Bab V. MEMPERKUAT JARINGAN KEMITRAAN

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab V. MEMPERKUAT JARINGAN KEMITRAAN Bab V. MEMPERKUAT JARINGAN KEMITRAAN 443 444 MEMPERKUAT JARINGAN KEMITRAAN Telah banyak kebijakan dan program pembangunan pertanian yang dikembangkan melalui model/pola kemitraan yang melibatkan pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, lembaga internasional dan petani dengan tujuan untuk mengembangkan inovasi pertanian, meningkatkan produksi pangan dan kesejahteraan petani serta daya saing produk pertanian. Berdasarkan tahapan bisnis, pola kemitraan diawali dari kemitraan sederhana yang banyak dijumpai di daerah khususnya petani sayuran yang bermitra dengan perusahaan pengolahan/pedagang, kemudian akan berkembang menjadi kemitraan madya dan utama. Kemitraan juga dapat dilaksanakan secara formal dengan adanya perjanjian secara resmi dan secara tidak formal yang umumnya didasarkan atas saling percaya. Kemitraan antara pemerintah dengan pihak swasta dimana petani sebagai obyek yang mendapatkan manfaat dalam berbagai program dan kegiatan di sektor pertanian seperti program asuransi pertanian yang saat ini telah dikembangkan di semua daerah dan diperuntukkan terutama petani padi. Kemitraan terkait skim pembiayaan, pemerintah menjalin kemitraan dengan gapoktan yang telah membentuk lembaga Keuangan Mikro Agribisnis/LKM-A. Skim pembiayaan ini dengan persyaratan agunan yang ringan dan prosedur yang sederhana, telah direspon sangat positif oleh masyarakat petani. Pada tahun 2015 dibangun kemitraan di bidang pangan dengan Instansi Pemerintah Lain yang melibatkan TNI. Pola kemitraan perlu terus dibangun dibangun secara berkelanjutan dengan cakupan usaha yang lebih luas. Dalam upaya memperkuat kemitraan, upaya yang dilakukan dengan menetapkan prioritas kerjasama dalam berbagai tahapan usaha pertanian, mulai dari kemitraan di bidang budidaya, pengolahan, sampai pada pemasaran. Kerjasama bidang budidaya dilakukan dalam: a) upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing produk-produk dengan cara perbaikan pengelolaan budidaya pertanian; dan (b) pengembangan sumber daya manusia dan teknologi serta pemanfaatan sumber daya alam secara optimal. Dalam bidang pengolahan, empat aspek perlu diprioritaskan yaitu: a) keberlanjutan produk dan peluang pasar melalui keunggulan kompetitif dan komparatif, b) pengembangan usaha pengolahan produk pertanian, c) peluang .dan kesempatan investasi dengan luar negeri (bekerjasama dengan pelaku usaha pengolahan dalam negeri dengan mematuhi peraturan yang berlaku di Indonesia), dan d) peningkatan kapasitas produk untuk dapat memanfaatkan peluang pasar yang baru. Khusus untuk memperkuat kemitraan petani ekoregion di lahan kering diperlukan penggalian sumber daya alternatif yang mampu memenuhi kebutuhan kolektif masyarakat petani lahan kering. Alternatif tersebut dapat berupa sumber Pembangunan Pertanian Wilayah Berbasis Kearifan Lokal Dan Kemitraan 445 445 daya teknis eksploratif untuk menemukan atau merekayasa sumber daya ekosistem baru (inovasi), atau sumber daya non-teknis yang dapat dihimpun secara internal ataupun eksternal. 446 Pembangunan Pertanian Wilayah Berbasis Kearifan Lokal Dan Kemitraan 446 MENJALIN KEMITRAAN USAHATANI EKOREGION LAHAN KERING Kedi Suradisastra, Nono Sutrisno, dan Ai Dariah PENDAHULUAN Ekoregion lahan kering sering diasosiasikan sebagai lahan marginal atau ekoregion lahan tadah hujan. Secara sosio-historis, lahan kering dan lahan tadah hujan di wilayah tropis terjadi secara gradual karena peningkatan kegiatan ladang berpindah, terutama di daerah di mana hak ulayat tidak didefinisikan dengan jelas sehingga tidak ada konsensus dan kontrol terhadap penggunaan sumber daya. Hal ini berbeda dengan kegiatan bersawah yang umumnya dilakukan di sekitar lembah di mana sumber air berada dan air tersedia (hampir) sepanjang tahun. Lereng-lereng gunung umumnya ditanami palawija atau tanaman keras dengan input rendah. Namun demikian apabila upaya konservasi lahan melalui penerapan teknik terasering jarang atau bahkan tidak pernah dilakukan, maka beban lahan pesawahan juga semakin meningkat dan dapat berakhir pada pengurasan kesuburan lahan dengan cepat. Selain itu, tradisi mengambil kayu bakar dan pakan ternak dari hutan sekitar turut pula menyumbang degradasi dan penurunan kualitas lahan. Seiring dengan peningkatan populasi, semakin meningkat pula kebutuhan pangan, sedangkan produktivitas lahan semakin menurun, terutama di lahan kering dan lahan tadah hujan yang semakin terdegradasi. Untuk tetap bertahan hidup dalam kondisi marginal yang semakin memburuk, masyarakat setempat mengembangkan berbagai upaya yang sering diimplementasikan dalam bentuk kelembagaan sosial yang berfungsi teknis (lembaga tekno-sosial). Salah satu contoh upaya sosio-teknis guna mengurangi resiko kegiatan usahatani adalah dengan mengembangkan kerjasama kemitraan antar pemilik ternak seperti yang dijumpai di Nusa Tenggara Timur (NTT). Beberapa peternak tradisional berhimpun dalam kelompok penggembalaan ternak secara komunal. Seluruh ternak milik anggota kemitraan penggembalaan kolektif tersebut digembalakan secara sistematis oleh anggota himpunan kerjasama kemitraan secara bergilir. Tradisi ini, walaupun semakin berkurang, namun merepresentasikan fungsi kerjasama kemitraan dalam kesetaraan guna mengatasi masalah komunal. Kondisi lahan di NTT yang didominasi oleh tanah liat (clay) secara teknis sulit diolah dengan bajak atau alsintan. Tradisi penggembalaan ternak sapi secara komunal sekaligus dimanfaatkan untuk mengatasi masalah pengolahan lahan dengan menggunakan kawanan sapi untuk menginjak-injak lahan sehingga tanah menjadi lunak dan siap ditanami. Tradisi ini dalam bahasa lokal disebut rencak, dan merupakan suatu implementasi kelembagaan kemitraan tekno-sosial yang mampu mengatasi masalah tertentu (Suradisastra, Yusron dan Saefudin, Pembangunan Pertanian Wilayah Berbasis Kearifan Lokal Dan Kemitraan 447 447 1990a). Secara teknis, rencak merupakan gabungan kegiatan teknis berupa menggembala sapi untuk merumput di lahan usahatani yang telah dipanen (aftermath grazing), sekaligus memanfaatkan aspek sosial kemitraan dalam pengelolaan usahaternak secara komunal.Bahasan tulisan ini mencakup potensi dan masalah , kemitraan dan kelembagaan, peran kearifan lokal dan upaya menjalin kemitraan di ekoregion lahan kering. POTENSI DAN MASALAH LAHAN KERING Perubahan status lahan menjadi lahan kering terjadi karena pertalian dan interaksi elemen-elemen teknis-ekologis, sosial dan ekonomi. Dipandang dari konteks kegiatan ekonomi usahatani, perlakuan terhadap lahan usaha sangat menonjolkan aspek keuntungan ekonomi (economic profit), dan hanya sedikit pertimbangan terhadap kemungkinan memperolah keuntungan sosial (social benefit). Sikap dan perilaku demikian sangat mudah dipahami karena keuntungan finansial yang dapat diraih dari kegiatan usahatani atau bercocok tanam relatif mudah dilaksanakan dan dapat menghasilkan dampak ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga tani. Pelaku kegiatan usahatani lebih tertarik mengusahakan jenis tanaman yang cepat berkembang dan memiliki nilai pasar yang tinggi dan hanya sedikit atau bahkan tidak memikirkan aspek sosial yang dapat diberikan oleh komoditas yang diusahakannya. Sering terjadi dan terbukti, petani mengembangkan komoditas tertentu disertai dengan pemanfaatan teknologi yang tidak menguntungkan lahan sehingga mempercepat proses pemiskinan lahan usaha. Salah satu contoh adalah penanaman komoditas di lahan berlereng dilakukan searah dengan kemiringan lahan sehingga meningkatkan erosi lahan, baik berupa erosi oleh air maupun erosi angin. Proses pemiskinan lahan yang menarik ditunjukkan