak-pihak yang berwenang bisa mengambil keputusan dengan baik dan benar. b. Bagi Masyarakat Desa Pagedangan Penelitian ini bermanfaat untuk pemahaman bagi masyarakat Desa Pagedangan sehingga bisa mengetahui bagaimana perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. c. Bagi Peneliti Lain Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan pembanding bagi penelitian sejenis yang sudah atau penelitian lainnya yang akan dilakukan, serta bisa menjadi referensi dalam kaitannya dengan penelitian yang relevan.

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik 1. Lahan Hubungan antara tanah dan manusia sangat erat kaitannya. Kelangsungan hidup manusia di bumi ini diantaranya tergantung dari tanah. Juga sebaliknya, tanah pun memerlukan perlindungan manusia untuk keberadaannya sebagai tanah yang memiliki fungsinya. Sebagaimana yang diungkapkan Soepardi makna tanah diantaranya adalah: a. Media alami sebagai tempat untuk pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Pengertian ini ditekankan pada kesuburan tanah, sehingga kaitannya sangat erat dengan kualitas tanah. b. Bahan hancuran batuan yang diolah sebagai bahan galian dan bahan bangunan. Dinyatakan dalam berat (ton, kg) atau volume (m3). c. Ruangan atau tempat di permukaan bumi yang digunakan manusia sebagai tempat hidup. Dinilai berdasarkan luas (ha, m²).1 Makna a dan b sama persis dengan kata soil dalam Bahasa Inggris, sedangkan makna c mendekati makna land dalam Bahasa Inggris atau lahan dalam Bahasa Indonesia. Pahami pengertian tanah secara harfiah terlebih dahulu sebelum menguraikan lebih lanjut pada pengertian lahan. Tanah sebagai tempat hidup bisa disebut bagian dari lahan. Sementara itu, lahan mencakup wilayah yang lebih luas dengan kondisi tanah yang beragam. Dalam buku Dictionary Of Environmental Science dituliskan bahwa, “Land is the portion of the earth’s surface that stands above sea level.”2.

1 Moh. Soerjani, dkk. (eds.), Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2008), Cet.1, h. 39. 2 McGraw-Hill, Dictionary Of Environmental Science,. (United States of America: The McGraw-Hill Companies, 2003), p. 230.

7

Lahan adalah bagian dari permukaan bumi dengan ketinggian yang berada di atas permukaan laut. Dalam kegiatan survey dan pemetaan sumber daya alam, bagian lahan dibedakan berdasarkan sifat-sifatnya yang terdiri dari iklim, landform, tanah dan hidrologinya sehingga terbentuk satuan lahan yang sangat penting untuk keperluan analisis dan interperetasi dalam menilai kesesuaian lahan atau potensinya bagi suatu penggunaan.3 Pengertian bentang lahan dalam buku Dictionary Of Environmental Science dituliskan “Landform is all the physical, recognizable, naturally formed features of land having a characteristic shape includes major forms such as a plain, mountain or plateau, and minor forms such as a hill, valley, or alluvial fan.”4. Bentang lahan adalah semua keadaan fisik yang dikenali, yang secara alami terbentuk dengan karakteristik meliputi dataran, gunung atau dataran tinggi, dan bentuk-bentuk yang kecil seperti bukit, lembah, atau dataran alluvial. Kualitas lahan tergantung kepada sifat-sifatnya yang memungkinkan untuk berperan positif atau negatif terhadap penggunaan lahan. Kualitas lahan yang berperan positif tentu yang sifatnya menguntungkan bagi suatu penggunaan. Sebaliknya, kualitas lahan yang bersifat negatif, karena keberadaannya akan merugikan terhadap kegunaan tertentu, sifatnya bisa berperan sebagai faktor penghambat atau pembatas.5 2. Penggunaan Lahan Sebelum menganalisa mengenai penggunaan lahan, dapat diuraikan pengertian penggunaan lahan dari beberapa ahli. Menurut Sandy tahun 1995, “Penggunaan lahan merupakan wujud dari kegiatan manusia pada suatu ruang atau tanah”. Sementara itu menurut Purwadhi tahun 2008, “Penggunaan lahan berkaitan dengan kegiatan manusia pada bidang lahan tertentu, penggunaan lahan biasanya digunakan untuk mengacu

3 Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006), Cet. 2, h. 393. 4 McGraw-Hill. loc. cit. 5 Moh. Munir, op. cit., h. 397.

8

pada pemanfaatan masa kini”. 6 Dengan demikian penggunaan lahan dapat diartikan sebagai segala bentuk kegiatan manusia pada bidang lahan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat guna memenuhi kebutuhan hidup. Leser dan Rood menjelaskan bahwa semua makhluk hidup di bumi memerlukan bentang lahan dan sumber daya alam sebagai tempat hidup dan melaksanakan segala aktivitas kehidupan. Aspek geografis dan sumber daya lahan di suatu daerah sangat menentukan tempat untuk bermukim dan melaksanakan aktivitas hidup manusia melalui pengolahan sumberdaya lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata dan jasa.7 Aktivitas hidup manusia seperti pengolahan sumber daya lahan untuk pertanian, perkebunan, dan perikanan merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Sementara pariwisata merupakan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan rohani. Vink mengartikan penggunaan lahan sebagai “Segala bentuk intervensi atau campur tangan manusia terhadap bidang lahan dalam rangka memenuhi hidupnya baik material maupun spiritual”. Penggunaan lahan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe, yaitu: a. Penggunaan lahan untuk pertanian Contohnya tegalan, sawah, kebun, hutan produksi, alang-alang, padang rumput, hutan lindung, cagar alam, dan lain sebagainya. b. Penggunaan lahan non pertanian Contohnya kota atau desa, industri, rekreasi, pertambangan, dan sebagainya.8

6 Arif Ismail, “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi Daerah Tangkapan Air Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat”, Tesis pada Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia, Depok, 2009, h.9, tidak dipublikasikan. 7 Suratman Worosuprodjo, “Analisis Spasial Ekologikal Sumberdaya Lahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, Jurnal Geografi, Vol. 21, No. 2, 2007, h. 95. 8 Rosnila, “Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok)”, Tesis pada Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, 2004, h.10, tidak dipublikasikan.

9

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan langkanya lahan pertanian yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian maka diperlukan adanya teknologi yang tepat untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya lahan secara berkesinambungan.9 Tidak bisa dipungkiri, kecanggihan teknologi sangat dibutuhkan untuk mengolah lahan secara tepat dan benar. Penggunaan lahan memang tidak dapat dilakukan secara sembarangan, perlu banyak pertimbangan sebelum memutuskan penggunaan bentang lahan. Secara umum penggunaan lahan tergantung pada kemampuan lahan dan lokasinya. Untuk aktivitas pertanian, penggunaan lahan tergantung pada kelas kemampuan lahan yang dicirikan dengan adanya perbedaan pada sifat-sifat penghambat bagi penggunaannya seperti tekstur tanah, lereng permukaan tanah, kemampuan menahan air dan tingkat erosi yang telah terjadi. Suparmoko mengatakan bahwa penggunaan lahan juga tergantung pada lokasi dimana lahan itu berada, khususnya untuk daerah- daerah pemukiman, lokasi industri, maupun untuk daerah-daerah rekreasi.10 Menurut Rustiadi untuk memuaskan kebutuhan hidup, keinginan manusia yang terus berkembang, dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengelolaan sumberdaya lahan sering kali kurang bijaksana dan tidak mempertimbangkan aspek keberlanjutannya sehingga kelestariannya semakin terancam berakibat pada berkurangnya sumberdaya lahan yang berkualitas tinggi dan manusia yang semakin bergantung pada sumber daya lahan yang bersifat marginal dengan kualitas lahan yang rendah. Hal ini berakibat juga pada semakin berkurangnya ketahanan pangan, tingkat dan intensitas pencemaran yang berat dan kerusakan lingkungan lainnya. Dengan demikian, secara otomatis seluruh aktivitas kehidupan cenderung menuju sistem

9 Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006). cet.2, h. 393. 10 Rosnila, op, cit. h.10.

10

pemanfaatan sumberdaya alam dengan kapasitas daya dukung yang menurun. Di sisi lain, permintaan akan sumberdaya lahan terus meningkat akibat tekanan pertambahan penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita masyarakat.11 Menurut Barlowe, yang mempengaruhi penggunaan lahan diantaranya adalah faktor fisik dan biologis, faktor pertimbangan ekonomi dan faktor institusi atau kelembagaan. Yang termasuk dalam faktor fisik dan biologis yaitu kesesuaian dari sifat fisik seperti keadaan geologi, tanah, air, iklim, tumbuh-tumbuhan, hewan dan kependudukan. Yang termasuk faktor pertimbangan ekonomi yaitu keuntungan, keadaan pasar dan transportasi. Dan faktor institusi yaitu hukum pertanahan, keadaan politik, keadaan sosial dan secara administrasi dapat dilaksanakan.12 3. Perubahan Penggunaan Lahan Menurut Wahyunto perubahan penggunaan lahan adalah adanya penambahan suatu penggunaan lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya, ditambah dengan berkurangnya tipe penggunaan lahan yang lain dari suatu waktu ke waktu berikutnya, atau berubahnya fungsi suatu lahan pada kurun waktu yang berbeda. Perubahan penggunaan lahan dalam pelaksanaan pembangunan memang tidak dapat dihindari. Perubahan tersebut diakibatkan karena adanya keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin meningkat dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan masyarakat yang lebih baik.13 Pembangunan yang dilaksanakan secara besar-besaran di Indonesia dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat, tetapi juga dapat

11 Siswanto, Evaluasi Sumber Daya Lahan, (Surabaya: UPN Press, 2006). h: 12 12 Ibid. h: 2. 13 Rosnila, op., cit., h.11.

11

membawa banyak dampak negatif terhadap lingkungan hidup sebagai tempat tinggal manusia.14 Menurut Sandy perubahan dalam pemanfaatan lahan mencerminkan adanya aktivitas yang dinamis dari masyarakat sehingga semakin cepat pula perubahan dalam penggunaan lahan. Hal ini berarti pola pemanfaatan lahan di suatu daerah dapat dijadikan gambaran mengenai kehidupan sosial ekonomi dari daerah yang bersangkutan dan sekaligus dapat digunakan sebagai indikator bagaimana masyarakat memperlakukan sumberdaya alam di wilayah mereka.15 4. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan McNeill mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mendorong perubahan penggunaan lahan adalah politik, ekonomi, demografi dan budaya. Empat faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Dibawah ini adalah uraiannya, 1. Aspek Politik Aspek politik adalah adanya kebijakan yang dilakukan oleh pengambil keputusan yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Ada sarana penunjang yang sangat penting dalam aspek politik yaitu peraturan perundangan yang meliputi tersedianya undang-undang mengenai lingkungan, peraturan pemerintah, pedoman-pedoman baku mutu dan tidak kalah pentingnya adalah tepatnya pelaksanaan perundangan tersebut atau yang sering disebut enforcement.16 Dalam bukunya An Environmental History of the Twentieth- Century World: Something New Under the Sun. McNeill menuliskan

14 A. Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2000), cet.2, h: 5. 15 Juhadi, “Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi Lingkungan Pada Kawasan Perbukitan”, Jurnal Geografi, Vol. 4 No. 1, 2007, h. 21. 16 Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2004), cet.10, h: 5.

12

“The politics and policies in which environmental considerations formed a conscious element had modest effects.”17. Politik dan kebijakan untuk pertimbangan lingkungan merupakan elemen yang disadari memiliki efek yang paling besar. Kutipan di atas menjelaskan bahwa politik memang memiliki pengaruh yang cukup besar dalam setiap tindakan yang akan dilakukan pada setiap hal termasuk untuk lingkungan. Dalam penggunaan lahan, politik juga mengambil posisi yang cukup berpengaruh. Pengambilan keputusan untuk melakukan suatu pembangunan atau alih fungsi lahan ditentukan oleh para pemerintah daerah setempat. 2. Aspek Ekonomi Pertumbuhan ekonomi, perubahan pendapatan dan konsumsi juga merupakan faktor penyebab penggunaan lahan. Sebagai contoh, meningkatnya kebutuhan akan ruang tempat hidup, transportasi dan tempat rekreasi akan mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan. Sebenarnya, pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan ekonomi hanya dapat dilaksanakan apabila kegiatan industri juga dikembangkan merupakan pandangan yang tepat. Tetapi untuk melaksanakan dan mencapai tujuan tersebut harus dipertimbangkan juga faktor-faktor lainnya. Diantaranya adalah tersedianya tenaga ahli dan para pengusaha untuk melaksanakan proyek-proyek industri, keadaan prasarana yang ada dan dapat dikembangkan dengan baik, tersedianya pasar, dan sebagainya. Program pembangunan industri secara besar-besaran tetapi mengabaikan banyak faktor yang menjamin kesuksesan usaha seperti itu pada akhirnya akan menghasilkan perkembangan sektor industri yang

17 J.R McNeill, An Environmental History of the Twentieth-Century World: Something New Under the Sun, (New York: W.W. Norton & Company, Inc., 2000), p: 349.

13

tidak efisien serta menghamburkan sumber daya yang jumlahnya sangat terbatas.18 3. Aspek Demografi Donald J. Bogue di dalam bukunya yang berjudul Principles of Demography memberikan definisi demografi sebagai ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawainan, migrasi, dan mobilitas sosial.19 Pola perubahan penggunaan lahan juga disebabkan karena pertumbuhan penduduk. Banyaknya penduduk tentu saja akan mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal, dengan alasan itulah dibangun banyak perumahan. Karena di suatu daerah luas lahan tidak bertambah, maka dengan meningkatnya jumlah penduduk, rasio manusia dan lahan menjadi semakin besar. Meskipun pemanfaatan setiap jengkal lahan sangat dipengaruhi oleh taraf perkembangan kebudayaan suatu masyarakat. Rasio manusia dan lahan adalah perbandingan antara jumlah orang dan luas lahan di suatu daerah. Dalam hubungan ini konsep kuantitatif yang mendapat penggunaannya secara meluas adalah kepadatan penduduk. Konsep kepadatan penduduk secara umum hanya diperlukan data luas wilayah dan jumlah penduduk yang bertempat tinggal di suatu wilayah.20 Rasio manusia dan lahan juga berpengaruh terhadap pembangunan perumahan. Perubahan lahan yang terjadi di suatu tempat adalah peralihan fungsi utama ke fungsi pendukung yang

18 Sadono Sukirno, Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), h. 21. 19 Prayoga (ed.), Dasar-dasar Demografi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2007), h. 1. 20 Said Rusli. Pengantar Ilmu Kependudukan. (Jakarta: LP3ES, 2012), cet.8, h. 155.

14

dinilai memiliki manfaat yang lebih besar. Misalnya lahan kosong yang diubah jadi perumahan sebagai tempat tinggal. Pembangunan perumahan merupakan solusi untuk menyediakan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu mulai dari perumahan yang sangat sederhana, sampai rumah mewah dibangun secara besar-besaran di seluruh Indonesia. Pemerintah sudah lama melaksanakan pembangunan rumah melalui perumnas, dari rumah sederhana sampai rumah permanen. Di samping itu swasta juga sangat berperan dalam penyediaan rumah bagi masyarakat baik yang berpenghasilan menengah maupun masyarakat berpenghasilan besar.21 4. Aspek Budaya Menurut Odum manusia sebagai pengelola ekosistem sumberdaya alam akan selalu berusaha untuk meningkatkan daya dukung lingkungan agar bisa secara maksimal memenuhi kebutuhan hidupnya. Tindakan manusia yang dilakukan terhadap ekosistem akan mempengaruhi keseimbangan dan mengurangi kualitas ekosistem tersebut.22 Aspek budaya menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan. Seiring perubahan zaman, maka pola pikir manusia pun semakin berkembang pesat. Aspek budaya tidak bisa dipisahkan dari aspek sosial sehingga sering disebut sebagai aspek sosial-budaya. Perubahan penggunaan lahan dapat berdampak pada perubahan sosial-budaya yang terjadi dalam masyarakat. Analisis dampak lingkungan (Amdal) juga mengkaji mengenai aspek sosial-budaya berkaitan dengan perubahan penggunaan lahan.23

21 Masriah dan Mujahid, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan, (Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, 2013), cet. 1, h. 72. 22 Moh. Soerjani, dkk. (eds.), Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2008). Cet.1, h. 49. 23 Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2004), cet.10, h. 119.

15

Canadian Environmental Assessment Research Council tahun 1985 dalam prospektif penelitiannya menyebutkan bahwa dampak sosial-budaya yang perlu diteliti dalam Amdal ialah: 1. Perubahan kelembagaan masyarakat 2. Tradisi masyarakat 3. Nilai masyarakat 4. Kualitas hidup24 5. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Klasifikasi lahan sebagai pembagian satuan-satuan lahan ke dalam berbagai kategori berdasarkan sifat-sifat lahan atau kesesuaiannya untuk penggunaan tertentu. Klasifikasi lahan dilakukan untuk keperluan pengambilan keputusan. Dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Kultural, meliputi aspek sosial, ekonomi, politik dan administratif. b. Alami, meliputi sumberdaya dasar yang menentukan kemampuan lahan itu sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.25 Ada beberapa cara dalam penentuan kesuaian lahan, yaitu dengan cara perkalian parameter, penjumlahan parameter, atau membandingkan kualitas dan karakteristik lahan sebagai parameter dengan kriteria atau persyaratan tertentu. Menurut tingkatannya, kesesuaian lahan dapat dibedakan menjadi: a. Ordo. Lahan digolongkan menjadi sesuai (S) atau tidak sesuai (N) b. Kelas. Lahan yang digolongkan sesuai (S) dibedakan menjadi sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan marginal sesuai (S3) c. Kelas sangat sesuai (S1). Tidak ada faktor pembatas yang berarti terhadap penggunaan berkelanjutan. Atau hanya ada faktor pembatas yang bersifat ringan dan tidak berpengaruh. d. Kelas cukup sesuai (S2). Ada faktor pembatas yang mempengaruhi dan memerlukan tambahan atau perbaikan.

