Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik Di Pulau

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik Di Pulau EKSPLORASI GEOARKEOLOGI SITUS PALEOLITIK DI PULAU SERAM, PROVINSI MALUKU (Geoarchaeological Exploration of Paleolitical Sites on The Island of Seram, Moluccas Province) Muh. Fadhlan S. Intan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional. Jl. Raya Condet Pejaten No. 4 Jakarta Selatan 12510, e-mail: [email protected] INFO ARTIKEL ABSTRACT Histori artikel East Seram District, Central Maluku, and West Seram regency is located on the island of Seram, where research was conducted, save a lot of Diterima: 31 Maret 2017 cultural, one of the paleolithic period, which is a long time not received Direvisi: 3 Mei 2017 attention from environmental researchers. It is used as the basis of the Disetujui:12 Juni 2017 main issues that include geology in general. Therefore, the purpose of this study was to perform surface geological mapping in general as one of the efforts to provide geological information, while the goal is to determine aspects of geomorphology, stratigraphy, structural geology associated with Keywords: the existence of paleolithic sites in the study area. The research method geology, begins with a literature review, surveys, analysis, and interpretation of field data. Environmental scanning provides information about the landscape pleistocene, consists of plains morphological units, units of corrugated morphology paleolithic, weak, strong corrugated morphology unit, and units of karst morphology. open site, The river berstadia old-mature river stadium, periodical/permanent river, and river episodic/intermittent river. Constituent rock is sandstone, lithic tools materials limestone, marl, andesite, tuff, schist, volcanic breccias, reef limestones, conglomerates, and alluvial. Geological structures such as faults and folds. Ceram Research discovered 14 Paleolithic sites. From the analysis Kata kunci: of petrology, lithic tools made of jasper rocks, chert, metalimestone, flint, geologi, and quartzite. Rock as raw material litik tool, found in the middle of Seram Plistosen, Island, then spread to the west and to the east which has a flat relief. Paleolitik, situs terbuka, ABSTRAK bahan alat litik Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tengah, dan Kabupaten Seram Bagian Barat terletak di Pulau Seram, yang menjadi lokasi penelitian, menyimpan banyak tinggalan budaya, salah satunya dari masa paleolitik, yang sekian lama tak mendapat perhatian dari para peneliti lingkungan. Hal inilah yang dijadikan dasar permasalahan utama yang mencakup geologi secara umum. Oleh sebab itu, maksud penelitian ini dalah untuk melakukan pemetaan geologi permukaan secara umum sebagai salah satu upaya untuk menyajikan informasi geologi, sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui aspek-aspek geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi yang dikaitkan dengan keberadaan di situs-situs paleolitik wilayah penelitian. Metode penelitian diawali dengan kajian pustaka, survei, analisis, dan interpretasi data lapangan. Pengamatan lingkungan memberikan informasi tentang bentang alamnya terdiri yang dari satuan morfologi dataran, satuan morfologi bergelombang lemah, satuan morfologi bergelombang kuat, dan satuan morfologi karst. Sungainya berstadia sungai dewasa-tua, sungai periodik/permanen, dan sungai episodik/ intermittent. Batuan penyusun adalah batupasir, batugamping, napal, andesit, tufa, sekis, breksi volkanik, batugamping terumbu, konglomerat, dan aluvial. Struktur geologi berupa patahan, dan lipatan. Eksplorasi di Pulau Seram telah menemukan 14 situs paleolitik. Dari analisis petrologi, alat-alat litik terbuat dari batuan jasper, chert, metagamping, batuapi, dan kuarsit. Batuan sebagai bahan baku alat litik, ditemukan di bagian tengah Pulau Seram, lalu disebarkan ke arah barat dan timur yang berelief datar. Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 1 PENDAHULUAN atau 8.572.800 ha memiliki bentuk Maluku adalah sebuah provinsi lahan dataran seluas 1.251.630 ha di Indonesia, dengan ibukotanya (14,6%), berombak seluas 2.417.530 adalah Ambon. Provinsi Maluku terdiri ha (28,2%) dan bukit dan pegunungan atas gugusan kepulauan yang dikenal seluas 4.903.640 ha (57,2%). Provinsi dengan Kepulauan Maluku. Wilayah Maluku merupakan daerah kepulauan Kepulauan Maluku terletak pada posisi yang terdiri dari 559 pulau dan dari 2°30’−9° lintang selatan dan 124°−135° sejumlah pulau tersebut, terdapat bujur timur (BPS, 2015). Kepulauan beberapa pulau yang tergolong pulau Maluku, secara geografis terletak besar. Daratan Provinsi Maluku tidak di antara Provinsi Maluku Utara, terlepas dari gugusan gunung dan Papua Barat, Sulawesi Tenggara dan danau yang terdapat hampir di seluruh Sulawesi Tengah, Negara Timor Leste kabupaten/kota, yang berjumlah empat dan Australia. Provinsi Maluku dibatasi gunung dan sebelas danau. Adapun oleh Provinsi Maluku Utara di sebelah gunung yang tertinggi yaitu Gunung utara; Provinsi Papua Barat di sebelah Binaya dengan ketinggian 3.055 m timur; Provinsi Sulawesi Tenggara dan terletak di Pulau Seram, Kabupaten Sulawesi Tengah di sebelah barat; Maluku Tengah (BPS, 2015). serta dengan Negara Timor Leste dan Kepulauan Maluku beriklim Australia di sebelah selatan. tropis dan iklim Muzon dimana iklim ini Secara topografis, sebagai sangat dipengaruhi oleh lautan yang akibat bentuk kepulauan yang terdiri luas. Temperatur rata-rata dari tiga dari gunung-gunung dan pulau-pulau, stasiun BMG adalah 27°C, dengan yang memanjang dari barat ke timur, curah hujan sebesar 184,13 mm (BPS, dari utara ke selatan sepanjang 1150 2015). km, dengan luas daratan 85.728 km2 Peta 1. Pulau Seram dan lokasi pengamatan (sumber: Kusuma dkk., 2012 dengan pengolahan) 2 Jurnal Papua, Volume 9, No. 1 Juni 2017 : 1-20 Pulau Seram yang luasnya 1,86 juta yang mengontrol daerah telitian)?. hektar, terletak di sebelah utara Pulau Maksud dari penelitian ini adalah Ambon. Pulau Seram memiliki alam untuk melakukan pemetaan geologi pegunungan dan hutan tropis yang permukaan secara umum sebagai salah eksotis dan unik. Salah satu kekayaan satu upaya untuk menyajikan informasi Pulau Seram adalah kawasan geologi yang ada, serta melakukan batugamping (limestone) yang telah suatu analisa berdasar atas data pada mengalami proses-proses alamiah daerah telitian, kemudian dibuat suatu dalam batasan ruang dan waktu laporan penelitian untuk melengkapi geologi. penelitian di Pulau Seram. Tujuan Informasi tentang keberadaan penelitian yaitu untuk mengetahui temuan alat-alat paleolitik di wilayah kondisi geologi yang meliputi aspek ujung timur Kepulauan Indonesia geomorfologi, stratigrafi, struktur (terutama di sekitar wilayah Maluku, geologi, dalam konteks sumber bahan Seram, Halmahera dan Papua), alat-alat litik. diinformasikan oleh Hadiwisastra Penelitian di Pulau Seram (1999) yang menyatakan bahwa di dilaksanakan di Kabupaten Seram wilayah Seram Tengah bagian utara Bagian Timur, Kab. Seram Bagian (Kecamatan Sawai) ditemukan alat- Barat, dan Kabupaten Maluku Tengah. alat paleolitik (sebanyak lima buah) Lokasi penelitian tercantum pada Peta yang terbuat dari bahan kalsedon Rupa Bumi Indonesia Lembar 2613 hitam, marmer dan silisifikasi tuff (Taniwel), Lembar 2712 (Werinama), (Hadiwisastra, 1999: 85-90), dan dan Lembar 2713 (Wahai), berskala ditindaklanjuti oleh Puslit Arkenas 1:250.000. melalui Eksplorasi Sumberdaya Metode Budaya Paleolitik di Pulau Seram Metode penelitian yang Bagian Utara, Provinsi Maluku pada digunakan dalam penelitian ini, tahun 2012. dilakukan dengan beberapa tahap, Batasan