oleh pola usahatani tradisional di lembah Baliem, pegunungan Jayawijaya, Papua. Lahan basah di lembah dekat sungai dimanfaatkan sebagai usahatani mina-ubi (wen hipere). Tanaman ubijalar (hipere, batatas) ditanam pada guludan-guludan, dan diantara guludan dibuat selokan untuk memelihara ikan, sedangkan di lereng-lereng diterapkan kegiatan usahatani ubi tanpa konservasi (wen wanggawi) berupa penanaman ubi dalam guludan yang searah dengan kemiringan lahan. Kondisi ini telah berlangsung ribuan tahun dan pemahaman masyarakat akan pentingnya teknologi konservasi tidak berkembang karena lahan ulayat masih sangat luas dibandingkan dengan populasi setempat (Dimyati et al., 1991). Proses pemiskinan lahan juga terjadi karena sistem kegiatan ladang berpindah yang menerapkan teknik tebang-bakar (slash-and-burn agriculture), perambahan hutan untuk mengambil kayu bakar, dan sifat usahatani tradisional yang berupa ”leisure technology agriculture” yang mencerminkan kegiatan tanpa input (zero-input agriculture), atau usahatani input teknologi rendah (low-input agriculture). Dari aspek sosiologis, proses pemiskinan lahan menjadi lahan kering 448 Pembangunan Pertanian Wilayah Berbasis Kearifan Lokal Dan Kemitraan 448 sangat erat kaitannya dengan status lahan dan sangsi terhadap pelanggaran norma dan tata peraturan setempat. Hal ini disebabkan hak ulayat atas lahan tidak didasari hukum formal yang berlaku, sehingga sangat rentan terhadap peralihan kontrol dan akses terhadap lahan tersebut. Lebih jauh lagi dalam mengelola lahan ulayat juga tidak ada kontrol dan sangsi yang tegas terhadap pelanggaran norma yang berlaku. Faktor demografi yang antara lain dicirikan oleh peningkatan populasi juga memberikan aspek negatif terhadap konversi lahan usahatani menjadi lahan non-usahatani. Dari sisi teknis terlihat nyata degradasi lahan dalam bentuk penurunan air tanah dan persediaan air alam untuk memenuhi kebutuhan berusahatani. Setelah lahan terdegradasi menjadi lahan yang berstatus sebagai lahan kering, pengabaianpun terjadi lebih jauh lagi. Ketersediaan
Recommended publications
  • No. Judul Karya Ilmiah Nama Jurnal Tahun Terbit No Penerbitan 1
    Tahun No. Judul Karya Ilmiah Nama jurnal No Penerbitan Terbit Agriculture Impact On Climate Change:A Comparison Of Ghgs Emissions From Emirates Journal of Food and 1 in press Organic And Conventional Agricultural Agricultural Practices Estimating Changes In Above Ground 2 Biomass In The Peatlands Of Riau And West J. ISSAAS in press Kalimantan, Indonesia Hydrophobicity And Critical Water Content Of 3 Tropical Peat Soil From An Oil Palm J. ISSAAS in press Plantation In Indonesia Impacts Of Soil Palm Plantations On Climate Change: A Review Of Peat Swamp International Journal of Plant 4 Forests?? Conversion In Indonesia. 1(4): 1-17 and Soil Science International Journal Of Plant And Soil Science "The Applications Of Monte Carlo Algorithm And Energy Cone Model To Produce The "Arab J Geosci, 25pp "Arab J Geosci, 25pp Probability Of Block-And-Ash Flows Of The 5 2010 Eruption Of Merapi Volcano In Central DOI 10.1007/s12517-014-1525- DOI 10.1007/s12517-014- Java, Indonesia (F Yulianto, B Tjahjono, S 5 (Springer)" 1525-5 (Springer)" Anwar) " Determinants Of Sustainable Vegetable Farming Among Smallholder Farmenrs In 6 IJCRR (Int J Cur Res Rev) 6(13):7-14 Bogor Regency (W Ullah, S Mulatsih, Sahara, S Anwar) Influence Of Root Density, Fertilezer Application And Water Table Depth On Co2 Indonesian Journal of 7 Vol. 6(1):22-29 Emissions From Peat Soil Under Oil Palm Agriculture Plantation Pengaruh Kerapatan Akar, Pemupukan Dan Kedalaman Air Tanah Terhadap Emisi Co2 8 Jurnal tanah dan Iklim Vol. 37(1): 9-18 Dari Tanah Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit Estimating The Relative Contribution To The Tropical Agriculture and 9 Total Co2 Flux From Peat Soil At An Oil Vol.