24 Ibid. 25 Siswanto, Evaluasi Sumber Daya Lahan, (Surabaya: UPN Press, 2006). h: 30.

16

e. Kelas sesuai marginal (S3). Ada faktor pembatas yang berat dan berpengaruh terhadap produktivitasnya sehingga memerlukan tambahan atau perbaikan yang lebih banyak daripada kelas S2.26 Dibawah ini adalah tabel untuk mengklasifikasikan kesesuaian lahan berdasarkan penggunaannya. Tabel 2.1 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk permukiman PARAMETER Potensi Air Bahaya Lingkungan KELAS Lereng Tanah Drainase Potensi (%) Banjir (liter/detik) Erosi/Longsor S1 (Sesuai) >20 Baik 0 – 8 Tidak ada Rendah S2 Tergenang (Kesesuaian 20 – 40 Sedang 8 – 15 Sedang setelah hujan sedang) S3 Kurang Banjir (Kesesuaian 10 – 20 15 – 25 Tinggi Baik musiman kecil) S4 (Sesuai Sering dengan 2,5 – 10 Jelek 25 – 35 Sangat tinggi hampir bersyarat) T (Tidak Sangat Kelewat <2,5 >35 Selalu banjir sesuai) Jelek tinggi Sumber: adipandang.wordpress.com Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa lahan yang paling sesuai untuk pemukiman adalah lahan dengan potensi air tanah lebih dari 20 liter/detik, drainase yang baik, kemiringan lereng 0-8 %, tidak terjadi banjir, dan rendah potensi erosi atau longsornya. Sementara keadaan lahan yang tidak sesuai untuk pemukiman adalah lahan dengan potensi air tanah kurang dari 2,5 liter/detik, drainase yang sangat jelek, kemiringan lereng lebih dari 35 %, selalu terjadi banjir, dan terlalu tinggi potensi erosi atau longsornya. Menentukan daerah untuk dijadikan pemukiman memerlukan banyak pertimbangan dan seharusnya dilakukan penelitian terlebih dahulu. Air menjadi salah satu yang terpenting dalam kehidupan, oleh karena itu daerah yang akan dijadikan pemukiman sebagai tempat hidup

26 Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2006). cet.2, h. 404.

17

seharusnya memiliki keadaan air tanah yang baik dan drainase yang baik. Kemiringan lereng juga harus diperhatikan karena bisa memicu bencana banjir, longsor, dan erosi. Tabel 2.2 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk gedung tanpa ruang bawah tanah maksimal 3 lantai (USDA 1983) Kesesuaian Lahan Sifat Tanah Baik Sedang Buruk Banjir Tanpa Tanpa Jarang-sering Air Tanah (cm) >75 45 – 75 <45 COLE Rendah (<0,03) Sedang (0,03-0,09) Tinggi (>0,09) Kelas Butir (Unfied) - - OL,OH,PT Lereng (%) <8 8 – 15 >15 Kedalaman Batuan (cm) >100/>50 50 – 100/<50 <50/- Keras/Lunak Kedalaman Padas (cm) >100/>50 50 – 100/<50 <50/- Tebal/Tipis Batuan/Kerikil (7,5 cm) <25 25 – 50 >50 Longsor - - Ada Sumber: Siswanto, 2006 Lahan yang baik untuk gedung tanpa ruang bawah tanah dengan maksimal 3 lantai adalah lahan yang tanpa banjir, kedalaman air tanah diatas 75 cm, besarnya pengembangan dan pengerutan pori-pori tanah yang disebabkan oleh keadaan basah atau keadaan kering atau coefficient of linierextensibility (COLE) yang rendah dibawah 0,03, tidak ada kelas butir atau struktur butiran tanah, kemiringan lereng dibawah 8 %, kedalaman batuan keras/lunak >100/>50 cm, kedalaman padas tebal/tipis >100/>50 cm, batuan/kerikil (7,5 cm) diatas 25, dan potensi longsor yang tidak ada sama sekali. Tabel 2.3 Klasifikasi kesesuaian lahan untuk jalan (USDA 1983) Kesesuaian Lahan Sifat Tanah Baik Sedang Buruk Banjir Tanpa Tanpa Jarang-sering Air Tanah (cm) >75 45 – 75 <45 COLE Rendah (<0,03) Sedang (0,03-0,09) Tinggi (>0,09) Kelas Butir (Unfied) GW, GP, SW, CL dengan Pl<15 CL dengan SP, GM, GC, Pl>15, CH, MH, SM, SC OH, OL, PT Lereng (%) <8 8 – 15 >15

18

Kedalaman Batuan (cm) >100/>50 50 – 100/<50 <50/- Keras/Lunak Kedalaman Padas (cm) >100/>50 50 – 100/<50 <50/- Tebal/Tipis Batuan/Kerikil (7,5 cm) <25 25 – 50 >50 Longsor - - Ada Sumber: Siswanto, 2006 Kesesuaian lahan untuk jalan raya memiliki klasifikasi lahan yang tanpa banjir, kedalaman air tanah diatas 75 cm, COLE yang rendah dibawah 0,03, dengan kelas butir berkerikil (gravel) atau yang disingkat GW, GP, GM, dan GC. Dan kelas butir berpasir (sand) yang disingkat SW, SP, SM, dan SC, kemiringan lereng dibawah 8 %, kedalaman batuan keras/lunak >100/>50 cm, kedalaman padas tebal/tipis >100/>50 cm, batuan/kerikil (7,5 cm) diatas 25, dan tidak ada potensi longsor.

B. Penelitian Yang Relevan Penelitian sebelumnya mengenai penggunaan lahan telah banyak dilakukan di berbagai daerah. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya adalah: 1. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Daerah Tangkapan Air Waduk Darma Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa barat. Tesis yang ditulis oleh Arif Ismail. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Magister Ilmu Geografi, Universitas Indonesia, tahun 2009. Dengan hasil penelitiannya yaitu, Perubahan penggunaan lahan terjadi didaerah tangkapan air (DTA) Waduk Darma selama kurun waktu tahun 1991 sampai tahun 2008. Jenis penggunaan lahan yang dominan berubah adalah hutan, tegalan, dan pemukiman. Jenis penggunaan lahan yang bertambah luas antara lain tegalan (242 Ha), pemukiman (68 Ha), dan kebun campur (3 Ha). Sedangkan jenis penggunaan lahan yang luasnya berkurang adalah hutan (255 Ha), semak belukar (27 Ha), sawah tadah hujan (26 Ha), dan sawah irigasi (4 Ha). 2. Analisis Time Series Faktor Sosial Ekonomi dan Kebijakan terhadap Perubahan Penggunaan Lahan. Laporan penelitian yang ditulis oleh Pusat

19

Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan (PUSPIJAK) dan Forest Carbon Partnership Facility. Bogor, Desember 2012. Dengan hasil penelitiannya yaitu, Faktor yang mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan sangat beragam antar lokasi. Hal ini tergantung pada dinamika faktor sosial, ekonomi dan budaya serta kebijakan yang berlaku. 3. Perubahan Lahan Pertanian di Kabupaten Talakar tahun 1996 dan 2013 Menggunakan Citra Satelit Landsat 5 TM (Studi asus Kecamatan Polombangkeng Utara dan Kecamatan Pattalassang). Tugas akhir yang ditulis oleh Syamsyahrir Arsyad. Program Studi Keteknikan Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, tahun 2013. Dengan hasil penelitian yaitu, lahan pertanian pada periode tahun 1996 hingga 2010 mengalami penyusutan lahan pertanian dari 24.219,09 ha atau 95% dari total luas area pada tahun 1996 menjadi 20.758,41 ha atau 82% dari total luas area pada tahun 2010. 4. Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok). Tesis yang ditulis oleh Rosnila. Pascasarana Institut Pertanian Bogor, tahun 2004. Dengan hasil penelitiannya yaitu luas di tujuh situ selama kurun waktu 1991-2001 memiliki kecenderungan menurun. Kondisi umum ketujuh situ telah mengalami sedimentasi, banyaknya gulma yang tumbuh, pengurugan dan alih fungsi lahan di areal situ.

C. Kerangka Berpikir Perubahan penggunaan lahan yang dihitung adalah pada tahun 1993 dan tahun 2013 dengan mencari selisih luas lahan dalam kurun waktu 20 tahun. Penggunaan lahan di Desa Pagedangan disebabkan oleh beberapa faktor. Sesuai dengan teori faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan menurut McNeill, ada empat faktor yaitu ekonomi, politik, demografi, dan budaya.

20

Kerangka berpikir untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Penggunaan Lahan tahun 1993

Faktor Pendorong:  Aspek Politik  Aspek Ekonomi  Aspek Demografi  Aspek Budaya

Penggunaan Lahan tahun 2013

 Peta RBI tahun  Observasi 1993 Analisis  Wawancara  Monografi Desa  Dokumentasi tahun 2013

 Tabel perubahan penggunaan lahan 1993-2013  Hasil analisis faktor penyebab perubahan penggunaan lahan

Hasil Penelitian

Gambar 2.1 Alur Penelitian

21

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Desa Pagedangan merupakan kelurahan dari Kecamatan Pagedangan yang menjadi pusat pemerintahan di Kecamatan Pagedangan. Desa Pagedangan berada pada koordinat 106⁰ 34’ 25” BT - 106⁰ 39’ 27” BT dan 6⁰ 14’ 37” LS - 6⁰ 20’ 54” LS dengan luas 464,46 Ha.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian

2. Waktu Penelitian Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian ini dimulai pada Februari 2014 sampai dengan Desember 2014. Dibawah ini adalah tabel kegiatan penelitian yang memberikan gambaran apa saja yang dilakukan dalam proses penelitian,

22

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret Juli Agustus No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Menyusun Bab I Pendahuluan 2. Pengambilan data di Kecamatan Pagedangan 3. Melakukan observasi keadaan lahan 4. Melengkapi buku-buku dan jurnal pendukung 5. Menyusun Bab II Kajian Pustaka 6. Mencari data di BPS Kabupaten Tangerang 7. Mencari peta tahun 1993 di BAKOSURTANAL 8. Melengkapi data monografi Desa Pagedangan 9. Menyusun Bab III Metode Penelitian September Oktober November Desember No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 10. Menyusun Bab IV hasil penelitian 11. Menyusun Bab V Kesimpulan dan Saran 12. Penyusunan Laporan Penelitian

B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah suatu metode untuk memahami fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dan tetap mengedepankan proses interaksi serta komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti.27 Metode penelitian deskriptif, seperti yang diungkapkan oleh Nawawi merupakan prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan atau

27 Haris Herdiansyah, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011). h.7

23

mendeskripsikan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta dan juga harus disampaikan sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan. 28

C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut, a. GPS (Global Position System), untuk menentukan koordinat titik pengukuran dan pengambilan sampel di lokasi penelitian. b. Laptop berserta seluruh perangkat lunak yang mendukungnya agar bisa digunakan secara maksimal. Dilengkapi dengan Software Arc View GIS 3.3, untuk mengolah peta sehingga bisa menampilkan luas lahan berdasarkan penggunaannya. c. Kamera, untuk dokumentasi lokasi penelitian serta perubahan lahan yang sedang terjadi. d. Alat tulis, untuk mencatat hal-hal yang diperlukan selama berlangsungnya penelitian. 2. Bahan penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut, a. Peta rupa bumi Indonesia tahun 1993 skala 1 : 25.000 b. Monografi Desa Pagedangan c. Buku Pagedangan dalam Angka yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Tangerang

D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi

28 Zuldafrial, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2009). h:6.

24

Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Instrument yang digunakan dalam kegiatan ini adalah instrument observasi yang memuat deskripsi tempat, waktu, perilaku, kegiatan, dan objek penelitian.29 Observasi dilakukan di Desa Pagedangan untuk mengamati perubahan lahan yang terjadi. Kegiatan ini kemudian dicatat sebagai bahan pendukung dari penelitian yang dilakukan penulis. 2. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi dilakukan dengan dialog atau tanya jawab secara lisan baik langsung maupun tidak langsung. secara langsung bisa dilakukan untuk memperoleh informasi tentang orang yang bersangkutan. Wawancara tidak langsung berarti dilakukan dengan seseorang untuk mendapatkan informasi mengenai pihak lain.30 Dalam penelitian ini wawancara dilakukan sebagai pendukung dari analisis faktor perubahan penggunaan lahan yang dilakukan oleh peneliti. Wawancara dilakukan kepada pemerintah Desa Pagedangan, petani, pemilik lahan, penduduk pendatang, dan staf PT.BSD untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan fakta di lapangan. 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini cukup bermanfaat karena telah tersedia sehingga relatif mudah untuk memperolehnya. Dokumentasi merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin sutuasi atau kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.31

29 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012), cet.2, h.140. 30 Zuldafrial, op. cit., h. 39. 31 Ibid.

25

Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Dokumentasi berupa dokumen yang sudah tersedia di instansi pemerintahan Kecamatan dan Desa Pagedangan bisa langsung diperoleh. Dokumentasi berupa foto-foto keadaan lokasi penelitian dan kegiatan yang dilakukan untuk mendukung penelitian.

4. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis perubahan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan adalah dengan menggunakan GIS (Geographic Information System). Menurut Barus dan Wiradisastra, GIS atau sering disebut juga dengan SIG (Sistem Informasi Geografi) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja yang sistematis.32 GIS adalah bidang yang berkembang pesat yang menggabungkan pengetahuan dari sejumlah disiplin ilmu. Teknologi ini digunakan dalam pengelolaan sumber daya alam, studi demografi, masalah kesehatan, aplikasi darurat, dan daerah lain yang membutuhkan pemecahan masalah spasial, atau penelitian. Cara kerja GIS yaitu proses nonlinier yang terdiri dari perolehan data, pengolahan, analisis, dan menampilkan data spasial melalui integrasi perangkat lunak, perangkat keras, dan juga sumber daya manusia. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Arc View GIS 3.3 yaitu perangkat lunak yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute) . Saat ini Arc View sudah sampai pada versi 3.3. Dalam software ini masih membutuhkan beberapa perangkat tambahan atau extensions. Fitur ini berfungsi untuk menganalisis dan memproses suatu pekerjaan pengembangan fitur di luar fitur yang disediakan Arc View.33

32 A.R. As-Syakur, Sistem Informasi Geografi, 2014, (mbojo.wordpress.com). 33 Dwi Priyo Ariyanto, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan: Pengantar Aplikasi Arc View 3.3, (Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012), h. 2.

26

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui perubahan lahan Desa Pagedangan adalah sebagai berikut: a. Meregistrasi dan menentukan proyeksi pada peta yang diolah.

Gambar 3.2 Meregistrasi peta Registrasi peta diawali dengan menambahkan peta Desa Pagedangan kemudian melakukan ekstensi dengan menambahkan Register and Transform Tool dalam Available Extentions di menu File-Extentions. b. Mendigitasi peta RBI tahun 1993 dengan menggunakan Arc View GIS 3.3.

Gambar 3.3 Mendigitasi peta Mendigitasi peta dengan menu New Theme dan pilihan Feature Type berbentuk Polygon. Ikuti bentuk tiap bentang lahan sesuai dengan kenampakannya yang tergambar dalam peta RBI tahun 1993.

27

c. Melakukan ekstensi dengan tambahan Geoteknika Indonesia pada softwere Arc View GIS 3.3.

Gambar 3.4 Ekstensi Geoteknika Indonesia d. Mengupdate luas bentang lahan dengan bantuan Geoteknika Indonesia

Gambar 3.5 Mengupdate luas lahan Desa Pagedangan tahun 1993 Mengupdate luas bentang lahan dengan cara mengklik ikon Geoteknika Indonesia yang telah di ekstensi di toolbar Arc View GIS 3.3. e. Menampilkan hasil perhitungan luas bentang lahan pada peta penggunaan lahan Desa Pagedangan tahun 1993.

28

Gambar 3.6 Tampilan tabel luas bentang lahan Tabel luas bentang lahan muncul secara otomatis setelah mengklik ikon tabel di tollbar Arc View GIS 3.3. Untuk mendapatkan total luas bentang lahan secara utuh harus dilakukan perhitungan dengan memindahkan tabel luas ke dalam Microsoft Excel. Setelah dikalikan skala, maka didapatkan luas bentang lahan secara keseluruhan. f. Menghitung luas tiap bentang lahan dari peta penggunaan lahan Desa Pagedangan tahun 1993 dan menuliskannya dalam tabel perbandingan untuk dicari pebedaannya dengan luas penggunaan lahan tahun 2013. g. Menampilkan layout peta penggunaan lahan tahun 1993

Gambar 3.7 Layout peta penggunaan lahan tahun 1993

29

h. Melakukan digitasi untuk pembuatan peta penggunaan lahan tahun 2013

Gambar 3.8 Digitasi peta penggunaan lahan tahun 2013 Mendigitasi peta penggunaan lahan tahun 2013 berdasarkan jumlah luas lahan yang tertulis di profil Desa Pagedangan. Digitasi bentang lahan didasarkan pada hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti. Hasil perhitungan dan penelitian menemukan perbedaan cara pandang masyarakat mengenai jenis-jenis bentang lahan. Maka dalam digitasi peta penggunaan lahan Desa Pagedangan tahun 2013 dilakukan terhadap bentang lahan ladang, semak belukar, lahan kosong, dan pemukiman. i. Mengupdate luas bentang lahan tahun 2013 dengan Geoteknika Indonesia

Gambar 3.9 Mengupdate luas lahan Desa Pagedangan tahun 2013

30

Mengupdate luas bentang lahan tahun 2013 dengan cara yang sama seperti mengupdate luas tahun 1993 yang dilakukan sebelumnya yaitu dengan mengklik ikon Geoteknika Indonesia yang telah di ekstensi di toolbar Arc View GIS 3.3. Perhitungan luas kembali dilakukan dengan memindahkan tabel luas lahan ke dalam Microsoft Excel. Setelah dikalikan skala, maka didapatkan luas bentang lahan secara keseluruhan yang kemudian dimasukkan ke dalam tabel perbandingan untuk dicari pebedaannya dengan luas penggunaan lahan tahun 1993. j. Menampilkan layout peta penggunaan lahan tahun 2013 untuk kemudian dianalisis berdasarkan bentang lahannya.

Gambar 3.10 Layout peta penggunaan lahan tahun 2013 k. Menyajikan data perubahan lahan tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 dengan selisih perubahan tiap bentang lahannya dalam tabel perhitungan.