masalah dalam yang diawali dengan: penelitian ini, mengkaji lingkup bagian Kajian Pustaka, dilakukan utara dari Pulau Seram. Rumusan dengan mempelajari lokasi penelitian masalah dalam penelitian ini adalah: dari peneliti terdahulu, buku, jurnal, a) bagaimana kondisi bentang alam maupun dari internet. Survei, daerah telitian (satuan geomorfik, pola dilakukan dengan mengamati dan stadia sungai)?; b) bagaimana keadaan geomorfologinya yang stratigrafi daerah telitian (kontak antar mencakup bentuk bentang alam, dan satuan batuan)? dan; c) bagaimana bentuk sungai. Kemudian lithologi permasalahan struktur geologi daerah yang mencakup jenis batuan, batas telitian (struktur geologi apa saja Eksplorasi Geoarkeologi Situs Paleolitik di Pulau Seram, Muh. Fadhlan S. Intan 3 penyebaran batuan, dan urut- sungai. urutan pengendapan. Selanjutnya c. Struktur Geologi: Pengamatan struktur geologi yang terdapat di struktur geologi di lapangan akan wilayah penelitian, misalnya patahan dilanjutkan melalui analisis jenis (fault), lipatan (fold) dan kekar (joint) struktur, misalnya patahan (fault) melalui pengukuran jurus (strike) dan apakah jenis patahan normal kemiringan (dip). Selama survei akan (normal fault), patahan naik (thrust dilakukan pengambilan sampel batuan fault), patahan geser (strike fault) yang akan digunakan dalam analisa dan sebagainya. Lipatan (fold) laboratoris. apakah sinklin ataukah antiklin. Analisis, hasil pengamatan Kekar (joint) apakah kekar tiang lapangan akan di analisis lebih lanjut (columnar joint) atau kekar lembar di laboratorium maupun dalam bentuk (sheet joint). pembuatan peta (misalnya peta Data-data dari kajian pustaka geologi, peta geomorfologi). Langkah dengan hasil lapangan dan laboratorium analisis akan disesuaikan dengan dikompilasikan dengan hasil penelitian kebutuhan dan urutan kerja geologi, penulis, dan langkah terakhir dilakukan yaitu: interpretasi peta geologi dan peta a. Lithologi, sampel batuan dianalisis, topografi. melalui petrologi, unsur batuan HASIL DAN PEMBAHASAN yang dianalisis adalah jenis batuan, Nama Maluku pertama kali warna, kandungan mineral,
Recommended publications
  • Indonesia Remote West Papuan Islands Cruise II 12Th to 25Th November 2020 (14 Days)
    Indonesia Remote West Papuan Islands Cruise II 12th to 25th November 2020 (14 days) Displaying Wilson’s Bird-of-paradise by Glen Valentine RBL Indonesia - Remote West Papuan Islands Cruise Itinerary 2 Our fabulous and exhilarating Remote West Papuan Island cruise sets out to explore a myriad of isolated islands in this exceptionally beautiful part of Indonesia. We start off with some initial birding on the tiny island of Ambon before heading off to the seldom-visited island of Boano for the endemic Boano Monarch. Thereafter we continue south towards the Central Moluccan island of Seram in search of an array of incredibly exciting endemics such as Salmon-crested Cockatoo, Lazuli Kingfisher, Purple-naped Lory, Seram Boobook and Long-crested Myna to mention just a few. From Seram, we cruise northwards into the north-Moluccan sea where we explore these little-birded waters in addition to visiting the endemic-rich island of Obi for such delicacies as Carunculated Fruit Dove and Moluccan (Obi) Woodcock. From Obi, we cross Lydekker’s Line and journey eastwards towards the Raja Ampats. En route, a stop in at Kofiau will hopefully produce both Kofiau Paradise Kingfisher and Kofiau Monarch, both of which have been observed by fewer than 100 birders! We finally arrive in the Raja Ampats and the islands of Kri. Merpati and Waigeo where we will seek out some of our planet’s rarest and least-known species. These include such extraordinary gems as Wilson’s Bird-of-paradise (regarded by many as the most spectacular bird on earth!), Red Bird-of-paradise and Island Whistler.