    [Show full text]
  • Hutan Di Banten Rusak Parah
    Hutan Di Banten Rusak Parah Oleh : Atep Afia Hidayat – Staf Pengajar Teknik komponen lingkungan yang dikorbankan, Industri Universitas Mercu Buana, Jakarta termasuk hutan. Di bagian selatan Banten, yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang, kerusakan hutan tidak separah di bagian utara. Namun eksploitasi terus berlangsung, sebagai gambaran di kawasan hutan Gunung Halimun dan Gunung Kendeng, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor, jawa Barat, areal yang tertutup vegetasi hutan tinggal 75-80 persen, dengan kata lain 20-25 persen areal hutan Propinsi Banten memiliki hutan tropis yang luas, sudah gundul. Sementara di perbatasan namun bersamaan dengan peningkatan jumlah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, penduduk kualitas dan kuantitas hutan terus seperti di Gunung Karang (meliputi perbatasan mengalami penurunan. Dari sekitar 250 ribu wilayah Kecamatan Ciomas, Keduhejo, hektar hutan yang ada di Banten, 90 ribu hektar Pandeglang dan Cadasari) 60 persen areal hutan atau 36 persen di antaranya dalam kondisi gundul dan di Gunung Aseupan (perbatasan rusak parah. Tekanan terhadap ekosistem hutan wilayah Kecamatan Menes, Mandalawangi, di bagian utara Banten jauh lebih besar Jiput dan Padarincang) 45 persen gundul. dibandingkan bagian selatan. Bagian utara Sedangkan di kawasan hutan Gunung Pulosari, Banten yang meliputi Kota dan kabupaten perbatasan antara Kecamatan Mandalawangi Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Cilegon dan Saketi, Kabupaten Pandeglang 65 persen memiliki tingkat kepadatan penduduk yang gundul. sangat tinggi, sehingga eksploitasi sumberdaya Eksploitasi ternyata tidak hanya terjadi di hutan alam termasuk hutan, berlangsung cepat dan pegunungan, tetapi juga di kawasan hutan boros. lainnya, seperti hutan yang ada di sekitar Tak dapat dipungkiri, keberadaan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Ci Danau, Ci industri dan pemukiman yang terkonsentrasi di Beureum, Ci Simeut, Ci Ujung, Ci Baliung, Ci bagian utara menyebabkan degradasi kualitas Banten, Ci Bogor, Ci Durian, Ci Manceuri dan lingkungan sulit dihindari.
    [Show full text]
  • Urang Kanekes Di Banten Kidul.Pdf
    c. h.; I DI� J2ru r>JI�:-�.·:·. --··� .. 1 � URANG KANEKES DI HANTEN KIDUL Penulis: Djoko Mudji Rahardjo Yuke Sri Rahayu PROYEK PEMANFAATAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT TRADISI DAN KEPERCAY AAN DEPUTI BIDANG PEL ESTARIAN DAN PENG EMBANGAN BUDAYA BADAN PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA JAKARTA 2002 KATA PENGANTAR Proyek Pemanfaatan Kebudayaan dalant tahun anggaran 2002 ini, melakukan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan Perbanyakan dan PenyebarluasanNaskah Informasi Nilai-Nilai Budaya, antara lain adalah PenerbitanBuku UrangKanekes Di Banten Kidul. Penerbitan buku Urang Kanekes Di Banten Kidul ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakatkhususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang beraneka ragam. Tulisan ini secara umum juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk masyarakat dalam menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dan ikut berperan serta dalam usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya bangsa. Buku terbitan ini tentunya masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritikan dan saran akan kami terima dengan senang hati. Akhirnya kepada semua pihak yangtel ah membantu dalampenyelesaian penelitianbuku ini, kami ucapkanterima kasih Dii "I, , F L " ,, ·ro9?/'J.-G .. tl.111 '" ' SAMBUTAN KEPALA DIREKTORAT TRADISI DAN KEPERCAYAAN Budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan yang sangat perlu dilestarikan dan dikembangkan terus-menerus agar masyarakat saling memahami, sehingga dapat tercipta kerukunan antar suku, sebagaimana digariskan dalam GBHN 1999-2004. Satu di antara usaha untuk mencapai
    [Show full text]
  • A Kenampakan Alam