31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Daerah Penelitian 1. Letak Geografis Desa Pagedangan berada pada koordinat 106⁰ 34’ 25” BT - 106⁰ 39’ 27” BT dan 6⁰ 14’ 37” LS - 6⁰ 20’ 54” LS, yang berbatasan dengan wilayah-wilayah sebagai berikut: 1. Utara : Desa Lengkong Kulon 2. Selatan : Desa Situgadung 3. Barat : Desa Cicalengka 4. Timur : Desa Sampora Secara geografis Desa Pagedangan memiliki letak yang sangat strategis. Desa ini berada di pusat kecamatan dan lintasan jalan utama kecamatan antara dan Tangerang Selatan sehingga memudahkan akses transportasi. Akses menuju Kota Kabupaten, Kota Provinsi, maupun pusat perbelanjaan terbilang sangat baik. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terdapat beberapa pusat perbelanjaan di sekitar Desa Pagedangan, baik itu pusat perbelanjaan modern seperti BSD, Gading Serpong, Summarecon, dan Paramount maupun pusat perbelanjaan tradisional seperti Pasar Serpong, Pasar Legok, Pasar Curug, dan Pasar Parung Panjang. Desa Pagedangan juga menjadi arus alternatif terdekat antar kecamatan yang menghubungkan Kecamatan Legok dan Curug, dengan kecamatan yang ada di Tangerang Selatan. 2. Iklim Keadaan iklim di Desa Pagedangan termasuk dalam regional Kabupaten Tangerang. Temperatur udara rata-rata berkisar antara 21,5ºC sampai 34,1ºC. Temperatur tertinggi pada bulan Oktober dan Desember yaitu 34,4ºC dan temperatur terendah pada bulan Agustus yaitu 20,2ºC. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,9% dan

32

54,5%. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 2,3 km/jam dengan kecepatan maksimum 24 km/jam.34 3. Kondisi Geologi dan Morfologi Desa Pagedangan termasuk dalam Provinsi Banten yang memiliki struktur geologi yang terdiri dari formasi batuan dengan tingkat ketebalan berkisar antara 200-800 meter dan tebal keseluruhan diperkirakan melebihi 3.500 meter. Jenis tanah didominasi oleh latosol dan podsolik merah kuning yang tersebar di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Tangerang. 35 Menurut ketinggiannya, Desa Pagedangan berada pada 32 mdpl dengan hampir seluruh area adalah datar atau morfologi dataran. Hal ini berdampak pada banyaknya bentang lahan sawah tadah hujan. 4. Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Luas Desa Pagedangan secara keseluruhan adalah 464,46 Ha, yang merupakan bagian 10 % dari total luas Kecamatan Pagedangan. Bentang lahan Desa Pagedangan terbagi sesuai dengan penggunaannya. Berdasarkan data yang dimuat di profil Desa Pagedangan tahun 2013, dituliskan bahwa luas ladang 146,56 Ha, lahan kosong seluas 96,50 Ha, sawah 22,40 Ha, dan pemukiman 195 Ha. Perubahan penggunaan lahan terjadi di Desa Pagedangan, terutama dalam 20 tahun terakhir. Alih fungsi lahan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berkaitan satu sama lain. 5. Kondisi Kependudukan Desa Pagedangan terbagi menjadi 4 Kampung atau Rukun Warga yaitu Kampung Tegal, Kampung Pager Haur, Kampung Cicayur 1, dan Perumahan Bumi Puspiptek Asri. Berdasarkan data monografi Desa Pagedangan yang diperbaharui pada tahun 2013 struktur penduduk Desa Pagedangan mengalami perubahan yang tidak begitu signifikan

34 Profil Kabupaten Tangerang, 2014, (tangerangkab.go.id). 35 Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kondisi Geografis Provinsi Banten, 2014, (www.bpkp.go.id).

33

dibandingkan dengan data bulan sebelumnya. Berikut adalah uraian data monografi Desa Pagedangan, Tabel 4.1 Pembagian penduduk Desa Pagedangan bersadarkan umur dan jenis kelamin No. Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 00 - 04 tahun 412 370 782 2. 05 - 09 tahun 497 503 1000 3. 10 -14 tahun 563 551 1114 4. 15 - 19 tahun 567 512 1079 5. 20 - 24 tahun 564 491 1055 6. 25 - 29 tahun 425 426 851 7. 30 - 34 tahun 425 491 916 8. 35 - 39 tahun 410 472 882 9. 40 - 44 tahun 484 505 989 10. 45 - 49 tahun 473 314 787 11. 50 - 54 tahun 243 203 446 12. 55 - 59 tahun 149 104 253 13. 60 - 64 tahun 101 69 170 14. 65 - 69 tahun 51 57 108 15. 70 - 74 tahun 56 34 90 16. 75 tahun keatas 20 26 46 Jumlah 5440 5128 10568 Sumber: Monografi Desa Pagedangan Struktur penduduk Desa Pagedangan berdasarkan jenis kelamin menunjukkan selisih yang tidak begitu jauh. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5.440 jiwa dan perempuan 5.128 jiwa dan total penduduk 10.568 jiwa. Dari komposisi tersebut, berdasarkan umur, struktur penduduk Desa Pagedangan yang terbanyak adalah usia 10-14 tahun sebanyak 1114 jiwa. Sedangkan struktur penduduk yang paling sedikit adalah Penduduk usia 75 tahun keatas yaitu sebanyak 46 jiwa. Desa Pagedangan didominasi oleh penduduk usia produktif. Kepadatan penduk Desa Pagedangan dapat dilihat dengan perhitungan sebagai berikut, Jumlah penduduk : 10.568 Jiwa Luas wilayah : 464,46 Ha

34

Kepadatan Penduduk =

=

= 22,75 jiwa/Ha Hasil perhitungan menunjukkan kepadatan penduduk Desa Pagedangan sebesar 22,75 jiwa/Ha. Dengan total tersebut, Desa Pagedangan termasuk daerah dengan penduduk yang tidak begitu padat. Perhitungan sex ratio juga dapat dilakukan dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebagai berikut, Jumlah penduduk laki-laki = 5.440 Jumlah penduduk perempuan = 5.128

Sex ratio = x 100

=

= 106 % Sex ratio menunjukkan angka 106 yang berarti bahwa, setiap 100 penduduk perempuan di Desa Pagedangan terdapat 106 penduduk laki- laki. Banyaknya usia produktif dalam struktur penduduk berdasarkan umur di Desa Pagedangan berkaitan erat dengan jenis mata pencaharian yang dilakukan. Pembangunan yang dilakukan di sekitar Desa Pagedangan membuka banyak lapangan pekerjaan baru. Sebagian besar masyarakat yang sudah lulus SMA atau SMA lebih memilih untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagian besar dari mereka menjadi karyawan di beberapa bangunan yang baru dibangun di sekitar Desa Pagedangan seperti pusat-pusat perbelanjaan, mini market, atau menjadi buruh pabrik yang juga ada di sekitar kawasan Desa Pagedangan.

35

Berikut adalah pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan mata pencahariannya yang diklasifikasikan berdasarkan Kampung dan jenis pekerjaannya. Tabel 4.2 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Mata Pencaharian

Kampung/ Peg. Peg. Wira- TNI/ Pensiu Da- Jum No. Buruh RW Negeri Swasta swasta Polri Nan gang Lah 1. Tegal 5 786 420 4 3 158 363 1739 Pager 2. 25 835 314 4 5 132 442 1757 Haur 3. Cicayur 1 163 1069 417 11 9 339 532 2540 Bumi 4. Puspitek 423 420 383 10 5 181 311 1733 Asri Jumlah 616 3110 1534 29 22 810 1648 7769 Sumber: Monografi Desa Pagedangan Berdasarkan mata pencahariannya, struktur penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh pegawai swasta dengan jumlah 3.110 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah pensiunan yaitu sebanyak 22 orang. Jenis pekerjaan yang dilakukan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang dimiliki. Dibawah ini adalah tabel pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan tingkat pendidikannya. Tabel 4.3 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan tingkat pendidikan Kampung/ D D S Jum- No SD SMP SMA D I S 1 S3 RW II III 2 lah 1. Tegal 472 401 678 16 11 24 40 10 - 1652 2. Pager Haur 478 477 589 25 8 32 32 8 - 1649 3. Cicayur I 895 934 790 18 12 45 60 12 1 2766 Bumi 4. Puspiptek 688 458 1012 43 42 89 112 25 2 2469 Asri Jumlah 2533 2270 3069 102 73 190 244 55 3 8539

Sumber: Monografi Desa Pagedangan Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh lulusan SMA atau sederajat yaitu sebanyak 3.069 orang dan yang paling sedikit adalah jenjang pendidikan S2 yaitu sebanyak 55 orang. Sedikitnya lulusan S3 atau Doktor yang hanya 3 orang dalam

36

struktur penduduk dapat diakibatkan oleh dua kemungkinan. Yang pertama adalah karena kurangnya pembaharuan struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikannya. Yang kedua adalah karena tidak banyak penduduk Desa Pagedangan yang bisa mencapai pendidikan tinggi sampai S3. Dua kemungkinan tersebut mempengaruhi jumlah penduduk dan lulusan pendidikannya. Tabel 4.5 ini menunjukkan bahwa masih sedikit masyarakat yang mencapai pendidikan tinggi di Desa Pagedangan. Seiring dengan pembangunan yang terjadi, keberagaman masyarakat mulai terjadi di Desa Pagedangan. Penduduk desa yang sebelumnya adalah masyarakat tradisional dengan hampir seluruhnya beragama islam kini mulai berdampingan dengan masyarakat pendatang dari berbagai daerah di Indonesia. Berdasarkan agama yang diyakini oleh masyarakat Desa Pagedangan, dibawah ini adalah tabel klasifikasi penduduk berdasarkan agama, Tabel 4.4 Pembagian penduduk Desa Pagedangan berdasarkan Agama Kampung/ Protes Ka No Islam Budha Hindu Konghucu Jumlah RW Tan tholik 1. Tegal 1247 68 22 11 54 10 1412 2. Pager Haur 1840 20 16 10 1 11 1898 3. Cicayur 1 3395 21 15 14 5 15 3465 Bumi 4. Puspiptek 3592 123 39 16 6 17 3793 Asri Jumlah 10074 232 92 51 66 53 10568 Sumber: Monografi Desa Pagedangan Berdasarkan agama, struktur penduduk Desa Pagedangan didominasi oleh pemeluk agama islam yaitu sebanyak 10.101 orang, sedangkan yang paling sedikit adalah pemeluk agama budha yaitu sebanyak 51 orang. Angka pemeluk agama budha tidak jauh dengan jumlah penduduk yang memiliki kepercayaan konghucu, yaitu sebanyak 53 orang. Pembangunan yang terjadi di Desa Pagedangan juga berhubungan erat dengan keluar masuknya penduduk. Perpindahan penduduk dari

37

suatu daerah ke daerah lain untuk menetap mempengaruhi struktur penduduk. Berdasarkan keterangan yang disampaikan staf Desa Pagedangan didapatkan bahwa perbandingan penduduk yang datang dan penduduk yang keluar tidak begitu signifikan. Adanya penduduk datang dikarenakan di Desa Pagedangan mulai dibangun perumahan-perumahan, sementara itu adanya penduduk keluar dikarenakan beberapa lahan yang digunakan untuk pembangunan perumahan juga menggusur beberapa pemukiman penduduk asal.

B. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah penelitian ini, yaitu mengenai faktor pendorong perubahan penggunaan lahan dan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun sejak 1993 sampai tahun 2013. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh para peneliti lain, penelitian ini memiliki perbedaan dan juga pengembangan yang cukup banyak. Dibandingkan dengan tesis yang ditulis oleh Rosnila tentang Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok) kurun waktu 1991- 2001, penelitian yang dilakukan penulis memiliki kurun waktu yang lebih lama yaitu tahun 1993 sampai dengan tahun 2013. Berbeda dengan daerah penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya diatas, penulis melakukan penelitian di daerah Kabupaten Tangerang. Cakupan wilayah studi kasus penelitian yang lebih luas terdiri dari sifat fisik atau kondisi alam dan manusia atau kondisi sosial. Penulis juga memaparkan hasil analisis observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang mengacu pada teori McNeill yaitu kajian aspek ekonomi, politik, demografi, dan budaya.

38

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh penulis maka hasil penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut, 1. Faktor Pendorong Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993-2013 Perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan terjadi secara bertahap. Hal ini didasari karena perkembangan zaman seiring dengan kemajuan teknologi dan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Peralihan masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri juga menjadi salah satu indikator pendukung tata wilayah dan penggunaan lahan untuk pembangunan segala fasilitas umum yang masyarakat. Berpatokan pada teori McNeill yang menyatakan bahwa perubahan penggunaan lahan didorong oleh empat faktor yaitu politik, ekonomi, demografi, dan budaya maka penulis melakukan penelitian mengenai aplikasi teori ini di Desa Pagedangan. Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi yang telah dilakukan penulis maka hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor- faktor pendorong perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 1993 sampai dengan tahun 2013 dapat diuraikan sebagai berikut, a. Aspek Politik Di Desa Pagedangan aspek politik tidak begitu berperan banyak dalam perubahan penggunaan lahan, terutama dalam lingkup pemerintahan tingkat Desa. Kepala Desa tidak mengatur daerah mana saja yang boleh dijadikan wilayah proyek pembangunan perusahaan real estate. Dalam hal ini yang memiliki peran besar mengenai pembangunan di wilayah Desa Pagedangan adalah PT. Bumi Serpong Damai (BSD), yang bekerja sama juga dengan Summarecon, Sinar Mas, dan Parramount. Keterangan perihal kebijakan ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Desa Pagedangan, Ahmad Anwar,

39

Tidak ada kebijakan khusus yang diberlakukan. Alih fungsi lahan terjadi karena tersedianya lahan di tangan para pengembang. Sedangkan pemilik lahan yaitu masyarakat sendiri memiliki hak penuh atas tanah-tanah mereka. Jika masyarakat sepakat dan bersedia menjual tanah mereka ke PT. BSD tentu saja pengembang akan melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar untuk melakukan perluasan daerah pembangunannya. Tidak ada campur tangan pemerintah desa atau kecamatan dalam hal jual- beli tanah, semua itu tergantung pada para pemilik tanah apakah akan mempertahankan atau menjual tanahnya.36

Setiap developer memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan pendekatan secara persuasif kepada masyarakat Desa Pagedangan. Alih fungsi lahan terjadi setelah lahan berpindah tangan dari penduduk asli ke tangan developer. Sementara itu tidak ada kebijakan khusus yang mengatur apakah masyarakat boleh menjual tanah mereka atau tidak, karena jual beli tanah adalah hak pemilik tanah. Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari Staf yang bekerja di PT. BSD diketahui bahwa PT. BSD membagi daerah pengembangannya menjadi 7 blok. Wilayah proyek pembangunan PT. BSD ini diungkapkan oleh Admin, Wilayah proyek pembangunan PT. BSD di Kecamatan Pagedangan yaitu Desa Lengkong Kulon dan Desa Pagedangan. Sementara itu untuk Kecamatan sebelahnya adalah Desa Sampora, Situgadung, dan Kadusirung. Proyek yang sedang dibangun dintaranya Mall AEON, Convention Center, dan jalur tol BSD – .37

Terdapat beberapa wilayah yang tidak masuk dalam proyek pembangunan PT. BSD. Wilayah tersebut disebut garis hitam oleh para developer sehingga tanah-tanah di daerah tersebut tidak diperuntukkan bagi perluasan wilayah pembangunan PT. BSD. Beberapa wilayah dipertahankan untuk dijadikan desa wisata di tengah modernisasi kota yang menjadi daya tarik bagi para pendatang yang menempati perumahan-perumahan yang dibangun developer.

36 Ahmad Anwar, Kepala Desa Pagedangan, (28 Oktober 2014), Lampiran C.1, h.71. 37 Admin, Staf PT.BSD, (1 November 2014), Lampiran C.10, h.89.

40

Berikut keterangan yang disampaikan oleh Deden Sutisna Wijaya, salah satu staf yang sudah bekerja pada PT. BSD sejak tahun 1984 sebagai pengawas pembebasan lahan. Karena saya bekerja sebagai pengawas pembebasan lahan yang bertugas melayani masyarakat yang akan menjual tanahnya. Banyak daerah yang dijadikan wilayah proyek pembangunan PT. BSD. Perluasannya sampai daerah Rumpin, Bogor. Di Kecamatan Pagedangan sendiri ada beberapa tempat, diantaranya daerah blok 3 salah satunya, daerah ini merupakan pusat Kecamatan Pagedangan dan akan dikembangkan oleh pemerintah Desa Pagedangan menjadi Desa Wisata. Selanjutnya ada lengkong kiyai yang akan dilestarikan sebagai daerah bersejarah, dan juga beberapa daerah yang dikhususkan sebagai tempat relokasi bagi warga-warga yang tergusur rumahnya. Beberapa daerah tersebut tidak akan diganggu-gugat oleh PT. BSD.38

Sementara itu bentuk-bentuk kerja sama lainnya yang dilakukan Desa Pagedangan dengan PT. BSD, diungkapkan oleh Kepala Desa Pagedangan, Ahmad Anwar, adalah sebagai berikut, Kerja sama yang dilakukan antara Desa Pagedangan dengan PT. BSD cukup baik. Dalam beberapa kegiatan sosial PT. BSD biasanya ikut berpartisipasi. Misalnya ketika hari raya idul fitri, mereka akan membagi-bagikan THR, atau pada saat idul adha juga ikut menyumbang beberapa hewan kurban. Desa Pagedangan juga bisa mengirimkan proposal bantuan dukungan dana, biasanya mereka akan memberikan bantuan. Untuk di kantor desa sendiri, ada beberapa barang-barang pemberian dari PT. BSD seperti komputer atau alat-alat pendukung kerja staf desa.39

Kerja sama yang dilakukan pemerintah desa dengan para developer juga hanya sebatas kerja sama sosial berupa donasi atau partisipasi perusahaan dalam kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan di Desa Pagedangan. Sejauh ini belum ada kegiatan khusus untuk pembangunan yang dilakukan di Desa Pagedangan dengan para developer. Desa Pagedangan menduduki peringkat keempat sebagai Desa Terbaik di tingkat nasional membuat pemerintah Desa juga bekerja keras untuk membangun desa dan mensejahterakan

38 Deden Sutisna Wijaya, Staf PT.BSD, (1 November 2014), Lampiran C.9, h.87. 39 Ahmad Anwar, Kepala Desa Pagedangan, (28 Oktober 2014), Lampiran C.1, h.72.