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik Indo
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N Nomor 5/PID.SUS-TPK/2018/PTAMB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA., Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi Ambon Mahkamah Agungyang memeriksa dan mengadili Republik perkara Tindak Pidana Korupsi Indonesia dalam Tingkat banding, telah menjatuhkan Putusan, sebagaimana tersebut di bawah ini dalam perkara terdakwa: Nama lengkap : Drs. REONALDO SILOOY, M.M., Tempat lahir : Ambon., Umur/tanggal lahir : 56 Tahun/10 Mei 1960., Jenis kelamin : Laki-Laki., Kebangsaan : Indonesia., Tempat tinggal : Desa Morekao Kecamatan Seram Bagian Barat Kabupaten Seram Bagian Barat., Agama : Kristen Protestan., Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Seram Bagian Barat)., Terdakwa ditahan di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Ambon berdasarkan surat perintah/penetapan penahanan oleh : Mahkamah 1.Agung Penyidik, Rumah Tahanan Republik Negara Klas IIA Ambon, sejak tanggalIndonesia 7 Maret 2017 sampai dengan tanggal 26 Maret 2017., 2. Perpanjangan Penahanan oleh Penuntut Umum, Rumah Tahanan Negara Klas IIA Ambon, sejak tanggal 27 Maret 2017 sampai dengan tanggal 5 Mei 2017., 3. Penuntut Umum, Tahanan Kota, sejak tanggal 10 April 2017 sampai dengan tanggal 29 April 2017., 4. Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Ambon, Tahanan Kota, sejak tanggal 12 April 2017 sampai dengan tanggal 11 Mei 2017., 5. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Ambon, Tahanan Kota, sejak tanggal 12 Mei 2017 sampai dengan tanggal 10 Juli 2017., Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum : ABDUSSUKUR KALLIKY, S.H. dan BENI ADAM, S.H., Advokat dan Penasihat Hukum pada Kantor M.
    [Show full text]
  • 3.Pdf Open Access
    Veterinary World, EISSN: 2231-0916 RESEARCH ARTICLE Available at www.veterinaryworld.org/Vol.13/November-2020/3.pdf Open Access Genetic characterization and phylogenetic study of Indonesian cuscuses from Maluku and Papua Island based on 16S rRNA gene Rini Widayanti1 , Richo Apriladi Bagas Pradana1 , Rony Marsyal Kunda2 and Suhendra Pakpahan3 1. Department of Biochemistry and Molecular Biology, Faculty of Veterinary Medicine, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia; 2. Biology Study Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia; 3. Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Cibinong, West Java, Indonesia. Corresponding author: Suhendra Pakpahan, e-mail: [email protected] Co-authors: RW: [email protected], RABP: [email protected], RMK: [email protected] Received: 04-06-2020, Accepted: 22-09-2020, Published online: 04-11-2020 doi: www.doi.org/10.14202/vetworld.2020.2319-2325 How to cite this article: Widayanti R, Pradana RAB, Kunda RM, Pakpahan S (2020) Genetic characterization and phylogenetic study of Indonesian cuscuses from Maluku and Papua Island based on 16S rRNA gene, Veterinary World, 13(11): 2319-2325. Abstract Background and Aim: Indonesian cuscuses are now becoming scarce because of the reduction of habitat and poaching. Further, molecular characterization of Indonesian cuscuses is still very lacking. This study aimed to determine genetic markers and phylogenetic relationships of Indonesian cuscuses based on 16S rRNA gene sequences. Materials and Methods: This study used 21 cuscuses caught from two provinces and 16 islands: 13 from Maluku and eight from Papua. Cuscus samples were taken by biopsy following ethics guidelines for animals.