    Suranti • Eko Setiawan S. • Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh Undang-undang Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 4 untuk SD dan MI Kelas IV Penyusun : Suranti Eko Setiawan Saptiarso Editor : Suciati Diah Pramesti Perancang Kulit : Alfianto Subandi Perancang Tata Letak Isi : Sri Dadi Widiyanto Layouter : Dadhie Illustrator : Joko Susanto, Dedhie, Budi Cetakan Pertama : Mei 2008 372.8 SUR SURANTI i Ilmu Pengetahuan Sosial 4 : untuk SD dan MI Kelas IV / penyusun, Eko Setiawan Saptiarso ; editor, Suciati Diah Pramesti ; illustrator, Joko Susanto, Dedhie, Budi. — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. vi, 218 hlm, : ilus. ; 25 cm. Bibliografi : hlm. 218 Indeks ISBN 978-979-068-597-0 (no. jilid lengkap) ISBN 978-979-068-611-3 1. Ilmu Sosial-Studi dan Pengajaran 2. Ilmu-ilmu Sosial-Pendidikan Dasar I. Judul II. Eko Setiawan Saptiarso III. Suciati Diah Pramesti IV. Joko Susanto V. Dedhie VI. Budi Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. GEMA ILMU Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 Diperbanyak oleh ... ii Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2008 tanggal 7 November 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
    [Show full text]
  • Final Report on Project for Master Plan Study on Port Development and Logistics in Greater Jakarta Metropolitan Area in the Republic of Indonesia
    The Republic of Indonesia Directorate General of Sea Transportation Ministry of Transportation Final Report on Project for Master Plan Study on Port Development and Logistics in Greater Jakarta Metropolitan Area in The Republic of Indonesia Summary December 2011 JAPAN INTERNATIONAL COOPERATION AGENCY (JICA) The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI) Oriental Consultants Co., Ltd. (OC) Ides Inc. (Ides) MASTER PLAN STUDY ON PORT DEVELOPMENT AND LOGISTICS IN GREATER JAKARTA METROPOLITAN AREA (JICA) FINAL REPORT ABBREVIATIONS ADPEL Administrator Pelabuhan (Port Administrator) AFTA ASEAN Free Trade Area ALOS Advanced Land Observation Satellite; an observation satellite launched by JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) on 24 January 2006. AMDAL Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Environmental Impact Assessment) ANDAL Analisis Dampak Lingkungan (Environmental Impact Analysis) APEC Asia-Pacific Economic Cooperation ASEAN The Association of Southeast Asian Nations ASTM American Society for Testing and Materials Aus-AID Australian Agency for International Development BAKOSURTANAL Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional; a governmental agency of Indonesia for land survey and mapping BAPEDAL Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Environmental Control Agency) BAPPENAS Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (National Development Planning Agency) BMKG Badan Meteorologi Klimatologi dam Geofisika (Meteoroligical, Climatological and Geophysical Agency) BPJT Badan Pengatur Jalan Tol (Indonesian Toll Road Authority) BPS Badan
    [Show full text]
  • World Bank Document
    ReportNo. 1468a-IND FILECOPY Indonesia Appraisalof IrrigationVill Public Disclosure Authorized May 5, 1977 ProjectsDepartment EastAsia and Pacific RegionalOffice FOR OFFICIALUSE ONLY Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Documentof the WorldBank Thdocumet hasa resbtted dstrioton andmay be ued by recipents 'ny inthe perfrmanceof thei ofial dutt0s.Its contentsmay not otherwvise'b iclsed without Vortd Bankauthorzation. CURRENCY EQUIVALENTS US$1.00 = Rupiahs (Rp) 415 Rp 100 = US$0.241 Rp 1 million = US$2,409.64 WEIGHTS AND MEASURES - METRIC SYSTEM 1 millimeter (mm) = 0.039 inches 1 meter (m) = 39.37 inches 1 kilometer (km) = 0.62 miles 1 square kilometer (sq km) = 0.386 square miles 1 hectare (ha) = 2.47 acres 1 cubic meter (cu m) = 35.31 cubic feet 1 liter (1) = 0.264 gallons (USA) 1 liter/second (1/sec) = 0.035 cubic feet per second 1 kilogram (kg) = 2.2 pounds 1 metric ton (ton) = 2,205 pounds CONVERSION FACTORS FOR RICE 1 ton "dry stalk paddy" = 800 kg paddy ("paddy gabah") = 500 kg milled rice 1 ton paddy (gabah) = 630 kg milled rice INDONESIA FISCAL YEAR April 1 - March 31 FOR OFFICIAL USE ONLY ABBREVIATIONS ARD - Agency for Research and Development AV - Audio-visual BIMAS - Bimbingan Hassal Swa Sembada Bahan Makanan - "Mass Guidance for Self-Sufficiency in Foodstuffs" a farm input-credit package program BRI - Bank Rakyat Indonesia - People's Bank of Indonesia BULOG/DOLOG - Badan Urusan Logistik - "National Logistics Body" rice procurement agency/Depo Logistik - provincial branch of BULOG