41

masyarakatnya. Misi Desa Pagedangan untuk menjadi Desa wisata di tengah kemajuan kota nampaknya akan segera terwujud karena kerja keras dari seluruh elemen masyarakat yang bahu-membahu untuk mencapai tujuan tersebut. b. Aspek Ekonomi Perubahan penggunaan lahan juga didukung oleh aspek ekonomi. Peningkatan pendapat perkapita dan kebutuhan penduduk akan tempat tinggal membuat para developer berlomba-lomba untuk membangun tempat hunian, fasilitas umum, serta pusat bisnis dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan. Salah satu pusat bisnis yang masih dalam proses pengerjaan adalah Foresta Business Loft yang dibangun di sekitar perumahan elite Foresta. Proyek erumahan ini mulai dikerjakan pada tahun 2009 dan sekarang sudah hampir seluruh rumah dihuni oleh masyarakat dari berbagai daerah. Berikut adalah gambar yang dapat menjunjukkan perbandingan mengenai perubahan penggunaan lahan yang terjadi. Bangunan ini didirikan di atas lahan yang termasuk ke dalam Kampung Pager Haur pada tahun 2013 dengan mengkonversi lahan kosong menjadi fasilitas umum,

Gambar 4.1 Lahan Kosong

42

Gambar 4.2 Foresta Business Loft Dari foto yang ditunjukkan di atas, dapat terlihat dengan jelas perubahan yang terjadi terhadap peruntukkan lahan di Kampung Pager Haur. Gambar 4.1 dambil pada tahun 2013 dan Gambar 4.2 diambil pada tahun 2014. Dalam waktu satu tahun, pembangunan sudah semakin luas terjadi. Pembangunan ini didukung juga oleh masyarakat yang menjual tanahnya pada PT. BSD, dan tanah-tanah tersebut dijadikan sebagai daerah-daerah proyek pembangunan PT. BSD. Karena faktor ekonomi juga lah masyarakat Desa Pagedangan menjual lahan mereka, baik itu sawah, ladang, bahkan rumah yang mereka tinggali juga. Pekerjaan sebagai petani yang dinilai tidak bisa mendukung kehidupan keluarga secara maksimal membuat masyarakat Desa Pagedangan lebih memilih untuk menjual lahan mereka, berpindah tempat tinggal ke desa lain dan memilih kehidupan yang baru dengan rencana-rencana usaha yang sudah dipikirkan sebelumnya. Tapi selain menjual lahan-lahan mereka, beberapa penduduk justru mempertahankannya. Harga tanah di Desa Pagedangan juga mulai naik, karena hal inilah H. Kutab pemilik lahan yang sebelumnya masih bertani, kini mendapatkan penghasilan dari sewa tanah dan kontrakannya.

43

Keadaan sekarang sangat berbeda dari sebelumnya. Desa Pagedangan sudah sangat maju, dulu kalau mencari pekerjaan harus pergi ke Jakarta. Sekarang banyak orang dari daerah-daerah yang datang ke sini untuk bekerja. Kalau saya pribadi yang sebelumnya masih bertani sekarang hanya menunggu bayaran sewa kontrakan. Kadang-kadang kalau sedang ingin pergi ke kebun, saya Tanami pohon pisang di pekarangan belakang rumah. Dulu mencari uang sulit, sekarang lebih mudah. Fasilitas kesehatan juga lebih memadai. Sampai saat ini saya masih memilih untuk mempertahankan lahan-lahan milik saya, karena lebih bermanfaat. Kalau dijual, kepemilikan akan terputus. Memang uangnya lebih besar, tapi cara pemanfaatannya akan diputus juga. Kalau hak miliknya masih saya yang memegang, maka lahan-lahan milik saya juga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.40

Keterangan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan juga oleh H. Murpah selaku pemilik lahan yang juga merasakan perubahan cara pandangnya terhadap lahan kosong. Sejak dulu, lahan kosong di sekitar rumah sudah lumayan luas, sampai di pinggir jalan raya juga. Sebagian besar adalah peninggalan orang tua. Kalau zaman dulu, lahan kosong ya dibiarkan saja kosong dan ditumbuhi semak. Kalau sedang ada biaya dan ada tenaga ya dijadikan ladang dan ditanami. Tapi sekarang lahan kosong di sekitar rumah sudah disewakan. Lahan kosong di pinggir jalan raya dibangun jadi toko-toko yang bisa dikontrakan. Seperti ini lebih enak, tidak capek, tapi dapat penghasilan dari sewa tanah dan kontrakan. Jadi daripada dijual, saya lebih memilih untuk mempertahankan lahan-lahan saya.41

Kondisi perekonomian masyarakat Desa Pagedangan terbilang cukup baik. Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran yang tidak begitu tinggi. Dengan dilakukannya pembangunan di berbagai sektor seperti industri dan juga pusat-pusat perbelanjaan atau mall membuat banyak terbukanya lapangan pekerjaan baru. Masyarakat lulusan SMA, SMK, atau sederajat yang merupakan usia produktif lebih memilih untuk mencari pekerjaan dibandingkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

40 Kutab, Pemilik Lahan, (30 Oktober 2014), Lampiran C.5, h.80. 41 Murpah, Pemilik Lahan, (30 Oktober 2014), Lampiran C.5, h.81.

44

Berikut penuturan Nida, masyarakat pendatang di Desa Pagedangan yang suaminya bekerja sebagai karyawan di Pabrik yang ada di sekitar Desa Pagedangan, Sekarang ini sedang dilakukan pembangunan di mana-mana, sebentar lagi Desa Pagedangan sudah jadi kota. Kalau di tanya mengenai pendapat, saya memanfaatkan saja perubahan positif yang terjadi di Desa Pagedangan. Sekarang transportasi lebih mudah, mau pergi kemana saja terasa lebih dekat. Tempat rekreasi juga sudah mudah dijangkau, apalagi mall-mall yang bisa didatangi sekedar untuk cuci mata. Kalau dampak negatifnya belum terasa. Semoga tidak ada dampak negatifnya.42

Jalur transportasi menjadi pendukung mobilitas penduduk dan mempermudah kegiatan masyarakat. Didirikannya pusat-pusat perbelanjaan juga mempengaruhi kegiatan masyarakat Desa Pagedangan. Selain membuka lapangan pekerjaan baru, mall-mall tersebut juga menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat untuk mendapatkan hiburan yang mudah. Daerah terdekat dengan ibu kota Jakarta seperti Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi menjadi perluasan pusat pemerintahan dan perekonomian di Indonesia. Para pendatang yang berasal dari berbagai daerah beramai-ramai mendatangi kota-kota tersebut untuk mencari pekerjaan dan berharap bisa mendapatkan peruntungan untuk kehidupan yang lebih baik. c. Aspek Demografi Pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi membuat kebutuhan akan lahan tempat tinggal juga meningkat tajam. Jika kedua aspek ini tidak bisa diseimbangkan maka akan muncul daerah-daerah kumuh di pinggiran sungai, kolong jembatan, tempat pembungan sampah, atau bahkan tempat pemakaman umum. Kesenjangan sosial yang terjadi terutama di ibu kota memang belum bisa dicarikan solusi yang paling tepat. Pemerintah sudah melakukan usaha mulai dari pembatasan

42 Nida, Penduduk Pendatang, (31 Oktober 2014), Lampiran C.7, h.84.

45

urbanisasi sampai penertiban pengemis di ibu kota, namun hasilnya belum terlihat baik. Perpindahan penduduk mempengaruhi struktur penduduk dalam suatu daerah, begitupun yang terjadi di Desa Pagedangan. Pembangunan perumahan oleh perusahaan real estate menarik para pendatang. Dalam hal ini, struktur penduduk harus diperbaharui setiap bulan. Laporan penduduk masuk dan penduduk yang keluar dari Desa Pagedangan menunjukan perubahan yang cukup banyak dari tahun ke tahun. Terutama sejak perumahan-perumahan selesai dibangun dan mulai ditinggali. Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari Nida, salah satu masyarakat Desa Pagedangan. Sebelumnya saya tinggal bersama orang tua di Kampung Kampung Sawah, Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan. Pindah ke sini mengikuti suami, sejak tahun 2013. Kebetulan tinggalnya berdempetan dengan rumah mertua. Suami saya bekerja di pabrik, sebagai karyawan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup berdua masih bisa, karena kita juga belum punya anak. Rumah yang ditinggali juga dibuatkan oleh mertua. Hasil menjual sawah di tempat tinggal sebelumnya, kemudian pindah ke sini dan membuat tempat tinggal yang baru. Sebelumnya saya tinggal dengan orang tua saya yang bekerja sebagai petani. Saat ini, kedua orang tua juga sudah pindah ke Desa lain, di Kampung Kandang, Desa Situ Gadung, masih satu Kecamatan Pagedangan. Kalau mertua saya setelah menjual sawahnya sekarang pergi ke Kalimantan, bekerja sebagai mekanik di bengkel. Ya, setelah banyak perubahan yang terjadi pada Desa Pagedangan, kehidupan juga berubah.43

Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa selain di Desa Pagedangan, masyarakat juga mencari pekerjaan sampai ke luar daerah. Setelah menjual sawah-sawahnya, masyarakat yang tidak bisa bertani lagi mulai mencari peruntungan di daerah lain demi menghidupi keluarganya. Sebagian penduduk Desa Pagedangan yang menjual lahan mereka harus pindah ke tempat lain. Sementara itu para penduduk dari

43 Nida, Penduduk Pendatang, (31 Oktober 2014), Lampiran C.7, h.83.

46

berbagai daerah justru berdatangan untuk menempati hunian-hunian yang baru saja selesai di bangun. Hal ini tentu juga mempengaruhi struktur penduduk Desa Pagedangan. Keterangan mengenai perubahan struktur penduduk yang terjadi di masyarakat akibat perubahan penggunaan lahan dapat diketahui dari pernyataan yang diungkapkan oleh Firman Maulana, staf bagian kependudukan Desa Pagedangan, Dari data penduduk masuk dan penduduk keluar bisa dilihat berapa banyak penduduk yang melakukan migrasi. Tapi jika dibandingkan penduduk yang datang lebih banyak daripada penduduk yang keluar, karena pembangunan yang dilakukan oleh pengembang adalah pembangunan daerah perumahan sehingga penduduk pendatang dari berbagai daerah bermukim di sini. Pendataan mata pencaharian penduduk juga seharusnya dilakukan setiap bulan. Tapi terkadang pihak desa memperbaharui data tersebut dalam waktu beberapa bulan sekali. Seiring perubahan desa dari agraris menjadi industri, maka mata pencaharian masyarakat juga berubah dari petani ke pekerjaan lainnya. Sehingga berubah pula status sosial dan interaksi sosial yang terjadi didalamnya.44

Dalam keterangan yang ditulis di atas, dapat diketahui bahwa aspek demografi seperti perubahan struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, dan mata pencaharian, juga terus berubah seiring dengan keluar masuknya masyarakat di Desa Pagedangan. d. Aspek Budaya Bersamaan dengan perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. Beberapa kebiasaan masyarakat juga berubah cukup banyak. Pekerjaan sebagai petani yang sebelumnya mendominasi kini mulai hilang. Perubahan prilaku dirasakan terjadi pada masyarakat. Tingkat hedonism yang meningkat mulai terasa ketika pembangunan pusat-pusat perbelanjaan modern seperti mall atau pusat-pusat hiburan lainnya. Masyarakat usia muda baik

44 Firman Maulana, Staf Desa Pagedangan, (31 Oktober 2014), Lampiran C.7, h.84.

47

perempuan atau laki-laki juga berusaha mendapatkan pekerjaan di tempat yang dianggap nyaman, yaitu di kota. Kebiasan-kebiasaan lama yang mulai ditinggalkan dan kebiasaan baru yang mulai dilakukan. Peralihan dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri, atau peralihan dari Desa ke Kota membuat perubahan kebiasaan tersebut terjadi. Banyak perbedaan yang terasa, dibandingkan dengan zaman dulu, sekarang banyak hal yang berubah. Seperti yang diungkapkan oleh Lia, masyarakat Desa Pagedangan. Perubahan yang terjadi tidak begitu terasa, tapi kalau di pikir- pikir baru dirasa ada beberapa hal yang sebelumnya dilakukan sekarang sudah tidak dilakukan lagi. Contohnya dulu ketika masih kecil, saya bisa bermain di sawah, membatu orang tua menggarap sawah. Anak-anak saya sekarang sudah main di depan komputer, bermain game online.45

Perubahan yang dirasakan khususnya oleh petani, berhubungan dengan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Andi, petani di Desa Pagedangan, Dulu saya masih bertani, bangun pagi-pagi sekali untuk ke sawah. Rutinitas setiap pagi selalu sama, kalau padi sudah mau panen kadang juga harus menjaga sawah dari hama burung-burung. Sekarang sudah tidak ada sawah, ya tinggal ladang milik orang lain yang dikerjakan. Dulu memang mendapatkan apa-apa sulit, sekarang semakin gampang.46

Untuk masalah sandang dan papan, mungkin zaman dulu lebih sulit daripada sekarang. Tapi zaman dulu untuk mendapatkan pangan justru lebih mudah. Keberadaan kebun dan ladang di sekitar rumah membuat masyarakat dengan mudah mendapatkan bahan makanan. Hal ini diungkapkan oleh Suanih, masyarakat Desa Pagedangan. Dulu mendapatkan apapun mudah, tinggal pergi ke ladang di belakang rumah. Untuk makan juga tinggal mengolah apa yang ada di ladang. Kalaupun tidak punya lahan untuk ditanami, biasanya tetangga yang memberikan bahan makanan. Kalau sekarang sudah tidak ada lahan yang bisa ditanami. Tapi sekarang

45 Lia, Penduduk Pendatang, (31 Oktober 2014), Lampiran C.8, h.86. 46 Andi, Petani, (29 Oktober 2014), Lampiran C.3, h.76.

48

ada tukang sayur yang lewat di depan rumah, berbeda dengan dulu yang harus pergi ke pasar untuk belanja.47

Status sosial juga termasuk dalam aspek budaya. Dalam hal ini perubahan dari pertanian ke industru membuat para petani yang menjadi kayawan apakah merasa lebih baik atau justru tidak. Pola interaksi sosial yang sebelumnya dibangun kini berubah seiring dengan banyaknya perubahan lingkungan hidup yang bisa dirasakan sehari-hari. Nilai dan norma dalam masyarakat juga mulai berubah. Dulu, hal yang dianggap tabu dan asing, kini mulai dianggap biasa. Masyarakat Desa Pagedangan termasuk dalam masyarakat yang maisih sangat menjunjung tinggi nilai dan norma. Tapi sebagian hal dulu mungkin tidak bisa diterima sama sekali kini mulai diperlakukan lebih demokratis. Perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun, dimulai sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 terjadi secara bertahap diikuti oleh perubahan-perubahan ekonomi, sosial dan budaya dalam masyarakat.

2. Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993-2013 Hasil digitasi peta rupa bumi Indonesia tahun 1993 yang didapat dari Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional), dengan program Arc View GIS 3.3 bentang lahan Desa Pagedangan dapat dilihat pada gambar 4.3. Dari peta tersebut Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan ekstensi Geoteknika Indonesia dalam program Arc View GIS 3.3 dapat diperoleh luas ladang sebanyak 80,20 Ha, kebun 70,26 Ha, semak belukar 52 Ha, lahan kosong 54 Ha, sawah 144 Ha, dan pemukiman 64 Ha.

47 Suanih, Petani, (29 Oktober 2014), Lampiran C.4, h.77.

49

50

Alih fungsi lahan di Desa Pagedangan dimulai saat memasuki tahun 2000, namun perubahan secara besar-besaran dimulai sejak tahun 2008 saat para pengembang memulai kegiatan mereka membangun proyek- proyek besar yang sudah dipersiapkan dalam master plan pembangunan. Developer yang paling berpengaruh dalam alih fungsi lahan di Desa Pagedangan adalah PT. Bumi Serpong Damai atau yang sering disebut sebagai PT. BSD. Proyek pengerjaan PT. BSD diantaranya adalah Kecamatan Serpong, Kecamatan Legok, Kecamatam , dan Kecamatan Pagedangan. Dan sampai sekarang perluasan daerah proyek pembangunannya semakin meluas.48 Banyak faktor pendorong yang menyebabkan alih fungsi lahan terjadi di Desa Pagedangan. Dalam kurun waktu 20 tahun, penggunaan lahan di Desa Pagedangan menunjukkan perubahan yang signifikan. Alih fungsi lahan dari satu penggunaan ke penggunaan lainnya menyebabkan luas bentang lahan dan peruntukannya berubah. Berdasarkan data monografi yang didapat dari pemerintahan Desa Pagedangan dituliskan bahwa peruntukan bentang lahan sebagai ladang seluas 146,56 Ha, lahan kosong 96,50 Ha, sawah 22,40 Ha, dan pemukiman 195 Ha, jumlah keseluruhan adalah 460,46. Sementara itu, berdasarkan hasil digitasi dan perhitungan luas menggunakan Geoteknika Indonesia dalam program Arc View 3.3, didapatkan tambahan luas sebanyak 4 Ha untuk bentang lahan semak belukar sehingga luas bentang lahan menjadi 464,46, sesuai dengan luas keseluruhan Desa Pagedangan dalam data Badan Pusat Statistik dan data monografi Desa. Digitasi yang dilakukan terhadap peta RBI untuk membuat peta penggunaan lahan tahun 2013 adalah berdasarkan data profil desa serta monografi, observasi, dokumentasi dan wawancara. Penulis meneliti daerah mana saja dan seberapa banyak perubahan yang terjadi. Setelah dilakukan update luas dengan Geoteknika Indonesia, penggunaan lahan Desa Pagedangan tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 4.4.