    [Show full text]
  • A Review on Dusun As an Indigenous Agroforestry System Practiced In
    南太平洋海域調査研究報告 No.54(2014年12月) OCCASIONAL PAPERS No.54(December 2014) A Review on Dusun as an Indigenous Agroforestry System Practiced in Small Islands MATINAHORU Johan Markus Faculty of Agriculture, Pattimura University Abstract Since the ancient time, farmers in Maluku have practiced dusun as an agroforestry system to develop spices crops in some parts of the Maluku, such as Banda, Ternate, Saparua, and Seram islands. Dusun is an indigenous agroforestry model of the Maluku farmers, where perennial, annual, and forest crops are grown together. In dusun, the perennial crops are considered as main crops, while annual and forest crops are considered as secondary crops. The most important perennial crops of dusun in Maluku are cloves, nutmegs, sago, coconuts, cacao, and edible fruit trees. The dominated annual crops are cassava, sweet potato, cocoyam, yam, maize, beans, and vegetables, while forest crops in general are shading trees and timber species. Dusun has been known for a long time as a source of local security foods, because it support meeting daily needs of farmers, generate cash money, increase household income, and conserve the ecosystem. Therefore, dusun may be considered as a farmers’ bank in some isolated islands. Keywords: agroforestry, annual crops, conservation, dusun, forest, perennial crops Introduction Maluku Province consists of approximately 659 small islands and the total population is about 1.8 million people. The majority people are farmers (80%), governmental servants (15%), and others (5%). In general, the communities live in the coastal areas of each island. THE REGIONAL MALUKU PLANNING AND DEVELOPMENT BOARD (2005) reported that about 20% of small islands in Maluku Province are occupied by the communities, and the other islands are not inhabited.
    [Show full text]
  • The Human Consequences of Deforestation in the Moluccas
    Civilisations Revue internationale d'anthropologie et de sciences humaines 44 | 1997 Les peuples des forêts tropicales The human consequences of deforestation in the Moluccas Roy Ellen Electronic version URL: http://journals.openedition.org/civilisations/1628 DOI: 10.4000/civilisations.1628 ISSN: 2032-0442 Publisher Institut de sociologie de l'Université Libre de Bruxelles Printed version Date of publication: 1 January 1997 Number of pages: 176-193 ISBN: 2-87263-122-4 ISSN: 0009-8140 Electronic reference Roy Ellen, « The human consequences of deforestation in the Moluccas », Civilisations [Online], 44 | 1997, Online since 29 June 2009, connection on 19 April 2019. URL : http:// journals.openedition.org/civilisations/1628 ; DOI : 10.4000/civilisations.1628 © Tous droits réservés THE HUMAN CONSEQUENCES OF DEFORESTATION IN THE MOLUCCAS Roy ELLEN INTRODUCTION posing a danger t o existin g fores t an d fores t Compared with other part s of island sou­ peoples: swidden cultivation, plantatio n crop ­ theast Asia, little is known of either the forests of ping, commercial loggin g and migratory lan d the Moluccas (map 1) , o f indigenous patterns of settlement. Usin g as an example the Nuaulu of forest use , or of the threats pose d to both forest Seram, I illustrate ho w these factors interact in a and people by increasing rates of deforestation. In particular instance , as well a s the various phases this paper 1 attemp t to describe the effects of defo­ which typify a peoples exposure and response to, restation o n th e live s of th e loca l population , first, denudation, and then widespread degrada ­ using the small number of reports which are avai­ tion of the forest environment.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ambon – Seram Tahun 2012
    POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMBON – SERAM TAHUN 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran 2 1.2.1 Maksud 2 1.2.2 Tujuan 2 1.2.3 Sasaran 2 1.2.4 Visi dan Misi 2 1.3 Isu-isu Strategis 3 1.3.1 Isu Strategis Nasional 3 1.3.2 Isu Strategis Lokal 4 BAB II KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI AMBON SERAM 6 2.1 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Sumber Daya Air dan Peraturan Terkait Lainnya 6 2.2 Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air 8 2.2.1 Kebijakan Nasional 8 2.2.2 Kebijakan Lokal 10 2.3 Inventarisasi Data 11 2.3.1 Data Umum 11 2.3.2 Data Sumber Daya Air 23 2.3.3 Kebutuhan Air 39 2.3.4 Data Lain-lain 44 2.4 Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Permasalahan 57 2.4.1 Konservasi Sumber Daya Air 57 2.4.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 58 2.4.3 Pengendalian Daya Rusak Air 58 2.4.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 59 2.4.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 59 2.5 Identifikasi Potensi yang Bisa Dikembangkan 59 2.5.1 Konservasi Sumber Daya Air 59 2.5.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 60 2.5.3 Pengendalian Daya Rusak Air 60 i 2.5.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 61 2.5.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 61 BAB III ANALISA DATA 62 3.1 Asumsi, Kriteria dan Standar 62 3.2 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air Berdasarkan Skenario 76 3.3 Alternatif Pilihan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air 89 3.3.1 Konservasi Sumber Daya Air 89 3.3.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 89 3.3.3 Pengendalian Daya Rusak Air 90 3.3.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 91 3.3.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 91 BAB IV KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMBON SERAM 93 ii DAFTAR TABEL Tabel 2.
    [Show full text]
  • Moluccas 15 July to 14 August 2013 Henk Hendriks
    Moluccas 15 July to 14 August 2013 Henk Hendriks INTRODUCTION It was my 7th trip to Indonesia. This time I decided to bird the remote eastern half of this country from 15 July to 14 August 2013. Actually it is not really a trip to the Moluccas only as Tanimbar is part of the Lesser Sunda subregion, while Ambon, Buru, Seram, Kai and Boano are part of the southern group of the Moluccan subregion. The itinerary I made would give us ample time to find most of the endemics/specialties of the islands of Ambon, Buru, Seram, Tanimbar, Kai islands and as an extension Boano. The first 3 weeks I was accompanied by my brother Frans, Jan Hein van Steenis and Wiel Poelmans. During these 3 weeks we birded Ambon, Buru, Seram and Tanimbar. We decided to use the services of Ceisar to organise these 3 weeks for us. Ceisar is living on Ambon and is the ground agent of several bird tour companies. After some negotiations we settled on the price and for this Ceisar and his staff organised the whole trip. This included all transportation (Car, ferry and flights), accommodation, food and assistance during the trip. On Seram and Ambon we were also accompanied by Vinno. You have to understand that both Ceisar and Vinno are not really bird guides. They know the sites and from there on you have to find the species yourselves. After these 3 weeks, Wiel Poelmans and I continued for another 9 days, independently, to the Kai islands, Ambon again and we made the trip to Boano.