    [Show full text]
  • Penentuan Koefisien Imbuhan (Rc) Air Tanah Sungai Cisadane Hulu – Sub Das Cisadane
    PENENTUAN KOEFISIEN IMBUHAN (RC) AIR TANAH SUNGAI CISADANE HULU – SUB DAS CISADANE Oleh : Muhammad Agus Karmadi ABSTRAK Imbuhan air tanah alami yang dimanifestasikan oleh lengkung penyusutan (recession curve) aliran dasar (base flow) adalah komponen yang sangat penting dari aliran sungai yang dihasilkan oleh aliran masuk melalui proses infiltrasi curah hujan menjadi perkolasi dan akhirnya menyumbang ke simpanan air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran tentatif Koefisien Imbuhan Air Tanah Alami Sub DAS Cisadane hulu dengan luas 842.69 Km², di mana besaran imbuhan ini bisa dipakai sebagai dasar untuk penetapan pengambilan air tanah yang di izinkan pada daerah yang bersangkutan berbasis lingkungan yang bersifat sustainable/berkelanjutan, agar pemanfaatan air tanah tetap lestari. Selain itu nilai koefisien imbuhan ini juga dapat dipakai untuk menetapkan secara tak langsung besarnya imbuhan air tanah di DAS sekitarnya dalam proses regionalisasi. Karakteristik DAS yang paling umum yang mempengaruhi besar imbuhan yang meliputi curah hujan, variabel geologi, tingkat infiltrasi tanah, faktor aliran dasar, dan tutupan lahan. Kajian yang dilaksanakan untuk mendapatkan estimasi rata rata nilai imbuhan menggunakan Kurva Resesif (lengkung penyusutan/recession curve) dari data debit harian periode tahun 1980 – 2015 yang diperoleh dari Pusat Litbang Sumber Daya Air, Bandung. Nilai curah hujan rata-rata dicari dengan metode Isohyet kemudian dapat ditentukan nilai koefisien imbuhan (Recharge Coefficien) yakni besar nilai imbuhan dibagi dengan curah hujan rata-rata serta di bagi luas wilayah DAS maka diperoleh N ilai Koefisien Imbuhan (RC) yang di peroleh berdasarkan perhitungan sebesar 0.14 %. Sedangkan berdasarkan perhitungan Imbuhan yang terjadi pada Formasi Batuan di dapatkan N ilai Koefisien Imbuhan (RC) sebesar : 742.11 x 106 m3/tahun.
    [Show full text]
  • To the Roman Serial Numbers Used in the Comprehensive List of Sources and the General Index of Names to Indicate Dr De Graaf's E
    KEY to the Roman serial numbers used in the Comprehensive List of Sources and the General Index of Names to indicate Dr de Graaf's eight books and articles on Javanese history, and the Summary. I Graaf, H. J. de, en Pigeaud, Th. G. Th. De eerste Moslimse Vor­ stendommen op Java. Studien over de staatkundige Geschiedenis van de 15e en 16e eeuw. 's-Gravenhage, 1974. Verhandelingen v.h. Kon. Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, vol. 69. II Graaf, H. J. de. De Regering van panembahan Senapati Inga­ laga. 's-Gravenhage, 1954. Verhandelingen v.h. Kon. Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, vol. 13. III Graaf, H. J. de. De Regering van sultan Agung, vorst van Mataram, 1613-1645, en die van zijn voorganger panembahan Seda-ing-Krapjak, 1601-1613. 's-Gravenhage, 1958. Verhandelingen v.h. Kon. Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, vol. 23. IV-l,IV-2 Graaf, H. J. de. De Regering van sunan Mangku Rat I Tegal Wangi, vorst van Mataram, 1646-1677. 2 vols. 's-Graven­ hage, 1961-1962. I. De Ontbinding van het Rijk. II. Opstand en Ondergang. Verhandelingen v.h. Kon. Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, vols. 33 and 39. V Graaf, H. J. de (ed.). De Expeditie van Anthonio Hurdt, Raad van Indie, als Admiraal en Superintendent naar de Binnenlanden van Java, sept.-dec. 1678, volgens het Journaal van Johan Jurgen Briel, secretaris. Met een inleiding en aantekeningen van -. 's-Gravenhage, 1971. Werken uitgegeven door de Linschoten-Vereeniging, vol. LXXII. VI Graaf, H. J. de. Gevangenneming en Dood van Raden Truna­ Djaja, from "Tijdschrift voor Ind.