48 Sejarah dan Profil Singkat BSDE, 2014, (www.britama.com).

51

52

Perubahan penggunaan lahan Desa Pagedangan terlihat dari perbedaan warna yang tampak pada peta tahun 1993 dan tahun 2013. Perbandingan luas bentang lahan tahun 1993 dan tahun 2013 dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini, Tabel 4.5 Penggunaan lahan Desa Pagedangan Luas (Ha) Jenis Lahan 1993 2013 Ladang 80,20 146,56 Kebun 70,26 - Semak Belukar 52 4 Lahan kosong 54 96,50 Sawah 144 22,40 Pemukiman 64 195 Total 464,46 464,46 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2014 Dari tabel tersebut, terdapat berbedaan bentang lahan dengan luasannya. Pada tahun 1993 luas ladang 80,20 Ha dan luas kebun 70,26 Ha. Sementara di tahun 2013 luas ladang bertambah menjadi 146,56 Ha sedangkan kebun sama sekali tidak ada. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa cara pandang masyarakat terhadap ladang dan kebun adalah sama. Padahal sebenarnya dalam peta RBI, bentang lahan ladang dan kebun dipisahkan dengan legenda dalam peta yang juga berbeda. Warna kuning untuk ladang dan hijau untuk kebun. Jika dilihat dari pengertiannya, ladang adalah sebutan untuk lahan pertanian yang diolah tanpa sistem pertanian dan dapat bersifat sementara atau berpindah- pindah. Ladang merupakan alih fungsi lahan dari penggunaan sebelumnya. Contohnya adalah hutan yang ditebang atau semak belukar yang dirubah menjadi ladang.49 Sementara itu pengertian kebun dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sebidang tanah yang ditanami pohon musiman, seperti buah-buahan dan sebagainya.50 Perbedaan ladang dengan kebun berdasarkan awal mula penggunaannya. Ladang

49 Pengertian Ladang, 2014, (educ4study.com). 50 Kebun, 2014, (kbbi.web.id).

53

adalah alih fungsi dari hutan atau semak belukar yang diolah, sementara kebun sejak awalnya sudah diperuntukkan sebagai kebun dan masih dipergunakan sebagai kebun. Setelah dilakukan penyelarasan dalam perspektif bentang lahan yang dihitung selisihnya dalam penelitian ini, maka diperoleh presentase perubahan lahan yang terjadi pada ladang, semak belukar, lahan kosong, sawah, dan pemukiman. Berikut adalah tabel perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. Tabel 4.6 Perubahan Penggunaan lahan Desa Pagedangan Luas (Ha) Jenis Lahan 1993 2013 Selisih Perubahan Ladang 150,46 146,56 - 3,7 Berkurang 2,45 % Semak Belukar 52 4 - 48 Berkurang 92,3 % Lahan kosong 54 96,50 + 42,5 Bertambah 78,7 % Sawah 144 22,40 - 121,8 Berkurang 84,4 % Pemukiman 64 195 + 131 Bertambah 204,6 % Total 464,46 464,46 Sumber: Hasil Penelitian tahun 2014 Pada tahun 1993 luas ladang adalah 150,46 Ha sedangkan pada tahun 2013 146,56 Ha. Ini berarti dalam 20 tahun ladang berkurang 3,7 Ha atau menurun sebanyak 2,45 %. Berkurangnya luas ladang yang tidak begitu signifikan ini bukan berarti daerah peruntukan ladang adalah wilayah yang sama. Pembukaan lahan baru seperti semak belukar atau persawahan juga mempengaruhi jumlah luas ladang di Desa Pagedangan. Luas semak belukar pada tahun 1993 adalah 52 Ha, sedangkan pada tahun 2013 seluas 4 Ha. Luas semak belukar berkurang 92,3 % atau setara dengan 48 Ha. Hal ini adalah wajar mengingat keberadaan lahan saat ini sudah mulai dimaksimalkan penggunaannya. Karena tingkat kebutuhan yang semakin tinggi, pembukaan lahan baru bisa dilakukan dengan mengolah semak menjadi ladang. Kebiasaan masyarakat desa yang masih tradisional adalah memanfaatkan ladang untuk ditanami dan hasilnya bisa dijual, atau minimal bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

54

Lahan kosong di Desa Pagedangan juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 1993 luas lahan kosong sebesar 54 Ha, sedangkan tahun 2013 adalah 96,50 Ha. Dengan selisih 42,5 Ha, luas lahan kosong bertambah 78,7 %. Pengurugan sawah dan pembabadan semak belukar menambah angka untuk jumlah luas lahan kosong. Alih fungsi kebun karet yang berada di sekitar Bumi Puspiptek Asri juga menyumbang cukup banyak angka untuk pertambahan jumlah luas lahan kosong. Dalam waktu beberapa tahun ke depan, kemungkinan besar lahan-lahan kosong ini sudah berubah menjadi perumahan, atau fasilitas umum yang menjadi kebutuhan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk ditengah peralihan Desa ke Kota. Alih fungsi lahan persawahan memang terbilang sangat besar di Desa Pagedangan. Pada tahun 1993 luas sawah adalah 144 Ha, sedangkan pada tahun 2013 luasnya adalah 22,40 Ha. Luas sawah berkurang sebanyak 121,8 Ha atau setara dengan 84,4 % dari sebelumnya. Penurunan luas ini dikarenakan lahan sawah di Desa Pagedangan dikonversi sebagai peruntukkan lain. Puluhan hektar sawah yang berada di sepanjang jalan raya yang melewati kampung Cicayur 1 dijual oleh para pemiliknya karena aktivitas pertanian yang mulai menurun di Desa Pagedangan. Sebagian sawah-sawah diurug dengan tanah. Karena letaknya yang strategis berada di pinggiran jalan raya, maka mulai banyak orang yang mendirikan jajaran pertokoan di sepanjang jalan desa. Perubahan lahan yang paling besar terjadi pada pemukiman. Data tahun 1993 menunjukkan bahwa luas pemukiman sebesar 64 Ha sedangkan pada tahun 2013 luas pemukiman meningkat tinggi menjadi 195 Ha, dengan bertambahkan luas sebesar 131 Ha atau setara dengan 204,6 % dari luas sebelumnya. Jumlah peningkatan yang cukup besar ini adalah angka yang wajar mengingat dalam kurun waktu 20 tahun Desa Pagedangan berkembang pesat dari masyarakat pertanian menuju masyarakat industri. Pembangunan perumahan di wilayah Desa Pagedangan secara langsung memberikan dampak yang meluas.

55

Pertambahan jumlah penduduk terjadi karena banyaknya masyarakat pendatang dari berbagai daerah untuk menjadi wilayah Desa Pagedangan sebagai tempat tinggal. Perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada setiap bentang lahan memang memiliki perbedaan dari penurunan dan peningkatan. Perubahan sejak tahun 1993 samppai dengan tahun 2013 dapat digambarkan dalam laju perubahan penggunan lahan pada grafik dibawah ini,

Laju Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993 - 2013 250

200 Ladang

150 Semak Belukar Lahan Kosong 100 Luas Luas (Ha) Sawah 50 Pemukiman

0 1993 1998 2003 2008 2013

Gambar 4.5 Grafik Laju Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Tahun 1993-2013 Bentang lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun dimulai sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 2013 menujukkan perubahan yang signifikan. Hal ini terjadi karena faktor pendorong yang saling berkaitan satu sama lain. Pada tahun 1993 luas ladang, kebun dan sawah mendominasi Desa Pagedangan dengan jumlah yang cukup besar, hal ini mengindikasikan bahwa 20 tahun yang lalu Desa Pagedangan merupakan daerah pertanian dengan sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani. Perkebunan karet dan kina juga pernah menjadi bagian dari bentang lahan di Desa Pagedangan, tepatnya di Bumi Puspiptek Asri dan sebagian wilayah Desa Sampora, Kecamatan Serpong. Bumi Puspistek Asri adalah

56

perumahan yang dibangun pada tahun 1994 dengan meratakan perkebunan karet dan kina. Dimulai dari perumahan inilah para pendatang dari berbagai daerah akhirnya memilih Desa Pagedangan sebagai tempat tinggal. Penduduk yang pindah berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta pulau Sumatera dan Sulawesi mulai berdatangan untuk mencari peruntungan di ibu kota. Desa Pagedangan yang berada di Kabupaten Tangerang merupakan daerah lingkar terdekat dengan ibu kota Jakarta sebagai pusat perekonomian terbesar di Indonesia.

57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dituliskan sebelumnya. Penulis menarik dua kesimpulan dari hasil penelitian yaitu, 1. Faktor-faktor pendorong perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan dalam kurun waktu 20 tahun, dimulai sejak tahun 1993 sampai tahun 2013, dari aspek politik yaitu peraturan pemerintah desa terkait dengan jual beli tanah dan peraturan penggunaan tanah untuk proyek-proyek pembangunan. Aspek ekonomi yang berkaitan erat dengan pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi dan meningkatnya kebutuhan penduduk, serta perubahan masyarakat pertanian menjadi masyarakat industri. Aspek demografi berhubungan dengan migrasi penduduk, perubahan struktur penduduk serta peralihan dari desa ke kota. Aspek budaya yaitu perubahan kebiasaan atau prilaku, status sosial, pola interaksi, serta nilai dan norma dalam masyarakat. 2. Perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan terhitung cukup signifikan. Luas ladang yang sebelumnya berjumlah 150,46 Ha kini menjadi 146,56 Ha dengan selisih 3,7 Ha atau berkurang sebanyak 2,45 %. Luas semak belukar yang sebelumnya berjumlah 52 Ha kini menjadi 4 Ha dengan selisih 48 Ha atau berkurang sebanyak 92,3 %. Luas lahan kosong yang sebelumnya berjumlah 54 Ha kini menjadi 96,50 Ha dengan selisih 42,5 Ha atau bertambah sebanyak 78,7 %. Luas sawah yang sebelumnya berjumlah 144 Ha kini menjadi 22,40 Ha dengan selisih 121,8 Ha atau berkurang sebanyak 84,4 %. Luas pemukiman yang sebelumnya berjumlah 64 Ha kini menjadi 195 Ha dengan selisih 131 Ha atau bertambah sebanyak 204, 6 %. Perubahan terbesar terjadi pada pemukiman yang peruntukannya meningkat lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya.

58

B. Saran Pemanfaatan sumber daya lahan sebaiknya dilakukan secara benar dan terarah. Perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan membawa dampak positif dan negatif, masyarakat diharapkan bisa tetap mengikuti perkembangan zaman dengan tanpa meninggalkan nilai-nilai kehidupan tradisional yang baik. Saran-saran yang dapat disampaikan penulis adalah sebagai berikut, 1. Untuk pemerintah Desa Pagedangan Saran yang dapat disampaikan untuk Pemerintah Desa Pagedangan adalah dengan melakukan regulasi untuk penggunaan lahan. Peraturan seperti ini bertujuan untuk penggunaan lahan yang arif dan bijaksana sehingga dapat meminimalisir dampak negatif dari perubahan yang terjadi di Desa Pagedangan. 2. Untuk masyarakat Desa Pagedangan Saran yang dapat disampaikan untuk masyarakat Desa Pagedangan adalah untuk menyikapi perubahan penggunaan lahan yang terjadi secara cerdas dan bisa menerima semua kebiasaan baru dengan melakukan hal yang positif dan meninggalkan hal yang negatif. 3. Untuk peneliti selanjutnya Saran untuk peneliti selanjutnya adalah agar bisa melakukan penelitian yang lebih mendalam mengenai perubahan penggunaan lahan. Dengan seperti itu, maka kajian tentang lahan akan semakin banyak dilakukan dan diharapkan bisa memperbaiki pemanfaatan sumber daya lahan yang ada.

59

DAFTAR PUSTAKA

Arif Ismail, “Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan terhadap Karakteristik Hidrologi Daerah Tangkapan Air Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat”, Tesis pada Program Magister Ilmu Geografi Universitas Indonesia: 2009. tidak dipublikasikan.

Ariyanto, Dwi Priyo. Sistem Informasi Sumber Daya Lahan: Pengantar Aplikasi Arc View 3.3. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012. As-Syakur, A.R., “Sistem Informasi Geografi”, mbojo.wordpress.com, 11 Juli 2014.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, “Kondisi Geografis Provinsi Banten”, www.bpkp.go.id, 27 Agustus 2014.

Giyarsih, Sri Rum. Dampak Transformasi Wilayah Terhadap Kondisi Kultural Penduduk (Tinjauan Perspektif Geografis). Jurnal Geografi. 26, 2012.

Herdiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika. 2011.

Kurniawan, Andri. The Influence of Spatial Urbanization to Regional Condition in Periurban Areas of Yogyakarta. Jurnal Geografi. 22, 2008.

Juhadi. Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi Lingkungan Pada Kawasan Perbukitan. Jurnal Geografi. 4, 2007.

Juliansyah, Noor. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet.2, 2012.

Kasiram, Moh. Metodologi Penelitian: Refleksi Pengembangan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian. Malang: UIN Malang Press, Cet. 1, 2008.

“Kebun”, kbbi.web.id, 2014.

Masriah, dan Mujahid. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang, Cet. 1, 2013.

McGraw-Hill. Dictionary Of Environmental Science. United States of America: The McGraw-Hill Companies, 2003.

McNeill, J.R.. An Environmental History of the Twentieth-Century World: Something New Under the Sun. New York: W.W. Norton & Company, Inc., 2000.

60

Munir, Moh. Geologi Lingkungan. Malang: Bayumedia Publishing, Cet.2, 2006.

Prayoga (ed). Dasar-dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, 2007.

“Profil Kabupaten Tangerang”, tangerangkab.go.id, 2014.

“Pengertian Ladang”, educ4study.com, 2014.

Rosnila, “Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadap Keberadaan Situ (Studi Kasus Kota Depok”, Tesis pada Pascasarjana Institut Pertanian Bogor: 2004. tidak dipublikasikan.

Rusli, Said. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta: LP3ES, Cet.8, 2012.

Sastrawijaya, A. Tresna. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, Cet.2, 2000.

“Sejarah dan Profil Singkat BSDE”, www.britama.com, 2014.

Siswanto. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Surabaya: UPN Press, 2006.

Soerjani, Moh. dkk. (eds.). Lingkungan: Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, Cet.1, 2008.

Sukirno, Sadono. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. Jakarta: Prenada Media Group, 2006.

Suratmo, Gunarwan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University, Cet.10, 2004.

Utaya, Sugeng. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang. Jurnal Geografi. 22, 2008.

Worosuprodjo, Suratman. Analisis Spasial Ekologikal Sumberdaya Lahan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Geografi. 21, 2007.

Yudono, Adipandang. “Potensi Guna Lahan”, adipandang.wordpress.com, 11 Juli 2014.

Zuldafrial. Penelitian Kuantitatif. Pontianak: STAIN Pontianak Press, 2009.

61

Lampiran A.1

PEDOMAN OBSERVASI

Memulai segala kegiatan observasi dengan mengucapkan basmallah. Identifikasi dan pahami penelitian yang dilakukan yaitu: Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013. Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat penelitian yang peka dan terintegrasi secara aktif serta dapat diandalkan. Pengamatan dilakukan secara menyeluruh di empat kampung yaitu Kampung Tegal, Kampung Pager Haur, Kampung Cicayur 1, dan Bumi Puspiptek Asri. Hal yang akan diamati diantaranya adalah: 1. Kegiatan pembangunan yang sedang berlangsung di Desa Pagedangan. 2. Konversi lahan yang terjadi di Desa Pagedangan. 3. Kegiatan masyarakat Desa Pagedangan

Hasil pengamatan akan dituliskan dengan format sebagai berikut: Observasi ke :

Observee :

Lokasi :

Waktu :

No Perilaku yang tampak

1.

Dst.

62

Lampiran A.2 PEDOMAN WAWANCARA

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi/siang/sore/malam. Saya Selly Sulistiawati, mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian skripsi tentang “Perubahan Penggunaan Lahan Desa Pagedangan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang Tahun 1993-2013”. Bapak/Ibu akan saya wawancara sesuai dengan kualifikasi tujuan penelitian dan kemampuan yang Bapak/ Ibu miliki untuk menjawab. Untuk keperluan tersebut, dengan segala hormat saya memohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai Pemerintah Desa Pagedangan, petani, pemilik lahan, penduduk pendatang atau yang melakukan migrasi, dan Staf PT. BSD di wilayah Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang untuk saya wawancarai.

Data Responden Wawancara ke :

Narasumber :

Umur :

Pekerjaan :

Waktu :

Lokasi :

A. Pertanyaan untuk Pemerintah Desa Pagedangan No Pertanyaan Tema 1. Perusahaan real estate apa saja yang mengembangkan Ekonomi Desa Pagedangan sebagai wilayah pengembangannya? 2. Kebijakan apa saja yang diberlakukan di Desa Politik Pagedangan dalam hal alih fungsi lahan? 3. Adakah pembatasan wilayah untuk kegiatan Politik pembangunan yang dilakukan pengembang?

63

Lampiran A.1

4. Kerja sama apa saja yang sudah dilakukan Politik, Sosial & Desa Pagedangan dengan perusahaan real estate? Ekonomi 5. Bagaimana dengan fasilitas pendidikan atau fasilitas Sosial umum lainnya yang ikut tergusur oleh perusahaan pengembang?

B. Pertanyaan untuk petani No Pertanyaan Tema 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu menjadi petani? Sosial & Ekonomi 2. Berapa pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan Ekonomi Bapak/ibu? 3. Apakah penghasilan yang diperoleh dapat memenuhi Ekonomi kebutuhan keluarga? 4 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih fungsi Ekonomi & lahan yang terjadi di Desa Pagedangan? Budaya 5 Kebiasaan apa yang berubah dalam kehidupan sehari- Budaya hari setelah terjadinya perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan?

C. Pertanyaan untuk pemilik lahan No Pertanyaan Tema 1. Bagaimana riwayat pekerjaan Bapak/Ibu? Ekonomi

2. Berapa pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan Ekonomi lahan milik Bapak/Ibu? 3. Apakah Bapak/Ibu akan mempertahankan atau menjual Ekonomi, lahan milik Bapak/Ibu? Sosial, & Budaya 4 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih fungsi Ekonomi & lahan yang terjadi di Desa Pagedangan? Budaya 5 Kebiasaan apa yang berubah dalam kehidupan sehari- Budaya hari setelah terjadinya perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan?