    [Show full text]
  • Waves of Destruction in the East Indies: the Wichmann Catalogue of Earthquakes and Tsunami in the Indonesian Region from 1538 to 1877
    Downloaded from http://sp.lyellcollection.org/ by guest on May 24, 2016 Waves of destruction in the East Indies: the Wichmann catalogue of earthquakes and tsunami in the Indonesian region from 1538 to 1877 RON HARRIS1* & JONATHAN MAJOR1,2 1Department of Geological Sciences, Brigham Young University, Provo, UT 84602–4606, USA 2Present address: Bureau of Economic Geology, The University of Texas at Austin, Austin, TX 78758, USA *Corresponding author (e-mail: [email protected]) Abstract: The two volumes of Arthur Wichmann’s Die Erdbeben Des Indischen Archipels [The Earthquakes of the Indian Archipelago] (1918 and 1922) document 61 regional earthquakes and 36 tsunamis between 1538 and 1877 in the Indonesian region. The largest and best documented are the events of 1770 and 1859 in the Molucca Sea region, of 1629, 1774 and 1852 in the Banda Sea region, the 1820 event in Makassar, the 1857 event in Dili, Timor, the 1815 event in Bali and Lom- bok, the events of 1699, 1771, 1780, 1815, 1848 and 1852 in Java, and the events of 1797, 1818, 1833 and 1861 in Sumatra. Most of these events caused damage over a broad region, and are asso- ciated with years of temporal and spatial clustering of earthquakes. The earthquakes left many cit- ies in ‘rubble heaps’. Some events spawned tsunamis with run-up heights .15 m that swept many coastal villages away. 2004 marked the recurrence of some of these events in western Indonesia. However, there has not been a major shallow earthquake (M ≥ 8) in Java and eastern Indonesia for the past 160 years.
    [Show full text]
  • A. Bahwa Untuk Mengarahkan Pembangunan Di Kabupaten Seram
    PEMERINTAH KABUPATENSERAM BAGIAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT NOMOR 03 TAHUN2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT TAHUN 2010-2030 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN BARAT, Menimbang : a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Barat dengan memanfaatkan ruang wilayah secara b.erdaya guna, berhasil guna, serasi, selaras, seimbang, dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan, perlu disusun rencana tata ruang wilayah. b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, daerah^ dan masyarakat maka rencana tata ruang wilayah merupakan arahan lokasi investasi pembangunan yang dilaksanakan pemerintah, masyarakat, dan/atau dunia usaha. c. bahwa dengan ditetapkannya Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah No.26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, maka perlu penjabaran ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten. Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat Tahun 2010-2030. Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia; 2". Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru di Provinsi Maluku (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4350); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5.
    [Show full text]
  • 81 Nama Provinsi : MALUKU STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS
    STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN Kode Provinsi : 81 Nama Provinsi : MALUKU KODEKAB KABUPATEN/KOTA KODEKEC KECAMATAN KODEDESA NAMA DESA IDM STATUS 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001401 LERMATANG 0,527 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001402 LATDALAM 0,565 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001410 OLILIT 0,630 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001411 SIFNANA 0,668 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001412 LAURAN 0,610 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001413 KABIARAT RAYA 0,552 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001414 ILNGEI 0,505 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001415 WOWONDA 0,547 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001416 MATAKUS 0,463 Sangat Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001417 BOMAKI 0,543 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001411 TUMBUR 0,591 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001412 LORULUN 0,596 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001415 AMDASA 0,582 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001416 SANGLIAT DOL 0,539 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001417 SANGLIAT KRAWAIN 0,529 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001418 ARUI BAB 0,576 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA
    [Show full text]
  • Workpapers in Indonesian Languages and Cultures
    ( J WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU ,. PATTIMURA UNIVERSITY and THE SUMMER INSTITUTE OP LINGUISTICS in cooperation with THE DEPARTMENT OF EDUCATION AND CULTURE WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU Nyn D. Laidig, Edi tor PAT'I'IMORA tJlflVERSITY and THE SUMMER IRSTlTUTK OP LIRGOISTICS in cooperation with 'l'BB DBPAR".l'MElI'1' 01' BDUCATIOII ARD CULTURE Workpapers in Indonesian Languages and cultures Volume 6 Maluku Wyn D. Laidig, Editor Printed 1989 Ambon, Maluku, Indonesia Copies of this publication may be obtained from Summer Institute of Linguistics Kotak Pos 51 Ambon, Maluku 97001 Indonesia Microfiche copies of this and other publications of the Summer Institute of Linguistics may be obtained from Academic Book Center Summer Institute of Linguistics 7500 West Camp Wisdom Road l Dallas, TX 75236 U.S.A. ii PRAKATA Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Masa Esa, kami menyambut dengan gembira penerbitan buku Workpapers in Indonesian Languages , and Cultures. Penerbitan ini menunjukkan adanya suatu kerjasama yang baik antara Universitas Pattimura deng~n Summer Institute of Linguistics; Maluku . Buku ini merupakan wujud nyata peran serta para anggota SIL dalam membantu masyarakat umumnya dan masyarakat pedesaan khususnya Diharapkan dengan terbitnya buku ini akan dapat membantu masyarakat khususnya di pedesaan, dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi mereka sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Dengan adanya penerbitan ini, kiranya dapat merangsang munculnya penulis-penulis yang lain yang dapat menyumbangkan pengetahuannya yang berguna bagi kita dan generasi-generasi yang akan datang. Kami ucapkan ' terima kasih kepada para anggota SIL yang telah berupaya sehingga bisa diterbitkannya buku ini Akhir kat a kami ucapkan selamat membaca kepada masyarakat yang mau memiliki buku ini.
    [Show full text]
  • Provinsi Maluku
    Data Dasar Puskesmas Kondisi 31 Desember 2018 PROVINSI MALUKU KEMENTERIAN KESEHATAN 2019 DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI MALUKU KONDISI DESEMBER 2018 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2019 REKAP PENGUMPULAN DATA DASAR PUSKESMAS 2018 MELALUI APLIKASI KOMDAT SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2019 Total PKM 31 Des No Provinsi Jumlah Kabupaten Total PKM Terisi % 2018 1 Aceh 23 348 270 77,59 2 Sumatera Utara 33 581 463 79,69 3 Sumatera Barat 19 275 272 98,91 4 Riau 12 216 216 100,00 5 Jambi 11 195 195 100,00 6 Sumatera Selatan 17 332 324 97,59 7 Bengkulu 10 180 179 99,44 8 Lampung 15 302 274 90,73 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 64 64 100,00 10 Kepulauan Riau 7 83 83 100,00 11 DKI Jakarta 6 321 314 97,82 12 Jawa Barat 27 1069 552 51,64 13 Jawa Tengah 35 881 870 98,75 14 DI Yogyakarta 5 121 69 57,02 15 Jawa Timur 38 967 964 100,00 16 Banten 8 242 104 42,98 17 Bali 9 120 117 97,50 18 Nusa Tenggara Barat 10 166 166 100,00 19 Nusa Tenggara Timur 22 381 126 33,07 20 Kalimantan Barat 14 244 244 100,00 21 Kalimantan Tengah 14 200 81 40,50 22 Kalimantan Selatan 13 233 232 99,57 23 Kalimantan Timur 10 183 183 100,00 24 Kalimantan Utara 5 56 28 50,00 25 Sulawesi Utara 15 193 185 95,85 26 Sulawesi Tengah 13 202 192 95,05 27 Sulawesi Selatan 24 458 329 71,83 28 Sulawesi Tenggara 17 284 278 97,89 29 Gorontalo 6 93 72 77,42 30 Sulawesi Barat 6 94 47 50,00 31 Maluku 11 208 96 46,15 32 Maluku Utara 10 134 95 70,90 33 Papua Barat 13 159 159 100,00 34 Papua 29 408 209 51,23 Total 514 9993 8052 81,44 *Kab/Kota Terlampir |Data Dasar Puskesmas|i JUMLAH PUSKESMAS
    [Show full text]