    [Show full text]
  • TECHNICAL REPORT Public Disclosure Authorized
    E -/ A TECHNICAL REPORT Public Disclosure Authorized MIGAS ENVIRONMENTAL ASSESSMENT STUDY FOR THE WEST JAVA GAS DISTRIBUTION Public Disclosure Authorized PROJECT Public Disclosure Authorized PT PERUSAHAAN GAS NEGARA (PGN) DRAFT FINAL REVISION No. 01 PREPARED BY DET NORSKE VER1TAS AS IN CO-OPERAnON WITH ELNUSA EHAESINDO Public Disclosure Authorized t DRAFT FINAL TECHNICAL REPORT * Table of Contents Page I EXECUTIVE SUMMARY ..............................................1 1.1 Abstract 1 1.2 Introduction 1 1.3 Policy, Legal and Administrative Framework I ,I 1.4 Description of the Gas Distribution Project 2 i 1.5 Environmental Baseline Description 2 ,, 1.6 Safety Baseline Description 3 1.7 Social and Economic Baseline Description 3 1.8 Communities and Cultural Baseline Description 3 1.9 Pollution Baseline 4 1.10 Environmental Impacts on Land Use 4 1.11 Environmental Impacts from Pollution 4 A 1.12 Accidental Events - Assessment of Safety and Environmental Risks 4 ; 1.12.1 Safety risks 4 1.12.2 Environmental risks 4 1.13 Impacts on Social and Economic Conditions 5 1.14 Impacts on Communities and Culture 5 * 1.15 Analysis of Alternative Options 5 - 1.16 Environmental and Safety Mitigation Plan 6 s 1.17 Environmental and Safety Management within PGN 6 1.17.1 PGN organisation 6 1.17.2 Gas distribution project 6 1.17.3 Contractors 6 1.17.4 Environmental and Safety Monitoring Programme 7 Q 1.18 PGN Commitments on Environment and Safety 7 2 INTRODUCTION ............. 8 2.1 Purpose of This Report 8 2.2 Overview of the Trans South Sumatera - West Java Gas Development Project 8 2.3 Brief Description of the PGN Gas Distribution System 9 2.4 Methodology of the Environmental Assessment Study 10 2.5 Report Structure 12 3 POLICY, LEGAL AND ADMINISTRATIVE FRAMEWORK...............................
    [Show full text]
  • Morfometri Das Di Jawa Bagian Barat Skripsi
    UNIVERSITAS INDONESIA MORFOMETRI DAS DI JAWA BAGIAN BARAT SKRIPSI UTUT RARA PUTRA 0806328801 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN GEOGRAFI DEPOK 2012 Morfometri das..., Utut Rara Putra, FMIPA UI, 2012 UNIVERSITAS INDONESIA MORFOMETRI DAS DI JAWA BAGIAN BARAT SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana UTUT RARA PUTRA 0806328801 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DEPARTEMEN GEOGRAFI DEPOK JUNI, 2012 i Morfometri das..., Utut Rara Putra, FMIPA UI, 2012 SALAMAN PER$YARATAN *RI$INALITA$ Skripsi iri ruerupaican hasil karya sesdiri ribn semua sumberyaag diktitip araupirn dirujuk telah saya nyatakandengan benar aT^-^ LaittfitL NPA4 TaadaTaagan Tanggal 27 luni 2412 Morfometri das..., Utut Rara Putra, FMIPA UI, 2012 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Utut RaraPutra NPM : 0806328801 Program Studi : Geografi Judul Skripsi : Morfometri DAS di Jawa Bagian Barat Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Program Studi Geografr, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia Dewan Penguji Ketua Sidang Dr. Ir. Tarsoen Waryono M.Si nlp- Pembimbing I Dr. Rer Nat Eko Kusratrnoko M.S Pembimbing II Drs. Tjiong Giok Pin, M.Si Penguji II Drs. Sobirin M.Si Penguji III Drs. Hari Kartono,M.S Ditetapkan di : Depok Tanggal : 27 Jvri2012 llr Morfometri das..., Utut Rara Putra, FMIPA UI, 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “ Morfometri DAS di Jawa Bagian Barat” ini telah berhasil diselesaikan. Penulisan tugas akhir dilakukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains Ilmiah Departemen Geografi , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.