D. Pertanyaan untuk penduduk pendatang atau yang melakukan migrasi No Pertanyaan Tema 1. Dari mana Bapak/Ibu berasal dan sejak kapan tinggal di Demografi Kampung Cicayur 1? 2. Apa pekerjaan kepala keluarga? Apakah mencukupi Ekonomi kebutuhan hidup? 3. Perbedaan seperti apa yang dirasakan di tempat Budaya

64

Lampiran A.2 sebelumnya dan tempat tinggal yang sekarang? 4 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih fungsi Ekonomi & lahan yang terjadi di Desa Pagedangan? Budaya 5 Kebiasaan apa yang berubah setelah terjadinya Budaya perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan?

E. Pertanyaan untuk Staf PT. BSD No Pertanyaan Tema 1. Sudah berapa lama Bapak/Ibu bekerja menjadi Ekonomi karyawan PT.BSD? 2. Daerah mana saja yang dijadikan wilayah proyek Sosial pembangunan PT.BSD? 3. Bagaimana manajemen PT. BSD dalam melakukan Sosial & relokasi bagi masyarakat yang tergusur? Demografi 4 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai alih fungsi Ekonomi & lahan yang terjadi di Desa Pagedangan? Budaya 5 Kebiasaan apa yang berubah setelah terjadinya Budaya perubahan penggunaan lahan di Desa Pagedangan?

Demikian wawancara ini saya lakukan. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu, saya mohon maaf apabila dalam wawancara terdapat kesalahan dan kekhilafan. Atas koordinasinya saya ucapkan banyak terima kasih.

Selamat pagi/siang/sore/malam. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

65

Lampiran B.1 HASIL OBSERVASI KAMPUNG TEGAL

Observasi ke : 1 (satu)

Observee : Kegiatan pembangunan convention center PT. BSD

Lokasi : Kampung Tegal, Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan

Waktu : 19 September 2014, Pukul 09.00 WIB

No Perilaku yang tampak Convention center didirikan diatas lahan kosong dari beberapa desa. 1. Karena cakupan wilayahnya yang sangat luas. Convention center ini berdiri di lahan yang termasuk dalam dua kecamatan di dua kabupaten yang

berbeda, yaitu Kecamatan Serpong Kabupaten Tangerang Selatan dan Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang. Cakupannya adalah Desa Sampora dan Desa Pagedangan. 2. Proyek besar PT. BSD ini juga bekerjasama dengan beberapa perusahaan besar lainnya. Pembangunan gedung mewah tersebut melibatkan beberapa arsitektur. Umumnya berasal dari Jepang. 3. Para pekerja sibuk dengan tugasnya masing-masing. Beberapa alat berat masih beroperasi serta truk-truk pembawa material bangunan terus berlalu lalang. Sesekali mobil molen berisikan adukan semen juga datang menambahkan material bangunan untuk proyek tersebut. 4. Aktivitas umum lainnya belum terlihat begitu sibuk karena daerah tersebut masih berada dalam proses pembangunan. fasilitas-fasilitas umum memang sudah beroperasi, seperti kampus, sekolah, dan gedung pertemuan Edutography yang berdiri megah ditengah lahan-lahan kosong yang masih berproses untuk dilanjutkan dengan pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan masyarakat lainnya. 5. Beberapa masyarakat lokal ramai menjadi penjual kopi dadakan dengan mengandalkan sepeda motor yang dimodifikasi sehingga bisa dijadikan gerobak yang berisikan kopi, rokok, dan makanan yang dijajakan disekitar proyek untuk para pekerja yang bisa beristirahat sejenal ditengah kegiatan pembangunan yang sedang dilakukan

66

Lampiran B.1 HASIL OBSERVASI KAMPUNG PAGER HAUR

Observasi ke : 2 (dua)

Observee : Kegiatan pembangunan business loft PT. BSD

Lokasi : Kampung Pager Haur, Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan

Waktu : 20 September 2014, Pukul 11.00 WIB

No Perilaku yang tampak Para pekerja kontrak masih sibuk melakukan penyempurnaan bangunan. 1. Bagian dalam business loft masih dalam konstruksi. Tanaman-tanaman yang berada di depannya juga masih dirapikan. Pengecatan di beberapa sisi

bangunan belum terselesaikan. Terlihat jelas bagaimana perubahan wilayah yang termasuk dalam Kampung Pager Haur ini dalam waktu kurang lebih 1 tahun. Lahan yang tadinya kosong kini berubah menjadi jajaran pertokoan sebagai pusat bisnis. 2. Beberapa satpam berjaga di sekitaran proyek pembangunan. Diantaranya ada yang berkeliling mengawasi kegiatan yang sedang berlangsung, dan ada juga yang menjaga pagar pintu masuk ke dalam kawasan proyek. 3. Kendaraan proyek masih berlalu lalang keluar masuk daerah sebelah business loft yang terkurung oleh pagar seng. Hanya orang-orang berkepentingan yang boleh masuk ke dalamnya. 4. Lalu lintas tidak terlalu ramai. Beberapa traffic cone dipasang dan papan pemberitahuan agar pengguna jalan raya berhati-hati melewati jalur tersebut karena banyak kendaraan yang keluar masuk proyek pembangunan. 5. Business loft didirikan di atas lahan kosong yang cukup luas. Pembangunannya dimulai dengan penanaman paku bumi untuk menjaga agar gedung bisa berdiri dengan kokoh. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti mulai dari pertama pembangunan sampai dengan penyempurnaan gedung, dapat dilihat proses pembangunan memang sangat diperhitungkan. Konversi lahan yang dilakukan untuk pembuatan business loft berasal dari semak belukar, lahan kosong, serta ladang milik masyarakat Kampung Pager Haur.

67

Lampiran B.1 HASIL OBSERVASI KAMPUNG CICAYUR 1

Observasi ke : 3 (tiga)

Observee : Kegiatan pengurugan sawah oleh PT. BSD

Lokasi : Kampung Cicayur, Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan

Waktu : 10 Oktober 2014, Pukul 16.00 WIB

No Perilaku yang tampak Masih terdapat beberapa hektar sawah di Kampung Cicayur 1. Terutama di 1. zona hitam yang digariskan oleh PT. BSD. Masyarakat juga masih beraktivitas di sawah, meskipun sudah tidak banyak seperti dulu. Saat ini

masyarakat desa mulai beralih ke pekerjaan lain, seperti berdagang, atau menjadi karyawan. 2. Kegiatan pengurugan sawah masih terus dilakukan di beberapa area yang sudah beralih tangan dari masyarakat ke PT. BSD. Puluhan hektar sawah diurug dengan tanah merah dari sisa-sisa kegiatan pembangunan yang dilakukan PT. BSD di Kampung lain. Truk-truk besar berwarna hijau dan kuning terus belalu lalang membawa material tanah merah untuk mengurug sawah, dan dibantu untuk meratakan sawah dengan alat-alat berat lainnya. 3. Aktivitas masyarakat di sawah-sawah yang telah diurug sudah tidak ada. Hanya ada beberapa anak-anak yang menjadikan lahan kosong tersebut menjadi lapangan tempat bermain. 4. PT. BSD sudah menyiapkan beberapa plot di Kampung Cicayur 1 untuk terus memperluas daerah pembangunannya. Tapi beberapa masyarakat masih ada yang tetap mempertahankan tanah-tanah mereka agar Kampung Cicayur 1 tetap menjadi kampung yang bertanah dengan segala kegiatan masyarakat desa seperti sebelumnya.

68

Lampiran B.1 HASIL OBSERVASI BUMI PUSPIPTEK ASRI

Observasi ke : 4 (empat)

Observee : Kegiatan masyarakat sekitar terkait pembangunan PT. BSD

Lokasi : Bumi Puspiptek Asri, Desa Pagedangan, Kecamatan Pagedangan

Waktu : 11 Oktober 2014, Pukul 10.00 WIB

No Perilaku yang tampak Bumi Puspiptek Asri atau biasa disebut BPA ini adalah perumahan pertama 1. yang dibangun di Desa Pagedangan pada tahun 1994. Lahan yang digunakan adalah konversi dari lahan perkebunan, sawah, ladang, semak

belukar, serta lahan kosong yang sebelumnya sudah berada di daerah tersebut. 2. Tembok berlin berdiri membatasi daerah di BPA yang termasuk wilayah PT. BSD dan masyarakat Desa Pagedangan. Beberapa papan spanduk berada di tanah-tanah kosong daerah BPA yang memberikan informasi penjualan tanah yang akan dilakukan oleh masyarakat. 3. Aktivitas warga BPA tidak banyak berubah. Mereka masih bertahan di rumah mereka sejak dulu meskipun di daerah lingkar terluar perumahan sudah terjadi alih fungsi lahan. Tembok pembatas yang tinggi menjadikan daerah proyek pembangunan tidak akan terlihat dari BPA. Namun hal ini tidak memutus akses transportasi, karena jalur transportasi masih terbilang baik sehingga mobilitas masyarakat tidak terganggu. 4. Beberapa masyarakat menjadi pedagang kopi atau makanan di sekitar daerah proyek. Hal ini cukup menguntungkan masyarakat, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan. 5. Seiring berjalannya waktu, pembangunan di Desa Pagedangan terus berlanjut. Beberapa mini market dibangun di jalur masuk perumahan BPA. Ruko-ruko juga berjajar rapi disepanjang jalan raya. Aktivitas perekonomian masyarakat desa terbilang baik.

69

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 1 (satu)

Narasumber : Ahmad Anwar, S.Pd.I

Umur : 36 Tahun

Pekerjaan : Kepala Desa

Waktu : Selasa, 28 Oktober 2014, Jam 09.00 – 10.00 WIB

Lokasi : Kantor Kepala Desa Pagedangan, Jl. Raya Pagedangan No.2 Kp. Cicayur 1, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Perusahaan real estate apa Ekonomi Sejauh ini hanya PT. Bumi Serpong saja yang Damai City yang melakukan mengembangkan Desa pembangunan. Sebelumnya sejak Pagedangan sebagai tahun 1980-an, PT. BSD memang wilayah sudah membeli banyak tanah milik pengembangannya? masyarakat sekitar Desa dan Kecamatan Pagedangan, seperti di Kecamatan Serpong, Kecamatan Legok, Kecamatan Cisauk, dan Kecamatan . Tapi ada juga beberapa pengembang lainnya seperti Summarecon, Paramount, dan Sinar Mas. 2. Kebijakan apa saja yang Politik Tidak ada kebijakan khusus yang diberlakukan di Desa diberlakukan. Alih fungsi lahan Pagedangan dalam hal terjadi karena tersedianya lahan di alih fungsi lahan? tangan para pengembang. Sedangkan pemilik lahan yaitu masyarakat sendiri memiliki hak penuh atas tanah-tanah mereka. Jika masyarakat sepakat dan bersedia menjual tanah mereka ke PT. BSD tentu saja pengembang akan melakukan pendekatan pada masyarakat sekitar untuk melakukan perluasan daerah pembangunannya. Tidak ada campur tangan pemerintah desa atau kecamatan

70

Lampiran C.1 dalam hal jual-beli tanah, semua itu tergantung pada para pemilik tanah apakah akan mempertahankan atau menjual tanahnya. 3. Adakah pembatasan Politik Dalam Pagedangan dibagi menjadi wilayah untuk kegiatan beberapa blok yang sudah didesain pembangunan yang dengan konsep pembangunan yang dilakukan pengembang? sangat baik. Ada beberapa wilayah yang tidak diperuntukkan untuk perluasan proyek pembangunan PT. BSD. Salah satu blok dipertahankan untuk dijadikan Desa Wisata di tengah modernisasi kota. 4. Kerja sama apa saja yang Politik, Kerja sama yang dilakukan antara sudah dilakukan Sosial & Desa Pagedangan dengan PT. BSD Desa Pagedangan dengan Ekonomi cukup baik. Dalam beberapa perusahaan real estate? kegiatan sosial PT. BSD biasanya ikut berpartisipasi. Misalnya ketika hari raya idul fitri, mereka akan membagi-bagikan THR, atau pada saat idul adha juga ikut menyumbang beberapa hewan kurban. Desa Pagedangan juga bisa mengirimkan proposal bantuan dukungan dana, biasanya mereka akan memberikan bantuan. Untuk di kantor desa sendiri, ada beberapa barang-barang pemberian dari PT. BSD seperti komputer atau alat-alat pendukung kerja staf desa. 5. Bagaimana dengan Sosial PT. BSD menggusur SMPN 1 fasilitas pendidikan atau Pagedangan dan SDN Lengkong. fasilitas umum lainnya Lahan yang digunakan oleh sekolah yang ikut tergusur oleh tersebut kini menjadi wilayah perusahaan pengembang? proyek PT. BSD sehingga mereka harus memindahkan bangunan sekolah. Tapi PT. BSD memberikan bantuan untuk mendirikan sekolah baru dengan bangunan yang jauh lebih baik dan fasilitas pendukung pembelajaran yang lebih lengkap. Hanya saja sekolah yang tergusur dipindahkan ke wilayah yang cukup jauh dari tempat sebelumnya sehingga para siswa agak kesulitan menjangkau sekolah mereka.

71

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 2 (dua)

Narasumber : Firman Maulana

Umur : 32 Tahun

Pekerjaan : Staf Bagian Kependudukan

Waktu : Selasa, 28 Oktober 2014, Jam 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Kantor Kepala Desa Pagedangan, Jl. Raya Pagedangan No.2 Kp. Cicayur 1, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Perubahan penggunaan Sosial & Lahan di Desa Pagedangan terbagi lahan yang terjadi di Budaya menjadi beberapa wilayah seperti Desa Pagedangan ladang, sawah, pemukiman, lahan berhubungan erat dengan kosong, dan lain-lain. Beberapa wilayah tempat tinggal. diantaranya sudah dijadikan daerah Apakah wilayah proyek pembangunan para pemukiman masyarakat pengembang sehingga perubahan mengalami perubahan? juga terjadi dimana-mana. Ladang dan sawah-sawah yang tersebar kini mulai berubah menjadi lahan- lahan kosong karena para pengembang mulai melakukan proyek pembangunan mereka. Wilayah pemukiman yang tadinya berada di satu wilayah, harus berpindah ke wilayah lainnya. 2. Berdasarkan pendataan Demografi Dari data penduduk masuk dan yang dilakukan & Budaya penduduk keluar bisa dilihat berapa pemerintah desa, berapa banyak penduduk yang melakukan banyak masyarakat yang migrasi. Tapi jika dibandingkan melakukan migrasi? penduduk yang datang lebih banyak daripada penduduk yang keluar, karena pembangunan yang dilakukan oleh pengembang adalah pembangunan daerah perumahan sehingga penduduk pendatang dari

72

Lampiran C.1 berbagai daerah bermukim di sini. 3. Wilayah mana saja yang Demografi Wilayah tujuan perpindahan sangat menjadi tujuan & Budaya beragam. Semuanya bisa dilihat di perpindahan penduduk data registrasi berkurang penduduk yang tempat tinggalnya karena pindah yang ada di arsip termasuk dalam wilayah desa. Tapi wilayah-wilayah sekitar pembangunan dari Desa Pagedangan seperti perusahaan real estate di Kecamatan Legok memang Desa Pagedangan? menjadi salah satu wilayah tujuan paling banyak dari perpindahan penduduk Desa Pagedangan. Daerah Bogor, sampai Jawa Timur juga menjadi alamat pindah bagi para penduduk yang sebelumnya memang pernah bermukim di sana. Masyarakat yang berpindah tempat tinggal memang harus beradaptasi dengan tempat tinggal baru dan budaya yang baru. 4 Perubahan penggunaan Ekonomi, Pendataan mata pencaharian lahan juga berhubungan Demografi, penduduk juga seharusnya erat dengan perubahan Sosial, & dilakukan setiap bulan. Tapi mata pencaharian. Budaya terkadang pihak desa Apakah sudah dilakukan memperbaharui data tersebut dalam pendataan struktur waktu beberapa bulan sekali. penduduk mengenai Seiring perubahan desa dari agraris perubahan pekerjaan menjadi industri, maka mata penduduk Desa pencaharian masyarakat juga Pagedangan? berubah dari petani ke pekerjaan lainnya. Sehingga berubah pula status sosial dan interaksi sosial yang terjadi didalamnya. 5 Apakah dengan adanya Ekonomi PT. BSD membuat jalur jalan raya perubahan penggunaan & Sosial terlebih dahulu, sehingga lahan, kondisi jalan raya masyarakat pengguna jalan raya dan transportasi umum bisa melihat proyek pembagunan menjadi lebih baik perumahan mereka dan secara sehingga mendukung tidak langsung menjadi strategi mobilitas penduduk? marketing untuk PT. BSD sendiri dalam memasarkan perumahan baru mereka. Jalur-jalur yang dibuat ini tentu saja sangat mendukung mobilitas penduduk Desa Pagedangan dan menjadi akses yang sangat baik untuk mencapai tempat-tempat tujuan.

73

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 3 (tiga)

Narasumber : Andi

Umur : 55 Tahun

Pekerjaan : Petani

Waktu : Rabu, 29 Oktober 2014, Jam 09.00 – 10.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/03, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Sudah berapa lama Bapak Sosial & Sejak masih muda saya sudah menjadi petani? Ekonomi menjadi petani. Sejak kecil juga sudah terbiasa bertani karena kedua orang tua juga petani. Sekarang lahan garapan sudah tidak ada. Dijual semua, tinggal lahan milik orang cina yang ada di depan rumah yang dimanfaatkan. Sawah dan ladang milik sendiri sudah tidak ada lagi, tinggal tanah tempat berdirinya rumah saja yang tersisa. 2. Berapa pendapatan yang Ekonomi Kalau pekerjaan sebagai petani diperoleh dari pekerjaan memang tidak menjanjikan Bapak? pendapatan yang banyak. Apalagi sekarang saya hanya petani ladang. Lahn kosong milk orang cina ditanami ubi dan singkong. Biasanya dipanen 4 bulan sekali dengan hasil 2 sampai 3 kwintal, harganya Rp.2.000/kg untuk singkong dan Rp.2.500/kg untuk ubi. Kalau hasilnya sedang baik, bisa dapat banyak. Kalau sedang jelek ya terpaksa seadanya, dijual dengan harga murah saja. Belum lagi kadang kalau musim kering atau musim hujan, hasil ladang jadi tidak maksimal. 3. Apakah penghasilan yang Ekonomi Saya masih punya 1 tanggungan

74

Lampiran C.1 diperoleh dapat anak bungsu perempuan, tapi sudah memenuhi kebutuhan bekerja. Anak-anak saya yang keluarga? lainnya sudah menikah dan punya rumah masing-masing. Kalau penghasilan yang diperoleh tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga, ya saya biasanya serabutan, ada pekerjaan apa saja kalau saya bisa saya kerjakan. Kadang saya dituakan di Desa ini dan sering dipanggil kalau ada kegiatan tertentu. 4 Bagaimana pendapat Ekonomi Kalau perubahannya kearah yang Bapak mengenai alih & lebih baik tentu saja mendukung fungsi lahan yang terjadi Budaya kesejahteraan masyarakat, tapi kalau di Desa Pagedangan? perubahannya justru mengarah pada keburukan, ya membawa dampak negatif juga untuk masyarakatnya. Sejauh ini saya merasa pembangunan yang cukup baik mendukung masyarakat Desa Pagedangan untuk berkembang, meskipun bagi para petani memang harus beralih pekerjaan karena sudah tidak banyak sawah atau ladang lagi seperti dulu. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Dulu saya masih bertani, bangun berubah dalam kehidupan pagi-pagi sekali untuk ke sawah. sehari-hari setelah Rutinitas setiap pagi selalu sama, terjadinya perubahan kalau padi sudah mau panen kadang penggunaan lahan di juga harus menjaga sawah dari hama Desa Pagedangan? burung-burung. Sekarang sudah tidak ada sawah, ya tinggal ladang milik orang lain yang dikerjakan. Dulu memang mendapatkan apa-apa sulit, sekarang semakin gampang.

75

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 4 (empat)

Narasumber : Suanih

Umur : 63 Tahun

Pekerjaan : Petani

Waktu : Rabu, 29 Oktober 2014, Jam 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/01, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Sudah berapa lama Ibu Sosial & Saya menjadi petani mulai tahun 70- menjadi petani? Ekonomi an sampai tahun 90-an. Setelah melahirkan anak terakhir, saya sudah tidak bertani lagi. Saat itu kegiatan pertanian yang saya lakukan adalah mencabut bibit, menanam, mempersihkan tanamah hama, sampai panen. Semua proses di sawah dari awal sampai akhir. Saya biasanya hanya ikut bekerja di sawah milik orang lain, karena sawah milik sendiri tidak ada. 2. Berapa pendapatan yang Ekonomi Ketika itu tahun 80-an, biasanya diperoleh dari pekerjaan saya diberikan upah sebanyak Rp. Ibu? 1.500 – Rp. 3.000. Saya hanya menjadi petani penggarap. Lahannya milik cina, yang paling terkenal adalah Ceng-Song dan Kim-Sun di Kampung Cicayur 1, daerah Ranca Lele. Sekarang sawah-sawah itu sudah tidak ada lagi. Bahkan orang- orang cina yang dulu Berjaya, sekarang sudah tidak begitu terkenal lagi. 3. Apakah penghasilan yang Ekonomi Saat itu saya adalah seorang janda. diperoleh dapat Gagal menikah dua kali. Ya, cukup memenuhi kebutuhan tidak cukup. Tapi karena dulu sangat keluarga? mudah mendapatkan bahan makanan, jadi rasanya tidak

76

Lampiran C.1 kekurangan. Tapi tidak juga berlebihan. 4 Bagaimana pendapat Ibu Ekonomi Sekarang lebih mudah daripada mengenai alih fungsi & zaman dulu yang sulit. Kalau dulu, lahan yang terjadi di Desa Budaya mendapatkan uang sulit. Kalau Pagedangan? sekarang, mendapatkan uang sangat mudah. Apalagi banyak proyek- proyek yang sedang dikerjakan PT. BSD, jadi banyak lapangan pekerjaan untuk anak-anak muda. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Dulu mendapatkan apapun mudah, berubah dalam kehidupan tinggal pergi ke ladang di belakang sehari-hari setelah rumah. Untuk makan juga tinggal terjadinya perubahan mengolah apa yang ada di ladang. penggunaan lahan di Kalaupun tidak punya lahan untuk Desa Pagedangan? ditanami, biasanya tetangga yang memberikan bahan makanan. Kalau sekarang sudah tidak ada lahan yang bisa ditanami. Tapi sekarang ada tukang sayur yang lewat di depan rumah, berbeda dengan dulu yang harus pergi ke pasar untuk belanja.

77

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 5 (lima)

Narasumber : H. Kutab

Umur : 75 Tahun

Pekerjaan : Pemilik lahan

Waktu : Kamis, 30 Oktober 2014, Jam 09.00 – 10.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/03, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Bagaimana riwayat Ekonomi Kalau orang Desa pasti bertani, pekerjaan Bapak? sawah, kebun, ladang milik orang tua zaman dulu juga masih luas. Sebelumnya saya pernah juga bekerja di Jakarta , ketika anak- anak saya masih kecil saya pernah menjadi pekerja di rumah orang luar negeri, kalau dulu disebut sebagai rumah gedong milik Amerika. Saya juga pernah bekerja meloak pakakaian, dari Jakarta dibawa ke desa. Masyarakat di sini pasti senang membeli pakaian loakan dari kota, kalau tidak ada uang, ditukar dengan gelas, minyak goreng, atau kebutuhan sehari-hari. Zaman semakin maju, sekarang saya memanfaatkan lahan-lahan dan tanah untuk dikontrakan. Kebetulan posisi tanah juga berada di pinggir jalan raya. 2. Berapa pendapatan yang Ekonomi 10 tahun lalu masih menanan ubi diperoleh dari atau labu di kebun, tapi sekarang pemanfaatan lahan milik sama sekali tidak. Tinggal pohon Bapak? rambutan saja yang kadang dijual ke pemborong. Ada 12 pohon rambutan, 3 pohon bisa dijual Rp. 2.000.000 untuk diambil buahnya saja. Sudah tua, saya tinggal

78

Lampiran C.1 menunggu penghasilan dari kontrakan saja. 3. Apakah Bapak akan Ekonomi, Sampai saat ini saya masih memilih mempertahankan atau Sosial, & untuk mempertahankan lahan-lahan menjual lahan milik Budaya milik saya, karena lebih bermanfaat. Bapak? Kalau dijual, kepemilikan akan terputus. Memang uangnya lebih besar, tapi cara pemanfaatannya akan diputus juga. Kalau hak miliknya masih saya yang memegang, maka lahan-lahan milik saya juga bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. 4 Bagaimana pendapat Ekonomi Keadaan sekarang sangat berbeda bapak mengenai alih & dari sebelumnya. Desa Pagedangan fungsi lahan yang terjadi Budaya sudah sangat maju, dulu kalau di Desa Pagedangan? mencari pekerjaan harus pergi ke Jakarta. Sekarang banyak orang dari daerah-daerah yang datang ke sini untuk bekerja. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Kalau saya pribadi yang berubah dalam kehidupan sebelumnya masih bertani sekarang sehari-hari setelah hanya menunggu bayaran sewa terjadinya perubahan kontrakan. Ya kadang-kadang kalau penggunaan lahan di Desa sedang ingin pergi ke kebun, saya Pagedangan? Tanami pohon pisang di pekarangan belakang rumah. Dulu mencari uang sulit, sekarang lebih mudah. Fasilitas kesehatan juga lebih memadai.

79

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 6 (enam)

Narasumber : H. Murpah

Umur : 72 Tahun

Pekerjaan : Pemilik lahan

Waktu : Kamis, 30 Oktober 2014, Jam 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/03, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Bagaimana riwayat Ekonomi Saya orang zaman dulu. Pasti kalau pekerjaan Ibu? & Sosial dulu pekerjaannya sebagai petani. Menggarap ladang milik orang tua, menanam padi di sawah. Tapi kalau sekarang sawah sudah tidak ada, saya juga sudah tua. Tinggal memanfaatkan lahan yang ada untuk dikontrakan. 2. Berapa pendapatan yang Ekonomi Pendapatan dari kontrakan Rp. diperoleh dari 5.000.000/tahun untuk ruko, pemanfaatan lahan milik dikalikan dengan 8 ruko. Rp. Ibu? 150.000.000/10 tahun untuk tower pemancar selular, dikalikan 2 tower. Dan Rp.75.000.000/6 tahun untuk alfamart. Penghasilan yang diperoleh saat ini bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu mendukung juga untuk kebutuhan biaya kesehatan, bahkan untuk pergi ke tanah suci. Kalau dulu memang lahan banyak, tapi tidak semudah sekarang untuk mendapatkan uang. Sekarang kehidupan terasa lebih baik. Apalagi sudah tua seperti ini, kemampuan untuk bekerja juga sudah sangat terbatas. 3. Apakah Ibu akan Ekonomi, Sejak dulu, lahan kosong di sekitar mempertahankan atau Sosial, & rumah sudah lumayan luas, sampai menjual lahan milik Ibu? Budaya di pinggir jalan raja juga. Sebagian

80

Lampiran C.1 besar adalah peninggalan orang tua. Kalau zaman dulu, lahan kosong ya dibiarkan saja kosong dan ditumbuhi semak. Kalau sedang ada biaya dan ada tenaga ya dijadikan ladang dan ditanami. Tapi sekarang lahan kosong di sekitar rumah sudah disewakan. Lahan kosong di pinggir jalan raya dibangun jadi toko-toko yang bisa dikontrakan. Seperti ini lebih enak, tidak capek, tapi dapat penghasilan dari sewa tanah dan kontrakan. Jadi daripada dijual, saya lebih memilih untuk mempertahankan lahan-lahan saya. 4 Bagaimana pendapat Ibu Ekonomi Menurut saya sekarang ini keadaan mengenai alih fungsi & desa jadi lebih baik. Semuanya lahan yang terjadi di Desa Budaya terasa lebih maju. Kemana-mana Pagedangan? gampang, mau mendapatkan apapun jadi lebih mudah. Tapi sekarang lahan-lahan sawah dan ladang sudah banyak berkurang, tidak seperti dulu lagi. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Karena perubahan lahan yang berubah dalam kehidupan terjadi, ada beberapa hal yang sehari-hari setelah berubah. Termasuk kebiasaan dari terjadinya perubahan pekerjaan yang dulu masih penggunaan lahan di Desa dilakukan, tetapi sekarang sudah Pagedangan? tidak bisa dilakukan lagi karena keterbatasan lahan untuk pertanian.

81

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 7 (tujuh)

Narasumber : Nida (Penduduk pendatang/migrasi)

Umur : 22 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Waktu : Jumat, 31 Oktober 2014, Jam 09.00 – 10.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/01, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Dari mana ibu berasal Demografi Sebelumnya saya tinggal bersama dan sejak kapan tinggal orang tua di Kampung Kampung di Kampung Cicayur 1? Sawah Desa Lengkong Kulon, Kecamatan Pagedangan. Pindah ke sini mengikuti suami, sejak tahun 2013. Kebetulan tinggalnya berdempetan dengan rumah mertua. 2. Apa pekerjaan kepala Ekonomi Suami saya bekerja di pabrik, keluarga? Apakah sebagai karyawan. Untuk mencukupi kebutuhan memenuhi kebutuhan hidup berdua hidup? masih bisa, karena kita juga belum punya anak. Rumah yang ditinggali juga dibuatkan oleh mertua. Hasil menjual sawah di tempat tinggal sebelumnya, kemudian pindah ke sini dan membuat tempat tinggal yang baru 3. Perbedaan seperti apa Budaya Sebelumnya saya tinggal dengan yang dirasakan di tempat orang tua saya yang bekerja sebagai sebelumnya dan tempat petani. Saat ini, kedua orang tua tinggal yang sekarang? juga sudah pindah ke Desa lain, di Kampung Kandang, Desa Situ Gadung, masih satu Kecamatan Pagedangan. Kalau mertua saya setelah menjual sawahnya sekarang pergi ke Kalimantan, bekerja sebagai mekanik di bengkel. Ya, setelah banyak perubahan yang terjadi pada Desa Pagedangan,

82

Lampiran C.1 kehidupan juga berubah. 4 Bagaimana pendapat ibu Ekonomi Sekarang ini sedang dilakukan mengenai alih fungsi & Budaya pembangunan di mana-mana, lahan yang terjadi di sebentar lagi Desa Pagedangan Desa Pagedangan? sudah jadi kota. Kalau di tanya mengenai pendapat, saya memanfaatkan saja perubahan positif yang terjadi di Desa Pagedangan. Sekarang transportasi lebih mudah, mau pergi kemana saja terasa lebih dekat. Tempat rekreasi juga sudah mudah dijangkau, apalagi mall-mall yang bisa didatangi sekedar untuk cuci mata. Kalau dampak negatifnya belum terasa. Semoga tidak ada dampak negatifnya 5 Kebiasaan apa yang Budaya Saya berasal dari keluarga petani. berubah setelah Sebelumnya tentu saja terbiasa terjadinya perubahan melihat orang tua saya pergi ke penggunaan lahan di sawah atau ke kebun. Tapi sekarang Desa Pagedangan? orang tua hanya bekerja serabutan. Mertua saya yang sebelumnya petani juga memilih untuk pergi ke Kalimantan dan mencari pekerjaan di sana. Perubahan yang dirasakan tentunya sangat banyak. Sekarang semakin banyak mall yang jaraknya dekat, jadi untuk sekedar melihat- lihat atau berjalan-jalan, pergi ke mall bisa menjadi hiburan.

83

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 8 (satu)

Narasumber : Lia (Penduduk pendatang/migrasi)

Umur : 29 Tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Waktu : Jumat, 31 Oktober 2014, Jam 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/01, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Dari mana ibu berasal Demografi Saya berasal dari Kampung Cicayur dan sejak kapan tinggal 2 Desa Cicalengka, masih satu di Kampung Cicayur 1? Kecamatan Pagedangan. Pindah ke sini karena rumah sebelumnya sudah digusur, tanahnya di jual. Tinggal di Kampung Cicayur 1 sejak tahun 2012. Karena suami membeli tanah dan membangun rumah di sini, jadi satu keluarga pindah ke tempat tinggal yang baru. 2. Apa pekerjaan kepala Ekonomi Suami bekerja sebagai satpam di keluarga? Apakah perusahaan yang ada di BSD. Kalau mencukupi kebutuhan membicarakan masalah cukup atau hidup? tidak cukup, mungkin bisa dibilang pas-pasan. Saya juga membuka warung kecil-kecilan untuk menambah pendapatan keluarga. 3. Perbedaan seperti apa Budaya Di tempat sebelumnya tentu lebih yang dirasakan di tempat nyaman karena berada di sebelumnya dan tempat lingkungan tempat tinggal sejak tinggal yang sekarang? lama. Saya dan suami berasal dari satu desa yang sama. Jadi kami memang berasal dari Kampung Cicayur 2. Di tempat tinggal sebelumnya berada di lingkup tetangga yang sudah sangat dikenal dan memahami kita dengan baik, tetapi ketika pindah ke tempat tinggal yang baru meskipun tidak

84

Lampiran C.1 terlalu jauh tapi tetap terasa bagaimana harus beradaptasi lagi dengan tetangga baru dan berinteraksi dengan orang-orang yang sebelumnya tidak dikenal. Sebelumnya saya tidak membuka toko klontong seperti ini, jadi tidak ada kesibukan yang dirasakan. Tapi sekarang kegiatan sehari-hari jadi menjaga toko, meskipun tidak begitu ramai. Dengan cara seperti ini juga kita bisa mengenal orang- orang baru di lingkungan tempat tinggal yang baru. 4 Bagaimana pendapat ibu Ekonomi Kalau dirasakan pasti ada dampak mengenai alih fungsi & Budaya positif dan negatifnya, tergantung lahan yang terjadi di bagaimana kita menanggapinya. Ya Desa Pagedangan? dampak negatifnya jadi seperti saya ini, harus pindah tempat tinggal karena rumah sebelumnya dijual ke BSD. Tapi dampak positifnya sekarang lebih mudah untuk melakukan apapun karena didukung oleh fasilitas yang semakin baik. Desa Pagedangan sudah seperti kota. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Perubahan yang terjadi tidak begitu berubah setelah terasa, tapi kalau di pikir-pikir baru terjadinya perubahan dirasa ada beberapa hal yang penggunaan lahan di sebelumnya dilakukan sekarang Desa Pagedangan? sudah tidak dilakukan lagi. Contohnya dulu ketika masih kecil, saya bisa bermain di sawah, membatu orang tua menggarap sawah. Anak-anak saya sekarang sudah main di depan komputer, bermain game online.

85

Lampiran C.1

HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 9 (sembilan)

Narasumber : Deden Sutisna Wijaya

Umur : 47 Tahun

Pekerjaan : Staf PT. BSD

Waktu : Minggu, 1 November 2014, Jam 09.00 – 10.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/01, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Sudah berapa lama Ekonomi Saya menjadi karyawan PT. BSD Bapak bekerja menjadi sejak awal perusahaan tersebut karyawan PT.BSD? terbentuk yaitu tahun 1984. Semula saya menjadi pekerja harian, kemudian tahun 1990 diangkat menjadi karyawan untuk pengukuran tanah, dan sekarang saya menjadi pengawas pembersihan lahan yang siap dijual. Selain melakukan ploting, saya juga memetakan daerah-daerah proyek dan daerah pengecualian untuk proyek. 2. Daerah mana saja yang Sosial Karena saya bekerja sebagai dijadikan wilayah proyek pengawas pembebasan lahan yang pembangunan PT.BSD? bertugas melayani masyarakat yang akan menjual tanahnya. Banyak daerah yang dijadikan wilayah proyek pembangunan PT. BSD. Perluasannya sampai daerah Rumpin, Bogor. Di Kecamatan Pagedangan sendiri ada beberapa tempat, diantaranya daerah blok 3 salah satunya, daerah ini merupakan pusat Kecamatan

86

Lampiran C.1 Pagedangan dan akan dikembangkan oleh pemerintah Desa Pagedangan menjadi Desa Wisata. Selanjutnya ada lengkong kiyai yang akan dilestarikan sebagai daerah bersejarah, dan juga beberapa daerah yang dikhususkan sebagai tempat relokasi bagi warga-warga yang tergusur rumahnya. Beberapa daerah tersebut tidak akan diganggu-gugat oleh PT. BSD. 3. Bagaimana manajemen Sosial & PT. BSD sudah menyiapkan PT. BSD dalam Demografi daerah-daerah untuk relokasi. Salah melakukan relokasi bagi satu daerahnya termasuk dalam masyarakat yang garis hitam. Setiap desa memiliki tergusur? garis hitam, yaitu wilayah yang tidak boleh dijadikan daerah proyek pembangunan PT. BSD. 4 Bagaimana pendapat Ekonomi Tentu menurut saya lebih baik Bapak mengenai alih & Budaya sekarang. Dengan adanya sarana fungsi lahan yang terjadi dan prasarana yang lebih baik, jadi di Desa Pagedangan? lebih mudah, jalur transportasi juga lebih mudah untuk menjangkau setiap daerah. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Perubahannya cukup banyak. Saya berubah setelah termasuk warga Desa Pagedangan, terjadinya perubahan dan saya juga karyawan PT. BSD. penggunaan lahan di Sudah 30 tahun saya bekerja, dan Desa Pagedangan? perubahannya mungkin dari pekerjaan saya yang sebelumnya masih berkutat di pembebesan lahan yang sempit. Sekarang semakin meluas.