    [Show full text]
  • Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Mempunyai Skala Nol Sampai Dengan 100 Atau Lebih
    ISBN : 978-602-96772-3-2 KATA PENGANTAR Pembangunan suatu wilayah seringkali memberikan dampak terhadap lingkungan. Dampak dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif. Upaya kita adalah bagaimana pembangunan wilayah tersebut mampu menekan dampak negatif dan meningkatkan dampak positif. Untuk mengetahui pengaruh pembangunan terhadap lingkungan diperlukan suatu ukuran yang cukup sederhana namun dapat menggambarkan sejauh mana pengaruh pembangunan terhadap lingkungan. Salah satu ukuran adalah penciptaan Indeks Lingkungan. Dengan adanya indeks lingkungan suatu wilayah paling tidak kita mampu mendapatkan isyarat dini tentang kualitas lingkungan karena pembangunan yang telah dilaksanakan. Dari berbagai literatur telah ditunjukkan banyak alternatif formula untuk menghitung nilai indeks lingkungan suatu wilayah, yang masing-masing dengan argumentasinya. Tapi yang cukup penting indeks lingkungan yang diciptakan harus mempunyai beberapa sifat : a) Nilai yang ditunjukkan mampu diperbandingkan antar wilayah. b) Mempunyai basis penilaian yang jelas. c) Konsisten dan sederhana. Buku yang ditulis ini mencoba memformulasikan Indeks Lingkungan suatu wilayah dengan tiga sifat diatas. Indeks Lingkungan dalam buku ini nilai-nilai yang ditunjukan oleh wilayah dapat diperbandingkan antara wilayah lain karena komponen lingkungan pada setiap wilayah selalu ada. Selain itu basis penilaian indeks lingkungan dalam buku ini berdasarkan batas ambang yang telah ditetapkan oleh negara. Koefisien indeks lingkungan dalam buku ini diboboti dengan batas ambang pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, Indeks Lingkungan buku ini dikhususkan bagi wilayah-wilayah di Indonesia. Sejauh ini perhitungan Indeks Lingkungan dengan basis lokal, Indonesia, belum ada. Formulasi untuk menghitung Indeks Lingkungan dalam buku ini cukup sederhana yakni fungsi linear serta konsep operator maksimum. Operator maksimum digunakan dengan pemikiran bahwa umumnya kualitas lingkungan sangat ditentukan oleh nilai yang paling mencemari.
    [Show full text]
  • (Pasoso Station) and Gedebage ICD (1) Tanjung Priok
    MASTER PLAN STUDY ON PORT DEVELOPMENT AND LOGISTICS IN GREATER JAKARTA METROPOLITAN AREA (JICA) FINAL REPORT 2.9.2 The existing railway transportation network between Tanjung Priok Port (Pasoso station) and Gedebage ICD (1) Tanjung Priok Port (Pasoso station) 1) Location Tanjung Priok Port has the most populated hinterland: West Java province and Metropolitan Jakarta, where the scale of economic activities is the largest in the country. Tanjung Priok Port serves as the outlet for this hinterland. The Pasoso Station is located next to C.T. Berth. The industrial railway track branched from Tanjung Priok Station reaches PERTAMINA oil base. Pasoso Station is located one km from Tanjung Priok Station. It was converted to a container freight station from a marshalling yard due to the improvement of general cargo berths. Pasoso Station Tanjung Priok Station Road Access to Pasoso Station Jakarta Gudang Station Source: JICA Study Team Photo 2.9-1 Freight and Access Facilities in the vicinity of Tanjung Priok 2) Outline of container loading/unloading installation Existing yard facility in Pasoso Station consists of stabling and operating trucks. One track reaches the general cargo berth which is now used only for transporting heavy machines or locomotives, while another track goes to an empty container depot not in use. The length of the existing platform was originally 300m, but extended to 600m where two toplifters are operated by Port side operators. The width of the platform is 49m, which is sufficient to handle containers with toplifters. Also, the Station has a warehouse (100m x 40m) suitable for CFS on 2-89 MASTER PLAN STUDY ON PORT DEVELOPMENT AND LOGISTICS IN GREATER JAKARTA METROPOLITAN AREA (JICA) FINAL REPORT the platform.
    [Show full text]