87

Lampiran C.1 HASIL WAWANCARA

Wawancara ke : 10 (sepuluh)

Narasumber : Admin

Umur : 49 Tahun

Pekerjaan : Staf PT. BSD

Waktu : Minggu, 1 November 2014, Jam 10.00 – 11.00 WIB

Lokasi : Kp. Cicayur 1 RT. 02/01, Kecamatan Pagedangan – Kabupaten Tangerang

No Pertanyaan Tema Uraian Wawancara 1. Sudah berapa lama Ekonomi Saya bekerja di PT. BSD sejak Bapak bekerja menjadi tahun 1994. Sudah 20 tahun karyawan PT.BSD? menjadi asisten pengukuran tanah. Tugas saya adalah melakukan ploting pada tanah-tanah milik masyarakat yang akan dijual. 2. Daerah mana saja yang Sosial Wilayah proyek pembangunan PT. dijadikan wilayah proyek BSD di Kecamatan Pagedangan pembangunan PT.BSD? yaitu Desa Lengkong Kulon dan Desa Pagedangan. Sementara itu untuk Kecamatan sebelahnya adalah Desa Sampora, Situgadung, dan Kadusirung. Proyek yang sedang dibangun dintaranya Mall AEON, Convention Center, dan jalur tol BSD – Balaraja. 3. Bagaimana manajemen Sosial & PT. BSD memberikan wilayah- PT. BSD dalam Demografi wilayah di desa sebagai tempat melakukan relokasi bagi relokasi masyarakat yang tergusur. masyarakat yang Seperti di sebagian wilayah tergusur? Kampung Cicayur 1 dan Kampung Ranca Lele. Juga wilayah-wilayah lain yang termasuk dalam zona hijau. Sebagian masyarakat yang digusur memilih untuk pindah ke wilayah yang cukup jauh dari Desa Pagedangan, bahkan sampai ke luar kota. Hal ini juga berpengaruh pada jumlah penduduk serta tingkat

88

Lampiran C.1 migrasi penduduk, termasuk penduduk masuk dan keluar. 4 Bagaimana pendapat Ekonomi Alih fungsi lahan yang terjadi Bapak mengenai alih & Budaya mengarah pada kegiatan yang lebih fungsi lahan yang terjadi baik. Jika seperti ini, saya rasa di Desa Pagedangan? justru banyak dampak positifnya. Asalkan masyarakat bisa menyikapi dengan baik, konversi lahan pasti membawa dampak yang baik bagi kehidupan masyarakat, terutama di Desa Pagedangan. 5 Kebiasaan apa yang Budaya Perubahannya memang banyak. berubah setelah Tapi tidak terlalu terasa drastis terjadinya perubahan karena perlahan-lahan terjadi. Tapi penggunaan lahan di saya rasa, banyak hal yang dulu Desa Pagedangan? terasa sulit, sekarang justru lebih mudah. Terutama untuk jalur transportasi dan fasilitas umum.

109

Lampiran D.2 FOTO-FOTO PENELITIAN

NARASUMBER WAWANCARA

Narasumber 1 Narasumber 2 Kepala Desa Pagedangan Staf Kependudukan Desa Pagedangan, H. Ahmad Anwar, S.Pd. I Firman Maulana

Narasumber 3 Narasumber 4 Petani Petani Andi Suanih 110

Lampiran D.2

Narasumber 5 Narasumber 6 Pemilik Lahan Pemilik Lahan H. Kutab H. Murpah

Narasumber 7 Narasumber 8 Penduduk Pendatang Penduduk Pendatang Nida Lia

Narasumber 9 Narasumber 10 Staf PT. BSD Staf PT. BSD Deden Sutisna Wijaya Admin 111

Lampiran D.2

DUSUN TEGAL

Castile Of Education Hotel dan Fasilitas umum lainnya Froggy Edutography dibangun di lahan kosong Desa Tegal

Pembangunan Perumahan Meluas dengan Perumahan Mewah di Desa Tegal harga miliaran rupiah konversi lahan besar-besaran

AEON Mall dalam proses pembangunan Jalan dari bagian dusun Tegal yang diatas sebagian lahan Dusun Tegal terisolasi oleh pagar-pagar tinggi

112

Lampiran D.2

DUSUN PAGER HAUR

AEON Mall dalam proses pembangunan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum diatas sebagian lahan Dusun Pager Haur didirikan diatas lahan kosong

Proses pembangunan pusat bisnis masih Foresta Business Loft berjajar mewah berlangsung dipinggiran jalan raya

Perumahan-perumahan elite diatas tanah Tata kota serta jalan raya BSD City konversi Dusun Pager Haur berkembang terus-menerus

113

Lampiran D.2

DUSUN CICAYUR 1

Hamparan sawah masih tersisa di Dusun Pengurugan sawah-sawah terus dilakukan, Cicayur 1 konversi sawah menjadi lahan kosong.

Sosialisasi Desa Pagedangan menjadi Truk dan alat berat lainnya beroperasi Desa Wisata di Pusat Kemajuan Kota sepanjang hari.

Drainase dibangun sistematis agar tidak Pembangunan perumahan di Dusun terjadi banjir Cicayur 1 baru dimulai.

114

Lampiran D.2

DUSUN BUMI PUSPIPTEK ASRI

Bumi Puspiptek Asri, perumahan pertama Sentra Kuliner dibangun di depan gerbang yang didirikan di Desa Pagedangan masuk perumahan.

Sekolah Negeri dibangun di atas lahan Banyak masyarakat yang menjual Bumi Puspiptek Asri tanahnya

Bentang lahan sawah dan ladang masih Lahan-lahan desa diperuntukan untuk ada di BPA membangun fasilitas umum r

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-082 Tgl.Terbit : 1 Maret 2010 UINJAKARTA FORM(FR) FITK No. Revisi: : 02 Jl. lr. H. Juanda No 95 CiDutat 15412 tndonesia Hal 1t1 SURATPERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor: Un.01/F.1/KM.01 .3t..o17..t2014 Jakarta,20 Januari201 4 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonanlzin Penelitian

KepadaYth.

KepalaKecamatan Pagedangan di Tempat

Assalam u' al ai ku m wr.wb. Denganhormat kami sampaikan bahwa,

Nama : SELLYSULISTIAWATI NIM :1110015000086 Jurusan : P.IPSGeografi Semester : 8 (delapan) JudulSkripsi : PerubahanPenggunaan Lahan di KecamatanPagedangan KabupatenTangerang Tahun 2008-2013: Tinjauan Teori McNeill adalahbenar mahasiswai Fakultas llmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, dan akanmengad-akan penelitian (riset) di Kecamatan Pagedangan.

Untuk itu kami mohbn Saudara dapat mengizinkanmahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

Atasperhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalam u' al aiku m wr.wb.

a.n.Dekan

Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekan Bidang Akademik 3. Mahasiswayang bersangkutan r

KEMENTERIANAGAMA No.Dokumen : FITK-FR-AKD-082 UINJAKARTA Tgl.Terbit : 1 Maret 2010 '@ FORM(FR) luilskl FITK No. Revisi: : 02 iedxs*t Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia Hal 1t1 SURATPERMOHONAN IZIN PENELITIAN

Nomor: Un.01 /F. 1 /KM.01 .31...... 12012 Jakarta.3 Oktober2014 Lamp.. Outtine/Proposal Hal : Permohonanlzin Penelitian

KepadaYth,

KepalaDesa Pagedangan AhmadAnwar, S.Ag di Tempat

Assalam u' al aikum wr.wb. Denganhormat kami sampaikan bahwa,

Nama : SELLYSULISTIAWATI NIM : 1110015000086 Jurusan : Pendidikanllmu Pengetahuan Sosial Semester : 9 (sembilan) JudulSkripsi : PerubahanPenggunaan Lahan Desa Pagedangan tahun 1993 - 2013

adalahbenar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedangmenyusun skripsi, dan akan mengadakanpenelitian (riset) di Desa Pagedangan.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkanmahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.

Atasperhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu' al aiku m wr.wb.

a.n.Dekan KajurPendidikan IPS

-/ -ry rr'

Dr.lwan Purwanto, M.Pd NtP.19730424 200801 1 012

Tembusan: 1. DekanFITK 2. PembantuDekan Bidang Akademik 3. Mahasiswayang bersangkutan fi

PEMERINTAH KABU PATEN TANGERANG KECAMATANPAGEDANGAN Jl.Raya Pagedangan No. 2 Pagedangan- Tangerang Kode Pos : 15820 Telp. / Fax(021 ) 5377939

Pagedangan, Februari2014

Nomor : a20 181 -Kec.Pgd Lampiran Perihal : Penelitiandan PenqaFbilanData

KepadaYth; BapakDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Jakarta di- Tempat

Menindaklanjutisurat Nomor : Un.0I /F.1 /KM.O I .3107 7 l20l 4, tanggal, 20 Januari2014 tentang Penelitian dan Pengambilan Data di Kantor Kecamatan PagedanganKabupaten Tangerang , padadasarnya kami tidak keberatandan bersediadimintai datayangdibutuhkan untuk menyelesaikan penulisan Skripsi.

Nama : SELLY SULISTIAWATI Nomor PokokMahasisWa :1110015000086 JudulPenelitian : PerubahanPenggunaan Lahan di Kecamatan PagedanganKabupaten Tangerang

Demikiandisampaikan agar maklum dan menjadi bahan seperlunya.

1986031010 |.

PEMERINTAH I(ABUPATEN TANGERANG KECAMATAN PAGEDANGAI{ KEPATA DESA PAGEDANGAN pagedangan - Jalan Raya PagedanganNo. 100 Kabupaten Tangerang-Banten E mail : [email protected] 2967tg75rode pos tsaSo

Pagedangan,29 Oktober2014

Nornsr : 42Q,416t -Ds.pgdr2ot4 Lampiran :- Perihala : RisetDan PensambilanData

KepadaYth; BapakDekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan KeguruanUlNJakarta 'di-

Tempat

Menindaklanjuti surat nomor : Un.01/F.1/I(M.0L312012,tanggal 03 Oktober 2014 terftang Penelitian dan PengambilanData di Kantor Desa PagedanganKecamatan Pagedangan kabupaten Tangerangpada dasarnyakami tidak keberatandan bersediadimintai keterangandata yangdibutuhkan unluk rneayel esaikafi penulisan Stieipsi.

Nama : SELLY SULISTIAWATI NomorPokok Mahasiswa : 1110015000086 JudulSkripsi : PerubahanPenggunaan Lahan Desa Pagedangan tahun 1993-2013

Demikian disampaikanagar maklum danmenjadi bahan seperlunya. f

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama Selly Sulistiawati NIM 11 10015000086 Fakultas FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan/Prodi PendidikanIlmu PengetahuanSosial/Geografi

Paraf No. Sumber Referensi Pembimbing Pembimbing I II

Moh. Soerjani,dkk. (eds.),Linglatngan: Sumber Daya Alam I dan Kependudukandalam Pembangunan,(Jakarta: Penerbit UniversitasIndonesia, 2008), Cet. 1, h. 39. 4 McGraw-H iIl, Dictionary Of Environmental Sci enc,. (United

2. Statesof America:The McGraw-Hill Companies,2003), p. 44,/ 230. Moh. Munir, Geologi Linglamgan, (Malang: Bayumedia J. Publishing,2006), Cet.2, h. 393. McGraw-H ill, D ictionary Of EnvironmentalS ci enc, - (IJnited 4. Statesof America:The McGraw-Hill Companies,2003), p. 230. Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumedia 5. 4/v */ Publishing,2006), Cet.2,h.397 . //)

fuif Ismail, "Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan 6. terhadap Karakteristik Hidrologi Daerah Tangkapan Air n/ Waduk Darma, KabupatenKuningan, Provinsi Jawa Barat", r

Tesis pada Program Magister Ilmu Geografi Universitas lndonesia,Depok, 2009,h.9, tidak dipublikasikan. Suratman Worosuprodjo, "Analisis Spasial Ekologikal .| Sumberdaya Lahan di Provinsi Daerah Istimewa ,4/' Yogyakarta",Jurnal Geografi,Vol. 21,No. 2, 2007,h.95. -o Rosnila, ooPerubahanPenggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadapKeberadaan Situ (Studi KasusKota Depok)", Tesis 8. padaPascasarjana Institut Pertanian Bogor, 2004, h.10, tidak dipublikasikan. Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumedia 9. Publishing,2006). cet.2,h. 393 % /7 Rosnila, "PerubahanPenggunaan Lahan dan Pengaruhnya terhadapKeberadaan Situ (Studi KasusKota Depok)", Tesis 10. 4nz padaPascasarjana Institut PertanianBogor, 2004, h.10, tidak dipublikasikan. Siswanto,Evaluasi Sumber Daya Lahan, (Surabaya:UPN 11 ry (./ Press,2006).h: 12 /x Siswanto, Evaluasi Sumber Daya Lahan, (Surabaya:UPN L/ t2. azt/ Press,2006).h:2. lr/ (r/ Rosnila, Rosnila, o'Perubahan Penggunaan Lahan dan Pengaruhnyaterhadap KeberadaanSitu (Studi Kasus Kota 13. Depok)", Tesis pada PascasarjanaInstitut PertanianBogor, 2004,h.11, tidak dipublikasikan. A. Tresna Sastrawijaya,Pencemaran Lingkungan, (Jakarta: 14. PT. Asdi Mahasatya,2000), cet.2,h:5. I Juhadi, "Pola-pola Pemanfaatan Lahan dan Degradasi 15. T inolrrrncqn Pedc Taquracen Pcrhrrltifqry') frtrnnl Genorn/i 4 Vol.4No.1,2007,h.2I. ',r

Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak 16. Linghtngan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University, 2004\, 4r'r-' cet.10,h: 5. J.R McNeill, An EnvironmentalHistory of the Twentieth 17. Century World: SomethingNew Under the Sun, (New York 1/ W.W. Norton & Company,lnc., 2000),p: 349. SadonoSukirno, Ekonomi Pembangunan:Proses, Masalah 18. dan Dasar Kebijakan. (Jakarta: Prenada Media Group, 2006),h.21. "4 Prayoga (ed.), Dasar-dasar Demografi, (Jakarta: Lembaga 19. PenerbitFakultas Ekonomi UI,2007), h. 1. Said Rusli. PengantarIlmu Kependudukan.(Jakarta: LP3ES, 20. 2012),cet.8, h. 155. av 3.t(/ Masriah dan Mujahid, PembangunanEkonomi Berwawasan 2t. Lingkungan, (Malang: PenerbitUniversitas Negeri Malang,. 2."/ 2013),cet. 1,h.72. Moh. Soe{ani, dkk. (eds.),Lingkungan: SumberDaya Alam 22. dan Kependudukandalam Pembangunan.(Jakarta: Penerbit 4 UniversitasIndonesia, 2008). Cet.1, h.49. Gunarwan Suratrro, Analisis Mengenai Dampak 23. Linglatngan, (Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada, 2004),. .'-?/r./ cet.10.h. 119. Gunarwan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak .rA Lingkungan, (Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada, 2004), ev cet.10,h. I 19. Siswanto, Evaluasi Sumber Daya Lahan, (Surabaya:UPN 25. Press,2006).h:30. 4 26. Moh. Munir, Geologi Lingkungan, (Malang: Bayumediq 'a/r-/ 1-- f

Publishing,2006). cet.2, h. 404. rlr:,,g" *.*,0',t,-n's.EIIrr., ,;;t" ,..,-.#.;l*r[#t,#'dt,ffii.. Zuldafnal, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN 27. PontianakPress, 2009). h: 4. u Zuldafial, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN 28. nv/ PontianakPress, 2009). h:6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta:Kencana 29. PrenadaMedia Group,2012), cet.2,h.I40. 4 ,r Zu\dafiaI, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN 30. ,4 PontianakPress, 2009). h. 39. r Ztldafial, Penelitian Kuantitatif, (Pontianak: STAIN 31. 4.v PontianakPress, 2009). h. 39. A.R. As-Syakur, Sistem Informasi Geografi, 2014, 32. ,'7^-/ (mbojo.wordpress.com). Borden D. Dent, Cartography: Thematic Map Design, (United States of America: The McGraw-Hill Companies, 4z 1999),Ed.5,p. II0 Dwi Priyo Ariyanto, SistemInformasi SumberDaya Lahan: 3+..A Pengantar Apliknsi Arc View 3.j, (Universitas Sebelas 44 Maret Surakarta,2012), h. 2.--'{v#'t'''. ffiTl..,''"''j*"-iit,';f'#f$ '-,,I;:4,,,, +tl-;,iffi pffiM,tifry#r:ffifffi 35. ProfiI Kabupaten Tangerang, 20 | 4, (tangerangkab.go. id). d /Y Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan,Kondisi 36. 44 Geografis ProvinsiBanten, 20 1 4, (www.bpkp.go.id). Sejarah dan Profil Singkat BSDE, 2014, 5t. 4/r-/ (www.britama.com). ,?. 38. Pengertian Ladang, 20 t 4, (educ4study.com). .'L/ X ./ / -1, ,//Y 39. Kebun,2014, (kbbi.web.id). lk ;7 r

Judul Skripsi : Analisis PerubahanPenggunaan Lahan Desa PagedanganKecamatan PagedanganKabupaten Tangerang tahun 1993- 2013

I

Jakarta.8 Desember2014

PembimbingI

Dr.Iwan Purwanto. M.Pd Sodikin.M.Si NIP: 1973042420080t 1 012